menzy ganofa

97
ii ANALISIS KEMANDIRIAN MAHASISWA STIS DALAM PEMANFAATAN UANG ID SERTA PENENTUAN UANG ID YANG IDEAL TAHUN 2005 (Studi Kasus Mahasiswa ID STIS) MENZY GANOFA SE. 04.0558 JURUSAN : STATISTIKA PEMINATAN : EKONOMI SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK J A K A R T A 2005

Upload: fikri17

Post on 18-Jan-2016

41 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

skripsi statistik ekonomi

TRANSCRIPT

Page 1: MENZY GANOFA

ii

ANALISIS KEMANDIRIAN MAHASISWA STIS DALAM

PEMANFAATAN UANG ID SERTA PENENTUAN

UANG ID YANG IDEAL TAHUN 2005

(Studi Kasus Mahasiswa ID STIS)

MENZY GANOFA

SE. 04.0558

JURUSAN : STATISTIKA

PEMINATAN : EKONOMI

SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK

J A K A R T A

2005

Page 2: MENZY GANOFA

iii

ANALISIS KEMANDIRIAN MAHASISWA STIS DALAM

PEMANFAATAN UANG ID SERTA PENENTUAN

UANG ID YANG IDEAL TAHUN 2005

(Studi Kasus Mahasiswa ID STIS)

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Sains Terapan pada Sekolah Tinggi Ilmu Statistik

Oleh:

MENZY GANOFA

SE. 04. 0558

SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK

J A K A R T A

2005

Page 3: MENZY GANOFA

iv

Ketua Jurusan Statistika

Ir. Ekaria, M.Si. NIP. 340010878

ANALISIS KEMANDIRIAN MAHASISWA STIS DALAM

PEMANFAATAN UANG ID SERTA PENENTUAN

UANG ID YANG IDEAL TAHUN 2005

(Studi Kasus Mahasiswa ID STIS)

Oleh:

MENZY GANOFA

SE. 04.0558

Mengetahui/Menyetujui,

Tim Penguji Ujian Negara

Pembimbing

Ir. Suryanto AL., M.M. NIP. 340011581

Penguji II

Hj. Siti Haiyinah Wijaya, S.E. NIP. 340010718

Penguji I

MA. Yulianto, M.Sc. NIP. 340011235

Page 4: MENZY GANOFA

v

PERNYATAAN

Skripsi dengan Judul

ANALISIS KEMANDIRIAN MAHASISWA STIS DALAM

PEMANFAATAN UANG ID SERTA PENENTUAN

UANG ID YANG IDEAL TAHUN 2005

(Studi Kasus Mahasiswa ID STIS)

Oleh

MENZY GANOFA

SE. 04. 0558

adalah benar-benar hasil dari penelitian sendiri dan bukan dari hasil plagiat atau karya orang lain. Jika suatu hari diketahui bahwa ternyata tesis berasal dari hasil plagiat atau hasil karya orang lain maka penulis menyatakan bersedia bahwa skripsi ini menjadi tidak sah dan hak memeperoleh gelar Sarjana Sains Terapan dicabut atau dibatalkan.

Jakarta, 31 Agustus 2005

Menzy Ganofa

Page 5: MENZY GANOFA

vi

PRAKATA

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, akhirnya

dengan pertolongan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Analisis Kemandirian Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Statistik dalam

Pemanfaatan Uang Ikatan Dinas serta Penentuan Uang Ikatan Dinas yang Ideal

Tahun 2005”. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Satwiko Darmesto selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Statistik,

2. Ir. Suryanto AL.,M.M. selaku dosen pembimbing yang telah bersedia

meluangkan waktu dan membimbing dengan penuh kesabaran,

3. Bapak MA. Yulianto, M.Sc. dan Ibu Siti Haiyinah W.,S.E. selaku

penguji I dan penguji II yang telah memberikan kritik dan saran guna

perbaikan skripsi ini,

4. Ayah Usdek dan mama Armiyati atas segala yang telah diberikan

selama ini serta adik-adik penulis tercinta (Verico, Ricky, dan Bella)

yang telah memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini,

5. Seluruh keluarga penulis baik yang ada di Jakarta maupun di Lampung

atas bantuannya, baik moril maupun materil,

6. Adek Uda tercinta, yang telah memberi Uda kasih sayang dan tidak

pernah lelah membantu serta menyemangati Uda,

7. BAAK atas bantuan data yang diberikan,

8. Serta semua pihak yang telah membantu penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih mempunyai kekurangan baik

isi maupun susunannya. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat

penulis harapkan demi perbaikan penulisan skripsi ini.

Akhirnya, semoga skripsi ini bermanfaat bagi banyak pihak.

Jakarta, Agustus 2005

Menzy Ganofa

Page 6: MENZY GANOFA

vii

ABSTRAK

MENZY GANOFA, “Analisis Kemandirian Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Statistik dalam Pemanfaatan Uang Ikatan Dinas serta Penentuan Uang Ikatan Dinas yang Ideal Tahun 2005.” Dibimbing oleh SURYANTO AL.

Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS) merupakan salah satu perguruan tinggi kedinasan yang berada di bawah naungan Badan Pusat Statistik (BPS). Salah satu keistimewaan STIS dibanding perguruan tinggi yang lain yaitu para mahasiswa diberikan uang Ikatan dinas (ID).

Sejak Januari 2005 lalu uang ID mahasiswa STIS mengalami kenaikan, yaitu sebesar Rp.25.000,00 per bulan sehingga uang Ikatan Dinas yang sebelumnya setiap bulan sebesar Rp.150.000,00 menjadi Rp.175.00,00. Biaya hidup yang terus meningkat dari hari ke hari mengakibatkan kenaikan uang ID tersebut tidak berpengaruh secara signifikan.

Hasil survei dengan sampel sebanyak 445 mahasiswa STIS menunjukkan bahwa 96% mahasiswa STIS mengatakan uang ID yang diperoleh belum bisa memenuhi kebutuhan hidup di Jakarta. Dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari selain dari uang ID, para mahasiswa masih mengandalkan subsidi dari keluarga, tetapi ada juga yang bekerja sendiri.

Mayoritas orang tua mahasiswa STIS baik ayah atau ibu berstatus bekerja dengan pekerjaan PNS. Tingkat pendidikan orang tua (ayah) mayoritas sarjana dan untuk ibu mahasiswa yang berasal dari Jawa mayoritas berpendidikan dibawah tingkat SLTA, sedang untuk luar Jawa mayoritas berpendidikan SLTA dan sarjana.

Berdasarkan hasil survei diketahui bahwa besarnya uang ID ideal yang seharusnya diterima oleh mahasiswa

STIS setiap bulannya adalah sebesar 394 ribu rupiah.

Peneliti membagi mahasiswa STIS menjadi dua kelompok berdasarkan cara mahasiswa menutupi kekurangan biaya hidup sehari-hari di Jakarta, yaitu mahasiswa mandiri dan tidak mandiri. Mahasiswa mandiri adalah mahasiswa yang mencukupi kebutuhannya dengan cara bekerja sendiri, tetapi tidak menuntup kemungkinan masih mendapat subsidi dari keluarga.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa variabel yang signifikan mempengaruhi kemandirian mahasiswa STIS adalah variabel tingkat, daerah asal, besar subsidi dan besar pengeluaran. Mahasiswa STIS tingkat III merupakan mahasiswa yang paling mandiri, sedangkan mahasiswa yang paling tidak mandiri adalah mahasiswa tingkat I.

Mahasiswa STIS yang berasal dari Jawa mempunyai kemandirian yang lebih tinggi bila dibandingkan mahasiswa yang berasal dari luar Jawa. Mahasiswa STIS yang memperoleh subsidi kecil mempunyai kecenderungan lebih mandiri bila dibandingkan mahasiswa yang memperoleh subsidi yang besar.

Mahasiswa STIS yang mempunyai pengeluaran besar cenderung lebih mandiri daripada mahasiswa yang mempunyai pengeluaran kecil, hal ini dikarenakan mahasiswa yang mempunyai pengeluaran besar berarti mempunyai kebutuhan yang banyak, sehingga mahasiswa golongan ini akan cenderung mencari uang tambahan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.

Page 7: MENZY GANOFA

8

DAFTAR ISI

PRAKATA…………………………………………………………….. i

ABSTRAK…………………………………………………………….. ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………… iii

DAFTAR TABEL……………………………………………………… v

DAFTAR GAMBAR…………………………………………………… vi

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………. vii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………… 1

1.1 Latar Belakang………………………………………… 1

1.2 Identifikasi dan Batasan Masalah……………………... 5

1.3 Tujuan Penelitian……………………………………… 6

1.4 Sistematika Penulisan…………………………………. 6

BAB II LANDASAN TEORI…………………………………………. 8

2.1 Tinjauan Pustaka……………………………………….. 8

2.2 Kajian Teori……………………………………………. 15

2.3 Kerangka Pikir………………………………………….. 17

2.4 Hipotesis………………………………………………... 19

BAB III METODOLOGI……………………………………………… 20

3.1 Prosedur Pengumpulan Data…………………………… 20

3.2 Metode Analisis………………………………………... 23

3.2.1 Analisis Deskriptif…………………………….... 23

3.2.2 Analisis Regresi Logistik………………………. 25

3.2.3 Variabel Penelitian……………………………… 29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………. 31

4.1 Gambaran Umum Karakteristik Sosial Ekonomi Orang

Tua Mahasiswa STIS………………………………….. 31

4.2 Alokasi Pemanfaatan Uang ID………………………….. 36

Page 8: MENZY GANOFA

9

4.3 Gambaran Umum Tingkat Kemandirian Mahasiswa

STIS……………………………………………………… 37

4.4 Nilai Rata-Rata Uang ID yang Seharusnya Diterima oleh

Mahasiswa STIS Tahun 2005…………………………… 49

4.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kemandirian

Mahasiswa STIS………………………………………… 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………………………………… 57

5.1 Kesimpulan…………………………………………….… 57

5.2 Saran……………………………………………………... 59

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 60

LAMPIRAN………………………………………………………………… 62

RIWAYAT HIDUP………………………………………………………… 85

Page 9: MENZY GANOFA

10

DAFTAR TABEL

No. Tabel

Judul Tabel Halaman

1.

Daftar sampel terpilih………………………………………..

22

2. Distribusi sampel penelitian per tingkat…………………….. 22

3. Daftar variabel penelitian…………………………………… 29

4. Distribusi pendidikan ayah menurut daerah asal……………

31

5.

6.

7.

Distribusi pendidikan ibu menurut daerah asal……………...

Status pekerjaan ayah menurut daerah asal………………….

Status pekerjaan ibu menurut daerah asal…………………...

32

33

34

8.

Alokasi pemanfaatan uang ID………………………………. 37

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

Jumlah dan persentase mahasiswa STIS tahun 2005 menurut tingkat dan jenis kelamin…………………………………… Jumlah dan persentase mahasiswa STIS tahun 2005 menurut status kemandirian dan daerah asal…………………………. Jumlah dan persentase mahasiswa STIS tahun 2005 menurutustatus kemandirian dan besar subsidi dari keluarga………….. Persentase mahasiswa STIS tahun 2005 menurut besar subsidi dari keluarga dan besar pengeluaran……………….. Jumlah dan persentase mahasiswa STIS tahun 2005 menurut status kemandirian dan tingkat……………………………… Jumlah dan persentase mahasiswa STIS tahun 2005 menuruttstatus kemandirian dan besar pengeluaran…………………… Hasil uji simultan…………………………………………… Hasil uji parsial……………………………………………...

38

40

42

44

45

48

51

52

Page 10: MENZY GANOFA

11

DAFTAR GAMBAR

No.Gambar Judul Gambar Halaman

1.

Model penelitian…………………………………

18

2.

3.

4.

Persentase pendapatan orang tua mahasiswa STIS tahun 2005 yang berasal dari Jawa……………………………… Persentase pendapatan orang tua mahasiswa STIS tahun 2005 yang berasal dari luar Jawa…………………………. Persentase tingkat kemandirian mahasiswa laki-laki di STIS tahun 2005…………………………………………..

35

36

39

5. Persentase tingkat kemandirian mahasiswa perempuan di

STIS tahun 2005…………………………………………

39

6.

7.

8.

9.

10.

11.

Persentase subsidi yang diterima mahasiswa STIS yang berasal dari Jawa…………………………………………..

Persentase subsidi mahasiswa yang diterima mahasiswa STIS yang berasal dari luar Jawa………………………….

Persentase mahasiswa STIS tingkat I tahun 2005 menurut cara menutupi kekurangan kebutuhan hidup di Jakarta selain dari uang ikatan dinas………………………………

Persentase mahasiswa STIS tingkat II tahun 2005 menurut cara menutupi kekurangan kebutuhan hidup di Jakarta selain dari uang ikatan dinas………………………………

Persentase mahasiswa STIS tingkat III tahun 2005 menurut cara menutupi kekurangan kebutuhan hidup di Jakarta selain dari uang ikatan dinas………………………

Persentase mahasiswa STIS tingkat IV tahun 2005 menurut cara menutupi kekurangan kebutuhan hidup di Jakarta selain dari uang ikatan dinas………………………

42

43

46

46

47

47

Page 11: MENZY GANOFA

12

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran

Judul Lampiran Halaman

1.

Jumlah mahasiswa AIS menurut tahun kelulusan dan jenis kelamin…………………………………………………….

62

2.

3.

4.

Daftar kuesioner…………………………………………... Hasil tabulasi……………………………………………… Hasil olahan regresi logistik……………………………….

63

67

75

Page 12: MENZY GANOFA

13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam sistem pendidikan nasional yang berlaku dikenal beberapa jenis

pendidikan, termasuk salah satunya adalah pendidikan kedinasan. Pendidikan

kedinasan meliputi pendidikan tinggi dan jenjang pendidikan menengah seperti

Sekolah Farmasi, Sekolah Kehutanan, Sekolah Telekomunikasi, dan lain-lain.

Perguruan Tinggi Kedinasan (PTK) sebagai bagian integral dalam sistem

pendidikan nasional perlu lebih diberdayakan dengan menciptakan pendidikan

yang bermutu baik dari segi masukan, proses, maupun hasil pendidikannya. PTK

yang bermutu tentunya dapat menghasilkan sumber daya aparatur yang unggul,

yaitu aparatur cerdas dan berwatak baik sehingga mampu memenuhi kebutuhan

aparatur yang profesional dan berkompeten di lingkungan instansi Pemerintah

Pusat, Pemerintah Daerah, BUMN dan BUMD.

Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS) merupakan salah satu lembaga

pendidikan tinggi kedinasan yang berada di bawah naungan Badan Pusat Statistik

(BPS). Berdasarkan Keputusan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 044 Tahun

2001 tentang Status Sekolah Tinggi Ilmu Statistik, ditetapkan tujuan pendidikan

STIS yaitu untuk menyelenggarakan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi

dari pendidikan menengah pada jalur pendidikan profesional di bidang statistika

dan komputasi statistik.

Page 13: MENZY GANOFA

14

Adapun misi dari sekolah ini yaitu menjadikan STIS sebagai lembaga

pendidikan tinggi kedinasan yang berfungsi untuk mengembangkan dan

menyebarluaskan ilmu pengetahuan khususnya di bidang statistika dan komputasi

statistik dengan menyiapkan peserta didik menjadi kader yang memiliki

kemampuan akademik/profesional di bidang statistika dan komputasi statistik dan

siap pakai baik bagi BPS, instansi/lembaga lain maupun swasta. Lulusan STIS

diharapkan mampu merencanakan, melaksanakan penelitian dan melakukan

analisis di bidang sosial-ekonomi, serta merencanakan dan mengembangkan

sistem informasi.

Untuk menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang profesional dan

siap pakai, STIS sangat memperhatikan sistem pendidikan yang dijalankan.

Sebagai sekolah tinggi kedinasan, STIS senantiasa berupaya untuk dapat

menjalankan sistem pendidikan profesional yang berkualitas. Dalam petunjuk

pelaksanaan sistem pendidikan nasional (1992-1993) dijelaskan bahwa

pendidikan profesional adalah pendidikan yang diarahkan pada kesiapan

penerapan keahlian tertentu. Hal ini sejalan dengan misi STIS yaitu

menyelenggarakan Tri Dharma Perguruan Tinggi melalui pendidikan profesional

yang antara lain:

a. menyelenggarakan pendidikan profesional di bidang statistika dan komputasi

statistik untuk menghasilkan tenaga sarjana sains terapan di bidang statistika

dan komputasi statistik yang berkualitas dan siap pakai, khususnya bagi BPS

b. menyediakan fasilitas pendidikan statistika dengan bidang konsentrasi

ekonomi dan sosial kependudukan serta pendidikan komputasi statistik

Page 14: MENZY GANOFA

15

c. melaksanakan riset guna meningkatkan mutu pengetahuan mengenai statistika

dan komputasi statistik dengan menggali, mengkaji dan terus mengembangkan

ilmu statistik

d. mengembangkan, meningkatkan dan mengabdikan diri sebagai wahana

pendidikan profesional di bidang statistika dan komputasi statistik.

Keistimewaan sekolah kedinasan dibanding sekolah yang lain yaitu

pembebasan biaya kuliah dan kepastian mendapat pekerjaan setelah

menyelesaikan pendidikan. Selain itu, selama masa perkuliahan para mahasiswa

diberikan uang saku. Meskipun demikian, tidak semua sekolah kedinasan

memdapatkan keistimewaan tersebut.

STIS merupakan salah satu sekolah kedinasan yang memperoleh

keistimewaan dimana setiap mahasiswa mendapat uang saku yang dibedakan

menurut status kemahasiswaan yang berlaku di STIS yaitu mahasiswa dengan

status Ikatan Dinas (ID) mendapat tunjangan Ikatan Dinas dan mahasiswa dengan

status Tugas Belajar (TB) mendapat tunjangan Tugas Belajar.

Sejak Januari 2005 lalu tunjangan ID mahasiswa STIS mengalami

kenaikan, yaitu sebesar Rp.25.000,00 per bulan sehingga uang ID yang

sebelumnya setiap bulan sebesar Rp.150.000,00 menjadi Rp.175.00,00. Biaya

hidup yang terus meningkat dari hari ke hari mengakibatkan kenaikan uang ID

tersebut tidak berpengaruh secara signifikan sehingga para mahasiswa sebaiknya

perlu merencanakan pengelolaan dana tersebut.

Tuntutan kebutuhan hidup yang serba beragam mengakibatkan

pengalokasian sumber dana pun beragam. Kegiatan mahasiswa baik yang bersifat

akademik maupun non akademik akan berpengaruh terhadap pengeluaran

Page 15: MENZY GANOFA

16

mahasiswa. Misalnya saja bagi tingkat IV yang disibukkan oleh kegiatan

penulisan skripsi, tingkat III dengan kegiatan PKL-nya, dan sebagainya. Kegiatan

tersebut tentunya menuntut pengeluaran yang lebih dibanding mahasiswa lain.

Melihat proses penerimaan mahasiswa baru STIS yang dilakukan di setiap

BPS Propinsi, hal ini menjadikan mahasiswa STIS berasal dari berbagai daerah

dengan latar belakang dan status sosial ekonomi yang berbeda. Dengan adanya

pemberian uang saku akan sangat membantu meringankan beban orang tua dalam

membiayai pendidikan anaknya. Latar belakang dan status sosial ekonomi

keluarga akan menentukan besarnya subsidi yang diterima oleh masing-masing

mahasiswa.

Karena mahasiswa STIS sebagian besar berasal dari luar Jakarta sehingga

menuntut mahasiswa untuk memiliki tempat tinggal selama kuliah. Bagi

mahasiswa yang berdomisili di Jakarta tentu saja tinggal bersama keluarga

meskipun tidak menutup kemungkinan untuk tinggal di rumah sewaan. Sedangkan

bagi mahasiswa yang berasal dari luar Jakarta sebagian besar tinggal di rumah

sewaan meskipun tidak menutup kemungkinan pula untuk tinggal di tempat

keluarga di Jakarta. Status tempat tinggal yang berbeda akan menentukan pula

besarnya pengeluaran mahasiswa. Bagi mahasiswa yang tidak tinggal bersama

keluarga di Jakarta tentu harus mengeluarkan biaya untuk rumah sewaan baik

berupa kos ataupun kontrak.

Kondisi mahasiswa yang berbeda-beda akan mengakibatkan dana yang

diperoleh selain dari tunjangan Ikatan Dinas pun beragam. Hal tersebut

menjadikan pengeluaran mahasiswa dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-

hari pun beragam.

Page 16: MENZY GANOFA

17

Kenyataan yang ada di STIS menunjukkan bahwa sebagian besar

tunjangan ID yang diperoleh belum bisa memenuhi kebutuhan hidup mahasiswa

sehari-harinya. Selain sumber dana yang diperoleh dari tunjangan Ikatan Dinas

tersebut, tidak menutup kemungkinan para mahasiswa memperoleh tambahan

yang bisa berasal dari keluarga maupun usaha dari mahasiswa sendiri.

Untuk mengurangi beban orangtua dalam memenuhi kebutuhan

mahasiswa dibutuhkan perencanaan yang matang mengenai seberapa besar uang

ID yang ideal agar kebutuhan pokok mahasiswa dapat terpenuhi.

1.2 Identifikasi dan Batasan Masalah

Mahasiswa STIS terdiri atas 2 kategori yaitu mahasiswa ID dan Tugas

Belajar. Mahasiswa yang berstatus ID adalah mahasiswa yang lulus seleksi

dengan jalur D IV langsung sedangkan mahasiswa yang berstatus Tugas Belajar

adalah mahasiswa yang telah bekerja baik di BPS maupun instansi lain di luar

BPS yang berniat melanjutkan pendidikannya. Mahasiswa ID mendapat tunjangan

ID sesuai dengan peraturan yang berlaku, demikian juga bagi mahasiswa Tugas

Belajar yang berasal dari BPS.

Dari latar belakang pembedaan status ID dan Tugas Belajar maka

penelitian ini hanya membatasi pada mahasiswa ID. Hal ini dikarenakan

mahasiswa yang berstatus ID masih bergantung pada subsidi dana dari keluarga

yang berasal dari status sosial ekonomi yang berbeda, sedangkan mahasiswa

Tugas Belajar selain memperoleh tunjangan TB juga sudah memiliki gaji.

Melalui penelitian ini ingin dilihat apakah tunjangan ID yang diberikan

sudah sepenuhnya menunjang hidup mahasiswa STIS dan apakah ada usaha dari

Page 17: MENZY GANOFA

18

mahasiswa itu sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya jika tunjangan ID

tersebut tidak mencukupi. Dengan demikian dapat diperoleh gambaran mengenai

kemandirian mahasiswa ID dalam memenuhi kebutuhan hidupnya selama kuliah.

Mandiri yang dimaksud disini adalah apabila seorang mahasiswa dalam

memenuhi kebutuhan hidupnya selama kuliah tidak hanya bergantung pada

subsidi keluarga, tetapi ada usaha sendiri untuk memenuhinya, seperti bekerja.

Berbagai faktor bisa mempengaruhi mahasiswa dalam mengalokasikan

pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Faktor tersebut bisa berasal

dari mahasiswa itu sendiri maupun latar belakang dan status sosial ekonomi

keluarga.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. untuk mengetahui karakteristik sosial ekonomi orang tua mahasiswa ID

2. untuk mengetahui alokasi pemanfaatan uang ID yang paling dominan

digunakan

3. untuk mengetahui besarnya uang ID ideal yang seharusnya diterima

mahasiswa STIS

4. untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian mahasiswa

ID.

Page 18: MENZY GANOFA

19

1.4 Sistematika Penulisan

Secara umum hasil penelitian ini akan disusun dalam lima bab dengan

rincian sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, identifikasi dan

batasan masalah, tujuan penulisan skripsi, dan sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan dibahas mengenai tinjauan pustaka, kajian teori,

kerangka pikir, definisi peubah operasional, dan hipotesis.

BAB III : METODOLOGI

Pada bab ini akan dibahas sumber data, metode pengumpulan data, dan

metode analisis yang digunakan.

BAB IV : PEMBAHASAN DAN ANALISIS

Pada bab ini akan dibahas mengenai kajian dari pengolahan data serta

analisis deskriptif dan inferensia.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan dibahas garis besar dari hasil penelitian ini dan

kesimpulan hasil analisis data serta saran-saran terhadap hasil

penelitian ini berdasarkan atas pembahasan sebelumnya.

Page 19: MENZY GANOFA

20

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Pengertian Kemandirian

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata mandiri

diterjemahkan sebagai dalam keadaan dapat berdiri sendiri; tidak bergantung pada

orang lain, sedangkan kata kemandirian diartikan sebagai hal atau keadaan dapat

berdiri sendiri tanpa bergantung pada orang lain. Hisrich dan Peters (2002)

mengatakan bahwa mandiri adalah mengerjakan segala sesuatu berdasarkan

caranya sendiri.

Kemandirian adalah suatu kecenderungan untuk mampu melayani diri

sendiri. Sifat ini terbentuk melalui interaksi sosial antara individu dengan

lingkungannya, baik lingkungan alam maupun sosialnya. Dalam sifat kemandirian

terkandung antara lain kepercayaan diri, tanggung jawab serta kemampuan dalam

pemecahan masalah (Suyoto, 1982).

Kemandirian penting bagi seseorang karena akan membantu mereka dalam

membuat keputusan untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya. Coulter

(2001) mengatakan bahwa kemandirian penting untuk mengatasi berbagai

tantangan antara lain :

Harus siap menghadapi perubahan dan ketidakpastian

Harus membuat keputusan

Menghadapi pilihan-pilihan ekonomi yang sulit

Page 20: MENZY GANOFA

21

Harus siap menghadapi resiko

Membutuhkan bermacam bakat dan keterampilan

Harus siap menghadapi kegagalan

Atkinson (1983) mengatakan bahwa orang yang mempunyai kemandirian

yang tinggi cenderung memiliki rasa percaya diri yang tinggi, banyak inisiatif,

rasa tanggung jawab dan mampu mengatasi kesulitan serta dapat mengerjakan

sesuatu untuk dan oleh dirinya sendiri.

2.1.2 Kebutuhan Hidup

Manusia dimotivasikan oleh sejumlah kebutuhan dasar yang bersifat sama

untuk seluruh spesies, tidak berubah dan berasal dari sumber naluriah. Kebutuhan-

kebutuhan itu bersifat psikologis, bukan semata-mata fisiologis. Kebutuhan-

kebutuhan itu merupakan inti kodrat manusia.

Kartono (1994) mengatakan bahwa dalam rangka mempertahankan

hidupnya, ada beberapa kebutuhan tertentu yang harus dipenuhi oleh manusia.

Kebutuhan itu antara lain :

a. Kebutuhan tingkat vital biologis, antara lain berupa : sandang, pangan, papan

atau tempat tinggal perlindungan (rasa aman), air, udara

b. Kebutuhan tingkat sosial ekonomi budaya (human cultural), antara lain

berupa: studi, empati, cinta kasih, pengakuan diri, penghargaan, status sosial,

prestise, ilmu pengetahuan, kebutuhan berkumpul, dan sebagainya

c. Kebutuhan tingkat religius (metafisik, absolut), yaitu kebutuhan merasa

terjamin, aman, sentosa, bahagia dunia dan akhirat, dan kebutuhan bersatu

manunggal dengan Tuhan Yang Maha Esa.

Page 21: MENZY GANOFA

22

Maslow dalam Kartono (1994) mengatakan bahwa kebutuhan hidup

mendorong manusia untuk melakukan perbuatan-perbuatan tertentu dan membuat

dirinya menjadi aktif dan dinamis.

Lima tingkatan kebutuhan pokok manusia menurut Maslow yaitu :

1) Kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan-kebutuhan dasar seperti makanan,

minuman, istirahat, tidur, dan sebagainya

2) Kebutuhan-kebutuhan keamanan, yaitu kebutuhan untuk perlindungan dari

bahaya dan keamanan dari segala ancaman

3) Kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan untuk memiliki, bersekutu dengan dan

memperoleh pengakuan dari rekan-rekannya serta untuk memberi dan

menerima kasih sayang dan keakraban berteman

4) Penghargaan, yaitu kebutuhan akan penghargaan diri, harga diri, kepercayaan

diri, pencapaian, wewenang, pengetahuan, kebebasan, reputasi, status,

pengakuan, hak mendapat penghormatan dari temannya, dan sebagainya

5) Realisasi diri atau perwujudan diri, yaitu kebutuhan untuk mewujudkan

potensi-potensi diri sendiri, pemenuhan diri, pengambangan diri yang

berlanjut dan menjadi kreatif dalam pengertian yang sangat luas.

Sejalan dengan makin berkembangnya perekonomian dan meningkatnya

perkembangan masyarakat, maka kebutuhan manusia akan barang dan jasa

semakin meningkat pula. Hal ini disebabkan karena kemajuan ilmu pengetahuan

dan teknologi yang semakin berkembang. Untuk memenuhi kebutuhan akan

barang dan jasa, harus ada alat-alat untuk mendapatkan kebutuhan hidup tersebut.

Uang merupakan salah satu alat untuk memenuhi kebutuhan hidup karena

dapat digunakan sebagai alat penukar barang atau jasa. Rietveldt dalam Hadibroto

Page 22: MENZY GANOFA

23

(1977) mengatakan bahwa uang adalah suatu barang, yang dalam masyarakat

diterima oleh semua orang karena kemampuannya untuk ditukarkan dengan

barang lain; dengan lain perkataan, orang menerimanya karena uang itu dapat

ditukarkan dengan barang-barang yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan

orang tersebut.

Kebutuhan hidup manusia yang terus meningkat seiring dengan perubahan

dan perkembangan pola kehidupan masyarakat menyebabkan manusia semakin

menjadi kreatif. Di balik kreativitas manusia itu, maka pola kehidupan manusia

semakin kompleks. Manusia mulai mencari kemudahan dalam hidup. Untuk

memperoleh kemudahan tersebut, pada mulanya masih dapat bergantung kepada

orang atau pihak lain. Dengan semakin beratnya tantangan hidup, manusia mulai

menggunakan potensi yang ada pada masing-masing individu sehingga akan ada

usaha untuk mengurangi ketergantungan hidup pada orang lain.

Bekerja merupakan salah satu kunci menyelesaikan masalah dalam upaya

memenuhi kebutuhan hidup. Mereka dapat menghasilkan sesuatu yang dapat

digunakan dan dinikmati, tanpa harus bergantung pada orang lain. Bekerja

merupakan tindak kemandirian dalam segala bidang usaha niaga ataupun jasa.

2.1.3 Kemandirian dalam Pemenuhan Kebutuhan Mahasiswa

Kemandirian diartikan sebagai sifat yang berorientasi pada kemampuan

individu dalam pemenuhan kebutuhan, sedangkan kebalikan dari sifat ini adalah

ketergantungan diri yang mengandung arti suatu sifat dari individu yang selalu

menggantungkan diri pada kelompoknya (pihak lain di luar dirinya).

Page 23: MENZY GANOFA

24

Mahasiswa merupakan insan intelektual yang memiliki kedewasaan yang

cukup tinggi. Tingkat kedewasaan ini tidak dapat diukur berdasarkan usia, namun

dilihat dari pertanggungjawaban terhadap diri sendiri. Sehubungan dengan itu,

Kartono (1982) menyatakan bahwa arti kedewasaan sebagai suatu

pertanggungjawaban terhadap diri sendiri. Bertanggung jawab itu sendiri bisa

diartikan sebagai memahami arti norma susila dan nilai etis serta berusaha hidup

sesuai norma tadi. Dengan demikian, mahasiswa dituntut memiliki tingkat

kedewasaan yang tinggi sehingga berusaha untuk memenuhi kebutuhan dengan

cara yang dimilikinya sendiri.

Dalam memenuhi kebutuhan hidup yang beragam jenisnya, mahasiswa

dituntut untuk melakukan usaha. Irawan et al (2001) mengatakan bahwa esensi

tujuan dari melakukan usaha yaitu agar seseorang memiliki kemampuan untuk

mandiri secara ekonomi agar dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya.

Bentuk usaha yang bisa dilakukan oleh mahasiswa adalah dengan bekerja.

Latumaerissa (1990) mengatakan bahwa bekerja adalah melakukan suatu tugas

dan tanggung jawab tertentu dengan maksud untuk memperoleh penghasilan.

Ciri-ciri khusus yang membedakan bekerja dengan aktifitas-aktifitas lain

dijelaskan oleh Latumaerissa (1990) adalah sebagai berikut :

1. Terdapat suatu tujuan yang terletak di luar kegiatan itu. Tujuan bekerja atau

mencari penghasilan ini tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup

jasmani dan rohani, tetapi juga untuk mendapatkan keamanan, prestise, status

sosial, harga diri, dan kekayaan dalam kehidupan di masyarakat.

2. Dalam bekerja ada sifat terikat, yaitu terikat pada tugas dan tanggung jawab

terhadap hasil pekerjaannya.

Page 24: MENZY GANOFA

25

3. Dalam bekerja diperlukan ketekunan, sebab hanya dengan ketekunan

seseorang dalam bekerja dapat mencapai hasil yang diinginkannya. Untuk

mencapai ketekunan ini diperlukan konsentrasi atau pemusatan perhatian.

Jadi, pada hakikatnya seorang pekerja terikat dengan :

1. Tugas, wewenang, dan tanggung jawab

2. Prosedur dan tata kerja yang berlaku

3. Disiplin kerja antara lain meliputi waktu, tempat, sarana kerja, dan pakaian

4. Moral dan kejujuran

2.1.4 Pendidikan, Pekerjaan, dan Pendapatan

Tingkat pendidikan seseorang dapat mempengaruhi status sosial ekonomi

seseorang. Mialaret (1993) mengatakan bahwa pendidikan merupakan sarana

utama dalam meningkatkan kedudukan sosial seseorang. Periode bersekolah yang

lebih lama memberikan jalan memperoleh sertifikat untuk bekerja yang lebih

menantang, memberikan gaji yang lebih besar, lebih bergengsi, dan lebih sedikit

memberikan beban fisik daripada pekerjaan yang terbuka bagi orang-orang yang

mengalami pendidikan formal yang lebih pendek. Selanjutnya Schippers dan

Patriana (1994) menyatakan bahwa di negara mana pun di dunia, kesempatan

meraih sukses dalam bidang pekerjaan sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan

formal yang telah dicapai. Pendidikan formal yang dimiliki seseorang turut

menentukan kedudukannya pada struktur masyarakat dan sekaligus dalam

kesempatan berkarir dalam pekerjaan.

Kekayaan seseorang bisa disebabkan oleh usahanya sendiri dan juga

karena keturunan, karena peninggalan orang tua misalnya. Kekayaan seseorang

Page 25: MENZY GANOFA

26

dapat dilihat dari penghasilan yang diterima setiap bulan. Namun untuk

mengetahui penghasilan seseorang di Indonesia, tidak mudah. Di samping

menerima gaji rutin, mereka juga menerima gaji tambahan penghasilan dari usaha

lain yang umumnya tidak tetap. Dilihat dari penghasilan rutin seseorang, maka

kekayaan seseorang tergantung pada tingkat pendidikan. Terutama bagi mereka

yang bekerja sebagai pegawai negeri. Ditinjau dari jenjang penggajian, semakin

tinggi pendidikan seseorang maka akan semakin tinggi gajinya. (Tajari,1987)

Jencker dalam Mardapi (1984) mengatakan bahwa penghasilan seseorang

merupakan salah satu indikator untuk menentukan tingkat status sosial ekonomi

seseorang dan kemampuan kognitif dipengaruhi oleh lamanya pendidikan yang

ditempuh, sehingga semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang kemampuan

kognitif cenderung lebih tinggi.

Pendidikan di Indonesia tidak terlepas dari masalah ekonomi orang tua,

karena besar-kecilnya ekonomi orang tua memberi pengaruh bagi mahasiswa yang

sedang belajar di perguruan tinggi. Bagi orang tua yang golongan ekonominya

tinggi tidak banyak masalah dalam menyekolahkan anaknya, namun bagaimana

sebaliknya bagi orang tua dengan golongan ekonomi yang rendah, tentunya akan

banyak masalah. Mahasiswa yang tekun belajar katakanlah berkemampuan tinggi,

minat dan motivasi tinggi, tetapi ekonomi orangtua rendah akan menjadi masalah

bagi si mahasiswa tersebut. Walaupun mereka memperoleh beasiswa, belum

tentu dapat memenuhi seluruh kebutuhan hidupnya. Dan bisa-bisa mahasiswa

tersebut menjadi drop-out karena masalah ekonomi orang tua yang

berpenghasilan rendah.

Page 26: MENZY GANOFA

27

Sebagaimana kita ketahui bahwa untuk menjadi mahasiswa di perguruan

tinggi, baik di perguruan tinggi negeri maupun perguruan tinggi swasta

membutuhkan biaya yang tidak murah. Sehingga kita perlu memikirkan faktor

biaya, apalagi biaya tersebut bukan hanya uang sekolah saja, tetapi semuanya

harus diperhatikan seperti pembelian buku-buku, transportasi, pakaian, dan

kontrakan rumah.

Untuk dapat melengkapi keperluan sarana pendidikan tersebut, maka

status sosial ekonomi orang tua juga memegang peranan penting. Sehingga dalam

memenuhi suatu kebutuhan tersebut diperlukan suatu pertimbangan-pertimbangan

terlebih dahulu mana kebutuhan yang harus dipenuhi dan mana kebutuhan yang

bisa ditunda.

2.2 Kajian Teori

Kemandirian disini dipengaruhi oleh 12 variabel yaitu : jenis kelamin,

tingkat, daerah asal, subsidi keluarga, pengeluaran, pendidikan ayah, pendidikan

ibu, status pekerjaan ayah, status pekerjaan ibu, pendapatan orang tua,

tanggungan orang tua, dan jumlah tanggungan orang tua.

Uang Ikatan Dinas (ID) adalah uang tunjangan/saku yang diberikan

kepada mahasiswa STIS yang berstatus Ikatan Dinas selama menjalani masa

perkuliahan. Uang ini diperoleh mahasiswa setiap bulannya. Oleh karena

sebagian besar mahasiswa STIS berasal dari luar Jakarta sehingga uang ID

tersebut sangat berperan bagi kelangsungan hidupnya di Jakarta. Agar kebutuhan

hidup mahasiswa bisa terpenuhi, maka uang ID yang diterima harus ideal dengan

pengeluarannya. Uang ID yang ideal ini diukur dengan menggunakan variabel

Page 27: MENZY GANOFA

28

pengeluaran yang merupakan salah satu dari 12 variabel di atas dan variabel

alokasi pengeluaran rutin, yaitu biaya makan dan kos.

2.2.1 Definisi Variabel Operasional

Adapun definisi dari variabel-variabel yang akan digunakan dalam

penelitian ini adalah :

a. Jenis kelamin, adalah jenis kelamin dari responden

b. Tingkat, adalah jenjang yang sedang ditempuh oleh responden dalam

menjalani studinya di Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS)

c. Daerah asal, adalah daerah dimana responden berasal

d. Subsidi keluarga, adalah besarnya dana yang diberikan oleh keluarga kepada

responden setiap bulannya.

e. Pengeluaran, adalah rata-rata besarnya pengeluaran yang dikeluarkan

reponden setiap bulannya.

f. Pendidikan ayah, adalah jenjang pendidikan yang ditamatkan oleh ayah

responden

g. Pendidikan ibu, adalah jenjang pendidikan yang ditamatkan oleh ibu

responden

h. Status pekerjaan ayah, adalah ada atau tidaknya pekerjaan yang dilakukan oleh

ayah responden

i. Status pekerjaan ibu, adalah ada atau tidaknya pekerjaan yang dilakukan ibu

responden

j. Pendapatan orang tua, adalah besarnya pendapatan bersih yang diterima oleh

orang tua responden setiap bulannya

Page 28: MENZY GANOFA

29

k. Tanggungan orang tua, adalah ada atau tidaknya anggota rumah tangga atau

bukan anggota rumah tangga yang menjadi tanggungan orang tua responden

l. Jumlah tanggungan orang tua, adalah banyaknya anggota rumah tangga atau

bukan anggota rumah tangga yang menjadi tanggungan orang tua responden

m. Alokasi pengeluaran rutin, adalah besarnya pengeluaran pokok yang rutin

dikeluarkan oleh responden setiap bulannya, yaitu berupa biaya makan dan

kos

n. Uang ID ideal, adalah besarnya uang ID yang seharusnya diterima oleh

mahasiswa agar dapat sesuai dengan pengeluaran responden per bulan

o. Kemandirian mahasiswa, adalah ada atau tidaknya usaha yang dilakukan oleh

responden untuk menutupi kekurangan uang ID yang diterima selain subsidi

keluarga.

2.3 Kerangka Pikir

Survei terhadap mahasiswa ID STIS dilakukan untuk memperoleh variabel

yang akan digunakan dalam penelitian ini. Dari seluruh variabel yang diteliti,

penulis ingin mengetahui variabel mana yang dapat mempengaruhi kemandirian

mahasiswa STIS.

Selain itu, penulis juga ingin mengetahui seberapa besar uang ID yang

ideal diterima oleh mahasiswa. Variabel yang digunakan untuk penentuan uang

ID ideal yaitu pengeluaran. Kemudian dari pengeluaran ini penulis mengambil

besarnya pengeluaran rutin yang pokok dikeluarkan oleh tiap mahasiswa setiap

bulannya, seperti: makan, kos ataupun kontrakan dan transportasi. Akan tetapi,

penentuan uang ID ideal melalui pengeluaran rutin ini tidaklah cukup. Besarnya

Page 29: MENZY GANOFA

30

Kemandirian

- Jenis Kelamin - Pendidikan Ibu

- Tingkat - Status Pekerjaan Ayah

- Daerah Asal - Status Pekerjaan Ibu

- Subsidi Keluarga - Pendapatan Orang Tua

- Pengeluaran - Tanggungan Orang Tua

- Pendidikan Ayah - Jumlah Tanggungan Orang Tua

Uang ID Ideal

Alokasi Pengeluaran Rutin

Uang ID

Alokasi Pemanfaatan Uang ID

Mahasiswa ID STIS

uang ID yang diterima mahasiswa setiap bulannya juga ikut menentukan besarnya

uang ID ideal.

Kemudian dari uang ID yang diterima itu, ingin diketahui bagaimana

alokasi pemanfaatan uang ID yang dilakukan oleh mahasiswa STIS setiap

bulannya.

Dalam penulisan skripsi ini, model penelitiannya adalah sebagai berikut :

Gambar 1. Model penelitian

2.4 Hipotesis

Page 30: MENZY GANOFA

31

Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan sebelumnya, hipotesis

yang diajukan dalam penelitian ini ada dua, yaitu:

1. Terdapat pengaruh jenis kelamin, tingkat, daerah asal, subsidi keluarga,

pengeluaran, pendidikan ayah, pendidikan ibu, status pekerjaan ayah, status

pekerjaan ibu, pendapatan orang tua, tanggungan orang tua, dan jumlah

tanggungan orang tua terhadap kemandirian mahasiswa STIS.

2. Uang ID yang ada sekarang ini tidak ideal.

Page 31: MENZY GANOFA

32

BAB III

METODOLOGI

3.1 Prosedur Pengumpulan Data 3.1.1 Sumber Data

Penelitian ini menggunakan sumber data primer. Data diperoleh melaluhi

survei langsung terhadap mahasiswa STIS ID tingkat I, tingkat II, tingkat III, dan

tingkat IV. Data yang diperoleh dapat menggambarkan penggunaan dan

pemanfaatan uang ikatan dinas serta besar pengeluaran dan pemasukan yang

diperoleh, baik yang berasal dari subsidi atau transfer dari keluarga maupun dari

hasil bekerja sendiri. Data yang dikumpulkan juga mencakup keadaan latar

belakang sosial ekonomi kedua orang tua dan keterangan identitas pribadi dari

responden yang bersangkutan.

3.1.2 Populasi dan Prosedur Penarikan Sampel 3.1.2.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua mahasiswa STIS ID tingkat I,

tingkat II, tingkat III, dan tingkat IV yang jumlahnya ada sekitar 889 orang

dengan latar belakang sosial ekonomi keluarga yang sangat beragam.

Page 32: MENZY GANOFA

33

3.1.2.2 Prosedur Penarikan Sampel

Sampel diperoleh dengan menggunakan teknik systematic random

sampling. Dalam metode pengambilan sampel ini frame yang dipakai adalah

daftar nama mahasisiwa STIS tingkat satu sampai tingkat empat yang diperoleh

dari Bagian Administrasi dan Akademik Kemahasiswaan (BAAK).

Sampel yang diambil pada penelitian ini sebanyak 445 mahasiswa,

setengah dari jumlah populasi. Sebelum melakukan penarikan sampel, populasi

diurutkan dari tingkat I sampai tingkat IV. Populasi yang diurutkan yaitu hanya

mahasiswa yang berstatus ID saja. Sedangkan mahasiswa yang berstatus TB

dihilangkan dari populasi.

Setelah populasi berhasil diurutkan maka langkah selanjutnya adalah

melakukan pengambilan sampel yang pertama (R1) secara acak dengan cara

pengundian. Dengan menggunakan formula (1), diperoleh interval sebesar dua.

Dalam sistematik linier, R1 ≤ I sehingga R1 hanya punya dua kemungkinan yaitu

satu dan dua. Setelah dilakukan pengundian ternyata diperoleh angka satu. Jadi,

no urut absen pertama pada populasi yang diurutkan tadi menjadi sampel yang

pertama (R1).

nNI = (1)

dimana

N = Jumlah populasi

n = Jumlah sampel

Kemudian kita lakukan penarikan sampel berikutnya yaitu sampel yang

kedua (R2), sampel yang ketiga (R3), dan seterusnya sampai sampel yang terakhir

Page 33: MENZY GANOFA

34

yaitu R445. Dimana cara pemilihan sampel tersebut dapat kita lihat dengan formula

berikut:

R2 = R1 + I

R3 = R2 + I = R1 + 2I . . . . . . Rn = R1 + (n-1)I (2) Dengan menggunakan formula di atas diperoleh gambaran sampel yang

terpilih adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Daftar sampel terpilih No urut sampel

No urut absen terpilih

Kelas Nama

(1) (2) (3) (4) R1 1 I A Achmad Muhlis R2 3 I A Agustina Riyanti R3 5 I A Briliana Wellyanti . . . . . . . . . . . .

R443 885 IV KS Rahimin Encu R444 887 IV KS Triana R445 889 IV KS Winida Alberta

Setelah dilakukan pengambilan sampel dari keseluruhan populasi

diperoleh distribusi sampel penelitian seperti yang tertera pada Tabel 2 berikut.

Tabel 2. Distribusi sampel penelitian per tingkat Jumlah Sampel No Tingkat

Laki-laki Perempuan Total

(1) (2) (3) (4) (5) 1 Tingkat I 54 91 145

2 Tingkat II 58 75 133

3 Tingkat III 27 71 98

4 Tingkat IV 28 41 69

Total 167 278 445

Sumber: Hasil survei (diolah)

Page 34: MENZY GANOFA

35

3.2 Metode Analisis 3.2.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif disini untuk melihat karakteristik dari mahasiswa STIS

beserta latar belakang sosial ekonomi orang tua. Analisis sederhana ini diharapkan

juga bisa menjelaskan bagaimana pemanfaatan uang ikatan dinas yang diterima

mahasiswa, berapa besar pengeluaraan pokok mahasiswa sehingga dengan

demikian bisa diketahui berapa besar nilai ideal dari uang tunjangan ID yang

harus diterima oleh mahasiswa.

Penghitungan besar uang ID ideal mula-mula dibedakan menjadi dua

kelompok, yaitu uang ID ideal untuk kelompok mahasiswa yang tinggal bersama

keluarga dan kelompok mahasiswa yang tinggal di kos/kontrakan. Uang ID dari

masing-masing kelompok kemudian digabungkan dalam satu nilai. Formula

penghitungan nilai uang ID ideal untuk masing-masing kelompok dan gabungan

adalah sebagai berikut.

a. Mahasiswa yang tinggal bersama keluarga

n

MTR

n

iii∑

=

−++= 1

11

1

)165(165

n

nMTR

n

i

n

iii∑ ∑

= =

−++= 1 1

11

1

)165(165

= n

MTn

i

n

iii∑ ∑

= =

+1 1

11

= 11 MT + (3)

Page 35: MENZY GANOFA

36

Ket:

R1 = Besar ID ideal bagi mahasiswa yang tinggal dengan keluarga

M1 = Besar pengeluaran untuk makan bagi mahasiswa yang tinggal

dengan keluarga

T1 = Besar pengeluaran untuk transportasi bagi mahasiswa yang

tinggal dengan keluarga

1M = Rata-rata besar pengeluaran untuk makan bagi mahasiswa

yang tinggal dengan keluarga

1T = Rata-rata besar pengeluaran untuk transportasi bagi mahasiswa

mahasiswa yang tinggal dengan keluarga

n = jumlah sampel mahasiswa yang tinggal dengan keluarga

b. Mahasiswa yang tinggal di kos / kontrakan

n

MKR

n

iii∑

=

−++= 1

22

2

)165(165

n

nMKR

n

i

n

iii∑ ∑

= =

−++= 1 1

22

2

)165(165

= n

MKn

i

n

iii∑ ∑

= =

+1 1

22

= 22 MK + (4)

Ket:

R2 = Besar ID ideal bagi mahasiswa yang tinggal di kos/kontrakan

M2 = Besar pengeluaran untuk makan bagi mahasiswa yang tinggal

di kos/kontrakan

Page 36: MENZY GANOFA

37

T2 = Besar pengeluaran untuk kos/kontrak rumah bagi mahasiswa

yang tinggal di kos/kontrakan

2M = Rata-rata besar pengeluaran untuk makan bagi mahasiswa

yang tinggal di kos/kontrakan

2K = Rata-rata besar pengeluaran untuk kos/kontrak rumah bagi

mahasiswa yang tinggal di kos/kontrakan

n = jumlah sampel mahasiswa yang tinggal di kos/kontrakan

c. Uang ID ideal gabungan

2211 RwRwR += (5)

Ket:

R = Rata-rata nilai ID ideal

R1 = Besar ID ideal bagi mahasiswa yang tinggal dengan keluarga

R2 = Besar ID ideal bagi mahasiswa yang tinggal di kos/kontrakan

w = Penimbang rata-rata berdasarkan jumlah mahasiswa

sesuai

kategori tinggal bersama keluarga atau kos.

3.2.2 Analisis Regresi Logistik

Regresi logistik merupakan model regresi yang digunakan untuk

menganalisis hubungan antara variabel respon biner dengan variabel penjelas

yang berskala kategori, kontinu, atau kedua-duanya. Jika terdapat k variabel

penjelas, maka peluang untuk mendapat hasil ‘sukses’ (y=1) dinyatakan dengan

P(Y = 1⏐x) = π(x) sedangkan peluang untuk mendapat hasil ‘gagal’ dinyatakan

dengan P(Y = 0⏐x) = 1 - π(x). Model regresi logistik dinyatakan dalam

Page 37: MENZY GANOFA

38

⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛+

⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

=

=

=

k

jijj

k

jijj

i

x

xx

0

0

exp1

exp)(

β

βπ (6)

di mana i = 1, 2, 3,…n dan j = 1, 2, 3,…k. Sedangkan persamaan Y dapat

dinyatakan dengan

Yi = E(yi⏐xi) + εI (7)

dengan

E(yi⏐xi) = π(x)

εi = 1 - π(xi) jika y = 1 dan

εi = π(xi) jika y = 0

Jika variabel independen yang digunakan berskala kategorik, maka

variabel tersebut harus dirubah menjadi variabel dummy. Hosmer dan Lemeshow

(1989) berpendapat bahwa secara umum, bila suatu variabel mempunyai p

kategori, maka dibutuhkan p – 1 variabel dummy.

Regresi logistik merupakan model intrinsik, yaitu model nonlinier yang

dengan suatu transformasi dapat di bawa ke bentuk linier. Untuk mendapatkan

bentuk linier dalam regresi logistik ini, digunakan transformasi logit, yaitu bentuk

log dari odds.

)(1)(

i

i

xx

oddsπ

π−

= (8)

Dengan menggunakan transformasi log maka akan diperoleh bentuk

⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡−

=)(1

)(ln)(

i

ii x

xxg

ππ

Page 38: MENZY GANOFA

39

⎥⎥⎥⎥⎥

⎢⎢⎢⎢⎢

⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛+

⎥⎥⎥⎥⎥

⎢⎢⎢⎢⎢

⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛+

⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

=

∑∑

==

=

k

jijj

k

jijj

k

jijj

xx

x

00

0

exp1

1lnexp1

expln

ββ

β

∑=

=k

jijji xxg

0)( β (9)

)( ixg inilah yang disebut sebagai fungsi logit.

Prosedur pembentukan model terbaik dapat dilakukan dengan beberapa

cara antara lain metode enter dan metode stepwise yang terdiri atas forward

selection dan backward selection. Prosedur yang dipakai dalam penelitian ini

adalah prosedur backward selection.

Setelah model regresi logistik terbentuk maka langkah pertama yang harus

dilakukan adalah melakukan pengujian model secara simultan. Pengujian ini

dilakukan dengan membandingkan nilai observasi terhadap nilai dugaannya yang

diperoleh pada model yang terbentuk dengan model penuh.

Untuk menentukan kelayakan model digunakan statistik uji nisbah

kemungkinan (likelihood ratio test), yaitu statistik uji G.

⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛−=

kLL

G 0ln2 (10)

dimana

L0 = likelihood tanpa variabel penjelas

Lk = likelihood dengan semua variabel penjelas

Hipotesis yang digunakan dalam pengujian ini adalah

Ho : 0.....21 ==== kβββ

Page 39: MENZY GANOFA

40

(tidak ada pengaruh seluruh variabel independen terhadap variabel

dependen)

Ha : paling tidak ada satu 0≠jβ untuk j = 1, 2, 3, ..k

(ada pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen)

Jika Ho benar, statistik uji G akan mengikuti distribusi Chi Square dengan

derajat bebas sama dengan p. Oleh karena itu, Ho akan ditolak jika G > 2),( pαχ

atau p value yaitu P αχ α <> Gk2

),( (Hosmer dan Lemeshow, 1989).

Selain pengujian model dilakukan secara simultan, pengujian juga

dilakukan terhadap koefisien fungsi yang terbentuk secara parsial. Hipotesis yang

digunakan dalam pengujian secara parsial adalah:

Ho : βj = 0

Ha : βj ≠ 0 untuk j = 0, 1, 2,…, k

Pengujian secara parsial dilakukan dengan uji Wald. Statistik uji yang

digunakan adalah:

( )2

⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛=

j

j

seW

ββ

(11)

W mengikuti distribusi chi square dengan derajat bebas 1. Ho ditolak jika

2χ observasi lebih besar dari 2χ tabel atau bila p value kurang dari α. Pengujian

parameter secara individual juga dapat dilakukan dengan uji likelihood, yaitu

dengan menggunakan statistik uji G, dimana G akan mengikuti distribusi chi

square dengan derajat bebas 1.

Hosmer dan Lemeshow (1989) berpendapat bahwa untuk melakukan

interpretasi ada dua hal yang penting dilakukan, yaitu menentukan fungsi

Page 40: MENZY GANOFA

41

hubungan antara variabel dependen dan variabel independen serta mengartikan

dengan tepat akibat dari perubahan variabel independen. Fungsi hubungan antara

variabel independen dengan variabel dependen dalam regresi logistik adalah

transformasi logit. Koefisien dalam fungsi tersebut menyatakan besarnya

perubahan nilai fungsi logit sebagai akibat perubahan dalam variabel independen.

3.2.3 Variabel Penelitian Variabel yang dipakai dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3

berikut.

Tabel 3. Daftar variabel penelitian No Variabel Kategori Kode (1) (2) (3) (4)

1 Jenis Kelamin Laki-laki 1 Perempuan 0 2 Tingkat Tingkat I 1 0 0 Tingkat II 0 1 0 Tingkat III 0 0 1 Tingkat IV 0 0 0 3 Daerah Asal Jawa 1 Luar Jawa 0 4 Subsidi Tidak ada subsidi 1 0 0 0 0 <= 300 0 1 0 0 0 301 ribu – 400 ribu 0 0 1 0 0 401 ribu – 500 ribu 0 0 0 1 0 501 ribu – 600 ribu 0 0 0 0 1 > 600 ribu 0 0 0 0 0 5 Pengeluaran <= 300 0 0 0 0 301 ribu – 400 ribu 1 0 0 0 401 ribu – 500 ribu 0 1 0 0 501 ribu – 600 ribu 0 0 1 0 > 600 ribu 0 0 0 1 6 Pendidikan Ibu <= SLTP 1 0 SLTA 0 1 Sarjana 0 0 7 Pendidikan Ayah <= SLTP 1 0 SLTA 0 1 Sarjana 0 0

Page 41: MENZY GANOFA

42

No Variabel Kategori Kode (1) (2) (3) (4) 8 Status Ibu Bekerja 1 Tidak bekerja 0 9 Status Ayah Bekerja 1 Tidak bekerja 0 10 Pendapatan Orang

Tua Tidak punya pendapatan 1 0 0 0 0

< 1juta 0 1 0 0 0 1 juta – 2 juta 0 0 1 0 0 > 2 juta – 3 juta 0 0 0 1 0 > 3 juta – 4 juta 0 0 0 0 1 > 4 juta 0 0 0 0 0 11 Pemilikan

Tanggungan Punya 1

Tidak punya 0 12 Jumlah

Tanggungan Numerik

Sumber: Hasil survei (diolah)

Page 42: MENZY GANOFA

43

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Karakteristik Sosial Ekonomi Orang Tua Mahasiswa STIS

Mahasiswa STIS berasal dari berbagai daerah dengan keragaman latar

belakang sosial ekonomi yang berbeda pula. Oleh karena itu, pada sub bab ini

ingin diketahui bagaimana sebenarnya latar belakang sosial ekonomi orang tua

mahasiswa STIS tersebut.

4.1.1 Latar Belakang Pendidikan Orang Tua Mahasiswa STIS menurut

Daerah Asal

Berdasarkan hasil survei terhadap mahasiswa STIS diperoleh gambaran

tentang pendidikan orang tua masing-masing mahasiswa baik itu pendidikan

ayah atau ibu yang ditunjukan pada Tabel 4 dan Tabel 5 berikut.

Tabel 4. Distribusi pendidikan ayah menurut daerah asal Daerah Asal

Keterangan Jawa Luar Jawa Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) Pendidikan Ayah

<=SLTP Jumlah 56 13 69

Persentase 21,7% 7% 15,5% SLTA Jumlah 98 70 168 Persentase 38% 37,4% 37,8% Sarjana Jumlah 104 104 208 Persentase 40,3% 55,6% 46,7%

Jumlah 258 187 445Total Persentase 100% 100% 100%Sumber: Hasil survei (diolah)

Page 43: MENZY GANOFA

44

Berdasarkan Tabel 4 terlihat bahwa mayoritas pendidikan terakhir yang

ditamatkan ayah dari mahasiswa STIS adalah sarjana. Hal ini terjadi pada

mahasiswa STIS yang berasal dari Jawa maupun luar Jawa. Untuk daerah Jawa

dari sebanyak 258 oarang tua mahasiswa STIS (ayah), 40,3% di antaranya

berpendidikan sarjana, 38% berpendidikan SLTA dan sisanya 21,7%

berpendidikan di bawah tingkat SLTA.

Di luar Jawa, dari 187 ayah mahasiswa STIS, 55,6 % berpendidikan

sarjana, 37,8% berpendidikan SLTA dan 15,5% sisanya berpendidikan di bawah

tingkat SLTA. Berdasarkan uraian di atas diketahui bahwa tingkat pendidikan

antara orang tua mahasiswa STIS, dalam hal ini ayah, yang berasal dari Jawa dan

luar Jawa adalah sejalan. Persentase pendidikan terbesar tingkat pendidikan ayah

mahasiswa STIS baik yang berasal dari Jawa maupun luar Jawa adalah sarjana,

sedang persentase terendah adalah tingkat pendidikan di bawah SLTA.

Tabel 5. Distribusi pendidikan ibu menurut daerah asal

Daerah Asal Keterangan

Jawa Luar Jawa Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Pendidikan Ibu

<=SLTP Jumlah 97 28 125

Persentase 37,6% 15% 28,1%

SLTA Jumlah 84 80 164 Persentase 32,6% 42,8% 36,9%

Sarjana Jumlah 77 79 156 Persentase 29,8% 42,2% 35,1%

Jumlah 258 187 445Total Persentase 100% 100% 100%

Sumber: Hasil survei (diolah)

Page 44: MENZY GANOFA

45

Berbeda dengan hasil analisis pada tingkat pendidikan ayah, hasil analisis

untuk tingkat pendidikan ibu memperlihatkan bahwa antara tingkat pendidikan

ibu mahasiswa yang berasal dari Jawa dan luar Jawa ternyata tidak sejalan. Ibu

mahasiswa STIS yang berasal dari Jawa mayoritas bependidikan di bawah SLTA

kemudian diikuti oleh tamatan SLTA dan sarjana, masing-masing sebesar 37,6%;

32,6% dan 29,8%.

Di luar Jawa mayoritas ibu mahasiswa STIS berpendidikan SLTA dan

sarjana, yaitu sebesar 42,8% dan 42,2%, sedangkan untuk ibu mahasiswa STIS

yang berpendidikan di bawah SLTA hanya 15%. Uraian di atas menunjukan

bahwa tingkat pendidikan ibu mahasiswa STIS yang berasal dari luar Jawa lebih

tinggi bila dibandingkan dengan yang berasal dari Jawa.

4.1.2 Latar Belakang Pekerjaan Orang Tua Mahasiswa STIS menurut

Daerah Asal

Gambaran status pekerjaan orang tua berdasarkan hasil survei yang

dilakukan pada mahasiswa STIS tahun 2005 diperlihatkan pada Tabel 6 dan 7.

Tabel 6. Status pekerjaan ayah menurut daerah asal

Daerah Asal Keterangan Jawa

Luar Jawa Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) Jumlah 241 173 414Bekerja Persentase 93,4% 92,5% 93,0%

Jumlah 17 14 31

Status Pekerjaan Ayah

Tidak Bekerja Persentase 6,6% 7,5% 7,0%

Jumlah 258 187 445Total Persentase 100% 100% 100%

Sumber: Hasil survei (diolah)

Page 45: MENZY GANOFA

46

Berdasarkan Tabel 6 dan Lampiran 3 nomor 1 diperoleh gambaran bahwa

mayoritas ayah dari mahasiswa STIS baik yang berasal dari Jawa maupun luar

Jawa berstatus bekerja dengan pekerjaan PNS. Dari 258 ayah mahasiswa STIS

yang berasal dari Jawa ada 93,4% berstatus bekerja, sedangkan sisanya 6,6%

berstatus tidak bekerja. Bagi mahasiswa STIS yang berasal dari luar Jawa 92,5%

ayahnya berstatus bekerja, sedangkan sisanya 7,5 % berstatus tidak bekerja.

Dari 241 ayah mahasiswa STIS yang berasal dari Jawa dengan status

bekerja, ternyata 49% berstatus PNS, 22,8% sebagai wiraswasta, 12,4% sebagai

swasta, 7,9% sebagai pensiunan sedangkan sisanya 7,9 % bekerja sebagai petani,

nelayan dan pekerjaan lainnya. Sedangkan bagi orang tua mahasiswa STIS (ayah)

yang berasal dari luar Jawa dengan status bekerja, 56,6% berstatus sebagai PNS,

18,5% sebagai wiraswasta, 14,5% sebagai swasta, 8,1% sebagai pensiunan

sedangkan sisanya 2,3 % bekerja sebagai petani, nelayan dan pekerjaan lainnya.

Tabel 7. Status pekerjaan ibu menurut daerah asal

Daerah Asal Keterangan Jawa

Luar Jawa Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Jumlah 155 127 282Bekerja Persentase 60,1% 67,9% 63,4%

Jumlah 103 60 163

Status Pekerjaan Ibu

Tidak Bekerja Persentase 39,9% 32,1% 36,6%

Jumlah 258 187 445Total Persentase 100% 100% 100%

Sumber: Hasil survei (diolah)

Page 46: MENZY GANOFA

47

Sama halnya dengan dengan status pekerjaan ayah, ternyata sebagian besar

ibu mahasiswa STIS baik yang berasal dari Jawa maupun luar Jawa berstatus

bekerja. Dari 258 ibu mahasiswa STIS yang berasal dari Jawa ada 60,1% berstatus

bekerja, sedangkan sisanya 39,9% berstatus tidak bekerja. Bagi mahasiswa STIS

yang berasal dari luar Jawa 67,9% ibunya berstatus bekerja, sedangkan sisanya

32,1 % berstatus tidak bekerja. Dari ibu mahasiswa STIS yang bekerja ternyata

mayoritas ibu-ibu ini bekerja sebagai PNS (lihat Lampiran 3 nomor 2).

4.1.3 Latar Belakang Pendapatan Orang Tua Mahasiswa STIS menurut

Daerah Asal

Pendapatan merupakan suatu elemen penting yang dapat menentukan status

sosial ekonomi seseorang. Oleh karena itu, kita perlu mengetahui bagaimana

gambaran pendapatan orang tua mahasiswa STIS. Berdasarkan hasil penelitian

terhadap mahasiswa STIS diperoleh gambaran sebagai berikut.

1%22%

46%

19%

7% 5%Tidak punya pendapatan

< 1 juta

1 juta s/d 2 juta

2.000.001 s/d 3 juta

3.000.001 s/d 4 juta

> 4 juta

Gambar 2. Persentase pendapatan orang tua mahasiswa STIS tahun 2005 yang

berasal dari Jawa

Page 47: MENZY GANOFA

48

0% 9%

39%

32%

14%6%

Tidak punya pendapatan< 1 juta1 juta s/d 2 juta2.000.001 s/d 3 juta3.000.001 s/d 4 juta> 4 juta

Gambar 3. Persentase pendapatan orang tua mahasiswa STIS tahun 2005 yang

berasal dari luar Jawa

Pada Gambar 2 dan 3 dapat diketahui bahwa pendapatan orang tua

mahasiswa STIS yang berasal dari luar Jawa mempunyai kecenderungan nilai

yang lebih besar bila dibandingkan dengan pendapatan orang tua mahasiswa STIS

yang berasal dari Jawa. Sebanyak 32% orang tua mahasiswa STIS yang berasal

dari luar Jawa berpendapatan antara tiga juta rupiah sampai empat juta rupiah,

sedangkan untuk orang tua mahasiswa STIS yang berasal dari Jawa yang

mempunyai pendapatan dengan range tersebut hanya sebesar 19%.

Orang tua yang berpendapatan antara tiga juta rupiah sampai empat juta rupiah

untuk luar Jawa ada sebanyak 14% sedangkan untuk Jawa hanya sebesar 7%.

Sebaliknya pendapatan orang tua di bawah satu juta rupiah untuk Jawa

mempunyai persentase yang lebih besar bila dibandingkan dengan luar Jawa

yaitu 22% banding 9%.

4.2 Alokasi Pemanfaatan Uang ID

Hasil survei yang terlihat pada Tabel 8 berikut memperlihatkan gambaran

alokasi pemanfaatan uang ID.

Page 48: MENZY GANOFA

49

Tabel 8. Alokasi pemanfaatan uang ID Pemanfaatan uang ID Jumlah Persentase

(%) (1) (2) (3)

Membayar kos Membeli perlengkapan kuliah Membeli pulsa Biaya kursus Biaya pengobatan Lainnya Total responden

110 274 273 23 32

155 445

24,7 61,5 61,3 5,1 7,1

34,8 100

Sumber: Hasil survei (diolah) Ket: Responden bisa dihitung lebih dari satu

Pemanfaatan uang ID mayoritas digunakan untuk membeli perlengkapan

kuliah dan membeli pulsa, sedangkan paling sedikit digunakan untuk biaya

kursus. Selain itu uang ID juga digunakan untuk membayar kos, ada sedikitnya

110 mahasiswa STIS yang memanfaatkan uang ID ini untuk membayar uang kos

atau kontrakan.

Meskipun jumlah mahasiswa yang menggunakan uang ID untuk

membayar kos atau kontrakan tidak begitu banyak tetapi kemungkinan nilai dari

uang ID ini justru lebih besar dibanding dengan alokasi yang lain mengingat biaya

kos atau kontrakan nilainya cukup mahal, rata-rata 160 ribu rupiah per bulan.

Adanya keterbatasan data yang terkumpul membuat rincian alokasi pemanfaatan

uang ID tidak bisa dijabarkan secara rinci.

4.3 Gambaran Umum Tingkat Kemandirian Mahasiswa STIS

Pada sub bab ini ingin diketahui bagaimana tingkat kemandirian mahasiswa

STIS berdasarkan jenis kelamin, tingkat, daerah asal, subsidi, dan

pengeluaran.

Page 49: MENZY GANOFA

50

4.3.1 Tingkat Kemandirian Mahasiswa STIS menurut Jenis Kelamin

Dalam era globalisasi sekarang ini peran perempuan disamakan dengan

peran laki-laki, hal ini berarti bahwa perempuan mempunyai kedudukan yang

sama dengan laki-laki begitu juga dalam hal kemandirian.

Tabel 9. Jumlah dan persentase mahasiswa STIS tahun 2005 menurut tingkat

dan jenis kelamin

Sumber: Hasil survei (diolah)

Berdasarkan data hasil survei dengan responden sebanyak 445 dapat

diketahui bahwa sebagian besar mahasiswa STIS adalah berjenis kelamin

perempuan, yaitu sebanyak 278 atau 62,5%. Sedangkan persentase mahasiswa

terbanyak adalah mahasiswa tingkat I yaitu sebesar 32,6% (lihat Tabel 8). Dari

Jenis Kelamin Tingkat Keterangan Laki-laki Perempuan Total

(1) (2) (3) (4) (5)

Jumlah 54 91 145 Mnrt tingkat 37,2% 62,8% 100% Tingkat I Mnrt JK 32,3% 32,7% 32,6%

Jumlah 58 75 133 Mnrt tingkat 43,6% 56,4% 100% Tingkat II Mnrt JK 34,7% 27% 29,9%

Jumlah 27 71 98 Mnrt tingkat 27,6% 72,4% 100% Tingkat III Mnrt JK 16,2% 25,5% 22%

Jumlah 28 41 69 Mnrt tingkat 40,6% 59,4% 100% Tingkat IV Mnrt JK 16,8% 14,7% 15,5%

Jumlah 167 278 445 Mnrt tingkat 37,5% 62,5% 100 Total Mnrt JK 100% 100% 100%

Page 50: MENZY GANOFA

51

data sampel tersebut dapat diketahui bahwa setengah lebih mahasiswa STIS

adalah berjenis kelamin perempuan, hal ini tentu sangat menarik mengingat pada

masa lalu mahasiswa STIS lebih didominasi oleh laki-laki dibandingkan

perempuan (lihat Lampiran 1).

80%

20%

Tidak MandiriMandiri

Gambar 4. Persentase tingkat kemandirian mahasiswa laki-laki di STIS

tahun 2005

83%

17%

Tidak MandiriMandiri

Gambar 5. Persentase tingkat kemandirian mahasiswa perempuan di STIS tahun 2005 Berdasarkan hasil survei seperti yang terlihat pada Gambar 4 dan 5 dapat

diketahui ternyata secara deskriptif mahasiswa STIS laki-laki mempunyai tingkat

kemandirian yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan mahasiswa

Page 51: MENZY GANOFA

52

perempuannya. Dari total sampel mahasiswa perempuan yang terpilih hanya 17%

saja yang berstatus mandiri, sedangkan untuk mahasiswa laki-laki dari seluruh

sampel yang terpilih ada sebesar 20% yang berstatus mandiri.

4.3.2 Tingkat Kemandirian Mahasiswa STIS menurut Daerah Asal Berdasarkan hasil penelitian terhadap mahasiswa STIS, ternyata daerah

asal mempunyai pengaruh terhadap tingkat kemandirian mahasiswa. Hal ini

dikarenakan adanya perbedaan tingkat pendapatan orang tua mahasiswa yang

berasal Jawa dan dari luar Jawa.

Tabel 10. Jumlah dan persentase mahasiswa STIS tahun 2005 menurut status kemandirian dan daerah asal

Sumber: Hasil survei (diolah) Ket: SK = Status kemandirian DA = Daerah asal Berdasarkan data hasil penelitian pada Tabel 10 terlihat bahwa ada

sebanyak 87,2% mahasiswa STIS yang berasal dari luar Jawa berstatus tidak

mandiri dan sisanya 12,8% berstatus mandiri, sedangkan mahasiswa STIS yang

Daerah Asal Status Keterangan Jawa Luar jawa Total

(1) (2) (3) (4) (5)

Jumlah 203 163 366 Mnrt SK 55,5% 44,5% 100% Tidak

Mandiri Mnrt DA 78,7% 87,2% 82,2%

Jumlah 55 24 79 Mnrt SK 69,6% 30,4% 100% Mandiri Mnrt DA 21,3% 12,8% 17,8%

Jumlah 258 187 445 Mnrt SK 58% 42% 100% Total Mnrt DA 100% 100% 100%

Page 52: MENZY GANOFA

53

berasal dari Jawa ada sebanyak 78,87% berstatus tidak mandiri dan 21.3%

berstatus mandiri. Dilihat dari nilai persentase tersebut mahasiswa STIS yang

lebih mandiri adalah mahasiswa yang berasal dari Jawa.

Dari kenyataan ini, penulis mempunyai kesimpulan bahwa mahasiswa

STIS yang berasal dari luar Jawa mempunyai ketergantungan yang tinggi

terhadap orang tuanya. Hal ini dikarenakan pendapatan orang tua mahasiswa STIS

yang berasal dari luar Jawa cenderung lebih besar bila dibandingkan dengan

pendapatan orang tua mahasiswa yang STIS yang berasal dari Jawa. Makin besar

pendapatan orang tua mengakibatkan mahasiswa cenderung untuk tidak mandiri

karena mahasiswa akan cenderung menggantungkan diri kepada orang tua.

4.3.3 Tingkat Kemandirian Mahasiswa STIS menurut Besar Subsidi Keluarga

Penyebab lain yang mempengaruhi status kemandirian mahasiswa STIS

diduga karena adanya keragaman nilai subsidi dari keluarga yang diberikan

kepada mahasiswa. Gambaran mengenai subsidi yang diperoleh mahasiswa STIS

ditampilkan pada Tabel 11 berikut.

Data sampel penelitian menunjukan bahwa semakin besar mahasiswa

menerima uang subsidi dari keluarga maka tingkat kemandirianya semakin

berkurang yang berarti bahwa korelasi antara kemandirian dengan besarnya

subsidi yang diterima mahasiswa adalah negatif. Sesuai data pada Tabel 11

terlihat bahwa semakin besar nilai subsidi dari keluarga maka persentase untuk

tidak mandiri semakin besar yaitu dari 0% sampai dengan 92,3%.

Page 53: MENZY GANOFA

54

Tabel 11. Jumlah dan persentase mahasiswa STIS tahun 2005 menurut status kemandirian dan besar subsidi dari keluarga

Sumber: Hasil survei (diolah) Bagi mahasiswa yang mendapatkan subsidi besar akan cenderung tidak

mandiri karena memilih untuk mengandalkan subsidi yang berasal dari

keluarganya. Sebaliknya bagi mahasiswa yang mendapatkan subsidi kecil,

sementara kebutuhan banyak maka mahasiswa yang bersangkutan akan terdorong

untuk melakukan kegiatan lain (bekerja) yang bisa mendatangkan uang untuk

menutupi kekurangan kebutuhan hidupnya.

18%

26%

18%

20%

10%8%

Tidak dapat subsidi<= 300 ribu301 s/d 400 ribu401 ribu s/d 500 ribu501 ribu s/d 600 ribu> 600 ribu

Gambar 6. Persentase subsidi yang diterima mahasiswa STIS yang berasal

dari Jawa

Besar Subsidi Status Tidak

Dapat <= 300

ribu 301-400

ribu 401-500

ribu 501-600

ribu > 600 ribu

Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 0 51 69 103 71 72 366Tidak

Mandiri 0% 70,8% 83,1% 86,6% 89,9% 92,3% 82,2%

14 21 14 16 8 6 79Mandiri 100% 29,2% 16,9% 13,4% 10,1% 7,7% 17,8%

14 72 83 119 79 78 445Total 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

Page 54: MENZY GANOFA

55

3%22%

19%32%

15%

9%Tidak dapat subsidi<= 300 ribu301 s/d 400 ribu401 ribu s/d 500 ribu501 ribu s/d 600 ribu> 600 ribu

Gambar 7. Persentase subsidi mahasiswa yang diterima mahasiswa STIS yang

berasal dari luar Jawa

Sejalan dengan penjelasan sebelumnya ternyata penerima subsidi dengan

persentase besar ini dialami oleh mahasiswa STIS yang berasal dari luar Jawa.

Persentase mahasiswa yang menerima subsidi lebih besar 600 ribu rupiah di Jawa

hanya sebesar 8%, sedangkan untuk luar Jawa ada 9%. Untuk subsidi sebesar 501

ribu rupiah sampai 600 ribu rupiah, mahasiswa yang berasal dari Jawa sebesar

10%, sedangkan untuk luar Jawa 15%.

Sebaliknya, persentase untuk subsidi yang nilainya kecil, untuk mahasiswa

yang berasal dari Jawa persentasenya justru lebih besar bila dibanding dengan

mahasiswa yang berasal dari luar Jawa. Hal ini berarti bahwa mahasiswa STIS

yang berasal dari Jawa (mahasiswa yang menerima subsidi dari keluarga lebih

kecil bila dibanding dengan mahasiswa STIS yang berasal dari luar Jawa)

mempunyai kemandirian lebih tinggi bila dibandingkan dengan mahasiswa STIS

yang berasal dari luar Jawa. Kesimpulan ini diambil dengan memperhatikan data

yang tertera pada Gambar 6 dan 7 di atas.

Page 55: MENZY GANOFA

56

Tabel 12. Persentase mahasiswa STIS tahun 2005 menurut besar subsidi dari keluarga dan besar pengeluaran

Sumber: Hasil survei (diolah) Tabel 12 di atas memperlihatkan hubungan antara besar subsidi dengan

besar pengeluaran mahasiswa STIS. Tabel tersebut memberi informasi bahwa

tidak semua mahasiswa yang mempunyai pengeluaran besar, diimbangi dengan

penerimaan subsidi yang besar pula. Berdasarkan hasil penghitungan ada

sebanyak 36,2% mahasiswa STIS mempunyai pengeluaran di atas penerimaan

subsidi dari keluarga, sehingga untuk mengurangi kekurangan ini mahasiswa

harus mencari sumber lain dengan bekerja.

4.3.4 Kemandirian Mahasiswa STIS menurut Tingkat Sesuai data hasil penelitian, sebagian besar jenis pekerjaan sampingan

yang dilakukan oleh mahasiswa STIS adalah sebagai pengajar privat. Hal ini

Besar Pengeluaran

Keterangan <= 300

ribu

301 ribu s/d

400 ribu

401 ribu s/d

500 ribu

501 ribu s/d

600 ribu

> 600 ribu

Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Tidak Dapat Subsidi ,2% ,9% 1,6% ,2% ,2% 3,1% <= 300 ribu 4,0% 7,4% 4,0% ,4% ,2% 16,2% 301 s/d 400 ribu ,4% 8,8% 6,3% 2,5% ,7% 18,7% 401 ribu s/d 500 ribu ,7% 3,1% 14,2% 6,7% 2,0% 26,7% 501 ribu s/d 600 ribu ,7% 4,3% 10,1% 2,7% 17,8% > 600 ribu ,7% ,9% 2,5% 13,5% 17,5% Total 5,4% 21,6% 31,2% 22,5% 19,3% 100%

Page 56: MENZY GANOFA

57

dikarenakan salah satu kemampuan paling menonjol yang dimiliki mahasiswa

STIS adalah kemampuan dalam bidang akademis, sehingga tidak menjadi masalah

lagi ketika mereka mengajarkan kepada orang lain.

Berdasarkan hasil penelitian yang tertera pada Tabel 13 di bawah,

menunjukan bahwa tingkat kemandirian tertinggi memang dialami oleh tingkat

III, disusul oleh tingkat IV, tingkat II, dan tingkat I. Mahasiswa tingkat III yang

mandiri ada sebanyak 32,7%, untuk tingkat IV sebesar 21,7%, sedangkan untuk

tingkat II dan tingkat I masing-masing sebesar 20,3% dan 3,4%.

Tabel 13. Jumlah dan persentase mahasiswa STIS tahun 2005 menurut status

kemandirian dan tingkat

Sumber: Hasil survei (diolah)

Untuk memperjelas dan mendukung hasil analisis tentang kemandirian

mahasiswa STIS berdasarkan tingkat, dapat dijelaskan melalui Gambar 8 sampai

Gambar 11. Gambar atau grafik tersebut menggambarkan persentase mahasiswa

STIS per tingkat menurut cara menutupi kekurangan kebutuhan hidup di Jakarta

selain dari uang ikatan dinas.

Tingkat Status Keterangan I II III IV Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Jumlah 140 106 66 54 366 Mnrt SK 38,3% 29% 18% 14,8% 100% Tidak

Mandiri Mnrt tingkat 99,6% 79,7% 67,3% 78,3% 82,2% Jumlah 5 27 32 15 79 Mnrt SK 6,3% 34,2% 40,5% 19% 100% Mandiri Mnrt tingkat 3,4% 20,3% 32,7% 21,7% 17,8% Jumlah 145 133 98 69 445 Mnrt SK 32,6% 29,9% 22% 15,5% 100% Total

Mnrt tingkat 100% 100% 100% 100% 100%

Page 57: MENZY GANOFA

58

0%

95%

3% 1%1%

BekerjaSubsidi dari keluargaKombinasi 1 dan 2Kombinasi 2 dan 4Kombinasi 1, 2, dan 4

Gambar 8 Persentase mahasiswa STIS tingkat I tahun 2005 menurut cara

menutupi kekurangan kebutuhan hidup di Jakarta selain dari uang ikatan dinas

5%

79%

16% 0%0%

BekerjaSubsidi dari keluargaKombinasi 1 dan 2Kombinasi 2 dan 4Kombinasi 1, 2, dan 4

Gambar 9 Persentase mahasiswa STIS tingkat II tahun 2005 menurut cara menutupi kekurangan kebutuhan hidup di Jakarta selain dari uang ikatan dinas

Page 58: MENZY GANOFA

59

5%

67%

27%0%1%

BekerjaSubsidi dari keluargaKombinasi 1 dan 2Kombinasi 2 dan 4Kombinasi 1, 2, dan 4

Gambar 10 Persentase mahasiswa STIS tingkat III tahun 2005 menurut cara menutupi kekurangan kebutuhan hidup di Jakarta selain dari uang ikatan dinas

4%

78%

18% 0%0%

Bekerja

Subsidi dari keluarga

Kombinasi 1 dan 2

Kombinasi 2 dan 4

Kombinasi 1, 2, dan 4

Gambar 11 Persentase mahasiswa STIS tingkat IV tahun 2005 menurut cara menutupi kekurangan kebutuhan hidup di Jakarta selain dari uang ikatan dinas

Dari Gambar 8 sampai 11 terlihat bahwa untuk mencukupi kebutuhan

hidup di Jakarta, mahasiswa STIS sebagian besar masih mengandalkan subsidi

dari keluarga. Persentase paling besar dialami oleh mahasiswa tingkat I yaitu

sebesar 95%, kemudian diikuti tingkat II sebesar 79%, tingkat IV sebesar 78%

Page 59: MENZY GANOFA

60

dan baru tingkat III sebesar 67%, hal ini sejalan dengan yang dijelaskan pada

Tabel 13.

Persentase mendapatkan nilai subsidi paling kecil berarti bahwa

mahasiswa tersebut (mahasiswa tingkat III) mempunyai tingkat kemandirian yang

lebih tinggi dibandingkan tingkat yang lain. Sebaliknya persentase mendapatkan

nilai subsidi paling besar berarti bahwa mahasiswa tersebut (mahasiswa tingkat I)

mempunyai tingkat kemandirian yang lebih rendah bila dibandingkan tingkat

yang lain.

4.3.5 Tingkat Kemandirian Mahasiswa STIS menurut Besar Pengeluaran Mahasiswa

Telah dijelaskan pada sub-sub bab 4.2 di depan, bahwa semakin banyak

kebutuhan mahasiswa yang notabene semakin tinggi nilai pengeluarannya, maka

mahasiswa tersebut akan mempunyai kecenderungan untuk semakin mandiri.

Kebutuhan mahasiswa yang besar akan mendorong mahasiswa yang bersangkutan

mencari pekerjaan sampingan untuk memenuhi kebutuhannya.

Page 60: MENZY GANOFA

61

Tabel 14. Jumlah dan persentase mahasiswa STIS tahun 2005 menurut status kemandirian dan besar pengeluaran

Sumber: Sumber: Hasil survei (diolah) Ket: SK = Status kemandirian BP = Besar pengeluaran

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa mahasiswa yang

mempunyai tingkat pengeluaran tinggi akan mempunyai kecenderungan untuk

mandiri (lihat Tabel 14). Meskipun demikian terjadi pengecualian bagi mahasiswa

yang mempunyai pengeluaran 501 ribu rupiah sampai 600 ribu rupiah. Pada

mahasiswa yang mempunyai range pengeluaran tersebut ternyata justru

mempunyai kemandirian lebih kecil bila dibandingkan mahasiswa yang

mempunyai pengeluaran 301 ribu rupiah sampai 400 ribu rupiah dan 401 ribu

rupiah sampai 500 ribu rupiah.

Pengecualian terjadi dimungkinkan karena jumlah subsidi yang diterima

mahasiswa ini (mahasiswa yang mempunyai pengeluaran 501 ribu rupiah sampai

600 ribu rupiah) nilainya besar, sehingga kebutuhan mahasiswa yang

bersangkutan lebih banyak dicukupi dari uang subsidi keluarga.

Pengeluaran Status Keterangan <= 300

ribu 301-400

ribu 401-500

ribu 501-600

ribu > 600 ribu

Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Jumlah 21 80 113 86 66 366 Mnrt SK 5,7% 21,9% 30,9% 23,5% 18% 100% Tidak

Mandiri Mnrt BP 87,5% 83,3% 81,3% 86% 76,7% 82,2% Jumlah 3 16 26 14 20 79 Mnrt SK 3,8% 20,3% 32,9% 17,7% 25,3% 100 Mandiri Mnrt BP 12,5% 16,7% 18,7% 14% 23,3% 17,8%

Jumlah 24 96 139 100 86 445 Mnrt SK 5,4% 21,6% 31,2% 22,5% 19,3% 100% Total Mnrt BP 100% 100% 100% 100% 100% 100%

Page 61: MENZY GANOFA

62

4.4 Nilai Rata-Rata Uang Ikatan Dinas yang Seharusnya Diterima Mahasiswa STIS tahun 2005

Besar uang ID ideal yang diterima mahasiswa STIS adalah rata-rata uang

ID yang seharusnya diterima mahasiswa dan bisa digunakan untuk memenuhi

kebutuhan pokok mahasiswa (makan, bayar kos dan uang transportasi bagi

mahasiswa yang tinggal dengan keluarganya). Selama ini uang ID yang diterima

mahasiswa STIS belum bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok

mahasiswa, sehingga untuk mencukupi kebutuhannya mahasiswa masih banyak

menggantungkan pada subsidi keluarga.

Berdasarkan hasil penelitian terhadap pengeluaran pokok mahasiswa

STIS, maka dapat dihitung rata-rata pengeluaran mahasiswa STIS per bulan, baik

bagi mahasiswa yang tinggal bersama keluarga maupun mahasiswa yang tinggal

di kos ataupun kontrakan. Menurut data sampel, di STIS ada sekitar 10 persen

mahasiswa STIS tinggal bersama keluarga, sedangkan sisanya 90 persen tinggal

di kos atau kontrakan.

Besar uang ID ideal untuk masing-masing kelompok dan gabungan

dihitung dengan formula 3, 4, dan 5. Berdasarkan hasil penghitungan ternyata

didapatkan nilai rata-rata uang ID ideal sebesar 258 ribu rupiah bagi mahasiswa

yang tinggal bersama keluarga dan 409 ribu rupiah bagi mahasiswa yang tinggal

di kos atau kontrakan. Nilai uang ID ideal gabungan mahasiswa yang tinggal

bersama keluarga dan mahasiswa yang tinggal di kos atau kontrakan adalah

sebesar 394 ribu rupiah. Proses penghitungan nilai uang ID ideal adalah sebagai

berikut.

Page 62: MENZY GANOFA

63

d. Mahasiswa yang tinggal bersama keluarga

R1 = n

MTn

i

n

iii∑ ∑

= =

+1 1

11

=45

168.7445.4 +

= 258, 0667 (dalam ribuan)

e. Mahasiswa yang tinggal di kos atau kontrakan

R2 = n

MKn

i

n

iii∑ ∑

= =

+1 1

22

= 400

951.66972.96 +

= 409, 8075 (dalam ribuan)

f. Uang ID ideal gabungan

2211 RwRwR +=

)8075,409(

445400)0667,258(

44545

+=

= 394, 4629 (dalam ribuan)

Nilai ID ideal ini diperhitungkan berdasarkan besarnya pengeluaran pokok

yang harus dikeluarkan mahasiswa seperti makan dan biaya kos atau kontrakan,

sedangkan untuk mahasiswa yang tinggal bersama keluaraga biaya kos tidak

diperhitungkan, tetapi digantikan dengan biaya transportasi.

Page 63: MENZY GANOFA

64

4.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kemandirian Mahasiswa STIS

Pembentukan model dengan menggunakan fungsi logistik bertujuan untuk

mengetahui lebih pasti variabel apa saja yang mempengaruhi tingkat kemandirian

mahasiswa di STIS. Selain itu, pembentukan model ini juga bertujuan untuk

mengetahui kecenderungan suatu variabel berpengaruh terhadap tingkat

kemandirian mahasiswa.

4.5.1 Uji Model Secara Simultan

Berdasarkan hasil uji model secara simultan dengan menggunakan statistik

G diperoleh nilai seperti pada Tabel 15 berikut.

Tabel 15. Hasil uji simultan Step Chi-square df Sig. (1) (2) (3) (4)

Step Block Model

-2,426 145,334 145,334

1 13 13

0,119 0,000 0,000

Sumber: Hasil survei (diolah) Nilai statistik G sebesar 145,334 dan p value sebesar 0,00. Hasil uji ini

berarti pada α = 0,05 paling tidak ada satu koefisien yang berbeda. Dengan

adanya paling tidak satu koefisien variabel independen yang berbeda berarti

variabel independen yang digunakan bisa berpengaruh terhadap tingkat

kemandirian, meskipun tidak semua variabel independen yang digunakan akan

berpengaruh.

4.5.2 Uji Model Secara Parsial

Page 64: MENZY GANOFA

65

Pengujian model selain dilakukan secara simultan juga dilakukan secara

parsial dengan menggunakan uji Wald. Urgensi dari uji ini diantaranya untuk

melihat nilai signifikasi per koefisien.

Tabel 16. Hasil uji parsial Keterangan B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Step 9 TINGKAT 22,0743 3 0,0001 TINGKAT(1) -1,7222 0,6015 8,1980 1 0,0042 0,1787 TINGKAT(2) -0,2837 0,4640 0,3738 1 0,5409 0,7530 TINGKAT(3) 0,7604 0,4554 2,7875 1 0,0950 2,1391 DA_AS(1) 0,8443 0,3722 5,1450 1 0,0233 2,3263 SUBSIDI 38,7356 5 0,0000 SUBSIDI(1) 26,7198 10038,2987 0,0000 1 0,9979 4,02E+11 SUBSIDI(2) 4,9995 0,8256 36,6696 1 0,0000 148,3359 SUBSIDI(3) 3,8197 0,7733 24,3990 1 0,0000 45,5921 SUBSIDI(4) 2,7787 0,6997 15,7698 1 0,0001 16,0982 SUBSIDI(5) 1,9156 0,6913 7,6787 1 0,0056 6,7912 PENGELUA 31,2643 4 0,0000 PENGELUA(1) 0,9191 0,8429 1,1890 1 0,2755 2,5071 PENGELUA(2) 1,7569 0,8559 4,2135 1 0,0401 5,7944 PENGELUA(3) 2,5283 0,9366 7,2869 1 0,0069 12,5322 PENGELUA(4) 4,7760 1,0280 21,5838 1 0,0000 118,6290 Constant -7,3694 1,1939 38,1005 1 0,0000 0,0006

Sumber: Hasil survei (diolah)

Berdasarkan hasil pengujian dengan metode backward stepwise, dari

sebanyak 12 variabel independen yang dimasukkan (lihat Tabel 3), hanya ada

empat variabel yang masuk, variabel tersebut dalah variabel tingkat, daerah asal,

besar subsidi dari keluarga dan variabel nilai pengeluaran mahasiswa.

Berpengaruhnya keempat variabel tersebut terhadap tingkat kemandirian

mahasiswa STIS ditunjukkan nilai p value yang berada di bawah nilai α = 0,05,

yang berarti variabel tersebut signifikan menjelaskan model.

Pada variabel tingkat dan subsidi sebenarnya ada kategori yang tidak

signifikan, yaitu kategori tingkat (2), tingkat (3) dan subsidi (1). Dari ketiga

kategori tersebut mempunyai p value di atas α = 0,05, tetapi pada variabel tingkat

Page 65: MENZY GANOFA

66

dan subsidi mempunyai p value di bawah α = 0,05. Menurut Hosmer dan

Lemeshow (1989) jika satu kategori dalam variabel independen masuk ke dalam

model maka seluruh variabel dummy tersebut masuk ke dalam model.

4.5.3 Fungsi Peluang dan Odds Ratio

Fungsi yang dibentuk dari penelitian tingkat kemandirian ini adalah

sebagai berikut:

222114131211

222114131211

7787,29156,19191,07569,15283,27760,43694,7exp(17787,29156,19191,07569,15283,27760,43694,7exp()(

DDDDDDDDDDDDx

++++++−+++++++−

)7222,12837,07604,08443,07198,269995,48197,3)7222,12837,07604,08443,07198,269995,48197,3

4342413252423

4342413252423

DDDDDDDDDDDDDD

−−+++++−−+++++

Dimana:

D11 = Pengeluaran > 600 ribu

D12 = Pengeluaran 501 ribu – 600 ribu

D13 = Pengeluaran 401 ribu – 500 ribu

D14 = Pengeluaran 301 ribu – 400 ribu

D21 = Besar subsidi 501 ribu – 600 ribu

D22 = Besar subsidi 401 ribu – 500 ribu

D23 = Besar subsidi 301 ribu – 400 ribu

D24 = Besar subsidi <= 300

D25 = Tidak ada subsidi

D3 = Daerah asal

D41 = Tingkat III

D42 = Tingkat II

D43 = Tingkat I

Page 66: MENZY GANOFA

67

Transformasi logit dari model di atas menghasilkan persamaan:

Ln (p/1-p) = 222114131211 7787,29156,19191,07569,15283,27760,43694,7 DDDDDD ++++++−

)7222,12837,07604,08443,07198,269995,48197,3 4342413252423 DDDDDDD −−+++++

Keterangan: P = π (x)

Berdasarkan fungsi yang terbentuk ini maka dapat dihitung nilai peluang

kemandirian mahasiswa di STIS. Nilai odds ratio di dalam penelitian ini

menjelaskan kecenderungan suatu kategori untuk mandiri bila dibandingkan

dengan kategori lainnya pada variabel yang sama.

Untuk variabel pengeluaran dapat dijelaskan bahwa mahasiswa STIS yang

mempunyai tingkat pengeluaran di atas 600 ribu rupiah mempunyai

kecenderungan 188,629 kali untuk mandiri bila dibanding dengan mahasiswa

STIS yang mempunyai pengeluaran di bawah 300 ribu rupiah, sementara

mahasiswa STIS yang mempunyai pengeluaran 501 ribu rupiah – 600 ribu rupiah

mempunyai kecenderungan 12,5322 kali untuk mandiri bila dibanding dengan

mahasiswa STIS yang mempunyai pengeluaran di bawah 300 ribu rupiah.

Mahasiswa yang mempunyai tingkat pengeluaran 401 ribu rupiah – 500

ribu rupiah mempunyai kecenderungan 5,7944 kali untuk mandiri bila dibanding

dengan mahasiswa STIS yang mempunyai pengeluaran di bawah 300 ribu rupiah,

sementara mahasiswa STIS yang mempunyai pengeluaran 301 ribu rupiah – 400

ribu rupiah mempunyai kecenderungan 2,5071 kali untuk mandiri bila dibanding

dengan mahasiswa STIS yang mempunyai pengeluaran di bawah 300 ribu rupiah.

Pada variabel subsidi, mahasiswa yang memperoleh subsidi 501 ribu

rupiah sampai 600 ribu rupiah setiap bulan mempunyai kecenderungan 6,7912

kali untuk mandiri bila dibanding mahasiswa yang memperoleh subsidi di atas

600 ribu rupiah per bulan. Mahasiswa yang memperoleh subsidi lebih dari 401

Page 67: MENZY GANOFA

68

ribu rupiah 500 ribu rupiah mempunyai kecenderungan 16,0982 kali untuk

mandiri bila dibanding mahasiswa yang memperoleh subsidi di atas 600 ribu

rupiah.

Mahasiswa yang memperoleh subsidi 301 ribu rupiah sampai 400 ribu

rupiah mempunyai kecenderungan 45,5921 kali untuk mandiri bila dibanding

mahasiswa yang memperoleh subsidi di atas 600 ribu rupiah. Mahasiswa yang

memperoleh subsidi kurang dari 300 ribu rupiah mempunyai kecenderungan

148,3359 kali untuk mandiri bila dibanding mahasiswa yang memperoleh subsidi

di atas 600 ribu rupiah, sedangkan mahasiswa yang tidak memperoleh subsidi

mempunyai kecenderungan 4,02 x 1011 kali untuk mandiri bila dibanding

mahasiswa yang memperoleh subsidi di atas 600 ribu rupiah.

Pada variabel pengeluaran terlihat bahwa bagi mahasiswa STIS yang

mempunyai lebih tinggi maka tingkat kemandiriaannya juga akan makin tinggi.

Sedangkan untuk variabel subsidi terlihat bahwa mahasiswa STIS yang

mempunyai subsidi makin besar maka tingkat kemandiriannya akan semakin

menurun, hal ini wajar karena mahasiswa penerima subsidi besar, dalam

memenuhi kebutuhannya akan cenderung menggantungkan pada subsidi dari

keluarga.

Pada variabel daerah asal terlihat bahwa mahasiswa STIS yang berasal

dari Jawa mempunyai kecenderungan untuk mandiri 2,236 kali bila dibandingkan

dengan mahasiswa STIS yang berasal dari luar Jawa. Hal ini berarti mahasiswa

STIS yang berasal dari Jawa terbukti lebih mandiri bila dibandingkan dengan

mahasiswa STIS yang berasal dari luar Jawa.

Page 68: MENZY GANOFA

69

Untuk variabel tingkat, terlihat bahwa mahasiswa STIS yang paling

mandiri adalah mahasiswa yang berasal dari tingkat III, kemudian mahasiswa

tingkat IV, mahasiswa tingkat II, dan mahasiswa tingkat I. Mahasiswa STIS

tingkat III mempunyai kecenderungan untuk mandiri 2,139 kali bila dibanding

dengan mahasiswa STIS tingkat IV, sedangkan untuk mahasiswa STIS tingkat II

dan I mempunyai kecenderungan untuk mandiri 0,753 kali dan 0,179 kali bila

dibanding mahasiswa STIS tingkat IV.

Page 69: MENZY GANOFA

70

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan analisis pembahasan pada bab IV maka dapat

diambil kesimpulan sebagai brikut:

1. Mayoritas pendidikan terakhir yang ditamatkan ayah dari mahasiswa STIS

adalah sarjana, sedangkan untuk ibu, diluar Jawa mayoritas berpendidikan

SLTA dan sarjana sedang di Jawa mayoritas berpendidikan di bawah

SLTA.

2. Mayoritas orang tua mahasiswa STIS baik ayah atau ibu berstatus bekerja

dengan pekerjaan PNS.

3. Alokasi pemanfaatan uang ID yang digunakan oleh mahasiswa untuk

berbagai macam keperluan, namun demikian dengan besarnya uang ID

yang ada saat ini hanya mampu untuk memenuhi kebutuhan pembayaran

kos saja. Besarnya rata-rata pengeluaran mahasiswa per bulan yaitu

sebesar 401 ribu sampai 500 ribu rupiah, sedangkan pengeluaran rata-rata

untuk makan dan kos per bulan sebesar 230 ribu rupiah dan 160 ribu

rupiah. Dapat terlihat dengan jelas bahwa pengeluaran mahasiswa untuk

makan dan kos saja sudah lebjh dari 75% dari total pengeluaran per bulan.

Sedang sisanya 25% untuk keperluan yang lain, seperti; beli pulsa,

perlengkapan kuliah, kursus,dan lain-lain. Hal ini jelas memperlihatkan

Page 70: MENZY GANOFA

71

bahwa uang ID yang ada sekarang ini hanya cukup untuk memenuhi

kebutuhan pembayaran kos.

4. Besar uang ID ideal yang seharusnya diterima mahasiswa STIS adalah

sebesar 394 ribu rupiah.

5. Variabel-variabel yang mempengaruhi kemandirian mahasiswa STIS

adalah tingkat, daerah asal, besar subsidi dan besar pengeluaran

mahasiswa.

6. Mahasiswa STIS tingkat III merupakan mahasiswa yang paling mandiri,

sedangkan mahasiswa yang paling tidak mandiri adalah mahasiswa tingkat

I, hal ini dikarenakan mahasiswa tingkat I masih baru dan belum begitu

paham terhadap daerah Jakarta.

7. Mahasiswa STIS yang berasal dari Jawa mempunyai kemandirian yang

lebih tinggi bila dibandingkan dengan mahasiswa yang berasal dari luar

Jawa karena mahasiswa yang berasal dari luar Jawa lebih banyak

menerima subsidi bila dibanding mahasiswa yang berasal dari Jawa.

8. Mahasiswa STIS yang memperoleh subsidi kecil mempunyai

kecenderungan lebih mandiri bila dibandingkan mahasiswa yang

memperoleh subsidi yang besar, hal ini dikarenakan mahasiswa yang

subsidinya kecil akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya

dengan cara bekerja.

9. Mahasiswa STIS yang mempunyai pengeluaran besar cenderung lebih

mandiri daripada mahasiswa yang mempunyai pengeluaran kecil, hal ini

dikarenakan mahasiswa yang berpengeluaran besar berarti mempunyai

Page 71: MENZY GANOFA

72

kebutuhan yang banyak, sehingga mahasiswa golongan ini akan cenderung

mencari uang tambahan untuk mencukupi kebutuhannya.

5.2 Saran

Berdasarkan dari hasil kesimpulan di atas maka penulis dapat memberikan

saran:

1. Kepada pimpinan STIS agar lebih memperhatikan besarnya uang ID

yang diterima mahasiswa sekarang ini, mengingat besarnya uang ID

yang diterima sekarang masih jauh dari cukup untuk memenui

kebutuhan pokok mahasiswa sehari-hari di Jakarta seperti: makan,kos

dan transport.

2. Kepada mahasiswa seharusnya lebih bersyukur dengan adanya uang

ID sekarang ini karena tidak semua sekolah kedinasan mendapatkan

uang ID. Jadi, kepada mahasiswa disarankan menggunakan uang ID

yang ada sekarang ini secara optimal dan berusaha untuk tidak hidup

konsumtif.

3. Hasil penelitian tentang nilai uang ID ideal ini bisa dijadikan sebagai

acuan bagi pimpinan STIS dan BPS dalam menentukan besarnya uang

ID yang diterima oleh mahasiswa STIS di masa yang akan datang.

Page 72: MENZY GANOFA

73

Lampiran 1 Jumlah mahasiswa AIS menurut tahun kelulusan dan jenis kelamin

Ikatan dinas Tugas belajar Jumlah Tahun Laki-

laki Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-

laki Perempuan

1961 21 2 20 2 41 4 1962 13 0 13 0 26 0 1963 24 2 9 1 33 3 1964 26 3 10 0 36 3 1965 9 3 8 1 17 4 1966 11 5 4 0 15 5 1967 8 6 3 0 11 6 1968 6 3 10 0 16 3 1969 4 1 10 1 14 2 1970 12 2 10 0 22 2 1972 7 0 18 1 25 1 1973 20 2 8 0 28 2 1974 23 2 4 0 27 2 1975 25 1 8 0 33 1 1976 18 1 11 1 29 2 1977 23 2 9 3 32 5 1978 22 4 10 2 32 6 1979 18 3 9 4 27 7 1980 20 3 15 0 35 3 1981 22 2 12 1 34 3 1982 25 15 19 3 44 18 1983 23 9 27 3 50 12 1984 26 8 29 2 55 10 1985 17 20 15 2 32 22 1986 41 10 20 4 61 14 1987 38 14 25 5 63 19 1988 30 16 29 4 59 20 1989 29 16 33 7 62 23 1990 33 18 20 2 53 20 1991 37 11 30 6 67 17 1992 60 7 30 4 90 11 1993 48 17 23 5 71 22

Sumber: Perpustakaan STIS

Page 73: MENZY GANOFA

74

Lampiran 2 Daftar Kuesioner

SURVEI PEMANFAATAN UANG IKATAN DINAS TERHADAP

KEMANDIRIAN MAHASISWA IKATAN DINAS

SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK

I. Latar Belakang Responden

1. Nama ..................................

2. Jenis Kelamin

1. Laki-laki

2. Perempuan

3. Tingkat

1. I 3. III

2. II 4. IV

4. Daerah Asal

.......................................

II. Pemanfaatan Uang Ikatan Dinas

1. Apakah Anda memanfaatkan/

menggunakan uang ikatan dinas

(ID) untuk kebutuhan hidup sehari-

hari? (selain ditabung)

1. Ya

2. Tidak

2. Dimanfaatkan untuk apa uang ID

tersebut? (jawaban boleh lebih dari

satu)

1. Membayar uang kos

2. Membeli perlengkapan kuliah

4. Membeli pulsa

8. Biaya kursus

16. Biaya pengobatan

32. Lainnya..........................(sebutkan)

RAHASIA

Page 74: MENZY GANOFA

75

3. Apakah Anda sudah merasa cukup

dengan uang ID tersebut?

1. Sudah cukup

2. Belum cukup

4. Jika perincian 3 berkode 2,

bagaimana cara Anda mengatasi

kekurangan tersebut? (jawaban

boleh lebih dari satu)

1. Bekerja

2. Subsidi dari keluarga (lanjut ke perincian 8)

4. Lainnya..........................(sebutkan)

5. Jika perincian 4 berkode 1,

sebutkan pekerjaan yang Anda

lakukan?

………………………………………………….

6. Jika perincian 4 berkode 1, apakah

yang menjadi alasan Anda untuk

bekerja?(jawaban boleh lebih dari

satu)

1. Mencari pengalaman

2. Tambahan uang saku

4. Subsidi keluarga kurang

8. Lainnya…………………(sebutkan)

7. Berapa besarnya penghasilan Anda

per bulan dari bekerja?

1. ≤ Rp. 300.000,-

2. Rp. 300.001,- s/d Rp. 400.000,-

3. Rp. 400.001,- s/d Rp. 500.000,-

4. Rp. 500.001,- s/d Rp. 600.000,-

5. > Rp. 600.000,-

8. Jika perincian 4 berkode 2, berapa

besarnya subsidi dari keluarga per

bulan?

1. ≤ Rp. 300.000,-

2. Rp. 300.001,- s/d Rp. 400.000,-

3. Rp. 400.001,- s/d Rp. 500.000,-

4. Rp. 500.001,- s/d Rp. 600.000,-

5. > Rp. 600.000,-

9. Berapakah pengeluaran Anda per

bulan?

1. ≤ Rp. 300.000,-

2. Rp. 300.001,- s/d Rp. 400.000,-

3. Rp. 400.001,- s/d Rp. 500.000,-

4. Rp. 500.001,- s/d Rp. 600.000,-

5. > Rp. 600.000,-

10. Apakah di Jakarta Anda tinggal

bersama keluarga?

1. Ya

2. Tidak

Page 75: MENZY GANOFA

76

11. Jika perincian 10 berkode 1,

berapakah rata-rata pengeluaran

rutin Anda per bulan untuk

keperluan berikut?

Makan (selain di rumah)

Transportasi

........................................

........................................

.........................................

........................................

Rp......................................................................

Rp.....................................................................

Rp.....................................................................

Rp......................................................................

Rp......................................................................

Rp......................................................................

12. Jika perincian 10 berkode 2,

berapakah rata-rata pengeluaran

rutin Anda per bulan untuk

keperluan berikut?

Biaya kos/kontrakan

Makan

Transportasi

...........................................

...........................................

............................................

Rp.....................................................................

Rp......................................................................

Rp......................................................................

Rp......................................................................

Rp......................................................................

Rp......................................................................

III. Latar Belakang Keluarga

1. Apakah pendidikan tertinggi ayah

Anda?

1. ≤ SLTP

2. SLTA

3. Akademi/Perguruan Tinggi

2. Apakah pendidikan tertinggi ibu

Anda?

1. ≤ SLTP

2. SLTA

3. Akademi/Perguruan Tinggi

3. Apakah ayah Anda bekerja?

1. Ya (lanjut ke perincian 4)

2. Tidak

4. Apakah pekerjaan utama ayah

Anda?

1. PNS

2. Pegawai Swasta

3. Wiraswasta

4. Pensiunan

5. Lainnya......................... (sebutkan)

Page 76: MENZY GANOFA

77

5. Apakah ibu Anda bekerja?

1. Ya (lanjut ke perincian 6)

2. Tidak

6. Apakah pekerjaan utama ibu Anda? 1. PNS

2. Pegawai Swasta

3. Wiraswasta

4. Pensiunan

5. Lainnya...........................(sebutkan)

7. Berapa rata-rata pendapatan orang

tua Anda per bulan?

1. < Rp. 1.000.000,-

2. Rp. 1.000.000,- s/d Rp. 2.000.000,-

3. Rp. 2.000.001,- s/d Rp. 3.000.000,-

4. Rp. 3.000.001,- s/d Rp. 4.000.000,-

5. Rp. 4.000.001,- s/d Rp. 5.000.000,-

6. Rp. 5.000.001,- s/d Rp. 6.000.000,-

7. > Rp. 6.000.000,-

8. Apakah orang tua Anda masih

memiliki tanggungan selain Anda?

1. Ya (lanjut ke perincian 9)

2. Tidak (stop)

9. Berapa jumlah anak yang masih

menjadi tanggungan orang tua

selain Anda?

1. Satu

2. Dua

3. Tiga

4. Lebih dari tiga

Page 77: MENZY GANOFA

78

Lampiran 3 Hasil tabulasi 1. Nama pekerjaan orang tua mahasiswa STIS (ayah) menurut daerah asal

Nama pekerjaan ayah * Daerah asal Crosstabulation

% within Daerah asal

49,0% 56,6% 52,2%12,4% 14,5% 13,3%22,8% 18,5% 21,0%

7,9% 8,1% 8,0%7,9% 2,3% 5,6%

100,0% 100,0% 100,0%

PNSPegawai swastaWiraswastaPensiunanLainnya

Namapekerjaanayah

Total

Jawa Luar JawaDaerah asal

Total

2. Nama pekerjaan orang tua mahasiswa STIS (ibu) menurut daerah asal

Nama pekerjaan Ibu * Daerah asal Crosstabulation

% within Daerah asal

60,0% 75,0% 66,8%3,9% 9,4% 6,4%

29,7% 13,3% 22,3%1,3% ,7%5,2% 2,3% 3,9%

100,0% 100,0% 100,0%

PNSPegawai swastaWiraswastaPensiunanLainnya

NamapekerjaanIbu

Total

Jawa Luar JawaDaerah asal

Total

Page 78: MENZY GANOFA

79

3. Pemanfaatan uang ID mahasiswa STIS tahun 2005

25

47

16371080261142221122

13111

1

364

192

243

43

6

2111

1

32

2

3

2

Bayar kosMembeli perlengkapankuliahKombinasi 1 dan 2Membeli pulsaKombinasi 1 dan 4Kombinasi 2 dan 4Kombinasi 1, 2 dan 4Biaya kursusKombinasi 2 dan 8Kombinasi 4 dan 8Kombinasi 1, 4 dan 8Kombinasi 2, 4 dan 8Kombinasi 1, 2, 4, dan 8Biaya pengobatanKombinasi 1 dan 16Kombinasi 2 dan 16kombinasi 1, 2 dan 16Kombinasi 2, 4, dan 16Kombinasi 1, 2, 4 dan 16Kombinasi 8 dan 16Kombinasi 1, 4, 8 dan 16Kombinasi 1, 2, 4, 8 dan16LainnyaKombinasi 1 dan 32Kombinasi 2 dan 32Kombinasi 1, 2 dan 32Kombinasi 4 dan 32Kombinasi 1, 4 dan 32Kombinasi 2, 4 dan 32Kombinasi 1, 2, 3, 4 dan32Kombinasi 8 dan 32Kombinasi 2, 8, dan 32Kombinasi 4, 8 dan32Kombinasi 2, 4, 8 dan 32Kombinasi 1, 2, 4, 8 dan32Kombinasi 2, 15 dan 32Kombinasi 4, 16 dan 32Kombinasi 1, 4, 16 dan32Kombinasi 1, 2, 4, 16dan 32Kombinasi 1, 2, 4, 8, 16dan 32

Pemanfaatanuang ID

Count

Page 79: MENZY GANOFA

80

4. Jumlah dan persentase mahasiswa STIS tahun 2005 menurut tingkat dan jenis kelamin

Tingkat * Jenis Kelamin Crosstabulation

54 91 14537.2% 62.8% 100.0%32.3% 32.7% 32.6%

58 75 13343.6% 56.4% 100.0%34.7% 27.0% 29.9%

27 71 9827.6% 72.4% 100.0%16.2% 25.5% 22.0%

28 41 6940.6% 59.4% 100.0%16.8% 14.7% 15.5%

167 278 44537.5% 62.5% 100.0%

100.0% 100.0% 100.0%

Count% within Tingkat% within Jenis KelaminCount% within Tingkat% within Jenis KelaminCount% within Tingkat% within Jenis KelaminCount% within Tingkat% within Jenis KelaminCount% within Tingkat% within Jenis Kelamin

Tingkat I

Tingkat II

Tingkat III

Tingkat IV

Tingkat

Total

Laki-laki PerempuanJenis Kelamin

Total

5. Jumlah mahasiswa STIS menurut jenis kelamin dan tingkat kemandirian

tahun 2005

Status Kemandirian Total

Tidak Mandiri Mandiri Jenis Kelamin

Laki-laki 134 33 167 Perempuan 232 46 278 Total 366 79 445

Page 80: MENZY GANOFA

81

6. Jumlah dan persentase pendapatan orang tua mahasiswa STIS tahun 2005 yang berasal dari Jawa

Pendapatan orang tua * Daerah asal Crosstabulation

3 3

100.0% 100.0%

1.2% .7%56 16 72

77.8% 22.2% 100.0%

21.7% 8.6% 16.2%118 74 192

61.5% 38.5% 100.0%

45.7% 39.6% 43.1%50 59 109

45.9% 54.1% 100.0%

19.4% 31.6% 24.5%17 26 43

39.5% 60.5% 100.0%

6.6% 13.9% 9.7%14 12 26

53.8% 46.2% 100.0%

5.4% 6.4% 5.8%258 187 445

58.0% 42.0% 100.0%

100.0% 100.0% 100.0%

Count% within Pendapatanorang tua% within Daerah asalCount% within Pendapatanorang tua% within Daerah asalCount% within Pendapatanorang tua% within Daerah asalCount% within Pendapatanorang tua% within Daerah asalCount% within Pendapatanorang tua% within Daerah asalCount% within Pendapatanorang tua% within Daerah asalCount% within Pendapatanorang tua% within Daerah asal

Tidak punya pendapatan

< 1 juta

1 juta s/d 2 juta

2.000.001 s/d 3 juta

3.000.001 s/d 4 juta

> 4 juta

Pendapatanorang tua

Total

Jawa Luar JawaDaerah asal

Total

7. Jumlah dan persentase mahasiswa STIS tahun 2005 menurut status

kemandirian dan daerah asal Status Kemandirian * Daerah asal Crosstabulation

203 163 366

55.5% 44.5% 100.0%

78.7% 87.2% 82.2%55 24 79

69.6% 30.4% 100.0%

21.3% 12.8% 17.8%258 187 445

58.0% 42.0% 100.0%

100.0% 100.0% 100.0%

Count% within StatusKemandirian% within Daerah asalCount% within StatusKemandirian% within Daerah asalCount% within StatusKemandirian% within Daerah asal

Tidak Mandiri

Mandiri

Status Kemandirian

Total

Jawa Luar JawaDaerah asal

Total

Page 81: MENZY GANOFA

82

8. Jumlah dan persentase mahasiswa STIS tahun 2005 menurut status kemandirian dan besar subsidi dari keluarga

Status Kemandirian * Besar subsidi keluarga Crosstabulation

51 69 103 71 72 366

13.9% 18.9% 28.1% 19.4% 19.7% 100.0%

70.8% 83.1% 86.6% 89.9% 92.3% 82.2%

14 21 14 16 8 6 79

17.7% 26.6% 17.7% 20.3% 10.1% 7.6% 100.0%

100.0% 29.2% 16.9% 13.4% 10.1% 7.7% 17.8%

14 72 83 119 79 78 445

3.1% 16.2% 18.7% 26.7% 17.8% 17.5% 100.0%

100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

Count% within StatusKemandirian% within Besarsubsidi keluargCount% within StatusKemandirian% within Besarsubsidi keluargCount% within StatusKemandirian% within Besarsubsidi keluarg

Tidak Mand

Mandiri

Status Kemandir

Total

Tidak dapatsubsidi <= 300 ribu

301 s/d400 ribu

401 ribu s/d500 ribu

501 ribu s/d600 ribu > 600 ribu

Besar subsidi keluarga

Total

9. Jumlah dan persentase subsidi yang diterima mahasiswa STIS menurut

daerah asal Besar subsidi keluarga * Daerah asal Crosstabulation

9 5 14

64.3% 35.7% 100.0%

3.5% 2.7% 3.1%58 14 72

80.6% 19.4% 100.0%

22.5% 7.5% 16.2%50 33 83

60.2% 39.8% 100.0%

19.4% 17.6% 18.7%79 40 119

66.4% 33.6% 100.0%

30.6% 21.4% 26.7%38 41 79

48.1% 51.9% 100.0%

14.7% 21.9% 17.8%24 54 78

30.8% 69.2% 100.0%

9.3% 28.9% 17.5%258 187 445

58.0% 42.0% 100.0%

100.0% 100.0% 100.0%

Count% within Besarsubsidi keluarga% within Daerah asalCount% within Besarsubsidi keluarga% within Daerah asalCount% within Besarsubsidi keluarga% within Daerah asalCount% within Besarsubsidi keluarga% within Daerah asalCount% within Besarsubsidi keluarga% within Daerah asalCount% within Besarsubsidi keluarga% within Daerah asalCount% within Besarsubsidi keluarga% within Daerah asal

Tidak dapat subsidi

<= 300 ribu

301 s/d 400 ribu

401 ribu s/d 500 ribu

501 ribu s/d 600 ribu

> 600 ribu

Besarsubsidikeluarga

Total

Jawa Luar JawaDaerah asal

Total

Page 82: MENZY GANOFA

83

10. Jumlah dan persentase mahasiswa STIS tahun 2005 menurut status kemandirian dan tingkat

Status Kemandirian * Tingkat C t b l ti

140 106 66 54 366

38.3%

29.0%

18.0%

14.8%

100.0%

96.6%

79.7%

67.3%

78.3%

82.2%5 27 32 15 79

6.3% 34.2%

40.5%

19.0%

100.0%

3.4% 20.3%

32.7%

21.7%

17.8%145 133 98 69 445

32.6%

29.9%

22.0%

15.5%

100.0%

100.0%

100.0%

100.0%

100.0%

100.0%

Count% within SKemandiri% within Ti k tCount% within St tKemandiri% within Ti kCount% within St tKemandiri% within Ti k t

Tidak M di i

Mandiri

Status K di i

Total

Tingkat I

Tingkat II

Tingkat III

Tingkat IV

Tingkat Tota

l

11. Jumlah dan persentase mahasiswa STIS tingkat I tahun 2005 menurut cara

menutupi kekurangan kebutuhan hidup di Jakarta selain dari uang ikatan dinas

Tingkat * Cara mengatasi kekurangan uang Crosstabulation

130 4 1 1 13695.6% 2.9% .7% .7% 100.0%

37.1% 6.3% 100.0% 50.0% 31.6%

6 103 21 1304.6% 79.2% 16.2% 100.0%

42.9% 29.4% 33.3% 30.2%

5 65 26 1 975.2% 67.0% 26.8% 1.0% 100.0%

35.7% 18.6% 41.3% 50.0% 22.6%

3 52 12 674.5% 77.6% 17.9% 100.0%

21.4% 14.9% 19.0% 15.6%

14 350 63 1 2 4303.3% 81.4% 14.7% .2% .5% 100.0%

100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

Count% within Tingkat% within Cara mengatakekurangan uangCount% within Tingkat% within Cara mengatakekurangan uangCount% within Tingkat% within Cara mengatakekurangan uangCount% within Tingkat% within Cara mengatakekurangan uangCount% within Tingkat% within Cara mengatakekurangan uang

Tingkat I

Tingkat II

Tingkat III

Tingkat IV

Tingkat

Total

BekerjaSubsidi dari

keluargaKombinasi 1

dan 2Kombinasi 2

dan 4Kombinasi1, 2, dan 4

Cara mengatasi kekurangan uang

Total

Page 83: MENZY GANOFA

84

12. Jumlah dan persentase mahasiswa STIS tahun 2005 menurut status kemandirian dan besar pengeluaran

Status Kemandirian * Besar pengeluaran Crosstabulation

21 80 113 86 66 366

5.7% 21.9% 30.9% 23.5% 18.0% 100.0%

87.5% 83.3% 81.3% 86.0% 76.7% 82.2%

3 16 26 14 20 79

3.8% 20.3% 32.9% 17.7% 25.3% 100.0%

12.5% 16.7% 18.7% 14.0% 23.3% 17.8%

24 96 139 100 86 445

5.4% 21.6% 31.2% 22.5% 19.3% 100.0%

100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

Count% within StatusKemandirian% within BesarpengeluaranCount% within StatusKemandirian% within BesarpengeluaranCount% within StatusKemandirian% within Besarpengeluaran

Tidak Mandir

Mandiri

Status Kemandiria

Total

<= 300 ribu301 ribu s/d

400 ribu401 ribu s/d

500 ribu501 ribu s/d

600 ribu > 600 ribu

Besar pengeluaran

Total

13. Persentase mahasiswa STIS tahun 2005 menurut besar subsidi dari keluarga

dan besar pengeluaran

Besar subsidi keluarga * Besar pengeluaran Crosstabulation

% of Total

,2% ,9% 1,6% ,2% ,2% 3,1%4,0% 7,4% 4,0% ,4% ,2% 16,2%

,4% 8,8% 6,3% 2,5% ,7% 18,7%,7% 3,1% 14,2% 6,7% 2,0% 26,7%

,7% 4,3% 10,1% 2,7% 17,8%,7% ,9% 2,5% 13,5% 17,5%

5,4% 21,6% 31,2% 22,5% 19,3% 100,0%

Tidak dapat subsidi<= 300 ribu301 s/d 400 ribu401 ribu s/d 500 rib501 ribu s/d 600 rib> 600 ribu

Besarsubsidikeluarga

Total

<= 300 ribu301 ribu s/d

400 ribu401 ribu s/d

500 ribu501 ribu s/d

600 ribu > 600 ribu

Besar pengeluaran

Total

14. Jumlah mahasiswa STIS menurut perasaan cukup terhadap uang ID dan

Tingkat tahun 2005.

Perasaan merasa cukup * Tingkat Crosstabulation

Count

2 1 1 0 4134 130 96 67 427136 131 97 67 431

Sudah cukupBelum cukup

Perasaan merasacukup

Total

Tingkat I Tingkat II Tingkat III Tingkat IVTingkat

Total

Page 84: MENZY GANOFA

85

15. Jumlah mahasiswa STIS 2005 menurut pemanfaatan uang ID

Memanfaakan uang ID

431 96.9 96.9 96.9

14 3.1 3.1 100.0

445 100.0 100.0

Memanfaatkan uang IDTidak Memanfaatkanuang IDTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

16. Jumlah mahasiswa STIS menurut perasaan cukup terhadap uang ID dan

Tingkat tahun 2005

Perasaan merasa cukup * Tingkat Crosstabulation

Count

11 3 2 2 18134 130 96 67 427145 133 98 69 445

Sudah cukupBelum cukup

Perasaan merasacukup

Total

Tingkat I Tingkat II Tingkat III Tingkat IVTingkat

Total

17. Jumlah dan persentase mahasiswa STIS tahun 2005 berdasarkan status

tempat tinggal di Jakarta

Status tinggal di Jakarta

45 10,1 10,1 10,1

400 89,9 89,9 100,0

445 100,0 100,0

Tinggal sama keluargaTidak tinggal samakeluargaTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

18. Jumlah mahasiswa STIS 2005 menurut cara mengatasi kekurangan

Cara mengatasi kekurangan uang

14 3,3 3,3 3,3348 81,5 81,5 84,863 14,8 14,8 99,52 ,5 ,5 100,0

427 100,0 100,0

BekerjaSubsidi dari keluargaKombinasi 1 dan 2Kombinasi 1, 2, dan 4Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 85: MENZY GANOFA

86

Lampiran 4. Hasil olahan regresi logistik Logistic Regression

Case Processing Summary

445 100,00 ,0

445 100,00 ,0

445 100,0

Unweighted Cases a

Included in AnalysisMissing CasesTotal

Selected Cases

Unselected CasesTotal

N Percent

If weight is in effect, see classification table for the totalnumber of cases.

a.

Dependent Variable Encoding

01

Original ValueTidak MandiriMandiri

Internal Value

Categorical Variables Codings

14 1,000 ,000 ,000 ,000 ,00072 ,000 1,000 ,000 ,000 ,00083 ,000 ,000 1,000 ,000 ,000

119 ,000 ,000 ,000 1,000 ,00079 ,000 ,000 ,000 ,000 1,00078 ,000 ,000 ,000 ,000 ,00024 ,000 ,000 ,000 ,00096 1,000 ,000 ,000 ,000

139 ,000 1,000 ,000 ,000100 ,000 ,000 1,000 ,000

86 ,000 ,000 ,000 1,000145 1,000 ,000 ,000133 ,000 1,000 ,000

98 ,000 ,000 1,00069 ,000 ,000 ,000

125 1,000 ,000164 ,000 1,000156 ,000 ,000

69 1,000 ,000168 ,000 1,000208 ,000 ,000258 1,000187 ,000414 1,000

31 ,000167 1,000278 ,000

Tidak dapat subsidi<= 300 ribu301 s/d 400 ribu401 ribu s/d 500 ribu501 ribu s/d 600 ribu> 600 ribu

Besar subsidikeluarga

<= 300 ribu301 ribu s/d 400 ribu401 ribu s/d 500 ribu501 ribu s/d 600 ribu> 600 ribu

Besarpengeluaran

Tingkat ITingkat IITingkat IIITingkat IV

Tingkat

<=SLTPSLTASarjana

Pendidikan ibu

<=SLTPSLTASarjana

Pendidikan ayah

JawaLuar Jawa

Daerah asal

BekerjaTidak bekerja

Status pekerjaanayah

Laki-lakiPerempuan

Jenis Kelamin

Frequency (1) (2) (3) (4) (5)Parameter coding

Page 86: MENZY GANOFA

87

Block 0: Beginning Block

Classification Tablea,b

366 0 100,079 0 ,0

82,2

ObservedTidak MandiriMandiri

Status Kemandirian

Overall Percentage

Step 0Tidak Mandiri Mandiri

Status Kemandirian PercentageCorrect

Predicted

Constant is included in the model.a.

The cut value is ,500b.

Variables in the Equation

-1,533 ,124 152,735 1 ,000 ,216ConstantStep 0B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Page 87: MENZY GANOFA

88

Variables not in the Equation

,738 1 ,39036,564 3 ,00030,142 1 ,000

,843 1 ,35819,110 1 ,0005,344 1 ,021

81,395 5 ,00066,968 1 ,0007,664 1 ,006,055 1 ,815

2,064 1 ,1513,826 1 ,0503,366 4 ,499,099 1 ,753,126 1 ,723

1,244 1 ,2652,211 1 ,1379,621 2 ,0088,995 1 ,0033,050 1 ,0814,752 2 ,0934,646 1 ,0311,730 1 ,188

10,023 1 ,002,075 1 ,784

6,232 1 ,0133,763 1 ,0521,169 1 ,280

147,572 23 ,000

JK(1)TINGKATTINGKAT(1)TINGKAT(2)TINGKAT(3)DA_AS(1)SUBSIDISUBSIDI(1)SUBSIDI(2)SUBSIDI(3)SUBSIDI(4)SUBSIDI(5)PENGELUAPENGELUA(1)PENGELUA(2)PENGELUA(3)PENGELUA(4)DIDIK1DIDIK1(1)DIDIK1(2)DIDIK2DIDIK2(1)DIDIK2(2)STATUS1(1)STATUS2PENDAPATTANGGUNGJUMLAH

Variables

Overall Statistics

Step0

Score df Sig.

Block 1: Method = Backward Stepwise

Page 88: MENZY GANOFA

89

Omnibus Tests of Model Coefficients

152,351 23 ,000152,351 23 ,000152,351 23 ,000

-,163 2 ,922152,187 21 ,000152,187 22 ,000

-,053 1 ,818152,134 20 ,000152,134 20 ,000

-,235 1 ,628151,899 19 ,000151,899 19 ,000

-,329 1 ,566151,570 18 ,000151,570 18 ,000

-1,612 2 ,447149,958 16 ,000149,958 17 ,000

-,774 1 ,379149,184 15 ,000149,184 15 ,000

-1,424 1 ,233147,760 14 ,000147,760 14 ,000

-2,426 1 ,119145,334 13 ,000145,334 13 ,000

StepBlockModelStepBlockModelStepBlockModelStepBlockModelStepBlockModelStepBlockModelStepBlockModelStepBlockModelStepBlockModel

Step 1

Step 2a

Step 3a

Step 4a

Step 5a

Step 6a

Step 7a

Step 8a

Step 9a

Chi-square df Sig.

A negative Chi-squares value indicates that theChi-squares value has decreased from theprevious step.

a.

Model Summary

263,835 ,290 ,477263,998 ,290 ,477264,052 ,290 ,477264,287 ,289 ,476264,616 ,289 ,475266,228 ,286 ,471267,001 ,285 ,469268,426 ,283 ,465270,852 ,279 ,459

Step123456789

-2 Loglikelihood

Cox & SnellR Square

NagelkerkeR Square

Page 89: MENZY GANOFA

90

Hosmer and Lemeshow Test

10,193 8 ,2529,370 8 ,3128,290 8 ,4068,479 8 ,3888,385 8 ,3976,246 8 ,6207,972 8 ,4366,178 8 ,6276,462 8 ,596

Step123456789

Chi-square df Sig.

Classification Table a

355 11 97,044 35 44,3

87,6355 11 97,0

43 36 45,687,9

355 11 97,043 36 45,6

87,9355 11 97,0

43 36 45,687,9

355 11 97,043 36 45,6

87,9354 12 96,7

44 35 44,387,4

353 13 96,444 35 44,3

87,2352 14 96,2

48 31 39,286,1

354 12 96,747 32 40,5

86,7

ObservedTidak MandiriMandiri

Status Kemandirian

Overall PercentageTidak MandiriMandiri

Status Kemandirian

Overall PercentageTidak MandiriMandiri

Status Kemandirian

Overall PercentageTidak MandiriMandiri

Status Kemandirian

Overall PercentageTidak MandiriMandiri

Status Kemandirian

Overall PercentageTidak MandiriMandiri

Status Kemandirian

Overall PercentageTidak MandiriMandiri

Status Kemandirian

Overall PercentageTidak MandiriMandiri

Status Kemandirian

Overall PercentageTidak MandiriMandiri

Status Kemandirian

Overall Percentage

Step 1

Step 2

Step 3

Step 4

Step 5

Step 6

Step 7

Step 8

Step 9

Tidak Mandiri MandiriStatus Kemandirian Percentage

Correct

Predicted

The cut value is ,500a.

Page 90: MENZY GANOFA

91

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

PENGELUA 30,637 4 ,000

PENGELUA(1) 1,029 ,866 1,411 1 ,235 2,798

PENGELUA(2) 1,747 ,877 3,973 1 ,046 5,739

PENGELUA(3) 2,552 ,967 6,958 1 ,008 12,834

PENGELUA(4) 4,959 1,063 21,748 1 ,000 142,448

SUBSIDI 33,116 5 ,000

SUBSIDI(1) 26,899 9765,566 ,000 1 ,998 480863214277,703

SUBSIDI(2) 5,061 ,896 31,930 1 ,000 157,729

SUBSIDI(3) 3,856 ,841 21,045 1 ,000 47,291

SUBSIDI(4) 2,911 ,743 15,335 1 ,000 18,376

SUBSIDI(5) 1,983 ,715 7,697 1 ,006 7,261

DA_AS(1) ,754 ,400 3,545 1 ,060 2,124

JK(1) -,233 ,367 ,403 1 ,525 ,792

JUMLAH -,113 ,213 ,280 1 ,597 ,893

PENDAPAT -,058 ,214 ,073 1 ,787 ,944

DIDIK1 1,331 2 ,514

DIDIK1(1) ,514 ,617 ,694 1 ,405 1,672

DIDIK1(2) -,144 ,377 ,145 1 ,703 ,866

DIDIK2 ,201 2 ,905

DIDIK2(1) -,173 ,551 ,099 1 ,754 ,841

DIDIK2(2) -,193 ,443 ,189 1 ,664 ,825

STATUS1(1) -,438 ,590 ,553 1 ,457 ,645

STATUS2 -,265 ,397 ,447 1 ,504 ,767

TANGGUNG ,295 ,596 ,246 1 ,620 1,344

TINGKAT 19,222 3 ,000

TINGKAT(1) -1,604 ,613 6,840 1 ,009 ,201

TINGKAT(2) -,118 ,483 ,059 1 ,808 ,889

TINGKAT(3) ,787 ,481 2,683 1 ,101 2,198

Step 1(a)

Constant -6,638 1,907 12,122 1 ,000 ,001

PENGELUA 31,361 4 ,000

PENGELUA(1) 1,025 ,866 1,399 1 ,237 2,786

PENGELUA(2) 1,738 ,877 3,930 1 ,047 5,687

PENGELUA(3) 2,545 ,967 6,918 1 ,009 12,740

PENGELUA(4) 4,981 1,062 21,992 1 ,000 145,591

Step 2(a)

SUBSIDI 33,119 5 ,000

Page 91: MENZY GANOFA

92

SUBSIDI(1) 26,894 9771,145 ,000 1 ,998 478646402923,990

SUBSIDI(2) 5,073 ,896 32,079 1 ,000 159,618

SUBSIDI(3) 3,855 ,840 21,062 1 ,000 47,231

SUBSIDI(4) 2,926 ,743 15,528 1 ,000 18,658

SUBSIDI(5) 2,017 ,710 8,073 1 ,004 7,512

DA_AS(1) ,748 ,397 3,552 1 ,059 2,113

JK(1) -,225 ,366 ,378 1 ,539 ,798

JUMLAH -,117 ,213 ,305 1 ,581 ,889

PENDAPAT -,047 ,212 ,048 1 ,826 ,954

DIDIK1 1,608 2 ,447

DIDIK1(1) ,471 ,520 ,822 1 ,365 1,602

DIDIK1(2) -,166 ,371 ,200 1 ,655 ,847

STATUS1(1) -,441 ,590 ,560 1 ,454 ,643

STATUS2 -,332 ,366 ,821 1 ,365 ,718

TANGGUNG ,283 ,594 ,227 1 ,634 1,327

TINGKAT 19,460 3 ,000

TINGKAT(1) -1,604 ,610 6,910 1 ,009 ,201

TINGKAT(2) -,110 ,482 ,053 1 ,819 ,895

TINGKAT(3) ,798 ,479 2,777 1 ,096 2,222

Constant -6,670 1,902 12,299 1 ,000 ,001

PENGELUA 31,373 4 ,000

PENGELUA(1) 1,039 ,864 1,444 1 ,229 2,825

PENGELUA(2) 1,742 ,877 3,944 1 ,047 5,710

PENGELUA(3) 2,542 ,968 6,891 1 ,009 12,703

PENGELUA(4) 4,974 1,062 21,919 1 ,000 144,593

SUBSIDI 36,711 5 ,000

SUBSIDI(1) 26,940 9778,443 ,000 1 ,998 501182277544,926

SUBSIDI(2) 5,129 ,862 35,381 1 ,000 168,794

SUBSIDI(3) 3,893 ,824 22,296 1 ,000 49,056

SUBSIDI(4) 2,959 ,729 16,459 1 ,000 19,282

SUBSIDI(5) 2,034 ,706 8,292 1 ,004 7,641

DA_AS(1) ,737 ,393 3,516 1 ,061 2,090

JK(1) -,225 ,366 ,379 1 ,538 ,798

JUMLAH -,127 ,208 ,372 1 ,542 ,881

DIDIK1 1,815 2 ,403

DIDIK1(1) ,511 ,487 1,101 1 ,294 1,667

DIDIK1(2) -,149 ,363 ,168 1 ,682 ,862

Step 3(a)

STATUS1(1) -,472 ,573 ,678 1 ,410 ,624

Page 92: MENZY GANOFA

93

STATUS2 -,309 ,351 ,776 1 ,378 ,734

TANGGUNG ,279 ,594 ,220 1 ,639 1,321

TINGKAT 19,427 3 ,000

TINGKAT(1) -1,601 ,610 6,893 1 ,009 ,202

TINGKAT(2) -,109 ,481 ,051 1 ,821 ,897

TINGKAT(3) ,795 ,479 2,757 1 ,097 2,214

Constant -6,804 1,804 14,227 1 ,000 ,001

PENGELUA 31,615 4 ,000

PENGELUA(1) 1,023 ,864 1,402 1 ,236 2,781

PENGELUA(2) 1,730 ,876 3,903 1 ,048 5,642

PENGELUA(3) 2,545 ,968 6,916 1 ,009 12,739

PENGELUA(4) 4,968 1,060 21,962 1 ,000 143,798

SUBSIDI 37,412 5 ,000

SUBSIDI(1) 26,952 9744,835 ,000 1 ,998 506936066598,779

SUBSIDI(2) 5,154 ,860 35,952 1 ,000 173,148

SUBSIDI(3) 3,898 ,823 22,435 1 ,000 49,323

SUBSIDI(4) 2,976 ,729 16,662 1 ,000 19,614

SUBSIDI(5) 2,031 ,708 8,235 1 ,004 7,620

DA_AS(1) ,713 ,389 3,368 1 ,066 2,041

JK(1) -,200 ,362 ,305 1 ,581 ,819

JUMLAH -,197 ,146 1,823 1 ,177 ,821

DIDIK1 1,804 2 ,406

DIDIK1(1) ,510 ,486 1,100 1 ,294 1,665

DIDIK1(2) -,147 ,363 ,165 1 ,685 ,863

STATUS1(1) -,542 ,553 ,963 1 ,327 ,582

STATUS2 -,293 ,350 ,703 1 ,402 ,746

TINGKAT 19,705 3 ,000

TINGKAT(1) -1,625 ,608 7,147 1 ,008 ,197

TINGKAT(2) -,116 ,480 ,058 1 ,810 ,891

TINGKAT(3) ,789 ,478 2,719 1 ,099 2,201

Step 4(a)

Constant -6,301 1,440 19,141 1 ,000 ,002

PENGELUA 31,508 4 ,000

PENGELUA(1) 1,038 ,861 1,455 1 ,228 2,824

PENGELUA(2) 1,757 ,873 4,049 1 ,044 5,796

PENGELUA(3) 2,551 ,966 6,974 1 ,008 12,825

PENGELUA(4) 4,954 1,058 21,927 1 ,000 141,687

SUBSIDI 37,495 5 ,000

Step 5(a)

SUBSIDI(1) 26,836 9753,516 ,000 1 ,998 451733229395,509

Page 93: MENZY GANOFA

94

SUBSIDI(2) 5,077 ,846 36,019 1 ,000 160,298

SUBSIDI(3) 3,794 ,798 22,627 1 ,000 44,431

SUBSIDI(4) 2,908 ,717 16,454 1 ,000 18,315

SUBSIDI(5) 1,999 ,705 8,033 1 ,005 7,378

DA_AS(1) ,747 ,384 3,790 1 ,052 2,110

JUMLAH -,197 ,146 1,824 1 ,177 ,821

DIDIK1 1,596 2 ,450

DIDIK1(1) ,467 ,481 ,945 1 ,331 1,596

DIDIK1(2) -,141 ,362 ,153 1 ,696 ,868

STATUS1(1) -,557 ,553 1,016 1 ,313 ,573

STATUS2 -,290 ,350 ,690 1 ,406 ,748

TINGKAT 20,321 3 ,000

TINGKAT(1) -1,616 ,607 7,097 1 ,008 ,199

TINGKAT(2) -,131 ,478 ,075 1 ,784 ,877

TINGKAT(3) ,817 ,476 2,947 1 ,086 2,263

Constant -6,332 1,440 19,323 1 ,000 ,002

PENGELUA 32,086 4 ,000

PENGELUA(1) ,935 ,853 1,202 1 ,273 2,548

PENGELUA(2) 1,659 ,865 3,674 1 ,055 5,252

PENGELUA(3) 2,410 ,950 6,434 1 ,011 11,136

PENGELUA(4) 4,843 1,039 21,731 1 ,000 126,857

SUBSIDI 38,418 5 ,000

SUBSIDI(1) 27,007 9759,019 ,000 1 ,998 535889691288,238

SUBSIDI(2) 5,106 ,842 36,743 1 ,000 165,083

SUBSIDI(3) 3,861 ,794 23,633 1 ,000 47,532

SUBSIDI(4) 2,928 ,713 16,860 1 ,000 18,699

SUBSIDI(5) 1,990 ,704 7,997 1 ,005 7,313

DA_AS(1) ,812 ,379 4,587 1 ,032 2,253

JUMLAH -,207 ,146 2,008 1 ,156 ,813

STATUS1(1) -,651 ,538 1,464 1 ,226 ,522

STATUS2 -,264 ,348 ,579 1 ,447 ,768

TINGKAT 20,212 3 ,000

TINGKAT(1) -1,690 ,601 7,917 1 ,005 ,184

TINGKAT(2) -,222 ,469 ,225 1 ,636 ,801

TINGKAT(3) ,716 ,459 2,431 1 ,119 2,047

Step 6(a)

Constant -6,127 1,371 19,967 1 ,000 ,002

PENGELUA 32,379 4 ,000 Step 7(a) PENGELUA(1) ,983 ,854 1,324 1 ,250 2,673

Page 94: MENZY GANOFA

95

PENGELUA(2) 1,716 ,867 3,915 1 ,048 5,561

PENGELUA(3) 2,500 ,947 6,967 1 ,008 12,187

PENGELUA(4) 4,895 1,041 22,119 1 ,000 133,597

SUBSIDI 38,258 5 ,000

SUBSIDI(1) 26,842 9811,260 ,000 1 ,998 454479254334,469

SUBSIDI(2) 5,039 ,834 36,514 1 ,000 154,347

SUBSIDI(3) 3,780 ,782 23,371 1 ,000 43,835

SUBSIDI(4) 2,868 ,707 16,445 1 ,000 17,608

SUBSIDI(5) 1,927 ,697 7,653 1 ,006 6,871

DA_AS(1) ,815 ,379 4,624 1 ,032 2,259

JUMLAH -,188 ,143 1,744 1 ,187 ,828

STATUS1(1) -,667 ,533 1,563 1 ,211 ,513

TINGKAT 20,450 3 ,000

TINGKAT(1) -1,690 ,601 7,894 1 ,005 ,185

TINGKAT(2) -,207 ,467 ,197 1 ,657 ,813

TINGKAT(3) ,733 ,459 2,550 1 ,110 2,081

Constant -6,511 1,283 25,765 1 ,000 ,001

PENGELUA 32,457 4 ,000

PENGELUA(1) ,963 ,847 1,292 1 ,256 2,621

PENGELUA(2) 1,732 ,861 4,047 1 ,044 5,654

PENGELUA(3) 2,535 ,943 7,233 1 ,007 12,615

PENGELUA(4) 4,894 1,036 22,308 1 ,000 133,526

SUBSIDI 39,560 5 ,000

SUBSIDI(1) 26,938 9939,502 ,000 1 ,998 499912204774,028

SUBSIDI(2) 5,107 ,834 37,522 1 ,000 165,186

SUBSIDI(3) 3,895 ,776 25,163 1 ,000 49,132

SUBSIDI(4) 2,871 ,706 16,521 1 ,000 17,660

SUBSIDI(5) 1,958 ,694 7,961 1 ,005 7,082

DA_AS(1) ,778 ,377 4,269 1 ,039 2,177

JUMLAH -,217 ,141 2,368 1 ,124 ,805

TINGKAT 21,008 3 ,000

TINGKAT(1) -1,724 ,600 8,252 1 ,004 ,178

TINGKAT(2) -,227 ,465 ,239 1 ,625 ,797

TINGKAT(3) ,729 ,458 2,539 1 ,111 2,074

Step 8(a)

Constant -7,086 1,201 34,822 1 ,000 ,001

PENGELUA 31,264 4 ,000

PENGELUA(1) ,919 ,843 1,189 1 ,276 2,507

Step 9(a)

PENGELUA(2) 1,757 ,856 4,213 1 ,040 5,794

Page 95: MENZY GANOFA

96

PENGELUA(3) 2,528 ,937 7,287 1 ,007 12,532

PENGELUA(4) 4,776 1,028 21,584 1 ,000 118,629

SUBSIDI 38,736 5 ,000

SUBSIDI(1) 26,720 10038,299 ,000 1 ,998 402013806401,048

SUBSIDI(2) 4,999 ,826 36,670 1 ,000 148,336

SUBSIDI(3) 3,820 ,773 24,399 1 ,000 45,592

SUBSIDI(4) 2,779 ,700 15,770 1 ,000 16,098

SUBSIDI(5) 1,916 ,691 7,679 1 ,006 6,791

DA_AS(1) ,844 ,372 5,145 1 ,023 2,326

TINGKAT 22,074 3 ,000

TINGKAT(1) -1,722 ,602 8,198 1 ,004 ,179

TINGKAT(2) -,284 ,464 ,374 1 ,541 ,753

TINGKAT(3) ,760 ,455 2,787 1 ,095 2,139

Constant -7,369 1,194 38,100 1 ,000 ,001

a Variable(s) entered on step 1: PENGELUA, SUBSIDI, DA_AS, JK, JUMLAH, PENDAPAT, DIDIK1, DIDIK2, STATUS1, STATUS2, TANGGUNG, TINGKAT.

Page 96: MENZY GANOFA

97

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 23 Maret 1983 dari pasangan Usdek Jaya Putra dan Armiyati dan merupakan anak pertama dari empat bersaudara.

Tahun 1989 penulis menyelesaikan Taman Kanak-kanak pada TK Citra

Soleh Jakarta yang dilaluinya selama 2 tahun. Lalu, penulis melanjutkan

pendidikannya di SD Mekarsari Bekasi. Setelah satu tahun berlalu, penulis pindah

dan menuntaskan pendidikan sekolah dasar pada tahun 1995 di SD Islam As-

Syafi’iyah 02 Bekasi. Selepas dari SD penulis menimba ilmu agama di Pesantren

Al-Musaddadiyah Garut. Namun, penulis hanya mampu bertahan disini selama

satu tahun. Sehingga pada tahun kedua penulis kembali ke Jakarta untuk

melanjutkan pendidikannya di SMPN 20 Jakarta.

Pada tahun 1998 penulis memasuki jenjang pendidikan sekolah menengah

atas di SMUN 62 Jakarta. Disini penulis mulai belajar berorganisasi. Hal ini

ditunjukkan dengan keikutsertaan penulis dalam organisasi ROHIS sehingga

terpilih menjadi Koordinator Seksi Pendidikan. Selain itu, penulis ikut

berpartisipasi dalam berbagai kompetisi di bidang MIPA. Prestasi yang pernah

ditorehkan antara lain:

1. Juara III kompetisi matematika se-Jakarta Timur

2. Juara harapan II kompetisi matematika se-DKI Jakarta

3. Semifinal olimpiade kimia yang diadakan di UI.

Setelah menamatkan SMU pada tahun 2001, penulis sempat mengikuti

perkuliahan pada jurusan Ilmu Komputer di perguruan tinggi negeri di Bogor

melalui jalur PMDK. Pada tahun yang sama, penulis juga diterima di Sekolah

Tinggi Ilmu Statistik (STIS) Jakarta. Dengan berbagai pertimbangan, penulis

memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya di STIS.

Hingga akhirnya, pada tahun keempat (tahun 2005) penulis berhasil

menyelesaikan Program D IV di STIS Jakarta.

Page 97: MENZY GANOFA

98