metode dakwah dalam al-qur`an surat ali- imran …
TRANSCRIPT
METODE DAKWAH DALAM AL-QUR`AN SURAT ALI-
IMRAN AYAT 104 AN-NAHL AYAT 125 THAHA AYAT
43-44 MENURUT PANDANGAN M QURAISH SHIHAB
DAN HAMKA
Skripsi ini Diajukan
Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (SSos)
Oleh
Istiqomah
NIM 15220008
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH
INSTITUT ILMU AL-QUR`AN (IIQ)
JAKARTA
1440 H 2019 M
iv
MOTTO
ldquoTanamkanlah Wujudmu Di Tanah Kerendahan
Sesuatu Yang Tumbuh Dengan Tanpa Ditanam Maka Hasilnya Tidak Akan
Sempurnardquo
(Ibnu `Athai`illah)
v
PERSEMBAHAN
Skripsi Ini Saya Persembahkan
Untuk Kedua Orang Terkasih Saya Ayah Dan Ibu
Untuk Keluarga Tercinta
Untuk Para Dosen
Saudara-Saudara Serta Sahabat Seperjuangan Penulis
Dan
Untuk Almamter Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta
Salam kasih Dari Istiqomah
vi
بسم الله الرحمن الرحيم
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan Alhamdulillah dan diiringi rasa syukur yang
teramat dalam penulis curahkan kehadirat Allah Swt yang telah
memberikan nikmat taufik serta hidayahnya kepada penulis sehingga
dengan kenikmatan dan rahmat dari Allah penulis bisa menyusun hingga
menyelesaikan penulisan skripsi ini untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial
(SSos) dan sebagai bentuk kewajiban penulis sebagai seorang mahasiswa
untuk bisa menyelesaikannya Salawat serta salam senantiasa disampaikan
kepada baginda Nabi Muhammad Saw sang teladan kehidupan penuntun
manusia dari abad kejahiliahan hingga abad yang penuh dengan ilmu dan
pengetahuan
Tulisan ini bisa selesai atas berkat motivasi dan dorongan dari semua
pihak baik secara moril maupun materil sehingga skripsi ini bisa
diselesaikan Oleh karena itu dengan segala ketulusan dan dari lubuk hati
terdalam perkenankan penulis menyampaikan rasa ungkapan terima kasih
kepada semua pihak yang turut membantu dalam menyelesaikan skripsi ini
Penulis mengucapkan terima kasih kepada
1 Rektor Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta ibu Prof Dr Hj
Huzaemah T Yanggo Lc MA
2 Wakil Rektor I Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta ibu
DrHjNadjematul Faizah SH MHum
3 Wakil Rektor II Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta Bapak HM
Dawud Arif Khan SEMSi Aka Cpa
4 Wakil Rektor III Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta ibuk Dr Hj
Romlah Widayati MAg
vii
5 Dekan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Institut Ilmu Al-Qur`an
(IIQ) Jakarta Bapak Dr H M Ulinnuha LcMA
6 Kepala Prodi Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) Institut Ilmu Al-
Qur`an (IIQ) Jakarta Bapak H M Haris Hakam SHMA
7 Bapak Isman Iskandar MSos selaku sekretaris Prodi KPI IIQ Jakarta
yang senantiasa memberikan dorongan dan motivasi dari awal
pertemuan perkuliahan bersama beliau hingga dalam menyusun
skripsi ini
8 Bapak MHizbullahSKomIMA selaku pembimbing yang telah
bersedia meluangkan waktu di tengah sibuknya kegiatan beliau
Senantiasa memberikan arahan dan bimbingan serta menjelaskan
kepada penulis dikala berkonsultasi serta sabar dalam mengarahkan
dan membimbing penulis
9 Seluruh Dosen Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Prodi KPI Institut
Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta yang telah memberikan ilmu dan
pengetahuannya kepada penulis selama mengikuti perkuliahan
10 Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Institut
Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta
11 Orang tua tercinta ayah dan Ibu Terima kasih atas segala jasa dan
doa yang tak hentinya diberikan kepada penulis juga ketulusan dan
senantiasa memberikan semangat sehingga bisa terselesaikan skripsi
ini juga kepada kakak dan adik yang selalu mendoakan dan
memberikan semangat
12 Sahabat tercinta KPI Perdana IIQ Jakarta yang senantiasa
memberikan semangat kala putus asa menghampiri terima kasih atas
kebersamaan dan semangat yang diberikan
13 Teman-teman seperjuangan IIQ Jakarta angkatan 2015
viii
14 Saudara-saudara kakak adik dan siapapun yang tidak saya sebutkan
namanya terima kasih karena selalu mensupport dan memberikan
dorongan serta doa untuk menyelesaikan skripsi ini
15 Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah
ikut terlibat dalam penulisan ini saya ucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya Karena tanpa kalian penulis juga tidak akan bisa
menyelesaikan skripsi ini
Buku ini merupakan hasil dari penulisan skripsi yang telah
dipertahankan dalam ujian munaqsyah di Program Strata-1 IIQ
Jakarta pada tanggal 5 Agustus 2019 dengan judul Metode Dakwah
Dalam Surat Ali-Imran ayat 104 An-Nahl ayat 125 dan Thaha ayat
43-44 Menurut Pandangan M Quraish Shihab dan Hamka
Akhir kata penulis hanya bisa berharap semoga Allah Swt
membalas semua kebaikan semua pihak yang telah membantu dengan
pembalasan terbaik dari Allah Swt Amin Penulis berharap semoga
skripsi ini bisa bermanfaat terkhusus buat penulis dan bagi pembaca
umumnya
Jakarta 29 Juli 2019
Penulis
Istiqomah
ix
PEDOMAN TRANSLITERASI
Transliterasi adalah penyalinan dengan penggantian huruf abjad yang
satu ke abjad yang lain Dalam penulisan skripsi IIQ Jakarta transliterasi
Arab-Latin mengacu pada berikut ini
1 Konsonan
th ط a أ
zh ظ b ب
bdquo ع t ت
gh غ ts ث
f ؼ j ج
q ؽ h ح
k ؾ kh خ
l ؿ d د
m ـ dz ذ
n ف r ر
w ك z ز
ā ق s س
ʼ ء sy ش
y ي sh ص
dh ض
2 Vokal
Vokal tunggal vokal panjang vokal rangkap
Fatḫah a آ acirc ي ai
Kasrah I ي icirc و au
Dhammah u و ucirc
x
3 Kata Sandang
a Kata sandang yang diikuti alif lam (ال) qamariyah
Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (ال) qamariyah
ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya Contoh
al-Madicircnah المدينة al-Baqarah البقرة
b Kaat sandang yang diikuti oleh alif-lam (ال) syamsiyah
Kata sandang yang diikuti oleh ali-lam (ال) syamsiyah
ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan
dan sesuai dengan bunyinya Contoh
as-Sayyidah السيدة ar-rajul الرجل
ad-Dacircrimicirc الدارمي asy-syams الشمس
c Syaddah (Tasydicircd)
Syaddah (Tasydicircd) dalam sistem aksara Arab digunakan lambang
( ) sedangkan untuk alih aksara ini dilambangkan dengan huruf
yaitu dengan cara menggandakan huruf yang bertanda tasydicircd
Aturan ini berlaku secara umum baik tasydicircd yang berada di
tengah kata di akhir kata ataupun yang terletak setelah kata
sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyah Contoh
Acircmannacirc billaacirchi امنا با لله
Acircmana as-Sufahacircˊu امن السفها ء
Inna al-ladzicircna اف الدين
wa ar-rukkaˊi كالركع
d Ta Marbucircthah (ة)
Ta Marbucircthah (ة) apabila berdiri sendiri waqaf atau diikuti oleh
kata sifat (naˊat) maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi
huruf ldquohrdquo contoh
xi
الفئدة al-Afˊidah
al-Jacircmiˊah al-Islacircmiyyyah الجامعةة السللامية
Sedangkan ta Marbucircthah (ة) yang diikuti atau disambung (di-
washal) dengan kata benda (ism) maka dialih aksarakan menjadi
hurif ldquotrdquo contoh
Acircmilatun Nacircshibahˊ عملة نا صبة
al-Acircyat al-Kubracirc الأية الكبػر
e Huruf Kapital
Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf kapital akan
tetapi apabila telah dialih aksarakan maka berlaku ketentuan
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) seperti
penulisan awal kalimat huruf awal nama tempat nama bulan
nama diri dan lain-lain Ketentuan yang berlaku pada PUBEI
berlaku pula dalam alih aksara ini seperti cetak miring (italic)
atau cetak tebal (bold) dan ketentuan lainnya Adapun untuk
nama diri yang diawali dengan kata sandang maka huruf yang
ditulis kapital adalah awal nama diri bukan kata sandangnya
Contoh
ˊAcirclicirc Ḫasan al-ˊAcircridh al-ˊAsqallacircnicirc al-Farmawicirc dan seterusnya
Khusus untuk penulisan kata Al-Qur`an dan nama-nama surahnya
menggunakan huruf capital Contoh
Al-Qur`an Al-Baqarah Al-Facirctiḫah dan seterusnya
xii
DAFTAR ISI
COVER DALAM i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ii
LEMBAR PENGESAHAN iii
PERNYATAAN PENULIS iv
MOTTO v
PERSEMBAHAN vi
KATA PENGANTAR vii
PEDOMAN TRANSLITERASI x
DAFTAR ISI xiii
ABSTRAK xv
BAB I PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah 1
B Permasalahan 9
1 Identifikasi Masalah 9
2 Pembatasan Masalah 10
3 Perumusan Masalah 10
C Tujuan Penelitian 11
D Manfaat Penelitian 11
E Tinjauan Pustaka 12
F Metode Penelitian 15
G Sistematika Penulisan 18
BAB II LANDASAN TEORI
A Pengertian Dakwah 19
B Hukum Berdakwah 21
C Fungsi Dakwah 24
xiii
D Tujuan Dakwah 26
E Metode Dakwah 28
F Sumber Metode Dakwah 40
G Bentuk-bentuk Metode Dakwah 42
H Faktor yang mempengaruhi pemilihan dan penggunaan metode
Dakwah 49
I Aplikasi Metode Dakwah Rasulullah 49
BAB III BIOGRAFI QURAISH SHIHAB DAN HAJI ABDUL MALIK
KARIM AMRULLAH (HAMKA)
A Profil M Quraish Shihab 51
B Profil Buya Hamka 58
BAB IV ANALISIS AYAT METODE DAKWAH
A Surat Ali Imran ayat 104 68
a Menurut M Quraish Shihab 68
b Menurut Hamka 73
B Surat An-Nahl ayat 125 80
a Menurut M Quraish Shihab 81
b Menurut Hamka 85
C Surat Thacirchacirc ayat 43-44 94
a Menurut M Quraish Shihab 95
b Menurut Hamka 99
D Implementasi Terhadap Dakwah 105
BAB V PENUTUP 117
A Kesimpulan 117
B Saran 119
DAFTAR PUSTAKA 121
DAFTAR RIWAYAT HIDUP 127
xiv
ABSTRAK
Istiqomah Metode Dakwah Dalam Al-Qur`an Surat Ali Imran 104 An-Nahl
125 dan Thaha 43-44 menurut pandangan MQuraish Shihab dan Hamka
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ushuluddin dan Dakwah
IIQ Jakarta 2019
Dakwah adalah salah satu aktivitas yang berusaha menyampaikan
pesan-pesan ilahi kepada manusia sehingga manusia bisa kembali kepada
Allah dan menjalankan apa yang diperintahkan Allah serta meninggalkan
larangannya Agar berdakwah bisa berjalan lancar dan tercapai apa yang
diharapkan maka diperlukan cara atau metode dakwah yang tepat sehingga
dakwah mencapai tujuannya Al-Qur`an adalah petunjuk bagi manusia
Sehingga dalam konteks dakwah sekalipun Allah telah menjelaskan
bagaimana metode dakwah yang harus digunakan oleh seorang dai dalam
berdakwah Banyak ayat Al-Qur`an yang berbicara tentang metode dakwah
diantaranya yaitu surat Ali-Imran ayat 104 an-Nahl ayat 125 dan Thacirchacirc ayat
43-44 Adapun maksud ayat ini akan lebih jelas lagi apabila dilihat dengan
penafsiran para ulama diantaranya yaitu tafsir Al-Misbah dan tafsir Al-Azhar
yang merupakan mufasir Indonesia yang sangat terkenal akan keilmuannya
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan teknik
studi kepustakaan Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan deskriptif
dengan berusaha menjelaskan pemikiran dan pandangan M Quraish Shihab
dan Hamka yang membahas tentang ayat metode dakwah sehingga akan
terlihat bagaimana kedua mufasir memandang ayat-ayat metode dakwah
tersebut
Hasil penelitian dari penafsiran Quraish Shihab dan Buya Hamka
kedua mufasir menjelaskan bahwa Kewajiban dakwah adalah bagi semua
umat muslim akan tetapi harus ada kelompok khusus yang menjadi inti
gerakan dakwah yang termaksud dalam surat Ali-Imran ayat 104 Lalu
metode dakwah yang disebutkan dalam an-Nahl ayat 125 yaitu metode
hikmah mau`izhah al-hasanah dan jidal Dan terakhir dalam surat Thacirchacirc
ayat 43-44 metode dakwah untuk para penguasa dijelaskan dengan
menggunakan kelemahlembutan agar hatinya bisa menerima dan diharapkan
mau mengikuti apa yang disampaikan dalam pesan dakwah
Kata kunci Dakwah Metode Dakwah Surat Ali-Imran An-Nahl
Thacirchacirc
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Dakwah hakikatnya adalah upaya untuk menumbuhkan
kecenderungan dan ketertarikan Menyeru seseorang pada agama
Islam maksudnya adalah berupaya untuk menumbuhkan
kecenderungan dan ketertarikan pada apa yang diserukan yakni
Islam Karenanya dakwah Islam tidak hanya terbatas pada aktivitas
lisan saja tetapi mencakup seluruh aktivitas lisan atau perbuatan
yang ditujukan dalam rangka menumbuhkan kecenderungan dan
ketertarikan pada Islam1Dakwah merupakan aktualisasi iman yang
mengambil bentuk berupa suatu sistem kegiatan manusia dalam
bidang kemasyarakatan yang dilaksanakan secara teratur untuk
memengaruhi cara merasa cara berpikir dan bersikap secara Islami
baik hiasan maupun perbuatan2
Di dalam Al-Qur`an kata dakwah dan berbagai bentuk
katanya ditemukan sebanyak 198 kali menurut hitungan Muhammad
Sulthon (20034) 299 kali menurut Muhammad Fu`ad `Abd al-Baqi`
dan 212 kali menurut Asep Muhiddin Dalam buku Ilmu dakwah
yang ditulis oleh M Aziz setidaknya ada 10 macam makna dakwah
dalam Al-Qur`an diantaranya yaitu pertama mengajak dan menyeru
baik kepada kebaikan maupun kemusyrikan kepada jalan ke syurga
atau ke neraka Kedua doa seperti yang terdapat dalam surat Ali
Imran ayat 38 Ketiga mendakwah atau tidak menganggap baik
seperti dalam surah Maryam ayat 91 Keempat mengadu seperti yang
1
Ahmad Mahmud Dakwah Islam (Bogor Thariqul Izzah 2011) Cet Ke-III H
13
2Asep Muhyiddin dkk Kajian Dakwah Multiperspektif (Bandung Remaja
Rosdakarya 2014) Cetke-I h 123
2
terdapat dalam surat al-Qamar ayat 10 Kelima memanggil atau
panggilan seperti yang terdapat dalam surah ar-Rucircm ayat 25
Keenam meminta seperti yang terdapat dalam surah Shad ayat 51
Ketujuh mengundang seperti yang terdapat dalam surah al-Qasas
ayat 25 Kedelapan menyeru atau penyeru seperti yang terdapat
dalam surat Thaha ayat 108 Kesembilan panggilan nama atau gelar
yang terdapat dalam surah an-Nur ayat 63 Dan kesepuluh anak
angkat sebagaimana yang terdapat dalam surah al-Ahzab ayat 43
Dakwah berasal dari kata da`a yad`una dan dakwah4 Kata
da`a adalah fi`il madhi yang memiliki makna memohon meminta
berdoa dan memanggil yang disebutkan dalam Al-Qur`an pada 10
surah dan 11 ayat Namun hanya 3 ayat yang mengandung makna
dakwah yaitu surah Al-Anfal ayat 24 ar-Rum ayat 25 dan Fushshilat
ayat 33 Kata yad`una adalah fi`il mudhari` yang disebut dalam Al-
Qur`an sebanyak 21 ayat pada 20 surat Kata yad`una dalam makna
dakwah terdapat dalam 12 ayat Kata dakwah merupakan isim
mashdar yang disebut dalam Al-Qur`an sebanyak 5 kali di mana 2
ayat bermakna doa dan 3 ayat yang bermakna dakwah Kata ud`u
adalah bentuk fi`il Amr yang disebut dalam Al-Qur`an sebanyak 8
surat pada 12 ayat5
Dari beberapa macam bentuk ayat dakwah tentu diantaranya
termasuk juga ayat yang menjelaskan tentang metode dakwah Di
dalam Al-Qur`an tentu ada beberapa ayat yang menjelaskan tentang
metode dakwah yang telah diajarkan kepada para Nabi dan Rasul
pada saat menyampaikan risalahnya Sehingga apa yang telah
3
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah (JakartaKencana 2017) Cet Ke- VI h 5 4 Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi Dakwah
(Depok PT Rajagrafindo Persada 2018) Cet Ke-I h 3 5
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi Dakwah
(Depok PT Rajagrafindo Persada 2018) Cet Ke-I h 4-9
3
disampaikan oleh Allah melalui Al-Qur`an tentu saja perlu dijadikan
pedoman bagi pelaku dakwah saat ini dalam menyampaikan
dakwahnya
Pemahaman yang dapat ditemukan adalah bahwa dakwah
bersifat persuasif yaitu mengajak manusia secara halus Kekerasan
pemaksaan intimidasi ancaman atau teror agar seseorang
melaksanakan ajaran Islam tidak bisa dikatakan dakwah Pemahaman
ini diperoleh dari makna dakwah yang berarti mengajak berdoa
mengadu memanggil meminta dan mengundang Dengan makna-
makan tersebut maka bisa dipahami bahwa dakwah tidak
menekankan pada hasil tetapi pada tugas dan proses6
Al-Qur`an telah menjelaskan bagaimana urgennya dakwah
Islam dan betapa butuhnya manusia akan dakwah Islam di dalam
sejumlah besar ayatnya Berbagai ungkapan Al-Qur`an memang tidak
secara langsung berbicara tentang masalah dakwah Akan tetapi
banyak sekali ungkapan dan makna-makna yang dari ayat yang
berbicara tentang dakwah Islam Sebagaimana Al-Qur`an
menjelaskan ihwal dakwah dan juga ihwal amar makruf nahi munkar
ldquoHanya bagi Allah-lah (hak mengabulkan) doa yang benar
dan berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah tidak
dapat memperkenankan sesuatupun bagi mereka melainkan
seperti orang yang membukakan kedua telapak tangannya ke
dalam air supaya sampai air ke mulutnya Padahal air itu
6
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 8-9
4
tidak dapat sampai ke mulutnyadan doa (ibadat) orang-orang
kafir itu hanyalah sia-sia belaka(QS Ar-Ra`d [13] 14)
ldquoKamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk
manusia menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari
yang munkar dan beriman kepada Allah Sekiranya ahli kitab
beriman tentulah itu lebih baik bagi mereka di antara
mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah
orang-orang yang fasikrdquo (QS Ali-Imran [3]110)
Selain ihwal tentang amar makruf nahi munkar Al-Qur`an
juga menyampaikan tentang tablig menyeru kepada manusia untuk
kembali ke jalan Allah dan juga menyampaikan risalahnya
ldquoHai rasul sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu
dari Tuhanmu dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang
diperintahkan itu berarti) kamu tidak menyampaikan
amanat-Nya Allah memelihara kamu dari (gangguan)
manusia Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang yang kafirrdquo (QS Al-Maidah [5] 67)
ldquoKatakanlah Inilah jalan (agama) ku aku dan orang-orang
yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan
5
hujjah yang nyata Maha suci Allah dan aku tiada Termasuk
orang-orang yang musyrik (QS Yusuf [12] 108)
Saat ini bisa dilihat bahwasanya banyak para dai yang
melakukan gerakan dakwah dengan metode dan media yang
digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah Baik secara
lembaga maupun individual yang didukung oleh manajemen tim yang
baik Seperti Ustadz Abdul Shomad Lc MA Ustadz Adi Hidayat
LcMA Ustadz Khalid Basalamah Lc dan para dai lainya yang
begitu aktif dalam menyampaikan pesan dakwah secara lisan melalui
media youtobe instagram dan media lainnya Selain itu juga ada
organisasi-organisasi Islam seperti Nahdlatul Ulama (NU)
Muhammadiyah Front Pembela Islam (FPI) dan organisasi lainnya
yang menegakkan kegiatan amar makruf nahi munkar
Tidak hanya kewajiban dai tapi juga seluruh umat muslim
untuk bisa mengamalkan dakwah dengan baik dan sesuai dengan
metode yang telah diajarkan oleh Al-Qur`an Sikap seorang muslim
dalam menghadapi permasalahan yang ada dan berkaitan dengan
ajaran Islam terkadang membuat buruk akan akhlak dalam Islam itu
sendiri sehingga Islam benar-benar menunjukkan keselamatan oleh
umatnya sebagai muslim Banyak permasalahan yang terjadi di
masyarakat di antaranya seperti wanita membawa anjing masuk ke
masjid yang terjadi pada 2 juli 2019 adalah salah satu bentuk atau
kewajiban muslim untuk bisa menghadapi dengan cara yang baik dan
diajarkan oleh Islam Karena Islam adalah agama yang penuh dengan
keselamatan dan kesejahteraan Selain permasalahan tersebut tentu
saja banyak permasalahan lain yang berkaitan dengan dakwah Islam
Ada banyak faktor yang memberikan kontribusi sangat besar
terhadap kesuksesan seorang dai dalam berbagai bidang dakwah
6
mewujudkan keberhasilan dan produktifitas serta memberikan
kemampuan untuk mempengaruhi berinteraksi dan memasukkan
ide-idenya dalam setiap kesempatan dan jenjang Metodologi yang
baik merupakan salah satu faktor konkret dan penting yang mampu
membuat waktu dan kesungguhan seorang dai menjadi efektif dan
mengantarkannya ke pantai tujuan yang didambakan dengan
pengorbanan yang lebih sedikit dan lebih ringan7
Metode dakwah yang digunakan oleh para dai dan juga
organisasi Islam dalam menyampaikan pesan dakwah berbeda-beda
Ada yang menyampaikan dakwah dengan lemah lembut tegas dan
juga terkesan memaksa Perbedaan dalam menyampaikan metode
dakwah untuk menegakkan amar makruf nahi munkar tentu saja
mempengaruhi bagaimana respon pesan dakwah yang sampai kepada
sasaran dakwah
Dalam pengembangan dakwah Islam tentu saja Al-Qur`an
perlu dijadikan sebagai kitab dakwah baik sebagai sumber materi
dakwah maupun sebagai metodologi atau landasan-landasan teori
dalam dakwah sebagaimana diungkapkan oleh Abu A`lacirc al-Mauducircdi
bahwa Al-Qur`an adalah kitab dakwah dan kitab perjuangan8
Al-Qur`an juga adalah kitab tentang manusia hidupnya
makanannya dan fitrahnya9 Kitab Al-Qur`an berisikan firman-firman
Allah Swt Tuhan Alam semesta Di dalamnya tidak ada yang perlu
diragukan Dan kitab tersebut tidak dapat memberikan petunjuk
7
Fathi Yakan Problematik Dakwah dan Para Dai terj Darsim Ermaya Imam
Fajarudin (Solo Era Intermedia 2004) Cetke-I h 135
8Abdul Basit Wacana Dakwah Kontemporer (Purwokerto STAIN Purwokerto
Press 2006) Cetke-I h 19
9Taufik al-Wa`iy Dakwah ke Jalan Allah terj Muhith Mishaq (Jakarta Robbani
Press 2010) Cet ke-I h 109
7
apapun kecuali kepada orang-orang yang bertakwa hanya
kepadanya10
Berdakwah memerlukan strategi dan metode Sebab strategi
dan metode merupakan hal yang dapat membantu dakwah terlaksana
dengan baik dan sesuai tujuan11
Oleh karena itu Dalam hal ini
penulis akan mengkaji salah satu unsur dalam dakwah yaitu metode
dakwah Metode dakwah adalah cara yang digunakan dai untuk
menyampaikan materi dakwah Metode dakwah sangat penting
peranannya dalam penyampaian dakwah Metode yang tidak benar
meskipun isinya baik maka pesan baik tersebut bisa di tolak12
Di zaman sekarang Islam benar-benar membutuhkan para dai
yang mumpuni yang mampu mengomunikasikan pemikiran-
pemikiran dan ideologinya dengan metodologi yang indah dan
menawan Mereka mampu mengomunikasikan Islam tanpa membuat
orang berlari dan mampu menjelaskan pemikiran-pemikiran tanpa
mendatangkan kesulitan Betapa banyak dai yang mencemarkan
Islam karena keburukan metodologi dakwahnya Mereka bersikap
buruk terhadap Islam sedangkan mereka mengira bahwa mereka
telah berbuat kebajikan untuk Islam13
Dari beberapa pemaparan diatas penulis tertarik untuk
mengkaji metode dakwah yang Allah sebutkan dalam Al-Qur`an
dengan melakukan menurut pandangan dua tafsir yaitu tafsir al-
Misbah dan tafsir al-Azhar Penulis mengambil surat Ali-Imran ayat
10
Fethullah Gulen Dakwah Jalan Terbaik Dalam Berpikir Dan Menyikapi Hidup
(Jakarta PT Gramedia 2011) cetke-I h 194
11Khariri Syeikh Maulana Arabi Dakwah Cerdas (Yogyakarta Laksana 2007)
Cetke-I h 73
12
Acep Arippudin Pengembangan Metode Dakwah (Jakarta Rajagrafindo
Persada 2011) Cetke-I h 8
13Fathi Yakan Problematik Dakwah dan Para Dai terj Darsim Ermaya Imam
Fajarudin h 137
8
104 An-Nahl ayat 125 dan Thaha ayat 43-44 Adapun alasan penulis
mengambil ayat ini karena penulis ingin mencoba menghubungkan
antara kewajiban dakwah amar makruf nahi mungkar kemudian
metode-metode dakwah yang digunakan sekalipun terhadap orang
yang sangat kejam Dalam penelitian ini penulis mengambil sebuah
judul yaitu ldquoMetode Dakwah Dalam Surat Ali-Imran ayat 104
An-Nahl ayat 125 Thaha ayat 43-44 menurut pandangan
MQuraish Shihab dan Hamkardquo
Penulis ingin meneliti bagaimana implementasi metode
dakwah yang ada di dalam Al-Qur`an terhadap kegiatan dakwah saat
ini Karena melihat kegiatan dakwah saat ini sudah sangat banyak
dilakukan oleh para dai yang mumpuni maupun oleh mereka yang
ingin saling mengingatkan walaupun secara keilmuan masih sangat
terbatas
Untuk memahami lebih jelas dan rinci kita memerlukan tafsir
dari para ulama yang telah mumpuni dalam bidang tafsir Sehingga
sebagai manusia yang terbatas keilmuannya kita bisa memahami
makna Al-Qur`an melalui tafsir yang telah ditulis oleh para ulama Di
sini penulis mengambil penafsiran dari dua orang mufasir Indonesia
yaitu tafsir al-Misbah karya M Quraish Shihab (1944) dan tafsir al-
Azhar karya Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka 1908-1981)
Alasan penulis mengambil dua tafsir yang berbeda ini adalah dengan
tujuan untuk mengetahui perbedaan pemikiran mufasir lokal
(Indonesia) dalam menafsirkan ayat metode dakwah dalam Al-
Qur`an yang berbeda masa dan keadaan Dalam artian masa
penulisan tafsir dan psikologi penulis pada saat penulisan tafsir
Selain itu juga kedua mufasir adalah dua sosok yang hebat
apabila diamati secara teliti beliau berdua telah aktif dalam
9
mengembangkan dan mengaplikasikan bidang dakwah baik lisan
tulisan dan hacircl dengan metode yang telah beliau gunakan Buya
Hamka adalah salah satu tokoh yang termasuk dalam 50 pendakwah
pengubah sejarah dalam buku yang ditulis oleh M Anwar Djaelani
Model dakwah hamka termasuk lengkap karena secara lisan dan
tulisan sama-sama kuat Dakwah Buya Hamka secara tulisan tidak
hanya diterima di Indonesia tetapi juga di luar Indonesia Hampir
semua karya Hamka digemari banyak kalangan dan salah satu
karyanya yang paling monumental adalah tafsir Al-Azhar14
Sedangkan M Quraish Shihab adalah satu ulama yang masih
ada ditengah-tengah masyarakat saat ini beliau adalah ulama besar
yang produktif dalam berkarya santun dan mendalam dalam
menyampaikan pandangan keagamaanya15
Secara lisan bisa dilihat
dengan ceramah atau kajian yang beliau lakukan baik di kampus
masjid atau majelis tertentu secara tulisan bisa dilihat dengan adanya
buku-buku atau karya beliau dan secara hal bisa dilihat dari lembaga
atau kegiatan yang beliau bangun untuk kepentingan sosial
masyarakat Dengan demikian dakwah dan penerapan dakwah telah
beliau aplikasikan dalam kehidupannya bisa dijadikan referensi
dalam berdakwah
B Permasalahan
1 Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas masalah yang
diidentifikasikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
a Metode dakwah dalam Al-Qur`an
14
M Anwar Dajelani 50 Pendakwah Pengubah Sejarah (Jakarta Prenadamedia
Group 2015) Cet Ke-IV h 84
15Salah satu ulasan yang ditujukan kepada M Quraish Shihab dalam buku Cahaya
Cinta dan Canda M Quraish Shihab yang ditulis oleh Mauluddin Anwar dkk
10
b Macam-macam metode dakwah menurut para ahli dakwah
c Bentuk-bentuk Metode dakwah
d Metode dakwah menurut pandangan MQuraish Shihab dan
Hamka
e Perbandingan Metode dakwah menurut M Quraish Shihab
dan Hamka
f Implementasi metode dakwah saat ini
2 Pembatasan masalah
Al-Qur`an menghimpun ayat-ayat dakwah baik sebagai
sumber materi kewajiban dakwah maupun metode dakwah
Dalam penulisan skripsi ini penulis mencoba memberikan
batasan masalah agar dalam pembahasan tidak terlalu melebar
Dalam penelitian ini penulis hanya membatasi pembahasan
metode dakwah dalam Al-Qur`an dalam surat Ali-Imran ayat 104
an-Nahl ayat 125 dan Thacirchacirc 43-44 Penulis mengambil ayat
untuk diteliti tidak berdasarkan kesamaan redaksi atau kata
dakwah yang ada di dalam ayat tersebut akan tetapi penulis
mengambil ayat berdasarkan maksud ayat dan penulis mencoba
membuat suatu kesimpulan akan kewajiban dakwah sampai ke
metode dakwah sesuai dengan ayat yang diambil Sehingga
membentuk hasil penelitian yang saling berhubungan dari segi
makna dan tujuan yang ingin dicapai dalam ayat dan juga dalam
penerapan dakwah
3 Perumusan masalah
a Metode dakwah surat Ali-Imran ayat 104 menurut MQuraish
Shihab dan Hamka
b Metode dakwah surat An-Nahl ayat 125 menurut MQuraish
Shihab dan Hamka
11
c Metode dakwah surat Thaha ayat 43-44 menurut MQuraish
Shihab dan Hamka
d Implementasi dalam dakwah saat ini
C Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian berhubungan secara fungsional dengan
rumusan masalah penelitian yang dibuat secara spesifik terbatas dan
dapat diperiksa dengan hasil penelitian16
Adapun tujuan penelitian
ini adalah
1 Untuk mengetahui Metode dakwah surat Ali-Imran ayat 104
menurut MQuraish Shihab dan Hamka
2 Untuk mengetahui Metode dakwah surat An-Nahl ayat 125 ayat
104 menurut MQuraish Shihab dan Hamka
3 Untuk mengetahui Metode dakwah surat Thaha ayat 43-44
menurut MQuraish Shihab dan Hamka
4 Untuk mengetahui implementasi metode dalam dakwah saat ini
D Manfaat Penelitian
Mengacu pada penjabaran rumusan masalah di atas maka
manfaat penelitian ini adalah
1 Manfaat Teoritis
Sebagai sarana untuk menerapkan ilmu-ilmu teoritis yang
digunakan serta menambah wawasan khazanah keilmuan terkait
tema yang diangkat
2 Manfaat Praktis
Penelitian ini secara praktis diharapkan bisa bermanfaat bagi
para dai untuk bisa menjadi dai yang mumpuni serta memiliki
16
Dewi Sadiah Metode Penelitian Dakwah (Remaja Rosdakarya Bandung 2015)
Cet Ke-I h 68
12
metode dakwah yang sesuai dengan zamannya dan tetap
berpegang teguh pada Al-Qur`an
E Tinjauan Pustaka
1 Jurnal ldquoMetode Dakwah Dalam Pengajaran Nabi Perspektif
Hadisrdquo yang selesai pada tanggal 25 Mei 2019 Ditulis oleh Adi
Abdullah Muslim Dosen IAIN Pekalongan Indonesia dalam
jurnal ini menjelaskan bagaimana metode dakwah Nabi dalam
mengajarkan kepada sahabat perspektif hadis sehingga terbentuk
teori dalam komunikasi dakwah dan pendidikan Jenis penelitian
yang digunakan yaitu studi literatur (library research) atau
penelitian pustaka Metode yang digunakan yaitu metode
deskriptif-analisis yakni penelitian yang berusaha menuturkan
masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan secara
objektif Persamaan dengan penelitian ini adalah pada metode
dakwah yang digunakan sedang perbedaannya adalah pada
perspektif penelitian yaitu tafsir Al-Qur`an dan Hadis17
2 Skripsi ldquoMetode Dakwah Mau`izhah Hasanah dalam Program
acara Mufasir di Kompas TV Jawa Tengahrdquo18
ditulis oleh Rizki
Intan Aulia mahasiswi UIN Walisongo Semarang Jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi
2018 Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode
mau`izhah hasanah yang diterapkan dalam acara mufasir di
17
Adi Abdullah Muslim ldquoMetode Dakwah Dalam Pengajaran Nabi Perspektif
Hadisrdquo Jurnal Dakwah Vol 13 No1 25 Mei 2019
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metode+dakwah+dalam+Pen
gajaran+Nabi+Perspektif+hadisampbtnG= diakses pada 7 Juli 2019
18Rizki Intan Aulia ldquoMetode Dakwah Mauizhah Hasanah dalam Program acara
Mufasir di Kompas TV Jawa Tengahrdquo Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas
Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo Semarang 2018
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_02C5ampq=metode+dakwah+mauizhah+hasa
nah+dalam+program+acara+ampbtnG= diakses pada 7 Juli 2019
13
Kompas TV Jateng Metodologi yang digunakan dalam penelitian
ini adalah penelitian kualitatif dengan metode pengumpulan data
berupa dokumentasi berupa tayangan video program ldquomufasirrdquo
Teknik yang digunakan yaitu mmode interaktif Miler dan
Huberman Persamaan dalam penelitian ini yaitu pada metode
dakwah yang diteliti sedangkan perbedaannya yaitu pada objek
yang di analisis oleh peneliti Peneliti terdahulu menganalisa
metode dakwah dalam sebuah acara tv sedangkan peneliti saat ini
meneliti metode dakwah dalam Al-Qur`an dengan
membandingkan dua tafsir
3 Skripsi ldquoMetode Dakwah Dengan Pendekatan Kultural Sunan
Kalijagardquo ditulis oleh Melinda Novita Sari Jurusan Komunikasi
Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Raden Intan Lampung 2018 Penelitian ini menggunakan
penelitian sejarah yaitu melakukan penyelidikan terhadap
keadaan dan pengalaman di masa lampau dengan teknik studi
kepustakaan Hasil dari penelitian ini ialah ditemukannya
kegiatan dakwah dengan menggunakan metode dakwah kultural
dengn media wayang tembang dan dari dakwah kultural ini
menghasilkan kebudayaan baru dengan menggunakan
pencampuran tradisi lama dan percampuran dengan budaya
setempat di mana tidak terlepas dari unsur-unsru Islamnya
Persamaan dengan penelitian ini ialah pada objek metode dakwah
yang dikaji sedankgkan perbedaannya yaitu pada subjek dari
metode yang dikaji yaitu metode dakwah dalam Al-Qur`an dan
relevansinya terhadap dakwah saat ini
4 Skripsi ldquoMetode Dakwah Dalam Tradisi Tahlilan di Kelurahan
Plamongansari Kecamatan Padurungan Semarangrdquo ditulis oleh
14
Muhammad Aris Munandar Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan
Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam
Negeri Walisongo Semarang 2018 Penelitian ini menggunakan
metode penelitian kualitatif deskriptif Dengan teknik
pengumpulan data meggunakan metode observasi wawancara
dan dokumentasi Hasil penelitian ini yaitu bahwasanya tradisi
tahlilan merupakan tradisi turun temurun yang diadakan setiap
malam Jumat dan dilakukan untuk mendekatkan diri kepada
Allah ajang silaturahmi dan kerukunan umat Persamaan
penelitian yaitu mengkaji metode dakwah hanya saja memiliki
perbadaan pada objek yang diteliti yaitu tradisi tahlilan di mana
peneliti saat ini mengkaji metode dakwah dalam Al-Qur`an dan
meneliti relevansinya terhadap dakwah saat ini
5 Skripsi ldquoMetode Dakwah Para Dai Dalam Menyampaikan Pesan-
Pesan Keagamaan Di Kecamatan Lampihong Kabupaten
Balanganrdquo19
ditulis oleh Lina Karlina mahasiswi IAIN Antasari
jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan
Komunikasi 2016 Dalam penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui metode dakwah dan faktor pendukung apa saja yang
menjadi kesuksesan seorang dai dalam menyampaikan pesan-
pesan keagamaan Jenis penelitian yaitu penelitian lapangan
dengan teknik yang digunakan yaitu mengumpulkan data
observasi wawancara dan dokumenter Persamaan penelitian
19
Lina Karlina ldquoMetode Dakwah Para Dai Dalam Menyampaikan Pesan-Pesan
Keagamaan Di Kecamayan Lampihong Kabupaten Balangan jurusan Komunikasi
Penyiaran Islam fakultas dakwah dan komunikasi IAIN Antasarirdquo 2016
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=skripsi+metode
+dakwah+dalam+menyampaikan+pesan+keagamaan+di+kecamatan+lampihong+kabupaten
+balanganampbtnG=d=gs_qabsampu =23p3D3X3kmQdtSWIJ diakses pada 7 Juli 2019
15
yaitu pada pembahasan metode dakwah sedangkan perbedaannya
pada subjek penelitiannnya yaitu para dai dan mufasir
F Metode Penelitian
1 Jenis Penelitian
Metode penelitian merupakan strategi yang digunakan dalam
sebuah penelitian dan menganalisis data yang diperlukan guna
menjawab permasalahan yang diteliti Adapaun yang peneliti
gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan
teknik studi kepustakaan (library research) Penelitian kualitatif
mengandung pengertian adanya upaya penggalian dan
pemahaman pemaknaan terhadap apa yang terjadi pada berbagai
individu atau kelompok yang berasal dari persoalan sosial atau
kemanusiaan20
Kirk dan Miller mendefinisikan penelitian
kualitatif sebagai tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial
yang secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia
dan kawasannya sendiri dan berhubungan langsung dengan
orang-orang tersebut dalam bahasanya dan peristilahannya21
Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang semua datanya
berasal dari bahan-bahan tertulis berupa buku naskah dokumen
foto dan lain-lain22
2 Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian kualitatif ada beberapa pendekatan yang
bisa digunakan Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
pendekatan metode deskriptif dengan teknik pengamatan kejadian
20
Septiawan SantanaK Menulis Ilmiah Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta
Yayasan Pustaka Obor Indonesia 2007) Cet Ke-II h 1
21Uhar Suharsaputra Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Tindakan
(Bandung PT Refika Aditama 2014) Cet Ke-II h 181
22Nashruddin Baidan Erwati Aziz Metodolgi Khusus Penelitian Tafsir
(Yogyakarta Pustaka Pelajar2016) Cetke-I h28
16
saat ini oleh penulis Deskriptif yaitu suatu rumusan masalah
yang memandu penelitian untuk mengeksplorasi atau memotret
situasi sosial yang akan diteliti secara menyeluruh luas dan
mendalam Metode ini bertujuan untuk melukiskan secara
sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang
tertentu secara faktual dan cermat23
Selain mendeskripsikan
peneliti juga melakukan analisis terhadap surat Ali Imran ayat
104 an-Nahl ayat 125 dan Thacirchacirc ayat 43-44 Setelah menganalisi
penulis akan merelevansikan dengan kegiatan dakwah oleh
lembaga organisasi dakwah
3 Subjek dan objek penelitian
Subjek penelitian adalah orangsesuatu yang terlibat dalam
penelitian sebagai sumber data24
Selain itu juga subjek
penelitian adalah keseluruhan atau totalitas dari suatu penelitian
yang menjadi substansinya yang akan diteliti atau ingin dicarikan
jawabannya dalam sebuah penelitian25
Dalam penelitian ini yang
menjadi subjek penelitian adalah penafsiran metode dakwah
dalam tafsir al-Misbah dan tafsir Al-Azhar sedangkan yang
menjadi objek penelitian ini adalah surat Ali-Imran ayat 104 an-
Nahl ayat 125 dan Thacirchacirc 43-44
4 Sumber data penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua sumber data
Pertama sumber data primer ialah dua tafsir yang akan
dikomparasikan yaitu tafsir al-Misbah dan tafsir al-Azhar
23
Dewi Sadiah Metode Penelitian Dakwah h 19 24 Wina Sanjaya Penelitian Pendidikan Jenis Metode dan Prosedur (Jakarta
Prenadamedia Group 2014) Cetke-II h 17 25
Nashruddin Baidan Erwati Aziz Metodolgi Khusus Penelitian Tafsir h 24
17
Kedua sumber data sekunder yang berasal dari buku-buku
jurnal atau internet serta data lain yang berkaitan dengan
pembahasan
5 Teknik Pengumpulan data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik
pengumpulan data dengan cara studi pustaka Yaitu teknik yang
dipusatkan pada penelitian kitab-kitab tafsir dan buku
kepustakaan yang berkaitan dengan pembahasan Setelah itu
penulis menganalisa data yang sudah terkumpul dan membuat
kesimpulan dari data yang sudah dianalisis
6 Teknik Analisis data
Dalam penelitian ini ada beberapa langkah yang bisa
digunakan peneliti untuk menganalisis data dalam melakukan
riset komparatif yaitu26
a Menentukan tema yang diangkat
b Mengidentifikasi aspek-aspek yang hendak diperbandingkan
c Mencari keterkaitan dan faktor-faktor yang mempengaruhi
antar konsep
d Menunjukkan kekhasan dari masing-masing pemikiran tokoh
Melakukan analisis secara mendalam dan kritis dengan
argumentasi data
e Membuat kesimpulan untuk menjawab problem riset
7 Instrumen dan alat bantu penelitian
Instrumen penelitian adalah alat pengumpul data Dalam
penelitian kualitatif yang menjadi alat penelitian adalah peneliti
sendiri sehingga peneliti harus mengerti bagaimana penelitian
26
Abdul Mustaqim Metode Penelitian Al-Qur`an dan Tafsir h 137
18
kualitatif metode yang digunakan serta kesiapan untuk meneliti
objek penelitian
G Sistematika Penulisan
Dalam penyususnan skripsi penulis akan membagi menjadi 5
bab yang terkait satu dengan yang lainnya Pembagiannya adalah
sebagai berikut
BAB I Pendahuluan
Dalam bab ini terdiri dari latar belakang masalah identifikasi
masalah pembatasan masalah perumusan masalah tujuan penelitian
manfaat penelitian tinjauan pustaka metodologi penelitian
sistematika penulisan
BAB II Landasan Teori
Dalam bab ini membahasa tentang teori atau pemahaman tentang
dakwah meliputi metode dakwah Di mana komponen ini menjadi
pokok penting dalam penulisan skripsi ini
BAB III Biografi M Quraish Shihab Dan Haji Abdul Malik
Kari Amrullah (HAMKA)
Dalam bab ini akan membahas profil M Quraish Shihab dan Hamka
BAB IV Analisis Metode Dakwah Surat Ali Imran Ayat 104 An-
Nahl Ayat 125 Dan Thacirchacirc 43-44
Dalam bab ini membahas tentang surat Ali Imran ayat 104 an-Nahl
ayat 125 dan Thacirchacirc 43-44 menurtu M Quraish Shihab dan Hamka
serta relevansinya terhadap dakwah saat ini
BAB V PENUTUP
Dalam bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran
19
BAB II
LANDASAN TEORI
A Pengertian Dakwah
Secara etimologi dakwah berasal dari bahasa Arab yaitu dacirc`a
yad`ucirc da`wan du`acirc yang diartikan dengan mengajak menyeru
memanggil seruan permohonan dan permintaan1 Dakwah memiliki
tiga huruf asal yaitu dal `ain dan wawu Dari ketiga huruf asal ini
terbentuk beberapa kata dan ragam makna Makna tersebut
diantaranya ialah memanggil mengundang minta tolong meminta
memohon menamakan menyuruh datang mendorong
menyebabkan mendatangkan mendoakan menangisi dan meratapi
Dalam Al-Qur`an kata dakwah dan berbagai bentuk katanya
ditemukan sebanyak 198 kali menurut hitungan Muhammad Sulthon
(2003 4) 299 kali menurut hitungan Muhammad Fuad Abd al-Baqi
(2006) atau 212 kali menurut Asep Muhiddin (2002 40)2
Dakwah Islam adalah tugas suci yang dibebankan kepada
setiap muslim di mana saja berada sebagaimana termaktub dalam Al-
Qur`an dan sunah Rasulullah Saw kewajiban dakwah menyerukan
dan menyampaikan agama Islam kepada masyarakat3 Firman Allah
dalam surah al-Imran ayat 1044
1
M Munir Wahyu Ilaihi Manajemen Dakwah (Jakarta PRenadamedia Group
2015) Cetke-IV h 17 2
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah (JakartaKencana 2017) Cet Ke- VI h 5
3M Munir Metode Dakwah (Jakarta Prenadamedia Group 2015) Cetke-IV h 5
4Kata amar makruf nahi munkar di dalam Al-Qur`an disebut sebanyak 8 kali dalam
5 surat dua kali pada surat makkiyah dan tiga kali pada surat madaniyah Surat Ali Imran
ayat 104 110 dan 114 Surat Al-A`raf pada ayat 157 suart at-Taubah pada ayat 71 dan 112
surat Al-Hajj pada ayat 41 dan surat lukman pada ayat 17
20
ldquoDan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari
yang munkar merekalah orang-orang yang beruntungrdquo (QS Al-
Imran [3]104)
Secara terminologi para ulama berbeda pendapat dalam
menentukan dan mendefinisikan dakwah hal ini disebabkan oleh
perbedaan para ulama dalam memaknai dan memandang kalimat
dakwah itu sendiri5 Pengertian dakwah secara terminologi menurut
beberapa para ahli diantaranya yaitu
1 Syekh Muhammad al-Khadir Husain (tt14) dakwah adalah
menyeru manusia kepada kebajikan dan petunjuk serta menyuruh
kepada kebajikan dan melarang kemungkaran agar mendapat
kebahagiaan dunia dan akhirat
2 Muhammad Abu al-Fath al-Bayanuni (193317) dakwah adalah
menyampaikan dan mengajarkan agama Islam kepada seluruh
manusia dan mempraktikkan dalam kehidupan nyata6
3 Prof Toha Yahya Omar (19221) dakwah Mengajak manusia
dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan
perintah Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di
dunia dan di akhirat7
4 Menurut Muhammad Natsir dakwah mengandung arti kewajiban
yang menjadi tanggung jawab seorang muslim dalam amar
ma`ruf nahi mungkar8
5
Faizah Lalu Muchsin Effendi Psikologi Dakwah (Jakarta Prenadamedia Group
2018) Cet Ke-IV h 5 6
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 10 7
Toha Yahya Omar Ilmu Da`wah (Jakarta Widya Karsa Pratama 1992) Cet Ke-
V h 1 8
Wahidin Saputra Pengantar Ilmu Dakwah (Jakarta Rajwawali Press 2012)
Cetke- II h 2
21
Dari beberapa definisi di atas maka dapat di simpulkan
bahwa dakwah adalah salah satu bentuk kegiatan untuk menyeru atau
mengajak orang lain baik individu atau kelompok untuk menjalankan
syariat Islam berdasarkan Al-Qur`an dan hadis sehingga tercapainya
tujuan dari kegiatan dakwah
Dalam ilmu komunikasi kegiatan ini disebut juga dengan
proses komunikasi Proses komunikasi adalah setiap langkah mulai
saat menciptakan informasi sampai dipahami oleh komunikasi
Komunikasi merupakan proses sebuah kegiatan yang berlangsung
kontinu9
Dengan demikian bisa kita pahami bahwa dakwah adalah
proses dari komunikasi hanya saja dengan tujuan yang berbeda
Karena dalam komunikasi kita tidak fokus pada apa yang harus
disampaikan seperti yang harus disampaikan dalam dakwah Dan
untuk tercapainya komunikasi dan dakwah yang baik kita harus
memiliki sikap sesuai dengan budaya dan tuntunan agama yang
berlaku sehingga dakwah dan komunikasi bisa berjalan dengan
lancar
B Hukum Berdakwah
Setiap umat yang diambang kehancuran dan roboh pilar-
pilarnya kehilangan pengaruhnya kehilangan eksistensinya pasti
diawali oleh diamnya para dai lirih suaranya rancu risalahnya
kehilangan tujuan utamanya hancur peninggalanya Umat mana pun
yang ingin naik dan tinggi harus memahami kebenaran dakwahnya
kesucian tujuan utamanya keagungan risalahnya para dainya
9
Redi Panuju Pengantar Studi (Ilmu ) Komunikasi (Jakarta Prenadamedia Group
2018) Cetke-I h 39
22
memiliki titik tolak di muka bumi untuk membangun pilar dan
dakwahnya10
Umat Islam adalah umat risalah ada karena ada sasaran
dalam hidup ini Allah menyebut mereka dengan
ldquoKamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk
manusia menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari
yang munkar dan beriman kepada Allah Sekiranya ahli kitab
beriman tentulah itu lebih baik bagi mereka di antara
mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah
orang-orang yang fasikrdquo (QS Ali-Imran [3]110)
Jika tidak karena dakwah hilanglah tujuan risalah dan
lenyaplah tujuan pengangkatannya kehancuran menyebar luas
kesesatan merata di mana-mana kebaikan dan kebenaran telah
hilang Karena itulah kewajiban dakwah amar makruf nahi mungkar
ditegaskan dalam Al-Qur`an dan as-Sunah serta ijmak ulama11
Para pakar berselisih paham dalam menanggapi soal ini
Sejauh pemikiran yang berkembnag perselisihan dalam masalah ini
dapat dikelompokkan ke dalam tiga pendapat sebagai dijelaskan
berikut ini12
10
Taufik al-Wa`iy Dakwah ke Jalan Allah terj Muhith Mishaq (Jakarta Robbani
Press 2010) Cet ke-I h 53
11Taufik al-Wa`iy Dakwah ke Jalan Allah terj Muhith Mishaq h 53
12A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan
Peradaban Islam (Jakarta Prenadamedia Group 2013) Cet Ke-II h 63
23
Pertama Dakwah dihukumi sebagai kewajiban personal (fard
`ain) Maksudnya dakwah merupakan kewajiban bagi setiap muslim
Ia akan diganjar jika melaksanakannya sebagaimana akan berdosa
jika meninggalkannya Dakwah menjadi kewajiban personal karena
ia merupakan tuntutan (implikasi) iman Setiap orang mengaku
beriman harus mempersaksikan imannya kepada publik Selain
melalui amal saleh persaksian iman juga diwujudkan dalam bentuk
dakwah saling berpesan dengan kebajikan dan ketakwaan atau
dengan menyuruh yang makruf dan mencegah yang mungkar13
Kedua dakwah dihukumi sebagai kewajiban kolektif (fardu
kifayah) Hal ini berarti dakwah merupakan kewajiban yang
dibebankan kepada komunitas tertentu yang berkompeten dalam
suatu masyarakat Bila di dalamnya telah ditemukan sekelompok
orang yang mewakili tugas itu maka gugurlah kewajiban untuk yang
lain Sebaliknya jika tidak ada maka anggota masyarakat itu
mendapat dosa seluruhnya Tugas berdakwah itu tidaklah mudah
karena ia memerlukan keahlian dan keterampilan tersendiri baik dari
segi intelektual emosiaonal maupun spiritual Kalau demikian
permasalahannya berarti tidak semua orang dari umat Islam
memiliki kompetensi tersebut14
Ketiga dakwah dihukumi wajib individual (fard `ain)
sekaligus wajib kolektif (fardhu kifayah) Maksudnya hukum asal
dakwah itu adalah wajib `ain sehingga setiap mukmin memiliki
tanggung jawab moral untuk menyampaikan agamanya sesuai dengan
taraf kemampuan dan kapasitasnya masing-masing Namun
13
A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan
Peradaban Islam h 63-64 14
A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan
Peradaban Islam h 65
24
demikian pada aspek-aspek tertentu dakwah tidak dapat diserahkan
kepada sembarang orang Dakwah dalam posisi ini menjadi tugas
berat dan menuntut profesionalisme Dakwah memerlukan
kompetensi dan itu hanya mungkin dilakukan oleh yang memiliki
keahlian dalam bidang ini (kelompok profesional) Pendapat ketiga
ini merupakan jalan tengah dari dua pendapat sebelumnya yang
saling bertolak belakang Pendapat ini menjadi jalan tengah lantaran
tidak memandang dakwah hanya sebagai kewajiban ulama semata
(elitis) tetapi juga tidak membenarkan menyerahkan masalah dan
tugas dakwah hanya kepada masing-masing orang (tugas individual)
semata-mata15
C Fungsi Dakwah
Dakwah berfungsi menjaga orisinalitas pesan dakwah dari
Nabi Saw dan menyebarkannya kepada lintas generasi Dengan
dakwah pula kebenaran Islam tidak akan berhenti dalam satu
generasi Dakwah berfungsi sebagai estafet bagi peradaban manusia
Nabi Saw tidak ingin dinamika dakwah terhenti karena
kewafatannya Sebagaimana yang beliau sampaikan pada saat haji
wada (haji perpisahan)16
Selain itu juga fungsi dakwah yaitu sebagai
pembina sebagai pengarah dan pembentuk manusia seutuhnya17
Sebagaimana disebutkan di atas bahwa dakwah adalah salah
satu proses komunikasi Menurut Deddy Mulyana komunikasi
memiliki beberapa fungsi yaitu18
15
A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan
Peradaban Islam 68-69 16
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 101 17
Kustadi Suhandang Ilmu Dakwah Perspektif Komunikasi (Bandung Remaja
Rosdakarya 2013) Cet Ke-I h 193
18Deddy Mulyana Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Bandung Remaja
Rosdakarya 2016) Cet Ke-XV h 5
25
a Komunikasi Sosial
Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya
mengisyaratkan bahwa komunikasi penting untuk membangun
konsep diri aktualisasi diri untuk kelangsungan hidup untuk
memperoleh kebahagiaan terhindar dari tekanan dan ketegangan
antara lain lewat komunikasi yang menghibur dan memupuk
hubungan dengan orang lain
b Komunikasi Ekspresif
Komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi
orang lain namun tidak dilakukan sejauh komunikasi tersebut
menjadi instrumen untuk menyampaikan perasaan emosi kita
Perasaan-perasaan tersebut dikomunikasikan terutama melalui
pesan-pesan nonverbal Perasaan sayang peduli rindu simpati
gembira sedih takut prihatin marah dan benci dapat
disampaikan lewat kata-kata namun terutama lewat perilaku
nonverbal
c Komunikasi Ritual
Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan
sepanjang tahun dan sepanjang hidup yang disebut para
antropolog sebagai rites of passage mulai upacara kelahiran
sunatan pernikahan sungkeman dan sebagainya Dalam acara
tersebut orang mengucapkan kata-kata atau menampilkan
perilaku simbolik Mereka yang berpartisipasi dalam bentuk
komunikasi ritual tersebut menegaskan kembali komitmen
mereka kepada tradisi keluarga komunitas suku bangsa negara
ideologi atau agama mereka
26
d Komunikasi Instrumental
Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum
menginformasikan mengajar mendorong mengubah sikap dan
keyakinan dan mengubah perilaku atau menggerakkan tindakan
dan juga menghibur Bila diringkas maka ke semua tujuan
tersebut adalah membujuk (bersifat persuasif)
Dari fungsi dakwah dan fungsi komunikasi bisa kita
hubungkan bahwa komunikasi instrumental lebih cocok kepada
fungsi dakwah karena tujuannya selain menginformasikan yaitu
mengajar dan mendorong manusia untuk mengubah sikap dan
keyakinan sebagaimana dalam fungsi dakwah itu sendiri
D Tujuan Dakwah
Setiap aktivitas yang dilakukan oleh manusia memiliki tujuan
baik untuk tujuan positif maupun negatif Dalam hal ini tujuan yang
ingin di capai dalam dakwah menurut beberapa ahli ada beberapa
tujuan Diantaranya yaitu tujuan dakwah adalah dunia dan akhirat19
Realitanya tujuan dakwah tiada lain mengajak manusia berjalan di
atas jalan Allah dalam meniti jalan hidupnya Secara filosofis bisa
dikatakan bahwa tujuan dakwah Islamiah adalah membentangkan
jalan Allah di atas bumi agar dilalui umat manusia Dari penjelasan
tersebut kiranya dipahami bahwa makna dari semuanya itu
mengandung pengertian upaya mengubah sikap sifat pendapat dan
perilaku umat ke arah yang Islami20
Jika berbagai pendapat diakomodir maka tujuan dakwah
dapat dbedakan kepada tujuan umum khusus tujuan jangka pendek
dan jangka panjang Selain itu terdapat tujuan dari sisi isi pesan dan
19
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 15 20
Kustadi Suhandang Ilmu Dakwah Perspektif Komunikasi h 23
27
mad`u serta tujuan insidentil Adapun tujuan dakwah adalah sebagai
berikut21
1 Tujuan umum
Tujuan umum dari kegiatan dakwah sama dengan tujuan
diturunkannya agama Islam Kata Islam dari segi kebahasaan
berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata salima yang
mengandung arti selamat sentosa dan damai Bertitik tolak dari
pemahaman kata Islam di atas maka kegiatan dakwah harus
mampu mewujudkan manusia atau masyarakat yang
menyerahkan diri tunduk patuh dan taat kepada Allah Swt
2 Tujuan khusus
Adapun tujuan dakwah secara lebih rinci atau tujuan khusus
dapat dirumuskan berdasarkan tinjauan tertentu Sekurang-
kurangnya tujuan ini dapat ditinjau dari dua segi yaitu dari segi
mad`u dan dari segi materi yang disajikan Tujuan dakwah
kepada setiap pribadi dapat dirumuskan sebagai berikut yaitu
terbinanya pribadi muslim yang sejati yakni figur insan kamil
yang dapat menerjemahlan ajaran Islam dalam segala aspek
kehidupannya
Tujuan dakwah untuk setiap keluarga Muslim adalah dapat
terbinanya kehidupan yang Islami dalam rumah tangga yaitu
keluarga yang senantias mencerminkan nilai-nilai islam baik
sesame anggota keluarga dan dengan tetangga Sedangkan tujuan
yang diharapkan terhadap masyarakat adalah terbinanya
kehidupan yang rukun dan damai taat dalam melaksanakan
ajaran agama dan memiliki kepedulian sosial yang tinngi
21
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 164
28
Selanjutnya tujuan dakwah adalah terwujudnya umat terbaik yang
basisnya didukung oleh muslim yang berkualitas individu yang
baik yang oleh Allah dijanjikan akan memperoleh ridha dan
surga
3 Tujuan dari segi materi dakwah
Tujuan dakwah jika berorientasi kepada pesan dakwah yang
disampaikan menurut Syekh Ali mahfudh meliputi enam hal
yaitu
a Untuk meluruskan akidah
b Untuk membetulkan amal
c Untuk membina akhlak
d Mengokohkan persatuan dan persaudaraan muslim
e Menolak atau melawan ateis
f Memberantas syubhat dalam agama
E Metode Dakwah
Metode secara bahasa berasal dari dua kata yaitu ldquometardquo
(melalui) dan ldquohodosrdquo (jalan cara) Metode berarti cara yang telah di
atur dan melalui proses pemikiran untuk mencapai suatu maksud22
Istilah metode berasal dari bahasa Inggris method yang berarti
systematic arrangement (penataan yang sistematis) orddy procedure
(prosedur yang rapih) mode of handling intellectual (cara
penanganan masalah secara cerdik)23
Sumber yang lainnya
menyebutkan bahwa metode berasal dari bahasa Yunani yang berarti
jalan yang dalam bahasa Arab disebut thacircriq24
22
M Munir Metode Dakwah h 6 23
Kustadi Suhandang Ilmu Dakwah Perspektif Komunikasi h 166
24Moh Ardani Memahami Permasalahan Fikih Dakwah (Jakarta Mitra Cahaya
Utama 2006) Cet Ke-I h 23
29
Metode dakwah adalah cara-cara tertentu yang dilakukan oleh
seorang dai (komunikator) kepada mad`u untuk mencapai suatu
tujuan atas dasar hikmah dan kasih sayang25
Al-Qur`an dalam surat An-Nahl ayat 125 menyebut tiga
metode dakwah yang intinya adalah menyesuaikan materi dan cara
berdakwah dengan sasaran dakwah terhadap cendekiawan dengan
hikmah orang awam dengan mau`izhah hasanah yakni memberi
nasihat dan perumpamaan yang menyentuh jiwa sesuai dengan taraf
pengetahuan mereka yang sederhana Ahl al-kitab dan penganut
agama lain yang diperintahkan adalah jidaldiskusi dengan cara yang
terbaik yaitu dengan logika dan retorika yang halus lepas dari
kekerasan dan umpatan26
Menurut Moh Ali Aziz dalam bukunya Ilmu Dakwah
menjelaskan tentang perbedaan metode dakwah dalam surat An-Nahl
ayat 125 Dalam ayat tersebut Nabi diperintahkan dua hal yaitu
berdakwah dan berdebat Merujuk pada fungsi wawu sebagai huruf
`athaf penghubung dua kalimat yaitu berdakwah dan berdebat
Pertama menunjukkan kebersamaan dua hal Dalam hal ini
berdakwah dan berdebat Kedua menunjukkan sesuatu yang lebih
dulu dari yang lain (lahiq) Dakwah dilaksankan terlebih dahulu
kemudian disusul berdebat Ketiga menunjukkan sesuatu yang
diakhirkan dari yang lain (sabiq) Dengan demikian berdakwah dan
berdebat adalah ssesuatu yang terpisah tetapi pelaksanannya harus
keduanya baik secara bersama sekaligus atau beriringan Karena
adanya perbedaan antara dakwah dan perdebatan walaupun memiliki
tujuan yang sama yaitu memengaruhi orang lain untuk mengikuti
25
M Munir Metode Dakwah h 7 26
M Quraish Shihab Membumikan Al-Qur`an jilid 2 (Ciputat Lentera Hati
2010) Cetke-I 2011 h 193
30
pendapatnya Tidak ada pemaksaan dalam dakwah sehingga
targetnya hanya memberikan pemahaman secara benar Berbeda
dengan dakwah perdebatan selalu menggunakan cara yang lebih
tegas karena targetnya adalah memperoleh kemenangan27
Dengan adanya perbedaan antara dakwah dan perdebatan
berarti cara berdakwah menurut surah An-Nahl ayat 125 ada dua
macam yaitu al-hikmah dan al-mau`izhah al-Hasanah28
Menurut ulama dalam tafsir kontemporer saat ini metode
dakwah dalam Al-Qur`an surah An-Nahl ayat 125 itu meliputi tiga
cakupan yaitu
1 Bi al-hikmah
Hikmah secara mutlak bisa bermakna ilmu dan pemahaman
Bisa juga bermakna keadilan diungkapkan dalam bahasa Arab Huwa
Ahkam al-Amracirc yang artinya dia melakukan sesuatu dengan baik dan
al-hacirckim adalah orang yang melakukan sesuatu secara profesional29
Secara etimologi hikmah digunakan untuk menunjuk kepada arti-arti
seperti keadilan ilmu kearifan kenabian dan juga Al-Qur`an
Dari kata hikmah juga dapat derivasinya ldquohakimrdquo yang
berarti seorang yang berprofesi memutuskan perkara-perkara
hukum30
Kata hikmah antara lain berarti yang paling utama dari
segala sesuatu baik pengetahuan maupun perbuatan Hikmah juga
diartikan sebagai sesuatu yang bila digunakandiperhatikan akan
mendatangkan kemaslahatan dan kemudahan yang besar atau lebih
27
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 333
28Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 335
29
Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah terj
Beni Sarbeni (Jakarta Darul Gaq 2008) cetke- I h 142
30A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 201
31
besar serta menghalangi terjadinya mudharat atau kesulitan yang
besar atau lebih besar31
Sedangkan ditinjau dari segi terminologi hikmah merujuk
kepada pengertian ketepatan berkata dan bertindak dan
memperlakukan sesuatu secara bijaksana (al-ishacircbat ficirc al-aqwacircl wa
al-afrsquoacircl wa wadlarsquoacirc kulla syayrsquo ficirc maudlucircrsquoihi)32
Hikmah juga bisa
diartikan sebagai upaya mengajak bicara kepada akal manusia dengan
dalil-dalil ilmiah yang memuaskan dan dengan bukti-bukti logika
yang cemerlang dengan maksud mengikis keragu-raguan dengan
argumentasi dan penjelasan33
Hikmah merupakan suatu metode pendekatan komunikasi
yang dilaksanakan atas dasar persuasif Karena dakwah bertumpu
pada human oriented maka konsekuensi logisnya adalah pengakuan
dan penghargaan pada hak-hak yang bersifat demokratis agar fungsi
dakwah yang utama bersifat informatif sebagaimana ketentuan Al-
Qur`an
ldquoMaka berilah peringatan karena Sesungguhnya kamu
hanyalah orang yang memberi peringatan kamu bukanlah
orang yang berkuasa atas merekardquo(QS Al-Ghasyiyah [88]
21-22)
Menurut al-Qahtany hikmah dalam konteks metode dakwah
tidak dibatasi hanya dalam bentuk dakwah dengan ucapan yang
lembut targhicircb (nasihat motivasi) kelembutan dan amnesti seperti
31
MQuraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
(Ciputat Lentera Hati 2009) Cetke-I h 775
32A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 202
33Yusuf Al-Qaradhawi Retorika Islam Bagaimana Seharusnya Menampilkan
Wajah Islam terj Abdillah Noor Ridlo (Jakarta Pustaka Al-Kautsar 2004) cetke-I h 19
32
selama ini dipahami banyak orang Lebih dari itu hikmah sebagai
metode dakwah dengan kedalaman rasio pendidikan nasihat yang
baik dialog yang baik pada tempatnya juga dialog dengan para
penentang zalim pada tempatnya hingga meliputi kecaman
ancaman dan kekuatan senjata pada tempatnya
Dari sinilah diperoleh pemahaman bahwa pendekatan hikmah
adalah induk dari semua metode dakwah yang intinya menekankan
atas ketetapan pendekatan terkait dengan kelompok mad`u yang
dihadapi Dalam pada itu ketepatan pilihan metode sesuai dengan
klasifikasi mad`u yang dihadapi tidak diragukan lagi sebagai kunci
kesuksesan dakwah34
Adapun cara dalam melakukan pendekatan dengan metode
hikmah yaitu35
a Berbicara kepada seseorang dengan bahasanya
Termasuk hikmah adalah berbicara dan berdialog dengan
orang lain menggunakan bahasanya sehingga isi
pembicaraan dan berkomunikasi timbal-balik dengan
lancar Artinya bukan sekedar orang Cina dengan bahasa
Cina Rusia dengan bahasa Rusia tetapi lebih dari itu
bahwasanya orang-orang berilmu diajak dengan bahasa
mereka dan orang awam diajak bicara dengan bahasa
mereka
b Bersikap ramah
Termasuk hikmah pula untuk bersikap ramah dan lemah
lembut dalam menyampaikan perintah dan larangan Kita
tidak membebani seseorang dengan suatu yang tidak kuat
34
A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 202
35Yusuf Al-Qaradhawi Retorika Islam Bagaimana Seharusnya Menampilkan
wajah Islam terj Abdillah Noor Ridlo h 20
33
dipikulnya Dengan begitu dia tidak akan menolak seruan
kita
c Memperhatikan tingkatan pekerjaan dan kedudukan
syariatnya
Termasuk kategori hikmah yang harus diperhatikan
dengan baik dalam retorika dakwah Islam era kini yaitu
memperhatikan dan menjaga tingkatan jenis pekerjaan
nilainya dan legalitas syarrsquoi-nya Dengan cara menyusun
pesan-pesan Islam dengan baik sesuai dengan tempat dan
waktu dan tingkatan masing-masing Kemudian kita
sampaikan perintah dan larangan sesuai dengan
prioritasnya
d Gerakan bertahap
Cara hikmah lainnya yang harus diperhatikan adalah
mengajak manusia secara tadarruj (bertahap) Karena
tadarruj itu sendiri merupakan hukum alam sebagaimana
ia merupakan hukum syariat Seperti penciptaan manusia
yang melalui proses tahap demi tahapan
Dengan demikian hikmah itu mengandung arti menjaga
kondisi dan keadaan manusia (sehingga seorang dai menggunakan
cara yang sesuai dengan kondisi dan keadaan yang didakwahinya
karena manusia memiliki ragam pemahaman dan keilmuan beragam
dari sisi emosional juga beragam dari sisi menyikapi kebenaran
Dengan kata lain seorang dai mesti menggunakan cara yang pantas
dan lebih cepat diterima bagi orang yang didakwahinya maka semua
cara ini termasuk dakwah kepada Allah dengan hikmah)36
36
Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah terj
Beni Sarbeni h 146
34
2 Al-maui`dzah Al-hasanah
Kata mau`izhah terambil dari kata wa`azha yang berarti
nasihat Mau`izhah adalah uraian yang menyentuh hati yang
mengantar kepada kebaikan37
Dari makna bahasa kita bisa
memahami bahwa mau`izhah secara istilah adalah arahan bimbingan
dan nasihat dengan sesuatu yang meluluhkan hati tepatnya dengan
menyebutkan pahala atau siksa38
Mau`izhah al-hasanah atau nasihat
yang baik adalah memberikan nasihat kepada orang lain dengan cara
yang baik yaitu petunjuk-petunjuk ke arah kebaikan dengan bahasa
yang baik dapat diterima berkenan di hati menyentuh perasaan
lurus di pikiran menghindari sikap kasar dan tidak mencari atau
menyebut kesalahan audiens sehingga pihak objek dakwah dengan
rela hati atas kesadarannya dapat mengikuti ajaran yang disampaikan
oleh pihak subjek dakwah39
Jika cara hikmah mengajak berbicara
kepada akal agar memaklumi pesan-pesan maka dakwah dengan
mau`izhah adalah hasanah adalah mengajak berbicara kepada hati
dan perasaan agar menyadari dan tergerak untuk bertindak40
Menurut Ibnu al-Atsir nasihat merupakan untaian kata yang
diungkapkan buat orang yang diberi nasihat dengan harapan orang
yang diberi nasihat bertambah baik41
Nasihat adalah memerintah
atau melarang atau menganjurkan yang dibarengi motivasi dan
ancaman juga berarti mengatakan sesuatu yang benar dengan cara
37
MQuraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an h
775 38
Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah terj
Beni Sarbeni h 150 39
Samsul Munir Amin Ilmu Dakwah (Jakarta Amzah 2009) cet Ke- I h 99-100 40
Yusuf Al-Qaradhawi Retorika Islam Bagaimana Seharusnya Menampilkan
wajah Islam terj Abdillah Noor Ridlo h 29
41Harjani Hefni Komunikasi Islam (Jakarta Prenadamedia Group 2017) cet Ke-
II h148
35
melunakkan hati Nasihat harus berkesan dalam jiwa atau mengikat
jiwa dengan keimanan dan petunjuk42
Al-Mau`izha Hasanah merupakan cara berdakwah atau
bertablig yang disenangi mendekatakan manusia padanya dan tidak
menjerakan mereka memudahkan dan tidak menyulitkan
Singkatnya ia adalah suatu metode yang mengesankan sasaran
dakwah bahwa juru dakwah adalah sebagai teman dekat yang
menyayanginya dan sebagai yang mencari segala hal yang
bermanfaat baginya dan membahagiakannya43
Bentuk-bentuk dakwah mau`izhah hasanah diantaranya yaitu
a Nasihat
Nasihat berasal dari bahasa Arab dari kata kerja Nashaha
yang berarti Khalasha yaitu murni dan bersih dari segala kotoran
juga berarti Khata yaitu menjahit44
Sebagian ahli ilmu berkata
nasihat adalah perhatian hati terhadap yang dinasihati siapa pun
dia Nasihat adalah salah satu cara dari al-mau`izhah al-hasanah
yang bertujuan mengingatkan bahwa segala perbuatan pasti ada
sangsi dan akibat Secara terminologi nasihat adalah memerintah
atau melarang atau menganjurkan yang dibarengi dengan
motivasi dan ancaman45
1) Kriteria seorang penasehat
Ibnu Taymiyah menyebutkan beberapa sifat yang harus
dimiliki seorang penasihat yang mengajak kepada perbuatan
makruf dan melarang orang lain berbuat mungkar haruslah
memiliki ilmu tentang hal yang makruf dan yang mungkar
42
M Munir Metode Dakwah h 243 43
Muhammad Husain Fadhlullah Metodologi dakwah dalam Al-Quran terj
Tarmana Ahmad Qosim (Jakarta Lentera 1997) Cet Ke-I h 48 44
MMunir Metode dakwah h 242
45
MMunir Metode dakwah h 242
36
dan dapat membedakan antara keduanya dan harus memiliki
ilmu tentang keadaan orang yang diperintah dan yang
dilarang Dan yang dimaksud dengan ilmu itu adalah apa-apa
yang dibawa Rasulullah dari apa-apa yang Allah utuskan
kepadanya46
b Tabsyir wa Tanzir
Tabsyir secara bahasa berasal dari kata basyara yang
mempunyai arti memperhatikan merasa senang Tabsyir dalam
istilah dakwah adalah penyampaian dakwah yang berisi kabar-kabar
yang menggembirakan bagi orang-orang yang mengikuti dakwah47
Adapun tujuan tabsyir yaitu48
1) Memperkuat atau memperkokoh iman
2) Memberikan harapan
3) Menumbuhkan semangat beramal
4) Menghilangkan sifat keragu-raguan
Sedangkan tanzir adalah penyampaian dakwah yang di mana
isinya berupa peringatan terhadap manusia tentang adanya kehidupan
akhirat dengan segala konsekuensinya49
Adapun bentuk-bentuk
tanzir diantaranya yaitu50
1) Penyebutan nama Allah
2) Menunjukkan keburukan
3) Pengungkapan bahayanya
4) Penegasan adanya bencana segera
5) Penyebutan peristiwa akhirat
46MMunir Metode dakwah h 242
47
MMunir Metode dakwah h 257
48
MMunir Metode dakwah h 259
49MMunir Metode dakwah h 263
50
MMunir Metode dakwah h 265
37
c Kisah
Kisah atau qashash diklasifikasikan ke dalam dua makna
yaitu yang berarti menceritakan dan mengandung arti menelusuri atau
mengikuti jejak51
Makna Qashash dalam sebagian besar ayat-ayat
berartikan kisah atau cerita sedangkan ayat-ayat yang berbicara
menggunakan lafazh qashash ternyata juga muncul dalam konteks
cerita atau kisah tentang Nabi Musa as52
Macam-macam kisah dalam
Al-Qur`an menurut Manna` Khalil al-Qatthan53
1) Kisah para Nabi menyangkut dakwah mereka dan tahapan
serta perkembangannya
2) Kisah peristiwa-peristiwa masa lalu dan pribadi-pribadi yang
tidak diketahui secara pasti apakah mereka Nabi atau bukan
3) Kisah peristiwa yang terjadi pada zaman Rasulullah seperti
perang Badar Uhud Khandak dan lain-lain
3 Al-mujadalah
Dalam bahasa dikatakan jadalahu artinya mendebat dan
melawannya Jadal adalah sangat dalam perlawanan dan
kemampuannya yaitu sangat melawan Jadala adalah menghadapi
argumentasi dengan argumentasi sedang mujadalah artinya berdebat
dan berbantah-bantahan54
Mujadalah adalah berdiskusi dengan cara yang baik dari cara
berdiskusi yang ada Mujadalah merupakan cara terakhir yang
digunakan untuk berdakwah manakala dua cara terakhir digunakan
untuk orang-orang yang taraf berpikirannya maju dan kritis seperti
51MMunir Metode dakwah h 292
52
MMunir Metode dakwah h 292
53
MMunir Metode dakwah h 293 54
Syekh M abu al-Fatah Al-bayanuiy Ilmu Dakwah Prinsip Kode etik dalam
berdakwah menurut Al-Quran dan As-Sunnah terj h Dedi Junaedi (Jakarta Pressindo
2010) Cet Ke-I h 334
38
ahli kitab yang memang telah memiliki bekal ilmu agama dari para
utusan sebelumnya55
Pendekatan dalam dakwah ini dilakukan
dengan dialog yang berbasis budi pekerti luhur tutur kalam yang
lembut serta mengarah pada kebenaran dengan disertai argumentasi
demonstratif rasional dan tekstual sekaligus dengan maksud menolak
argumen bathil yang dipakai lawan dialog56
Mengutip perkataan Imam Ibnu Baththah berkata tentang
masalah ini ldquoyang mesti dimiliki oleh setiap muslim dalam
pengajaran dan perdebatan mereka tentang masalah fikih dan hukum
adalah membenarkan niat dengan maksud memberikan nasihat
bersikap adil dan mencari kebenaran dengannya langit dan bumi bisa
tegakrdquo57
Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan apabila metode
ini hendak dipakai yakni58
Pertama tidak merendahkan pihak lawan
Kedua tujuan diskusi hanyalah semata-mata menunjukkan kebenaran
sesuai nilai dan ajaran Islam
Ketiga tetap menghormati pihak lawan sebab jiwa manusia tetap
memiliki harga diri Ia tidak boleh merasa kalah dalam diskusi
sehingga harus diupayakan agar ia tetap merasa dihargai dan
dihormati
Adapun jidal yang diperintahkan oleh Allah adalah jidal yang
bertujuan untuk mengalahkan lawan bukan karena hawa nafsu tetapi
untuk memenangkan pandangan yang benar Meskipun pandangan
yang akan dipaparkan adalah benar Allah hanya membolehkan jidal 55
Samsul Munir Amin Ilmu Dakwah h 100 56
A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 206
57Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah terj
Beni Sarbeni h 155 58
Moh Ardani Fikih Dakwah h 33
39
dengan cara yang baik59
Terkadang mujadalah dilakukan dengan
suatu tujuan yang baik dan terkadang dengan kebatilan Allah
berfirman
helliphellip ldquoDan bantahlah mereka dengan cara yang baikrdquo (QS An-
Nahl [16] 125)
hellip helliphellip ldquoDan mereka membantah dengan (alasan) yang batil untuk
melenyapkan kebenaran dengan yang batil iturdquo (QS Al-
Mukmin [40] 5)
Atas dasar inilah para ulama membagi jadal kepada dua
macam yaitu yang terpuji dan tercela sesuai dengan tujuan cara dan
hal-hal yang menyebabkan terjadinya 60
Debat yang terpuji dalam
dakwah tidak memiliki tujuan pada dirinya sendiri Ia lebih ditujukan
sebagai wahana (wasilah) untuk mencapai kebenaran dan petunjuk
Allah Swt dakwah melalui pendekatan ini sangat tepat diterapkan
kepada kelompok mad`u yang masih dalam pencarian kebenaran
tetapi bukan termasuk kelompok awam (al-mutawasitun)61
Bentuk-bentuk dakwah bi al-mujadalah diantaranya yaitu
a Al-hiwar
Al-Hiwar dapat diartikan dengan dialog antara dua orang yang
setara dari segi kecerdasan dan juga tidak ada dominasi antara
59
Harjani Hefni Komunikasi Islam (Jakarta Prenadamedia Group 2017) cet Ke-
II h128 60
Syekh M abu al-Fatah Al-bayanuiy Ilmu Dakwah Prinsip Kode etik dalam
berdakwah menurut Al-Quran dan As-Sunnah terj Dedi Junaedi h 335
61A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 206
40
satu dan yang lain Adapun etika yang digunakan dalam berdialog
antara lain62
1) Kejujuran
2) Tawadhu
3) Bertujuan untuk mencapai kebenaran
4) Memberi kesempatan kepada pihak lawan
b As-ilah wa ajwibah
Kata as-ilah merupakan bentuk jamak dari kata as-sual yang
berarti pertanyaan-pertanyaan Begitu pula dengan kata ajwibah
yang merupakan bentuk jamak dari kata ijabah yang artinya
adalah jawaban-jawaban63
As-ilah wa ajwibah dapat diartikan sebagai proses Tanya jawab
dalam berdakwah antara dua orang yang berbeda tingkat
kecerdasannya Diantara subjek dakwah dalam metode ini yaitu
orang mukmin dan non-mukmin Adapun objek dalam metode ini
yaitu Akidah Syariah dan Akhlak Dan di era modern saat ini
metode atau proses as-ilah wa ajwibah dapat diaplikasikan dalam
beberapa bentuk diantaranya televisi radio internet dan media
cetak
F Sumber Metode Dakwah
Adapun beberapa sumber metode dakwah yaitu64
1 Al-Qur`an
Al-Qur`an adalah sumber hukum Islam dan juga menjadi
pedoman bagi umat Islam Di dalam Al-Qur`an banyak sekali
ayat yang membahas tentang masalah dakwah Selain itu ada
ayat-ayat yang ditujukan kepada Nabi ketika beliau melancarkan
6262
M Munir Metode Dakwah h 328 63
M Munir Metode Dakwah h 335-336 64
Moh Ardani Fikih Dakwah h 33
41
dakwahnya Semua ayat tersebut menunjukkan metode yang
harus dipahami dan dipelajari oleh setiap muslim Karena Allah
tidak akan menceritakan melainkan agar dijadikan suri tauladan
dan dapat membantu dalam rangka menjalankan dakwah
berdasarkan metode yang tersurat dan tersirat dalam Al-Qur`an
2 Hadis
Hadis merupakan sumber hukum kedua dalam Islam setelah Al-
Qur`an Dalam sunah Rasul banyak kita temui hadis yang
berkaitan dengan dakwah Begitu juga sejarah Nabi dalam
menyiarkan dakwahnya baik di Mekah atau Madinah Semua ini
memberikan contoh dalam metode dakwahnya Karena
setidaknya kondisi yang dihadapi Rasulullah ketika itu juga
dialami oleh juru dakwah saat ini
3 Sejarah Hidup para sahabat65
Dalam sejarah hidup para sahabat besar cukuplah memberikan
contoh yang baik dan sangat berguna bagi juru dakwah Karena
mereka adalah orang yang expert dalam bidang agama dan hidup
pada masa Rasulullah
4 Pendapat Para Ulama
Ulama yang dimaksud di sini ialah pendapat ulama yang beriman
serta menguasai ilmu keislaman secara mendalam dan juga
mengamalkannya Pendapat ulama harus dihargai karena ia
dihasilkan dari pemikiran yang mendalam serta berdasarkan
sumber utama hukum Islam Pendapat ulama dibagi dua yaitu
pendapat ulama yang telah di sepakati dan pendapat yang masih
65
sebaik-baik manusia adalah yang hidup) خير الناس قرني ثم لذين يلونهم ثم لذين يلونهم
pada zamanku kemudian orang-orang sesudah mereka kemudian orang-orang sesudah
mereka H R Muslim) mereka itulah para sahabat yang hidup pada zaman Nabi dan
sesudahnya
42
diperselisihkan Dalam mengutip pendapat ulama tentu saja dai
harus memperhatikan etika dalam mengutip pendapat diantaranya
yaitu pendapat terssebut tidak bertentangan dengan Al-Qur`an
dan hadis66
Pendapat para ulama meliputi Ijma` dan Qiyas Di
mana ijma` adalah kesepakatan mujahid dalam suatu ijma` atau
masalah tertentu sedangkan Qiyas adalah proses penyingkapan
kesamaan hukum suatu kasus yang tidak disebutkan dalam nash
5 Hasil Penelitian Ilmiah
Sifat dari hasil penelitian ilmiah adalah relatif dan reflektif
Relatif karena nilai kebenarannya dapat berubah Reflektif karena
ia mencerminkan realitasnya Hasil penelitian bisa berubah oleh
penelitian berikutnya atau penelitian dalam medan yang berbeda
Maka dari itu pendakwah harus mengetahui etika dalam mengutip
hasil penelitian ilmiah dalam menyampaikan materi dakwah67
6 Pengalaman
Pengalaman juru dakwah merupakan hasil pergaulannya dengan
orang banyak yang kadangkala dijadikan referensi ketika
berdakwah Dengan mengetahui sumber metode dakwah sudah
sepantasnya kita menjadikannya sebagai pedoman dalam
melaksanakan aktivitas dakwah sesuai dengan kondisi dan situasi
yang terjadi
G Bentuk-bentuk Metode Dakwah
Pada garis besarnya bentuk dakwah ada tiga yaitu68
1 Dakwah bi al-lisan (lisan)
Secara substantif dakwah adalah ajakan yang bersifat Islami
Sedangkan kata lisan dalam bahasa Arab berarti ldquobahasardquo Maka
66
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 276-277 67
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 278 68
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 307
43
dakwah bil lisan bisa diartikan ldquopenyampaian dakwah melalui lisan
berupa ceramah atau komunikasi langsung antara dai dan madurdquo69
Kualitas perkataanbicara seseorang mencerminkan suasan hati Lisan
yang fasih tegar dan penuh percaya diri merupakan gambaran
kondisi hati seseorang yang tenang dan memiliki semangat tinggi
menyampaikan kebenaran Perkataan yang tersusun rapi dari seorang
dai merupakan jembatan pembuka hati dan penggerak rasa bagi yang
menerima panggilanseruan70
Dakwah bi al-lisan yang hampir sinonim dengan tablig secara
umum dibagi kepada dua macam Pertama dakwah secara langsung
tanpa media yaitu antara dai dan mad`u berhadapan wajah (face to
face) Dalam ilmu komunikasi hal semacam ini disebut dengan
komunikasi primer Kedua dakwah menggunakan media (channel)
yaitu antara dai dan mad`u tidak saling berhadapan dan model
komunikasi seperti ini disebut dengan komunikasi sekunder Dakwah
melalui media seperti Televisi Radio film dan lainnya71
Dalam melakukan dakwah bil lisan seorang dai harus bisa
memilih kata atau penyampaian yang sesuai dengan objek dakwah
Pemilihan kata-kata yang tepat ketika berdakwah diklasifikasikan
Al-Qur`an dalam beberapa bentuk sesuai dengan siapa mad`u yang
dihadapi diantaranya72
a Qaulan Balighan (perkataan yang membekas pada jiwa)
Kata baligh dalam bahasa arab artinya sampai
mengenai sasaran atau mencapai tujuan Bila dikaitkan
69
Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah Jakarta Lembaga Penelitian
UIN Syarif Hidayatullah h 42
70
Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah h 43
71Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah (Depok Rajawali Pers 2018) Cetke- I h 30
72Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah h 48
44
dengan qaul (ucapan atau komunikasi) baligh berarti fasih
jelas maknanya terang tepat mengungkapkan apa yang
dikehendaki
b Qaulan Layyinan (perkataan yang lembut)
Qaulan layyinan berarti perkataan yang lemah lembut
Perkataan yang lemah lembut dalam komunikasi dakwah
merupakan interaksi komunikasi dai dalam mempengaruhi
mad`u untuk mencapai hikmah73
Jika dilihat dari konteks
mad`u yang dihadapi penggunaan qaulan layyinan lebih
diarahkan kepada sang penguasa Dalam tataran ini seorang
dai dalam menyampaikan pesan dakwahnya kepada seorang
penguasa adalah perkataan yang lemah lembut tanpa ada
konfrontasi Walaupun penguasa tersebut zalim dan
durhaka74
c Qaulan Ma`rufan (perkataan yang baik)
Salah satu pengertian ma`rufan secara etimologi
adalah al-kahyr atau al-ihsan yang berarti baik Jadi qaulan
ma`rufan megandung pengertian perkataan atau ungkapan
yang pantas dan baik
d Qaulan Maisuran (perkataan yang ringan)
Kata maysuran merupakan bentuk isim maf`ul dari
yasara-yaisiru-yusran yang artinya mudah Maka qaulan
maysuran dapat diartikan perkataan yang mudah diterima
ringan pantas dan tidak berbelit-belit Dakwah dengan
maysuran berarti pesan yang disampaikan itu sederhana
73
Wahyu Ilahi Komunikasi Dakwah (Bandung Remaja Rosdakarya 2010) Cet
Ke-I h 178
74 Wahyu Ilahi Komunikasi Dakwah h 179
45
mudan dimengerti dan dipahami tanpa memerlukan pemikiran
yang mendalam
e Qaulan Kariman (Perkatan yang mulia)
Dakwah dengan qaulan kariman sasarannya adalah
orang yang lanjut usia Sedangkan pendekatan yang
digunakan adalah dengan perkataan yang mulia santun
penuh penghormatan dan penghargaan tidak menggurui serta
tidak perlu retorika yang berapi-api
2 Dakwah bi al-qalam (tulisan)dakwah bil-kitabah
Dakwah bi al-qalam ialah suatu kegiatan menyampaikan
pesan dakwah melalui tulisan seperti buku surat kabar majalah
jurnal artikel internet dan lain-lain Karena dimaksudkan sebagai
pesan-pesan dakwah maka tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan
atau seruan mengenai amar makruf nahi mungkar75
Dakwah Islam tidak hanya terbatas pada kegiatan dakwah bi
al-lisan akan tetapi juga dakwah memalui tulisan Dakwah bil-
kitabah bukanlah dakwah yang baru muncul ke permukaan ketika
pertama sekali ditemukan mesin cetak (press) melainkan telah
dilaksanakan Rasulullah Saw 15 abad silam Menurut catatan
sejarah pada tahun ke-enam hijriah Nabi Muhammad Saw mulai
mengembangkan wilayah dakwahnya Cara yang dilakukan antara
lain dengan mengirim surat kepada para pemimpin dan raja-raja pada
waktu itu yang isinya Nabi mengajak mereka untuk memeluk Islam
Tidak kurang delapan buah surat dikirim Nabi kepada kepala Negara
75
Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah h 53
46
dan raja yang diantar langsung oleh delapan orang sahabat yang
sangat bijak76
3 Dakwah bi al-hal (tindakan)
Kata al-hal secara etimologis berarti keadaan Artinya ini
menunjukkan realitas yang terwujud dalam perbuatan nyata Dengan
demikian dakwah bi al-hal dapat diartikan ldquomengajakmenyeru ke
jalan Allah untuk kebahagiaan dunia dan akhirat melalui perbuatan
nyata yang sesuai dengan keadaan manusiardquo77
Dakwah bil-hal merupakan istilah yang dimunculkan di
Indonesia sama halnya dengan istilah halal bihalal Diperkirakan
istilah dakwah bil hal dimunculkan sekitar tahun 70-an Namun
belum ditemukan rujukan yang menjelaskan siapa sebenarnya
penggagas pertama istilah tersebut Dakwah bil-hal semakna dengan
istilah lisanul hal dan lisanul uswah Dakwah bil-hal diartikan
dengan dakwah dengan keadaan M Natsir menggunakan secara
bergantian istilah lisanul hal dan lisanul uswah sebagai pengganti
istilah dakwah bil-hal Lisanul uswah menurut Natsir adalah bahasa
contoh perbuatan yang nyata Ketika Nabi Muhammad hijrah ke
Madinah dan membangun masjid Quba dan Masjid Nabawi serta
membuat parit pertahanan pada perang Ahzab merupakan bentuk
dakwah lisanul uswah Sedangkan lisanul hal lebih menonjolkan
pada ketinggian akhlak atau budi pekerti78
Berdasarkan ketiga bentuk dakwah di atas ditinjau dari sudut
pandang yang lain metode dakwah dilakukan pada berbagai metode
76
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 32 77
Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah h 60
78Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 33-34
47
yang lazim dilakukan dalam pelaksanaannya metode tersebut adalah
sebagai berikut79
1 Metode ceramah
Metode ceramah adalah metode yang dilakukan dengan
maksud untuk menyampaikan keterangan petunjuk pengertian
dan penjelasan tentang sesuatu kepada pendengar dengan
menggunakan lisan Metode ini harus diimbangi dengan
kepandaian khusus tentang retorika diskusi dan faktor-faktor
lain yang membuat pendengar merasa simpatik dengan
ceramahnya
2 Metode Tanya jawab
Metode Tanya jawab adalah metode yang dilakukan dengan
menggunakan tanya jawab untuk mengetahui sampai sejauh mana
ingatan atau pikiran seseorang dalam memahami atau menguasai
materi dakwah disamping itu juga untuk merangsang perhatian
penerima dakwah Metode tanya jawab ini sifatnya membantu
kekurangan-kekurangan yang terdapat pada metode ceramah
Tanya jawab sebagai salah satu metode cukup dipandang efektif
apabila ditempatkan dalam usaha dakwah karena objek dakwah
dapat mengajukan pertanyaan yang belum dikuasai oleh mad`u
sehingga akan terjadi hubungan timbal balik antara subjek
dakwah dengan objek dakwah
3 Metode diskusi
Dakwah dengan menggunakan metode diskusi dapat
memberikan peluang peserta diskusi untuk ikut memberikan
sumbangan pemikiran terhadap suatau masalah dalam materi
79
Samsul Munir Amin Ilmu Dakwah h 101
48
dakwah Dakwah dengan menggunakan metode diskusi ini dapat
menjadikan peserta terlatih menggunakan pendapat secara tepat
dan benar tentang materi dakwah yang didiskusikan dan mereka
akan terlatih berpikir secara kreatif dan logis serta objektif
4 Metode propaganda
Metode propaganda adalah suatu upaya untuk mensyiarkan
Islam dengan cara mempengaruhi dan membujuk massa secara
massal persuasif dan bersifat otoritatif (paksaan)
5 Metode keteladanan
Dakwah dengan metode keteladanan atau demontrasi berarti
suatu cara penyajian dakwah dengan memberikan keteladanan
langsung sehingga mad`u akan tertarik untuk mengikuti kepada
apa yang dicontohkannya
6 Metode drama
Metode drama adalah suatu cara menjajakan materi dakwah
dengan mempertunjukkan dan mempertontonkan kepada mad`u
agar dakwah dapat tercapai sesuatu yang ditargetkan
7 Metode silaturahmi (home visit)
Dakwah yang dilakukan dengan mengadakan kunjungan
kepada suatu objek tertentu dalam rangka menyampaikan dakwah
kepada penerima dakwah Dakwah dengan menggunakan metode
home visit dapat dilakukan melalui silaturahmi menengok orang
sakit dan lain-lain
49
H Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Dan Penggunaan Metode
Dakwah
Agar metode dakwah yang dipilih dan digunakan benar-benar
fungsional maka perlu juga diperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhi pemilihan dan penggunaan suatu metode yaitu80
1 Tujuan dengan berbagai jenis dan fungsinya
Tujuan yang ingin dicapai dalam dakwah harus disesuaikan
dengan materi dakwah yang disampaikan
2 Sasaran dakwah dari berbagai segi
Keberagaman mad`u dalam berdakwah membuat seorang dai
harus bisa menyesuaikan metode dakwah yang disampaikan dan
juga materi yang ingin diberikan Di antara mad`u atau sasaran
dakwah diantarnya yaitu golongan cendekiawan golongan awam
dan non-muslim
3 Situasi dan kondisi yang beraneka ragam
Situasi atau kondisi saat menyampaikan dakwah menjadi salah
satu unsur dalam menentukan metode dakwah apakah dakwah
harus disampaikan dengan orator yang berapi-api atau dengan
uraian yang menyentuh hati disesuaikan dengan kondisi dalam
berdakwah
4 Kepribadian dan kemampuan dai
Seorang dai memiliki kemampuan yang berbeda-beda maka
pemilihan metode dalam berdakwah juga akan berbeda sesuai
dengan kemampuan dai
I Aplikasi Metode Dakwah Rasulullah
Rasulullah menerapkan beberapa metode dakwah ke dalam beberapa
pendekatan yaitu81
80
M Munir Metode Dakwah h 224
50
1 Pendekatan personal
Pendekatan dengan cara ini terjadi dengan individual yaitu dai
dan mad`u bertatapan muka secara langsung sehingga materi
yang disampaikan langsung diterima dan reaksi mad`u akan
langsung diketahui Pendekatan ini Rasulullah lakukan pada saat
dakwah sembunyi-sembunyi
2 Pendekatan pendidikan
Pendekatan ini bisa di lihat dengan teraplikasinya dalam lembaga-
lembaga pendidikan pesantren Yayasan yang bercorak Islam
ataupun Perguruan Tinggi yang di dalamnya terdapat materi-
materi keislaman
3 Pendekatan diskusi
Pendekatan ini di era sekarang sering dilakukan lewat berbagai
diskusi keagamaan dai berperan sebagai narasumber sedangkan
mad`u berperan sebagai audience
4 Pendekatan penawaran
Cara ini dilakukan Nabi dengan menggunakan metode yang tepat
tanpa paksaan sehingga mad`u ketika meresponinya tidak dalam
keadaan tertekan bahkan ia melakukannya dengan niat yang
timbul dari hati yang paling dalam Cara ini pun harus dilakukan
dai dalam mengajak mad`u-nya
5 Pendekatan misi dakwah
Maksud dari pendekatan misi adalah pengiriman tenaga para dai
ke daerah-daerah di luar termpat domisili Pendekatan-
pendekatan di atas adalah sebagian kecil dari seluruh pendekatan
yang ada dan semua itu bisa dijadikan acuan oleh para dai dalam
melakukan kegiatan dakwahnya
81
Moh Ardani Memahami Permasalahan Fikih Dakwah h 35
51
BAB III
BIOGRAFI M QURAISH SHIHAB
DAN HAJI ABDUL MALIK KARI AMRULLAH (HAMKA)
A Profil M Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab lahir di Rappang Sulawesi Selatan
pada tanggal 16 Februari 1944 M1 Rappang adalah kampung
halaman ibunda Quraish Asma yang biasa disapa Puang Asma atau
dalam dialek lokalnya Puc Cemma` Puang adalah sapaan untuk
anggota keluarga bangsawan Maklumlah nenek Asma Puattulada
adalah adik kandung Sultan Rappang Kesultanan Rappang yang
bertetangga dengan Kesultanan Sidenreng kemudian melebur jadi
bagian Indonesia setelah pemerintah Belanda mengakui kedaulatan
RI pada 27 Desember 19492
Ayahnya Abdurrahman Shihab adalah guru besar bidang tafsir
Al-Qur`an Dalam penuturan Quraish Shihab ia pertama belajar
bahasa Al-Qur`an langsung dari ayah kandungnya sendiri yang
dilaksanakan setiap habis maghrib3 Dari namanya jelas bahwa
ayahnya adalah seorang handhrami (penduduk daerah Arab bagian
Selatan) yang memiliki hubungan genealogi keturunan dengan Nabi
Di samping berwiraswasta sejak muda ayahnya juga dikenal sebagai
pendakwah4
1
M Quraish Shihab Membumikan Al-Qur`an (Bandung Mizan 1993) Cet Ke-
IV Bagian awal tentang penulis
2Mauluddin Anwar dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab
(Tangerang Lentera Hati 2015) Cetke-I h 5
3Sopyan Hadi Konsep Sabar Dalam Al-Qur`an Jurnal Madani Vol 1 No 2
September 2018 h 478
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Jurnal+sopyan+hadi+Konsep
+sabar+dalam+alquran+ampbtnG= diakses pada 8 Juli 2019
4Saifuddin wardani Tafsir Nusantara (Yogyakarta LKiS 2017) Cetke-I h 41
52
Aba Abdurrahman tinggal di Rappang selama 10 tahun sejak
menikahi Emma` Quraish adalah anak keempat Tiga kakaknya Nur
Ali Umar dan dua adiknya wardah dan Alwi Shihab juga lahir di
Rappang Setelah kelahiran Alwi Aba memboyong keluarga
besarnya ke Makassar persisnya di jalan Sulawesi lorong 194 nomor
7 atau yang lebih dikenal sebagai Kampung Buton Di sini lahir tujuh
adik Quraish Nina Sida Nizar Abdul Muthalib dan si kembar Ulda
dan Latifah Aba dan Emma` memiliki 12 putra-putri5
M Quraish Shihab (1944) dibesarkan dalam lingkungan keluarga
muslim yang taat Pada usia 9 tahun ia sudah terbiasa mengikuti
ayahnya ketika mengajar Ayahnya Abdurrahman Shihab merupakan
sosok yang banyak membentuk kepribadian bahkan keilmuannya
Ayahnya seorang guru besar bidang tafsir dan pernah menjabat
sebagai Rektor IAIN Alaudin Ujung Pandang dan juga sebagai
pendiri Universitas Muslim Indonesia (UMI) Ujung Pandang6
Pendidikan dasar diselesaikan oleh Quraish Shihab di Makassar
Setelah itu melanjutkan pendidikan menengah di Malang sambil
menjadi santri di Pondok Pesantren Darul Hadis al-Faqihiyyah
Pendiri dan pimpinan pondok ini ialah Habib Abdul Qadir Bilfaqih
yang juga merupakan guru M Quraish Shihab Pada tahun 1958 di
usia 14 tahun ia melanjutkan studi di Kairo Mesir Dengan bekal
ilmu yang diperolehnya di Malang ia diterima di kelas II tingkat
Tsanawiyah al-Azhar Pada tahun 1967 di usia 23 tahun ia berhasil
5 Mauluddin Anwar dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab
(Tangerang Lentera Hati 2015) Cetke-I h 7
6Munawir Kepemimpinan Non-Muslim dalam Tafsir AL-Misbah Karya M Quraish
Shihab Maghza Vol 2 No 2 Juli-Desember 2017 h 102
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Kepemimpinan+non+muslim
+dalam+tafsir+almisbah+ampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3D7i95QmG50RsJ diakses 12
Juli 2019
53
meraih gelar Lc (Licence sekarang setingkat S1) di jurusan Tafsir
Hadits Fakultas Ushuluddin di Universitas al-Azhar Adapun Dosen
yang sangat beliau kagumi ialah Syekh Abdul Halim Mahmud
Kemudian melanjutkan pendidikan di Fakultas yang sama dan meraih
gelas MA pada tahun 1969 dengan tesis ldquoal-i`jacircz al-Tasyricirc`i li al-
Qur`an al-Karicircmrdquo (kemukjizatan Al-Qur`an al-Karim dari segi
legilasi) Pada tahun 1980 ia melanjutkan pendidikan tingkat doctor
di Universitas al-Azhar Dalam waktu dua tahun ia bisa
menyelesaikan pendidikan doctor di usia 38 tahun dengan predikat
mumtaz marsquoa martabat al-syaraf al-ucircla (summa cumlaude)7
Quraish menikah dengan Fatmawaty istrinya pada 2 februari
1975 Mereka dikarunai lima orang anak yatiu Najela Shihab Najwa
Shihab Ahmad Nahla dan Nasywa
Dengan melihat latar belakang keluarga yang sangat kuat dan
disiplin sangat wajar jika kepribadian keagamaan dan kecintaan serta
minat terhadap ilmu-ilmu agama dan studi Al-Qur`an yang digeluti
sejak kecil dan selanjutnya didukung oleh latar belakang pendidikan
yang dilaluinya mengantarkan MQuraish Shihab menjadi seorang
mufasir8
MQuraish Shihab memiliki sejumlah karya antara lain9
a Tafsir Al-Manar Keistimewaan Dan Kelemahannya (1984)
b Mahkota Tuntunan Ilahi (Tafsir Surat Al-Fatihah 1988)
c Tafsir Al-Amanah (Kumpulan Artikel Dari Rubrik Tafsir)
7
Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 43 8
Munawir Kepemimpinan Non-Muslim dalam Tafsir AL-Misbah Karya M
Quraish Shihab Maghza Vol 2 No 2 Juli-Desember 2017 h 103
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Kepemimpinan+non+muslim
+dalam+tafsir+almisbah+ampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3D7i95QmG50RsJ diakses 12
Juli 2019
9 Saifuddin Wardani Tafsir Nusantara h 47
54
d Lentera Hati (Kisah Dan Hikmah Kehidupan 1994)
e Untaian Permata Buat Anakku Pesan Al-Qur`an Untuk
Mempelai (1995)
f Wawasan Al-Qur`An Tafsir Maudhu`i Atas Pelbagai
Persoaalan Umat (1996)
g Mukjizat Al-Qur`an (1997)
h Yang Tersembunyi Jin Iblis Setan Dan Malaikat (1999)
i Pengantin Al-Qur`An (Jakarta Lentera Hati 1999)
j Secercah Cahaya Ilahi Hidup Bersama Al-Qur`an (1999)
k Jalan Menuju Keabadian (2000)
l Tafsir Al-Misbah (2000)
Al-Qur`an adalah kitab yang oleh Rasul Saw dinyatakan
sebagai Marsquoducircbatullah (hidangan ilahi) Hidangan ini membantu
manusia untuk memperdalam pemahaman dan penghayatan tentang
Islam dan merupakan pelita bagi umat Islam dalam menghadapi
berbagai persoalan hidup10
M Quraish Shihab menginginkan Al-Qur`an tidak hanya
menjadi objek kajian ilmiah semata yang berhenti pada kognisi
melainkan Al-Qur`an harus fungsional dan hidup di kalangan
muslimin sendiri karena tujuan diturunkannya Al-Qur`an semula
memang sebagai petunjuk (hudan li al-nacircs) Dengan dasar pemikiran
seperti ini ia kemudian memandang perlu ditulis tafsir yang lebih
rinci bukan sekedar pengaturan umum seperti (Major Themes of the
Qur`an Fazlur Rahman atau ila al-Qur`an al-Karim Mahmud
Syaltut) dan dihidangkan menarik dengan menghilangkan kerumitan
analisis kebahasaan seperti kosa-kosa kata (mufradhat) dengan
10
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Vol I h ix bagian Sekapur Sirih
55
bahasa yang mudah dimengerti simple tidak terlalu akademis
sehingga menarik minat11
Masyarakat Islam dewasa ini pun mengagumi Al-Qur`an
Tetapi sebagian kita hanya berhenti dalam pesona bacaan ketika
dilantunkan seakan-akan kitab suci ini hanya diturunkan untuk
dibaca Memang wahyu pertama memerintahkan membaca bahkan
kata iqra` diulangi dua kali yang mengandung makna telitilah
dalamilah karena dengan penelitian dan pendalaman itu manusia
dapat meraih kebahagiaan sebanyak mungkin12
Dengan kesadaran seperti itulah Quraish Shihab menulis
tafsir al-Misbah yang diharapkan menjembatani kesenjangan kedua
pihak dari kaum muslimin dalam memahami Al-Qur`an Pertama
kelompok akademis Kedua kelompok awam (mayoritas kaum
muslimin) yang hanya terbiasa dengan ritual membaca ayat-ayat Al-
Quran tertentu saja seperti Yacircsicircn al-Wacircq`iah dan al-Rahmacircn tapi
tidak diiringi dengan pemahaman yang benar Bahkan
kesalahpahaman tersebut semakin menjadi umum karena hanya
membaca buku-buku yang menjelaskan keutamaan-keutamaan
membaca surah tersebut Apa yang dikritik oleh Quraish Shihab di
sini adalah pola keberagaman yang ritualistik bahkan magic yang
memperlakukan Al-Qur`an layaknya sebagai kitab magic bukan
kitab yang memuat hidayah yang menjadi tujuan esensial
diturunkannya Al-Qur`an13
Dengan latar belakang seperti ini jelas bahwa tafsir al-
Misbah dimaksudkan untuk menjembatani kedua kelompok tersebut
yaitu dengan menghidangkan bahasan tafsir yang tidak terlalu
11
Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 73 12
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Vol I h x bagian Sekapur Sirih
13 Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 74
56
akademis rumit dan bertele-tele namun tetap memahami unsur-
unsur validitas kebenaran dengan mengemukakan argumen-argumen
dalam bahasa yang mudah dimengerti sehingga bisa diminati oleh
kalangan intelektual dan kebanyakan kaum muslimin14
Menghidangkan tafsir Al-Qur`an berdasarkan urutan-urutan
turunnya Quraish Shihab berharap dapat mengantarkan pembaca
mengetahui runtutan petunjuk ilahi yang dianugerahi kepada Nabi
Muhammad Saw dan umatnya15
Tafsir ini ditulis di Cairo ketika menjadi Duta Besar di sana
pada hari Jumat 18 Juni 1999 M (4 Rabiul Awal 1420 H) dan selesai
ditulis pada tahun 2004 Pada tahun 1990-1993 ia menjadi pengasuh
rubrik ldquoPelita Hatirdquo di harian Pelita yang terbit di Jakarta Rubrik
tersebut yang kumpulan artikelnya diterbit oleh Mizan pada tahun
1994 menjadi buku Lentera hati Kisah dan Hikmah Kehidupan
Pengalaman yang sangat membekas ini dan pandangan filosofisnya
tentang agama sebagai sesuatu yang harus menjadi penerang
(pembimbing) menyebabkan Quraish Shihab memilih nama ini
karena kata ldquoal-Misbahrdquo adalah padanan Arab untuk ldquoPelitardquo dan
ldquoLenterardquo16
Kenapa al-Misbah Awalnya ada usulan termasuk sang
kakak Umar agar dinamai tafsir ash-Shihab merujuk pada marga
leluhur Quraish Quraish Shihab lebih memilih al-Misbah yang
berarti lampu lentera pelita atau benda lain yang berfungsi serupa
Fungsi ldquopenerangrdquo disukai Quraish dan itu kerap digunakannya
bukan semata untuk nama tafsir karyanya Ia pernah mengisi rubrik
14
Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 74-75 15
Sopyan Hadi Konsep Sabar Dalam Al-Qur`an Jurnal Madani Vol 1 No 2
September 2018 h 479 16
Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 75
57
khusus ldquoPelita Hatirdquo di Harian Pelita Salah satu bukunya yang
dipublikasikan penerbit Mizan berjudul Lentera Hati lalu dicetak
ulang dengan judul Lentera Al-Qur`an17
Dalam penulisan Tafsir Al-Misbah M Quraish Shihab
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor yang dominan
yaitu keluarganya pada lapisan pertama faktor psikologis dan formal
edukatif pada lapisan kedua dan faktor politik dalam batas tertentu
pada lapisan paling luar
Dalam penulisan tafsir Al-Misbah Quraish Shihab
memadukan metode tahlili dan maudhu`i meski banyak
kelemahannya metode tahlili tetap digunakan Karena Quraish
Shihab harus menjelaskan ayat demi ayat surat demi surat sesuai
urutan yang tersusun dalam mushaf Al-Qur`an Kelemahan itu
ditutupi dengan penerapan metode maudhu`i sehingga pandangan
dan pesan kitab suci bisa dihidangkan secara mendalam dan
menyeluruh sesuai tema-tema yang dibahas Menurut Manajer
Program Pusat Studi Al-Qur`an (PSQ) Muchlis M Hanafi selain
kombinasi dua metode tadi Tafsir Al-Misbah juga mengedepankan
corak ijtima`i (kemasyarakatan) Uraian yang muncul mengarah pada
masalah-masalah yang berlaku atau terjadi di tengah masyarakat
Lebih istimewa lagi menurut Muchlis kontekstualisasi sesuai corak
kekinian dan keindonesiaan sangat mewarnai al-Misbah18
17
Mauluddin Anwar dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab
(Tangerang Lentera Hati 2015) Cetke-I h 283 18
Mauluddin Anwar dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab h 285
58
B Profil Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka)
HAMKA (1908-1981) itu inspiratif bahwa dari orang yang
tak tamat SD ini lahir lebih dari seratus buku Tak hanya itu dua
universitas berkelas tak ragu memberi gelar Doktor Honoris Causa
kepadanya19
Hamka merupakan singkatan dari Haji Abdul Malik Karim
Amrullah (1908-1981) dilahirkan di kampung Tanah Sirah nagari
Sungai Batang di tepi Danau Maninjau Sumatera Barat tanggal 13
Muharram 1325 H bertepatan dengan 17 Februari 1908 M Abdul
Malik atau Hamka adalah putera dari Syekh Abdul Karim Amrullah
(1879-1945) seorang ulama besar pelopor gerakan pembaharuan
Islam di Minangkabau20
Mengingat ayahnya adalah seorang tokoh pembaharuan di
Sumatera Barat tidak mengherankan jika Hamka lahir dan tumbuh
dalam suasana pembaharuan yang diperjuangkan ayahnya sejak tahun
1906 di Minangkabau yakni setelah ayahnya kembali dari menuntut
ilmu di Makkah pada Syekh Ahmad Khatib akibatnya ketegangan
dan polarisasi sosial akibat penolakan orang tua terhadap ide
pembaharuan kaum muda yang dipelopori ayahnya juga ikut
membentuk jati diri Hamka pada masa mendatang21
19
M Anwar Djaelani 50 Pendakwah Pengubah Sejarah (Yogyakarta Pro-U
Media 2016) Cetke-I h 81 20
AM Ismatullaoh Metode Dakwah Dalam Al-Quran (studi penafsiran Hamka
terhadap QS An-Nahl125) Lentera Vol IXX No 2 Desember 2015 h 159
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metode+dakwah+dalam+alq
uran+studi+Penafsiran+hamkaampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3D32IV1tph8IkJ diakses 8
Juli 2019
21Husnul Hidayati Metodologi tafsir Kontekstual Al-Azhar Karya Buya Hamka
Jurnal Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir Vol 1 No 1 Januari-Juni 2018 h 4
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metodologi+tafsir+kontekstu
al+al+azhar+karya+buya+hamkaampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3DYm9Kdq2cuJgJ
diakses 16 Juli 2019
59
Dalam usia 6 tahun (1914) dia dibawa ayahnya ke Padang
Panjang Sewaktu berusia 7 tahun dimasukkan ke sekolah desa dan
malamnya belajar mengaji Al-Qur`an dengan ayahnya sendiri
sehingga khatam Dari tahun 1916 sampai tahun 1923 dia telah
belajar agama pada sekolah-sekolah ldquoDiniyah Schoolrdquo dan ldquoSumatera
Thawalibrdquo di Padang Panjang dan di Parabek Guru-gurunya waktu
itu ialah Syaikh Ibrahim Musa Parabek Engku Mudo Abdul Hamid
dan Zainuddin Labay Padang Panjang waktu itu ramai dengan
penuntut ilmu agama Islam dibawah pimpinan ayahnya sendiri22
Hamka tidak tamat Sekolah Dasar tapi dia autodidak untuk
berbagai bidang ilmu seperti filsafat sastra sejarah sosiologi dan
politik23
Gurunya ialah ayahnya sendiri iparnya dan beberapan
tokoh yang aktif dalam pergerakan Islam modern Buya Hamka
pernah belajar agama dengan Syekh ulama terkenal seperti Syeikh
Ibrahim Musa Syeikh Ahmad Rasyid Sutan Mansur RM
Surjopranoto dan Ki Bagus Hadikusumo Pada usia 16 tahun ia
merantau ke Jawa untuk menimba ilmu tentang gerakan Islam
modern kepada HOS Tjokroaminoto Ki Bagus Hadikusumo RM
Soerjopranoto dan KH Fakhrudin Saat itu HAMKA mengikuti
berbagai diskusi dan training pergerakan Islam di Abdi Dharmo
Pakualaman Yogyakarta24
beliau dapat mendalami karya ulama dan
pujangga besar di Timur Tengah seperti Zaki Mubarak Jurji Zaidan
22
Hamka Tasawuf Modern (Jakarta Republika 2015) Cetke-IV h III dibagian
catatan tentang Hamka 23M Anwar Djaelani 50 Pendakwah Pengubah Sejarah h 82
24httpbiooridbiografi-buya-hamka diakses pada tanggal 31 Agustu
2019 Pukul 1445
60
Abbas al-Aqqad Mustafa al-Manfaluti dan Hussain Haikal serta
mempelajari dan meneliti karya sarjana Perancis Inggris dan Jerman
seperti Albert Camus William James Sigmund Freud Arnold
Toynbee Jean Paul Sartre Karl Marx dan Pierre Loti25
Buya Hamka pernah menetap dan menjadi guru agama di
Tebing Tinggi dan Padang Panjang kemudian beliau juga menjadi
dosen di Universiti Islam Jakarta dan Universitas
MuhammadiyahRektor Perguruan Tinggi Jakarta dan Pengawai
Tinggi Agama Indonesia Disamping itu beliau juga aktif
menyampaikan dakwah melalui media massa (televisi dan radio)
bahkan beliau menerbitkan majalah Panji Masyarakat yang sangat
terkenal pada waktu itu sebagai sarana menyampaikan dakwah Islam
dan kritik sosial Sebagai guru atau dosen Hamka juga aktif dan
produktif dalam menulis banyak karya dan bukunya yang merupakan
buah pikiran yang cemerlang menghiasi dunia penulisan di negeri ini
salah satu karya fenomenal yang sangat terkenal sampai hari ini
adalah Tafsir Al Quran bdquo Al Azhar 30 juz (5 jilid) yang dikarangnya
justru ketika beliau berada di dalam penjara Ternyata penjara
baginya tidak membelenggu hati dan pikiran buya namun merupakan
saat-saat yang indah untuk mendapatkan inspirasi yang luar biasa26
Di tahun 1924 ia berangkat ke Yogya dan mulai mempelajari
pergerakan-pergerakan Islam yang mulai bergelora Ia dapat khusus
25
httpswwwdakwatunacom2015022764724buya-hamka-haji-abdul-malik-
karim-amrullah-guru-berjiwa-sastra-dan-tegar-pendirianaxzz5yAYcuPOR diakses tanggal
31 Agustus 2019 Pukul 16 28 wib
26httpswwwdakwatunacom2015022764724buya-hamka-haji-abdul-malik-
karim-amrullah-guru-berjiwa-sastra-dan-tegar-pendirianaxzz5yAYcuPOR diakses tanggal
31 Agustus 2019 Pukul 16 28 wib
61
pergerakan Islam dari HOS Tjokroaminoto H Fakharuddin RM
Suryopranoto dan iparnya sendiri AR Sr Mansur yang pada waktu
itu ada di Pekalongan Di tahun 1935 dia pulang ke Padang Panjang
waktu itulah mulai tumbuh bakatnya sebagai pengarang27
Di samping keasyikannya mempelajari bdquoKesusateraan Melayu
Klasikrdquo Hamka pun bersungguh-sungguh menyelidiki kesusateraan
Arab sebagai bahasa asing yang dikuasinya hanyalah semata-mata
bahasa Arab Karena menghargai jasa-jasanya dalam penyiaran Islam
dengan bahasa Indonesia yang indah itu maka permulaan tahun 1959
Majelis Tinggi University al-Azhar Kairo memberikan gelar
Ustaziyah Fakhiriyyah (Doctor Honoris Causa) kepada Hamka
Sejak itu berhaklah beliau memakai titel rdquoDrrdquo dipanggil namanya28
Pada 5 April 1929 Buya Hamka menikah dengan Siti Raham
(almh) Mereka menikah pada usia muda Buya Hamka 21 tahun
sedangkan istrinya berusia 15 tahun Kemudian Buya Hamka aktif
sebagai pengurus Muhammadiyah cabang Padang Panjang dan sibuk
mempersiapkan Kongres Muhammadiyah ke-19 di Minang Kabau29
Jabatan atau amanah yang pernah Buya Hamka emban selama
hidupnya antara lain sebagai berikut Tahun 1943 Buya Hamka
menjabat sebagai konsul Muhammadiyah Sumatera Timur Tahun
1947 sebagai ketua Front Pertahanan Nasional (FPN) Tahun 1948
sebagai ketua sekretariat bersama Badan Pengawal Negeri Dan Kota
(BPNK) Lalu tahun 1950 Buya Hamka menjadi Pegawai Negeri
pada Departemen Agama RI di Jakarta Tahun 1966-1957 beliau
terpilih menjadi anggota Konstituante Republik Indonesia Mulai
27
Hamka Tasawuf Modern h III dibagian catatan tentang Hamka 28
Hamka Tasawuf Modern (Jakarta Republika 2015) Cetke-IV-V h III
dibagian catatan tentang Hamka 29
Rusydi Hamka Pribadi dan Martabat Buya Hamka (Bandung PT Mizan
Publika 2017) Cetke-I h 5
62
tahun 1960 Buya Hamka dipercaya sebagai pengurus pusat
Muhammadiyah Pada Tahun 1968 Buya Hamka ditunjuk sebagai
Dekan Fakultas Ushuluddin Universitas Prof Moestopo beragama
Tahun 1975 sampai 1979 Buya Hamka dipercaya oleh para ulama
sebagai ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Di tahun yang
bersamaan Buya Hamka juga menjabat sebagai ketua umum
Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar selama dua periode30
Pada 1964 Buya Hamka ditangkap dengan tuduhan
melanggar Penpres Antisubversif Kemudian dibebaskan setelah
berakhirnya kekuasaan Orde lama Soekarno pada 196631
Buya
Hamka meninggal dunia pada hari jumat 24 Juli 1981 Beliau
dikebumikan di TPU Tanah Kusir dengan meninggalkan 10 orang
anak 7 laki-laki dan 3 perempuan Dari kesepuluh anak-anak
tersebut saat ini jumlah cucu beliau ada 31 orang dan cicit sebanyak
44 orang32
Adapun karya-karya Buya Hamka sejak tahun 1925 (usia 17
Tahun) di antaranya33
Bidang Agama dan Falsafah
a Tashawwuf Meodern (1939)
b Falsafah Hidup (1939)
c Lembaga Hidup (1940)
d Lembaga Budi (1940)
e Majalah Semangat Islam (zaman Jepang 1943)
f Majalah Menara (terbit di Padang Panjang setelah revolusi
1945) 30
Irfan Hamka Ayah Kisah Buya Hamka (JakartaRepublika 2018) cetke-XV h
290
31Rusydi Hamka Pribadi dan Martabat Buya Hamka h 10
32Irfan Hamka Ayah Kisah Buya Hamka h 291
33Rusydi Hamka Pribadi dan Martabat Buya Hamka h 373
63
g Negara Islam (1946)
h Islam dan Demokrasi (1946)
i Revolusi Agama (1946)
j Merdeka (1946)
k Dibandingkan Ombak Masyarakat (1946)
l Adat Minangkabau Menghadapi Revolusi (1946)
m Di dalam Lembah Cita-cita (1946)
n Kenang-kenangan hidup IIIIIIIV
o Sejarah Umat Islam jilid IIIIIIIV
p Pedoman Mubaligh Islam
q Perkembangan Taswauf Dari Abad Ke Abad (1952)
r Muhammadiyah Melalui Tiga Zaman (1946)
s Tafsir al-Azhar Juzu‟ I - Juzu‟XXX
Dengan Karunia Allah pada tahun 1956 dapatlah Buya
Hamka mendirikan rumah kediaman untuk berteduh anak dan istri di
Kebayoran Baru Kebetulan sekali di hadapan tanah tempat
mendirikan rumah terdapat sebuah lapangan luas persediaan untuk
mendirikan sebuah masjid Agung yang sesuai dengan martabat
Indonesia yang telah merdeka Buya Hamka gembira sekali karena
apabila satu masjid besar berdiri di muka rumah dapatlah anak-anak
selalu dididik dalam hidup keislaman terutama bila mereka selama
mendengarkan suara azan pada sembahyang lima waktu Setiap hari
Buya hamka melihat orang bekerja membangun masjid itu dan
mendoakan lekas selesai34
Masjid itu diberi nama ldquoMesjid Agung Al-Azharrdquo Nama ini
diberikan oleh Syekh Mahmoud Syaltout beliau adalah ulama
berfaham luas dan berpandangan jauh yang telah memasukkan
34
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I h 43
64
beberapa perubahan di dalam Al-Azhar Pada saat itu beliau sedang
menjadi tamu Agung Negara dan salah satu program beliau adalah
menziarahi Masjid Agung di Kebayoran Baru itu Sehingga dalam
kesempatan itulah beliau memberikan nama Masjid Agung itu
dengan nama Al-Azhar ldquomoga-moga dia menjadi al-Azhar di
Jakarta sebagaimana adanya Al-Azhar di Kairordquo35
Kandungan tafsir al-Azhar sebenarnya berasal dari ceramah
atau kuliah subuh Hamka yang disampaikannya di Masjid Agung Al-
Azhar Jakarta36
Pelajaran tafsir sehabis sembahyang subuh di
Masjid Agung Al-Azhar telah didengar di mana-mana di seluruh
Indonesia Dan teladan ini pun dituruti orang pula Terutama sejak
keluarnya sebuah majalah bernama Gema Islam tersebut di mana
kantor redaksi bertempat di dalam ruang masjid yang diterbitkan oleh
Perpustakaan Islam Al-Azhar yang didirikan sejak pertengahan tahun
196037
Atas usul dan tata usaha majalah waktu itu yaitu saudara haji
Yusuf Ahmad segala pelajaran ldquotafsirrdquo waktu subuh itu dimuatlah
dalam majalah Gema Islami tersebut Langsung saya berikan nama
baginya Tafsir Al-Azhar sebab tafsir ini timbul di dalam masjid
Agung Al-Azhar yang nama itu diberikan oleh syeikh Jami` Al-
Azhar sendiri Merangkaplah dia sebagai alamat terima kasih Hamka
atas penghargaan yang diberikan oleh Al-Azhar kepada Hamka38
Meskipun dalam perjalannnya Hamka kemudian melanjutkan dan
35
Sejarah nama masjid Agung Al-Azhar yang dituliskan Buya Hamka dalam tafsir
Al-Azhar Juzu` I Cet Ke-VI h 48 36
Husnul Hidayati Metodologi tafsir Kontekstual Al-Azhar Karya Buya Hamka
Jurnal Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir Vol 1 No 1 Januari-Juni 2018 h 30-31 37
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I (Jakarta Pustaka Panjimas 1985) Cet Ke-VI
h 48 38
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I cet Ke-VI h 48
65
menyelesaikan tafsir tersebut dalam tahanan karena ditangkap oleh
penguasa Orde Baru selama dua tahun empat bulan39
Salah satu niat seketika menyusun tafsir Al-Azhar adalah
hendak meninggalkan pusaka yang moga-moga ada harganya untuk
ditinggalkan bagi bangsa dan umat Muslimin Indonesia jika
panggilan Tuhan yang pasti datang kepadanya kelak Telah timbul
niat sejak tafsir pertama disusun moga-moga dapatlah hendaknya
hasil karya ini memenuhi husnuzan (baik sangka) Al-Azhar kepada
Buya Hamka itu penuhi sebaik-baiknya Buya Hamka datang ke
Mesir di permulaan tahun 1958 itu tidaklah berniat dan terkenang di
hati bahwa akan diberi kehormatan setinggi itu Menjadi tetamu
Mu`tamar Islamy itu sajapun sudahlah satu kehormatan yang
tertinggi bagi Buya Hamka sehingga karena suatu pidato yang ia
sampaikan dan atas karena cintanya orang mesir kepada Ulama
akhirnya mereka berilah penghargaan kepada Buya Hamka
Terasalah oleh Buya Hamka suatu hutang budi yang amat mendalam
untuk menyajikan satu buah tangan yang moga-moga kiranya banyak
atau sedikit dapat memenuhi penghargaan yang tinggi itu maka
dikaranglah tafsir ini40
Tiap-tiap tafsir Al-Qur`an memberikan corak haluan daripada
pribadi penafsirnya Maka dari itu dalam tafsir Al-Azhar ini akan
dapatlah dibaca haluan tafsirnya Tafsir Al-Azhar ditulis dalam
suasana baru di Negara yang penduduk Muslimnya lebih besar
jumlahnya dari penduduk lain sedang mereka haus akan bimbingan
agama haus hendak mengetahui rahasia Al-Qur`an maka pertikaian-
39
Husnul Hidayati Metodologi tafsir Kontekstual Al-Azhar Karya Buya Hamka
Jurnal Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir Vol 1 No 1 Januari-Juni 2018 h 30-31 40
Niat Buya Hamka saat menyusun tafsir Al-Azhar yang beliau sampaikan dalan
Tafsir Al-Azhar Juzu` I h 48-49
66
pertikaian Mazhab tidaklah di bawa dalam tafsir ini dan tidaklah
penulisnya Ta`ashshub kepada suatu faham melainkan mencoba
sedaya upaya mendekati maksud ayat menguraikan makna dari lafadz
bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia dan memberi kesempatan
orang buat berfikir Tafsir yang amat menarik hati penafsir buat
dijadikan contoh ialah tafsir al-Manar karangan Sayid Rasyid Ridha
berdasar kepada ajaran tafsir Syaikh Muhammad Abduh Tafsir
beliau ini selain dari menguraikan ilmu yang berkenaan dengan
agama mengenai hadis Fiqh dan sejarah lain-lain juga
menyesuaikan ayat-ayat itu dengan perkembangan politik dan
kemasyarakatan yang sesuai dengan zaman di waktu tafsir dikarang41
Dalam penulisan tafsir Al-Azhar Buya Hamka lebih condong
kepada metode tahlili atau taj`izi42
Metode tahlili adalah metode
penafsiran ayat-ayat Al-Qur`an melalui pendeskripsian
(menguraikan) makna yang terkandung dalam ayat-ayat Al-Qur`an
dengan mengikuti tata tertib surah atau urutan surat-surat dan ayat-
ayat Al-Qur`an yang diikuti oleh sedikit banyak analisis tentang
kandungan ayat itu43
Dalam penyusunan tafsir ini tidak terlalu mendalam sehingga
yang dapat memahaminya hanya semata-mata ulama dan tidak
terlalu rendah sehingga menjemukan Sebab segala yang kita
sebutkan di atas tadi sebagai corak dari jamaah sejati Islam meskipun
41
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I h 40--41 42
Sopyan Hadi Konsep Sabar Dalam Al-Qur`an Jurnal Madani Vol 1 No 2
September 2018 h 477 43
Ahmad Izzan Metodologi Ilmu Tafsir (Bandung Tafakur 2011) Cetke-III h
103
67
berbeda kedudukan namun yang paling mulia di antara mereka
adalah barang siapa yang paling takwa kepada Allah44
44
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I h 42
68
BAB IV
ANALISIS AYAT METODE DAKWAH
A Surat Ali-Imran Ayat 104
Ali-Imran adalah nama surah ke-3 yang terdiri atas 200 ayat
dan tergolong surah Madaniyah Pemakaian nama Ali-Imran untuk
surah ini menunjukkan betapa penting keluarga Imran ini Ada dua
Imran yang dalam keluarga keduanya lahir tokoh-tokoh penting yang
tercatat dalam sejarah keagamaan Imran ayah Nabi Musa dan Nabi
Harun as dan Imran seorang warga Bani Israil terkemuka kerabat
Nabi Zakaria dan Nabi Yahya as serta Maryam ibu Nabi Isa as
Surah ini dimulai dengan huruf muqaththa`ah alif lacircmmicircm untuk
menarik konsentrasi kita ketika membacanya1
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari
yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung(QS Ali-
Imran [3]104)
a Penafsiran Menurut Quraish Shihab
Dalam ayat ini Quraish Shihab menafsirkan terlebih dahulu
mengemukakan bahwa pengetahuan manusia itu akan berkurang
bahkan terlupa juga hilang jika tidak ada yang mengingatkan atau
tidak diulang-ulang mengerjakannya Beliau menuturkan bahwa
pengetahuan dan pengamalan berkaitan erat pengetahuan mendorong
kepada pengamalan dan meningkatkan kualitas amal sedang
pengamalan yang terlihat dalam kenyataan hidup merupakan guru
1
Djohan Effendi Pesan-Pesan Al-Qur`an Mencoba Mengerti Intisari Kitab Suci
(Jakarta PT Serambi Ilmu Semesta 2012) cetke-I h 65
69
yang mengajar individu dan masyarakat sehingga mereka pun belajar
mengamalkannya Kalau demikian halnya manusia dan masyarakat
perlu selalu diingatkan dan diberi keteladanan inilah inti dakwah
Islamiah2
Kalaulah tidak semua anggota masyarakat dapat
melaksanakan fungsi dakwah hendaklah ada di antara kamu wahai
orang-orang yang beriman segolongan umat yakni kelompok yang
pandangan mengarah kepadanya untuk diteladani dan didengar
nasihatnya yang mengajak orang lain secara terus menerus tanpa
bosan dan lelah kepada kebajikan yakni petunjuk-petunjuk ilahi
menyuruh masyarakat kepada makruf yakni nilai-nilai luhur serta
adat istiadat yang diakui baik oleh masyarakat mereka selama hal itu
tidak bertentangan dengan nilai-nilai ilahiah dan mencegah mereka
dari yang munkar yakni yang dinilai buruk lagi diingkari oleh akal
sehat masyarakat Mereka yang mengindahkan tuntunan ini dan yang
sungguh tinggi lagi jauh martabat kedudukannya itulah orang-orang
yang beruntung mendapatkan apa yang mereka dambakan dalam
kehidupan dunia dan akhirat3
Dalam ayat ini menggunakan dua kata yang berbeda dalam
rangka perintah berdakwah Pertama adalah kata (yad`ucircna) yakni
mengajak dan kedua adalah (ya`murucircna) yakni memerintahkan
Quraish Shihab menyatakan bahwa mengajak dikaitkan dengan al-
khayr sedang memerintah jika berkaitan dengan perintah melakukan
dikaitkan dengan al-ma`ruf sedang perintah untuh tidak melakukan
yakni melarang dikaitkan dengan al-munkar
2
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 2 (Jakarta Lentera Hati 2012) cet Ke-V h 209
3M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 2 h 209
70
Kata ldquominkumrdquo4 pada ayat di atas ada ulama yang
memahaminya dalam arti sebagian dengan demikian perintah
berdakwah yang dipesankan oleh ayat ini tidak tertuju kepada setiap
orang Bagi yang memahaminya demikian ayat ini buat mereka
mengandung dua macam perintah yang pertama kepada seluruh umat
Islam agar membentuk dan menyiapkan satu kelompok khusus yang
bertugas melaksanakan dakwah sedang perintah yang kedua adalah
kelompok khusus itu untuk melaksanakan dakwah kepada kebajikan
dan makruf serta mencegah kemunkaran Ada juga ulama yang
mengfungsikan kata minkum dalam arti penjelasan sehingga ayat ini
merupakan perintah kepada setiap muslim untuk melaksanakan tugas
dakwah masing-masing sesuai kemampuannya Memang jika
dakwah yang di maksud adalah dakwah yang sempurna tentu saja
tidak semua orang dapat melakukannya Di sisi lain kebutuhan
masyarakat dewasa ini menyangkut informasi yang benar di tengah
arus informasi bahkan perang informasi yang demikian pesat dengan
sajian nilai-nilai baru yang sering membingungkan semua menuntut
adanya kelompok khusus yang menangani dakwah dan membendung
informasi yang menyesatkan Karena itu adalah lebih tepat
memahami kata minkum pada ayat di atas dalam arti sebagian kamu
tanpa menutup kewajiban setiap muslim untuk saling mengingatkan5
Hal ini juga dijelaskan dalam tafsir Ibnu Katsir bahwa
maksud ayat ini hendaklah ada segolongan dari umat yang siap
4
Kata ldquominrdquo juga dijelaskan dalam tafsir Al-Aisar yang ditulis oleh Syaikh Abu
Bakar Jabir Al-Jazari Jilid 1 h 163 bahwa maksud minkum di sini ialah sebagian Dalam
tafsir ini dijelaskan bahwa wajibnya ada sebagian (satu kelompok) dari umat Islam bukan
semuanya untuk melaksanakan kewajiban dakwah amar ma`ruf nahi munkar karena tugas
ini harus dilakukan oleh orang yang berilmu dan tidak diiliki semua orang
5M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 2 h 210-211
71
memegang peran ini meskipun hal itu merupakan kewajiban bagi
setiap individu umat sesuai dengan kapasitasnya6
Selanjutnya ditemukan bahwa ayat di atas menggunakan dua
kata yang berbeda dalam rangka perintah berdakwah Pertama adalah
kata yad`ucircna yakni mengajak dan kedua adalah ya`murucircna yakni
memerintahkan Perlu dicatat bahwa apa yang diperintahkan oleh
ayat di atas sebagaimana terbaca berkaitan dengan dua hal mengajak
dikaitkan dengan al-khayr dan memerintah jika berkaitan dengan
perintah melakukan dikaitkan dengan al-ma`rucircf sedang perintah
untuk tidak melakukan yakni melarang dikaitkan dengan al-munkar7
Al-Qur`an mengisyaratkan kedua nilai di atas dalam
firmannya ini dengan kata al-khayrkebajikan dan al-ma`rucircf Al-khayr
adalah nilai universal yang diajarkan oleh Al-Qur`an dan Sunnah Al-
khayr menurut Rasul Saw sebagaimana dikemukakan oleh Ibn
Katsir dalam tafsirnya adalah mengikuti (Al-Qur`an dan Sunnahku)
Sedang al-ma`rucircf adalah sesuatu yang baik menurut pandangan
umum satu masyarakat selama sejalan dengan al-Khayr Adapun al-
munkar ia adalah sesuatu yang dinilai buruk oleh suatu masyarakat
serta bertentangan dengan nilai-nilai ilahi Karena itu ayat di atas
menekankan perlunya mengajak kepada al-khayrkebaikan
memerintahkan yang makruf dan mencegah yang mungkar Jelas
terlihat betapa mengajak kepada al-khayr didahulukan kemudian
memerintahkan kepada makruf dan melarang melakukan yang
mungkar8
6
Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Aal asy-Syeikh Tafsir Ibnu
Katsir terj Abdul Ghaffar (Bogor Pustaka Imam Syafi`I 2001) Cetke-I h 108
7M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 2 h 210 8
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 2 h 211
72
Paling tidak ada dua hal yang perlu digarisbawahi berkaitan
dengan ayat di atas Pertama nilai-nilai ilahi tidak boleh dipaksakan
tetapi disampaikan secara persuasif dalam bentuk ajakan yang baik
Sekadar mengajak yang dicerminkan antara oleh kata mengajak dan
oleh firmannya dalam surat an-Nahl ayat 125 ldquoajaklah ke jalan
Tuhan-mu dengan cara yang bijaksana nasihat (yang menyentuh
hati) serta berdiskusilah dengan mereka dengan cara yang lebih
baik (QS an-Nahl [16]125) Selanjutnya setelah mengajak siapa
yang akan beriman silakan beriman dan siapa yang kufur silakan
pula masing-masing mempertanggungjawabkan pilihannya9
Hal kedua yang harus digarisbawahi adalah al-ma`rucircf yang
merupakan kesepakatan umum masyarakat Ini sewajarnya
diperintahkan demikian juga al-munkar seharusnya dicegah Baik
yang memerintahkan dan yang mencegah itu pemilik kekuasaan
maupun bukan Dengan konsep al-ma`rucircf Al-Qur`an membuka pintu
yang cukup lebar guna menampung perubahan nilai-nilai akibat
perkembangan positif masyarakat Hal inilah agaknya yang ditempuh
Al-Qur`an karna idenilai yang dipaksakan atau tidak sesuai dengan
budaya atau perkembangan masyarakat maka tidak akan diterapkan
Karena itulah Al-Quran di samping memperkenalkan dirinya sebagai
pembawa ajaran yang sesuai dengan fitrah manusia ia juga melarang
pemaksaan nilai-nilainya walau merupakan nilai yang amat
mendasar seperti keyakinan akan keesaan Allah Swt10
9
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 2 h 211-212
10M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 2 h 211-212
73
b Penafsiran Menurut Buya Hamka
Dalam penafsiran ini Buya Hamka menyebutkan bahwa untuk
memelihara kokohnya nikmat Islam yang dijelaskan pada ayat
sebelumnya hendaklah ada dalam kalangan jamaah muslim itu suatu
golongan dalam ayat ditegaskan suatu umat yang menyediakan diri
mengadakan ajakan atau seruan tegasnya dakwah Yang selalu mesti
mengajak dan membawa manusia berbuat kebaikan menyuruh
berbuat makruf yaitu yang patut pantas dan sopan dan mencegah
melarang perbuatan munkar yang dibenci dan yang tidak diterima11
Di dalam tafsir Al-Qur`an juga disebutkan bahwa bahwa kelompok
khusus ini dibentuk untuk membantu menegakkan agama dalam
menjaga kesempurnaan Islam12
Disini terdapat dua kata penting yaitu menyuruh berbuat
makruf mencegah perbuatan munkar Berbuat makruf diambil dari
kata `uruf yang dikenal atau yang dapat dimengerti dan dapat
dipahami serta diterima oleh masyarakat Perbuatan yang makruf
apabila dikerjakan dapat diterima dan difahami oleh manusia serta
dipuji karena begitulah yang patut dikerjakan oleh manusia yang
berakal Yang mungkar artinya ialah yang dibenci yang tidak
disenangi yang ditolak masyarakat karena tidak patut tidak pantas
Tidak selayaknya yang demikian dikerjakan oleh manusia yang
berakal 13
Agama datang menuntun manusia dan memperkenalkan mana
yang makruf itu dan mana yang mungkar Sebab itu maka makruf dan
mungkar tidaklah terpisah dari pendapat umum Kalau ada orang
11Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV (Jakarta PT Pustaka Panjimas 1987) Cet
Ke-I h 30
12Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa`di Tafsir Al-Qur`an I terj M Iqbal dkk
(Jakarta Darul Haq 2017) Cet Ke-IX h 473
13Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 30
74
yang berbuat makruf seluruh masyarakat umumnya menyetujui
membenarkan dan memuji Kalau ada perbuatan mungkar seluruh
masyarakat menolak membenci dan tidak menyukainya Sebab itu
bertambah tinggi kecerdasan beragama bertambah kenal orang akan
yang makruf dan bertambah benci orang kepada yang mungkar
Lantaran itu wajiblah ada dalam jamaah muslimin segolongan umat
yang bekerja keras menggerakkan orang kepada yang makruf dan
menjauhi yang mungkar supaya masyarakat itu bertambah tinggi
nilainya14
Menyampaikan ajakan kepada yang makruf dan menjauhi
yang mungkar itulah yang dinamai dakwah Dengan adanya umat
yang berdakwah agama menjadi hidup tidak menjadi seolah-olah
mati Bidang untuk menyampaikan dakwah terbagi dua umum dan
khusus Yang umum banyak pula cabangnya sebab masyarakat
bercabang-cabang pula Dakwah kepada kalangan umat Islam sendiri
supaya mereka memegang agama itu ada dalam segala bidang
kemasyarakatan dalam pertanian perniagaan pekerjaan tangan
perburuhan dan kepegawaian Yang bersifat khusus ialah dakwah
dalam kalangan keluarga sendiri menimbulkan suasana agama di
kalangan keluarga mendidik agar patuh akan perintah Tuhan
berlomba berbuat baik Dakwah tidak berhenti walaupun antara
sesama golongan sendiri15
Di dalam ayat bertemu tiga kewajiban yang dihadapi Yang
dua berpusat kepada yang satu Yang satu ialah mengajak kepada
kebaikan Dia menimbulkan dua tugas Pertama menyuruh berbuat
makruf kedua melarang berbuat mungkar Setengah ahli tafsir
14
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 30
15Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu`IV h 31-31
75
mengatakan bahwasanya yang dimaksud dengan Al-khayri yang
berarti kebaikan di dalam ayat ini ialah Islam yaitu memupuk
kepercayaan dan iman kepada Tuhan termasuk tauhid dan makriat
Dan itulah hakikat kesadaran beragama yang menimbulkan tahu
membedakan yang baik dengan yang buruk yang makruf dengan
yang mungkar 16
Selanjutnya ialah timbul dan tumbuhnya rasa kebaikan dalam
jiwa yang menyebabkan tahu pula dan berani menegakkan mana
yang makruf dan menentang mana yang mungkar Kalau kesadaran
beragama belum tumbuh menjadi sia-sia sajalah menyebut yang
makruf dan menentang yang mungkar Sebab untuk memperbedakan
yang makruf dan yang mungkar tidak lain dari ajaran Tuhan Oleh
sebab itu dapatlah diambil kesan bahwa di dalam mengadakan
dakwah hendaklah kesadaran beragama ini wajib ditimbulkan terlebih
dahulu Suatu dakwah yang mendahulukan hukum halal dan hukum
haram sama saja dengan seorang yang menjatuhkan talak kepada
istri orang lain17
Sebagaimana dalam tafsir al-Maragi menjelaskan
bahwa yang bisa melaksanakan dakwah hanyalah kalangan khusus
umat islam yaitu mereka yang mengetahui rahasia-rahasia hukum
hikmah tasri` dan fiqihnya18
Hemat penulis orang atau kelompok yang melaksanakan
kegiatan dakwah ini terlebih dahulu harus memahami dan mengerti
tentang agama Islam itu sendiri secara hukum dan fiqih sehingga
dakwah bisa ditegakkan
16
Ahmad Mustafa Al-Maraghi Tafsir Al-Maraghi Juz IV terj Mustafa Al-Babi
al-Halabi (Semarang Toha Putra Semarang 1993) Cetke-II h 37
17Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 31
18Ahmad Mustafa Al-Maraghi Tafsir Al-Maraghi Juz IV terj Mustafa Al-Babi
al-Halabi (Semarang Toha Putra Semarang 1993) Cetke-II h 37
76
Di sini bertemu dengan dua kata penting yaitu Ummatun
yang berarti umat Hendaklah antara kamu ada suatu umat Yang
kedua kata yad`ucircna yaitu melancarkan dan menjalankan seruan
tegasnya dakwah Dari ayat ini dapat difahami bahwa di kalangan
ummat Islam yang besar jumlahnya ini Hendaklah ada lagi
segolongan ummat yang menjadi inti yang kerjanya khusus
mengadakan dakwah Atau hendaklah seluruh umat itu sendiri sadar
akan kewajibannya mengadakan dakwah Sebab kehidupan agama
kemajuan atau kemundurannya sangat bergantung kepada dakwah
Ayat yang mengatakan hendaklah ada antara kamu segolongan
umat yang menyeru kepada kebaikan Jelaslah bahwa bidang yang
akan dihadapi oleh umat pemegang dakwah itu ada dua Pertama
dakwah ke dalam kalangan umatnya sendiri dan kedua dakwah keluar
kalangan Islam19
Kemenangan dan kejayaan pergaulan hidup manusia ialah
pada adanya kesadaran akan kebaikan dan makruf dan tolakan mutlak
atas yang mungkar Itulah sebabanya maka ujung ayat menegaskan
ldquoDan mereka itu ialah orang-orang yang beroleh kemenanganrdquo
(ujung ayat 104 terjemah tafsir al-Azhar) Meskipun di dalam rasa
bahasa sepintas lalu agak kaku bunyinya dalam salinan ayat ini yaitu
ldquodan mereka itu ialahrdquo Namun dengan menyalin demikian terasalah
inti maksud ayat yaitu hanya orang-orang yang tetap menjalankan
dakwah itu artinya itu sajalah yang akan beroleh kemenangan Sebab
dengan adanya dakwah kemungkaran dapat dibendung dan yang
makruf dapat dialirkan terus sehingga umat tadi menjadi pelopor
kebajikan di dalam dunia20
19
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 31
20Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 32
77
Dari paparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa
beberapa metode dakwah dari kedua mufasir yang penulis uraikan
sebagai berikut
Hendaklah ada sekelompok orangumat yang melaksanakan
fungsi dakwah di mana segolongan umat itu adalah orang yang
dipandang masyarakat sebagai teladan dan didengar nasihatnya yang
mengajak orang lain kepada kebajikan Ini yang dikemukakan oleh
Quraish Shihab Dalam hal ini Quraish Shihab menjelaskan bahwa
nilai-nilai ilahi tidak boleh dipaksakan tetapi disampaikan secara
persuasif dalam bentuk ajakan yang baik21
Buya Hamka menjelaskan
bahwa hendaknya ada suatu umat yang menyediakan diri
mengadakan ajakan atau seruan tegasnya dakwah Yang selalu mesti
mengajak dan membawa manusia berbuat kebaikan menyuruh
berbuat makruf yaitu yang patut pantas dan sopan dan mencegah
melarang perbuatan munkar yang dibenci dan yang tidak diterima22
Dan dalam mengadakan dakwah hendaklah kesadaran beragama
wajib ditimbulkan terlebih dahulu23
Maksudnya ialah pengetahuan
akan agama dipelajari terlebih dahulu sehingga bisa menjalankan
dakwah yang diperintahkan
Membahas tentang surat Ali Imran ayat 104 Quraish Shihab
menjelaskan bahwa semua orang Islam berhak menyampaikan
dakwah dan perlu juga sebagian umat yang khusus melaksanakan
fungsi dakwah ditengah masyarakat yang membutuhkan informasi
yang benar maka memang perlu adanya sebagian umat yang khusus
melaksanakan dakwah Buya Hamka juga menjelaskan demikian
21
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 2 h 211 22
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 30
23Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 31
78
hendaknya ada suatu umat yang menyediakan diri mengadakan
ajakan atau seruan tegasnya dakwah Hendaklah ada segolongan
ummat yang menjadi inti yang kerjanya khusus mengadakan
dakwah Atau hendaklah seluruh umat itu sendiri sadar akan
kewajibannya mengadakan dakwah
Melihat perbandingan kedua mufassir sekilas terlihat sama
yaitu dakwah adalah kewajiban setiap muslim dan perlu adanya
kelompok khusus yang melaksanakan kegiatan dakwah Namun
dalam hal ini yang membedakannya adalah pada kesediaan
segolongan umat dalam melaksanakan fungsi dakwah Buya Hamka
menjelaskan bahwa harus ada suatu umat yang menyediakan diri
melaksanakan dakwah Sedangkan Quraish Shihab tidak menekankan
pada kesediaan tetapi lebih menjelaskan keharusan adanya
segolongan umat yang melakukan dakwah Menurut penulis Jika
Buya Hamka terlihat seperti melaksanakan dakwah secara sukarela
namun tetap harus disadarkan dalam hal pengetahuan agama terlebih
dahulu Sedangkan Quraish Shihab menjelaskan jika dakwah
sempurna yang dimaksud maka tidak semua orang dapat
melakukannya akan tetapi hanya sebagian umat saja yang khusus
untuk melaksanakan dakwah Di sini penulis melihat bahwa sebagian
umat yang melaksanakan dakwah harus terlebih dahulu dibekali
dengan ilmu agama yang memadai sehingga bisa menyuruh yang
makruf dan mencegah yang munkar Dalam hal ini penulis tidak
melihat keharusan kesadaran beragama itu pada setiap umat muslim
namun tidak menutup kemungkinan kewajiban itu juga ada pada
setiap muslim
Dijelaskan dalam tafsir Muyassar bahwasanya umat Islam
harus menentukan orang yang berilmu memiliki keutamaan dan
79
profesionalisme di antara umat Islam untuk berdakwah kepada Allah
mengajarkan yang bermanfaat bagi mereka dalam persoalan agama
dan dunia24
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kelompok khusus
yang melaksanakan dakwah sudah seharusnya memahami dan
memiliki pengetahuan akan apa yang harus di dakwahkan
Selanjutnya Metode dakwah yang dijelaskan dalam ayat ini
oleh Quraish Shihab yaitu dalam menyampaikan pesan dakwah
hendaknya tidak dengan paksaan sampaikanlah pesan dakwah itu
dengan persuasif diiringi dengan ajakan yang baik Artinya dalam
melakukan dakwah dai harus bisa menyampaikan pesan dakwah dan
juga mempengaruhi sasaran dakwah untuk bisa mengikuti atau
melaksanakan kebaikan yang disampaikan dalam dakwah dengan
ajakan yang baik Jika disampaikan dengan keras atau memaksa
maka sasaran dakwah tidak lagi akan mau mendengarkan pesan
dakwah yang disampaikan
Hal senada juga disampaikan dalam tafsir Muyassar
bahwasanya dakwah yang dijalankan dengan lemah lagi kasih
sayang niscaya dia memperoleh cita-citanya yang besar dalam
dakwah dan mendapatkan kedudukan terbaik25
B Surat An-Nahl 125
Surat An-Nahl terdiri dari 128 ayat Mayoritas ulama
menilainya Makkiyah yakni turun sebelum Nabi Muhammad Saw
berhijrah ke Madinah Ada juga yang mengecualikan beberapa ayat
Nama An-Nahl terdiri terambil dari kata itu yang disebut pada ayat
24
`Aidh al-Qarni Tafsir Muyassar 1 terj Tim Qisthi Press (Jakarta Timur Qisthi
Press 2008) Cetke-I h 292
25`Aidh al-Qarni Tafsir Muyassar 1 terj Tim Qisthi Press h 292
80
68 surah ini Ada juga ulama yang menyebutnya surah an-Ni`am
karena banyak nikmat Allah yang diuraikan di sini26
Nama Lebah di ambil dari dalam ayat 68 yang membicarakan
bahwa Allah telah memberikan ilham atau naluri kepada lebah agar
dia membuat sarang di gunung-gunung di pohon-pohon kayu
ataupun di bubungan rumah-rumah lalu menghirup buah dan
kembang untuk menghasilkan madu Dengan membaca keadaan
lebah itu manusia diperkenalkan akan kekuasaan Allah atas alam
keajaiban yang terkandung di dalamnya apatah lagi madu lebah itu
adalah obat yang amat mujarab bagi berbagai penyakit Surat ini
sebagai surat yang diturunkan di Makkah adalah menghimpun pokok
akidah yang besar tentang ketuhanan tentang wahyu dan tentang
hari kebangkitan kelak Tetapi di samping itu dia pun mempertautkan
tentang akidah ajaran Muhammad Saw dengan akidah ajaran
Ibrahim as mengandung juga tugas dan kewajiban Rasul-rasul yang
diutus Tuhan dan bagaimana pula sunnatullah yang pasti berlaku bagi
barang siapa yang menolak risalat Rasul itu dan mendustakannya 27
ldquoSerulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845]
dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang
baik Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang
siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui
orang-orang yang mendapat petunjukrdquo(QS An-Nahl [16]125)
26
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 7 h 175
27Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 216
81
a Penafsiran Menurut Quraish Shihab
Ayat ini menyatakan bahwa Wahai Nabi Muhammad
serulah yakni lanjutkan usahamu untuk menyeru semua yang engkau
sanggup seru kepada jalan yang ditunjukkan Tuhanmu yakni ajaran
Islam dengan Hikmah dan pengajaran yang baik dan bantahlah
mereka yakni siapa pun yang menolak atau meragukan ajaran Islam
dengan cara terbaik Inilah tiga cara berdakwah yang hendaknya
engkau tempuh menghadapi manusia yang beraneka ragam peringkat
dan kecenderungannya jangan hiraukan cemoohan atau tuduhan-
tuduhan tidak berdasar kaum musyrikin dan serahkan urusanmu dan
urusan mereka pada Allah karena sesungguhnya Tuhanmu yang
selalu membimbing dan berbuat baik kepadamu Dia-lah sendiri yang
lebih mengetahui dari siapa pun yang menduga tahu tentang siapa
yang bejat jiwanya sehingga tersesat dari jalannya dan Dia-lah saja
yang lebih mengetahui orang-orang yang sehat jiwanya sehingga
mendapat petunjuk28
Ayat ini dipahami oleh sementara ulama sebagai menjelaskan
tiga macam metode dakwah yang harus disesuaikan dengan sasaran
dakwah Terhadap cendekiawan yang memiliki pengetahuan tinggi
diperintahkan menyampaikan dakwah dengan hikmah yakni
berdialog dengan kata-kata bijak sesuai dengan tingkat kepandaian
mereka Terhadap kaum awam diperintahkan untuk menerapkan
mau`izhah yakni memberikan nasihat dan perumpamaan yang
menyentuh jiwa sesuai dengan taraf pengetahuan mereka yang
28
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 774
82
sederhana29
Dijelaskan pula dalam tafsir al-Munir bahwa mau`izhah
hazanah adalah cara yang digunakan untuk masyarakat awam30
Sedang terhadap Ahl al-kitab dan penganut agama-agama lain yang
diperintahkan adalah jidalperdebatan dengan cara yang terbaik
yaitu dengan logika dan retorika yang halus lepas dari kekerasan dan
umpatan31
Kata (حكمة) Hikmah antara lain berarti yang paling utama
dari segala sesuatu baik pengetahuan maupun perbuatan Ia adalah
pengetahuan atau tindakan yang bebas dari kesalahan atau kekeliruan
Hikmah juga diartikan sebagai sesuatu yang bila
digunakandiperhatikan akan mendatangkan kemaslahatan dan
kemudahan yang besar atau lebih besar serta menghalangi
terjadinya mudharat atau kesulitan yang besar atau lebih besar
Makna ini ditarik dari kata hakamah yang berarti kendali karena
kendali menghalangi hewankendaraan mengarah ke arah yang tidak
diinginkan atau menjadi liar Memilih perbuatan yang terbaik dan
sesuai adalah perwujudan dari hikmah Memilih yang terbaik dan
sesuai dari dua hal yang buruk pun dinamai hikmah dan pelakunya
dinamai hakim (bijaksana) Siapa yang tepat dalam penilaiannya dan
dalam pengaturannya dialah yang wajar menyandang sifat ini atau
dengan kata lain dia yang hakim32
29
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 774-775
30Wahbah az-Zuhaili Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid 7
(Depok Gema Insani 2014) CetKe-I h 509 31
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 774-775
32M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 775
83
Kata (الموعظة) al-Mau`izhah terambil dari kata (وعظ) wa`azha
yang berarti nasihat Mau`izhah adalah uraian yang menyentuh hati
yang mengantar kepada kebaikan Demikian dikemukakan oleh
banyak ulama33
Hal ini juga dijelaskan dalam tafsir Fi Zhilalil
Qur`an yang menjelaskan bahwa Mau`izhah hasanah ldquonasihat yang
baikrdquo yang bisa menembus hati manusia dengan lembut dan diserap
oleh hati nurani dengan halus34
Sedang kata ( مجادله ) jadilhum terambil dari kata ( جدال) jidal
yang bermakna diskusi atau bukti-bukti yang mematahkan alasan
atau dalih mitra diskusi dan menjadikannya tidak dapat bertahan baik
yang dipaparkan itu diterima oleh semua orang maupun hanya oleh
mitra bicara Ditemukan di atas bahwa Mau`izhah hendaknya
disampaikan dengan hasanahbaik sedang perintah berjidal disifati
dengan kata (احسن) ahsan yang terbaik bukan sekedar baik
Keduanya berbeda dengan hikmah yang tidak disifati apapun Ini
berarti bahwa mau`izhah ada yang baik dan tidak baik sedang jidal
ada tiga macam yang baik yang terbaik dan yang buruk35
Adapun mau`izhah ia baru dapat mengena hati sasaran bila
ucapan yang disampaikan itu disertai dengan pengamalan dan
keteladanan dari yang menyampaikannya Inilah yang bersifat
hasanah Kalau tidak ia adalah yang buruk yang seharusnya
dihindari Di sisi lain karena mau`izhah biasanya bertujuan
33
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 775-776
34Sayyid Quthb Tafsir Fi Zhilalil Qur`an terj As`ad Yasin dkk (Jakarta Gema
Insani 2004) Cet Ke I h 44
35M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 775-776
84
mencegah sasaran dari sesuatu yang kurang baik dan ini dapat
mengundang emosi baik dari yang menyampaikan lebih-lebih yang
menerimanya mau`izhah adalah sangat perlu untuk mengingatkan
kebaikannya itu Sedang jidal terdiri dari tiga macam yang buruk
adalah yang disampaikan dengan kasar yang mengundang
kemarahan lawan serta yang menggunakan dalih-dalih yang tidak
benar Yang baik adalah yang disampaikan dengan sopan serta
menggunakan dalil-dalil atau dalih walau hanya diakui oleh lawan
tetapi yang terbaik adalah yang disampaikan dengan baik dengan
argumen yang benar lagi yang membungkam lawan36
Penyebutan urutan ketiga macam metode itu sungguh serasi
ia dimulai dengan hikmah yang dapat disampaikan tanpa syarat
disusul dengan mau`izhah dengan syarat hasanah karena memang ia
hanya terdiri dari dua macam dan yang ketiga adalah jidal yang
terdiri dari tiga macam buruk baik dan terbaik sedangkan yang
dianjurkan adalah yang terbaik Tidak dapat dipungkiri bahwa Al-
Qur`an demikian juga cara berdakwah Nabi Muhammad Saw
mengandung ketiga metode di atas Ia diterapkan kepada siapa pun
sesuai dengan kondisi masing-masing sasaran37
Dalam tafsir ini disebutkan bahwa setiap metode memiliki
karakteristik mad`unya masing-masing hanya saja sebagian ulama
tidak sepakat Sebagian ulama menyebutkan bahwa bisa saja ketiga
cara ini dipakai dalam satu situasisasaran di kali lain hanya dua cara
atau satu masing-masing sesuai dengan sasaran yang dihadapi Bisa
saja cendekiawan tertarik dengan mau`izhah dan tidak mustahil
36
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 776 37
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 777
85
orang awam memeroleh manfaat dari jidal dengan yang terbaik
Demikian Thabathaba`i salah seorang ulama yang menolak
penerapan metode dakwah terhadap tingkat kecerdasan sasaran38
b Penafsiran Menurut Buya Hamka
ldquoSerulah kepada jalan Tuhan engkau dengan kebijaksanaan dan
pengajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang
lebih baikrdquo (pangkal ayat 125 terjemah dari tafdir Al-Azhar)
Ayat ini mengandung ajaran kepada Rasul tentang cara
melancarkan dakwah atau seruan terhadap manusia agar mereka
berjalan di atas jalan Allah (Sabilillah) Sabilillah atau Shiracircth al
Mustaqicircm atau Ad-Dicircnu al-Haqqu agama yang benar Nabi Saw
memegang tampuk pimpinan dalam melakukan dakwah itu
Kepadanya ditentukan oleh Tuhan bahwa di dalam melakukan
dakwah hendaklah memakai tiga macam cara atau tiga tingkat cara
Pertama hikmah (kebijaksanaan) Yaitu dengan secara bijaksana
akal budi yang mulia dada yang lapang dan hati yang bersih menarik
perhatian orang kepada agama atau kepada kepercayaan terhadap
Tuhan Kata ldquohikmatrdquo kadang diartikan orang dengan filsafat
Padahal dia adalah inti yang lebih halus dari filsafat Filsafat hanya
dapat difahamkan oleh orang-orang yang telah terlatih fikirannya dan
tinggi pendapat logikanya Tetapi hikmat dapat menarik orang yang
belum maju kecerdasannya dan tidak dapat dibantah oleh orang yang
lebih pintar Kebijaksanaan itu bukan saja dengan ucapan mulut
melainkan termasuk juga tindakan dan sikap hidup Kadang-kadang
lebih berhikmat diam daripada berkata39
38
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 777
39Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321
86
Yang kedua adalah al-mau`izhatu al- hasanah yang kita
artikan pengajaran yang baik atau pesan-pesan yang baik yang
disampaikan sebagai nasihat Sebagai pendidikan dan tuntunan sejak
kecil Sebab itu termasuklah dalam bidang mau`izhatul hasanah
pendidikan ayah bunda dalam rumah tangga kepada anak-anaknya
sehingga menjadi contoh beragama di hadapan anak-anaknya
sehingga menjadi kehidupan mereka pula Termasuk juga pendidikan
dan pengajaran dalam perguruan-perguruan 40
Hal ini juga dijelaskan
dalam tafsir Al-Quran yang ditulis oleh Syaikh Abdurrahman
bahwasanya mau`izhah hasanah adalah metode dakwah dengam
memberikan pelajaran yang baik Yaitu dengan perintah dan
larangan anjuran dan ancaman serta belasan yang akan diterima oleh
manusia atas apa yang dilakukannya41
Yang ketiga adalah jacircdilhum bi al-llaticirc hiya ahsan bantahlah
mereka dengan cara yang lebih baik Kalau terpaksa timbul
perbantahan atau pertukaran fikiran yang di zaman kita disebut
polemik ayat ini menyuruh agar dalam hal yang demikian kalau
sudah tidak dapat dielakkan lagi pilihlah jalan yang sebaik-
baiknya42
Dalam tafsir al-Munir juga dijelaskan bahwa debatlah
dengan cara dan bentuk debat yang paling baik43
Diantaranya ialah
memperbedakan pokok soal yang tengah dibicarakan dengan
perasaan benci atau sayang kepada pribadi yang tengah diajak
berbantah Misalnya seseorang yang masih kufur belum mengerti
40
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322
41Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa`di Tafsir Al-Qur`an 4 terj M Iqbal dkk
(Jakarta Darul Haq 2017) Cet Ke-VI h 219
42Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322
43Wahbah az-Zuhaili Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid 7 h
509
87
ajaran Islam lalu dengan sesuka hatinya saja mengeluarkan celaan
kepada Islam karena bodohnya Orang ini wajib dibantah dengan
jalan yang sebaik-baiknya disadarkan dan diajak kepada jalan fikiran
yang benar sehingga dia menerima Tetapi kalau terlebih dahulu
hatinya disakitkan karena cara kita membantah yang salah mungkin
dia enggan menerima kebenaran meskipun hati kecilnya mengakui
karena hatinya telah disakitkan44
Di dalam tafsir al-Aisar menjelaskan bahwasanya dalam
melakukan metode jidal ini maka lakukanlah dengan cara terbaik
bantahlah mereka dengan cara yang baik tidak ada unsur celaan
ejekan dan sindiran buruk karena yang demikian itu lebih dapat
diterima45
Ketiga pokok cara melakukan dakwah ini hikmah mau`izhah
hasanah dan jacircdilhum billaicirci hiya ahsan amatlah diperlukan di
segala zaman Sebab dakwah atau ajakan dan seruan membawa umat
manusia kepada jalan yang benar itu sekali-kali bukanlah
propaganda meskipun propaganda itu sendiri kadang bagian dari alat
dakwah dakwah meyakinkan sedang propaganda itu memaksakan
Dakwah dengan jalan paksa tidaklah akan berhasil menundukkan
keyakinan orang Apatah lagi dalam hal agama Al-Qur`an sudah
menegaskan bahwa dalam hal agama sekali-kali tidak ada paksaan
Dan dalam ujung ayat ini dengan tegas Tuhan mengatakan bahwa
urusan memberi orang petunjuk atau menyesatkan orang adalah hak
Allah sendiri ldquoSesungguhnya Tuhan engkau Dialah yang lebih tahu
44
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322
45Syaikh Abu Bakar Jabir Al-JAzari Tafsir Al-Qur`an Al-Aisar terj MAzhari
Hatim dan Abdurrahim Mukti (Jakarta Darus Sunnah Press 2011) Cet Ke-II h 287
88
siapa yang sesat dari jalannya dan Dialah yang lebih tahu siapa
yang mendapat petunjukrdquo (ujung ayat 125)46
Demikianlah ayat ini telah dijadikan salah satu pedoman
perjuangan menegakkan Iman dan Islam ditengah-tengah berbagai
ragamnya masyarakat pada masa itu yang kedatangan Islam adalah
buat menarik dan membawa bukan mengusir dan mengenyahkan
orang Dan sampai sekarang ketiga pokok ini masih tetap terpakai
menurut perkembangan-perkembangan zaman yang modern47
Dari pembahsasan kedua mufassir ada beberapa metode
dakwah yang Allah sampaikan dan terangkum dalam surat an-Nahl
ayat 125 Disebutkan bahwa tiga metode dakwah itu ialah
1 Hikmah
2 Mau`izhah al-hasanah
3 Jacircdilhum bi al-lacircticirc hiya ahsan
Hikmah ialah berdialog dengan kata-kata yang bijak sesuai
kepandaian mereka Hikmah ialah yang paling utama dari segala
sesuatu baik pengetahuan maupun perbuatan juga diartikan sebagai
sesuatu yang bila digunakandiperhatikan akan mendatangkan
kemaslahatan dan kemudahan yang besar atau lebih besar serta
menghalangi terjadinya mudharat atau kesulitan yang besar atau
lebih besar48
Mau`izhah al-hasanah ialah uraian yang menyentuh
hati yang mengantar kepada kebaikan Dan jidal yang bermakna
diskusi atau bukti-bukti yang mematahkan alasan atau dalih mitra
diskusi dan menjadikannya tidak dapat bertahan baik yang
dipaparkan itu diterima oleh semua orang maupun hanya oleh mitra
46
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321-322
47Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 322
48M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 775
89
bicara Ini adalah tiga rangkaian metode yang dijelaskan oleh Quraish
Shihab Mau`izhah disifati dengan hasanah dan jidal dengan ahsan
Quraish Shihab menjelaskan bahwa mau`izhah ada yang baik dan
tidak baik sedangkan jidal ada yang buruk baik dan terbaik
Sedangkan Buya Hamka menyebutkan dalam tafsirnya Al-
Azhar bahwa hikmah (kebijaksanaan) yaitu dengan secara bijaksana
akal budi yang mulia dada yang lapang dan hati yang bersih menarik
perhatian orang kepada agama atau kepada kepercayaan terhadap
Tuhan49
al-mau`izhatul hasanah yang kita artikan pengajaran yang
baik atau pesan-pesan yang baik yang disampaikan sebagai nasihat
Sebagai pendidikan dan tuntunan sejak kecil Termasuk juga
pendidikan dan pengajaran dalam perguruan-perguruan jadilhum
billati hiya ahsan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik
Kalau terpaksa timbul perbantahan atau pertukaran fikiran yang di
zaman kita disebut polemik ayat ini menyuruh agar dalam hal yang
demikian kalau sudah tidak dapat dielakkan lagi pilihlah jalan yang
sebaik-baiknya50
Dalam surat an-Nahl ayat 125 menjelaskan tentang metode
dakwah yang meliputi Hikmah mau`izhah hasanah dan jidal Di sini
penulis akan membandingkan metode tersebut satu per-satu artinya
kedua mufasir memiliki pandangan masing-masing dalam
menjelaskan metode dakwah yang terdapat dalam surat an-Nahl ayat
125
Pertama dengan hikmah Quraish Shihab menjelaskan
hikmah ialah berdialog dengan kata-kata bijak sesuai dengan tingkat
49
Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321 50
Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322
90
kepandaian mereka51
yang dimaksud dengan mad`u metode ini ialah
golongan cendekiawan Sedangakan Buya Hamka menjelaskan
hikmah adalah dengan secara bijaksana akal budi yang mulia dada
yang lapang dan hati yang bersih menarik perhatian orang kepada
agama atau kepada kepercayaan terhadap Tuhan
Sekilas peneliti melihat bahwa dalam hal ini Buya Hamka
tidak mengkhususkan atau menjelaskan bahwa metode hikmah ini
untuk golongan cendekiawan sebagaimana yang disebutkan dalam
tafsir al-Misbah Hanya saja Buya Hamka menjelaskan dalam
tafsirnya bahwa hikmah dapat menarik orang yang belum maju
kecerdasannya dan tidak dapat dibantah oleh orang yang lebih
pintar52
Dan Buya Hamka juga tidak mengkhususkan kebijaksanaan
hanya dalam dialog Kebijaksanaan itu bukan saja dengan ucapan
mulut melainkan termasuk juga tindakan dan sikap hidup Kadang-
kadang lebih berhikmat diam daripada berkata53
Dalam metode ini penulis melihat adanya perbedaan kedua
mufasir dalam menjelaskan tentang mad`u dakwah dalam metode
hikmah Quraish Shihab menyebutkan bahwa terhadap cendekiawan
diperintahkan menyampaikan dakwah dengan hikmah sedangkan
Buya Hamka menyebutkan bahwa hikmah dapat menarik orang yang
belum mampu kecerdasannya dan tidak dapat dibantah oleh orang
yang lebih pintar Penulis melihat bahwa yang dimaksud Buya
Hamka ialah golongan awam dan golongan cendekiawan Artinya
Quraish Shihab dan Buya Hamka memiliki pandangan yang sama
bahwa metode hikmah ini cocok untuk golongan cendekiawan dan
51
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 774-775
52 Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321
53 Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321
91
Buya Hamka mennambahkan bahwa metode hikmah juga bisa
menarik golongan awam atau yang belum mampu kecerdasannya
Artinya seorang dai harus bijaksana dalam memilih metode dakwah
sesuai dengan mad`u yang dihadapi oleh dai Jadi bisa disimpulkan
bahwa hikmah tidak hanya khusus untuk golongan cendekiawan
Kebijaksanaan dalam menggunakan metode hikmah ini sangat
diperlukan seorang dai sehingga dakwah tidak membuat kelompok
mad`u merasa tertekan akan dakwah yang disampaikan Disebabkan
oleh dai tidak bisa melihat atau memilih metode yang sesuai ketika
berhadapan dengan suatu kelompok yang menyalahi syariat Karena
itulah diperlukan hikmah di sini yaitu sikap bijaksana Dan menurut
penulis untuk memiliki sikap bijaksana tidak serta merta bisa
dimiliki setiap orang Ia perlu diasah dan terus digali oleh seorang
dai Maka dari itu harus adanya segolongan umat yang khusus
melaksanakan dakwah yang sadar akan ilmu agama sebagaimana
dalam surat Ali Imran 104 Dan dibekali dengan wawasan
pengetahuan dalam dakwah
Kedua mau`izhah al-hasanah Quraish Shihab menjelaskan
bahwa mau`izhah adalah uraian yang menyentuh hati yang mengantar
kepada kebaikan Dalam hal ini ditujukan pada golongan awam
sebagaimana disebutkan dalam tafsir al-Misbah54
Sedangkan Buya
Hamka menjelaskan al-mau`izhatul hasanah adalah pengajaran yang
baik atau pesan-pesan yang baik yang disampaikan sebagai nasihat
Sebagai pendidikan dan tuntunan sejak kecil Termasuk juga
pendidikan dan pengajaran di perguruan-perguruan55
Dalam hal ini
penulis melihat adanya perbedaan yaitu Quraish Shihab menjelaskan
54
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 774-775
55Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322
92
dengan uraian yang menyentuh hati sedangkan Buya Hamka
menjelaskan dengan pengajaran atau pesan-pesan yang baik sebagai
nasihat Penulis melihat bahwasanya uraian yang menyentuh hati
disebutkan oleh Quraish Shihab karena metode ini ialah metode yang
ditujukan kepada golongan awam sehingga dibutuhkan uraian yang
menyentuh hati mereka sehingga mau mengikuti pesan-pesan
dakwah Karena golongan awam adalah orang yang bisa kita ajak
dengan cara menyentuh hatinya bukan akalnya
Sedangkan Buya Hamka menyebutkan pada pengajaran dan
pendidikan seperti pendidikan ayah dan bunda dalam rumah tangga
kepada anak-anaknya Jika demikian maka pendidikan tidak hanya di
rumah maka pendidikan disekolah kampus dan lain sebagainya
adalah masuk dalam kategori dakwah mau`izha hasanah jika dilihat
dari tafsir al-Azhar Artinya Buya Hamka memandang metode
mau`izhah hasanah metode yang di pakai dalam pengajaran dan
pendidikan sehingga apa yang disampaikan bisa membuat sasaran
dalam pengajaran dan pendidikan itu mau mengikuti nasihat baik
yang disampaikan Hemat penulis tujuan kedua mufasir sama yaitu
menyampaikan nasihat dengan perkataan yang baik kepada mereka
yang sedang mencari atau membutuhkan pesan-pesan dakwah baik
yang disampaikan di perguruan-perguruan atau nasihat langsung
kepada orang awam
Ketiga jidal Quraish Shihab menjelaskan bahwa jidal ialah
diskusi atau bukti-bukti yang mematahkan alasan atau dalih mitra
diskusi dan menjadikannya tidak dapat bertahan baik yang
dipaparkan itu diterima oleh semua orang maupun hanya oleh mitra
bicara Dalam hal ini ditujuakan kepada ahl al-kitab atau non-
93
muslim56
Sedangkan Buya Hamka menjelaskan bahwa jidal ialah
membantahbantahlah mereka dengan cara yang lebih baik Kalau
terpaksa timbul perbantahan atau pertukaran fikiran yang di zaman
kita disebut polemik ayat ini menyuruh agar dalam hal yang
demikian kalau sudah tidak dapat dielakkan lagi pilihlah jalan yang
sebaik-baiknya57
Dan Buya Hamka tidak menjelaskan siapa yang
menjadi mitra bicara dalam jidal Sekilas penulis melihat bahwa
maksud yang ingin disampaikan mufasir sama yaitu pertukaran
pendapat Hanya saja penulis melihat dalam penafsiran al-Misbah
Quraish Shihab menyebutkan dengan diskusi atau bukti-bukti yang
mematahkan alasan mitra diskusi Sedangkan Buya Hamka
menjelaskan langsung pada kata ldquobantahlahrdquo tanpa menyebutkan
dalam diskusi atau hal lainnya
Dari segi bahasa terlihat bahwa Quraish Shihab lebih berhati-
hati dalam menjelaskan yaitu dengan kata diskusi yang bisa kita lihat
saat ini bahwa diskusi itu lebih fokus untuk bertukar pikiran dalam
membicarakan suatu masalah Sedangkan debat ialah pembahasan
atau pertukaran pendapat mengenai suatu hal dengan saling memberi
alasan untuk mempertahankan pendapat masing-masing58
Sedangkan
Buya Hamka menjelaskan dengan ldquobantahlah jika terpaksardquo Artinya
Buya Hamka mengingatkan bahwa boleh membantah dengan syarat
terpaksa Jika keadaan tidak memaksa maka penulis menyimpulkan
bahwa tidak seharusnya membantah karena jika tidak bisa memilih
jalan terbaik maka akan bisa menyakiti pihak yang dibantah Dan jika
terpaksa membantah maka pilihlah jalan yang terbaik Dalam tafsir
56
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 775-776
57Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322
58Kamus Besar Bahasa Indonesia (Aplikasi)
94
al-Munir dijelaskan bahwa bentuk debat yang paling baik yaitu
dengan cara lemah lembut santun lebih memilih bantahan dengan
yang paling mudah dan komunikatif dalil-dalil yang paling tepat dan
kuat serta premis yang popular dan familiar59
Menurut hemat
penulis debat harus dilakukan dengan cara terbaik dengan tidak
menyakiti pihak lawan serta bantahlah jika terpaksa dilakukan untuk
mematahkan pendapat pihak lawan
Berdebat dengan cara yang baik inilah yang akan meredakan
keangkuhan yang sensitif itu Orang yang diajak berdebat itu pun
akan merasakan bahwa dirinya dihormati dan dihargai Seorang dai
tidak diperintahkan kecuali mengungkapkan hakikat yang sebenarnya
dan memberikan petunjuk di jalan Allahjadi bukan untuk membela
dirinya mempertahankan pendapatnya atau mengalahkan pendapat
orang lain60
C Surat Thacirchacirc 43-44
Surah ini terdiri dari 135 ayat dinamakan Thacirchacirc yang diambil
dari perkataan dari ayat pertama surat ini Ayat-ayat dalam surah ini
kesemuanya turun sebelum Nabi Muhammad berhijrah ke Madinah
dengan kata lain keseluruhan ayat ini ayat-ayatnya Makkiyah
Demikian pendapat mayoritas pakar Al-Qur`an Ada juga yang
mengecualikan ayat 130 dan 131 tetapi pendapat ini dilemahkan oleh
banyak ulama Ada juga yang menamai surah ini al-kalim yakni
mitra bicara Mitra bicara yang dimaksud adalah Nabi Musa as yang
menerima wahyu dan mendengar firman-firman Allah secara
langsung tanpa perantara malaikat Memang dalam surah ini cukup
banyak uraian tentang Nabi Musa as antara lain tentang firman
59
Wahbah az-Zuhaili Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid 7 h
509 60
Sayid Quthb Tafsir Fi Zhilalil Qur`an terj As`ad Yasin dkk H 45
95
Allah yang beliau terima dalam perjalanan bersama keluarganya dari
Madyan menuju ke Mesir61
ldquoPergilah kamu berdua kepada Firaun Sesungguhnya Dia
telah melampaui batas Maka berbicaralah kamu berdua
kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut Mudah-
mudahan ia ingat atau takutrdquo (QSThaahaa [20]43-44)
a Penafsiran Quraish Shihab
Dalam tafsir al-Misbah Quraish Shihab menjelaskan bahwa
Allah memerintahkan kepada Musa ldquoPergilah kamu berdua kepada
Fir`aun penguasa tirani itu dengan berbekal mukjizat-mukjizat yang
telah ku anugerahkan kepadamu karena sesungguhnya ia telah
melampaui batas dalam kedurhakaan Maka berbicaralah kamu
berdua kepadanya dengan lemah lembut yakni ajaklah ia beriman
dan serulah ia kepada kebenaran dengan cara yang tidak mengundang
antipati atau amarahnya mudah-mudahan yakni agar supaya ia
ingat akan kebesaran Allah dan kelemahan makhluk sehingga ia
terus-menerus kagum kepada Allah dan taat secara penuh kepadanya
atau paling tidak ia terus menerus takut kepadanya akibat
kedurhakaannya kepada Allahrdquo62
Firman Allah ( اه قولا لينلفقولا ) fa qula lahu qaulan
layyinanMaka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-
kata yang lemah lembut menjadi dasar tentang perlunya sikap
61
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 7 h543-544 62
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 7 h 593
96
bijaksana dalam berdakwah yang antara lain ditandai dengan ucapan-
ucapan sopan yang tidak menyakitkan hati sasaran dakwah Karena
Fir`aun saja yang sedemikian durhaka masih juga harus dihadapi
dengan lemah lembut63
Hal demikian juga dijelaskan dalam tafsir al-
Wasith bahwa dalam melakukan dakwah ucapkanlah kata-kata yang
lembut dan santun tanpa ada kekasaran padanya mudah-mudahan dia
menyadari hakikat yang sebenarnya atau takut kepada Tuhannya
Ungkapan yang lembut dan santun merupakan sikap Rasul dai yang
sukses agar Fir`aun dan orang-orang semisalnya tidak lari dari
dakwah64
Memang dakwah pada dasarnya adalah ajakan lemah lembut
Dakwah adalah upaya menyampaikan hidayah Kata (هداية) hidayah
yang terdiri dari huruf ha dal dan ya maknanya antara lain adalah
menyampaikan sesuatu dengan lemah lembut Dari sini lahir kata
hidayah yang merupakan penyampaian sesuatu dengan lemah lembut
guna menunjukkan simpati Ini tentu saja bukan berarti bahwa juru
dakwah tidak melakukan kritik hanya saja itu pun harus disampaikan
dengan tepat bukan saja pada kandungannya tetapi juga waktu dan
tempatnya serta susunan kata-katanya yakni tidak dengan memaki
atau memojokkan Di tempat lain Allah mengajarkan Nabi Musa as
redaksi kalimat yang hendaknya belaiu sampaikan kepada Fir`aun
yaitu65
63
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol7 h 594-595 64
Wahbah az-Zuhaili Tafsir Al-Wasith terj Muhtadi dkk (Depok Gema Insani
2013) Cet Ke-I h 529
65M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol7 h 594-595
97
ldquoDan Katakanlah (kepada Firaun) Adakah keinginan
bagimu untuk membersihkan diri (dari kesesatan) Dan kamu
akan kupimpin ke jalan Tuhanmu agar supaya kamu takut
kepada-Nya (QS An-Nazi`at [79]18-19)
Kata ( لعل) ldquola`allardquo biasa diterjemahkan mudah-mudahan
yang mengandung harapan terjadinya sesuatu Tentu saja yang
mengharap di sini bukan Allah Swt karena harapan tidak sesuai
dengan kebesaran dan keluasan ilmu-Nya Oleh sebab itu ada ulama
yang memahami kata ini dalam arti agar supaya atau bahwa harapan
yang dikandung oleh kata itu terarah kepada manusia Dalam
konteks ini adalah Nabi Musa as yakni ldquowahai Musa dan Harun
sampaikanlah tuntunan Allah kepada Fir`aun sambil menanamkan
dalam hati kamu harapan dan optimisme kiranya penyampaianmu
bermanfaat baginya66
Tafsir al-Maragi yang ditulis oleh Syaikh al-Maragi
menjelaskan kata la`alla (mudah-mudahan) dalam ayat ini
menunjukkan harapan tercapainya maksud sesudah kata itu Yakni
menjalankan risalah mengerjakan apa yang Allah serukan serta
berharap agar pekerjaan yang dilakukan dapat berbuah dan tidak
gagal Berusaha sesuai kemampuan dan berjuang sampai puncaknya
dengan harapan agar pekerjaan yang dilakukan bisa mendatangkan
keberhasilan kemenangan dan juga keuntungan67
Seorang dai yang sejak awal telah berputus asa untuk
menyampaikan hidayah kepada seseorang dia tidak akan
menyampaikan dakwah dengan kehangatan dan tidak gigih dalam
penolakan seseorang68
66
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 7 h 595 67
Ahmad Al-Mustafa Al-Maragi Tafsir Al-Maragi Juz XVI terj Mustafa Al-Babi
Al-Halabi (Semarang Toha Putra 1993) Cet Ke-II h 204-205
68Sayid Quthb Tafsir Fi Zilalil Qur`an terj As`ad Yasin h 329
98
Perintah Allah ini menunjukkan bahwa manusia hendaknya
selalu berusaha dan tidak mengandalkan takdir semata-mata Allah
telah mengetahui penolakan Fir`aun terhadap ajakan Nabi Musa as
kendati demikian yang maha kuasa tetap memerintahkan Nabinya
untuk menyampaikan ajakan Ini Karena Allah tidak menjatuhkan
sanksi dan ganjaran berdasar pengetahuannya yang azali tetapi
berdasar pengetahuan serta kenyataan yang terjadi dalam pentas
kehidupan dunia ini Di sisi lain perintah tersebut bila telah
dilaksanakan dan ditolak maka penolakan itu akan menjadi bukti
yang memberatkan sasaran dakwah karena jika tidak ada ajakan
boleh jadi hari kemudian kelak mereka akan berkata ldquokami tidak
mengetahui tuntunan mu karena tidak ada yang pernah
menyampaikan kepada kamirdquo69
Firman Allah (لعله يتذكر أو يخشي) la`allahucirc yatadzakkaru aww
yakhsyacircmudah-mudahan ia ingat atau takut dengan pengertian yang
dikemukakan di atas mengisyaratkan bahwa peringkat zikir terus
menerus yang mengantar pada kehadiran Allah dalam hati dan
kekaguman kepadanya merupakan peringkat yang lebih tinggi
daripada peringkat takut Ini karena kekaguman menghasilkan cinta
dan cinta memberi tanpa batas serta menerima apapun dari yang
dicintai sedang rasa takut tidak menghasilkan kekaguman bahkan
boleh jadi antipati70
69
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 7 h 595-596 70
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 7 h 596
99
b Penafsiran Buya Hamka
Dalam penafsiran ini Buya Hamka memulai dengan
menjelaskan sikap Fir`aun yang melampaui batas Sesungguhnya
Fir`aun itu sudah keterlaluan Dia telah melampaui dari garis-garis
dan batas-batas yang mesti disadarinya sebagai manusia Bahkan dia
telah hendak melonjak merasakan dirinya sebagai Tuhan Mentang-
mentang Allah menganugerahkan kekuasaan kepadanya memerintah
negeri dia lupa bahwa kekuasaan itu adalah anugerah dari Allah
Disangkanya kepunyaan sendiri lalu berbuatlah dia sesuka hatinya
dengan kekuasaan itu Lupa dia bahwa tenaganya sebagai insan
adalah terbatas Lupa dia bahwa kekuasaan itu diterimanya sebagai
warisan dari nenek moyangnya dan kelak pasti akan datang
waktunya mau ataupun tidak mau kekuasaan itu akan diturunkannya
lagi kepada penggantinya baik karena mati atau karena tua Sebab itu
dia telah melampaui71
Kalimat Thacircghacirc yang kita artikan melampau ialah
melampaui batas yang tidak boleh dilaluinya Kalimat ini adalah satu
rumpun dengan beberapa kalimat yang lain biasa terpakai untuk
menunjukkan kesewenang-wenangan Seorang Raja atau kepala
negara yang berlaku terhadap rakyatnya menurut kehendaknya
sendiri saja dengan tidak memperdulikan undang-undang di-namai
Thacircghiyah Kemudian daripada itu segala persembahan selain
kepada Allah misalnya memuja sesama manusia menuhankan
seseorang yang dianggap amat suci maka persembahan musyrik itu
dinamai taghucirct Lantaran itu maka kalimat thacircghacirc thacircgiyah dan
thacircghucirct adalah mengandung satu arti belaka yaitu segala sikap
melampui batas yang ditentukan oleh ilahi kepada hambanya Dan
71
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159
100
hamba bertindak sendiri di luar hukum Tuhan Begitulah Allah
menunjukkan sifat Fir`aun kepada Musa dan Harun dalam ayat 43 ini
Untuk menghadapi sikap Fir`aun yang sombong melampaui batas
itulah Tuhan memberikan tuntutan kepada kedua utusannya Musa
dan Harun72
Setelah Tuhan berfirman menyatakan kesombongan Fir`aun
bahwa dia itu dalam pemerintahannya terlalu berlaku melampaui
batas kebenaran dan keadilan maka tuhan memberi ingat kepada
utusannya ini
ldquoMaka katakanlah olehmu berdua kepadanya kata-kata yang lemah-
lembutrdquo (pangkal ayat 44 terjemah dari tafsir Al-Azhar)
Di dalam pangkal ayat 44 Tuhan telah memberikan petunjuk
dan arahan yang penting dalam memulai dakwah kepada orang yang
telah sangat melampaui batas itu Dalam permulaan berhadap-
hadapan kepada orang seperti itu janganlah langsung dilakukan sikap
yang keras melainkan hendaklah mulai dengan mengatakan sikap
yang lemah lembut perkataan yang penuh kedamaian Sebab kalau
dari permulaan konfrontasi (berhadap muka dengan muka) si
pendakwah telah melakukan amar ma`rucircf nahyi munkar dengan
secara kasar blak-blakan tidaklah akan tercapai apa yang
dimaksud73
Dijelaskan dalam tafsir Al-Qur`an Syaikh Abdurrahman
bahwasanya kata-kata yang lemah lembut ialah perkataan yang enak
didengar lunak dengan kelembutan persuasif etika dalam tutur
72Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159
73Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159
101
kata tanpa ada unsur kekejian pamer kekuatan kekerasan dalam
perkataan dan juga tindakan74
Meskipun di dalam ilmu Allah Ta`ala sendiri pasti sudah
diketahui bahwa Fir`aun itu sampai saat terakhir tidak akan mengaku
tunduk tetapi Tuhan telah memberikan tuntunan kepada Rasulnya
ataupun kepada siapa saja yang berjuang melanjutkan rencana Nabi-
nabi bahwa pada langkah yang pertama janganlah mengambil sikap
menantang Mulailah dengan kata yang lemah-lembut ldquoMudah-
mudahan ingatlah dia ataupun takutrdquo (ujung ayat 44 terjemah tafsir
al-Azhar)75
Menurut Buya Hamka setiap sudut jiwa manusia yang mana
jua orangnya senantiasa masih tersimpan maksud yang baik dan
fikirannya yang sehat Misalnya ataupun pejabat tinggi sebuah
negara akan merasa prestisenya atau gengsinya akan tersinggung
walaupun betapa besar salahnya kalau dia ditegur dengan kasar atau
dikritik di muka umum Musa dan Harun disuruh terlebih dahulu
mengambil langkah berlemah lembut guna menyadarkan dan
menginsafkan Fir`aun itu adalah manusia dan Fir`aun itu adalah
seorang Raja yang dijunjung tinggi diangkat martabatnya oleh orang
besar-besar yang mengelilinginya jarang yang membantah katanya
walaupun secara lemah lembut Karena orang yang disekitarnya itu
merasa berhutang budi kepada rajanya Mereka merasa tidak ada arti
apa-apa diri mereka itu kalau tidak raja yang menaikkan pangkatnya
dan memberinya gelar-gelar dan kehormatan Maka kalau raja itu
atau Fir`aun itu telah duduk seorang diri hati nuraninya akan berkata
74
Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa`di Tafsir Al-Qur`an 4 terj M Iqbal dkk
h 496
75
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159
102
tentang dirinya yang sebenarnya Hati nurani itulah yang akan
diketuk dengan sikap yang lemah lembut76
Begitu juga yang dijelaskan dalam tafsir al-Maraghi
bahwasanya dalam menyampaikan dakwah kepada Fir`aun atau
seorang penguasa maka mulailah dengan pembicaraan yang lemah
lembut agar lebih dapat menyentuh hati dan lebih dapat menariknya
untuk menerima dakwah Sebab dengan perkataan yang lemah
lembut hati orang-orang yang durhaka akan menjadi halus dan
kekuatan orang-orang yang sombong akan hancur77
Lagi pula telah diketahui dalam rangkaian Qishash Fir`aun
dengan Musa itu bahwa Musa pernah jadi anak angkat Beliau Harun
pun pernah dianggap anak Bani Israil yang dekat ke Istana Masih
diharapkan mudah-mudahan dengan kata yang lemah-lembut Fir`aun
akan sadar lalu ingat bahwa selama hidup dia pasti akan mati selama
muda dia pasti akan tua selama sehat dia pasti akan sakit Betapapun
kuat sehat badan manusia namun kekuatannya itu terbatas Inilah
yang harus diingatnya Ataupun dia takut akan azab siksa Allah yang
betapa pun tidaklah dia akan kuasa mengelakkan Itulah siasat yang
dianjurkan Allah kepada Musa dan Harun sebagai langkah pertama
dalam menghadapi Fir`aun78
Allah menjelaskan dalam ayat ini salah satu metode dalam
dakwah yaitu dengan perkataan yang lemah lembut terhadap orang
yang sudah melampaui batas Quraish Shihab menjelaskan dalam
tafsirnya bahwa ( ناه قولا ليلفقولا ) fa qucirclacirc lahucirc qaulan layyinanMaka
berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah
76Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 160
77Ahmad Mustafa Al-Maragi Tafsir Al-Maragi Juz XVI terj Mustafa Al-Babi Al-
Halabi (Semarang Toha Putra 1993) Cet Ke-II h 203-204
78
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 160
103
lembut menjadi dasar tentang perlunya sikap bijaksana dalam
berdakwah yang antara lain ditandai dengan ucapan-ucapan sopan
yang tidak menyakitkan hati sasaran dakwah79
Sedangkan Buya
Hamka menjelaskan bahwa Tuhan telah memberikan petunjuk dan
arahan yang penting dalam memulai dakwah kepada orang yang telah
sangat melampaui batas itu Dalam permulaan berhadap-hadapan
kepada orang seperti itu janganlah langsung dilakukan sikap yang
keras melainkan hendaklah mulai dengan mengatakan sikap yang
lemah lembut perkataan yang penuh kedamaian80
Dijelaskan juga
dalam tafsir al-Munir bahwa Qaulan layyinan ialah kata-kata yang
lemah lembut dan jauh dari sikap keras dan kasar81
Pada ayat 43-44 surat Thacirchacirc Quraish Shihab menjelaskan
bahwa fa qucirclacirc lahucirc qaulan layyinanMaka berbicaralah kamu berdua
kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut menjadi dasar
tentang perlunya sikap bijaksana dalam berdakwah yang antara lain
ditandai dengan ucapan-ucapan sopan yang tidak menyakitkan hati
sasaran dakwah Sedangkan Buya Hamka menjelaskan bahwa Tuhan
telah memberikan petunjuk dan arahan yang penting dalam memulai
dakwah kepada orang yang telah sangat melampaui batas Dalam
permulaan berhadap-hadapan kepada orang seperti itu janganlah
langsung dilakukan sikap yang keras melainkan hendaklah mulai
dengan mengatakan sikap yang lemah lembut perkataan yang penuh
kedamaian
79
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol7 h 594-595 80
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159
81 Wahbah az-Zuhaili Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid 8 h
478
104
Sekilas peneliti melihat bahwa penafsiran kedua mufasir
tidak jauh berbeda yakni berdakwah dengan lemah lembut terutama
dalam menghadapi orang yang telah melampaui batas sebagaimana
maksud dari ayat ini Hanya saja penulis melihat bahwa Quraish
Shihab mengedepankan sikap bijaksana dan menjelaskan maksud
lemah lembut dengan ucapan yang sopan dan tidak menyakitkan hati
lawan sedangkan Buya Hamka menjelaskan bahwa makna lemah
lembut di sini ialah perkataan penuh kedamaian Artinya untuk
menghadapi orang yang melampaui batas maka seorang dai harus
bijak dalam menguraikan kata-kata yang sopan penuh kedamaian dan
yang pasti tidak menyakitkan hati lawan Dalam metode dakwah ini
bisa dilihat bahwa qaulan layyinan yang dimaksud ditujukan kepada
manusia yang sangat melampui batas kedurhakaan kepada Allah Jika
dengan manusia yang sedemikian durhaka Allah memerintahkan
dakwah dengan lemah lembut apalagi dengan manusia yang tidak
melampaui batas yang masih dalam batas kewajaran manusia
Kata-kata lembut tidak akan membuat orang bangga dengan
dosanya tidak membangkitkan kesombongan palsu yang menggelora
di dada para tiran Kata-kata lembut berfungsi untuk menghidupkan
hati sehingga ia menjadi sadar dan takut akan dampak dari tirani
mereka82
Hal ini juga dijelaskan dalam tafsir Muyassar bahwa
dengan tutur kata yang lembut dan baik dakwah bisa diterima
Karena kewajiban para dai adalah bersikap lemah lembut dalam
menyampaikan dakwah83
82
Sayid Quthb Tafsir Fi Zhilalil Qur`an terj As`ad Yasin h 329
83`Aidh al-Qarni Tafsir Muyassar 2 terj Tim Qisthi Press (Jakarta Timur Qisthi
Press 2008) Cetke-I h 615
105
D Implementasi Terhadap Dakwah Saat Ini
Implementasi adalah penerapan dari metode atau ayat yang
telah dibahas dalam dakwah saat ini di Indonesia Secara garis besar
dari ketiga ayat yang telah dijelaskan di atas bisa kita simpulkan
bahwa adanya kewajiban atau keharusan berdakwah yang
disampaikan dalam surat Ali Imran ayat 104 an-Nahl 125
menjelaskan tentang tiga metode dakwah yang diajarkan kepada
Nabi Muhammad Saw dan pada surat Thacirchacirc 43-44 menjelaskan
tentang metode dakwah atau cara mengingatkan kepada seseorang
yang telah melampaui batas atau kedurhakaan kepada Allah Artinya
keharusan berdakwah yang disampaikan tidak semata-mata tanpa
tujuan dan tuntunan dari Allah Oleh karena itu para dai tidak perlu
khawatir ketika melakukan dakwah karena Allah telah memberikan
petunjuk dan ajaran melalui Al-Qur`an yang telah dilakukan oleh
para Nabi dan Rasul terdahulu Sehingga semua kisah yang
dijelaskan bisa menjadi referensi bagi pada pelaku dakwah untuk bisa
melaksanakan dakwah yang telah diperintahkan
1 Lembaga atau kelompok dakwah yang khusus melaksanakan
kegiatan dakwah
Jika dilihat pada saat ini sudah banyak sekali lembaga dakwah
atau sekelompok masyarakat yang melaksanakan kegiatan dakwah
sesuai dengan tujuan masing-masing kelompok dakwah Setiap
kelompok dakwah mampu masuk kedalam lorong masyarakat
menyampaikan pesan dakwah melalui media yang digunakan agar
pesan itu bisa tersampaikan
Organisasi sebagai perkumpulan manusia yang ingin bekerja
sama dan terikat dengan aturan yang disepakati lebih memungkinkan
untuk dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan besar dan berdampak
106
luas Dakwah sebagai pekerjaan besar dan penting sangat tepat
dilakukan melalui organisasi untuk memperoleh hasil yang
memuaskan
Adapun lembaga atau kelompok dakwah yang berkembang di
Indonesia saat ini diantaranya yaitu
1 Muhammadiyah
Muhammadiyah didirikan di Yogyakarta 18 November 1912
atau bertepatan dengan 8 Zulhijjah 1330 H oleh Kiai Haji Ahmad
Dahlan Latar belakang berdirinya organisasi ini antara lain ingin
membangun umat Islam yang sangat tertinggal dalam berbagai
aspek dan dominasi serta himpitan dari colonial belanda Ahmad
Dahlah menginginkan kaum Muslimin memiliki kebanggan
dalam beragama Sementara pada waktu itu umat Islam dalam
keterbelakangan kebodohan dan kemiskinan Pada sisi lain umat
Islam yang terpelajar malu menunjukkan identitas
keislamannya84
Muhammadiyah mengatakan masalah dakwah merupakan hal
yang sangat pokok Maksud dan tujuan pendirian persyarikatan
tersebut ialah untuk menegakkan dan menjunjung tinggi agama
Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-
benarnya Bahwa harus diakui Muhammadiyah telah berkiprah
dengan sangat baik dalam harakah dakwah maupun dalam
merumuskan konsep dakwah Dari sisi harokah maupun dalam
merumuskan konsep dakwah Dari sisi harakah Muhammadiyah
telah membangun pendidikan dari tingkat taman kanak-kanak
84
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 176
107
hingga perguruan tinggi Selain itu juga memiliki amal usaha
seperti panti asuhan rumah jompo rumah sakit dan lain-lain85
Adapun upaya Muhammadiyah untuk menyebarkan ajaran
Islam dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu86
Pertama menyelenggarakan sekolah sendiri yang mengajarkan
ilmu umum seperti sekolaj lain ditambah dengan ilmu agama
Islam Berbeda dengan pengajaran agama islam yang secara
umum berlangsung pada waktu itu Muhammadiyah
mengembangkan sistem sekolah yang diyakini sebagai suatu hal
yang efektif dan efisien dalam pengajaran agama Islam
Dinamika dan perubahan yang terjadi dalam masyarakat pribumi
perlu diantisipasi dengan mengajarkan ilmu agama Islam dan
ilmu umum secara bersama-sama kepada murid sekolah
Muhammadiyah
Kedua mengadakan kursus agama Islam dan propaganda dalam
bentuk pertemuan-pertemuan informal sebagai kelanjutan dari
kegiatan kelompok pengajian yang telah dirintis oleh Ahmad
Dahlan sebelumnya Setelah dilakukan propaganda para hadirin
dianjurkan untuk membentuk perkumpulan dan mengadakan
pertemuan rutin untuk mempelajari agama Islam
Ketiga mendirikan memelihara membantu penyelenggaraan
tempat berkumpul dan masjid yang dipergunakan untuk berbagai
kegiatan yang berhubungan dengan agama Islam Jika di suatu
lingkungan anggota Muhammadiyah belum terdapat masjid
Muhammadiyah berusaha mendirikan masjid atau tempat sejenis
85
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 176 86 Syarifuddin Jurdi dkk 1 Abad Muhammadiyah (Jakarta PT Kompas Media
Nusantara 2010) Cet Ke-I h 40-45
108
seperti Surau Musala atau langgar Apabila suatu lingkungan
sudah terdapat masjid Muhammadiyah membantu memelihara
dan mengaktifkan salat berjamaah dan pengajaran agama Islam
Usaha yang dilakukan ini telah mendorong orang untuk
memberikan bantuan dana termasuk juga mewakafkan tanah
mereka
Keempat Muhammadiyah melakukan penyebaran pengajaran
agama Islam melalui tulisan sesuai dengan perkembangan dalam
bidang pendidikan dan penerbitan Muhammadiyah mencetak
selebaran yang berisi doa sehari-hari jadwal salat jadwal puasa
Ramadan dan masalah agama yang lain Muhammadiyah juga
menerbitkan buku yang berhubungan dengan agama Islam
Buku-buku yang diterbitkan meliputi masalah fikih akidah
tajwid dan hadis Selain buku pengetahuan Islam tingkat dasar
Muhammadiyah juga menerbitkan terjemahan buku untuk
pengajian tingkat lanjut bagi orang tua
Keseluruhan kegiatan yang dilakukan Muhammadiyah dalam
penyebaran ajaran agam Islam merupakan dasar pembentukan
berbagai bagian dalam struktur organisasi Muhammadiyah pada
masa selanjutnya Penyelenggaraan sekolah merupakan dasar dari
bagian sekolahan sementara penyelenggaraan propaganda
(penyebarluasan) dan kursus sebagai dasar pembentukan bagian
Tablig Upaya Muhammadiyah mendirikan memelihara dan
membantu penyelenggaraan masjid dan tempat berkumpul
menjadi dasar pembentukan urusan pembangunan gedung dan
pengadaan perlengkapan yang dikenal sebagai bagian Yayasan
109
Sementara usaha penerbitan yang dilakukan merupakan dasar
pembentukan bagian Taman Pustaka87
Bisa disimpulkan bahwa Muhammadiyah sangat aktif dalam
melakukan gerakan dakwah baik dakwah bil lisan Bil Qolam dan
Bil hal Muhammadiyah mampu memasuki ruang-ruang dan
kekosongan dakwah sehingga mampu diaktifkan oleh
Muhammadiyah dan diterima oleh masyarakat Jika dihubungkan
dengan ayat metode dakwa yang dibahas maka Muhammadiyah
telah mengamalkan apa yang disampaikan dalam ayat dakwah
tersebut Hal ini sesuai dengan tujuan dibentuknya
Muhammadiyah yaitu untuk melepaskan agama Islam dari adat
kebiasaan jelek yang tidak berdasarkan Al-Qur`an dan Hadis
2 Nahdlatul Ulama (NU)
Organisasi ini didirikan 31 Januari 1926 di Kota Surabaya
Jawa Timur Dua tokoh utama pemebntukan NU yaitu KH
Hasyim Asy`arid an KH Wahab Hasbullah Latar belakang
berdirinya NU dimulai dari kegiatan diskusi Taswirul afkar
(potret pemikiran) yang dibentuk oleh KH Abdul Wahab
Hasbullah dan KH mas Mansur Dari kegiatan diskusi taswirul
Afkar inilah kemudian dibentuk organisasi yang diberi nama
Jam`iyyah Nahdlatul Watahan (Perkumpulan Kebangkitan Tanah
Air) Organisasi tersebut bertujuan untuk memperluas dan
mempertinggi mutu pendidikan madrasah88
Kelahiran NU diwarnai oleh ketegangan di kalangan umat
Islam Indonesia sendiri konsep-konsep yang berbeda dalam
87
Syarifuddin Jurdi dkk 1 Abad Muhammadiyah (Jakarta PT Kompas Media
Nusantara 2010) Cet Ke-I h 46
88 Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 177
110
menafsirkan ajaran Islam yang tercermin dalam praktik agama
Islam menciptakan dikotomi tertentu di kalangan umat Islam
Indonesia pada waktu itu89
NU menetapkan bahwa organisasi ini ditujukan untuk ulama
demi kemajuan dan kepentingan kesejahteraan masyarakat Islam
Untuk mencapai tujuan itu NU membuat usaha-usaha berikut90
a Memperbaiki hubungan antar ulama yang mengikuti salah
satu dari empat mazhab
b Memastikan apakah kitab-kitab sebelumnya yang digunakan
dalam mengajar adalah kitab yang mengandung ajaran-ajaran
Ahlussunnah wal jamaah ataukah ajaran-ajaran ahli bid`ah
c Melakukan upaya untuk meningkatkan sekolah-sekolah Islam
d Terus mempertahankan masjid-masjid surau-surau dan
pesantren-pesantren mengurus anak yatim serta orang-orang
miskin
e Mendirikan organisasi-organisasi yang berfungsi untuk
mengembangkan pertanian-pertanian dan perdagangan serta
mendirikan perusahaan yang tidak dilarang ajaran Islam
f Mempertahankan Ahlussunnah wal jamaah Aswaja adalah
konsep agama yang dianut oleh NU Konsep ini pertama
kalinya dinyatakan oleh pendiri NU di Surabaya Aswaja pada
umumnya berarti pengikut Nabi Muhammad Saw dengan
menyatakan diri sebagai para pengikut tradisi Nabi dan ijma
secara eksplisit kyai-kyai berbeda pandangan dari kaum
89
Phil Gustiana Isya Marjani Wajah Toleransi NU terj Iwan Febrianto (Jakarta
PT Semesta Rakyat Merdeka 2012) Cetke-I h 31
90 Phil Gustiana Isya Marjani Wajah Toleransi NU terj Iwan Febrianto (Jakarta
PT Semesta Rakyat Merdeka 2012) Cetke-I h 40
111
modernis yang hanya mengakui untuk mengikuti Al-Qur`an
dan hadis serta menolak ijma`
3 Al-Washliyah
Al-Washliyah adalah sebuah organisasi yang bergerak dalam
bidang sosial keagamaan di Indonesia Organisasi ini didirikan di
Medan Sumatera Utara pada 30 November 1930 bertepatan
dengan 9 Rajab 1439 H Al-Wasliyah didirikan atas inisiatif
sekelompok siswa Maktab Islamiyah Tapanuli Medan yang
tergabung dalam kelompok diskusi yang diberi nama Debating
Club Kelompok ini di dalam setiap diskusi selain membahas
pelajaran-pelajaran sekolah juga membahas masalah-masalah
sosial kemasyarakatn Kemudian memutuskan untuk mendirikan
suatu organisasi yang dapat menampung dan melaksanakan cita-
cita yang mereka diskusikan selama ini
Tujuan utama mendirikan organisasi Jam`iyatul Washliyah
adalah untuk mempersatukan umat yang terpecah belah dan
berbeda pandangan91
Program kerja dan tujuan dari organisasi adalah untuk
mempersatukan paham keagamaan umat Islam mendirikan
lembaga-lembaga pendidikan menegakkan amar makruf nahi
mungkar melaksanakan dakwah Islamiyah dan mengadakan
Taman bacaan umum Dalam bidang dakwah kegiatan Al-
Wasliyah antara lain mengirim dai ke berbagai daerah terpencil
terutama ke kabupaten karo Nias dan Mentawa Program
91
Rizem Aidit Sejarah Peradaban Islam Terlengkap (Yogyakarta DIVA Press
2015) Cet Ke-I h 510
112
tersebut mendapat dukungan moril dan materil dari banyak
pihak92
Dari pemaparan di atas penulis melihat bahwasanya Al-
Wasliyah lebih aktif dalam dakwah bil hal seperti mendirikan
lembaga pendidikan membangun taman bacaan umum dan juga
mengirim delegasi dai ke pelosok daerah yang masih sangat
membutuhkan ajaran agama Islam Selain itu juga gerakan
dakwahnya didukung oleh berbagai pihak sehingga secara dana
bisa terpenuhi dan tidak menghambat rencana dakwah yang tekag
dibentuk dan diprogramkan
4 Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII)
Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia yang disingkat dengan
DDII didirikan di Jakarta pada tahun 1967 oleh MNatsir (w
1993) bersama tokoh Islam lainnya93
Pendiri Dewan Dakwah merupakan tokoh masyumi dan
mereka berpandangan bahwa politik dan dakwah tidak dapat
dipisahkan Politik yang dilakukan oleh Dewan Dakwah adalah
politik amar makruf nahi mungkar Untuk pengembangan dakwah
di seluruh tanah air berupaya membentuk cabang Dewan
Dakwah di seluruh wilayah Hal ini dimaksudkan agar dakwah
dapat menyentuh berbagai lapisan masyarakat Islam Indonesia
Sumber dana organisasi merupakan infak zakat dan sedekah
yang dikumpulkan dari para muhsinin94
92
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 177-178 93
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 179-180 94
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 179-180
113
Sampai sejauh ini dewan dakwah terus menerus mendidik
umat melalui para dai yang ditempatkan hampir di seluruh
pelosok tanah air mulai dari kota sampai ke desa-desa terpencil
daerah transmigrasi Suku terasing dan daerah terpencil lainnya
Dalam memaksimalkan peran Dewan Dakwah ada dua sasaran
utama Pertama meningkatkan kualitas dakwah yang mencakup
persoalan penyempurnaan sistem sarana dan prasarana
peningkatan teknik komunikasi terutama dalam menghadapi
tantangan dari pihak luar Islam Kedua perencanaan dan
manajemen dakwah yang mencakup persoalan penelitian dakwah
dan kerja sama dengan berbagai pihak dalam upaya
meningkatkan kualitas Islam95
Usaha yang dilakukan Yayasan Dewan Dakwah Islamiyah
Indonesia dalam kepedulian untuk mewujudkan kehidupan umat
Islam yang unggul dalam intelektual dan spiritual secara integral
dalam naungan Al-Qur`an dan Sunnah Usaha yang dilakukan
adalah mencerdaskan umat melalui peningkatan kualitas dai
dengan menyelenggarakan program pendidikan sarjana melalui
lembaga Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Mohammad
Natsir Lulusan STID Mohammad Natsir diharapkan dapat
menjadi pemimpin umat yang mampu mengintegrasikan nilai-
nilai Islam untuk pembangunan umat Dalam memberikan
wawasan keilmuan STID menekankan pada ilmu Dakwah dan
Ushuluddin juga pada bahasa dan sastra96
95
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 180 96
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 180-181
114
Penulis melihat bahwasanya DDII sangat menyiapkan dai
dalam proses penyebaran Islam sesuai dengan Surah Ali-Imran
ayat 104 di mana sekelompok orang yang melakukan gerakan
dakwah harus terlebih dahulu memiliki kesadaran beragama
sebagaimana yang diungkapkan oleh Buya Hamka Dengan
pengetahuan agama yang dimiliki maka akan mampu menghadapi
segala rintangan dalam berdakwah Selain itu juga DDII
melakukan dakwah bil hal dengan mendirikan Sekolah untuk
kepentingan dan penyiapan dai dalam berdakwah
Jika dilihat dari empat organisasi Islam yang penulis
paparkan maka semua organisasi tersebut bergerak sesuai dengan
ayat yang telah penulis paparkan dan juga menggunakan metode
yang sesuai dengan apa yang telah di jadikan acuan dalam
berdakwah
2 Peranan organisasi Islam di Indonesia
Adapun peran organisasi Islam di Indonesia yaitu97
a Melakukan pemurnian akidah
b Membentengi umat Islam agar berpegang teguh pada akidah
c Membentengi umat Islam dari serangan kristenisasi
d Mengarahkan umat Islam kepada peningkatan keilmuan umat
agar bisa membela Islam sekaligus menjaga identitas Islam
e Menyelamatkan umat Islam dari rencana-rencana penyebaran
aliran-aliran sesat sekaligus menghadapi mereka dengan cara
yang legal berusaha menyingkap tujuan merea dan
membedah kesalahan ideology mereka
97
Rizem Aidit Sejarah Peradaban Islam Terlengkap h 511
115
f Melakukan pemyadaran kepada umat Islam mengenai bahaya
dan kesalahan keyakinan aliran-aliran sesat
g Membentengi semua kalangan baik orang dewasa generasi
muda maupun anak-anak yang menjadi incaran budaya
pendatang yang mengajak kepada permisifme dan
memberontak terhadap nilai-nilai akhlak yang luhur serta
mendorong terjadinya kekerasan tindak kejahatan dan
perilaku amoral lainnya
h Meningkatkan kualitas hidup umat Islam dalam bidang
agama pendidikan ekonomi sosial dan budaya
3 Metode-metode dakwah
Metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk
mencapai tujuan98
Metode dakwah adalah cara-ara tertentu yang
dilakukan oleh seorang dai kepada mad`u untuk mencapai suatu
tujuan atas dasar hikmah dan kasih sayang99
Adapun metode
dakwah yang berkembang saat ini di antaranya yaitu
a Metode ceramah
Adapun metode ceramah yang berkembang saat ini di
Indonesia yaitu dengan memanfaatkan teknologi yang
semakin canggih Dengan menggunakan youtobe maka
dakwah sudah bida dilakukan dan disebarluaskan kepada
masyarakat sehingga pesan dakwah tetap tersampaikan lewat
media tanpa bertatap muka
Untuk mendukung adanya perubahan dalam
berdakwah maka para dai perlu terus menerus meningkatkan
wawasan ilmu dan kemampuan teknis yang diperlukan dalam
98
Moh Ardani Memahami Permasalahan Fikih Dakwah (Jakarta Mitra Cahaya
Utama 2006) Cet Ke-I h 23 99
Moh Ardani Memahami Permasalahan Fikih Dakwah h 24
116
dakwah Apalagi pada era reformasi seperti sekarang ini
kemampuan dai dalam mengoperasikan computer merupakan
prasyarat yang tidak bisa ditawar-tawar Dengan computer
dan internet maka dai bisa menulis menyimpan dan juga
menyampaikan pesan dakwah melalui alat tersebut100
b Metode Tanya jawab
Dengan metode Tanya jawab ini sangat memberikan
kesempatan kepada khalayak mad`u untuk bisa menanyakan
apa yang belum dipahami oleh mad`u sehingga kegiatan
dakwah bisa terlaksana dengan efektif
c Metode dakwah bilqalamtulisan
Dakwah dengan tulisan juga adalah salah satu metode
yang bisa digunakan oleh para dai untuk memberikan pesan-
pesan dakwah kepada masyarakat di mana tulisan ini bisa
dibaca di mana dan kapan saja oleh khalayak mad`u
Dari analisis penelitian terkait metode dakwah dalam
Al-Qur`an menurut Quraish Shihab dan Buya Hamka maka
penulis menyimpulkan bahwa lembaga dakwah yang telah
disebutkan di atas melakukan gerakan dakwah sesuai dengan
apa yang disampaikan dalam Al-Quran dari ayat yang diteliti
baik secara metode dakwah yang digunakan serta bentuk
metode dakwah yang digunakan untuk menyampaikan pesan
dakwah Ini dilihat dari bagaimana setiap lembaga melakukan
dakwah dengan mengisi setiap peluang untuk memberikan
atau menyampaikan dakwah lewat metode yang sesuai
100
Abdul basit Dakwah Cerdas di Era Modern Vol 03 Nomor 01 Juni 2013
httpswwwgooglecomsearchq=metode+dakwah+yang+berkembang+di+Indonesiaampoq=
metode+dakwah+yang+berkembang+di=ampaqs=chrome Diakses 24 Juli 2019
117
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya sesuai dengan
rumusan masalah yang telah diangkat dan ditetapkan oleh penulis di
awal pembahasan skripsi ini dapat penulis tarik kesimpulan sebagai
hasil penelitian sebagai berikut
1 Metode dakwah dalam surat Ali Imran ayat 104
Menurut pandangan Quraish Shihab ayat ini menjelaskan
tentang kewajiban dakwah bagi setiap muslim dan juga harus adanya
golongan khusus yang melakukan gerakan dakwah karena manusia
adalah makhluk yang perlu untuk selalu diingatkan Begitu pula
dengan Buya Hamka yang menjelaskan bahwa harus adanya
kelompok yang khusus bergerak dalam bidang dakwah demi menjaga
nikmat islam yang Allah berikan serta tidak menutup kewajiban bagi
setiap muslim Dalam ayat ini dari kedua penafsiran mufasir dapat
disimpulkan bahwa kewajiban berdakwah itu adalah untuk seluruh
umat muslim dan perlu adanya kelompok khusus dalam melakukan
gerakan dakwah
Quraish Shihab menjelaskan bahwa dakwah harus
disampaikan dengan cara persuasif dan ajakan yang baik Karena
pada hakikatnya dakwah bersifat mengajak menyeru dan memanggil
kepada kebaikan Bukan memaksa orang lain dengan cara yang tidak
baik Jadi dakwah itu kewajiban setiap muslim dan harus
disampaikan dengan cara yang baik
2 Metdode dakwah dalam surat An-Nahl ayat 125
Metode dakwah yang disampaikan dalam ayat ini ada tiga
yaitu hikmah mau`izhah al-hasanah dan jidal Dalam menafsirkan
118
ayat ini kedua mufassir tidak jauh berbeda hanya memiliki beberapa
perbedaan pada konteks tertentu Masing-masing metode dakwah
disesuaikan dengan kondisi mad`unya Quraish Shihab menjelaskan
Hikmah ialah sikap bijaksana yang disampaikan dengan dialog yang
baik Mau`izhah Hasanah adalah uraian yang menyentuh hati dan
jidal adalah diskusi atau bukti yang mematahkan alasan mitra diskusi
Buya Hamka menjelaskan bahwa hikmah tidak hanya dalam
bentuk dialog tetapi juga termasuk hikmah dalam bentuk tindakan
dan sikap hidup Mau`izhah hasanah ialah pengajaran yang baik
diiringi uraian menyentuh hati penuh kedamaian dan disampaikan
dengan baik dalam bentuk nasihat Dan jidal adalah bantahan atau
membantah suatu polemic dengan cara yang baik
Persamaan kedua mufassir yaitu adanya tiga metode dakwah
dalam ayat ini yaitu hikmah mau`izhah hasanah dan jidal Sedangkan
perbedaan kedua mufassir adalah pada adanya pembagian mad`u
dakwah sesuai dengan metode dakwah Jadi dalam ayat ini ada tiga
metode dakwah yang Allah sampaikan dan juga karakteristik mad`u
yang dijelaskan mufasir sesuai dengan metode yang digunakan
3 Metode dakwah dalam surat Thacirchacirc ayat 43-44
Dalam ayat ini menjelaskan bagaimana seharusnya metode
dakwah yang digunakan dengan sikap bijaksana dan lemah lembut
dan tidak menyakitkan hati sasaran dakwah walaupun sasaran
dakwah adalah orang yang telah melampaui batas dan sangat durhaka
terhadap perintah Tuhan Quraish Shihab menjelaskan bahwa
perlunay sikap bijaksana dalam dakwah yang ditandai dengan ucapan
yang sopan dan tidak menyakitkan
Buya Hamka menjelaskan bahwa dakwah kepada yang
melampaui batas harus dimulai dengan lemah lembut dan penuh
119
kedamaian Kedua mufasir memiliki persamaan dengan menjelaskan
bahwa dakwah kepada orang yang melampui batas harus dengan
lemah lembut dan ucapan yang tidak menyakitkan hati lawan
Dari ketiga ayat ini penulis menyimpulkan bahwa dakwah
harus disampaikan dengan cara terbaik Dakwah juga harus
disampaikan sesuai dengan karakteristik mad`u agar pesan yang
disampaikan bisa diterima Dengan manusia yang durhaka sekalipun
dakwah harus disampaikan dengan baik yaitu lemah lembut Artinya
dengan cara terbaik yang digunakan oleh dai diharapkan mampu
mempengaruhi mad`u dakwah untuk mengikuti apa yang
disampaikan dalam pesan dakwah
4 Metode dakwah yang digunakan oleh lembaga atau pelaku
dakwah saat ini jika dihubungkan dengan apa yang dijelaskan dalam
Al-Qur`an maka dakwah tersebut sudah dilakukan sesuai dengan
ajaran Al-Qur`an Dakwah harus disampaikan dengan cara yang baik
disesuaikan dengan mad`u dakwah serta lemah lembut meski kepada
orang yang durhaka Lembaga dakwah sangat peka dalam
menindaklanjuti masalah yang sedang dihadapi oleh masyarakat
Selain itu juga lembaga atau pelaku dakwah telah menerapkan
dakwah secara lisan tulisan dan juga tindakan dalam bentuk
kegiatan
B Saran
Penelitian yang dilakukan oleh penulis bukanlah penelitian
yang bersifat selesai atau akhir Kajian tafsir masih bisa terus diteliti
karena akan terus berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu
yang ada Penulis berharap penelitian ini bisa bermanfaat bagi
Akademik dan juga peneliti selanjutnya yang akan meneliti kajian
tafsir dengan objek penelitian yang sama sehingga kajian ini akan
120
terus berkembang seiring berkembangnya ilmu tafsir di Indonesia
Peneliti selanjutnya bisa meneliti bagaimana kegiatan dakwah dengan
metode yang ada dalam Al-Qur`an dan penerapannya secara
menyeluruh sesuai dengan isu-isu yang berkembang
121
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Aal asy-Syeikh Tafsir
Ibnu Katsir terj Abdul Ghaffar Bogor Pustaka Imam Syafi`I 2001
Abdurrahman Syaikh bin Nashir as-Sa`di Tafsir Al-Qur`an I terj M Iqbal
dkk Jakarta Darul Haq 2017
AiditRizem Sejarah Peradaban Islam Terlengkap Yogyakarta DIVA Press 2015
AnwarMauluddin dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab
Tangerang Lentera Hati 2015
Arippudin Acep Pengembangan Metode Dakwah Jakarta Rajagrafindo
Persada 2011
Ardani Moh Memahami Permasalahan Fikih Dakwah Jakarta Mitra
Cahaya Utama 2006
AzizMoh Ali Ilmu Dakwah JakartaKencana 2017
Baidan Nashruddin Aziz Erwati Metodolgi Khusus Penelitian Tafsir
Yogyakarta Pustaka Pelajar2016
Basit Abdul Wacana Dakwah Kontemporer Purwokerto STAIN
Purwokerto Press 2006
Djaelani M Anwar 50 Pendakwah Pengubah Sejarah Yogyakarta Pro-U
Media 2016
Effendi Djohan Pesan-Pesan Al-Qur`an Mencoba Mengerti Intisari Kitab
Suci Jakarta PT Serambi Ilmu Semesta 2012
Faizah Muchsin Effendi Lalu Psikologi Dakwah Jakarta Prendamedia
Group 2018
Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah
terj Beni Sarbeni Jakarta Darul Haq 2008
GulenFethullah Dakwah Jalan Terbaik Dalam Berpikir Dan Menyikapi
Hidup Jakarta PT Gramedia 2011
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I Jakarta Pustaka Panjimas 1985
______ Tafsir Al-Azhar Juzu` IV Jakarta PT Pustaka Panjimas 1987
122
______ tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV Jakarta PT Pustaka Panjimas
1983
______ Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI Jakarta PT Pustaka Panjimas 1994
______ Tasawuf Modern Jakarta Republika 2015
HamkaRusydi Pribadi dan Martabat Buya Hamka Bandung PT Mizan
Publika 2017
al-Halabi Mustafa Al-Babi Tafsir Al-Maraghi terj Ahmad Mustafa Al-
Maraghi Semarang Toha Putra Semarang 1993
HamkaIrfan Ayah Kisah Buya Hamka JakartaRepublika 2018
HefniHarjani Komunikasi Islam Jakarta Prenadamedia Group 2017
Hidayati Husnul Metodologi tafsir Kontekstual Al-Azhar Karya Buya
Hamka Jurnal Ilmu Al- Qur`an dan Tafsir Vol 1 No 1
Januari-Juni 2018
Husain Fadhlullah Muhammad Metodologi dakwah dalam Al-Quran
terjTarmana Ahmad Qosim Jakarta Lentera 1997
IsmailAIlyas HotmanPrio Filsafat Dakwah Islam Jakarta Prenadamedia
Group 2011
Izzan Ahmad Metodologi Ilmu Tafsir Bandung Tafakur 2011
Jabir Al-JAzari Syaikh Abu Bakar Tafsir Al-Qur`an Al-Aisar terj
MAzhari Hatim dan Abdurrahim Mukti Jakarta Darus Sunnah
Press 2011
JurdiSyarifuddin dkk 1 Abad Muhammadiyah Jakarta PT Kompas Media
Nusantara 2010
Mahmud Ahmad Dakwah Islam Bogor Thariqul Izzah 2011
MarjaniPhil Gustiana Isya Wajah Toleransi NU terj Iwan Febrianto Jakarta PT
Semesta Rakyat Merdeka 2012
MuhyiddinAsep dkk Kajian Dakwah Multiperspektif Bandung Remaja
Rosdakarya 2014
123
Mustaqim Abdul Metode Penelitian Al-Qur`an dan Tafsir Yogyakarta
Idea Press 2015
MulyanaDeddy Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Bandung Remaja
Rosdakarya 2016
M Yusuf Kadar Studi Al-Qur`an Jakarta Amzah 2012
M Munir Ilaihi Wahyu Manajemen Dakwah Jakarta Prenadamedia
Group 2015
M Munir Metode Dakwah Jakarta Prenadamedia Group 2015
Munir Amin Samsul Ilmu Dakwah Jakarta Amzah 2009
Omar Toha Yahya Ilmu Da`wah Jakarta Widya Karsa Pratama 1992
Panuju Redi Pengantar Studi (Ilmu ) Komunikasi Jakarta Prenadamedia
Group 2018
Syeikh Maulana Arabi Khariri Dakwah Cerdas Yogyakarta Laksana
2007
Sadiah Dewi Metode Penelitian Dakwah Remaja Rosdakarya Bandung
2015
SantanaK Septiawan Menulis Ilmiah Metodologi Penelitian Kualitatif
Jakarta Yayasan Pustaka Obor Indonesia 2007
SuharsaputraUhar Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Tindakan
Bandung PT Refika Aditama 2014
Sanjaya Wina Penelitian Pendidikan Jenis Metode dan Prosedur Jakarta
Prenadamedia Group 2014
Saputra Wahidin Pengantar Ilmu Dakwah Jakarta Rajwawali Press 2012
SuhandangKustadi Ilmu Dakwah Perspektif Komunikasi Bandung Remaja
Rosdakarya 2013
Shihab M Quraish Membumikan Al-Qur`an Bandung Mizan 1993
______ Membumikan Al-Qur`an jilid 2 Ciputat Lentera Hati 2010
124
______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol I Jakarta Lentera Hati 2012
______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an Vol 2
Jakarta Lentera Hati 2012
______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al- Qur`an Vol6
Jakarta Lentera Hati 2009
______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 7 Jakarta Lentera
______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al- Qur`an Jakarta
Lentera Hati 2012
Saifuddin Wardani Tafsir Nusantara Yogyakarta LKiS 2017
SuryadilagaM Alfatih dkk Metodologi Ilmu Tafsir Bandung Teras 2005
Syekh M abu al-Fatah Al-bayanuiy Ilmu Dakwah Prinsip Kode etik dalam
berdakwah menurut Al-Quran dan As-Sunnah terj Dedi Junaedi
Jakarta Pressindo 2010
al-QarniAidh Tafsir Muyassar 1 terj Tim Qisthi Press Jakarta Timur
Qisthi Press 2008
______ Tafsir Muyassar 2 terj Tim Qisthi Press Jakarta Timur Qisthi
Press 2008
Quthb Sayyid Tafsir Fi Zhilalil Qur`an terj As`ad Yasin dkk Jakarta
Gema Insani 2004
Rubiyanah dan Masturi Ade Pengantar Ilmu Dakwah Jakarta Lembaga
Penelitian UIN Syarif Hidayatullah
al-Wa`iy Taufik Dakwah ke Jalan Allah terj Muhith Mishaq Jakarta
Robbani Press 2010
Yakan Fathi Problematik Dakwah dan Para Dai Penerjemah Darsim
Ermaya Imam Fajarudin Solo Era Intermedia 2004
Yusuf Al-Qaradhawi Retorika Islam Bagaimana Seharusnya Menampilkan
wajah Islam terj Abdillah Noor Ridlo Jakarta Pustaka Al-Kautsar
2004
125
az-Zuhaili Wahbah Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid
7 Depok Gema Insani 2014
______ Tafsir Al-Wasith terj Muhtadi dkk Depok Gema Insani 2013
Jurnal
Aulia Rizki Intan ldquoMetode Dakwah Mauizhah Hasanah dalam Program
acara Mufasir di Kompas TV Jawa Tengahrdquo Jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi
UIN Walisongo Semarang 2018
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_02C5ampq=metode+da
kwah+mauizhah+hasanah+dalam+program+acara+ampbtnG= diakses
pada 7 Juli 2019
BasitAbdul ldquoDakwah Cerdas di Era Modernrdquo Vol 03 Nomor 01 Juni
2013 httpswwwgooglecomsearchq=metode+dakwah+yang+berkemba
ng+di+Indonesiaampoq=metode+dakwah+yang+berkembang+di=ampaqs
=chrome Diakses 24 Juli 2019
Hadi Sopyan Konsep Sabar Dalam Al-Qur`an Jurnal Madani Vol 1 No
2 September 2018
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Jurnal
+sopyan+hadi +Konsep+sabar+dalam+alquran+ampbtnG= diakses
pada 8 Juli 2019
IsmatullaohAM Metode Dakwah Dalam Al-Quran (studi penafsiran
Hamka terhadap QS An- Nahl125) Lentera Vol IXX No 2
Desember 2015
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metod
e+dakwah+dalam+alquran+studi+Penafsiran+hamkaampbtnG=d=gs_
qabsampu=23p3D32IV1tph8IkJ diakses 8 Juli 2019
Karlina Lina ldquoMetode Dakwah Para Dai Dalam Menyampaikan Pesan-
Pesan Keagamaan Di Kecamayan Lampihong Kabupaten
Balangan jurusan Komunikasi Penyiaran Islam fakultas dakwah
dan komunikasi IAIN Antasarirdquo 2016
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=skripsi
+metode+dakwah+dalam+menyampaikan+pesan+keagamaan+di+ke
camatan+lampihong+kabupa ten+balanganampbtnG=d=gs_qabsampu
=23p3D3X3kmQdtSWIJ diakses pada 7 Juli 2019
126
Munawir Kepemimpinan Non-Muslim dalam Tafsir AL-Misbah Karya M
Quraish Shihab Maghza Vol 2 No 2 Juli-Desember
2017
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Kepe
mimpinan+non
+muslim+dalam+tafsir+almisbah+ampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3
D7i95QmG50 RsJ diakses 12 Juli 2019
MuslimAdi Abdullah ldquoMetode Dakwah Dalam Pengajaran Nabi Perspektif
Hadisrdquo Jurnal Dakwah Vol 13 No1 25 Mei 2019
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metod
e+dakwah+dalam+Pengajaran+Nabi+Perspektif+hadisampbtnG=
diakses pada 7 Juli 2019
127
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Istiqomah dilahirkan di Kab Bengkalis Kec Bukit
Batu tepatnya di Desa Sukajadi pada tanggal 09 Mei
1998 Penulis merupakan anak kedua dari empat
bersaudara anak dari pasangan orang tua
Muhammad Yatim dan Suryani Ia menempuh
pendidikan di mulai dari SD 20 Sukajadi dilanjutkan
mondok di Pondok Pesantren Al-Amin Boarding
School Bengkalis selama enam tahun dengan
menyelesaikan pendidikan SMP dan SMA Sehingga akhirnya bisa
menempuh pendidikan kuliah di fakultas Ushuluddin dan Dakwah Institut
Ilmu Al-Qur`an (IIQ Jakarta) jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI)
Penulis aktif mengikuti kegiatan organisasi di lingkungan kampus
maupun di luar kampus Di antara organisasi kampus yang pernah diikuti
yaitu anggota Departemen Minat dan Bakat Badan Eksekutif Mahasisawa
(BEM) IIQ Jakarta periode 20152016 pernah menjadi anggota Departemen
Luar Negri Dewan Mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Dakwah (DEMA-
FUD) periode 20172018 dan terakhir ia menjadi Pimpinan Senat
Mahasiswa (SEMA) IIQ Jakarta periode 20182019 Selain itu juga ia pernah
menjadi wakil ketua umum Forum Ukhuwah Mahasiswa Sumatera
(FUMAS) periode 20172018 dan juga menjadi anggota Departemen
Keagamaan Ikatan Pemuda Mahasiswa Kabupaten Bengkalis (IPEMALIS)
Jakarta
Jadilah manusia yang bermanfaat dan jagalah akhlak diri di manapun
kita berada Dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung Akhir kata semoga
tulisan ini bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya Aamiin
iv
MOTTO
ldquoTanamkanlah Wujudmu Di Tanah Kerendahan
Sesuatu Yang Tumbuh Dengan Tanpa Ditanam Maka Hasilnya Tidak Akan
Sempurnardquo
(Ibnu `Athai`illah)
v
PERSEMBAHAN
Skripsi Ini Saya Persembahkan
Untuk Kedua Orang Terkasih Saya Ayah Dan Ibu
Untuk Keluarga Tercinta
Untuk Para Dosen
Saudara-Saudara Serta Sahabat Seperjuangan Penulis
Dan
Untuk Almamter Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta
Salam kasih Dari Istiqomah
vi
بسم الله الرحمن الرحيم
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan Alhamdulillah dan diiringi rasa syukur yang
teramat dalam penulis curahkan kehadirat Allah Swt yang telah
memberikan nikmat taufik serta hidayahnya kepada penulis sehingga
dengan kenikmatan dan rahmat dari Allah penulis bisa menyusun hingga
menyelesaikan penulisan skripsi ini untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial
(SSos) dan sebagai bentuk kewajiban penulis sebagai seorang mahasiswa
untuk bisa menyelesaikannya Salawat serta salam senantiasa disampaikan
kepada baginda Nabi Muhammad Saw sang teladan kehidupan penuntun
manusia dari abad kejahiliahan hingga abad yang penuh dengan ilmu dan
pengetahuan
Tulisan ini bisa selesai atas berkat motivasi dan dorongan dari semua
pihak baik secara moril maupun materil sehingga skripsi ini bisa
diselesaikan Oleh karena itu dengan segala ketulusan dan dari lubuk hati
terdalam perkenankan penulis menyampaikan rasa ungkapan terima kasih
kepada semua pihak yang turut membantu dalam menyelesaikan skripsi ini
Penulis mengucapkan terima kasih kepada
1 Rektor Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta ibu Prof Dr Hj
Huzaemah T Yanggo Lc MA
2 Wakil Rektor I Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta ibu
DrHjNadjematul Faizah SH MHum
3 Wakil Rektor II Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta Bapak HM
Dawud Arif Khan SEMSi Aka Cpa
4 Wakil Rektor III Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta ibuk Dr Hj
Romlah Widayati MAg
vii
5 Dekan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Institut Ilmu Al-Qur`an
(IIQ) Jakarta Bapak Dr H M Ulinnuha LcMA
6 Kepala Prodi Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) Institut Ilmu Al-
Qur`an (IIQ) Jakarta Bapak H M Haris Hakam SHMA
7 Bapak Isman Iskandar MSos selaku sekretaris Prodi KPI IIQ Jakarta
yang senantiasa memberikan dorongan dan motivasi dari awal
pertemuan perkuliahan bersama beliau hingga dalam menyusun
skripsi ini
8 Bapak MHizbullahSKomIMA selaku pembimbing yang telah
bersedia meluangkan waktu di tengah sibuknya kegiatan beliau
Senantiasa memberikan arahan dan bimbingan serta menjelaskan
kepada penulis dikala berkonsultasi serta sabar dalam mengarahkan
dan membimbing penulis
9 Seluruh Dosen Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Prodi KPI Institut
Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta yang telah memberikan ilmu dan
pengetahuannya kepada penulis selama mengikuti perkuliahan
10 Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Institut
Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta
11 Orang tua tercinta ayah dan Ibu Terima kasih atas segala jasa dan
doa yang tak hentinya diberikan kepada penulis juga ketulusan dan
senantiasa memberikan semangat sehingga bisa terselesaikan skripsi
ini juga kepada kakak dan adik yang selalu mendoakan dan
memberikan semangat
12 Sahabat tercinta KPI Perdana IIQ Jakarta yang senantiasa
memberikan semangat kala putus asa menghampiri terima kasih atas
kebersamaan dan semangat yang diberikan
13 Teman-teman seperjuangan IIQ Jakarta angkatan 2015
viii
14 Saudara-saudara kakak adik dan siapapun yang tidak saya sebutkan
namanya terima kasih karena selalu mensupport dan memberikan
dorongan serta doa untuk menyelesaikan skripsi ini
15 Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah
ikut terlibat dalam penulisan ini saya ucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya Karena tanpa kalian penulis juga tidak akan bisa
menyelesaikan skripsi ini
Buku ini merupakan hasil dari penulisan skripsi yang telah
dipertahankan dalam ujian munaqsyah di Program Strata-1 IIQ
Jakarta pada tanggal 5 Agustus 2019 dengan judul Metode Dakwah
Dalam Surat Ali-Imran ayat 104 An-Nahl ayat 125 dan Thaha ayat
43-44 Menurut Pandangan M Quraish Shihab dan Hamka
Akhir kata penulis hanya bisa berharap semoga Allah Swt
membalas semua kebaikan semua pihak yang telah membantu dengan
pembalasan terbaik dari Allah Swt Amin Penulis berharap semoga
skripsi ini bisa bermanfaat terkhusus buat penulis dan bagi pembaca
umumnya
Jakarta 29 Juli 2019
Penulis
Istiqomah
ix
PEDOMAN TRANSLITERASI
Transliterasi adalah penyalinan dengan penggantian huruf abjad yang
satu ke abjad yang lain Dalam penulisan skripsi IIQ Jakarta transliterasi
Arab-Latin mengacu pada berikut ini
1 Konsonan
th ط a أ
zh ظ b ب
bdquo ع t ت
gh غ ts ث
f ؼ j ج
q ؽ h ح
k ؾ kh خ
l ؿ d د
m ـ dz ذ
n ف r ر
w ك z ز
ā ق s س
ʼ ء sy ش
y ي sh ص
dh ض
2 Vokal
Vokal tunggal vokal panjang vokal rangkap
Fatḫah a آ acirc ي ai
Kasrah I ي icirc و au
Dhammah u و ucirc
x
3 Kata Sandang
a Kata sandang yang diikuti alif lam (ال) qamariyah
Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (ال) qamariyah
ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya Contoh
al-Madicircnah المدينة al-Baqarah البقرة
b Kaat sandang yang diikuti oleh alif-lam (ال) syamsiyah
Kata sandang yang diikuti oleh ali-lam (ال) syamsiyah
ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan
dan sesuai dengan bunyinya Contoh
as-Sayyidah السيدة ar-rajul الرجل
ad-Dacircrimicirc الدارمي asy-syams الشمس
c Syaddah (Tasydicircd)
Syaddah (Tasydicircd) dalam sistem aksara Arab digunakan lambang
( ) sedangkan untuk alih aksara ini dilambangkan dengan huruf
yaitu dengan cara menggandakan huruf yang bertanda tasydicircd
Aturan ini berlaku secara umum baik tasydicircd yang berada di
tengah kata di akhir kata ataupun yang terletak setelah kata
sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyah Contoh
Acircmannacirc billaacirchi امنا با لله
Acircmana as-Sufahacircˊu امن السفها ء
Inna al-ladzicircna اف الدين
wa ar-rukkaˊi كالركع
d Ta Marbucircthah (ة)
Ta Marbucircthah (ة) apabila berdiri sendiri waqaf atau diikuti oleh
kata sifat (naˊat) maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi
huruf ldquohrdquo contoh
xi
الفئدة al-Afˊidah
al-Jacircmiˊah al-Islacircmiyyyah الجامعةة السللامية
Sedangkan ta Marbucircthah (ة) yang diikuti atau disambung (di-
washal) dengan kata benda (ism) maka dialih aksarakan menjadi
hurif ldquotrdquo contoh
Acircmilatun Nacircshibahˊ عملة نا صبة
al-Acircyat al-Kubracirc الأية الكبػر
e Huruf Kapital
Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf kapital akan
tetapi apabila telah dialih aksarakan maka berlaku ketentuan
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) seperti
penulisan awal kalimat huruf awal nama tempat nama bulan
nama diri dan lain-lain Ketentuan yang berlaku pada PUBEI
berlaku pula dalam alih aksara ini seperti cetak miring (italic)
atau cetak tebal (bold) dan ketentuan lainnya Adapun untuk
nama diri yang diawali dengan kata sandang maka huruf yang
ditulis kapital adalah awal nama diri bukan kata sandangnya
Contoh
ˊAcirclicirc Ḫasan al-ˊAcircridh al-ˊAsqallacircnicirc al-Farmawicirc dan seterusnya
Khusus untuk penulisan kata Al-Qur`an dan nama-nama surahnya
menggunakan huruf capital Contoh
Al-Qur`an Al-Baqarah Al-Facirctiḫah dan seterusnya
xii
DAFTAR ISI
COVER DALAM i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ii
LEMBAR PENGESAHAN iii
PERNYATAAN PENULIS iv
MOTTO v
PERSEMBAHAN vi
KATA PENGANTAR vii
PEDOMAN TRANSLITERASI x
DAFTAR ISI xiii
ABSTRAK xv
BAB I PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah 1
B Permasalahan 9
1 Identifikasi Masalah 9
2 Pembatasan Masalah 10
3 Perumusan Masalah 10
C Tujuan Penelitian 11
D Manfaat Penelitian 11
E Tinjauan Pustaka 12
F Metode Penelitian 15
G Sistematika Penulisan 18
BAB II LANDASAN TEORI
A Pengertian Dakwah 19
B Hukum Berdakwah 21
C Fungsi Dakwah 24
xiii
D Tujuan Dakwah 26
E Metode Dakwah 28
F Sumber Metode Dakwah 40
G Bentuk-bentuk Metode Dakwah 42
H Faktor yang mempengaruhi pemilihan dan penggunaan metode
Dakwah 49
I Aplikasi Metode Dakwah Rasulullah 49
BAB III BIOGRAFI QURAISH SHIHAB DAN HAJI ABDUL MALIK
KARIM AMRULLAH (HAMKA)
A Profil M Quraish Shihab 51
B Profil Buya Hamka 58
BAB IV ANALISIS AYAT METODE DAKWAH
A Surat Ali Imran ayat 104 68
a Menurut M Quraish Shihab 68
b Menurut Hamka 73
B Surat An-Nahl ayat 125 80
a Menurut M Quraish Shihab 81
b Menurut Hamka 85
C Surat Thacirchacirc ayat 43-44 94
a Menurut M Quraish Shihab 95
b Menurut Hamka 99
D Implementasi Terhadap Dakwah 105
BAB V PENUTUP 117
A Kesimpulan 117
B Saran 119
DAFTAR PUSTAKA 121
DAFTAR RIWAYAT HIDUP 127
xiv
ABSTRAK
Istiqomah Metode Dakwah Dalam Al-Qur`an Surat Ali Imran 104 An-Nahl
125 dan Thaha 43-44 menurut pandangan MQuraish Shihab dan Hamka
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ushuluddin dan Dakwah
IIQ Jakarta 2019
Dakwah adalah salah satu aktivitas yang berusaha menyampaikan
pesan-pesan ilahi kepada manusia sehingga manusia bisa kembali kepada
Allah dan menjalankan apa yang diperintahkan Allah serta meninggalkan
larangannya Agar berdakwah bisa berjalan lancar dan tercapai apa yang
diharapkan maka diperlukan cara atau metode dakwah yang tepat sehingga
dakwah mencapai tujuannya Al-Qur`an adalah petunjuk bagi manusia
Sehingga dalam konteks dakwah sekalipun Allah telah menjelaskan
bagaimana metode dakwah yang harus digunakan oleh seorang dai dalam
berdakwah Banyak ayat Al-Qur`an yang berbicara tentang metode dakwah
diantaranya yaitu surat Ali-Imran ayat 104 an-Nahl ayat 125 dan Thacirchacirc ayat
43-44 Adapun maksud ayat ini akan lebih jelas lagi apabila dilihat dengan
penafsiran para ulama diantaranya yaitu tafsir Al-Misbah dan tafsir Al-Azhar
yang merupakan mufasir Indonesia yang sangat terkenal akan keilmuannya
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan teknik
studi kepustakaan Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan deskriptif
dengan berusaha menjelaskan pemikiran dan pandangan M Quraish Shihab
dan Hamka yang membahas tentang ayat metode dakwah sehingga akan
terlihat bagaimana kedua mufasir memandang ayat-ayat metode dakwah
tersebut
Hasil penelitian dari penafsiran Quraish Shihab dan Buya Hamka
kedua mufasir menjelaskan bahwa Kewajiban dakwah adalah bagi semua
umat muslim akan tetapi harus ada kelompok khusus yang menjadi inti
gerakan dakwah yang termaksud dalam surat Ali-Imran ayat 104 Lalu
metode dakwah yang disebutkan dalam an-Nahl ayat 125 yaitu metode
hikmah mau`izhah al-hasanah dan jidal Dan terakhir dalam surat Thacirchacirc
ayat 43-44 metode dakwah untuk para penguasa dijelaskan dengan
menggunakan kelemahlembutan agar hatinya bisa menerima dan diharapkan
mau mengikuti apa yang disampaikan dalam pesan dakwah
Kata kunci Dakwah Metode Dakwah Surat Ali-Imran An-Nahl
Thacirchacirc
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Dakwah hakikatnya adalah upaya untuk menumbuhkan
kecenderungan dan ketertarikan Menyeru seseorang pada agama
Islam maksudnya adalah berupaya untuk menumbuhkan
kecenderungan dan ketertarikan pada apa yang diserukan yakni
Islam Karenanya dakwah Islam tidak hanya terbatas pada aktivitas
lisan saja tetapi mencakup seluruh aktivitas lisan atau perbuatan
yang ditujukan dalam rangka menumbuhkan kecenderungan dan
ketertarikan pada Islam1Dakwah merupakan aktualisasi iman yang
mengambil bentuk berupa suatu sistem kegiatan manusia dalam
bidang kemasyarakatan yang dilaksanakan secara teratur untuk
memengaruhi cara merasa cara berpikir dan bersikap secara Islami
baik hiasan maupun perbuatan2
Di dalam Al-Qur`an kata dakwah dan berbagai bentuk
katanya ditemukan sebanyak 198 kali menurut hitungan Muhammad
Sulthon (20034) 299 kali menurut Muhammad Fu`ad `Abd al-Baqi`
dan 212 kali menurut Asep Muhiddin Dalam buku Ilmu dakwah
yang ditulis oleh M Aziz setidaknya ada 10 macam makna dakwah
dalam Al-Qur`an diantaranya yaitu pertama mengajak dan menyeru
baik kepada kebaikan maupun kemusyrikan kepada jalan ke syurga
atau ke neraka Kedua doa seperti yang terdapat dalam surat Ali
Imran ayat 38 Ketiga mendakwah atau tidak menganggap baik
seperti dalam surah Maryam ayat 91 Keempat mengadu seperti yang
1
Ahmad Mahmud Dakwah Islam (Bogor Thariqul Izzah 2011) Cet Ke-III H
13
2Asep Muhyiddin dkk Kajian Dakwah Multiperspektif (Bandung Remaja
Rosdakarya 2014) Cetke-I h 123
2
terdapat dalam surat al-Qamar ayat 10 Kelima memanggil atau
panggilan seperti yang terdapat dalam surah ar-Rucircm ayat 25
Keenam meminta seperti yang terdapat dalam surah Shad ayat 51
Ketujuh mengundang seperti yang terdapat dalam surah al-Qasas
ayat 25 Kedelapan menyeru atau penyeru seperti yang terdapat
dalam surat Thaha ayat 108 Kesembilan panggilan nama atau gelar
yang terdapat dalam surah an-Nur ayat 63 Dan kesepuluh anak
angkat sebagaimana yang terdapat dalam surah al-Ahzab ayat 43
Dakwah berasal dari kata da`a yad`una dan dakwah4 Kata
da`a adalah fi`il madhi yang memiliki makna memohon meminta
berdoa dan memanggil yang disebutkan dalam Al-Qur`an pada 10
surah dan 11 ayat Namun hanya 3 ayat yang mengandung makna
dakwah yaitu surah Al-Anfal ayat 24 ar-Rum ayat 25 dan Fushshilat
ayat 33 Kata yad`una adalah fi`il mudhari` yang disebut dalam Al-
Qur`an sebanyak 21 ayat pada 20 surat Kata yad`una dalam makna
dakwah terdapat dalam 12 ayat Kata dakwah merupakan isim
mashdar yang disebut dalam Al-Qur`an sebanyak 5 kali di mana 2
ayat bermakna doa dan 3 ayat yang bermakna dakwah Kata ud`u
adalah bentuk fi`il Amr yang disebut dalam Al-Qur`an sebanyak 8
surat pada 12 ayat5
Dari beberapa macam bentuk ayat dakwah tentu diantaranya
termasuk juga ayat yang menjelaskan tentang metode dakwah Di
dalam Al-Qur`an tentu ada beberapa ayat yang menjelaskan tentang
metode dakwah yang telah diajarkan kepada para Nabi dan Rasul
pada saat menyampaikan risalahnya Sehingga apa yang telah
3
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah (JakartaKencana 2017) Cet Ke- VI h 5 4 Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi Dakwah
(Depok PT Rajagrafindo Persada 2018) Cet Ke-I h 3 5
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi Dakwah
(Depok PT Rajagrafindo Persada 2018) Cet Ke-I h 4-9
3
disampaikan oleh Allah melalui Al-Qur`an tentu saja perlu dijadikan
pedoman bagi pelaku dakwah saat ini dalam menyampaikan
dakwahnya
Pemahaman yang dapat ditemukan adalah bahwa dakwah
bersifat persuasif yaitu mengajak manusia secara halus Kekerasan
pemaksaan intimidasi ancaman atau teror agar seseorang
melaksanakan ajaran Islam tidak bisa dikatakan dakwah Pemahaman
ini diperoleh dari makna dakwah yang berarti mengajak berdoa
mengadu memanggil meminta dan mengundang Dengan makna-
makan tersebut maka bisa dipahami bahwa dakwah tidak
menekankan pada hasil tetapi pada tugas dan proses6
Al-Qur`an telah menjelaskan bagaimana urgennya dakwah
Islam dan betapa butuhnya manusia akan dakwah Islam di dalam
sejumlah besar ayatnya Berbagai ungkapan Al-Qur`an memang tidak
secara langsung berbicara tentang masalah dakwah Akan tetapi
banyak sekali ungkapan dan makna-makna yang dari ayat yang
berbicara tentang dakwah Islam Sebagaimana Al-Qur`an
menjelaskan ihwal dakwah dan juga ihwal amar makruf nahi munkar
ldquoHanya bagi Allah-lah (hak mengabulkan) doa yang benar
dan berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah tidak
dapat memperkenankan sesuatupun bagi mereka melainkan
seperti orang yang membukakan kedua telapak tangannya ke
dalam air supaya sampai air ke mulutnya Padahal air itu
6
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 8-9
4
tidak dapat sampai ke mulutnyadan doa (ibadat) orang-orang
kafir itu hanyalah sia-sia belaka(QS Ar-Ra`d [13] 14)
ldquoKamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk
manusia menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari
yang munkar dan beriman kepada Allah Sekiranya ahli kitab
beriman tentulah itu lebih baik bagi mereka di antara
mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah
orang-orang yang fasikrdquo (QS Ali-Imran [3]110)
Selain ihwal tentang amar makruf nahi munkar Al-Qur`an
juga menyampaikan tentang tablig menyeru kepada manusia untuk
kembali ke jalan Allah dan juga menyampaikan risalahnya
ldquoHai rasul sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu
dari Tuhanmu dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang
diperintahkan itu berarti) kamu tidak menyampaikan
amanat-Nya Allah memelihara kamu dari (gangguan)
manusia Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang yang kafirrdquo (QS Al-Maidah [5] 67)
ldquoKatakanlah Inilah jalan (agama) ku aku dan orang-orang
yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan
5
hujjah yang nyata Maha suci Allah dan aku tiada Termasuk
orang-orang yang musyrik (QS Yusuf [12] 108)
Saat ini bisa dilihat bahwasanya banyak para dai yang
melakukan gerakan dakwah dengan metode dan media yang
digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah Baik secara
lembaga maupun individual yang didukung oleh manajemen tim yang
baik Seperti Ustadz Abdul Shomad Lc MA Ustadz Adi Hidayat
LcMA Ustadz Khalid Basalamah Lc dan para dai lainya yang
begitu aktif dalam menyampaikan pesan dakwah secara lisan melalui
media youtobe instagram dan media lainnya Selain itu juga ada
organisasi-organisasi Islam seperti Nahdlatul Ulama (NU)
Muhammadiyah Front Pembela Islam (FPI) dan organisasi lainnya
yang menegakkan kegiatan amar makruf nahi munkar
Tidak hanya kewajiban dai tapi juga seluruh umat muslim
untuk bisa mengamalkan dakwah dengan baik dan sesuai dengan
metode yang telah diajarkan oleh Al-Qur`an Sikap seorang muslim
dalam menghadapi permasalahan yang ada dan berkaitan dengan
ajaran Islam terkadang membuat buruk akan akhlak dalam Islam itu
sendiri sehingga Islam benar-benar menunjukkan keselamatan oleh
umatnya sebagai muslim Banyak permasalahan yang terjadi di
masyarakat di antaranya seperti wanita membawa anjing masuk ke
masjid yang terjadi pada 2 juli 2019 adalah salah satu bentuk atau
kewajiban muslim untuk bisa menghadapi dengan cara yang baik dan
diajarkan oleh Islam Karena Islam adalah agama yang penuh dengan
keselamatan dan kesejahteraan Selain permasalahan tersebut tentu
saja banyak permasalahan lain yang berkaitan dengan dakwah Islam
Ada banyak faktor yang memberikan kontribusi sangat besar
terhadap kesuksesan seorang dai dalam berbagai bidang dakwah
6
mewujudkan keberhasilan dan produktifitas serta memberikan
kemampuan untuk mempengaruhi berinteraksi dan memasukkan
ide-idenya dalam setiap kesempatan dan jenjang Metodologi yang
baik merupakan salah satu faktor konkret dan penting yang mampu
membuat waktu dan kesungguhan seorang dai menjadi efektif dan
mengantarkannya ke pantai tujuan yang didambakan dengan
pengorbanan yang lebih sedikit dan lebih ringan7
Metode dakwah yang digunakan oleh para dai dan juga
organisasi Islam dalam menyampaikan pesan dakwah berbeda-beda
Ada yang menyampaikan dakwah dengan lemah lembut tegas dan
juga terkesan memaksa Perbedaan dalam menyampaikan metode
dakwah untuk menegakkan amar makruf nahi munkar tentu saja
mempengaruhi bagaimana respon pesan dakwah yang sampai kepada
sasaran dakwah
Dalam pengembangan dakwah Islam tentu saja Al-Qur`an
perlu dijadikan sebagai kitab dakwah baik sebagai sumber materi
dakwah maupun sebagai metodologi atau landasan-landasan teori
dalam dakwah sebagaimana diungkapkan oleh Abu A`lacirc al-Mauducircdi
bahwa Al-Qur`an adalah kitab dakwah dan kitab perjuangan8
Al-Qur`an juga adalah kitab tentang manusia hidupnya
makanannya dan fitrahnya9 Kitab Al-Qur`an berisikan firman-firman
Allah Swt Tuhan Alam semesta Di dalamnya tidak ada yang perlu
diragukan Dan kitab tersebut tidak dapat memberikan petunjuk
7
Fathi Yakan Problematik Dakwah dan Para Dai terj Darsim Ermaya Imam
Fajarudin (Solo Era Intermedia 2004) Cetke-I h 135
8Abdul Basit Wacana Dakwah Kontemporer (Purwokerto STAIN Purwokerto
Press 2006) Cetke-I h 19
9Taufik al-Wa`iy Dakwah ke Jalan Allah terj Muhith Mishaq (Jakarta Robbani
Press 2010) Cet ke-I h 109
7
apapun kecuali kepada orang-orang yang bertakwa hanya
kepadanya10
Berdakwah memerlukan strategi dan metode Sebab strategi
dan metode merupakan hal yang dapat membantu dakwah terlaksana
dengan baik dan sesuai tujuan11
Oleh karena itu Dalam hal ini
penulis akan mengkaji salah satu unsur dalam dakwah yaitu metode
dakwah Metode dakwah adalah cara yang digunakan dai untuk
menyampaikan materi dakwah Metode dakwah sangat penting
peranannya dalam penyampaian dakwah Metode yang tidak benar
meskipun isinya baik maka pesan baik tersebut bisa di tolak12
Di zaman sekarang Islam benar-benar membutuhkan para dai
yang mumpuni yang mampu mengomunikasikan pemikiran-
pemikiran dan ideologinya dengan metodologi yang indah dan
menawan Mereka mampu mengomunikasikan Islam tanpa membuat
orang berlari dan mampu menjelaskan pemikiran-pemikiran tanpa
mendatangkan kesulitan Betapa banyak dai yang mencemarkan
Islam karena keburukan metodologi dakwahnya Mereka bersikap
buruk terhadap Islam sedangkan mereka mengira bahwa mereka
telah berbuat kebajikan untuk Islam13
Dari beberapa pemaparan diatas penulis tertarik untuk
mengkaji metode dakwah yang Allah sebutkan dalam Al-Qur`an
dengan melakukan menurut pandangan dua tafsir yaitu tafsir al-
Misbah dan tafsir al-Azhar Penulis mengambil surat Ali-Imran ayat
10
Fethullah Gulen Dakwah Jalan Terbaik Dalam Berpikir Dan Menyikapi Hidup
(Jakarta PT Gramedia 2011) cetke-I h 194
11Khariri Syeikh Maulana Arabi Dakwah Cerdas (Yogyakarta Laksana 2007)
Cetke-I h 73
12
Acep Arippudin Pengembangan Metode Dakwah (Jakarta Rajagrafindo
Persada 2011) Cetke-I h 8
13Fathi Yakan Problematik Dakwah dan Para Dai terj Darsim Ermaya Imam
Fajarudin h 137
8
104 An-Nahl ayat 125 dan Thaha ayat 43-44 Adapun alasan penulis
mengambil ayat ini karena penulis ingin mencoba menghubungkan
antara kewajiban dakwah amar makruf nahi mungkar kemudian
metode-metode dakwah yang digunakan sekalipun terhadap orang
yang sangat kejam Dalam penelitian ini penulis mengambil sebuah
judul yaitu ldquoMetode Dakwah Dalam Surat Ali-Imran ayat 104
An-Nahl ayat 125 Thaha ayat 43-44 menurut pandangan
MQuraish Shihab dan Hamkardquo
Penulis ingin meneliti bagaimana implementasi metode
dakwah yang ada di dalam Al-Qur`an terhadap kegiatan dakwah saat
ini Karena melihat kegiatan dakwah saat ini sudah sangat banyak
dilakukan oleh para dai yang mumpuni maupun oleh mereka yang
ingin saling mengingatkan walaupun secara keilmuan masih sangat
terbatas
Untuk memahami lebih jelas dan rinci kita memerlukan tafsir
dari para ulama yang telah mumpuni dalam bidang tafsir Sehingga
sebagai manusia yang terbatas keilmuannya kita bisa memahami
makna Al-Qur`an melalui tafsir yang telah ditulis oleh para ulama Di
sini penulis mengambil penafsiran dari dua orang mufasir Indonesia
yaitu tafsir al-Misbah karya M Quraish Shihab (1944) dan tafsir al-
Azhar karya Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka 1908-1981)
Alasan penulis mengambil dua tafsir yang berbeda ini adalah dengan
tujuan untuk mengetahui perbedaan pemikiran mufasir lokal
(Indonesia) dalam menafsirkan ayat metode dakwah dalam Al-
Qur`an yang berbeda masa dan keadaan Dalam artian masa
penulisan tafsir dan psikologi penulis pada saat penulisan tafsir
Selain itu juga kedua mufasir adalah dua sosok yang hebat
apabila diamati secara teliti beliau berdua telah aktif dalam
9
mengembangkan dan mengaplikasikan bidang dakwah baik lisan
tulisan dan hacircl dengan metode yang telah beliau gunakan Buya
Hamka adalah salah satu tokoh yang termasuk dalam 50 pendakwah
pengubah sejarah dalam buku yang ditulis oleh M Anwar Djaelani
Model dakwah hamka termasuk lengkap karena secara lisan dan
tulisan sama-sama kuat Dakwah Buya Hamka secara tulisan tidak
hanya diterima di Indonesia tetapi juga di luar Indonesia Hampir
semua karya Hamka digemari banyak kalangan dan salah satu
karyanya yang paling monumental adalah tafsir Al-Azhar14
Sedangkan M Quraish Shihab adalah satu ulama yang masih
ada ditengah-tengah masyarakat saat ini beliau adalah ulama besar
yang produktif dalam berkarya santun dan mendalam dalam
menyampaikan pandangan keagamaanya15
Secara lisan bisa dilihat
dengan ceramah atau kajian yang beliau lakukan baik di kampus
masjid atau majelis tertentu secara tulisan bisa dilihat dengan adanya
buku-buku atau karya beliau dan secara hal bisa dilihat dari lembaga
atau kegiatan yang beliau bangun untuk kepentingan sosial
masyarakat Dengan demikian dakwah dan penerapan dakwah telah
beliau aplikasikan dalam kehidupannya bisa dijadikan referensi
dalam berdakwah
B Permasalahan
1 Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas masalah yang
diidentifikasikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
a Metode dakwah dalam Al-Qur`an
14
M Anwar Dajelani 50 Pendakwah Pengubah Sejarah (Jakarta Prenadamedia
Group 2015) Cet Ke-IV h 84
15Salah satu ulasan yang ditujukan kepada M Quraish Shihab dalam buku Cahaya
Cinta dan Canda M Quraish Shihab yang ditulis oleh Mauluddin Anwar dkk
10
b Macam-macam metode dakwah menurut para ahli dakwah
c Bentuk-bentuk Metode dakwah
d Metode dakwah menurut pandangan MQuraish Shihab dan
Hamka
e Perbandingan Metode dakwah menurut M Quraish Shihab
dan Hamka
f Implementasi metode dakwah saat ini
2 Pembatasan masalah
Al-Qur`an menghimpun ayat-ayat dakwah baik sebagai
sumber materi kewajiban dakwah maupun metode dakwah
Dalam penulisan skripsi ini penulis mencoba memberikan
batasan masalah agar dalam pembahasan tidak terlalu melebar
Dalam penelitian ini penulis hanya membatasi pembahasan
metode dakwah dalam Al-Qur`an dalam surat Ali-Imran ayat 104
an-Nahl ayat 125 dan Thacirchacirc 43-44 Penulis mengambil ayat
untuk diteliti tidak berdasarkan kesamaan redaksi atau kata
dakwah yang ada di dalam ayat tersebut akan tetapi penulis
mengambil ayat berdasarkan maksud ayat dan penulis mencoba
membuat suatu kesimpulan akan kewajiban dakwah sampai ke
metode dakwah sesuai dengan ayat yang diambil Sehingga
membentuk hasil penelitian yang saling berhubungan dari segi
makna dan tujuan yang ingin dicapai dalam ayat dan juga dalam
penerapan dakwah
3 Perumusan masalah
a Metode dakwah surat Ali-Imran ayat 104 menurut MQuraish
Shihab dan Hamka
b Metode dakwah surat An-Nahl ayat 125 menurut MQuraish
Shihab dan Hamka
11
c Metode dakwah surat Thaha ayat 43-44 menurut MQuraish
Shihab dan Hamka
d Implementasi dalam dakwah saat ini
C Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian berhubungan secara fungsional dengan
rumusan masalah penelitian yang dibuat secara spesifik terbatas dan
dapat diperiksa dengan hasil penelitian16
Adapun tujuan penelitian
ini adalah
1 Untuk mengetahui Metode dakwah surat Ali-Imran ayat 104
menurut MQuraish Shihab dan Hamka
2 Untuk mengetahui Metode dakwah surat An-Nahl ayat 125 ayat
104 menurut MQuraish Shihab dan Hamka
3 Untuk mengetahui Metode dakwah surat Thaha ayat 43-44
menurut MQuraish Shihab dan Hamka
4 Untuk mengetahui implementasi metode dalam dakwah saat ini
D Manfaat Penelitian
Mengacu pada penjabaran rumusan masalah di atas maka
manfaat penelitian ini adalah
1 Manfaat Teoritis
Sebagai sarana untuk menerapkan ilmu-ilmu teoritis yang
digunakan serta menambah wawasan khazanah keilmuan terkait
tema yang diangkat
2 Manfaat Praktis
Penelitian ini secara praktis diharapkan bisa bermanfaat bagi
para dai untuk bisa menjadi dai yang mumpuni serta memiliki
16
Dewi Sadiah Metode Penelitian Dakwah (Remaja Rosdakarya Bandung 2015)
Cet Ke-I h 68
12
metode dakwah yang sesuai dengan zamannya dan tetap
berpegang teguh pada Al-Qur`an
E Tinjauan Pustaka
1 Jurnal ldquoMetode Dakwah Dalam Pengajaran Nabi Perspektif
Hadisrdquo yang selesai pada tanggal 25 Mei 2019 Ditulis oleh Adi
Abdullah Muslim Dosen IAIN Pekalongan Indonesia dalam
jurnal ini menjelaskan bagaimana metode dakwah Nabi dalam
mengajarkan kepada sahabat perspektif hadis sehingga terbentuk
teori dalam komunikasi dakwah dan pendidikan Jenis penelitian
yang digunakan yaitu studi literatur (library research) atau
penelitian pustaka Metode yang digunakan yaitu metode
deskriptif-analisis yakni penelitian yang berusaha menuturkan
masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan secara
objektif Persamaan dengan penelitian ini adalah pada metode
dakwah yang digunakan sedang perbedaannya adalah pada
perspektif penelitian yaitu tafsir Al-Qur`an dan Hadis17
2 Skripsi ldquoMetode Dakwah Mau`izhah Hasanah dalam Program
acara Mufasir di Kompas TV Jawa Tengahrdquo18
ditulis oleh Rizki
Intan Aulia mahasiswi UIN Walisongo Semarang Jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi
2018 Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode
mau`izhah hasanah yang diterapkan dalam acara mufasir di
17
Adi Abdullah Muslim ldquoMetode Dakwah Dalam Pengajaran Nabi Perspektif
Hadisrdquo Jurnal Dakwah Vol 13 No1 25 Mei 2019
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metode+dakwah+dalam+Pen
gajaran+Nabi+Perspektif+hadisampbtnG= diakses pada 7 Juli 2019
18Rizki Intan Aulia ldquoMetode Dakwah Mauizhah Hasanah dalam Program acara
Mufasir di Kompas TV Jawa Tengahrdquo Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas
Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo Semarang 2018
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_02C5ampq=metode+dakwah+mauizhah+hasa
nah+dalam+program+acara+ampbtnG= diakses pada 7 Juli 2019
13
Kompas TV Jateng Metodologi yang digunakan dalam penelitian
ini adalah penelitian kualitatif dengan metode pengumpulan data
berupa dokumentasi berupa tayangan video program ldquomufasirrdquo
Teknik yang digunakan yaitu mmode interaktif Miler dan
Huberman Persamaan dalam penelitian ini yaitu pada metode
dakwah yang diteliti sedangkan perbedaannya yaitu pada objek
yang di analisis oleh peneliti Peneliti terdahulu menganalisa
metode dakwah dalam sebuah acara tv sedangkan peneliti saat ini
meneliti metode dakwah dalam Al-Qur`an dengan
membandingkan dua tafsir
3 Skripsi ldquoMetode Dakwah Dengan Pendekatan Kultural Sunan
Kalijagardquo ditulis oleh Melinda Novita Sari Jurusan Komunikasi
Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Raden Intan Lampung 2018 Penelitian ini menggunakan
penelitian sejarah yaitu melakukan penyelidikan terhadap
keadaan dan pengalaman di masa lampau dengan teknik studi
kepustakaan Hasil dari penelitian ini ialah ditemukannya
kegiatan dakwah dengan menggunakan metode dakwah kultural
dengn media wayang tembang dan dari dakwah kultural ini
menghasilkan kebudayaan baru dengan menggunakan
pencampuran tradisi lama dan percampuran dengan budaya
setempat di mana tidak terlepas dari unsur-unsru Islamnya
Persamaan dengan penelitian ini ialah pada objek metode dakwah
yang dikaji sedankgkan perbedaannya yaitu pada subjek dari
metode yang dikaji yaitu metode dakwah dalam Al-Qur`an dan
relevansinya terhadap dakwah saat ini
4 Skripsi ldquoMetode Dakwah Dalam Tradisi Tahlilan di Kelurahan
Plamongansari Kecamatan Padurungan Semarangrdquo ditulis oleh
14
Muhammad Aris Munandar Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan
Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam
Negeri Walisongo Semarang 2018 Penelitian ini menggunakan
metode penelitian kualitatif deskriptif Dengan teknik
pengumpulan data meggunakan metode observasi wawancara
dan dokumentasi Hasil penelitian ini yaitu bahwasanya tradisi
tahlilan merupakan tradisi turun temurun yang diadakan setiap
malam Jumat dan dilakukan untuk mendekatkan diri kepada
Allah ajang silaturahmi dan kerukunan umat Persamaan
penelitian yaitu mengkaji metode dakwah hanya saja memiliki
perbadaan pada objek yang diteliti yaitu tradisi tahlilan di mana
peneliti saat ini mengkaji metode dakwah dalam Al-Qur`an dan
meneliti relevansinya terhadap dakwah saat ini
5 Skripsi ldquoMetode Dakwah Para Dai Dalam Menyampaikan Pesan-
Pesan Keagamaan Di Kecamatan Lampihong Kabupaten
Balanganrdquo19
ditulis oleh Lina Karlina mahasiswi IAIN Antasari
jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan
Komunikasi 2016 Dalam penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui metode dakwah dan faktor pendukung apa saja yang
menjadi kesuksesan seorang dai dalam menyampaikan pesan-
pesan keagamaan Jenis penelitian yaitu penelitian lapangan
dengan teknik yang digunakan yaitu mengumpulkan data
observasi wawancara dan dokumenter Persamaan penelitian
19
Lina Karlina ldquoMetode Dakwah Para Dai Dalam Menyampaikan Pesan-Pesan
Keagamaan Di Kecamayan Lampihong Kabupaten Balangan jurusan Komunikasi
Penyiaran Islam fakultas dakwah dan komunikasi IAIN Antasarirdquo 2016
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=skripsi+metode
+dakwah+dalam+menyampaikan+pesan+keagamaan+di+kecamatan+lampihong+kabupaten
+balanganampbtnG=d=gs_qabsampu =23p3D3X3kmQdtSWIJ diakses pada 7 Juli 2019
15
yaitu pada pembahasan metode dakwah sedangkan perbedaannya
pada subjek penelitiannnya yaitu para dai dan mufasir
F Metode Penelitian
1 Jenis Penelitian
Metode penelitian merupakan strategi yang digunakan dalam
sebuah penelitian dan menganalisis data yang diperlukan guna
menjawab permasalahan yang diteliti Adapaun yang peneliti
gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan
teknik studi kepustakaan (library research) Penelitian kualitatif
mengandung pengertian adanya upaya penggalian dan
pemahaman pemaknaan terhadap apa yang terjadi pada berbagai
individu atau kelompok yang berasal dari persoalan sosial atau
kemanusiaan20
Kirk dan Miller mendefinisikan penelitian
kualitatif sebagai tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial
yang secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia
dan kawasannya sendiri dan berhubungan langsung dengan
orang-orang tersebut dalam bahasanya dan peristilahannya21
Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang semua datanya
berasal dari bahan-bahan tertulis berupa buku naskah dokumen
foto dan lain-lain22
2 Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian kualitatif ada beberapa pendekatan yang
bisa digunakan Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
pendekatan metode deskriptif dengan teknik pengamatan kejadian
20
Septiawan SantanaK Menulis Ilmiah Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta
Yayasan Pustaka Obor Indonesia 2007) Cet Ke-II h 1
21Uhar Suharsaputra Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Tindakan
(Bandung PT Refika Aditama 2014) Cet Ke-II h 181
22Nashruddin Baidan Erwati Aziz Metodolgi Khusus Penelitian Tafsir
(Yogyakarta Pustaka Pelajar2016) Cetke-I h28
16
saat ini oleh penulis Deskriptif yaitu suatu rumusan masalah
yang memandu penelitian untuk mengeksplorasi atau memotret
situasi sosial yang akan diteliti secara menyeluruh luas dan
mendalam Metode ini bertujuan untuk melukiskan secara
sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang
tertentu secara faktual dan cermat23
Selain mendeskripsikan
peneliti juga melakukan analisis terhadap surat Ali Imran ayat
104 an-Nahl ayat 125 dan Thacirchacirc ayat 43-44 Setelah menganalisi
penulis akan merelevansikan dengan kegiatan dakwah oleh
lembaga organisasi dakwah
3 Subjek dan objek penelitian
Subjek penelitian adalah orangsesuatu yang terlibat dalam
penelitian sebagai sumber data24
Selain itu juga subjek
penelitian adalah keseluruhan atau totalitas dari suatu penelitian
yang menjadi substansinya yang akan diteliti atau ingin dicarikan
jawabannya dalam sebuah penelitian25
Dalam penelitian ini yang
menjadi subjek penelitian adalah penafsiran metode dakwah
dalam tafsir al-Misbah dan tafsir Al-Azhar sedangkan yang
menjadi objek penelitian ini adalah surat Ali-Imran ayat 104 an-
Nahl ayat 125 dan Thacirchacirc 43-44
4 Sumber data penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua sumber data
Pertama sumber data primer ialah dua tafsir yang akan
dikomparasikan yaitu tafsir al-Misbah dan tafsir al-Azhar
23
Dewi Sadiah Metode Penelitian Dakwah h 19 24 Wina Sanjaya Penelitian Pendidikan Jenis Metode dan Prosedur (Jakarta
Prenadamedia Group 2014) Cetke-II h 17 25
Nashruddin Baidan Erwati Aziz Metodolgi Khusus Penelitian Tafsir h 24
17
Kedua sumber data sekunder yang berasal dari buku-buku
jurnal atau internet serta data lain yang berkaitan dengan
pembahasan
5 Teknik Pengumpulan data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik
pengumpulan data dengan cara studi pustaka Yaitu teknik yang
dipusatkan pada penelitian kitab-kitab tafsir dan buku
kepustakaan yang berkaitan dengan pembahasan Setelah itu
penulis menganalisa data yang sudah terkumpul dan membuat
kesimpulan dari data yang sudah dianalisis
6 Teknik Analisis data
Dalam penelitian ini ada beberapa langkah yang bisa
digunakan peneliti untuk menganalisis data dalam melakukan
riset komparatif yaitu26
a Menentukan tema yang diangkat
b Mengidentifikasi aspek-aspek yang hendak diperbandingkan
c Mencari keterkaitan dan faktor-faktor yang mempengaruhi
antar konsep
d Menunjukkan kekhasan dari masing-masing pemikiran tokoh
Melakukan analisis secara mendalam dan kritis dengan
argumentasi data
e Membuat kesimpulan untuk menjawab problem riset
7 Instrumen dan alat bantu penelitian
Instrumen penelitian adalah alat pengumpul data Dalam
penelitian kualitatif yang menjadi alat penelitian adalah peneliti
sendiri sehingga peneliti harus mengerti bagaimana penelitian
26
Abdul Mustaqim Metode Penelitian Al-Qur`an dan Tafsir h 137
18
kualitatif metode yang digunakan serta kesiapan untuk meneliti
objek penelitian
G Sistematika Penulisan
Dalam penyususnan skripsi penulis akan membagi menjadi 5
bab yang terkait satu dengan yang lainnya Pembagiannya adalah
sebagai berikut
BAB I Pendahuluan
Dalam bab ini terdiri dari latar belakang masalah identifikasi
masalah pembatasan masalah perumusan masalah tujuan penelitian
manfaat penelitian tinjauan pustaka metodologi penelitian
sistematika penulisan
BAB II Landasan Teori
Dalam bab ini membahasa tentang teori atau pemahaman tentang
dakwah meliputi metode dakwah Di mana komponen ini menjadi
pokok penting dalam penulisan skripsi ini
BAB III Biografi M Quraish Shihab Dan Haji Abdul Malik
Kari Amrullah (HAMKA)
Dalam bab ini akan membahas profil M Quraish Shihab dan Hamka
BAB IV Analisis Metode Dakwah Surat Ali Imran Ayat 104 An-
Nahl Ayat 125 Dan Thacirchacirc 43-44
Dalam bab ini membahas tentang surat Ali Imran ayat 104 an-Nahl
ayat 125 dan Thacirchacirc 43-44 menurtu M Quraish Shihab dan Hamka
serta relevansinya terhadap dakwah saat ini
BAB V PENUTUP
Dalam bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran
19
BAB II
LANDASAN TEORI
A Pengertian Dakwah
Secara etimologi dakwah berasal dari bahasa Arab yaitu dacirc`a
yad`ucirc da`wan du`acirc yang diartikan dengan mengajak menyeru
memanggil seruan permohonan dan permintaan1 Dakwah memiliki
tiga huruf asal yaitu dal `ain dan wawu Dari ketiga huruf asal ini
terbentuk beberapa kata dan ragam makna Makna tersebut
diantaranya ialah memanggil mengundang minta tolong meminta
memohon menamakan menyuruh datang mendorong
menyebabkan mendatangkan mendoakan menangisi dan meratapi
Dalam Al-Qur`an kata dakwah dan berbagai bentuk katanya
ditemukan sebanyak 198 kali menurut hitungan Muhammad Sulthon
(2003 4) 299 kali menurut hitungan Muhammad Fuad Abd al-Baqi
(2006) atau 212 kali menurut Asep Muhiddin (2002 40)2
Dakwah Islam adalah tugas suci yang dibebankan kepada
setiap muslim di mana saja berada sebagaimana termaktub dalam Al-
Qur`an dan sunah Rasulullah Saw kewajiban dakwah menyerukan
dan menyampaikan agama Islam kepada masyarakat3 Firman Allah
dalam surah al-Imran ayat 1044
1
M Munir Wahyu Ilaihi Manajemen Dakwah (Jakarta PRenadamedia Group
2015) Cetke-IV h 17 2
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah (JakartaKencana 2017) Cet Ke- VI h 5
3M Munir Metode Dakwah (Jakarta Prenadamedia Group 2015) Cetke-IV h 5
4Kata amar makruf nahi munkar di dalam Al-Qur`an disebut sebanyak 8 kali dalam
5 surat dua kali pada surat makkiyah dan tiga kali pada surat madaniyah Surat Ali Imran
ayat 104 110 dan 114 Surat Al-A`raf pada ayat 157 suart at-Taubah pada ayat 71 dan 112
surat Al-Hajj pada ayat 41 dan surat lukman pada ayat 17
20
ldquoDan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari
yang munkar merekalah orang-orang yang beruntungrdquo (QS Al-
Imran [3]104)
Secara terminologi para ulama berbeda pendapat dalam
menentukan dan mendefinisikan dakwah hal ini disebabkan oleh
perbedaan para ulama dalam memaknai dan memandang kalimat
dakwah itu sendiri5 Pengertian dakwah secara terminologi menurut
beberapa para ahli diantaranya yaitu
1 Syekh Muhammad al-Khadir Husain (tt14) dakwah adalah
menyeru manusia kepada kebajikan dan petunjuk serta menyuruh
kepada kebajikan dan melarang kemungkaran agar mendapat
kebahagiaan dunia dan akhirat
2 Muhammad Abu al-Fath al-Bayanuni (193317) dakwah adalah
menyampaikan dan mengajarkan agama Islam kepada seluruh
manusia dan mempraktikkan dalam kehidupan nyata6
3 Prof Toha Yahya Omar (19221) dakwah Mengajak manusia
dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan
perintah Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di
dunia dan di akhirat7
4 Menurut Muhammad Natsir dakwah mengandung arti kewajiban
yang menjadi tanggung jawab seorang muslim dalam amar
ma`ruf nahi mungkar8
5
Faizah Lalu Muchsin Effendi Psikologi Dakwah (Jakarta Prenadamedia Group
2018) Cet Ke-IV h 5 6
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 10 7
Toha Yahya Omar Ilmu Da`wah (Jakarta Widya Karsa Pratama 1992) Cet Ke-
V h 1 8
Wahidin Saputra Pengantar Ilmu Dakwah (Jakarta Rajwawali Press 2012)
Cetke- II h 2
21
Dari beberapa definisi di atas maka dapat di simpulkan
bahwa dakwah adalah salah satu bentuk kegiatan untuk menyeru atau
mengajak orang lain baik individu atau kelompok untuk menjalankan
syariat Islam berdasarkan Al-Qur`an dan hadis sehingga tercapainya
tujuan dari kegiatan dakwah
Dalam ilmu komunikasi kegiatan ini disebut juga dengan
proses komunikasi Proses komunikasi adalah setiap langkah mulai
saat menciptakan informasi sampai dipahami oleh komunikasi
Komunikasi merupakan proses sebuah kegiatan yang berlangsung
kontinu9
Dengan demikian bisa kita pahami bahwa dakwah adalah
proses dari komunikasi hanya saja dengan tujuan yang berbeda
Karena dalam komunikasi kita tidak fokus pada apa yang harus
disampaikan seperti yang harus disampaikan dalam dakwah Dan
untuk tercapainya komunikasi dan dakwah yang baik kita harus
memiliki sikap sesuai dengan budaya dan tuntunan agama yang
berlaku sehingga dakwah dan komunikasi bisa berjalan dengan
lancar
B Hukum Berdakwah
Setiap umat yang diambang kehancuran dan roboh pilar-
pilarnya kehilangan pengaruhnya kehilangan eksistensinya pasti
diawali oleh diamnya para dai lirih suaranya rancu risalahnya
kehilangan tujuan utamanya hancur peninggalanya Umat mana pun
yang ingin naik dan tinggi harus memahami kebenaran dakwahnya
kesucian tujuan utamanya keagungan risalahnya para dainya
9
Redi Panuju Pengantar Studi (Ilmu ) Komunikasi (Jakarta Prenadamedia Group
2018) Cetke-I h 39
22
memiliki titik tolak di muka bumi untuk membangun pilar dan
dakwahnya10
Umat Islam adalah umat risalah ada karena ada sasaran
dalam hidup ini Allah menyebut mereka dengan
ldquoKamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk
manusia menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari
yang munkar dan beriman kepada Allah Sekiranya ahli kitab
beriman tentulah itu lebih baik bagi mereka di antara
mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah
orang-orang yang fasikrdquo (QS Ali-Imran [3]110)
Jika tidak karena dakwah hilanglah tujuan risalah dan
lenyaplah tujuan pengangkatannya kehancuran menyebar luas
kesesatan merata di mana-mana kebaikan dan kebenaran telah
hilang Karena itulah kewajiban dakwah amar makruf nahi mungkar
ditegaskan dalam Al-Qur`an dan as-Sunah serta ijmak ulama11
Para pakar berselisih paham dalam menanggapi soal ini
Sejauh pemikiran yang berkembnag perselisihan dalam masalah ini
dapat dikelompokkan ke dalam tiga pendapat sebagai dijelaskan
berikut ini12
10
Taufik al-Wa`iy Dakwah ke Jalan Allah terj Muhith Mishaq (Jakarta Robbani
Press 2010) Cet ke-I h 53
11Taufik al-Wa`iy Dakwah ke Jalan Allah terj Muhith Mishaq h 53
12A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan
Peradaban Islam (Jakarta Prenadamedia Group 2013) Cet Ke-II h 63
23
Pertama Dakwah dihukumi sebagai kewajiban personal (fard
`ain) Maksudnya dakwah merupakan kewajiban bagi setiap muslim
Ia akan diganjar jika melaksanakannya sebagaimana akan berdosa
jika meninggalkannya Dakwah menjadi kewajiban personal karena
ia merupakan tuntutan (implikasi) iman Setiap orang mengaku
beriman harus mempersaksikan imannya kepada publik Selain
melalui amal saleh persaksian iman juga diwujudkan dalam bentuk
dakwah saling berpesan dengan kebajikan dan ketakwaan atau
dengan menyuruh yang makruf dan mencegah yang mungkar13
Kedua dakwah dihukumi sebagai kewajiban kolektif (fardu
kifayah) Hal ini berarti dakwah merupakan kewajiban yang
dibebankan kepada komunitas tertentu yang berkompeten dalam
suatu masyarakat Bila di dalamnya telah ditemukan sekelompok
orang yang mewakili tugas itu maka gugurlah kewajiban untuk yang
lain Sebaliknya jika tidak ada maka anggota masyarakat itu
mendapat dosa seluruhnya Tugas berdakwah itu tidaklah mudah
karena ia memerlukan keahlian dan keterampilan tersendiri baik dari
segi intelektual emosiaonal maupun spiritual Kalau demikian
permasalahannya berarti tidak semua orang dari umat Islam
memiliki kompetensi tersebut14
Ketiga dakwah dihukumi wajib individual (fard `ain)
sekaligus wajib kolektif (fardhu kifayah) Maksudnya hukum asal
dakwah itu adalah wajib `ain sehingga setiap mukmin memiliki
tanggung jawab moral untuk menyampaikan agamanya sesuai dengan
taraf kemampuan dan kapasitasnya masing-masing Namun
13
A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan
Peradaban Islam h 63-64 14
A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan
Peradaban Islam h 65
24
demikian pada aspek-aspek tertentu dakwah tidak dapat diserahkan
kepada sembarang orang Dakwah dalam posisi ini menjadi tugas
berat dan menuntut profesionalisme Dakwah memerlukan
kompetensi dan itu hanya mungkin dilakukan oleh yang memiliki
keahlian dalam bidang ini (kelompok profesional) Pendapat ketiga
ini merupakan jalan tengah dari dua pendapat sebelumnya yang
saling bertolak belakang Pendapat ini menjadi jalan tengah lantaran
tidak memandang dakwah hanya sebagai kewajiban ulama semata
(elitis) tetapi juga tidak membenarkan menyerahkan masalah dan
tugas dakwah hanya kepada masing-masing orang (tugas individual)
semata-mata15
C Fungsi Dakwah
Dakwah berfungsi menjaga orisinalitas pesan dakwah dari
Nabi Saw dan menyebarkannya kepada lintas generasi Dengan
dakwah pula kebenaran Islam tidak akan berhenti dalam satu
generasi Dakwah berfungsi sebagai estafet bagi peradaban manusia
Nabi Saw tidak ingin dinamika dakwah terhenti karena
kewafatannya Sebagaimana yang beliau sampaikan pada saat haji
wada (haji perpisahan)16
Selain itu juga fungsi dakwah yaitu sebagai
pembina sebagai pengarah dan pembentuk manusia seutuhnya17
Sebagaimana disebutkan di atas bahwa dakwah adalah salah
satu proses komunikasi Menurut Deddy Mulyana komunikasi
memiliki beberapa fungsi yaitu18
15
A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan
Peradaban Islam 68-69 16
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 101 17
Kustadi Suhandang Ilmu Dakwah Perspektif Komunikasi (Bandung Remaja
Rosdakarya 2013) Cet Ke-I h 193
18Deddy Mulyana Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Bandung Remaja
Rosdakarya 2016) Cet Ke-XV h 5
25
a Komunikasi Sosial
Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya
mengisyaratkan bahwa komunikasi penting untuk membangun
konsep diri aktualisasi diri untuk kelangsungan hidup untuk
memperoleh kebahagiaan terhindar dari tekanan dan ketegangan
antara lain lewat komunikasi yang menghibur dan memupuk
hubungan dengan orang lain
b Komunikasi Ekspresif
Komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi
orang lain namun tidak dilakukan sejauh komunikasi tersebut
menjadi instrumen untuk menyampaikan perasaan emosi kita
Perasaan-perasaan tersebut dikomunikasikan terutama melalui
pesan-pesan nonverbal Perasaan sayang peduli rindu simpati
gembira sedih takut prihatin marah dan benci dapat
disampaikan lewat kata-kata namun terutama lewat perilaku
nonverbal
c Komunikasi Ritual
Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan
sepanjang tahun dan sepanjang hidup yang disebut para
antropolog sebagai rites of passage mulai upacara kelahiran
sunatan pernikahan sungkeman dan sebagainya Dalam acara
tersebut orang mengucapkan kata-kata atau menampilkan
perilaku simbolik Mereka yang berpartisipasi dalam bentuk
komunikasi ritual tersebut menegaskan kembali komitmen
mereka kepada tradisi keluarga komunitas suku bangsa negara
ideologi atau agama mereka
26
d Komunikasi Instrumental
Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum
menginformasikan mengajar mendorong mengubah sikap dan
keyakinan dan mengubah perilaku atau menggerakkan tindakan
dan juga menghibur Bila diringkas maka ke semua tujuan
tersebut adalah membujuk (bersifat persuasif)
Dari fungsi dakwah dan fungsi komunikasi bisa kita
hubungkan bahwa komunikasi instrumental lebih cocok kepada
fungsi dakwah karena tujuannya selain menginformasikan yaitu
mengajar dan mendorong manusia untuk mengubah sikap dan
keyakinan sebagaimana dalam fungsi dakwah itu sendiri
D Tujuan Dakwah
Setiap aktivitas yang dilakukan oleh manusia memiliki tujuan
baik untuk tujuan positif maupun negatif Dalam hal ini tujuan yang
ingin di capai dalam dakwah menurut beberapa ahli ada beberapa
tujuan Diantaranya yaitu tujuan dakwah adalah dunia dan akhirat19
Realitanya tujuan dakwah tiada lain mengajak manusia berjalan di
atas jalan Allah dalam meniti jalan hidupnya Secara filosofis bisa
dikatakan bahwa tujuan dakwah Islamiah adalah membentangkan
jalan Allah di atas bumi agar dilalui umat manusia Dari penjelasan
tersebut kiranya dipahami bahwa makna dari semuanya itu
mengandung pengertian upaya mengubah sikap sifat pendapat dan
perilaku umat ke arah yang Islami20
Jika berbagai pendapat diakomodir maka tujuan dakwah
dapat dbedakan kepada tujuan umum khusus tujuan jangka pendek
dan jangka panjang Selain itu terdapat tujuan dari sisi isi pesan dan
19
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 15 20
Kustadi Suhandang Ilmu Dakwah Perspektif Komunikasi h 23
27
mad`u serta tujuan insidentil Adapun tujuan dakwah adalah sebagai
berikut21
1 Tujuan umum
Tujuan umum dari kegiatan dakwah sama dengan tujuan
diturunkannya agama Islam Kata Islam dari segi kebahasaan
berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata salima yang
mengandung arti selamat sentosa dan damai Bertitik tolak dari
pemahaman kata Islam di atas maka kegiatan dakwah harus
mampu mewujudkan manusia atau masyarakat yang
menyerahkan diri tunduk patuh dan taat kepada Allah Swt
2 Tujuan khusus
Adapun tujuan dakwah secara lebih rinci atau tujuan khusus
dapat dirumuskan berdasarkan tinjauan tertentu Sekurang-
kurangnya tujuan ini dapat ditinjau dari dua segi yaitu dari segi
mad`u dan dari segi materi yang disajikan Tujuan dakwah
kepada setiap pribadi dapat dirumuskan sebagai berikut yaitu
terbinanya pribadi muslim yang sejati yakni figur insan kamil
yang dapat menerjemahlan ajaran Islam dalam segala aspek
kehidupannya
Tujuan dakwah untuk setiap keluarga Muslim adalah dapat
terbinanya kehidupan yang Islami dalam rumah tangga yaitu
keluarga yang senantias mencerminkan nilai-nilai islam baik
sesame anggota keluarga dan dengan tetangga Sedangkan tujuan
yang diharapkan terhadap masyarakat adalah terbinanya
kehidupan yang rukun dan damai taat dalam melaksanakan
ajaran agama dan memiliki kepedulian sosial yang tinngi
21
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 164
28
Selanjutnya tujuan dakwah adalah terwujudnya umat terbaik yang
basisnya didukung oleh muslim yang berkualitas individu yang
baik yang oleh Allah dijanjikan akan memperoleh ridha dan
surga
3 Tujuan dari segi materi dakwah
Tujuan dakwah jika berorientasi kepada pesan dakwah yang
disampaikan menurut Syekh Ali mahfudh meliputi enam hal
yaitu
a Untuk meluruskan akidah
b Untuk membetulkan amal
c Untuk membina akhlak
d Mengokohkan persatuan dan persaudaraan muslim
e Menolak atau melawan ateis
f Memberantas syubhat dalam agama
E Metode Dakwah
Metode secara bahasa berasal dari dua kata yaitu ldquometardquo
(melalui) dan ldquohodosrdquo (jalan cara) Metode berarti cara yang telah di
atur dan melalui proses pemikiran untuk mencapai suatu maksud22
Istilah metode berasal dari bahasa Inggris method yang berarti
systematic arrangement (penataan yang sistematis) orddy procedure
(prosedur yang rapih) mode of handling intellectual (cara
penanganan masalah secara cerdik)23
Sumber yang lainnya
menyebutkan bahwa metode berasal dari bahasa Yunani yang berarti
jalan yang dalam bahasa Arab disebut thacircriq24
22
M Munir Metode Dakwah h 6 23
Kustadi Suhandang Ilmu Dakwah Perspektif Komunikasi h 166
24Moh Ardani Memahami Permasalahan Fikih Dakwah (Jakarta Mitra Cahaya
Utama 2006) Cet Ke-I h 23
29
Metode dakwah adalah cara-cara tertentu yang dilakukan oleh
seorang dai (komunikator) kepada mad`u untuk mencapai suatu
tujuan atas dasar hikmah dan kasih sayang25
Al-Qur`an dalam surat An-Nahl ayat 125 menyebut tiga
metode dakwah yang intinya adalah menyesuaikan materi dan cara
berdakwah dengan sasaran dakwah terhadap cendekiawan dengan
hikmah orang awam dengan mau`izhah hasanah yakni memberi
nasihat dan perumpamaan yang menyentuh jiwa sesuai dengan taraf
pengetahuan mereka yang sederhana Ahl al-kitab dan penganut
agama lain yang diperintahkan adalah jidaldiskusi dengan cara yang
terbaik yaitu dengan logika dan retorika yang halus lepas dari
kekerasan dan umpatan26
Menurut Moh Ali Aziz dalam bukunya Ilmu Dakwah
menjelaskan tentang perbedaan metode dakwah dalam surat An-Nahl
ayat 125 Dalam ayat tersebut Nabi diperintahkan dua hal yaitu
berdakwah dan berdebat Merujuk pada fungsi wawu sebagai huruf
`athaf penghubung dua kalimat yaitu berdakwah dan berdebat
Pertama menunjukkan kebersamaan dua hal Dalam hal ini
berdakwah dan berdebat Kedua menunjukkan sesuatu yang lebih
dulu dari yang lain (lahiq) Dakwah dilaksankan terlebih dahulu
kemudian disusul berdebat Ketiga menunjukkan sesuatu yang
diakhirkan dari yang lain (sabiq) Dengan demikian berdakwah dan
berdebat adalah ssesuatu yang terpisah tetapi pelaksanannya harus
keduanya baik secara bersama sekaligus atau beriringan Karena
adanya perbedaan antara dakwah dan perdebatan walaupun memiliki
tujuan yang sama yaitu memengaruhi orang lain untuk mengikuti
25
M Munir Metode Dakwah h 7 26
M Quraish Shihab Membumikan Al-Qur`an jilid 2 (Ciputat Lentera Hati
2010) Cetke-I 2011 h 193
30
pendapatnya Tidak ada pemaksaan dalam dakwah sehingga
targetnya hanya memberikan pemahaman secara benar Berbeda
dengan dakwah perdebatan selalu menggunakan cara yang lebih
tegas karena targetnya adalah memperoleh kemenangan27
Dengan adanya perbedaan antara dakwah dan perdebatan
berarti cara berdakwah menurut surah An-Nahl ayat 125 ada dua
macam yaitu al-hikmah dan al-mau`izhah al-Hasanah28
Menurut ulama dalam tafsir kontemporer saat ini metode
dakwah dalam Al-Qur`an surah An-Nahl ayat 125 itu meliputi tiga
cakupan yaitu
1 Bi al-hikmah
Hikmah secara mutlak bisa bermakna ilmu dan pemahaman
Bisa juga bermakna keadilan diungkapkan dalam bahasa Arab Huwa
Ahkam al-Amracirc yang artinya dia melakukan sesuatu dengan baik dan
al-hacirckim adalah orang yang melakukan sesuatu secara profesional29
Secara etimologi hikmah digunakan untuk menunjuk kepada arti-arti
seperti keadilan ilmu kearifan kenabian dan juga Al-Qur`an
Dari kata hikmah juga dapat derivasinya ldquohakimrdquo yang
berarti seorang yang berprofesi memutuskan perkara-perkara
hukum30
Kata hikmah antara lain berarti yang paling utama dari
segala sesuatu baik pengetahuan maupun perbuatan Hikmah juga
diartikan sebagai sesuatu yang bila digunakandiperhatikan akan
mendatangkan kemaslahatan dan kemudahan yang besar atau lebih
27
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 333
28Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 335
29
Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah terj
Beni Sarbeni (Jakarta Darul Gaq 2008) cetke- I h 142
30A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 201
31
besar serta menghalangi terjadinya mudharat atau kesulitan yang
besar atau lebih besar31
Sedangkan ditinjau dari segi terminologi hikmah merujuk
kepada pengertian ketepatan berkata dan bertindak dan
memperlakukan sesuatu secara bijaksana (al-ishacircbat ficirc al-aqwacircl wa
al-afrsquoacircl wa wadlarsquoacirc kulla syayrsquo ficirc maudlucircrsquoihi)32
Hikmah juga bisa
diartikan sebagai upaya mengajak bicara kepada akal manusia dengan
dalil-dalil ilmiah yang memuaskan dan dengan bukti-bukti logika
yang cemerlang dengan maksud mengikis keragu-raguan dengan
argumentasi dan penjelasan33
Hikmah merupakan suatu metode pendekatan komunikasi
yang dilaksanakan atas dasar persuasif Karena dakwah bertumpu
pada human oriented maka konsekuensi logisnya adalah pengakuan
dan penghargaan pada hak-hak yang bersifat demokratis agar fungsi
dakwah yang utama bersifat informatif sebagaimana ketentuan Al-
Qur`an
ldquoMaka berilah peringatan karena Sesungguhnya kamu
hanyalah orang yang memberi peringatan kamu bukanlah
orang yang berkuasa atas merekardquo(QS Al-Ghasyiyah [88]
21-22)
Menurut al-Qahtany hikmah dalam konteks metode dakwah
tidak dibatasi hanya dalam bentuk dakwah dengan ucapan yang
lembut targhicircb (nasihat motivasi) kelembutan dan amnesti seperti
31
MQuraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
(Ciputat Lentera Hati 2009) Cetke-I h 775
32A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 202
33Yusuf Al-Qaradhawi Retorika Islam Bagaimana Seharusnya Menampilkan
Wajah Islam terj Abdillah Noor Ridlo (Jakarta Pustaka Al-Kautsar 2004) cetke-I h 19
32
selama ini dipahami banyak orang Lebih dari itu hikmah sebagai
metode dakwah dengan kedalaman rasio pendidikan nasihat yang
baik dialog yang baik pada tempatnya juga dialog dengan para
penentang zalim pada tempatnya hingga meliputi kecaman
ancaman dan kekuatan senjata pada tempatnya
Dari sinilah diperoleh pemahaman bahwa pendekatan hikmah
adalah induk dari semua metode dakwah yang intinya menekankan
atas ketetapan pendekatan terkait dengan kelompok mad`u yang
dihadapi Dalam pada itu ketepatan pilihan metode sesuai dengan
klasifikasi mad`u yang dihadapi tidak diragukan lagi sebagai kunci
kesuksesan dakwah34
Adapun cara dalam melakukan pendekatan dengan metode
hikmah yaitu35
a Berbicara kepada seseorang dengan bahasanya
Termasuk hikmah adalah berbicara dan berdialog dengan
orang lain menggunakan bahasanya sehingga isi
pembicaraan dan berkomunikasi timbal-balik dengan
lancar Artinya bukan sekedar orang Cina dengan bahasa
Cina Rusia dengan bahasa Rusia tetapi lebih dari itu
bahwasanya orang-orang berilmu diajak dengan bahasa
mereka dan orang awam diajak bicara dengan bahasa
mereka
b Bersikap ramah
Termasuk hikmah pula untuk bersikap ramah dan lemah
lembut dalam menyampaikan perintah dan larangan Kita
tidak membebani seseorang dengan suatu yang tidak kuat
34
A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 202
35Yusuf Al-Qaradhawi Retorika Islam Bagaimana Seharusnya Menampilkan
wajah Islam terj Abdillah Noor Ridlo h 20
33
dipikulnya Dengan begitu dia tidak akan menolak seruan
kita
c Memperhatikan tingkatan pekerjaan dan kedudukan
syariatnya
Termasuk kategori hikmah yang harus diperhatikan
dengan baik dalam retorika dakwah Islam era kini yaitu
memperhatikan dan menjaga tingkatan jenis pekerjaan
nilainya dan legalitas syarrsquoi-nya Dengan cara menyusun
pesan-pesan Islam dengan baik sesuai dengan tempat dan
waktu dan tingkatan masing-masing Kemudian kita
sampaikan perintah dan larangan sesuai dengan
prioritasnya
d Gerakan bertahap
Cara hikmah lainnya yang harus diperhatikan adalah
mengajak manusia secara tadarruj (bertahap) Karena
tadarruj itu sendiri merupakan hukum alam sebagaimana
ia merupakan hukum syariat Seperti penciptaan manusia
yang melalui proses tahap demi tahapan
Dengan demikian hikmah itu mengandung arti menjaga
kondisi dan keadaan manusia (sehingga seorang dai menggunakan
cara yang sesuai dengan kondisi dan keadaan yang didakwahinya
karena manusia memiliki ragam pemahaman dan keilmuan beragam
dari sisi emosional juga beragam dari sisi menyikapi kebenaran
Dengan kata lain seorang dai mesti menggunakan cara yang pantas
dan lebih cepat diterima bagi orang yang didakwahinya maka semua
cara ini termasuk dakwah kepada Allah dengan hikmah)36
36
Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah terj
Beni Sarbeni h 146
34
2 Al-maui`dzah Al-hasanah
Kata mau`izhah terambil dari kata wa`azha yang berarti
nasihat Mau`izhah adalah uraian yang menyentuh hati yang
mengantar kepada kebaikan37
Dari makna bahasa kita bisa
memahami bahwa mau`izhah secara istilah adalah arahan bimbingan
dan nasihat dengan sesuatu yang meluluhkan hati tepatnya dengan
menyebutkan pahala atau siksa38
Mau`izhah al-hasanah atau nasihat
yang baik adalah memberikan nasihat kepada orang lain dengan cara
yang baik yaitu petunjuk-petunjuk ke arah kebaikan dengan bahasa
yang baik dapat diterima berkenan di hati menyentuh perasaan
lurus di pikiran menghindari sikap kasar dan tidak mencari atau
menyebut kesalahan audiens sehingga pihak objek dakwah dengan
rela hati atas kesadarannya dapat mengikuti ajaran yang disampaikan
oleh pihak subjek dakwah39
Jika cara hikmah mengajak berbicara
kepada akal agar memaklumi pesan-pesan maka dakwah dengan
mau`izhah adalah hasanah adalah mengajak berbicara kepada hati
dan perasaan agar menyadari dan tergerak untuk bertindak40
Menurut Ibnu al-Atsir nasihat merupakan untaian kata yang
diungkapkan buat orang yang diberi nasihat dengan harapan orang
yang diberi nasihat bertambah baik41
Nasihat adalah memerintah
atau melarang atau menganjurkan yang dibarengi motivasi dan
ancaman juga berarti mengatakan sesuatu yang benar dengan cara
37
MQuraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an h
775 38
Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah terj
Beni Sarbeni h 150 39
Samsul Munir Amin Ilmu Dakwah (Jakarta Amzah 2009) cet Ke- I h 99-100 40
Yusuf Al-Qaradhawi Retorika Islam Bagaimana Seharusnya Menampilkan
wajah Islam terj Abdillah Noor Ridlo h 29
41Harjani Hefni Komunikasi Islam (Jakarta Prenadamedia Group 2017) cet Ke-
II h148
35
melunakkan hati Nasihat harus berkesan dalam jiwa atau mengikat
jiwa dengan keimanan dan petunjuk42
Al-Mau`izha Hasanah merupakan cara berdakwah atau
bertablig yang disenangi mendekatakan manusia padanya dan tidak
menjerakan mereka memudahkan dan tidak menyulitkan
Singkatnya ia adalah suatu metode yang mengesankan sasaran
dakwah bahwa juru dakwah adalah sebagai teman dekat yang
menyayanginya dan sebagai yang mencari segala hal yang
bermanfaat baginya dan membahagiakannya43
Bentuk-bentuk dakwah mau`izhah hasanah diantaranya yaitu
a Nasihat
Nasihat berasal dari bahasa Arab dari kata kerja Nashaha
yang berarti Khalasha yaitu murni dan bersih dari segala kotoran
juga berarti Khata yaitu menjahit44
Sebagian ahli ilmu berkata
nasihat adalah perhatian hati terhadap yang dinasihati siapa pun
dia Nasihat adalah salah satu cara dari al-mau`izhah al-hasanah
yang bertujuan mengingatkan bahwa segala perbuatan pasti ada
sangsi dan akibat Secara terminologi nasihat adalah memerintah
atau melarang atau menganjurkan yang dibarengi dengan
motivasi dan ancaman45
1) Kriteria seorang penasehat
Ibnu Taymiyah menyebutkan beberapa sifat yang harus
dimiliki seorang penasihat yang mengajak kepada perbuatan
makruf dan melarang orang lain berbuat mungkar haruslah
memiliki ilmu tentang hal yang makruf dan yang mungkar
42
M Munir Metode Dakwah h 243 43
Muhammad Husain Fadhlullah Metodologi dakwah dalam Al-Quran terj
Tarmana Ahmad Qosim (Jakarta Lentera 1997) Cet Ke-I h 48 44
MMunir Metode dakwah h 242
45
MMunir Metode dakwah h 242
36
dan dapat membedakan antara keduanya dan harus memiliki
ilmu tentang keadaan orang yang diperintah dan yang
dilarang Dan yang dimaksud dengan ilmu itu adalah apa-apa
yang dibawa Rasulullah dari apa-apa yang Allah utuskan
kepadanya46
b Tabsyir wa Tanzir
Tabsyir secara bahasa berasal dari kata basyara yang
mempunyai arti memperhatikan merasa senang Tabsyir dalam
istilah dakwah adalah penyampaian dakwah yang berisi kabar-kabar
yang menggembirakan bagi orang-orang yang mengikuti dakwah47
Adapun tujuan tabsyir yaitu48
1) Memperkuat atau memperkokoh iman
2) Memberikan harapan
3) Menumbuhkan semangat beramal
4) Menghilangkan sifat keragu-raguan
Sedangkan tanzir adalah penyampaian dakwah yang di mana
isinya berupa peringatan terhadap manusia tentang adanya kehidupan
akhirat dengan segala konsekuensinya49
Adapun bentuk-bentuk
tanzir diantaranya yaitu50
1) Penyebutan nama Allah
2) Menunjukkan keburukan
3) Pengungkapan bahayanya
4) Penegasan adanya bencana segera
5) Penyebutan peristiwa akhirat
46MMunir Metode dakwah h 242
47
MMunir Metode dakwah h 257
48
MMunir Metode dakwah h 259
49MMunir Metode dakwah h 263
50
MMunir Metode dakwah h 265
37
c Kisah
Kisah atau qashash diklasifikasikan ke dalam dua makna
yaitu yang berarti menceritakan dan mengandung arti menelusuri atau
mengikuti jejak51
Makna Qashash dalam sebagian besar ayat-ayat
berartikan kisah atau cerita sedangkan ayat-ayat yang berbicara
menggunakan lafazh qashash ternyata juga muncul dalam konteks
cerita atau kisah tentang Nabi Musa as52
Macam-macam kisah dalam
Al-Qur`an menurut Manna` Khalil al-Qatthan53
1) Kisah para Nabi menyangkut dakwah mereka dan tahapan
serta perkembangannya
2) Kisah peristiwa-peristiwa masa lalu dan pribadi-pribadi yang
tidak diketahui secara pasti apakah mereka Nabi atau bukan
3) Kisah peristiwa yang terjadi pada zaman Rasulullah seperti
perang Badar Uhud Khandak dan lain-lain
3 Al-mujadalah
Dalam bahasa dikatakan jadalahu artinya mendebat dan
melawannya Jadal adalah sangat dalam perlawanan dan
kemampuannya yaitu sangat melawan Jadala adalah menghadapi
argumentasi dengan argumentasi sedang mujadalah artinya berdebat
dan berbantah-bantahan54
Mujadalah adalah berdiskusi dengan cara yang baik dari cara
berdiskusi yang ada Mujadalah merupakan cara terakhir yang
digunakan untuk berdakwah manakala dua cara terakhir digunakan
untuk orang-orang yang taraf berpikirannya maju dan kritis seperti
51MMunir Metode dakwah h 292
52
MMunir Metode dakwah h 292
53
MMunir Metode dakwah h 293 54
Syekh M abu al-Fatah Al-bayanuiy Ilmu Dakwah Prinsip Kode etik dalam
berdakwah menurut Al-Quran dan As-Sunnah terj h Dedi Junaedi (Jakarta Pressindo
2010) Cet Ke-I h 334
38
ahli kitab yang memang telah memiliki bekal ilmu agama dari para
utusan sebelumnya55
Pendekatan dalam dakwah ini dilakukan
dengan dialog yang berbasis budi pekerti luhur tutur kalam yang
lembut serta mengarah pada kebenaran dengan disertai argumentasi
demonstratif rasional dan tekstual sekaligus dengan maksud menolak
argumen bathil yang dipakai lawan dialog56
Mengutip perkataan Imam Ibnu Baththah berkata tentang
masalah ini ldquoyang mesti dimiliki oleh setiap muslim dalam
pengajaran dan perdebatan mereka tentang masalah fikih dan hukum
adalah membenarkan niat dengan maksud memberikan nasihat
bersikap adil dan mencari kebenaran dengannya langit dan bumi bisa
tegakrdquo57
Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan apabila metode
ini hendak dipakai yakni58
Pertama tidak merendahkan pihak lawan
Kedua tujuan diskusi hanyalah semata-mata menunjukkan kebenaran
sesuai nilai dan ajaran Islam
Ketiga tetap menghormati pihak lawan sebab jiwa manusia tetap
memiliki harga diri Ia tidak boleh merasa kalah dalam diskusi
sehingga harus diupayakan agar ia tetap merasa dihargai dan
dihormati
Adapun jidal yang diperintahkan oleh Allah adalah jidal yang
bertujuan untuk mengalahkan lawan bukan karena hawa nafsu tetapi
untuk memenangkan pandangan yang benar Meskipun pandangan
yang akan dipaparkan adalah benar Allah hanya membolehkan jidal 55
Samsul Munir Amin Ilmu Dakwah h 100 56
A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 206
57Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah terj
Beni Sarbeni h 155 58
Moh Ardani Fikih Dakwah h 33
39
dengan cara yang baik59
Terkadang mujadalah dilakukan dengan
suatu tujuan yang baik dan terkadang dengan kebatilan Allah
berfirman
helliphellip ldquoDan bantahlah mereka dengan cara yang baikrdquo (QS An-
Nahl [16] 125)
hellip helliphellip ldquoDan mereka membantah dengan (alasan) yang batil untuk
melenyapkan kebenaran dengan yang batil iturdquo (QS Al-
Mukmin [40] 5)
Atas dasar inilah para ulama membagi jadal kepada dua
macam yaitu yang terpuji dan tercela sesuai dengan tujuan cara dan
hal-hal yang menyebabkan terjadinya 60
Debat yang terpuji dalam
dakwah tidak memiliki tujuan pada dirinya sendiri Ia lebih ditujukan
sebagai wahana (wasilah) untuk mencapai kebenaran dan petunjuk
Allah Swt dakwah melalui pendekatan ini sangat tepat diterapkan
kepada kelompok mad`u yang masih dalam pencarian kebenaran
tetapi bukan termasuk kelompok awam (al-mutawasitun)61
Bentuk-bentuk dakwah bi al-mujadalah diantaranya yaitu
a Al-hiwar
Al-Hiwar dapat diartikan dengan dialog antara dua orang yang
setara dari segi kecerdasan dan juga tidak ada dominasi antara
59
Harjani Hefni Komunikasi Islam (Jakarta Prenadamedia Group 2017) cet Ke-
II h128 60
Syekh M abu al-Fatah Al-bayanuiy Ilmu Dakwah Prinsip Kode etik dalam
berdakwah menurut Al-Quran dan As-Sunnah terj Dedi Junaedi h 335
61A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 206
40
satu dan yang lain Adapun etika yang digunakan dalam berdialog
antara lain62
1) Kejujuran
2) Tawadhu
3) Bertujuan untuk mencapai kebenaran
4) Memberi kesempatan kepada pihak lawan
b As-ilah wa ajwibah
Kata as-ilah merupakan bentuk jamak dari kata as-sual yang
berarti pertanyaan-pertanyaan Begitu pula dengan kata ajwibah
yang merupakan bentuk jamak dari kata ijabah yang artinya
adalah jawaban-jawaban63
As-ilah wa ajwibah dapat diartikan sebagai proses Tanya jawab
dalam berdakwah antara dua orang yang berbeda tingkat
kecerdasannya Diantara subjek dakwah dalam metode ini yaitu
orang mukmin dan non-mukmin Adapun objek dalam metode ini
yaitu Akidah Syariah dan Akhlak Dan di era modern saat ini
metode atau proses as-ilah wa ajwibah dapat diaplikasikan dalam
beberapa bentuk diantaranya televisi radio internet dan media
cetak
F Sumber Metode Dakwah
Adapun beberapa sumber metode dakwah yaitu64
1 Al-Qur`an
Al-Qur`an adalah sumber hukum Islam dan juga menjadi
pedoman bagi umat Islam Di dalam Al-Qur`an banyak sekali
ayat yang membahas tentang masalah dakwah Selain itu ada
ayat-ayat yang ditujukan kepada Nabi ketika beliau melancarkan
6262
M Munir Metode Dakwah h 328 63
M Munir Metode Dakwah h 335-336 64
Moh Ardani Fikih Dakwah h 33
41
dakwahnya Semua ayat tersebut menunjukkan metode yang
harus dipahami dan dipelajari oleh setiap muslim Karena Allah
tidak akan menceritakan melainkan agar dijadikan suri tauladan
dan dapat membantu dalam rangka menjalankan dakwah
berdasarkan metode yang tersurat dan tersirat dalam Al-Qur`an
2 Hadis
Hadis merupakan sumber hukum kedua dalam Islam setelah Al-
Qur`an Dalam sunah Rasul banyak kita temui hadis yang
berkaitan dengan dakwah Begitu juga sejarah Nabi dalam
menyiarkan dakwahnya baik di Mekah atau Madinah Semua ini
memberikan contoh dalam metode dakwahnya Karena
setidaknya kondisi yang dihadapi Rasulullah ketika itu juga
dialami oleh juru dakwah saat ini
3 Sejarah Hidup para sahabat65
Dalam sejarah hidup para sahabat besar cukuplah memberikan
contoh yang baik dan sangat berguna bagi juru dakwah Karena
mereka adalah orang yang expert dalam bidang agama dan hidup
pada masa Rasulullah
4 Pendapat Para Ulama
Ulama yang dimaksud di sini ialah pendapat ulama yang beriman
serta menguasai ilmu keislaman secara mendalam dan juga
mengamalkannya Pendapat ulama harus dihargai karena ia
dihasilkan dari pemikiran yang mendalam serta berdasarkan
sumber utama hukum Islam Pendapat ulama dibagi dua yaitu
pendapat ulama yang telah di sepakati dan pendapat yang masih
65
sebaik-baik manusia adalah yang hidup) خير الناس قرني ثم لذين يلونهم ثم لذين يلونهم
pada zamanku kemudian orang-orang sesudah mereka kemudian orang-orang sesudah
mereka H R Muslim) mereka itulah para sahabat yang hidup pada zaman Nabi dan
sesudahnya
42
diperselisihkan Dalam mengutip pendapat ulama tentu saja dai
harus memperhatikan etika dalam mengutip pendapat diantaranya
yaitu pendapat terssebut tidak bertentangan dengan Al-Qur`an
dan hadis66
Pendapat para ulama meliputi Ijma` dan Qiyas Di
mana ijma` adalah kesepakatan mujahid dalam suatu ijma` atau
masalah tertentu sedangkan Qiyas adalah proses penyingkapan
kesamaan hukum suatu kasus yang tidak disebutkan dalam nash
5 Hasil Penelitian Ilmiah
Sifat dari hasil penelitian ilmiah adalah relatif dan reflektif
Relatif karena nilai kebenarannya dapat berubah Reflektif karena
ia mencerminkan realitasnya Hasil penelitian bisa berubah oleh
penelitian berikutnya atau penelitian dalam medan yang berbeda
Maka dari itu pendakwah harus mengetahui etika dalam mengutip
hasil penelitian ilmiah dalam menyampaikan materi dakwah67
6 Pengalaman
Pengalaman juru dakwah merupakan hasil pergaulannya dengan
orang banyak yang kadangkala dijadikan referensi ketika
berdakwah Dengan mengetahui sumber metode dakwah sudah
sepantasnya kita menjadikannya sebagai pedoman dalam
melaksanakan aktivitas dakwah sesuai dengan kondisi dan situasi
yang terjadi
G Bentuk-bentuk Metode Dakwah
Pada garis besarnya bentuk dakwah ada tiga yaitu68
1 Dakwah bi al-lisan (lisan)
Secara substantif dakwah adalah ajakan yang bersifat Islami
Sedangkan kata lisan dalam bahasa Arab berarti ldquobahasardquo Maka
66
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 276-277 67
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 278 68
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 307
43
dakwah bil lisan bisa diartikan ldquopenyampaian dakwah melalui lisan
berupa ceramah atau komunikasi langsung antara dai dan madurdquo69
Kualitas perkataanbicara seseorang mencerminkan suasan hati Lisan
yang fasih tegar dan penuh percaya diri merupakan gambaran
kondisi hati seseorang yang tenang dan memiliki semangat tinggi
menyampaikan kebenaran Perkataan yang tersusun rapi dari seorang
dai merupakan jembatan pembuka hati dan penggerak rasa bagi yang
menerima panggilanseruan70
Dakwah bi al-lisan yang hampir sinonim dengan tablig secara
umum dibagi kepada dua macam Pertama dakwah secara langsung
tanpa media yaitu antara dai dan mad`u berhadapan wajah (face to
face) Dalam ilmu komunikasi hal semacam ini disebut dengan
komunikasi primer Kedua dakwah menggunakan media (channel)
yaitu antara dai dan mad`u tidak saling berhadapan dan model
komunikasi seperti ini disebut dengan komunikasi sekunder Dakwah
melalui media seperti Televisi Radio film dan lainnya71
Dalam melakukan dakwah bil lisan seorang dai harus bisa
memilih kata atau penyampaian yang sesuai dengan objek dakwah
Pemilihan kata-kata yang tepat ketika berdakwah diklasifikasikan
Al-Qur`an dalam beberapa bentuk sesuai dengan siapa mad`u yang
dihadapi diantaranya72
a Qaulan Balighan (perkataan yang membekas pada jiwa)
Kata baligh dalam bahasa arab artinya sampai
mengenai sasaran atau mencapai tujuan Bila dikaitkan
69
Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah Jakarta Lembaga Penelitian
UIN Syarif Hidayatullah h 42
70
Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah h 43
71Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah (Depok Rajawali Pers 2018) Cetke- I h 30
72Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah h 48
44
dengan qaul (ucapan atau komunikasi) baligh berarti fasih
jelas maknanya terang tepat mengungkapkan apa yang
dikehendaki
b Qaulan Layyinan (perkataan yang lembut)
Qaulan layyinan berarti perkataan yang lemah lembut
Perkataan yang lemah lembut dalam komunikasi dakwah
merupakan interaksi komunikasi dai dalam mempengaruhi
mad`u untuk mencapai hikmah73
Jika dilihat dari konteks
mad`u yang dihadapi penggunaan qaulan layyinan lebih
diarahkan kepada sang penguasa Dalam tataran ini seorang
dai dalam menyampaikan pesan dakwahnya kepada seorang
penguasa adalah perkataan yang lemah lembut tanpa ada
konfrontasi Walaupun penguasa tersebut zalim dan
durhaka74
c Qaulan Ma`rufan (perkataan yang baik)
Salah satu pengertian ma`rufan secara etimologi
adalah al-kahyr atau al-ihsan yang berarti baik Jadi qaulan
ma`rufan megandung pengertian perkataan atau ungkapan
yang pantas dan baik
d Qaulan Maisuran (perkataan yang ringan)
Kata maysuran merupakan bentuk isim maf`ul dari
yasara-yaisiru-yusran yang artinya mudah Maka qaulan
maysuran dapat diartikan perkataan yang mudah diterima
ringan pantas dan tidak berbelit-belit Dakwah dengan
maysuran berarti pesan yang disampaikan itu sederhana
73
Wahyu Ilahi Komunikasi Dakwah (Bandung Remaja Rosdakarya 2010) Cet
Ke-I h 178
74 Wahyu Ilahi Komunikasi Dakwah h 179
45
mudan dimengerti dan dipahami tanpa memerlukan pemikiran
yang mendalam
e Qaulan Kariman (Perkatan yang mulia)
Dakwah dengan qaulan kariman sasarannya adalah
orang yang lanjut usia Sedangkan pendekatan yang
digunakan adalah dengan perkataan yang mulia santun
penuh penghormatan dan penghargaan tidak menggurui serta
tidak perlu retorika yang berapi-api
2 Dakwah bi al-qalam (tulisan)dakwah bil-kitabah
Dakwah bi al-qalam ialah suatu kegiatan menyampaikan
pesan dakwah melalui tulisan seperti buku surat kabar majalah
jurnal artikel internet dan lain-lain Karena dimaksudkan sebagai
pesan-pesan dakwah maka tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan
atau seruan mengenai amar makruf nahi mungkar75
Dakwah Islam tidak hanya terbatas pada kegiatan dakwah bi
al-lisan akan tetapi juga dakwah memalui tulisan Dakwah bil-
kitabah bukanlah dakwah yang baru muncul ke permukaan ketika
pertama sekali ditemukan mesin cetak (press) melainkan telah
dilaksanakan Rasulullah Saw 15 abad silam Menurut catatan
sejarah pada tahun ke-enam hijriah Nabi Muhammad Saw mulai
mengembangkan wilayah dakwahnya Cara yang dilakukan antara
lain dengan mengirim surat kepada para pemimpin dan raja-raja pada
waktu itu yang isinya Nabi mengajak mereka untuk memeluk Islam
Tidak kurang delapan buah surat dikirim Nabi kepada kepala Negara
75
Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah h 53
46
dan raja yang diantar langsung oleh delapan orang sahabat yang
sangat bijak76
3 Dakwah bi al-hal (tindakan)
Kata al-hal secara etimologis berarti keadaan Artinya ini
menunjukkan realitas yang terwujud dalam perbuatan nyata Dengan
demikian dakwah bi al-hal dapat diartikan ldquomengajakmenyeru ke
jalan Allah untuk kebahagiaan dunia dan akhirat melalui perbuatan
nyata yang sesuai dengan keadaan manusiardquo77
Dakwah bil-hal merupakan istilah yang dimunculkan di
Indonesia sama halnya dengan istilah halal bihalal Diperkirakan
istilah dakwah bil hal dimunculkan sekitar tahun 70-an Namun
belum ditemukan rujukan yang menjelaskan siapa sebenarnya
penggagas pertama istilah tersebut Dakwah bil-hal semakna dengan
istilah lisanul hal dan lisanul uswah Dakwah bil-hal diartikan
dengan dakwah dengan keadaan M Natsir menggunakan secara
bergantian istilah lisanul hal dan lisanul uswah sebagai pengganti
istilah dakwah bil-hal Lisanul uswah menurut Natsir adalah bahasa
contoh perbuatan yang nyata Ketika Nabi Muhammad hijrah ke
Madinah dan membangun masjid Quba dan Masjid Nabawi serta
membuat parit pertahanan pada perang Ahzab merupakan bentuk
dakwah lisanul uswah Sedangkan lisanul hal lebih menonjolkan
pada ketinggian akhlak atau budi pekerti78
Berdasarkan ketiga bentuk dakwah di atas ditinjau dari sudut
pandang yang lain metode dakwah dilakukan pada berbagai metode
76
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 32 77
Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah h 60
78Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 33-34
47
yang lazim dilakukan dalam pelaksanaannya metode tersebut adalah
sebagai berikut79
1 Metode ceramah
Metode ceramah adalah metode yang dilakukan dengan
maksud untuk menyampaikan keterangan petunjuk pengertian
dan penjelasan tentang sesuatu kepada pendengar dengan
menggunakan lisan Metode ini harus diimbangi dengan
kepandaian khusus tentang retorika diskusi dan faktor-faktor
lain yang membuat pendengar merasa simpatik dengan
ceramahnya
2 Metode Tanya jawab
Metode Tanya jawab adalah metode yang dilakukan dengan
menggunakan tanya jawab untuk mengetahui sampai sejauh mana
ingatan atau pikiran seseorang dalam memahami atau menguasai
materi dakwah disamping itu juga untuk merangsang perhatian
penerima dakwah Metode tanya jawab ini sifatnya membantu
kekurangan-kekurangan yang terdapat pada metode ceramah
Tanya jawab sebagai salah satu metode cukup dipandang efektif
apabila ditempatkan dalam usaha dakwah karena objek dakwah
dapat mengajukan pertanyaan yang belum dikuasai oleh mad`u
sehingga akan terjadi hubungan timbal balik antara subjek
dakwah dengan objek dakwah
3 Metode diskusi
Dakwah dengan menggunakan metode diskusi dapat
memberikan peluang peserta diskusi untuk ikut memberikan
sumbangan pemikiran terhadap suatau masalah dalam materi
79
Samsul Munir Amin Ilmu Dakwah h 101
48
dakwah Dakwah dengan menggunakan metode diskusi ini dapat
menjadikan peserta terlatih menggunakan pendapat secara tepat
dan benar tentang materi dakwah yang didiskusikan dan mereka
akan terlatih berpikir secara kreatif dan logis serta objektif
4 Metode propaganda
Metode propaganda adalah suatu upaya untuk mensyiarkan
Islam dengan cara mempengaruhi dan membujuk massa secara
massal persuasif dan bersifat otoritatif (paksaan)
5 Metode keteladanan
Dakwah dengan metode keteladanan atau demontrasi berarti
suatu cara penyajian dakwah dengan memberikan keteladanan
langsung sehingga mad`u akan tertarik untuk mengikuti kepada
apa yang dicontohkannya
6 Metode drama
Metode drama adalah suatu cara menjajakan materi dakwah
dengan mempertunjukkan dan mempertontonkan kepada mad`u
agar dakwah dapat tercapai sesuatu yang ditargetkan
7 Metode silaturahmi (home visit)
Dakwah yang dilakukan dengan mengadakan kunjungan
kepada suatu objek tertentu dalam rangka menyampaikan dakwah
kepada penerima dakwah Dakwah dengan menggunakan metode
home visit dapat dilakukan melalui silaturahmi menengok orang
sakit dan lain-lain
49
H Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Dan Penggunaan Metode
Dakwah
Agar metode dakwah yang dipilih dan digunakan benar-benar
fungsional maka perlu juga diperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhi pemilihan dan penggunaan suatu metode yaitu80
1 Tujuan dengan berbagai jenis dan fungsinya
Tujuan yang ingin dicapai dalam dakwah harus disesuaikan
dengan materi dakwah yang disampaikan
2 Sasaran dakwah dari berbagai segi
Keberagaman mad`u dalam berdakwah membuat seorang dai
harus bisa menyesuaikan metode dakwah yang disampaikan dan
juga materi yang ingin diberikan Di antara mad`u atau sasaran
dakwah diantarnya yaitu golongan cendekiawan golongan awam
dan non-muslim
3 Situasi dan kondisi yang beraneka ragam
Situasi atau kondisi saat menyampaikan dakwah menjadi salah
satu unsur dalam menentukan metode dakwah apakah dakwah
harus disampaikan dengan orator yang berapi-api atau dengan
uraian yang menyentuh hati disesuaikan dengan kondisi dalam
berdakwah
4 Kepribadian dan kemampuan dai
Seorang dai memiliki kemampuan yang berbeda-beda maka
pemilihan metode dalam berdakwah juga akan berbeda sesuai
dengan kemampuan dai
I Aplikasi Metode Dakwah Rasulullah
Rasulullah menerapkan beberapa metode dakwah ke dalam beberapa
pendekatan yaitu81
80
M Munir Metode Dakwah h 224
50
1 Pendekatan personal
Pendekatan dengan cara ini terjadi dengan individual yaitu dai
dan mad`u bertatapan muka secara langsung sehingga materi
yang disampaikan langsung diterima dan reaksi mad`u akan
langsung diketahui Pendekatan ini Rasulullah lakukan pada saat
dakwah sembunyi-sembunyi
2 Pendekatan pendidikan
Pendekatan ini bisa di lihat dengan teraplikasinya dalam lembaga-
lembaga pendidikan pesantren Yayasan yang bercorak Islam
ataupun Perguruan Tinggi yang di dalamnya terdapat materi-
materi keislaman
3 Pendekatan diskusi
Pendekatan ini di era sekarang sering dilakukan lewat berbagai
diskusi keagamaan dai berperan sebagai narasumber sedangkan
mad`u berperan sebagai audience
4 Pendekatan penawaran
Cara ini dilakukan Nabi dengan menggunakan metode yang tepat
tanpa paksaan sehingga mad`u ketika meresponinya tidak dalam
keadaan tertekan bahkan ia melakukannya dengan niat yang
timbul dari hati yang paling dalam Cara ini pun harus dilakukan
dai dalam mengajak mad`u-nya
5 Pendekatan misi dakwah
Maksud dari pendekatan misi adalah pengiriman tenaga para dai
ke daerah-daerah di luar termpat domisili Pendekatan-
pendekatan di atas adalah sebagian kecil dari seluruh pendekatan
yang ada dan semua itu bisa dijadikan acuan oleh para dai dalam
melakukan kegiatan dakwahnya
81
Moh Ardani Memahami Permasalahan Fikih Dakwah h 35
51
BAB III
BIOGRAFI M QURAISH SHIHAB
DAN HAJI ABDUL MALIK KARI AMRULLAH (HAMKA)
A Profil M Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab lahir di Rappang Sulawesi Selatan
pada tanggal 16 Februari 1944 M1 Rappang adalah kampung
halaman ibunda Quraish Asma yang biasa disapa Puang Asma atau
dalam dialek lokalnya Puc Cemma` Puang adalah sapaan untuk
anggota keluarga bangsawan Maklumlah nenek Asma Puattulada
adalah adik kandung Sultan Rappang Kesultanan Rappang yang
bertetangga dengan Kesultanan Sidenreng kemudian melebur jadi
bagian Indonesia setelah pemerintah Belanda mengakui kedaulatan
RI pada 27 Desember 19492
Ayahnya Abdurrahman Shihab adalah guru besar bidang tafsir
Al-Qur`an Dalam penuturan Quraish Shihab ia pertama belajar
bahasa Al-Qur`an langsung dari ayah kandungnya sendiri yang
dilaksanakan setiap habis maghrib3 Dari namanya jelas bahwa
ayahnya adalah seorang handhrami (penduduk daerah Arab bagian
Selatan) yang memiliki hubungan genealogi keturunan dengan Nabi
Di samping berwiraswasta sejak muda ayahnya juga dikenal sebagai
pendakwah4
1
M Quraish Shihab Membumikan Al-Qur`an (Bandung Mizan 1993) Cet Ke-
IV Bagian awal tentang penulis
2Mauluddin Anwar dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab
(Tangerang Lentera Hati 2015) Cetke-I h 5
3Sopyan Hadi Konsep Sabar Dalam Al-Qur`an Jurnal Madani Vol 1 No 2
September 2018 h 478
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Jurnal+sopyan+hadi+Konsep
+sabar+dalam+alquran+ampbtnG= diakses pada 8 Juli 2019
4Saifuddin wardani Tafsir Nusantara (Yogyakarta LKiS 2017) Cetke-I h 41
52
Aba Abdurrahman tinggal di Rappang selama 10 tahun sejak
menikahi Emma` Quraish adalah anak keempat Tiga kakaknya Nur
Ali Umar dan dua adiknya wardah dan Alwi Shihab juga lahir di
Rappang Setelah kelahiran Alwi Aba memboyong keluarga
besarnya ke Makassar persisnya di jalan Sulawesi lorong 194 nomor
7 atau yang lebih dikenal sebagai Kampung Buton Di sini lahir tujuh
adik Quraish Nina Sida Nizar Abdul Muthalib dan si kembar Ulda
dan Latifah Aba dan Emma` memiliki 12 putra-putri5
M Quraish Shihab (1944) dibesarkan dalam lingkungan keluarga
muslim yang taat Pada usia 9 tahun ia sudah terbiasa mengikuti
ayahnya ketika mengajar Ayahnya Abdurrahman Shihab merupakan
sosok yang banyak membentuk kepribadian bahkan keilmuannya
Ayahnya seorang guru besar bidang tafsir dan pernah menjabat
sebagai Rektor IAIN Alaudin Ujung Pandang dan juga sebagai
pendiri Universitas Muslim Indonesia (UMI) Ujung Pandang6
Pendidikan dasar diselesaikan oleh Quraish Shihab di Makassar
Setelah itu melanjutkan pendidikan menengah di Malang sambil
menjadi santri di Pondok Pesantren Darul Hadis al-Faqihiyyah
Pendiri dan pimpinan pondok ini ialah Habib Abdul Qadir Bilfaqih
yang juga merupakan guru M Quraish Shihab Pada tahun 1958 di
usia 14 tahun ia melanjutkan studi di Kairo Mesir Dengan bekal
ilmu yang diperolehnya di Malang ia diterima di kelas II tingkat
Tsanawiyah al-Azhar Pada tahun 1967 di usia 23 tahun ia berhasil
5 Mauluddin Anwar dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab
(Tangerang Lentera Hati 2015) Cetke-I h 7
6Munawir Kepemimpinan Non-Muslim dalam Tafsir AL-Misbah Karya M Quraish
Shihab Maghza Vol 2 No 2 Juli-Desember 2017 h 102
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Kepemimpinan+non+muslim
+dalam+tafsir+almisbah+ampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3D7i95QmG50RsJ diakses 12
Juli 2019
53
meraih gelar Lc (Licence sekarang setingkat S1) di jurusan Tafsir
Hadits Fakultas Ushuluddin di Universitas al-Azhar Adapun Dosen
yang sangat beliau kagumi ialah Syekh Abdul Halim Mahmud
Kemudian melanjutkan pendidikan di Fakultas yang sama dan meraih
gelas MA pada tahun 1969 dengan tesis ldquoal-i`jacircz al-Tasyricirc`i li al-
Qur`an al-Karicircmrdquo (kemukjizatan Al-Qur`an al-Karim dari segi
legilasi) Pada tahun 1980 ia melanjutkan pendidikan tingkat doctor
di Universitas al-Azhar Dalam waktu dua tahun ia bisa
menyelesaikan pendidikan doctor di usia 38 tahun dengan predikat
mumtaz marsquoa martabat al-syaraf al-ucircla (summa cumlaude)7
Quraish menikah dengan Fatmawaty istrinya pada 2 februari
1975 Mereka dikarunai lima orang anak yatiu Najela Shihab Najwa
Shihab Ahmad Nahla dan Nasywa
Dengan melihat latar belakang keluarga yang sangat kuat dan
disiplin sangat wajar jika kepribadian keagamaan dan kecintaan serta
minat terhadap ilmu-ilmu agama dan studi Al-Qur`an yang digeluti
sejak kecil dan selanjutnya didukung oleh latar belakang pendidikan
yang dilaluinya mengantarkan MQuraish Shihab menjadi seorang
mufasir8
MQuraish Shihab memiliki sejumlah karya antara lain9
a Tafsir Al-Manar Keistimewaan Dan Kelemahannya (1984)
b Mahkota Tuntunan Ilahi (Tafsir Surat Al-Fatihah 1988)
c Tafsir Al-Amanah (Kumpulan Artikel Dari Rubrik Tafsir)
7
Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 43 8
Munawir Kepemimpinan Non-Muslim dalam Tafsir AL-Misbah Karya M
Quraish Shihab Maghza Vol 2 No 2 Juli-Desember 2017 h 103
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Kepemimpinan+non+muslim
+dalam+tafsir+almisbah+ampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3D7i95QmG50RsJ diakses 12
Juli 2019
9 Saifuddin Wardani Tafsir Nusantara h 47
54
d Lentera Hati (Kisah Dan Hikmah Kehidupan 1994)
e Untaian Permata Buat Anakku Pesan Al-Qur`an Untuk
Mempelai (1995)
f Wawasan Al-Qur`An Tafsir Maudhu`i Atas Pelbagai
Persoaalan Umat (1996)
g Mukjizat Al-Qur`an (1997)
h Yang Tersembunyi Jin Iblis Setan Dan Malaikat (1999)
i Pengantin Al-Qur`An (Jakarta Lentera Hati 1999)
j Secercah Cahaya Ilahi Hidup Bersama Al-Qur`an (1999)
k Jalan Menuju Keabadian (2000)
l Tafsir Al-Misbah (2000)
Al-Qur`an adalah kitab yang oleh Rasul Saw dinyatakan
sebagai Marsquoducircbatullah (hidangan ilahi) Hidangan ini membantu
manusia untuk memperdalam pemahaman dan penghayatan tentang
Islam dan merupakan pelita bagi umat Islam dalam menghadapi
berbagai persoalan hidup10
M Quraish Shihab menginginkan Al-Qur`an tidak hanya
menjadi objek kajian ilmiah semata yang berhenti pada kognisi
melainkan Al-Qur`an harus fungsional dan hidup di kalangan
muslimin sendiri karena tujuan diturunkannya Al-Qur`an semula
memang sebagai petunjuk (hudan li al-nacircs) Dengan dasar pemikiran
seperti ini ia kemudian memandang perlu ditulis tafsir yang lebih
rinci bukan sekedar pengaturan umum seperti (Major Themes of the
Qur`an Fazlur Rahman atau ila al-Qur`an al-Karim Mahmud
Syaltut) dan dihidangkan menarik dengan menghilangkan kerumitan
analisis kebahasaan seperti kosa-kosa kata (mufradhat) dengan
10
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Vol I h ix bagian Sekapur Sirih
55
bahasa yang mudah dimengerti simple tidak terlalu akademis
sehingga menarik minat11
Masyarakat Islam dewasa ini pun mengagumi Al-Qur`an
Tetapi sebagian kita hanya berhenti dalam pesona bacaan ketika
dilantunkan seakan-akan kitab suci ini hanya diturunkan untuk
dibaca Memang wahyu pertama memerintahkan membaca bahkan
kata iqra` diulangi dua kali yang mengandung makna telitilah
dalamilah karena dengan penelitian dan pendalaman itu manusia
dapat meraih kebahagiaan sebanyak mungkin12
Dengan kesadaran seperti itulah Quraish Shihab menulis
tafsir al-Misbah yang diharapkan menjembatani kesenjangan kedua
pihak dari kaum muslimin dalam memahami Al-Qur`an Pertama
kelompok akademis Kedua kelompok awam (mayoritas kaum
muslimin) yang hanya terbiasa dengan ritual membaca ayat-ayat Al-
Quran tertentu saja seperti Yacircsicircn al-Wacircq`iah dan al-Rahmacircn tapi
tidak diiringi dengan pemahaman yang benar Bahkan
kesalahpahaman tersebut semakin menjadi umum karena hanya
membaca buku-buku yang menjelaskan keutamaan-keutamaan
membaca surah tersebut Apa yang dikritik oleh Quraish Shihab di
sini adalah pola keberagaman yang ritualistik bahkan magic yang
memperlakukan Al-Qur`an layaknya sebagai kitab magic bukan
kitab yang memuat hidayah yang menjadi tujuan esensial
diturunkannya Al-Qur`an13
Dengan latar belakang seperti ini jelas bahwa tafsir al-
Misbah dimaksudkan untuk menjembatani kedua kelompok tersebut
yaitu dengan menghidangkan bahasan tafsir yang tidak terlalu
11
Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 73 12
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Vol I h x bagian Sekapur Sirih
13 Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 74
56
akademis rumit dan bertele-tele namun tetap memahami unsur-
unsur validitas kebenaran dengan mengemukakan argumen-argumen
dalam bahasa yang mudah dimengerti sehingga bisa diminati oleh
kalangan intelektual dan kebanyakan kaum muslimin14
Menghidangkan tafsir Al-Qur`an berdasarkan urutan-urutan
turunnya Quraish Shihab berharap dapat mengantarkan pembaca
mengetahui runtutan petunjuk ilahi yang dianugerahi kepada Nabi
Muhammad Saw dan umatnya15
Tafsir ini ditulis di Cairo ketika menjadi Duta Besar di sana
pada hari Jumat 18 Juni 1999 M (4 Rabiul Awal 1420 H) dan selesai
ditulis pada tahun 2004 Pada tahun 1990-1993 ia menjadi pengasuh
rubrik ldquoPelita Hatirdquo di harian Pelita yang terbit di Jakarta Rubrik
tersebut yang kumpulan artikelnya diterbit oleh Mizan pada tahun
1994 menjadi buku Lentera hati Kisah dan Hikmah Kehidupan
Pengalaman yang sangat membekas ini dan pandangan filosofisnya
tentang agama sebagai sesuatu yang harus menjadi penerang
(pembimbing) menyebabkan Quraish Shihab memilih nama ini
karena kata ldquoal-Misbahrdquo adalah padanan Arab untuk ldquoPelitardquo dan
ldquoLenterardquo16
Kenapa al-Misbah Awalnya ada usulan termasuk sang
kakak Umar agar dinamai tafsir ash-Shihab merujuk pada marga
leluhur Quraish Quraish Shihab lebih memilih al-Misbah yang
berarti lampu lentera pelita atau benda lain yang berfungsi serupa
Fungsi ldquopenerangrdquo disukai Quraish dan itu kerap digunakannya
bukan semata untuk nama tafsir karyanya Ia pernah mengisi rubrik
14
Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 74-75 15
Sopyan Hadi Konsep Sabar Dalam Al-Qur`an Jurnal Madani Vol 1 No 2
September 2018 h 479 16
Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 75
57
khusus ldquoPelita Hatirdquo di Harian Pelita Salah satu bukunya yang
dipublikasikan penerbit Mizan berjudul Lentera Hati lalu dicetak
ulang dengan judul Lentera Al-Qur`an17
Dalam penulisan Tafsir Al-Misbah M Quraish Shihab
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor yang dominan
yaitu keluarganya pada lapisan pertama faktor psikologis dan formal
edukatif pada lapisan kedua dan faktor politik dalam batas tertentu
pada lapisan paling luar
Dalam penulisan tafsir Al-Misbah Quraish Shihab
memadukan metode tahlili dan maudhu`i meski banyak
kelemahannya metode tahlili tetap digunakan Karena Quraish
Shihab harus menjelaskan ayat demi ayat surat demi surat sesuai
urutan yang tersusun dalam mushaf Al-Qur`an Kelemahan itu
ditutupi dengan penerapan metode maudhu`i sehingga pandangan
dan pesan kitab suci bisa dihidangkan secara mendalam dan
menyeluruh sesuai tema-tema yang dibahas Menurut Manajer
Program Pusat Studi Al-Qur`an (PSQ) Muchlis M Hanafi selain
kombinasi dua metode tadi Tafsir Al-Misbah juga mengedepankan
corak ijtima`i (kemasyarakatan) Uraian yang muncul mengarah pada
masalah-masalah yang berlaku atau terjadi di tengah masyarakat
Lebih istimewa lagi menurut Muchlis kontekstualisasi sesuai corak
kekinian dan keindonesiaan sangat mewarnai al-Misbah18
17
Mauluddin Anwar dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab
(Tangerang Lentera Hati 2015) Cetke-I h 283 18
Mauluddin Anwar dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab h 285
58
B Profil Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka)
HAMKA (1908-1981) itu inspiratif bahwa dari orang yang
tak tamat SD ini lahir lebih dari seratus buku Tak hanya itu dua
universitas berkelas tak ragu memberi gelar Doktor Honoris Causa
kepadanya19
Hamka merupakan singkatan dari Haji Abdul Malik Karim
Amrullah (1908-1981) dilahirkan di kampung Tanah Sirah nagari
Sungai Batang di tepi Danau Maninjau Sumatera Barat tanggal 13
Muharram 1325 H bertepatan dengan 17 Februari 1908 M Abdul
Malik atau Hamka adalah putera dari Syekh Abdul Karim Amrullah
(1879-1945) seorang ulama besar pelopor gerakan pembaharuan
Islam di Minangkabau20
Mengingat ayahnya adalah seorang tokoh pembaharuan di
Sumatera Barat tidak mengherankan jika Hamka lahir dan tumbuh
dalam suasana pembaharuan yang diperjuangkan ayahnya sejak tahun
1906 di Minangkabau yakni setelah ayahnya kembali dari menuntut
ilmu di Makkah pada Syekh Ahmad Khatib akibatnya ketegangan
dan polarisasi sosial akibat penolakan orang tua terhadap ide
pembaharuan kaum muda yang dipelopori ayahnya juga ikut
membentuk jati diri Hamka pada masa mendatang21
19
M Anwar Djaelani 50 Pendakwah Pengubah Sejarah (Yogyakarta Pro-U
Media 2016) Cetke-I h 81 20
AM Ismatullaoh Metode Dakwah Dalam Al-Quran (studi penafsiran Hamka
terhadap QS An-Nahl125) Lentera Vol IXX No 2 Desember 2015 h 159
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metode+dakwah+dalam+alq
uran+studi+Penafsiran+hamkaampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3D32IV1tph8IkJ diakses 8
Juli 2019
21Husnul Hidayati Metodologi tafsir Kontekstual Al-Azhar Karya Buya Hamka
Jurnal Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir Vol 1 No 1 Januari-Juni 2018 h 4
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metodologi+tafsir+kontekstu
al+al+azhar+karya+buya+hamkaampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3DYm9Kdq2cuJgJ
diakses 16 Juli 2019
59
Dalam usia 6 tahun (1914) dia dibawa ayahnya ke Padang
Panjang Sewaktu berusia 7 tahun dimasukkan ke sekolah desa dan
malamnya belajar mengaji Al-Qur`an dengan ayahnya sendiri
sehingga khatam Dari tahun 1916 sampai tahun 1923 dia telah
belajar agama pada sekolah-sekolah ldquoDiniyah Schoolrdquo dan ldquoSumatera
Thawalibrdquo di Padang Panjang dan di Parabek Guru-gurunya waktu
itu ialah Syaikh Ibrahim Musa Parabek Engku Mudo Abdul Hamid
dan Zainuddin Labay Padang Panjang waktu itu ramai dengan
penuntut ilmu agama Islam dibawah pimpinan ayahnya sendiri22
Hamka tidak tamat Sekolah Dasar tapi dia autodidak untuk
berbagai bidang ilmu seperti filsafat sastra sejarah sosiologi dan
politik23
Gurunya ialah ayahnya sendiri iparnya dan beberapan
tokoh yang aktif dalam pergerakan Islam modern Buya Hamka
pernah belajar agama dengan Syekh ulama terkenal seperti Syeikh
Ibrahim Musa Syeikh Ahmad Rasyid Sutan Mansur RM
Surjopranoto dan Ki Bagus Hadikusumo Pada usia 16 tahun ia
merantau ke Jawa untuk menimba ilmu tentang gerakan Islam
modern kepada HOS Tjokroaminoto Ki Bagus Hadikusumo RM
Soerjopranoto dan KH Fakhrudin Saat itu HAMKA mengikuti
berbagai diskusi dan training pergerakan Islam di Abdi Dharmo
Pakualaman Yogyakarta24
beliau dapat mendalami karya ulama dan
pujangga besar di Timur Tengah seperti Zaki Mubarak Jurji Zaidan
22
Hamka Tasawuf Modern (Jakarta Republika 2015) Cetke-IV h III dibagian
catatan tentang Hamka 23M Anwar Djaelani 50 Pendakwah Pengubah Sejarah h 82
24httpbiooridbiografi-buya-hamka diakses pada tanggal 31 Agustu
2019 Pukul 1445
60
Abbas al-Aqqad Mustafa al-Manfaluti dan Hussain Haikal serta
mempelajari dan meneliti karya sarjana Perancis Inggris dan Jerman
seperti Albert Camus William James Sigmund Freud Arnold
Toynbee Jean Paul Sartre Karl Marx dan Pierre Loti25
Buya Hamka pernah menetap dan menjadi guru agama di
Tebing Tinggi dan Padang Panjang kemudian beliau juga menjadi
dosen di Universiti Islam Jakarta dan Universitas
MuhammadiyahRektor Perguruan Tinggi Jakarta dan Pengawai
Tinggi Agama Indonesia Disamping itu beliau juga aktif
menyampaikan dakwah melalui media massa (televisi dan radio)
bahkan beliau menerbitkan majalah Panji Masyarakat yang sangat
terkenal pada waktu itu sebagai sarana menyampaikan dakwah Islam
dan kritik sosial Sebagai guru atau dosen Hamka juga aktif dan
produktif dalam menulis banyak karya dan bukunya yang merupakan
buah pikiran yang cemerlang menghiasi dunia penulisan di negeri ini
salah satu karya fenomenal yang sangat terkenal sampai hari ini
adalah Tafsir Al Quran bdquo Al Azhar 30 juz (5 jilid) yang dikarangnya
justru ketika beliau berada di dalam penjara Ternyata penjara
baginya tidak membelenggu hati dan pikiran buya namun merupakan
saat-saat yang indah untuk mendapatkan inspirasi yang luar biasa26
Di tahun 1924 ia berangkat ke Yogya dan mulai mempelajari
pergerakan-pergerakan Islam yang mulai bergelora Ia dapat khusus
25
httpswwwdakwatunacom2015022764724buya-hamka-haji-abdul-malik-
karim-amrullah-guru-berjiwa-sastra-dan-tegar-pendirianaxzz5yAYcuPOR diakses tanggal
31 Agustus 2019 Pukul 16 28 wib
26httpswwwdakwatunacom2015022764724buya-hamka-haji-abdul-malik-
karim-amrullah-guru-berjiwa-sastra-dan-tegar-pendirianaxzz5yAYcuPOR diakses tanggal
31 Agustus 2019 Pukul 16 28 wib
61
pergerakan Islam dari HOS Tjokroaminoto H Fakharuddin RM
Suryopranoto dan iparnya sendiri AR Sr Mansur yang pada waktu
itu ada di Pekalongan Di tahun 1935 dia pulang ke Padang Panjang
waktu itulah mulai tumbuh bakatnya sebagai pengarang27
Di samping keasyikannya mempelajari bdquoKesusateraan Melayu
Klasikrdquo Hamka pun bersungguh-sungguh menyelidiki kesusateraan
Arab sebagai bahasa asing yang dikuasinya hanyalah semata-mata
bahasa Arab Karena menghargai jasa-jasanya dalam penyiaran Islam
dengan bahasa Indonesia yang indah itu maka permulaan tahun 1959
Majelis Tinggi University al-Azhar Kairo memberikan gelar
Ustaziyah Fakhiriyyah (Doctor Honoris Causa) kepada Hamka
Sejak itu berhaklah beliau memakai titel rdquoDrrdquo dipanggil namanya28
Pada 5 April 1929 Buya Hamka menikah dengan Siti Raham
(almh) Mereka menikah pada usia muda Buya Hamka 21 tahun
sedangkan istrinya berusia 15 tahun Kemudian Buya Hamka aktif
sebagai pengurus Muhammadiyah cabang Padang Panjang dan sibuk
mempersiapkan Kongres Muhammadiyah ke-19 di Minang Kabau29
Jabatan atau amanah yang pernah Buya Hamka emban selama
hidupnya antara lain sebagai berikut Tahun 1943 Buya Hamka
menjabat sebagai konsul Muhammadiyah Sumatera Timur Tahun
1947 sebagai ketua Front Pertahanan Nasional (FPN) Tahun 1948
sebagai ketua sekretariat bersama Badan Pengawal Negeri Dan Kota
(BPNK) Lalu tahun 1950 Buya Hamka menjadi Pegawai Negeri
pada Departemen Agama RI di Jakarta Tahun 1966-1957 beliau
terpilih menjadi anggota Konstituante Republik Indonesia Mulai
27
Hamka Tasawuf Modern h III dibagian catatan tentang Hamka 28
Hamka Tasawuf Modern (Jakarta Republika 2015) Cetke-IV-V h III
dibagian catatan tentang Hamka 29
Rusydi Hamka Pribadi dan Martabat Buya Hamka (Bandung PT Mizan
Publika 2017) Cetke-I h 5
62
tahun 1960 Buya Hamka dipercaya sebagai pengurus pusat
Muhammadiyah Pada Tahun 1968 Buya Hamka ditunjuk sebagai
Dekan Fakultas Ushuluddin Universitas Prof Moestopo beragama
Tahun 1975 sampai 1979 Buya Hamka dipercaya oleh para ulama
sebagai ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Di tahun yang
bersamaan Buya Hamka juga menjabat sebagai ketua umum
Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar selama dua periode30
Pada 1964 Buya Hamka ditangkap dengan tuduhan
melanggar Penpres Antisubversif Kemudian dibebaskan setelah
berakhirnya kekuasaan Orde lama Soekarno pada 196631
Buya
Hamka meninggal dunia pada hari jumat 24 Juli 1981 Beliau
dikebumikan di TPU Tanah Kusir dengan meninggalkan 10 orang
anak 7 laki-laki dan 3 perempuan Dari kesepuluh anak-anak
tersebut saat ini jumlah cucu beliau ada 31 orang dan cicit sebanyak
44 orang32
Adapun karya-karya Buya Hamka sejak tahun 1925 (usia 17
Tahun) di antaranya33
Bidang Agama dan Falsafah
a Tashawwuf Meodern (1939)
b Falsafah Hidup (1939)
c Lembaga Hidup (1940)
d Lembaga Budi (1940)
e Majalah Semangat Islam (zaman Jepang 1943)
f Majalah Menara (terbit di Padang Panjang setelah revolusi
1945) 30
Irfan Hamka Ayah Kisah Buya Hamka (JakartaRepublika 2018) cetke-XV h
290
31Rusydi Hamka Pribadi dan Martabat Buya Hamka h 10
32Irfan Hamka Ayah Kisah Buya Hamka h 291
33Rusydi Hamka Pribadi dan Martabat Buya Hamka h 373
63
g Negara Islam (1946)
h Islam dan Demokrasi (1946)
i Revolusi Agama (1946)
j Merdeka (1946)
k Dibandingkan Ombak Masyarakat (1946)
l Adat Minangkabau Menghadapi Revolusi (1946)
m Di dalam Lembah Cita-cita (1946)
n Kenang-kenangan hidup IIIIIIIV
o Sejarah Umat Islam jilid IIIIIIIV
p Pedoman Mubaligh Islam
q Perkembangan Taswauf Dari Abad Ke Abad (1952)
r Muhammadiyah Melalui Tiga Zaman (1946)
s Tafsir al-Azhar Juzu‟ I - Juzu‟XXX
Dengan Karunia Allah pada tahun 1956 dapatlah Buya
Hamka mendirikan rumah kediaman untuk berteduh anak dan istri di
Kebayoran Baru Kebetulan sekali di hadapan tanah tempat
mendirikan rumah terdapat sebuah lapangan luas persediaan untuk
mendirikan sebuah masjid Agung yang sesuai dengan martabat
Indonesia yang telah merdeka Buya Hamka gembira sekali karena
apabila satu masjid besar berdiri di muka rumah dapatlah anak-anak
selalu dididik dalam hidup keislaman terutama bila mereka selama
mendengarkan suara azan pada sembahyang lima waktu Setiap hari
Buya hamka melihat orang bekerja membangun masjid itu dan
mendoakan lekas selesai34
Masjid itu diberi nama ldquoMesjid Agung Al-Azharrdquo Nama ini
diberikan oleh Syekh Mahmoud Syaltout beliau adalah ulama
berfaham luas dan berpandangan jauh yang telah memasukkan
34
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I h 43
64
beberapa perubahan di dalam Al-Azhar Pada saat itu beliau sedang
menjadi tamu Agung Negara dan salah satu program beliau adalah
menziarahi Masjid Agung di Kebayoran Baru itu Sehingga dalam
kesempatan itulah beliau memberikan nama Masjid Agung itu
dengan nama Al-Azhar ldquomoga-moga dia menjadi al-Azhar di
Jakarta sebagaimana adanya Al-Azhar di Kairordquo35
Kandungan tafsir al-Azhar sebenarnya berasal dari ceramah
atau kuliah subuh Hamka yang disampaikannya di Masjid Agung Al-
Azhar Jakarta36
Pelajaran tafsir sehabis sembahyang subuh di
Masjid Agung Al-Azhar telah didengar di mana-mana di seluruh
Indonesia Dan teladan ini pun dituruti orang pula Terutama sejak
keluarnya sebuah majalah bernama Gema Islam tersebut di mana
kantor redaksi bertempat di dalam ruang masjid yang diterbitkan oleh
Perpustakaan Islam Al-Azhar yang didirikan sejak pertengahan tahun
196037
Atas usul dan tata usaha majalah waktu itu yaitu saudara haji
Yusuf Ahmad segala pelajaran ldquotafsirrdquo waktu subuh itu dimuatlah
dalam majalah Gema Islami tersebut Langsung saya berikan nama
baginya Tafsir Al-Azhar sebab tafsir ini timbul di dalam masjid
Agung Al-Azhar yang nama itu diberikan oleh syeikh Jami` Al-
Azhar sendiri Merangkaplah dia sebagai alamat terima kasih Hamka
atas penghargaan yang diberikan oleh Al-Azhar kepada Hamka38
Meskipun dalam perjalannnya Hamka kemudian melanjutkan dan
35
Sejarah nama masjid Agung Al-Azhar yang dituliskan Buya Hamka dalam tafsir
Al-Azhar Juzu` I Cet Ke-VI h 48 36
Husnul Hidayati Metodologi tafsir Kontekstual Al-Azhar Karya Buya Hamka
Jurnal Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir Vol 1 No 1 Januari-Juni 2018 h 30-31 37
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I (Jakarta Pustaka Panjimas 1985) Cet Ke-VI
h 48 38
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I cet Ke-VI h 48
65
menyelesaikan tafsir tersebut dalam tahanan karena ditangkap oleh
penguasa Orde Baru selama dua tahun empat bulan39
Salah satu niat seketika menyusun tafsir Al-Azhar adalah
hendak meninggalkan pusaka yang moga-moga ada harganya untuk
ditinggalkan bagi bangsa dan umat Muslimin Indonesia jika
panggilan Tuhan yang pasti datang kepadanya kelak Telah timbul
niat sejak tafsir pertama disusun moga-moga dapatlah hendaknya
hasil karya ini memenuhi husnuzan (baik sangka) Al-Azhar kepada
Buya Hamka itu penuhi sebaik-baiknya Buya Hamka datang ke
Mesir di permulaan tahun 1958 itu tidaklah berniat dan terkenang di
hati bahwa akan diberi kehormatan setinggi itu Menjadi tetamu
Mu`tamar Islamy itu sajapun sudahlah satu kehormatan yang
tertinggi bagi Buya Hamka sehingga karena suatu pidato yang ia
sampaikan dan atas karena cintanya orang mesir kepada Ulama
akhirnya mereka berilah penghargaan kepada Buya Hamka
Terasalah oleh Buya Hamka suatu hutang budi yang amat mendalam
untuk menyajikan satu buah tangan yang moga-moga kiranya banyak
atau sedikit dapat memenuhi penghargaan yang tinggi itu maka
dikaranglah tafsir ini40
Tiap-tiap tafsir Al-Qur`an memberikan corak haluan daripada
pribadi penafsirnya Maka dari itu dalam tafsir Al-Azhar ini akan
dapatlah dibaca haluan tafsirnya Tafsir Al-Azhar ditulis dalam
suasana baru di Negara yang penduduk Muslimnya lebih besar
jumlahnya dari penduduk lain sedang mereka haus akan bimbingan
agama haus hendak mengetahui rahasia Al-Qur`an maka pertikaian-
39
Husnul Hidayati Metodologi tafsir Kontekstual Al-Azhar Karya Buya Hamka
Jurnal Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir Vol 1 No 1 Januari-Juni 2018 h 30-31 40
Niat Buya Hamka saat menyusun tafsir Al-Azhar yang beliau sampaikan dalan
Tafsir Al-Azhar Juzu` I h 48-49
66
pertikaian Mazhab tidaklah di bawa dalam tafsir ini dan tidaklah
penulisnya Ta`ashshub kepada suatu faham melainkan mencoba
sedaya upaya mendekati maksud ayat menguraikan makna dari lafadz
bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia dan memberi kesempatan
orang buat berfikir Tafsir yang amat menarik hati penafsir buat
dijadikan contoh ialah tafsir al-Manar karangan Sayid Rasyid Ridha
berdasar kepada ajaran tafsir Syaikh Muhammad Abduh Tafsir
beliau ini selain dari menguraikan ilmu yang berkenaan dengan
agama mengenai hadis Fiqh dan sejarah lain-lain juga
menyesuaikan ayat-ayat itu dengan perkembangan politik dan
kemasyarakatan yang sesuai dengan zaman di waktu tafsir dikarang41
Dalam penulisan tafsir Al-Azhar Buya Hamka lebih condong
kepada metode tahlili atau taj`izi42
Metode tahlili adalah metode
penafsiran ayat-ayat Al-Qur`an melalui pendeskripsian
(menguraikan) makna yang terkandung dalam ayat-ayat Al-Qur`an
dengan mengikuti tata tertib surah atau urutan surat-surat dan ayat-
ayat Al-Qur`an yang diikuti oleh sedikit banyak analisis tentang
kandungan ayat itu43
Dalam penyusunan tafsir ini tidak terlalu mendalam sehingga
yang dapat memahaminya hanya semata-mata ulama dan tidak
terlalu rendah sehingga menjemukan Sebab segala yang kita
sebutkan di atas tadi sebagai corak dari jamaah sejati Islam meskipun
41
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I h 40--41 42
Sopyan Hadi Konsep Sabar Dalam Al-Qur`an Jurnal Madani Vol 1 No 2
September 2018 h 477 43
Ahmad Izzan Metodologi Ilmu Tafsir (Bandung Tafakur 2011) Cetke-III h
103
67
berbeda kedudukan namun yang paling mulia di antara mereka
adalah barang siapa yang paling takwa kepada Allah44
44
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I h 42
68
BAB IV
ANALISIS AYAT METODE DAKWAH
A Surat Ali-Imran Ayat 104
Ali-Imran adalah nama surah ke-3 yang terdiri atas 200 ayat
dan tergolong surah Madaniyah Pemakaian nama Ali-Imran untuk
surah ini menunjukkan betapa penting keluarga Imran ini Ada dua
Imran yang dalam keluarga keduanya lahir tokoh-tokoh penting yang
tercatat dalam sejarah keagamaan Imran ayah Nabi Musa dan Nabi
Harun as dan Imran seorang warga Bani Israil terkemuka kerabat
Nabi Zakaria dan Nabi Yahya as serta Maryam ibu Nabi Isa as
Surah ini dimulai dengan huruf muqaththa`ah alif lacircmmicircm untuk
menarik konsentrasi kita ketika membacanya1
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari
yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung(QS Ali-
Imran [3]104)
a Penafsiran Menurut Quraish Shihab
Dalam ayat ini Quraish Shihab menafsirkan terlebih dahulu
mengemukakan bahwa pengetahuan manusia itu akan berkurang
bahkan terlupa juga hilang jika tidak ada yang mengingatkan atau
tidak diulang-ulang mengerjakannya Beliau menuturkan bahwa
pengetahuan dan pengamalan berkaitan erat pengetahuan mendorong
kepada pengamalan dan meningkatkan kualitas amal sedang
pengamalan yang terlihat dalam kenyataan hidup merupakan guru
1
Djohan Effendi Pesan-Pesan Al-Qur`an Mencoba Mengerti Intisari Kitab Suci
(Jakarta PT Serambi Ilmu Semesta 2012) cetke-I h 65
69
yang mengajar individu dan masyarakat sehingga mereka pun belajar
mengamalkannya Kalau demikian halnya manusia dan masyarakat
perlu selalu diingatkan dan diberi keteladanan inilah inti dakwah
Islamiah2
Kalaulah tidak semua anggota masyarakat dapat
melaksanakan fungsi dakwah hendaklah ada di antara kamu wahai
orang-orang yang beriman segolongan umat yakni kelompok yang
pandangan mengarah kepadanya untuk diteladani dan didengar
nasihatnya yang mengajak orang lain secara terus menerus tanpa
bosan dan lelah kepada kebajikan yakni petunjuk-petunjuk ilahi
menyuruh masyarakat kepada makruf yakni nilai-nilai luhur serta
adat istiadat yang diakui baik oleh masyarakat mereka selama hal itu
tidak bertentangan dengan nilai-nilai ilahiah dan mencegah mereka
dari yang munkar yakni yang dinilai buruk lagi diingkari oleh akal
sehat masyarakat Mereka yang mengindahkan tuntunan ini dan yang
sungguh tinggi lagi jauh martabat kedudukannya itulah orang-orang
yang beruntung mendapatkan apa yang mereka dambakan dalam
kehidupan dunia dan akhirat3
Dalam ayat ini menggunakan dua kata yang berbeda dalam
rangka perintah berdakwah Pertama adalah kata (yad`ucircna) yakni
mengajak dan kedua adalah (ya`murucircna) yakni memerintahkan
Quraish Shihab menyatakan bahwa mengajak dikaitkan dengan al-
khayr sedang memerintah jika berkaitan dengan perintah melakukan
dikaitkan dengan al-ma`ruf sedang perintah untuh tidak melakukan
yakni melarang dikaitkan dengan al-munkar
2
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 2 (Jakarta Lentera Hati 2012) cet Ke-V h 209
3M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 2 h 209
70
Kata ldquominkumrdquo4 pada ayat di atas ada ulama yang
memahaminya dalam arti sebagian dengan demikian perintah
berdakwah yang dipesankan oleh ayat ini tidak tertuju kepada setiap
orang Bagi yang memahaminya demikian ayat ini buat mereka
mengandung dua macam perintah yang pertama kepada seluruh umat
Islam agar membentuk dan menyiapkan satu kelompok khusus yang
bertugas melaksanakan dakwah sedang perintah yang kedua adalah
kelompok khusus itu untuk melaksanakan dakwah kepada kebajikan
dan makruf serta mencegah kemunkaran Ada juga ulama yang
mengfungsikan kata minkum dalam arti penjelasan sehingga ayat ini
merupakan perintah kepada setiap muslim untuk melaksanakan tugas
dakwah masing-masing sesuai kemampuannya Memang jika
dakwah yang di maksud adalah dakwah yang sempurna tentu saja
tidak semua orang dapat melakukannya Di sisi lain kebutuhan
masyarakat dewasa ini menyangkut informasi yang benar di tengah
arus informasi bahkan perang informasi yang demikian pesat dengan
sajian nilai-nilai baru yang sering membingungkan semua menuntut
adanya kelompok khusus yang menangani dakwah dan membendung
informasi yang menyesatkan Karena itu adalah lebih tepat
memahami kata minkum pada ayat di atas dalam arti sebagian kamu
tanpa menutup kewajiban setiap muslim untuk saling mengingatkan5
Hal ini juga dijelaskan dalam tafsir Ibnu Katsir bahwa
maksud ayat ini hendaklah ada segolongan dari umat yang siap
4
Kata ldquominrdquo juga dijelaskan dalam tafsir Al-Aisar yang ditulis oleh Syaikh Abu
Bakar Jabir Al-Jazari Jilid 1 h 163 bahwa maksud minkum di sini ialah sebagian Dalam
tafsir ini dijelaskan bahwa wajibnya ada sebagian (satu kelompok) dari umat Islam bukan
semuanya untuk melaksanakan kewajiban dakwah amar ma`ruf nahi munkar karena tugas
ini harus dilakukan oleh orang yang berilmu dan tidak diiliki semua orang
5M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 2 h 210-211
71
memegang peran ini meskipun hal itu merupakan kewajiban bagi
setiap individu umat sesuai dengan kapasitasnya6
Selanjutnya ditemukan bahwa ayat di atas menggunakan dua
kata yang berbeda dalam rangka perintah berdakwah Pertama adalah
kata yad`ucircna yakni mengajak dan kedua adalah ya`murucircna yakni
memerintahkan Perlu dicatat bahwa apa yang diperintahkan oleh
ayat di atas sebagaimana terbaca berkaitan dengan dua hal mengajak
dikaitkan dengan al-khayr dan memerintah jika berkaitan dengan
perintah melakukan dikaitkan dengan al-ma`rucircf sedang perintah
untuk tidak melakukan yakni melarang dikaitkan dengan al-munkar7
Al-Qur`an mengisyaratkan kedua nilai di atas dalam
firmannya ini dengan kata al-khayrkebajikan dan al-ma`rucircf Al-khayr
adalah nilai universal yang diajarkan oleh Al-Qur`an dan Sunnah Al-
khayr menurut Rasul Saw sebagaimana dikemukakan oleh Ibn
Katsir dalam tafsirnya adalah mengikuti (Al-Qur`an dan Sunnahku)
Sedang al-ma`rucircf adalah sesuatu yang baik menurut pandangan
umum satu masyarakat selama sejalan dengan al-Khayr Adapun al-
munkar ia adalah sesuatu yang dinilai buruk oleh suatu masyarakat
serta bertentangan dengan nilai-nilai ilahi Karena itu ayat di atas
menekankan perlunya mengajak kepada al-khayrkebaikan
memerintahkan yang makruf dan mencegah yang mungkar Jelas
terlihat betapa mengajak kepada al-khayr didahulukan kemudian
memerintahkan kepada makruf dan melarang melakukan yang
mungkar8
6
Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Aal asy-Syeikh Tafsir Ibnu
Katsir terj Abdul Ghaffar (Bogor Pustaka Imam Syafi`I 2001) Cetke-I h 108
7M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 2 h 210 8
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 2 h 211
72
Paling tidak ada dua hal yang perlu digarisbawahi berkaitan
dengan ayat di atas Pertama nilai-nilai ilahi tidak boleh dipaksakan
tetapi disampaikan secara persuasif dalam bentuk ajakan yang baik
Sekadar mengajak yang dicerminkan antara oleh kata mengajak dan
oleh firmannya dalam surat an-Nahl ayat 125 ldquoajaklah ke jalan
Tuhan-mu dengan cara yang bijaksana nasihat (yang menyentuh
hati) serta berdiskusilah dengan mereka dengan cara yang lebih
baik (QS an-Nahl [16]125) Selanjutnya setelah mengajak siapa
yang akan beriman silakan beriman dan siapa yang kufur silakan
pula masing-masing mempertanggungjawabkan pilihannya9
Hal kedua yang harus digarisbawahi adalah al-ma`rucircf yang
merupakan kesepakatan umum masyarakat Ini sewajarnya
diperintahkan demikian juga al-munkar seharusnya dicegah Baik
yang memerintahkan dan yang mencegah itu pemilik kekuasaan
maupun bukan Dengan konsep al-ma`rucircf Al-Qur`an membuka pintu
yang cukup lebar guna menampung perubahan nilai-nilai akibat
perkembangan positif masyarakat Hal inilah agaknya yang ditempuh
Al-Qur`an karna idenilai yang dipaksakan atau tidak sesuai dengan
budaya atau perkembangan masyarakat maka tidak akan diterapkan
Karena itulah Al-Quran di samping memperkenalkan dirinya sebagai
pembawa ajaran yang sesuai dengan fitrah manusia ia juga melarang
pemaksaan nilai-nilainya walau merupakan nilai yang amat
mendasar seperti keyakinan akan keesaan Allah Swt10
9
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 2 h 211-212
10M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 2 h 211-212
73
b Penafsiran Menurut Buya Hamka
Dalam penafsiran ini Buya Hamka menyebutkan bahwa untuk
memelihara kokohnya nikmat Islam yang dijelaskan pada ayat
sebelumnya hendaklah ada dalam kalangan jamaah muslim itu suatu
golongan dalam ayat ditegaskan suatu umat yang menyediakan diri
mengadakan ajakan atau seruan tegasnya dakwah Yang selalu mesti
mengajak dan membawa manusia berbuat kebaikan menyuruh
berbuat makruf yaitu yang patut pantas dan sopan dan mencegah
melarang perbuatan munkar yang dibenci dan yang tidak diterima11
Di dalam tafsir Al-Qur`an juga disebutkan bahwa bahwa kelompok
khusus ini dibentuk untuk membantu menegakkan agama dalam
menjaga kesempurnaan Islam12
Disini terdapat dua kata penting yaitu menyuruh berbuat
makruf mencegah perbuatan munkar Berbuat makruf diambil dari
kata `uruf yang dikenal atau yang dapat dimengerti dan dapat
dipahami serta diterima oleh masyarakat Perbuatan yang makruf
apabila dikerjakan dapat diterima dan difahami oleh manusia serta
dipuji karena begitulah yang patut dikerjakan oleh manusia yang
berakal Yang mungkar artinya ialah yang dibenci yang tidak
disenangi yang ditolak masyarakat karena tidak patut tidak pantas
Tidak selayaknya yang demikian dikerjakan oleh manusia yang
berakal 13
Agama datang menuntun manusia dan memperkenalkan mana
yang makruf itu dan mana yang mungkar Sebab itu maka makruf dan
mungkar tidaklah terpisah dari pendapat umum Kalau ada orang
11Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV (Jakarta PT Pustaka Panjimas 1987) Cet
Ke-I h 30
12Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa`di Tafsir Al-Qur`an I terj M Iqbal dkk
(Jakarta Darul Haq 2017) Cet Ke-IX h 473
13Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 30
74
yang berbuat makruf seluruh masyarakat umumnya menyetujui
membenarkan dan memuji Kalau ada perbuatan mungkar seluruh
masyarakat menolak membenci dan tidak menyukainya Sebab itu
bertambah tinggi kecerdasan beragama bertambah kenal orang akan
yang makruf dan bertambah benci orang kepada yang mungkar
Lantaran itu wajiblah ada dalam jamaah muslimin segolongan umat
yang bekerja keras menggerakkan orang kepada yang makruf dan
menjauhi yang mungkar supaya masyarakat itu bertambah tinggi
nilainya14
Menyampaikan ajakan kepada yang makruf dan menjauhi
yang mungkar itulah yang dinamai dakwah Dengan adanya umat
yang berdakwah agama menjadi hidup tidak menjadi seolah-olah
mati Bidang untuk menyampaikan dakwah terbagi dua umum dan
khusus Yang umum banyak pula cabangnya sebab masyarakat
bercabang-cabang pula Dakwah kepada kalangan umat Islam sendiri
supaya mereka memegang agama itu ada dalam segala bidang
kemasyarakatan dalam pertanian perniagaan pekerjaan tangan
perburuhan dan kepegawaian Yang bersifat khusus ialah dakwah
dalam kalangan keluarga sendiri menimbulkan suasana agama di
kalangan keluarga mendidik agar patuh akan perintah Tuhan
berlomba berbuat baik Dakwah tidak berhenti walaupun antara
sesama golongan sendiri15
Di dalam ayat bertemu tiga kewajiban yang dihadapi Yang
dua berpusat kepada yang satu Yang satu ialah mengajak kepada
kebaikan Dia menimbulkan dua tugas Pertama menyuruh berbuat
makruf kedua melarang berbuat mungkar Setengah ahli tafsir
14
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 30
15Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu`IV h 31-31
75
mengatakan bahwasanya yang dimaksud dengan Al-khayri yang
berarti kebaikan di dalam ayat ini ialah Islam yaitu memupuk
kepercayaan dan iman kepada Tuhan termasuk tauhid dan makriat
Dan itulah hakikat kesadaran beragama yang menimbulkan tahu
membedakan yang baik dengan yang buruk yang makruf dengan
yang mungkar 16
Selanjutnya ialah timbul dan tumbuhnya rasa kebaikan dalam
jiwa yang menyebabkan tahu pula dan berani menegakkan mana
yang makruf dan menentang mana yang mungkar Kalau kesadaran
beragama belum tumbuh menjadi sia-sia sajalah menyebut yang
makruf dan menentang yang mungkar Sebab untuk memperbedakan
yang makruf dan yang mungkar tidak lain dari ajaran Tuhan Oleh
sebab itu dapatlah diambil kesan bahwa di dalam mengadakan
dakwah hendaklah kesadaran beragama ini wajib ditimbulkan terlebih
dahulu Suatu dakwah yang mendahulukan hukum halal dan hukum
haram sama saja dengan seorang yang menjatuhkan talak kepada
istri orang lain17
Sebagaimana dalam tafsir al-Maragi menjelaskan
bahwa yang bisa melaksanakan dakwah hanyalah kalangan khusus
umat islam yaitu mereka yang mengetahui rahasia-rahasia hukum
hikmah tasri` dan fiqihnya18
Hemat penulis orang atau kelompok yang melaksanakan
kegiatan dakwah ini terlebih dahulu harus memahami dan mengerti
tentang agama Islam itu sendiri secara hukum dan fiqih sehingga
dakwah bisa ditegakkan
16
Ahmad Mustafa Al-Maraghi Tafsir Al-Maraghi Juz IV terj Mustafa Al-Babi
al-Halabi (Semarang Toha Putra Semarang 1993) Cetke-II h 37
17Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 31
18Ahmad Mustafa Al-Maraghi Tafsir Al-Maraghi Juz IV terj Mustafa Al-Babi
al-Halabi (Semarang Toha Putra Semarang 1993) Cetke-II h 37
76
Di sini bertemu dengan dua kata penting yaitu Ummatun
yang berarti umat Hendaklah antara kamu ada suatu umat Yang
kedua kata yad`ucircna yaitu melancarkan dan menjalankan seruan
tegasnya dakwah Dari ayat ini dapat difahami bahwa di kalangan
ummat Islam yang besar jumlahnya ini Hendaklah ada lagi
segolongan ummat yang menjadi inti yang kerjanya khusus
mengadakan dakwah Atau hendaklah seluruh umat itu sendiri sadar
akan kewajibannya mengadakan dakwah Sebab kehidupan agama
kemajuan atau kemundurannya sangat bergantung kepada dakwah
Ayat yang mengatakan hendaklah ada antara kamu segolongan
umat yang menyeru kepada kebaikan Jelaslah bahwa bidang yang
akan dihadapi oleh umat pemegang dakwah itu ada dua Pertama
dakwah ke dalam kalangan umatnya sendiri dan kedua dakwah keluar
kalangan Islam19
Kemenangan dan kejayaan pergaulan hidup manusia ialah
pada adanya kesadaran akan kebaikan dan makruf dan tolakan mutlak
atas yang mungkar Itulah sebabanya maka ujung ayat menegaskan
ldquoDan mereka itu ialah orang-orang yang beroleh kemenanganrdquo
(ujung ayat 104 terjemah tafsir al-Azhar) Meskipun di dalam rasa
bahasa sepintas lalu agak kaku bunyinya dalam salinan ayat ini yaitu
ldquodan mereka itu ialahrdquo Namun dengan menyalin demikian terasalah
inti maksud ayat yaitu hanya orang-orang yang tetap menjalankan
dakwah itu artinya itu sajalah yang akan beroleh kemenangan Sebab
dengan adanya dakwah kemungkaran dapat dibendung dan yang
makruf dapat dialirkan terus sehingga umat tadi menjadi pelopor
kebajikan di dalam dunia20
19
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 31
20Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 32
77
Dari paparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa
beberapa metode dakwah dari kedua mufasir yang penulis uraikan
sebagai berikut
Hendaklah ada sekelompok orangumat yang melaksanakan
fungsi dakwah di mana segolongan umat itu adalah orang yang
dipandang masyarakat sebagai teladan dan didengar nasihatnya yang
mengajak orang lain kepada kebajikan Ini yang dikemukakan oleh
Quraish Shihab Dalam hal ini Quraish Shihab menjelaskan bahwa
nilai-nilai ilahi tidak boleh dipaksakan tetapi disampaikan secara
persuasif dalam bentuk ajakan yang baik21
Buya Hamka menjelaskan
bahwa hendaknya ada suatu umat yang menyediakan diri
mengadakan ajakan atau seruan tegasnya dakwah Yang selalu mesti
mengajak dan membawa manusia berbuat kebaikan menyuruh
berbuat makruf yaitu yang patut pantas dan sopan dan mencegah
melarang perbuatan munkar yang dibenci dan yang tidak diterima22
Dan dalam mengadakan dakwah hendaklah kesadaran beragama
wajib ditimbulkan terlebih dahulu23
Maksudnya ialah pengetahuan
akan agama dipelajari terlebih dahulu sehingga bisa menjalankan
dakwah yang diperintahkan
Membahas tentang surat Ali Imran ayat 104 Quraish Shihab
menjelaskan bahwa semua orang Islam berhak menyampaikan
dakwah dan perlu juga sebagian umat yang khusus melaksanakan
fungsi dakwah ditengah masyarakat yang membutuhkan informasi
yang benar maka memang perlu adanya sebagian umat yang khusus
melaksanakan dakwah Buya Hamka juga menjelaskan demikian
21
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 2 h 211 22
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 30
23Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 31
78
hendaknya ada suatu umat yang menyediakan diri mengadakan
ajakan atau seruan tegasnya dakwah Hendaklah ada segolongan
ummat yang menjadi inti yang kerjanya khusus mengadakan
dakwah Atau hendaklah seluruh umat itu sendiri sadar akan
kewajibannya mengadakan dakwah
Melihat perbandingan kedua mufassir sekilas terlihat sama
yaitu dakwah adalah kewajiban setiap muslim dan perlu adanya
kelompok khusus yang melaksanakan kegiatan dakwah Namun
dalam hal ini yang membedakannya adalah pada kesediaan
segolongan umat dalam melaksanakan fungsi dakwah Buya Hamka
menjelaskan bahwa harus ada suatu umat yang menyediakan diri
melaksanakan dakwah Sedangkan Quraish Shihab tidak menekankan
pada kesediaan tetapi lebih menjelaskan keharusan adanya
segolongan umat yang melakukan dakwah Menurut penulis Jika
Buya Hamka terlihat seperti melaksanakan dakwah secara sukarela
namun tetap harus disadarkan dalam hal pengetahuan agama terlebih
dahulu Sedangkan Quraish Shihab menjelaskan jika dakwah
sempurna yang dimaksud maka tidak semua orang dapat
melakukannya akan tetapi hanya sebagian umat saja yang khusus
untuk melaksanakan dakwah Di sini penulis melihat bahwa sebagian
umat yang melaksanakan dakwah harus terlebih dahulu dibekali
dengan ilmu agama yang memadai sehingga bisa menyuruh yang
makruf dan mencegah yang munkar Dalam hal ini penulis tidak
melihat keharusan kesadaran beragama itu pada setiap umat muslim
namun tidak menutup kemungkinan kewajiban itu juga ada pada
setiap muslim
Dijelaskan dalam tafsir Muyassar bahwasanya umat Islam
harus menentukan orang yang berilmu memiliki keutamaan dan
79
profesionalisme di antara umat Islam untuk berdakwah kepada Allah
mengajarkan yang bermanfaat bagi mereka dalam persoalan agama
dan dunia24
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kelompok khusus
yang melaksanakan dakwah sudah seharusnya memahami dan
memiliki pengetahuan akan apa yang harus di dakwahkan
Selanjutnya Metode dakwah yang dijelaskan dalam ayat ini
oleh Quraish Shihab yaitu dalam menyampaikan pesan dakwah
hendaknya tidak dengan paksaan sampaikanlah pesan dakwah itu
dengan persuasif diiringi dengan ajakan yang baik Artinya dalam
melakukan dakwah dai harus bisa menyampaikan pesan dakwah dan
juga mempengaruhi sasaran dakwah untuk bisa mengikuti atau
melaksanakan kebaikan yang disampaikan dalam dakwah dengan
ajakan yang baik Jika disampaikan dengan keras atau memaksa
maka sasaran dakwah tidak lagi akan mau mendengarkan pesan
dakwah yang disampaikan
Hal senada juga disampaikan dalam tafsir Muyassar
bahwasanya dakwah yang dijalankan dengan lemah lagi kasih
sayang niscaya dia memperoleh cita-citanya yang besar dalam
dakwah dan mendapatkan kedudukan terbaik25
B Surat An-Nahl 125
Surat An-Nahl terdiri dari 128 ayat Mayoritas ulama
menilainya Makkiyah yakni turun sebelum Nabi Muhammad Saw
berhijrah ke Madinah Ada juga yang mengecualikan beberapa ayat
Nama An-Nahl terdiri terambil dari kata itu yang disebut pada ayat
24
`Aidh al-Qarni Tafsir Muyassar 1 terj Tim Qisthi Press (Jakarta Timur Qisthi
Press 2008) Cetke-I h 292
25`Aidh al-Qarni Tafsir Muyassar 1 terj Tim Qisthi Press h 292
80
68 surah ini Ada juga ulama yang menyebutnya surah an-Ni`am
karena banyak nikmat Allah yang diuraikan di sini26
Nama Lebah di ambil dari dalam ayat 68 yang membicarakan
bahwa Allah telah memberikan ilham atau naluri kepada lebah agar
dia membuat sarang di gunung-gunung di pohon-pohon kayu
ataupun di bubungan rumah-rumah lalu menghirup buah dan
kembang untuk menghasilkan madu Dengan membaca keadaan
lebah itu manusia diperkenalkan akan kekuasaan Allah atas alam
keajaiban yang terkandung di dalamnya apatah lagi madu lebah itu
adalah obat yang amat mujarab bagi berbagai penyakit Surat ini
sebagai surat yang diturunkan di Makkah adalah menghimpun pokok
akidah yang besar tentang ketuhanan tentang wahyu dan tentang
hari kebangkitan kelak Tetapi di samping itu dia pun mempertautkan
tentang akidah ajaran Muhammad Saw dengan akidah ajaran
Ibrahim as mengandung juga tugas dan kewajiban Rasul-rasul yang
diutus Tuhan dan bagaimana pula sunnatullah yang pasti berlaku bagi
barang siapa yang menolak risalat Rasul itu dan mendustakannya 27
ldquoSerulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845]
dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang
baik Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang
siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui
orang-orang yang mendapat petunjukrdquo(QS An-Nahl [16]125)
26
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 7 h 175
27Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 216
81
a Penafsiran Menurut Quraish Shihab
Ayat ini menyatakan bahwa Wahai Nabi Muhammad
serulah yakni lanjutkan usahamu untuk menyeru semua yang engkau
sanggup seru kepada jalan yang ditunjukkan Tuhanmu yakni ajaran
Islam dengan Hikmah dan pengajaran yang baik dan bantahlah
mereka yakni siapa pun yang menolak atau meragukan ajaran Islam
dengan cara terbaik Inilah tiga cara berdakwah yang hendaknya
engkau tempuh menghadapi manusia yang beraneka ragam peringkat
dan kecenderungannya jangan hiraukan cemoohan atau tuduhan-
tuduhan tidak berdasar kaum musyrikin dan serahkan urusanmu dan
urusan mereka pada Allah karena sesungguhnya Tuhanmu yang
selalu membimbing dan berbuat baik kepadamu Dia-lah sendiri yang
lebih mengetahui dari siapa pun yang menduga tahu tentang siapa
yang bejat jiwanya sehingga tersesat dari jalannya dan Dia-lah saja
yang lebih mengetahui orang-orang yang sehat jiwanya sehingga
mendapat petunjuk28
Ayat ini dipahami oleh sementara ulama sebagai menjelaskan
tiga macam metode dakwah yang harus disesuaikan dengan sasaran
dakwah Terhadap cendekiawan yang memiliki pengetahuan tinggi
diperintahkan menyampaikan dakwah dengan hikmah yakni
berdialog dengan kata-kata bijak sesuai dengan tingkat kepandaian
mereka Terhadap kaum awam diperintahkan untuk menerapkan
mau`izhah yakni memberikan nasihat dan perumpamaan yang
menyentuh jiwa sesuai dengan taraf pengetahuan mereka yang
28
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 774
82
sederhana29
Dijelaskan pula dalam tafsir al-Munir bahwa mau`izhah
hazanah adalah cara yang digunakan untuk masyarakat awam30
Sedang terhadap Ahl al-kitab dan penganut agama-agama lain yang
diperintahkan adalah jidalperdebatan dengan cara yang terbaik
yaitu dengan logika dan retorika yang halus lepas dari kekerasan dan
umpatan31
Kata (حكمة) Hikmah antara lain berarti yang paling utama
dari segala sesuatu baik pengetahuan maupun perbuatan Ia adalah
pengetahuan atau tindakan yang bebas dari kesalahan atau kekeliruan
Hikmah juga diartikan sebagai sesuatu yang bila
digunakandiperhatikan akan mendatangkan kemaslahatan dan
kemudahan yang besar atau lebih besar serta menghalangi
terjadinya mudharat atau kesulitan yang besar atau lebih besar
Makna ini ditarik dari kata hakamah yang berarti kendali karena
kendali menghalangi hewankendaraan mengarah ke arah yang tidak
diinginkan atau menjadi liar Memilih perbuatan yang terbaik dan
sesuai adalah perwujudan dari hikmah Memilih yang terbaik dan
sesuai dari dua hal yang buruk pun dinamai hikmah dan pelakunya
dinamai hakim (bijaksana) Siapa yang tepat dalam penilaiannya dan
dalam pengaturannya dialah yang wajar menyandang sifat ini atau
dengan kata lain dia yang hakim32
29
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 774-775
30Wahbah az-Zuhaili Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid 7
(Depok Gema Insani 2014) CetKe-I h 509 31
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 774-775
32M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 775
83
Kata (الموعظة) al-Mau`izhah terambil dari kata (وعظ) wa`azha
yang berarti nasihat Mau`izhah adalah uraian yang menyentuh hati
yang mengantar kepada kebaikan Demikian dikemukakan oleh
banyak ulama33
Hal ini juga dijelaskan dalam tafsir Fi Zhilalil
Qur`an yang menjelaskan bahwa Mau`izhah hasanah ldquonasihat yang
baikrdquo yang bisa menembus hati manusia dengan lembut dan diserap
oleh hati nurani dengan halus34
Sedang kata ( مجادله ) jadilhum terambil dari kata ( جدال) jidal
yang bermakna diskusi atau bukti-bukti yang mematahkan alasan
atau dalih mitra diskusi dan menjadikannya tidak dapat bertahan baik
yang dipaparkan itu diterima oleh semua orang maupun hanya oleh
mitra bicara Ditemukan di atas bahwa Mau`izhah hendaknya
disampaikan dengan hasanahbaik sedang perintah berjidal disifati
dengan kata (احسن) ahsan yang terbaik bukan sekedar baik
Keduanya berbeda dengan hikmah yang tidak disifati apapun Ini
berarti bahwa mau`izhah ada yang baik dan tidak baik sedang jidal
ada tiga macam yang baik yang terbaik dan yang buruk35
Adapun mau`izhah ia baru dapat mengena hati sasaran bila
ucapan yang disampaikan itu disertai dengan pengamalan dan
keteladanan dari yang menyampaikannya Inilah yang bersifat
hasanah Kalau tidak ia adalah yang buruk yang seharusnya
dihindari Di sisi lain karena mau`izhah biasanya bertujuan
33
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 775-776
34Sayyid Quthb Tafsir Fi Zhilalil Qur`an terj As`ad Yasin dkk (Jakarta Gema
Insani 2004) Cet Ke I h 44
35M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 775-776
84
mencegah sasaran dari sesuatu yang kurang baik dan ini dapat
mengundang emosi baik dari yang menyampaikan lebih-lebih yang
menerimanya mau`izhah adalah sangat perlu untuk mengingatkan
kebaikannya itu Sedang jidal terdiri dari tiga macam yang buruk
adalah yang disampaikan dengan kasar yang mengundang
kemarahan lawan serta yang menggunakan dalih-dalih yang tidak
benar Yang baik adalah yang disampaikan dengan sopan serta
menggunakan dalil-dalil atau dalih walau hanya diakui oleh lawan
tetapi yang terbaik adalah yang disampaikan dengan baik dengan
argumen yang benar lagi yang membungkam lawan36
Penyebutan urutan ketiga macam metode itu sungguh serasi
ia dimulai dengan hikmah yang dapat disampaikan tanpa syarat
disusul dengan mau`izhah dengan syarat hasanah karena memang ia
hanya terdiri dari dua macam dan yang ketiga adalah jidal yang
terdiri dari tiga macam buruk baik dan terbaik sedangkan yang
dianjurkan adalah yang terbaik Tidak dapat dipungkiri bahwa Al-
Qur`an demikian juga cara berdakwah Nabi Muhammad Saw
mengandung ketiga metode di atas Ia diterapkan kepada siapa pun
sesuai dengan kondisi masing-masing sasaran37
Dalam tafsir ini disebutkan bahwa setiap metode memiliki
karakteristik mad`unya masing-masing hanya saja sebagian ulama
tidak sepakat Sebagian ulama menyebutkan bahwa bisa saja ketiga
cara ini dipakai dalam satu situasisasaran di kali lain hanya dua cara
atau satu masing-masing sesuai dengan sasaran yang dihadapi Bisa
saja cendekiawan tertarik dengan mau`izhah dan tidak mustahil
36
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 776 37
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 777
85
orang awam memeroleh manfaat dari jidal dengan yang terbaik
Demikian Thabathaba`i salah seorang ulama yang menolak
penerapan metode dakwah terhadap tingkat kecerdasan sasaran38
b Penafsiran Menurut Buya Hamka
ldquoSerulah kepada jalan Tuhan engkau dengan kebijaksanaan dan
pengajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang
lebih baikrdquo (pangkal ayat 125 terjemah dari tafdir Al-Azhar)
Ayat ini mengandung ajaran kepada Rasul tentang cara
melancarkan dakwah atau seruan terhadap manusia agar mereka
berjalan di atas jalan Allah (Sabilillah) Sabilillah atau Shiracircth al
Mustaqicircm atau Ad-Dicircnu al-Haqqu agama yang benar Nabi Saw
memegang tampuk pimpinan dalam melakukan dakwah itu
Kepadanya ditentukan oleh Tuhan bahwa di dalam melakukan
dakwah hendaklah memakai tiga macam cara atau tiga tingkat cara
Pertama hikmah (kebijaksanaan) Yaitu dengan secara bijaksana
akal budi yang mulia dada yang lapang dan hati yang bersih menarik
perhatian orang kepada agama atau kepada kepercayaan terhadap
Tuhan Kata ldquohikmatrdquo kadang diartikan orang dengan filsafat
Padahal dia adalah inti yang lebih halus dari filsafat Filsafat hanya
dapat difahamkan oleh orang-orang yang telah terlatih fikirannya dan
tinggi pendapat logikanya Tetapi hikmat dapat menarik orang yang
belum maju kecerdasannya dan tidak dapat dibantah oleh orang yang
lebih pintar Kebijaksanaan itu bukan saja dengan ucapan mulut
melainkan termasuk juga tindakan dan sikap hidup Kadang-kadang
lebih berhikmat diam daripada berkata39
38
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 777
39Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321
86
Yang kedua adalah al-mau`izhatu al- hasanah yang kita
artikan pengajaran yang baik atau pesan-pesan yang baik yang
disampaikan sebagai nasihat Sebagai pendidikan dan tuntunan sejak
kecil Sebab itu termasuklah dalam bidang mau`izhatul hasanah
pendidikan ayah bunda dalam rumah tangga kepada anak-anaknya
sehingga menjadi contoh beragama di hadapan anak-anaknya
sehingga menjadi kehidupan mereka pula Termasuk juga pendidikan
dan pengajaran dalam perguruan-perguruan 40
Hal ini juga dijelaskan
dalam tafsir Al-Quran yang ditulis oleh Syaikh Abdurrahman
bahwasanya mau`izhah hasanah adalah metode dakwah dengam
memberikan pelajaran yang baik Yaitu dengan perintah dan
larangan anjuran dan ancaman serta belasan yang akan diterima oleh
manusia atas apa yang dilakukannya41
Yang ketiga adalah jacircdilhum bi al-llaticirc hiya ahsan bantahlah
mereka dengan cara yang lebih baik Kalau terpaksa timbul
perbantahan atau pertukaran fikiran yang di zaman kita disebut
polemik ayat ini menyuruh agar dalam hal yang demikian kalau
sudah tidak dapat dielakkan lagi pilihlah jalan yang sebaik-
baiknya42
Dalam tafsir al-Munir juga dijelaskan bahwa debatlah
dengan cara dan bentuk debat yang paling baik43
Diantaranya ialah
memperbedakan pokok soal yang tengah dibicarakan dengan
perasaan benci atau sayang kepada pribadi yang tengah diajak
berbantah Misalnya seseorang yang masih kufur belum mengerti
40
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322
41Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa`di Tafsir Al-Qur`an 4 terj M Iqbal dkk
(Jakarta Darul Haq 2017) Cet Ke-VI h 219
42Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322
43Wahbah az-Zuhaili Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid 7 h
509
87
ajaran Islam lalu dengan sesuka hatinya saja mengeluarkan celaan
kepada Islam karena bodohnya Orang ini wajib dibantah dengan
jalan yang sebaik-baiknya disadarkan dan diajak kepada jalan fikiran
yang benar sehingga dia menerima Tetapi kalau terlebih dahulu
hatinya disakitkan karena cara kita membantah yang salah mungkin
dia enggan menerima kebenaran meskipun hati kecilnya mengakui
karena hatinya telah disakitkan44
Di dalam tafsir al-Aisar menjelaskan bahwasanya dalam
melakukan metode jidal ini maka lakukanlah dengan cara terbaik
bantahlah mereka dengan cara yang baik tidak ada unsur celaan
ejekan dan sindiran buruk karena yang demikian itu lebih dapat
diterima45
Ketiga pokok cara melakukan dakwah ini hikmah mau`izhah
hasanah dan jacircdilhum billaicirci hiya ahsan amatlah diperlukan di
segala zaman Sebab dakwah atau ajakan dan seruan membawa umat
manusia kepada jalan yang benar itu sekali-kali bukanlah
propaganda meskipun propaganda itu sendiri kadang bagian dari alat
dakwah dakwah meyakinkan sedang propaganda itu memaksakan
Dakwah dengan jalan paksa tidaklah akan berhasil menundukkan
keyakinan orang Apatah lagi dalam hal agama Al-Qur`an sudah
menegaskan bahwa dalam hal agama sekali-kali tidak ada paksaan
Dan dalam ujung ayat ini dengan tegas Tuhan mengatakan bahwa
urusan memberi orang petunjuk atau menyesatkan orang adalah hak
Allah sendiri ldquoSesungguhnya Tuhan engkau Dialah yang lebih tahu
44
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322
45Syaikh Abu Bakar Jabir Al-JAzari Tafsir Al-Qur`an Al-Aisar terj MAzhari
Hatim dan Abdurrahim Mukti (Jakarta Darus Sunnah Press 2011) Cet Ke-II h 287
88
siapa yang sesat dari jalannya dan Dialah yang lebih tahu siapa
yang mendapat petunjukrdquo (ujung ayat 125)46
Demikianlah ayat ini telah dijadikan salah satu pedoman
perjuangan menegakkan Iman dan Islam ditengah-tengah berbagai
ragamnya masyarakat pada masa itu yang kedatangan Islam adalah
buat menarik dan membawa bukan mengusir dan mengenyahkan
orang Dan sampai sekarang ketiga pokok ini masih tetap terpakai
menurut perkembangan-perkembangan zaman yang modern47
Dari pembahsasan kedua mufassir ada beberapa metode
dakwah yang Allah sampaikan dan terangkum dalam surat an-Nahl
ayat 125 Disebutkan bahwa tiga metode dakwah itu ialah
1 Hikmah
2 Mau`izhah al-hasanah
3 Jacircdilhum bi al-lacircticirc hiya ahsan
Hikmah ialah berdialog dengan kata-kata yang bijak sesuai
kepandaian mereka Hikmah ialah yang paling utama dari segala
sesuatu baik pengetahuan maupun perbuatan juga diartikan sebagai
sesuatu yang bila digunakandiperhatikan akan mendatangkan
kemaslahatan dan kemudahan yang besar atau lebih besar serta
menghalangi terjadinya mudharat atau kesulitan yang besar atau
lebih besar48
Mau`izhah al-hasanah ialah uraian yang menyentuh
hati yang mengantar kepada kebaikan Dan jidal yang bermakna
diskusi atau bukti-bukti yang mematahkan alasan atau dalih mitra
diskusi dan menjadikannya tidak dapat bertahan baik yang
dipaparkan itu diterima oleh semua orang maupun hanya oleh mitra
46
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321-322
47Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 322
48M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 775
89
bicara Ini adalah tiga rangkaian metode yang dijelaskan oleh Quraish
Shihab Mau`izhah disifati dengan hasanah dan jidal dengan ahsan
Quraish Shihab menjelaskan bahwa mau`izhah ada yang baik dan
tidak baik sedangkan jidal ada yang buruk baik dan terbaik
Sedangkan Buya Hamka menyebutkan dalam tafsirnya Al-
Azhar bahwa hikmah (kebijaksanaan) yaitu dengan secara bijaksana
akal budi yang mulia dada yang lapang dan hati yang bersih menarik
perhatian orang kepada agama atau kepada kepercayaan terhadap
Tuhan49
al-mau`izhatul hasanah yang kita artikan pengajaran yang
baik atau pesan-pesan yang baik yang disampaikan sebagai nasihat
Sebagai pendidikan dan tuntunan sejak kecil Termasuk juga
pendidikan dan pengajaran dalam perguruan-perguruan jadilhum
billati hiya ahsan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik
Kalau terpaksa timbul perbantahan atau pertukaran fikiran yang di
zaman kita disebut polemik ayat ini menyuruh agar dalam hal yang
demikian kalau sudah tidak dapat dielakkan lagi pilihlah jalan yang
sebaik-baiknya50
Dalam surat an-Nahl ayat 125 menjelaskan tentang metode
dakwah yang meliputi Hikmah mau`izhah hasanah dan jidal Di sini
penulis akan membandingkan metode tersebut satu per-satu artinya
kedua mufasir memiliki pandangan masing-masing dalam
menjelaskan metode dakwah yang terdapat dalam surat an-Nahl ayat
125
Pertama dengan hikmah Quraish Shihab menjelaskan
hikmah ialah berdialog dengan kata-kata bijak sesuai dengan tingkat
49
Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321 50
Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322
90
kepandaian mereka51
yang dimaksud dengan mad`u metode ini ialah
golongan cendekiawan Sedangakan Buya Hamka menjelaskan
hikmah adalah dengan secara bijaksana akal budi yang mulia dada
yang lapang dan hati yang bersih menarik perhatian orang kepada
agama atau kepada kepercayaan terhadap Tuhan
Sekilas peneliti melihat bahwa dalam hal ini Buya Hamka
tidak mengkhususkan atau menjelaskan bahwa metode hikmah ini
untuk golongan cendekiawan sebagaimana yang disebutkan dalam
tafsir al-Misbah Hanya saja Buya Hamka menjelaskan dalam
tafsirnya bahwa hikmah dapat menarik orang yang belum maju
kecerdasannya dan tidak dapat dibantah oleh orang yang lebih
pintar52
Dan Buya Hamka juga tidak mengkhususkan kebijaksanaan
hanya dalam dialog Kebijaksanaan itu bukan saja dengan ucapan
mulut melainkan termasuk juga tindakan dan sikap hidup Kadang-
kadang lebih berhikmat diam daripada berkata53
Dalam metode ini penulis melihat adanya perbedaan kedua
mufasir dalam menjelaskan tentang mad`u dakwah dalam metode
hikmah Quraish Shihab menyebutkan bahwa terhadap cendekiawan
diperintahkan menyampaikan dakwah dengan hikmah sedangkan
Buya Hamka menyebutkan bahwa hikmah dapat menarik orang yang
belum mampu kecerdasannya dan tidak dapat dibantah oleh orang
yang lebih pintar Penulis melihat bahwa yang dimaksud Buya
Hamka ialah golongan awam dan golongan cendekiawan Artinya
Quraish Shihab dan Buya Hamka memiliki pandangan yang sama
bahwa metode hikmah ini cocok untuk golongan cendekiawan dan
51
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 774-775
52 Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321
53 Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321
91
Buya Hamka mennambahkan bahwa metode hikmah juga bisa
menarik golongan awam atau yang belum mampu kecerdasannya
Artinya seorang dai harus bijaksana dalam memilih metode dakwah
sesuai dengan mad`u yang dihadapi oleh dai Jadi bisa disimpulkan
bahwa hikmah tidak hanya khusus untuk golongan cendekiawan
Kebijaksanaan dalam menggunakan metode hikmah ini sangat
diperlukan seorang dai sehingga dakwah tidak membuat kelompok
mad`u merasa tertekan akan dakwah yang disampaikan Disebabkan
oleh dai tidak bisa melihat atau memilih metode yang sesuai ketika
berhadapan dengan suatu kelompok yang menyalahi syariat Karena
itulah diperlukan hikmah di sini yaitu sikap bijaksana Dan menurut
penulis untuk memiliki sikap bijaksana tidak serta merta bisa
dimiliki setiap orang Ia perlu diasah dan terus digali oleh seorang
dai Maka dari itu harus adanya segolongan umat yang khusus
melaksanakan dakwah yang sadar akan ilmu agama sebagaimana
dalam surat Ali Imran 104 Dan dibekali dengan wawasan
pengetahuan dalam dakwah
Kedua mau`izhah al-hasanah Quraish Shihab menjelaskan
bahwa mau`izhah adalah uraian yang menyentuh hati yang mengantar
kepada kebaikan Dalam hal ini ditujukan pada golongan awam
sebagaimana disebutkan dalam tafsir al-Misbah54
Sedangkan Buya
Hamka menjelaskan al-mau`izhatul hasanah adalah pengajaran yang
baik atau pesan-pesan yang baik yang disampaikan sebagai nasihat
Sebagai pendidikan dan tuntunan sejak kecil Termasuk juga
pendidikan dan pengajaran di perguruan-perguruan55
Dalam hal ini
penulis melihat adanya perbedaan yaitu Quraish Shihab menjelaskan
54
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 774-775
55Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322
92
dengan uraian yang menyentuh hati sedangkan Buya Hamka
menjelaskan dengan pengajaran atau pesan-pesan yang baik sebagai
nasihat Penulis melihat bahwasanya uraian yang menyentuh hati
disebutkan oleh Quraish Shihab karena metode ini ialah metode yang
ditujukan kepada golongan awam sehingga dibutuhkan uraian yang
menyentuh hati mereka sehingga mau mengikuti pesan-pesan
dakwah Karena golongan awam adalah orang yang bisa kita ajak
dengan cara menyentuh hatinya bukan akalnya
Sedangkan Buya Hamka menyebutkan pada pengajaran dan
pendidikan seperti pendidikan ayah dan bunda dalam rumah tangga
kepada anak-anaknya Jika demikian maka pendidikan tidak hanya di
rumah maka pendidikan disekolah kampus dan lain sebagainya
adalah masuk dalam kategori dakwah mau`izha hasanah jika dilihat
dari tafsir al-Azhar Artinya Buya Hamka memandang metode
mau`izhah hasanah metode yang di pakai dalam pengajaran dan
pendidikan sehingga apa yang disampaikan bisa membuat sasaran
dalam pengajaran dan pendidikan itu mau mengikuti nasihat baik
yang disampaikan Hemat penulis tujuan kedua mufasir sama yaitu
menyampaikan nasihat dengan perkataan yang baik kepada mereka
yang sedang mencari atau membutuhkan pesan-pesan dakwah baik
yang disampaikan di perguruan-perguruan atau nasihat langsung
kepada orang awam
Ketiga jidal Quraish Shihab menjelaskan bahwa jidal ialah
diskusi atau bukti-bukti yang mematahkan alasan atau dalih mitra
diskusi dan menjadikannya tidak dapat bertahan baik yang
dipaparkan itu diterima oleh semua orang maupun hanya oleh mitra
bicara Dalam hal ini ditujuakan kepada ahl al-kitab atau non-
93
muslim56
Sedangkan Buya Hamka menjelaskan bahwa jidal ialah
membantahbantahlah mereka dengan cara yang lebih baik Kalau
terpaksa timbul perbantahan atau pertukaran fikiran yang di zaman
kita disebut polemik ayat ini menyuruh agar dalam hal yang
demikian kalau sudah tidak dapat dielakkan lagi pilihlah jalan yang
sebaik-baiknya57
Dan Buya Hamka tidak menjelaskan siapa yang
menjadi mitra bicara dalam jidal Sekilas penulis melihat bahwa
maksud yang ingin disampaikan mufasir sama yaitu pertukaran
pendapat Hanya saja penulis melihat dalam penafsiran al-Misbah
Quraish Shihab menyebutkan dengan diskusi atau bukti-bukti yang
mematahkan alasan mitra diskusi Sedangkan Buya Hamka
menjelaskan langsung pada kata ldquobantahlahrdquo tanpa menyebutkan
dalam diskusi atau hal lainnya
Dari segi bahasa terlihat bahwa Quraish Shihab lebih berhati-
hati dalam menjelaskan yaitu dengan kata diskusi yang bisa kita lihat
saat ini bahwa diskusi itu lebih fokus untuk bertukar pikiran dalam
membicarakan suatu masalah Sedangkan debat ialah pembahasan
atau pertukaran pendapat mengenai suatu hal dengan saling memberi
alasan untuk mempertahankan pendapat masing-masing58
Sedangkan
Buya Hamka menjelaskan dengan ldquobantahlah jika terpaksardquo Artinya
Buya Hamka mengingatkan bahwa boleh membantah dengan syarat
terpaksa Jika keadaan tidak memaksa maka penulis menyimpulkan
bahwa tidak seharusnya membantah karena jika tidak bisa memilih
jalan terbaik maka akan bisa menyakiti pihak yang dibantah Dan jika
terpaksa membantah maka pilihlah jalan yang terbaik Dalam tafsir
56
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 775-776
57Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322
58Kamus Besar Bahasa Indonesia (Aplikasi)
94
al-Munir dijelaskan bahwa bentuk debat yang paling baik yaitu
dengan cara lemah lembut santun lebih memilih bantahan dengan
yang paling mudah dan komunikatif dalil-dalil yang paling tepat dan
kuat serta premis yang popular dan familiar59
Menurut hemat
penulis debat harus dilakukan dengan cara terbaik dengan tidak
menyakiti pihak lawan serta bantahlah jika terpaksa dilakukan untuk
mematahkan pendapat pihak lawan
Berdebat dengan cara yang baik inilah yang akan meredakan
keangkuhan yang sensitif itu Orang yang diajak berdebat itu pun
akan merasakan bahwa dirinya dihormati dan dihargai Seorang dai
tidak diperintahkan kecuali mengungkapkan hakikat yang sebenarnya
dan memberikan petunjuk di jalan Allahjadi bukan untuk membela
dirinya mempertahankan pendapatnya atau mengalahkan pendapat
orang lain60
C Surat Thacirchacirc 43-44
Surah ini terdiri dari 135 ayat dinamakan Thacirchacirc yang diambil
dari perkataan dari ayat pertama surat ini Ayat-ayat dalam surah ini
kesemuanya turun sebelum Nabi Muhammad berhijrah ke Madinah
dengan kata lain keseluruhan ayat ini ayat-ayatnya Makkiyah
Demikian pendapat mayoritas pakar Al-Qur`an Ada juga yang
mengecualikan ayat 130 dan 131 tetapi pendapat ini dilemahkan oleh
banyak ulama Ada juga yang menamai surah ini al-kalim yakni
mitra bicara Mitra bicara yang dimaksud adalah Nabi Musa as yang
menerima wahyu dan mendengar firman-firman Allah secara
langsung tanpa perantara malaikat Memang dalam surah ini cukup
banyak uraian tentang Nabi Musa as antara lain tentang firman
59
Wahbah az-Zuhaili Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid 7 h
509 60
Sayid Quthb Tafsir Fi Zhilalil Qur`an terj As`ad Yasin dkk H 45
95
Allah yang beliau terima dalam perjalanan bersama keluarganya dari
Madyan menuju ke Mesir61
ldquoPergilah kamu berdua kepada Firaun Sesungguhnya Dia
telah melampaui batas Maka berbicaralah kamu berdua
kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut Mudah-
mudahan ia ingat atau takutrdquo (QSThaahaa [20]43-44)
a Penafsiran Quraish Shihab
Dalam tafsir al-Misbah Quraish Shihab menjelaskan bahwa
Allah memerintahkan kepada Musa ldquoPergilah kamu berdua kepada
Fir`aun penguasa tirani itu dengan berbekal mukjizat-mukjizat yang
telah ku anugerahkan kepadamu karena sesungguhnya ia telah
melampaui batas dalam kedurhakaan Maka berbicaralah kamu
berdua kepadanya dengan lemah lembut yakni ajaklah ia beriman
dan serulah ia kepada kebenaran dengan cara yang tidak mengundang
antipati atau amarahnya mudah-mudahan yakni agar supaya ia
ingat akan kebesaran Allah dan kelemahan makhluk sehingga ia
terus-menerus kagum kepada Allah dan taat secara penuh kepadanya
atau paling tidak ia terus menerus takut kepadanya akibat
kedurhakaannya kepada Allahrdquo62
Firman Allah ( اه قولا لينلفقولا ) fa qula lahu qaulan
layyinanMaka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-
kata yang lemah lembut menjadi dasar tentang perlunya sikap
61
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 7 h543-544 62
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 7 h 593
96
bijaksana dalam berdakwah yang antara lain ditandai dengan ucapan-
ucapan sopan yang tidak menyakitkan hati sasaran dakwah Karena
Fir`aun saja yang sedemikian durhaka masih juga harus dihadapi
dengan lemah lembut63
Hal demikian juga dijelaskan dalam tafsir al-
Wasith bahwa dalam melakukan dakwah ucapkanlah kata-kata yang
lembut dan santun tanpa ada kekasaran padanya mudah-mudahan dia
menyadari hakikat yang sebenarnya atau takut kepada Tuhannya
Ungkapan yang lembut dan santun merupakan sikap Rasul dai yang
sukses agar Fir`aun dan orang-orang semisalnya tidak lari dari
dakwah64
Memang dakwah pada dasarnya adalah ajakan lemah lembut
Dakwah adalah upaya menyampaikan hidayah Kata (هداية) hidayah
yang terdiri dari huruf ha dal dan ya maknanya antara lain adalah
menyampaikan sesuatu dengan lemah lembut Dari sini lahir kata
hidayah yang merupakan penyampaian sesuatu dengan lemah lembut
guna menunjukkan simpati Ini tentu saja bukan berarti bahwa juru
dakwah tidak melakukan kritik hanya saja itu pun harus disampaikan
dengan tepat bukan saja pada kandungannya tetapi juga waktu dan
tempatnya serta susunan kata-katanya yakni tidak dengan memaki
atau memojokkan Di tempat lain Allah mengajarkan Nabi Musa as
redaksi kalimat yang hendaknya belaiu sampaikan kepada Fir`aun
yaitu65
63
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol7 h 594-595 64
Wahbah az-Zuhaili Tafsir Al-Wasith terj Muhtadi dkk (Depok Gema Insani
2013) Cet Ke-I h 529
65M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol7 h 594-595
97
ldquoDan Katakanlah (kepada Firaun) Adakah keinginan
bagimu untuk membersihkan diri (dari kesesatan) Dan kamu
akan kupimpin ke jalan Tuhanmu agar supaya kamu takut
kepada-Nya (QS An-Nazi`at [79]18-19)
Kata ( لعل) ldquola`allardquo biasa diterjemahkan mudah-mudahan
yang mengandung harapan terjadinya sesuatu Tentu saja yang
mengharap di sini bukan Allah Swt karena harapan tidak sesuai
dengan kebesaran dan keluasan ilmu-Nya Oleh sebab itu ada ulama
yang memahami kata ini dalam arti agar supaya atau bahwa harapan
yang dikandung oleh kata itu terarah kepada manusia Dalam
konteks ini adalah Nabi Musa as yakni ldquowahai Musa dan Harun
sampaikanlah tuntunan Allah kepada Fir`aun sambil menanamkan
dalam hati kamu harapan dan optimisme kiranya penyampaianmu
bermanfaat baginya66
Tafsir al-Maragi yang ditulis oleh Syaikh al-Maragi
menjelaskan kata la`alla (mudah-mudahan) dalam ayat ini
menunjukkan harapan tercapainya maksud sesudah kata itu Yakni
menjalankan risalah mengerjakan apa yang Allah serukan serta
berharap agar pekerjaan yang dilakukan dapat berbuah dan tidak
gagal Berusaha sesuai kemampuan dan berjuang sampai puncaknya
dengan harapan agar pekerjaan yang dilakukan bisa mendatangkan
keberhasilan kemenangan dan juga keuntungan67
Seorang dai yang sejak awal telah berputus asa untuk
menyampaikan hidayah kepada seseorang dia tidak akan
menyampaikan dakwah dengan kehangatan dan tidak gigih dalam
penolakan seseorang68
66
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 7 h 595 67
Ahmad Al-Mustafa Al-Maragi Tafsir Al-Maragi Juz XVI terj Mustafa Al-Babi
Al-Halabi (Semarang Toha Putra 1993) Cet Ke-II h 204-205
68Sayid Quthb Tafsir Fi Zilalil Qur`an terj As`ad Yasin h 329
98
Perintah Allah ini menunjukkan bahwa manusia hendaknya
selalu berusaha dan tidak mengandalkan takdir semata-mata Allah
telah mengetahui penolakan Fir`aun terhadap ajakan Nabi Musa as
kendati demikian yang maha kuasa tetap memerintahkan Nabinya
untuk menyampaikan ajakan Ini Karena Allah tidak menjatuhkan
sanksi dan ganjaran berdasar pengetahuannya yang azali tetapi
berdasar pengetahuan serta kenyataan yang terjadi dalam pentas
kehidupan dunia ini Di sisi lain perintah tersebut bila telah
dilaksanakan dan ditolak maka penolakan itu akan menjadi bukti
yang memberatkan sasaran dakwah karena jika tidak ada ajakan
boleh jadi hari kemudian kelak mereka akan berkata ldquokami tidak
mengetahui tuntunan mu karena tidak ada yang pernah
menyampaikan kepada kamirdquo69
Firman Allah (لعله يتذكر أو يخشي) la`allahucirc yatadzakkaru aww
yakhsyacircmudah-mudahan ia ingat atau takut dengan pengertian yang
dikemukakan di atas mengisyaratkan bahwa peringkat zikir terus
menerus yang mengantar pada kehadiran Allah dalam hati dan
kekaguman kepadanya merupakan peringkat yang lebih tinggi
daripada peringkat takut Ini karena kekaguman menghasilkan cinta
dan cinta memberi tanpa batas serta menerima apapun dari yang
dicintai sedang rasa takut tidak menghasilkan kekaguman bahkan
boleh jadi antipati70
69
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 7 h 595-596 70
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 7 h 596
99
b Penafsiran Buya Hamka
Dalam penafsiran ini Buya Hamka memulai dengan
menjelaskan sikap Fir`aun yang melampaui batas Sesungguhnya
Fir`aun itu sudah keterlaluan Dia telah melampaui dari garis-garis
dan batas-batas yang mesti disadarinya sebagai manusia Bahkan dia
telah hendak melonjak merasakan dirinya sebagai Tuhan Mentang-
mentang Allah menganugerahkan kekuasaan kepadanya memerintah
negeri dia lupa bahwa kekuasaan itu adalah anugerah dari Allah
Disangkanya kepunyaan sendiri lalu berbuatlah dia sesuka hatinya
dengan kekuasaan itu Lupa dia bahwa tenaganya sebagai insan
adalah terbatas Lupa dia bahwa kekuasaan itu diterimanya sebagai
warisan dari nenek moyangnya dan kelak pasti akan datang
waktunya mau ataupun tidak mau kekuasaan itu akan diturunkannya
lagi kepada penggantinya baik karena mati atau karena tua Sebab itu
dia telah melampaui71
Kalimat Thacircghacirc yang kita artikan melampau ialah
melampaui batas yang tidak boleh dilaluinya Kalimat ini adalah satu
rumpun dengan beberapa kalimat yang lain biasa terpakai untuk
menunjukkan kesewenang-wenangan Seorang Raja atau kepala
negara yang berlaku terhadap rakyatnya menurut kehendaknya
sendiri saja dengan tidak memperdulikan undang-undang di-namai
Thacircghiyah Kemudian daripada itu segala persembahan selain
kepada Allah misalnya memuja sesama manusia menuhankan
seseorang yang dianggap amat suci maka persembahan musyrik itu
dinamai taghucirct Lantaran itu maka kalimat thacircghacirc thacircgiyah dan
thacircghucirct adalah mengandung satu arti belaka yaitu segala sikap
melampui batas yang ditentukan oleh ilahi kepada hambanya Dan
71
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159
100
hamba bertindak sendiri di luar hukum Tuhan Begitulah Allah
menunjukkan sifat Fir`aun kepada Musa dan Harun dalam ayat 43 ini
Untuk menghadapi sikap Fir`aun yang sombong melampaui batas
itulah Tuhan memberikan tuntutan kepada kedua utusannya Musa
dan Harun72
Setelah Tuhan berfirman menyatakan kesombongan Fir`aun
bahwa dia itu dalam pemerintahannya terlalu berlaku melampaui
batas kebenaran dan keadilan maka tuhan memberi ingat kepada
utusannya ini
ldquoMaka katakanlah olehmu berdua kepadanya kata-kata yang lemah-
lembutrdquo (pangkal ayat 44 terjemah dari tafsir Al-Azhar)
Di dalam pangkal ayat 44 Tuhan telah memberikan petunjuk
dan arahan yang penting dalam memulai dakwah kepada orang yang
telah sangat melampaui batas itu Dalam permulaan berhadap-
hadapan kepada orang seperti itu janganlah langsung dilakukan sikap
yang keras melainkan hendaklah mulai dengan mengatakan sikap
yang lemah lembut perkataan yang penuh kedamaian Sebab kalau
dari permulaan konfrontasi (berhadap muka dengan muka) si
pendakwah telah melakukan amar ma`rucircf nahyi munkar dengan
secara kasar blak-blakan tidaklah akan tercapai apa yang
dimaksud73
Dijelaskan dalam tafsir Al-Qur`an Syaikh Abdurrahman
bahwasanya kata-kata yang lemah lembut ialah perkataan yang enak
didengar lunak dengan kelembutan persuasif etika dalam tutur
72Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159
73Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159
101
kata tanpa ada unsur kekejian pamer kekuatan kekerasan dalam
perkataan dan juga tindakan74
Meskipun di dalam ilmu Allah Ta`ala sendiri pasti sudah
diketahui bahwa Fir`aun itu sampai saat terakhir tidak akan mengaku
tunduk tetapi Tuhan telah memberikan tuntunan kepada Rasulnya
ataupun kepada siapa saja yang berjuang melanjutkan rencana Nabi-
nabi bahwa pada langkah yang pertama janganlah mengambil sikap
menantang Mulailah dengan kata yang lemah-lembut ldquoMudah-
mudahan ingatlah dia ataupun takutrdquo (ujung ayat 44 terjemah tafsir
al-Azhar)75
Menurut Buya Hamka setiap sudut jiwa manusia yang mana
jua orangnya senantiasa masih tersimpan maksud yang baik dan
fikirannya yang sehat Misalnya ataupun pejabat tinggi sebuah
negara akan merasa prestisenya atau gengsinya akan tersinggung
walaupun betapa besar salahnya kalau dia ditegur dengan kasar atau
dikritik di muka umum Musa dan Harun disuruh terlebih dahulu
mengambil langkah berlemah lembut guna menyadarkan dan
menginsafkan Fir`aun itu adalah manusia dan Fir`aun itu adalah
seorang Raja yang dijunjung tinggi diangkat martabatnya oleh orang
besar-besar yang mengelilinginya jarang yang membantah katanya
walaupun secara lemah lembut Karena orang yang disekitarnya itu
merasa berhutang budi kepada rajanya Mereka merasa tidak ada arti
apa-apa diri mereka itu kalau tidak raja yang menaikkan pangkatnya
dan memberinya gelar-gelar dan kehormatan Maka kalau raja itu
atau Fir`aun itu telah duduk seorang diri hati nuraninya akan berkata
74
Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa`di Tafsir Al-Qur`an 4 terj M Iqbal dkk
h 496
75
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159
102
tentang dirinya yang sebenarnya Hati nurani itulah yang akan
diketuk dengan sikap yang lemah lembut76
Begitu juga yang dijelaskan dalam tafsir al-Maraghi
bahwasanya dalam menyampaikan dakwah kepada Fir`aun atau
seorang penguasa maka mulailah dengan pembicaraan yang lemah
lembut agar lebih dapat menyentuh hati dan lebih dapat menariknya
untuk menerima dakwah Sebab dengan perkataan yang lemah
lembut hati orang-orang yang durhaka akan menjadi halus dan
kekuatan orang-orang yang sombong akan hancur77
Lagi pula telah diketahui dalam rangkaian Qishash Fir`aun
dengan Musa itu bahwa Musa pernah jadi anak angkat Beliau Harun
pun pernah dianggap anak Bani Israil yang dekat ke Istana Masih
diharapkan mudah-mudahan dengan kata yang lemah-lembut Fir`aun
akan sadar lalu ingat bahwa selama hidup dia pasti akan mati selama
muda dia pasti akan tua selama sehat dia pasti akan sakit Betapapun
kuat sehat badan manusia namun kekuatannya itu terbatas Inilah
yang harus diingatnya Ataupun dia takut akan azab siksa Allah yang
betapa pun tidaklah dia akan kuasa mengelakkan Itulah siasat yang
dianjurkan Allah kepada Musa dan Harun sebagai langkah pertama
dalam menghadapi Fir`aun78
Allah menjelaskan dalam ayat ini salah satu metode dalam
dakwah yaitu dengan perkataan yang lemah lembut terhadap orang
yang sudah melampaui batas Quraish Shihab menjelaskan dalam
tafsirnya bahwa ( ناه قولا ليلفقولا ) fa qucirclacirc lahucirc qaulan layyinanMaka
berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah
76Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 160
77Ahmad Mustafa Al-Maragi Tafsir Al-Maragi Juz XVI terj Mustafa Al-Babi Al-
Halabi (Semarang Toha Putra 1993) Cet Ke-II h 203-204
78
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 160
103
lembut menjadi dasar tentang perlunya sikap bijaksana dalam
berdakwah yang antara lain ditandai dengan ucapan-ucapan sopan
yang tidak menyakitkan hati sasaran dakwah79
Sedangkan Buya
Hamka menjelaskan bahwa Tuhan telah memberikan petunjuk dan
arahan yang penting dalam memulai dakwah kepada orang yang telah
sangat melampaui batas itu Dalam permulaan berhadap-hadapan
kepada orang seperti itu janganlah langsung dilakukan sikap yang
keras melainkan hendaklah mulai dengan mengatakan sikap yang
lemah lembut perkataan yang penuh kedamaian80
Dijelaskan juga
dalam tafsir al-Munir bahwa Qaulan layyinan ialah kata-kata yang
lemah lembut dan jauh dari sikap keras dan kasar81
Pada ayat 43-44 surat Thacirchacirc Quraish Shihab menjelaskan
bahwa fa qucirclacirc lahucirc qaulan layyinanMaka berbicaralah kamu berdua
kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut menjadi dasar
tentang perlunya sikap bijaksana dalam berdakwah yang antara lain
ditandai dengan ucapan-ucapan sopan yang tidak menyakitkan hati
sasaran dakwah Sedangkan Buya Hamka menjelaskan bahwa Tuhan
telah memberikan petunjuk dan arahan yang penting dalam memulai
dakwah kepada orang yang telah sangat melampaui batas Dalam
permulaan berhadap-hadapan kepada orang seperti itu janganlah
langsung dilakukan sikap yang keras melainkan hendaklah mulai
dengan mengatakan sikap yang lemah lembut perkataan yang penuh
kedamaian
79
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol7 h 594-595 80
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159
81 Wahbah az-Zuhaili Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid 8 h
478
104
Sekilas peneliti melihat bahwa penafsiran kedua mufasir
tidak jauh berbeda yakni berdakwah dengan lemah lembut terutama
dalam menghadapi orang yang telah melampaui batas sebagaimana
maksud dari ayat ini Hanya saja penulis melihat bahwa Quraish
Shihab mengedepankan sikap bijaksana dan menjelaskan maksud
lemah lembut dengan ucapan yang sopan dan tidak menyakitkan hati
lawan sedangkan Buya Hamka menjelaskan bahwa makna lemah
lembut di sini ialah perkataan penuh kedamaian Artinya untuk
menghadapi orang yang melampaui batas maka seorang dai harus
bijak dalam menguraikan kata-kata yang sopan penuh kedamaian dan
yang pasti tidak menyakitkan hati lawan Dalam metode dakwah ini
bisa dilihat bahwa qaulan layyinan yang dimaksud ditujukan kepada
manusia yang sangat melampui batas kedurhakaan kepada Allah Jika
dengan manusia yang sedemikian durhaka Allah memerintahkan
dakwah dengan lemah lembut apalagi dengan manusia yang tidak
melampaui batas yang masih dalam batas kewajaran manusia
Kata-kata lembut tidak akan membuat orang bangga dengan
dosanya tidak membangkitkan kesombongan palsu yang menggelora
di dada para tiran Kata-kata lembut berfungsi untuk menghidupkan
hati sehingga ia menjadi sadar dan takut akan dampak dari tirani
mereka82
Hal ini juga dijelaskan dalam tafsir Muyassar bahwa
dengan tutur kata yang lembut dan baik dakwah bisa diterima
Karena kewajiban para dai adalah bersikap lemah lembut dalam
menyampaikan dakwah83
82
Sayid Quthb Tafsir Fi Zhilalil Qur`an terj As`ad Yasin h 329
83`Aidh al-Qarni Tafsir Muyassar 2 terj Tim Qisthi Press (Jakarta Timur Qisthi
Press 2008) Cetke-I h 615
105
D Implementasi Terhadap Dakwah Saat Ini
Implementasi adalah penerapan dari metode atau ayat yang
telah dibahas dalam dakwah saat ini di Indonesia Secara garis besar
dari ketiga ayat yang telah dijelaskan di atas bisa kita simpulkan
bahwa adanya kewajiban atau keharusan berdakwah yang
disampaikan dalam surat Ali Imran ayat 104 an-Nahl 125
menjelaskan tentang tiga metode dakwah yang diajarkan kepada
Nabi Muhammad Saw dan pada surat Thacirchacirc 43-44 menjelaskan
tentang metode dakwah atau cara mengingatkan kepada seseorang
yang telah melampaui batas atau kedurhakaan kepada Allah Artinya
keharusan berdakwah yang disampaikan tidak semata-mata tanpa
tujuan dan tuntunan dari Allah Oleh karena itu para dai tidak perlu
khawatir ketika melakukan dakwah karena Allah telah memberikan
petunjuk dan ajaran melalui Al-Qur`an yang telah dilakukan oleh
para Nabi dan Rasul terdahulu Sehingga semua kisah yang
dijelaskan bisa menjadi referensi bagi pada pelaku dakwah untuk bisa
melaksanakan dakwah yang telah diperintahkan
1 Lembaga atau kelompok dakwah yang khusus melaksanakan
kegiatan dakwah
Jika dilihat pada saat ini sudah banyak sekali lembaga dakwah
atau sekelompok masyarakat yang melaksanakan kegiatan dakwah
sesuai dengan tujuan masing-masing kelompok dakwah Setiap
kelompok dakwah mampu masuk kedalam lorong masyarakat
menyampaikan pesan dakwah melalui media yang digunakan agar
pesan itu bisa tersampaikan
Organisasi sebagai perkumpulan manusia yang ingin bekerja
sama dan terikat dengan aturan yang disepakati lebih memungkinkan
untuk dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan besar dan berdampak
106
luas Dakwah sebagai pekerjaan besar dan penting sangat tepat
dilakukan melalui organisasi untuk memperoleh hasil yang
memuaskan
Adapun lembaga atau kelompok dakwah yang berkembang di
Indonesia saat ini diantaranya yaitu
1 Muhammadiyah
Muhammadiyah didirikan di Yogyakarta 18 November 1912
atau bertepatan dengan 8 Zulhijjah 1330 H oleh Kiai Haji Ahmad
Dahlan Latar belakang berdirinya organisasi ini antara lain ingin
membangun umat Islam yang sangat tertinggal dalam berbagai
aspek dan dominasi serta himpitan dari colonial belanda Ahmad
Dahlah menginginkan kaum Muslimin memiliki kebanggan
dalam beragama Sementara pada waktu itu umat Islam dalam
keterbelakangan kebodohan dan kemiskinan Pada sisi lain umat
Islam yang terpelajar malu menunjukkan identitas
keislamannya84
Muhammadiyah mengatakan masalah dakwah merupakan hal
yang sangat pokok Maksud dan tujuan pendirian persyarikatan
tersebut ialah untuk menegakkan dan menjunjung tinggi agama
Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-
benarnya Bahwa harus diakui Muhammadiyah telah berkiprah
dengan sangat baik dalam harakah dakwah maupun dalam
merumuskan konsep dakwah Dari sisi harokah maupun dalam
merumuskan konsep dakwah Dari sisi harakah Muhammadiyah
telah membangun pendidikan dari tingkat taman kanak-kanak
84
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 176
107
hingga perguruan tinggi Selain itu juga memiliki amal usaha
seperti panti asuhan rumah jompo rumah sakit dan lain-lain85
Adapun upaya Muhammadiyah untuk menyebarkan ajaran
Islam dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu86
Pertama menyelenggarakan sekolah sendiri yang mengajarkan
ilmu umum seperti sekolaj lain ditambah dengan ilmu agama
Islam Berbeda dengan pengajaran agama islam yang secara
umum berlangsung pada waktu itu Muhammadiyah
mengembangkan sistem sekolah yang diyakini sebagai suatu hal
yang efektif dan efisien dalam pengajaran agama Islam
Dinamika dan perubahan yang terjadi dalam masyarakat pribumi
perlu diantisipasi dengan mengajarkan ilmu agama Islam dan
ilmu umum secara bersama-sama kepada murid sekolah
Muhammadiyah
Kedua mengadakan kursus agama Islam dan propaganda dalam
bentuk pertemuan-pertemuan informal sebagai kelanjutan dari
kegiatan kelompok pengajian yang telah dirintis oleh Ahmad
Dahlan sebelumnya Setelah dilakukan propaganda para hadirin
dianjurkan untuk membentuk perkumpulan dan mengadakan
pertemuan rutin untuk mempelajari agama Islam
Ketiga mendirikan memelihara membantu penyelenggaraan
tempat berkumpul dan masjid yang dipergunakan untuk berbagai
kegiatan yang berhubungan dengan agama Islam Jika di suatu
lingkungan anggota Muhammadiyah belum terdapat masjid
Muhammadiyah berusaha mendirikan masjid atau tempat sejenis
85
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 176 86 Syarifuddin Jurdi dkk 1 Abad Muhammadiyah (Jakarta PT Kompas Media
Nusantara 2010) Cet Ke-I h 40-45
108
seperti Surau Musala atau langgar Apabila suatu lingkungan
sudah terdapat masjid Muhammadiyah membantu memelihara
dan mengaktifkan salat berjamaah dan pengajaran agama Islam
Usaha yang dilakukan ini telah mendorong orang untuk
memberikan bantuan dana termasuk juga mewakafkan tanah
mereka
Keempat Muhammadiyah melakukan penyebaran pengajaran
agama Islam melalui tulisan sesuai dengan perkembangan dalam
bidang pendidikan dan penerbitan Muhammadiyah mencetak
selebaran yang berisi doa sehari-hari jadwal salat jadwal puasa
Ramadan dan masalah agama yang lain Muhammadiyah juga
menerbitkan buku yang berhubungan dengan agama Islam
Buku-buku yang diterbitkan meliputi masalah fikih akidah
tajwid dan hadis Selain buku pengetahuan Islam tingkat dasar
Muhammadiyah juga menerbitkan terjemahan buku untuk
pengajian tingkat lanjut bagi orang tua
Keseluruhan kegiatan yang dilakukan Muhammadiyah dalam
penyebaran ajaran agam Islam merupakan dasar pembentukan
berbagai bagian dalam struktur organisasi Muhammadiyah pada
masa selanjutnya Penyelenggaraan sekolah merupakan dasar dari
bagian sekolahan sementara penyelenggaraan propaganda
(penyebarluasan) dan kursus sebagai dasar pembentukan bagian
Tablig Upaya Muhammadiyah mendirikan memelihara dan
membantu penyelenggaraan masjid dan tempat berkumpul
menjadi dasar pembentukan urusan pembangunan gedung dan
pengadaan perlengkapan yang dikenal sebagai bagian Yayasan
109
Sementara usaha penerbitan yang dilakukan merupakan dasar
pembentukan bagian Taman Pustaka87
Bisa disimpulkan bahwa Muhammadiyah sangat aktif dalam
melakukan gerakan dakwah baik dakwah bil lisan Bil Qolam dan
Bil hal Muhammadiyah mampu memasuki ruang-ruang dan
kekosongan dakwah sehingga mampu diaktifkan oleh
Muhammadiyah dan diterima oleh masyarakat Jika dihubungkan
dengan ayat metode dakwa yang dibahas maka Muhammadiyah
telah mengamalkan apa yang disampaikan dalam ayat dakwah
tersebut Hal ini sesuai dengan tujuan dibentuknya
Muhammadiyah yaitu untuk melepaskan agama Islam dari adat
kebiasaan jelek yang tidak berdasarkan Al-Qur`an dan Hadis
2 Nahdlatul Ulama (NU)
Organisasi ini didirikan 31 Januari 1926 di Kota Surabaya
Jawa Timur Dua tokoh utama pemebntukan NU yaitu KH
Hasyim Asy`arid an KH Wahab Hasbullah Latar belakang
berdirinya NU dimulai dari kegiatan diskusi Taswirul afkar
(potret pemikiran) yang dibentuk oleh KH Abdul Wahab
Hasbullah dan KH mas Mansur Dari kegiatan diskusi taswirul
Afkar inilah kemudian dibentuk organisasi yang diberi nama
Jam`iyyah Nahdlatul Watahan (Perkumpulan Kebangkitan Tanah
Air) Organisasi tersebut bertujuan untuk memperluas dan
mempertinggi mutu pendidikan madrasah88
Kelahiran NU diwarnai oleh ketegangan di kalangan umat
Islam Indonesia sendiri konsep-konsep yang berbeda dalam
87
Syarifuddin Jurdi dkk 1 Abad Muhammadiyah (Jakarta PT Kompas Media
Nusantara 2010) Cet Ke-I h 46
88 Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 177
110
menafsirkan ajaran Islam yang tercermin dalam praktik agama
Islam menciptakan dikotomi tertentu di kalangan umat Islam
Indonesia pada waktu itu89
NU menetapkan bahwa organisasi ini ditujukan untuk ulama
demi kemajuan dan kepentingan kesejahteraan masyarakat Islam
Untuk mencapai tujuan itu NU membuat usaha-usaha berikut90
a Memperbaiki hubungan antar ulama yang mengikuti salah
satu dari empat mazhab
b Memastikan apakah kitab-kitab sebelumnya yang digunakan
dalam mengajar adalah kitab yang mengandung ajaran-ajaran
Ahlussunnah wal jamaah ataukah ajaran-ajaran ahli bid`ah
c Melakukan upaya untuk meningkatkan sekolah-sekolah Islam
d Terus mempertahankan masjid-masjid surau-surau dan
pesantren-pesantren mengurus anak yatim serta orang-orang
miskin
e Mendirikan organisasi-organisasi yang berfungsi untuk
mengembangkan pertanian-pertanian dan perdagangan serta
mendirikan perusahaan yang tidak dilarang ajaran Islam
f Mempertahankan Ahlussunnah wal jamaah Aswaja adalah
konsep agama yang dianut oleh NU Konsep ini pertama
kalinya dinyatakan oleh pendiri NU di Surabaya Aswaja pada
umumnya berarti pengikut Nabi Muhammad Saw dengan
menyatakan diri sebagai para pengikut tradisi Nabi dan ijma
secara eksplisit kyai-kyai berbeda pandangan dari kaum
89
Phil Gustiana Isya Marjani Wajah Toleransi NU terj Iwan Febrianto (Jakarta
PT Semesta Rakyat Merdeka 2012) Cetke-I h 31
90 Phil Gustiana Isya Marjani Wajah Toleransi NU terj Iwan Febrianto (Jakarta
PT Semesta Rakyat Merdeka 2012) Cetke-I h 40
111
modernis yang hanya mengakui untuk mengikuti Al-Qur`an
dan hadis serta menolak ijma`
3 Al-Washliyah
Al-Washliyah adalah sebuah organisasi yang bergerak dalam
bidang sosial keagamaan di Indonesia Organisasi ini didirikan di
Medan Sumatera Utara pada 30 November 1930 bertepatan
dengan 9 Rajab 1439 H Al-Wasliyah didirikan atas inisiatif
sekelompok siswa Maktab Islamiyah Tapanuli Medan yang
tergabung dalam kelompok diskusi yang diberi nama Debating
Club Kelompok ini di dalam setiap diskusi selain membahas
pelajaran-pelajaran sekolah juga membahas masalah-masalah
sosial kemasyarakatn Kemudian memutuskan untuk mendirikan
suatu organisasi yang dapat menampung dan melaksanakan cita-
cita yang mereka diskusikan selama ini
Tujuan utama mendirikan organisasi Jam`iyatul Washliyah
adalah untuk mempersatukan umat yang terpecah belah dan
berbeda pandangan91
Program kerja dan tujuan dari organisasi adalah untuk
mempersatukan paham keagamaan umat Islam mendirikan
lembaga-lembaga pendidikan menegakkan amar makruf nahi
mungkar melaksanakan dakwah Islamiyah dan mengadakan
Taman bacaan umum Dalam bidang dakwah kegiatan Al-
Wasliyah antara lain mengirim dai ke berbagai daerah terpencil
terutama ke kabupaten karo Nias dan Mentawa Program
91
Rizem Aidit Sejarah Peradaban Islam Terlengkap (Yogyakarta DIVA Press
2015) Cet Ke-I h 510
112
tersebut mendapat dukungan moril dan materil dari banyak
pihak92
Dari pemaparan di atas penulis melihat bahwasanya Al-
Wasliyah lebih aktif dalam dakwah bil hal seperti mendirikan
lembaga pendidikan membangun taman bacaan umum dan juga
mengirim delegasi dai ke pelosok daerah yang masih sangat
membutuhkan ajaran agama Islam Selain itu juga gerakan
dakwahnya didukung oleh berbagai pihak sehingga secara dana
bisa terpenuhi dan tidak menghambat rencana dakwah yang tekag
dibentuk dan diprogramkan
4 Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII)
Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia yang disingkat dengan
DDII didirikan di Jakarta pada tahun 1967 oleh MNatsir (w
1993) bersama tokoh Islam lainnya93
Pendiri Dewan Dakwah merupakan tokoh masyumi dan
mereka berpandangan bahwa politik dan dakwah tidak dapat
dipisahkan Politik yang dilakukan oleh Dewan Dakwah adalah
politik amar makruf nahi mungkar Untuk pengembangan dakwah
di seluruh tanah air berupaya membentuk cabang Dewan
Dakwah di seluruh wilayah Hal ini dimaksudkan agar dakwah
dapat menyentuh berbagai lapisan masyarakat Islam Indonesia
Sumber dana organisasi merupakan infak zakat dan sedekah
yang dikumpulkan dari para muhsinin94
92
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 177-178 93
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 179-180 94
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 179-180
113
Sampai sejauh ini dewan dakwah terus menerus mendidik
umat melalui para dai yang ditempatkan hampir di seluruh
pelosok tanah air mulai dari kota sampai ke desa-desa terpencil
daerah transmigrasi Suku terasing dan daerah terpencil lainnya
Dalam memaksimalkan peran Dewan Dakwah ada dua sasaran
utama Pertama meningkatkan kualitas dakwah yang mencakup
persoalan penyempurnaan sistem sarana dan prasarana
peningkatan teknik komunikasi terutama dalam menghadapi
tantangan dari pihak luar Islam Kedua perencanaan dan
manajemen dakwah yang mencakup persoalan penelitian dakwah
dan kerja sama dengan berbagai pihak dalam upaya
meningkatkan kualitas Islam95
Usaha yang dilakukan Yayasan Dewan Dakwah Islamiyah
Indonesia dalam kepedulian untuk mewujudkan kehidupan umat
Islam yang unggul dalam intelektual dan spiritual secara integral
dalam naungan Al-Qur`an dan Sunnah Usaha yang dilakukan
adalah mencerdaskan umat melalui peningkatan kualitas dai
dengan menyelenggarakan program pendidikan sarjana melalui
lembaga Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Mohammad
Natsir Lulusan STID Mohammad Natsir diharapkan dapat
menjadi pemimpin umat yang mampu mengintegrasikan nilai-
nilai Islam untuk pembangunan umat Dalam memberikan
wawasan keilmuan STID menekankan pada ilmu Dakwah dan
Ushuluddin juga pada bahasa dan sastra96
95
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 180 96
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 180-181
114
Penulis melihat bahwasanya DDII sangat menyiapkan dai
dalam proses penyebaran Islam sesuai dengan Surah Ali-Imran
ayat 104 di mana sekelompok orang yang melakukan gerakan
dakwah harus terlebih dahulu memiliki kesadaran beragama
sebagaimana yang diungkapkan oleh Buya Hamka Dengan
pengetahuan agama yang dimiliki maka akan mampu menghadapi
segala rintangan dalam berdakwah Selain itu juga DDII
melakukan dakwah bil hal dengan mendirikan Sekolah untuk
kepentingan dan penyiapan dai dalam berdakwah
Jika dilihat dari empat organisasi Islam yang penulis
paparkan maka semua organisasi tersebut bergerak sesuai dengan
ayat yang telah penulis paparkan dan juga menggunakan metode
yang sesuai dengan apa yang telah di jadikan acuan dalam
berdakwah
2 Peranan organisasi Islam di Indonesia
Adapun peran organisasi Islam di Indonesia yaitu97
a Melakukan pemurnian akidah
b Membentengi umat Islam agar berpegang teguh pada akidah
c Membentengi umat Islam dari serangan kristenisasi
d Mengarahkan umat Islam kepada peningkatan keilmuan umat
agar bisa membela Islam sekaligus menjaga identitas Islam
e Menyelamatkan umat Islam dari rencana-rencana penyebaran
aliran-aliran sesat sekaligus menghadapi mereka dengan cara
yang legal berusaha menyingkap tujuan merea dan
membedah kesalahan ideology mereka
97
Rizem Aidit Sejarah Peradaban Islam Terlengkap h 511
115
f Melakukan pemyadaran kepada umat Islam mengenai bahaya
dan kesalahan keyakinan aliran-aliran sesat
g Membentengi semua kalangan baik orang dewasa generasi
muda maupun anak-anak yang menjadi incaran budaya
pendatang yang mengajak kepada permisifme dan
memberontak terhadap nilai-nilai akhlak yang luhur serta
mendorong terjadinya kekerasan tindak kejahatan dan
perilaku amoral lainnya
h Meningkatkan kualitas hidup umat Islam dalam bidang
agama pendidikan ekonomi sosial dan budaya
3 Metode-metode dakwah
Metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk
mencapai tujuan98
Metode dakwah adalah cara-ara tertentu yang
dilakukan oleh seorang dai kepada mad`u untuk mencapai suatu
tujuan atas dasar hikmah dan kasih sayang99
Adapun metode
dakwah yang berkembang saat ini di antaranya yaitu
a Metode ceramah
Adapun metode ceramah yang berkembang saat ini di
Indonesia yaitu dengan memanfaatkan teknologi yang
semakin canggih Dengan menggunakan youtobe maka
dakwah sudah bida dilakukan dan disebarluaskan kepada
masyarakat sehingga pesan dakwah tetap tersampaikan lewat
media tanpa bertatap muka
Untuk mendukung adanya perubahan dalam
berdakwah maka para dai perlu terus menerus meningkatkan
wawasan ilmu dan kemampuan teknis yang diperlukan dalam
98
Moh Ardani Memahami Permasalahan Fikih Dakwah (Jakarta Mitra Cahaya
Utama 2006) Cet Ke-I h 23 99
Moh Ardani Memahami Permasalahan Fikih Dakwah h 24
116
dakwah Apalagi pada era reformasi seperti sekarang ini
kemampuan dai dalam mengoperasikan computer merupakan
prasyarat yang tidak bisa ditawar-tawar Dengan computer
dan internet maka dai bisa menulis menyimpan dan juga
menyampaikan pesan dakwah melalui alat tersebut100
b Metode Tanya jawab
Dengan metode Tanya jawab ini sangat memberikan
kesempatan kepada khalayak mad`u untuk bisa menanyakan
apa yang belum dipahami oleh mad`u sehingga kegiatan
dakwah bisa terlaksana dengan efektif
c Metode dakwah bilqalamtulisan
Dakwah dengan tulisan juga adalah salah satu metode
yang bisa digunakan oleh para dai untuk memberikan pesan-
pesan dakwah kepada masyarakat di mana tulisan ini bisa
dibaca di mana dan kapan saja oleh khalayak mad`u
Dari analisis penelitian terkait metode dakwah dalam
Al-Qur`an menurut Quraish Shihab dan Buya Hamka maka
penulis menyimpulkan bahwa lembaga dakwah yang telah
disebutkan di atas melakukan gerakan dakwah sesuai dengan
apa yang disampaikan dalam Al-Quran dari ayat yang diteliti
baik secara metode dakwah yang digunakan serta bentuk
metode dakwah yang digunakan untuk menyampaikan pesan
dakwah Ini dilihat dari bagaimana setiap lembaga melakukan
dakwah dengan mengisi setiap peluang untuk memberikan
atau menyampaikan dakwah lewat metode yang sesuai
100
Abdul basit Dakwah Cerdas di Era Modern Vol 03 Nomor 01 Juni 2013
httpswwwgooglecomsearchq=metode+dakwah+yang+berkembang+di+Indonesiaampoq=
metode+dakwah+yang+berkembang+di=ampaqs=chrome Diakses 24 Juli 2019
117
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya sesuai dengan
rumusan masalah yang telah diangkat dan ditetapkan oleh penulis di
awal pembahasan skripsi ini dapat penulis tarik kesimpulan sebagai
hasil penelitian sebagai berikut
1 Metode dakwah dalam surat Ali Imran ayat 104
Menurut pandangan Quraish Shihab ayat ini menjelaskan
tentang kewajiban dakwah bagi setiap muslim dan juga harus adanya
golongan khusus yang melakukan gerakan dakwah karena manusia
adalah makhluk yang perlu untuk selalu diingatkan Begitu pula
dengan Buya Hamka yang menjelaskan bahwa harus adanya
kelompok yang khusus bergerak dalam bidang dakwah demi menjaga
nikmat islam yang Allah berikan serta tidak menutup kewajiban bagi
setiap muslim Dalam ayat ini dari kedua penafsiran mufasir dapat
disimpulkan bahwa kewajiban berdakwah itu adalah untuk seluruh
umat muslim dan perlu adanya kelompok khusus dalam melakukan
gerakan dakwah
Quraish Shihab menjelaskan bahwa dakwah harus
disampaikan dengan cara persuasif dan ajakan yang baik Karena
pada hakikatnya dakwah bersifat mengajak menyeru dan memanggil
kepada kebaikan Bukan memaksa orang lain dengan cara yang tidak
baik Jadi dakwah itu kewajiban setiap muslim dan harus
disampaikan dengan cara yang baik
2 Metdode dakwah dalam surat An-Nahl ayat 125
Metode dakwah yang disampaikan dalam ayat ini ada tiga
yaitu hikmah mau`izhah al-hasanah dan jidal Dalam menafsirkan
118
ayat ini kedua mufassir tidak jauh berbeda hanya memiliki beberapa
perbedaan pada konteks tertentu Masing-masing metode dakwah
disesuaikan dengan kondisi mad`unya Quraish Shihab menjelaskan
Hikmah ialah sikap bijaksana yang disampaikan dengan dialog yang
baik Mau`izhah Hasanah adalah uraian yang menyentuh hati dan
jidal adalah diskusi atau bukti yang mematahkan alasan mitra diskusi
Buya Hamka menjelaskan bahwa hikmah tidak hanya dalam
bentuk dialog tetapi juga termasuk hikmah dalam bentuk tindakan
dan sikap hidup Mau`izhah hasanah ialah pengajaran yang baik
diiringi uraian menyentuh hati penuh kedamaian dan disampaikan
dengan baik dalam bentuk nasihat Dan jidal adalah bantahan atau
membantah suatu polemic dengan cara yang baik
Persamaan kedua mufassir yaitu adanya tiga metode dakwah
dalam ayat ini yaitu hikmah mau`izhah hasanah dan jidal Sedangkan
perbedaan kedua mufassir adalah pada adanya pembagian mad`u
dakwah sesuai dengan metode dakwah Jadi dalam ayat ini ada tiga
metode dakwah yang Allah sampaikan dan juga karakteristik mad`u
yang dijelaskan mufasir sesuai dengan metode yang digunakan
3 Metode dakwah dalam surat Thacirchacirc ayat 43-44
Dalam ayat ini menjelaskan bagaimana seharusnya metode
dakwah yang digunakan dengan sikap bijaksana dan lemah lembut
dan tidak menyakitkan hati sasaran dakwah walaupun sasaran
dakwah adalah orang yang telah melampaui batas dan sangat durhaka
terhadap perintah Tuhan Quraish Shihab menjelaskan bahwa
perlunay sikap bijaksana dalam dakwah yang ditandai dengan ucapan
yang sopan dan tidak menyakitkan
Buya Hamka menjelaskan bahwa dakwah kepada yang
melampaui batas harus dimulai dengan lemah lembut dan penuh
119
kedamaian Kedua mufasir memiliki persamaan dengan menjelaskan
bahwa dakwah kepada orang yang melampui batas harus dengan
lemah lembut dan ucapan yang tidak menyakitkan hati lawan
Dari ketiga ayat ini penulis menyimpulkan bahwa dakwah
harus disampaikan dengan cara terbaik Dakwah juga harus
disampaikan sesuai dengan karakteristik mad`u agar pesan yang
disampaikan bisa diterima Dengan manusia yang durhaka sekalipun
dakwah harus disampaikan dengan baik yaitu lemah lembut Artinya
dengan cara terbaik yang digunakan oleh dai diharapkan mampu
mempengaruhi mad`u dakwah untuk mengikuti apa yang
disampaikan dalam pesan dakwah
4 Metode dakwah yang digunakan oleh lembaga atau pelaku
dakwah saat ini jika dihubungkan dengan apa yang dijelaskan dalam
Al-Qur`an maka dakwah tersebut sudah dilakukan sesuai dengan
ajaran Al-Qur`an Dakwah harus disampaikan dengan cara yang baik
disesuaikan dengan mad`u dakwah serta lemah lembut meski kepada
orang yang durhaka Lembaga dakwah sangat peka dalam
menindaklanjuti masalah yang sedang dihadapi oleh masyarakat
Selain itu juga lembaga atau pelaku dakwah telah menerapkan
dakwah secara lisan tulisan dan juga tindakan dalam bentuk
kegiatan
B Saran
Penelitian yang dilakukan oleh penulis bukanlah penelitian
yang bersifat selesai atau akhir Kajian tafsir masih bisa terus diteliti
karena akan terus berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu
yang ada Penulis berharap penelitian ini bisa bermanfaat bagi
Akademik dan juga peneliti selanjutnya yang akan meneliti kajian
tafsir dengan objek penelitian yang sama sehingga kajian ini akan
120
terus berkembang seiring berkembangnya ilmu tafsir di Indonesia
Peneliti selanjutnya bisa meneliti bagaimana kegiatan dakwah dengan
metode yang ada dalam Al-Qur`an dan penerapannya secara
menyeluruh sesuai dengan isu-isu yang berkembang
121
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Aal asy-Syeikh Tafsir
Ibnu Katsir terj Abdul Ghaffar Bogor Pustaka Imam Syafi`I 2001
Abdurrahman Syaikh bin Nashir as-Sa`di Tafsir Al-Qur`an I terj M Iqbal
dkk Jakarta Darul Haq 2017
AiditRizem Sejarah Peradaban Islam Terlengkap Yogyakarta DIVA Press 2015
AnwarMauluddin dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab
Tangerang Lentera Hati 2015
Arippudin Acep Pengembangan Metode Dakwah Jakarta Rajagrafindo
Persada 2011
Ardani Moh Memahami Permasalahan Fikih Dakwah Jakarta Mitra
Cahaya Utama 2006
AzizMoh Ali Ilmu Dakwah JakartaKencana 2017
Baidan Nashruddin Aziz Erwati Metodolgi Khusus Penelitian Tafsir
Yogyakarta Pustaka Pelajar2016
Basit Abdul Wacana Dakwah Kontemporer Purwokerto STAIN
Purwokerto Press 2006
Djaelani M Anwar 50 Pendakwah Pengubah Sejarah Yogyakarta Pro-U
Media 2016
Effendi Djohan Pesan-Pesan Al-Qur`an Mencoba Mengerti Intisari Kitab
Suci Jakarta PT Serambi Ilmu Semesta 2012
Faizah Muchsin Effendi Lalu Psikologi Dakwah Jakarta Prendamedia
Group 2018
Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah
terj Beni Sarbeni Jakarta Darul Haq 2008
GulenFethullah Dakwah Jalan Terbaik Dalam Berpikir Dan Menyikapi
Hidup Jakarta PT Gramedia 2011
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I Jakarta Pustaka Panjimas 1985
______ Tafsir Al-Azhar Juzu` IV Jakarta PT Pustaka Panjimas 1987
122
______ tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV Jakarta PT Pustaka Panjimas
1983
______ Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI Jakarta PT Pustaka Panjimas 1994
______ Tasawuf Modern Jakarta Republika 2015
HamkaRusydi Pribadi dan Martabat Buya Hamka Bandung PT Mizan
Publika 2017
al-Halabi Mustafa Al-Babi Tafsir Al-Maraghi terj Ahmad Mustafa Al-
Maraghi Semarang Toha Putra Semarang 1993
HamkaIrfan Ayah Kisah Buya Hamka JakartaRepublika 2018
HefniHarjani Komunikasi Islam Jakarta Prenadamedia Group 2017
Hidayati Husnul Metodologi tafsir Kontekstual Al-Azhar Karya Buya
Hamka Jurnal Ilmu Al- Qur`an dan Tafsir Vol 1 No 1
Januari-Juni 2018
Husain Fadhlullah Muhammad Metodologi dakwah dalam Al-Quran
terjTarmana Ahmad Qosim Jakarta Lentera 1997
IsmailAIlyas HotmanPrio Filsafat Dakwah Islam Jakarta Prenadamedia
Group 2011
Izzan Ahmad Metodologi Ilmu Tafsir Bandung Tafakur 2011
Jabir Al-JAzari Syaikh Abu Bakar Tafsir Al-Qur`an Al-Aisar terj
MAzhari Hatim dan Abdurrahim Mukti Jakarta Darus Sunnah
Press 2011
JurdiSyarifuddin dkk 1 Abad Muhammadiyah Jakarta PT Kompas Media
Nusantara 2010
Mahmud Ahmad Dakwah Islam Bogor Thariqul Izzah 2011
MarjaniPhil Gustiana Isya Wajah Toleransi NU terj Iwan Febrianto Jakarta PT
Semesta Rakyat Merdeka 2012
MuhyiddinAsep dkk Kajian Dakwah Multiperspektif Bandung Remaja
Rosdakarya 2014
123
Mustaqim Abdul Metode Penelitian Al-Qur`an dan Tafsir Yogyakarta
Idea Press 2015
MulyanaDeddy Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Bandung Remaja
Rosdakarya 2016
M Yusuf Kadar Studi Al-Qur`an Jakarta Amzah 2012
M Munir Ilaihi Wahyu Manajemen Dakwah Jakarta Prenadamedia
Group 2015
M Munir Metode Dakwah Jakarta Prenadamedia Group 2015
Munir Amin Samsul Ilmu Dakwah Jakarta Amzah 2009
Omar Toha Yahya Ilmu Da`wah Jakarta Widya Karsa Pratama 1992
Panuju Redi Pengantar Studi (Ilmu ) Komunikasi Jakarta Prenadamedia
Group 2018
Syeikh Maulana Arabi Khariri Dakwah Cerdas Yogyakarta Laksana
2007
Sadiah Dewi Metode Penelitian Dakwah Remaja Rosdakarya Bandung
2015
SantanaK Septiawan Menulis Ilmiah Metodologi Penelitian Kualitatif
Jakarta Yayasan Pustaka Obor Indonesia 2007
SuharsaputraUhar Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Tindakan
Bandung PT Refika Aditama 2014
Sanjaya Wina Penelitian Pendidikan Jenis Metode dan Prosedur Jakarta
Prenadamedia Group 2014
Saputra Wahidin Pengantar Ilmu Dakwah Jakarta Rajwawali Press 2012
SuhandangKustadi Ilmu Dakwah Perspektif Komunikasi Bandung Remaja
Rosdakarya 2013
Shihab M Quraish Membumikan Al-Qur`an Bandung Mizan 1993
______ Membumikan Al-Qur`an jilid 2 Ciputat Lentera Hati 2010
124
______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol I Jakarta Lentera Hati 2012
______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an Vol 2
Jakarta Lentera Hati 2012
______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al- Qur`an Vol6
Jakarta Lentera Hati 2009
______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 7 Jakarta Lentera
______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al- Qur`an Jakarta
Lentera Hati 2012
Saifuddin Wardani Tafsir Nusantara Yogyakarta LKiS 2017
SuryadilagaM Alfatih dkk Metodologi Ilmu Tafsir Bandung Teras 2005
Syekh M abu al-Fatah Al-bayanuiy Ilmu Dakwah Prinsip Kode etik dalam
berdakwah menurut Al-Quran dan As-Sunnah terj Dedi Junaedi
Jakarta Pressindo 2010
al-QarniAidh Tafsir Muyassar 1 terj Tim Qisthi Press Jakarta Timur
Qisthi Press 2008
______ Tafsir Muyassar 2 terj Tim Qisthi Press Jakarta Timur Qisthi
Press 2008
Quthb Sayyid Tafsir Fi Zhilalil Qur`an terj As`ad Yasin dkk Jakarta
Gema Insani 2004
Rubiyanah dan Masturi Ade Pengantar Ilmu Dakwah Jakarta Lembaga
Penelitian UIN Syarif Hidayatullah
al-Wa`iy Taufik Dakwah ke Jalan Allah terj Muhith Mishaq Jakarta
Robbani Press 2010
Yakan Fathi Problematik Dakwah dan Para Dai Penerjemah Darsim
Ermaya Imam Fajarudin Solo Era Intermedia 2004
Yusuf Al-Qaradhawi Retorika Islam Bagaimana Seharusnya Menampilkan
wajah Islam terj Abdillah Noor Ridlo Jakarta Pustaka Al-Kautsar
2004
125
az-Zuhaili Wahbah Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid
7 Depok Gema Insani 2014
______ Tafsir Al-Wasith terj Muhtadi dkk Depok Gema Insani 2013
Jurnal
Aulia Rizki Intan ldquoMetode Dakwah Mauizhah Hasanah dalam Program
acara Mufasir di Kompas TV Jawa Tengahrdquo Jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi
UIN Walisongo Semarang 2018
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_02C5ampq=metode+da
kwah+mauizhah+hasanah+dalam+program+acara+ampbtnG= diakses
pada 7 Juli 2019
BasitAbdul ldquoDakwah Cerdas di Era Modernrdquo Vol 03 Nomor 01 Juni
2013 httpswwwgooglecomsearchq=metode+dakwah+yang+berkemba
ng+di+Indonesiaampoq=metode+dakwah+yang+berkembang+di=ampaqs
=chrome Diakses 24 Juli 2019
Hadi Sopyan Konsep Sabar Dalam Al-Qur`an Jurnal Madani Vol 1 No
2 September 2018
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Jurnal
+sopyan+hadi +Konsep+sabar+dalam+alquran+ampbtnG= diakses
pada 8 Juli 2019
IsmatullaohAM Metode Dakwah Dalam Al-Quran (studi penafsiran
Hamka terhadap QS An- Nahl125) Lentera Vol IXX No 2
Desember 2015
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metod
e+dakwah+dalam+alquran+studi+Penafsiran+hamkaampbtnG=d=gs_
qabsampu=23p3D32IV1tph8IkJ diakses 8 Juli 2019
Karlina Lina ldquoMetode Dakwah Para Dai Dalam Menyampaikan Pesan-
Pesan Keagamaan Di Kecamayan Lampihong Kabupaten
Balangan jurusan Komunikasi Penyiaran Islam fakultas dakwah
dan komunikasi IAIN Antasarirdquo 2016
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=skripsi
+metode+dakwah+dalam+menyampaikan+pesan+keagamaan+di+ke
camatan+lampihong+kabupa ten+balanganampbtnG=d=gs_qabsampu
=23p3D3X3kmQdtSWIJ diakses pada 7 Juli 2019
126
Munawir Kepemimpinan Non-Muslim dalam Tafsir AL-Misbah Karya M
Quraish Shihab Maghza Vol 2 No 2 Juli-Desember
2017
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Kepe
mimpinan+non
+muslim+dalam+tafsir+almisbah+ampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3
D7i95QmG50 RsJ diakses 12 Juli 2019
MuslimAdi Abdullah ldquoMetode Dakwah Dalam Pengajaran Nabi Perspektif
Hadisrdquo Jurnal Dakwah Vol 13 No1 25 Mei 2019
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metod
e+dakwah+dalam+Pengajaran+Nabi+Perspektif+hadisampbtnG=
diakses pada 7 Juli 2019
127
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Istiqomah dilahirkan di Kab Bengkalis Kec Bukit
Batu tepatnya di Desa Sukajadi pada tanggal 09 Mei
1998 Penulis merupakan anak kedua dari empat
bersaudara anak dari pasangan orang tua
Muhammad Yatim dan Suryani Ia menempuh
pendidikan di mulai dari SD 20 Sukajadi dilanjutkan
mondok di Pondok Pesantren Al-Amin Boarding
School Bengkalis selama enam tahun dengan
menyelesaikan pendidikan SMP dan SMA Sehingga akhirnya bisa
menempuh pendidikan kuliah di fakultas Ushuluddin dan Dakwah Institut
Ilmu Al-Qur`an (IIQ Jakarta) jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI)
Penulis aktif mengikuti kegiatan organisasi di lingkungan kampus
maupun di luar kampus Di antara organisasi kampus yang pernah diikuti
yaitu anggota Departemen Minat dan Bakat Badan Eksekutif Mahasisawa
(BEM) IIQ Jakarta periode 20152016 pernah menjadi anggota Departemen
Luar Negri Dewan Mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Dakwah (DEMA-
FUD) periode 20172018 dan terakhir ia menjadi Pimpinan Senat
Mahasiswa (SEMA) IIQ Jakarta periode 20182019 Selain itu juga ia pernah
menjadi wakil ketua umum Forum Ukhuwah Mahasiswa Sumatera
(FUMAS) periode 20172018 dan juga menjadi anggota Departemen
Keagamaan Ikatan Pemuda Mahasiswa Kabupaten Bengkalis (IPEMALIS)
Jakarta
Jadilah manusia yang bermanfaat dan jagalah akhlak diri di manapun
kita berada Dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung Akhir kata semoga
tulisan ini bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya Aamiin
v
PERSEMBAHAN
Skripsi Ini Saya Persembahkan
Untuk Kedua Orang Terkasih Saya Ayah Dan Ibu
Untuk Keluarga Tercinta
Untuk Para Dosen
Saudara-Saudara Serta Sahabat Seperjuangan Penulis
Dan
Untuk Almamter Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta
Salam kasih Dari Istiqomah
vi
بسم الله الرحمن الرحيم
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan Alhamdulillah dan diiringi rasa syukur yang
teramat dalam penulis curahkan kehadirat Allah Swt yang telah
memberikan nikmat taufik serta hidayahnya kepada penulis sehingga
dengan kenikmatan dan rahmat dari Allah penulis bisa menyusun hingga
menyelesaikan penulisan skripsi ini untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial
(SSos) dan sebagai bentuk kewajiban penulis sebagai seorang mahasiswa
untuk bisa menyelesaikannya Salawat serta salam senantiasa disampaikan
kepada baginda Nabi Muhammad Saw sang teladan kehidupan penuntun
manusia dari abad kejahiliahan hingga abad yang penuh dengan ilmu dan
pengetahuan
Tulisan ini bisa selesai atas berkat motivasi dan dorongan dari semua
pihak baik secara moril maupun materil sehingga skripsi ini bisa
diselesaikan Oleh karena itu dengan segala ketulusan dan dari lubuk hati
terdalam perkenankan penulis menyampaikan rasa ungkapan terima kasih
kepada semua pihak yang turut membantu dalam menyelesaikan skripsi ini
Penulis mengucapkan terima kasih kepada
1 Rektor Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta ibu Prof Dr Hj
Huzaemah T Yanggo Lc MA
2 Wakil Rektor I Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta ibu
DrHjNadjematul Faizah SH MHum
3 Wakil Rektor II Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta Bapak HM
Dawud Arif Khan SEMSi Aka Cpa
4 Wakil Rektor III Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta ibuk Dr Hj
Romlah Widayati MAg
vii
5 Dekan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Institut Ilmu Al-Qur`an
(IIQ) Jakarta Bapak Dr H M Ulinnuha LcMA
6 Kepala Prodi Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) Institut Ilmu Al-
Qur`an (IIQ) Jakarta Bapak H M Haris Hakam SHMA
7 Bapak Isman Iskandar MSos selaku sekretaris Prodi KPI IIQ Jakarta
yang senantiasa memberikan dorongan dan motivasi dari awal
pertemuan perkuliahan bersama beliau hingga dalam menyusun
skripsi ini
8 Bapak MHizbullahSKomIMA selaku pembimbing yang telah
bersedia meluangkan waktu di tengah sibuknya kegiatan beliau
Senantiasa memberikan arahan dan bimbingan serta menjelaskan
kepada penulis dikala berkonsultasi serta sabar dalam mengarahkan
dan membimbing penulis
9 Seluruh Dosen Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Prodi KPI Institut
Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta yang telah memberikan ilmu dan
pengetahuannya kepada penulis selama mengikuti perkuliahan
10 Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Institut
Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta
11 Orang tua tercinta ayah dan Ibu Terima kasih atas segala jasa dan
doa yang tak hentinya diberikan kepada penulis juga ketulusan dan
senantiasa memberikan semangat sehingga bisa terselesaikan skripsi
ini juga kepada kakak dan adik yang selalu mendoakan dan
memberikan semangat
12 Sahabat tercinta KPI Perdana IIQ Jakarta yang senantiasa
memberikan semangat kala putus asa menghampiri terima kasih atas
kebersamaan dan semangat yang diberikan
13 Teman-teman seperjuangan IIQ Jakarta angkatan 2015
viii
14 Saudara-saudara kakak adik dan siapapun yang tidak saya sebutkan
namanya terima kasih karena selalu mensupport dan memberikan
dorongan serta doa untuk menyelesaikan skripsi ini
15 Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah
ikut terlibat dalam penulisan ini saya ucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya Karena tanpa kalian penulis juga tidak akan bisa
menyelesaikan skripsi ini
Buku ini merupakan hasil dari penulisan skripsi yang telah
dipertahankan dalam ujian munaqsyah di Program Strata-1 IIQ
Jakarta pada tanggal 5 Agustus 2019 dengan judul Metode Dakwah
Dalam Surat Ali-Imran ayat 104 An-Nahl ayat 125 dan Thaha ayat
43-44 Menurut Pandangan M Quraish Shihab dan Hamka
Akhir kata penulis hanya bisa berharap semoga Allah Swt
membalas semua kebaikan semua pihak yang telah membantu dengan
pembalasan terbaik dari Allah Swt Amin Penulis berharap semoga
skripsi ini bisa bermanfaat terkhusus buat penulis dan bagi pembaca
umumnya
Jakarta 29 Juli 2019
Penulis
Istiqomah
ix
PEDOMAN TRANSLITERASI
Transliterasi adalah penyalinan dengan penggantian huruf abjad yang
satu ke abjad yang lain Dalam penulisan skripsi IIQ Jakarta transliterasi
Arab-Latin mengacu pada berikut ini
1 Konsonan
th ط a أ
zh ظ b ب
bdquo ع t ت
gh غ ts ث
f ؼ j ج
q ؽ h ح
k ؾ kh خ
l ؿ d د
m ـ dz ذ
n ف r ر
w ك z ز
ā ق s س
ʼ ء sy ش
y ي sh ص
dh ض
2 Vokal
Vokal tunggal vokal panjang vokal rangkap
Fatḫah a آ acirc ي ai
Kasrah I ي icirc و au
Dhammah u و ucirc
x
3 Kata Sandang
a Kata sandang yang diikuti alif lam (ال) qamariyah
Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (ال) qamariyah
ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya Contoh
al-Madicircnah المدينة al-Baqarah البقرة
b Kaat sandang yang diikuti oleh alif-lam (ال) syamsiyah
Kata sandang yang diikuti oleh ali-lam (ال) syamsiyah
ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan
dan sesuai dengan bunyinya Contoh
as-Sayyidah السيدة ar-rajul الرجل
ad-Dacircrimicirc الدارمي asy-syams الشمس
c Syaddah (Tasydicircd)
Syaddah (Tasydicircd) dalam sistem aksara Arab digunakan lambang
( ) sedangkan untuk alih aksara ini dilambangkan dengan huruf
yaitu dengan cara menggandakan huruf yang bertanda tasydicircd
Aturan ini berlaku secara umum baik tasydicircd yang berada di
tengah kata di akhir kata ataupun yang terletak setelah kata
sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyah Contoh
Acircmannacirc billaacirchi امنا با لله
Acircmana as-Sufahacircˊu امن السفها ء
Inna al-ladzicircna اف الدين
wa ar-rukkaˊi كالركع
d Ta Marbucircthah (ة)
Ta Marbucircthah (ة) apabila berdiri sendiri waqaf atau diikuti oleh
kata sifat (naˊat) maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi
huruf ldquohrdquo contoh
xi
الفئدة al-Afˊidah
al-Jacircmiˊah al-Islacircmiyyyah الجامعةة السللامية
Sedangkan ta Marbucircthah (ة) yang diikuti atau disambung (di-
washal) dengan kata benda (ism) maka dialih aksarakan menjadi
hurif ldquotrdquo contoh
Acircmilatun Nacircshibahˊ عملة نا صبة
al-Acircyat al-Kubracirc الأية الكبػر
e Huruf Kapital
Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf kapital akan
tetapi apabila telah dialih aksarakan maka berlaku ketentuan
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) seperti
penulisan awal kalimat huruf awal nama tempat nama bulan
nama diri dan lain-lain Ketentuan yang berlaku pada PUBEI
berlaku pula dalam alih aksara ini seperti cetak miring (italic)
atau cetak tebal (bold) dan ketentuan lainnya Adapun untuk
nama diri yang diawali dengan kata sandang maka huruf yang
ditulis kapital adalah awal nama diri bukan kata sandangnya
Contoh
ˊAcirclicirc Ḫasan al-ˊAcircridh al-ˊAsqallacircnicirc al-Farmawicirc dan seterusnya
Khusus untuk penulisan kata Al-Qur`an dan nama-nama surahnya
menggunakan huruf capital Contoh
Al-Qur`an Al-Baqarah Al-Facirctiḫah dan seterusnya
xii
DAFTAR ISI
COVER DALAM i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ii
LEMBAR PENGESAHAN iii
PERNYATAAN PENULIS iv
MOTTO v
PERSEMBAHAN vi
KATA PENGANTAR vii
PEDOMAN TRANSLITERASI x
DAFTAR ISI xiii
ABSTRAK xv
BAB I PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah 1
B Permasalahan 9
1 Identifikasi Masalah 9
2 Pembatasan Masalah 10
3 Perumusan Masalah 10
C Tujuan Penelitian 11
D Manfaat Penelitian 11
E Tinjauan Pustaka 12
F Metode Penelitian 15
G Sistematika Penulisan 18
BAB II LANDASAN TEORI
A Pengertian Dakwah 19
B Hukum Berdakwah 21
C Fungsi Dakwah 24
xiii
D Tujuan Dakwah 26
E Metode Dakwah 28
F Sumber Metode Dakwah 40
G Bentuk-bentuk Metode Dakwah 42
H Faktor yang mempengaruhi pemilihan dan penggunaan metode
Dakwah 49
I Aplikasi Metode Dakwah Rasulullah 49
BAB III BIOGRAFI QURAISH SHIHAB DAN HAJI ABDUL MALIK
KARIM AMRULLAH (HAMKA)
A Profil M Quraish Shihab 51
B Profil Buya Hamka 58
BAB IV ANALISIS AYAT METODE DAKWAH
A Surat Ali Imran ayat 104 68
a Menurut M Quraish Shihab 68
b Menurut Hamka 73
B Surat An-Nahl ayat 125 80
a Menurut M Quraish Shihab 81
b Menurut Hamka 85
C Surat Thacirchacirc ayat 43-44 94
a Menurut M Quraish Shihab 95
b Menurut Hamka 99
D Implementasi Terhadap Dakwah 105
BAB V PENUTUP 117
A Kesimpulan 117
B Saran 119
DAFTAR PUSTAKA 121
DAFTAR RIWAYAT HIDUP 127
xiv
ABSTRAK
Istiqomah Metode Dakwah Dalam Al-Qur`an Surat Ali Imran 104 An-Nahl
125 dan Thaha 43-44 menurut pandangan MQuraish Shihab dan Hamka
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ushuluddin dan Dakwah
IIQ Jakarta 2019
Dakwah adalah salah satu aktivitas yang berusaha menyampaikan
pesan-pesan ilahi kepada manusia sehingga manusia bisa kembali kepada
Allah dan menjalankan apa yang diperintahkan Allah serta meninggalkan
larangannya Agar berdakwah bisa berjalan lancar dan tercapai apa yang
diharapkan maka diperlukan cara atau metode dakwah yang tepat sehingga
dakwah mencapai tujuannya Al-Qur`an adalah petunjuk bagi manusia
Sehingga dalam konteks dakwah sekalipun Allah telah menjelaskan
bagaimana metode dakwah yang harus digunakan oleh seorang dai dalam
berdakwah Banyak ayat Al-Qur`an yang berbicara tentang metode dakwah
diantaranya yaitu surat Ali-Imran ayat 104 an-Nahl ayat 125 dan Thacirchacirc ayat
43-44 Adapun maksud ayat ini akan lebih jelas lagi apabila dilihat dengan
penafsiran para ulama diantaranya yaitu tafsir Al-Misbah dan tafsir Al-Azhar
yang merupakan mufasir Indonesia yang sangat terkenal akan keilmuannya
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan teknik
studi kepustakaan Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan deskriptif
dengan berusaha menjelaskan pemikiran dan pandangan M Quraish Shihab
dan Hamka yang membahas tentang ayat metode dakwah sehingga akan
terlihat bagaimana kedua mufasir memandang ayat-ayat metode dakwah
tersebut
Hasil penelitian dari penafsiran Quraish Shihab dan Buya Hamka
kedua mufasir menjelaskan bahwa Kewajiban dakwah adalah bagi semua
umat muslim akan tetapi harus ada kelompok khusus yang menjadi inti
gerakan dakwah yang termaksud dalam surat Ali-Imran ayat 104 Lalu
metode dakwah yang disebutkan dalam an-Nahl ayat 125 yaitu metode
hikmah mau`izhah al-hasanah dan jidal Dan terakhir dalam surat Thacirchacirc
ayat 43-44 metode dakwah untuk para penguasa dijelaskan dengan
menggunakan kelemahlembutan agar hatinya bisa menerima dan diharapkan
mau mengikuti apa yang disampaikan dalam pesan dakwah
Kata kunci Dakwah Metode Dakwah Surat Ali-Imran An-Nahl
Thacirchacirc
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Dakwah hakikatnya adalah upaya untuk menumbuhkan
kecenderungan dan ketertarikan Menyeru seseorang pada agama
Islam maksudnya adalah berupaya untuk menumbuhkan
kecenderungan dan ketertarikan pada apa yang diserukan yakni
Islam Karenanya dakwah Islam tidak hanya terbatas pada aktivitas
lisan saja tetapi mencakup seluruh aktivitas lisan atau perbuatan
yang ditujukan dalam rangka menumbuhkan kecenderungan dan
ketertarikan pada Islam1Dakwah merupakan aktualisasi iman yang
mengambil bentuk berupa suatu sistem kegiatan manusia dalam
bidang kemasyarakatan yang dilaksanakan secara teratur untuk
memengaruhi cara merasa cara berpikir dan bersikap secara Islami
baik hiasan maupun perbuatan2
Di dalam Al-Qur`an kata dakwah dan berbagai bentuk
katanya ditemukan sebanyak 198 kali menurut hitungan Muhammad
Sulthon (20034) 299 kali menurut Muhammad Fu`ad `Abd al-Baqi`
dan 212 kali menurut Asep Muhiddin Dalam buku Ilmu dakwah
yang ditulis oleh M Aziz setidaknya ada 10 macam makna dakwah
dalam Al-Qur`an diantaranya yaitu pertama mengajak dan menyeru
baik kepada kebaikan maupun kemusyrikan kepada jalan ke syurga
atau ke neraka Kedua doa seperti yang terdapat dalam surat Ali
Imran ayat 38 Ketiga mendakwah atau tidak menganggap baik
seperti dalam surah Maryam ayat 91 Keempat mengadu seperti yang
1
Ahmad Mahmud Dakwah Islam (Bogor Thariqul Izzah 2011) Cet Ke-III H
13
2Asep Muhyiddin dkk Kajian Dakwah Multiperspektif (Bandung Remaja
Rosdakarya 2014) Cetke-I h 123
2
terdapat dalam surat al-Qamar ayat 10 Kelima memanggil atau
panggilan seperti yang terdapat dalam surah ar-Rucircm ayat 25
Keenam meminta seperti yang terdapat dalam surah Shad ayat 51
Ketujuh mengundang seperti yang terdapat dalam surah al-Qasas
ayat 25 Kedelapan menyeru atau penyeru seperti yang terdapat
dalam surat Thaha ayat 108 Kesembilan panggilan nama atau gelar
yang terdapat dalam surah an-Nur ayat 63 Dan kesepuluh anak
angkat sebagaimana yang terdapat dalam surah al-Ahzab ayat 43
Dakwah berasal dari kata da`a yad`una dan dakwah4 Kata
da`a adalah fi`il madhi yang memiliki makna memohon meminta
berdoa dan memanggil yang disebutkan dalam Al-Qur`an pada 10
surah dan 11 ayat Namun hanya 3 ayat yang mengandung makna
dakwah yaitu surah Al-Anfal ayat 24 ar-Rum ayat 25 dan Fushshilat
ayat 33 Kata yad`una adalah fi`il mudhari` yang disebut dalam Al-
Qur`an sebanyak 21 ayat pada 20 surat Kata yad`una dalam makna
dakwah terdapat dalam 12 ayat Kata dakwah merupakan isim
mashdar yang disebut dalam Al-Qur`an sebanyak 5 kali di mana 2
ayat bermakna doa dan 3 ayat yang bermakna dakwah Kata ud`u
adalah bentuk fi`il Amr yang disebut dalam Al-Qur`an sebanyak 8
surat pada 12 ayat5
Dari beberapa macam bentuk ayat dakwah tentu diantaranya
termasuk juga ayat yang menjelaskan tentang metode dakwah Di
dalam Al-Qur`an tentu ada beberapa ayat yang menjelaskan tentang
metode dakwah yang telah diajarkan kepada para Nabi dan Rasul
pada saat menyampaikan risalahnya Sehingga apa yang telah
3
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah (JakartaKencana 2017) Cet Ke- VI h 5 4 Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi Dakwah
(Depok PT Rajagrafindo Persada 2018) Cet Ke-I h 3 5
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi Dakwah
(Depok PT Rajagrafindo Persada 2018) Cet Ke-I h 4-9
3
disampaikan oleh Allah melalui Al-Qur`an tentu saja perlu dijadikan
pedoman bagi pelaku dakwah saat ini dalam menyampaikan
dakwahnya
Pemahaman yang dapat ditemukan adalah bahwa dakwah
bersifat persuasif yaitu mengajak manusia secara halus Kekerasan
pemaksaan intimidasi ancaman atau teror agar seseorang
melaksanakan ajaran Islam tidak bisa dikatakan dakwah Pemahaman
ini diperoleh dari makna dakwah yang berarti mengajak berdoa
mengadu memanggil meminta dan mengundang Dengan makna-
makan tersebut maka bisa dipahami bahwa dakwah tidak
menekankan pada hasil tetapi pada tugas dan proses6
Al-Qur`an telah menjelaskan bagaimana urgennya dakwah
Islam dan betapa butuhnya manusia akan dakwah Islam di dalam
sejumlah besar ayatnya Berbagai ungkapan Al-Qur`an memang tidak
secara langsung berbicara tentang masalah dakwah Akan tetapi
banyak sekali ungkapan dan makna-makna yang dari ayat yang
berbicara tentang dakwah Islam Sebagaimana Al-Qur`an
menjelaskan ihwal dakwah dan juga ihwal amar makruf nahi munkar
ldquoHanya bagi Allah-lah (hak mengabulkan) doa yang benar
dan berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah tidak
dapat memperkenankan sesuatupun bagi mereka melainkan
seperti orang yang membukakan kedua telapak tangannya ke
dalam air supaya sampai air ke mulutnya Padahal air itu
6
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 8-9
4
tidak dapat sampai ke mulutnyadan doa (ibadat) orang-orang
kafir itu hanyalah sia-sia belaka(QS Ar-Ra`d [13] 14)
ldquoKamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk
manusia menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari
yang munkar dan beriman kepada Allah Sekiranya ahli kitab
beriman tentulah itu lebih baik bagi mereka di antara
mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah
orang-orang yang fasikrdquo (QS Ali-Imran [3]110)
Selain ihwal tentang amar makruf nahi munkar Al-Qur`an
juga menyampaikan tentang tablig menyeru kepada manusia untuk
kembali ke jalan Allah dan juga menyampaikan risalahnya
ldquoHai rasul sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu
dari Tuhanmu dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang
diperintahkan itu berarti) kamu tidak menyampaikan
amanat-Nya Allah memelihara kamu dari (gangguan)
manusia Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang yang kafirrdquo (QS Al-Maidah [5] 67)
ldquoKatakanlah Inilah jalan (agama) ku aku dan orang-orang
yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan
5
hujjah yang nyata Maha suci Allah dan aku tiada Termasuk
orang-orang yang musyrik (QS Yusuf [12] 108)
Saat ini bisa dilihat bahwasanya banyak para dai yang
melakukan gerakan dakwah dengan metode dan media yang
digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah Baik secara
lembaga maupun individual yang didukung oleh manajemen tim yang
baik Seperti Ustadz Abdul Shomad Lc MA Ustadz Adi Hidayat
LcMA Ustadz Khalid Basalamah Lc dan para dai lainya yang
begitu aktif dalam menyampaikan pesan dakwah secara lisan melalui
media youtobe instagram dan media lainnya Selain itu juga ada
organisasi-organisasi Islam seperti Nahdlatul Ulama (NU)
Muhammadiyah Front Pembela Islam (FPI) dan organisasi lainnya
yang menegakkan kegiatan amar makruf nahi munkar
Tidak hanya kewajiban dai tapi juga seluruh umat muslim
untuk bisa mengamalkan dakwah dengan baik dan sesuai dengan
metode yang telah diajarkan oleh Al-Qur`an Sikap seorang muslim
dalam menghadapi permasalahan yang ada dan berkaitan dengan
ajaran Islam terkadang membuat buruk akan akhlak dalam Islam itu
sendiri sehingga Islam benar-benar menunjukkan keselamatan oleh
umatnya sebagai muslim Banyak permasalahan yang terjadi di
masyarakat di antaranya seperti wanita membawa anjing masuk ke
masjid yang terjadi pada 2 juli 2019 adalah salah satu bentuk atau
kewajiban muslim untuk bisa menghadapi dengan cara yang baik dan
diajarkan oleh Islam Karena Islam adalah agama yang penuh dengan
keselamatan dan kesejahteraan Selain permasalahan tersebut tentu
saja banyak permasalahan lain yang berkaitan dengan dakwah Islam
Ada banyak faktor yang memberikan kontribusi sangat besar
terhadap kesuksesan seorang dai dalam berbagai bidang dakwah
6
mewujudkan keberhasilan dan produktifitas serta memberikan
kemampuan untuk mempengaruhi berinteraksi dan memasukkan
ide-idenya dalam setiap kesempatan dan jenjang Metodologi yang
baik merupakan salah satu faktor konkret dan penting yang mampu
membuat waktu dan kesungguhan seorang dai menjadi efektif dan
mengantarkannya ke pantai tujuan yang didambakan dengan
pengorbanan yang lebih sedikit dan lebih ringan7
Metode dakwah yang digunakan oleh para dai dan juga
organisasi Islam dalam menyampaikan pesan dakwah berbeda-beda
Ada yang menyampaikan dakwah dengan lemah lembut tegas dan
juga terkesan memaksa Perbedaan dalam menyampaikan metode
dakwah untuk menegakkan amar makruf nahi munkar tentu saja
mempengaruhi bagaimana respon pesan dakwah yang sampai kepada
sasaran dakwah
Dalam pengembangan dakwah Islam tentu saja Al-Qur`an
perlu dijadikan sebagai kitab dakwah baik sebagai sumber materi
dakwah maupun sebagai metodologi atau landasan-landasan teori
dalam dakwah sebagaimana diungkapkan oleh Abu A`lacirc al-Mauducircdi
bahwa Al-Qur`an adalah kitab dakwah dan kitab perjuangan8
Al-Qur`an juga adalah kitab tentang manusia hidupnya
makanannya dan fitrahnya9 Kitab Al-Qur`an berisikan firman-firman
Allah Swt Tuhan Alam semesta Di dalamnya tidak ada yang perlu
diragukan Dan kitab tersebut tidak dapat memberikan petunjuk
7
Fathi Yakan Problematik Dakwah dan Para Dai terj Darsim Ermaya Imam
Fajarudin (Solo Era Intermedia 2004) Cetke-I h 135
8Abdul Basit Wacana Dakwah Kontemporer (Purwokerto STAIN Purwokerto
Press 2006) Cetke-I h 19
9Taufik al-Wa`iy Dakwah ke Jalan Allah terj Muhith Mishaq (Jakarta Robbani
Press 2010) Cet ke-I h 109
7
apapun kecuali kepada orang-orang yang bertakwa hanya
kepadanya10
Berdakwah memerlukan strategi dan metode Sebab strategi
dan metode merupakan hal yang dapat membantu dakwah terlaksana
dengan baik dan sesuai tujuan11
Oleh karena itu Dalam hal ini
penulis akan mengkaji salah satu unsur dalam dakwah yaitu metode
dakwah Metode dakwah adalah cara yang digunakan dai untuk
menyampaikan materi dakwah Metode dakwah sangat penting
peranannya dalam penyampaian dakwah Metode yang tidak benar
meskipun isinya baik maka pesan baik tersebut bisa di tolak12
Di zaman sekarang Islam benar-benar membutuhkan para dai
yang mumpuni yang mampu mengomunikasikan pemikiran-
pemikiran dan ideologinya dengan metodologi yang indah dan
menawan Mereka mampu mengomunikasikan Islam tanpa membuat
orang berlari dan mampu menjelaskan pemikiran-pemikiran tanpa
mendatangkan kesulitan Betapa banyak dai yang mencemarkan
Islam karena keburukan metodologi dakwahnya Mereka bersikap
buruk terhadap Islam sedangkan mereka mengira bahwa mereka
telah berbuat kebajikan untuk Islam13
Dari beberapa pemaparan diatas penulis tertarik untuk
mengkaji metode dakwah yang Allah sebutkan dalam Al-Qur`an
dengan melakukan menurut pandangan dua tafsir yaitu tafsir al-
Misbah dan tafsir al-Azhar Penulis mengambil surat Ali-Imran ayat
10
Fethullah Gulen Dakwah Jalan Terbaik Dalam Berpikir Dan Menyikapi Hidup
(Jakarta PT Gramedia 2011) cetke-I h 194
11Khariri Syeikh Maulana Arabi Dakwah Cerdas (Yogyakarta Laksana 2007)
Cetke-I h 73
12
Acep Arippudin Pengembangan Metode Dakwah (Jakarta Rajagrafindo
Persada 2011) Cetke-I h 8
13Fathi Yakan Problematik Dakwah dan Para Dai terj Darsim Ermaya Imam
Fajarudin h 137
8
104 An-Nahl ayat 125 dan Thaha ayat 43-44 Adapun alasan penulis
mengambil ayat ini karena penulis ingin mencoba menghubungkan
antara kewajiban dakwah amar makruf nahi mungkar kemudian
metode-metode dakwah yang digunakan sekalipun terhadap orang
yang sangat kejam Dalam penelitian ini penulis mengambil sebuah
judul yaitu ldquoMetode Dakwah Dalam Surat Ali-Imran ayat 104
An-Nahl ayat 125 Thaha ayat 43-44 menurut pandangan
MQuraish Shihab dan Hamkardquo
Penulis ingin meneliti bagaimana implementasi metode
dakwah yang ada di dalam Al-Qur`an terhadap kegiatan dakwah saat
ini Karena melihat kegiatan dakwah saat ini sudah sangat banyak
dilakukan oleh para dai yang mumpuni maupun oleh mereka yang
ingin saling mengingatkan walaupun secara keilmuan masih sangat
terbatas
Untuk memahami lebih jelas dan rinci kita memerlukan tafsir
dari para ulama yang telah mumpuni dalam bidang tafsir Sehingga
sebagai manusia yang terbatas keilmuannya kita bisa memahami
makna Al-Qur`an melalui tafsir yang telah ditulis oleh para ulama Di
sini penulis mengambil penafsiran dari dua orang mufasir Indonesia
yaitu tafsir al-Misbah karya M Quraish Shihab (1944) dan tafsir al-
Azhar karya Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka 1908-1981)
Alasan penulis mengambil dua tafsir yang berbeda ini adalah dengan
tujuan untuk mengetahui perbedaan pemikiran mufasir lokal
(Indonesia) dalam menafsirkan ayat metode dakwah dalam Al-
Qur`an yang berbeda masa dan keadaan Dalam artian masa
penulisan tafsir dan psikologi penulis pada saat penulisan tafsir
Selain itu juga kedua mufasir adalah dua sosok yang hebat
apabila diamati secara teliti beliau berdua telah aktif dalam
9
mengembangkan dan mengaplikasikan bidang dakwah baik lisan
tulisan dan hacircl dengan metode yang telah beliau gunakan Buya
Hamka adalah salah satu tokoh yang termasuk dalam 50 pendakwah
pengubah sejarah dalam buku yang ditulis oleh M Anwar Djaelani
Model dakwah hamka termasuk lengkap karena secara lisan dan
tulisan sama-sama kuat Dakwah Buya Hamka secara tulisan tidak
hanya diterima di Indonesia tetapi juga di luar Indonesia Hampir
semua karya Hamka digemari banyak kalangan dan salah satu
karyanya yang paling monumental adalah tafsir Al-Azhar14
Sedangkan M Quraish Shihab adalah satu ulama yang masih
ada ditengah-tengah masyarakat saat ini beliau adalah ulama besar
yang produktif dalam berkarya santun dan mendalam dalam
menyampaikan pandangan keagamaanya15
Secara lisan bisa dilihat
dengan ceramah atau kajian yang beliau lakukan baik di kampus
masjid atau majelis tertentu secara tulisan bisa dilihat dengan adanya
buku-buku atau karya beliau dan secara hal bisa dilihat dari lembaga
atau kegiatan yang beliau bangun untuk kepentingan sosial
masyarakat Dengan demikian dakwah dan penerapan dakwah telah
beliau aplikasikan dalam kehidupannya bisa dijadikan referensi
dalam berdakwah
B Permasalahan
1 Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas masalah yang
diidentifikasikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
a Metode dakwah dalam Al-Qur`an
14
M Anwar Dajelani 50 Pendakwah Pengubah Sejarah (Jakarta Prenadamedia
Group 2015) Cet Ke-IV h 84
15Salah satu ulasan yang ditujukan kepada M Quraish Shihab dalam buku Cahaya
Cinta dan Canda M Quraish Shihab yang ditulis oleh Mauluddin Anwar dkk
10
b Macam-macam metode dakwah menurut para ahli dakwah
c Bentuk-bentuk Metode dakwah
d Metode dakwah menurut pandangan MQuraish Shihab dan
Hamka
e Perbandingan Metode dakwah menurut M Quraish Shihab
dan Hamka
f Implementasi metode dakwah saat ini
2 Pembatasan masalah
Al-Qur`an menghimpun ayat-ayat dakwah baik sebagai
sumber materi kewajiban dakwah maupun metode dakwah
Dalam penulisan skripsi ini penulis mencoba memberikan
batasan masalah agar dalam pembahasan tidak terlalu melebar
Dalam penelitian ini penulis hanya membatasi pembahasan
metode dakwah dalam Al-Qur`an dalam surat Ali-Imran ayat 104
an-Nahl ayat 125 dan Thacirchacirc 43-44 Penulis mengambil ayat
untuk diteliti tidak berdasarkan kesamaan redaksi atau kata
dakwah yang ada di dalam ayat tersebut akan tetapi penulis
mengambil ayat berdasarkan maksud ayat dan penulis mencoba
membuat suatu kesimpulan akan kewajiban dakwah sampai ke
metode dakwah sesuai dengan ayat yang diambil Sehingga
membentuk hasil penelitian yang saling berhubungan dari segi
makna dan tujuan yang ingin dicapai dalam ayat dan juga dalam
penerapan dakwah
3 Perumusan masalah
a Metode dakwah surat Ali-Imran ayat 104 menurut MQuraish
Shihab dan Hamka
b Metode dakwah surat An-Nahl ayat 125 menurut MQuraish
Shihab dan Hamka
11
c Metode dakwah surat Thaha ayat 43-44 menurut MQuraish
Shihab dan Hamka
d Implementasi dalam dakwah saat ini
C Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian berhubungan secara fungsional dengan
rumusan masalah penelitian yang dibuat secara spesifik terbatas dan
dapat diperiksa dengan hasil penelitian16
Adapun tujuan penelitian
ini adalah
1 Untuk mengetahui Metode dakwah surat Ali-Imran ayat 104
menurut MQuraish Shihab dan Hamka
2 Untuk mengetahui Metode dakwah surat An-Nahl ayat 125 ayat
104 menurut MQuraish Shihab dan Hamka
3 Untuk mengetahui Metode dakwah surat Thaha ayat 43-44
menurut MQuraish Shihab dan Hamka
4 Untuk mengetahui implementasi metode dalam dakwah saat ini
D Manfaat Penelitian
Mengacu pada penjabaran rumusan masalah di atas maka
manfaat penelitian ini adalah
1 Manfaat Teoritis
Sebagai sarana untuk menerapkan ilmu-ilmu teoritis yang
digunakan serta menambah wawasan khazanah keilmuan terkait
tema yang diangkat
2 Manfaat Praktis
Penelitian ini secara praktis diharapkan bisa bermanfaat bagi
para dai untuk bisa menjadi dai yang mumpuni serta memiliki
16
Dewi Sadiah Metode Penelitian Dakwah (Remaja Rosdakarya Bandung 2015)
Cet Ke-I h 68
12
metode dakwah yang sesuai dengan zamannya dan tetap
berpegang teguh pada Al-Qur`an
E Tinjauan Pustaka
1 Jurnal ldquoMetode Dakwah Dalam Pengajaran Nabi Perspektif
Hadisrdquo yang selesai pada tanggal 25 Mei 2019 Ditulis oleh Adi
Abdullah Muslim Dosen IAIN Pekalongan Indonesia dalam
jurnal ini menjelaskan bagaimana metode dakwah Nabi dalam
mengajarkan kepada sahabat perspektif hadis sehingga terbentuk
teori dalam komunikasi dakwah dan pendidikan Jenis penelitian
yang digunakan yaitu studi literatur (library research) atau
penelitian pustaka Metode yang digunakan yaitu metode
deskriptif-analisis yakni penelitian yang berusaha menuturkan
masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan secara
objektif Persamaan dengan penelitian ini adalah pada metode
dakwah yang digunakan sedang perbedaannya adalah pada
perspektif penelitian yaitu tafsir Al-Qur`an dan Hadis17
2 Skripsi ldquoMetode Dakwah Mau`izhah Hasanah dalam Program
acara Mufasir di Kompas TV Jawa Tengahrdquo18
ditulis oleh Rizki
Intan Aulia mahasiswi UIN Walisongo Semarang Jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi
2018 Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode
mau`izhah hasanah yang diterapkan dalam acara mufasir di
17
Adi Abdullah Muslim ldquoMetode Dakwah Dalam Pengajaran Nabi Perspektif
Hadisrdquo Jurnal Dakwah Vol 13 No1 25 Mei 2019
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metode+dakwah+dalam+Pen
gajaran+Nabi+Perspektif+hadisampbtnG= diakses pada 7 Juli 2019
18Rizki Intan Aulia ldquoMetode Dakwah Mauizhah Hasanah dalam Program acara
Mufasir di Kompas TV Jawa Tengahrdquo Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas
Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo Semarang 2018
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_02C5ampq=metode+dakwah+mauizhah+hasa
nah+dalam+program+acara+ampbtnG= diakses pada 7 Juli 2019
13
Kompas TV Jateng Metodologi yang digunakan dalam penelitian
ini adalah penelitian kualitatif dengan metode pengumpulan data
berupa dokumentasi berupa tayangan video program ldquomufasirrdquo
Teknik yang digunakan yaitu mmode interaktif Miler dan
Huberman Persamaan dalam penelitian ini yaitu pada metode
dakwah yang diteliti sedangkan perbedaannya yaitu pada objek
yang di analisis oleh peneliti Peneliti terdahulu menganalisa
metode dakwah dalam sebuah acara tv sedangkan peneliti saat ini
meneliti metode dakwah dalam Al-Qur`an dengan
membandingkan dua tafsir
3 Skripsi ldquoMetode Dakwah Dengan Pendekatan Kultural Sunan
Kalijagardquo ditulis oleh Melinda Novita Sari Jurusan Komunikasi
Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Raden Intan Lampung 2018 Penelitian ini menggunakan
penelitian sejarah yaitu melakukan penyelidikan terhadap
keadaan dan pengalaman di masa lampau dengan teknik studi
kepustakaan Hasil dari penelitian ini ialah ditemukannya
kegiatan dakwah dengan menggunakan metode dakwah kultural
dengn media wayang tembang dan dari dakwah kultural ini
menghasilkan kebudayaan baru dengan menggunakan
pencampuran tradisi lama dan percampuran dengan budaya
setempat di mana tidak terlepas dari unsur-unsru Islamnya
Persamaan dengan penelitian ini ialah pada objek metode dakwah
yang dikaji sedankgkan perbedaannya yaitu pada subjek dari
metode yang dikaji yaitu metode dakwah dalam Al-Qur`an dan
relevansinya terhadap dakwah saat ini
4 Skripsi ldquoMetode Dakwah Dalam Tradisi Tahlilan di Kelurahan
Plamongansari Kecamatan Padurungan Semarangrdquo ditulis oleh
14
Muhammad Aris Munandar Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan
Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam
Negeri Walisongo Semarang 2018 Penelitian ini menggunakan
metode penelitian kualitatif deskriptif Dengan teknik
pengumpulan data meggunakan metode observasi wawancara
dan dokumentasi Hasil penelitian ini yaitu bahwasanya tradisi
tahlilan merupakan tradisi turun temurun yang diadakan setiap
malam Jumat dan dilakukan untuk mendekatkan diri kepada
Allah ajang silaturahmi dan kerukunan umat Persamaan
penelitian yaitu mengkaji metode dakwah hanya saja memiliki
perbadaan pada objek yang diteliti yaitu tradisi tahlilan di mana
peneliti saat ini mengkaji metode dakwah dalam Al-Qur`an dan
meneliti relevansinya terhadap dakwah saat ini
5 Skripsi ldquoMetode Dakwah Para Dai Dalam Menyampaikan Pesan-
Pesan Keagamaan Di Kecamatan Lampihong Kabupaten
Balanganrdquo19
ditulis oleh Lina Karlina mahasiswi IAIN Antasari
jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan
Komunikasi 2016 Dalam penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui metode dakwah dan faktor pendukung apa saja yang
menjadi kesuksesan seorang dai dalam menyampaikan pesan-
pesan keagamaan Jenis penelitian yaitu penelitian lapangan
dengan teknik yang digunakan yaitu mengumpulkan data
observasi wawancara dan dokumenter Persamaan penelitian
19
Lina Karlina ldquoMetode Dakwah Para Dai Dalam Menyampaikan Pesan-Pesan
Keagamaan Di Kecamayan Lampihong Kabupaten Balangan jurusan Komunikasi
Penyiaran Islam fakultas dakwah dan komunikasi IAIN Antasarirdquo 2016
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=skripsi+metode
+dakwah+dalam+menyampaikan+pesan+keagamaan+di+kecamatan+lampihong+kabupaten
+balanganampbtnG=d=gs_qabsampu =23p3D3X3kmQdtSWIJ diakses pada 7 Juli 2019
15
yaitu pada pembahasan metode dakwah sedangkan perbedaannya
pada subjek penelitiannnya yaitu para dai dan mufasir
F Metode Penelitian
1 Jenis Penelitian
Metode penelitian merupakan strategi yang digunakan dalam
sebuah penelitian dan menganalisis data yang diperlukan guna
menjawab permasalahan yang diteliti Adapaun yang peneliti
gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan
teknik studi kepustakaan (library research) Penelitian kualitatif
mengandung pengertian adanya upaya penggalian dan
pemahaman pemaknaan terhadap apa yang terjadi pada berbagai
individu atau kelompok yang berasal dari persoalan sosial atau
kemanusiaan20
Kirk dan Miller mendefinisikan penelitian
kualitatif sebagai tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial
yang secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia
dan kawasannya sendiri dan berhubungan langsung dengan
orang-orang tersebut dalam bahasanya dan peristilahannya21
Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang semua datanya
berasal dari bahan-bahan tertulis berupa buku naskah dokumen
foto dan lain-lain22
2 Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian kualitatif ada beberapa pendekatan yang
bisa digunakan Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
pendekatan metode deskriptif dengan teknik pengamatan kejadian
20
Septiawan SantanaK Menulis Ilmiah Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta
Yayasan Pustaka Obor Indonesia 2007) Cet Ke-II h 1
21Uhar Suharsaputra Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Tindakan
(Bandung PT Refika Aditama 2014) Cet Ke-II h 181
22Nashruddin Baidan Erwati Aziz Metodolgi Khusus Penelitian Tafsir
(Yogyakarta Pustaka Pelajar2016) Cetke-I h28
16
saat ini oleh penulis Deskriptif yaitu suatu rumusan masalah
yang memandu penelitian untuk mengeksplorasi atau memotret
situasi sosial yang akan diteliti secara menyeluruh luas dan
mendalam Metode ini bertujuan untuk melukiskan secara
sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang
tertentu secara faktual dan cermat23
Selain mendeskripsikan
peneliti juga melakukan analisis terhadap surat Ali Imran ayat
104 an-Nahl ayat 125 dan Thacirchacirc ayat 43-44 Setelah menganalisi
penulis akan merelevansikan dengan kegiatan dakwah oleh
lembaga organisasi dakwah
3 Subjek dan objek penelitian
Subjek penelitian adalah orangsesuatu yang terlibat dalam
penelitian sebagai sumber data24
Selain itu juga subjek
penelitian adalah keseluruhan atau totalitas dari suatu penelitian
yang menjadi substansinya yang akan diteliti atau ingin dicarikan
jawabannya dalam sebuah penelitian25
Dalam penelitian ini yang
menjadi subjek penelitian adalah penafsiran metode dakwah
dalam tafsir al-Misbah dan tafsir Al-Azhar sedangkan yang
menjadi objek penelitian ini adalah surat Ali-Imran ayat 104 an-
Nahl ayat 125 dan Thacirchacirc 43-44
4 Sumber data penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua sumber data
Pertama sumber data primer ialah dua tafsir yang akan
dikomparasikan yaitu tafsir al-Misbah dan tafsir al-Azhar
23
Dewi Sadiah Metode Penelitian Dakwah h 19 24 Wina Sanjaya Penelitian Pendidikan Jenis Metode dan Prosedur (Jakarta
Prenadamedia Group 2014) Cetke-II h 17 25
Nashruddin Baidan Erwati Aziz Metodolgi Khusus Penelitian Tafsir h 24
17
Kedua sumber data sekunder yang berasal dari buku-buku
jurnal atau internet serta data lain yang berkaitan dengan
pembahasan
5 Teknik Pengumpulan data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik
pengumpulan data dengan cara studi pustaka Yaitu teknik yang
dipusatkan pada penelitian kitab-kitab tafsir dan buku
kepustakaan yang berkaitan dengan pembahasan Setelah itu
penulis menganalisa data yang sudah terkumpul dan membuat
kesimpulan dari data yang sudah dianalisis
6 Teknik Analisis data
Dalam penelitian ini ada beberapa langkah yang bisa
digunakan peneliti untuk menganalisis data dalam melakukan
riset komparatif yaitu26
a Menentukan tema yang diangkat
b Mengidentifikasi aspek-aspek yang hendak diperbandingkan
c Mencari keterkaitan dan faktor-faktor yang mempengaruhi
antar konsep
d Menunjukkan kekhasan dari masing-masing pemikiran tokoh
Melakukan analisis secara mendalam dan kritis dengan
argumentasi data
e Membuat kesimpulan untuk menjawab problem riset
7 Instrumen dan alat bantu penelitian
Instrumen penelitian adalah alat pengumpul data Dalam
penelitian kualitatif yang menjadi alat penelitian adalah peneliti
sendiri sehingga peneliti harus mengerti bagaimana penelitian
26
Abdul Mustaqim Metode Penelitian Al-Qur`an dan Tafsir h 137
18
kualitatif metode yang digunakan serta kesiapan untuk meneliti
objek penelitian
G Sistematika Penulisan
Dalam penyususnan skripsi penulis akan membagi menjadi 5
bab yang terkait satu dengan yang lainnya Pembagiannya adalah
sebagai berikut
BAB I Pendahuluan
Dalam bab ini terdiri dari latar belakang masalah identifikasi
masalah pembatasan masalah perumusan masalah tujuan penelitian
manfaat penelitian tinjauan pustaka metodologi penelitian
sistematika penulisan
BAB II Landasan Teori
Dalam bab ini membahasa tentang teori atau pemahaman tentang
dakwah meliputi metode dakwah Di mana komponen ini menjadi
pokok penting dalam penulisan skripsi ini
BAB III Biografi M Quraish Shihab Dan Haji Abdul Malik
Kari Amrullah (HAMKA)
Dalam bab ini akan membahas profil M Quraish Shihab dan Hamka
BAB IV Analisis Metode Dakwah Surat Ali Imran Ayat 104 An-
Nahl Ayat 125 Dan Thacirchacirc 43-44
Dalam bab ini membahas tentang surat Ali Imran ayat 104 an-Nahl
ayat 125 dan Thacirchacirc 43-44 menurtu M Quraish Shihab dan Hamka
serta relevansinya terhadap dakwah saat ini
BAB V PENUTUP
Dalam bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran
19
BAB II
LANDASAN TEORI
A Pengertian Dakwah
Secara etimologi dakwah berasal dari bahasa Arab yaitu dacirc`a
yad`ucirc da`wan du`acirc yang diartikan dengan mengajak menyeru
memanggil seruan permohonan dan permintaan1 Dakwah memiliki
tiga huruf asal yaitu dal `ain dan wawu Dari ketiga huruf asal ini
terbentuk beberapa kata dan ragam makna Makna tersebut
diantaranya ialah memanggil mengundang minta tolong meminta
memohon menamakan menyuruh datang mendorong
menyebabkan mendatangkan mendoakan menangisi dan meratapi
Dalam Al-Qur`an kata dakwah dan berbagai bentuk katanya
ditemukan sebanyak 198 kali menurut hitungan Muhammad Sulthon
(2003 4) 299 kali menurut hitungan Muhammad Fuad Abd al-Baqi
(2006) atau 212 kali menurut Asep Muhiddin (2002 40)2
Dakwah Islam adalah tugas suci yang dibebankan kepada
setiap muslim di mana saja berada sebagaimana termaktub dalam Al-
Qur`an dan sunah Rasulullah Saw kewajiban dakwah menyerukan
dan menyampaikan agama Islam kepada masyarakat3 Firman Allah
dalam surah al-Imran ayat 1044
1
M Munir Wahyu Ilaihi Manajemen Dakwah (Jakarta PRenadamedia Group
2015) Cetke-IV h 17 2
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah (JakartaKencana 2017) Cet Ke- VI h 5
3M Munir Metode Dakwah (Jakarta Prenadamedia Group 2015) Cetke-IV h 5
4Kata amar makruf nahi munkar di dalam Al-Qur`an disebut sebanyak 8 kali dalam
5 surat dua kali pada surat makkiyah dan tiga kali pada surat madaniyah Surat Ali Imran
ayat 104 110 dan 114 Surat Al-A`raf pada ayat 157 suart at-Taubah pada ayat 71 dan 112
surat Al-Hajj pada ayat 41 dan surat lukman pada ayat 17
20
ldquoDan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari
yang munkar merekalah orang-orang yang beruntungrdquo (QS Al-
Imran [3]104)
Secara terminologi para ulama berbeda pendapat dalam
menentukan dan mendefinisikan dakwah hal ini disebabkan oleh
perbedaan para ulama dalam memaknai dan memandang kalimat
dakwah itu sendiri5 Pengertian dakwah secara terminologi menurut
beberapa para ahli diantaranya yaitu
1 Syekh Muhammad al-Khadir Husain (tt14) dakwah adalah
menyeru manusia kepada kebajikan dan petunjuk serta menyuruh
kepada kebajikan dan melarang kemungkaran agar mendapat
kebahagiaan dunia dan akhirat
2 Muhammad Abu al-Fath al-Bayanuni (193317) dakwah adalah
menyampaikan dan mengajarkan agama Islam kepada seluruh
manusia dan mempraktikkan dalam kehidupan nyata6
3 Prof Toha Yahya Omar (19221) dakwah Mengajak manusia
dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan
perintah Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di
dunia dan di akhirat7
4 Menurut Muhammad Natsir dakwah mengandung arti kewajiban
yang menjadi tanggung jawab seorang muslim dalam amar
ma`ruf nahi mungkar8
5
Faizah Lalu Muchsin Effendi Psikologi Dakwah (Jakarta Prenadamedia Group
2018) Cet Ke-IV h 5 6
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 10 7
Toha Yahya Omar Ilmu Da`wah (Jakarta Widya Karsa Pratama 1992) Cet Ke-
V h 1 8
Wahidin Saputra Pengantar Ilmu Dakwah (Jakarta Rajwawali Press 2012)
Cetke- II h 2
21
Dari beberapa definisi di atas maka dapat di simpulkan
bahwa dakwah adalah salah satu bentuk kegiatan untuk menyeru atau
mengajak orang lain baik individu atau kelompok untuk menjalankan
syariat Islam berdasarkan Al-Qur`an dan hadis sehingga tercapainya
tujuan dari kegiatan dakwah
Dalam ilmu komunikasi kegiatan ini disebut juga dengan
proses komunikasi Proses komunikasi adalah setiap langkah mulai
saat menciptakan informasi sampai dipahami oleh komunikasi
Komunikasi merupakan proses sebuah kegiatan yang berlangsung
kontinu9
Dengan demikian bisa kita pahami bahwa dakwah adalah
proses dari komunikasi hanya saja dengan tujuan yang berbeda
Karena dalam komunikasi kita tidak fokus pada apa yang harus
disampaikan seperti yang harus disampaikan dalam dakwah Dan
untuk tercapainya komunikasi dan dakwah yang baik kita harus
memiliki sikap sesuai dengan budaya dan tuntunan agama yang
berlaku sehingga dakwah dan komunikasi bisa berjalan dengan
lancar
B Hukum Berdakwah
Setiap umat yang diambang kehancuran dan roboh pilar-
pilarnya kehilangan pengaruhnya kehilangan eksistensinya pasti
diawali oleh diamnya para dai lirih suaranya rancu risalahnya
kehilangan tujuan utamanya hancur peninggalanya Umat mana pun
yang ingin naik dan tinggi harus memahami kebenaran dakwahnya
kesucian tujuan utamanya keagungan risalahnya para dainya
9
Redi Panuju Pengantar Studi (Ilmu ) Komunikasi (Jakarta Prenadamedia Group
2018) Cetke-I h 39
22
memiliki titik tolak di muka bumi untuk membangun pilar dan
dakwahnya10
Umat Islam adalah umat risalah ada karena ada sasaran
dalam hidup ini Allah menyebut mereka dengan
ldquoKamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk
manusia menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari
yang munkar dan beriman kepada Allah Sekiranya ahli kitab
beriman tentulah itu lebih baik bagi mereka di antara
mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah
orang-orang yang fasikrdquo (QS Ali-Imran [3]110)
Jika tidak karena dakwah hilanglah tujuan risalah dan
lenyaplah tujuan pengangkatannya kehancuran menyebar luas
kesesatan merata di mana-mana kebaikan dan kebenaran telah
hilang Karena itulah kewajiban dakwah amar makruf nahi mungkar
ditegaskan dalam Al-Qur`an dan as-Sunah serta ijmak ulama11
Para pakar berselisih paham dalam menanggapi soal ini
Sejauh pemikiran yang berkembnag perselisihan dalam masalah ini
dapat dikelompokkan ke dalam tiga pendapat sebagai dijelaskan
berikut ini12
10
Taufik al-Wa`iy Dakwah ke Jalan Allah terj Muhith Mishaq (Jakarta Robbani
Press 2010) Cet ke-I h 53
11Taufik al-Wa`iy Dakwah ke Jalan Allah terj Muhith Mishaq h 53
12A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan
Peradaban Islam (Jakarta Prenadamedia Group 2013) Cet Ke-II h 63
23
Pertama Dakwah dihukumi sebagai kewajiban personal (fard
`ain) Maksudnya dakwah merupakan kewajiban bagi setiap muslim
Ia akan diganjar jika melaksanakannya sebagaimana akan berdosa
jika meninggalkannya Dakwah menjadi kewajiban personal karena
ia merupakan tuntutan (implikasi) iman Setiap orang mengaku
beriman harus mempersaksikan imannya kepada publik Selain
melalui amal saleh persaksian iman juga diwujudkan dalam bentuk
dakwah saling berpesan dengan kebajikan dan ketakwaan atau
dengan menyuruh yang makruf dan mencegah yang mungkar13
Kedua dakwah dihukumi sebagai kewajiban kolektif (fardu
kifayah) Hal ini berarti dakwah merupakan kewajiban yang
dibebankan kepada komunitas tertentu yang berkompeten dalam
suatu masyarakat Bila di dalamnya telah ditemukan sekelompok
orang yang mewakili tugas itu maka gugurlah kewajiban untuk yang
lain Sebaliknya jika tidak ada maka anggota masyarakat itu
mendapat dosa seluruhnya Tugas berdakwah itu tidaklah mudah
karena ia memerlukan keahlian dan keterampilan tersendiri baik dari
segi intelektual emosiaonal maupun spiritual Kalau demikian
permasalahannya berarti tidak semua orang dari umat Islam
memiliki kompetensi tersebut14
Ketiga dakwah dihukumi wajib individual (fard `ain)
sekaligus wajib kolektif (fardhu kifayah) Maksudnya hukum asal
dakwah itu adalah wajib `ain sehingga setiap mukmin memiliki
tanggung jawab moral untuk menyampaikan agamanya sesuai dengan
taraf kemampuan dan kapasitasnya masing-masing Namun
13
A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan
Peradaban Islam h 63-64 14
A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan
Peradaban Islam h 65
24
demikian pada aspek-aspek tertentu dakwah tidak dapat diserahkan
kepada sembarang orang Dakwah dalam posisi ini menjadi tugas
berat dan menuntut profesionalisme Dakwah memerlukan
kompetensi dan itu hanya mungkin dilakukan oleh yang memiliki
keahlian dalam bidang ini (kelompok profesional) Pendapat ketiga
ini merupakan jalan tengah dari dua pendapat sebelumnya yang
saling bertolak belakang Pendapat ini menjadi jalan tengah lantaran
tidak memandang dakwah hanya sebagai kewajiban ulama semata
(elitis) tetapi juga tidak membenarkan menyerahkan masalah dan
tugas dakwah hanya kepada masing-masing orang (tugas individual)
semata-mata15
C Fungsi Dakwah
Dakwah berfungsi menjaga orisinalitas pesan dakwah dari
Nabi Saw dan menyebarkannya kepada lintas generasi Dengan
dakwah pula kebenaran Islam tidak akan berhenti dalam satu
generasi Dakwah berfungsi sebagai estafet bagi peradaban manusia
Nabi Saw tidak ingin dinamika dakwah terhenti karena
kewafatannya Sebagaimana yang beliau sampaikan pada saat haji
wada (haji perpisahan)16
Selain itu juga fungsi dakwah yaitu sebagai
pembina sebagai pengarah dan pembentuk manusia seutuhnya17
Sebagaimana disebutkan di atas bahwa dakwah adalah salah
satu proses komunikasi Menurut Deddy Mulyana komunikasi
memiliki beberapa fungsi yaitu18
15
A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan
Peradaban Islam 68-69 16
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 101 17
Kustadi Suhandang Ilmu Dakwah Perspektif Komunikasi (Bandung Remaja
Rosdakarya 2013) Cet Ke-I h 193
18Deddy Mulyana Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Bandung Remaja
Rosdakarya 2016) Cet Ke-XV h 5
25
a Komunikasi Sosial
Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya
mengisyaratkan bahwa komunikasi penting untuk membangun
konsep diri aktualisasi diri untuk kelangsungan hidup untuk
memperoleh kebahagiaan terhindar dari tekanan dan ketegangan
antara lain lewat komunikasi yang menghibur dan memupuk
hubungan dengan orang lain
b Komunikasi Ekspresif
Komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi
orang lain namun tidak dilakukan sejauh komunikasi tersebut
menjadi instrumen untuk menyampaikan perasaan emosi kita
Perasaan-perasaan tersebut dikomunikasikan terutama melalui
pesan-pesan nonverbal Perasaan sayang peduli rindu simpati
gembira sedih takut prihatin marah dan benci dapat
disampaikan lewat kata-kata namun terutama lewat perilaku
nonverbal
c Komunikasi Ritual
Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan
sepanjang tahun dan sepanjang hidup yang disebut para
antropolog sebagai rites of passage mulai upacara kelahiran
sunatan pernikahan sungkeman dan sebagainya Dalam acara
tersebut orang mengucapkan kata-kata atau menampilkan
perilaku simbolik Mereka yang berpartisipasi dalam bentuk
komunikasi ritual tersebut menegaskan kembali komitmen
mereka kepada tradisi keluarga komunitas suku bangsa negara
ideologi atau agama mereka
26
d Komunikasi Instrumental
Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum
menginformasikan mengajar mendorong mengubah sikap dan
keyakinan dan mengubah perilaku atau menggerakkan tindakan
dan juga menghibur Bila diringkas maka ke semua tujuan
tersebut adalah membujuk (bersifat persuasif)
Dari fungsi dakwah dan fungsi komunikasi bisa kita
hubungkan bahwa komunikasi instrumental lebih cocok kepada
fungsi dakwah karena tujuannya selain menginformasikan yaitu
mengajar dan mendorong manusia untuk mengubah sikap dan
keyakinan sebagaimana dalam fungsi dakwah itu sendiri
D Tujuan Dakwah
Setiap aktivitas yang dilakukan oleh manusia memiliki tujuan
baik untuk tujuan positif maupun negatif Dalam hal ini tujuan yang
ingin di capai dalam dakwah menurut beberapa ahli ada beberapa
tujuan Diantaranya yaitu tujuan dakwah adalah dunia dan akhirat19
Realitanya tujuan dakwah tiada lain mengajak manusia berjalan di
atas jalan Allah dalam meniti jalan hidupnya Secara filosofis bisa
dikatakan bahwa tujuan dakwah Islamiah adalah membentangkan
jalan Allah di atas bumi agar dilalui umat manusia Dari penjelasan
tersebut kiranya dipahami bahwa makna dari semuanya itu
mengandung pengertian upaya mengubah sikap sifat pendapat dan
perilaku umat ke arah yang Islami20
Jika berbagai pendapat diakomodir maka tujuan dakwah
dapat dbedakan kepada tujuan umum khusus tujuan jangka pendek
dan jangka panjang Selain itu terdapat tujuan dari sisi isi pesan dan
19
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 15 20
Kustadi Suhandang Ilmu Dakwah Perspektif Komunikasi h 23
27
mad`u serta tujuan insidentil Adapun tujuan dakwah adalah sebagai
berikut21
1 Tujuan umum
Tujuan umum dari kegiatan dakwah sama dengan tujuan
diturunkannya agama Islam Kata Islam dari segi kebahasaan
berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata salima yang
mengandung arti selamat sentosa dan damai Bertitik tolak dari
pemahaman kata Islam di atas maka kegiatan dakwah harus
mampu mewujudkan manusia atau masyarakat yang
menyerahkan diri tunduk patuh dan taat kepada Allah Swt
2 Tujuan khusus
Adapun tujuan dakwah secara lebih rinci atau tujuan khusus
dapat dirumuskan berdasarkan tinjauan tertentu Sekurang-
kurangnya tujuan ini dapat ditinjau dari dua segi yaitu dari segi
mad`u dan dari segi materi yang disajikan Tujuan dakwah
kepada setiap pribadi dapat dirumuskan sebagai berikut yaitu
terbinanya pribadi muslim yang sejati yakni figur insan kamil
yang dapat menerjemahlan ajaran Islam dalam segala aspek
kehidupannya
Tujuan dakwah untuk setiap keluarga Muslim adalah dapat
terbinanya kehidupan yang Islami dalam rumah tangga yaitu
keluarga yang senantias mencerminkan nilai-nilai islam baik
sesame anggota keluarga dan dengan tetangga Sedangkan tujuan
yang diharapkan terhadap masyarakat adalah terbinanya
kehidupan yang rukun dan damai taat dalam melaksanakan
ajaran agama dan memiliki kepedulian sosial yang tinngi
21
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 164
28
Selanjutnya tujuan dakwah adalah terwujudnya umat terbaik yang
basisnya didukung oleh muslim yang berkualitas individu yang
baik yang oleh Allah dijanjikan akan memperoleh ridha dan
surga
3 Tujuan dari segi materi dakwah
Tujuan dakwah jika berorientasi kepada pesan dakwah yang
disampaikan menurut Syekh Ali mahfudh meliputi enam hal
yaitu
a Untuk meluruskan akidah
b Untuk membetulkan amal
c Untuk membina akhlak
d Mengokohkan persatuan dan persaudaraan muslim
e Menolak atau melawan ateis
f Memberantas syubhat dalam agama
E Metode Dakwah
Metode secara bahasa berasal dari dua kata yaitu ldquometardquo
(melalui) dan ldquohodosrdquo (jalan cara) Metode berarti cara yang telah di
atur dan melalui proses pemikiran untuk mencapai suatu maksud22
Istilah metode berasal dari bahasa Inggris method yang berarti
systematic arrangement (penataan yang sistematis) orddy procedure
(prosedur yang rapih) mode of handling intellectual (cara
penanganan masalah secara cerdik)23
Sumber yang lainnya
menyebutkan bahwa metode berasal dari bahasa Yunani yang berarti
jalan yang dalam bahasa Arab disebut thacircriq24
22
M Munir Metode Dakwah h 6 23
Kustadi Suhandang Ilmu Dakwah Perspektif Komunikasi h 166
24Moh Ardani Memahami Permasalahan Fikih Dakwah (Jakarta Mitra Cahaya
Utama 2006) Cet Ke-I h 23
29
Metode dakwah adalah cara-cara tertentu yang dilakukan oleh
seorang dai (komunikator) kepada mad`u untuk mencapai suatu
tujuan atas dasar hikmah dan kasih sayang25
Al-Qur`an dalam surat An-Nahl ayat 125 menyebut tiga
metode dakwah yang intinya adalah menyesuaikan materi dan cara
berdakwah dengan sasaran dakwah terhadap cendekiawan dengan
hikmah orang awam dengan mau`izhah hasanah yakni memberi
nasihat dan perumpamaan yang menyentuh jiwa sesuai dengan taraf
pengetahuan mereka yang sederhana Ahl al-kitab dan penganut
agama lain yang diperintahkan adalah jidaldiskusi dengan cara yang
terbaik yaitu dengan logika dan retorika yang halus lepas dari
kekerasan dan umpatan26
Menurut Moh Ali Aziz dalam bukunya Ilmu Dakwah
menjelaskan tentang perbedaan metode dakwah dalam surat An-Nahl
ayat 125 Dalam ayat tersebut Nabi diperintahkan dua hal yaitu
berdakwah dan berdebat Merujuk pada fungsi wawu sebagai huruf
`athaf penghubung dua kalimat yaitu berdakwah dan berdebat
Pertama menunjukkan kebersamaan dua hal Dalam hal ini
berdakwah dan berdebat Kedua menunjukkan sesuatu yang lebih
dulu dari yang lain (lahiq) Dakwah dilaksankan terlebih dahulu
kemudian disusul berdebat Ketiga menunjukkan sesuatu yang
diakhirkan dari yang lain (sabiq) Dengan demikian berdakwah dan
berdebat adalah ssesuatu yang terpisah tetapi pelaksanannya harus
keduanya baik secara bersama sekaligus atau beriringan Karena
adanya perbedaan antara dakwah dan perdebatan walaupun memiliki
tujuan yang sama yaitu memengaruhi orang lain untuk mengikuti
25
M Munir Metode Dakwah h 7 26
M Quraish Shihab Membumikan Al-Qur`an jilid 2 (Ciputat Lentera Hati
2010) Cetke-I 2011 h 193
30
pendapatnya Tidak ada pemaksaan dalam dakwah sehingga
targetnya hanya memberikan pemahaman secara benar Berbeda
dengan dakwah perdebatan selalu menggunakan cara yang lebih
tegas karena targetnya adalah memperoleh kemenangan27
Dengan adanya perbedaan antara dakwah dan perdebatan
berarti cara berdakwah menurut surah An-Nahl ayat 125 ada dua
macam yaitu al-hikmah dan al-mau`izhah al-Hasanah28
Menurut ulama dalam tafsir kontemporer saat ini metode
dakwah dalam Al-Qur`an surah An-Nahl ayat 125 itu meliputi tiga
cakupan yaitu
1 Bi al-hikmah
Hikmah secara mutlak bisa bermakna ilmu dan pemahaman
Bisa juga bermakna keadilan diungkapkan dalam bahasa Arab Huwa
Ahkam al-Amracirc yang artinya dia melakukan sesuatu dengan baik dan
al-hacirckim adalah orang yang melakukan sesuatu secara profesional29
Secara etimologi hikmah digunakan untuk menunjuk kepada arti-arti
seperti keadilan ilmu kearifan kenabian dan juga Al-Qur`an
Dari kata hikmah juga dapat derivasinya ldquohakimrdquo yang
berarti seorang yang berprofesi memutuskan perkara-perkara
hukum30
Kata hikmah antara lain berarti yang paling utama dari
segala sesuatu baik pengetahuan maupun perbuatan Hikmah juga
diartikan sebagai sesuatu yang bila digunakandiperhatikan akan
mendatangkan kemaslahatan dan kemudahan yang besar atau lebih
27
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 333
28Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 335
29
Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah terj
Beni Sarbeni (Jakarta Darul Gaq 2008) cetke- I h 142
30A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 201
31
besar serta menghalangi terjadinya mudharat atau kesulitan yang
besar atau lebih besar31
Sedangkan ditinjau dari segi terminologi hikmah merujuk
kepada pengertian ketepatan berkata dan bertindak dan
memperlakukan sesuatu secara bijaksana (al-ishacircbat ficirc al-aqwacircl wa
al-afrsquoacircl wa wadlarsquoacirc kulla syayrsquo ficirc maudlucircrsquoihi)32
Hikmah juga bisa
diartikan sebagai upaya mengajak bicara kepada akal manusia dengan
dalil-dalil ilmiah yang memuaskan dan dengan bukti-bukti logika
yang cemerlang dengan maksud mengikis keragu-raguan dengan
argumentasi dan penjelasan33
Hikmah merupakan suatu metode pendekatan komunikasi
yang dilaksanakan atas dasar persuasif Karena dakwah bertumpu
pada human oriented maka konsekuensi logisnya adalah pengakuan
dan penghargaan pada hak-hak yang bersifat demokratis agar fungsi
dakwah yang utama bersifat informatif sebagaimana ketentuan Al-
Qur`an
ldquoMaka berilah peringatan karena Sesungguhnya kamu
hanyalah orang yang memberi peringatan kamu bukanlah
orang yang berkuasa atas merekardquo(QS Al-Ghasyiyah [88]
21-22)
Menurut al-Qahtany hikmah dalam konteks metode dakwah
tidak dibatasi hanya dalam bentuk dakwah dengan ucapan yang
lembut targhicircb (nasihat motivasi) kelembutan dan amnesti seperti
31
MQuraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
(Ciputat Lentera Hati 2009) Cetke-I h 775
32A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 202
33Yusuf Al-Qaradhawi Retorika Islam Bagaimana Seharusnya Menampilkan
Wajah Islam terj Abdillah Noor Ridlo (Jakarta Pustaka Al-Kautsar 2004) cetke-I h 19
32
selama ini dipahami banyak orang Lebih dari itu hikmah sebagai
metode dakwah dengan kedalaman rasio pendidikan nasihat yang
baik dialog yang baik pada tempatnya juga dialog dengan para
penentang zalim pada tempatnya hingga meliputi kecaman
ancaman dan kekuatan senjata pada tempatnya
Dari sinilah diperoleh pemahaman bahwa pendekatan hikmah
adalah induk dari semua metode dakwah yang intinya menekankan
atas ketetapan pendekatan terkait dengan kelompok mad`u yang
dihadapi Dalam pada itu ketepatan pilihan metode sesuai dengan
klasifikasi mad`u yang dihadapi tidak diragukan lagi sebagai kunci
kesuksesan dakwah34
Adapun cara dalam melakukan pendekatan dengan metode
hikmah yaitu35
a Berbicara kepada seseorang dengan bahasanya
Termasuk hikmah adalah berbicara dan berdialog dengan
orang lain menggunakan bahasanya sehingga isi
pembicaraan dan berkomunikasi timbal-balik dengan
lancar Artinya bukan sekedar orang Cina dengan bahasa
Cina Rusia dengan bahasa Rusia tetapi lebih dari itu
bahwasanya orang-orang berilmu diajak dengan bahasa
mereka dan orang awam diajak bicara dengan bahasa
mereka
b Bersikap ramah
Termasuk hikmah pula untuk bersikap ramah dan lemah
lembut dalam menyampaikan perintah dan larangan Kita
tidak membebani seseorang dengan suatu yang tidak kuat
34
A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 202
35Yusuf Al-Qaradhawi Retorika Islam Bagaimana Seharusnya Menampilkan
wajah Islam terj Abdillah Noor Ridlo h 20
33
dipikulnya Dengan begitu dia tidak akan menolak seruan
kita
c Memperhatikan tingkatan pekerjaan dan kedudukan
syariatnya
Termasuk kategori hikmah yang harus diperhatikan
dengan baik dalam retorika dakwah Islam era kini yaitu
memperhatikan dan menjaga tingkatan jenis pekerjaan
nilainya dan legalitas syarrsquoi-nya Dengan cara menyusun
pesan-pesan Islam dengan baik sesuai dengan tempat dan
waktu dan tingkatan masing-masing Kemudian kita
sampaikan perintah dan larangan sesuai dengan
prioritasnya
d Gerakan bertahap
Cara hikmah lainnya yang harus diperhatikan adalah
mengajak manusia secara tadarruj (bertahap) Karena
tadarruj itu sendiri merupakan hukum alam sebagaimana
ia merupakan hukum syariat Seperti penciptaan manusia
yang melalui proses tahap demi tahapan
Dengan demikian hikmah itu mengandung arti menjaga
kondisi dan keadaan manusia (sehingga seorang dai menggunakan
cara yang sesuai dengan kondisi dan keadaan yang didakwahinya
karena manusia memiliki ragam pemahaman dan keilmuan beragam
dari sisi emosional juga beragam dari sisi menyikapi kebenaran
Dengan kata lain seorang dai mesti menggunakan cara yang pantas
dan lebih cepat diterima bagi orang yang didakwahinya maka semua
cara ini termasuk dakwah kepada Allah dengan hikmah)36
36
Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah terj
Beni Sarbeni h 146
34
2 Al-maui`dzah Al-hasanah
Kata mau`izhah terambil dari kata wa`azha yang berarti
nasihat Mau`izhah adalah uraian yang menyentuh hati yang
mengantar kepada kebaikan37
Dari makna bahasa kita bisa
memahami bahwa mau`izhah secara istilah adalah arahan bimbingan
dan nasihat dengan sesuatu yang meluluhkan hati tepatnya dengan
menyebutkan pahala atau siksa38
Mau`izhah al-hasanah atau nasihat
yang baik adalah memberikan nasihat kepada orang lain dengan cara
yang baik yaitu petunjuk-petunjuk ke arah kebaikan dengan bahasa
yang baik dapat diterima berkenan di hati menyentuh perasaan
lurus di pikiran menghindari sikap kasar dan tidak mencari atau
menyebut kesalahan audiens sehingga pihak objek dakwah dengan
rela hati atas kesadarannya dapat mengikuti ajaran yang disampaikan
oleh pihak subjek dakwah39
Jika cara hikmah mengajak berbicara
kepada akal agar memaklumi pesan-pesan maka dakwah dengan
mau`izhah adalah hasanah adalah mengajak berbicara kepada hati
dan perasaan agar menyadari dan tergerak untuk bertindak40
Menurut Ibnu al-Atsir nasihat merupakan untaian kata yang
diungkapkan buat orang yang diberi nasihat dengan harapan orang
yang diberi nasihat bertambah baik41
Nasihat adalah memerintah
atau melarang atau menganjurkan yang dibarengi motivasi dan
ancaman juga berarti mengatakan sesuatu yang benar dengan cara
37
MQuraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an h
775 38
Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah terj
Beni Sarbeni h 150 39
Samsul Munir Amin Ilmu Dakwah (Jakarta Amzah 2009) cet Ke- I h 99-100 40
Yusuf Al-Qaradhawi Retorika Islam Bagaimana Seharusnya Menampilkan
wajah Islam terj Abdillah Noor Ridlo h 29
41Harjani Hefni Komunikasi Islam (Jakarta Prenadamedia Group 2017) cet Ke-
II h148
35
melunakkan hati Nasihat harus berkesan dalam jiwa atau mengikat
jiwa dengan keimanan dan petunjuk42
Al-Mau`izha Hasanah merupakan cara berdakwah atau
bertablig yang disenangi mendekatakan manusia padanya dan tidak
menjerakan mereka memudahkan dan tidak menyulitkan
Singkatnya ia adalah suatu metode yang mengesankan sasaran
dakwah bahwa juru dakwah adalah sebagai teman dekat yang
menyayanginya dan sebagai yang mencari segala hal yang
bermanfaat baginya dan membahagiakannya43
Bentuk-bentuk dakwah mau`izhah hasanah diantaranya yaitu
a Nasihat
Nasihat berasal dari bahasa Arab dari kata kerja Nashaha
yang berarti Khalasha yaitu murni dan bersih dari segala kotoran
juga berarti Khata yaitu menjahit44
Sebagian ahli ilmu berkata
nasihat adalah perhatian hati terhadap yang dinasihati siapa pun
dia Nasihat adalah salah satu cara dari al-mau`izhah al-hasanah
yang bertujuan mengingatkan bahwa segala perbuatan pasti ada
sangsi dan akibat Secara terminologi nasihat adalah memerintah
atau melarang atau menganjurkan yang dibarengi dengan
motivasi dan ancaman45
1) Kriteria seorang penasehat
Ibnu Taymiyah menyebutkan beberapa sifat yang harus
dimiliki seorang penasihat yang mengajak kepada perbuatan
makruf dan melarang orang lain berbuat mungkar haruslah
memiliki ilmu tentang hal yang makruf dan yang mungkar
42
M Munir Metode Dakwah h 243 43
Muhammad Husain Fadhlullah Metodologi dakwah dalam Al-Quran terj
Tarmana Ahmad Qosim (Jakarta Lentera 1997) Cet Ke-I h 48 44
MMunir Metode dakwah h 242
45
MMunir Metode dakwah h 242
36
dan dapat membedakan antara keduanya dan harus memiliki
ilmu tentang keadaan orang yang diperintah dan yang
dilarang Dan yang dimaksud dengan ilmu itu adalah apa-apa
yang dibawa Rasulullah dari apa-apa yang Allah utuskan
kepadanya46
b Tabsyir wa Tanzir
Tabsyir secara bahasa berasal dari kata basyara yang
mempunyai arti memperhatikan merasa senang Tabsyir dalam
istilah dakwah adalah penyampaian dakwah yang berisi kabar-kabar
yang menggembirakan bagi orang-orang yang mengikuti dakwah47
Adapun tujuan tabsyir yaitu48
1) Memperkuat atau memperkokoh iman
2) Memberikan harapan
3) Menumbuhkan semangat beramal
4) Menghilangkan sifat keragu-raguan
Sedangkan tanzir adalah penyampaian dakwah yang di mana
isinya berupa peringatan terhadap manusia tentang adanya kehidupan
akhirat dengan segala konsekuensinya49
Adapun bentuk-bentuk
tanzir diantaranya yaitu50
1) Penyebutan nama Allah
2) Menunjukkan keburukan
3) Pengungkapan bahayanya
4) Penegasan adanya bencana segera
5) Penyebutan peristiwa akhirat
46MMunir Metode dakwah h 242
47
MMunir Metode dakwah h 257
48
MMunir Metode dakwah h 259
49MMunir Metode dakwah h 263
50
MMunir Metode dakwah h 265
37
c Kisah
Kisah atau qashash diklasifikasikan ke dalam dua makna
yaitu yang berarti menceritakan dan mengandung arti menelusuri atau
mengikuti jejak51
Makna Qashash dalam sebagian besar ayat-ayat
berartikan kisah atau cerita sedangkan ayat-ayat yang berbicara
menggunakan lafazh qashash ternyata juga muncul dalam konteks
cerita atau kisah tentang Nabi Musa as52
Macam-macam kisah dalam
Al-Qur`an menurut Manna` Khalil al-Qatthan53
1) Kisah para Nabi menyangkut dakwah mereka dan tahapan
serta perkembangannya
2) Kisah peristiwa-peristiwa masa lalu dan pribadi-pribadi yang
tidak diketahui secara pasti apakah mereka Nabi atau bukan
3) Kisah peristiwa yang terjadi pada zaman Rasulullah seperti
perang Badar Uhud Khandak dan lain-lain
3 Al-mujadalah
Dalam bahasa dikatakan jadalahu artinya mendebat dan
melawannya Jadal adalah sangat dalam perlawanan dan
kemampuannya yaitu sangat melawan Jadala adalah menghadapi
argumentasi dengan argumentasi sedang mujadalah artinya berdebat
dan berbantah-bantahan54
Mujadalah adalah berdiskusi dengan cara yang baik dari cara
berdiskusi yang ada Mujadalah merupakan cara terakhir yang
digunakan untuk berdakwah manakala dua cara terakhir digunakan
untuk orang-orang yang taraf berpikirannya maju dan kritis seperti
51MMunir Metode dakwah h 292
52
MMunir Metode dakwah h 292
53
MMunir Metode dakwah h 293 54
Syekh M abu al-Fatah Al-bayanuiy Ilmu Dakwah Prinsip Kode etik dalam
berdakwah menurut Al-Quran dan As-Sunnah terj h Dedi Junaedi (Jakarta Pressindo
2010) Cet Ke-I h 334
38
ahli kitab yang memang telah memiliki bekal ilmu agama dari para
utusan sebelumnya55
Pendekatan dalam dakwah ini dilakukan
dengan dialog yang berbasis budi pekerti luhur tutur kalam yang
lembut serta mengarah pada kebenaran dengan disertai argumentasi
demonstratif rasional dan tekstual sekaligus dengan maksud menolak
argumen bathil yang dipakai lawan dialog56
Mengutip perkataan Imam Ibnu Baththah berkata tentang
masalah ini ldquoyang mesti dimiliki oleh setiap muslim dalam
pengajaran dan perdebatan mereka tentang masalah fikih dan hukum
adalah membenarkan niat dengan maksud memberikan nasihat
bersikap adil dan mencari kebenaran dengannya langit dan bumi bisa
tegakrdquo57
Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan apabila metode
ini hendak dipakai yakni58
Pertama tidak merendahkan pihak lawan
Kedua tujuan diskusi hanyalah semata-mata menunjukkan kebenaran
sesuai nilai dan ajaran Islam
Ketiga tetap menghormati pihak lawan sebab jiwa manusia tetap
memiliki harga diri Ia tidak boleh merasa kalah dalam diskusi
sehingga harus diupayakan agar ia tetap merasa dihargai dan
dihormati
Adapun jidal yang diperintahkan oleh Allah adalah jidal yang
bertujuan untuk mengalahkan lawan bukan karena hawa nafsu tetapi
untuk memenangkan pandangan yang benar Meskipun pandangan
yang akan dipaparkan adalah benar Allah hanya membolehkan jidal 55
Samsul Munir Amin Ilmu Dakwah h 100 56
A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 206
57Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah terj
Beni Sarbeni h 155 58
Moh Ardani Fikih Dakwah h 33
39
dengan cara yang baik59
Terkadang mujadalah dilakukan dengan
suatu tujuan yang baik dan terkadang dengan kebatilan Allah
berfirman
helliphellip ldquoDan bantahlah mereka dengan cara yang baikrdquo (QS An-
Nahl [16] 125)
hellip helliphellip ldquoDan mereka membantah dengan (alasan) yang batil untuk
melenyapkan kebenaran dengan yang batil iturdquo (QS Al-
Mukmin [40] 5)
Atas dasar inilah para ulama membagi jadal kepada dua
macam yaitu yang terpuji dan tercela sesuai dengan tujuan cara dan
hal-hal yang menyebabkan terjadinya 60
Debat yang terpuji dalam
dakwah tidak memiliki tujuan pada dirinya sendiri Ia lebih ditujukan
sebagai wahana (wasilah) untuk mencapai kebenaran dan petunjuk
Allah Swt dakwah melalui pendekatan ini sangat tepat diterapkan
kepada kelompok mad`u yang masih dalam pencarian kebenaran
tetapi bukan termasuk kelompok awam (al-mutawasitun)61
Bentuk-bentuk dakwah bi al-mujadalah diantaranya yaitu
a Al-hiwar
Al-Hiwar dapat diartikan dengan dialog antara dua orang yang
setara dari segi kecerdasan dan juga tidak ada dominasi antara
59
Harjani Hefni Komunikasi Islam (Jakarta Prenadamedia Group 2017) cet Ke-
II h128 60
Syekh M abu al-Fatah Al-bayanuiy Ilmu Dakwah Prinsip Kode etik dalam
berdakwah menurut Al-Quran dan As-Sunnah terj Dedi Junaedi h 335
61A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 206
40
satu dan yang lain Adapun etika yang digunakan dalam berdialog
antara lain62
1) Kejujuran
2) Tawadhu
3) Bertujuan untuk mencapai kebenaran
4) Memberi kesempatan kepada pihak lawan
b As-ilah wa ajwibah
Kata as-ilah merupakan bentuk jamak dari kata as-sual yang
berarti pertanyaan-pertanyaan Begitu pula dengan kata ajwibah
yang merupakan bentuk jamak dari kata ijabah yang artinya
adalah jawaban-jawaban63
As-ilah wa ajwibah dapat diartikan sebagai proses Tanya jawab
dalam berdakwah antara dua orang yang berbeda tingkat
kecerdasannya Diantara subjek dakwah dalam metode ini yaitu
orang mukmin dan non-mukmin Adapun objek dalam metode ini
yaitu Akidah Syariah dan Akhlak Dan di era modern saat ini
metode atau proses as-ilah wa ajwibah dapat diaplikasikan dalam
beberapa bentuk diantaranya televisi radio internet dan media
cetak
F Sumber Metode Dakwah
Adapun beberapa sumber metode dakwah yaitu64
1 Al-Qur`an
Al-Qur`an adalah sumber hukum Islam dan juga menjadi
pedoman bagi umat Islam Di dalam Al-Qur`an banyak sekali
ayat yang membahas tentang masalah dakwah Selain itu ada
ayat-ayat yang ditujukan kepada Nabi ketika beliau melancarkan
6262
M Munir Metode Dakwah h 328 63
M Munir Metode Dakwah h 335-336 64
Moh Ardani Fikih Dakwah h 33
41
dakwahnya Semua ayat tersebut menunjukkan metode yang
harus dipahami dan dipelajari oleh setiap muslim Karena Allah
tidak akan menceritakan melainkan agar dijadikan suri tauladan
dan dapat membantu dalam rangka menjalankan dakwah
berdasarkan metode yang tersurat dan tersirat dalam Al-Qur`an
2 Hadis
Hadis merupakan sumber hukum kedua dalam Islam setelah Al-
Qur`an Dalam sunah Rasul banyak kita temui hadis yang
berkaitan dengan dakwah Begitu juga sejarah Nabi dalam
menyiarkan dakwahnya baik di Mekah atau Madinah Semua ini
memberikan contoh dalam metode dakwahnya Karena
setidaknya kondisi yang dihadapi Rasulullah ketika itu juga
dialami oleh juru dakwah saat ini
3 Sejarah Hidup para sahabat65
Dalam sejarah hidup para sahabat besar cukuplah memberikan
contoh yang baik dan sangat berguna bagi juru dakwah Karena
mereka adalah orang yang expert dalam bidang agama dan hidup
pada masa Rasulullah
4 Pendapat Para Ulama
Ulama yang dimaksud di sini ialah pendapat ulama yang beriman
serta menguasai ilmu keislaman secara mendalam dan juga
mengamalkannya Pendapat ulama harus dihargai karena ia
dihasilkan dari pemikiran yang mendalam serta berdasarkan
sumber utama hukum Islam Pendapat ulama dibagi dua yaitu
pendapat ulama yang telah di sepakati dan pendapat yang masih
65
sebaik-baik manusia adalah yang hidup) خير الناس قرني ثم لذين يلونهم ثم لذين يلونهم
pada zamanku kemudian orang-orang sesudah mereka kemudian orang-orang sesudah
mereka H R Muslim) mereka itulah para sahabat yang hidup pada zaman Nabi dan
sesudahnya
42
diperselisihkan Dalam mengutip pendapat ulama tentu saja dai
harus memperhatikan etika dalam mengutip pendapat diantaranya
yaitu pendapat terssebut tidak bertentangan dengan Al-Qur`an
dan hadis66
Pendapat para ulama meliputi Ijma` dan Qiyas Di
mana ijma` adalah kesepakatan mujahid dalam suatu ijma` atau
masalah tertentu sedangkan Qiyas adalah proses penyingkapan
kesamaan hukum suatu kasus yang tidak disebutkan dalam nash
5 Hasil Penelitian Ilmiah
Sifat dari hasil penelitian ilmiah adalah relatif dan reflektif
Relatif karena nilai kebenarannya dapat berubah Reflektif karena
ia mencerminkan realitasnya Hasil penelitian bisa berubah oleh
penelitian berikutnya atau penelitian dalam medan yang berbeda
Maka dari itu pendakwah harus mengetahui etika dalam mengutip
hasil penelitian ilmiah dalam menyampaikan materi dakwah67
6 Pengalaman
Pengalaman juru dakwah merupakan hasil pergaulannya dengan
orang banyak yang kadangkala dijadikan referensi ketika
berdakwah Dengan mengetahui sumber metode dakwah sudah
sepantasnya kita menjadikannya sebagai pedoman dalam
melaksanakan aktivitas dakwah sesuai dengan kondisi dan situasi
yang terjadi
G Bentuk-bentuk Metode Dakwah
Pada garis besarnya bentuk dakwah ada tiga yaitu68
1 Dakwah bi al-lisan (lisan)
Secara substantif dakwah adalah ajakan yang bersifat Islami
Sedangkan kata lisan dalam bahasa Arab berarti ldquobahasardquo Maka
66
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 276-277 67
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 278 68
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 307
43
dakwah bil lisan bisa diartikan ldquopenyampaian dakwah melalui lisan
berupa ceramah atau komunikasi langsung antara dai dan madurdquo69
Kualitas perkataanbicara seseorang mencerminkan suasan hati Lisan
yang fasih tegar dan penuh percaya diri merupakan gambaran
kondisi hati seseorang yang tenang dan memiliki semangat tinggi
menyampaikan kebenaran Perkataan yang tersusun rapi dari seorang
dai merupakan jembatan pembuka hati dan penggerak rasa bagi yang
menerima panggilanseruan70
Dakwah bi al-lisan yang hampir sinonim dengan tablig secara
umum dibagi kepada dua macam Pertama dakwah secara langsung
tanpa media yaitu antara dai dan mad`u berhadapan wajah (face to
face) Dalam ilmu komunikasi hal semacam ini disebut dengan
komunikasi primer Kedua dakwah menggunakan media (channel)
yaitu antara dai dan mad`u tidak saling berhadapan dan model
komunikasi seperti ini disebut dengan komunikasi sekunder Dakwah
melalui media seperti Televisi Radio film dan lainnya71
Dalam melakukan dakwah bil lisan seorang dai harus bisa
memilih kata atau penyampaian yang sesuai dengan objek dakwah
Pemilihan kata-kata yang tepat ketika berdakwah diklasifikasikan
Al-Qur`an dalam beberapa bentuk sesuai dengan siapa mad`u yang
dihadapi diantaranya72
a Qaulan Balighan (perkataan yang membekas pada jiwa)
Kata baligh dalam bahasa arab artinya sampai
mengenai sasaran atau mencapai tujuan Bila dikaitkan
69
Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah Jakarta Lembaga Penelitian
UIN Syarif Hidayatullah h 42
70
Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah h 43
71Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah (Depok Rajawali Pers 2018) Cetke- I h 30
72Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah h 48
44
dengan qaul (ucapan atau komunikasi) baligh berarti fasih
jelas maknanya terang tepat mengungkapkan apa yang
dikehendaki
b Qaulan Layyinan (perkataan yang lembut)
Qaulan layyinan berarti perkataan yang lemah lembut
Perkataan yang lemah lembut dalam komunikasi dakwah
merupakan interaksi komunikasi dai dalam mempengaruhi
mad`u untuk mencapai hikmah73
Jika dilihat dari konteks
mad`u yang dihadapi penggunaan qaulan layyinan lebih
diarahkan kepada sang penguasa Dalam tataran ini seorang
dai dalam menyampaikan pesan dakwahnya kepada seorang
penguasa adalah perkataan yang lemah lembut tanpa ada
konfrontasi Walaupun penguasa tersebut zalim dan
durhaka74
c Qaulan Ma`rufan (perkataan yang baik)
Salah satu pengertian ma`rufan secara etimologi
adalah al-kahyr atau al-ihsan yang berarti baik Jadi qaulan
ma`rufan megandung pengertian perkataan atau ungkapan
yang pantas dan baik
d Qaulan Maisuran (perkataan yang ringan)
Kata maysuran merupakan bentuk isim maf`ul dari
yasara-yaisiru-yusran yang artinya mudah Maka qaulan
maysuran dapat diartikan perkataan yang mudah diterima
ringan pantas dan tidak berbelit-belit Dakwah dengan
maysuran berarti pesan yang disampaikan itu sederhana
73
Wahyu Ilahi Komunikasi Dakwah (Bandung Remaja Rosdakarya 2010) Cet
Ke-I h 178
74 Wahyu Ilahi Komunikasi Dakwah h 179
45
mudan dimengerti dan dipahami tanpa memerlukan pemikiran
yang mendalam
e Qaulan Kariman (Perkatan yang mulia)
Dakwah dengan qaulan kariman sasarannya adalah
orang yang lanjut usia Sedangkan pendekatan yang
digunakan adalah dengan perkataan yang mulia santun
penuh penghormatan dan penghargaan tidak menggurui serta
tidak perlu retorika yang berapi-api
2 Dakwah bi al-qalam (tulisan)dakwah bil-kitabah
Dakwah bi al-qalam ialah suatu kegiatan menyampaikan
pesan dakwah melalui tulisan seperti buku surat kabar majalah
jurnal artikel internet dan lain-lain Karena dimaksudkan sebagai
pesan-pesan dakwah maka tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan
atau seruan mengenai amar makruf nahi mungkar75
Dakwah Islam tidak hanya terbatas pada kegiatan dakwah bi
al-lisan akan tetapi juga dakwah memalui tulisan Dakwah bil-
kitabah bukanlah dakwah yang baru muncul ke permukaan ketika
pertama sekali ditemukan mesin cetak (press) melainkan telah
dilaksanakan Rasulullah Saw 15 abad silam Menurut catatan
sejarah pada tahun ke-enam hijriah Nabi Muhammad Saw mulai
mengembangkan wilayah dakwahnya Cara yang dilakukan antara
lain dengan mengirim surat kepada para pemimpin dan raja-raja pada
waktu itu yang isinya Nabi mengajak mereka untuk memeluk Islam
Tidak kurang delapan buah surat dikirim Nabi kepada kepala Negara
75
Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah h 53
46
dan raja yang diantar langsung oleh delapan orang sahabat yang
sangat bijak76
3 Dakwah bi al-hal (tindakan)
Kata al-hal secara etimologis berarti keadaan Artinya ini
menunjukkan realitas yang terwujud dalam perbuatan nyata Dengan
demikian dakwah bi al-hal dapat diartikan ldquomengajakmenyeru ke
jalan Allah untuk kebahagiaan dunia dan akhirat melalui perbuatan
nyata yang sesuai dengan keadaan manusiardquo77
Dakwah bil-hal merupakan istilah yang dimunculkan di
Indonesia sama halnya dengan istilah halal bihalal Diperkirakan
istilah dakwah bil hal dimunculkan sekitar tahun 70-an Namun
belum ditemukan rujukan yang menjelaskan siapa sebenarnya
penggagas pertama istilah tersebut Dakwah bil-hal semakna dengan
istilah lisanul hal dan lisanul uswah Dakwah bil-hal diartikan
dengan dakwah dengan keadaan M Natsir menggunakan secara
bergantian istilah lisanul hal dan lisanul uswah sebagai pengganti
istilah dakwah bil-hal Lisanul uswah menurut Natsir adalah bahasa
contoh perbuatan yang nyata Ketika Nabi Muhammad hijrah ke
Madinah dan membangun masjid Quba dan Masjid Nabawi serta
membuat parit pertahanan pada perang Ahzab merupakan bentuk
dakwah lisanul uswah Sedangkan lisanul hal lebih menonjolkan
pada ketinggian akhlak atau budi pekerti78
Berdasarkan ketiga bentuk dakwah di atas ditinjau dari sudut
pandang yang lain metode dakwah dilakukan pada berbagai metode
76
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 32 77
Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah h 60
78Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 33-34
47
yang lazim dilakukan dalam pelaksanaannya metode tersebut adalah
sebagai berikut79
1 Metode ceramah
Metode ceramah adalah metode yang dilakukan dengan
maksud untuk menyampaikan keterangan petunjuk pengertian
dan penjelasan tentang sesuatu kepada pendengar dengan
menggunakan lisan Metode ini harus diimbangi dengan
kepandaian khusus tentang retorika diskusi dan faktor-faktor
lain yang membuat pendengar merasa simpatik dengan
ceramahnya
2 Metode Tanya jawab
Metode Tanya jawab adalah metode yang dilakukan dengan
menggunakan tanya jawab untuk mengetahui sampai sejauh mana
ingatan atau pikiran seseorang dalam memahami atau menguasai
materi dakwah disamping itu juga untuk merangsang perhatian
penerima dakwah Metode tanya jawab ini sifatnya membantu
kekurangan-kekurangan yang terdapat pada metode ceramah
Tanya jawab sebagai salah satu metode cukup dipandang efektif
apabila ditempatkan dalam usaha dakwah karena objek dakwah
dapat mengajukan pertanyaan yang belum dikuasai oleh mad`u
sehingga akan terjadi hubungan timbal balik antara subjek
dakwah dengan objek dakwah
3 Metode diskusi
Dakwah dengan menggunakan metode diskusi dapat
memberikan peluang peserta diskusi untuk ikut memberikan
sumbangan pemikiran terhadap suatau masalah dalam materi
79
Samsul Munir Amin Ilmu Dakwah h 101
48
dakwah Dakwah dengan menggunakan metode diskusi ini dapat
menjadikan peserta terlatih menggunakan pendapat secara tepat
dan benar tentang materi dakwah yang didiskusikan dan mereka
akan terlatih berpikir secara kreatif dan logis serta objektif
4 Metode propaganda
Metode propaganda adalah suatu upaya untuk mensyiarkan
Islam dengan cara mempengaruhi dan membujuk massa secara
massal persuasif dan bersifat otoritatif (paksaan)
5 Metode keteladanan
Dakwah dengan metode keteladanan atau demontrasi berarti
suatu cara penyajian dakwah dengan memberikan keteladanan
langsung sehingga mad`u akan tertarik untuk mengikuti kepada
apa yang dicontohkannya
6 Metode drama
Metode drama adalah suatu cara menjajakan materi dakwah
dengan mempertunjukkan dan mempertontonkan kepada mad`u
agar dakwah dapat tercapai sesuatu yang ditargetkan
7 Metode silaturahmi (home visit)
Dakwah yang dilakukan dengan mengadakan kunjungan
kepada suatu objek tertentu dalam rangka menyampaikan dakwah
kepada penerima dakwah Dakwah dengan menggunakan metode
home visit dapat dilakukan melalui silaturahmi menengok orang
sakit dan lain-lain
49
H Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Dan Penggunaan Metode
Dakwah
Agar metode dakwah yang dipilih dan digunakan benar-benar
fungsional maka perlu juga diperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhi pemilihan dan penggunaan suatu metode yaitu80
1 Tujuan dengan berbagai jenis dan fungsinya
Tujuan yang ingin dicapai dalam dakwah harus disesuaikan
dengan materi dakwah yang disampaikan
2 Sasaran dakwah dari berbagai segi
Keberagaman mad`u dalam berdakwah membuat seorang dai
harus bisa menyesuaikan metode dakwah yang disampaikan dan
juga materi yang ingin diberikan Di antara mad`u atau sasaran
dakwah diantarnya yaitu golongan cendekiawan golongan awam
dan non-muslim
3 Situasi dan kondisi yang beraneka ragam
Situasi atau kondisi saat menyampaikan dakwah menjadi salah
satu unsur dalam menentukan metode dakwah apakah dakwah
harus disampaikan dengan orator yang berapi-api atau dengan
uraian yang menyentuh hati disesuaikan dengan kondisi dalam
berdakwah
4 Kepribadian dan kemampuan dai
Seorang dai memiliki kemampuan yang berbeda-beda maka
pemilihan metode dalam berdakwah juga akan berbeda sesuai
dengan kemampuan dai
I Aplikasi Metode Dakwah Rasulullah
Rasulullah menerapkan beberapa metode dakwah ke dalam beberapa
pendekatan yaitu81
80
M Munir Metode Dakwah h 224
50
1 Pendekatan personal
Pendekatan dengan cara ini terjadi dengan individual yaitu dai
dan mad`u bertatapan muka secara langsung sehingga materi
yang disampaikan langsung diterima dan reaksi mad`u akan
langsung diketahui Pendekatan ini Rasulullah lakukan pada saat
dakwah sembunyi-sembunyi
2 Pendekatan pendidikan
Pendekatan ini bisa di lihat dengan teraplikasinya dalam lembaga-
lembaga pendidikan pesantren Yayasan yang bercorak Islam
ataupun Perguruan Tinggi yang di dalamnya terdapat materi-
materi keislaman
3 Pendekatan diskusi
Pendekatan ini di era sekarang sering dilakukan lewat berbagai
diskusi keagamaan dai berperan sebagai narasumber sedangkan
mad`u berperan sebagai audience
4 Pendekatan penawaran
Cara ini dilakukan Nabi dengan menggunakan metode yang tepat
tanpa paksaan sehingga mad`u ketika meresponinya tidak dalam
keadaan tertekan bahkan ia melakukannya dengan niat yang
timbul dari hati yang paling dalam Cara ini pun harus dilakukan
dai dalam mengajak mad`u-nya
5 Pendekatan misi dakwah
Maksud dari pendekatan misi adalah pengiriman tenaga para dai
ke daerah-daerah di luar termpat domisili Pendekatan-
pendekatan di atas adalah sebagian kecil dari seluruh pendekatan
yang ada dan semua itu bisa dijadikan acuan oleh para dai dalam
melakukan kegiatan dakwahnya
81
Moh Ardani Memahami Permasalahan Fikih Dakwah h 35
51
BAB III
BIOGRAFI M QURAISH SHIHAB
DAN HAJI ABDUL MALIK KARI AMRULLAH (HAMKA)
A Profil M Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab lahir di Rappang Sulawesi Selatan
pada tanggal 16 Februari 1944 M1 Rappang adalah kampung
halaman ibunda Quraish Asma yang biasa disapa Puang Asma atau
dalam dialek lokalnya Puc Cemma` Puang adalah sapaan untuk
anggota keluarga bangsawan Maklumlah nenek Asma Puattulada
adalah adik kandung Sultan Rappang Kesultanan Rappang yang
bertetangga dengan Kesultanan Sidenreng kemudian melebur jadi
bagian Indonesia setelah pemerintah Belanda mengakui kedaulatan
RI pada 27 Desember 19492
Ayahnya Abdurrahman Shihab adalah guru besar bidang tafsir
Al-Qur`an Dalam penuturan Quraish Shihab ia pertama belajar
bahasa Al-Qur`an langsung dari ayah kandungnya sendiri yang
dilaksanakan setiap habis maghrib3 Dari namanya jelas bahwa
ayahnya adalah seorang handhrami (penduduk daerah Arab bagian
Selatan) yang memiliki hubungan genealogi keturunan dengan Nabi
Di samping berwiraswasta sejak muda ayahnya juga dikenal sebagai
pendakwah4
1
M Quraish Shihab Membumikan Al-Qur`an (Bandung Mizan 1993) Cet Ke-
IV Bagian awal tentang penulis
2Mauluddin Anwar dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab
(Tangerang Lentera Hati 2015) Cetke-I h 5
3Sopyan Hadi Konsep Sabar Dalam Al-Qur`an Jurnal Madani Vol 1 No 2
September 2018 h 478
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Jurnal+sopyan+hadi+Konsep
+sabar+dalam+alquran+ampbtnG= diakses pada 8 Juli 2019
4Saifuddin wardani Tafsir Nusantara (Yogyakarta LKiS 2017) Cetke-I h 41
52
Aba Abdurrahman tinggal di Rappang selama 10 tahun sejak
menikahi Emma` Quraish adalah anak keempat Tiga kakaknya Nur
Ali Umar dan dua adiknya wardah dan Alwi Shihab juga lahir di
Rappang Setelah kelahiran Alwi Aba memboyong keluarga
besarnya ke Makassar persisnya di jalan Sulawesi lorong 194 nomor
7 atau yang lebih dikenal sebagai Kampung Buton Di sini lahir tujuh
adik Quraish Nina Sida Nizar Abdul Muthalib dan si kembar Ulda
dan Latifah Aba dan Emma` memiliki 12 putra-putri5
M Quraish Shihab (1944) dibesarkan dalam lingkungan keluarga
muslim yang taat Pada usia 9 tahun ia sudah terbiasa mengikuti
ayahnya ketika mengajar Ayahnya Abdurrahman Shihab merupakan
sosok yang banyak membentuk kepribadian bahkan keilmuannya
Ayahnya seorang guru besar bidang tafsir dan pernah menjabat
sebagai Rektor IAIN Alaudin Ujung Pandang dan juga sebagai
pendiri Universitas Muslim Indonesia (UMI) Ujung Pandang6
Pendidikan dasar diselesaikan oleh Quraish Shihab di Makassar
Setelah itu melanjutkan pendidikan menengah di Malang sambil
menjadi santri di Pondok Pesantren Darul Hadis al-Faqihiyyah
Pendiri dan pimpinan pondok ini ialah Habib Abdul Qadir Bilfaqih
yang juga merupakan guru M Quraish Shihab Pada tahun 1958 di
usia 14 tahun ia melanjutkan studi di Kairo Mesir Dengan bekal
ilmu yang diperolehnya di Malang ia diterima di kelas II tingkat
Tsanawiyah al-Azhar Pada tahun 1967 di usia 23 tahun ia berhasil
5 Mauluddin Anwar dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab
(Tangerang Lentera Hati 2015) Cetke-I h 7
6Munawir Kepemimpinan Non-Muslim dalam Tafsir AL-Misbah Karya M Quraish
Shihab Maghza Vol 2 No 2 Juli-Desember 2017 h 102
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Kepemimpinan+non+muslim
+dalam+tafsir+almisbah+ampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3D7i95QmG50RsJ diakses 12
Juli 2019
53
meraih gelar Lc (Licence sekarang setingkat S1) di jurusan Tafsir
Hadits Fakultas Ushuluddin di Universitas al-Azhar Adapun Dosen
yang sangat beliau kagumi ialah Syekh Abdul Halim Mahmud
Kemudian melanjutkan pendidikan di Fakultas yang sama dan meraih
gelas MA pada tahun 1969 dengan tesis ldquoal-i`jacircz al-Tasyricirc`i li al-
Qur`an al-Karicircmrdquo (kemukjizatan Al-Qur`an al-Karim dari segi
legilasi) Pada tahun 1980 ia melanjutkan pendidikan tingkat doctor
di Universitas al-Azhar Dalam waktu dua tahun ia bisa
menyelesaikan pendidikan doctor di usia 38 tahun dengan predikat
mumtaz marsquoa martabat al-syaraf al-ucircla (summa cumlaude)7
Quraish menikah dengan Fatmawaty istrinya pada 2 februari
1975 Mereka dikarunai lima orang anak yatiu Najela Shihab Najwa
Shihab Ahmad Nahla dan Nasywa
Dengan melihat latar belakang keluarga yang sangat kuat dan
disiplin sangat wajar jika kepribadian keagamaan dan kecintaan serta
minat terhadap ilmu-ilmu agama dan studi Al-Qur`an yang digeluti
sejak kecil dan selanjutnya didukung oleh latar belakang pendidikan
yang dilaluinya mengantarkan MQuraish Shihab menjadi seorang
mufasir8
MQuraish Shihab memiliki sejumlah karya antara lain9
a Tafsir Al-Manar Keistimewaan Dan Kelemahannya (1984)
b Mahkota Tuntunan Ilahi (Tafsir Surat Al-Fatihah 1988)
c Tafsir Al-Amanah (Kumpulan Artikel Dari Rubrik Tafsir)
7
Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 43 8
Munawir Kepemimpinan Non-Muslim dalam Tafsir AL-Misbah Karya M
Quraish Shihab Maghza Vol 2 No 2 Juli-Desember 2017 h 103
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Kepemimpinan+non+muslim
+dalam+tafsir+almisbah+ampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3D7i95QmG50RsJ diakses 12
Juli 2019
9 Saifuddin Wardani Tafsir Nusantara h 47
54
d Lentera Hati (Kisah Dan Hikmah Kehidupan 1994)
e Untaian Permata Buat Anakku Pesan Al-Qur`an Untuk
Mempelai (1995)
f Wawasan Al-Qur`An Tafsir Maudhu`i Atas Pelbagai
Persoaalan Umat (1996)
g Mukjizat Al-Qur`an (1997)
h Yang Tersembunyi Jin Iblis Setan Dan Malaikat (1999)
i Pengantin Al-Qur`An (Jakarta Lentera Hati 1999)
j Secercah Cahaya Ilahi Hidup Bersama Al-Qur`an (1999)
k Jalan Menuju Keabadian (2000)
l Tafsir Al-Misbah (2000)
Al-Qur`an adalah kitab yang oleh Rasul Saw dinyatakan
sebagai Marsquoducircbatullah (hidangan ilahi) Hidangan ini membantu
manusia untuk memperdalam pemahaman dan penghayatan tentang
Islam dan merupakan pelita bagi umat Islam dalam menghadapi
berbagai persoalan hidup10
M Quraish Shihab menginginkan Al-Qur`an tidak hanya
menjadi objek kajian ilmiah semata yang berhenti pada kognisi
melainkan Al-Qur`an harus fungsional dan hidup di kalangan
muslimin sendiri karena tujuan diturunkannya Al-Qur`an semula
memang sebagai petunjuk (hudan li al-nacircs) Dengan dasar pemikiran
seperti ini ia kemudian memandang perlu ditulis tafsir yang lebih
rinci bukan sekedar pengaturan umum seperti (Major Themes of the
Qur`an Fazlur Rahman atau ila al-Qur`an al-Karim Mahmud
Syaltut) dan dihidangkan menarik dengan menghilangkan kerumitan
analisis kebahasaan seperti kosa-kosa kata (mufradhat) dengan
10
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Vol I h ix bagian Sekapur Sirih
55
bahasa yang mudah dimengerti simple tidak terlalu akademis
sehingga menarik minat11
Masyarakat Islam dewasa ini pun mengagumi Al-Qur`an
Tetapi sebagian kita hanya berhenti dalam pesona bacaan ketika
dilantunkan seakan-akan kitab suci ini hanya diturunkan untuk
dibaca Memang wahyu pertama memerintahkan membaca bahkan
kata iqra` diulangi dua kali yang mengandung makna telitilah
dalamilah karena dengan penelitian dan pendalaman itu manusia
dapat meraih kebahagiaan sebanyak mungkin12
Dengan kesadaran seperti itulah Quraish Shihab menulis
tafsir al-Misbah yang diharapkan menjembatani kesenjangan kedua
pihak dari kaum muslimin dalam memahami Al-Qur`an Pertama
kelompok akademis Kedua kelompok awam (mayoritas kaum
muslimin) yang hanya terbiasa dengan ritual membaca ayat-ayat Al-
Quran tertentu saja seperti Yacircsicircn al-Wacircq`iah dan al-Rahmacircn tapi
tidak diiringi dengan pemahaman yang benar Bahkan
kesalahpahaman tersebut semakin menjadi umum karena hanya
membaca buku-buku yang menjelaskan keutamaan-keutamaan
membaca surah tersebut Apa yang dikritik oleh Quraish Shihab di
sini adalah pola keberagaman yang ritualistik bahkan magic yang
memperlakukan Al-Qur`an layaknya sebagai kitab magic bukan
kitab yang memuat hidayah yang menjadi tujuan esensial
diturunkannya Al-Qur`an13
Dengan latar belakang seperti ini jelas bahwa tafsir al-
Misbah dimaksudkan untuk menjembatani kedua kelompok tersebut
yaitu dengan menghidangkan bahasan tafsir yang tidak terlalu
11
Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 73 12
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Vol I h x bagian Sekapur Sirih
13 Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 74
56
akademis rumit dan bertele-tele namun tetap memahami unsur-
unsur validitas kebenaran dengan mengemukakan argumen-argumen
dalam bahasa yang mudah dimengerti sehingga bisa diminati oleh
kalangan intelektual dan kebanyakan kaum muslimin14
Menghidangkan tafsir Al-Qur`an berdasarkan urutan-urutan
turunnya Quraish Shihab berharap dapat mengantarkan pembaca
mengetahui runtutan petunjuk ilahi yang dianugerahi kepada Nabi
Muhammad Saw dan umatnya15
Tafsir ini ditulis di Cairo ketika menjadi Duta Besar di sana
pada hari Jumat 18 Juni 1999 M (4 Rabiul Awal 1420 H) dan selesai
ditulis pada tahun 2004 Pada tahun 1990-1993 ia menjadi pengasuh
rubrik ldquoPelita Hatirdquo di harian Pelita yang terbit di Jakarta Rubrik
tersebut yang kumpulan artikelnya diterbit oleh Mizan pada tahun
1994 menjadi buku Lentera hati Kisah dan Hikmah Kehidupan
Pengalaman yang sangat membekas ini dan pandangan filosofisnya
tentang agama sebagai sesuatu yang harus menjadi penerang
(pembimbing) menyebabkan Quraish Shihab memilih nama ini
karena kata ldquoal-Misbahrdquo adalah padanan Arab untuk ldquoPelitardquo dan
ldquoLenterardquo16
Kenapa al-Misbah Awalnya ada usulan termasuk sang
kakak Umar agar dinamai tafsir ash-Shihab merujuk pada marga
leluhur Quraish Quraish Shihab lebih memilih al-Misbah yang
berarti lampu lentera pelita atau benda lain yang berfungsi serupa
Fungsi ldquopenerangrdquo disukai Quraish dan itu kerap digunakannya
bukan semata untuk nama tafsir karyanya Ia pernah mengisi rubrik
14
Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 74-75 15
Sopyan Hadi Konsep Sabar Dalam Al-Qur`an Jurnal Madani Vol 1 No 2
September 2018 h 479 16
Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 75
57
khusus ldquoPelita Hatirdquo di Harian Pelita Salah satu bukunya yang
dipublikasikan penerbit Mizan berjudul Lentera Hati lalu dicetak
ulang dengan judul Lentera Al-Qur`an17
Dalam penulisan Tafsir Al-Misbah M Quraish Shihab
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor yang dominan
yaitu keluarganya pada lapisan pertama faktor psikologis dan formal
edukatif pada lapisan kedua dan faktor politik dalam batas tertentu
pada lapisan paling luar
Dalam penulisan tafsir Al-Misbah Quraish Shihab
memadukan metode tahlili dan maudhu`i meski banyak
kelemahannya metode tahlili tetap digunakan Karena Quraish
Shihab harus menjelaskan ayat demi ayat surat demi surat sesuai
urutan yang tersusun dalam mushaf Al-Qur`an Kelemahan itu
ditutupi dengan penerapan metode maudhu`i sehingga pandangan
dan pesan kitab suci bisa dihidangkan secara mendalam dan
menyeluruh sesuai tema-tema yang dibahas Menurut Manajer
Program Pusat Studi Al-Qur`an (PSQ) Muchlis M Hanafi selain
kombinasi dua metode tadi Tafsir Al-Misbah juga mengedepankan
corak ijtima`i (kemasyarakatan) Uraian yang muncul mengarah pada
masalah-masalah yang berlaku atau terjadi di tengah masyarakat
Lebih istimewa lagi menurut Muchlis kontekstualisasi sesuai corak
kekinian dan keindonesiaan sangat mewarnai al-Misbah18
17
Mauluddin Anwar dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab
(Tangerang Lentera Hati 2015) Cetke-I h 283 18
Mauluddin Anwar dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab h 285
58
B Profil Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka)
HAMKA (1908-1981) itu inspiratif bahwa dari orang yang
tak tamat SD ini lahir lebih dari seratus buku Tak hanya itu dua
universitas berkelas tak ragu memberi gelar Doktor Honoris Causa
kepadanya19
Hamka merupakan singkatan dari Haji Abdul Malik Karim
Amrullah (1908-1981) dilahirkan di kampung Tanah Sirah nagari
Sungai Batang di tepi Danau Maninjau Sumatera Barat tanggal 13
Muharram 1325 H bertepatan dengan 17 Februari 1908 M Abdul
Malik atau Hamka adalah putera dari Syekh Abdul Karim Amrullah
(1879-1945) seorang ulama besar pelopor gerakan pembaharuan
Islam di Minangkabau20
Mengingat ayahnya adalah seorang tokoh pembaharuan di
Sumatera Barat tidak mengherankan jika Hamka lahir dan tumbuh
dalam suasana pembaharuan yang diperjuangkan ayahnya sejak tahun
1906 di Minangkabau yakni setelah ayahnya kembali dari menuntut
ilmu di Makkah pada Syekh Ahmad Khatib akibatnya ketegangan
dan polarisasi sosial akibat penolakan orang tua terhadap ide
pembaharuan kaum muda yang dipelopori ayahnya juga ikut
membentuk jati diri Hamka pada masa mendatang21
19
M Anwar Djaelani 50 Pendakwah Pengubah Sejarah (Yogyakarta Pro-U
Media 2016) Cetke-I h 81 20
AM Ismatullaoh Metode Dakwah Dalam Al-Quran (studi penafsiran Hamka
terhadap QS An-Nahl125) Lentera Vol IXX No 2 Desember 2015 h 159
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metode+dakwah+dalam+alq
uran+studi+Penafsiran+hamkaampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3D32IV1tph8IkJ diakses 8
Juli 2019
21Husnul Hidayati Metodologi tafsir Kontekstual Al-Azhar Karya Buya Hamka
Jurnal Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir Vol 1 No 1 Januari-Juni 2018 h 4
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metodologi+tafsir+kontekstu
al+al+azhar+karya+buya+hamkaampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3DYm9Kdq2cuJgJ
diakses 16 Juli 2019
59
Dalam usia 6 tahun (1914) dia dibawa ayahnya ke Padang
Panjang Sewaktu berusia 7 tahun dimasukkan ke sekolah desa dan
malamnya belajar mengaji Al-Qur`an dengan ayahnya sendiri
sehingga khatam Dari tahun 1916 sampai tahun 1923 dia telah
belajar agama pada sekolah-sekolah ldquoDiniyah Schoolrdquo dan ldquoSumatera
Thawalibrdquo di Padang Panjang dan di Parabek Guru-gurunya waktu
itu ialah Syaikh Ibrahim Musa Parabek Engku Mudo Abdul Hamid
dan Zainuddin Labay Padang Panjang waktu itu ramai dengan
penuntut ilmu agama Islam dibawah pimpinan ayahnya sendiri22
Hamka tidak tamat Sekolah Dasar tapi dia autodidak untuk
berbagai bidang ilmu seperti filsafat sastra sejarah sosiologi dan
politik23
Gurunya ialah ayahnya sendiri iparnya dan beberapan
tokoh yang aktif dalam pergerakan Islam modern Buya Hamka
pernah belajar agama dengan Syekh ulama terkenal seperti Syeikh
Ibrahim Musa Syeikh Ahmad Rasyid Sutan Mansur RM
Surjopranoto dan Ki Bagus Hadikusumo Pada usia 16 tahun ia
merantau ke Jawa untuk menimba ilmu tentang gerakan Islam
modern kepada HOS Tjokroaminoto Ki Bagus Hadikusumo RM
Soerjopranoto dan KH Fakhrudin Saat itu HAMKA mengikuti
berbagai diskusi dan training pergerakan Islam di Abdi Dharmo
Pakualaman Yogyakarta24
beliau dapat mendalami karya ulama dan
pujangga besar di Timur Tengah seperti Zaki Mubarak Jurji Zaidan
22
Hamka Tasawuf Modern (Jakarta Republika 2015) Cetke-IV h III dibagian
catatan tentang Hamka 23M Anwar Djaelani 50 Pendakwah Pengubah Sejarah h 82
24httpbiooridbiografi-buya-hamka diakses pada tanggal 31 Agustu
2019 Pukul 1445
60
Abbas al-Aqqad Mustafa al-Manfaluti dan Hussain Haikal serta
mempelajari dan meneliti karya sarjana Perancis Inggris dan Jerman
seperti Albert Camus William James Sigmund Freud Arnold
Toynbee Jean Paul Sartre Karl Marx dan Pierre Loti25
Buya Hamka pernah menetap dan menjadi guru agama di
Tebing Tinggi dan Padang Panjang kemudian beliau juga menjadi
dosen di Universiti Islam Jakarta dan Universitas
MuhammadiyahRektor Perguruan Tinggi Jakarta dan Pengawai
Tinggi Agama Indonesia Disamping itu beliau juga aktif
menyampaikan dakwah melalui media massa (televisi dan radio)
bahkan beliau menerbitkan majalah Panji Masyarakat yang sangat
terkenal pada waktu itu sebagai sarana menyampaikan dakwah Islam
dan kritik sosial Sebagai guru atau dosen Hamka juga aktif dan
produktif dalam menulis banyak karya dan bukunya yang merupakan
buah pikiran yang cemerlang menghiasi dunia penulisan di negeri ini
salah satu karya fenomenal yang sangat terkenal sampai hari ini
adalah Tafsir Al Quran bdquo Al Azhar 30 juz (5 jilid) yang dikarangnya
justru ketika beliau berada di dalam penjara Ternyata penjara
baginya tidak membelenggu hati dan pikiran buya namun merupakan
saat-saat yang indah untuk mendapatkan inspirasi yang luar biasa26
Di tahun 1924 ia berangkat ke Yogya dan mulai mempelajari
pergerakan-pergerakan Islam yang mulai bergelora Ia dapat khusus
25
httpswwwdakwatunacom2015022764724buya-hamka-haji-abdul-malik-
karim-amrullah-guru-berjiwa-sastra-dan-tegar-pendirianaxzz5yAYcuPOR diakses tanggal
31 Agustus 2019 Pukul 16 28 wib
26httpswwwdakwatunacom2015022764724buya-hamka-haji-abdul-malik-
karim-amrullah-guru-berjiwa-sastra-dan-tegar-pendirianaxzz5yAYcuPOR diakses tanggal
31 Agustus 2019 Pukul 16 28 wib
61
pergerakan Islam dari HOS Tjokroaminoto H Fakharuddin RM
Suryopranoto dan iparnya sendiri AR Sr Mansur yang pada waktu
itu ada di Pekalongan Di tahun 1935 dia pulang ke Padang Panjang
waktu itulah mulai tumbuh bakatnya sebagai pengarang27
Di samping keasyikannya mempelajari bdquoKesusateraan Melayu
Klasikrdquo Hamka pun bersungguh-sungguh menyelidiki kesusateraan
Arab sebagai bahasa asing yang dikuasinya hanyalah semata-mata
bahasa Arab Karena menghargai jasa-jasanya dalam penyiaran Islam
dengan bahasa Indonesia yang indah itu maka permulaan tahun 1959
Majelis Tinggi University al-Azhar Kairo memberikan gelar
Ustaziyah Fakhiriyyah (Doctor Honoris Causa) kepada Hamka
Sejak itu berhaklah beliau memakai titel rdquoDrrdquo dipanggil namanya28
Pada 5 April 1929 Buya Hamka menikah dengan Siti Raham
(almh) Mereka menikah pada usia muda Buya Hamka 21 tahun
sedangkan istrinya berusia 15 tahun Kemudian Buya Hamka aktif
sebagai pengurus Muhammadiyah cabang Padang Panjang dan sibuk
mempersiapkan Kongres Muhammadiyah ke-19 di Minang Kabau29
Jabatan atau amanah yang pernah Buya Hamka emban selama
hidupnya antara lain sebagai berikut Tahun 1943 Buya Hamka
menjabat sebagai konsul Muhammadiyah Sumatera Timur Tahun
1947 sebagai ketua Front Pertahanan Nasional (FPN) Tahun 1948
sebagai ketua sekretariat bersama Badan Pengawal Negeri Dan Kota
(BPNK) Lalu tahun 1950 Buya Hamka menjadi Pegawai Negeri
pada Departemen Agama RI di Jakarta Tahun 1966-1957 beliau
terpilih menjadi anggota Konstituante Republik Indonesia Mulai
27
Hamka Tasawuf Modern h III dibagian catatan tentang Hamka 28
Hamka Tasawuf Modern (Jakarta Republika 2015) Cetke-IV-V h III
dibagian catatan tentang Hamka 29
Rusydi Hamka Pribadi dan Martabat Buya Hamka (Bandung PT Mizan
Publika 2017) Cetke-I h 5
62
tahun 1960 Buya Hamka dipercaya sebagai pengurus pusat
Muhammadiyah Pada Tahun 1968 Buya Hamka ditunjuk sebagai
Dekan Fakultas Ushuluddin Universitas Prof Moestopo beragama
Tahun 1975 sampai 1979 Buya Hamka dipercaya oleh para ulama
sebagai ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Di tahun yang
bersamaan Buya Hamka juga menjabat sebagai ketua umum
Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar selama dua periode30
Pada 1964 Buya Hamka ditangkap dengan tuduhan
melanggar Penpres Antisubversif Kemudian dibebaskan setelah
berakhirnya kekuasaan Orde lama Soekarno pada 196631
Buya
Hamka meninggal dunia pada hari jumat 24 Juli 1981 Beliau
dikebumikan di TPU Tanah Kusir dengan meninggalkan 10 orang
anak 7 laki-laki dan 3 perempuan Dari kesepuluh anak-anak
tersebut saat ini jumlah cucu beliau ada 31 orang dan cicit sebanyak
44 orang32
Adapun karya-karya Buya Hamka sejak tahun 1925 (usia 17
Tahun) di antaranya33
Bidang Agama dan Falsafah
a Tashawwuf Meodern (1939)
b Falsafah Hidup (1939)
c Lembaga Hidup (1940)
d Lembaga Budi (1940)
e Majalah Semangat Islam (zaman Jepang 1943)
f Majalah Menara (terbit di Padang Panjang setelah revolusi
1945) 30
Irfan Hamka Ayah Kisah Buya Hamka (JakartaRepublika 2018) cetke-XV h
290
31Rusydi Hamka Pribadi dan Martabat Buya Hamka h 10
32Irfan Hamka Ayah Kisah Buya Hamka h 291
33Rusydi Hamka Pribadi dan Martabat Buya Hamka h 373
63
g Negara Islam (1946)
h Islam dan Demokrasi (1946)
i Revolusi Agama (1946)
j Merdeka (1946)
k Dibandingkan Ombak Masyarakat (1946)
l Adat Minangkabau Menghadapi Revolusi (1946)
m Di dalam Lembah Cita-cita (1946)
n Kenang-kenangan hidup IIIIIIIV
o Sejarah Umat Islam jilid IIIIIIIV
p Pedoman Mubaligh Islam
q Perkembangan Taswauf Dari Abad Ke Abad (1952)
r Muhammadiyah Melalui Tiga Zaman (1946)
s Tafsir al-Azhar Juzu‟ I - Juzu‟XXX
Dengan Karunia Allah pada tahun 1956 dapatlah Buya
Hamka mendirikan rumah kediaman untuk berteduh anak dan istri di
Kebayoran Baru Kebetulan sekali di hadapan tanah tempat
mendirikan rumah terdapat sebuah lapangan luas persediaan untuk
mendirikan sebuah masjid Agung yang sesuai dengan martabat
Indonesia yang telah merdeka Buya Hamka gembira sekali karena
apabila satu masjid besar berdiri di muka rumah dapatlah anak-anak
selalu dididik dalam hidup keislaman terutama bila mereka selama
mendengarkan suara azan pada sembahyang lima waktu Setiap hari
Buya hamka melihat orang bekerja membangun masjid itu dan
mendoakan lekas selesai34
Masjid itu diberi nama ldquoMesjid Agung Al-Azharrdquo Nama ini
diberikan oleh Syekh Mahmoud Syaltout beliau adalah ulama
berfaham luas dan berpandangan jauh yang telah memasukkan
34
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I h 43
64
beberapa perubahan di dalam Al-Azhar Pada saat itu beliau sedang
menjadi tamu Agung Negara dan salah satu program beliau adalah
menziarahi Masjid Agung di Kebayoran Baru itu Sehingga dalam
kesempatan itulah beliau memberikan nama Masjid Agung itu
dengan nama Al-Azhar ldquomoga-moga dia menjadi al-Azhar di
Jakarta sebagaimana adanya Al-Azhar di Kairordquo35
Kandungan tafsir al-Azhar sebenarnya berasal dari ceramah
atau kuliah subuh Hamka yang disampaikannya di Masjid Agung Al-
Azhar Jakarta36
Pelajaran tafsir sehabis sembahyang subuh di
Masjid Agung Al-Azhar telah didengar di mana-mana di seluruh
Indonesia Dan teladan ini pun dituruti orang pula Terutama sejak
keluarnya sebuah majalah bernama Gema Islam tersebut di mana
kantor redaksi bertempat di dalam ruang masjid yang diterbitkan oleh
Perpustakaan Islam Al-Azhar yang didirikan sejak pertengahan tahun
196037
Atas usul dan tata usaha majalah waktu itu yaitu saudara haji
Yusuf Ahmad segala pelajaran ldquotafsirrdquo waktu subuh itu dimuatlah
dalam majalah Gema Islami tersebut Langsung saya berikan nama
baginya Tafsir Al-Azhar sebab tafsir ini timbul di dalam masjid
Agung Al-Azhar yang nama itu diberikan oleh syeikh Jami` Al-
Azhar sendiri Merangkaplah dia sebagai alamat terima kasih Hamka
atas penghargaan yang diberikan oleh Al-Azhar kepada Hamka38
Meskipun dalam perjalannnya Hamka kemudian melanjutkan dan
35
Sejarah nama masjid Agung Al-Azhar yang dituliskan Buya Hamka dalam tafsir
Al-Azhar Juzu` I Cet Ke-VI h 48 36
Husnul Hidayati Metodologi tafsir Kontekstual Al-Azhar Karya Buya Hamka
Jurnal Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir Vol 1 No 1 Januari-Juni 2018 h 30-31 37
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I (Jakarta Pustaka Panjimas 1985) Cet Ke-VI
h 48 38
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I cet Ke-VI h 48
65
menyelesaikan tafsir tersebut dalam tahanan karena ditangkap oleh
penguasa Orde Baru selama dua tahun empat bulan39
Salah satu niat seketika menyusun tafsir Al-Azhar adalah
hendak meninggalkan pusaka yang moga-moga ada harganya untuk
ditinggalkan bagi bangsa dan umat Muslimin Indonesia jika
panggilan Tuhan yang pasti datang kepadanya kelak Telah timbul
niat sejak tafsir pertama disusun moga-moga dapatlah hendaknya
hasil karya ini memenuhi husnuzan (baik sangka) Al-Azhar kepada
Buya Hamka itu penuhi sebaik-baiknya Buya Hamka datang ke
Mesir di permulaan tahun 1958 itu tidaklah berniat dan terkenang di
hati bahwa akan diberi kehormatan setinggi itu Menjadi tetamu
Mu`tamar Islamy itu sajapun sudahlah satu kehormatan yang
tertinggi bagi Buya Hamka sehingga karena suatu pidato yang ia
sampaikan dan atas karena cintanya orang mesir kepada Ulama
akhirnya mereka berilah penghargaan kepada Buya Hamka
Terasalah oleh Buya Hamka suatu hutang budi yang amat mendalam
untuk menyajikan satu buah tangan yang moga-moga kiranya banyak
atau sedikit dapat memenuhi penghargaan yang tinggi itu maka
dikaranglah tafsir ini40
Tiap-tiap tafsir Al-Qur`an memberikan corak haluan daripada
pribadi penafsirnya Maka dari itu dalam tafsir Al-Azhar ini akan
dapatlah dibaca haluan tafsirnya Tafsir Al-Azhar ditulis dalam
suasana baru di Negara yang penduduk Muslimnya lebih besar
jumlahnya dari penduduk lain sedang mereka haus akan bimbingan
agama haus hendak mengetahui rahasia Al-Qur`an maka pertikaian-
39
Husnul Hidayati Metodologi tafsir Kontekstual Al-Azhar Karya Buya Hamka
Jurnal Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir Vol 1 No 1 Januari-Juni 2018 h 30-31 40
Niat Buya Hamka saat menyusun tafsir Al-Azhar yang beliau sampaikan dalan
Tafsir Al-Azhar Juzu` I h 48-49
66
pertikaian Mazhab tidaklah di bawa dalam tafsir ini dan tidaklah
penulisnya Ta`ashshub kepada suatu faham melainkan mencoba
sedaya upaya mendekati maksud ayat menguraikan makna dari lafadz
bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia dan memberi kesempatan
orang buat berfikir Tafsir yang amat menarik hati penafsir buat
dijadikan contoh ialah tafsir al-Manar karangan Sayid Rasyid Ridha
berdasar kepada ajaran tafsir Syaikh Muhammad Abduh Tafsir
beliau ini selain dari menguraikan ilmu yang berkenaan dengan
agama mengenai hadis Fiqh dan sejarah lain-lain juga
menyesuaikan ayat-ayat itu dengan perkembangan politik dan
kemasyarakatan yang sesuai dengan zaman di waktu tafsir dikarang41
Dalam penulisan tafsir Al-Azhar Buya Hamka lebih condong
kepada metode tahlili atau taj`izi42
Metode tahlili adalah metode
penafsiran ayat-ayat Al-Qur`an melalui pendeskripsian
(menguraikan) makna yang terkandung dalam ayat-ayat Al-Qur`an
dengan mengikuti tata tertib surah atau urutan surat-surat dan ayat-
ayat Al-Qur`an yang diikuti oleh sedikit banyak analisis tentang
kandungan ayat itu43
Dalam penyusunan tafsir ini tidak terlalu mendalam sehingga
yang dapat memahaminya hanya semata-mata ulama dan tidak
terlalu rendah sehingga menjemukan Sebab segala yang kita
sebutkan di atas tadi sebagai corak dari jamaah sejati Islam meskipun
41
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I h 40--41 42
Sopyan Hadi Konsep Sabar Dalam Al-Qur`an Jurnal Madani Vol 1 No 2
September 2018 h 477 43
Ahmad Izzan Metodologi Ilmu Tafsir (Bandung Tafakur 2011) Cetke-III h
103
67
berbeda kedudukan namun yang paling mulia di antara mereka
adalah barang siapa yang paling takwa kepada Allah44
44
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I h 42
68
BAB IV
ANALISIS AYAT METODE DAKWAH
A Surat Ali-Imran Ayat 104
Ali-Imran adalah nama surah ke-3 yang terdiri atas 200 ayat
dan tergolong surah Madaniyah Pemakaian nama Ali-Imran untuk
surah ini menunjukkan betapa penting keluarga Imran ini Ada dua
Imran yang dalam keluarga keduanya lahir tokoh-tokoh penting yang
tercatat dalam sejarah keagamaan Imran ayah Nabi Musa dan Nabi
Harun as dan Imran seorang warga Bani Israil terkemuka kerabat
Nabi Zakaria dan Nabi Yahya as serta Maryam ibu Nabi Isa as
Surah ini dimulai dengan huruf muqaththa`ah alif lacircmmicircm untuk
menarik konsentrasi kita ketika membacanya1
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari
yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung(QS Ali-
Imran [3]104)
a Penafsiran Menurut Quraish Shihab
Dalam ayat ini Quraish Shihab menafsirkan terlebih dahulu
mengemukakan bahwa pengetahuan manusia itu akan berkurang
bahkan terlupa juga hilang jika tidak ada yang mengingatkan atau
tidak diulang-ulang mengerjakannya Beliau menuturkan bahwa
pengetahuan dan pengamalan berkaitan erat pengetahuan mendorong
kepada pengamalan dan meningkatkan kualitas amal sedang
pengamalan yang terlihat dalam kenyataan hidup merupakan guru
1
Djohan Effendi Pesan-Pesan Al-Qur`an Mencoba Mengerti Intisari Kitab Suci
(Jakarta PT Serambi Ilmu Semesta 2012) cetke-I h 65
69
yang mengajar individu dan masyarakat sehingga mereka pun belajar
mengamalkannya Kalau demikian halnya manusia dan masyarakat
perlu selalu diingatkan dan diberi keteladanan inilah inti dakwah
Islamiah2
Kalaulah tidak semua anggota masyarakat dapat
melaksanakan fungsi dakwah hendaklah ada di antara kamu wahai
orang-orang yang beriman segolongan umat yakni kelompok yang
pandangan mengarah kepadanya untuk diteladani dan didengar
nasihatnya yang mengajak orang lain secara terus menerus tanpa
bosan dan lelah kepada kebajikan yakni petunjuk-petunjuk ilahi
menyuruh masyarakat kepada makruf yakni nilai-nilai luhur serta
adat istiadat yang diakui baik oleh masyarakat mereka selama hal itu
tidak bertentangan dengan nilai-nilai ilahiah dan mencegah mereka
dari yang munkar yakni yang dinilai buruk lagi diingkari oleh akal
sehat masyarakat Mereka yang mengindahkan tuntunan ini dan yang
sungguh tinggi lagi jauh martabat kedudukannya itulah orang-orang
yang beruntung mendapatkan apa yang mereka dambakan dalam
kehidupan dunia dan akhirat3
Dalam ayat ini menggunakan dua kata yang berbeda dalam
rangka perintah berdakwah Pertama adalah kata (yad`ucircna) yakni
mengajak dan kedua adalah (ya`murucircna) yakni memerintahkan
Quraish Shihab menyatakan bahwa mengajak dikaitkan dengan al-
khayr sedang memerintah jika berkaitan dengan perintah melakukan
dikaitkan dengan al-ma`ruf sedang perintah untuh tidak melakukan
yakni melarang dikaitkan dengan al-munkar
2
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 2 (Jakarta Lentera Hati 2012) cet Ke-V h 209
3M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 2 h 209
70
Kata ldquominkumrdquo4 pada ayat di atas ada ulama yang
memahaminya dalam arti sebagian dengan demikian perintah
berdakwah yang dipesankan oleh ayat ini tidak tertuju kepada setiap
orang Bagi yang memahaminya demikian ayat ini buat mereka
mengandung dua macam perintah yang pertama kepada seluruh umat
Islam agar membentuk dan menyiapkan satu kelompok khusus yang
bertugas melaksanakan dakwah sedang perintah yang kedua adalah
kelompok khusus itu untuk melaksanakan dakwah kepada kebajikan
dan makruf serta mencegah kemunkaran Ada juga ulama yang
mengfungsikan kata minkum dalam arti penjelasan sehingga ayat ini
merupakan perintah kepada setiap muslim untuk melaksanakan tugas
dakwah masing-masing sesuai kemampuannya Memang jika
dakwah yang di maksud adalah dakwah yang sempurna tentu saja
tidak semua orang dapat melakukannya Di sisi lain kebutuhan
masyarakat dewasa ini menyangkut informasi yang benar di tengah
arus informasi bahkan perang informasi yang demikian pesat dengan
sajian nilai-nilai baru yang sering membingungkan semua menuntut
adanya kelompok khusus yang menangani dakwah dan membendung
informasi yang menyesatkan Karena itu adalah lebih tepat
memahami kata minkum pada ayat di atas dalam arti sebagian kamu
tanpa menutup kewajiban setiap muslim untuk saling mengingatkan5
Hal ini juga dijelaskan dalam tafsir Ibnu Katsir bahwa
maksud ayat ini hendaklah ada segolongan dari umat yang siap
4
Kata ldquominrdquo juga dijelaskan dalam tafsir Al-Aisar yang ditulis oleh Syaikh Abu
Bakar Jabir Al-Jazari Jilid 1 h 163 bahwa maksud minkum di sini ialah sebagian Dalam
tafsir ini dijelaskan bahwa wajibnya ada sebagian (satu kelompok) dari umat Islam bukan
semuanya untuk melaksanakan kewajiban dakwah amar ma`ruf nahi munkar karena tugas
ini harus dilakukan oleh orang yang berilmu dan tidak diiliki semua orang
5M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 2 h 210-211
71
memegang peran ini meskipun hal itu merupakan kewajiban bagi
setiap individu umat sesuai dengan kapasitasnya6
Selanjutnya ditemukan bahwa ayat di atas menggunakan dua
kata yang berbeda dalam rangka perintah berdakwah Pertama adalah
kata yad`ucircna yakni mengajak dan kedua adalah ya`murucircna yakni
memerintahkan Perlu dicatat bahwa apa yang diperintahkan oleh
ayat di atas sebagaimana terbaca berkaitan dengan dua hal mengajak
dikaitkan dengan al-khayr dan memerintah jika berkaitan dengan
perintah melakukan dikaitkan dengan al-ma`rucircf sedang perintah
untuk tidak melakukan yakni melarang dikaitkan dengan al-munkar7
Al-Qur`an mengisyaratkan kedua nilai di atas dalam
firmannya ini dengan kata al-khayrkebajikan dan al-ma`rucircf Al-khayr
adalah nilai universal yang diajarkan oleh Al-Qur`an dan Sunnah Al-
khayr menurut Rasul Saw sebagaimana dikemukakan oleh Ibn
Katsir dalam tafsirnya adalah mengikuti (Al-Qur`an dan Sunnahku)
Sedang al-ma`rucircf adalah sesuatu yang baik menurut pandangan
umum satu masyarakat selama sejalan dengan al-Khayr Adapun al-
munkar ia adalah sesuatu yang dinilai buruk oleh suatu masyarakat
serta bertentangan dengan nilai-nilai ilahi Karena itu ayat di atas
menekankan perlunya mengajak kepada al-khayrkebaikan
memerintahkan yang makruf dan mencegah yang mungkar Jelas
terlihat betapa mengajak kepada al-khayr didahulukan kemudian
memerintahkan kepada makruf dan melarang melakukan yang
mungkar8
6
Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Aal asy-Syeikh Tafsir Ibnu
Katsir terj Abdul Ghaffar (Bogor Pustaka Imam Syafi`I 2001) Cetke-I h 108
7M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 2 h 210 8
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 2 h 211
72
Paling tidak ada dua hal yang perlu digarisbawahi berkaitan
dengan ayat di atas Pertama nilai-nilai ilahi tidak boleh dipaksakan
tetapi disampaikan secara persuasif dalam bentuk ajakan yang baik
Sekadar mengajak yang dicerminkan antara oleh kata mengajak dan
oleh firmannya dalam surat an-Nahl ayat 125 ldquoajaklah ke jalan
Tuhan-mu dengan cara yang bijaksana nasihat (yang menyentuh
hati) serta berdiskusilah dengan mereka dengan cara yang lebih
baik (QS an-Nahl [16]125) Selanjutnya setelah mengajak siapa
yang akan beriman silakan beriman dan siapa yang kufur silakan
pula masing-masing mempertanggungjawabkan pilihannya9
Hal kedua yang harus digarisbawahi adalah al-ma`rucircf yang
merupakan kesepakatan umum masyarakat Ini sewajarnya
diperintahkan demikian juga al-munkar seharusnya dicegah Baik
yang memerintahkan dan yang mencegah itu pemilik kekuasaan
maupun bukan Dengan konsep al-ma`rucircf Al-Qur`an membuka pintu
yang cukup lebar guna menampung perubahan nilai-nilai akibat
perkembangan positif masyarakat Hal inilah agaknya yang ditempuh
Al-Qur`an karna idenilai yang dipaksakan atau tidak sesuai dengan
budaya atau perkembangan masyarakat maka tidak akan diterapkan
Karena itulah Al-Quran di samping memperkenalkan dirinya sebagai
pembawa ajaran yang sesuai dengan fitrah manusia ia juga melarang
pemaksaan nilai-nilainya walau merupakan nilai yang amat
mendasar seperti keyakinan akan keesaan Allah Swt10
9
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 2 h 211-212
10M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 2 h 211-212
73
b Penafsiran Menurut Buya Hamka
Dalam penafsiran ini Buya Hamka menyebutkan bahwa untuk
memelihara kokohnya nikmat Islam yang dijelaskan pada ayat
sebelumnya hendaklah ada dalam kalangan jamaah muslim itu suatu
golongan dalam ayat ditegaskan suatu umat yang menyediakan diri
mengadakan ajakan atau seruan tegasnya dakwah Yang selalu mesti
mengajak dan membawa manusia berbuat kebaikan menyuruh
berbuat makruf yaitu yang patut pantas dan sopan dan mencegah
melarang perbuatan munkar yang dibenci dan yang tidak diterima11
Di dalam tafsir Al-Qur`an juga disebutkan bahwa bahwa kelompok
khusus ini dibentuk untuk membantu menegakkan agama dalam
menjaga kesempurnaan Islam12
Disini terdapat dua kata penting yaitu menyuruh berbuat
makruf mencegah perbuatan munkar Berbuat makruf diambil dari
kata `uruf yang dikenal atau yang dapat dimengerti dan dapat
dipahami serta diterima oleh masyarakat Perbuatan yang makruf
apabila dikerjakan dapat diterima dan difahami oleh manusia serta
dipuji karena begitulah yang patut dikerjakan oleh manusia yang
berakal Yang mungkar artinya ialah yang dibenci yang tidak
disenangi yang ditolak masyarakat karena tidak patut tidak pantas
Tidak selayaknya yang demikian dikerjakan oleh manusia yang
berakal 13
Agama datang menuntun manusia dan memperkenalkan mana
yang makruf itu dan mana yang mungkar Sebab itu maka makruf dan
mungkar tidaklah terpisah dari pendapat umum Kalau ada orang
11Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV (Jakarta PT Pustaka Panjimas 1987) Cet
Ke-I h 30
12Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa`di Tafsir Al-Qur`an I terj M Iqbal dkk
(Jakarta Darul Haq 2017) Cet Ke-IX h 473
13Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 30
74
yang berbuat makruf seluruh masyarakat umumnya menyetujui
membenarkan dan memuji Kalau ada perbuatan mungkar seluruh
masyarakat menolak membenci dan tidak menyukainya Sebab itu
bertambah tinggi kecerdasan beragama bertambah kenal orang akan
yang makruf dan bertambah benci orang kepada yang mungkar
Lantaran itu wajiblah ada dalam jamaah muslimin segolongan umat
yang bekerja keras menggerakkan orang kepada yang makruf dan
menjauhi yang mungkar supaya masyarakat itu bertambah tinggi
nilainya14
Menyampaikan ajakan kepada yang makruf dan menjauhi
yang mungkar itulah yang dinamai dakwah Dengan adanya umat
yang berdakwah agama menjadi hidup tidak menjadi seolah-olah
mati Bidang untuk menyampaikan dakwah terbagi dua umum dan
khusus Yang umum banyak pula cabangnya sebab masyarakat
bercabang-cabang pula Dakwah kepada kalangan umat Islam sendiri
supaya mereka memegang agama itu ada dalam segala bidang
kemasyarakatan dalam pertanian perniagaan pekerjaan tangan
perburuhan dan kepegawaian Yang bersifat khusus ialah dakwah
dalam kalangan keluarga sendiri menimbulkan suasana agama di
kalangan keluarga mendidik agar patuh akan perintah Tuhan
berlomba berbuat baik Dakwah tidak berhenti walaupun antara
sesama golongan sendiri15
Di dalam ayat bertemu tiga kewajiban yang dihadapi Yang
dua berpusat kepada yang satu Yang satu ialah mengajak kepada
kebaikan Dia menimbulkan dua tugas Pertama menyuruh berbuat
makruf kedua melarang berbuat mungkar Setengah ahli tafsir
14
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 30
15Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu`IV h 31-31
75
mengatakan bahwasanya yang dimaksud dengan Al-khayri yang
berarti kebaikan di dalam ayat ini ialah Islam yaitu memupuk
kepercayaan dan iman kepada Tuhan termasuk tauhid dan makriat
Dan itulah hakikat kesadaran beragama yang menimbulkan tahu
membedakan yang baik dengan yang buruk yang makruf dengan
yang mungkar 16
Selanjutnya ialah timbul dan tumbuhnya rasa kebaikan dalam
jiwa yang menyebabkan tahu pula dan berani menegakkan mana
yang makruf dan menentang mana yang mungkar Kalau kesadaran
beragama belum tumbuh menjadi sia-sia sajalah menyebut yang
makruf dan menentang yang mungkar Sebab untuk memperbedakan
yang makruf dan yang mungkar tidak lain dari ajaran Tuhan Oleh
sebab itu dapatlah diambil kesan bahwa di dalam mengadakan
dakwah hendaklah kesadaran beragama ini wajib ditimbulkan terlebih
dahulu Suatu dakwah yang mendahulukan hukum halal dan hukum
haram sama saja dengan seorang yang menjatuhkan talak kepada
istri orang lain17
Sebagaimana dalam tafsir al-Maragi menjelaskan
bahwa yang bisa melaksanakan dakwah hanyalah kalangan khusus
umat islam yaitu mereka yang mengetahui rahasia-rahasia hukum
hikmah tasri` dan fiqihnya18
Hemat penulis orang atau kelompok yang melaksanakan
kegiatan dakwah ini terlebih dahulu harus memahami dan mengerti
tentang agama Islam itu sendiri secara hukum dan fiqih sehingga
dakwah bisa ditegakkan
16
Ahmad Mustafa Al-Maraghi Tafsir Al-Maraghi Juz IV terj Mustafa Al-Babi
al-Halabi (Semarang Toha Putra Semarang 1993) Cetke-II h 37
17Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 31
18Ahmad Mustafa Al-Maraghi Tafsir Al-Maraghi Juz IV terj Mustafa Al-Babi
al-Halabi (Semarang Toha Putra Semarang 1993) Cetke-II h 37
76
Di sini bertemu dengan dua kata penting yaitu Ummatun
yang berarti umat Hendaklah antara kamu ada suatu umat Yang
kedua kata yad`ucircna yaitu melancarkan dan menjalankan seruan
tegasnya dakwah Dari ayat ini dapat difahami bahwa di kalangan
ummat Islam yang besar jumlahnya ini Hendaklah ada lagi
segolongan ummat yang menjadi inti yang kerjanya khusus
mengadakan dakwah Atau hendaklah seluruh umat itu sendiri sadar
akan kewajibannya mengadakan dakwah Sebab kehidupan agama
kemajuan atau kemundurannya sangat bergantung kepada dakwah
Ayat yang mengatakan hendaklah ada antara kamu segolongan
umat yang menyeru kepada kebaikan Jelaslah bahwa bidang yang
akan dihadapi oleh umat pemegang dakwah itu ada dua Pertama
dakwah ke dalam kalangan umatnya sendiri dan kedua dakwah keluar
kalangan Islam19
Kemenangan dan kejayaan pergaulan hidup manusia ialah
pada adanya kesadaran akan kebaikan dan makruf dan tolakan mutlak
atas yang mungkar Itulah sebabanya maka ujung ayat menegaskan
ldquoDan mereka itu ialah orang-orang yang beroleh kemenanganrdquo
(ujung ayat 104 terjemah tafsir al-Azhar) Meskipun di dalam rasa
bahasa sepintas lalu agak kaku bunyinya dalam salinan ayat ini yaitu
ldquodan mereka itu ialahrdquo Namun dengan menyalin demikian terasalah
inti maksud ayat yaitu hanya orang-orang yang tetap menjalankan
dakwah itu artinya itu sajalah yang akan beroleh kemenangan Sebab
dengan adanya dakwah kemungkaran dapat dibendung dan yang
makruf dapat dialirkan terus sehingga umat tadi menjadi pelopor
kebajikan di dalam dunia20
19
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 31
20Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 32
77
Dari paparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa
beberapa metode dakwah dari kedua mufasir yang penulis uraikan
sebagai berikut
Hendaklah ada sekelompok orangumat yang melaksanakan
fungsi dakwah di mana segolongan umat itu adalah orang yang
dipandang masyarakat sebagai teladan dan didengar nasihatnya yang
mengajak orang lain kepada kebajikan Ini yang dikemukakan oleh
Quraish Shihab Dalam hal ini Quraish Shihab menjelaskan bahwa
nilai-nilai ilahi tidak boleh dipaksakan tetapi disampaikan secara
persuasif dalam bentuk ajakan yang baik21
Buya Hamka menjelaskan
bahwa hendaknya ada suatu umat yang menyediakan diri
mengadakan ajakan atau seruan tegasnya dakwah Yang selalu mesti
mengajak dan membawa manusia berbuat kebaikan menyuruh
berbuat makruf yaitu yang patut pantas dan sopan dan mencegah
melarang perbuatan munkar yang dibenci dan yang tidak diterima22
Dan dalam mengadakan dakwah hendaklah kesadaran beragama
wajib ditimbulkan terlebih dahulu23
Maksudnya ialah pengetahuan
akan agama dipelajari terlebih dahulu sehingga bisa menjalankan
dakwah yang diperintahkan
Membahas tentang surat Ali Imran ayat 104 Quraish Shihab
menjelaskan bahwa semua orang Islam berhak menyampaikan
dakwah dan perlu juga sebagian umat yang khusus melaksanakan
fungsi dakwah ditengah masyarakat yang membutuhkan informasi
yang benar maka memang perlu adanya sebagian umat yang khusus
melaksanakan dakwah Buya Hamka juga menjelaskan demikian
21
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 2 h 211 22
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 30
23Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 31
78
hendaknya ada suatu umat yang menyediakan diri mengadakan
ajakan atau seruan tegasnya dakwah Hendaklah ada segolongan
ummat yang menjadi inti yang kerjanya khusus mengadakan
dakwah Atau hendaklah seluruh umat itu sendiri sadar akan
kewajibannya mengadakan dakwah
Melihat perbandingan kedua mufassir sekilas terlihat sama
yaitu dakwah adalah kewajiban setiap muslim dan perlu adanya
kelompok khusus yang melaksanakan kegiatan dakwah Namun
dalam hal ini yang membedakannya adalah pada kesediaan
segolongan umat dalam melaksanakan fungsi dakwah Buya Hamka
menjelaskan bahwa harus ada suatu umat yang menyediakan diri
melaksanakan dakwah Sedangkan Quraish Shihab tidak menekankan
pada kesediaan tetapi lebih menjelaskan keharusan adanya
segolongan umat yang melakukan dakwah Menurut penulis Jika
Buya Hamka terlihat seperti melaksanakan dakwah secara sukarela
namun tetap harus disadarkan dalam hal pengetahuan agama terlebih
dahulu Sedangkan Quraish Shihab menjelaskan jika dakwah
sempurna yang dimaksud maka tidak semua orang dapat
melakukannya akan tetapi hanya sebagian umat saja yang khusus
untuk melaksanakan dakwah Di sini penulis melihat bahwa sebagian
umat yang melaksanakan dakwah harus terlebih dahulu dibekali
dengan ilmu agama yang memadai sehingga bisa menyuruh yang
makruf dan mencegah yang munkar Dalam hal ini penulis tidak
melihat keharusan kesadaran beragama itu pada setiap umat muslim
namun tidak menutup kemungkinan kewajiban itu juga ada pada
setiap muslim
Dijelaskan dalam tafsir Muyassar bahwasanya umat Islam
harus menentukan orang yang berilmu memiliki keutamaan dan
79
profesionalisme di antara umat Islam untuk berdakwah kepada Allah
mengajarkan yang bermanfaat bagi mereka dalam persoalan agama
dan dunia24
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kelompok khusus
yang melaksanakan dakwah sudah seharusnya memahami dan
memiliki pengetahuan akan apa yang harus di dakwahkan
Selanjutnya Metode dakwah yang dijelaskan dalam ayat ini
oleh Quraish Shihab yaitu dalam menyampaikan pesan dakwah
hendaknya tidak dengan paksaan sampaikanlah pesan dakwah itu
dengan persuasif diiringi dengan ajakan yang baik Artinya dalam
melakukan dakwah dai harus bisa menyampaikan pesan dakwah dan
juga mempengaruhi sasaran dakwah untuk bisa mengikuti atau
melaksanakan kebaikan yang disampaikan dalam dakwah dengan
ajakan yang baik Jika disampaikan dengan keras atau memaksa
maka sasaran dakwah tidak lagi akan mau mendengarkan pesan
dakwah yang disampaikan
Hal senada juga disampaikan dalam tafsir Muyassar
bahwasanya dakwah yang dijalankan dengan lemah lagi kasih
sayang niscaya dia memperoleh cita-citanya yang besar dalam
dakwah dan mendapatkan kedudukan terbaik25
B Surat An-Nahl 125
Surat An-Nahl terdiri dari 128 ayat Mayoritas ulama
menilainya Makkiyah yakni turun sebelum Nabi Muhammad Saw
berhijrah ke Madinah Ada juga yang mengecualikan beberapa ayat
Nama An-Nahl terdiri terambil dari kata itu yang disebut pada ayat
24
`Aidh al-Qarni Tafsir Muyassar 1 terj Tim Qisthi Press (Jakarta Timur Qisthi
Press 2008) Cetke-I h 292
25`Aidh al-Qarni Tafsir Muyassar 1 terj Tim Qisthi Press h 292
80
68 surah ini Ada juga ulama yang menyebutnya surah an-Ni`am
karena banyak nikmat Allah yang diuraikan di sini26
Nama Lebah di ambil dari dalam ayat 68 yang membicarakan
bahwa Allah telah memberikan ilham atau naluri kepada lebah agar
dia membuat sarang di gunung-gunung di pohon-pohon kayu
ataupun di bubungan rumah-rumah lalu menghirup buah dan
kembang untuk menghasilkan madu Dengan membaca keadaan
lebah itu manusia diperkenalkan akan kekuasaan Allah atas alam
keajaiban yang terkandung di dalamnya apatah lagi madu lebah itu
adalah obat yang amat mujarab bagi berbagai penyakit Surat ini
sebagai surat yang diturunkan di Makkah adalah menghimpun pokok
akidah yang besar tentang ketuhanan tentang wahyu dan tentang
hari kebangkitan kelak Tetapi di samping itu dia pun mempertautkan
tentang akidah ajaran Muhammad Saw dengan akidah ajaran
Ibrahim as mengandung juga tugas dan kewajiban Rasul-rasul yang
diutus Tuhan dan bagaimana pula sunnatullah yang pasti berlaku bagi
barang siapa yang menolak risalat Rasul itu dan mendustakannya 27
ldquoSerulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845]
dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang
baik Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang
siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui
orang-orang yang mendapat petunjukrdquo(QS An-Nahl [16]125)
26
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 7 h 175
27Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 216
81
a Penafsiran Menurut Quraish Shihab
Ayat ini menyatakan bahwa Wahai Nabi Muhammad
serulah yakni lanjutkan usahamu untuk menyeru semua yang engkau
sanggup seru kepada jalan yang ditunjukkan Tuhanmu yakni ajaran
Islam dengan Hikmah dan pengajaran yang baik dan bantahlah
mereka yakni siapa pun yang menolak atau meragukan ajaran Islam
dengan cara terbaik Inilah tiga cara berdakwah yang hendaknya
engkau tempuh menghadapi manusia yang beraneka ragam peringkat
dan kecenderungannya jangan hiraukan cemoohan atau tuduhan-
tuduhan tidak berdasar kaum musyrikin dan serahkan urusanmu dan
urusan mereka pada Allah karena sesungguhnya Tuhanmu yang
selalu membimbing dan berbuat baik kepadamu Dia-lah sendiri yang
lebih mengetahui dari siapa pun yang menduga tahu tentang siapa
yang bejat jiwanya sehingga tersesat dari jalannya dan Dia-lah saja
yang lebih mengetahui orang-orang yang sehat jiwanya sehingga
mendapat petunjuk28
Ayat ini dipahami oleh sementara ulama sebagai menjelaskan
tiga macam metode dakwah yang harus disesuaikan dengan sasaran
dakwah Terhadap cendekiawan yang memiliki pengetahuan tinggi
diperintahkan menyampaikan dakwah dengan hikmah yakni
berdialog dengan kata-kata bijak sesuai dengan tingkat kepandaian
mereka Terhadap kaum awam diperintahkan untuk menerapkan
mau`izhah yakni memberikan nasihat dan perumpamaan yang
menyentuh jiwa sesuai dengan taraf pengetahuan mereka yang
28
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 774
82
sederhana29
Dijelaskan pula dalam tafsir al-Munir bahwa mau`izhah
hazanah adalah cara yang digunakan untuk masyarakat awam30
Sedang terhadap Ahl al-kitab dan penganut agama-agama lain yang
diperintahkan adalah jidalperdebatan dengan cara yang terbaik
yaitu dengan logika dan retorika yang halus lepas dari kekerasan dan
umpatan31
Kata (حكمة) Hikmah antara lain berarti yang paling utama
dari segala sesuatu baik pengetahuan maupun perbuatan Ia adalah
pengetahuan atau tindakan yang bebas dari kesalahan atau kekeliruan
Hikmah juga diartikan sebagai sesuatu yang bila
digunakandiperhatikan akan mendatangkan kemaslahatan dan
kemudahan yang besar atau lebih besar serta menghalangi
terjadinya mudharat atau kesulitan yang besar atau lebih besar
Makna ini ditarik dari kata hakamah yang berarti kendali karena
kendali menghalangi hewankendaraan mengarah ke arah yang tidak
diinginkan atau menjadi liar Memilih perbuatan yang terbaik dan
sesuai adalah perwujudan dari hikmah Memilih yang terbaik dan
sesuai dari dua hal yang buruk pun dinamai hikmah dan pelakunya
dinamai hakim (bijaksana) Siapa yang tepat dalam penilaiannya dan
dalam pengaturannya dialah yang wajar menyandang sifat ini atau
dengan kata lain dia yang hakim32
29
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 774-775
30Wahbah az-Zuhaili Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid 7
(Depok Gema Insani 2014) CetKe-I h 509 31
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 774-775
32M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 775
83
Kata (الموعظة) al-Mau`izhah terambil dari kata (وعظ) wa`azha
yang berarti nasihat Mau`izhah adalah uraian yang menyentuh hati
yang mengantar kepada kebaikan Demikian dikemukakan oleh
banyak ulama33
Hal ini juga dijelaskan dalam tafsir Fi Zhilalil
Qur`an yang menjelaskan bahwa Mau`izhah hasanah ldquonasihat yang
baikrdquo yang bisa menembus hati manusia dengan lembut dan diserap
oleh hati nurani dengan halus34
Sedang kata ( مجادله ) jadilhum terambil dari kata ( جدال) jidal
yang bermakna diskusi atau bukti-bukti yang mematahkan alasan
atau dalih mitra diskusi dan menjadikannya tidak dapat bertahan baik
yang dipaparkan itu diterima oleh semua orang maupun hanya oleh
mitra bicara Ditemukan di atas bahwa Mau`izhah hendaknya
disampaikan dengan hasanahbaik sedang perintah berjidal disifati
dengan kata (احسن) ahsan yang terbaik bukan sekedar baik
Keduanya berbeda dengan hikmah yang tidak disifati apapun Ini
berarti bahwa mau`izhah ada yang baik dan tidak baik sedang jidal
ada tiga macam yang baik yang terbaik dan yang buruk35
Adapun mau`izhah ia baru dapat mengena hati sasaran bila
ucapan yang disampaikan itu disertai dengan pengamalan dan
keteladanan dari yang menyampaikannya Inilah yang bersifat
hasanah Kalau tidak ia adalah yang buruk yang seharusnya
dihindari Di sisi lain karena mau`izhah biasanya bertujuan
33
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 775-776
34Sayyid Quthb Tafsir Fi Zhilalil Qur`an terj As`ad Yasin dkk (Jakarta Gema
Insani 2004) Cet Ke I h 44
35M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 775-776
84
mencegah sasaran dari sesuatu yang kurang baik dan ini dapat
mengundang emosi baik dari yang menyampaikan lebih-lebih yang
menerimanya mau`izhah adalah sangat perlu untuk mengingatkan
kebaikannya itu Sedang jidal terdiri dari tiga macam yang buruk
adalah yang disampaikan dengan kasar yang mengundang
kemarahan lawan serta yang menggunakan dalih-dalih yang tidak
benar Yang baik adalah yang disampaikan dengan sopan serta
menggunakan dalil-dalil atau dalih walau hanya diakui oleh lawan
tetapi yang terbaik adalah yang disampaikan dengan baik dengan
argumen yang benar lagi yang membungkam lawan36
Penyebutan urutan ketiga macam metode itu sungguh serasi
ia dimulai dengan hikmah yang dapat disampaikan tanpa syarat
disusul dengan mau`izhah dengan syarat hasanah karena memang ia
hanya terdiri dari dua macam dan yang ketiga adalah jidal yang
terdiri dari tiga macam buruk baik dan terbaik sedangkan yang
dianjurkan adalah yang terbaik Tidak dapat dipungkiri bahwa Al-
Qur`an demikian juga cara berdakwah Nabi Muhammad Saw
mengandung ketiga metode di atas Ia diterapkan kepada siapa pun
sesuai dengan kondisi masing-masing sasaran37
Dalam tafsir ini disebutkan bahwa setiap metode memiliki
karakteristik mad`unya masing-masing hanya saja sebagian ulama
tidak sepakat Sebagian ulama menyebutkan bahwa bisa saja ketiga
cara ini dipakai dalam satu situasisasaran di kali lain hanya dua cara
atau satu masing-masing sesuai dengan sasaran yang dihadapi Bisa
saja cendekiawan tertarik dengan mau`izhah dan tidak mustahil
36
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 776 37
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 777
85
orang awam memeroleh manfaat dari jidal dengan yang terbaik
Demikian Thabathaba`i salah seorang ulama yang menolak
penerapan metode dakwah terhadap tingkat kecerdasan sasaran38
b Penafsiran Menurut Buya Hamka
ldquoSerulah kepada jalan Tuhan engkau dengan kebijaksanaan dan
pengajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang
lebih baikrdquo (pangkal ayat 125 terjemah dari tafdir Al-Azhar)
Ayat ini mengandung ajaran kepada Rasul tentang cara
melancarkan dakwah atau seruan terhadap manusia agar mereka
berjalan di atas jalan Allah (Sabilillah) Sabilillah atau Shiracircth al
Mustaqicircm atau Ad-Dicircnu al-Haqqu agama yang benar Nabi Saw
memegang tampuk pimpinan dalam melakukan dakwah itu
Kepadanya ditentukan oleh Tuhan bahwa di dalam melakukan
dakwah hendaklah memakai tiga macam cara atau tiga tingkat cara
Pertama hikmah (kebijaksanaan) Yaitu dengan secara bijaksana
akal budi yang mulia dada yang lapang dan hati yang bersih menarik
perhatian orang kepada agama atau kepada kepercayaan terhadap
Tuhan Kata ldquohikmatrdquo kadang diartikan orang dengan filsafat
Padahal dia adalah inti yang lebih halus dari filsafat Filsafat hanya
dapat difahamkan oleh orang-orang yang telah terlatih fikirannya dan
tinggi pendapat logikanya Tetapi hikmat dapat menarik orang yang
belum maju kecerdasannya dan tidak dapat dibantah oleh orang yang
lebih pintar Kebijaksanaan itu bukan saja dengan ucapan mulut
melainkan termasuk juga tindakan dan sikap hidup Kadang-kadang
lebih berhikmat diam daripada berkata39
38
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 777
39Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321
86
Yang kedua adalah al-mau`izhatu al- hasanah yang kita
artikan pengajaran yang baik atau pesan-pesan yang baik yang
disampaikan sebagai nasihat Sebagai pendidikan dan tuntunan sejak
kecil Sebab itu termasuklah dalam bidang mau`izhatul hasanah
pendidikan ayah bunda dalam rumah tangga kepada anak-anaknya
sehingga menjadi contoh beragama di hadapan anak-anaknya
sehingga menjadi kehidupan mereka pula Termasuk juga pendidikan
dan pengajaran dalam perguruan-perguruan 40
Hal ini juga dijelaskan
dalam tafsir Al-Quran yang ditulis oleh Syaikh Abdurrahman
bahwasanya mau`izhah hasanah adalah metode dakwah dengam
memberikan pelajaran yang baik Yaitu dengan perintah dan
larangan anjuran dan ancaman serta belasan yang akan diterima oleh
manusia atas apa yang dilakukannya41
Yang ketiga adalah jacircdilhum bi al-llaticirc hiya ahsan bantahlah
mereka dengan cara yang lebih baik Kalau terpaksa timbul
perbantahan atau pertukaran fikiran yang di zaman kita disebut
polemik ayat ini menyuruh agar dalam hal yang demikian kalau
sudah tidak dapat dielakkan lagi pilihlah jalan yang sebaik-
baiknya42
Dalam tafsir al-Munir juga dijelaskan bahwa debatlah
dengan cara dan bentuk debat yang paling baik43
Diantaranya ialah
memperbedakan pokok soal yang tengah dibicarakan dengan
perasaan benci atau sayang kepada pribadi yang tengah diajak
berbantah Misalnya seseorang yang masih kufur belum mengerti
40
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322
41Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa`di Tafsir Al-Qur`an 4 terj M Iqbal dkk
(Jakarta Darul Haq 2017) Cet Ke-VI h 219
42Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322
43Wahbah az-Zuhaili Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid 7 h
509
87
ajaran Islam lalu dengan sesuka hatinya saja mengeluarkan celaan
kepada Islam karena bodohnya Orang ini wajib dibantah dengan
jalan yang sebaik-baiknya disadarkan dan diajak kepada jalan fikiran
yang benar sehingga dia menerima Tetapi kalau terlebih dahulu
hatinya disakitkan karena cara kita membantah yang salah mungkin
dia enggan menerima kebenaran meskipun hati kecilnya mengakui
karena hatinya telah disakitkan44
Di dalam tafsir al-Aisar menjelaskan bahwasanya dalam
melakukan metode jidal ini maka lakukanlah dengan cara terbaik
bantahlah mereka dengan cara yang baik tidak ada unsur celaan
ejekan dan sindiran buruk karena yang demikian itu lebih dapat
diterima45
Ketiga pokok cara melakukan dakwah ini hikmah mau`izhah
hasanah dan jacircdilhum billaicirci hiya ahsan amatlah diperlukan di
segala zaman Sebab dakwah atau ajakan dan seruan membawa umat
manusia kepada jalan yang benar itu sekali-kali bukanlah
propaganda meskipun propaganda itu sendiri kadang bagian dari alat
dakwah dakwah meyakinkan sedang propaganda itu memaksakan
Dakwah dengan jalan paksa tidaklah akan berhasil menundukkan
keyakinan orang Apatah lagi dalam hal agama Al-Qur`an sudah
menegaskan bahwa dalam hal agama sekali-kali tidak ada paksaan
Dan dalam ujung ayat ini dengan tegas Tuhan mengatakan bahwa
urusan memberi orang petunjuk atau menyesatkan orang adalah hak
Allah sendiri ldquoSesungguhnya Tuhan engkau Dialah yang lebih tahu
44
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322
45Syaikh Abu Bakar Jabir Al-JAzari Tafsir Al-Qur`an Al-Aisar terj MAzhari
Hatim dan Abdurrahim Mukti (Jakarta Darus Sunnah Press 2011) Cet Ke-II h 287
88
siapa yang sesat dari jalannya dan Dialah yang lebih tahu siapa
yang mendapat petunjukrdquo (ujung ayat 125)46
Demikianlah ayat ini telah dijadikan salah satu pedoman
perjuangan menegakkan Iman dan Islam ditengah-tengah berbagai
ragamnya masyarakat pada masa itu yang kedatangan Islam adalah
buat menarik dan membawa bukan mengusir dan mengenyahkan
orang Dan sampai sekarang ketiga pokok ini masih tetap terpakai
menurut perkembangan-perkembangan zaman yang modern47
Dari pembahsasan kedua mufassir ada beberapa metode
dakwah yang Allah sampaikan dan terangkum dalam surat an-Nahl
ayat 125 Disebutkan bahwa tiga metode dakwah itu ialah
1 Hikmah
2 Mau`izhah al-hasanah
3 Jacircdilhum bi al-lacircticirc hiya ahsan
Hikmah ialah berdialog dengan kata-kata yang bijak sesuai
kepandaian mereka Hikmah ialah yang paling utama dari segala
sesuatu baik pengetahuan maupun perbuatan juga diartikan sebagai
sesuatu yang bila digunakandiperhatikan akan mendatangkan
kemaslahatan dan kemudahan yang besar atau lebih besar serta
menghalangi terjadinya mudharat atau kesulitan yang besar atau
lebih besar48
Mau`izhah al-hasanah ialah uraian yang menyentuh
hati yang mengantar kepada kebaikan Dan jidal yang bermakna
diskusi atau bukti-bukti yang mematahkan alasan atau dalih mitra
diskusi dan menjadikannya tidak dapat bertahan baik yang
dipaparkan itu diterima oleh semua orang maupun hanya oleh mitra
46
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321-322
47Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 322
48M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 775
89
bicara Ini adalah tiga rangkaian metode yang dijelaskan oleh Quraish
Shihab Mau`izhah disifati dengan hasanah dan jidal dengan ahsan
Quraish Shihab menjelaskan bahwa mau`izhah ada yang baik dan
tidak baik sedangkan jidal ada yang buruk baik dan terbaik
Sedangkan Buya Hamka menyebutkan dalam tafsirnya Al-
Azhar bahwa hikmah (kebijaksanaan) yaitu dengan secara bijaksana
akal budi yang mulia dada yang lapang dan hati yang bersih menarik
perhatian orang kepada agama atau kepada kepercayaan terhadap
Tuhan49
al-mau`izhatul hasanah yang kita artikan pengajaran yang
baik atau pesan-pesan yang baik yang disampaikan sebagai nasihat
Sebagai pendidikan dan tuntunan sejak kecil Termasuk juga
pendidikan dan pengajaran dalam perguruan-perguruan jadilhum
billati hiya ahsan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik
Kalau terpaksa timbul perbantahan atau pertukaran fikiran yang di
zaman kita disebut polemik ayat ini menyuruh agar dalam hal yang
demikian kalau sudah tidak dapat dielakkan lagi pilihlah jalan yang
sebaik-baiknya50
Dalam surat an-Nahl ayat 125 menjelaskan tentang metode
dakwah yang meliputi Hikmah mau`izhah hasanah dan jidal Di sini
penulis akan membandingkan metode tersebut satu per-satu artinya
kedua mufasir memiliki pandangan masing-masing dalam
menjelaskan metode dakwah yang terdapat dalam surat an-Nahl ayat
125
Pertama dengan hikmah Quraish Shihab menjelaskan
hikmah ialah berdialog dengan kata-kata bijak sesuai dengan tingkat
49
Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321 50
Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322
90
kepandaian mereka51
yang dimaksud dengan mad`u metode ini ialah
golongan cendekiawan Sedangakan Buya Hamka menjelaskan
hikmah adalah dengan secara bijaksana akal budi yang mulia dada
yang lapang dan hati yang bersih menarik perhatian orang kepada
agama atau kepada kepercayaan terhadap Tuhan
Sekilas peneliti melihat bahwa dalam hal ini Buya Hamka
tidak mengkhususkan atau menjelaskan bahwa metode hikmah ini
untuk golongan cendekiawan sebagaimana yang disebutkan dalam
tafsir al-Misbah Hanya saja Buya Hamka menjelaskan dalam
tafsirnya bahwa hikmah dapat menarik orang yang belum maju
kecerdasannya dan tidak dapat dibantah oleh orang yang lebih
pintar52
Dan Buya Hamka juga tidak mengkhususkan kebijaksanaan
hanya dalam dialog Kebijaksanaan itu bukan saja dengan ucapan
mulut melainkan termasuk juga tindakan dan sikap hidup Kadang-
kadang lebih berhikmat diam daripada berkata53
Dalam metode ini penulis melihat adanya perbedaan kedua
mufasir dalam menjelaskan tentang mad`u dakwah dalam metode
hikmah Quraish Shihab menyebutkan bahwa terhadap cendekiawan
diperintahkan menyampaikan dakwah dengan hikmah sedangkan
Buya Hamka menyebutkan bahwa hikmah dapat menarik orang yang
belum mampu kecerdasannya dan tidak dapat dibantah oleh orang
yang lebih pintar Penulis melihat bahwa yang dimaksud Buya
Hamka ialah golongan awam dan golongan cendekiawan Artinya
Quraish Shihab dan Buya Hamka memiliki pandangan yang sama
bahwa metode hikmah ini cocok untuk golongan cendekiawan dan
51
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 774-775
52 Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321
53 Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321
91
Buya Hamka mennambahkan bahwa metode hikmah juga bisa
menarik golongan awam atau yang belum mampu kecerdasannya
Artinya seorang dai harus bijaksana dalam memilih metode dakwah
sesuai dengan mad`u yang dihadapi oleh dai Jadi bisa disimpulkan
bahwa hikmah tidak hanya khusus untuk golongan cendekiawan
Kebijaksanaan dalam menggunakan metode hikmah ini sangat
diperlukan seorang dai sehingga dakwah tidak membuat kelompok
mad`u merasa tertekan akan dakwah yang disampaikan Disebabkan
oleh dai tidak bisa melihat atau memilih metode yang sesuai ketika
berhadapan dengan suatu kelompok yang menyalahi syariat Karena
itulah diperlukan hikmah di sini yaitu sikap bijaksana Dan menurut
penulis untuk memiliki sikap bijaksana tidak serta merta bisa
dimiliki setiap orang Ia perlu diasah dan terus digali oleh seorang
dai Maka dari itu harus adanya segolongan umat yang khusus
melaksanakan dakwah yang sadar akan ilmu agama sebagaimana
dalam surat Ali Imran 104 Dan dibekali dengan wawasan
pengetahuan dalam dakwah
Kedua mau`izhah al-hasanah Quraish Shihab menjelaskan
bahwa mau`izhah adalah uraian yang menyentuh hati yang mengantar
kepada kebaikan Dalam hal ini ditujukan pada golongan awam
sebagaimana disebutkan dalam tafsir al-Misbah54
Sedangkan Buya
Hamka menjelaskan al-mau`izhatul hasanah adalah pengajaran yang
baik atau pesan-pesan yang baik yang disampaikan sebagai nasihat
Sebagai pendidikan dan tuntunan sejak kecil Termasuk juga
pendidikan dan pengajaran di perguruan-perguruan55
Dalam hal ini
penulis melihat adanya perbedaan yaitu Quraish Shihab menjelaskan
54
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 774-775
55Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322
92
dengan uraian yang menyentuh hati sedangkan Buya Hamka
menjelaskan dengan pengajaran atau pesan-pesan yang baik sebagai
nasihat Penulis melihat bahwasanya uraian yang menyentuh hati
disebutkan oleh Quraish Shihab karena metode ini ialah metode yang
ditujukan kepada golongan awam sehingga dibutuhkan uraian yang
menyentuh hati mereka sehingga mau mengikuti pesan-pesan
dakwah Karena golongan awam adalah orang yang bisa kita ajak
dengan cara menyentuh hatinya bukan akalnya
Sedangkan Buya Hamka menyebutkan pada pengajaran dan
pendidikan seperti pendidikan ayah dan bunda dalam rumah tangga
kepada anak-anaknya Jika demikian maka pendidikan tidak hanya di
rumah maka pendidikan disekolah kampus dan lain sebagainya
adalah masuk dalam kategori dakwah mau`izha hasanah jika dilihat
dari tafsir al-Azhar Artinya Buya Hamka memandang metode
mau`izhah hasanah metode yang di pakai dalam pengajaran dan
pendidikan sehingga apa yang disampaikan bisa membuat sasaran
dalam pengajaran dan pendidikan itu mau mengikuti nasihat baik
yang disampaikan Hemat penulis tujuan kedua mufasir sama yaitu
menyampaikan nasihat dengan perkataan yang baik kepada mereka
yang sedang mencari atau membutuhkan pesan-pesan dakwah baik
yang disampaikan di perguruan-perguruan atau nasihat langsung
kepada orang awam
Ketiga jidal Quraish Shihab menjelaskan bahwa jidal ialah
diskusi atau bukti-bukti yang mematahkan alasan atau dalih mitra
diskusi dan menjadikannya tidak dapat bertahan baik yang
dipaparkan itu diterima oleh semua orang maupun hanya oleh mitra
bicara Dalam hal ini ditujuakan kepada ahl al-kitab atau non-
93
muslim56
Sedangkan Buya Hamka menjelaskan bahwa jidal ialah
membantahbantahlah mereka dengan cara yang lebih baik Kalau
terpaksa timbul perbantahan atau pertukaran fikiran yang di zaman
kita disebut polemik ayat ini menyuruh agar dalam hal yang
demikian kalau sudah tidak dapat dielakkan lagi pilihlah jalan yang
sebaik-baiknya57
Dan Buya Hamka tidak menjelaskan siapa yang
menjadi mitra bicara dalam jidal Sekilas penulis melihat bahwa
maksud yang ingin disampaikan mufasir sama yaitu pertukaran
pendapat Hanya saja penulis melihat dalam penafsiran al-Misbah
Quraish Shihab menyebutkan dengan diskusi atau bukti-bukti yang
mematahkan alasan mitra diskusi Sedangkan Buya Hamka
menjelaskan langsung pada kata ldquobantahlahrdquo tanpa menyebutkan
dalam diskusi atau hal lainnya
Dari segi bahasa terlihat bahwa Quraish Shihab lebih berhati-
hati dalam menjelaskan yaitu dengan kata diskusi yang bisa kita lihat
saat ini bahwa diskusi itu lebih fokus untuk bertukar pikiran dalam
membicarakan suatu masalah Sedangkan debat ialah pembahasan
atau pertukaran pendapat mengenai suatu hal dengan saling memberi
alasan untuk mempertahankan pendapat masing-masing58
Sedangkan
Buya Hamka menjelaskan dengan ldquobantahlah jika terpaksardquo Artinya
Buya Hamka mengingatkan bahwa boleh membantah dengan syarat
terpaksa Jika keadaan tidak memaksa maka penulis menyimpulkan
bahwa tidak seharusnya membantah karena jika tidak bisa memilih
jalan terbaik maka akan bisa menyakiti pihak yang dibantah Dan jika
terpaksa membantah maka pilihlah jalan yang terbaik Dalam tafsir
56
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 775-776
57Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322
58Kamus Besar Bahasa Indonesia (Aplikasi)
94
al-Munir dijelaskan bahwa bentuk debat yang paling baik yaitu
dengan cara lemah lembut santun lebih memilih bantahan dengan
yang paling mudah dan komunikatif dalil-dalil yang paling tepat dan
kuat serta premis yang popular dan familiar59
Menurut hemat
penulis debat harus dilakukan dengan cara terbaik dengan tidak
menyakiti pihak lawan serta bantahlah jika terpaksa dilakukan untuk
mematahkan pendapat pihak lawan
Berdebat dengan cara yang baik inilah yang akan meredakan
keangkuhan yang sensitif itu Orang yang diajak berdebat itu pun
akan merasakan bahwa dirinya dihormati dan dihargai Seorang dai
tidak diperintahkan kecuali mengungkapkan hakikat yang sebenarnya
dan memberikan petunjuk di jalan Allahjadi bukan untuk membela
dirinya mempertahankan pendapatnya atau mengalahkan pendapat
orang lain60
C Surat Thacirchacirc 43-44
Surah ini terdiri dari 135 ayat dinamakan Thacirchacirc yang diambil
dari perkataan dari ayat pertama surat ini Ayat-ayat dalam surah ini
kesemuanya turun sebelum Nabi Muhammad berhijrah ke Madinah
dengan kata lain keseluruhan ayat ini ayat-ayatnya Makkiyah
Demikian pendapat mayoritas pakar Al-Qur`an Ada juga yang
mengecualikan ayat 130 dan 131 tetapi pendapat ini dilemahkan oleh
banyak ulama Ada juga yang menamai surah ini al-kalim yakni
mitra bicara Mitra bicara yang dimaksud adalah Nabi Musa as yang
menerima wahyu dan mendengar firman-firman Allah secara
langsung tanpa perantara malaikat Memang dalam surah ini cukup
banyak uraian tentang Nabi Musa as antara lain tentang firman
59
Wahbah az-Zuhaili Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid 7 h
509 60
Sayid Quthb Tafsir Fi Zhilalil Qur`an terj As`ad Yasin dkk H 45
95
Allah yang beliau terima dalam perjalanan bersama keluarganya dari
Madyan menuju ke Mesir61
ldquoPergilah kamu berdua kepada Firaun Sesungguhnya Dia
telah melampaui batas Maka berbicaralah kamu berdua
kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut Mudah-
mudahan ia ingat atau takutrdquo (QSThaahaa [20]43-44)
a Penafsiran Quraish Shihab
Dalam tafsir al-Misbah Quraish Shihab menjelaskan bahwa
Allah memerintahkan kepada Musa ldquoPergilah kamu berdua kepada
Fir`aun penguasa tirani itu dengan berbekal mukjizat-mukjizat yang
telah ku anugerahkan kepadamu karena sesungguhnya ia telah
melampaui batas dalam kedurhakaan Maka berbicaralah kamu
berdua kepadanya dengan lemah lembut yakni ajaklah ia beriman
dan serulah ia kepada kebenaran dengan cara yang tidak mengundang
antipati atau amarahnya mudah-mudahan yakni agar supaya ia
ingat akan kebesaran Allah dan kelemahan makhluk sehingga ia
terus-menerus kagum kepada Allah dan taat secara penuh kepadanya
atau paling tidak ia terus menerus takut kepadanya akibat
kedurhakaannya kepada Allahrdquo62
Firman Allah ( اه قولا لينلفقولا ) fa qula lahu qaulan
layyinanMaka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-
kata yang lemah lembut menjadi dasar tentang perlunya sikap
61
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 7 h543-544 62
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 7 h 593
96
bijaksana dalam berdakwah yang antara lain ditandai dengan ucapan-
ucapan sopan yang tidak menyakitkan hati sasaran dakwah Karena
Fir`aun saja yang sedemikian durhaka masih juga harus dihadapi
dengan lemah lembut63
Hal demikian juga dijelaskan dalam tafsir al-
Wasith bahwa dalam melakukan dakwah ucapkanlah kata-kata yang
lembut dan santun tanpa ada kekasaran padanya mudah-mudahan dia
menyadari hakikat yang sebenarnya atau takut kepada Tuhannya
Ungkapan yang lembut dan santun merupakan sikap Rasul dai yang
sukses agar Fir`aun dan orang-orang semisalnya tidak lari dari
dakwah64
Memang dakwah pada dasarnya adalah ajakan lemah lembut
Dakwah adalah upaya menyampaikan hidayah Kata (هداية) hidayah
yang terdiri dari huruf ha dal dan ya maknanya antara lain adalah
menyampaikan sesuatu dengan lemah lembut Dari sini lahir kata
hidayah yang merupakan penyampaian sesuatu dengan lemah lembut
guna menunjukkan simpati Ini tentu saja bukan berarti bahwa juru
dakwah tidak melakukan kritik hanya saja itu pun harus disampaikan
dengan tepat bukan saja pada kandungannya tetapi juga waktu dan
tempatnya serta susunan kata-katanya yakni tidak dengan memaki
atau memojokkan Di tempat lain Allah mengajarkan Nabi Musa as
redaksi kalimat yang hendaknya belaiu sampaikan kepada Fir`aun
yaitu65
63
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol7 h 594-595 64
Wahbah az-Zuhaili Tafsir Al-Wasith terj Muhtadi dkk (Depok Gema Insani
2013) Cet Ke-I h 529
65M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol7 h 594-595
97
ldquoDan Katakanlah (kepada Firaun) Adakah keinginan
bagimu untuk membersihkan diri (dari kesesatan) Dan kamu
akan kupimpin ke jalan Tuhanmu agar supaya kamu takut
kepada-Nya (QS An-Nazi`at [79]18-19)
Kata ( لعل) ldquola`allardquo biasa diterjemahkan mudah-mudahan
yang mengandung harapan terjadinya sesuatu Tentu saja yang
mengharap di sini bukan Allah Swt karena harapan tidak sesuai
dengan kebesaran dan keluasan ilmu-Nya Oleh sebab itu ada ulama
yang memahami kata ini dalam arti agar supaya atau bahwa harapan
yang dikandung oleh kata itu terarah kepada manusia Dalam
konteks ini adalah Nabi Musa as yakni ldquowahai Musa dan Harun
sampaikanlah tuntunan Allah kepada Fir`aun sambil menanamkan
dalam hati kamu harapan dan optimisme kiranya penyampaianmu
bermanfaat baginya66
Tafsir al-Maragi yang ditulis oleh Syaikh al-Maragi
menjelaskan kata la`alla (mudah-mudahan) dalam ayat ini
menunjukkan harapan tercapainya maksud sesudah kata itu Yakni
menjalankan risalah mengerjakan apa yang Allah serukan serta
berharap agar pekerjaan yang dilakukan dapat berbuah dan tidak
gagal Berusaha sesuai kemampuan dan berjuang sampai puncaknya
dengan harapan agar pekerjaan yang dilakukan bisa mendatangkan
keberhasilan kemenangan dan juga keuntungan67
Seorang dai yang sejak awal telah berputus asa untuk
menyampaikan hidayah kepada seseorang dia tidak akan
menyampaikan dakwah dengan kehangatan dan tidak gigih dalam
penolakan seseorang68
66
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 7 h 595 67
Ahmad Al-Mustafa Al-Maragi Tafsir Al-Maragi Juz XVI terj Mustafa Al-Babi
Al-Halabi (Semarang Toha Putra 1993) Cet Ke-II h 204-205
68Sayid Quthb Tafsir Fi Zilalil Qur`an terj As`ad Yasin h 329
98
Perintah Allah ini menunjukkan bahwa manusia hendaknya
selalu berusaha dan tidak mengandalkan takdir semata-mata Allah
telah mengetahui penolakan Fir`aun terhadap ajakan Nabi Musa as
kendati demikian yang maha kuasa tetap memerintahkan Nabinya
untuk menyampaikan ajakan Ini Karena Allah tidak menjatuhkan
sanksi dan ganjaran berdasar pengetahuannya yang azali tetapi
berdasar pengetahuan serta kenyataan yang terjadi dalam pentas
kehidupan dunia ini Di sisi lain perintah tersebut bila telah
dilaksanakan dan ditolak maka penolakan itu akan menjadi bukti
yang memberatkan sasaran dakwah karena jika tidak ada ajakan
boleh jadi hari kemudian kelak mereka akan berkata ldquokami tidak
mengetahui tuntunan mu karena tidak ada yang pernah
menyampaikan kepada kamirdquo69
Firman Allah (لعله يتذكر أو يخشي) la`allahucirc yatadzakkaru aww
yakhsyacircmudah-mudahan ia ingat atau takut dengan pengertian yang
dikemukakan di atas mengisyaratkan bahwa peringkat zikir terus
menerus yang mengantar pada kehadiran Allah dalam hati dan
kekaguman kepadanya merupakan peringkat yang lebih tinggi
daripada peringkat takut Ini karena kekaguman menghasilkan cinta
dan cinta memberi tanpa batas serta menerima apapun dari yang
dicintai sedang rasa takut tidak menghasilkan kekaguman bahkan
boleh jadi antipati70
69
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 7 h 595-596 70
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 7 h 596
99
b Penafsiran Buya Hamka
Dalam penafsiran ini Buya Hamka memulai dengan
menjelaskan sikap Fir`aun yang melampaui batas Sesungguhnya
Fir`aun itu sudah keterlaluan Dia telah melampaui dari garis-garis
dan batas-batas yang mesti disadarinya sebagai manusia Bahkan dia
telah hendak melonjak merasakan dirinya sebagai Tuhan Mentang-
mentang Allah menganugerahkan kekuasaan kepadanya memerintah
negeri dia lupa bahwa kekuasaan itu adalah anugerah dari Allah
Disangkanya kepunyaan sendiri lalu berbuatlah dia sesuka hatinya
dengan kekuasaan itu Lupa dia bahwa tenaganya sebagai insan
adalah terbatas Lupa dia bahwa kekuasaan itu diterimanya sebagai
warisan dari nenek moyangnya dan kelak pasti akan datang
waktunya mau ataupun tidak mau kekuasaan itu akan diturunkannya
lagi kepada penggantinya baik karena mati atau karena tua Sebab itu
dia telah melampaui71
Kalimat Thacircghacirc yang kita artikan melampau ialah
melampaui batas yang tidak boleh dilaluinya Kalimat ini adalah satu
rumpun dengan beberapa kalimat yang lain biasa terpakai untuk
menunjukkan kesewenang-wenangan Seorang Raja atau kepala
negara yang berlaku terhadap rakyatnya menurut kehendaknya
sendiri saja dengan tidak memperdulikan undang-undang di-namai
Thacircghiyah Kemudian daripada itu segala persembahan selain
kepada Allah misalnya memuja sesama manusia menuhankan
seseorang yang dianggap amat suci maka persembahan musyrik itu
dinamai taghucirct Lantaran itu maka kalimat thacircghacirc thacircgiyah dan
thacircghucirct adalah mengandung satu arti belaka yaitu segala sikap
melampui batas yang ditentukan oleh ilahi kepada hambanya Dan
71
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159
100
hamba bertindak sendiri di luar hukum Tuhan Begitulah Allah
menunjukkan sifat Fir`aun kepada Musa dan Harun dalam ayat 43 ini
Untuk menghadapi sikap Fir`aun yang sombong melampaui batas
itulah Tuhan memberikan tuntutan kepada kedua utusannya Musa
dan Harun72
Setelah Tuhan berfirman menyatakan kesombongan Fir`aun
bahwa dia itu dalam pemerintahannya terlalu berlaku melampaui
batas kebenaran dan keadilan maka tuhan memberi ingat kepada
utusannya ini
ldquoMaka katakanlah olehmu berdua kepadanya kata-kata yang lemah-
lembutrdquo (pangkal ayat 44 terjemah dari tafsir Al-Azhar)
Di dalam pangkal ayat 44 Tuhan telah memberikan petunjuk
dan arahan yang penting dalam memulai dakwah kepada orang yang
telah sangat melampaui batas itu Dalam permulaan berhadap-
hadapan kepada orang seperti itu janganlah langsung dilakukan sikap
yang keras melainkan hendaklah mulai dengan mengatakan sikap
yang lemah lembut perkataan yang penuh kedamaian Sebab kalau
dari permulaan konfrontasi (berhadap muka dengan muka) si
pendakwah telah melakukan amar ma`rucircf nahyi munkar dengan
secara kasar blak-blakan tidaklah akan tercapai apa yang
dimaksud73
Dijelaskan dalam tafsir Al-Qur`an Syaikh Abdurrahman
bahwasanya kata-kata yang lemah lembut ialah perkataan yang enak
didengar lunak dengan kelembutan persuasif etika dalam tutur
72Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159
73Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159
101
kata tanpa ada unsur kekejian pamer kekuatan kekerasan dalam
perkataan dan juga tindakan74
Meskipun di dalam ilmu Allah Ta`ala sendiri pasti sudah
diketahui bahwa Fir`aun itu sampai saat terakhir tidak akan mengaku
tunduk tetapi Tuhan telah memberikan tuntunan kepada Rasulnya
ataupun kepada siapa saja yang berjuang melanjutkan rencana Nabi-
nabi bahwa pada langkah yang pertama janganlah mengambil sikap
menantang Mulailah dengan kata yang lemah-lembut ldquoMudah-
mudahan ingatlah dia ataupun takutrdquo (ujung ayat 44 terjemah tafsir
al-Azhar)75
Menurut Buya Hamka setiap sudut jiwa manusia yang mana
jua orangnya senantiasa masih tersimpan maksud yang baik dan
fikirannya yang sehat Misalnya ataupun pejabat tinggi sebuah
negara akan merasa prestisenya atau gengsinya akan tersinggung
walaupun betapa besar salahnya kalau dia ditegur dengan kasar atau
dikritik di muka umum Musa dan Harun disuruh terlebih dahulu
mengambil langkah berlemah lembut guna menyadarkan dan
menginsafkan Fir`aun itu adalah manusia dan Fir`aun itu adalah
seorang Raja yang dijunjung tinggi diangkat martabatnya oleh orang
besar-besar yang mengelilinginya jarang yang membantah katanya
walaupun secara lemah lembut Karena orang yang disekitarnya itu
merasa berhutang budi kepada rajanya Mereka merasa tidak ada arti
apa-apa diri mereka itu kalau tidak raja yang menaikkan pangkatnya
dan memberinya gelar-gelar dan kehormatan Maka kalau raja itu
atau Fir`aun itu telah duduk seorang diri hati nuraninya akan berkata
74
Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa`di Tafsir Al-Qur`an 4 terj M Iqbal dkk
h 496
75
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159
102
tentang dirinya yang sebenarnya Hati nurani itulah yang akan
diketuk dengan sikap yang lemah lembut76
Begitu juga yang dijelaskan dalam tafsir al-Maraghi
bahwasanya dalam menyampaikan dakwah kepada Fir`aun atau
seorang penguasa maka mulailah dengan pembicaraan yang lemah
lembut agar lebih dapat menyentuh hati dan lebih dapat menariknya
untuk menerima dakwah Sebab dengan perkataan yang lemah
lembut hati orang-orang yang durhaka akan menjadi halus dan
kekuatan orang-orang yang sombong akan hancur77
Lagi pula telah diketahui dalam rangkaian Qishash Fir`aun
dengan Musa itu bahwa Musa pernah jadi anak angkat Beliau Harun
pun pernah dianggap anak Bani Israil yang dekat ke Istana Masih
diharapkan mudah-mudahan dengan kata yang lemah-lembut Fir`aun
akan sadar lalu ingat bahwa selama hidup dia pasti akan mati selama
muda dia pasti akan tua selama sehat dia pasti akan sakit Betapapun
kuat sehat badan manusia namun kekuatannya itu terbatas Inilah
yang harus diingatnya Ataupun dia takut akan azab siksa Allah yang
betapa pun tidaklah dia akan kuasa mengelakkan Itulah siasat yang
dianjurkan Allah kepada Musa dan Harun sebagai langkah pertama
dalam menghadapi Fir`aun78
Allah menjelaskan dalam ayat ini salah satu metode dalam
dakwah yaitu dengan perkataan yang lemah lembut terhadap orang
yang sudah melampaui batas Quraish Shihab menjelaskan dalam
tafsirnya bahwa ( ناه قولا ليلفقولا ) fa qucirclacirc lahucirc qaulan layyinanMaka
berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah
76Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 160
77Ahmad Mustafa Al-Maragi Tafsir Al-Maragi Juz XVI terj Mustafa Al-Babi Al-
Halabi (Semarang Toha Putra 1993) Cet Ke-II h 203-204
78
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 160
103
lembut menjadi dasar tentang perlunya sikap bijaksana dalam
berdakwah yang antara lain ditandai dengan ucapan-ucapan sopan
yang tidak menyakitkan hati sasaran dakwah79
Sedangkan Buya
Hamka menjelaskan bahwa Tuhan telah memberikan petunjuk dan
arahan yang penting dalam memulai dakwah kepada orang yang telah
sangat melampaui batas itu Dalam permulaan berhadap-hadapan
kepada orang seperti itu janganlah langsung dilakukan sikap yang
keras melainkan hendaklah mulai dengan mengatakan sikap yang
lemah lembut perkataan yang penuh kedamaian80
Dijelaskan juga
dalam tafsir al-Munir bahwa Qaulan layyinan ialah kata-kata yang
lemah lembut dan jauh dari sikap keras dan kasar81
Pada ayat 43-44 surat Thacirchacirc Quraish Shihab menjelaskan
bahwa fa qucirclacirc lahucirc qaulan layyinanMaka berbicaralah kamu berdua
kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut menjadi dasar
tentang perlunya sikap bijaksana dalam berdakwah yang antara lain
ditandai dengan ucapan-ucapan sopan yang tidak menyakitkan hati
sasaran dakwah Sedangkan Buya Hamka menjelaskan bahwa Tuhan
telah memberikan petunjuk dan arahan yang penting dalam memulai
dakwah kepada orang yang telah sangat melampaui batas Dalam
permulaan berhadap-hadapan kepada orang seperti itu janganlah
langsung dilakukan sikap yang keras melainkan hendaklah mulai
dengan mengatakan sikap yang lemah lembut perkataan yang penuh
kedamaian
79
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol7 h 594-595 80
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159
81 Wahbah az-Zuhaili Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid 8 h
478
104
Sekilas peneliti melihat bahwa penafsiran kedua mufasir
tidak jauh berbeda yakni berdakwah dengan lemah lembut terutama
dalam menghadapi orang yang telah melampaui batas sebagaimana
maksud dari ayat ini Hanya saja penulis melihat bahwa Quraish
Shihab mengedepankan sikap bijaksana dan menjelaskan maksud
lemah lembut dengan ucapan yang sopan dan tidak menyakitkan hati
lawan sedangkan Buya Hamka menjelaskan bahwa makna lemah
lembut di sini ialah perkataan penuh kedamaian Artinya untuk
menghadapi orang yang melampaui batas maka seorang dai harus
bijak dalam menguraikan kata-kata yang sopan penuh kedamaian dan
yang pasti tidak menyakitkan hati lawan Dalam metode dakwah ini
bisa dilihat bahwa qaulan layyinan yang dimaksud ditujukan kepada
manusia yang sangat melampui batas kedurhakaan kepada Allah Jika
dengan manusia yang sedemikian durhaka Allah memerintahkan
dakwah dengan lemah lembut apalagi dengan manusia yang tidak
melampaui batas yang masih dalam batas kewajaran manusia
Kata-kata lembut tidak akan membuat orang bangga dengan
dosanya tidak membangkitkan kesombongan palsu yang menggelora
di dada para tiran Kata-kata lembut berfungsi untuk menghidupkan
hati sehingga ia menjadi sadar dan takut akan dampak dari tirani
mereka82
Hal ini juga dijelaskan dalam tafsir Muyassar bahwa
dengan tutur kata yang lembut dan baik dakwah bisa diterima
Karena kewajiban para dai adalah bersikap lemah lembut dalam
menyampaikan dakwah83
82
Sayid Quthb Tafsir Fi Zhilalil Qur`an terj As`ad Yasin h 329
83`Aidh al-Qarni Tafsir Muyassar 2 terj Tim Qisthi Press (Jakarta Timur Qisthi
Press 2008) Cetke-I h 615
105
D Implementasi Terhadap Dakwah Saat Ini
Implementasi adalah penerapan dari metode atau ayat yang
telah dibahas dalam dakwah saat ini di Indonesia Secara garis besar
dari ketiga ayat yang telah dijelaskan di atas bisa kita simpulkan
bahwa adanya kewajiban atau keharusan berdakwah yang
disampaikan dalam surat Ali Imran ayat 104 an-Nahl 125
menjelaskan tentang tiga metode dakwah yang diajarkan kepada
Nabi Muhammad Saw dan pada surat Thacirchacirc 43-44 menjelaskan
tentang metode dakwah atau cara mengingatkan kepada seseorang
yang telah melampaui batas atau kedurhakaan kepada Allah Artinya
keharusan berdakwah yang disampaikan tidak semata-mata tanpa
tujuan dan tuntunan dari Allah Oleh karena itu para dai tidak perlu
khawatir ketika melakukan dakwah karena Allah telah memberikan
petunjuk dan ajaran melalui Al-Qur`an yang telah dilakukan oleh
para Nabi dan Rasul terdahulu Sehingga semua kisah yang
dijelaskan bisa menjadi referensi bagi pada pelaku dakwah untuk bisa
melaksanakan dakwah yang telah diperintahkan
1 Lembaga atau kelompok dakwah yang khusus melaksanakan
kegiatan dakwah
Jika dilihat pada saat ini sudah banyak sekali lembaga dakwah
atau sekelompok masyarakat yang melaksanakan kegiatan dakwah
sesuai dengan tujuan masing-masing kelompok dakwah Setiap
kelompok dakwah mampu masuk kedalam lorong masyarakat
menyampaikan pesan dakwah melalui media yang digunakan agar
pesan itu bisa tersampaikan
Organisasi sebagai perkumpulan manusia yang ingin bekerja
sama dan terikat dengan aturan yang disepakati lebih memungkinkan
untuk dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan besar dan berdampak
106
luas Dakwah sebagai pekerjaan besar dan penting sangat tepat
dilakukan melalui organisasi untuk memperoleh hasil yang
memuaskan
Adapun lembaga atau kelompok dakwah yang berkembang di
Indonesia saat ini diantaranya yaitu
1 Muhammadiyah
Muhammadiyah didirikan di Yogyakarta 18 November 1912
atau bertepatan dengan 8 Zulhijjah 1330 H oleh Kiai Haji Ahmad
Dahlan Latar belakang berdirinya organisasi ini antara lain ingin
membangun umat Islam yang sangat tertinggal dalam berbagai
aspek dan dominasi serta himpitan dari colonial belanda Ahmad
Dahlah menginginkan kaum Muslimin memiliki kebanggan
dalam beragama Sementara pada waktu itu umat Islam dalam
keterbelakangan kebodohan dan kemiskinan Pada sisi lain umat
Islam yang terpelajar malu menunjukkan identitas
keislamannya84
Muhammadiyah mengatakan masalah dakwah merupakan hal
yang sangat pokok Maksud dan tujuan pendirian persyarikatan
tersebut ialah untuk menegakkan dan menjunjung tinggi agama
Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-
benarnya Bahwa harus diakui Muhammadiyah telah berkiprah
dengan sangat baik dalam harakah dakwah maupun dalam
merumuskan konsep dakwah Dari sisi harokah maupun dalam
merumuskan konsep dakwah Dari sisi harakah Muhammadiyah
telah membangun pendidikan dari tingkat taman kanak-kanak
84
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 176
107
hingga perguruan tinggi Selain itu juga memiliki amal usaha
seperti panti asuhan rumah jompo rumah sakit dan lain-lain85
Adapun upaya Muhammadiyah untuk menyebarkan ajaran
Islam dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu86
Pertama menyelenggarakan sekolah sendiri yang mengajarkan
ilmu umum seperti sekolaj lain ditambah dengan ilmu agama
Islam Berbeda dengan pengajaran agama islam yang secara
umum berlangsung pada waktu itu Muhammadiyah
mengembangkan sistem sekolah yang diyakini sebagai suatu hal
yang efektif dan efisien dalam pengajaran agama Islam
Dinamika dan perubahan yang terjadi dalam masyarakat pribumi
perlu diantisipasi dengan mengajarkan ilmu agama Islam dan
ilmu umum secara bersama-sama kepada murid sekolah
Muhammadiyah
Kedua mengadakan kursus agama Islam dan propaganda dalam
bentuk pertemuan-pertemuan informal sebagai kelanjutan dari
kegiatan kelompok pengajian yang telah dirintis oleh Ahmad
Dahlan sebelumnya Setelah dilakukan propaganda para hadirin
dianjurkan untuk membentuk perkumpulan dan mengadakan
pertemuan rutin untuk mempelajari agama Islam
Ketiga mendirikan memelihara membantu penyelenggaraan
tempat berkumpul dan masjid yang dipergunakan untuk berbagai
kegiatan yang berhubungan dengan agama Islam Jika di suatu
lingkungan anggota Muhammadiyah belum terdapat masjid
Muhammadiyah berusaha mendirikan masjid atau tempat sejenis
85
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 176 86 Syarifuddin Jurdi dkk 1 Abad Muhammadiyah (Jakarta PT Kompas Media
Nusantara 2010) Cet Ke-I h 40-45
108
seperti Surau Musala atau langgar Apabila suatu lingkungan
sudah terdapat masjid Muhammadiyah membantu memelihara
dan mengaktifkan salat berjamaah dan pengajaran agama Islam
Usaha yang dilakukan ini telah mendorong orang untuk
memberikan bantuan dana termasuk juga mewakafkan tanah
mereka
Keempat Muhammadiyah melakukan penyebaran pengajaran
agama Islam melalui tulisan sesuai dengan perkembangan dalam
bidang pendidikan dan penerbitan Muhammadiyah mencetak
selebaran yang berisi doa sehari-hari jadwal salat jadwal puasa
Ramadan dan masalah agama yang lain Muhammadiyah juga
menerbitkan buku yang berhubungan dengan agama Islam
Buku-buku yang diterbitkan meliputi masalah fikih akidah
tajwid dan hadis Selain buku pengetahuan Islam tingkat dasar
Muhammadiyah juga menerbitkan terjemahan buku untuk
pengajian tingkat lanjut bagi orang tua
Keseluruhan kegiatan yang dilakukan Muhammadiyah dalam
penyebaran ajaran agam Islam merupakan dasar pembentukan
berbagai bagian dalam struktur organisasi Muhammadiyah pada
masa selanjutnya Penyelenggaraan sekolah merupakan dasar dari
bagian sekolahan sementara penyelenggaraan propaganda
(penyebarluasan) dan kursus sebagai dasar pembentukan bagian
Tablig Upaya Muhammadiyah mendirikan memelihara dan
membantu penyelenggaraan masjid dan tempat berkumpul
menjadi dasar pembentukan urusan pembangunan gedung dan
pengadaan perlengkapan yang dikenal sebagai bagian Yayasan
109
Sementara usaha penerbitan yang dilakukan merupakan dasar
pembentukan bagian Taman Pustaka87
Bisa disimpulkan bahwa Muhammadiyah sangat aktif dalam
melakukan gerakan dakwah baik dakwah bil lisan Bil Qolam dan
Bil hal Muhammadiyah mampu memasuki ruang-ruang dan
kekosongan dakwah sehingga mampu diaktifkan oleh
Muhammadiyah dan diterima oleh masyarakat Jika dihubungkan
dengan ayat metode dakwa yang dibahas maka Muhammadiyah
telah mengamalkan apa yang disampaikan dalam ayat dakwah
tersebut Hal ini sesuai dengan tujuan dibentuknya
Muhammadiyah yaitu untuk melepaskan agama Islam dari adat
kebiasaan jelek yang tidak berdasarkan Al-Qur`an dan Hadis
2 Nahdlatul Ulama (NU)
Organisasi ini didirikan 31 Januari 1926 di Kota Surabaya
Jawa Timur Dua tokoh utama pemebntukan NU yaitu KH
Hasyim Asy`arid an KH Wahab Hasbullah Latar belakang
berdirinya NU dimulai dari kegiatan diskusi Taswirul afkar
(potret pemikiran) yang dibentuk oleh KH Abdul Wahab
Hasbullah dan KH mas Mansur Dari kegiatan diskusi taswirul
Afkar inilah kemudian dibentuk organisasi yang diberi nama
Jam`iyyah Nahdlatul Watahan (Perkumpulan Kebangkitan Tanah
Air) Organisasi tersebut bertujuan untuk memperluas dan
mempertinggi mutu pendidikan madrasah88
Kelahiran NU diwarnai oleh ketegangan di kalangan umat
Islam Indonesia sendiri konsep-konsep yang berbeda dalam
87
Syarifuddin Jurdi dkk 1 Abad Muhammadiyah (Jakarta PT Kompas Media
Nusantara 2010) Cet Ke-I h 46
88 Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 177
110
menafsirkan ajaran Islam yang tercermin dalam praktik agama
Islam menciptakan dikotomi tertentu di kalangan umat Islam
Indonesia pada waktu itu89
NU menetapkan bahwa organisasi ini ditujukan untuk ulama
demi kemajuan dan kepentingan kesejahteraan masyarakat Islam
Untuk mencapai tujuan itu NU membuat usaha-usaha berikut90
a Memperbaiki hubungan antar ulama yang mengikuti salah
satu dari empat mazhab
b Memastikan apakah kitab-kitab sebelumnya yang digunakan
dalam mengajar adalah kitab yang mengandung ajaran-ajaran
Ahlussunnah wal jamaah ataukah ajaran-ajaran ahli bid`ah
c Melakukan upaya untuk meningkatkan sekolah-sekolah Islam
d Terus mempertahankan masjid-masjid surau-surau dan
pesantren-pesantren mengurus anak yatim serta orang-orang
miskin
e Mendirikan organisasi-organisasi yang berfungsi untuk
mengembangkan pertanian-pertanian dan perdagangan serta
mendirikan perusahaan yang tidak dilarang ajaran Islam
f Mempertahankan Ahlussunnah wal jamaah Aswaja adalah
konsep agama yang dianut oleh NU Konsep ini pertama
kalinya dinyatakan oleh pendiri NU di Surabaya Aswaja pada
umumnya berarti pengikut Nabi Muhammad Saw dengan
menyatakan diri sebagai para pengikut tradisi Nabi dan ijma
secara eksplisit kyai-kyai berbeda pandangan dari kaum
89
Phil Gustiana Isya Marjani Wajah Toleransi NU terj Iwan Febrianto (Jakarta
PT Semesta Rakyat Merdeka 2012) Cetke-I h 31
90 Phil Gustiana Isya Marjani Wajah Toleransi NU terj Iwan Febrianto (Jakarta
PT Semesta Rakyat Merdeka 2012) Cetke-I h 40
111
modernis yang hanya mengakui untuk mengikuti Al-Qur`an
dan hadis serta menolak ijma`
3 Al-Washliyah
Al-Washliyah adalah sebuah organisasi yang bergerak dalam
bidang sosial keagamaan di Indonesia Organisasi ini didirikan di
Medan Sumatera Utara pada 30 November 1930 bertepatan
dengan 9 Rajab 1439 H Al-Wasliyah didirikan atas inisiatif
sekelompok siswa Maktab Islamiyah Tapanuli Medan yang
tergabung dalam kelompok diskusi yang diberi nama Debating
Club Kelompok ini di dalam setiap diskusi selain membahas
pelajaran-pelajaran sekolah juga membahas masalah-masalah
sosial kemasyarakatn Kemudian memutuskan untuk mendirikan
suatu organisasi yang dapat menampung dan melaksanakan cita-
cita yang mereka diskusikan selama ini
Tujuan utama mendirikan organisasi Jam`iyatul Washliyah
adalah untuk mempersatukan umat yang terpecah belah dan
berbeda pandangan91
Program kerja dan tujuan dari organisasi adalah untuk
mempersatukan paham keagamaan umat Islam mendirikan
lembaga-lembaga pendidikan menegakkan amar makruf nahi
mungkar melaksanakan dakwah Islamiyah dan mengadakan
Taman bacaan umum Dalam bidang dakwah kegiatan Al-
Wasliyah antara lain mengirim dai ke berbagai daerah terpencil
terutama ke kabupaten karo Nias dan Mentawa Program
91
Rizem Aidit Sejarah Peradaban Islam Terlengkap (Yogyakarta DIVA Press
2015) Cet Ke-I h 510
112
tersebut mendapat dukungan moril dan materil dari banyak
pihak92
Dari pemaparan di atas penulis melihat bahwasanya Al-
Wasliyah lebih aktif dalam dakwah bil hal seperti mendirikan
lembaga pendidikan membangun taman bacaan umum dan juga
mengirim delegasi dai ke pelosok daerah yang masih sangat
membutuhkan ajaran agama Islam Selain itu juga gerakan
dakwahnya didukung oleh berbagai pihak sehingga secara dana
bisa terpenuhi dan tidak menghambat rencana dakwah yang tekag
dibentuk dan diprogramkan
4 Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII)
Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia yang disingkat dengan
DDII didirikan di Jakarta pada tahun 1967 oleh MNatsir (w
1993) bersama tokoh Islam lainnya93
Pendiri Dewan Dakwah merupakan tokoh masyumi dan
mereka berpandangan bahwa politik dan dakwah tidak dapat
dipisahkan Politik yang dilakukan oleh Dewan Dakwah adalah
politik amar makruf nahi mungkar Untuk pengembangan dakwah
di seluruh tanah air berupaya membentuk cabang Dewan
Dakwah di seluruh wilayah Hal ini dimaksudkan agar dakwah
dapat menyentuh berbagai lapisan masyarakat Islam Indonesia
Sumber dana organisasi merupakan infak zakat dan sedekah
yang dikumpulkan dari para muhsinin94
92
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 177-178 93
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 179-180 94
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 179-180
113
Sampai sejauh ini dewan dakwah terus menerus mendidik
umat melalui para dai yang ditempatkan hampir di seluruh
pelosok tanah air mulai dari kota sampai ke desa-desa terpencil
daerah transmigrasi Suku terasing dan daerah terpencil lainnya
Dalam memaksimalkan peran Dewan Dakwah ada dua sasaran
utama Pertama meningkatkan kualitas dakwah yang mencakup
persoalan penyempurnaan sistem sarana dan prasarana
peningkatan teknik komunikasi terutama dalam menghadapi
tantangan dari pihak luar Islam Kedua perencanaan dan
manajemen dakwah yang mencakup persoalan penelitian dakwah
dan kerja sama dengan berbagai pihak dalam upaya
meningkatkan kualitas Islam95
Usaha yang dilakukan Yayasan Dewan Dakwah Islamiyah
Indonesia dalam kepedulian untuk mewujudkan kehidupan umat
Islam yang unggul dalam intelektual dan spiritual secara integral
dalam naungan Al-Qur`an dan Sunnah Usaha yang dilakukan
adalah mencerdaskan umat melalui peningkatan kualitas dai
dengan menyelenggarakan program pendidikan sarjana melalui
lembaga Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Mohammad
Natsir Lulusan STID Mohammad Natsir diharapkan dapat
menjadi pemimpin umat yang mampu mengintegrasikan nilai-
nilai Islam untuk pembangunan umat Dalam memberikan
wawasan keilmuan STID menekankan pada ilmu Dakwah dan
Ushuluddin juga pada bahasa dan sastra96
95
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 180 96
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 180-181
114
Penulis melihat bahwasanya DDII sangat menyiapkan dai
dalam proses penyebaran Islam sesuai dengan Surah Ali-Imran
ayat 104 di mana sekelompok orang yang melakukan gerakan
dakwah harus terlebih dahulu memiliki kesadaran beragama
sebagaimana yang diungkapkan oleh Buya Hamka Dengan
pengetahuan agama yang dimiliki maka akan mampu menghadapi
segala rintangan dalam berdakwah Selain itu juga DDII
melakukan dakwah bil hal dengan mendirikan Sekolah untuk
kepentingan dan penyiapan dai dalam berdakwah
Jika dilihat dari empat organisasi Islam yang penulis
paparkan maka semua organisasi tersebut bergerak sesuai dengan
ayat yang telah penulis paparkan dan juga menggunakan metode
yang sesuai dengan apa yang telah di jadikan acuan dalam
berdakwah
2 Peranan organisasi Islam di Indonesia
Adapun peran organisasi Islam di Indonesia yaitu97
a Melakukan pemurnian akidah
b Membentengi umat Islam agar berpegang teguh pada akidah
c Membentengi umat Islam dari serangan kristenisasi
d Mengarahkan umat Islam kepada peningkatan keilmuan umat
agar bisa membela Islam sekaligus menjaga identitas Islam
e Menyelamatkan umat Islam dari rencana-rencana penyebaran
aliran-aliran sesat sekaligus menghadapi mereka dengan cara
yang legal berusaha menyingkap tujuan merea dan
membedah kesalahan ideology mereka
97
Rizem Aidit Sejarah Peradaban Islam Terlengkap h 511
115
f Melakukan pemyadaran kepada umat Islam mengenai bahaya
dan kesalahan keyakinan aliran-aliran sesat
g Membentengi semua kalangan baik orang dewasa generasi
muda maupun anak-anak yang menjadi incaran budaya
pendatang yang mengajak kepada permisifme dan
memberontak terhadap nilai-nilai akhlak yang luhur serta
mendorong terjadinya kekerasan tindak kejahatan dan
perilaku amoral lainnya
h Meningkatkan kualitas hidup umat Islam dalam bidang
agama pendidikan ekonomi sosial dan budaya
3 Metode-metode dakwah
Metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk
mencapai tujuan98
Metode dakwah adalah cara-ara tertentu yang
dilakukan oleh seorang dai kepada mad`u untuk mencapai suatu
tujuan atas dasar hikmah dan kasih sayang99
Adapun metode
dakwah yang berkembang saat ini di antaranya yaitu
a Metode ceramah
Adapun metode ceramah yang berkembang saat ini di
Indonesia yaitu dengan memanfaatkan teknologi yang
semakin canggih Dengan menggunakan youtobe maka
dakwah sudah bida dilakukan dan disebarluaskan kepada
masyarakat sehingga pesan dakwah tetap tersampaikan lewat
media tanpa bertatap muka
Untuk mendukung adanya perubahan dalam
berdakwah maka para dai perlu terus menerus meningkatkan
wawasan ilmu dan kemampuan teknis yang diperlukan dalam
98
Moh Ardani Memahami Permasalahan Fikih Dakwah (Jakarta Mitra Cahaya
Utama 2006) Cet Ke-I h 23 99
Moh Ardani Memahami Permasalahan Fikih Dakwah h 24
116
dakwah Apalagi pada era reformasi seperti sekarang ini
kemampuan dai dalam mengoperasikan computer merupakan
prasyarat yang tidak bisa ditawar-tawar Dengan computer
dan internet maka dai bisa menulis menyimpan dan juga
menyampaikan pesan dakwah melalui alat tersebut100
b Metode Tanya jawab
Dengan metode Tanya jawab ini sangat memberikan
kesempatan kepada khalayak mad`u untuk bisa menanyakan
apa yang belum dipahami oleh mad`u sehingga kegiatan
dakwah bisa terlaksana dengan efektif
c Metode dakwah bilqalamtulisan
Dakwah dengan tulisan juga adalah salah satu metode
yang bisa digunakan oleh para dai untuk memberikan pesan-
pesan dakwah kepada masyarakat di mana tulisan ini bisa
dibaca di mana dan kapan saja oleh khalayak mad`u
Dari analisis penelitian terkait metode dakwah dalam
Al-Qur`an menurut Quraish Shihab dan Buya Hamka maka
penulis menyimpulkan bahwa lembaga dakwah yang telah
disebutkan di atas melakukan gerakan dakwah sesuai dengan
apa yang disampaikan dalam Al-Quran dari ayat yang diteliti
baik secara metode dakwah yang digunakan serta bentuk
metode dakwah yang digunakan untuk menyampaikan pesan
dakwah Ini dilihat dari bagaimana setiap lembaga melakukan
dakwah dengan mengisi setiap peluang untuk memberikan
atau menyampaikan dakwah lewat metode yang sesuai
100
Abdul basit Dakwah Cerdas di Era Modern Vol 03 Nomor 01 Juni 2013
httpswwwgooglecomsearchq=metode+dakwah+yang+berkembang+di+Indonesiaampoq=
metode+dakwah+yang+berkembang+di=ampaqs=chrome Diakses 24 Juli 2019
117
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya sesuai dengan
rumusan masalah yang telah diangkat dan ditetapkan oleh penulis di
awal pembahasan skripsi ini dapat penulis tarik kesimpulan sebagai
hasil penelitian sebagai berikut
1 Metode dakwah dalam surat Ali Imran ayat 104
Menurut pandangan Quraish Shihab ayat ini menjelaskan
tentang kewajiban dakwah bagi setiap muslim dan juga harus adanya
golongan khusus yang melakukan gerakan dakwah karena manusia
adalah makhluk yang perlu untuk selalu diingatkan Begitu pula
dengan Buya Hamka yang menjelaskan bahwa harus adanya
kelompok yang khusus bergerak dalam bidang dakwah demi menjaga
nikmat islam yang Allah berikan serta tidak menutup kewajiban bagi
setiap muslim Dalam ayat ini dari kedua penafsiran mufasir dapat
disimpulkan bahwa kewajiban berdakwah itu adalah untuk seluruh
umat muslim dan perlu adanya kelompok khusus dalam melakukan
gerakan dakwah
Quraish Shihab menjelaskan bahwa dakwah harus
disampaikan dengan cara persuasif dan ajakan yang baik Karena
pada hakikatnya dakwah bersifat mengajak menyeru dan memanggil
kepada kebaikan Bukan memaksa orang lain dengan cara yang tidak
baik Jadi dakwah itu kewajiban setiap muslim dan harus
disampaikan dengan cara yang baik
2 Metdode dakwah dalam surat An-Nahl ayat 125
Metode dakwah yang disampaikan dalam ayat ini ada tiga
yaitu hikmah mau`izhah al-hasanah dan jidal Dalam menafsirkan
118
ayat ini kedua mufassir tidak jauh berbeda hanya memiliki beberapa
perbedaan pada konteks tertentu Masing-masing metode dakwah
disesuaikan dengan kondisi mad`unya Quraish Shihab menjelaskan
Hikmah ialah sikap bijaksana yang disampaikan dengan dialog yang
baik Mau`izhah Hasanah adalah uraian yang menyentuh hati dan
jidal adalah diskusi atau bukti yang mematahkan alasan mitra diskusi
Buya Hamka menjelaskan bahwa hikmah tidak hanya dalam
bentuk dialog tetapi juga termasuk hikmah dalam bentuk tindakan
dan sikap hidup Mau`izhah hasanah ialah pengajaran yang baik
diiringi uraian menyentuh hati penuh kedamaian dan disampaikan
dengan baik dalam bentuk nasihat Dan jidal adalah bantahan atau
membantah suatu polemic dengan cara yang baik
Persamaan kedua mufassir yaitu adanya tiga metode dakwah
dalam ayat ini yaitu hikmah mau`izhah hasanah dan jidal Sedangkan
perbedaan kedua mufassir adalah pada adanya pembagian mad`u
dakwah sesuai dengan metode dakwah Jadi dalam ayat ini ada tiga
metode dakwah yang Allah sampaikan dan juga karakteristik mad`u
yang dijelaskan mufasir sesuai dengan metode yang digunakan
3 Metode dakwah dalam surat Thacirchacirc ayat 43-44
Dalam ayat ini menjelaskan bagaimana seharusnya metode
dakwah yang digunakan dengan sikap bijaksana dan lemah lembut
dan tidak menyakitkan hati sasaran dakwah walaupun sasaran
dakwah adalah orang yang telah melampaui batas dan sangat durhaka
terhadap perintah Tuhan Quraish Shihab menjelaskan bahwa
perlunay sikap bijaksana dalam dakwah yang ditandai dengan ucapan
yang sopan dan tidak menyakitkan
Buya Hamka menjelaskan bahwa dakwah kepada yang
melampaui batas harus dimulai dengan lemah lembut dan penuh
119
kedamaian Kedua mufasir memiliki persamaan dengan menjelaskan
bahwa dakwah kepada orang yang melampui batas harus dengan
lemah lembut dan ucapan yang tidak menyakitkan hati lawan
Dari ketiga ayat ini penulis menyimpulkan bahwa dakwah
harus disampaikan dengan cara terbaik Dakwah juga harus
disampaikan sesuai dengan karakteristik mad`u agar pesan yang
disampaikan bisa diterima Dengan manusia yang durhaka sekalipun
dakwah harus disampaikan dengan baik yaitu lemah lembut Artinya
dengan cara terbaik yang digunakan oleh dai diharapkan mampu
mempengaruhi mad`u dakwah untuk mengikuti apa yang
disampaikan dalam pesan dakwah
4 Metode dakwah yang digunakan oleh lembaga atau pelaku
dakwah saat ini jika dihubungkan dengan apa yang dijelaskan dalam
Al-Qur`an maka dakwah tersebut sudah dilakukan sesuai dengan
ajaran Al-Qur`an Dakwah harus disampaikan dengan cara yang baik
disesuaikan dengan mad`u dakwah serta lemah lembut meski kepada
orang yang durhaka Lembaga dakwah sangat peka dalam
menindaklanjuti masalah yang sedang dihadapi oleh masyarakat
Selain itu juga lembaga atau pelaku dakwah telah menerapkan
dakwah secara lisan tulisan dan juga tindakan dalam bentuk
kegiatan
B Saran
Penelitian yang dilakukan oleh penulis bukanlah penelitian
yang bersifat selesai atau akhir Kajian tafsir masih bisa terus diteliti
karena akan terus berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu
yang ada Penulis berharap penelitian ini bisa bermanfaat bagi
Akademik dan juga peneliti selanjutnya yang akan meneliti kajian
tafsir dengan objek penelitian yang sama sehingga kajian ini akan
120
terus berkembang seiring berkembangnya ilmu tafsir di Indonesia
Peneliti selanjutnya bisa meneliti bagaimana kegiatan dakwah dengan
metode yang ada dalam Al-Qur`an dan penerapannya secara
menyeluruh sesuai dengan isu-isu yang berkembang
121
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Aal asy-Syeikh Tafsir
Ibnu Katsir terj Abdul Ghaffar Bogor Pustaka Imam Syafi`I 2001
Abdurrahman Syaikh bin Nashir as-Sa`di Tafsir Al-Qur`an I terj M Iqbal
dkk Jakarta Darul Haq 2017
AiditRizem Sejarah Peradaban Islam Terlengkap Yogyakarta DIVA Press 2015
AnwarMauluddin dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab
Tangerang Lentera Hati 2015
Arippudin Acep Pengembangan Metode Dakwah Jakarta Rajagrafindo
Persada 2011
Ardani Moh Memahami Permasalahan Fikih Dakwah Jakarta Mitra
Cahaya Utama 2006
AzizMoh Ali Ilmu Dakwah JakartaKencana 2017
Baidan Nashruddin Aziz Erwati Metodolgi Khusus Penelitian Tafsir
Yogyakarta Pustaka Pelajar2016
Basit Abdul Wacana Dakwah Kontemporer Purwokerto STAIN
Purwokerto Press 2006
Djaelani M Anwar 50 Pendakwah Pengubah Sejarah Yogyakarta Pro-U
Media 2016
Effendi Djohan Pesan-Pesan Al-Qur`an Mencoba Mengerti Intisari Kitab
Suci Jakarta PT Serambi Ilmu Semesta 2012
Faizah Muchsin Effendi Lalu Psikologi Dakwah Jakarta Prendamedia
Group 2018
Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah
terj Beni Sarbeni Jakarta Darul Haq 2008
GulenFethullah Dakwah Jalan Terbaik Dalam Berpikir Dan Menyikapi
Hidup Jakarta PT Gramedia 2011
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I Jakarta Pustaka Panjimas 1985
______ Tafsir Al-Azhar Juzu` IV Jakarta PT Pustaka Panjimas 1987
122
______ tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV Jakarta PT Pustaka Panjimas
1983
______ Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI Jakarta PT Pustaka Panjimas 1994
______ Tasawuf Modern Jakarta Republika 2015
HamkaRusydi Pribadi dan Martabat Buya Hamka Bandung PT Mizan
Publika 2017
al-Halabi Mustafa Al-Babi Tafsir Al-Maraghi terj Ahmad Mustafa Al-
Maraghi Semarang Toha Putra Semarang 1993
HamkaIrfan Ayah Kisah Buya Hamka JakartaRepublika 2018
HefniHarjani Komunikasi Islam Jakarta Prenadamedia Group 2017
Hidayati Husnul Metodologi tafsir Kontekstual Al-Azhar Karya Buya
Hamka Jurnal Ilmu Al- Qur`an dan Tafsir Vol 1 No 1
Januari-Juni 2018
Husain Fadhlullah Muhammad Metodologi dakwah dalam Al-Quran
terjTarmana Ahmad Qosim Jakarta Lentera 1997
IsmailAIlyas HotmanPrio Filsafat Dakwah Islam Jakarta Prenadamedia
Group 2011
Izzan Ahmad Metodologi Ilmu Tafsir Bandung Tafakur 2011
Jabir Al-JAzari Syaikh Abu Bakar Tafsir Al-Qur`an Al-Aisar terj
MAzhari Hatim dan Abdurrahim Mukti Jakarta Darus Sunnah
Press 2011
JurdiSyarifuddin dkk 1 Abad Muhammadiyah Jakarta PT Kompas Media
Nusantara 2010
Mahmud Ahmad Dakwah Islam Bogor Thariqul Izzah 2011
MarjaniPhil Gustiana Isya Wajah Toleransi NU terj Iwan Febrianto Jakarta PT
Semesta Rakyat Merdeka 2012
MuhyiddinAsep dkk Kajian Dakwah Multiperspektif Bandung Remaja
Rosdakarya 2014
123
Mustaqim Abdul Metode Penelitian Al-Qur`an dan Tafsir Yogyakarta
Idea Press 2015
MulyanaDeddy Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Bandung Remaja
Rosdakarya 2016
M Yusuf Kadar Studi Al-Qur`an Jakarta Amzah 2012
M Munir Ilaihi Wahyu Manajemen Dakwah Jakarta Prenadamedia
Group 2015
M Munir Metode Dakwah Jakarta Prenadamedia Group 2015
Munir Amin Samsul Ilmu Dakwah Jakarta Amzah 2009
Omar Toha Yahya Ilmu Da`wah Jakarta Widya Karsa Pratama 1992
Panuju Redi Pengantar Studi (Ilmu ) Komunikasi Jakarta Prenadamedia
Group 2018
Syeikh Maulana Arabi Khariri Dakwah Cerdas Yogyakarta Laksana
2007
Sadiah Dewi Metode Penelitian Dakwah Remaja Rosdakarya Bandung
2015
SantanaK Septiawan Menulis Ilmiah Metodologi Penelitian Kualitatif
Jakarta Yayasan Pustaka Obor Indonesia 2007
SuharsaputraUhar Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Tindakan
Bandung PT Refika Aditama 2014
Sanjaya Wina Penelitian Pendidikan Jenis Metode dan Prosedur Jakarta
Prenadamedia Group 2014
Saputra Wahidin Pengantar Ilmu Dakwah Jakarta Rajwawali Press 2012
SuhandangKustadi Ilmu Dakwah Perspektif Komunikasi Bandung Remaja
Rosdakarya 2013
Shihab M Quraish Membumikan Al-Qur`an Bandung Mizan 1993
______ Membumikan Al-Qur`an jilid 2 Ciputat Lentera Hati 2010
124
______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol I Jakarta Lentera Hati 2012
______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an Vol 2
Jakarta Lentera Hati 2012
______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al- Qur`an Vol6
Jakarta Lentera Hati 2009
______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 7 Jakarta Lentera
______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al- Qur`an Jakarta
Lentera Hati 2012
Saifuddin Wardani Tafsir Nusantara Yogyakarta LKiS 2017
SuryadilagaM Alfatih dkk Metodologi Ilmu Tafsir Bandung Teras 2005
Syekh M abu al-Fatah Al-bayanuiy Ilmu Dakwah Prinsip Kode etik dalam
berdakwah menurut Al-Quran dan As-Sunnah terj Dedi Junaedi
Jakarta Pressindo 2010
al-QarniAidh Tafsir Muyassar 1 terj Tim Qisthi Press Jakarta Timur
Qisthi Press 2008
______ Tafsir Muyassar 2 terj Tim Qisthi Press Jakarta Timur Qisthi
Press 2008
Quthb Sayyid Tafsir Fi Zhilalil Qur`an terj As`ad Yasin dkk Jakarta
Gema Insani 2004
Rubiyanah dan Masturi Ade Pengantar Ilmu Dakwah Jakarta Lembaga
Penelitian UIN Syarif Hidayatullah
al-Wa`iy Taufik Dakwah ke Jalan Allah terj Muhith Mishaq Jakarta
Robbani Press 2010
Yakan Fathi Problematik Dakwah dan Para Dai Penerjemah Darsim
Ermaya Imam Fajarudin Solo Era Intermedia 2004
Yusuf Al-Qaradhawi Retorika Islam Bagaimana Seharusnya Menampilkan
wajah Islam terj Abdillah Noor Ridlo Jakarta Pustaka Al-Kautsar
2004
125
az-Zuhaili Wahbah Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid
7 Depok Gema Insani 2014
______ Tafsir Al-Wasith terj Muhtadi dkk Depok Gema Insani 2013
Jurnal
Aulia Rizki Intan ldquoMetode Dakwah Mauizhah Hasanah dalam Program
acara Mufasir di Kompas TV Jawa Tengahrdquo Jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi
UIN Walisongo Semarang 2018
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_02C5ampq=metode+da
kwah+mauizhah+hasanah+dalam+program+acara+ampbtnG= diakses
pada 7 Juli 2019
BasitAbdul ldquoDakwah Cerdas di Era Modernrdquo Vol 03 Nomor 01 Juni
2013 httpswwwgooglecomsearchq=metode+dakwah+yang+berkemba
ng+di+Indonesiaampoq=metode+dakwah+yang+berkembang+di=ampaqs
=chrome Diakses 24 Juli 2019
Hadi Sopyan Konsep Sabar Dalam Al-Qur`an Jurnal Madani Vol 1 No
2 September 2018
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Jurnal
+sopyan+hadi +Konsep+sabar+dalam+alquran+ampbtnG= diakses
pada 8 Juli 2019
IsmatullaohAM Metode Dakwah Dalam Al-Quran (studi penafsiran
Hamka terhadap QS An- Nahl125) Lentera Vol IXX No 2
Desember 2015
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metod
e+dakwah+dalam+alquran+studi+Penafsiran+hamkaampbtnG=d=gs_
qabsampu=23p3D32IV1tph8IkJ diakses 8 Juli 2019
Karlina Lina ldquoMetode Dakwah Para Dai Dalam Menyampaikan Pesan-
Pesan Keagamaan Di Kecamayan Lampihong Kabupaten
Balangan jurusan Komunikasi Penyiaran Islam fakultas dakwah
dan komunikasi IAIN Antasarirdquo 2016
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=skripsi
+metode+dakwah+dalam+menyampaikan+pesan+keagamaan+di+ke
camatan+lampihong+kabupa ten+balanganampbtnG=d=gs_qabsampu
=23p3D3X3kmQdtSWIJ diakses pada 7 Juli 2019
126
Munawir Kepemimpinan Non-Muslim dalam Tafsir AL-Misbah Karya M
Quraish Shihab Maghza Vol 2 No 2 Juli-Desember
2017
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Kepe
mimpinan+non
+muslim+dalam+tafsir+almisbah+ampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3
D7i95QmG50 RsJ diakses 12 Juli 2019
MuslimAdi Abdullah ldquoMetode Dakwah Dalam Pengajaran Nabi Perspektif
Hadisrdquo Jurnal Dakwah Vol 13 No1 25 Mei 2019
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metod
e+dakwah+dalam+Pengajaran+Nabi+Perspektif+hadisampbtnG=
diakses pada 7 Juli 2019
127
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Istiqomah dilahirkan di Kab Bengkalis Kec Bukit
Batu tepatnya di Desa Sukajadi pada tanggal 09 Mei
1998 Penulis merupakan anak kedua dari empat
bersaudara anak dari pasangan orang tua
Muhammad Yatim dan Suryani Ia menempuh
pendidikan di mulai dari SD 20 Sukajadi dilanjutkan
mondok di Pondok Pesantren Al-Amin Boarding
School Bengkalis selama enam tahun dengan
menyelesaikan pendidikan SMP dan SMA Sehingga akhirnya bisa
menempuh pendidikan kuliah di fakultas Ushuluddin dan Dakwah Institut
Ilmu Al-Qur`an (IIQ Jakarta) jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI)
Penulis aktif mengikuti kegiatan organisasi di lingkungan kampus
maupun di luar kampus Di antara organisasi kampus yang pernah diikuti
yaitu anggota Departemen Minat dan Bakat Badan Eksekutif Mahasisawa
(BEM) IIQ Jakarta periode 20152016 pernah menjadi anggota Departemen
Luar Negri Dewan Mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Dakwah (DEMA-
FUD) periode 20172018 dan terakhir ia menjadi Pimpinan Senat
Mahasiswa (SEMA) IIQ Jakarta periode 20182019 Selain itu juga ia pernah
menjadi wakil ketua umum Forum Ukhuwah Mahasiswa Sumatera
(FUMAS) periode 20172018 dan juga menjadi anggota Departemen
Keagamaan Ikatan Pemuda Mahasiswa Kabupaten Bengkalis (IPEMALIS)
Jakarta
Jadilah manusia yang bermanfaat dan jagalah akhlak diri di manapun
kita berada Dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung Akhir kata semoga
tulisan ini bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya Aamiin
vi
بسم الله الرحمن الرحيم
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan Alhamdulillah dan diiringi rasa syukur yang
teramat dalam penulis curahkan kehadirat Allah Swt yang telah
memberikan nikmat taufik serta hidayahnya kepada penulis sehingga
dengan kenikmatan dan rahmat dari Allah penulis bisa menyusun hingga
menyelesaikan penulisan skripsi ini untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial
(SSos) dan sebagai bentuk kewajiban penulis sebagai seorang mahasiswa
untuk bisa menyelesaikannya Salawat serta salam senantiasa disampaikan
kepada baginda Nabi Muhammad Saw sang teladan kehidupan penuntun
manusia dari abad kejahiliahan hingga abad yang penuh dengan ilmu dan
pengetahuan
Tulisan ini bisa selesai atas berkat motivasi dan dorongan dari semua
pihak baik secara moril maupun materil sehingga skripsi ini bisa
diselesaikan Oleh karena itu dengan segala ketulusan dan dari lubuk hati
terdalam perkenankan penulis menyampaikan rasa ungkapan terima kasih
kepada semua pihak yang turut membantu dalam menyelesaikan skripsi ini
Penulis mengucapkan terima kasih kepada
1 Rektor Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta ibu Prof Dr Hj
Huzaemah T Yanggo Lc MA
2 Wakil Rektor I Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta ibu
DrHjNadjematul Faizah SH MHum
3 Wakil Rektor II Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta Bapak HM
Dawud Arif Khan SEMSi Aka Cpa
4 Wakil Rektor III Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta ibuk Dr Hj
Romlah Widayati MAg
vii
5 Dekan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Institut Ilmu Al-Qur`an
(IIQ) Jakarta Bapak Dr H M Ulinnuha LcMA
6 Kepala Prodi Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) Institut Ilmu Al-
Qur`an (IIQ) Jakarta Bapak H M Haris Hakam SHMA
7 Bapak Isman Iskandar MSos selaku sekretaris Prodi KPI IIQ Jakarta
yang senantiasa memberikan dorongan dan motivasi dari awal
pertemuan perkuliahan bersama beliau hingga dalam menyusun
skripsi ini
8 Bapak MHizbullahSKomIMA selaku pembimbing yang telah
bersedia meluangkan waktu di tengah sibuknya kegiatan beliau
Senantiasa memberikan arahan dan bimbingan serta menjelaskan
kepada penulis dikala berkonsultasi serta sabar dalam mengarahkan
dan membimbing penulis
9 Seluruh Dosen Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Prodi KPI Institut
Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta yang telah memberikan ilmu dan
pengetahuannya kepada penulis selama mengikuti perkuliahan
10 Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Institut
Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta
11 Orang tua tercinta ayah dan Ibu Terima kasih atas segala jasa dan
doa yang tak hentinya diberikan kepada penulis juga ketulusan dan
senantiasa memberikan semangat sehingga bisa terselesaikan skripsi
ini juga kepada kakak dan adik yang selalu mendoakan dan
memberikan semangat
12 Sahabat tercinta KPI Perdana IIQ Jakarta yang senantiasa
memberikan semangat kala putus asa menghampiri terima kasih atas
kebersamaan dan semangat yang diberikan
13 Teman-teman seperjuangan IIQ Jakarta angkatan 2015
viii
14 Saudara-saudara kakak adik dan siapapun yang tidak saya sebutkan
namanya terima kasih karena selalu mensupport dan memberikan
dorongan serta doa untuk menyelesaikan skripsi ini
15 Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah
ikut terlibat dalam penulisan ini saya ucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya Karena tanpa kalian penulis juga tidak akan bisa
menyelesaikan skripsi ini
Buku ini merupakan hasil dari penulisan skripsi yang telah
dipertahankan dalam ujian munaqsyah di Program Strata-1 IIQ
Jakarta pada tanggal 5 Agustus 2019 dengan judul Metode Dakwah
Dalam Surat Ali-Imran ayat 104 An-Nahl ayat 125 dan Thaha ayat
43-44 Menurut Pandangan M Quraish Shihab dan Hamka
Akhir kata penulis hanya bisa berharap semoga Allah Swt
membalas semua kebaikan semua pihak yang telah membantu dengan
pembalasan terbaik dari Allah Swt Amin Penulis berharap semoga
skripsi ini bisa bermanfaat terkhusus buat penulis dan bagi pembaca
umumnya
Jakarta 29 Juli 2019
Penulis
Istiqomah
ix
PEDOMAN TRANSLITERASI
Transliterasi adalah penyalinan dengan penggantian huruf abjad yang
satu ke abjad yang lain Dalam penulisan skripsi IIQ Jakarta transliterasi
Arab-Latin mengacu pada berikut ini
1 Konsonan
th ط a أ
zh ظ b ب
bdquo ع t ت
gh غ ts ث
f ؼ j ج
q ؽ h ح
k ؾ kh خ
l ؿ d د
m ـ dz ذ
n ف r ر
w ك z ز
ā ق s س
ʼ ء sy ش
y ي sh ص
dh ض
2 Vokal
Vokal tunggal vokal panjang vokal rangkap
Fatḫah a آ acirc ي ai
Kasrah I ي icirc و au
Dhammah u و ucirc
x
3 Kata Sandang
a Kata sandang yang diikuti alif lam (ال) qamariyah
Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (ال) qamariyah
ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya Contoh
al-Madicircnah المدينة al-Baqarah البقرة
b Kaat sandang yang diikuti oleh alif-lam (ال) syamsiyah
Kata sandang yang diikuti oleh ali-lam (ال) syamsiyah
ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan
dan sesuai dengan bunyinya Contoh
as-Sayyidah السيدة ar-rajul الرجل
ad-Dacircrimicirc الدارمي asy-syams الشمس
c Syaddah (Tasydicircd)
Syaddah (Tasydicircd) dalam sistem aksara Arab digunakan lambang
( ) sedangkan untuk alih aksara ini dilambangkan dengan huruf
yaitu dengan cara menggandakan huruf yang bertanda tasydicircd
Aturan ini berlaku secara umum baik tasydicircd yang berada di
tengah kata di akhir kata ataupun yang terletak setelah kata
sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyah Contoh
Acircmannacirc billaacirchi امنا با لله
Acircmana as-Sufahacircˊu امن السفها ء
Inna al-ladzicircna اف الدين
wa ar-rukkaˊi كالركع
d Ta Marbucircthah (ة)
Ta Marbucircthah (ة) apabila berdiri sendiri waqaf atau diikuti oleh
kata sifat (naˊat) maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi
huruf ldquohrdquo contoh
xi
الفئدة al-Afˊidah
al-Jacircmiˊah al-Islacircmiyyyah الجامعةة السللامية
Sedangkan ta Marbucircthah (ة) yang diikuti atau disambung (di-
washal) dengan kata benda (ism) maka dialih aksarakan menjadi
hurif ldquotrdquo contoh
Acircmilatun Nacircshibahˊ عملة نا صبة
al-Acircyat al-Kubracirc الأية الكبػر
e Huruf Kapital
Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf kapital akan
tetapi apabila telah dialih aksarakan maka berlaku ketentuan
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) seperti
penulisan awal kalimat huruf awal nama tempat nama bulan
nama diri dan lain-lain Ketentuan yang berlaku pada PUBEI
berlaku pula dalam alih aksara ini seperti cetak miring (italic)
atau cetak tebal (bold) dan ketentuan lainnya Adapun untuk
nama diri yang diawali dengan kata sandang maka huruf yang
ditulis kapital adalah awal nama diri bukan kata sandangnya
Contoh
ˊAcirclicirc Ḫasan al-ˊAcircridh al-ˊAsqallacircnicirc al-Farmawicirc dan seterusnya
Khusus untuk penulisan kata Al-Qur`an dan nama-nama surahnya
menggunakan huruf capital Contoh
Al-Qur`an Al-Baqarah Al-Facirctiḫah dan seterusnya
xii
DAFTAR ISI
COVER DALAM i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ii
LEMBAR PENGESAHAN iii
PERNYATAAN PENULIS iv
MOTTO v
PERSEMBAHAN vi
KATA PENGANTAR vii
PEDOMAN TRANSLITERASI x
DAFTAR ISI xiii
ABSTRAK xv
BAB I PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah 1
B Permasalahan 9
1 Identifikasi Masalah 9
2 Pembatasan Masalah 10
3 Perumusan Masalah 10
C Tujuan Penelitian 11
D Manfaat Penelitian 11
E Tinjauan Pustaka 12
F Metode Penelitian 15
G Sistematika Penulisan 18
BAB II LANDASAN TEORI
A Pengertian Dakwah 19
B Hukum Berdakwah 21
C Fungsi Dakwah 24
xiii
D Tujuan Dakwah 26
E Metode Dakwah 28
F Sumber Metode Dakwah 40
G Bentuk-bentuk Metode Dakwah 42
H Faktor yang mempengaruhi pemilihan dan penggunaan metode
Dakwah 49
I Aplikasi Metode Dakwah Rasulullah 49
BAB III BIOGRAFI QURAISH SHIHAB DAN HAJI ABDUL MALIK
KARIM AMRULLAH (HAMKA)
A Profil M Quraish Shihab 51
B Profil Buya Hamka 58
BAB IV ANALISIS AYAT METODE DAKWAH
A Surat Ali Imran ayat 104 68
a Menurut M Quraish Shihab 68
b Menurut Hamka 73
B Surat An-Nahl ayat 125 80
a Menurut M Quraish Shihab 81
b Menurut Hamka 85
C Surat Thacirchacirc ayat 43-44 94
a Menurut M Quraish Shihab 95
b Menurut Hamka 99
D Implementasi Terhadap Dakwah 105
BAB V PENUTUP 117
A Kesimpulan 117
B Saran 119
DAFTAR PUSTAKA 121
DAFTAR RIWAYAT HIDUP 127
xiv
ABSTRAK
Istiqomah Metode Dakwah Dalam Al-Qur`an Surat Ali Imran 104 An-Nahl
125 dan Thaha 43-44 menurut pandangan MQuraish Shihab dan Hamka
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ushuluddin dan Dakwah
IIQ Jakarta 2019
Dakwah adalah salah satu aktivitas yang berusaha menyampaikan
pesan-pesan ilahi kepada manusia sehingga manusia bisa kembali kepada
Allah dan menjalankan apa yang diperintahkan Allah serta meninggalkan
larangannya Agar berdakwah bisa berjalan lancar dan tercapai apa yang
diharapkan maka diperlukan cara atau metode dakwah yang tepat sehingga
dakwah mencapai tujuannya Al-Qur`an adalah petunjuk bagi manusia
Sehingga dalam konteks dakwah sekalipun Allah telah menjelaskan
bagaimana metode dakwah yang harus digunakan oleh seorang dai dalam
berdakwah Banyak ayat Al-Qur`an yang berbicara tentang metode dakwah
diantaranya yaitu surat Ali-Imran ayat 104 an-Nahl ayat 125 dan Thacirchacirc ayat
43-44 Adapun maksud ayat ini akan lebih jelas lagi apabila dilihat dengan
penafsiran para ulama diantaranya yaitu tafsir Al-Misbah dan tafsir Al-Azhar
yang merupakan mufasir Indonesia yang sangat terkenal akan keilmuannya
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan teknik
studi kepustakaan Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan deskriptif
dengan berusaha menjelaskan pemikiran dan pandangan M Quraish Shihab
dan Hamka yang membahas tentang ayat metode dakwah sehingga akan
terlihat bagaimana kedua mufasir memandang ayat-ayat metode dakwah
tersebut
Hasil penelitian dari penafsiran Quraish Shihab dan Buya Hamka
kedua mufasir menjelaskan bahwa Kewajiban dakwah adalah bagi semua
umat muslim akan tetapi harus ada kelompok khusus yang menjadi inti
gerakan dakwah yang termaksud dalam surat Ali-Imran ayat 104 Lalu
metode dakwah yang disebutkan dalam an-Nahl ayat 125 yaitu metode
hikmah mau`izhah al-hasanah dan jidal Dan terakhir dalam surat Thacirchacirc
ayat 43-44 metode dakwah untuk para penguasa dijelaskan dengan
menggunakan kelemahlembutan agar hatinya bisa menerima dan diharapkan
mau mengikuti apa yang disampaikan dalam pesan dakwah
Kata kunci Dakwah Metode Dakwah Surat Ali-Imran An-Nahl
Thacirchacirc
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Dakwah hakikatnya adalah upaya untuk menumbuhkan
kecenderungan dan ketertarikan Menyeru seseorang pada agama
Islam maksudnya adalah berupaya untuk menumbuhkan
kecenderungan dan ketertarikan pada apa yang diserukan yakni
Islam Karenanya dakwah Islam tidak hanya terbatas pada aktivitas
lisan saja tetapi mencakup seluruh aktivitas lisan atau perbuatan
yang ditujukan dalam rangka menumbuhkan kecenderungan dan
ketertarikan pada Islam1Dakwah merupakan aktualisasi iman yang
mengambil bentuk berupa suatu sistem kegiatan manusia dalam
bidang kemasyarakatan yang dilaksanakan secara teratur untuk
memengaruhi cara merasa cara berpikir dan bersikap secara Islami
baik hiasan maupun perbuatan2
Di dalam Al-Qur`an kata dakwah dan berbagai bentuk
katanya ditemukan sebanyak 198 kali menurut hitungan Muhammad
Sulthon (20034) 299 kali menurut Muhammad Fu`ad `Abd al-Baqi`
dan 212 kali menurut Asep Muhiddin Dalam buku Ilmu dakwah
yang ditulis oleh M Aziz setidaknya ada 10 macam makna dakwah
dalam Al-Qur`an diantaranya yaitu pertama mengajak dan menyeru
baik kepada kebaikan maupun kemusyrikan kepada jalan ke syurga
atau ke neraka Kedua doa seperti yang terdapat dalam surat Ali
Imran ayat 38 Ketiga mendakwah atau tidak menganggap baik
seperti dalam surah Maryam ayat 91 Keempat mengadu seperti yang
1
Ahmad Mahmud Dakwah Islam (Bogor Thariqul Izzah 2011) Cet Ke-III H
13
2Asep Muhyiddin dkk Kajian Dakwah Multiperspektif (Bandung Remaja
Rosdakarya 2014) Cetke-I h 123
2
terdapat dalam surat al-Qamar ayat 10 Kelima memanggil atau
panggilan seperti yang terdapat dalam surah ar-Rucircm ayat 25
Keenam meminta seperti yang terdapat dalam surah Shad ayat 51
Ketujuh mengundang seperti yang terdapat dalam surah al-Qasas
ayat 25 Kedelapan menyeru atau penyeru seperti yang terdapat
dalam surat Thaha ayat 108 Kesembilan panggilan nama atau gelar
yang terdapat dalam surah an-Nur ayat 63 Dan kesepuluh anak
angkat sebagaimana yang terdapat dalam surah al-Ahzab ayat 43
Dakwah berasal dari kata da`a yad`una dan dakwah4 Kata
da`a adalah fi`il madhi yang memiliki makna memohon meminta
berdoa dan memanggil yang disebutkan dalam Al-Qur`an pada 10
surah dan 11 ayat Namun hanya 3 ayat yang mengandung makna
dakwah yaitu surah Al-Anfal ayat 24 ar-Rum ayat 25 dan Fushshilat
ayat 33 Kata yad`una adalah fi`il mudhari` yang disebut dalam Al-
Qur`an sebanyak 21 ayat pada 20 surat Kata yad`una dalam makna
dakwah terdapat dalam 12 ayat Kata dakwah merupakan isim
mashdar yang disebut dalam Al-Qur`an sebanyak 5 kali di mana 2
ayat bermakna doa dan 3 ayat yang bermakna dakwah Kata ud`u
adalah bentuk fi`il Amr yang disebut dalam Al-Qur`an sebanyak 8
surat pada 12 ayat5
Dari beberapa macam bentuk ayat dakwah tentu diantaranya
termasuk juga ayat yang menjelaskan tentang metode dakwah Di
dalam Al-Qur`an tentu ada beberapa ayat yang menjelaskan tentang
metode dakwah yang telah diajarkan kepada para Nabi dan Rasul
pada saat menyampaikan risalahnya Sehingga apa yang telah
3
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah (JakartaKencana 2017) Cet Ke- VI h 5 4 Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi Dakwah
(Depok PT Rajagrafindo Persada 2018) Cet Ke-I h 3 5
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi Dakwah
(Depok PT Rajagrafindo Persada 2018) Cet Ke-I h 4-9
3
disampaikan oleh Allah melalui Al-Qur`an tentu saja perlu dijadikan
pedoman bagi pelaku dakwah saat ini dalam menyampaikan
dakwahnya
Pemahaman yang dapat ditemukan adalah bahwa dakwah
bersifat persuasif yaitu mengajak manusia secara halus Kekerasan
pemaksaan intimidasi ancaman atau teror agar seseorang
melaksanakan ajaran Islam tidak bisa dikatakan dakwah Pemahaman
ini diperoleh dari makna dakwah yang berarti mengajak berdoa
mengadu memanggil meminta dan mengundang Dengan makna-
makan tersebut maka bisa dipahami bahwa dakwah tidak
menekankan pada hasil tetapi pada tugas dan proses6
Al-Qur`an telah menjelaskan bagaimana urgennya dakwah
Islam dan betapa butuhnya manusia akan dakwah Islam di dalam
sejumlah besar ayatnya Berbagai ungkapan Al-Qur`an memang tidak
secara langsung berbicara tentang masalah dakwah Akan tetapi
banyak sekali ungkapan dan makna-makna yang dari ayat yang
berbicara tentang dakwah Islam Sebagaimana Al-Qur`an
menjelaskan ihwal dakwah dan juga ihwal amar makruf nahi munkar
ldquoHanya bagi Allah-lah (hak mengabulkan) doa yang benar
dan berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah tidak
dapat memperkenankan sesuatupun bagi mereka melainkan
seperti orang yang membukakan kedua telapak tangannya ke
dalam air supaya sampai air ke mulutnya Padahal air itu
6
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 8-9
4
tidak dapat sampai ke mulutnyadan doa (ibadat) orang-orang
kafir itu hanyalah sia-sia belaka(QS Ar-Ra`d [13] 14)
ldquoKamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk
manusia menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari
yang munkar dan beriman kepada Allah Sekiranya ahli kitab
beriman tentulah itu lebih baik bagi mereka di antara
mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah
orang-orang yang fasikrdquo (QS Ali-Imran [3]110)
Selain ihwal tentang amar makruf nahi munkar Al-Qur`an
juga menyampaikan tentang tablig menyeru kepada manusia untuk
kembali ke jalan Allah dan juga menyampaikan risalahnya
ldquoHai rasul sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu
dari Tuhanmu dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang
diperintahkan itu berarti) kamu tidak menyampaikan
amanat-Nya Allah memelihara kamu dari (gangguan)
manusia Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang yang kafirrdquo (QS Al-Maidah [5] 67)
ldquoKatakanlah Inilah jalan (agama) ku aku dan orang-orang
yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan
5
hujjah yang nyata Maha suci Allah dan aku tiada Termasuk
orang-orang yang musyrik (QS Yusuf [12] 108)
Saat ini bisa dilihat bahwasanya banyak para dai yang
melakukan gerakan dakwah dengan metode dan media yang
digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah Baik secara
lembaga maupun individual yang didukung oleh manajemen tim yang
baik Seperti Ustadz Abdul Shomad Lc MA Ustadz Adi Hidayat
LcMA Ustadz Khalid Basalamah Lc dan para dai lainya yang
begitu aktif dalam menyampaikan pesan dakwah secara lisan melalui
media youtobe instagram dan media lainnya Selain itu juga ada
organisasi-organisasi Islam seperti Nahdlatul Ulama (NU)
Muhammadiyah Front Pembela Islam (FPI) dan organisasi lainnya
yang menegakkan kegiatan amar makruf nahi munkar
Tidak hanya kewajiban dai tapi juga seluruh umat muslim
untuk bisa mengamalkan dakwah dengan baik dan sesuai dengan
metode yang telah diajarkan oleh Al-Qur`an Sikap seorang muslim
dalam menghadapi permasalahan yang ada dan berkaitan dengan
ajaran Islam terkadang membuat buruk akan akhlak dalam Islam itu
sendiri sehingga Islam benar-benar menunjukkan keselamatan oleh
umatnya sebagai muslim Banyak permasalahan yang terjadi di
masyarakat di antaranya seperti wanita membawa anjing masuk ke
masjid yang terjadi pada 2 juli 2019 adalah salah satu bentuk atau
kewajiban muslim untuk bisa menghadapi dengan cara yang baik dan
diajarkan oleh Islam Karena Islam adalah agama yang penuh dengan
keselamatan dan kesejahteraan Selain permasalahan tersebut tentu
saja banyak permasalahan lain yang berkaitan dengan dakwah Islam
Ada banyak faktor yang memberikan kontribusi sangat besar
terhadap kesuksesan seorang dai dalam berbagai bidang dakwah
6
mewujudkan keberhasilan dan produktifitas serta memberikan
kemampuan untuk mempengaruhi berinteraksi dan memasukkan
ide-idenya dalam setiap kesempatan dan jenjang Metodologi yang
baik merupakan salah satu faktor konkret dan penting yang mampu
membuat waktu dan kesungguhan seorang dai menjadi efektif dan
mengantarkannya ke pantai tujuan yang didambakan dengan
pengorbanan yang lebih sedikit dan lebih ringan7
Metode dakwah yang digunakan oleh para dai dan juga
organisasi Islam dalam menyampaikan pesan dakwah berbeda-beda
Ada yang menyampaikan dakwah dengan lemah lembut tegas dan
juga terkesan memaksa Perbedaan dalam menyampaikan metode
dakwah untuk menegakkan amar makruf nahi munkar tentu saja
mempengaruhi bagaimana respon pesan dakwah yang sampai kepada
sasaran dakwah
Dalam pengembangan dakwah Islam tentu saja Al-Qur`an
perlu dijadikan sebagai kitab dakwah baik sebagai sumber materi
dakwah maupun sebagai metodologi atau landasan-landasan teori
dalam dakwah sebagaimana diungkapkan oleh Abu A`lacirc al-Mauducircdi
bahwa Al-Qur`an adalah kitab dakwah dan kitab perjuangan8
Al-Qur`an juga adalah kitab tentang manusia hidupnya
makanannya dan fitrahnya9 Kitab Al-Qur`an berisikan firman-firman
Allah Swt Tuhan Alam semesta Di dalamnya tidak ada yang perlu
diragukan Dan kitab tersebut tidak dapat memberikan petunjuk
7
Fathi Yakan Problematik Dakwah dan Para Dai terj Darsim Ermaya Imam
Fajarudin (Solo Era Intermedia 2004) Cetke-I h 135
8Abdul Basit Wacana Dakwah Kontemporer (Purwokerto STAIN Purwokerto
Press 2006) Cetke-I h 19
9Taufik al-Wa`iy Dakwah ke Jalan Allah terj Muhith Mishaq (Jakarta Robbani
Press 2010) Cet ke-I h 109
7
apapun kecuali kepada orang-orang yang bertakwa hanya
kepadanya10
Berdakwah memerlukan strategi dan metode Sebab strategi
dan metode merupakan hal yang dapat membantu dakwah terlaksana
dengan baik dan sesuai tujuan11
Oleh karena itu Dalam hal ini
penulis akan mengkaji salah satu unsur dalam dakwah yaitu metode
dakwah Metode dakwah adalah cara yang digunakan dai untuk
menyampaikan materi dakwah Metode dakwah sangat penting
peranannya dalam penyampaian dakwah Metode yang tidak benar
meskipun isinya baik maka pesan baik tersebut bisa di tolak12
Di zaman sekarang Islam benar-benar membutuhkan para dai
yang mumpuni yang mampu mengomunikasikan pemikiran-
pemikiran dan ideologinya dengan metodologi yang indah dan
menawan Mereka mampu mengomunikasikan Islam tanpa membuat
orang berlari dan mampu menjelaskan pemikiran-pemikiran tanpa
mendatangkan kesulitan Betapa banyak dai yang mencemarkan
Islam karena keburukan metodologi dakwahnya Mereka bersikap
buruk terhadap Islam sedangkan mereka mengira bahwa mereka
telah berbuat kebajikan untuk Islam13
Dari beberapa pemaparan diatas penulis tertarik untuk
mengkaji metode dakwah yang Allah sebutkan dalam Al-Qur`an
dengan melakukan menurut pandangan dua tafsir yaitu tafsir al-
Misbah dan tafsir al-Azhar Penulis mengambil surat Ali-Imran ayat
10
Fethullah Gulen Dakwah Jalan Terbaik Dalam Berpikir Dan Menyikapi Hidup
(Jakarta PT Gramedia 2011) cetke-I h 194
11Khariri Syeikh Maulana Arabi Dakwah Cerdas (Yogyakarta Laksana 2007)
Cetke-I h 73
12
Acep Arippudin Pengembangan Metode Dakwah (Jakarta Rajagrafindo
Persada 2011) Cetke-I h 8
13Fathi Yakan Problematik Dakwah dan Para Dai terj Darsim Ermaya Imam
Fajarudin h 137
8
104 An-Nahl ayat 125 dan Thaha ayat 43-44 Adapun alasan penulis
mengambil ayat ini karena penulis ingin mencoba menghubungkan
antara kewajiban dakwah amar makruf nahi mungkar kemudian
metode-metode dakwah yang digunakan sekalipun terhadap orang
yang sangat kejam Dalam penelitian ini penulis mengambil sebuah
judul yaitu ldquoMetode Dakwah Dalam Surat Ali-Imran ayat 104
An-Nahl ayat 125 Thaha ayat 43-44 menurut pandangan
MQuraish Shihab dan Hamkardquo
Penulis ingin meneliti bagaimana implementasi metode
dakwah yang ada di dalam Al-Qur`an terhadap kegiatan dakwah saat
ini Karena melihat kegiatan dakwah saat ini sudah sangat banyak
dilakukan oleh para dai yang mumpuni maupun oleh mereka yang
ingin saling mengingatkan walaupun secara keilmuan masih sangat
terbatas
Untuk memahami lebih jelas dan rinci kita memerlukan tafsir
dari para ulama yang telah mumpuni dalam bidang tafsir Sehingga
sebagai manusia yang terbatas keilmuannya kita bisa memahami
makna Al-Qur`an melalui tafsir yang telah ditulis oleh para ulama Di
sini penulis mengambil penafsiran dari dua orang mufasir Indonesia
yaitu tafsir al-Misbah karya M Quraish Shihab (1944) dan tafsir al-
Azhar karya Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka 1908-1981)
Alasan penulis mengambil dua tafsir yang berbeda ini adalah dengan
tujuan untuk mengetahui perbedaan pemikiran mufasir lokal
(Indonesia) dalam menafsirkan ayat metode dakwah dalam Al-
Qur`an yang berbeda masa dan keadaan Dalam artian masa
penulisan tafsir dan psikologi penulis pada saat penulisan tafsir
Selain itu juga kedua mufasir adalah dua sosok yang hebat
apabila diamati secara teliti beliau berdua telah aktif dalam
9
mengembangkan dan mengaplikasikan bidang dakwah baik lisan
tulisan dan hacircl dengan metode yang telah beliau gunakan Buya
Hamka adalah salah satu tokoh yang termasuk dalam 50 pendakwah
pengubah sejarah dalam buku yang ditulis oleh M Anwar Djaelani
Model dakwah hamka termasuk lengkap karena secara lisan dan
tulisan sama-sama kuat Dakwah Buya Hamka secara tulisan tidak
hanya diterima di Indonesia tetapi juga di luar Indonesia Hampir
semua karya Hamka digemari banyak kalangan dan salah satu
karyanya yang paling monumental adalah tafsir Al-Azhar14
Sedangkan M Quraish Shihab adalah satu ulama yang masih
ada ditengah-tengah masyarakat saat ini beliau adalah ulama besar
yang produktif dalam berkarya santun dan mendalam dalam
menyampaikan pandangan keagamaanya15
Secara lisan bisa dilihat
dengan ceramah atau kajian yang beliau lakukan baik di kampus
masjid atau majelis tertentu secara tulisan bisa dilihat dengan adanya
buku-buku atau karya beliau dan secara hal bisa dilihat dari lembaga
atau kegiatan yang beliau bangun untuk kepentingan sosial
masyarakat Dengan demikian dakwah dan penerapan dakwah telah
beliau aplikasikan dalam kehidupannya bisa dijadikan referensi
dalam berdakwah
B Permasalahan
1 Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas masalah yang
diidentifikasikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
a Metode dakwah dalam Al-Qur`an
14
M Anwar Dajelani 50 Pendakwah Pengubah Sejarah (Jakarta Prenadamedia
Group 2015) Cet Ke-IV h 84
15Salah satu ulasan yang ditujukan kepada M Quraish Shihab dalam buku Cahaya
Cinta dan Canda M Quraish Shihab yang ditulis oleh Mauluddin Anwar dkk
10
b Macam-macam metode dakwah menurut para ahli dakwah
c Bentuk-bentuk Metode dakwah
d Metode dakwah menurut pandangan MQuraish Shihab dan
Hamka
e Perbandingan Metode dakwah menurut M Quraish Shihab
dan Hamka
f Implementasi metode dakwah saat ini
2 Pembatasan masalah
Al-Qur`an menghimpun ayat-ayat dakwah baik sebagai
sumber materi kewajiban dakwah maupun metode dakwah
Dalam penulisan skripsi ini penulis mencoba memberikan
batasan masalah agar dalam pembahasan tidak terlalu melebar
Dalam penelitian ini penulis hanya membatasi pembahasan
metode dakwah dalam Al-Qur`an dalam surat Ali-Imran ayat 104
an-Nahl ayat 125 dan Thacirchacirc 43-44 Penulis mengambil ayat
untuk diteliti tidak berdasarkan kesamaan redaksi atau kata
dakwah yang ada di dalam ayat tersebut akan tetapi penulis
mengambil ayat berdasarkan maksud ayat dan penulis mencoba
membuat suatu kesimpulan akan kewajiban dakwah sampai ke
metode dakwah sesuai dengan ayat yang diambil Sehingga
membentuk hasil penelitian yang saling berhubungan dari segi
makna dan tujuan yang ingin dicapai dalam ayat dan juga dalam
penerapan dakwah
3 Perumusan masalah
a Metode dakwah surat Ali-Imran ayat 104 menurut MQuraish
Shihab dan Hamka
b Metode dakwah surat An-Nahl ayat 125 menurut MQuraish
Shihab dan Hamka
11
c Metode dakwah surat Thaha ayat 43-44 menurut MQuraish
Shihab dan Hamka
d Implementasi dalam dakwah saat ini
C Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian berhubungan secara fungsional dengan
rumusan masalah penelitian yang dibuat secara spesifik terbatas dan
dapat diperiksa dengan hasil penelitian16
Adapun tujuan penelitian
ini adalah
1 Untuk mengetahui Metode dakwah surat Ali-Imran ayat 104
menurut MQuraish Shihab dan Hamka
2 Untuk mengetahui Metode dakwah surat An-Nahl ayat 125 ayat
104 menurut MQuraish Shihab dan Hamka
3 Untuk mengetahui Metode dakwah surat Thaha ayat 43-44
menurut MQuraish Shihab dan Hamka
4 Untuk mengetahui implementasi metode dalam dakwah saat ini
D Manfaat Penelitian
Mengacu pada penjabaran rumusan masalah di atas maka
manfaat penelitian ini adalah
1 Manfaat Teoritis
Sebagai sarana untuk menerapkan ilmu-ilmu teoritis yang
digunakan serta menambah wawasan khazanah keilmuan terkait
tema yang diangkat
2 Manfaat Praktis
Penelitian ini secara praktis diharapkan bisa bermanfaat bagi
para dai untuk bisa menjadi dai yang mumpuni serta memiliki
16
Dewi Sadiah Metode Penelitian Dakwah (Remaja Rosdakarya Bandung 2015)
Cet Ke-I h 68
12
metode dakwah yang sesuai dengan zamannya dan tetap
berpegang teguh pada Al-Qur`an
E Tinjauan Pustaka
1 Jurnal ldquoMetode Dakwah Dalam Pengajaran Nabi Perspektif
Hadisrdquo yang selesai pada tanggal 25 Mei 2019 Ditulis oleh Adi
Abdullah Muslim Dosen IAIN Pekalongan Indonesia dalam
jurnal ini menjelaskan bagaimana metode dakwah Nabi dalam
mengajarkan kepada sahabat perspektif hadis sehingga terbentuk
teori dalam komunikasi dakwah dan pendidikan Jenis penelitian
yang digunakan yaitu studi literatur (library research) atau
penelitian pustaka Metode yang digunakan yaitu metode
deskriptif-analisis yakni penelitian yang berusaha menuturkan
masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan secara
objektif Persamaan dengan penelitian ini adalah pada metode
dakwah yang digunakan sedang perbedaannya adalah pada
perspektif penelitian yaitu tafsir Al-Qur`an dan Hadis17
2 Skripsi ldquoMetode Dakwah Mau`izhah Hasanah dalam Program
acara Mufasir di Kompas TV Jawa Tengahrdquo18
ditulis oleh Rizki
Intan Aulia mahasiswi UIN Walisongo Semarang Jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi
2018 Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode
mau`izhah hasanah yang diterapkan dalam acara mufasir di
17
Adi Abdullah Muslim ldquoMetode Dakwah Dalam Pengajaran Nabi Perspektif
Hadisrdquo Jurnal Dakwah Vol 13 No1 25 Mei 2019
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metode+dakwah+dalam+Pen
gajaran+Nabi+Perspektif+hadisampbtnG= diakses pada 7 Juli 2019
18Rizki Intan Aulia ldquoMetode Dakwah Mauizhah Hasanah dalam Program acara
Mufasir di Kompas TV Jawa Tengahrdquo Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas
Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo Semarang 2018
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_02C5ampq=metode+dakwah+mauizhah+hasa
nah+dalam+program+acara+ampbtnG= diakses pada 7 Juli 2019
13
Kompas TV Jateng Metodologi yang digunakan dalam penelitian
ini adalah penelitian kualitatif dengan metode pengumpulan data
berupa dokumentasi berupa tayangan video program ldquomufasirrdquo
Teknik yang digunakan yaitu mmode interaktif Miler dan
Huberman Persamaan dalam penelitian ini yaitu pada metode
dakwah yang diteliti sedangkan perbedaannya yaitu pada objek
yang di analisis oleh peneliti Peneliti terdahulu menganalisa
metode dakwah dalam sebuah acara tv sedangkan peneliti saat ini
meneliti metode dakwah dalam Al-Qur`an dengan
membandingkan dua tafsir
3 Skripsi ldquoMetode Dakwah Dengan Pendekatan Kultural Sunan
Kalijagardquo ditulis oleh Melinda Novita Sari Jurusan Komunikasi
Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Raden Intan Lampung 2018 Penelitian ini menggunakan
penelitian sejarah yaitu melakukan penyelidikan terhadap
keadaan dan pengalaman di masa lampau dengan teknik studi
kepustakaan Hasil dari penelitian ini ialah ditemukannya
kegiatan dakwah dengan menggunakan metode dakwah kultural
dengn media wayang tembang dan dari dakwah kultural ini
menghasilkan kebudayaan baru dengan menggunakan
pencampuran tradisi lama dan percampuran dengan budaya
setempat di mana tidak terlepas dari unsur-unsru Islamnya
Persamaan dengan penelitian ini ialah pada objek metode dakwah
yang dikaji sedankgkan perbedaannya yaitu pada subjek dari
metode yang dikaji yaitu metode dakwah dalam Al-Qur`an dan
relevansinya terhadap dakwah saat ini
4 Skripsi ldquoMetode Dakwah Dalam Tradisi Tahlilan di Kelurahan
Plamongansari Kecamatan Padurungan Semarangrdquo ditulis oleh
14
Muhammad Aris Munandar Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan
Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam
Negeri Walisongo Semarang 2018 Penelitian ini menggunakan
metode penelitian kualitatif deskriptif Dengan teknik
pengumpulan data meggunakan metode observasi wawancara
dan dokumentasi Hasil penelitian ini yaitu bahwasanya tradisi
tahlilan merupakan tradisi turun temurun yang diadakan setiap
malam Jumat dan dilakukan untuk mendekatkan diri kepada
Allah ajang silaturahmi dan kerukunan umat Persamaan
penelitian yaitu mengkaji metode dakwah hanya saja memiliki
perbadaan pada objek yang diteliti yaitu tradisi tahlilan di mana
peneliti saat ini mengkaji metode dakwah dalam Al-Qur`an dan
meneliti relevansinya terhadap dakwah saat ini
5 Skripsi ldquoMetode Dakwah Para Dai Dalam Menyampaikan Pesan-
Pesan Keagamaan Di Kecamatan Lampihong Kabupaten
Balanganrdquo19
ditulis oleh Lina Karlina mahasiswi IAIN Antasari
jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan
Komunikasi 2016 Dalam penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui metode dakwah dan faktor pendukung apa saja yang
menjadi kesuksesan seorang dai dalam menyampaikan pesan-
pesan keagamaan Jenis penelitian yaitu penelitian lapangan
dengan teknik yang digunakan yaitu mengumpulkan data
observasi wawancara dan dokumenter Persamaan penelitian
19
Lina Karlina ldquoMetode Dakwah Para Dai Dalam Menyampaikan Pesan-Pesan
Keagamaan Di Kecamayan Lampihong Kabupaten Balangan jurusan Komunikasi
Penyiaran Islam fakultas dakwah dan komunikasi IAIN Antasarirdquo 2016
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=skripsi+metode
+dakwah+dalam+menyampaikan+pesan+keagamaan+di+kecamatan+lampihong+kabupaten
+balanganampbtnG=d=gs_qabsampu =23p3D3X3kmQdtSWIJ diakses pada 7 Juli 2019
15
yaitu pada pembahasan metode dakwah sedangkan perbedaannya
pada subjek penelitiannnya yaitu para dai dan mufasir
F Metode Penelitian
1 Jenis Penelitian
Metode penelitian merupakan strategi yang digunakan dalam
sebuah penelitian dan menganalisis data yang diperlukan guna
menjawab permasalahan yang diteliti Adapaun yang peneliti
gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan
teknik studi kepustakaan (library research) Penelitian kualitatif
mengandung pengertian adanya upaya penggalian dan
pemahaman pemaknaan terhadap apa yang terjadi pada berbagai
individu atau kelompok yang berasal dari persoalan sosial atau
kemanusiaan20
Kirk dan Miller mendefinisikan penelitian
kualitatif sebagai tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial
yang secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia
dan kawasannya sendiri dan berhubungan langsung dengan
orang-orang tersebut dalam bahasanya dan peristilahannya21
Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang semua datanya
berasal dari bahan-bahan tertulis berupa buku naskah dokumen
foto dan lain-lain22
2 Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian kualitatif ada beberapa pendekatan yang
bisa digunakan Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
pendekatan metode deskriptif dengan teknik pengamatan kejadian
20
Septiawan SantanaK Menulis Ilmiah Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta
Yayasan Pustaka Obor Indonesia 2007) Cet Ke-II h 1
21Uhar Suharsaputra Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Tindakan
(Bandung PT Refika Aditama 2014) Cet Ke-II h 181
22Nashruddin Baidan Erwati Aziz Metodolgi Khusus Penelitian Tafsir
(Yogyakarta Pustaka Pelajar2016) Cetke-I h28
16
saat ini oleh penulis Deskriptif yaitu suatu rumusan masalah
yang memandu penelitian untuk mengeksplorasi atau memotret
situasi sosial yang akan diteliti secara menyeluruh luas dan
mendalam Metode ini bertujuan untuk melukiskan secara
sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang
tertentu secara faktual dan cermat23
Selain mendeskripsikan
peneliti juga melakukan analisis terhadap surat Ali Imran ayat
104 an-Nahl ayat 125 dan Thacirchacirc ayat 43-44 Setelah menganalisi
penulis akan merelevansikan dengan kegiatan dakwah oleh
lembaga organisasi dakwah
3 Subjek dan objek penelitian
Subjek penelitian adalah orangsesuatu yang terlibat dalam
penelitian sebagai sumber data24
Selain itu juga subjek
penelitian adalah keseluruhan atau totalitas dari suatu penelitian
yang menjadi substansinya yang akan diteliti atau ingin dicarikan
jawabannya dalam sebuah penelitian25
Dalam penelitian ini yang
menjadi subjek penelitian adalah penafsiran metode dakwah
dalam tafsir al-Misbah dan tafsir Al-Azhar sedangkan yang
menjadi objek penelitian ini adalah surat Ali-Imran ayat 104 an-
Nahl ayat 125 dan Thacirchacirc 43-44
4 Sumber data penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua sumber data
Pertama sumber data primer ialah dua tafsir yang akan
dikomparasikan yaitu tafsir al-Misbah dan tafsir al-Azhar
23
Dewi Sadiah Metode Penelitian Dakwah h 19 24 Wina Sanjaya Penelitian Pendidikan Jenis Metode dan Prosedur (Jakarta
Prenadamedia Group 2014) Cetke-II h 17 25
Nashruddin Baidan Erwati Aziz Metodolgi Khusus Penelitian Tafsir h 24
17
Kedua sumber data sekunder yang berasal dari buku-buku
jurnal atau internet serta data lain yang berkaitan dengan
pembahasan
5 Teknik Pengumpulan data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik
pengumpulan data dengan cara studi pustaka Yaitu teknik yang
dipusatkan pada penelitian kitab-kitab tafsir dan buku
kepustakaan yang berkaitan dengan pembahasan Setelah itu
penulis menganalisa data yang sudah terkumpul dan membuat
kesimpulan dari data yang sudah dianalisis
6 Teknik Analisis data
Dalam penelitian ini ada beberapa langkah yang bisa
digunakan peneliti untuk menganalisis data dalam melakukan
riset komparatif yaitu26
a Menentukan tema yang diangkat
b Mengidentifikasi aspek-aspek yang hendak diperbandingkan
c Mencari keterkaitan dan faktor-faktor yang mempengaruhi
antar konsep
d Menunjukkan kekhasan dari masing-masing pemikiran tokoh
Melakukan analisis secara mendalam dan kritis dengan
argumentasi data
e Membuat kesimpulan untuk menjawab problem riset
7 Instrumen dan alat bantu penelitian
Instrumen penelitian adalah alat pengumpul data Dalam
penelitian kualitatif yang menjadi alat penelitian adalah peneliti
sendiri sehingga peneliti harus mengerti bagaimana penelitian
26
Abdul Mustaqim Metode Penelitian Al-Qur`an dan Tafsir h 137
18
kualitatif metode yang digunakan serta kesiapan untuk meneliti
objek penelitian
G Sistematika Penulisan
Dalam penyususnan skripsi penulis akan membagi menjadi 5
bab yang terkait satu dengan yang lainnya Pembagiannya adalah
sebagai berikut
BAB I Pendahuluan
Dalam bab ini terdiri dari latar belakang masalah identifikasi
masalah pembatasan masalah perumusan masalah tujuan penelitian
manfaat penelitian tinjauan pustaka metodologi penelitian
sistematika penulisan
BAB II Landasan Teori
Dalam bab ini membahasa tentang teori atau pemahaman tentang
dakwah meliputi metode dakwah Di mana komponen ini menjadi
pokok penting dalam penulisan skripsi ini
BAB III Biografi M Quraish Shihab Dan Haji Abdul Malik
Kari Amrullah (HAMKA)
Dalam bab ini akan membahas profil M Quraish Shihab dan Hamka
BAB IV Analisis Metode Dakwah Surat Ali Imran Ayat 104 An-
Nahl Ayat 125 Dan Thacirchacirc 43-44
Dalam bab ini membahas tentang surat Ali Imran ayat 104 an-Nahl
ayat 125 dan Thacirchacirc 43-44 menurtu M Quraish Shihab dan Hamka
serta relevansinya terhadap dakwah saat ini
BAB V PENUTUP
Dalam bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran
19
BAB II
LANDASAN TEORI
A Pengertian Dakwah
Secara etimologi dakwah berasal dari bahasa Arab yaitu dacirc`a
yad`ucirc da`wan du`acirc yang diartikan dengan mengajak menyeru
memanggil seruan permohonan dan permintaan1 Dakwah memiliki
tiga huruf asal yaitu dal `ain dan wawu Dari ketiga huruf asal ini
terbentuk beberapa kata dan ragam makna Makna tersebut
diantaranya ialah memanggil mengundang minta tolong meminta
memohon menamakan menyuruh datang mendorong
menyebabkan mendatangkan mendoakan menangisi dan meratapi
Dalam Al-Qur`an kata dakwah dan berbagai bentuk katanya
ditemukan sebanyak 198 kali menurut hitungan Muhammad Sulthon
(2003 4) 299 kali menurut hitungan Muhammad Fuad Abd al-Baqi
(2006) atau 212 kali menurut Asep Muhiddin (2002 40)2
Dakwah Islam adalah tugas suci yang dibebankan kepada
setiap muslim di mana saja berada sebagaimana termaktub dalam Al-
Qur`an dan sunah Rasulullah Saw kewajiban dakwah menyerukan
dan menyampaikan agama Islam kepada masyarakat3 Firman Allah
dalam surah al-Imran ayat 1044
1
M Munir Wahyu Ilaihi Manajemen Dakwah (Jakarta PRenadamedia Group
2015) Cetke-IV h 17 2
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah (JakartaKencana 2017) Cet Ke- VI h 5
3M Munir Metode Dakwah (Jakarta Prenadamedia Group 2015) Cetke-IV h 5
4Kata amar makruf nahi munkar di dalam Al-Qur`an disebut sebanyak 8 kali dalam
5 surat dua kali pada surat makkiyah dan tiga kali pada surat madaniyah Surat Ali Imran
ayat 104 110 dan 114 Surat Al-A`raf pada ayat 157 suart at-Taubah pada ayat 71 dan 112
surat Al-Hajj pada ayat 41 dan surat lukman pada ayat 17
20
ldquoDan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari
yang munkar merekalah orang-orang yang beruntungrdquo (QS Al-
Imran [3]104)
Secara terminologi para ulama berbeda pendapat dalam
menentukan dan mendefinisikan dakwah hal ini disebabkan oleh
perbedaan para ulama dalam memaknai dan memandang kalimat
dakwah itu sendiri5 Pengertian dakwah secara terminologi menurut
beberapa para ahli diantaranya yaitu
1 Syekh Muhammad al-Khadir Husain (tt14) dakwah adalah
menyeru manusia kepada kebajikan dan petunjuk serta menyuruh
kepada kebajikan dan melarang kemungkaran agar mendapat
kebahagiaan dunia dan akhirat
2 Muhammad Abu al-Fath al-Bayanuni (193317) dakwah adalah
menyampaikan dan mengajarkan agama Islam kepada seluruh
manusia dan mempraktikkan dalam kehidupan nyata6
3 Prof Toha Yahya Omar (19221) dakwah Mengajak manusia
dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan
perintah Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di
dunia dan di akhirat7
4 Menurut Muhammad Natsir dakwah mengandung arti kewajiban
yang menjadi tanggung jawab seorang muslim dalam amar
ma`ruf nahi mungkar8
5
Faizah Lalu Muchsin Effendi Psikologi Dakwah (Jakarta Prenadamedia Group
2018) Cet Ke-IV h 5 6
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 10 7
Toha Yahya Omar Ilmu Da`wah (Jakarta Widya Karsa Pratama 1992) Cet Ke-
V h 1 8
Wahidin Saputra Pengantar Ilmu Dakwah (Jakarta Rajwawali Press 2012)
Cetke- II h 2
21
Dari beberapa definisi di atas maka dapat di simpulkan
bahwa dakwah adalah salah satu bentuk kegiatan untuk menyeru atau
mengajak orang lain baik individu atau kelompok untuk menjalankan
syariat Islam berdasarkan Al-Qur`an dan hadis sehingga tercapainya
tujuan dari kegiatan dakwah
Dalam ilmu komunikasi kegiatan ini disebut juga dengan
proses komunikasi Proses komunikasi adalah setiap langkah mulai
saat menciptakan informasi sampai dipahami oleh komunikasi
Komunikasi merupakan proses sebuah kegiatan yang berlangsung
kontinu9
Dengan demikian bisa kita pahami bahwa dakwah adalah
proses dari komunikasi hanya saja dengan tujuan yang berbeda
Karena dalam komunikasi kita tidak fokus pada apa yang harus
disampaikan seperti yang harus disampaikan dalam dakwah Dan
untuk tercapainya komunikasi dan dakwah yang baik kita harus
memiliki sikap sesuai dengan budaya dan tuntunan agama yang
berlaku sehingga dakwah dan komunikasi bisa berjalan dengan
lancar
B Hukum Berdakwah
Setiap umat yang diambang kehancuran dan roboh pilar-
pilarnya kehilangan pengaruhnya kehilangan eksistensinya pasti
diawali oleh diamnya para dai lirih suaranya rancu risalahnya
kehilangan tujuan utamanya hancur peninggalanya Umat mana pun
yang ingin naik dan tinggi harus memahami kebenaran dakwahnya
kesucian tujuan utamanya keagungan risalahnya para dainya
9
Redi Panuju Pengantar Studi (Ilmu ) Komunikasi (Jakarta Prenadamedia Group
2018) Cetke-I h 39
22
memiliki titik tolak di muka bumi untuk membangun pilar dan
dakwahnya10
Umat Islam adalah umat risalah ada karena ada sasaran
dalam hidup ini Allah menyebut mereka dengan
ldquoKamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk
manusia menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari
yang munkar dan beriman kepada Allah Sekiranya ahli kitab
beriman tentulah itu lebih baik bagi mereka di antara
mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah
orang-orang yang fasikrdquo (QS Ali-Imran [3]110)
Jika tidak karena dakwah hilanglah tujuan risalah dan
lenyaplah tujuan pengangkatannya kehancuran menyebar luas
kesesatan merata di mana-mana kebaikan dan kebenaran telah
hilang Karena itulah kewajiban dakwah amar makruf nahi mungkar
ditegaskan dalam Al-Qur`an dan as-Sunah serta ijmak ulama11
Para pakar berselisih paham dalam menanggapi soal ini
Sejauh pemikiran yang berkembnag perselisihan dalam masalah ini
dapat dikelompokkan ke dalam tiga pendapat sebagai dijelaskan
berikut ini12
10
Taufik al-Wa`iy Dakwah ke Jalan Allah terj Muhith Mishaq (Jakarta Robbani
Press 2010) Cet ke-I h 53
11Taufik al-Wa`iy Dakwah ke Jalan Allah terj Muhith Mishaq h 53
12A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan
Peradaban Islam (Jakarta Prenadamedia Group 2013) Cet Ke-II h 63
23
Pertama Dakwah dihukumi sebagai kewajiban personal (fard
`ain) Maksudnya dakwah merupakan kewajiban bagi setiap muslim
Ia akan diganjar jika melaksanakannya sebagaimana akan berdosa
jika meninggalkannya Dakwah menjadi kewajiban personal karena
ia merupakan tuntutan (implikasi) iman Setiap orang mengaku
beriman harus mempersaksikan imannya kepada publik Selain
melalui amal saleh persaksian iman juga diwujudkan dalam bentuk
dakwah saling berpesan dengan kebajikan dan ketakwaan atau
dengan menyuruh yang makruf dan mencegah yang mungkar13
Kedua dakwah dihukumi sebagai kewajiban kolektif (fardu
kifayah) Hal ini berarti dakwah merupakan kewajiban yang
dibebankan kepada komunitas tertentu yang berkompeten dalam
suatu masyarakat Bila di dalamnya telah ditemukan sekelompok
orang yang mewakili tugas itu maka gugurlah kewajiban untuk yang
lain Sebaliknya jika tidak ada maka anggota masyarakat itu
mendapat dosa seluruhnya Tugas berdakwah itu tidaklah mudah
karena ia memerlukan keahlian dan keterampilan tersendiri baik dari
segi intelektual emosiaonal maupun spiritual Kalau demikian
permasalahannya berarti tidak semua orang dari umat Islam
memiliki kompetensi tersebut14
Ketiga dakwah dihukumi wajib individual (fard `ain)
sekaligus wajib kolektif (fardhu kifayah) Maksudnya hukum asal
dakwah itu adalah wajib `ain sehingga setiap mukmin memiliki
tanggung jawab moral untuk menyampaikan agamanya sesuai dengan
taraf kemampuan dan kapasitasnya masing-masing Namun
13
A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan
Peradaban Islam h 63-64 14
A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan
Peradaban Islam h 65
24
demikian pada aspek-aspek tertentu dakwah tidak dapat diserahkan
kepada sembarang orang Dakwah dalam posisi ini menjadi tugas
berat dan menuntut profesionalisme Dakwah memerlukan
kompetensi dan itu hanya mungkin dilakukan oleh yang memiliki
keahlian dalam bidang ini (kelompok profesional) Pendapat ketiga
ini merupakan jalan tengah dari dua pendapat sebelumnya yang
saling bertolak belakang Pendapat ini menjadi jalan tengah lantaran
tidak memandang dakwah hanya sebagai kewajiban ulama semata
(elitis) tetapi juga tidak membenarkan menyerahkan masalah dan
tugas dakwah hanya kepada masing-masing orang (tugas individual)
semata-mata15
C Fungsi Dakwah
Dakwah berfungsi menjaga orisinalitas pesan dakwah dari
Nabi Saw dan menyebarkannya kepada lintas generasi Dengan
dakwah pula kebenaran Islam tidak akan berhenti dalam satu
generasi Dakwah berfungsi sebagai estafet bagi peradaban manusia
Nabi Saw tidak ingin dinamika dakwah terhenti karena
kewafatannya Sebagaimana yang beliau sampaikan pada saat haji
wada (haji perpisahan)16
Selain itu juga fungsi dakwah yaitu sebagai
pembina sebagai pengarah dan pembentuk manusia seutuhnya17
Sebagaimana disebutkan di atas bahwa dakwah adalah salah
satu proses komunikasi Menurut Deddy Mulyana komunikasi
memiliki beberapa fungsi yaitu18
15
A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan
Peradaban Islam 68-69 16
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 101 17
Kustadi Suhandang Ilmu Dakwah Perspektif Komunikasi (Bandung Remaja
Rosdakarya 2013) Cet Ke-I h 193
18Deddy Mulyana Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Bandung Remaja
Rosdakarya 2016) Cet Ke-XV h 5
25
a Komunikasi Sosial
Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya
mengisyaratkan bahwa komunikasi penting untuk membangun
konsep diri aktualisasi diri untuk kelangsungan hidup untuk
memperoleh kebahagiaan terhindar dari tekanan dan ketegangan
antara lain lewat komunikasi yang menghibur dan memupuk
hubungan dengan orang lain
b Komunikasi Ekspresif
Komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi
orang lain namun tidak dilakukan sejauh komunikasi tersebut
menjadi instrumen untuk menyampaikan perasaan emosi kita
Perasaan-perasaan tersebut dikomunikasikan terutama melalui
pesan-pesan nonverbal Perasaan sayang peduli rindu simpati
gembira sedih takut prihatin marah dan benci dapat
disampaikan lewat kata-kata namun terutama lewat perilaku
nonverbal
c Komunikasi Ritual
Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan
sepanjang tahun dan sepanjang hidup yang disebut para
antropolog sebagai rites of passage mulai upacara kelahiran
sunatan pernikahan sungkeman dan sebagainya Dalam acara
tersebut orang mengucapkan kata-kata atau menampilkan
perilaku simbolik Mereka yang berpartisipasi dalam bentuk
komunikasi ritual tersebut menegaskan kembali komitmen
mereka kepada tradisi keluarga komunitas suku bangsa negara
ideologi atau agama mereka
26
d Komunikasi Instrumental
Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum
menginformasikan mengajar mendorong mengubah sikap dan
keyakinan dan mengubah perilaku atau menggerakkan tindakan
dan juga menghibur Bila diringkas maka ke semua tujuan
tersebut adalah membujuk (bersifat persuasif)
Dari fungsi dakwah dan fungsi komunikasi bisa kita
hubungkan bahwa komunikasi instrumental lebih cocok kepada
fungsi dakwah karena tujuannya selain menginformasikan yaitu
mengajar dan mendorong manusia untuk mengubah sikap dan
keyakinan sebagaimana dalam fungsi dakwah itu sendiri
D Tujuan Dakwah
Setiap aktivitas yang dilakukan oleh manusia memiliki tujuan
baik untuk tujuan positif maupun negatif Dalam hal ini tujuan yang
ingin di capai dalam dakwah menurut beberapa ahli ada beberapa
tujuan Diantaranya yaitu tujuan dakwah adalah dunia dan akhirat19
Realitanya tujuan dakwah tiada lain mengajak manusia berjalan di
atas jalan Allah dalam meniti jalan hidupnya Secara filosofis bisa
dikatakan bahwa tujuan dakwah Islamiah adalah membentangkan
jalan Allah di atas bumi agar dilalui umat manusia Dari penjelasan
tersebut kiranya dipahami bahwa makna dari semuanya itu
mengandung pengertian upaya mengubah sikap sifat pendapat dan
perilaku umat ke arah yang Islami20
Jika berbagai pendapat diakomodir maka tujuan dakwah
dapat dbedakan kepada tujuan umum khusus tujuan jangka pendek
dan jangka panjang Selain itu terdapat tujuan dari sisi isi pesan dan
19
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 15 20
Kustadi Suhandang Ilmu Dakwah Perspektif Komunikasi h 23
27
mad`u serta tujuan insidentil Adapun tujuan dakwah adalah sebagai
berikut21
1 Tujuan umum
Tujuan umum dari kegiatan dakwah sama dengan tujuan
diturunkannya agama Islam Kata Islam dari segi kebahasaan
berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata salima yang
mengandung arti selamat sentosa dan damai Bertitik tolak dari
pemahaman kata Islam di atas maka kegiatan dakwah harus
mampu mewujudkan manusia atau masyarakat yang
menyerahkan diri tunduk patuh dan taat kepada Allah Swt
2 Tujuan khusus
Adapun tujuan dakwah secara lebih rinci atau tujuan khusus
dapat dirumuskan berdasarkan tinjauan tertentu Sekurang-
kurangnya tujuan ini dapat ditinjau dari dua segi yaitu dari segi
mad`u dan dari segi materi yang disajikan Tujuan dakwah
kepada setiap pribadi dapat dirumuskan sebagai berikut yaitu
terbinanya pribadi muslim yang sejati yakni figur insan kamil
yang dapat menerjemahlan ajaran Islam dalam segala aspek
kehidupannya
Tujuan dakwah untuk setiap keluarga Muslim adalah dapat
terbinanya kehidupan yang Islami dalam rumah tangga yaitu
keluarga yang senantias mencerminkan nilai-nilai islam baik
sesame anggota keluarga dan dengan tetangga Sedangkan tujuan
yang diharapkan terhadap masyarakat adalah terbinanya
kehidupan yang rukun dan damai taat dalam melaksanakan
ajaran agama dan memiliki kepedulian sosial yang tinngi
21
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 164
28
Selanjutnya tujuan dakwah adalah terwujudnya umat terbaik yang
basisnya didukung oleh muslim yang berkualitas individu yang
baik yang oleh Allah dijanjikan akan memperoleh ridha dan
surga
3 Tujuan dari segi materi dakwah
Tujuan dakwah jika berorientasi kepada pesan dakwah yang
disampaikan menurut Syekh Ali mahfudh meliputi enam hal
yaitu
a Untuk meluruskan akidah
b Untuk membetulkan amal
c Untuk membina akhlak
d Mengokohkan persatuan dan persaudaraan muslim
e Menolak atau melawan ateis
f Memberantas syubhat dalam agama
E Metode Dakwah
Metode secara bahasa berasal dari dua kata yaitu ldquometardquo
(melalui) dan ldquohodosrdquo (jalan cara) Metode berarti cara yang telah di
atur dan melalui proses pemikiran untuk mencapai suatu maksud22
Istilah metode berasal dari bahasa Inggris method yang berarti
systematic arrangement (penataan yang sistematis) orddy procedure
(prosedur yang rapih) mode of handling intellectual (cara
penanganan masalah secara cerdik)23
Sumber yang lainnya
menyebutkan bahwa metode berasal dari bahasa Yunani yang berarti
jalan yang dalam bahasa Arab disebut thacircriq24
22
M Munir Metode Dakwah h 6 23
Kustadi Suhandang Ilmu Dakwah Perspektif Komunikasi h 166
24Moh Ardani Memahami Permasalahan Fikih Dakwah (Jakarta Mitra Cahaya
Utama 2006) Cet Ke-I h 23
29
Metode dakwah adalah cara-cara tertentu yang dilakukan oleh
seorang dai (komunikator) kepada mad`u untuk mencapai suatu
tujuan atas dasar hikmah dan kasih sayang25
Al-Qur`an dalam surat An-Nahl ayat 125 menyebut tiga
metode dakwah yang intinya adalah menyesuaikan materi dan cara
berdakwah dengan sasaran dakwah terhadap cendekiawan dengan
hikmah orang awam dengan mau`izhah hasanah yakni memberi
nasihat dan perumpamaan yang menyentuh jiwa sesuai dengan taraf
pengetahuan mereka yang sederhana Ahl al-kitab dan penganut
agama lain yang diperintahkan adalah jidaldiskusi dengan cara yang
terbaik yaitu dengan logika dan retorika yang halus lepas dari
kekerasan dan umpatan26
Menurut Moh Ali Aziz dalam bukunya Ilmu Dakwah
menjelaskan tentang perbedaan metode dakwah dalam surat An-Nahl
ayat 125 Dalam ayat tersebut Nabi diperintahkan dua hal yaitu
berdakwah dan berdebat Merujuk pada fungsi wawu sebagai huruf
`athaf penghubung dua kalimat yaitu berdakwah dan berdebat
Pertama menunjukkan kebersamaan dua hal Dalam hal ini
berdakwah dan berdebat Kedua menunjukkan sesuatu yang lebih
dulu dari yang lain (lahiq) Dakwah dilaksankan terlebih dahulu
kemudian disusul berdebat Ketiga menunjukkan sesuatu yang
diakhirkan dari yang lain (sabiq) Dengan demikian berdakwah dan
berdebat adalah ssesuatu yang terpisah tetapi pelaksanannya harus
keduanya baik secara bersama sekaligus atau beriringan Karena
adanya perbedaan antara dakwah dan perdebatan walaupun memiliki
tujuan yang sama yaitu memengaruhi orang lain untuk mengikuti
25
M Munir Metode Dakwah h 7 26
M Quraish Shihab Membumikan Al-Qur`an jilid 2 (Ciputat Lentera Hati
2010) Cetke-I 2011 h 193
30
pendapatnya Tidak ada pemaksaan dalam dakwah sehingga
targetnya hanya memberikan pemahaman secara benar Berbeda
dengan dakwah perdebatan selalu menggunakan cara yang lebih
tegas karena targetnya adalah memperoleh kemenangan27
Dengan adanya perbedaan antara dakwah dan perdebatan
berarti cara berdakwah menurut surah An-Nahl ayat 125 ada dua
macam yaitu al-hikmah dan al-mau`izhah al-Hasanah28
Menurut ulama dalam tafsir kontemporer saat ini metode
dakwah dalam Al-Qur`an surah An-Nahl ayat 125 itu meliputi tiga
cakupan yaitu
1 Bi al-hikmah
Hikmah secara mutlak bisa bermakna ilmu dan pemahaman
Bisa juga bermakna keadilan diungkapkan dalam bahasa Arab Huwa
Ahkam al-Amracirc yang artinya dia melakukan sesuatu dengan baik dan
al-hacirckim adalah orang yang melakukan sesuatu secara profesional29
Secara etimologi hikmah digunakan untuk menunjuk kepada arti-arti
seperti keadilan ilmu kearifan kenabian dan juga Al-Qur`an
Dari kata hikmah juga dapat derivasinya ldquohakimrdquo yang
berarti seorang yang berprofesi memutuskan perkara-perkara
hukum30
Kata hikmah antara lain berarti yang paling utama dari
segala sesuatu baik pengetahuan maupun perbuatan Hikmah juga
diartikan sebagai sesuatu yang bila digunakandiperhatikan akan
mendatangkan kemaslahatan dan kemudahan yang besar atau lebih
27
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 333
28Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 335
29
Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah terj
Beni Sarbeni (Jakarta Darul Gaq 2008) cetke- I h 142
30A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 201
31
besar serta menghalangi terjadinya mudharat atau kesulitan yang
besar atau lebih besar31
Sedangkan ditinjau dari segi terminologi hikmah merujuk
kepada pengertian ketepatan berkata dan bertindak dan
memperlakukan sesuatu secara bijaksana (al-ishacircbat ficirc al-aqwacircl wa
al-afrsquoacircl wa wadlarsquoacirc kulla syayrsquo ficirc maudlucircrsquoihi)32
Hikmah juga bisa
diartikan sebagai upaya mengajak bicara kepada akal manusia dengan
dalil-dalil ilmiah yang memuaskan dan dengan bukti-bukti logika
yang cemerlang dengan maksud mengikis keragu-raguan dengan
argumentasi dan penjelasan33
Hikmah merupakan suatu metode pendekatan komunikasi
yang dilaksanakan atas dasar persuasif Karena dakwah bertumpu
pada human oriented maka konsekuensi logisnya adalah pengakuan
dan penghargaan pada hak-hak yang bersifat demokratis agar fungsi
dakwah yang utama bersifat informatif sebagaimana ketentuan Al-
Qur`an
ldquoMaka berilah peringatan karena Sesungguhnya kamu
hanyalah orang yang memberi peringatan kamu bukanlah
orang yang berkuasa atas merekardquo(QS Al-Ghasyiyah [88]
21-22)
Menurut al-Qahtany hikmah dalam konteks metode dakwah
tidak dibatasi hanya dalam bentuk dakwah dengan ucapan yang
lembut targhicircb (nasihat motivasi) kelembutan dan amnesti seperti
31
MQuraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
(Ciputat Lentera Hati 2009) Cetke-I h 775
32A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 202
33Yusuf Al-Qaradhawi Retorika Islam Bagaimana Seharusnya Menampilkan
Wajah Islam terj Abdillah Noor Ridlo (Jakarta Pustaka Al-Kautsar 2004) cetke-I h 19
32
selama ini dipahami banyak orang Lebih dari itu hikmah sebagai
metode dakwah dengan kedalaman rasio pendidikan nasihat yang
baik dialog yang baik pada tempatnya juga dialog dengan para
penentang zalim pada tempatnya hingga meliputi kecaman
ancaman dan kekuatan senjata pada tempatnya
Dari sinilah diperoleh pemahaman bahwa pendekatan hikmah
adalah induk dari semua metode dakwah yang intinya menekankan
atas ketetapan pendekatan terkait dengan kelompok mad`u yang
dihadapi Dalam pada itu ketepatan pilihan metode sesuai dengan
klasifikasi mad`u yang dihadapi tidak diragukan lagi sebagai kunci
kesuksesan dakwah34
Adapun cara dalam melakukan pendekatan dengan metode
hikmah yaitu35
a Berbicara kepada seseorang dengan bahasanya
Termasuk hikmah adalah berbicara dan berdialog dengan
orang lain menggunakan bahasanya sehingga isi
pembicaraan dan berkomunikasi timbal-balik dengan
lancar Artinya bukan sekedar orang Cina dengan bahasa
Cina Rusia dengan bahasa Rusia tetapi lebih dari itu
bahwasanya orang-orang berilmu diajak dengan bahasa
mereka dan orang awam diajak bicara dengan bahasa
mereka
b Bersikap ramah
Termasuk hikmah pula untuk bersikap ramah dan lemah
lembut dalam menyampaikan perintah dan larangan Kita
tidak membebani seseorang dengan suatu yang tidak kuat
34
A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 202
35Yusuf Al-Qaradhawi Retorika Islam Bagaimana Seharusnya Menampilkan
wajah Islam terj Abdillah Noor Ridlo h 20
33
dipikulnya Dengan begitu dia tidak akan menolak seruan
kita
c Memperhatikan tingkatan pekerjaan dan kedudukan
syariatnya
Termasuk kategori hikmah yang harus diperhatikan
dengan baik dalam retorika dakwah Islam era kini yaitu
memperhatikan dan menjaga tingkatan jenis pekerjaan
nilainya dan legalitas syarrsquoi-nya Dengan cara menyusun
pesan-pesan Islam dengan baik sesuai dengan tempat dan
waktu dan tingkatan masing-masing Kemudian kita
sampaikan perintah dan larangan sesuai dengan
prioritasnya
d Gerakan bertahap
Cara hikmah lainnya yang harus diperhatikan adalah
mengajak manusia secara tadarruj (bertahap) Karena
tadarruj itu sendiri merupakan hukum alam sebagaimana
ia merupakan hukum syariat Seperti penciptaan manusia
yang melalui proses tahap demi tahapan
Dengan demikian hikmah itu mengandung arti menjaga
kondisi dan keadaan manusia (sehingga seorang dai menggunakan
cara yang sesuai dengan kondisi dan keadaan yang didakwahinya
karena manusia memiliki ragam pemahaman dan keilmuan beragam
dari sisi emosional juga beragam dari sisi menyikapi kebenaran
Dengan kata lain seorang dai mesti menggunakan cara yang pantas
dan lebih cepat diterima bagi orang yang didakwahinya maka semua
cara ini termasuk dakwah kepada Allah dengan hikmah)36
36
Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah terj
Beni Sarbeni h 146
34
2 Al-maui`dzah Al-hasanah
Kata mau`izhah terambil dari kata wa`azha yang berarti
nasihat Mau`izhah adalah uraian yang menyentuh hati yang
mengantar kepada kebaikan37
Dari makna bahasa kita bisa
memahami bahwa mau`izhah secara istilah adalah arahan bimbingan
dan nasihat dengan sesuatu yang meluluhkan hati tepatnya dengan
menyebutkan pahala atau siksa38
Mau`izhah al-hasanah atau nasihat
yang baik adalah memberikan nasihat kepada orang lain dengan cara
yang baik yaitu petunjuk-petunjuk ke arah kebaikan dengan bahasa
yang baik dapat diterima berkenan di hati menyentuh perasaan
lurus di pikiran menghindari sikap kasar dan tidak mencari atau
menyebut kesalahan audiens sehingga pihak objek dakwah dengan
rela hati atas kesadarannya dapat mengikuti ajaran yang disampaikan
oleh pihak subjek dakwah39
Jika cara hikmah mengajak berbicara
kepada akal agar memaklumi pesan-pesan maka dakwah dengan
mau`izhah adalah hasanah adalah mengajak berbicara kepada hati
dan perasaan agar menyadari dan tergerak untuk bertindak40
Menurut Ibnu al-Atsir nasihat merupakan untaian kata yang
diungkapkan buat orang yang diberi nasihat dengan harapan orang
yang diberi nasihat bertambah baik41
Nasihat adalah memerintah
atau melarang atau menganjurkan yang dibarengi motivasi dan
ancaman juga berarti mengatakan sesuatu yang benar dengan cara
37
MQuraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an h
775 38
Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah terj
Beni Sarbeni h 150 39
Samsul Munir Amin Ilmu Dakwah (Jakarta Amzah 2009) cet Ke- I h 99-100 40
Yusuf Al-Qaradhawi Retorika Islam Bagaimana Seharusnya Menampilkan
wajah Islam terj Abdillah Noor Ridlo h 29
41Harjani Hefni Komunikasi Islam (Jakarta Prenadamedia Group 2017) cet Ke-
II h148
35
melunakkan hati Nasihat harus berkesan dalam jiwa atau mengikat
jiwa dengan keimanan dan petunjuk42
Al-Mau`izha Hasanah merupakan cara berdakwah atau
bertablig yang disenangi mendekatakan manusia padanya dan tidak
menjerakan mereka memudahkan dan tidak menyulitkan
Singkatnya ia adalah suatu metode yang mengesankan sasaran
dakwah bahwa juru dakwah adalah sebagai teman dekat yang
menyayanginya dan sebagai yang mencari segala hal yang
bermanfaat baginya dan membahagiakannya43
Bentuk-bentuk dakwah mau`izhah hasanah diantaranya yaitu
a Nasihat
Nasihat berasal dari bahasa Arab dari kata kerja Nashaha
yang berarti Khalasha yaitu murni dan bersih dari segala kotoran
juga berarti Khata yaitu menjahit44
Sebagian ahli ilmu berkata
nasihat adalah perhatian hati terhadap yang dinasihati siapa pun
dia Nasihat adalah salah satu cara dari al-mau`izhah al-hasanah
yang bertujuan mengingatkan bahwa segala perbuatan pasti ada
sangsi dan akibat Secara terminologi nasihat adalah memerintah
atau melarang atau menganjurkan yang dibarengi dengan
motivasi dan ancaman45
1) Kriteria seorang penasehat
Ibnu Taymiyah menyebutkan beberapa sifat yang harus
dimiliki seorang penasihat yang mengajak kepada perbuatan
makruf dan melarang orang lain berbuat mungkar haruslah
memiliki ilmu tentang hal yang makruf dan yang mungkar
42
M Munir Metode Dakwah h 243 43
Muhammad Husain Fadhlullah Metodologi dakwah dalam Al-Quran terj
Tarmana Ahmad Qosim (Jakarta Lentera 1997) Cet Ke-I h 48 44
MMunir Metode dakwah h 242
45
MMunir Metode dakwah h 242
36
dan dapat membedakan antara keduanya dan harus memiliki
ilmu tentang keadaan orang yang diperintah dan yang
dilarang Dan yang dimaksud dengan ilmu itu adalah apa-apa
yang dibawa Rasulullah dari apa-apa yang Allah utuskan
kepadanya46
b Tabsyir wa Tanzir
Tabsyir secara bahasa berasal dari kata basyara yang
mempunyai arti memperhatikan merasa senang Tabsyir dalam
istilah dakwah adalah penyampaian dakwah yang berisi kabar-kabar
yang menggembirakan bagi orang-orang yang mengikuti dakwah47
Adapun tujuan tabsyir yaitu48
1) Memperkuat atau memperkokoh iman
2) Memberikan harapan
3) Menumbuhkan semangat beramal
4) Menghilangkan sifat keragu-raguan
Sedangkan tanzir adalah penyampaian dakwah yang di mana
isinya berupa peringatan terhadap manusia tentang adanya kehidupan
akhirat dengan segala konsekuensinya49
Adapun bentuk-bentuk
tanzir diantaranya yaitu50
1) Penyebutan nama Allah
2) Menunjukkan keburukan
3) Pengungkapan bahayanya
4) Penegasan adanya bencana segera
5) Penyebutan peristiwa akhirat
46MMunir Metode dakwah h 242
47
MMunir Metode dakwah h 257
48
MMunir Metode dakwah h 259
49MMunir Metode dakwah h 263
50
MMunir Metode dakwah h 265
37
c Kisah
Kisah atau qashash diklasifikasikan ke dalam dua makna
yaitu yang berarti menceritakan dan mengandung arti menelusuri atau
mengikuti jejak51
Makna Qashash dalam sebagian besar ayat-ayat
berartikan kisah atau cerita sedangkan ayat-ayat yang berbicara
menggunakan lafazh qashash ternyata juga muncul dalam konteks
cerita atau kisah tentang Nabi Musa as52
Macam-macam kisah dalam
Al-Qur`an menurut Manna` Khalil al-Qatthan53
1) Kisah para Nabi menyangkut dakwah mereka dan tahapan
serta perkembangannya
2) Kisah peristiwa-peristiwa masa lalu dan pribadi-pribadi yang
tidak diketahui secara pasti apakah mereka Nabi atau bukan
3) Kisah peristiwa yang terjadi pada zaman Rasulullah seperti
perang Badar Uhud Khandak dan lain-lain
3 Al-mujadalah
Dalam bahasa dikatakan jadalahu artinya mendebat dan
melawannya Jadal adalah sangat dalam perlawanan dan
kemampuannya yaitu sangat melawan Jadala adalah menghadapi
argumentasi dengan argumentasi sedang mujadalah artinya berdebat
dan berbantah-bantahan54
Mujadalah adalah berdiskusi dengan cara yang baik dari cara
berdiskusi yang ada Mujadalah merupakan cara terakhir yang
digunakan untuk berdakwah manakala dua cara terakhir digunakan
untuk orang-orang yang taraf berpikirannya maju dan kritis seperti
51MMunir Metode dakwah h 292
52
MMunir Metode dakwah h 292
53
MMunir Metode dakwah h 293 54
Syekh M abu al-Fatah Al-bayanuiy Ilmu Dakwah Prinsip Kode etik dalam
berdakwah menurut Al-Quran dan As-Sunnah terj h Dedi Junaedi (Jakarta Pressindo
2010) Cet Ke-I h 334
38
ahli kitab yang memang telah memiliki bekal ilmu agama dari para
utusan sebelumnya55
Pendekatan dalam dakwah ini dilakukan
dengan dialog yang berbasis budi pekerti luhur tutur kalam yang
lembut serta mengarah pada kebenaran dengan disertai argumentasi
demonstratif rasional dan tekstual sekaligus dengan maksud menolak
argumen bathil yang dipakai lawan dialog56
Mengutip perkataan Imam Ibnu Baththah berkata tentang
masalah ini ldquoyang mesti dimiliki oleh setiap muslim dalam
pengajaran dan perdebatan mereka tentang masalah fikih dan hukum
adalah membenarkan niat dengan maksud memberikan nasihat
bersikap adil dan mencari kebenaran dengannya langit dan bumi bisa
tegakrdquo57
Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan apabila metode
ini hendak dipakai yakni58
Pertama tidak merendahkan pihak lawan
Kedua tujuan diskusi hanyalah semata-mata menunjukkan kebenaran
sesuai nilai dan ajaran Islam
Ketiga tetap menghormati pihak lawan sebab jiwa manusia tetap
memiliki harga diri Ia tidak boleh merasa kalah dalam diskusi
sehingga harus diupayakan agar ia tetap merasa dihargai dan
dihormati
Adapun jidal yang diperintahkan oleh Allah adalah jidal yang
bertujuan untuk mengalahkan lawan bukan karena hawa nafsu tetapi
untuk memenangkan pandangan yang benar Meskipun pandangan
yang akan dipaparkan adalah benar Allah hanya membolehkan jidal 55
Samsul Munir Amin Ilmu Dakwah h 100 56
A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 206
57Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah terj
Beni Sarbeni h 155 58
Moh Ardani Fikih Dakwah h 33
39
dengan cara yang baik59
Terkadang mujadalah dilakukan dengan
suatu tujuan yang baik dan terkadang dengan kebatilan Allah
berfirman
helliphellip ldquoDan bantahlah mereka dengan cara yang baikrdquo (QS An-
Nahl [16] 125)
hellip helliphellip ldquoDan mereka membantah dengan (alasan) yang batil untuk
melenyapkan kebenaran dengan yang batil iturdquo (QS Al-
Mukmin [40] 5)
Atas dasar inilah para ulama membagi jadal kepada dua
macam yaitu yang terpuji dan tercela sesuai dengan tujuan cara dan
hal-hal yang menyebabkan terjadinya 60
Debat yang terpuji dalam
dakwah tidak memiliki tujuan pada dirinya sendiri Ia lebih ditujukan
sebagai wahana (wasilah) untuk mencapai kebenaran dan petunjuk
Allah Swt dakwah melalui pendekatan ini sangat tepat diterapkan
kepada kelompok mad`u yang masih dalam pencarian kebenaran
tetapi bukan termasuk kelompok awam (al-mutawasitun)61
Bentuk-bentuk dakwah bi al-mujadalah diantaranya yaitu
a Al-hiwar
Al-Hiwar dapat diartikan dengan dialog antara dua orang yang
setara dari segi kecerdasan dan juga tidak ada dominasi antara
59
Harjani Hefni Komunikasi Islam (Jakarta Prenadamedia Group 2017) cet Ke-
II h128 60
Syekh M abu al-Fatah Al-bayanuiy Ilmu Dakwah Prinsip Kode etik dalam
berdakwah menurut Al-Quran dan As-Sunnah terj Dedi Junaedi h 335
61A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 206
40
satu dan yang lain Adapun etika yang digunakan dalam berdialog
antara lain62
1) Kejujuran
2) Tawadhu
3) Bertujuan untuk mencapai kebenaran
4) Memberi kesempatan kepada pihak lawan
b As-ilah wa ajwibah
Kata as-ilah merupakan bentuk jamak dari kata as-sual yang
berarti pertanyaan-pertanyaan Begitu pula dengan kata ajwibah
yang merupakan bentuk jamak dari kata ijabah yang artinya
adalah jawaban-jawaban63
As-ilah wa ajwibah dapat diartikan sebagai proses Tanya jawab
dalam berdakwah antara dua orang yang berbeda tingkat
kecerdasannya Diantara subjek dakwah dalam metode ini yaitu
orang mukmin dan non-mukmin Adapun objek dalam metode ini
yaitu Akidah Syariah dan Akhlak Dan di era modern saat ini
metode atau proses as-ilah wa ajwibah dapat diaplikasikan dalam
beberapa bentuk diantaranya televisi radio internet dan media
cetak
F Sumber Metode Dakwah
Adapun beberapa sumber metode dakwah yaitu64
1 Al-Qur`an
Al-Qur`an adalah sumber hukum Islam dan juga menjadi
pedoman bagi umat Islam Di dalam Al-Qur`an banyak sekali
ayat yang membahas tentang masalah dakwah Selain itu ada
ayat-ayat yang ditujukan kepada Nabi ketika beliau melancarkan
6262
M Munir Metode Dakwah h 328 63
M Munir Metode Dakwah h 335-336 64
Moh Ardani Fikih Dakwah h 33
41
dakwahnya Semua ayat tersebut menunjukkan metode yang
harus dipahami dan dipelajari oleh setiap muslim Karena Allah
tidak akan menceritakan melainkan agar dijadikan suri tauladan
dan dapat membantu dalam rangka menjalankan dakwah
berdasarkan metode yang tersurat dan tersirat dalam Al-Qur`an
2 Hadis
Hadis merupakan sumber hukum kedua dalam Islam setelah Al-
Qur`an Dalam sunah Rasul banyak kita temui hadis yang
berkaitan dengan dakwah Begitu juga sejarah Nabi dalam
menyiarkan dakwahnya baik di Mekah atau Madinah Semua ini
memberikan contoh dalam metode dakwahnya Karena
setidaknya kondisi yang dihadapi Rasulullah ketika itu juga
dialami oleh juru dakwah saat ini
3 Sejarah Hidup para sahabat65
Dalam sejarah hidup para sahabat besar cukuplah memberikan
contoh yang baik dan sangat berguna bagi juru dakwah Karena
mereka adalah orang yang expert dalam bidang agama dan hidup
pada masa Rasulullah
4 Pendapat Para Ulama
Ulama yang dimaksud di sini ialah pendapat ulama yang beriman
serta menguasai ilmu keislaman secara mendalam dan juga
mengamalkannya Pendapat ulama harus dihargai karena ia
dihasilkan dari pemikiran yang mendalam serta berdasarkan
sumber utama hukum Islam Pendapat ulama dibagi dua yaitu
pendapat ulama yang telah di sepakati dan pendapat yang masih
65
sebaik-baik manusia adalah yang hidup) خير الناس قرني ثم لذين يلونهم ثم لذين يلونهم
pada zamanku kemudian orang-orang sesudah mereka kemudian orang-orang sesudah
mereka H R Muslim) mereka itulah para sahabat yang hidup pada zaman Nabi dan
sesudahnya
42
diperselisihkan Dalam mengutip pendapat ulama tentu saja dai
harus memperhatikan etika dalam mengutip pendapat diantaranya
yaitu pendapat terssebut tidak bertentangan dengan Al-Qur`an
dan hadis66
Pendapat para ulama meliputi Ijma` dan Qiyas Di
mana ijma` adalah kesepakatan mujahid dalam suatu ijma` atau
masalah tertentu sedangkan Qiyas adalah proses penyingkapan
kesamaan hukum suatu kasus yang tidak disebutkan dalam nash
5 Hasil Penelitian Ilmiah
Sifat dari hasil penelitian ilmiah adalah relatif dan reflektif
Relatif karena nilai kebenarannya dapat berubah Reflektif karena
ia mencerminkan realitasnya Hasil penelitian bisa berubah oleh
penelitian berikutnya atau penelitian dalam medan yang berbeda
Maka dari itu pendakwah harus mengetahui etika dalam mengutip
hasil penelitian ilmiah dalam menyampaikan materi dakwah67
6 Pengalaman
Pengalaman juru dakwah merupakan hasil pergaulannya dengan
orang banyak yang kadangkala dijadikan referensi ketika
berdakwah Dengan mengetahui sumber metode dakwah sudah
sepantasnya kita menjadikannya sebagai pedoman dalam
melaksanakan aktivitas dakwah sesuai dengan kondisi dan situasi
yang terjadi
G Bentuk-bentuk Metode Dakwah
Pada garis besarnya bentuk dakwah ada tiga yaitu68
1 Dakwah bi al-lisan (lisan)
Secara substantif dakwah adalah ajakan yang bersifat Islami
Sedangkan kata lisan dalam bahasa Arab berarti ldquobahasardquo Maka
66
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 276-277 67
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 278 68
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 307
43
dakwah bil lisan bisa diartikan ldquopenyampaian dakwah melalui lisan
berupa ceramah atau komunikasi langsung antara dai dan madurdquo69
Kualitas perkataanbicara seseorang mencerminkan suasan hati Lisan
yang fasih tegar dan penuh percaya diri merupakan gambaran
kondisi hati seseorang yang tenang dan memiliki semangat tinggi
menyampaikan kebenaran Perkataan yang tersusun rapi dari seorang
dai merupakan jembatan pembuka hati dan penggerak rasa bagi yang
menerima panggilanseruan70
Dakwah bi al-lisan yang hampir sinonim dengan tablig secara
umum dibagi kepada dua macam Pertama dakwah secara langsung
tanpa media yaitu antara dai dan mad`u berhadapan wajah (face to
face) Dalam ilmu komunikasi hal semacam ini disebut dengan
komunikasi primer Kedua dakwah menggunakan media (channel)
yaitu antara dai dan mad`u tidak saling berhadapan dan model
komunikasi seperti ini disebut dengan komunikasi sekunder Dakwah
melalui media seperti Televisi Radio film dan lainnya71
Dalam melakukan dakwah bil lisan seorang dai harus bisa
memilih kata atau penyampaian yang sesuai dengan objek dakwah
Pemilihan kata-kata yang tepat ketika berdakwah diklasifikasikan
Al-Qur`an dalam beberapa bentuk sesuai dengan siapa mad`u yang
dihadapi diantaranya72
a Qaulan Balighan (perkataan yang membekas pada jiwa)
Kata baligh dalam bahasa arab artinya sampai
mengenai sasaran atau mencapai tujuan Bila dikaitkan
69
Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah Jakarta Lembaga Penelitian
UIN Syarif Hidayatullah h 42
70
Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah h 43
71Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah (Depok Rajawali Pers 2018) Cetke- I h 30
72Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah h 48
44
dengan qaul (ucapan atau komunikasi) baligh berarti fasih
jelas maknanya terang tepat mengungkapkan apa yang
dikehendaki
b Qaulan Layyinan (perkataan yang lembut)
Qaulan layyinan berarti perkataan yang lemah lembut
Perkataan yang lemah lembut dalam komunikasi dakwah
merupakan interaksi komunikasi dai dalam mempengaruhi
mad`u untuk mencapai hikmah73
Jika dilihat dari konteks
mad`u yang dihadapi penggunaan qaulan layyinan lebih
diarahkan kepada sang penguasa Dalam tataran ini seorang
dai dalam menyampaikan pesan dakwahnya kepada seorang
penguasa adalah perkataan yang lemah lembut tanpa ada
konfrontasi Walaupun penguasa tersebut zalim dan
durhaka74
c Qaulan Ma`rufan (perkataan yang baik)
Salah satu pengertian ma`rufan secara etimologi
adalah al-kahyr atau al-ihsan yang berarti baik Jadi qaulan
ma`rufan megandung pengertian perkataan atau ungkapan
yang pantas dan baik
d Qaulan Maisuran (perkataan yang ringan)
Kata maysuran merupakan bentuk isim maf`ul dari
yasara-yaisiru-yusran yang artinya mudah Maka qaulan
maysuran dapat diartikan perkataan yang mudah diterima
ringan pantas dan tidak berbelit-belit Dakwah dengan
maysuran berarti pesan yang disampaikan itu sederhana
73
Wahyu Ilahi Komunikasi Dakwah (Bandung Remaja Rosdakarya 2010) Cet
Ke-I h 178
74 Wahyu Ilahi Komunikasi Dakwah h 179
45
mudan dimengerti dan dipahami tanpa memerlukan pemikiran
yang mendalam
e Qaulan Kariman (Perkatan yang mulia)
Dakwah dengan qaulan kariman sasarannya adalah
orang yang lanjut usia Sedangkan pendekatan yang
digunakan adalah dengan perkataan yang mulia santun
penuh penghormatan dan penghargaan tidak menggurui serta
tidak perlu retorika yang berapi-api
2 Dakwah bi al-qalam (tulisan)dakwah bil-kitabah
Dakwah bi al-qalam ialah suatu kegiatan menyampaikan
pesan dakwah melalui tulisan seperti buku surat kabar majalah
jurnal artikel internet dan lain-lain Karena dimaksudkan sebagai
pesan-pesan dakwah maka tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan
atau seruan mengenai amar makruf nahi mungkar75
Dakwah Islam tidak hanya terbatas pada kegiatan dakwah bi
al-lisan akan tetapi juga dakwah memalui tulisan Dakwah bil-
kitabah bukanlah dakwah yang baru muncul ke permukaan ketika
pertama sekali ditemukan mesin cetak (press) melainkan telah
dilaksanakan Rasulullah Saw 15 abad silam Menurut catatan
sejarah pada tahun ke-enam hijriah Nabi Muhammad Saw mulai
mengembangkan wilayah dakwahnya Cara yang dilakukan antara
lain dengan mengirim surat kepada para pemimpin dan raja-raja pada
waktu itu yang isinya Nabi mengajak mereka untuk memeluk Islam
Tidak kurang delapan buah surat dikirim Nabi kepada kepala Negara
75
Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah h 53
46
dan raja yang diantar langsung oleh delapan orang sahabat yang
sangat bijak76
3 Dakwah bi al-hal (tindakan)
Kata al-hal secara etimologis berarti keadaan Artinya ini
menunjukkan realitas yang terwujud dalam perbuatan nyata Dengan
demikian dakwah bi al-hal dapat diartikan ldquomengajakmenyeru ke
jalan Allah untuk kebahagiaan dunia dan akhirat melalui perbuatan
nyata yang sesuai dengan keadaan manusiardquo77
Dakwah bil-hal merupakan istilah yang dimunculkan di
Indonesia sama halnya dengan istilah halal bihalal Diperkirakan
istilah dakwah bil hal dimunculkan sekitar tahun 70-an Namun
belum ditemukan rujukan yang menjelaskan siapa sebenarnya
penggagas pertama istilah tersebut Dakwah bil-hal semakna dengan
istilah lisanul hal dan lisanul uswah Dakwah bil-hal diartikan
dengan dakwah dengan keadaan M Natsir menggunakan secara
bergantian istilah lisanul hal dan lisanul uswah sebagai pengganti
istilah dakwah bil-hal Lisanul uswah menurut Natsir adalah bahasa
contoh perbuatan yang nyata Ketika Nabi Muhammad hijrah ke
Madinah dan membangun masjid Quba dan Masjid Nabawi serta
membuat parit pertahanan pada perang Ahzab merupakan bentuk
dakwah lisanul uswah Sedangkan lisanul hal lebih menonjolkan
pada ketinggian akhlak atau budi pekerti78
Berdasarkan ketiga bentuk dakwah di atas ditinjau dari sudut
pandang yang lain metode dakwah dilakukan pada berbagai metode
76
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 32 77
Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah h 60
78Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 33-34
47
yang lazim dilakukan dalam pelaksanaannya metode tersebut adalah
sebagai berikut79
1 Metode ceramah
Metode ceramah adalah metode yang dilakukan dengan
maksud untuk menyampaikan keterangan petunjuk pengertian
dan penjelasan tentang sesuatu kepada pendengar dengan
menggunakan lisan Metode ini harus diimbangi dengan
kepandaian khusus tentang retorika diskusi dan faktor-faktor
lain yang membuat pendengar merasa simpatik dengan
ceramahnya
2 Metode Tanya jawab
Metode Tanya jawab adalah metode yang dilakukan dengan
menggunakan tanya jawab untuk mengetahui sampai sejauh mana
ingatan atau pikiran seseorang dalam memahami atau menguasai
materi dakwah disamping itu juga untuk merangsang perhatian
penerima dakwah Metode tanya jawab ini sifatnya membantu
kekurangan-kekurangan yang terdapat pada metode ceramah
Tanya jawab sebagai salah satu metode cukup dipandang efektif
apabila ditempatkan dalam usaha dakwah karena objek dakwah
dapat mengajukan pertanyaan yang belum dikuasai oleh mad`u
sehingga akan terjadi hubungan timbal balik antara subjek
dakwah dengan objek dakwah
3 Metode diskusi
Dakwah dengan menggunakan metode diskusi dapat
memberikan peluang peserta diskusi untuk ikut memberikan
sumbangan pemikiran terhadap suatau masalah dalam materi
79
Samsul Munir Amin Ilmu Dakwah h 101
48
dakwah Dakwah dengan menggunakan metode diskusi ini dapat
menjadikan peserta terlatih menggunakan pendapat secara tepat
dan benar tentang materi dakwah yang didiskusikan dan mereka
akan terlatih berpikir secara kreatif dan logis serta objektif
4 Metode propaganda
Metode propaganda adalah suatu upaya untuk mensyiarkan
Islam dengan cara mempengaruhi dan membujuk massa secara
massal persuasif dan bersifat otoritatif (paksaan)
5 Metode keteladanan
Dakwah dengan metode keteladanan atau demontrasi berarti
suatu cara penyajian dakwah dengan memberikan keteladanan
langsung sehingga mad`u akan tertarik untuk mengikuti kepada
apa yang dicontohkannya
6 Metode drama
Metode drama adalah suatu cara menjajakan materi dakwah
dengan mempertunjukkan dan mempertontonkan kepada mad`u
agar dakwah dapat tercapai sesuatu yang ditargetkan
7 Metode silaturahmi (home visit)
Dakwah yang dilakukan dengan mengadakan kunjungan
kepada suatu objek tertentu dalam rangka menyampaikan dakwah
kepada penerima dakwah Dakwah dengan menggunakan metode
home visit dapat dilakukan melalui silaturahmi menengok orang
sakit dan lain-lain
49
H Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Dan Penggunaan Metode
Dakwah
Agar metode dakwah yang dipilih dan digunakan benar-benar
fungsional maka perlu juga diperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhi pemilihan dan penggunaan suatu metode yaitu80
1 Tujuan dengan berbagai jenis dan fungsinya
Tujuan yang ingin dicapai dalam dakwah harus disesuaikan
dengan materi dakwah yang disampaikan
2 Sasaran dakwah dari berbagai segi
Keberagaman mad`u dalam berdakwah membuat seorang dai
harus bisa menyesuaikan metode dakwah yang disampaikan dan
juga materi yang ingin diberikan Di antara mad`u atau sasaran
dakwah diantarnya yaitu golongan cendekiawan golongan awam
dan non-muslim
3 Situasi dan kondisi yang beraneka ragam
Situasi atau kondisi saat menyampaikan dakwah menjadi salah
satu unsur dalam menentukan metode dakwah apakah dakwah
harus disampaikan dengan orator yang berapi-api atau dengan
uraian yang menyentuh hati disesuaikan dengan kondisi dalam
berdakwah
4 Kepribadian dan kemampuan dai
Seorang dai memiliki kemampuan yang berbeda-beda maka
pemilihan metode dalam berdakwah juga akan berbeda sesuai
dengan kemampuan dai
I Aplikasi Metode Dakwah Rasulullah
Rasulullah menerapkan beberapa metode dakwah ke dalam beberapa
pendekatan yaitu81
80
M Munir Metode Dakwah h 224
50
1 Pendekatan personal
Pendekatan dengan cara ini terjadi dengan individual yaitu dai
dan mad`u bertatapan muka secara langsung sehingga materi
yang disampaikan langsung diterima dan reaksi mad`u akan
langsung diketahui Pendekatan ini Rasulullah lakukan pada saat
dakwah sembunyi-sembunyi
2 Pendekatan pendidikan
Pendekatan ini bisa di lihat dengan teraplikasinya dalam lembaga-
lembaga pendidikan pesantren Yayasan yang bercorak Islam
ataupun Perguruan Tinggi yang di dalamnya terdapat materi-
materi keislaman
3 Pendekatan diskusi
Pendekatan ini di era sekarang sering dilakukan lewat berbagai
diskusi keagamaan dai berperan sebagai narasumber sedangkan
mad`u berperan sebagai audience
4 Pendekatan penawaran
Cara ini dilakukan Nabi dengan menggunakan metode yang tepat
tanpa paksaan sehingga mad`u ketika meresponinya tidak dalam
keadaan tertekan bahkan ia melakukannya dengan niat yang
timbul dari hati yang paling dalam Cara ini pun harus dilakukan
dai dalam mengajak mad`u-nya
5 Pendekatan misi dakwah
Maksud dari pendekatan misi adalah pengiriman tenaga para dai
ke daerah-daerah di luar termpat domisili Pendekatan-
pendekatan di atas adalah sebagian kecil dari seluruh pendekatan
yang ada dan semua itu bisa dijadikan acuan oleh para dai dalam
melakukan kegiatan dakwahnya
81
Moh Ardani Memahami Permasalahan Fikih Dakwah h 35
51
BAB III
BIOGRAFI M QURAISH SHIHAB
DAN HAJI ABDUL MALIK KARI AMRULLAH (HAMKA)
A Profil M Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab lahir di Rappang Sulawesi Selatan
pada tanggal 16 Februari 1944 M1 Rappang adalah kampung
halaman ibunda Quraish Asma yang biasa disapa Puang Asma atau
dalam dialek lokalnya Puc Cemma` Puang adalah sapaan untuk
anggota keluarga bangsawan Maklumlah nenek Asma Puattulada
adalah adik kandung Sultan Rappang Kesultanan Rappang yang
bertetangga dengan Kesultanan Sidenreng kemudian melebur jadi
bagian Indonesia setelah pemerintah Belanda mengakui kedaulatan
RI pada 27 Desember 19492
Ayahnya Abdurrahman Shihab adalah guru besar bidang tafsir
Al-Qur`an Dalam penuturan Quraish Shihab ia pertama belajar
bahasa Al-Qur`an langsung dari ayah kandungnya sendiri yang
dilaksanakan setiap habis maghrib3 Dari namanya jelas bahwa
ayahnya adalah seorang handhrami (penduduk daerah Arab bagian
Selatan) yang memiliki hubungan genealogi keturunan dengan Nabi
Di samping berwiraswasta sejak muda ayahnya juga dikenal sebagai
pendakwah4
1
M Quraish Shihab Membumikan Al-Qur`an (Bandung Mizan 1993) Cet Ke-
IV Bagian awal tentang penulis
2Mauluddin Anwar dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab
(Tangerang Lentera Hati 2015) Cetke-I h 5
3Sopyan Hadi Konsep Sabar Dalam Al-Qur`an Jurnal Madani Vol 1 No 2
September 2018 h 478
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Jurnal+sopyan+hadi+Konsep
+sabar+dalam+alquran+ampbtnG= diakses pada 8 Juli 2019
4Saifuddin wardani Tafsir Nusantara (Yogyakarta LKiS 2017) Cetke-I h 41
52
Aba Abdurrahman tinggal di Rappang selama 10 tahun sejak
menikahi Emma` Quraish adalah anak keempat Tiga kakaknya Nur
Ali Umar dan dua adiknya wardah dan Alwi Shihab juga lahir di
Rappang Setelah kelahiran Alwi Aba memboyong keluarga
besarnya ke Makassar persisnya di jalan Sulawesi lorong 194 nomor
7 atau yang lebih dikenal sebagai Kampung Buton Di sini lahir tujuh
adik Quraish Nina Sida Nizar Abdul Muthalib dan si kembar Ulda
dan Latifah Aba dan Emma` memiliki 12 putra-putri5
M Quraish Shihab (1944) dibesarkan dalam lingkungan keluarga
muslim yang taat Pada usia 9 tahun ia sudah terbiasa mengikuti
ayahnya ketika mengajar Ayahnya Abdurrahman Shihab merupakan
sosok yang banyak membentuk kepribadian bahkan keilmuannya
Ayahnya seorang guru besar bidang tafsir dan pernah menjabat
sebagai Rektor IAIN Alaudin Ujung Pandang dan juga sebagai
pendiri Universitas Muslim Indonesia (UMI) Ujung Pandang6
Pendidikan dasar diselesaikan oleh Quraish Shihab di Makassar
Setelah itu melanjutkan pendidikan menengah di Malang sambil
menjadi santri di Pondok Pesantren Darul Hadis al-Faqihiyyah
Pendiri dan pimpinan pondok ini ialah Habib Abdul Qadir Bilfaqih
yang juga merupakan guru M Quraish Shihab Pada tahun 1958 di
usia 14 tahun ia melanjutkan studi di Kairo Mesir Dengan bekal
ilmu yang diperolehnya di Malang ia diterima di kelas II tingkat
Tsanawiyah al-Azhar Pada tahun 1967 di usia 23 tahun ia berhasil
5 Mauluddin Anwar dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab
(Tangerang Lentera Hati 2015) Cetke-I h 7
6Munawir Kepemimpinan Non-Muslim dalam Tafsir AL-Misbah Karya M Quraish
Shihab Maghza Vol 2 No 2 Juli-Desember 2017 h 102
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Kepemimpinan+non+muslim
+dalam+tafsir+almisbah+ampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3D7i95QmG50RsJ diakses 12
Juli 2019
53
meraih gelar Lc (Licence sekarang setingkat S1) di jurusan Tafsir
Hadits Fakultas Ushuluddin di Universitas al-Azhar Adapun Dosen
yang sangat beliau kagumi ialah Syekh Abdul Halim Mahmud
Kemudian melanjutkan pendidikan di Fakultas yang sama dan meraih
gelas MA pada tahun 1969 dengan tesis ldquoal-i`jacircz al-Tasyricirc`i li al-
Qur`an al-Karicircmrdquo (kemukjizatan Al-Qur`an al-Karim dari segi
legilasi) Pada tahun 1980 ia melanjutkan pendidikan tingkat doctor
di Universitas al-Azhar Dalam waktu dua tahun ia bisa
menyelesaikan pendidikan doctor di usia 38 tahun dengan predikat
mumtaz marsquoa martabat al-syaraf al-ucircla (summa cumlaude)7
Quraish menikah dengan Fatmawaty istrinya pada 2 februari
1975 Mereka dikarunai lima orang anak yatiu Najela Shihab Najwa
Shihab Ahmad Nahla dan Nasywa
Dengan melihat latar belakang keluarga yang sangat kuat dan
disiplin sangat wajar jika kepribadian keagamaan dan kecintaan serta
minat terhadap ilmu-ilmu agama dan studi Al-Qur`an yang digeluti
sejak kecil dan selanjutnya didukung oleh latar belakang pendidikan
yang dilaluinya mengantarkan MQuraish Shihab menjadi seorang
mufasir8
MQuraish Shihab memiliki sejumlah karya antara lain9
a Tafsir Al-Manar Keistimewaan Dan Kelemahannya (1984)
b Mahkota Tuntunan Ilahi (Tafsir Surat Al-Fatihah 1988)
c Tafsir Al-Amanah (Kumpulan Artikel Dari Rubrik Tafsir)
7
Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 43 8
Munawir Kepemimpinan Non-Muslim dalam Tafsir AL-Misbah Karya M
Quraish Shihab Maghza Vol 2 No 2 Juli-Desember 2017 h 103
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Kepemimpinan+non+muslim
+dalam+tafsir+almisbah+ampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3D7i95QmG50RsJ diakses 12
Juli 2019
9 Saifuddin Wardani Tafsir Nusantara h 47
54
d Lentera Hati (Kisah Dan Hikmah Kehidupan 1994)
e Untaian Permata Buat Anakku Pesan Al-Qur`an Untuk
Mempelai (1995)
f Wawasan Al-Qur`An Tafsir Maudhu`i Atas Pelbagai
Persoaalan Umat (1996)
g Mukjizat Al-Qur`an (1997)
h Yang Tersembunyi Jin Iblis Setan Dan Malaikat (1999)
i Pengantin Al-Qur`An (Jakarta Lentera Hati 1999)
j Secercah Cahaya Ilahi Hidup Bersama Al-Qur`an (1999)
k Jalan Menuju Keabadian (2000)
l Tafsir Al-Misbah (2000)
Al-Qur`an adalah kitab yang oleh Rasul Saw dinyatakan
sebagai Marsquoducircbatullah (hidangan ilahi) Hidangan ini membantu
manusia untuk memperdalam pemahaman dan penghayatan tentang
Islam dan merupakan pelita bagi umat Islam dalam menghadapi
berbagai persoalan hidup10
M Quraish Shihab menginginkan Al-Qur`an tidak hanya
menjadi objek kajian ilmiah semata yang berhenti pada kognisi
melainkan Al-Qur`an harus fungsional dan hidup di kalangan
muslimin sendiri karena tujuan diturunkannya Al-Qur`an semula
memang sebagai petunjuk (hudan li al-nacircs) Dengan dasar pemikiran
seperti ini ia kemudian memandang perlu ditulis tafsir yang lebih
rinci bukan sekedar pengaturan umum seperti (Major Themes of the
Qur`an Fazlur Rahman atau ila al-Qur`an al-Karim Mahmud
Syaltut) dan dihidangkan menarik dengan menghilangkan kerumitan
analisis kebahasaan seperti kosa-kosa kata (mufradhat) dengan
10
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Vol I h ix bagian Sekapur Sirih
55
bahasa yang mudah dimengerti simple tidak terlalu akademis
sehingga menarik minat11
Masyarakat Islam dewasa ini pun mengagumi Al-Qur`an
Tetapi sebagian kita hanya berhenti dalam pesona bacaan ketika
dilantunkan seakan-akan kitab suci ini hanya diturunkan untuk
dibaca Memang wahyu pertama memerintahkan membaca bahkan
kata iqra` diulangi dua kali yang mengandung makna telitilah
dalamilah karena dengan penelitian dan pendalaman itu manusia
dapat meraih kebahagiaan sebanyak mungkin12
Dengan kesadaran seperti itulah Quraish Shihab menulis
tafsir al-Misbah yang diharapkan menjembatani kesenjangan kedua
pihak dari kaum muslimin dalam memahami Al-Qur`an Pertama
kelompok akademis Kedua kelompok awam (mayoritas kaum
muslimin) yang hanya terbiasa dengan ritual membaca ayat-ayat Al-
Quran tertentu saja seperti Yacircsicircn al-Wacircq`iah dan al-Rahmacircn tapi
tidak diiringi dengan pemahaman yang benar Bahkan
kesalahpahaman tersebut semakin menjadi umum karena hanya
membaca buku-buku yang menjelaskan keutamaan-keutamaan
membaca surah tersebut Apa yang dikritik oleh Quraish Shihab di
sini adalah pola keberagaman yang ritualistik bahkan magic yang
memperlakukan Al-Qur`an layaknya sebagai kitab magic bukan
kitab yang memuat hidayah yang menjadi tujuan esensial
diturunkannya Al-Qur`an13
Dengan latar belakang seperti ini jelas bahwa tafsir al-
Misbah dimaksudkan untuk menjembatani kedua kelompok tersebut
yaitu dengan menghidangkan bahasan tafsir yang tidak terlalu
11
Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 73 12
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Vol I h x bagian Sekapur Sirih
13 Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 74
56
akademis rumit dan bertele-tele namun tetap memahami unsur-
unsur validitas kebenaran dengan mengemukakan argumen-argumen
dalam bahasa yang mudah dimengerti sehingga bisa diminati oleh
kalangan intelektual dan kebanyakan kaum muslimin14
Menghidangkan tafsir Al-Qur`an berdasarkan urutan-urutan
turunnya Quraish Shihab berharap dapat mengantarkan pembaca
mengetahui runtutan petunjuk ilahi yang dianugerahi kepada Nabi
Muhammad Saw dan umatnya15
Tafsir ini ditulis di Cairo ketika menjadi Duta Besar di sana
pada hari Jumat 18 Juni 1999 M (4 Rabiul Awal 1420 H) dan selesai
ditulis pada tahun 2004 Pada tahun 1990-1993 ia menjadi pengasuh
rubrik ldquoPelita Hatirdquo di harian Pelita yang terbit di Jakarta Rubrik
tersebut yang kumpulan artikelnya diterbit oleh Mizan pada tahun
1994 menjadi buku Lentera hati Kisah dan Hikmah Kehidupan
Pengalaman yang sangat membekas ini dan pandangan filosofisnya
tentang agama sebagai sesuatu yang harus menjadi penerang
(pembimbing) menyebabkan Quraish Shihab memilih nama ini
karena kata ldquoal-Misbahrdquo adalah padanan Arab untuk ldquoPelitardquo dan
ldquoLenterardquo16
Kenapa al-Misbah Awalnya ada usulan termasuk sang
kakak Umar agar dinamai tafsir ash-Shihab merujuk pada marga
leluhur Quraish Quraish Shihab lebih memilih al-Misbah yang
berarti lampu lentera pelita atau benda lain yang berfungsi serupa
Fungsi ldquopenerangrdquo disukai Quraish dan itu kerap digunakannya
bukan semata untuk nama tafsir karyanya Ia pernah mengisi rubrik
14
Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 74-75 15
Sopyan Hadi Konsep Sabar Dalam Al-Qur`an Jurnal Madani Vol 1 No 2
September 2018 h 479 16
Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 75
57
khusus ldquoPelita Hatirdquo di Harian Pelita Salah satu bukunya yang
dipublikasikan penerbit Mizan berjudul Lentera Hati lalu dicetak
ulang dengan judul Lentera Al-Qur`an17
Dalam penulisan Tafsir Al-Misbah M Quraish Shihab
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor yang dominan
yaitu keluarganya pada lapisan pertama faktor psikologis dan formal
edukatif pada lapisan kedua dan faktor politik dalam batas tertentu
pada lapisan paling luar
Dalam penulisan tafsir Al-Misbah Quraish Shihab
memadukan metode tahlili dan maudhu`i meski banyak
kelemahannya metode tahlili tetap digunakan Karena Quraish
Shihab harus menjelaskan ayat demi ayat surat demi surat sesuai
urutan yang tersusun dalam mushaf Al-Qur`an Kelemahan itu
ditutupi dengan penerapan metode maudhu`i sehingga pandangan
dan pesan kitab suci bisa dihidangkan secara mendalam dan
menyeluruh sesuai tema-tema yang dibahas Menurut Manajer
Program Pusat Studi Al-Qur`an (PSQ) Muchlis M Hanafi selain
kombinasi dua metode tadi Tafsir Al-Misbah juga mengedepankan
corak ijtima`i (kemasyarakatan) Uraian yang muncul mengarah pada
masalah-masalah yang berlaku atau terjadi di tengah masyarakat
Lebih istimewa lagi menurut Muchlis kontekstualisasi sesuai corak
kekinian dan keindonesiaan sangat mewarnai al-Misbah18
17
Mauluddin Anwar dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab
(Tangerang Lentera Hati 2015) Cetke-I h 283 18
Mauluddin Anwar dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab h 285
58
B Profil Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka)
HAMKA (1908-1981) itu inspiratif bahwa dari orang yang
tak tamat SD ini lahir lebih dari seratus buku Tak hanya itu dua
universitas berkelas tak ragu memberi gelar Doktor Honoris Causa
kepadanya19
Hamka merupakan singkatan dari Haji Abdul Malik Karim
Amrullah (1908-1981) dilahirkan di kampung Tanah Sirah nagari
Sungai Batang di tepi Danau Maninjau Sumatera Barat tanggal 13
Muharram 1325 H bertepatan dengan 17 Februari 1908 M Abdul
Malik atau Hamka adalah putera dari Syekh Abdul Karim Amrullah
(1879-1945) seorang ulama besar pelopor gerakan pembaharuan
Islam di Minangkabau20
Mengingat ayahnya adalah seorang tokoh pembaharuan di
Sumatera Barat tidak mengherankan jika Hamka lahir dan tumbuh
dalam suasana pembaharuan yang diperjuangkan ayahnya sejak tahun
1906 di Minangkabau yakni setelah ayahnya kembali dari menuntut
ilmu di Makkah pada Syekh Ahmad Khatib akibatnya ketegangan
dan polarisasi sosial akibat penolakan orang tua terhadap ide
pembaharuan kaum muda yang dipelopori ayahnya juga ikut
membentuk jati diri Hamka pada masa mendatang21
19
M Anwar Djaelani 50 Pendakwah Pengubah Sejarah (Yogyakarta Pro-U
Media 2016) Cetke-I h 81 20
AM Ismatullaoh Metode Dakwah Dalam Al-Quran (studi penafsiran Hamka
terhadap QS An-Nahl125) Lentera Vol IXX No 2 Desember 2015 h 159
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metode+dakwah+dalam+alq
uran+studi+Penafsiran+hamkaampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3D32IV1tph8IkJ diakses 8
Juli 2019
21Husnul Hidayati Metodologi tafsir Kontekstual Al-Azhar Karya Buya Hamka
Jurnal Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir Vol 1 No 1 Januari-Juni 2018 h 4
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metodologi+tafsir+kontekstu
al+al+azhar+karya+buya+hamkaampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3DYm9Kdq2cuJgJ
diakses 16 Juli 2019
59
Dalam usia 6 tahun (1914) dia dibawa ayahnya ke Padang
Panjang Sewaktu berusia 7 tahun dimasukkan ke sekolah desa dan
malamnya belajar mengaji Al-Qur`an dengan ayahnya sendiri
sehingga khatam Dari tahun 1916 sampai tahun 1923 dia telah
belajar agama pada sekolah-sekolah ldquoDiniyah Schoolrdquo dan ldquoSumatera
Thawalibrdquo di Padang Panjang dan di Parabek Guru-gurunya waktu
itu ialah Syaikh Ibrahim Musa Parabek Engku Mudo Abdul Hamid
dan Zainuddin Labay Padang Panjang waktu itu ramai dengan
penuntut ilmu agama Islam dibawah pimpinan ayahnya sendiri22
Hamka tidak tamat Sekolah Dasar tapi dia autodidak untuk
berbagai bidang ilmu seperti filsafat sastra sejarah sosiologi dan
politik23
Gurunya ialah ayahnya sendiri iparnya dan beberapan
tokoh yang aktif dalam pergerakan Islam modern Buya Hamka
pernah belajar agama dengan Syekh ulama terkenal seperti Syeikh
Ibrahim Musa Syeikh Ahmad Rasyid Sutan Mansur RM
Surjopranoto dan Ki Bagus Hadikusumo Pada usia 16 tahun ia
merantau ke Jawa untuk menimba ilmu tentang gerakan Islam
modern kepada HOS Tjokroaminoto Ki Bagus Hadikusumo RM
Soerjopranoto dan KH Fakhrudin Saat itu HAMKA mengikuti
berbagai diskusi dan training pergerakan Islam di Abdi Dharmo
Pakualaman Yogyakarta24
beliau dapat mendalami karya ulama dan
pujangga besar di Timur Tengah seperti Zaki Mubarak Jurji Zaidan
22
Hamka Tasawuf Modern (Jakarta Republika 2015) Cetke-IV h III dibagian
catatan tentang Hamka 23M Anwar Djaelani 50 Pendakwah Pengubah Sejarah h 82
24httpbiooridbiografi-buya-hamka diakses pada tanggal 31 Agustu
2019 Pukul 1445
60
Abbas al-Aqqad Mustafa al-Manfaluti dan Hussain Haikal serta
mempelajari dan meneliti karya sarjana Perancis Inggris dan Jerman
seperti Albert Camus William James Sigmund Freud Arnold
Toynbee Jean Paul Sartre Karl Marx dan Pierre Loti25
Buya Hamka pernah menetap dan menjadi guru agama di
Tebing Tinggi dan Padang Panjang kemudian beliau juga menjadi
dosen di Universiti Islam Jakarta dan Universitas
MuhammadiyahRektor Perguruan Tinggi Jakarta dan Pengawai
Tinggi Agama Indonesia Disamping itu beliau juga aktif
menyampaikan dakwah melalui media massa (televisi dan radio)
bahkan beliau menerbitkan majalah Panji Masyarakat yang sangat
terkenal pada waktu itu sebagai sarana menyampaikan dakwah Islam
dan kritik sosial Sebagai guru atau dosen Hamka juga aktif dan
produktif dalam menulis banyak karya dan bukunya yang merupakan
buah pikiran yang cemerlang menghiasi dunia penulisan di negeri ini
salah satu karya fenomenal yang sangat terkenal sampai hari ini
adalah Tafsir Al Quran bdquo Al Azhar 30 juz (5 jilid) yang dikarangnya
justru ketika beliau berada di dalam penjara Ternyata penjara
baginya tidak membelenggu hati dan pikiran buya namun merupakan
saat-saat yang indah untuk mendapatkan inspirasi yang luar biasa26
Di tahun 1924 ia berangkat ke Yogya dan mulai mempelajari
pergerakan-pergerakan Islam yang mulai bergelora Ia dapat khusus
25
httpswwwdakwatunacom2015022764724buya-hamka-haji-abdul-malik-
karim-amrullah-guru-berjiwa-sastra-dan-tegar-pendirianaxzz5yAYcuPOR diakses tanggal
31 Agustus 2019 Pukul 16 28 wib
26httpswwwdakwatunacom2015022764724buya-hamka-haji-abdul-malik-
karim-amrullah-guru-berjiwa-sastra-dan-tegar-pendirianaxzz5yAYcuPOR diakses tanggal
31 Agustus 2019 Pukul 16 28 wib
61
pergerakan Islam dari HOS Tjokroaminoto H Fakharuddin RM
Suryopranoto dan iparnya sendiri AR Sr Mansur yang pada waktu
itu ada di Pekalongan Di tahun 1935 dia pulang ke Padang Panjang
waktu itulah mulai tumbuh bakatnya sebagai pengarang27
Di samping keasyikannya mempelajari bdquoKesusateraan Melayu
Klasikrdquo Hamka pun bersungguh-sungguh menyelidiki kesusateraan
Arab sebagai bahasa asing yang dikuasinya hanyalah semata-mata
bahasa Arab Karena menghargai jasa-jasanya dalam penyiaran Islam
dengan bahasa Indonesia yang indah itu maka permulaan tahun 1959
Majelis Tinggi University al-Azhar Kairo memberikan gelar
Ustaziyah Fakhiriyyah (Doctor Honoris Causa) kepada Hamka
Sejak itu berhaklah beliau memakai titel rdquoDrrdquo dipanggil namanya28
Pada 5 April 1929 Buya Hamka menikah dengan Siti Raham
(almh) Mereka menikah pada usia muda Buya Hamka 21 tahun
sedangkan istrinya berusia 15 tahun Kemudian Buya Hamka aktif
sebagai pengurus Muhammadiyah cabang Padang Panjang dan sibuk
mempersiapkan Kongres Muhammadiyah ke-19 di Minang Kabau29
Jabatan atau amanah yang pernah Buya Hamka emban selama
hidupnya antara lain sebagai berikut Tahun 1943 Buya Hamka
menjabat sebagai konsul Muhammadiyah Sumatera Timur Tahun
1947 sebagai ketua Front Pertahanan Nasional (FPN) Tahun 1948
sebagai ketua sekretariat bersama Badan Pengawal Negeri Dan Kota
(BPNK) Lalu tahun 1950 Buya Hamka menjadi Pegawai Negeri
pada Departemen Agama RI di Jakarta Tahun 1966-1957 beliau
terpilih menjadi anggota Konstituante Republik Indonesia Mulai
27
Hamka Tasawuf Modern h III dibagian catatan tentang Hamka 28
Hamka Tasawuf Modern (Jakarta Republika 2015) Cetke-IV-V h III
dibagian catatan tentang Hamka 29
Rusydi Hamka Pribadi dan Martabat Buya Hamka (Bandung PT Mizan
Publika 2017) Cetke-I h 5
62
tahun 1960 Buya Hamka dipercaya sebagai pengurus pusat
Muhammadiyah Pada Tahun 1968 Buya Hamka ditunjuk sebagai
Dekan Fakultas Ushuluddin Universitas Prof Moestopo beragama
Tahun 1975 sampai 1979 Buya Hamka dipercaya oleh para ulama
sebagai ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Di tahun yang
bersamaan Buya Hamka juga menjabat sebagai ketua umum
Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar selama dua periode30
Pada 1964 Buya Hamka ditangkap dengan tuduhan
melanggar Penpres Antisubversif Kemudian dibebaskan setelah
berakhirnya kekuasaan Orde lama Soekarno pada 196631
Buya
Hamka meninggal dunia pada hari jumat 24 Juli 1981 Beliau
dikebumikan di TPU Tanah Kusir dengan meninggalkan 10 orang
anak 7 laki-laki dan 3 perempuan Dari kesepuluh anak-anak
tersebut saat ini jumlah cucu beliau ada 31 orang dan cicit sebanyak
44 orang32
Adapun karya-karya Buya Hamka sejak tahun 1925 (usia 17
Tahun) di antaranya33
Bidang Agama dan Falsafah
a Tashawwuf Meodern (1939)
b Falsafah Hidup (1939)
c Lembaga Hidup (1940)
d Lembaga Budi (1940)
e Majalah Semangat Islam (zaman Jepang 1943)
f Majalah Menara (terbit di Padang Panjang setelah revolusi
1945) 30
Irfan Hamka Ayah Kisah Buya Hamka (JakartaRepublika 2018) cetke-XV h
290
31Rusydi Hamka Pribadi dan Martabat Buya Hamka h 10
32Irfan Hamka Ayah Kisah Buya Hamka h 291
33Rusydi Hamka Pribadi dan Martabat Buya Hamka h 373
63
g Negara Islam (1946)
h Islam dan Demokrasi (1946)
i Revolusi Agama (1946)
j Merdeka (1946)
k Dibandingkan Ombak Masyarakat (1946)
l Adat Minangkabau Menghadapi Revolusi (1946)
m Di dalam Lembah Cita-cita (1946)
n Kenang-kenangan hidup IIIIIIIV
o Sejarah Umat Islam jilid IIIIIIIV
p Pedoman Mubaligh Islam
q Perkembangan Taswauf Dari Abad Ke Abad (1952)
r Muhammadiyah Melalui Tiga Zaman (1946)
s Tafsir al-Azhar Juzu‟ I - Juzu‟XXX
Dengan Karunia Allah pada tahun 1956 dapatlah Buya
Hamka mendirikan rumah kediaman untuk berteduh anak dan istri di
Kebayoran Baru Kebetulan sekali di hadapan tanah tempat
mendirikan rumah terdapat sebuah lapangan luas persediaan untuk
mendirikan sebuah masjid Agung yang sesuai dengan martabat
Indonesia yang telah merdeka Buya Hamka gembira sekali karena
apabila satu masjid besar berdiri di muka rumah dapatlah anak-anak
selalu dididik dalam hidup keislaman terutama bila mereka selama
mendengarkan suara azan pada sembahyang lima waktu Setiap hari
Buya hamka melihat orang bekerja membangun masjid itu dan
mendoakan lekas selesai34
Masjid itu diberi nama ldquoMesjid Agung Al-Azharrdquo Nama ini
diberikan oleh Syekh Mahmoud Syaltout beliau adalah ulama
berfaham luas dan berpandangan jauh yang telah memasukkan
34
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I h 43
64
beberapa perubahan di dalam Al-Azhar Pada saat itu beliau sedang
menjadi tamu Agung Negara dan salah satu program beliau adalah
menziarahi Masjid Agung di Kebayoran Baru itu Sehingga dalam
kesempatan itulah beliau memberikan nama Masjid Agung itu
dengan nama Al-Azhar ldquomoga-moga dia menjadi al-Azhar di
Jakarta sebagaimana adanya Al-Azhar di Kairordquo35
Kandungan tafsir al-Azhar sebenarnya berasal dari ceramah
atau kuliah subuh Hamka yang disampaikannya di Masjid Agung Al-
Azhar Jakarta36
Pelajaran tafsir sehabis sembahyang subuh di
Masjid Agung Al-Azhar telah didengar di mana-mana di seluruh
Indonesia Dan teladan ini pun dituruti orang pula Terutama sejak
keluarnya sebuah majalah bernama Gema Islam tersebut di mana
kantor redaksi bertempat di dalam ruang masjid yang diterbitkan oleh
Perpustakaan Islam Al-Azhar yang didirikan sejak pertengahan tahun
196037
Atas usul dan tata usaha majalah waktu itu yaitu saudara haji
Yusuf Ahmad segala pelajaran ldquotafsirrdquo waktu subuh itu dimuatlah
dalam majalah Gema Islami tersebut Langsung saya berikan nama
baginya Tafsir Al-Azhar sebab tafsir ini timbul di dalam masjid
Agung Al-Azhar yang nama itu diberikan oleh syeikh Jami` Al-
Azhar sendiri Merangkaplah dia sebagai alamat terima kasih Hamka
atas penghargaan yang diberikan oleh Al-Azhar kepada Hamka38
Meskipun dalam perjalannnya Hamka kemudian melanjutkan dan
35
Sejarah nama masjid Agung Al-Azhar yang dituliskan Buya Hamka dalam tafsir
Al-Azhar Juzu` I Cet Ke-VI h 48 36
Husnul Hidayati Metodologi tafsir Kontekstual Al-Azhar Karya Buya Hamka
Jurnal Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir Vol 1 No 1 Januari-Juni 2018 h 30-31 37
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I (Jakarta Pustaka Panjimas 1985) Cet Ke-VI
h 48 38
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I cet Ke-VI h 48
65
menyelesaikan tafsir tersebut dalam tahanan karena ditangkap oleh
penguasa Orde Baru selama dua tahun empat bulan39
Salah satu niat seketika menyusun tafsir Al-Azhar adalah
hendak meninggalkan pusaka yang moga-moga ada harganya untuk
ditinggalkan bagi bangsa dan umat Muslimin Indonesia jika
panggilan Tuhan yang pasti datang kepadanya kelak Telah timbul
niat sejak tafsir pertama disusun moga-moga dapatlah hendaknya
hasil karya ini memenuhi husnuzan (baik sangka) Al-Azhar kepada
Buya Hamka itu penuhi sebaik-baiknya Buya Hamka datang ke
Mesir di permulaan tahun 1958 itu tidaklah berniat dan terkenang di
hati bahwa akan diberi kehormatan setinggi itu Menjadi tetamu
Mu`tamar Islamy itu sajapun sudahlah satu kehormatan yang
tertinggi bagi Buya Hamka sehingga karena suatu pidato yang ia
sampaikan dan atas karena cintanya orang mesir kepada Ulama
akhirnya mereka berilah penghargaan kepada Buya Hamka
Terasalah oleh Buya Hamka suatu hutang budi yang amat mendalam
untuk menyajikan satu buah tangan yang moga-moga kiranya banyak
atau sedikit dapat memenuhi penghargaan yang tinggi itu maka
dikaranglah tafsir ini40
Tiap-tiap tafsir Al-Qur`an memberikan corak haluan daripada
pribadi penafsirnya Maka dari itu dalam tafsir Al-Azhar ini akan
dapatlah dibaca haluan tafsirnya Tafsir Al-Azhar ditulis dalam
suasana baru di Negara yang penduduk Muslimnya lebih besar
jumlahnya dari penduduk lain sedang mereka haus akan bimbingan
agama haus hendak mengetahui rahasia Al-Qur`an maka pertikaian-
39
Husnul Hidayati Metodologi tafsir Kontekstual Al-Azhar Karya Buya Hamka
Jurnal Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir Vol 1 No 1 Januari-Juni 2018 h 30-31 40
Niat Buya Hamka saat menyusun tafsir Al-Azhar yang beliau sampaikan dalan
Tafsir Al-Azhar Juzu` I h 48-49
66
pertikaian Mazhab tidaklah di bawa dalam tafsir ini dan tidaklah
penulisnya Ta`ashshub kepada suatu faham melainkan mencoba
sedaya upaya mendekati maksud ayat menguraikan makna dari lafadz
bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia dan memberi kesempatan
orang buat berfikir Tafsir yang amat menarik hati penafsir buat
dijadikan contoh ialah tafsir al-Manar karangan Sayid Rasyid Ridha
berdasar kepada ajaran tafsir Syaikh Muhammad Abduh Tafsir
beliau ini selain dari menguraikan ilmu yang berkenaan dengan
agama mengenai hadis Fiqh dan sejarah lain-lain juga
menyesuaikan ayat-ayat itu dengan perkembangan politik dan
kemasyarakatan yang sesuai dengan zaman di waktu tafsir dikarang41
Dalam penulisan tafsir Al-Azhar Buya Hamka lebih condong
kepada metode tahlili atau taj`izi42
Metode tahlili adalah metode
penafsiran ayat-ayat Al-Qur`an melalui pendeskripsian
(menguraikan) makna yang terkandung dalam ayat-ayat Al-Qur`an
dengan mengikuti tata tertib surah atau urutan surat-surat dan ayat-
ayat Al-Qur`an yang diikuti oleh sedikit banyak analisis tentang
kandungan ayat itu43
Dalam penyusunan tafsir ini tidak terlalu mendalam sehingga
yang dapat memahaminya hanya semata-mata ulama dan tidak
terlalu rendah sehingga menjemukan Sebab segala yang kita
sebutkan di atas tadi sebagai corak dari jamaah sejati Islam meskipun
41
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I h 40--41 42
Sopyan Hadi Konsep Sabar Dalam Al-Qur`an Jurnal Madani Vol 1 No 2
September 2018 h 477 43
Ahmad Izzan Metodologi Ilmu Tafsir (Bandung Tafakur 2011) Cetke-III h
103
67
berbeda kedudukan namun yang paling mulia di antara mereka
adalah barang siapa yang paling takwa kepada Allah44
44
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I h 42
68
BAB IV
ANALISIS AYAT METODE DAKWAH
A Surat Ali-Imran Ayat 104
Ali-Imran adalah nama surah ke-3 yang terdiri atas 200 ayat
dan tergolong surah Madaniyah Pemakaian nama Ali-Imran untuk
surah ini menunjukkan betapa penting keluarga Imran ini Ada dua
Imran yang dalam keluarga keduanya lahir tokoh-tokoh penting yang
tercatat dalam sejarah keagamaan Imran ayah Nabi Musa dan Nabi
Harun as dan Imran seorang warga Bani Israil terkemuka kerabat
Nabi Zakaria dan Nabi Yahya as serta Maryam ibu Nabi Isa as
Surah ini dimulai dengan huruf muqaththa`ah alif lacircmmicircm untuk
menarik konsentrasi kita ketika membacanya1
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari
yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung(QS Ali-
Imran [3]104)
a Penafsiran Menurut Quraish Shihab
Dalam ayat ini Quraish Shihab menafsirkan terlebih dahulu
mengemukakan bahwa pengetahuan manusia itu akan berkurang
bahkan terlupa juga hilang jika tidak ada yang mengingatkan atau
tidak diulang-ulang mengerjakannya Beliau menuturkan bahwa
pengetahuan dan pengamalan berkaitan erat pengetahuan mendorong
kepada pengamalan dan meningkatkan kualitas amal sedang
pengamalan yang terlihat dalam kenyataan hidup merupakan guru
1
Djohan Effendi Pesan-Pesan Al-Qur`an Mencoba Mengerti Intisari Kitab Suci
(Jakarta PT Serambi Ilmu Semesta 2012) cetke-I h 65
69
yang mengajar individu dan masyarakat sehingga mereka pun belajar
mengamalkannya Kalau demikian halnya manusia dan masyarakat
perlu selalu diingatkan dan diberi keteladanan inilah inti dakwah
Islamiah2
Kalaulah tidak semua anggota masyarakat dapat
melaksanakan fungsi dakwah hendaklah ada di antara kamu wahai
orang-orang yang beriman segolongan umat yakni kelompok yang
pandangan mengarah kepadanya untuk diteladani dan didengar
nasihatnya yang mengajak orang lain secara terus menerus tanpa
bosan dan lelah kepada kebajikan yakni petunjuk-petunjuk ilahi
menyuruh masyarakat kepada makruf yakni nilai-nilai luhur serta
adat istiadat yang diakui baik oleh masyarakat mereka selama hal itu
tidak bertentangan dengan nilai-nilai ilahiah dan mencegah mereka
dari yang munkar yakni yang dinilai buruk lagi diingkari oleh akal
sehat masyarakat Mereka yang mengindahkan tuntunan ini dan yang
sungguh tinggi lagi jauh martabat kedudukannya itulah orang-orang
yang beruntung mendapatkan apa yang mereka dambakan dalam
kehidupan dunia dan akhirat3
Dalam ayat ini menggunakan dua kata yang berbeda dalam
rangka perintah berdakwah Pertama adalah kata (yad`ucircna) yakni
mengajak dan kedua adalah (ya`murucircna) yakni memerintahkan
Quraish Shihab menyatakan bahwa mengajak dikaitkan dengan al-
khayr sedang memerintah jika berkaitan dengan perintah melakukan
dikaitkan dengan al-ma`ruf sedang perintah untuh tidak melakukan
yakni melarang dikaitkan dengan al-munkar
2
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 2 (Jakarta Lentera Hati 2012) cet Ke-V h 209
3M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 2 h 209
70
Kata ldquominkumrdquo4 pada ayat di atas ada ulama yang
memahaminya dalam arti sebagian dengan demikian perintah
berdakwah yang dipesankan oleh ayat ini tidak tertuju kepada setiap
orang Bagi yang memahaminya demikian ayat ini buat mereka
mengandung dua macam perintah yang pertama kepada seluruh umat
Islam agar membentuk dan menyiapkan satu kelompok khusus yang
bertugas melaksanakan dakwah sedang perintah yang kedua adalah
kelompok khusus itu untuk melaksanakan dakwah kepada kebajikan
dan makruf serta mencegah kemunkaran Ada juga ulama yang
mengfungsikan kata minkum dalam arti penjelasan sehingga ayat ini
merupakan perintah kepada setiap muslim untuk melaksanakan tugas
dakwah masing-masing sesuai kemampuannya Memang jika
dakwah yang di maksud adalah dakwah yang sempurna tentu saja
tidak semua orang dapat melakukannya Di sisi lain kebutuhan
masyarakat dewasa ini menyangkut informasi yang benar di tengah
arus informasi bahkan perang informasi yang demikian pesat dengan
sajian nilai-nilai baru yang sering membingungkan semua menuntut
adanya kelompok khusus yang menangani dakwah dan membendung
informasi yang menyesatkan Karena itu adalah lebih tepat
memahami kata minkum pada ayat di atas dalam arti sebagian kamu
tanpa menutup kewajiban setiap muslim untuk saling mengingatkan5
Hal ini juga dijelaskan dalam tafsir Ibnu Katsir bahwa
maksud ayat ini hendaklah ada segolongan dari umat yang siap
4
Kata ldquominrdquo juga dijelaskan dalam tafsir Al-Aisar yang ditulis oleh Syaikh Abu
Bakar Jabir Al-Jazari Jilid 1 h 163 bahwa maksud minkum di sini ialah sebagian Dalam
tafsir ini dijelaskan bahwa wajibnya ada sebagian (satu kelompok) dari umat Islam bukan
semuanya untuk melaksanakan kewajiban dakwah amar ma`ruf nahi munkar karena tugas
ini harus dilakukan oleh orang yang berilmu dan tidak diiliki semua orang
5M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 2 h 210-211
71
memegang peran ini meskipun hal itu merupakan kewajiban bagi
setiap individu umat sesuai dengan kapasitasnya6
Selanjutnya ditemukan bahwa ayat di atas menggunakan dua
kata yang berbeda dalam rangka perintah berdakwah Pertama adalah
kata yad`ucircna yakni mengajak dan kedua adalah ya`murucircna yakni
memerintahkan Perlu dicatat bahwa apa yang diperintahkan oleh
ayat di atas sebagaimana terbaca berkaitan dengan dua hal mengajak
dikaitkan dengan al-khayr dan memerintah jika berkaitan dengan
perintah melakukan dikaitkan dengan al-ma`rucircf sedang perintah
untuk tidak melakukan yakni melarang dikaitkan dengan al-munkar7
Al-Qur`an mengisyaratkan kedua nilai di atas dalam
firmannya ini dengan kata al-khayrkebajikan dan al-ma`rucircf Al-khayr
adalah nilai universal yang diajarkan oleh Al-Qur`an dan Sunnah Al-
khayr menurut Rasul Saw sebagaimana dikemukakan oleh Ibn
Katsir dalam tafsirnya adalah mengikuti (Al-Qur`an dan Sunnahku)
Sedang al-ma`rucircf adalah sesuatu yang baik menurut pandangan
umum satu masyarakat selama sejalan dengan al-Khayr Adapun al-
munkar ia adalah sesuatu yang dinilai buruk oleh suatu masyarakat
serta bertentangan dengan nilai-nilai ilahi Karena itu ayat di atas
menekankan perlunya mengajak kepada al-khayrkebaikan
memerintahkan yang makruf dan mencegah yang mungkar Jelas
terlihat betapa mengajak kepada al-khayr didahulukan kemudian
memerintahkan kepada makruf dan melarang melakukan yang
mungkar8
6
Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Aal asy-Syeikh Tafsir Ibnu
Katsir terj Abdul Ghaffar (Bogor Pustaka Imam Syafi`I 2001) Cetke-I h 108
7M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 2 h 210 8
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 2 h 211
72
Paling tidak ada dua hal yang perlu digarisbawahi berkaitan
dengan ayat di atas Pertama nilai-nilai ilahi tidak boleh dipaksakan
tetapi disampaikan secara persuasif dalam bentuk ajakan yang baik
Sekadar mengajak yang dicerminkan antara oleh kata mengajak dan
oleh firmannya dalam surat an-Nahl ayat 125 ldquoajaklah ke jalan
Tuhan-mu dengan cara yang bijaksana nasihat (yang menyentuh
hati) serta berdiskusilah dengan mereka dengan cara yang lebih
baik (QS an-Nahl [16]125) Selanjutnya setelah mengajak siapa
yang akan beriman silakan beriman dan siapa yang kufur silakan
pula masing-masing mempertanggungjawabkan pilihannya9
Hal kedua yang harus digarisbawahi adalah al-ma`rucircf yang
merupakan kesepakatan umum masyarakat Ini sewajarnya
diperintahkan demikian juga al-munkar seharusnya dicegah Baik
yang memerintahkan dan yang mencegah itu pemilik kekuasaan
maupun bukan Dengan konsep al-ma`rucircf Al-Qur`an membuka pintu
yang cukup lebar guna menampung perubahan nilai-nilai akibat
perkembangan positif masyarakat Hal inilah agaknya yang ditempuh
Al-Qur`an karna idenilai yang dipaksakan atau tidak sesuai dengan
budaya atau perkembangan masyarakat maka tidak akan diterapkan
Karena itulah Al-Quran di samping memperkenalkan dirinya sebagai
pembawa ajaran yang sesuai dengan fitrah manusia ia juga melarang
pemaksaan nilai-nilainya walau merupakan nilai yang amat
mendasar seperti keyakinan akan keesaan Allah Swt10
9
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 2 h 211-212
10M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 2 h 211-212
73
b Penafsiran Menurut Buya Hamka
Dalam penafsiran ini Buya Hamka menyebutkan bahwa untuk
memelihara kokohnya nikmat Islam yang dijelaskan pada ayat
sebelumnya hendaklah ada dalam kalangan jamaah muslim itu suatu
golongan dalam ayat ditegaskan suatu umat yang menyediakan diri
mengadakan ajakan atau seruan tegasnya dakwah Yang selalu mesti
mengajak dan membawa manusia berbuat kebaikan menyuruh
berbuat makruf yaitu yang patut pantas dan sopan dan mencegah
melarang perbuatan munkar yang dibenci dan yang tidak diterima11
Di dalam tafsir Al-Qur`an juga disebutkan bahwa bahwa kelompok
khusus ini dibentuk untuk membantu menegakkan agama dalam
menjaga kesempurnaan Islam12
Disini terdapat dua kata penting yaitu menyuruh berbuat
makruf mencegah perbuatan munkar Berbuat makruf diambil dari
kata `uruf yang dikenal atau yang dapat dimengerti dan dapat
dipahami serta diterima oleh masyarakat Perbuatan yang makruf
apabila dikerjakan dapat diterima dan difahami oleh manusia serta
dipuji karena begitulah yang patut dikerjakan oleh manusia yang
berakal Yang mungkar artinya ialah yang dibenci yang tidak
disenangi yang ditolak masyarakat karena tidak patut tidak pantas
Tidak selayaknya yang demikian dikerjakan oleh manusia yang
berakal 13
Agama datang menuntun manusia dan memperkenalkan mana
yang makruf itu dan mana yang mungkar Sebab itu maka makruf dan
mungkar tidaklah terpisah dari pendapat umum Kalau ada orang
11Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV (Jakarta PT Pustaka Panjimas 1987) Cet
Ke-I h 30
12Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa`di Tafsir Al-Qur`an I terj M Iqbal dkk
(Jakarta Darul Haq 2017) Cet Ke-IX h 473
13Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 30
74
yang berbuat makruf seluruh masyarakat umumnya menyetujui
membenarkan dan memuji Kalau ada perbuatan mungkar seluruh
masyarakat menolak membenci dan tidak menyukainya Sebab itu
bertambah tinggi kecerdasan beragama bertambah kenal orang akan
yang makruf dan bertambah benci orang kepada yang mungkar
Lantaran itu wajiblah ada dalam jamaah muslimin segolongan umat
yang bekerja keras menggerakkan orang kepada yang makruf dan
menjauhi yang mungkar supaya masyarakat itu bertambah tinggi
nilainya14
Menyampaikan ajakan kepada yang makruf dan menjauhi
yang mungkar itulah yang dinamai dakwah Dengan adanya umat
yang berdakwah agama menjadi hidup tidak menjadi seolah-olah
mati Bidang untuk menyampaikan dakwah terbagi dua umum dan
khusus Yang umum banyak pula cabangnya sebab masyarakat
bercabang-cabang pula Dakwah kepada kalangan umat Islam sendiri
supaya mereka memegang agama itu ada dalam segala bidang
kemasyarakatan dalam pertanian perniagaan pekerjaan tangan
perburuhan dan kepegawaian Yang bersifat khusus ialah dakwah
dalam kalangan keluarga sendiri menimbulkan suasana agama di
kalangan keluarga mendidik agar patuh akan perintah Tuhan
berlomba berbuat baik Dakwah tidak berhenti walaupun antara
sesama golongan sendiri15
Di dalam ayat bertemu tiga kewajiban yang dihadapi Yang
dua berpusat kepada yang satu Yang satu ialah mengajak kepada
kebaikan Dia menimbulkan dua tugas Pertama menyuruh berbuat
makruf kedua melarang berbuat mungkar Setengah ahli tafsir
14
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 30
15Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu`IV h 31-31
75
mengatakan bahwasanya yang dimaksud dengan Al-khayri yang
berarti kebaikan di dalam ayat ini ialah Islam yaitu memupuk
kepercayaan dan iman kepada Tuhan termasuk tauhid dan makriat
Dan itulah hakikat kesadaran beragama yang menimbulkan tahu
membedakan yang baik dengan yang buruk yang makruf dengan
yang mungkar 16
Selanjutnya ialah timbul dan tumbuhnya rasa kebaikan dalam
jiwa yang menyebabkan tahu pula dan berani menegakkan mana
yang makruf dan menentang mana yang mungkar Kalau kesadaran
beragama belum tumbuh menjadi sia-sia sajalah menyebut yang
makruf dan menentang yang mungkar Sebab untuk memperbedakan
yang makruf dan yang mungkar tidak lain dari ajaran Tuhan Oleh
sebab itu dapatlah diambil kesan bahwa di dalam mengadakan
dakwah hendaklah kesadaran beragama ini wajib ditimbulkan terlebih
dahulu Suatu dakwah yang mendahulukan hukum halal dan hukum
haram sama saja dengan seorang yang menjatuhkan talak kepada
istri orang lain17
Sebagaimana dalam tafsir al-Maragi menjelaskan
bahwa yang bisa melaksanakan dakwah hanyalah kalangan khusus
umat islam yaitu mereka yang mengetahui rahasia-rahasia hukum
hikmah tasri` dan fiqihnya18
Hemat penulis orang atau kelompok yang melaksanakan
kegiatan dakwah ini terlebih dahulu harus memahami dan mengerti
tentang agama Islam itu sendiri secara hukum dan fiqih sehingga
dakwah bisa ditegakkan
16
Ahmad Mustafa Al-Maraghi Tafsir Al-Maraghi Juz IV terj Mustafa Al-Babi
al-Halabi (Semarang Toha Putra Semarang 1993) Cetke-II h 37
17Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 31
18Ahmad Mustafa Al-Maraghi Tafsir Al-Maraghi Juz IV terj Mustafa Al-Babi
al-Halabi (Semarang Toha Putra Semarang 1993) Cetke-II h 37
76
Di sini bertemu dengan dua kata penting yaitu Ummatun
yang berarti umat Hendaklah antara kamu ada suatu umat Yang
kedua kata yad`ucircna yaitu melancarkan dan menjalankan seruan
tegasnya dakwah Dari ayat ini dapat difahami bahwa di kalangan
ummat Islam yang besar jumlahnya ini Hendaklah ada lagi
segolongan ummat yang menjadi inti yang kerjanya khusus
mengadakan dakwah Atau hendaklah seluruh umat itu sendiri sadar
akan kewajibannya mengadakan dakwah Sebab kehidupan agama
kemajuan atau kemundurannya sangat bergantung kepada dakwah
Ayat yang mengatakan hendaklah ada antara kamu segolongan
umat yang menyeru kepada kebaikan Jelaslah bahwa bidang yang
akan dihadapi oleh umat pemegang dakwah itu ada dua Pertama
dakwah ke dalam kalangan umatnya sendiri dan kedua dakwah keluar
kalangan Islam19
Kemenangan dan kejayaan pergaulan hidup manusia ialah
pada adanya kesadaran akan kebaikan dan makruf dan tolakan mutlak
atas yang mungkar Itulah sebabanya maka ujung ayat menegaskan
ldquoDan mereka itu ialah orang-orang yang beroleh kemenanganrdquo
(ujung ayat 104 terjemah tafsir al-Azhar) Meskipun di dalam rasa
bahasa sepintas lalu agak kaku bunyinya dalam salinan ayat ini yaitu
ldquodan mereka itu ialahrdquo Namun dengan menyalin demikian terasalah
inti maksud ayat yaitu hanya orang-orang yang tetap menjalankan
dakwah itu artinya itu sajalah yang akan beroleh kemenangan Sebab
dengan adanya dakwah kemungkaran dapat dibendung dan yang
makruf dapat dialirkan terus sehingga umat tadi menjadi pelopor
kebajikan di dalam dunia20
19
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 31
20Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 32
77
Dari paparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa
beberapa metode dakwah dari kedua mufasir yang penulis uraikan
sebagai berikut
Hendaklah ada sekelompok orangumat yang melaksanakan
fungsi dakwah di mana segolongan umat itu adalah orang yang
dipandang masyarakat sebagai teladan dan didengar nasihatnya yang
mengajak orang lain kepada kebajikan Ini yang dikemukakan oleh
Quraish Shihab Dalam hal ini Quraish Shihab menjelaskan bahwa
nilai-nilai ilahi tidak boleh dipaksakan tetapi disampaikan secara
persuasif dalam bentuk ajakan yang baik21
Buya Hamka menjelaskan
bahwa hendaknya ada suatu umat yang menyediakan diri
mengadakan ajakan atau seruan tegasnya dakwah Yang selalu mesti
mengajak dan membawa manusia berbuat kebaikan menyuruh
berbuat makruf yaitu yang patut pantas dan sopan dan mencegah
melarang perbuatan munkar yang dibenci dan yang tidak diterima22
Dan dalam mengadakan dakwah hendaklah kesadaran beragama
wajib ditimbulkan terlebih dahulu23
Maksudnya ialah pengetahuan
akan agama dipelajari terlebih dahulu sehingga bisa menjalankan
dakwah yang diperintahkan
Membahas tentang surat Ali Imran ayat 104 Quraish Shihab
menjelaskan bahwa semua orang Islam berhak menyampaikan
dakwah dan perlu juga sebagian umat yang khusus melaksanakan
fungsi dakwah ditengah masyarakat yang membutuhkan informasi
yang benar maka memang perlu adanya sebagian umat yang khusus
melaksanakan dakwah Buya Hamka juga menjelaskan demikian
21
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 2 h 211 22
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 30
23Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 31
78
hendaknya ada suatu umat yang menyediakan diri mengadakan
ajakan atau seruan tegasnya dakwah Hendaklah ada segolongan
ummat yang menjadi inti yang kerjanya khusus mengadakan
dakwah Atau hendaklah seluruh umat itu sendiri sadar akan
kewajibannya mengadakan dakwah
Melihat perbandingan kedua mufassir sekilas terlihat sama
yaitu dakwah adalah kewajiban setiap muslim dan perlu adanya
kelompok khusus yang melaksanakan kegiatan dakwah Namun
dalam hal ini yang membedakannya adalah pada kesediaan
segolongan umat dalam melaksanakan fungsi dakwah Buya Hamka
menjelaskan bahwa harus ada suatu umat yang menyediakan diri
melaksanakan dakwah Sedangkan Quraish Shihab tidak menekankan
pada kesediaan tetapi lebih menjelaskan keharusan adanya
segolongan umat yang melakukan dakwah Menurut penulis Jika
Buya Hamka terlihat seperti melaksanakan dakwah secara sukarela
namun tetap harus disadarkan dalam hal pengetahuan agama terlebih
dahulu Sedangkan Quraish Shihab menjelaskan jika dakwah
sempurna yang dimaksud maka tidak semua orang dapat
melakukannya akan tetapi hanya sebagian umat saja yang khusus
untuk melaksanakan dakwah Di sini penulis melihat bahwa sebagian
umat yang melaksanakan dakwah harus terlebih dahulu dibekali
dengan ilmu agama yang memadai sehingga bisa menyuruh yang
makruf dan mencegah yang munkar Dalam hal ini penulis tidak
melihat keharusan kesadaran beragama itu pada setiap umat muslim
namun tidak menutup kemungkinan kewajiban itu juga ada pada
setiap muslim
Dijelaskan dalam tafsir Muyassar bahwasanya umat Islam
harus menentukan orang yang berilmu memiliki keutamaan dan
79
profesionalisme di antara umat Islam untuk berdakwah kepada Allah
mengajarkan yang bermanfaat bagi mereka dalam persoalan agama
dan dunia24
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kelompok khusus
yang melaksanakan dakwah sudah seharusnya memahami dan
memiliki pengetahuan akan apa yang harus di dakwahkan
Selanjutnya Metode dakwah yang dijelaskan dalam ayat ini
oleh Quraish Shihab yaitu dalam menyampaikan pesan dakwah
hendaknya tidak dengan paksaan sampaikanlah pesan dakwah itu
dengan persuasif diiringi dengan ajakan yang baik Artinya dalam
melakukan dakwah dai harus bisa menyampaikan pesan dakwah dan
juga mempengaruhi sasaran dakwah untuk bisa mengikuti atau
melaksanakan kebaikan yang disampaikan dalam dakwah dengan
ajakan yang baik Jika disampaikan dengan keras atau memaksa
maka sasaran dakwah tidak lagi akan mau mendengarkan pesan
dakwah yang disampaikan
Hal senada juga disampaikan dalam tafsir Muyassar
bahwasanya dakwah yang dijalankan dengan lemah lagi kasih
sayang niscaya dia memperoleh cita-citanya yang besar dalam
dakwah dan mendapatkan kedudukan terbaik25
B Surat An-Nahl 125
Surat An-Nahl terdiri dari 128 ayat Mayoritas ulama
menilainya Makkiyah yakni turun sebelum Nabi Muhammad Saw
berhijrah ke Madinah Ada juga yang mengecualikan beberapa ayat
Nama An-Nahl terdiri terambil dari kata itu yang disebut pada ayat
24
`Aidh al-Qarni Tafsir Muyassar 1 terj Tim Qisthi Press (Jakarta Timur Qisthi
Press 2008) Cetke-I h 292
25`Aidh al-Qarni Tafsir Muyassar 1 terj Tim Qisthi Press h 292
80
68 surah ini Ada juga ulama yang menyebutnya surah an-Ni`am
karena banyak nikmat Allah yang diuraikan di sini26
Nama Lebah di ambil dari dalam ayat 68 yang membicarakan
bahwa Allah telah memberikan ilham atau naluri kepada lebah agar
dia membuat sarang di gunung-gunung di pohon-pohon kayu
ataupun di bubungan rumah-rumah lalu menghirup buah dan
kembang untuk menghasilkan madu Dengan membaca keadaan
lebah itu manusia diperkenalkan akan kekuasaan Allah atas alam
keajaiban yang terkandung di dalamnya apatah lagi madu lebah itu
adalah obat yang amat mujarab bagi berbagai penyakit Surat ini
sebagai surat yang diturunkan di Makkah adalah menghimpun pokok
akidah yang besar tentang ketuhanan tentang wahyu dan tentang
hari kebangkitan kelak Tetapi di samping itu dia pun mempertautkan
tentang akidah ajaran Muhammad Saw dengan akidah ajaran
Ibrahim as mengandung juga tugas dan kewajiban Rasul-rasul yang
diutus Tuhan dan bagaimana pula sunnatullah yang pasti berlaku bagi
barang siapa yang menolak risalat Rasul itu dan mendustakannya 27
ldquoSerulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845]
dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang
baik Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang
siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui
orang-orang yang mendapat petunjukrdquo(QS An-Nahl [16]125)
26
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 7 h 175
27Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 216
81
a Penafsiran Menurut Quraish Shihab
Ayat ini menyatakan bahwa Wahai Nabi Muhammad
serulah yakni lanjutkan usahamu untuk menyeru semua yang engkau
sanggup seru kepada jalan yang ditunjukkan Tuhanmu yakni ajaran
Islam dengan Hikmah dan pengajaran yang baik dan bantahlah
mereka yakni siapa pun yang menolak atau meragukan ajaran Islam
dengan cara terbaik Inilah tiga cara berdakwah yang hendaknya
engkau tempuh menghadapi manusia yang beraneka ragam peringkat
dan kecenderungannya jangan hiraukan cemoohan atau tuduhan-
tuduhan tidak berdasar kaum musyrikin dan serahkan urusanmu dan
urusan mereka pada Allah karena sesungguhnya Tuhanmu yang
selalu membimbing dan berbuat baik kepadamu Dia-lah sendiri yang
lebih mengetahui dari siapa pun yang menduga tahu tentang siapa
yang bejat jiwanya sehingga tersesat dari jalannya dan Dia-lah saja
yang lebih mengetahui orang-orang yang sehat jiwanya sehingga
mendapat petunjuk28
Ayat ini dipahami oleh sementara ulama sebagai menjelaskan
tiga macam metode dakwah yang harus disesuaikan dengan sasaran
dakwah Terhadap cendekiawan yang memiliki pengetahuan tinggi
diperintahkan menyampaikan dakwah dengan hikmah yakni
berdialog dengan kata-kata bijak sesuai dengan tingkat kepandaian
mereka Terhadap kaum awam diperintahkan untuk menerapkan
mau`izhah yakni memberikan nasihat dan perumpamaan yang
menyentuh jiwa sesuai dengan taraf pengetahuan mereka yang
28
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 774
82
sederhana29
Dijelaskan pula dalam tafsir al-Munir bahwa mau`izhah
hazanah adalah cara yang digunakan untuk masyarakat awam30
Sedang terhadap Ahl al-kitab dan penganut agama-agama lain yang
diperintahkan adalah jidalperdebatan dengan cara yang terbaik
yaitu dengan logika dan retorika yang halus lepas dari kekerasan dan
umpatan31
Kata (حكمة) Hikmah antara lain berarti yang paling utama
dari segala sesuatu baik pengetahuan maupun perbuatan Ia adalah
pengetahuan atau tindakan yang bebas dari kesalahan atau kekeliruan
Hikmah juga diartikan sebagai sesuatu yang bila
digunakandiperhatikan akan mendatangkan kemaslahatan dan
kemudahan yang besar atau lebih besar serta menghalangi
terjadinya mudharat atau kesulitan yang besar atau lebih besar
Makna ini ditarik dari kata hakamah yang berarti kendali karena
kendali menghalangi hewankendaraan mengarah ke arah yang tidak
diinginkan atau menjadi liar Memilih perbuatan yang terbaik dan
sesuai adalah perwujudan dari hikmah Memilih yang terbaik dan
sesuai dari dua hal yang buruk pun dinamai hikmah dan pelakunya
dinamai hakim (bijaksana) Siapa yang tepat dalam penilaiannya dan
dalam pengaturannya dialah yang wajar menyandang sifat ini atau
dengan kata lain dia yang hakim32
29
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 774-775
30Wahbah az-Zuhaili Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid 7
(Depok Gema Insani 2014) CetKe-I h 509 31
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 774-775
32M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 775
83
Kata (الموعظة) al-Mau`izhah terambil dari kata (وعظ) wa`azha
yang berarti nasihat Mau`izhah adalah uraian yang menyentuh hati
yang mengantar kepada kebaikan Demikian dikemukakan oleh
banyak ulama33
Hal ini juga dijelaskan dalam tafsir Fi Zhilalil
Qur`an yang menjelaskan bahwa Mau`izhah hasanah ldquonasihat yang
baikrdquo yang bisa menembus hati manusia dengan lembut dan diserap
oleh hati nurani dengan halus34
Sedang kata ( مجادله ) jadilhum terambil dari kata ( جدال) jidal
yang bermakna diskusi atau bukti-bukti yang mematahkan alasan
atau dalih mitra diskusi dan menjadikannya tidak dapat bertahan baik
yang dipaparkan itu diterima oleh semua orang maupun hanya oleh
mitra bicara Ditemukan di atas bahwa Mau`izhah hendaknya
disampaikan dengan hasanahbaik sedang perintah berjidal disifati
dengan kata (احسن) ahsan yang terbaik bukan sekedar baik
Keduanya berbeda dengan hikmah yang tidak disifati apapun Ini
berarti bahwa mau`izhah ada yang baik dan tidak baik sedang jidal
ada tiga macam yang baik yang terbaik dan yang buruk35
Adapun mau`izhah ia baru dapat mengena hati sasaran bila
ucapan yang disampaikan itu disertai dengan pengamalan dan
keteladanan dari yang menyampaikannya Inilah yang bersifat
hasanah Kalau tidak ia adalah yang buruk yang seharusnya
dihindari Di sisi lain karena mau`izhah biasanya bertujuan
33
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 775-776
34Sayyid Quthb Tafsir Fi Zhilalil Qur`an terj As`ad Yasin dkk (Jakarta Gema
Insani 2004) Cet Ke I h 44
35M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 775-776
84
mencegah sasaran dari sesuatu yang kurang baik dan ini dapat
mengundang emosi baik dari yang menyampaikan lebih-lebih yang
menerimanya mau`izhah adalah sangat perlu untuk mengingatkan
kebaikannya itu Sedang jidal terdiri dari tiga macam yang buruk
adalah yang disampaikan dengan kasar yang mengundang
kemarahan lawan serta yang menggunakan dalih-dalih yang tidak
benar Yang baik adalah yang disampaikan dengan sopan serta
menggunakan dalil-dalil atau dalih walau hanya diakui oleh lawan
tetapi yang terbaik adalah yang disampaikan dengan baik dengan
argumen yang benar lagi yang membungkam lawan36
Penyebutan urutan ketiga macam metode itu sungguh serasi
ia dimulai dengan hikmah yang dapat disampaikan tanpa syarat
disusul dengan mau`izhah dengan syarat hasanah karena memang ia
hanya terdiri dari dua macam dan yang ketiga adalah jidal yang
terdiri dari tiga macam buruk baik dan terbaik sedangkan yang
dianjurkan adalah yang terbaik Tidak dapat dipungkiri bahwa Al-
Qur`an demikian juga cara berdakwah Nabi Muhammad Saw
mengandung ketiga metode di atas Ia diterapkan kepada siapa pun
sesuai dengan kondisi masing-masing sasaran37
Dalam tafsir ini disebutkan bahwa setiap metode memiliki
karakteristik mad`unya masing-masing hanya saja sebagian ulama
tidak sepakat Sebagian ulama menyebutkan bahwa bisa saja ketiga
cara ini dipakai dalam satu situasisasaran di kali lain hanya dua cara
atau satu masing-masing sesuai dengan sasaran yang dihadapi Bisa
saja cendekiawan tertarik dengan mau`izhah dan tidak mustahil
36
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 776 37
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 777
85
orang awam memeroleh manfaat dari jidal dengan yang terbaik
Demikian Thabathaba`i salah seorang ulama yang menolak
penerapan metode dakwah terhadap tingkat kecerdasan sasaran38
b Penafsiran Menurut Buya Hamka
ldquoSerulah kepada jalan Tuhan engkau dengan kebijaksanaan dan
pengajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang
lebih baikrdquo (pangkal ayat 125 terjemah dari tafdir Al-Azhar)
Ayat ini mengandung ajaran kepada Rasul tentang cara
melancarkan dakwah atau seruan terhadap manusia agar mereka
berjalan di atas jalan Allah (Sabilillah) Sabilillah atau Shiracircth al
Mustaqicircm atau Ad-Dicircnu al-Haqqu agama yang benar Nabi Saw
memegang tampuk pimpinan dalam melakukan dakwah itu
Kepadanya ditentukan oleh Tuhan bahwa di dalam melakukan
dakwah hendaklah memakai tiga macam cara atau tiga tingkat cara
Pertama hikmah (kebijaksanaan) Yaitu dengan secara bijaksana
akal budi yang mulia dada yang lapang dan hati yang bersih menarik
perhatian orang kepada agama atau kepada kepercayaan terhadap
Tuhan Kata ldquohikmatrdquo kadang diartikan orang dengan filsafat
Padahal dia adalah inti yang lebih halus dari filsafat Filsafat hanya
dapat difahamkan oleh orang-orang yang telah terlatih fikirannya dan
tinggi pendapat logikanya Tetapi hikmat dapat menarik orang yang
belum maju kecerdasannya dan tidak dapat dibantah oleh orang yang
lebih pintar Kebijaksanaan itu bukan saja dengan ucapan mulut
melainkan termasuk juga tindakan dan sikap hidup Kadang-kadang
lebih berhikmat diam daripada berkata39
38
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 777
39Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321
86
Yang kedua adalah al-mau`izhatu al- hasanah yang kita
artikan pengajaran yang baik atau pesan-pesan yang baik yang
disampaikan sebagai nasihat Sebagai pendidikan dan tuntunan sejak
kecil Sebab itu termasuklah dalam bidang mau`izhatul hasanah
pendidikan ayah bunda dalam rumah tangga kepada anak-anaknya
sehingga menjadi contoh beragama di hadapan anak-anaknya
sehingga menjadi kehidupan mereka pula Termasuk juga pendidikan
dan pengajaran dalam perguruan-perguruan 40
Hal ini juga dijelaskan
dalam tafsir Al-Quran yang ditulis oleh Syaikh Abdurrahman
bahwasanya mau`izhah hasanah adalah metode dakwah dengam
memberikan pelajaran yang baik Yaitu dengan perintah dan
larangan anjuran dan ancaman serta belasan yang akan diterima oleh
manusia atas apa yang dilakukannya41
Yang ketiga adalah jacircdilhum bi al-llaticirc hiya ahsan bantahlah
mereka dengan cara yang lebih baik Kalau terpaksa timbul
perbantahan atau pertukaran fikiran yang di zaman kita disebut
polemik ayat ini menyuruh agar dalam hal yang demikian kalau
sudah tidak dapat dielakkan lagi pilihlah jalan yang sebaik-
baiknya42
Dalam tafsir al-Munir juga dijelaskan bahwa debatlah
dengan cara dan bentuk debat yang paling baik43
Diantaranya ialah
memperbedakan pokok soal yang tengah dibicarakan dengan
perasaan benci atau sayang kepada pribadi yang tengah diajak
berbantah Misalnya seseorang yang masih kufur belum mengerti
40
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322
41Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa`di Tafsir Al-Qur`an 4 terj M Iqbal dkk
(Jakarta Darul Haq 2017) Cet Ke-VI h 219
42Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322
43Wahbah az-Zuhaili Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid 7 h
509
87
ajaran Islam lalu dengan sesuka hatinya saja mengeluarkan celaan
kepada Islam karena bodohnya Orang ini wajib dibantah dengan
jalan yang sebaik-baiknya disadarkan dan diajak kepada jalan fikiran
yang benar sehingga dia menerima Tetapi kalau terlebih dahulu
hatinya disakitkan karena cara kita membantah yang salah mungkin
dia enggan menerima kebenaran meskipun hati kecilnya mengakui
karena hatinya telah disakitkan44
Di dalam tafsir al-Aisar menjelaskan bahwasanya dalam
melakukan metode jidal ini maka lakukanlah dengan cara terbaik
bantahlah mereka dengan cara yang baik tidak ada unsur celaan
ejekan dan sindiran buruk karena yang demikian itu lebih dapat
diterima45
Ketiga pokok cara melakukan dakwah ini hikmah mau`izhah
hasanah dan jacircdilhum billaicirci hiya ahsan amatlah diperlukan di
segala zaman Sebab dakwah atau ajakan dan seruan membawa umat
manusia kepada jalan yang benar itu sekali-kali bukanlah
propaganda meskipun propaganda itu sendiri kadang bagian dari alat
dakwah dakwah meyakinkan sedang propaganda itu memaksakan
Dakwah dengan jalan paksa tidaklah akan berhasil menundukkan
keyakinan orang Apatah lagi dalam hal agama Al-Qur`an sudah
menegaskan bahwa dalam hal agama sekali-kali tidak ada paksaan
Dan dalam ujung ayat ini dengan tegas Tuhan mengatakan bahwa
urusan memberi orang petunjuk atau menyesatkan orang adalah hak
Allah sendiri ldquoSesungguhnya Tuhan engkau Dialah yang lebih tahu
44
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322
45Syaikh Abu Bakar Jabir Al-JAzari Tafsir Al-Qur`an Al-Aisar terj MAzhari
Hatim dan Abdurrahim Mukti (Jakarta Darus Sunnah Press 2011) Cet Ke-II h 287
88
siapa yang sesat dari jalannya dan Dialah yang lebih tahu siapa
yang mendapat petunjukrdquo (ujung ayat 125)46
Demikianlah ayat ini telah dijadikan salah satu pedoman
perjuangan menegakkan Iman dan Islam ditengah-tengah berbagai
ragamnya masyarakat pada masa itu yang kedatangan Islam adalah
buat menarik dan membawa bukan mengusir dan mengenyahkan
orang Dan sampai sekarang ketiga pokok ini masih tetap terpakai
menurut perkembangan-perkembangan zaman yang modern47
Dari pembahsasan kedua mufassir ada beberapa metode
dakwah yang Allah sampaikan dan terangkum dalam surat an-Nahl
ayat 125 Disebutkan bahwa tiga metode dakwah itu ialah
1 Hikmah
2 Mau`izhah al-hasanah
3 Jacircdilhum bi al-lacircticirc hiya ahsan
Hikmah ialah berdialog dengan kata-kata yang bijak sesuai
kepandaian mereka Hikmah ialah yang paling utama dari segala
sesuatu baik pengetahuan maupun perbuatan juga diartikan sebagai
sesuatu yang bila digunakandiperhatikan akan mendatangkan
kemaslahatan dan kemudahan yang besar atau lebih besar serta
menghalangi terjadinya mudharat atau kesulitan yang besar atau
lebih besar48
Mau`izhah al-hasanah ialah uraian yang menyentuh
hati yang mengantar kepada kebaikan Dan jidal yang bermakna
diskusi atau bukti-bukti yang mematahkan alasan atau dalih mitra
diskusi dan menjadikannya tidak dapat bertahan baik yang
dipaparkan itu diterima oleh semua orang maupun hanya oleh mitra
46
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321-322
47Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 322
48M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 775
89
bicara Ini adalah tiga rangkaian metode yang dijelaskan oleh Quraish
Shihab Mau`izhah disifati dengan hasanah dan jidal dengan ahsan
Quraish Shihab menjelaskan bahwa mau`izhah ada yang baik dan
tidak baik sedangkan jidal ada yang buruk baik dan terbaik
Sedangkan Buya Hamka menyebutkan dalam tafsirnya Al-
Azhar bahwa hikmah (kebijaksanaan) yaitu dengan secara bijaksana
akal budi yang mulia dada yang lapang dan hati yang bersih menarik
perhatian orang kepada agama atau kepada kepercayaan terhadap
Tuhan49
al-mau`izhatul hasanah yang kita artikan pengajaran yang
baik atau pesan-pesan yang baik yang disampaikan sebagai nasihat
Sebagai pendidikan dan tuntunan sejak kecil Termasuk juga
pendidikan dan pengajaran dalam perguruan-perguruan jadilhum
billati hiya ahsan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik
Kalau terpaksa timbul perbantahan atau pertukaran fikiran yang di
zaman kita disebut polemik ayat ini menyuruh agar dalam hal yang
demikian kalau sudah tidak dapat dielakkan lagi pilihlah jalan yang
sebaik-baiknya50
Dalam surat an-Nahl ayat 125 menjelaskan tentang metode
dakwah yang meliputi Hikmah mau`izhah hasanah dan jidal Di sini
penulis akan membandingkan metode tersebut satu per-satu artinya
kedua mufasir memiliki pandangan masing-masing dalam
menjelaskan metode dakwah yang terdapat dalam surat an-Nahl ayat
125
Pertama dengan hikmah Quraish Shihab menjelaskan
hikmah ialah berdialog dengan kata-kata bijak sesuai dengan tingkat
49
Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321 50
Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322
90
kepandaian mereka51
yang dimaksud dengan mad`u metode ini ialah
golongan cendekiawan Sedangakan Buya Hamka menjelaskan
hikmah adalah dengan secara bijaksana akal budi yang mulia dada
yang lapang dan hati yang bersih menarik perhatian orang kepada
agama atau kepada kepercayaan terhadap Tuhan
Sekilas peneliti melihat bahwa dalam hal ini Buya Hamka
tidak mengkhususkan atau menjelaskan bahwa metode hikmah ini
untuk golongan cendekiawan sebagaimana yang disebutkan dalam
tafsir al-Misbah Hanya saja Buya Hamka menjelaskan dalam
tafsirnya bahwa hikmah dapat menarik orang yang belum maju
kecerdasannya dan tidak dapat dibantah oleh orang yang lebih
pintar52
Dan Buya Hamka juga tidak mengkhususkan kebijaksanaan
hanya dalam dialog Kebijaksanaan itu bukan saja dengan ucapan
mulut melainkan termasuk juga tindakan dan sikap hidup Kadang-
kadang lebih berhikmat diam daripada berkata53
Dalam metode ini penulis melihat adanya perbedaan kedua
mufasir dalam menjelaskan tentang mad`u dakwah dalam metode
hikmah Quraish Shihab menyebutkan bahwa terhadap cendekiawan
diperintahkan menyampaikan dakwah dengan hikmah sedangkan
Buya Hamka menyebutkan bahwa hikmah dapat menarik orang yang
belum mampu kecerdasannya dan tidak dapat dibantah oleh orang
yang lebih pintar Penulis melihat bahwa yang dimaksud Buya
Hamka ialah golongan awam dan golongan cendekiawan Artinya
Quraish Shihab dan Buya Hamka memiliki pandangan yang sama
bahwa metode hikmah ini cocok untuk golongan cendekiawan dan
51
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 774-775
52 Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321
53 Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321
91
Buya Hamka mennambahkan bahwa metode hikmah juga bisa
menarik golongan awam atau yang belum mampu kecerdasannya
Artinya seorang dai harus bijaksana dalam memilih metode dakwah
sesuai dengan mad`u yang dihadapi oleh dai Jadi bisa disimpulkan
bahwa hikmah tidak hanya khusus untuk golongan cendekiawan
Kebijaksanaan dalam menggunakan metode hikmah ini sangat
diperlukan seorang dai sehingga dakwah tidak membuat kelompok
mad`u merasa tertekan akan dakwah yang disampaikan Disebabkan
oleh dai tidak bisa melihat atau memilih metode yang sesuai ketika
berhadapan dengan suatu kelompok yang menyalahi syariat Karena
itulah diperlukan hikmah di sini yaitu sikap bijaksana Dan menurut
penulis untuk memiliki sikap bijaksana tidak serta merta bisa
dimiliki setiap orang Ia perlu diasah dan terus digali oleh seorang
dai Maka dari itu harus adanya segolongan umat yang khusus
melaksanakan dakwah yang sadar akan ilmu agama sebagaimana
dalam surat Ali Imran 104 Dan dibekali dengan wawasan
pengetahuan dalam dakwah
Kedua mau`izhah al-hasanah Quraish Shihab menjelaskan
bahwa mau`izhah adalah uraian yang menyentuh hati yang mengantar
kepada kebaikan Dalam hal ini ditujukan pada golongan awam
sebagaimana disebutkan dalam tafsir al-Misbah54
Sedangkan Buya
Hamka menjelaskan al-mau`izhatul hasanah adalah pengajaran yang
baik atau pesan-pesan yang baik yang disampaikan sebagai nasihat
Sebagai pendidikan dan tuntunan sejak kecil Termasuk juga
pendidikan dan pengajaran di perguruan-perguruan55
Dalam hal ini
penulis melihat adanya perbedaan yaitu Quraish Shihab menjelaskan
54
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 774-775
55Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322
92
dengan uraian yang menyentuh hati sedangkan Buya Hamka
menjelaskan dengan pengajaran atau pesan-pesan yang baik sebagai
nasihat Penulis melihat bahwasanya uraian yang menyentuh hati
disebutkan oleh Quraish Shihab karena metode ini ialah metode yang
ditujukan kepada golongan awam sehingga dibutuhkan uraian yang
menyentuh hati mereka sehingga mau mengikuti pesan-pesan
dakwah Karena golongan awam adalah orang yang bisa kita ajak
dengan cara menyentuh hatinya bukan akalnya
Sedangkan Buya Hamka menyebutkan pada pengajaran dan
pendidikan seperti pendidikan ayah dan bunda dalam rumah tangga
kepada anak-anaknya Jika demikian maka pendidikan tidak hanya di
rumah maka pendidikan disekolah kampus dan lain sebagainya
adalah masuk dalam kategori dakwah mau`izha hasanah jika dilihat
dari tafsir al-Azhar Artinya Buya Hamka memandang metode
mau`izhah hasanah metode yang di pakai dalam pengajaran dan
pendidikan sehingga apa yang disampaikan bisa membuat sasaran
dalam pengajaran dan pendidikan itu mau mengikuti nasihat baik
yang disampaikan Hemat penulis tujuan kedua mufasir sama yaitu
menyampaikan nasihat dengan perkataan yang baik kepada mereka
yang sedang mencari atau membutuhkan pesan-pesan dakwah baik
yang disampaikan di perguruan-perguruan atau nasihat langsung
kepada orang awam
Ketiga jidal Quraish Shihab menjelaskan bahwa jidal ialah
diskusi atau bukti-bukti yang mematahkan alasan atau dalih mitra
diskusi dan menjadikannya tidak dapat bertahan baik yang
dipaparkan itu diterima oleh semua orang maupun hanya oleh mitra
bicara Dalam hal ini ditujuakan kepada ahl al-kitab atau non-
93
muslim56
Sedangkan Buya Hamka menjelaskan bahwa jidal ialah
membantahbantahlah mereka dengan cara yang lebih baik Kalau
terpaksa timbul perbantahan atau pertukaran fikiran yang di zaman
kita disebut polemik ayat ini menyuruh agar dalam hal yang
demikian kalau sudah tidak dapat dielakkan lagi pilihlah jalan yang
sebaik-baiknya57
Dan Buya Hamka tidak menjelaskan siapa yang
menjadi mitra bicara dalam jidal Sekilas penulis melihat bahwa
maksud yang ingin disampaikan mufasir sama yaitu pertukaran
pendapat Hanya saja penulis melihat dalam penafsiran al-Misbah
Quraish Shihab menyebutkan dengan diskusi atau bukti-bukti yang
mematahkan alasan mitra diskusi Sedangkan Buya Hamka
menjelaskan langsung pada kata ldquobantahlahrdquo tanpa menyebutkan
dalam diskusi atau hal lainnya
Dari segi bahasa terlihat bahwa Quraish Shihab lebih berhati-
hati dalam menjelaskan yaitu dengan kata diskusi yang bisa kita lihat
saat ini bahwa diskusi itu lebih fokus untuk bertukar pikiran dalam
membicarakan suatu masalah Sedangkan debat ialah pembahasan
atau pertukaran pendapat mengenai suatu hal dengan saling memberi
alasan untuk mempertahankan pendapat masing-masing58
Sedangkan
Buya Hamka menjelaskan dengan ldquobantahlah jika terpaksardquo Artinya
Buya Hamka mengingatkan bahwa boleh membantah dengan syarat
terpaksa Jika keadaan tidak memaksa maka penulis menyimpulkan
bahwa tidak seharusnya membantah karena jika tidak bisa memilih
jalan terbaik maka akan bisa menyakiti pihak yang dibantah Dan jika
terpaksa membantah maka pilihlah jalan yang terbaik Dalam tafsir
56
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 775-776
57Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322
58Kamus Besar Bahasa Indonesia (Aplikasi)
94
al-Munir dijelaskan bahwa bentuk debat yang paling baik yaitu
dengan cara lemah lembut santun lebih memilih bantahan dengan
yang paling mudah dan komunikatif dalil-dalil yang paling tepat dan
kuat serta premis yang popular dan familiar59
Menurut hemat
penulis debat harus dilakukan dengan cara terbaik dengan tidak
menyakiti pihak lawan serta bantahlah jika terpaksa dilakukan untuk
mematahkan pendapat pihak lawan
Berdebat dengan cara yang baik inilah yang akan meredakan
keangkuhan yang sensitif itu Orang yang diajak berdebat itu pun
akan merasakan bahwa dirinya dihormati dan dihargai Seorang dai
tidak diperintahkan kecuali mengungkapkan hakikat yang sebenarnya
dan memberikan petunjuk di jalan Allahjadi bukan untuk membela
dirinya mempertahankan pendapatnya atau mengalahkan pendapat
orang lain60
C Surat Thacirchacirc 43-44
Surah ini terdiri dari 135 ayat dinamakan Thacirchacirc yang diambil
dari perkataan dari ayat pertama surat ini Ayat-ayat dalam surah ini
kesemuanya turun sebelum Nabi Muhammad berhijrah ke Madinah
dengan kata lain keseluruhan ayat ini ayat-ayatnya Makkiyah
Demikian pendapat mayoritas pakar Al-Qur`an Ada juga yang
mengecualikan ayat 130 dan 131 tetapi pendapat ini dilemahkan oleh
banyak ulama Ada juga yang menamai surah ini al-kalim yakni
mitra bicara Mitra bicara yang dimaksud adalah Nabi Musa as yang
menerima wahyu dan mendengar firman-firman Allah secara
langsung tanpa perantara malaikat Memang dalam surah ini cukup
banyak uraian tentang Nabi Musa as antara lain tentang firman
59
Wahbah az-Zuhaili Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid 7 h
509 60
Sayid Quthb Tafsir Fi Zhilalil Qur`an terj As`ad Yasin dkk H 45
95
Allah yang beliau terima dalam perjalanan bersama keluarganya dari
Madyan menuju ke Mesir61
ldquoPergilah kamu berdua kepada Firaun Sesungguhnya Dia
telah melampaui batas Maka berbicaralah kamu berdua
kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut Mudah-
mudahan ia ingat atau takutrdquo (QSThaahaa [20]43-44)
a Penafsiran Quraish Shihab
Dalam tafsir al-Misbah Quraish Shihab menjelaskan bahwa
Allah memerintahkan kepada Musa ldquoPergilah kamu berdua kepada
Fir`aun penguasa tirani itu dengan berbekal mukjizat-mukjizat yang
telah ku anugerahkan kepadamu karena sesungguhnya ia telah
melampaui batas dalam kedurhakaan Maka berbicaralah kamu
berdua kepadanya dengan lemah lembut yakni ajaklah ia beriman
dan serulah ia kepada kebenaran dengan cara yang tidak mengundang
antipati atau amarahnya mudah-mudahan yakni agar supaya ia
ingat akan kebesaran Allah dan kelemahan makhluk sehingga ia
terus-menerus kagum kepada Allah dan taat secara penuh kepadanya
atau paling tidak ia terus menerus takut kepadanya akibat
kedurhakaannya kepada Allahrdquo62
Firman Allah ( اه قولا لينلفقولا ) fa qula lahu qaulan
layyinanMaka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-
kata yang lemah lembut menjadi dasar tentang perlunya sikap
61
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 7 h543-544 62
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 7 h 593
96
bijaksana dalam berdakwah yang antara lain ditandai dengan ucapan-
ucapan sopan yang tidak menyakitkan hati sasaran dakwah Karena
Fir`aun saja yang sedemikian durhaka masih juga harus dihadapi
dengan lemah lembut63
Hal demikian juga dijelaskan dalam tafsir al-
Wasith bahwa dalam melakukan dakwah ucapkanlah kata-kata yang
lembut dan santun tanpa ada kekasaran padanya mudah-mudahan dia
menyadari hakikat yang sebenarnya atau takut kepada Tuhannya
Ungkapan yang lembut dan santun merupakan sikap Rasul dai yang
sukses agar Fir`aun dan orang-orang semisalnya tidak lari dari
dakwah64
Memang dakwah pada dasarnya adalah ajakan lemah lembut
Dakwah adalah upaya menyampaikan hidayah Kata (هداية) hidayah
yang terdiri dari huruf ha dal dan ya maknanya antara lain adalah
menyampaikan sesuatu dengan lemah lembut Dari sini lahir kata
hidayah yang merupakan penyampaian sesuatu dengan lemah lembut
guna menunjukkan simpati Ini tentu saja bukan berarti bahwa juru
dakwah tidak melakukan kritik hanya saja itu pun harus disampaikan
dengan tepat bukan saja pada kandungannya tetapi juga waktu dan
tempatnya serta susunan kata-katanya yakni tidak dengan memaki
atau memojokkan Di tempat lain Allah mengajarkan Nabi Musa as
redaksi kalimat yang hendaknya belaiu sampaikan kepada Fir`aun
yaitu65
63
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol7 h 594-595 64
Wahbah az-Zuhaili Tafsir Al-Wasith terj Muhtadi dkk (Depok Gema Insani
2013) Cet Ke-I h 529
65M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol7 h 594-595
97
ldquoDan Katakanlah (kepada Firaun) Adakah keinginan
bagimu untuk membersihkan diri (dari kesesatan) Dan kamu
akan kupimpin ke jalan Tuhanmu agar supaya kamu takut
kepada-Nya (QS An-Nazi`at [79]18-19)
Kata ( لعل) ldquola`allardquo biasa diterjemahkan mudah-mudahan
yang mengandung harapan terjadinya sesuatu Tentu saja yang
mengharap di sini bukan Allah Swt karena harapan tidak sesuai
dengan kebesaran dan keluasan ilmu-Nya Oleh sebab itu ada ulama
yang memahami kata ini dalam arti agar supaya atau bahwa harapan
yang dikandung oleh kata itu terarah kepada manusia Dalam
konteks ini adalah Nabi Musa as yakni ldquowahai Musa dan Harun
sampaikanlah tuntunan Allah kepada Fir`aun sambil menanamkan
dalam hati kamu harapan dan optimisme kiranya penyampaianmu
bermanfaat baginya66
Tafsir al-Maragi yang ditulis oleh Syaikh al-Maragi
menjelaskan kata la`alla (mudah-mudahan) dalam ayat ini
menunjukkan harapan tercapainya maksud sesudah kata itu Yakni
menjalankan risalah mengerjakan apa yang Allah serukan serta
berharap agar pekerjaan yang dilakukan dapat berbuah dan tidak
gagal Berusaha sesuai kemampuan dan berjuang sampai puncaknya
dengan harapan agar pekerjaan yang dilakukan bisa mendatangkan
keberhasilan kemenangan dan juga keuntungan67
Seorang dai yang sejak awal telah berputus asa untuk
menyampaikan hidayah kepada seseorang dia tidak akan
menyampaikan dakwah dengan kehangatan dan tidak gigih dalam
penolakan seseorang68
66
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 7 h 595 67
Ahmad Al-Mustafa Al-Maragi Tafsir Al-Maragi Juz XVI terj Mustafa Al-Babi
Al-Halabi (Semarang Toha Putra 1993) Cet Ke-II h 204-205
68Sayid Quthb Tafsir Fi Zilalil Qur`an terj As`ad Yasin h 329
98
Perintah Allah ini menunjukkan bahwa manusia hendaknya
selalu berusaha dan tidak mengandalkan takdir semata-mata Allah
telah mengetahui penolakan Fir`aun terhadap ajakan Nabi Musa as
kendati demikian yang maha kuasa tetap memerintahkan Nabinya
untuk menyampaikan ajakan Ini Karena Allah tidak menjatuhkan
sanksi dan ganjaran berdasar pengetahuannya yang azali tetapi
berdasar pengetahuan serta kenyataan yang terjadi dalam pentas
kehidupan dunia ini Di sisi lain perintah tersebut bila telah
dilaksanakan dan ditolak maka penolakan itu akan menjadi bukti
yang memberatkan sasaran dakwah karena jika tidak ada ajakan
boleh jadi hari kemudian kelak mereka akan berkata ldquokami tidak
mengetahui tuntunan mu karena tidak ada yang pernah
menyampaikan kepada kamirdquo69
Firman Allah (لعله يتذكر أو يخشي) la`allahucirc yatadzakkaru aww
yakhsyacircmudah-mudahan ia ingat atau takut dengan pengertian yang
dikemukakan di atas mengisyaratkan bahwa peringkat zikir terus
menerus yang mengantar pada kehadiran Allah dalam hati dan
kekaguman kepadanya merupakan peringkat yang lebih tinggi
daripada peringkat takut Ini karena kekaguman menghasilkan cinta
dan cinta memberi tanpa batas serta menerima apapun dari yang
dicintai sedang rasa takut tidak menghasilkan kekaguman bahkan
boleh jadi antipati70
69
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 7 h 595-596 70
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 7 h 596
99
b Penafsiran Buya Hamka
Dalam penafsiran ini Buya Hamka memulai dengan
menjelaskan sikap Fir`aun yang melampaui batas Sesungguhnya
Fir`aun itu sudah keterlaluan Dia telah melampaui dari garis-garis
dan batas-batas yang mesti disadarinya sebagai manusia Bahkan dia
telah hendak melonjak merasakan dirinya sebagai Tuhan Mentang-
mentang Allah menganugerahkan kekuasaan kepadanya memerintah
negeri dia lupa bahwa kekuasaan itu adalah anugerah dari Allah
Disangkanya kepunyaan sendiri lalu berbuatlah dia sesuka hatinya
dengan kekuasaan itu Lupa dia bahwa tenaganya sebagai insan
adalah terbatas Lupa dia bahwa kekuasaan itu diterimanya sebagai
warisan dari nenek moyangnya dan kelak pasti akan datang
waktunya mau ataupun tidak mau kekuasaan itu akan diturunkannya
lagi kepada penggantinya baik karena mati atau karena tua Sebab itu
dia telah melampaui71
Kalimat Thacircghacirc yang kita artikan melampau ialah
melampaui batas yang tidak boleh dilaluinya Kalimat ini adalah satu
rumpun dengan beberapa kalimat yang lain biasa terpakai untuk
menunjukkan kesewenang-wenangan Seorang Raja atau kepala
negara yang berlaku terhadap rakyatnya menurut kehendaknya
sendiri saja dengan tidak memperdulikan undang-undang di-namai
Thacircghiyah Kemudian daripada itu segala persembahan selain
kepada Allah misalnya memuja sesama manusia menuhankan
seseorang yang dianggap amat suci maka persembahan musyrik itu
dinamai taghucirct Lantaran itu maka kalimat thacircghacirc thacircgiyah dan
thacircghucirct adalah mengandung satu arti belaka yaitu segala sikap
melampui batas yang ditentukan oleh ilahi kepada hambanya Dan
71
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159
100
hamba bertindak sendiri di luar hukum Tuhan Begitulah Allah
menunjukkan sifat Fir`aun kepada Musa dan Harun dalam ayat 43 ini
Untuk menghadapi sikap Fir`aun yang sombong melampaui batas
itulah Tuhan memberikan tuntutan kepada kedua utusannya Musa
dan Harun72
Setelah Tuhan berfirman menyatakan kesombongan Fir`aun
bahwa dia itu dalam pemerintahannya terlalu berlaku melampaui
batas kebenaran dan keadilan maka tuhan memberi ingat kepada
utusannya ini
ldquoMaka katakanlah olehmu berdua kepadanya kata-kata yang lemah-
lembutrdquo (pangkal ayat 44 terjemah dari tafsir Al-Azhar)
Di dalam pangkal ayat 44 Tuhan telah memberikan petunjuk
dan arahan yang penting dalam memulai dakwah kepada orang yang
telah sangat melampaui batas itu Dalam permulaan berhadap-
hadapan kepada orang seperti itu janganlah langsung dilakukan sikap
yang keras melainkan hendaklah mulai dengan mengatakan sikap
yang lemah lembut perkataan yang penuh kedamaian Sebab kalau
dari permulaan konfrontasi (berhadap muka dengan muka) si
pendakwah telah melakukan amar ma`rucircf nahyi munkar dengan
secara kasar blak-blakan tidaklah akan tercapai apa yang
dimaksud73
Dijelaskan dalam tafsir Al-Qur`an Syaikh Abdurrahman
bahwasanya kata-kata yang lemah lembut ialah perkataan yang enak
didengar lunak dengan kelembutan persuasif etika dalam tutur
72Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159
73Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159
101
kata tanpa ada unsur kekejian pamer kekuatan kekerasan dalam
perkataan dan juga tindakan74
Meskipun di dalam ilmu Allah Ta`ala sendiri pasti sudah
diketahui bahwa Fir`aun itu sampai saat terakhir tidak akan mengaku
tunduk tetapi Tuhan telah memberikan tuntunan kepada Rasulnya
ataupun kepada siapa saja yang berjuang melanjutkan rencana Nabi-
nabi bahwa pada langkah yang pertama janganlah mengambil sikap
menantang Mulailah dengan kata yang lemah-lembut ldquoMudah-
mudahan ingatlah dia ataupun takutrdquo (ujung ayat 44 terjemah tafsir
al-Azhar)75
Menurut Buya Hamka setiap sudut jiwa manusia yang mana
jua orangnya senantiasa masih tersimpan maksud yang baik dan
fikirannya yang sehat Misalnya ataupun pejabat tinggi sebuah
negara akan merasa prestisenya atau gengsinya akan tersinggung
walaupun betapa besar salahnya kalau dia ditegur dengan kasar atau
dikritik di muka umum Musa dan Harun disuruh terlebih dahulu
mengambil langkah berlemah lembut guna menyadarkan dan
menginsafkan Fir`aun itu adalah manusia dan Fir`aun itu adalah
seorang Raja yang dijunjung tinggi diangkat martabatnya oleh orang
besar-besar yang mengelilinginya jarang yang membantah katanya
walaupun secara lemah lembut Karena orang yang disekitarnya itu
merasa berhutang budi kepada rajanya Mereka merasa tidak ada arti
apa-apa diri mereka itu kalau tidak raja yang menaikkan pangkatnya
dan memberinya gelar-gelar dan kehormatan Maka kalau raja itu
atau Fir`aun itu telah duduk seorang diri hati nuraninya akan berkata
74
Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa`di Tafsir Al-Qur`an 4 terj M Iqbal dkk
h 496
75
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159
102
tentang dirinya yang sebenarnya Hati nurani itulah yang akan
diketuk dengan sikap yang lemah lembut76
Begitu juga yang dijelaskan dalam tafsir al-Maraghi
bahwasanya dalam menyampaikan dakwah kepada Fir`aun atau
seorang penguasa maka mulailah dengan pembicaraan yang lemah
lembut agar lebih dapat menyentuh hati dan lebih dapat menariknya
untuk menerima dakwah Sebab dengan perkataan yang lemah
lembut hati orang-orang yang durhaka akan menjadi halus dan
kekuatan orang-orang yang sombong akan hancur77
Lagi pula telah diketahui dalam rangkaian Qishash Fir`aun
dengan Musa itu bahwa Musa pernah jadi anak angkat Beliau Harun
pun pernah dianggap anak Bani Israil yang dekat ke Istana Masih
diharapkan mudah-mudahan dengan kata yang lemah-lembut Fir`aun
akan sadar lalu ingat bahwa selama hidup dia pasti akan mati selama
muda dia pasti akan tua selama sehat dia pasti akan sakit Betapapun
kuat sehat badan manusia namun kekuatannya itu terbatas Inilah
yang harus diingatnya Ataupun dia takut akan azab siksa Allah yang
betapa pun tidaklah dia akan kuasa mengelakkan Itulah siasat yang
dianjurkan Allah kepada Musa dan Harun sebagai langkah pertama
dalam menghadapi Fir`aun78
Allah menjelaskan dalam ayat ini salah satu metode dalam
dakwah yaitu dengan perkataan yang lemah lembut terhadap orang
yang sudah melampaui batas Quraish Shihab menjelaskan dalam
tafsirnya bahwa ( ناه قولا ليلفقولا ) fa qucirclacirc lahucirc qaulan layyinanMaka
berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah
76Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 160
77Ahmad Mustafa Al-Maragi Tafsir Al-Maragi Juz XVI terj Mustafa Al-Babi Al-
Halabi (Semarang Toha Putra 1993) Cet Ke-II h 203-204
78
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 160
103
lembut menjadi dasar tentang perlunya sikap bijaksana dalam
berdakwah yang antara lain ditandai dengan ucapan-ucapan sopan
yang tidak menyakitkan hati sasaran dakwah79
Sedangkan Buya
Hamka menjelaskan bahwa Tuhan telah memberikan petunjuk dan
arahan yang penting dalam memulai dakwah kepada orang yang telah
sangat melampaui batas itu Dalam permulaan berhadap-hadapan
kepada orang seperti itu janganlah langsung dilakukan sikap yang
keras melainkan hendaklah mulai dengan mengatakan sikap yang
lemah lembut perkataan yang penuh kedamaian80
Dijelaskan juga
dalam tafsir al-Munir bahwa Qaulan layyinan ialah kata-kata yang
lemah lembut dan jauh dari sikap keras dan kasar81
Pada ayat 43-44 surat Thacirchacirc Quraish Shihab menjelaskan
bahwa fa qucirclacirc lahucirc qaulan layyinanMaka berbicaralah kamu berdua
kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut menjadi dasar
tentang perlunya sikap bijaksana dalam berdakwah yang antara lain
ditandai dengan ucapan-ucapan sopan yang tidak menyakitkan hati
sasaran dakwah Sedangkan Buya Hamka menjelaskan bahwa Tuhan
telah memberikan petunjuk dan arahan yang penting dalam memulai
dakwah kepada orang yang telah sangat melampaui batas Dalam
permulaan berhadap-hadapan kepada orang seperti itu janganlah
langsung dilakukan sikap yang keras melainkan hendaklah mulai
dengan mengatakan sikap yang lemah lembut perkataan yang penuh
kedamaian
79
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol7 h 594-595 80
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159
81 Wahbah az-Zuhaili Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid 8 h
478
104
Sekilas peneliti melihat bahwa penafsiran kedua mufasir
tidak jauh berbeda yakni berdakwah dengan lemah lembut terutama
dalam menghadapi orang yang telah melampaui batas sebagaimana
maksud dari ayat ini Hanya saja penulis melihat bahwa Quraish
Shihab mengedepankan sikap bijaksana dan menjelaskan maksud
lemah lembut dengan ucapan yang sopan dan tidak menyakitkan hati
lawan sedangkan Buya Hamka menjelaskan bahwa makna lemah
lembut di sini ialah perkataan penuh kedamaian Artinya untuk
menghadapi orang yang melampaui batas maka seorang dai harus
bijak dalam menguraikan kata-kata yang sopan penuh kedamaian dan
yang pasti tidak menyakitkan hati lawan Dalam metode dakwah ini
bisa dilihat bahwa qaulan layyinan yang dimaksud ditujukan kepada
manusia yang sangat melampui batas kedurhakaan kepada Allah Jika
dengan manusia yang sedemikian durhaka Allah memerintahkan
dakwah dengan lemah lembut apalagi dengan manusia yang tidak
melampaui batas yang masih dalam batas kewajaran manusia
Kata-kata lembut tidak akan membuat orang bangga dengan
dosanya tidak membangkitkan kesombongan palsu yang menggelora
di dada para tiran Kata-kata lembut berfungsi untuk menghidupkan
hati sehingga ia menjadi sadar dan takut akan dampak dari tirani
mereka82
Hal ini juga dijelaskan dalam tafsir Muyassar bahwa
dengan tutur kata yang lembut dan baik dakwah bisa diterima
Karena kewajiban para dai adalah bersikap lemah lembut dalam
menyampaikan dakwah83
82
Sayid Quthb Tafsir Fi Zhilalil Qur`an terj As`ad Yasin h 329
83`Aidh al-Qarni Tafsir Muyassar 2 terj Tim Qisthi Press (Jakarta Timur Qisthi
Press 2008) Cetke-I h 615
105
D Implementasi Terhadap Dakwah Saat Ini
Implementasi adalah penerapan dari metode atau ayat yang
telah dibahas dalam dakwah saat ini di Indonesia Secara garis besar
dari ketiga ayat yang telah dijelaskan di atas bisa kita simpulkan
bahwa adanya kewajiban atau keharusan berdakwah yang
disampaikan dalam surat Ali Imran ayat 104 an-Nahl 125
menjelaskan tentang tiga metode dakwah yang diajarkan kepada
Nabi Muhammad Saw dan pada surat Thacirchacirc 43-44 menjelaskan
tentang metode dakwah atau cara mengingatkan kepada seseorang
yang telah melampaui batas atau kedurhakaan kepada Allah Artinya
keharusan berdakwah yang disampaikan tidak semata-mata tanpa
tujuan dan tuntunan dari Allah Oleh karena itu para dai tidak perlu
khawatir ketika melakukan dakwah karena Allah telah memberikan
petunjuk dan ajaran melalui Al-Qur`an yang telah dilakukan oleh
para Nabi dan Rasul terdahulu Sehingga semua kisah yang
dijelaskan bisa menjadi referensi bagi pada pelaku dakwah untuk bisa
melaksanakan dakwah yang telah diperintahkan
1 Lembaga atau kelompok dakwah yang khusus melaksanakan
kegiatan dakwah
Jika dilihat pada saat ini sudah banyak sekali lembaga dakwah
atau sekelompok masyarakat yang melaksanakan kegiatan dakwah
sesuai dengan tujuan masing-masing kelompok dakwah Setiap
kelompok dakwah mampu masuk kedalam lorong masyarakat
menyampaikan pesan dakwah melalui media yang digunakan agar
pesan itu bisa tersampaikan
Organisasi sebagai perkumpulan manusia yang ingin bekerja
sama dan terikat dengan aturan yang disepakati lebih memungkinkan
untuk dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan besar dan berdampak
106
luas Dakwah sebagai pekerjaan besar dan penting sangat tepat
dilakukan melalui organisasi untuk memperoleh hasil yang
memuaskan
Adapun lembaga atau kelompok dakwah yang berkembang di
Indonesia saat ini diantaranya yaitu
1 Muhammadiyah
Muhammadiyah didirikan di Yogyakarta 18 November 1912
atau bertepatan dengan 8 Zulhijjah 1330 H oleh Kiai Haji Ahmad
Dahlan Latar belakang berdirinya organisasi ini antara lain ingin
membangun umat Islam yang sangat tertinggal dalam berbagai
aspek dan dominasi serta himpitan dari colonial belanda Ahmad
Dahlah menginginkan kaum Muslimin memiliki kebanggan
dalam beragama Sementara pada waktu itu umat Islam dalam
keterbelakangan kebodohan dan kemiskinan Pada sisi lain umat
Islam yang terpelajar malu menunjukkan identitas
keislamannya84
Muhammadiyah mengatakan masalah dakwah merupakan hal
yang sangat pokok Maksud dan tujuan pendirian persyarikatan
tersebut ialah untuk menegakkan dan menjunjung tinggi agama
Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-
benarnya Bahwa harus diakui Muhammadiyah telah berkiprah
dengan sangat baik dalam harakah dakwah maupun dalam
merumuskan konsep dakwah Dari sisi harokah maupun dalam
merumuskan konsep dakwah Dari sisi harakah Muhammadiyah
telah membangun pendidikan dari tingkat taman kanak-kanak
84
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 176
107
hingga perguruan tinggi Selain itu juga memiliki amal usaha
seperti panti asuhan rumah jompo rumah sakit dan lain-lain85
Adapun upaya Muhammadiyah untuk menyebarkan ajaran
Islam dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu86
Pertama menyelenggarakan sekolah sendiri yang mengajarkan
ilmu umum seperti sekolaj lain ditambah dengan ilmu agama
Islam Berbeda dengan pengajaran agama islam yang secara
umum berlangsung pada waktu itu Muhammadiyah
mengembangkan sistem sekolah yang diyakini sebagai suatu hal
yang efektif dan efisien dalam pengajaran agama Islam
Dinamika dan perubahan yang terjadi dalam masyarakat pribumi
perlu diantisipasi dengan mengajarkan ilmu agama Islam dan
ilmu umum secara bersama-sama kepada murid sekolah
Muhammadiyah
Kedua mengadakan kursus agama Islam dan propaganda dalam
bentuk pertemuan-pertemuan informal sebagai kelanjutan dari
kegiatan kelompok pengajian yang telah dirintis oleh Ahmad
Dahlan sebelumnya Setelah dilakukan propaganda para hadirin
dianjurkan untuk membentuk perkumpulan dan mengadakan
pertemuan rutin untuk mempelajari agama Islam
Ketiga mendirikan memelihara membantu penyelenggaraan
tempat berkumpul dan masjid yang dipergunakan untuk berbagai
kegiatan yang berhubungan dengan agama Islam Jika di suatu
lingkungan anggota Muhammadiyah belum terdapat masjid
Muhammadiyah berusaha mendirikan masjid atau tempat sejenis
85
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 176 86 Syarifuddin Jurdi dkk 1 Abad Muhammadiyah (Jakarta PT Kompas Media
Nusantara 2010) Cet Ke-I h 40-45
108
seperti Surau Musala atau langgar Apabila suatu lingkungan
sudah terdapat masjid Muhammadiyah membantu memelihara
dan mengaktifkan salat berjamaah dan pengajaran agama Islam
Usaha yang dilakukan ini telah mendorong orang untuk
memberikan bantuan dana termasuk juga mewakafkan tanah
mereka
Keempat Muhammadiyah melakukan penyebaran pengajaran
agama Islam melalui tulisan sesuai dengan perkembangan dalam
bidang pendidikan dan penerbitan Muhammadiyah mencetak
selebaran yang berisi doa sehari-hari jadwal salat jadwal puasa
Ramadan dan masalah agama yang lain Muhammadiyah juga
menerbitkan buku yang berhubungan dengan agama Islam
Buku-buku yang diterbitkan meliputi masalah fikih akidah
tajwid dan hadis Selain buku pengetahuan Islam tingkat dasar
Muhammadiyah juga menerbitkan terjemahan buku untuk
pengajian tingkat lanjut bagi orang tua
Keseluruhan kegiatan yang dilakukan Muhammadiyah dalam
penyebaran ajaran agam Islam merupakan dasar pembentukan
berbagai bagian dalam struktur organisasi Muhammadiyah pada
masa selanjutnya Penyelenggaraan sekolah merupakan dasar dari
bagian sekolahan sementara penyelenggaraan propaganda
(penyebarluasan) dan kursus sebagai dasar pembentukan bagian
Tablig Upaya Muhammadiyah mendirikan memelihara dan
membantu penyelenggaraan masjid dan tempat berkumpul
menjadi dasar pembentukan urusan pembangunan gedung dan
pengadaan perlengkapan yang dikenal sebagai bagian Yayasan
109
Sementara usaha penerbitan yang dilakukan merupakan dasar
pembentukan bagian Taman Pustaka87
Bisa disimpulkan bahwa Muhammadiyah sangat aktif dalam
melakukan gerakan dakwah baik dakwah bil lisan Bil Qolam dan
Bil hal Muhammadiyah mampu memasuki ruang-ruang dan
kekosongan dakwah sehingga mampu diaktifkan oleh
Muhammadiyah dan diterima oleh masyarakat Jika dihubungkan
dengan ayat metode dakwa yang dibahas maka Muhammadiyah
telah mengamalkan apa yang disampaikan dalam ayat dakwah
tersebut Hal ini sesuai dengan tujuan dibentuknya
Muhammadiyah yaitu untuk melepaskan agama Islam dari adat
kebiasaan jelek yang tidak berdasarkan Al-Qur`an dan Hadis
2 Nahdlatul Ulama (NU)
Organisasi ini didirikan 31 Januari 1926 di Kota Surabaya
Jawa Timur Dua tokoh utama pemebntukan NU yaitu KH
Hasyim Asy`arid an KH Wahab Hasbullah Latar belakang
berdirinya NU dimulai dari kegiatan diskusi Taswirul afkar
(potret pemikiran) yang dibentuk oleh KH Abdul Wahab
Hasbullah dan KH mas Mansur Dari kegiatan diskusi taswirul
Afkar inilah kemudian dibentuk organisasi yang diberi nama
Jam`iyyah Nahdlatul Watahan (Perkumpulan Kebangkitan Tanah
Air) Organisasi tersebut bertujuan untuk memperluas dan
mempertinggi mutu pendidikan madrasah88
Kelahiran NU diwarnai oleh ketegangan di kalangan umat
Islam Indonesia sendiri konsep-konsep yang berbeda dalam
87
Syarifuddin Jurdi dkk 1 Abad Muhammadiyah (Jakarta PT Kompas Media
Nusantara 2010) Cet Ke-I h 46
88 Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 177
110
menafsirkan ajaran Islam yang tercermin dalam praktik agama
Islam menciptakan dikotomi tertentu di kalangan umat Islam
Indonesia pada waktu itu89
NU menetapkan bahwa organisasi ini ditujukan untuk ulama
demi kemajuan dan kepentingan kesejahteraan masyarakat Islam
Untuk mencapai tujuan itu NU membuat usaha-usaha berikut90
a Memperbaiki hubungan antar ulama yang mengikuti salah
satu dari empat mazhab
b Memastikan apakah kitab-kitab sebelumnya yang digunakan
dalam mengajar adalah kitab yang mengandung ajaran-ajaran
Ahlussunnah wal jamaah ataukah ajaran-ajaran ahli bid`ah
c Melakukan upaya untuk meningkatkan sekolah-sekolah Islam
d Terus mempertahankan masjid-masjid surau-surau dan
pesantren-pesantren mengurus anak yatim serta orang-orang
miskin
e Mendirikan organisasi-organisasi yang berfungsi untuk
mengembangkan pertanian-pertanian dan perdagangan serta
mendirikan perusahaan yang tidak dilarang ajaran Islam
f Mempertahankan Ahlussunnah wal jamaah Aswaja adalah
konsep agama yang dianut oleh NU Konsep ini pertama
kalinya dinyatakan oleh pendiri NU di Surabaya Aswaja pada
umumnya berarti pengikut Nabi Muhammad Saw dengan
menyatakan diri sebagai para pengikut tradisi Nabi dan ijma
secara eksplisit kyai-kyai berbeda pandangan dari kaum
89
Phil Gustiana Isya Marjani Wajah Toleransi NU terj Iwan Febrianto (Jakarta
PT Semesta Rakyat Merdeka 2012) Cetke-I h 31
90 Phil Gustiana Isya Marjani Wajah Toleransi NU terj Iwan Febrianto (Jakarta
PT Semesta Rakyat Merdeka 2012) Cetke-I h 40
111
modernis yang hanya mengakui untuk mengikuti Al-Qur`an
dan hadis serta menolak ijma`
3 Al-Washliyah
Al-Washliyah adalah sebuah organisasi yang bergerak dalam
bidang sosial keagamaan di Indonesia Organisasi ini didirikan di
Medan Sumatera Utara pada 30 November 1930 bertepatan
dengan 9 Rajab 1439 H Al-Wasliyah didirikan atas inisiatif
sekelompok siswa Maktab Islamiyah Tapanuli Medan yang
tergabung dalam kelompok diskusi yang diberi nama Debating
Club Kelompok ini di dalam setiap diskusi selain membahas
pelajaran-pelajaran sekolah juga membahas masalah-masalah
sosial kemasyarakatn Kemudian memutuskan untuk mendirikan
suatu organisasi yang dapat menampung dan melaksanakan cita-
cita yang mereka diskusikan selama ini
Tujuan utama mendirikan organisasi Jam`iyatul Washliyah
adalah untuk mempersatukan umat yang terpecah belah dan
berbeda pandangan91
Program kerja dan tujuan dari organisasi adalah untuk
mempersatukan paham keagamaan umat Islam mendirikan
lembaga-lembaga pendidikan menegakkan amar makruf nahi
mungkar melaksanakan dakwah Islamiyah dan mengadakan
Taman bacaan umum Dalam bidang dakwah kegiatan Al-
Wasliyah antara lain mengirim dai ke berbagai daerah terpencil
terutama ke kabupaten karo Nias dan Mentawa Program
91
Rizem Aidit Sejarah Peradaban Islam Terlengkap (Yogyakarta DIVA Press
2015) Cet Ke-I h 510
112
tersebut mendapat dukungan moril dan materil dari banyak
pihak92
Dari pemaparan di atas penulis melihat bahwasanya Al-
Wasliyah lebih aktif dalam dakwah bil hal seperti mendirikan
lembaga pendidikan membangun taman bacaan umum dan juga
mengirim delegasi dai ke pelosok daerah yang masih sangat
membutuhkan ajaran agama Islam Selain itu juga gerakan
dakwahnya didukung oleh berbagai pihak sehingga secara dana
bisa terpenuhi dan tidak menghambat rencana dakwah yang tekag
dibentuk dan diprogramkan
4 Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII)
Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia yang disingkat dengan
DDII didirikan di Jakarta pada tahun 1967 oleh MNatsir (w
1993) bersama tokoh Islam lainnya93
Pendiri Dewan Dakwah merupakan tokoh masyumi dan
mereka berpandangan bahwa politik dan dakwah tidak dapat
dipisahkan Politik yang dilakukan oleh Dewan Dakwah adalah
politik amar makruf nahi mungkar Untuk pengembangan dakwah
di seluruh tanah air berupaya membentuk cabang Dewan
Dakwah di seluruh wilayah Hal ini dimaksudkan agar dakwah
dapat menyentuh berbagai lapisan masyarakat Islam Indonesia
Sumber dana organisasi merupakan infak zakat dan sedekah
yang dikumpulkan dari para muhsinin94
92
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 177-178 93
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 179-180 94
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 179-180
113
Sampai sejauh ini dewan dakwah terus menerus mendidik
umat melalui para dai yang ditempatkan hampir di seluruh
pelosok tanah air mulai dari kota sampai ke desa-desa terpencil
daerah transmigrasi Suku terasing dan daerah terpencil lainnya
Dalam memaksimalkan peran Dewan Dakwah ada dua sasaran
utama Pertama meningkatkan kualitas dakwah yang mencakup
persoalan penyempurnaan sistem sarana dan prasarana
peningkatan teknik komunikasi terutama dalam menghadapi
tantangan dari pihak luar Islam Kedua perencanaan dan
manajemen dakwah yang mencakup persoalan penelitian dakwah
dan kerja sama dengan berbagai pihak dalam upaya
meningkatkan kualitas Islam95
Usaha yang dilakukan Yayasan Dewan Dakwah Islamiyah
Indonesia dalam kepedulian untuk mewujudkan kehidupan umat
Islam yang unggul dalam intelektual dan spiritual secara integral
dalam naungan Al-Qur`an dan Sunnah Usaha yang dilakukan
adalah mencerdaskan umat melalui peningkatan kualitas dai
dengan menyelenggarakan program pendidikan sarjana melalui
lembaga Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Mohammad
Natsir Lulusan STID Mohammad Natsir diharapkan dapat
menjadi pemimpin umat yang mampu mengintegrasikan nilai-
nilai Islam untuk pembangunan umat Dalam memberikan
wawasan keilmuan STID menekankan pada ilmu Dakwah dan
Ushuluddin juga pada bahasa dan sastra96
95
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 180 96
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 180-181
114
Penulis melihat bahwasanya DDII sangat menyiapkan dai
dalam proses penyebaran Islam sesuai dengan Surah Ali-Imran
ayat 104 di mana sekelompok orang yang melakukan gerakan
dakwah harus terlebih dahulu memiliki kesadaran beragama
sebagaimana yang diungkapkan oleh Buya Hamka Dengan
pengetahuan agama yang dimiliki maka akan mampu menghadapi
segala rintangan dalam berdakwah Selain itu juga DDII
melakukan dakwah bil hal dengan mendirikan Sekolah untuk
kepentingan dan penyiapan dai dalam berdakwah
Jika dilihat dari empat organisasi Islam yang penulis
paparkan maka semua organisasi tersebut bergerak sesuai dengan
ayat yang telah penulis paparkan dan juga menggunakan metode
yang sesuai dengan apa yang telah di jadikan acuan dalam
berdakwah
2 Peranan organisasi Islam di Indonesia
Adapun peran organisasi Islam di Indonesia yaitu97
a Melakukan pemurnian akidah
b Membentengi umat Islam agar berpegang teguh pada akidah
c Membentengi umat Islam dari serangan kristenisasi
d Mengarahkan umat Islam kepada peningkatan keilmuan umat
agar bisa membela Islam sekaligus menjaga identitas Islam
e Menyelamatkan umat Islam dari rencana-rencana penyebaran
aliran-aliran sesat sekaligus menghadapi mereka dengan cara
yang legal berusaha menyingkap tujuan merea dan
membedah kesalahan ideology mereka
97
Rizem Aidit Sejarah Peradaban Islam Terlengkap h 511
115
f Melakukan pemyadaran kepada umat Islam mengenai bahaya
dan kesalahan keyakinan aliran-aliran sesat
g Membentengi semua kalangan baik orang dewasa generasi
muda maupun anak-anak yang menjadi incaran budaya
pendatang yang mengajak kepada permisifme dan
memberontak terhadap nilai-nilai akhlak yang luhur serta
mendorong terjadinya kekerasan tindak kejahatan dan
perilaku amoral lainnya
h Meningkatkan kualitas hidup umat Islam dalam bidang
agama pendidikan ekonomi sosial dan budaya
3 Metode-metode dakwah
Metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk
mencapai tujuan98
Metode dakwah adalah cara-ara tertentu yang
dilakukan oleh seorang dai kepada mad`u untuk mencapai suatu
tujuan atas dasar hikmah dan kasih sayang99
Adapun metode
dakwah yang berkembang saat ini di antaranya yaitu
a Metode ceramah
Adapun metode ceramah yang berkembang saat ini di
Indonesia yaitu dengan memanfaatkan teknologi yang
semakin canggih Dengan menggunakan youtobe maka
dakwah sudah bida dilakukan dan disebarluaskan kepada
masyarakat sehingga pesan dakwah tetap tersampaikan lewat
media tanpa bertatap muka
Untuk mendukung adanya perubahan dalam
berdakwah maka para dai perlu terus menerus meningkatkan
wawasan ilmu dan kemampuan teknis yang diperlukan dalam
98
Moh Ardani Memahami Permasalahan Fikih Dakwah (Jakarta Mitra Cahaya
Utama 2006) Cet Ke-I h 23 99
Moh Ardani Memahami Permasalahan Fikih Dakwah h 24
116
dakwah Apalagi pada era reformasi seperti sekarang ini
kemampuan dai dalam mengoperasikan computer merupakan
prasyarat yang tidak bisa ditawar-tawar Dengan computer
dan internet maka dai bisa menulis menyimpan dan juga
menyampaikan pesan dakwah melalui alat tersebut100
b Metode Tanya jawab
Dengan metode Tanya jawab ini sangat memberikan
kesempatan kepada khalayak mad`u untuk bisa menanyakan
apa yang belum dipahami oleh mad`u sehingga kegiatan
dakwah bisa terlaksana dengan efektif
c Metode dakwah bilqalamtulisan
Dakwah dengan tulisan juga adalah salah satu metode
yang bisa digunakan oleh para dai untuk memberikan pesan-
pesan dakwah kepada masyarakat di mana tulisan ini bisa
dibaca di mana dan kapan saja oleh khalayak mad`u
Dari analisis penelitian terkait metode dakwah dalam
Al-Qur`an menurut Quraish Shihab dan Buya Hamka maka
penulis menyimpulkan bahwa lembaga dakwah yang telah
disebutkan di atas melakukan gerakan dakwah sesuai dengan
apa yang disampaikan dalam Al-Quran dari ayat yang diteliti
baik secara metode dakwah yang digunakan serta bentuk
metode dakwah yang digunakan untuk menyampaikan pesan
dakwah Ini dilihat dari bagaimana setiap lembaga melakukan
dakwah dengan mengisi setiap peluang untuk memberikan
atau menyampaikan dakwah lewat metode yang sesuai
100
Abdul basit Dakwah Cerdas di Era Modern Vol 03 Nomor 01 Juni 2013
httpswwwgooglecomsearchq=metode+dakwah+yang+berkembang+di+Indonesiaampoq=
metode+dakwah+yang+berkembang+di=ampaqs=chrome Diakses 24 Juli 2019
117
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya sesuai dengan
rumusan masalah yang telah diangkat dan ditetapkan oleh penulis di
awal pembahasan skripsi ini dapat penulis tarik kesimpulan sebagai
hasil penelitian sebagai berikut
1 Metode dakwah dalam surat Ali Imran ayat 104
Menurut pandangan Quraish Shihab ayat ini menjelaskan
tentang kewajiban dakwah bagi setiap muslim dan juga harus adanya
golongan khusus yang melakukan gerakan dakwah karena manusia
adalah makhluk yang perlu untuk selalu diingatkan Begitu pula
dengan Buya Hamka yang menjelaskan bahwa harus adanya
kelompok yang khusus bergerak dalam bidang dakwah demi menjaga
nikmat islam yang Allah berikan serta tidak menutup kewajiban bagi
setiap muslim Dalam ayat ini dari kedua penafsiran mufasir dapat
disimpulkan bahwa kewajiban berdakwah itu adalah untuk seluruh
umat muslim dan perlu adanya kelompok khusus dalam melakukan
gerakan dakwah
Quraish Shihab menjelaskan bahwa dakwah harus
disampaikan dengan cara persuasif dan ajakan yang baik Karena
pada hakikatnya dakwah bersifat mengajak menyeru dan memanggil
kepada kebaikan Bukan memaksa orang lain dengan cara yang tidak
baik Jadi dakwah itu kewajiban setiap muslim dan harus
disampaikan dengan cara yang baik
2 Metdode dakwah dalam surat An-Nahl ayat 125
Metode dakwah yang disampaikan dalam ayat ini ada tiga
yaitu hikmah mau`izhah al-hasanah dan jidal Dalam menafsirkan
118
ayat ini kedua mufassir tidak jauh berbeda hanya memiliki beberapa
perbedaan pada konteks tertentu Masing-masing metode dakwah
disesuaikan dengan kondisi mad`unya Quraish Shihab menjelaskan
Hikmah ialah sikap bijaksana yang disampaikan dengan dialog yang
baik Mau`izhah Hasanah adalah uraian yang menyentuh hati dan
jidal adalah diskusi atau bukti yang mematahkan alasan mitra diskusi
Buya Hamka menjelaskan bahwa hikmah tidak hanya dalam
bentuk dialog tetapi juga termasuk hikmah dalam bentuk tindakan
dan sikap hidup Mau`izhah hasanah ialah pengajaran yang baik
diiringi uraian menyentuh hati penuh kedamaian dan disampaikan
dengan baik dalam bentuk nasihat Dan jidal adalah bantahan atau
membantah suatu polemic dengan cara yang baik
Persamaan kedua mufassir yaitu adanya tiga metode dakwah
dalam ayat ini yaitu hikmah mau`izhah hasanah dan jidal Sedangkan
perbedaan kedua mufassir adalah pada adanya pembagian mad`u
dakwah sesuai dengan metode dakwah Jadi dalam ayat ini ada tiga
metode dakwah yang Allah sampaikan dan juga karakteristik mad`u
yang dijelaskan mufasir sesuai dengan metode yang digunakan
3 Metode dakwah dalam surat Thacirchacirc ayat 43-44
Dalam ayat ini menjelaskan bagaimana seharusnya metode
dakwah yang digunakan dengan sikap bijaksana dan lemah lembut
dan tidak menyakitkan hati sasaran dakwah walaupun sasaran
dakwah adalah orang yang telah melampaui batas dan sangat durhaka
terhadap perintah Tuhan Quraish Shihab menjelaskan bahwa
perlunay sikap bijaksana dalam dakwah yang ditandai dengan ucapan
yang sopan dan tidak menyakitkan
Buya Hamka menjelaskan bahwa dakwah kepada yang
melampaui batas harus dimulai dengan lemah lembut dan penuh
119
kedamaian Kedua mufasir memiliki persamaan dengan menjelaskan
bahwa dakwah kepada orang yang melampui batas harus dengan
lemah lembut dan ucapan yang tidak menyakitkan hati lawan
Dari ketiga ayat ini penulis menyimpulkan bahwa dakwah
harus disampaikan dengan cara terbaik Dakwah juga harus
disampaikan sesuai dengan karakteristik mad`u agar pesan yang
disampaikan bisa diterima Dengan manusia yang durhaka sekalipun
dakwah harus disampaikan dengan baik yaitu lemah lembut Artinya
dengan cara terbaik yang digunakan oleh dai diharapkan mampu
mempengaruhi mad`u dakwah untuk mengikuti apa yang
disampaikan dalam pesan dakwah
4 Metode dakwah yang digunakan oleh lembaga atau pelaku
dakwah saat ini jika dihubungkan dengan apa yang dijelaskan dalam
Al-Qur`an maka dakwah tersebut sudah dilakukan sesuai dengan
ajaran Al-Qur`an Dakwah harus disampaikan dengan cara yang baik
disesuaikan dengan mad`u dakwah serta lemah lembut meski kepada
orang yang durhaka Lembaga dakwah sangat peka dalam
menindaklanjuti masalah yang sedang dihadapi oleh masyarakat
Selain itu juga lembaga atau pelaku dakwah telah menerapkan
dakwah secara lisan tulisan dan juga tindakan dalam bentuk
kegiatan
B Saran
Penelitian yang dilakukan oleh penulis bukanlah penelitian
yang bersifat selesai atau akhir Kajian tafsir masih bisa terus diteliti
karena akan terus berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu
yang ada Penulis berharap penelitian ini bisa bermanfaat bagi
Akademik dan juga peneliti selanjutnya yang akan meneliti kajian
tafsir dengan objek penelitian yang sama sehingga kajian ini akan
120
terus berkembang seiring berkembangnya ilmu tafsir di Indonesia
Peneliti selanjutnya bisa meneliti bagaimana kegiatan dakwah dengan
metode yang ada dalam Al-Qur`an dan penerapannya secara
menyeluruh sesuai dengan isu-isu yang berkembang
121
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Aal asy-Syeikh Tafsir
Ibnu Katsir terj Abdul Ghaffar Bogor Pustaka Imam Syafi`I 2001
Abdurrahman Syaikh bin Nashir as-Sa`di Tafsir Al-Qur`an I terj M Iqbal
dkk Jakarta Darul Haq 2017
AiditRizem Sejarah Peradaban Islam Terlengkap Yogyakarta DIVA Press 2015
AnwarMauluddin dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab
Tangerang Lentera Hati 2015
Arippudin Acep Pengembangan Metode Dakwah Jakarta Rajagrafindo
Persada 2011
Ardani Moh Memahami Permasalahan Fikih Dakwah Jakarta Mitra
Cahaya Utama 2006
AzizMoh Ali Ilmu Dakwah JakartaKencana 2017
Baidan Nashruddin Aziz Erwati Metodolgi Khusus Penelitian Tafsir
Yogyakarta Pustaka Pelajar2016
Basit Abdul Wacana Dakwah Kontemporer Purwokerto STAIN
Purwokerto Press 2006
Djaelani M Anwar 50 Pendakwah Pengubah Sejarah Yogyakarta Pro-U
Media 2016
Effendi Djohan Pesan-Pesan Al-Qur`an Mencoba Mengerti Intisari Kitab
Suci Jakarta PT Serambi Ilmu Semesta 2012
Faizah Muchsin Effendi Lalu Psikologi Dakwah Jakarta Prendamedia
Group 2018
Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah
terj Beni Sarbeni Jakarta Darul Haq 2008
GulenFethullah Dakwah Jalan Terbaik Dalam Berpikir Dan Menyikapi
Hidup Jakarta PT Gramedia 2011
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I Jakarta Pustaka Panjimas 1985
______ Tafsir Al-Azhar Juzu` IV Jakarta PT Pustaka Panjimas 1987
122
______ tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV Jakarta PT Pustaka Panjimas
1983
______ Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI Jakarta PT Pustaka Panjimas 1994
______ Tasawuf Modern Jakarta Republika 2015
HamkaRusydi Pribadi dan Martabat Buya Hamka Bandung PT Mizan
Publika 2017
al-Halabi Mustafa Al-Babi Tafsir Al-Maraghi terj Ahmad Mustafa Al-
Maraghi Semarang Toha Putra Semarang 1993
HamkaIrfan Ayah Kisah Buya Hamka JakartaRepublika 2018
HefniHarjani Komunikasi Islam Jakarta Prenadamedia Group 2017
Hidayati Husnul Metodologi tafsir Kontekstual Al-Azhar Karya Buya
Hamka Jurnal Ilmu Al- Qur`an dan Tafsir Vol 1 No 1
Januari-Juni 2018
Husain Fadhlullah Muhammad Metodologi dakwah dalam Al-Quran
terjTarmana Ahmad Qosim Jakarta Lentera 1997
IsmailAIlyas HotmanPrio Filsafat Dakwah Islam Jakarta Prenadamedia
Group 2011
Izzan Ahmad Metodologi Ilmu Tafsir Bandung Tafakur 2011
Jabir Al-JAzari Syaikh Abu Bakar Tafsir Al-Qur`an Al-Aisar terj
MAzhari Hatim dan Abdurrahim Mukti Jakarta Darus Sunnah
Press 2011
JurdiSyarifuddin dkk 1 Abad Muhammadiyah Jakarta PT Kompas Media
Nusantara 2010
Mahmud Ahmad Dakwah Islam Bogor Thariqul Izzah 2011
MarjaniPhil Gustiana Isya Wajah Toleransi NU terj Iwan Febrianto Jakarta PT
Semesta Rakyat Merdeka 2012
MuhyiddinAsep dkk Kajian Dakwah Multiperspektif Bandung Remaja
Rosdakarya 2014
123
Mustaqim Abdul Metode Penelitian Al-Qur`an dan Tafsir Yogyakarta
Idea Press 2015
MulyanaDeddy Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Bandung Remaja
Rosdakarya 2016
M Yusuf Kadar Studi Al-Qur`an Jakarta Amzah 2012
M Munir Ilaihi Wahyu Manajemen Dakwah Jakarta Prenadamedia
Group 2015
M Munir Metode Dakwah Jakarta Prenadamedia Group 2015
Munir Amin Samsul Ilmu Dakwah Jakarta Amzah 2009
Omar Toha Yahya Ilmu Da`wah Jakarta Widya Karsa Pratama 1992
Panuju Redi Pengantar Studi (Ilmu ) Komunikasi Jakarta Prenadamedia
Group 2018
Syeikh Maulana Arabi Khariri Dakwah Cerdas Yogyakarta Laksana
2007
Sadiah Dewi Metode Penelitian Dakwah Remaja Rosdakarya Bandung
2015
SantanaK Septiawan Menulis Ilmiah Metodologi Penelitian Kualitatif
Jakarta Yayasan Pustaka Obor Indonesia 2007
SuharsaputraUhar Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Tindakan
Bandung PT Refika Aditama 2014
Sanjaya Wina Penelitian Pendidikan Jenis Metode dan Prosedur Jakarta
Prenadamedia Group 2014
Saputra Wahidin Pengantar Ilmu Dakwah Jakarta Rajwawali Press 2012
SuhandangKustadi Ilmu Dakwah Perspektif Komunikasi Bandung Remaja
Rosdakarya 2013
Shihab M Quraish Membumikan Al-Qur`an Bandung Mizan 1993
______ Membumikan Al-Qur`an jilid 2 Ciputat Lentera Hati 2010
124
______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol I Jakarta Lentera Hati 2012
______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an Vol 2
Jakarta Lentera Hati 2012
______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al- Qur`an Vol6
Jakarta Lentera Hati 2009
______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 7 Jakarta Lentera
______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al- Qur`an Jakarta
Lentera Hati 2012
Saifuddin Wardani Tafsir Nusantara Yogyakarta LKiS 2017
SuryadilagaM Alfatih dkk Metodologi Ilmu Tafsir Bandung Teras 2005
Syekh M abu al-Fatah Al-bayanuiy Ilmu Dakwah Prinsip Kode etik dalam
berdakwah menurut Al-Quran dan As-Sunnah terj Dedi Junaedi
Jakarta Pressindo 2010
al-QarniAidh Tafsir Muyassar 1 terj Tim Qisthi Press Jakarta Timur
Qisthi Press 2008
______ Tafsir Muyassar 2 terj Tim Qisthi Press Jakarta Timur Qisthi
Press 2008
Quthb Sayyid Tafsir Fi Zhilalil Qur`an terj As`ad Yasin dkk Jakarta
Gema Insani 2004
Rubiyanah dan Masturi Ade Pengantar Ilmu Dakwah Jakarta Lembaga
Penelitian UIN Syarif Hidayatullah
al-Wa`iy Taufik Dakwah ke Jalan Allah terj Muhith Mishaq Jakarta
Robbani Press 2010
Yakan Fathi Problematik Dakwah dan Para Dai Penerjemah Darsim
Ermaya Imam Fajarudin Solo Era Intermedia 2004
Yusuf Al-Qaradhawi Retorika Islam Bagaimana Seharusnya Menampilkan
wajah Islam terj Abdillah Noor Ridlo Jakarta Pustaka Al-Kautsar
2004
125
az-Zuhaili Wahbah Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid
7 Depok Gema Insani 2014
______ Tafsir Al-Wasith terj Muhtadi dkk Depok Gema Insani 2013
Jurnal
Aulia Rizki Intan ldquoMetode Dakwah Mauizhah Hasanah dalam Program
acara Mufasir di Kompas TV Jawa Tengahrdquo Jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi
UIN Walisongo Semarang 2018
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_02C5ampq=metode+da
kwah+mauizhah+hasanah+dalam+program+acara+ampbtnG= diakses
pada 7 Juli 2019
BasitAbdul ldquoDakwah Cerdas di Era Modernrdquo Vol 03 Nomor 01 Juni
2013 httpswwwgooglecomsearchq=metode+dakwah+yang+berkemba
ng+di+Indonesiaampoq=metode+dakwah+yang+berkembang+di=ampaqs
=chrome Diakses 24 Juli 2019
Hadi Sopyan Konsep Sabar Dalam Al-Qur`an Jurnal Madani Vol 1 No
2 September 2018
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Jurnal
+sopyan+hadi +Konsep+sabar+dalam+alquran+ampbtnG= diakses
pada 8 Juli 2019
IsmatullaohAM Metode Dakwah Dalam Al-Quran (studi penafsiran
Hamka terhadap QS An- Nahl125) Lentera Vol IXX No 2
Desember 2015
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metod
e+dakwah+dalam+alquran+studi+Penafsiran+hamkaampbtnG=d=gs_
qabsampu=23p3D32IV1tph8IkJ diakses 8 Juli 2019
Karlina Lina ldquoMetode Dakwah Para Dai Dalam Menyampaikan Pesan-
Pesan Keagamaan Di Kecamayan Lampihong Kabupaten
Balangan jurusan Komunikasi Penyiaran Islam fakultas dakwah
dan komunikasi IAIN Antasarirdquo 2016
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=skripsi
+metode+dakwah+dalam+menyampaikan+pesan+keagamaan+di+ke
camatan+lampihong+kabupa ten+balanganampbtnG=d=gs_qabsampu
=23p3D3X3kmQdtSWIJ diakses pada 7 Juli 2019
126
Munawir Kepemimpinan Non-Muslim dalam Tafsir AL-Misbah Karya M
Quraish Shihab Maghza Vol 2 No 2 Juli-Desember
2017
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Kepe
mimpinan+non
+muslim+dalam+tafsir+almisbah+ampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3
D7i95QmG50 RsJ diakses 12 Juli 2019
MuslimAdi Abdullah ldquoMetode Dakwah Dalam Pengajaran Nabi Perspektif
Hadisrdquo Jurnal Dakwah Vol 13 No1 25 Mei 2019
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metod
e+dakwah+dalam+Pengajaran+Nabi+Perspektif+hadisampbtnG=
diakses pada 7 Juli 2019
127
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Istiqomah dilahirkan di Kab Bengkalis Kec Bukit
Batu tepatnya di Desa Sukajadi pada tanggal 09 Mei
1998 Penulis merupakan anak kedua dari empat
bersaudara anak dari pasangan orang tua
Muhammad Yatim dan Suryani Ia menempuh
pendidikan di mulai dari SD 20 Sukajadi dilanjutkan
mondok di Pondok Pesantren Al-Amin Boarding
School Bengkalis selama enam tahun dengan
menyelesaikan pendidikan SMP dan SMA Sehingga akhirnya bisa
menempuh pendidikan kuliah di fakultas Ushuluddin dan Dakwah Institut
Ilmu Al-Qur`an (IIQ Jakarta) jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI)
Penulis aktif mengikuti kegiatan organisasi di lingkungan kampus
maupun di luar kampus Di antara organisasi kampus yang pernah diikuti
yaitu anggota Departemen Minat dan Bakat Badan Eksekutif Mahasisawa
(BEM) IIQ Jakarta periode 20152016 pernah menjadi anggota Departemen
Luar Negri Dewan Mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Dakwah (DEMA-
FUD) periode 20172018 dan terakhir ia menjadi Pimpinan Senat
Mahasiswa (SEMA) IIQ Jakarta periode 20182019 Selain itu juga ia pernah
menjadi wakil ketua umum Forum Ukhuwah Mahasiswa Sumatera
(FUMAS) periode 20172018 dan juga menjadi anggota Departemen
Keagamaan Ikatan Pemuda Mahasiswa Kabupaten Bengkalis (IPEMALIS)
Jakarta
Jadilah manusia yang bermanfaat dan jagalah akhlak diri di manapun
kita berada Dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung Akhir kata semoga
tulisan ini bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya Aamiin
vii
5 Dekan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Institut Ilmu Al-Qur`an
(IIQ) Jakarta Bapak Dr H M Ulinnuha LcMA
6 Kepala Prodi Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) Institut Ilmu Al-
Qur`an (IIQ) Jakarta Bapak H M Haris Hakam SHMA
7 Bapak Isman Iskandar MSos selaku sekretaris Prodi KPI IIQ Jakarta
yang senantiasa memberikan dorongan dan motivasi dari awal
pertemuan perkuliahan bersama beliau hingga dalam menyusun
skripsi ini
8 Bapak MHizbullahSKomIMA selaku pembimbing yang telah
bersedia meluangkan waktu di tengah sibuknya kegiatan beliau
Senantiasa memberikan arahan dan bimbingan serta menjelaskan
kepada penulis dikala berkonsultasi serta sabar dalam mengarahkan
dan membimbing penulis
9 Seluruh Dosen Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Prodi KPI Institut
Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta yang telah memberikan ilmu dan
pengetahuannya kepada penulis selama mengikuti perkuliahan
10 Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Institut
Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta
11 Orang tua tercinta ayah dan Ibu Terima kasih atas segala jasa dan
doa yang tak hentinya diberikan kepada penulis juga ketulusan dan
senantiasa memberikan semangat sehingga bisa terselesaikan skripsi
ini juga kepada kakak dan adik yang selalu mendoakan dan
memberikan semangat
12 Sahabat tercinta KPI Perdana IIQ Jakarta yang senantiasa
memberikan semangat kala putus asa menghampiri terima kasih atas
kebersamaan dan semangat yang diberikan
13 Teman-teman seperjuangan IIQ Jakarta angkatan 2015
viii
14 Saudara-saudara kakak adik dan siapapun yang tidak saya sebutkan
namanya terima kasih karena selalu mensupport dan memberikan
dorongan serta doa untuk menyelesaikan skripsi ini
15 Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah
ikut terlibat dalam penulisan ini saya ucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya Karena tanpa kalian penulis juga tidak akan bisa
menyelesaikan skripsi ini
Buku ini merupakan hasil dari penulisan skripsi yang telah
dipertahankan dalam ujian munaqsyah di Program Strata-1 IIQ
Jakarta pada tanggal 5 Agustus 2019 dengan judul Metode Dakwah
Dalam Surat Ali-Imran ayat 104 An-Nahl ayat 125 dan Thaha ayat
43-44 Menurut Pandangan M Quraish Shihab dan Hamka
Akhir kata penulis hanya bisa berharap semoga Allah Swt
membalas semua kebaikan semua pihak yang telah membantu dengan
pembalasan terbaik dari Allah Swt Amin Penulis berharap semoga
skripsi ini bisa bermanfaat terkhusus buat penulis dan bagi pembaca
umumnya
Jakarta 29 Juli 2019
Penulis
Istiqomah
ix
PEDOMAN TRANSLITERASI
Transliterasi adalah penyalinan dengan penggantian huruf abjad yang
satu ke abjad yang lain Dalam penulisan skripsi IIQ Jakarta transliterasi
Arab-Latin mengacu pada berikut ini
1 Konsonan
th ط a أ
zh ظ b ب
bdquo ع t ت
gh غ ts ث
f ؼ j ج
q ؽ h ح
k ؾ kh خ
l ؿ d د
m ـ dz ذ
n ف r ر
w ك z ز
ā ق s س
ʼ ء sy ش
y ي sh ص
dh ض
2 Vokal
Vokal tunggal vokal panjang vokal rangkap
Fatḫah a آ acirc ي ai
Kasrah I ي icirc و au
Dhammah u و ucirc
x
3 Kata Sandang
a Kata sandang yang diikuti alif lam (ال) qamariyah
Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (ال) qamariyah
ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya Contoh
al-Madicircnah المدينة al-Baqarah البقرة
b Kaat sandang yang diikuti oleh alif-lam (ال) syamsiyah
Kata sandang yang diikuti oleh ali-lam (ال) syamsiyah
ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan
dan sesuai dengan bunyinya Contoh
as-Sayyidah السيدة ar-rajul الرجل
ad-Dacircrimicirc الدارمي asy-syams الشمس
c Syaddah (Tasydicircd)
Syaddah (Tasydicircd) dalam sistem aksara Arab digunakan lambang
( ) sedangkan untuk alih aksara ini dilambangkan dengan huruf
yaitu dengan cara menggandakan huruf yang bertanda tasydicircd
Aturan ini berlaku secara umum baik tasydicircd yang berada di
tengah kata di akhir kata ataupun yang terletak setelah kata
sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyah Contoh
Acircmannacirc billaacirchi امنا با لله
Acircmana as-Sufahacircˊu امن السفها ء
Inna al-ladzicircna اف الدين
wa ar-rukkaˊi كالركع
d Ta Marbucircthah (ة)
Ta Marbucircthah (ة) apabila berdiri sendiri waqaf atau diikuti oleh
kata sifat (naˊat) maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi
huruf ldquohrdquo contoh
xi
الفئدة al-Afˊidah
al-Jacircmiˊah al-Islacircmiyyyah الجامعةة السللامية
Sedangkan ta Marbucircthah (ة) yang diikuti atau disambung (di-
washal) dengan kata benda (ism) maka dialih aksarakan menjadi
hurif ldquotrdquo contoh
Acircmilatun Nacircshibahˊ عملة نا صبة
al-Acircyat al-Kubracirc الأية الكبػر
e Huruf Kapital
Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf kapital akan
tetapi apabila telah dialih aksarakan maka berlaku ketentuan
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) seperti
penulisan awal kalimat huruf awal nama tempat nama bulan
nama diri dan lain-lain Ketentuan yang berlaku pada PUBEI
berlaku pula dalam alih aksara ini seperti cetak miring (italic)
atau cetak tebal (bold) dan ketentuan lainnya Adapun untuk
nama diri yang diawali dengan kata sandang maka huruf yang
ditulis kapital adalah awal nama diri bukan kata sandangnya
Contoh
ˊAcirclicirc Ḫasan al-ˊAcircridh al-ˊAsqallacircnicirc al-Farmawicirc dan seterusnya
Khusus untuk penulisan kata Al-Qur`an dan nama-nama surahnya
menggunakan huruf capital Contoh
Al-Qur`an Al-Baqarah Al-Facirctiḫah dan seterusnya
xii
DAFTAR ISI
COVER DALAM i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ii
LEMBAR PENGESAHAN iii
PERNYATAAN PENULIS iv
MOTTO v
PERSEMBAHAN vi
KATA PENGANTAR vii
PEDOMAN TRANSLITERASI x
DAFTAR ISI xiii
ABSTRAK xv
BAB I PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah 1
B Permasalahan 9
1 Identifikasi Masalah 9
2 Pembatasan Masalah 10
3 Perumusan Masalah 10
C Tujuan Penelitian 11
D Manfaat Penelitian 11
E Tinjauan Pustaka 12
F Metode Penelitian 15
G Sistematika Penulisan 18
BAB II LANDASAN TEORI
A Pengertian Dakwah 19
B Hukum Berdakwah 21
C Fungsi Dakwah 24
xiii
D Tujuan Dakwah 26
E Metode Dakwah 28
F Sumber Metode Dakwah 40
G Bentuk-bentuk Metode Dakwah 42
H Faktor yang mempengaruhi pemilihan dan penggunaan metode
Dakwah 49
I Aplikasi Metode Dakwah Rasulullah 49
BAB III BIOGRAFI QURAISH SHIHAB DAN HAJI ABDUL MALIK
KARIM AMRULLAH (HAMKA)
A Profil M Quraish Shihab 51
B Profil Buya Hamka 58
BAB IV ANALISIS AYAT METODE DAKWAH
A Surat Ali Imran ayat 104 68
a Menurut M Quraish Shihab 68
b Menurut Hamka 73
B Surat An-Nahl ayat 125 80
a Menurut M Quraish Shihab 81
b Menurut Hamka 85
C Surat Thacirchacirc ayat 43-44 94
a Menurut M Quraish Shihab 95
b Menurut Hamka 99
D Implementasi Terhadap Dakwah 105
BAB V PENUTUP 117
A Kesimpulan 117
B Saran 119
DAFTAR PUSTAKA 121
DAFTAR RIWAYAT HIDUP 127
xiv
ABSTRAK
Istiqomah Metode Dakwah Dalam Al-Qur`an Surat Ali Imran 104 An-Nahl
125 dan Thaha 43-44 menurut pandangan MQuraish Shihab dan Hamka
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ushuluddin dan Dakwah
IIQ Jakarta 2019
Dakwah adalah salah satu aktivitas yang berusaha menyampaikan
pesan-pesan ilahi kepada manusia sehingga manusia bisa kembali kepada
Allah dan menjalankan apa yang diperintahkan Allah serta meninggalkan
larangannya Agar berdakwah bisa berjalan lancar dan tercapai apa yang
diharapkan maka diperlukan cara atau metode dakwah yang tepat sehingga
dakwah mencapai tujuannya Al-Qur`an adalah petunjuk bagi manusia
Sehingga dalam konteks dakwah sekalipun Allah telah menjelaskan
bagaimana metode dakwah yang harus digunakan oleh seorang dai dalam
berdakwah Banyak ayat Al-Qur`an yang berbicara tentang metode dakwah
diantaranya yaitu surat Ali-Imran ayat 104 an-Nahl ayat 125 dan Thacirchacirc ayat
43-44 Adapun maksud ayat ini akan lebih jelas lagi apabila dilihat dengan
penafsiran para ulama diantaranya yaitu tafsir Al-Misbah dan tafsir Al-Azhar
yang merupakan mufasir Indonesia yang sangat terkenal akan keilmuannya
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan teknik
studi kepustakaan Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan deskriptif
dengan berusaha menjelaskan pemikiran dan pandangan M Quraish Shihab
dan Hamka yang membahas tentang ayat metode dakwah sehingga akan
terlihat bagaimana kedua mufasir memandang ayat-ayat metode dakwah
tersebut
Hasil penelitian dari penafsiran Quraish Shihab dan Buya Hamka
kedua mufasir menjelaskan bahwa Kewajiban dakwah adalah bagi semua
umat muslim akan tetapi harus ada kelompok khusus yang menjadi inti
gerakan dakwah yang termaksud dalam surat Ali-Imran ayat 104 Lalu
metode dakwah yang disebutkan dalam an-Nahl ayat 125 yaitu metode
hikmah mau`izhah al-hasanah dan jidal Dan terakhir dalam surat Thacirchacirc
ayat 43-44 metode dakwah untuk para penguasa dijelaskan dengan
menggunakan kelemahlembutan agar hatinya bisa menerima dan diharapkan
mau mengikuti apa yang disampaikan dalam pesan dakwah
Kata kunci Dakwah Metode Dakwah Surat Ali-Imran An-Nahl
Thacirchacirc
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Dakwah hakikatnya adalah upaya untuk menumbuhkan
kecenderungan dan ketertarikan Menyeru seseorang pada agama
Islam maksudnya adalah berupaya untuk menumbuhkan
kecenderungan dan ketertarikan pada apa yang diserukan yakni
Islam Karenanya dakwah Islam tidak hanya terbatas pada aktivitas
lisan saja tetapi mencakup seluruh aktivitas lisan atau perbuatan
yang ditujukan dalam rangka menumbuhkan kecenderungan dan
ketertarikan pada Islam1Dakwah merupakan aktualisasi iman yang
mengambil bentuk berupa suatu sistem kegiatan manusia dalam
bidang kemasyarakatan yang dilaksanakan secara teratur untuk
memengaruhi cara merasa cara berpikir dan bersikap secara Islami
baik hiasan maupun perbuatan2
Di dalam Al-Qur`an kata dakwah dan berbagai bentuk
katanya ditemukan sebanyak 198 kali menurut hitungan Muhammad
Sulthon (20034) 299 kali menurut Muhammad Fu`ad `Abd al-Baqi`
dan 212 kali menurut Asep Muhiddin Dalam buku Ilmu dakwah
yang ditulis oleh M Aziz setidaknya ada 10 macam makna dakwah
dalam Al-Qur`an diantaranya yaitu pertama mengajak dan menyeru
baik kepada kebaikan maupun kemusyrikan kepada jalan ke syurga
atau ke neraka Kedua doa seperti yang terdapat dalam surat Ali
Imran ayat 38 Ketiga mendakwah atau tidak menganggap baik
seperti dalam surah Maryam ayat 91 Keempat mengadu seperti yang
1
Ahmad Mahmud Dakwah Islam (Bogor Thariqul Izzah 2011) Cet Ke-III H
13
2Asep Muhyiddin dkk Kajian Dakwah Multiperspektif (Bandung Remaja
Rosdakarya 2014) Cetke-I h 123
2
terdapat dalam surat al-Qamar ayat 10 Kelima memanggil atau
panggilan seperti yang terdapat dalam surah ar-Rucircm ayat 25
Keenam meminta seperti yang terdapat dalam surah Shad ayat 51
Ketujuh mengundang seperti yang terdapat dalam surah al-Qasas
ayat 25 Kedelapan menyeru atau penyeru seperti yang terdapat
dalam surat Thaha ayat 108 Kesembilan panggilan nama atau gelar
yang terdapat dalam surah an-Nur ayat 63 Dan kesepuluh anak
angkat sebagaimana yang terdapat dalam surah al-Ahzab ayat 43
Dakwah berasal dari kata da`a yad`una dan dakwah4 Kata
da`a adalah fi`il madhi yang memiliki makna memohon meminta
berdoa dan memanggil yang disebutkan dalam Al-Qur`an pada 10
surah dan 11 ayat Namun hanya 3 ayat yang mengandung makna
dakwah yaitu surah Al-Anfal ayat 24 ar-Rum ayat 25 dan Fushshilat
ayat 33 Kata yad`una adalah fi`il mudhari` yang disebut dalam Al-
Qur`an sebanyak 21 ayat pada 20 surat Kata yad`una dalam makna
dakwah terdapat dalam 12 ayat Kata dakwah merupakan isim
mashdar yang disebut dalam Al-Qur`an sebanyak 5 kali di mana 2
ayat bermakna doa dan 3 ayat yang bermakna dakwah Kata ud`u
adalah bentuk fi`il Amr yang disebut dalam Al-Qur`an sebanyak 8
surat pada 12 ayat5
Dari beberapa macam bentuk ayat dakwah tentu diantaranya
termasuk juga ayat yang menjelaskan tentang metode dakwah Di
dalam Al-Qur`an tentu ada beberapa ayat yang menjelaskan tentang
metode dakwah yang telah diajarkan kepada para Nabi dan Rasul
pada saat menyampaikan risalahnya Sehingga apa yang telah
3
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah (JakartaKencana 2017) Cet Ke- VI h 5 4 Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi Dakwah
(Depok PT Rajagrafindo Persada 2018) Cet Ke-I h 3 5
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi Dakwah
(Depok PT Rajagrafindo Persada 2018) Cet Ke-I h 4-9
3
disampaikan oleh Allah melalui Al-Qur`an tentu saja perlu dijadikan
pedoman bagi pelaku dakwah saat ini dalam menyampaikan
dakwahnya
Pemahaman yang dapat ditemukan adalah bahwa dakwah
bersifat persuasif yaitu mengajak manusia secara halus Kekerasan
pemaksaan intimidasi ancaman atau teror agar seseorang
melaksanakan ajaran Islam tidak bisa dikatakan dakwah Pemahaman
ini diperoleh dari makna dakwah yang berarti mengajak berdoa
mengadu memanggil meminta dan mengundang Dengan makna-
makan tersebut maka bisa dipahami bahwa dakwah tidak
menekankan pada hasil tetapi pada tugas dan proses6
Al-Qur`an telah menjelaskan bagaimana urgennya dakwah
Islam dan betapa butuhnya manusia akan dakwah Islam di dalam
sejumlah besar ayatnya Berbagai ungkapan Al-Qur`an memang tidak
secara langsung berbicara tentang masalah dakwah Akan tetapi
banyak sekali ungkapan dan makna-makna yang dari ayat yang
berbicara tentang dakwah Islam Sebagaimana Al-Qur`an
menjelaskan ihwal dakwah dan juga ihwal amar makruf nahi munkar
ldquoHanya bagi Allah-lah (hak mengabulkan) doa yang benar
dan berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah tidak
dapat memperkenankan sesuatupun bagi mereka melainkan
seperti orang yang membukakan kedua telapak tangannya ke
dalam air supaya sampai air ke mulutnya Padahal air itu
6
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 8-9
4
tidak dapat sampai ke mulutnyadan doa (ibadat) orang-orang
kafir itu hanyalah sia-sia belaka(QS Ar-Ra`d [13] 14)
ldquoKamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk
manusia menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari
yang munkar dan beriman kepada Allah Sekiranya ahli kitab
beriman tentulah itu lebih baik bagi mereka di antara
mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah
orang-orang yang fasikrdquo (QS Ali-Imran [3]110)
Selain ihwal tentang amar makruf nahi munkar Al-Qur`an
juga menyampaikan tentang tablig menyeru kepada manusia untuk
kembali ke jalan Allah dan juga menyampaikan risalahnya
ldquoHai rasul sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu
dari Tuhanmu dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang
diperintahkan itu berarti) kamu tidak menyampaikan
amanat-Nya Allah memelihara kamu dari (gangguan)
manusia Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang yang kafirrdquo (QS Al-Maidah [5] 67)
ldquoKatakanlah Inilah jalan (agama) ku aku dan orang-orang
yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan
5
hujjah yang nyata Maha suci Allah dan aku tiada Termasuk
orang-orang yang musyrik (QS Yusuf [12] 108)
Saat ini bisa dilihat bahwasanya banyak para dai yang
melakukan gerakan dakwah dengan metode dan media yang
digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah Baik secara
lembaga maupun individual yang didukung oleh manajemen tim yang
baik Seperti Ustadz Abdul Shomad Lc MA Ustadz Adi Hidayat
LcMA Ustadz Khalid Basalamah Lc dan para dai lainya yang
begitu aktif dalam menyampaikan pesan dakwah secara lisan melalui
media youtobe instagram dan media lainnya Selain itu juga ada
organisasi-organisasi Islam seperti Nahdlatul Ulama (NU)
Muhammadiyah Front Pembela Islam (FPI) dan organisasi lainnya
yang menegakkan kegiatan amar makruf nahi munkar
Tidak hanya kewajiban dai tapi juga seluruh umat muslim
untuk bisa mengamalkan dakwah dengan baik dan sesuai dengan
metode yang telah diajarkan oleh Al-Qur`an Sikap seorang muslim
dalam menghadapi permasalahan yang ada dan berkaitan dengan
ajaran Islam terkadang membuat buruk akan akhlak dalam Islam itu
sendiri sehingga Islam benar-benar menunjukkan keselamatan oleh
umatnya sebagai muslim Banyak permasalahan yang terjadi di
masyarakat di antaranya seperti wanita membawa anjing masuk ke
masjid yang terjadi pada 2 juli 2019 adalah salah satu bentuk atau
kewajiban muslim untuk bisa menghadapi dengan cara yang baik dan
diajarkan oleh Islam Karena Islam adalah agama yang penuh dengan
keselamatan dan kesejahteraan Selain permasalahan tersebut tentu
saja banyak permasalahan lain yang berkaitan dengan dakwah Islam
Ada banyak faktor yang memberikan kontribusi sangat besar
terhadap kesuksesan seorang dai dalam berbagai bidang dakwah
6
mewujudkan keberhasilan dan produktifitas serta memberikan
kemampuan untuk mempengaruhi berinteraksi dan memasukkan
ide-idenya dalam setiap kesempatan dan jenjang Metodologi yang
baik merupakan salah satu faktor konkret dan penting yang mampu
membuat waktu dan kesungguhan seorang dai menjadi efektif dan
mengantarkannya ke pantai tujuan yang didambakan dengan
pengorbanan yang lebih sedikit dan lebih ringan7
Metode dakwah yang digunakan oleh para dai dan juga
organisasi Islam dalam menyampaikan pesan dakwah berbeda-beda
Ada yang menyampaikan dakwah dengan lemah lembut tegas dan
juga terkesan memaksa Perbedaan dalam menyampaikan metode
dakwah untuk menegakkan amar makruf nahi munkar tentu saja
mempengaruhi bagaimana respon pesan dakwah yang sampai kepada
sasaran dakwah
Dalam pengembangan dakwah Islam tentu saja Al-Qur`an
perlu dijadikan sebagai kitab dakwah baik sebagai sumber materi
dakwah maupun sebagai metodologi atau landasan-landasan teori
dalam dakwah sebagaimana diungkapkan oleh Abu A`lacirc al-Mauducircdi
bahwa Al-Qur`an adalah kitab dakwah dan kitab perjuangan8
Al-Qur`an juga adalah kitab tentang manusia hidupnya
makanannya dan fitrahnya9 Kitab Al-Qur`an berisikan firman-firman
Allah Swt Tuhan Alam semesta Di dalamnya tidak ada yang perlu
diragukan Dan kitab tersebut tidak dapat memberikan petunjuk
7
Fathi Yakan Problematik Dakwah dan Para Dai terj Darsim Ermaya Imam
Fajarudin (Solo Era Intermedia 2004) Cetke-I h 135
8Abdul Basit Wacana Dakwah Kontemporer (Purwokerto STAIN Purwokerto
Press 2006) Cetke-I h 19
9Taufik al-Wa`iy Dakwah ke Jalan Allah terj Muhith Mishaq (Jakarta Robbani
Press 2010) Cet ke-I h 109
7
apapun kecuali kepada orang-orang yang bertakwa hanya
kepadanya10
Berdakwah memerlukan strategi dan metode Sebab strategi
dan metode merupakan hal yang dapat membantu dakwah terlaksana
dengan baik dan sesuai tujuan11
Oleh karena itu Dalam hal ini
penulis akan mengkaji salah satu unsur dalam dakwah yaitu metode
dakwah Metode dakwah adalah cara yang digunakan dai untuk
menyampaikan materi dakwah Metode dakwah sangat penting
peranannya dalam penyampaian dakwah Metode yang tidak benar
meskipun isinya baik maka pesan baik tersebut bisa di tolak12
Di zaman sekarang Islam benar-benar membutuhkan para dai
yang mumpuni yang mampu mengomunikasikan pemikiran-
pemikiran dan ideologinya dengan metodologi yang indah dan
menawan Mereka mampu mengomunikasikan Islam tanpa membuat
orang berlari dan mampu menjelaskan pemikiran-pemikiran tanpa
mendatangkan kesulitan Betapa banyak dai yang mencemarkan
Islam karena keburukan metodologi dakwahnya Mereka bersikap
buruk terhadap Islam sedangkan mereka mengira bahwa mereka
telah berbuat kebajikan untuk Islam13
Dari beberapa pemaparan diatas penulis tertarik untuk
mengkaji metode dakwah yang Allah sebutkan dalam Al-Qur`an
dengan melakukan menurut pandangan dua tafsir yaitu tafsir al-
Misbah dan tafsir al-Azhar Penulis mengambil surat Ali-Imran ayat
10
Fethullah Gulen Dakwah Jalan Terbaik Dalam Berpikir Dan Menyikapi Hidup
(Jakarta PT Gramedia 2011) cetke-I h 194
11Khariri Syeikh Maulana Arabi Dakwah Cerdas (Yogyakarta Laksana 2007)
Cetke-I h 73
12
Acep Arippudin Pengembangan Metode Dakwah (Jakarta Rajagrafindo
Persada 2011) Cetke-I h 8
13Fathi Yakan Problematik Dakwah dan Para Dai terj Darsim Ermaya Imam
Fajarudin h 137
8
104 An-Nahl ayat 125 dan Thaha ayat 43-44 Adapun alasan penulis
mengambil ayat ini karena penulis ingin mencoba menghubungkan
antara kewajiban dakwah amar makruf nahi mungkar kemudian
metode-metode dakwah yang digunakan sekalipun terhadap orang
yang sangat kejam Dalam penelitian ini penulis mengambil sebuah
judul yaitu ldquoMetode Dakwah Dalam Surat Ali-Imran ayat 104
An-Nahl ayat 125 Thaha ayat 43-44 menurut pandangan
MQuraish Shihab dan Hamkardquo
Penulis ingin meneliti bagaimana implementasi metode
dakwah yang ada di dalam Al-Qur`an terhadap kegiatan dakwah saat
ini Karena melihat kegiatan dakwah saat ini sudah sangat banyak
dilakukan oleh para dai yang mumpuni maupun oleh mereka yang
ingin saling mengingatkan walaupun secara keilmuan masih sangat
terbatas
Untuk memahami lebih jelas dan rinci kita memerlukan tafsir
dari para ulama yang telah mumpuni dalam bidang tafsir Sehingga
sebagai manusia yang terbatas keilmuannya kita bisa memahami
makna Al-Qur`an melalui tafsir yang telah ditulis oleh para ulama Di
sini penulis mengambil penafsiran dari dua orang mufasir Indonesia
yaitu tafsir al-Misbah karya M Quraish Shihab (1944) dan tafsir al-
Azhar karya Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka 1908-1981)
Alasan penulis mengambil dua tafsir yang berbeda ini adalah dengan
tujuan untuk mengetahui perbedaan pemikiran mufasir lokal
(Indonesia) dalam menafsirkan ayat metode dakwah dalam Al-
Qur`an yang berbeda masa dan keadaan Dalam artian masa
penulisan tafsir dan psikologi penulis pada saat penulisan tafsir
Selain itu juga kedua mufasir adalah dua sosok yang hebat
apabila diamati secara teliti beliau berdua telah aktif dalam
9
mengembangkan dan mengaplikasikan bidang dakwah baik lisan
tulisan dan hacircl dengan metode yang telah beliau gunakan Buya
Hamka adalah salah satu tokoh yang termasuk dalam 50 pendakwah
pengubah sejarah dalam buku yang ditulis oleh M Anwar Djaelani
Model dakwah hamka termasuk lengkap karena secara lisan dan
tulisan sama-sama kuat Dakwah Buya Hamka secara tulisan tidak
hanya diterima di Indonesia tetapi juga di luar Indonesia Hampir
semua karya Hamka digemari banyak kalangan dan salah satu
karyanya yang paling monumental adalah tafsir Al-Azhar14
Sedangkan M Quraish Shihab adalah satu ulama yang masih
ada ditengah-tengah masyarakat saat ini beliau adalah ulama besar
yang produktif dalam berkarya santun dan mendalam dalam
menyampaikan pandangan keagamaanya15
Secara lisan bisa dilihat
dengan ceramah atau kajian yang beliau lakukan baik di kampus
masjid atau majelis tertentu secara tulisan bisa dilihat dengan adanya
buku-buku atau karya beliau dan secara hal bisa dilihat dari lembaga
atau kegiatan yang beliau bangun untuk kepentingan sosial
masyarakat Dengan demikian dakwah dan penerapan dakwah telah
beliau aplikasikan dalam kehidupannya bisa dijadikan referensi
dalam berdakwah
B Permasalahan
1 Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas masalah yang
diidentifikasikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
a Metode dakwah dalam Al-Qur`an
14
M Anwar Dajelani 50 Pendakwah Pengubah Sejarah (Jakarta Prenadamedia
Group 2015) Cet Ke-IV h 84
15Salah satu ulasan yang ditujukan kepada M Quraish Shihab dalam buku Cahaya
Cinta dan Canda M Quraish Shihab yang ditulis oleh Mauluddin Anwar dkk
10
b Macam-macam metode dakwah menurut para ahli dakwah
c Bentuk-bentuk Metode dakwah
d Metode dakwah menurut pandangan MQuraish Shihab dan
Hamka
e Perbandingan Metode dakwah menurut M Quraish Shihab
dan Hamka
f Implementasi metode dakwah saat ini
2 Pembatasan masalah
Al-Qur`an menghimpun ayat-ayat dakwah baik sebagai
sumber materi kewajiban dakwah maupun metode dakwah
Dalam penulisan skripsi ini penulis mencoba memberikan
batasan masalah agar dalam pembahasan tidak terlalu melebar
Dalam penelitian ini penulis hanya membatasi pembahasan
metode dakwah dalam Al-Qur`an dalam surat Ali-Imran ayat 104
an-Nahl ayat 125 dan Thacirchacirc 43-44 Penulis mengambil ayat
untuk diteliti tidak berdasarkan kesamaan redaksi atau kata
dakwah yang ada di dalam ayat tersebut akan tetapi penulis
mengambil ayat berdasarkan maksud ayat dan penulis mencoba
membuat suatu kesimpulan akan kewajiban dakwah sampai ke
metode dakwah sesuai dengan ayat yang diambil Sehingga
membentuk hasil penelitian yang saling berhubungan dari segi
makna dan tujuan yang ingin dicapai dalam ayat dan juga dalam
penerapan dakwah
3 Perumusan masalah
a Metode dakwah surat Ali-Imran ayat 104 menurut MQuraish
Shihab dan Hamka
b Metode dakwah surat An-Nahl ayat 125 menurut MQuraish
Shihab dan Hamka
11
c Metode dakwah surat Thaha ayat 43-44 menurut MQuraish
Shihab dan Hamka
d Implementasi dalam dakwah saat ini
C Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian berhubungan secara fungsional dengan
rumusan masalah penelitian yang dibuat secara spesifik terbatas dan
dapat diperiksa dengan hasil penelitian16
Adapun tujuan penelitian
ini adalah
1 Untuk mengetahui Metode dakwah surat Ali-Imran ayat 104
menurut MQuraish Shihab dan Hamka
2 Untuk mengetahui Metode dakwah surat An-Nahl ayat 125 ayat
104 menurut MQuraish Shihab dan Hamka
3 Untuk mengetahui Metode dakwah surat Thaha ayat 43-44
menurut MQuraish Shihab dan Hamka
4 Untuk mengetahui implementasi metode dalam dakwah saat ini
D Manfaat Penelitian
Mengacu pada penjabaran rumusan masalah di atas maka
manfaat penelitian ini adalah
1 Manfaat Teoritis
Sebagai sarana untuk menerapkan ilmu-ilmu teoritis yang
digunakan serta menambah wawasan khazanah keilmuan terkait
tema yang diangkat
2 Manfaat Praktis
Penelitian ini secara praktis diharapkan bisa bermanfaat bagi
para dai untuk bisa menjadi dai yang mumpuni serta memiliki
16
Dewi Sadiah Metode Penelitian Dakwah (Remaja Rosdakarya Bandung 2015)
Cet Ke-I h 68
12
metode dakwah yang sesuai dengan zamannya dan tetap
berpegang teguh pada Al-Qur`an
E Tinjauan Pustaka
1 Jurnal ldquoMetode Dakwah Dalam Pengajaran Nabi Perspektif
Hadisrdquo yang selesai pada tanggal 25 Mei 2019 Ditulis oleh Adi
Abdullah Muslim Dosen IAIN Pekalongan Indonesia dalam
jurnal ini menjelaskan bagaimana metode dakwah Nabi dalam
mengajarkan kepada sahabat perspektif hadis sehingga terbentuk
teori dalam komunikasi dakwah dan pendidikan Jenis penelitian
yang digunakan yaitu studi literatur (library research) atau
penelitian pustaka Metode yang digunakan yaitu metode
deskriptif-analisis yakni penelitian yang berusaha menuturkan
masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan secara
objektif Persamaan dengan penelitian ini adalah pada metode
dakwah yang digunakan sedang perbedaannya adalah pada
perspektif penelitian yaitu tafsir Al-Qur`an dan Hadis17
2 Skripsi ldquoMetode Dakwah Mau`izhah Hasanah dalam Program
acara Mufasir di Kompas TV Jawa Tengahrdquo18
ditulis oleh Rizki
Intan Aulia mahasiswi UIN Walisongo Semarang Jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi
2018 Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode
mau`izhah hasanah yang diterapkan dalam acara mufasir di
17
Adi Abdullah Muslim ldquoMetode Dakwah Dalam Pengajaran Nabi Perspektif
Hadisrdquo Jurnal Dakwah Vol 13 No1 25 Mei 2019
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metode+dakwah+dalam+Pen
gajaran+Nabi+Perspektif+hadisampbtnG= diakses pada 7 Juli 2019
18Rizki Intan Aulia ldquoMetode Dakwah Mauizhah Hasanah dalam Program acara
Mufasir di Kompas TV Jawa Tengahrdquo Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas
Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo Semarang 2018
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_02C5ampq=metode+dakwah+mauizhah+hasa
nah+dalam+program+acara+ampbtnG= diakses pada 7 Juli 2019
13
Kompas TV Jateng Metodologi yang digunakan dalam penelitian
ini adalah penelitian kualitatif dengan metode pengumpulan data
berupa dokumentasi berupa tayangan video program ldquomufasirrdquo
Teknik yang digunakan yaitu mmode interaktif Miler dan
Huberman Persamaan dalam penelitian ini yaitu pada metode
dakwah yang diteliti sedangkan perbedaannya yaitu pada objek
yang di analisis oleh peneliti Peneliti terdahulu menganalisa
metode dakwah dalam sebuah acara tv sedangkan peneliti saat ini
meneliti metode dakwah dalam Al-Qur`an dengan
membandingkan dua tafsir
3 Skripsi ldquoMetode Dakwah Dengan Pendekatan Kultural Sunan
Kalijagardquo ditulis oleh Melinda Novita Sari Jurusan Komunikasi
Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Raden Intan Lampung 2018 Penelitian ini menggunakan
penelitian sejarah yaitu melakukan penyelidikan terhadap
keadaan dan pengalaman di masa lampau dengan teknik studi
kepustakaan Hasil dari penelitian ini ialah ditemukannya
kegiatan dakwah dengan menggunakan metode dakwah kultural
dengn media wayang tembang dan dari dakwah kultural ini
menghasilkan kebudayaan baru dengan menggunakan
pencampuran tradisi lama dan percampuran dengan budaya
setempat di mana tidak terlepas dari unsur-unsru Islamnya
Persamaan dengan penelitian ini ialah pada objek metode dakwah
yang dikaji sedankgkan perbedaannya yaitu pada subjek dari
metode yang dikaji yaitu metode dakwah dalam Al-Qur`an dan
relevansinya terhadap dakwah saat ini
4 Skripsi ldquoMetode Dakwah Dalam Tradisi Tahlilan di Kelurahan
Plamongansari Kecamatan Padurungan Semarangrdquo ditulis oleh
14
Muhammad Aris Munandar Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan
Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam
Negeri Walisongo Semarang 2018 Penelitian ini menggunakan
metode penelitian kualitatif deskriptif Dengan teknik
pengumpulan data meggunakan metode observasi wawancara
dan dokumentasi Hasil penelitian ini yaitu bahwasanya tradisi
tahlilan merupakan tradisi turun temurun yang diadakan setiap
malam Jumat dan dilakukan untuk mendekatkan diri kepada
Allah ajang silaturahmi dan kerukunan umat Persamaan
penelitian yaitu mengkaji metode dakwah hanya saja memiliki
perbadaan pada objek yang diteliti yaitu tradisi tahlilan di mana
peneliti saat ini mengkaji metode dakwah dalam Al-Qur`an dan
meneliti relevansinya terhadap dakwah saat ini
5 Skripsi ldquoMetode Dakwah Para Dai Dalam Menyampaikan Pesan-
Pesan Keagamaan Di Kecamatan Lampihong Kabupaten
Balanganrdquo19
ditulis oleh Lina Karlina mahasiswi IAIN Antasari
jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan
Komunikasi 2016 Dalam penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui metode dakwah dan faktor pendukung apa saja yang
menjadi kesuksesan seorang dai dalam menyampaikan pesan-
pesan keagamaan Jenis penelitian yaitu penelitian lapangan
dengan teknik yang digunakan yaitu mengumpulkan data
observasi wawancara dan dokumenter Persamaan penelitian
19
Lina Karlina ldquoMetode Dakwah Para Dai Dalam Menyampaikan Pesan-Pesan
Keagamaan Di Kecamayan Lampihong Kabupaten Balangan jurusan Komunikasi
Penyiaran Islam fakultas dakwah dan komunikasi IAIN Antasarirdquo 2016
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=skripsi+metode
+dakwah+dalam+menyampaikan+pesan+keagamaan+di+kecamatan+lampihong+kabupaten
+balanganampbtnG=d=gs_qabsampu =23p3D3X3kmQdtSWIJ diakses pada 7 Juli 2019
15
yaitu pada pembahasan metode dakwah sedangkan perbedaannya
pada subjek penelitiannnya yaitu para dai dan mufasir
F Metode Penelitian
1 Jenis Penelitian
Metode penelitian merupakan strategi yang digunakan dalam
sebuah penelitian dan menganalisis data yang diperlukan guna
menjawab permasalahan yang diteliti Adapaun yang peneliti
gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan
teknik studi kepustakaan (library research) Penelitian kualitatif
mengandung pengertian adanya upaya penggalian dan
pemahaman pemaknaan terhadap apa yang terjadi pada berbagai
individu atau kelompok yang berasal dari persoalan sosial atau
kemanusiaan20
Kirk dan Miller mendefinisikan penelitian
kualitatif sebagai tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial
yang secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia
dan kawasannya sendiri dan berhubungan langsung dengan
orang-orang tersebut dalam bahasanya dan peristilahannya21
Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang semua datanya
berasal dari bahan-bahan tertulis berupa buku naskah dokumen
foto dan lain-lain22
2 Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian kualitatif ada beberapa pendekatan yang
bisa digunakan Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
pendekatan metode deskriptif dengan teknik pengamatan kejadian
20
Septiawan SantanaK Menulis Ilmiah Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta
Yayasan Pustaka Obor Indonesia 2007) Cet Ke-II h 1
21Uhar Suharsaputra Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Tindakan
(Bandung PT Refika Aditama 2014) Cet Ke-II h 181
22Nashruddin Baidan Erwati Aziz Metodolgi Khusus Penelitian Tafsir
(Yogyakarta Pustaka Pelajar2016) Cetke-I h28
16
saat ini oleh penulis Deskriptif yaitu suatu rumusan masalah
yang memandu penelitian untuk mengeksplorasi atau memotret
situasi sosial yang akan diteliti secara menyeluruh luas dan
mendalam Metode ini bertujuan untuk melukiskan secara
sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang
tertentu secara faktual dan cermat23
Selain mendeskripsikan
peneliti juga melakukan analisis terhadap surat Ali Imran ayat
104 an-Nahl ayat 125 dan Thacirchacirc ayat 43-44 Setelah menganalisi
penulis akan merelevansikan dengan kegiatan dakwah oleh
lembaga organisasi dakwah
3 Subjek dan objek penelitian
Subjek penelitian adalah orangsesuatu yang terlibat dalam
penelitian sebagai sumber data24
Selain itu juga subjek
penelitian adalah keseluruhan atau totalitas dari suatu penelitian
yang menjadi substansinya yang akan diteliti atau ingin dicarikan
jawabannya dalam sebuah penelitian25
Dalam penelitian ini yang
menjadi subjek penelitian adalah penafsiran metode dakwah
dalam tafsir al-Misbah dan tafsir Al-Azhar sedangkan yang
menjadi objek penelitian ini adalah surat Ali-Imran ayat 104 an-
Nahl ayat 125 dan Thacirchacirc 43-44
4 Sumber data penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua sumber data
Pertama sumber data primer ialah dua tafsir yang akan
dikomparasikan yaitu tafsir al-Misbah dan tafsir al-Azhar
23
Dewi Sadiah Metode Penelitian Dakwah h 19 24 Wina Sanjaya Penelitian Pendidikan Jenis Metode dan Prosedur (Jakarta
Prenadamedia Group 2014) Cetke-II h 17 25
Nashruddin Baidan Erwati Aziz Metodolgi Khusus Penelitian Tafsir h 24
17
Kedua sumber data sekunder yang berasal dari buku-buku
jurnal atau internet serta data lain yang berkaitan dengan
pembahasan
5 Teknik Pengumpulan data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik
pengumpulan data dengan cara studi pustaka Yaitu teknik yang
dipusatkan pada penelitian kitab-kitab tafsir dan buku
kepustakaan yang berkaitan dengan pembahasan Setelah itu
penulis menganalisa data yang sudah terkumpul dan membuat
kesimpulan dari data yang sudah dianalisis
6 Teknik Analisis data
Dalam penelitian ini ada beberapa langkah yang bisa
digunakan peneliti untuk menganalisis data dalam melakukan
riset komparatif yaitu26
a Menentukan tema yang diangkat
b Mengidentifikasi aspek-aspek yang hendak diperbandingkan
c Mencari keterkaitan dan faktor-faktor yang mempengaruhi
antar konsep
d Menunjukkan kekhasan dari masing-masing pemikiran tokoh
Melakukan analisis secara mendalam dan kritis dengan
argumentasi data
e Membuat kesimpulan untuk menjawab problem riset
7 Instrumen dan alat bantu penelitian
Instrumen penelitian adalah alat pengumpul data Dalam
penelitian kualitatif yang menjadi alat penelitian adalah peneliti
sendiri sehingga peneliti harus mengerti bagaimana penelitian
26
Abdul Mustaqim Metode Penelitian Al-Qur`an dan Tafsir h 137
18
kualitatif metode yang digunakan serta kesiapan untuk meneliti
objek penelitian
G Sistematika Penulisan
Dalam penyususnan skripsi penulis akan membagi menjadi 5
bab yang terkait satu dengan yang lainnya Pembagiannya adalah
sebagai berikut
BAB I Pendahuluan
Dalam bab ini terdiri dari latar belakang masalah identifikasi
masalah pembatasan masalah perumusan masalah tujuan penelitian
manfaat penelitian tinjauan pustaka metodologi penelitian
sistematika penulisan
BAB II Landasan Teori
Dalam bab ini membahasa tentang teori atau pemahaman tentang
dakwah meliputi metode dakwah Di mana komponen ini menjadi
pokok penting dalam penulisan skripsi ini
BAB III Biografi M Quraish Shihab Dan Haji Abdul Malik
Kari Amrullah (HAMKA)
Dalam bab ini akan membahas profil M Quraish Shihab dan Hamka
BAB IV Analisis Metode Dakwah Surat Ali Imran Ayat 104 An-
Nahl Ayat 125 Dan Thacirchacirc 43-44
Dalam bab ini membahas tentang surat Ali Imran ayat 104 an-Nahl
ayat 125 dan Thacirchacirc 43-44 menurtu M Quraish Shihab dan Hamka
serta relevansinya terhadap dakwah saat ini
BAB V PENUTUP
Dalam bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran
19
BAB II
LANDASAN TEORI
A Pengertian Dakwah
Secara etimologi dakwah berasal dari bahasa Arab yaitu dacirc`a
yad`ucirc da`wan du`acirc yang diartikan dengan mengajak menyeru
memanggil seruan permohonan dan permintaan1 Dakwah memiliki
tiga huruf asal yaitu dal `ain dan wawu Dari ketiga huruf asal ini
terbentuk beberapa kata dan ragam makna Makna tersebut
diantaranya ialah memanggil mengundang minta tolong meminta
memohon menamakan menyuruh datang mendorong
menyebabkan mendatangkan mendoakan menangisi dan meratapi
Dalam Al-Qur`an kata dakwah dan berbagai bentuk katanya
ditemukan sebanyak 198 kali menurut hitungan Muhammad Sulthon
(2003 4) 299 kali menurut hitungan Muhammad Fuad Abd al-Baqi
(2006) atau 212 kali menurut Asep Muhiddin (2002 40)2
Dakwah Islam adalah tugas suci yang dibebankan kepada
setiap muslim di mana saja berada sebagaimana termaktub dalam Al-
Qur`an dan sunah Rasulullah Saw kewajiban dakwah menyerukan
dan menyampaikan agama Islam kepada masyarakat3 Firman Allah
dalam surah al-Imran ayat 1044
1
M Munir Wahyu Ilaihi Manajemen Dakwah (Jakarta PRenadamedia Group
2015) Cetke-IV h 17 2
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah (JakartaKencana 2017) Cet Ke- VI h 5
3M Munir Metode Dakwah (Jakarta Prenadamedia Group 2015) Cetke-IV h 5
4Kata amar makruf nahi munkar di dalam Al-Qur`an disebut sebanyak 8 kali dalam
5 surat dua kali pada surat makkiyah dan tiga kali pada surat madaniyah Surat Ali Imran
ayat 104 110 dan 114 Surat Al-A`raf pada ayat 157 suart at-Taubah pada ayat 71 dan 112
surat Al-Hajj pada ayat 41 dan surat lukman pada ayat 17
20
ldquoDan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari
yang munkar merekalah orang-orang yang beruntungrdquo (QS Al-
Imran [3]104)
Secara terminologi para ulama berbeda pendapat dalam
menentukan dan mendefinisikan dakwah hal ini disebabkan oleh
perbedaan para ulama dalam memaknai dan memandang kalimat
dakwah itu sendiri5 Pengertian dakwah secara terminologi menurut
beberapa para ahli diantaranya yaitu
1 Syekh Muhammad al-Khadir Husain (tt14) dakwah adalah
menyeru manusia kepada kebajikan dan petunjuk serta menyuruh
kepada kebajikan dan melarang kemungkaran agar mendapat
kebahagiaan dunia dan akhirat
2 Muhammad Abu al-Fath al-Bayanuni (193317) dakwah adalah
menyampaikan dan mengajarkan agama Islam kepada seluruh
manusia dan mempraktikkan dalam kehidupan nyata6
3 Prof Toha Yahya Omar (19221) dakwah Mengajak manusia
dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan
perintah Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di
dunia dan di akhirat7
4 Menurut Muhammad Natsir dakwah mengandung arti kewajiban
yang menjadi tanggung jawab seorang muslim dalam amar
ma`ruf nahi mungkar8
5
Faizah Lalu Muchsin Effendi Psikologi Dakwah (Jakarta Prenadamedia Group
2018) Cet Ke-IV h 5 6
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 10 7
Toha Yahya Omar Ilmu Da`wah (Jakarta Widya Karsa Pratama 1992) Cet Ke-
V h 1 8
Wahidin Saputra Pengantar Ilmu Dakwah (Jakarta Rajwawali Press 2012)
Cetke- II h 2
21
Dari beberapa definisi di atas maka dapat di simpulkan
bahwa dakwah adalah salah satu bentuk kegiatan untuk menyeru atau
mengajak orang lain baik individu atau kelompok untuk menjalankan
syariat Islam berdasarkan Al-Qur`an dan hadis sehingga tercapainya
tujuan dari kegiatan dakwah
Dalam ilmu komunikasi kegiatan ini disebut juga dengan
proses komunikasi Proses komunikasi adalah setiap langkah mulai
saat menciptakan informasi sampai dipahami oleh komunikasi
Komunikasi merupakan proses sebuah kegiatan yang berlangsung
kontinu9
Dengan demikian bisa kita pahami bahwa dakwah adalah
proses dari komunikasi hanya saja dengan tujuan yang berbeda
Karena dalam komunikasi kita tidak fokus pada apa yang harus
disampaikan seperti yang harus disampaikan dalam dakwah Dan
untuk tercapainya komunikasi dan dakwah yang baik kita harus
memiliki sikap sesuai dengan budaya dan tuntunan agama yang
berlaku sehingga dakwah dan komunikasi bisa berjalan dengan
lancar
B Hukum Berdakwah
Setiap umat yang diambang kehancuran dan roboh pilar-
pilarnya kehilangan pengaruhnya kehilangan eksistensinya pasti
diawali oleh diamnya para dai lirih suaranya rancu risalahnya
kehilangan tujuan utamanya hancur peninggalanya Umat mana pun
yang ingin naik dan tinggi harus memahami kebenaran dakwahnya
kesucian tujuan utamanya keagungan risalahnya para dainya
9
Redi Panuju Pengantar Studi (Ilmu ) Komunikasi (Jakarta Prenadamedia Group
2018) Cetke-I h 39
22
memiliki titik tolak di muka bumi untuk membangun pilar dan
dakwahnya10
Umat Islam adalah umat risalah ada karena ada sasaran
dalam hidup ini Allah menyebut mereka dengan
ldquoKamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk
manusia menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari
yang munkar dan beriman kepada Allah Sekiranya ahli kitab
beriman tentulah itu lebih baik bagi mereka di antara
mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah
orang-orang yang fasikrdquo (QS Ali-Imran [3]110)
Jika tidak karena dakwah hilanglah tujuan risalah dan
lenyaplah tujuan pengangkatannya kehancuran menyebar luas
kesesatan merata di mana-mana kebaikan dan kebenaran telah
hilang Karena itulah kewajiban dakwah amar makruf nahi mungkar
ditegaskan dalam Al-Qur`an dan as-Sunah serta ijmak ulama11
Para pakar berselisih paham dalam menanggapi soal ini
Sejauh pemikiran yang berkembnag perselisihan dalam masalah ini
dapat dikelompokkan ke dalam tiga pendapat sebagai dijelaskan
berikut ini12
10
Taufik al-Wa`iy Dakwah ke Jalan Allah terj Muhith Mishaq (Jakarta Robbani
Press 2010) Cet ke-I h 53
11Taufik al-Wa`iy Dakwah ke Jalan Allah terj Muhith Mishaq h 53
12A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan
Peradaban Islam (Jakarta Prenadamedia Group 2013) Cet Ke-II h 63
23
Pertama Dakwah dihukumi sebagai kewajiban personal (fard
`ain) Maksudnya dakwah merupakan kewajiban bagi setiap muslim
Ia akan diganjar jika melaksanakannya sebagaimana akan berdosa
jika meninggalkannya Dakwah menjadi kewajiban personal karena
ia merupakan tuntutan (implikasi) iman Setiap orang mengaku
beriman harus mempersaksikan imannya kepada publik Selain
melalui amal saleh persaksian iman juga diwujudkan dalam bentuk
dakwah saling berpesan dengan kebajikan dan ketakwaan atau
dengan menyuruh yang makruf dan mencegah yang mungkar13
Kedua dakwah dihukumi sebagai kewajiban kolektif (fardu
kifayah) Hal ini berarti dakwah merupakan kewajiban yang
dibebankan kepada komunitas tertentu yang berkompeten dalam
suatu masyarakat Bila di dalamnya telah ditemukan sekelompok
orang yang mewakili tugas itu maka gugurlah kewajiban untuk yang
lain Sebaliknya jika tidak ada maka anggota masyarakat itu
mendapat dosa seluruhnya Tugas berdakwah itu tidaklah mudah
karena ia memerlukan keahlian dan keterampilan tersendiri baik dari
segi intelektual emosiaonal maupun spiritual Kalau demikian
permasalahannya berarti tidak semua orang dari umat Islam
memiliki kompetensi tersebut14
Ketiga dakwah dihukumi wajib individual (fard `ain)
sekaligus wajib kolektif (fardhu kifayah) Maksudnya hukum asal
dakwah itu adalah wajib `ain sehingga setiap mukmin memiliki
tanggung jawab moral untuk menyampaikan agamanya sesuai dengan
taraf kemampuan dan kapasitasnya masing-masing Namun
13
A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan
Peradaban Islam h 63-64 14
A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan
Peradaban Islam h 65
24
demikian pada aspek-aspek tertentu dakwah tidak dapat diserahkan
kepada sembarang orang Dakwah dalam posisi ini menjadi tugas
berat dan menuntut profesionalisme Dakwah memerlukan
kompetensi dan itu hanya mungkin dilakukan oleh yang memiliki
keahlian dalam bidang ini (kelompok profesional) Pendapat ketiga
ini merupakan jalan tengah dari dua pendapat sebelumnya yang
saling bertolak belakang Pendapat ini menjadi jalan tengah lantaran
tidak memandang dakwah hanya sebagai kewajiban ulama semata
(elitis) tetapi juga tidak membenarkan menyerahkan masalah dan
tugas dakwah hanya kepada masing-masing orang (tugas individual)
semata-mata15
C Fungsi Dakwah
Dakwah berfungsi menjaga orisinalitas pesan dakwah dari
Nabi Saw dan menyebarkannya kepada lintas generasi Dengan
dakwah pula kebenaran Islam tidak akan berhenti dalam satu
generasi Dakwah berfungsi sebagai estafet bagi peradaban manusia
Nabi Saw tidak ingin dinamika dakwah terhenti karena
kewafatannya Sebagaimana yang beliau sampaikan pada saat haji
wada (haji perpisahan)16
Selain itu juga fungsi dakwah yaitu sebagai
pembina sebagai pengarah dan pembentuk manusia seutuhnya17
Sebagaimana disebutkan di atas bahwa dakwah adalah salah
satu proses komunikasi Menurut Deddy Mulyana komunikasi
memiliki beberapa fungsi yaitu18
15
A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan
Peradaban Islam 68-69 16
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 101 17
Kustadi Suhandang Ilmu Dakwah Perspektif Komunikasi (Bandung Remaja
Rosdakarya 2013) Cet Ke-I h 193
18Deddy Mulyana Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Bandung Remaja
Rosdakarya 2016) Cet Ke-XV h 5
25
a Komunikasi Sosial
Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya
mengisyaratkan bahwa komunikasi penting untuk membangun
konsep diri aktualisasi diri untuk kelangsungan hidup untuk
memperoleh kebahagiaan terhindar dari tekanan dan ketegangan
antara lain lewat komunikasi yang menghibur dan memupuk
hubungan dengan orang lain
b Komunikasi Ekspresif
Komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi
orang lain namun tidak dilakukan sejauh komunikasi tersebut
menjadi instrumen untuk menyampaikan perasaan emosi kita
Perasaan-perasaan tersebut dikomunikasikan terutama melalui
pesan-pesan nonverbal Perasaan sayang peduli rindu simpati
gembira sedih takut prihatin marah dan benci dapat
disampaikan lewat kata-kata namun terutama lewat perilaku
nonverbal
c Komunikasi Ritual
Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan
sepanjang tahun dan sepanjang hidup yang disebut para
antropolog sebagai rites of passage mulai upacara kelahiran
sunatan pernikahan sungkeman dan sebagainya Dalam acara
tersebut orang mengucapkan kata-kata atau menampilkan
perilaku simbolik Mereka yang berpartisipasi dalam bentuk
komunikasi ritual tersebut menegaskan kembali komitmen
mereka kepada tradisi keluarga komunitas suku bangsa negara
ideologi atau agama mereka
26
d Komunikasi Instrumental
Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum
menginformasikan mengajar mendorong mengubah sikap dan
keyakinan dan mengubah perilaku atau menggerakkan tindakan
dan juga menghibur Bila diringkas maka ke semua tujuan
tersebut adalah membujuk (bersifat persuasif)
Dari fungsi dakwah dan fungsi komunikasi bisa kita
hubungkan bahwa komunikasi instrumental lebih cocok kepada
fungsi dakwah karena tujuannya selain menginformasikan yaitu
mengajar dan mendorong manusia untuk mengubah sikap dan
keyakinan sebagaimana dalam fungsi dakwah itu sendiri
D Tujuan Dakwah
Setiap aktivitas yang dilakukan oleh manusia memiliki tujuan
baik untuk tujuan positif maupun negatif Dalam hal ini tujuan yang
ingin di capai dalam dakwah menurut beberapa ahli ada beberapa
tujuan Diantaranya yaitu tujuan dakwah adalah dunia dan akhirat19
Realitanya tujuan dakwah tiada lain mengajak manusia berjalan di
atas jalan Allah dalam meniti jalan hidupnya Secara filosofis bisa
dikatakan bahwa tujuan dakwah Islamiah adalah membentangkan
jalan Allah di atas bumi agar dilalui umat manusia Dari penjelasan
tersebut kiranya dipahami bahwa makna dari semuanya itu
mengandung pengertian upaya mengubah sikap sifat pendapat dan
perilaku umat ke arah yang Islami20
Jika berbagai pendapat diakomodir maka tujuan dakwah
dapat dbedakan kepada tujuan umum khusus tujuan jangka pendek
dan jangka panjang Selain itu terdapat tujuan dari sisi isi pesan dan
19
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 15 20
Kustadi Suhandang Ilmu Dakwah Perspektif Komunikasi h 23
27
mad`u serta tujuan insidentil Adapun tujuan dakwah adalah sebagai
berikut21
1 Tujuan umum
Tujuan umum dari kegiatan dakwah sama dengan tujuan
diturunkannya agama Islam Kata Islam dari segi kebahasaan
berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata salima yang
mengandung arti selamat sentosa dan damai Bertitik tolak dari
pemahaman kata Islam di atas maka kegiatan dakwah harus
mampu mewujudkan manusia atau masyarakat yang
menyerahkan diri tunduk patuh dan taat kepada Allah Swt
2 Tujuan khusus
Adapun tujuan dakwah secara lebih rinci atau tujuan khusus
dapat dirumuskan berdasarkan tinjauan tertentu Sekurang-
kurangnya tujuan ini dapat ditinjau dari dua segi yaitu dari segi
mad`u dan dari segi materi yang disajikan Tujuan dakwah
kepada setiap pribadi dapat dirumuskan sebagai berikut yaitu
terbinanya pribadi muslim yang sejati yakni figur insan kamil
yang dapat menerjemahlan ajaran Islam dalam segala aspek
kehidupannya
Tujuan dakwah untuk setiap keluarga Muslim adalah dapat
terbinanya kehidupan yang Islami dalam rumah tangga yaitu
keluarga yang senantias mencerminkan nilai-nilai islam baik
sesame anggota keluarga dan dengan tetangga Sedangkan tujuan
yang diharapkan terhadap masyarakat adalah terbinanya
kehidupan yang rukun dan damai taat dalam melaksanakan
ajaran agama dan memiliki kepedulian sosial yang tinngi
21
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 164
28
Selanjutnya tujuan dakwah adalah terwujudnya umat terbaik yang
basisnya didukung oleh muslim yang berkualitas individu yang
baik yang oleh Allah dijanjikan akan memperoleh ridha dan
surga
3 Tujuan dari segi materi dakwah
Tujuan dakwah jika berorientasi kepada pesan dakwah yang
disampaikan menurut Syekh Ali mahfudh meliputi enam hal
yaitu
a Untuk meluruskan akidah
b Untuk membetulkan amal
c Untuk membina akhlak
d Mengokohkan persatuan dan persaudaraan muslim
e Menolak atau melawan ateis
f Memberantas syubhat dalam agama
E Metode Dakwah
Metode secara bahasa berasal dari dua kata yaitu ldquometardquo
(melalui) dan ldquohodosrdquo (jalan cara) Metode berarti cara yang telah di
atur dan melalui proses pemikiran untuk mencapai suatu maksud22
Istilah metode berasal dari bahasa Inggris method yang berarti
systematic arrangement (penataan yang sistematis) orddy procedure
(prosedur yang rapih) mode of handling intellectual (cara
penanganan masalah secara cerdik)23
Sumber yang lainnya
menyebutkan bahwa metode berasal dari bahasa Yunani yang berarti
jalan yang dalam bahasa Arab disebut thacircriq24
22
M Munir Metode Dakwah h 6 23
Kustadi Suhandang Ilmu Dakwah Perspektif Komunikasi h 166
24Moh Ardani Memahami Permasalahan Fikih Dakwah (Jakarta Mitra Cahaya
Utama 2006) Cet Ke-I h 23
29
Metode dakwah adalah cara-cara tertentu yang dilakukan oleh
seorang dai (komunikator) kepada mad`u untuk mencapai suatu
tujuan atas dasar hikmah dan kasih sayang25
Al-Qur`an dalam surat An-Nahl ayat 125 menyebut tiga
metode dakwah yang intinya adalah menyesuaikan materi dan cara
berdakwah dengan sasaran dakwah terhadap cendekiawan dengan
hikmah orang awam dengan mau`izhah hasanah yakni memberi
nasihat dan perumpamaan yang menyentuh jiwa sesuai dengan taraf
pengetahuan mereka yang sederhana Ahl al-kitab dan penganut
agama lain yang diperintahkan adalah jidaldiskusi dengan cara yang
terbaik yaitu dengan logika dan retorika yang halus lepas dari
kekerasan dan umpatan26
Menurut Moh Ali Aziz dalam bukunya Ilmu Dakwah
menjelaskan tentang perbedaan metode dakwah dalam surat An-Nahl
ayat 125 Dalam ayat tersebut Nabi diperintahkan dua hal yaitu
berdakwah dan berdebat Merujuk pada fungsi wawu sebagai huruf
`athaf penghubung dua kalimat yaitu berdakwah dan berdebat
Pertama menunjukkan kebersamaan dua hal Dalam hal ini
berdakwah dan berdebat Kedua menunjukkan sesuatu yang lebih
dulu dari yang lain (lahiq) Dakwah dilaksankan terlebih dahulu
kemudian disusul berdebat Ketiga menunjukkan sesuatu yang
diakhirkan dari yang lain (sabiq) Dengan demikian berdakwah dan
berdebat adalah ssesuatu yang terpisah tetapi pelaksanannya harus
keduanya baik secara bersama sekaligus atau beriringan Karena
adanya perbedaan antara dakwah dan perdebatan walaupun memiliki
tujuan yang sama yaitu memengaruhi orang lain untuk mengikuti
25
M Munir Metode Dakwah h 7 26
M Quraish Shihab Membumikan Al-Qur`an jilid 2 (Ciputat Lentera Hati
2010) Cetke-I 2011 h 193
30
pendapatnya Tidak ada pemaksaan dalam dakwah sehingga
targetnya hanya memberikan pemahaman secara benar Berbeda
dengan dakwah perdebatan selalu menggunakan cara yang lebih
tegas karena targetnya adalah memperoleh kemenangan27
Dengan adanya perbedaan antara dakwah dan perdebatan
berarti cara berdakwah menurut surah An-Nahl ayat 125 ada dua
macam yaitu al-hikmah dan al-mau`izhah al-Hasanah28
Menurut ulama dalam tafsir kontemporer saat ini metode
dakwah dalam Al-Qur`an surah An-Nahl ayat 125 itu meliputi tiga
cakupan yaitu
1 Bi al-hikmah
Hikmah secara mutlak bisa bermakna ilmu dan pemahaman
Bisa juga bermakna keadilan diungkapkan dalam bahasa Arab Huwa
Ahkam al-Amracirc yang artinya dia melakukan sesuatu dengan baik dan
al-hacirckim adalah orang yang melakukan sesuatu secara profesional29
Secara etimologi hikmah digunakan untuk menunjuk kepada arti-arti
seperti keadilan ilmu kearifan kenabian dan juga Al-Qur`an
Dari kata hikmah juga dapat derivasinya ldquohakimrdquo yang
berarti seorang yang berprofesi memutuskan perkara-perkara
hukum30
Kata hikmah antara lain berarti yang paling utama dari
segala sesuatu baik pengetahuan maupun perbuatan Hikmah juga
diartikan sebagai sesuatu yang bila digunakandiperhatikan akan
mendatangkan kemaslahatan dan kemudahan yang besar atau lebih
27
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 333
28Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 335
29
Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah terj
Beni Sarbeni (Jakarta Darul Gaq 2008) cetke- I h 142
30A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 201
31
besar serta menghalangi terjadinya mudharat atau kesulitan yang
besar atau lebih besar31
Sedangkan ditinjau dari segi terminologi hikmah merujuk
kepada pengertian ketepatan berkata dan bertindak dan
memperlakukan sesuatu secara bijaksana (al-ishacircbat ficirc al-aqwacircl wa
al-afrsquoacircl wa wadlarsquoacirc kulla syayrsquo ficirc maudlucircrsquoihi)32
Hikmah juga bisa
diartikan sebagai upaya mengajak bicara kepada akal manusia dengan
dalil-dalil ilmiah yang memuaskan dan dengan bukti-bukti logika
yang cemerlang dengan maksud mengikis keragu-raguan dengan
argumentasi dan penjelasan33
Hikmah merupakan suatu metode pendekatan komunikasi
yang dilaksanakan atas dasar persuasif Karena dakwah bertumpu
pada human oriented maka konsekuensi logisnya adalah pengakuan
dan penghargaan pada hak-hak yang bersifat demokratis agar fungsi
dakwah yang utama bersifat informatif sebagaimana ketentuan Al-
Qur`an
ldquoMaka berilah peringatan karena Sesungguhnya kamu
hanyalah orang yang memberi peringatan kamu bukanlah
orang yang berkuasa atas merekardquo(QS Al-Ghasyiyah [88]
21-22)
Menurut al-Qahtany hikmah dalam konteks metode dakwah
tidak dibatasi hanya dalam bentuk dakwah dengan ucapan yang
lembut targhicircb (nasihat motivasi) kelembutan dan amnesti seperti
31
MQuraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
(Ciputat Lentera Hati 2009) Cetke-I h 775
32A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 202
33Yusuf Al-Qaradhawi Retorika Islam Bagaimana Seharusnya Menampilkan
Wajah Islam terj Abdillah Noor Ridlo (Jakarta Pustaka Al-Kautsar 2004) cetke-I h 19
32
selama ini dipahami banyak orang Lebih dari itu hikmah sebagai
metode dakwah dengan kedalaman rasio pendidikan nasihat yang
baik dialog yang baik pada tempatnya juga dialog dengan para
penentang zalim pada tempatnya hingga meliputi kecaman
ancaman dan kekuatan senjata pada tempatnya
Dari sinilah diperoleh pemahaman bahwa pendekatan hikmah
adalah induk dari semua metode dakwah yang intinya menekankan
atas ketetapan pendekatan terkait dengan kelompok mad`u yang
dihadapi Dalam pada itu ketepatan pilihan metode sesuai dengan
klasifikasi mad`u yang dihadapi tidak diragukan lagi sebagai kunci
kesuksesan dakwah34
Adapun cara dalam melakukan pendekatan dengan metode
hikmah yaitu35
a Berbicara kepada seseorang dengan bahasanya
Termasuk hikmah adalah berbicara dan berdialog dengan
orang lain menggunakan bahasanya sehingga isi
pembicaraan dan berkomunikasi timbal-balik dengan
lancar Artinya bukan sekedar orang Cina dengan bahasa
Cina Rusia dengan bahasa Rusia tetapi lebih dari itu
bahwasanya orang-orang berilmu diajak dengan bahasa
mereka dan orang awam diajak bicara dengan bahasa
mereka
b Bersikap ramah
Termasuk hikmah pula untuk bersikap ramah dan lemah
lembut dalam menyampaikan perintah dan larangan Kita
tidak membebani seseorang dengan suatu yang tidak kuat
34
A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 202
35Yusuf Al-Qaradhawi Retorika Islam Bagaimana Seharusnya Menampilkan
wajah Islam terj Abdillah Noor Ridlo h 20
33
dipikulnya Dengan begitu dia tidak akan menolak seruan
kita
c Memperhatikan tingkatan pekerjaan dan kedudukan
syariatnya
Termasuk kategori hikmah yang harus diperhatikan
dengan baik dalam retorika dakwah Islam era kini yaitu
memperhatikan dan menjaga tingkatan jenis pekerjaan
nilainya dan legalitas syarrsquoi-nya Dengan cara menyusun
pesan-pesan Islam dengan baik sesuai dengan tempat dan
waktu dan tingkatan masing-masing Kemudian kita
sampaikan perintah dan larangan sesuai dengan
prioritasnya
d Gerakan bertahap
Cara hikmah lainnya yang harus diperhatikan adalah
mengajak manusia secara tadarruj (bertahap) Karena
tadarruj itu sendiri merupakan hukum alam sebagaimana
ia merupakan hukum syariat Seperti penciptaan manusia
yang melalui proses tahap demi tahapan
Dengan demikian hikmah itu mengandung arti menjaga
kondisi dan keadaan manusia (sehingga seorang dai menggunakan
cara yang sesuai dengan kondisi dan keadaan yang didakwahinya
karena manusia memiliki ragam pemahaman dan keilmuan beragam
dari sisi emosional juga beragam dari sisi menyikapi kebenaran
Dengan kata lain seorang dai mesti menggunakan cara yang pantas
dan lebih cepat diterima bagi orang yang didakwahinya maka semua
cara ini termasuk dakwah kepada Allah dengan hikmah)36
36
Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah terj
Beni Sarbeni h 146
34
2 Al-maui`dzah Al-hasanah
Kata mau`izhah terambil dari kata wa`azha yang berarti
nasihat Mau`izhah adalah uraian yang menyentuh hati yang
mengantar kepada kebaikan37
Dari makna bahasa kita bisa
memahami bahwa mau`izhah secara istilah adalah arahan bimbingan
dan nasihat dengan sesuatu yang meluluhkan hati tepatnya dengan
menyebutkan pahala atau siksa38
Mau`izhah al-hasanah atau nasihat
yang baik adalah memberikan nasihat kepada orang lain dengan cara
yang baik yaitu petunjuk-petunjuk ke arah kebaikan dengan bahasa
yang baik dapat diterima berkenan di hati menyentuh perasaan
lurus di pikiran menghindari sikap kasar dan tidak mencari atau
menyebut kesalahan audiens sehingga pihak objek dakwah dengan
rela hati atas kesadarannya dapat mengikuti ajaran yang disampaikan
oleh pihak subjek dakwah39
Jika cara hikmah mengajak berbicara
kepada akal agar memaklumi pesan-pesan maka dakwah dengan
mau`izhah adalah hasanah adalah mengajak berbicara kepada hati
dan perasaan agar menyadari dan tergerak untuk bertindak40
Menurut Ibnu al-Atsir nasihat merupakan untaian kata yang
diungkapkan buat orang yang diberi nasihat dengan harapan orang
yang diberi nasihat bertambah baik41
Nasihat adalah memerintah
atau melarang atau menganjurkan yang dibarengi motivasi dan
ancaman juga berarti mengatakan sesuatu yang benar dengan cara
37
MQuraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an h
775 38
Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah terj
Beni Sarbeni h 150 39
Samsul Munir Amin Ilmu Dakwah (Jakarta Amzah 2009) cet Ke- I h 99-100 40
Yusuf Al-Qaradhawi Retorika Islam Bagaimana Seharusnya Menampilkan
wajah Islam terj Abdillah Noor Ridlo h 29
41Harjani Hefni Komunikasi Islam (Jakarta Prenadamedia Group 2017) cet Ke-
II h148
35
melunakkan hati Nasihat harus berkesan dalam jiwa atau mengikat
jiwa dengan keimanan dan petunjuk42
Al-Mau`izha Hasanah merupakan cara berdakwah atau
bertablig yang disenangi mendekatakan manusia padanya dan tidak
menjerakan mereka memudahkan dan tidak menyulitkan
Singkatnya ia adalah suatu metode yang mengesankan sasaran
dakwah bahwa juru dakwah adalah sebagai teman dekat yang
menyayanginya dan sebagai yang mencari segala hal yang
bermanfaat baginya dan membahagiakannya43
Bentuk-bentuk dakwah mau`izhah hasanah diantaranya yaitu
a Nasihat
Nasihat berasal dari bahasa Arab dari kata kerja Nashaha
yang berarti Khalasha yaitu murni dan bersih dari segala kotoran
juga berarti Khata yaitu menjahit44
Sebagian ahli ilmu berkata
nasihat adalah perhatian hati terhadap yang dinasihati siapa pun
dia Nasihat adalah salah satu cara dari al-mau`izhah al-hasanah
yang bertujuan mengingatkan bahwa segala perbuatan pasti ada
sangsi dan akibat Secara terminologi nasihat adalah memerintah
atau melarang atau menganjurkan yang dibarengi dengan
motivasi dan ancaman45
1) Kriteria seorang penasehat
Ibnu Taymiyah menyebutkan beberapa sifat yang harus
dimiliki seorang penasihat yang mengajak kepada perbuatan
makruf dan melarang orang lain berbuat mungkar haruslah
memiliki ilmu tentang hal yang makruf dan yang mungkar
42
M Munir Metode Dakwah h 243 43
Muhammad Husain Fadhlullah Metodologi dakwah dalam Al-Quran terj
Tarmana Ahmad Qosim (Jakarta Lentera 1997) Cet Ke-I h 48 44
MMunir Metode dakwah h 242
45
MMunir Metode dakwah h 242
36
dan dapat membedakan antara keduanya dan harus memiliki
ilmu tentang keadaan orang yang diperintah dan yang
dilarang Dan yang dimaksud dengan ilmu itu adalah apa-apa
yang dibawa Rasulullah dari apa-apa yang Allah utuskan
kepadanya46
b Tabsyir wa Tanzir
Tabsyir secara bahasa berasal dari kata basyara yang
mempunyai arti memperhatikan merasa senang Tabsyir dalam
istilah dakwah adalah penyampaian dakwah yang berisi kabar-kabar
yang menggembirakan bagi orang-orang yang mengikuti dakwah47
Adapun tujuan tabsyir yaitu48
1) Memperkuat atau memperkokoh iman
2) Memberikan harapan
3) Menumbuhkan semangat beramal
4) Menghilangkan sifat keragu-raguan
Sedangkan tanzir adalah penyampaian dakwah yang di mana
isinya berupa peringatan terhadap manusia tentang adanya kehidupan
akhirat dengan segala konsekuensinya49
Adapun bentuk-bentuk
tanzir diantaranya yaitu50
1) Penyebutan nama Allah
2) Menunjukkan keburukan
3) Pengungkapan bahayanya
4) Penegasan adanya bencana segera
5) Penyebutan peristiwa akhirat
46MMunir Metode dakwah h 242
47
MMunir Metode dakwah h 257
48
MMunir Metode dakwah h 259
49MMunir Metode dakwah h 263
50
MMunir Metode dakwah h 265
37
c Kisah
Kisah atau qashash diklasifikasikan ke dalam dua makna
yaitu yang berarti menceritakan dan mengandung arti menelusuri atau
mengikuti jejak51
Makna Qashash dalam sebagian besar ayat-ayat
berartikan kisah atau cerita sedangkan ayat-ayat yang berbicara
menggunakan lafazh qashash ternyata juga muncul dalam konteks
cerita atau kisah tentang Nabi Musa as52
Macam-macam kisah dalam
Al-Qur`an menurut Manna` Khalil al-Qatthan53
1) Kisah para Nabi menyangkut dakwah mereka dan tahapan
serta perkembangannya
2) Kisah peristiwa-peristiwa masa lalu dan pribadi-pribadi yang
tidak diketahui secara pasti apakah mereka Nabi atau bukan
3) Kisah peristiwa yang terjadi pada zaman Rasulullah seperti
perang Badar Uhud Khandak dan lain-lain
3 Al-mujadalah
Dalam bahasa dikatakan jadalahu artinya mendebat dan
melawannya Jadal adalah sangat dalam perlawanan dan
kemampuannya yaitu sangat melawan Jadala adalah menghadapi
argumentasi dengan argumentasi sedang mujadalah artinya berdebat
dan berbantah-bantahan54
Mujadalah adalah berdiskusi dengan cara yang baik dari cara
berdiskusi yang ada Mujadalah merupakan cara terakhir yang
digunakan untuk berdakwah manakala dua cara terakhir digunakan
untuk orang-orang yang taraf berpikirannya maju dan kritis seperti
51MMunir Metode dakwah h 292
52
MMunir Metode dakwah h 292
53
MMunir Metode dakwah h 293 54
Syekh M abu al-Fatah Al-bayanuiy Ilmu Dakwah Prinsip Kode etik dalam
berdakwah menurut Al-Quran dan As-Sunnah terj h Dedi Junaedi (Jakarta Pressindo
2010) Cet Ke-I h 334
38
ahli kitab yang memang telah memiliki bekal ilmu agama dari para
utusan sebelumnya55
Pendekatan dalam dakwah ini dilakukan
dengan dialog yang berbasis budi pekerti luhur tutur kalam yang
lembut serta mengarah pada kebenaran dengan disertai argumentasi
demonstratif rasional dan tekstual sekaligus dengan maksud menolak
argumen bathil yang dipakai lawan dialog56
Mengutip perkataan Imam Ibnu Baththah berkata tentang
masalah ini ldquoyang mesti dimiliki oleh setiap muslim dalam
pengajaran dan perdebatan mereka tentang masalah fikih dan hukum
adalah membenarkan niat dengan maksud memberikan nasihat
bersikap adil dan mencari kebenaran dengannya langit dan bumi bisa
tegakrdquo57
Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan apabila metode
ini hendak dipakai yakni58
Pertama tidak merendahkan pihak lawan
Kedua tujuan diskusi hanyalah semata-mata menunjukkan kebenaran
sesuai nilai dan ajaran Islam
Ketiga tetap menghormati pihak lawan sebab jiwa manusia tetap
memiliki harga diri Ia tidak boleh merasa kalah dalam diskusi
sehingga harus diupayakan agar ia tetap merasa dihargai dan
dihormati
Adapun jidal yang diperintahkan oleh Allah adalah jidal yang
bertujuan untuk mengalahkan lawan bukan karena hawa nafsu tetapi
untuk memenangkan pandangan yang benar Meskipun pandangan
yang akan dipaparkan adalah benar Allah hanya membolehkan jidal 55
Samsul Munir Amin Ilmu Dakwah h 100 56
A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 206
57Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah terj
Beni Sarbeni h 155 58
Moh Ardani Fikih Dakwah h 33
39
dengan cara yang baik59
Terkadang mujadalah dilakukan dengan
suatu tujuan yang baik dan terkadang dengan kebatilan Allah
berfirman
helliphellip ldquoDan bantahlah mereka dengan cara yang baikrdquo (QS An-
Nahl [16] 125)
hellip helliphellip ldquoDan mereka membantah dengan (alasan) yang batil untuk
melenyapkan kebenaran dengan yang batil iturdquo (QS Al-
Mukmin [40] 5)
Atas dasar inilah para ulama membagi jadal kepada dua
macam yaitu yang terpuji dan tercela sesuai dengan tujuan cara dan
hal-hal yang menyebabkan terjadinya 60
Debat yang terpuji dalam
dakwah tidak memiliki tujuan pada dirinya sendiri Ia lebih ditujukan
sebagai wahana (wasilah) untuk mencapai kebenaran dan petunjuk
Allah Swt dakwah melalui pendekatan ini sangat tepat diterapkan
kepada kelompok mad`u yang masih dalam pencarian kebenaran
tetapi bukan termasuk kelompok awam (al-mutawasitun)61
Bentuk-bentuk dakwah bi al-mujadalah diantaranya yaitu
a Al-hiwar
Al-Hiwar dapat diartikan dengan dialog antara dua orang yang
setara dari segi kecerdasan dan juga tidak ada dominasi antara
59
Harjani Hefni Komunikasi Islam (Jakarta Prenadamedia Group 2017) cet Ke-
II h128 60
Syekh M abu al-Fatah Al-bayanuiy Ilmu Dakwah Prinsip Kode etik dalam
berdakwah menurut Al-Quran dan As-Sunnah terj Dedi Junaedi h 335
61A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 206
40
satu dan yang lain Adapun etika yang digunakan dalam berdialog
antara lain62
1) Kejujuran
2) Tawadhu
3) Bertujuan untuk mencapai kebenaran
4) Memberi kesempatan kepada pihak lawan
b As-ilah wa ajwibah
Kata as-ilah merupakan bentuk jamak dari kata as-sual yang
berarti pertanyaan-pertanyaan Begitu pula dengan kata ajwibah
yang merupakan bentuk jamak dari kata ijabah yang artinya
adalah jawaban-jawaban63
As-ilah wa ajwibah dapat diartikan sebagai proses Tanya jawab
dalam berdakwah antara dua orang yang berbeda tingkat
kecerdasannya Diantara subjek dakwah dalam metode ini yaitu
orang mukmin dan non-mukmin Adapun objek dalam metode ini
yaitu Akidah Syariah dan Akhlak Dan di era modern saat ini
metode atau proses as-ilah wa ajwibah dapat diaplikasikan dalam
beberapa bentuk diantaranya televisi radio internet dan media
cetak
F Sumber Metode Dakwah
Adapun beberapa sumber metode dakwah yaitu64
1 Al-Qur`an
Al-Qur`an adalah sumber hukum Islam dan juga menjadi
pedoman bagi umat Islam Di dalam Al-Qur`an banyak sekali
ayat yang membahas tentang masalah dakwah Selain itu ada
ayat-ayat yang ditujukan kepada Nabi ketika beliau melancarkan
6262
M Munir Metode Dakwah h 328 63
M Munir Metode Dakwah h 335-336 64
Moh Ardani Fikih Dakwah h 33
41
dakwahnya Semua ayat tersebut menunjukkan metode yang
harus dipahami dan dipelajari oleh setiap muslim Karena Allah
tidak akan menceritakan melainkan agar dijadikan suri tauladan
dan dapat membantu dalam rangka menjalankan dakwah
berdasarkan metode yang tersurat dan tersirat dalam Al-Qur`an
2 Hadis
Hadis merupakan sumber hukum kedua dalam Islam setelah Al-
Qur`an Dalam sunah Rasul banyak kita temui hadis yang
berkaitan dengan dakwah Begitu juga sejarah Nabi dalam
menyiarkan dakwahnya baik di Mekah atau Madinah Semua ini
memberikan contoh dalam metode dakwahnya Karena
setidaknya kondisi yang dihadapi Rasulullah ketika itu juga
dialami oleh juru dakwah saat ini
3 Sejarah Hidup para sahabat65
Dalam sejarah hidup para sahabat besar cukuplah memberikan
contoh yang baik dan sangat berguna bagi juru dakwah Karena
mereka adalah orang yang expert dalam bidang agama dan hidup
pada masa Rasulullah
4 Pendapat Para Ulama
Ulama yang dimaksud di sini ialah pendapat ulama yang beriman
serta menguasai ilmu keislaman secara mendalam dan juga
mengamalkannya Pendapat ulama harus dihargai karena ia
dihasilkan dari pemikiran yang mendalam serta berdasarkan
sumber utama hukum Islam Pendapat ulama dibagi dua yaitu
pendapat ulama yang telah di sepakati dan pendapat yang masih
65
sebaik-baik manusia adalah yang hidup) خير الناس قرني ثم لذين يلونهم ثم لذين يلونهم
pada zamanku kemudian orang-orang sesudah mereka kemudian orang-orang sesudah
mereka H R Muslim) mereka itulah para sahabat yang hidup pada zaman Nabi dan
sesudahnya
42
diperselisihkan Dalam mengutip pendapat ulama tentu saja dai
harus memperhatikan etika dalam mengutip pendapat diantaranya
yaitu pendapat terssebut tidak bertentangan dengan Al-Qur`an
dan hadis66
Pendapat para ulama meliputi Ijma` dan Qiyas Di
mana ijma` adalah kesepakatan mujahid dalam suatu ijma` atau
masalah tertentu sedangkan Qiyas adalah proses penyingkapan
kesamaan hukum suatu kasus yang tidak disebutkan dalam nash
5 Hasil Penelitian Ilmiah
Sifat dari hasil penelitian ilmiah adalah relatif dan reflektif
Relatif karena nilai kebenarannya dapat berubah Reflektif karena
ia mencerminkan realitasnya Hasil penelitian bisa berubah oleh
penelitian berikutnya atau penelitian dalam medan yang berbeda
Maka dari itu pendakwah harus mengetahui etika dalam mengutip
hasil penelitian ilmiah dalam menyampaikan materi dakwah67
6 Pengalaman
Pengalaman juru dakwah merupakan hasil pergaulannya dengan
orang banyak yang kadangkala dijadikan referensi ketika
berdakwah Dengan mengetahui sumber metode dakwah sudah
sepantasnya kita menjadikannya sebagai pedoman dalam
melaksanakan aktivitas dakwah sesuai dengan kondisi dan situasi
yang terjadi
G Bentuk-bentuk Metode Dakwah
Pada garis besarnya bentuk dakwah ada tiga yaitu68
1 Dakwah bi al-lisan (lisan)
Secara substantif dakwah adalah ajakan yang bersifat Islami
Sedangkan kata lisan dalam bahasa Arab berarti ldquobahasardquo Maka
66
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 276-277 67
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 278 68
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 307
43
dakwah bil lisan bisa diartikan ldquopenyampaian dakwah melalui lisan
berupa ceramah atau komunikasi langsung antara dai dan madurdquo69
Kualitas perkataanbicara seseorang mencerminkan suasan hati Lisan
yang fasih tegar dan penuh percaya diri merupakan gambaran
kondisi hati seseorang yang tenang dan memiliki semangat tinggi
menyampaikan kebenaran Perkataan yang tersusun rapi dari seorang
dai merupakan jembatan pembuka hati dan penggerak rasa bagi yang
menerima panggilanseruan70
Dakwah bi al-lisan yang hampir sinonim dengan tablig secara
umum dibagi kepada dua macam Pertama dakwah secara langsung
tanpa media yaitu antara dai dan mad`u berhadapan wajah (face to
face) Dalam ilmu komunikasi hal semacam ini disebut dengan
komunikasi primer Kedua dakwah menggunakan media (channel)
yaitu antara dai dan mad`u tidak saling berhadapan dan model
komunikasi seperti ini disebut dengan komunikasi sekunder Dakwah
melalui media seperti Televisi Radio film dan lainnya71
Dalam melakukan dakwah bil lisan seorang dai harus bisa
memilih kata atau penyampaian yang sesuai dengan objek dakwah
Pemilihan kata-kata yang tepat ketika berdakwah diklasifikasikan
Al-Qur`an dalam beberapa bentuk sesuai dengan siapa mad`u yang
dihadapi diantaranya72
a Qaulan Balighan (perkataan yang membekas pada jiwa)
Kata baligh dalam bahasa arab artinya sampai
mengenai sasaran atau mencapai tujuan Bila dikaitkan
69
Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah Jakarta Lembaga Penelitian
UIN Syarif Hidayatullah h 42
70
Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah h 43
71Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah (Depok Rajawali Pers 2018) Cetke- I h 30
72Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah h 48
44
dengan qaul (ucapan atau komunikasi) baligh berarti fasih
jelas maknanya terang tepat mengungkapkan apa yang
dikehendaki
b Qaulan Layyinan (perkataan yang lembut)
Qaulan layyinan berarti perkataan yang lemah lembut
Perkataan yang lemah lembut dalam komunikasi dakwah
merupakan interaksi komunikasi dai dalam mempengaruhi
mad`u untuk mencapai hikmah73
Jika dilihat dari konteks
mad`u yang dihadapi penggunaan qaulan layyinan lebih
diarahkan kepada sang penguasa Dalam tataran ini seorang
dai dalam menyampaikan pesan dakwahnya kepada seorang
penguasa adalah perkataan yang lemah lembut tanpa ada
konfrontasi Walaupun penguasa tersebut zalim dan
durhaka74
c Qaulan Ma`rufan (perkataan yang baik)
Salah satu pengertian ma`rufan secara etimologi
adalah al-kahyr atau al-ihsan yang berarti baik Jadi qaulan
ma`rufan megandung pengertian perkataan atau ungkapan
yang pantas dan baik
d Qaulan Maisuran (perkataan yang ringan)
Kata maysuran merupakan bentuk isim maf`ul dari
yasara-yaisiru-yusran yang artinya mudah Maka qaulan
maysuran dapat diartikan perkataan yang mudah diterima
ringan pantas dan tidak berbelit-belit Dakwah dengan
maysuran berarti pesan yang disampaikan itu sederhana
73
Wahyu Ilahi Komunikasi Dakwah (Bandung Remaja Rosdakarya 2010) Cet
Ke-I h 178
74 Wahyu Ilahi Komunikasi Dakwah h 179
45
mudan dimengerti dan dipahami tanpa memerlukan pemikiran
yang mendalam
e Qaulan Kariman (Perkatan yang mulia)
Dakwah dengan qaulan kariman sasarannya adalah
orang yang lanjut usia Sedangkan pendekatan yang
digunakan adalah dengan perkataan yang mulia santun
penuh penghormatan dan penghargaan tidak menggurui serta
tidak perlu retorika yang berapi-api
2 Dakwah bi al-qalam (tulisan)dakwah bil-kitabah
Dakwah bi al-qalam ialah suatu kegiatan menyampaikan
pesan dakwah melalui tulisan seperti buku surat kabar majalah
jurnal artikel internet dan lain-lain Karena dimaksudkan sebagai
pesan-pesan dakwah maka tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan
atau seruan mengenai amar makruf nahi mungkar75
Dakwah Islam tidak hanya terbatas pada kegiatan dakwah bi
al-lisan akan tetapi juga dakwah memalui tulisan Dakwah bil-
kitabah bukanlah dakwah yang baru muncul ke permukaan ketika
pertama sekali ditemukan mesin cetak (press) melainkan telah
dilaksanakan Rasulullah Saw 15 abad silam Menurut catatan
sejarah pada tahun ke-enam hijriah Nabi Muhammad Saw mulai
mengembangkan wilayah dakwahnya Cara yang dilakukan antara
lain dengan mengirim surat kepada para pemimpin dan raja-raja pada
waktu itu yang isinya Nabi mengajak mereka untuk memeluk Islam
Tidak kurang delapan buah surat dikirim Nabi kepada kepala Negara
75
Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah h 53
46
dan raja yang diantar langsung oleh delapan orang sahabat yang
sangat bijak76
3 Dakwah bi al-hal (tindakan)
Kata al-hal secara etimologis berarti keadaan Artinya ini
menunjukkan realitas yang terwujud dalam perbuatan nyata Dengan
demikian dakwah bi al-hal dapat diartikan ldquomengajakmenyeru ke
jalan Allah untuk kebahagiaan dunia dan akhirat melalui perbuatan
nyata yang sesuai dengan keadaan manusiardquo77
Dakwah bil-hal merupakan istilah yang dimunculkan di
Indonesia sama halnya dengan istilah halal bihalal Diperkirakan
istilah dakwah bil hal dimunculkan sekitar tahun 70-an Namun
belum ditemukan rujukan yang menjelaskan siapa sebenarnya
penggagas pertama istilah tersebut Dakwah bil-hal semakna dengan
istilah lisanul hal dan lisanul uswah Dakwah bil-hal diartikan
dengan dakwah dengan keadaan M Natsir menggunakan secara
bergantian istilah lisanul hal dan lisanul uswah sebagai pengganti
istilah dakwah bil-hal Lisanul uswah menurut Natsir adalah bahasa
contoh perbuatan yang nyata Ketika Nabi Muhammad hijrah ke
Madinah dan membangun masjid Quba dan Masjid Nabawi serta
membuat parit pertahanan pada perang Ahzab merupakan bentuk
dakwah lisanul uswah Sedangkan lisanul hal lebih menonjolkan
pada ketinggian akhlak atau budi pekerti78
Berdasarkan ketiga bentuk dakwah di atas ditinjau dari sudut
pandang yang lain metode dakwah dilakukan pada berbagai metode
76
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 32 77
Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah h 60
78Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 33-34
47
yang lazim dilakukan dalam pelaksanaannya metode tersebut adalah
sebagai berikut79
1 Metode ceramah
Metode ceramah adalah metode yang dilakukan dengan
maksud untuk menyampaikan keterangan petunjuk pengertian
dan penjelasan tentang sesuatu kepada pendengar dengan
menggunakan lisan Metode ini harus diimbangi dengan
kepandaian khusus tentang retorika diskusi dan faktor-faktor
lain yang membuat pendengar merasa simpatik dengan
ceramahnya
2 Metode Tanya jawab
Metode Tanya jawab adalah metode yang dilakukan dengan
menggunakan tanya jawab untuk mengetahui sampai sejauh mana
ingatan atau pikiran seseorang dalam memahami atau menguasai
materi dakwah disamping itu juga untuk merangsang perhatian
penerima dakwah Metode tanya jawab ini sifatnya membantu
kekurangan-kekurangan yang terdapat pada metode ceramah
Tanya jawab sebagai salah satu metode cukup dipandang efektif
apabila ditempatkan dalam usaha dakwah karena objek dakwah
dapat mengajukan pertanyaan yang belum dikuasai oleh mad`u
sehingga akan terjadi hubungan timbal balik antara subjek
dakwah dengan objek dakwah
3 Metode diskusi
Dakwah dengan menggunakan metode diskusi dapat
memberikan peluang peserta diskusi untuk ikut memberikan
sumbangan pemikiran terhadap suatau masalah dalam materi
79
Samsul Munir Amin Ilmu Dakwah h 101
48
dakwah Dakwah dengan menggunakan metode diskusi ini dapat
menjadikan peserta terlatih menggunakan pendapat secara tepat
dan benar tentang materi dakwah yang didiskusikan dan mereka
akan terlatih berpikir secara kreatif dan logis serta objektif
4 Metode propaganda
Metode propaganda adalah suatu upaya untuk mensyiarkan
Islam dengan cara mempengaruhi dan membujuk massa secara
massal persuasif dan bersifat otoritatif (paksaan)
5 Metode keteladanan
Dakwah dengan metode keteladanan atau demontrasi berarti
suatu cara penyajian dakwah dengan memberikan keteladanan
langsung sehingga mad`u akan tertarik untuk mengikuti kepada
apa yang dicontohkannya
6 Metode drama
Metode drama adalah suatu cara menjajakan materi dakwah
dengan mempertunjukkan dan mempertontonkan kepada mad`u
agar dakwah dapat tercapai sesuatu yang ditargetkan
7 Metode silaturahmi (home visit)
Dakwah yang dilakukan dengan mengadakan kunjungan
kepada suatu objek tertentu dalam rangka menyampaikan dakwah
kepada penerima dakwah Dakwah dengan menggunakan metode
home visit dapat dilakukan melalui silaturahmi menengok orang
sakit dan lain-lain
49
H Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Dan Penggunaan Metode
Dakwah
Agar metode dakwah yang dipilih dan digunakan benar-benar
fungsional maka perlu juga diperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhi pemilihan dan penggunaan suatu metode yaitu80
1 Tujuan dengan berbagai jenis dan fungsinya
Tujuan yang ingin dicapai dalam dakwah harus disesuaikan
dengan materi dakwah yang disampaikan
2 Sasaran dakwah dari berbagai segi
Keberagaman mad`u dalam berdakwah membuat seorang dai
harus bisa menyesuaikan metode dakwah yang disampaikan dan
juga materi yang ingin diberikan Di antara mad`u atau sasaran
dakwah diantarnya yaitu golongan cendekiawan golongan awam
dan non-muslim
3 Situasi dan kondisi yang beraneka ragam
Situasi atau kondisi saat menyampaikan dakwah menjadi salah
satu unsur dalam menentukan metode dakwah apakah dakwah
harus disampaikan dengan orator yang berapi-api atau dengan
uraian yang menyentuh hati disesuaikan dengan kondisi dalam
berdakwah
4 Kepribadian dan kemampuan dai
Seorang dai memiliki kemampuan yang berbeda-beda maka
pemilihan metode dalam berdakwah juga akan berbeda sesuai
dengan kemampuan dai
I Aplikasi Metode Dakwah Rasulullah
Rasulullah menerapkan beberapa metode dakwah ke dalam beberapa
pendekatan yaitu81
80
M Munir Metode Dakwah h 224
50
1 Pendekatan personal
Pendekatan dengan cara ini terjadi dengan individual yaitu dai
dan mad`u bertatapan muka secara langsung sehingga materi
yang disampaikan langsung diterima dan reaksi mad`u akan
langsung diketahui Pendekatan ini Rasulullah lakukan pada saat
dakwah sembunyi-sembunyi
2 Pendekatan pendidikan
Pendekatan ini bisa di lihat dengan teraplikasinya dalam lembaga-
lembaga pendidikan pesantren Yayasan yang bercorak Islam
ataupun Perguruan Tinggi yang di dalamnya terdapat materi-
materi keislaman
3 Pendekatan diskusi
Pendekatan ini di era sekarang sering dilakukan lewat berbagai
diskusi keagamaan dai berperan sebagai narasumber sedangkan
mad`u berperan sebagai audience
4 Pendekatan penawaran
Cara ini dilakukan Nabi dengan menggunakan metode yang tepat
tanpa paksaan sehingga mad`u ketika meresponinya tidak dalam
keadaan tertekan bahkan ia melakukannya dengan niat yang
timbul dari hati yang paling dalam Cara ini pun harus dilakukan
dai dalam mengajak mad`u-nya
5 Pendekatan misi dakwah
Maksud dari pendekatan misi adalah pengiriman tenaga para dai
ke daerah-daerah di luar termpat domisili Pendekatan-
pendekatan di atas adalah sebagian kecil dari seluruh pendekatan
yang ada dan semua itu bisa dijadikan acuan oleh para dai dalam
melakukan kegiatan dakwahnya
81
Moh Ardani Memahami Permasalahan Fikih Dakwah h 35
51
BAB III
BIOGRAFI M QURAISH SHIHAB
DAN HAJI ABDUL MALIK KARI AMRULLAH (HAMKA)
A Profil M Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab lahir di Rappang Sulawesi Selatan
pada tanggal 16 Februari 1944 M1 Rappang adalah kampung
halaman ibunda Quraish Asma yang biasa disapa Puang Asma atau
dalam dialek lokalnya Puc Cemma` Puang adalah sapaan untuk
anggota keluarga bangsawan Maklumlah nenek Asma Puattulada
adalah adik kandung Sultan Rappang Kesultanan Rappang yang
bertetangga dengan Kesultanan Sidenreng kemudian melebur jadi
bagian Indonesia setelah pemerintah Belanda mengakui kedaulatan
RI pada 27 Desember 19492
Ayahnya Abdurrahman Shihab adalah guru besar bidang tafsir
Al-Qur`an Dalam penuturan Quraish Shihab ia pertama belajar
bahasa Al-Qur`an langsung dari ayah kandungnya sendiri yang
dilaksanakan setiap habis maghrib3 Dari namanya jelas bahwa
ayahnya adalah seorang handhrami (penduduk daerah Arab bagian
Selatan) yang memiliki hubungan genealogi keturunan dengan Nabi
Di samping berwiraswasta sejak muda ayahnya juga dikenal sebagai
pendakwah4
1
M Quraish Shihab Membumikan Al-Qur`an (Bandung Mizan 1993) Cet Ke-
IV Bagian awal tentang penulis
2Mauluddin Anwar dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab
(Tangerang Lentera Hati 2015) Cetke-I h 5
3Sopyan Hadi Konsep Sabar Dalam Al-Qur`an Jurnal Madani Vol 1 No 2
September 2018 h 478
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Jurnal+sopyan+hadi+Konsep
+sabar+dalam+alquran+ampbtnG= diakses pada 8 Juli 2019
4Saifuddin wardani Tafsir Nusantara (Yogyakarta LKiS 2017) Cetke-I h 41
52
Aba Abdurrahman tinggal di Rappang selama 10 tahun sejak
menikahi Emma` Quraish adalah anak keempat Tiga kakaknya Nur
Ali Umar dan dua adiknya wardah dan Alwi Shihab juga lahir di
Rappang Setelah kelahiran Alwi Aba memboyong keluarga
besarnya ke Makassar persisnya di jalan Sulawesi lorong 194 nomor
7 atau yang lebih dikenal sebagai Kampung Buton Di sini lahir tujuh
adik Quraish Nina Sida Nizar Abdul Muthalib dan si kembar Ulda
dan Latifah Aba dan Emma` memiliki 12 putra-putri5
M Quraish Shihab (1944) dibesarkan dalam lingkungan keluarga
muslim yang taat Pada usia 9 tahun ia sudah terbiasa mengikuti
ayahnya ketika mengajar Ayahnya Abdurrahman Shihab merupakan
sosok yang banyak membentuk kepribadian bahkan keilmuannya
Ayahnya seorang guru besar bidang tafsir dan pernah menjabat
sebagai Rektor IAIN Alaudin Ujung Pandang dan juga sebagai
pendiri Universitas Muslim Indonesia (UMI) Ujung Pandang6
Pendidikan dasar diselesaikan oleh Quraish Shihab di Makassar
Setelah itu melanjutkan pendidikan menengah di Malang sambil
menjadi santri di Pondok Pesantren Darul Hadis al-Faqihiyyah
Pendiri dan pimpinan pondok ini ialah Habib Abdul Qadir Bilfaqih
yang juga merupakan guru M Quraish Shihab Pada tahun 1958 di
usia 14 tahun ia melanjutkan studi di Kairo Mesir Dengan bekal
ilmu yang diperolehnya di Malang ia diterima di kelas II tingkat
Tsanawiyah al-Azhar Pada tahun 1967 di usia 23 tahun ia berhasil
5 Mauluddin Anwar dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab
(Tangerang Lentera Hati 2015) Cetke-I h 7
6Munawir Kepemimpinan Non-Muslim dalam Tafsir AL-Misbah Karya M Quraish
Shihab Maghza Vol 2 No 2 Juli-Desember 2017 h 102
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Kepemimpinan+non+muslim
+dalam+tafsir+almisbah+ampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3D7i95QmG50RsJ diakses 12
Juli 2019
53
meraih gelar Lc (Licence sekarang setingkat S1) di jurusan Tafsir
Hadits Fakultas Ushuluddin di Universitas al-Azhar Adapun Dosen
yang sangat beliau kagumi ialah Syekh Abdul Halim Mahmud
Kemudian melanjutkan pendidikan di Fakultas yang sama dan meraih
gelas MA pada tahun 1969 dengan tesis ldquoal-i`jacircz al-Tasyricirc`i li al-
Qur`an al-Karicircmrdquo (kemukjizatan Al-Qur`an al-Karim dari segi
legilasi) Pada tahun 1980 ia melanjutkan pendidikan tingkat doctor
di Universitas al-Azhar Dalam waktu dua tahun ia bisa
menyelesaikan pendidikan doctor di usia 38 tahun dengan predikat
mumtaz marsquoa martabat al-syaraf al-ucircla (summa cumlaude)7
Quraish menikah dengan Fatmawaty istrinya pada 2 februari
1975 Mereka dikarunai lima orang anak yatiu Najela Shihab Najwa
Shihab Ahmad Nahla dan Nasywa
Dengan melihat latar belakang keluarga yang sangat kuat dan
disiplin sangat wajar jika kepribadian keagamaan dan kecintaan serta
minat terhadap ilmu-ilmu agama dan studi Al-Qur`an yang digeluti
sejak kecil dan selanjutnya didukung oleh latar belakang pendidikan
yang dilaluinya mengantarkan MQuraish Shihab menjadi seorang
mufasir8
MQuraish Shihab memiliki sejumlah karya antara lain9
a Tafsir Al-Manar Keistimewaan Dan Kelemahannya (1984)
b Mahkota Tuntunan Ilahi (Tafsir Surat Al-Fatihah 1988)
c Tafsir Al-Amanah (Kumpulan Artikel Dari Rubrik Tafsir)
7
Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 43 8
Munawir Kepemimpinan Non-Muslim dalam Tafsir AL-Misbah Karya M
Quraish Shihab Maghza Vol 2 No 2 Juli-Desember 2017 h 103
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Kepemimpinan+non+muslim
+dalam+tafsir+almisbah+ampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3D7i95QmG50RsJ diakses 12
Juli 2019
9 Saifuddin Wardani Tafsir Nusantara h 47
54
d Lentera Hati (Kisah Dan Hikmah Kehidupan 1994)
e Untaian Permata Buat Anakku Pesan Al-Qur`an Untuk
Mempelai (1995)
f Wawasan Al-Qur`An Tafsir Maudhu`i Atas Pelbagai
Persoaalan Umat (1996)
g Mukjizat Al-Qur`an (1997)
h Yang Tersembunyi Jin Iblis Setan Dan Malaikat (1999)
i Pengantin Al-Qur`An (Jakarta Lentera Hati 1999)
j Secercah Cahaya Ilahi Hidup Bersama Al-Qur`an (1999)
k Jalan Menuju Keabadian (2000)
l Tafsir Al-Misbah (2000)
Al-Qur`an adalah kitab yang oleh Rasul Saw dinyatakan
sebagai Marsquoducircbatullah (hidangan ilahi) Hidangan ini membantu
manusia untuk memperdalam pemahaman dan penghayatan tentang
Islam dan merupakan pelita bagi umat Islam dalam menghadapi
berbagai persoalan hidup10
M Quraish Shihab menginginkan Al-Qur`an tidak hanya
menjadi objek kajian ilmiah semata yang berhenti pada kognisi
melainkan Al-Qur`an harus fungsional dan hidup di kalangan
muslimin sendiri karena tujuan diturunkannya Al-Qur`an semula
memang sebagai petunjuk (hudan li al-nacircs) Dengan dasar pemikiran
seperti ini ia kemudian memandang perlu ditulis tafsir yang lebih
rinci bukan sekedar pengaturan umum seperti (Major Themes of the
Qur`an Fazlur Rahman atau ila al-Qur`an al-Karim Mahmud
Syaltut) dan dihidangkan menarik dengan menghilangkan kerumitan
analisis kebahasaan seperti kosa-kosa kata (mufradhat) dengan
10
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Vol I h ix bagian Sekapur Sirih
55
bahasa yang mudah dimengerti simple tidak terlalu akademis
sehingga menarik minat11
Masyarakat Islam dewasa ini pun mengagumi Al-Qur`an
Tetapi sebagian kita hanya berhenti dalam pesona bacaan ketika
dilantunkan seakan-akan kitab suci ini hanya diturunkan untuk
dibaca Memang wahyu pertama memerintahkan membaca bahkan
kata iqra` diulangi dua kali yang mengandung makna telitilah
dalamilah karena dengan penelitian dan pendalaman itu manusia
dapat meraih kebahagiaan sebanyak mungkin12
Dengan kesadaran seperti itulah Quraish Shihab menulis
tafsir al-Misbah yang diharapkan menjembatani kesenjangan kedua
pihak dari kaum muslimin dalam memahami Al-Qur`an Pertama
kelompok akademis Kedua kelompok awam (mayoritas kaum
muslimin) yang hanya terbiasa dengan ritual membaca ayat-ayat Al-
Quran tertentu saja seperti Yacircsicircn al-Wacircq`iah dan al-Rahmacircn tapi
tidak diiringi dengan pemahaman yang benar Bahkan
kesalahpahaman tersebut semakin menjadi umum karena hanya
membaca buku-buku yang menjelaskan keutamaan-keutamaan
membaca surah tersebut Apa yang dikritik oleh Quraish Shihab di
sini adalah pola keberagaman yang ritualistik bahkan magic yang
memperlakukan Al-Qur`an layaknya sebagai kitab magic bukan
kitab yang memuat hidayah yang menjadi tujuan esensial
diturunkannya Al-Qur`an13
Dengan latar belakang seperti ini jelas bahwa tafsir al-
Misbah dimaksudkan untuk menjembatani kedua kelompok tersebut
yaitu dengan menghidangkan bahasan tafsir yang tidak terlalu
11
Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 73 12
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Vol I h x bagian Sekapur Sirih
13 Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 74
56
akademis rumit dan bertele-tele namun tetap memahami unsur-
unsur validitas kebenaran dengan mengemukakan argumen-argumen
dalam bahasa yang mudah dimengerti sehingga bisa diminati oleh
kalangan intelektual dan kebanyakan kaum muslimin14
Menghidangkan tafsir Al-Qur`an berdasarkan urutan-urutan
turunnya Quraish Shihab berharap dapat mengantarkan pembaca
mengetahui runtutan petunjuk ilahi yang dianugerahi kepada Nabi
Muhammad Saw dan umatnya15
Tafsir ini ditulis di Cairo ketika menjadi Duta Besar di sana
pada hari Jumat 18 Juni 1999 M (4 Rabiul Awal 1420 H) dan selesai
ditulis pada tahun 2004 Pada tahun 1990-1993 ia menjadi pengasuh
rubrik ldquoPelita Hatirdquo di harian Pelita yang terbit di Jakarta Rubrik
tersebut yang kumpulan artikelnya diterbit oleh Mizan pada tahun
1994 menjadi buku Lentera hati Kisah dan Hikmah Kehidupan
Pengalaman yang sangat membekas ini dan pandangan filosofisnya
tentang agama sebagai sesuatu yang harus menjadi penerang
(pembimbing) menyebabkan Quraish Shihab memilih nama ini
karena kata ldquoal-Misbahrdquo adalah padanan Arab untuk ldquoPelitardquo dan
ldquoLenterardquo16
Kenapa al-Misbah Awalnya ada usulan termasuk sang
kakak Umar agar dinamai tafsir ash-Shihab merujuk pada marga
leluhur Quraish Quraish Shihab lebih memilih al-Misbah yang
berarti lampu lentera pelita atau benda lain yang berfungsi serupa
Fungsi ldquopenerangrdquo disukai Quraish dan itu kerap digunakannya
bukan semata untuk nama tafsir karyanya Ia pernah mengisi rubrik
14
Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 74-75 15
Sopyan Hadi Konsep Sabar Dalam Al-Qur`an Jurnal Madani Vol 1 No 2
September 2018 h 479 16
Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 75
57
khusus ldquoPelita Hatirdquo di Harian Pelita Salah satu bukunya yang
dipublikasikan penerbit Mizan berjudul Lentera Hati lalu dicetak
ulang dengan judul Lentera Al-Qur`an17
Dalam penulisan Tafsir Al-Misbah M Quraish Shihab
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor yang dominan
yaitu keluarganya pada lapisan pertama faktor psikologis dan formal
edukatif pada lapisan kedua dan faktor politik dalam batas tertentu
pada lapisan paling luar
Dalam penulisan tafsir Al-Misbah Quraish Shihab
memadukan metode tahlili dan maudhu`i meski banyak
kelemahannya metode tahlili tetap digunakan Karena Quraish
Shihab harus menjelaskan ayat demi ayat surat demi surat sesuai
urutan yang tersusun dalam mushaf Al-Qur`an Kelemahan itu
ditutupi dengan penerapan metode maudhu`i sehingga pandangan
dan pesan kitab suci bisa dihidangkan secara mendalam dan
menyeluruh sesuai tema-tema yang dibahas Menurut Manajer
Program Pusat Studi Al-Qur`an (PSQ) Muchlis M Hanafi selain
kombinasi dua metode tadi Tafsir Al-Misbah juga mengedepankan
corak ijtima`i (kemasyarakatan) Uraian yang muncul mengarah pada
masalah-masalah yang berlaku atau terjadi di tengah masyarakat
Lebih istimewa lagi menurut Muchlis kontekstualisasi sesuai corak
kekinian dan keindonesiaan sangat mewarnai al-Misbah18
17
Mauluddin Anwar dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab
(Tangerang Lentera Hati 2015) Cetke-I h 283 18
Mauluddin Anwar dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab h 285
58
B Profil Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka)
HAMKA (1908-1981) itu inspiratif bahwa dari orang yang
tak tamat SD ini lahir lebih dari seratus buku Tak hanya itu dua
universitas berkelas tak ragu memberi gelar Doktor Honoris Causa
kepadanya19
Hamka merupakan singkatan dari Haji Abdul Malik Karim
Amrullah (1908-1981) dilahirkan di kampung Tanah Sirah nagari
Sungai Batang di tepi Danau Maninjau Sumatera Barat tanggal 13
Muharram 1325 H bertepatan dengan 17 Februari 1908 M Abdul
Malik atau Hamka adalah putera dari Syekh Abdul Karim Amrullah
(1879-1945) seorang ulama besar pelopor gerakan pembaharuan
Islam di Minangkabau20
Mengingat ayahnya adalah seorang tokoh pembaharuan di
Sumatera Barat tidak mengherankan jika Hamka lahir dan tumbuh
dalam suasana pembaharuan yang diperjuangkan ayahnya sejak tahun
1906 di Minangkabau yakni setelah ayahnya kembali dari menuntut
ilmu di Makkah pada Syekh Ahmad Khatib akibatnya ketegangan
dan polarisasi sosial akibat penolakan orang tua terhadap ide
pembaharuan kaum muda yang dipelopori ayahnya juga ikut
membentuk jati diri Hamka pada masa mendatang21
19
M Anwar Djaelani 50 Pendakwah Pengubah Sejarah (Yogyakarta Pro-U
Media 2016) Cetke-I h 81 20
AM Ismatullaoh Metode Dakwah Dalam Al-Quran (studi penafsiran Hamka
terhadap QS An-Nahl125) Lentera Vol IXX No 2 Desember 2015 h 159
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metode+dakwah+dalam+alq
uran+studi+Penafsiran+hamkaampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3D32IV1tph8IkJ diakses 8
Juli 2019
21Husnul Hidayati Metodologi tafsir Kontekstual Al-Azhar Karya Buya Hamka
Jurnal Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir Vol 1 No 1 Januari-Juni 2018 h 4
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metodologi+tafsir+kontekstu
al+al+azhar+karya+buya+hamkaampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3DYm9Kdq2cuJgJ
diakses 16 Juli 2019
59
Dalam usia 6 tahun (1914) dia dibawa ayahnya ke Padang
Panjang Sewaktu berusia 7 tahun dimasukkan ke sekolah desa dan
malamnya belajar mengaji Al-Qur`an dengan ayahnya sendiri
sehingga khatam Dari tahun 1916 sampai tahun 1923 dia telah
belajar agama pada sekolah-sekolah ldquoDiniyah Schoolrdquo dan ldquoSumatera
Thawalibrdquo di Padang Panjang dan di Parabek Guru-gurunya waktu
itu ialah Syaikh Ibrahim Musa Parabek Engku Mudo Abdul Hamid
dan Zainuddin Labay Padang Panjang waktu itu ramai dengan
penuntut ilmu agama Islam dibawah pimpinan ayahnya sendiri22
Hamka tidak tamat Sekolah Dasar tapi dia autodidak untuk
berbagai bidang ilmu seperti filsafat sastra sejarah sosiologi dan
politik23
Gurunya ialah ayahnya sendiri iparnya dan beberapan
tokoh yang aktif dalam pergerakan Islam modern Buya Hamka
pernah belajar agama dengan Syekh ulama terkenal seperti Syeikh
Ibrahim Musa Syeikh Ahmad Rasyid Sutan Mansur RM
Surjopranoto dan Ki Bagus Hadikusumo Pada usia 16 tahun ia
merantau ke Jawa untuk menimba ilmu tentang gerakan Islam
modern kepada HOS Tjokroaminoto Ki Bagus Hadikusumo RM
Soerjopranoto dan KH Fakhrudin Saat itu HAMKA mengikuti
berbagai diskusi dan training pergerakan Islam di Abdi Dharmo
Pakualaman Yogyakarta24
beliau dapat mendalami karya ulama dan
pujangga besar di Timur Tengah seperti Zaki Mubarak Jurji Zaidan
22
Hamka Tasawuf Modern (Jakarta Republika 2015) Cetke-IV h III dibagian
catatan tentang Hamka 23M Anwar Djaelani 50 Pendakwah Pengubah Sejarah h 82
24httpbiooridbiografi-buya-hamka diakses pada tanggal 31 Agustu
2019 Pukul 1445
60
Abbas al-Aqqad Mustafa al-Manfaluti dan Hussain Haikal serta
mempelajari dan meneliti karya sarjana Perancis Inggris dan Jerman
seperti Albert Camus William James Sigmund Freud Arnold
Toynbee Jean Paul Sartre Karl Marx dan Pierre Loti25
Buya Hamka pernah menetap dan menjadi guru agama di
Tebing Tinggi dan Padang Panjang kemudian beliau juga menjadi
dosen di Universiti Islam Jakarta dan Universitas
MuhammadiyahRektor Perguruan Tinggi Jakarta dan Pengawai
Tinggi Agama Indonesia Disamping itu beliau juga aktif
menyampaikan dakwah melalui media massa (televisi dan radio)
bahkan beliau menerbitkan majalah Panji Masyarakat yang sangat
terkenal pada waktu itu sebagai sarana menyampaikan dakwah Islam
dan kritik sosial Sebagai guru atau dosen Hamka juga aktif dan
produktif dalam menulis banyak karya dan bukunya yang merupakan
buah pikiran yang cemerlang menghiasi dunia penulisan di negeri ini
salah satu karya fenomenal yang sangat terkenal sampai hari ini
adalah Tafsir Al Quran bdquo Al Azhar 30 juz (5 jilid) yang dikarangnya
justru ketika beliau berada di dalam penjara Ternyata penjara
baginya tidak membelenggu hati dan pikiran buya namun merupakan
saat-saat yang indah untuk mendapatkan inspirasi yang luar biasa26
Di tahun 1924 ia berangkat ke Yogya dan mulai mempelajari
pergerakan-pergerakan Islam yang mulai bergelora Ia dapat khusus
25
httpswwwdakwatunacom2015022764724buya-hamka-haji-abdul-malik-
karim-amrullah-guru-berjiwa-sastra-dan-tegar-pendirianaxzz5yAYcuPOR diakses tanggal
31 Agustus 2019 Pukul 16 28 wib
26httpswwwdakwatunacom2015022764724buya-hamka-haji-abdul-malik-
karim-amrullah-guru-berjiwa-sastra-dan-tegar-pendirianaxzz5yAYcuPOR diakses tanggal
31 Agustus 2019 Pukul 16 28 wib
61
pergerakan Islam dari HOS Tjokroaminoto H Fakharuddin RM
Suryopranoto dan iparnya sendiri AR Sr Mansur yang pada waktu
itu ada di Pekalongan Di tahun 1935 dia pulang ke Padang Panjang
waktu itulah mulai tumbuh bakatnya sebagai pengarang27
Di samping keasyikannya mempelajari bdquoKesusateraan Melayu
Klasikrdquo Hamka pun bersungguh-sungguh menyelidiki kesusateraan
Arab sebagai bahasa asing yang dikuasinya hanyalah semata-mata
bahasa Arab Karena menghargai jasa-jasanya dalam penyiaran Islam
dengan bahasa Indonesia yang indah itu maka permulaan tahun 1959
Majelis Tinggi University al-Azhar Kairo memberikan gelar
Ustaziyah Fakhiriyyah (Doctor Honoris Causa) kepada Hamka
Sejak itu berhaklah beliau memakai titel rdquoDrrdquo dipanggil namanya28
Pada 5 April 1929 Buya Hamka menikah dengan Siti Raham
(almh) Mereka menikah pada usia muda Buya Hamka 21 tahun
sedangkan istrinya berusia 15 tahun Kemudian Buya Hamka aktif
sebagai pengurus Muhammadiyah cabang Padang Panjang dan sibuk
mempersiapkan Kongres Muhammadiyah ke-19 di Minang Kabau29
Jabatan atau amanah yang pernah Buya Hamka emban selama
hidupnya antara lain sebagai berikut Tahun 1943 Buya Hamka
menjabat sebagai konsul Muhammadiyah Sumatera Timur Tahun
1947 sebagai ketua Front Pertahanan Nasional (FPN) Tahun 1948
sebagai ketua sekretariat bersama Badan Pengawal Negeri Dan Kota
(BPNK) Lalu tahun 1950 Buya Hamka menjadi Pegawai Negeri
pada Departemen Agama RI di Jakarta Tahun 1966-1957 beliau
terpilih menjadi anggota Konstituante Republik Indonesia Mulai
27
Hamka Tasawuf Modern h III dibagian catatan tentang Hamka 28
Hamka Tasawuf Modern (Jakarta Republika 2015) Cetke-IV-V h III
dibagian catatan tentang Hamka 29
Rusydi Hamka Pribadi dan Martabat Buya Hamka (Bandung PT Mizan
Publika 2017) Cetke-I h 5
62
tahun 1960 Buya Hamka dipercaya sebagai pengurus pusat
Muhammadiyah Pada Tahun 1968 Buya Hamka ditunjuk sebagai
Dekan Fakultas Ushuluddin Universitas Prof Moestopo beragama
Tahun 1975 sampai 1979 Buya Hamka dipercaya oleh para ulama
sebagai ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Di tahun yang
bersamaan Buya Hamka juga menjabat sebagai ketua umum
Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar selama dua periode30
Pada 1964 Buya Hamka ditangkap dengan tuduhan
melanggar Penpres Antisubversif Kemudian dibebaskan setelah
berakhirnya kekuasaan Orde lama Soekarno pada 196631
Buya
Hamka meninggal dunia pada hari jumat 24 Juli 1981 Beliau
dikebumikan di TPU Tanah Kusir dengan meninggalkan 10 orang
anak 7 laki-laki dan 3 perempuan Dari kesepuluh anak-anak
tersebut saat ini jumlah cucu beliau ada 31 orang dan cicit sebanyak
44 orang32
Adapun karya-karya Buya Hamka sejak tahun 1925 (usia 17
Tahun) di antaranya33
Bidang Agama dan Falsafah
a Tashawwuf Meodern (1939)
b Falsafah Hidup (1939)
c Lembaga Hidup (1940)
d Lembaga Budi (1940)
e Majalah Semangat Islam (zaman Jepang 1943)
f Majalah Menara (terbit di Padang Panjang setelah revolusi
1945) 30
Irfan Hamka Ayah Kisah Buya Hamka (JakartaRepublika 2018) cetke-XV h
290
31Rusydi Hamka Pribadi dan Martabat Buya Hamka h 10
32Irfan Hamka Ayah Kisah Buya Hamka h 291
33Rusydi Hamka Pribadi dan Martabat Buya Hamka h 373
63
g Negara Islam (1946)
h Islam dan Demokrasi (1946)
i Revolusi Agama (1946)
j Merdeka (1946)
k Dibandingkan Ombak Masyarakat (1946)
l Adat Minangkabau Menghadapi Revolusi (1946)
m Di dalam Lembah Cita-cita (1946)
n Kenang-kenangan hidup IIIIIIIV
o Sejarah Umat Islam jilid IIIIIIIV
p Pedoman Mubaligh Islam
q Perkembangan Taswauf Dari Abad Ke Abad (1952)
r Muhammadiyah Melalui Tiga Zaman (1946)
s Tafsir al-Azhar Juzu‟ I - Juzu‟XXX
Dengan Karunia Allah pada tahun 1956 dapatlah Buya
Hamka mendirikan rumah kediaman untuk berteduh anak dan istri di
Kebayoran Baru Kebetulan sekali di hadapan tanah tempat
mendirikan rumah terdapat sebuah lapangan luas persediaan untuk
mendirikan sebuah masjid Agung yang sesuai dengan martabat
Indonesia yang telah merdeka Buya Hamka gembira sekali karena
apabila satu masjid besar berdiri di muka rumah dapatlah anak-anak
selalu dididik dalam hidup keislaman terutama bila mereka selama
mendengarkan suara azan pada sembahyang lima waktu Setiap hari
Buya hamka melihat orang bekerja membangun masjid itu dan
mendoakan lekas selesai34
Masjid itu diberi nama ldquoMesjid Agung Al-Azharrdquo Nama ini
diberikan oleh Syekh Mahmoud Syaltout beliau adalah ulama
berfaham luas dan berpandangan jauh yang telah memasukkan
34
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I h 43
64
beberapa perubahan di dalam Al-Azhar Pada saat itu beliau sedang
menjadi tamu Agung Negara dan salah satu program beliau adalah
menziarahi Masjid Agung di Kebayoran Baru itu Sehingga dalam
kesempatan itulah beliau memberikan nama Masjid Agung itu
dengan nama Al-Azhar ldquomoga-moga dia menjadi al-Azhar di
Jakarta sebagaimana adanya Al-Azhar di Kairordquo35
Kandungan tafsir al-Azhar sebenarnya berasal dari ceramah
atau kuliah subuh Hamka yang disampaikannya di Masjid Agung Al-
Azhar Jakarta36
Pelajaran tafsir sehabis sembahyang subuh di
Masjid Agung Al-Azhar telah didengar di mana-mana di seluruh
Indonesia Dan teladan ini pun dituruti orang pula Terutama sejak
keluarnya sebuah majalah bernama Gema Islam tersebut di mana
kantor redaksi bertempat di dalam ruang masjid yang diterbitkan oleh
Perpustakaan Islam Al-Azhar yang didirikan sejak pertengahan tahun
196037
Atas usul dan tata usaha majalah waktu itu yaitu saudara haji
Yusuf Ahmad segala pelajaran ldquotafsirrdquo waktu subuh itu dimuatlah
dalam majalah Gema Islami tersebut Langsung saya berikan nama
baginya Tafsir Al-Azhar sebab tafsir ini timbul di dalam masjid
Agung Al-Azhar yang nama itu diberikan oleh syeikh Jami` Al-
Azhar sendiri Merangkaplah dia sebagai alamat terima kasih Hamka
atas penghargaan yang diberikan oleh Al-Azhar kepada Hamka38
Meskipun dalam perjalannnya Hamka kemudian melanjutkan dan
35
Sejarah nama masjid Agung Al-Azhar yang dituliskan Buya Hamka dalam tafsir
Al-Azhar Juzu` I Cet Ke-VI h 48 36
Husnul Hidayati Metodologi tafsir Kontekstual Al-Azhar Karya Buya Hamka
Jurnal Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir Vol 1 No 1 Januari-Juni 2018 h 30-31 37
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I (Jakarta Pustaka Panjimas 1985) Cet Ke-VI
h 48 38
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I cet Ke-VI h 48
65
menyelesaikan tafsir tersebut dalam tahanan karena ditangkap oleh
penguasa Orde Baru selama dua tahun empat bulan39
Salah satu niat seketika menyusun tafsir Al-Azhar adalah
hendak meninggalkan pusaka yang moga-moga ada harganya untuk
ditinggalkan bagi bangsa dan umat Muslimin Indonesia jika
panggilan Tuhan yang pasti datang kepadanya kelak Telah timbul
niat sejak tafsir pertama disusun moga-moga dapatlah hendaknya
hasil karya ini memenuhi husnuzan (baik sangka) Al-Azhar kepada
Buya Hamka itu penuhi sebaik-baiknya Buya Hamka datang ke
Mesir di permulaan tahun 1958 itu tidaklah berniat dan terkenang di
hati bahwa akan diberi kehormatan setinggi itu Menjadi tetamu
Mu`tamar Islamy itu sajapun sudahlah satu kehormatan yang
tertinggi bagi Buya Hamka sehingga karena suatu pidato yang ia
sampaikan dan atas karena cintanya orang mesir kepada Ulama
akhirnya mereka berilah penghargaan kepada Buya Hamka
Terasalah oleh Buya Hamka suatu hutang budi yang amat mendalam
untuk menyajikan satu buah tangan yang moga-moga kiranya banyak
atau sedikit dapat memenuhi penghargaan yang tinggi itu maka
dikaranglah tafsir ini40
Tiap-tiap tafsir Al-Qur`an memberikan corak haluan daripada
pribadi penafsirnya Maka dari itu dalam tafsir Al-Azhar ini akan
dapatlah dibaca haluan tafsirnya Tafsir Al-Azhar ditulis dalam
suasana baru di Negara yang penduduk Muslimnya lebih besar
jumlahnya dari penduduk lain sedang mereka haus akan bimbingan
agama haus hendak mengetahui rahasia Al-Qur`an maka pertikaian-
39
Husnul Hidayati Metodologi tafsir Kontekstual Al-Azhar Karya Buya Hamka
Jurnal Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir Vol 1 No 1 Januari-Juni 2018 h 30-31 40
Niat Buya Hamka saat menyusun tafsir Al-Azhar yang beliau sampaikan dalan
Tafsir Al-Azhar Juzu` I h 48-49
66
pertikaian Mazhab tidaklah di bawa dalam tafsir ini dan tidaklah
penulisnya Ta`ashshub kepada suatu faham melainkan mencoba
sedaya upaya mendekati maksud ayat menguraikan makna dari lafadz
bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia dan memberi kesempatan
orang buat berfikir Tafsir yang amat menarik hati penafsir buat
dijadikan contoh ialah tafsir al-Manar karangan Sayid Rasyid Ridha
berdasar kepada ajaran tafsir Syaikh Muhammad Abduh Tafsir
beliau ini selain dari menguraikan ilmu yang berkenaan dengan
agama mengenai hadis Fiqh dan sejarah lain-lain juga
menyesuaikan ayat-ayat itu dengan perkembangan politik dan
kemasyarakatan yang sesuai dengan zaman di waktu tafsir dikarang41
Dalam penulisan tafsir Al-Azhar Buya Hamka lebih condong
kepada metode tahlili atau taj`izi42
Metode tahlili adalah metode
penafsiran ayat-ayat Al-Qur`an melalui pendeskripsian
(menguraikan) makna yang terkandung dalam ayat-ayat Al-Qur`an
dengan mengikuti tata tertib surah atau urutan surat-surat dan ayat-
ayat Al-Qur`an yang diikuti oleh sedikit banyak analisis tentang
kandungan ayat itu43
Dalam penyusunan tafsir ini tidak terlalu mendalam sehingga
yang dapat memahaminya hanya semata-mata ulama dan tidak
terlalu rendah sehingga menjemukan Sebab segala yang kita
sebutkan di atas tadi sebagai corak dari jamaah sejati Islam meskipun
41
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I h 40--41 42
Sopyan Hadi Konsep Sabar Dalam Al-Qur`an Jurnal Madani Vol 1 No 2
September 2018 h 477 43
Ahmad Izzan Metodologi Ilmu Tafsir (Bandung Tafakur 2011) Cetke-III h
103
67
berbeda kedudukan namun yang paling mulia di antara mereka
adalah barang siapa yang paling takwa kepada Allah44
44
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I h 42
68
BAB IV
ANALISIS AYAT METODE DAKWAH
A Surat Ali-Imran Ayat 104
Ali-Imran adalah nama surah ke-3 yang terdiri atas 200 ayat
dan tergolong surah Madaniyah Pemakaian nama Ali-Imran untuk
surah ini menunjukkan betapa penting keluarga Imran ini Ada dua
Imran yang dalam keluarga keduanya lahir tokoh-tokoh penting yang
tercatat dalam sejarah keagamaan Imran ayah Nabi Musa dan Nabi
Harun as dan Imran seorang warga Bani Israil terkemuka kerabat
Nabi Zakaria dan Nabi Yahya as serta Maryam ibu Nabi Isa as
Surah ini dimulai dengan huruf muqaththa`ah alif lacircmmicircm untuk
menarik konsentrasi kita ketika membacanya1
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari
yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung(QS Ali-
Imran [3]104)
a Penafsiran Menurut Quraish Shihab
Dalam ayat ini Quraish Shihab menafsirkan terlebih dahulu
mengemukakan bahwa pengetahuan manusia itu akan berkurang
bahkan terlupa juga hilang jika tidak ada yang mengingatkan atau
tidak diulang-ulang mengerjakannya Beliau menuturkan bahwa
pengetahuan dan pengamalan berkaitan erat pengetahuan mendorong
kepada pengamalan dan meningkatkan kualitas amal sedang
pengamalan yang terlihat dalam kenyataan hidup merupakan guru
1
Djohan Effendi Pesan-Pesan Al-Qur`an Mencoba Mengerti Intisari Kitab Suci
(Jakarta PT Serambi Ilmu Semesta 2012) cetke-I h 65
69
yang mengajar individu dan masyarakat sehingga mereka pun belajar
mengamalkannya Kalau demikian halnya manusia dan masyarakat
perlu selalu diingatkan dan diberi keteladanan inilah inti dakwah
Islamiah2
Kalaulah tidak semua anggota masyarakat dapat
melaksanakan fungsi dakwah hendaklah ada di antara kamu wahai
orang-orang yang beriman segolongan umat yakni kelompok yang
pandangan mengarah kepadanya untuk diteladani dan didengar
nasihatnya yang mengajak orang lain secara terus menerus tanpa
bosan dan lelah kepada kebajikan yakni petunjuk-petunjuk ilahi
menyuruh masyarakat kepada makruf yakni nilai-nilai luhur serta
adat istiadat yang diakui baik oleh masyarakat mereka selama hal itu
tidak bertentangan dengan nilai-nilai ilahiah dan mencegah mereka
dari yang munkar yakni yang dinilai buruk lagi diingkari oleh akal
sehat masyarakat Mereka yang mengindahkan tuntunan ini dan yang
sungguh tinggi lagi jauh martabat kedudukannya itulah orang-orang
yang beruntung mendapatkan apa yang mereka dambakan dalam
kehidupan dunia dan akhirat3
Dalam ayat ini menggunakan dua kata yang berbeda dalam
rangka perintah berdakwah Pertama adalah kata (yad`ucircna) yakni
mengajak dan kedua adalah (ya`murucircna) yakni memerintahkan
Quraish Shihab menyatakan bahwa mengajak dikaitkan dengan al-
khayr sedang memerintah jika berkaitan dengan perintah melakukan
dikaitkan dengan al-ma`ruf sedang perintah untuh tidak melakukan
yakni melarang dikaitkan dengan al-munkar
2
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 2 (Jakarta Lentera Hati 2012) cet Ke-V h 209
3M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 2 h 209
70
Kata ldquominkumrdquo4 pada ayat di atas ada ulama yang
memahaminya dalam arti sebagian dengan demikian perintah
berdakwah yang dipesankan oleh ayat ini tidak tertuju kepada setiap
orang Bagi yang memahaminya demikian ayat ini buat mereka
mengandung dua macam perintah yang pertama kepada seluruh umat
Islam agar membentuk dan menyiapkan satu kelompok khusus yang
bertugas melaksanakan dakwah sedang perintah yang kedua adalah
kelompok khusus itu untuk melaksanakan dakwah kepada kebajikan
dan makruf serta mencegah kemunkaran Ada juga ulama yang
mengfungsikan kata minkum dalam arti penjelasan sehingga ayat ini
merupakan perintah kepada setiap muslim untuk melaksanakan tugas
dakwah masing-masing sesuai kemampuannya Memang jika
dakwah yang di maksud adalah dakwah yang sempurna tentu saja
tidak semua orang dapat melakukannya Di sisi lain kebutuhan
masyarakat dewasa ini menyangkut informasi yang benar di tengah
arus informasi bahkan perang informasi yang demikian pesat dengan
sajian nilai-nilai baru yang sering membingungkan semua menuntut
adanya kelompok khusus yang menangani dakwah dan membendung
informasi yang menyesatkan Karena itu adalah lebih tepat
memahami kata minkum pada ayat di atas dalam arti sebagian kamu
tanpa menutup kewajiban setiap muslim untuk saling mengingatkan5
Hal ini juga dijelaskan dalam tafsir Ibnu Katsir bahwa
maksud ayat ini hendaklah ada segolongan dari umat yang siap
4
Kata ldquominrdquo juga dijelaskan dalam tafsir Al-Aisar yang ditulis oleh Syaikh Abu
Bakar Jabir Al-Jazari Jilid 1 h 163 bahwa maksud minkum di sini ialah sebagian Dalam
tafsir ini dijelaskan bahwa wajibnya ada sebagian (satu kelompok) dari umat Islam bukan
semuanya untuk melaksanakan kewajiban dakwah amar ma`ruf nahi munkar karena tugas
ini harus dilakukan oleh orang yang berilmu dan tidak diiliki semua orang
5M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 2 h 210-211
71
memegang peran ini meskipun hal itu merupakan kewajiban bagi
setiap individu umat sesuai dengan kapasitasnya6
Selanjutnya ditemukan bahwa ayat di atas menggunakan dua
kata yang berbeda dalam rangka perintah berdakwah Pertama adalah
kata yad`ucircna yakni mengajak dan kedua adalah ya`murucircna yakni
memerintahkan Perlu dicatat bahwa apa yang diperintahkan oleh
ayat di atas sebagaimana terbaca berkaitan dengan dua hal mengajak
dikaitkan dengan al-khayr dan memerintah jika berkaitan dengan
perintah melakukan dikaitkan dengan al-ma`rucircf sedang perintah
untuk tidak melakukan yakni melarang dikaitkan dengan al-munkar7
Al-Qur`an mengisyaratkan kedua nilai di atas dalam
firmannya ini dengan kata al-khayrkebajikan dan al-ma`rucircf Al-khayr
adalah nilai universal yang diajarkan oleh Al-Qur`an dan Sunnah Al-
khayr menurut Rasul Saw sebagaimana dikemukakan oleh Ibn
Katsir dalam tafsirnya adalah mengikuti (Al-Qur`an dan Sunnahku)
Sedang al-ma`rucircf adalah sesuatu yang baik menurut pandangan
umum satu masyarakat selama sejalan dengan al-Khayr Adapun al-
munkar ia adalah sesuatu yang dinilai buruk oleh suatu masyarakat
serta bertentangan dengan nilai-nilai ilahi Karena itu ayat di atas
menekankan perlunya mengajak kepada al-khayrkebaikan
memerintahkan yang makruf dan mencegah yang mungkar Jelas
terlihat betapa mengajak kepada al-khayr didahulukan kemudian
memerintahkan kepada makruf dan melarang melakukan yang
mungkar8
6
Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Aal asy-Syeikh Tafsir Ibnu
Katsir terj Abdul Ghaffar (Bogor Pustaka Imam Syafi`I 2001) Cetke-I h 108
7M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 2 h 210 8
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 2 h 211
72
Paling tidak ada dua hal yang perlu digarisbawahi berkaitan
dengan ayat di atas Pertama nilai-nilai ilahi tidak boleh dipaksakan
tetapi disampaikan secara persuasif dalam bentuk ajakan yang baik
Sekadar mengajak yang dicerminkan antara oleh kata mengajak dan
oleh firmannya dalam surat an-Nahl ayat 125 ldquoajaklah ke jalan
Tuhan-mu dengan cara yang bijaksana nasihat (yang menyentuh
hati) serta berdiskusilah dengan mereka dengan cara yang lebih
baik (QS an-Nahl [16]125) Selanjutnya setelah mengajak siapa
yang akan beriman silakan beriman dan siapa yang kufur silakan
pula masing-masing mempertanggungjawabkan pilihannya9
Hal kedua yang harus digarisbawahi adalah al-ma`rucircf yang
merupakan kesepakatan umum masyarakat Ini sewajarnya
diperintahkan demikian juga al-munkar seharusnya dicegah Baik
yang memerintahkan dan yang mencegah itu pemilik kekuasaan
maupun bukan Dengan konsep al-ma`rucircf Al-Qur`an membuka pintu
yang cukup lebar guna menampung perubahan nilai-nilai akibat
perkembangan positif masyarakat Hal inilah agaknya yang ditempuh
Al-Qur`an karna idenilai yang dipaksakan atau tidak sesuai dengan
budaya atau perkembangan masyarakat maka tidak akan diterapkan
Karena itulah Al-Quran di samping memperkenalkan dirinya sebagai
pembawa ajaran yang sesuai dengan fitrah manusia ia juga melarang
pemaksaan nilai-nilainya walau merupakan nilai yang amat
mendasar seperti keyakinan akan keesaan Allah Swt10
9
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 2 h 211-212
10M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 2 h 211-212
73
b Penafsiran Menurut Buya Hamka
Dalam penafsiran ini Buya Hamka menyebutkan bahwa untuk
memelihara kokohnya nikmat Islam yang dijelaskan pada ayat
sebelumnya hendaklah ada dalam kalangan jamaah muslim itu suatu
golongan dalam ayat ditegaskan suatu umat yang menyediakan diri
mengadakan ajakan atau seruan tegasnya dakwah Yang selalu mesti
mengajak dan membawa manusia berbuat kebaikan menyuruh
berbuat makruf yaitu yang patut pantas dan sopan dan mencegah
melarang perbuatan munkar yang dibenci dan yang tidak diterima11
Di dalam tafsir Al-Qur`an juga disebutkan bahwa bahwa kelompok
khusus ini dibentuk untuk membantu menegakkan agama dalam
menjaga kesempurnaan Islam12
Disini terdapat dua kata penting yaitu menyuruh berbuat
makruf mencegah perbuatan munkar Berbuat makruf diambil dari
kata `uruf yang dikenal atau yang dapat dimengerti dan dapat
dipahami serta diterima oleh masyarakat Perbuatan yang makruf
apabila dikerjakan dapat diterima dan difahami oleh manusia serta
dipuji karena begitulah yang patut dikerjakan oleh manusia yang
berakal Yang mungkar artinya ialah yang dibenci yang tidak
disenangi yang ditolak masyarakat karena tidak patut tidak pantas
Tidak selayaknya yang demikian dikerjakan oleh manusia yang
berakal 13
Agama datang menuntun manusia dan memperkenalkan mana
yang makruf itu dan mana yang mungkar Sebab itu maka makruf dan
mungkar tidaklah terpisah dari pendapat umum Kalau ada orang
11Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV (Jakarta PT Pustaka Panjimas 1987) Cet
Ke-I h 30
12Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa`di Tafsir Al-Qur`an I terj M Iqbal dkk
(Jakarta Darul Haq 2017) Cet Ke-IX h 473
13Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 30
74
yang berbuat makruf seluruh masyarakat umumnya menyetujui
membenarkan dan memuji Kalau ada perbuatan mungkar seluruh
masyarakat menolak membenci dan tidak menyukainya Sebab itu
bertambah tinggi kecerdasan beragama bertambah kenal orang akan
yang makruf dan bertambah benci orang kepada yang mungkar
Lantaran itu wajiblah ada dalam jamaah muslimin segolongan umat
yang bekerja keras menggerakkan orang kepada yang makruf dan
menjauhi yang mungkar supaya masyarakat itu bertambah tinggi
nilainya14
Menyampaikan ajakan kepada yang makruf dan menjauhi
yang mungkar itulah yang dinamai dakwah Dengan adanya umat
yang berdakwah agama menjadi hidup tidak menjadi seolah-olah
mati Bidang untuk menyampaikan dakwah terbagi dua umum dan
khusus Yang umum banyak pula cabangnya sebab masyarakat
bercabang-cabang pula Dakwah kepada kalangan umat Islam sendiri
supaya mereka memegang agama itu ada dalam segala bidang
kemasyarakatan dalam pertanian perniagaan pekerjaan tangan
perburuhan dan kepegawaian Yang bersifat khusus ialah dakwah
dalam kalangan keluarga sendiri menimbulkan suasana agama di
kalangan keluarga mendidik agar patuh akan perintah Tuhan
berlomba berbuat baik Dakwah tidak berhenti walaupun antara
sesama golongan sendiri15
Di dalam ayat bertemu tiga kewajiban yang dihadapi Yang
dua berpusat kepada yang satu Yang satu ialah mengajak kepada
kebaikan Dia menimbulkan dua tugas Pertama menyuruh berbuat
makruf kedua melarang berbuat mungkar Setengah ahli tafsir
14
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 30
15Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu`IV h 31-31
75
mengatakan bahwasanya yang dimaksud dengan Al-khayri yang
berarti kebaikan di dalam ayat ini ialah Islam yaitu memupuk
kepercayaan dan iman kepada Tuhan termasuk tauhid dan makriat
Dan itulah hakikat kesadaran beragama yang menimbulkan tahu
membedakan yang baik dengan yang buruk yang makruf dengan
yang mungkar 16
Selanjutnya ialah timbul dan tumbuhnya rasa kebaikan dalam
jiwa yang menyebabkan tahu pula dan berani menegakkan mana
yang makruf dan menentang mana yang mungkar Kalau kesadaran
beragama belum tumbuh menjadi sia-sia sajalah menyebut yang
makruf dan menentang yang mungkar Sebab untuk memperbedakan
yang makruf dan yang mungkar tidak lain dari ajaran Tuhan Oleh
sebab itu dapatlah diambil kesan bahwa di dalam mengadakan
dakwah hendaklah kesadaran beragama ini wajib ditimbulkan terlebih
dahulu Suatu dakwah yang mendahulukan hukum halal dan hukum
haram sama saja dengan seorang yang menjatuhkan talak kepada
istri orang lain17
Sebagaimana dalam tafsir al-Maragi menjelaskan
bahwa yang bisa melaksanakan dakwah hanyalah kalangan khusus
umat islam yaitu mereka yang mengetahui rahasia-rahasia hukum
hikmah tasri` dan fiqihnya18
Hemat penulis orang atau kelompok yang melaksanakan
kegiatan dakwah ini terlebih dahulu harus memahami dan mengerti
tentang agama Islam itu sendiri secara hukum dan fiqih sehingga
dakwah bisa ditegakkan
16
Ahmad Mustafa Al-Maraghi Tafsir Al-Maraghi Juz IV terj Mustafa Al-Babi
al-Halabi (Semarang Toha Putra Semarang 1993) Cetke-II h 37
17Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 31
18Ahmad Mustafa Al-Maraghi Tafsir Al-Maraghi Juz IV terj Mustafa Al-Babi
al-Halabi (Semarang Toha Putra Semarang 1993) Cetke-II h 37
76
Di sini bertemu dengan dua kata penting yaitu Ummatun
yang berarti umat Hendaklah antara kamu ada suatu umat Yang
kedua kata yad`ucircna yaitu melancarkan dan menjalankan seruan
tegasnya dakwah Dari ayat ini dapat difahami bahwa di kalangan
ummat Islam yang besar jumlahnya ini Hendaklah ada lagi
segolongan ummat yang menjadi inti yang kerjanya khusus
mengadakan dakwah Atau hendaklah seluruh umat itu sendiri sadar
akan kewajibannya mengadakan dakwah Sebab kehidupan agama
kemajuan atau kemundurannya sangat bergantung kepada dakwah
Ayat yang mengatakan hendaklah ada antara kamu segolongan
umat yang menyeru kepada kebaikan Jelaslah bahwa bidang yang
akan dihadapi oleh umat pemegang dakwah itu ada dua Pertama
dakwah ke dalam kalangan umatnya sendiri dan kedua dakwah keluar
kalangan Islam19
Kemenangan dan kejayaan pergaulan hidup manusia ialah
pada adanya kesadaran akan kebaikan dan makruf dan tolakan mutlak
atas yang mungkar Itulah sebabanya maka ujung ayat menegaskan
ldquoDan mereka itu ialah orang-orang yang beroleh kemenanganrdquo
(ujung ayat 104 terjemah tafsir al-Azhar) Meskipun di dalam rasa
bahasa sepintas lalu agak kaku bunyinya dalam salinan ayat ini yaitu
ldquodan mereka itu ialahrdquo Namun dengan menyalin demikian terasalah
inti maksud ayat yaitu hanya orang-orang yang tetap menjalankan
dakwah itu artinya itu sajalah yang akan beroleh kemenangan Sebab
dengan adanya dakwah kemungkaran dapat dibendung dan yang
makruf dapat dialirkan terus sehingga umat tadi menjadi pelopor
kebajikan di dalam dunia20
19
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 31
20Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 32
77
Dari paparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa
beberapa metode dakwah dari kedua mufasir yang penulis uraikan
sebagai berikut
Hendaklah ada sekelompok orangumat yang melaksanakan
fungsi dakwah di mana segolongan umat itu adalah orang yang
dipandang masyarakat sebagai teladan dan didengar nasihatnya yang
mengajak orang lain kepada kebajikan Ini yang dikemukakan oleh
Quraish Shihab Dalam hal ini Quraish Shihab menjelaskan bahwa
nilai-nilai ilahi tidak boleh dipaksakan tetapi disampaikan secara
persuasif dalam bentuk ajakan yang baik21
Buya Hamka menjelaskan
bahwa hendaknya ada suatu umat yang menyediakan diri
mengadakan ajakan atau seruan tegasnya dakwah Yang selalu mesti
mengajak dan membawa manusia berbuat kebaikan menyuruh
berbuat makruf yaitu yang patut pantas dan sopan dan mencegah
melarang perbuatan munkar yang dibenci dan yang tidak diterima22
Dan dalam mengadakan dakwah hendaklah kesadaran beragama
wajib ditimbulkan terlebih dahulu23
Maksudnya ialah pengetahuan
akan agama dipelajari terlebih dahulu sehingga bisa menjalankan
dakwah yang diperintahkan
Membahas tentang surat Ali Imran ayat 104 Quraish Shihab
menjelaskan bahwa semua orang Islam berhak menyampaikan
dakwah dan perlu juga sebagian umat yang khusus melaksanakan
fungsi dakwah ditengah masyarakat yang membutuhkan informasi
yang benar maka memang perlu adanya sebagian umat yang khusus
melaksanakan dakwah Buya Hamka juga menjelaskan demikian
21
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 2 h 211 22
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 30
23Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 31
78
hendaknya ada suatu umat yang menyediakan diri mengadakan
ajakan atau seruan tegasnya dakwah Hendaklah ada segolongan
ummat yang menjadi inti yang kerjanya khusus mengadakan
dakwah Atau hendaklah seluruh umat itu sendiri sadar akan
kewajibannya mengadakan dakwah
Melihat perbandingan kedua mufassir sekilas terlihat sama
yaitu dakwah adalah kewajiban setiap muslim dan perlu adanya
kelompok khusus yang melaksanakan kegiatan dakwah Namun
dalam hal ini yang membedakannya adalah pada kesediaan
segolongan umat dalam melaksanakan fungsi dakwah Buya Hamka
menjelaskan bahwa harus ada suatu umat yang menyediakan diri
melaksanakan dakwah Sedangkan Quraish Shihab tidak menekankan
pada kesediaan tetapi lebih menjelaskan keharusan adanya
segolongan umat yang melakukan dakwah Menurut penulis Jika
Buya Hamka terlihat seperti melaksanakan dakwah secara sukarela
namun tetap harus disadarkan dalam hal pengetahuan agama terlebih
dahulu Sedangkan Quraish Shihab menjelaskan jika dakwah
sempurna yang dimaksud maka tidak semua orang dapat
melakukannya akan tetapi hanya sebagian umat saja yang khusus
untuk melaksanakan dakwah Di sini penulis melihat bahwa sebagian
umat yang melaksanakan dakwah harus terlebih dahulu dibekali
dengan ilmu agama yang memadai sehingga bisa menyuruh yang
makruf dan mencegah yang munkar Dalam hal ini penulis tidak
melihat keharusan kesadaran beragama itu pada setiap umat muslim
namun tidak menutup kemungkinan kewajiban itu juga ada pada
setiap muslim
Dijelaskan dalam tafsir Muyassar bahwasanya umat Islam
harus menentukan orang yang berilmu memiliki keutamaan dan
79
profesionalisme di antara umat Islam untuk berdakwah kepada Allah
mengajarkan yang bermanfaat bagi mereka dalam persoalan agama
dan dunia24
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kelompok khusus
yang melaksanakan dakwah sudah seharusnya memahami dan
memiliki pengetahuan akan apa yang harus di dakwahkan
Selanjutnya Metode dakwah yang dijelaskan dalam ayat ini
oleh Quraish Shihab yaitu dalam menyampaikan pesan dakwah
hendaknya tidak dengan paksaan sampaikanlah pesan dakwah itu
dengan persuasif diiringi dengan ajakan yang baik Artinya dalam
melakukan dakwah dai harus bisa menyampaikan pesan dakwah dan
juga mempengaruhi sasaran dakwah untuk bisa mengikuti atau
melaksanakan kebaikan yang disampaikan dalam dakwah dengan
ajakan yang baik Jika disampaikan dengan keras atau memaksa
maka sasaran dakwah tidak lagi akan mau mendengarkan pesan
dakwah yang disampaikan
Hal senada juga disampaikan dalam tafsir Muyassar
bahwasanya dakwah yang dijalankan dengan lemah lagi kasih
sayang niscaya dia memperoleh cita-citanya yang besar dalam
dakwah dan mendapatkan kedudukan terbaik25
B Surat An-Nahl 125
Surat An-Nahl terdiri dari 128 ayat Mayoritas ulama
menilainya Makkiyah yakni turun sebelum Nabi Muhammad Saw
berhijrah ke Madinah Ada juga yang mengecualikan beberapa ayat
Nama An-Nahl terdiri terambil dari kata itu yang disebut pada ayat
24
`Aidh al-Qarni Tafsir Muyassar 1 terj Tim Qisthi Press (Jakarta Timur Qisthi
Press 2008) Cetke-I h 292
25`Aidh al-Qarni Tafsir Muyassar 1 terj Tim Qisthi Press h 292
80
68 surah ini Ada juga ulama yang menyebutnya surah an-Ni`am
karena banyak nikmat Allah yang diuraikan di sini26
Nama Lebah di ambil dari dalam ayat 68 yang membicarakan
bahwa Allah telah memberikan ilham atau naluri kepada lebah agar
dia membuat sarang di gunung-gunung di pohon-pohon kayu
ataupun di bubungan rumah-rumah lalu menghirup buah dan
kembang untuk menghasilkan madu Dengan membaca keadaan
lebah itu manusia diperkenalkan akan kekuasaan Allah atas alam
keajaiban yang terkandung di dalamnya apatah lagi madu lebah itu
adalah obat yang amat mujarab bagi berbagai penyakit Surat ini
sebagai surat yang diturunkan di Makkah adalah menghimpun pokok
akidah yang besar tentang ketuhanan tentang wahyu dan tentang
hari kebangkitan kelak Tetapi di samping itu dia pun mempertautkan
tentang akidah ajaran Muhammad Saw dengan akidah ajaran
Ibrahim as mengandung juga tugas dan kewajiban Rasul-rasul yang
diutus Tuhan dan bagaimana pula sunnatullah yang pasti berlaku bagi
barang siapa yang menolak risalat Rasul itu dan mendustakannya 27
ldquoSerulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845]
dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang
baik Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang
siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui
orang-orang yang mendapat petunjukrdquo(QS An-Nahl [16]125)
26
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 7 h 175
27Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 216
81
a Penafsiran Menurut Quraish Shihab
Ayat ini menyatakan bahwa Wahai Nabi Muhammad
serulah yakni lanjutkan usahamu untuk menyeru semua yang engkau
sanggup seru kepada jalan yang ditunjukkan Tuhanmu yakni ajaran
Islam dengan Hikmah dan pengajaran yang baik dan bantahlah
mereka yakni siapa pun yang menolak atau meragukan ajaran Islam
dengan cara terbaik Inilah tiga cara berdakwah yang hendaknya
engkau tempuh menghadapi manusia yang beraneka ragam peringkat
dan kecenderungannya jangan hiraukan cemoohan atau tuduhan-
tuduhan tidak berdasar kaum musyrikin dan serahkan urusanmu dan
urusan mereka pada Allah karena sesungguhnya Tuhanmu yang
selalu membimbing dan berbuat baik kepadamu Dia-lah sendiri yang
lebih mengetahui dari siapa pun yang menduga tahu tentang siapa
yang bejat jiwanya sehingga tersesat dari jalannya dan Dia-lah saja
yang lebih mengetahui orang-orang yang sehat jiwanya sehingga
mendapat petunjuk28
Ayat ini dipahami oleh sementara ulama sebagai menjelaskan
tiga macam metode dakwah yang harus disesuaikan dengan sasaran
dakwah Terhadap cendekiawan yang memiliki pengetahuan tinggi
diperintahkan menyampaikan dakwah dengan hikmah yakni
berdialog dengan kata-kata bijak sesuai dengan tingkat kepandaian
mereka Terhadap kaum awam diperintahkan untuk menerapkan
mau`izhah yakni memberikan nasihat dan perumpamaan yang
menyentuh jiwa sesuai dengan taraf pengetahuan mereka yang
28
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 774
82
sederhana29
Dijelaskan pula dalam tafsir al-Munir bahwa mau`izhah
hazanah adalah cara yang digunakan untuk masyarakat awam30
Sedang terhadap Ahl al-kitab dan penganut agama-agama lain yang
diperintahkan adalah jidalperdebatan dengan cara yang terbaik
yaitu dengan logika dan retorika yang halus lepas dari kekerasan dan
umpatan31
Kata (حكمة) Hikmah antara lain berarti yang paling utama
dari segala sesuatu baik pengetahuan maupun perbuatan Ia adalah
pengetahuan atau tindakan yang bebas dari kesalahan atau kekeliruan
Hikmah juga diartikan sebagai sesuatu yang bila
digunakandiperhatikan akan mendatangkan kemaslahatan dan
kemudahan yang besar atau lebih besar serta menghalangi
terjadinya mudharat atau kesulitan yang besar atau lebih besar
Makna ini ditarik dari kata hakamah yang berarti kendali karena
kendali menghalangi hewankendaraan mengarah ke arah yang tidak
diinginkan atau menjadi liar Memilih perbuatan yang terbaik dan
sesuai adalah perwujudan dari hikmah Memilih yang terbaik dan
sesuai dari dua hal yang buruk pun dinamai hikmah dan pelakunya
dinamai hakim (bijaksana) Siapa yang tepat dalam penilaiannya dan
dalam pengaturannya dialah yang wajar menyandang sifat ini atau
dengan kata lain dia yang hakim32
29
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 774-775
30Wahbah az-Zuhaili Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid 7
(Depok Gema Insani 2014) CetKe-I h 509 31
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 774-775
32M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 775
83
Kata (الموعظة) al-Mau`izhah terambil dari kata (وعظ) wa`azha
yang berarti nasihat Mau`izhah adalah uraian yang menyentuh hati
yang mengantar kepada kebaikan Demikian dikemukakan oleh
banyak ulama33
Hal ini juga dijelaskan dalam tafsir Fi Zhilalil
Qur`an yang menjelaskan bahwa Mau`izhah hasanah ldquonasihat yang
baikrdquo yang bisa menembus hati manusia dengan lembut dan diserap
oleh hati nurani dengan halus34
Sedang kata ( مجادله ) jadilhum terambil dari kata ( جدال) jidal
yang bermakna diskusi atau bukti-bukti yang mematahkan alasan
atau dalih mitra diskusi dan menjadikannya tidak dapat bertahan baik
yang dipaparkan itu diterima oleh semua orang maupun hanya oleh
mitra bicara Ditemukan di atas bahwa Mau`izhah hendaknya
disampaikan dengan hasanahbaik sedang perintah berjidal disifati
dengan kata (احسن) ahsan yang terbaik bukan sekedar baik
Keduanya berbeda dengan hikmah yang tidak disifati apapun Ini
berarti bahwa mau`izhah ada yang baik dan tidak baik sedang jidal
ada tiga macam yang baik yang terbaik dan yang buruk35
Adapun mau`izhah ia baru dapat mengena hati sasaran bila
ucapan yang disampaikan itu disertai dengan pengamalan dan
keteladanan dari yang menyampaikannya Inilah yang bersifat
hasanah Kalau tidak ia adalah yang buruk yang seharusnya
dihindari Di sisi lain karena mau`izhah biasanya bertujuan
33
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 775-776
34Sayyid Quthb Tafsir Fi Zhilalil Qur`an terj As`ad Yasin dkk (Jakarta Gema
Insani 2004) Cet Ke I h 44
35M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 775-776
84
mencegah sasaran dari sesuatu yang kurang baik dan ini dapat
mengundang emosi baik dari yang menyampaikan lebih-lebih yang
menerimanya mau`izhah adalah sangat perlu untuk mengingatkan
kebaikannya itu Sedang jidal terdiri dari tiga macam yang buruk
adalah yang disampaikan dengan kasar yang mengundang
kemarahan lawan serta yang menggunakan dalih-dalih yang tidak
benar Yang baik adalah yang disampaikan dengan sopan serta
menggunakan dalil-dalil atau dalih walau hanya diakui oleh lawan
tetapi yang terbaik adalah yang disampaikan dengan baik dengan
argumen yang benar lagi yang membungkam lawan36
Penyebutan urutan ketiga macam metode itu sungguh serasi
ia dimulai dengan hikmah yang dapat disampaikan tanpa syarat
disusul dengan mau`izhah dengan syarat hasanah karena memang ia
hanya terdiri dari dua macam dan yang ketiga adalah jidal yang
terdiri dari tiga macam buruk baik dan terbaik sedangkan yang
dianjurkan adalah yang terbaik Tidak dapat dipungkiri bahwa Al-
Qur`an demikian juga cara berdakwah Nabi Muhammad Saw
mengandung ketiga metode di atas Ia diterapkan kepada siapa pun
sesuai dengan kondisi masing-masing sasaran37
Dalam tafsir ini disebutkan bahwa setiap metode memiliki
karakteristik mad`unya masing-masing hanya saja sebagian ulama
tidak sepakat Sebagian ulama menyebutkan bahwa bisa saja ketiga
cara ini dipakai dalam satu situasisasaran di kali lain hanya dua cara
atau satu masing-masing sesuai dengan sasaran yang dihadapi Bisa
saja cendekiawan tertarik dengan mau`izhah dan tidak mustahil
36
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 776 37
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 777
85
orang awam memeroleh manfaat dari jidal dengan yang terbaik
Demikian Thabathaba`i salah seorang ulama yang menolak
penerapan metode dakwah terhadap tingkat kecerdasan sasaran38
b Penafsiran Menurut Buya Hamka
ldquoSerulah kepada jalan Tuhan engkau dengan kebijaksanaan dan
pengajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang
lebih baikrdquo (pangkal ayat 125 terjemah dari tafdir Al-Azhar)
Ayat ini mengandung ajaran kepada Rasul tentang cara
melancarkan dakwah atau seruan terhadap manusia agar mereka
berjalan di atas jalan Allah (Sabilillah) Sabilillah atau Shiracircth al
Mustaqicircm atau Ad-Dicircnu al-Haqqu agama yang benar Nabi Saw
memegang tampuk pimpinan dalam melakukan dakwah itu
Kepadanya ditentukan oleh Tuhan bahwa di dalam melakukan
dakwah hendaklah memakai tiga macam cara atau tiga tingkat cara
Pertama hikmah (kebijaksanaan) Yaitu dengan secara bijaksana
akal budi yang mulia dada yang lapang dan hati yang bersih menarik
perhatian orang kepada agama atau kepada kepercayaan terhadap
Tuhan Kata ldquohikmatrdquo kadang diartikan orang dengan filsafat
Padahal dia adalah inti yang lebih halus dari filsafat Filsafat hanya
dapat difahamkan oleh orang-orang yang telah terlatih fikirannya dan
tinggi pendapat logikanya Tetapi hikmat dapat menarik orang yang
belum maju kecerdasannya dan tidak dapat dibantah oleh orang yang
lebih pintar Kebijaksanaan itu bukan saja dengan ucapan mulut
melainkan termasuk juga tindakan dan sikap hidup Kadang-kadang
lebih berhikmat diam daripada berkata39
38
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 777
39Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321
86
Yang kedua adalah al-mau`izhatu al- hasanah yang kita
artikan pengajaran yang baik atau pesan-pesan yang baik yang
disampaikan sebagai nasihat Sebagai pendidikan dan tuntunan sejak
kecil Sebab itu termasuklah dalam bidang mau`izhatul hasanah
pendidikan ayah bunda dalam rumah tangga kepada anak-anaknya
sehingga menjadi contoh beragama di hadapan anak-anaknya
sehingga menjadi kehidupan mereka pula Termasuk juga pendidikan
dan pengajaran dalam perguruan-perguruan 40
Hal ini juga dijelaskan
dalam tafsir Al-Quran yang ditulis oleh Syaikh Abdurrahman
bahwasanya mau`izhah hasanah adalah metode dakwah dengam
memberikan pelajaran yang baik Yaitu dengan perintah dan
larangan anjuran dan ancaman serta belasan yang akan diterima oleh
manusia atas apa yang dilakukannya41
Yang ketiga adalah jacircdilhum bi al-llaticirc hiya ahsan bantahlah
mereka dengan cara yang lebih baik Kalau terpaksa timbul
perbantahan atau pertukaran fikiran yang di zaman kita disebut
polemik ayat ini menyuruh agar dalam hal yang demikian kalau
sudah tidak dapat dielakkan lagi pilihlah jalan yang sebaik-
baiknya42
Dalam tafsir al-Munir juga dijelaskan bahwa debatlah
dengan cara dan bentuk debat yang paling baik43
Diantaranya ialah
memperbedakan pokok soal yang tengah dibicarakan dengan
perasaan benci atau sayang kepada pribadi yang tengah diajak
berbantah Misalnya seseorang yang masih kufur belum mengerti
40
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322
41Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa`di Tafsir Al-Qur`an 4 terj M Iqbal dkk
(Jakarta Darul Haq 2017) Cet Ke-VI h 219
42Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322
43Wahbah az-Zuhaili Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid 7 h
509
87
ajaran Islam lalu dengan sesuka hatinya saja mengeluarkan celaan
kepada Islam karena bodohnya Orang ini wajib dibantah dengan
jalan yang sebaik-baiknya disadarkan dan diajak kepada jalan fikiran
yang benar sehingga dia menerima Tetapi kalau terlebih dahulu
hatinya disakitkan karena cara kita membantah yang salah mungkin
dia enggan menerima kebenaran meskipun hati kecilnya mengakui
karena hatinya telah disakitkan44
Di dalam tafsir al-Aisar menjelaskan bahwasanya dalam
melakukan metode jidal ini maka lakukanlah dengan cara terbaik
bantahlah mereka dengan cara yang baik tidak ada unsur celaan
ejekan dan sindiran buruk karena yang demikian itu lebih dapat
diterima45
Ketiga pokok cara melakukan dakwah ini hikmah mau`izhah
hasanah dan jacircdilhum billaicirci hiya ahsan amatlah diperlukan di
segala zaman Sebab dakwah atau ajakan dan seruan membawa umat
manusia kepada jalan yang benar itu sekali-kali bukanlah
propaganda meskipun propaganda itu sendiri kadang bagian dari alat
dakwah dakwah meyakinkan sedang propaganda itu memaksakan
Dakwah dengan jalan paksa tidaklah akan berhasil menundukkan
keyakinan orang Apatah lagi dalam hal agama Al-Qur`an sudah
menegaskan bahwa dalam hal agama sekali-kali tidak ada paksaan
Dan dalam ujung ayat ini dengan tegas Tuhan mengatakan bahwa
urusan memberi orang petunjuk atau menyesatkan orang adalah hak
Allah sendiri ldquoSesungguhnya Tuhan engkau Dialah yang lebih tahu
44
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322
45Syaikh Abu Bakar Jabir Al-JAzari Tafsir Al-Qur`an Al-Aisar terj MAzhari
Hatim dan Abdurrahim Mukti (Jakarta Darus Sunnah Press 2011) Cet Ke-II h 287
88
siapa yang sesat dari jalannya dan Dialah yang lebih tahu siapa
yang mendapat petunjukrdquo (ujung ayat 125)46
Demikianlah ayat ini telah dijadikan salah satu pedoman
perjuangan menegakkan Iman dan Islam ditengah-tengah berbagai
ragamnya masyarakat pada masa itu yang kedatangan Islam adalah
buat menarik dan membawa bukan mengusir dan mengenyahkan
orang Dan sampai sekarang ketiga pokok ini masih tetap terpakai
menurut perkembangan-perkembangan zaman yang modern47
Dari pembahsasan kedua mufassir ada beberapa metode
dakwah yang Allah sampaikan dan terangkum dalam surat an-Nahl
ayat 125 Disebutkan bahwa tiga metode dakwah itu ialah
1 Hikmah
2 Mau`izhah al-hasanah
3 Jacircdilhum bi al-lacircticirc hiya ahsan
Hikmah ialah berdialog dengan kata-kata yang bijak sesuai
kepandaian mereka Hikmah ialah yang paling utama dari segala
sesuatu baik pengetahuan maupun perbuatan juga diartikan sebagai
sesuatu yang bila digunakandiperhatikan akan mendatangkan
kemaslahatan dan kemudahan yang besar atau lebih besar serta
menghalangi terjadinya mudharat atau kesulitan yang besar atau
lebih besar48
Mau`izhah al-hasanah ialah uraian yang menyentuh
hati yang mengantar kepada kebaikan Dan jidal yang bermakna
diskusi atau bukti-bukti yang mematahkan alasan atau dalih mitra
diskusi dan menjadikannya tidak dapat bertahan baik yang
dipaparkan itu diterima oleh semua orang maupun hanya oleh mitra
46
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321-322
47Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 322
48M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 775
89
bicara Ini adalah tiga rangkaian metode yang dijelaskan oleh Quraish
Shihab Mau`izhah disifati dengan hasanah dan jidal dengan ahsan
Quraish Shihab menjelaskan bahwa mau`izhah ada yang baik dan
tidak baik sedangkan jidal ada yang buruk baik dan terbaik
Sedangkan Buya Hamka menyebutkan dalam tafsirnya Al-
Azhar bahwa hikmah (kebijaksanaan) yaitu dengan secara bijaksana
akal budi yang mulia dada yang lapang dan hati yang bersih menarik
perhatian orang kepada agama atau kepada kepercayaan terhadap
Tuhan49
al-mau`izhatul hasanah yang kita artikan pengajaran yang
baik atau pesan-pesan yang baik yang disampaikan sebagai nasihat
Sebagai pendidikan dan tuntunan sejak kecil Termasuk juga
pendidikan dan pengajaran dalam perguruan-perguruan jadilhum
billati hiya ahsan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik
Kalau terpaksa timbul perbantahan atau pertukaran fikiran yang di
zaman kita disebut polemik ayat ini menyuruh agar dalam hal yang
demikian kalau sudah tidak dapat dielakkan lagi pilihlah jalan yang
sebaik-baiknya50
Dalam surat an-Nahl ayat 125 menjelaskan tentang metode
dakwah yang meliputi Hikmah mau`izhah hasanah dan jidal Di sini
penulis akan membandingkan metode tersebut satu per-satu artinya
kedua mufasir memiliki pandangan masing-masing dalam
menjelaskan metode dakwah yang terdapat dalam surat an-Nahl ayat
125
Pertama dengan hikmah Quraish Shihab menjelaskan
hikmah ialah berdialog dengan kata-kata bijak sesuai dengan tingkat
49
Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321 50
Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322
90
kepandaian mereka51
yang dimaksud dengan mad`u metode ini ialah
golongan cendekiawan Sedangakan Buya Hamka menjelaskan
hikmah adalah dengan secara bijaksana akal budi yang mulia dada
yang lapang dan hati yang bersih menarik perhatian orang kepada
agama atau kepada kepercayaan terhadap Tuhan
Sekilas peneliti melihat bahwa dalam hal ini Buya Hamka
tidak mengkhususkan atau menjelaskan bahwa metode hikmah ini
untuk golongan cendekiawan sebagaimana yang disebutkan dalam
tafsir al-Misbah Hanya saja Buya Hamka menjelaskan dalam
tafsirnya bahwa hikmah dapat menarik orang yang belum maju
kecerdasannya dan tidak dapat dibantah oleh orang yang lebih
pintar52
Dan Buya Hamka juga tidak mengkhususkan kebijaksanaan
hanya dalam dialog Kebijaksanaan itu bukan saja dengan ucapan
mulut melainkan termasuk juga tindakan dan sikap hidup Kadang-
kadang lebih berhikmat diam daripada berkata53
Dalam metode ini penulis melihat adanya perbedaan kedua
mufasir dalam menjelaskan tentang mad`u dakwah dalam metode
hikmah Quraish Shihab menyebutkan bahwa terhadap cendekiawan
diperintahkan menyampaikan dakwah dengan hikmah sedangkan
Buya Hamka menyebutkan bahwa hikmah dapat menarik orang yang
belum mampu kecerdasannya dan tidak dapat dibantah oleh orang
yang lebih pintar Penulis melihat bahwa yang dimaksud Buya
Hamka ialah golongan awam dan golongan cendekiawan Artinya
Quraish Shihab dan Buya Hamka memiliki pandangan yang sama
bahwa metode hikmah ini cocok untuk golongan cendekiawan dan
51
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 774-775
52 Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321
53 Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321
91
Buya Hamka mennambahkan bahwa metode hikmah juga bisa
menarik golongan awam atau yang belum mampu kecerdasannya
Artinya seorang dai harus bijaksana dalam memilih metode dakwah
sesuai dengan mad`u yang dihadapi oleh dai Jadi bisa disimpulkan
bahwa hikmah tidak hanya khusus untuk golongan cendekiawan
Kebijaksanaan dalam menggunakan metode hikmah ini sangat
diperlukan seorang dai sehingga dakwah tidak membuat kelompok
mad`u merasa tertekan akan dakwah yang disampaikan Disebabkan
oleh dai tidak bisa melihat atau memilih metode yang sesuai ketika
berhadapan dengan suatu kelompok yang menyalahi syariat Karena
itulah diperlukan hikmah di sini yaitu sikap bijaksana Dan menurut
penulis untuk memiliki sikap bijaksana tidak serta merta bisa
dimiliki setiap orang Ia perlu diasah dan terus digali oleh seorang
dai Maka dari itu harus adanya segolongan umat yang khusus
melaksanakan dakwah yang sadar akan ilmu agama sebagaimana
dalam surat Ali Imran 104 Dan dibekali dengan wawasan
pengetahuan dalam dakwah
Kedua mau`izhah al-hasanah Quraish Shihab menjelaskan
bahwa mau`izhah adalah uraian yang menyentuh hati yang mengantar
kepada kebaikan Dalam hal ini ditujukan pada golongan awam
sebagaimana disebutkan dalam tafsir al-Misbah54
Sedangkan Buya
Hamka menjelaskan al-mau`izhatul hasanah adalah pengajaran yang
baik atau pesan-pesan yang baik yang disampaikan sebagai nasihat
Sebagai pendidikan dan tuntunan sejak kecil Termasuk juga
pendidikan dan pengajaran di perguruan-perguruan55
Dalam hal ini
penulis melihat adanya perbedaan yaitu Quraish Shihab menjelaskan
54
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 774-775
55Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322
92
dengan uraian yang menyentuh hati sedangkan Buya Hamka
menjelaskan dengan pengajaran atau pesan-pesan yang baik sebagai
nasihat Penulis melihat bahwasanya uraian yang menyentuh hati
disebutkan oleh Quraish Shihab karena metode ini ialah metode yang
ditujukan kepada golongan awam sehingga dibutuhkan uraian yang
menyentuh hati mereka sehingga mau mengikuti pesan-pesan
dakwah Karena golongan awam adalah orang yang bisa kita ajak
dengan cara menyentuh hatinya bukan akalnya
Sedangkan Buya Hamka menyebutkan pada pengajaran dan
pendidikan seperti pendidikan ayah dan bunda dalam rumah tangga
kepada anak-anaknya Jika demikian maka pendidikan tidak hanya di
rumah maka pendidikan disekolah kampus dan lain sebagainya
adalah masuk dalam kategori dakwah mau`izha hasanah jika dilihat
dari tafsir al-Azhar Artinya Buya Hamka memandang metode
mau`izhah hasanah metode yang di pakai dalam pengajaran dan
pendidikan sehingga apa yang disampaikan bisa membuat sasaran
dalam pengajaran dan pendidikan itu mau mengikuti nasihat baik
yang disampaikan Hemat penulis tujuan kedua mufasir sama yaitu
menyampaikan nasihat dengan perkataan yang baik kepada mereka
yang sedang mencari atau membutuhkan pesan-pesan dakwah baik
yang disampaikan di perguruan-perguruan atau nasihat langsung
kepada orang awam
Ketiga jidal Quraish Shihab menjelaskan bahwa jidal ialah
diskusi atau bukti-bukti yang mematahkan alasan atau dalih mitra
diskusi dan menjadikannya tidak dapat bertahan baik yang
dipaparkan itu diterima oleh semua orang maupun hanya oleh mitra
bicara Dalam hal ini ditujuakan kepada ahl al-kitab atau non-
93
muslim56
Sedangkan Buya Hamka menjelaskan bahwa jidal ialah
membantahbantahlah mereka dengan cara yang lebih baik Kalau
terpaksa timbul perbantahan atau pertukaran fikiran yang di zaman
kita disebut polemik ayat ini menyuruh agar dalam hal yang
demikian kalau sudah tidak dapat dielakkan lagi pilihlah jalan yang
sebaik-baiknya57
Dan Buya Hamka tidak menjelaskan siapa yang
menjadi mitra bicara dalam jidal Sekilas penulis melihat bahwa
maksud yang ingin disampaikan mufasir sama yaitu pertukaran
pendapat Hanya saja penulis melihat dalam penafsiran al-Misbah
Quraish Shihab menyebutkan dengan diskusi atau bukti-bukti yang
mematahkan alasan mitra diskusi Sedangkan Buya Hamka
menjelaskan langsung pada kata ldquobantahlahrdquo tanpa menyebutkan
dalam diskusi atau hal lainnya
Dari segi bahasa terlihat bahwa Quraish Shihab lebih berhati-
hati dalam menjelaskan yaitu dengan kata diskusi yang bisa kita lihat
saat ini bahwa diskusi itu lebih fokus untuk bertukar pikiran dalam
membicarakan suatu masalah Sedangkan debat ialah pembahasan
atau pertukaran pendapat mengenai suatu hal dengan saling memberi
alasan untuk mempertahankan pendapat masing-masing58
Sedangkan
Buya Hamka menjelaskan dengan ldquobantahlah jika terpaksardquo Artinya
Buya Hamka mengingatkan bahwa boleh membantah dengan syarat
terpaksa Jika keadaan tidak memaksa maka penulis menyimpulkan
bahwa tidak seharusnya membantah karena jika tidak bisa memilih
jalan terbaik maka akan bisa menyakiti pihak yang dibantah Dan jika
terpaksa membantah maka pilihlah jalan yang terbaik Dalam tafsir
56
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 775-776
57Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322
58Kamus Besar Bahasa Indonesia (Aplikasi)
94
al-Munir dijelaskan bahwa bentuk debat yang paling baik yaitu
dengan cara lemah lembut santun lebih memilih bantahan dengan
yang paling mudah dan komunikatif dalil-dalil yang paling tepat dan
kuat serta premis yang popular dan familiar59
Menurut hemat
penulis debat harus dilakukan dengan cara terbaik dengan tidak
menyakiti pihak lawan serta bantahlah jika terpaksa dilakukan untuk
mematahkan pendapat pihak lawan
Berdebat dengan cara yang baik inilah yang akan meredakan
keangkuhan yang sensitif itu Orang yang diajak berdebat itu pun
akan merasakan bahwa dirinya dihormati dan dihargai Seorang dai
tidak diperintahkan kecuali mengungkapkan hakikat yang sebenarnya
dan memberikan petunjuk di jalan Allahjadi bukan untuk membela
dirinya mempertahankan pendapatnya atau mengalahkan pendapat
orang lain60
C Surat Thacirchacirc 43-44
Surah ini terdiri dari 135 ayat dinamakan Thacirchacirc yang diambil
dari perkataan dari ayat pertama surat ini Ayat-ayat dalam surah ini
kesemuanya turun sebelum Nabi Muhammad berhijrah ke Madinah
dengan kata lain keseluruhan ayat ini ayat-ayatnya Makkiyah
Demikian pendapat mayoritas pakar Al-Qur`an Ada juga yang
mengecualikan ayat 130 dan 131 tetapi pendapat ini dilemahkan oleh
banyak ulama Ada juga yang menamai surah ini al-kalim yakni
mitra bicara Mitra bicara yang dimaksud adalah Nabi Musa as yang
menerima wahyu dan mendengar firman-firman Allah secara
langsung tanpa perantara malaikat Memang dalam surah ini cukup
banyak uraian tentang Nabi Musa as antara lain tentang firman
59
Wahbah az-Zuhaili Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid 7 h
509 60
Sayid Quthb Tafsir Fi Zhilalil Qur`an terj As`ad Yasin dkk H 45
95
Allah yang beliau terima dalam perjalanan bersama keluarganya dari
Madyan menuju ke Mesir61
ldquoPergilah kamu berdua kepada Firaun Sesungguhnya Dia
telah melampaui batas Maka berbicaralah kamu berdua
kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut Mudah-
mudahan ia ingat atau takutrdquo (QSThaahaa [20]43-44)
a Penafsiran Quraish Shihab
Dalam tafsir al-Misbah Quraish Shihab menjelaskan bahwa
Allah memerintahkan kepada Musa ldquoPergilah kamu berdua kepada
Fir`aun penguasa tirani itu dengan berbekal mukjizat-mukjizat yang
telah ku anugerahkan kepadamu karena sesungguhnya ia telah
melampaui batas dalam kedurhakaan Maka berbicaralah kamu
berdua kepadanya dengan lemah lembut yakni ajaklah ia beriman
dan serulah ia kepada kebenaran dengan cara yang tidak mengundang
antipati atau amarahnya mudah-mudahan yakni agar supaya ia
ingat akan kebesaran Allah dan kelemahan makhluk sehingga ia
terus-menerus kagum kepada Allah dan taat secara penuh kepadanya
atau paling tidak ia terus menerus takut kepadanya akibat
kedurhakaannya kepada Allahrdquo62
Firman Allah ( اه قولا لينلفقولا ) fa qula lahu qaulan
layyinanMaka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-
kata yang lemah lembut menjadi dasar tentang perlunya sikap
61
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 7 h543-544 62
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 7 h 593
96
bijaksana dalam berdakwah yang antara lain ditandai dengan ucapan-
ucapan sopan yang tidak menyakitkan hati sasaran dakwah Karena
Fir`aun saja yang sedemikian durhaka masih juga harus dihadapi
dengan lemah lembut63
Hal demikian juga dijelaskan dalam tafsir al-
Wasith bahwa dalam melakukan dakwah ucapkanlah kata-kata yang
lembut dan santun tanpa ada kekasaran padanya mudah-mudahan dia
menyadari hakikat yang sebenarnya atau takut kepada Tuhannya
Ungkapan yang lembut dan santun merupakan sikap Rasul dai yang
sukses agar Fir`aun dan orang-orang semisalnya tidak lari dari
dakwah64
Memang dakwah pada dasarnya adalah ajakan lemah lembut
Dakwah adalah upaya menyampaikan hidayah Kata (هداية) hidayah
yang terdiri dari huruf ha dal dan ya maknanya antara lain adalah
menyampaikan sesuatu dengan lemah lembut Dari sini lahir kata
hidayah yang merupakan penyampaian sesuatu dengan lemah lembut
guna menunjukkan simpati Ini tentu saja bukan berarti bahwa juru
dakwah tidak melakukan kritik hanya saja itu pun harus disampaikan
dengan tepat bukan saja pada kandungannya tetapi juga waktu dan
tempatnya serta susunan kata-katanya yakni tidak dengan memaki
atau memojokkan Di tempat lain Allah mengajarkan Nabi Musa as
redaksi kalimat yang hendaknya belaiu sampaikan kepada Fir`aun
yaitu65
63
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol7 h 594-595 64
Wahbah az-Zuhaili Tafsir Al-Wasith terj Muhtadi dkk (Depok Gema Insani
2013) Cet Ke-I h 529
65M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol7 h 594-595
97
ldquoDan Katakanlah (kepada Firaun) Adakah keinginan
bagimu untuk membersihkan diri (dari kesesatan) Dan kamu
akan kupimpin ke jalan Tuhanmu agar supaya kamu takut
kepada-Nya (QS An-Nazi`at [79]18-19)
Kata ( لعل) ldquola`allardquo biasa diterjemahkan mudah-mudahan
yang mengandung harapan terjadinya sesuatu Tentu saja yang
mengharap di sini bukan Allah Swt karena harapan tidak sesuai
dengan kebesaran dan keluasan ilmu-Nya Oleh sebab itu ada ulama
yang memahami kata ini dalam arti agar supaya atau bahwa harapan
yang dikandung oleh kata itu terarah kepada manusia Dalam
konteks ini adalah Nabi Musa as yakni ldquowahai Musa dan Harun
sampaikanlah tuntunan Allah kepada Fir`aun sambil menanamkan
dalam hati kamu harapan dan optimisme kiranya penyampaianmu
bermanfaat baginya66
Tafsir al-Maragi yang ditulis oleh Syaikh al-Maragi
menjelaskan kata la`alla (mudah-mudahan) dalam ayat ini
menunjukkan harapan tercapainya maksud sesudah kata itu Yakni
menjalankan risalah mengerjakan apa yang Allah serukan serta
berharap agar pekerjaan yang dilakukan dapat berbuah dan tidak
gagal Berusaha sesuai kemampuan dan berjuang sampai puncaknya
dengan harapan agar pekerjaan yang dilakukan bisa mendatangkan
keberhasilan kemenangan dan juga keuntungan67
Seorang dai yang sejak awal telah berputus asa untuk
menyampaikan hidayah kepada seseorang dia tidak akan
menyampaikan dakwah dengan kehangatan dan tidak gigih dalam
penolakan seseorang68
66
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 7 h 595 67
Ahmad Al-Mustafa Al-Maragi Tafsir Al-Maragi Juz XVI terj Mustafa Al-Babi
Al-Halabi (Semarang Toha Putra 1993) Cet Ke-II h 204-205
68Sayid Quthb Tafsir Fi Zilalil Qur`an terj As`ad Yasin h 329
98
Perintah Allah ini menunjukkan bahwa manusia hendaknya
selalu berusaha dan tidak mengandalkan takdir semata-mata Allah
telah mengetahui penolakan Fir`aun terhadap ajakan Nabi Musa as
kendati demikian yang maha kuasa tetap memerintahkan Nabinya
untuk menyampaikan ajakan Ini Karena Allah tidak menjatuhkan
sanksi dan ganjaran berdasar pengetahuannya yang azali tetapi
berdasar pengetahuan serta kenyataan yang terjadi dalam pentas
kehidupan dunia ini Di sisi lain perintah tersebut bila telah
dilaksanakan dan ditolak maka penolakan itu akan menjadi bukti
yang memberatkan sasaran dakwah karena jika tidak ada ajakan
boleh jadi hari kemudian kelak mereka akan berkata ldquokami tidak
mengetahui tuntunan mu karena tidak ada yang pernah
menyampaikan kepada kamirdquo69
Firman Allah (لعله يتذكر أو يخشي) la`allahucirc yatadzakkaru aww
yakhsyacircmudah-mudahan ia ingat atau takut dengan pengertian yang
dikemukakan di atas mengisyaratkan bahwa peringkat zikir terus
menerus yang mengantar pada kehadiran Allah dalam hati dan
kekaguman kepadanya merupakan peringkat yang lebih tinggi
daripada peringkat takut Ini karena kekaguman menghasilkan cinta
dan cinta memberi tanpa batas serta menerima apapun dari yang
dicintai sedang rasa takut tidak menghasilkan kekaguman bahkan
boleh jadi antipati70
69
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 7 h 595-596 70
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 7 h 596
99
b Penafsiran Buya Hamka
Dalam penafsiran ini Buya Hamka memulai dengan
menjelaskan sikap Fir`aun yang melampaui batas Sesungguhnya
Fir`aun itu sudah keterlaluan Dia telah melampaui dari garis-garis
dan batas-batas yang mesti disadarinya sebagai manusia Bahkan dia
telah hendak melonjak merasakan dirinya sebagai Tuhan Mentang-
mentang Allah menganugerahkan kekuasaan kepadanya memerintah
negeri dia lupa bahwa kekuasaan itu adalah anugerah dari Allah
Disangkanya kepunyaan sendiri lalu berbuatlah dia sesuka hatinya
dengan kekuasaan itu Lupa dia bahwa tenaganya sebagai insan
adalah terbatas Lupa dia bahwa kekuasaan itu diterimanya sebagai
warisan dari nenek moyangnya dan kelak pasti akan datang
waktunya mau ataupun tidak mau kekuasaan itu akan diturunkannya
lagi kepada penggantinya baik karena mati atau karena tua Sebab itu
dia telah melampaui71
Kalimat Thacircghacirc yang kita artikan melampau ialah
melampaui batas yang tidak boleh dilaluinya Kalimat ini adalah satu
rumpun dengan beberapa kalimat yang lain biasa terpakai untuk
menunjukkan kesewenang-wenangan Seorang Raja atau kepala
negara yang berlaku terhadap rakyatnya menurut kehendaknya
sendiri saja dengan tidak memperdulikan undang-undang di-namai
Thacircghiyah Kemudian daripada itu segala persembahan selain
kepada Allah misalnya memuja sesama manusia menuhankan
seseorang yang dianggap amat suci maka persembahan musyrik itu
dinamai taghucirct Lantaran itu maka kalimat thacircghacirc thacircgiyah dan
thacircghucirct adalah mengandung satu arti belaka yaitu segala sikap
melampui batas yang ditentukan oleh ilahi kepada hambanya Dan
71
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159
100
hamba bertindak sendiri di luar hukum Tuhan Begitulah Allah
menunjukkan sifat Fir`aun kepada Musa dan Harun dalam ayat 43 ini
Untuk menghadapi sikap Fir`aun yang sombong melampaui batas
itulah Tuhan memberikan tuntutan kepada kedua utusannya Musa
dan Harun72
Setelah Tuhan berfirman menyatakan kesombongan Fir`aun
bahwa dia itu dalam pemerintahannya terlalu berlaku melampaui
batas kebenaran dan keadilan maka tuhan memberi ingat kepada
utusannya ini
ldquoMaka katakanlah olehmu berdua kepadanya kata-kata yang lemah-
lembutrdquo (pangkal ayat 44 terjemah dari tafsir Al-Azhar)
Di dalam pangkal ayat 44 Tuhan telah memberikan petunjuk
dan arahan yang penting dalam memulai dakwah kepada orang yang
telah sangat melampaui batas itu Dalam permulaan berhadap-
hadapan kepada orang seperti itu janganlah langsung dilakukan sikap
yang keras melainkan hendaklah mulai dengan mengatakan sikap
yang lemah lembut perkataan yang penuh kedamaian Sebab kalau
dari permulaan konfrontasi (berhadap muka dengan muka) si
pendakwah telah melakukan amar ma`rucircf nahyi munkar dengan
secara kasar blak-blakan tidaklah akan tercapai apa yang
dimaksud73
Dijelaskan dalam tafsir Al-Qur`an Syaikh Abdurrahman
bahwasanya kata-kata yang lemah lembut ialah perkataan yang enak
didengar lunak dengan kelembutan persuasif etika dalam tutur
72Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159
73Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159
101
kata tanpa ada unsur kekejian pamer kekuatan kekerasan dalam
perkataan dan juga tindakan74
Meskipun di dalam ilmu Allah Ta`ala sendiri pasti sudah
diketahui bahwa Fir`aun itu sampai saat terakhir tidak akan mengaku
tunduk tetapi Tuhan telah memberikan tuntunan kepada Rasulnya
ataupun kepada siapa saja yang berjuang melanjutkan rencana Nabi-
nabi bahwa pada langkah yang pertama janganlah mengambil sikap
menantang Mulailah dengan kata yang lemah-lembut ldquoMudah-
mudahan ingatlah dia ataupun takutrdquo (ujung ayat 44 terjemah tafsir
al-Azhar)75
Menurut Buya Hamka setiap sudut jiwa manusia yang mana
jua orangnya senantiasa masih tersimpan maksud yang baik dan
fikirannya yang sehat Misalnya ataupun pejabat tinggi sebuah
negara akan merasa prestisenya atau gengsinya akan tersinggung
walaupun betapa besar salahnya kalau dia ditegur dengan kasar atau
dikritik di muka umum Musa dan Harun disuruh terlebih dahulu
mengambil langkah berlemah lembut guna menyadarkan dan
menginsafkan Fir`aun itu adalah manusia dan Fir`aun itu adalah
seorang Raja yang dijunjung tinggi diangkat martabatnya oleh orang
besar-besar yang mengelilinginya jarang yang membantah katanya
walaupun secara lemah lembut Karena orang yang disekitarnya itu
merasa berhutang budi kepada rajanya Mereka merasa tidak ada arti
apa-apa diri mereka itu kalau tidak raja yang menaikkan pangkatnya
dan memberinya gelar-gelar dan kehormatan Maka kalau raja itu
atau Fir`aun itu telah duduk seorang diri hati nuraninya akan berkata
74
Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa`di Tafsir Al-Qur`an 4 terj M Iqbal dkk
h 496
75
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159
102
tentang dirinya yang sebenarnya Hati nurani itulah yang akan
diketuk dengan sikap yang lemah lembut76
Begitu juga yang dijelaskan dalam tafsir al-Maraghi
bahwasanya dalam menyampaikan dakwah kepada Fir`aun atau
seorang penguasa maka mulailah dengan pembicaraan yang lemah
lembut agar lebih dapat menyentuh hati dan lebih dapat menariknya
untuk menerima dakwah Sebab dengan perkataan yang lemah
lembut hati orang-orang yang durhaka akan menjadi halus dan
kekuatan orang-orang yang sombong akan hancur77
Lagi pula telah diketahui dalam rangkaian Qishash Fir`aun
dengan Musa itu bahwa Musa pernah jadi anak angkat Beliau Harun
pun pernah dianggap anak Bani Israil yang dekat ke Istana Masih
diharapkan mudah-mudahan dengan kata yang lemah-lembut Fir`aun
akan sadar lalu ingat bahwa selama hidup dia pasti akan mati selama
muda dia pasti akan tua selama sehat dia pasti akan sakit Betapapun
kuat sehat badan manusia namun kekuatannya itu terbatas Inilah
yang harus diingatnya Ataupun dia takut akan azab siksa Allah yang
betapa pun tidaklah dia akan kuasa mengelakkan Itulah siasat yang
dianjurkan Allah kepada Musa dan Harun sebagai langkah pertama
dalam menghadapi Fir`aun78
Allah menjelaskan dalam ayat ini salah satu metode dalam
dakwah yaitu dengan perkataan yang lemah lembut terhadap orang
yang sudah melampaui batas Quraish Shihab menjelaskan dalam
tafsirnya bahwa ( ناه قولا ليلفقولا ) fa qucirclacirc lahucirc qaulan layyinanMaka
berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah
76Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 160
77Ahmad Mustafa Al-Maragi Tafsir Al-Maragi Juz XVI terj Mustafa Al-Babi Al-
Halabi (Semarang Toha Putra 1993) Cet Ke-II h 203-204
78
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 160
103
lembut menjadi dasar tentang perlunya sikap bijaksana dalam
berdakwah yang antara lain ditandai dengan ucapan-ucapan sopan
yang tidak menyakitkan hati sasaran dakwah79
Sedangkan Buya
Hamka menjelaskan bahwa Tuhan telah memberikan petunjuk dan
arahan yang penting dalam memulai dakwah kepada orang yang telah
sangat melampaui batas itu Dalam permulaan berhadap-hadapan
kepada orang seperti itu janganlah langsung dilakukan sikap yang
keras melainkan hendaklah mulai dengan mengatakan sikap yang
lemah lembut perkataan yang penuh kedamaian80
Dijelaskan juga
dalam tafsir al-Munir bahwa Qaulan layyinan ialah kata-kata yang
lemah lembut dan jauh dari sikap keras dan kasar81
Pada ayat 43-44 surat Thacirchacirc Quraish Shihab menjelaskan
bahwa fa qucirclacirc lahucirc qaulan layyinanMaka berbicaralah kamu berdua
kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut menjadi dasar
tentang perlunya sikap bijaksana dalam berdakwah yang antara lain
ditandai dengan ucapan-ucapan sopan yang tidak menyakitkan hati
sasaran dakwah Sedangkan Buya Hamka menjelaskan bahwa Tuhan
telah memberikan petunjuk dan arahan yang penting dalam memulai
dakwah kepada orang yang telah sangat melampaui batas Dalam
permulaan berhadap-hadapan kepada orang seperti itu janganlah
langsung dilakukan sikap yang keras melainkan hendaklah mulai
dengan mengatakan sikap yang lemah lembut perkataan yang penuh
kedamaian
79
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol7 h 594-595 80
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159
81 Wahbah az-Zuhaili Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid 8 h
478
104
Sekilas peneliti melihat bahwa penafsiran kedua mufasir
tidak jauh berbeda yakni berdakwah dengan lemah lembut terutama
dalam menghadapi orang yang telah melampaui batas sebagaimana
maksud dari ayat ini Hanya saja penulis melihat bahwa Quraish
Shihab mengedepankan sikap bijaksana dan menjelaskan maksud
lemah lembut dengan ucapan yang sopan dan tidak menyakitkan hati
lawan sedangkan Buya Hamka menjelaskan bahwa makna lemah
lembut di sini ialah perkataan penuh kedamaian Artinya untuk
menghadapi orang yang melampaui batas maka seorang dai harus
bijak dalam menguraikan kata-kata yang sopan penuh kedamaian dan
yang pasti tidak menyakitkan hati lawan Dalam metode dakwah ini
bisa dilihat bahwa qaulan layyinan yang dimaksud ditujukan kepada
manusia yang sangat melampui batas kedurhakaan kepada Allah Jika
dengan manusia yang sedemikian durhaka Allah memerintahkan
dakwah dengan lemah lembut apalagi dengan manusia yang tidak
melampaui batas yang masih dalam batas kewajaran manusia
Kata-kata lembut tidak akan membuat orang bangga dengan
dosanya tidak membangkitkan kesombongan palsu yang menggelora
di dada para tiran Kata-kata lembut berfungsi untuk menghidupkan
hati sehingga ia menjadi sadar dan takut akan dampak dari tirani
mereka82
Hal ini juga dijelaskan dalam tafsir Muyassar bahwa
dengan tutur kata yang lembut dan baik dakwah bisa diterima
Karena kewajiban para dai adalah bersikap lemah lembut dalam
menyampaikan dakwah83
82
Sayid Quthb Tafsir Fi Zhilalil Qur`an terj As`ad Yasin h 329
83`Aidh al-Qarni Tafsir Muyassar 2 terj Tim Qisthi Press (Jakarta Timur Qisthi
Press 2008) Cetke-I h 615
105
D Implementasi Terhadap Dakwah Saat Ini
Implementasi adalah penerapan dari metode atau ayat yang
telah dibahas dalam dakwah saat ini di Indonesia Secara garis besar
dari ketiga ayat yang telah dijelaskan di atas bisa kita simpulkan
bahwa adanya kewajiban atau keharusan berdakwah yang
disampaikan dalam surat Ali Imran ayat 104 an-Nahl 125
menjelaskan tentang tiga metode dakwah yang diajarkan kepada
Nabi Muhammad Saw dan pada surat Thacirchacirc 43-44 menjelaskan
tentang metode dakwah atau cara mengingatkan kepada seseorang
yang telah melampaui batas atau kedurhakaan kepada Allah Artinya
keharusan berdakwah yang disampaikan tidak semata-mata tanpa
tujuan dan tuntunan dari Allah Oleh karena itu para dai tidak perlu
khawatir ketika melakukan dakwah karena Allah telah memberikan
petunjuk dan ajaran melalui Al-Qur`an yang telah dilakukan oleh
para Nabi dan Rasul terdahulu Sehingga semua kisah yang
dijelaskan bisa menjadi referensi bagi pada pelaku dakwah untuk bisa
melaksanakan dakwah yang telah diperintahkan
1 Lembaga atau kelompok dakwah yang khusus melaksanakan
kegiatan dakwah
Jika dilihat pada saat ini sudah banyak sekali lembaga dakwah
atau sekelompok masyarakat yang melaksanakan kegiatan dakwah
sesuai dengan tujuan masing-masing kelompok dakwah Setiap
kelompok dakwah mampu masuk kedalam lorong masyarakat
menyampaikan pesan dakwah melalui media yang digunakan agar
pesan itu bisa tersampaikan
Organisasi sebagai perkumpulan manusia yang ingin bekerja
sama dan terikat dengan aturan yang disepakati lebih memungkinkan
untuk dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan besar dan berdampak
106
luas Dakwah sebagai pekerjaan besar dan penting sangat tepat
dilakukan melalui organisasi untuk memperoleh hasil yang
memuaskan
Adapun lembaga atau kelompok dakwah yang berkembang di
Indonesia saat ini diantaranya yaitu
1 Muhammadiyah
Muhammadiyah didirikan di Yogyakarta 18 November 1912
atau bertepatan dengan 8 Zulhijjah 1330 H oleh Kiai Haji Ahmad
Dahlan Latar belakang berdirinya organisasi ini antara lain ingin
membangun umat Islam yang sangat tertinggal dalam berbagai
aspek dan dominasi serta himpitan dari colonial belanda Ahmad
Dahlah menginginkan kaum Muslimin memiliki kebanggan
dalam beragama Sementara pada waktu itu umat Islam dalam
keterbelakangan kebodohan dan kemiskinan Pada sisi lain umat
Islam yang terpelajar malu menunjukkan identitas
keislamannya84
Muhammadiyah mengatakan masalah dakwah merupakan hal
yang sangat pokok Maksud dan tujuan pendirian persyarikatan
tersebut ialah untuk menegakkan dan menjunjung tinggi agama
Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-
benarnya Bahwa harus diakui Muhammadiyah telah berkiprah
dengan sangat baik dalam harakah dakwah maupun dalam
merumuskan konsep dakwah Dari sisi harokah maupun dalam
merumuskan konsep dakwah Dari sisi harakah Muhammadiyah
telah membangun pendidikan dari tingkat taman kanak-kanak
84
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 176
107
hingga perguruan tinggi Selain itu juga memiliki amal usaha
seperti panti asuhan rumah jompo rumah sakit dan lain-lain85
Adapun upaya Muhammadiyah untuk menyebarkan ajaran
Islam dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu86
Pertama menyelenggarakan sekolah sendiri yang mengajarkan
ilmu umum seperti sekolaj lain ditambah dengan ilmu agama
Islam Berbeda dengan pengajaran agama islam yang secara
umum berlangsung pada waktu itu Muhammadiyah
mengembangkan sistem sekolah yang diyakini sebagai suatu hal
yang efektif dan efisien dalam pengajaran agama Islam
Dinamika dan perubahan yang terjadi dalam masyarakat pribumi
perlu diantisipasi dengan mengajarkan ilmu agama Islam dan
ilmu umum secara bersama-sama kepada murid sekolah
Muhammadiyah
Kedua mengadakan kursus agama Islam dan propaganda dalam
bentuk pertemuan-pertemuan informal sebagai kelanjutan dari
kegiatan kelompok pengajian yang telah dirintis oleh Ahmad
Dahlan sebelumnya Setelah dilakukan propaganda para hadirin
dianjurkan untuk membentuk perkumpulan dan mengadakan
pertemuan rutin untuk mempelajari agama Islam
Ketiga mendirikan memelihara membantu penyelenggaraan
tempat berkumpul dan masjid yang dipergunakan untuk berbagai
kegiatan yang berhubungan dengan agama Islam Jika di suatu
lingkungan anggota Muhammadiyah belum terdapat masjid
Muhammadiyah berusaha mendirikan masjid atau tempat sejenis
85
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 176 86 Syarifuddin Jurdi dkk 1 Abad Muhammadiyah (Jakarta PT Kompas Media
Nusantara 2010) Cet Ke-I h 40-45
108
seperti Surau Musala atau langgar Apabila suatu lingkungan
sudah terdapat masjid Muhammadiyah membantu memelihara
dan mengaktifkan salat berjamaah dan pengajaran agama Islam
Usaha yang dilakukan ini telah mendorong orang untuk
memberikan bantuan dana termasuk juga mewakafkan tanah
mereka
Keempat Muhammadiyah melakukan penyebaran pengajaran
agama Islam melalui tulisan sesuai dengan perkembangan dalam
bidang pendidikan dan penerbitan Muhammadiyah mencetak
selebaran yang berisi doa sehari-hari jadwal salat jadwal puasa
Ramadan dan masalah agama yang lain Muhammadiyah juga
menerbitkan buku yang berhubungan dengan agama Islam
Buku-buku yang diterbitkan meliputi masalah fikih akidah
tajwid dan hadis Selain buku pengetahuan Islam tingkat dasar
Muhammadiyah juga menerbitkan terjemahan buku untuk
pengajian tingkat lanjut bagi orang tua
Keseluruhan kegiatan yang dilakukan Muhammadiyah dalam
penyebaran ajaran agam Islam merupakan dasar pembentukan
berbagai bagian dalam struktur organisasi Muhammadiyah pada
masa selanjutnya Penyelenggaraan sekolah merupakan dasar dari
bagian sekolahan sementara penyelenggaraan propaganda
(penyebarluasan) dan kursus sebagai dasar pembentukan bagian
Tablig Upaya Muhammadiyah mendirikan memelihara dan
membantu penyelenggaraan masjid dan tempat berkumpul
menjadi dasar pembentukan urusan pembangunan gedung dan
pengadaan perlengkapan yang dikenal sebagai bagian Yayasan
109
Sementara usaha penerbitan yang dilakukan merupakan dasar
pembentukan bagian Taman Pustaka87
Bisa disimpulkan bahwa Muhammadiyah sangat aktif dalam
melakukan gerakan dakwah baik dakwah bil lisan Bil Qolam dan
Bil hal Muhammadiyah mampu memasuki ruang-ruang dan
kekosongan dakwah sehingga mampu diaktifkan oleh
Muhammadiyah dan diterima oleh masyarakat Jika dihubungkan
dengan ayat metode dakwa yang dibahas maka Muhammadiyah
telah mengamalkan apa yang disampaikan dalam ayat dakwah
tersebut Hal ini sesuai dengan tujuan dibentuknya
Muhammadiyah yaitu untuk melepaskan agama Islam dari adat
kebiasaan jelek yang tidak berdasarkan Al-Qur`an dan Hadis
2 Nahdlatul Ulama (NU)
Organisasi ini didirikan 31 Januari 1926 di Kota Surabaya
Jawa Timur Dua tokoh utama pemebntukan NU yaitu KH
Hasyim Asy`arid an KH Wahab Hasbullah Latar belakang
berdirinya NU dimulai dari kegiatan diskusi Taswirul afkar
(potret pemikiran) yang dibentuk oleh KH Abdul Wahab
Hasbullah dan KH mas Mansur Dari kegiatan diskusi taswirul
Afkar inilah kemudian dibentuk organisasi yang diberi nama
Jam`iyyah Nahdlatul Watahan (Perkumpulan Kebangkitan Tanah
Air) Organisasi tersebut bertujuan untuk memperluas dan
mempertinggi mutu pendidikan madrasah88
Kelahiran NU diwarnai oleh ketegangan di kalangan umat
Islam Indonesia sendiri konsep-konsep yang berbeda dalam
87
Syarifuddin Jurdi dkk 1 Abad Muhammadiyah (Jakarta PT Kompas Media
Nusantara 2010) Cet Ke-I h 46
88 Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 177
110
menafsirkan ajaran Islam yang tercermin dalam praktik agama
Islam menciptakan dikotomi tertentu di kalangan umat Islam
Indonesia pada waktu itu89
NU menetapkan bahwa organisasi ini ditujukan untuk ulama
demi kemajuan dan kepentingan kesejahteraan masyarakat Islam
Untuk mencapai tujuan itu NU membuat usaha-usaha berikut90
a Memperbaiki hubungan antar ulama yang mengikuti salah
satu dari empat mazhab
b Memastikan apakah kitab-kitab sebelumnya yang digunakan
dalam mengajar adalah kitab yang mengandung ajaran-ajaran
Ahlussunnah wal jamaah ataukah ajaran-ajaran ahli bid`ah
c Melakukan upaya untuk meningkatkan sekolah-sekolah Islam
d Terus mempertahankan masjid-masjid surau-surau dan
pesantren-pesantren mengurus anak yatim serta orang-orang
miskin
e Mendirikan organisasi-organisasi yang berfungsi untuk
mengembangkan pertanian-pertanian dan perdagangan serta
mendirikan perusahaan yang tidak dilarang ajaran Islam
f Mempertahankan Ahlussunnah wal jamaah Aswaja adalah
konsep agama yang dianut oleh NU Konsep ini pertama
kalinya dinyatakan oleh pendiri NU di Surabaya Aswaja pada
umumnya berarti pengikut Nabi Muhammad Saw dengan
menyatakan diri sebagai para pengikut tradisi Nabi dan ijma
secara eksplisit kyai-kyai berbeda pandangan dari kaum
89
Phil Gustiana Isya Marjani Wajah Toleransi NU terj Iwan Febrianto (Jakarta
PT Semesta Rakyat Merdeka 2012) Cetke-I h 31
90 Phil Gustiana Isya Marjani Wajah Toleransi NU terj Iwan Febrianto (Jakarta
PT Semesta Rakyat Merdeka 2012) Cetke-I h 40
111
modernis yang hanya mengakui untuk mengikuti Al-Qur`an
dan hadis serta menolak ijma`
3 Al-Washliyah
Al-Washliyah adalah sebuah organisasi yang bergerak dalam
bidang sosial keagamaan di Indonesia Organisasi ini didirikan di
Medan Sumatera Utara pada 30 November 1930 bertepatan
dengan 9 Rajab 1439 H Al-Wasliyah didirikan atas inisiatif
sekelompok siswa Maktab Islamiyah Tapanuli Medan yang
tergabung dalam kelompok diskusi yang diberi nama Debating
Club Kelompok ini di dalam setiap diskusi selain membahas
pelajaran-pelajaran sekolah juga membahas masalah-masalah
sosial kemasyarakatn Kemudian memutuskan untuk mendirikan
suatu organisasi yang dapat menampung dan melaksanakan cita-
cita yang mereka diskusikan selama ini
Tujuan utama mendirikan organisasi Jam`iyatul Washliyah
adalah untuk mempersatukan umat yang terpecah belah dan
berbeda pandangan91
Program kerja dan tujuan dari organisasi adalah untuk
mempersatukan paham keagamaan umat Islam mendirikan
lembaga-lembaga pendidikan menegakkan amar makruf nahi
mungkar melaksanakan dakwah Islamiyah dan mengadakan
Taman bacaan umum Dalam bidang dakwah kegiatan Al-
Wasliyah antara lain mengirim dai ke berbagai daerah terpencil
terutama ke kabupaten karo Nias dan Mentawa Program
91
Rizem Aidit Sejarah Peradaban Islam Terlengkap (Yogyakarta DIVA Press
2015) Cet Ke-I h 510
112
tersebut mendapat dukungan moril dan materil dari banyak
pihak92
Dari pemaparan di atas penulis melihat bahwasanya Al-
Wasliyah lebih aktif dalam dakwah bil hal seperti mendirikan
lembaga pendidikan membangun taman bacaan umum dan juga
mengirim delegasi dai ke pelosok daerah yang masih sangat
membutuhkan ajaran agama Islam Selain itu juga gerakan
dakwahnya didukung oleh berbagai pihak sehingga secara dana
bisa terpenuhi dan tidak menghambat rencana dakwah yang tekag
dibentuk dan diprogramkan
4 Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII)
Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia yang disingkat dengan
DDII didirikan di Jakarta pada tahun 1967 oleh MNatsir (w
1993) bersama tokoh Islam lainnya93
Pendiri Dewan Dakwah merupakan tokoh masyumi dan
mereka berpandangan bahwa politik dan dakwah tidak dapat
dipisahkan Politik yang dilakukan oleh Dewan Dakwah adalah
politik amar makruf nahi mungkar Untuk pengembangan dakwah
di seluruh tanah air berupaya membentuk cabang Dewan
Dakwah di seluruh wilayah Hal ini dimaksudkan agar dakwah
dapat menyentuh berbagai lapisan masyarakat Islam Indonesia
Sumber dana organisasi merupakan infak zakat dan sedekah
yang dikumpulkan dari para muhsinin94
92
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 177-178 93
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 179-180 94
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 179-180
113
Sampai sejauh ini dewan dakwah terus menerus mendidik
umat melalui para dai yang ditempatkan hampir di seluruh
pelosok tanah air mulai dari kota sampai ke desa-desa terpencil
daerah transmigrasi Suku terasing dan daerah terpencil lainnya
Dalam memaksimalkan peran Dewan Dakwah ada dua sasaran
utama Pertama meningkatkan kualitas dakwah yang mencakup
persoalan penyempurnaan sistem sarana dan prasarana
peningkatan teknik komunikasi terutama dalam menghadapi
tantangan dari pihak luar Islam Kedua perencanaan dan
manajemen dakwah yang mencakup persoalan penelitian dakwah
dan kerja sama dengan berbagai pihak dalam upaya
meningkatkan kualitas Islam95
Usaha yang dilakukan Yayasan Dewan Dakwah Islamiyah
Indonesia dalam kepedulian untuk mewujudkan kehidupan umat
Islam yang unggul dalam intelektual dan spiritual secara integral
dalam naungan Al-Qur`an dan Sunnah Usaha yang dilakukan
adalah mencerdaskan umat melalui peningkatan kualitas dai
dengan menyelenggarakan program pendidikan sarjana melalui
lembaga Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Mohammad
Natsir Lulusan STID Mohammad Natsir diharapkan dapat
menjadi pemimpin umat yang mampu mengintegrasikan nilai-
nilai Islam untuk pembangunan umat Dalam memberikan
wawasan keilmuan STID menekankan pada ilmu Dakwah dan
Ushuluddin juga pada bahasa dan sastra96
95
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 180 96
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 180-181
114
Penulis melihat bahwasanya DDII sangat menyiapkan dai
dalam proses penyebaran Islam sesuai dengan Surah Ali-Imran
ayat 104 di mana sekelompok orang yang melakukan gerakan
dakwah harus terlebih dahulu memiliki kesadaran beragama
sebagaimana yang diungkapkan oleh Buya Hamka Dengan
pengetahuan agama yang dimiliki maka akan mampu menghadapi
segala rintangan dalam berdakwah Selain itu juga DDII
melakukan dakwah bil hal dengan mendirikan Sekolah untuk
kepentingan dan penyiapan dai dalam berdakwah
Jika dilihat dari empat organisasi Islam yang penulis
paparkan maka semua organisasi tersebut bergerak sesuai dengan
ayat yang telah penulis paparkan dan juga menggunakan metode
yang sesuai dengan apa yang telah di jadikan acuan dalam
berdakwah
2 Peranan organisasi Islam di Indonesia
Adapun peran organisasi Islam di Indonesia yaitu97
a Melakukan pemurnian akidah
b Membentengi umat Islam agar berpegang teguh pada akidah
c Membentengi umat Islam dari serangan kristenisasi
d Mengarahkan umat Islam kepada peningkatan keilmuan umat
agar bisa membela Islam sekaligus menjaga identitas Islam
e Menyelamatkan umat Islam dari rencana-rencana penyebaran
aliran-aliran sesat sekaligus menghadapi mereka dengan cara
yang legal berusaha menyingkap tujuan merea dan
membedah kesalahan ideology mereka
97
Rizem Aidit Sejarah Peradaban Islam Terlengkap h 511
115
f Melakukan pemyadaran kepada umat Islam mengenai bahaya
dan kesalahan keyakinan aliran-aliran sesat
g Membentengi semua kalangan baik orang dewasa generasi
muda maupun anak-anak yang menjadi incaran budaya
pendatang yang mengajak kepada permisifme dan
memberontak terhadap nilai-nilai akhlak yang luhur serta
mendorong terjadinya kekerasan tindak kejahatan dan
perilaku amoral lainnya
h Meningkatkan kualitas hidup umat Islam dalam bidang
agama pendidikan ekonomi sosial dan budaya
3 Metode-metode dakwah
Metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk
mencapai tujuan98
Metode dakwah adalah cara-ara tertentu yang
dilakukan oleh seorang dai kepada mad`u untuk mencapai suatu
tujuan atas dasar hikmah dan kasih sayang99
Adapun metode
dakwah yang berkembang saat ini di antaranya yaitu
a Metode ceramah
Adapun metode ceramah yang berkembang saat ini di
Indonesia yaitu dengan memanfaatkan teknologi yang
semakin canggih Dengan menggunakan youtobe maka
dakwah sudah bida dilakukan dan disebarluaskan kepada
masyarakat sehingga pesan dakwah tetap tersampaikan lewat
media tanpa bertatap muka
Untuk mendukung adanya perubahan dalam
berdakwah maka para dai perlu terus menerus meningkatkan
wawasan ilmu dan kemampuan teknis yang diperlukan dalam
98
Moh Ardani Memahami Permasalahan Fikih Dakwah (Jakarta Mitra Cahaya
Utama 2006) Cet Ke-I h 23 99
Moh Ardani Memahami Permasalahan Fikih Dakwah h 24
116
dakwah Apalagi pada era reformasi seperti sekarang ini
kemampuan dai dalam mengoperasikan computer merupakan
prasyarat yang tidak bisa ditawar-tawar Dengan computer
dan internet maka dai bisa menulis menyimpan dan juga
menyampaikan pesan dakwah melalui alat tersebut100
b Metode Tanya jawab
Dengan metode Tanya jawab ini sangat memberikan
kesempatan kepada khalayak mad`u untuk bisa menanyakan
apa yang belum dipahami oleh mad`u sehingga kegiatan
dakwah bisa terlaksana dengan efektif
c Metode dakwah bilqalamtulisan
Dakwah dengan tulisan juga adalah salah satu metode
yang bisa digunakan oleh para dai untuk memberikan pesan-
pesan dakwah kepada masyarakat di mana tulisan ini bisa
dibaca di mana dan kapan saja oleh khalayak mad`u
Dari analisis penelitian terkait metode dakwah dalam
Al-Qur`an menurut Quraish Shihab dan Buya Hamka maka
penulis menyimpulkan bahwa lembaga dakwah yang telah
disebutkan di atas melakukan gerakan dakwah sesuai dengan
apa yang disampaikan dalam Al-Quran dari ayat yang diteliti
baik secara metode dakwah yang digunakan serta bentuk
metode dakwah yang digunakan untuk menyampaikan pesan
dakwah Ini dilihat dari bagaimana setiap lembaga melakukan
dakwah dengan mengisi setiap peluang untuk memberikan
atau menyampaikan dakwah lewat metode yang sesuai
100
Abdul basit Dakwah Cerdas di Era Modern Vol 03 Nomor 01 Juni 2013
httpswwwgooglecomsearchq=metode+dakwah+yang+berkembang+di+Indonesiaampoq=
metode+dakwah+yang+berkembang+di=ampaqs=chrome Diakses 24 Juli 2019
117
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya sesuai dengan
rumusan masalah yang telah diangkat dan ditetapkan oleh penulis di
awal pembahasan skripsi ini dapat penulis tarik kesimpulan sebagai
hasil penelitian sebagai berikut
1 Metode dakwah dalam surat Ali Imran ayat 104
Menurut pandangan Quraish Shihab ayat ini menjelaskan
tentang kewajiban dakwah bagi setiap muslim dan juga harus adanya
golongan khusus yang melakukan gerakan dakwah karena manusia
adalah makhluk yang perlu untuk selalu diingatkan Begitu pula
dengan Buya Hamka yang menjelaskan bahwa harus adanya
kelompok yang khusus bergerak dalam bidang dakwah demi menjaga
nikmat islam yang Allah berikan serta tidak menutup kewajiban bagi
setiap muslim Dalam ayat ini dari kedua penafsiran mufasir dapat
disimpulkan bahwa kewajiban berdakwah itu adalah untuk seluruh
umat muslim dan perlu adanya kelompok khusus dalam melakukan
gerakan dakwah
Quraish Shihab menjelaskan bahwa dakwah harus
disampaikan dengan cara persuasif dan ajakan yang baik Karena
pada hakikatnya dakwah bersifat mengajak menyeru dan memanggil
kepada kebaikan Bukan memaksa orang lain dengan cara yang tidak
baik Jadi dakwah itu kewajiban setiap muslim dan harus
disampaikan dengan cara yang baik
2 Metdode dakwah dalam surat An-Nahl ayat 125
Metode dakwah yang disampaikan dalam ayat ini ada tiga
yaitu hikmah mau`izhah al-hasanah dan jidal Dalam menafsirkan
118
ayat ini kedua mufassir tidak jauh berbeda hanya memiliki beberapa
perbedaan pada konteks tertentu Masing-masing metode dakwah
disesuaikan dengan kondisi mad`unya Quraish Shihab menjelaskan
Hikmah ialah sikap bijaksana yang disampaikan dengan dialog yang
baik Mau`izhah Hasanah adalah uraian yang menyentuh hati dan
jidal adalah diskusi atau bukti yang mematahkan alasan mitra diskusi
Buya Hamka menjelaskan bahwa hikmah tidak hanya dalam
bentuk dialog tetapi juga termasuk hikmah dalam bentuk tindakan
dan sikap hidup Mau`izhah hasanah ialah pengajaran yang baik
diiringi uraian menyentuh hati penuh kedamaian dan disampaikan
dengan baik dalam bentuk nasihat Dan jidal adalah bantahan atau
membantah suatu polemic dengan cara yang baik
Persamaan kedua mufassir yaitu adanya tiga metode dakwah
dalam ayat ini yaitu hikmah mau`izhah hasanah dan jidal Sedangkan
perbedaan kedua mufassir adalah pada adanya pembagian mad`u
dakwah sesuai dengan metode dakwah Jadi dalam ayat ini ada tiga
metode dakwah yang Allah sampaikan dan juga karakteristik mad`u
yang dijelaskan mufasir sesuai dengan metode yang digunakan
3 Metode dakwah dalam surat Thacirchacirc ayat 43-44
Dalam ayat ini menjelaskan bagaimana seharusnya metode
dakwah yang digunakan dengan sikap bijaksana dan lemah lembut
dan tidak menyakitkan hati sasaran dakwah walaupun sasaran
dakwah adalah orang yang telah melampaui batas dan sangat durhaka
terhadap perintah Tuhan Quraish Shihab menjelaskan bahwa
perlunay sikap bijaksana dalam dakwah yang ditandai dengan ucapan
yang sopan dan tidak menyakitkan
Buya Hamka menjelaskan bahwa dakwah kepada yang
melampaui batas harus dimulai dengan lemah lembut dan penuh
119
kedamaian Kedua mufasir memiliki persamaan dengan menjelaskan
bahwa dakwah kepada orang yang melampui batas harus dengan
lemah lembut dan ucapan yang tidak menyakitkan hati lawan
Dari ketiga ayat ini penulis menyimpulkan bahwa dakwah
harus disampaikan dengan cara terbaik Dakwah juga harus
disampaikan sesuai dengan karakteristik mad`u agar pesan yang
disampaikan bisa diterima Dengan manusia yang durhaka sekalipun
dakwah harus disampaikan dengan baik yaitu lemah lembut Artinya
dengan cara terbaik yang digunakan oleh dai diharapkan mampu
mempengaruhi mad`u dakwah untuk mengikuti apa yang
disampaikan dalam pesan dakwah
4 Metode dakwah yang digunakan oleh lembaga atau pelaku
dakwah saat ini jika dihubungkan dengan apa yang dijelaskan dalam
Al-Qur`an maka dakwah tersebut sudah dilakukan sesuai dengan
ajaran Al-Qur`an Dakwah harus disampaikan dengan cara yang baik
disesuaikan dengan mad`u dakwah serta lemah lembut meski kepada
orang yang durhaka Lembaga dakwah sangat peka dalam
menindaklanjuti masalah yang sedang dihadapi oleh masyarakat
Selain itu juga lembaga atau pelaku dakwah telah menerapkan
dakwah secara lisan tulisan dan juga tindakan dalam bentuk
kegiatan
B Saran
Penelitian yang dilakukan oleh penulis bukanlah penelitian
yang bersifat selesai atau akhir Kajian tafsir masih bisa terus diteliti
karena akan terus berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu
yang ada Penulis berharap penelitian ini bisa bermanfaat bagi
Akademik dan juga peneliti selanjutnya yang akan meneliti kajian
tafsir dengan objek penelitian yang sama sehingga kajian ini akan
120
terus berkembang seiring berkembangnya ilmu tafsir di Indonesia
Peneliti selanjutnya bisa meneliti bagaimana kegiatan dakwah dengan
metode yang ada dalam Al-Qur`an dan penerapannya secara
menyeluruh sesuai dengan isu-isu yang berkembang
121
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Aal asy-Syeikh Tafsir
Ibnu Katsir terj Abdul Ghaffar Bogor Pustaka Imam Syafi`I 2001
Abdurrahman Syaikh bin Nashir as-Sa`di Tafsir Al-Qur`an I terj M Iqbal
dkk Jakarta Darul Haq 2017
AiditRizem Sejarah Peradaban Islam Terlengkap Yogyakarta DIVA Press 2015
AnwarMauluddin dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab
Tangerang Lentera Hati 2015
Arippudin Acep Pengembangan Metode Dakwah Jakarta Rajagrafindo
Persada 2011
Ardani Moh Memahami Permasalahan Fikih Dakwah Jakarta Mitra
Cahaya Utama 2006
AzizMoh Ali Ilmu Dakwah JakartaKencana 2017
Baidan Nashruddin Aziz Erwati Metodolgi Khusus Penelitian Tafsir
Yogyakarta Pustaka Pelajar2016
Basit Abdul Wacana Dakwah Kontemporer Purwokerto STAIN
Purwokerto Press 2006
Djaelani M Anwar 50 Pendakwah Pengubah Sejarah Yogyakarta Pro-U
Media 2016
Effendi Djohan Pesan-Pesan Al-Qur`an Mencoba Mengerti Intisari Kitab
Suci Jakarta PT Serambi Ilmu Semesta 2012
Faizah Muchsin Effendi Lalu Psikologi Dakwah Jakarta Prendamedia
Group 2018
Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah
terj Beni Sarbeni Jakarta Darul Haq 2008
GulenFethullah Dakwah Jalan Terbaik Dalam Berpikir Dan Menyikapi
Hidup Jakarta PT Gramedia 2011
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I Jakarta Pustaka Panjimas 1985
______ Tafsir Al-Azhar Juzu` IV Jakarta PT Pustaka Panjimas 1987
122
______ tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV Jakarta PT Pustaka Panjimas
1983
______ Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI Jakarta PT Pustaka Panjimas 1994
______ Tasawuf Modern Jakarta Republika 2015
HamkaRusydi Pribadi dan Martabat Buya Hamka Bandung PT Mizan
Publika 2017
al-Halabi Mustafa Al-Babi Tafsir Al-Maraghi terj Ahmad Mustafa Al-
Maraghi Semarang Toha Putra Semarang 1993
HamkaIrfan Ayah Kisah Buya Hamka JakartaRepublika 2018
HefniHarjani Komunikasi Islam Jakarta Prenadamedia Group 2017
Hidayati Husnul Metodologi tafsir Kontekstual Al-Azhar Karya Buya
Hamka Jurnal Ilmu Al- Qur`an dan Tafsir Vol 1 No 1
Januari-Juni 2018
Husain Fadhlullah Muhammad Metodologi dakwah dalam Al-Quran
terjTarmana Ahmad Qosim Jakarta Lentera 1997
IsmailAIlyas HotmanPrio Filsafat Dakwah Islam Jakarta Prenadamedia
Group 2011
Izzan Ahmad Metodologi Ilmu Tafsir Bandung Tafakur 2011
Jabir Al-JAzari Syaikh Abu Bakar Tafsir Al-Qur`an Al-Aisar terj
MAzhari Hatim dan Abdurrahim Mukti Jakarta Darus Sunnah
Press 2011
JurdiSyarifuddin dkk 1 Abad Muhammadiyah Jakarta PT Kompas Media
Nusantara 2010
Mahmud Ahmad Dakwah Islam Bogor Thariqul Izzah 2011
MarjaniPhil Gustiana Isya Wajah Toleransi NU terj Iwan Febrianto Jakarta PT
Semesta Rakyat Merdeka 2012
MuhyiddinAsep dkk Kajian Dakwah Multiperspektif Bandung Remaja
Rosdakarya 2014
123
Mustaqim Abdul Metode Penelitian Al-Qur`an dan Tafsir Yogyakarta
Idea Press 2015
MulyanaDeddy Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Bandung Remaja
Rosdakarya 2016
M Yusuf Kadar Studi Al-Qur`an Jakarta Amzah 2012
M Munir Ilaihi Wahyu Manajemen Dakwah Jakarta Prenadamedia
Group 2015
M Munir Metode Dakwah Jakarta Prenadamedia Group 2015
Munir Amin Samsul Ilmu Dakwah Jakarta Amzah 2009
Omar Toha Yahya Ilmu Da`wah Jakarta Widya Karsa Pratama 1992
Panuju Redi Pengantar Studi (Ilmu ) Komunikasi Jakarta Prenadamedia
Group 2018
Syeikh Maulana Arabi Khariri Dakwah Cerdas Yogyakarta Laksana
2007
Sadiah Dewi Metode Penelitian Dakwah Remaja Rosdakarya Bandung
2015
SantanaK Septiawan Menulis Ilmiah Metodologi Penelitian Kualitatif
Jakarta Yayasan Pustaka Obor Indonesia 2007
SuharsaputraUhar Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Tindakan
Bandung PT Refika Aditama 2014
Sanjaya Wina Penelitian Pendidikan Jenis Metode dan Prosedur Jakarta
Prenadamedia Group 2014
Saputra Wahidin Pengantar Ilmu Dakwah Jakarta Rajwawali Press 2012
SuhandangKustadi Ilmu Dakwah Perspektif Komunikasi Bandung Remaja
Rosdakarya 2013
Shihab M Quraish Membumikan Al-Qur`an Bandung Mizan 1993
______ Membumikan Al-Qur`an jilid 2 Ciputat Lentera Hati 2010
124
______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol I Jakarta Lentera Hati 2012
______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an Vol 2
Jakarta Lentera Hati 2012
______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al- Qur`an Vol6
Jakarta Lentera Hati 2009
______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 7 Jakarta Lentera
______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al- Qur`an Jakarta
Lentera Hati 2012
Saifuddin Wardani Tafsir Nusantara Yogyakarta LKiS 2017
SuryadilagaM Alfatih dkk Metodologi Ilmu Tafsir Bandung Teras 2005
Syekh M abu al-Fatah Al-bayanuiy Ilmu Dakwah Prinsip Kode etik dalam
berdakwah menurut Al-Quran dan As-Sunnah terj Dedi Junaedi
Jakarta Pressindo 2010
al-QarniAidh Tafsir Muyassar 1 terj Tim Qisthi Press Jakarta Timur
Qisthi Press 2008
______ Tafsir Muyassar 2 terj Tim Qisthi Press Jakarta Timur Qisthi
Press 2008
Quthb Sayyid Tafsir Fi Zhilalil Qur`an terj As`ad Yasin dkk Jakarta
Gema Insani 2004
Rubiyanah dan Masturi Ade Pengantar Ilmu Dakwah Jakarta Lembaga
Penelitian UIN Syarif Hidayatullah
al-Wa`iy Taufik Dakwah ke Jalan Allah terj Muhith Mishaq Jakarta
Robbani Press 2010
Yakan Fathi Problematik Dakwah dan Para Dai Penerjemah Darsim
Ermaya Imam Fajarudin Solo Era Intermedia 2004
Yusuf Al-Qaradhawi Retorika Islam Bagaimana Seharusnya Menampilkan
wajah Islam terj Abdillah Noor Ridlo Jakarta Pustaka Al-Kautsar
2004
125
az-Zuhaili Wahbah Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid
7 Depok Gema Insani 2014
______ Tafsir Al-Wasith terj Muhtadi dkk Depok Gema Insani 2013
Jurnal
Aulia Rizki Intan ldquoMetode Dakwah Mauizhah Hasanah dalam Program
acara Mufasir di Kompas TV Jawa Tengahrdquo Jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi
UIN Walisongo Semarang 2018
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_02C5ampq=metode+da
kwah+mauizhah+hasanah+dalam+program+acara+ampbtnG= diakses
pada 7 Juli 2019
BasitAbdul ldquoDakwah Cerdas di Era Modernrdquo Vol 03 Nomor 01 Juni
2013 httpswwwgooglecomsearchq=metode+dakwah+yang+berkemba
ng+di+Indonesiaampoq=metode+dakwah+yang+berkembang+di=ampaqs
=chrome Diakses 24 Juli 2019
Hadi Sopyan Konsep Sabar Dalam Al-Qur`an Jurnal Madani Vol 1 No
2 September 2018
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Jurnal
+sopyan+hadi +Konsep+sabar+dalam+alquran+ampbtnG= diakses
pada 8 Juli 2019
IsmatullaohAM Metode Dakwah Dalam Al-Quran (studi penafsiran
Hamka terhadap QS An- Nahl125) Lentera Vol IXX No 2
Desember 2015
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metod
e+dakwah+dalam+alquran+studi+Penafsiran+hamkaampbtnG=d=gs_
qabsampu=23p3D32IV1tph8IkJ diakses 8 Juli 2019
Karlina Lina ldquoMetode Dakwah Para Dai Dalam Menyampaikan Pesan-
Pesan Keagamaan Di Kecamayan Lampihong Kabupaten
Balangan jurusan Komunikasi Penyiaran Islam fakultas dakwah
dan komunikasi IAIN Antasarirdquo 2016
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=skripsi
+metode+dakwah+dalam+menyampaikan+pesan+keagamaan+di+ke
camatan+lampihong+kabupa ten+balanganampbtnG=d=gs_qabsampu
=23p3D3X3kmQdtSWIJ diakses pada 7 Juli 2019
126
Munawir Kepemimpinan Non-Muslim dalam Tafsir AL-Misbah Karya M
Quraish Shihab Maghza Vol 2 No 2 Juli-Desember
2017
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Kepe
mimpinan+non
+muslim+dalam+tafsir+almisbah+ampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3
D7i95QmG50 RsJ diakses 12 Juli 2019
MuslimAdi Abdullah ldquoMetode Dakwah Dalam Pengajaran Nabi Perspektif
Hadisrdquo Jurnal Dakwah Vol 13 No1 25 Mei 2019
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metod
e+dakwah+dalam+Pengajaran+Nabi+Perspektif+hadisampbtnG=
diakses pada 7 Juli 2019
127
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Istiqomah dilahirkan di Kab Bengkalis Kec Bukit
Batu tepatnya di Desa Sukajadi pada tanggal 09 Mei
1998 Penulis merupakan anak kedua dari empat
bersaudara anak dari pasangan orang tua
Muhammad Yatim dan Suryani Ia menempuh
pendidikan di mulai dari SD 20 Sukajadi dilanjutkan
mondok di Pondok Pesantren Al-Amin Boarding
School Bengkalis selama enam tahun dengan
menyelesaikan pendidikan SMP dan SMA Sehingga akhirnya bisa
menempuh pendidikan kuliah di fakultas Ushuluddin dan Dakwah Institut
Ilmu Al-Qur`an (IIQ Jakarta) jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI)
Penulis aktif mengikuti kegiatan organisasi di lingkungan kampus
maupun di luar kampus Di antara organisasi kampus yang pernah diikuti
yaitu anggota Departemen Minat dan Bakat Badan Eksekutif Mahasisawa
(BEM) IIQ Jakarta periode 20152016 pernah menjadi anggota Departemen
Luar Negri Dewan Mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Dakwah (DEMA-
FUD) periode 20172018 dan terakhir ia menjadi Pimpinan Senat
Mahasiswa (SEMA) IIQ Jakarta periode 20182019 Selain itu juga ia pernah
menjadi wakil ketua umum Forum Ukhuwah Mahasiswa Sumatera
(FUMAS) periode 20172018 dan juga menjadi anggota Departemen
Keagamaan Ikatan Pemuda Mahasiswa Kabupaten Bengkalis (IPEMALIS)
Jakarta
Jadilah manusia yang bermanfaat dan jagalah akhlak diri di manapun
kita berada Dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung Akhir kata semoga
tulisan ini bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya Aamiin
viii
14 Saudara-saudara kakak adik dan siapapun yang tidak saya sebutkan
namanya terima kasih karena selalu mensupport dan memberikan
dorongan serta doa untuk menyelesaikan skripsi ini
15 Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah
ikut terlibat dalam penulisan ini saya ucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya Karena tanpa kalian penulis juga tidak akan bisa
menyelesaikan skripsi ini
Buku ini merupakan hasil dari penulisan skripsi yang telah
dipertahankan dalam ujian munaqsyah di Program Strata-1 IIQ
Jakarta pada tanggal 5 Agustus 2019 dengan judul Metode Dakwah
Dalam Surat Ali-Imran ayat 104 An-Nahl ayat 125 dan Thaha ayat
43-44 Menurut Pandangan M Quraish Shihab dan Hamka
Akhir kata penulis hanya bisa berharap semoga Allah Swt
membalas semua kebaikan semua pihak yang telah membantu dengan
pembalasan terbaik dari Allah Swt Amin Penulis berharap semoga
skripsi ini bisa bermanfaat terkhusus buat penulis dan bagi pembaca
umumnya
Jakarta 29 Juli 2019
Penulis
Istiqomah
ix
PEDOMAN TRANSLITERASI
Transliterasi adalah penyalinan dengan penggantian huruf abjad yang
satu ke abjad yang lain Dalam penulisan skripsi IIQ Jakarta transliterasi
Arab-Latin mengacu pada berikut ini
1 Konsonan
th ط a أ
zh ظ b ب
bdquo ع t ت
gh غ ts ث
f ؼ j ج
q ؽ h ح
k ؾ kh خ
l ؿ d د
m ـ dz ذ
n ف r ر
w ك z ز
ā ق s س
ʼ ء sy ش
y ي sh ص
dh ض
2 Vokal
Vokal tunggal vokal panjang vokal rangkap
Fatḫah a آ acirc ي ai
Kasrah I ي icirc و au
Dhammah u و ucirc
x
3 Kata Sandang
a Kata sandang yang diikuti alif lam (ال) qamariyah
Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (ال) qamariyah
ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya Contoh
al-Madicircnah المدينة al-Baqarah البقرة
b Kaat sandang yang diikuti oleh alif-lam (ال) syamsiyah
Kata sandang yang diikuti oleh ali-lam (ال) syamsiyah
ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan
dan sesuai dengan bunyinya Contoh
as-Sayyidah السيدة ar-rajul الرجل
ad-Dacircrimicirc الدارمي asy-syams الشمس
c Syaddah (Tasydicircd)
Syaddah (Tasydicircd) dalam sistem aksara Arab digunakan lambang
( ) sedangkan untuk alih aksara ini dilambangkan dengan huruf
yaitu dengan cara menggandakan huruf yang bertanda tasydicircd
Aturan ini berlaku secara umum baik tasydicircd yang berada di
tengah kata di akhir kata ataupun yang terletak setelah kata
sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyah Contoh
Acircmannacirc billaacirchi امنا با لله
Acircmana as-Sufahacircˊu امن السفها ء
Inna al-ladzicircna اف الدين
wa ar-rukkaˊi كالركع
d Ta Marbucircthah (ة)
Ta Marbucircthah (ة) apabila berdiri sendiri waqaf atau diikuti oleh
kata sifat (naˊat) maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi
huruf ldquohrdquo contoh
xi
الفئدة al-Afˊidah
al-Jacircmiˊah al-Islacircmiyyyah الجامعةة السللامية
Sedangkan ta Marbucircthah (ة) yang diikuti atau disambung (di-
washal) dengan kata benda (ism) maka dialih aksarakan menjadi
hurif ldquotrdquo contoh
Acircmilatun Nacircshibahˊ عملة نا صبة
al-Acircyat al-Kubracirc الأية الكبػر
e Huruf Kapital
Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf kapital akan
tetapi apabila telah dialih aksarakan maka berlaku ketentuan
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) seperti
penulisan awal kalimat huruf awal nama tempat nama bulan
nama diri dan lain-lain Ketentuan yang berlaku pada PUBEI
berlaku pula dalam alih aksara ini seperti cetak miring (italic)
atau cetak tebal (bold) dan ketentuan lainnya Adapun untuk
nama diri yang diawali dengan kata sandang maka huruf yang
ditulis kapital adalah awal nama diri bukan kata sandangnya
Contoh
ˊAcirclicirc Ḫasan al-ˊAcircridh al-ˊAsqallacircnicirc al-Farmawicirc dan seterusnya
Khusus untuk penulisan kata Al-Qur`an dan nama-nama surahnya
menggunakan huruf capital Contoh
Al-Qur`an Al-Baqarah Al-Facirctiḫah dan seterusnya
xii
DAFTAR ISI
COVER DALAM i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ii
LEMBAR PENGESAHAN iii
PERNYATAAN PENULIS iv
MOTTO v
PERSEMBAHAN vi
KATA PENGANTAR vii
PEDOMAN TRANSLITERASI x
DAFTAR ISI xiii
ABSTRAK xv
BAB I PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah 1
B Permasalahan 9
1 Identifikasi Masalah 9
2 Pembatasan Masalah 10
3 Perumusan Masalah 10
C Tujuan Penelitian 11
D Manfaat Penelitian 11
E Tinjauan Pustaka 12
F Metode Penelitian 15
G Sistematika Penulisan 18
BAB II LANDASAN TEORI
A Pengertian Dakwah 19
B Hukum Berdakwah 21
C Fungsi Dakwah 24
xiii
D Tujuan Dakwah 26
E Metode Dakwah 28
F Sumber Metode Dakwah 40
G Bentuk-bentuk Metode Dakwah 42
H Faktor yang mempengaruhi pemilihan dan penggunaan metode
Dakwah 49
I Aplikasi Metode Dakwah Rasulullah 49
BAB III BIOGRAFI QURAISH SHIHAB DAN HAJI ABDUL MALIK
KARIM AMRULLAH (HAMKA)
A Profil M Quraish Shihab 51
B Profil Buya Hamka 58
BAB IV ANALISIS AYAT METODE DAKWAH
A Surat Ali Imran ayat 104 68
a Menurut M Quraish Shihab 68
b Menurut Hamka 73
B Surat An-Nahl ayat 125 80
a Menurut M Quraish Shihab 81
b Menurut Hamka 85
C Surat Thacirchacirc ayat 43-44 94
a Menurut M Quraish Shihab 95
b Menurut Hamka 99
D Implementasi Terhadap Dakwah 105
BAB V PENUTUP 117
A Kesimpulan 117
B Saran 119
DAFTAR PUSTAKA 121
DAFTAR RIWAYAT HIDUP 127
xiv
ABSTRAK
Istiqomah Metode Dakwah Dalam Al-Qur`an Surat Ali Imran 104 An-Nahl
125 dan Thaha 43-44 menurut pandangan MQuraish Shihab dan Hamka
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ushuluddin dan Dakwah
IIQ Jakarta 2019
Dakwah adalah salah satu aktivitas yang berusaha menyampaikan
pesan-pesan ilahi kepada manusia sehingga manusia bisa kembali kepada
Allah dan menjalankan apa yang diperintahkan Allah serta meninggalkan
larangannya Agar berdakwah bisa berjalan lancar dan tercapai apa yang
diharapkan maka diperlukan cara atau metode dakwah yang tepat sehingga
dakwah mencapai tujuannya Al-Qur`an adalah petunjuk bagi manusia
Sehingga dalam konteks dakwah sekalipun Allah telah menjelaskan
bagaimana metode dakwah yang harus digunakan oleh seorang dai dalam
berdakwah Banyak ayat Al-Qur`an yang berbicara tentang metode dakwah
diantaranya yaitu surat Ali-Imran ayat 104 an-Nahl ayat 125 dan Thacirchacirc ayat
43-44 Adapun maksud ayat ini akan lebih jelas lagi apabila dilihat dengan
penafsiran para ulama diantaranya yaitu tafsir Al-Misbah dan tafsir Al-Azhar
yang merupakan mufasir Indonesia yang sangat terkenal akan keilmuannya
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan teknik
studi kepustakaan Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan deskriptif
dengan berusaha menjelaskan pemikiran dan pandangan M Quraish Shihab
dan Hamka yang membahas tentang ayat metode dakwah sehingga akan
terlihat bagaimana kedua mufasir memandang ayat-ayat metode dakwah
tersebut
Hasil penelitian dari penafsiran Quraish Shihab dan Buya Hamka
kedua mufasir menjelaskan bahwa Kewajiban dakwah adalah bagi semua
umat muslim akan tetapi harus ada kelompok khusus yang menjadi inti
gerakan dakwah yang termaksud dalam surat Ali-Imran ayat 104 Lalu
metode dakwah yang disebutkan dalam an-Nahl ayat 125 yaitu metode
hikmah mau`izhah al-hasanah dan jidal Dan terakhir dalam surat Thacirchacirc
ayat 43-44 metode dakwah untuk para penguasa dijelaskan dengan
menggunakan kelemahlembutan agar hatinya bisa menerima dan diharapkan
mau mengikuti apa yang disampaikan dalam pesan dakwah
Kata kunci Dakwah Metode Dakwah Surat Ali-Imran An-Nahl
Thacirchacirc
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Dakwah hakikatnya adalah upaya untuk menumbuhkan
kecenderungan dan ketertarikan Menyeru seseorang pada agama
Islam maksudnya adalah berupaya untuk menumbuhkan
kecenderungan dan ketertarikan pada apa yang diserukan yakni
Islam Karenanya dakwah Islam tidak hanya terbatas pada aktivitas
lisan saja tetapi mencakup seluruh aktivitas lisan atau perbuatan
yang ditujukan dalam rangka menumbuhkan kecenderungan dan
ketertarikan pada Islam1Dakwah merupakan aktualisasi iman yang
mengambil bentuk berupa suatu sistem kegiatan manusia dalam
bidang kemasyarakatan yang dilaksanakan secara teratur untuk
memengaruhi cara merasa cara berpikir dan bersikap secara Islami
baik hiasan maupun perbuatan2
Di dalam Al-Qur`an kata dakwah dan berbagai bentuk
katanya ditemukan sebanyak 198 kali menurut hitungan Muhammad
Sulthon (20034) 299 kali menurut Muhammad Fu`ad `Abd al-Baqi`
dan 212 kali menurut Asep Muhiddin Dalam buku Ilmu dakwah
yang ditulis oleh M Aziz setidaknya ada 10 macam makna dakwah
dalam Al-Qur`an diantaranya yaitu pertama mengajak dan menyeru
baik kepada kebaikan maupun kemusyrikan kepada jalan ke syurga
atau ke neraka Kedua doa seperti yang terdapat dalam surat Ali
Imran ayat 38 Ketiga mendakwah atau tidak menganggap baik
seperti dalam surah Maryam ayat 91 Keempat mengadu seperti yang
1
Ahmad Mahmud Dakwah Islam (Bogor Thariqul Izzah 2011) Cet Ke-III H
13
2Asep Muhyiddin dkk Kajian Dakwah Multiperspektif (Bandung Remaja
Rosdakarya 2014) Cetke-I h 123
2
terdapat dalam surat al-Qamar ayat 10 Kelima memanggil atau
panggilan seperti yang terdapat dalam surah ar-Rucircm ayat 25
Keenam meminta seperti yang terdapat dalam surah Shad ayat 51
Ketujuh mengundang seperti yang terdapat dalam surah al-Qasas
ayat 25 Kedelapan menyeru atau penyeru seperti yang terdapat
dalam surat Thaha ayat 108 Kesembilan panggilan nama atau gelar
yang terdapat dalam surah an-Nur ayat 63 Dan kesepuluh anak
angkat sebagaimana yang terdapat dalam surah al-Ahzab ayat 43
Dakwah berasal dari kata da`a yad`una dan dakwah4 Kata
da`a adalah fi`il madhi yang memiliki makna memohon meminta
berdoa dan memanggil yang disebutkan dalam Al-Qur`an pada 10
surah dan 11 ayat Namun hanya 3 ayat yang mengandung makna
dakwah yaitu surah Al-Anfal ayat 24 ar-Rum ayat 25 dan Fushshilat
ayat 33 Kata yad`una adalah fi`il mudhari` yang disebut dalam Al-
Qur`an sebanyak 21 ayat pada 20 surat Kata yad`una dalam makna
dakwah terdapat dalam 12 ayat Kata dakwah merupakan isim
mashdar yang disebut dalam Al-Qur`an sebanyak 5 kali di mana 2
ayat bermakna doa dan 3 ayat yang bermakna dakwah Kata ud`u
adalah bentuk fi`il Amr yang disebut dalam Al-Qur`an sebanyak 8
surat pada 12 ayat5
Dari beberapa macam bentuk ayat dakwah tentu diantaranya
termasuk juga ayat yang menjelaskan tentang metode dakwah Di
dalam Al-Qur`an tentu ada beberapa ayat yang menjelaskan tentang
metode dakwah yang telah diajarkan kepada para Nabi dan Rasul
pada saat menyampaikan risalahnya Sehingga apa yang telah
3
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah (JakartaKencana 2017) Cet Ke- VI h 5 4 Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi Dakwah
(Depok PT Rajagrafindo Persada 2018) Cet Ke-I h 3 5
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi Dakwah
(Depok PT Rajagrafindo Persada 2018) Cet Ke-I h 4-9
3
disampaikan oleh Allah melalui Al-Qur`an tentu saja perlu dijadikan
pedoman bagi pelaku dakwah saat ini dalam menyampaikan
dakwahnya
Pemahaman yang dapat ditemukan adalah bahwa dakwah
bersifat persuasif yaitu mengajak manusia secara halus Kekerasan
pemaksaan intimidasi ancaman atau teror agar seseorang
melaksanakan ajaran Islam tidak bisa dikatakan dakwah Pemahaman
ini diperoleh dari makna dakwah yang berarti mengajak berdoa
mengadu memanggil meminta dan mengundang Dengan makna-
makan tersebut maka bisa dipahami bahwa dakwah tidak
menekankan pada hasil tetapi pada tugas dan proses6
Al-Qur`an telah menjelaskan bagaimana urgennya dakwah
Islam dan betapa butuhnya manusia akan dakwah Islam di dalam
sejumlah besar ayatnya Berbagai ungkapan Al-Qur`an memang tidak
secara langsung berbicara tentang masalah dakwah Akan tetapi
banyak sekali ungkapan dan makna-makna yang dari ayat yang
berbicara tentang dakwah Islam Sebagaimana Al-Qur`an
menjelaskan ihwal dakwah dan juga ihwal amar makruf nahi munkar
ldquoHanya bagi Allah-lah (hak mengabulkan) doa yang benar
dan berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah tidak
dapat memperkenankan sesuatupun bagi mereka melainkan
seperti orang yang membukakan kedua telapak tangannya ke
dalam air supaya sampai air ke mulutnya Padahal air itu
6
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 8-9
4
tidak dapat sampai ke mulutnyadan doa (ibadat) orang-orang
kafir itu hanyalah sia-sia belaka(QS Ar-Ra`d [13] 14)
ldquoKamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk
manusia menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari
yang munkar dan beriman kepada Allah Sekiranya ahli kitab
beriman tentulah itu lebih baik bagi mereka di antara
mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah
orang-orang yang fasikrdquo (QS Ali-Imran [3]110)
Selain ihwal tentang amar makruf nahi munkar Al-Qur`an
juga menyampaikan tentang tablig menyeru kepada manusia untuk
kembali ke jalan Allah dan juga menyampaikan risalahnya
ldquoHai rasul sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu
dari Tuhanmu dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang
diperintahkan itu berarti) kamu tidak menyampaikan
amanat-Nya Allah memelihara kamu dari (gangguan)
manusia Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang yang kafirrdquo (QS Al-Maidah [5] 67)
ldquoKatakanlah Inilah jalan (agama) ku aku dan orang-orang
yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan
5
hujjah yang nyata Maha suci Allah dan aku tiada Termasuk
orang-orang yang musyrik (QS Yusuf [12] 108)
Saat ini bisa dilihat bahwasanya banyak para dai yang
melakukan gerakan dakwah dengan metode dan media yang
digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah Baik secara
lembaga maupun individual yang didukung oleh manajemen tim yang
baik Seperti Ustadz Abdul Shomad Lc MA Ustadz Adi Hidayat
LcMA Ustadz Khalid Basalamah Lc dan para dai lainya yang
begitu aktif dalam menyampaikan pesan dakwah secara lisan melalui
media youtobe instagram dan media lainnya Selain itu juga ada
organisasi-organisasi Islam seperti Nahdlatul Ulama (NU)
Muhammadiyah Front Pembela Islam (FPI) dan organisasi lainnya
yang menegakkan kegiatan amar makruf nahi munkar
Tidak hanya kewajiban dai tapi juga seluruh umat muslim
untuk bisa mengamalkan dakwah dengan baik dan sesuai dengan
metode yang telah diajarkan oleh Al-Qur`an Sikap seorang muslim
dalam menghadapi permasalahan yang ada dan berkaitan dengan
ajaran Islam terkadang membuat buruk akan akhlak dalam Islam itu
sendiri sehingga Islam benar-benar menunjukkan keselamatan oleh
umatnya sebagai muslim Banyak permasalahan yang terjadi di
masyarakat di antaranya seperti wanita membawa anjing masuk ke
masjid yang terjadi pada 2 juli 2019 adalah salah satu bentuk atau
kewajiban muslim untuk bisa menghadapi dengan cara yang baik dan
diajarkan oleh Islam Karena Islam adalah agama yang penuh dengan
keselamatan dan kesejahteraan Selain permasalahan tersebut tentu
saja banyak permasalahan lain yang berkaitan dengan dakwah Islam
Ada banyak faktor yang memberikan kontribusi sangat besar
terhadap kesuksesan seorang dai dalam berbagai bidang dakwah
6
mewujudkan keberhasilan dan produktifitas serta memberikan
kemampuan untuk mempengaruhi berinteraksi dan memasukkan
ide-idenya dalam setiap kesempatan dan jenjang Metodologi yang
baik merupakan salah satu faktor konkret dan penting yang mampu
membuat waktu dan kesungguhan seorang dai menjadi efektif dan
mengantarkannya ke pantai tujuan yang didambakan dengan
pengorbanan yang lebih sedikit dan lebih ringan7
Metode dakwah yang digunakan oleh para dai dan juga
organisasi Islam dalam menyampaikan pesan dakwah berbeda-beda
Ada yang menyampaikan dakwah dengan lemah lembut tegas dan
juga terkesan memaksa Perbedaan dalam menyampaikan metode
dakwah untuk menegakkan amar makruf nahi munkar tentu saja
mempengaruhi bagaimana respon pesan dakwah yang sampai kepada
sasaran dakwah
Dalam pengembangan dakwah Islam tentu saja Al-Qur`an
perlu dijadikan sebagai kitab dakwah baik sebagai sumber materi
dakwah maupun sebagai metodologi atau landasan-landasan teori
dalam dakwah sebagaimana diungkapkan oleh Abu A`lacirc al-Mauducircdi
bahwa Al-Qur`an adalah kitab dakwah dan kitab perjuangan8
Al-Qur`an juga adalah kitab tentang manusia hidupnya
makanannya dan fitrahnya9 Kitab Al-Qur`an berisikan firman-firman
Allah Swt Tuhan Alam semesta Di dalamnya tidak ada yang perlu
diragukan Dan kitab tersebut tidak dapat memberikan petunjuk
7
Fathi Yakan Problematik Dakwah dan Para Dai terj Darsim Ermaya Imam
Fajarudin (Solo Era Intermedia 2004) Cetke-I h 135
8Abdul Basit Wacana Dakwah Kontemporer (Purwokerto STAIN Purwokerto
Press 2006) Cetke-I h 19
9Taufik al-Wa`iy Dakwah ke Jalan Allah terj Muhith Mishaq (Jakarta Robbani
Press 2010) Cet ke-I h 109
7
apapun kecuali kepada orang-orang yang bertakwa hanya
kepadanya10
Berdakwah memerlukan strategi dan metode Sebab strategi
dan metode merupakan hal yang dapat membantu dakwah terlaksana
dengan baik dan sesuai tujuan11
Oleh karena itu Dalam hal ini
penulis akan mengkaji salah satu unsur dalam dakwah yaitu metode
dakwah Metode dakwah adalah cara yang digunakan dai untuk
menyampaikan materi dakwah Metode dakwah sangat penting
peranannya dalam penyampaian dakwah Metode yang tidak benar
meskipun isinya baik maka pesan baik tersebut bisa di tolak12
Di zaman sekarang Islam benar-benar membutuhkan para dai
yang mumpuni yang mampu mengomunikasikan pemikiran-
pemikiran dan ideologinya dengan metodologi yang indah dan
menawan Mereka mampu mengomunikasikan Islam tanpa membuat
orang berlari dan mampu menjelaskan pemikiran-pemikiran tanpa
mendatangkan kesulitan Betapa banyak dai yang mencemarkan
Islam karena keburukan metodologi dakwahnya Mereka bersikap
buruk terhadap Islam sedangkan mereka mengira bahwa mereka
telah berbuat kebajikan untuk Islam13
Dari beberapa pemaparan diatas penulis tertarik untuk
mengkaji metode dakwah yang Allah sebutkan dalam Al-Qur`an
dengan melakukan menurut pandangan dua tafsir yaitu tafsir al-
Misbah dan tafsir al-Azhar Penulis mengambil surat Ali-Imran ayat
10
Fethullah Gulen Dakwah Jalan Terbaik Dalam Berpikir Dan Menyikapi Hidup
(Jakarta PT Gramedia 2011) cetke-I h 194
11Khariri Syeikh Maulana Arabi Dakwah Cerdas (Yogyakarta Laksana 2007)
Cetke-I h 73
12
Acep Arippudin Pengembangan Metode Dakwah (Jakarta Rajagrafindo
Persada 2011) Cetke-I h 8
13Fathi Yakan Problematik Dakwah dan Para Dai terj Darsim Ermaya Imam
Fajarudin h 137
8
104 An-Nahl ayat 125 dan Thaha ayat 43-44 Adapun alasan penulis
mengambil ayat ini karena penulis ingin mencoba menghubungkan
antara kewajiban dakwah amar makruf nahi mungkar kemudian
metode-metode dakwah yang digunakan sekalipun terhadap orang
yang sangat kejam Dalam penelitian ini penulis mengambil sebuah
judul yaitu ldquoMetode Dakwah Dalam Surat Ali-Imran ayat 104
An-Nahl ayat 125 Thaha ayat 43-44 menurut pandangan
MQuraish Shihab dan Hamkardquo
Penulis ingin meneliti bagaimana implementasi metode
dakwah yang ada di dalam Al-Qur`an terhadap kegiatan dakwah saat
ini Karena melihat kegiatan dakwah saat ini sudah sangat banyak
dilakukan oleh para dai yang mumpuni maupun oleh mereka yang
ingin saling mengingatkan walaupun secara keilmuan masih sangat
terbatas
Untuk memahami lebih jelas dan rinci kita memerlukan tafsir
dari para ulama yang telah mumpuni dalam bidang tafsir Sehingga
sebagai manusia yang terbatas keilmuannya kita bisa memahami
makna Al-Qur`an melalui tafsir yang telah ditulis oleh para ulama Di
sini penulis mengambil penafsiran dari dua orang mufasir Indonesia
yaitu tafsir al-Misbah karya M Quraish Shihab (1944) dan tafsir al-
Azhar karya Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka 1908-1981)
Alasan penulis mengambil dua tafsir yang berbeda ini adalah dengan
tujuan untuk mengetahui perbedaan pemikiran mufasir lokal
(Indonesia) dalam menafsirkan ayat metode dakwah dalam Al-
Qur`an yang berbeda masa dan keadaan Dalam artian masa
penulisan tafsir dan psikologi penulis pada saat penulisan tafsir
Selain itu juga kedua mufasir adalah dua sosok yang hebat
apabila diamati secara teliti beliau berdua telah aktif dalam
9
mengembangkan dan mengaplikasikan bidang dakwah baik lisan
tulisan dan hacircl dengan metode yang telah beliau gunakan Buya
Hamka adalah salah satu tokoh yang termasuk dalam 50 pendakwah
pengubah sejarah dalam buku yang ditulis oleh M Anwar Djaelani
Model dakwah hamka termasuk lengkap karena secara lisan dan
tulisan sama-sama kuat Dakwah Buya Hamka secara tulisan tidak
hanya diterima di Indonesia tetapi juga di luar Indonesia Hampir
semua karya Hamka digemari banyak kalangan dan salah satu
karyanya yang paling monumental adalah tafsir Al-Azhar14
Sedangkan M Quraish Shihab adalah satu ulama yang masih
ada ditengah-tengah masyarakat saat ini beliau adalah ulama besar
yang produktif dalam berkarya santun dan mendalam dalam
menyampaikan pandangan keagamaanya15
Secara lisan bisa dilihat
dengan ceramah atau kajian yang beliau lakukan baik di kampus
masjid atau majelis tertentu secara tulisan bisa dilihat dengan adanya
buku-buku atau karya beliau dan secara hal bisa dilihat dari lembaga
atau kegiatan yang beliau bangun untuk kepentingan sosial
masyarakat Dengan demikian dakwah dan penerapan dakwah telah
beliau aplikasikan dalam kehidupannya bisa dijadikan referensi
dalam berdakwah
B Permasalahan
1 Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas masalah yang
diidentifikasikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
a Metode dakwah dalam Al-Qur`an
14
M Anwar Dajelani 50 Pendakwah Pengubah Sejarah (Jakarta Prenadamedia
Group 2015) Cet Ke-IV h 84
15Salah satu ulasan yang ditujukan kepada M Quraish Shihab dalam buku Cahaya
Cinta dan Canda M Quraish Shihab yang ditulis oleh Mauluddin Anwar dkk
10
b Macam-macam metode dakwah menurut para ahli dakwah
c Bentuk-bentuk Metode dakwah
d Metode dakwah menurut pandangan MQuraish Shihab dan
Hamka
e Perbandingan Metode dakwah menurut M Quraish Shihab
dan Hamka
f Implementasi metode dakwah saat ini
2 Pembatasan masalah
Al-Qur`an menghimpun ayat-ayat dakwah baik sebagai
sumber materi kewajiban dakwah maupun metode dakwah
Dalam penulisan skripsi ini penulis mencoba memberikan
batasan masalah agar dalam pembahasan tidak terlalu melebar
Dalam penelitian ini penulis hanya membatasi pembahasan
metode dakwah dalam Al-Qur`an dalam surat Ali-Imran ayat 104
an-Nahl ayat 125 dan Thacirchacirc 43-44 Penulis mengambil ayat
untuk diteliti tidak berdasarkan kesamaan redaksi atau kata
dakwah yang ada di dalam ayat tersebut akan tetapi penulis
mengambil ayat berdasarkan maksud ayat dan penulis mencoba
membuat suatu kesimpulan akan kewajiban dakwah sampai ke
metode dakwah sesuai dengan ayat yang diambil Sehingga
membentuk hasil penelitian yang saling berhubungan dari segi
makna dan tujuan yang ingin dicapai dalam ayat dan juga dalam
penerapan dakwah
3 Perumusan masalah
a Metode dakwah surat Ali-Imran ayat 104 menurut MQuraish
Shihab dan Hamka
b Metode dakwah surat An-Nahl ayat 125 menurut MQuraish
Shihab dan Hamka
11
c Metode dakwah surat Thaha ayat 43-44 menurut MQuraish
Shihab dan Hamka
d Implementasi dalam dakwah saat ini
C Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian berhubungan secara fungsional dengan
rumusan masalah penelitian yang dibuat secara spesifik terbatas dan
dapat diperiksa dengan hasil penelitian16
Adapun tujuan penelitian
ini adalah
1 Untuk mengetahui Metode dakwah surat Ali-Imran ayat 104
menurut MQuraish Shihab dan Hamka
2 Untuk mengetahui Metode dakwah surat An-Nahl ayat 125 ayat
104 menurut MQuraish Shihab dan Hamka
3 Untuk mengetahui Metode dakwah surat Thaha ayat 43-44
menurut MQuraish Shihab dan Hamka
4 Untuk mengetahui implementasi metode dalam dakwah saat ini
D Manfaat Penelitian
Mengacu pada penjabaran rumusan masalah di atas maka
manfaat penelitian ini adalah
1 Manfaat Teoritis
Sebagai sarana untuk menerapkan ilmu-ilmu teoritis yang
digunakan serta menambah wawasan khazanah keilmuan terkait
tema yang diangkat
2 Manfaat Praktis
Penelitian ini secara praktis diharapkan bisa bermanfaat bagi
para dai untuk bisa menjadi dai yang mumpuni serta memiliki
16
Dewi Sadiah Metode Penelitian Dakwah (Remaja Rosdakarya Bandung 2015)
Cet Ke-I h 68
12
metode dakwah yang sesuai dengan zamannya dan tetap
berpegang teguh pada Al-Qur`an
E Tinjauan Pustaka
1 Jurnal ldquoMetode Dakwah Dalam Pengajaran Nabi Perspektif
Hadisrdquo yang selesai pada tanggal 25 Mei 2019 Ditulis oleh Adi
Abdullah Muslim Dosen IAIN Pekalongan Indonesia dalam
jurnal ini menjelaskan bagaimana metode dakwah Nabi dalam
mengajarkan kepada sahabat perspektif hadis sehingga terbentuk
teori dalam komunikasi dakwah dan pendidikan Jenis penelitian
yang digunakan yaitu studi literatur (library research) atau
penelitian pustaka Metode yang digunakan yaitu metode
deskriptif-analisis yakni penelitian yang berusaha menuturkan
masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan secara
objektif Persamaan dengan penelitian ini adalah pada metode
dakwah yang digunakan sedang perbedaannya adalah pada
perspektif penelitian yaitu tafsir Al-Qur`an dan Hadis17
2 Skripsi ldquoMetode Dakwah Mau`izhah Hasanah dalam Program
acara Mufasir di Kompas TV Jawa Tengahrdquo18
ditulis oleh Rizki
Intan Aulia mahasiswi UIN Walisongo Semarang Jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi
2018 Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode
mau`izhah hasanah yang diterapkan dalam acara mufasir di
17
Adi Abdullah Muslim ldquoMetode Dakwah Dalam Pengajaran Nabi Perspektif
Hadisrdquo Jurnal Dakwah Vol 13 No1 25 Mei 2019
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metode+dakwah+dalam+Pen
gajaran+Nabi+Perspektif+hadisampbtnG= diakses pada 7 Juli 2019
18Rizki Intan Aulia ldquoMetode Dakwah Mauizhah Hasanah dalam Program acara
Mufasir di Kompas TV Jawa Tengahrdquo Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas
Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo Semarang 2018
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_02C5ampq=metode+dakwah+mauizhah+hasa
nah+dalam+program+acara+ampbtnG= diakses pada 7 Juli 2019
13
Kompas TV Jateng Metodologi yang digunakan dalam penelitian
ini adalah penelitian kualitatif dengan metode pengumpulan data
berupa dokumentasi berupa tayangan video program ldquomufasirrdquo
Teknik yang digunakan yaitu mmode interaktif Miler dan
Huberman Persamaan dalam penelitian ini yaitu pada metode
dakwah yang diteliti sedangkan perbedaannya yaitu pada objek
yang di analisis oleh peneliti Peneliti terdahulu menganalisa
metode dakwah dalam sebuah acara tv sedangkan peneliti saat ini
meneliti metode dakwah dalam Al-Qur`an dengan
membandingkan dua tafsir
3 Skripsi ldquoMetode Dakwah Dengan Pendekatan Kultural Sunan
Kalijagardquo ditulis oleh Melinda Novita Sari Jurusan Komunikasi
Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Raden Intan Lampung 2018 Penelitian ini menggunakan
penelitian sejarah yaitu melakukan penyelidikan terhadap
keadaan dan pengalaman di masa lampau dengan teknik studi
kepustakaan Hasil dari penelitian ini ialah ditemukannya
kegiatan dakwah dengan menggunakan metode dakwah kultural
dengn media wayang tembang dan dari dakwah kultural ini
menghasilkan kebudayaan baru dengan menggunakan
pencampuran tradisi lama dan percampuran dengan budaya
setempat di mana tidak terlepas dari unsur-unsru Islamnya
Persamaan dengan penelitian ini ialah pada objek metode dakwah
yang dikaji sedankgkan perbedaannya yaitu pada subjek dari
metode yang dikaji yaitu metode dakwah dalam Al-Qur`an dan
relevansinya terhadap dakwah saat ini
4 Skripsi ldquoMetode Dakwah Dalam Tradisi Tahlilan di Kelurahan
Plamongansari Kecamatan Padurungan Semarangrdquo ditulis oleh
14
Muhammad Aris Munandar Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan
Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam
Negeri Walisongo Semarang 2018 Penelitian ini menggunakan
metode penelitian kualitatif deskriptif Dengan teknik
pengumpulan data meggunakan metode observasi wawancara
dan dokumentasi Hasil penelitian ini yaitu bahwasanya tradisi
tahlilan merupakan tradisi turun temurun yang diadakan setiap
malam Jumat dan dilakukan untuk mendekatkan diri kepada
Allah ajang silaturahmi dan kerukunan umat Persamaan
penelitian yaitu mengkaji metode dakwah hanya saja memiliki
perbadaan pada objek yang diteliti yaitu tradisi tahlilan di mana
peneliti saat ini mengkaji metode dakwah dalam Al-Qur`an dan
meneliti relevansinya terhadap dakwah saat ini
5 Skripsi ldquoMetode Dakwah Para Dai Dalam Menyampaikan Pesan-
Pesan Keagamaan Di Kecamatan Lampihong Kabupaten
Balanganrdquo19
ditulis oleh Lina Karlina mahasiswi IAIN Antasari
jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan
Komunikasi 2016 Dalam penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui metode dakwah dan faktor pendukung apa saja yang
menjadi kesuksesan seorang dai dalam menyampaikan pesan-
pesan keagamaan Jenis penelitian yaitu penelitian lapangan
dengan teknik yang digunakan yaitu mengumpulkan data
observasi wawancara dan dokumenter Persamaan penelitian
19
Lina Karlina ldquoMetode Dakwah Para Dai Dalam Menyampaikan Pesan-Pesan
Keagamaan Di Kecamayan Lampihong Kabupaten Balangan jurusan Komunikasi
Penyiaran Islam fakultas dakwah dan komunikasi IAIN Antasarirdquo 2016
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=skripsi+metode
+dakwah+dalam+menyampaikan+pesan+keagamaan+di+kecamatan+lampihong+kabupaten
+balanganampbtnG=d=gs_qabsampu =23p3D3X3kmQdtSWIJ diakses pada 7 Juli 2019
15
yaitu pada pembahasan metode dakwah sedangkan perbedaannya
pada subjek penelitiannnya yaitu para dai dan mufasir
F Metode Penelitian
1 Jenis Penelitian
Metode penelitian merupakan strategi yang digunakan dalam
sebuah penelitian dan menganalisis data yang diperlukan guna
menjawab permasalahan yang diteliti Adapaun yang peneliti
gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan
teknik studi kepustakaan (library research) Penelitian kualitatif
mengandung pengertian adanya upaya penggalian dan
pemahaman pemaknaan terhadap apa yang terjadi pada berbagai
individu atau kelompok yang berasal dari persoalan sosial atau
kemanusiaan20
Kirk dan Miller mendefinisikan penelitian
kualitatif sebagai tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial
yang secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia
dan kawasannya sendiri dan berhubungan langsung dengan
orang-orang tersebut dalam bahasanya dan peristilahannya21
Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang semua datanya
berasal dari bahan-bahan tertulis berupa buku naskah dokumen
foto dan lain-lain22
2 Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian kualitatif ada beberapa pendekatan yang
bisa digunakan Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
pendekatan metode deskriptif dengan teknik pengamatan kejadian
20
Septiawan SantanaK Menulis Ilmiah Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta
Yayasan Pustaka Obor Indonesia 2007) Cet Ke-II h 1
21Uhar Suharsaputra Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Tindakan
(Bandung PT Refika Aditama 2014) Cet Ke-II h 181
22Nashruddin Baidan Erwati Aziz Metodolgi Khusus Penelitian Tafsir
(Yogyakarta Pustaka Pelajar2016) Cetke-I h28
16
saat ini oleh penulis Deskriptif yaitu suatu rumusan masalah
yang memandu penelitian untuk mengeksplorasi atau memotret
situasi sosial yang akan diteliti secara menyeluruh luas dan
mendalam Metode ini bertujuan untuk melukiskan secara
sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang
tertentu secara faktual dan cermat23
Selain mendeskripsikan
peneliti juga melakukan analisis terhadap surat Ali Imran ayat
104 an-Nahl ayat 125 dan Thacirchacirc ayat 43-44 Setelah menganalisi
penulis akan merelevansikan dengan kegiatan dakwah oleh
lembaga organisasi dakwah
3 Subjek dan objek penelitian
Subjek penelitian adalah orangsesuatu yang terlibat dalam
penelitian sebagai sumber data24
Selain itu juga subjek
penelitian adalah keseluruhan atau totalitas dari suatu penelitian
yang menjadi substansinya yang akan diteliti atau ingin dicarikan
jawabannya dalam sebuah penelitian25
Dalam penelitian ini yang
menjadi subjek penelitian adalah penafsiran metode dakwah
dalam tafsir al-Misbah dan tafsir Al-Azhar sedangkan yang
menjadi objek penelitian ini adalah surat Ali-Imran ayat 104 an-
Nahl ayat 125 dan Thacirchacirc 43-44
4 Sumber data penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua sumber data
Pertama sumber data primer ialah dua tafsir yang akan
dikomparasikan yaitu tafsir al-Misbah dan tafsir al-Azhar
23
Dewi Sadiah Metode Penelitian Dakwah h 19 24 Wina Sanjaya Penelitian Pendidikan Jenis Metode dan Prosedur (Jakarta
Prenadamedia Group 2014) Cetke-II h 17 25
Nashruddin Baidan Erwati Aziz Metodolgi Khusus Penelitian Tafsir h 24
17
Kedua sumber data sekunder yang berasal dari buku-buku
jurnal atau internet serta data lain yang berkaitan dengan
pembahasan
5 Teknik Pengumpulan data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik
pengumpulan data dengan cara studi pustaka Yaitu teknik yang
dipusatkan pada penelitian kitab-kitab tafsir dan buku
kepustakaan yang berkaitan dengan pembahasan Setelah itu
penulis menganalisa data yang sudah terkumpul dan membuat
kesimpulan dari data yang sudah dianalisis
6 Teknik Analisis data
Dalam penelitian ini ada beberapa langkah yang bisa
digunakan peneliti untuk menganalisis data dalam melakukan
riset komparatif yaitu26
a Menentukan tema yang diangkat
b Mengidentifikasi aspek-aspek yang hendak diperbandingkan
c Mencari keterkaitan dan faktor-faktor yang mempengaruhi
antar konsep
d Menunjukkan kekhasan dari masing-masing pemikiran tokoh
Melakukan analisis secara mendalam dan kritis dengan
argumentasi data
e Membuat kesimpulan untuk menjawab problem riset
7 Instrumen dan alat bantu penelitian
Instrumen penelitian adalah alat pengumpul data Dalam
penelitian kualitatif yang menjadi alat penelitian adalah peneliti
sendiri sehingga peneliti harus mengerti bagaimana penelitian
26
Abdul Mustaqim Metode Penelitian Al-Qur`an dan Tafsir h 137
18
kualitatif metode yang digunakan serta kesiapan untuk meneliti
objek penelitian
G Sistematika Penulisan
Dalam penyususnan skripsi penulis akan membagi menjadi 5
bab yang terkait satu dengan yang lainnya Pembagiannya adalah
sebagai berikut
BAB I Pendahuluan
Dalam bab ini terdiri dari latar belakang masalah identifikasi
masalah pembatasan masalah perumusan masalah tujuan penelitian
manfaat penelitian tinjauan pustaka metodologi penelitian
sistematika penulisan
BAB II Landasan Teori
Dalam bab ini membahasa tentang teori atau pemahaman tentang
dakwah meliputi metode dakwah Di mana komponen ini menjadi
pokok penting dalam penulisan skripsi ini
BAB III Biografi M Quraish Shihab Dan Haji Abdul Malik
Kari Amrullah (HAMKA)
Dalam bab ini akan membahas profil M Quraish Shihab dan Hamka
BAB IV Analisis Metode Dakwah Surat Ali Imran Ayat 104 An-
Nahl Ayat 125 Dan Thacirchacirc 43-44
Dalam bab ini membahas tentang surat Ali Imran ayat 104 an-Nahl
ayat 125 dan Thacirchacirc 43-44 menurtu M Quraish Shihab dan Hamka
serta relevansinya terhadap dakwah saat ini
BAB V PENUTUP
Dalam bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran
19
BAB II
LANDASAN TEORI
A Pengertian Dakwah
Secara etimologi dakwah berasal dari bahasa Arab yaitu dacirc`a
yad`ucirc da`wan du`acirc yang diartikan dengan mengajak menyeru
memanggil seruan permohonan dan permintaan1 Dakwah memiliki
tiga huruf asal yaitu dal `ain dan wawu Dari ketiga huruf asal ini
terbentuk beberapa kata dan ragam makna Makna tersebut
diantaranya ialah memanggil mengundang minta tolong meminta
memohon menamakan menyuruh datang mendorong
menyebabkan mendatangkan mendoakan menangisi dan meratapi
Dalam Al-Qur`an kata dakwah dan berbagai bentuk katanya
ditemukan sebanyak 198 kali menurut hitungan Muhammad Sulthon
(2003 4) 299 kali menurut hitungan Muhammad Fuad Abd al-Baqi
(2006) atau 212 kali menurut Asep Muhiddin (2002 40)2
Dakwah Islam adalah tugas suci yang dibebankan kepada
setiap muslim di mana saja berada sebagaimana termaktub dalam Al-
Qur`an dan sunah Rasulullah Saw kewajiban dakwah menyerukan
dan menyampaikan agama Islam kepada masyarakat3 Firman Allah
dalam surah al-Imran ayat 1044
1
M Munir Wahyu Ilaihi Manajemen Dakwah (Jakarta PRenadamedia Group
2015) Cetke-IV h 17 2
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah (JakartaKencana 2017) Cet Ke- VI h 5
3M Munir Metode Dakwah (Jakarta Prenadamedia Group 2015) Cetke-IV h 5
4Kata amar makruf nahi munkar di dalam Al-Qur`an disebut sebanyak 8 kali dalam
5 surat dua kali pada surat makkiyah dan tiga kali pada surat madaniyah Surat Ali Imran
ayat 104 110 dan 114 Surat Al-A`raf pada ayat 157 suart at-Taubah pada ayat 71 dan 112
surat Al-Hajj pada ayat 41 dan surat lukman pada ayat 17
20
ldquoDan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari
yang munkar merekalah orang-orang yang beruntungrdquo (QS Al-
Imran [3]104)
Secara terminologi para ulama berbeda pendapat dalam
menentukan dan mendefinisikan dakwah hal ini disebabkan oleh
perbedaan para ulama dalam memaknai dan memandang kalimat
dakwah itu sendiri5 Pengertian dakwah secara terminologi menurut
beberapa para ahli diantaranya yaitu
1 Syekh Muhammad al-Khadir Husain (tt14) dakwah adalah
menyeru manusia kepada kebajikan dan petunjuk serta menyuruh
kepada kebajikan dan melarang kemungkaran agar mendapat
kebahagiaan dunia dan akhirat
2 Muhammad Abu al-Fath al-Bayanuni (193317) dakwah adalah
menyampaikan dan mengajarkan agama Islam kepada seluruh
manusia dan mempraktikkan dalam kehidupan nyata6
3 Prof Toha Yahya Omar (19221) dakwah Mengajak manusia
dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan
perintah Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di
dunia dan di akhirat7
4 Menurut Muhammad Natsir dakwah mengandung arti kewajiban
yang menjadi tanggung jawab seorang muslim dalam amar
ma`ruf nahi mungkar8
5
Faizah Lalu Muchsin Effendi Psikologi Dakwah (Jakarta Prenadamedia Group
2018) Cet Ke-IV h 5 6
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 10 7
Toha Yahya Omar Ilmu Da`wah (Jakarta Widya Karsa Pratama 1992) Cet Ke-
V h 1 8
Wahidin Saputra Pengantar Ilmu Dakwah (Jakarta Rajwawali Press 2012)
Cetke- II h 2
21
Dari beberapa definisi di atas maka dapat di simpulkan
bahwa dakwah adalah salah satu bentuk kegiatan untuk menyeru atau
mengajak orang lain baik individu atau kelompok untuk menjalankan
syariat Islam berdasarkan Al-Qur`an dan hadis sehingga tercapainya
tujuan dari kegiatan dakwah
Dalam ilmu komunikasi kegiatan ini disebut juga dengan
proses komunikasi Proses komunikasi adalah setiap langkah mulai
saat menciptakan informasi sampai dipahami oleh komunikasi
Komunikasi merupakan proses sebuah kegiatan yang berlangsung
kontinu9
Dengan demikian bisa kita pahami bahwa dakwah adalah
proses dari komunikasi hanya saja dengan tujuan yang berbeda
Karena dalam komunikasi kita tidak fokus pada apa yang harus
disampaikan seperti yang harus disampaikan dalam dakwah Dan
untuk tercapainya komunikasi dan dakwah yang baik kita harus
memiliki sikap sesuai dengan budaya dan tuntunan agama yang
berlaku sehingga dakwah dan komunikasi bisa berjalan dengan
lancar
B Hukum Berdakwah
Setiap umat yang diambang kehancuran dan roboh pilar-
pilarnya kehilangan pengaruhnya kehilangan eksistensinya pasti
diawali oleh diamnya para dai lirih suaranya rancu risalahnya
kehilangan tujuan utamanya hancur peninggalanya Umat mana pun
yang ingin naik dan tinggi harus memahami kebenaran dakwahnya
kesucian tujuan utamanya keagungan risalahnya para dainya
9
Redi Panuju Pengantar Studi (Ilmu ) Komunikasi (Jakarta Prenadamedia Group
2018) Cetke-I h 39
22
memiliki titik tolak di muka bumi untuk membangun pilar dan
dakwahnya10
Umat Islam adalah umat risalah ada karena ada sasaran
dalam hidup ini Allah menyebut mereka dengan
ldquoKamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk
manusia menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari
yang munkar dan beriman kepada Allah Sekiranya ahli kitab
beriman tentulah itu lebih baik bagi mereka di antara
mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah
orang-orang yang fasikrdquo (QS Ali-Imran [3]110)
Jika tidak karena dakwah hilanglah tujuan risalah dan
lenyaplah tujuan pengangkatannya kehancuran menyebar luas
kesesatan merata di mana-mana kebaikan dan kebenaran telah
hilang Karena itulah kewajiban dakwah amar makruf nahi mungkar
ditegaskan dalam Al-Qur`an dan as-Sunah serta ijmak ulama11
Para pakar berselisih paham dalam menanggapi soal ini
Sejauh pemikiran yang berkembnag perselisihan dalam masalah ini
dapat dikelompokkan ke dalam tiga pendapat sebagai dijelaskan
berikut ini12
10
Taufik al-Wa`iy Dakwah ke Jalan Allah terj Muhith Mishaq (Jakarta Robbani
Press 2010) Cet ke-I h 53
11Taufik al-Wa`iy Dakwah ke Jalan Allah terj Muhith Mishaq h 53
12A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan
Peradaban Islam (Jakarta Prenadamedia Group 2013) Cet Ke-II h 63
23
Pertama Dakwah dihukumi sebagai kewajiban personal (fard
`ain) Maksudnya dakwah merupakan kewajiban bagi setiap muslim
Ia akan diganjar jika melaksanakannya sebagaimana akan berdosa
jika meninggalkannya Dakwah menjadi kewajiban personal karena
ia merupakan tuntutan (implikasi) iman Setiap orang mengaku
beriman harus mempersaksikan imannya kepada publik Selain
melalui amal saleh persaksian iman juga diwujudkan dalam bentuk
dakwah saling berpesan dengan kebajikan dan ketakwaan atau
dengan menyuruh yang makruf dan mencegah yang mungkar13
Kedua dakwah dihukumi sebagai kewajiban kolektif (fardu
kifayah) Hal ini berarti dakwah merupakan kewajiban yang
dibebankan kepada komunitas tertentu yang berkompeten dalam
suatu masyarakat Bila di dalamnya telah ditemukan sekelompok
orang yang mewakili tugas itu maka gugurlah kewajiban untuk yang
lain Sebaliknya jika tidak ada maka anggota masyarakat itu
mendapat dosa seluruhnya Tugas berdakwah itu tidaklah mudah
karena ia memerlukan keahlian dan keterampilan tersendiri baik dari
segi intelektual emosiaonal maupun spiritual Kalau demikian
permasalahannya berarti tidak semua orang dari umat Islam
memiliki kompetensi tersebut14
Ketiga dakwah dihukumi wajib individual (fard `ain)
sekaligus wajib kolektif (fardhu kifayah) Maksudnya hukum asal
dakwah itu adalah wajib `ain sehingga setiap mukmin memiliki
tanggung jawab moral untuk menyampaikan agamanya sesuai dengan
taraf kemampuan dan kapasitasnya masing-masing Namun
13
A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan
Peradaban Islam h 63-64 14
A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan
Peradaban Islam h 65
24
demikian pada aspek-aspek tertentu dakwah tidak dapat diserahkan
kepada sembarang orang Dakwah dalam posisi ini menjadi tugas
berat dan menuntut profesionalisme Dakwah memerlukan
kompetensi dan itu hanya mungkin dilakukan oleh yang memiliki
keahlian dalam bidang ini (kelompok profesional) Pendapat ketiga
ini merupakan jalan tengah dari dua pendapat sebelumnya yang
saling bertolak belakang Pendapat ini menjadi jalan tengah lantaran
tidak memandang dakwah hanya sebagai kewajiban ulama semata
(elitis) tetapi juga tidak membenarkan menyerahkan masalah dan
tugas dakwah hanya kepada masing-masing orang (tugas individual)
semata-mata15
C Fungsi Dakwah
Dakwah berfungsi menjaga orisinalitas pesan dakwah dari
Nabi Saw dan menyebarkannya kepada lintas generasi Dengan
dakwah pula kebenaran Islam tidak akan berhenti dalam satu
generasi Dakwah berfungsi sebagai estafet bagi peradaban manusia
Nabi Saw tidak ingin dinamika dakwah terhenti karena
kewafatannya Sebagaimana yang beliau sampaikan pada saat haji
wada (haji perpisahan)16
Selain itu juga fungsi dakwah yaitu sebagai
pembina sebagai pengarah dan pembentuk manusia seutuhnya17
Sebagaimana disebutkan di atas bahwa dakwah adalah salah
satu proses komunikasi Menurut Deddy Mulyana komunikasi
memiliki beberapa fungsi yaitu18
15
A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan
Peradaban Islam 68-69 16
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 101 17
Kustadi Suhandang Ilmu Dakwah Perspektif Komunikasi (Bandung Remaja
Rosdakarya 2013) Cet Ke-I h 193
18Deddy Mulyana Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Bandung Remaja
Rosdakarya 2016) Cet Ke-XV h 5
25
a Komunikasi Sosial
Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya
mengisyaratkan bahwa komunikasi penting untuk membangun
konsep diri aktualisasi diri untuk kelangsungan hidup untuk
memperoleh kebahagiaan terhindar dari tekanan dan ketegangan
antara lain lewat komunikasi yang menghibur dan memupuk
hubungan dengan orang lain
b Komunikasi Ekspresif
Komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi
orang lain namun tidak dilakukan sejauh komunikasi tersebut
menjadi instrumen untuk menyampaikan perasaan emosi kita
Perasaan-perasaan tersebut dikomunikasikan terutama melalui
pesan-pesan nonverbal Perasaan sayang peduli rindu simpati
gembira sedih takut prihatin marah dan benci dapat
disampaikan lewat kata-kata namun terutama lewat perilaku
nonverbal
c Komunikasi Ritual
Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan
sepanjang tahun dan sepanjang hidup yang disebut para
antropolog sebagai rites of passage mulai upacara kelahiran
sunatan pernikahan sungkeman dan sebagainya Dalam acara
tersebut orang mengucapkan kata-kata atau menampilkan
perilaku simbolik Mereka yang berpartisipasi dalam bentuk
komunikasi ritual tersebut menegaskan kembali komitmen
mereka kepada tradisi keluarga komunitas suku bangsa negara
ideologi atau agama mereka
26
d Komunikasi Instrumental
Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum
menginformasikan mengajar mendorong mengubah sikap dan
keyakinan dan mengubah perilaku atau menggerakkan tindakan
dan juga menghibur Bila diringkas maka ke semua tujuan
tersebut adalah membujuk (bersifat persuasif)
Dari fungsi dakwah dan fungsi komunikasi bisa kita
hubungkan bahwa komunikasi instrumental lebih cocok kepada
fungsi dakwah karena tujuannya selain menginformasikan yaitu
mengajar dan mendorong manusia untuk mengubah sikap dan
keyakinan sebagaimana dalam fungsi dakwah itu sendiri
D Tujuan Dakwah
Setiap aktivitas yang dilakukan oleh manusia memiliki tujuan
baik untuk tujuan positif maupun negatif Dalam hal ini tujuan yang
ingin di capai dalam dakwah menurut beberapa ahli ada beberapa
tujuan Diantaranya yaitu tujuan dakwah adalah dunia dan akhirat19
Realitanya tujuan dakwah tiada lain mengajak manusia berjalan di
atas jalan Allah dalam meniti jalan hidupnya Secara filosofis bisa
dikatakan bahwa tujuan dakwah Islamiah adalah membentangkan
jalan Allah di atas bumi agar dilalui umat manusia Dari penjelasan
tersebut kiranya dipahami bahwa makna dari semuanya itu
mengandung pengertian upaya mengubah sikap sifat pendapat dan
perilaku umat ke arah yang Islami20
Jika berbagai pendapat diakomodir maka tujuan dakwah
dapat dbedakan kepada tujuan umum khusus tujuan jangka pendek
dan jangka panjang Selain itu terdapat tujuan dari sisi isi pesan dan
19
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 15 20
Kustadi Suhandang Ilmu Dakwah Perspektif Komunikasi h 23
27
mad`u serta tujuan insidentil Adapun tujuan dakwah adalah sebagai
berikut21
1 Tujuan umum
Tujuan umum dari kegiatan dakwah sama dengan tujuan
diturunkannya agama Islam Kata Islam dari segi kebahasaan
berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata salima yang
mengandung arti selamat sentosa dan damai Bertitik tolak dari
pemahaman kata Islam di atas maka kegiatan dakwah harus
mampu mewujudkan manusia atau masyarakat yang
menyerahkan diri tunduk patuh dan taat kepada Allah Swt
2 Tujuan khusus
Adapun tujuan dakwah secara lebih rinci atau tujuan khusus
dapat dirumuskan berdasarkan tinjauan tertentu Sekurang-
kurangnya tujuan ini dapat ditinjau dari dua segi yaitu dari segi
mad`u dan dari segi materi yang disajikan Tujuan dakwah
kepada setiap pribadi dapat dirumuskan sebagai berikut yaitu
terbinanya pribadi muslim yang sejati yakni figur insan kamil
yang dapat menerjemahlan ajaran Islam dalam segala aspek
kehidupannya
Tujuan dakwah untuk setiap keluarga Muslim adalah dapat
terbinanya kehidupan yang Islami dalam rumah tangga yaitu
keluarga yang senantias mencerminkan nilai-nilai islam baik
sesame anggota keluarga dan dengan tetangga Sedangkan tujuan
yang diharapkan terhadap masyarakat adalah terbinanya
kehidupan yang rukun dan damai taat dalam melaksanakan
ajaran agama dan memiliki kepedulian sosial yang tinngi
21
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 164
28
Selanjutnya tujuan dakwah adalah terwujudnya umat terbaik yang
basisnya didukung oleh muslim yang berkualitas individu yang
baik yang oleh Allah dijanjikan akan memperoleh ridha dan
surga
3 Tujuan dari segi materi dakwah
Tujuan dakwah jika berorientasi kepada pesan dakwah yang
disampaikan menurut Syekh Ali mahfudh meliputi enam hal
yaitu
a Untuk meluruskan akidah
b Untuk membetulkan amal
c Untuk membina akhlak
d Mengokohkan persatuan dan persaudaraan muslim
e Menolak atau melawan ateis
f Memberantas syubhat dalam agama
E Metode Dakwah
Metode secara bahasa berasal dari dua kata yaitu ldquometardquo
(melalui) dan ldquohodosrdquo (jalan cara) Metode berarti cara yang telah di
atur dan melalui proses pemikiran untuk mencapai suatu maksud22
Istilah metode berasal dari bahasa Inggris method yang berarti
systematic arrangement (penataan yang sistematis) orddy procedure
(prosedur yang rapih) mode of handling intellectual (cara
penanganan masalah secara cerdik)23
Sumber yang lainnya
menyebutkan bahwa metode berasal dari bahasa Yunani yang berarti
jalan yang dalam bahasa Arab disebut thacircriq24
22
M Munir Metode Dakwah h 6 23
Kustadi Suhandang Ilmu Dakwah Perspektif Komunikasi h 166
24Moh Ardani Memahami Permasalahan Fikih Dakwah (Jakarta Mitra Cahaya
Utama 2006) Cet Ke-I h 23
29
Metode dakwah adalah cara-cara tertentu yang dilakukan oleh
seorang dai (komunikator) kepada mad`u untuk mencapai suatu
tujuan atas dasar hikmah dan kasih sayang25
Al-Qur`an dalam surat An-Nahl ayat 125 menyebut tiga
metode dakwah yang intinya adalah menyesuaikan materi dan cara
berdakwah dengan sasaran dakwah terhadap cendekiawan dengan
hikmah orang awam dengan mau`izhah hasanah yakni memberi
nasihat dan perumpamaan yang menyentuh jiwa sesuai dengan taraf
pengetahuan mereka yang sederhana Ahl al-kitab dan penganut
agama lain yang diperintahkan adalah jidaldiskusi dengan cara yang
terbaik yaitu dengan logika dan retorika yang halus lepas dari
kekerasan dan umpatan26
Menurut Moh Ali Aziz dalam bukunya Ilmu Dakwah
menjelaskan tentang perbedaan metode dakwah dalam surat An-Nahl
ayat 125 Dalam ayat tersebut Nabi diperintahkan dua hal yaitu
berdakwah dan berdebat Merujuk pada fungsi wawu sebagai huruf
`athaf penghubung dua kalimat yaitu berdakwah dan berdebat
Pertama menunjukkan kebersamaan dua hal Dalam hal ini
berdakwah dan berdebat Kedua menunjukkan sesuatu yang lebih
dulu dari yang lain (lahiq) Dakwah dilaksankan terlebih dahulu
kemudian disusul berdebat Ketiga menunjukkan sesuatu yang
diakhirkan dari yang lain (sabiq) Dengan demikian berdakwah dan
berdebat adalah ssesuatu yang terpisah tetapi pelaksanannya harus
keduanya baik secara bersama sekaligus atau beriringan Karena
adanya perbedaan antara dakwah dan perdebatan walaupun memiliki
tujuan yang sama yaitu memengaruhi orang lain untuk mengikuti
25
M Munir Metode Dakwah h 7 26
M Quraish Shihab Membumikan Al-Qur`an jilid 2 (Ciputat Lentera Hati
2010) Cetke-I 2011 h 193
30
pendapatnya Tidak ada pemaksaan dalam dakwah sehingga
targetnya hanya memberikan pemahaman secara benar Berbeda
dengan dakwah perdebatan selalu menggunakan cara yang lebih
tegas karena targetnya adalah memperoleh kemenangan27
Dengan adanya perbedaan antara dakwah dan perdebatan
berarti cara berdakwah menurut surah An-Nahl ayat 125 ada dua
macam yaitu al-hikmah dan al-mau`izhah al-Hasanah28
Menurut ulama dalam tafsir kontemporer saat ini metode
dakwah dalam Al-Qur`an surah An-Nahl ayat 125 itu meliputi tiga
cakupan yaitu
1 Bi al-hikmah
Hikmah secara mutlak bisa bermakna ilmu dan pemahaman
Bisa juga bermakna keadilan diungkapkan dalam bahasa Arab Huwa
Ahkam al-Amracirc yang artinya dia melakukan sesuatu dengan baik dan
al-hacirckim adalah orang yang melakukan sesuatu secara profesional29
Secara etimologi hikmah digunakan untuk menunjuk kepada arti-arti
seperti keadilan ilmu kearifan kenabian dan juga Al-Qur`an
Dari kata hikmah juga dapat derivasinya ldquohakimrdquo yang
berarti seorang yang berprofesi memutuskan perkara-perkara
hukum30
Kata hikmah antara lain berarti yang paling utama dari
segala sesuatu baik pengetahuan maupun perbuatan Hikmah juga
diartikan sebagai sesuatu yang bila digunakandiperhatikan akan
mendatangkan kemaslahatan dan kemudahan yang besar atau lebih
27
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 333
28Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 335
29
Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah terj
Beni Sarbeni (Jakarta Darul Gaq 2008) cetke- I h 142
30A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 201
31
besar serta menghalangi terjadinya mudharat atau kesulitan yang
besar atau lebih besar31
Sedangkan ditinjau dari segi terminologi hikmah merujuk
kepada pengertian ketepatan berkata dan bertindak dan
memperlakukan sesuatu secara bijaksana (al-ishacircbat ficirc al-aqwacircl wa
al-afrsquoacircl wa wadlarsquoacirc kulla syayrsquo ficirc maudlucircrsquoihi)32
Hikmah juga bisa
diartikan sebagai upaya mengajak bicara kepada akal manusia dengan
dalil-dalil ilmiah yang memuaskan dan dengan bukti-bukti logika
yang cemerlang dengan maksud mengikis keragu-raguan dengan
argumentasi dan penjelasan33
Hikmah merupakan suatu metode pendekatan komunikasi
yang dilaksanakan atas dasar persuasif Karena dakwah bertumpu
pada human oriented maka konsekuensi logisnya adalah pengakuan
dan penghargaan pada hak-hak yang bersifat demokratis agar fungsi
dakwah yang utama bersifat informatif sebagaimana ketentuan Al-
Qur`an
ldquoMaka berilah peringatan karena Sesungguhnya kamu
hanyalah orang yang memberi peringatan kamu bukanlah
orang yang berkuasa atas merekardquo(QS Al-Ghasyiyah [88]
21-22)
Menurut al-Qahtany hikmah dalam konteks metode dakwah
tidak dibatasi hanya dalam bentuk dakwah dengan ucapan yang
lembut targhicircb (nasihat motivasi) kelembutan dan amnesti seperti
31
MQuraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
(Ciputat Lentera Hati 2009) Cetke-I h 775
32A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 202
33Yusuf Al-Qaradhawi Retorika Islam Bagaimana Seharusnya Menampilkan
Wajah Islam terj Abdillah Noor Ridlo (Jakarta Pustaka Al-Kautsar 2004) cetke-I h 19
32
selama ini dipahami banyak orang Lebih dari itu hikmah sebagai
metode dakwah dengan kedalaman rasio pendidikan nasihat yang
baik dialog yang baik pada tempatnya juga dialog dengan para
penentang zalim pada tempatnya hingga meliputi kecaman
ancaman dan kekuatan senjata pada tempatnya
Dari sinilah diperoleh pemahaman bahwa pendekatan hikmah
adalah induk dari semua metode dakwah yang intinya menekankan
atas ketetapan pendekatan terkait dengan kelompok mad`u yang
dihadapi Dalam pada itu ketepatan pilihan metode sesuai dengan
klasifikasi mad`u yang dihadapi tidak diragukan lagi sebagai kunci
kesuksesan dakwah34
Adapun cara dalam melakukan pendekatan dengan metode
hikmah yaitu35
a Berbicara kepada seseorang dengan bahasanya
Termasuk hikmah adalah berbicara dan berdialog dengan
orang lain menggunakan bahasanya sehingga isi
pembicaraan dan berkomunikasi timbal-balik dengan
lancar Artinya bukan sekedar orang Cina dengan bahasa
Cina Rusia dengan bahasa Rusia tetapi lebih dari itu
bahwasanya orang-orang berilmu diajak dengan bahasa
mereka dan orang awam diajak bicara dengan bahasa
mereka
b Bersikap ramah
Termasuk hikmah pula untuk bersikap ramah dan lemah
lembut dalam menyampaikan perintah dan larangan Kita
tidak membebani seseorang dengan suatu yang tidak kuat
34
A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 202
35Yusuf Al-Qaradhawi Retorika Islam Bagaimana Seharusnya Menampilkan
wajah Islam terj Abdillah Noor Ridlo h 20
33
dipikulnya Dengan begitu dia tidak akan menolak seruan
kita
c Memperhatikan tingkatan pekerjaan dan kedudukan
syariatnya
Termasuk kategori hikmah yang harus diperhatikan
dengan baik dalam retorika dakwah Islam era kini yaitu
memperhatikan dan menjaga tingkatan jenis pekerjaan
nilainya dan legalitas syarrsquoi-nya Dengan cara menyusun
pesan-pesan Islam dengan baik sesuai dengan tempat dan
waktu dan tingkatan masing-masing Kemudian kita
sampaikan perintah dan larangan sesuai dengan
prioritasnya
d Gerakan bertahap
Cara hikmah lainnya yang harus diperhatikan adalah
mengajak manusia secara tadarruj (bertahap) Karena
tadarruj itu sendiri merupakan hukum alam sebagaimana
ia merupakan hukum syariat Seperti penciptaan manusia
yang melalui proses tahap demi tahapan
Dengan demikian hikmah itu mengandung arti menjaga
kondisi dan keadaan manusia (sehingga seorang dai menggunakan
cara yang sesuai dengan kondisi dan keadaan yang didakwahinya
karena manusia memiliki ragam pemahaman dan keilmuan beragam
dari sisi emosional juga beragam dari sisi menyikapi kebenaran
Dengan kata lain seorang dai mesti menggunakan cara yang pantas
dan lebih cepat diterima bagi orang yang didakwahinya maka semua
cara ini termasuk dakwah kepada Allah dengan hikmah)36
36
Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah terj
Beni Sarbeni h 146
34
2 Al-maui`dzah Al-hasanah
Kata mau`izhah terambil dari kata wa`azha yang berarti
nasihat Mau`izhah adalah uraian yang menyentuh hati yang
mengantar kepada kebaikan37
Dari makna bahasa kita bisa
memahami bahwa mau`izhah secara istilah adalah arahan bimbingan
dan nasihat dengan sesuatu yang meluluhkan hati tepatnya dengan
menyebutkan pahala atau siksa38
Mau`izhah al-hasanah atau nasihat
yang baik adalah memberikan nasihat kepada orang lain dengan cara
yang baik yaitu petunjuk-petunjuk ke arah kebaikan dengan bahasa
yang baik dapat diterima berkenan di hati menyentuh perasaan
lurus di pikiran menghindari sikap kasar dan tidak mencari atau
menyebut kesalahan audiens sehingga pihak objek dakwah dengan
rela hati atas kesadarannya dapat mengikuti ajaran yang disampaikan
oleh pihak subjek dakwah39
Jika cara hikmah mengajak berbicara
kepada akal agar memaklumi pesan-pesan maka dakwah dengan
mau`izhah adalah hasanah adalah mengajak berbicara kepada hati
dan perasaan agar menyadari dan tergerak untuk bertindak40
Menurut Ibnu al-Atsir nasihat merupakan untaian kata yang
diungkapkan buat orang yang diberi nasihat dengan harapan orang
yang diberi nasihat bertambah baik41
Nasihat adalah memerintah
atau melarang atau menganjurkan yang dibarengi motivasi dan
ancaman juga berarti mengatakan sesuatu yang benar dengan cara
37
MQuraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an h
775 38
Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah terj
Beni Sarbeni h 150 39
Samsul Munir Amin Ilmu Dakwah (Jakarta Amzah 2009) cet Ke- I h 99-100 40
Yusuf Al-Qaradhawi Retorika Islam Bagaimana Seharusnya Menampilkan
wajah Islam terj Abdillah Noor Ridlo h 29
41Harjani Hefni Komunikasi Islam (Jakarta Prenadamedia Group 2017) cet Ke-
II h148
35
melunakkan hati Nasihat harus berkesan dalam jiwa atau mengikat
jiwa dengan keimanan dan petunjuk42
Al-Mau`izha Hasanah merupakan cara berdakwah atau
bertablig yang disenangi mendekatakan manusia padanya dan tidak
menjerakan mereka memudahkan dan tidak menyulitkan
Singkatnya ia adalah suatu metode yang mengesankan sasaran
dakwah bahwa juru dakwah adalah sebagai teman dekat yang
menyayanginya dan sebagai yang mencari segala hal yang
bermanfaat baginya dan membahagiakannya43
Bentuk-bentuk dakwah mau`izhah hasanah diantaranya yaitu
a Nasihat
Nasihat berasal dari bahasa Arab dari kata kerja Nashaha
yang berarti Khalasha yaitu murni dan bersih dari segala kotoran
juga berarti Khata yaitu menjahit44
Sebagian ahli ilmu berkata
nasihat adalah perhatian hati terhadap yang dinasihati siapa pun
dia Nasihat adalah salah satu cara dari al-mau`izhah al-hasanah
yang bertujuan mengingatkan bahwa segala perbuatan pasti ada
sangsi dan akibat Secara terminologi nasihat adalah memerintah
atau melarang atau menganjurkan yang dibarengi dengan
motivasi dan ancaman45
1) Kriteria seorang penasehat
Ibnu Taymiyah menyebutkan beberapa sifat yang harus
dimiliki seorang penasihat yang mengajak kepada perbuatan
makruf dan melarang orang lain berbuat mungkar haruslah
memiliki ilmu tentang hal yang makruf dan yang mungkar
42
M Munir Metode Dakwah h 243 43
Muhammad Husain Fadhlullah Metodologi dakwah dalam Al-Quran terj
Tarmana Ahmad Qosim (Jakarta Lentera 1997) Cet Ke-I h 48 44
MMunir Metode dakwah h 242
45
MMunir Metode dakwah h 242
36
dan dapat membedakan antara keduanya dan harus memiliki
ilmu tentang keadaan orang yang diperintah dan yang
dilarang Dan yang dimaksud dengan ilmu itu adalah apa-apa
yang dibawa Rasulullah dari apa-apa yang Allah utuskan
kepadanya46
b Tabsyir wa Tanzir
Tabsyir secara bahasa berasal dari kata basyara yang
mempunyai arti memperhatikan merasa senang Tabsyir dalam
istilah dakwah adalah penyampaian dakwah yang berisi kabar-kabar
yang menggembirakan bagi orang-orang yang mengikuti dakwah47
Adapun tujuan tabsyir yaitu48
1) Memperkuat atau memperkokoh iman
2) Memberikan harapan
3) Menumbuhkan semangat beramal
4) Menghilangkan sifat keragu-raguan
Sedangkan tanzir adalah penyampaian dakwah yang di mana
isinya berupa peringatan terhadap manusia tentang adanya kehidupan
akhirat dengan segala konsekuensinya49
Adapun bentuk-bentuk
tanzir diantaranya yaitu50
1) Penyebutan nama Allah
2) Menunjukkan keburukan
3) Pengungkapan bahayanya
4) Penegasan adanya bencana segera
5) Penyebutan peristiwa akhirat
46MMunir Metode dakwah h 242
47
MMunir Metode dakwah h 257
48
MMunir Metode dakwah h 259
49MMunir Metode dakwah h 263
50
MMunir Metode dakwah h 265
37
c Kisah
Kisah atau qashash diklasifikasikan ke dalam dua makna
yaitu yang berarti menceritakan dan mengandung arti menelusuri atau
mengikuti jejak51
Makna Qashash dalam sebagian besar ayat-ayat
berartikan kisah atau cerita sedangkan ayat-ayat yang berbicara
menggunakan lafazh qashash ternyata juga muncul dalam konteks
cerita atau kisah tentang Nabi Musa as52
Macam-macam kisah dalam
Al-Qur`an menurut Manna` Khalil al-Qatthan53
1) Kisah para Nabi menyangkut dakwah mereka dan tahapan
serta perkembangannya
2) Kisah peristiwa-peristiwa masa lalu dan pribadi-pribadi yang
tidak diketahui secara pasti apakah mereka Nabi atau bukan
3) Kisah peristiwa yang terjadi pada zaman Rasulullah seperti
perang Badar Uhud Khandak dan lain-lain
3 Al-mujadalah
Dalam bahasa dikatakan jadalahu artinya mendebat dan
melawannya Jadal adalah sangat dalam perlawanan dan
kemampuannya yaitu sangat melawan Jadala adalah menghadapi
argumentasi dengan argumentasi sedang mujadalah artinya berdebat
dan berbantah-bantahan54
Mujadalah adalah berdiskusi dengan cara yang baik dari cara
berdiskusi yang ada Mujadalah merupakan cara terakhir yang
digunakan untuk berdakwah manakala dua cara terakhir digunakan
untuk orang-orang yang taraf berpikirannya maju dan kritis seperti
51MMunir Metode dakwah h 292
52
MMunir Metode dakwah h 292
53
MMunir Metode dakwah h 293 54
Syekh M abu al-Fatah Al-bayanuiy Ilmu Dakwah Prinsip Kode etik dalam
berdakwah menurut Al-Quran dan As-Sunnah terj h Dedi Junaedi (Jakarta Pressindo
2010) Cet Ke-I h 334
38
ahli kitab yang memang telah memiliki bekal ilmu agama dari para
utusan sebelumnya55
Pendekatan dalam dakwah ini dilakukan
dengan dialog yang berbasis budi pekerti luhur tutur kalam yang
lembut serta mengarah pada kebenaran dengan disertai argumentasi
demonstratif rasional dan tekstual sekaligus dengan maksud menolak
argumen bathil yang dipakai lawan dialog56
Mengutip perkataan Imam Ibnu Baththah berkata tentang
masalah ini ldquoyang mesti dimiliki oleh setiap muslim dalam
pengajaran dan perdebatan mereka tentang masalah fikih dan hukum
adalah membenarkan niat dengan maksud memberikan nasihat
bersikap adil dan mencari kebenaran dengannya langit dan bumi bisa
tegakrdquo57
Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan apabila metode
ini hendak dipakai yakni58
Pertama tidak merendahkan pihak lawan
Kedua tujuan diskusi hanyalah semata-mata menunjukkan kebenaran
sesuai nilai dan ajaran Islam
Ketiga tetap menghormati pihak lawan sebab jiwa manusia tetap
memiliki harga diri Ia tidak boleh merasa kalah dalam diskusi
sehingga harus diupayakan agar ia tetap merasa dihargai dan
dihormati
Adapun jidal yang diperintahkan oleh Allah adalah jidal yang
bertujuan untuk mengalahkan lawan bukan karena hawa nafsu tetapi
untuk memenangkan pandangan yang benar Meskipun pandangan
yang akan dipaparkan adalah benar Allah hanya membolehkan jidal 55
Samsul Munir Amin Ilmu Dakwah h 100 56
A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 206
57Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah terj
Beni Sarbeni h 155 58
Moh Ardani Fikih Dakwah h 33
39
dengan cara yang baik59
Terkadang mujadalah dilakukan dengan
suatu tujuan yang baik dan terkadang dengan kebatilan Allah
berfirman
helliphellip ldquoDan bantahlah mereka dengan cara yang baikrdquo (QS An-
Nahl [16] 125)
hellip helliphellip ldquoDan mereka membantah dengan (alasan) yang batil untuk
melenyapkan kebenaran dengan yang batil iturdquo (QS Al-
Mukmin [40] 5)
Atas dasar inilah para ulama membagi jadal kepada dua
macam yaitu yang terpuji dan tercela sesuai dengan tujuan cara dan
hal-hal yang menyebabkan terjadinya 60
Debat yang terpuji dalam
dakwah tidak memiliki tujuan pada dirinya sendiri Ia lebih ditujukan
sebagai wahana (wasilah) untuk mencapai kebenaran dan petunjuk
Allah Swt dakwah melalui pendekatan ini sangat tepat diterapkan
kepada kelompok mad`u yang masih dalam pencarian kebenaran
tetapi bukan termasuk kelompok awam (al-mutawasitun)61
Bentuk-bentuk dakwah bi al-mujadalah diantaranya yaitu
a Al-hiwar
Al-Hiwar dapat diartikan dengan dialog antara dua orang yang
setara dari segi kecerdasan dan juga tidak ada dominasi antara
59
Harjani Hefni Komunikasi Islam (Jakarta Prenadamedia Group 2017) cet Ke-
II h128 60
Syekh M abu al-Fatah Al-bayanuiy Ilmu Dakwah Prinsip Kode etik dalam
berdakwah menurut Al-Quran dan As-Sunnah terj Dedi Junaedi h 335
61A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 206
40
satu dan yang lain Adapun etika yang digunakan dalam berdialog
antara lain62
1) Kejujuran
2) Tawadhu
3) Bertujuan untuk mencapai kebenaran
4) Memberi kesempatan kepada pihak lawan
b As-ilah wa ajwibah
Kata as-ilah merupakan bentuk jamak dari kata as-sual yang
berarti pertanyaan-pertanyaan Begitu pula dengan kata ajwibah
yang merupakan bentuk jamak dari kata ijabah yang artinya
adalah jawaban-jawaban63
As-ilah wa ajwibah dapat diartikan sebagai proses Tanya jawab
dalam berdakwah antara dua orang yang berbeda tingkat
kecerdasannya Diantara subjek dakwah dalam metode ini yaitu
orang mukmin dan non-mukmin Adapun objek dalam metode ini
yaitu Akidah Syariah dan Akhlak Dan di era modern saat ini
metode atau proses as-ilah wa ajwibah dapat diaplikasikan dalam
beberapa bentuk diantaranya televisi radio internet dan media
cetak
F Sumber Metode Dakwah
Adapun beberapa sumber metode dakwah yaitu64
1 Al-Qur`an
Al-Qur`an adalah sumber hukum Islam dan juga menjadi
pedoman bagi umat Islam Di dalam Al-Qur`an banyak sekali
ayat yang membahas tentang masalah dakwah Selain itu ada
ayat-ayat yang ditujukan kepada Nabi ketika beliau melancarkan
6262
M Munir Metode Dakwah h 328 63
M Munir Metode Dakwah h 335-336 64
Moh Ardani Fikih Dakwah h 33
41
dakwahnya Semua ayat tersebut menunjukkan metode yang
harus dipahami dan dipelajari oleh setiap muslim Karena Allah
tidak akan menceritakan melainkan agar dijadikan suri tauladan
dan dapat membantu dalam rangka menjalankan dakwah
berdasarkan metode yang tersurat dan tersirat dalam Al-Qur`an
2 Hadis
Hadis merupakan sumber hukum kedua dalam Islam setelah Al-
Qur`an Dalam sunah Rasul banyak kita temui hadis yang
berkaitan dengan dakwah Begitu juga sejarah Nabi dalam
menyiarkan dakwahnya baik di Mekah atau Madinah Semua ini
memberikan contoh dalam metode dakwahnya Karena
setidaknya kondisi yang dihadapi Rasulullah ketika itu juga
dialami oleh juru dakwah saat ini
3 Sejarah Hidup para sahabat65
Dalam sejarah hidup para sahabat besar cukuplah memberikan
contoh yang baik dan sangat berguna bagi juru dakwah Karena
mereka adalah orang yang expert dalam bidang agama dan hidup
pada masa Rasulullah
4 Pendapat Para Ulama
Ulama yang dimaksud di sini ialah pendapat ulama yang beriman
serta menguasai ilmu keislaman secara mendalam dan juga
mengamalkannya Pendapat ulama harus dihargai karena ia
dihasilkan dari pemikiran yang mendalam serta berdasarkan
sumber utama hukum Islam Pendapat ulama dibagi dua yaitu
pendapat ulama yang telah di sepakati dan pendapat yang masih
65
sebaik-baik manusia adalah yang hidup) خير الناس قرني ثم لذين يلونهم ثم لذين يلونهم
pada zamanku kemudian orang-orang sesudah mereka kemudian orang-orang sesudah
mereka H R Muslim) mereka itulah para sahabat yang hidup pada zaman Nabi dan
sesudahnya
42
diperselisihkan Dalam mengutip pendapat ulama tentu saja dai
harus memperhatikan etika dalam mengutip pendapat diantaranya
yaitu pendapat terssebut tidak bertentangan dengan Al-Qur`an
dan hadis66
Pendapat para ulama meliputi Ijma` dan Qiyas Di
mana ijma` adalah kesepakatan mujahid dalam suatu ijma` atau
masalah tertentu sedangkan Qiyas adalah proses penyingkapan
kesamaan hukum suatu kasus yang tidak disebutkan dalam nash
5 Hasil Penelitian Ilmiah
Sifat dari hasil penelitian ilmiah adalah relatif dan reflektif
Relatif karena nilai kebenarannya dapat berubah Reflektif karena
ia mencerminkan realitasnya Hasil penelitian bisa berubah oleh
penelitian berikutnya atau penelitian dalam medan yang berbeda
Maka dari itu pendakwah harus mengetahui etika dalam mengutip
hasil penelitian ilmiah dalam menyampaikan materi dakwah67
6 Pengalaman
Pengalaman juru dakwah merupakan hasil pergaulannya dengan
orang banyak yang kadangkala dijadikan referensi ketika
berdakwah Dengan mengetahui sumber metode dakwah sudah
sepantasnya kita menjadikannya sebagai pedoman dalam
melaksanakan aktivitas dakwah sesuai dengan kondisi dan situasi
yang terjadi
G Bentuk-bentuk Metode Dakwah
Pada garis besarnya bentuk dakwah ada tiga yaitu68
1 Dakwah bi al-lisan (lisan)
Secara substantif dakwah adalah ajakan yang bersifat Islami
Sedangkan kata lisan dalam bahasa Arab berarti ldquobahasardquo Maka
66
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 276-277 67
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 278 68
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 307
43
dakwah bil lisan bisa diartikan ldquopenyampaian dakwah melalui lisan
berupa ceramah atau komunikasi langsung antara dai dan madurdquo69
Kualitas perkataanbicara seseorang mencerminkan suasan hati Lisan
yang fasih tegar dan penuh percaya diri merupakan gambaran
kondisi hati seseorang yang tenang dan memiliki semangat tinggi
menyampaikan kebenaran Perkataan yang tersusun rapi dari seorang
dai merupakan jembatan pembuka hati dan penggerak rasa bagi yang
menerima panggilanseruan70
Dakwah bi al-lisan yang hampir sinonim dengan tablig secara
umum dibagi kepada dua macam Pertama dakwah secara langsung
tanpa media yaitu antara dai dan mad`u berhadapan wajah (face to
face) Dalam ilmu komunikasi hal semacam ini disebut dengan
komunikasi primer Kedua dakwah menggunakan media (channel)
yaitu antara dai dan mad`u tidak saling berhadapan dan model
komunikasi seperti ini disebut dengan komunikasi sekunder Dakwah
melalui media seperti Televisi Radio film dan lainnya71
Dalam melakukan dakwah bil lisan seorang dai harus bisa
memilih kata atau penyampaian yang sesuai dengan objek dakwah
Pemilihan kata-kata yang tepat ketika berdakwah diklasifikasikan
Al-Qur`an dalam beberapa bentuk sesuai dengan siapa mad`u yang
dihadapi diantaranya72
a Qaulan Balighan (perkataan yang membekas pada jiwa)
Kata baligh dalam bahasa arab artinya sampai
mengenai sasaran atau mencapai tujuan Bila dikaitkan
69
Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah Jakarta Lembaga Penelitian
UIN Syarif Hidayatullah h 42
70
Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah h 43
71Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah (Depok Rajawali Pers 2018) Cetke- I h 30
72Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah h 48
44
dengan qaul (ucapan atau komunikasi) baligh berarti fasih
jelas maknanya terang tepat mengungkapkan apa yang
dikehendaki
b Qaulan Layyinan (perkataan yang lembut)
Qaulan layyinan berarti perkataan yang lemah lembut
Perkataan yang lemah lembut dalam komunikasi dakwah
merupakan interaksi komunikasi dai dalam mempengaruhi
mad`u untuk mencapai hikmah73
Jika dilihat dari konteks
mad`u yang dihadapi penggunaan qaulan layyinan lebih
diarahkan kepada sang penguasa Dalam tataran ini seorang
dai dalam menyampaikan pesan dakwahnya kepada seorang
penguasa adalah perkataan yang lemah lembut tanpa ada
konfrontasi Walaupun penguasa tersebut zalim dan
durhaka74
c Qaulan Ma`rufan (perkataan yang baik)
Salah satu pengertian ma`rufan secara etimologi
adalah al-kahyr atau al-ihsan yang berarti baik Jadi qaulan
ma`rufan megandung pengertian perkataan atau ungkapan
yang pantas dan baik
d Qaulan Maisuran (perkataan yang ringan)
Kata maysuran merupakan bentuk isim maf`ul dari
yasara-yaisiru-yusran yang artinya mudah Maka qaulan
maysuran dapat diartikan perkataan yang mudah diterima
ringan pantas dan tidak berbelit-belit Dakwah dengan
maysuran berarti pesan yang disampaikan itu sederhana
73
Wahyu Ilahi Komunikasi Dakwah (Bandung Remaja Rosdakarya 2010) Cet
Ke-I h 178
74 Wahyu Ilahi Komunikasi Dakwah h 179
45
mudan dimengerti dan dipahami tanpa memerlukan pemikiran
yang mendalam
e Qaulan Kariman (Perkatan yang mulia)
Dakwah dengan qaulan kariman sasarannya adalah
orang yang lanjut usia Sedangkan pendekatan yang
digunakan adalah dengan perkataan yang mulia santun
penuh penghormatan dan penghargaan tidak menggurui serta
tidak perlu retorika yang berapi-api
2 Dakwah bi al-qalam (tulisan)dakwah bil-kitabah
Dakwah bi al-qalam ialah suatu kegiatan menyampaikan
pesan dakwah melalui tulisan seperti buku surat kabar majalah
jurnal artikel internet dan lain-lain Karena dimaksudkan sebagai
pesan-pesan dakwah maka tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan
atau seruan mengenai amar makruf nahi mungkar75
Dakwah Islam tidak hanya terbatas pada kegiatan dakwah bi
al-lisan akan tetapi juga dakwah memalui tulisan Dakwah bil-
kitabah bukanlah dakwah yang baru muncul ke permukaan ketika
pertama sekali ditemukan mesin cetak (press) melainkan telah
dilaksanakan Rasulullah Saw 15 abad silam Menurut catatan
sejarah pada tahun ke-enam hijriah Nabi Muhammad Saw mulai
mengembangkan wilayah dakwahnya Cara yang dilakukan antara
lain dengan mengirim surat kepada para pemimpin dan raja-raja pada
waktu itu yang isinya Nabi mengajak mereka untuk memeluk Islam
Tidak kurang delapan buah surat dikirim Nabi kepada kepala Negara
75
Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah h 53
46
dan raja yang diantar langsung oleh delapan orang sahabat yang
sangat bijak76
3 Dakwah bi al-hal (tindakan)
Kata al-hal secara etimologis berarti keadaan Artinya ini
menunjukkan realitas yang terwujud dalam perbuatan nyata Dengan
demikian dakwah bi al-hal dapat diartikan ldquomengajakmenyeru ke
jalan Allah untuk kebahagiaan dunia dan akhirat melalui perbuatan
nyata yang sesuai dengan keadaan manusiardquo77
Dakwah bil-hal merupakan istilah yang dimunculkan di
Indonesia sama halnya dengan istilah halal bihalal Diperkirakan
istilah dakwah bil hal dimunculkan sekitar tahun 70-an Namun
belum ditemukan rujukan yang menjelaskan siapa sebenarnya
penggagas pertama istilah tersebut Dakwah bil-hal semakna dengan
istilah lisanul hal dan lisanul uswah Dakwah bil-hal diartikan
dengan dakwah dengan keadaan M Natsir menggunakan secara
bergantian istilah lisanul hal dan lisanul uswah sebagai pengganti
istilah dakwah bil-hal Lisanul uswah menurut Natsir adalah bahasa
contoh perbuatan yang nyata Ketika Nabi Muhammad hijrah ke
Madinah dan membangun masjid Quba dan Masjid Nabawi serta
membuat parit pertahanan pada perang Ahzab merupakan bentuk
dakwah lisanul uswah Sedangkan lisanul hal lebih menonjolkan
pada ketinggian akhlak atau budi pekerti78
Berdasarkan ketiga bentuk dakwah di atas ditinjau dari sudut
pandang yang lain metode dakwah dilakukan pada berbagai metode
76
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 32 77
Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah h 60
78Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 33-34
47
yang lazim dilakukan dalam pelaksanaannya metode tersebut adalah
sebagai berikut79
1 Metode ceramah
Metode ceramah adalah metode yang dilakukan dengan
maksud untuk menyampaikan keterangan petunjuk pengertian
dan penjelasan tentang sesuatu kepada pendengar dengan
menggunakan lisan Metode ini harus diimbangi dengan
kepandaian khusus tentang retorika diskusi dan faktor-faktor
lain yang membuat pendengar merasa simpatik dengan
ceramahnya
2 Metode Tanya jawab
Metode Tanya jawab adalah metode yang dilakukan dengan
menggunakan tanya jawab untuk mengetahui sampai sejauh mana
ingatan atau pikiran seseorang dalam memahami atau menguasai
materi dakwah disamping itu juga untuk merangsang perhatian
penerima dakwah Metode tanya jawab ini sifatnya membantu
kekurangan-kekurangan yang terdapat pada metode ceramah
Tanya jawab sebagai salah satu metode cukup dipandang efektif
apabila ditempatkan dalam usaha dakwah karena objek dakwah
dapat mengajukan pertanyaan yang belum dikuasai oleh mad`u
sehingga akan terjadi hubungan timbal balik antara subjek
dakwah dengan objek dakwah
3 Metode diskusi
Dakwah dengan menggunakan metode diskusi dapat
memberikan peluang peserta diskusi untuk ikut memberikan
sumbangan pemikiran terhadap suatau masalah dalam materi
79
Samsul Munir Amin Ilmu Dakwah h 101
48
dakwah Dakwah dengan menggunakan metode diskusi ini dapat
menjadikan peserta terlatih menggunakan pendapat secara tepat
dan benar tentang materi dakwah yang didiskusikan dan mereka
akan terlatih berpikir secara kreatif dan logis serta objektif
4 Metode propaganda
Metode propaganda adalah suatu upaya untuk mensyiarkan
Islam dengan cara mempengaruhi dan membujuk massa secara
massal persuasif dan bersifat otoritatif (paksaan)
5 Metode keteladanan
Dakwah dengan metode keteladanan atau demontrasi berarti
suatu cara penyajian dakwah dengan memberikan keteladanan
langsung sehingga mad`u akan tertarik untuk mengikuti kepada
apa yang dicontohkannya
6 Metode drama
Metode drama adalah suatu cara menjajakan materi dakwah
dengan mempertunjukkan dan mempertontonkan kepada mad`u
agar dakwah dapat tercapai sesuatu yang ditargetkan
7 Metode silaturahmi (home visit)
Dakwah yang dilakukan dengan mengadakan kunjungan
kepada suatu objek tertentu dalam rangka menyampaikan dakwah
kepada penerima dakwah Dakwah dengan menggunakan metode
home visit dapat dilakukan melalui silaturahmi menengok orang
sakit dan lain-lain
49
H Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Dan Penggunaan Metode
Dakwah
Agar metode dakwah yang dipilih dan digunakan benar-benar
fungsional maka perlu juga diperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhi pemilihan dan penggunaan suatu metode yaitu80
1 Tujuan dengan berbagai jenis dan fungsinya
Tujuan yang ingin dicapai dalam dakwah harus disesuaikan
dengan materi dakwah yang disampaikan
2 Sasaran dakwah dari berbagai segi
Keberagaman mad`u dalam berdakwah membuat seorang dai
harus bisa menyesuaikan metode dakwah yang disampaikan dan
juga materi yang ingin diberikan Di antara mad`u atau sasaran
dakwah diantarnya yaitu golongan cendekiawan golongan awam
dan non-muslim
3 Situasi dan kondisi yang beraneka ragam
Situasi atau kondisi saat menyampaikan dakwah menjadi salah
satu unsur dalam menentukan metode dakwah apakah dakwah
harus disampaikan dengan orator yang berapi-api atau dengan
uraian yang menyentuh hati disesuaikan dengan kondisi dalam
berdakwah
4 Kepribadian dan kemampuan dai
Seorang dai memiliki kemampuan yang berbeda-beda maka
pemilihan metode dalam berdakwah juga akan berbeda sesuai
dengan kemampuan dai
I Aplikasi Metode Dakwah Rasulullah
Rasulullah menerapkan beberapa metode dakwah ke dalam beberapa
pendekatan yaitu81
80
M Munir Metode Dakwah h 224
50
1 Pendekatan personal
Pendekatan dengan cara ini terjadi dengan individual yaitu dai
dan mad`u bertatapan muka secara langsung sehingga materi
yang disampaikan langsung diterima dan reaksi mad`u akan
langsung diketahui Pendekatan ini Rasulullah lakukan pada saat
dakwah sembunyi-sembunyi
2 Pendekatan pendidikan
Pendekatan ini bisa di lihat dengan teraplikasinya dalam lembaga-
lembaga pendidikan pesantren Yayasan yang bercorak Islam
ataupun Perguruan Tinggi yang di dalamnya terdapat materi-
materi keislaman
3 Pendekatan diskusi
Pendekatan ini di era sekarang sering dilakukan lewat berbagai
diskusi keagamaan dai berperan sebagai narasumber sedangkan
mad`u berperan sebagai audience
4 Pendekatan penawaran
Cara ini dilakukan Nabi dengan menggunakan metode yang tepat
tanpa paksaan sehingga mad`u ketika meresponinya tidak dalam
keadaan tertekan bahkan ia melakukannya dengan niat yang
timbul dari hati yang paling dalam Cara ini pun harus dilakukan
dai dalam mengajak mad`u-nya
5 Pendekatan misi dakwah
Maksud dari pendekatan misi adalah pengiriman tenaga para dai
ke daerah-daerah di luar termpat domisili Pendekatan-
pendekatan di atas adalah sebagian kecil dari seluruh pendekatan
yang ada dan semua itu bisa dijadikan acuan oleh para dai dalam
melakukan kegiatan dakwahnya
81
Moh Ardani Memahami Permasalahan Fikih Dakwah h 35
51
BAB III
BIOGRAFI M QURAISH SHIHAB
DAN HAJI ABDUL MALIK KARI AMRULLAH (HAMKA)
A Profil M Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab lahir di Rappang Sulawesi Selatan
pada tanggal 16 Februari 1944 M1 Rappang adalah kampung
halaman ibunda Quraish Asma yang biasa disapa Puang Asma atau
dalam dialek lokalnya Puc Cemma` Puang adalah sapaan untuk
anggota keluarga bangsawan Maklumlah nenek Asma Puattulada
adalah adik kandung Sultan Rappang Kesultanan Rappang yang
bertetangga dengan Kesultanan Sidenreng kemudian melebur jadi
bagian Indonesia setelah pemerintah Belanda mengakui kedaulatan
RI pada 27 Desember 19492
Ayahnya Abdurrahman Shihab adalah guru besar bidang tafsir
Al-Qur`an Dalam penuturan Quraish Shihab ia pertama belajar
bahasa Al-Qur`an langsung dari ayah kandungnya sendiri yang
dilaksanakan setiap habis maghrib3 Dari namanya jelas bahwa
ayahnya adalah seorang handhrami (penduduk daerah Arab bagian
Selatan) yang memiliki hubungan genealogi keturunan dengan Nabi
Di samping berwiraswasta sejak muda ayahnya juga dikenal sebagai
pendakwah4
1
M Quraish Shihab Membumikan Al-Qur`an (Bandung Mizan 1993) Cet Ke-
IV Bagian awal tentang penulis
2Mauluddin Anwar dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab
(Tangerang Lentera Hati 2015) Cetke-I h 5
3Sopyan Hadi Konsep Sabar Dalam Al-Qur`an Jurnal Madani Vol 1 No 2
September 2018 h 478
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Jurnal+sopyan+hadi+Konsep
+sabar+dalam+alquran+ampbtnG= diakses pada 8 Juli 2019
4Saifuddin wardani Tafsir Nusantara (Yogyakarta LKiS 2017) Cetke-I h 41
52
Aba Abdurrahman tinggal di Rappang selama 10 tahun sejak
menikahi Emma` Quraish adalah anak keempat Tiga kakaknya Nur
Ali Umar dan dua adiknya wardah dan Alwi Shihab juga lahir di
Rappang Setelah kelahiran Alwi Aba memboyong keluarga
besarnya ke Makassar persisnya di jalan Sulawesi lorong 194 nomor
7 atau yang lebih dikenal sebagai Kampung Buton Di sini lahir tujuh
adik Quraish Nina Sida Nizar Abdul Muthalib dan si kembar Ulda
dan Latifah Aba dan Emma` memiliki 12 putra-putri5
M Quraish Shihab (1944) dibesarkan dalam lingkungan keluarga
muslim yang taat Pada usia 9 tahun ia sudah terbiasa mengikuti
ayahnya ketika mengajar Ayahnya Abdurrahman Shihab merupakan
sosok yang banyak membentuk kepribadian bahkan keilmuannya
Ayahnya seorang guru besar bidang tafsir dan pernah menjabat
sebagai Rektor IAIN Alaudin Ujung Pandang dan juga sebagai
pendiri Universitas Muslim Indonesia (UMI) Ujung Pandang6
Pendidikan dasar diselesaikan oleh Quraish Shihab di Makassar
Setelah itu melanjutkan pendidikan menengah di Malang sambil
menjadi santri di Pondok Pesantren Darul Hadis al-Faqihiyyah
Pendiri dan pimpinan pondok ini ialah Habib Abdul Qadir Bilfaqih
yang juga merupakan guru M Quraish Shihab Pada tahun 1958 di
usia 14 tahun ia melanjutkan studi di Kairo Mesir Dengan bekal
ilmu yang diperolehnya di Malang ia diterima di kelas II tingkat
Tsanawiyah al-Azhar Pada tahun 1967 di usia 23 tahun ia berhasil
5 Mauluddin Anwar dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab
(Tangerang Lentera Hati 2015) Cetke-I h 7
6Munawir Kepemimpinan Non-Muslim dalam Tafsir AL-Misbah Karya M Quraish
Shihab Maghza Vol 2 No 2 Juli-Desember 2017 h 102
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Kepemimpinan+non+muslim
+dalam+tafsir+almisbah+ampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3D7i95QmG50RsJ diakses 12
Juli 2019
53
meraih gelar Lc (Licence sekarang setingkat S1) di jurusan Tafsir
Hadits Fakultas Ushuluddin di Universitas al-Azhar Adapun Dosen
yang sangat beliau kagumi ialah Syekh Abdul Halim Mahmud
Kemudian melanjutkan pendidikan di Fakultas yang sama dan meraih
gelas MA pada tahun 1969 dengan tesis ldquoal-i`jacircz al-Tasyricirc`i li al-
Qur`an al-Karicircmrdquo (kemukjizatan Al-Qur`an al-Karim dari segi
legilasi) Pada tahun 1980 ia melanjutkan pendidikan tingkat doctor
di Universitas al-Azhar Dalam waktu dua tahun ia bisa
menyelesaikan pendidikan doctor di usia 38 tahun dengan predikat
mumtaz marsquoa martabat al-syaraf al-ucircla (summa cumlaude)7
Quraish menikah dengan Fatmawaty istrinya pada 2 februari
1975 Mereka dikarunai lima orang anak yatiu Najela Shihab Najwa
Shihab Ahmad Nahla dan Nasywa
Dengan melihat latar belakang keluarga yang sangat kuat dan
disiplin sangat wajar jika kepribadian keagamaan dan kecintaan serta
minat terhadap ilmu-ilmu agama dan studi Al-Qur`an yang digeluti
sejak kecil dan selanjutnya didukung oleh latar belakang pendidikan
yang dilaluinya mengantarkan MQuraish Shihab menjadi seorang
mufasir8
MQuraish Shihab memiliki sejumlah karya antara lain9
a Tafsir Al-Manar Keistimewaan Dan Kelemahannya (1984)
b Mahkota Tuntunan Ilahi (Tafsir Surat Al-Fatihah 1988)
c Tafsir Al-Amanah (Kumpulan Artikel Dari Rubrik Tafsir)
7
Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 43 8
Munawir Kepemimpinan Non-Muslim dalam Tafsir AL-Misbah Karya M
Quraish Shihab Maghza Vol 2 No 2 Juli-Desember 2017 h 103
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Kepemimpinan+non+muslim
+dalam+tafsir+almisbah+ampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3D7i95QmG50RsJ diakses 12
Juli 2019
9 Saifuddin Wardani Tafsir Nusantara h 47
54
d Lentera Hati (Kisah Dan Hikmah Kehidupan 1994)
e Untaian Permata Buat Anakku Pesan Al-Qur`an Untuk
Mempelai (1995)
f Wawasan Al-Qur`An Tafsir Maudhu`i Atas Pelbagai
Persoaalan Umat (1996)
g Mukjizat Al-Qur`an (1997)
h Yang Tersembunyi Jin Iblis Setan Dan Malaikat (1999)
i Pengantin Al-Qur`An (Jakarta Lentera Hati 1999)
j Secercah Cahaya Ilahi Hidup Bersama Al-Qur`an (1999)
k Jalan Menuju Keabadian (2000)
l Tafsir Al-Misbah (2000)
Al-Qur`an adalah kitab yang oleh Rasul Saw dinyatakan
sebagai Marsquoducircbatullah (hidangan ilahi) Hidangan ini membantu
manusia untuk memperdalam pemahaman dan penghayatan tentang
Islam dan merupakan pelita bagi umat Islam dalam menghadapi
berbagai persoalan hidup10
M Quraish Shihab menginginkan Al-Qur`an tidak hanya
menjadi objek kajian ilmiah semata yang berhenti pada kognisi
melainkan Al-Qur`an harus fungsional dan hidup di kalangan
muslimin sendiri karena tujuan diturunkannya Al-Qur`an semula
memang sebagai petunjuk (hudan li al-nacircs) Dengan dasar pemikiran
seperti ini ia kemudian memandang perlu ditulis tafsir yang lebih
rinci bukan sekedar pengaturan umum seperti (Major Themes of the
Qur`an Fazlur Rahman atau ila al-Qur`an al-Karim Mahmud
Syaltut) dan dihidangkan menarik dengan menghilangkan kerumitan
analisis kebahasaan seperti kosa-kosa kata (mufradhat) dengan
10
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Vol I h ix bagian Sekapur Sirih
55
bahasa yang mudah dimengerti simple tidak terlalu akademis
sehingga menarik minat11
Masyarakat Islam dewasa ini pun mengagumi Al-Qur`an
Tetapi sebagian kita hanya berhenti dalam pesona bacaan ketika
dilantunkan seakan-akan kitab suci ini hanya diturunkan untuk
dibaca Memang wahyu pertama memerintahkan membaca bahkan
kata iqra` diulangi dua kali yang mengandung makna telitilah
dalamilah karena dengan penelitian dan pendalaman itu manusia
dapat meraih kebahagiaan sebanyak mungkin12
Dengan kesadaran seperti itulah Quraish Shihab menulis
tafsir al-Misbah yang diharapkan menjembatani kesenjangan kedua
pihak dari kaum muslimin dalam memahami Al-Qur`an Pertama
kelompok akademis Kedua kelompok awam (mayoritas kaum
muslimin) yang hanya terbiasa dengan ritual membaca ayat-ayat Al-
Quran tertentu saja seperti Yacircsicircn al-Wacircq`iah dan al-Rahmacircn tapi
tidak diiringi dengan pemahaman yang benar Bahkan
kesalahpahaman tersebut semakin menjadi umum karena hanya
membaca buku-buku yang menjelaskan keutamaan-keutamaan
membaca surah tersebut Apa yang dikritik oleh Quraish Shihab di
sini adalah pola keberagaman yang ritualistik bahkan magic yang
memperlakukan Al-Qur`an layaknya sebagai kitab magic bukan
kitab yang memuat hidayah yang menjadi tujuan esensial
diturunkannya Al-Qur`an13
Dengan latar belakang seperti ini jelas bahwa tafsir al-
Misbah dimaksudkan untuk menjembatani kedua kelompok tersebut
yaitu dengan menghidangkan bahasan tafsir yang tidak terlalu
11
Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 73 12
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Vol I h x bagian Sekapur Sirih
13 Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 74
56
akademis rumit dan bertele-tele namun tetap memahami unsur-
unsur validitas kebenaran dengan mengemukakan argumen-argumen
dalam bahasa yang mudah dimengerti sehingga bisa diminati oleh
kalangan intelektual dan kebanyakan kaum muslimin14
Menghidangkan tafsir Al-Qur`an berdasarkan urutan-urutan
turunnya Quraish Shihab berharap dapat mengantarkan pembaca
mengetahui runtutan petunjuk ilahi yang dianugerahi kepada Nabi
Muhammad Saw dan umatnya15
Tafsir ini ditulis di Cairo ketika menjadi Duta Besar di sana
pada hari Jumat 18 Juni 1999 M (4 Rabiul Awal 1420 H) dan selesai
ditulis pada tahun 2004 Pada tahun 1990-1993 ia menjadi pengasuh
rubrik ldquoPelita Hatirdquo di harian Pelita yang terbit di Jakarta Rubrik
tersebut yang kumpulan artikelnya diterbit oleh Mizan pada tahun
1994 menjadi buku Lentera hati Kisah dan Hikmah Kehidupan
Pengalaman yang sangat membekas ini dan pandangan filosofisnya
tentang agama sebagai sesuatu yang harus menjadi penerang
(pembimbing) menyebabkan Quraish Shihab memilih nama ini
karena kata ldquoal-Misbahrdquo adalah padanan Arab untuk ldquoPelitardquo dan
ldquoLenterardquo16
Kenapa al-Misbah Awalnya ada usulan termasuk sang
kakak Umar agar dinamai tafsir ash-Shihab merujuk pada marga
leluhur Quraish Quraish Shihab lebih memilih al-Misbah yang
berarti lampu lentera pelita atau benda lain yang berfungsi serupa
Fungsi ldquopenerangrdquo disukai Quraish dan itu kerap digunakannya
bukan semata untuk nama tafsir karyanya Ia pernah mengisi rubrik
14
Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 74-75 15
Sopyan Hadi Konsep Sabar Dalam Al-Qur`an Jurnal Madani Vol 1 No 2
September 2018 h 479 16
Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 75
57
khusus ldquoPelita Hatirdquo di Harian Pelita Salah satu bukunya yang
dipublikasikan penerbit Mizan berjudul Lentera Hati lalu dicetak
ulang dengan judul Lentera Al-Qur`an17
Dalam penulisan Tafsir Al-Misbah M Quraish Shihab
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor yang dominan
yaitu keluarganya pada lapisan pertama faktor psikologis dan formal
edukatif pada lapisan kedua dan faktor politik dalam batas tertentu
pada lapisan paling luar
Dalam penulisan tafsir Al-Misbah Quraish Shihab
memadukan metode tahlili dan maudhu`i meski banyak
kelemahannya metode tahlili tetap digunakan Karena Quraish
Shihab harus menjelaskan ayat demi ayat surat demi surat sesuai
urutan yang tersusun dalam mushaf Al-Qur`an Kelemahan itu
ditutupi dengan penerapan metode maudhu`i sehingga pandangan
dan pesan kitab suci bisa dihidangkan secara mendalam dan
menyeluruh sesuai tema-tema yang dibahas Menurut Manajer
Program Pusat Studi Al-Qur`an (PSQ) Muchlis M Hanafi selain
kombinasi dua metode tadi Tafsir Al-Misbah juga mengedepankan
corak ijtima`i (kemasyarakatan) Uraian yang muncul mengarah pada
masalah-masalah yang berlaku atau terjadi di tengah masyarakat
Lebih istimewa lagi menurut Muchlis kontekstualisasi sesuai corak
kekinian dan keindonesiaan sangat mewarnai al-Misbah18
17
Mauluddin Anwar dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab
(Tangerang Lentera Hati 2015) Cetke-I h 283 18
Mauluddin Anwar dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab h 285
58
B Profil Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka)
HAMKA (1908-1981) itu inspiratif bahwa dari orang yang
tak tamat SD ini lahir lebih dari seratus buku Tak hanya itu dua
universitas berkelas tak ragu memberi gelar Doktor Honoris Causa
kepadanya19
Hamka merupakan singkatan dari Haji Abdul Malik Karim
Amrullah (1908-1981) dilahirkan di kampung Tanah Sirah nagari
Sungai Batang di tepi Danau Maninjau Sumatera Barat tanggal 13
Muharram 1325 H bertepatan dengan 17 Februari 1908 M Abdul
Malik atau Hamka adalah putera dari Syekh Abdul Karim Amrullah
(1879-1945) seorang ulama besar pelopor gerakan pembaharuan
Islam di Minangkabau20
Mengingat ayahnya adalah seorang tokoh pembaharuan di
Sumatera Barat tidak mengherankan jika Hamka lahir dan tumbuh
dalam suasana pembaharuan yang diperjuangkan ayahnya sejak tahun
1906 di Minangkabau yakni setelah ayahnya kembali dari menuntut
ilmu di Makkah pada Syekh Ahmad Khatib akibatnya ketegangan
dan polarisasi sosial akibat penolakan orang tua terhadap ide
pembaharuan kaum muda yang dipelopori ayahnya juga ikut
membentuk jati diri Hamka pada masa mendatang21
19
M Anwar Djaelani 50 Pendakwah Pengubah Sejarah (Yogyakarta Pro-U
Media 2016) Cetke-I h 81 20
AM Ismatullaoh Metode Dakwah Dalam Al-Quran (studi penafsiran Hamka
terhadap QS An-Nahl125) Lentera Vol IXX No 2 Desember 2015 h 159
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metode+dakwah+dalam+alq
uran+studi+Penafsiran+hamkaampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3D32IV1tph8IkJ diakses 8
Juli 2019
21Husnul Hidayati Metodologi tafsir Kontekstual Al-Azhar Karya Buya Hamka
Jurnal Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir Vol 1 No 1 Januari-Juni 2018 h 4
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metodologi+tafsir+kontekstu
al+al+azhar+karya+buya+hamkaampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3DYm9Kdq2cuJgJ
diakses 16 Juli 2019
59
Dalam usia 6 tahun (1914) dia dibawa ayahnya ke Padang
Panjang Sewaktu berusia 7 tahun dimasukkan ke sekolah desa dan
malamnya belajar mengaji Al-Qur`an dengan ayahnya sendiri
sehingga khatam Dari tahun 1916 sampai tahun 1923 dia telah
belajar agama pada sekolah-sekolah ldquoDiniyah Schoolrdquo dan ldquoSumatera
Thawalibrdquo di Padang Panjang dan di Parabek Guru-gurunya waktu
itu ialah Syaikh Ibrahim Musa Parabek Engku Mudo Abdul Hamid
dan Zainuddin Labay Padang Panjang waktu itu ramai dengan
penuntut ilmu agama Islam dibawah pimpinan ayahnya sendiri22
Hamka tidak tamat Sekolah Dasar tapi dia autodidak untuk
berbagai bidang ilmu seperti filsafat sastra sejarah sosiologi dan
politik23
Gurunya ialah ayahnya sendiri iparnya dan beberapan
tokoh yang aktif dalam pergerakan Islam modern Buya Hamka
pernah belajar agama dengan Syekh ulama terkenal seperti Syeikh
Ibrahim Musa Syeikh Ahmad Rasyid Sutan Mansur RM
Surjopranoto dan Ki Bagus Hadikusumo Pada usia 16 tahun ia
merantau ke Jawa untuk menimba ilmu tentang gerakan Islam
modern kepada HOS Tjokroaminoto Ki Bagus Hadikusumo RM
Soerjopranoto dan KH Fakhrudin Saat itu HAMKA mengikuti
berbagai diskusi dan training pergerakan Islam di Abdi Dharmo
Pakualaman Yogyakarta24
beliau dapat mendalami karya ulama dan
pujangga besar di Timur Tengah seperti Zaki Mubarak Jurji Zaidan
22
Hamka Tasawuf Modern (Jakarta Republika 2015) Cetke-IV h III dibagian
catatan tentang Hamka 23M Anwar Djaelani 50 Pendakwah Pengubah Sejarah h 82
24httpbiooridbiografi-buya-hamka diakses pada tanggal 31 Agustu
2019 Pukul 1445
60
Abbas al-Aqqad Mustafa al-Manfaluti dan Hussain Haikal serta
mempelajari dan meneliti karya sarjana Perancis Inggris dan Jerman
seperti Albert Camus William James Sigmund Freud Arnold
Toynbee Jean Paul Sartre Karl Marx dan Pierre Loti25
Buya Hamka pernah menetap dan menjadi guru agama di
Tebing Tinggi dan Padang Panjang kemudian beliau juga menjadi
dosen di Universiti Islam Jakarta dan Universitas
MuhammadiyahRektor Perguruan Tinggi Jakarta dan Pengawai
Tinggi Agama Indonesia Disamping itu beliau juga aktif
menyampaikan dakwah melalui media massa (televisi dan radio)
bahkan beliau menerbitkan majalah Panji Masyarakat yang sangat
terkenal pada waktu itu sebagai sarana menyampaikan dakwah Islam
dan kritik sosial Sebagai guru atau dosen Hamka juga aktif dan
produktif dalam menulis banyak karya dan bukunya yang merupakan
buah pikiran yang cemerlang menghiasi dunia penulisan di negeri ini
salah satu karya fenomenal yang sangat terkenal sampai hari ini
adalah Tafsir Al Quran bdquo Al Azhar 30 juz (5 jilid) yang dikarangnya
justru ketika beliau berada di dalam penjara Ternyata penjara
baginya tidak membelenggu hati dan pikiran buya namun merupakan
saat-saat yang indah untuk mendapatkan inspirasi yang luar biasa26
Di tahun 1924 ia berangkat ke Yogya dan mulai mempelajari
pergerakan-pergerakan Islam yang mulai bergelora Ia dapat khusus
25
httpswwwdakwatunacom2015022764724buya-hamka-haji-abdul-malik-
karim-amrullah-guru-berjiwa-sastra-dan-tegar-pendirianaxzz5yAYcuPOR diakses tanggal
31 Agustus 2019 Pukul 16 28 wib
26httpswwwdakwatunacom2015022764724buya-hamka-haji-abdul-malik-
karim-amrullah-guru-berjiwa-sastra-dan-tegar-pendirianaxzz5yAYcuPOR diakses tanggal
31 Agustus 2019 Pukul 16 28 wib
61
pergerakan Islam dari HOS Tjokroaminoto H Fakharuddin RM
Suryopranoto dan iparnya sendiri AR Sr Mansur yang pada waktu
itu ada di Pekalongan Di tahun 1935 dia pulang ke Padang Panjang
waktu itulah mulai tumbuh bakatnya sebagai pengarang27
Di samping keasyikannya mempelajari bdquoKesusateraan Melayu
Klasikrdquo Hamka pun bersungguh-sungguh menyelidiki kesusateraan
Arab sebagai bahasa asing yang dikuasinya hanyalah semata-mata
bahasa Arab Karena menghargai jasa-jasanya dalam penyiaran Islam
dengan bahasa Indonesia yang indah itu maka permulaan tahun 1959
Majelis Tinggi University al-Azhar Kairo memberikan gelar
Ustaziyah Fakhiriyyah (Doctor Honoris Causa) kepada Hamka
Sejak itu berhaklah beliau memakai titel rdquoDrrdquo dipanggil namanya28
Pada 5 April 1929 Buya Hamka menikah dengan Siti Raham
(almh) Mereka menikah pada usia muda Buya Hamka 21 tahun
sedangkan istrinya berusia 15 tahun Kemudian Buya Hamka aktif
sebagai pengurus Muhammadiyah cabang Padang Panjang dan sibuk
mempersiapkan Kongres Muhammadiyah ke-19 di Minang Kabau29
Jabatan atau amanah yang pernah Buya Hamka emban selama
hidupnya antara lain sebagai berikut Tahun 1943 Buya Hamka
menjabat sebagai konsul Muhammadiyah Sumatera Timur Tahun
1947 sebagai ketua Front Pertahanan Nasional (FPN) Tahun 1948
sebagai ketua sekretariat bersama Badan Pengawal Negeri Dan Kota
(BPNK) Lalu tahun 1950 Buya Hamka menjadi Pegawai Negeri
pada Departemen Agama RI di Jakarta Tahun 1966-1957 beliau
terpilih menjadi anggota Konstituante Republik Indonesia Mulai
27
Hamka Tasawuf Modern h III dibagian catatan tentang Hamka 28
Hamka Tasawuf Modern (Jakarta Republika 2015) Cetke-IV-V h III
dibagian catatan tentang Hamka 29
Rusydi Hamka Pribadi dan Martabat Buya Hamka (Bandung PT Mizan
Publika 2017) Cetke-I h 5
62
tahun 1960 Buya Hamka dipercaya sebagai pengurus pusat
Muhammadiyah Pada Tahun 1968 Buya Hamka ditunjuk sebagai
Dekan Fakultas Ushuluddin Universitas Prof Moestopo beragama
Tahun 1975 sampai 1979 Buya Hamka dipercaya oleh para ulama
sebagai ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Di tahun yang
bersamaan Buya Hamka juga menjabat sebagai ketua umum
Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar selama dua periode30
Pada 1964 Buya Hamka ditangkap dengan tuduhan
melanggar Penpres Antisubversif Kemudian dibebaskan setelah
berakhirnya kekuasaan Orde lama Soekarno pada 196631
Buya
Hamka meninggal dunia pada hari jumat 24 Juli 1981 Beliau
dikebumikan di TPU Tanah Kusir dengan meninggalkan 10 orang
anak 7 laki-laki dan 3 perempuan Dari kesepuluh anak-anak
tersebut saat ini jumlah cucu beliau ada 31 orang dan cicit sebanyak
44 orang32
Adapun karya-karya Buya Hamka sejak tahun 1925 (usia 17
Tahun) di antaranya33
Bidang Agama dan Falsafah
a Tashawwuf Meodern (1939)
b Falsafah Hidup (1939)
c Lembaga Hidup (1940)
d Lembaga Budi (1940)
e Majalah Semangat Islam (zaman Jepang 1943)
f Majalah Menara (terbit di Padang Panjang setelah revolusi
1945) 30
Irfan Hamka Ayah Kisah Buya Hamka (JakartaRepublika 2018) cetke-XV h
290
31Rusydi Hamka Pribadi dan Martabat Buya Hamka h 10
32Irfan Hamka Ayah Kisah Buya Hamka h 291
33Rusydi Hamka Pribadi dan Martabat Buya Hamka h 373
63
g Negara Islam (1946)
h Islam dan Demokrasi (1946)
i Revolusi Agama (1946)
j Merdeka (1946)
k Dibandingkan Ombak Masyarakat (1946)
l Adat Minangkabau Menghadapi Revolusi (1946)
m Di dalam Lembah Cita-cita (1946)
n Kenang-kenangan hidup IIIIIIIV
o Sejarah Umat Islam jilid IIIIIIIV
p Pedoman Mubaligh Islam
q Perkembangan Taswauf Dari Abad Ke Abad (1952)
r Muhammadiyah Melalui Tiga Zaman (1946)
s Tafsir al-Azhar Juzu‟ I - Juzu‟XXX
Dengan Karunia Allah pada tahun 1956 dapatlah Buya
Hamka mendirikan rumah kediaman untuk berteduh anak dan istri di
Kebayoran Baru Kebetulan sekali di hadapan tanah tempat
mendirikan rumah terdapat sebuah lapangan luas persediaan untuk
mendirikan sebuah masjid Agung yang sesuai dengan martabat
Indonesia yang telah merdeka Buya Hamka gembira sekali karena
apabila satu masjid besar berdiri di muka rumah dapatlah anak-anak
selalu dididik dalam hidup keislaman terutama bila mereka selama
mendengarkan suara azan pada sembahyang lima waktu Setiap hari
Buya hamka melihat orang bekerja membangun masjid itu dan
mendoakan lekas selesai34
Masjid itu diberi nama ldquoMesjid Agung Al-Azharrdquo Nama ini
diberikan oleh Syekh Mahmoud Syaltout beliau adalah ulama
berfaham luas dan berpandangan jauh yang telah memasukkan
34
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I h 43
64
beberapa perubahan di dalam Al-Azhar Pada saat itu beliau sedang
menjadi tamu Agung Negara dan salah satu program beliau adalah
menziarahi Masjid Agung di Kebayoran Baru itu Sehingga dalam
kesempatan itulah beliau memberikan nama Masjid Agung itu
dengan nama Al-Azhar ldquomoga-moga dia menjadi al-Azhar di
Jakarta sebagaimana adanya Al-Azhar di Kairordquo35
Kandungan tafsir al-Azhar sebenarnya berasal dari ceramah
atau kuliah subuh Hamka yang disampaikannya di Masjid Agung Al-
Azhar Jakarta36
Pelajaran tafsir sehabis sembahyang subuh di
Masjid Agung Al-Azhar telah didengar di mana-mana di seluruh
Indonesia Dan teladan ini pun dituruti orang pula Terutama sejak
keluarnya sebuah majalah bernama Gema Islam tersebut di mana
kantor redaksi bertempat di dalam ruang masjid yang diterbitkan oleh
Perpustakaan Islam Al-Azhar yang didirikan sejak pertengahan tahun
196037
Atas usul dan tata usaha majalah waktu itu yaitu saudara haji
Yusuf Ahmad segala pelajaran ldquotafsirrdquo waktu subuh itu dimuatlah
dalam majalah Gema Islami tersebut Langsung saya berikan nama
baginya Tafsir Al-Azhar sebab tafsir ini timbul di dalam masjid
Agung Al-Azhar yang nama itu diberikan oleh syeikh Jami` Al-
Azhar sendiri Merangkaplah dia sebagai alamat terima kasih Hamka
atas penghargaan yang diberikan oleh Al-Azhar kepada Hamka38
Meskipun dalam perjalannnya Hamka kemudian melanjutkan dan
35
Sejarah nama masjid Agung Al-Azhar yang dituliskan Buya Hamka dalam tafsir
Al-Azhar Juzu` I Cet Ke-VI h 48 36
Husnul Hidayati Metodologi tafsir Kontekstual Al-Azhar Karya Buya Hamka
Jurnal Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir Vol 1 No 1 Januari-Juni 2018 h 30-31 37
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I (Jakarta Pustaka Panjimas 1985) Cet Ke-VI
h 48 38
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I cet Ke-VI h 48
65
menyelesaikan tafsir tersebut dalam tahanan karena ditangkap oleh
penguasa Orde Baru selama dua tahun empat bulan39
Salah satu niat seketika menyusun tafsir Al-Azhar adalah
hendak meninggalkan pusaka yang moga-moga ada harganya untuk
ditinggalkan bagi bangsa dan umat Muslimin Indonesia jika
panggilan Tuhan yang pasti datang kepadanya kelak Telah timbul
niat sejak tafsir pertama disusun moga-moga dapatlah hendaknya
hasil karya ini memenuhi husnuzan (baik sangka) Al-Azhar kepada
Buya Hamka itu penuhi sebaik-baiknya Buya Hamka datang ke
Mesir di permulaan tahun 1958 itu tidaklah berniat dan terkenang di
hati bahwa akan diberi kehormatan setinggi itu Menjadi tetamu
Mu`tamar Islamy itu sajapun sudahlah satu kehormatan yang
tertinggi bagi Buya Hamka sehingga karena suatu pidato yang ia
sampaikan dan atas karena cintanya orang mesir kepada Ulama
akhirnya mereka berilah penghargaan kepada Buya Hamka
Terasalah oleh Buya Hamka suatu hutang budi yang amat mendalam
untuk menyajikan satu buah tangan yang moga-moga kiranya banyak
atau sedikit dapat memenuhi penghargaan yang tinggi itu maka
dikaranglah tafsir ini40
Tiap-tiap tafsir Al-Qur`an memberikan corak haluan daripada
pribadi penafsirnya Maka dari itu dalam tafsir Al-Azhar ini akan
dapatlah dibaca haluan tafsirnya Tafsir Al-Azhar ditulis dalam
suasana baru di Negara yang penduduk Muslimnya lebih besar
jumlahnya dari penduduk lain sedang mereka haus akan bimbingan
agama haus hendak mengetahui rahasia Al-Qur`an maka pertikaian-
39
Husnul Hidayati Metodologi tafsir Kontekstual Al-Azhar Karya Buya Hamka
Jurnal Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir Vol 1 No 1 Januari-Juni 2018 h 30-31 40
Niat Buya Hamka saat menyusun tafsir Al-Azhar yang beliau sampaikan dalan
Tafsir Al-Azhar Juzu` I h 48-49
66
pertikaian Mazhab tidaklah di bawa dalam tafsir ini dan tidaklah
penulisnya Ta`ashshub kepada suatu faham melainkan mencoba
sedaya upaya mendekati maksud ayat menguraikan makna dari lafadz
bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia dan memberi kesempatan
orang buat berfikir Tafsir yang amat menarik hati penafsir buat
dijadikan contoh ialah tafsir al-Manar karangan Sayid Rasyid Ridha
berdasar kepada ajaran tafsir Syaikh Muhammad Abduh Tafsir
beliau ini selain dari menguraikan ilmu yang berkenaan dengan
agama mengenai hadis Fiqh dan sejarah lain-lain juga
menyesuaikan ayat-ayat itu dengan perkembangan politik dan
kemasyarakatan yang sesuai dengan zaman di waktu tafsir dikarang41
Dalam penulisan tafsir Al-Azhar Buya Hamka lebih condong
kepada metode tahlili atau taj`izi42
Metode tahlili adalah metode
penafsiran ayat-ayat Al-Qur`an melalui pendeskripsian
(menguraikan) makna yang terkandung dalam ayat-ayat Al-Qur`an
dengan mengikuti tata tertib surah atau urutan surat-surat dan ayat-
ayat Al-Qur`an yang diikuti oleh sedikit banyak analisis tentang
kandungan ayat itu43
Dalam penyusunan tafsir ini tidak terlalu mendalam sehingga
yang dapat memahaminya hanya semata-mata ulama dan tidak
terlalu rendah sehingga menjemukan Sebab segala yang kita
sebutkan di atas tadi sebagai corak dari jamaah sejati Islam meskipun
41
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I h 40--41 42
Sopyan Hadi Konsep Sabar Dalam Al-Qur`an Jurnal Madani Vol 1 No 2
September 2018 h 477 43
Ahmad Izzan Metodologi Ilmu Tafsir (Bandung Tafakur 2011) Cetke-III h
103
67
berbeda kedudukan namun yang paling mulia di antara mereka
adalah barang siapa yang paling takwa kepada Allah44
44
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I h 42
68
BAB IV
ANALISIS AYAT METODE DAKWAH
A Surat Ali-Imran Ayat 104
Ali-Imran adalah nama surah ke-3 yang terdiri atas 200 ayat
dan tergolong surah Madaniyah Pemakaian nama Ali-Imran untuk
surah ini menunjukkan betapa penting keluarga Imran ini Ada dua
Imran yang dalam keluarga keduanya lahir tokoh-tokoh penting yang
tercatat dalam sejarah keagamaan Imran ayah Nabi Musa dan Nabi
Harun as dan Imran seorang warga Bani Israil terkemuka kerabat
Nabi Zakaria dan Nabi Yahya as serta Maryam ibu Nabi Isa as
Surah ini dimulai dengan huruf muqaththa`ah alif lacircmmicircm untuk
menarik konsentrasi kita ketika membacanya1
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari
yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung(QS Ali-
Imran [3]104)
a Penafsiran Menurut Quraish Shihab
Dalam ayat ini Quraish Shihab menafsirkan terlebih dahulu
mengemukakan bahwa pengetahuan manusia itu akan berkurang
bahkan terlupa juga hilang jika tidak ada yang mengingatkan atau
tidak diulang-ulang mengerjakannya Beliau menuturkan bahwa
pengetahuan dan pengamalan berkaitan erat pengetahuan mendorong
kepada pengamalan dan meningkatkan kualitas amal sedang
pengamalan yang terlihat dalam kenyataan hidup merupakan guru
1
Djohan Effendi Pesan-Pesan Al-Qur`an Mencoba Mengerti Intisari Kitab Suci
(Jakarta PT Serambi Ilmu Semesta 2012) cetke-I h 65
69
yang mengajar individu dan masyarakat sehingga mereka pun belajar
mengamalkannya Kalau demikian halnya manusia dan masyarakat
perlu selalu diingatkan dan diberi keteladanan inilah inti dakwah
Islamiah2
Kalaulah tidak semua anggota masyarakat dapat
melaksanakan fungsi dakwah hendaklah ada di antara kamu wahai
orang-orang yang beriman segolongan umat yakni kelompok yang
pandangan mengarah kepadanya untuk diteladani dan didengar
nasihatnya yang mengajak orang lain secara terus menerus tanpa
bosan dan lelah kepada kebajikan yakni petunjuk-petunjuk ilahi
menyuruh masyarakat kepada makruf yakni nilai-nilai luhur serta
adat istiadat yang diakui baik oleh masyarakat mereka selama hal itu
tidak bertentangan dengan nilai-nilai ilahiah dan mencegah mereka
dari yang munkar yakni yang dinilai buruk lagi diingkari oleh akal
sehat masyarakat Mereka yang mengindahkan tuntunan ini dan yang
sungguh tinggi lagi jauh martabat kedudukannya itulah orang-orang
yang beruntung mendapatkan apa yang mereka dambakan dalam
kehidupan dunia dan akhirat3
Dalam ayat ini menggunakan dua kata yang berbeda dalam
rangka perintah berdakwah Pertama adalah kata (yad`ucircna) yakni
mengajak dan kedua adalah (ya`murucircna) yakni memerintahkan
Quraish Shihab menyatakan bahwa mengajak dikaitkan dengan al-
khayr sedang memerintah jika berkaitan dengan perintah melakukan
dikaitkan dengan al-ma`ruf sedang perintah untuh tidak melakukan
yakni melarang dikaitkan dengan al-munkar
2
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 2 (Jakarta Lentera Hati 2012) cet Ke-V h 209
3M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 2 h 209
70
Kata ldquominkumrdquo4 pada ayat di atas ada ulama yang
memahaminya dalam arti sebagian dengan demikian perintah
berdakwah yang dipesankan oleh ayat ini tidak tertuju kepada setiap
orang Bagi yang memahaminya demikian ayat ini buat mereka
mengandung dua macam perintah yang pertama kepada seluruh umat
Islam agar membentuk dan menyiapkan satu kelompok khusus yang
bertugas melaksanakan dakwah sedang perintah yang kedua adalah
kelompok khusus itu untuk melaksanakan dakwah kepada kebajikan
dan makruf serta mencegah kemunkaran Ada juga ulama yang
mengfungsikan kata minkum dalam arti penjelasan sehingga ayat ini
merupakan perintah kepada setiap muslim untuk melaksanakan tugas
dakwah masing-masing sesuai kemampuannya Memang jika
dakwah yang di maksud adalah dakwah yang sempurna tentu saja
tidak semua orang dapat melakukannya Di sisi lain kebutuhan
masyarakat dewasa ini menyangkut informasi yang benar di tengah
arus informasi bahkan perang informasi yang demikian pesat dengan
sajian nilai-nilai baru yang sering membingungkan semua menuntut
adanya kelompok khusus yang menangani dakwah dan membendung
informasi yang menyesatkan Karena itu adalah lebih tepat
memahami kata minkum pada ayat di atas dalam arti sebagian kamu
tanpa menutup kewajiban setiap muslim untuk saling mengingatkan5
Hal ini juga dijelaskan dalam tafsir Ibnu Katsir bahwa
maksud ayat ini hendaklah ada segolongan dari umat yang siap
4
Kata ldquominrdquo juga dijelaskan dalam tafsir Al-Aisar yang ditulis oleh Syaikh Abu
Bakar Jabir Al-Jazari Jilid 1 h 163 bahwa maksud minkum di sini ialah sebagian Dalam
tafsir ini dijelaskan bahwa wajibnya ada sebagian (satu kelompok) dari umat Islam bukan
semuanya untuk melaksanakan kewajiban dakwah amar ma`ruf nahi munkar karena tugas
ini harus dilakukan oleh orang yang berilmu dan tidak diiliki semua orang
5M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 2 h 210-211
71
memegang peran ini meskipun hal itu merupakan kewajiban bagi
setiap individu umat sesuai dengan kapasitasnya6
Selanjutnya ditemukan bahwa ayat di atas menggunakan dua
kata yang berbeda dalam rangka perintah berdakwah Pertama adalah
kata yad`ucircna yakni mengajak dan kedua adalah ya`murucircna yakni
memerintahkan Perlu dicatat bahwa apa yang diperintahkan oleh
ayat di atas sebagaimana terbaca berkaitan dengan dua hal mengajak
dikaitkan dengan al-khayr dan memerintah jika berkaitan dengan
perintah melakukan dikaitkan dengan al-ma`rucircf sedang perintah
untuk tidak melakukan yakni melarang dikaitkan dengan al-munkar7
Al-Qur`an mengisyaratkan kedua nilai di atas dalam
firmannya ini dengan kata al-khayrkebajikan dan al-ma`rucircf Al-khayr
adalah nilai universal yang diajarkan oleh Al-Qur`an dan Sunnah Al-
khayr menurut Rasul Saw sebagaimana dikemukakan oleh Ibn
Katsir dalam tafsirnya adalah mengikuti (Al-Qur`an dan Sunnahku)
Sedang al-ma`rucircf adalah sesuatu yang baik menurut pandangan
umum satu masyarakat selama sejalan dengan al-Khayr Adapun al-
munkar ia adalah sesuatu yang dinilai buruk oleh suatu masyarakat
serta bertentangan dengan nilai-nilai ilahi Karena itu ayat di atas
menekankan perlunya mengajak kepada al-khayrkebaikan
memerintahkan yang makruf dan mencegah yang mungkar Jelas
terlihat betapa mengajak kepada al-khayr didahulukan kemudian
memerintahkan kepada makruf dan melarang melakukan yang
mungkar8
6
Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Aal asy-Syeikh Tafsir Ibnu
Katsir terj Abdul Ghaffar (Bogor Pustaka Imam Syafi`I 2001) Cetke-I h 108
7M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 2 h 210 8
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 2 h 211
72
Paling tidak ada dua hal yang perlu digarisbawahi berkaitan
dengan ayat di atas Pertama nilai-nilai ilahi tidak boleh dipaksakan
tetapi disampaikan secara persuasif dalam bentuk ajakan yang baik
Sekadar mengajak yang dicerminkan antara oleh kata mengajak dan
oleh firmannya dalam surat an-Nahl ayat 125 ldquoajaklah ke jalan
Tuhan-mu dengan cara yang bijaksana nasihat (yang menyentuh
hati) serta berdiskusilah dengan mereka dengan cara yang lebih
baik (QS an-Nahl [16]125) Selanjutnya setelah mengajak siapa
yang akan beriman silakan beriman dan siapa yang kufur silakan
pula masing-masing mempertanggungjawabkan pilihannya9
Hal kedua yang harus digarisbawahi adalah al-ma`rucircf yang
merupakan kesepakatan umum masyarakat Ini sewajarnya
diperintahkan demikian juga al-munkar seharusnya dicegah Baik
yang memerintahkan dan yang mencegah itu pemilik kekuasaan
maupun bukan Dengan konsep al-ma`rucircf Al-Qur`an membuka pintu
yang cukup lebar guna menampung perubahan nilai-nilai akibat
perkembangan positif masyarakat Hal inilah agaknya yang ditempuh
Al-Qur`an karna idenilai yang dipaksakan atau tidak sesuai dengan
budaya atau perkembangan masyarakat maka tidak akan diterapkan
Karena itulah Al-Quran di samping memperkenalkan dirinya sebagai
pembawa ajaran yang sesuai dengan fitrah manusia ia juga melarang
pemaksaan nilai-nilainya walau merupakan nilai yang amat
mendasar seperti keyakinan akan keesaan Allah Swt10
9
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 2 h 211-212
10M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 2 h 211-212
73
b Penafsiran Menurut Buya Hamka
Dalam penafsiran ini Buya Hamka menyebutkan bahwa untuk
memelihara kokohnya nikmat Islam yang dijelaskan pada ayat
sebelumnya hendaklah ada dalam kalangan jamaah muslim itu suatu
golongan dalam ayat ditegaskan suatu umat yang menyediakan diri
mengadakan ajakan atau seruan tegasnya dakwah Yang selalu mesti
mengajak dan membawa manusia berbuat kebaikan menyuruh
berbuat makruf yaitu yang patut pantas dan sopan dan mencegah
melarang perbuatan munkar yang dibenci dan yang tidak diterima11
Di dalam tafsir Al-Qur`an juga disebutkan bahwa bahwa kelompok
khusus ini dibentuk untuk membantu menegakkan agama dalam
menjaga kesempurnaan Islam12
Disini terdapat dua kata penting yaitu menyuruh berbuat
makruf mencegah perbuatan munkar Berbuat makruf diambil dari
kata `uruf yang dikenal atau yang dapat dimengerti dan dapat
dipahami serta diterima oleh masyarakat Perbuatan yang makruf
apabila dikerjakan dapat diterima dan difahami oleh manusia serta
dipuji karena begitulah yang patut dikerjakan oleh manusia yang
berakal Yang mungkar artinya ialah yang dibenci yang tidak
disenangi yang ditolak masyarakat karena tidak patut tidak pantas
Tidak selayaknya yang demikian dikerjakan oleh manusia yang
berakal 13
Agama datang menuntun manusia dan memperkenalkan mana
yang makruf itu dan mana yang mungkar Sebab itu maka makruf dan
mungkar tidaklah terpisah dari pendapat umum Kalau ada orang
11Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV (Jakarta PT Pustaka Panjimas 1987) Cet
Ke-I h 30
12Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa`di Tafsir Al-Qur`an I terj M Iqbal dkk
(Jakarta Darul Haq 2017) Cet Ke-IX h 473
13Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 30
74
yang berbuat makruf seluruh masyarakat umumnya menyetujui
membenarkan dan memuji Kalau ada perbuatan mungkar seluruh
masyarakat menolak membenci dan tidak menyukainya Sebab itu
bertambah tinggi kecerdasan beragama bertambah kenal orang akan
yang makruf dan bertambah benci orang kepada yang mungkar
Lantaran itu wajiblah ada dalam jamaah muslimin segolongan umat
yang bekerja keras menggerakkan orang kepada yang makruf dan
menjauhi yang mungkar supaya masyarakat itu bertambah tinggi
nilainya14
Menyampaikan ajakan kepada yang makruf dan menjauhi
yang mungkar itulah yang dinamai dakwah Dengan adanya umat
yang berdakwah agama menjadi hidup tidak menjadi seolah-olah
mati Bidang untuk menyampaikan dakwah terbagi dua umum dan
khusus Yang umum banyak pula cabangnya sebab masyarakat
bercabang-cabang pula Dakwah kepada kalangan umat Islam sendiri
supaya mereka memegang agama itu ada dalam segala bidang
kemasyarakatan dalam pertanian perniagaan pekerjaan tangan
perburuhan dan kepegawaian Yang bersifat khusus ialah dakwah
dalam kalangan keluarga sendiri menimbulkan suasana agama di
kalangan keluarga mendidik agar patuh akan perintah Tuhan
berlomba berbuat baik Dakwah tidak berhenti walaupun antara
sesama golongan sendiri15
Di dalam ayat bertemu tiga kewajiban yang dihadapi Yang
dua berpusat kepada yang satu Yang satu ialah mengajak kepada
kebaikan Dia menimbulkan dua tugas Pertama menyuruh berbuat
makruf kedua melarang berbuat mungkar Setengah ahli tafsir
14
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 30
15Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu`IV h 31-31
75
mengatakan bahwasanya yang dimaksud dengan Al-khayri yang
berarti kebaikan di dalam ayat ini ialah Islam yaitu memupuk
kepercayaan dan iman kepada Tuhan termasuk tauhid dan makriat
Dan itulah hakikat kesadaran beragama yang menimbulkan tahu
membedakan yang baik dengan yang buruk yang makruf dengan
yang mungkar 16
Selanjutnya ialah timbul dan tumbuhnya rasa kebaikan dalam
jiwa yang menyebabkan tahu pula dan berani menegakkan mana
yang makruf dan menentang mana yang mungkar Kalau kesadaran
beragama belum tumbuh menjadi sia-sia sajalah menyebut yang
makruf dan menentang yang mungkar Sebab untuk memperbedakan
yang makruf dan yang mungkar tidak lain dari ajaran Tuhan Oleh
sebab itu dapatlah diambil kesan bahwa di dalam mengadakan
dakwah hendaklah kesadaran beragama ini wajib ditimbulkan terlebih
dahulu Suatu dakwah yang mendahulukan hukum halal dan hukum
haram sama saja dengan seorang yang menjatuhkan talak kepada
istri orang lain17
Sebagaimana dalam tafsir al-Maragi menjelaskan
bahwa yang bisa melaksanakan dakwah hanyalah kalangan khusus
umat islam yaitu mereka yang mengetahui rahasia-rahasia hukum
hikmah tasri` dan fiqihnya18
Hemat penulis orang atau kelompok yang melaksanakan
kegiatan dakwah ini terlebih dahulu harus memahami dan mengerti
tentang agama Islam itu sendiri secara hukum dan fiqih sehingga
dakwah bisa ditegakkan
16
Ahmad Mustafa Al-Maraghi Tafsir Al-Maraghi Juz IV terj Mustafa Al-Babi
al-Halabi (Semarang Toha Putra Semarang 1993) Cetke-II h 37
17Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 31
18Ahmad Mustafa Al-Maraghi Tafsir Al-Maraghi Juz IV terj Mustafa Al-Babi
al-Halabi (Semarang Toha Putra Semarang 1993) Cetke-II h 37
76
Di sini bertemu dengan dua kata penting yaitu Ummatun
yang berarti umat Hendaklah antara kamu ada suatu umat Yang
kedua kata yad`ucircna yaitu melancarkan dan menjalankan seruan
tegasnya dakwah Dari ayat ini dapat difahami bahwa di kalangan
ummat Islam yang besar jumlahnya ini Hendaklah ada lagi
segolongan ummat yang menjadi inti yang kerjanya khusus
mengadakan dakwah Atau hendaklah seluruh umat itu sendiri sadar
akan kewajibannya mengadakan dakwah Sebab kehidupan agama
kemajuan atau kemundurannya sangat bergantung kepada dakwah
Ayat yang mengatakan hendaklah ada antara kamu segolongan
umat yang menyeru kepada kebaikan Jelaslah bahwa bidang yang
akan dihadapi oleh umat pemegang dakwah itu ada dua Pertama
dakwah ke dalam kalangan umatnya sendiri dan kedua dakwah keluar
kalangan Islam19
Kemenangan dan kejayaan pergaulan hidup manusia ialah
pada adanya kesadaran akan kebaikan dan makruf dan tolakan mutlak
atas yang mungkar Itulah sebabanya maka ujung ayat menegaskan
ldquoDan mereka itu ialah orang-orang yang beroleh kemenanganrdquo
(ujung ayat 104 terjemah tafsir al-Azhar) Meskipun di dalam rasa
bahasa sepintas lalu agak kaku bunyinya dalam salinan ayat ini yaitu
ldquodan mereka itu ialahrdquo Namun dengan menyalin demikian terasalah
inti maksud ayat yaitu hanya orang-orang yang tetap menjalankan
dakwah itu artinya itu sajalah yang akan beroleh kemenangan Sebab
dengan adanya dakwah kemungkaran dapat dibendung dan yang
makruf dapat dialirkan terus sehingga umat tadi menjadi pelopor
kebajikan di dalam dunia20
19
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 31
20Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 32
77
Dari paparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa
beberapa metode dakwah dari kedua mufasir yang penulis uraikan
sebagai berikut
Hendaklah ada sekelompok orangumat yang melaksanakan
fungsi dakwah di mana segolongan umat itu adalah orang yang
dipandang masyarakat sebagai teladan dan didengar nasihatnya yang
mengajak orang lain kepada kebajikan Ini yang dikemukakan oleh
Quraish Shihab Dalam hal ini Quraish Shihab menjelaskan bahwa
nilai-nilai ilahi tidak boleh dipaksakan tetapi disampaikan secara
persuasif dalam bentuk ajakan yang baik21
Buya Hamka menjelaskan
bahwa hendaknya ada suatu umat yang menyediakan diri
mengadakan ajakan atau seruan tegasnya dakwah Yang selalu mesti
mengajak dan membawa manusia berbuat kebaikan menyuruh
berbuat makruf yaitu yang patut pantas dan sopan dan mencegah
melarang perbuatan munkar yang dibenci dan yang tidak diterima22
Dan dalam mengadakan dakwah hendaklah kesadaran beragama
wajib ditimbulkan terlebih dahulu23
Maksudnya ialah pengetahuan
akan agama dipelajari terlebih dahulu sehingga bisa menjalankan
dakwah yang diperintahkan
Membahas tentang surat Ali Imran ayat 104 Quraish Shihab
menjelaskan bahwa semua orang Islam berhak menyampaikan
dakwah dan perlu juga sebagian umat yang khusus melaksanakan
fungsi dakwah ditengah masyarakat yang membutuhkan informasi
yang benar maka memang perlu adanya sebagian umat yang khusus
melaksanakan dakwah Buya Hamka juga menjelaskan demikian
21
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 2 h 211 22
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 30
23Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 31
78
hendaknya ada suatu umat yang menyediakan diri mengadakan
ajakan atau seruan tegasnya dakwah Hendaklah ada segolongan
ummat yang menjadi inti yang kerjanya khusus mengadakan
dakwah Atau hendaklah seluruh umat itu sendiri sadar akan
kewajibannya mengadakan dakwah
Melihat perbandingan kedua mufassir sekilas terlihat sama
yaitu dakwah adalah kewajiban setiap muslim dan perlu adanya
kelompok khusus yang melaksanakan kegiatan dakwah Namun
dalam hal ini yang membedakannya adalah pada kesediaan
segolongan umat dalam melaksanakan fungsi dakwah Buya Hamka
menjelaskan bahwa harus ada suatu umat yang menyediakan diri
melaksanakan dakwah Sedangkan Quraish Shihab tidak menekankan
pada kesediaan tetapi lebih menjelaskan keharusan adanya
segolongan umat yang melakukan dakwah Menurut penulis Jika
Buya Hamka terlihat seperti melaksanakan dakwah secara sukarela
namun tetap harus disadarkan dalam hal pengetahuan agama terlebih
dahulu Sedangkan Quraish Shihab menjelaskan jika dakwah
sempurna yang dimaksud maka tidak semua orang dapat
melakukannya akan tetapi hanya sebagian umat saja yang khusus
untuk melaksanakan dakwah Di sini penulis melihat bahwa sebagian
umat yang melaksanakan dakwah harus terlebih dahulu dibekali
dengan ilmu agama yang memadai sehingga bisa menyuruh yang
makruf dan mencegah yang munkar Dalam hal ini penulis tidak
melihat keharusan kesadaran beragama itu pada setiap umat muslim
namun tidak menutup kemungkinan kewajiban itu juga ada pada
setiap muslim
Dijelaskan dalam tafsir Muyassar bahwasanya umat Islam
harus menentukan orang yang berilmu memiliki keutamaan dan
79
profesionalisme di antara umat Islam untuk berdakwah kepada Allah
mengajarkan yang bermanfaat bagi mereka dalam persoalan agama
dan dunia24
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kelompok khusus
yang melaksanakan dakwah sudah seharusnya memahami dan
memiliki pengetahuan akan apa yang harus di dakwahkan
Selanjutnya Metode dakwah yang dijelaskan dalam ayat ini
oleh Quraish Shihab yaitu dalam menyampaikan pesan dakwah
hendaknya tidak dengan paksaan sampaikanlah pesan dakwah itu
dengan persuasif diiringi dengan ajakan yang baik Artinya dalam
melakukan dakwah dai harus bisa menyampaikan pesan dakwah dan
juga mempengaruhi sasaran dakwah untuk bisa mengikuti atau
melaksanakan kebaikan yang disampaikan dalam dakwah dengan
ajakan yang baik Jika disampaikan dengan keras atau memaksa
maka sasaran dakwah tidak lagi akan mau mendengarkan pesan
dakwah yang disampaikan
Hal senada juga disampaikan dalam tafsir Muyassar
bahwasanya dakwah yang dijalankan dengan lemah lagi kasih
sayang niscaya dia memperoleh cita-citanya yang besar dalam
dakwah dan mendapatkan kedudukan terbaik25
B Surat An-Nahl 125
Surat An-Nahl terdiri dari 128 ayat Mayoritas ulama
menilainya Makkiyah yakni turun sebelum Nabi Muhammad Saw
berhijrah ke Madinah Ada juga yang mengecualikan beberapa ayat
Nama An-Nahl terdiri terambil dari kata itu yang disebut pada ayat
24
`Aidh al-Qarni Tafsir Muyassar 1 terj Tim Qisthi Press (Jakarta Timur Qisthi
Press 2008) Cetke-I h 292
25`Aidh al-Qarni Tafsir Muyassar 1 terj Tim Qisthi Press h 292
80
68 surah ini Ada juga ulama yang menyebutnya surah an-Ni`am
karena banyak nikmat Allah yang diuraikan di sini26
Nama Lebah di ambil dari dalam ayat 68 yang membicarakan
bahwa Allah telah memberikan ilham atau naluri kepada lebah agar
dia membuat sarang di gunung-gunung di pohon-pohon kayu
ataupun di bubungan rumah-rumah lalu menghirup buah dan
kembang untuk menghasilkan madu Dengan membaca keadaan
lebah itu manusia diperkenalkan akan kekuasaan Allah atas alam
keajaiban yang terkandung di dalamnya apatah lagi madu lebah itu
adalah obat yang amat mujarab bagi berbagai penyakit Surat ini
sebagai surat yang diturunkan di Makkah adalah menghimpun pokok
akidah yang besar tentang ketuhanan tentang wahyu dan tentang
hari kebangkitan kelak Tetapi di samping itu dia pun mempertautkan
tentang akidah ajaran Muhammad Saw dengan akidah ajaran
Ibrahim as mengandung juga tugas dan kewajiban Rasul-rasul yang
diutus Tuhan dan bagaimana pula sunnatullah yang pasti berlaku bagi
barang siapa yang menolak risalat Rasul itu dan mendustakannya 27
ldquoSerulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845]
dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang
baik Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang
siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui
orang-orang yang mendapat petunjukrdquo(QS An-Nahl [16]125)
26
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 7 h 175
27Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 216
81
a Penafsiran Menurut Quraish Shihab
Ayat ini menyatakan bahwa Wahai Nabi Muhammad
serulah yakni lanjutkan usahamu untuk menyeru semua yang engkau
sanggup seru kepada jalan yang ditunjukkan Tuhanmu yakni ajaran
Islam dengan Hikmah dan pengajaran yang baik dan bantahlah
mereka yakni siapa pun yang menolak atau meragukan ajaran Islam
dengan cara terbaik Inilah tiga cara berdakwah yang hendaknya
engkau tempuh menghadapi manusia yang beraneka ragam peringkat
dan kecenderungannya jangan hiraukan cemoohan atau tuduhan-
tuduhan tidak berdasar kaum musyrikin dan serahkan urusanmu dan
urusan mereka pada Allah karena sesungguhnya Tuhanmu yang
selalu membimbing dan berbuat baik kepadamu Dia-lah sendiri yang
lebih mengetahui dari siapa pun yang menduga tahu tentang siapa
yang bejat jiwanya sehingga tersesat dari jalannya dan Dia-lah saja
yang lebih mengetahui orang-orang yang sehat jiwanya sehingga
mendapat petunjuk28
Ayat ini dipahami oleh sementara ulama sebagai menjelaskan
tiga macam metode dakwah yang harus disesuaikan dengan sasaran
dakwah Terhadap cendekiawan yang memiliki pengetahuan tinggi
diperintahkan menyampaikan dakwah dengan hikmah yakni
berdialog dengan kata-kata bijak sesuai dengan tingkat kepandaian
mereka Terhadap kaum awam diperintahkan untuk menerapkan
mau`izhah yakni memberikan nasihat dan perumpamaan yang
menyentuh jiwa sesuai dengan taraf pengetahuan mereka yang
28
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 774
82
sederhana29
Dijelaskan pula dalam tafsir al-Munir bahwa mau`izhah
hazanah adalah cara yang digunakan untuk masyarakat awam30
Sedang terhadap Ahl al-kitab dan penganut agama-agama lain yang
diperintahkan adalah jidalperdebatan dengan cara yang terbaik
yaitu dengan logika dan retorika yang halus lepas dari kekerasan dan
umpatan31
Kata (حكمة) Hikmah antara lain berarti yang paling utama
dari segala sesuatu baik pengetahuan maupun perbuatan Ia adalah
pengetahuan atau tindakan yang bebas dari kesalahan atau kekeliruan
Hikmah juga diartikan sebagai sesuatu yang bila
digunakandiperhatikan akan mendatangkan kemaslahatan dan
kemudahan yang besar atau lebih besar serta menghalangi
terjadinya mudharat atau kesulitan yang besar atau lebih besar
Makna ini ditarik dari kata hakamah yang berarti kendali karena
kendali menghalangi hewankendaraan mengarah ke arah yang tidak
diinginkan atau menjadi liar Memilih perbuatan yang terbaik dan
sesuai adalah perwujudan dari hikmah Memilih yang terbaik dan
sesuai dari dua hal yang buruk pun dinamai hikmah dan pelakunya
dinamai hakim (bijaksana) Siapa yang tepat dalam penilaiannya dan
dalam pengaturannya dialah yang wajar menyandang sifat ini atau
dengan kata lain dia yang hakim32
29
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 774-775
30Wahbah az-Zuhaili Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid 7
(Depok Gema Insani 2014) CetKe-I h 509 31
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 774-775
32M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 775
83
Kata (الموعظة) al-Mau`izhah terambil dari kata (وعظ) wa`azha
yang berarti nasihat Mau`izhah adalah uraian yang menyentuh hati
yang mengantar kepada kebaikan Demikian dikemukakan oleh
banyak ulama33
Hal ini juga dijelaskan dalam tafsir Fi Zhilalil
Qur`an yang menjelaskan bahwa Mau`izhah hasanah ldquonasihat yang
baikrdquo yang bisa menembus hati manusia dengan lembut dan diserap
oleh hati nurani dengan halus34
Sedang kata ( مجادله ) jadilhum terambil dari kata ( جدال) jidal
yang bermakna diskusi atau bukti-bukti yang mematahkan alasan
atau dalih mitra diskusi dan menjadikannya tidak dapat bertahan baik
yang dipaparkan itu diterima oleh semua orang maupun hanya oleh
mitra bicara Ditemukan di atas bahwa Mau`izhah hendaknya
disampaikan dengan hasanahbaik sedang perintah berjidal disifati
dengan kata (احسن) ahsan yang terbaik bukan sekedar baik
Keduanya berbeda dengan hikmah yang tidak disifati apapun Ini
berarti bahwa mau`izhah ada yang baik dan tidak baik sedang jidal
ada tiga macam yang baik yang terbaik dan yang buruk35
Adapun mau`izhah ia baru dapat mengena hati sasaran bila
ucapan yang disampaikan itu disertai dengan pengamalan dan
keteladanan dari yang menyampaikannya Inilah yang bersifat
hasanah Kalau tidak ia adalah yang buruk yang seharusnya
dihindari Di sisi lain karena mau`izhah biasanya bertujuan
33
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 775-776
34Sayyid Quthb Tafsir Fi Zhilalil Qur`an terj As`ad Yasin dkk (Jakarta Gema
Insani 2004) Cet Ke I h 44
35M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 775-776
84
mencegah sasaran dari sesuatu yang kurang baik dan ini dapat
mengundang emosi baik dari yang menyampaikan lebih-lebih yang
menerimanya mau`izhah adalah sangat perlu untuk mengingatkan
kebaikannya itu Sedang jidal terdiri dari tiga macam yang buruk
adalah yang disampaikan dengan kasar yang mengundang
kemarahan lawan serta yang menggunakan dalih-dalih yang tidak
benar Yang baik adalah yang disampaikan dengan sopan serta
menggunakan dalil-dalil atau dalih walau hanya diakui oleh lawan
tetapi yang terbaik adalah yang disampaikan dengan baik dengan
argumen yang benar lagi yang membungkam lawan36
Penyebutan urutan ketiga macam metode itu sungguh serasi
ia dimulai dengan hikmah yang dapat disampaikan tanpa syarat
disusul dengan mau`izhah dengan syarat hasanah karena memang ia
hanya terdiri dari dua macam dan yang ketiga adalah jidal yang
terdiri dari tiga macam buruk baik dan terbaik sedangkan yang
dianjurkan adalah yang terbaik Tidak dapat dipungkiri bahwa Al-
Qur`an demikian juga cara berdakwah Nabi Muhammad Saw
mengandung ketiga metode di atas Ia diterapkan kepada siapa pun
sesuai dengan kondisi masing-masing sasaran37
Dalam tafsir ini disebutkan bahwa setiap metode memiliki
karakteristik mad`unya masing-masing hanya saja sebagian ulama
tidak sepakat Sebagian ulama menyebutkan bahwa bisa saja ketiga
cara ini dipakai dalam satu situasisasaran di kali lain hanya dua cara
atau satu masing-masing sesuai dengan sasaran yang dihadapi Bisa
saja cendekiawan tertarik dengan mau`izhah dan tidak mustahil
36
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 776 37
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 777
85
orang awam memeroleh manfaat dari jidal dengan yang terbaik
Demikian Thabathaba`i salah seorang ulama yang menolak
penerapan metode dakwah terhadap tingkat kecerdasan sasaran38
b Penafsiran Menurut Buya Hamka
ldquoSerulah kepada jalan Tuhan engkau dengan kebijaksanaan dan
pengajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang
lebih baikrdquo (pangkal ayat 125 terjemah dari tafdir Al-Azhar)
Ayat ini mengandung ajaran kepada Rasul tentang cara
melancarkan dakwah atau seruan terhadap manusia agar mereka
berjalan di atas jalan Allah (Sabilillah) Sabilillah atau Shiracircth al
Mustaqicircm atau Ad-Dicircnu al-Haqqu agama yang benar Nabi Saw
memegang tampuk pimpinan dalam melakukan dakwah itu
Kepadanya ditentukan oleh Tuhan bahwa di dalam melakukan
dakwah hendaklah memakai tiga macam cara atau tiga tingkat cara
Pertama hikmah (kebijaksanaan) Yaitu dengan secara bijaksana
akal budi yang mulia dada yang lapang dan hati yang bersih menarik
perhatian orang kepada agama atau kepada kepercayaan terhadap
Tuhan Kata ldquohikmatrdquo kadang diartikan orang dengan filsafat
Padahal dia adalah inti yang lebih halus dari filsafat Filsafat hanya
dapat difahamkan oleh orang-orang yang telah terlatih fikirannya dan
tinggi pendapat logikanya Tetapi hikmat dapat menarik orang yang
belum maju kecerdasannya dan tidak dapat dibantah oleh orang yang
lebih pintar Kebijaksanaan itu bukan saja dengan ucapan mulut
melainkan termasuk juga tindakan dan sikap hidup Kadang-kadang
lebih berhikmat diam daripada berkata39
38
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 777
39Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321
86
Yang kedua adalah al-mau`izhatu al- hasanah yang kita
artikan pengajaran yang baik atau pesan-pesan yang baik yang
disampaikan sebagai nasihat Sebagai pendidikan dan tuntunan sejak
kecil Sebab itu termasuklah dalam bidang mau`izhatul hasanah
pendidikan ayah bunda dalam rumah tangga kepada anak-anaknya
sehingga menjadi contoh beragama di hadapan anak-anaknya
sehingga menjadi kehidupan mereka pula Termasuk juga pendidikan
dan pengajaran dalam perguruan-perguruan 40
Hal ini juga dijelaskan
dalam tafsir Al-Quran yang ditulis oleh Syaikh Abdurrahman
bahwasanya mau`izhah hasanah adalah metode dakwah dengam
memberikan pelajaran yang baik Yaitu dengan perintah dan
larangan anjuran dan ancaman serta belasan yang akan diterima oleh
manusia atas apa yang dilakukannya41
Yang ketiga adalah jacircdilhum bi al-llaticirc hiya ahsan bantahlah
mereka dengan cara yang lebih baik Kalau terpaksa timbul
perbantahan atau pertukaran fikiran yang di zaman kita disebut
polemik ayat ini menyuruh agar dalam hal yang demikian kalau
sudah tidak dapat dielakkan lagi pilihlah jalan yang sebaik-
baiknya42
Dalam tafsir al-Munir juga dijelaskan bahwa debatlah
dengan cara dan bentuk debat yang paling baik43
Diantaranya ialah
memperbedakan pokok soal yang tengah dibicarakan dengan
perasaan benci atau sayang kepada pribadi yang tengah diajak
berbantah Misalnya seseorang yang masih kufur belum mengerti
40
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322
41Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa`di Tafsir Al-Qur`an 4 terj M Iqbal dkk
(Jakarta Darul Haq 2017) Cet Ke-VI h 219
42Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322
43Wahbah az-Zuhaili Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid 7 h
509
87
ajaran Islam lalu dengan sesuka hatinya saja mengeluarkan celaan
kepada Islam karena bodohnya Orang ini wajib dibantah dengan
jalan yang sebaik-baiknya disadarkan dan diajak kepada jalan fikiran
yang benar sehingga dia menerima Tetapi kalau terlebih dahulu
hatinya disakitkan karena cara kita membantah yang salah mungkin
dia enggan menerima kebenaran meskipun hati kecilnya mengakui
karena hatinya telah disakitkan44
Di dalam tafsir al-Aisar menjelaskan bahwasanya dalam
melakukan metode jidal ini maka lakukanlah dengan cara terbaik
bantahlah mereka dengan cara yang baik tidak ada unsur celaan
ejekan dan sindiran buruk karena yang demikian itu lebih dapat
diterima45
Ketiga pokok cara melakukan dakwah ini hikmah mau`izhah
hasanah dan jacircdilhum billaicirci hiya ahsan amatlah diperlukan di
segala zaman Sebab dakwah atau ajakan dan seruan membawa umat
manusia kepada jalan yang benar itu sekali-kali bukanlah
propaganda meskipun propaganda itu sendiri kadang bagian dari alat
dakwah dakwah meyakinkan sedang propaganda itu memaksakan
Dakwah dengan jalan paksa tidaklah akan berhasil menundukkan
keyakinan orang Apatah lagi dalam hal agama Al-Qur`an sudah
menegaskan bahwa dalam hal agama sekali-kali tidak ada paksaan
Dan dalam ujung ayat ini dengan tegas Tuhan mengatakan bahwa
urusan memberi orang petunjuk atau menyesatkan orang adalah hak
Allah sendiri ldquoSesungguhnya Tuhan engkau Dialah yang lebih tahu
44
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322
45Syaikh Abu Bakar Jabir Al-JAzari Tafsir Al-Qur`an Al-Aisar terj MAzhari
Hatim dan Abdurrahim Mukti (Jakarta Darus Sunnah Press 2011) Cet Ke-II h 287
88
siapa yang sesat dari jalannya dan Dialah yang lebih tahu siapa
yang mendapat petunjukrdquo (ujung ayat 125)46
Demikianlah ayat ini telah dijadikan salah satu pedoman
perjuangan menegakkan Iman dan Islam ditengah-tengah berbagai
ragamnya masyarakat pada masa itu yang kedatangan Islam adalah
buat menarik dan membawa bukan mengusir dan mengenyahkan
orang Dan sampai sekarang ketiga pokok ini masih tetap terpakai
menurut perkembangan-perkembangan zaman yang modern47
Dari pembahsasan kedua mufassir ada beberapa metode
dakwah yang Allah sampaikan dan terangkum dalam surat an-Nahl
ayat 125 Disebutkan bahwa tiga metode dakwah itu ialah
1 Hikmah
2 Mau`izhah al-hasanah
3 Jacircdilhum bi al-lacircticirc hiya ahsan
Hikmah ialah berdialog dengan kata-kata yang bijak sesuai
kepandaian mereka Hikmah ialah yang paling utama dari segala
sesuatu baik pengetahuan maupun perbuatan juga diartikan sebagai
sesuatu yang bila digunakandiperhatikan akan mendatangkan
kemaslahatan dan kemudahan yang besar atau lebih besar serta
menghalangi terjadinya mudharat atau kesulitan yang besar atau
lebih besar48
Mau`izhah al-hasanah ialah uraian yang menyentuh
hati yang mengantar kepada kebaikan Dan jidal yang bermakna
diskusi atau bukti-bukti yang mematahkan alasan atau dalih mitra
diskusi dan menjadikannya tidak dapat bertahan baik yang
dipaparkan itu diterima oleh semua orang maupun hanya oleh mitra
46
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321-322
47Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 322
48M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 775
89
bicara Ini adalah tiga rangkaian metode yang dijelaskan oleh Quraish
Shihab Mau`izhah disifati dengan hasanah dan jidal dengan ahsan
Quraish Shihab menjelaskan bahwa mau`izhah ada yang baik dan
tidak baik sedangkan jidal ada yang buruk baik dan terbaik
Sedangkan Buya Hamka menyebutkan dalam tafsirnya Al-
Azhar bahwa hikmah (kebijaksanaan) yaitu dengan secara bijaksana
akal budi yang mulia dada yang lapang dan hati yang bersih menarik
perhatian orang kepada agama atau kepada kepercayaan terhadap
Tuhan49
al-mau`izhatul hasanah yang kita artikan pengajaran yang
baik atau pesan-pesan yang baik yang disampaikan sebagai nasihat
Sebagai pendidikan dan tuntunan sejak kecil Termasuk juga
pendidikan dan pengajaran dalam perguruan-perguruan jadilhum
billati hiya ahsan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik
Kalau terpaksa timbul perbantahan atau pertukaran fikiran yang di
zaman kita disebut polemik ayat ini menyuruh agar dalam hal yang
demikian kalau sudah tidak dapat dielakkan lagi pilihlah jalan yang
sebaik-baiknya50
Dalam surat an-Nahl ayat 125 menjelaskan tentang metode
dakwah yang meliputi Hikmah mau`izhah hasanah dan jidal Di sini
penulis akan membandingkan metode tersebut satu per-satu artinya
kedua mufasir memiliki pandangan masing-masing dalam
menjelaskan metode dakwah yang terdapat dalam surat an-Nahl ayat
125
Pertama dengan hikmah Quraish Shihab menjelaskan
hikmah ialah berdialog dengan kata-kata bijak sesuai dengan tingkat
49
Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321 50
Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322
90
kepandaian mereka51
yang dimaksud dengan mad`u metode ini ialah
golongan cendekiawan Sedangakan Buya Hamka menjelaskan
hikmah adalah dengan secara bijaksana akal budi yang mulia dada
yang lapang dan hati yang bersih menarik perhatian orang kepada
agama atau kepada kepercayaan terhadap Tuhan
Sekilas peneliti melihat bahwa dalam hal ini Buya Hamka
tidak mengkhususkan atau menjelaskan bahwa metode hikmah ini
untuk golongan cendekiawan sebagaimana yang disebutkan dalam
tafsir al-Misbah Hanya saja Buya Hamka menjelaskan dalam
tafsirnya bahwa hikmah dapat menarik orang yang belum maju
kecerdasannya dan tidak dapat dibantah oleh orang yang lebih
pintar52
Dan Buya Hamka juga tidak mengkhususkan kebijaksanaan
hanya dalam dialog Kebijaksanaan itu bukan saja dengan ucapan
mulut melainkan termasuk juga tindakan dan sikap hidup Kadang-
kadang lebih berhikmat diam daripada berkata53
Dalam metode ini penulis melihat adanya perbedaan kedua
mufasir dalam menjelaskan tentang mad`u dakwah dalam metode
hikmah Quraish Shihab menyebutkan bahwa terhadap cendekiawan
diperintahkan menyampaikan dakwah dengan hikmah sedangkan
Buya Hamka menyebutkan bahwa hikmah dapat menarik orang yang
belum mampu kecerdasannya dan tidak dapat dibantah oleh orang
yang lebih pintar Penulis melihat bahwa yang dimaksud Buya
Hamka ialah golongan awam dan golongan cendekiawan Artinya
Quraish Shihab dan Buya Hamka memiliki pandangan yang sama
bahwa metode hikmah ini cocok untuk golongan cendekiawan dan
51
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 774-775
52 Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321
53 Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321
91
Buya Hamka mennambahkan bahwa metode hikmah juga bisa
menarik golongan awam atau yang belum mampu kecerdasannya
Artinya seorang dai harus bijaksana dalam memilih metode dakwah
sesuai dengan mad`u yang dihadapi oleh dai Jadi bisa disimpulkan
bahwa hikmah tidak hanya khusus untuk golongan cendekiawan
Kebijaksanaan dalam menggunakan metode hikmah ini sangat
diperlukan seorang dai sehingga dakwah tidak membuat kelompok
mad`u merasa tertekan akan dakwah yang disampaikan Disebabkan
oleh dai tidak bisa melihat atau memilih metode yang sesuai ketika
berhadapan dengan suatu kelompok yang menyalahi syariat Karena
itulah diperlukan hikmah di sini yaitu sikap bijaksana Dan menurut
penulis untuk memiliki sikap bijaksana tidak serta merta bisa
dimiliki setiap orang Ia perlu diasah dan terus digali oleh seorang
dai Maka dari itu harus adanya segolongan umat yang khusus
melaksanakan dakwah yang sadar akan ilmu agama sebagaimana
dalam surat Ali Imran 104 Dan dibekali dengan wawasan
pengetahuan dalam dakwah
Kedua mau`izhah al-hasanah Quraish Shihab menjelaskan
bahwa mau`izhah adalah uraian yang menyentuh hati yang mengantar
kepada kebaikan Dalam hal ini ditujukan pada golongan awam
sebagaimana disebutkan dalam tafsir al-Misbah54
Sedangkan Buya
Hamka menjelaskan al-mau`izhatul hasanah adalah pengajaran yang
baik atau pesan-pesan yang baik yang disampaikan sebagai nasihat
Sebagai pendidikan dan tuntunan sejak kecil Termasuk juga
pendidikan dan pengajaran di perguruan-perguruan55
Dalam hal ini
penulis melihat adanya perbedaan yaitu Quraish Shihab menjelaskan
54
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 774-775
55Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322
92
dengan uraian yang menyentuh hati sedangkan Buya Hamka
menjelaskan dengan pengajaran atau pesan-pesan yang baik sebagai
nasihat Penulis melihat bahwasanya uraian yang menyentuh hati
disebutkan oleh Quraish Shihab karena metode ini ialah metode yang
ditujukan kepada golongan awam sehingga dibutuhkan uraian yang
menyentuh hati mereka sehingga mau mengikuti pesan-pesan
dakwah Karena golongan awam adalah orang yang bisa kita ajak
dengan cara menyentuh hatinya bukan akalnya
Sedangkan Buya Hamka menyebutkan pada pengajaran dan
pendidikan seperti pendidikan ayah dan bunda dalam rumah tangga
kepada anak-anaknya Jika demikian maka pendidikan tidak hanya di
rumah maka pendidikan disekolah kampus dan lain sebagainya
adalah masuk dalam kategori dakwah mau`izha hasanah jika dilihat
dari tafsir al-Azhar Artinya Buya Hamka memandang metode
mau`izhah hasanah metode yang di pakai dalam pengajaran dan
pendidikan sehingga apa yang disampaikan bisa membuat sasaran
dalam pengajaran dan pendidikan itu mau mengikuti nasihat baik
yang disampaikan Hemat penulis tujuan kedua mufasir sama yaitu
menyampaikan nasihat dengan perkataan yang baik kepada mereka
yang sedang mencari atau membutuhkan pesan-pesan dakwah baik
yang disampaikan di perguruan-perguruan atau nasihat langsung
kepada orang awam
Ketiga jidal Quraish Shihab menjelaskan bahwa jidal ialah
diskusi atau bukti-bukti yang mematahkan alasan atau dalih mitra
diskusi dan menjadikannya tidak dapat bertahan baik yang
dipaparkan itu diterima oleh semua orang maupun hanya oleh mitra
bicara Dalam hal ini ditujuakan kepada ahl al-kitab atau non-
93
muslim56
Sedangkan Buya Hamka menjelaskan bahwa jidal ialah
membantahbantahlah mereka dengan cara yang lebih baik Kalau
terpaksa timbul perbantahan atau pertukaran fikiran yang di zaman
kita disebut polemik ayat ini menyuruh agar dalam hal yang
demikian kalau sudah tidak dapat dielakkan lagi pilihlah jalan yang
sebaik-baiknya57
Dan Buya Hamka tidak menjelaskan siapa yang
menjadi mitra bicara dalam jidal Sekilas penulis melihat bahwa
maksud yang ingin disampaikan mufasir sama yaitu pertukaran
pendapat Hanya saja penulis melihat dalam penafsiran al-Misbah
Quraish Shihab menyebutkan dengan diskusi atau bukti-bukti yang
mematahkan alasan mitra diskusi Sedangkan Buya Hamka
menjelaskan langsung pada kata ldquobantahlahrdquo tanpa menyebutkan
dalam diskusi atau hal lainnya
Dari segi bahasa terlihat bahwa Quraish Shihab lebih berhati-
hati dalam menjelaskan yaitu dengan kata diskusi yang bisa kita lihat
saat ini bahwa diskusi itu lebih fokus untuk bertukar pikiran dalam
membicarakan suatu masalah Sedangkan debat ialah pembahasan
atau pertukaran pendapat mengenai suatu hal dengan saling memberi
alasan untuk mempertahankan pendapat masing-masing58
Sedangkan
Buya Hamka menjelaskan dengan ldquobantahlah jika terpaksardquo Artinya
Buya Hamka mengingatkan bahwa boleh membantah dengan syarat
terpaksa Jika keadaan tidak memaksa maka penulis menyimpulkan
bahwa tidak seharusnya membantah karena jika tidak bisa memilih
jalan terbaik maka akan bisa menyakiti pihak yang dibantah Dan jika
terpaksa membantah maka pilihlah jalan yang terbaik Dalam tafsir
56
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 775-776
57Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322
58Kamus Besar Bahasa Indonesia (Aplikasi)
94
al-Munir dijelaskan bahwa bentuk debat yang paling baik yaitu
dengan cara lemah lembut santun lebih memilih bantahan dengan
yang paling mudah dan komunikatif dalil-dalil yang paling tepat dan
kuat serta premis yang popular dan familiar59
Menurut hemat
penulis debat harus dilakukan dengan cara terbaik dengan tidak
menyakiti pihak lawan serta bantahlah jika terpaksa dilakukan untuk
mematahkan pendapat pihak lawan
Berdebat dengan cara yang baik inilah yang akan meredakan
keangkuhan yang sensitif itu Orang yang diajak berdebat itu pun
akan merasakan bahwa dirinya dihormati dan dihargai Seorang dai
tidak diperintahkan kecuali mengungkapkan hakikat yang sebenarnya
dan memberikan petunjuk di jalan Allahjadi bukan untuk membela
dirinya mempertahankan pendapatnya atau mengalahkan pendapat
orang lain60
C Surat Thacirchacirc 43-44
Surah ini terdiri dari 135 ayat dinamakan Thacirchacirc yang diambil
dari perkataan dari ayat pertama surat ini Ayat-ayat dalam surah ini
kesemuanya turun sebelum Nabi Muhammad berhijrah ke Madinah
dengan kata lain keseluruhan ayat ini ayat-ayatnya Makkiyah
Demikian pendapat mayoritas pakar Al-Qur`an Ada juga yang
mengecualikan ayat 130 dan 131 tetapi pendapat ini dilemahkan oleh
banyak ulama Ada juga yang menamai surah ini al-kalim yakni
mitra bicara Mitra bicara yang dimaksud adalah Nabi Musa as yang
menerima wahyu dan mendengar firman-firman Allah secara
langsung tanpa perantara malaikat Memang dalam surah ini cukup
banyak uraian tentang Nabi Musa as antara lain tentang firman
59
Wahbah az-Zuhaili Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid 7 h
509 60
Sayid Quthb Tafsir Fi Zhilalil Qur`an terj As`ad Yasin dkk H 45
95
Allah yang beliau terima dalam perjalanan bersama keluarganya dari
Madyan menuju ke Mesir61
ldquoPergilah kamu berdua kepada Firaun Sesungguhnya Dia
telah melampaui batas Maka berbicaralah kamu berdua
kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut Mudah-
mudahan ia ingat atau takutrdquo (QSThaahaa [20]43-44)
a Penafsiran Quraish Shihab
Dalam tafsir al-Misbah Quraish Shihab menjelaskan bahwa
Allah memerintahkan kepada Musa ldquoPergilah kamu berdua kepada
Fir`aun penguasa tirani itu dengan berbekal mukjizat-mukjizat yang
telah ku anugerahkan kepadamu karena sesungguhnya ia telah
melampaui batas dalam kedurhakaan Maka berbicaralah kamu
berdua kepadanya dengan lemah lembut yakni ajaklah ia beriman
dan serulah ia kepada kebenaran dengan cara yang tidak mengundang
antipati atau amarahnya mudah-mudahan yakni agar supaya ia
ingat akan kebesaran Allah dan kelemahan makhluk sehingga ia
terus-menerus kagum kepada Allah dan taat secara penuh kepadanya
atau paling tidak ia terus menerus takut kepadanya akibat
kedurhakaannya kepada Allahrdquo62
Firman Allah ( اه قولا لينلفقولا ) fa qula lahu qaulan
layyinanMaka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-
kata yang lemah lembut menjadi dasar tentang perlunya sikap
61
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 7 h543-544 62
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 7 h 593
96
bijaksana dalam berdakwah yang antara lain ditandai dengan ucapan-
ucapan sopan yang tidak menyakitkan hati sasaran dakwah Karena
Fir`aun saja yang sedemikian durhaka masih juga harus dihadapi
dengan lemah lembut63
Hal demikian juga dijelaskan dalam tafsir al-
Wasith bahwa dalam melakukan dakwah ucapkanlah kata-kata yang
lembut dan santun tanpa ada kekasaran padanya mudah-mudahan dia
menyadari hakikat yang sebenarnya atau takut kepada Tuhannya
Ungkapan yang lembut dan santun merupakan sikap Rasul dai yang
sukses agar Fir`aun dan orang-orang semisalnya tidak lari dari
dakwah64
Memang dakwah pada dasarnya adalah ajakan lemah lembut
Dakwah adalah upaya menyampaikan hidayah Kata (هداية) hidayah
yang terdiri dari huruf ha dal dan ya maknanya antara lain adalah
menyampaikan sesuatu dengan lemah lembut Dari sini lahir kata
hidayah yang merupakan penyampaian sesuatu dengan lemah lembut
guna menunjukkan simpati Ini tentu saja bukan berarti bahwa juru
dakwah tidak melakukan kritik hanya saja itu pun harus disampaikan
dengan tepat bukan saja pada kandungannya tetapi juga waktu dan
tempatnya serta susunan kata-katanya yakni tidak dengan memaki
atau memojokkan Di tempat lain Allah mengajarkan Nabi Musa as
redaksi kalimat yang hendaknya belaiu sampaikan kepada Fir`aun
yaitu65
63
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol7 h 594-595 64
Wahbah az-Zuhaili Tafsir Al-Wasith terj Muhtadi dkk (Depok Gema Insani
2013) Cet Ke-I h 529
65M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol7 h 594-595
97
ldquoDan Katakanlah (kepada Firaun) Adakah keinginan
bagimu untuk membersihkan diri (dari kesesatan) Dan kamu
akan kupimpin ke jalan Tuhanmu agar supaya kamu takut
kepada-Nya (QS An-Nazi`at [79]18-19)
Kata ( لعل) ldquola`allardquo biasa diterjemahkan mudah-mudahan
yang mengandung harapan terjadinya sesuatu Tentu saja yang
mengharap di sini bukan Allah Swt karena harapan tidak sesuai
dengan kebesaran dan keluasan ilmu-Nya Oleh sebab itu ada ulama
yang memahami kata ini dalam arti agar supaya atau bahwa harapan
yang dikandung oleh kata itu terarah kepada manusia Dalam
konteks ini adalah Nabi Musa as yakni ldquowahai Musa dan Harun
sampaikanlah tuntunan Allah kepada Fir`aun sambil menanamkan
dalam hati kamu harapan dan optimisme kiranya penyampaianmu
bermanfaat baginya66
Tafsir al-Maragi yang ditulis oleh Syaikh al-Maragi
menjelaskan kata la`alla (mudah-mudahan) dalam ayat ini
menunjukkan harapan tercapainya maksud sesudah kata itu Yakni
menjalankan risalah mengerjakan apa yang Allah serukan serta
berharap agar pekerjaan yang dilakukan dapat berbuah dan tidak
gagal Berusaha sesuai kemampuan dan berjuang sampai puncaknya
dengan harapan agar pekerjaan yang dilakukan bisa mendatangkan
keberhasilan kemenangan dan juga keuntungan67
Seorang dai yang sejak awal telah berputus asa untuk
menyampaikan hidayah kepada seseorang dia tidak akan
menyampaikan dakwah dengan kehangatan dan tidak gigih dalam
penolakan seseorang68
66
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 7 h 595 67
Ahmad Al-Mustafa Al-Maragi Tafsir Al-Maragi Juz XVI terj Mustafa Al-Babi
Al-Halabi (Semarang Toha Putra 1993) Cet Ke-II h 204-205
68Sayid Quthb Tafsir Fi Zilalil Qur`an terj As`ad Yasin h 329
98
Perintah Allah ini menunjukkan bahwa manusia hendaknya
selalu berusaha dan tidak mengandalkan takdir semata-mata Allah
telah mengetahui penolakan Fir`aun terhadap ajakan Nabi Musa as
kendati demikian yang maha kuasa tetap memerintahkan Nabinya
untuk menyampaikan ajakan Ini Karena Allah tidak menjatuhkan
sanksi dan ganjaran berdasar pengetahuannya yang azali tetapi
berdasar pengetahuan serta kenyataan yang terjadi dalam pentas
kehidupan dunia ini Di sisi lain perintah tersebut bila telah
dilaksanakan dan ditolak maka penolakan itu akan menjadi bukti
yang memberatkan sasaran dakwah karena jika tidak ada ajakan
boleh jadi hari kemudian kelak mereka akan berkata ldquokami tidak
mengetahui tuntunan mu karena tidak ada yang pernah
menyampaikan kepada kamirdquo69
Firman Allah (لعله يتذكر أو يخشي) la`allahucirc yatadzakkaru aww
yakhsyacircmudah-mudahan ia ingat atau takut dengan pengertian yang
dikemukakan di atas mengisyaratkan bahwa peringkat zikir terus
menerus yang mengantar pada kehadiran Allah dalam hati dan
kekaguman kepadanya merupakan peringkat yang lebih tinggi
daripada peringkat takut Ini karena kekaguman menghasilkan cinta
dan cinta memberi tanpa batas serta menerima apapun dari yang
dicintai sedang rasa takut tidak menghasilkan kekaguman bahkan
boleh jadi antipati70
69
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 7 h 595-596 70
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 7 h 596
99
b Penafsiran Buya Hamka
Dalam penafsiran ini Buya Hamka memulai dengan
menjelaskan sikap Fir`aun yang melampaui batas Sesungguhnya
Fir`aun itu sudah keterlaluan Dia telah melampaui dari garis-garis
dan batas-batas yang mesti disadarinya sebagai manusia Bahkan dia
telah hendak melonjak merasakan dirinya sebagai Tuhan Mentang-
mentang Allah menganugerahkan kekuasaan kepadanya memerintah
negeri dia lupa bahwa kekuasaan itu adalah anugerah dari Allah
Disangkanya kepunyaan sendiri lalu berbuatlah dia sesuka hatinya
dengan kekuasaan itu Lupa dia bahwa tenaganya sebagai insan
adalah terbatas Lupa dia bahwa kekuasaan itu diterimanya sebagai
warisan dari nenek moyangnya dan kelak pasti akan datang
waktunya mau ataupun tidak mau kekuasaan itu akan diturunkannya
lagi kepada penggantinya baik karena mati atau karena tua Sebab itu
dia telah melampaui71
Kalimat Thacircghacirc yang kita artikan melampau ialah
melampaui batas yang tidak boleh dilaluinya Kalimat ini adalah satu
rumpun dengan beberapa kalimat yang lain biasa terpakai untuk
menunjukkan kesewenang-wenangan Seorang Raja atau kepala
negara yang berlaku terhadap rakyatnya menurut kehendaknya
sendiri saja dengan tidak memperdulikan undang-undang di-namai
Thacircghiyah Kemudian daripada itu segala persembahan selain
kepada Allah misalnya memuja sesama manusia menuhankan
seseorang yang dianggap amat suci maka persembahan musyrik itu
dinamai taghucirct Lantaran itu maka kalimat thacircghacirc thacircgiyah dan
thacircghucirct adalah mengandung satu arti belaka yaitu segala sikap
melampui batas yang ditentukan oleh ilahi kepada hambanya Dan
71
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159
100
hamba bertindak sendiri di luar hukum Tuhan Begitulah Allah
menunjukkan sifat Fir`aun kepada Musa dan Harun dalam ayat 43 ini
Untuk menghadapi sikap Fir`aun yang sombong melampaui batas
itulah Tuhan memberikan tuntutan kepada kedua utusannya Musa
dan Harun72
Setelah Tuhan berfirman menyatakan kesombongan Fir`aun
bahwa dia itu dalam pemerintahannya terlalu berlaku melampaui
batas kebenaran dan keadilan maka tuhan memberi ingat kepada
utusannya ini
ldquoMaka katakanlah olehmu berdua kepadanya kata-kata yang lemah-
lembutrdquo (pangkal ayat 44 terjemah dari tafsir Al-Azhar)
Di dalam pangkal ayat 44 Tuhan telah memberikan petunjuk
dan arahan yang penting dalam memulai dakwah kepada orang yang
telah sangat melampaui batas itu Dalam permulaan berhadap-
hadapan kepada orang seperti itu janganlah langsung dilakukan sikap
yang keras melainkan hendaklah mulai dengan mengatakan sikap
yang lemah lembut perkataan yang penuh kedamaian Sebab kalau
dari permulaan konfrontasi (berhadap muka dengan muka) si
pendakwah telah melakukan amar ma`rucircf nahyi munkar dengan
secara kasar blak-blakan tidaklah akan tercapai apa yang
dimaksud73
Dijelaskan dalam tafsir Al-Qur`an Syaikh Abdurrahman
bahwasanya kata-kata yang lemah lembut ialah perkataan yang enak
didengar lunak dengan kelembutan persuasif etika dalam tutur
72Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159
73Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159
101
kata tanpa ada unsur kekejian pamer kekuatan kekerasan dalam
perkataan dan juga tindakan74
Meskipun di dalam ilmu Allah Ta`ala sendiri pasti sudah
diketahui bahwa Fir`aun itu sampai saat terakhir tidak akan mengaku
tunduk tetapi Tuhan telah memberikan tuntunan kepada Rasulnya
ataupun kepada siapa saja yang berjuang melanjutkan rencana Nabi-
nabi bahwa pada langkah yang pertama janganlah mengambil sikap
menantang Mulailah dengan kata yang lemah-lembut ldquoMudah-
mudahan ingatlah dia ataupun takutrdquo (ujung ayat 44 terjemah tafsir
al-Azhar)75
Menurut Buya Hamka setiap sudut jiwa manusia yang mana
jua orangnya senantiasa masih tersimpan maksud yang baik dan
fikirannya yang sehat Misalnya ataupun pejabat tinggi sebuah
negara akan merasa prestisenya atau gengsinya akan tersinggung
walaupun betapa besar salahnya kalau dia ditegur dengan kasar atau
dikritik di muka umum Musa dan Harun disuruh terlebih dahulu
mengambil langkah berlemah lembut guna menyadarkan dan
menginsafkan Fir`aun itu adalah manusia dan Fir`aun itu adalah
seorang Raja yang dijunjung tinggi diangkat martabatnya oleh orang
besar-besar yang mengelilinginya jarang yang membantah katanya
walaupun secara lemah lembut Karena orang yang disekitarnya itu
merasa berhutang budi kepada rajanya Mereka merasa tidak ada arti
apa-apa diri mereka itu kalau tidak raja yang menaikkan pangkatnya
dan memberinya gelar-gelar dan kehormatan Maka kalau raja itu
atau Fir`aun itu telah duduk seorang diri hati nuraninya akan berkata
74
Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa`di Tafsir Al-Qur`an 4 terj M Iqbal dkk
h 496
75
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159
102
tentang dirinya yang sebenarnya Hati nurani itulah yang akan
diketuk dengan sikap yang lemah lembut76
Begitu juga yang dijelaskan dalam tafsir al-Maraghi
bahwasanya dalam menyampaikan dakwah kepada Fir`aun atau
seorang penguasa maka mulailah dengan pembicaraan yang lemah
lembut agar lebih dapat menyentuh hati dan lebih dapat menariknya
untuk menerima dakwah Sebab dengan perkataan yang lemah
lembut hati orang-orang yang durhaka akan menjadi halus dan
kekuatan orang-orang yang sombong akan hancur77
Lagi pula telah diketahui dalam rangkaian Qishash Fir`aun
dengan Musa itu bahwa Musa pernah jadi anak angkat Beliau Harun
pun pernah dianggap anak Bani Israil yang dekat ke Istana Masih
diharapkan mudah-mudahan dengan kata yang lemah-lembut Fir`aun
akan sadar lalu ingat bahwa selama hidup dia pasti akan mati selama
muda dia pasti akan tua selama sehat dia pasti akan sakit Betapapun
kuat sehat badan manusia namun kekuatannya itu terbatas Inilah
yang harus diingatnya Ataupun dia takut akan azab siksa Allah yang
betapa pun tidaklah dia akan kuasa mengelakkan Itulah siasat yang
dianjurkan Allah kepada Musa dan Harun sebagai langkah pertama
dalam menghadapi Fir`aun78
Allah menjelaskan dalam ayat ini salah satu metode dalam
dakwah yaitu dengan perkataan yang lemah lembut terhadap orang
yang sudah melampaui batas Quraish Shihab menjelaskan dalam
tafsirnya bahwa ( ناه قولا ليلفقولا ) fa qucirclacirc lahucirc qaulan layyinanMaka
berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah
76Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 160
77Ahmad Mustafa Al-Maragi Tafsir Al-Maragi Juz XVI terj Mustafa Al-Babi Al-
Halabi (Semarang Toha Putra 1993) Cet Ke-II h 203-204
78
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 160
103
lembut menjadi dasar tentang perlunya sikap bijaksana dalam
berdakwah yang antara lain ditandai dengan ucapan-ucapan sopan
yang tidak menyakitkan hati sasaran dakwah79
Sedangkan Buya
Hamka menjelaskan bahwa Tuhan telah memberikan petunjuk dan
arahan yang penting dalam memulai dakwah kepada orang yang telah
sangat melampaui batas itu Dalam permulaan berhadap-hadapan
kepada orang seperti itu janganlah langsung dilakukan sikap yang
keras melainkan hendaklah mulai dengan mengatakan sikap yang
lemah lembut perkataan yang penuh kedamaian80
Dijelaskan juga
dalam tafsir al-Munir bahwa Qaulan layyinan ialah kata-kata yang
lemah lembut dan jauh dari sikap keras dan kasar81
Pada ayat 43-44 surat Thacirchacirc Quraish Shihab menjelaskan
bahwa fa qucirclacirc lahucirc qaulan layyinanMaka berbicaralah kamu berdua
kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut menjadi dasar
tentang perlunya sikap bijaksana dalam berdakwah yang antara lain
ditandai dengan ucapan-ucapan sopan yang tidak menyakitkan hati
sasaran dakwah Sedangkan Buya Hamka menjelaskan bahwa Tuhan
telah memberikan petunjuk dan arahan yang penting dalam memulai
dakwah kepada orang yang telah sangat melampaui batas Dalam
permulaan berhadap-hadapan kepada orang seperti itu janganlah
langsung dilakukan sikap yang keras melainkan hendaklah mulai
dengan mengatakan sikap yang lemah lembut perkataan yang penuh
kedamaian
79
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol7 h 594-595 80
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159
81 Wahbah az-Zuhaili Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid 8 h
478
104
Sekilas peneliti melihat bahwa penafsiran kedua mufasir
tidak jauh berbeda yakni berdakwah dengan lemah lembut terutama
dalam menghadapi orang yang telah melampaui batas sebagaimana
maksud dari ayat ini Hanya saja penulis melihat bahwa Quraish
Shihab mengedepankan sikap bijaksana dan menjelaskan maksud
lemah lembut dengan ucapan yang sopan dan tidak menyakitkan hati
lawan sedangkan Buya Hamka menjelaskan bahwa makna lemah
lembut di sini ialah perkataan penuh kedamaian Artinya untuk
menghadapi orang yang melampaui batas maka seorang dai harus
bijak dalam menguraikan kata-kata yang sopan penuh kedamaian dan
yang pasti tidak menyakitkan hati lawan Dalam metode dakwah ini
bisa dilihat bahwa qaulan layyinan yang dimaksud ditujukan kepada
manusia yang sangat melampui batas kedurhakaan kepada Allah Jika
dengan manusia yang sedemikian durhaka Allah memerintahkan
dakwah dengan lemah lembut apalagi dengan manusia yang tidak
melampaui batas yang masih dalam batas kewajaran manusia
Kata-kata lembut tidak akan membuat orang bangga dengan
dosanya tidak membangkitkan kesombongan palsu yang menggelora
di dada para tiran Kata-kata lembut berfungsi untuk menghidupkan
hati sehingga ia menjadi sadar dan takut akan dampak dari tirani
mereka82
Hal ini juga dijelaskan dalam tafsir Muyassar bahwa
dengan tutur kata yang lembut dan baik dakwah bisa diterima
Karena kewajiban para dai adalah bersikap lemah lembut dalam
menyampaikan dakwah83
82
Sayid Quthb Tafsir Fi Zhilalil Qur`an terj As`ad Yasin h 329
83`Aidh al-Qarni Tafsir Muyassar 2 terj Tim Qisthi Press (Jakarta Timur Qisthi
Press 2008) Cetke-I h 615
105
D Implementasi Terhadap Dakwah Saat Ini
Implementasi adalah penerapan dari metode atau ayat yang
telah dibahas dalam dakwah saat ini di Indonesia Secara garis besar
dari ketiga ayat yang telah dijelaskan di atas bisa kita simpulkan
bahwa adanya kewajiban atau keharusan berdakwah yang
disampaikan dalam surat Ali Imran ayat 104 an-Nahl 125
menjelaskan tentang tiga metode dakwah yang diajarkan kepada
Nabi Muhammad Saw dan pada surat Thacirchacirc 43-44 menjelaskan
tentang metode dakwah atau cara mengingatkan kepada seseorang
yang telah melampaui batas atau kedurhakaan kepada Allah Artinya
keharusan berdakwah yang disampaikan tidak semata-mata tanpa
tujuan dan tuntunan dari Allah Oleh karena itu para dai tidak perlu
khawatir ketika melakukan dakwah karena Allah telah memberikan
petunjuk dan ajaran melalui Al-Qur`an yang telah dilakukan oleh
para Nabi dan Rasul terdahulu Sehingga semua kisah yang
dijelaskan bisa menjadi referensi bagi pada pelaku dakwah untuk bisa
melaksanakan dakwah yang telah diperintahkan
1 Lembaga atau kelompok dakwah yang khusus melaksanakan
kegiatan dakwah
Jika dilihat pada saat ini sudah banyak sekali lembaga dakwah
atau sekelompok masyarakat yang melaksanakan kegiatan dakwah
sesuai dengan tujuan masing-masing kelompok dakwah Setiap
kelompok dakwah mampu masuk kedalam lorong masyarakat
menyampaikan pesan dakwah melalui media yang digunakan agar
pesan itu bisa tersampaikan
Organisasi sebagai perkumpulan manusia yang ingin bekerja
sama dan terikat dengan aturan yang disepakati lebih memungkinkan
untuk dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan besar dan berdampak
106
luas Dakwah sebagai pekerjaan besar dan penting sangat tepat
dilakukan melalui organisasi untuk memperoleh hasil yang
memuaskan
Adapun lembaga atau kelompok dakwah yang berkembang di
Indonesia saat ini diantaranya yaitu
1 Muhammadiyah
Muhammadiyah didirikan di Yogyakarta 18 November 1912
atau bertepatan dengan 8 Zulhijjah 1330 H oleh Kiai Haji Ahmad
Dahlan Latar belakang berdirinya organisasi ini antara lain ingin
membangun umat Islam yang sangat tertinggal dalam berbagai
aspek dan dominasi serta himpitan dari colonial belanda Ahmad
Dahlah menginginkan kaum Muslimin memiliki kebanggan
dalam beragama Sementara pada waktu itu umat Islam dalam
keterbelakangan kebodohan dan kemiskinan Pada sisi lain umat
Islam yang terpelajar malu menunjukkan identitas
keislamannya84
Muhammadiyah mengatakan masalah dakwah merupakan hal
yang sangat pokok Maksud dan tujuan pendirian persyarikatan
tersebut ialah untuk menegakkan dan menjunjung tinggi agama
Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-
benarnya Bahwa harus diakui Muhammadiyah telah berkiprah
dengan sangat baik dalam harakah dakwah maupun dalam
merumuskan konsep dakwah Dari sisi harokah maupun dalam
merumuskan konsep dakwah Dari sisi harakah Muhammadiyah
telah membangun pendidikan dari tingkat taman kanak-kanak
84
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 176
107
hingga perguruan tinggi Selain itu juga memiliki amal usaha
seperti panti asuhan rumah jompo rumah sakit dan lain-lain85
Adapun upaya Muhammadiyah untuk menyebarkan ajaran
Islam dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu86
Pertama menyelenggarakan sekolah sendiri yang mengajarkan
ilmu umum seperti sekolaj lain ditambah dengan ilmu agama
Islam Berbeda dengan pengajaran agama islam yang secara
umum berlangsung pada waktu itu Muhammadiyah
mengembangkan sistem sekolah yang diyakini sebagai suatu hal
yang efektif dan efisien dalam pengajaran agama Islam
Dinamika dan perubahan yang terjadi dalam masyarakat pribumi
perlu diantisipasi dengan mengajarkan ilmu agama Islam dan
ilmu umum secara bersama-sama kepada murid sekolah
Muhammadiyah
Kedua mengadakan kursus agama Islam dan propaganda dalam
bentuk pertemuan-pertemuan informal sebagai kelanjutan dari
kegiatan kelompok pengajian yang telah dirintis oleh Ahmad
Dahlan sebelumnya Setelah dilakukan propaganda para hadirin
dianjurkan untuk membentuk perkumpulan dan mengadakan
pertemuan rutin untuk mempelajari agama Islam
Ketiga mendirikan memelihara membantu penyelenggaraan
tempat berkumpul dan masjid yang dipergunakan untuk berbagai
kegiatan yang berhubungan dengan agama Islam Jika di suatu
lingkungan anggota Muhammadiyah belum terdapat masjid
Muhammadiyah berusaha mendirikan masjid atau tempat sejenis
85
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 176 86 Syarifuddin Jurdi dkk 1 Abad Muhammadiyah (Jakarta PT Kompas Media
Nusantara 2010) Cet Ke-I h 40-45
108
seperti Surau Musala atau langgar Apabila suatu lingkungan
sudah terdapat masjid Muhammadiyah membantu memelihara
dan mengaktifkan salat berjamaah dan pengajaran agama Islam
Usaha yang dilakukan ini telah mendorong orang untuk
memberikan bantuan dana termasuk juga mewakafkan tanah
mereka
Keempat Muhammadiyah melakukan penyebaran pengajaran
agama Islam melalui tulisan sesuai dengan perkembangan dalam
bidang pendidikan dan penerbitan Muhammadiyah mencetak
selebaran yang berisi doa sehari-hari jadwal salat jadwal puasa
Ramadan dan masalah agama yang lain Muhammadiyah juga
menerbitkan buku yang berhubungan dengan agama Islam
Buku-buku yang diterbitkan meliputi masalah fikih akidah
tajwid dan hadis Selain buku pengetahuan Islam tingkat dasar
Muhammadiyah juga menerbitkan terjemahan buku untuk
pengajian tingkat lanjut bagi orang tua
Keseluruhan kegiatan yang dilakukan Muhammadiyah dalam
penyebaran ajaran agam Islam merupakan dasar pembentukan
berbagai bagian dalam struktur organisasi Muhammadiyah pada
masa selanjutnya Penyelenggaraan sekolah merupakan dasar dari
bagian sekolahan sementara penyelenggaraan propaganda
(penyebarluasan) dan kursus sebagai dasar pembentukan bagian
Tablig Upaya Muhammadiyah mendirikan memelihara dan
membantu penyelenggaraan masjid dan tempat berkumpul
menjadi dasar pembentukan urusan pembangunan gedung dan
pengadaan perlengkapan yang dikenal sebagai bagian Yayasan
109
Sementara usaha penerbitan yang dilakukan merupakan dasar
pembentukan bagian Taman Pustaka87
Bisa disimpulkan bahwa Muhammadiyah sangat aktif dalam
melakukan gerakan dakwah baik dakwah bil lisan Bil Qolam dan
Bil hal Muhammadiyah mampu memasuki ruang-ruang dan
kekosongan dakwah sehingga mampu diaktifkan oleh
Muhammadiyah dan diterima oleh masyarakat Jika dihubungkan
dengan ayat metode dakwa yang dibahas maka Muhammadiyah
telah mengamalkan apa yang disampaikan dalam ayat dakwah
tersebut Hal ini sesuai dengan tujuan dibentuknya
Muhammadiyah yaitu untuk melepaskan agama Islam dari adat
kebiasaan jelek yang tidak berdasarkan Al-Qur`an dan Hadis
2 Nahdlatul Ulama (NU)
Organisasi ini didirikan 31 Januari 1926 di Kota Surabaya
Jawa Timur Dua tokoh utama pemebntukan NU yaitu KH
Hasyim Asy`arid an KH Wahab Hasbullah Latar belakang
berdirinya NU dimulai dari kegiatan diskusi Taswirul afkar
(potret pemikiran) yang dibentuk oleh KH Abdul Wahab
Hasbullah dan KH mas Mansur Dari kegiatan diskusi taswirul
Afkar inilah kemudian dibentuk organisasi yang diberi nama
Jam`iyyah Nahdlatul Watahan (Perkumpulan Kebangkitan Tanah
Air) Organisasi tersebut bertujuan untuk memperluas dan
mempertinggi mutu pendidikan madrasah88
Kelahiran NU diwarnai oleh ketegangan di kalangan umat
Islam Indonesia sendiri konsep-konsep yang berbeda dalam
87
Syarifuddin Jurdi dkk 1 Abad Muhammadiyah (Jakarta PT Kompas Media
Nusantara 2010) Cet Ke-I h 46
88 Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 177
110
menafsirkan ajaran Islam yang tercermin dalam praktik agama
Islam menciptakan dikotomi tertentu di kalangan umat Islam
Indonesia pada waktu itu89
NU menetapkan bahwa organisasi ini ditujukan untuk ulama
demi kemajuan dan kepentingan kesejahteraan masyarakat Islam
Untuk mencapai tujuan itu NU membuat usaha-usaha berikut90
a Memperbaiki hubungan antar ulama yang mengikuti salah
satu dari empat mazhab
b Memastikan apakah kitab-kitab sebelumnya yang digunakan
dalam mengajar adalah kitab yang mengandung ajaran-ajaran
Ahlussunnah wal jamaah ataukah ajaran-ajaran ahli bid`ah
c Melakukan upaya untuk meningkatkan sekolah-sekolah Islam
d Terus mempertahankan masjid-masjid surau-surau dan
pesantren-pesantren mengurus anak yatim serta orang-orang
miskin
e Mendirikan organisasi-organisasi yang berfungsi untuk
mengembangkan pertanian-pertanian dan perdagangan serta
mendirikan perusahaan yang tidak dilarang ajaran Islam
f Mempertahankan Ahlussunnah wal jamaah Aswaja adalah
konsep agama yang dianut oleh NU Konsep ini pertama
kalinya dinyatakan oleh pendiri NU di Surabaya Aswaja pada
umumnya berarti pengikut Nabi Muhammad Saw dengan
menyatakan diri sebagai para pengikut tradisi Nabi dan ijma
secara eksplisit kyai-kyai berbeda pandangan dari kaum
89
Phil Gustiana Isya Marjani Wajah Toleransi NU terj Iwan Febrianto (Jakarta
PT Semesta Rakyat Merdeka 2012) Cetke-I h 31
90 Phil Gustiana Isya Marjani Wajah Toleransi NU terj Iwan Febrianto (Jakarta
PT Semesta Rakyat Merdeka 2012) Cetke-I h 40
111
modernis yang hanya mengakui untuk mengikuti Al-Qur`an
dan hadis serta menolak ijma`
3 Al-Washliyah
Al-Washliyah adalah sebuah organisasi yang bergerak dalam
bidang sosial keagamaan di Indonesia Organisasi ini didirikan di
Medan Sumatera Utara pada 30 November 1930 bertepatan
dengan 9 Rajab 1439 H Al-Wasliyah didirikan atas inisiatif
sekelompok siswa Maktab Islamiyah Tapanuli Medan yang
tergabung dalam kelompok diskusi yang diberi nama Debating
Club Kelompok ini di dalam setiap diskusi selain membahas
pelajaran-pelajaran sekolah juga membahas masalah-masalah
sosial kemasyarakatn Kemudian memutuskan untuk mendirikan
suatu organisasi yang dapat menampung dan melaksanakan cita-
cita yang mereka diskusikan selama ini
Tujuan utama mendirikan organisasi Jam`iyatul Washliyah
adalah untuk mempersatukan umat yang terpecah belah dan
berbeda pandangan91
Program kerja dan tujuan dari organisasi adalah untuk
mempersatukan paham keagamaan umat Islam mendirikan
lembaga-lembaga pendidikan menegakkan amar makruf nahi
mungkar melaksanakan dakwah Islamiyah dan mengadakan
Taman bacaan umum Dalam bidang dakwah kegiatan Al-
Wasliyah antara lain mengirim dai ke berbagai daerah terpencil
terutama ke kabupaten karo Nias dan Mentawa Program
91
Rizem Aidit Sejarah Peradaban Islam Terlengkap (Yogyakarta DIVA Press
2015) Cet Ke-I h 510
112
tersebut mendapat dukungan moril dan materil dari banyak
pihak92
Dari pemaparan di atas penulis melihat bahwasanya Al-
Wasliyah lebih aktif dalam dakwah bil hal seperti mendirikan
lembaga pendidikan membangun taman bacaan umum dan juga
mengirim delegasi dai ke pelosok daerah yang masih sangat
membutuhkan ajaran agama Islam Selain itu juga gerakan
dakwahnya didukung oleh berbagai pihak sehingga secara dana
bisa terpenuhi dan tidak menghambat rencana dakwah yang tekag
dibentuk dan diprogramkan
4 Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII)
Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia yang disingkat dengan
DDII didirikan di Jakarta pada tahun 1967 oleh MNatsir (w
1993) bersama tokoh Islam lainnya93
Pendiri Dewan Dakwah merupakan tokoh masyumi dan
mereka berpandangan bahwa politik dan dakwah tidak dapat
dipisahkan Politik yang dilakukan oleh Dewan Dakwah adalah
politik amar makruf nahi mungkar Untuk pengembangan dakwah
di seluruh tanah air berupaya membentuk cabang Dewan
Dakwah di seluruh wilayah Hal ini dimaksudkan agar dakwah
dapat menyentuh berbagai lapisan masyarakat Islam Indonesia
Sumber dana organisasi merupakan infak zakat dan sedekah
yang dikumpulkan dari para muhsinin94
92
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 177-178 93
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 179-180 94
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 179-180
113
Sampai sejauh ini dewan dakwah terus menerus mendidik
umat melalui para dai yang ditempatkan hampir di seluruh
pelosok tanah air mulai dari kota sampai ke desa-desa terpencil
daerah transmigrasi Suku terasing dan daerah terpencil lainnya
Dalam memaksimalkan peran Dewan Dakwah ada dua sasaran
utama Pertama meningkatkan kualitas dakwah yang mencakup
persoalan penyempurnaan sistem sarana dan prasarana
peningkatan teknik komunikasi terutama dalam menghadapi
tantangan dari pihak luar Islam Kedua perencanaan dan
manajemen dakwah yang mencakup persoalan penelitian dakwah
dan kerja sama dengan berbagai pihak dalam upaya
meningkatkan kualitas Islam95
Usaha yang dilakukan Yayasan Dewan Dakwah Islamiyah
Indonesia dalam kepedulian untuk mewujudkan kehidupan umat
Islam yang unggul dalam intelektual dan spiritual secara integral
dalam naungan Al-Qur`an dan Sunnah Usaha yang dilakukan
adalah mencerdaskan umat melalui peningkatan kualitas dai
dengan menyelenggarakan program pendidikan sarjana melalui
lembaga Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Mohammad
Natsir Lulusan STID Mohammad Natsir diharapkan dapat
menjadi pemimpin umat yang mampu mengintegrasikan nilai-
nilai Islam untuk pembangunan umat Dalam memberikan
wawasan keilmuan STID menekankan pada ilmu Dakwah dan
Ushuluddin juga pada bahasa dan sastra96
95
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 180 96
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 180-181
114
Penulis melihat bahwasanya DDII sangat menyiapkan dai
dalam proses penyebaran Islam sesuai dengan Surah Ali-Imran
ayat 104 di mana sekelompok orang yang melakukan gerakan
dakwah harus terlebih dahulu memiliki kesadaran beragama
sebagaimana yang diungkapkan oleh Buya Hamka Dengan
pengetahuan agama yang dimiliki maka akan mampu menghadapi
segala rintangan dalam berdakwah Selain itu juga DDII
melakukan dakwah bil hal dengan mendirikan Sekolah untuk
kepentingan dan penyiapan dai dalam berdakwah
Jika dilihat dari empat organisasi Islam yang penulis
paparkan maka semua organisasi tersebut bergerak sesuai dengan
ayat yang telah penulis paparkan dan juga menggunakan metode
yang sesuai dengan apa yang telah di jadikan acuan dalam
berdakwah
2 Peranan organisasi Islam di Indonesia
Adapun peran organisasi Islam di Indonesia yaitu97
a Melakukan pemurnian akidah
b Membentengi umat Islam agar berpegang teguh pada akidah
c Membentengi umat Islam dari serangan kristenisasi
d Mengarahkan umat Islam kepada peningkatan keilmuan umat
agar bisa membela Islam sekaligus menjaga identitas Islam
e Menyelamatkan umat Islam dari rencana-rencana penyebaran
aliran-aliran sesat sekaligus menghadapi mereka dengan cara
yang legal berusaha menyingkap tujuan merea dan
membedah kesalahan ideology mereka
97
Rizem Aidit Sejarah Peradaban Islam Terlengkap h 511
115
f Melakukan pemyadaran kepada umat Islam mengenai bahaya
dan kesalahan keyakinan aliran-aliran sesat
g Membentengi semua kalangan baik orang dewasa generasi
muda maupun anak-anak yang menjadi incaran budaya
pendatang yang mengajak kepada permisifme dan
memberontak terhadap nilai-nilai akhlak yang luhur serta
mendorong terjadinya kekerasan tindak kejahatan dan
perilaku amoral lainnya
h Meningkatkan kualitas hidup umat Islam dalam bidang
agama pendidikan ekonomi sosial dan budaya
3 Metode-metode dakwah
Metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk
mencapai tujuan98
Metode dakwah adalah cara-ara tertentu yang
dilakukan oleh seorang dai kepada mad`u untuk mencapai suatu
tujuan atas dasar hikmah dan kasih sayang99
Adapun metode
dakwah yang berkembang saat ini di antaranya yaitu
a Metode ceramah
Adapun metode ceramah yang berkembang saat ini di
Indonesia yaitu dengan memanfaatkan teknologi yang
semakin canggih Dengan menggunakan youtobe maka
dakwah sudah bida dilakukan dan disebarluaskan kepada
masyarakat sehingga pesan dakwah tetap tersampaikan lewat
media tanpa bertatap muka
Untuk mendukung adanya perubahan dalam
berdakwah maka para dai perlu terus menerus meningkatkan
wawasan ilmu dan kemampuan teknis yang diperlukan dalam
98
Moh Ardani Memahami Permasalahan Fikih Dakwah (Jakarta Mitra Cahaya
Utama 2006) Cet Ke-I h 23 99
Moh Ardani Memahami Permasalahan Fikih Dakwah h 24
116
dakwah Apalagi pada era reformasi seperti sekarang ini
kemampuan dai dalam mengoperasikan computer merupakan
prasyarat yang tidak bisa ditawar-tawar Dengan computer
dan internet maka dai bisa menulis menyimpan dan juga
menyampaikan pesan dakwah melalui alat tersebut100
b Metode Tanya jawab
Dengan metode Tanya jawab ini sangat memberikan
kesempatan kepada khalayak mad`u untuk bisa menanyakan
apa yang belum dipahami oleh mad`u sehingga kegiatan
dakwah bisa terlaksana dengan efektif
c Metode dakwah bilqalamtulisan
Dakwah dengan tulisan juga adalah salah satu metode
yang bisa digunakan oleh para dai untuk memberikan pesan-
pesan dakwah kepada masyarakat di mana tulisan ini bisa
dibaca di mana dan kapan saja oleh khalayak mad`u
Dari analisis penelitian terkait metode dakwah dalam
Al-Qur`an menurut Quraish Shihab dan Buya Hamka maka
penulis menyimpulkan bahwa lembaga dakwah yang telah
disebutkan di atas melakukan gerakan dakwah sesuai dengan
apa yang disampaikan dalam Al-Quran dari ayat yang diteliti
baik secara metode dakwah yang digunakan serta bentuk
metode dakwah yang digunakan untuk menyampaikan pesan
dakwah Ini dilihat dari bagaimana setiap lembaga melakukan
dakwah dengan mengisi setiap peluang untuk memberikan
atau menyampaikan dakwah lewat metode yang sesuai
100
Abdul basit Dakwah Cerdas di Era Modern Vol 03 Nomor 01 Juni 2013
httpswwwgooglecomsearchq=metode+dakwah+yang+berkembang+di+Indonesiaampoq=
metode+dakwah+yang+berkembang+di=ampaqs=chrome Diakses 24 Juli 2019
117
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya sesuai dengan
rumusan masalah yang telah diangkat dan ditetapkan oleh penulis di
awal pembahasan skripsi ini dapat penulis tarik kesimpulan sebagai
hasil penelitian sebagai berikut
1 Metode dakwah dalam surat Ali Imran ayat 104
Menurut pandangan Quraish Shihab ayat ini menjelaskan
tentang kewajiban dakwah bagi setiap muslim dan juga harus adanya
golongan khusus yang melakukan gerakan dakwah karena manusia
adalah makhluk yang perlu untuk selalu diingatkan Begitu pula
dengan Buya Hamka yang menjelaskan bahwa harus adanya
kelompok yang khusus bergerak dalam bidang dakwah demi menjaga
nikmat islam yang Allah berikan serta tidak menutup kewajiban bagi
setiap muslim Dalam ayat ini dari kedua penafsiran mufasir dapat
disimpulkan bahwa kewajiban berdakwah itu adalah untuk seluruh
umat muslim dan perlu adanya kelompok khusus dalam melakukan
gerakan dakwah
Quraish Shihab menjelaskan bahwa dakwah harus
disampaikan dengan cara persuasif dan ajakan yang baik Karena
pada hakikatnya dakwah bersifat mengajak menyeru dan memanggil
kepada kebaikan Bukan memaksa orang lain dengan cara yang tidak
baik Jadi dakwah itu kewajiban setiap muslim dan harus
disampaikan dengan cara yang baik
2 Metdode dakwah dalam surat An-Nahl ayat 125
Metode dakwah yang disampaikan dalam ayat ini ada tiga
yaitu hikmah mau`izhah al-hasanah dan jidal Dalam menafsirkan
118
ayat ini kedua mufassir tidak jauh berbeda hanya memiliki beberapa
perbedaan pada konteks tertentu Masing-masing metode dakwah
disesuaikan dengan kondisi mad`unya Quraish Shihab menjelaskan
Hikmah ialah sikap bijaksana yang disampaikan dengan dialog yang
baik Mau`izhah Hasanah adalah uraian yang menyentuh hati dan
jidal adalah diskusi atau bukti yang mematahkan alasan mitra diskusi
Buya Hamka menjelaskan bahwa hikmah tidak hanya dalam
bentuk dialog tetapi juga termasuk hikmah dalam bentuk tindakan
dan sikap hidup Mau`izhah hasanah ialah pengajaran yang baik
diiringi uraian menyentuh hati penuh kedamaian dan disampaikan
dengan baik dalam bentuk nasihat Dan jidal adalah bantahan atau
membantah suatu polemic dengan cara yang baik
Persamaan kedua mufassir yaitu adanya tiga metode dakwah
dalam ayat ini yaitu hikmah mau`izhah hasanah dan jidal Sedangkan
perbedaan kedua mufassir adalah pada adanya pembagian mad`u
dakwah sesuai dengan metode dakwah Jadi dalam ayat ini ada tiga
metode dakwah yang Allah sampaikan dan juga karakteristik mad`u
yang dijelaskan mufasir sesuai dengan metode yang digunakan
3 Metode dakwah dalam surat Thacirchacirc ayat 43-44
Dalam ayat ini menjelaskan bagaimana seharusnya metode
dakwah yang digunakan dengan sikap bijaksana dan lemah lembut
dan tidak menyakitkan hati sasaran dakwah walaupun sasaran
dakwah adalah orang yang telah melampaui batas dan sangat durhaka
terhadap perintah Tuhan Quraish Shihab menjelaskan bahwa
perlunay sikap bijaksana dalam dakwah yang ditandai dengan ucapan
yang sopan dan tidak menyakitkan
Buya Hamka menjelaskan bahwa dakwah kepada yang
melampaui batas harus dimulai dengan lemah lembut dan penuh
119
kedamaian Kedua mufasir memiliki persamaan dengan menjelaskan
bahwa dakwah kepada orang yang melampui batas harus dengan
lemah lembut dan ucapan yang tidak menyakitkan hati lawan
Dari ketiga ayat ini penulis menyimpulkan bahwa dakwah
harus disampaikan dengan cara terbaik Dakwah juga harus
disampaikan sesuai dengan karakteristik mad`u agar pesan yang
disampaikan bisa diterima Dengan manusia yang durhaka sekalipun
dakwah harus disampaikan dengan baik yaitu lemah lembut Artinya
dengan cara terbaik yang digunakan oleh dai diharapkan mampu
mempengaruhi mad`u dakwah untuk mengikuti apa yang
disampaikan dalam pesan dakwah
4 Metode dakwah yang digunakan oleh lembaga atau pelaku
dakwah saat ini jika dihubungkan dengan apa yang dijelaskan dalam
Al-Qur`an maka dakwah tersebut sudah dilakukan sesuai dengan
ajaran Al-Qur`an Dakwah harus disampaikan dengan cara yang baik
disesuaikan dengan mad`u dakwah serta lemah lembut meski kepada
orang yang durhaka Lembaga dakwah sangat peka dalam
menindaklanjuti masalah yang sedang dihadapi oleh masyarakat
Selain itu juga lembaga atau pelaku dakwah telah menerapkan
dakwah secara lisan tulisan dan juga tindakan dalam bentuk
kegiatan
B Saran
Penelitian yang dilakukan oleh penulis bukanlah penelitian
yang bersifat selesai atau akhir Kajian tafsir masih bisa terus diteliti
karena akan terus berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu
yang ada Penulis berharap penelitian ini bisa bermanfaat bagi
Akademik dan juga peneliti selanjutnya yang akan meneliti kajian
tafsir dengan objek penelitian yang sama sehingga kajian ini akan
120
terus berkembang seiring berkembangnya ilmu tafsir di Indonesia
Peneliti selanjutnya bisa meneliti bagaimana kegiatan dakwah dengan
metode yang ada dalam Al-Qur`an dan penerapannya secara
menyeluruh sesuai dengan isu-isu yang berkembang
121
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Aal asy-Syeikh Tafsir
Ibnu Katsir terj Abdul Ghaffar Bogor Pustaka Imam Syafi`I 2001
Abdurrahman Syaikh bin Nashir as-Sa`di Tafsir Al-Qur`an I terj M Iqbal
dkk Jakarta Darul Haq 2017
AiditRizem Sejarah Peradaban Islam Terlengkap Yogyakarta DIVA Press 2015
AnwarMauluddin dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab
Tangerang Lentera Hati 2015
Arippudin Acep Pengembangan Metode Dakwah Jakarta Rajagrafindo
Persada 2011
Ardani Moh Memahami Permasalahan Fikih Dakwah Jakarta Mitra
Cahaya Utama 2006
AzizMoh Ali Ilmu Dakwah JakartaKencana 2017
Baidan Nashruddin Aziz Erwati Metodolgi Khusus Penelitian Tafsir
Yogyakarta Pustaka Pelajar2016
Basit Abdul Wacana Dakwah Kontemporer Purwokerto STAIN
Purwokerto Press 2006
Djaelani M Anwar 50 Pendakwah Pengubah Sejarah Yogyakarta Pro-U
Media 2016
Effendi Djohan Pesan-Pesan Al-Qur`an Mencoba Mengerti Intisari Kitab
Suci Jakarta PT Serambi Ilmu Semesta 2012
Faizah Muchsin Effendi Lalu Psikologi Dakwah Jakarta Prendamedia
Group 2018
Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah
terj Beni Sarbeni Jakarta Darul Haq 2008
GulenFethullah Dakwah Jalan Terbaik Dalam Berpikir Dan Menyikapi
Hidup Jakarta PT Gramedia 2011
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I Jakarta Pustaka Panjimas 1985
______ Tafsir Al-Azhar Juzu` IV Jakarta PT Pustaka Panjimas 1987
122
______ tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV Jakarta PT Pustaka Panjimas
1983
______ Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI Jakarta PT Pustaka Panjimas 1994
______ Tasawuf Modern Jakarta Republika 2015
HamkaRusydi Pribadi dan Martabat Buya Hamka Bandung PT Mizan
Publika 2017
al-Halabi Mustafa Al-Babi Tafsir Al-Maraghi terj Ahmad Mustafa Al-
Maraghi Semarang Toha Putra Semarang 1993
HamkaIrfan Ayah Kisah Buya Hamka JakartaRepublika 2018
HefniHarjani Komunikasi Islam Jakarta Prenadamedia Group 2017
Hidayati Husnul Metodologi tafsir Kontekstual Al-Azhar Karya Buya
Hamka Jurnal Ilmu Al- Qur`an dan Tafsir Vol 1 No 1
Januari-Juni 2018
Husain Fadhlullah Muhammad Metodologi dakwah dalam Al-Quran
terjTarmana Ahmad Qosim Jakarta Lentera 1997
IsmailAIlyas HotmanPrio Filsafat Dakwah Islam Jakarta Prenadamedia
Group 2011
Izzan Ahmad Metodologi Ilmu Tafsir Bandung Tafakur 2011
Jabir Al-JAzari Syaikh Abu Bakar Tafsir Al-Qur`an Al-Aisar terj
MAzhari Hatim dan Abdurrahim Mukti Jakarta Darus Sunnah
Press 2011
JurdiSyarifuddin dkk 1 Abad Muhammadiyah Jakarta PT Kompas Media
Nusantara 2010
Mahmud Ahmad Dakwah Islam Bogor Thariqul Izzah 2011
MarjaniPhil Gustiana Isya Wajah Toleransi NU terj Iwan Febrianto Jakarta PT
Semesta Rakyat Merdeka 2012
MuhyiddinAsep dkk Kajian Dakwah Multiperspektif Bandung Remaja
Rosdakarya 2014
123
Mustaqim Abdul Metode Penelitian Al-Qur`an dan Tafsir Yogyakarta
Idea Press 2015
MulyanaDeddy Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Bandung Remaja
Rosdakarya 2016
M Yusuf Kadar Studi Al-Qur`an Jakarta Amzah 2012
M Munir Ilaihi Wahyu Manajemen Dakwah Jakarta Prenadamedia
Group 2015
M Munir Metode Dakwah Jakarta Prenadamedia Group 2015
Munir Amin Samsul Ilmu Dakwah Jakarta Amzah 2009
Omar Toha Yahya Ilmu Da`wah Jakarta Widya Karsa Pratama 1992
Panuju Redi Pengantar Studi (Ilmu ) Komunikasi Jakarta Prenadamedia
Group 2018
Syeikh Maulana Arabi Khariri Dakwah Cerdas Yogyakarta Laksana
2007
Sadiah Dewi Metode Penelitian Dakwah Remaja Rosdakarya Bandung
2015
SantanaK Septiawan Menulis Ilmiah Metodologi Penelitian Kualitatif
Jakarta Yayasan Pustaka Obor Indonesia 2007
SuharsaputraUhar Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Tindakan
Bandung PT Refika Aditama 2014
Sanjaya Wina Penelitian Pendidikan Jenis Metode dan Prosedur Jakarta
Prenadamedia Group 2014
Saputra Wahidin Pengantar Ilmu Dakwah Jakarta Rajwawali Press 2012
SuhandangKustadi Ilmu Dakwah Perspektif Komunikasi Bandung Remaja
Rosdakarya 2013
Shihab M Quraish Membumikan Al-Qur`an Bandung Mizan 1993
______ Membumikan Al-Qur`an jilid 2 Ciputat Lentera Hati 2010
124
______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol I Jakarta Lentera Hati 2012
______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an Vol 2
Jakarta Lentera Hati 2012
______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al- Qur`an Vol6
Jakarta Lentera Hati 2009
______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 7 Jakarta Lentera
______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al- Qur`an Jakarta
Lentera Hati 2012
Saifuddin Wardani Tafsir Nusantara Yogyakarta LKiS 2017
SuryadilagaM Alfatih dkk Metodologi Ilmu Tafsir Bandung Teras 2005
Syekh M abu al-Fatah Al-bayanuiy Ilmu Dakwah Prinsip Kode etik dalam
berdakwah menurut Al-Quran dan As-Sunnah terj Dedi Junaedi
Jakarta Pressindo 2010
al-QarniAidh Tafsir Muyassar 1 terj Tim Qisthi Press Jakarta Timur
Qisthi Press 2008
______ Tafsir Muyassar 2 terj Tim Qisthi Press Jakarta Timur Qisthi
Press 2008
Quthb Sayyid Tafsir Fi Zhilalil Qur`an terj As`ad Yasin dkk Jakarta
Gema Insani 2004
Rubiyanah dan Masturi Ade Pengantar Ilmu Dakwah Jakarta Lembaga
Penelitian UIN Syarif Hidayatullah
al-Wa`iy Taufik Dakwah ke Jalan Allah terj Muhith Mishaq Jakarta
Robbani Press 2010
Yakan Fathi Problematik Dakwah dan Para Dai Penerjemah Darsim
Ermaya Imam Fajarudin Solo Era Intermedia 2004
Yusuf Al-Qaradhawi Retorika Islam Bagaimana Seharusnya Menampilkan
wajah Islam terj Abdillah Noor Ridlo Jakarta Pustaka Al-Kautsar
2004
125
az-Zuhaili Wahbah Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid
7 Depok Gema Insani 2014
______ Tafsir Al-Wasith terj Muhtadi dkk Depok Gema Insani 2013
Jurnal
Aulia Rizki Intan ldquoMetode Dakwah Mauizhah Hasanah dalam Program
acara Mufasir di Kompas TV Jawa Tengahrdquo Jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi
UIN Walisongo Semarang 2018
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_02C5ampq=metode+da
kwah+mauizhah+hasanah+dalam+program+acara+ampbtnG= diakses
pada 7 Juli 2019
BasitAbdul ldquoDakwah Cerdas di Era Modernrdquo Vol 03 Nomor 01 Juni
2013 httpswwwgooglecomsearchq=metode+dakwah+yang+berkemba
ng+di+Indonesiaampoq=metode+dakwah+yang+berkembang+di=ampaqs
=chrome Diakses 24 Juli 2019
Hadi Sopyan Konsep Sabar Dalam Al-Qur`an Jurnal Madani Vol 1 No
2 September 2018
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Jurnal
+sopyan+hadi +Konsep+sabar+dalam+alquran+ampbtnG= diakses
pada 8 Juli 2019
IsmatullaohAM Metode Dakwah Dalam Al-Quran (studi penafsiran
Hamka terhadap QS An- Nahl125) Lentera Vol IXX No 2
Desember 2015
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metod
e+dakwah+dalam+alquran+studi+Penafsiran+hamkaampbtnG=d=gs_
qabsampu=23p3D32IV1tph8IkJ diakses 8 Juli 2019
Karlina Lina ldquoMetode Dakwah Para Dai Dalam Menyampaikan Pesan-
Pesan Keagamaan Di Kecamayan Lampihong Kabupaten
Balangan jurusan Komunikasi Penyiaran Islam fakultas dakwah
dan komunikasi IAIN Antasarirdquo 2016
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=skripsi
+metode+dakwah+dalam+menyampaikan+pesan+keagamaan+di+ke
camatan+lampihong+kabupa ten+balanganampbtnG=d=gs_qabsampu
=23p3D3X3kmQdtSWIJ diakses pada 7 Juli 2019
126
Munawir Kepemimpinan Non-Muslim dalam Tafsir AL-Misbah Karya M
Quraish Shihab Maghza Vol 2 No 2 Juli-Desember
2017
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Kepe
mimpinan+non
+muslim+dalam+tafsir+almisbah+ampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3
D7i95QmG50 RsJ diakses 12 Juli 2019
MuslimAdi Abdullah ldquoMetode Dakwah Dalam Pengajaran Nabi Perspektif
Hadisrdquo Jurnal Dakwah Vol 13 No1 25 Mei 2019
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metod
e+dakwah+dalam+Pengajaran+Nabi+Perspektif+hadisampbtnG=
diakses pada 7 Juli 2019
127
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Istiqomah dilahirkan di Kab Bengkalis Kec Bukit
Batu tepatnya di Desa Sukajadi pada tanggal 09 Mei
1998 Penulis merupakan anak kedua dari empat
bersaudara anak dari pasangan orang tua
Muhammad Yatim dan Suryani Ia menempuh
pendidikan di mulai dari SD 20 Sukajadi dilanjutkan
mondok di Pondok Pesantren Al-Amin Boarding
School Bengkalis selama enam tahun dengan
menyelesaikan pendidikan SMP dan SMA Sehingga akhirnya bisa
menempuh pendidikan kuliah di fakultas Ushuluddin dan Dakwah Institut
Ilmu Al-Qur`an (IIQ Jakarta) jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI)
Penulis aktif mengikuti kegiatan organisasi di lingkungan kampus
maupun di luar kampus Di antara organisasi kampus yang pernah diikuti
yaitu anggota Departemen Minat dan Bakat Badan Eksekutif Mahasisawa
(BEM) IIQ Jakarta periode 20152016 pernah menjadi anggota Departemen
Luar Negri Dewan Mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Dakwah (DEMA-
FUD) periode 20172018 dan terakhir ia menjadi Pimpinan Senat
Mahasiswa (SEMA) IIQ Jakarta periode 20182019 Selain itu juga ia pernah
menjadi wakil ketua umum Forum Ukhuwah Mahasiswa Sumatera
(FUMAS) periode 20172018 dan juga menjadi anggota Departemen
Keagamaan Ikatan Pemuda Mahasiswa Kabupaten Bengkalis (IPEMALIS)
Jakarta
Jadilah manusia yang bermanfaat dan jagalah akhlak diri di manapun
kita berada Dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung Akhir kata semoga
tulisan ini bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya Aamiin
ix
PEDOMAN TRANSLITERASI
Transliterasi adalah penyalinan dengan penggantian huruf abjad yang
satu ke abjad yang lain Dalam penulisan skripsi IIQ Jakarta transliterasi
Arab-Latin mengacu pada berikut ini
1 Konsonan
th ط a أ
zh ظ b ب
bdquo ع t ت
gh غ ts ث
f ؼ j ج
q ؽ h ح
k ؾ kh خ
l ؿ d د
m ـ dz ذ
n ف r ر
w ك z ز
ā ق s س
ʼ ء sy ش
y ي sh ص
dh ض
2 Vokal
Vokal tunggal vokal panjang vokal rangkap
Fatḫah a آ acirc ي ai
Kasrah I ي icirc و au
Dhammah u و ucirc
x
3 Kata Sandang
a Kata sandang yang diikuti alif lam (ال) qamariyah
Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (ال) qamariyah
ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya Contoh
al-Madicircnah المدينة al-Baqarah البقرة
b Kaat sandang yang diikuti oleh alif-lam (ال) syamsiyah
Kata sandang yang diikuti oleh ali-lam (ال) syamsiyah
ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan
dan sesuai dengan bunyinya Contoh
as-Sayyidah السيدة ar-rajul الرجل
ad-Dacircrimicirc الدارمي asy-syams الشمس
c Syaddah (Tasydicircd)
Syaddah (Tasydicircd) dalam sistem aksara Arab digunakan lambang
( ) sedangkan untuk alih aksara ini dilambangkan dengan huruf
yaitu dengan cara menggandakan huruf yang bertanda tasydicircd
Aturan ini berlaku secara umum baik tasydicircd yang berada di
tengah kata di akhir kata ataupun yang terletak setelah kata
sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyah Contoh
Acircmannacirc billaacirchi امنا با لله
Acircmana as-Sufahacircˊu امن السفها ء
Inna al-ladzicircna اف الدين
wa ar-rukkaˊi كالركع
d Ta Marbucircthah (ة)
Ta Marbucircthah (ة) apabila berdiri sendiri waqaf atau diikuti oleh
kata sifat (naˊat) maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi
huruf ldquohrdquo contoh
xi
الفئدة al-Afˊidah
al-Jacircmiˊah al-Islacircmiyyyah الجامعةة السللامية
Sedangkan ta Marbucircthah (ة) yang diikuti atau disambung (di-
washal) dengan kata benda (ism) maka dialih aksarakan menjadi
hurif ldquotrdquo contoh
Acircmilatun Nacircshibahˊ عملة نا صبة
al-Acircyat al-Kubracirc الأية الكبػر
e Huruf Kapital
Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf kapital akan
tetapi apabila telah dialih aksarakan maka berlaku ketentuan
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) seperti
penulisan awal kalimat huruf awal nama tempat nama bulan
nama diri dan lain-lain Ketentuan yang berlaku pada PUBEI
berlaku pula dalam alih aksara ini seperti cetak miring (italic)
atau cetak tebal (bold) dan ketentuan lainnya Adapun untuk
nama diri yang diawali dengan kata sandang maka huruf yang
ditulis kapital adalah awal nama diri bukan kata sandangnya
Contoh
ˊAcirclicirc Ḫasan al-ˊAcircridh al-ˊAsqallacircnicirc al-Farmawicirc dan seterusnya
Khusus untuk penulisan kata Al-Qur`an dan nama-nama surahnya
menggunakan huruf capital Contoh
Al-Qur`an Al-Baqarah Al-Facirctiḫah dan seterusnya
xii
DAFTAR ISI
COVER DALAM i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ii
LEMBAR PENGESAHAN iii
PERNYATAAN PENULIS iv
MOTTO v
PERSEMBAHAN vi
KATA PENGANTAR vii
PEDOMAN TRANSLITERASI x
DAFTAR ISI xiii
ABSTRAK xv
BAB I PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah 1
B Permasalahan 9
1 Identifikasi Masalah 9
2 Pembatasan Masalah 10
3 Perumusan Masalah 10
C Tujuan Penelitian 11
D Manfaat Penelitian 11
E Tinjauan Pustaka 12
F Metode Penelitian 15
G Sistematika Penulisan 18
BAB II LANDASAN TEORI
A Pengertian Dakwah 19
B Hukum Berdakwah 21
C Fungsi Dakwah 24
xiii
D Tujuan Dakwah 26
E Metode Dakwah 28
F Sumber Metode Dakwah 40
G Bentuk-bentuk Metode Dakwah 42
H Faktor yang mempengaruhi pemilihan dan penggunaan metode
Dakwah 49
I Aplikasi Metode Dakwah Rasulullah 49
BAB III BIOGRAFI QURAISH SHIHAB DAN HAJI ABDUL MALIK
KARIM AMRULLAH (HAMKA)
A Profil M Quraish Shihab 51
B Profil Buya Hamka 58
BAB IV ANALISIS AYAT METODE DAKWAH
A Surat Ali Imran ayat 104 68
a Menurut M Quraish Shihab 68
b Menurut Hamka 73
B Surat An-Nahl ayat 125 80
a Menurut M Quraish Shihab 81
b Menurut Hamka 85
C Surat Thacirchacirc ayat 43-44 94
a Menurut M Quraish Shihab 95
b Menurut Hamka 99
D Implementasi Terhadap Dakwah 105
BAB V PENUTUP 117
A Kesimpulan 117
B Saran 119
DAFTAR PUSTAKA 121
DAFTAR RIWAYAT HIDUP 127
xiv
ABSTRAK
Istiqomah Metode Dakwah Dalam Al-Qur`an Surat Ali Imran 104 An-Nahl
125 dan Thaha 43-44 menurut pandangan MQuraish Shihab dan Hamka
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ushuluddin dan Dakwah
IIQ Jakarta 2019
Dakwah adalah salah satu aktivitas yang berusaha menyampaikan
pesan-pesan ilahi kepada manusia sehingga manusia bisa kembali kepada
Allah dan menjalankan apa yang diperintahkan Allah serta meninggalkan
larangannya Agar berdakwah bisa berjalan lancar dan tercapai apa yang
diharapkan maka diperlukan cara atau metode dakwah yang tepat sehingga
dakwah mencapai tujuannya Al-Qur`an adalah petunjuk bagi manusia
Sehingga dalam konteks dakwah sekalipun Allah telah menjelaskan
bagaimana metode dakwah yang harus digunakan oleh seorang dai dalam
berdakwah Banyak ayat Al-Qur`an yang berbicara tentang metode dakwah
diantaranya yaitu surat Ali-Imran ayat 104 an-Nahl ayat 125 dan Thacirchacirc ayat
43-44 Adapun maksud ayat ini akan lebih jelas lagi apabila dilihat dengan
penafsiran para ulama diantaranya yaitu tafsir Al-Misbah dan tafsir Al-Azhar
yang merupakan mufasir Indonesia yang sangat terkenal akan keilmuannya
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan teknik
studi kepustakaan Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan deskriptif
dengan berusaha menjelaskan pemikiran dan pandangan M Quraish Shihab
dan Hamka yang membahas tentang ayat metode dakwah sehingga akan
terlihat bagaimana kedua mufasir memandang ayat-ayat metode dakwah
tersebut
Hasil penelitian dari penafsiran Quraish Shihab dan Buya Hamka
kedua mufasir menjelaskan bahwa Kewajiban dakwah adalah bagi semua
umat muslim akan tetapi harus ada kelompok khusus yang menjadi inti
gerakan dakwah yang termaksud dalam surat Ali-Imran ayat 104 Lalu
metode dakwah yang disebutkan dalam an-Nahl ayat 125 yaitu metode
hikmah mau`izhah al-hasanah dan jidal Dan terakhir dalam surat Thacirchacirc
ayat 43-44 metode dakwah untuk para penguasa dijelaskan dengan
menggunakan kelemahlembutan agar hatinya bisa menerima dan diharapkan
mau mengikuti apa yang disampaikan dalam pesan dakwah
Kata kunci Dakwah Metode Dakwah Surat Ali-Imran An-Nahl
Thacirchacirc
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Dakwah hakikatnya adalah upaya untuk menumbuhkan
kecenderungan dan ketertarikan Menyeru seseorang pada agama
Islam maksudnya adalah berupaya untuk menumbuhkan
kecenderungan dan ketertarikan pada apa yang diserukan yakni
Islam Karenanya dakwah Islam tidak hanya terbatas pada aktivitas
lisan saja tetapi mencakup seluruh aktivitas lisan atau perbuatan
yang ditujukan dalam rangka menumbuhkan kecenderungan dan
ketertarikan pada Islam1Dakwah merupakan aktualisasi iman yang
mengambil bentuk berupa suatu sistem kegiatan manusia dalam
bidang kemasyarakatan yang dilaksanakan secara teratur untuk
memengaruhi cara merasa cara berpikir dan bersikap secara Islami
baik hiasan maupun perbuatan2
Di dalam Al-Qur`an kata dakwah dan berbagai bentuk
katanya ditemukan sebanyak 198 kali menurut hitungan Muhammad
Sulthon (20034) 299 kali menurut Muhammad Fu`ad `Abd al-Baqi`
dan 212 kali menurut Asep Muhiddin Dalam buku Ilmu dakwah
yang ditulis oleh M Aziz setidaknya ada 10 macam makna dakwah
dalam Al-Qur`an diantaranya yaitu pertama mengajak dan menyeru
baik kepada kebaikan maupun kemusyrikan kepada jalan ke syurga
atau ke neraka Kedua doa seperti yang terdapat dalam surat Ali
Imran ayat 38 Ketiga mendakwah atau tidak menganggap baik
seperti dalam surah Maryam ayat 91 Keempat mengadu seperti yang
1
Ahmad Mahmud Dakwah Islam (Bogor Thariqul Izzah 2011) Cet Ke-III H
13
2Asep Muhyiddin dkk Kajian Dakwah Multiperspektif (Bandung Remaja
Rosdakarya 2014) Cetke-I h 123
2
terdapat dalam surat al-Qamar ayat 10 Kelima memanggil atau
panggilan seperti yang terdapat dalam surah ar-Rucircm ayat 25
Keenam meminta seperti yang terdapat dalam surah Shad ayat 51
Ketujuh mengundang seperti yang terdapat dalam surah al-Qasas
ayat 25 Kedelapan menyeru atau penyeru seperti yang terdapat
dalam surat Thaha ayat 108 Kesembilan panggilan nama atau gelar
yang terdapat dalam surah an-Nur ayat 63 Dan kesepuluh anak
angkat sebagaimana yang terdapat dalam surah al-Ahzab ayat 43
Dakwah berasal dari kata da`a yad`una dan dakwah4 Kata
da`a adalah fi`il madhi yang memiliki makna memohon meminta
berdoa dan memanggil yang disebutkan dalam Al-Qur`an pada 10
surah dan 11 ayat Namun hanya 3 ayat yang mengandung makna
dakwah yaitu surah Al-Anfal ayat 24 ar-Rum ayat 25 dan Fushshilat
ayat 33 Kata yad`una adalah fi`il mudhari` yang disebut dalam Al-
Qur`an sebanyak 21 ayat pada 20 surat Kata yad`una dalam makna
dakwah terdapat dalam 12 ayat Kata dakwah merupakan isim
mashdar yang disebut dalam Al-Qur`an sebanyak 5 kali di mana 2
ayat bermakna doa dan 3 ayat yang bermakna dakwah Kata ud`u
adalah bentuk fi`il Amr yang disebut dalam Al-Qur`an sebanyak 8
surat pada 12 ayat5
Dari beberapa macam bentuk ayat dakwah tentu diantaranya
termasuk juga ayat yang menjelaskan tentang metode dakwah Di
dalam Al-Qur`an tentu ada beberapa ayat yang menjelaskan tentang
metode dakwah yang telah diajarkan kepada para Nabi dan Rasul
pada saat menyampaikan risalahnya Sehingga apa yang telah
3
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah (JakartaKencana 2017) Cet Ke- VI h 5 4 Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi Dakwah
(Depok PT Rajagrafindo Persada 2018) Cet Ke-I h 3 5
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi Dakwah
(Depok PT Rajagrafindo Persada 2018) Cet Ke-I h 4-9
3
disampaikan oleh Allah melalui Al-Qur`an tentu saja perlu dijadikan
pedoman bagi pelaku dakwah saat ini dalam menyampaikan
dakwahnya
Pemahaman yang dapat ditemukan adalah bahwa dakwah
bersifat persuasif yaitu mengajak manusia secara halus Kekerasan
pemaksaan intimidasi ancaman atau teror agar seseorang
melaksanakan ajaran Islam tidak bisa dikatakan dakwah Pemahaman
ini diperoleh dari makna dakwah yang berarti mengajak berdoa
mengadu memanggil meminta dan mengundang Dengan makna-
makan tersebut maka bisa dipahami bahwa dakwah tidak
menekankan pada hasil tetapi pada tugas dan proses6
Al-Qur`an telah menjelaskan bagaimana urgennya dakwah
Islam dan betapa butuhnya manusia akan dakwah Islam di dalam
sejumlah besar ayatnya Berbagai ungkapan Al-Qur`an memang tidak
secara langsung berbicara tentang masalah dakwah Akan tetapi
banyak sekali ungkapan dan makna-makna yang dari ayat yang
berbicara tentang dakwah Islam Sebagaimana Al-Qur`an
menjelaskan ihwal dakwah dan juga ihwal amar makruf nahi munkar
ldquoHanya bagi Allah-lah (hak mengabulkan) doa yang benar
dan berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah tidak
dapat memperkenankan sesuatupun bagi mereka melainkan
seperti orang yang membukakan kedua telapak tangannya ke
dalam air supaya sampai air ke mulutnya Padahal air itu
6
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 8-9
4
tidak dapat sampai ke mulutnyadan doa (ibadat) orang-orang
kafir itu hanyalah sia-sia belaka(QS Ar-Ra`d [13] 14)
ldquoKamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk
manusia menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari
yang munkar dan beriman kepada Allah Sekiranya ahli kitab
beriman tentulah itu lebih baik bagi mereka di antara
mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah
orang-orang yang fasikrdquo (QS Ali-Imran [3]110)
Selain ihwal tentang amar makruf nahi munkar Al-Qur`an
juga menyampaikan tentang tablig menyeru kepada manusia untuk
kembali ke jalan Allah dan juga menyampaikan risalahnya
ldquoHai rasul sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu
dari Tuhanmu dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang
diperintahkan itu berarti) kamu tidak menyampaikan
amanat-Nya Allah memelihara kamu dari (gangguan)
manusia Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang yang kafirrdquo (QS Al-Maidah [5] 67)
ldquoKatakanlah Inilah jalan (agama) ku aku dan orang-orang
yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan
5
hujjah yang nyata Maha suci Allah dan aku tiada Termasuk
orang-orang yang musyrik (QS Yusuf [12] 108)
Saat ini bisa dilihat bahwasanya banyak para dai yang
melakukan gerakan dakwah dengan metode dan media yang
digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah Baik secara
lembaga maupun individual yang didukung oleh manajemen tim yang
baik Seperti Ustadz Abdul Shomad Lc MA Ustadz Adi Hidayat
LcMA Ustadz Khalid Basalamah Lc dan para dai lainya yang
begitu aktif dalam menyampaikan pesan dakwah secara lisan melalui
media youtobe instagram dan media lainnya Selain itu juga ada
organisasi-organisasi Islam seperti Nahdlatul Ulama (NU)
Muhammadiyah Front Pembela Islam (FPI) dan organisasi lainnya
yang menegakkan kegiatan amar makruf nahi munkar
Tidak hanya kewajiban dai tapi juga seluruh umat muslim
untuk bisa mengamalkan dakwah dengan baik dan sesuai dengan
metode yang telah diajarkan oleh Al-Qur`an Sikap seorang muslim
dalam menghadapi permasalahan yang ada dan berkaitan dengan
ajaran Islam terkadang membuat buruk akan akhlak dalam Islam itu
sendiri sehingga Islam benar-benar menunjukkan keselamatan oleh
umatnya sebagai muslim Banyak permasalahan yang terjadi di
masyarakat di antaranya seperti wanita membawa anjing masuk ke
masjid yang terjadi pada 2 juli 2019 adalah salah satu bentuk atau
kewajiban muslim untuk bisa menghadapi dengan cara yang baik dan
diajarkan oleh Islam Karena Islam adalah agama yang penuh dengan
keselamatan dan kesejahteraan Selain permasalahan tersebut tentu
saja banyak permasalahan lain yang berkaitan dengan dakwah Islam
Ada banyak faktor yang memberikan kontribusi sangat besar
terhadap kesuksesan seorang dai dalam berbagai bidang dakwah
6
mewujudkan keberhasilan dan produktifitas serta memberikan
kemampuan untuk mempengaruhi berinteraksi dan memasukkan
ide-idenya dalam setiap kesempatan dan jenjang Metodologi yang
baik merupakan salah satu faktor konkret dan penting yang mampu
membuat waktu dan kesungguhan seorang dai menjadi efektif dan
mengantarkannya ke pantai tujuan yang didambakan dengan
pengorbanan yang lebih sedikit dan lebih ringan7
Metode dakwah yang digunakan oleh para dai dan juga
organisasi Islam dalam menyampaikan pesan dakwah berbeda-beda
Ada yang menyampaikan dakwah dengan lemah lembut tegas dan
juga terkesan memaksa Perbedaan dalam menyampaikan metode
dakwah untuk menegakkan amar makruf nahi munkar tentu saja
mempengaruhi bagaimana respon pesan dakwah yang sampai kepada
sasaran dakwah
Dalam pengembangan dakwah Islam tentu saja Al-Qur`an
perlu dijadikan sebagai kitab dakwah baik sebagai sumber materi
dakwah maupun sebagai metodologi atau landasan-landasan teori
dalam dakwah sebagaimana diungkapkan oleh Abu A`lacirc al-Mauducircdi
bahwa Al-Qur`an adalah kitab dakwah dan kitab perjuangan8
Al-Qur`an juga adalah kitab tentang manusia hidupnya
makanannya dan fitrahnya9 Kitab Al-Qur`an berisikan firman-firman
Allah Swt Tuhan Alam semesta Di dalamnya tidak ada yang perlu
diragukan Dan kitab tersebut tidak dapat memberikan petunjuk
7
Fathi Yakan Problematik Dakwah dan Para Dai terj Darsim Ermaya Imam
Fajarudin (Solo Era Intermedia 2004) Cetke-I h 135
8Abdul Basit Wacana Dakwah Kontemporer (Purwokerto STAIN Purwokerto
Press 2006) Cetke-I h 19
9Taufik al-Wa`iy Dakwah ke Jalan Allah terj Muhith Mishaq (Jakarta Robbani
Press 2010) Cet ke-I h 109
7
apapun kecuali kepada orang-orang yang bertakwa hanya
kepadanya10
Berdakwah memerlukan strategi dan metode Sebab strategi
dan metode merupakan hal yang dapat membantu dakwah terlaksana
dengan baik dan sesuai tujuan11
Oleh karena itu Dalam hal ini
penulis akan mengkaji salah satu unsur dalam dakwah yaitu metode
dakwah Metode dakwah adalah cara yang digunakan dai untuk
menyampaikan materi dakwah Metode dakwah sangat penting
peranannya dalam penyampaian dakwah Metode yang tidak benar
meskipun isinya baik maka pesan baik tersebut bisa di tolak12
Di zaman sekarang Islam benar-benar membutuhkan para dai
yang mumpuni yang mampu mengomunikasikan pemikiran-
pemikiran dan ideologinya dengan metodologi yang indah dan
menawan Mereka mampu mengomunikasikan Islam tanpa membuat
orang berlari dan mampu menjelaskan pemikiran-pemikiran tanpa
mendatangkan kesulitan Betapa banyak dai yang mencemarkan
Islam karena keburukan metodologi dakwahnya Mereka bersikap
buruk terhadap Islam sedangkan mereka mengira bahwa mereka
telah berbuat kebajikan untuk Islam13
Dari beberapa pemaparan diatas penulis tertarik untuk
mengkaji metode dakwah yang Allah sebutkan dalam Al-Qur`an
dengan melakukan menurut pandangan dua tafsir yaitu tafsir al-
Misbah dan tafsir al-Azhar Penulis mengambil surat Ali-Imran ayat
10
Fethullah Gulen Dakwah Jalan Terbaik Dalam Berpikir Dan Menyikapi Hidup
(Jakarta PT Gramedia 2011) cetke-I h 194
11Khariri Syeikh Maulana Arabi Dakwah Cerdas (Yogyakarta Laksana 2007)
Cetke-I h 73
12
Acep Arippudin Pengembangan Metode Dakwah (Jakarta Rajagrafindo
Persada 2011) Cetke-I h 8
13Fathi Yakan Problematik Dakwah dan Para Dai terj Darsim Ermaya Imam
Fajarudin h 137
8
104 An-Nahl ayat 125 dan Thaha ayat 43-44 Adapun alasan penulis
mengambil ayat ini karena penulis ingin mencoba menghubungkan
antara kewajiban dakwah amar makruf nahi mungkar kemudian
metode-metode dakwah yang digunakan sekalipun terhadap orang
yang sangat kejam Dalam penelitian ini penulis mengambil sebuah
judul yaitu ldquoMetode Dakwah Dalam Surat Ali-Imran ayat 104
An-Nahl ayat 125 Thaha ayat 43-44 menurut pandangan
MQuraish Shihab dan Hamkardquo
Penulis ingin meneliti bagaimana implementasi metode
dakwah yang ada di dalam Al-Qur`an terhadap kegiatan dakwah saat
ini Karena melihat kegiatan dakwah saat ini sudah sangat banyak
dilakukan oleh para dai yang mumpuni maupun oleh mereka yang
ingin saling mengingatkan walaupun secara keilmuan masih sangat
terbatas
Untuk memahami lebih jelas dan rinci kita memerlukan tafsir
dari para ulama yang telah mumpuni dalam bidang tafsir Sehingga
sebagai manusia yang terbatas keilmuannya kita bisa memahami
makna Al-Qur`an melalui tafsir yang telah ditulis oleh para ulama Di
sini penulis mengambil penafsiran dari dua orang mufasir Indonesia
yaitu tafsir al-Misbah karya M Quraish Shihab (1944) dan tafsir al-
Azhar karya Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka 1908-1981)
Alasan penulis mengambil dua tafsir yang berbeda ini adalah dengan
tujuan untuk mengetahui perbedaan pemikiran mufasir lokal
(Indonesia) dalam menafsirkan ayat metode dakwah dalam Al-
Qur`an yang berbeda masa dan keadaan Dalam artian masa
penulisan tafsir dan psikologi penulis pada saat penulisan tafsir
Selain itu juga kedua mufasir adalah dua sosok yang hebat
apabila diamati secara teliti beliau berdua telah aktif dalam
9
mengembangkan dan mengaplikasikan bidang dakwah baik lisan
tulisan dan hacircl dengan metode yang telah beliau gunakan Buya
Hamka adalah salah satu tokoh yang termasuk dalam 50 pendakwah
pengubah sejarah dalam buku yang ditulis oleh M Anwar Djaelani
Model dakwah hamka termasuk lengkap karena secara lisan dan
tulisan sama-sama kuat Dakwah Buya Hamka secara tulisan tidak
hanya diterima di Indonesia tetapi juga di luar Indonesia Hampir
semua karya Hamka digemari banyak kalangan dan salah satu
karyanya yang paling monumental adalah tafsir Al-Azhar14
Sedangkan M Quraish Shihab adalah satu ulama yang masih
ada ditengah-tengah masyarakat saat ini beliau adalah ulama besar
yang produktif dalam berkarya santun dan mendalam dalam
menyampaikan pandangan keagamaanya15
Secara lisan bisa dilihat
dengan ceramah atau kajian yang beliau lakukan baik di kampus
masjid atau majelis tertentu secara tulisan bisa dilihat dengan adanya
buku-buku atau karya beliau dan secara hal bisa dilihat dari lembaga
atau kegiatan yang beliau bangun untuk kepentingan sosial
masyarakat Dengan demikian dakwah dan penerapan dakwah telah
beliau aplikasikan dalam kehidupannya bisa dijadikan referensi
dalam berdakwah
B Permasalahan
1 Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas masalah yang
diidentifikasikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
a Metode dakwah dalam Al-Qur`an
14
M Anwar Dajelani 50 Pendakwah Pengubah Sejarah (Jakarta Prenadamedia
Group 2015) Cet Ke-IV h 84
15Salah satu ulasan yang ditujukan kepada M Quraish Shihab dalam buku Cahaya
Cinta dan Canda M Quraish Shihab yang ditulis oleh Mauluddin Anwar dkk
10
b Macam-macam metode dakwah menurut para ahli dakwah
c Bentuk-bentuk Metode dakwah
d Metode dakwah menurut pandangan MQuraish Shihab dan
Hamka
e Perbandingan Metode dakwah menurut M Quraish Shihab
dan Hamka
f Implementasi metode dakwah saat ini
2 Pembatasan masalah
Al-Qur`an menghimpun ayat-ayat dakwah baik sebagai
sumber materi kewajiban dakwah maupun metode dakwah
Dalam penulisan skripsi ini penulis mencoba memberikan
batasan masalah agar dalam pembahasan tidak terlalu melebar
Dalam penelitian ini penulis hanya membatasi pembahasan
metode dakwah dalam Al-Qur`an dalam surat Ali-Imran ayat 104
an-Nahl ayat 125 dan Thacirchacirc 43-44 Penulis mengambil ayat
untuk diteliti tidak berdasarkan kesamaan redaksi atau kata
dakwah yang ada di dalam ayat tersebut akan tetapi penulis
mengambil ayat berdasarkan maksud ayat dan penulis mencoba
membuat suatu kesimpulan akan kewajiban dakwah sampai ke
metode dakwah sesuai dengan ayat yang diambil Sehingga
membentuk hasil penelitian yang saling berhubungan dari segi
makna dan tujuan yang ingin dicapai dalam ayat dan juga dalam
penerapan dakwah
3 Perumusan masalah
a Metode dakwah surat Ali-Imran ayat 104 menurut MQuraish
Shihab dan Hamka
b Metode dakwah surat An-Nahl ayat 125 menurut MQuraish
Shihab dan Hamka
11
c Metode dakwah surat Thaha ayat 43-44 menurut MQuraish
Shihab dan Hamka
d Implementasi dalam dakwah saat ini
C Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian berhubungan secara fungsional dengan
rumusan masalah penelitian yang dibuat secara spesifik terbatas dan
dapat diperiksa dengan hasil penelitian16
Adapun tujuan penelitian
ini adalah
1 Untuk mengetahui Metode dakwah surat Ali-Imran ayat 104
menurut MQuraish Shihab dan Hamka
2 Untuk mengetahui Metode dakwah surat An-Nahl ayat 125 ayat
104 menurut MQuraish Shihab dan Hamka
3 Untuk mengetahui Metode dakwah surat Thaha ayat 43-44
menurut MQuraish Shihab dan Hamka
4 Untuk mengetahui implementasi metode dalam dakwah saat ini
D Manfaat Penelitian
Mengacu pada penjabaran rumusan masalah di atas maka
manfaat penelitian ini adalah
1 Manfaat Teoritis
Sebagai sarana untuk menerapkan ilmu-ilmu teoritis yang
digunakan serta menambah wawasan khazanah keilmuan terkait
tema yang diangkat
2 Manfaat Praktis
Penelitian ini secara praktis diharapkan bisa bermanfaat bagi
para dai untuk bisa menjadi dai yang mumpuni serta memiliki
16
Dewi Sadiah Metode Penelitian Dakwah (Remaja Rosdakarya Bandung 2015)
Cet Ke-I h 68
12
metode dakwah yang sesuai dengan zamannya dan tetap
berpegang teguh pada Al-Qur`an
E Tinjauan Pustaka
1 Jurnal ldquoMetode Dakwah Dalam Pengajaran Nabi Perspektif
Hadisrdquo yang selesai pada tanggal 25 Mei 2019 Ditulis oleh Adi
Abdullah Muslim Dosen IAIN Pekalongan Indonesia dalam
jurnal ini menjelaskan bagaimana metode dakwah Nabi dalam
mengajarkan kepada sahabat perspektif hadis sehingga terbentuk
teori dalam komunikasi dakwah dan pendidikan Jenis penelitian
yang digunakan yaitu studi literatur (library research) atau
penelitian pustaka Metode yang digunakan yaitu metode
deskriptif-analisis yakni penelitian yang berusaha menuturkan
masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan secara
objektif Persamaan dengan penelitian ini adalah pada metode
dakwah yang digunakan sedang perbedaannya adalah pada
perspektif penelitian yaitu tafsir Al-Qur`an dan Hadis17
2 Skripsi ldquoMetode Dakwah Mau`izhah Hasanah dalam Program
acara Mufasir di Kompas TV Jawa Tengahrdquo18
ditulis oleh Rizki
Intan Aulia mahasiswi UIN Walisongo Semarang Jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi
2018 Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode
mau`izhah hasanah yang diterapkan dalam acara mufasir di
17
Adi Abdullah Muslim ldquoMetode Dakwah Dalam Pengajaran Nabi Perspektif
Hadisrdquo Jurnal Dakwah Vol 13 No1 25 Mei 2019
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metode+dakwah+dalam+Pen
gajaran+Nabi+Perspektif+hadisampbtnG= diakses pada 7 Juli 2019
18Rizki Intan Aulia ldquoMetode Dakwah Mauizhah Hasanah dalam Program acara
Mufasir di Kompas TV Jawa Tengahrdquo Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas
Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo Semarang 2018
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_02C5ampq=metode+dakwah+mauizhah+hasa
nah+dalam+program+acara+ampbtnG= diakses pada 7 Juli 2019
13
Kompas TV Jateng Metodologi yang digunakan dalam penelitian
ini adalah penelitian kualitatif dengan metode pengumpulan data
berupa dokumentasi berupa tayangan video program ldquomufasirrdquo
Teknik yang digunakan yaitu mmode interaktif Miler dan
Huberman Persamaan dalam penelitian ini yaitu pada metode
dakwah yang diteliti sedangkan perbedaannya yaitu pada objek
yang di analisis oleh peneliti Peneliti terdahulu menganalisa
metode dakwah dalam sebuah acara tv sedangkan peneliti saat ini
meneliti metode dakwah dalam Al-Qur`an dengan
membandingkan dua tafsir
3 Skripsi ldquoMetode Dakwah Dengan Pendekatan Kultural Sunan
Kalijagardquo ditulis oleh Melinda Novita Sari Jurusan Komunikasi
Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Raden Intan Lampung 2018 Penelitian ini menggunakan
penelitian sejarah yaitu melakukan penyelidikan terhadap
keadaan dan pengalaman di masa lampau dengan teknik studi
kepustakaan Hasil dari penelitian ini ialah ditemukannya
kegiatan dakwah dengan menggunakan metode dakwah kultural
dengn media wayang tembang dan dari dakwah kultural ini
menghasilkan kebudayaan baru dengan menggunakan
pencampuran tradisi lama dan percampuran dengan budaya
setempat di mana tidak terlepas dari unsur-unsru Islamnya
Persamaan dengan penelitian ini ialah pada objek metode dakwah
yang dikaji sedankgkan perbedaannya yaitu pada subjek dari
metode yang dikaji yaitu metode dakwah dalam Al-Qur`an dan
relevansinya terhadap dakwah saat ini
4 Skripsi ldquoMetode Dakwah Dalam Tradisi Tahlilan di Kelurahan
Plamongansari Kecamatan Padurungan Semarangrdquo ditulis oleh
14
Muhammad Aris Munandar Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan
Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam
Negeri Walisongo Semarang 2018 Penelitian ini menggunakan
metode penelitian kualitatif deskriptif Dengan teknik
pengumpulan data meggunakan metode observasi wawancara
dan dokumentasi Hasil penelitian ini yaitu bahwasanya tradisi
tahlilan merupakan tradisi turun temurun yang diadakan setiap
malam Jumat dan dilakukan untuk mendekatkan diri kepada
Allah ajang silaturahmi dan kerukunan umat Persamaan
penelitian yaitu mengkaji metode dakwah hanya saja memiliki
perbadaan pada objek yang diteliti yaitu tradisi tahlilan di mana
peneliti saat ini mengkaji metode dakwah dalam Al-Qur`an dan
meneliti relevansinya terhadap dakwah saat ini
5 Skripsi ldquoMetode Dakwah Para Dai Dalam Menyampaikan Pesan-
Pesan Keagamaan Di Kecamatan Lampihong Kabupaten
Balanganrdquo19
ditulis oleh Lina Karlina mahasiswi IAIN Antasari
jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan
Komunikasi 2016 Dalam penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui metode dakwah dan faktor pendukung apa saja yang
menjadi kesuksesan seorang dai dalam menyampaikan pesan-
pesan keagamaan Jenis penelitian yaitu penelitian lapangan
dengan teknik yang digunakan yaitu mengumpulkan data
observasi wawancara dan dokumenter Persamaan penelitian
19
Lina Karlina ldquoMetode Dakwah Para Dai Dalam Menyampaikan Pesan-Pesan
Keagamaan Di Kecamayan Lampihong Kabupaten Balangan jurusan Komunikasi
Penyiaran Islam fakultas dakwah dan komunikasi IAIN Antasarirdquo 2016
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=skripsi+metode
+dakwah+dalam+menyampaikan+pesan+keagamaan+di+kecamatan+lampihong+kabupaten
+balanganampbtnG=d=gs_qabsampu =23p3D3X3kmQdtSWIJ diakses pada 7 Juli 2019
15
yaitu pada pembahasan metode dakwah sedangkan perbedaannya
pada subjek penelitiannnya yaitu para dai dan mufasir
F Metode Penelitian
1 Jenis Penelitian
Metode penelitian merupakan strategi yang digunakan dalam
sebuah penelitian dan menganalisis data yang diperlukan guna
menjawab permasalahan yang diteliti Adapaun yang peneliti
gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan
teknik studi kepustakaan (library research) Penelitian kualitatif
mengandung pengertian adanya upaya penggalian dan
pemahaman pemaknaan terhadap apa yang terjadi pada berbagai
individu atau kelompok yang berasal dari persoalan sosial atau
kemanusiaan20
Kirk dan Miller mendefinisikan penelitian
kualitatif sebagai tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial
yang secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia
dan kawasannya sendiri dan berhubungan langsung dengan
orang-orang tersebut dalam bahasanya dan peristilahannya21
Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang semua datanya
berasal dari bahan-bahan tertulis berupa buku naskah dokumen
foto dan lain-lain22
2 Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian kualitatif ada beberapa pendekatan yang
bisa digunakan Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
pendekatan metode deskriptif dengan teknik pengamatan kejadian
20
Septiawan SantanaK Menulis Ilmiah Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta
Yayasan Pustaka Obor Indonesia 2007) Cet Ke-II h 1
21Uhar Suharsaputra Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Tindakan
(Bandung PT Refika Aditama 2014) Cet Ke-II h 181
22Nashruddin Baidan Erwati Aziz Metodolgi Khusus Penelitian Tafsir
(Yogyakarta Pustaka Pelajar2016) Cetke-I h28
16
saat ini oleh penulis Deskriptif yaitu suatu rumusan masalah
yang memandu penelitian untuk mengeksplorasi atau memotret
situasi sosial yang akan diteliti secara menyeluruh luas dan
mendalam Metode ini bertujuan untuk melukiskan secara
sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang
tertentu secara faktual dan cermat23
Selain mendeskripsikan
peneliti juga melakukan analisis terhadap surat Ali Imran ayat
104 an-Nahl ayat 125 dan Thacirchacirc ayat 43-44 Setelah menganalisi
penulis akan merelevansikan dengan kegiatan dakwah oleh
lembaga organisasi dakwah
3 Subjek dan objek penelitian
Subjek penelitian adalah orangsesuatu yang terlibat dalam
penelitian sebagai sumber data24
Selain itu juga subjek
penelitian adalah keseluruhan atau totalitas dari suatu penelitian
yang menjadi substansinya yang akan diteliti atau ingin dicarikan
jawabannya dalam sebuah penelitian25
Dalam penelitian ini yang
menjadi subjek penelitian adalah penafsiran metode dakwah
dalam tafsir al-Misbah dan tafsir Al-Azhar sedangkan yang
menjadi objek penelitian ini adalah surat Ali-Imran ayat 104 an-
Nahl ayat 125 dan Thacirchacirc 43-44
4 Sumber data penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua sumber data
Pertama sumber data primer ialah dua tafsir yang akan
dikomparasikan yaitu tafsir al-Misbah dan tafsir al-Azhar
23
Dewi Sadiah Metode Penelitian Dakwah h 19 24 Wina Sanjaya Penelitian Pendidikan Jenis Metode dan Prosedur (Jakarta
Prenadamedia Group 2014) Cetke-II h 17 25
Nashruddin Baidan Erwati Aziz Metodolgi Khusus Penelitian Tafsir h 24
17
Kedua sumber data sekunder yang berasal dari buku-buku
jurnal atau internet serta data lain yang berkaitan dengan
pembahasan
5 Teknik Pengumpulan data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik
pengumpulan data dengan cara studi pustaka Yaitu teknik yang
dipusatkan pada penelitian kitab-kitab tafsir dan buku
kepustakaan yang berkaitan dengan pembahasan Setelah itu
penulis menganalisa data yang sudah terkumpul dan membuat
kesimpulan dari data yang sudah dianalisis
6 Teknik Analisis data
Dalam penelitian ini ada beberapa langkah yang bisa
digunakan peneliti untuk menganalisis data dalam melakukan
riset komparatif yaitu26
a Menentukan tema yang diangkat
b Mengidentifikasi aspek-aspek yang hendak diperbandingkan
c Mencari keterkaitan dan faktor-faktor yang mempengaruhi
antar konsep
d Menunjukkan kekhasan dari masing-masing pemikiran tokoh
Melakukan analisis secara mendalam dan kritis dengan
argumentasi data
e Membuat kesimpulan untuk menjawab problem riset
7 Instrumen dan alat bantu penelitian
Instrumen penelitian adalah alat pengumpul data Dalam
penelitian kualitatif yang menjadi alat penelitian adalah peneliti
sendiri sehingga peneliti harus mengerti bagaimana penelitian
26
Abdul Mustaqim Metode Penelitian Al-Qur`an dan Tafsir h 137
18
kualitatif metode yang digunakan serta kesiapan untuk meneliti
objek penelitian
G Sistematika Penulisan
Dalam penyususnan skripsi penulis akan membagi menjadi 5
bab yang terkait satu dengan yang lainnya Pembagiannya adalah
sebagai berikut
BAB I Pendahuluan
Dalam bab ini terdiri dari latar belakang masalah identifikasi
masalah pembatasan masalah perumusan masalah tujuan penelitian
manfaat penelitian tinjauan pustaka metodologi penelitian
sistematika penulisan
BAB II Landasan Teori
Dalam bab ini membahasa tentang teori atau pemahaman tentang
dakwah meliputi metode dakwah Di mana komponen ini menjadi
pokok penting dalam penulisan skripsi ini
BAB III Biografi M Quraish Shihab Dan Haji Abdul Malik
Kari Amrullah (HAMKA)
Dalam bab ini akan membahas profil M Quraish Shihab dan Hamka
BAB IV Analisis Metode Dakwah Surat Ali Imran Ayat 104 An-
Nahl Ayat 125 Dan Thacirchacirc 43-44
Dalam bab ini membahas tentang surat Ali Imran ayat 104 an-Nahl
ayat 125 dan Thacirchacirc 43-44 menurtu M Quraish Shihab dan Hamka
serta relevansinya terhadap dakwah saat ini
BAB V PENUTUP
Dalam bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran
19
BAB II
LANDASAN TEORI
A Pengertian Dakwah
Secara etimologi dakwah berasal dari bahasa Arab yaitu dacirc`a
yad`ucirc da`wan du`acirc yang diartikan dengan mengajak menyeru
memanggil seruan permohonan dan permintaan1 Dakwah memiliki
tiga huruf asal yaitu dal `ain dan wawu Dari ketiga huruf asal ini
terbentuk beberapa kata dan ragam makna Makna tersebut
diantaranya ialah memanggil mengundang minta tolong meminta
memohon menamakan menyuruh datang mendorong
menyebabkan mendatangkan mendoakan menangisi dan meratapi
Dalam Al-Qur`an kata dakwah dan berbagai bentuk katanya
ditemukan sebanyak 198 kali menurut hitungan Muhammad Sulthon
(2003 4) 299 kali menurut hitungan Muhammad Fuad Abd al-Baqi
(2006) atau 212 kali menurut Asep Muhiddin (2002 40)2
Dakwah Islam adalah tugas suci yang dibebankan kepada
setiap muslim di mana saja berada sebagaimana termaktub dalam Al-
Qur`an dan sunah Rasulullah Saw kewajiban dakwah menyerukan
dan menyampaikan agama Islam kepada masyarakat3 Firman Allah
dalam surah al-Imran ayat 1044
1
M Munir Wahyu Ilaihi Manajemen Dakwah (Jakarta PRenadamedia Group
2015) Cetke-IV h 17 2
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah (JakartaKencana 2017) Cet Ke- VI h 5
3M Munir Metode Dakwah (Jakarta Prenadamedia Group 2015) Cetke-IV h 5
4Kata amar makruf nahi munkar di dalam Al-Qur`an disebut sebanyak 8 kali dalam
5 surat dua kali pada surat makkiyah dan tiga kali pada surat madaniyah Surat Ali Imran
ayat 104 110 dan 114 Surat Al-A`raf pada ayat 157 suart at-Taubah pada ayat 71 dan 112
surat Al-Hajj pada ayat 41 dan surat lukman pada ayat 17
20
ldquoDan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari
yang munkar merekalah orang-orang yang beruntungrdquo (QS Al-
Imran [3]104)
Secara terminologi para ulama berbeda pendapat dalam
menentukan dan mendefinisikan dakwah hal ini disebabkan oleh
perbedaan para ulama dalam memaknai dan memandang kalimat
dakwah itu sendiri5 Pengertian dakwah secara terminologi menurut
beberapa para ahli diantaranya yaitu
1 Syekh Muhammad al-Khadir Husain (tt14) dakwah adalah
menyeru manusia kepada kebajikan dan petunjuk serta menyuruh
kepada kebajikan dan melarang kemungkaran agar mendapat
kebahagiaan dunia dan akhirat
2 Muhammad Abu al-Fath al-Bayanuni (193317) dakwah adalah
menyampaikan dan mengajarkan agama Islam kepada seluruh
manusia dan mempraktikkan dalam kehidupan nyata6
3 Prof Toha Yahya Omar (19221) dakwah Mengajak manusia
dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan
perintah Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di
dunia dan di akhirat7
4 Menurut Muhammad Natsir dakwah mengandung arti kewajiban
yang menjadi tanggung jawab seorang muslim dalam amar
ma`ruf nahi mungkar8
5
Faizah Lalu Muchsin Effendi Psikologi Dakwah (Jakarta Prenadamedia Group
2018) Cet Ke-IV h 5 6
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 10 7
Toha Yahya Omar Ilmu Da`wah (Jakarta Widya Karsa Pratama 1992) Cet Ke-
V h 1 8
Wahidin Saputra Pengantar Ilmu Dakwah (Jakarta Rajwawali Press 2012)
Cetke- II h 2
21
Dari beberapa definisi di atas maka dapat di simpulkan
bahwa dakwah adalah salah satu bentuk kegiatan untuk menyeru atau
mengajak orang lain baik individu atau kelompok untuk menjalankan
syariat Islam berdasarkan Al-Qur`an dan hadis sehingga tercapainya
tujuan dari kegiatan dakwah
Dalam ilmu komunikasi kegiatan ini disebut juga dengan
proses komunikasi Proses komunikasi adalah setiap langkah mulai
saat menciptakan informasi sampai dipahami oleh komunikasi
Komunikasi merupakan proses sebuah kegiatan yang berlangsung
kontinu9
Dengan demikian bisa kita pahami bahwa dakwah adalah
proses dari komunikasi hanya saja dengan tujuan yang berbeda
Karena dalam komunikasi kita tidak fokus pada apa yang harus
disampaikan seperti yang harus disampaikan dalam dakwah Dan
untuk tercapainya komunikasi dan dakwah yang baik kita harus
memiliki sikap sesuai dengan budaya dan tuntunan agama yang
berlaku sehingga dakwah dan komunikasi bisa berjalan dengan
lancar
B Hukum Berdakwah
Setiap umat yang diambang kehancuran dan roboh pilar-
pilarnya kehilangan pengaruhnya kehilangan eksistensinya pasti
diawali oleh diamnya para dai lirih suaranya rancu risalahnya
kehilangan tujuan utamanya hancur peninggalanya Umat mana pun
yang ingin naik dan tinggi harus memahami kebenaran dakwahnya
kesucian tujuan utamanya keagungan risalahnya para dainya
9
Redi Panuju Pengantar Studi (Ilmu ) Komunikasi (Jakarta Prenadamedia Group
2018) Cetke-I h 39
22
memiliki titik tolak di muka bumi untuk membangun pilar dan
dakwahnya10
Umat Islam adalah umat risalah ada karena ada sasaran
dalam hidup ini Allah menyebut mereka dengan
ldquoKamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk
manusia menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari
yang munkar dan beriman kepada Allah Sekiranya ahli kitab
beriman tentulah itu lebih baik bagi mereka di antara
mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah
orang-orang yang fasikrdquo (QS Ali-Imran [3]110)
Jika tidak karena dakwah hilanglah tujuan risalah dan
lenyaplah tujuan pengangkatannya kehancuran menyebar luas
kesesatan merata di mana-mana kebaikan dan kebenaran telah
hilang Karena itulah kewajiban dakwah amar makruf nahi mungkar
ditegaskan dalam Al-Qur`an dan as-Sunah serta ijmak ulama11
Para pakar berselisih paham dalam menanggapi soal ini
Sejauh pemikiran yang berkembnag perselisihan dalam masalah ini
dapat dikelompokkan ke dalam tiga pendapat sebagai dijelaskan
berikut ini12
10
Taufik al-Wa`iy Dakwah ke Jalan Allah terj Muhith Mishaq (Jakarta Robbani
Press 2010) Cet ke-I h 53
11Taufik al-Wa`iy Dakwah ke Jalan Allah terj Muhith Mishaq h 53
12A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan
Peradaban Islam (Jakarta Prenadamedia Group 2013) Cet Ke-II h 63
23
Pertama Dakwah dihukumi sebagai kewajiban personal (fard
`ain) Maksudnya dakwah merupakan kewajiban bagi setiap muslim
Ia akan diganjar jika melaksanakannya sebagaimana akan berdosa
jika meninggalkannya Dakwah menjadi kewajiban personal karena
ia merupakan tuntutan (implikasi) iman Setiap orang mengaku
beriman harus mempersaksikan imannya kepada publik Selain
melalui amal saleh persaksian iman juga diwujudkan dalam bentuk
dakwah saling berpesan dengan kebajikan dan ketakwaan atau
dengan menyuruh yang makruf dan mencegah yang mungkar13
Kedua dakwah dihukumi sebagai kewajiban kolektif (fardu
kifayah) Hal ini berarti dakwah merupakan kewajiban yang
dibebankan kepada komunitas tertentu yang berkompeten dalam
suatu masyarakat Bila di dalamnya telah ditemukan sekelompok
orang yang mewakili tugas itu maka gugurlah kewajiban untuk yang
lain Sebaliknya jika tidak ada maka anggota masyarakat itu
mendapat dosa seluruhnya Tugas berdakwah itu tidaklah mudah
karena ia memerlukan keahlian dan keterampilan tersendiri baik dari
segi intelektual emosiaonal maupun spiritual Kalau demikian
permasalahannya berarti tidak semua orang dari umat Islam
memiliki kompetensi tersebut14
Ketiga dakwah dihukumi wajib individual (fard `ain)
sekaligus wajib kolektif (fardhu kifayah) Maksudnya hukum asal
dakwah itu adalah wajib `ain sehingga setiap mukmin memiliki
tanggung jawab moral untuk menyampaikan agamanya sesuai dengan
taraf kemampuan dan kapasitasnya masing-masing Namun
13
A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan
Peradaban Islam h 63-64 14
A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan
Peradaban Islam h 65
24
demikian pada aspek-aspek tertentu dakwah tidak dapat diserahkan
kepada sembarang orang Dakwah dalam posisi ini menjadi tugas
berat dan menuntut profesionalisme Dakwah memerlukan
kompetensi dan itu hanya mungkin dilakukan oleh yang memiliki
keahlian dalam bidang ini (kelompok profesional) Pendapat ketiga
ini merupakan jalan tengah dari dua pendapat sebelumnya yang
saling bertolak belakang Pendapat ini menjadi jalan tengah lantaran
tidak memandang dakwah hanya sebagai kewajiban ulama semata
(elitis) tetapi juga tidak membenarkan menyerahkan masalah dan
tugas dakwah hanya kepada masing-masing orang (tugas individual)
semata-mata15
C Fungsi Dakwah
Dakwah berfungsi menjaga orisinalitas pesan dakwah dari
Nabi Saw dan menyebarkannya kepada lintas generasi Dengan
dakwah pula kebenaran Islam tidak akan berhenti dalam satu
generasi Dakwah berfungsi sebagai estafet bagi peradaban manusia
Nabi Saw tidak ingin dinamika dakwah terhenti karena
kewafatannya Sebagaimana yang beliau sampaikan pada saat haji
wada (haji perpisahan)16
Selain itu juga fungsi dakwah yaitu sebagai
pembina sebagai pengarah dan pembentuk manusia seutuhnya17
Sebagaimana disebutkan di atas bahwa dakwah adalah salah
satu proses komunikasi Menurut Deddy Mulyana komunikasi
memiliki beberapa fungsi yaitu18
15
A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan
Peradaban Islam 68-69 16
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 101 17
Kustadi Suhandang Ilmu Dakwah Perspektif Komunikasi (Bandung Remaja
Rosdakarya 2013) Cet Ke-I h 193
18Deddy Mulyana Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Bandung Remaja
Rosdakarya 2016) Cet Ke-XV h 5
25
a Komunikasi Sosial
Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya
mengisyaratkan bahwa komunikasi penting untuk membangun
konsep diri aktualisasi diri untuk kelangsungan hidup untuk
memperoleh kebahagiaan terhindar dari tekanan dan ketegangan
antara lain lewat komunikasi yang menghibur dan memupuk
hubungan dengan orang lain
b Komunikasi Ekspresif
Komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi
orang lain namun tidak dilakukan sejauh komunikasi tersebut
menjadi instrumen untuk menyampaikan perasaan emosi kita
Perasaan-perasaan tersebut dikomunikasikan terutama melalui
pesan-pesan nonverbal Perasaan sayang peduli rindu simpati
gembira sedih takut prihatin marah dan benci dapat
disampaikan lewat kata-kata namun terutama lewat perilaku
nonverbal
c Komunikasi Ritual
Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan
sepanjang tahun dan sepanjang hidup yang disebut para
antropolog sebagai rites of passage mulai upacara kelahiran
sunatan pernikahan sungkeman dan sebagainya Dalam acara
tersebut orang mengucapkan kata-kata atau menampilkan
perilaku simbolik Mereka yang berpartisipasi dalam bentuk
komunikasi ritual tersebut menegaskan kembali komitmen
mereka kepada tradisi keluarga komunitas suku bangsa negara
ideologi atau agama mereka
26
d Komunikasi Instrumental
Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum
menginformasikan mengajar mendorong mengubah sikap dan
keyakinan dan mengubah perilaku atau menggerakkan tindakan
dan juga menghibur Bila diringkas maka ke semua tujuan
tersebut adalah membujuk (bersifat persuasif)
Dari fungsi dakwah dan fungsi komunikasi bisa kita
hubungkan bahwa komunikasi instrumental lebih cocok kepada
fungsi dakwah karena tujuannya selain menginformasikan yaitu
mengajar dan mendorong manusia untuk mengubah sikap dan
keyakinan sebagaimana dalam fungsi dakwah itu sendiri
D Tujuan Dakwah
Setiap aktivitas yang dilakukan oleh manusia memiliki tujuan
baik untuk tujuan positif maupun negatif Dalam hal ini tujuan yang
ingin di capai dalam dakwah menurut beberapa ahli ada beberapa
tujuan Diantaranya yaitu tujuan dakwah adalah dunia dan akhirat19
Realitanya tujuan dakwah tiada lain mengajak manusia berjalan di
atas jalan Allah dalam meniti jalan hidupnya Secara filosofis bisa
dikatakan bahwa tujuan dakwah Islamiah adalah membentangkan
jalan Allah di atas bumi agar dilalui umat manusia Dari penjelasan
tersebut kiranya dipahami bahwa makna dari semuanya itu
mengandung pengertian upaya mengubah sikap sifat pendapat dan
perilaku umat ke arah yang Islami20
Jika berbagai pendapat diakomodir maka tujuan dakwah
dapat dbedakan kepada tujuan umum khusus tujuan jangka pendek
dan jangka panjang Selain itu terdapat tujuan dari sisi isi pesan dan
19
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 15 20
Kustadi Suhandang Ilmu Dakwah Perspektif Komunikasi h 23
27
mad`u serta tujuan insidentil Adapun tujuan dakwah adalah sebagai
berikut21
1 Tujuan umum
Tujuan umum dari kegiatan dakwah sama dengan tujuan
diturunkannya agama Islam Kata Islam dari segi kebahasaan
berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata salima yang
mengandung arti selamat sentosa dan damai Bertitik tolak dari
pemahaman kata Islam di atas maka kegiatan dakwah harus
mampu mewujudkan manusia atau masyarakat yang
menyerahkan diri tunduk patuh dan taat kepada Allah Swt
2 Tujuan khusus
Adapun tujuan dakwah secara lebih rinci atau tujuan khusus
dapat dirumuskan berdasarkan tinjauan tertentu Sekurang-
kurangnya tujuan ini dapat ditinjau dari dua segi yaitu dari segi
mad`u dan dari segi materi yang disajikan Tujuan dakwah
kepada setiap pribadi dapat dirumuskan sebagai berikut yaitu
terbinanya pribadi muslim yang sejati yakni figur insan kamil
yang dapat menerjemahlan ajaran Islam dalam segala aspek
kehidupannya
Tujuan dakwah untuk setiap keluarga Muslim adalah dapat
terbinanya kehidupan yang Islami dalam rumah tangga yaitu
keluarga yang senantias mencerminkan nilai-nilai islam baik
sesame anggota keluarga dan dengan tetangga Sedangkan tujuan
yang diharapkan terhadap masyarakat adalah terbinanya
kehidupan yang rukun dan damai taat dalam melaksanakan
ajaran agama dan memiliki kepedulian sosial yang tinngi
21
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 164
28
Selanjutnya tujuan dakwah adalah terwujudnya umat terbaik yang
basisnya didukung oleh muslim yang berkualitas individu yang
baik yang oleh Allah dijanjikan akan memperoleh ridha dan
surga
3 Tujuan dari segi materi dakwah
Tujuan dakwah jika berorientasi kepada pesan dakwah yang
disampaikan menurut Syekh Ali mahfudh meliputi enam hal
yaitu
a Untuk meluruskan akidah
b Untuk membetulkan amal
c Untuk membina akhlak
d Mengokohkan persatuan dan persaudaraan muslim
e Menolak atau melawan ateis
f Memberantas syubhat dalam agama
E Metode Dakwah
Metode secara bahasa berasal dari dua kata yaitu ldquometardquo
(melalui) dan ldquohodosrdquo (jalan cara) Metode berarti cara yang telah di
atur dan melalui proses pemikiran untuk mencapai suatu maksud22
Istilah metode berasal dari bahasa Inggris method yang berarti
systematic arrangement (penataan yang sistematis) orddy procedure
(prosedur yang rapih) mode of handling intellectual (cara
penanganan masalah secara cerdik)23
Sumber yang lainnya
menyebutkan bahwa metode berasal dari bahasa Yunani yang berarti
jalan yang dalam bahasa Arab disebut thacircriq24
22
M Munir Metode Dakwah h 6 23
Kustadi Suhandang Ilmu Dakwah Perspektif Komunikasi h 166
24Moh Ardani Memahami Permasalahan Fikih Dakwah (Jakarta Mitra Cahaya
Utama 2006) Cet Ke-I h 23
29
Metode dakwah adalah cara-cara tertentu yang dilakukan oleh
seorang dai (komunikator) kepada mad`u untuk mencapai suatu
tujuan atas dasar hikmah dan kasih sayang25
Al-Qur`an dalam surat An-Nahl ayat 125 menyebut tiga
metode dakwah yang intinya adalah menyesuaikan materi dan cara
berdakwah dengan sasaran dakwah terhadap cendekiawan dengan
hikmah orang awam dengan mau`izhah hasanah yakni memberi
nasihat dan perumpamaan yang menyentuh jiwa sesuai dengan taraf
pengetahuan mereka yang sederhana Ahl al-kitab dan penganut
agama lain yang diperintahkan adalah jidaldiskusi dengan cara yang
terbaik yaitu dengan logika dan retorika yang halus lepas dari
kekerasan dan umpatan26
Menurut Moh Ali Aziz dalam bukunya Ilmu Dakwah
menjelaskan tentang perbedaan metode dakwah dalam surat An-Nahl
ayat 125 Dalam ayat tersebut Nabi diperintahkan dua hal yaitu
berdakwah dan berdebat Merujuk pada fungsi wawu sebagai huruf
`athaf penghubung dua kalimat yaitu berdakwah dan berdebat
Pertama menunjukkan kebersamaan dua hal Dalam hal ini
berdakwah dan berdebat Kedua menunjukkan sesuatu yang lebih
dulu dari yang lain (lahiq) Dakwah dilaksankan terlebih dahulu
kemudian disusul berdebat Ketiga menunjukkan sesuatu yang
diakhirkan dari yang lain (sabiq) Dengan demikian berdakwah dan
berdebat adalah ssesuatu yang terpisah tetapi pelaksanannya harus
keduanya baik secara bersama sekaligus atau beriringan Karena
adanya perbedaan antara dakwah dan perdebatan walaupun memiliki
tujuan yang sama yaitu memengaruhi orang lain untuk mengikuti
25
M Munir Metode Dakwah h 7 26
M Quraish Shihab Membumikan Al-Qur`an jilid 2 (Ciputat Lentera Hati
2010) Cetke-I 2011 h 193
30
pendapatnya Tidak ada pemaksaan dalam dakwah sehingga
targetnya hanya memberikan pemahaman secara benar Berbeda
dengan dakwah perdebatan selalu menggunakan cara yang lebih
tegas karena targetnya adalah memperoleh kemenangan27
Dengan adanya perbedaan antara dakwah dan perdebatan
berarti cara berdakwah menurut surah An-Nahl ayat 125 ada dua
macam yaitu al-hikmah dan al-mau`izhah al-Hasanah28
Menurut ulama dalam tafsir kontemporer saat ini metode
dakwah dalam Al-Qur`an surah An-Nahl ayat 125 itu meliputi tiga
cakupan yaitu
1 Bi al-hikmah
Hikmah secara mutlak bisa bermakna ilmu dan pemahaman
Bisa juga bermakna keadilan diungkapkan dalam bahasa Arab Huwa
Ahkam al-Amracirc yang artinya dia melakukan sesuatu dengan baik dan
al-hacirckim adalah orang yang melakukan sesuatu secara profesional29
Secara etimologi hikmah digunakan untuk menunjuk kepada arti-arti
seperti keadilan ilmu kearifan kenabian dan juga Al-Qur`an
Dari kata hikmah juga dapat derivasinya ldquohakimrdquo yang
berarti seorang yang berprofesi memutuskan perkara-perkara
hukum30
Kata hikmah antara lain berarti yang paling utama dari
segala sesuatu baik pengetahuan maupun perbuatan Hikmah juga
diartikan sebagai sesuatu yang bila digunakandiperhatikan akan
mendatangkan kemaslahatan dan kemudahan yang besar atau lebih
27
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 333
28Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 335
29
Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah terj
Beni Sarbeni (Jakarta Darul Gaq 2008) cetke- I h 142
30A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 201
31
besar serta menghalangi terjadinya mudharat atau kesulitan yang
besar atau lebih besar31
Sedangkan ditinjau dari segi terminologi hikmah merujuk
kepada pengertian ketepatan berkata dan bertindak dan
memperlakukan sesuatu secara bijaksana (al-ishacircbat ficirc al-aqwacircl wa
al-afrsquoacircl wa wadlarsquoacirc kulla syayrsquo ficirc maudlucircrsquoihi)32
Hikmah juga bisa
diartikan sebagai upaya mengajak bicara kepada akal manusia dengan
dalil-dalil ilmiah yang memuaskan dan dengan bukti-bukti logika
yang cemerlang dengan maksud mengikis keragu-raguan dengan
argumentasi dan penjelasan33
Hikmah merupakan suatu metode pendekatan komunikasi
yang dilaksanakan atas dasar persuasif Karena dakwah bertumpu
pada human oriented maka konsekuensi logisnya adalah pengakuan
dan penghargaan pada hak-hak yang bersifat demokratis agar fungsi
dakwah yang utama bersifat informatif sebagaimana ketentuan Al-
Qur`an
ldquoMaka berilah peringatan karena Sesungguhnya kamu
hanyalah orang yang memberi peringatan kamu bukanlah
orang yang berkuasa atas merekardquo(QS Al-Ghasyiyah [88]
21-22)
Menurut al-Qahtany hikmah dalam konteks metode dakwah
tidak dibatasi hanya dalam bentuk dakwah dengan ucapan yang
lembut targhicircb (nasihat motivasi) kelembutan dan amnesti seperti
31
MQuraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
(Ciputat Lentera Hati 2009) Cetke-I h 775
32A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 202
33Yusuf Al-Qaradhawi Retorika Islam Bagaimana Seharusnya Menampilkan
Wajah Islam terj Abdillah Noor Ridlo (Jakarta Pustaka Al-Kautsar 2004) cetke-I h 19
32
selama ini dipahami banyak orang Lebih dari itu hikmah sebagai
metode dakwah dengan kedalaman rasio pendidikan nasihat yang
baik dialog yang baik pada tempatnya juga dialog dengan para
penentang zalim pada tempatnya hingga meliputi kecaman
ancaman dan kekuatan senjata pada tempatnya
Dari sinilah diperoleh pemahaman bahwa pendekatan hikmah
adalah induk dari semua metode dakwah yang intinya menekankan
atas ketetapan pendekatan terkait dengan kelompok mad`u yang
dihadapi Dalam pada itu ketepatan pilihan metode sesuai dengan
klasifikasi mad`u yang dihadapi tidak diragukan lagi sebagai kunci
kesuksesan dakwah34
Adapun cara dalam melakukan pendekatan dengan metode
hikmah yaitu35
a Berbicara kepada seseorang dengan bahasanya
Termasuk hikmah adalah berbicara dan berdialog dengan
orang lain menggunakan bahasanya sehingga isi
pembicaraan dan berkomunikasi timbal-balik dengan
lancar Artinya bukan sekedar orang Cina dengan bahasa
Cina Rusia dengan bahasa Rusia tetapi lebih dari itu
bahwasanya orang-orang berilmu diajak dengan bahasa
mereka dan orang awam diajak bicara dengan bahasa
mereka
b Bersikap ramah
Termasuk hikmah pula untuk bersikap ramah dan lemah
lembut dalam menyampaikan perintah dan larangan Kita
tidak membebani seseorang dengan suatu yang tidak kuat
34
A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 202
35Yusuf Al-Qaradhawi Retorika Islam Bagaimana Seharusnya Menampilkan
wajah Islam terj Abdillah Noor Ridlo h 20
33
dipikulnya Dengan begitu dia tidak akan menolak seruan
kita
c Memperhatikan tingkatan pekerjaan dan kedudukan
syariatnya
Termasuk kategori hikmah yang harus diperhatikan
dengan baik dalam retorika dakwah Islam era kini yaitu
memperhatikan dan menjaga tingkatan jenis pekerjaan
nilainya dan legalitas syarrsquoi-nya Dengan cara menyusun
pesan-pesan Islam dengan baik sesuai dengan tempat dan
waktu dan tingkatan masing-masing Kemudian kita
sampaikan perintah dan larangan sesuai dengan
prioritasnya
d Gerakan bertahap
Cara hikmah lainnya yang harus diperhatikan adalah
mengajak manusia secara tadarruj (bertahap) Karena
tadarruj itu sendiri merupakan hukum alam sebagaimana
ia merupakan hukum syariat Seperti penciptaan manusia
yang melalui proses tahap demi tahapan
Dengan demikian hikmah itu mengandung arti menjaga
kondisi dan keadaan manusia (sehingga seorang dai menggunakan
cara yang sesuai dengan kondisi dan keadaan yang didakwahinya
karena manusia memiliki ragam pemahaman dan keilmuan beragam
dari sisi emosional juga beragam dari sisi menyikapi kebenaran
Dengan kata lain seorang dai mesti menggunakan cara yang pantas
dan lebih cepat diterima bagi orang yang didakwahinya maka semua
cara ini termasuk dakwah kepada Allah dengan hikmah)36
36
Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah terj
Beni Sarbeni h 146
34
2 Al-maui`dzah Al-hasanah
Kata mau`izhah terambil dari kata wa`azha yang berarti
nasihat Mau`izhah adalah uraian yang menyentuh hati yang
mengantar kepada kebaikan37
Dari makna bahasa kita bisa
memahami bahwa mau`izhah secara istilah adalah arahan bimbingan
dan nasihat dengan sesuatu yang meluluhkan hati tepatnya dengan
menyebutkan pahala atau siksa38
Mau`izhah al-hasanah atau nasihat
yang baik adalah memberikan nasihat kepada orang lain dengan cara
yang baik yaitu petunjuk-petunjuk ke arah kebaikan dengan bahasa
yang baik dapat diterima berkenan di hati menyentuh perasaan
lurus di pikiran menghindari sikap kasar dan tidak mencari atau
menyebut kesalahan audiens sehingga pihak objek dakwah dengan
rela hati atas kesadarannya dapat mengikuti ajaran yang disampaikan
oleh pihak subjek dakwah39
Jika cara hikmah mengajak berbicara
kepada akal agar memaklumi pesan-pesan maka dakwah dengan
mau`izhah adalah hasanah adalah mengajak berbicara kepada hati
dan perasaan agar menyadari dan tergerak untuk bertindak40
Menurut Ibnu al-Atsir nasihat merupakan untaian kata yang
diungkapkan buat orang yang diberi nasihat dengan harapan orang
yang diberi nasihat bertambah baik41
Nasihat adalah memerintah
atau melarang atau menganjurkan yang dibarengi motivasi dan
ancaman juga berarti mengatakan sesuatu yang benar dengan cara
37
MQuraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an h
775 38
Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah terj
Beni Sarbeni h 150 39
Samsul Munir Amin Ilmu Dakwah (Jakarta Amzah 2009) cet Ke- I h 99-100 40
Yusuf Al-Qaradhawi Retorika Islam Bagaimana Seharusnya Menampilkan
wajah Islam terj Abdillah Noor Ridlo h 29
41Harjani Hefni Komunikasi Islam (Jakarta Prenadamedia Group 2017) cet Ke-
II h148
35
melunakkan hati Nasihat harus berkesan dalam jiwa atau mengikat
jiwa dengan keimanan dan petunjuk42
Al-Mau`izha Hasanah merupakan cara berdakwah atau
bertablig yang disenangi mendekatakan manusia padanya dan tidak
menjerakan mereka memudahkan dan tidak menyulitkan
Singkatnya ia adalah suatu metode yang mengesankan sasaran
dakwah bahwa juru dakwah adalah sebagai teman dekat yang
menyayanginya dan sebagai yang mencari segala hal yang
bermanfaat baginya dan membahagiakannya43
Bentuk-bentuk dakwah mau`izhah hasanah diantaranya yaitu
a Nasihat
Nasihat berasal dari bahasa Arab dari kata kerja Nashaha
yang berarti Khalasha yaitu murni dan bersih dari segala kotoran
juga berarti Khata yaitu menjahit44
Sebagian ahli ilmu berkata
nasihat adalah perhatian hati terhadap yang dinasihati siapa pun
dia Nasihat adalah salah satu cara dari al-mau`izhah al-hasanah
yang bertujuan mengingatkan bahwa segala perbuatan pasti ada
sangsi dan akibat Secara terminologi nasihat adalah memerintah
atau melarang atau menganjurkan yang dibarengi dengan
motivasi dan ancaman45
1) Kriteria seorang penasehat
Ibnu Taymiyah menyebutkan beberapa sifat yang harus
dimiliki seorang penasihat yang mengajak kepada perbuatan
makruf dan melarang orang lain berbuat mungkar haruslah
memiliki ilmu tentang hal yang makruf dan yang mungkar
42
M Munir Metode Dakwah h 243 43
Muhammad Husain Fadhlullah Metodologi dakwah dalam Al-Quran terj
Tarmana Ahmad Qosim (Jakarta Lentera 1997) Cet Ke-I h 48 44
MMunir Metode dakwah h 242
45
MMunir Metode dakwah h 242
36
dan dapat membedakan antara keduanya dan harus memiliki
ilmu tentang keadaan orang yang diperintah dan yang
dilarang Dan yang dimaksud dengan ilmu itu adalah apa-apa
yang dibawa Rasulullah dari apa-apa yang Allah utuskan
kepadanya46
b Tabsyir wa Tanzir
Tabsyir secara bahasa berasal dari kata basyara yang
mempunyai arti memperhatikan merasa senang Tabsyir dalam
istilah dakwah adalah penyampaian dakwah yang berisi kabar-kabar
yang menggembirakan bagi orang-orang yang mengikuti dakwah47
Adapun tujuan tabsyir yaitu48
1) Memperkuat atau memperkokoh iman
2) Memberikan harapan
3) Menumbuhkan semangat beramal
4) Menghilangkan sifat keragu-raguan
Sedangkan tanzir adalah penyampaian dakwah yang di mana
isinya berupa peringatan terhadap manusia tentang adanya kehidupan
akhirat dengan segala konsekuensinya49
Adapun bentuk-bentuk
tanzir diantaranya yaitu50
1) Penyebutan nama Allah
2) Menunjukkan keburukan
3) Pengungkapan bahayanya
4) Penegasan adanya bencana segera
5) Penyebutan peristiwa akhirat
46MMunir Metode dakwah h 242
47
MMunir Metode dakwah h 257
48
MMunir Metode dakwah h 259
49MMunir Metode dakwah h 263
50
MMunir Metode dakwah h 265
37
c Kisah
Kisah atau qashash diklasifikasikan ke dalam dua makna
yaitu yang berarti menceritakan dan mengandung arti menelusuri atau
mengikuti jejak51
Makna Qashash dalam sebagian besar ayat-ayat
berartikan kisah atau cerita sedangkan ayat-ayat yang berbicara
menggunakan lafazh qashash ternyata juga muncul dalam konteks
cerita atau kisah tentang Nabi Musa as52
Macam-macam kisah dalam
Al-Qur`an menurut Manna` Khalil al-Qatthan53
1) Kisah para Nabi menyangkut dakwah mereka dan tahapan
serta perkembangannya
2) Kisah peristiwa-peristiwa masa lalu dan pribadi-pribadi yang
tidak diketahui secara pasti apakah mereka Nabi atau bukan
3) Kisah peristiwa yang terjadi pada zaman Rasulullah seperti
perang Badar Uhud Khandak dan lain-lain
3 Al-mujadalah
Dalam bahasa dikatakan jadalahu artinya mendebat dan
melawannya Jadal adalah sangat dalam perlawanan dan
kemampuannya yaitu sangat melawan Jadala adalah menghadapi
argumentasi dengan argumentasi sedang mujadalah artinya berdebat
dan berbantah-bantahan54
Mujadalah adalah berdiskusi dengan cara yang baik dari cara
berdiskusi yang ada Mujadalah merupakan cara terakhir yang
digunakan untuk berdakwah manakala dua cara terakhir digunakan
untuk orang-orang yang taraf berpikirannya maju dan kritis seperti
51MMunir Metode dakwah h 292
52
MMunir Metode dakwah h 292
53
MMunir Metode dakwah h 293 54
Syekh M abu al-Fatah Al-bayanuiy Ilmu Dakwah Prinsip Kode etik dalam
berdakwah menurut Al-Quran dan As-Sunnah terj h Dedi Junaedi (Jakarta Pressindo
2010) Cet Ke-I h 334
38
ahli kitab yang memang telah memiliki bekal ilmu agama dari para
utusan sebelumnya55
Pendekatan dalam dakwah ini dilakukan
dengan dialog yang berbasis budi pekerti luhur tutur kalam yang
lembut serta mengarah pada kebenaran dengan disertai argumentasi
demonstratif rasional dan tekstual sekaligus dengan maksud menolak
argumen bathil yang dipakai lawan dialog56
Mengutip perkataan Imam Ibnu Baththah berkata tentang
masalah ini ldquoyang mesti dimiliki oleh setiap muslim dalam
pengajaran dan perdebatan mereka tentang masalah fikih dan hukum
adalah membenarkan niat dengan maksud memberikan nasihat
bersikap adil dan mencari kebenaran dengannya langit dan bumi bisa
tegakrdquo57
Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan apabila metode
ini hendak dipakai yakni58
Pertama tidak merendahkan pihak lawan
Kedua tujuan diskusi hanyalah semata-mata menunjukkan kebenaran
sesuai nilai dan ajaran Islam
Ketiga tetap menghormati pihak lawan sebab jiwa manusia tetap
memiliki harga diri Ia tidak boleh merasa kalah dalam diskusi
sehingga harus diupayakan agar ia tetap merasa dihargai dan
dihormati
Adapun jidal yang diperintahkan oleh Allah adalah jidal yang
bertujuan untuk mengalahkan lawan bukan karena hawa nafsu tetapi
untuk memenangkan pandangan yang benar Meskipun pandangan
yang akan dipaparkan adalah benar Allah hanya membolehkan jidal 55
Samsul Munir Amin Ilmu Dakwah h 100 56
A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 206
57Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah terj
Beni Sarbeni h 155 58
Moh Ardani Fikih Dakwah h 33
39
dengan cara yang baik59
Terkadang mujadalah dilakukan dengan
suatu tujuan yang baik dan terkadang dengan kebatilan Allah
berfirman
helliphellip ldquoDan bantahlah mereka dengan cara yang baikrdquo (QS An-
Nahl [16] 125)
hellip helliphellip ldquoDan mereka membantah dengan (alasan) yang batil untuk
melenyapkan kebenaran dengan yang batil iturdquo (QS Al-
Mukmin [40] 5)
Atas dasar inilah para ulama membagi jadal kepada dua
macam yaitu yang terpuji dan tercela sesuai dengan tujuan cara dan
hal-hal yang menyebabkan terjadinya 60
Debat yang terpuji dalam
dakwah tidak memiliki tujuan pada dirinya sendiri Ia lebih ditujukan
sebagai wahana (wasilah) untuk mencapai kebenaran dan petunjuk
Allah Swt dakwah melalui pendekatan ini sangat tepat diterapkan
kepada kelompok mad`u yang masih dalam pencarian kebenaran
tetapi bukan termasuk kelompok awam (al-mutawasitun)61
Bentuk-bentuk dakwah bi al-mujadalah diantaranya yaitu
a Al-hiwar
Al-Hiwar dapat diartikan dengan dialog antara dua orang yang
setara dari segi kecerdasan dan juga tidak ada dominasi antara
59
Harjani Hefni Komunikasi Islam (Jakarta Prenadamedia Group 2017) cet Ke-
II h128 60
Syekh M abu al-Fatah Al-bayanuiy Ilmu Dakwah Prinsip Kode etik dalam
berdakwah menurut Al-Quran dan As-Sunnah terj Dedi Junaedi h 335
61A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 206
40
satu dan yang lain Adapun etika yang digunakan dalam berdialog
antara lain62
1) Kejujuran
2) Tawadhu
3) Bertujuan untuk mencapai kebenaran
4) Memberi kesempatan kepada pihak lawan
b As-ilah wa ajwibah
Kata as-ilah merupakan bentuk jamak dari kata as-sual yang
berarti pertanyaan-pertanyaan Begitu pula dengan kata ajwibah
yang merupakan bentuk jamak dari kata ijabah yang artinya
adalah jawaban-jawaban63
As-ilah wa ajwibah dapat diartikan sebagai proses Tanya jawab
dalam berdakwah antara dua orang yang berbeda tingkat
kecerdasannya Diantara subjek dakwah dalam metode ini yaitu
orang mukmin dan non-mukmin Adapun objek dalam metode ini
yaitu Akidah Syariah dan Akhlak Dan di era modern saat ini
metode atau proses as-ilah wa ajwibah dapat diaplikasikan dalam
beberapa bentuk diantaranya televisi radio internet dan media
cetak
F Sumber Metode Dakwah
Adapun beberapa sumber metode dakwah yaitu64
1 Al-Qur`an
Al-Qur`an adalah sumber hukum Islam dan juga menjadi
pedoman bagi umat Islam Di dalam Al-Qur`an banyak sekali
ayat yang membahas tentang masalah dakwah Selain itu ada
ayat-ayat yang ditujukan kepada Nabi ketika beliau melancarkan
6262
M Munir Metode Dakwah h 328 63
M Munir Metode Dakwah h 335-336 64
Moh Ardani Fikih Dakwah h 33
41
dakwahnya Semua ayat tersebut menunjukkan metode yang
harus dipahami dan dipelajari oleh setiap muslim Karena Allah
tidak akan menceritakan melainkan agar dijadikan suri tauladan
dan dapat membantu dalam rangka menjalankan dakwah
berdasarkan metode yang tersurat dan tersirat dalam Al-Qur`an
2 Hadis
Hadis merupakan sumber hukum kedua dalam Islam setelah Al-
Qur`an Dalam sunah Rasul banyak kita temui hadis yang
berkaitan dengan dakwah Begitu juga sejarah Nabi dalam
menyiarkan dakwahnya baik di Mekah atau Madinah Semua ini
memberikan contoh dalam metode dakwahnya Karena
setidaknya kondisi yang dihadapi Rasulullah ketika itu juga
dialami oleh juru dakwah saat ini
3 Sejarah Hidup para sahabat65
Dalam sejarah hidup para sahabat besar cukuplah memberikan
contoh yang baik dan sangat berguna bagi juru dakwah Karena
mereka adalah orang yang expert dalam bidang agama dan hidup
pada masa Rasulullah
4 Pendapat Para Ulama
Ulama yang dimaksud di sini ialah pendapat ulama yang beriman
serta menguasai ilmu keislaman secara mendalam dan juga
mengamalkannya Pendapat ulama harus dihargai karena ia
dihasilkan dari pemikiran yang mendalam serta berdasarkan
sumber utama hukum Islam Pendapat ulama dibagi dua yaitu
pendapat ulama yang telah di sepakati dan pendapat yang masih
65
sebaik-baik manusia adalah yang hidup) خير الناس قرني ثم لذين يلونهم ثم لذين يلونهم
pada zamanku kemudian orang-orang sesudah mereka kemudian orang-orang sesudah
mereka H R Muslim) mereka itulah para sahabat yang hidup pada zaman Nabi dan
sesudahnya
42
diperselisihkan Dalam mengutip pendapat ulama tentu saja dai
harus memperhatikan etika dalam mengutip pendapat diantaranya
yaitu pendapat terssebut tidak bertentangan dengan Al-Qur`an
dan hadis66
Pendapat para ulama meliputi Ijma` dan Qiyas Di
mana ijma` adalah kesepakatan mujahid dalam suatu ijma` atau
masalah tertentu sedangkan Qiyas adalah proses penyingkapan
kesamaan hukum suatu kasus yang tidak disebutkan dalam nash
5 Hasil Penelitian Ilmiah
Sifat dari hasil penelitian ilmiah adalah relatif dan reflektif
Relatif karena nilai kebenarannya dapat berubah Reflektif karena
ia mencerminkan realitasnya Hasil penelitian bisa berubah oleh
penelitian berikutnya atau penelitian dalam medan yang berbeda
Maka dari itu pendakwah harus mengetahui etika dalam mengutip
hasil penelitian ilmiah dalam menyampaikan materi dakwah67
6 Pengalaman
Pengalaman juru dakwah merupakan hasil pergaulannya dengan
orang banyak yang kadangkala dijadikan referensi ketika
berdakwah Dengan mengetahui sumber metode dakwah sudah
sepantasnya kita menjadikannya sebagai pedoman dalam
melaksanakan aktivitas dakwah sesuai dengan kondisi dan situasi
yang terjadi
G Bentuk-bentuk Metode Dakwah
Pada garis besarnya bentuk dakwah ada tiga yaitu68
1 Dakwah bi al-lisan (lisan)
Secara substantif dakwah adalah ajakan yang bersifat Islami
Sedangkan kata lisan dalam bahasa Arab berarti ldquobahasardquo Maka
66
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 276-277 67
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 278 68
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 307
43
dakwah bil lisan bisa diartikan ldquopenyampaian dakwah melalui lisan
berupa ceramah atau komunikasi langsung antara dai dan madurdquo69
Kualitas perkataanbicara seseorang mencerminkan suasan hati Lisan
yang fasih tegar dan penuh percaya diri merupakan gambaran
kondisi hati seseorang yang tenang dan memiliki semangat tinggi
menyampaikan kebenaran Perkataan yang tersusun rapi dari seorang
dai merupakan jembatan pembuka hati dan penggerak rasa bagi yang
menerima panggilanseruan70
Dakwah bi al-lisan yang hampir sinonim dengan tablig secara
umum dibagi kepada dua macam Pertama dakwah secara langsung
tanpa media yaitu antara dai dan mad`u berhadapan wajah (face to
face) Dalam ilmu komunikasi hal semacam ini disebut dengan
komunikasi primer Kedua dakwah menggunakan media (channel)
yaitu antara dai dan mad`u tidak saling berhadapan dan model
komunikasi seperti ini disebut dengan komunikasi sekunder Dakwah
melalui media seperti Televisi Radio film dan lainnya71
Dalam melakukan dakwah bil lisan seorang dai harus bisa
memilih kata atau penyampaian yang sesuai dengan objek dakwah
Pemilihan kata-kata yang tepat ketika berdakwah diklasifikasikan
Al-Qur`an dalam beberapa bentuk sesuai dengan siapa mad`u yang
dihadapi diantaranya72
a Qaulan Balighan (perkataan yang membekas pada jiwa)
Kata baligh dalam bahasa arab artinya sampai
mengenai sasaran atau mencapai tujuan Bila dikaitkan
69
Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah Jakarta Lembaga Penelitian
UIN Syarif Hidayatullah h 42
70
Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah h 43
71Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah (Depok Rajawali Pers 2018) Cetke- I h 30
72Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah h 48
44
dengan qaul (ucapan atau komunikasi) baligh berarti fasih
jelas maknanya terang tepat mengungkapkan apa yang
dikehendaki
b Qaulan Layyinan (perkataan yang lembut)
Qaulan layyinan berarti perkataan yang lemah lembut
Perkataan yang lemah lembut dalam komunikasi dakwah
merupakan interaksi komunikasi dai dalam mempengaruhi
mad`u untuk mencapai hikmah73
Jika dilihat dari konteks
mad`u yang dihadapi penggunaan qaulan layyinan lebih
diarahkan kepada sang penguasa Dalam tataran ini seorang
dai dalam menyampaikan pesan dakwahnya kepada seorang
penguasa adalah perkataan yang lemah lembut tanpa ada
konfrontasi Walaupun penguasa tersebut zalim dan
durhaka74
c Qaulan Ma`rufan (perkataan yang baik)
Salah satu pengertian ma`rufan secara etimologi
adalah al-kahyr atau al-ihsan yang berarti baik Jadi qaulan
ma`rufan megandung pengertian perkataan atau ungkapan
yang pantas dan baik
d Qaulan Maisuran (perkataan yang ringan)
Kata maysuran merupakan bentuk isim maf`ul dari
yasara-yaisiru-yusran yang artinya mudah Maka qaulan
maysuran dapat diartikan perkataan yang mudah diterima
ringan pantas dan tidak berbelit-belit Dakwah dengan
maysuran berarti pesan yang disampaikan itu sederhana
73
Wahyu Ilahi Komunikasi Dakwah (Bandung Remaja Rosdakarya 2010) Cet
Ke-I h 178
74 Wahyu Ilahi Komunikasi Dakwah h 179
45
mudan dimengerti dan dipahami tanpa memerlukan pemikiran
yang mendalam
e Qaulan Kariman (Perkatan yang mulia)
Dakwah dengan qaulan kariman sasarannya adalah
orang yang lanjut usia Sedangkan pendekatan yang
digunakan adalah dengan perkataan yang mulia santun
penuh penghormatan dan penghargaan tidak menggurui serta
tidak perlu retorika yang berapi-api
2 Dakwah bi al-qalam (tulisan)dakwah bil-kitabah
Dakwah bi al-qalam ialah suatu kegiatan menyampaikan
pesan dakwah melalui tulisan seperti buku surat kabar majalah
jurnal artikel internet dan lain-lain Karena dimaksudkan sebagai
pesan-pesan dakwah maka tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan
atau seruan mengenai amar makruf nahi mungkar75
Dakwah Islam tidak hanya terbatas pada kegiatan dakwah bi
al-lisan akan tetapi juga dakwah memalui tulisan Dakwah bil-
kitabah bukanlah dakwah yang baru muncul ke permukaan ketika
pertama sekali ditemukan mesin cetak (press) melainkan telah
dilaksanakan Rasulullah Saw 15 abad silam Menurut catatan
sejarah pada tahun ke-enam hijriah Nabi Muhammad Saw mulai
mengembangkan wilayah dakwahnya Cara yang dilakukan antara
lain dengan mengirim surat kepada para pemimpin dan raja-raja pada
waktu itu yang isinya Nabi mengajak mereka untuk memeluk Islam
Tidak kurang delapan buah surat dikirim Nabi kepada kepala Negara
75
Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah h 53
46
dan raja yang diantar langsung oleh delapan orang sahabat yang
sangat bijak76
3 Dakwah bi al-hal (tindakan)
Kata al-hal secara etimologis berarti keadaan Artinya ini
menunjukkan realitas yang terwujud dalam perbuatan nyata Dengan
demikian dakwah bi al-hal dapat diartikan ldquomengajakmenyeru ke
jalan Allah untuk kebahagiaan dunia dan akhirat melalui perbuatan
nyata yang sesuai dengan keadaan manusiardquo77
Dakwah bil-hal merupakan istilah yang dimunculkan di
Indonesia sama halnya dengan istilah halal bihalal Diperkirakan
istilah dakwah bil hal dimunculkan sekitar tahun 70-an Namun
belum ditemukan rujukan yang menjelaskan siapa sebenarnya
penggagas pertama istilah tersebut Dakwah bil-hal semakna dengan
istilah lisanul hal dan lisanul uswah Dakwah bil-hal diartikan
dengan dakwah dengan keadaan M Natsir menggunakan secara
bergantian istilah lisanul hal dan lisanul uswah sebagai pengganti
istilah dakwah bil-hal Lisanul uswah menurut Natsir adalah bahasa
contoh perbuatan yang nyata Ketika Nabi Muhammad hijrah ke
Madinah dan membangun masjid Quba dan Masjid Nabawi serta
membuat parit pertahanan pada perang Ahzab merupakan bentuk
dakwah lisanul uswah Sedangkan lisanul hal lebih menonjolkan
pada ketinggian akhlak atau budi pekerti78
Berdasarkan ketiga bentuk dakwah di atas ditinjau dari sudut
pandang yang lain metode dakwah dilakukan pada berbagai metode
76
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 32 77
Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah h 60
78Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 33-34
47
yang lazim dilakukan dalam pelaksanaannya metode tersebut adalah
sebagai berikut79
1 Metode ceramah
Metode ceramah adalah metode yang dilakukan dengan
maksud untuk menyampaikan keterangan petunjuk pengertian
dan penjelasan tentang sesuatu kepada pendengar dengan
menggunakan lisan Metode ini harus diimbangi dengan
kepandaian khusus tentang retorika diskusi dan faktor-faktor
lain yang membuat pendengar merasa simpatik dengan
ceramahnya
2 Metode Tanya jawab
Metode Tanya jawab adalah metode yang dilakukan dengan
menggunakan tanya jawab untuk mengetahui sampai sejauh mana
ingatan atau pikiran seseorang dalam memahami atau menguasai
materi dakwah disamping itu juga untuk merangsang perhatian
penerima dakwah Metode tanya jawab ini sifatnya membantu
kekurangan-kekurangan yang terdapat pada metode ceramah
Tanya jawab sebagai salah satu metode cukup dipandang efektif
apabila ditempatkan dalam usaha dakwah karena objek dakwah
dapat mengajukan pertanyaan yang belum dikuasai oleh mad`u
sehingga akan terjadi hubungan timbal balik antara subjek
dakwah dengan objek dakwah
3 Metode diskusi
Dakwah dengan menggunakan metode diskusi dapat
memberikan peluang peserta diskusi untuk ikut memberikan
sumbangan pemikiran terhadap suatau masalah dalam materi
79
Samsul Munir Amin Ilmu Dakwah h 101
48
dakwah Dakwah dengan menggunakan metode diskusi ini dapat
menjadikan peserta terlatih menggunakan pendapat secara tepat
dan benar tentang materi dakwah yang didiskusikan dan mereka
akan terlatih berpikir secara kreatif dan logis serta objektif
4 Metode propaganda
Metode propaganda adalah suatu upaya untuk mensyiarkan
Islam dengan cara mempengaruhi dan membujuk massa secara
massal persuasif dan bersifat otoritatif (paksaan)
5 Metode keteladanan
Dakwah dengan metode keteladanan atau demontrasi berarti
suatu cara penyajian dakwah dengan memberikan keteladanan
langsung sehingga mad`u akan tertarik untuk mengikuti kepada
apa yang dicontohkannya
6 Metode drama
Metode drama adalah suatu cara menjajakan materi dakwah
dengan mempertunjukkan dan mempertontonkan kepada mad`u
agar dakwah dapat tercapai sesuatu yang ditargetkan
7 Metode silaturahmi (home visit)
Dakwah yang dilakukan dengan mengadakan kunjungan
kepada suatu objek tertentu dalam rangka menyampaikan dakwah
kepada penerima dakwah Dakwah dengan menggunakan metode
home visit dapat dilakukan melalui silaturahmi menengok orang
sakit dan lain-lain
49
H Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Dan Penggunaan Metode
Dakwah
Agar metode dakwah yang dipilih dan digunakan benar-benar
fungsional maka perlu juga diperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhi pemilihan dan penggunaan suatu metode yaitu80
1 Tujuan dengan berbagai jenis dan fungsinya
Tujuan yang ingin dicapai dalam dakwah harus disesuaikan
dengan materi dakwah yang disampaikan
2 Sasaran dakwah dari berbagai segi
Keberagaman mad`u dalam berdakwah membuat seorang dai
harus bisa menyesuaikan metode dakwah yang disampaikan dan
juga materi yang ingin diberikan Di antara mad`u atau sasaran
dakwah diantarnya yaitu golongan cendekiawan golongan awam
dan non-muslim
3 Situasi dan kondisi yang beraneka ragam
Situasi atau kondisi saat menyampaikan dakwah menjadi salah
satu unsur dalam menentukan metode dakwah apakah dakwah
harus disampaikan dengan orator yang berapi-api atau dengan
uraian yang menyentuh hati disesuaikan dengan kondisi dalam
berdakwah
4 Kepribadian dan kemampuan dai
Seorang dai memiliki kemampuan yang berbeda-beda maka
pemilihan metode dalam berdakwah juga akan berbeda sesuai
dengan kemampuan dai
I Aplikasi Metode Dakwah Rasulullah
Rasulullah menerapkan beberapa metode dakwah ke dalam beberapa
pendekatan yaitu81
80
M Munir Metode Dakwah h 224
50
1 Pendekatan personal
Pendekatan dengan cara ini terjadi dengan individual yaitu dai
dan mad`u bertatapan muka secara langsung sehingga materi
yang disampaikan langsung diterima dan reaksi mad`u akan
langsung diketahui Pendekatan ini Rasulullah lakukan pada saat
dakwah sembunyi-sembunyi
2 Pendekatan pendidikan
Pendekatan ini bisa di lihat dengan teraplikasinya dalam lembaga-
lembaga pendidikan pesantren Yayasan yang bercorak Islam
ataupun Perguruan Tinggi yang di dalamnya terdapat materi-
materi keislaman
3 Pendekatan diskusi
Pendekatan ini di era sekarang sering dilakukan lewat berbagai
diskusi keagamaan dai berperan sebagai narasumber sedangkan
mad`u berperan sebagai audience
4 Pendekatan penawaran
Cara ini dilakukan Nabi dengan menggunakan metode yang tepat
tanpa paksaan sehingga mad`u ketika meresponinya tidak dalam
keadaan tertekan bahkan ia melakukannya dengan niat yang
timbul dari hati yang paling dalam Cara ini pun harus dilakukan
dai dalam mengajak mad`u-nya
5 Pendekatan misi dakwah
Maksud dari pendekatan misi adalah pengiriman tenaga para dai
ke daerah-daerah di luar termpat domisili Pendekatan-
pendekatan di atas adalah sebagian kecil dari seluruh pendekatan
yang ada dan semua itu bisa dijadikan acuan oleh para dai dalam
melakukan kegiatan dakwahnya
81
Moh Ardani Memahami Permasalahan Fikih Dakwah h 35
51
BAB III
BIOGRAFI M QURAISH SHIHAB
DAN HAJI ABDUL MALIK KARI AMRULLAH (HAMKA)
A Profil M Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab lahir di Rappang Sulawesi Selatan
pada tanggal 16 Februari 1944 M1 Rappang adalah kampung
halaman ibunda Quraish Asma yang biasa disapa Puang Asma atau
dalam dialek lokalnya Puc Cemma` Puang adalah sapaan untuk
anggota keluarga bangsawan Maklumlah nenek Asma Puattulada
adalah adik kandung Sultan Rappang Kesultanan Rappang yang
bertetangga dengan Kesultanan Sidenreng kemudian melebur jadi
bagian Indonesia setelah pemerintah Belanda mengakui kedaulatan
RI pada 27 Desember 19492
Ayahnya Abdurrahman Shihab adalah guru besar bidang tafsir
Al-Qur`an Dalam penuturan Quraish Shihab ia pertama belajar
bahasa Al-Qur`an langsung dari ayah kandungnya sendiri yang
dilaksanakan setiap habis maghrib3 Dari namanya jelas bahwa
ayahnya adalah seorang handhrami (penduduk daerah Arab bagian
Selatan) yang memiliki hubungan genealogi keturunan dengan Nabi
Di samping berwiraswasta sejak muda ayahnya juga dikenal sebagai
pendakwah4
1
M Quraish Shihab Membumikan Al-Qur`an (Bandung Mizan 1993) Cet Ke-
IV Bagian awal tentang penulis
2Mauluddin Anwar dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab
(Tangerang Lentera Hati 2015) Cetke-I h 5
3Sopyan Hadi Konsep Sabar Dalam Al-Qur`an Jurnal Madani Vol 1 No 2
September 2018 h 478
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Jurnal+sopyan+hadi+Konsep
+sabar+dalam+alquran+ampbtnG= diakses pada 8 Juli 2019
4Saifuddin wardani Tafsir Nusantara (Yogyakarta LKiS 2017) Cetke-I h 41
52
Aba Abdurrahman tinggal di Rappang selama 10 tahun sejak
menikahi Emma` Quraish adalah anak keempat Tiga kakaknya Nur
Ali Umar dan dua adiknya wardah dan Alwi Shihab juga lahir di
Rappang Setelah kelahiran Alwi Aba memboyong keluarga
besarnya ke Makassar persisnya di jalan Sulawesi lorong 194 nomor
7 atau yang lebih dikenal sebagai Kampung Buton Di sini lahir tujuh
adik Quraish Nina Sida Nizar Abdul Muthalib dan si kembar Ulda
dan Latifah Aba dan Emma` memiliki 12 putra-putri5
M Quraish Shihab (1944) dibesarkan dalam lingkungan keluarga
muslim yang taat Pada usia 9 tahun ia sudah terbiasa mengikuti
ayahnya ketika mengajar Ayahnya Abdurrahman Shihab merupakan
sosok yang banyak membentuk kepribadian bahkan keilmuannya
Ayahnya seorang guru besar bidang tafsir dan pernah menjabat
sebagai Rektor IAIN Alaudin Ujung Pandang dan juga sebagai
pendiri Universitas Muslim Indonesia (UMI) Ujung Pandang6
Pendidikan dasar diselesaikan oleh Quraish Shihab di Makassar
Setelah itu melanjutkan pendidikan menengah di Malang sambil
menjadi santri di Pondok Pesantren Darul Hadis al-Faqihiyyah
Pendiri dan pimpinan pondok ini ialah Habib Abdul Qadir Bilfaqih
yang juga merupakan guru M Quraish Shihab Pada tahun 1958 di
usia 14 tahun ia melanjutkan studi di Kairo Mesir Dengan bekal
ilmu yang diperolehnya di Malang ia diterima di kelas II tingkat
Tsanawiyah al-Azhar Pada tahun 1967 di usia 23 tahun ia berhasil
5 Mauluddin Anwar dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab
(Tangerang Lentera Hati 2015) Cetke-I h 7
6Munawir Kepemimpinan Non-Muslim dalam Tafsir AL-Misbah Karya M Quraish
Shihab Maghza Vol 2 No 2 Juli-Desember 2017 h 102
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Kepemimpinan+non+muslim
+dalam+tafsir+almisbah+ampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3D7i95QmG50RsJ diakses 12
Juli 2019
53
meraih gelar Lc (Licence sekarang setingkat S1) di jurusan Tafsir
Hadits Fakultas Ushuluddin di Universitas al-Azhar Adapun Dosen
yang sangat beliau kagumi ialah Syekh Abdul Halim Mahmud
Kemudian melanjutkan pendidikan di Fakultas yang sama dan meraih
gelas MA pada tahun 1969 dengan tesis ldquoal-i`jacircz al-Tasyricirc`i li al-
Qur`an al-Karicircmrdquo (kemukjizatan Al-Qur`an al-Karim dari segi
legilasi) Pada tahun 1980 ia melanjutkan pendidikan tingkat doctor
di Universitas al-Azhar Dalam waktu dua tahun ia bisa
menyelesaikan pendidikan doctor di usia 38 tahun dengan predikat
mumtaz marsquoa martabat al-syaraf al-ucircla (summa cumlaude)7
Quraish menikah dengan Fatmawaty istrinya pada 2 februari
1975 Mereka dikarunai lima orang anak yatiu Najela Shihab Najwa
Shihab Ahmad Nahla dan Nasywa
Dengan melihat latar belakang keluarga yang sangat kuat dan
disiplin sangat wajar jika kepribadian keagamaan dan kecintaan serta
minat terhadap ilmu-ilmu agama dan studi Al-Qur`an yang digeluti
sejak kecil dan selanjutnya didukung oleh latar belakang pendidikan
yang dilaluinya mengantarkan MQuraish Shihab menjadi seorang
mufasir8
MQuraish Shihab memiliki sejumlah karya antara lain9
a Tafsir Al-Manar Keistimewaan Dan Kelemahannya (1984)
b Mahkota Tuntunan Ilahi (Tafsir Surat Al-Fatihah 1988)
c Tafsir Al-Amanah (Kumpulan Artikel Dari Rubrik Tafsir)
7
Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 43 8
Munawir Kepemimpinan Non-Muslim dalam Tafsir AL-Misbah Karya M
Quraish Shihab Maghza Vol 2 No 2 Juli-Desember 2017 h 103
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Kepemimpinan+non+muslim
+dalam+tafsir+almisbah+ampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3D7i95QmG50RsJ diakses 12
Juli 2019
9 Saifuddin Wardani Tafsir Nusantara h 47
54
d Lentera Hati (Kisah Dan Hikmah Kehidupan 1994)
e Untaian Permata Buat Anakku Pesan Al-Qur`an Untuk
Mempelai (1995)
f Wawasan Al-Qur`An Tafsir Maudhu`i Atas Pelbagai
Persoaalan Umat (1996)
g Mukjizat Al-Qur`an (1997)
h Yang Tersembunyi Jin Iblis Setan Dan Malaikat (1999)
i Pengantin Al-Qur`An (Jakarta Lentera Hati 1999)
j Secercah Cahaya Ilahi Hidup Bersama Al-Qur`an (1999)
k Jalan Menuju Keabadian (2000)
l Tafsir Al-Misbah (2000)
Al-Qur`an adalah kitab yang oleh Rasul Saw dinyatakan
sebagai Marsquoducircbatullah (hidangan ilahi) Hidangan ini membantu
manusia untuk memperdalam pemahaman dan penghayatan tentang
Islam dan merupakan pelita bagi umat Islam dalam menghadapi
berbagai persoalan hidup10
M Quraish Shihab menginginkan Al-Qur`an tidak hanya
menjadi objek kajian ilmiah semata yang berhenti pada kognisi
melainkan Al-Qur`an harus fungsional dan hidup di kalangan
muslimin sendiri karena tujuan diturunkannya Al-Qur`an semula
memang sebagai petunjuk (hudan li al-nacircs) Dengan dasar pemikiran
seperti ini ia kemudian memandang perlu ditulis tafsir yang lebih
rinci bukan sekedar pengaturan umum seperti (Major Themes of the
Qur`an Fazlur Rahman atau ila al-Qur`an al-Karim Mahmud
Syaltut) dan dihidangkan menarik dengan menghilangkan kerumitan
analisis kebahasaan seperti kosa-kosa kata (mufradhat) dengan
10
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Vol I h ix bagian Sekapur Sirih
55
bahasa yang mudah dimengerti simple tidak terlalu akademis
sehingga menarik minat11
Masyarakat Islam dewasa ini pun mengagumi Al-Qur`an
Tetapi sebagian kita hanya berhenti dalam pesona bacaan ketika
dilantunkan seakan-akan kitab suci ini hanya diturunkan untuk
dibaca Memang wahyu pertama memerintahkan membaca bahkan
kata iqra` diulangi dua kali yang mengandung makna telitilah
dalamilah karena dengan penelitian dan pendalaman itu manusia
dapat meraih kebahagiaan sebanyak mungkin12
Dengan kesadaran seperti itulah Quraish Shihab menulis
tafsir al-Misbah yang diharapkan menjembatani kesenjangan kedua
pihak dari kaum muslimin dalam memahami Al-Qur`an Pertama
kelompok akademis Kedua kelompok awam (mayoritas kaum
muslimin) yang hanya terbiasa dengan ritual membaca ayat-ayat Al-
Quran tertentu saja seperti Yacircsicircn al-Wacircq`iah dan al-Rahmacircn tapi
tidak diiringi dengan pemahaman yang benar Bahkan
kesalahpahaman tersebut semakin menjadi umum karena hanya
membaca buku-buku yang menjelaskan keutamaan-keutamaan
membaca surah tersebut Apa yang dikritik oleh Quraish Shihab di
sini adalah pola keberagaman yang ritualistik bahkan magic yang
memperlakukan Al-Qur`an layaknya sebagai kitab magic bukan
kitab yang memuat hidayah yang menjadi tujuan esensial
diturunkannya Al-Qur`an13
Dengan latar belakang seperti ini jelas bahwa tafsir al-
Misbah dimaksudkan untuk menjembatani kedua kelompok tersebut
yaitu dengan menghidangkan bahasan tafsir yang tidak terlalu
11
Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 73 12
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Vol I h x bagian Sekapur Sirih
13 Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 74
56
akademis rumit dan bertele-tele namun tetap memahami unsur-
unsur validitas kebenaran dengan mengemukakan argumen-argumen
dalam bahasa yang mudah dimengerti sehingga bisa diminati oleh
kalangan intelektual dan kebanyakan kaum muslimin14
Menghidangkan tafsir Al-Qur`an berdasarkan urutan-urutan
turunnya Quraish Shihab berharap dapat mengantarkan pembaca
mengetahui runtutan petunjuk ilahi yang dianugerahi kepada Nabi
Muhammad Saw dan umatnya15
Tafsir ini ditulis di Cairo ketika menjadi Duta Besar di sana
pada hari Jumat 18 Juni 1999 M (4 Rabiul Awal 1420 H) dan selesai
ditulis pada tahun 2004 Pada tahun 1990-1993 ia menjadi pengasuh
rubrik ldquoPelita Hatirdquo di harian Pelita yang terbit di Jakarta Rubrik
tersebut yang kumpulan artikelnya diterbit oleh Mizan pada tahun
1994 menjadi buku Lentera hati Kisah dan Hikmah Kehidupan
Pengalaman yang sangat membekas ini dan pandangan filosofisnya
tentang agama sebagai sesuatu yang harus menjadi penerang
(pembimbing) menyebabkan Quraish Shihab memilih nama ini
karena kata ldquoal-Misbahrdquo adalah padanan Arab untuk ldquoPelitardquo dan
ldquoLenterardquo16
Kenapa al-Misbah Awalnya ada usulan termasuk sang
kakak Umar agar dinamai tafsir ash-Shihab merujuk pada marga
leluhur Quraish Quraish Shihab lebih memilih al-Misbah yang
berarti lampu lentera pelita atau benda lain yang berfungsi serupa
Fungsi ldquopenerangrdquo disukai Quraish dan itu kerap digunakannya
bukan semata untuk nama tafsir karyanya Ia pernah mengisi rubrik
14
Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 74-75 15
Sopyan Hadi Konsep Sabar Dalam Al-Qur`an Jurnal Madani Vol 1 No 2
September 2018 h 479 16
Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 75
57
khusus ldquoPelita Hatirdquo di Harian Pelita Salah satu bukunya yang
dipublikasikan penerbit Mizan berjudul Lentera Hati lalu dicetak
ulang dengan judul Lentera Al-Qur`an17
Dalam penulisan Tafsir Al-Misbah M Quraish Shihab
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor yang dominan
yaitu keluarganya pada lapisan pertama faktor psikologis dan formal
edukatif pada lapisan kedua dan faktor politik dalam batas tertentu
pada lapisan paling luar
Dalam penulisan tafsir Al-Misbah Quraish Shihab
memadukan metode tahlili dan maudhu`i meski banyak
kelemahannya metode tahlili tetap digunakan Karena Quraish
Shihab harus menjelaskan ayat demi ayat surat demi surat sesuai
urutan yang tersusun dalam mushaf Al-Qur`an Kelemahan itu
ditutupi dengan penerapan metode maudhu`i sehingga pandangan
dan pesan kitab suci bisa dihidangkan secara mendalam dan
menyeluruh sesuai tema-tema yang dibahas Menurut Manajer
Program Pusat Studi Al-Qur`an (PSQ) Muchlis M Hanafi selain
kombinasi dua metode tadi Tafsir Al-Misbah juga mengedepankan
corak ijtima`i (kemasyarakatan) Uraian yang muncul mengarah pada
masalah-masalah yang berlaku atau terjadi di tengah masyarakat
Lebih istimewa lagi menurut Muchlis kontekstualisasi sesuai corak
kekinian dan keindonesiaan sangat mewarnai al-Misbah18
17
Mauluddin Anwar dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab
(Tangerang Lentera Hati 2015) Cetke-I h 283 18
Mauluddin Anwar dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab h 285
58
B Profil Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka)
HAMKA (1908-1981) itu inspiratif bahwa dari orang yang
tak tamat SD ini lahir lebih dari seratus buku Tak hanya itu dua
universitas berkelas tak ragu memberi gelar Doktor Honoris Causa
kepadanya19
Hamka merupakan singkatan dari Haji Abdul Malik Karim
Amrullah (1908-1981) dilahirkan di kampung Tanah Sirah nagari
Sungai Batang di tepi Danau Maninjau Sumatera Barat tanggal 13
Muharram 1325 H bertepatan dengan 17 Februari 1908 M Abdul
Malik atau Hamka adalah putera dari Syekh Abdul Karim Amrullah
(1879-1945) seorang ulama besar pelopor gerakan pembaharuan
Islam di Minangkabau20
Mengingat ayahnya adalah seorang tokoh pembaharuan di
Sumatera Barat tidak mengherankan jika Hamka lahir dan tumbuh
dalam suasana pembaharuan yang diperjuangkan ayahnya sejak tahun
1906 di Minangkabau yakni setelah ayahnya kembali dari menuntut
ilmu di Makkah pada Syekh Ahmad Khatib akibatnya ketegangan
dan polarisasi sosial akibat penolakan orang tua terhadap ide
pembaharuan kaum muda yang dipelopori ayahnya juga ikut
membentuk jati diri Hamka pada masa mendatang21
19
M Anwar Djaelani 50 Pendakwah Pengubah Sejarah (Yogyakarta Pro-U
Media 2016) Cetke-I h 81 20
AM Ismatullaoh Metode Dakwah Dalam Al-Quran (studi penafsiran Hamka
terhadap QS An-Nahl125) Lentera Vol IXX No 2 Desember 2015 h 159
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metode+dakwah+dalam+alq
uran+studi+Penafsiran+hamkaampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3D32IV1tph8IkJ diakses 8
Juli 2019
21Husnul Hidayati Metodologi tafsir Kontekstual Al-Azhar Karya Buya Hamka
Jurnal Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir Vol 1 No 1 Januari-Juni 2018 h 4
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metodologi+tafsir+kontekstu
al+al+azhar+karya+buya+hamkaampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3DYm9Kdq2cuJgJ
diakses 16 Juli 2019
59
Dalam usia 6 tahun (1914) dia dibawa ayahnya ke Padang
Panjang Sewaktu berusia 7 tahun dimasukkan ke sekolah desa dan
malamnya belajar mengaji Al-Qur`an dengan ayahnya sendiri
sehingga khatam Dari tahun 1916 sampai tahun 1923 dia telah
belajar agama pada sekolah-sekolah ldquoDiniyah Schoolrdquo dan ldquoSumatera
Thawalibrdquo di Padang Panjang dan di Parabek Guru-gurunya waktu
itu ialah Syaikh Ibrahim Musa Parabek Engku Mudo Abdul Hamid
dan Zainuddin Labay Padang Panjang waktu itu ramai dengan
penuntut ilmu agama Islam dibawah pimpinan ayahnya sendiri22
Hamka tidak tamat Sekolah Dasar tapi dia autodidak untuk
berbagai bidang ilmu seperti filsafat sastra sejarah sosiologi dan
politik23
Gurunya ialah ayahnya sendiri iparnya dan beberapan
tokoh yang aktif dalam pergerakan Islam modern Buya Hamka
pernah belajar agama dengan Syekh ulama terkenal seperti Syeikh
Ibrahim Musa Syeikh Ahmad Rasyid Sutan Mansur RM
Surjopranoto dan Ki Bagus Hadikusumo Pada usia 16 tahun ia
merantau ke Jawa untuk menimba ilmu tentang gerakan Islam
modern kepada HOS Tjokroaminoto Ki Bagus Hadikusumo RM
Soerjopranoto dan KH Fakhrudin Saat itu HAMKA mengikuti
berbagai diskusi dan training pergerakan Islam di Abdi Dharmo
Pakualaman Yogyakarta24
beliau dapat mendalami karya ulama dan
pujangga besar di Timur Tengah seperti Zaki Mubarak Jurji Zaidan
22
Hamka Tasawuf Modern (Jakarta Republika 2015) Cetke-IV h III dibagian
catatan tentang Hamka 23M Anwar Djaelani 50 Pendakwah Pengubah Sejarah h 82
24httpbiooridbiografi-buya-hamka diakses pada tanggal 31 Agustu
2019 Pukul 1445
60
Abbas al-Aqqad Mustafa al-Manfaluti dan Hussain Haikal serta
mempelajari dan meneliti karya sarjana Perancis Inggris dan Jerman
seperti Albert Camus William James Sigmund Freud Arnold
Toynbee Jean Paul Sartre Karl Marx dan Pierre Loti25
Buya Hamka pernah menetap dan menjadi guru agama di
Tebing Tinggi dan Padang Panjang kemudian beliau juga menjadi
dosen di Universiti Islam Jakarta dan Universitas
MuhammadiyahRektor Perguruan Tinggi Jakarta dan Pengawai
Tinggi Agama Indonesia Disamping itu beliau juga aktif
menyampaikan dakwah melalui media massa (televisi dan radio)
bahkan beliau menerbitkan majalah Panji Masyarakat yang sangat
terkenal pada waktu itu sebagai sarana menyampaikan dakwah Islam
dan kritik sosial Sebagai guru atau dosen Hamka juga aktif dan
produktif dalam menulis banyak karya dan bukunya yang merupakan
buah pikiran yang cemerlang menghiasi dunia penulisan di negeri ini
salah satu karya fenomenal yang sangat terkenal sampai hari ini
adalah Tafsir Al Quran bdquo Al Azhar 30 juz (5 jilid) yang dikarangnya
justru ketika beliau berada di dalam penjara Ternyata penjara
baginya tidak membelenggu hati dan pikiran buya namun merupakan
saat-saat yang indah untuk mendapatkan inspirasi yang luar biasa26
Di tahun 1924 ia berangkat ke Yogya dan mulai mempelajari
pergerakan-pergerakan Islam yang mulai bergelora Ia dapat khusus
25
httpswwwdakwatunacom2015022764724buya-hamka-haji-abdul-malik-
karim-amrullah-guru-berjiwa-sastra-dan-tegar-pendirianaxzz5yAYcuPOR diakses tanggal
31 Agustus 2019 Pukul 16 28 wib
26httpswwwdakwatunacom2015022764724buya-hamka-haji-abdul-malik-
karim-amrullah-guru-berjiwa-sastra-dan-tegar-pendirianaxzz5yAYcuPOR diakses tanggal
31 Agustus 2019 Pukul 16 28 wib
61
pergerakan Islam dari HOS Tjokroaminoto H Fakharuddin RM
Suryopranoto dan iparnya sendiri AR Sr Mansur yang pada waktu
itu ada di Pekalongan Di tahun 1935 dia pulang ke Padang Panjang
waktu itulah mulai tumbuh bakatnya sebagai pengarang27
Di samping keasyikannya mempelajari bdquoKesusateraan Melayu
Klasikrdquo Hamka pun bersungguh-sungguh menyelidiki kesusateraan
Arab sebagai bahasa asing yang dikuasinya hanyalah semata-mata
bahasa Arab Karena menghargai jasa-jasanya dalam penyiaran Islam
dengan bahasa Indonesia yang indah itu maka permulaan tahun 1959
Majelis Tinggi University al-Azhar Kairo memberikan gelar
Ustaziyah Fakhiriyyah (Doctor Honoris Causa) kepada Hamka
Sejak itu berhaklah beliau memakai titel rdquoDrrdquo dipanggil namanya28
Pada 5 April 1929 Buya Hamka menikah dengan Siti Raham
(almh) Mereka menikah pada usia muda Buya Hamka 21 tahun
sedangkan istrinya berusia 15 tahun Kemudian Buya Hamka aktif
sebagai pengurus Muhammadiyah cabang Padang Panjang dan sibuk
mempersiapkan Kongres Muhammadiyah ke-19 di Minang Kabau29
Jabatan atau amanah yang pernah Buya Hamka emban selama
hidupnya antara lain sebagai berikut Tahun 1943 Buya Hamka
menjabat sebagai konsul Muhammadiyah Sumatera Timur Tahun
1947 sebagai ketua Front Pertahanan Nasional (FPN) Tahun 1948
sebagai ketua sekretariat bersama Badan Pengawal Negeri Dan Kota
(BPNK) Lalu tahun 1950 Buya Hamka menjadi Pegawai Negeri
pada Departemen Agama RI di Jakarta Tahun 1966-1957 beliau
terpilih menjadi anggota Konstituante Republik Indonesia Mulai
27
Hamka Tasawuf Modern h III dibagian catatan tentang Hamka 28
Hamka Tasawuf Modern (Jakarta Republika 2015) Cetke-IV-V h III
dibagian catatan tentang Hamka 29
Rusydi Hamka Pribadi dan Martabat Buya Hamka (Bandung PT Mizan
Publika 2017) Cetke-I h 5
62
tahun 1960 Buya Hamka dipercaya sebagai pengurus pusat
Muhammadiyah Pada Tahun 1968 Buya Hamka ditunjuk sebagai
Dekan Fakultas Ushuluddin Universitas Prof Moestopo beragama
Tahun 1975 sampai 1979 Buya Hamka dipercaya oleh para ulama
sebagai ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Di tahun yang
bersamaan Buya Hamka juga menjabat sebagai ketua umum
Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar selama dua periode30
Pada 1964 Buya Hamka ditangkap dengan tuduhan
melanggar Penpres Antisubversif Kemudian dibebaskan setelah
berakhirnya kekuasaan Orde lama Soekarno pada 196631
Buya
Hamka meninggal dunia pada hari jumat 24 Juli 1981 Beliau
dikebumikan di TPU Tanah Kusir dengan meninggalkan 10 orang
anak 7 laki-laki dan 3 perempuan Dari kesepuluh anak-anak
tersebut saat ini jumlah cucu beliau ada 31 orang dan cicit sebanyak
44 orang32
Adapun karya-karya Buya Hamka sejak tahun 1925 (usia 17
Tahun) di antaranya33
Bidang Agama dan Falsafah
a Tashawwuf Meodern (1939)
b Falsafah Hidup (1939)
c Lembaga Hidup (1940)
d Lembaga Budi (1940)
e Majalah Semangat Islam (zaman Jepang 1943)
f Majalah Menara (terbit di Padang Panjang setelah revolusi
1945) 30
Irfan Hamka Ayah Kisah Buya Hamka (JakartaRepublika 2018) cetke-XV h
290
31Rusydi Hamka Pribadi dan Martabat Buya Hamka h 10
32Irfan Hamka Ayah Kisah Buya Hamka h 291
33Rusydi Hamka Pribadi dan Martabat Buya Hamka h 373
63
g Negara Islam (1946)
h Islam dan Demokrasi (1946)
i Revolusi Agama (1946)
j Merdeka (1946)
k Dibandingkan Ombak Masyarakat (1946)
l Adat Minangkabau Menghadapi Revolusi (1946)
m Di dalam Lembah Cita-cita (1946)
n Kenang-kenangan hidup IIIIIIIV
o Sejarah Umat Islam jilid IIIIIIIV
p Pedoman Mubaligh Islam
q Perkembangan Taswauf Dari Abad Ke Abad (1952)
r Muhammadiyah Melalui Tiga Zaman (1946)
s Tafsir al-Azhar Juzu‟ I - Juzu‟XXX
Dengan Karunia Allah pada tahun 1956 dapatlah Buya
Hamka mendirikan rumah kediaman untuk berteduh anak dan istri di
Kebayoran Baru Kebetulan sekali di hadapan tanah tempat
mendirikan rumah terdapat sebuah lapangan luas persediaan untuk
mendirikan sebuah masjid Agung yang sesuai dengan martabat
Indonesia yang telah merdeka Buya Hamka gembira sekali karena
apabila satu masjid besar berdiri di muka rumah dapatlah anak-anak
selalu dididik dalam hidup keislaman terutama bila mereka selama
mendengarkan suara azan pada sembahyang lima waktu Setiap hari
Buya hamka melihat orang bekerja membangun masjid itu dan
mendoakan lekas selesai34
Masjid itu diberi nama ldquoMesjid Agung Al-Azharrdquo Nama ini
diberikan oleh Syekh Mahmoud Syaltout beliau adalah ulama
berfaham luas dan berpandangan jauh yang telah memasukkan
34
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I h 43
64
beberapa perubahan di dalam Al-Azhar Pada saat itu beliau sedang
menjadi tamu Agung Negara dan salah satu program beliau adalah
menziarahi Masjid Agung di Kebayoran Baru itu Sehingga dalam
kesempatan itulah beliau memberikan nama Masjid Agung itu
dengan nama Al-Azhar ldquomoga-moga dia menjadi al-Azhar di
Jakarta sebagaimana adanya Al-Azhar di Kairordquo35
Kandungan tafsir al-Azhar sebenarnya berasal dari ceramah
atau kuliah subuh Hamka yang disampaikannya di Masjid Agung Al-
Azhar Jakarta36
Pelajaran tafsir sehabis sembahyang subuh di
Masjid Agung Al-Azhar telah didengar di mana-mana di seluruh
Indonesia Dan teladan ini pun dituruti orang pula Terutama sejak
keluarnya sebuah majalah bernama Gema Islam tersebut di mana
kantor redaksi bertempat di dalam ruang masjid yang diterbitkan oleh
Perpustakaan Islam Al-Azhar yang didirikan sejak pertengahan tahun
196037
Atas usul dan tata usaha majalah waktu itu yaitu saudara haji
Yusuf Ahmad segala pelajaran ldquotafsirrdquo waktu subuh itu dimuatlah
dalam majalah Gema Islami tersebut Langsung saya berikan nama
baginya Tafsir Al-Azhar sebab tafsir ini timbul di dalam masjid
Agung Al-Azhar yang nama itu diberikan oleh syeikh Jami` Al-
Azhar sendiri Merangkaplah dia sebagai alamat terima kasih Hamka
atas penghargaan yang diberikan oleh Al-Azhar kepada Hamka38
Meskipun dalam perjalannnya Hamka kemudian melanjutkan dan
35
Sejarah nama masjid Agung Al-Azhar yang dituliskan Buya Hamka dalam tafsir
Al-Azhar Juzu` I Cet Ke-VI h 48 36
Husnul Hidayati Metodologi tafsir Kontekstual Al-Azhar Karya Buya Hamka
Jurnal Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir Vol 1 No 1 Januari-Juni 2018 h 30-31 37
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I (Jakarta Pustaka Panjimas 1985) Cet Ke-VI
h 48 38
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I cet Ke-VI h 48
65
menyelesaikan tafsir tersebut dalam tahanan karena ditangkap oleh
penguasa Orde Baru selama dua tahun empat bulan39
Salah satu niat seketika menyusun tafsir Al-Azhar adalah
hendak meninggalkan pusaka yang moga-moga ada harganya untuk
ditinggalkan bagi bangsa dan umat Muslimin Indonesia jika
panggilan Tuhan yang pasti datang kepadanya kelak Telah timbul
niat sejak tafsir pertama disusun moga-moga dapatlah hendaknya
hasil karya ini memenuhi husnuzan (baik sangka) Al-Azhar kepada
Buya Hamka itu penuhi sebaik-baiknya Buya Hamka datang ke
Mesir di permulaan tahun 1958 itu tidaklah berniat dan terkenang di
hati bahwa akan diberi kehormatan setinggi itu Menjadi tetamu
Mu`tamar Islamy itu sajapun sudahlah satu kehormatan yang
tertinggi bagi Buya Hamka sehingga karena suatu pidato yang ia
sampaikan dan atas karena cintanya orang mesir kepada Ulama
akhirnya mereka berilah penghargaan kepada Buya Hamka
Terasalah oleh Buya Hamka suatu hutang budi yang amat mendalam
untuk menyajikan satu buah tangan yang moga-moga kiranya banyak
atau sedikit dapat memenuhi penghargaan yang tinggi itu maka
dikaranglah tafsir ini40
Tiap-tiap tafsir Al-Qur`an memberikan corak haluan daripada
pribadi penafsirnya Maka dari itu dalam tafsir Al-Azhar ini akan
dapatlah dibaca haluan tafsirnya Tafsir Al-Azhar ditulis dalam
suasana baru di Negara yang penduduk Muslimnya lebih besar
jumlahnya dari penduduk lain sedang mereka haus akan bimbingan
agama haus hendak mengetahui rahasia Al-Qur`an maka pertikaian-
39
Husnul Hidayati Metodologi tafsir Kontekstual Al-Azhar Karya Buya Hamka
Jurnal Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir Vol 1 No 1 Januari-Juni 2018 h 30-31 40
Niat Buya Hamka saat menyusun tafsir Al-Azhar yang beliau sampaikan dalan
Tafsir Al-Azhar Juzu` I h 48-49
66
pertikaian Mazhab tidaklah di bawa dalam tafsir ini dan tidaklah
penulisnya Ta`ashshub kepada suatu faham melainkan mencoba
sedaya upaya mendekati maksud ayat menguraikan makna dari lafadz
bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia dan memberi kesempatan
orang buat berfikir Tafsir yang amat menarik hati penafsir buat
dijadikan contoh ialah tafsir al-Manar karangan Sayid Rasyid Ridha
berdasar kepada ajaran tafsir Syaikh Muhammad Abduh Tafsir
beliau ini selain dari menguraikan ilmu yang berkenaan dengan
agama mengenai hadis Fiqh dan sejarah lain-lain juga
menyesuaikan ayat-ayat itu dengan perkembangan politik dan
kemasyarakatan yang sesuai dengan zaman di waktu tafsir dikarang41
Dalam penulisan tafsir Al-Azhar Buya Hamka lebih condong
kepada metode tahlili atau taj`izi42
Metode tahlili adalah metode
penafsiran ayat-ayat Al-Qur`an melalui pendeskripsian
(menguraikan) makna yang terkandung dalam ayat-ayat Al-Qur`an
dengan mengikuti tata tertib surah atau urutan surat-surat dan ayat-
ayat Al-Qur`an yang diikuti oleh sedikit banyak analisis tentang
kandungan ayat itu43
Dalam penyusunan tafsir ini tidak terlalu mendalam sehingga
yang dapat memahaminya hanya semata-mata ulama dan tidak
terlalu rendah sehingga menjemukan Sebab segala yang kita
sebutkan di atas tadi sebagai corak dari jamaah sejati Islam meskipun
41
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I h 40--41 42
Sopyan Hadi Konsep Sabar Dalam Al-Qur`an Jurnal Madani Vol 1 No 2
September 2018 h 477 43
Ahmad Izzan Metodologi Ilmu Tafsir (Bandung Tafakur 2011) Cetke-III h
103
67
berbeda kedudukan namun yang paling mulia di antara mereka
adalah barang siapa yang paling takwa kepada Allah44
44
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I h 42
68
BAB IV
ANALISIS AYAT METODE DAKWAH
A Surat Ali-Imran Ayat 104
Ali-Imran adalah nama surah ke-3 yang terdiri atas 200 ayat
dan tergolong surah Madaniyah Pemakaian nama Ali-Imran untuk
surah ini menunjukkan betapa penting keluarga Imran ini Ada dua
Imran yang dalam keluarga keduanya lahir tokoh-tokoh penting yang
tercatat dalam sejarah keagamaan Imran ayah Nabi Musa dan Nabi
Harun as dan Imran seorang warga Bani Israil terkemuka kerabat
Nabi Zakaria dan Nabi Yahya as serta Maryam ibu Nabi Isa as
Surah ini dimulai dengan huruf muqaththa`ah alif lacircmmicircm untuk
menarik konsentrasi kita ketika membacanya1
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari
yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung(QS Ali-
Imran [3]104)
a Penafsiran Menurut Quraish Shihab
Dalam ayat ini Quraish Shihab menafsirkan terlebih dahulu
mengemukakan bahwa pengetahuan manusia itu akan berkurang
bahkan terlupa juga hilang jika tidak ada yang mengingatkan atau
tidak diulang-ulang mengerjakannya Beliau menuturkan bahwa
pengetahuan dan pengamalan berkaitan erat pengetahuan mendorong
kepada pengamalan dan meningkatkan kualitas amal sedang
pengamalan yang terlihat dalam kenyataan hidup merupakan guru
1
Djohan Effendi Pesan-Pesan Al-Qur`an Mencoba Mengerti Intisari Kitab Suci
(Jakarta PT Serambi Ilmu Semesta 2012) cetke-I h 65
69
yang mengajar individu dan masyarakat sehingga mereka pun belajar
mengamalkannya Kalau demikian halnya manusia dan masyarakat
perlu selalu diingatkan dan diberi keteladanan inilah inti dakwah
Islamiah2
Kalaulah tidak semua anggota masyarakat dapat
melaksanakan fungsi dakwah hendaklah ada di antara kamu wahai
orang-orang yang beriman segolongan umat yakni kelompok yang
pandangan mengarah kepadanya untuk diteladani dan didengar
nasihatnya yang mengajak orang lain secara terus menerus tanpa
bosan dan lelah kepada kebajikan yakni petunjuk-petunjuk ilahi
menyuruh masyarakat kepada makruf yakni nilai-nilai luhur serta
adat istiadat yang diakui baik oleh masyarakat mereka selama hal itu
tidak bertentangan dengan nilai-nilai ilahiah dan mencegah mereka
dari yang munkar yakni yang dinilai buruk lagi diingkari oleh akal
sehat masyarakat Mereka yang mengindahkan tuntunan ini dan yang
sungguh tinggi lagi jauh martabat kedudukannya itulah orang-orang
yang beruntung mendapatkan apa yang mereka dambakan dalam
kehidupan dunia dan akhirat3
Dalam ayat ini menggunakan dua kata yang berbeda dalam
rangka perintah berdakwah Pertama adalah kata (yad`ucircna) yakni
mengajak dan kedua adalah (ya`murucircna) yakni memerintahkan
Quraish Shihab menyatakan bahwa mengajak dikaitkan dengan al-
khayr sedang memerintah jika berkaitan dengan perintah melakukan
dikaitkan dengan al-ma`ruf sedang perintah untuh tidak melakukan
yakni melarang dikaitkan dengan al-munkar
2
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 2 (Jakarta Lentera Hati 2012) cet Ke-V h 209
3M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 2 h 209
70
Kata ldquominkumrdquo4 pada ayat di atas ada ulama yang
memahaminya dalam arti sebagian dengan demikian perintah
berdakwah yang dipesankan oleh ayat ini tidak tertuju kepada setiap
orang Bagi yang memahaminya demikian ayat ini buat mereka
mengandung dua macam perintah yang pertama kepada seluruh umat
Islam agar membentuk dan menyiapkan satu kelompok khusus yang
bertugas melaksanakan dakwah sedang perintah yang kedua adalah
kelompok khusus itu untuk melaksanakan dakwah kepada kebajikan
dan makruf serta mencegah kemunkaran Ada juga ulama yang
mengfungsikan kata minkum dalam arti penjelasan sehingga ayat ini
merupakan perintah kepada setiap muslim untuk melaksanakan tugas
dakwah masing-masing sesuai kemampuannya Memang jika
dakwah yang di maksud adalah dakwah yang sempurna tentu saja
tidak semua orang dapat melakukannya Di sisi lain kebutuhan
masyarakat dewasa ini menyangkut informasi yang benar di tengah
arus informasi bahkan perang informasi yang demikian pesat dengan
sajian nilai-nilai baru yang sering membingungkan semua menuntut
adanya kelompok khusus yang menangani dakwah dan membendung
informasi yang menyesatkan Karena itu adalah lebih tepat
memahami kata minkum pada ayat di atas dalam arti sebagian kamu
tanpa menutup kewajiban setiap muslim untuk saling mengingatkan5
Hal ini juga dijelaskan dalam tafsir Ibnu Katsir bahwa
maksud ayat ini hendaklah ada segolongan dari umat yang siap
4
Kata ldquominrdquo juga dijelaskan dalam tafsir Al-Aisar yang ditulis oleh Syaikh Abu
Bakar Jabir Al-Jazari Jilid 1 h 163 bahwa maksud minkum di sini ialah sebagian Dalam
tafsir ini dijelaskan bahwa wajibnya ada sebagian (satu kelompok) dari umat Islam bukan
semuanya untuk melaksanakan kewajiban dakwah amar ma`ruf nahi munkar karena tugas
ini harus dilakukan oleh orang yang berilmu dan tidak diiliki semua orang
5M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 2 h 210-211
71
memegang peran ini meskipun hal itu merupakan kewajiban bagi
setiap individu umat sesuai dengan kapasitasnya6
Selanjutnya ditemukan bahwa ayat di atas menggunakan dua
kata yang berbeda dalam rangka perintah berdakwah Pertama adalah
kata yad`ucircna yakni mengajak dan kedua adalah ya`murucircna yakni
memerintahkan Perlu dicatat bahwa apa yang diperintahkan oleh
ayat di atas sebagaimana terbaca berkaitan dengan dua hal mengajak
dikaitkan dengan al-khayr dan memerintah jika berkaitan dengan
perintah melakukan dikaitkan dengan al-ma`rucircf sedang perintah
untuk tidak melakukan yakni melarang dikaitkan dengan al-munkar7
Al-Qur`an mengisyaratkan kedua nilai di atas dalam
firmannya ini dengan kata al-khayrkebajikan dan al-ma`rucircf Al-khayr
adalah nilai universal yang diajarkan oleh Al-Qur`an dan Sunnah Al-
khayr menurut Rasul Saw sebagaimana dikemukakan oleh Ibn
Katsir dalam tafsirnya adalah mengikuti (Al-Qur`an dan Sunnahku)
Sedang al-ma`rucircf adalah sesuatu yang baik menurut pandangan
umum satu masyarakat selama sejalan dengan al-Khayr Adapun al-
munkar ia adalah sesuatu yang dinilai buruk oleh suatu masyarakat
serta bertentangan dengan nilai-nilai ilahi Karena itu ayat di atas
menekankan perlunya mengajak kepada al-khayrkebaikan
memerintahkan yang makruf dan mencegah yang mungkar Jelas
terlihat betapa mengajak kepada al-khayr didahulukan kemudian
memerintahkan kepada makruf dan melarang melakukan yang
mungkar8
6
Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Aal asy-Syeikh Tafsir Ibnu
Katsir terj Abdul Ghaffar (Bogor Pustaka Imam Syafi`I 2001) Cetke-I h 108
7M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 2 h 210 8
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 2 h 211
72
Paling tidak ada dua hal yang perlu digarisbawahi berkaitan
dengan ayat di atas Pertama nilai-nilai ilahi tidak boleh dipaksakan
tetapi disampaikan secara persuasif dalam bentuk ajakan yang baik
Sekadar mengajak yang dicerminkan antara oleh kata mengajak dan
oleh firmannya dalam surat an-Nahl ayat 125 ldquoajaklah ke jalan
Tuhan-mu dengan cara yang bijaksana nasihat (yang menyentuh
hati) serta berdiskusilah dengan mereka dengan cara yang lebih
baik (QS an-Nahl [16]125) Selanjutnya setelah mengajak siapa
yang akan beriman silakan beriman dan siapa yang kufur silakan
pula masing-masing mempertanggungjawabkan pilihannya9
Hal kedua yang harus digarisbawahi adalah al-ma`rucircf yang
merupakan kesepakatan umum masyarakat Ini sewajarnya
diperintahkan demikian juga al-munkar seharusnya dicegah Baik
yang memerintahkan dan yang mencegah itu pemilik kekuasaan
maupun bukan Dengan konsep al-ma`rucircf Al-Qur`an membuka pintu
yang cukup lebar guna menampung perubahan nilai-nilai akibat
perkembangan positif masyarakat Hal inilah agaknya yang ditempuh
Al-Qur`an karna idenilai yang dipaksakan atau tidak sesuai dengan
budaya atau perkembangan masyarakat maka tidak akan diterapkan
Karena itulah Al-Quran di samping memperkenalkan dirinya sebagai
pembawa ajaran yang sesuai dengan fitrah manusia ia juga melarang
pemaksaan nilai-nilainya walau merupakan nilai yang amat
mendasar seperti keyakinan akan keesaan Allah Swt10
9
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 2 h 211-212
10M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 2 h 211-212
73
b Penafsiran Menurut Buya Hamka
Dalam penafsiran ini Buya Hamka menyebutkan bahwa untuk
memelihara kokohnya nikmat Islam yang dijelaskan pada ayat
sebelumnya hendaklah ada dalam kalangan jamaah muslim itu suatu
golongan dalam ayat ditegaskan suatu umat yang menyediakan diri
mengadakan ajakan atau seruan tegasnya dakwah Yang selalu mesti
mengajak dan membawa manusia berbuat kebaikan menyuruh
berbuat makruf yaitu yang patut pantas dan sopan dan mencegah
melarang perbuatan munkar yang dibenci dan yang tidak diterima11
Di dalam tafsir Al-Qur`an juga disebutkan bahwa bahwa kelompok
khusus ini dibentuk untuk membantu menegakkan agama dalam
menjaga kesempurnaan Islam12
Disini terdapat dua kata penting yaitu menyuruh berbuat
makruf mencegah perbuatan munkar Berbuat makruf diambil dari
kata `uruf yang dikenal atau yang dapat dimengerti dan dapat
dipahami serta diterima oleh masyarakat Perbuatan yang makruf
apabila dikerjakan dapat diterima dan difahami oleh manusia serta
dipuji karena begitulah yang patut dikerjakan oleh manusia yang
berakal Yang mungkar artinya ialah yang dibenci yang tidak
disenangi yang ditolak masyarakat karena tidak patut tidak pantas
Tidak selayaknya yang demikian dikerjakan oleh manusia yang
berakal 13
Agama datang menuntun manusia dan memperkenalkan mana
yang makruf itu dan mana yang mungkar Sebab itu maka makruf dan
mungkar tidaklah terpisah dari pendapat umum Kalau ada orang
11Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV (Jakarta PT Pustaka Panjimas 1987) Cet
Ke-I h 30
12Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa`di Tafsir Al-Qur`an I terj M Iqbal dkk
(Jakarta Darul Haq 2017) Cet Ke-IX h 473
13Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 30
74
yang berbuat makruf seluruh masyarakat umumnya menyetujui
membenarkan dan memuji Kalau ada perbuatan mungkar seluruh
masyarakat menolak membenci dan tidak menyukainya Sebab itu
bertambah tinggi kecerdasan beragama bertambah kenal orang akan
yang makruf dan bertambah benci orang kepada yang mungkar
Lantaran itu wajiblah ada dalam jamaah muslimin segolongan umat
yang bekerja keras menggerakkan orang kepada yang makruf dan
menjauhi yang mungkar supaya masyarakat itu bertambah tinggi
nilainya14
Menyampaikan ajakan kepada yang makruf dan menjauhi
yang mungkar itulah yang dinamai dakwah Dengan adanya umat
yang berdakwah agama menjadi hidup tidak menjadi seolah-olah
mati Bidang untuk menyampaikan dakwah terbagi dua umum dan
khusus Yang umum banyak pula cabangnya sebab masyarakat
bercabang-cabang pula Dakwah kepada kalangan umat Islam sendiri
supaya mereka memegang agama itu ada dalam segala bidang
kemasyarakatan dalam pertanian perniagaan pekerjaan tangan
perburuhan dan kepegawaian Yang bersifat khusus ialah dakwah
dalam kalangan keluarga sendiri menimbulkan suasana agama di
kalangan keluarga mendidik agar patuh akan perintah Tuhan
berlomba berbuat baik Dakwah tidak berhenti walaupun antara
sesama golongan sendiri15
Di dalam ayat bertemu tiga kewajiban yang dihadapi Yang
dua berpusat kepada yang satu Yang satu ialah mengajak kepada
kebaikan Dia menimbulkan dua tugas Pertama menyuruh berbuat
makruf kedua melarang berbuat mungkar Setengah ahli tafsir
14
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 30
15Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu`IV h 31-31
75
mengatakan bahwasanya yang dimaksud dengan Al-khayri yang
berarti kebaikan di dalam ayat ini ialah Islam yaitu memupuk
kepercayaan dan iman kepada Tuhan termasuk tauhid dan makriat
Dan itulah hakikat kesadaran beragama yang menimbulkan tahu
membedakan yang baik dengan yang buruk yang makruf dengan
yang mungkar 16
Selanjutnya ialah timbul dan tumbuhnya rasa kebaikan dalam
jiwa yang menyebabkan tahu pula dan berani menegakkan mana
yang makruf dan menentang mana yang mungkar Kalau kesadaran
beragama belum tumbuh menjadi sia-sia sajalah menyebut yang
makruf dan menentang yang mungkar Sebab untuk memperbedakan
yang makruf dan yang mungkar tidak lain dari ajaran Tuhan Oleh
sebab itu dapatlah diambil kesan bahwa di dalam mengadakan
dakwah hendaklah kesadaran beragama ini wajib ditimbulkan terlebih
dahulu Suatu dakwah yang mendahulukan hukum halal dan hukum
haram sama saja dengan seorang yang menjatuhkan talak kepada
istri orang lain17
Sebagaimana dalam tafsir al-Maragi menjelaskan
bahwa yang bisa melaksanakan dakwah hanyalah kalangan khusus
umat islam yaitu mereka yang mengetahui rahasia-rahasia hukum
hikmah tasri` dan fiqihnya18
Hemat penulis orang atau kelompok yang melaksanakan
kegiatan dakwah ini terlebih dahulu harus memahami dan mengerti
tentang agama Islam itu sendiri secara hukum dan fiqih sehingga
dakwah bisa ditegakkan
16
Ahmad Mustafa Al-Maraghi Tafsir Al-Maraghi Juz IV terj Mustafa Al-Babi
al-Halabi (Semarang Toha Putra Semarang 1993) Cetke-II h 37
17Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 31
18Ahmad Mustafa Al-Maraghi Tafsir Al-Maraghi Juz IV terj Mustafa Al-Babi
al-Halabi (Semarang Toha Putra Semarang 1993) Cetke-II h 37
76
Di sini bertemu dengan dua kata penting yaitu Ummatun
yang berarti umat Hendaklah antara kamu ada suatu umat Yang
kedua kata yad`ucircna yaitu melancarkan dan menjalankan seruan
tegasnya dakwah Dari ayat ini dapat difahami bahwa di kalangan
ummat Islam yang besar jumlahnya ini Hendaklah ada lagi
segolongan ummat yang menjadi inti yang kerjanya khusus
mengadakan dakwah Atau hendaklah seluruh umat itu sendiri sadar
akan kewajibannya mengadakan dakwah Sebab kehidupan agama
kemajuan atau kemundurannya sangat bergantung kepada dakwah
Ayat yang mengatakan hendaklah ada antara kamu segolongan
umat yang menyeru kepada kebaikan Jelaslah bahwa bidang yang
akan dihadapi oleh umat pemegang dakwah itu ada dua Pertama
dakwah ke dalam kalangan umatnya sendiri dan kedua dakwah keluar
kalangan Islam19
Kemenangan dan kejayaan pergaulan hidup manusia ialah
pada adanya kesadaran akan kebaikan dan makruf dan tolakan mutlak
atas yang mungkar Itulah sebabanya maka ujung ayat menegaskan
ldquoDan mereka itu ialah orang-orang yang beroleh kemenanganrdquo
(ujung ayat 104 terjemah tafsir al-Azhar) Meskipun di dalam rasa
bahasa sepintas lalu agak kaku bunyinya dalam salinan ayat ini yaitu
ldquodan mereka itu ialahrdquo Namun dengan menyalin demikian terasalah
inti maksud ayat yaitu hanya orang-orang yang tetap menjalankan
dakwah itu artinya itu sajalah yang akan beroleh kemenangan Sebab
dengan adanya dakwah kemungkaran dapat dibendung dan yang
makruf dapat dialirkan terus sehingga umat tadi menjadi pelopor
kebajikan di dalam dunia20
19
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 31
20Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 32
77
Dari paparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa
beberapa metode dakwah dari kedua mufasir yang penulis uraikan
sebagai berikut
Hendaklah ada sekelompok orangumat yang melaksanakan
fungsi dakwah di mana segolongan umat itu adalah orang yang
dipandang masyarakat sebagai teladan dan didengar nasihatnya yang
mengajak orang lain kepada kebajikan Ini yang dikemukakan oleh
Quraish Shihab Dalam hal ini Quraish Shihab menjelaskan bahwa
nilai-nilai ilahi tidak boleh dipaksakan tetapi disampaikan secara
persuasif dalam bentuk ajakan yang baik21
Buya Hamka menjelaskan
bahwa hendaknya ada suatu umat yang menyediakan diri
mengadakan ajakan atau seruan tegasnya dakwah Yang selalu mesti
mengajak dan membawa manusia berbuat kebaikan menyuruh
berbuat makruf yaitu yang patut pantas dan sopan dan mencegah
melarang perbuatan munkar yang dibenci dan yang tidak diterima22
Dan dalam mengadakan dakwah hendaklah kesadaran beragama
wajib ditimbulkan terlebih dahulu23
Maksudnya ialah pengetahuan
akan agama dipelajari terlebih dahulu sehingga bisa menjalankan
dakwah yang diperintahkan
Membahas tentang surat Ali Imran ayat 104 Quraish Shihab
menjelaskan bahwa semua orang Islam berhak menyampaikan
dakwah dan perlu juga sebagian umat yang khusus melaksanakan
fungsi dakwah ditengah masyarakat yang membutuhkan informasi
yang benar maka memang perlu adanya sebagian umat yang khusus
melaksanakan dakwah Buya Hamka juga menjelaskan demikian
21
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 2 h 211 22
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 30
23Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 31
78
hendaknya ada suatu umat yang menyediakan diri mengadakan
ajakan atau seruan tegasnya dakwah Hendaklah ada segolongan
ummat yang menjadi inti yang kerjanya khusus mengadakan
dakwah Atau hendaklah seluruh umat itu sendiri sadar akan
kewajibannya mengadakan dakwah
Melihat perbandingan kedua mufassir sekilas terlihat sama
yaitu dakwah adalah kewajiban setiap muslim dan perlu adanya
kelompok khusus yang melaksanakan kegiatan dakwah Namun
dalam hal ini yang membedakannya adalah pada kesediaan
segolongan umat dalam melaksanakan fungsi dakwah Buya Hamka
menjelaskan bahwa harus ada suatu umat yang menyediakan diri
melaksanakan dakwah Sedangkan Quraish Shihab tidak menekankan
pada kesediaan tetapi lebih menjelaskan keharusan adanya
segolongan umat yang melakukan dakwah Menurut penulis Jika
Buya Hamka terlihat seperti melaksanakan dakwah secara sukarela
namun tetap harus disadarkan dalam hal pengetahuan agama terlebih
dahulu Sedangkan Quraish Shihab menjelaskan jika dakwah
sempurna yang dimaksud maka tidak semua orang dapat
melakukannya akan tetapi hanya sebagian umat saja yang khusus
untuk melaksanakan dakwah Di sini penulis melihat bahwa sebagian
umat yang melaksanakan dakwah harus terlebih dahulu dibekali
dengan ilmu agama yang memadai sehingga bisa menyuruh yang
makruf dan mencegah yang munkar Dalam hal ini penulis tidak
melihat keharusan kesadaran beragama itu pada setiap umat muslim
namun tidak menutup kemungkinan kewajiban itu juga ada pada
setiap muslim
Dijelaskan dalam tafsir Muyassar bahwasanya umat Islam
harus menentukan orang yang berilmu memiliki keutamaan dan
79
profesionalisme di antara umat Islam untuk berdakwah kepada Allah
mengajarkan yang bermanfaat bagi mereka dalam persoalan agama
dan dunia24
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kelompok khusus
yang melaksanakan dakwah sudah seharusnya memahami dan
memiliki pengetahuan akan apa yang harus di dakwahkan
Selanjutnya Metode dakwah yang dijelaskan dalam ayat ini
oleh Quraish Shihab yaitu dalam menyampaikan pesan dakwah
hendaknya tidak dengan paksaan sampaikanlah pesan dakwah itu
dengan persuasif diiringi dengan ajakan yang baik Artinya dalam
melakukan dakwah dai harus bisa menyampaikan pesan dakwah dan
juga mempengaruhi sasaran dakwah untuk bisa mengikuti atau
melaksanakan kebaikan yang disampaikan dalam dakwah dengan
ajakan yang baik Jika disampaikan dengan keras atau memaksa
maka sasaran dakwah tidak lagi akan mau mendengarkan pesan
dakwah yang disampaikan
Hal senada juga disampaikan dalam tafsir Muyassar
bahwasanya dakwah yang dijalankan dengan lemah lagi kasih
sayang niscaya dia memperoleh cita-citanya yang besar dalam
dakwah dan mendapatkan kedudukan terbaik25
B Surat An-Nahl 125
Surat An-Nahl terdiri dari 128 ayat Mayoritas ulama
menilainya Makkiyah yakni turun sebelum Nabi Muhammad Saw
berhijrah ke Madinah Ada juga yang mengecualikan beberapa ayat
Nama An-Nahl terdiri terambil dari kata itu yang disebut pada ayat
24
`Aidh al-Qarni Tafsir Muyassar 1 terj Tim Qisthi Press (Jakarta Timur Qisthi
Press 2008) Cetke-I h 292
25`Aidh al-Qarni Tafsir Muyassar 1 terj Tim Qisthi Press h 292
80
68 surah ini Ada juga ulama yang menyebutnya surah an-Ni`am
karena banyak nikmat Allah yang diuraikan di sini26
Nama Lebah di ambil dari dalam ayat 68 yang membicarakan
bahwa Allah telah memberikan ilham atau naluri kepada lebah agar
dia membuat sarang di gunung-gunung di pohon-pohon kayu
ataupun di bubungan rumah-rumah lalu menghirup buah dan
kembang untuk menghasilkan madu Dengan membaca keadaan
lebah itu manusia diperkenalkan akan kekuasaan Allah atas alam
keajaiban yang terkandung di dalamnya apatah lagi madu lebah itu
adalah obat yang amat mujarab bagi berbagai penyakit Surat ini
sebagai surat yang diturunkan di Makkah adalah menghimpun pokok
akidah yang besar tentang ketuhanan tentang wahyu dan tentang
hari kebangkitan kelak Tetapi di samping itu dia pun mempertautkan
tentang akidah ajaran Muhammad Saw dengan akidah ajaran
Ibrahim as mengandung juga tugas dan kewajiban Rasul-rasul yang
diutus Tuhan dan bagaimana pula sunnatullah yang pasti berlaku bagi
barang siapa yang menolak risalat Rasul itu dan mendustakannya 27
ldquoSerulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845]
dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang
baik Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang
siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui
orang-orang yang mendapat petunjukrdquo(QS An-Nahl [16]125)
26
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 7 h 175
27Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 216
81
a Penafsiran Menurut Quraish Shihab
Ayat ini menyatakan bahwa Wahai Nabi Muhammad
serulah yakni lanjutkan usahamu untuk menyeru semua yang engkau
sanggup seru kepada jalan yang ditunjukkan Tuhanmu yakni ajaran
Islam dengan Hikmah dan pengajaran yang baik dan bantahlah
mereka yakni siapa pun yang menolak atau meragukan ajaran Islam
dengan cara terbaik Inilah tiga cara berdakwah yang hendaknya
engkau tempuh menghadapi manusia yang beraneka ragam peringkat
dan kecenderungannya jangan hiraukan cemoohan atau tuduhan-
tuduhan tidak berdasar kaum musyrikin dan serahkan urusanmu dan
urusan mereka pada Allah karena sesungguhnya Tuhanmu yang
selalu membimbing dan berbuat baik kepadamu Dia-lah sendiri yang
lebih mengetahui dari siapa pun yang menduga tahu tentang siapa
yang bejat jiwanya sehingga tersesat dari jalannya dan Dia-lah saja
yang lebih mengetahui orang-orang yang sehat jiwanya sehingga
mendapat petunjuk28
Ayat ini dipahami oleh sementara ulama sebagai menjelaskan
tiga macam metode dakwah yang harus disesuaikan dengan sasaran
dakwah Terhadap cendekiawan yang memiliki pengetahuan tinggi
diperintahkan menyampaikan dakwah dengan hikmah yakni
berdialog dengan kata-kata bijak sesuai dengan tingkat kepandaian
mereka Terhadap kaum awam diperintahkan untuk menerapkan
mau`izhah yakni memberikan nasihat dan perumpamaan yang
menyentuh jiwa sesuai dengan taraf pengetahuan mereka yang
28
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 774
82
sederhana29
Dijelaskan pula dalam tafsir al-Munir bahwa mau`izhah
hazanah adalah cara yang digunakan untuk masyarakat awam30
Sedang terhadap Ahl al-kitab dan penganut agama-agama lain yang
diperintahkan adalah jidalperdebatan dengan cara yang terbaik
yaitu dengan logika dan retorika yang halus lepas dari kekerasan dan
umpatan31
Kata (حكمة) Hikmah antara lain berarti yang paling utama
dari segala sesuatu baik pengetahuan maupun perbuatan Ia adalah
pengetahuan atau tindakan yang bebas dari kesalahan atau kekeliruan
Hikmah juga diartikan sebagai sesuatu yang bila
digunakandiperhatikan akan mendatangkan kemaslahatan dan
kemudahan yang besar atau lebih besar serta menghalangi
terjadinya mudharat atau kesulitan yang besar atau lebih besar
Makna ini ditarik dari kata hakamah yang berarti kendali karena
kendali menghalangi hewankendaraan mengarah ke arah yang tidak
diinginkan atau menjadi liar Memilih perbuatan yang terbaik dan
sesuai adalah perwujudan dari hikmah Memilih yang terbaik dan
sesuai dari dua hal yang buruk pun dinamai hikmah dan pelakunya
dinamai hakim (bijaksana) Siapa yang tepat dalam penilaiannya dan
dalam pengaturannya dialah yang wajar menyandang sifat ini atau
dengan kata lain dia yang hakim32
29
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 774-775
30Wahbah az-Zuhaili Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid 7
(Depok Gema Insani 2014) CetKe-I h 509 31
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 774-775
32M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 775
83
Kata (الموعظة) al-Mau`izhah terambil dari kata (وعظ) wa`azha
yang berarti nasihat Mau`izhah adalah uraian yang menyentuh hati
yang mengantar kepada kebaikan Demikian dikemukakan oleh
banyak ulama33
Hal ini juga dijelaskan dalam tafsir Fi Zhilalil
Qur`an yang menjelaskan bahwa Mau`izhah hasanah ldquonasihat yang
baikrdquo yang bisa menembus hati manusia dengan lembut dan diserap
oleh hati nurani dengan halus34
Sedang kata ( مجادله ) jadilhum terambil dari kata ( جدال) jidal
yang bermakna diskusi atau bukti-bukti yang mematahkan alasan
atau dalih mitra diskusi dan menjadikannya tidak dapat bertahan baik
yang dipaparkan itu diterima oleh semua orang maupun hanya oleh
mitra bicara Ditemukan di atas bahwa Mau`izhah hendaknya
disampaikan dengan hasanahbaik sedang perintah berjidal disifati
dengan kata (احسن) ahsan yang terbaik bukan sekedar baik
Keduanya berbeda dengan hikmah yang tidak disifati apapun Ini
berarti bahwa mau`izhah ada yang baik dan tidak baik sedang jidal
ada tiga macam yang baik yang terbaik dan yang buruk35
Adapun mau`izhah ia baru dapat mengena hati sasaran bila
ucapan yang disampaikan itu disertai dengan pengamalan dan
keteladanan dari yang menyampaikannya Inilah yang bersifat
hasanah Kalau tidak ia adalah yang buruk yang seharusnya
dihindari Di sisi lain karena mau`izhah biasanya bertujuan
33
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 775-776
34Sayyid Quthb Tafsir Fi Zhilalil Qur`an terj As`ad Yasin dkk (Jakarta Gema
Insani 2004) Cet Ke I h 44
35M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 775-776
84
mencegah sasaran dari sesuatu yang kurang baik dan ini dapat
mengundang emosi baik dari yang menyampaikan lebih-lebih yang
menerimanya mau`izhah adalah sangat perlu untuk mengingatkan
kebaikannya itu Sedang jidal terdiri dari tiga macam yang buruk
adalah yang disampaikan dengan kasar yang mengundang
kemarahan lawan serta yang menggunakan dalih-dalih yang tidak
benar Yang baik adalah yang disampaikan dengan sopan serta
menggunakan dalil-dalil atau dalih walau hanya diakui oleh lawan
tetapi yang terbaik adalah yang disampaikan dengan baik dengan
argumen yang benar lagi yang membungkam lawan36
Penyebutan urutan ketiga macam metode itu sungguh serasi
ia dimulai dengan hikmah yang dapat disampaikan tanpa syarat
disusul dengan mau`izhah dengan syarat hasanah karena memang ia
hanya terdiri dari dua macam dan yang ketiga adalah jidal yang
terdiri dari tiga macam buruk baik dan terbaik sedangkan yang
dianjurkan adalah yang terbaik Tidak dapat dipungkiri bahwa Al-
Qur`an demikian juga cara berdakwah Nabi Muhammad Saw
mengandung ketiga metode di atas Ia diterapkan kepada siapa pun
sesuai dengan kondisi masing-masing sasaran37
Dalam tafsir ini disebutkan bahwa setiap metode memiliki
karakteristik mad`unya masing-masing hanya saja sebagian ulama
tidak sepakat Sebagian ulama menyebutkan bahwa bisa saja ketiga
cara ini dipakai dalam satu situasisasaran di kali lain hanya dua cara
atau satu masing-masing sesuai dengan sasaran yang dihadapi Bisa
saja cendekiawan tertarik dengan mau`izhah dan tidak mustahil
36
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 776 37
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 777
85
orang awam memeroleh manfaat dari jidal dengan yang terbaik
Demikian Thabathaba`i salah seorang ulama yang menolak
penerapan metode dakwah terhadap tingkat kecerdasan sasaran38
b Penafsiran Menurut Buya Hamka
ldquoSerulah kepada jalan Tuhan engkau dengan kebijaksanaan dan
pengajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang
lebih baikrdquo (pangkal ayat 125 terjemah dari tafdir Al-Azhar)
Ayat ini mengandung ajaran kepada Rasul tentang cara
melancarkan dakwah atau seruan terhadap manusia agar mereka
berjalan di atas jalan Allah (Sabilillah) Sabilillah atau Shiracircth al
Mustaqicircm atau Ad-Dicircnu al-Haqqu agama yang benar Nabi Saw
memegang tampuk pimpinan dalam melakukan dakwah itu
Kepadanya ditentukan oleh Tuhan bahwa di dalam melakukan
dakwah hendaklah memakai tiga macam cara atau tiga tingkat cara
Pertama hikmah (kebijaksanaan) Yaitu dengan secara bijaksana
akal budi yang mulia dada yang lapang dan hati yang bersih menarik
perhatian orang kepada agama atau kepada kepercayaan terhadap
Tuhan Kata ldquohikmatrdquo kadang diartikan orang dengan filsafat
Padahal dia adalah inti yang lebih halus dari filsafat Filsafat hanya
dapat difahamkan oleh orang-orang yang telah terlatih fikirannya dan
tinggi pendapat logikanya Tetapi hikmat dapat menarik orang yang
belum maju kecerdasannya dan tidak dapat dibantah oleh orang yang
lebih pintar Kebijaksanaan itu bukan saja dengan ucapan mulut
melainkan termasuk juga tindakan dan sikap hidup Kadang-kadang
lebih berhikmat diam daripada berkata39
38
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 777
39Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321
86
Yang kedua adalah al-mau`izhatu al- hasanah yang kita
artikan pengajaran yang baik atau pesan-pesan yang baik yang
disampaikan sebagai nasihat Sebagai pendidikan dan tuntunan sejak
kecil Sebab itu termasuklah dalam bidang mau`izhatul hasanah
pendidikan ayah bunda dalam rumah tangga kepada anak-anaknya
sehingga menjadi contoh beragama di hadapan anak-anaknya
sehingga menjadi kehidupan mereka pula Termasuk juga pendidikan
dan pengajaran dalam perguruan-perguruan 40
Hal ini juga dijelaskan
dalam tafsir Al-Quran yang ditulis oleh Syaikh Abdurrahman
bahwasanya mau`izhah hasanah adalah metode dakwah dengam
memberikan pelajaran yang baik Yaitu dengan perintah dan
larangan anjuran dan ancaman serta belasan yang akan diterima oleh
manusia atas apa yang dilakukannya41
Yang ketiga adalah jacircdilhum bi al-llaticirc hiya ahsan bantahlah
mereka dengan cara yang lebih baik Kalau terpaksa timbul
perbantahan atau pertukaran fikiran yang di zaman kita disebut
polemik ayat ini menyuruh agar dalam hal yang demikian kalau
sudah tidak dapat dielakkan lagi pilihlah jalan yang sebaik-
baiknya42
Dalam tafsir al-Munir juga dijelaskan bahwa debatlah
dengan cara dan bentuk debat yang paling baik43
Diantaranya ialah
memperbedakan pokok soal yang tengah dibicarakan dengan
perasaan benci atau sayang kepada pribadi yang tengah diajak
berbantah Misalnya seseorang yang masih kufur belum mengerti
40
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322
41Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa`di Tafsir Al-Qur`an 4 terj M Iqbal dkk
(Jakarta Darul Haq 2017) Cet Ke-VI h 219
42Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322
43Wahbah az-Zuhaili Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid 7 h
509
87
ajaran Islam lalu dengan sesuka hatinya saja mengeluarkan celaan
kepada Islam karena bodohnya Orang ini wajib dibantah dengan
jalan yang sebaik-baiknya disadarkan dan diajak kepada jalan fikiran
yang benar sehingga dia menerima Tetapi kalau terlebih dahulu
hatinya disakitkan karena cara kita membantah yang salah mungkin
dia enggan menerima kebenaran meskipun hati kecilnya mengakui
karena hatinya telah disakitkan44
Di dalam tafsir al-Aisar menjelaskan bahwasanya dalam
melakukan metode jidal ini maka lakukanlah dengan cara terbaik
bantahlah mereka dengan cara yang baik tidak ada unsur celaan
ejekan dan sindiran buruk karena yang demikian itu lebih dapat
diterima45
Ketiga pokok cara melakukan dakwah ini hikmah mau`izhah
hasanah dan jacircdilhum billaicirci hiya ahsan amatlah diperlukan di
segala zaman Sebab dakwah atau ajakan dan seruan membawa umat
manusia kepada jalan yang benar itu sekali-kali bukanlah
propaganda meskipun propaganda itu sendiri kadang bagian dari alat
dakwah dakwah meyakinkan sedang propaganda itu memaksakan
Dakwah dengan jalan paksa tidaklah akan berhasil menundukkan
keyakinan orang Apatah lagi dalam hal agama Al-Qur`an sudah
menegaskan bahwa dalam hal agama sekali-kali tidak ada paksaan
Dan dalam ujung ayat ini dengan tegas Tuhan mengatakan bahwa
urusan memberi orang petunjuk atau menyesatkan orang adalah hak
Allah sendiri ldquoSesungguhnya Tuhan engkau Dialah yang lebih tahu
44
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322
45Syaikh Abu Bakar Jabir Al-JAzari Tafsir Al-Qur`an Al-Aisar terj MAzhari
Hatim dan Abdurrahim Mukti (Jakarta Darus Sunnah Press 2011) Cet Ke-II h 287
88
siapa yang sesat dari jalannya dan Dialah yang lebih tahu siapa
yang mendapat petunjukrdquo (ujung ayat 125)46
Demikianlah ayat ini telah dijadikan salah satu pedoman
perjuangan menegakkan Iman dan Islam ditengah-tengah berbagai
ragamnya masyarakat pada masa itu yang kedatangan Islam adalah
buat menarik dan membawa bukan mengusir dan mengenyahkan
orang Dan sampai sekarang ketiga pokok ini masih tetap terpakai
menurut perkembangan-perkembangan zaman yang modern47
Dari pembahsasan kedua mufassir ada beberapa metode
dakwah yang Allah sampaikan dan terangkum dalam surat an-Nahl
ayat 125 Disebutkan bahwa tiga metode dakwah itu ialah
1 Hikmah
2 Mau`izhah al-hasanah
3 Jacircdilhum bi al-lacircticirc hiya ahsan
Hikmah ialah berdialog dengan kata-kata yang bijak sesuai
kepandaian mereka Hikmah ialah yang paling utama dari segala
sesuatu baik pengetahuan maupun perbuatan juga diartikan sebagai
sesuatu yang bila digunakandiperhatikan akan mendatangkan
kemaslahatan dan kemudahan yang besar atau lebih besar serta
menghalangi terjadinya mudharat atau kesulitan yang besar atau
lebih besar48
Mau`izhah al-hasanah ialah uraian yang menyentuh
hati yang mengantar kepada kebaikan Dan jidal yang bermakna
diskusi atau bukti-bukti yang mematahkan alasan atau dalih mitra
diskusi dan menjadikannya tidak dapat bertahan baik yang
dipaparkan itu diterima oleh semua orang maupun hanya oleh mitra
46
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321-322
47Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 322
48M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 775
89
bicara Ini adalah tiga rangkaian metode yang dijelaskan oleh Quraish
Shihab Mau`izhah disifati dengan hasanah dan jidal dengan ahsan
Quraish Shihab menjelaskan bahwa mau`izhah ada yang baik dan
tidak baik sedangkan jidal ada yang buruk baik dan terbaik
Sedangkan Buya Hamka menyebutkan dalam tafsirnya Al-
Azhar bahwa hikmah (kebijaksanaan) yaitu dengan secara bijaksana
akal budi yang mulia dada yang lapang dan hati yang bersih menarik
perhatian orang kepada agama atau kepada kepercayaan terhadap
Tuhan49
al-mau`izhatul hasanah yang kita artikan pengajaran yang
baik atau pesan-pesan yang baik yang disampaikan sebagai nasihat
Sebagai pendidikan dan tuntunan sejak kecil Termasuk juga
pendidikan dan pengajaran dalam perguruan-perguruan jadilhum
billati hiya ahsan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik
Kalau terpaksa timbul perbantahan atau pertukaran fikiran yang di
zaman kita disebut polemik ayat ini menyuruh agar dalam hal yang
demikian kalau sudah tidak dapat dielakkan lagi pilihlah jalan yang
sebaik-baiknya50
Dalam surat an-Nahl ayat 125 menjelaskan tentang metode
dakwah yang meliputi Hikmah mau`izhah hasanah dan jidal Di sini
penulis akan membandingkan metode tersebut satu per-satu artinya
kedua mufasir memiliki pandangan masing-masing dalam
menjelaskan metode dakwah yang terdapat dalam surat an-Nahl ayat
125
Pertama dengan hikmah Quraish Shihab menjelaskan
hikmah ialah berdialog dengan kata-kata bijak sesuai dengan tingkat
49
Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321 50
Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322
90
kepandaian mereka51
yang dimaksud dengan mad`u metode ini ialah
golongan cendekiawan Sedangakan Buya Hamka menjelaskan
hikmah adalah dengan secara bijaksana akal budi yang mulia dada
yang lapang dan hati yang bersih menarik perhatian orang kepada
agama atau kepada kepercayaan terhadap Tuhan
Sekilas peneliti melihat bahwa dalam hal ini Buya Hamka
tidak mengkhususkan atau menjelaskan bahwa metode hikmah ini
untuk golongan cendekiawan sebagaimana yang disebutkan dalam
tafsir al-Misbah Hanya saja Buya Hamka menjelaskan dalam
tafsirnya bahwa hikmah dapat menarik orang yang belum maju
kecerdasannya dan tidak dapat dibantah oleh orang yang lebih
pintar52
Dan Buya Hamka juga tidak mengkhususkan kebijaksanaan
hanya dalam dialog Kebijaksanaan itu bukan saja dengan ucapan
mulut melainkan termasuk juga tindakan dan sikap hidup Kadang-
kadang lebih berhikmat diam daripada berkata53
Dalam metode ini penulis melihat adanya perbedaan kedua
mufasir dalam menjelaskan tentang mad`u dakwah dalam metode
hikmah Quraish Shihab menyebutkan bahwa terhadap cendekiawan
diperintahkan menyampaikan dakwah dengan hikmah sedangkan
Buya Hamka menyebutkan bahwa hikmah dapat menarik orang yang
belum mampu kecerdasannya dan tidak dapat dibantah oleh orang
yang lebih pintar Penulis melihat bahwa yang dimaksud Buya
Hamka ialah golongan awam dan golongan cendekiawan Artinya
Quraish Shihab dan Buya Hamka memiliki pandangan yang sama
bahwa metode hikmah ini cocok untuk golongan cendekiawan dan
51
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 774-775
52 Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321
53 Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321
91
Buya Hamka mennambahkan bahwa metode hikmah juga bisa
menarik golongan awam atau yang belum mampu kecerdasannya
Artinya seorang dai harus bijaksana dalam memilih metode dakwah
sesuai dengan mad`u yang dihadapi oleh dai Jadi bisa disimpulkan
bahwa hikmah tidak hanya khusus untuk golongan cendekiawan
Kebijaksanaan dalam menggunakan metode hikmah ini sangat
diperlukan seorang dai sehingga dakwah tidak membuat kelompok
mad`u merasa tertekan akan dakwah yang disampaikan Disebabkan
oleh dai tidak bisa melihat atau memilih metode yang sesuai ketika
berhadapan dengan suatu kelompok yang menyalahi syariat Karena
itulah diperlukan hikmah di sini yaitu sikap bijaksana Dan menurut
penulis untuk memiliki sikap bijaksana tidak serta merta bisa
dimiliki setiap orang Ia perlu diasah dan terus digali oleh seorang
dai Maka dari itu harus adanya segolongan umat yang khusus
melaksanakan dakwah yang sadar akan ilmu agama sebagaimana
dalam surat Ali Imran 104 Dan dibekali dengan wawasan
pengetahuan dalam dakwah
Kedua mau`izhah al-hasanah Quraish Shihab menjelaskan
bahwa mau`izhah adalah uraian yang menyentuh hati yang mengantar
kepada kebaikan Dalam hal ini ditujukan pada golongan awam
sebagaimana disebutkan dalam tafsir al-Misbah54
Sedangkan Buya
Hamka menjelaskan al-mau`izhatul hasanah adalah pengajaran yang
baik atau pesan-pesan yang baik yang disampaikan sebagai nasihat
Sebagai pendidikan dan tuntunan sejak kecil Termasuk juga
pendidikan dan pengajaran di perguruan-perguruan55
Dalam hal ini
penulis melihat adanya perbedaan yaitu Quraish Shihab menjelaskan
54
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 774-775
55Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322
92
dengan uraian yang menyentuh hati sedangkan Buya Hamka
menjelaskan dengan pengajaran atau pesan-pesan yang baik sebagai
nasihat Penulis melihat bahwasanya uraian yang menyentuh hati
disebutkan oleh Quraish Shihab karena metode ini ialah metode yang
ditujukan kepada golongan awam sehingga dibutuhkan uraian yang
menyentuh hati mereka sehingga mau mengikuti pesan-pesan
dakwah Karena golongan awam adalah orang yang bisa kita ajak
dengan cara menyentuh hatinya bukan akalnya
Sedangkan Buya Hamka menyebutkan pada pengajaran dan
pendidikan seperti pendidikan ayah dan bunda dalam rumah tangga
kepada anak-anaknya Jika demikian maka pendidikan tidak hanya di
rumah maka pendidikan disekolah kampus dan lain sebagainya
adalah masuk dalam kategori dakwah mau`izha hasanah jika dilihat
dari tafsir al-Azhar Artinya Buya Hamka memandang metode
mau`izhah hasanah metode yang di pakai dalam pengajaran dan
pendidikan sehingga apa yang disampaikan bisa membuat sasaran
dalam pengajaran dan pendidikan itu mau mengikuti nasihat baik
yang disampaikan Hemat penulis tujuan kedua mufasir sama yaitu
menyampaikan nasihat dengan perkataan yang baik kepada mereka
yang sedang mencari atau membutuhkan pesan-pesan dakwah baik
yang disampaikan di perguruan-perguruan atau nasihat langsung
kepada orang awam
Ketiga jidal Quraish Shihab menjelaskan bahwa jidal ialah
diskusi atau bukti-bukti yang mematahkan alasan atau dalih mitra
diskusi dan menjadikannya tidak dapat bertahan baik yang
dipaparkan itu diterima oleh semua orang maupun hanya oleh mitra
bicara Dalam hal ini ditujuakan kepada ahl al-kitab atau non-
93
muslim56
Sedangkan Buya Hamka menjelaskan bahwa jidal ialah
membantahbantahlah mereka dengan cara yang lebih baik Kalau
terpaksa timbul perbantahan atau pertukaran fikiran yang di zaman
kita disebut polemik ayat ini menyuruh agar dalam hal yang
demikian kalau sudah tidak dapat dielakkan lagi pilihlah jalan yang
sebaik-baiknya57
Dan Buya Hamka tidak menjelaskan siapa yang
menjadi mitra bicara dalam jidal Sekilas penulis melihat bahwa
maksud yang ingin disampaikan mufasir sama yaitu pertukaran
pendapat Hanya saja penulis melihat dalam penafsiran al-Misbah
Quraish Shihab menyebutkan dengan diskusi atau bukti-bukti yang
mematahkan alasan mitra diskusi Sedangkan Buya Hamka
menjelaskan langsung pada kata ldquobantahlahrdquo tanpa menyebutkan
dalam diskusi atau hal lainnya
Dari segi bahasa terlihat bahwa Quraish Shihab lebih berhati-
hati dalam menjelaskan yaitu dengan kata diskusi yang bisa kita lihat
saat ini bahwa diskusi itu lebih fokus untuk bertukar pikiran dalam
membicarakan suatu masalah Sedangkan debat ialah pembahasan
atau pertukaran pendapat mengenai suatu hal dengan saling memberi
alasan untuk mempertahankan pendapat masing-masing58
Sedangkan
Buya Hamka menjelaskan dengan ldquobantahlah jika terpaksardquo Artinya
Buya Hamka mengingatkan bahwa boleh membantah dengan syarat
terpaksa Jika keadaan tidak memaksa maka penulis menyimpulkan
bahwa tidak seharusnya membantah karena jika tidak bisa memilih
jalan terbaik maka akan bisa menyakiti pihak yang dibantah Dan jika
terpaksa membantah maka pilihlah jalan yang terbaik Dalam tafsir
56
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 775-776
57Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322
58Kamus Besar Bahasa Indonesia (Aplikasi)
94
al-Munir dijelaskan bahwa bentuk debat yang paling baik yaitu
dengan cara lemah lembut santun lebih memilih bantahan dengan
yang paling mudah dan komunikatif dalil-dalil yang paling tepat dan
kuat serta premis yang popular dan familiar59
Menurut hemat
penulis debat harus dilakukan dengan cara terbaik dengan tidak
menyakiti pihak lawan serta bantahlah jika terpaksa dilakukan untuk
mematahkan pendapat pihak lawan
Berdebat dengan cara yang baik inilah yang akan meredakan
keangkuhan yang sensitif itu Orang yang diajak berdebat itu pun
akan merasakan bahwa dirinya dihormati dan dihargai Seorang dai
tidak diperintahkan kecuali mengungkapkan hakikat yang sebenarnya
dan memberikan petunjuk di jalan Allahjadi bukan untuk membela
dirinya mempertahankan pendapatnya atau mengalahkan pendapat
orang lain60
C Surat Thacirchacirc 43-44
Surah ini terdiri dari 135 ayat dinamakan Thacirchacirc yang diambil
dari perkataan dari ayat pertama surat ini Ayat-ayat dalam surah ini
kesemuanya turun sebelum Nabi Muhammad berhijrah ke Madinah
dengan kata lain keseluruhan ayat ini ayat-ayatnya Makkiyah
Demikian pendapat mayoritas pakar Al-Qur`an Ada juga yang
mengecualikan ayat 130 dan 131 tetapi pendapat ini dilemahkan oleh
banyak ulama Ada juga yang menamai surah ini al-kalim yakni
mitra bicara Mitra bicara yang dimaksud adalah Nabi Musa as yang
menerima wahyu dan mendengar firman-firman Allah secara
langsung tanpa perantara malaikat Memang dalam surah ini cukup
banyak uraian tentang Nabi Musa as antara lain tentang firman
59
Wahbah az-Zuhaili Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid 7 h
509 60
Sayid Quthb Tafsir Fi Zhilalil Qur`an terj As`ad Yasin dkk H 45
95
Allah yang beliau terima dalam perjalanan bersama keluarganya dari
Madyan menuju ke Mesir61
ldquoPergilah kamu berdua kepada Firaun Sesungguhnya Dia
telah melampaui batas Maka berbicaralah kamu berdua
kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut Mudah-
mudahan ia ingat atau takutrdquo (QSThaahaa [20]43-44)
a Penafsiran Quraish Shihab
Dalam tafsir al-Misbah Quraish Shihab menjelaskan bahwa
Allah memerintahkan kepada Musa ldquoPergilah kamu berdua kepada
Fir`aun penguasa tirani itu dengan berbekal mukjizat-mukjizat yang
telah ku anugerahkan kepadamu karena sesungguhnya ia telah
melampaui batas dalam kedurhakaan Maka berbicaralah kamu
berdua kepadanya dengan lemah lembut yakni ajaklah ia beriman
dan serulah ia kepada kebenaran dengan cara yang tidak mengundang
antipati atau amarahnya mudah-mudahan yakni agar supaya ia
ingat akan kebesaran Allah dan kelemahan makhluk sehingga ia
terus-menerus kagum kepada Allah dan taat secara penuh kepadanya
atau paling tidak ia terus menerus takut kepadanya akibat
kedurhakaannya kepada Allahrdquo62
Firman Allah ( اه قولا لينلفقولا ) fa qula lahu qaulan
layyinanMaka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-
kata yang lemah lembut menjadi dasar tentang perlunya sikap
61
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 7 h543-544 62
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 7 h 593
96
bijaksana dalam berdakwah yang antara lain ditandai dengan ucapan-
ucapan sopan yang tidak menyakitkan hati sasaran dakwah Karena
Fir`aun saja yang sedemikian durhaka masih juga harus dihadapi
dengan lemah lembut63
Hal demikian juga dijelaskan dalam tafsir al-
Wasith bahwa dalam melakukan dakwah ucapkanlah kata-kata yang
lembut dan santun tanpa ada kekasaran padanya mudah-mudahan dia
menyadari hakikat yang sebenarnya atau takut kepada Tuhannya
Ungkapan yang lembut dan santun merupakan sikap Rasul dai yang
sukses agar Fir`aun dan orang-orang semisalnya tidak lari dari
dakwah64
Memang dakwah pada dasarnya adalah ajakan lemah lembut
Dakwah adalah upaya menyampaikan hidayah Kata (هداية) hidayah
yang terdiri dari huruf ha dal dan ya maknanya antara lain adalah
menyampaikan sesuatu dengan lemah lembut Dari sini lahir kata
hidayah yang merupakan penyampaian sesuatu dengan lemah lembut
guna menunjukkan simpati Ini tentu saja bukan berarti bahwa juru
dakwah tidak melakukan kritik hanya saja itu pun harus disampaikan
dengan tepat bukan saja pada kandungannya tetapi juga waktu dan
tempatnya serta susunan kata-katanya yakni tidak dengan memaki
atau memojokkan Di tempat lain Allah mengajarkan Nabi Musa as
redaksi kalimat yang hendaknya belaiu sampaikan kepada Fir`aun
yaitu65
63
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol7 h 594-595 64
Wahbah az-Zuhaili Tafsir Al-Wasith terj Muhtadi dkk (Depok Gema Insani
2013) Cet Ke-I h 529
65M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol7 h 594-595
97
ldquoDan Katakanlah (kepada Firaun) Adakah keinginan
bagimu untuk membersihkan diri (dari kesesatan) Dan kamu
akan kupimpin ke jalan Tuhanmu agar supaya kamu takut
kepada-Nya (QS An-Nazi`at [79]18-19)
Kata ( لعل) ldquola`allardquo biasa diterjemahkan mudah-mudahan
yang mengandung harapan terjadinya sesuatu Tentu saja yang
mengharap di sini bukan Allah Swt karena harapan tidak sesuai
dengan kebesaran dan keluasan ilmu-Nya Oleh sebab itu ada ulama
yang memahami kata ini dalam arti agar supaya atau bahwa harapan
yang dikandung oleh kata itu terarah kepada manusia Dalam
konteks ini adalah Nabi Musa as yakni ldquowahai Musa dan Harun
sampaikanlah tuntunan Allah kepada Fir`aun sambil menanamkan
dalam hati kamu harapan dan optimisme kiranya penyampaianmu
bermanfaat baginya66
Tafsir al-Maragi yang ditulis oleh Syaikh al-Maragi
menjelaskan kata la`alla (mudah-mudahan) dalam ayat ini
menunjukkan harapan tercapainya maksud sesudah kata itu Yakni
menjalankan risalah mengerjakan apa yang Allah serukan serta
berharap agar pekerjaan yang dilakukan dapat berbuah dan tidak
gagal Berusaha sesuai kemampuan dan berjuang sampai puncaknya
dengan harapan agar pekerjaan yang dilakukan bisa mendatangkan
keberhasilan kemenangan dan juga keuntungan67
Seorang dai yang sejak awal telah berputus asa untuk
menyampaikan hidayah kepada seseorang dia tidak akan
menyampaikan dakwah dengan kehangatan dan tidak gigih dalam
penolakan seseorang68
66
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 7 h 595 67
Ahmad Al-Mustafa Al-Maragi Tafsir Al-Maragi Juz XVI terj Mustafa Al-Babi
Al-Halabi (Semarang Toha Putra 1993) Cet Ke-II h 204-205
68Sayid Quthb Tafsir Fi Zilalil Qur`an terj As`ad Yasin h 329
98
Perintah Allah ini menunjukkan bahwa manusia hendaknya
selalu berusaha dan tidak mengandalkan takdir semata-mata Allah
telah mengetahui penolakan Fir`aun terhadap ajakan Nabi Musa as
kendati demikian yang maha kuasa tetap memerintahkan Nabinya
untuk menyampaikan ajakan Ini Karena Allah tidak menjatuhkan
sanksi dan ganjaran berdasar pengetahuannya yang azali tetapi
berdasar pengetahuan serta kenyataan yang terjadi dalam pentas
kehidupan dunia ini Di sisi lain perintah tersebut bila telah
dilaksanakan dan ditolak maka penolakan itu akan menjadi bukti
yang memberatkan sasaran dakwah karena jika tidak ada ajakan
boleh jadi hari kemudian kelak mereka akan berkata ldquokami tidak
mengetahui tuntunan mu karena tidak ada yang pernah
menyampaikan kepada kamirdquo69
Firman Allah (لعله يتذكر أو يخشي) la`allahucirc yatadzakkaru aww
yakhsyacircmudah-mudahan ia ingat atau takut dengan pengertian yang
dikemukakan di atas mengisyaratkan bahwa peringkat zikir terus
menerus yang mengantar pada kehadiran Allah dalam hati dan
kekaguman kepadanya merupakan peringkat yang lebih tinggi
daripada peringkat takut Ini karena kekaguman menghasilkan cinta
dan cinta memberi tanpa batas serta menerima apapun dari yang
dicintai sedang rasa takut tidak menghasilkan kekaguman bahkan
boleh jadi antipati70
69
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 7 h 595-596 70
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 7 h 596
99
b Penafsiran Buya Hamka
Dalam penafsiran ini Buya Hamka memulai dengan
menjelaskan sikap Fir`aun yang melampaui batas Sesungguhnya
Fir`aun itu sudah keterlaluan Dia telah melampaui dari garis-garis
dan batas-batas yang mesti disadarinya sebagai manusia Bahkan dia
telah hendak melonjak merasakan dirinya sebagai Tuhan Mentang-
mentang Allah menganugerahkan kekuasaan kepadanya memerintah
negeri dia lupa bahwa kekuasaan itu adalah anugerah dari Allah
Disangkanya kepunyaan sendiri lalu berbuatlah dia sesuka hatinya
dengan kekuasaan itu Lupa dia bahwa tenaganya sebagai insan
adalah terbatas Lupa dia bahwa kekuasaan itu diterimanya sebagai
warisan dari nenek moyangnya dan kelak pasti akan datang
waktunya mau ataupun tidak mau kekuasaan itu akan diturunkannya
lagi kepada penggantinya baik karena mati atau karena tua Sebab itu
dia telah melampaui71
Kalimat Thacircghacirc yang kita artikan melampau ialah
melampaui batas yang tidak boleh dilaluinya Kalimat ini adalah satu
rumpun dengan beberapa kalimat yang lain biasa terpakai untuk
menunjukkan kesewenang-wenangan Seorang Raja atau kepala
negara yang berlaku terhadap rakyatnya menurut kehendaknya
sendiri saja dengan tidak memperdulikan undang-undang di-namai
Thacircghiyah Kemudian daripada itu segala persembahan selain
kepada Allah misalnya memuja sesama manusia menuhankan
seseorang yang dianggap amat suci maka persembahan musyrik itu
dinamai taghucirct Lantaran itu maka kalimat thacircghacirc thacircgiyah dan
thacircghucirct adalah mengandung satu arti belaka yaitu segala sikap
melampui batas yang ditentukan oleh ilahi kepada hambanya Dan
71
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159
100
hamba bertindak sendiri di luar hukum Tuhan Begitulah Allah
menunjukkan sifat Fir`aun kepada Musa dan Harun dalam ayat 43 ini
Untuk menghadapi sikap Fir`aun yang sombong melampaui batas
itulah Tuhan memberikan tuntutan kepada kedua utusannya Musa
dan Harun72
Setelah Tuhan berfirman menyatakan kesombongan Fir`aun
bahwa dia itu dalam pemerintahannya terlalu berlaku melampaui
batas kebenaran dan keadilan maka tuhan memberi ingat kepada
utusannya ini
ldquoMaka katakanlah olehmu berdua kepadanya kata-kata yang lemah-
lembutrdquo (pangkal ayat 44 terjemah dari tafsir Al-Azhar)
Di dalam pangkal ayat 44 Tuhan telah memberikan petunjuk
dan arahan yang penting dalam memulai dakwah kepada orang yang
telah sangat melampaui batas itu Dalam permulaan berhadap-
hadapan kepada orang seperti itu janganlah langsung dilakukan sikap
yang keras melainkan hendaklah mulai dengan mengatakan sikap
yang lemah lembut perkataan yang penuh kedamaian Sebab kalau
dari permulaan konfrontasi (berhadap muka dengan muka) si
pendakwah telah melakukan amar ma`rucircf nahyi munkar dengan
secara kasar blak-blakan tidaklah akan tercapai apa yang
dimaksud73
Dijelaskan dalam tafsir Al-Qur`an Syaikh Abdurrahman
bahwasanya kata-kata yang lemah lembut ialah perkataan yang enak
didengar lunak dengan kelembutan persuasif etika dalam tutur
72Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159
73Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159
101
kata tanpa ada unsur kekejian pamer kekuatan kekerasan dalam
perkataan dan juga tindakan74
Meskipun di dalam ilmu Allah Ta`ala sendiri pasti sudah
diketahui bahwa Fir`aun itu sampai saat terakhir tidak akan mengaku
tunduk tetapi Tuhan telah memberikan tuntunan kepada Rasulnya
ataupun kepada siapa saja yang berjuang melanjutkan rencana Nabi-
nabi bahwa pada langkah yang pertama janganlah mengambil sikap
menantang Mulailah dengan kata yang lemah-lembut ldquoMudah-
mudahan ingatlah dia ataupun takutrdquo (ujung ayat 44 terjemah tafsir
al-Azhar)75
Menurut Buya Hamka setiap sudut jiwa manusia yang mana
jua orangnya senantiasa masih tersimpan maksud yang baik dan
fikirannya yang sehat Misalnya ataupun pejabat tinggi sebuah
negara akan merasa prestisenya atau gengsinya akan tersinggung
walaupun betapa besar salahnya kalau dia ditegur dengan kasar atau
dikritik di muka umum Musa dan Harun disuruh terlebih dahulu
mengambil langkah berlemah lembut guna menyadarkan dan
menginsafkan Fir`aun itu adalah manusia dan Fir`aun itu adalah
seorang Raja yang dijunjung tinggi diangkat martabatnya oleh orang
besar-besar yang mengelilinginya jarang yang membantah katanya
walaupun secara lemah lembut Karena orang yang disekitarnya itu
merasa berhutang budi kepada rajanya Mereka merasa tidak ada arti
apa-apa diri mereka itu kalau tidak raja yang menaikkan pangkatnya
dan memberinya gelar-gelar dan kehormatan Maka kalau raja itu
atau Fir`aun itu telah duduk seorang diri hati nuraninya akan berkata
74
Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa`di Tafsir Al-Qur`an 4 terj M Iqbal dkk
h 496
75
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159
102
tentang dirinya yang sebenarnya Hati nurani itulah yang akan
diketuk dengan sikap yang lemah lembut76
Begitu juga yang dijelaskan dalam tafsir al-Maraghi
bahwasanya dalam menyampaikan dakwah kepada Fir`aun atau
seorang penguasa maka mulailah dengan pembicaraan yang lemah
lembut agar lebih dapat menyentuh hati dan lebih dapat menariknya
untuk menerima dakwah Sebab dengan perkataan yang lemah
lembut hati orang-orang yang durhaka akan menjadi halus dan
kekuatan orang-orang yang sombong akan hancur77
Lagi pula telah diketahui dalam rangkaian Qishash Fir`aun
dengan Musa itu bahwa Musa pernah jadi anak angkat Beliau Harun
pun pernah dianggap anak Bani Israil yang dekat ke Istana Masih
diharapkan mudah-mudahan dengan kata yang lemah-lembut Fir`aun
akan sadar lalu ingat bahwa selama hidup dia pasti akan mati selama
muda dia pasti akan tua selama sehat dia pasti akan sakit Betapapun
kuat sehat badan manusia namun kekuatannya itu terbatas Inilah
yang harus diingatnya Ataupun dia takut akan azab siksa Allah yang
betapa pun tidaklah dia akan kuasa mengelakkan Itulah siasat yang
dianjurkan Allah kepada Musa dan Harun sebagai langkah pertama
dalam menghadapi Fir`aun78
Allah menjelaskan dalam ayat ini salah satu metode dalam
dakwah yaitu dengan perkataan yang lemah lembut terhadap orang
yang sudah melampaui batas Quraish Shihab menjelaskan dalam
tafsirnya bahwa ( ناه قولا ليلفقولا ) fa qucirclacirc lahucirc qaulan layyinanMaka
berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah
76Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 160
77Ahmad Mustafa Al-Maragi Tafsir Al-Maragi Juz XVI terj Mustafa Al-Babi Al-
Halabi (Semarang Toha Putra 1993) Cet Ke-II h 203-204
78
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 160
103
lembut menjadi dasar tentang perlunya sikap bijaksana dalam
berdakwah yang antara lain ditandai dengan ucapan-ucapan sopan
yang tidak menyakitkan hati sasaran dakwah79
Sedangkan Buya
Hamka menjelaskan bahwa Tuhan telah memberikan petunjuk dan
arahan yang penting dalam memulai dakwah kepada orang yang telah
sangat melampaui batas itu Dalam permulaan berhadap-hadapan
kepada orang seperti itu janganlah langsung dilakukan sikap yang
keras melainkan hendaklah mulai dengan mengatakan sikap yang
lemah lembut perkataan yang penuh kedamaian80
Dijelaskan juga
dalam tafsir al-Munir bahwa Qaulan layyinan ialah kata-kata yang
lemah lembut dan jauh dari sikap keras dan kasar81
Pada ayat 43-44 surat Thacirchacirc Quraish Shihab menjelaskan
bahwa fa qucirclacirc lahucirc qaulan layyinanMaka berbicaralah kamu berdua
kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut menjadi dasar
tentang perlunya sikap bijaksana dalam berdakwah yang antara lain
ditandai dengan ucapan-ucapan sopan yang tidak menyakitkan hati
sasaran dakwah Sedangkan Buya Hamka menjelaskan bahwa Tuhan
telah memberikan petunjuk dan arahan yang penting dalam memulai
dakwah kepada orang yang telah sangat melampaui batas Dalam
permulaan berhadap-hadapan kepada orang seperti itu janganlah
langsung dilakukan sikap yang keras melainkan hendaklah mulai
dengan mengatakan sikap yang lemah lembut perkataan yang penuh
kedamaian
79
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol7 h 594-595 80
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159
81 Wahbah az-Zuhaili Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid 8 h
478
104
Sekilas peneliti melihat bahwa penafsiran kedua mufasir
tidak jauh berbeda yakni berdakwah dengan lemah lembut terutama
dalam menghadapi orang yang telah melampaui batas sebagaimana
maksud dari ayat ini Hanya saja penulis melihat bahwa Quraish
Shihab mengedepankan sikap bijaksana dan menjelaskan maksud
lemah lembut dengan ucapan yang sopan dan tidak menyakitkan hati
lawan sedangkan Buya Hamka menjelaskan bahwa makna lemah
lembut di sini ialah perkataan penuh kedamaian Artinya untuk
menghadapi orang yang melampaui batas maka seorang dai harus
bijak dalam menguraikan kata-kata yang sopan penuh kedamaian dan
yang pasti tidak menyakitkan hati lawan Dalam metode dakwah ini
bisa dilihat bahwa qaulan layyinan yang dimaksud ditujukan kepada
manusia yang sangat melampui batas kedurhakaan kepada Allah Jika
dengan manusia yang sedemikian durhaka Allah memerintahkan
dakwah dengan lemah lembut apalagi dengan manusia yang tidak
melampaui batas yang masih dalam batas kewajaran manusia
Kata-kata lembut tidak akan membuat orang bangga dengan
dosanya tidak membangkitkan kesombongan palsu yang menggelora
di dada para tiran Kata-kata lembut berfungsi untuk menghidupkan
hati sehingga ia menjadi sadar dan takut akan dampak dari tirani
mereka82
Hal ini juga dijelaskan dalam tafsir Muyassar bahwa
dengan tutur kata yang lembut dan baik dakwah bisa diterima
Karena kewajiban para dai adalah bersikap lemah lembut dalam
menyampaikan dakwah83
82
Sayid Quthb Tafsir Fi Zhilalil Qur`an terj As`ad Yasin h 329
83`Aidh al-Qarni Tafsir Muyassar 2 terj Tim Qisthi Press (Jakarta Timur Qisthi
Press 2008) Cetke-I h 615
105
D Implementasi Terhadap Dakwah Saat Ini
Implementasi adalah penerapan dari metode atau ayat yang
telah dibahas dalam dakwah saat ini di Indonesia Secara garis besar
dari ketiga ayat yang telah dijelaskan di atas bisa kita simpulkan
bahwa adanya kewajiban atau keharusan berdakwah yang
disampaikan dalam surat Ali Imran ayat 104 an-Nahl 125
menjelaskan tentang tiga metode dakwah yang diajarkan kepada
Nabi Muhammad Saw dan pada surat Thacirchacirc 43-44 menjelaskan
tentang metode dakwah atau cara mengingatkan kepada seseorang
yang telah melampaui batas atau kedurhakaan kepada Allah Artinya
keharusan berdakwah yang disampaikan tidak semata-mata tanpa
tujuan dan tuntunan dari Allah Oleh karena itu para dai tidak perlu
khawatir ketika melakukan dakwah karena Allah telah memberikan
petunjuk dan ajaran melalui Al-Qur`an yang telah dilakukan oleh
para Nabi dan Rasul terdahulu Sehingga semua kisah yang
dijelaskan bisa menjadi referensi bagi pada pelaku dakwah untuk bisa
melaksanakan dakwah yang telah diperintahkan
1 Lembaga atau kelompok dakwah yang khusus melaksanakan
kegiatan dakwah
Jika dilihat pada saat ini sudah banyak sekali lembaga dakwah
atau sekelompok masyarakat yang melaksanakan kegiatan dakwah
sesuai dengan tujuan masing-masing kelompok dakwah Setiap
kelompok dakwah mampu masuk kedalam lorong masyarakat
menyampaikan pesan dakwah melalui media yang digunakan agar
pesan itu bisa tersampaikan
Organisasi sebagai perkumpulan manusia yang ingin bekerja
sama dan terikat dengan aturan yang disepakati lebih memungkinkan
untuk dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan besar dan berdampak
106
luas Dakwah sebagai pekerjaan besar dan penting sangat tepat
dilakukan melalui organisasi untuk memperoleh hasil yang
memuaskan
Adapun lembaga atau kelompok dakwah yang berkembang di
Indonesia saat ini diantaranya yaitu
1 Muhammadiyah
Muhammadiyah didirikan di Yogyakarta 18 November 1912
atau bertepatan dengan 8 Zulhijjah 1330 H oleh Kiai Haji Ahmad
Dahlan Latar belakang berdirinya organisasi ini antara lain ingin
membangun umat Islam yang sangat tertinggal dalam berbagai
aspek dan dominasi serta himpitan dari colonial belanda Ahmad
Dahlah menginginkan kaum Muslimin memiliki kebanggan
dalam beragama Sementara pada waktu itu umat Islam dalam
keterbelakangan kebodohan dan kemiskinan Pada sisi lain umat
Islam yang terpelajar malu menunjukkan identitas
keislamannya84
Muhammadiyah mengatakan masalah dakwah merupakan hal
yang sangat pokok Maksud dan tujuan pendirian persyarikatan
tersebut ialah untuk menegakkan dan menjunjung tinggi agama
Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-
benarnya Bahwa harus diakui Muhammadiyah telah berkiprah
dengan sangat baik dalam harakah dakwah maupun dalam
merumuskan konsep dakwah Dari sisi harokah maupun dalam
merumuskan konsep dakwah Dari sisi harakah Muhammadiyah
telah membangun pendidikan dari tingkat taman kanak-kanak
84
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 176
107
hingga perguruan tinggi Selain itu juga memiliki amal usaha
seperti panti asuhan rumah jompo rumah sakit dan lain-lain85
Adapun upaya Muhammadiyah untuk menyebarkan ajaran
Islam dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu86
Pertama menyelenggarakan sekolah sendiri yang mengajarkan
ilmu umum seperti sekolaj lain ditambah dengan ilmu agama
Islam Berbeda dengan pengajaran agama islam yang secara
umum berlangsung pada waktu itu Muhammadiyah
mengembangkan sistem sekolah yang diyakini sebagai suatu hal
yang efektif dan efisien dalam pengajaran agama Islam
Dinamika dan perubahan yang terjadi dalam masyarakat pribumi
perlu diantisipasi dengan mengajarkan ilmu agama Islam dan
ilmu umum secara bersama-sama kepada murid sekolah
Muhammadiyah
Kedua mengadakan kursus agama Islam dan propaganda dalam
bentuk pertemuan-pertemuan informal sebagai kelanjutan dari
kegiatan kelompok pengajian yang telah dirintis oleh Ahmad
Dahlan sebelumnya Setelah dilakukan propaganda para hadirin
dianjurkan untuk membentuk perkumpulan dan mengadakan
pertemuan rutin untuk mempelajari agama Islam
Ketiga mendirikan memelihara membantu penyelenggaraan
tempat berkumpul dan masjid yang dipergunakan untuk berbagai
kegiatan yang berhubungan dengan agama Islam Jika di suatu
lingkungan anggota Muhammadiyah belum terdapat masjid
Muhammadiyah berusaha mendirikan masjid atau tempat sejenis
85
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 176 86 Syarifuddin Jurdi dkk 1 Abad Muhammadiyah (Jakarta PT Kompas Media
Nusantara 2010) Cet Ke-I h 40-45
108
seperti Surau Musala atau langgar Apabila suatu lingkungan
sudah terdapat masjid Muhammadiyah membantu memelihara
dan mengaktifkan salat berjamaah dan pengajaran agama Islam
Usaha yang dilakukan ini telah mendorong orang untuk
memberikan bantuan dana termasuk juga mewakafkan tanah
mereka
Keempat Muhammadiyah melakukan penyebaran pengajaran
agama Islam melalui tulisan sesuai dengan perkembangan dalam
bidang pendidikan dan penerbitan Muhammadiyah mencetak
selebaran yang berisi doa sehari-hari jadwal salat jadwal puasa
Ramadan dan masalah agama yang lain Muhammadiyah juga
menerbitkan buku yang berhubungan dengan agama Islam
Buku-buku yang diterbitkan meliputi masalah fikih akidah
tajwid dan hadis Selain buku pengetahuan Islam tingkat dasar
Muhammadiyah juga menerbitkan terjemahan buku untuk
pengajian tingkat lanjut bagi orang tua
Keseluruhan kegiatan yang dilakukan Muhammadiyah dalam
penyebaran ajaran agam Islam merupakan dasar pembentukan
berbagai bagian dalam struktur organisasi Muhammadiyah pada
masa selanjutnya Penyelenggaraan sekolah merupakan dasar dari
bagian sekolahan sementara penyelenggaraan propaganda
(penyebarluasan) dan kursus sebagai dasar pembentukan bagian
Tablig Upaya Muhammadiyah mendirikan memelihara dan
membantu penyelenggaraan masjid dan tempat berkumpul
menjadi dasar pembentukan urusan pembangunan gedung dan
pengadaan perlengkapan yang dikenal sebagai bagian Yayasan
109
Sementara usaha penerbitan yang dilakukan merupakan dasar
pembentukan bagian Taman Pustaka87
Bisa disimpulkan bahwa Muhammadiyah sangat aktif dalam
melakukan gerakan dakwah baik dakwah bil lisan Bil Qolam dan
Bil hal Muhammadiyah mampu memasuki ruang-ruang dan
kekosongan dakwah sehingga mampu diaktifkan oleh
Muhammadiyah dan diterima oleh masyarakat Jika dihubungkan
dengan ayat metode dakwa yang dibahas maka Muhammadiyah
telah mengamalkan apa yang disampaikan dalam ayat dakwah
tersebut Hal ini sesuai dengan tujuan dibentuknya
Muhammadiyah yaitu untuk melepaskan agama Islam dari adat
kebiasaan jelek yang tidak berdasarkan Al-Qur`an dan Hadis
2 Nahdlatul Ulama (NU)
Organisasi ini didirikan 31 Januari 1926 di Kota Surabaya
Jawa Timur Dua tokoh utama pemebntukan NU yaitu KH
Hasyim Asy`arid an KH Wahab Hasbullah Latar belakang
berdirinya NU dimulai dari kegiatan diskusi Taswirul afkar
(potret pemikiran) yang dibentuk oleh KH Abdul Wahab
Hasbullah dan KH mas Mansur Dari kegiatan diskusi taswirul
Afkar inilah kemudian dibentuk organisasi yang diberi nama
Jam`iyyah Nahdlatul Watahan (Perkumpulan Kebangkitan Tanah
Air) Organisasi tersebut bertujuan untuk memperluas dan
mempertinggi mutu pendidikan madrasah88
Kelahiran NU diwarnai oleh ketegangan di kalangan umat
Islam Indonesia sendiri konsep-konsep yang berbeda dalam
87
Syarifuddin Jurdi dkk 1 Abad Muhammadiyah (Jakarta PT Kompas Media
Nusantara 2010) Cet Ke-I h 46
88 Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 177
110
menafsirkan ajaran Islam yang tercermin dalam praktik agama
Islam menciptakan dikotomi tertentu di kalangan umat Islam
Indonesia pada waktu itu89
NU menetapkan bahwa organisasi ini ditujukan untuk ulama
demi kemajuan dan kepentingan kesejahteraan masyarakat Islam
Untuk mencapai tujuan itu NU membuat usaha-usaha berikut90
a Memperbaiki hubungan antar ulama yang mengikuti salah
satu dari empat mazhab
b Memastikan apakah kitab-kitab sebelumnya yang digunakan
dalam mengajar adalah kitab yang mengandung ajaran-ajaran
Ahlussunnah wal jamaah ataukah ajaran-ajaran ahli bid`ah
c Melakukan upaya untuk meningkatkan sekolah-sekolah Islam
d Terus mempertahankan masjid-masjid surau-surau dan
pesantren-pesantren mengurus anak yatim serta orang-orang
miskin
e Mendirikan organisasi-organisasi yang berfungsi untuk
mengembangkan pertanian-pertanian dan perdagangan serta
mendirikan perusahaan yang tidak dilarang ajaran Islam
f Mempertahankan Ahlussunnah wal jamaah Aswaja adalah
konsep agama yang dianut oleh NU Konsep ini pertama
kalinya dinyatakan oleh pendiri NU di Surabaya Aswaja pada
umumnya berarti pengikut Nabi Muhammad Saw dengan
menyatakan diri sebagai para pengikut tradisi Nabi dan ijma
secara eksplisit kyai-kyai berbeda pandangan dari kaum
89
Phil Gustiana Isya Marjani Wajah Toleransi NU terj Iwan Febrianto (Jakarta
PT Semesta Rakyat Merdeka 2012) Cetke-I h 31
90 Phil Gustiana Isya Marjani Wajah Toleransi NU terj Iwan Febrianto (Jakarta
PT Semesta Rakyat Merdeka 2012) Cetke-I h 40
111
modernis yang hanya mengakui untuk mengikuti Al-Qur`an
dan hadis serta menolak ijma`
3 Al-Washliyah
Al-Washliyah adalah sebuah organisasi yang bergerak dalam
bidang sosial keagamaan di Indonesia Organisasi ini didirikan di
Medan Sumatera Utara pada 30 November 1930 bertepatan
dengan 9 Rajab 1439 H Al-Wasliyah didirikan atas inisiatif
sekelompok siswa Maktab Islamiyah Tapanuli Medan yang
tergabung dalam kelompok diskusi yang diberi nama Debating
Club Kelompok ini di dalam setiap diskusi selain membahas
pelajaran-pelajaran sekolah juga membahas masalah-masalah
sosial kemasyarakatn Kemudian memutuskan untuk mendirikan
suatu organisasi yang dapat menampung dan melaksanakan cita-
cita yang mereka diskusikan selama ini
Tujuan utama mendirikan organisasi Jam`iyatul Washliyah
adalah untuk mempersatukan umat yang terpecah belah dan
berbeda pandangan91
Program kerja dan tujuan dari organisasi adalah untuk
mempersatukan paham keagamaan umat Islam mendirikan
lembaga-lembaga pendidikan menegakkan amar makruf nahi
mungkar melaksanakan dakwah Islamiyah dan mengadakan
Taman bacaan umum Dalam bidang dakwah kegiatan Al-
Wasliyah antara lain mengirim dai ke berbagai daerah terpencil
terutama ke kabupaten karo Nias dan Mentawa Program
91
Rizem Aidit Sejarah Peradaban Islam Terlengkap (Yogyakarta DIVA Press
2015) Cet Ke-I h 510
112
tersebut mendapat dukungan moril dan materil dari banyak
pihak92
Dari pemaparan di atas penulis melihat bahwasanya Al-
Wasliyah lebih aktif dalam dakwah bil hal seperti mendirikan
lembaga pendidikan membangun taman bacaan umum dan juga
mengirim delegasi dai ke pelosok daerah yang masih sangat
membutuhkan ajaran agama Islam Selain itu juga gerakan
dakwahnya didukung oleh berbagai pihak sehingga secara dana
bisa terpenuhi dan tidak menghambat rencana dakwah yang tekag
dibentuk dan diprogramkan
4 Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII)
Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia yang disingkat dengan
DDII didirikan di Jakarta pada tahun 1967 oleh MNatsir (w
1993) bersama tokoh Islam lainnya93
Pendiri Dewan Dakwah merupakan tokoh masyumi dan
mereka berpandangan bahwa politik dan dakwah tidak dapat
dipisahkan Politik yang dilakukan oleh Dewan Dakwah adalah
politik amar makruf nahi mungkar Untuk pengembangan dakwah
di seluruh tanah air berupaya membentuk cabang Dewan
Dakwah di seluruh wilayah Hal ini dimaksudkan agar dakwah
dapat menyentuh berbagai lapisan masyarakat Islam Indonesia
Sumber dana organisasi merupakan infak zakat dan sedekah
yang dikumpulkan dari para muhsinin94
92
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 177-178 93
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 179-180 94
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 179-180
113
Sampai sejauh ini dewan dakwah terus menerus mendidik
umat melalui para dai yang ditempatkan hampir di seluruh
pelosok tanah air mulai dari kota sampai ke desa-desa terpencil
daerah transmigrasi Suku terasing dan daerah terpencil lainnya
Dalam memaksimalkan peran Dewan Dakwah ada dua sasaran
utama Pertama meningkatkan kualitas dakwah yang mencakup
persoalan penyempurnaan sistem sarana dan prasarana
peningkatan teknik komunikasi terutama dalam menghadapi
tantangan dari pihak luar Islam Kedua perencanaan dan
manajemen dakwah yang mencakup persoalan penelitian dakwah
dan kerja sama dengan berbagai pihak dalam upaya
meningkatkan kualitas Islam95
Usaha yang dilakukan Yayasan Dewan Dakwah Islamiyah
Indonesia dalam kepedulian untuk mewujudkan kehidupan umat
Islam yang unggul dalam intelektual dan spiritual secara integral
dalam naungan Al-Qur`an dan Sunnah Usaha yang dilakukan
adalah mencerdaskan umat melalui peningkatan kualitas dai
dengan menyelenggarakan program pendidikan sarjana melalui
lembaga Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Mohammad
Natsir Lulusan STID Mohammad Natsir diharapkan dapat
menjadi pemimpin umat yang mampu mengintegrasikan nilai-
nilai Islam untuk pembangunan umat Dalam memberikan
wawasan keilmuan STID menekankan pada ilmu Dakwah dan
Ushuluddin juga pada bahasa dan sastra96
95
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 180 96
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 180-181
114
Penulis melihat bahwasanya DDII sangat menyiapkan dai
dalam proses penyebaran Islam sesuai dengan Surah Ali-Imran
ayat 104 di mana sekelompok orang yang melakukan gerakan
dakwah harus terlebih dahulu memiliki kesadaran beragama
sebagaimana yang diungkapkan oleh Buya Hamka Dengan
pengetahuan agama yang dimiliki maka akan mampu menghadapi
segala rintangan dalam berdakwah Selain itu juga DDII
melakukan dakwah bil hal dengan mendirikan Sekolah untuk
kepentingan dan penyiapan dai dalam berdakwah
Jika dilihat dari empat organisasi Islam yang penulis
paparkan maka semua organisasi tersebut bergerak sesuai dengan
ayat yang telah penulis paparkan dan juga menggunakan metode
yang sesuai dengan apa yang telah di jadikan acuan dalam
berdakwah
2 Peranan organisasi Islam di Indonesia
Adapun peran organisasi Islam di Indonesia yaitu97
a Melakukan pemurnian akidah
b Membentengi umat Islam agar berpegang teguh pada akidah
c Membentengi umat Islam dari serangan kristenisasi
d Mengarahkan umat Islam kepada peningkatan keilmuan umat
agar bisa membela Islam sekaligus menjaga identitas Islam
e Menyelamatkan umat Islam dari rencana-rencana penyebaran
aliran-aliran sesat sekaligus menghadapi mereka dengan cara
yang legal berusaha menyingkap tujuan merea dan
membedah kesalahan ideology mereka
97
Rizem Aidit Sejarah Peradaban Islam Terlengkap h 511
115
f Melakukan pemyadaran kepada umat Islam mengenai bahaya
dan kesalahan keyakinan aliran-aliran sesat
g Membentengi semua kalangan baik orang dewasa generasi
muda maupun anak-anak yang menjadi incaran budaya
pendatang yang mengajak kepada permisifme dan
memberontak terhadap nilai-nilai akhlak yang luhur serta
mendorong terjadinya kekerasan tindak kejahatan dan
perilaku amoral lainnya
h Meningkatkan kualitas hidup umat Islam dalam bidang
agama pendidikan ekonomi sosial dan budaya
3 Metode-metode dakwah
Metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk
mencapai tujuan98
Metode dakwah adalah cara-ara tertentu yang
dilakukan oleh seorang dai kepada mad`u untuk mencapai suatu
tujuan atas dasar hikmah dan kasih sayang99
Adapun metode
dakwah yang berkembang saat ini di antaranya yaitu
a Metode ceramah
Adapun metode ceramah yang berkembang saat ini di
Indonesia yaitu dengan memanfaatkan teknologi yang
semakin canggih Dengan menggunakan youtobe maka
dakwah sudah bida dilakukan dan disebarluaskan kepada
masyarakat sehingga pesan dakwah tetap tersampaikan lewat
media tanpa bertatap muka
Untuk mendukung adanya perubahan dalam
berdakwah maka para dai perlu terus menerus meningkatkan
wawasan ilmu dan kemampuan teknis yang diperlukan dalam
98
Moh Ardani Memahami Permasalahan Fikih Dakwah (Jakarta Mitra Cahaya
Utama 2006) Cet Ke-I h 23 99
Moh Ardani Memahami Permasalahan Fikih Dakwah h 24
116
dakwah Apalagi pada era reformasi seperti sekarang ini
kemampuan dai dalam mengoperasikan computer merupakan
prasyarat yang tidak bisa ditawar-tawar Dengan computer
dan internet maka dai bisa menulis menyimpan dan juga
menyampaikan pesan dakwah melalui alat tersebut100
b Metode Tanya jawab
Dengan metode Tanya jawab ini sangat memberikan
kesempatan kepada khalayak mad`u untuk bisa menanyakan
apa yang belum dipahami oleh mad`u sehingga kegiatan
dakwah bisa terlaksana dengan efektif
c Metode dakwah bilqalamtulisan
Dakwah dengan tulisan juga adalah salah satu metode
yang bisa digunakan oleh para dai untuk memberikan pesan-
pesan dakwah kepada masyarakat di mana tulisan ini bisa
dibaca di mana dan kapan saja oleh khalayak mad`u
Dari analisis penelitian terkait metode dakwah dalam
Al-Qur`an menurut Quraish Shihab dan Buya Hamka maka
penulis menyimpulkan bahwa lembaga dakwah yang telah
disebutkan di atas melakukan gerakan dakwah sesuai dengan
apa yang disampaikan dalam Al-Quran dari ayat yang diteliti
baik secara metode dakwah yang digunakan serta bentuk
metode dakwah yang digunakan untuk menyampaikan pesan
dakwah Ini dilihat dari bagaimana setiap lembaga melakukan
dakwah dengan mengisi setiap peluang untuk memberikan
atau menyampaikan dakwah lewat metode yang sesuai
100
Abdul basit Dakwah Cerdas di Era Modern Vol 03 Nomor 01 Juni 2013
httpswwwgooglecomsearchq=metode+dakwah+yang+berkembang+di+Indonesiaampoq=
metode+dakwah+yang+berkembang+di=ampaqs=chrome Diakses 24 Juli 2019
117
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya sesuai dengan
rumusan masalah yang telah diangkat dan ditetapkan oleh penulis di
awal pembahasan skripsi ini dapat penulis tarik kesimpulan sebagai
hasil penelitian sebagai berikut
1 Metode dakwah dalam surat Ali Imran ayat 104
Menurut pandangan Quraish Shihab ayat ini menjelaskan
tentang kewajiban dakwah bagi setiap muslim dan juga harus adanya
golongan khusus yang melakukan gerakan dakwah karena manusia
adalah makhluk yang perlu untuk selalu diingatkan Begitu pula
dengan Buya Hamka yang menjelaskan bahwa harus adanya
kelompok yang khusus bergerak dalam bidang dakwah demi menjaga
nikmat islam yang Allah berikan serta tidak menutup kewajiban bagi
setiap muslim Dalam ayat ini dari kedua penafsiran mufasir dapat
disimpulkan bahwa kewajiban berdakwah itu adalah untuk seluruh
umat muslim dan perlu adanya kelompok khusus dalam melakukan
gerakan dakwah
Quraish Shihab menjelaskan bahwa dakwah harus
disampaikan dengan cara persuasif dan ajakan yang baik Karena
pada hakikatnya dakwah bersifat mengajak menyeru dan memanggil
kepada kebaikan Bukan memaksa orang lain dengan cara yang tidak
baik Jadi dakwah itu kewajiban setiap muslim dan harus
disampaikan dengan cara yang baik
2 Metdode dakwah dalam surat An-Nahl ayat 125
Metode dakwah yang disampaikan dalam ayat ini ada tiga
yaitu hikmah mau`izhah al-hasanah dan jidal Dalam menafsirkan
118
ayat ini kedua mufassir tidak jauh berbeda hanya memiliki beberapa
perbedaan pada konteks tertentu Masing-masing metode dakwah
disesuaikan dengan kondisi mad`unya Quraish Shihab menjelaskan
Hikmah ialah sikap bijaksana yang disampaikan dengan dialog yang
baik Mau`izhah Hasanah adalah uraian yang menyentuh hati dan
jidal adalah diskusi atau bukti yang mematahkan alasan mitra diskusi
Buya Hamka menjelaskan bahwa hikmah tidak hanya dalam
bentuk dialog tetapi juga termasuk hikmah dalam bentuk tindakan
dan sikap hidup Mau`izhah hasanah ialah pengajaran yang baik
diiringi uraian menyentuh hati penuh kedamaian dan disampaikan
dengan baik dalam bentuk nasihat Dan jidal adalah bantahan atau
membantah suatu polemic dengan cara yang baik
Persamaan kedua mufassir yaitu adanya tiga metode dakwah
dalam ayat ini yaitu hikmah mau`izhah hasanah dan jidal Sedangkan
perbedaan kedua mufassir adalah pada adanya pembagian mad`u
dakwah sesuai dengan metode dakwah Jadi dalam ayat ini ada tiga
metode dakwah yang Allah sampaikan dan juga karakteristik mad`u
yang dijelaskan mufasir sesuai dengan metode yang digunakan
3 Metode dakwah dalam surat Thacirchacirc ayat 43-44
Dalam ayat ini menjelaskan bagaimana seharusnya metode
dakwah yang digunakan dengan sikap bijaksana dan lemah lembut
dan tidak menyakitkan hati sasaran dakwah walaupun sasaran
dakwah adalah orang yang telah melampaui batas dan sangat durhaka
terhadap perintah Tuhan Quraish Shihab menjelaskan bahwa
perlunay sikap bijaksana dalam dakwah yang ditandai dengan ucapan
yang sopan dan tidak menyakitkan
Buya Hamka menjelaskan bahwa dakwah kepada yang
melampaui batas harus dimulai dengan lemah lembut dan penuh
119
kedamaian Kedua mufasir memiliki persamaan dengan menjelaskan
bahwa dakwah kepada orang yang melampui batas harus dengan
lemah lembut dan ucapan yang tidak menyakitkan hati lawan
Dari ketiga ayat ini penulis menyimpulkan bahwa dakwah
harus disampaikan dengan cara terbaik Dakwah juga harus
disampaikan sesuai dengan karakteristik mad`u agar pesan yang
disampaikan bisa diterima Dengan manusia yang durhaka sekalipun
dakwah harus disampaikan dengan baik yaitu lemah lembut Artinya
dengan cara terbaik yang digunakan oleh dai diharapkan mampu
mempengaruhi mad`u dakwah untuk mengikuti apa yang
disampaikan dalam pesan dakwah
4 Metode dakwah yang digunakan oleh lembaga atau pelaku
dakwah saat ini jika dihubungkan dengan apa yang dijelaskan dalam
Al-Qur`an maka dakwah tersebut sudah dilakukan sesuai dengan
ajaran Al-Qur`an Dakwah harus disampaikan dengan cara yang baik
disesuaikan dengan mad`u dakwah serta lemah lembut meski kepada
orang yang durhaka Lembaga dakwah sangat peka dalam
menindaklanjuti masalah yang sedang dihadapi oleh masyarakat
Selain itu juga lembaga atau pelaku dakwah telah menerapkan
dakwah secara lisan tulisan dan juga tindakan dalam bentuk
kegiatan
B Saran
Penelitian yang dilakukan oleh penulis bukanlah penelitian
yang bersifat selesai atau akhir Kajian tafsir masih bisa terus diteliti
karena akan terus berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu
yang ada Penulis berharap penelitian ini bisa bermanfaat bagi
Akademik dan juga peneliti selanjutnya yang akan meneliti kajian
tafsir dengan objek penelitian yang sama sehingga kajian ini akan
120
terus berkembang seiring berkembangnya ilmu tafsir di Indonesia
Peneliti selanjutnya bisa meneliti bagaimana kegiatan dakwah dengan
metode yang ada dalam Al-Qur`an dan penerapannya secara
menyeluruh sesuai dengan isu-isu yang berkembang
121
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Aal asy-Syeikh Tafsir
Ibnu Katsir terj Abdul Ghaffar Bogor Pustaka Imam Syafi`I 2001
Abdurrahman Syaikh bin Nashir as-Sa`di Tafsir Al-Qur`an I terj M Iqbal
dkk Jakarta Darul Haq 2017
AiditRizem Sejarah Peradaban Islam Terlengkap Yogyakarta DIVA Press 2015
AnwarMauluddin dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab
Tangerang Lentera Hati 2015
Arippudin Acep Pengembangan Metode Dakwah Jakarta Rajagrafindo
Persada 2011
Ardani Moh Memahami Permasalahan Fikih Dakwah Jakarta Mitra
Cahaya Utama 2006
AzizMoh Ali Ilmu Dakwah JakartaKencana 2017
Baidan Nashruddin Aziz Erwati Metodolgi Khusus Penelitian Tafsir
Yogyakarta Pustaka Pelajar2016
Basit Abdul Wacana Dakwah Kontemporer Purwokerto STAIN
Purwokerto Press 2006
Djaelani M Anwar 50 Pendakwah Pengubah Sejarah Yogyakarta Pro-U
Media 2016
Effendi Djohan Pesan-Pesan Al-Qur`an Mencoba Mengerti Intisari Kitab
Suci Jakarta PT Serambi Ilmu Semesta 2012
Faizah Muchsin Effendi Lalu Psikologi Dakwah Jakarta Prendamedia
Group 2018
Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah
terj Beni Sarbeni Jakarta Darul Haq 2008
GulenFethullah Dakwah Jalan Terbaik Dalam Berpikir Dan Menyikapi
Hidup Jakarta PT Gramedia 2011
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I Jakarta Pustaka Panjimas 1985
______ Tafsir Al-Azhar Juzu` IV Jakarta PT Pustaka Panjimas 1987
122
______ tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV Jakarta PT Pustaka Panjimas
1983
______ Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI Jakarta PT Pustaka Panjimas 1994
______ Tasawuf Modern Jakarta Republika 2015
HamkaRusydi Pribadi dan Martabat Buya Hamka Bandung PT Mizan
Publika 2017
al-Halabi Mustafa Al-Babi Tafsir Al-Maraghi terj Ahmad Mustafa Al-
Maraghi Semarang Toha Putra Semarang 1993
HamkaIrfan Ayah Kisah Buya Hamka JakartaRepublika 2018
HefniHarjani Komunikasi Islam Jakarta Prenadamedia Group 2017
Hidayati Husnul Metodologi tafsir Kontekstual Al-Azhar Karya Buya
Hamka Jurnal Ilmu Al- Qur`an dan Tafsir Vol 1 No 1
Januari-Juni 2018
Husain Fadhlullah Muhammad Metodologi dakwah dalam Al-Quran
terjTarmana Ahmad Qosim Jakarta Lentera 1997
IsmailAIlyas HotmanPrio Filsafat Dakwah Islam Jakarta Prenadamedia
Group 2011
Izzan Ahmad Metodologi Ilmu Tafsir Bandung Tafakur 2011
Jabir Al-JAzari Syaikh Abu Bakar Tafsir Al-Qur`an Al-Aisar terj
MAzhari Hatim dan Abdurrahim Mukti Jakarta Darus Sunnah
Press 2011
JurdiSyarifuddin dkk 1 Abad Muhammadiyah Jakarta PT Kompas Media
Nusantara 2010
Mahmud Ahmad Dakwah Islam Bogor Thariqul Izzah 2011
MarjaniPhil Gustiana Isya Wajah Toleransi NU terj Iwan Febrianto Jakarta PT
Semesta Rakyat Merdeka 2012
MuhyiddinAsep dkk Kajian Dakwah Multiperspektif Bandung Remaja
Rosdakarya 2014
123
Mustaqim Abdul Metode Penelitian Al-Qur`an dan Tafsir Yogyakarta
Idea Press 2015
MulyanaDeddy Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Bandung Remaja
Rosdakarya 2016
M Yusuf Kadar Studi Al-Qur`an Jakarta Amzah 2012
M Munir Ilaihi Wahyu Manajemen Dakwah Jakarta Prenadamedia
Group 2015
M Munir Metode Dakwah Jakarta Prenadamedia Group 2015
Munir Amin Samsul Ilmu Dakwah Jakarta Amzah 2009
Omar Toha Yahya Ilmu Da`wah Jakarta Widya Karsa Pratama 1992
Panuju Redi Pengantar Studi (Ilmu ) Komunikasi Jakarta Prenadamedia
Group 2018
Syeikh Maulana Arabi Khariri Dakwah Cerdas Yogyakarta Laksana
2007
Sadiah Dewi Metode Penelitian Dakwah Remaja Rosdakarya Bandung
2015
SantanaK Septiawan Menulis Ilmiah Metodologi Penelitian Kualitatif
Jakarta Yayasan Pustaka Obor Indonesia 2007
SuharsaputraUhar Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Tindakan
Bandung PT Refika Aditama 2014
Sanjaya Wina Penelitian Pendidikan Jenis Metode dan Prosedur Jakarta
Prenadamedia Group 2014
Saputra Wahidin Pengantar Ilmu Dakwah Jakarta Rajwawali Press 2012
SuhandangKustadi Ilmu Dakwah Perspektif Komunikasi Bandung Remaja
Rosdakarya 2013
Shihab M Quraish Membumikan Al-Qur`an Bandung Mizan 1993
______ Membumikan Al-Qur`an jilid 2 Ciputat Lentera Hati 2010
124
______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol I Jakarta Lentera Hati 2012
______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an Vol 2
Jakarta Lentera Hati 2012
______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al- Qur`an Vol6
Jakarta Lentera Hati 2009
______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 7 Jakarta Lentera
______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al- Qur`an Jakarta
Lentera Hati 2012
Saifuddin Wardani Tafsir Nusantara Yogyakarta LKiS 2017
SuryadilagaM Alfatih dkk Metodologi Ilmu Tafsir Bandung Teras 2005
Syekh M abu al-Fatah Al-bayanuiy Ilmu Dakwah Prinsip Kode etik dalam
berdakwah menurut Al-Quran dan As-Sunnah terj Dedi Junaedi
Jakarta Pressindo 2010
al-QarniAidh Tafsir Muyassar 1 terj Tim Qisthi Press Jakarta Timur
Qisthi Press 2008
______ Tafsir Muyassar 2 terj Tim Qisthi Press Jakarta Timur Qisthi
Press 2008
Quthb Sayyid Tafsir Fi Zhilalil Qur`an terj As`ad Yasin dkk Jakarta
Gema Insani 2004
Rubiyanah dan Masturi Ade Pengantar Ilmu Dakwah Jakarta Lembaga
Penelitian UIN Syarif Hidayatullah
al-Wa`iy Taufik Dakwah ke Jalan Allah terj Muhith Mishaq Jakarta
Robbani Press 2010
Yakan Fathi Problematik Dakwah dan Para Dai Penerjemah Darsim
Ermaya Imam Fajarudin Solo Era Intermedia 2004
Yusuf Al-Qaradhawi Retorika Islam Bagaimana Seharusnya Menampilkan
wajah Islam terj Abdillah Noor Ridlo Jakarta Pustaka Al-Kautsar
2004
125
az-Zuhaili Wahbah Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid
7 Depok Gema Insani 2014
______ Tafsir Al-Wasith terj Muhtadi dkk Depok Gema Insani 2013
Jurnal
Aulia Rizki Intan ldquoMetode Dakwah Mauizhah Hasanah dalam Program
acara Mufasir di Kompas TV Jawa Tengahrdquo Jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi
UIN Walisongo Semarang 2018
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_02C5ampq=metode+da
kwah+mauizhah+hasanah+dalam+program+acara+ampbtnG= diakses
pada 7 Juli 2019
BasitAbdul ldquoDakwah Cerdas di Era Modernrdquo Vol 03 Nomor 01 Juni
2013 httpswwwgooglecomsearchq=metode+dakwah+yang+berkemba
ng+di+Indonesiaampoq=metode+dakwah+yang+berkembang+di=ampaqs
=chrome Diakses 24 Juli 2019
Hadi Sopyan Konsep Sabar Dalam Al-Qur`an Jurnal Madani Vol 1 No
2 September 2018
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Jurnal
+sopyan+hadi +Konsep+sabar+dalam+alquran+ampbtnG= diakses
pada 8 Juli 2019
IsmatullaohAM Metode Dakwah Dalam Al-Quran (studi penafsiran
Hamka terhadap QS An- Nahl125) Lentera Vol IXX No 2
Desember 2015
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metod
e+dakwah+dalam+alquran+studi+Penafsiran+hamkaampbtnG=d=gs_
qabsampu=23p3D32IV1tph8IkJ diakses 8 Juli 2019
Karlina Lina ldquoMetode Dakwah Para Dai Dalam Menyampaikan Pesan-
Pesan Keagamaan Di Kecamayan Lampihong Kabupaten
Balangan jurusan Komunikasi Penyiaran Islam fakultas dakwah
dan komunikasi IAIN Antasarirdquo 2016
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=skripsi
+metode+dakwah+dalam+menyampaikan+pesan+keagamaan+di+ke
camatan+lampihong+kabupa ten+balanganampbtnG=d=gs_qabsampu
=23p3D3X3kmQdtSWIJ diakses pada 7 Juli 2019
126
Munawir Kepemimpinan Non-Muslim dalam Tafsir AL-Misbah Karya M
Quraish Shihab Maghza Vol 2 No 2 Juli-Desember
2017
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Kepe
mimpinan+non
+muslim+dalam+tafsir+almisbah+ampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3
D7i95QmG50 RsJ diakses 12 Juli 2019
MuslimAdi Abdullah ldquoMetode Dakwah Dalam Pengajaran Nabi Perspektif
Hadisrdquo Jurnal Dakwah Vol 13 No1 25 Mei 2019
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metod
e+dakwah+dalam+Pengajaran+Nabi+Perspektif+hadisampbtnG=
diakses pada 7 Juli 2019
127
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Istiqomah dilahirkan di Kab Bengkalis Kec Bukit
Batu tepatnya di Desa Sukajadi pada tanggal 09 Mei
1998 Penulis merupakan anak kedua dari empat
bersaudara anak dari pasangan orang tua
Muhammad Yatim dan Suryani Ia menempuh
pendidikan di mulai dari SD 20 Sukajadi dilanjutkan
mondok di Pondok Pesantren Al-Amin Boarding
School Bengkalis selama enam tahun dengan
menyelesaikan pendidikan SMP dan SMA Sehingga akhirnya bisa
menempuh pendidikan kuliah di fakultas Ushuluddin dan Dakwah Institut
Ilmu Al-Qur`an (IIQ Jakarta) jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI)
Penulis aktif mengikuti kegiatan organisasi di lingkungan kampus
maupun di luar kampus Di antara organisasi kampus yang pernah diikuti
yaitu anggota Departemen Minat dan Bakat Badan Eksekutif Mahasisawa
(BEM) IIQ Jakarta periode 20152016 pernah menjadi anggota Departemen
Luar Negri Dewan Mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Dakwah (DEMA-
FUD) periode 20172018 dan terakhir ia menjadi Pimpinan Senat
Mahasiswa (SEMA) IIQ Jakarta periode 20182019 Selain itu juga ia pernah
menjadi wakil ketua umum Forum Ukhuwah Mahasiswa Sumatera
(FUMAS) periode 20172018 dan juga menjadi anggota Departemen
Keagamaan Ikatan Pemuda Mahasiswa Kabupaten Bengkalis (IPEMALIS)
Jakarta
Jadilah manusia yang bermanfaat dan jagalah akhlak diri di manapun
kita berada Dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung Akhir kata semoga
tulisan ini bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya Aamiin
x
3 Kata Sandang
a Kata sandang yang diikuti alif lam (ال) qamariyah
Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (ال) qamariyah
ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya Contoh
al-Madicircnah المدينة al-Baqarah البقرة
b Kaat sandang yang diikuti oleh alif-lam (ال) syamsiyah
Kata sandang yang diikuti oleh ali-lam (ال) syamsiyah
ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan
dan sesuai dengan bunyinya Contoh
as-Sayyidah السيدة ar-rajul الرجل
ad-Dacircrimicirc الدارمي asy-syams الشمس
c Syaddah (Tasydicircd)
Syaddah (Tasydicircd) dalam sistem aksara Arab digunakan lambang
( ) sedangkan untuk alih aksara ini dilambangkan dengan huruf
yaitu dengan cara menggandakan huruf yang bertanda tasydicircd
Aturan ini berlaku secara umum baik tasydicircd yang berada di
tengah kata di akhir kata ataupun yang terletak setelah kata
sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyah Contoh
Acircmannacirc billaacirchi امنا با لله
Acircmana as-Sufahacircˊu امن السفها ء
Inna al-ladzicircna اف الدين
wa ar-rukkaˊi كالركع
d Ta Marbucircthah (ة)
Ta Marbucircthah (ة) apabila berdiri sendiri waqaf atau diikuti oleh
kata sifat (naˊat) maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi
huruf ldquohrdquo contoh
xi
الفئدة al-Afˊidah
al-Jacircmiˊah al-Islacircmiyyyah الجامعةة السللامية
Sedangkan ta Marbucircthah (ة) yang diikuti atau disambung (di-
washal) dengan kata benda (ism) maka dialih aksarakan menjadi
hurif ldquotrdquo contoh
Acircmilatun Nacircshibahˊ عملة نا صبة
al-Acircyat al-Kubracirc الأية الكبػر
e Huruf Kapital
Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf kapital akan
tetapi apabila telah dialih aksarakan maka berlaku ketentuan
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) seperti
penulisan awal kalimat huruf awal nama tempat nama bulan
nama diri dan lain-lain Ketentuan yang berlaku pada PUBEI
berlaku pula dalam alih aksara ini seperti cetak miring (italic)
atau cetak tebal (bold) dan ketentuan lainnya Adapun untuk
nama diri yang diawali dengan kata sandang maka huruf yang
ditulis kapital adalah awal nama diri bukan kata sandangnya
Contoh
ˊAcirclicirc Ḫasan al-ˊAcircridh al-ˊAsqallacircnicirc al-Farmawicirc dan seterusnya
Khusus untuk penulisan kata Al-Qur`an dan nama-nama surahnya
menggunakan huruf capital Contoh
Al-Qur`an Al-Baqarah Al-Facirctiḫah dan seterusnya
xii
DAFTAR ISI
COVER DALAM i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ii
LEMBAR PENGESAHAN iii
PERNYATAAN PENULIS iv
MOTTO v
PERSEMBAHAN vi
KATA PENGANTAR vii
PEDOMAN TRANSLITERASI x
DAFTAR ISI xiii
ABSTRAK xv
BAB I PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah 1
B Permasalahan 9
1 Identifikasi Masalah 9
2 Pembatasan Masalah 10
3 Perumusan Masalah 10
C Tujuan Penelitian 11
D Manfaat Penelitian 11
E Tinjauan Pustaka 12
F Metode Penelitian 15
G Sistematika Penulisan 18
BAB II LANDASAN TEORI
A Pengertian Dakwah 19
B Hukum Berdakwah 21
C Fungsi Dakwah 24
xiii
D Tujuan Dakwah 26
E Metode Dakwah 28
F Sumber Metode Dakwah 40
G Bentuk-bentuk Metode Dakwah 42
H Faktor yang mempengaruhi pemilihan dan penggunaan metode
Dakwah 49
I Aplikasi Metode Dakwah Rasulullah 49
BAB III BIOGRAFI QURAISH SHIHAB DAN HAJI ABDUL MALIK
KARIM AMRULLAH (HAMKA)
A Profil M Quraish Shihab 51
B Profil Buya Hamka 58
BAB IV ANALISIS AYAT METODE DAKWAH
A Surat Ali Imran ayat 104 68
a Menurut M Quraish Shihab 68
b Menurut Hamka 73
B Surat An-Nahl ayat 125 80
a Menurut M Quraish Shihab 81
b Menurut Hamka 85
C Surat Thacirchacirc ayat 43-44 94
a Menurut M Quraish Shihab 95
b Menurut Hamka 99
D Implementasi Terhadap Dakwah 105
BAB V PENUTUP 117
A Kesimpulan 117
B Saran 119
DAFTAR PUSTAKA 121
DAFTAR RIWAYAT HIDUP 127
xiv
ABSTRAK
Istiqomah Metode Dakwah Dalam Al-Qur`an Surat Ali Imran 104 An-Nahl
125 dan Thaha 43-44 menurut pandangan MQuraish Shihab dan Hamka
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ushuluddin dan Dakwah
IIQ Jakarta 2019
Dakwah adalah salah satu aktivitas yang berusaha menyampaikan
pesan-pesan ilahi kepada manusia sehingga manusia bisa kembali kepada
Allah dan menjalankan apa yang diperintahkan Allah serta meninggalkan
larangannya Agar berdakwah bisa berjalan lancar dan tercapai apa yang
diharapkan maka diperlukan cara atau metode dakwah yang tepat sehingga
dakwah mencapai tujuannya Al-Qur`an adalah petunjuk bagi manusia
Sehingga dalam konteks dakwah sekalipun Allah telah menjelaskan
bagaimana metode dakwah yang harus digunakan oleh seorang dai dalam
berdakwah Banyak ayat Al-Qur`an yang berbicara tentang metode dakwah
diantaranya yaitu surat Ali-Imran ayat 104 an-Nahl ayat 125 dan Thacirchacirc ayat
43-44 Adapun maksud ayat ini akan lebih jelas lagi apabila dilihat dengan
penafsiran para ulama diantaranya yaitu tafsir Al-Misbah dan tafsir Al-Azhar
yang merupakan mufasir Indonesia yang sangat terkenal akan keilmuannya
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan teknik
studi kepustakaan Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan deskriptif
dengan berusaha menjelaskan pemikiran dan pandangan M Quraish Shihab
dan Hamka yang membahas tentang ayat metode dakwah sehingga akan
terlihat bagaimana kedua mufasir memandang ayat-ayat metode dakwah
tersebut
Hasil penelitian dari penafsiran Quraish Shihab dan Buya Hamka
kedua mufasir menjelaskan bahwa Kewajiban dakwah adalah bagi semua
umat muslim akan tetapi harus ada kelompok khusus yang menjadi inti
gerakan dakwah yang termaksud dalam surat Ali-Imran ayat 104 Lalu
metode dakwah yang disebutkan dalam an-Nahl ayat 125 yaitu metode
hikmah mau`izhah al-hasanah dan jidal Dan terakhir dalam surat Thacirchacirc
ayat 43-44 metode dakwah untuk para penguasa dijelaskan dengan
menggunakan kelemahlembutan agar hatinya bisa menerima dan diharapkan
mau mengikuti apa yang disampaikan dalam pesan dakwah
Kata kunci Dakwah Metode Dakwah Surat Ali-Imran An-Nahl
Thacirchacirc
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Dakwah hakikatnya adalah upaya untuk menumbuhkan
kecenderungan dan ketertarikan Menyeru seseorang pada agama
Islam maksudnya adalah berupaya untuk menumbuhkan
kecenderungan dan ketertarikan pada apa yang diserukan yakni
Islam Karenanya dakwah Islam tidak hanya terbatas pada aktivitas
lisan saja tetapi mencakup seluruh aktivitas lisan atau perbuatan
yang ditujukan dalam rangka menumbuhkan kecenderungan dan
ketertarikan pada Islam1Dakwah merupakan aktualisasi iman yang
mengambil bentuk berupa suatu sistem kegiatan manusia dalam
bidang kemasyarakatan yang dilaksanakan secara teratur untuk
memengaruhi cara merasa cara berpikir dan bersikap secara Islami
baik hiasan maupun perbuatan2
Di dalam Al-Qur`an kata dakwah dan berbagai bentuk
katanya ditemukan sebanyak 198 kali menurut hitungan Muhammad
Sulthon (20034) 299 kali menurut Muhammad Fu`ad `Abd al-Baqi`
dan 212 kali menurut Asep Muhiddin Dalam buku Ilmu dakwah
yang ditulis oleh M Aziz setidaknya ada 10 macam makna dakwah
dalam Al-Qur`an diantaranya yaitu pertama mengajak dan menyeru
baik kepada kebaikan maupun kemusyrikan kepada jalan ke syurga
atau ke neraka Kedua doa seperti yang terdapat dalam surat Ali
Imran ayat 38 Ketiga mendakwah atau tidak menganggap baik
seperti dalam surah Maryam ayat 91 Keempat mengadu seperti yang
1
Ahmad Mahmud Dakwah Islam (Bogor Thariqul Izzah 2011) Cet Ke-III H
13
2Asep Muhyiddin dkk Kajian Dakwah Multiperspektif (Bandung Remaja
Rosdakarya 2014) Cetke-I h 123
2
terdapat dalam surat al-Qamar ayat 10 Kelima memanggil atau
panggilan seperti yang terdapat dalam surah ar-Rucircm ayat 25
Keenam meminta seperti yang terdapat dalam surah Shad ayat 51
Ketujuh mengundang seperti yang terdapat dalam surah al-Qasas
ayat 25 Kedelapan menyeru atau penyeru seperti yang terdapat
dalam surat Thaha ayat 108 Kesembilan panggilan nama atau gelar
yang terdapat dalam surah an-Nur ayat 63 Dan kesepuluh anak
angkat sebagaimana yang terdapat dalam surah al-Ahzab ayat 43
Dakwah berasal dari kata da`a yad`una dan dakwah4 Kata
da`a adalah fi`il madhi yang memiliki makna memohon meminta
berdoa dan memanggil yang disebutkan dalam Al-Qur`an pada 10
surah dan 11 ayat Namun hanya 3 ayat yang mengandung makna
dakwah yaitu surah Al-Anfal ayat 24 ar-Rum ayat 25 dan Fushshilat
ayat 33 Kata yad`una adalah fi`il mudhari` yang disebut dalam Al-
Qur`an sebanyak 21 ayat pada 20 surat Kata yad`una dalam makna
dakwah terdapat dalam 12 ayat Kata dakwah merupakan isim
mashdar yang disebut dalam Al-Qur`an sebanyak 5 kali di mana 2
ayat bermakna doa dan 3 ayat yang bermakna dakwah Kata ud`u
adalah bentuk fi`il Amr yang disebut dalam Al-Qur`an sebanyak 8
surat pada 12 ayat5
Dari beberapa macam bentuk ayat dakwah tentu diantaranya
termasuk juga ayat yang menjelaskan tentang metode dakwah Di
dalam Al-Qur`an tentu ada beberapa ayat yang menjelaskan tentang
metode dakwah yang telah diajarkan kepada para Nabi dan Rasul
pada saat menyampaikan risalahnya Sehingga apa yang telah
3
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah (JakartaKencana 2017) Cet Ke- VI h 5 4 Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi Dakwah
(Depok PT Rajagrafindo Persada 2018) Cet Ke-I h 3 5
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi Dakwah
(Depok PT Rajagrafindo Persada 2018) Cet Ke-I h 4-9
3
disampaikan oleh Allah melalui Al-Qur`an tentu saja perlu dijadikan
pedoman bagi pelaku dakwah saat ini dalam menyampaikan
dakwahnya
Pemahaman yang dapat ditemukan adalah bahwa dakwah
bersifat persuasif yaitu mengajak manusia secara halus Kekerasan
pemaksaan intimidasi ancaman atau teror agar seseorang
melaksanakan ajaran Islam tidak bisa dikatakan dakwah Pemahaman
ini diperoleh dari makna dakwah yang berarti mengajak berdoa
mengadu memanggil meminta dan mengundang Dengan makna-
makan tersebut maka bisa dipahami bahwa dakwah tidak
menekankan pada hasil tetapi pada tugas dan proses6
Al-Qur`an telah menjelaskan bagaimana urgennya dakwah
Islam dan betapa butuhnya manusia akan dakwah Islam di dalam
sejumlah besar ayatnya Berbagai ungkapan Al-Qur`an memang tidak
secara langsung berbicara tentang masalah dakwah Akan tetapi
banyak sekali ungkapan dan makna-makna yang dari ayat yang
berbicara tentang dakwah Islam Sebagaimana Al-Qur`an
menjelaskan ihwal dakwah dan juga ihwal amar makruf nahi munkar
ldquoHanya bagi Allah-lah (hak mengabulkan) doa yang benar
dan berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah tidak
dapat memperkenankan sesuatupun bagi mereka melainkan
seperti orang yang membukakan kedua telapak tangannya ke
dalam air supaya sampai air ke mulutnya Padahal air itu
6
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 8-9
4
tidak dapat sampai ke mulutnyadan doa (ibadat) orang-orang
kafir itu hanyalah sia-sia belaka(QS Ar-Ra`d [13] 14)
ldquoKamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk
manusia menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari
yang munkar dan beriman kepada Allah Sekiranya ahli kitab
beriman tentulah itu lebih baik bagi mereka di antara
mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah
orang-orang yang fasikrdquo (QS Ali-Imran [3]110)
Selain ihwal tentang amar makruf nahi munkar Al-Qur`an
juga menyampaikan tentang tablig menyeru kepada manusia untuk
kembali ke jalan Allah dan juga menyampaikan risalahnya
ldquoHai rasul sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu
dari Tuhanmu dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang
diperintahkan itu berarti) kamu tidak menyampaikan
amanat-Nya Allah memelihara kamu dari (gangguan)
manusia Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang yang kafirrdquo (QS Al-Maidah [5] 67)
ldquoKatakanlah Inilah jalan (agama) ku aku dan orang-orang
yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan
5
hujjah yang nyata Maha suci Allah dan aku tiada Termasuk
orang-orang yang musyrik (QS Yusuf [12] 108)
Saat ini bisa dilihat bahwasanya banyak para dai yang
melakukan gerakan dakwah dengan metode dan media yang
digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah Baik secara
lembaga maupun individual yang didukung oleh manajemen tim yang
baik Seperti Ustadz Abdul Shomad Lc MA Ustadz Adi Hidayat
LcMA Ustadz Khalid Basalamah Lc dan para dai lainya yang
begitu aktif dalam menyampaikan pesan dakwah secara lisan melalui
media youtobe instagram dan media lainnya Selain itu juga ada
organisasi-organisasi Islam seperti Nahdlatul Ulama (NU)
Muhammadiyah Front Pembela Islam (FPI) dan organisasi lainnya
yang menegakkan kegiatan amar makruf nahi munkar
Tidak hanya kewajiban dai tapi juga seluruh umat muslim
untuk bisa mengamalkan dakwah dengan baik dan sesuai dengan
metode yang telah diajarkan oleh Al-Qur`an Sikap seorang muslim
dalam menghadapi permasalahan yang ada dan berkaitan dengan
ajaran Islam terkadang membuat buruk akan akhlak dalam Islam itu
sendiri sehingga Islam benar-benar menunjukkan keselamatan oleh
umatnya sebagai muslim Banyak permasalahan yang terjadi di
masyarakat di antaranya seperti wanita membawa anjing masuk ke
masjid yang terjadi pada 2 juli 2019 adalah salah satu bentuk atau
kewajiban muslim untuk bisa menghadapi dengan cara yang baik dan
diajarkan oleh Islam Karena Islam adalah agama yang penuh dengan
keselamatan dan kesejahteraan Selain permasalahan tersebut tentu
saja banyak permasalahan lain yang berkaitan dengan dakwah Islam
Ada banyak faktor yang memberikan kontribusi sangat besar
terhadap kesuksesan seorang dai dalam berbagai bidang dakwah
6
mewujudkan keberhasilan dan produktifitas serta memberikan
kemampuan untuk mempengaruhi berinteraksi dan memasukkan
ide-idenya dalam setiap kesempatan dan jenjang Metodologi yang
baik merupakan salah satu faktor konkret dan penting yang mampu
membuat waktu dan kesungguhan seorang dai menjadi efektif dan
mengantarkannya ke pantai tujuan yang didambakan dengan
pengorbanan yang lebih sedikit dan lebih ringan7
Metode dakwah yang digunakan oleh para dai dan juga
organisasi Islam dalam menyampaikan pesan dakwah berbeda-beda
Ada yang menyampaikan dakwah dengan lemah lembut tegas dan
juga terkesan memaksa Perbedaan dalam menyampaikan metode
dakwah untuk menegakkan amar makruf nahi munkar tentu saja
mempengaruhi bagaimana respon pesan dakwah yang sampai kepada
sasaran dakwah
Dalam pengembangan dakwah Islam tentu saja Al-Qur`an
perlu dijadikan sebagai kitab dakwah baik sebagai sumber materi
dakwah maupun sebagai metodologi atau landasan-landasan teori
dalam dakwah sebagaimana diungkapkan oleh Abu A`lacirc al-Mauducircdi
bahwa Al-Qur`an adalah kitab dakwah dan kitab perjuangan8
Al-Qur`an juga adalah kitab tentang manusia hidupnya
makanannya dan fitrahnya9 Kitab Al-Qur`an berisikan firman-firman
Allah Swt Tuhan Alam semesta Di dalamnya tidak ada yang perlu
diragukan Dan kitab tersebut tidak dapat memberikan petunjuk
7
Fathi Yakan Problematik Dakwah dan Para Dai terj Darsim Ermaya Imam
Fajarudin (Solo Era Intermedia 2004) Cetke-I h 135
8Abdul Basit Wacana Dakwah Kontemporer (Purwokerto STAIN Purwokerto
Press 2006) Cetke-I h 19
9Taufik al-Wa`iy Dakwah ke Jalan Allah terj Muhith Mishaq (Jakarta Robbani
Press 2010) Cet ke-I h 109
7
apapun kecuali kepada orang-orang yang bertakwa hanya
kepadanya10
Berdakwah memerlukan strategi dan metode Sebab strategi
dan metode merupakan hal yang dapat membantu dakwah terlaksana
dengan baik dan sesuai tujuan11
Oleh karena itu Dalam hal ini
penulis akan mengkaji salah satu unsur dalam dakwah yaitu metode
dakwah Metode dakwah adalah cara yang digunakan dai untuk
menyampaikan materi dakwah Metode dakwah sangat penting
peranannya dalam penyampaian dakwah Metode yang tidak benar
meskipun isinya baik maka pesan baik tersebut bisa di tolak12
Di zaman sekarang Islam benar-benar membutuhkan para dai
yang mumpuni yang mampu mengomunikasikan pemikiran-
pemikiran dan ideologinya dengan metodologi yang indah dan
menawan Mereka mampu mengomunikasikan Islam tanpa membuat
orang berlari dan mampu menjelaskan pemikiran-pemikiran tanpa
mendatangkan kesulitan Betapa banyak dai yang mencemarkan
Islam karena keburukan metodologi dakwahnya Mereka bersikap
buruk terhadap Islam sedangkan mereka mengira bahwa mereka
telah berbuat kebajikan untuk Islam13
Dari beberapa pemaparan diatas penulis tertarik untuk
mengkaji metode dakwah yang Allah sebutkan dalam Al-Qur`an
dengan melakukan menurut pandangan dua tafsir yaitu tafsir al-
Misbah dan tafsir al-Azhar Penulis mengambil surat Ali-Imran ayat
10
Fethullah Gulen Dakwah Jalan Terbaik Dalam Berpikir Dan Menyikapi Hidup
(Jakarta PT Gramedia 2011) cetke-I h 194
11Khariri Syeikh Maulana Arabi Dakwah Cerdas (Yogyakarta Laksana 2007)
Cetke-I h 73
12
Acep Arippudin Pengembangan Metode Dakwah (Jakarta Rajagrafindo
Persada 2011) Cetke-I h 8
13Fathi Yakan Problematik Dakwah dan Para Dai terj Darsim Ermaya Imam
Fajarudin h 137
8
104 An-Nahl ayat 125 dan Thaha ayat 43-44 Adapun alasan penulis
mengambil ayat ini karena penulis ingin mencoba menghubungkan
antara kewajiban dakwah amar makruf nahi mungkar kemudian
metode-metode dakwah yang digunakan sekalipun terhadap orang
yang sangat kejam Dalam penelitian ini penulis mengambil sebuah
judul yaitu ldquoMetode Dakwah Dalam Surat Ali-Imran ayat 104
An-Nahl ayat 125 Thaha ayat 43-44 menurut pandangan
MQuraish Shihab dan Hamkardquo
Penulis ingin meneliti bagaimana implementasi metode
dakwah yang ada di dalam Al-Qur`an terhadap kegiatan dakwah saat
ini Karena melihat kegiatan dakwah saat ini sudah sangat banyak
dilakukan oleh para dai yang mumpuni maupun oleh mereka yang
ingin saling mengingatkan walaupun secara keilmuan masih sangat
terbatas
Untuk memahami lebih jelas dan rinci kita memerlukan tafsir
dari para ulama yang telah mumpuni dalam bidang tafsir Sehingga
sebagai manusia yang terbatas keilmuannya kita bisa memahami
makna Al-Qur`an melalui tafsir yang telah ditulis oleh para ulama Di
sini penulis mengambil penafsiran dari dua orang mufasir Indonesia
yaitu tafsir al-Misbah karya M Quraish Shihab (1944) dan tafsir al-
Azhar karya Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka 1908-1981)
Alasan penulis mengambil dua tafsir yang berbeda ini adalah dengan
tujuan untuk mengetahui perbedaan pemikiran mufasir lokal
(Indonesia) dalam menafsirkan ayat metode dakwah dalam Al-
Qur`an yang berbeda masa dan keadaan Dalam artian masa
penulisan tafsir dan psikologi penulis pada saat penulisan tafsir
Selain itu juga kedua mufasir adalah dua sosok yang hebat
apabila diamati secara teliti beliau berdua telah aktif dalam
9
mengembangkan dan mengaplikasikan bidang dakwah baik lisan
tulisan dan hacircl dengan metode yang telah beliau gunakan Buya
Hamka adalah salah satu tokoh yang termasuk dalam 50 pendakwah
pengubah sejarah dalam buku yang ditulis oleh M Anwar Djaelani
Model dakwah hamka termasuk lengkap karena secara lisan dan
tulisan sama-sama kuat Dakwah Buya Hamka secara tulisan tidak
hanya diterima di Indonesia tetapi juga di luar Indonesia Hampir
semua karya Hamka digemari banyak kalangan dan salah satu
karyanya yang paling monumental adalah tafsir Al-Azhar14
Sedangkan M Quraish Shihab adalah satu ulama yang masih
ada ditengah-tengah masyarakat saat ini beliau adalah ulama besar
yang produktif dalam berkarya santun dan mendalam dalam
menyampaikan pandangan keagamaanya15
Secara lisan bisa dilihat
dengan ceramah atau kajian yang beliau lakukan baik di kampus
masjid atau majelis tertentu secara tulisan bisa dilihat dengan adanya
buku-buku atau karya beliau dan secara hal bisa dilihat dari lembaga
atau kegiatan yang beliau bangun untuk kepentingan sosial
masyarakat Dengan demikian dakwah dan penerapan dakwah telah
beliau aplikasikan dalam kehidupannya bisa dijadikan referensi
dalam berdakwah
B Permasalahan
1 Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas masalah yang
diidentifikasikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
a Metode dakwah dalam Al-Qur`an
14
M Anwar Dajelani 50 Pendakwah Pengubah Sejarah (Jakarta Prenadamedia
Group 2015) Cet Ke-IV h 84
15Salah satu ulasan yang ditujukan kepada M Quraish Shihab dalam buku Cahaya
Cinta dan Canda M Quraish Shihab yang ditulis oleh Mauluddin Anwar dkk
10
b Macam-macam metode dakwah menurut para ahli dakwah
c Bentuk-bentuk Metode dakwah
d Metode dakwah menurut pandangan MQuraish Shihab dan
Hamka
e Perbandingan Metode dakwah menurut M Quraish Shihab
dan Hamka
f Implementasi metode dakwah saat ini
2 Pembatasan masalah
Al-Qur`an menghimpun ayat-ayat dakwah baik sebagai
sumber materi kewajiban dakwah maupun metode dakwah
Dalam penulisan skripsi ini penulis mencoba memberikan
batasan masalah agar dalam pembahasan tidak terlalu melebar
Dalam penelitian ini penulis hanya membatasi pembahasan
metode dakwah dalam Al-Qur`an dalam surat Ali-Imran ayat 104
an-Nahl ayat 125 dan Thacirchacirc 43-44 Penulis mengambil ayat
untuk diteliti tidak berdasarkan kesamaan redaksi atau kata
dakwah yang ada di dalam ayat tersebut akan tetapi penulis
mengambil ayat berdasarkan maksud ayat dan penulis mencoba
membuat suatu kesimpulan akan kewajiban dakwah sampai ke
metode dakwah sesuai dengan ayat yang diambil Sehingga
membentuk hasil penelitian yang saling berhubungan dari segi
makna dan tujuan yang ingin dicapai dalam ayat dan juga dalam
penerapan dakwah
3 Perumusan masalah
a Metode dakwah surat Ali-Imran ayat 104 menurut MQuraish
Shihab dan Hamka
b Metode dakwah surat An-Nahl ayat 125 menurut MQuraish
Shihab dan Hamka
11
c Metode dakwah surat Thaha ayat 43-44 menurut MQuraish
Shihab dan Hamka
d Implementasi dalam dakwah saat ini
C Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian berhubungan secara fungsional dengan
rumusan masalah penelitian yang dibuat secara spesifik terbatas dan
dapat diperiksa dengan hasil penelitian16
Adapun tujuan penelitian
ini adalah
1 Untuk mengetahui Metode dakwah surat Ali-Imran ayat 104
menurut MQuraish Shihab dan Hamka
2 Untuk mengetahui Metode dakwah surat An-Nahl ayat 125 ayat
104 menurut MQuraish Shihab dan Hamka
3 Untuk mengetahui Metode dakwah surat Thaha ayat 43-44
menurut MQuraish Shihab dan Hamka
4 Untuk mengetahui implementasi metode dalam dakwah saat ini
D Manfaat Penelitian
Mengacu pada penjabaran rumusan masalah di atas maka
manfaat penelitian ini adalah
1 Manfaat Teoritis
Sebagai sarana untuk menerapkan ilmu-ilmu teoritis yang
digunakan serta menambah wawasan khazanah keilmuan terkait
tema yang diangkat
2 Manfaat Praktis
Penelitian ini secara praktis diharapkan bisa bermanfaat bagi
para dai untuk bisa menjadi dai yang mumpuni serta memiliki
16
Dewi Sadiah Metode Penelitian Dakwah (Remaja Rosdakarya Bandung 2015)
Cet Ke-I h 68
12
metode dakwah yang sesuai dengan zamannya dan tetap
berpegang teguh pada Al-Qur`an
E Tinjauan Pustaka
1 Jurnal ldquoMetode Dakwah Dalam Pengajaran Nabi Perspektif
Hadisrdquo yang selesai pada tanggal 25 Mei 2019 Ditulis oleh Adi
Abdullah Muslim Dosen IAIN Pekalongan Indonesia dalam
jurnal ini menjelaskan bagaimana metode dakwah Nabi dalam
mengajarkan kepada sahabat perspektif hadis sehingga terbentuk
teori dalam komunikasi dakwah dan pendidikan Jenis penelitian
yang digunakan yaitu studi literatur (library research) atau
penelitian pustaka Metode yang digunakan yaitu metode
deskriptif-analisis yakni penelitian yang berusaha menuturkan
masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan secara
objektif Persamaan dengan penelitian ini adalah pada metode
dakwah yang digunakan sedang perbedaannya adalah pada
perspektif penelitian yaitu tafsir Al-Qur`an dan Hadis17
2 Skripsi ldquoMetode Dakwah Mau`izhah Hasanah dalam Program
acara Mufasir di Kompas TV Jawa Tengahrdquo18
ditulis oleh Rizki
Intan Aulia mahasiswi UIN Walisongo Semarang Jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi
2018 Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode
mau`izhah hasanah yang diterapkan dalam acara mufasir di
17
Adi Abdullah Muslim ldquoMetode Dakwah Dalam Pengajaran Nabi Perspektif
Hadisrdquo Jurnal Dakwah Vol 13 No1 25 Mei 2019
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metode+dakwah+dalam+Pen
gajaran+Nabi+Perspektif+hadisampbtnG= diakses pada 7 Juli 2019
18Rizki Intan Aulia ldquoMetode Dakwah Mauizhah Hasanah dalam Program acara
Mufasir di Kompas TV Jawa Tengahrdquo Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas
Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo Semarang 2018
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_02C5ampq=metode+dakwah+mauizhah+hasa
nah+dalam+program+acara+ampbtnG= diakses pada 7 Juli 2019
13
Kompas TV Jateng Metodologi yang digunakan dalam penelitian
ini adalah penelitian kualitatif dengan metode pengumpulan data
berupa dokumentasi berupa tayangan video program ldquomufasirrdquo
Teknik yang digunakan yaitu mmode interaktif Miler dan
Huberman Persamaan dalam penelitian ini yaitu pada metode
dakwah yang diteliti sedangkan perbedaannya yaitu pada objek
yang di analisis oleh peneliti Peneliti terdahulu menganalisa
metode dakwah dalam sebuah acara tv sedangkan peneliti saat ini
meneliti metode dakwah dalam Al-Qur`an dengan
membandingkan dua tafsir
3 Skripsi ldquoMetode Dakwah Dengan Pendekatan Kultural Sunan
Kalijagardquo ditulis oleh Melinda Novita Sari Jurusan Komunikasi
Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Raden Intan Lampung 2018 Penelitian ini menggunakan
penelitian sejarah yaitu melakukan penyelidikan terhadap
keadaan dan pengalaman di masa lampau dengan teknik studi
kepustakaan Hasil dari penelitian ini ialah ditemukannya
kegiatan dakwah dengan menggunakan metode dakwah kultural
dengn media wayang tembang dan dari dakwah kultural ini
menghasilkan kebudayaan baru dengan menggunakan
pencampuran tradisi lama dan percampuran dengan budaya
setempat di mana tidak terlepas dari unsur-unsru Islamnya
Persamaan dengan penelitian ini ialah pada objek metode dakwah
yang dikaji sedankgkan perbedaannya yaitu pada subjek dari
metode yang dikaji yaitu metode dakwah dalam Al-Qur`an dan
relevansinya terhadap dakwah saat ini
4 Skripsi ldquoMetode Dakwah Dalam Tradisi Tahlilan di Kelurahan
Plamongansari Kecamatan Padurungan Semarangrdquo ditulis oleh
14
Muhammad Aris Munandar Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan
Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam
Negeri Walisongo Semarang 2018 Penelitian ini menggunakan
metode penelitian kualitatif deskriptif Dengan teknik
pengumpulan data meggunakan metode observasi wawancara
dan dokumentasi Hasil penelitian ini yaitu bahwasanya tradisi
tahlilan merupakan tradisi turun temurun yang diadakan setiap
malam Jumat dan dilakukan untuk mendekatkan diri kepada
Allah ajang silaturahmi dan kerukunan umat Persamaan
penelitian yaitu mengkaji metode dakwah hanya saja memiliki
perbadaan pada objek yang diteliti yaitu tradisi tahlilan di mana
peneliti saat ini mengkaji metode dakwah dalam Al-Qur`an dan
meneliti relevansinya terhadap dakwah saat ini
5 Skripsi ldquoMetode Dakwah Para Dai Dalam Menyampaikan Pesan-
Pesan Keagamaan Di Kecamatan Lampihong Kabupaten
Balanganrdquo19
ditulis oleh Lina Karlina mahasiswi IAIN Antasari
jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan
Komunikasi 2016 Dalam penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui metode dakwah dan faktor pendukung apa saja yang
menjadi kesuksesan seorang dai dalam menyampaikan pesan-
pesan keagamaan Jenis penelitian yaitu penelitian lapangan
dengan teknik yang digunakan yaitu mengumpulkan data
observasi wawancara dan dokumenter Persamaan penelitian
19
Lina Karlina ldquoMetode Dakwah Para Dai Dalam Menyampaikan Pesan-Pesan
Keagamaan Di Kecamayan Lampihong Kabupaten Balangan jurusan Komunikasi
Penyiaran Islam fakultas dakwah dan komunikasi IAIN Antasarirdquo 2016
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=skripsi+metode
+dakwah+dalam+menyampaikan+pesan+keagamaan+di+kecamatan+lampihong+kabupaten
+balanganampbtnG=d=gs_qabsampu =23p3D3X3kmQdtSWIJ diakses pada 7 Juli 2019
15
yaitu pada pembahasan metode dakwah sedangkan perbedaannya
pada subjek penelitiannnya yaitu para dai dan mufasir
F Metode Penelitian
1 Jenis Penelitian
Metode penelitian merupakan strategi yang digunakan dalam
sebuah penelitian dan menganalisis data yang diperlukan guna
menjawab permasalahan yang diteliti Adapaun yang peneliti
gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan
teknik studi kepustakaan (library research) Penelitian kualitatif
mengandung pengertian adanya upaya penggalian dan
pemahaman pemaknaan terhadap apa yang terjadi pada berbagai
individu atau kelompok yang berasal dari persoalan sosial atau
kemanusiaan20
Kirk dan Miller mendefinisikan penelitian
kualitatif sebagai tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial
yang secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia
dan kawasannya sendiri dan berhubungan langsung dengan
orang-orang tersebut dalam bahasanya dan peristilahannya21
Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang semua datanya
berasal dari bahan-bahan tertulis berupa buku naskah dokumen
foto dan lain-lain22
2 Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian kualitatif ada beberapa pendekatan yang
bisa digunakan Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
pendekatan metode deskriptif dengan teknik pengamatan kejadian
20
Septiawan SantanaK Menulis Ilmiah Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta
Yayasan Pustaka Obor Indonesia 2007) Cet Ke-II h 1
21Uhar Suharsaputra Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Tindakan
(Bandung PT Refika Aditama 2014) Cet Ke-II h 181
22Nashruddin Baidan Erwati Aziz Metodolgi Khusus Penelitian Tafsir
(Yogyakarta Pustaka Pelajar2016) Cetke-I h28
16
saat ini oleh penulis Deskriptif yaitu suatu rumusan masalah
yang memandu penelitian untuk mengeksplorasi atau memotret
situasi sosial yang akan diteliti secara menyeluruh luas dan
mendalam Metode ini bertujuan untuk melukiskan secara
sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang
tertentu secara faktual dan cermat23
Selain mendeskripsikan
peneliti juga melakukan analisis terhadap surat Ali Imran ayat
104 an-Nahl ayat 125 dan Thacirchacirc ayat 43-44 Setelah menganalisi
penulis akan merelevansikan dengan kegiatan dakwah oleh
lembaga organisasi dakwah
3 Subjek dan objek penelitian
Subjek penelitian adalah orangsesuatu yang terlibat dalam
penelitian sebagai sumber data24
Selain itu juga subjek
penelitian adalah keseluruhan atau totalitas dari suatu penelitian
yang menjadi substansinya yang akan diteliti atau ingin dicarikan
jawabannya dalam sebuah penelitian25
Dalam penelitian ini yang
menjadi subjek penelitian adalah penafsiran metode dakwah
dalam tafsir al-Misbah dan tafsir Al-Azhar sedangkan yang
menjadi objek penelitian ini adalah surat Ali-Imran ayat 104 an-
Nahl ayat 125 dan Thacirchacirc 43-44
4 Sumber data penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua sumber data
Pertama sumber data primer ialah dua tafsir yang akan
dikomparasikan yaitu tafsir al-Misbah dan tafsir al-Azhar
23
Dewi Sadiah Metode Penelitian Dakwah h 19 24 Wina Sanjaya Penelitian Pendidikan Jenis Metode dan Prosedur (Jakarta
Prenadamedia Group 2014) Cetke-II h 17 25
Nashruddin Baidan Erwati Aziz Metodolgi Khusus Penelitian Tafsir h 24
17
Kedua sumber data sekunder yang berasal dari buku-buku
jurnal atau internet serta data lain yang berkaitan dengan
pembahasan
5 Teknik Pengumpulan data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik
pengumpulan data dengan cara studi pustaka Yaitu teknik yang
dipusatkan pada penelitian kitab-kitab tafsir dan buku
kepustakaan yang berkaitan dengan pembahasan Setelah itu
penulis menganalisa data yang sudah terkumpul dan membuat
kesimpulan dari data yang sudah dianalisis
6 Teknik Analisis data
Dalam penelitian ini ada beberapa langkah yang bisa
digunakan peneliti untuk menganalisis data dalam melakukan
riset komparatif yaitu26
a Menentukan tema yang diangkat
b Mengidentifikasi aspek-aspek yang hendak diperbandingkan
c Mencari keterkaitan dan faktor-faktor yang mempengaruhi
antar konsep
d Menunjukkan kekhasan dari masing-masing pemikiran tokoh
Melakukan analisis secara mendalam dan kritis dengan
argumentasi data
e Membuat kesimpulan untuk menjawab problem riset
7 Instrumen dan alat bantu penelitian
Instrumen penelitian adalah alat pengumpul data Dalam
penelitian kualitatif yang menjadi alat penelitian adalah peneliti
sendiri sehingga peneliti harus mengerti bagaimana penelitian
26
Abdul Mustaqim Metode Penelitian Al-Qur`an dan Tafsir h 137
18
kualitatif metode yang digunakan serta kesiapan untuk meneliti
objek penelitian
G Sistematika Penulisan
Dalam penyususnan skripsi penulis akan membagi menjadi 5
bab yang terkait satu dengan yang lainnya Pembagiannya adalah
sebagai berikut
BAB I Pendahuluan
Dalam bab ini terdiri dari latar belakang masalah identifikasi
masalah pembatasan masalah perumusan masalah tujuan penelitian
manfaat penelitian tinjauan pustaka metodologi penelitian
sistematika penulisan
BAB II Landasan Teori
Dalam bab ini membahasa tentang teori atau pemahaman tentang
dakwah meliputi metode dakwah Di mana komponen ini menjadi
pokok penting dalam penulisan skripsi ini
BAB III Biografi M Quraish Shihab Dan Haji Abdul Malik
Kari Amrullah (HAMKA)
Dalam bab ini akan membahas profil M Quraish Shihab dan Hamka
BAB IV Analisis Metode Dakwah Surat Ali Imran Ayat 104 An-
Nahl Ayat 125 Dan Thacirchacirc 43-44
Dalam bab ini membahas tentang surat Ali Imran ayat 104 an-Nahl
ayat 125 dan Thacirchacirc 43-44 menurtu M Quraish Shihab dan Hamka
serta relevansinya terhadap dakwah saat ini
BAB V PENUTUP
Dalam bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran
19
BAB II
LANDASAN TEORI
A Pengertian Dakwah
Secara etimologi dakwah berasal dari bahasa Arab yaitu dacirc`a
yad`ucirc da`wan du`acirc yang diartikan dengan mengajak menyeru
memanggil seruan permohonan dan permintaan1 Dakwah memiliki
tiga huruf asal yaitu dal `ain dan wawu Dari ketiga huruf asal ini
terbentuk beberapa kata dan ragam makna Makna tersebut
diantaranya ialah memanggil mengundang minta tolong meminta
memohon menamakan menyuruh datang mendorong
menyebabkan mendatangkan mendoakan menangisi dan meratapi
Dalam Al-Qur`an kata dakwah dan berbagai bentuk katanya
ditemukan sebanyak 198 kali menurut hitungan Muhammad Sulthon
(2003 4) 299 kali menurut hitungan Muhammad Fuad Abd al-Baqi
(2006) atau 212 kali menurut Asep Muhiddin (2002 40)2
Dakwah Islam adalah tugas suci yang dibebankan kepada
setiap muslim di mana saja berada sebagaimana termaktub dalam Al-
Qur`an dan sunah Rasulullah Saw kewajiban dakwah menyerukan
dan menyampaikan agama Islam kepada masyarakat3 Firman Allah
dalam surah al-Imran ayat 1044
1
M Munir Wahyu Ilaihi Manajemen Dakwah (Jakarta PRenadamedia Group
2015) Cetke-IV h 17 2
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah (JakartaKencana 2017) Cet Ke- VI h 5
3M Munir Metode Dakwah (Jakarta Prenadamedia Group 2015) Cetke-IV h 5
4Kata amar makruf nahi munkar di dalam Al-Qur`an disebut sebanyak 8 kali dalam
5 surat dua kali pada surat makkiyah dan tiga kali pada surat madaniyah Surat Ali Imran
ayat 104 110 dan 114 Surat Al-A`raf pada ayat 157 suart at-Taubah pada ayat 71 dan 112
surat Al-Hajj pada ayat 41 dan surat lukman pada ayat 17
20
ldquoDan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari
yang munkar merekalah orang-orang yang beruntungrdquo (QS Al-
Imran [3]104)
Secara terminologi para ulama berbeda pendapat dalam
menentukan dan mendefinisikan dakwah hal ini disebabkan oleh
perbedaan para ulama dalam memaknai dan memandang kalimat
dakwah itu sendiri5 Pengertian dakwah secara terminologi menurut
beberapa para ahli diantaranya yaitu
1 Syekh Muhammad al-Khadir Husain (tt14) dakwah adalah
menyeru manusia kepada kebajikan dan petunjuk serta menyuruh
kepada kebajikan dan melarang kemungkaran agar mendapat
kebahagiaan dunia dan akhirat
2 Muhammad Abu al-Fath al-Bayanuni (193317) dakwah adalah
menyampaikan dan mengajarkan agama Islam kepada seluruh
manusia dan mempraktikkan dalam kehidupan nyata6
3 Prof Toha Yahya Omar (19221) dakwah Mengajak manusia
dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan
perintah Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di
dunia dan di akhirat7
4 Menurut Muhammad Natsir dakwah mengandung arti kewajiban
yang menjadi tanggung jawab seorang muslim dalam amar
ma`ruf nahi mungkar8
5
Faizah Lalu Muchsin Effendi Psikologi Dakwah (Jakarta Prenadamedia Group
2018) Cet Ke-IV h 5 6
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 10 7
Toha Yahya Omar Ilmu Da`wah (Jakarta Widya Karsa Pratama 1992) Cet Ke-
V h 1 8
Wahidin Saputra Pengantar Ilmu Dakwah (Jakarta Rajwawali Press 2012)
Cetke- II h 2
21
Dari beberapa definisi di atas maka dapat di simpulkan
bahwa dakwah adalah salah satu bentuk kegiatan untuk menyeru atau
mengajak orang lain baik individu atau kelompok untuk menjalankan
syariat Islam berdasarkan Al-Qur`an dan hadis sehingga tercapainya
tujuan dari kegiatan dakwah
Dalam ilmu komunikasi kegiatan ini disebut juga dengan
proses komunikasi Proses komunikasi adalah setiap langkah mulai
saat menciptakan informasi sampai dipahami oleh komunikasi
Komunikasi merupakan proses sebuah kegiatan yang berlangsung
kontinu9
Dengan demikian bisa kita pahami bahwa dakwah adalah
proses dari komunikasi hanya saja dengan tujuan yang berbeda
Karena dalam komunikasi kita tidak fokus pada apa yang harus
disampaikan seperti yang harus disampaikan dalam dakwah Dan
untuk tercapainya komunikasi dan dakwah yang baik kita harus
memiliki sikap sesuai dengan budaya dan tuntunan agama yang
berlaku sehingga dakwah dan komunikasi bisa berjalan dengan
lancar
B Hukum Berdakwah
Setiap umat yang diambang kehancuran dan roboh pilar-
pilarnya kehilangan pengaruhnya kehilangan eksistensinya pasti
diawali oleh diamnya para dai lirih suaranya rancu risalahnya
kehilangan tujuan utamanya hancur peninggalanya Umat mana pun
yang ingin naik dan tinggi harus memahami kebenaran dakwahnya
kesucian tujuan utamanya keagungan risalahnya para dainya
9
Redi Panuju Pengantar Studi (Ilmu ) Komunikasi (Jakarta Prenadamedia Group
2018) Cetke-I h 39
22
memiliki titik tolak di muka bumi untuk membangun pilar dan
dakwahnya10
Umat Islam adalah umat risalah ada karena ada sasaran
dalam hidup ini Allah menyebut mereka dengan
ldquoKamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk
manusia menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari
yang munkar dan beriman kepada Allah Sekiranya ahli kitab
beriman tentulah itu lebih baik bagi mereka di antara
mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah
orang-orang yang fasikrdquo (QS Ali-Imran [3]110)
Jika tidak karena dakwah hilanglah tujuan risalah dan
lenyaplah tujuan pengangkatannya kehancuran menyebar luas
kesesatan merata di mana-mana kebaikan dan kebenaran telah
hilang Karena itulah kewajiban dakwah amar makruf nahi mungkar
ditegaskan dalam Al-Qur`an dan as-Sunah serta ijmak ulama11
Para pakar berselisih paham dalam menanggapi soal ini
Sejauh pemikiran yang berkembnag perselisihan dalam masalah ini
dapat dikelompokkan ke dalam tiga pendapat sebagai dijelaskan
berikut ini12
10
Taufik al-Wa`iy Dakwah ke Jalan Allah terj Muhith Mishaq (Jakarta Robbani
Press 2010) Cet ke-I h 53
11Taufik al-Wa`iy Dakwah ke Jalan Allah terj Muhith Mishaq h 53
12A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan
Peradaban Islam (Jakarta Prenadamedia Group 2013) Cet Ke-II h 63
23
Pertama Dakwah dihukumi sebagai kewajiban personal (fard
`ain) Maksudnya dakwah merupakan kewajiban bagi setiap muslim
Ia akan diganjar jika melaksanakannya sebagaimana akan berdosa
jika meninggalkannya Dakwah menjadi kewajiban personal karena
ia merupakan tuntutan (implikasi) iman Setiap orang mengaku
beriman harus mempersaksikan imannya kepada publik Selain
melalui amal saleh persaksian iman juga diwujudkan dalam bentuk
dakwah saling berpesan dengan kebajikan dan ketakwaan atau
dengan menyuruh yang makruf dan mencegah yang mungkar13
Kedua dakwah dihukumi sebagai kewajiban kolektif (fardu
kifayah) Hal ini berarti dakwah merupakan kewajiban yang
dibebankan kepada komunitas tertentu yang berkompeten dalam
suatu masyarakat Bila di dalamnya telah ditemukan sekelompok
orang yang mewakili tugas itu maka gugurlah kewajiban untuk yang
lain Sebaliknya jika tidak ada maka anggota masyarakat itu
mendapat dosa seluruhnya Tugas berdakwah itu tidaklah mudah
karena ia memerlukan keahlian dan keterampilan tersendiri baik dari
segi intelektual emosiaonal maupun spiritual Kalau demikian
permasalahannya berarti tidak semua orang dari umat Islam
memiliki kompetensi tersebut14
Ketiga dakwah dihukumi wajib individual (fard `ain)
sekaligus wajib kolektif (fardhu kifayah) Maksudnya hukum asal
dakwah itu adalah wajib `ain sehingga setiap mukmin memiliki
tanggung jawab moral untuk menyampaikan agamanya sesuai dengan
taraf kemampuan dan kapasitasnya masing-masing Namun
13
A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan
Peradaban Islam h 63-64 14
A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan
Peradaban Islam h 65
24
demikian pada aspek-aspek tertentu dakwah tidak dapat diserahkan
kepada sembarang orang Dakwah dalam posisi ini menjadi tugas
berat dan menuntut profesionalisme Dakwah memerlukan
kompetensi dan itu hanya mungkin dilakukan oleh yang memiliki
keahlian dalam bidang ini (kelompok profesional) Pendapat ketiga
ini merupakan jalan tengah dari dua pendapat sebelumnya yang
saling bertolak belakang Pendapat ini menjadi jalan tengah lantaran
tidak memandang dakwah hanya sebagai kewajiban ulama semata
(elitis) tetapi juga tidak membenarkan menyerahkan masalah dan
tugas dakwah hanya kepada masing-masing orang (tugas individual)
semata-mata15
C Fungsi Dakwah
Dakwah berfungsi menjaga orisinalitas pesan dakwah dari
Nabi Saw dan menyebarkannya kepada lintas generasi Dengan
dakwah pula kebenaran Islam tidak akan berhenti dalam satu
generasi Dakwah berfungsi sebagai estafet bagi peradaban manusia
Nabi Saw tidak ingin dinamika dakwah terhenti karena
kewafatannya Sebagaimana yang beliau sampaikan pada saat haji
wada (haji perpisahan)16
Selain itu juga fungsi dakwah yaitu sebagai
pembina sebagai pengarah dan pembentuk manusia seutuhnya17
Sebagaimana disebutkan di atas bahwa dakwah adalah salah
satu proses komunikasi Menurut Deddy Mulyana komunikasi
memiliki beberapa fungsi yaitu18
15
A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan
Peradaban Islam 68-69 16
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 101 17
Kustadi Suhandang Ilmu Dakwah Perspektif Komunikasi (Bandung Remaja
Rosdakarya 2013) Cet Ke-I h 193
18Deddy Mulyana Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Bandung Remaja
Rosdakarya 2016) Cet Ke-XV h 5
25
a Komunikasi Sosial
Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya
mengisyaratkan bahwa komunikasi penting untuk membangun
konsep diri aktualisasi diri untuk kelangsungan hidup untuk
memperoleh kebahagiaan terhindar dari tekanan dan ketegangan
antara lain lewat komunikasi yang menghibur dan memupuk
hubungan dengan orang lain
b Komunikasi Ekspresif
Komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi
orang lain namun tidak dilakukan sejauh komunikasi tersebut
menjadi instrumen untuk menyampaikan perasaan emosi kita
Perasaan-perasaan tersebut dikomunikasikan terutama melalui
pesan-pesan nonverbal Perasaan sayang peduli rindu simpati
gembira sedih takut prihatin marah dan benci dapat
disampaikan lewat kata-kata namun terutama lewat perilaku
nonverbal
c Komunikasi Ritual
Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan
sepanjang tahun dan sepanjang hidup yang disebut para
antropolog sebagai rites of passage mulai upacara kelahiran
sunatan pernikahan sungkeman dan sebagainya Dalam acara
tersebut orang mengucapkan kata-kata atau menampilkan
perilaku simbolik Mereka yang berpartisipasi dalam bentuk
komunikasi ritual tersebut menegaskan kembali komitmen
mereka kepada tradisi keluarga komunitas suku bangsa negara
ideologi atau agama mereka
26
d Komunikasi Instrumental
Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum
menginformasikan mengajar mendorong mengubah sikap dan
keyakinan dan mengubah perilaku atau menggerakkan tindakan
dan juga menghibur Bila diringkas maka ke semua tujuan
tersebut adalah membujuk (bersifat persuasif)
Dari fungsi dakwah dan fungsi komunikasi bisa kita
hubungkan bahwa komunikasi instrumental lebih cocok kepada
fungsi dakwah karena tujuannya selain menginformasikan yaitu
mengajar dan mendorong manusia untuk mengubah sikap dan
keyakinan sebagaimana dalam fungsi dakwah itu sendiri
D Tujuan Dakwah
Setiap aktivitas yang dilakukan oleh manusia memiliki tujuan
baik untuk tujuan positif maupun negatif Dalam hal ini tujuan yang
ingin di capai dalam dakwah menurut beberapa ahli ada beberapa
tujuan Diantaranya yaitu tujuan dakwah adalah dunia dan akhirat19
Realitanya tujuan dakwah tiada lain mengajak manusia berjalan di
atas jalan Allah dalam meniti jalan hidupnya Secara filosofis bisa
dikatakan bahwa tujuan dakwah Islamiah adalah membentangkan
jalan Allah di atas bumi agar dilalui umat manusia Dari penjelasan
tersebut kiranya dipahami bahwa makna dari semuanya itu
mengandung pengertian upaya mengubah sikap sifat pendapat dan
perilaku umat ke arah yang Islami20
Jika berbagai pendapat diakomodir maka tujuan dakwah
dapat dbedakan kepada tujuan umum khusus tujuan jangka pendek
dan jangka panjang Selain itu terdapat tujuan dari sisi isi pesan dan
19
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 15 20
Kustadi Suhandang Ilmu Dakwah Perspektif Komunikasi h 23
27
mad`u serta tujuan insidentil Adapun tujuan dakwah adalah sebagai
berikut21
1 Tujuan umum
Tujuan umum dari kegiatan dakwah sama dengan tujuan
diturunkannya agama Islam Kata Islam dari segi kebahasaan
berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata salima yang
mengandung arti selamat sentosa dan damai Bertitik tolak dari
pemahaman kata Islam di atas maka kegiatan dakwah harus
mampu mewujudkan manusia atau masyarakat yang
menyerahkan diri tunduk patuh dan taat kepada Allah Swt
2 Tujuan khusus
Adapun tujuan dakwah secara lebih rinci atau tujuan khusus
dapat dirumuskan berdasarkan tinjauan tertentu Sekurang-
kurangnya tujuan ini dapat ditinjau dari dua segi yaitu dari segi
mad`u dan dari segi materi yang disajikan Tujuan dakwah
kepada setiap pribadi dapat dirumuskan sebagai berikut yaitu
terbinanya pribadi muslim yang sejati yakni figur insan kamil
yang dapat menerjemahlan ajaran Islam dalam segala aspek
kehidupannya
Tujuan dakwah untuk setiap keluarga Muslim adalah dapat
terbinanya kehidupan yang Islami dalam rumah tangga yaitu
keluarga yang senantias mencerminkan nilai-nilai islam baik
sesame anggota keluarga dan dengan tetangga Sedangkan tujuan
yang diharapkan terhadap masyarakat adalah terbinanya
kehidupan yang rukun dan damai taat dalam melaksanakan
ajaran agama dan memiliki kepedulian sosial yang tinngi
21
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 164
28
Selanjutnya tujuan dakwah adalah terwujudnya umat terbaik yang
basisnya didukung oleh muslim yang berkualitas individu yang
baik yang oleh Allah dijanjikan akan memperoleh ridha dan
surga
3 Tujuan dari segi materi dakwah
Tujuan dakwah jika berorientasi kepada pesan dakwah yang
disampaikan menurut Syekh Ali mahfudh meliputi enam hal
yaitu
a Untuk meluruskan akidah
b Untuk membetulkan amal
c Untuk membina akhlak
d Mengokohkan persatuan dan persaudaraan muslim
e Menolak atau melawan ateis
f Memberantas syubhat dalam agama
E Metode Dakwah
Metode secara bahasa berasal dari dua kata yaitu ldquometardquo
(melalui) dan ldquohodosrdquo (jalan cara) Metode berarti cara yang telah di
atur dan melalui proses pemikiran untuk mencapai suatu maksud22
Istilah metode berasal dari bahasa Inggris method yang berarti
systematic arrangement (penataan yang sistematis) orddy procedure
(prosedur yang rapih) mode of handling intellectual (cara
penanganan masalah secara cerdik)23
Sumber yang lainnya
menyebutkan bahwa metode berasal dari bahasa Yunani yang berarti
jalan yang dalam bahasa Arab disebut thacircriq24
22
M Munir Metode Dakwah h 6 23
Kustadi Suhandang Ilmu Dakwah Perspektif Komunikasi h 166
24Moh Ardani Memahami Permasalahan Fikih Dakwah (Jakarta Mitra Cahaya
Utama 2006) Cet Ke-I h 23
29
Metode dakwah adalah cara-cara tertentu yang dilakukan oleh
seorang dai (komunikator) kepada mad`u untuk mencapai suatu
tujuan atas dasar hikmah dan kasih sayang25
Al-Qur`an dalam surat An-Nahl ayat 125 menyebut tiga
metode dakwah yang intinya adalah menyesuaikan materi dan cara
berdakwah dengan sasaran dakwah terhadap cendekiawan dengan
hikmah orang awam dengan mau`izhah hasanah yakni memberi
nasihat dan perumpamaan yang menyentuh jiwa sesuai dengan taraf
pengetahuan mereka yang sederhana Ahl al-kitab dan penganut
agama lain yang diperintahkan adalah jidaldiskusi dengan cara yang
terbaik yaitu dengan logika dan retorika yang halus lepas dari
kekerasan dan umpatan26
Menurut Moh Ali Aziz dalam bukunya Ilmu Dakwah
menjelaskan tentang perbedaan metode dakwah dalam surat An-Nahl
ayat 125 Dalam ayat tersebut Nabi diperintahkan dua hal yaitu
berdakwah dan berdebat Merujuk pada fungsi wawu sebagai huruf
`athaf penghubung dua kalimat yaitu berdakwah dan berdebat
Pertama menunjukkan kebersamaan dua hal Dalam hal ini
berdakwah dan berdebat Kedua menunjukkan sesuatu yang lebih
dulu dari yang lain (lahiq) Dakwah dilaksankan terlebih dahulu
kemudian disusul berdebat Ketiga menunjukkan sesuatu yang
diakhirkan dari yang lain (sabiq) Dengan demikian berdakwah dan
berdebat adalah ssesuatu yang terpisah tetapi pelaksanannya harus
keduanya baik secara bersama sekaligus atau beriringan Karena
adanya perbedaan antara dakwah dan perdebatan walaupun memiliki
tujuan yang sama yaitu memengaruhi orang lain untuk mengikuti
25
M Munir Metode Dakwah h 7 26
M Quraish Shihab Membumikan Al-Qur`an jilid 2 (Ciputat Lentera Hati
2010) Cetke-I 2011 h 193
30
pendapatnya Tidak ada pemaksaan dalam dakwah sehingga
targetnya hanya memberikan pemahaman secara benar Berbeda
dengan dakwah perdebatan selalu menggunakan cara yang lebih
tegas karena targetnya adalah memperoleh kemenangan27
Dengan adanya perbedaan antara dakwah dan perdebatan
berarti cara berdakwah menurut surah An-Nahl ayat 125 ada dua
macam yaitu al-hikmah dan al-mau`izhah al-Hasanah28
Menurut ulama dalam tafsir kontemporer saat ini metode
dakwah dalam Al-Qur`an surah An-Nahl ayat 125 itu meliputi tiga
cakupan yaitu
1 Bi al-hikmah
Hikmah secara mutlak bisa bermakna ilmu dan pemahaman
Bisa juga bermakna keadilan diungkapkan dalam bahasa Arab Huwa
Ahkam al-Amracirc yang artinya dia melakukan sesuatu dengan baik dan
al-hacirckim adalah orang yang melakukan sesuatu secara profesional29
Secara etimologi hikmah digunakan untuk menunjuk kepada arti-arti
seperti keadilan ilmu kearifan kenabian dan juga Al-Qur`an
Dari kata hikmah juga dapat derivasinya ldquohakimrdquo yang
berarti seorang yang berprofesi memutuskan perkara-perkara
hukum30
Kata hikmah antara lain berarti yang paling utama dari
segala sesuatu baik pengetahuan maupun perbuatan Hikmah juga
diartikan sebagai sesuatu yang bila digunakandiperhatikan akan
mendatangkan kemaslahatan dan kemudahan yang besar atau lebih
27
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 333
28Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 335
29
Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah terj
Beni Sarbeni (Jakarta Darul Gaq 2008) cetke- I h 142
30A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 201
31
besar serta menghalangi terjadinya mudharat atau kesulitan yang
besar atau lebih besar31
Sedangkan ditinjau dari segi terminologi hikmah merujuk
kepada pengertian ketepatan berkata dan bertindak dan
memperlakukan sesuatu secara bijaksana (al-ishacircbat ficirc al-aqwacircl wa
al-afrsquoacircl wa wadlarsquoacirc kulla syayrsquo ficirc maudlucircrsquoihi)32
Hikmah juga bisa
diartikan sebagai upaya mengajak bicara kepada akal manusia dengan
dalil-dalil ilmiah yang memuaskan dan dengan bukti-bukti logika
yang cemerlang dengan maksud mengikis keragu-raguan dengan
argumentasi dan penjelasan33
Hikmah merupakan suatu metode pendekatan komunikasi
yang dilaksanakan atas dasar persuasif Karena dakwah bertumpu
pada human oriented maka konsekuensi logisnya adalah pengakuan
dan penghargaan pada hak-hak yang bersifat demokratis agar fungsi
dakwah yang utama bersifat informatif sebagaimana ketentuan Al-
Qur`an
ldquoMaka berilah peringatan karena Sesungguhnya kamu
hanyalah orang yang memberi peringatan kamu bukanlah
orang yang berkuasa atas merekardquo(QS Al-Ghasyiyah [88]
21-22)
Menurut al-Qahtany hikmah dalam konteks metode dakwah
tidak dibatasi hanya dalam bentuk dakwah dengan ucapan yang
lembut targhicircb (nasihat motivasi) kelembutan dan amnesti seperti
31
MQuraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
(Ciputat Lentera Hati 2009) Cetke-I h 775
32A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 202
33Yusuf Al-Qaradhawi Retorika Islam Bagaimana Seharusnya Menampilkan
Wajah Islam terj Abdillah Noor Ridlo (Jakarta Pustaka Al-Kautsar 2004) cetke-I h 19
32
selama ini dipahami banyak orang Lebih dari itu hikmah sebagai
metode dakwah dengan kedalaman rasio pendidikan nasihat yang
baik dialog yang baik pada tempatnya juga dialog dengan para
penentang zalim pada tempatnya hingga meliputi kecaman
ancaman dan kekuatan senjata pada tempatnya
Dari sinilah diperoleh pemahaman bahwa pendekatan hikmah
adalah induk dari semua metode dakwah yang intinya menekankan
atas ketetapan pendekatan terkait dengan kelompok mad`u yang
dihadapi Dalam pada itu ketepatan pilihan metode sesuai dengan
klasifikasi mad`u yang dihadapi tidak diragukan lagi sebagai kunci
kesuksesan dakwah34
Adapun cara dalam melakukan pendekatan dengan metode
hikmah yaitu35
a Berbicara kepada seseorang dengan bahasanya
Termasuk hikmah adalah berbicara dan berdialog dengan
orang lain menggunakan bahasanya sehingga isi
pembicaraan dan berkomunikasi timbal-balik dengan
lancar Artinya bukan sekedar orang Cina dengan bahasa
Cina Rusia dengan bahasa Rusia tetapi lebih dari itu
bahwasanya orang-orang berilmu diajak dengan bahasa
mereka dan orang awam diajak bicara dengan bahasa
mereka
b Bersikap ramah
Termasuk hikmah pula untuk bersikap ramah dan lemah
lembut dalam menyampaikan perintah dan larangan Kita
tidak membebani seseorang dengan suatu yang tidak kuat
34
A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 202
35Yusuf Al-Qaradhawi Retorika Islam Bagaimana Seharusnya Menampilkan
wajah Islam terj Abdillah Noor Ridlo h 20
33
dipikulnya Dengan begitu dia tidak akan menolak seruan
kita
c Memperhatikan tingkatan pekerjaan dan kedudukan
syariatnya
Termasuk kategori hikmah yang harus diperhatikan
dengan baik dalam retorika dakwah Islam era kini yaitu
memperhatikan dan menjaga tingkatan jenis pekerjaan
nilainya dan legalitas syarrsquoi-nya Dengan cara menyusun
pesan-pesan Islam dengan baik sesuai dengan tempat dan
waktu dan tingkatan masing-masing Kemudian kita
sampaikan perintah dan larangan sesuai dengan
prioritasnya
d Gerakan bertahap
Cara hikmah lainnya yang harus diperhatikan adalah
mengajak manusia secara tadarruj (bertahap) Karena
tadarruj itu sendiri merupakan hukum alam sebagaimana
ia merupakan hukum syariat Seperti penciptaan manusia
yang melalui proses tahap demi tahapan
Dengan demikian hikmah itu mengandung arti menjaga
kondisi dan keadaan manusia (sehingga seorang dai menggunakan
cara yang sesuai dengan kondisi dan keadaan yang didakwahinya
karena manusia memiliki ragam pemahaman dan keilmuan beragam
dari sisi emosional juga beragam dari sisi menyikapi kebenaran
Dengan kata lain seorang dai mesti menggunakan cara yang pantas
dan lebih cepat diterima bagi orang yang didakwahinya maka semua
cara ini termasuk dakwah kepada Allah dengan hikmah)36
36
Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah terj
Beni Sarbeni h 146
34
2 Al-maui`dzah Al-hasanah
Kata mau`izhah terambil dari kata wa`azha yang berarti
nasihat Mau`izhah adalah uraian yang menyentuh hati yang
mengantar kepada kebaikan37
Dari makna bahasa kita bisa
memahami bahwa mau`izhah secara istilah adalah arahan bimbingan
dan nasihat dengan sesuatu yang meluluhkan hati tepatnya dengan
menyebutkan pahala atau siksa38
Mau`izhah al-hasanah atau nasihat
yang baik adalah memberikan nasihat kepada orang lain dengan cara
yang baik yaitu petunjuk-petunjuk ke arah kebaikan dengan bahasa
yang baik dapat diterima berkenan di hati menyentuh perasaan
lurus di pikiran menghindari sikap kasar dan tidak mencari atau
menyebut kesalahan audiens sehingga pihak objek dakwah dengan
rela hati atas kesadarannya dapat mengikuti ajaran yang disampaikan
oleh pihak subjek dakwah39
Jika cara hikmah mengajak berbicara
kepada akal agar memaklumi pesan-pesan maka dakwah dengan
mau`izhah adalah hasanah adalah mengajak berbicara kepada hati
dan perasaan agar menyadari dan tergerak untuk bertindak40
Menurut Ibnu al-Atsir nasihat merupakan untaian kata yang
diungkapkan buat orang yang diberi nasihat dengan harapan orang
yang diberi nasihat bertambah baik41
Nasihat adalah memerintah
atau melarang atau menganjurkan yang dibarengi motivasi dan
ancaman juga berarti mengatakan sesuatu yang benar dengan cara
37
MQuraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an h
775 38
Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah terj
Beni Sarbeni h 150 39
Samsul Munir Amin Ilmu Dakwah (Jakarta Amzah 2009) cet Ke- I h 99-100 40
Yusuf Al-Qaradhawi Retorika Islam Bagaimana Seharusnya Menampilkan
wajah Islam terj Abdillah Noor Ridlo h 29
41Harjani Hefni Komunikasi Islam (Jakarta Prenadamedia Group 2017) cet Ke-
II h148
35
melunakkan hati Nasihat harus berkesan dalam jiwa atau mengikat
jiwa dengan keimanan dan petunjuk42
Al-Mau`izha Hasanah merupakan cara berdakwah atau
bertablig yang disenangi mendekatakan manusia padanya dan tidak
menjerakan mereka memudahkan dan tidak menyulitkan
Singkatnya ia adalah suatu metode yang mengesankan sasaran
dakwah bahwa juru dakwah adalah sebagai teman dekat yang
menyayanginya dan sebagai yang mencari segala hal yang
bermanfaat baginya dan membahagiakannya43
Bentuk-bentuk dakwah mau`izhah hasanah diantaranya yaitu
a Nasihat
Nasihat berasal dari bahasa Arab dari kata kerja Nashaha
yang berarti Khalasha yaitu murni dan bersih dari segala kotoran
juga berarti Khata yaitu menjahit44
Sebagian ahli ilmu berkata
nasihat adalah perhatian hati terhadap yang dinasihati siapa pun
dia Nasihat adalah salah satu cara dari al-mau`izhah al-hasanah
yang bertujuan mengingatkan bahwa segala perbuatan pasti ada
sangsi dan akibat Secara terminologi nasihat adalah memerintah
atau melarang atau menganjurkan yang dibarengi dengan
motivasi dan ancaman45
1) Kriteria seorang penasehat
Ibnu Taymiyah menyebutkan beberapa sifat yang harus
dimiliki seorang penasihat yang mengajak kepada perbuatan
makruf dan melarang orang lain berbuat mungkar haruslah
memiliki ilmu tentang hal yang makruf dan yang mungkar
42
M Munir Metode Dakwah h 243 43
Muhammad Husain Fadhlullah Metodologi dakwah dalam Al-Quran terj
Tarmana Ahmad Qosim (Jakarta Lentera 1997) Cet Ke-I h 48 44
MMunir Metode dakwah h 242
45
MMunir Metode dakwah h 242
36
dan dapat membedakan antara keduanya dan harus memiliki
ilmu tentang keadaan orang yang diperintah dan yang
dilarang Dan yang dimaksud dengan ilmu itu adalah apa-apa
yang dibawa Rasulullah dari apa-apa yang Allah utuskan
kepadanya46
b Tabsyir wa Tanzir
Tabsyir secara bahasa berasal dari kata basyara yang
mempunyai arti memperhatikan merasa senang Tabsyir dalam
istilah dakwah adalah penyampaian dakwah yang berisi kabar-kabar
yang menggembirakan bagi orang-orang yang mengikuti dakwah47
Adapun tujuan tabsyir yaitu48
1) Memperkuat atau memperkokoh iman
2) Memberikan harapan
3) Menumbuhkan semangat beramal
4) Menghilangkan sifat keragu-raguan
Sedangkan tanzir adalah penyampaian dakwah yang di mana
isinya berupa peringatan terhadap manusia tentang adanya kehidupan
akhirat dengan segala konsekuensinya49
Adapun bentuk-bentuk
tanzir diantaranya yaitu50
1) Penyebutan nama Allah
2) Menunjukkan keburukan
3) Pengungkapan bahayanya
4) Penegasan adanya bencana segera
5) Penyebutan peristiwa akhirat
46MMunir Metode dakwah h 242
47
MMunir Metode dakwah h 257
48
MMunir Metode dakwah h 259
49MMunir Metode dakwah h 263
50
MMunir Metode dakwah h 265
37
c Kisah
Kisah atau qashash diklasifikasikan ke dalam dua makna
yaitu yang berarti menceritakan dan mengandung arti menelusuri atau
mengikuti jejak51
Makna Qashash dalam sebagian besar ayat-ayat
berartikan kisah atau cerita sedangkan ayat-ayat yang berbicara
menggunakan lafazh qashash ternyata juga muncul dalam konteks
cerita atau kisah tentang Nabi Musa as52
Macam-macam kisah dalam
Al-Qur`an menurut Manna` Khalil al-Qatthan53
1) Kisah para Nabi menyangkut dakwah mereka dan tahapan
serta perkembangannya
2) Kisah peristiwa-peristiwa masa lalu dan pribadi-pribadi yang
tidak diketahui secara pasti apakah mereka Nabi atau bukan
3) Kisah peristiwa yang terjadi pada zaman Rasulullah seperti
perang Badar Uhud Khandak dan lain-lain
3 Al-mujadalah
Dalam bahasa dikatakan jadalahu artinya mendebat dan
melawannya Jadal adalah sangat dalam perlawanan dan
kemampuannya yaitu sangat melawan Jadala adalah menghadapi
argumentasi dengan argumentasi sedang mujadalah artinya berdebat
dan berbantah-bantahan54
Mujadalah adalah berdiskusi dengan cara yang baik dari cara
berdiskusi yang ada Mujadalah merupakan cara terakhir yang
digunakan untuk berdakwah manakala dua cara terakhir digunakan
untuk orang-orang yang taraf berpikirannya maju dan kritis seperti
51MMunir Metode dakwah h 292
52
MMunir Metode dakwah h 292
53
MMunir Metode dakwah h 293 54
Syekh M abu al-Fatah Al-bayanuiy Ilmu Dakwah Prinsip Kode etik dalam
berdakwah menurut Al-Quran dan As-Sunnah terj h Dedi Junaedi (Jakarta Pressindo
2010) Cet Ke-I h 334
38
ahli kitab yang memang telah memiliki bekal ilmu agama dari para
utusan sebelumnya55
Pendekatan dalam dakwah ini dilakukan
dengan dialog yang berbasis budi pekerti luhur tutur kalam yang
lembut serta mengarah pada kebenaran dengan disertai argumentasi
demonstratif rasional dan tekstual sekaligus dengan maksud menolak
argumen bathil yang dipakai lawan dialog56
Mengutip perkataan Imam Ibnu Baththah berkata tentang
masalah ini ldquoyang mesti dimiliki oleh setiap muslim dalam
pengajaran dan perdebatan mereka tentang masalah fikih dan hukum
adalah membenarkan niat dengan maksud memberikan nasihat
bersikap adil dan mencari kebenaran dengannya langit dan bumi bisa
tegakrdquo57
Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan apabila metode
ini hendak dipakai yakni58
Pertama tidak merendahkan pihak lawan
Kedua tujuan diskusi hanyalah semata-mata menunjukkan kebenaran
sesuai nilai dan ajaran Islam
Ketiga tetap menghormati pihak lawan sebab jiwa manusia tetap
memiliki harga diri Ia tidak boleh merasa kalah dalam diskusi
sehingga harus diupayakan agar ia tetap merasa dihargai dan
dihormati
Adapun jidal yang diperintahkan oleh Allah adalah jidal yang
bertujuan untuk mengalahkan lawan bukan karena hawa nafsu tetapi
untuk memenangkan pandangan yang benar Meskipun pandangan
yang akan dipaparkan adalah benar Allah hanya membolehkan jidal 55
Samsul Munir Amin Ilmu Dakwah h 100 56
A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 206
57Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah terj
Beni Sarbeni h 155 58
Moh Ardani Fikih Dakwah h 33
39
dengan cara yang baik59
Terkadang mujadalah dilakukan dengan
suatu tujuan yang baik dan terkadang dengan kebatilan Allah
berfirman
helliphellip ldquoDan bantahlah mereka dengan cara yang baikrdquo (QS An-
Nahl [16] 125)
hellip helliphellip ldquoDan mereka membantah dengan (alasan) yang batil untuk
melenyapkan kebenaran dengan yang batil iturdquo (QS Al-
Mukmin [40] 5)
Atas dasar inilah para ulama membagi jadal kepada dua
macam yaitu yang terpuji dan tercela sesuai dengan tujuan cara dan
hal-hal yang menyebabkan terjadinya 60
Debat yang terpuji dalam
dakwah tidak memiliki tujuan pada dirinya sendiri Ia lebih ditujukan
sebagai wahana (wasilah) untuk mencapai kebenaran dan petunjuk
Allah Swt dakwah melalui pendekatan ini sangat tepat diterapkan
kepada kelompok mad`u yang masih dalam pencarian kebenaran
tetapi bukan termasuk kelompok awam (al-mutawasitun)61
Bentuk-bentuk dakwah bi al-mujadalah diantaranya yaitu
a Al-hiwar
Al-Hiwar dapat diartikan dengan dialog antara dua orang yang
setara dari segi kecerdasan dan juga tidak ada dominasi antara
59
Harjani Hefni Komunikasi Islam (Jakarta Prenadamedia Group 2017) cet Ke-
II h128 60
Syekh M abu al-Fatah Al-bayanuiy Ilmu Dakwah Prinsip Kode etik dalam
berdakwah menurut Al-Quran dan As-Sunnah terj Dedi Junaedi h 335
61A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 206
40
satu dan yang lain Adapun etika yang digunakan dalam berdialog
antara lain62
1) Kejujuran
2) Tawadhu
3) Bertujuan untuk mencapai kebenaran
4) Memberi kesempatan kepada pihak lawan
b As-ilah wa ajwibah
Kata as-ilah merupakan bentuk jamak dari kata as-sual yang
berarti pertanyaan-pertanyaan Begitu pula dengan kata ajwibah
yang merupakan bentuk jamak dari kata ijabah yang artinya
adalah jawaban-jawaban63
As-ilah wa ajwibah dapat diartikan sebagai proses Tanya jawab
dalam berdakwah antara dua orang yang berbeda tingkat
kecerdasannya Diantara subjek dakwah dalam metode ini yaitu
orang mukmin dan non-mukmin Adapun objek dalam metode ini
yaitu Akidah Syariah dan Akhlak Dan di era modern saat ini
metode atau proses as-ilah wa ajwibah dapat diaplikasikan dalam
beberapa bentuk diantaranya televisi radio internet dan media
cetak
F Sumber Metode Dakwah
Adapun beberapa sumber metode dakwah yaitu64
1 Al-Qur`an
Al-Qur`an adalah sumber hukum Islam dan juga menjadi
pedoman bagi umat Islam Di dalam Al-Qur`an banyak sekali
ayat yang membahas tentang masalah dakwah Selain itu ada
ayat-ayat yang ditujukan kepada Nabi ketika beliau melancarkan
6262
M Munir Metode Dakwah h 328 63
M Munir Metode Dakwah h 335-336 64
Moh Ardani Fikih Dakwah h 33
41
dakwahnya Semua ayat tersebut menunjukkan metode yang
harus dipahami dan dipelajari oleh setiap muslim Karena Allah
tidak akan menceritakan melainkan agar dijadikan suri tauladan
dan dapat membantu dalam rangka menjalankan dakwah
berdasarkan metode yang tersurat dan tersirat dalam Al-Qur`an
2 Hadis
Hadis merupakan sumber hukum kedua dalam Islam setelah Al-
Qur`an Dalam sunah Rasul banyak kita temui hadis yang
berkaitan dengan dakwah Begitu juga sejarah Nabi dalam
menyiarkan dakwahnya baik di Mekah atau Madinah Semua ini
memberikan contoh dalam metode dakwahnya Karena
setidaknya kondisi yang dihadapi Rasulullah ketika itu juga
dialami oleh juru dakwah saat ini
3 Sejarah Hidup para sahabat65
Dalam sejarah hidup para sahabat besar cukuplah memberikan
contoh yang baik dan sangat berguna bagi juru dakwah Karena
mereka adalah orang yang expert dalam bidang agama dan hidup
pada masa Rasulullah
4 Pendapat Para Ulama
Ulama yang dimaksud di sini ialah pendapat ulama yang beriman
serta menguasai ilmu keislaman secara mendalam dan juga
mengamalkannya Pendapat ulama harus dihargai karena ia
dihasilkan dari pemikiran yang mendalam serta berdasarkan
sumber utama hukum Islam Pendapat ulama dibagi dua yaitu
pendapat ulama yang telah di sepakati dan pendapat yang masih
65
sebaik-baik manusia adalah yang hidup) خير الناس قرني ثم لذين يلونهم ثم لذين يلونهم
pada zamanku kemudian orang-orang sesudah mereka kemudian orang-orang sesudah
mereka H R Muslim) mereka itulah para sahabat yang hidup pada zaman Nabi dan
sesudahnya
42
diperselisihkan Dalam mengutip pendapat ulama tentu saja dai
harus memperhatikan etika dalam mengutip pendapat diantaranya
yaitu pendapat terssebut tidak bertentangan dengan Al-Qur`an
dan hadis66
Pendapat para ulama meliputi Ijma` dan Qiyas Di
mana ijma` adalah kesepakatan mujahid dalam suatu ijma` atau
masalah tertentu sedangkan Qiyas adalah proses penyingkapan
kesamaan hukum suatu kasus yang tidak disebutkan dalam nash
5 Hasil Penelitian Ilmiah
Sifat dari hasil penelitian ilmiah adalah relatif dan reflektif
Relatif karena nilai kebenarannya dapat berubah Reflektif karena
ia mencerminkan realitasnya Hasil penelitian bisa berubah oleh
penelitian berikutnya atau penelitian dalam medan yang berbeda
Maka dari itu pendakwah harus mengetahui etika dalam mengutip
hasil penelitian ilmiah dalam menyampaikan materi dakwah67
6 Pengalaman
Pengalaman juru dakwah merupakan hasil pergaulannya dengan
orang banyak yang kadangkala dijadikan referensi ketika
berdakwah Dengan mengetahui sumber metode dakwah sudah
sepantasnya kita menjadikannya sebagai pedoman dalam
melaksanakan aktivitas dakwah sesuai dengan kondisi dan situasi
yang terjadi
G Bentuk-bentuk Metode Dakwah
Pada garis besarnya bentuk dakwah ada tiga yaitu68
1 Dakwah bi al-lisan (lisan)
Secara substantif dakwah adalah ajakan yang bersifat Islami
Sedangkan kata lisan dalam bahasa Arab berarti ldquobahasardquo Maka
66
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 276-277 67
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 278 68
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 307
43
dakwah bil lisan bisa diartikan ldquopenyampaian dakwah melalui lisan
berupa ceramah atau komunikasi langsung antara dai dan madurdquo69
Kualitas perkataanbicara seseorang mencerminkan suasan hati Lisan
yang fasih tegar dan penuh percaya diri merupakan gambaran
kondisi hati seseorang yang tenang dan memiliki semangat tinggi
menyampaikan kebenaran Perkataan yang tersusun rapi dari seorang
dai merupakan jembatan pembuka hati dan penggerak rasa bagi yang
menerima panggilanseruan70
Dakwah bi al-lisan yang hampir sinonim dengan tablig secara
umum dibagi kepada dua macam Pertama dakwah secara langsung
tanpa media yaitu antara dai dan mad`u berhadapan wajah (face to
face) Dalam ilmu komunikasi hal semacam ini disebut dengan
komunikasi primer Kedua dakwah menggunakan media (channel)
yaitu antara dai dan mad`u tidak saling berhadapan dan model
komunikasi seperti ini disebut dengan komunikasi sekunder Dakwah
melalui media seperti Televisi Radio film dan lainnya71
Dalam melakukan dakwah bil lisan seorang dai harus bisa
memilih kata atau penyampaian yang sesuai dengan objek dakwah
Pemilihan kata-kata yang tepat ketika berdakwah diklasifikasikan
Al-Qur`an dalam beberapa bentuk sesuai dengan siapa mad`u yang
dihadapi diantaranya72
a Qaulan Balighan (perkataan yang membekas pada jiwa)
Kata baligh dalam bahasa arab artinya sampai
mengenai sasaran atau mencapai tujuan Bila dikaitkan
69
Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah Jakarta Lembaga Penelitian
UIN Syarif Hidayatullah h 42
70
Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah h 43
71Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah (Depok Rajawali Pers 2018) Cetke- I h 30
72Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah h 48
44
dengan qaul (ucapan atau komunikasi) baligh berarti fasih
jelas maknanya terang tepat mengungkapkan apa yang
dikehendaki
b Qaulan Layyinan (perkataan yang lembut)
Qaulan layyinan berarti perkataan yang lemah lembut
Perkataan yang lemah lembut dalam komunikasi dakwah
merupakan interaksi komunikasi dai dalam mempengaruhi
mad`u untuk mencapai hikmah73
Jika dilihat dari konteks
mad`u yang dihadapi penggunaan qaulan layyinan lebih
diarahkan kepada sang penguasa Dalam tataran ini seorang
dai dalam menyampaikan pesan dakwahnya kepada seorang
penguasa adalah perkataan yang lemah lembut tanpa ada
konfrontasi Walaupun penguasa tersebut zalim dan
durhaka74
c Qaulan Ma`rufan (perkataan yang baik)
Salah satu pengertian ma`rufan secara etimologi
adalah al-kahyr atau al-ihsan yang berarti baik Jadi qaulan
ma`rufan megandung pengertian perkataan atau ungkapan
yang pantas dan baik
d Qaulan Maisuran (perkataan yang ringan)
Kata maysuran merupakan bentuk isim maf`ul dari
yasara-yaisiru-yusran yang artinya mudah Maka qaulan
maysuran dapat diartikan perkataan yang mudah diterima
ringan pantas dan tidak berbelit-belit Dakwah dengan
maysuran berarti pesan yang disampaikan itu sederhana
73
Wahyu Ilahi Komunikasi Dakwah (Bandung Remaja Rosdakarya 2010) Cet
Ke-I h 178
74 Wahyu Ilahi Komunikasi Dakwah h 179
45
mudan dimengerti dan dipahami tanpa memerlukan pemikiran
yang mendalam
e Qaulan Kariman (Perkatan yang mulia)
Dakwah dengan qaulan kariman sasarannya adalah
orang yang lanjut usia Sedangkan pendekatan yang
digunakan adalah dengan perkataan yang mulia santun
penuh penghormatan dan penghargaan tidak menggurui serta
tidak perlu retorika yang berapi-api
2 Dakwah bi al-qalam (tulisan)dakwah bil-kitabah
Dakwah bi al-qalam ialah suatu kegiatan menyampaikan
pesan dakwah melalui tulisan seperti buku surat kabar majalah
jurnal artikel internet dan lain-lain Karena dimaksudkan sebagai
pesan-pesan dakwah maka tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan
atau seruan mengenai amar makruf nahi mungkar75
Dakwah Islam tidak hanya terbatas pada kegiatan dakwah bi
al-lisan akan tetapi juga dakwah memalui tulisan Dakwah bil-
kitabah bukanlah dakwah yang baru muncul ke permukaan ketika
pertama sekali ditemukan mesin cetak (press) melainkan telah
dilaksanakan Rasulullah Saw 15 abad silam Menurut catatan
sejarah pada tahun ke-enam hijriah Nabi Muhammad Saw mulai
mengembangkan wilayah dakwahnya Cara yang dilakukan antara
lain dengan mengirim surat kepada para pemimpin dan raja-raja pada
waktu itu yang isinya Nabi mengajak mereka untuk memeluk Islam
Tidak kurang delapan buah surat dikirim Nabi kepada kepala Negara
75
Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah h 53
46
dan raja yang diantar langsung oleh delapan orang sahabat yang
sangat bijak76
3 Dakwah bi al-hal (tindakan)
Kata al-hal secara etimologis berarti keadaan Artinya ini
menunjukkan realitas yang terwujud dalam perbuatan nyata Dengan
demikian dakwah bi al-hal dapat diartikan ldquomengajakmenyeru ke
jalan Allah untuk kebahagiaan dunia dan akhirat melalui perbuatan
nyata yang sesuai dengan keadaan manusiardquo77
Dakwah bil-hal merupakan istilah yang dimunculkan di
Indonesia sama halnya dengan istilah halal bihalal Diperkirakan
istilah dakwah bil hal dimunculkan sekitar tahun 70-an Namun
belum ditemukan rujukan yang menjelaskan siapa sebenarnya
penggagas pertama istilah tersebut Dakwah bil-hal semakna dengan
istilah lisanul hal dan lisanul uswah Dakwah bil-hal diartikan
dengan dakwah dengan keadaan M Natsir menggunakan secara
bergantian istilah lisanul hal dan lisanul uswah sebagai pengganti
istilah dakwah bil-hal Lisanul uswah menurut Natsir adalah bahasa
contoh perbuatan yang nyata Ketika Nabi Muhammad hijrah ke
Madinah dan membangun masjid Quba dan Masjid Nabawi serta
membuat parit pertahanan pada perang Ahzab merupakan bentuk
dakwah lisanul uswah Sedangkan lisanul hal lebih menonjolkan
pada ketinggian akhlak atau budi pekerti78
Berdasarkan ketiga bentuk dakwah di atas ditinjau dari sudut
pandang yang lain metode dakwah dilakukan pada berbagai metode
76
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 32 77
Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah h 60
78Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 33-34
47
yang lazim dilakukan dalam pelaksanaannya metode tersebut adalah
sebagai berikut79
1 Metode ceramah
Metode ceramah adalah metode yang dilakukan dengan
maksud untuk menyampaikan keterangan petunjuk pengertian
dan penjelasan tentang sesuatu kepada pendengar dengan
menggunakan lisan Metode ini harus diimbangi dengan
kepandaian khusus tentang retorika diskusi dan faktor-faktor
lain yang membuat pendengar merasa simpatik dengan
ceramahnya
2 Metode Tanya jawab
Metode Tanya jawab adalah metode yang dilakukan dengan
menggunakan tanya jawab untuk mengetahui sampai sejauh mana
ingatan atau pikiran seseorang dalam memahami atau menguasai
materi dakwah disamping itu juga untuk merangsang perhatian
penerima dakwah Metode tanya jawab ini sifatnya membantu
kekurangan-kekurangan yang terdapat pada metode ceramah
Tanya jawab sebagai salah satu metode cukup dipandang efektif
apabila ditempatkan dalam usaha dakwah karena objek dakwah
dapat mengajukan pertanyaan yang belum dikuasai oleh mad`u
sehingga akan terjadi hubungan timbal balik antara subjek
dakwah dengan objek dakwah
3 Metode diskusi
Dakwah dengan menggunakan metode diskusi dapat
memberikan peluang peserta diskusi untuk ikut memberikan
sumbangan pemikiran terhadap suatau masalah dalam materi
79
Samsul Munir Amin Ilmu Dakwah h 101
48
dakwah Dakwah dengan menggunakan metode diskusi ini dapat
menjadikan peserta terlatih menggunakan pendapat secara tepat
dan benar tentang materi dakwah yang didiskusikan dan mereka
akan terlatih berpikir secara kreatif dan logis serta objektif
4 Metode propaganda
Metode propaganda adalah suatu upaya untuk mensyiarkan
Islam dengan cara mempengaruhi dan membujuk massa secara
massal persuasif dan bersifat otoritatif (paksaan)
5 Metode keteladanan
Dakwah dengan metode keteladanan atau demontrasi berarti
suatu cara penyajian dakwah dengan memberikan keteladanan
langsung sehingga mad`u akan tertarik untuk mengikuti kepada
apa yang dicontohkannya
6 Metode drama
Metode drama adalah suatu cara menjajakan materi dakwah
dengan mempertunjukkan dan mempertontonkan kepada mad`u
agar dakwah dapat tercapai sesuatu yang ditargetkan
7 Metode silaturahmi (home visit)
Dakwah yang dilakukan dengan mengadakan kunjungan
kepada suatu objek tertentu dalam rangka menyampaikan dakwah
kepada penerima dakwah Dakwah dengan menggunakan metode
home visit dapat dilakukan melalui silaturahmi menengok orang
sakit dan lain-lain
49
H Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Dan Penggunaan Metode
Dakwah
Agar metode dakwah yang dipilih dan digunakan benar-benar
fungsional maka perlu juga diperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhi pemilihan dan penggunaan suatu metode yaitu80
1 Tujuan dengan berbagai jenis dan fungsinya
Tujuan yang ingin dicapai dalam dakwah harus disesuaikan
dengan materi dakwah yang disampaikan
2 Sasaran dakwah dari berbagai segi
Keberagaman mad`u dalam berdakwah membuat seorang dai
harus bisa menyesuaikan metode dakwah yang disampaikan dan
juga materi yang ingin diberikan Di antara mad`u atau sasaran
dakwah diantarnya yaitu golongan cendekiawan golongan awam
dan non-muslim
3 Situasi dan kondisi yang beraneka ragam
Situasi atau kondisi saat menyampaikan dakwah menjadi salah
satu unsur dalam menentukan metode dakwah apakah dakwah
harus disampaikan dengan orator yang berapi-api atau dengan
uraian yang menyentuh hati disesuaikan dengan kondisi dalam
berdakwah
4 Kepribadian dan kemampuan dai
Seorang dai memiliki kemampuan yang berbeda-beda maka
pemilihan metode dalam berdakwah juga akan berbeda sesuai
dengan kemampuan dai
I Aplikasi Metode Dakwah Rasulullah
Rasulullah menerapkan beberapa metode dakwah ke dalam beberapa
pendekatan yaitu81
80
M Munir Metode Dakwah h 224
50
1 Pendekatan personal
Pendekatan dengan cara ini terjadi dengan individual yaitu dai
dan mad`u bertatapan muka secara langsung sehingga materi
yang disampaikan langsung diterima dan reaksi mad`u akan
langsung diketahui Pendekatan ini Rasulullah lakukan pada saat
dakwah sembunyi-sembunyi
2 Pendekatan pendidikan
Pendekatan ini bisa di lihat dengan teraplikasinya dalam lembaga-
lembaga pendidikan pesantren Yayasan yang bercorak Islam
ataupun Perguruan Tinggi yang di dalamnya terdapat materi-
materi keislaman
3 Pendekatan diskusi
Pendekatan ini di era sekarang sering dilakukan lewat berbagai
diskusi keagamaan dai berperan sebagai narasumber sedangkan
mad`u berperan sebagai audience
4 Pendekatan penawaran
Cara ini dilakukan Nabi dengan menggunakan metode yang tepat
tanpa paksaan sehingga mad`u ketika meresponinya tidak dalam
keadaan tertekan bahkan ia melakukannya dengan niat yang
timbul dari hati yang paling dalam Cara ini pun harus dilakukan
dai dalam mengajak mad`u-nya
5 Pendekatan misi dakwah
Maksud dari pendekatan misi adalah pengiriman tenaga para dai
ke daerah-daerah di luar termpat domisili Pendekatan-
pendekatan di atas adalah sebagian kecil dari seluruh pendekatan
yang ada dan semua itu bisa dijadikan acuan oleh para dai dalam
melakukan kegiatan dakwahnya
81
Moh Ardani Memahami Permasalahan Fikih Dakwah h 35
51
BAB III
BIOGRAFI M QURAISH SHIHAB
DAN HAJI ABDUL MALIK KARI AMRULLAH (HAMKA)
A Profil M Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab lahir di Rappang Sulawesi Selatan
pada tanggal 16 Februari 1944 M1 Rappang adalah kampung
halaman ibunda Quraish Asma yang biasa disapa Puang Asma atau
dalam dialek lokalnya Puc Cemma` Puang adalah sapaan untuk
anggota keluarga bangsawan Maklumlah nenek Asma Puattulada
adalah adik kandung Sultan Rappang Kesultanan Rappang yang
bertetangga dengan Kesultanan Sidenreng kemudian melebur jadi
bagian Indonesia setelah pemerintah Belanda mengakui kedaulatan
RI pada 27 Desember 19492
Ayahnya Abdurrahman Shihab adalah guru besar bidang tafsir
Al-Qur`an Dalam penuturan Quraish Shihab ia pertama belajar
bahasa Al-Qur`an langsung dari ayah kandungnya sendiri yang
dilaksanakan setiap habis maghrib3 Dari namanya jelas bahwa
ayahnya adalah seorang handhrami (penduduk daerah Arab bagian
Selatan) yang memiliki hubungan genealogi keturunan dengan Nabi
Di samping berwiraswasta sejak muda ayahnya juga dikenal sebagai
pendakwah4
1
M Quraish Shihab Membumikan Al-Qur`an (Bandung Mizan 1993) Cet Ke-
IV Bagian awal tentang penulis
2Mauluddin Anwar dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab
(Tangerang Lentera Hati 2015) Cetke-I h 5
3Sopyan Hadi Konsep Sabar Dalam Al-Qur`an Jurnal Madani Vol 1 No 2
September 2018 h 478
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Jurnal+sopyan+hadi+Konsep
+sabar+dalam+alquran+ampbtnG= diakses pada 8 Juli 2019
4Saifuddin wardani Tafsir Nusantara (Yogyakarta LKiS 2017) Cetke-I h 41
52
Aba Abdurrahman tinggal di Rappang selama 10 tahun sejak
menikahi Emma` Quraish adalah anak keempat Tiga kakaknya Nur
Ali Umar dan dua adiknya wardah dan Alwi Shihab juga lahir di
Rappang Setelah kelahiran Alwi Aba memboyong keluarga
besarnya ke Makassar persisnya di jalan Sulawesi lorong 194 nomor
7 atau yang lebih dikenal sebagai Kampung Buton Di sini lahir tujuh
adik Quraish Nina Sida Nizar Abdul Muthalib dan si kembar Ulda
dan Latifah Aba dan Emma` memiliki 12 putra-putri5
M Quraish Shihab (1944) dibesarkan dalam lingkungan keluarga
muslim yang taat Pada usia 9 tahun ia sudah terbiasa mengikuti
ayahnya ketika mengajar Ayahnya Abdurrahman Shihab merupakan
sosok yang banyak membentuk kepribadian bahkan keilmuannya
Ayahnya seorang guru besar bidang tafsir dan pernah menjabat
sebagai Rektor IAIN Alaudin Ujung Pandang dan juga sebagai
pendiri Universitas Muslim Indonesia (UMI) Ujung Pandang6
Pendidikan dasar diselesaikan oleh Quraish Shihab di Makassar
Setelah itu melanjutkan pendidikan menengah di Malang sambil
menjadi santri di Pondok Pesantren Darul Hadis al-Faqihiyyah
Pendiri dan pimpinan pondok ini ialah Habib Abdul Qadir Bilfaqih
yang juga merupakan guru M Quraish Shihab Pada tahun 1958 di
usia 14 tahun ia melanjutkan studi di Kairo Mesir Dengan bekal
ilmu yang diperolehnya di Malang ia diterima di kelas II tingkat
Tsanawiyah al-Azhar Pada tahun 1967 di usia 23 tahun ia berhasil
5 Mauluddin Anwar dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab
(Tangerang Lentera Hati 2015) Cetke-I h 7
6Munawir Kepemimpinan Non-Muslim dalam Tafsir AL-Misbah Karya M Quraish
Shihab Maghza Vol 2 No 2 Juli-Desember 2017 h 102
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Kepemimpinan+non+muslim
+dalam+tafsir+almisbah+ampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3D7i95QmG50RsJ diakses 12
Juli 2019
53
meraih gelar Lc (Licence sekarang setingkat S1) di jurusan Tafsir
Hadits Fakultas Ushuluddin di Universitas al-Azhar Adapun Dosen
yang sangat beliau kagumi ialah Syekh Abdul Halim Mahmud
Kemudian melanjutkan pendidikan di Fakultas yang sama dan meraih
gelas MA pada tahun 1969 dengan tesis ldquoal-i`jacircz al-Tasyricirc`i li al-
Qur`an al-Karicircmrdquo (kemukjizatan Al-Qur`an al-Karim dari segi
legilasi) Pada tahun 1980 ia melanjutkan pendidikan tingkat doctor
di Universitas al-Azhar Dalam waktu dua tahun ia bisa
menyelesaikan pendidikan doctor di usia 38 tahun dengan predikat
mumtaz marsquoa martabat al-syaraf al-ucircla (summa cumlaude)7
Quraish menikah dengan Fatmawaty istrinya pada 2 februari
1975 Mereka dikarunai lima orang anak yatiu Najela Shihab Najwa
Shihab Ahmad Nahla dan Nasywa
Dengan melihat latar belakang keluarga yang sangat kuat dan
disiplin sangat wajar jika kepribadian keagamaan dan kecintaan serta
minat terhadap ilmu-ilmu agama dan studi Al-Qur`an yang digeluti
sejak kecil dan selanjutnya didukung oleh latar belakang pendidikan
yang dilaluinya mengantarkan MQuraish Shihab menjadi seorang
mufasir8
MQuraish Shihab memiliki sejumlah karya antara lain9
a Tafsir Al-Manar Keistimewaan Dan Kelemahannya (1984)
b Mahkota Tuntunan Ilahi (Tafsir Surat Al-Fatihah 1988)
c Tafsir Al-Amanah (Kumpulan Artikel Dari Rubrik Tafsir)
7
Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 43 8
Munawir Kepemimpinan Non-Muslim dalam Tafsir AL-Misbah Karya M
Quraish Shihab Maghza Vol 2 No 2 Juli-Desember 2017 h 103
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Kepemimpinan+non+muslim
+dalam+tafsir+almisbah+ampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3D7i95QmG50RsJ diakses 12
Juli 2019
9 Saifuddin Wardani Tafsir Nusantara h 47
54
d Lentera Hati (Kisah Dan Hikmah Kehidupan 1994)
e Untaian Permata Buat Anakku Pesan Al-Qur`an Untuk
Mempelai (1995)
f Wawasan Al-Qur`An Tafsir Maudhu`i Atas Pelbagai
Persoaalan Umat (1996)
g Mukjizat Al-Qur`an (1997)
h Yang Tersembunyi Jin Iblis Setan Dan Malaikat (1999)
i Pengantin Al-Qur`An (Jakarta Lentera Hati 1999)
j Secercah Cahaya Ilahi Hidup Bersama Al-Qur`an (1999)
k Jalan Menuju Keabadian (2000)
l Tafsir Al-Misbah (2000)
Al-Qur`an adalah kitab yang oleh Rasul Saw dinyatakan
sebagai Marsquoducircbatullah (hidangan ilahi) Hidangan ini membantu
manusia untuk memperdalam pemahaman dan penghayatan tentang
Islam dan merupakan pelita bagi umat Islam dalam menghadapi
berbagai persoalan hidup10
M Quraish Shihab menginginkan Al-Qur`an tidak hanya
menjadi objek kajian ilmiah semata yang berhenti pada kognisi
melainkan Al-Qur`an harus fungsional dan hidup di kalangan
muslimin sendiri karena tujuan diturunkannya Al-Qur`an semula
memang sebagai petunjuk (hudan li al-nacircs) Dengan dasar pemikiran
seperti ini ia kemudian memandang perlu ditulis tafsir yang lebih
rinci bukan sekedar pengaturan umum seperti (Major Themes of the
Qur`an Fazlur Rahman atau ila al-Qur`an al-Karim Mahmud
Syaltut) dan dihidangkan menarik dengan menghilangkan kerumitan
analisis kebahasaan seperti kosa-kosa kata (mufradhat) dengan
10
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Vol I h ix bagian Sekapur Sirih
55
bahasa yang mudah dimengerti simple tidak terlalu akademis
sehingga menarik minat11
Masyarakat Islam dewasa ini pun mengagumi Al-Qur`an
Tetapi sebagian kita hanya berhenti dalam pesona bacaan ketika
dilantunkan seakan-akan kitab suci ini hanya diturunkan untuk
dibaca Memang wahyu pertama memerintahkan membaca bahkan
kata iqra` diulangi dua kali yang mengandung makna telitilah
dalamilah karena dengan penelitian dan pendalaman itu manusia
dapat meraih kebahagiaan sebanyak mungkin12
Dengan kesadaran seperti itulah Quraish Shihab menulis
tafsir al-Misbah yang diharapkan menjembatani kesenjangan kedua
pihak dari kaum muslimin dalam memahami Al-Qur`an Pertama
kelompok akademis Kedua kelompok awam (mayoritas kaum
muslimin) yang hanya terbiasa dengan ritual membaca ayat-ayat Al-
Quran tertentu saja seperti Yacircsicircn al-Wacircq`iah dan al-Rahmacircn tapi
tidak diiringi dengan pemahaman yang benar Bahkan
kesalahpahaman tersebut semakin menjadi umum karena hanya
membaca buku-buku yang menjelaskan keutamaan-keutamaan
membaca surah tersebut Apa yang dikritik oleh Quraish Shihab di
sini adalah pola keberagaman yang ritualistik bahkan magic yang
memperlakukan Al-Qur`an layaknya sebagai kitab magic bukan
kitab yang memuat hidayah yang menjadi tujuan esensial
diturunkannya Al-Qur`an13
Dengan latar belakang seperti ini jelas bahwa tafsir al-
Misbah dimaksudkan untuk menjembatani kedua kelompok tersebut
yaitu dengan menghidangkan bahasan tafsir yang tidak terlalu
11
Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 73 12
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Vol I h x bagian Sekapur Sirih
13 Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 74
56
akademis rumit dan bertele-tele namun tetap memahami unsur-
unsur validitas kebenaran dengan mengemukakan argumen-argumen
dalam bahasa yang mudah dimengerti sehingga bisa diminati oleh
kalangan intelektual dan kebanyakan kaum muslimin14
Menghidangkan tafsir Al-Qur`an berdasarkan urutan-urutan
turunnya Quraish Shihab berharap dapat mengantarkan pembaca
mengetahui runtutan petunjuk ilahi yang dianugerahi kepada Nabi
Muhammad Saw dan umatnya15
Tafsir ini ditulis di Cairo ketika menjadi Duta Besar di sana
pada hari Jumat 18 Juni 1999 M (4 Rabiul Awal 1420 H) dan selesai
ditulis pada tahun 2004 Pada tahun 1990-1993 ia menjadi pengasuh
rubrik ldquoPelita Hatirdquo di harian Pelita yang terbit di Jakarta Rubrik
tersebut yang kumpulan artikelnya diterbit oleh Mizan pada tahun
1994 menjadi buku Lentera hati Kisah dan Hikmah Kehidupan
Pengalaman yang sangat membekas ini dan pandangan filosofisnya
tentang agama sebagai sesuatu yang harus menjadi penerang
(pembimbing) menyebabkan Quraish Shihab memilih nama ini
karena kata ldquoal-Misbahrdquo adalah padanan Arab untuk ldquoPelitardquo dan
ldquoLenterardquo16
Kenapa al-Misbah Awalnya ada usulan termasuk sang
kakak Umar agar dinamai tafsir ash-Shihab merujuk pada marga
leluhur Quraish Quraish Shihab lebih memilih al-Misbah yang
berarti lampu lentera pelita atau benda lain yang berfungsi serupa
Fungsi ldquopenerangrdquo disukai Quraish dan itu kerap digunakannya
bukan semata untuk nama tafsir karyanya Ia pernah mengisi rubrik
14
Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 74-75 15
Sopyan Hadi Konsep Sabar Dalam Al-Qur`an Jurnal Madani Vol 1 No 2
September 2018 h 479 16
Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 75
57
khusus ldquoPelita Hatirdquo di Harian Pelita Salah satu bukunya yang
dipublikasikan penerbit Mizan berjudul Lentera Hati lalu dicetak
ulang dengan judul Lentera Al-Qur`an17
Dalam penulisan Tafsir Al-Misbah M Quraish Shihab
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor yang dominan
yaitu keluarganya pada lapisan pertama faktor psikologis dan formal
edukatif pada lapisan kedua dan faktor politik dalam batas tertentu
pada lapisan paling luar
Dalam penulisan tafsir Al-Misbah Quraish Shihab
memadukan metode tahlili dan maudhu`i meski banyak
kelemahannya metode tahlili tetap digunakan Karena Quraish
Shihab harus menjelaskan ayat demi ayat surat demi surat sesuai
urutan yang tersusun dalam mushaf Al-Qur`an Kelemahan itu
ditutupi dengan penerapan metode maudhu`i sehingga pandangan
dan pesan kitab suci bisa dihidangkan secara mendalam dan
menyeluruh sesuai tema-tema yang dibahas Menurut Manajer
Program Pusat Studi Al-Qur`an (PSQ) Muchlis M Hanafi selain
kombinasi dua metode tadi Tafsir Al-Misbah juga mengedepankan
corak ijtima`i (kemasyarakatan) Uraian yang muncul mengarah pada
masalah-masalah yang berlaku atau terjadi di tengah masyarakat
Lebih istimewa lagi menurut Muchlis kontekstualisasi sesuai corak
kekinian dan keindonesiaan sangat mewarnai al-Misbah18
17
Mauluddin Anwar dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab
(Tangerang Lentera Hati 2015) Cetke-I h 283 18
Mauluddin Anwar dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab h 285
58
B Profil Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka)
HAMKA (1908-1981) itu inspiratif bahwa dari orang yang
tak tamat SD ini lahir lebih dari seratus buku Tak hanya itu dua
universitas berkelas tak ragu memberi gelar Doktor Honoris Causa
kepadanya19
Hamka merupakan singkatan dari Haji Abdul Malik Karim
Amrullah (1908-1981) dilahirkan di kampung Tanah Sirah nagari
Sungai Batang di tepi Danau Maninjau Sumatera Barat tanggal 13
Muharram 1325 H bertepatan dengan 17 Februari 1908 M Abdul
Malik atau Hamka adalah putera dari Syekh Abdul Karim Amrullah
(1879-1945) seorang ulama besar pelopor gerakan pembaharuan
Islam di Minangkabau20
Mengingat ayahnya adalah seorang tokoh pembaharuan di
Sumatera Barat tidak mengherankan jika Hamka lahir dan tumbuh
dalam suasana pembaharuan yang diperjuangkan ayahnya sejak tahun
1906 di Minangkabau yakni setelah ayahnya kembali dari menuntut
ilmu di Makkah pada Syekh Ahmad Khatib akibatnya ketegangan
dan polarisasi sosial akibat penolakan orang tua terhadap ide
pembaharuan kaum muda yang dipelopori ayahnya juga ikut
membentuk jati diri Hamka pada masa mendatang21
19
M Anwar Djaelani 50 Pendakwah Pengubah Sejarah (Yogyakarta Pro-U
Media 2016) Cetke-I h 81 20
AM Ismatullaoh Metode Dakwah Dalam Al-Quran (studi penafsiran Hamka
terhadap QS An-Nahl125) Lentera Vol IXX No 2 Desember 2015 h 159
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metode+dakwah+dalam+alq
uran+studi+Penafsiran+hamkaampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3D32IV1tph8IkJ diakses 8
Juli 2019
21Husnul Hidayati Metodologi tafsir Kontekstual Al-Azhar Karya Buya Hamka
Jurnal Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir Vol 1 No 1 Januari-Juni 2018 h 4
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metodologi+tafsir+kontekstu
al+al+azhar+karya+buya+hamkaampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3DYm9Kdq2cuJgJ
diakses 16 Juli 2019
59
Dalam usia 6 tahun (1914) dia dibawa ayahnya ke Padang
Panjang Sewaktu berusia 7 tahun dimasukkan ke sekolah desa dan
malamnya belajar mengaji Al-Qur`an dengan ayahnya sendiri
sehingga khatam Dari tahun 1916 sampai tahun 1923 dia telah
belajar agama pada sekolah-sekolah ldquoDiniyah Schoolrdquo dan ldquoSumatera
Thawalibrdquo di Padang Panjang dan di Parabek Guru-gurunya waktu
itu ialah Syaikh Ibrahim Musa Parabek Engku Mudo Abdul Hamid
dan Zainuddin Labay Padang Panjang waktu itu ramai dengan
penuntut ilmu agama Islam dibawah pimpinan ayahnya sendiri22
Hamka tidak tamat Sekolah Dasar tapi dia autodidak untuk
berbagai bidang ilmu seperti filsafat sastra sejarah sosiologi dan
politik23
Gurunya ialah ayahnya sendiri iparnya dan beberapan
tokoh yang aktif dalam pergerakan Islam modern Buya Hamka
pernah belajar agama dengan Syekh ulama terkenal seperti Syeikh
Ibrahim Musa Syeikh Ahmad Rasyid Sutan Mansur RM
Surjopranoto dan Ki Bagus Hadikusumo Pada usia 16 tahun ia
merantau ke Jawa untuk menimba ilmu tentang gerakan Islam
modern kepada HOS Tjokroaminoto Ki Bagus Hadikusumo RM
Soerjopranoto dan KH Fakhrudin Saat itu HAMKA mengikuti
berbagai diskusi dan training pergerakan Islam di Abdi Dharmo
Pakualaman Yogyakarta24
beliau dapat mendalami karya ulama dan
pujangga besar di Timur Tengah seperti Zaki Mubarak Jurji Zaidan
22
Hamka Tasawuf Modern (Jakarta Republika 2015) Cetke-IV h III dibagian
catatan tentang Hamka 23M Anwar Djaelani 50 Pendakwah Pengubah Sejarah h 82
24httpbiooridbiografi-buya-hamka diakses pada tanggal 31 Agustu
2019 Pukul 1445
60
Abbas al-Aqqad Mustafa al-Manfaluti dan Hussain Haikal serta
mempelajari dan meneliti karya sarjana Perancis Inggris dan Jerman
seperti Albert Camus William James Sigmund Freud Arnold
Toynbee Jean Paul Sartre Karl Marx dan Pierre Loti25
Buya Hamka pernah menetap dan menjadi guru agama di
Tebing Tinggi dan Padang Panjang kemudian beliau juga menjadi
dosen di Universiti Islam Jakarta dan Universitas
MuhammadiyahRektor Perguruan Tinggi Jakarta dan Pengawai
Tinggi Agama Indonesia Disamping itu beliau juga aktif
menyampaikan dakwah melalui media massa (televisi dan radio)
bahkan beliau menerbitkan majalah Panji Masyarakat yang sangat
terkenal pada waktu itu sebagai sarana menyampaikan dakwah Islam
dan kritik sosial Sebagai guru atau dosen Hamka juga aktif dan
produktif dalam menulis banyak karya dan bukunya yang merupakan
buah pikiran yang cemerlang menghiasi dunia penulisan di negeri ini
salah satu karya fenomenal yang sangat terkenal sampai hari ini
adalah Tafsir Al Quran bdquo Al Azhar 30 juz (5 jilid) yang dikarangnya
justru ketika beliau berada di dalam penjara Ternyata penjara
baginya tidak membelenggu hati dan pikiran buya namun merupakan
saat-saat yang indah untuk mendapatkan inspirasi yang luar biasa26
Di tahun 1924 ia berangkat ke Yogya dan mulai mempelajari
pergerakan-pergerakan Islam yang mulai bergelora Ia dapat khusus
25
httpswwwdakwatunacom2015022764724buya-hamka-haji-abdul-malik-
karim-amrullah-guru-berjiwa-sastra-dan-tegar-pendirianaxzz5yAYcuPOR diakses tanggal
31 Agustus 2019 Pukul 16 28 wib
26httpswwwdakwatunacom2015022764724buya-hamka-haji-abdul-malik-
karim-amrullah-guru-berjiwa-sastra-dan-tegar-pendirianaxzz5yAYcuPOR diakses tanggal
31 Agustus 2019 Pukul 16 28 wib
61
pergerakan Islam dari HOS Tjokroaminoto H Fakharuddin RM
Suryopranoto dan iparnya sendiri AR Sr Mansur yang pada waktu
itu ada di Pekalongan Di tahun 1935 dia pulang ke Padang Panjang
waktu itulah mulai tumbuh bakatnya sebagai pengarang27
Di samping keasyikannya mempelajari bdquoKesusateraan Melayu
Klasikrdquo Hamka pun bersungguh-sungguh menyelidiki kesusateraan
Arab sebagai bahasa asing yang dikuasinya hanyalah semata-mata
bahasa Arab Karena menghargai jasa-jasanya dalam penyiaran Islam
dengan bahasa Indonesia yang indah itu maka permulaan tahun 1959
Majelis Tinggi University al-Azhar Kairo memberikan gelar
Ustaziyah Fakhiriyyah (Doctor Honoris Causa) kepada Hamka
Sejak itu berhaklah beliau memakai titel rdquoDrrdquo dipanggil namanya28
Pada 5 April 1929 Buya Hamka menikah dengan Siti Raham
(almh) Mereka menikah pada usia muda Buya Hamka 21 tahun
sedangkan istrinya berusia 15 tahun Kemudian Buya Hamka aktif
sebagai pengurus Muhammadiyah cabang Padang Panjang dan sibuk
mempersiapkan Kongres Muhammadiyah ke-19 di Minang Kabau29
Jabatan atau amanah yang pernah Buya Hamka emban selama
hidupnya antara lain sebagai berikut Tahun 1943 Buya Hamka
menjabat sebagai konsul Muhammadiyah Sumatera Timur Tahun
1947 sebagai ketua Front Pertahanan Nasional (FPN) Tahun 1948
sebagai ketua sekretariat bersama Badan Pengawal Negeri Dan Kota
(BPNK) Lalu tahun 1950 Buya Hamka menjadi Pegawai Negeri
pada Departemen Agama RI di Jakarta Tahun 1966-1957 beliau
terpilih menjadi anggota Konstituante Republik Indonesia Mulai
27
Hamka Tasawuf Modern h III dibagian catatan tentang Hamka 28
Hamka Tasawuf Modern (Jakarta Republika 2015) Cetke-IV-V h III
dibagian catatan tentang Hamka 29
Rusydi Hamka Pribadi dan Martabat Buya Hamka (Bandung PT Mizan
Publika 2017) Cetke-I h 5
62
tahun 1960 Buya Hamka dipercaya sebagai pengurus pusat
Muhammadiyah Pada Tahun 1968 Buya Hamka ditunjuk sebagai
Dekan Fakultas Ushuluddin Universitas Prof Moestopo beragama
Tahun 1975 sampai 1979 Buya Hamka dipercaya oleh para ulama
sebagai ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Di tahun yang
bersamaan Buya Hamka juga menjabat sebagai ketua umum
Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar selama dua periode30
Pada 1964 Buya Hamka ditangkap dengan tuduhan
melanggar Penpres Antisubversif Kemudian dibebaskan setelah
berakhirnya kekuasaan Orde lama Soekarno pada 196631
Buya
Hamka meninggal dunia pada hari jumat 24 Juli 1981 Beliau
dikebumikan di TPU Tanah Kusir dengan meninggalkan 10 orang
anak 7 laki-laki dan 3 perempuan Dari kesepuluh anak-anak
tersebut saat ini jumlah cucu beliau ada 31 orang dan cicit sebanyak
44 orang32
Adapun karya-karya Buya Hamka sejak tahun 1925 (usia 17
Tahun) di antaranya33
Bidang Agama dan Falsafah
a Tashawwuf Meodern (1939)
b Falsafah Hidup (1939)
c Lembaga Hidup (1940)
d Lembaga Budi (1940)
e Majalah Semangat Islam (zaman Jepang 1943)
f Majalah Menara (terbit di Padang Panjang setelah revolusi
1945) 30
Irfan Hamka Ayah Kisah Buya Hamka (JakartaRepublika 2018) cetke-XV h
290
31Rusydi Hamka Pribadi dan Martabat Buya Hamka h 10
32Irfan Hamka Ayah Kisah Buya Hamka h 291
33Rusydi Hamka Pribadi dan Martabat Buya Hamka h 373
63
g Negara Islam (1946)
h Islam dan Demokrasi (1946)
i Revolusi Agama (1946)
j Merdeka (1946)
k Dibandingkan Ombak Masyarakat (1946)
l Adat Minangkabau Menghadapi Revolusi (1946)
m Di dalam Lembah Cita-cita (1946)
n Kenang-kenangan hidup IIIIIIIV
o Sejarah Umat Islam jilid IIIIIIIV
p Pedoman Mubaligh Islam
q Perkembangan Taswauf Dari Abad Ke Abad (1952)
r Muhammadiyah Melalui Tiga Zaman (1946)
s Tafsir al-Azhar Juzu‟ I - Juzu‟XXX
Dengan Karunia Allah pada tahun 1956 dapatlah Buya
Hamka mendirikan rumah kediaman untuk berteduh anak dan istri di
Kebayoran Baru Kebetulan sekali di hadapan tanah tempat
mendirikan rumah terdapat sebuah lapangan luas persediaan untuk
mendirikan sebuah masjid Agung yang sesuai dengan martabat
Indonesia yang telah merdeka Buya Hamka gembira sekali karena
apabila satu masjid besar berdiri di muka rumah dapatlah anak-anak
selalu dididik dalam hidup keislaman terutama bila mereka selama
mendengarkan suara azan pada sembahyang lima waktu Setiap hari
Buya hamka melihat orang bekerja membangun masjid itu dan
mendoakan lekas selesai34
Masjid itu diberi nama ldquoMesjid Agung Al-Azharrdquo Nama ini
diberikan oleh Syekh Mahmoud Syaltout beliau adalah ulama
berfaham luas dan berpandangan jauh yang telah memasukkan
34
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I h 43
64
beberapa perubahan di dalam Al-Azhar Pada saat itu beliau sedang
menjadi tamu Agung Negara dan salah satu program beliau adalah
menziarahi Masjid Agung di Kebayoran Baru itu Sehingga dalam
kesempatan itulah beliau memberikan nama Masjid Agung itu
dengan nama Al-Azhar ldquomoga-moga dia menjadi al-Azhar di
Jakarta sebagaimana adanya Al-Azhar di Kairordquo35
Kandungan tafsir al-Azhar sebenarnya berasal dari ceramah
atau kuliah subuh Hamka yang disampaikannya di Masjid Agung Al-
Azhar Jakarta36
Pelajaran tafsir sehabis sembahyang subuh di
Masjid Agung Al-Azhar telah didengar di mana-mana di seluruh
Indonesia Dan teladan ini pun dituruti orang pula Terutama sejak
keluarnya sebuah majalah bernama Gema Islam tersebut di mana
kantor redaksi bertempat di dalam ruang masjid yang diterbitkan oleh
Perpustakaan Islam Al-Azhar yang didirikan sejak pertengahan tahun
196037
Atas usul dan tata usaha majalah waktu itu yaitu saudara haji
Yusuf Ahmad segala pelajaran ldquotafsirrdquo waktu subuh itu dimuatlah
dalam majalah Gema Islami tersebut Langsung saya berikan nama
baginya Tafsir Al-Azhar sebab tafsir ini timbul di dalam masjid
Agung Al-Azhar yang nama itu diberikan oleh syeikh Jami` Al-
Azhar sendiri Merangkaplah dia sebagai alamat terima kasih Hamka
atas penghargaan yang diberikan oleh Al-Azhar kepada Hamka38
Meskipun dalam perjalannnya Hamka kemudian melanjutkan dan
35
Sejarah nama masjid Agung Al-Azhar yang dituliskan Buya Hamka dalam tafsir
Al-Azhar Juzu` I Cet Ke-VI h 48 36
Husnul Hidayati Metodologi tafsir Kontekstual Al-Azhar Karya Buya Hamka
Jurnal Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir Vol 1 No 1 Januari-Juni 2018 h 30-31 37
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I (Jakarta Pustaka Panjimas 1985) Cet Ke-VI
h 48 38
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I cet Ke-VI h 48
65
menyelesaikan tafsir tersebut dalam tahanan karena ditangkap oleh
penguasa Orde Baru selama dua tahun empat bulan39
Salah satu niat seketika menyusun tafsir Al-Azhar adalah
hendak meninggalkan pusaka yang moga-moga ada harganya untuk
ditinggalkan bagi bangsa dan umat Muslimin Indonesia jika
panggilan Tuhan yang pasti datang kepadanya kelak Telah timbul
niat sejak tafsir pertama disusun moga-moga dapatlah hendaknya
hasil karya ini memenuhi husnuzan (baik sangka) Al-Azhar kepada
Buya Hamka itu penuhi sebaik-baiknya Buya Hamka datang ke
Mesir di permulaan tahun 1958 itu tidaklah berniat dan terkenang di
hati bahwa akan diberi kehormatan setinggi itu Menjadi tetamu
Mu`tamar Islamy itu sajapun sudahlah satu kehormatan yang
tertinggi bagi Buya Hamka sehingga karena suatu pidato yang ia
sampaikan dan atas karena cintanya orang mesir kepada Ulama
akhirnya mereka berilah penghargaan kepada Buya Hamka
Terasalah oleh Buya Hamka suatu hutang budi yang amat mendalam
untuk menyajikan satu buah tangan yang moga-moga kiranya banyak
atau sedikit dapat memenuhi penghargaan yang tinggi itu maka
dikaranglah tafsir ini40
Tiap-tiap tafsir Al-Qur`an memberikan corak haluan daripada
pribadi penafsirnya Maka dari itu dalam tafsir Al-Azhar ini akan
dapatlah dibaca haluan tafsirnya Tafsir Al-Azhar ditulis dalam
suasana baru di Negara yang penduduk Muslimnya lebih besar
jumlahnya dari penduduk lain sedang mereka haus akan bimbingan
agama haus hendak mengetahui rahasia Al-Qur`an maka pertikaian-
39
Husnul Hidayati Metodologi tafsir Kontekstual Al-Azhar Karya Buya Hamka
Jurnal Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir Vol 1 No 1 Januari-Juni 2018 h 30-31 40
Niat Buya Hamka saat menyusun tafsir Al-Azhar yang beliau sampaikan dalan
Tafsir Al-Azhar Juzu` I h 48-49
66
pertikaian Mazhab tidaklah di bawa dalam tafsir ini dan tidaklah
penulisnya Ta`ashshub kepada suatu faham melainkan mencoba
sedaya upaya mendekati maksud ayat menguraikan makna dari lafadz
bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia dan memberi kesempatan
orang buat berfikir Tafsir yang amat menarik hati penafsir buat
dijadikan contoh ialah tafsir al-Manar karangan Sayid Rasyid Ridha
berdasar kepada ajaran tafsir Syaikh Muhammad Abduh Tafsir
beliau ini selain dari menguraikan ilmu yang berkenaan dengan
agama mengenai hadis Fiqh dan sejarah lain-lain juga
menyesuaikan ayat-ayat itu dengan perkembangan politik dan
kemasyarakatan yang sesuai dengan zaman di waktu tafsir dikarang41
Dalam penulisan tafsir Al-Azhar Buya Hamka lebih condong
kepada metode tahlili atau taj`izi42
Metode tahlili adalah metode
penafsiran ayat-ayat Al-Qur`an melalui pendeskripsian
(menguraikan) makna yang terkandung dalam ayat-ayat Al-Qur`an
dengan mengikuti tata tertib surah atau urutan surat-surat dan ayat-
ayat Al-Qur`an yang diikuti oleh sedikit banyak analisis tentang
kandungan ayat itu43
Dalam penyusunan tafsir ini tidak terlalu mendalam sehingga
yang dapat memahaminya hanya semata-mata ulama dan tidak
terlalu rendah sehingga menjemukan Sebab segala yang kita
sebutkan di atas tadi sebagai corak dari jamaah sejati Islam meskipun
41
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I h 40--41 42
Sopyan Hadi Konsep Sabar Dalam Al-Qur`an Jurnal Madani Vol 1 No 2
September 2018 h 477 43
Ahmad Izzan Metodologi Ilmu Tafsir (Bandung Tafakur 2011) Cetke-III h
103
67
berbeda kedudukan namun yang paling mulia di antara mereka
adalah barang siapa yang paling takwa kepada Allah44
44
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I h 42
68
BAB IV
ANALISIS AYAT METODE DAKWAH
A Surat Ali-Imran Ayat 104
Ali-Imran adalah nama surah ke-3 yang terdiri atas 200 ayat
dan tergolong surah Madaniyah Pemakaian nama Ali-Imran untuk
surah ini menunjukkan betapa penting keluarga Imran ini Ada dua
Imran yang dalam keluarga keduanya lahir tokoh-tokoh penting yang
tercatat dalam sejarah keagamaan Imran ayah Nabi Musa dan Nabi
Harun as dan Imran seorang warga Bani Israil terkemuka kerabat
Nabi Zakaria dan Nabi Yahya as serta Maryam ibu Nabi Isa as
Surah ini dimulai dengan huruf muqaththa`ah alif lacircmmicircm untuk
menarik konsentrasi kita ketika membacanya1
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari
yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung(QS Ali-
Imran [3]104)
a Penafsiran Menurut Quraish Shihab
Dalam ayat ini Quraish Shihab menafsirkan terlebih dahulu
mengemukakan bahwa pengetahuan manusia itu akan berkurang
bahkan terlupa juga hilang jika tidak ada yang mengingatkan atau
tidak diulang-ulang mengerjakannya Beliau menuturkan bahwa
pengetahuan dan pengamalan berkaitan erat pengetahuan mendorong
kepada pengamalan dan meningkatkan kualitas amal sedang
pengamalan yang terlihat dalam kenyataan hidup merupakan guru
1
Djohan Effendi Pesan-Pesan Al-Qur`an Mencoba Mengerti Intisari Kitab Suci
(Jakarta PT Serambi Ilmu Semesta 2012) cetke-I h 65
69
yang mengajar individu dan masyarakat sehingga mereka pun belajar
mengamalkannya Kalau demikian halnya manusia dan masyarakat
perlu selalu diingatkan dan diberi keteladanan inilah inti dakwah
Islamiah2
Kalaulah tidak semua anggota masyarakat dapat
melaksanakan fungsi dakwah hendaklah ada di antara kamu wahai
orang-orang yang beriman segolongan umat yakni kelompok yang
pandangan mengarah kepadanya untuk diteladani dan didengar
nasihatnya yang mengajak orang lain secara terus menerus tanpa
bosan dan lelah kepada kebajikan yakni petunjuk-petunjuk ilahi
menyuruh masyarakat kepada makruf yakni nilai-nilai luhur serta
adat istiadat yang diakui baik oleh masyarakat mereka selama hal itu
tidak bertentangan dengan nilai-nilai ilahiah dan mencegah mereka
dari yang munkar yakni yang dinilai buruk lagi diingkari oleh akal
sehat masyarakat Mereka yang mengindahkan tuntunan ini dan yang
sungguh tinggi lagi jauh martabat kedudukannya itulah orang-orang
yang beruntung mendapatkan apa yang mereka dambakan dalam
kehidupan dunia dan akhirat3
Dalam ayat ini menggunakan dua kata yang berbeda dalam
rangka perintah berdakwah Pertama adalah kata (yad`ucircna) yakni
mengajak dan kedua adalah (ya`murucircna) yakni memerintahkan
Quraish Shihab menyatakan bahwa mengajak dikaitkan dengan al-
khayr sedang memerintah jika berkaitan dengan perintah melakukan
dikaitkan dengan al-ma`ruf sedang perintah untuh tidak melakukan
yakni melarang dikaitkan dengan al-munkar
2
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 2 (Jakarta Lentera Hati 2012) cet Ke-V h 209
3M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 2 h 209
70
Kata ldquominkumrdquo4 pada ayat di atas ada ulama yang
memahaminya dalam arti sebagian dengan demikian perintah
berdakwah yang dipesankan oleh ayat ini tidak tertuju kepada setiap
orang Bagi yang memahaminya demikian ayat ini buat mereka
mengandung dua macam perintah yang pertama kepada seluruh umat
Islam agar membentuk dan menyiapkan satu kelompok khusus yang
bertugas melaksanakan dakwah sedang perintah yang kedua adalah
kelompok khusus itu untuk melaksanakan dakwah kepada kebajikan
dan makruf serta mencegah kemunkaran Ada juga ulama yang
mengfungsikan kata minkum dalam arti penjelasan sehingga ayat ini
merupakan perintah kepada setiap muslim untuk melaksanakan tugas
dakwah masing-masing sesuai kemampuannya Memang jika
dakwah yang di maksud adalah dakwah yang sempurna tentu saja
tidak semua orang dapat melakukannya Di sisi lain kebutuhan
masyarakat dewasa ini menyangkut informasi yang benar di tengah
arus informasi bahkan perang informasi yang demikian pesat dengan
sajian nilai-nilai baru yang sering membingungkan semua menuntut
adanya kelompok khusus yang menangani dakwah dan membendung
informasi yang menyesatkan Karena itu adalah lebih tepat
memahami kata minkum pada ayat di atas dalam arti sebagian kamu
tanpa menutup kewajiban setiap muslim untuk saling mengingatkan5
Hal ini juga dijelaskan dalam tafsir Ibnu Katsir bahwa
maksud ayat ini hendaklah ada segolongan dari umat yang siap
4
Kata ldquominrdquo juga dijelaskan dalam tafsir Al-Aisar yang ditulis oleh Syaikh Abu
Bakar Jabir Al-Jazari Jilid 1 h 163 bahwa maksud minkum di sini ialah sebagian Dalam
tafsir ini dijelaskan bahwa wajibnya ada sebagian (satu kelompok) dari umat Islam bukan
semuanya untuk melaksanakan kewajiban dakwah amar ma`ruf nahi munkar karena tugas
ini harus dilakukan oleh orang yang berilmu dan tidak diiliki semua orang
5M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 2 h 210-211
71
memegang peran ini meskipun hal itu merupakan kewajiban bagi
setiap individu umat sesuai dengan kapasitasnya6
Selanjutnya ditemukan bahwa ayat di atas menggunakan dua
kata yang berbeda dalam rangka perintah berdakwah Pertama adalah
kata yad`ucircna yakni mengajak dan kedua adalah ya`murucircna yakni
memerintahkan Perlu dicatat bahwa apa yang diperintahkan oleh
ayat di atas sebagaimana terbaca berkaitan dengan dua hal mengajak
dikaitkan dengan al-khayr dan memerintah jika berkaitan dengan
perintah melakukan dikaitkan dengan al-ma`rucircf sedang perintah
untuk tidak melakukan yakni melarang dikaitkan dengan al-munkar7
Al-Qur`an mengisyaratkan kedua nilai di atas dalam
firmannya ini dengan kata al-khayrkebajikan dan al-ma`rucircf Al-khayr
adalah nilai universal yang diajarkan oleh Al-Qur`an dan Sunnah Al-
khayr menurut Rasul Saw sebagaimana dikemukakan oleh Ibn
Katsir dalam tafsirnya adalah mengikuti (Al-Qur`an dan Sunnahku)
Sedang al-ma`rucircf adalah sesuatu yang baik menurut pandangan
umum satu masyarakat selama sejalan dengan al-Khayr Adapun al-
munkar ia adalah sesuatu yang dinilai buruk oleh suatu masyarakat
serta bertentangan dengan nilai-nilai ilahi Karena itu ayat di atas
menekankan perlunya mengajak kepada al-khayrkebaikan
memerintahkan yang makruf dan mencegah yang mungkar Jelas
terlihat betapa mengajak kepada al-khayr didahulukan kemudian
memerintahkan kepada makruf dan melarang melakukan yang
mungkar8
6
Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Aal asy-Syeikh Tafsir Ibnu
Katsir terj Abdul Ghaffar (Bogor Pustaka Imam Syafi`I 2001) Cetke-I h 108
7M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 2 h 210 8
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 2 h 211
72
Paling tidak ada dua hal yang perlu digarisbawahi berkaitan
dengan ayat di atas Pertama nilai-nilai ilahi tidak boleh dipaksakan
tetapi disampaikan secara persuasif dalam bentuk ajakan yang baik
Sekadar mengajak yang dicerminkan antara oleh kata mengajak dan
oleh firmannya dalam surat an-Nahl ayat 125 ldquoajaklah ke jalan
Tuhan-mu dengan cara yang bijaksana nasihat (yang menyentuh
hati) serta berdiskusilah dengan mereka dengan cara yang lebih
baik (QS an-Nahl [16]125) Selanjutnya setelah mengajak siapa
yang akan beriman silakan beriman dan siapa yang kufur silakan
pula masing-masing mempertanggungjawabkan pilihannya9
Hal kedua yang harus digarisbawahi adalah al-ma`rucircf yang
merupakan kesepakatan umum masyarakat Ini sewajarnya
diperintahkan demikian juga al-munkar seharusnya dicegah Baik
yang memerintahkan dan yang mencegah itu pemilik kekuasaan
maupun bukan Dengan konsep al-ma`rucircf Al-Qur`an membuka pintu
yang cukup lebar guna menampung perubahan nilai-nilai akibat
perkembangan positif masyarakat Hal inilah agaknya yang ditempuh
Al-Qur`an karna idenilai yang dipaksakan atau tidak sesuai dengan
budaya atau perkembangan masyarakat maka tidak akan diterapkan
Karena itulah Al-Quran di samping memperkenalkan dirinya sebagai
pembawa ajaran yang sesuai dengan fitrah manusia ia juga melarang
pemaksaan nilai-nilainya walau merupakan nilai yang amat
mendasar seperti keyakinan akan keesaan Allah Swt10
9
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 2 h 211-212
10M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 2 h 211-212
73
b Penafsiran Menurut Buya Hamka
Dalam penafsiran ini Buya Hamka menyebutkan bahwa untuk
memelihara kokohnya nikmat Islam yang dijelaskan pada ayat
sebelumnya hendaklah ada dalam kalangan jamaah muslim itu suatu
golongan dalam ayat ditegaskan suatu umat yang menyediakan diri
mengadakan ajakan atau seruan tegasnya dakwah Yang selalu mesti
mengajak dan membawa manusia berbuat kebaikan menyuruh
berbuat makruf yaitu yang patut pantas dan sopan dan mencegah
melarang perbuatan munkar yang dibenci dan yang tidak diterima11
Di dalam tafsir Al-Qur`an juga disebutkan bahwa bahwa kelompok
khusus ini dibentuk untuk membantu menegakkan agama dalam
menjaga kesempurnaan Islam12
Disini terdapat dua kata penting yaitu menyuruh berbuat
makruf mencegah perbuatan munkar Berbuat makruf diambil dari
kata `uruf yang dikenal atau yang dapat dimengerti dan dapat
dipahami serta diterima oleh masyarakat Perbuatan yang makruf
apabila dikerjakan dapat diterima dan difahami oleh manusia serta
dipuji karena begitulah yang patut dikerjakan oleh manusia yang
berakal Yang mungkar artinya ialah yang dibenci yang tidak
disenangi yang ditolak masyarakat karena tidak patut tidak pantas
Tidak selayaknya yang demikian dikerjakan oleh manusia yang
berakal 13
Agama datang menuntun manusia dan memperkenalkan mana
yang makruf itu dan mana yang mungkar Sebab itu maka makruf dan
mungkar tidaklah terpisah dari pendapat umum Kalau ada orang
11Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV (Jakarta PT Pustaka Panjimas 1987) Cet
Ke-I h 30
12Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa`di Tafsir Al-Qur`an I terj M Iqbal dkk
(Jakarta Darul Haq 2017) Cet Ke-IX h 473
13Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 30
74
yang berbuat makruf seluruh masyarakat umumnya menyetujui
membenarkan dan memuji Kalau ada perbuatan mungkar seluruh
masyarakat menolak membenci dan tidak menyukainya Sebab itu
bertambah tinggi kecerdasan beragama bertambah kenal orang akan
yang makruf dan bertambah benci orang kepada yang mungkar
Lantaran itu wajiblah ada dalam jamaah muslimin segolongan umat
yang bekerja keras menggerakkan orang kepada yang makruf dan
menjauhi yang mungkar supaya masyarakat itu bertambah tinggi
nilainya14
Menyampaikan ajakan kepada yang makruf dan menjauhi
yang mungkar itulah yang dinamai dakwah Dengan adanya umat
yang berdakwah agama menjadi hidup tidak menjadi seolah-olah
mati Bidang untuk menyampaikan dakwah terbagi dua umum dan
khusus Yang umum banyak pula cabangnya sebab masyarakat
bercabang-cabang pula Dakwah kepada kalangan umat Islam sendiri
supaya mereka memegang agama itu ada dalam segala bidang
kemasyarakatan dalam pertanian perniagaan pekerjaan tangan
perburuhan dan kepegawaian Yang bersifat khusus ialah dakwah
dalam kalangan keluarga sendiri menimbulkan suasana agama di
kalangan keluarga mendidik agar patuh akan perintah Tuhan
berlomba berbuat baik Dakwah tidak berhenti walaupun antara
sesama golongan sendiri15
Di dalam ayat bertemu tiga kewajiban yang dihadapi Yang
dua berpusat kepada yang satu Yang satu ialah mengajak kepada
kebaikan Dia menimbulkan dua tugas Pertama menyuruh berbuat
makruf kedua melarang berbuat mungkar Setengah ahli tafsir
14
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 30
15Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu`IV h 31-31
75
mengatakan bahwasanya yang dimaksud dengan Al-khayri yang
berarti kebaikan di dalam ayat ini ialah Islam yaitu memupuk
kepercayaan dan iman kepada Tuhan termasuk tauhid dan makriat
Dan itulah hakikat kesadaran beragama yang menimbulkan tahu
membedakan yang baik dengan yang buruk yang makruf dengan
yang mungkar 16
Selanjutnya ialah timbul dan tumbuhnya rasa kebaikan dalam
jiwa yang menyebabkan tahu pula dan berani menegakkan mana
yang makruf dan menentang mana yang mungkar Kalau kesadaran
beragama belum tumbuh menjadi sia-sia sajalah menyebut yang
makruf dan menentang yang mungkar Sebab untuk memperbedakan
yang makruf dan yang mungkar tidak lain dari ajaran Tuhan Oleh
sebab itu dapatlah diambil kesan bahwa di dalam mengadakan
dakwah hendaklah kesadaran beragama ini wajib ditimbulkan terlebih
dahulu Suatu dakwah yang mendahulukan hukum halal dan hukum
haram sama saja dengan seorang yang menjatuhkan talak kepada
istri orang lain17
Sebagaimana dalam tafsir al-Maragi menjelaskan
bahwa yang bisa melaksanakan dakwah hanyalah kalangan khusus
umat islam yaitu mereka yang mengetahui rahasia-rahasia hukum
hikmah tasri` dan fiqihnya18
Hemat penulis orang atau kelompok yang melaksanakan
kegiatan dakwah ini terlebih dahulu harus memahami dan mengerti
tentang agama Islam itu sendiri secara hukum dan fiqih sehingga
dakwah bisa ditegakkan
16
Ahmad Mustafa Al-Maraghi Tafsir Al-Maraghi Juz IV terj Mustafa Al-Babi
al-Halabi (Semarang Toha Putra Semarang 1993) Cetke-II h 37
17Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 31
18Ahmad Mustafa Al-Maraghi Tafsir Al-Maraghi Juz IV terj Mustafa Al-Babi
al-Halabi (Semarang Toha Putra Semarang 1993) Cetke-II h 37
76
Di sini bertemu dengan dua kata penting yaitu Ummatun
yang berarti umat Hendaklah antara kamu ada suatu umat Yang
kedua kata yad`ucircna yaitu melancarkan dan menjalankan seruan
tegasnya dakwah Dari ayat ini dapat difahami bahwa di kalangan
ummat Islam yang besar jumlahnya ini Hendaklah ada lagi
segolongan ummat yang menjadi inti yang kerjanya khusus
mengadakan dakwah Atau hendaklah seluruh umat itu sendiri sadar
akan kewajibannya mengadakan dakwah Sebab kehidupan agama
kemajuan atau kemundurannya sangat bergantung kepada dakwah
Ayat yang mengatakan hendaklah ada antara kamu segolongan
umat yang menyeru kepada kebaikan Jelaslah bahwa bidang yang
akan dihadapi oleh umat pemegang dakwah itu ada dua Pertama
dakwah ke dalam kalangan umatnya sendiri dan kedua dakwah keluar
kalangan Islam19
Kemenangan dan kejayaan pergaulan hidup manusia ialah
pada adanya kesadaran akan kebaikan dan makruf dan tolakan mutlak
atas yang mungkar Itulah sebabanya maka ujung ayat menegaskan
ldquoDan mereka itu ialah orang-orang yang beroleh kemenanganrdquo
(ujung ayat 104 terjemah tafsir al-Azhar) Meskipun di dalam rasa
bahasa sepintas lalu agak kaku bunyinya dalam salinan ayat ini yaitu
ldquodan mereka itu ialahrdquo Namun dengan menyalin demikian terasalah
inti maksud ayat yaitu hanya orang-orang yang tetap menjalankan
dakwah itu artinya itu sajalah yang akan beroleh kemenangan Sebab
dengan adanya dakwah kemungkaran dapat dibendung dan yang
makruf dapat dialirkan terus sehingga umat tadi menjadi pelopor
kebajikan di dalam dunia20
19
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 31
20Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 32
77
Dari paparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa
beberapa metode dakwah dari kedua mufasir yang penulis uraikan
sebagai berikut
Hendaklah ada sekelompok orangumat yang melaksanakan
fungsi dakwah di mana segolongan umat itu adalah orang yang
dipandang masyarakat sebagai teladan dan didengar nasihatnya yang
mengajak orang lain kepada kebajikan Ini yang dikemukakan oleh
Quraish Shihab Dalam hal ini Quraish Shihab menjelaskan bahwa
nilai-nilai ilahi tidak boleh dipaksakan tetapi disampaikan secara
persuasif dalam bentuk ajakan yang baik21
Buya Hamka menjelaskan
bahwa hendaknya ada suatu umat yang menyediakan diri
mengadakan ajakan atau seruan tegasnya dakwah Yang selalu mesti
mengajak dan membawa manusia berbuat kebaikan menyuruh
berbuat makruf yaitu yang patut pantas dan sopan dan mencegah
melarang perbuatan munkar yang dibenci dan yang tidak diterima22
Dan dalam mengadakan dakwah hendaklah kesadaran beragama
wajib ditimbulkan terlebih dahulu23
Maksudnya ialah pengetahuan
akan agama dipelajari terlebih dahulu sehingga bisa menjalankan
dakwah yang diperintahkan
Membahas tentang surat Ali Imran ayat 104 Quraish Shihab
menjelaskan bahwa semua orang Islam berhak menyampaikan
dakwah dan perlu juga sebagian umat yang khusus melaksanakan
fungsi dakwah ditengah masyarakat yang membutuhkan informasi
yang benar maka memang perlu adanya sebagian umat yang khusus
melaksanakan dakwah Buya Hamka juga menjelaskan demikian
21
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 2 h 211 22
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 30
23Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 31
78
hendaknya ada suatu umat yang menyediakan diri mengadakan
ajakan atau seruan tegasnya dakwah Hendaklah ada segolongan
ummat yang menjadi inti yang kerjanya khusus mengadakan
dakwah Atau hendaklah seluruh umat itu sendiri sadar akan
kewajibannya mengadakan dakwah
Melihat perbandingan kedua mufassir sekilas terlihat sama
yaitu dakwah adalah kewajiban setiap muslim dan perlu adanya
kelompok khusus yang melaksanakan kegiatan dakwah Namun
dalam hal ini yang membedakannya adalah pada kesediaan
segolongan umat dalam melaksanakan fungsi dakwah Buya Hamka
menjelaskan bahwa harus ada suatu umat yang menyediakan diri
melaksanakan dakwah Sedangkan Quraish Shihab tidak menekankan
pada kesediaan tetapi lebih menjelaskan keharusan adanya
segolongan umat yang melakukan dakwah Menurut penulis Jika
Buya Hamka terlihat seperti melaksanakan dakwah secara sukarela
namun tetap harus disadarkan dalam hal pengetahuan agama terlebih
dahulu Sedangkan Quraish Shihab menjelaskan jika dakwah
sempurna yang dimaksud maka tidak semua orang dapat
melakukannya akan tetapi hanya sebagian umat saja yang khusus
untuk melaksanakan dakwah Di sini penulis melihat bahwa sebagian
umat yang melaksanakan dakwah harus terlebih dahulu dibekali
dengan ilmu agama yang memadai sehingga bisa menyuruh yang
makruf dan mencegah yang munkar Dalam hal ini penulis tidak
melihat keharusan kesadaran beragama itu pada setiap umat muslim
namun tidak menutup kemungkinan kewajiban itu juga ada pada
setiap muslim
Dijelaskan dalam tafsir Muyassar bahwasanya umat Islam
harus menentukan orang yang berilmu memiliki keutamaan dan
79
profesionalisme di antara umat Islam untuk berdakwah kepada Allah
mengajarkan yang bermanfaat bagi mereka dalam persoalan agama
dan dunia24
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kelompok khusus
yang melaksanakan dakwah sudah seharusnya memahami dan
memiliki pengetahuan akan apa yang harus di dakwahkan
Selanjutnya Metode dakwah yang dijelaskan dalam ayat ini
oleh Quraish Shihab yaitu dalam menyampaikan pesan dakwah
hendaknya tidak dengan paksaan sampaikanlah pesan dakwah itu
dengan persuasif diiringi dengan ajakan yang baik Artinya dalam
melakukan dakwah dai harus bisa menyampaikan pesan dakwah dan
juga mempengaruhi sasaran dakwah untuk bisa mengikuti atau
melaksanakan kebaikan yang disampaikan dalam dakwah dengan
ajakan yang baik Jika disampaikan dengan keras atau memaksa
maka sasaran dakwah tidak lagi akan mau mendengarkan pesan
dakwah yang disampaikan
Hal senada juga disampaikan dalam tafsir Muyassar
bahwasanya dakwah yang dijalankan dengan lemah lagi kasih
sayang niscaya dia memperoleh cita-citanya yang besar dalam
dakwah dan mendapatkan kedudukan terbaik25
B Surat An-Nahl 125
Surat An-Nahl terdiri dari 128 ayat Mayoritas ulama
menilainya Makkiyah yakni turun sebelum Nabi Muhammad Saw
berhijrah ke Madinah Ada juga yang mengecualikan beberapa ayat
Nama An-Nahl terdiri terambil dari kata itu yang disebut pada ayat
24
`Aidh al-Qarni Tafsir Muyassar 1 terj Tim Qisthi Press (Jakarta Timur Qisthi
Press 2008) Cetke-I h 292
25`Aidh al-Qarni Tafsir Muyassar 1 terj Tim Qisthi Press h 292
80
68 surah ini Ada juga ulama yang menyebutnya surah an-Ni`am
karena banyak nikmat Allah yang diuraikan di sini26
Nama Lebah di ambil dari dalam ayat 68 yang membicarakan
bahwa Allah telah memberikan ilham atau naluri kepada lebah agar
dia membuat sarang di gunung-gunung di pohon-pohon kayu
ataupun di bubungan rumah-rumah lalu menghirup buah dan
kembang untuk menghasilkan madu Dengan membaca keadaan
lebah itu manusia diperkenalkan akan kekuasaan Allah atas alam
keajaiban yang terkandung di dalamnya apatah lagi madu lebah itu
adalah obat yang amat mujarab bagi berbagai penyakit Surat ini
sebagai surat yang diturunkan di Makkah adalah menghimpun pokok
akidah yang besar tentang ketuhanan tentang wahyu dan tentang
hari kebangkitan kelak Tetapi di samping itu dia pun mempertautkan
tentang akidah ajaran Muhammad Saw dengan akidah ajaran
Ibrahim as mengandung juga tugas dan kewajiban Rasul-rasul yang
diutus Tuhan dan bagaimana pula sunnatullah yang pasti berlaku bagi
barang siapa yang menolak risalat Rasul itu dan mendustakannya 27
ldquoSerulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845]
dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang
baik Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang
siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui
orang-orang yang mendapat petunjukrdquo(QS An-Nahl [16]125)
26
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 7 h 175
27Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 216
81
a Penafsiran Menurut Quraish Shihab
Ayat ini menyatakan bahwa Wahai Nabi Muhammad
serulah yakni lanjutkan usahamu untuk menyeru semua yang engkau
sanggup seru kepada jalan yang ditunjukkan Tuhanmu yakni ajaran
Islam dengan Hikmah dan pengajaran yang baik dan bantahlah
mereka yakni siapa pun yang menolak atau meragukan ajaran Islam
dengan cara terbaik Inilah tiga cara berdakwah yang hendaknya
engkau tempuh menghadapi manusia yang beraneka ragam peringkat
dan kecenderungannya jangan hiraukan cemoohan atau tuduhan-
tuduhan tidak berdasar kaum musyrikin dan serahkan urusanmu dan
urusan mereka pada Allah karena sesungguhnya Tuhanmu yang
selalu membimbing dan berbuat baik kepadamu Dia-lah sendiri yang
lebih mengetahui dari siapa pun yang menduga tahu tentang siapa
yang bejat jiwanya sehingga tersesat dari jalannya dan Dia-lah saja
yang lebih mengetahui orang-orang yang sehat jiwanya sehingga
mendapat petunjuk28
Ayat ini dipahami oleh sementara ulama sebagai menjelaskan
tiga macam metode dakwah yang harus disesuaikan dengan sasaran
dakwah Terhadap cendekiawan yang memiliki pengetahuan tinggi
diperintahkan menyampaikan dakwah dengan hikmah yakni
berdialog dengan kata-kata bijak sesuai dengan tingkat kepandaian
mereka Terhadap kaum awam diperintahkan untuk menerapkan
mau`izhah yakni memberikan nasihat dan perumpamaan yang
menyentuh jiwa sesuai dengan taraf pengetahuan mereka yang
28
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 774
82
sederhana29
Dijelaskan pula dalam tafsir al-Munir bahwa mau`izhah
hazanah adalah cara yang digunakan untuk masyarakat awam30
Sedang terhadap Ahl al-kitab dan penganut agama-agama lain yang
diperintahkan adalah jidalperdebatan dengan cara yang terbaik
yaitu dengan logika dan retorika yang halus lepas dari kekerasan dan
umpatan31
Kata (حكمة) Hikmah antara lain berarti yang paling utama
dari segala sesuatu baik pengetahuan maupun perbuatan Ia adalah
pengetahuan atau tindakan yang bebas dari kesalahan atau kekeliruan
Hikmah juga diartikan sebagai sesuatu yang bila
digunakandiperhatikan akan mendatangkan kemaslahatan dan
kemudahan yang besar atau lebih besar serta menghalangi
terjadinya mudharat atau kesulitan yang besar atau lebih besar
Makna ini ditarik dari kata hakamah yang berarti kendali karena
kendali menghalangi hewankendaraan mengarah ke arah yang tidak
diinginkan atau menjadi liar Memilih perbuatan yang terbaik dan
sesuai adalah perwujudan dari hikmah Memilih yang terbaik dan
sesuai dari dua hal yang buruk pun dinamai hikmah dan pelakunya
dinamai hakim (bijaksana) Siapa yang tepat dalam penilaiannya dan
dalam pengaturannya dialah yang wajar menyandang sifat ini atau
dengan kata lain dia yang hakim32
29
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 774-775
30Wahbah az-Zuhaili Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid 7
(Depok Gema Insani 2014) CetKe-I h 509 31
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 774-775
32M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 775
83
Kata (الموعظة) al-Mau`izhah terambil dari kata (وعظ) wa`azha
yang berarti nasihat Mau`izhah adalah uraian yang menyentuh hati
yang mengantar kepada kebaikan Demikian dikemukakan oleh
banyak ulama33
Hal ini juga dijelaskan dalam tafsir Fi Zhilalil
Qur`an yang menjelaskan bahwa Mau`izhah hasanah ldquonasihat yang
baikrdquo yang bisa menembus hati manusia dengan lembut dan diserap
oleh hati nurani dengan halus34
Sedang kata ( مجادله ) jadilhum terambil dari kata ( جدال) jidal
yang bermakna diskusi atau bukti-bukti yang mematahkan alasan
atau dalih mitra diskusi dan menjadikannya tidak dapat bertahan baik
yang dipaparkan itu diterima oleh semua orang maupun hanya oleh
mitra bicara Ditemukan di atas bahwa Mau`izhah hendaknya
disampaikan dengan hasanahbaik sedang perintah berjidal disifati
dengan kata (احسن) ahsan yang terbaik bukan sekedar baik
Keduanya berbeda dengan hikmah yang tidak disifati apapun Ini
berarti bahwa mau`izhah ada yang baik dan tidak baik sedang jidal
ada tiga macam yang baik yang terbaik dan yang buruk35
Adapun mau`izhah ia baru dapat mengena hati sasaran bila
ucapan yang disampaikan itu disertai dengan pengamalan dan
keteladanan dari yang menyampaikannya Inilah yang bersifat
hasanah Kalau tidak ia adalah yang buruk yang seharusnya
dihindari Di sisi lain karena mau`izhah biasanya bertujuan
33
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 775-776
34Sayyid Quthb Tafsir Fi Zhilalil Qur`an terj As`ad Yasin dkk (Jakarta Gema
Insani 2004) Cet Ke I h 44
35M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 775-776
84
mencegah sasaran dari sesuatu yang kurang baik dan ini dapat
mengundang emosi baik dari yang menyampaikan lebih-lebih yang
menerimanya mau`izhah adalah sangat perlu untuk mengingatkan
kebaikannya itu Sedang jidal terdiri dari tiga macam yang buruk
adalah yang disampaikan dengan kasar yang mengundang
kemarahan lawan serta yang menggunakan dalih-dalih yang tidak
benar Yang baik adalah yang disampaikan dengan sopan serta
menggunakan dalil-dalil atau dalih walau hanya diakui oleh lawan
tetapi yang terbaik adalah yang disampaikan dengan baik dengan
argumen yang benar lagi yang membungkam lawan36
Penyebutan urutan ketiga macam metode itu sungguh serasi
ia dimulai dengan hikmah yang dapat disampaikan tanpa syarat
disusul dengan mau`izhah dengan syarat hasanah karena memang ia
hanya terdiri dari dua macam dan yang ketiga adalah jidal yang
terdiri dari tiga macam buruk baik dan terbaik sedangkan yang
dianjurkan adalah yang terbaik Tidak dapat dipungkiri bahwa Al-
Qur`an demikian juga cara berdakwah Nabi Muhammad Saw
mengandung ketiga metode di atas Ia diterapkan kepada siapa pun
sesuai dengan kondisi masing-masing sasaran37
Dalam tafsir ini disebutkan bahwa setiap metode memiliki
karakteristik mad`unya masing-masing hanya saja sebagian ulama
tidak sepakat Sebagian ulama menyebutkan bahwa bisa saja ketiga
cara ini dipakai dalam satu situasisasaran di kali lain hanya dua cara
atau satu masing-masing sesuai dengan sasaran yang dihadapi Bisa
saja cendekiawan tertarik dengan mau`izhah dan tidak mustahil
36
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 776 37
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 777
85
orang awam memeroleh manfaat dari jidal dengan yang terbaik
Demikian Thabathaba`i salah seorang ulama yang menolak
penerapan metode dakwah terhadap tingkat kecerdasan sasaran38
b Penafsiran Menurut Buya Hamka
ldquoSerulah kepada jalan Tuhan engkau dengan kebijaksanaan dan
pengajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang
lebih baikrdquo (pangkal ayat 125 terjemah dari tafdir Al-Azhar)
Ayat ini mengandung ajaran kepada Rasul tentang cara
melancarkan dakwah atau seruan terhadap manusia agar mereka
berjalan di atas jalan Allah (Sabilillah) Sabilillah atau Shiracircth al
Mustaqicircm atau Ad-Dicircnu al-Haqqu agama yang benar Nabi Saw
memegang tampuk pimpinan dalam melakukan dakwah itu
Kepadanya ditentukan oleh Tuhan bahwa di dalam melakukan
dakwah hendaklah memakai tiga macam cara atau tiga tingkat cara
Pertama hikmah (kebijaksanaan) Yaitu dengan secara bijaksana
akal budi yang mulia dada yang lapang dan hati yang bersih menarik
perhatian orang kepada agama atau kepada kepercayaan terhadap
Tuhan Kata ldquohikmatrdquo kadang diartikan orang dengan filsafat
Padahal dia adalah inti yang lebih halus dari filsafat Filsafat hanya
dapat difahamkan oleh orang-orang yang telah terlatih fikirannya dan
tinggi pendapat logikanya Tetapi hikmat dapat menarik orang yang
belum maju kecerdasannya dan tidak dapat dibantah oleh orang yang
lebih pintar Kebijaksanaan itu bukan saja dengan ucapan mulut
melainkan termasuk juga tindakan dan sikap hidup Kadang-kadang
lebih berhikmat diam daripada berkata39
38
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 777
39Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321
86
Yang kedua adalah al-mau`izhatu al- hasanah yang kita
artikan pengajaran yang baik atau pesan-pesan yang baik yang
disampaikan sebagai nasihat Sebagai pendidikan dan tuntunan sejak
kecil Sebab itu termasuklah dalam bidang mau`izhatul hasanah
pendidikan ayah bunda dalam rumah tangga kepada anak-anaknya
sehingga menjadi contoh beragama di hadapan anak-anaknya
sehingga menjadi kehidupan mereka pula Termasuk juga pendidikan
dan pengajaran dalam perguruan-perguruan 40
Hal ini juga dijelaskan
dalam tafsir Al-Quran yang ditulis oleh Syaikh Abdurrahman
bahwasanya mau`izhah hasanah adalah metode dakwah dengam
memberikan pelajaran yang baik Yaitu dengan perintah dan
larangan anjuran dan ancaman serta belasan yang akan diterima oleh
manusia atas apa yang dilakukannya41
Yang ketiga adalah jacircdilhum bi al-llaticirc hiya ahsan bantahlah
mereka dengan cara yang lebih baik Kalau terpaksa timbul
perbantahan atau pertukaran fikiran yang di zaman kita disebut
polemik ayat ini menyuruh agar dalam hal yang demikian kalau
sudah tidak dapat dielakkan lagi pilihlah jalan yang sebaik-
baiknya42
Dalam tafsir al-Munir juga dijelaskan bahwa debatlah
dengan cara dan bentuk debat yang paling baik43
Diantaranya ialah
memperbedakan pokok soal yang tengah dibicarakan dengan
perasaan benci atau sayang kepada pribadi yang tengah diajak
berbantah Misalnya seseorang yang masih kufur belum mengerti
40
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322
41Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa`di Tafsir Al-Qur`an 4 terj M Iqbal dkk
(Jakarta Darul Haq 2017) Cet Ke-VI h 219
42Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322
43Wahbah az-Zuhaili Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid 7 h
509
87
ajaran Islam lalu dengan sesuka hatinya saja mengeluarkan celaan
kepada Islam karena bodohnya Orang ini wajib dibantah dengan
jalan yang sebaik-baiknya disadarkan dan diajak kepada jalan fikiran
yang benar sehingga dia menerima Tetapi kalau terlebih dahulu
hatinya disakitkan karena cara kita membantah yang salah mungkin
dia enggan menerima kebenaran meskipun hati kecilnya mengakui
karena hatinya telah disakitkan44
Di dalam tafsir al-Aisar menjelaskan bahwasanya dalam
melakukan metode jidal ini maka lakukanlah dengan cara terbaik
bantahlah mereka dengan cara yang baik tidak ada unsur celaan
ejekan dan sindiran buruk karena yang demikian itu lebih dapat
diterima45
Ketiga pokok cara melakukan dakwah ini hikmah mau`izhah
hasanah dan jacircdilhum billaicirci hiya ahsan amatlah diperlukan di
segala zaman Sebab dakwah atau ajakan dan seruan membawa umat
manusia kepada jalan yang benar itu sekali-kali bukanlah
propaganda meskipun propaganda itu sendiri kadang bagian dari alat
dakwah dakwah meyakinkan sedang propaganda itu memaksakan
Dakwah dengan jalan paksa tidaklah akan berhasil menundukkan
keyakinan orang Apatah lagi dalam hal agama Al-Qur`an sudah
menegaskan bahwa dalam hal agama sekali-kali tidak ada paksaan
Dan dalam ujung ayat ini dengan tegas Tuhan mengatakan bahwa
urusan memberi orang petunjuk atau menyesatkan orang adalah hak
Allah sendiri ldquoSesungguhnya Tuhan engkau Dialah yang lebih tahu
44
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322
45Syaikh Abu Bakar Jabir Al-JAzari Tafsir Al-Qur`an Al-Aisar terj MAzhari
Hatim dan Abdurrahim Mukti (Jakarta Darus Sunnah Press 2011) Cet Ke-II h 287
88
siapa yang sesat dari jalannya dan Dialah yang lebih tahu siapa
yang mendapat petunjukrdquo (ujung ayat 125)46
Demikianlah ayat ini telah dijadikan salah satu pedoman
perjuangan menegakkan Iman dan Islam ditengah-tengah berbagai
ragamnya masyarakat pada masa itu yang kedatangan Islam adalah
buat menarik dan membawa bukan mengusir dan mengenyahkan
orang Dan sampai sekarang ketiga pokok ini masih tetap terpakai
menurut perkembangan-perkembangan zaman yang modern47
Dari pembahsasan kedua mufassir ada beberapa metode
dakwah yang Allah sampaikan dan terangkum dalam surat an-Nahl
ayat 125 Disebutkan bahwa tiga metode dakwah itu ialah
1 Hikmah
2 Mau`izhah al-hasanah
3 Jacircdilhum bi al-lacircticirc hiya ahsan
Hikmah ialah berdialog dengan kata-kata yang bijak sesuai
kepandaian mereka Hikmah ialah yang paling utama dari segala
sesuatu baik pengetahuan maupun perbuatan juga diartikan sebagai
sesuatu yang bila digunakandiperhatikan akan mendatangkan
kemaslahatan dan kemudahan yang besar atau lebih besar serta
menghalangi terjadinya mudharat atau kesulitan yang besar atau
lebih besar48
Mau`izhah al-hasanah ialah uraian yang menyentuh
hati yang mengantar kepada kebaikan Dan jidal yang bermakna
diskusi atau bukti-bukti yang mematahkan alasan atau dalih mitra
diskusi dan menjadikannya tidak dapat bertahan baik yang
dipaparkan itu diterima oleh semua orang maupun hanya oleh mitra
46
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321-322
47Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 322
48M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 775
89
bicara Ini adalah tiga rangkaian metode yang dijelaskan oleh Quraish
Shihab Mau`izhah disifati dengan hasanah dan jidal dengan ahsan
Quraish Shihab menjelaskan bahwa mau`izhah ada yang baik dan
tidak baik sedangkan jidal ada yang buruk baik dan terbaik
Sedangkan Buya Hamka menyebutkan dalam tafsirnya Al-
Azhar bahwa hikmah (kebijaksanaan) yaitu dengan secara bijaksana
akal budi yang mulia dada yang lapang dan hati yang bersih menarik
perhatian orang kepada agama atau kepada kepercayaan terhadap
Tuhan49
al-mau`izhatul hasanah yang kita artikan pengajaran yang
baik atau pesan-pesan yang baik yang disampaikan sebagai nasihat
Sebagai pendidikan dan tuntunan sejak kecil Termasuk juga
pendidikan dan pengajaran dalam perguruan-perguruan jadilhum
billati hiya ahsan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik
Kalau terpaksa timbul perbantahan atau pertukaran fikiran yang di
zaman kita disebut polemik ayat ini menyuruh agar dalam hal yang
demikian kalau sudah tidak dapat dielakkan lagi pilihlah jalan yang
sebaik-baiknya50
Dalam surat an-Nahl ayat 125 menjelaskan tentang metode
dakwah yang meliputi Hikmah mau`izhah hasanah dan jidal Di sini
penulis akan membandingkan metode tersebut satu per-satu artinya
kedua mufasir memiliki pandangan masing-masing dalam
menjelaskan metode dakwah yang terdapat dalam surat an-Nahl ayat
125
Pertama dengan hikmah Quraish Shihab menjelaskan
hikmah ialah berdialog dengan kata-kata bijak sesuai dengan tingkat
49
Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321 50
Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322
90
kepandaian mereka51
yang dimaksud dengan mad`u metode ini ialah
golongan cendekiawan Sedangakan Buya Hamka menjelaskan
hikmah adalah dengan secara bijaksana akal budi yang mulia dada
yang lapang dan hati yang bersih menarik perhatian orang kepada
agama atau kepada kepercayaan terhadap Tuhan
Sekilas peneliti melihat bahwa dalam hal ini Buya Hamka
tidak mengkhususkan atau menjelaskan bahwa metode hikmah ini
untuk golongan cendekiawan sebagaimana yang disebutkan dalam
tafsir al-Misbah Hanya saja Buya Hamka menjelaskan dalam
tafsirnya bahwa hikmah dapat menarik orang yang belum maju
kecerdasannya dan tidak dapat dibantah oleh orang yang lebih
pintar52
Dan Buya Hamka juga tidak mengkhususkan kebijaksanaan
hanya dalam dialog Kebijaksanaan itu bukan saja dengan ucapan
mulut melainkan termasuk juga tindakan dan sikap hidup Kadang-
kadang lebih berhikmat diam daripada berkata53
Dalam metode ini penulis melihat adanya perbedaan kedua
mufasir dalam menjelaskan tentang mad`u dakwah dalam metode
hikmah Quraish Shihab menyebutkan bahwa terhadap cendekiawan
diperintahkan menyampaikan dakwah dengan hikmah sedangkan
Buya Hamka menyebutkan bahwa hikmah dapat menarik orang yang
belum mampu kecerdasannya dan tidak dapat dibantah oleh orang
yang lebih pintar Penulis melihat bahwa yang dimaksud Buya
Hamka ialah golongan awam dan golongan cendekiawan Artinya
Quraish Shihab dan Buya Hamka memiliki pandangan yang sama
bahwa metode hikmah ini cocok untuk golongan cendekiawan dan
51
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 774-775
52 Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321
53 Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321
91
Buya Hamka mennambahkan bahwa metode hikmah juga bisa
menarik golongan awam atau yang belum mampu kecerdasannya
Artinya seorang dai harus bijaksana dalam memilih metode dakwah
sesuai dengan mad`u yang dihadapi oleh dai Jadi bisa disimpulkan
bahwa hikmah tidak hanya khusus untuk golongan cendekiawan
Kebijaksanaan dalam menggunakan metode hikmah ini sangat
diperlukan seorang dai sehingga dakwah tidak membuat kelompok
mad`u merasa tertekan akan dakwah yang disampaikan Disebabkan
oleh dai tidak bisa melihat atau memilih metode yang sesuai ketika
berhadapan dengan suatu kelompok yang menyalahi syariat Karena
itulah diperlukan hikmah di sini yaitu sikap bijaksana Dan menurut
penulis untuk memiliki sikap bijaksana tidak serta merta bisa
dimiliki setiap orang Ia perlu diasah dan terus digali oleh seorang
dai Maka dari itu harus adanya segolongan umat yang khusus
melaksanakan dakwah yang sadar akan ilmu agama sebagaimana
dalam surat Ali Imran 104 Dan dibekali dengan wawasan
pengetahuan dalam dakwah
Kedua mau`izhah al-hasanah Quraish Shihab menjelaskan
bahwa mau`izhah adalah uraian yang menyentuh hati yang mengantar
kepada kebaikan Dalam hal ini ditujukan pada golongan awam
sebagaimana disebutkan dalam tafsir al-Misbah54
Sedangkan Buya
Hamka menjelaskan al-mau`izhatul hasanah adalah pengajaran yang
baik atau pesan-pesan yang baik yang disampaikan sebagai nasihat
Sebagai pendidikan dan tuntunan sejak kecil Termasuk juga
pendidikan dan pengajaran di perguruan-perguruan55
Dalam hal ini
penulis melihat adanya perbedaan yaitu Quraish Shihab menjelaskan
54
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 774-775
55Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322
92
dengan uraian yang menyentuh hati sedangkan Buya Hamka
menjelaskan dengan pengajaran atau pesan-pesan yang baik sebagai
nasihat Penulis melihat bahwasanya uraian yang menyentuh hati
disebutkan oleh Quraish Shihab karena metode ini ialah metode yang
ditujukan kepada golongan awam sehingga dibutuhkan uraian yang
menyentuh hati mereka sehingga mau mengikuti pesan-pesan
dakwah Karena golongan awam adalah orang yang bisa kita ajak
dengan cara menyentuh hatinya bukan akalnya
Sedangkan Buya Hamka menyebutkan pada pengajaran dan
pendidikan seperti pendidikan ayah dan bunda dalam rumah tangga
kepada anak-anaknya Jika demikian maka pendidikan tidak hanya di
rumah maka pendidikan disekolah kampus dan lain sebagainya
adalah masuk dalam kategori dakwah mau`izha hasanah jika dilihat
dari tafsir al-Azhar Artinya Buya Hamka memandang metode
mau`izhah hasanah metode yang di pakai dalam pengajaran dan
pendidikan sehingga apa yang disampaikan bisa membuat sasaran
dalam pengajaran dan pendidikan itu mau mengikuti nasihat baik
yang disampaikan Hemat penulis tujuan kedua mufasir sama yaitu
menyampaikan nasihat dengan perkataan yang baik kepada mereka
yang sedang mencari atau membutuhkan pesan-pesan dakwah baik
yang disampaikan di perguruan-perguruan atau nasihat langsung
kepada orang awam
Ketiga jidal Quraish Shihab menjelaskan bahwa jidal ialah
diskusi atau bukti-bukti yang mematahkan alasan atau dalih mitra
diskusi dan menjadikannya tidak dapat bertahan baik yang
dipaparkan itu diterima oleh semua orang maupun hanya oleh mitra
bicara Dalam hal ini ditujuakan kepada ahl al-kitab atau non-
93
muslim56
Sedangkan Buya Hamka menjelaskan bahwa jidal ialah
membantahbantahlah mereka dengan cara yang lebih baik Kalau
terpaksa timbul perbantahan atau pertukaran fikiran yang di zaman
kita disebut polemik ayat ini menyuruh agar dalam hal yang
demikian kalau sudah tidak dapat dielakkan lagi pilihlah jalan yang
sebaik-baiknya57
Dan Buya Hamka tidak menjelaskan siapa yang
menjadi mitra bicara dalam jidal Sekilas penulis melihat bahwa
maksud yang ingin disampaikan mufasir sama yaitu pertukaran
pendapat Hanya saja penulis melihat dalam penafsiran al-Misbah
Quraish Shihab menyebutkan dengan diskusi atau bukti-bukti yang
mematahkan alasan mitra diskusi Sedangkan Buya Hamka
menjelaskan langsung pada kata ldquobantahlahrdquo tanpa menyebutkan
dalam diskusi atau hal lainnya
Dari segi bahasa terlihat bahwa Quraish Shihab lebih berhati-
hati dalam menjelaskan yaitu dengan kata diskusi yang bisa kita lihat
saat ini bahwa diskusi itu lebih fokus untuk bertukar pikiran dalam
membicarakan suatu masalah Sedangkan debat ialah pembahasan
atau pertukaran pendapat mengenai suatu hal dengan saling memberi
alasan untuk mempertahankan pendapat masing-masing58
Sedangkan
Buya Hamka menjelaskan dengan ldquobantahlah jika terpaksardquo Artinya
Buya Hamka mengingatkan bahwa boleh membantah dengan syarat
terpaksa Jika keadaan tidak memaksa maka penulis menyimpulkan
bahwa tidak seharusnya membantah karena jika tidak bisa memilih
jalan terbaik maka akan bisa menyakiti pihak yang dibantah Dan jika
terpaksa membantah maka pilihlah jalan yang terbaik Dalam tafsir
56
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 775-776
57Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322
58Kamus Besar Bahasa Indonesia (Aplikasi)
94
al-Munir dijelaskan bahwa bentuk debat yang paling baik yaitu
dengan cara lemah lembut santun lebih memilih bantahan dengan
yang paling mudah dan komunikatif dalil-dalil yang paling tepat dan
kuat serta premis yang popular dan familiar59
Menurut hemat
penulis debat harus dilakukan dengan cara terbaik dengan tidak
menyakiti pihak lawan serta bantahlah jika terpaksa dilakukan untuk
mematahkan pendapat pihak lawan
Berdebat dengan cara yang baik inilah yang akan meredakan
keangkuhan yang sensitif itu Orang yang diajak berdebat itu pun
akan merasakan bahwa dirinya dihormati dan dihargai Seorang dai
tidak diperintahkan kecuali mengungkapkan hakikat yang sebenarnya
dan memberikan petunjuk di jalan Allahjadi bukan untuk membela
dirinya mempertahankan pendapatnya atau mengalahkan pendapat
orang lain60
C Surat Thacirchacirc 43-44
Surah ini terdiri dari 135 ayat dinamakan Thacirchacirc yang diambil
dari perkataan dari ayat pertama surat ini Ayat-ayat dalam surah ini
kesemuanya turun sebelum Nabi Muhammad berhijrah ke Madinah
dengan kata lain keseluruhan ayat ini ayat-ayatnya Makkiyah
Demikian pendapat mayoritas pakar Al-Qur`an Ada juga yang
mengecualikan ayat 130 dan 131 tetapi pendapat ini dilemahkan oleh
banyak ulama Ada juga yang menamai surah ini al-kalim yakni
mitra bicara Mitra bicara yang dimaksud adalah Nabi Musa as yang
menerima wahyu dan mendengar firman-firman Allah secara
langsung tanpa perantara malaikat Memang dalam surah ini cukup
banyak uraian tentang Nabi Musa as antara lain tentang firman
59
Wahbah az-Zuhaili Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid 7 h
509 60
Sayid Quthb Tafsir Fi Zhilalil Qur`an terj As`ad Yasin dkk H 45
95
Allah yang beliau terima dalam perjalanan bersama keluarganya dari
Madyan menuju ke Mesir61
ldquoPergilah kamu berdua kepada Firaun Sesungguhnya Dia
telah melampaui batas Maka berbicaralah kamu berdua
kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut Mudah-
mudahan ia ingat atau takutrdquo (QSThaahaa [20]43-44)
a Penafsiran Quraish Shihab
Dalam tafsir al-Misbah Quraish Shihab menjelaskan bahwa
Allah memerintahkan kepada Musa ldquoPergilah kamu berdua kepada
Fir`aun penguasa tirani itu dengan berbekal mukjizat-mukjizat yang
telah ku anugerahkan kepadamu karena sesungguhnya ia telah
melampaui batas dalam kedurhakaan Maka berbicaralah kamu
berdua kepadanya dengan lemah lembut yakni ajaklah ia beriman
dan serulah ia kepada kebenaran dengan cara yang tidak mengundang
antipati atau amarahnya mudah-mudahan yakni agar supaya ia
ingat akan kebesaran Allah dan kelemahan makhluk sehingga ia
terus-menerus kagum kepada Allah dan taat secara penuh kepadanya
atau paling tidak ia terus menerus takut kepadanya akibat
kedurhakaannya kepada Allahrdquo62
Firman Allah ( اه قولا لينلفقولا ) fa qula lahu qaulan
layyinanMaka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-
kata yang lemah lembut menjadi dasar tentang perlunya sikap
61
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 7 h543-544 62
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 7 h 593
96
bijaksana dalam berdakwah yang antara lain ditandai dengan ucapan-
ucapan sopan yang tidak menyakitkan hati sasaran dakwah Karena
Fir`aun saja yang sedemikian durhaka masih juga harus dihadapi
dengan lemah lembut63
Hal demikian juga dijelaskan dalam tafsir al-
Wasith bahwa dalam melakukan dakwah ucapkanlah kata-kata yang
lembut dan santun tanpa ada kekasaran padanya mudah-mudahan dia
menyadari hakikat yang sebenarnya atau takut kepada Tuhannya
Ungkapan yang lembut dan santun merupakan sikap Rasul dai yang
sukses agar Fir`aun dan orang-orang semisalnya tidak lari dari
dakwah64
Memang dakwah pada dasarnya adalah ajakan lemah lembut
Dakwah adalah upaya menyampaikan hidayah Kata (هداية) hidayah
yang terdiri dari huruf ha dal dan ya maknanya antara lain adalah
menyampaikan sesuatu dengan lemah lembut Dari sini lahir kata
hidayah yang merupakan penyampaian sesuatu dengan lemah lembut
guna menunjukkan simpati Ini tentu saja bukan berarti bahwa juru
dakwah tidak melakukan kritik hanya saja itu pun harus disampaikan
dengan tepat bukan saja pada kandungannya tetapi juga waktu dan
tempatnya serta susunan kata-katanya yakni tidak dengan memaki
atau memojokkan Di tempat lain Allah mengajarkan Nabi Musa as
redaksi kalimat yang hendaknya belaiu sampaikan kepada Fir`aun
yaitu65
63
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol7 h 594-595 64
Wahbah az-Zuhaili Tafsir Al-Wasith terj Muhtadi dkk (Depok Gema Insani
2013) Cet Ke-I h 529
65M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol7 h 594-595
97
ldquoDan Katakanlah (kepada Firaun) Adakah keinginan
bagimu untuk membersihkan diri (dari kesesatan) Dan kamu
akan kupimpin ke jalan Tuhanmu agar supaya kamu takut
kepada-Nya (QS An-Nazi`at [79]18-19)
Kata ( لعل) ldquola`allardquo biasa diterjemahkan mudah-mudahan
yang mengandung harapan terjadinya sesuatu Tentu saja yang
mengharap di sini bukan Allah Swt karena harapan tidak sesuai
dengan kebesaran dan keluasan ilmu-Nya Oleh sebab itu ada ulama
yang memahami kata ini dalam arti agar supaya atau bahwa harapan
yang dikandung oleh kata itu terarah kepada manusia Dalam
konteks ini adalah Nabi Musa as yakni ldquowahai Musa dan Harun
sampaikanlah tuntunan Allah kepada Fir`aun sambil menanamkan
dalam hati kamu harapan dan optimisme kiranya penyampaianmu
bermanfaat baginya66
Tafsir al-Maragi yang ditulis oleh Syaikh al-Maragi
menjelaskan kata la`alla (mudah-mudahan) dalam ayat ini
menunjukkan harapan tercapainya maksud sesudah kata itu Yakni
menjalankan risalah mengerjakan apa yang Allah serukan serta
berharap agar pekerjaan yang dilakukan dapat berbuah dan tidak
gagal Berusaha sesuai kemampuan dan berjuang sampai puncaknya
dengan harapan agar pekerjaan yang dilakukan bisa mendatangkan
keberhasilan kemenangan dan juga keuntungan67
Seorang dai yang sejak awal telah berputus asa untuk
menyampaikan hidayah kepada seseorang dia tidak akan
menyampaikan dakwah dengan kehangatan dan tidak gigih dalam
penolakan seseorang68
66
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 7 h 595 67
Ahmad Al-Mustafa Al-Maragi Tafsir Al-Maragi Juz XVI terj Mustafa Al-Babi
Al-Halabi (Semarang Toha Putra 1993) Cet Ke-II h 204-205
68Sayid Quthb Tafsir Fi Zilalil Qur`an terj As`ad Yasin h 329
98
Perintah Allah ini menunjukkan bahwa manusia hendaknya
selalu berusaha dan tidak mengandalkan takdir semata-mata Allah
telah mengetahui penolakan Fir`aun terhadap ajakan Nabi Musa as
kendati demikian yang maha kuasa tetap memerintahkan Nabinya
untuk menyampaikan ajakan Ini Karena Allah tidak menjatuhkan
sanksi dan ganjaran berdasar pengetahuannya yang azali tetapi
berdasar pengetahuan serta kenyataan yang terjadi dalam pentas
kehidupan dunia ini Di sisi lain perintah tersebut bila telah
dilaksanakan dan ditolak maka penolakan itu akan menjadi bukti
yang memberatkan sasaran dakwah karena jika tidak ada ajakan
boleh jadi hari kemudian kelak mereka akan berkata ldquokami tidak
mengetahui tuntunan mu karena tidak ada yang pernah
menyampaikan kepada kamirdquo69
Firman Allah (لعله يتذكر أو يخشي) la`allahucirc yatadzakkaru aww
yakhsyacircmudah-mudahan ia ingat atau takut dengan pengertian yang
dikemukakan di atas mengisyaratkan bahwa peringkat zikir terus
menerus yang mengantar pada kehadiran Allah dalam hati dan
kekaguman kepadanya merupakan peringkat yang lebih tinggi
daripada peringkat takut Ini karena kekaguman menghasilkan cinta
dan cinta memberi tanpa batas serta menerima apapun dari yang
dicintai sedang rasa takut tidak menghasilkan kekaguman bahkan
boleh jadi antipati70
69
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 7 h 595-596 70
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 7 h 596
99
b Penafsiran Buya Hamka
Dalam penafsiran ini Buya Hamka memulai dengan
menjelaskan sikap Fir`aun yang melampaui batas Sesungguhnya
Fir`aun itu sudah keterlaluan Dia telah melampaui dari garis-garis
dan batas-batas yang mesti disadarinya sebagai manusia Bahkan dia
telah hendak melonjak merasakan dirinya sebagai Tuhan Mentang-
mentang Allah menganugerahkan kekuasaan kepadanya memerintah
negeri dia lupa bahwa kekuasaan itu adalah anugerah dari Allah
Disangkanya kepunyaan sendiri lalu berbuatlah dia sesuka hatinya
dengan kekuasaan itu Lupa dia bahwa tenaganya sebagai insan
adalah terbatas Lupa dia bahwa kekuasaan itu diterimanya sebagai
warisan dari nenek moyangnya dan kelak pasti akan datang
waktunya mau ataupun tidak mau kekuasaan itu akan diturunkannya
lagi kepada penggantinya baik karena mati atau karena tua Sebab itu
dia telah melampaui71
Kalimat Thacircghacirc yang kita artikan melampau ialah
melampaui batas yang tidak boleh dilaluinya Kalimat ini adalah satu
rumpun dengan beberapa kalimat yang lain biasa terpakai untuk
menunjukkan kesewenang-wenangan Seorang Raja atau kepala
negara yang berlaku terhadap rakyatnya menurut kehendaknya
sendiri saja dengan tidak memperdulikan undang-undang di-namai
Thacircghiyah Kemudian daripada itu segala persembahan selain
kepada Allah misalnya memuja sesama manusia menuhankan
seseorang yang dianggap amat suci maka persembahan musyrik itu
dinamai taghucirct Lantaran itu maka kalimat thacircghacirc thacircgiyah dan
thacircghucirct adalah mengandung satu arti belaka yaitu segala sikap
melampui batas yang ditentukan oleh ilahi kepada hambanya Dan
71
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159
100
hamba bertindak sendiri di luar hukum Tuhan Begitulah Allah
menunjukkan sifat Fir`aun kepada Musa dan Harun dalam ayat 43 ini
Untuk menghadapi sikap Fir`aun yang sombong melampaui batas
itulah Tuhan memberikan tuntutan kepada kedua utusannya Musa
dan Harun72
Setelah Tuhan berfirman menyatakan kesombongan Fir`aun
bahwa dia itu dalam pemerintahannya terlalu berlaku melampaui
batas kebenaran dan keadilan maka tuhan memberi ingat kepada
utusannya ini
ldquoMaka katakanlah olehmu berdua kepadanya kata-kata yang lemah-
lembutrdquo (pangkal ayat 44 terjemah dari tafsir Al-Azhar)
Di dalam pangkal ayat 44 Tuhan telah memberikan petunjuk
dan arahan yang penting dalam memulai dakwah kepada orang yang
telah sangat melampaui batas itu Dalam permulaan berhadap-
hadapan kepada orang seperti itu janganlah langsung dilakukan sikap
yang keras melainkan hendaklah mulai dengan mengatakan sikap
yang lemah lembut perkataan yang penuh kedamaian Sebab kalau
dari permulaan konfrontasi (berhadap muka dengan muka) si
pendakwah telah melakukan amar ma`rucircf nahyi munkar dengan
secara kasar blak-blakan tidaklah akan tercapai apa yang
dimaksud73
Dijelaskan dalam tafsir Al-Qur`an Syaikh Abdurrahman
bahwasanya kata-kata yang lemah lembut ialah perkataan yang enak
didengar lunak dengan kelembutan persuasif etika dalam tutur
72Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159
73Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159
101
kata tanpa ada unsur kekejian pamer kekuatan kekerasan dalam
perkataan dan juga tindakan74
Meskipun di dalam ilmu Allah Ta`ala sendiri pasti sudah
diketahui bahwa Fir`aun itu sampai saat terakhir tidak akan mengaku
tunduk tetapi Tuhan telah memberikan tuntunan kepada Rasulnya
ataupun kepada siapa saja yang berjuang melanjutkan rencana Nabi-
nabi bahwa pada langkah yang pertama janganlah mengambil sikap
menantang Mulailah dengan kata yang lemah-lembut ldquoMudah-
mudahan ingatlah dia ataupun takutrdquo (ujung ayat 44 terjemah tafsir
al-Azhar)75
Menurut Buya Hamka setiap sudut jiwa manusia yang mana
jua orangnya senantiasa masih tersimpan maksud yang baik dan
fikirannya yang sehat Misalnya ataupun pejabat tinggi sebuah
negara akan merasa prestisenya atau gengsinya akan tersinggung
walaupun betapa besar salahnya kalau dia ditegur dengan kasar atau
dikritik di muka umum Musa dan Harun disuruh terlebih dahulu
mengambil langkah berlemah lembut guna menyadarkan dan
menginsafkan Fir`aun itu adalah manusia dan Fir`aun itu adalah
seorang Raja yang dijunjung tinggi diangkat martabatnya oleh orang
besar-besar yang mengelilinginya jarang yang membantah katanya
walaupun secara lemah lembut Karena orang yang disekitarnya itu
merasa berhutang budi kepada rajanya Mereka merasa tidak ada arti
apa-apa diri mereka itu kalau tidak raja yang menaikkan pangkatnya
dan memberinya gelar-gelar dan kehormatan Maka kalau raja itu
atau Fir`aun itu telah duduk seorang diri hati nuraninya akan berkata
74
Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa`di Tafsir Al-Qur`an 4 terj M Iqbal dkk
h 496
75
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159
102
tentang dirinya yang sebenarnya Hati nurani itulah yang akan
diketuk dengan sikap yang lemah lembut76
Begitu juga yang dijelaskan dalam tafsir al-Maraghi
bahwasanya dalam menyampaikan dakwah kepada Fir`aun atau
seorang penguasa maka mulailah dengan pembicaraan yang lemah
lembut agar lebih dapat menyentuh hati dan lebih dapat menariknya
untuk menerima dakwah Sebab dengan perkataan yang lemah
lembut hati orang-orang yang durhaka akan menjadi halus dan
kekuatan orang-orang yang sombong akan hancur77
Lagi pula telah diketahui dalam rangkaian Qishash Fir`aun
dengan Musa itu bahwa Musa pernah jadi anak angkat Beliau Harun
pun pernah dianggap anak Bani Israil yang dekat ke Istana Masih
diharapkan mudah-mudahan dengan kata yang lemah-lembut Fir`aun
akan sadar lalu ingat bahwa selama hidup dia pasti akan mati selama
muda dia pasti akan tua selama sehat dia pasti akan sakit Betapapun
kuat sehat badan manusia namun kekuatannya itu terbatas Inilah
yang harus diingatnya Ataupun dia takut akan azab siksa Allah yang
betapa pun tidaklah dia akan kuasa mengelakkan Itulah siasat yang
dianjurkan Allah kepada Musa dan Harun sebagai langkah pertama
dalam menghadapi Fir`aun78
Allah menjelaskan dalam ayat ini salah satu metode dalam
dakwah yaitu dengan perkataan yang lemah lembut terhadap orang
yang sudah melampaui batas Quraish Shihab menjelaskan dalam
tafsirnya bahwa ( ناه قولا ليلفقولا ) fa qucirclacirc lahucirc qaulan layyinanMaka
berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah
76Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 160
77Ahmad Mustafa Al-Maragi Tafsir Al-Maragi Juz XVI terj Mustafa Al-Babi Al-
Halabi (Semarang Toha Putra 1993) Cet Ke-II h 203-204
78
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 160
103
lembut menjadi dasar tentang perlunya sikap bijaksana dalam
berdakwah yang antara lain ditandai dengan ucapan-ucapan sopan
yang tidak menyakitkan hati sasaran dakwah79
Sedangkan Buya
Hamka menjelaskan bahwa Tuhan telah memberikan petunjuk dan
arahan yang penting dalam memulai dakwah kepada orang yang telah
sangat melampaui batas itu Dalam permulaan berhadap-hadapan
kepada orang seperti itu janganlah langsung dilakukan sikap yang
keras melainkan hendaklah mulai dengan mengatakan sikap yang
lemah lembut perkataan yang penuh kedamaian80
Dijelaskan juga
dalam tafsir al-Munir bahwa Qaulan layyinan ialah kata-kata yang
lemah lembut dan jauh dari sikap keras dan kasar81
Pada ayat 43-44 surat Thacirchacirc Quraish Shihab menjelaskan
bahwa fa qucirclacirc lahucirc qaulan layyinanMaka berbicaralah kamu berdua
kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut menjadi dasar
tentang perlunya sikap bijaksana dalam berdakwah yang antara lain
ditandai dengan ucapan-ucapan sopan yang tidak menyakitkan hati
sasaran dakwah Sedangkan Buya Hamka menjelaskan bahwa Tuhan
telah memberikan petunjuk dan arahan yang penting dalam memulai
dakwah kepada orang yang telah sangat melampaui batas Dalam
permulaan berhadap-hadapan kepada orang seperti itu janganlah
langsung dilakukan sikap yang keras melainkan hendaklah mulai
dengan mengatakan sikap yang lemah lembut perkataan yang penuh
kedamaian
79
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol7 h 594-595 80
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159
81 Wahbah az-Zuhaili Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid 8 h
478
104
Sekilas peneliti melihat bahwa penafsiran kedua mufasir
tidak jauh berbeda yakni berdakwah dengan lemah lembut terutama
dalam menghadapi orang yang telah melampaui batas sebagaimana
maksud dari ayat ini Hanya saja penulis melihat bahwa Quraish
Shihab mengedepankan sikap bijaksana dan menjelaskan maksud
lemah lembut dengan ucapan yang sopan dan tidak menyakitkan hati
lawan sedangkan Buya Hamka menjelaskan bahwa makna lemah
lembut di sini ialah perkataan penuh kedamaian Artinya untuk
menghadapi orang yang melampaui batas maka seorang dai harus
bijak dalam menguraikan kata-kata yang sopan penuh kedamaian dan
yang pasti tidak menyakitkan hati lawan Dalam metode dakwah ini
bisa dilihat bahwa qaulan layyinan yang dimaksud ditujukan kepada
manusia yang sangat melampui batas kedurhakaan kepada Allah Jika
dengan manusia yang sedemikian durhaka Allah memerintahkan
dakwah dengan lemah lembut apalagi dengan manusia yang tidak
melampaui batas yang masih dalam batas kewajaran manusia
Kata-kata lembut tidak akan membuat orang bangga dengan
dosanya tidak membangkitkan kesombongan palsu yang menggelora
di dada para tiran Kata-kata lembut berfungsi untuk menghidupkan
hati sehingga ia menjadi sadar dan takut akan dampak dari tirani
mereka82
Hal ini juga dijelaskan dalam tafsir Muyassar bahwa
dengan tutur kata yang lembut dan baik dakwah bisa diterima
Karena kewajiban para dai adalah bersikap lemah lembut dalam
menyampaikan dakwah83
82
Sayid Quthb Tafsir Fi Zhilalil Qur`an terj As`ad Yasin h 329
83`Aidh al-Qarni Tafsir Muyassar 2 terj Tim Qisthi Press (Jakarta Timur Qisthi
Press 2008) Cetke-I h 615
105
D Implementasi Terhadap Dakwah Saat Ini
Implementasi adalah penerapan dari metode atau ayat yang
telah dibahas dalam dakwah saat ini di Indonesia Secara garis besar
dari ketiga ayat yang telah dijelaskan di atas bisa kita simpulkan
bahwa adanya kewajiban atau keharusan berdakwah yang
disampaikan dalam surat Ali Imran ayat 104 an-Nahl 125
menjelaskan tentang tiga metode dakwah yang diajarkan kepada
Nabi Muhammad Saw dan pada surat Thacirchacirc 43-44 menjelaskan
tentang metode dakwah atau cara mengingatkan kepada seseorang
yang telah melampaui batas atau kedurhakaan kepada Allah Artinya
keharusan berdakwah yang disampaikan tidak semata-mata tanpa
tujuan dan tuntunan dari Allah Oleh karena itu para dai tidak perlu
khawatir ketika melakukan dakwah karena Allah telah memberikan
petunjuk dan ajaran melalui Al-Qur`an yang telah dilakukan oleh
para Nabi dan Rasul terdahulu Sehingga semua kisah yang
dijelaskan bisa menjadi referensi bagi pada pelaku dakwah untuk bisa
melaksanakan dakwah yang telah diperintahkan
1 Lembaga atau kelompok dakwah yang khusus melaksanakan
kegiatan dakwah
Jika dilihat pada saat ini sudah banyak sekali lembaga dakwah
atau sekelompok masyarakat yang melaksanakan kegiatan dakwah
sesuai dengan tujuan masing-masing kelompok dakwah Setiap
kelompok dakwah mampu masuk kedalam lorong masyarakat
menyampaikan pesan dakwah melalui media yang digunakan agar
pesan itu bisa tersampaikan
Organisasi sebagai perkumpulan manusia yang ingin bekerja
sama dan terikat dengan aturan yang disepakati lebih memungkinkan
untuk dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan besar dan berdampak
106
luas Dakwah sebagai pekerjaan besar dan penting sangat tepat
dilakukan melalui organisasi untuk memperoleh hasil yang
memuaskan
Adapun lembaga atau kelompok dakwah yang berkembang di
Indonesia saat ini diantaranya yaitu
1 Muhammadiyah
Muhammadiyah didirikan di Yogyakarta 18 November 1912
atau bertepatan dengan 8 Zulhijjah 1330 H oleh Kiai Haji Ahmad
Dahlan Latar belakang berdirinya organisasi ini antara lain ingin
membangun umat Islam yang sangat tertinggal dalam berbagai
aspek dan dominasi serta himpitan dari colonial belanda Ahmad
Dahlah menginginkan kaum Muslimin memiliki kebanggan
dalam beragama Sementara pada waktu itu umat Islam dalam
keterbelakangan kebodohan dan kemiskinan Pada sisi lain umat
Islam yang terpelajar malu menunjukkan identitas
keislamannya84
Muhammadiyah mengatakan masalah dakwah merupakan hal
yang sangat pokok Maksud dan tujuan pendirian persyarikatan
tersebut ialah untuk menegakkan dan menjunjung tinggi agama
Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-
benarnya Bahwa harus diakui Muhammadiyah telah berkiprah
dengan sangat baik dalam harakah dakwah maupun dalam
merumuskan konsep dakwah Dari sisi harokah maupun dalam
merumuskan konsep dakwah Dari sisi harakah Muhammadiyah
telah membangun pendidikan dari tingkat taman kanak-kanak
84
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 176
107
hingga perguruan tinggi Selain itu juga memiliki amal usaha
seperti panti asuhan rumah jompo rumah sakit dan lain-lain85
Adapun upaya Muhammadiyah untuk menyebarkan ajaran
Islam dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu86
Pertama menyelenggarakan sekolah sendiri yang mengajarkan
ilmu umum seperti sekolaj lain ditambah dengan ilmu agama
Islam Berbeda dengan pengajaran agama islam yang secara
umum berlangsung pada waktu itu Muhammadiyah
mengembangkan sistem sekolah yang diyakini sebagai suatu hal
yang efektif dan efisien dalam pengajaran agama Islam
Dinamika dan perubahan yang terjadi dalam masyarakat pribumi
perlu diantisipasi dengan mengajarkan ilmu agama Islam dan
ilmu umum secara bersama-sama kepada murid sekolah
Muhammadiyah
Kedua mengadakan kursus agama Islam dan propaganda dalam
bentuk pertemuan-pertemuan informal sebagai kelanjutan dari
kegiatan kelompok pengajian yang telah dirintis oleh Ahmad
Dahlan sebelumnya Setelah dilakukan propaganda para hadirin
dianjurkan untuk membentuk perkumpulan dan mengadakan
pertemuan rutin untuk mempelajari agama Islam
Ketiga mendirikan memelihara membantu penyelenggaraan
tempat berkumpul dan masjid yang dipergunakan untuk berbagai
kegiatan yang berhubungan dengan agama Islam Jika di suatu
lingkungan anggota Muhammadiyah belum terdapat masjid
Muhammadiyah berusaha mendirikan masjid atau tempat sejenis
85
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 176 86 Syarifuddin Jurdi dkk 1 Abad Muhammadiyah (Jakarta PT Kompas Media
Nusantara 2010) Cet Ke-I h 40-45
108
seperti Surau Musala atau langgar Apabila suatu lingkungan
sudah terdapat masjid Muhammadiyah membantu memelihara
dan mengaktifkan salat berjamaah dan pengajaran agama Islam
Usaha yang dilakukan ini telah mendorong orang untuk
memberikan bantuan dana termasuk juga mewakafkan tanah
mereka
Keempat Muhammadiyah melakukan penyebaran pengajaran
agama Islam melalui tulisan sesuai dengan perkembangan dalam
bidang pendidikan dan penerbitan Muhammadiyah mencetak
selebaran yang berisi doa sehari-hari jadwal salat jadwal puasa
Ramadan dan masalah agama yang lain Muhammadiyah juga
menerbitkan buku yang berhubungan dengan agama Islam
Buku-buku yang diterbitkan meliputi masalah fikih akidah
tajwid dan hadis Selain buku pengetahuan Islam tingkat dasar
Muhammadiyah juga menerbitkan terjemahan buku untuk
pengajian tingkat lanjut bagi orang tua
Keseluruhan kegiatan yang dilakukan Muhammadiyah dalam
penyebaran ajaran agam Islam merupakan dasar pembentukan
berbagai bagian dalam struktur organisasi Muhammadiyah pada
masa selanjutnya Penyelenggaraan sekolah merupakan dasar dari
bagian sekolahan sementara penyelenggaraan propaganda
(penyebarluasan) dan kursus sebagai dasar pembentukan bagian
Tablig Upaya Muhammadiyah mendirikan memelihara dan
membantu penyelenggaraan masjid dan tempat berkumpul
menjadi dasar pembentukan urusan pembangunan gedung dan
pengadaan perlengkapan yang dikenal sebagai bagian Yayasan
109
Sementara usaha penerbitan yang dilakukan merupakan dasar
pembentukan bagian Taman Pustaka87
Bisa disimpulkan bahwa Muhammadiyah sangat aktif dalam
melakukan gerakan dakwah baik dakwah bil lisan Bil Qolam dan
Bil hal Muhammadiyah mampu memasuki ruang-ruang dan
kekosongan dakwah sehingga mampu diaktifkan oleh
Muhammadiyah dan diterima oleh masyarakat Jika dihubungkan
dengan ayat metode dakwa yang dibahas maka Muhammadiyah
telah mengamalkan apa yang disampaikan dalam ayat dakwah
tersebut Hal ini sesuai dengan tujuan dibentuknya
Muhammadiyah yaitu untuk melepaskan agama Islam dari adat
kebiasaan jelek yang tidak berdasarkan Al-Qur`an dan Hadis
2 Nahdlatul Ulama (NU)
Organisasi ini didirikan 31 Januari 1926 di Kota Surabaya
Jawa Timur Dua tokoh utama pemebntukan NU yaitu KH
Hasyim Asy`arid an KH Wahab Hasbullah Latar belakang
berdirinya NU dimulai dari kegiatan diskusi Taswirul afkar
(potret pemikiran) yang dibentuk oleh KH Abdul Wahab
Hasbullah dan KH mas Mansur Dari kegiatan diskusi taswirul
Afkar inilah kemudian dibentuk organisasi yang diberi nama
Jam`iyyah Nahdlatul Watahan (Perkumpulan Kebangkitan Tanah
Air) Organisasi tersebut bertujuan untuk memperluas dan
mempertinggi mutu pendidikan madrasah88
Kelahiran NU diwarnai oleh ketegangan di kalangan umat
Islam Indonesia sendiri konsep-konsep yang berbeda dalam
87
Syarifuddin Jurdi dkk 1 Abad Muhammadiyah (Jakarta PT Kompas Media
Nusantara 2010) Cet Ke-I h 46
88 Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 177
110
menafsirkan ajaran Islam yang tercermin dalam praktik agama
Islam menciptakan dikotomi tertentu di kalangan umat Islam
Indonesia pada waktu itu89
NU menetapkan bahwa organisasi ini ditujukan untuk ulama
demi kemajuan dan kepentingan kesejahteraan masyarakat Islam
Untuk mencapai tujuan itu NU membuat usaha-usaha berikut90
a Memperbaiki hubungan antar ulama yang mengikuti salah
satu dari empat mazhab
b Memastikan apakah kitab-kitab sebelumnya yang digunakan
dalam mengajar adalah kitab yang mengandung ajaran-ajaran
Ahlussunnah wal jamaah ataukah ajaran-ajaran ahli bid`ah
c Melakukan upaya untuk meningkatkan sekolah-sekolah Islam
d Terus mempertahankan masjid-masjid surau-surau dan
pesantren-pesantren mengurus anak yatim serta orang-orang
miskin
e Mendirikan organisasi-organisasi yang berfungsi untuk
mengembangkan pertanian-pertanian dan perdagangan serta
mendirikan perusahaan yang tidak dilarang ajaran Islam
f Mempertahankan Ahlussunnah wal jamaah Aswaja adalah
konsep agama yang dianut oleh NU Konsep ini pertama
kalinya dinyatakan oleh pendiri NU di Surabaya Aswaja pada
umumnya berarti pengikut Nabi Muhammad Saw dengan
menyatakan diri sebagai para pengikut tradisi Nabi dan ijma
secara eksplisit kyai-kyai berbeda pandangan dari kaum
89
Phil Gustiana Isya Marjani Wajah Toleransi NU terj Iwan Febrianto (Jakarta
PT Semesta Rakyat Merdeka 2012) Cetke-I h 31
90 Phil Gustiana Isya Marjani Wajah Toleransi NU terj Iwan Febrianto (Jakarta
PT Semesta Rakyat Merdeka 2012) Cetke-I h 40
111
modernis yang hanya mengakui untuk mengikuti Al-Qur`an
dan hadis serta menolak ijma`
3 Al-Washliyah
Al-Washliyah adalah sebuah organisasi yang bergerak dalam
bidang sosial keagamaan di Indonesia Organisasi ini didirikan di
Medan Sumatera Utara pada 30 November 1930 bertepatan
dengan 9 Rajab 1439 H Al-Wasliyah didirikan atas inisiatif
sekelompok siswa Maktab Islamiyah Tapanuli Medan yang
tergabung dalam kelompok diskusi yang diberi nama Debating
Club Kelompok ini di dalam setiap diskusi selain membahas
pelajaran-pelajaran sekolah juga membahas masalah-masalah
sosial kemasyarakatn Kemudian memutuskan untuk mendirikan
suatu organisasi yang dapat menampung dan melaksanakan cita-
cita yang mereka diskusikan selama ini
Tujuan utama mendirikan organisasi Jam`iyatul Washliyah
adalah untuk mempersatukan umat yang terpecah belah dan
berbeda pandangan91
Program kerja dan tujuan dari organisasi adalah untuk
mempersatukan paham keagamaan umat Islam mendirikan
lembaga-lembaga pendidikan menegakkan amar makruf nahi
mungkar melaksanakan dakwah Islamiyah dan mengadakan
Taman bacaan umum Dalam bidang dakwah kegiatan Al-
Wasliyah antara lain mengirim dai ke berbagai daerah terpencil
terutama ke kabupaten karo Nias dan Mentawa Program
91
Rizem Aidit Sejarah Peradaban Islam Terlengkap (Yogyakarta DIVA Press
2015) Cet Ke-I h 510
112
tersebut mendapat dukungan moril dan materil dari banyak
pihak92
Dari pemaparan di atas penulis melihat bahwasanya Al-
Wasliyah lebih aktif dalam dakwah bil hal seperti mendirikan
lembaga pendidikan membangun taman bacaan umum dan juga
mengirim delegasi dai ke pelosok daerah yang masih sangat
membutuhkan ajaran agama Islam Selain itu juga gerakan
dakwahnya didukung oleh berbagai pihak sehingga secara dana
bisa terpenuhi dan tidak menghambat rencana dakwah yang tekag
dibentuk dan diprogramkan
4 Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII)
Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia yang disingkat dengan
DDII didirikan di Jakarta pada tahun 1967 oleh MNatsir (w
1993) bersama tokoh Islam lainnya93
Pendiri Dewan Dakwah merupakan tokoh masyumi dan
mereka berpandangan bahwa politik dan dakwah tidak dapat
dipisahkan Politik yang dilakukan oleh Dewan Dakwah adalah
politik amar makruf nahi mungkar Untuk pengembangan dakwah
di seluruh tanah air berupaya membentuk cabang Dewan
Dakwah di seluruh wilayah Hal ini dimaksudkan agar dakwah
dapat menyentuh berbagai lapisan masyarakat Islam Indonesia
Sumber dana organisasi merupakan infak zakat dan sedekah
yang dikumpulkan dari para muhsinin94
92
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 177-178 93
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 179-180 94
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 179-180
113
Sampai sejauh ini dewan dakwah terus menerus mendidik
umat melalui para dai yang ditempatkan hampir di seluruh
pelosok tanah air mulai dari kota sampai ke desa-desa terpencil
daerah transmigrasi Suku terasing dan daerah terpencil lainnya
Dalam memaksimalkan peran Dewan Dakwah ada dua sasaran
utama Pertama meningkatkan kualitas dakwah yang mencakup
persoalan penyempurnaan sistem sarana dan prasarana
peningkatan teknik komunikasi terutama dalam menghadapi
tantangan dari pihak luar Islam Kedua perencanaan dan
manajemen dakwah yang mencakup persoalan penelitian dakwah
dan kerja sama dengan berbagai pihak dalam upaya
meningkatkan kualitas Islam95
Usaha yang dilakukan Yayasan Dewan Dakwah Islamiyah
Indonesia dalam kepedulian untuk mewujudkan kehidupan umat
Islam yang unggul dalam intelektual dan spiritual secara integral
dalam naungan Al-Qur`an dan Sunnah Usaha yang dilakukan
adalah mencerdaskan umat melalui peningkatan kualitas dai
dengan menyelenggarakan program pendidikan sarjana melalui
lembaga Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Mohammad
Natsir Lulusan STID Mohammad Natsir diharapkan dapat
menjadi pemimpin umat yang mampu mengintegrasikan nilai-
nilai Islam untuk pembangunan umat Dalam memberikan
wawasan keilmuan STID menekankan pada ilmu Dakwah dan
Ushuluddin juga pada bahasa dan sastra96
95
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 180 96
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 180-181
114
Penulis melihat bahwasanya DDII sangat menyiapkan dai
dalam proses penyebaran Islam sesuai dengan Surah Ali-Imran
ayat 104 di mana sekelompok orang yang melakukan gerakan
dakwah harus terlebih dahulu memiliki kesadaran beragama
sebagaimana yang diungkapkan oleh Buya Hamka Dengan
pengetahuan agama yang dimiliki maka akan mampu menghadapi
segala rintangan dalam berdakwah Selain itu juga DDII
melakukan dakwah bil hal dengan mendirikan Sekolah untuk
kepentingan dan penyiapan dai dalam berdakwah
Jika dilihat dari empat organisasi Islam yang penulis
paparkan maka semua organisasi tersebut bergerak sesuai dengan
ayat yang telah penulis paparkan dan juga menggunakan metode
yang sesuai dengan apa yang telah di jadikan acuan dalam
berdakwah
2 Peranan organisasi Islam di Indonesia
Adapun peran organisasi Islam di Indonesia yaitu97
a Melakukan pemurnian akidah
b Membentengi umat Islam agar berpegang teguh pada akidah
c Membentengi umat Islam dari serangan kristenisasi
d Mengarahkan umat Islam kepada peningkatan keilmuan umat
agar bisa membela Islam sekaligus menjaga identitas Islam
e Menyelamatkan umat Islam dari rencana-rencana penyebaran
aliran-aliran sesat sekaligus menghadapi mereka dengan cara
yang legal berusaha menyingkap tujuan merea dan
membedah kesalahan ideology mereka
97
Rizem Aidit Sejarah Peradaban Islam Terlengkap h 511
115
f Melakukan pemyadaran kepada umat Islam mengenai bahaya
dan kesalahan keyakinan aliran-aliran sesat
g Membentengi semua kalangan baik orang dewasa generasi
muda maupun anak-anak yang menjadi incaran budaya
pendatang yang mengajak kepada permisifme dan
memberontak terhadap nilai-nilai akhlak yang luhur serta
mendorong terjadinya kekerasan tindak kejahatan dan
perilaku amoral lainnya
h Meningkatkan kualitas hidup umat Islam dalam bidang
agama pendidikan ekonomi sosial dan budaya
3 Metode-metode dakwah
Metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk
mencapai tujuan98
Metode dakwah adalah cara-ara tertentu yang
dilakukan oleh seorang dai kepada mad`u untuk mencapai suatu
tujuan atas dasar hikmah dan kasih sayang99
Adapun metode
dakwah yang berkembang saat ini di antaranya yaitu
a Metode ceramah
Adapun metode ceramah yang berkembang saat ini di
Indonesia yaitu dengan memanfaatkan teknologi yang
semakin canggih Dengan menggunakan youtobe maka
dakwah sudah bida dilakukan dan disebarluaskan kepada
masyarakat sehingga pesan dakwah tetap tersampaikan lewat
media tanpa bertatap muka
Untuk mendukung adanya perubahan dalam
berdakwah maka para dai perlu terus menerus meningkatkan
wawasan ilmu dan kemampuan teknis yang diperlukan dalam
98
Moh Ardani Memahami Permasalahan Fikih Dakwah (Jakarta Mitra Cahaya
Utama 2006) Cet Ke-I h 23 99
Moh Ardani Memahami Permasalahan Fikih Dakwah h 24
116
dakwah Apalagi pada era reformasi seperti sekarang ini
kemampuan dai dalam mengoperasikan computer merupakan
prasyarat yang tidak bisa ditawar-tawar Dengan computer
dan internet maka dai bisa menulis menyimpan dan juga
menyampaikan pesan dakwah melalui alat tersebut100
b Metode Tanya jawab
Dengan metode Tanya jawab ini sangat memberikan
kesempatan kepada khalayak mad`u untuk bisa menanyakan
apa yang belum dipahami oleh mad`u sehingga kegiatan
dakwah bisa terlaksana dengan efektif
c Metode dakwah bilqalamtulisan
Dakwah dengan tulisan juga adalah salah satu metode
yang bisa digunakan oleh para dai untuk memberikan pesan-
pesan dakwah kepada masyarakat di mana tulisan ini bisa
dibaca di mana dan kapan saja oleh khalayak mad`u
Dari analisis penelitian terkait metode dakwah dalam
Al-Qur`an menurut Quraish Shihab dan Buya Hamka maka
penulis menyimpulkan bahwa lembaga dakwah yang telah
disebutkan di atas melakukan gerakan dakwah sesuai dengan
apa yang disampaikan dalam Al-Quran dari ayat yang diteliti
baik secara metode dakwah yang digunakan serta bentuk
metode dakwah yang digunakan untuk menyampaikan pesan
dakwah Ini dilihat dari bagaimana setiap lembaga melakukan
dakwah dengan mengisi setiap peluang untuk memberikan
atau menyampaikan dakwah lewat metode yang sesuai
100
Abdul basit Dakwah Cerdas di Era Modern Vol 03 Nomor 01 Juni 2013
httpswwwgooglecomsearchq=metode+dakwah+yang+berkembang+di+Indonesiaampoq=
metode+dakwah+yang+berkembang+di=ampaqs=chrome Diakses 24 Juli 2019
117
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya sesuai dengan
rumusan masalah yang telah diangkat dan ditetapkan oleh penulis di
awal pembahasan skripsi ini dapat penulis tarik kesimpulan sebagai
hasil penelitian sebagai berikut
1 Metode dakwah dalam surat Ali Imran ayat 104
Menurut pandangan Quraish Shihab ayat ini menjelaskan
tentang kewajiban dakwah bagi setiap muslim dan juga harus adanya
golongan khusus yang melakukan gerakan dakwah karena manusia
adalah makhluk yang perlu untuk selalu diingatkan Begitu pula
dengan Buya Hamka yang menjelaskan bahwa harus adanya
kelompok yang khusus bergerak dalam bidang dakwah demi menjaga
nikmat islam yang Allah berikan serta tidak menutup kewajiban bagi
setiap muslim Dalam ayat ini dari kedua penafsiran mufasir dapat
disimpulkan bahwa kewajiban berdakwah itu adalah untuk seluruh
umat muslim dan perlu adanya kelompok khusus dalam melakukan
gerakan dakwah
Quraish Shihab menjelaskan bahwa dakwah harus
disampaikan dengan cara persuasif dan ajakan yang baik Karena
pada hakikatnya dakwah bersifat mengajak menyeru dan memanggil
kepada kebaikan Bukan memaksa orang lain dengan cara yang tidak
baik Jadi dakwah itu kewajiban setiap muslim dan harus
disampaikan dengan cara yang baik
2 Metdode dakwah dalam surat An-Nahl ayat 125
Metode dakwah yang disampaikan dalam ayat ini ada tiga
yaitu hikmah mau`izhah al-hasanah dan jidal Dalam menafsirkan
118
ayat ini kedua mufassir tidak jauh berbeda hanya memiliki beberapa
perbedaan pada konteks tertentu Masing-masing metode dakwah
disesuaikan dengan kondisi mad`unya Quraish Shihab menjelaskan
Hikmah ialah sikap bijaksana yang disampaikan dengan dialog yang
baik Mau`izhah Hasanah adalah uraian yang menyentuh hati dan
jidal adalah diskusi atau bukti yang mematahkan alasan mitra diskusi
Buya Hamka menjelaskan bahwa hikmah tidak hanya dalam
bentuk dialog tetapi juga termasuk hikmah dalam bentuk tindakan
dan sikap hidup Mau`izhah hasanah ialah pengajaran yang baik
diiringi uraian menyentuh hati penuh kedamaian dan disampaikan
dengan baik dalam bentuk nasihat Dan jidal adalah bantahan atau
membantah suatu polemic dengan cara yang baik
Persamaan kedua mufassir yaitu adanya tiga metode dakwah
dalam ayat ini yaitu hikmah mau`izhah hasanah dan jidal Sedangkan
perbedaan kedua mufassir adalah pada adanya pembagian mad`u
dakwah sesuai dengan metode dakwah Jadi dalam ayat ini ada tiga
metode dakwah yang Allah sampaikan dan juga karakteristik mad`u
yang dijelaskan mufasir sesuai dengan metode yang digunakan
3 Metode dakwah dalam surat Thacirchacirc ayat 43-44
Dalam ayat ini menjelaskan bagaimana seharusnya metode
dakwah yang digunakan dengan sikap bijaksana dan lemah lembut
dan tidak menyakitkan hati sasaran dakwah walaupun sasaran
dakwah adalah orang yang telah melampaui batas dan sangat durhaka
terhadap perintah Tuhan Quraish Shihab menjelaskan bahwa
perlunay sikap bijaksana dalam dakwah yang ditandai dengan ucapan
yang sopan dan tidak menyakitkan
Buya Hamka menjelaskan bahwa dakwah kepada yang
melampaui batas harus dimulai dengan lemah lembut dan penuh
119
kedamaian Kedua mufasir memiliki persamaan dengan menjelaskan
bahwa dakwah kepada orang yang melampui batas harus dengan
lemah lembut dan ucapan yang tidak menyakitkan hati lawan
Dari ketiga ayat ini penulis menyimpulkan bahwa dakwah
harus disampaikan dengan cara terbaik Dakwah juga harus
disampaikan sesuai dengan karakteristik mad`u agar pesan yang
disampaikan bisa diterima Dengan manusia yang durhaka sekalipun
dakwah harus disampaikan dengan baik yaitu lemah lembut Artinya
dengan cara terbaik yang digunakan oleh dai diharapkan mampu
mempengaruhi mad`u dakwah untuk mengikuti apa yang
disampaikan dalam pesan dakwah
4 Metode dakwah yang digunakan oleh lembaga atau pelaku
dakwah saat ini jika dihubungkan dengan apa yang dijelaskan dalam
Al-Qur`an maka dakwah tersebut sudah dilakukan sesuai dengan
ajaran Al-Qur`an Dakwah harus disampaikan dengan cara yang baik
disesuaikan dengan mad`u dakwah serta lemah lembut meski kepada
orang yang durhaka Lembaga dakwah sangat peka dalam
menindaklanjuti masalah yang sedang dihadapi oleh masyarakat
Selain itu juga lembaga atau pelaku dakwah telah menerapkan
dakwah secara lisan tulisan dan juga tindakan dalam bentuk
kegiatan
B Saran
Penelitian yang dilakukan oleh penulis bukanlah penelitian
yang bersifat selesai atau akhir Kajian tafsir masih bisa terus diteliti
karena akan terus berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu
yang ada Penulis berharap penelitian ini bisa bermanfaat bagi
Akademik dan juga peneliti selanjutnya yang akan meneliti kajian
tafsir dengan objek penelitian yang sama sehingga kajian ini akan
120
terus berkembang seiring berkembangnya ilmu tafsir di Indonesia
Peneliti selanjutnya bisa meneliti bagaimana kegiatan dakwah dengan
metode yang ada dalam Al-Qur`an dan penerapannya secara
menyeluruh sesuai dengan isu-isu yang berkembang
121
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Aal asy-Syeikh Tafsir
Ibnu Katsir terj Abdul Ghaffar Bogor Pustaka Imam Syafi`I 2001
Abdurrahman Syaikh bin Nashir as-Sa`di Tafsir Al-Qur`an I terj M Iqbal
dkk Jakarta Darul Haq 2017
AiditRizem Sejarah Peradaban Islam Terlengkap Yogyakarta DIVA Press 2015
AnwarMauluddin dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab
Tangerang Lentera Hati 2015
Arippudin Acep Pengembangan Metode Dakwah Jakarta Rajagrafindo
Persada 2011
Ardani Moh Memahami Permasalahan Fikih Dakwah Jakarta Mitra
Cahaya Utama 2006
AzizMoh Ali Ilmu Dakwah JakartaKencana 2017
Baidan Nashruddin Aziz Erwati Metodolgi Khusus Penelitian Tafsir
Yogyakarta Pustaka Pelajar2016
Basit Abdul Wacana Dakwah Kontemporer Purwokerto STAIN
Purwokerto Press 2006
Djaelani M Anwar 50 Pendakwah Pengubah Sejarah Yogyakarta Pro-U
Media 2016
Effendi Djohan Pesan-Pesan Al-Qur`an Mencoba Mengerti Intisari Kitab
Suci Jakarta PT Serambi Ilmu Semesta 2012
Faizah Muchsin Effendi Lalu Psikologi Dakwah Jakarta Prendamedia
Group 2018
Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah
terj Beni Sarbeni Jakarta Darul Haq 2008
GulenFethullah Dakwah Jalan Terbaik Dalam Berpikir Dan Menyikapi
Hidup Jakarta PT Gramedia 2011
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I Jakarta Pustaka Panjimas 1985
______ Tafsir Al-Azhar Juzu` IV Jakarta PT Pustaka Panjimas 1987
122
______ tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV Jakarta PT Pustaka Panjimas
1983
______ Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI Jakarta PT Pustaka Panjimas 1994
______ Tasawuf Modern Jakarta Republika 2015
HamkaRusydi Pribadi dan Martabat Buya Hamka Bandung PT Mizan
Publika 2017
al-Halabi Mustafa Al-Babi Tafsir Al-Maraghi terj Ahmad Mustafa Al-
Maraghi Semarang Toha Putra Semarang 1993
HamkaIrfan Ayah Kisah Buya Hamka JakartaRepublika 2018
HefniHarjani Komunikasi Islam Jakarta Prenadamedia Group 2017
Hidayati Husnul Metodologi tafsir Kontekstual Al-Azhar Karya Buya
Hamka Jurnal Ilmu Al- Qur`an dan Tafsir Vol 1 No 1
Januari-Juni 2018
Husain Fadhlullah Muhammad Metodologi dakwah dalam Al-Quran
terjTarmana Ahmad Qosim Jakarta Lentera 1997
IsmailAIlyas HotmanPrio Filsafat Dakwah Islam Jakarta Prenadamedia
Group 2011
Izzan Ahmad Metodologi Ilmu Tafsir Bandung Tafakur 2011
Jabir Al-JAzari Syaikh Abu Bakar Tafsir Al-Qur`an Al-Aisar terj
MAzhari Hatim dan Abdurrahim Mukti Jakarta Darus Sunnah
Press 2011
JurdiSyarifuddin dkk 1 Abad Muhammadiyah Jakarta PT Kompas Media
Nusantara 2010
Mahmud Ahmad Dakwah Islam Bogor Thariqul Izzah 2011
MarjaniPhil Gustiana Isya Wajah Toleransi NU terj Iwan Febrianto Jakarta PT
Semesta Rakyat Merdeka 2012
MuhyiddinAsep dkk Kajian Dakwah Multiperspektif Bandung Remaja
Rosdakarya 2014
123
Mustaqim Abdul Metode Penelitian Al-Qur`an dan Tafsir Yogyakarta
Idea Press 2015
MulyanaDeddy Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Bandung Remaja
Rosdakarya 2016
M Yusuf Kadar Studi Al-Qur`an Jakarta Amzah 2012
M Munir Ilaihi Wahyu Manajemen Dakwah Jakarta Prenadamedia
Group 2015
M Munir Metode Dakwah Jakarta Prenadamedia Group 2015
Munir Amin Samsul Ilmu Dakwah Jakarta Amzah 2009
Omar Toha Yahya Ilmu Da`wah Jakarta Widya Karsa Pratama 1992
Panuju Redi Pengantar Studi (Ilmu ) Komunikasi Jakarta Prenadamedia
Group 2018
Syeikh Maulana Arabi Khariri Dakwah Cerdas Yogyakarta Laksana
2007
Sadiah Dewi Metode Penelitian Dakwah Remaja Rosdakarya Bandung
2015
SantanaK Septiawan Menulis Ilmiah Metodologi Penelitian Kualitatif
Jakarta Yayasan Pustaka Obor Indonesia 2007
SuharsaputraUhar Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Tindakan
Bandung PT Refika Aditama 2014
Sanjaya Wina Penelitian Pendidikan Jenis Metode dan Prosedur Jakarta
Prenadamedia Group 2014
Saputra Wahidin Pengantar Ilmu Dakwah Jakarta Rajwawali Press 2012
SuhandangKustadi Ilmu Dakwah Perspektif Komunikasi Bandung Remaja
Rosdakarya 2013
Shihab M Quraish Membumikan Al-Qur`an Bandung Mizan 1993
______ Membumikan Al-Qur`an jilid 2 Ciputat Lentera Hati 2010
124
______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol I Jakarta Lentera Hati 2012
______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an Vol 2
Jakarta Lentera Hati 2012
______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al- Qur`an Vol6
Jakarta Lentera Hati 2009
______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 7 Jakarta Lentera
______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al- Qur`an Jakarta
Lentera Hati 2012
Saifuddin Wardani Tafsir Nusantara Yogyakarta LKiS 2017
SuryadilagaM Alfatih dkk Metodologi Ilmu Tafsir Bandung Teras 2005
Syekh M abu al-Fatah Al-bayanuiy Ilmu Dakwah Prinsip Kode etik dalam
berdakwah menurut Al-Quran dan As-Sunnah terj Dedi Junaedi
Jakarta Pressindo 2010
al-QarniAidh Tafsir Muyassar 1 terj Tim Qisthi Press Jakarta Timur
Qisthi Press 2008
______ Tafsir Muyassar 2 terj Tim Qisthi Press Jakarta Timur Qisthi
Press 2008
Quthb Sayyid Tafsir Fi Zhilalil Qur`an terj As`ad Yasin dkk Jakarta
Gema Insani 2004
Rubiyanah dan Masturi Ade Pengantar Ilmu Dakwah Jakarta Lembaga
Penelitian UIN Syarif Hidayatullah
al-Wa`iy Taufik Dakwah ke Jalan Allah terj Muhith Mishaq Jakarta
Robbani Press 2010
Yakan Fathi Problematik Dakwah dan Para Dai Penerjemah Darsim
Ermaya Imam Fajarudin Solo Era Intermedia 2004
Yusuf Al-Qaradhawi Retorika Islam Bagaimana Seharusnya Menampilkan
wajah Islam terj Abdillah Noor Ridlo Jakarta Pustaka Al-Kautsar
2004
125
az-Zuhaili Wahbah Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid
7 Depok Gema Insani 2014
______ Tafsir Al-Wasith terj Muhtadi dkk Depok Gema Insani 2013
Jurnal
Aulia Rizki Intan ldquoMetode Dakwah Mauizhah Hasanah dalam Program
acara Mufasir di Kompas TV Jawa Tengahrdquo Jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi
UIN Walisongo Semarang 2018
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_02C5ampq=metode+da
kwah+mauizhah+hasanah+dalam+program+acara+ampbtnG= diakses
pada 7 Juli 2019
BasitAbdul ldquoDakwah Cerdas di Era Modernrdquo Vol 03 Nomor 01 Juni
2013 httpswwwgooglecomsearchq=metode+dakwah+yang+berkemba
ng+di+Indonesiaampoq=metode+dakwah+yang+berkembang+di=ampaqs
=chrome Diakses 24 Juli 2019
Hadi Sopyan Konsep Sabar Dalam Al-Qur`an Jurnal Madani Vol 1 No
2 September 2018
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Jurnal
+sopyan+hadi +Konsep+sabar+dalam+alquran+ampbtnG= diakses
pada 8 Juli 2019
IsmatullaohAM Metode Dakwah Dalam Al-Quran (studi penafsiran
Hamka terhadap QS An- Nahl125) Lentera Vol IXX No 2
Desember 2015
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metod
e+dakwah+dalam+alquran+studi+Penafsiran+hamkaampbtnG=d=gs_
qabsampu=23p3D32IV1tph8IkJ diakses 8 Juli 2019
Karlina Lina ldquoMetode Dakwah Para Dai Dalam Menyampaikan Pesan-
Pesan Keagamaan Di Kecamayan Lampihong Kabupaten
Balangan jurusan Komunikasi Penyiaran Islam fakultas dakwah
dan komunikasi IAIN Antasarirdquo 2016
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=skripsi
+metode+dakwah+dalam+menyampaikan+pesan+keagamaan+di+ke
camatan+lampihong+kabupa ten+balanganampbtnG=d=gs_qabsampu
=23p3D3X3kmQdtSWIJ diakses pada 7 Juli 2019
126
Munawir Kepemimpinan Non-Muslim dalam Tafsir AL-Misbah Karya M
Quraish Shihab Maghza Vol 2 No 2 Juli-Desember
2017
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Kepe
mimpinan+non
+muslim+dalam+tafsir+almisbah+ampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3
D7i95QmG50 RsJ diakses 12 Juli 2019
MuslimAdi Abdullah ldquoMetode Dakwah Dalam Pengajaran Nabi Perspektif
Hadisrdquo Jurnal Dakwah Vol 13 No1 25 Mei 2019
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metod
e+dakwah+dalam+Pengajaran+Nabi+Perspektif+hadisampbtnG=
diakses pada 7 Juli 2019
127
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Istiqomah dilahirkan di Kab Bengkalis Kec Bukit
Batu tepatnya di Desa Sukajadi pada tanggal 09 Mei
1998 Penulis merupakan anak kedua dari empat
bersaudara anak dari pasangan orang tua
Muhammad Yatim dan Suryani Ia menempuh
pendidikan di mulai dari SD 20 Sukajadi dilanjutkan
mondok di Pondok Pesantren Al-Amin Boarding
School Bengkalis selama enam tahun dengan
menyelesaikan pendidikan SMP dan SMA Sehingga akhirnya bisa
menempuh pendidikan kuliah di fakultas Ushuluddin dan Dakwah Institut
Ilmu Al-Qur`an (IIQ Jakarta) jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI)
Penulis aktif mengikuti kegiatan organisasi di lingkungan kampus
maupun di luar kampus Di antara organisasi kampus yang pernah diikuti
yaitu anggota Departemen Minat dan Bakat Badan Eksekutif Mahasisawa
(BEM) IIQ Jakarta periode 20152016 pernah menjadi anggota Departemen
Luar Negri Dewan Mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Dakwah (DEMA-
FUD) periode 20172018 dan terakhir ia menjadi Pimpinan Senat
Mahasiswa (SEMA) IIQ Jakarta periode 20182019 Selain itu juga ia pernah
menjadi wakil ketua umum Forum Ukhuwah Mahasiswa Sumatera
(FUMAS) periode 20172018 dan juga menjadi anggota Departemen
Keagamaan Ikatan Pemuda Mahasiswa Kabupaten Bengkalis (IPEMALIS)
Jakarta
Jadilah manusia yang bermanfaat dan jagalah akhlak diri di manapun
kita berada Dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung Akhir kata semoga
tulisan ini bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya Aamiin
xi
الفئدة al-Afˊidah
al-Jacircmiˊah al-Islacircmiyyyah الجامعةة السللامية
Sedangkan ta Marbucircthah (ة) yang diikuti atau disambung (di-
washal) dengan kata benda (ism) maka dialih aksarakan menjadi
hurif ldquotrdquo contoh
Acircmilatun Nacircshibahˊ عملة نا صبة
al-Acircyat al-Kubracirc الأية الكبػر
e Huruf Kapital
Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf kapital akan
tetapi apabila telah dialih aksarakan maka berlaku ketentuan
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) seperti
penulisan awal kalimat huruf awal nama tempat nama bulan
nama diri dan lain-lain Ketentuan yang berlaku pada PUBEI
berlaku pula dalam alih aksara ini seperti cetak miring (italic)
atau cetak tebal (bold) dan ketentuan lainnya Adapun untuk
nama diri yang diawali dengan kata sandang maka huruf yang
ditulis kapital adalah awal nama diri bukan kata sandangnya
Contoh
ˊAcirclicirc Ḫasan al-ˊAcircridh al-ˊAsqallacircnicirc al-Farmawicirc dan seterusnya
Khusus untuk penulisan kata Al-Qur`an dan nama-nama surahnya
menggunakan huruf capital Contoh
Al-Qur`an Al-Baqarah Al-Facirctiḫah dan seterusnya
xii
DAFTAR ISI
COVER DALAM i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ii
LEMBAR PENGESAHAN iii
PERNYATAAN PENULIS iv
MOTTO v
PERSEMBAHAN vi
KATA PENGANTAR vii
PEDOMAN TRANSLITERASI x
DAFTAR ISI xiii
ABSTRAK xv
BAB I PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah 1
B Permasalahan 9
1 Identifikasi Masalah 9
2 Pembatasan Masalah 10
3 Perumusan Masalah 10
C Tujuan Penelitian 11
D Manfaat Penelitian 11
E Tinjauan Pustaka 12
F Metode Penelitian 15
G Sistematika Penulisan 18
BAB II LANDASAN TEORI
A Pengertian Dakwah 19
B Hukum Berdakwah 21
C Fungsi Dakwah 24
xiii
D Tujuan Dakwah 26
E Metode Dakwah 28
F Sumber Metode Dakwah 40
G Bentuk-bentuk Metode Dakwah 42
H Faktor yang mempengaruhi pemilihan dan penggunaan metode
Dakwah 49
I Aplikasi Metode Dakwah Rasulullah 49
BAB III BIOGRAFI QURAISH SHIHAB DAN HAJI ABDUL MALIK
KARIM AMRULLAH (HAMKA)
A Profil M Quraish Shihab 51
B Profil Buya Hamka 58
BAB IV ANALISIS AYAT METODE DAKWAH
A Surat Ali Imran ayat 104 68
a Menurut M Quraish Shihab 68
b Menurut Hamka 73
B Surat An-Nahl ayat 125 80
a Menurut M Quraish Shihab 81
b Menurut Hamka 85
C Surat Thacirchacirc ayat 43-44 94
a Menurut M Quraish Shihab 95
b Menurut Hamka 99
D Implementasi Terhadap Dakwah 105
BAB V PENUTUP 117
A Kesimpulan 117
B Saran 119
DAFTAR PUSTAKA 121
DAFTAR RIWAYAT HIDUP 127
xiv
ABSTRAK
Istiqomah Metode Dakwah Dalam Al-Qur`an Surat Ali Imran 104 An-Nahl
125 dan Thaha 43-44 menurut pandangan MQuraish Shihab dan Hamka
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ushuluddin dan Dakwah
IIQ Jakarta 2019
Dakwah adalah salah satu aktivitas yang berusaha menyampaikan
pesan-pesan ilahi kepada manusia sehingga manusia bisa kembali kepada
Allah dan menjalankan apa yang diperintahkan Allah serta meninggalkan
larangannya Agar berdakwah bisa berjalan lancar dan tercapai apa yang
diharapkan maka diperlukan cara atau metode dakwah yang tepat sehingga
dakwah mencapai tujuannya Al-Qur`an adalah petunjuk bagi manusia
Sehingga dalam konteks dakwah sekalipun Allah telah menjelaskan
bagaimana metode dakwah yang harus digunakan oleh seorang dai dalam
berdakwah Banyak ayat Al-Qur`an yang berbicara tentang metode dakwah
diantaranya yaitu surat Ali-Imran ayat 104 an-Nahl ayat 125 dan Thacirchacirc ayat
43-44 Adapun maksud ayat ini akan lebih jelas lagi apabila dilihat dengan
penafsiran para ulama diantaranya yaitu tafsir Al-Misbah dan tafsir Al-Azhar
yang merupakan mufasir Indonesia yang sangat terkenal akan keilmuannya
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan teknik
studi kepustakaan Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan deskriptif
dengan berusaha menjelaskan pemikiran dan pandangan M Quraish Shihab
dan Hamka yang membahas tentang ayat metode dakwah sehingga akan
terlihat bagaimana kedua mufasir memandang ayat-ayat metode dakwah
tersebut
Hasil penelitian dari penafsiran Quraish Shihab dan Buya Hamka
kedua mufasir menjelaskan bahwa Kewajiban dakwah adalah bagi semua
umat muslim akan tetapi harus ada kelompok khusus yang menjadi inti
gerakan dakwah yang termaksud dalam surat Ali-Imran ayat 104 Lalu
metode dakwah yang disebutkan dalam an-Nahl ayat 125 yaitu metode
hikmah mau`izhah al-hasanah dan jidal Dan terakhir dalam surat Thacirchacirc
ayat 43-44 metode dakwah untuk para penguasa dijelaskan dengan
menggunakan kelemahlembutan agar hatinya bisa menerima dan diharapkan
mau mengikuti apa yang disampaikan dalam pesan dakwah
Kata kunci Dakwah Metode Dakwah Surat Ali-Imran An-Nahl
Thacirchacirc
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Dakwah hakikatnya adalah upaya untuk menumbuhkan
kecenderungan dan ketertarikan Menyeru seseorang pada agama
Islam maksudnya adalah berupaya untuk menumbuhkan
kecenderungan dan ketertarikan pada apa yang diserukan yakni
Islam Karenanya dakwah Islam tidak hanya terbatas pada aktivitas
lisan saja tetapi mencakup seluruh aktivitas lisan atau perbuatan
yang ditujukan dalam rangka menumbuhkan kecenderungan dan
ketertarikan pada Islam1Dakwah merupakan aktualisasi iman yang
mengambil bentuk berupa suatu sistem kegiatan manusia dalam
bidang kemasyarakatan yang dilaksanakan secara teratur untuk
memengaruhi cara merasa cara berpikir dan bersikap secara Islami
baik hiasan maupun perbuatan2
Di dalam Al-Qur`an kata dakwah dan berbagai bentuk
katanya ditemukan sebanyak 198 kali menurut hitungan Muhammad
Sulthon (20034) 299 kali menurut Muhammad Fu`ad `Abd al-Baqi`
dan 212 kali menurut Asep Muhiddin Dalam buku Ilmu dakwah
yang ditulis oleh M Aziz setidaknya ada 10 macam makna dakwah
dalam Al-Qur`an diantaranya yaitu pertama mengajak dan menyeru
baik kepada kebaikan maupun kemusyrikan kepada jalan ke syurga
atau ke neraka Kedua doa seperti yang terdapat dalam surat Ali
Imran ayat 38 Ketiga mendakwah atau tidak menganggap baik
seperti dalam surah Maryam ayat 91 Keempat mengadu seperti yang
1
Ahmad Mahmud Dakwah Islam (Bogor Thariqul Izzah 2011) Cet Ke-III H
13
2Asep Muhyiddin dkk Kajian Dakwah Multiperspektif (Bandung Remaja
Rosdakarya 2014) Cetke-I h 123
2
terdapat dalam surat al-Qamar ayat 10 Kelima memanggil atau
panggilan seperti yang terdapat dalam surah ar-Rucircm ayat 25
Keenam meminta seperti yang terdapat dalam surah Shad ayat 51
Ketujuh mengundang seperti yang terdapat dalam surah al-Qasas
ayat 25 Kedelapan menyeru atau penyeru seperti yang terdapat
dalam surat Thaha ayat 108 Kesembilan panggilan nama atau gelar
yang terdapat dalam surah an-Nur ayat 63 Dan kesepuluh anak
angkat sebagaimana yang terdapat dalam surah al-Ahzab ayat 43
Dakwah berasal dari kata da`a yad`una dan dakwah4 Kata
da`a adalah fi`il madhi yang memiliki makna memohon meminta
berdoa dan memanggil yang disebutkan dalam Al-Qur`an pada 10
surah dan 11 ayat Namun hanya 3 ayat yang mengandung makna
dakwah yaitu surah Al-Anfal ayat 24 ar-Rum ayat 25 dan Fushshilat
ayat 33 Kata yad`una adalah fi`il mudhari` yang disebut dalam Al-
Qur`an sebanyak 21 ayat pada 20 surat Kata yad`una dalam makna
dakwah terdapat dalam 12 ayat Kata dakwah merupakan isim
mashdar yang disebut dalam Al-Qur`an sebanyak 5 kali di mana 2
ayat bermakna doa dan 3 ayat yang bermakna dakwah Kata ud`u
adalah bentuk fi`il Amr yang disebut dalam Al-Qur`an sebanyak 8
surat pada 12 ayat5
Dari beberapa macam bentuk ayat dakwah tentu diantaranya
termasuk juga ayat yang menjelaskan tentang metode dakwah Di
dalam Al-Qur`an tentu ada beberapa ayat yang menjelaskan tentang
metode dakwah yang telah diajarkan kepada para Nabi dan Rasul
pada saat menyampaikan risalahnya Sehingga apa yang telah
3
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah (JakartaKencana 2017) Cet Ke- VI h 5 4 Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi Dakwah
(Depok PT Rajagrafindo Persada 2018) Cet Ke-I h 3 5
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi Dakwah
(Depok PT Rajagrafindo Persada 2018) Cet Ke-I h 4-9
3
disampaikan oleh Allah melalui Al-Qur`an tentu saja perlu dijadikan
pedoman bagi pelaku dakwah saat ini dalam menyampaikan
dakwahnya
Pemahaman yang dapat ditemukan adalah bahwa dakwah
bersifat persuasif yaitu mengajak manusia secara halus Kekerasan
pemaksaan intimidasi ancaman atau teror agar seseorang
melaksanakan ajaran Islam tidak bisa dikatakan dakwah Pemahaman
ini diperoleh dari makna dakwah yang berarti mengajak berdoa
mengadu memanggil meminta dan mengundang Dengan makna-
makan tersebut maka bisa dipahami bahwa dakwah tidak
menekankan pada hasil tetapi pada tugas dan proses6
Al-Qur`an telah menjelaskan bagaimana urgennya dakwah
Islam dan betapa butuhnya manusia akan dakwah Islam di dalam
sejumlah besar ayatnya Berbagai ungkapan Al-Qur`an memang tidak
secara langsung berbicara tentang masalah dakwah Akan tetapi
banyak sekali ungkapan dan makna-makna yang dari ayat yang
berbicara tentang dakwah Islam Sebagaimana Al-Qur`an
menjelaskan ihwal dakwah dan juga ihwal amar makruf nahi munkar
ldquoHanya bagi Allah-lah (hak mengabulkan) doa yang benar
dan berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah tidak
dapat memperkenankan sesuatupun bagi mereka melainkan
seperti orang yang membukakan kedua telapak tangannya ke
dalam air supaya sampai air ke mulutnya Padahal air itu
6
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 8-9
4
tidak dapat sampai ke mulutnyadan doa (ibadat) orang-orang
kafir itu hanyalah sia-sia belaka(QS Ar-Ra`d [13] 14)
ldquoKamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk
manusia menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari
yang munkar dan beriman kepada Allah Sekiranya ahli kitab
beriman tentulah itu lebih baik bagi mereka di antara
mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah
orang-orang yang fasikrdquo (QS Ali-Imran [3]110)
Selain ihwal tentang amar makruf nahi munkar Al-Qur`an
juga menyampaikan tentang tablig menyeru kepada manusia untuk
kembali ke jalan Allah dan juga menyampaikan risalahnya
ldquoHai rasul sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu
dari Tuhanmu dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang
diperintahkan itu berarti) kamu tidak menyampaikan
amanat-Nya Allah memelihara kamu dari (gangguan)
manusia Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang yang kafirrdquo (QS Al-Maidah [5] 67)
ldquoKatakanlah Inilah jalan (agama) ku aku dan orang-orang
yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan
5
hujjah yang nyata Maha suci Allah dan aku tiada Termasuk
orang-orang yang musyrik (QS Yusuf [12] 108)
Saat ini bisa dilihat bahwasanya banyak para dai yang
melakukan gerakan dakwah dengan metode dan media yang
digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah Baik secara
lembaga maupun individual yang didukung oleh manajemen tim yang
baik Seperti Ustadz Abdul Shomad Lc MA Ustadz Adi Hidayat
LcMA Ustadz Khalid Basalamah Lc dan para dai lainya yang
begitu aktif dalam menyampaikan pesan dakwah secara lisan melalui
media youtobe instagram dan media lainnya Selain itu juga ada
organisasi-organisasi Islam seperti Nahdlatul Ulama (NU)
Muhammadiyah Front Pembela Islam (FPI) dan organisasi lainnya
yang menegakkan kegiatan amar makruf nahi munkar
Tidak hanya kewajiban dai tapi juga seluruh umat muslim
untuk bisa mengamalkan dakwah dengan baik dan sesuai dengan
metode yang telah diajarkan oleh Al-Qur`an Sikap seorang muslim
dalam menghadapi permasalahan yang ada dan berkaitan dengan
ajaran Islam terkadang membuat buruk akan akhlak dalam Islam itu
sendiri sehingga Islam benar-benar menunjukkan keselamatan oleh
umatnya sebagai muslim Banyak permasalahan yang terjadi di
masyarakat di antaranya seperti wanita membawa anjing masuk ke
masjid yang terjadi pada 2 juli 2019 adalah salah satu bentuk atau
kewajiban muslim untuk bisa menghadapi dengan cara yang baik dan
diajarkan oleh Islam Karena Islam adalah agama yang penuh dengan
keselamatan dan kesejahteraan Selain permasalahan tersebut tentu
saja banyak permasalahan lain yang berkaitan dengan dakwah Islam
Ada banyak faktor yang memberikan kontribusi sangat besar
terhadap kesuksesan seorang dai dalam berbagai bidang dakwah
6
mewujudkan keberhasilan dan produktifitas serta memberikan
kemampuan untuk mempengaruhi berinteraksi dan memasukkan
ide-idenya dalam setiap kesempatan dan jenjang Metodologi yang
baik merupakan salah satu faktor konkret dan penting yang mampu
membuat waktu dan kesungguhan seorang dai menjadi efektif dan
mengantarkannya ke pantai tujuan yang didambakan dengan
pengorbanan yang lebih sedikit dan lebih ringan7
Metode dakwah yang digunakan oleh para dai dan juga
organisasi Islam dalam menyampaikan pesan dakwah berbeda-beda
Ada yang menyampaikan dakwah dengan lemah lembut tegas dan
juga terkesan memaksa Perbedaan dalam menyampaikan metode
dakwah untuk menegakkan amar makruf nahi munkar tentu saja
mempengaruhi bagaimana respon pesan dakwah yang sampai kepada
sasaran dakwah
Dalam pengembangan dakwah Islam tentu saja Al-Qur`an
perlu dijadikan sebagai kitab dakwah baik sebagai sumber materi
dakwah maupun sebagai metodologi atau landasan-landasan teori
dalam dakwah sebagaimana diungkapkan oleh Abu A`lacirc al-Mauducircdi
bahwa Al-Qur`an adalah kitab dakwah dan kitab perjuangan8
Al-Qur`an juga adalah kitab tentang manusia hidupnya
makanannya dan fitrahnya9 Kitab Al-Qur`an berisikan firman-firman
Allah Swt Tuhan Alam semesta Di dalamnya tidak ada yang perlu
diragukan Dan kitab tersebut tidak dapat memberikan petunjuk
7
Fathi Yakan Problematik Dakwah dan Para Dai terj Darsim Ermaya Imam
Fajarudin (Solo Era Intermedia 2004) Cetke-I h 135
8Abdul Basit Wacana Dakwah Kontemporer (Purwokerto STAIN Purwokerto
Press 2006) Cetke-I h 19
9Taufik al-Wa`iy Dakwah ke Jalan Allah terj Muhith Mishaq (Jakarta Robbani
Press 2010) Cet ke-I h 109
7
apapun kecuali kepada orang-orang yang bertakwa hanya
kepadanya10
Berdakwah memerlukan strategi dan metode Sebab strategi
dan metode merupakan hal yang dapat membantu dakwah terlaksana
dengan baik dan sesuai tujuan11
Oleh karena itu Dalam hal ini
penulis akan mengkaji salah satu unsur dalam dakwah yaitu metode
dakwah Metode dakwah adalah cara yang digunakan dai untuk
menyampaikan materi dakwah Metode dakwah sangat penting
peranannya dalam penyampaian dakwah Metode yang tidak benar
meskipun isinya baik maka pesan baik tersebut bisa di tolak12
Di zaman sekarang Islam benar-benar membutuhkan para dai
yang mumpuni yang mampu mengomunikasikan pemikiran-
pemikiran dan ideologinya dengan metodologi yang indah dan
menawan Mereka mampu mengomunikasikan Islam tanpa membuat
orang berlari dan mampu menjelaskan pemikiran-pemikiran tanpa
mendatangkan kesulitan Betapa banyak dai yang mencemarkan
Islam karena keburukan metodologi dakwahnya Mereka bersikap
buruk terhadap Islam sedangkan mereka mengira bahwa mereka
telah berbuat kebajikan untuk Islam13
Dari beberapa pemaparan diatas penulis tertarik untuk
mengkaji metode dakwah yang Allah sebutkan dalam Al-Qur`an
dengan melakukan menurut pandangan dua tafsir yaitu tafsir al-
Misbah dan tafsir al-Azhar Penulis mengambil surat Ali-Imran ayat
10
Fethullah Gulen Dakwah Jalan Terbaik Dalam Berpikir Dan Menyikapi Hidup
(Jakarta PT Gramedia 2011) cetke-I h 194
11Khariri Syeikh Maulana Arabi Dakwah Cerdas (Yogyakarta Laksana 2007)
Cetke-I h 73
12
Acep Arippudin Pengembangan Metode Dakwah (Jakarta Rajagrafindo
Persada 2011) Cetke-I h 8
13Fathi Yakan Problematik Dakwah dan Para Dai terj Darsim Ermaya Imam
Fajarudin h 137
8
104 An-Nahl ayat 125 dan Thaha ayat 43-44 Adapun alasan penulis
mengambil ayat ini karena penulis ingin mencoba menghubungkan
antara kewajiban dakwah amar makruf nahi mungkar kemudian
metode-metode dakwah yang digunakan sekalipun terhadap orang
yang sangat kejam Dalam penelitian ini penulis mengambil sebuah
judul yaitu ldquoMetode Dakwah Dalam Surat Ali-Imran ayat 104
An-Nahl ayat 125 Thaha ayat 43-44 menurut pandangan
MQuraish Shihab dan Hamkardquo
Penulis ingin meneliti bagaimana implementasi metode
dakwah yang ada di dalam Al-Qur`an terhadap kegiatan dakwah saat
ini Karena melihat kegiatan dakwah saat ini sudah sangat banyak
dilakukan oleh para dai yang mumpuni maupun oleh mereka yang
ingin saling mengingatkan walaupun secara keilmuan masih sangat
terbatas
Untuk memahami lebih jelas dan rinci kita memerlukan tafsir
dari para ulama yang telah mumpuni dalam bidang tafsir Sehingga
sebagai manusia yang terbatas keilmuannya kita bisa memahami
makna Al-Qur`an melalui tafsir yang telah ditulis oleh para ulama Di
sini penulis mengambil penafsiran dari dua orang mufasir Indonesia
yaitu tafsir al-Misbah karya M Quraish Shihab (1944) dan tafsir al-
Azhar karya Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka 1908-1981)
Alasan penulis mengambil dua tafsir yang berbeda ini adalah dengan
tujuan untuk mengetahui perbedaan pemikiran mufasir lokal
(Indonesia) dalam menafsirkan ayat metode dakwah dalam Al-
Qur`an yang berbeda masa dan keadaan Dalam artian masa
penulisan tafsir dan psikologi penulis pada saat penulisan tafsir
Selain itu juga kedua mufasir adalah dua sosok yang hebat
apabila diamati secara teliti beliau berdua telah aktif dalam
9
mengembangkan dan mengaplikasikan bidang dakwah baik lisan
tulisan dan hacircl dengan metode yang telah beliau gunakan Buya
Hamka adalah salah satu tokoh yang termasuk dalam 50 pendakwah
pengubah sejarah dalam buku yang ditulis oleh M Anwar Djaelani
Model dakwah hamka termasuk lengkap karena secara lisan dan
tulisan sama-sama kuat Dakwah Buya Hamka secara tulisan tidak
hanya diterima di Indonesia tetapi juga di luar Indonesia Hampir
semua karya Hamka digemari banyak kalangan dan salah satu
karyanya yang paling monumental adalah tafsir Al-Azhar14
Sedangkan M Quraish Shihab adalah satu ulama yang masih
ada ditengah-tengah masyarakat saat ini beliau adalah ulama besar
yang produktif dalam berkarya santun dan mendalam dalam
menyampaikan pandangan keagamaanya15
Secara lisan bisa dilihat
dengan ceramah atau kajian yang beliau lakukan baik di kampus
masjid atau majelis tertentu secara tulisan bisa dilihat dengan adanya
buku-buku atau karya beliau dan secara hal bisa dilihat dari lembaga
atau kegiatan yang beliau bangun untuk kepentingan sosial
masyarakat Dengan demikian dakwah dan penerapan dakwah telah
beliau aplikasikan dalam kehidupannya bisa dijadikan referensi
dalam berdakwah
B Permasalahan
1 Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas masalah yang
diidentifikasikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
a Metode dakwah dalam Al-Qur`an
14
M Anwar Dajelani 50 Pendakwah Pengubah Sejarah (Jakarta Prenadamedia
Group 2015) Cet Ke-IV h 84
15Salah satu ulasan yang ditujukan kepada M Quraish Shihab dalam buku Cahaya
Cinta dan Canda M Quraish Shihab yang ditulis oleh Mauluddin Anwar dkk
10
b Macam-macam metode dakwah menurut para ahli dakwah
c Bentuk-bentuk Metode dakwah
d Metode dakwah menurut pandangan MQuraish Shihab dan
Hamka
e Perbandingan Metode dakwah menurut M Quraish Shihab
dan Hamka
f Implementasi metode dakwah saat ini
2 Pembatasan masalah
Al-Qur`an menghimpun ayat-ayat dakwah baik sebagai
sumber materi kewajiban dakwah maupun metode dakwah
Dalam penulisan skripsi ini penulis mencoba memberikan
batasan masalah agar dalam pembahasan tidak terlalu melebar
Dalam penelitian ini penulis hanya membatasi pembahasan
metode dakwah dalam Al-Qur`an dalam surat Ali-Imran ayat 104
an-Nahl ayat 125 dan Thacirchacirc 43-44 Penulis mengambil ayat
untuk diteliti tidak berdasarkan kesamaan redaksi atau kata
dakwah yang ada di dalam ayat tersebut akan tetapi penulis
mengambil ayat berdasarkan maksud ayat dan penulis mencoba
membuat suatu kesimpulan akan kewajiban dakwah sampai ke
metode dakwah sesuai dengan ayat yang diambil Sehingga
membentuk hasil penelitian yang saling berhubungan dari segi
makna dan tujuan yang ingin dicapai dalam ayat dan juga dalam
penerapan dakwah
3 Perumusan masalah
a Metode dakwah surat Ali-Imran ayat 104 menurut MQuraish
Shihab dan Hamka
b Metode dakwah surat An-Nahl ayat 125 menurut MQuraish
Shihab dan Hamka
11
c Metode dakwah surat Thaha ayat 43-44 menurut MQuraish
Shihab dan Hamka
d Implementasi dalam dakwah saat ini
C Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian berhubungan secara fungsional dengan
rumusan masalah penelitian yang dibuat secara spesifik terbatas dan
dapat diperiksa dengan hasil penelitian16
Adapun tujuan penelitian
ini adalah
1 Untuk mengetahui Metode dakwah surat Ali-Imran ayat 104
menurut MQuraish Shihab dan Hamka
2 Untuk mengetahui Metode dakwah surat An-Nahl ayat 125 ayat
104 menurut MQuraish Shihab dan Hamka
3 Untuk mengetahui Metode dakwah surat Thaha ayat 43-44
menurut MQuraish Shihab dan Hamka
4 Untuk mengetahui implementasi metode dalam dakwah saat ini
D Manfaat Penelitian
Mengacu pada penjabaran rumusan masalah di atas maka
manfaat penelitian ini adalah
1 Manfaat Teoritis
Sebagai sarana untuk menerapkan ilmu-ilmu teoritis yang
digunakan serta menambah wawasan khazanah keilmuan terkait
tema yang diangkat
2 Manfaat Praktis
Penelitian ini secara praktis diharapkan bisa bermanfaat bagi
para dai untuk bisa menjadi dai yang mumpuni serta memiliki
16
Dewi Sadiah Metode Penelitian Dakwah (Remaja Rosdakarya Bandung 2015)
Cet Ke-I h 68
12
metode dakwah yang sesuai dengan zamannya dan tetap
berpegang teguh pada Al-Qur`an
E Tinjauan Pustaka
1 Jurnal ldquoMetode Dakwah Dalam Pengajaran Nabi Perspektif
Hadisrdquo yang selesai pada tanggal 25 Mei 2019 Ditulis oleh Adi
Abdullah Muslim Dosen IAIN Pekalongan Indonesia dalam
jurnal ini menjelaskan bagaimana metode dakwah Nabi dalam
mengajarkan kepada sahabat perspektif hadis sehingga terbentuk
teori dalam komunikasi dakwah dan pendidikan Jenis penelitian
yang digunakan yaitu studi literatur (library research) atau
penelitian pustaka Metode yang digunakan yaitu metode
deskriptif-analisis yakni penelitian yang berusaha menuturkan
masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan secara
objektif Persamaan dengan penelitian ini adalah pada metode
dakwah yang digunakan sedang perbedaannya adalah pada
perspektif penelitian yaitu tafsir Al-Qur`an dan Hadis17
2 Skripsi ldquoMetode Dakwah Mau`izhah Hasanah dalam Program
acara Mufasir di Kompas TV Jawa Tengahrdquo18
ditulis oleh Rizki
Intan Aulia mahasiswi UIN Walisongo Semarang Jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi
2018 Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode
mau`izhah hasanah yang diterapkan dalam acara mufasir di
17
Adi Abdullah Muslim ldquoMetode Dakwah Dalam Pengajaran Nabi Perspektif
Hadisrdquo Jurnal Dakwah Vol 13 No1 25 Mei 2019
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metode+dakwah+dalam+Pen
gajaran+Nabi+Perspektif+hadisampbtnG= diakses pada 7 Juli 2019
18Rizki Intan Aulia ldquoMetode Dakwah Mauizhah Hasanah dalam Program acara
Mufasir di Kompas TV Jawa Tengahrdquo Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas
Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo Semarang 2018
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_02C5ampq=metode+dakwah+mauizhah+hasa
nah+dalam+program+acara+ampbtnG= diakses pada 7 Juli 2019
13
Kompas TV Jateng Metodologi yang digunakan dalam penelitian
ini adalah penelitian kualitatif dengan metode pengumpulan data
berupa dokumentasi berupa tayangan video program ldquomufasirrdquo
Teknik yang digunakan yaitu mmode interaktif Miler dan
Huberman Persamaan dalam penelitian ini yaitu pada metode
dakwah yang diteliti sedangkan perbedaannya yaitu pada objek
yang di analisis oleh peneliti Peneliti terdahulu menganalisa
metode dakwah dalam sebuah acara tv sedangkan peneliti saat ini
meneliti metode dakwah dalam Al-Qur`an dengan
membandingkan dua tafsir
3 Skripsi ldquoMetode Dakwah Dengan Pendekatan Kultural Sunan
Kalijagardquo ditulis oleh Melinda Novita Sari Jurusan Komunikasi
Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Raden Intan Lampung 2018 Penelitian ini menggunakan
penelitian sejarah yaitu melakukan penyelidikan terhadap
keadaan dan pengalaman di masa lampau dengan teknik studi
kepustakaan Hasil dari penelitian ini ialah ditemukannya
kegiatan dakwah dengan menggunakan metode dakwah kultural
dengn media wayang tembang dan dari dakwah kultural ini
menghasilkan kebudayaan baru dengan menggunakan
pencampuran tradisi lama dan percampuran dengan budaya
setempat di mana tidak terlepas dari unsur-unsru Islamnya
Persamaan dengan penelitian ini ialah pada objek metode dakwah
yang dikaji sedankgkan perbedaannya yaitu pada subjek dari
metode yang dikaji yaitu metode dakwah dalam Al-Qur`an dan
relevansinya terhadap dakwah saat ini
4 Skripsi ldquoMetode Dakwah Dalam Tradisi Tahlilan di Kelurahan
Plamongansari Kecamatan Padurungan Semarangrdquo ditulis oleh
14
Muhammad Aris Munandar Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan
Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam
Negeri Walisongo Semarang 2018 Penelitian ini menggunakan
metode penelitian kualitatif deskriptif Dengan teknik
pengumpulan data meggunakan metode observasi wawancara
dan dokumentasi Hasil penelitian ini yaitu bahwasanya tradisi
tahlilan merupakan tradisi turun temurun yang diadakan setiap
malam Jumat dan dilakukan untuk mendekatkan diri kepada
Allah ajang silaturahmi dan kerukunan umat Persamaan
penelitian yaitu mengkaji metode dakwah hanya saja memiliki
perbadaan pada objek yang diteliti yaitu tradisi tahlilan di mana
peneliti saat ini mengkaji metode dakwah dalam Al-Qur`an dan
meneliti relevansinya terhadap dakwah saat ini
5 Skripsi ldquoMetode Dakwah Para Dai Dalam Menyampaikan Pesan-
Pesan Keagamaan Di Kecamatan Lampihong Kabupaten
Balanganrdquo19
ditulis oleh Lina Karlina mahasiswi IAIN Antasari
jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan
Komunikasi 2016 Dalam penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui metode dakwah dan faktor pendukung apa saja yang
menjadi kesuksesan seorang dai dalam menyampaikan pesan-
pesan keagamaan Jenis penelitian yaitu penelitian lapangan
dengan teknik yang digunakan yaitu mengumpulkan data
observasi wawancara dan dokumenter Persamaan penelitian
19
Lina Karlina ldquoMetode Dakwah Para Dai Dalam Menyampaikan Pesan-Pesan
Keagamaan Di Kecamayan Lampihong Kabupaten Balangan jurusan Komunikasi
Penyiaran Islam fakultas dakwah dan komunikasi IAIN Antasarirdquo 2016
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=skripsi+metode
+dakwah+dalam+menyampaikan+pesan+keagamaan+di+kecamatan+lampihong+kabupaten
+balanganampbtnG=d=gs_qabsampu =23p3D3X3kmQdtSWIJ diakses pada 7 Juli 2019
15
yaitu pada pembahasan metode dakwah sedangkan perbedaannya
pada subjek penelitiannnya yaitu para dai dan mufasir
F Metode Penelitian
1 Jenis Penelitian
Metode penelitian merupakan strategi yang digunakan dalam
sebuah penelitian dan menganalisis data yang diperlukan guna
menjawab permasalahan yang diteliti Adapaun yang peneliti
gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan
teknik studi kepustakaan (library research) Penelitian kualitatif
mengandung pengertian adanya upaya penggalian dan
pemahaman pemaknaan terhadap apa yang terjadi pada berbagai
individu atau kelompok yang berasal dari persoalan sosial atau
kemanusiaan20
Kirk dan Miller mendefinisikan penelitian
kualitatif sebagai tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial
yang secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia
dan kawasannya sendiri dan berhubungan langsung dengan
orang-orang tersebut dalam bahasanya dan peristilahannya21
Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang semua datanya
berasal dari bahan-bahan tertulis berupa buku naskah dokumen
foto dan lain-lain22
2 Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian kualitatif ada beberapa pendekatan yang
bisa digunakan Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
pendekatan metode deskriptif dengan teknik pengamatan kejadian
20
Septiawan SantanaK Menulis Ilmiah Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta
Yayasan Pustaka Obor Indonesia 2007) Cet Ke-II h 1
21Uhar Suharsaputra Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Tindakan
(Bandung PT Refika Aditama 2014) Cet Ke-II h 181
22Nashruddin Baidan Erwati Aziz Metodolgi Khusus Penelitian Tafsir
(Yogyakarta Pustaka Pelajar2016) Cetke-I h28
16
saat ini oleh penulis Deskriptif yaitu suatu rumusan masalah
yang memandu penelitian untuk mengeksplorasi atau memotret
situasi sosial yang akan diteliti secara menyeluruh luas dan
mendalam Metode ini bertujuan untuk melukiskan secara
sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang
tertentu secara faktual dan cermat23
Selain mendeskripsikan
peneliti juga melakukan analisis terhadap surat Ali Imran ayat
104 an-Nahl ayat 125 dan Thacirchacirc ayat 43-44 Setelah menganalisi
penulis akan merelevansikan dengan kegiatan dakwah oleh
lembaga organisasi dakwah
3 Subjek dan objek penelitian
Subjek penelitian adalah orangsesuatu yang terlibat dalam
penelitian sebagai sumber data24
Selain itu juga subjek
penelitian adalah keseluruhan atau totalitas dari suatu penelitian
yang menjadi substansinya yang akan diteliti atau ingin dicarikan
jawabannya dalam sebuah penelitian25
Dalam penelitian ini yang
menjadi subjek penelitian adalah penafsiran metode dakwah
dalam tafsir al-Misbah dan tafsir Al-Azhar sedangkan yang
menjadi objek penelitian ini adalah surat Ali-Imran ayat 104 an-
Nahl ayat 125 dan Thacirchacirc 43-44
4 Sumber data penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua sumber data
Pertama sumber data primer ialah dua tafsir yang akan
dikomparasikan yaitu tafsir al-Misbah dan tafsir al-Azhar
23
Dewi Sadiah Metode Penelitian Dakwah h 19 24 Wina Sanjaya Penelitian Pendidikan Jenis Metode dan Prosedur (Jakarta
Prenadamedia Group 2014) Cetke-II h 17 25
Nashruddin Baidan Erwati Aziz Metodolgi Khusus Penelitian Tafsir h 24
17
Kedua sumber data sekunder yang berasal dari buku-buku
jurnal atau internet serta data lain yang berkaitan dengan
pembahasan
5 Teknik Pengumpulan data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik
pengumpulan data dengan cara studi pustaka Yaitu teknik yang
dipusatkan pada penelitian kitab-kitab tafsir dan buku
kepustakaan yang berkaitan dengan pembahasan Setelah itu
penulis menganalisa data yang sudah terkumpul dan membuat
kesimpulan dari data yang sudah dianalisis
6 Teknik Analisis data
Dalam penelitian ini ada beberapa langkah yang bisa
digunakan peneliti untuk menganalisis data dalam melakukan
riset komparatif yaitu26
a Menentukan tema yang diangkat
b Mengidentifikasi aspek-aspek yang hendak diperbandingkan
c Mencari keterkaitan dan faktor-faktor yang mempengaruhi
antar konsep
d Menunjukkan kekhasan dari masing-masing pemikiran tokoh
Melakukan analisis secara mendalam dan kritis dengan
argumentasi data
e Membuat kesimpulan untuk menjawab problem riset
7 Instrumen dan alat bantu penelitian
Instrumen penelitian adalah alat pengumpul data Dalam
penelitian kualitatif yang menjadi alat penelitian adalah peneliti
sendiri sehingga peneliti harus mengerti bagaimana penelitian
26
Abdul Mustaqim Metode Penelitian Al-Qur`an dan Tafsir h 137
18
kualitatif metode yang digunakan serta kesiapan untuk meneliti
objek penelitian
G Sistematika Penulisan
Dalam penyususnan skripsi penulis akan membagi menjadi 5
bab yang terkait satu dengan yang lainnya Pembagiannya adalah
sebagai berikut
BAB I Pendahuluan
Dalam bab ini terdiri dari latar belakang masalah identifikasi
masalah pembatasan masalah perumusan masalah tujuan penelitian
manfaat penelitian tinjauan pustaka metodologi penelitian
sistematika penulisan
BAB II Landasan Teori
Dalam bab ini membahasa tentang teori atau pemahaman tentang
dakwah meliputi metode dakwah Di mana komponen ini menjadi
pokok penting dalam penulisan skripsi ini
BAB III Biografi M Quraish Shihab Dan Haji Abdul Malik
Kari Amrullah (HAMKA)
Dalam bab ini akan membahas profil M Quraish Shihab dan Hamka
BAB IV Analisis Metode Dakwah Surat Ali Imran Ayat 104 An-
Nahl Ayat 125 Dan Thacirchacirc 43-44
Dalam bab ini membahas tentang surat Ali Imran ayat 104 an-Nahl
ayat 125 dan Thacirchacirc 43-44 menurtu M Quraish Shihab dan Hamka
serta relevansinya terhadap dakwah saat ini
BAB V PENUTUP
Dalam bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran
19
BAB II
LANDASAN TEORI
A Pengertian Dakwah
Secara etimologi dakwah berasal dari bahasa Arab yaitu dacirc`a
yad`ucirc da`wan du`acirc yang diartikan dengan mengajak menyeru
memanggil seruan permohonan dan permintaan1 Dakwah memiliki
tiga huruf asal yaitu dal `ain dan wawu Dari ketiga huruf asal ini
terbentuk beberapa kata dan ragam makna Makna tersebut
diantaranya ialah memanggil mengundang minta tolong meminta
memohon menamakan menyuruh datang mendorong
menyebabkan mendatangkan mendoakan menangisi dan meratapi
Dalam Al-Qur`an kata dakwah dan berbagai bentuk katanya
ditemukan sebanyak 198 kali menurut hitungan Muhammad Sulthon
(2003 4) 299 kali menurut hitungan Muhammad Fuad Abd al-Baqi
(2006) atau 212 kali menurut Asep Muhiddin (2002 40)2
Dakwah Islam adalah tugas suci yang dibebankan kepada
setiap muslim di mana saja berada sebagaimana termaktub dalam Al-
Qur`an dan sunah Rasulullah Saw kewajiban dakwah menyerukan
dan menyampaikan agama Islam kepada masyarakat3 Firman Allah
dalam surah al-Imran ayat 1044
1
M Munir Wahyu Ilaihi Manajemen Dakwah (Jakarta PRenadamedia Group
2015) Cetke-IV h 17 2
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah (JakartaKencana 2017) Cet Ke- VI h 5
3M Munir Metode Dakwah (Jakarta Prenadamedia Group 2015) Cetke-IV h 5
4Kata amar makruf nahi munkar di dalam Al-Qur`an disebut sebanyak 8 kali dalam
5 surat dua kali pada surat makkiyah dan tiga kali pada surat madaniyah Surat Ali Imran
ayat 104 110 dan 114 Surat Al-A`raf pada ayat 157 suart at-Taubah pada ayat 71 dan 112
surat Al-Hajj pada ayat 41 dan surat lukman pada ayat 17
20
ldquoDan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari
yang munkar merekalah orang-orang yang beruntungrdquo (QS Al-
Imran [3]104)
Secara terminologi para ulama berbeda pendapat dalam
menentukan dan mendefinisikan dakwah hal ini disebabkan oleh
perbedaan para ulama dalam memaknai dan memandang kalimat
dakwah itu sendiri5 Pengertian dakwah secara terminologi menurut
beberapa para ahli diantaranya yaitu
1 Syekh Muhammad al-Khadir Husain (tt14) dakwah adalah
menyeru manusia kepada kebajikan dan petunjuk serta menyuruh
kepada kebajikan dan melarang kemungkaran agar mendapat
kebahagiaan dunia dan akhirat
2 Muhammad Abu al-Fath al-Bayanuni (193317) dakwah adalah
menyampaikan dan mengajarkan agama Islam kepada seluruh
manusia dan mempraktikkan dalam kehidupan nyata6
3 Prof Toha Yahya Omar (19221) dakwah Mengajak manusia
dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan
perintah Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di
dunia dan di akhirat7
4 Menurut Muhammad Natsir dakwah mengandung arti kewajiban
yang menjadi tanggung jawab seorang muslim dalam amar
ma`ruf nahi mungkar8
5
Faizah Lalu Muchsin Effendi Psikologi Dakwah (Jakarta Prenadamedia Group
2018) Cet Ke-IV h 5 6
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 10 7
Toha Yahya Omar Ilmu Da`wah (Jakarta Widya Karsa Pratama 1992) Cet Ke-
V h 1 8
Wahidin Saputra Pengantar Ilmu Dakwah (Jakarta Rajwawali Press 2012)
Cetke- II h 2
21
Dari beberapa definisi di atas maka dapat di simpulkan
bahwa dakwah adalah salah satu bentuk kegiatan untuk menyeru atau
mengajak orang lain baik individu atau kelompok untuk menjalankan
syariat Islam berdasarkan Al-Qur`an dan hadis sehingga tercapainya
tujuan dari kegiatan dakwah
Dalam ilmu komunikasi kegiatan ini disebut juga dengan
proses komunikasi Proses komunikasi adalah setiap langkah mulai
saat menciptakan informasi sampai dipahami oleh komunikasi
Komunikasi merupakan proses sebuah kegiatan yang berlangsung
kontinu9
Dengan demikian bisa kita pahami bahwa dakwah adalah
proses dari komunikasi hanya saja dengan tujuan yang berbeda
Karena dalam komunikasi kita tidak fokus pada apa yang harus
disampaikan seperti yang harus disampaikan dalam dakwah Dan
untuk tercapainya komunikasi dan dakwah yang baik kita harus
memiliki sikap sesuai dengan budaya dan tuntunan agama yang
berlaku sehingga dakwah dan komunikasi bisa berjalan dengan
lancar
B Hukum Berdakwah
Setiap umat yang diambang kehancuran dan roboh pilar-
pilarnya kehilangan pengaruhnya kehilangan eksistensinya pasti
diawali oleh diamnya para dai lirih suaranya rancu risalahnya
kehilangan tujuan utamanya hancur peninggalanya Umat mana pun
yang ingin naik dan tinggi harus memahami kebenaran dakwahnya
kesucian tujuan utamanya keagungan risalahnya para dainya
9
Redi Panuju Pengantar Studi (Ilmu ) Komunikasi (Jakarta Prenadamedia Group
2018) Cetke-I h 39
22
memiliki titik tolak di muka bumi untuk membangun pilar dan
dakwahnya10
Umat Islam adalah umat risalah ada karena ada sasaran
dalam hidup ini Allah menyebut mereka dengan
ldquoKamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk
manusia menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari
yang munkar dan beriman kepada Allah Sekiranya ahli kitab
beriman tentulah itu lebih baik bagi mereka di antara
mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah
orang-orang yang fasikrdquo (QS Ali-Imran [3]110)
Jika tidak karena dakwah hilanglah tujuan risalah dan
lenyaplah tujuan pengangkatannya kehancuran menyebar luas
kesesatan merata di mana-mana kebaikan dan kebenaran telah
hilang Karena itulah kewajiban dakwah amar makruf nahi mungkar
ditegaskan dalam Al-Qur`an dan as-Sunah serta ijmak ulama11
Para pakar berselisih paham dalam menanggapi soal ini
Sejauh pemikiran yang berkembnag perselisihan dalam masalah ini
dapat dikelompokkan ke dalam tiga pendapat sebagai dijelaskan
berikut ini12
10
Taufik al-Wa`iy Dakwah ke Jalan Allah terj Muhith Mishaq (Jakarta Robbani
Press 2010) Cet ke-I h 53
11Taufik al-Wa`iy Dakwah ke Jalan Allah terj Muhith Mishaq h 53
12A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan
Peradaban Islam (Jakarta Prenadamedia Group 2013) Cet Ke-II h 63
23
Pertama Dakwah dihukumi sebagai kewajiban personal (fard
`ain) Maksudnya dakwah merupakan kewajiban bagi setiap muslim
Ia akan diganjar jika melaksanakannya sebagaimana akan berdosa
jika meninggalkannya Dakwah menjadi kewajiban personal karena
ia merupakan tuntutan (implikasi) iman Setiap orang mengaku
beriman harus mempersaksikan imannya kepada publik Selain
melalui amal saleh persaksian iman juga diwujudkan dalam bentuk
dakwah saling berpesan dengan kebajikan dan ketakwaan atau
dengan menyuruh yang makruf dan mencegah yang mungkar13
Kedua dakwah dihukumi sebagai kewajiban kolektif (fardu
kifayah) Hal ini berarti dakwah merupakan kewajiban yang
dibebankan kepada komunitas tertentu yang berkompeten dalam
suatu masyarakat Bila di dalamnya telah ditemukan sekelompok
orang yang mewakili tugas itu maka gugurlah kewajiban untuk yang
lain Sebaliknya jika tidak ada maka anggota masyarakat itu
mendapat dosa seluruhnya Tugas berdakwah itu tidaklah mudah
karena ia memerlukan keahlian dan keterampilan tersendiri baik dari
segi intelektual emosiaonal maupun spiritual Kalau demikian
permasalahannya berarti tidak semua orang dari umat Islam
memiliki kompetensi tersebut14
Ketiga dakwah dihukumi wajib individual (fard `ain)
sekaligus wajib kolektif (fardhu kifayah) Maksudnya hukum asal
dakwah itu adalah wajib `ain sehingga setiap mukmin memiliki
tanggung jawab moral untuk menyampaikan agamanya sesuai dengan
taraf kemampuan dan kapasitasnya masing-masing Namun
13
A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan
Peradaban Islam h 63-64 14
A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan
Peradaban Islam h 65
24
demikian pada aspek-aspek tertentu dakwah tidak dapat diserahkan
kepada sembarang orang Dakwah dalam posisi ini menjadi tugas
berat dan menuntut profesionalisme Dakwah memerlukan
kompetensi dan itu hanya mungkin dilakukan oleh yang memiliki
keahlian dalam bidang ini (kelompok profesional) Pendapat ketiga
ini merupakan jalan tengah dari dua pendapat sebelumnya yang
saling bertolak belakang Pendapat ini menjadi jalan tengah lantaran
tidak memandang dakwah hanya sebagai kewajiban ulama semata
(elitis) tetapi juga tidak membenarkan menyerahkan masalah dan
tugas dakwah hanya kepada masing-masing orang (tugas individual)
semata-mata15
C Fungsi Dakwah
Dakwah berfungsi menjaga orisinalitas pesan dakwah dari
Nabi Saw dan menyebarkannya kepada lintas generasi Dengan
dakwah pula kebenaran Islam tidak akan berhenti dalam satu
generasi Dakwah berfungsi sebagai estafet bagi peradaban manusia
Nabi Saw tidak ingin dinamika dakwah terhenti karena
kewafatannya Sebagaimana yang beliau sampaikan pada saat haji
wada (haji perpisahan)16
Selain itu juga fungsi dakwah yaitu sebagai
pembina sebagai pengarah dan pembentuk manusia seutuhnya17
Sebagaimana disebutkan di atas bahwa dakwah adalah salah
satu proses komunikasi Menurut Deddy Mulyana komunikasi
memiliki beberapa fungsi yaitu18
15
A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan
Peradaban Islam 68-69 16
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 101 17
Kustadi Suhandang Ilmu Dakwah Perspektif Komunikasi (Bandung Remaja
Rosdakarya 2013) Cet Ke-I h 193
18Deddy Mulyana Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Bandung Remaja
Rosdakarya 2016) Cet Ke-XV h 5
25
a Komunikasi Sosial
Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya
mengisyaratkan bahwa komunikasi penting untuk membangun
konsep diri aktualisasi diri untuk kelangsungan hidup untuk
memperoleh kebahagiaan terhindar dari tekanan dan ketegangan
antara lain lewat komunikasi yang menghibur dan memupuk
hubungan dengan orang lain
b Komunikasi Ekspresif
Komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi
orang lain namun tidak dilakukan sejauh komunikasi tersebut
menjadi instrumen untuk menyampaikan perasaan emosi kita
Perasaan-perasaan tersebut dikomunikasikan terutama melalui
pesan-pesan nonverbal Perasaan sayang peduli rindu simpati
gembira sedih takut prihatin marah dan benci dapat
disampaikan lewat kata-kata namun terutama lewat perilaku
nonverbal
c Komunikasi Ritual
Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan
sepanjang tahun dan sepanjang hidup yang disebut para
antropolog sebagai rites of passage mulai upacara kelahiran
sunatan pernikahan sungkeman dan sebagainya Dalam acara
tersebut orang mengucapkan kata-kata atau menampilkan
perilaku simbolik Mereka yang berpartisipasi dalam bentuk
komunikasi ritual tersebut menegaskan kembali komitmen
mereka kepada tradisi keluarga komunitas suku bangsa negara
ideologi atau agama mereka
26
d Komunikasi Instrumental
Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum
menginformasikan mengajar mendorong mengubah sikap dan
keyakinan dan mengubah perilaku atau menggerakkan tindakan
dan juga menghibur Bila diringkas maka ke semua tujuan
tersebut adalah membujuk (bersifat persuasif)
Dari fungsi dakwah dan fungsi komunikasi bisa kita
hubungkan bahwa komunikasi instrumental lebih cocok kepada
fungsi dakwah karena tujuannya selain menginformasikan yaitu
mengajar dan mendorong manusia untuk mengubah sikap dan
keyakinan sebagaimana dalam fungsi dakwah itu sendiri
D Tujuan Dakwah
Setiap aktivitas yang dilakukan oleh manusia memiliki tujuan
baik untuk tujuan positif maupun negatif Dalam hal ini tujuan yang
ingin di capai dalam dakwah menurut beberapa ahli ada beberapa
tujuan Diantaranya yaitu tujuan dakwah adalah dunia dan akhirat19
Realitanya tujuan dakwah tiada lain mengajak manusia berjalan di
atas jalan Allah dalam meniti jalan hidupnya Secara filosofis bisa
dikatakan bahwa tujuan dakwah Islamiah adalah membentangkan
jalan Allah di atas bumi agar dilalui umat manusia Dari penjelasan
tersebut kiranya dipahami bahwa makna dari semuanya itu
mengandung pengertian upaya mengubah sikap sifat pendapat dan
perilaku umat ke arah yang Islami20
Jika berbagai pendapat diakomodir maka tujuan dakwah
dapat dbedakan kepada tujuan umum khusus tujuan jangka pendek
dan jangka panjang Selain itu terdapat tujuan dari sisi isi pesan dan
19
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 15 20
Kustadi Suhandang Ilmu Dakwah Perspektif Komunikasi h 23
27
mad`u serta tujuan insidentil Adapun tujuan dakwah adalah sebagai
berikut21
1 Tujuan umum
Tujuan umum dari kegiatan dakwah sama dengan tujuan
diturunkannya agama Islam Kata Islam dari segi kebahasaan
berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata salima yang
mengandung arti selamat sentosa dan damai Bertitik tolak dari
pemahaman kata Islam di atas maka kegiatan dakwah harus
mampu mewujudkan manusia atau masyarakat yang
menyerahkan diri tunduk patuh dan taat kepada Allah Swt
2 Tujuan khusus
Adapun tujuan dakwah secara lebih rinci atau tujuan khusus
dapat dirumuskan berdasarkan tinjauan tertentu Sekurang-
kurangnya tujuan ini dapat ditinjau dari dua segi yaitu dari segi
mad`u dan dari segi materi yang disajikan Tujuan dakwah
kepada setiap pribadi dapat dirumuskan sebagai berikut yaitu
terbinanya pribadi muslim yang sejati yakni figur insan kamil
yang dapat menerjemahlan ajaran Islam dalam segala aspek
kehidupannya
Tujuan dakwah untuk setiap keluarga Muslim adalah dapat
terbinanya kehidupan yang Islami dalam rumah tangga yaitu
keluarga yang senantias mencerminkan nilai-nilai islam baik
sesame anggota keluarga dan dengan tetangga Sedangkan tujuan
yang diharapkan terhadap masyarakat adalah terbinanya
kehidupan yang rukun dan damai taat dalam melaksanakan
ajaran agama dan memiliki kepedulian sosial yang tinngi
21
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 164
28
Selanjutnya tujuan dakwah adalah terwujudnya umat terbaik yang
basisnya didukung oleh muslim yang berkualitas individu yang
baik yang oleh Allah dijanjikan akan memperoleh ridha dan
surga
3 Tujuan dari segi materi dakwah
Tujuan dakwah jika berorientasi kepada pesan dakwah yang
disampaikan menurut Syekh Ali mahfudh meliputi enam hal
yaitu
a Untuk meluruskan akidah
b Untuk membetulkan amal
c Untuk membina akhlak
d Mengokohkan persatuan dan persaudaraan muslim
e Menolak atau melawan ateis
f Memberantas syubhat dalam agama
E Metode Dakwah
Metode secara bahasa berasal dari dua kata yaitu ldquometardquo
(melalui) dan ldquohodosrdquo (jalan cara) Metode berarti cara yang telah di
atur dan melalui proses pemikiran untuk mencapai suatu maksud22
Istilah metode berasal dari bahasa Inggris method yang berarti
systematic arrangement (penataan yang sistematis) orddy procedure
(prosedur yang rapih) mode of handling intellectual (cara
penanganan masalah secara cerdik)23
Sumber yang lainnya
menyebutkan bahwa metode berasal dari bahasa Yunani yang berarti
jalan yang dalam bahasa Arab disebut thacircriq24
22
M Munir Metode Dakwah h 6 23
Kustadi Suhandang Ilmu Dakwah Perspektif Komunikasi h 166
24Moh Ardani Memahami Permasalahan Fikih Dakwah (Jakarta Mitra Cahaya
Utama 2006) Cet Ke-I h 23
29
Metode dakwah adalah cara-cara tertentu yang dilakukan oleh
seorang dai (komunikator) kepada mad`u untuk mencapai suatu
tujuan atas dasar hikmah dan kasih sayang25
Al-Qur`an dalam surat An-Nahl ayat 125 menyebut tiga
metode dakwah yang intinya adalah menyesuaikan materi dan cara
berdakwah dengan sasaran dakwah terhadap cendekiawan dengan
hikmah orang awam dengan mau`izhah hasanah yakni memberi
nasihat dan perumpamaan yang menyentuh jiwa sesuai dengan taraf
pengetahuan mereka yang sederhana Ahl al-kitab dan penganut
agama lain yang diperintahkan adalah jidaldiskusi dengan cara yang
terbaik yaitu dengan logika dan retorika yang halus lepas dari
kekerasan dan umpatan26
Menurut Moh Ali Aziz dalam bukunya Ilmu Dakwah
menjelaskan tentang perbedaan metode dakwah dalam surat An-Nahl
ayat 125 Dalam ayat tersebut Nabi diperintahkan dua hal yaitu
berdakwah dan berdebat Merujuk pada fungsi wawu sebagai huruf
`athaf penghubung dua kalimat yaitu berdakwah dan berdebat
Pertama menunjukkan kebersamaan dua hal Dalam hal ini
berdakwah dan berdebat Kedua menunjukkan sesuatu yang lebih
dulu dari yang lain (lahiq) Dakwah dilaksankan terlebih dahulu
kemudian disusul berdebat Ketiga menunjukkan sesuatu yang
diakhirkan dari yang lain (sabiq) Dengan demikian berdakwah dan
berdebat adalah ssesuatu yang terpisah tetapi pelaksanannya harus
keduanya baik secara bersama sekaligus atau beriringan Karena
adanya perbedaan antara dakwah dan perdebatan walaupun memiliki
tujuan yang sama yaitu memengaruhi orang lain untuk mengikuti
25
M Munir Metode Dakwah h 7 26
M Quraish Shihab Membumikan Al-Qur`an jilid 2 (Ciputat Lentera Hati
2010) Cetke-I 2011 h 193
30
pendapatnya Tidak ada pemaksaan dalam dakwah sehingga
targetnya hanya memberikan pemahaman secara benar Berbeda
dengan dakwah perdebatan selalu menggunakan cara yang lebih
tegas karena targetnya adalah memperoleh kemenangan27
Dengan adanya perbedaan antara dakwah dan perdebatan
berarti cara berdakwah menurut surah An-Nahl ayat 125 ada dua
macam yaitu al-hikmah dan al-mau`izhah al-Hasanah28
Menurut ulama dalam tafsir kontemporer saat ini metode
dakwah dalam Al-Qur`an surah An-Nahl ayat 125 itu meliputi tiga
cakupan yaitu
1 Bi al-hikmah
Hikmah secara mutlak bisa bermakna ilmu dan pemahaman
Bisa juga bermakna keadilan diungkapkan dalam bahasa Arab Huwa
Ahkam al-Amracirc yang artinya dia melakukan sesuatu dengan baik dan
al-hacirckim adalah orang yang melakukan sesuatu secara profesional29
Secara etimologi hikmah digunakan untuk menunjuk kepada arti-arti
seperti keadilan ilmu kearifan kenabian dan juga Al-Qur`an
Dari kata hikmah juga dapat derivasinya ldquohakimrdquo yang
berarti seorang yang berprofesi memutuskan perkara-perkara
hukum30
Kata hikmah antara lain berarti yang paling utama dari
segala sesuatu baik pengetahuan maupun perbuatan Hikmah juga
diartikan sebagai sesuatu yang bila digunakandiperhatikan akan
mendatangkan kemaslahatan dan kemudahan yang besar atau lebih
27
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 333
28Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 335
29
Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah terj
Beni Sarbeni (Jakarta Darul Gaq 2008) cetke- I h 142
30A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 201
31
besar serta menghalangi terjadinya mudharat atau kesulitan yang
besar atau lebih besar31
Sedangkan ditinjau dari segi terminologi hikmah merujuk
kepada pengertian ketepatan berkata dan bertindak dan
memperlakukan sesuatu secara bijaksana (al-ishacircbat ficirc al-aqwacircl wa
al-afrsquoacircl wa wadlarsquoacirc kulla syayrsquo ficirc maudlucircrsquoihi)32
Hikmah juga bisa
diartikan sebagai upaya mengajak bicara kepada akal manusia dengan
dalil-dalil ilmiah yang memuaskan dan dengan bukti-bukti logika
yang cemerlang dengan maksud mengikis keragu-raguan dengan
argumentasi dan penjelasan33
Hikmah merupakan suatu metode pendekatan komunikasi
yang dilaksanakan atas dasar persuasif Karena dakwah bertumpu
pada human oriented maka konsekuensi logisnya adalah pengakuan
dan penghargaan pada hak-hak yang bersifat demokratis agar fungsi
dakwah yang utama bersifat informatif sebagaimana ketentuan Al-
Qur`an
ldquoMaka berilah peringatan karena Sesungguhnya kamu
hanyalah orang yang memberi peringatan kamu bukanlah
orang yang berkuasa atas merekardquo(QS Al-Ghasyiyah [88]
21-22)
Menurut al-Qahtany hikmah dalam konteks metode dakwah
tidak dibatasi hanya dalam bentuk dakwah dengan ucapan yang
lembut targhicircb (nasihat motivasi) kelembutan dan amnesti seperti
31
MQuraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
(Ciputat Lentera Hati 2009) Cetke-I h 775
32A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 202
33Yusuf Al-Qaradhawi Retorika Islam Bagaimana Seharusnya Menampilkan
Wajah Islam terj Abdillah Noor Ridlo (Jakarta Pustaka Al-Kautsar 2004) cetke-I h 19
32
selama ini dipahami banyak orang Lebih dari itu hikmah sebagai
metode dakwah dengan kedalaman rasio pendidikan nasihat yang
baik dialog yang baik pada tempatnya juga dialog dengan para
penentang zalim pada tempatnya hingga meliputi kecaman
ancaman dan kekuatan senjata pada tempatnya
Dari sinilah diperoleh pemahaman bahwa pendekatan hikmah
adalah induk dari semua metode dakwah yang intinya menekankan
atas ketetapan pendekatan terkait dengan kelompok mad`u yang
dihadapi Dalam pada itu ketepatan pilihan metode sesuai dengan
klasifikasi mad`u yang dihadapi tidak diragukan lagi sebagai kunci
kesuksesan dakwah34
Adapun cara dalam melakukan pendekatan dengan metode
hikmah yaitu35
a Berbicara kepada seseorang dengan bahasanya
Termasuk hikmah adalah berbicara dan berdialog dengan
orang lain menggunakan bahasanya sehingga isi
pembicaraan dan berkomunikasi timbal-balik dengan
lancar Artinya bukan sekedar orang Cina dengan bahasa
Cina Rusia dengan bahasa Rusia tetapi lebih dari itu
bahwasanya orang-orang berilmu diajak dengan bahasa
mereka dan orang awam diajak bicara dengan bahasa
mereka
b Bersikap ramah
Termasuk hikmah pula untuk bersikap ramah dan lemah
lembut dalam menyampaikan perintah dan larangan Kita
tidak membebani seseorang dengan suatu yang tidak kuat
34
A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 202
35Yusuf Al-Qaradhawi Retorika Islam Bagaimana Seharusnya Menampilkan
wajah Islam terj Abdillah Noor Ridlo h 20
33
dipikulnya Dengan begitu dia tidak akan menolak seruan
kita
c Memperhatikan tingkatan pekerjaan dan kedudukan
syariatnya
Termasuk kategori hikmah yang harus diperhatikan
dengan baik dalam retorika dakwah Islam era kini yaitu
memperhatikan dan menjaga tingkatan jenis pekerjaan
nilainya dan legalitas syarrsquoi-nya Dengan cara menyusun
pesan-pesan Islam dengan baik sesuai dengan tempat dan
waktu dan tingkatan masing-masing Kemudian kita
sampaikan perintah dan larangan sesuai dengan
prioritasnya
d Gerakan bertahap
Cara hikmah lainnya yang harus diperhatikan adalah
mengajak manusia secara tadarruj (bertahap) Karena
tadarruj itu sendiri merupakan hukum alam sebagaimana
ia merupakan hukum syariat Seperti penciptaan manusia
yang melalui proses tahap demi tahapan
Dengan demikian hikmah itu mengandung arti menjaga
kondisi dan keadaan manusia (sehingga seorang dai menggunakan
cara yang sesuai dengan kondisi dan keadaan yang didakwahinya
karena manusia memiliki ragam pemahaman dan keilmuan beragam
dari sisi emosional juga beragam dari sisi menyikapi kebenaran
Dengan kata lain seorang dai mesti menggunakan cara yang pantas
dan lebih cepat diterima bagi orang yang didakwahinya maka semua
cara ini termasuk dakwah kepada Allah dengan hikmah)36
36
Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah terj
Beni Sarbeni h 146
34
2 Al-maui`dzah Al-hasanah
Kata mau`izhah terambil dari kata wa`azha yang berarti
nasihat Mau`izhah adalah uraian yang menyentuh hati yang
mengantar kepada kebaikan37
Dari makna bahasa kita bisa
memahami bahwa mau`izhah secara istilah adalah arahan bimbingan
dan nasihat dengan sesuatu yang meluluhkan hati tepatnya dengan
menyebutkan pahala atau siksa38
Mau`izhah al-hasanah atau nasihat
yang baik adalah memberikan nasihat kepada orang lain dengan cara
yang baik yaitu petunjuk-petunjuk ke arah kebaikan dengan bahasa
yang baik dapat diterima berkenan di hati menyentuh perasaan
lurus di pikiran menghindari sikap kasar dan tidak mencari atau
menyebut kesalahan audiens sehingga pihak objek dakwah dengan
rela hati atas kesadarannya dapat mengikuti ajaran yang disampaikan
oleh pihak subjek dakwah39
Jika cara hikmah mengajak berbicara
kepada akal agar memaklumi pesan-pesan maka dakwah dengan
mau`izhah adalah hasanah adalah mengajak berbicara kepada hati
dan perasaan agar menyadari dan tergerak untuk bertindak40
Menurut Ibnu al-Atsir nasihat merupakan untaian kata yang
diungkapkan buat orang yang diberi nasihat dengan harapan orang
yang diberi nasihat bertambah baik41
Nasihat adalah memerintah
atau melarang atau menganjurkan yang dibarengi motivasi dan
ancaman juga berarti mengatakan sesuatu yang benar dengan cara
37
MQuraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an h
775 38
Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah terj
Beni Sarbeni h 150 39
Samsul Munir Amin Ilmu Dakwah (Jakarta Amzah 2009) cet Ke- I h 99-100 40
Yusuf Al-Qaradhawi Retorika Islam Bagaimana Seharusnya Menampilkan
wajah Islam terj Abdillah Noor Ridlo h 29
41Harjani Hefni Komunikasi Islam (Jakarta Prenadamedia Group 2017) cet Ke-
II h148
35
melunakkan hati Nasihat harus berkesan dalam jiwa atau mengikat
jiwa dengan keimanan dan petunjuk42
Al-Mau`izha Hasanah merupakan cara berdakwah atau
bertablig yang disenangi mendekatakan manusia padanya dan tidak
menjerakan mereka memudahkan dan tidak menyulitkan
Singkatnya ia adalah suatu metode yang mengesankan sasaran
dakwah bahwa juru dakwah adalah sebagai teman dekat yang
menyayanginya dan sebagai yang mencari segala hal yang
bermanfaat baginya dan membahagiakannya43
Bentuk-bentuk dakwah mau`izhah hasanah diantaranya yaitu
a Nasihat
Nasihat berasal dari bahasa Arab dari kata kerja Nashaha
yang berarti Khalasha yaitu murni dan bersih dari segala kotoran
juga berarti Khata yaitu menjahit44
Sebagian ahli ilmu berkata
nasihat adalah perhatian hati terhadap yang dinasihati siapa pun
dia Nasihat adalah salah satu cara dari al-mau`izhah al-hasanah
yang bertujuan mengingatkan bahwa segala perbuatan pasti ada
sangsi dan akibat Secara terminologi nasihat adalah memerintah
atau melarang atau menganjurkan yang dibarengi dengan
motivasi dan ancaman45
1) Kriteria seorang penasehat
Ibnu Taymiyah menyebutkan beberapa sifat yang harus
dimiliki seorang penasihat yang mengajak kepada perbuatan
makruf dan melarang orang lain berbuat mungkar haruslah
memiliki ilmu tentang hal yang makruf dan yang mungkar
42
M Munir Metode Dakwah h 243 43
Muhammad Husain Fadhlullah Metodologi dakwah dalam Al-Quran terj
Tarmana Ahmad Qosim (Jakarta Lentera 1997) Cet Ke-I h 48 44
MMunir Metode dakwah h 242
45
MMunir Metode dakwah h 242
36
dan dapat membedakan antara keduanya dan harus memiliki
ilmu tentang keadaan orang yang diperintah dan yang
dilarang Dan yang dimaksud dengan ilmu itu adalah apa-apa
yang dibawa Rasulullah dari apa-apa yang Allah utuskan
kepadanya46
b Tabsyir wa Tanzir
Tabsyir secara bahasa berasal dari kata basyara yang
mempunyai arti memperhatikan merasa senang Tabsyir dalam
istilah dakwah adalah penyampaian dakwah yang berisi kabar-kabar
yang menggembirakan bagi orang-orang yang mengikuti dakwah47
Adapun tujuan tabsyir yaitu48
1) Memperkuat atau memperkokoh iman
2) Memberikan harapan
3) Menumbuhkan semangat beramal
4) Menghilangkan sifat keragu-raguan
Sedangkan tanzir adalah penyampaian dakwah yang di mana
isinya berupa peringatan terhadap manusia tentang adanya kehidupan
akhirat dengan segala konsekuensinya49
Adapun bentuk-bentuk
tanzir diantaranya yaitu50
1) Penyebutan nama Allah
2) Menunjukkan keburukan
3) Pengungkapan bahayanya
4) Penegasan adanya bencana segera
5) Penyebutan peristiwa akhirat
46MMunir Metode dakwah h 242
47
MMunir Metode dakwah h 257
48
MMunir Metode dakwah h 259
49MMunir Metode dakwah h 263
50
MMunir Metode dakwah h 265
37
c Kisah
Kisah atau qashash diklasifikasikan ke dalam dua makna
yaitu yang berarti menceritakan dan mengandung arti menelusuri atau
mengikuti jejak51
Makna Qashash dalam sebagian besar ayat-ayat
berartikan kisah atau cerita sedangkan ayat-ayat yang berbicara
menggunakan lafazh qashash ternyata juga muncul dalam konteks
cerita atau kisah tentang Nabi Musa as52
Macam-macam kisah dalam
Al-Qur`an menurut Manna` Khalil al-Qatthan53
1) Kisah para Nabi menyangkut dakwah mereka dan tahapan
serta perkembangannya
2) Kisah peristiwa-peristiwa masa lalu dan pribadi-pribadi yang
tidak diketahui secara pasti apakah mereka Nabi atau bukan
3) Kisah peristiwa yang terjadi pada zaman Rasulullah seperti
perang Badar Uhud Khandak dan lain-lain
3 Al-mujadalah
Dalam bahasa dikatakan jadalahu artinya mendebat dan
melawannya Jadal adalah sangat dalam perlawanan dan
kemampuannya yaitu sangat melawan Jadala adalah menghadapi
argumentasi dengan argumentasi sedang mujadalah artinya berdebat
dan berbantah-bantahan54
Mujadalah adalah berdiskusi dengan cara yang baik dari cara
berdiskusi yang ada Mujadalah merupakan cara terakhir yang
digunakan untuk berdakwah manakala dua cara terakhir digunakan
untuk orang-orang yang taraf berpikirannya maju dan kritis seperti
51MMunir Metode dakwah h 292
52
MMunir Metode dakwah h 292
53
MMunir Metode dakwah h 293 54
Syekh M abu al-Fatah Al-bayanuiy Ilmu Dakwah Prinsip Kode etik dalam
berdakwah menurut Al-Quran dan As-Sunnah terj h Dedi Junaedi (Jakarta Pressindo
2010) Cet Ke-I h 334
38
ahli kitab yang memang telah memiliki bekal ilmu agama dari para
utusan sebelumnya55
Pendekatan dalam dakwah ini dilakukan
dengan dialog yang berbasis budi pekerti luhur tutur kalam yang
lembut serta mengarah pada kebenaran dengan disertai argumentasi
demonstratif rasional dan tekstual sekaligus dengan maksud menolak
argumen bathil yang dipakai lawan dialog56
Mengutip perkataan Imam Ibnu Baththah berkata tentang
masalah ini ldquoyang mesti dimiliki oleh setiap muslim dalam
pengajaran dan perdebatan mereka tentang masalah fikih dan hukum
adalah membenarkan niat dengan maksud memberikan nasihat
bersikap adil dan mencari kebenaran dengannya langit dan bumi bisa
tegakrdquo57
Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan apabila metode
ini hendak dipakai yakni58
Pertama tidak merendahkan pihak lawan
Kedua tujuan diskusi hanyalah semata-mata menunjukkan kebenaran
sesuai nilai dan ajaran Islam
Ketiga tetap menghormati pihak lawan sebab jiwa manusia tetap
memiliki harga diri Ia tidak boleh merasa kalah dalam diskusi
sehingga harus diupayakan agar ia tetap merasa dihargai dan
dihormati
Adapun jidal yang diperintahkan oleh Allah adalah jidal yang
bertujuan untuk mengalahkan lawan bukan karena hawa nafsu tetapi
untuk memenangkan pandangan yang benar Meskipun pandangan
yang akan dipaparkan adalah benar Allah hanya membolehkan jidal 55
Samsul Munir Amin Ilmu Dakwah h 100 56
A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 206
57Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah terj
Beni Sarbeni h 155 58
Moh Ardani Fikih Dakwah h 33
39
dengan cara yang baik59
Terkadang mujadalah dilakukan dengan
suatu tujuan yang baik dan terkadang dengan kebatilan Allah
berfirman
helliphellip ldquoDan bantahlah mereka dengan cara yang baikrdquo (QS An-
Nahl [16] 125)
hellip helliphellip ldquoDan mereka membantah dengan (alasan) yang batil untuk
melenyapkan kebenaran dengan yang batil iturdquo (QS Al-
Mukmin [40] 5)
Atas dasar inilah para ulama membagi jadal kepada dua
macam yaitu yang terpuji dan tercela sesuai dengan tujuan cara dan
hal-hal yang menyebabkan terjadinya 60
Debat yang terpuji dalam
dakwah tidak memiliki tujuan pada dirinya sendiri Ia lebih ditujukan
sebagai wahana (wasilah) untuk mencapai kebenaran dan petunjuk
Allah Swt dakwah melalui pendekatan ini sangat tepat diterapkan
kepada kelompok mad`u yang masih dalam pencarian kebenaran
tetapi bukan termasuk kelompok awam (al-mutawasitun)61
Bentuk-bentuk dakwah bi al-mujadalah diantaranya yaitu
a Al-hiwar
Al-Hiwar dapat diartikan dengan dialog antara dua orang yang
setara dari segi kecerdasan dan juga tidak ada dominasi antara
59
Harjani Hefni Komunikasi Islam (Jakarta Prenadamedia Group 2017) cet Ke-
II h128 60
Syekh M abu al-Fatah Al-bayanuiy Ilmu Dakwah Prinsip Kode etik dalam
berdakwah menurut Al-Quran dan As-Sunnah terj Dedi Junaedi h 335
61A Ilyas Ismail Prio Hotman Filsafat Dakwah Islam h 206
40
satu dan yang lain Adapun etika yang digunakan dalam berdialog
antara lain62
1) Kejujuran
2) Tawadhu
3) Bertujuan untuk mencapai kebenaran
4) Memberi kesempatan kepada pihak lawan
b As-ilah wa ajwibah
Kata as-ilah merupakan bentuk jamak dari kata as-sual yang
berarti pertanyaan-pertanyaan Begitu pula dengan kata ajwibah
yang merupakan bentuk jamak dari kata ijabah yang artinya
adalah jawaban-jawaban63
As-ilah wa ajwibah dapat diartikan sebagai proses Tanya jawab
dalam berdakwah antara dua orang yang berbeda tingkat
kecerdasannya Diantara subjek dakwah dalam metode ini yaitu
orang mukmin dan non-mukmin Adapun objek dalam metode ini
yaitu Akidah Syariah dan Akhlak Dan di era modern saat ini
metode atau proses as-ilah wa ajwibah dapat diaplikasikan dalam
beberapa bentuk diantaranya televisi radio internet dan media
cetak
F Sumber Metode Dakwah
Adapun beberapa sumber metode dakwah yaitu64
1 Al-Qur`an
Al-Qur`an adalah sumber hukum Islam dan juga menjadi
pedoman bagi umat Islam Di dalam Al-Qur`an banyak sekali
ayat yang membahas tentang masalah dakwah Selain itu ada
ayat-ayat yang ditujukan kepada Nabi ketika beliau melancarkan
6262
M Munir Metode Dakwah h 328 63
M Munir Metode Dakwah h 335-336 64
Moh Ardani Fikih Dakwah h 33
41
dakwahnya Semua ayat tersebut menunjukkan metode yang
harus dipahami dan dipelajari oleh setiap muslim Karena Allah
tidak akan menceritakan melainkan agar dijadikan suri tauladan
dan dapat membantu dalam rangka menjalankan dakwah
berdasarkan metode yang tersurat dan tersirat dalam Al-Qur`an
2 Hadis
Hadis merupakan sumber hukum kedua dalam Islam setelah Al-
Qur`an Dalam sunah Rasul banyak kita temui hadis yang
berkaitan dengan dakwah Begitu juga sejarah Nabi dalam
menyiarkan dakwahnya baik di Mekah atau Madinah Semua ini
memberikan contoh dalam metode dakwahnya Karena
setidaknya kondisi yang dihadapi Rasulullah ketika itu juga
dialami oleh juru dakwah saat ini
3 Sejarah Hidup para sahabat65
Dalam sejarah hidup para sahabat besar cukuplah memberikan
contoh yang baik dan sangat berguna bagi juru dakwah Karena
mereka adalah orang yang expert dalam bidang agama dan hidup
pada masa Rasulullah
4 Pendapat Para Ulama
Ulama yang dimaksud di sini ialah pendapat ulama yang beriman
serta menguasai ilmu keislaman secara mendalam dan juga
mengamalkannya Pendapat ulama harus dihargai karena ia
dihasilkan dari pemikiran yang mendalam serta berdasarkan
sumber utama hukum Islam Pendapat ulama dibagi dua yaitu
pendapat ulama yang telah di sepakati dan pendapat yang masih
65
sebaik-baik manusia adalah yang hidup) خير الناس قرني ثم لذين يلونهم ثم لذين يلونهم
pada zamanku kemudian orang-orang sesudah mereka kemudian orang-orang sesudah
mereka H R Muslim) mereka itulah para sahabat yang hidup pada zaman Nabi dan
sesudahnya
42
diperselisihkan Dalam mengutip pendapat ulama tentu saja dai
harus memperhatikan etika dalam mengutip pendapat diantaranya
yaitu pendapat terssebut tidak bertentangan dengan Al-Qur`an
dan hadis66
Pendapat para ulama meliputi Ijma` dan Qiyas Di
mana ijma` adalah kesepakatan mujahid dalam suatu ijma` atau
masalah tertentu sedangkan Qiyas adalah proses penyingkapan
kesamaan hukum suatu kasus yang tidak disebutkan dalam nash
5 Hasil Penelitian Ilmiah
Sifat dari hasil penelitian ilmiah adalah relatif dan reflektif
Relatif karena nilai kebenarannya dapat berubah Reflektif karena
ia mencerminkan realitasnya Hasil penelitian bisa berubah oleh
penelitian berikutnya atau penelitian dalam medan yang berbeda
Maka dari itu pendakwah harus mengetahui etika dalam mengutip
hasil penelitian ilmiah dalam menyampaikan materi dakwah67
6 Pengalaman
Pengalaman juru dakwah merupakan hasil pergaulannya dengan
orang banyak yang kadangkala dijadikan referensi ketika
berdakwah Dengan mengetahui sumber metode dakwah sudah
sepantasnya kita menjadikannya sebagai pedoman dalam
melaksanakan aktivitas dakwah sesuai dengan kondisi dan situasi
yang terjadi
G Bentuk-bentuk Metode Dakwah
Pada garis besarnya bentuk dakwah ada tiga yaitu68
1 Dakwah bi al-lisan (lisan)
Secara substantif dakwah adalah ajakan yang bersifat Islami
Sedangkan kata lisan dalam bahasa Arab berarti ldquobahasardquo Maka
66
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 276-277 67
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 278 68
Moh Ali Aziz Ilmu Dakwah h 307
43
dakwah bil lisan bisa diartikan ldquopenyampaian dakwah melalui lisan
berupa ceramah atau komunikasi langsung antara dai dan madurdquo69
Kualitas perkataanbicara seseorang mencerminkan suasan hati Lisan
yang fasih tegar dan penuh percaya diri merupakan gambaran
kondisi hati seseorang yang tenang dan memiliki semangat tinggi
menyampaikan kebenaran Perkataan yang tersusun rapi dari seorang
dai merupakan jembatan pembuka hati dan penggerak rasa bagi yang
menerima panggilanseruan70
Dakwah bi al-lisan yang hampir sinonim dengan tablig secara
umum dibagi kepada dua macam Pertama dakwah secara langsung
tanpa media yaitu antara dai dan mad`u berhadapan wajah (face to
face) Dalam ilmu komunikasi hal semacam ini disebut dengan
komunikasi primer Kedua dakwah menggunakan media (channel)
yaitu antara dai dan mad`u tidak saling berhadapan dan model
komunikasi seperti ini disebut dengan komunikasi sekunder Dakwah
melalui media seperti Televisi Radio film dan lainnya71
Dalam melakukan dakwah bil lisan seorang dai harus bisa
memilih kata atau penyampaian yang sesuai dengan objek dakwah
Pemilihan kata-kata yang tepat ketika berdakwah diklasifikasikan
Al-Qur`an dalam beberapa bentuk sesuai dengan siapa mad`u yang
dihadapi diantaranya72
a Qaulan Balighan (perkataan yang membekas pada jiwa)
Kata baligh dalam bahasa arab artinya sampai
mengenai sasaran atau mencapai tujuan Bila dikaitkan
69
Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah Jakarta Lembaga Penelitian
UIN Syarif Hidayatullah h 42
70
Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah h 43
71Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah (Depok Rajawali Pers 2018) Cetke- I h 30
72Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah h 48
44
dengan qaul (ucapan atau komunikasi) baligh berarti fasih
jelas maknanya terang tepat mengungkapkan apa yang
dikehendaki
b Qaulan Layyinan (perkataan yang lembut)
Qaulan layyinan berarti perkataan yang lemah lembut
Perkataan yang lemah lembut dalam komunikasi dakwah
merupakan interaksi komunikasi dai dalam mempengaruhi
mad`u untuk mencapai hikmah73
Jika dilihat dari konteks
mad`u yang dihadapi penggunaan qaulan layyinan lebih
diarahkan kepada sang penguasa Dalam tataran ini seorang
dai dalam menyampaikan pesan dakwahnya kepada seorang
penguasa adalah perkataan yang lemah lembut tanpa ada
konfrontasi Walaupun penguasa tersebut zalim dan
durhaka74
c Qaulan Ma`rufan (perkataan yang baik)
Salah satu pengertian ma`rufan secara etimologi
adalah al-kahyr atau al-ihsan yang berarti baik Jadi qaulan
ma`rufan megandung pengertian perkataan atau ungkapan
yang pantas dan baik
d Qaulan Maisuran (perkataan yang ringan)
Kata maysuran merupakan bentuk isim maf`ul dari
yasara-yaisiru-yusran yang artinya mudah Maka qaulan
maysuran dapat diartikan perkataan yang mudah diterima
ringan pantas dan tidak berbelit-belit Dakwah dengan
maysuran berarti pesan yang disampaikan itu sederhana
73
Wahyu Ilahi Komunikasi Dakwah (Bandung Remaja Rosdakarya 2010) Cet
Ke-I h 178
74 Wahyu Ilahi Komunikasi Dakwah h 179
45
mudan dimengerti dan dipahami tanpa memerlukan pemikiran
yang mendalam
e Qaulan Kariman (Perkatan yang mulia)
Dakwah dengan qaulan kariman sasarannya adalah
orang yang lanjut usia Sedangkan pendekatan yang
digunakan adalah dengan perkataan yang mulia santun
penuh penghormatan dan penghargaan tidak menggurui serta
tidak perlu retorika yang berapi-api
2 Dakwah bi al-qalam (tulisan)dakwah bil-kitabah
Dakwah bi al-qalam ialah suatu kegiatan menyampaikan
pesan dakwah melalui tulisan seperti buku surat kabar majalah
jurnal artikel internet dan lain-lain Karena dimaksudkan sebagai
pesan-pesan dakwah maka tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan
atau seruan mengenai amar makruf nahi mungkar75
Dakwah Islam tidak hanya terbatas pada kegiatan dakwah bi
al-lisan akan tetapi juga dakwah memalui tulisan Dakwah bil-
kitabah bukanlah dakwah yang baru muncul ke permukaan ketika
pertama sekali ditemukan mesin cetak (press) melainkan telah
dilaksanakan Rasulullah Saw 15 abad silam Menurut catatan
sejarah pada tahun ke-enam hijriah Nabi Muhammad Saw mulai
mengembangkan wilayah dakwahnya Cara yang dilakukan antara
lain dengan mengirim surat kepada para pemimpin dan raja-raja pada
waktu itu yang isinya Nabi mengajak mereka untuk memeluk Islam
Tidak kurang delapan buah surat dikirim Nabi kepada kepala Negara
75
Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah h 53
46
dan raja yang diantar langsung oleh delapan orang sahabat yang
sangat bijak76
3 Dakwah bi al-hal (tindakan)
Kata al-hal secara etimologis berarti keadaan Artinya ini
menunjukkan realitas yang terwujud dalam perbuatan nyata Dengan
demikian dakwah bi al-hal dapat diartikan ldquomengajakmenyeru ke
jalan Allah untuk kebahagiaan dunia dan akhirat melalui perbuatan
nyata yang sesuai dengan keadaan manusiardquo77
Dakwah bil-hal merupakan istilah yang dimunculkan di
Indonesia sama halnya dengan istilah halal bihalal Diperkirakan
istilah dakwah bil hal dimunculkan sekitar tahun 70-an Namun
belum ditemukan rujukan yang menjelaskan siapa sebenarnya
penggagas pertama istilah tersebut Dakwah bil-hal semakna dengan
istilah lisanul hal dan lisanul uswah Dakwah bil-hal diartikan
dengan dakwah dengan keadaan M Natsir menggunakan secara
bergantian istilah lisanul hal dan lisanul uswah sebagai pengganti
istilah dakwah bil-hal Lisanul uswah menurut Natsir adalah bahasa
contoh perbuatan yang nyata Ketika Nabi Muhammad hijrah ke
Madinah dan membangun masjid Quba dan Masjid Nabawi serta
membuat parit pertahanan pada perang Ahzab merupakan bentuk
dakwah lisanul uswah Sedangkan lisanul hal lebih menonjolkan
pada ketinggian akhlak atau budi pekerti78
Berdasarkan ketiga bentuk dakwah di atas ditinjau dari sudut
pandang yang lain metode dakwah dilakukan pada berbagai metode
76
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 32 77
Rubiyanah Ade Masturi Pengantar Ilmu Dakwah h 60
78Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 33-34
47
yang lazim dilakukan dalam pelaksanaannya metode tersebut adalah
sebagai berikut79
1 Metode ceramah
Metode ceramah adalah metode yang dilakukan dengan
maksud untuk menyampaikan keterangan petunjuk pengertian
dan penjelasan tentang sesuatu kepada pendengar dengan
menggunakan lisan Metode ini harus diimbangi dengan
kepandaian khusus tentang retorika diskusi dan faktor-faktor
lain yang membuat pendengar merasa simpatik dengan
ceramahnya
2 Metode Tanya jawab
Metode Tanya jawab adalah metode yang dilakukan dengan
menggunakan tanya jawab untuk mengetahui sampai sejauh mana
ingatan atau pikiran seseorang dalam memahami atau menguasai
materi dakwah disamping itu juga untuk merangsang perhatian
penerima dakwah Metode tanya jawab ini sifatnya membantu
kekurangan-kekurangan yang terdapat pada metode ceramah
Tanya jawab sebagai salah satu metode cukup dipandang efektif
apabila ditempatkan dalam usaha dakwah karena objek dakwah
dapat mengajukan pertanyaan yang belum dikuasai oleh mad`u
sehingga akan terjadi hubungan timbal balik antara subjek
dakwah dengan objek dakwah
3 Metode diskusi
Dakwah dengan menggunakan metode diskusi dapat
memberikan peluang peserta diskusi untuk ikut memberikan
sumbangan pemikiran terhadap suatau masalah dalam materi
79
Samsul Munir Amin Ilmu Dakwah h 101
48
dakwah Dakwah dengan menggunakan metode diskusi ini dapat
menjadikan peserta terlatih menggunakan pendapat secara tepat
dan benar tentang materi dakwah yang didiskusikan dan mereka
akan terlatih berpikir secara kreatif dan logis serta objektif
4 Metode propaganda
Metode propaganda adalah suatu upaya untuk mensyiarkan
Islam dengan cara mempengaruhi dan membujuk massa secara
massal persuasif dan bersifat otoritatif (paksaan)
5 Metode keteladanan
Dakwah dengan metode keteladanan atau demontrasi berarti
suatu cara penyajian dakwah dengan memberikan keteladanan
langsung sehingga mad`u akan tertarik untuk mengikuti kepada
apa yang dicontohkannya
6 Metode drama
Metode drama adalah suatu cara menjajakan materi dakwah
dengan mempertunjukkan dan mempertontonkan kepada mad`u
agar dakwah dapat tercapai sesuatu yang ditargetkan
7 Metode silaturahmi (home visit)
Dakwah yang dilakukan dengan mengadakan kunjungan
kepada suatu objek tertentu dalam rangka menyampaikan dakwah
kepada penerima dakwah Dakwah dengan menggunakan metode
home visit dapat dilakukan melalui silaturahmi menengok orang
sakit dan lain-lain
49
H Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Dan Penggunaan Metode
Dakwah
Agar metode dakwah yang dipilih dan digunakan benar-benar
fungsional maka perlu juga diperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhi pemilihan dan penggunaan suatu metode yaitu80
1 Tujuan dengan berbagai jenis dan fungsinya
Tujuan yang ingin dicapai dalam dakwah harus disesuaikan
dengan materi dakwah yang disampaikan
2 Sasaran dakwah dari berbagai segi
Keberagaman mad`u dalam berdakwah membuat seorang dai
harus bisa menyesuaikan metode dakwah yang disampaikan dan
juga materi yang ingin diberikan Di antara mad`u atau sasaran
dakwah diantarnya yaitu golongan cendekiawan golongan awam
dan non-muslim
3 Situasi dan kondisi yang beraneka ragam
Situasi atau kondisi saat menyampaikan dakwah menjadi salah
satu unsur dalam menentukan metode dakwah apakah dakwah
harus disampaikan dengan orator yang berapi-api atau dengan
uraian yang menyentuh hati disesuaikan dengan kondisi dalam
berdakwah
4 Kepribadian dan kemampuan dai
Seorang dai memiliki kemampuan yang berbeda-beda maka
pemilihan metode dalam berdakwah juga akan berbeda sesuai
dengan kemampuan dai
I Aplikasi Metode Dakwah Rasulullah
Rasulullah menerapkan beberapa metode dakwah ke dalam beberapa
pendekatan yaitu81
80
M Munir Metode Dakwah h 224
50
1 Pendekatan personal
Pendekatan dengan cara ini terjadi dengan individual yaitu dai
dan mad`u bertatapan muka secara langsung sehingga materi
yang disampaikan langsung diterima dan reaksi mad`u akan
langsung diketahui Pendekatan ini Rasulullah lakukan pada saat
dakwah sembunyi-sembunyi
2 Pendekatan pendidikan
Pendekatan ini bisa di lihat dengan teraplikasinya dalam lembaga-
lembaga pendidikan pesantren Yayasan yang bercorak Islam
ataupun Perguruan Tinggi yang di dalamnya terdapat materi-
materi keislaman
3 Pendekatan diskusi
Pendekatan ini di era sekarang sering dilakukan lewat berbagai
diskusi keagamaan dai berperan sebagai narasumber sedangkan
mad`u berperan sebagai audience
4 Pendekatan penawaran
Cara ini dilakukan Nabi dengan menggunakan metode yang tepat
tanpa paksaan sehingga mad`u ketika meresponinya tidak dalam
keadaan tertekan bahkan ia melakukannya dengan niat yang
timbul dari hati yang paling dalam Cara ini pun harus dilakukan
dai dalam mengajak mad`u-nya
5 Pendekatan misi dakwah
Maksud dari pendekatan misi adalah pengiriman tenaga para dai
ke daerah-daerah di luar termpat domisili Pendekatan-
pendekatan di atas adalah sebagian kecil dari seluruh pendekatan
yang ada dan semua itu bisa dijadikan acuan oleh para dai dalam
melakukan kegiatan dakwahnya
81
Moh Ardani Memahami Permasalahan Fikih Dakwah h 35
51
BAB III
BIOGRAFI M QURAISH SHIHAB
DAN HAJI ABDUL MALIK KARI AMRULLAH (HAMKA)
A Profil M Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab lahir di Rappang Sulawesi Selatan
pada tanggal 16 Februari 1944 M1 Rappang adalah kampung
halaman ibunda Quraish Asma yang biasa disapa Puang Asma atau
dalam dialek lokalnya Puc Cemma` Puang adalah sapaan untuk
anggota keluarga bangsawan Maklumlah nenek Asma Puattulada
adalah adik kandung Sultan Rappang Kesultanan Rappang yang
bertetangga dengan Kesultanan Sidenreng kemudian melebur jadi
bagian Indonesia setelah pemerintah Belanda mengakui kedaulatan
RI pada 27 Desember 19492
Ayahnya Abdurrahman Shihab adalah guru besar bidang tafsir
Al-Qur`an Dalam penuturan Quraish Shihab ia pertama belajar
bahasa Al-Qur`an langsung dari ayah kandungnya sendiri yang
dilaksanakan setiap habis maghrib3 Dari namanya jelas bahwa
ayahnya adalah seorang handhrami (penduduk daerah Arab bagian
Selatan) yang memiliki hubungan genealogi keturunan dengan Nabi
Di samping berwiraswasta sejak muda ayahnya juga dikenal sebagai
pendakwah4
1
M Quraish Shihab Membumikan Al-Qur`an (Bandung Mizan 1993) Cet Ke-
IV Bagian awal tentang penulis
2Mauluddin Anwar dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab
(Tangerang Lentera Hati 2015) Cetke-I h 5
3Sopyan Hadi Konsep Sabar Dalam Al-Qur`an Jurnal Madani Vol 1 No 2
September 2018 h 478
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Jurnal+sopyan+hadi+Konsep
+sabar+dalam+alquran+ampbtnG= diakses pada 8 Juli 2019
4Saifuddin wardani Tafsir Nusantara (Yogyakarta LKiS 2017) Cetke-I h 41
52
Aba Abdurrahman tinggal di Rappang selama 10 tahun sejak
menikahi Emma` Quraish adalah anak keempat Tiga kakaknya Nur
Ali Umar dan dua adiknya wardah dan Alwi Shihab juga lahir di
Rappang Setelah kelahiran Alwi Aba memboyong keluarga
besarnya ke Makassar persisnya di jalan Sulawesi lorong 194 nomor
7 atau yang lebih dikenal sebagai Kampung Buton Di sini lahir tujuh
adik Quraish Nina Sida Nizar Abdul Muthalib dan si kembar Ulda
dan Latifah Aba dan Emma` memiliki 12 putra-putri5
M Quraish Shihab (1944) dibesarkan dalam lingkungan keluarga
muslim yang taat Pada usia 9 tahun ia sudah terbiasa mengikuti
ayahnya ketika mengajar Ayahnya Abdurrahman Shihab merupakan
sosok yang banyak membentuk kepribadian bahkan keilmuannya
Ayahnya seorang guru besar bidang tafsir dan pernah menjabat
sebagai Rektor IAIN Alaudin Ujung Pandang dan juga sebagai
pendiri Universitas Muslim Indonesia (UMI) Ujung Pandang6
Pendidikan dasar diselesaikan oleh Quraish Shihab di Makassar
Setelah itu melanjutkan pendidikan menengah di Malang sambil
menjadi santri di Pondok Pesantren Darul Hadis al-Faqihiyyah
Pendiri dan pimpinan pondok ini ialah Habib Abdul Qadir Bilfaqih
yang juga merupakan guru M Quraish Shihab Pada tahun 1958 di
usia 14 tahun ia melanjutkan studi di Kairo Mesir Dengan bekal
ilmu yang diperolehnya di Malang ia diterima di kelas II tingkat
Tsanawiyah al-Azhar Pada tahun 1967 di usia 23 tahun ia berhasil
5 Mauluddin Anwar dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab
(Tangerang Lentera Hati 2015) Cetke-I h 7
6Munawir Kepemimpinan Non-Muslim dalam Tafsir AL-Misbah Karya M Quraish
Shihab Maghza Vol 2 No 2 Juli-Desember 2017 h 102
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Kepemimpinan+non+muslim
+dalam+tafsir+almisbah+ampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3D7i95QmG50RsJ diakses 12
Juli 2019
53
meraih gelar Lc (Licence sekarang setingkat S1) di jurusan Tafsir
Hadits Fakultas Ushuluddin di Universitas al-Azhar Adapun Dosen
yang sangat beliau kagumi ialah Syekh Abdul Halim Mahmud
Kemudian melanjutkan pendidikan di Fakultas yang sama dan meraih
gelas MA pada tahun 1969 dengan tesis ldquoal-i`jacircz al-Tasyricirc`i li al-
Qur`an al-Karicircmrdquo (kemukjizatan Al-Qur`an al-Karim dari segi
legilasi) Pada tahun 1980 ia melanjutkan pendidikan tingkat doctor
di Universitas al-Azhar Dalam waktu dua tahun ia bisa
menyelesaikan pendidikan doctor di usia 38 tahun dengan predikat
mumtaz marsquoa martabat al-syaraf al-ucircla (summa cumlaude)7
Quraish menikah dengan Fatmawaty istrinya pada 2 februari
1975 Mereka dikarunai lima orang anak yatiu Najela Shihab Najwa
Shihab Ahmad Nahla dan Nasywa
Dengan melihat latar belakang keluarga yang sangat kuat dan
disiplin sangat wajar jika kepribadian keagamaan dan kecintaan serta
minat terhadap ilmu-ilmu agama dan studi Al-Qur`an yang digeluti
sejak kecil dan selanjutnya didukung oleh latar belakang pendidikan
yang dilaluinya mengantarkan MQuraish Shihab menjadi seorang
mufasir8
MQuraish Shihab memiliki sejumlah karya antara lain9
a Tafsir Al-Manar Keistimewaan Dan Kelemahannya (1984)
b Mahkota Tuntunan Ilahi (Tafsir Surat Al-Fatihah 1988)
c Tafsir Al-Amanah (Kumpulan Artikel Dari Rubrik Tafsir)
7
Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 43 8
Munawir Kepemimpinan Non-Muslim dalam Tafsir AL-Misbah Karya M
Quraish Shihab Maghza Vol 2 No 2 Juli-Desember 2017 h 103
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Kepemimpinan+non+muslim
+dalam+tafsir+almisbah+ampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3D7i95QmG50RsJ diakses 12
Juli 2019
9 Saifuddin Wardani Tafsir Nusantara h 47
54
d Lentera Hati (Kisah Dan Hikmah Kehidupan 1994)
e Untaian Permata Buat Anakku Pesan Al-Qur`an Untuk
Mempelai (1995)
f Wawasan Al-Qur`An Tafsir Maudhu`i Atas Pelbagai
Persoaalan Umat (1996)
g Mukjizat Al-Qur`an (1997)
h Yang Tersembunyi Jin Iblis Setan Dan Malaikat (1999)
i Pengantin Al-Qur`An (Jakarta Lentera Hati 1999)
j Secercah Cahaya Ilahi Hidup Bersama Al-Qur`an (1999)
k Jalan Menuju Keabadian (2000)
l Tafsir Al-Misbah (2000)
Al-Qur`an adalah kitab yang oleh Rasul Saw dinyatakan
sebagai Marsquoducircbatullah (hidangan ilahi) Hidangan ini membantu
manusia untuk memperdalam pemahaman dan penghayatan tentang
Islam dan merupakan pelita bagi umat Islam dalam menghadapi
berbagai persoalan hidup10
M Quraish Shihab menginginkan Al-Qur`an tidak hanya
menjadi objek kajian ilmiah semata yang berhenti pada kognisi
melainkan Al-Qur`an harus fungsional dan hidup di kalangan
muslimin sendiri karena tujuan diturunkannya Al-Qur`an semula
memang sebagai petunjuk (hudan li al-nacircs) Dengan dasar pemikiran
seperti ini ia kemudian memandang perlu ditulis tafsir yang lebih
rinci bukan sekedar pengaturan umum seperti (Major Themes of the
Qur`an Fazlur Rahman atau ila al-Qur`an al-Karim Mahmud
Syaltut) dan dihidangkan menarik dengan menghilangkan kerumitan
analisis kebahasaan seperti kosa-kosa kata (mufradhat) dengan
10
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Vol I h ix bagian Sekapur Sirih
55
bahasa yang mudah dimengerti simple tidak terlalu akademis
sehingga menarik minat11
Masyarakat Islam dewasa ini pun mengagumi Al-Qur`an
Tetapi sebagian kita hanya berhenti dalam pesona bacaan ketika
dilantunkan seakan-akan kitab suci ini hanya diturunkan untuk
dibaca Memang wahyu pertama memerintahkan membaca bahkan
kata iqra` diulangi dua kali yang mengandung makna telitilah
dalamilah karena dengan penelitian dan pendalaman itu manusia
dapat meraih kebahagiaan sebanyak mungkin12
Dengan kesadaran seperti itulah Quraish Shihab menulis
tafsir al-Misbah yang diharapkan menjembatani kesenjangan kedua
pihak dari kaum muslimin dalam memahami Al-Qur`an Pertama
kelompok akademis Kedua kelompok awam (mayoritas kaum
muslimin) yang hanya terbiasa dengan ritual membaca ayat-ayat Al-
Quran tertentu saja seperti Yacircsicircn al-Wacircq`iah dan al-Rahmacircn tapi
tidak diiringi dengan pemahaman yang benar Bahkan
kesalahpahaman tersebut semakin menjadi umum karena hanya
membaca buku-buku yang menjelaskan keutamaan-keutamaan
membaca surah tersebut Apa yang dikritik oleh Quraish Shihab di
sini adalah pola keberagaman yang ritualistik bahkan magic yang
memperlakukan Al-Qur`an layaknya sebagai kitab magic bukan
kitab yang memuat hidayah yang menjadi tujuan esensial
diturunkannya Al-Qur`an13
Dengan latar belakang seperti ini jelas bahwa tafsir al-
Misbah dimaksudkan untuk menjembatani kedua kelompok tersebut
yaitu dengan menghidangkan bahasan tafsir yang tidak terlalu
11
Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 73 12
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Vol I h x bagian Sekapur Sirih
13 Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 74
56
akademis rumit dan bertele-tele namun tetap memahami unsur-
unsur validitas kebenaran dengan mengemukakan argumen-argumen
dalam bahasa yang mudah dimengerti sehingga bisa diminati oleh
kalangan intelektual dan kebanyakan kaum muslimin14
Menghidangkan tafsir Al-Qur`an berdasarkan urutan-urutan
turunnya Quraish Shihab berharap dapat mengantarkan pembaca
mengetahui runtutan petunjuk ilahi yang dianugerahi kepada Nabi
Muhammad Saw dan umatnya15
Tafsir ini ditulis di Cairo ketika menjadi Duta Besar di sana
pada hari Jumat 18 Juni 1999 M (4 Rabiul Awal 1420 H) dan selesai
ditulis pada tahun 2004 Pada tahun 1990-1993 ia menjadi pengasuh
rubrik ldquoPelita Hatirdquo di harian Pelita yang terbit di Jakarta Rubrik
tersebut yang kumpulan artikelnya diterbit oleh Mizan pada tahun
1994 menjadi buku Lentera hati Kisah dan Hikmah Kehidupan
Pengalaman yang sangat membekas ini dan pandangan filosofisnya
tentang agama sebagai sesuatu yang harus menjadi penerang
(pembimbing) menyebabkan Quraish Shihab memilih nama ini
karena kata ldquoal-Misbahrdquo adalah padanan Arab untuk ldquoPelitardquo dan
ldquoLenterardquo16
Kenapa al-Misbah Awalnya ada usulan termasuk sang
kakak Umar agar dinamai tafsir ash-Shihab merujuk pada marga
leluhur Quraish Quraish Shihab lebih memilih al-Misbah yang
berarti lampu lentera pelita atau benda lain yang berfungsi serupa
Fungsi ldquopenerangrdquo disukai Quraish dan itu kerap digunakannya
bukan semata untuk nama tafsir karyanya Ia pernah mengisi rubrik
14
Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 74-75 15
Sopyan Hadi Konsep Sabar Dalam Al-Qur`an Jurnal Madani Vol 1 No 2
September 2018 h 479 16
Saifuddin wardani Tafsir Nusantara h 75
57
khusus ldquoPelita Hatirdquo di Harian Pelita Salah satu bukunya yang
dipublikasikan penerbit Mizan berjudul Lentera Hati lalu dicetak
ulang dengan judul Lentera Al-Qur`an17
Dalam penulisan Tafsir Al-Misbah M Quraish Shihab
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor yang dominan
yaitu keluarganya pada lapisan pertama faktor psikologis dan formal
edukatif pada lapisan kedua dan faktor politik dalam batas tertentu
pada lapisan paling luar
Dalam penulisan tafsir Al-Misbah Quraish Shihab
memadukan metode tahlili dan maudhu`i meski banyak
kelemahannya metode tahlili tetap digunakan Karena Quraish
Shihab harus menjelaskan ayat demi ayat surat demi surat sesuai
urutan yang tersusun dalam mushaf Al-Qur`an Kelemahan itu
ditutupi dengan penerapan metode maudhu`i sehingga pandangan
dan pesan kitab suci bisa dihidangkan secara mendalam dan
menyeluruh sesuai tema-tema yang dibahas Menurut Manajer
Program Pusat Studi Al-Qur`an (PSQ) Muchlis M Hanafi selain
kombinasi dua metode tadi Tafsir Al-Misbah juga mengedepankan
corak ijtima`i (kemasyarakatan) Uraian yang muncul mengarah pada
masalah-masalah yang berlaku atau terjadi di tengah masyarakat
Lebih istimewa lagi menurut Muchlis kontekstualisasi sesuai corak
kekinian dan keindonesiaan sangat mewarnai al-Misbah18
17
Mauluddin Anwar dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab
(Tangerang Lentera Hati 2015) Cetke-I h 283 18
Mauluddin Anwar dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab h 285
58
B Profil Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka)
HAMKA (1908-1981) itu inspiratif bahwa dari orang yang
tak tamat SD ini lahir lebih dari seratus buku Tak hanya itu dua
universitas berkelas tak ragu memberi gelar Doktor Honoris Causa
kepadanya19
Hamka merupakan singkatan dari Haji Abdul Malik Karim
Amrullah (1908-1981) dilahirkan di kampung Tanah Sirah nagari
Sungai Batang di tepi Danau Maninjau Sumatera Barat tanggal 13
Muharram 1325 H bertepatan dengan 17 Februari 1908 M Abdul
Malik atau Hamka adalah putera dari Syekh Abdul Karim Amrullah
(1879-1945) seorang ulama besar pelopor gerakan pembaharuan
Islam di Minangkabau20
Mengingat ayahnya adalah seorang tokoh pembaharuan di
Sumatera Barat tidak mengherankan jika Hamka lahir dan tumbuh
dalam suasana pembaharuan yang diperjuangkan ayahnya sejak tahun
1906 di Minangkabau yakni setelah ayahnya kembali dari menuntut
ilmu di Makkah pada Syekh Ahmad Khatib akibatnya ketegangan
dan polarisasi sosial akibat penolakan orang tua terhadap ide
pembaharuan kaum muda yang dipelopori ayahnya juga ikut
membentuk jati diri Hamka pada masa mendatang21
19
M Anwar Djaelani 50 Pendakwah Pengubah Sejarah (Yogyakarta Pro-U
Media 2016) Cetke-I h 81 20
AM Ismatullaoh Metode Dakwah Dalam Al-Quran (studi penafsiran Hamka
terhadap QS An-Nahl125) Lentera Vol IXX No 2 Desember 2015 h 159
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metode+dakwah+dalam+alq
uran+studi+Penafsiran+hamkaampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3D32IV1tph8IkJ diakses 8
Juli 2019
21Husnul Hidayati Metodologi tafsir Kontekstual Al-Azhar Karya Buya Hamka
Jurnal Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir Vol 1 No 1 Januari-Juni 2018 h 4
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metodologi+tafsir+kontekstu
al+al+azhar+karya+buya+hamkaampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3DYm9Kdq2cuJgJ
diakses 16 Juli 2019
59
Dalam usia 6 tahun (1914) dia dibawa ayahnya ke Padang
Panjang Sewaktu berusia 7 tahun dimasukkan ke sekolah desa dan
malamnya belajar mengaji Al-Qur`an dengan ayahnya sendiri
sehingga khatam Dari tahun 1916 sampai tahun 1923 dia telah
belajar agama pada sekolah-sekolah ldquoDiniyah Schoolrdquo dan ldquoSumatera
Thawalibrdquo di Padang Panjang dan di Parabek Guru-gurunya waktu
itu ialah Syaikh Ibrahim Musa Parabek Engku Mudo Abdul Hamid
dan Zainuddin Labay Padang Panjang waktu itu ramai dengan
penuntut ilmu agama Islam dibawah pimpinan ayahnya sendiri22
Hamka tidak tamat Sekolah Dasar tapi dia autodidak untuk
berbagai bidang ilmu seperti filsafat sastra sejarah sosiologi dan
politik23
Gurunya ialah ayahnya sendiri iparnya dan beberapan
tokoh yang aktif dalam pergerakan Islam modern Buya Hamka
pernah belajar agama dengan Syekh ulama terkenal seperti Syeikh
Ibrahim Musa Syeikh Ahmad Rasyid Sutan Mansur RM
Surjopranoto dan Ki Bagus Hadikusumo Pada usia 16 tahun ia
merantau ke Jawa untuk menimba ilmu tentang gerakan Islam
modern kepada HOS Tjokroaminoto Ki Bagus Hadikusumo RM
Soerjopranoto dan KH Fakhrudin Saat itu HAMKA mengikuti
berbagai diskusi dan training pergerakan Islam di Abdi Dharmo
Pakualaman Yogyakarta24
beliau dapat mendalami karya ulama dan
pujangga besar di Timur Tengah seperti Zaki Mubarak Jurji Zaidan
22
Hamka Tasawuf Modern (Jakarta Republika 2015) Cetke-IV h III dibagian
catatan tentang Hamka 23M Anwar Djaelani 50 Pendakwah Pengubah Sejarah h 82
24httpbiooridbiografi-buya-hamka diakses pada tanggal 31 Agustu
2019 Pukul 1445
60
Abbas al-Aqqad Mustafa al-Manfaluti dan Hussain Haikal serta
mempelajari dan meneliti karya sarjana Perancis Inggris dan Jerman
seperti Albert Camus William James Sigmund Freud Arnold
Toynbee Jean Paul Sartre Karl Marx dan Pierre Loti25
Buya Hamka pernah menetap dan menjadi guru agama di
Tebing Tinggi dan Padang Panjang kemudian beliau juga menjadi
dosen di Universiti Islam Jakarta dan Universitas
MuhammadiyahRektor Perguruan Tinggi Jakarta dan Pengawai
Tinggi Agama Indonesia Disamping itu beliau juga aktif
menyampaikan dakwah melalui media massa (televisi dan radio)
bahkan beliau menerbitkan majalah Panji Masyarakat yang sangat
terkenal pada waktu itu sebagai sarana menyampaikan dakwah Islam
dan kritik sosial Sebagai guru atau dosen Hamka juga aktif dan
produktif dalam menulis banyak karya dan bukunya yang merupakan
buah pikiran yang cemerlang menghiasi dunia penulisan di negeri ini
salah satu karya fenomenal yang sangat terkenal sampai hari ini
adalah Tafsir Al Quran bdquo Al Azhar 30 juz (5 jilid) yang dikarangnya
justru ketika beliau berada di dalam penjara Ternyata penjara
baginya tidak membelenggu hati dan pikiran buya namun merupakan
saat-saat yang indah untuk mendapatkan inspirasi yang luar biasa26
Di tahun 1924 ia berangkat ke Yogya dan mulai mempelajari
pergerakan-pergerakan Islam yang mulai bergelora Ia dapat khusus
25
httpswwwdakwatunacom2015022764724buya-hamka-haji-abdul-malik-
karim-amrullah-guru-berjiwa-sastra-dan-tegar-pendirianaxzz5yAYcuPOR diakses tanggal
31 Agustus 2019 Pukul 16 28 wib
26httpswwwdakwatunacom2015022764724buya-hamka-haji-abdul-malik-
karim-amrullah-guru-berjiwa-sastra-dan-tegar-pendirianaxzz5yAYcuPOR diakses tanggal
31 Agustus 2019 Pukul 16 28 wib
61
pergerakan Islam dari HOS Tjokroaminoto H Fakharuddin RM
Suryopranoto dan iparnya sendiri AR Sr Mansur yang pada waktu
itu ada di Pekalongan Di tahun 1935 dia pulang ke Padang Panjang
waktu itulah mulai tumbuh bakatnya sebagai pengarang27
Di samping keasyikannya mempelajari bdquoKesusateraan Melayu
Klasikrdquo Hamka pun bersungguh-sungguh menyelidiki kesusateraan
Arab sebagai bahasa asing yang dikuasinya hanyalah semata-mata
bahasa Arab Karena menghargai jasa-jasanya dalam penyiaran Islam
dengan bahasa Indonesia yang indah itu maka permulaan tahun 1959
Majelis Tinggi University al-Azhar Kairo memberikan gelar
Ustaziyah Fakhiriyyah (Doctor Honoris Causa) kepada Hamka
Sejak itu berhaklah beliau memakai titel rdquoDrrdquo dipanggil namanya28
Pada 5 April 1929 Buya Hamka menikah dengan Siti Raham
(almh) Mereka menikah pada usia muda Buya Hamka 21 tahun
sedangkan istrinya berusia 15 tahun Kemudian Buya Hamka aktif
sebagai pengurus Muhammadiyah cabang Padang Panjang dan sibuk
mempersiapkan Kongres Muhammadiyah ke-19 di Minang Kabau29
Jabatan atau amanah yang pernah Buya Hamka emban selama
hidupnya antara lain sebagai berikut Tahun 1943 Buya Hamka
menjabat sebagai konsul Muhammadiyah Sumatera Timur Tahun
1947 sebagai ketua Front Pertahanan Nasional (FPN) Tahun 1948
sebagai ketua sekretariat bersama Badan Pengawal Negeri Dan Kota
(BPNK) Lalu tahun 1950 Buya Hamka menjadi Pegawai Negeri
pada Departemen Agama RI di Jakarta Tahun 1966-1957 beliau
terpilih menjadi anggota Konstituante Republik Indonesia Mulai
27
Hamka Tasawuf Modern h III dibagian catatan tentang Hamka 28
Hamka Tasawuf Modern (Jakarta Republika 2015) Cetke-IV-V h III
dibagian catatan tentang Hamka 29
Rusydi Hamka Pribadi dan Martabat Buya Hamka (Bandung PT Mizan
Publika 2017) Cetke-I h 5
62
tahun 1960 Buya Hamka dipercaya sebagai pengurus pusat
Muhammadiyah Pada Tahun 1968 Buya Hamka ditunjuk sebagai
Dekan Fakultas Ushuluddin Universitas Prof Moestopo beragama
Tahun 1975 sampai 1979 Buya Hamka dipercaya oleh para ulama
sebagai ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Di tahun yang
bersamaan Buya Hamka juga menjabat sebagai ketua umum
Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar selama dua periode30
Pada 1964 Buya Hamka ditangkap dengan tuduhan
melanggar Penpres Antisubversif Kemudian dibebaskan setelah
berakhirnya kekuasaan Orde lama Soekarno pada 196631
Buya
Hamka meninggal dunia pada hari jumat 24 Juli 1981 Beliau
dikebumikan di TPU Tanah Kusir dengan meninggalkan 10 orang
anak 7 laki-laki dan 3 perempuan Dari kesepuluh anak-anak
tersebut saat ini jumlah cucu beliau ada 31 orang dan cicit sebanyak
44 orang32
Adapun karya-karya Buya Hamka sejak tahun 1925 (usia 17
Tahun) di antaranya33
Bidang Agama dan Falsafah
a Tashawwuf Meodern (1939)
b Falsafah Hidup (1939)
c Lembaga Hidup (1940)
d Lembaga Budi (1940)
e Majalah Semangat Islam (zaman Jepang 1943)
f Majalah Menara (terbit di Padang Panjang setelah revolusi
1945) 30
Irfan Hamka Ayah Kisah Buya Hamka (JakartaRepublika 2018) cetke-XV h
290
31Rusydi Hamka Pribadi dan Martabat Buya Hamka h 10
32Irfan Hamka Ayah Kisah Buya Hamka h 291
33Rusydi Hamka Pribadi dan Martabat Buya Hamka h 373
63
g Negara Islam (1946)
h Islam dan Demokrasi (1946)
i Revolusi Agama (1946)
j Merdeka (1946)
k Dibandingkan Ombak Masyarakat (1946)
l Adat Minangkabau Menghadapi Revolusi (1946)
m Di dalam Lembah Cita-cita (1946)
n Kenang-kenangan hidup IIIIIIIV
o Sejarah Umat Islam jilid IIIIIIIV
p Pedoman Mubaligh Islam
q Perkembangan Taswauf Dari Abad Ke Abad (1952)
r Muhammadiyah Melalui Tiga Zaman (1946)
s Tafsir al-Azhar Juzu‟ I - Juzu‟XXX
Dengan Karunia Allah pada tahun 1956 dapatlah Buya
Hamka mendirikan rumah kediaman untuk berteduh anak dan istri di
Kebayoran Baru Kebetulan sekali di hadapan tanah tempat
mendirikan rumah terdapat sebuah lapangan luas persediaan untuk
mendirikan sebuah masjid Agung yang sesuai dengan martabat
Indonesia yang telah merdeka Buya Hamka gembira sekali karena
apabila satu masjid besar berdiri di muka rumah dapatlah anak-anak
selalu dididik dalam hidup keislaman terutama bila mereka selama
mendengarkan suara azan pada sembahyang lima waktu Setiap hari
Buya hamka melihat orang bekerja membangun masjid itu dan
mendoakan lekas selesai34
Masjid itu diberi nama ldquoMesjid Agung Al-Azharrdquo Nama ini
diberikan oleh Syekh Mahmoud Syaltout beliau adalah ulama
berfaham luas dan berpandangan jauh yang telah memasukkan
34
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I h 43
64
beberapa perubahan di dalam Al-Azhar Pada saat itu beliau sedang
menjadi tamu Agung Negara dan salah satu program beliau adalah
menziarahi Masjid Agung di Kebayoran Baru itu Sehingga dalam
kesempatan itulah beliau memberikan nama Masjid Agung itu
dengan nama Al-Azhar ldquomoga-moga dia menjadi al-Azhar di
Jakarta sebagaimana adanya Al-Azhar di Kairordquo35
Kandungan tafsir al-Azhar sebenarnya berasal dari ceramah
atau kuliah subuh Hamka yang disampaikannya di Masjid Agung Al-
Azhar Jakarta36
Pelajaran tafsir sehabis sembahyang subuh di
Masjid Agung Al-Azhar telah didengar di mana-mana di seluruh
Indonesia Dan teladan ini pun dituruti orang pula Terutama sejak
keluarnya sebuah majalah bernama Gema Islam tersebut di mana
kantor redaksi bertempat di dalam ruang masjid yang diterbitkan oleh
Perpustakaan Islam Al-Azhar yang didirikan sejak pertengahan tahun
196037
Atas usul dan tata usaha majalah waktu itu yaitu saudara haji
Yusuf Ahmad segala pelajaran ldquotafsirrdquo waktu subuh itu dimuatlah
dalam majalah Gema Islami tersebut Langsung saya berikan nama
baginya Tafsir Al-Azhar sebab tafsir ini timbul di dalam masjid
Agung Al-Azhar yang nama itu diberikan oleh syeikh Jami` Al-
Azhar sendiri Merangkaplah dia sebagai alamat terima kasih Hamka
atas penghargaan yang diberikan oleh Al-Azhar kepada Hamka38
Meskipun dalam perjalannnya Hamka kemudian melanjutkan dan
35
Sejarah nama masjid Agung Al-Azhar yang dituliskan Buya Hamka dalam tafsir
Al-Azhar Juzu` I Cet Ke-VI h 48 36
Husnul Hidayati Metodologi tafsir Kontekstual Al-Azhar Karya Buya Hamka
Jurnal Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir Vol 1 No 1 Januari-Juni 2018 h 30-31 37
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I (Jakarta Pustaka Panjimas 1985) Cet Ke-VI
h 48 38
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I cet Ke-VI h 48
65
menyelesaikan tafsir tersebut dalam tahanan karena ditangkap oleh
penguasa Orde Baru selama dua tahun empat bulan39
Salah satu niat seketika menyusun tafsir Al-Azhar adalah
hendak meninggalkan pusaka yang moga-moga ada harganya untuk
ditinggalkan bagi bangsa dan umat Muslimin Indonesia jika
panggilan Tuhan yang pasti datang kepadanya kelak Telah timbul
niat sejak tafsir pertama disusun moga-moga dapatlah hendaknya
hasil karya ini memenuhi husnuzan (baik sangka) Al-Azhar kepada
Buya Hamka itu penuhi sebaik-baiknya Buya Hamka datang ke
Mesir di permulaan tahun 1958 itu tidaklah berniat dan terkenang di
hati bahwa akan diberi kehormatan setinggi itu Menjadi tetamu
Mu`tamar Islamy itu sajapun sudahlah satu kehormatan yang
tertinggi bagi Buya Hamka sehingga karena suatu pidato yang ia
sampaikan dan atas karena cintanya orang mesir kepada Ulama
akhirnya mereka berilah penghargaan kepada Buya Hamka
Terasalah oleh Buya Hamka suatu hutang budi yang amat mendalam
untuk menyajikan satu buah tangan yang moga-moga kiranya banyak
atau sedikit dapat memenuhi penghargaan yang tinggi itu maka
dikaranglah tafsir ini40
Tiap-tiap tafsir Al-Qur`an memberikan corak haluan daripada
pribadi penafsirnya Maka dari itu dalam tafsir Al-Azhar ini akan
dapatlah dibaca haluan tafsirnya Tafsir Al-Azhar ditulis dalam
suasana baru di Negara yang penduduk Muslimnya lebih besar
jumlahnya dari penduduk lain sedang mereka haus akan bimbingan
agama haus hendak mengetahui rahasia Al-Qur`an maka pertikaian-
39
Husnul Hidayati Metodologi tafsir Kontekstual Al-Azhar Karya Buya Hamka
Jurnal Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir Vol 1 No 1 Januari-Juni 2018 h 30-31 40
Niat Buya Hamka saat menyusun tafsir Al-Azhar yang beliau sampaikan dalan
Tafsir Al-Azhar Juzu` I h 48-49
66
pertikaian Mazhab tidaklah di bawa dalam tafsir ini dan tidaklah
penulisnya Ta`ashshub kepada suatu faham melainkan mencoba
sedaya upaya mendekati maksud ayat menguraikan makna dari lafadz
bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia dan memberi kesempatan
orang buat berfikir Tafsir yang amat menarik hati penafsir buat
dijadikan contoh ialah tafsir al-Manar karangan Sayid Rasyid Ridha
berdasar kepada ajaran tafsir Syaikh Muhammad Abduh Tafsir
beliau ini selain dari menguraikan ilmu yang berkenaan dengan
agama mengenai hadis Fiqh dan sejarah lain-lain juga
menyesuaikan ayat-ayat itu dengan perkembangan politik dan
kemasyarakatan yang sesuai dengan zaman di waktu tafsir dikarang41
Dalam penulisan tafsir Al-Azhar Buya Hamka lebih condong
kepada metode tahlili atau taj`izi42
Metode tahlili adalah metode
penafsiran ayat-ayat Al-Qur`an melalui pendeskripsian
(menguraikan) makna yang terkandung dalam ayat-ayat Al-Qur`an
dengan mengikuti tata tertib surah atau urutan surat-surat dan ayat-
ayat Al-Qur`an yang diikuti oleh sedikit banyak analisis tentang
kandungan ayat itu43
Dalam penyusunan tafsir ini tidak terlalu mendalam sehingga
yang dapat memahaminya hanya semata-mata ulama dan tidak
terlalu rendah sehingga menjemukan Sebab segala yang kita
sebutkan di atas tadi sebagai corak dari jamaah sejati Islam meskipun
41
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I h 40--41 42
Sopyan Hadi Konsep Sabar Dalam Al-Qur`an Jurnal Madani Vol 1 No 2
September 2018 h 477 43
Ahmad Izzan Metodologi Ilmu Tafsir (Bandung Tafakur 2011) Cetke-III h
103
67
berbeda kedudukan namun yang paling mulia di antara mereka
adalah barang siapa yang paling takwa kepada Allah44
44
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I h 42
68
BAB IV
ANALISIS AYAT METODE DAKWAH
A Surat Ali-Imran Ayat 104
Ali-Imran adalah nama surah ke-3 yang terdiri atas 200 ayat
dan tergolong surah Madaniyah Pemakaian nama Ali-Imran untuk
surah ini menunjukkan betapa penting keluarga Imran ini Ada dua
Imran yang dalam keluarga keduanya lahir tokoh-tokoh penting yang
tercatat dalam sejarah keagamaan Imran ayah Nabi Musa dan Nabi
Harun as dan Imran seorang warga Bani Israil terkemuka kerabat
Nabi Zakaria dan Nabi Yahya as serta Maryam ibu Nabi Isa as
Surah ini dimulai dengan huruf muqaththa`ah alif lacircmmicircm untuk
menarik konsentrasi kita ketika membacanya1
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari
yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung(QS Ali-
Imran [3]104)
a Penafsiran Menurut Quraish Shihab
Dalam ayat ini Quraish Shihab menafsirkan terlebih dahulu
mengemukakan bahwa pengetahuan manusia itu akan berkurang
bahkan terlupa juga hilang jika tidak ada yang mengingatkan atau
tidak diulang-ulang mengerjakannya Beliau menuturkan bahwa
pengetahuan dan pengamalan berkaitan erat pengetahuan mendorong
kepada pengamalan dan meningkatkan kualitas amal sedang
pengamalan yang terlihat dalam kenyataan hidup merupakan guru
1
Djohan Effendi Pesan-Pesan Al-Qur`an Mencoba Mengerti Intisari Kitab Suci
(Jakarta PT Serambi Ilmu Semesta 2012) cetke-I h 65
69
yang mengajar individu dan masyarakat sehingga mereka pun belajar
mengamalkannya Kalau demikian halnya manusia dan masyarakat
perlu selalu diingatkan dan diberi keteladanan inilah inti dakwah
Islamiah2
Kalaulah tidak semua anggota masyarakat dapat
melaksanakan fungsi dakwah hendaklah ada di antara kamu wahai
orang-orang yang beriman segolongan umat yakni kelompok yang
pandangan mengarah kepadanya untuk diteladani dan didengar
nasihatnya yang mengajak orang lain secara terus menerus tanpa
bosan dan lelah kepada kebajikan yakni petunjuk-petunjuk ilahi
menyuruh masyarakat kepada makruf yakni nilai-nilai luhur serta
adat istiadat yang diakui baik oleh masyarakat mereka selama hal itu
tidak bertentangan dengan nilai-nilai ilahiah dan mencegah mereka
dari yang munkar yakni yang dinilai buruk lagi diingkari oleh akal
sehat masyarakat Mereka yang mengindahkan tuntunan ini dan yang
sungguh tinggi lagi jauh martabat kedudukannya itulah orang-orang
yang beruntung mendapatkan apa yang mereka dambakan dalam
kehidupan dunia dan akhirat3
Dalam ayat ini menggunakan dua kata yang berbeda dalam
rangka perintah berdakwah Pertama adalah kata (yad`ucircna) yakni
mengajak dan kedua adalah (ya`murucircna) yakni memerintahkan
Quraish Shihab menyatakan bahwa mengajak dikaitkan dengan al-
khayr sedang memerintah jika berkaitan dengan perintah melakukan
dikaitkan dengan al-ma`ruf sedang perintah untuh tidak melakukan
yakni melarang dikaitkan dengan al-munkar
2
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 2 (Jakarta Lentera Hati 2012) cet Ke-V h 209
3M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 2 h 209
70
Kata ldquominkumrdquo4 pada ayat di atas ada ulama yang
memahaminya dalam arti sebagian dengan demikian perintah
berdakwah yang dipesankan oleh ayat ini tidak tertuju kepada setiap
orang Bagi yang memahaminya demikian ayat ini buat mereka
mengandung dua macam perintah yang pertama kepada seluruh umat
Islam agar membentuk dan menyiapkan satu kelompok khusus yang
bertugas melaksanakan dakwah sedang perintah yang kedua adalah
kelompok khusus itu untuk melaksanakan dakwah kepada kebajikan
dan makruf serta mencegah kemunkaran Ada juga ulama yang
mengfungsikan kata minkum dalam arti penjelasan sehingga ayat ini
merupakan perintah kepada setiap muslim untuk melaksanakan tugas
dakwah masing-masing sesuai kemampuannya Memang jika
dakwah yang di maksud adalah dakwah yang sempurna tentu saja
tidak semua orang dapat melakukannya Di sisi lain kebutuhan
masyarakat dewasa ini menyangkut informasi yang benar di tengah
arus informasi bahkan perang informasi yang demikian pesat dengan
sajian nilai-nilai baru yang sering membingungkan semua menuntut
adanya kelompok khusus yang menangani dakwah dan membendung
informasi yang menyesatkan Karena itu adalah lebih tepat
memahami kata minkum pada ayat di atas dalam arti sebagian kamu
tanpa menutup kewajiban setiap muslim untuk saling mengingatkan5
Hal ini juga dijelaskan dalam tafsir Ibnu Katsir bahwa
maksud ayat ini hendaklah ada segolongan dari umat yang siap
4
Kata ldquominrdquo juga dijelaskan dalam tafsir Al-Aisar yang ditulis oleh Syaikh Abu
Bakar Jabir Al-Jazari Jilid 1 h 163 bahwa maksud minkum di sini ialah sebagian Dalam
tafsir ini dijelaskan bahwa wajibnya ada sebagian (satu kelompok) dari umat Islam bukan
semuanya untuk melaksanakan kewajiban dakwah amar ma`ruf nahi munkar karena tugas
ini harus dilakukan oleh orang yang berilmu dan tidak diiliki semua orang
5M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 2 h 210-211
71
memegang peran ini meskipun hal itu merupakan kewajiban bagi
setiap individu umat sesuai dengan kapasitasnya6
Selanjutnya ditemukan bahwa ayat di atas menggunakan dua
kata yang berbeda dalam rangka perintah berdakwah Pertama adalah
kata yad`ucircna yakni mengajak dan kedua adalah ya`murucircna yakni
memerintahkan Perlu dicatat bahwa apa yang diperintahkan oleh
ayat di atas sebagaimana terbaca berkaitan dengan dua hal mengajak
dikaitkan dengan al-khayr dan memerintah jika berkaitan dengan
perintah melakukan dikaitkan dengan al-ma`rucircf sedang perintah
untuk tidak melakukan yakni melarang dikaitkan dengan al-munkar7
Al-Qur`an mengisyaratkan kedua nilai di atas dalam
firmannya ini dengan kata al-khayrkebajikan dan al-ma`rucircf Al-khayr
adalah nilai universal yang diajarkan oleh Al-Qur`an dan Sunnah Al-
khayr menurut Rasul Saw sebagaimana dikemukakan oleh Ibn
Katsir dalam tafsirnya adalah mengikuti (Al-Qur`an dan Sunnahku)
Sedang al-ma`rucircf adalah sesuatu yang baik menurut pandangan
umum satu masyarakat selama sejalan dengan al-Khayr Adapun al-
munkar ia adalah sesuatu yang dinilai buruk oleh suatu masyarakat
serta bertentangan dengan nilai-nilai ilahi Karena itu ayat di atas
menekankan perlunya mengajak kepada al-khayrkebaikan
memerintahkan yang makruf dan mencegah yang mungkar Jelas
terlihat betapa mengajak kepada al-khayr didahulukan kemudian
memerintahkan kepada makruf dan melarang melakukan yang
mungkar8
6
Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Aal asy-Syeikh Tafsir Ibnu
Katsir terj Abdul Ghaffar (Bogor Pustaka Imam Syafi`I 2001) Cetke-I h 108
7M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 2 h 210 8
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 2 h 211
72
Paling tidak ada dua hal yang perlu digarisbawahi berkaitan
dengan ayat di atas Pertama nilai-nilai ilahi tidak boleh dipaksakan
tetapi disampaikan secara persuasif dalam bentuk ajakan yang baik
Sekadar mengajak yang dicerminkan antara oleh kata mengajak dan
oleh firmannya dalam surat an-Nahl ayat 125 ldquoajaklah ke jalan
Tuhan-mu dengan cara yang bijaksana nasihat (yang menyentuh
hati) serta berdiskusilah dengan mereka dengan cara yang lebih
baik (QS an-Nahl [16]125) Selanjutnya setelah mengajak siapa
yang akan beriman silakan beriman dan siapa yang kufur silakan
pula masing-masing mempertanggungjawabkan pilihannya9
Hal kedua yang harus digarisbawahi adalah al-ma`rucircf yang
merupakan kesepakatan umum masyarakat Ini sewajarnya
diperintahkan demikian juga al-munkar seharusnya dicegah Baik
yang memerintahkan dan yang mencegah itu pemilik kekuasaan
maupun bukan Dengan konsep al-ma`rucircf Al-Qur`an membuka pintu
yang cukup lebar guna menampung perubahan nilai-nilai akibat
perkembangan positif masyarakat Hal inilah agaknya yang ditempuh
Al-Qur`an karna idenilai yang dipaksakan atau tidak sesuai dengan
budaya atau perkembangan masyarakat maka tidak akan diterapkan
Karena itulah Al-Quran di samping memperkenalkan dirinya sebagai
pembawa ajaran yang sesuai dengan fitrah manusia ia juga melarang
pemaksaan nilai-nilainya walau merupakan nilai yang amat
mendasar seperti keyakinan akan keesaan Allah Swt10
9
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 2 h 211-212
10M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 2 h 211-212
73
b Penafsiran Menurut Buya Hamka
Dalam penafsiran ini Buya Hamka menyebutkan bahwa untuk
memelihara kokohnya nikmat Islam yang dijelaskan pada ayat
sebelumnya hendaklah ada dalam kalangan jamaah muslim itu suatu
golongan dalam ayat ditegaskan suatu umat yang menyediakan diri
mengadakan ajakan atau seruan tegasnya dakwah Yang selalu mesti
mengajak dan membawa manusia berbuat kebaikan menyuruh
berbuat makruf yaitu yang patut pantas dan sopan dan mencegah
melarang perbuatan munkar yang dibenci dan yang tidak diterima11
Di dalam tafsir Al-Qur`an juga disebutkan bahwa bahwa kelompok
khusus ini dibentuk untuk membantu menegakkan agama dalam
menjaga kesempurnaan Islam12
Disini terdapat dua kata penting yaitu menyuruh berbuat
makruf mencegah perbuatan munkar Berbuat makruf diambil dari
kata `uruf yang dikenal atau yang dapat dimengerti dan dapat
dipahami serta diterima oleh masyarakat Perbuatan yang makruf
apabila dikerjakan dapat diterima dan difahami oleh manusia serta
dipuji karena begitulah yang patut dikerjakan oleh manusia yang
berakal Yang mungkar artinya ialah yang dibenci yang tidak
disenangi yang ditolak masyarakat karena tidak patut tidak pantas
Tidak selayaknya yang demikian dikerjakan oleh manusia yang
berakal 13
Agama datang menuntun manusia dan memperkenalkan mana
yang makruf itu dan mana yang mungkar Sebab itu maka makruf dan
mungkar tidaklah terpisah dari pendapat umum Kalau ada orang
11Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV (Jakarta PT Pustaka Panjimas 1987) Cet
Ke-I h 30
12Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa`di Tafsir Al-Qur`an I terj M Iqbal dkk
(Jakarta Darul Haq 2017) Cet Ke-IX h 473
13Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 30
74
yang berbuat makruf seluruh masyarakat umumnya menyetujui
membenarkan dan memuji Kalau ada perbuatan mungkar seluruh
masyarakat menolak membenci dan tidak menyukainya Sebab itu
bertambah tinggi kecerdasan beragama bertambah kenal orang akan
yang makruf dan bertambah benci orang kepada yang mungkar
Lantaran itu wajiblah ada dalam jamaah muslimin segolongan umat
yang bekerja keras menggerakkan orang kepada yang makruf dan
menjauhi yang mungkar supaya masyarakat itu bertambah tinggi
nilainya14
Menyampaikan ajakan kepada yang makruf dan menjauhi
yang mungkar itulah yang dinamai dakwah Dengan adanya umat
yang berdakwah agama menjadi hidup tidak menjadi seolah-olah
mati Bidang untuk menyampaikan dakwah terbagi dua umum dan
khusus Yang umum banyak pula cabangnya sebab masyarakat
bercabang-cabang pula Dakwah kepada kalangan umat Islam sendiri
supaya mereka memegang agama itu ada dalam segala bidang
kemasyarakatan dalam pertanian perniagaan pekerjaan tangan
perburuhan dan kepegawaian Yang bersifat khusus ialah dakwah
dalam kalangan keluarga sendiri menimbulkan suasana agama di
kalangan keluarga mendidik agar patuh akan perintah Tuhan
berlomba berbuat baik Dakwah tidak berhenti walaupun antara
sesama golongan sendiri15
Di dalam ayat bertemu tiga kewajiban yang dihadapi Yang
dua berpusat kepada yang satu Yang satu ialah mengajak kepada
kebaikan Dia menimbulkan dua tugas Pertama menyuruh berbuat
makruf kedua melarang berbuat mungkar Setengah ahli tafsir
14
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 30
15Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu`IV h 31-31
75
mengatakan bahwasanya yang dimaksud dengan Al-khayri yang
berarti kebaikan di dalam ayat ini ialah Islam yaitu memupuk
kepercayaan dan iman kepada Tuhan termasuk tauhid dan makriat
Dan itulah hakikat kesadaran beragama yang menimbulkan tahu
membedakan yang baik dengan yang buruk yang makruf dengan
yang mungkar 16
Selanjutnya ialah timbul dan tumbuhnya rasa kebaikan dalam
jiwa yang menyebabkan tahu pula dan berani menegakkan mana
yang makruf dan menentang mana yang mungkar Kalau kesadaran
beragama belum tumbuh menjadi sia-sia sajalah menyebut yang
makruf dan menentang yang mungkar Sebab untuk memperbedakan
yang makruf dan yang mungkar tidak lain dari ajaran Tuhan Oleh
sebab itu dapatlah diambil kesan bahwa di dalam mengadakan
dakwah hendaklah kesadaran beragama ini wajib ditimbulkan terlebih
dahulu Suatu dakwah yang mendahulukan hukum halal dan hukum
haram sama saja dengan seorang yang menjatuhkan talak kepada
istri orang lain17
Sebagaimana dalam tafsir al-Maragi menjelaskan
bahwa yang bisa melaksanakan dakwah hanyalah kalangan khusus
umat islam yaitu mereka yang mengetahui rahasia-rahasia hukum
hikmah tasri` dan fiqihnya18
Hemat penulis orang atau kelompok yang melaksanakan
kegiatan dakwah ini terlebih dahulu harus memahami dan mengerti
tentang agama Islam itu sendiri secara hukum dan fiqih sehingga
dakwah bisa ditegakkan
16
Ahmad Mustafa Al-Maraghi Tafsir Al-Maraghi Juz IV terj Mustafa Al-Babi
al-Halabi (Semarang Toha Putra Semarang 1993) Cetke-II h 37
17Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 31
18Ahmad Mustafa Al-Maraghi Tafsir Al-Maraghi Juz IV terj Mustafa Al-Babi
al-Halabi (Semarang Toha Putra Semarang 1993) Cetke-II h 37
76
Di sini bertemu dengan dua kata penting yaitu Ummatun
yang berarti umat Hendaklah antara kamu ada suatu umat Yang
kedua kata yad`ucircna yaitu melancarkan dan menjalankan seruan
tegasnya dakwah Dari ayat ini dapat difahami bahwa di kalangan
ummat Islam yang besar jumlahnya ini Hendaklah ada lagi
segolongan ummat yang menjadi inti yang kerjanya khusus
mengadakan dakwah Atau hendaklah seluruh umat itu sendiri sadar
akan kewajibannya mengadakan dakwah Sebab kehidupan agama
kemajuan atau kemundurannya sangat bergantung kepada dakwah
Ayat yang mengatakan hendaklah ada antara kamu segolongan
umat yang menyeru kepada kebaikan Jelaslah bahwa bidang yang
akan dihadapi oleh umat pemegang dakwah itu ada dua Pertama
dakwah ke dalam kalangan umatnya sendiri dan kedua dakwah keluar
kalangan Islam19
Kemenangan dan kejayaan pergaulan hidup manusia ialah
pada adanya kesadaran akan kebaikan dan makruf dan tolakan mutlak
atas yang mungkar Itulah sebabanya maka ujung ayat menegaskan
ldquoDan mereka itu ialah orang-orang yang beroleh kemenanganrdquo
(ujung ayat 104 terjemah tafsir al-Azhar) Meskipun di dalam rasa
bahasa sepintas lalu agak kaku bunyinya dalam salinan ayat ini yaitu
ldquodan mereka itu ialahrdquo Namun dengan menyalin demikian terasalah
inti maksud ayat yaitu hanya orang-orang yang tetap menjalankan
dakwah itu artinya itu sajalah yang akan beroleh kemenangan Sebab
dengan adanya dakwah kemungkaran dapat dibendung dan yang
makruf dapat dialirkan terus sehingga umat tadi menjadi pelopor
kebajikan di dalam dunia20
19
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 31
20Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 32
77
Dari paparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa
beberapa metode dakwah dari kedua mufasir yang penulis uraikan
sebagai berikut
Hendaklah ada sekelompok orangumat yang melaksanakan
fungsi dakwah di mana segolongan umat itu adalah orang yang
dipandang masyarakat sebagai teladan dan didengar nasihatnya yang
mengajak orang lain kepada kebajikan Ini yang dikemukakan oleh
Quraish Shihab Dalam hal ini Quraish Shihab menjelaskan bahwa
nilai-nilai ilahi tidak boleh dipaksakan tetapi disampaikan secara
persuasif dalam bentuk ajakan yang baik21
Buya Hamka menjelaskan
bahwa hendaknya ada suatu umat yang menyediakan diri
mengadakan ajakan atau seruan tegasnya dakwah Yang selalu mesti
mengajak dan membawa manusia berbuat kebaikan menyuruh
berbuat makruf yaitu yang patut pantas dan sopan dan mencegah
melarang perbuatan munkar yang dibenci dan yang tidak diterima22
Dan dalam mengadakan dakwah hendaklah kesadaran beragama
wajib ditimbulkan terlebih dahulu23
Maksudnya ialah pengetahuan
akan agama dipelajari terlebih dahulu sehingga bisa menjalankan
dakwah yang diperintahkan
Membahas tentang surat Ali Imran ayat 104 Quraish Shihab
menjelaskan bahwa semua orang Islam berhak menyampaikan
dakwah dan perlu juga sebagian umat yang khusus melaksanakan
fungsi dakwah ditengah masyarakat yang membutuhkan informasi
yang benar maka memang perlu adanya sebagian umat yang khusus
melaksanakan dakwah Buya Hamka juga menjelaskan demikian
21
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 2 h 211 22
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 30
23Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` IV h 31
78
hendaknya ada suatu umat yang menyediakan diri mengadakan
ajakan atau seruan tegasnya dakwah Hendaklah ada segolongan
ummat yang menjadi inti yang kerjanya khusus mengadakan
dakwah Atau hendaklah seluruh umat itu sendiri sadar akan
kewajibannya mengadakan dakwah
Melihat perbandingan kedua mufassir sekilas terlihat sama
yaitu dakwah adalah kewajiban setiap muslim dan perlu adanya
kelompok khusus yang melaksanakan kegiatan dakwah Namun
dalam hal ini yang membedakannya adalah pada kesediaan
segolongan umat dalam melaksanakan fungsi dakwah Buya Hamka
menjelaskan bahwa harus ada suatu umat yang menyediakan diri
melaksanakan dakwah Sedangkan Quraish Shihab tidak menekankan
pada kesediaan tetapi lebih menjelaskan keharusan adanya
segolongan umat yang melakukan dakwah Menurut penulis Jika
Buya Hamka terlihat seperti melaksanakan dakwah secara sukarela
namun tetap harus disadarkan dalam hal pengetahuan agama terlebih
dahulu Sedangkan Quraish Shihab menjelaskan jika dakwah
sempurna yang dimaksud maka tidak semua orang dapat
melakukannya akan tetapi hanya sebagian umat saja yang khusus
untuk melaksanakan dakwah Di sini penulis melihat bahwa sebagian
umat yang melaksanakan dakwah harus terlebih dahulu dibekali
dengan ilmu agama yang memadai sehingga bisa menyuruh yang
makruf dan mencegah yang munkar Dalam hal ini penulis tidak
melihat keharusan kesadaran beragama itu pada setiap umat muslim
namun tidak menutup kemungkinan kewajiban itu juga ada pada
setiap muslim
Dijelaskan dalam tafsir Muyassar bahwasanya umat Islam
harus menentukan orang yang berilmu memiliki keutamaan dan
79
profesionalisme di antara umat Islam untuk berdakwah kepada Allah
mengajarkan yang bermanfaat bagi mereka dalam persoalan agama
dan dunia24
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kelompok khusus
yang melaksanakan dakwah sudah seharusnya memahami dan
memiliki pengetahuan akan apa yang harus di dakwahkan
Selanjutnya Metode dakwah yang dijelaskan dalam ayat ini
oleh Quraish Shihab yaitu dalam menyampaikan pesan dakwah
hendaknya tidak dengan paksaan sampaikanlah pesan dakwah itu
dengan persuasif diiringi dengan ajakan yang baik Artinya dalam
melakukan dakwah dai harus bisa menyampaikan pesan dakwah dan
juga mempengaruhi sasaran dakwah untuk bisa mengikuti atau
melaksanakan kebaikan yang disampaikan dalam dakwah dengan
ajakan yang baik Jika disampaikan dengan keras atau memaksa
maka sasaran dakwah tidak lagi akan mau mendengarkan pesan
dakwah yang disampaikan
Hal senada juga disampaikan dalam tafsir Muyassar
bahwasanya dakwah yang dijalankan dengan lemah lagi kasih
sayang niscaya dia memperoleh cita-citanya yang besar dalam
dakwah dan mendapatkan kedudukan terbaik25
B Surat An-Nahl 125
Surat An-Nahl terdiri dari 128 ayat Mayoritas ulama
menilainya Makkiyah yakni turun sebelum Nabi Muhammad Saw
berhijrah ke Madinah Ada juga yang mengecualikan beberapa ayat
Nama An-Nahl terdiri terambil dari kata itu yang disebut pada ayat
24
`Aidh al-Qarni Tafsir Muyassar 1 terj Tim Qisthi Press (Jakarta Timur Qisthi
Press 2008) Cetke-I h 292
25`Aidh al-Qarni Tafsir Muyassar 1 terj Tim Qisthi Press h 292
80
68 surah ini Ada juga ulama yang menyebutnya surah an-Ni`am
karena banyak nikmat Allah yang diuraikan di sini26
Nama Lebah di ambil dari dalam ayat 68 yang membicarakan
bahwa Allah telah memberikan ilham atau naluri kepada lebah agar
dia membuat sarang di gunung-gunung di pohon-pohon kayu
ataupun di bubungan rumah-rumah lalu menghirup buah dan
kembang untuk menghasilkan madu Dengan membaca keadaan
lebah itu manusia diperkenalkan akan kekuasaan Allah atas alam
keajaiban yang terkandung di dalamnya apatah lagi madu lebah itu
adalah obat yang amat mujarab bagi berbagai penyakit Surat ini
sebagai surat yang diturunkan di Makkah adalah menghimpun pokok
akidah yang besar tentang ketuhanan tentang wahyu dan tentang
hari kebangkitan kelak Tetapi di samping itu dia pun mempertautkan
tentang akidah ajaran Muhammad Saw dengan akidah ajaran
Ibrahim as mengandung juga tugas dan kewajiban Rasul-rasul yang
diutus Tuhan dan bagaimana pula sunnatullah yang pasti berlaku bagi
barang siapa yang menolak risalat Rasul itu dan mendustakannya 27
ldquoSerulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845]
dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang
baik Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang
siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui
orang-orang yang mendapat petunjukrdquo(QS An-Nahl [16]125)
26
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 7 h 175
27Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 216
81
a Penafsiran Menurut Quraish Shihab
Ayat ini menyatakan bahwa Wahai Nabi Muhammad
serulah yakni lanjutkan usahamu untuk menyeru semua yang engkau
sanggup seru kepada jalan yang ditunjukkan Tuhanmu yakni ajaran
Islam dengan Hikmah dan pengajaran yang baik dan bantahlah
mereka yakni siapa pun yang menolak atau meragukan ajaran Islam
dengan cara terbaik Inilah tiga cara berdakwah yang hendaknya
engkau tempuh menghadapi manusia yang beraneka ragam peringkat
dan kecenderungannya jangan hiraukan cemoohan atau tuduhan-
tuduhan tidak berdasar kaum musyrikin dan serahkan urusanmu dan
urusan mereka pada Allah karena sesungguhnya Tuhanmu yang
selalu membimbing dan berbuat baik kepadamu Dia-lah sendiri yang
lebih mengetahui dari siapa pun yang menduga tahu tentang siapa
yang bejat jiwanya sehingga tersesat dari jalannya dan Dia-lah saja
yang lebih mengetahui orang-orang yang sehat jiwanya sehingga
mendapat petunjuk28
Ayat ini dipahami oleh sementara ulama sebagai menjelaskan
tiga macam metode dakwah yang harus disesuaikan dengan sasaran
dakwah Terhadap cendekiawan yang memiliki pengetahuan tinggi
diperintahkan menyampaikan dakwah dengan hikmah yakni
berdialog dengan kata-kata bijak sesuai dengan tingkat kepandaian
mereka Terhadap kaum awam diperintahkan untuk menerapkan
mau`izhah yakni memberikan nasihat dan perumpamaan yang
menyentuh jiwa sesuai dengan taraf pengetahuan mereka yang
28
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 774
82
sederhana29
Dijelaskan pula dalam tafsir al-Munir bahwa mau`izhah
hazanah adalah cara yang digunakan untuk masyarakat awam30
Sedang terhadap Ahl al-kitab dan penganut agama-agama lain yang
diperintahkan adalah jidalperdebatan dengan cara yang terbaik
yaitu dengan logika dan retorika yang halus lepas dari kekerasan dan
umpatan31
Kata (حكمة) Hikmah antara lain berarti yang paling utama
dari segala sesuatu baik pengetahuan maupun perbuatan Ia adalah
pengetahuan atau tindakan yang bebas dari kesalahan atau kekeliruan
Hikmah juga diartikan sebagai sesuatu yang bila
digunakandiperhatikan akan mendatangkan kemaslahatan dan
kemudahan yang besar atau lebih besar serta menghalangi
terjadinya mudharat atau kesulitan yang besar atau lebih besar
Makna ini ditarik dari kata hakamah yang berarti kendali karena
kendali menghalangi hewankendaraan mengarah ke arah yang tidak
diinginkan atau menjadi liar Memilih perbuatan yang terbaik dan
sesuai adalah perwujudan dari hikmah Memilih yang terbaik dan
sesuai dari dua hal yang buruk pun dinamai hikmah dan pelakunya
dinamai hakim (bijaksana) Siapa yang tepat dalam penilaiannya dan
dalam pengaturannya dialah yang wajar menyandang sifat ini atau
dengan kata lain dia yang hakim32
29
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 774-775
30Wahbah az-Zuhaili Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid 7
(Depok Gema Insani 2014) CetKe-I h 509 31
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 774-775
32M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 775
83
Kata (الموعظة) al-Mau`izhah terambil dari kata (وعظ) wa`azha
yang berarti nasihat Mau`izhah adalah uraian yang menyentuh hati
yang mengantar kepada kebaikan Demikian dikemukakan oleh
banyak ulama33
Hal ini juga dijelaskan dalam tafsir Fi Zhilalil
Qur`an yang menjelaskan bahwa Mau`izhah hasanah ldquonasihat yang
baikrdquo yang bisa menembus hati manusia dengan lembut dan diserap
oleh hati nurani dengan halus34
Sedang kata ( مجادله ) jadilhum terambil dari kata ( جدال) jidal
yang bermakna diskusi atau bukti-bukti yang mematahkan alasan
atau dalih mitra diskusi dan menjadikannya tidak dapat bertahan baik
yang dipaparkan itu diterima oleh semua orang maupun hanya oleh
mitra bicara Ditemukan di atas bahwa Mau`izhah hendaknya
disampaikan dengan hasanahbaik sedang perintah berjidal disifati
dengan kata (احسن) ahsan yang terbaik bukan sekedar baik
Keduanya berbeda dengan hikmah yang tidak disifati apapun Ini
berarti bahwa mau`izhah ada yang baik dan tidak baik sedang jidal
ada tiga macam yang baik yang terbaik dan yang buruk35
Adapun mau`izhah ia baru dapat mengena hati sasaran bila
ucapan yang disampaikan itu disertai dengan pengamalan dan
keteladanan dari yang menyampaikannya Inilah yang bersifat
hasanah Kalau tidak ia adalah yang buruk yang seharusnya
dihindari Di sisi lain karena mau`izhah biasanya bertujuan
33
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 775-776
34Sayyid Quthb Tafsir Fi Zhilalil Qur`an terj As`ad Yasin dkk (Jakarta Gema
Insani 2004) Cet Ke I h 44
35M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 775-776
84
mencegah sasaran dari sesuatu yang kurang baik dan ini dapat
mengundang emosi baik dari yang menyampaikan lebih-lebih yang
menerimanya mau`izhah adalah sangat perlu untuk mengingatkan
kebaikannya itu Sedang jidal terdiri dari tiga macam yang buruk
adalah yang disampaikan dengan kasar yang mengundang
kemarahan lawan serta yang menggunakan dalih-dalih yang tidak
benar Yang baik adalah yang disampaikan dengan sopan serta
menggunakan dalil-dalil atau dalih walau hanya diakui oleh lawan
tetapi yang terbaik adalah yang disampaikan dengan baik dengan
argumen yang benar lagi yang membungkam lawan36
Penyebutan urutan ketiga macam metode itu sungguh serasi
ia dimulai dengan hikmah yang dapat disampaikan tanpa syarat
disusul dengan mau`izhah dengan syarat hasanah karena memang ia
hanya terdiri dari dua macam dan yang ketiga adalah jidal yang
terdiri dari tiga macam buruk baik dan terbaik sedangkan yang
dianjurkan adalah yang terbaik Tidak dapat dipungkiri bahwa Al-
Qur`an demikian juga cara berdakwah Nabi Muhammad Saw
mengandung ketiga metode di atas Ia diterapkan kepada siapa pun
sesuai dengan kondisi masing-masing sasaran37
Dalam tafsir ini disebutkan bahwa setiap metode memiliki
karakteristik mad`unya masing-masing hanya saja sebagian ulama
tidak sepakat Sebagian ulama menyebutkan bahwa bisa saja ketiga
cara ini dipakai dalam satu situasisasaran di kali lain hanya dua cara
atau satu masing-masing sesuai dengan sasaran yang dihadapi Bisa
saja cendekiawan tertarik dengan mau`izhah dan tidak mustahil
36
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 776 37
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 777
85
orang awam memeroleh manfaat dari jidal dengan yang terbaik
Demikian Thabathaba`i salah seorang ulama yang menolak
penerapan metode dakwah terhadap tingkat kecerdasan sasaran38
b Penafsiran Menurut Buya Hamka
ldquoSerulah kepada jalan Tuhan engkau dengan kebijaksanaan dan
pengajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang
lebih baikrdquo (pangkal ayat 125 terjemah dari tafdir Al-Azhar)
Ayat ini mengandung ajaran kepada Rasul tentang cara
melancarkan dakwah atau seruan terhadap manusia agar mereka
berjalan di atas jalan Allah (Sabilillah) Sabilillah atau Shiracircth al
Mustaqicircm atau Ad-Dicircnu al-Haqqu agama yang benar Nabi Saw
memegang tampuk pimpinan dalam melakukan dakwah itu
Kepadanya ditentukan oleh Tuhan bahwa di dalam melakukan
dakwah hendaklah memakai tiga macam cara atau tiga tingkat cara
Pertama hikmah (kebijaksanaan) Yaitu dengan secara bijaksana
akal budi yang mulia dada yang lapang dan hati yang bersih menarik
perhatian orang kepada agama atau kepada kepercayaan terhadap
Tuhan Kata ldquohikmatrdquo kadang diartikan orang dengan filsafat
Padahal dia adalah inti yang lebih halus dari filsafat Filsafat hanya
dapat difahamkan oleh orang-orang yang telah terlatih fikirannya dan
tinggi pendapat logikanya Tetapi hikmat dapat menarik orang yang
belum maju kecerdasannya dan tidak dapat dibantah oleh orang yang
lebih pintar Kebijaksanaan itu bukan saja dengan ucapan mulut
melainkan termasuk juga tindakan dan sikap hidup Kadang-kadang
lebih berhikmat diam daripada berkata39
38
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 777
39Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321
86
Yang kedua adalah al-mau`izhatu al- hasanah yang kita
artikan pengajaran yang baik atau pesan-pesan yang baik yang
disampaikan sebagai nasihat Sebagai pendidikan dan tuntunan sejak
kecil Sebab itu termasuklah dalam bidang mau`izhatul hasanah
pendidikan ayah bunda dalam rumah tangga kepada anak-anaknya
sehingga menjadi contoh beragama di hadapan anak-anaknya
sehingga menjadi kehidupan mereka pula Termasuk juga pendidikan
dan pengajaran dalam perguruan-perguruan 40
Hal ini juga dijelaskan
dalam tafsir Al-Quran yang ditulis oleh Syaikh Abdurrahman
bahwasanya mau`izhah hasanah adalah metode dakwah dengam
memberikan pelajaran yang baik Yaitu dengan perintah dan
larangan anjuran dan ancaman serta belasan yang akan diterima oleh
manusia atas apa yang dilakukannya41
Yang ketiga adalah jacircdilhum bi al-llaticirc hiya ahsan bantahlah
mereka dengan cara yang lebih baik Kalau terpaksa timbul
perbantahan atau pertukaran fikiran yang di zaman kita disebut
polemik ayat ini menyuruh agar dalam hal yang demikian kalau
sudah tidak dapat dielakkan lagi pilihlah jalan yang sebaik-
baiknya42
Dalam tafsir al-Munir juga dijelaskan bahwa debatlah
dengan cara dan bentuk debat yang paling baik43
Diantaranya ialah
memperbedakan pokok soal yang tengah dibicarakan dengan
perasaan benci atau sayang kepada pribadi yang tengah diajak
berbantah Misalnya seseorang yang masih kufur belum mengerti
40
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322
41Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa`di Tafsir Al-Qur`an 4 terj M Iqbal dkk
(Jakarta Darul Haq 2017) Cet Ke-VI h 219
42Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322
43Wahbah az-Zuhaili Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid 7 h
509
87
ajaran Islam lalu dengan sesuka hatinya saja mengeluarkan celaan
kepada Islam karena bodohnya Orang ini wajib dibantah dengan
jalan yang sebaik-baiknya disadarkan dan diajak kepada jalan fikiran
yang benar sehingga dia menerima Tetapi kalau terlebih dahulu
hatinya disakitkan karena cara kita membantah yang salah mungkin
dia enggan menerima kebenaran meskipun hati kecilnya mengakui
karena hatinya telah disakitkan44
Di dalam tafsir al-Aisar menjelaskan bahwasanya dalam
melakukan metode jidal ini maka lakukanlah dengan cara terbaik
bantahlah mereka dengan cara yang baik tidak ada unsur celaan
ejekan dan sindiran buruk karena yang demikian itu lebih dapat
diterima45
Ketiga pokok cara melakukan dakwah ini hikmah mau`izhah
hasanah dan jacircdilhum billaicirci hiya ahsan amatlah diperlukan di
segala zaman Sebab dakwah atau ajakan dan seruan membawa umat
manusia kepada jalan yang benar itu sekali-kali bukanlah
propaganda meskipun propaganda itu sendiri kadang bagian dari alat
dakwah dakwah meyakinkan sedang propaganda itu memaksakan
Dakwah dengan jalan paksa tidaklah akan berhasil menundukkan
keyakinan orang Apatah lagi dalam hal agama Al-Qur`an sudah
menegaskan bahwa dalam hal agama sekali-kali tidak ada paksaan
Dan dalam ujung ayat ini dengan tegas Tuhan mengatakan bahwa
urusan memberi orang petunjuk atau menyesatkan orang adalah hak
Allah sendiri ldquoSesungguhnya Tuhan engkau Dialah yang lebih tahu
44
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322
45Syaikh Abu Bakar Jabir Al-JAzari Tafsir Al-Qur`an Al-Aisar terj MAzhari
Hatim dan Abdurrahim Mukti (Jakarta Darus Sunnah Press 2011) Cet Ke-II h 287
88
siapa yang sesat dari jalannya dan Dialah yang lebih tahu siapa
yang mendapat petunjukrdquo (ujung ayat 125)46
Demikianlah ayat ini telah dijadikan salah satu pedoman
perjuangan menegakkan Iman dan Islam ditengah-tengah berbagai
ragamnya masyarakat pada masa itu yang kedatangan Islam adalah
buat menarik dan membawa bukan mengusir dan mengenyahkan
orang Dan sampai sekarang ketiga pokok ini masih tetap terpakai
menurut perkembangan-perkembangan zaman yang modern47
Dari pembahsasan kedua mufassir ada beberapa metode
dakwah yang Allah sampaikan dan terangkum dalam surat an-Nahl
ayat 125 Disebutkan bahwa tiga metode dakwah itu ialah
1 Hikmah
2 Mau`izhah al-hasanah
3 Jacircdilhum bi al-lacircticirc hiya ahsan
Hikmah ialah berdialog dengan kata-kata yang bijak sesuai
kepandaian mereka Hikmah ialah yang paling utama dari segala
sesuatu baik pengetahuan maupun perbuatan juga diartikan sebagai
sesuatu yang bila digunakandiperhatikan akan mendatangkan
kemaslahatan dan kemudahan yang besar atau lebih besar serta
menghalangi terjadinya mudharat atau kesulitan yang besar atau
lebih besar48
Mau`izhah al-hasanah ialah uraian yang menyentuh
hati yang mengantar kepada kebaikan Dan jidal yang bermakna
diskusi atau bukti-bukti yang mematahkan alasan atau dalih mitra
diskusi dan menjadikannya tidak dapat bertahan baik yang
dipaparkan itu diterima oleh semua orang maupun hanya oleh mitra
46
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321-322
47Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 322
48M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 775
89
bicara Ini adalah tiga rangkaian metode yang dijelaskan oleh Quraish
Shihab Mau`izhah disifati dengan hasanah dan jidal dengan ahsan
Quraish Shihab menjelaskan bahwa mau`izhah ada yang baik dan
tidak baik sedangkan jidal ada yang buruk baik dan terbaik
Sedangkan Buya Hamka menyebutkan dalam tafsirnya Al-
Azhar bahwa hikmah (kebijaksanaan) yaitu dengan secara bijaksana
akal budi yang mulia dada yang lapang dan hati yang bersih menarik
perhatian orang kepada agama atau kepada kepercayaan terhadap
Tuhan49
al-mau`izhatul hasanah yang kita artikan pengajaran yang
baik atau pesan-pesan yang baik yang disampaikan sebagai nasihat
Sebagai pendidikan dan tuntunan sejak kecil Termasuk juga
pendidikan dan pengajaran dalam perguruan-perguruan jadilhum
billati hiya ahsan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik
Kalau terpaksa timbul perbantahan atau pertukaran fikiran yang di
zaman kita disebut polemik ayat ini menyuruh agar dalam hal yang
demikian kalau sudah tidak dapat dielakkan lagi pilihlah jalan yang
sebaik-baiknya50
Dalam surat an-Nahl ayat 125 menjelaskan tentang metode
dakwah yang meliputi Hikmah mau`izhah hasanah dan jidal Di sini
penulis akan membandingkan metode tersebut satu per-satu artinya
kedua mufasir memiliki pandangan masing-masing dalam
menjelaskan metode dakwah yang terdapat dalam surat an-Nahl ayat
125
Pertama dengan hikmah Quraish Shihab menjelaskan
hikmah ialah berdialog dengan kata-kata bijak sesuai dengan tingkat
49
Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321 50
Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322
90
kepandaian mereka51
yang dimaksud dengan mad`u metode ini ialah
golongan cendekiawan Sedangakan Buya Hamka menjelaskan
hikmah adalah dengan secara bijaksana akal budi yang mulia dada
yang lapang dan hati yang bersih menarik perhatian orang kepada
agama atau kepada kepercayaan terhadap Tuhan
Sekilas peneliti melihat bahwa dalam hal ini Buya Hamka
tidak mengkhususkan atau menjelaskan bahwa metode hikmah ini
untuk golongan cendekiawan sebagaimana yang disebutkan dalam
tafsir al-Misbah Hanya saja Buya Hamka menjelaskan dalam
tafsirnya bahwa hikmah dapat menarik orang yang belum maju
kecerdasannya dan tidak dapat dibantah oleh orang yang lebih
pintar52
Dan Buya Hamka juga tidak mengkhususkan kebijaksanaan
hanya dalam dialog Kebijaksanaan itu bukan saja dengan ucapan
mulut melainkan termasuk juga tindakan dan sikap hidup Kadang-
kadang lebih berhikmat diam daripada berkata53
Dalam metode ini penulis melihat adanya perbedaan kedua
mufasir dalam menjelaskan tentang mad`u dakwah dalam metode
hikmah Quraish Shihab menyebutkan bahwa terhadap cendekiawan
diperintahkan menyampaikan dakwah dengan hikmah sedangkan
Buya Hamka menyebutkan bahwa hikmah dapat menarik orang yang
belum mampu kecerdasannya dan tidak dapat dibantah oleh orang
yang lebih pintar Penulis melihat bahwa yang dimaksud Buya
Hamka ialah golongan awam dan golongan cendekiawan Artinya
Quraish Shihab dan Buya Hamka memiliki pandangan yang sama
bahwa metode hikmah ini cocok untuk golongan cendekiawan dan
51
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 774-775
52 Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321
53 Hamka tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV h 321
91
Buya Hamka mennambahkan bahwa metode hikmah juga bisa
menarik golongan awam atau yang belum mampu kecerdasannya
Artinya seorang dai harus bijaksana dalam memilih metode dakwah
sesuai dengan mad`u yang dihadapi oleh dai Jadi bisa disimpulkan
bahwa hikmah tidak hanya khusus untuk golongan cendekiawan
Kebijaksanaan dalam menggunakan metode hikmah ini sangat
diperlukan seorang dai sehingga dakwah tidak membuat kelompok
mad`u merasa tertekan akan dakwah yang disampaikan Disebabkan
oleh dai tidak bisa melihat atau memilih metode yang sesuai ketika
berhadapan dengan suatu kelompok yang menyalahi syariat Karena
itulah diperlukan hikmah di sini yaitu sikap bijaksana Dan menurut
penulis untuk memiliki sikap bijaksana tidak serta merta bisa
dimiliki setiap orang Ia perlu diasah dan terus digali oleh seorang
dai Maka dari itu harus adanya segolongan umat yang khusus
melaksanakan dakwah yang sadar akan ilmu agama sebagaimana
dalam surat Ali Imran 104 Dan dibekali dengan wawasan
pengetahuan dalam dakwah
Kedua mau`izhah al-hasanah Quraish Shihab menjelaskan
bahwa mau`izhah adalah uraian yang menyentuh hati yang mengantar
kepada kebaikan Dalam hal ini ditujukan pada golongan awam
sebagaimana disebutkan dalam tafsir al-Misbah54
Sedangkan Buya
Hamka menjelaskan al-mau`izhatul hasanah adalah pengajaran yang
baik atau pesan-pesan yang baik yang disampaikan sebagai nasihat
Sebagai pendidikan dan tuntunan sejak kecil Termasuk juga
pendidikan dan pengajaran di perguruan-perguruan55
Dalam hal ini
penulis melihat adanya perbedaan yaitu Quraish Shihab menjelaskan
54
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 774-775
55Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322
92
dengan uraian yang menyentuh hati sedangkan Buya Hamka
menjelaskan dengan pengajaran atau pesan-pesan yang baik sebagai
nasihat Penulis melihat bahwasanya uraian yang menyentuh hati
disebutkan oleh Quraish Shihab karena metode ini ialah metode yang
ditujukan kepada golongan awam sehingga dibutuhkan uraian yang
menyentuh hati mereka sehingga mau mengikuti pesan-pesan
dakwah Karena golongan awam adalah orang yang bisa kita ajak
dengan cara menyentuh hatinya bukan akalnya
Sedangkan Buya Hamka menyebutkan pada pengajaran dan
pendidikan seperti pendidikan ayah dan bunda dalam rumah tangga
kepada anak-anaknya Jika demikian maka pendidikan tidak hanya di
rumah maka pendidikan disekolah kampus dan lain sebagainya
adalah masuk dalam kategori dakwah mau`izha hasanah jika dilihat
dari tafsir al-Azhar Artinya Buya Hamka memandang metode
mau`izhah hasanah metode yang di pakai dalam pengajaran dan
pendidikan sehingga apa yang disampaikan bisa membuat sasaran
dalam pengajaran dan pendidikan itu mau mengikuti nasihat baik
yang disampaikan Hemat penulis tujuan kedua mufasir sama yaitu
menyampaikan nasihat dengan perkataan yang baik kepada mereka
yang sedang mencari atau membutuhkan pesan-pesan dakwah baik
yang disampaikan di perguruan-perguruan atau nasihat langsung
kepada orang awam
Ketiga jidal Quraish Shihab menjelaskan bahwa jidal ialah
diskusi atau bukti-bukti yang mematahkan alasan atau dalih mitra
diskusi dan menjadikannya tidak dapat bertahan baik yang
dipaparkan itu diterima oleh semua orang maupun hanya oleh mitra
bicara Dalam hal ini ditujuakan kepada ahl al-kitab atau non-
93
muslim56
Sedangkan Buya Hamka menjelaskan bahwa jidal ialah
membantahbantahlah mereka dengan cara yang lebih baik Kalau
terpaksa timbul perbantahan atau pertukaran fikiran yang di zaman
kita disebut polemik ayat ini menyuruh agar dalam hal yang
demikian kalau sudah tidak dapat dielakkan lagi pilihlah jalan yang
sebaik-baiknya57
Dan Buya Hamka tidak menjelaskan siapa yang
menjadi mitra bicara dalam jidal Sekilas penulis melihat bahwa
maksud yang ingin disampaikan mufasir sama yaitu pertukaran
pendapat Hanya saja penulis melihat dalam penafsiran al-Misbah
Quraish Shihab menyebutkan dengan diskusi atau bukti-bukti yang
mematahkan alasan mitra diskusi Sedangkan Buya Hamka
menjelaskan langsung pada kata ldquobantahlahrdquo tanpa menyebutkan
dalam diskusi atau hal lainnya
Dari segi bahasa terlihat bahwa Quraish Shihab lebih berhati-
hati dalam menjelaskan yaitu dengan kata diskusi yang bisa kita lihat
saat ini bahwa diskusi itu lebih fokus untuk bertukar pikiran dalam
membicarakan suatu masalah Sedangkan debat ialah pembahasan
atau pertukaran pendapat mengenai suatu hal dengan saling memberi
alasan untuk mempertahankan pendapat masing-masing58
Sedangkan
Buya Hamka menjelaskan dengan ldquobantahlah jika terpaksardquo Artinya
Buya Hamka mengingatkan bahwa boleh membantah dengan syarat
terpaksa Jika keadaan tidak memaksa maka penulis menyimpulkan
bahwa tidak seharusnya membantah karena jika tidak bisa memilih
jalan terbaik maka akan bisa menyakiti pihak yang dibantah Dan jika
terpaksa membantah maka pilihlah jalan yang terbaik Dalam tafsir
56
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 6 h 775-776
57Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XII-XIV h 321-322
58Kamus Besar Bahasa Indonesia (Aplikasi)
94
al-Munir dijelaskan bahwa bentuk debat yang paling baik yaitu
dengan cara lemah lembut santun lebih memilih bantahan dengan
yang paling mudah dan komunikatif dalil-dalil yang paling tepat dan
kuat serta premis yang popular dan familiar59
Menurut hemat
penulis debat harus dilakukan dengan cara terbaik dengan tidak
menyakiti pihak lawan serta bantahlah jika terpaksa dilakukan untuk
mematahkan pendapat pihak lawan
Berdebat dengan cara yang baik inilah yang akan meredakan
keangkuhan yang sensitif itu Orang yang diajak berdebat itu pun
akan merasakan bahwa dirinya dihormati dan dihargai Seorang dai
tidak diperintahkan kecuali mengungkapkan hakikat yang sebenarnya
dan memberikan petunjuk di jalan Allahjadi bukan untuk membela
dirinya mempertahankan pendapatnya atau mengalahkan pendapat
orang lain60
C Surat Thacirchacirc 43-44
Surah ini terdiri dari 135 ayat dinamakan Thacirchacirc yang diambil
dari perkataan dari ayat pertama surat ini Ayat-ayat dalam surah ini
kesemuanya turun sebelum Nabi Muhammad berhijrah ke Madinah
dengan kata lain keseluruhan ayat ini ayat-ayatnya Makkiyah
Demikian pendapat mayoritas pakar Al-Qur`an Ada juga yang
mengecualikan ayat 130 dan 131 tetapi pendapat ini dilemahkan oleh
banyak ulama Ada juga yang menamai surah ini al-kalim yakni
mitra bicara Mitra bicara yang dimaksud adalah Nabi Musa as yang
menerima wahyu dan mendengar firman-firman Allah secara
langsung tanpa perantara malaikat Memang dalam surah ini cukup
banyak uraian tentang Nabi Musa as antara lain tentang firman
59
Wahbah az-Zuhaili Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid 7 h
509 60
Sayid Quthb Tafsir Fi Zhilalil Qur`an terj As`ad Yasin dkk H 45
95
Allah yang beliau terima dalam perjalanan bersama keluarganya dari
Madyan menuju ke Mesir61
ldquoPergilah kamu berdua kepada Firaun Sesungguhnya Dia
telah melampaui batas Maka berbicaralah kamu berdua
kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut Mudah-
mudahan ia ingat atau takutrdquo (QSThaahaa [20]43-44)
a Penafsiran Quraish Shihab
Dalam tafsir al-Misbah Quraish Shihab menjelaskan bahwa
Allah memerintahkan kepada Musa ldquoPergilah kamu berdua kepada
Fir`aun penguasa tirani itu dengan berbekal mukjizat-mukjizat yang
telah ku anugerahkan kepadamu karena sesungguhnya ia telah
melampaui batas dalam kedurhakaan Maka berbicaralah kamu
berdua kepadanya dengan lemah lembut yakni ajaklah ia beriman
dan serulah ia kepada kebenaran dengan cara yang tidak mengundang
antipati atau amarahnya mudah-mudahan yakni agar supaya ia
ingat akan kebesaran Allah dan kelemahan makhluk sehingga ia
terus-menerus kagum kepada Allah dan taat secara penuh kepadanya
atau paling tidak ia terus menerus takut kepadanya akibat
kedurhakaannya kepada Allahrdquo62
Firman Allah ( اه قولا لينلفقولا ) fa qula lahu qaulan
layyinanMaka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-
kata yang lemah lembut menjadi dasar tentang perlunya sikap
61
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 7 h543-544 62
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 7 h 593
96
bijaksana dalam berdakwah yang antara lain ditandai dengan ucapan-
ucapan sopan yang tidak menyakitkan hati sasaran dakwah Karena
Fir`aun saja yang sedemikian durhaka masih juga harus dihadapi
dengan lemah lembut63
Hal demikian juga dijelaskan dalam tafsir al-
Wasith bahwa dalam melakukan dakwah ucapkanlah kata-kata yang
lembut dan santun tanpa ada kekasaran padanya mudah-mudahan dia
menyadari hakikat yang sebenarnya atau takut kepada Tuhannya
Ungkapan yang lembut dan santun merupakan sikap Rasul dai yang
sukses agar Fir`aun dan orang-orang semisalnya tidak lari dari
dakwah64
Memang dakwah pada dasarnya adalah ajakan lemah lembut
Dakwah adalah upaya menyampaikan hidayah Kata (هداية) hidayah
yang terdiri dari huruf ha dal dan ya maknanya antara lain adalah
menyampaikan sesuatu dengan lemah lembut Dari sini lahir kata
hidayah yang merupakan penyampaian sesuatu dengan lemah lembut
guna menunjukkan simpati Ini tentu saja bukan berarti bahwa juru
dakwah tidak melakukan kritik hanya saja itu pun harus disampaikan
dengan tepat bukan saja pada kandungannya tetapi juga waktu dan
tempatnya serta susunan kata-katanya yakni tidak dengan memaki
atau memojokkan Di tempat lain Allah mengajarkan Nabi Musa as
redaksi kalimat yang hendaknya belaiu sampaikan kepada Fir`aun
yaitu65
63
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol7 h 594-595 64
Wahbah az-Zuhaili Tafsir Al-Wasith terj Muhtadi dkk (Depok Gema Insani
2013) Cet Ke-I h 529
65M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol7 h 594-595
97
ldquoDan Katakanlah (kepada Firaun) Adakah keinginan
bagimu untuk membersihkan diri (dari kesesatan) Dan kamu
akan kupimpin ke jalan Tuhanmu agar supaya kamu takut
kepada-Nya (QS An-Nazi`at [79]18-19)
Kata ( لعل) ldquola`allardquo biasa diterjemahkan mudah-mudahan
yang mengandung harapan terjadinya sesuatu Tentu saja yang
mengharap di sini bukan Allah Swt karena harapan tidak sesuai
dengan kebesaran dan keluasan ilmu-Nya Oleh sebab itu ada ulama
yang memahami kata ini dalam arti agar supaya atau bahwa harapan
yang dikandung oleh kata itu terarah kepada manusia Dalam
konteks ini adalah Nabi Musa as yakni ldquowahai Musa dan Harun
sampaikanlah tuntunan Allah kepada Fir`aun sambil menanamkan
dalam hati kamu harapan dan optimisme kiranya penyampaianmu
bermanfaat baginya66
Tafsir al-Maragi yang ditulis oleh Syaikh al-Maragi
menjelaskan kata la`alla (mudah-mudahan) dalam ayat ini
menunjukkan harapan tercapainya maksud sesudah kata itu Yakni
menjalankan risalah mengerjakan apa yang Allah serukan serta
berharap agar pekerjaan yang dilakukan dapat berbuah dan tidak
gagal Berusaha sesuai kemampuan dan berjuang sampai puncaknya
dengan harapan agar pekerjaan yang dilakukan bisa mendatangkan
keberhasilan kemenangan dan juga keuntungan67
Seorang dai yang sejak awal telah berputus asa untuk
menyampaikan hidayah kepada seseorang dia tidak akan
menyampaikan dakwah dengan kehangatan dan tidak gigih dalam
penolakan seseorang68
66
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 7 h 595 67
Ahmad Al-Mustafa Al-Maragi Tafsir Al-Maragi Juz XVI terj Mustafa Al-Babi
Al-Halabi (Semarang Toha Putra 1993) Cet Ke-II h 204-205
68Sayid Quthb Tafsir Fi Zilalil Qur`an terj As`ad Yasin h 329
98
Perintah Allah ini menunjukkan bahwa manusia hendaknya
selalu berusaha dan tidak mengandalkan takdir semata-mata Allah
telah mengetahui penolakan Fir`aun terhadap ajakan Nabi Musa as
kendati demikian yang maha kuasa tetap memerintahkan Nabinya
untuk menyampaikan ajakan Ini Karena Allah tidak menjatuhkan
sanksi dan ganjaran berdasar pengetahuannya yang azali tetapi
berdasar pengetahuan serta kenyataan yang terjadi dalam pentas
kehidupan dunia ini Di sisi lain perintah tersebut bila telah
dilaksanakan dan ditolak maka penolakan itu akan menjadi bukti
yang memberatkan sasaran dakwah karena jika tidak ada ajakan
boleh jadi hari kemudian kelak mereka akan berkata ldquokami tidak
mengetahui tuntunan mu karena tidak ada yang pernah
menyampaikan kepada kamirdquo69
Firman Allah (لعله يتذكر أو يخشي) la`allahucirc yatadzakkaru aww
yakhsyacircmudah-mudahan ia ingat atau takut dengan pengertian yang
dikemukakan di atas mengisyaratkan bahwa peringkat zikir terus
menerus yang mengantar pada kehadiran Allah dalam hati dan
kekaguman kepadanya merupakan peringkat yang lebih tinggi
daripada peringkat takut Ini karena kekaguman menghasilkan cinta
dan cinta memberi tanpa batas serta menerima apapun dari yang
dicintai sedang rasa takut tidak menghasilkan kekaguman bahkan
boleh jadi antipati70
69
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 7 h 595-596 70
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 7 h 596
99
b Penafsiran Buya Hamka
Dalam penafsiran ini Buya Hamka memulai dengan
menjelaskan sikap Fir`aun yang melampaui batas Sesungguhnya
Fir`aun itu sudah keterlaluan Dia telah melampaui dari garis-garis
dan batas-batas yang mesti disadarinya sebagai manusia Bahkan dia
telah hendak melonjak merasakan dirinya sebagai Tuhan Mentang-
mentang Allah menganugerahkan kekuasaan kepadanya memerintah
negeri dia lupa bahwa kekuasaan itu adalah anugerah dari Allah
Disangkanya kepunyaan sendiri lalu berbuatlah dia sesuka hatinya
dengan kekuasaan itu Lupa dia bahwa tenaganya sebagai insan
adalah terbatas Lupa dia bahwa kekuasaan itu diterimanya sebagai
warisan dari nenek moyangnya dan kelak pasti akan datang
waktunya mau ataupun tidak mau kekuasaan itu akan diturunkannya
lagi kepada penggantinya baik karena mati atau karena tua Sebab itu
dia telah melampaui71
Kalimat Thacircghacirc yang kita artikan melampau ialah
melampaui batas yang tidak boleh dilaluinya Kalimat ini adalah satu
rumpun dengan beberapa kalimat yang lain biasa terpakai untuk
menunjukkan kesewenang-wenangan Seorang Raja atau kepala
negara yang berlaku terhadap rakyatnya menurut kehendaknya
sendiri saja dengan tidak memperdulikan undang-undang di-namai
Thacircghiyah Kemudian daripada itu segala persembahan selain
kepada Allah misalnya memuja sesama manusia menuhankan
seseorang yang dianggap amat suci maka persembahan musyrik itu
dinamai taghucirct Lantaran itu maka kalimat thacircghacirc thacircgiyah dan
thacircghucirct adalah mengandung satu arti belaka yaitu segala sikap
melampui batas yang ditentukan oleh ilahi kepada hambanya Dan
71
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159
100
hamba bertindak sendiri di luar hukum Tuhan Begitulah Allah
menunjukkan sifat Fir`aun kepada Musa dan Harun dalam ayat 43 ini
Untuk menghadapi sikap Fir`aun yang sombong melampaui batas
itulah Tuhan memberikan tuntutan kepada kedua utusannya Musa
dan Harun72
Setelah Tuhan berfirman menyatakan kesombongan Fir`aun
bahwa dia itu dalam pemerintahannya terlalu berlaku melampaui
batas kebenaran dan keadilan maka tuhan memberi ingat kepada
utusannya ini
ldquoMaka katakanlah olehmu berdua kepadanya kata-kata yang lemah-
lembutrdquo (pangkal ayat 44 terjemah dari tafsir Al-Azhar)
Di dalam pangkal ayat 44 Tuhan telah memberikan petunjuk
dan arahan yang penting dalam memulai dakwah kepada orang yang
telah sangat melampaui batas itu Dalam permulaan berhadap-
hadapan kepada orang seperti itu janganlah langsung dilakukan sikap
yang keras melainkan hendaklah mulai dengan mengatakan sikap
yang lemah lembut perkataan yang penuh kedamaian Sebab kalau
dari permulaan konfrontasi (berhadap muka dengan muka) si
pendakwah telah melakukan amar ma`rucircf nahyi munkar dengan
secara kasar blak-blakan tidaklah akan tercapai apa yang
dimaksud73
Dijelaskan dalam tafsir Al-Qur`an Syaikh Abdurrahman
bahwasanya kata-kata yang lemah lembut ialah perkataan yang enak
didengar lunak dengan kelembutan persuasif etika dalam tutur
72Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159
73Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159
101
kata tanpa ada unsur kekejian pamer kekuatan kekerasan dalam
perkataan dan juga tindakan74
Meskipun di dalam ilmu Allah Ta`ala sendiri pasti sudah
diketahui bahwa Fir`aun itu sampai saat terakhir tidak akan mengaku
tunduk tetapi Tuhan telah memberikan tuntunan kepada Rasulnya
ataupun kepada siapa saja yang berjuang melanjutkan rencana Nabi-
nabi bahwa pada langkah yang pertama janganlah mengambil sikap
menantang Mulailah dengan kata yang lemah-lembut ldquoMudah-
mudahan ingatlah dia ataupun takutrdquo (ujung ayat 44 terjemah tafsir
al-Azhar)75
Menurut Buya Hamka setiap sudut jiwa manusia yang mana
jua orangnya senantiasa masih tersimpan maksud yang baik dan
fikirannya yang sehat Misalnya ataupun pejabat tinggi sebuah
negara akan merasa prestisenya atau gengsinya akan tersinggung
walaupun betapa besar salahnya kalau dia ditegur dengan kasar atau
dikritik di muka umum Musa dan Harun disuruh terlebih dahulu
mengambil langkah berlemah lembut guna menyadarkan dan
menginsafkan Fir`aun itu adalah manusia dan Fir`aun itu adalah
seorang Raja yang dijunjung tinggi diangkat martabatnya oleh orang
besar-besar yang mengelilinginya jarang yang membantah katanya
walaupun secara lemah lembut Karena orang yang disekitarnya itu
merasa berhutang budi kepada rajanya Mereka merasa tidak ada arti
apa-apa diri mereka itu kalau tidak raja yang menaikkan pangkatnya
dan memberinya gelar-gelar dan kehormatan Maka kalau raja itu
atau Fir`aun itu telah duduk seorang diri hati nuraninya akan berkata
74
Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa`di Tafsir Al-Qur`an 4 terj M Iqbal dkk
h 496
75
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159
102
tentang dirinya yang sebenarnya Hati nurani itulah yang akan
diketuk dengan sikap yang lemah lembut76
Begitu juga yang dijelaskan dalam tafsir al-Maraghi
bahwasanya dalam menyampaikan dakwah kepada Fir`aun atau
seorang penguasa maka mulailah dengan pembicaraan yang lemah
lembut agar lebih dapat menyentuh hati dan lebih dapat menariknya
untuk menerima dakwah Sebab dengan perkataan yang lemah
lembut hati orang-orang yang durhaka akan menjadi halus dan
kekuatan orang-orang yang sombong akan hancur77
Lagi pula telah diketahui dalam rangkaian Qishash Fir`aun
dengan Musa itu bahwa Musa pernah jadi anak angkat Beliau Harun
pun pernah dianggap anak Bani Israil yang dekat ke Istana Masih
diharapkan mudah-mudahan dengan kata yang lemah-lembut Fir`aun
akan sadar lalu ingat bahwa selama hidup dia pasti akan mati selama
muda dia pasti akan tua selama sehat dia pasti akan sakit Betapapun
kuat sehat badan manusia namun kekuatannya itu terbatas Inilah
yang harus diingatnya Ataupun dia takut akan azab siksa Allah yang
betapa pun tidaklah dia akan kuasa mengelakkan Itulah siasat yang
dianjurkan Allah kepada Musa dan Harun sebagai langkah pertama
dalam menghadapi Fir`aun78
Allah menjelaskan dalam ayat ini salah satu metode dalam
dakwah yaitu dengan perkataan yang lemah lembut terhadap orang
yang sudah melampaui batas Quraish Shihab menjelaskan dalam
tafsirnya bahwa ( ناه قولا ليلفقولا ) fa qucirclacirc lahucirc qaulan layyinanMaka
berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah
76Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 160
77Ahmad Mustafa Al-Maragi Tafsir Al-Maragi Juz XVI terj Mustafa Al-Babi Al-
Halabi (Semarang Toha Putra 1993) Cet Ke-II h 203-204
78
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 160
103
lembut menjadi dasar tentang perlunya sikap bijaksana dalam
berdakwah yang antara lain ditandai dengan ucapan-ucapan sopan
yang tidak menyakitkan hati sasaran dakwah79
Sedangkan Buya
Hamka menjelaskan bahwa Tuhan telah memberikan petunjuk dan
arahan yang penting dalam memulai dakwah kepada orang yang telah
sangat melampaui batas itu Dalam permulaan berhadap-hadapan
kepada orang seperti itu janganlah langsung dilakukan sikap yang
keras melainkan hendaklah mulai dengan mengatakan sikap yang
lemah lembut perkataan yang penuh kedamaian80
Dijelaskan juga
dalam tafsir al-Munir bahwa Qaulan layyinan ialah kata-kata yang
lemah lembut dan jauh dari sikap keras dan kasar81
Pada ayat 43-44 surat Thacirchacirc Quraish Shihab menjelaskan
bahwa fa qucirclacirc lahucirc qaulan layyinanMaka berbicaralah kamu berdua
kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut menjadi dasar
tentang perlunya sikap bijaksana dalam berdakwah yang antara lain
ditandai dengan ucapan-ucapan sopan yang tidak menyakitkan hati
sasaran dakwah Sedangkan Buya Hamka menjelaskan bahwa Tuhan
telah memberikan petunjuk dan arahan yang penting dalam memulai
dakwah kepada orang yang telah sangat melampaui batas Dalam
permulaan berhadap-hadapan kepada orang seperti itu janganlah
langsung dilakukan sikap yang keras melainkan hendaklah mulai
dengan mengatakan sikap yang lemah lembut perkataan yang penuh
kedamaian
79
M Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol7 h 594-595 80
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI h 159
81 Wahbah az-Zuhaili Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid 8 h
478
104
Sekilas peneliti melihat bahwa penafsiran kedua mufasir
tidak jauh berbeda yakni berdakwah dengan lemah lembut terutama
dalam menghadapi orang yang telah melampaui batas sebagaimana
maksud dari ayat ini Hanya saja penulis melihat bahwa Quraish
Shihab mengedepankan sikap bijaksana dan menjelaskan maksud
lemah lembut dengan ucapan yang sopan dan tidak menyakitkan hati
lawan sedangkan Buya Hamka menjelaskan bahwa makna lemah
lembut di sini ialah perkataan penuh kedamaian Artinya untuk
menghadapi orang yang melampaui batas maka seorang dai harus
bijak dalam menguraikan kata-kata yang sopan penuh kedamaian dan
yang pasti tidak menyakitkan hati lawan Dalam metode dakwah ini
bisa dilihat bahwa qaulan layyinan yang dimaksud ditujukan kepada
manusia yang sangat melampui batas kedurhakaan kepada Allah Jika
dengan manusia yang sedemikian durhaka Allah memerintahkan
dakwah dengan lemah lembut apalagi dengan manusia yang tidak
melampaui batas yang masih dalam batas kewajaran manusia
Kata-kata lembut tidak akan membuat orang bangga dengan
dosanya tidak membangkitkan kesombongan palsu yang menggelora
di dada para tiran Kata-kata lembut berfungsi untuk menghidupkan
hati sehingga ia menjadi sadar dan takut akan dampak dari tirani
mereka82
Hal ini juga dijelaskan dalam tafsir Muyassar bahwa
dengan tutur kata yang lembut dan baik dakwah bisa diterima
Karena kewajiban para dai adalah bersikap lemah lembut dalam
menyampaikan dakwah83
82
Sayid Quthb Tafsir Fi Zhilalil Qur`an terj As`ad Yasin h 329
83`Aidh al-Qarni Tafsir Muyassar 2 terj Tim Qisthi Press (Jakarta Timur Qisthi
Press 2008) Cetke-I h 615
105
D Implementasi Terhadap Dakwah Saat Ini
Implementasi adalah penerapan dari metode atau ayat yang
telah dibahas dalam dakwah saat ini di Indonesia Secara garis besar
dari ketiga ayat yang telah dijelaskan di atas bisa kita simpulkan
bahwa adanya kewajiban atau keharusan berdakwah yang
disampaikan dalam surat Ali Imran ayat 104 an-Nahl 125
menjelaskan tentang tiga metode dakwah yang diajarkan kepada
Nabi Muhammad Saw dan pada surat Thacirchacirc 43-44 menjelaskan
tentang metode dakwah atau cara mengingatkan kepada seseorang
yang telah melampaui batas atau kedurhakaan kepada Allah Artinya
keharusan berdakwah yang disampaikan tidak semata-mata tanpa
tujuan dan tuntunan dari Allah Oleh karena itu para dai tidak perlu
khawatir ketika melakukan dakwah karena Allah telah memberikan
petunjuk dan ajaran melalui Al-Qur`an yang telah dilakukan oleh
para Nabi dan Rasul terdahulu Sehingga semua kisah yang
dijelaskan bisa menjadi referensi bagi pada pelaku dakwah untuk bisa
melaksanakan dakwah yang telah diperintahkan
1 Lembaga atau kelompok dakwah yang khusus melaksanakan
kegiatan dakwah
Jika dilihat pada saat ini sudah banyak sekali lembaga dakwah
atau sekelompok masyarakat yang melaksanakan kegiatan dakwah
sesuai dengan tujuan masing-masing kelompok dakwah Setiap
kelompok dakwah mampu masuk kedalam lorong masyarakat
menyampaikan pesan dakwah melalui media yang digunakan agar
pesan itu bisa tersampaikan
Organisasi sebagai perkumpulan manusia yang ingin bekerja
sama dan terikat dengan aturan yang disepakati lebih memungkinkan
untuk dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan besar dan berdampak
106
luas Dakwah sebagai pekerjaan besar dan penting sangat tepat
dilakukan melalui organisasi untuk memperoleh hasil yang
memuaskan
Adapun lembaga atau kelompok dakwah yang berkembang di
Indonesia saat ini diantaranya yaitu
1 Muhammadiyah
Muhammadiyah didirikan di Yogyakarta 18 November 1912
atau bertepatan dengan 8 Zulhijjah 1330 H oleh Kiai Haji Ahmad
Dahlan Latar belakang berdirinya organisasi ini antara lain ingin
membangun umat Islam yang sangat tertinggal dalam berbagai
aspek dan dominasi serta himpitan dari colonial belanda Ahmad
Dahlah menginginkan kaum Muslimin memiliki kebanggan
dalam beragama Sementara pada waktu itu umat Islam dalam
keterbelakangan kebodohan dan kemiskinan Pada sisi lain umat
Islam yang terpelajar malu menunjukkan identitas
keislamannya84
Muhammadiyah mengatakan masalah dakwah merupakan hal
yang sangat pokok Maksud dan tujuan pendirian persyarikatan
tersebut ialah untuk menegakkan dan menjunjung tinggi agama
Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-
benarnya Bahwa harus diakui Muhammadiyah telah berkiprah
dengan sangat baik dalam harakah dakwah maupun dalam
merumuskan konsep dakwah Dari sisi harokah maupun dalam
merumuskan konsep dakwah Dari sisi harakah Muhammadiyah
telah membangun pendidikan dari tingkat taman kanak-kanak
84
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 176
107
hingga perguruan tinggi Selain itu juga memiliki amal usaha
seperti panti asuhan rumah jompo rumah sakit dan lain-lain85
Adapun upaya Muhammadiyah untuk menyebarkan ajaran
Islam dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu86
Pertama menyelenggarakan sekolah sendiri yang mengajarkan
ilmu umum seperti sekolaj lain ditambah dengan ilmu agama
Islam Berbeda dengan pengajaran agama islam yang secara
umum berlangsung pada waktu itu Muhammadiyah
mengembangkan sistem sekolah yang diyakini sebagai suatu hal
yang efektif dan efisien dalam pengajaran agama Islam
Dinamika dan perubahan yang terjadi dalam masyarakat pribumi
perlu diantisipasi dengan mengajarkan ilmu agama Islam dan
ilmu umum secara bersama-sama kepada murid sekolah
Muhammadiyah
Kedua mengadakan kursus agama Islam dan propaganda dalam
bentuk pertemuan-pertemuan informal sebagai kelanjutan dari
kegiatan kelompok pengajian yang telah dirintis oleh Ahmad
Dahlan sebelumnya Setelah dilakukan propaganda para hadirin
dianjurkan untuk membentuk perkumpulan dan mengadakan
pertemuan rutin untuk mempelajari agama Islam
Ketiga mendirikan memelihara membantu penyelenggaraan
tempat berkumpul dan masjid yang dipergunakan untuk berbagai
kegiatan yang berhubungan dengan agama Islam Jika di suatu
lingkungan anggota Muhammadiyah belum terdapat masjid
Muhammadiyah berusaha mendirikan masjid atau tempat sejenis
85
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 176 86 Syarifuddin Jurdi dkk 1 Abad Muhammadiyah (Jakarta PT Kompas Media
Nusantara 2010) Cet Ke-I h 40-45
108
seperti Surau Musala atau langgar Apabila suatu lingkungan
sudah terdapat masjid Muhammadiyah membantu memelihara
dan mengaktifkan salat berjamaah dan pengajaran agama Islam
Usaha yang dilakukan ini telah mendorong orang untuk
memberikan bantuan dana termasuk juga mewakafkan tanah
mereka
Keempat Muhammadiyah melakukan penyebaran pengajaran
agama Islam melalui tulisan sesuai dengan perkembangan dalam
bidang pendidikan dan penerbitan Muhammadiyah mencetak
selebaran yang berisi doa sehari-hari jadwal salat jadwal puasa
Ramadan dan masalah agama yang lain Muhammadiyah juga
menerbitkan buku yang berhubungan dengan agama Islam
Buku-buku yang diterbitkan meliputi masalah fikih akidah
tajwid dan hadis Selain buku pengetahuan Islam tingkat dasar
Muhammadiyah juga menerbitkan terjemahan buku untuk
pengajian tingkat lanjut bagi orang tua
Keseluruhan kegiatan yang dilakukan Muhammadiyah dalam
penyebaran ajaran agam Islam merupakan dasar pembentukan
berbagai bagian dalam struktur organisasi Muhammadiyah pada
masa selanjutnya Penyelenggaraan sekolah merupakan dasar dari
bagian sekolahan sementara penyelenggaraan propaganda
(penyebarluasan) dan kursus sebagai dasar pembentukan bagian
Tablig Upaya Muhammadiyah mendirikan memelihara dan
membantu penyelenggaraan masjid dan tempat berkumpul
menjadi dasar pembentukan urusan pembangunan gedung dan
pengadaan perlengkapan yang dikenal sebagai bagian Yayasan
109
Sementara usaha penerbitan yang dilakukan merupakan dasar
pembentukan bagian Taman Pustaka87
Bisa disimpulkan bahwa Muhammadiyah sangat aktif dalam
melakukan gerakan dakwah baik dakwah bil lisan Bil Qolam dan
Bil hal Muhammadiyah mampu memasuki ruang-ruang dan
kekosongan dakwah sehingga mampu diaktifkan oleh
Muhammadiyah dan diterima oleh masyarakat Jika dihubungkan
dengan ayat metode dakwa yang dibahas maka Muhammadiyah
telah mengamalkan apa yang disampaikan dalam ayat dakwah
tersebut Hal ini sesuai dengan tujuan dibentuknya
Muhammadiyah yaitu untuk melepaskan agama Islam dari adat
kebiasaan jelek yang tidak berdasarkan Al-Qur`an dan Hadis
2 Nahdlatul Ulama (NU)
Organisasi ini didirikan 31 Januari 1926 di Kota Surabaya
Jawa Timur Dua tokoh utama pemebntukan NU yaitu KH
Hasyim Asy`arid an KH Wahab Hasbullah Latar belakang
berdirinya NU dimulai dari kegiatan diskusi Taswirul afkar
(potret pemikiran) yang dibentuk oleh KH Abdul Wahab
Hasbullah dan KH mas Mansur Dari kegiatan diskusi taswirul
Afkar inilah kemudian dibentuk organisasi yang diberi nama
Jam`iyyah Nahdlatul Watahan (Perkumpulan Kebangkitan Tanah
Air) Organisasi tersebut bertujuan untuk memperluas dan
mempertinggi mutu pendidikan madrasah88
Kelahiran NU diwarnai oleh ketegangan di kalangan umat
Islam Indonesia sendiri konsep-konsep yang berbeda dalam
87
Syarifuddin Jurdi dkk 1 Abad Muhammadiyah (Jakarta PT Kompas Media
Nusantara 2010) Cet Ke-I h 46
88 Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 177
110
menafsirkan ajaran Islam yang tercermin dalam praktik agama
Islam menciptakan dikotomi tertentu di kalangan umat Islam
Indonesia pada waktu itu89
NU menetapkan bahwa organisasi ini ditujukan untuk ulama
demi kemajuan dan kepentingan kesejahteraan masyarakat Islam
Untuk mencapai tujuan itu NU membuat usaha-usaha berikut90
a Memperbaiki hubungan antar ulama yang mengikuti salah
satu dari empat mazhab
b Memastikan apakah kitab-kitab sebelumnya yang digunakan
dalam mengajar adalah kitab yang mengandung ajaran-ajaran
Ahlussunnah wal jamaah ataukah ajaran-ajaran ahli bid`ah
c Melakukan upaya untuk meningkatkan sekolah-sekolah Islam
d Terus mempertahankan masjid-masjid surau-surau dan
pesantren-pesantren mengurus anak yatim serta orang-orang
miskin
e Mendirikan organisasi-organisasi yang berfungsi untuk
mengembangkan pertanian-pertanian dan perdagangan serta
mendirikan perusahaan yang tidak dilarang ajaran Islam
f Mempertahankan Ahlussunnah wal jamaah Aswaja adalah
konsep agama yang dianut oleh NU Konsep ini pertama
kalinya dinyatakan oleh pendiri NU di Surabaya Aswaja pada
umumnya berarti pengikut Nabi Muhammad Saw dengan
menyatakan diri sebagai para pengikut tradisi Nabi dan ijma
secara eksplisit kyai-kyai berbeda pandangan dari kaum
89
Phil Gustiana Isya Marjani Wajah Toleransi NU terj Iwan Febrianto (Jakarta
PT Semesta Rakyat Merdeka 2012) Cetke-I h 31
90 Phil Gustiana Isya Marjani Wajah Toleransi NU terj Iwan Febrianto (Jakarta
PT Semesta Rakyat Merdeka 2012) Cetke-I h 40
111
modernis yang hanya mengakui untuk mengikuti Al-Qur`an
dan hadis serta menolak ijma`
3 Al-Washliyah
Al-Washliyah adalah sebuah organisasi yang bergerak dalam
bidang sosial keagamaan di Indonesia Organisasi ini didirikan di
Medan Sumatera Utara pada 30 November 1930 bertepatan
dengan 9 Rajab 1439 H Al-Wasliyah didirikan atas inisiatif
sekelompok siswa Maktab Islamiyah Tapanuli Medan yang
tergabung dalam kelompok diskusi yang diberi nama Debating
Club Kelompok ini di dalam setiap diskusi selain membahas
pelajaran-pelajaran sekolah juga membahas masalah-masalah
sosial kemasyarakatn Kemudian memutuskan untuk mendirikan
suatu organisasi yang dapat menampung dan melaksanakan cita-
cita yang mereka diskusikan selama ini
Tujuan utama mendirikan organisasi Jam`iyatul Washliyah
adalah untuk mempersatukan umat yang terpecah belah dan
berbeda pandangan91
Program kerja dan tujuan dari organisasi adalah untuk
mempersatukan paham keagamaan umat Islam mendirikan
lembaga-lembaga pendidikan menegakkan amar makruf nahi
mungkar melaksanakan dakwah Islamiyah dan mengadakan
Taman bacaan umum Dalam bidang dakwah kegiatan Al-
Wasliyah antara lain mengirim dai ke berbagai daerah terpencil
terutama ke kabupaten karo Nias dan Mentawa Program
91
Rizem Aidit Sejarah Peradaban Islam Terlengkap (Yogyakarta DIVA Press
2015) Cet Ke-I h 510
112
tersebut mendapat dukungan moril dan materil dari banyak
pihak92
Dari pemaparan di atas penulis melihat bahwasanya Al-
Wasliyah lebih aktif dalam dakwah bil hal seperti mendirikan
lembaga pendidikan membangun taman bacaan umum dan juga
mengirim delegasi dai ke pelosok daerah yang masih sangat
membutuhkan ajaran agama Islam Selain itu juga gerakan
dakwahnya didukung oleh berbagai pihak sehingga secara dana
bisa terpenuhi dan tidak menghambat rencana dakwah yang tekag
dibentuk dan diprogramkan
4 Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII)
Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia yang disingkat dengan
DDII didirikan di Jakarta pada tahun 1967 oleh MNatsir (w
1993) bersama tokoh Islam lainnya93
Pendiri Dewan Dakwah merupakan tokoh masyumi dan
mereka berpandangan bahwa politik dan dakwah tidak dapat
dipisahkan Politik yang dilakukan oleh Dewan Dakwah adalah
politik amar makruf nahi mungkar Untuk pengembangan dakwah
di seluruh tanah air berupaya membentuk cabang Dewan
Dakwah di seluruh wilayah Hal ini dimaksudkan agar dakwah
dapat menyentuh berbagai lapisan masyarakat Islam Indonesia
Sumber dana organisasi merupakan infak zakat dan sedekah
yang dikumpulkan dari para muhsinin94
92
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 177-178 93
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 179-180 94
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 179-180
113
Sampai sejauh ini dewan dakwah terus menerus mendidik
umat melalui para dai yang ditempatkan hampir di seluruh
pelosok tanah air mulai dari kota sampai ke desa-desa terpencil
daerah transmigrasi Suku terasing dan daerah terpencil lainnya
Dalam memaksimalkan peran Dewan Dakwah ada dua sasaran
utama Pertama meningkatkan kualitas dakwah yang mencakup
persoalan penyempurnaan sistem sarana dan prasarana
peningkatan teknik komunikasi terutama dalam menghadapi
tantangan dari pihak luar Islam Kedua perencanaan dan
manajemen dakwah yang mencakup persoalan penelitian dakwah
dan kerja sama dengan berbagai pihak dalam upaya
meningkatkan kualitas Islam95
Usaha yang dilakukan Yayasan Dewan Dakwah Islamiyah
Indonesia dalam kepedulian untuk mewujudkan kehidupan umat
Islam yang unggul dalam intelektual dan spiritual secara integral
dalam naungan Al-Qur`an dan Sunnah Usaha yang dilakukan
adalah mencerdaskan umat melalui peningkatan kualitas dai
dengan menyelenggarakan program pendidikan sarjana melalui
lembaga Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Mohammad
Natsir Lulusan STID Mohammad Natsir diharapkan dapat
menjadi pemimpin umat yang mampu mengintegrasikan nilai-
nilai Islam untuk pembangunan umat Dalam memberikan
wawasan keilmuan STID menekankan pada ilmu Dakwah dan
Ushuluddin juga pada bahasa dan sastra96
95
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 180 96
Abdullah Ilmu Dakwah Kajian Ontologi Epistimologi Aksiologi dan Aplikasi
Dakwah h 180-181
114
Penulis melihat bahwasanya DDII sangat menyiapkan dai
dalam proses penyebaran Islam sesuai dengan Surah Ali-Imran
ayat 104 di mana sekelompok orang yang melakukan gerakan
dakwah harus terlebih dahulu memiliki kesadaran beragama
sebagaimana yang diungkapkan oleh Buya Hamka Dengan
pengetahuan agama yang dimiliki maka akan mampu menghadapi
segala rintangan dalam berdakwah Selain itu juga DDII
melakukan dakwah bil hal dengan mendirikan Sekolah untuk
kepentingan dan penyiapan dai dalam berdakwah
Jika dilihat dari empat organisasi Islam yang penulis
paparkan maka semua organisasi tersebut bergerak sesuai dengan
ayat yang telah penulis paparkan dan juga menggunakan metode
yang sesuai dengan apa yang telah di jadikan acuan dalam
berdakwah
2 Peranan organisasi Islam di Indonesia
Adapun peran organisasi Islam di Indonesia yaitu97
a Melakukan pemurnian akidah
b Membentengi umat Islam agar berpegang teguh pada akidah
c Membentengi umat Islam dari serangan kristenisasi
d Mengarahkan umat Islam kepada peningkatan keilmuan umat
agar bisa membela Islam sekaligus menjaga identitas Islam
e Menyelamatkan umat Islam dari rencana-rencana penyebaran
aliran-aliran sesat sekaligus menghadapi mereka dengan cara
yang legal berusaha menyingkap tujuan merea dan
membedah kesalahan ideology mereka
97
Rizem Aidit Sejarah Peradaban Islam Terlengkap h 511
115
f Melakukan pemyadaran kepada umat Islam mengenai bahaya
dan kesalahan keyakinan aliran-aliran sesat
g Membentengi semua kalangan baik orang dewasa generasi
muda maupun anak-anak yang menjadi incaran budaya
pendatang yang mengajak kepada permisifme dan
memberontak terhadap nilai-nilai akhlak yang luhur serta
mendorong terjadinya kekerasan tindak kejahatan dan
perilaku amoral lainnya
h Meningkatkan kualitas hidup umat Islam dalam bidang
agama pendidikan ekonomi sosial dan budaya
3 Metode-metode dakwah
Metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk
mencapai tujuan98
Metode dakwah adalah cara-ara tertentu yang
dilakukan oleh seorang dai kepada mad`u untuk mencapai suatu
tujuan atas dasar hikmah dan kasih sayang99
Adapun metode
dakwah yang berkembang saat ini di antaranya yaitu
a Metode ceramah
Adapun metode ceramah yang berkembang saat ini di
Indonesia yaitu dengan memanfaatkan teknologi yang
semakin canggih Dengan menggunakan youtobe maka
dakwah sudah bida dilakukan dan disebarluaskan kepada
masyarakat sehingga pesan dakwah tetap tersampaikan lewat
media tanpa bertatap muka
Untuk mendukung adanya perubahan dalam
berdakwah maka para dai perlu terus menerus meningkatkan
wawasan ilmu dan kemampuan teknis yang diperlukan dalam
98
Moh Ardani Memahami Permasalahan Fikih Dakwah (Jakarta Mitra Cahaya
Utama 2006) Cet Ke-I h 23 99
Moh Ardani Memahami Permasalahan Fikih Dakwah h 24
116
dakwah Apalagi pada era reformasi seperti sekarang ini
kemampuan dai dalam mengoperasikan computer merupakan
prasyarat yang tidak bisa ditawar-tawar Dengan computer
dan internet maka dai bisa menulis menyimpan dan juga
menyampaikan pesan dakwah melalui alat tersebut100
b Metode Tanya jawab
Dengan metode Tanya jawab ini sangat memberikan
kesempatan kepada khalayak mad`u untuk bisa menanyakan
apa yang belum dipahami oleh mad`u sehingga kegiatan
dakwah bisa terlaksana dengan efektif
c Metode dakwah bilqalamtulisan
Dakwah dengan tulisan juga adalah salah satu metode
yang bisa digunakan oleh para dai untuk memberikan pesan-
pesan dakwah kepada masyarakat di mana tulisan ini bisa
dibaca di mana dan kapan saja oleh khalayak mad`u
Dari analisis penelitian terkait metode dakwah dalam
Al-Qur`an menurut Quraish Shihab dan Buya Hamka maka
penulis menyimpulkan bahwa lembaga dakwah yang telah
disebutkan di atas melakukan gerakan dakwah sesuai dengan
apa yang disampaikan dalam Al-Quran dari ayat yang diteliti
baik secara metode dakwah yang digunakan serta bentuk
metode dakwah yang digunakan untuk menyampaikan pesan
dakwah Ini dilihat dari bagaimana setiap lembaga melakukan
dakwah dengan mengisi setiap peluang untuk memberikan
atau menyampaikan dakwah lewat metode yang sesuai
100
Abdul basit Dakwah Cerdas di Era Modern Vol 03 Nomor 01 Juni 2013
httpswwwgooglecomsearchq=metode+dakwah+yang+berkembang+di+Indonesiaampoq=
metode+dakwah+yang+berkembang+di=ampaqs=chrome Diakses 24 Juli 2019
117
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya sesuai dengan
rumusan masalah yang telah diangkat dan ditetapkan oleh penulis di
awal pembahasan skripsi ini dapat penulis tarik kesimpulan sebagai
hasil penelitian sebagai berikut
1 Metode dakwah dalam surat Ali Imran ayat 104
Menurut pandangan Quraish Shihab ayat ini menjelaskan
tentang kewajiban dakwah bagi setiap muslim dan juga harus adanya
golongan khusus yang melakukan gerakan dakwah karena manusia
adalah makhluk yang perlu untuk selalu diingatkan Begitu pula
dengan Buya Hamka yang menjelaskan bahwa harus adanya
kelompok yang khusus bergerak dalam bidang dakwah demi menjaga
nikmat islam yang Allah berikan serta tidak menutup kewajiban bagi
setiap muslim Dalam ayat ini dari kedua penafsiran mufasir dapat
disimpulkan bahwa kewajiban berdakwah itu adalah untuk seluruh
umat muslim dan perlu adanya kelompok khusus dalam melakukan
gerakan dakwah
Quraish Shihab menjelaskan bahwa dakwah harus
disampaikan dengan cara persuasif dan ajakan yang baik Karena
pada hakikatnya dakwah bersifat mengajak menyeru dan memanggil
kepada kebaikan Bukan memaksa orang lain dengan cara yang tidak
baik Jadi dakwah itu kewajiban setiap muslim dan harus
disampaikan dengan cara yang baik
2 Metdode dakwah dalam surat An-Nahl ayat 125
Metode dakwah yang disampaikan dalam ayat ini ada tiga
yaitu hikmah mau`izhah al-hasanah dan jidal Dalam menafsirkan
118
ayat ini kedua mufassir tidak jauh berbeda hanya memiliki beberapa
perbedaan pada konteks tertentu Masing-masing metode dakwah
disesuaikan dengan kondisi mad`unya Quraish Shihab menjelaskan
Hikmah ialah sikap bijaksana yang disampaikan dengan dialog yang
baik Mau`izhah Hasanah adalah uraian yang menyentuh hati dan
jidal adalah diskusi atau bukti yang mematahkan alasan mitra diskusi
Buya Hamka menjelaskan bahwa hikmah tidak hanya dalam
bentuk dialog tetapi juga termasuk hikmah dalam bentuk tindakan
dan sikap hidup Mau`izhah hasanah ialah pengajaran yang baik
diiringi uraian menyentuh hati penuh kedamaian dan disampaikan
dengan baik dalam bentuk nasihat Dan jidal adalah bantahan atau
membantah suatu polemic dengan cara yang baik
Persamaan kedua mufassir yaitu adanya tiga metode dakwah
dalam ayat ini yaitu hikmah mau`izhah hasanah dan jidal Sedangkan
perbedaan kedua mufassir adalah pada adanya pembagian mad`u
dakwah sesuai dengan metode dakwah Jadi dalam ayat ini ada tiga
metode dakwah yang Allah sampaikan dan juga karakteristik mad`u
yang dijelaskan mufasir sesuai dengan metode yang digunakan
3 Metode dakwah dalam surat Thacirchacirc ayat 43-44
Dalam ayat ini menjelaskan bagaimana seharusnya metode
dakwah yang digunakan dengan sikap bijaksana dan lemah lembut
dan tidak menyakitkan hati sasaran dakwah walaupun sasaran
dakwah adalah orang yang telah melampaui batas dan sangat durhaka
terhadap perintah Tuhan Quraish Shihab menjelaskan bahwa
perlunay sikap bijaksana dalam dakwah yang ditandai dengan ucapan
yang sopan dan tidak menyakitkan
Buya Hamka menjelaskan bahwa dakwah kepada yang
melampaui batas harus dimulai dengan lemah lembut dan penuh
119
kedamaian Kedua mufasir memiliki persamaan dengan menjelaskan
bahwa dakwah kepada orang yang melampui batas harus dengan
lemah lembut dan ucapan yang tidak menyakitkan hati lawan
Dari ketiga ayat ini penulis menyimpulkan bahwa dakwah
harus disampaikan dengan cara terbaik Dakwah juga harus
disampaikan sesuai dengan karakteristik mad`u agar pesan yang
disampaikan bisa diterima Dengan manusia yang durhaka sekalipun
dakwah harus disampaikan dengan baik yaitu lemah lembut Artinya
dengan cara terbaik yang digunakan oleh dai diharapkan mampu
mempengaruhi mad`u dakwah untuk mengikuti apa yang
disampaikan dalam pesan dakwah
4 Metode dakwah yang digunakan oleh lembaga atau pelaku
dakwah saat ini jika dihubungkan dengan apa yang dijelaskan dalam
Al-Qur`an maka dakwah tersebut sudah dilakukan sesuai dengan
ajaran Al-Qur`an Dakwah harus disampaikan dengan cara yang baik
disesuaikan dengan mad`u dakwah serta lemah lembut meski kepada
orang yang durhaka Lembaga dakwah sangat peka dalam
menindaklanjuti masalah yang sedang dihadapi oleh masyarakat
Selain itu juga lembaga atau pelaku dakwah telah menerapkan
dakwah secara lisan tulisan dan juga tindakan dalam bentuk
kegiatan
B Saran
Penelitian yang dilakukan oleh penulis bukanlah penelitian
yang bersifat selesai atau akhir Kajian tafsir masih bisa terus diteliti
karena akan terus berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu
yang ada Penulis berharap penelitian ini bisa bermanfaat bagi
Akademik dan juga peneliti selanjutnya yang akan meneliti kajian
tafsir dengan objek penelitian yang sama sehingga kajian ini akan
120
terus berkembang seiring berkembangnya ilmu tafsir di Indonesia
Peneliti selanjutnya bisa meneliti bagaimana kegiatan dakwah dengan
metode yang ada dalam Al-Qur`an dan penerapannya secara
menyeluruh sesuai dengan isu-isu yang berkembang
121
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Aal asy-Syeikh Tafsir
Ibnu Katsir terj Abdul Ghaffar Bogor Pustaka Imam Syafi`I 2001
Abdurrahman Syaikh bin Nashir as-Sa`di Tafsir Al-Qur`an I terj M Iqbal
dkk Jakarta Darul Haq 2017
AiditRizem Sejarah Peradaban Islam Terlengkap Yogyakarta DIVA Press 2015
AnwarMauluddin dkk Cahaya Cinta dan Canda M Quraish Shihab
Tangerang Lentera Hati 2015
Arippudin Acep Pengembangan Metode Dakwah Jakarta Rajagrafindo
Persada 2011
Ardani Moh Memahami Permasalahan Fikih Dakwah Jakarta Mitra
Cahaya Utama 2006
AzizMoh Ali Ilmu Dakwah JakartaKencana 2017
Baidan Nashruddin Aziz Erwati Metodolgi Khusus Penelitian Tafsir
Yogyakarta Pustaka Pelajar2016
Basit Abdul Wacana Dakwah Kontemporer Purwokerto STAIN
Purwokerto Press 2006
Djaelani M Anwar 50 Pendakwah Pengubah Sejarah Yogyakarta Pro-U
Media 2016
Effendi Djohan Pesan-Pesan Al-Qur`an Mencoba Mengerti Intisari Kitab
Suci Jakarta PT Serambi Ilmu Semesta 2012
Faizah Muchsin Effendi Lalu Psikologi Dakwah Jakarta Prendamedia
Group 2018
Fawwaz bin Hulayyil bi Rabah as-Suhaimi Begini Seharusnya Berdakwah
terj Beni Sarbeni Jakarta Darul Haq 2008
GulenFethullah Dakwah Jalan Terbaik Dalam Berpikir Dan Menyikapi
Hidup Jakarta PT Gramedia 2011
Hamka Tafsir Al-Azhar Juzu` I Jakarta Pustaka Panjimas 1985
______ Tafsir Al-Azhar Juzu` IV Jakarta PT Pustaka Panjimas 1987
122
______ tafsir Al-Azhar Juzu` XIII-XIV Jakarta PT Pustaka Panjimas
1983
______ Tafsir Al-Azhar Juzu` XVI Jakarta PT Pustaka Panjimas 1994
______ Tasawuf Modern Jakarta Republika 2015
HamkaRusydi Pribadi dan Martabat Buya Hamka Bandung PT Mizan
Publika 2017
al-Halabi Mustafa Al-Babi Tafsir Al-Maraghi terj Ahmad Mustafa Al-
Maraghi Semarang Toha Putra Semarang 1993
HamkaIrfan Ayah Kisah Buya Hamka JakartaRepublika 2018
HefniHarjani Komunikasi Islam Jakarta Prenadamedia Group 2017
Hidayati Husnul Metodologi tafsir Kontekstual Al-Azhar Karya Buya
Hamka Jurnal Ilmu Al- Qur`an dan Tafsir Vol 1 No 1
Januari-Juni 2018
Husain Fadhlullah Muhammad Metodologi dakwah dalam Al-Quran
terjTarmana Ahmad Qosim Jakarta Lentera 1997
IsmailAIlyas HotmanPrio Filsafat Dakwah Islam Jakarta Prenadamedia
Group 2011
Izzan Ahmad Metodologi Ilmu Tafsir Bandung Tafakur 2011
Jabir Al-JAzari Syaikh Abu Bakar Tafsir Al-Qur`an Al-Aisar terj
MAzhari Hatim dan Abdurrahim Mukti Jakarta Darus Sunnah
Press 2011
JurdiSyarifuddin dkk 1 Abad Muhammadiyah Jakarta PT Kompas Media
Nusantara 2010
Mahmud Ahmad Dakwah Islam Bogor Thariqul Izzah 2011
MarjaniPhil Gustiana Isya Wajah Toleransi NU terj Iwan Febrianto Jakarta PT
Semesta Rakyat Merdeka 2012
MuhyiddinAsep dkk Kajian Dakwah Multiperspektif Bandung Remaja
Rosdakarya 2014
123
Mustaqim Abdul Metode Penelitian Al-Qur`an dan Tafsir Yogyakarta
Idea Press 2015
MulyanaDeddy Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Bandung Remaja
Rosdakarya 2016
M Yusuf Kadar Studi Al-Qur`an Jakarta Amzah 2012
M Munir Ilaihi Wahyu Manajemen Dakwah Jakarta Prenadamedia
Group 2015
M Munir Metode Dakwah Jakarta Prenadamedia Group 2015
Munir Amin Samsul Ilmu Dakwah Jakarta Amzah 2009
Omar Toha Yahya Ilmu Da`wah Jakarta Widya Karsa Pratama 1992
Panuju Redi Pengantar Studi (Ilmu ) Komunikasi Jakarta Prenadamedia
Group 2018
Syeikh Maulana Arabi Khariri Dakwah Cerdas Yogyakarta Laksana
2007
Sadiah Dewi Metode Penelitian Dakwah Remaja Rosdakarya Bandung
2015
SantanaK Septiawan Menulis Ilmiah Metodologi Penelitian Kualitatif
Jakarta Yayasan Pustaka Obor Indonesia 2007
SuharsaputraUhar Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Tindakan
Bandung PT Refika Aditama 2014
Sanjaya Wina Penelitian Pendidikan Jenis Metode dan Prosedur Jakarta
Prenadamedia Group 2014
Saputra Wahidin Pengantar Ilmu Dakwah Jakarta Rajwawali Press 2012
SuhandangKustadi Ilmu Dakwah Perspektif Komunikasi Bandung Remaja
Rosdakarya 2013
Shihab M Quraish Membumikan Al-Qur`an Bandung Mizan 1993
______ Membumikan Al-Qur`an jilid 2 Ciputat Lentera Hati 2010
124
______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol I Jakarta Lentera Hati 2012
______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an Vol 2
Jakarta Lentera Hati 2012
______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al- Qur`an Vol6
Jakarta Lentera Hati 2009
______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur`an
Vol 7 Jakarta Lentera
______ Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al- Qur`an Jakarta
Lentera Hati 2012
Saifuddin Wardani Tafsir Nusantara Yogyakarta LKiS 2017
SuryadilagaM Alfatih dkk Metodologi Ilmu Tafsir Bandung Teras 2005
Syekh M abu al-Fatah Al-bayanuiy Ilmu Dakwah Prinsip Kode etik dalam
berdakwah menurut Al-Quran dan As-Sunnah terj Dedi Junaedi
Jakarta Pressindo 2010
al-QarniAidh Tafsir Muyassar 1 terj Tim Qisthi Press Jakarta Timur
Qisthi Press 2008
______ Tafsir Muyassar 2 terj Tim Qisthi Press Jakarta Timur Qisthi
Press 2008
Quthb Sayyid Tafsir Fi Zhilalil Qur`an terj As`ad Yasin dkk Jakarta
Gema Insani 2004
Rubiyanah dan Masturi Ade Pengantar Ilmu Dakwah Jakarta Lembaga
Penelitian UIN Syarif Hidayatullah
al-Wa`iy Taufik Dakwah ke Jalan Allah terj Muhith Mishaq Jakarta
Robbani Press 2010
Yakan Fathi Problematik Dakwah dan Para Dai Penerjemah Darsim
Ermaya Imam Fajarudin Solo Era Intermedia 2004
Yusuf Al-Qaradhawi Retorika Islam Bagaimana Seharusnya Menampilkan
wajah Islam terj Abdillah Noor Ridlo Jakarta Pustaka Al-Kautsar
2004
125
az-Zuhaili Wahbah Tafsir al-Munir terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk jilid
7 Depok Gema Insani 2014
______ Tafsir Al-Wasith terj Muhtadi dkk Depok Gema Insani 2013
Jurnal
Aulia Rizki Intan ldquoMetode Dakwah Mauizhah Hasanah dalam Program
acara Mufasir di Kompas TV Jawa Tengahrdquo Jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi
UIN Walisongo Semarang 2018
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_02C5ampq=metode+da
kwah+mauizhah+hasanah+dalam+program+acara+ampbtnG= diakses
pada 7 Juli 2019
BasitAbdul ldquoDakwah Cerdas di Era Modernrdquo Vol 03 Nomor 01 Juni
2013 httpswwwgooglecomsearchq=metode+dakwah+yang+berkemba
ng+di+Indonesiaampoq=metode+dakwah+yang+berkembang+di=ampaqs
=chrome Diakses 24 Juli 2019
Hadi Sopyan Konsep Sabar Dalam Al-Qur`an Jurnal Madani Vol 1 No
2 September 2018
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Jurnal
+sopyan+hadi +Konsep+sabar+dalam+alquran+ampbtnG= diakses
pada 8 Juli 2019
IsmatullaohAM Metode Dakwah Dalam Al-Quran (studi penafsiran
Hamka terhadap QS An- Nahl125) Lentera Vol IXX No 2
Desember 2015
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metod
e+dakwah+dalam+alquran+studi+Penafsiran+hamkaampbtnG=d=gs_
qabsampu=23p3D32IV1tph8IkJ diakses 8 Juli 2019
Karlina Lina ldquoMetode Dakwah Para Dai Dalam Menyampaikan Pesan-
Pesan Keagamaan Di Kecamayan Lampihong Kabupaten
Balangan jurusan Komunikasi Penyiaran Islam fakultas dakwah
dan komunikasi IAIN Antasarirdquo 2016
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=skripsi
+metode+dakwah+dalam+menyampaikan+pesan+keagamaan+di+ke
camatan+lampihong+kabupa ten+balanganampbtnG=d=gs_qabsampu
=23p3D3X3kmQdtSWIJ diakses pada 7 Juli 2019
126
Munawir Kepemimpinan Non-Muslim dalam Tafsir AL-Misbah Karya M
Quraish Shihab Maghza Vol 2 No 2 Juli-Desember
2017
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Kepe
mimpinan+non
+muslim+dalam+tafsir+almisbah+ampbtnG=d=gs_qabsampu=23p3
D7i95QmG50 RsJ diakses 12 Juli 2019
MuslimAdi Abdullah ldquoMetode Dakwah Dalam Pengajaran Nabi Perspektif
Hadisrdquo Jurnal Dakwah Vol 13 No1 25 Mei 2019
httpsscholargooglecoidscholarhl=idampas_sdt=02C5ampq=Metod
e+dakwah+dalam+Pengajaran+Nabi+Perspektif+hadisampbtnG=
diakses pada 7 Juli 2019
127
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Istiqomah dilahirkan di Kab Bengkalis Kec Bukit
Batu tepatnya di Desa Sukajadi pada tanggal 09 Mei
1998 Penulis merupakan anak kedua dari empat
bersaudara anak dari pasangan orang tua
Muhammad Yatim dan Suryani Ia menempuh
pendidikan di mulai dari SD 20 Sukajadi dilanjutkan
mondok di Pondok Pesantren Al-Amin Boarding
School Bengkalis selama enam tahun dengan
menyelesaikan pendidikan SMP dan SMA Sehingga akhirnya bisa
menempuh pendidikan kuliah di fakultas Ushuluddin dan Dakwah Institut
Ilmu Al-Qur`an (IIQ Jakarta) jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI)
Penulis aktif mengikuti kegiatan organisasi di lingkungan kampus
maupun di luar kampus Di antara organisasi kampus yang pernah diikuti
yaitu anggota Departemen Minat dan Bakat Badan Eksekutif Mahasisawa
(BEM) IIQ Jakarta periode 20152016 pernah menjadi anggota Departemen
Luar Negri Dewan Mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Dakwah (DEMA-
FUD) periode 20172018 dan terakhir ia menjadi Pimpinan Senat
Mahasiswa (SEMA) IIQ Jakarta periode 20182019 Selain itu juga ia pernah
menjadi wakil ketua umum Forum Ukhuwah Mahasiswa Sumatera
(FUMAS) periode 20172018 dan juga menjadi anggota Departemen
Keagamaan Ikatan Pemuda Mahasiswa Kabupaten Bengkalis (IPEMALIS)
Jakarta
Jadilah manusia yang bermanfaat dan jagalah akhlak diri di manapun
kita berada Dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung Akhir kata semoga
tulisan ini bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya Aamiin