mill n koherensi

15
Mill dan Koherensi Penyempurnaan induksi Mill Seperti Popper, Mill mengklaim pandangan Descartes bahwa kita seharusnya memulai dengan apa yang dibutuhkan atas ketidakmungkinan suatu kebenaran sejati. Berbeda dengan Popper, John Stuart Mill berpikir bahwa kita memulai penyelidikan tentang alam dengan semua asumsi induksi enumaratif yaitu dengan premis- premis yang benar yang membuktikan suatu kesimpulan. Dalam pandangannya, tidak ada tempat yang lebih baik untuk memulai daripada memulai dari asumsi tersebut. Metodologi yang mencoba untuk menguji dugaan ilmiah tanpa menggunakan induksi akan gagal dalam pembuktian kebenaran untuk mempercayai dugaan tersebut. Tetapi Mill menyatakan bahwa asumsi awal perlu diubah secara substansial. Kami dengan cepat menyadari bahwa induksi enumeratif beberapa kasus menghasilkan banyak generalisasi yang dipalsukan (salah). Kemudian kami membenarkan perkataan bahwa premis-premis dalam induksi mendukung sedikit kebenaran dari kesimpulan. Contohnya, kami dengan cepat menyadari bahwa ketika kami menyimpulkan warna dari beberapa contoh spesies yang semua anggota spesies tersebut memiliki warna tersebut, maka premis- premis kami berpartisipasi sedikit dalam mendukung kesimpulan. Tetapi, pada kasus lainnya, induksi enumeratif tampaknya menghasilkan pernyataan-pernyataan yang tidak dipalsukan, sehingga kami mengerti bahwa induksi enumeratif atas kasus tersebut memberikan dukungan yang lebih kuat untuk membuat

Upload: viaalzahra

Post on 20-Nov-2015

33 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

filsafat ilmu

TRANSCRIPT

Mill dan KoherensiPenyempurnaan induksi MillSeperti Popper, Mill mengklaim pandangan Descartes bahwa kita seharusnya memulai dengan apa yang dibutuhkan atas ketidakmungkinan suatu kebenaran sejati. Berbeda dengan Popper, John Stuart Mill berpikir bahwa kita memulai penyelidikan tentang alam dengan semua asumsi induksi enumaratif yaitu dengan premis-premis yang benar yang membuktikan suatu kesimpulan. Dalam pandangannya, tidak ada tempat yang lebih baik untuk memulai daripada memulai dari asumsi tersebut. Metodologi yang mencoba untuk menguji dugaan ilmiah tanpa menggunakan induksi akan gagal dalam pembuktian kebenaran untuk mempercayai dugaan tersebut. Tetapi Mill menyatakan bahwa asumsi awal perlu diubah secara substansial. Kami dengan cepat menyadari bahwa induksi enumeratif beberapa kasus menghasilkan banyak generalisasi yang dipalsukan (salah). Kemudian kami membenarkan perkataan bahwa premis-premis dalam induksi mendukung sedikit kebenaran dari kesimpulan. Contohnya, kami dengan cepat menyadari bahwa ketika kami menyimpulkan warna dari beberapa contoh spesies yang semua anggota spesies tersebut memiliki warna tersebut, maka premis-premis kami berpartisipasi sedikit dalam mendukung kesimpulan. Tetapi, pada kasus lainnya, induksi enumeratif tampaknya menghasilkan pernyataan-pernyataan yang tidak dipalsukan, sehingga kami mengerti bahwa induksi enumeratif atas kasus tersebut memberikan dukungan yang lebih kuat untuk membuat kesimpulan. Contohnya, kami menemukan bahwa generalisasi mengenai anatomi struktural yang luas pada semua anggota spesies dengan induksi enumeratif jarang yang dipalsukan jadi kami menyimpulkan bahwa induksi tersebut memberikan dukungan yang kuat pada suatu kesimpulan.Sama seperti Popper yang berpendapat bahwa kami secara alami cenderung menduga hukum-hukum tertentu adalah benar, Mill berfikir kami secara alami cenderung berasumsi bahwa semua induksi enumeratif membuktikan suatu kesimpulan, meskipun kami dengan cepat mengubah asumsi itu. Tidak seperti Popper dan seperti Lakatos, Mill berpendapat kami harus berasumsi bahwa beberapa penalaran induktif itu beralasan kuat jika sains lebih dari suatu permainan yang tidak berharga. (Mill berfikir hanya penalaran induktif yang kuatlah yang merupakan penalaran induksi enumeratif.) Namun Mill berpendapat lebih jauh daripada Lakatos dengan menyatakan bahwa asumsi induksi enumeratif memberikan tingkat yang spesifik dalam mendukung kesimpulan dalam tipe kasus spesifik yang keduanya dapat diuji dan dimodifikasi secara empiris. Namun, perlu dicatat bahwa dalam pandangan Mill, berargumen induktif itu sering mempunyai kemungkinan-kemungkinan. Ini berarti bahwa dugaan yang berargumen induktif enumeratif atas beberapa tipe hal yang akan memberikan dukungan kuat atas suatu kesimpulan yang tidak dapat dipalsukan oleh kegagalan dalam satu kasus.

Akibatnya, asumsi bahwa induksi memiliki tingkat kekuatan tertentu dalam pembuktian, sulit untuk ditolak/disanggah. Menurut pandangan Mill, tidak ada laporan yang tepat secara logika dapat diberikan ketika teori mengenai argument induktif memberikan tingkat tertentu dalam mendukung kesimpulan atas berbagai macam kasusu yang tidak dapat disanggah. Tetapi, Mill berfikir kita dapat memutuskan dasar dari banyak percobaan argument induksi enumeratif mengenai beberapa kasus yang sedikit lebih memberikan bukti kuat daripada argument-argumen mengenai kasus lainnya. Akibatnya, Mill mengklaim kita secara implisit mengadopsi konvensi metodologi yang setidaknya memaksa kita untuk memodifikasi perkiraan-perkiraan yang terbukti kuat dalam induksi enumeratif atas tipe tertentu suatu hal dalam suatu pengalaman. (Secara harfiah, sebuah argument harus berupa pembuktian yang kuat dan tidak kuat, namun saya mengadopsi konvensiabad kesembilan belas dalam menggunakan istilah pembuktian, dimana pembuktian memiliki tingkatan.) Contoh-contoh diskusi pertimbangan Mill. Mill mengatakan bahwa pernyataan semua angsa putih telah dikonfirmasi berkali-kali bahwa pernyataan tersebut enumeratif, meskipun jelas salah. Tetapi itu dikenal sebelum penemuan angsa hitam yang sangat mungkin tidak benar. Kita tahu bahwa generalisasi mengenai warna angsa cenderung gagal menjadi suatu kebenaran universalkarenakita tahu, dari seringnya kegagalan enumeratif lainnya, bahwa warna hewan sering bervariasi di berbagai belahan dunia. Namun, Mill membedakan antara pernyataan-pernyataan mengenai warna hewan dan pernyataan mengenai luasnya struktur anatomi, seperti pernyataan mengenai kepala manusia yang tidak pernah tumbuh di bawah bahu mereka. Pernyataan ini jauh lebih kusus karena luasnya bagian struktur anatomi spesies tertentu atau secara keseluruhan diketahui tidak beragam atas dasar induksi enumeratif pada berbagai jenis hewan.Mill mengklaim bahwa setelah jangka waktu tertentu, kita sampai pada prakterk yang cukup stabul dan induktif yang benar. Kita menggunakan pernyataan-pernyataan pada generelasi tingkat tinggi, seperti tentang variasi warna atau ketidak variasinya fitur luasnya struktur anatomi, untuk menentukan induksi yang berada pada kebernaran generelasi tingkat rendah dan pada tingkat apa pernyataan tersebut mendukung suatu kesimpulan. Pernyataan pada tingkat tinggi itu sendiri dibenarkan melalui keberhasilan banyaknya induksi tingkat rendah pada tipe hal tertentu, contohnya, induksi berurusan dengan posisi kepala kucing, babi, dan lainnya. Kesimpulan pada tingkat generelasi tinggi didukung dengan berhasilnya banyak generalisasi pada tingkat yang lebih rendah. Kesimpulan generalisasi pada tingkat yang lebih rendah didukung dengan berhasilnya generalisasi pada tingkat yang lebih tinggi.

Sekarang kamu mungkin berfikir pernyataan Mill bermasalah, karena dia tampaknya berdebat dalam lingkaran dengan menggunakan induksi enumeratif untuk mendukung jenis-jenis tertentu dari induksi enumeratif. Hal pentingyang ditunjukkan, bagaimanapun, Mill tidak melihat dirinya sebagai perdebatan dalam lingkaran yang bermasalah karena dia tidak melihat dirinya memiliki tanggapan keraguan generalisasi mengenai induksi. Dalam pandangannya, berbagai macam kasus masalah hanya menunjukkan bahwa enumeratif induksi terkadang gagal untuk memberikan kebenaran kesimpulannya.

Argumen Mill, bahwa kita dating untuk mengetahi kapan tepatnya kita dapat menggunakan induksi enumeratif, bergantung pada jenis teori korehensi kebenaran dari praktek induksi. Berdasarkan teori koherensi, tidak ada pernyataan dasar kita dapat tarik yang dapat dibuktikan untuk memastikan atau bahkan untuk dibuktikan. Kita dating untuk kebenaran dalam mempercai beberapa pernyataan dengan menguji apakah pernyataan tersebut berhubungan dengan keyakinan kita sekarang dan keyakinan kita kedepannya. Keyakinan-keyakinan itu, pada gilirannya, dibenarkan dengan sejauh mana mereka berhubungan dengan pernyataan satu sama lain. Dalam kasus ini, klaim tingkat tinggi tentang induksi dibenarkan melalui keberhasilan empiris pada berbagai jenis induksi tingkat rendah tertentu, salah satu yang memiliki tingkat kekuatan yang didorong oleh klaim tingkat tinggi. Yang dibangun Mill adalah, karena itu, digabungkan oleh fakta bahwa induksi secara implisit diizinkan melalui pernyataan-pernyataan tingkat yang lebih tinggi jarang dihasilkan pernyataan-pernyataan yang secara empiris dipalsukan dan menghasilkan pernyataan yang berkali-kali telah dikonfirmasikan. Mill berfikir bahwa keberhasilan empiris yang luas berhasil pada sains dan, sejauh yang kita tahu, generalisasi kesimpulan kita terlihat benar,berarti tidak perlu untuk menarik dasar yang benar-benar aman untuk praktek kesimpulan kita. Tentu saja, ada kemungkina penemuan selanjutnya akan menunjukkan bahwa kepercayaan kita pada kesimpulan kita tidak beralasan. Mungkin besok kita akan menemukan banyak hewan dari sepesies yang dikenal yang kepalanya berada di tempat-tempat yang tak terduka; mungkin kita akan menemukan bahwa semua kesimpulan induktif lainnya yang kita pikir benar telah menyebabkan kesimpulan yang salah. Dalam hal ini, kepercayaan kita pada sains dan beberapa kesimpulan induktif akan berubah menjadi salah. Kita akan benar-benar mengganti penilaian kita mengenai hal-hal yang membenarkan kesimpulan induksi. Tetapi sementara Mill tidak berpikir dia dapat mengesampungkan kemungkinan ini, dia menolak untuk memperlakuannya sebagai masalah yang serius karena di berpikir bahwa intik mencari dasar kesimpulan sains dalam pernyataan-pernyataan yang tidak dapat dibantahkan adalah sia-sia. Dalam hal apapun, seperti yang saya tunjukkan pada Bab I, untuk menetapkan kemungkinan bahwapernyataan salah tidak memberikan alas an untuk meragukannya. Metode Mill

Pembahasan Mill tentang bagaimana kita mendefinisikan induksi enumeratif merupakan latar belakang uraiannya tentang metodologi yang lebih rumit yang lebih dekat dengan praktek sebenarnya dari para ilmuan. Dia mengambil bahwa, sebagai hasil dari penelitian yang berulang danpengunaan induksi enumeratif yang diperbauku, kita akan dapat beberapa kesimpulan tingkat tinggi mengenai dunia dan mengenai jenis penyebab yang beroperasi di daerah investigasi tertentu. Pentingnya kesimpulan tingkat tinggi menurutnya bahwa kami telah menunjukkan hampir dengan pasti bahwa semua peristiwa memiliki sebab. Mill jiga berpikir kita telah menunjukkan bahwa jenis penyebab tertentu beroperasi di daerah investigasi tertentu. Contohnya adalah bahwa pola sebenlumnya dari keberhasilan medis memiliki tingkat dukungan yang tinggi pada teori kuman dari penyakit, yaitu teori yang menyatakan bahwa semua penyakit infeksi disebabkan oleh mikroorganisme. Akhirnya, mill mengklain kita kita mengenal sejumlah generalisasi lainnya yang kita gunakan untuk membimbing praktek penelitian kita, seperti generalisasi mengenai jenis tertentu yang telah ditemukan. Pada dasarnya semua latar belakang pengetahuan, dan detail observasi, kita dapat mempersempit penelitian dari penyebab suatu peristiwa. Kita sekarang berada pada posisi untuk mengadopsi prosedur yang menghilaingkan kandidat kecuali satu kandidat.

Pertimbangan seberapa baik teori Mill tampaknya sesuai dengan aspek praktek ilmiah sehari-hari. Para peneliti sering memulai dengan asumsi bahwa hanya jenis tertentu dari penyebab yang dapat menghasilkan sebuah efek. Mereka kemudian menggunakan asumsi tentang, kira-kira, dimana penyebab itu mungkin ditemukan dan kemungkinan apa yang akan terlihat. Asumsi ini didukung oleh induksi enumerative sebelumnya. Dengan mengandalkan asumsi dan observasi, ahli biologi menyelediki epidemic flu dapat mempersempit penyebab alasan dari beberapa kemungkinan penyebab lainnya. Penggunaan prosedur lebih lanjut, mereka tiba pada penyebab virus tertentu.Proper menolak teori Mill dengan menyatakan bahwa jumlah penyebab yang potensial itu tidak terbatas, sehingga metode penghapusan tidak bekerja. Tetapi ia mengabaikan kenyataan bahwa sebagian besar metode Mill dimaksudkan untuk hanya setelah induksi enumerative telah memberikan latar belakang pengetahuan yang kemungkinannya telah dipersempit. Dalam teori Mill, sanggahan hipotesis memainkan peranpenting tetapi peran ini sangat berbeda dari peran epistemology Popper.

Dalam menyusun beberapa aturan untuk mengeliminasi penalaran, Mill mengandalkan setidaknya tiga asumsi. Pertama, phenomena yang diuji memiliki sebab. Kedua, daftar penyebab yang potensial yang diuji lengkap. Ketiga, sebuah penyebab adalah penting dan cukup mewakili untu jenis fenomena tertentu. Mill menjelaskan bahwa asumsi kedua dapat direvisi pada latarbelakang pengetahuan yang baru. Dia juga menyadari bahwa terkadang ada sejumlah penyebab untuk satu fenomena; yaitu beberapa jenis penyebab yang dapat menimbulkan sebuahfenomena. Dia membahas kasus semacam ini dalam sesi terpisah dari teorinya.Aturan pertama, metode persetujuan, menyatakan bahwa jika dua atau lebih contoh fenomena memiliki satu penyebab yang sama, maka penyebab pertama pertama dalah efek dari yang kedua. Contohnya, jika dua zat Kristal hanya memiliki kesamaan dalam bentuk cair sebelumnya dari semua penyebab yang berpotensi pada kristalinitas, daripada bentuk cair yang menyebabkan kristalinitas.

Aturan kedua adalah metode perbedaan. Metode ini menyatakan bahwa jika sebuah contoh dari fenomena yang terjadi dan contoh dari fenomena yang tidak terjadi memiliki keadaan yang sama kecuali satu, kemudian keadaan dimana keduanya berbeda adalah efek atau penyebab dari fenomena tersebut. Sebagai contoh, jika seorang pria X yang tiba-tiba mati dan kematiannya didahului dengan luka tembak, kita dapat menyimpulkan bahwa kematiannya disebabkan luka tembak. Kita dapat membenarkan kesimpulan ini karena luka tembak akan menjadi satu-satunya penyebab yang potensial yang tidak hadir pada kasus pria Y, yang tidak mati dan dan juga tidak berada pada puncak kehidupannya.Dua aturan Mill berikutnya metode yang menggambungkan persetujuan dan perbedaan, dan metode residu- yang merupakan variasi dari metode sebelumnya, jadi diskusi yang lebih mendalam tidak disebutkan disini. Aturan kelimanya adalah metode variasi bersamaan yang mengatakan bahwa jika dua fenomena bervariasi bersamaan, salah satunya adalah penyebab yang lain. Contoh, variasi posisi bulan secara teratur dan proposionalterhubung dengan waktu dan tempat, jadi posisi bulan adalah penyebab pasangan tersebut.

Teori Mill diterima pada banyak pekerjaan biasa para ilmua. Dia tidak, tentu saja, menghilangkan kemungkinan kesalahan dari sains; latar belakang asumsi dengan pekerjaan peneliti mungkin salah. Ketika penyelidikan eliminatif gagal untuk menunjukkan penyebab hipotesis yang benar,Mill mengakui bahwa kita perlu mengembalikan latarbelakang asumsi kita dan mempertimbangkan penalaran logikanya. Namun, dia telah memutuskan bahwa sains yang telah terbukti sangat berhasil dalam penggunaan metode ini, dan bahwa ini merupakan bukti dari kekuatan induksi enumerative yang dia klaim kita pada akhirnya tipa da list penyebab yang potensial. Ide ini memungkinkan bahwa kita kembali ke asumsi kita yang kurang dan kurang seiringnya waktu dan bahwa kekuatan kasus untuk diyakini sekarang kita tahu ketikakita diizinkan dalam penggunaan asumsi-asumsi yang benar dengan induksi enumeratif. Diskusi KritikDua hal yang dikritik mengenai teori Mill adalah bahwa : (a) dia tidak dapat menghasilkan penemuan yang cukup logis, dan (b) dia menyajikan logika yang tidak cukup logis dalam pembenaran kesimpulan karena penekanannya pada induksi enumerative. Sebuah penemuan logis merupakan metode yang dimana kita dapat menemukan generalisasi ilmiah atau hukum dasar dari pengelaman. Dari diskusi pada Bab I, sangat jelas bahwa John Stuart Mill salah ketika dia berbicasa seolah-olah kita dapat mengambil inti dari pengamatan yang relevan untuk induksi enumeratif. Sesuatu yang harus membimbing kita untuk mengkonsentrasikan perhatian kita pada hal khusus. Disisi lain, seperti yang kita lihat pada bab yang sama, itu tidak berarti jelas bahwa sesuatu yang rumit diperlukan untuk membawa beberapa ciri dunia untuk perhatian kita. Mendapatkan penyebab untuk memberi perhatian pada rincian tertentu, kita dapat menyusun generalisasi dengan induksi enumerative. Hal ini terlihat dapat terjadi dalam kasus seperti struktur anatomi, seperti yang telah Mill paparkan. Atau, setelah menduga hipotesis tertentu, kita kemudian dapat membenarkan mereka dengan induksi enumerative. Mill memungkinkan bahwa terkadang hipotesis tidak tiba dengan induksi enumeratif, meskipun dia berpikir bahwa mereka perlu untuk dibenarkan dengan induksi enumeratif. Selanjutnya, ketika area teori di lapangan diterima secara luas, area yang kita perlu cari adalah penyebab-penyebab yang dapat mempersempit penggambarannya. Ini akan menjelaskan mengapa para ilmuwan yang bekerja secara independen di bagian-bagian yang berbeda dari dunia sering datang dengan penjelasan penyebab yang sama. Mill mengklaim bahwa terdapat beberapa operasi penemuan logis sains yang terhubung dengan baik dengan apa terjadi di beberapa bidang penelitian, seperti penyakit menular. Setidaknya terdapat dua macam kasus yang tampak pada teori Mill. Pertama adalah kasus yang hanya terdapat beberapa program penelitian yang baik yang mungkin relevan. Jika kita tahu, contohnya, penyakit ini sangat mungkin disebabkan bakteri atau virus tertentu, dan kita tahu banyak hal lain mengenai bakteria dan virus, kita dapat membuat penelitian yang menunjukkan fenomena yang disebabkan oleh salah satu atau lainnya dengan menggunakan metode Mill.Kasus kedua adalah kasus dimana penjelasannya berhasil digunakan pada kasus khusus yang diterapkan dengan keyakinan yang lebih dan lebih besar pada tipe kasus lainnya. Contohnya adalah pengembangan dan pengesahan teori kuman pada penyakit menular dari teori tertentu yang ditangani dengan beberapa penyakit tanaman. Teori kuman secara bertahap menjadi alat praktis yang menghubungkan ke segala macam pengetahuan tambahan yang spesifik kira-kira bagaimana dan di mana kuman yang menyebabkan penyakit menular dari bagian tubuh tertentu ditemukan. Kedua teori dan pengetahuan tambahan dibenarkan melalui keberhasilan-keberhasilan sebelumnya.Ketika kita kemabali ke tingkat dasar, bagaimanapun, teori Mill kurang memuaskan. Latar belakang pengetahuan dapat berguna dalam mengesampingkan beberapa alternatif, tetapi tidak memberikan bukti ilmuan dengan seperangkat alternative yang jelas digambarkan atau menunjukkan dimana penyebab yang mungkin ditemukan. Pertimbangan hipotesis pergeseran benua Wegener yang menyatakan bahwa berbagai area geologi penting dan fakta tentang biografi harus dijelaskan oleh pastulat-pastulat bahwa benua sebenarnya bergerak sangat lambat. Itu lebih tepat disebut dugaan yang berani daripada sebuah alternatif yang dipandu dengan adanya pengetahuan atau teori yang dapat dibenarkan melalui induksi enumeratif. Uji yang paling masuk akal dari hipotesis tersebut adalah untuk melihat apakah seseorang dapat memprediksi fakta baru dengan ditambahnya asumsi. Artinya, ketika para ilmuan berurusan dengan teori-teori tersebut, mereka mengubahnya menjadi program penelitian dan bergantung pada beberapa jenis inferensi penjelasan terbaik untuk mengkonfirmasinya. Mill menyadari pandangannya bahwa terkadang proses ilmuan dengan menghasilkan dugaan-dugaan dan mengujinya tetapi dia salah menolak kesimpulan pada alasan penjelasan terbaik.

Setelah mengatakan bahwa teori Mill perlu diperluas untuk memungkinkan dugaan-dugaan dan untuk memungkinkan kesimpulan dengan penjelasan terbaik untuk menjadi modus argumen yang baik, itu juga perlu menunjukkan bahwa kesimpulan penjelasan terbaik dapat secara bertahap disempurnakan dengan cara yang sama yang telah Mill tunjukkan bahwa induksi enumeratif sederhana dapat diisi ulang.

Kesimpulan

Teori koherensi Mill terhadap pembenaran kesimpulan menunjukkan bahwa kita dapat sampai pada kebenaran dan keberhasilan penggunaan induksi jika kita memulai dengan asumsi yang semuanya berupa penalaran induktif dari premis-premis yang telah terbukti kesimpulannya benar, dan kemudian memodifikasi asumsi dengan apa yang telah kita pelajari. Pandangan Lakatos bahwa prinsip induktif yang dibutuhkan dalam sains harus tetap sebagai dugaan metafisik yang dapat diuji merupakan pandangan yang terlalu pesimis. Selain itu, Mill menunjukkan kita bagaimana kita dapan menggunakan induksi enumeratif dan metode eliminainya untuk sampai pada penarikan beberapa hipotesis yang benar. Namun, teori Mill tidak menawarkan logika yang masuk akaldari penemuan atau pembenaran kasus program penelitian revolusioner. Dengan menyusun pandangan Mill dengan Lakatos dan teori probalitas, kita dapat merumuskan teori logis dari metode ilmiah. Menghasilkan hipotesis-hipotesis, mencoba untuk menyangkalnya dan memodifikasinya tidak hanya dengan ad hoc namun dengan semua prosedur dalam menghasilkan terobosan revolusioner. Namun, bertentangan dengan Popper, ini tidak berarti bahwa induksi enumeratif tidak pernah berperan dalam terobosan tersebut. Misalnya, teori kuman pada penyakit menular tampaknya telah secara bertahap berkembang menjadi teori umum dari penyakit dengan mengekstrapolasi dari kasus-kasus dimana mikroorganisme terbukti logis menjadai penyebab utama. Selanjutnya, seperti yang Lakatos tekankan, hal ini sering berguna untuk menguji program penelitian dengan mempertimbangkan kelebihannya dibandingkan dengan program penelitian yang lain, dan tidak bertentangan pada penyangkalan fakta yang akan tersedia secara independen pada teori lainnya. Namun, program penelitian tersebut juga perlu diuji untuk melihat apakah mereka mungkin benar dan terkadang satu-satunya cara untuk menguji mereka dengan melihat apakah prediksi mereka berasal dari fakta baru yang benar. Tokoh paham probabilitas benar menekankan bahwa konfirmasi fakta menunjukkan bahwa teori mungkin mendekati benar, bahkan jika kita tidak dapat memberikan teori yang tepat bagaimana menunjukkannya. Tetapi tokoh paham probabilitas dan Lakatos tidak memberi banyak pandangan pada apa yang terjadi ketika sebuah program penelitian yang berkembang baik menjadi program yang layak di lapangan.

Dalam bab sebelumnya telah ditunjukkan bahwa puzzle Hume tidak menimbulkan masalah serius untuk induksi atau untuk penalaran sains, bahkan jika kita tidak tahu secara persis mengapa penalaran induksi logis itu meyakinkan dan tidak dapat menyajikan rekonstruksi resmi bagaimana penalaran induksi bekerja. Dalam bab ini. Saya telah menunjukkan teori kekeliruan dari metode saintifik dapat digunakan untuk memperbaiki induksi enumeratif dan mengembangkan teori dari program penelitian dalam metodologi saintifik yang layak.