mini project_daniel situngkir
TRANSCRIPT
-
8/17/2019 Mini Project_daniel Situngkir
1/67
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Imunisasi dalam sistem kesehatan nasional adalah salah satu bentuk intervensi
kesehatan yang sangat efektif dalam upaya menurunkan angka kematian bayi dan balita.
Dasar utama pelayanan kesehatan, bidang preventif merupakan prioritas utama. Dengan
melakukan imunisasi terhadap seorang anak atau balita, tidak hanya memberikan
perlindungan pada anak tersebut tetapi juga berdampak kepada anak lainnya karena terjadi
tingkat imunitas umum yang meningkat dan mengurangi penyebaran infeksi (Ranuh dkk,
2008.
Imunisasi merupakan pemberian kekebalan pada bayi dan anak terhadap berbagai
penyakit, sehingga bayi dan anak tumbuh dalam keadaan sehat (!idayat, 2008. "emberian
imunisasi merupakan tindakan pen#egahan agar tubuh tidak terjangkit penyakit infeksi
tertentu seperti tetanus, batuk rejan (pertusis, #ampak (measles, polio dan tuber#oluse. atau
seandainya terkenapun, tidak memberikan akibat yang fatal bagi tubuh (Rukiyah $ %ulianti,
20&0.
"ada tahun &') #akupan imunisasi baru men#apai *+ dan setelah dilaksanakannya
imunisasi global yang disebeut dengan Extended Program on Immunization ("I #akupan
terus meningkat (Ranuh dkk, 2008. -anpa imunisasi kirakira / dari &00 kelahiran anak akan
meninggal karena penyakit #ampak, sebanyak 2 dari &00 kelahiran anak akan meninggal
karena batuk rejan, satu dari &00 kelahiran anak akan meninggal karena penyakit tetanus, dan
dari setiap 200.00 anak, satu akan menderita penyakit polio ("roveraati $ 1ndhini, 20&0.
Dari tahun &', World Health Organization (!3 mulai menetapkan program
imunisasi sebagai upaya global dengan Expanded Program on Immunization ("I, yang
diresolusikan oleh World Health Assembly (!1. Ini menempatkan "I sebagai komponen penting pelayanan kesehatan. "ada tahun &'8& mulai dilakukan imunisasi polio, tahun &'82
imunisasi #ampak, dan tahun &'' imunisasi hepatitis mulai dilaksanakan. "ada akhir tahun
&'88 diperkirakan baha #akupan imunisasi di Indonesia #ukup tinggi dibandingkan
beberapa 4egara berkembang lainnya ("roveraati $ 1ndhini, 20&0.
Di Indonesia, #akupan bayi di imunisasi pada tahun 200' menunjukkan baha dari
jumlah sasaran ).8*&.')2 jia bayi, #akupan imunisasi !epatitis 5 (!5 usia 3 bulan atau
kurang dari hari (6*,+, imunisasi 5a#illus 7elmette uerin (57 ('0,/+, imunisasi
"olio & (',+, imunisasi Difteri, "ertusis dan -etanus 9!epatitis 5 (D"-9!5 & ('6,&+,
1
-
8/17/2019 Mini Project_daniel Situngkir
2/67
imunisasi "olio 2 ('),2+, imunisasi D"-9!5 2 ('/,0+, imunisasi "olio / ('2,8+,
imunisasi D"-9!5 / ('&,8+, imunisasi "olio ) (8','+, dan imunisasi 7ampak (8',2+.
Dari data tersebut #akupan yang paling rendah yaitu pada imunisasi #ampak (8'+ (5uletin
data surveilans "D/I $ imunisasi, 200'.
7akupan imunisasi pada bayi di provinsi :umatera ;tara pada tahun 200'
menunjukkan baha dari jumlah sasaran bayi sebanyak /2/.8)6 jia, #akupan imunisasi
(!5 usia 0 bulan atau kurang dari hari ()8,*+, imunisasi 57 (68,/+, imunisasi "olio &
('&,2+, imunisai D"-9!5 & (88,)+ , imunisasi "olio 2 (86,'+, imunisasi D"-9!5 2
(8*,6+, imunisasi "olio / (8*,0+, imunisasi D"-9!5 / (82,'+, imunisasi "olio )
(82,0+, dan imunisasi #ampak (8&,6+. -erlihat baha #akupan imunisasi yang paling
rendah yaitu imunisasi hepatitis 5 (!5 usia 3 bulan atau kurang dari hari dan imunisasi
57 (68,/+, dimana target #akupan untuk setiap imunisasi adalah &00+ (5uletin data
surveilans "D/I $ imunisasi "rovinsi :umut, 200'.
Data di Desa "egagan
-
8/17/2019 Mini Project_daniel Situngkir
3/67
masih rendah, salah satu penyebabnya adalah pengetahuan ibu tentang imunisasi yang masih
kurang.
5erdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang tingkat pengetahuan ibu mengenai imunisasi.
1.2 Tujuan Umum
&.2.&. >engidentifikasi pengetahuan, :ikap, dan "erilaku ibu terhadap kelengkapan imunisasi
dasar pada anak di Desa 1ek ?ung, @e#amatan Dolok :anggul. .
1.3 Tujuan Khusus
&./.& >engidentifikasi pengetahuan, :ikap, dan "erilaku ibu terhadap kelengkapan imunisasi
dasar pada anak di Desa 1ek ?ung, @e#amatan Dolok :anggul. .&./.2 >engidentifikasi kelengkapan imunisasi dasar pada balita di Desa 1ek ?ung,
@e#amatan Dolok :anggul.
1. !an"aat
1..1 Bag# Puskesmas
&. >engetahui faktorfaktor yang mempengaruhi kesadaran ibu untuk membaa balita
imunisasi di @e#amatan Dolok :anggul.
2. >embantu menentukan dan melakukan intervensi untuk meningkatkan angka imunisasi di
@e#amatan Dolok :anggul.
/. Dapat meningkatkan angka #akupan imunisasi.
). >eningkatkan pengetahuan mengenai imunisasi untuk balita.
*. >eningkatkan komunikasi antara "uskesmas dan masyarakat di @e#amatan Dolok
:anggul.
1..2 Bag# !as$arakat
&. >eningkatkan pengetahuan ibu tentang imunisasi balita di @e#amatan :anggul.
2. >engatasi masalah yang dihadapi ibu saat membaa balita imunisasi
/. >eningkatkan komunikasi antara "uskesmas dengan masyarakat di @e#amatan :anggul.
1..3 Bag# Pen%#%#kan
&. :ebagai sarana pendidikan, melatih #ara berpikir analitik sistemik dalam menyelesaikan
suatu masalah yang ada di komunitas
2. >enambah pengalaman dalam bersosialisasi dalam masyarakat
/. >eningkatkan aasan pengetahuan mengenai imunisasi balita
BAB II
TIN&AUAN PU'TAKA
2.1. Imun#sas#
3
-
8/17/2019 Mini Project_daniel Situngkir
4/67
2.1.1. De"#n#s# Imun#sas#
Imunisasi bersal dari kata imun. @ebal atau resisten. 1nak diimunisasi, berarti
diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. 1nak kebal atau resisten terhadap suatu
penyakit. -etapi belum tentu kebal terhadap penyakit yang lain (4otoatmodjo, 200/.
Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan
memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat Aat anti untuk men#egah terhadap
penyakit tertentu. :edangkan yang dimaksud dengan vaksin adalah bahan yang dipakai untuk
merangsang pembentukan Aat anti yang dimasukkan kedalam tubuh melalui suntikan
(misalnya vaksin 57, D"-, dan 7ampak dan melalui mulut (misalnya vaksin polio
(!idayat, 2008.
Imunisasi adalah suatu #ara untuk meningkatkan kekebalan seseorang se#ara aktif
terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan pada antigen yang serupa, tidak terjadi
penyakit (Ranuh dkk, 2008.
2.1.2. Tujuan Imun#sas#
-ujuan dalam pemberian imunisasi, antara lain B
&. >en#egah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang dan menghilangkan penyakit
tertentu di dunia.
2. >elindungi dan men#egah penyakitpenyakit menular yang sangat berbahaya bagi bayi
dan anak.
/. >enurunkan angka morbiditas dan mortalitas serta dapat mengurangi ke#a#atan akibat
penyakit tertentu.
). >enurunkan morbiditas, mortalitas dan #a#at serta bila mungkin didapat eradikasi sesuatu
penyakit dari suatu daerah atau negeri.
*. >engurangi angka penderita suatu penyakit yang sangat membahayakan kesehatan bahkan
bisa menyebabkan kematian pada penderitanya. 5eberapa penyakit yang dapat dihindaridengan imunisasi yaitu seperti #ampak, polio, difteri, tetanus, batuk rejan, hepatitis 5,
gondongan, #a#ar air, -57, dan lain sebagainya.
6. >en#egah terjadinya penyakit tetentu pada seseorang, dan menghilangkan penyakit pada
sekelompok masyarakat (populasi atau bahkan menghilangkan penyakit tertentu dari
dunia seperti pada imunisasi #a#ar (>aryunani, 20&0.
2.1.3. !an"aat #mun#sas#
4
-
8/17/2019 Mini Project_daniel Situngkir
5/67
>anfaat imunisasi bagi anak dapat men#egah penyakit #a#at dan kematian, sedangkan
manfaat bagi keluarga adalah dapat menghilangkan ke#emasan dan men#egah biaya
pengobatan yang tinggi bila anak sakit. 5ayi dan anak yang mendapat imunisasi dasar
lengkap akan terlindungi dari beberapa penyakit berbahaya dan akan men#egah penularan ke
adik dan kakak dan temanteman disekitarnya. Dan manfaat untuk 4egara adalah untuk
memperbaiki tingkat kesehatan, men#iptakan bangsa yang kuat dan berakal untuk
melanjutkan pembangunan 4egara ("roveraati $ 1ndhini, 20&0.
2.1.. !a(am)ma(am Imun#sas#
Imunitas atau kekebalan, dibagi dalam dua hal, yaitu aktif dan pasif. 1ktif adalah bila
tubuh anak ikut menyelenggarakan terbentuknya imunitas, sedangkan pasif adalah apabila
tubuh anak tidak bekerja membentuk kekebalan, tetapi hanya menerimanya saja.
&. Imunisasi aktif
Imunisasi aktif adalah pemberian kuman atau ra#un kuman yang sudah dilemahkan
atau dimatikan dengan tujuan untuk merangsang tubuh memproduksi antibodi sendiri.
7ontonya B imunisasi polio atau #ampak. Imunisasi aktif ini dilakukan dengan vaksin yang
mengandung B
@umankuman mati (misalnya B vaksin #holera C typhoid 9 typhus abdomi nalis C
paratyphus 157, vaksin vertusis batuk rejan.
@umankuman hidup diperlemah (misalnya B vaksin 57 terhadap tuberkulosis.
=irusvirus hidup diperlemah (misalnya B bibit #a#ar, vaksin poliomyelitis
-ooid (E toksin E ra#un dari pada kuman yang dinetralisasiB tooid difteri, tooid tetanus.
=aksin diberikan dengan #ara disuntikkan atau peroral melalui mulut. maka pada
pemberin vaksin tersebut tubuh akan membuat AatAat anti terhadap penyakit yang
bersangkutan, oleh karena itu dinamakan imunisasi aktif, kadar AatAat dapat diukur dengan
pemeriksaan darah, dan oleh sebab itu menjadi imun (kebal terhadap penyakit tersebut."emberian vaksin akan merangsang tubuh membentuk antibodi. ;ntuk itu dalam imunisasi
aktif terdapat empat ma#am kandungan yang terdapat dalam setiap vaksinnya, antara lain B
1ntigen merupakan bagian dari vaksin yang berfungsi sebagai Aat atau mikroba guna
terjadinya sema#am infeksi buatan, yang dapat berupa poli sakarida, tooid, atau virus yang
dilemahkan atau bakteriyang dimatikan.
a. "elarut dapat berupa air steril atau berupa #airan kultur jaringan.
b. "reservatif, stabiliser, dan antibiotik yang berguna untuk men#egah tumbuhnya mikroba
sekaligus untuk stabilisasi antigen.
5
-
8/17/2019 Mini Project_daniel Situngkir
6/67
#. 1djuvans yang terdiri atas garam aluminium yang berfungsi untuk imunogenitas antigen.
2. Imunisasi "asif
Imunisasi pasif merupakan pemberian Aat (imunoglobulin, yaitu suatu Aat yang
dihasilkan melalui suatu proses infeksi yang dapat berasal dari plasma manusia atau binatang
yang digunakan untuk mengatasi mikroba yang diduga sudah masuk dalam tubuh yang
terinfeksi (!idayat, 2008.
2.1.* &a%+al Imun#sas#
"emberian imunisasi pada bayi, tepat pada aktunya merupakan faktor yang sangat
penting untuk kesehatan bayi. >elakukan imunisasi pada bayi merupakan bagian tanggung
jaab orang tua terhadap anaknya. Imunisasi dapat diberikan ketika ada kegiatan posyandu, pemeriksaan kesehatan pada petugas kesehatan atau pekan imunisasi.
-
8/17/2019 Mini Project_daniel Situngkir
7/67
ambar &.
-
8/17/2019 Mini Project_daniel Situngkir
8/67
In%#kas#
;ntuk pemberian kekebalan aktif terhadap
tuberkulosis.
Kntra #n%#kas#
1danya penyakit kulit yang berat9menahun sepertiB eksin, furunkulosis dan sebagainya.
>ereka yang sedang menderita -57.
4eaks# sesu%ah #mun#sas# B-
&. Reaksi normal lokal
2 minggu B indurasi, eritema kemudian menjadi pustula
/ ) minggu B pustula pe#ah menjadi ulkus (tidak perlu pengobatan
8 &2 minggu B ulkus menjadi s#ar diameter / mm
2. Reaksi pada kelenjar
• >erupakan respon selular pertahanan tubuh
• @adang terjadi di kelenjar ailla dan supraklavikula
• -imbul 2 6 bulan sesudah imunisasi
8
Gambar 2 :
Vaksin BCG &
-
8/17/2019 Mini Project_daniel Situngkir
9/67
• @elenjar berkonsistensi padat, tidak nyeri, demam (
• 1kan menge#il & / bulan kemudian tanpa pengobatan
Km5l#kas#
&. 1bses ditempat suntikan
• 1bses bersifat tenang (#old abses sehingga tidak perlu terapi
• 1bses matang aspirasi
2. ?imfadenitis :upurativa
• 3leh karena suntikan subkutan atau dosis tinggi
• -erjadi 2 6 bulan sesudah imunisasi
• 5ila telah matang di aspirasi
• -erapi tuberkulostatika memper#epat penge#ilan
Reaksi pada yang pernah tertular -57
@o#h phenomenReaksi lokal 57 berjalan #epat (2 / hari sesudah imunisasi,) 6
minggu timbul s#ar.
Imunisasi bayi F 2 bulan, dilakukan tes -uberkulin (>antouB
H ;ntuk menunjukkan apakah pernah kontak dengan kuman -57
H >enyuntikkan 0,& ml ""D didaerah fleor lengan baah se#ara intrakutan
H "emba#aan dilakukan setelah )8 2 jam penyuntikan
H Diukur besarnya diameter indurasi ditempat suntikan
H * mm B 4egatif
9
-
8/17/2019 Mini Project_daniel Situngkir
10/67
H 6 ' mm B >eragukan
H F &0 mm B "ositif
H -est >antou ( B Imunisasi
(J B "emeriksaan -57
H >eragukan B ;lang 2 minggu
Imunisasi 57 diberikan pada umur sebelum 2 bulan. "ada dasarnya untuk men#apai
#akupan yang lebih luas, pedoman Depkes perihal imunisasi 57, pada umur 0l2 bulan,
tetap disetujui.
Dosis untuk bayi kurang dari & tahun adalah 0,0* ml dan untuk anak 0,&0 ml,
diberikan se#ara intrakutan di daerah insersio #$deltoidus kanan. !3 tetap
menganjurkan pemberian vaksin 57 di insersio #$deltoidus kanan dan tidak di tempat
lain (bokong. paha, penyuntikan se#ara intradermal di daerah deltoid lebih mudah
dilakukan (tidak tepat lemak subkutis yang tebal, ulkus yang terbentuk tidak membantu
struktur otot setempat (dibandingkan pemberian di daerah gluteal lateral atau paha
anterior, dan sebagai tanda baku untuk keperluan diagnosis apabiKa diperlukan.
=aksin 57 ulang tidak dianjurkan oleh karena menfaatnya diragukan mengingat (&
efektivitas perlindungan hanya )0+, (2 sekitar 0+ kasus -uberkulosis berat
(meningitis ternyata mempunyai parut 57, dan (/ kasus deasa dengan 5-1 (bakteri
tahan asam positif di Indonesia #ukup tinggi (2//6+ alaupun mereka telah mendapat
57 pada masa kanak kanak. :aat ini sedang dikembangkan vaksin 57 baru yang
lebih efektif.
=aksin 57 merupakan vaksin hidup, mereka tidak diberikan pada pasien
munokompromais (leukemia, dalam pengobatan steroid jangka panjang, atau pada infeksi
!I=.
1pabila 57 diberikan pada umur lebih dari / bulan, sebaiknya dilakukan uji
tuberkulin terlebih dahulu.
10
-
8/17/2019 Mini Project_daniel Situngkir
11/67
2. He5at#t#s B
"rogram vaksin hepatitis 5 (hep5 segera setelah lahir perlu lebih digalakkan, mengingat
vaksinasi ini merupakan upaya yang sangat efektif untuk memutuskan rantai transmisi
maternal dari ibu kepada bayinya.
D#skr#5s#
=aksin hepatitis 5 adalah vaksin virus yang telah diinaktivasikan dan bersifat non%
in&ecious' berasal dari !bs1 yang dihasilkan dalam sel ragi (!ansenula polymorpha
menggunakan teknologi D41 rekombinan.
-ambar Kemasan 6ak#n He5at#t#s B
In%#kas#
;ntuk pemberian kekebalan aktif terhadap infeksi yang disebabkan oleh virus hepatitis 5.
Kntra #n%#kas#
11
Gambar 3 : Kemasan Vakin Hepatitis B
-
8/17/2019 Mini Project_daniel Situngkir
12/67
!ipersensitif terhadap komponen vaksi. :ama halnya seperti vaksinvaksin lain, vaksin
ini tidak boleh diberikan kepada penderita infeksi berat
E"ek 'am5#ng
Reaksi lokal seperti rasa sakit, kemerahan dan pembekakan disekitar tempat penyuntikan.
Reaksi yang terjadi bersifat ringan dan biasanya hilang setelah 2 hari.
&a%+al #mun#sas# he5at#t#s B
• Imunisasi hepatitis 5 diberikan sedini mungkin setelah lahir, mengingat paling
tidak /,'+ ibu hamil merupakan pengidap hepatitis dengan resiko transmisi maternal
kurang lebih sebesar )*+.
•
!epatitis 52 diberikan dengan interval & bulan dari hep 5& (saat bayi berumur & bulan. ;ntuk mendapatkan respons imun optimal interval hep52 dan hep5/
minimal 2 bulan, terbaik * bulan. >aka hep5/ diberikan 2* bulan setelah hep52 yaitu
pada umur /6 bulan.
•
-
8/17/2019 Mini Project_daniel Situngkir
13/67
perjalanan selanjutnya diketahui baha ibu !bs1 positif maka dapat diberikan !5Ig
(hepatitis 5 imunoglobulin 0,* ml sebelum bayi berumur hari.
• 5ayi lahir dari ibu dengan status !bs15 ibu positif, dalam aktu 2))8 jam
setelah lahir bersamaan dengan vaksin !ep5I diberikan juga !5Ig 0,* ml.
Ulangan 7aks#nas# he5at#t#s B
• -elah dilakukan suatu penelitian multisenter di -hailand dan -aian terhadap
anak dari ibu pengidap hepatitis 5 yang telah memperoleh imunisasi dasar / pada masa
bayi. "ada umur * tahun, sejumlah '0,+ diantaranya masih memiliki titer antibodi anti
!5s yang protektif (titer anti !5sF&0ug9ml. >engingat pola epidemiologi hepatitis 5 di
Indonesia mirip dengan pola epidemiologi di -hailand, maka dapat disimpulkan baha
imunisasi ulang (booster pada usia * tahun tidak diperlukan. Idealnya, pada usia ini
dilakukan pemeriksaan anti !5s.
• 1pabila sampai dengan usia * tahun anak belum pernah memperoleh
imunisasi hepatitis 5, maka se#epatnya diberikan (catch%up accination.
;langan imunisasi hepatitis 5 dapat dipertimbangkan pada umur &0&2 tahun. apabila
titer pen#egahan ter#apai (catch%upimmunization*$
3. DT+P %an DTaP
D#skr#5s#
=aksin jerap D"- ( +i&teriPertusis ,etanus adalah vaksin yang terdiri dari tooid difteri
dan tetanus yang dimurnikan serta bakteri pertusis yang telah diinaktivasi.
13
-
8/17/2019 Mini Project_daniel Situngkir
14/67
In%#kas#
;ntuk pemberian kekebalan se#ara simultan terhadap difteri, pertusis dan tetanus.
ara 5ember#an %an %s#s
• :ebelum digunakan vaksin harus diko#ok terlebih dahulu agar
suspensi menjadi homogen.
• Disuntikkan se#ara intramuskuler dengan dosis pemberian 0,* ml sebanyak / dosis.
• Dosis pertama diberikan pada umur 2 bulan, dosis selanjutnya
diberikan dengan interval paling #epat ) minggu (& bulan.
Kntra #n%#kas#
ejalagejala keabnormalan otak pada periode bayi baru lahir atau gejala serius
keabnormalan pada saraf merupakan kontraindikasi pertusis. 1nak yang mengalami gejala
gejala parah pada dosis pertama, komponen pertusis harus dihindarkan pada dosis kedua, dan
untuk meneruskan imunisasinya dapat diberikan D-.
E"ek 'am5#ng
ejalagejala yang bersifat sementara sepertiB lemas, demam, kemerahan, pada tempat
penyuntikan. @adangkadang terjadi gejala berat seperti demam tinggi, iritabilitas, dan
meran#au yang biasanya terjadi 2) jam setelah imunisasi.
&a%+al Imun#sas#
14
Gambar 5 : Vaksin DPT
-
8/17/2019 Mini Project_daniel Situngkir
15/67
• Imunisasi D-" dan D-a" dasar diberikan / kali sejak umur 2 bulan (D-"
atau D-a" tidak boleh diberikan sebelum umur 6 minggu dengan interval )6 minggu,
D-" atau D-a"& diberikan pada umur 2 bulan, D-" atau D-a"2 pada umur / bulan
dan D-" atau D-a"/ pada umur ) bulan. ;langan selanjutnya (D-" atau D-a")diberikan satu tahun setelah D-" atau D-a"/ yaitu pada umur &82) bulan dan D-"
atau D-a"* pada saat masuk sekolah umur * tahun.
6aks#nas# ulangan
• "ada booster umur * tahun dianjurkan tetap diberikan vaksin dengan
komponen partusis (D-" atau D-a", mengingat kejadian pertusis pada deasa muda
penularan pada bayi dan anak.
• :ejak tahun &''8, D-* diberikan pada kegiatan imunisasi di sekolah.
;langan D-6 diberikan pada usia &2 tahun, mengingat masih dijumpai kasus difteria
pada umur lebih dari &0 tahun.
• :ebaiknya ulangan D-6 pada umur &2 tahun diberikan d - (adult dose, tetapi
di Indonesia d- tidak ada di pasaran.
Ds#s 6aks#nas# DTP
D-" atau D-a" atau D- adalah 0,* ml, intramuskular, baik untuk imunisasi
dasar maupun ulangan.
. Tetanus
D#skr#5s#
=aksin jerap -- (,etanus,o-soid adalah vaksin yang mengandung tooid tetanus yang
telah dimurnikan dan teradsorbsi kedalam / mg9ml aluminium fosfat. -himerosal 0,& mg9ml
digunakan sebagai pengaet. :atu dosis 0,* ml vaksin mengandung potensi sedikitnya )0 I;.
15
-
8/17/2019 Mini Project_daniel Situngkir
16/67
Dipergunakan untuk men#egah tetanus pada bayi yang baru lahir dengan mengimunisasi
;: (anita ;sia :ubur atau ibu hamil, juga untuk pen#egahan tetanus pada ibu bayi.
In%#kas#
;ntuk pemberian kekebalan aktif terhadap tetanus.
ara 5ember#an %an %s#s
• :ebelum digunakan vaksin harus diko#ok terlebih
dahulu agar suspensi menjadi homogen.
• ;ntuk men#egah tetanus9tetanus neonatal terdiri dari 2
dosis primer yang disuntikkan se#ara intra muskular atau subkutan dalam, dengan dosis
pemberian 0,* ml dengan interval ) minggu. Dilanjutkan dengan dosis ketiga setelah 6
bulan berikutnya. ;ntuk mempertahankan kekebalan terhadap tetanus pada anita usia
subur, maka dianjurkan diberikan * dosis. Dosis keempat dan kelima diberikan dengan
interval minimal & tahun setelah pemberian dosis ketiga dan keempat. Imunisasi -- dapat
diberikan se#ara aman selama masa kehamilan bahkan pada periode trimester pertama.
Kntra #n%#kas#
16
Gambar 6 : Vaksin TT
-
8/17/2019 Mini Project_daniel Situngkir
17/67
ejalagejala berat karena dosis pertama --.
E"ek 'am5#ng
fek samping jarang terjadi dan bersifat ringan. ejalagejala seperti lemas, dan
kemerahan pada lokasi suntikan yang bersifat sementara, dan kadangkadang gejala demam.
&a%+al Imun#sas#
&.
-
8/17/2019 Mini Project_daniel Situngkir
18/67
*. Pl#
Deskr#5s#
=aksin 3ral "olio hidup adalah =aksin "olio -rivalent yang terdiri dari suspensi virus
poliomyelitis tipe &,2 dan / ( strain .abin yang sudah dilemahkan, dibuat dalam biakan
jaringan ginjal kera dan distabilkan dengan sukrosa.
-ambar 8 IP6
In%#kas#
;ntuk pemberian kekebalan aktif terhadap poliomielitis.
ara 5ember#an %an %s#s
• Diberikan se#ara oral (melalui mulut, & dosis adalah 2
(dua tetes sebanyak ) kali (dosis pemberian, dengan interval setiap dosis minimal )
minggu.
18
Gambar 7 : OPV
-
8/17/2019 Mini Project_daniel Situngkir
19/67
• :etiap membuka vial baru harus menggunakan penetes
(dopper yang baru.
Kntra #n%#kas#
"ada individu yang menderita Limmune de&iciencyM tidak ada efek yang berbahaya
yang timbul akibat pemberian polio pada anak yang sedang sakit. 4amun jika ada
keraguan, misalnya sedang menderita diare, maka dosis ulangan dapat diberikan setelah
sembuh.
E"ek 'am5#ng
"ada umumnya tidak terdapat efek samping. fek samping berupa paralis yang
disebabkan oleh vaksin sangat jarang terjadi.
"ada saat ini telah beredar di Indonesia I"= ( Inactiated Polio "accine disamping
3"= (Oral Polio "accine yang telah kita kenal selama ini. =aksin I"= berisi antigen
polio (polio &,2, dan / yang telah mati, sedangkan 3"= berisi virus polio hidup. @eduavaksin polio tersebut dapat dipakai se#ara bergantian. =aksin I"= dapat diberikan pada
anak sehat, maupun yang menderita imunokompromais. Dapat pula diberikan dalam
aktu bersamaan dengan vaksin D-".
&a%+al
i. "olio3 diberikan saat bayi lahir, karena Indonesia merupakan daerah endemik polio
maka sesuai pedoman program imunisasi nasional untuk mendapatkan #akupan
imunisasi yang lebih tinggi diperlukan tambahan imunisasi polio yang diberikan
setelah lahir. >engingat 3"= berisi virus polio hidup maka dianjurkan diberikan saat
bayi meninggalkan rumah sakit9 rumah bersalin agar tidak men#emari bayi lain karena
virus polio vaksin dapat diekskresi melalui tinja. ;ntuk keperluan ini , I"= dapat
menjadi alternatif.
ii. ;ntuk imunisasi dasar polio (polio 2,/,), interval diantaranya tidak kurang dari )
minggu.
19
-
8/17/2019 Mini Project_daniel Situngkir
20/67
iii. Dosis 3"=, 2 tetes peroral sedangkan I"= dalam kemasan 0,* ml, intramuskular.
iv. =aksin polio ulangan diberikan satu tahun sejak imunisasi polio), selanjutnya saat
masuk sekolah (*6 tahun.
9. am5ak
D#skr#5s#
=aksin #ampak merupakan vaksin virus yang dilemahkan. :etiap dosis (0,* ml
mengandung tidak kurang dari &000 in&ectie unit irus strain 71> 0 dan tidak lebih dari
&00 m#g residu kanamy#in dan /0 m#g residu erythromy#in.
In%#kas#
;ntuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit #ampak.
ara 5ember#an %an %s#s
20
Gambar 9 : Vaksin
Campak
-
8/17/2019 Mini Project_daniel Situngkir
21/67
• :ebelum disuntikkan vaksin #ampak terlebih dahulu
harus dilarutkan dengan pelarut steril yang telah tersedia yang berisi * ml #airan
pelarut.
• Dosis pemberian 0,* ml disuntikkan se#ara subkutan
pada lengan kiri atas, pada usia '&& bulan. Dan ulangan (booster pada usia 6 tahun
(kelas & :D setelah catch%up campaign #ampak pada anak :ekolah Dasar kelas & C 6.
Kntra #n%#kas#
Individu yang mengidap penyakit Immune de&iciency atau individu yang diduga
menderita gangguan respon imun karena leukemia, limfoma.
E"ek 'am5#ng
!ingga &*+ pasien dapat mengalami demam ringan dan kemerahan selama / hari
yang dapat terjadi 8 C &2 hari setelah vaksinasi.
=aksin #ampak dianjurkan diberikan dalam satu dosis 0,* ml se#ara subkutan, pada
umur ' bulan.
!asil penelitian litbangkes Depkes 2000, didapatkan baha titer antibodi #ampak
pada anak usia sekolah &0&2 tahun hanya tinggal *0+ diantaranya yang masih
mempunyai antibodi #ampak diatas ambang pen#egahan. :edangkan 28,/+ diantara
kelompok usia * tahun pernah menderita #ampak alaupun sudah diimunisasi saat bayi.
5erdasarkan hal tersebut dianjurkan pemberian imunisasi #ampak ulang pada saat masuk
sekolah dasar (*6 tahun. 4amun apabila telah mendapat vaksinasi >>R pada usia &*
&8 bulan, ulangan #ampak umur * tidak diperlukan.
2.1.*.2. I!UNI'A'I ,AN- DIAN&U4KAN
Imunisasi yang dianjurkan kepada bayi9anak namun belum masuk ke dalam program
imunisasi nasional adalah >>R, !ib, tifoid, hepatitis 1, varisela dan influenAa.
21
-
8/17/2019 Mini Project_daniel Situngkir
22/67
:. !!4
-ambar 1; 6aks#n !!4
6#rus (am5ak '(h+ar>R diberikan pada umur &*&8 bulan dengan dosis satu kali 0,* ml, se#ara
subkutan.
2. >>R diberikan minimal & bulan sebelum atau setelah penyuntikan imunisasi lainnya.
/. 1pabila seorang anak telah mendapat imunisasi >>R pada umur &2&8 bulan imunisasi
#ampak2 pada umur *6 tahun tidak perlu diberikan.
;langan diberikan pada umur &0&2 tahun atau &2&8 tahun.
22
-
8/17/2019 Mini Project_daniel Situngkir
23/67
8. Haemophilus Influenza t#5e b /H#b0
-ambar 11. 6aks#n H#b
-erdapat dua jenis vaksin !ib konjugasi yang beredar di Indonesia yaituB
"R"- dan "R"3>" ( P/P outer membrane protein complex
&a%+al #mun#sas#
a. =aksinasi "R"- diberikan pada umur 2,) dan 6 bulan.
b. =aksin "R"3>" diberikan pada umur 2 dan ) bulan, dosis ketiga (6 bulan tidak
diperlukan.
#. =aksin !ib dapat diberikan se#ara bersamaan dengan D-" atau D-a" dalam bentuk
vaksinasi kombinasi.
Ds#s
a. :atu dosis vaksin !ib berisi 0,* ml, diberikan se#ara intramuskular.
b. -ersedia vaksin kombinasi D-"9!ib atau D-a"9!ib (vaksin kombinasi berisi vaksin
"R"- dalam kemasan Pre&illed syringe 0,* ml.
Ulangan
a. =aksin !ib baik "R"- ataupun "R"3>" pada umur &8 bulan
b. 1pabila anak datang pada umur &* tahun, !ib hanya diberikan & kali.
=. Deman T#"#%
23
-
8/17/2019 Mini Project_daniel Situngkir
24/67
-ambar 12 6aks#n Demam T#"#%
Di Indonesia tersedia 2 jenis vaksin yaitu vaksin suntik (polisakarida dan oral. =aksin
capsular "i polysaccharide diberikan intramuskular atau subkutan pada umur lebih dari 2
tahun, ulangan di lakukan setiap / tahun.
-ifoid oral diberikan pada umur lebih dari 6 tahun, dikemas dalam / dosis dengan interval
selang sehari (hari &,/, dan *. Imunisasi ulangan dilakukan setiap /* tahun. =aksin oral
pada umumnya diperlukan untuk turis yang akan berkunjung ke daerah endemis tifoid.
1;. He5at#t#s A
-ambar 13 6aks#n He5at#t#s A
=aksin hepatitis 1 diberikan pada daerah yang kurang terpajan (under exposure.
&a%+al #mun#sas#
• =aksin hep 1 diberikan pada umur lebih dari 2 tahun.
• =aksin kombinasi hep59hep1 tidak diberikan pada bayi kurang dari
&2 bulan. >aka vaksin kombinasi diindikasikan pada anak umur lebih dari &2 bulan,
terutama untuk catch%up immunization yaitu mengejar imunisasi hep5 sebelumnya atau
vaksin hep5 yang tidak lengkap.
24
-
8/17/2019 Mini Project_daniel Situngkir
25/67
Ds#s 5ember#an
Dosis 20 ; diberikan dua kali dengan interval 6 bulan, intramuskular di daerah deltoid.
@ombinasi hep59hep1 (berisi hep5 &0 mgr dan hep1 20 dalam kemasan pre&illed
syringe 0,* ml intramuskular.
11. 6ar#sela
-ambar 1 6aks#n 6ar#sela
@esepakatan :atgas Imunisasi ID1I
• fektif vaksin tidak diragukan lagi, namun #akupan imunisasi tinggi
oleh karena harganya masih mahal sehingga belum terjangkau oleh semua lapisan
masyarakat, maka imunisasi rutin belum dapat terlaksana.
• "ada #akupan yang rendah, dapat mengubah epidemiologi penyakit
dari masa anak ke deasa (pubertas, sehingga akibatnya angka kejadian varisela orang
deasa akan meningkat dibandingkan anak.
• Diketahui baha dampak penyakit varisela pada orang deasa lebih
berat daripada anak, apalagi terjadi pada masa kehamilan dapat mengakibatkan bayi
menderita sindrom varisela konginetal dengan angka yang tinggi.
• 5erdasarkan pertimbangan tersebut, maka imunisasi varisela
diberikan pada anak yang lebih besar, namun kurang dari &/ tahun.
&a%+al #mun#sas#
• ;ntuk menghindarkan perubahan penyakit tersebut, pada saat ini
imunisasi varisela direkomendasikan pada umur &0&2 tahun yang belum terpajan.
25
-
8/17/2019 Mini Project_daniel Situngkir
26/67
• ;ntuk anak yang mengalami kontak dengan pasien varisela,
vaksinasi dapat men#egah apabila diberikan dalam kurun 2 jam setelah kontak.
Ds#s
Dosis 0,* ml, subkutan, satu kali. ;ntuk umur lebih dari &/ tahun atau deasa, diberikan
2 kali dengan jarak )8 minggu.
12. 6aks#n kmb#nas#
-ambar 1* DPaT > H#b -ambar 19 DP+T > H#b
/ Infanrix-Hib ®?Tetract-Hib ®0
Tetra(t)H#b kombinasi D"-J!ib
In"anr#@)H#b kombinasi D"a-J!ib
D"-9D"a- B dalam vial
!ib dalam "O: ( pre&illed syringe
:ebelum disuntikkan, di#ampur dengan menyedot D"-9D"a- ke dalam
Kntra #n%#kas#
:ama dengan komponen masingmasing vaksin.1?2;
13. 6aks#n Pneumkkus
26
-
8/17/2019 Mini Project_daniel Situngkir
27/67
-ambar 1: 6aks#n Pneumkkus
>en#egah I"D (Inasie Pneumococcus +iseases*
:eptikemia 9 bakteremia
"neumonia
>eningitis
>en#egah 4on I"D B
3titis media
:inusitis
@onjugasi antigen dengan protein difteria
, cell dependent à cell memory (0*
kekebalan bertahan lama
&a%+al B 2, ), 6, &2 &* bulan.
2.1.9. 'tatus Imun#sas#
:esuai dengan program organisasi kesehatan dunia !3 (5adan @esehatan Dunia,
pemerintah meajibkan lima jenis imunisasi bagi anakanak, yang disebut "rogram
"engembangan Imunisasi (""I, dalam pemberian imunisasi kondisi bayi atau anak harus
dalam keadaan sehat. Imunisasi diberikan dengan memasukkan virus, bakteri, atau bagian
dari bakteri kedalam tubuh, dan kemudian menimbulkan antibodi (kekebalan. ;ntuk membentuk kekebalan yang tinggi, anak harus dalam kondisi fit. 1nak yang sedang sakit,
27
-
8/17/2019 Mini Project_daniel Situngkir
28/67
misalnya diare atau demam berdarah, badannya sedang memerangi penyakit jika dimasukkan
kuman atau virus lain dalam imunisasi maka tubuhnya akan bekerja sangat berat, sehingga
kekebalan yang terbentuk tidak tinggi
5ayi dikatakan telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap jika bayi atau anak telah
mendapatkan imunisasi dasar yang lengkap meliputi imunisasi 57 ( Bacillus !elmette
Guerin, imunisasi D"- (di&teri' pertusis' tetanus, imunisasi polio, imunisasi #ampak, dan
imunisasi hepatitis 5 (Ranuh dkk, 2008.
2.1.: Pengetahuan #bu terha%a5 status #mun#sas# anak
"engetahuan merupakan faktor pen#etus yang kuat untuk mendorong seseorang
berperilaku. @etidaktahuan ibu terhadap imunisasi disebabkan karena minimnya informasi
tentang imunisasi pada anak(1li, 2002. !asil penelitian 1yubi (200', menyatakan semakin
tinggi pengetahuan ibu mengenai imunisasi, semakin tinggi peluang anak untuk memperoleh
imunisasi lengkap.
"eningkatan #akupan imunisasi melalui pendidikan orang tua telah menjadi strategi
populer di berbagai negara. :trategi ini berasumsi baha anakanak tidak akan diimunisasi
se#ara benar disebabkan orang tua tidak mendapat penjelasan yang baik atau karena memiliki
sikap yang buruk tentang imunisasi. "rogram imunisasi dapat berhasil jika ada usaha yang
sungguhsungguh dan berkesinambungan pada orang orang yang memiliki pengetahuan dan
komitmen yang tinggi terhadap imunisasi.
-
8/17/2019 Mini Project_daniel Situngkir
29/67
Tabel 1 4ekmen%as# ja%+al untuk 7aks#nas# $ang t#%ak teratur.
57 ;mur &2 bulan, boleh diberikan kapan saja. ;mur F&2 bulan,
imunisasi kapan saja namun sebaiknya dilakukan terlebih dahulu
uji tuberkulin apabila negatif berikan 57 dengan dosis 0,& ml
intrakutan
D-"
atau
D-a"
5ila dimulai dengan D-p boleh dilanjutkan dengan D-a".
5erikan d- pada anak F tahun, jangan D-" atau D-a" apabila
vaksin tersedia. 5ila terlambat, jangan mengulang pemberian dari
aal, tetapi lanjutkan dan lengkapi imunisasi seperti jadal, tidak
peduli berapapun jarak aktu 9interval keterlambatan dari
pemberian sebelumnya. 5ila belum pernah imunisasi dasar usia
&2 bulan, imunisasi diberikan sesuai imunitas dasar baik jumlah
maupun intervalnya. 5ila pemberian ke) sebelum ulang tahun ke
), maka pemberian ke* se#epatnya 6 bulan sesudahnya. 5ila
pemberian ke) setelah umur ) tahun, maka pemberian ke* tidak
perlu lagi
"olio oral 5ila terlambat, jangan mengulang pemberian dari aal tetapi
lanjutkan dan lengkapi imunisasi seperti jadal, tidak perduli
berapapun jarak aktu9interval keterlambatan dari pemberian
sebelumnya.
7ampak ;mur antara '&2 bulan, berikan kapan saja saat bertemu
;mur anak & tahun9lebih, berikan >>R
>>R 5ila sampai dengan umur &2 bulan belum dapat vaksin #ampak,
>>R bisa diberikan kapan saja setelah berumur & tahun
!epatitis
5
5ila terlambat, jangan mengulang pemberian dari aal, tetapi
lanjutkan dan lengakapi imunisasi seperti jadal, tidak peduli
berapapun jarak9interval dan pemberian sebelumnya. 1nak dan
remaja yang belum pernah imunisasi hepatitis 5 pada masa bayi, bisa mendapatkan serial imunisasi hepatitis 5 kapan saja saat
29
-
8/17/2019 Mini Project_daniel Situngkir
30/67
berkunjung.
!ib Us#a saat #n#
(bulan
6 C &&
&2 C &)
&2 C &)
&* C *'
4#+a$at #mun#sas#
& dosis
2 dosis sebelum umur &2
bulan
& dosis sebelum umur &2
bulan
-
8/17/2019 Mini Project_daniel Situngkir
31/67
/enurut penelitian yang dilakukan Kart(n(, et al, )2008+ se(rang anak
dengan status imunisasi $* dan $ yang tidak lengkap mempunyai risik(
menderita diteri 46,403 kali dibandingkan se(rang anak dengan status
imunisasi $* dan $ lengkap
2 Peran Oran- T$a Da.am /m$nisasi
*eningkatan "akupan imunisasi melalui pendidikan (rang tua telah
men%adi strategi p(puler di berbagai negara .trategi ini berasumsi bah#a
anakanak tidak akan diimunisasi se"ara benar disebabkan (rang tua tidak
mendapat pen%elasan yang baik atau karena memiliki sikap yang buruk
tentang imunisasi *r(gram imunisasi dapat berhasil %ika ada usaha yang
sungguhsungguh dan berkesinambungan pada (rang(rang yang memiliki
pengetahuan dan k(mitmen yang tinggi terhadap imunisasi ika suatu
pr(gram interensi preenti seperti imunisasi ingin di%alankan se"ara serius
dalam men%a#ab perubahan p(la penyakit dan pers(alan pada anak dan
rema%a, maka perbaikan dalam ealuasi perilaku kesehatan masyarakat
sangat diperlukan )/uhammad, 2003+
!anyak literatur yang
menghubungkan antara akt(r (rang tua dengan penggunaaan sarana
kesehatan baik itu untuk tindakan pen"egahan atau peng(batan penyakit,
namun hanya sedikit penelitian yang se"ara khusus men"ari hubungan
antara pengetahuan (rang tua dengan imunisasi anak
-akupan imunisasi yang rendah merupakan pers(alan yang k(mpleks
!ukan hanya karena akt(r biaya, karena ternyata aksin gratis ternyata %uga
tidak men%adi %aminan bagi suksesnya imunisasi *ada hasil penelitian !e"her
)1995+ yang dikutip (leh /uhammad )2003+ mendapatkan bah#a ibuibu
yang yang anaknya %arang terserang penyakit adalah mereka yang lebih
sering memanaatkan saranasarana kesehatan pen"egahan /ereka
mengaku bah#a dengan memiliki keper"ayaan yang tinggi terhadap sarana
pen"egahan dan melakukan usaha pen"egahan yang teratur, anak mereka
dapat terhindar dari sakit
3 0akt'r an- empen-ar$!i /m$nisasi nak
31
-
8/17/2019 Mini Project_daniel Situngkir
32/67
/enurut .ulisty(#ati )2005+, adapun akt(r yang berperan dalam m(del
untuk memprediksi "akupan imunisasi dasar lengkap yaitu tingkat pendidikan
ibu, dan status ker%a ibu
1, Pen-eta!$an
*engetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini ter%adi setelah (rang
melakukan penginderaan terhadap suatu (b%ek tertentu *enginderaan ter%adi
melalui pan"aindra manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran,
pen"iuman, rasa, dan raba .ebagian besar pengetahuan manusia diper(leh
melalui mata dan telinga
*engetahuan atau k(gniti merupakan d(main yang sangat penting
dalam membentuk tindakan sese(rang (overt behavior). *engetahuan yang
ter"akup dalam d(main k(gniti mempunyai 6 tingkatan )endy dan ayati,
2005+ yaitu
a+ ahu )Know)
$iartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah dipela%ari
sebelumnya, termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifk dari seluruh
bahan yang dipela%ari atau rangsangan yang telah diterima leh
sebab itu :tahu; ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling
rendah
-
8/17/2019 Mini Project_daniel Situngkir
33/67
dapat diartikan sebagai penggunaan hukumhukum, rumus, met(de,
prinsip, dan sebagainya pada k(nsep atau situasi lain
d) =nalisis )analisys)
=nalisis adalah suatu kemampuan untuk men%abarkan materi atau
suatu (byek kedalam k(mp(nenk(mp(nen, tetapi masih dalam suatu
struktur (rganisasi tersebut dan masih ada kaitanya satu sama lain
=nalisis ini dapat dilihat dari penggunaan penggunaan katakata ker%a,
dapat menggambarkan, dan sebagainya
e) .intesis )Synthesis)
.intesis menun%uk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan ataumenghubungkan bagianbagian didalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru dari (rmulasi(rmulasi yang ada /isalnya dapat
menyusun, meren"anakan, meringkas dan sebagainya terhadap suatu
rumusanrumusan yang telah ada
f) aluasi (Evaluation)
aluasi ini berkaitan dengan kemampuanuntuk melakukan %ustifkasi
atau penilaian terhadap suatu materi atau (byek *enilaianpenilaian
itu berdasarkan kriteriakriteria yang ditentukan sendiri atau yang telah
ada
*engukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan #a#an"ara atau
angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subyek
penelitian Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui disesuaikan
dengan tingkattingkat dalam ka#asan k(gniti )>(t(adm(d%(, 2003+
*engetahuan ibu tentang manaat dan "ara pemberian imunisasi
berhubungan dengan tingkat pendidikan ibu ?alaupun demikian didapatkan
hasil yang "ukup menge%utkan bah#a sebagian ibu dengan tingkat
pendidikan sar%ana tidak mengetahui penyakit apa yang dapat di"egah (leh
masingmasing %enis imunisasi yang diberikan kepada mereka )anum, *, et
al., 2005+
2, Peri.ak$
33
-
8/17/2019 Mini Project_daniel Situngkir
34/67
*engertian perilaku dapat dibatasi sebagai keadaan %i#a untuk
berpendapat, berfkir, bersikap, dan lain sebagainya yang merupakan re@eksi
dari berbagai ma"am aspek, baik fsik maupun n(n fsik *erilaku %uga
diartikan sebagai suatu reaksi psikis sese(rang terhadap lingkungannya,
reaksi yang dimaksud dig(l(ngkan men%adi 2, yakni dalam bentuk pasi
)tanpa tindakan nyata atau k(nkrit+, dan dalam bentuk akti )dengan tindakan
k(nkrit+, sedangkan dalam pengertian umum perilaku adalah segala
perbuatan atau tindakan yang dilakukan (leh makhluk hidup ).(ekid%(
>(t(atm(d%(, 19871+ Aakt(rakt(r yang /empengaruhi *erilaku
/enurut >(t(atm(d%( )2005+, ada beberapa akt(r yang mempengaruhi
perilaku sese(rang dalam bidang kesehatan yaitu
a+ Batar !elakang
Batar belakang yang mempengaruhi perilaku sese(rang dalam bidang
kesehatan dibedakan atas pendidikan, peker%aan, penghasilan, n(rman(rma
yang dimiliki dan nilainilai yang ada pada dirinya, serta keadaan s(sial
budaya yang berlaku
b+ Keper"ayaan dan Kesiapan /ental
*erilaku sese(rang dalam bidang kesehatan dipengaruhi (leh keper"ayaan
(rang tersebut terhadap kesehatan serta kesiapan mental yang dipunyai
Keper"ayaan tersebut setidaktidaknya men%adi manaat yang akan diper(leh,
kerugian yang didapat, hambatan yang diterima serta keper"ayaan bah#a
dirinya dapat diserang penyakit
"+ .arana
ersedia atau tidaknya sarana yang dimanaatkan adalah hal yang penting
dalam mun"ulnya perilaku sese(rang di bidang kesehatan, betapapun
p(sitinya latar belakang, keper"ayaannya dan kesiapan mental yang dimiliki
tetapi %ika sarana kesehatan tidak tersedia tentu perilaku kesehatan tidak
akan mun"ul
d+ Aakt(r *en"etus
$alam bidang kesehatan peranan akt(r pen"etus "ukup besar untuk
memun"ulkan perilaku kesehatan yang diinginkan .eringkali di%umpai
sese(rang baru berperilaku kesehatan tertentu bila sudah ada masalah
kesehatan sebagai pen"etus, seperti penyakit kulit
34
-
8/17/2019 Mini Project_daniel Situngkir
35/67
e+ *erubahan *erilaku
*erubahan perilaku berarti indiidu mulai menerapkan sesuatu yang baru
)in(asi+, lain daripada yang sebelumnya
35
-
8/17/2019 Mini Project_daniel Situngkir
36/67
K4GK KO4P
B H/POT4/
1danya pengaruh intervensi pengetahuan dan perilaku ibu dengan #akupan program
imunisasi di desa aru -imur.
2.1.=. PEN,I!PANAN DAN T4AN'P4TA'I 6AK'IN
:e#ara umum vaksin terdiri dari vaksin hidup dan vaksin mati yang mempunyai
ketahanan dan stabilitas yang berbeda terhadap perbedaan suhu. :yaratsyarat penyimpanan
dan transportasi vaksin harus diperhatikan untuk menjamin potensinya ketika diberikan
kepada seorang anak.
a. Rantai vaksin
36
-
8/17/2019 Mini Project_daniel Situngkir
37/67
1dalah rangkaian proses penyimpanan dan transportasi vaksin dengan menggunakan
berbagai peralatan sesuai prosedur untuk menjamin kualitas vaksin sejak dari pabrik sampai
diberikan kepada pasien. Rantai vaksin terdiri dari proses penyimpanan vaksin di kamar
dingin atau kamar beku, di lemari pendingin, di dalam alat pembaa vaksin, pentingnya alat
alat untuk mengukur dan mempertahankan suhu. Dampak perubahan suhu pada vaksin hidup
dan mati berbeda. ;ntuk itu harus diketahui suhu optimum untuk setiap vaksin sesuai
petunjuk penyimpanan dari pabrik masingmasing.
b. :uhu optimum untuk vaksin hidup
:e#ara umum semua vaksin sebaiknya disimpan pada suhu J2P7 sampai dengan J8N7,
diatas suhu J8N7 vaksin hidup akan #epat mati, vaksin polio hanya bertahan dua hari, vaksin
57 dan #ampak yang belum dilarutkan mati dalam tujuh hari. =aksin hidup potensinya
masih tetap baik pada suhu kurang dari 2N7 sampai dengan beku. =aksin oral polio yang
belum dibuka lebih bertahan lama (2 tahun bila disimpan pada suhu 2*N7 sampai dengan
&*N7, namun hanya bertahan enam bulan pada suhu J2P7 sampai dengan J8N7. =aksin 57
dan #ampak berbeda, alaupun disimpan pada suhu 2*N7 sampai dengan &*N7, umur vaksin tidak lebih lama dari suhu J2P7 sampai dengan J8N7, yaitu 57 tetap satu tahun dan
#ampak tetap dua tahun. 3leh karena itu vaksin 57 dan #ampak yang belum dilarutkan
tidak perlu disimpan di suhu 2*N7 sampai dengan &*N7 atau didalam &reezer$
#. :uhu optimum
untuk vaksin mati =aksin mati (inaktif sebaiknya disimpan dalam suhu J2P7 sampai
dengan J8N7 juga, pada suhu dibaah J2N7 (beku vaksin mati (inaktif akan #epat rusak.
5ila beku dalam suhu 0.*N7 vaksin hepatitis 5 dan D"-!epatitis 5 (kombo akan rusak
37
-
8/17/2019 Mini Project_daniel Situngkir
38/67
dalam Q jam, tetapi dalam suhu diatas 8N7 vaksin hepatitis 5 bias bertahan sampai tiga puluh
hari, D"-hepatitis 5 kombinasi sampai empat belas hari. Dibekukan dalam suhu *N7
sampai dengan &0N7 vaksin D"-, D- dan -- akan rusak dalam &,* sampai dengan dua jam,
tetapi bisa bertahan sampai empat belas hari dalam suhu di atas 8N7.
d. @amar dingin dan kamar beku
@amar dingin (cold room dan kamar beku ( &reeze room umumya berada dipabrik,
distributor pusat, Dinas @esehatan "rovinsi, berupa ruang yang besar dengan kapasitas *&00
m, untuk menyimpan vaksin dalam jumlah yang besar. :uhu dingin berkisar J2P7 sampai
dengan J8N7, terutama untuk menyimpan vaksinvaksin yang tidak boleh beku. :uhu kamar
beku berkisar antara 2*N7 sampai dengan &*N7, untuk menyimpan vaksin yang boleh beku,
terutama vaksin polio. @amar dingin dan kamar beku harus beroperasi terus menerus,
menggunakan dua alat pendingin yang bekerja bergantian. 1liran listrik tidak boleh terputus
sehingga harus dihubungkan dengan pembangkit listrik yang se#ara otomatis akan berfungsi
bila listrik mati. :uhu ruangan harus dikontrol setiap hari dari data suhu yang ter#atat se#ara
otomatis. "intu tidak boleh sering dibuka tutup.
-ambar 18 l% 4m an% ree
-
8/17/2019 Mini Project_daniel Situngkir
39/67
dengan J8N7, digunakan untuk menyimpan vaksinvaksin hidup maupun mati, dan untuk
membuat cool pac- (kotak dingin #air. :edangkan suhu di dalam freeAer berkisar antara
2*N7 sampai dengan &*N7, khusus untuk menyimpan vaksin polio dan pembuatan cold pac-
(kotak es beku. -ermostat di dalam lemari es harus diatur sedemikian rupa sehingga suhunya
berkisar antara J2 sampai dengan J8N7 dan suhu &reezer berkisar &*N7 sampai dengan
2*N7. Di dalam lemari es lebih baik bila dilengkapi &reeze 1atch atau &reeze tag pada rak ke
/, untuk memantau apakah suhunya pernah men#apai di baah 0 derajat. :ebaiknya pintu
lemari es hanya dibuka dua kali sehari, yaitu ketika mengambil vaksin dan mengmbalikan
sisa vaksin, sambil men#atat suhu lemari es.
?emari es dengan pintu membuka ke atas lebih dianjurkan untuk penyimpanan vaksin.
@aretkaret pintu harus diperiksa kerapatannya, untuk menghindari keluarnya udara dingin.
5ila pada dinding lemari es telah terdapat bunga es, atau di &reezer telah men#apai tebal 2/
#m harus segera dilakukan pen#airan (de&rost . :ebelum melakukan pen#airan, pindahkan
vaksin ke cool box atau lemari es yang lain. 7abut kontak listrik lemari es, biarkan pintu
lemari es dan &reezer terbuka selama 2) jam, kemudian dibersihkan. :etelah bersih, pasang
kembali kontak listerik, tunggu sampai suhu stabil. :etelah suhu lemari sedikitnya men#apai
J8N7 dan suhu &reezer &*N7, masukkan vaksin sesuai tempatnya.
-ambar 1= Lemar# Es
f. :usunan vaksin di dalam lemari es
@arena vaksin hidup dan vaksin inaktif mempunyai daya tahan berbeda terhadap suhu
dingin, maka kita harus mengenali bagian yang paling dingin dari lemari es. ?etakkan vaksin
hidup dekat dengan bagian yang paling dingin, sedangkan vaksin mati jauh dari bagian yang
paling dingin. Di antara kotakkotak vaksin beri jarak selebar jari tangan (sekitar 2 #m agar
udara dingin bias menyebar merata ke semua kotak vaksin.
39
-
8/17/2019 Mini Project_daniel Situngkir
40/67
5agian paling baah tidak untuk menyimpan vaksin tetapi khusus untuk meletakkan cool
pac-' untuk mempertahankan suhu bila listerik mati. "elarut vaksin jangan disimpan di dalam
lemari es atau &reezer' karena akan mengurangi ruang untuk vaksin, dan akan pe#ah bila beku.
"enetes (dropper vaksin polio juga tidak boleh di letakkan di lemari es atau &reezer karena
akan menjadi rapuh, mudah pe#ah. -idak boleh menyimpan makanan, minuman, obatobatan
atau bendabenda lain di dalam lemari es vaksin, karena mengganggu stabilitas suhu karena
sering di buka.
-ambar 2; 'usunan 6aks#n
g. ?emari es dengan pintu membuka ke depan
5agian yang paling dingin lemari es ini adalah di bagian paling atas ( &reezer . Di dalam
&reezer disimpan cold pac-' sedangkan rak tepat di baah &reezer untuk meletakkan vaksin
vaksin hidup, karena tidak mati pada suhu rendah. Rak yang lebih jauh dari &reezer (rak ke 2
dan / untuk meletakkan vaksinvaksin mati (inaktif, agar tidak terlalu dekat &reezer' untuk
menghindari rusak karena beku. -hermometer Dial atau >uller diletakkan pada rak ke2,
&reeze 1atch atau &reeze tag pada rak ke /.
40
-
8/17/2019 Mini Project_daniel Situngkir
41/67
-ambar 21 Lemar# Es %engan 5#ntu membuka %# %e5an
h. ?emari es dengan pintu membuka ke atas
5agian yang paling dingin dalam lemari es ini adalah bagian tengah ( eaporator yang
membujur dari depan ke belakang. 3leh karena itu vaksin hidup diletakkan di kanankiri
bagian yang paling dingin (eaporator . =aksin mati diletakkan dipinggir, jauh dari
evaporator. 5eri jarak antara kotakkotak vaksin selebar jari tangan (sekitar 2 #m. ?etakkan
termometer Dial atau >uller atau &reeze 1atch2&reeze tag dekat vaksin mati.
-ambar 22 Lemar# Es %engan 5#ntu membuka ke atas
41
-
8/17/2019 Mini Project_daniel Situngkir
42/67
i. adah pembaa vaksin
;ntuk membaa vaksin dalam jumlah sedikit dan jarak tidak terlalu jauh dapat
menggunakan cold bo (kotak dingin atau accine carrier (termos. !old box berukuran
lebih besar, dengan ukuran )00 liter, dengan penyekat suhu dari poliuretan, selain untuk
transportasi dapat pula untuk menyimpan vaksin sementara. ;ntuk mempertahankan suhu
vaksin di dalam kotak dingin atau termos dimasukkan cold pac- atau cool pac-$
-ambar 23 a%ah 5emba+a 7aks#n
j. !old pac- dan cool pac-
!old pac- berisi air yang dibekukan dalam suhu &*N7 sampai dengan 2*N7 selama 2)
jam, biasanya di dalam adah plastik berarna putih. !ool pac- berisi air dingin (tidak
bekuyang didinginkan dalam suhu J2P7 sampai dengan J8N7 selama 2) jam, biasanya di
dalam adah plastik berarna merah atau biru. !old pac- (beku dimasukkan ke dalam
termos untuk mempertahankan suhu vaksin ketika membaa vaksin hidup sedangkan cool
pac- (#air untuk membaa vaksin hidup dan vaksin mati (inaktif.
42
-
8/17/2019 Mini Project_daniel Situngkir
43/67
-ambar 2 l% Pa(k an% l Pa(k
k. >enilai kualitas vaksin
=aksin hidup akan mati pada suhu di atas batas tertentu, dan vaksin mati akan rusak di
baah suhu tertentu.
&. @ualitas rantai vaksin dan tanggal kadaluarsa
;ntuk mempertahankan kualitas vaksin maka penyimpanan dan transportasi vaksin harus
memenuhi syarat rantai vaksin yang baik, antara lain B disimpan di dalam lemari es atau
&reezer dalam suhu tertentu, transportasi vaksin di dalam kotak dingin atau termos yang
tertutup rapat, tidak terendam air, terlindung dari sinar matahari langsung, belum meleati
tanggal kadaluarsa, indikator suhu berupa ==> (accine ial monitor atau &reeze 1atch2tag
belum melampaui batas suhu tertentu.
2. ==> (accine ial monitor
;ntuk menilai apakah vaksin sudah pernah terpapar suhu di atas batas yang dibolehkan,dengan membandingkan arna kotak segi empat dengan arna lingkaran di sekitarnya. 5ila
arna kotak segi empat lebih muda daripada lingkaran dan sekitarnya (disebut kondisi ==>
1 atau 5 maka vaksin belum terpapar suhu di atas batas yang diperkenankan. =aksin dengan
kondisi ==> 5 harus segera dipergunakan. 5ila arna kotak segi empat sama atau lebih
gelap daripada lingkaran dan sekitarnya (disebut kondisi ==> 7 atau D maka vaksin sudah
terpapar suhu di atas batas yang diperkenankan, tidak boleh diberikan pada pasien.
43
-
8/17/2019 Mini Project_daniel Situngkir
44/67
-ambar 2* Vaksin Vial Monitor
3$ 4reeze 1atch dan &reeze tag
1lat ini untuk mengetahui apakah vaksin pernah terpapar suhu dibaah 0P7. 5ila dalam
&reeze 1atch terdapat arna biru yang melebar ke sekitarnya atau dalam &reeze tag ada tanda
silang (S, bearti vaksin pernah terpapar suhu di baah 0P7 yang dapat merusak vaksin mati.
=aksinvaksin tersebut tidak boleh diberikan kepada pasien.
-ambar 29 ree
-
8/17/2019 Mini Project_daniel Situngkir
45/67
=aksin toksoid, rekombinan dan polisakarida umumnya berarna putih jernih sedikit
berkabut. 5ila menggumpal atau banyak endapan berarti sudah pernah beku, tidak boleh
digunakan karena sudah rusak. ;ntuk meyakinkan dapat dilakukan uji ko#ok seperti dibaah
ini. 5ila vaksin setelah diko#ok tetap menggumpal atau mengendap maka vaksin tidak boleh
digunakan karena sudah rusak.
*. "emilihan vaksin
=aksin yang harus segera dipergunakan adalah B vaksin yang belum dibuka tetapi telah
dibaa ke lapangan, sisa vaksin telah dibuka (dipergunakan, vaksin dengan ==> 5, vaksin
dengan tanggal kadaluarsa sudah dekat (O3 E Early Expire 4irst Out , vaksin yang sudah
lama tersimpan dikeluarkan segera (OIO3 E 4irst In 4irst Out .
45
-
8/17/2019 Mini Project_daniel Situngkir
46/67
BAB III
!ETDE PENELITIAN
3.1 Desa#n stu%#
>etode yang dilakukan pada kegiatan ini adalah intervensi melalui penyuluhan
kepada para ibu di "osyandu ibu dan anak di "oskesdes 1ek ?ung @e#amatan Dolok
:anggul. Dengan melakukan penyuluhan diharapkan para ibu dapat lebih memahami
mengenai imunisasi dan membaa anakanaknya ke posyandu9"oskesdes untuk melengkapi
imunisasinya.
3.2 !et%e Pengum5ulan Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kuesioner sebagai instrumen untuk
mendapatkan informasi dan data dari responden. 1da tiga bagian kuesioner yang digunakan
dalam penelitian ini yang dibuat oleh peneliti berdasarkan tinjauan kepustakaan. 5agian pertama
kuesioner yaitu data demografi yang diisi oleh responden. @uesioner demografi berisi tentang B
usia, jenis kelamin, suku bangsa, tingkat pendidikan, pekerjaan,riayat keluarga.
5agian kedua adalah kuesioner pengetahuan tentang imunisasi dasar, terdiri dari 20
pernyataan dengan menggunakan skala ordinal yang menjaab benar diberi skor &, salah diberi
skor 0. enurut 1rikunto (2006, yaitu B
H 5aik, bila jaaban responden benar 6&00+ dari total nilai angket pengetahuan.
H 7ukup, bila jaaban responden benar 60*+ dari total nilai angket pengetahuan.
H @urang, bila jaaban responden benar 60+ dari total nilai angket pengetahuan.
3.3 Pelaksanaan Pengum5ulan Data
"ertamatama disiapkan tema penyuluhan yang hendak dilakukan, lalu sesuai dengan
jadal "osyandu Ibu 1nak, maka dilakukan kunjungan ke dusun yang dituju. @emudian
dilakukan kegiatan "osyandu Ibu 1nak berupa pendaftaran, penimbangan berat badan,
pengukuran tekanan darah, pemeriksaan kesehatan, dan setelah itu dilakukan penyuluhan.
:ebelum dilakukan penyuluhan, para ibu dikumpulkan lalu diberikan kuesioner yang
berisikan pertanyaan seputar pengetahuan tentang imunisasi dasar. ?alu kuesioner
dikumpulkan.
:etelah itu dilakukan penyuluhan tentang imunisasi dasar, dan para ibu diperbolehkan
untuk berkonsultasi ataupun bertanya apabila ada hal yang dirasa kurang jelas. @emudian
setelah itu dibagikan kembali kuesioner mengenai imunisasi dasar untuk menilai tingkat
pengetahuan ibu setelah dilakukan penyuluhan.
3. Anal#s#s Data
46
-
8/17/2019 Mini Project_daniel Situngkir
47/67
Data dikumpulkan pada formulir yang telah disediakan dan dikumpulkan dalam satu
tabel induk, kemudian diolah dengan komputer dengan langkah sebagai berikutB
1. Data yang telah dikumpulkan disunting dan terhadapnya dilakukan coding .
2. :etelah dicoding data kemudian dimasukkan ke dalam :":: versi &2.
/. >elakukan analisis data se#ara deskriptif dengan menggunakan menu &re5uency.
3.* Presentas# Data
Data yang diperoleh dipresentasikan dengan menggunakan tabel dan grafik.
3.9 Pela5ran Data
Data yang sudah diolah dan dianalisis disusun dalam bentuk makalah diagnosis
komunitas. :atu rangkap makalah akan diberikan kepada puskesmas.
BAB I6
HA'IL
.1 Pr"#l Kmun#tas Umum
47
-
8/17/2019 Mini Project_daniel Situngkir
48/67
"uskesmas merupakan suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang
merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta
masyarakat di ilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. "uskesmas mempunyai
eenang dan tanggung jaab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam ilayah
kerjanya. Oungsi "uskesmas adalah menggerakkan pembangunan beraasan
kesehatan, memberdayakan kesehatan dan memberdayakan keluarga serta memberikan
pelayanan tingkat pertama.
"uskesmas :aitnihuta telah melaksanakan upaya kesehatan ajib yaituB
&. ;paya "romosi @esehatan
2. ;paya @esehatan ?ingkungan
/. ;paya @esehatan Ibu dan 1nak :erta @eluarga 5eren#ana
). ;paya "erbaikan iAi >asyarakat
*. ;paya "en#egahan dan "emberantasan "enyakit >enular
6. ;paya "engobatan
. ;paya "en#atatan dan "elaporan
:erta upaya kesehatan pengembangan yaituB
&. ;paya @esehatan :ekolah (;@:
2. ;paya @esehatan igi dan >ulut
/. ;paya 5"
-
8/17/2019 Mini Project_daniel Situngkir
49/67
Desa :aitnihuta mempunyai jumlah penduduk 2/)/ jia dengan perin#ian jumlah
lakilaki &0'* jia, perempuan &&2) jia, dan terdiri dari */& @@.
. 'umber Da$a Kesehatan $ang a%a
Dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan kesehatan, perlu dilibatkan peran
serta masyarakat sebagai obyek sekaligus subyek pembangunan kesehatan tersebut.
5erbagai upaya dapat dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya
masyarakat. baik itu penggalangan dana, pemanfaatan sumber daya manusia,
pemanfaatan sumber daya alam termasuk teknologi tepat guna dalam bidang kesehatan.
;paya kesehatan bersumber daya masyarakat (;@5> adalah kegiatan "osyandu ("os
"elayanan -erpadu, "oskesdes ("os @esehatan Desa dan Desa :iaga.
.* 'arana Pela$anan Kesehatan $ang a%a
"uskesmas :aitnihuta adalah puskesmas raat jalan atau non peraatan.
"uskesmas :aitnihuta merupakan peningkatan dari puskesmas pembantu, yang menjadi
induk. "uskesmas :aitnihuta membaahi & "uskesmas pembantu yang beralokasi di
Desa "akkat, dan membaahi 8 "oskesdes.
.9 DATA HA'IL INTE46EN'I
"ada penelitian ini dilakukan pada )0 responden yang merupkan akil dari ibu bayi dan
ibu hamil, Desa aru -imur, ke#amatan aru, @abupaten "amekasan, >adura. "enelitian
dilakukan dengan #ara penyebaran kuesioner dan aan#ara terhadap )0 responden, adapun
informasi yang diambil dalam penelitian ini adalah berupa pendidikan dan pekerjaan dari
responden dan informasi tentang pengetahuan dan perilaku pada ibu bayi dan ibu hamil
tentang imunisasi pada anak.
5erikut ini merupakan distribusi responden berdasarkan pendidikan yang ditunjukkan
pada tabel ).&.
Tabel .1. D#str#bus# 4es5n%en Ber%asarkan Pen%#%#kan
Pen%#%#kan N C
-idak -amat :D 2 *,0
-amat :D 20 *0,0
-amat :>" &0 2*,0
49
-
8/17/2019 Mini Project_daniel Situngkir
50/67
-amat :>1 8 20,0
Ttal )0 &00.0
-abel ).& menjelaskan mengenai distribusi responden berdasarkan pendidikan.
Responden yang mempunyai riayat yang tidak tamat :D sebanyak 2 orang dengan
prosentase *+, tamat :D 20 orang (*0+, tamat :>" &0 orang (2*,0+, tamat :>1
sebanyak 8 orang (20+. Responden dengan tingkat pendidikan :D dan paling dominan.
Oaktor pendidikan akan mempengaruhi pengetahuan responden terhadap pentingnya
imunisasi, sehingga akan mempengaruhi respon ibu dalam memberikan imunisasi yang
lengkap terhadap anaknya. Data yang kedua adalah distribusi responden berdasarkan
pekerjaan yang dapat dilihat pada tabel ) berikut ini.
Tabel .2
D#str#bus# 4es5n%en Ber%asarkan Pekerjaan
Pekerjaan N C
"etani &2 /0
Ibu Rumah -angga 20 *0,0
uru & 2,*
:asta &,*
Ttal )0 &00.0
-abel ).2 menunjukkan distribusi responden berdasarkan pekerjaan. Responden dengan
pekerjaan petani sebanyak &2 orang (/0+, ibu rumah tangga sebanyak 20 orang (*0+, guru
sebanyak & orang (2,*+, sasta sebanyak orang (&,*+ dan lainlain (0+. Responden
dengan jenis pekerjaan paling dominan adalah ibu rumah tangga dengan prosentase *0+,
sedangkan responden dengan jenis pekerjaan paling sedikit adalah guru.
50
-
8/17/2019 Mini Project_daniel Situngkir
51/67
Tabel .3
D#str#bus# Umur 4es5n%en
;mur Ibu N C
T 20 tahun * &2,*
20/0 tahun 22 **,0
G /0 tahun &/ /2,*
Ttal )0 &00.0
-abel )./ menunjukkan distribusi umur ibu dan ibu hamil yang digunakan sebagai
responden, dimana ibu yang berumur T 20 tahun sebanyak &2,* +, ibu yang berumur G /0
tahun sebanyak /2,* + dan yang paling dominan pada responden adalah ibu yang berumur
20/0 tahun sebanyak ** +.
Tabel .
Pengetahuan 4es5n%en Tentang Imun#sas# /Pre)Inter7ens#0
-ingkat "engetahuan 4 +
5aik
7ukup
2
&0
*
2*
@urang 28 0
-otal )0 &00.0
51
-
8/17/2019 Mini Project_daniel Situngkir
52/67
-abel ).) menunjukkan pengetahuan responden tentang pentingnya imunisasi (pre
intervensi. Responden yang mempunyai tingkat pengetahuan yang baik tentang imunisasi
sebanyak 2 orang dengan prosentase *+. Responden yang mempunyai pengetahuan yang
#ukup baik tentang imunisasi sebanyak &0 orang dengan prosentase 2* +. Responden yang
mempunyai pengetahuan yang kurang sebanyak 28 orang dengan prosentase sebanyak 0+.
!asil pengambilan data ini didapatkan baha responden lebih banyak yang mempunyai
tingkat pengetahuan yang kurang tentang imunisasi.
5erikut ini adalah tabel mengenai hasil aan#ara tentang perilaku ibu bayi dan ibu
hamil dalam mengimunisasikan anak yang dilakukan responden.
Tabel .*
¨ah res5n%en tentang 5er#laku #mun#sas# 5a%a anak /5re)#nter7ens#0
"erilaku 4 +
5aik /) 8*
5uruk 6 &*
-otal )0 &00
52
-
8/17/2019 Mini Project_daniel Situngkir
53/67
Dari hasil aan#ara responden tentang perilaku ibu bayi dan ibu hamil dalam
menerapkan program imunisasi kebanyakan dari responden sudah berperilaku baik mau
membaa anak ke posyandu dan mengimunisasikan anaknya dengan jumlah responden yang
perilaku baik sebesar 8* +.
@emudian setelah dilakukan intervensi pada responden, yaitu berupa penyuluhan,
pembagian leaflet, dan tanyajaab kepada responden tentang imunisasi didapatkan data
peningkatan pengetahuan dan perilaku ibu dalam mengimunisasikan anak. 5erikut ini adalah
tabel tingkat pengetahuan responden tentang imunisasi (postintervensi.
Tabel .9
Pengetahuan 4es5n%en Tentang Imun#sas# /Pst)Inter7ens#0
-ingkat "engetahuan 4 +
5aik
7ukup
&6
&)
)0,0
/*,0
@urang &0 2*,0
-otal )0 &00.0
53
-
8/17/2019 Mini Project_daniel Situngkir
54/67
-abel ).6 menunjukkan pengetahuan responden tentang pentingnya imunisasi (post
intervensi. Responden yang mempunyai tingkat pengetahuan yang baik tentang imunisasi
sebanyak &6 orang dengan prosentase )0+. Responden yang mempunyai pengetahuan yang
#ukup baik tentang imunisasi sebanyak &) orang dengan prosentase /*+. Responden yang
mempunyai pengetahuan yang kurang sebanyak &0 orang dengan prosentase sebanyak
2*,0+. !asil pengambilan data ini didapatkan baha terjadi peningkatan pengetahuan
responden, lebih banyak yang mempunyai tingkat pengetahuan yang baik tentang imunisasi
dibandingkan sebelum dilakukan intervensi.
5erikut ini adalah tabel mengenai hasil aan#ara tentang perilaku ibu bayi dan ibu
hamil dalam mengimunisasikan anak yang dilakukan responden (postintervensi.
Tabel .:
¨ah res5n%en tentang 5er#laku #mun#sas# 5a%a anak /5st)#nter7ens#0
"erilaku 4 +
5aik /8 '*,0
5uruk 2 *,0
-otal )0 &00
54
-
8/17/2019 Mini Project_daniel Situngkir
55/67
Dari hasil aan#ara responden tentang perilaku ibu bayi dan ibu hamil dalam
menerapkan program imunisasi setelah dilakukan intervensi menunjukkan berkurangnya
perilaku yang buruk dalam mengimunisasikan anaknya dengan jumlah responden yang
perilaku buruk terjadi penurunan dari sebelum intervensi sebanyak &0+ setelah dilakukan
intervensi menurun menjadi hanya *+ saja.
3utput dari mini proyek ini adalah meningkatnya jumlah balita yang diimunisasi diaru -imur. Data ini menunjukkan prosentase balita yang telah mendapat imunisasi tiap
bulan. Data di desa aru -imur, @e#amatan aru adalah B
55
-
8/17/2019 Mini Project_daniel Situngkir
56/67
"ada diagram diatas tampak baha prosentase ?I? desa aru -imur pada bulan
Desember 20&2 4ovember 20&/ sebanyak 88,*+, bulan
-
8/17/2019 Mini Project_daniel Situngkir
57/67
mengetahui bagaimana ibu bayi dan ibu hamil menyadari pentingnya imunisasi pada anak,
selain itu tingkat pengetahuan juga dapat mengetahui respon dari suatu keluarga dalam
memberikan imunisasi pada anak.
"rosedur penelitian ini adalah ibuibu di posyandu yang memiliki anak balita dibaah
& tahun dibagikan kuesioner untuk dijaab kemuadian hasil jaaban di skoring untuk
dikategorikan ke dalam tingkat pengetahuan. @uesioner yang digunakan merupakan
kuesioner yang telah diuji validitasnya di ;niversitas >uhammadiyah %ogyakarta. 5agi ibu
yang tidak dapat memba#a maka pengisian kuesioner dipandu oleh dokter intersip atau
petugas yang bersangkutan.
5erdasarkan data hasil penelitian sebelum dilakukan intervensi, di desa aru -imur di
dapatkan data hanya *+ ibu yang mempunyai tingkat pengetahuan baik selebihnya 0 +
tingkat pengetahuan ibu kurang dan 2*+ #ukup. -ingkat perilaku responden sudah
berperilaku baik mau membaa anak ke posyandu dan mengimunisasikan anaknya dengan
jumlah responden yang perilaku baik sebesar 8* +. !al ini menandakan, kurangnya
pengetahuan dan pemahaman tentang imunisasi di kalangan masyarakat setempat. 5eberapa
ibu membaa anaknya ke posyandu untuk mendapatkan imunisasi tanpa tahu manfaat dan
efek samping dari imunisasi itu sendiri.
@egiatan intervensi yang dilakukan selama penelitian adalah edukasi setiap posyandu,
menyebar leaflet, dan melatih kader posyandu. -entu saja hal ini tidak mungkin dilakukan
sekali atau dua kali. :etelah dilakukan intervensi pada responden, yaitu berupa penyuluhan,
pembagian leaflet, dan tanyajaab kepada responden tentang imunisasi didapatkan baha
terjadi peningkatan pengetahuan dan perilaku ibu dalam mengimunisasikan anak. "ersentase
responden post intervensi yang mempunyai tingkat pengetahuan yang baik tentang imunisasi
meningkat menjadi )0+. :edangkan jumlah responden yang perilaku baik meningkat
menjadi sebesar '* +. !asil pengambilan data ini didapatkan baha terjadi peningkatan
pengetahuan yang baik tentang imunisasi dibandingkan sebelum dilakukan intervensi,
alaupun hanya sebanyak )0+ dari jumlah keseluruhan responden. @ondisi tersebut karena
dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk kendalakendala yang dialami saat proses mini
proyek berlangsung. @endala tersebut antara lain B
&. "erbedaan bahasa dan budaya
5ahasa merupakan sebuah alat komunikasi yang sangat penting dalam menyampaikan
sesuatu. @eterbatasan dalam penggunaan bahasa daerah membuat penelitian ini
57
-
8/17/2019 Mini Project_daniel Situngkir
58/67
berjalan kurang maksimal karena sebagian besar orang lebih menguasai bahasa daerah
mereka dibandingkan bahasa Indonesia.
2. @eterbatasan tim
@arena terbatasnya tim mini proyek, maka penelitian tidak dapat dilakukan se#ara
#epat. !al ini tentu saja berpengaruh dalam keberhasilan mini proyek.
/. @eterbatasan aktu penelitian
aktu penelitian kurang ideal karena out#ome yang diinginkan adalah desa ;7I.
!asil yang diperoleh seharusnya dihitung selama satu tahun. >aka harus dilakukan
se#ara berkesinambungan.
). @eengganan masyarakat dalam mengikuti program
1danya masyarakat yang masih enggan mengikuti posyandu karena lebih memilih
melakukan kegiatan di rumah seperti memasak, berjualan dan lainlain. @arena
beberapa posyandu kurang mendapatkan perhatian dari arga setempat, maka
kegiatan mini proyek pun agak sulit didapatkan.
:ebaik apapun program yang dijalankan apabila masih ada kesalah pahaman maka
tingkat kegagalan pun akan tinggi. "rosentase ini memiliki angka yang rendah, akan tetapi
dapat sangat beragam. @endala yang masih beredar di kalangan masyarakat antara lain
sebelum )0 hari dilarang keluar rumah,vaksin haram, imunisasi membuat sakit, anak panas
ringan tidak boleh diimunisasi, banyak keluarga yang repot dengan pekerjaannya dan takut
anak menderita penyakit lain jika diimunisasi. @eadaan ini sangat erat melekat dibenak
masyarakat dan harus diluruskan karena dapat membuat program imunisasi gagal. "rosentase
di masyarakat memang ke#il tapi hal ini dapat menyebar kepada orang lain karena
keper#ayaan arga desa lebih kuat dibandingkan dengan pola pikir dan pengetahuan.
:etelah intervensi dilakukan maka dilihat indikator out#ome berupa desa ;7I
(;niversal 7hild ImmuniAation dimana ?I? (?ima Imunisasi Dasar ?engkap harus
men#apai target. Indikator mini proyek ini adalah desa ;7I yaitu desa diamana bayi telah
mendapat ?ima Imunisasi Dasar ?engkap yang dihitung dalam satu tahun. "ada tahun 20&/
target bayi ?I? adalah 80+ dilihat dari prosentase imunisasi #ampak. Data follo up pada
prosentase ?I? desa aru -imur pada bulan Desember 20&2 4ovember 20&/ sebanyak 88,*+, bulan
-
8/17/2019 Mini Project_daniel Situngkir
59/67
20&/ C
-
8/17/2019 Mini Project_daniel Situngkir
60/67
• :etelah dilakukan intervensi terlihat yang menempati posisi teratas adalah responden
dengan tingkat pengetahuan baik sama dengan pengetahuan #ukup yaitu sebanyak 6
orang ()2,8+, sedangkan responden dengan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 2
orang (&),)+. Dapat diambil kesimpulan baha tingkat pengetahuan respondensetelah dilakukan penyuluhan mengalami peningkatan.
• "eserta posyandu ibu anak ternyata antusias dengan kegiatan penyuluhan dan diskusi
yang dilakukan, hal ini tampak dari banyaknya pertanyaan yang diajukan saat sesi
tanya jaab berlangsung.
9.2 'aran
• @epada Dinas @esehatan, agar semakin memperhatikan kondisi kesehatan balita di
ilayah kerjanya, dan meran#ang berbagai program untuk kesehatan balita yang
berguna.
• @epada pihak "uskesmas :umbul, agar semakin rutin melaksanakan kegiatan
"osyandu ibu anak disertai dengan kegiatan penyuluhan kesehatan mengenai berbagai
penyakit balita ataupun ibu hamil lainnya.
• @epada pihak "uskesmas "embantu agar aktif menginformasikan kegiatankegiatan
posyandu lainnya kepada masyarakat sekitar agar semakin banyak yang hadir dan
mengikuti kegiatan posyandu.
• @epada pihak yang selanjutnya akan melakukan kegiatan penelitian mengenai
imunisasi, disarankan agar turut menilai sikap dan perilaku peserta mengenai
imunisasi.
•
@epada pihak masyarakat
60
-
8/17/2019 Mini Project_daniel Situngkir
61/67
DATA4 PU'TAKA
1rikunto, :uharsini. (2006. Prosedur Penelitian .uatu Pende-atan Pra-ti-' aryunani, 1nik. (20&0. Ilmu 6esehatan Ana- dalam 6ebidanan'
-
8/17/2019 Mini Project_daniel Situngkir
62/67
"roveraati, 1tikah $ 7itra :etyo 1ndhini. (20&0. Imunisasi dan "a-sinasi' %ogyakartaB
4uha 3ffset.
Rukiyah, 1y $ ?ia %ulianti. (20&0. Asuhan 8eonatus Bayi dan Ana- Balita' edika.
Ranuh, I..4., dkk. (2008. Pedoman imunisasi di Indonesia' disi ketiga -ahun 2008.
aryani, Ike (200' Oaktorfaktor yang mempengaruhi ketidak petuhan ibu terhadap
pelaksanaan Imunisasi pada balita di desa 5lumbang @e#amatan -aangmangu @abupaten
@arang 1nyar httpB99etd.eprints.ums.a#.id9))88
1li, >uhammad (2002 "engetahuan, :ikap dan perilaku Ibu bekerja dan tidak bekerja
tentang imunisasihttpB99repository.usu.a#.id9bitstream9&2/)*68'9&'&29*91bstra#t.pdf
KUE'INE4 PENELITIAN
>4I4@1-@14 "4-1!;14, :I@1", D14 "RI?1@; >1:%1R1@1-
-4-14 @?4@1"14 I>;4I:1:I D1:1R ?4@1" DI D:1 1@ ?;4
";:@:>1: :1I-4I!;-1
Data Responden B
4ama responden (3rangtua B
62
http://www.depkes.go.id/index.php/berita/info-umum-kesehatan/buletin%20surveilans-pd3i-dan-imunisasi.htmlhttp://www.depkes.go.id/index.php/berita/info-umum-kesehatan/buletin%20surveilans-pd3i-dan-imunisasi.htmlhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19172/5/Abstract.pdfhttp://etd.eprints.ums.ac.id/4488http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19172/5/Abstract.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19172/5/Abstract.pdfhttp://etd.eprints.ums.ac.id/4488http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19172/5/Abstract.pdfhttp://www.depkes.go.id/index.php/berita/info-umum-kesehatan/buletin%20surveilans-pd3i-dan-imunisasi.htmlhttp://www.depkes.go.id/index.php/berita/info-umum-kesehatan/buletin%20surveilans-pd3i-dan-imunisasi.html
-
8/17/2019 Mini Project_daniel Situngkir
63/67
4ama anak B
;sia anak B
1lamat B
"ekerjaan B
"endidikan terakhir B
-
8/17/2019 Mini Project_daniel Situngkir
64/67
a. Diteteskan ke mulut
b. Diteteskan ke telinga
#. Disuntikkan ke pembuluh darah
d. Disuntikkan di betis
e. -idak tahu
*. @apan seharusnya anak anda pertama kali di imunisasi U
a. ;sia 2 tahun
b. ;sia sekolah
#. :ejak sakit
d. :ejak lahir
e. -idak tahu
6. Imunisasi apakah yang pemberiannya diteteskan melalui mulut U
a. 57
b. "olio
#. !epatitis 5
d. D"-
e. -idak tahu
. "enyakit apakah yang dapat di#egah dengan pemberian imunisasi 57 U
a. "olio
b. !epatitis 5
#. -57
d. 7ampak
e. -idak tahu
8. 5erapa kali imunisasi "olio diberikan U
a. 2
b. /
#. )
64
-
8/17/2019 Mini Project_daniel Situngkir
65/67
d. &
e. -idak tahu
'. @apan imunisasi #ampak mulai diberikan U
a. :ejak lahir
b. ;sia sekolah
#. ;sia ' bulan
d. ;sia & tahun
e. -idak tahu
&0. 1pakah imunisasi yang sudah terleatkan dapat diberikan U
a. -idak bisa
b. -idak mungkin
#. 5isa
d. 5isa, asalkan anaknya sudah sekolah
e. -idak tahu
:ikap Responden
&&. 1pakah ibu setuju dengan adanya program imunisasi dasar lengkapU
a. :etuju
b. -idak setuju
&2. 1pakah ibu setuju apabila anak anda diimunisasi U
a. :etuju
b. -idak setuju
&/. 1pakah ibu setuju baha imunisasi itu sangat penting untuk kesehatan anak U
a. :etuju
b. -idak setuju
&). 1pakah ibu setuju baha manfaat imunisasi yang didapat jauh lebih besar
dibandingkan kerugiannya (efek samping U
65
-
8/17/2019 Mini Project_daniel Situngkir
66/67
a. :etuju
b. -idak setuju
&*. 1pakah ibu setuju kalau imunisasi "olio dapat men#egah penyakit polio U
a. :etuju
b. -idak setuju
"erilaku Responden
&6. 1pakah anak ibu sudah mendapatkan imunisasi dasar lengkapU
a. :udah
b. 5elum
5ila belum, berikan alasannya...
&. "ada umur berapa anak ibu mendapat imunisasi 57 U
a. :egera setelah lahir
b. :ebelum berumur 2 bulan
#. :etelah berumur 2 bulan
d. :etelah terkena penyakit -57
e. -idak mendapatkan imunisasi 57
&8. 1pakah ibu tetap membaa anak ibu untuk di imunisasi apabila anak ibu sedang diare
U
a. -etap
b. -idak
#. >enunda
5erikan alasannya...
&'. 5agaiman tindakan ibu pada anak yang tidak mendapatkan imunisasi U
a. >engajak orangtuanya agar anaknya diimunisasi
b. !anya menyarankan
66
-
8/17/2019 Mini Project_daniel Situngkir
67/67
#. -idak berbuat apaapa
20. 1pakah ibu masih tetap membaa imunisasi (booster* anak ibu setelah anak ibu
sudah mendapatkan imunisasi dasar lengkap U
a. Iya
b. -idak
#. Raguragu
5erikan alasannya...