mkek dr linda dkk vs drg neni

Upload: ekarestizulvanita-devi

Post on 03-Nov-2015

242 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

rrrr

TRANSCRIPT

KEPUTUSAN MAJELIS KEHORMATAN ETIK KEDOKTERAN

KEPUTUSAN MAJELIS KEHORMATAN ETIK KEDOKTERAN

IKATAN DOKTER INDONESIA WILAYAH DKI JAKARTA

Nomor :

Demi keluhuran profesi dokter berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa

Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Ikatan Dokter Indonesia Wilayah DKI Jakarta, yang memeriksa dan menyelesaikan perkara pengaduan pelanggaran etik kedokteran di tingkat pertama telah menjatuhkan putusan sebagai berikut di bawah ini dalam perkara :

1. Drg Ny Nelly Andri, yang untuk dan atas namanya diwakili oleh Kantor Pengacara Arno Gautama Harjono, Alvin Latief & Partners, berdomisili di Jakarta, sebagai pengadu / pengirim somasi.

2. Dr Lukas Budiono, Dr Nicolaas C Budhiparama, FICS dan Dr Linda Rachmat, anggota IDI, dalam hal ini berdomisili di RS Medistra, sebagai teradu.

Majelis Kehormatan Etik Kedokteran IDI Wilayah DKI Jakarta,

Telah membaca surat-surat yang bersangkutan;

Telah mendengar dan memeriksa administrator dan Komite Medik RS Medistra pada tanggal 25 Oktober 2001;

Telah mendengar dan memeriksa teradu pada tanggal 25 Oktober dan 6 Desember 2001 beserta Rekam Medik dan data medik yang bersangkutan;

Telah mendengar pendapat Prof Dr Padmosantjojo, SpBS selaku wakil peer group Ahli Bedah Syaraf Indonesia pada tanggal 25 Oktober 2001;

Telah mendengar pendapat Prof Dr Arry Haryanto, SpPD selaku wakil peer group superspesialisasi Hematologi Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia pada tanggal 8 November 2001;

Telah mendengar dan memeriksa dr Gartati, SpM selaku dokter mata yang memeriksa pengadu pada tanggal 6 Desember 2001;

Telah mendengar pendapat IDSAI Jaya (Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesi Indonesia) pada tanggal 25 Oktober 2001;

Telah mendengar pendapat IKABI Jaya (Perhimpunan Dokter Ahli Bedah Indonesia) pada tanggal 8 November 2001;

Telah mendengar pendapat dari Prof Dr Karmel dari Pusat Trombosis pada tanggal 3 Januari 2002;

Telah mendengar dan memeriksa Dr Vidyapati, SpM dan Dr Herdiman, SpPD selaku dokter yang turut menjadi saksi pemeriksaan pengadu, pada tanggal 3 Januari 2002;

Telah menganalisis kasus pada tanggal-tanggal 8 , 15 dan 22 November 2001 serta 10 Januari 2002.

Tentang duduknya pengaduan

Menimbang bahwa pada tanggal 3 Agustus 2001 para teradu telah mengajukan surat laporan adanya somasi dari Kantor Pengacara Arno Gautama Harjono, Alvin Latief & Partners yang ditujukan kepada Ketua MKEK IDI Wilayah DKI Jakarta, dengan materi pengaduan : Bahwa para teradu telah melakukan operasi pengangkatan tumor ekstra meduler pada foramen T 4-5 dengan destruksi tulang dan menekan medulla spinalis terhadap pengadu pada tanggal 15 Februari 2001 pukul 11.00 13.30. yang kemudian diikuti oleh kebutaan mata kanan pengadu, yang diketahuinya pada pukul 02.30 tanggal 16 Februari 2001.

Menimbang bahwa atas pengaduan pengadu, teradu telah memberikan jawabannya disertai dengan bukti-bukti tertulis yang ada padanya, Komite Medik RS Medistra juga telah memberikan keterangannya dalam sidang MKEK IDI Wilayah DKI Jakarta pada tanggal-tanggal tersebut di atas, yang pada pokoknya adalah sebagai berikut :

1. Bahwa benar sejak tanggal 8 Febrauari 2001 pengadu telah berobat ke RS Medistra dengan keluhan nyeri punggung kronik. Setelah menjalani pemeriksaan medis yang cukup dapat diketahui bahwa ia menderita tumor ekstra meduler pada foramen T 4-5 dengan destruksi tulang dan menekan medulla spinalis;

2. Bahwa benar pada tanggal 15 Februari 2001 pengadu telah menjalani operasi tersebut di atas yang dilakukan oleh para teradu, setelah informed consent diperoleh;

3. Bahwa benar pasca operasi pengadu dimasukkan ke ICU dan pada pukul 02.30 pengadu mengeluh bahwa mata kanannya tidak bisa melihat. Selanjutnya, pemeriksaan dokter mata menunjukkan visus mata kanan 1/300. Pengobatan yang diberikan tidak membawa perbaikan visus;

Menimbang bahwa Ikatan Ahli Bedah Indonesia dan Ikatan Ahli Bedah Syaraf Indonesia sebagai peer group telah memberikan pertimbangan-petimbangan yang pada pokoknya sebagai berikut :

1. Bahwa kebutaan yang mendadak tersebut tidak mungkin diakibatkan oleh emboli yang berasal dari lapangan operasi, oleh karena emboli yang berasal dari lapangan operasi seharusnya bersifat venosa (melalui pembuluh balik) dan tidak akan mencapai retina;

2. Bahwa apabila kebutaan mendadak ini diakibatkan oleh emboli maka emboli yang terjadi haruslah emboli arteriil;

Menimbang bahwa Ikatan Dokter Spesialis Anestesi Indonesia sebagai peer group telah memberikan pertimbangan-petimbangan yang pada pokoknya sebagai berikut :

1. Bahwa kebutaan mendadak tersebut bukan diakibatkan oleh obat-obat anestesi yang digunakan;

2. Bahwa posisi pengadu sewaktu dioperasi yang telungkup telah diantisipasi dengan memberi padding khusus pada wajah sesuai dengan prosedur standar, sehingga daerah mata tidak mengalami penekanan;

Menimbang bahwa diskusi para anggota MKEK IDI Wilayah DKI Jakarta dengan Ahli Penyakit Dalam sebagai peer group yang diwakili oleh ahli superspesialisasi Hematologi dan dari Pusat Trombosis telah memberikan pertimbangan-petimbangan yang pada pokoknya sebagai berikut :

1. Bahwa penyebab yang bersifat vaskuler lebih mungkin daripada penyebab neural;

2. Bahwa pengadu memiliki faktor predisposisi terjadinya angiopathi dan atau hiperkoagulatif sebagai akibat dari penyakit gulanya yang tidak terkontrol dengan baik;

3. Bahwa pada pre-operasi telah diberikan obat untuk menurunkan kadar gula darah;

4. Bahwa operasi telah dilaksanakan oleh para teradu sesuai dengan prosedur standar dari masing-masing profesi mereka;

5. Bahwa insiden (kekerapan) peristiwa seperti ini sangat rendah sehingga dapat dikategorikan sebagai peristiwa penyulit (komplikasi) yang tidak dapat diduga sebelumnya (Unforeseeable);

Memutuskan

Menetapkan bahwa Dr Lukas Budiono, Dr Nicolaas C Budhiparama, FICS dan Dr Linda Rachmat dari RS Medistra TIDAK terbukti melanggar etika kedokteran sebagaimana yang diatur di dalam Kode Etik Kedokteran Indonesia dalam perkara tersebut di atas.

Jakarta, 24 Januari 2002

Ketua MKEK IDI Wilayah DKI,

Prof Dr Mardiono Marsetio, SpM (K)

PAGE 2RAHASIA