model stochastic/probabilistik · web viewmodel stochastic/probabilistik model deterministik kurang...

14
MODUL PERKULIAHAN Manajemen Persediaan Persediaan dengan Stochastik Model Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Fakultas ekonomi manajemen 05 31033 Ariyani Wardhana, S.Kom., ST., MM. Abstract Kompetensi Modul ini menjelaskan tentang Penentuan jumlah persediaan dengan metode stokastik Diharapkan mahasiswa memahami dan mampu menentukan jumlah persediaan dengan metode stokastik

Upload: others

Post on 07-Dec-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Model stochastic/probabilistik · Web viewModel stochastic/probabilistik Model deterministik kurang peka terhadap kodisi perusahaan yang bervariasi, seperti misalnya : Penggunaan

MODUL PERKULIAHAN

Manajemen PersediaanPersediaan dengan Stochastik Model

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

Fakultas ekonomi manajemen 05 31033 Ariyani Wardhana, S.Kom., ST., MM.

Abstract KompetensiModul ini menjelaskan tentangPenentuan jumlah persediaan dengan metode stokastik

Diharapkan mahasiswa memahami dan mampu menentukan jumlah persediaan dengan metode stokastik

Page 2: Model stochastic/probabilistik · Web viewModel stochastic/probabilistik Model deterministik kurang peka terhadap kodisi perusahaan yang bervariasi, seperti misalnya : Penggunaan

Model stochastic/probabilistik Model deterministik kurang peka terhadap kodisi perusahaan yang bervariasi, seperti

misalnya :

Penggunaan persediaan yang tidak konstan

Penggunaan harian yang bervariasi

Lead time tidak konstan

Biaya simpan bervariasi

Biaya pesan dan harga tidak konstan

Terjadi stockout cost

Proses stokastik atau probabilistik dalam sistem persediaan ditemui dalam kondisi nyata

seperti demand yang terjadi tidak selamanya konstan (bersifat deterministik). Ada kalanya

demand atau permintaan suatu barang pada perusahaan bervariasi atau mengikuti distribusi

probabilistic tertentu yang karateristiknya diketahui. Untuk menghadapi permintaan yang

bervariasi perusahaan biasanya mempunyai persediaan tertentu sebagai pengaman yang

disebut Safety/buffer Stock. Safety stock ini menyediakan sejumlah persediaan selama lead

time. Untuk menyelesaikan persoalan semacam itu digunakan pendekatan persediaan

probabilistik.

Quantity discount procedureDalam model potongan harga ini kita harus mempertimbangkan trade off antara biaya

pembelian dengan biaya penyimpanan, dimana semakin banyak jumlah yang dibeli maka

biaya pembelian per unit akan semakin menurun, tapi di lain pihak biaya penyimpanan akan

semakin meningkat.

Asumsi dalam Quantity Discount Model1. Permintaan Bebas (Independent Demand)

2. Tingkat permintaan konstan (Demand rate is constant).

3. Lead time tetap dan diketahui (Lead time is constant and know)

4. Harga per unit tergantung kepada kuantitas (Unit cost depent on quantity)

5. Biaya penyimpanan proporgsional dengan rata-rata tingkat persediaan (Carrying cost

depends linearly on the average level of inventory)

6. Biaya pemesana per pesanan tetap (Ordering/setup cost per order is fixed)

7. Hanya satu item yang dikendalikan (The item is a single product)

2012 2 Manajemen Persediaan

Pusat Bahan Ajar dan eLearningAriyani Wardhana, S.Kom., ST., MM http://www.mercubuana.ac.id

Page 3: Model stochastic/probabilistik · Web viewModel stochastic/probabilistik Model deterministik kurang peka terhadap kodisi perusahaan yang bervariasi, seperti misalnya : Penggunaan

Dalam rangka mencari biaya terendah dengan menggunakan model ini dimasukan biaya

pembelian untuk mencari biaya total, secara matematis ditulis :

D QH

TC = − S + − + PD

Q 2

Kalau terdapat beberapa potongan harga, maka untuk menentukan jumlah pemesanan yang

akan meminimaliasi biaya persediaan total tahunan, perlu dilakukan langkah-langkah

sebagai berikut :

1. Hitung nilai EOQ untuk potongan harga tertinggi (harga terendah). Apabila jumlah ini

fisibel, artinya jumlah yang akan dibeli mencapau jumlah yang dipersyaratkan dalam

potongan harga, maka jumlah tersebut merupakan jumlah pembelian/pesanan yang

optimal. Jika tidak lanjutkan ke tahap 2.

2. Hitung biaya total untuk kuantitas pada harga terendah tersebut.

3. Hitung EOQ pada harga terendah kedua. Jika jumlah ini fisibel hitung biaya totalnya, dan

bandingkan dengan biaya total pada kuantitas sebelumnya (langkah 2). Kuantitas

optimal adalah kuantitas yang memiliki biaya terendah.

4. Jika langkah ketiga masih tidak fisibel, ulangi langkah-langkah di atas sampai diperoleh

EOQ fisibel atau perhitungan tidak bisa dilanjutkan.

Contoh:

• Annual Demand = 5000 units

• Ordering cost = $49

• Annual carrying charge = 20%

• Unit price schedule:

Quantity Unit Price0 to 999 $5.001000 to 1999 $4.802000 and over $4.75

2012 3 Manajemen Persediaan

Pusat Bahan Ajar dan eLearningAriyani Wardhana, S.Kom., ST., MM http://www.mercubuana.ac.id

Page 4: Model stochastic/probabilistik · Web viewModel stochastic/probabilistik Model deterministik kurang peka terhadap kodisi perusahaan yang bervariasi, seperti misalnya : Penggunaan

Step 1

Step 2

Economic Production QuantityModel Economic Production Quantity (EPQ) berkaitan dengan masalah yang dihadapi oleh

suatu perusahaan adalah mengendalikan persediaan dengan menginginkan laba maksimum

dan meminimumkan total biaya persediaan pada suatu sistem produksi.

Tujuan dari persediaan hasil produksi adalah untuk memenuhi kekurangan produk ketika

permintaan meningkat. Kekurangan produksi akan menyebabkan konsumen tidak dapat

terpenuhi permintaannya dan memungkinkan konsumen pindah ke perusahaan yang lain.

Dalam perusahaan manufaktur, model economic production quantity (EPQ) biasanya

digunakan untuk menentukan ukuran produksi optimal (batch) yang meminimalkan biaya

total persediaan untuk produk yang akan diproduksi.

2012 4 Manajemen Persediaan

Pusat Bahan Ajar dan eLearningAriyani Wardhana, S.Kom., ST., MM http://www.mercubuana.ac.id

Page 5: Model stochastic/probabilistik · Web viewModel stochastic/probabilistik Model deterministik kurang peka terhadap kodisi perusahaan yang bervariasi, seperti misalnya : Penggunaan

Tujuan dari model EPQ adalah untuk menentukan berapa jumlah bahan baku yang harus di

produksi, sehingga meminimasi biaya persediaan yang terdiri dari biaya set-up produksi dan

biaya penyimpanan.

Model EPQ dasar mengasumsikan bahwa penambahan persediaan terjadi secara bertahap.

Untuk memenuhi sebesar persediaan EPQ akan diproduksi pada waktu t dengan tingkat

produksi sebesar P. Tingkat produksi sebesar harus memenuhi tingkat permintaan sebesar

P harus memenuhi tingkat permintaan sebesar D, maka nilai P harus lebih besar dari D

dengan tingkat pertambahan persediaan sebesar P – D.

Biaya total penyimpanan (TIC) = set-up cost + holding cost

Parameter yang dipakai dalam model ini yaitu:

D = jumlah kebutuhan barang selama satu periode

P = jumlah produksi yang dihasilkan per periode

k = biaya set-up setiap siklus produksi

h = holding cost per-satuan nilai persediaan per-satuan waktu

t = waktu antara set-up ke set-up berikutnya

Reorder PointReorder Point ialah saat atau titik dimana harus diadakan pesanan lagi sedemikian rupa

sehingga kedatangan atau penerimaan barang yang dipesan itu tepat pada waktu dimana

persediaan diatas safety stock sama dengan nol. Dalam penentuan/penetapan Reorder

Point haruslah kita memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut :

a. penggunaan barang selama tenggang waktu mendapatkan barang

b. safety stock.

 

Reorder Point dapat ditetapkan dengan berbagai cara, antara lain dengan :

1)   Menetapkan jumlah penggunaan selama lead time dan ditambah dengan persentase

tertentu. Misalnya ditetapkan bahwa safety stock sebesar 50% dari penggunaan selama

lead time dan dtetapkan bahwa lead timenya adalah 6 hari, sedangkan kebutuhan

barang setiap harinya adalah 3 unit/hari.

ROP          =    (6 x 3) + 50% (6 x 3)

2012 5 Manajemen Persediaan

Pusat Bahan Ajar dan eLearningAriyani Wardhana, S.Kom., ST., MM http://www.mercubuana.ac.id

Page 6: Model stochastic/probabilistik · Web viewModel stochastic/probabilistik Model deterministik kurang peka terhadap kodisi perusahaan yang bervariasi, seperti misalnya : Penggunaan

                        =    18 +  9

                        =    27 unit,

2)    Menetapkan penggunaan selama lead time dan ditambah dengan penggunaan selama

periode tertentu sebagai safety stock, misalkan kebutuhan selama 4 hari.

ROP          =    (6 x 3)  +  (4 x 3)

                        =    18  +  12

                        =    30 unit

Dari contoh yang terakhir ini dapatlah dikatakan bahwa “reorder point”-nya adalah pada

jumlah 30 unit, ini berarti bahwa pesanan harus dilakukan pada waktu jumlah persediaan

tinggal 30 unit.

Contoh:

• Assumptions

– Lead-time demand is normally distributed

with mean µ and standard deviation s.

– Approximate optimal order quantity: EOQ

– Service level is defined in terms of the probability of no stockouts during lead

time and is reflected in z.

– Shortages are not backordered.

– Inventory position is reviewed continuously.

2012 6 Manajemen Persediaan

Pusat Bahan Ajar dan eLearningAriyani Wardhana, S.Kom., ST., MM http://www.mercubuana.ac.id

Page 7: Model stochastic/probabilistik · Web viewModel stochastic/probabilistik Model deterministik kurang peka terhadap kodisi perusahaan yang bervariasi, seperti misalnya : Penggunaan

• For following data, determine reorder point and safety stock for service level of 95%.

• For constant demand and variable lead time:

2012 7 Manajemen Persediaan

Pusat Bahan Ajar dan eLearningAriyani Wardhana, S.Kom., ST., MM http://www.mercubuana.ac.id

Page 8: Model stochastic/probabilistik · Web viewModel stochastic/probabilistik Model deterministik kurang peka terhadap kodisi perusahaan yang bervariasi, seperti misalnya : Penggunaan

• Carpet Discount Store:

• When both demand and lead time are variable:

• Carpet Discount Store:

2012 8 Manajemen Persediaan

Pusat Bahan Ajar dan eLearningAriyani Wardhana, S.Kom., ST., MM http://www.mercubuana.ac.id

Page 9: Model stochastic/probabilistik · Web viewModel stochastic/probabilistik Model deterministik kurang peka terhadap kodisi perusahaan yang bervariasi, seperti misalnya : Penggunaan

Periodic Inventory System• Inventory level (on hand) is counted at specific time intervals

• An order placed that brings inventory up to a specified level

• Less costly to track of inventory level

• Requires a new order quantity each time an order is placed

• Used in smaller retail stores, drugstores, grocery stores and offices

Activity Based CostingPersediaan melibatkan sejumlah besar barang dengan harga yang bervariasi dari yang

relatif tidak mahal sampai barang-barang yang sangat mahal. Karena persediaan

sebenarnya merupakan modal yang menganggur, maka pengendalian persediaan sangat

penting dilakukan terhadap barang-barang yang berperan besar dalam penggunaan

modal.

Pengalaman menunjukan bahwa hanya sejumlah kecil barang-barang persediaan yang

menanggung sebagian besar dari modal. Barang-barang seperti itulah yang harus

dikenakan pengendalian persediaan yang ketat.

Jadi barang dalam suatu persediaan akan diklasifikasikan menurut besarnya modal

yang ditanam pada barang tersebut. Yang dimaksud dengan modal yang ditanam itu

adalah jumlah kebutuhan barang (x) dikalikan dengan harga satuannya (c). Dalam hal ini

bila (c.x) makin besar, maka penghematan yang didapat akibat pengendalian persediaan

akan lebih besar dari pada barang-barang yang memiliki nilai (c.x) lebih kecil.

2012 9 Manajemen Persediaan

Pusat Bahan Ajar dan eLearningAriyani Wardhana, S.Kom., ST., MM http://www.mercubuana.ac.id

Page 10: Model stochastic/probabilistik · Web viewModel stochastic/probabilistik Model deterministik kurang peka terhadap kodisi perusahaan yang bervariasi, seperti misalnya : Penggunaan

Gagasan dari prosedur ini adalah menentukan barang yang berkontribusi 80% dari

nilai uang total. Barang-barang ini diklasifikasikan sebagai kelompok A, dan

umumnya terdiri dari 20% jumlah keseluruhan barang. Kelompok B terdiri dari

barang- barang dengan persentase 15% dari nilai uang total. Barang-barang ini

biasanya berjumlah 25% dari semua barang. Sementara barang-barang sisanya

adalah kelompok C, yang jumlahnya meliputi 55% dari jumlah keseluruhan barang

dengan persentase 5% dari nilai uang total.

Barang-barang kelompok A mewakili sejumlah kecil barang-barang yang mahal dan

harus dikenakan pengendalian persediaan yang sangat ketat. Pengontrolan keadaan

barang dilakukan paling intensif dan teliti, untuk itu dibutuhkan pengawas yang

berpengalaman. Selain itu pencatatan dilakukan paling teliti dari waktu ke waktu

karena harus selalu diketahui jumlahnya secara pasti.

Barang-barang kelompok B berada di urutan berikutnya di mana pengendalian

persediaan yang cukup ketat dapat diberikan.

Yang terakhir, barang-barang kelompok C harus diberikan prioritas terendah dalam

penerapan setiap bentuk pengendalian persediaan. Selain itu pencataan barang

cukup dilakukan secara periodik.

2012 10 Manajemen Persediaan

Pusat Bahan Ajar dan eLearningAriyani Wardhana, S.Kom., ST., MM http://www.mercubuana.ac.id

Page 11: Model stochastic/probabilistik · Web viewModel stochastic/probabilistik Model deterministik kurang peka terhadap kodisi perusahaan yang bervariasi, seperti misalnya : Penggunaan

Dengan menggunakan pendekatan ABC classification, maka terdapat dua peraturan

umum, yaitu:

1. Memiliki sejumlah besar C items.

C items mewakili 50% dari seluruh inventory namun hanya memerlukan

5% dari total nilai inventory. Oleh karena itu, sebaiknya buatlah safety stock

dalam jumlah besar.

2. Melakukan pengontrolan dengan benar terhadap A items.

Sebaiknya untuk material A items dilakukan pengontrolan dalam frekuensi yang

sering karena A items memerlukan sekitar 80% dari jumlah total nilai inventory

yang ada.

2012 11 Manajemen Persediaan

Pusat Bahan Ajar dan eLearningAriyani Wardhana, S.Kom., ST., MM http://www.mercubuana.ac.id

Page 12: Model stochastic/probabilistik · Web viewModel stochastic/probabilistik Model deterministik kurang peka terhadap kodisi perusahaan yang bervariasi, seperti misalnya : Penggunaan

Daftar Pustaka

1. Richardus Eko Indrajit, (2005), Manajemen Persediaan, Grasindo, Jakarta

2. Heizer Jay, B.Rander, (206), Manajemen Operasi, Salemba Empat, Jakarta

3. Hani handoko, (2002), Manajemen Produksi dan Operasi, BPFE, Yogyakarta

4. Siswanto, (2005), Riset Operasi, Erlangga, Jakarta

5. M. Syamsul Ma’arif, (2003), Manajemen Operasi, Grasindo, Jakarta

6. Sofyan Assauri, (2001), Manajemen Operasi, BPFE, Jakarta

7. Martinich, (2003), Operation Manaement, Prenice hall, New Yory

8. http://digilib.unpas.ac.id/files/disk1/50/jbptunpaspp-gdl-budiandoyo-2474-3-babiii.doc

2012 12 Manajemen Persediaan

Pusat Bahan Ajar dan eLearningAriyani Wardhana, S.Kom., ST., MM http://www.mercubuana.ac.id