modern wound dressing indication & application

Upload: reza-utama

Post on 10-Mar-2016

159 views

Category:

Documents


27 download

DESCRIPTION

Modern wound dressing indication & application

TRANSCRIPT

WOUND MANAGEMENT

Prof. Dr. David S Perdanakusuma, dr., SpBP-RE(K)

Plastic Reconstructive and Aesthetic Surgery Department

Airlangga University School of MedicineSoetomo General Hospital

SurabayaIndonesiaModern Wound Dressing Indication & ApplicationDavid S PerdanakusumaPlastic Reconstructive and Aesthetic Surgery Department

Airlangga University School of MedicineSoetomo General Hospital

SurabayaIndonesia

abstrak

Pada perawatan luka akut maupun kronik, penilaian luka dan pemilihan dressing merupakan hal yang penting disamping tindakan yang dilakukan baik berupa pembedahan maupun non bedah. Penilaian luka sangat menentukan tindakan yang perlu dilakukan dan dressing yang akan dipilih. Inti dari upaya perawatan luka yang sesungguhnya adalah preparasi bed luka yang terdiri dari mengatasi atau membuang jaringan nekrotik, mengontrol bakteri dan mengontrol eksudat. Upaya yang dilakukan berdasarkan hasil penilaian kondisi luka Dalam proses perawatan luka, kondisi luka mengalami beberapa perubahan dimana kondisi tersebut merupakan cerminan suatu proses yang lebih parah atau suatu keberhasilan perawatatan luka dan hal ini sangat menentukan dalam tindakan serta dressing yang diperlukan. Perubahan kondisi luka akan selalu diikuti dengan perubahan strategi perawatan luka. Metode perawatan luka bukanlah sesuatu yang statis dari awal sampai akhir tetap sama, melainkan suatu yang dinamis dapat berubah setiap saat tergantung pada kondisi yang ada. Tidak bisa di klaim bahwa suatu cara atau dressing dapat si aplikasikan pada berbagai kondisi luka

Untuk melakukan penilaian luka dan pemilihan dressing serta menentukan tindakan yang diperlukan pada perawatan luka dapat dilakukan dengan cara pintas dalam waktu yang singkat. Cara pintas yang bisa dilakukan : Menilai warna; Menilai basah keringnya (moist) permukaan luka; Menilai problem yang ada; Menentukan tindakan yang perlu dilakukan berdasarkan warna; moist permukaan dan problem luka; Memilih dressing yang sesuai dengan warna, moist permukaan dan problem luka. Menggunakan cara diatas akan dapat dinilai secara cepat dan ditentukan tindakan yang perlu dilakukan serta dressing yang diperlukan pada luka oleh sebab apapun.

Beberapa upaya tambahan dapat dilakukan dan telah dikembangkan untuk membantu penyembuhan luka sebagai Adjuvant Therapy diantaranya adalah Hydrotherapi/Whirlpool, Negative Pressure Therapy, Hyperbaric Therapy, Hidrosurgery, Ultrasonic Wound Treatment dan Maggot Debridement Therapy. Terapi Adjuvant ini pada penyembuhan luka bertujuan mensuport proses penyembuhan agar dapat berjalan dengan baik disamping upaya utama dalam perawatan luka.

Keyword : preparasi bed luka, perawatan luka, penilaian, warna, problem, moist, dressing, adjuvant therapy, NPWT

PENDAHULUAN

Luka adalah suatu keadaan putusnya kontinuitas jaringan yang disebabkan oleh berbagai hal. Kondisi ini akan segera disusul dengan proses penyembuhan luka. Proses yang berlangsung sangat kompleks. Peran perawatan luka sangat penting untuk membuat kondisi luka menjadi optimal serta mengawal proses penyembuhan luka berlangsung dengan baik. Pada perawatan luka akut maupun kronik, penilaian luka dan pemilihan dressing merupakan hal yang penting disamping tindakan yang dilakukan baik berupa pembedahan maupun non bedah. Penilaian luka sangat menentukan tindakan yang perlu dilakukan dan dressing yang akan dipilih. Dalam proses perawatan luka, kondisi luka mengalami beberapa perubahan dimana kondisi tersebut merupakan cerminan suatu proses yang lebih parah atau suatu keberhasilan perawatatan luka dan hal ini sangat menentukan dalam tindakan serta dressing yang diperlukan. Perubahan kondisi luka akan selalu diikuti dengan perubahan strategi perawatan luka. Metode perawatan luka bukanlah sesuatu yang statis dari awal sampai akhir tetap sama, melainkan suatu yang dinamis dapat berubah setiap saat tergantung pada kondisi yang ada. Tidak bisa di klaim bahwa suatu cara atau dressing dapat si aplikasikan pada berbagai kondisi luka

Untuk dapat melakukan penilaian luka dan pemilihan dressing serta menentukan tindakan yang diperlukan pada perawatan luka tidaklah harus ahli dalam perawatan luka. Dapat dilakukan dengan cara pintas dalam waktu yang singkat. Cara pintas yang bisa dilakukan : Menilai warna; Menilai basah keringnya (moist) permukaan luka; Menilai problem yang ada; Menentukan tindakan yang perlu dilakukan berdasarkan warna; moist permukaan dan problem luka; Memilih dressing yang sesuai dengan warna, moist permukaan dan problem luka. Menggunakan cara diatas akan dapat dinilai secara cepat dan ditentukan tindakan yang perlu dilakukan serta dressing yang diperlukan pada luka oleh sebab apapun. Selain itu dapat digunakan sebagai dasar komunikasi, informasi dan edukasi terhadap pasien maupun keluarganya terkait dengan perkembangan kondisi luka penderita.

Klasifikasi LukaLuka dapat terjadi pada trauma, pembedahan, neuropatik, vaskuler, penekanan dan keganasan.Luka diklasifikasikan dalam 2 bagian :

1. Luka akut : merupakan luka trauma yang biasanya segera mendapat penanganan dan biasanya dapat sembuh dengan baik bila tidak terjadi komplikasi. Kriteria luka akut adalah luka baru, mendadak dan penyembuhannya sesuai dengan waktu yang diperkirakan. Contoh : Luka sayat, luka bakar, luka tusuk, crush injury. Luka operasi dapat dianggap sebagai luka akut yang dibuat oleh ahli bedah. Contoh : luka jahit, skin grafting.2. Luka kronik : luka yang berlangsung lama atau sering timbul kembali (rekuren) dimana terjadi gangguan pada proses penyembuhan yang biasanya disebabkan oleh masalah multifaktor dari penderita. Pada luka kronik luka gagal sembuh pada waktu yang diperkirakan, tidak berespon baik terhadap terapi dan punya tendensi untuk timbul kembali. Contoh : Ulkus dekubitus, ulkus diabetik, ulkus venous, luka bakar dll.Penanganan luka akut dan kronik secara umum meliputi 2 hal, yaitu preparasi bed luka dan penutupan luka. Kedua hal tersebut saling berkaitan untuk menghasilkan penyembuhan luka yang baik. Istilah preparasi bed luka umumnya digunakan untuk mengelola luka kronik, tetapi karena komponen penanganannya sebagian sama, kecuali pengelolaan eksudat yang merupakan tanda khas dari luka kronik tidak terdapat pada luka akut. Preparasi bed luka adalah uatu proses pembuangan barrier yang terdapat di luka untuk mempersiapkan luka supaya dapat melalui proses penyembuhan luka dengan baik yang dapat dilakukan dengan cara melakukan debridement, kontrol bakteri dan pengelolaan eksudat PEMBAHASAN

Cara pintas menilai luka model 1 dapat dilakukan berdasarkan problem yang terdapat pada luka tersebut. Seperti diketahui problem luka secara umum meliputi problem bakteri, problem jaringan nekrotik dan problem eksudat. Secara cepat setelah dapat dinilai problem yang ada berdasarkan gambar dibawah dapat dilakukan upaya mengontrol bakteri dengan pemberian antibiotik dan debridement (gambar 1). Untuk problem jaringan nekrotik dapat diatasi dengan debridement yang telah diketahui dalam kajian pustaka diatas dapat dilakukan dengan memilih salah satu metode debridement yang ada yaitu : surgical, autolytic, enzymatic, mechanical dan biological. Problem eksudat dapat diatasi dengan kontrol menggunakan produk absorbtif perawatan luka seperti kasa absorbtif, calcium alginate, hydrofiber dan foam.

Gambar 1. Problem luka dan solusinya

Cara pintas menilai luka model 2 dapat dilakukan dengan menilai warna dari luka tersebut, yang mana sesuai dengan macam jenis luka (gambar 2).Terdapat 6 macam jenis luka antara lain. :

1. Luka akut : luka akibat trauma, biasanya berwarna merah dan masih berdarah. 2. Luka Nekrotik (hitam) : luka berupa jaringan nekrotik yang dapat disebabkan oleh berbagai hal.3. Luka Slough (nekrotik kuning) : luka berupa jaringan nekrotik berwarna kuning yang melekat erat dijaringan bawahnya dan mudah berdarah, dapat merupakan luka basah maupun kering.4. Luka Granulasi : berwarna merah biasanya permukaannya basah, masalah yang ada adalah raw surface yang memerlukan penutupan luka.5. Luka Infeksi (kuning hijau) : adalah luka infeksi ditandai dengan adanya nanah dan radang disekitarnya.6. Luka Epitelialisasi : berwarna pink adalah luka yang sudah tertutup lapisan epitel dan dapat dinyatakan luka telah sembuh secara sederhana.Dari tampilan warna yang ada dapat ditentukan problem yang ada serta solusinya. Misalnya warna nekrotik hitam solusinya adalah debridement. Luka infeksi problemnya adalah bakteri dan penyelesaiannya adalah mengontrol bakteri dengan cara pemberian antibiotik atau debridement termasuk didalamnya tindakan irigasi dan pencucian. Penilaian warna luka dapat dikombinasi dengan penilaian problem untuk menghasilkan solusi sesuai gambar 1.

Gambar 2. Enam Macam LukaCara pintas menilai luka model 3 adalah menilai basah keringnya permukaan luka sekaligus menentukan solusi yang dilakukan untuk melakukan atau memilih dressing yang tepat. Bila permukaan luka basah, diupayakan dibawa menuju kering sehingga didapatkan kondisi lembab, demikian pula kebalikannya bila luka kering dibawa kearah basah sampai mendapatkan kondisi lembab. Kondisi lembab adalah kondisi yang ideal untuk penyembuhan luka dimana dimungkinkan terjadinya epitelialisasi yang optimal dan pembersihan luka secara autolitik dengan mengaktifkan enzim proteolitik tubuh (autolytic debridement) (gambar 3).

Gambar 3. Pemilihan Dressing Luka

Dengan menggunakan konsep berpikir model 1, 2 dan 3 dapat menilai dan sekaligus menentukan upaya perawatan luka yang tepat untuk dilakukan dalam waktu cepat.Konsep ini dapat dapat diingat dan diaplikasikan secara mudah dalam praktik perawatan luka. Konsep ini selain dapat menilai luka dan menentukan tindakan yang tepat untuk merawat luka dapat pula digunakan untuk menilai atau mengevaluasi hasil perawatan luka yang telah dilakukan terutama dalam rangka komunikasi, informasi dan edukasi terhadap pasien dan keluarganya.

Gambar 4. Algoritme Perawatan Luka

Menggunakan metode ini diharapkan dapat merawat luka secara cepat dan tepat dengan menggunakan metode cara pintas. Metode cara pintas merawat luka dapat digunakan untuk pelatihan semua orang yang berkecimpung dalam bidang kesehatan pada semua jenjang maupun semua bidang ilmu dalam kedokteran.

Beberapa upaya tambahan dapat dilakukan dan telah dikembangkan untuk membantu penyembuhan luka sebagai Adjuvant Therapy diantaranya adalah Hydrotherapi/Whirlpool, Negative Pressure Therapy, Hyperbaric Therapy, Hidrosurgery, Ultrasonic Wound Treatment dan Maggot Debridement Therapy. Terapi Adjuvant ini pada penyembuhan luka bertujuan mensuport proses penyembuhan agar dapat berjalan dengan baik disamping upaya utama dalam perawatan luka.

Hydrotherapy / Whirlpool

Adalah adjuvant therapy yang paling tua, yang sampai saat ini masih digunakan. Tujuannya membuang kontaminan dan debris toksik dan dilusi jumlah bakteri.

Hyperbaric TherapyTerapi Oksigen Hiperbarik adalah suatu terapi medik yang dilaksanakan di ruang tertutup dengan cara meningkatkan tekanan atmosfir berkisar antara 2-3 ATA (atm absolut) dan bernafas memakai oksigen murni 100% atau udara campuran. Prinsip dasar terapi oksigen hiperbarik adalah Oksigen dalam darah diangkut dalam bentuk terlarut di plasma dan berbentuk ikatan dengan hemoglobin. Sifat dari oksigen terlarut yang lebih mudah dikonsumsi oleh jaringan melalui proses difusi langsung dibandingkan oksigen yang terikat oleh sistem Hb. Terapi Oksigen Hiperbarik dapat meningkatkan jumlah oksigen terlarut sehingga mencapai keadaan kebutuhan oksigen dapat dipenuhi dari oksigen terlarut tanpa menggunakan oksigen dari oxyhemoglobin. Indikasi terapi oksigen hiperbarik crush injury, replantasi, luka bakar, skin grafting, flap, luka yang sulit sembuh.Hidrosurgery

Alat tangensial eksisi Versajet Hydrosurgery System dapat dilakukan pada daerah sempit dan berlekuk. Alat ini merupakan kombinasi eksisi, cleansing dan aspirasi. Metoda ini sesuai dengan prinsip venturi effect, yaitu aliran air dipancarkan keluar dan kembali ditarik dengan cepat. Aliran yang cepat ini yang memberikan efek sayat pada jaringan.

Ultrasonic Wound Treatment

Metode kerja ultrasonik adalah : fibrinolitik, anti-mikroba, high selective dissecting akibat efek kavitasi and gelombang akustik yang dikeluarkan. Prinsip kerja : Transducer Piezo Ceramic mentransformasi gelombang Elektronik menjadi vibrasi ultrasonik pada 25 kHz (sonotrode) lalu sonotrode bersamaan dengan larutan debridement menghasilkan gelembung2 mikro gas yang memutar secara siklis. Ledakan gelembung-gelembung gas menghasilkan kerusakan mekanis bakteri, dedridema luka dan pemijatan mikro pada lapisan jaringan dibawahnya. Hasilnya proses penyembuhan luka kronik akan distimulasi. Perawatan luka akan efektif pada gelombang 25 kHz. Keuntungan Ultrasonic Wound Treatment adalah debridement selektif pada jaringan mati, melindungi jaringan sehat, syaraf dan pembuluh darah, eradikasi bakteri dan bakteri biofilm, merangsang jaringan granulasi dan sirkulasi mikrovaskular, dapat dikombinasikan dengan metode perawatan luka lainnya.Maggot Debridement Therapy

Biological debridement menggunakan Larva therapy yaitu Larva Phaenicica sericata (green blow fly). Metode ini merupakan biomechanical debridement, telah digunakan sejak tahun 1932 dan sukses untuk menangani abses, luka bakar, selulitis, gangren, ulkus, osteomielitis dan mastoiditis.

Negative Pressure Therapy

Penggunaan terapi negative pressure secara kontinyu atau intermiten dengan tekanan negatif 80-125mmHg. Prinsip perawatan luka dengan tekanan negatif/sub atmosfir untuk mengontrol lingkungan lokal luka telah berkembang dengan pesat lebih dari 20 tahun. Metode ini telah dipakai secara luas dan memberikan hasil yang sangat memuaskan dalam perawatan luka. Secara evidence didukung oleh publikasi sekitar 40 randomized controlled trial. Komponen sistem perawatan luka dengan tekanan negatif ini terdiri dari pompa vacuum, slang untuk evakuasi, foam polyurethan, canister penampung cairan dan adhesive film (pembalut tranparan).

Mekanisme kerja tekanan negatif pada permukaan luka meningkatkan penyembuhan luka dengan mengurangi udem, mengurangi eksudat, mengurangi koloni bakteri, merangsang granulasi, kontraksi luka, kondisi moist, meningkatkan migrasi epitel. meningkatkan angiogenesis dan meningkatkan proliferasi seluler.

Perawatan dengan tekanan negatif dapat diaplikasikan pada luka akut seperti luka trauma, luka bakar, luka operasi dengan raw surface yang tidak dapat ditutup segera, luka yang ditutup skin graft, flap dan luka pasca debridement. Selain itu dapat pula diaplikasikan pada luka yang sulit sembuh karena berbagai sebab (luka kronik). Metode ini dapat diindikasikan untuk luka kronis seperti ulkus diabetik, ulkus dekubitus, ulkus stasis vena, luka dehisensi dll.

KESIMPULAN

Penilaian Luka : tidak hanya berdasarkan etiologi dan klasifikasi tetapi penampilan klinis merupakan hal yang sangat penting dan bermanfaat untuk penanganan luka. Perawatan luka dapat dilakukan dengan metode cara pintas dalam menilai luka dan menentukan upaya yang bisa dilakukan dalam merawat luka. Metode yang dilakukan adalah menentukan problem luka terdiri dari infeksi, nekrotik, eksudat. Menentukan macam dan warna luka yaitu : hitam, kuning, kuning hijau, merah, pink. Dilengkapi dengan penilaian kering basahnya permukaan luka, dibuat kondisi lembab (moist). Metode diatas selanjutnya dapat menentukan tindakan dan memilih dressing yang tepat. Model ini dapat juga dilakukan untuk mengevaluasi suatu modalitas terapi, juga sebagai cara KIE dengan pasien dan keluarganya.PAGE 10