money & i magazine vol. 29

76
1 Vol. 29 | Mei - Juni 2012 ISSN: 2087-5975 www.money-and-i.com Navnit Anand The Mind Of Body & Soul Ayu Laksmi Coming Out of The Dark Vol. 29 Mei - Jun 2012

Upload: arif-rahman

Post on 12-Mar-2016

247 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Cover Story Navnit Anand CEO Body & Soul Indonesia

TRANSCRIPT

Page 1: Money & I Magazine Vol. 29

1Vol. 29 | Mei - Juni 2012

ISSN: 2087-5975

www.money-and-i.com

Navnit AnandThe Mind Of Body & Soul

Ayu Laksmi Coming Out of The Dark

Vol. 29 Mei - Jun 2012

Page 2: Money & I Magazine Vol. 29

2 Vol. 29 | Mei - Juni 2012

Page 3: Money & I Magazine Vol. 29

3Vol. 29 | Mei - Juni 2012

Page 4: Money & I Magazine Vol. 29

4 Vol. 29 | Mei - Juni 2012

Page 5: Money & I Magazine Vol. 29

5Vol. 29 | Mei - Juni 2012

Page 6: Money & I Magazine Vol. 29

6 Vol. 29 | Mei - Juni 2012

28

8 FROM THE EDITOR

11 QUOTES OF THE MONTH

12 PIN UP

14 Special EventKado Lestari

18 Market ResearchOrang Indonesia sering menabung dan berlibur

20 Road To WealthPublic Speaking Secret of My Success

22 OutlookTol Segitiga Bali

24 Info PropertyLestari Living

26 Note From the GuruContributor

43 Profile OfficeBPR Lestari Sanur

44 Lestari FirstBatik Tenun Darnasala

48 Smart FamilyHarga Tanah Terus Naik, Sampai Kapan?

50 LiteratureGet Rich, Stay Rich, Pass it On

52 Book Review

56 InsightSocial Experience

58 BackpackerKawah Bromo

60 Front of MindKalanithi Maran

62 SocialitaAyu Laksmi

68 Growth StrategiesMembantu atau Tidak

72 Notes From A FriendsHemat BBM

74 InspirationI Move From Apple

Body & Soul termasuk satu dari sedikit bisnis yang berhasil berkembang dari pulau dewata,

dan menjadi salah satu yang terbesar di Indonesia. Pasar internasional kemudian dibidiknya untuk terus mengembangkan sayap. Inilah pria yang membawa Body & Soul berkibar, siapa dia dan bagaimana sepak terjangnya?

NAVNIT ANAND

contentsMei - Juni 2012 | Volume 29

38

Cover Photography by Gus Baruna

Special Feature :Go National, Go Global

Page 7: Money & I Magazine Vol. 29

7Vol. 29 | Mei - Juni 2012

Page 8: Money & I Magazine Vol. 29

8 Vol. 29 | Mei - Juni 2012

PUBLISHERAlex P. Chandra

MARKETING COMMUNICATION

I Putu Agus Ariawan

PUBLIC RELATIONWahyu Sari Pande

MANAGING EDITORArif Rahman

CONTRIBUTORSAlex P. Chandra • Hermawan Kartajaya • Pribadi BudionoI Made Wenten B. • Suzanna Chandra • Yuswohady • Hary Susanto

MANAGING SUPPORTAnton HPT

CONTENT EDITORKinan Setya

DESIGNBonavertus

MARKETINGAan

CIRCULATIONLodji Hartawan

PHOTOGRAPHYGus Baruna

Alamat Redaksi:PT. BPR SRI ARTHA LESTARIJl. Teuku Umar 110 DenpasarT. (0361) 246706 F. (0361) 246705

E. [email protected] [email protected] Sales & Marketing for AdvertisementT. 0361 7843244www.money-and-i.com

MANAGEMENT

EDITORIAL

SUPPORTED BY

Editor’s Note

Sosoknya yang tinggi besar tidak menggambarkan dirinya adalah seorang kelahiran India, sekalipun

wajah dan namanya jelas menunjukkan darimana asal pria ini. Navnit Anand, CEO Body & Soul Indonesia ini memiliki pribadi yang menyenangkan, ramah dan penuh dengan ide-ide untuk kemajuan bisnis yang dikelolanya.

Awalnya kami di redaksi ingin mengangkat profil pertumbuhan bisnis Body & Soul yang saat ini menjadi pemimpin pasar di industri garmen, namun mendengar strategi pemasaran dan kecakapan pria yang menempuh Master of Business di London ini, kami memutuskan untuk mengangkat topik pembicaraan tersebut lebih detil, sebagai acuan dan role model yang sarat inspirasi di rubrik Interview. Dan benar saja, hasil perbincangan membawa kami mengenal lebih dekat

Arif RahmanManaging Editor, Money & I

Penembus Batasbagaimana positioning Body & Soul hingga mampu menjadi salah satu industri garmen yang diperhitungkan, dan bahkan telah mem franchise kan sistem bisnisnya ke mancanegara.

Perjalanan karir pria yang telah mengenyam dunia kerja di Hongkong sebelum akhirnya ke Jakarta dan Bali ini, membawanya paham dengan baik peta pasar dunia dan bagaimana membawa sebuah merek menembus batas-batas teritorial.

Pada edisi kali ini pula, kami menampilkan profil Ayu Laksmi, nama ini mungkin tidak asing bagi Anda yang lahir diperiode tahun 1970-an. Yup, wanita ini adalah mantan lady rocker yang sempat menghiasi blantika musik tanah air ditahun 90an, setelah lama menghilang, wanita kelahiran Singaraja ini kembali dengan sebuah album yang totally different dengan citranya dulu. Bagaimana kisahnya hingga mampu kembali bersinar dan semakin eksis diusianya sekarang?

Kedua profil inilah yang akan kami sajikan secara lengkap pada edisi kali ini, foto-foto ekslusif dari Navnit Anand di salah satu cabang Body & Soul nya yang baru dikawasan Legian, dan Ayu Laksmi di kediamannya yang klasik, bercerita tentang bagaimana mereka menjadi pemain tangguh di industri yang ketat. Semoga sarat inspirasi bagi Anda, selamat membaca.

Jabat Erat,Arif Rahman

Send your letter to PT BPR Sri Artha Lestari, Jl. Teuku Umar 110 Denpasar or mail to M&I Magazine: [email protected]

Page 9: Money & I Magazine Vol. 29

9Vol. 29 | Mei - Juni 2012

Page 10: Money & I Magazine Vol. 29

10 Vol. 29 | Mei - Juni 2012

Advetorial

Page 11: Money & I Magazine Vol. 29

11Vol. 29 | Mei - Juni 2012

Page 12: Money & I Magazine Vol. 29

12 Vol. 29 | Mei - Juni 2012

“Tapi (yang terpenting) bagaimana dari buruk sekali itu diubah menjadi buruk saja. Itu sudah dilakukan dan sudah merupakan progress positif. Kalau prosesnya diteruskan, nanti dari buruk

jadi lumayan, lalu dari lumayan jadi baik, kan gitu.” Captain Sardjono Jhony Tjitrokusumo, ketika tak lagi menjadi

nahkoda di PT Merpati Nusantara Airlines (MNA).

“Belajarlah hidup apa adanya dan jangan tergoda “Krisis moga-moga tidak datang, tetapi kita mesti siap. Itulah esensi

dari pemikiran pemerintah yang sedang dilaksanakan, itu upaya tertinggi kita untuk membentengi ekonomi kita terhadap

kemungkinan-kemungkinan.” Wapres Boediono, ketika membuka acara Globe Asia Business

Summit, di Hotel Ritz Carlton, Jakarta.

“Rata-rata produk garmen kita semua itu sudah go international, khusus garmen sampai puluhan merek. Dibuatnya di Bandung,

ada yang subkontrak, ada yang terima order langsung dari pemegang merek,”

Ade Sudrajat - Ketua Umum API menuturkan soal pabrik pakaian jadi (garmen) di Bandung yang memproduksi pakaian bermerek antara lain Hugo Boss, Giorgio Armani, Guess, dan

masih banyak lainnya.

“Contoh dalam kasus Antam beberapa asetnya jatuh ke pihak lain. Saya sampaikan ke Direksi Antam, lawan! Kenapa? Ini

bukan untuk kepentingan pribadi.”Meneg BUMN Dahlan Iskan bertutur mengenai “kelemahan”

utama BUMN yang kerap kalah tender karena terbiasa menyogok dan melakukan lobi-lobi.

“Netizen di Indonesia memang paling banyak menyisihkan dana untuk tabungan dan liburan, tapi mereka merasa tahun depan

adalah saat yang tepat untuk berbelanja.”Catherine Eddy, Managing Director Nielsen Indonesia.

Page 13: Money & I Magazine Vol. 29

13Vol. 29 | Mei - Juni 2012

Pin Up

“Money is a Bitch That Never Sleep” – Gordon Gekko

Page 14: Money & I Magazine Vol. 29

14 Vol. 29 | Mei - Juni 2012

Event

Kado Lestari

Page 15: Money & I Magazine Vol. 29

15Vol. 29 | Mei - Juni 2012

Event

Pagi itu tanggal 23 Mei, sebuah konvoi kecil yang terdiri dari 9 mobil, dengan kawalan sirene polisi memecah kemacetan kota Denpasar. Salah satu

yang istimewa adalah mobil New Innova berwarna putih dengan balutan pita orange bak kado hadiah. Ternyata, mobil tersebut memang sebuah grand prize, dimana keramaian tersebut merupakan bagian dari prosesi serah terima hadiah pengundian pemenang kado utama dari tabungan Jumbo BPR Lestari, yang dime-nangkan oleh Hans Marlant Roi.

Konvoi yang merupakan selebrasi serah terima kepada sang pemenang, dimulai dari kantor pusat Lestari yang berada di jalan Teuku Umar Denpasar, iring-iringan mobil mengitari seputaran Jalan Sudirman, Renon dan menuju ke tempat tinggal pemenang yang berada di Jalan Pulau Adi, Denpasar.

Hans dan beberapa orang keluarga yang berada diru-mahnya turut pula menyambut dengan gembira kedata-ngan mobil New Innova berwarna putih tersebut. nasa-bah muda ini mengaku gembira dengan hadiah yang ia menangkan, padahal menurutnya ia belum lama meng-gunakan produk Lestari yang berupa tabungan Jumbo. “Ini hadiah kedua yang saya dapatkan, sebelumnya hadiah langsung handphone Blackberry dari Deposito,

dan sekarang mobil dari tabungan Jumbo”, ungkapnya. Selama ini pengusaha pemilik jasa cuci cetak photo ini mengaku telah lama menjadi nasabah Lestari untuk produk Deposito, namun baru 3 bulan menjadi nasabah Tabungan Jumbo. “Selama ini saya telah lama jadi nasa-bah deposito, dan untuk Jumbo baru sekitar tiga bulan, karena program Jumbo juga masih baru, tapi ternyata sudah dapat mobil,” terangnya.

Hans yang merupakan pemenang pertama New Ki-jang Innova ini mengaku mengenal produk Jumbo dari ayahnya, yang juga nasabah di BPR Lestari selama ini. Hal ini membuktikan produk tabungan Jumbo Lestari merupakan pilihan bagi para nasabah khususnya pengu-saha, karena bukan saja memberikan bunga yang besar setara deposito, namun juga memberikan pelayanan yang cepat dan bersahabat.

Tabungan Jumbo juga masih memiliki 2 unit grand price New Kijang Innova yang akan diundi pada empat bulan kedepan, dan kesempatan ini juga masih ter-buka dimana hadiah utama sebuah mobil berpeluang masuk ke garasi rumah Anda yang telah bergabung dengan tabungan Jumbo BPR Lestari. Yuk, tambah terus saldonya, dan pastikan iring-iringan konvoi berikutnya menuju rumah Anda.

Hans Marlant RoiPemenang New Innova dari BPR Lestari

“… Saya membuka tabungan Jumbo itu belum lama, mungkin sekitar tiga bulanan, karena program Jumbo juga masih baru, tapi eh ternyata, sudah dapat mobil.”

Page 16: Money & I Magazine Vol. 29

16 Vol. 29 | Mei - Juni 2012

Event

Semangat dan penuh motivasi, itulah gambaran seminar James Gwee dan Merry Riana yang

digelar oleh Narayana Production pada tanggal 12 Mei lalu. Grand Ballroom Hotel Nikki dengan kapasitas 1500 orang, penuh sesak oleh para peserta yang hadir dengan antusias. Acara yang dipandu oleh Ecy dari Santy Sastra Production ini dibuka dengan sesi James Gwee yang membagi trik dan tips sukses melakukan penjualan ditahun 2012, baru setelah coffee break, sesi kedua dilanjutkan oleh Merry Riana.

Berbeda dengan James, yang sudah beberapa kali menggelar seminar di Bali, Merry yang sebelumnya sukses di Singapura ini menyampaikan bahwa kedatangannya ke Bali sudah ketiga kalinya saat itu, namun baru pertama kalinya datang untuk seminar di pulau dewata ini.

Seperti biasa, James Gwee membuka sesi dengan lontaran joke dan rangkaian motivasi yang menggugah, namun sayangnya banyak materi yang nyaris sama dengan yang sudah dibawakannya beberapa waktu sebelumnya. Toh demikian, tetap saja para undangan mendapatkan bekal yang berharga. Seminar yang dihadiri oleh para marketer dan wakil dari berbagai perusahaan ini mulai menunjukkan atmosfer yang berbeda saat Merry Riana menyampaikan materinya. Merry yang mengalami masa pahit ketika kuliah di Singapura, kemudian berhasil bangkit dan menjadi milioner diusia yang belum mencapai 30 tahun, menjadi icon baru khususnya bagi para wanita. Terlebih, Merry sukses sebagai pemasar produk keuangan, hal yang banyak dilakukan sebagai pekerjaan freelance oleh kalangan perempuan modern saat ini.

Kombinasi kedua pembicara dari generasi yang berbeda inilah yang menjadi daya tarik yang demikian kuat pada seminar yang berlangsung hingga petang tersebut. Acara kemudian ditutup dengan talkshow dan pembagian doorprice dari para sponsor kepada peserta yang beruntung.

The Secret of Sales Merry Riana & James Gwee

Merry Riana

James Gwee

Page 17: Money & I Magazine Vol. 29

17Vol. 29 | Mei - Juni 2012

Page 18: Money & I Magazine Vol. 29

18 Vol. 29 | Mei - Juni 2012

Orang Indonesia Sering Menabung & Berliburdi Kuartal I/2012

Market Research

Page 19: Money & I Magazine Vol. 29

19Vol. 29 | Mei - Juni 2012

Market Research

Survei dilakukan sedikitnya melibatkan 28.000 konsumen online di 56 negara di Asia Pasifik, Eropa, Amerika Latin, Timur Tengah, Afrika dan Amerika Utara. Yang secara keseluruhan, menunjukkan perbandingan antara masyarakat Indonesia dan penduduk di Asia Tenggara. Kelima prioritas yang dilakukan konsumen (netizen) dengan uang yang dimiliki setelah memenuhi kebutuhan utamanya adalah sebagai berikut:

Hampir satu semester tahun 2012 ini terlewat, dan sepanjang kuartal pertama, boleh dibilang tidak banyak waktu libur atau tanggal merah dalam kalender nasional. Namun demikian hal ini tidak menyurutkan masyarakat

untuk berlibur. Namun bukan hanya konsumsi, dikuartal pertama ini masyarakat juga ternyata lebih memilih untuk sering menabung. Hal ini setidaknya terungkap dari hasil survei Nielsen Indonesia, yang menunjukkan bahwa kedua pilihan orang Indonesia itu sama dengan pilihan sebagian besar penduduk di Asia Tenggara.

Sebagian besar masyarakat Indonesia paling banyak menyisihkan dananya untuk tabungan dan berlibur selama kuartal I/2012. Menurut Managing Director Nielsen Indonesia Catherine Eddy, para netizen (pengguna internet aktif) yang menjadi responden optimistis adanya stabilitas perekonomian global. Menurut Catherine, netizen di Indonesia memang paling banyak menyisihkan dana untuk tabungan dan liburan, tapi mereka merasa tahun depan adalah saat yang tepat untuk berbelanja.

Page 20: Money & I Magazine Vol. 29

20 Vol. 29 | Mei - Juni 2012

Road to WealthAlex P. ChandraCEO BPR Lestari

Dalam acara seminar dihadapan para mahasiswa

University of Maryland, Warrren Buffet ditanya, apa skill yang dibutuhkan bagi seseorang untuk bisa advanced dalam karirnya. Warren Buffet yang ketika itu tandem dengan Bill Gates di podium menjawabnya “public speaking definitely” akan membantu seseorang jump start dalam karirnya.

Bagi banyak orang, berbicara di depan umum lebih menakutkan daripada kematian. Tapi kalau kita ingin lebih berhasil dalam karir, dalam bisnis atau dalam apapun, keterampilan untuk bisa berbicara di depan publik is a must have.Walaupun bagi sebagian orang, public speaking tidaklah mudah, kabar baiknya, keterampilan ini dapat dipelajari.

Seperti semua keterampilan, all skill are learnable skills. Berbicara di depan publik

PUBLIC SPEAKINGTHE SECRET OF MY SUCCESS

Page 21: Money & I Magazine Vol. 29

21Vol. 29 | Mei - Juni 2012

Road to Wealth

pun dapat dipelajari. Banyak kursus-kursus yang mengajari hal ini. Jika saya boleh menyarankan, ambilah salah satu kursus ini dan kemudian berlatihlah.

Pada awal-awal saya membangun BPR Lestari, saya menggunakan setiap kesempatan untuk personal branding. Memperkenalkan diri saya.

Mengenalkan BPR waktu itu sangatlah sulit. BPR dianggap sebagai industri yang gurem, kantornya di sebelah pasar dengan papan nama yang karatan. Industri BPR dianggap industri yang beresiko. Setengah mati saya beriklan tidak laku-laku juga. Jangankan mendapatkan klien, mencari karyawan yang mau bekerja di BPR Lestari saja tidak mudah.

Tapi ketika saya mulai mendapatkan kesempatan untuk berbicara, orang mulai mengenal BPR Lestari. Melalui personal branding, saya mulai berhasil mengenalkan BPR Lestari kepada masyarakat Denpasar. Waktu itu saya bicara di setiap kesempatan. Saya bicara di kantor PLN, kantor asuransi dan bahkan diundang bicara bisnis di komunitas gereja.

That’s how we develop our Lestari brand.

Sekarang ini, kalau staff saya merasa growth bisnisnya melambat, dia akan menyuruh saya bicara. “Bapak bicara dong, dimana saja pak, pokoknya bicara,” katanya. Dia tahu kalau saya bicara, dia akan dapat klien baru.

Keterampilan bicara ini sangat bermanfaat bagi kita sebagai seorang pemimpin. Saya dapat menyampaikan ide-ide saya dengan baik kepada para keluarga besar Lestari. Memberikan semangat, melakukan coaching dan seterusnya.

Dulu hampir setiap Sabtu, saya mengumpulkan karyawan-karyawan saya yang masih sedikit ketika itu, dan berceramah. Saya ceramah apa saja yang saya anggap bermanfaat buat pengembangan

pribadi mereka dan pengembangan bisnis kita. Sekarang beberapa senior staff yang mengalami masa-masa itu, berkelakar mengatakan saya seperti ustad yang berceramah setiap Jum’at-an.

That’s how we form our believe, our culture as corporation.Efektivitas kita sebagai pemimpin, meningkat puluhan kali lipat bahkan ratusan kali lipat jika kita pandai bicara di depan publik. Yang saya maksudkan pandai adalah berbicara baik dan benar. Dengan pilihan kata yang baik, dengan intonasi yang baik, body language yang tulus, dengan struktur yang benar dan isi yang sudah dipersiapkan dengan baik pula.

Bung Karno menggerakkan revolusi, mempersatukan Indonesia dengan pidato-pidatonya yang outstanding. “Berikan aku sepuluh pemuda akan kupindahkan gunung semeru, berikan aku seratus pemuda, akan kuguncang dunia,” demikan pidatonya. Sayang Pak Harto kurang pandai berpidato.

Pak SBY pidatonya terukur, namun tidak bersemangat. Body language-nya datar, pilihan katanya sama datarnya. Pidatonya bagus namun tidak inspiring.

Surya Paloh sudah bersemangat dalam berpidato, namun strukturnya tidak ada, tidak jelas, terlalu panjang dan bertele-tele. Kalau saja ia mau menggunakan jasa penulis pidato yang baik, dan kemudian berlatih struktur, maka akan jauh lebih baik.

Anak saya yang besar, Samantha bertanya kepada saya, “Kalau di bisnis juga harus bisa bicara di depan orang banyak?”.Saya bilang “Yes, my dear, absolutely. That’s the secret of my success”.

“When I speak in front of people,

my knees are trembling. I take a

course on public speaking, they

don’t cure my trembling, but now

I can speak while my knees are

trembling” (Jack Welch)

Page 22: Money & I Magazine Vol. 29

22 Vol. 29 | Mei - Juni 2012

Outlook

Bali macet? Memang bukan sesuatu yang baru. Pa-dahal lima belas tahun

yang lalu, kondisi seperti macet dan banjir hampir tidak pernah menyentuh pulau kecil ini. Tidak seperti pulau lainnya di Indonesia yang relatif luas, Bali memiliki geografi wilayah yang sangat ter-batas, terlebih banyak wilayahnya yang berupa perbukitan. Alhasil, konsentrasi penduduk terpusat pada beberapa daerah saja, jadilah Bali sabagai salah satu kota ter-macet di Indonesia saat ini.

Perlahan kemacetan ini meng-hambat produktifitas dan per-tumbuhan sektor pariwisata. Itu sebabnya, sesuai dengan perce-patan pembangunan ekonomi Indonesia yang direncanakan tahun 2016, maka dibuatlah empat proyek besar yang sedang dikerjakan di Bali, salah satunya adalah pembangunan Tol Segitiga Bali Selatan.

Disebut segitiga, karena tol ini akan menghubungkan kawasan Benoa dengan bandara Ngurah Rai dan kawasan Nusa Dua. Menurut Dirut Jasa Marga Bali, Akhmad Tito Karim yang ditemui dikantornya menyampaikan bah-wa tol ini akan mampu menam-pung sekitar 30.000 kendaraan, baik yang beroda empat maupun yang beroda dua.

Tol Segitiga Bali

Page 23: Money & I Magazine Vol. 29

23Vol. 29 | Mei - Juni 2012

Outlook

Proyek yang dikerjakan selama 1 tahun ini ditargetkan akan ram-pung pada 25 April 2013. "Kita punya kontrak dengan kontraktor itu dari 1 Maret 2012 sampai de-ngan 25 April 2013." tambahnya. Dengan rencana ini, diharapkan selain sebagai solusi pengura-ian kemacetan, tol ini juga dapat mendukung kelancaran saat penyelenggaraan APEC di Bali tahun depan.

Jalan tol ini sendiri akan meng-gunakan empat hektar lahan yang diantaranya didapatkan dari hasil pembebasan lahan dari warga

masyarakat. Lokasi yang nantinya akan dilewati oleh jalan tol ini berada dikawasan Badung dan kota Denpasar.

Proyek besar di Bali Selatan ini menelan dana yang tak sedikit, sekitar Rp 2,4 triliun akan di-habiskan untuk pembangunan-nya, dengan alokasi dana untuk konstruksi sebesar Rp 1,5 triliun. "Untuk pendanaannya 70 persen merupakan pinjaman dari bank, serta 30 persen merupakan modal milik sendiri” ungkapnya kepada majalah Money&I. Akhmad Tito juga mengungkapkan bahwa

pemerintah Bali serta kabupaten Badung akan menjadi salah satu pemilik modal, yang menurut asumsinya akan memegang 13 persen saham.

Tol ini akan memiliki fungsi yang mirip dengan tol Suramadu, karena memiliki jalur khusus bagi pengendara sepeda motor. "Kami merancang tol ini agar memiliki jalur khusus bagi pengendara bermotor, karena kita tahu disini motor banyak digunakan sebagai sarana transportasi" terangnya.

Nantinya, pihak Jasa Marga akan mengenakan tarif sebesar Rp 10 ribu untuk mobil serta Rp 4 ribu untuk sepeda motor yang akan melintas di tol tersebut.

Tahun 2013, Bali akan memiliki jalan

Tol yang menjulang diatas laut

Page 24: Money & I Magazine Vol. 29

24 Vol. 29 | Mei - Juni 2012

Info Property

Keindahan pulau Bali, Island of Gods, keramahan orang-orang Bali, budayanya yang sangat kuat, sudah terkenal ke manca negara sejak puluhan tahun yang lalu. Mulai dari daerah Kuta, Legian, Sanur, Ubud dan Seminyak yang penuh sesak dengan berbagai macam turis, sampai

ke daerah-daerah seperti Singaraja, Lovina, Kintamani, Tulamben dan sebagainya dikenal sebagi daerah wisata yang mempesona.

Bukan hanya mereka yang dari luar negeri, Pulau Dewata ini juga merupakan the best holiday destination untuk turis domestik. Deregulasi di bidang penerbangan, membuka kesempatan pada swasta untuk ikut meramaikan persaingan di jasa penerbangan. Semakin banyaknya rute airlines ke Bali dan semakin murahnya tiket pesawat terbang, menyebabkan semakin menariknya berwisata ke Pulau Bali.

Melihat pangsa pasar yang demikian besarnya, para International Hotel Brand, sekarang juga seakan berlomba-lomba merambah Bali. Sebut saja Sea Sentosa (yang mengelola Sentosa Island Resort Singapore) yang sedang dalam proses membangun resort di daerah Echo Beach, upmarket villa/hotel operator Al Jumaerah dan Ritz Carlton juga sedang membangun di daerah Jimbaran, W Resort and Spa juga mulai mengoperasikan bisnisnya di daerah Seminyak tahun lalu. Mereka adalah sebagian kecil dari bisnis internasional yang muai menancapkan kakinya di Pulau Bali.

Belum lagi berbagai bisnis mulai dari hotel, restauran, sekolah,

Melirik investasi property di Bali

kesehatan dan lainnya yang masih mengantri mencari perijinan untuk beroperasi di Bali. Mulai dari pengusaha lokal kecil, menengah, besar sampai kaliber internasional, semuanya ngiler mau masuk ke Bali. Property menjadi suatu komoditi yang “HOT”

Investasi property yang bagaimana?Disamping lokasi dan siapa developer/managementnya, cash flow merupakan salah satu kriteria penting pada saat menentukan investasi property. Oleh karena itu, bank jarang mau membiayai investasi tanah. Karena tidak ada cash flow yang dihasilkan oleh tanah tersebut. Oleh karena itu, kebanyakan investasi tanah dilakukan oleh mereka yang memiliki hard cash, bukan dibiayai oleh Bank/KPR.

Ditengah-tengah inflasi yang seperti sekarang ini, sah-sah saja berinvestasi di tanah. Tetapi sebagai rule of thumbs, biasanya saya sangat memperhitungkan cash flow sebagai salah satu kriteria dalam memilih investasi. Nah, biasanya untuk

Waktu saya masih tinggal di Sydney, banyak sekali orang bertanya, dari negara mana saya berasal? Saya selalu menjawab, “I am from Indonesia. Have you been to Indonesia?” kebanyakan mereka menjawab”Nope, never been to Indonesia and I don’t know Indonesia, but I have been to Bali “:). Saya selalu menjawab ”Bali is part of Indonesia.”

Page 25: Money & I Magazine Vol. 29

25Vol. 29 | Mei - Juni 2012

Info Property

mendapatkan cash flow, diperlukan usaha-usaha untuk memberikan value added dari suatu properti. Dengan kata lain, kalau mau investasi di tanah, perlu dipastikan sudah ada tujuan mau diapakan itu tanah. Kalau investasi di ruko, perlu dilihat berapa besarnya nilai potensi sewa dari ruko tersebut plus potensi kenaikan nilai ruko tersebut. Kalau investasi di villa, perlu dipastikan untuk apa villa tersebut, siapa yang akan mengelola managementnya, siapa pangsa pasarnya dan bagaimana re-sale value dari unit tersebut.

KAMPOENG VILLA, KEROBOKAN – Your Passive Income Generator – SOLD OUTKampoeng Villa Kerobokan, adalah sebuah Kluster 12 villas yang didesain sebagai kendaraan investasi untuk menghasilkan income yang pasif.

Kampoeng Villa Kerobokan, memang ditujukan untuk mereka, small to medium size investor, yang mau berinvestasi dan menikmati booming property market di daerah tersebut. Bedakan dengan investasi di condotel, dimana kepemilikan hanya terbatas pada strata title dari condotel tersebut.

Di Kampoeng Villa, ada 2 kombinasi potensi yang ditujukan untuk mendapatkan return, yang pertama adalah dari cash flow (yang berasal dari bisnis penyewaan villa sebagai holiday rental villa) dan capital gain (yang berasal dari nilai villa tersebut yang meningkat karena adanya kenaikan harga tanah/properties didaerah tersebut). Jadi ada cash flow dari bisnis dan ada capital gain dari apresiasi nilai villa.

Kampoeng Villa akan memiliki full team yang bertugas untuk menjalankan bisnisnya sebagai bisnis sewa menyewa villa. Mulai dari merawat villa, berkebun, bebersih, ganti sprei, cuci piring, ganti kran yang bocor, cat ulang, ganti furniture, pokoknya semua maintenance dari villa. Kemudian ada full team yang melakukan marketing dan advertising untuk mendatangkan tamu-tamu ke villa tersebut dan melayani tamu supaya mereka betah dan balik lagi sambil membawa teman-temannya yang lain.

Jadi, sebagai investor atau pemilik dari salah satu (atau lebih dari satu) dari Kampoeng Villa tugasnya adalah nge-check laporan periodik yang

diberikan oleh pihak pengelola, dan nge-check berapa income yang ditransfer dari investasi di Kampoeng Villa tersebut.

Dengan adanya minimum return garansi selama 3 tahun pertama, akan memudahkan para investor untuk menghitung seberapa besar kemungkinan subsidi yang masih harus dilakukan (kalau harus subsidi). Demikian juga dengan adanya garansi buy back (developer memberikan garansi sebagai stand by buyer) mulai tahun ke 5 dengan garansi 125% dari harga beli sampai 220% dari harga beli pada tahun ke 10. Hal ini memberikan peace of mind bagi investor tentang investasinya. Asyik khan?

Mengenai capital gain dari apresiasi harga atau nilai properti, sebagai background saja, tanah sekitar area Kerobokan Umalas tersebut harganya naik 100% dalam kurun waktu 3 tahun terakhir. Sebidang tanah dilokasi sekitarnya, nilainya 13 kali lipat dibandingkan 10 tahun yang lalu (ini pengalaman pribadi ya).

Silahkan cek www.kampoengvilla.com, kirim sms ke 081916268868 ; atau kunjungi kantor pemasaran kami Lestari Living di Jl. Dewi Sri 100A untuk melihat maket dan mendapatkan informasi lebih lanjut.

Notes : Kampoeng Villa Kerobokan SOLD OUT. Nantikan proyek kami “Kampoeng Villa Ubud”. On Sale NOW RUKO RENON SQUARE – enquiry 081916268868.

Page 26: Money & I Magazine Vol. 29

26 Vol. 29 | Mei - Juni 2012

Ada beberapa alasan mengapa Indonesia semakin menarik bagi investor. Alasan pertama adalah pertumbuhan kelas menengah yang

signifikan dari tahun ke tahun. Indonesia memiliki pertumbuhan kelas menengah tercepat di antara negara-negara berkembang lainnya, meningkat tujuh juta setahun ini, demikian kata Stefan Koeberie, Direktur Bank Dunia untuk Indonesia.

Jumlah kelas menengah yang berkembang tampak jelas di wilayah urban. Bahkan, boleh dibilang sekarang ini merupakan arus balik dari masa lalu yang mana masyarakat pada zaman dulu lebih berada di daerah rural. Menurut data di tahun 2010, populasi kelas menengah mencapai 56,5 persen dari total populasi Indonesia atau sekitar 134 juta orang. Mengingat besarnya jumlah kelas menengah ini, kita perlu menaruh perhatian yang lebih pada keluarga kelas menengah dari para pemasar.

Perkembangan kelas menengah di Indonesia

Note from The Guru

Hermawan KartajayaAsia’s Leading Marketing Strategiest & CEO of Markplus Inc

Indonesia makin seksi bagi investorIndonesia memiliki pertumbuhan kelas menengah tercepat di antara negara-negara berkembang lainnya, meningkat tujuh juta setahun ini.- Stefan Koeberie, Direktur Bank Dunia untuk Indonesia

Page 27: Money & I Magazine Vol. 29

27Vol. 29 | Mei - Juni 2012

Note from The Guru

boleh dibilang fenomenal. Dari tahun ke tahun selalu mengalami pertumbuhan. Kelas menengah inilah yang sekarang ini menjadi kekuatan nyata bagi dinamika bisnis dan sosial Indonesia.

Banyak faktor yang mendorong meningkatnya kelas menengah ini. Salah satunya, pertumbuhan ekonomi yang terus membaik. Saat ini, GDP Indonesia mencapai USD 3.500, terhitung sejak Desember 2011. Pertumbuhan GDP ini diprediksi akan meningkat enam persen pada kuartal pertama tahun ini. Indonesia kini populer sebagai destinasi para investor. Banyak perusahaan luar negeri ingin membangun pabriknya di Indonesia. Ambil contoh perusahaan Korea yang berencana mendirikan pabrik Petrokimia senilai Rp 45 triliun.

Bila dibandingkan dengan kuartal keempat 2011, investasi luar negeri ke Indonesia (Foreign Direct Investment) meningkat 11,5 persen atau dari Rp 46,2 triliun

menjadi Rp 51,5 triliun di kuartal pertama 2012. Sementara, investasi langsung dalam negeri (Domestic Direct Investment) turun dari Rp 24 triliun di kuartal keempat 2011 menjadi Rp 19,7 triliun di kuartal pertama 2012.

Alasan kedua, kelas menengah tidak hanya besar dalam jumlah, tapi juga berkembang pesat. Pertumbuhan besar kelas menengah ini akan menjadi titik penyeimbang untuk stabilisasi ekonomi dan politik sebuah negara.

Alasan ketiga, wajah baru demografi Indonesia yang mana 52 persen dari populasi Indonesia sekarang ini berada di wilayah urban. Banyak daya tarik yang membuat kaum urban bertambah banyak. Salah satunya, banyak area yang ditransformasi menjadi area yang lebih dinamis dan interaktif. Ini peluang besar bagi kita. Mari bergerak!

Page 28: Money & I Magazine Vol. 29

28 Vol. 29 | Mei - Juni 2012

Page 29: Money & I Magazine Vol. 29

29Vol. 29 | Mei - Juni 2012

Ekspor produk sudah kita lakukan sejak lama, bahkan pada produk tertentu, kita menjadi

pengekspor terbesar. Di Bali, produk-produk kreatif dipasarkan ke manca negara setiap harinya dalam

jumlah yang tidak sedikit. Namun ketika kita berbicara soal merek, kita justru menjadi inferior.

Selama ini, produk kita yang berkualitas, dijual ke mancanegara secara “mentah” tanpa merek, dan

produk hasil karya anak negeri tersebut, diminati oleh pasar dunia dengan brand asing. Namun

ternyata, diam-diam ada beberapa perusahaan lokal yang mulai menjajakan produknya dengan merek-

mereknya sendiri, dan terbukti berhasil eksis dipasar nasional ataupun dunia, beberapa diantaranya bahkan

sudah ditawarkan untuk diakuisisi oleh perusahaan asing, ada pula yang kian berkembang dengan sistem

franchise, beberapa dijadikan study comparative. Mereka tangguh, kuat dan berani melawan arus. Siapa saja mereka, inilah balada sang penakluk!

Ilustrasi: www.millernvlaw.com

Balada Sang

Penakluk

Special Feature

Page 30: Money & I Magazine Vol. 29

30 Vol. 29 | Mei - Juni 2012

Special Feature

Julia Robert dan Gisele Bundchen adalah salah satu customernya, di Asia sepatunya berjaya, bahkan pernah mendapat tawaran untuk diproduksi

secara masal oleh China, di Prancis sepatunya tampil diberbagai butik berkelas, demikian pula dengan Australia yang menjadi salah satu pasar potensialnya. Padahal, outletnya baru beroperasi pada tahun 2003 di Kerobakan dengan ukuran 5 x 8 meter, namun saat ini, Ni Luh Djelantik pemilik brand sepatu Nilou sudah

menggenggam pasar dunia untuk produk sepatu. Selain Niluh, masih di industri yang sama dengan produk yang berbeda, dilakukan oleh Body & Soul. Produk yang menyasar segmen perempuan ini menjajakan “kulaannya” secara online, dan juga berbagai retail store nya yang telah tersebar di berbagai penjuru tanah air, pun demikian dengan di beberapa negara dimana outlet Body & Soul telah beroperasi. Namun kedua merek ini bukanlah pioner utama pemasar produk

Made in Bali, Marketed Globally

Navnit Anand [ CEO Body & Soul ]

Gede Hardiawan[ Hardys Group]

Wirawan Tjahjadi [Kopi Kupu-Kupu Bola Dunia]

Cok Anom[ Krisna Oleh-Oleh ]

Page 31: Money & I Magazine Vol. 29

31Vol. 29 | Mei - Juni 2012

Special Feature

kreatif, jauh sebelumnya sudah dirintis secara tradional oleh Erlina Kang Adiguna, mungkin Anda asing dengan nama tersebut, namun merek Mama & Leon adalah brand yang dilahirkan oleh wanita kelahiran Baturiti Tabanan itu, pastinya sudah tidak asing bagi pasar.

Diluar bisnis garmen dan fashion, prestasi lain yang juga ditorehkan para pengusaha Bali dilakukan oleh Putu Sudiarta, dirinya disebut sebagai seniman

software, karena produk yang dijualnya adalah software. Merek yang dibangunnya adalah Bamboomedia, yang sejak didirikan tahun 2002 hanya bermula dari kamar kosnya saja. Namun saat ini produk hasil karyanya digunakan oleh lebih dari 30 ribu perusahaan kecil dan menengah, sekitar 200 aplikasi telah dipasarkan ke mancanegara dan berbagai vendor besar menggaetnya sebagai mitra, seperti Microsoft dan Intel. Belakangan muncul pula StudiMaya, yang diprakarsai oleh Ni Luh

Putu Sudiartha[ Bamboomedia ]

Joseph T Wulianadi[ Joger ]

Niluh Ary Pertami [ Niluh Djelantik ]

Bobby Cool[ Vokalis SID Band ]

Sumber Jakarta Post

Page 32: Money & I Magazine Vol. 29

32 Vol. 29 | Mei - Juni 2012

Putu Sri Evayunni, produknya adalah kursus pemasaran online untuk UKM.

Merek lawas yang juga layak diperhitungkan adalah Joger, produk oleh-oleh yang menjual kata-kata sebagai diferensiasinya, adalah pelopor kaos dan merchandise kreatif di Indonesia. Wisatawan lokal yang datang ke Bali, menjadikan Joger sebagai produk wajib yang harus dikoleksi, untuk mengukuhkan bahwa mereka sudah pernah ke Bali. Hal yang sama terjadi pada produk Kopi Bali Kupu-Kupu Bola Dunia dan Kacang Rahayu. Kemudian disusul oleh generasi baru dari Krisna Oleh-Oleh, sementara di pasar retail consumer goods muncul nama Hardys sebagai supermarket yang menantang modern store asing. Hardys bahkan telah membuka cabangnya di luar Bali.

Dari industri musik, nama Superman Is Dead juga layak diperhitungkan sebagai salah satu band yang mampu dikenal hingga ke mancanegara, roadshow mulai dari Australia sampai ke negeri paman Sam. Sebelumnya, nama Ayu Laksmi pernah meramaikan blantika industri musik tanah air pada periode 90-an. Dan mereka seolah membuka jalan bagi industri lainnya untuk tumbuh dan berkembang.

Keberhasilan mereka diyakini karena prinsip-prinsip pemasaran yang konsisten dilakukan. Mereka berani tampil beda dan memiliki keunikan, hal ini tersirat jelas pada produk Joger sebagai pioner produk merchandise kreatif. Hal yang sama juga disampaikan oleh Ni Luh Djelantik ketika menolak tawaran pabrikan China untuk memproduksi sepatunya secara masal, menurutnya, sepatu Ni Luh Djelantik haruslah eksklusif dan diproduksi dalam jumlah terbatas untuk menjaga eksklusifitasnya tersebut. Mempertahankan kualitas juga menjadi kunci dari Body & Soul yang tetap bermain di upscale market.

Itulah sebabnya berbagai merek tersebut keluar dari zona perang harga. Lalu bagaimana memasarkan produk ke luar negeri? Mama & Leon melakukannya

Special Feature

dengan strategi mengikuti ekshebisi di luar negeri, yang belakangan membawa banyak pesanan diperiode awal perusahaan tersebut ketika dirintis. Lain lagi dengan cerita Wirawan Tjahjadi generasi ketiga dari Kopi Kupu-Kupu Bola Dunia, menurutnya mengenal pasar yang hendak dimasuki adalah kunci untuk melakukan ekspansi. Hal itulah yang membuat mereka berani investasi pemanggang Kopi dari Jerman dengan harga yang cukup fantastis kala itu, dengan tujuan membidik pasar yang lebih luas yakni pasar Internasional.

Dengan jumlah penduduk yang terus bertambah, dan proses kian mengglobalnya dunia, dimana free trade cukup sukses diterapkan, maka sangat besar peluang merek-merek tersebut akan terus berkembang, bahkan membuka pintu bagi pebisnis lainnya untuk melakukan hal yang sama. Konsistensi, menjaga kualitas dan memiliki keunikan dengan kreatifitas adalah modal awal untuk menembus pasar global. Dan pastikan pada saatnya nanti, merek lain yang menggenggam pasar dunia adalah merek Anda.

Jalan menuju pasar Global1. Berani tampil beda dan memiliki keunikan2. Menjaga kualitas dan kuantitas produk3. Mengenal pasar yang hendak dimasuki4. Memberikan layanan pasca jual5. Tidak melakukan perang harga6. Aktif mengikuti berbagai pameran di luar negeri

Konsistensi, menjaga kualitas dan memiliki keunikan dengan kreatifitas adalah modal awal untuk menembus pasar global

Page 33: Money & I Magazine Vol. 29

33Vol. 29 | Mei - Juni 2012

Special Feature

Niluh Djelantik memulai bisnis sepatunya dengan merek Nilou, yang ketika

awal berdirinya hanya bermodalkan outlet yang lebarnya tidak kurang dari 5x8 meter saja. Namun pelan tapi pasti, perkembangan yang signifikan dirasakannya. Sepatunya mulai dipasarkan di Eropa dan mendapatkan respon yang positif. Mulailah pengerjaan sepatu yang awalnya hanya dilakukan oleh 2 orang karyawan ini, diproduksi dengan kapasitas lebih besar. Tahun 2006, merek Nilou mendapat tawaran untuk diproduksi secara masal di China, biaya produksi yang lebih murah dengan koleksi output yang lebih besar. Namun tawaran ini ditolaknya, pertimbangannya, ciri khas Nilou akan kualitas dan ekslusifitasnya akan hilang, sekalipun mungkin tingkat keuntungan yang diraihnya bisa saja lebih besar. Keep it small & exclusive, begitu Niluh

menjelaskan alasannya menolak tawaran tersebut. Alasan yang sama dikemukakannya saat mendapat tawaran setahun berikutnya untuk memasarkan produk non sepatu oleh agennya di Australia dengan merek namanya, kompensasinya adalah hak sebagai pemegang saham.

Namun hal inipun ditolaknya, bahkan menjadikan brand Nilou kemudian dilikuidasinya, dan sejak tahun 2008 mengenalkan merek baru Niluh Djelantik. Yang secara perlahan merek baru inipun akhirnya hadir di Spanyol, Belanda dan Belgia. Semua ini bisa berkembang bahkan tanpa peran e-commerce. Artinya, merek sepatunya melanglang buana hanya berbekal informasi word by mouth. Saat ini, total karyawan Niluh Djelantik mencapai 13 orang, plus 17 orang shoe maker, total terdapat sekitar 30-an team work yang memproduksi sepatu brand ini.

Dirinya disebut sebagai seniman software, karena produk yang dijualnya

memang software. Merek yang dibangunnya adalah Bamboomedia, yang sejak didirikan tahun 2002 hanya bermula dari kamar kosnya saja. Keberhasilan kecilnya diawali ketika Putu lulus kuliah dari Stikom Surabaya tahun 1997, sempat menjadi pengajar selama 4 tahun, Putu kembali ke Bali dan mulai mengembangkan software sederhana seperti panduan menggunakan Windows, MS Office dan Internet, yang dipasarkannya lewat toko buku Gramedia. Respon yang positif membuatnya bersemangat hingga mendapat tawaran bekerjasama dengan Microsot tahun 2004. Inilah yang dianggap Putu sebagai tonggak penting bagi Bamboomedia.

Seiring waktu semakin banyak kerjasama yang dijalin oleh Bamboomedia dengan berbagai vendor atau perusahaan lain yang membutuhkan produk mereka, seperti Intel, Telkom, Newmont, Binus dan Depdiknas. Yang saat ini tidak kurang dari 200 jenis program mulai dari perkantoran, programing, graphis, games, software untuk anak-anak, internet dan web.

Harga yang ditawarkanpun relatif terjangkau, karena banyak diantaranya yang dibandrol dengan harga dibawah Rp. 100.000 saja. Berbagai penghargaan pun telah diraihnya, seperti e Learning

Niluh DjelantikMenembus mancanegaralewat personal touch

BamboomediaSeniman di dunia maya

Page 34: Money & I Magazine Vol. 29

34 Vol. 29 | Mei - Juni 2012

Special Feature

Gusti Ngurah Anom atau yang kerap disapa Pak Cok, adalah pemilik Krisna

Group, oleh-oleh Khas Bali, terbesar di Pulau Dewata, bahkan terbesar di Indonesia. Berawal dari seorang pembersih mobil di hotel, kemudian tukang potong diperusahaan konveksi, sampai akhirnya membangun kerajaan bisnisnya sendiri.

Tugasnya saat di konveksi serabutan, karena hanya tamatan SMP dan belum memiliki keterampilan. Pak Cok membantu di semua bagian. Setelah pekerja lain pulang, Pak Cok memanfaatkan waktu belajar memotong, menjahit dan sablon. Malam hari ia tidur di sana, di tumpukan rak-rak kain. Pak Cok belajar otodidak selama 6 bulan. Senior-seniornya kaget melihat begitu cepat Pak Cok menguasai semua bidang.

Dalam waktu setahun, keadaan berubah. Kalau dulu Pak Cok menjadi junior, sekarang ia menjadi senior bagi pendahulunya.

award dari Pustekkom dan SWA, MICSA untuk kategori software dan INAICTA 2008 sebagai the winner kategori eBusiness UKM.

Semakin banyaknya produk Bamboomedia yang beredar di pasaran membuatnya tidak terhindarkan dari pembajakan. Putu Sudiarta pun bersiasat, ia membuat kode pengaman di setiap produk yang hanya bisa didapatkan lewat sms. Sejak itu tak ada lagi produk Bamboomedia yang bisa dibajak.

Setapak demi setapak, dari sebuah kamar kos, pindah ke rukan dan sekarang beroperasi disebuah kantor besar berlantai 2 dipusat kota Denpasar, mengembangkan perusahaannya hingga lebih dari 30 ribu perusahaan kecil dan menengah di negeri ini menggunakan produk buatannya dan sekitar 200 aplikasi sudah dipasarkan ke mancanegara.

“Keadaan ini berubah karena saya punya inisiatif sendiri, antusias dan melakukan segalanya dengan sepenuh hati. Dalam waktu setahun saya diberi kepercayaan oleh atasan,”demikian dirinya bercerita.

Setelah mengenyam banyak ilmu, tahun 1990 – 1994 pak Cok mendirikan Cok Konveksi yang bekerja sama dengan Sidarta Konveksi bekas tempatnya bekerja dahulu. Cok Konveksi sebagi toko penjualan, Sidarta Konveksi penyuplai barang. Baru kemudian di tahun 2001 pak Cok bisa membeli lahan yang kemudian didirikan Krisna 1 yang luas lahannya 6,5 are. Itulah momen yang kemudian terus mengembangkan Krisna hingga tahun 2008, Krisna 2 di Jalan Nusa Kambangan resmi dibuka.

Tahun 2009, membuka lagi gerai di Sunset Road, dengan luas 5000 meter per segi, dan tahun 2010, Pak Cok meluncurkan Krisna 4, pusat oleh-oleh 24 jam, berlokasi di Jalan Raya Tuban, tak jauh dari Bandara Ngurah Rai.

Krisna Rajanya oleh-oleh

Page 35: Money & I Magazine Vol. 29

35Vol. 29 | Mei - Juni 2012

Special Feature

Kopi Bali sudah menjadi salah satu ciri warisan kekayaan alam Bali,

perjalanan perusahaan kopi yang mereknya demikian branded itu tidak sebentar, namun panjang, berliku dan menantang. Secara

bertahap perusahaan tersebut kian membesar, bahkan hingga saat ini dikelola oleh Wirawan Tjahjadi sebagai generasi ketiga. Namun dulu, ketika pertama kali terjun di bisnis kopi, produk yang dihasilkan oleh perusahaan keluarga Bhineka Jaya ini, sering mendapat perlakuan yang tidak “adil” dalam pemasaran kopinya. Wirawan menyatakan, saat dulu menawarkan kopi mereka ke hotel-hotel yang ada di Bali, selalu ditempatkan sebagai pilihan nomer dua, bahkan tidak jarang hanya dijadikan pilihan terakhir bagi para pemilik hotel, padahal menurutnya kopi Bali yang diproduksi oleh pabriknya memiliki mutu yang baik, tidak kalah dengan kopi dari luar negeri. Hal ini membuat keluarganya

merasa gerah dan pada tahun 1940-an mereka pun membeli sebuah mesin pemanggang kopi otomatis seharga US$25.000 dari Jerman yang sangat mahal, sebuah investasi yang cukup berani, mengingat kondisi politik saat itu yang masih carut marut pasca kemerdekaan. Namun hal ini berdasarkan pertimbangan dan estimasi masa depan. Ketika banyak permintaan, mereka tidak mungkin mampu memproduksi secara tradisional seterusnya. Dan perlahan, mereka pun sanggup meningkatkan produksi, melatih sumber daya yang memadai, dan dengan semakin terbukanya pasar yang besar khususnya internasional, maka perusahaan ini pun akhirnya berkembang hingga saat ini.

Kopi Bali Cap Kupu-Kupu Bola DuniaBangkit setelah dipandang sebagai kopi kelas 2

Body & SoulBesar karena atmosfer Bali penuh kreatifitas

Bagi para wanita, nama Body & Soul jelas bukan barang baru. Brand produk fashion

ini lahir di Bali sejak 16 tahun silam dan hanya diawali dengan 1 buah outlet, kini telah berkembang menjadi raksasa garmen tanah air. Perkembangannya telah mencapai keseluruh Indonesia, mulai dari Pekanbaru, Medan, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogya, Surabaya, Balikpapan, Manado serta Makasar. Hebatnya lagi, saat ini Body&Soul juga memiliki cabang di Australia dan juga hadir dibeberapa negara di kawasan

Amerika Latin. Menurut Navnit Anand CEO Body&Soul, pasar Indonesia yang besar dan unik belum ter-cover oleh brand-brand internasional lain, kesempatan ini yang diambil oleh Body&soul. “Setiap negara dibagian bumi ini memiliki selera yang berbeda, negara barat seperti Amerika dan Eropa lebih memiliki produk yang berkualitas hingga saat ini, sehingga kita harus fokus menghadirkan kualitas yang baik. Namun di Indonesia harga dan kualitas merupakan faktor yang sangat penting. Pasar Indonesia telah

peduli akan pentingnya sebuah kualitas suatu barang” terangnya. Sehingga paduan antara kualitas, harga dan kultur yang diinginkan oleh setiap konsumen Indonesia, ini yang coba selalu dihadirkan oleh Body&Soul.

Page 36: Money & I Magazine Vol. 29

36 Vol. 29 | Mei - Juni 2012

Special Feature

Namanya adalah Erlina Kang Adiguna, wanita kelahiran Baturiti, Tabanan. Yang saat

ini lebih dikenal dengan nama Mama & Leon. Perjalanan hidupnya dalam membesarkan nama Mama & Leon adalah sebuah panutan, dengan latar belakang pendidikan yang tidak tamat SD, namun mampu membawa produknya menembus manca negara dengan memperkenalkan bordir (Balinese lace) yang jadi ciri khasnya keseluruh dunia. Saat ini, bukan hanya garmen yang menjadi core usahanya, namun juga properti termasuk salah satunya Kraton Hotel & Resort Bali.

Nama Mama & Leon sendiri bermula dari panggilan namanya dari para tamu yakni Mama dan Leon adalah nama suaminya. Bisnisnya dimulai dari profesinya sebagai penjahit yang dipelajarinya secara otodidak, tiga tahun kemudian mulai menjadi pengepul dan menerima order menjahit dari garmen besar.

Mama & LeonDari penjahit tradisional, menjadi garmen kelas internasional

Saat itu bekerjasama dengan Cipta Tailor yang memiliki pelanggan orang asing. Pada akhir tahun 70-an ketika Bali mulai dikunjungi banyak wisatawan, dengan modal terbatas dan bahkan kemampuan bahasa Inggris yang tidak ada, wanita ini kemudian memberanikan diri menawarkan desain dan pola menjahitnya langsung kekonsumen.

Maka pada tahun 1981, berdirilah Mama & Leon, mengontrak tanah seluas 10 are di Sanur, yang belakangan tanah tersebut dibelinya. Itu sebabnya produk Mama & Leon lebih dulu dikenal di luar negeri dan ekspor. Bahkan ketika tahun 1984 berpameran di Jerman, permintaan ekspor menjadi bartambah sampai tidak sanggup ditangani. Fokus ekspor inilah yang membuat penawaran untuk pasar lokal terhambat. Dan baru pada tahun 1994, Mama & Leon mulai memproduksi untuk pasar nasional.

Di kancah musisi dengan format band, nama Superman Is Dead atau

biasa disebut SID adalah sedikit band yang mampu menancapkan kukunya dipasar nasional bahkan manca negara. Grup punk rock asal Kuta, Bali yang digawangi oleh Bobby Cool (vokal), Eka Rock (gitar) dan Jerinx (drum) tetap konsisten menelurkan karya-karya mereka sekalipun saat ini pasar lebih menyukai lagu-lagu pop melayu sebagaimana saat ini tengah booming. Nama Superman Is Dead, yang memiliki makna filosofis bahwa tidak ada manusia yang sempurna, mengawali karir bermusik mereka pada tahun 1995, ketika itu warna musik mereka sangat kental dengan pengaruh dari luar seperti Greenday dan NOFX. Sebelum digaet oleh Sony Music Indonesia, SID lebih banyak merilis albumnya dalam bentuk indie label. Beberapa yang pernah diluncurkan secara indie adalah Case 15 (1997), Superman Is Dead (1998) dan Bad Bad Bad (2002). Sedangkan album yang berada di bawah major label Sony, Kuta Rock City (2003) yang

kemudian meledak dipasaran, The Hangover Decade (2004) dan Black Market Love (2006). Pada tahun 2009 lalu, SID merilis album terbarunya yang bertitel Angels and Outsiders! Menjagokan single Kuat Kita Bersinar.

Langkah fenomenal SID bisa disebut berawal pada Agustus 2002 saat mereka menjadi band pembuka Hoobastank di Hard Rock Hotel,

SIDThe next big thing

Kuta, Bali. Kemudian pertengahan September 2002 SID sukses tampil di Senayan pada acara Puma Street Games. Berlanjut pada beberapa penampilan lainnya hingga mereka diwawancara oleh MTV Sky, M97 FM, Prambors dan diekspos oleh hampir seluruh majalah remaja populer nasional. Di Majalah Hai edisi tahunan 2002-2003 misalkan, SID bersama Rocket Rockers disebut sebagai The Next Big Thing.

Page 37: Money & I Magazine Vol. 29

37Vol. 29 | Mei - Juni 2012

Special Feature

Bisnis ini diawali dengan modal hanya Rp. 500 ribu oleh seorang mantan guide yang

terampil berbahasa Jerman bernama Joseph Theodorus Wulianadi. Namun dirinya lebih suka jika dipanggil dengan sebutan Pak Joger. Nama Joger sendiri merupakan singkatan

Sebagai salah satu perusahaan ritel terbesar di Bali, Hardy’s kini sudah melebarkan sayap

sampai ke Jawa Timur. Siapa sangka, Hardy’s yang begini besar awalnya berasal dari satu toko yang luasnya hanya 4,3 are. Adalah Ir. Gede Agus Hardiawan, akrab dipanggil Gede Hardy, yang berhasil ‘menyulap’ lahan tersebut menjadi bertambah di berbagai wilayah. Keberanian, kejujuran, dan keinginan untuk menuju arah

yang lebih baik menjadikan Gede Hardy sosok pebisnis muda yang diperhitungkan di Bali. Sense of business-nya kian terasah seiring berjalannya waktu.

Besar dari keluarga yang biasa saja, setamat kuliah dari ITB, Gede Hardy mewarisi hutang dari orang tuanya, namun demikian Hardy juga mewarisi sebuah toko kecil. Sambil menjalankan toko itu, Hardy belajar manajeman bisnis. Keuntungan

dari toko dan tambahan pinjaman Bank dipergunakan untuk mencari lahan dan membuka Hardy’s Negara pada tahun 1997. Baru tahun 2000 Hardys bisa ekspansi ke luar kebupaten hingga saat ini bisa berdiri di Jawa Timur.

Menurut pendirinya, Hardy’s bukan sebatas pusat belanja (shopping mall) saja. Namun sejatinya dasar bisnis ini adalah properti komersial. Karena landasan bisnis dimulai dari mencari lokasi yang didapat dengan sistem sewa atau beli. Kemudian dibangun mall/supermarket dan mendapat uang dari sewa blok, lantai, etalase, atau yang lain. Tidak itu saja, di Denpasar misalnya, dari hasil lahan parkir saja Hardys mendapat bagi hasil dari PD Parkir ratusan juta per tahunnya.

Joger“Belanja tidak belanja ....tetap Thank You”dari namanya, Joseph dan Gerhard Seeger. Gerhard adalah teman sekolahnya ketika di Jerman yang memberi US 20.000 sebagai hadiah pernikahannya. Usaha Mr Joger dimulai pada bulan Juli 1980. Beliau mulai merangkai kata-kata sendiri, disablonkan kepada orang lain, memasarkan sendiri door to door, gedor-gedor rumah orang dan saat ini justru pembeli yang harus antri di Joger. Produk yang paling pertama ia hasilkan adalah kaos. Kaos itu dibuat dengan kata-kata, “Belanja tidak belanja tetap thank you”. Waktu itu masih menggunakan desain manual.Tahun 1981 usahanya mulai menanjak dan ditandai dengan membuka toko di Jalan Sulawesi

37, Denpasar dengan nama Art & Batik Shop Joger. Kemudian selanjutnya Tahun 1983 membuka toko lain di jalan yang sama. Terakhir tahun 1986, Mr. Joger membuka toko di Jalan Raya Kuta hingga saat ini yang sangat sukses besar. Konsistensi Joger untuk mempertahankan brand Joger di pulau Bali juga mampu mempertahankan hidup brand dan keaslian brand tersebut. Joger tidak bisa dibeli di luar pulau Bali, sehingga jika orang menggunakan Joger berarti pernah berlibur ke Bali. Kualitas kainnya pun tidak kalah dengan brand luar negeri seperti Billabong dan Quick Silver, namun harga merakyat untuk orang Indonesia.

HardysBeranjak dari warung Klontong

Page 38: Money & I Magazine Vol. 29

38 Vol. 29 | Mei - Juni 2012

Interview

Salah satu perusahaan yang berhasil Go National, bahkan Go Global adalah Body & Soul, industri fashion yang segmentasi produknya adalah kaum perempuan. Bahkan mungkin, saat ini tidak ada

perempuan yang tidak mengenal nama Body & Soul. Brand nya sendiri dimulai dari Bali periode 16 tahun yang lalu, dan perlahan mengalami pertumbuhan pesat dan menjadi merek yang diperhitungkan. Bagaimana perjalanan Body & Soul selama ini, dan strategi apa yang mereka gunakan untuk dapat berkembang, kepada Arif Rahman dan Anton HPT, Chief Executive Officer (CEO) Body & Soul, Navnit Anand menceritakannya secara eksklusif di kantornya di Krobokan.

When the first time body and soul started its business in Indonesia?

Body & Soul has been in Indonesia since 16 years ago (1996), begun in Bali with one store. After 16 years, now Body & Soul is the single largest retail garment company in Indonesia. There are have many brands in Indonesia, both franchise and license, but the Body & Soul is a brand which was born and established in Indonesia.

Seriously, Body & Soul comes from Indonesia?

The principal investors were from Australia, but the establishment is 100% Indonesian and we are proud of the fact.

But now, Body & Soul also is outside the country, how about this?

We are now scattered abroad, but the franchise system Body & Soul comes from Indonesia. It is inside out rather than outside in unlike most of the brands. There are hardly and Indonesian fashion retailers who have successfully been able

Navnit Anand CEO Body & Soul Indonesia

to franchise abroad. We have international online selling which is fast developing as well.

Wow, I think the opposite, Body & Soul comes from outside, it means we've been wrong. So, what kind of development of the Body & Soul for 16 years?

We started with one store in Bali 16 years ago, and now we already have 35 stores spread throughout Indonesia. Besides Bali we have stores in Surabaya, Jakarta, Makassar, Manado, Medan, Balikpapan, Pekanbaru, Bandung, Semarang and Yogyakarta. The opportunity to develop further is immense in Indonesia. Establishing the right customer intimacy, recognizing the right customer segment to design in accordance and offering great quality at affordable prices have been our key elements for success.

So far, I see body & soul are targeting the upscale market?

Our target market of middle to upper middle class. The age group we target is youth, career women 25 to 35 years. We also have a Bambini and Teenager line. Body and Soul is a fast fashion retailer. There is continuous research and designing to churn out close to 100 styles in a month. Speed to market with a variety of products is our mantra. Every week you will find new styles flowed into our stores. It is ever evolving fashion.

What distinguishes the Indonesian market with other countries, such as Australia or other countries?

Fashion has no boundaries, like music has no borders. Every country though has a select majority consumer segment. Climatic conditions have a major influence on the styling, color and material selection. I would say that the west is more quality conscious

Page 39: Money & I Magazine Vol. 29

39Vol. 29 | Mei - Juni 2012

Interview

Navnit Anand“Speed to market with a variety of products is our mantra”

Navnit Anand“Speed to market with a variety of products is our mantra”

Page 40: Money & I Magazine Vol. 29

40 Vol. 29 | Mei - Juni 2012

Interview

since fashion awareness is much higher and consumer expectations are therefore much more. Average spending on clothing in the western world is much more compared to this part of the world. It is changing though since there are more travelers now days, the social media and technology is a major catalyst to bring fashion awareness to the smallest of cities. One can compare designs, prices, evaluate colors on their smart phones and surf through a variety of options to select and buy.

Having said above affordable price is the most compelling driver for the majority consumer in this

part of the world. The quality awareness is slowly seeping in Indonesia. People have started reading the washing and garment care instructions when they make a purchase. It becomes our obligation to educate the consumer on how to wear and care for the garments they purchase. Over the past years we have seen so many luxury brands coming into Indonesia.

These brands have done little to educate the consumers and their reach is not as vast as ours. There is big gap to fill in the mid tier market which Body and Soul recognizes. It is an opportunity but it

I would want our clothing to be liked and be worn by a mixed consumer. The one who drives a luxury car and the

one who uses public transport alike. Fashion for all.

Page 41: Money & I Magazine Vol. 29

41Vol. 29 | Mei - Juni 2012

is also a great responsibility to satisfy the consumer. I would want our clothing to be liked and be worn by a mixed consumer.

The one who drives a luxury car and the one who uses public transport alike. Fashion for all.

Why Body & Soul was started from Bali, why you chosen Bali, a small place, not in Jakarta, because we often see a large company that was born first in the big city, but this is different, why?

The atmosphere in Bali is highly creative. It is a great place where you can find inspiration in almost everything. This is so essential in our fashion industry. A creative mind needs least distraction and maximum inspiration to apply itself. Our principal creative director fell in love with the place and thus established the brand here in Bali.

With a huge market, and also the number of stores that more and more. What about the material and how many workers are absorbed by Body & Soul right now?

We do our sourcing from factories in China/ Korea/Hong Kong and Indonesia. At the same time we have a small factory in Bali as well where we manufacture. The workmanship is of good standard and it also makes us less dependable on out sourcing. We have a workforce of 350 plus workers across Indonesia. It is important that we create jobs for our local talent and it is also a very important Social Responsibility for us to give back to the society we have progressed in.

What is the difference between foreign products to those in the domestic?

International brands design for global market though they maybe distributing the products specific to country they are retailing in. It is highly impractical and not feasible for these brands to follow country specific accurate sizing and fashion though. Very few have been able to achieve moderate success

in doing this. We at Body & Soul recognized and absorbed our consumer segment specifications very well. Given the spread of the archipelago the fashion is also very diverse and sensitive. What sells in Bali is very different from what sells in Makassar or in Manado. In the product mix that we design there as to be commonality with some diversity in styling. We design apparel which is acceptable for the whole Indonesian market.

Our creativity has higher proximity to the Indonesian consumer’s expectation as compared to any foreign brand. International brand. This is a reason good enough that compels us to open more and more stores.

If you look around in Bali, most of the brands have not really branched out to other cities. I would not say they are less capable, but maybe not have enough belief to explore the rest of Indonesia which offers a much larger opportunity.

Page 42: Money & I Magazine Vol. 29

42 Vol. 29 | Mei - Juni 2012

InterviewThe present time from people in Indonesia are classified as middle class, and they are interested with products that come from a small businesses such as home-based business, fashion stores, fashion market that delivers a branded product, how you see it?

Every business needs to have a sustainable business plan. If we recognize the expectations of the consumer like we need create our business model in accordance. A one store strategy is no strategy for a fast fashion retailer. Look at the large, diverse population in Indonesia. Small businesses can do well however they can never grow in this country without having a sustainable growth strategy. Every year maybe a 100 over boutiques, retail stores pop up in Bali, Jakarta. Maybe only 5 of these survive and 3 out of these struggle to get the ROI [return on investment.red].

Exactly, I agree with you. So, currently, any country that has been there Body & Soul?

We currently have supplies to stores in South American countries and Australia with whom we work on international consignment basis. We plan to have Body & Soul franchised to several other growing markets such as Singapore, Malaysia and India. At the same time we are extremely sensitive for our brand, we pay great emphasis to maintain the identity and standards. We would want licensee partners who can contribute in maintaining the same high standards and follow the good principles and strong work ethics that we practice. It is not about

the money but fairness and commitment to our customers.

How much money must be spent by the investor to be able a franchise Body & Soul?

A lot of money ... Ha...Ha...ha

Okay, What would be the next target for you and Body & Soul?

Our target is to be a progressive company and fast fashion retailer company, to become number one in Indonesia; we want to be the largest in Indonesia. Open as many stores throughout Indonesia. If there is a good location and offers potential, we would go out for it and have our establishment there. Above all we would like maintain the highest standards of customer satisfaction.

At this time whether there is a partnership for the Indonesian market?

For the moment we do not require outside funding from other parties. I would say we are in good shape. If an opportunity comes along for a Joint Venture which propels International or Domestic expansion in the future we would be open to a create a good partnership.

Thank you very much for your time

You’re welcome.

Page 43: Money & I Magazine Vol. 29

43Vol. 29 | Mei - Juni 2012

Profile Office

BPR Lestari SANUR

Nuansa nyaman langsung melekat pada kantor cabang yang satu ini, dengan tempat yang strategis di kawasan Sanur, salah satu cabang BPR Lestari

ini juga memiliki tempat yang lapang untuk melakukan transaksi. Kantor yang baru beroperasi selama 3 bulan terakhir ini juga menjadi pilihan bagi warga asing yang telah menetap di Bali, baik yang memiliki usaha maupun yang telah berstatus expatriate untuk mengelola portofolio investasinya.

Berbeda dengan kantor cabang lainnya, Lestari Sanur memiliki lounge yang dapat anda nikmati saat melakukan transaksi dengan view yang cantik, yakni hamparan lapangan golf yang tersaji memanjakan mata. Lestari Sanur juga memiliki tempat parkir yang luas, sehingga memudahkan Anda yang memiliki mobilitas tinggi dan tidak menghabiskan banyak waktu untuk memarkirkan kendaraan.

Dari Renon, Anda dapat menuju jalan Hang Tuah, dan mengambil sisi kanan By Pass Ngurah Rai, yang tempatnya berkisar 300 meter dari perempatan pantai Sanur, atau bagi Anda yang tinggal dikawasan Kuta, maka Anda bisa mencapainya dengan menyusuri sepanjang jalan By Pass Ngurah Rai untuk mendapatkan pelayanan keuangan di Bank Perkreditan Rakyat terbesar ketiga nasional tersebut.

Page 44: Money & I Magazine Vol. 29

44 Vol. 29 | Mei - Juni 2012

Lestari First

Seperti apa keberadaan tenun ikat di Bali saat ini?

Kain tenun telah menjadi bagian dari tradisi kita, dan masih dipergunakan hingga saat ini, baik dikehidupan sehari-hari maupun sebagai sarana upacara-upacara di Bali. Walaupun kalah populer dibandingkan dengan batik, namun kita beruntung pemerintah telah menggalakkan penggunaan tenun ikat, atau yang kita kenal di Bali dengan sebutan endek, bahkan pemerintah kota mencontohkan dengan mengunakan endek sebagai seragam kantor.

Apa perbedaan tenun ikat dengan kain tenun biasa?

Itu karena kita mengunakan dua buah benang sebagai bahan dasar yang berbeda. Benang dasar pakan dan benang motif lusi. Benang motif ini yang pewarnaanya kita kerjakan dengan mencelupkan satu persatu bagian benang kedalam pewarna, sehingga terbentuk motif

yang kita inginkan. Proses pewarnaan yang berwarna-warni ini dengan metode pengikatan, maka dari itu disebut dengan istilah tenun ikat. Di tempat ini kami mengunakan bahan berkualitas yang berasal dari India, karena itu tenun yang kami hasilkan memiliki kontur serat yang baik dibandingkan produk yang ada dipasaran lainnya.

Lalu tenun Ikat Nusa sendiri berdiri sejak kapan dan mulai memproduksi tenun ikat?

Sudah sejak tahun 1987, sebelumnya kita berada di Jl. WR Supratman. Kini di situ hanya menjadi tempat produksi, dimana pekerjaan utama dikerjakan disana, sedangkan untuk showroom kita sekarang konsentrasinya disini (kawasan Jl. Diponegoro).

Berapa lama waktu yang dibutukan untuk membuat sebuah kain tenun ini?

Tenun Ikat Nusa

Kain tenun merupakan warisan nenek moyang kita sejak dulu kala. Hampir sama dengan batik ataupun songket, saat ini kain tenun pun telah mencakup seluruh nusantara.

Tradisi yang terus dijaga dengan baik menyebabkan kain tenun terus diproduksi dan menjadi penghormatan terhadap kebudayaan generasi pendahulu. Sekalipun demikian, kain tenun masih kalah populer dibandingkan dengan kain batik yang selama beberapa tahun terakhir terus digaungkan keberadaannya oleh pemerintah dan masyarakat kita. Namun di Bali, tenun memiliki tempat tersendiri dihati masyarakat, khususnya masyarakat kota Denpasar dimana pemerintah kota juga mendorong masyarakat untuk mengenakan kain tenun ikat dalam aktifitas sehari-hari. Bahkan selama ini pemerintah kota dalam ajang Denpasar Festival turut pula menghadirkan fashion show mengenai tenun ikat Bali yang biasa kita kenal dengan sebutan endek. Lalu bagaimana sebenarnya keberadaan tenun ikat kita? Indriani Bagianda, wakil Tenun Ikat Nusa yang telah mengembangkan kain tenun sejak era tahun 1980an berbagi kisah kepada reporter Money & I Anton HPT.

Page 45: Money & I Magazine Vol. 29

45Vol. 29 | Mei - Juni 2012

Kami memiliki beberapa tempat produksi, karena tenun ikat merupakan produk yang dikerjakan dengan tangan atau handmade, kami selama ini mempekerjakan banyak karyawan untuk proses produksinya. Untuk awal pewarnaan, pengerjaanya dikerjakan disini (showroom yang berada dikawasan Jl. Diponegoro Denpasar), lalu untuk proses penenunan sendiri kita ada rumah produksi yang berada di Jl. WR Supratman dan juga dikawasan Gianyar. Dalam serangkaian proses produksi, waktu yang dibutuhkan untuk membuat sebuah kain ini berkisar antara 1 hingga 2 bulan. Pengerjaan ini semua juga dikerjakan oleh tangan-tangan wanita Bali yang terampil.

Di Bali sendiri model atau motif seperti apa yang banyak menjadi pilihan masyarakat kita?

Sebelumnya saya ingin menyampaikan bahwa kain tenun selama ini memiliki beberapa motif yang

terbagi dengan sebutan flora dan fauna. Dalam perkembangannya, motif semakin variatif menjadi modern dan tradisional. Namun untuk di tempat kami, selama ini permintaan motif tenun masih berimbang antara yang tradisional dengan yang modern.

Potensinya sendiri dalam beberapa tahun terakhir seperti apa, dan adakah kain tenun Ikat Nusa masuk kepasar Internasional?

Selama ini banyak peminat dari kalangan masyarakat dan pemerintah, kalau dari pemerintah jelas untuk uniforms (seragam). Selama ini kita juga membuka counter dibeberapa mall untuk memperkenalkan tenun Ikat Nusa. Namun setelah mengetahui keberadaan showroom nya disini, para pelanggan umumnya langsung datang kesini. Kalau untuk pasar luar negeri, kita belum melakukan ekspor, namun beberapa tamu asing yang liburan ke Bali biasanya membawa tenun

Page 46: Money & I Magazine Vol. 29

46 Vol. 29 | Mei - Juni 2012

Lestari First

Ikat Nusa sebagai oleh-oleh, dan saat ini juga cukup banyak bule yang membawa kain kita, baik yang berupa tenun maupun yang dalam bentuk lain.

Modifikasi dan inovasi apa saja yang dikembangkan oleh Tenun Ikat Nusa?

Selain kain tenun, kita juga membuat baju, dasi, selendang, serta kipas berbahan kain tersebut. Karena kita melihat tenun ikat bila dijadikan berbagai bentuk seperti dasi dan kipas akan lebih praktis kegunaannya, dan juga akan lebih praktis pula untuk dijadikan cinderamata.

Page 47: Money & I Magazine Vol. 29

47Vol. 29 | Mei - Juni 2012

Pernah mempromosikannya lewat eksebisi atau pameran?

Selama ini kita pernah mengikuti beberapa eksebisi, dan kita merasa beruntung saat diadakan fashion show mengenai endek bulan Desember tahun lalu di Denpasar festival, kita meraih juara satu untuk design dan bahan terbaik. Ini kita syukuri, ini membuktikan bahwa tenun Ikat Nusa menghasilkan tenun yang berkualitas selama ini.

Apa yang akan direncanakan dalam waktu kedepan?

Selama ini ada keinginan dari kami untuk mengumpulkan tenun ikat dari berbagai daerah di nusantara, kemudian dipamerkan kepada masyarakat luar, sehingga masyarakat juga mengetahui keberagaman tenun ikat kita dari Sabang sampai Merauke, dari beragam motif dan kekhasan masing-masing daerah, dengan berbagai sejarah dan filosofi dibalik sebuah kain tenun ikat tersebut.

Page 48: Money & I Magazine Vol. 29

48 Vol. 29 | Mei - Juni 2012

Hal tersebut diatas juga dialami oleh banyak teman atau kolega yang berinvestasi ditanah. Bahkan, banyak sekali yang yakin bahwa, “gak usah lah tanah dibangun, beli aja tanahnya dan lepas lagi pada saat

harga naik”.

Property market sekarang seperti sedang “booming” dimana-mana. Di Jakarta, Surabaya, Medan, Lampung, Makasar, Yogyakarta, Bali dan juga di beberapa kota besar lainnya.

Seorang teman membeli tanah seharga 500 juta, dalam jangka waktu 5 bulan dijual seharga 900 juta. Setelah dijual, dalam kurun waktu 5 bulan kedepan,

harga naik lagi menjadi 1,4 M. Teman saya merasa merugi (walaupun sudah untung

sejumlah Rp.400 juta), karena “sepertinya” dia rugi 500 juta atas tanah yang dia jual

tersebut. “Coba saya tahan tanah tersebut 5 bulan lagi, bisa dijual diharga 1,4 M, saya

jualnya kecepatan dan kemurahan tuh” demikian tutur teman saya. Ha..ha..ha… rupanya untungnya

kurang besar.

Apa yang sebenarnya terjadi di dunia property?

Saya tidaklah bisa bicara banyak tentang trend yang terjadi di kota-kota lain, yang saya bisa berbagi adalah

yang terjadi di Bali – Denpasar, Kuta dan Badung – pada khususnya.

Kalau balik lagi ke teori awal mengenai “supply & demand”, maka saya dapat mengatakan bahwa yang mengincar properti

di Bali meningkat pesat dibandingkan ketersediaan tanah di Bali. Ibaratnya, seorang gadis cantik jelita yang menjadi incaran banyak

pria, otomatis si gadis akan jual mahal, karena banyaknya pilihan dan pinangan yang diberikan.

Survey menunjukkan, adanya penambahan sejumlah 50 juta penduduk middle income earner di Indonesia. Bayangkan saja, 50 juta orang merupakan

Harga Tanah Terus Naik, Sampai Kapan?

“Sebidang tanah di Jalan Kunti – Kuta yang kami beli di

pertengahan tahun 2011 dengan harga 275 juta per are (2,75

juta permeter persegi), sekarang harga pasarnya sudah 850

juta per are (8,5 juta permeter persegi). Dalam kurun waktu

kurang dari setahun, harga tanah tersebut naik sebanyak

tiga kali lipat, waddduuuhh nyesel juga saya, kenapa

belinya cuma sedikit. Tau gitu khan beli banyakan”

Smart Family

Suzana ChandraManaging Director, Lestari Living

Page 49: Money & I Magazine Vol. 29

49Vol. 29 | Mei - Juni 2012

Smart Family

penambahan pangsa pasar yang sangatlah besar. Permintaan yang dihasilkan oleh 50 juta orang ini, merupakan kenaikan demand yang sangat luar biasa.

Penambahan demand ini tentunya terjadi diberbagai sektor, mulai dari konsumsi, education, infrastructure, service industry dan juga investasi. Di Bali, beberapa tahun belakangan mulai bermunculan resto-resto dan hotel yang merupakan franchise dari International brand, high end restaurants, bertambahnya international school dan jumlah expat yang terus berdatangan dan menetap di Bali. Bisnis-bisnis dari luar pun mulai berdatangan dengan segala service dan produk yang mereka tawarkan.

Intinya, bukan saja orang-orang Indonesia lokal yang berbondong-bondong masuk ke Bali, mereka yang dari luar negeripun berduyun-duyun masuk Bali karena tergiur dengan life style dan potensi bisnis di Bali.

Satu hal yang pasti dibutuhkan oleh orang-orang ini adalah tempat. Baik untuk tinggal maupun untuk tempat usaha. Bisa dibayangkan apa yang terjadi dengan harga sewa rumah atau tempat bisnis, harga tanah dan properti dengan adanya surge of demand. Yup, kenaikan harga sewa dan harga tanah/properti terjadi dimana-mana.

Karena demand yang luar biasa inilah maka terjadilah fenomena yang biasa terjadi bahwa hampir semua orang, mulai dari ibu rumah tangga, guru, petugas kecamatan, petani, sampai direktur bank, semua menjualkan tanah/properties. Semua orang menjadi calo (broker istilah kerennya). Oh well, there is nothing wrong with that.

Terus sampai kapan harga akan terus naik?

Dari berbagai buku yang saya baca, dikatakan bahwa secara umum, nilai properti di daerah yang bagus itu akan menjadi double dalam kurun waktu 8 tahun. Di Indonesia saya pikir, selama ini rata-rata setiap 5 tahun properti akan double. Ini merupakan generalisasi, tentu saja ada beberapa daerah yang tidak bergerak harganya dan ada beberapa daerah yang luar biasa sekali perkembangannya.

Yang biasanya saya lakukan dalam menganalisa harga dari suatu properti adalah dengan menghitung berapa income yang dapat dihasilkan dari suatu properti plus kemungkinan kenaikan nilai dari properti tersebut. Selama, potensi income dan kenaikan harga masih memuaskan kriteria investasi saya, maka harga properti tersebut saya anggap justified.Kesimpulannya adalah selama secara general harga bisa dijustifikasi oleh sebagian besar investor/pembeli, maka harga

properti/tanah masih akan naik. Dengan kata lain, harga akan stagnant dan turun, kalau ekspektasi pendapatan dan kenaikan harga sudah tidak sesuai dengan kriteria investasi kebanyakan orang. Ini yang biasanya kita sebut dengan Bubble Prices.

Kebetulan saya ada di Sydney pada saat sebagian besar properti di kota-kota di Australia seperti Sydney, Melbourne, Queensland dan Perth mengalami penurunan harga yang drastis (dimulai tahun 2008). Rendahnya suku bunga diawal tahun 2000 an dan berbagai insentif untuk home buyer, mendukung kenaikan harga properti di hampir seluruh kota di Australia.

Yang terjadi adalah masyarakat yang berhutang melebihi kemampuan mereka (over leverage), sehingga pada saat Reserve Bank menaikan tingkat suku bunga, terjadi default (kegagalan bayar) secara besar-besaran. Banyak sekali properti yang harus dilelang dan orang-orang yang diusir dari rumah mereka karena gagal bayar. Nilai properti terjun payung.

Property market crashed. Harga properti secara general terjun payung, baik bagi properti bagus dan properti jelek. Yang terjadi adalah akan ada banyak sekali properti bagus yang menjadi undervalued karena adanya market sentiment. Hal ini menarik bagi investor untuk masuk, dan membeli properti yang undervalued tersebut. Secara bertahap demand bertambah. Butuh waktu sekitar 1 tahun untuk properti tersebut kembali bergairah, dan harga merangkak naik lagi.

Selamat menikmati kesempatan berinvestasi di properti, kondisinya sangat kondusif. Tetapi selalu alert, jangan berjudi dengan tanah, harga tidak akan terus menerus naik. There is always a cycle. Ada Ups dan ada Downs.

Satu hal yang saya mau tekankan adalah, bahwa dalam berinvestasi, pikirkan untuk memberikan nilai tambah pada properti atau investasi Anda.

Good luck!

Dalam berinvestasi, pikirkan untuk memberikan nilai tambah pada properti/investasi anda.

Page 50: Money & I Magazine Vol. 29

50 Vol. 29 | Mei - Juni 2012

Berdasarkan riset yang dilakukan oleh George Barber bahwa dari setiap 100 orang berusia 25 tahun dan ketika mereka berusia 65 tahun. Lima

puluh empat persen bangkrut, 36% meninggal sebelum usia 65 tahun, 5% masih harus bekerja, 4% sudah mencapai financial freedom dan hanya 1% yang kaya.

Dari 1% yang mencapai kasta tertinggi yaitu kaya, 74% dimonopoli dari kalangan entrepreneur seperti Chairul Tanjung, Rahmad Gobel, Antony Salim, Sandiago Uno, Dahlan Iskan dan lainnya. Sedangkan sisanya 26% dari kalangan non entrepreneur yakni 10% adalah top executive seperti Emir Satar CEO Garuda, Agus Martowardoyo Ex CEO Mandiri yang saat ini menjabat Menkeu, 10% adalah top profesional seperti pengacara, dokter, notaris, 5% adalah super sales dan 1% adalah dari kalangan atlet dan selebritis seperti Ronaldo, Roney, Michael Jordan, Tom Cruise, Madonna, Brad Pitt dan lain-lain.

Ada banyak cara untuk menjadi kaya dan berbagai macam jalan untuk tetap kaya seumur hidup, namun hanya ada 2 cara untuk menciptakan jenis kekayaan yaitu memiliki usaha dan memiliki properti yang memberikan penghasilan, selain rumah tinggal utama Anda. Melakukan kedua hal ini adalah cara yang pasti untuk menjadi kaya, tetap kaya dan mewariskan kekayaan Anda.

Cara ini terdengar sederhana dan memang sederhana, teruslah melibatkan diri Anda dalam perusahaan dan jadilah pemilik properti yang memberikan penghasilan. Lakukan ini dan Anda akan membuka pintu untuk menjadi kaya, tetap kaya dan mewariskan kekayaan itu pada anak cucu Anda. Cara paling mudah untuk

Belilah dimana Anda mampu membeli, namun harus tetap terkontrol!Catherine S. McBreen dan George H. Walper, Jr.

Get Rich, Stay Rich, Pass it On

Literature

Pribadi BudionoDirektur BPR Lestari

menjadi kaya adalah melalui pintu entrepreneur. Hal ini bisa dilakukan oleh semua orang dan relatif lebih mudah. Tidak mengenal gender (bisa lelaki maupun wanita), tidak mengenal batas usia (bisa muda atau tua), tidak mengenal tingkat pendidikan (bisa sekolah tinggi maupun tidak selesai sekolah).

Namun yang terjadi di sekitar kita, tidak banyak orang yang memilih entrepreneurship. Hanya 0,5% dan sisanya 99,5% lebih memilih bermain aman yaitu menjadi pegawai. Dari 200 orang yang memilih menjadi entrepreneur hanya 1 orang dan sisanya 199 orang masih memilih bekerja pada orang lain. Memilih untuk menjadi PNS, memilih bekerja pada perusahaan multinasional atau memilih bekerja pada perusahaan keluarga. Bukan berarti memilih bekerja pada orang lain tidak bisa menjadi kaya. Kendaraan yang bisa dipergunakan untuk mencapai kekayaan bagi pegawai yaitu dengan memiliki properti yang disewakan. Bagaimana caranya?

Kita sering menjumpai pegawai yang kesejahteraannya meningkat terus dengan berjalannya waktu, namun satu-satunya investasi terbesar yang pernah dilakukannya hanya rumah yang ditempatinya. Mengapa ini bisa terjadi? Karena ketidaktahuan, bagaimana cara paling mudah untuk berinvestasi. Setiap kenaikan income yang diperolehnya tidak dipergunakan untuk menambah investasinya namun digunakan untuk memperbaiki atau merenovasi rumah yang ditempatinya. Baik perbaikan kecil seperti perbaikan garasi, dapur, maupun perbaikan besar berupa membongkar rumah lama lantai satu menjadi lantai dua. Ini tidak salah, namun apabila kita ingin meningkatkan investasi yang harus kita lakukukan adalah investasi secara horisontal dengan

Page 51: Money & I Magazine Vol. 29

51Vol. 29 | Mei - Juni 2012

Literature

menambah investasi ditempat lain, bukan investasi secara vertikal yaitu berupa perbaikan rumah secara terus menerus. Memiliki properti atau rumah yang disewakan atau bisnis merupakan impian semua orang termasuk orang yang berprofesi sebagai pegawai. Namun tidak semua orang dapat merealisasikannya. Mengapa ini bisa terjadi? Karena ketidaktahuan dalam melakukan investasi, sehingga timbul pertanyaan dalam diri kita yang belum melakukannya. Properti apa yang seharusnya dibeli, kapan dan bagaimana membiayainya? Ini mengakibatkan investasi yang dilakukan tidak terarah dan investasi yang dilakukan tidak dapat dikontrol dengan baik. Memaksakan diri untuk melakukan investasi di kampung, apakah dengan memperbaiki rumah tuanya, membeli kebun, membeli tanah atau rumah di kampung halamannya, atau membeli lahan tanah keluarga, sedangkan mereka sendiri bekerja dan tinggal di kota dan belum memiliki tempat tinggal sendiri. Tidak salah melakukan investasi seperti ini. Namun investasi yang dilakukan harus dapat dikontrol, artinya jika yang bersangkutan

memerlukannya atau ingin menjual maka yang bersangkutan tidak mengalami hambatan. Kalau Anda mengalami kesulitan untuk menjual pada saat memerlukannya maka Anda tidak dapat mengontrol sepenuhnya atas investasi tersebut.

Kadangkala kita ditawari untuk melakukan investasi (pemilikan properti atau usaha) dengan harga yang relatif murah namun jauh dari jangkauan kita (misal, tinggal di Denpasar dan investasi di Sumbawa), sehingga kita kesulitan untuk mengontrol atas investasi tersebut. Jika uang tidak masalah maka investasi ini tidak menjadi soal, namun apabila uang masih menjadi masalah karena Anda pinjam kepada bank maka investasi Anda kedepannya akan menjadi masalah investasi yang besar karena itu tidak dapat di kontrol.Anda bisa memiliki investasi yang Anda inginkan. Bisa bisnis, bisa rumah yang Anda tempati sendiri atau disewakan. Kadangkala sering timbul pertanyaaan pada diri kita. Bagaimana caranya untuk memilikinya. Harganya sudah terlalu mahal dan tidak terjangkau. Kapan?

Belilah sesuai dengan kemampuan Anda sendiri. Jangan membeli diatas kemampuan Anda. Ini sangat beresiko. Membeli atau investasi yang Anda lakukan tidak harus menunggu yang ideal. Jika Anda menginginkan membeli rumah di dalam kota sedangkan keuangan dan kapasitas Anda belum mencukupinya maka Anda jangan menunggu sampai Anda siap. Namun yang Anda lakukan adalah “belilah dimana Anda mampu untuk membeli”.

Jika kemampuan Anda di Denpasar, maka belilah di Denpasar. Jika kemampuan Anda di Tabanan, maka belilah di Tabanan. Yang harus tetap diperhatikan agar investasi yang Anda lakukan terkontrol. Setelah Anda memulai untuk membeli dan tentunya dari nilai kecil, maka ulangi lagi untuk investasi yang kedua, ketiga, keempat dan seterusnya. Dengan perjalanan waktu, Anda akan kagum terhadap apa yang telah Anda lakukan.

Catherine S. MCBreen dan George H. Walper, JR. Melalui bukunya yang inspiratif “Get Rich, Stay Rich, Pass it On” akan menuntun kita bagaimana cara untuk menjadi kaya, tetap kaya dan mewariskannya pada anak cucu kita. Selamat membaca, semoga terinspirasi.

Page 52: Money & I Magazine Vol. 29

52 Vol. 29 | Mei - Juni 2012

HOW TO SELL YOUR WAY THROUGH LIFE

INSIDE THE GIANT LEAP CRACKING ENTREPRENEURS

Book Review

Duta Plaza telp 0361.221026Nikita Gatsu telp. 0361.416551

1 J u n i - 3 1 A g u s t AYO KE

GRAMEDIA

Napoleon Hill

Napoleon Hill adalah orang pertama yang menganggap individu-individu sukses memiliki kesamaan kualitas, dan bahwa mempelajari serta meniru kualitas-kualitas itu dapat membimbing Anda menuju pencapaian luar biasa.

Buku yang ditulis pada masa Depresi Besar ini menggali unsur-unsur penting Pencapaian Kesuksesan: kemampuan Anda menjual. Karya Hill yang sangat relevan pada kondisi perekonomian yang tidak menentu seperti sekarang ini menawarkan perspektif praktis terhadap kenyataan bahwa kita, apa pun pekerjaan kita, pastilah seorang penjual pada beberapa titik penting kehidupan. Hill menawarkan contoh-contoh konkret cara Wiraniaga Sejati menangkap keuntungan dan peluang, yang memberi Anda alat yang Anda dapat gunakan untuk menjual diri serta gagasan-gagasan Anda secara efektif. Dengan pengantar dari pemimpin legendaris Ken Blanchard, buku ini merupakan karya klasik yang memberi Anda prinsip sederhana dan alat-alat teruji untuk meraih kesuksesan.

Rhenald Kasali

Warung-warung di sepanjang jalan dan kios-kios pulsa mungkin tidak pernah menarik perhatian kita, kecuali saat kehadirannya benar-benar dibutuhkan. Padahal, kita dapat menemuinya dengan mudah di setiap beberapa ratus meter ruas jalan di Indonesia. Sejak krisis ekonomi melanda, DNA perekonomian Indonesia telah berubah, di mana usaha kecil dan menengah (UKM) menjadi penggeraknya, yang mampu menyerap lebih dari 100 juta tenaga kerja. Tetapi, UKM seperti apa yang berhasil memberikan sumbangan begitu besar bagi perekonomian masyarakat?Sembilan belas kisah inspiratif dalam buku ini menunjukkan perjuangan UKM di Jawa Barat dan Banten dalam mengatasi berbagai kesulitan, termasuk masalah modal dan pengaruh globalisasi. Kisah inspiratif wirausahawan dalam buku ini bukan kisah jenis usaha yang “pasaran” dan hampir pasti tidak dilirik oleh kebanyakan orang: rangka baja, pemberat alat pancing, garam, dodol buah dan sebagainya. Urusan kewirausahaan memang perlu menggabungkan jiwa seni dan kerja keras, inovasi dan sikap tak mudah patah arang.

Stanley S. Atmadja

Sebagian besar buku kepemimpinan memfokuskan kajiannya pada pengembangan kualitas kepemimpinan (leadership qualities) dan praktik kepemimpinan (leadership practices) pemimpin. Buku-buku tersebut umumnya menekankan pentingnya pemimpin membangun kualitas atau praktik kepemimpinan yang unggul seperti memiliki visi jauh ke depan, pemberdayaan, empati, adaptif terhadap perubahan, dan sebagainya.

Inside the Giant Leap menggunakan pendekatan dan perspektif yang sama sekali berbeda. Buku ini lebih melihat kesuksesan pemimpin dari sisi kemampuannya membangun iklim kepemimpinan (leadership climate) yang membangkitkan “energi positif ” bagi semua orang di dalam organisasi untuk mencapai kinerja luar biasa.

Menurut penulis buku ini, iklim kepemimpinan menghasilkan keunggulan bersaing yang lebih robust dan sustainable dibanding kualitas atau praktik kepemimpinan.

Gramedia School Holiday Fair 2012Berbelanja Rp 200.000,- di Gramedia & menangkan ratusan hadiah istimewa *(Setiap berbelanja min. Rp 200.000,- dapatkan 1 (satu) lembar kupon undian (berlaku kelipatan) 2 Toyota Avanza & ratusan hadiah menarik lainnya) Di Gramedia Duta Plaza

Gramedia Go GreenSetiap pembelanjaan buku terbitan Niaga Swadaya min. Rp 100.000,- mendapatkan 1 buah pohon/ 1 bungkus benih [selama persediaan masih ada & tidak berlaku kelipatan]

3 0 M e i - 3 0 J u n i

Page 53: Money & I Magazine Vol. 29

53Vol. 29 | Mei - Juni 2012

AYO KE

GRAMEDIA

Page 54: Money & I Magazine Vol. 29

54 Vol. 29 | Mei - Juni 2012

Point Distribution

Jl. Raya Kuta No. 127, telp : 0361.751517

Duta Plaza telp 0361.221026Nikita Gatsu telp. 0361.416551

Istana Kuta Galeria, Blok Broadway 3 No. 1 Jl Patih Jelantik Kuta Telp : 0361.764182

Jl. Teuku Umar 48, telp : 0361.229000

Jl. Badak Agung Renon

Jl. By Pass Ngurah Rai 405 E Sanur Bali 0361.270990

Outlet 1 Jl. Nusa IndahOutlet 2 Jl. Nusa KambanganOutlet 3 Jl. Sunset Road Kutra

Outlet 1 Jl. Raya Kuta, BadungOutlet 2 Jl. Hayam Wuruk Denpasar

Outlet 1 Jl. Raya Legian 162Outlet 2 Jl. Seminyak Badung

Jl. Raya Kuta, BadungEmail : [email protected]

Istana Kuta Galeria, Jl Patih Jelantik Kuta

Outlet 1 Jl. Sudirman, DenpasarOutlet 2 Jl. Sunset Road Kuta

Jl. Astasura No. 5 Peguyangan Denpasar Utara Telp. 0361.7436702

Lestari Teuku Umar I Lestari Thamrin I Lestari Gatsu I Lestari Renon I Lestari Melati I Lestari Tohpati I

Lestari Sanur I Lestari Hayam Wuruk

Jl. Teuku Umar Denpasar

Jl. Teuku Umar Denpasar

Jl. Teuku Umar Denpasar

Jl. Gatot SubrotoDenpasar

Page 55: Money & I Magazine Vol. 29

55Vol. 29 | Mei - Juni 2012

Advetorial

Dini hari yang dingin dan berguntur, seorang resepsionis menerima sepasang tamu kakek nenek yang tengah mencari kamar penginapan

dikota Philadelpia. Kebetulan saat itu tengah berlangsung 3 konferensi besar sehingga hampir semua kamar penginapan di kota tersebut telah penuh. Karena tidak tega membiarkan sepasang orang tua itu kedinginan diluar, maka kemudian pria resepsionis ini menawarkan kamar kecil yang biasanya digunakan untuk karyawan hotel beristirahat. Dua tahun kemudian, kakek tersebut mengirimkan surat dan selembar tiket kepada resepsionis yang bernama Goerge C Boldt ini, dan memintanya untuk berangkat ke New York. Permintaan ini pun dipenuhi George, setibanya di New York kakek yang bernama William Waldorf Astor ini mengajak Goerge menuju sebuah gedung mewah yang tengah dibangun. Bangunan tersebut adalah hotel Astor pertama, dan kekak tersebut meminta Goerge untuk menjadi manajer pertama hotel tersebut. Kisah ini inspirasi nyata bagaimana sebuah pelayanan dan rasa ikhlas dalam bekerja mampu menjadikan seorang anak muda yang tadinya hanya seorang resepsionis hotel kecil, mengalami lonjakan karir yang luar biasa.

Cerita diatas menggambarkan betapa sebuah pelayanan yang luar biasa mampu membawa karir seseorang mengalami peningkatan pesat. Terlebih dengan kondisi pasar Indonesia yang semakin ‘genit’ memaksa para pebisnis saat ini untuk semakin peka dengan tingkat persaingan yang demikian kompetitif, maka keberhasilan sebuah bisnis mempertahankan pelanggan semakin sulit. Konsumen cenderung tidak loyal dan rajin komplain, dan yang terburuk, pelanggan pergi dan tidak pernah kembali ke toko Anda. Sebuah lembaga survey juga pernah melakukan penelitian dan menemukan alasan pelanggan tidak kembali ke usaha Anda karena hal-hal berikut :• 1% pelanggan meninggal dunia • 3% karena tidak ada alasan • 5% karena ada perubahan pengambilan keputusan

Look good by doing good• 9% karena kompetitor lebih baik • 14% karena kualitas produk yang jelek dan• 68% karena pelayanan yang buruk

Produk boleh bagus, kompetitor boleh tidak setangguh produk Anda, tapi ketika pelayanan buruk, maka itu cukup menjadi satu alasan logis bagi pelanggan untuk meninggalkan Anda. Kita mungkin pernah mengunjungi suatu tempat karena terpengaruh oleh iklan yang mereka pasang, namun setibanya dilokasi justru tidak mendapatkan pelayanan yang baik atas produk yang mereka “presentasikan”, hal ini adalah sebuah ancaman dan awal dari sebuah ketidaksanggupan sebuah perusahaan bertahan apalagi berkembang.

David Freemantle dalam bukunya The Buzz memaparkan, service excellent dilakukan oleh beberapa perusahaan besar dunia yang kemudian menjadi keunikan tersendiri, dan pada akhirnya menjadi daya ungkit bagi perusahaan tersebut. Di EDSA Shangri LA Hotel di Manila misalkan yang mengukir nama-nama tamu reguler mereka di cangkir kopi, sehingga ketika mereka kembali kehotel tersebut, maka cangkir istimewanya dibawakan untuk kopi mereka. Adapula Anette Pampanella, teller di Atlantic Bank di Florida yang mempelajari bahasa isyarat agar dapat berkomunikasi secara efektif dengan sepasang konsumen yang bisu dan tuli. Inilah hal-hal kecil yang membawa perubahan besar ditengah persaingan yang demikian kompetitif, dan satu hal kecil tersebut yang dilakukan secara konsisten akan memberikan dampak besar pada pertumbuhan bisnis Anda.

Dipersembahkan oleh :www.lestariinstitute.com

Jl. Badak Agung Renon

Jl. By Pass Ngurah Rai 405 E Sanur Bali 0361.270990

Jl. Raya Kuta, BadungEmail : [email protected]

Jl. Teuku Umar Denpasar

Page 56: Money & I Magazine Vol. 29

56 Vol. 29 | Mei - Juni 2012

Yang membuat Instagram disukai banyak orang adalah karena melalui aplikasi cool ini kita bisa mempermak hasil jepretan dengan

beragam efek (yes, paling favorit adalah tools ‘Tilt-Shift’) sehingga kita sudah seperti layaknya fotografer profesional. Tapi yang membuat apps ini begitu heboh dan digandrungi oleh para iGers (penggiat komunitas Instagram) adalah karena kita bisa berbagi karya-karya foto kita itu dengan sesama teman di ranah maya.Kenikmatan terbesar ber-Instagram adalah ketika foto-foto itu dilihat oleh teman-teman kita, banyak di-follow, di-likes, dikomentari atau masuk dalam kategori ‘popular’ karena disukai banyak teman kita. Kita mendapatkan pengalaman luar biasa di Instagram karena kita merasa karya kita dihargai teman-teman. Melalui foto-foto yang kita taruh di Instagram dan dilihat ribuan teman, kita merasakan aktualisasi diri yang tak ternilai harganya. Melalui foto-foto kita di Instagram kita bisa berbagi, berdiskusi dan bercurhat ria. Dan jangan lupa, melalui foto-foto kita di Instagram kita bisa bernarsis ria.

Kenikmatan SosialBerbagai kenikmatan berbagi foto (photo sharing) di Instagram di atas merupakan sebuah pengalaman luar biasa yang saya sebut social experience. Kenapa disebut social? Ya, karena kenikmatannya baru bisa kita peroleh jika kita tidak sendirian, alias berjamaah. Makin banyak orang yang ikut berpartisipasi, makin heboh pula kenikmatan yang kita dapatkan. Sebut saja kenikmatan yang muncul dari adanya social experience ini sebagai “kenikmatan sosial”.

Apa itu kenikmatan sosial? Kenikmatan yang kita peroleh saat kita disorot ribuan atau jutaan pasang mata teman-teman kita. Kenikmatan itu kita dapatkan jika kita diperhatikan orang lain. Atau kenikmatan yang kita peroleh jika kita bisa saling berbagi dan berempati dengan orang lain. Atau juga kenikmatan yang kita peroleh jika kita berrelasi dan berinteraksi

Social Experience

dengan orang-orang di luar kita. Sebuah relasi yang menghasilkan kesenangan, kebersamaan, kebanggaan, rasa percaya diri, kebermaknaan diri, kepedulian, perasaan GR, aktualisasi diri, eksistensi diri, atau cinta (termasuk cinta diri sendiri alias narsis).

Cara paling gampang menjelaskan social experience adalah saat kita nonton bola. Nonton Chelsea lawan Liverpool rasanya akan jauh berbeda antara nonton sendiri di depan layar kaca di rumah dengan menonton on the spot di stadion Wembley. Menonton bersama-sama dengan puluhan ribu penonton lain di stadion menghasilkan social experience yang luar biasa: berteriak bersama-sama, bernyanyi bersama-sama, memuja klub pujaan bersama-sama, menghujat lawan bersama-sama, berpesta bersama-sama saat klub pujaan menang, juga bersedih bersama-sama saat klub kalah.

Great Social ExperiencerKemunculan social technology (blog, social networking, microblog, location-based service, photo sharing, dll) menjadikan social experience menjadi terleverage luar biasa. Kenapa? Karena social technology memungkinkan cakupan audiens yang terlibat di dalamnya menjadi demikian luas menjangkau seluruh pelosok bumi. Tak hanya itu, pangalaman

Insight

YuswohadyPraktisi Pemasaran dan ex. Sekjen Indonesia Marketing Association

Page 57: Money & I Magazine Vol. 29

57Vol. 29 | Mei - Juni 2012

Insight

yang tercipta juga semakin kaya, mengesankan, dan menakjubkan. Karena itu saya mengatakan, kemunculan social technology menciptakan peluang luar biasa bagi marketer untuk mendongkrak customer experience dengan memberikan social experience yang luar biasa.Kenapa merek-merek hebat seperti Facebook, Twitter, YouTube, atau Blackberry menuai sukses luar biasa? Jawabannya hanya satu, karena mereka mampu memberikan great social experience kepada konsumennya. Facebook menyediakan tempat yang luar biasa bagi kita semua untuk mengumbar kebutuhan sosial kita. Facebook memberikan social experience dengan menghubungkan kita dengan teman-teman dari seluruh dunia untuk bercurhat ria, berdiskusi, mendengar uneg-uneg teman, memamerkan puisi indah ciptaan kita, memamerkan foto-foto tercakep dan terganteng kita.

Blackberry memberikan kita wadah untuk membentuk komunitas teman-teman SMA atau teman-teman penyuka sepeda. Melalui BBM Group teman-teman SMA yang sudah terpisah 20-30 tahun dan tersebar di berbagai daerah Nusantara (bahkan di luar negeri) kini bisa disatukan dan bisa diajak bernostalgia 24 jam sehari 7 hari seminggu. Pengalaman bernostalgia bersama teman SMA adalah great social experience yang tak ternilai harganya. Saya kira salah satu kelemahan utama Nokia dibanding Blackberry adalah karena Nokia tak mampu memberikan great social experience sehebat Blackberry.

Break rule of the GameBarangkali banyak yang mengira social experience hanya bisa diberikan oleh perusahaan macam Facebook atau Twitter dan tidak bisa dilakukan oleh perusahaan konvensional. Salah besar! Ambil contoh 7-Eleven. 7-Eleven adalah inovator di industri ritel nasional

dengan menawarkan value proposition yang tak jamak diberikan pemain-pemain lain. Yang ditawarkan 7-Eleven sesungguhnya adalah social experience yaitu pengalaman nongkrong bersama rekan kerja, ngobrol bersama teman satu geng di kampus, curhat denga teman intim, atau kesempatan narsis karena dilihat orang lain.

Social expereince memberi 7-Eleven faktor pembeda (differentiator) di antara pesaing-pesaing yang bertahun-tahun sebelumnya telah mapan seperti Indomaret dan Alfamart. Tak hanya itu, dengan memberikan social experience, 7-Eleven mendobrak rule of the game di industri ritel di Indonesia yang telah mapan selama bertahun-tahun sebelumnya. Kalau Indomaret, Alfamart, atau Circle-K lebih menawarkan convenience yang bersifat fungsional, maka 7-Eleven memiliki keunikan karena menawarkan social experience yang lebih bersifat emosional.

Tak peduli apakah bisnis Anda secanggih Google/Facebook atau sekonvensional warung padang, Anda harus pasang kuda-kuda untuk melahirkan great social experience. Jadilah Instagram, Facebook, atau 7-Eleven yang merombak rule of the game melalui social experience yang menakjubkan. Jangan sampai justru sebaliknya, Anda dilibas oleh pesaing hebat yang duluan memberikan great social experience. Kalau yang terakhir ini yang terjadi, saya cuma bisa bilang “Kacihan deh luuuu!?”.

Page 58: Money & I Magazine Vol. 29

58 Vol. 29 | Mei - Juni 2012

Orang bilang, kita nggak cukup disebut orang Indonesia kalau belum mengunjungi 3 B, Bali, Borobudur dan Bromo. Inilah salah satu alasan

yang membawa saya mengunjungi Bromo, yang belum lama ini menunjukkan keperkasaannya lewat muntahan abu dan asap panasnya yang pekat. Saya cukup beruntung karena mendapatkan guide dan transportasi yang bersedia mengantarkan saya dari kota Malang ke gunung yang mempunyai ketinggian 2.392 meter di atas permukaan laut tersebut, mengingat bertepatan masa liburan sekolah.

Kawasan Gunung Bromo berada dalam empat wilayah, yakni Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Lumajang, dan Kabupaten Malang. Namun dari Bali, saya memutuskan untuk mencapai Bromo lewat kota Malang, walaupun sebenarnya rute yang lebih cepat bisa dicapai lewat Pasuruan. Minimnya jasa transportasi, penginapan dan jalan yang berkelok-kelok menjadi alasan saya untuk memilih Malang sebagai pos awal pemberangkatan.

Jarak tempuh sekitar satu jam perjalanan yang dipenuhi dengan rute yang cukup berat, mengantarkan saya ke Penanjakan, lokasi tertinggi untuk menikmati keindahan Bromo, hanya saja kali ini saya tidak beruntung, kabut tebal membatasi pandangan. Semuanya baru terobati saat menyaksikan secara langsung kawah Bromo yang lokasinya tidak jauh dari Penanjakan.

Bentuk tubuh Gunung Bromo yang bertautan antara lembah dan ngarai dengan kaldera -lautan pasir- seluas sekitar 10 kilometer persegi, menyebabkan mobil tipe city car yang mengantarkan saya harus melaju cepat

BackpackerCatatan wisata oleh Kinan Setya

Kawah Bromo

Page 59: Money & I Magazine Vol. 29

59Vol. 29 | Mei - Juni 2012

agar tidak terjebak dilautan pasir. Baru kemudian ditempuh dengan kuda untuk menuju anak tangga kawah Bromo. Dengan garis tengah ± 800 meter (utara-selatan) dan ± 600 meter (timur-barat) menyajikan pemandangan yang sungguh eksotik. Semua lelah perjalanan terabaikan oleh keindahan salah satu destinasi terbaik di Jawa Timur ini.

Bagi penduduk Bromo, suku Tengger, Gunung Brahma (Bromo) dipercaya sebagai gunung suci. Setahun sekali masyarakat Tengger mengadakan upacara Yadnya Kasada atau Kasodo. Upacara ini bertempat di sebuah pura yang berada di bawah kaki Gunung Bromo utara dan dilanjutkan ke puncak gunung Bromo. Upacara diadakan pada tengah malam hingga dini hari setiap bulan purnama sekitar tanggal 14 atau 15 di bulan Kasodo (kesepuluh) menurut penanggalan Jawa.

Page 60: Money & I Magazine Vol. 29

60 Vol. 29 | Mei - Juni 2012

Front of Mind

Lelaki yang berasal dari negeri Sungai Gangga ini lahir pada tahun 1965. Pemuda yang pernah mengenyam bangku kuliah di University of

Scranton, Pennsylvania, AS ini sangat mencintai dunia jurnalistik. Saat masih menuntut ilmu di universitas tersebut ia sudah aktif sebagai penulis yang produktif dikalangan anak-anak kampus.

Obsesi yang senantiasa mengganggu tidurnya adalah bisa meraih sukses di dunia media dengan semangat

Kalanithi MaranThe Sun From East India

kerja keras dan tekad bajanya yang tak pernah padam. Semua orang tidak menyangka bahwa sosok Kalanithi Maran yang saat ini namanya menjadi langganan masuk majalah Forbes sebagai satu dari 1.000 orang terkaya di seluruh dunia ini pernah mengalami masa-masa pahit saat mengawali membangun kerajaan bisnisnya.

Beberapa kali penolakan pengajuan proposal proyek menjadi cerita pahit yang senantiasa ia kenang. Hal tersebut menjadi cambuk semangat untuk terus

Page 61: Money & I Magazine Vol. 29

61Vol. 29 | Mei - Juni 2012

Front of Mind

berusaha, bekerja dan menyadari bahwa dunia bisnis itu ibaratnya adalah dunia pengorbanan dan keberuntungan.

Dengan keberanian yang luar biasa ia meminjam uang di bank sebesar US$ 86.000 untuk membangun bisnisnya. Keberuntungan berpihak kepada pemuda asal distrik Madras tersebut ketika jaringan televisi yang bernama Sun TV yang didirikannya pada 14 April 1995 diterima oleh masyarakat India Selatan, dan menguasai 30% pangsa pasar di wilayah ini.

Jaringan televisi terbesar di India Selatan ini bermarkas di Chennai. Awalnya Kalanithi tidak berhasil meyakinkan investor media raksasa bernama Zee TV untuk mau membantunya mengembangkan kanal TV yang tidak terpakai dari perusahaan tersebut, dan dibiarkan teronggok begitu saja mubazir tidak digunakan. Tapi ternyata jawaban pahit yang ia terima dari proposal tersebut menjadi mimpi besarnya.

Tidak berhenti melangkah dengan meratapi nasib, Kalanithi muda mengalihkan proposal impiannya itu kepada Asian Television Network (ATN), sebuah stasiun TV premium asal Kanada yang sedang berusaha mengungguli dominasi Zee TV di kawasan India Selatan, dan kali ini Kalanithi berhasil meyakinkan para investor dan petinggi ATN untuk mau menggunakan peluang emas tentang besarnya keuntungan yang bisa diperoleh kalau saja masyarakat Tamil dibelahan India Selatan yang berjumlah mayoritas diberikan ruang untuk publikasi dan eksistensi kehidupan mereka yang selama ini terpinggirkan oleh program TV pemerintah yang sering tidak berimbang.

Untuk lebih melebarkan sayap bisnisnya, Kalanithi Maran membangun Sun Network. Melalui Sun Network, Kalanithi Maran membuktikan tangan dinginnya sebagai pengusaha multimedia. Kini perusahaan yang dipimpinnya itu telah membawahi 18 stasiun TV, 45 pemancar radio, dua surat kabar, dan empat majalah. Jaringan bisnisnya meliputi, Tamil Nadu, Adhra Pradesh, Kerala, dan Karnataka. Tahun

2006, Sun Network melantai di bursa saham Bombai. Namun Kalanithi Maran masih menjadi pemegang saham mayoritas dengan kepemilikan 90%.

Kalanithi Maran masuk dalam daftar miliarder terkaya dunia urutan ke-342 sebagaimana yang diungkap oleh majalah Forbes dengan total kekayaan US$ 2,6 miliar. Tak tanggung-tanggung, majalah acuan para pebisnis tersebut juga menyebut Kalanithi Maran sebagai Raja Televisi India Selatan. Sedangkan bila kita melihat beberapa catatan prestasi dari berbagai ajang bergengsi yang pernah diraihnya antara lain, The Young Businessman Awards dari CNBC Ernst & Young, Rajiv Gandhi Best Entrepreneur Award tahun 1995.

Penghargaan bergengsi lainnya ia dapatkan pada usia yang terbilang muda, yaitu 34 tahun saat Kalanithi Maran menyabet The Worldcom Indian Young Business Achiever Award tahun 1999, Indian Junior Chamber Zone XVI – Outstanding Young Person award tahun 2000, The Indian Today Service Czars Tamil Nadu’s New Age Titans tahun 2005, dan Commendation for Displaying Extraordinary Corporate Leadership and Entrepreneurial Spirit tahun 2005 oleh CNBC-TV18.

Patut dicatat disini, meskipun Kalanithi Maran bukanlah bussines man terkaya di negeri Mahatma Gandhi tersebut, tapi dari segi bayaran ia merupakan pimpinan perusahaan dengan gaji tertinggi di negara India.

Hingga kini jaringan bisnis raksasa miliknya Sun Network telah menjadi sebuah korporasi yang menggurita di belahan anak benua India. Beberapa bisnis yang sukses dijalaninya antara lain Sun Direct DTH, Spice Jet Airlines yang merupakan maskapai penerbangan India dan berhasil di akuisisi oleh Kalanithi pada tahun 2010, Suryan FM, Red FM, Sun Pictures, koran harian pagi dan sore berbahasa Tamil bernama Dinakaran Tamil Murasu, majalah berbahasa Tamil seperti Kunkumam‚ Muthaaram‚ Vannathirai‚ Kunguma Chimizh dan TV kabel bernama Sumangali Sun 18.

Page 62: Money & I Magazine Vol. 29

62 Vol. 29 | Mei - Juni 2012

Socialita

Ayu LaksmiComing Out of The Darks

Ayu LaksmiComing Out of The Darks

Page 63: Money & I Magazine Vol. 29

63Vol. 29 | Mei - Juni 2012

Socialita

Awal karirnya sendiri sudah dimulai sejak usia 4 tahun, dan tetap konsisten mengasah talenta seninya sembari bekerja di dunia industri hiburan. Namun album keduanya yang rilis di tahun 1991 justru gagal dipasaran,

wanita kelahiran 25 November 1967 di Singaraja-Bali dengan nama I Gusti Ayu Laksmiyani ini pun kemudian memutuskan untuk pulang dan melanjutkan kuliahnya di Bali. Memulai lagi dari panggung-panggung kecil, bernyanyi di kafe, hotel, bahkan pernah membuka usaha musik bar kecil-kecilan. Ayu juga sempat berpetualang sebagai penyanyi di kapal pesiar dan mengarungi lautan Karibia.

Dengan konsistensi tersebut, perlahan “masa gelapnya” tersebut berhasil disisihkannya, mulai tahun 2004, Ayu menemukan titik balik dalam karirnya. Menciptakan beberapa komposisi musik dengan warna yang berbeda dari karya-karya sebelumnya. Bahkan sempat memasuki dunia seni peran. Di bawah arahan sutradara kenamaan Garin Nugroho dalam film “Under The Tree”, ia memperoleh penghargaan sebagai salah satu nominator pemeran utama wanita terbaik FFI tahun 2008.

Beberapa world music festival sering menampilkan dirinya, dimana kidung sakral yang ia nyanyikan mendapat apresiasi yang luar biasa. Hal yang kemudian mendorongnya untuk menelurkan album “Svara Semesta”, yang kali ini Ayu menjadi produser dan menulis hampir seluruh lagunya sendiri. Lagu-lagunya dipopulerkannya dengan istilah World Music, tertulis dalam 5 bahasa, terdiri dari Bahasa Sansekerta, Kawi, Bali, Indonesia dan Inggris. Sebagian besar karyanya berlandaskan konsep Tri Hita Karana, bercerita tentang hubungan cinta kasih antara manusia dengan manusia, manusia dengan semesta, manusia dengan Tuhan.

Memulai dari puncak, terhempas dan kembali bangkit, Ayu Laksmi Coming out of the Dark. Di kediamannya yang bernuansa klasik, Ayu menceritakan dengan penuh

canda, berikut penuturannya kepada Arif Rahman dan berbagai sisi dirinya dalam jepretan kamera yang kami tampilkan secara eksklusif untuk Anda.

Bagaimana awalnya hingga terjun ke industri hiburan?

Wah, ceritanya panjang, saya sudah kenal panggung hiburan sejak usia 4 tahun. Sepertinya, I was born to be an artist. Walaupun saya pernah mencoba jadi pengusaha macam-macam, tapi hati saya belum di sana. Hati, guna dan karma saya di seni. Orang bijak bilang, "bekerjalah sesuai dengan guna dan karma, itu yang menjamin hidupmu bahagia.” That's true. I'm happy, grateful dengan talenta yang diberikan oleh Tuhan. Sejauh ini Anda termasuk salah satu yang sanggup eksis di industri musik yang ketat, bahkan meraih prestasi. Bagaimana bisa mencapai hal tersebut?

Semua hal mungkin. Where there’s a will, there’s is a way. Jalan dan kemauan. Saya berupaya untuk berproses, berkarya, bekerja, dan tidak pernah berharap ini kerja untuk apa, untungnya apa. Saya senang bergerak, dinamis, tapi focus on one thing, total. Saya suka mengerjakan satu hal tapi serius, dengan seluruh daya budi. Jadi mungkin kesimpulannya, setia pada pekerjaan alias konsisten bahasa kerennya. Namun di Bali lebih dikenal dengan industri pariwisatanya?

Justru itu, Bali sebagai tourist destination utama di dunia membuat seniman sudah merasa puas dengan apa yang diperolehnya saat ini, padahal masih bisa berbuat lebih. Banyak seniman berkualitas yang akhirnya bermuara menjadi entertainer di hotel atau cafe-cafe. Hal ini memang mengasyikan, tapi kalau kelamaan bisa jadi membuat kita lupa untuk berkarya. Bukan berarti

Namanya dikenal sebagai salah satu lady rocker di blantika musik tanah air tahun 1989. Merupakan penyanyi Bali pertama yang berhasil menembus industri musik nasional, dimana beberapa single dan soundtrack film yang dinyanyikannya, akrab di telinga para pecinta musik masa itu.

Page 64: Money & I Magazine Vol. 29

64 Vol. 29 | Mei - Juni 2012

tak boleh dilakukan, malah sangat baik untuk melatih diri. Jadi saat ini semua punya kemungkinan untuk bersaing di kancah nasional, apalagi dengan adanya teknologi sehingga recording menjadi lebih mudah. Saya pun pernah bernyanyi dari hotel ke hotel, cafe ke cafe, tapi sekarang tidak lagi, karena saya ingin tampil dengan karya original yang mengedepankan budaya kita sendiri. Namun banyak musisi Bali yang tidak sanggup go national, mengapa?

Yang paling menjadi kendala di luar hal kualitas, kebanyakan musisi Bali atau musisi dari luar Bali yang tinggal di Bali sebenarnya sangat berpeluang menjadi artis besar di kancah nasional, tapi tidak mau tinggal di Jakarta, karena sudah merasa enak tinggal di Bali. Termasuk saya juga sih, banyak orang yang menyarankan sebaiknya tinggal di Jakarta saja. Dulu saya pernah coba tinggal di Jakarta selama 2 tahun, tapi my soul unhappy, now I live in Bali dan tetap berkarya dari Bali. Tapi tak perlu khawatir, kalau kita beda, biar dimanapun berdomisili pasti tetap dicari. Permasalahan musisi di sini, networking terbatas alias boleh dikatakan kurang mau bergaul. Para pencari bakat atau pemerhati musik Bali kurang ada yang jengah, kurang mau memperjuangkan artis lokal Bali sehingga terkesan artis berjuang sendiri. Di samping itu sebagian besar komponen yang ada pada sibuk menjaga menara gadingnya masing-masing, sehingga terkesan asyik di komunitasnya saja. Ada baiknya kita perlu melihat dan mendengar karya dari seniman lainnya, dan bergaul serta membuka diri dengan komunitas seni lainnya, sehingga dengan sendirinya terbentuk sebuah hubungan yang berpeluang membawa kita kepada peristiwa yang kita inginkan.

Tentunya bukan karena pendapatan di industri musik yang belum bisa menunjang hidup?

(Ayu langsung tersenyum) Jadi teringat sama nenek yang khawatir dengan hidup saya ketika memilih hidup sebagai seniman. Hidup dari musik sangat bisa. Semua yang melekat dalam diri, saya peroleh dari seni. Hanya memang kita perlu bersikap profesional dan juga educate orang-orang yang kita hadapi agar juga berperilaku profesional. Dulu saya mengerjakan semua

Socialita

Page 65: Money & I Magazine Vol. 29

65Vol. 29 | Mei - Juni 2012

Socialita

sendiri, dari urusan pemanggungan sampai uang. Tapi saat ini, saya dikelola oleh management Dadisiki Pro Bali sehingga saya bisa total fokus di karya. Bagaimana menyikapi persaingan saat ini yang kian ketat, terlebih ketika memproduksi karya bisa dilakukan dengan mudah dan murah sehingga proses perkembangan artis cenderung tidak beranjak?

Itu semua bergantung pada kapasitas dari seniman itu sendiri, dan juga standar sebuah produk mau dibuat seperti apa, tapi dalam album saya Svara Semesta, dari segi membuat karya mungkin mudah karena saya mencipta lagu saya sendiri, walau lagu lagu saya boleh dikatakan sederhana. Tapi kalau murah, wah, buat saya

mahal banget nih..., tapi ya bergantung pada situasi dan kondisi serta kapasitas dari si seniman itu sendiri, kalau album saya boleh dikatakan biaya produksinya cukup mahal, mahal untuk keadaan finance saya ya.

Tetap berusaha dengan keterbatasan?

Saya berjuang dengan cara saya sendiri, menghargai karya orang lain walau mereka memiliki warna yang berbeda. Bahkan dengan berbagai keterbatasan musikalitas yang saya punya, saya terus menerus mencoba berproses, mencari apa yang terbaik dan pantas buat saya, dengan kata lain berupaya menemukan jati diri, sehingga kita menjadi yakin dengan apa yang kita pilih merupakan pilihan yang benar dan on the right track.

Page 66: Money & I Magazine Vol. 29

66 Vol. 29 | Mei - Juni 2012

Album terbaru Anda Svara Semesta, jedanya sangat panjang dengan yang pertama?

Mimpi besar saya baru bisa terwujud setelah 18 tahun, "better late than never", album idealis Svara Semesta ini saya wujudkan secara independent, self producing dengan packaging yang katanya orang "sangat exclusive". Mulai membuat lagu, arrangement, memilih music director, musisi, mendesign cover, menulis CD booklet, sampai proses mixing mastering. Saya tidak akan sebut nilai pembuatan album ini berapa, yang jelas boleh dikatakan cukup mahal untuk sebuah produksi album idealis made in Bali, tapi di balik itu semua saya berkeyakinan bahwa membuat karya itu adalah hal yang sangat penting dan utama jika memang telah memilih hidup sebagai seniman.

Socialita

saya akan tetap berupaya creative dan innovative, semoga diberikan jalan dan selalu ada inspirasi dari sang Creator.

Page 67: Money & I Magazine Vol. 29

67Vol. 29 | Mei - Juni 2012

Dalam album terbaru ini, Anda memperkenalkan World Music yang sangat unik, bagaimana dengan respon pasar?

Awalnya memang sulit, namun perlahan mulai mendapatkan tempat, kemarin saya mendapatkan undangan untuk perform di KTT mentri-menteri dan juga beberapa acara setara internasional. Saat ini orang ke Bali demikian mudah dan berkali-kali, dan ajang-ajang kelas internasional juga kerap di gelar disini, dan mereka bosan dengan penampilan seni daerah yang itu-itu saja. Itu sebabnya saat karya Svara Semesta mendapat perhatian lebih, karena merupakan seni budaya tradisional yang ditampilkan secara modern. Ini menarik untuk mereka.

Kira-kira akan seperti apa perkembangan musik Bali secara keseluruhan ke depan?

Perkembangan musik di Bali, dari tahun ke tahun selalu menunjukkan perkembangan ke arah yang lebih baik. Ini bisa dilihat dari banyaknya festival yang diadakan, seluruh aliran musik mendapatkan tempat masing-masing, baik rock, jazz, blues dan lain-lain. Sementara itu, sudah banyak grup-grup musik indie di Bali yang mendokumentasikan karya-karyanya dalam bentuk CD album, dengan massa atau penggemarnya masing-masing. Dan persaingan antara musisi yang terjadi di Bali berjalan indah, karena terjadi dalam karya, bukan personal. Antar musisi bekerja sama dalam karya, saling mendukung dan mengisi untuk melahirkan karya-karya yang lebih beragam dan variatif. Terakhir, program kedepan apa saja selain kegiatan saat ini yang belum tercapai?

Program saya ke depan adalah tetap berjalan dengan proyek Svara Semesta, yang mendengungkan tema penghargaan terhadap keberagaman dibalut genre world music. Rencana yang belum tercapai banyak banget, tapi biarlah saya sendiri menyimpan keinginan saya itu. Tapi saya akan tetap berupaya creative dan innovative, semoga diberikan jalan dan selalu ada inspirasi dari sang Creator.

Socialita

Page 68: Money & I Magazine Vol. 29

68 Vol. 29 | Mei - Juni 2012

Teman-teman saya dari BPR lain pernah mengeluh “Kok susah ya nyari karyawan?” Saya tanya, “susahnya bagaimana?”.

“Kalau pasang lowongan belum tentu ada yang ngelamar. Kalau pun ada, kualifikasi tidak memadai untuk direkrut,” jawab mereka.

Pikir saya dalam hati, yang benar yang mana sih? Orang susah nyari kerjaan atau perusahaan susah cari karyawan?”

Tetapi memang benar susah nyari karyawan. Kata teman, pasang lowongan belum tentu ada yang ngelamar. Ada yang ngelamar belum tentu ada yang

Growth Strategies

I Made Wenten B.Kabid Support & Operation BPR Lestari

Membantu Atau Tidak?

cocok. Ada yang sepertinya cocok, setelah diterima belum tentu cocok beneran. By the way, saya setuju. Merekrut karyawan itu tidak gampang.

Ibu Cita, HRD kita di BPR Lestari, untuk rekruitmen karyawan memasang iklan dikoran hampir setiap minggu. Selain melalui iklan, juga meminta kepada para karyawan untuk membantu mencarikan orang bagus untuk kita rekrut.

Tidak itu saja, staf HRD mengumpulkan daftar fresh graduated dari beberapa universitas di Bali berikut nomer telponnya. Ternyata memasang iklan lowongan di koran saja tidak cukup untuk mengundang pencari kerja, kita perlu minta bantuan kepada tim HRD dan pakai SMS segala.

Saya masih ingat jaman dulu saat masih kuliah. Hampir setiap bulan ada perusahaan nasional dan multinasional datang ke kampus untuk memasang lowongan, presentasi dan melakukan seleksi langsung di kampus. Jadi perusahaan besar saja sampai harus jemput bola untuk rekrut karyawan.

Setiap minggu, kombinasi antara SMS, iklan dan referensi dari karyawan mendatangkan lamaran 25 sampai 30 aplikasi. Semakin banyak lamaran, semakin banyak pilihan. He.. he.. he..

Kemudian kita masuk ke tahapan selanjutnya, yaitu memilih orang yang tepat dari sekian pelamar. Bagi saya sendiri, proses seleksi adalah mencari orang-orang Lestari. Orang-orang yang kira-kira memiliki karakter yang sama dengan karyawan dan perusahaan BPRLestari.

Apakah saya selalu menemukan “orang Lestari” dari sekian pelamar tersebut? Belum tentu, kadang ketemu kadang tidak. Dan saya sendiri tidak pernah memaksakan diri untuk merekrut kalau saya ragu-ragu atau sama sekali tidak ada yang cocok. Lebih baik mencari lagi dari pada memksakan.

Page 69: Money & I Magazine Vol. 29

69Vol. 29 | Mei - Juni 2012

Growth Strategies

Membantu atau tidak?

Banyak pelamar pada saat ditanya tentang perusahaan, atau lingkungan pekerjaan seperti apa yang membuat mereka betah bekerja, jawabannya adalah lingkungan pekerjaan dimana atasan mereka banyak membantu karyawan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab mereka.

“Hei! Kita di rekrut untuk membantu atasan atau perusahaan. Bukan atasan yang membantu kita.” Satu-satunya alasan perusahaan merekrut karyawan adalah untuk membantu mengerjakan atau menyelesaikan sesuatu.

Nah keywords “membantu” inilah yang kita gunakan untuk melakukan evaluasi karyawan baru pada masa percobaan.

Evaluasi karyawan yang sedang dalam masa percobaan saya lakukan dengan cara mengajukan pertanyaan kepada orang-orang dibagian mana karyawan baru tersebut ditugaskan. Pertanyaan yang diajukan sederhana “Orang baru ini bagus nggak, banyak bantuin gak?”

Kalau jawaban dari orang-orang di bagian tersebut pendek dan tegas “Bagus Pak, banyak bantuin Pak”. Berarti kita tidak salah rekrut, orang baru ini layak untuk meneruskan masa percobaan.

Jika selama setahun jawaban dari pertanyaan ini selalu mendapatkan jawaban yang sama “Bagus Pak, banyak bantuin Pak,” maka karyawan ini harus kita angkat menjadi karyawan tetap. Takut kalau tidak diangkat, nanti diambil perusahaan lain.

Kalau pertanyaan “orang baru ini bagus nggak, banyak bantuin nggak?” Mendapatkan jawaban panjang nggak jelas seperti “Orangnya sih pinter Pak, tapiiiii....” Ini tandanya kita salah rekrut. Kita harus segera mengambil tindakan, sebelum anak baru yang “Pinter, tapiiiii” ini berpengaruh negatif terhadap lingkungan yang sudah baik ini.

Dalam penilaian seperti ini, saya tidak berani menilai menggunakan mata kepala sendiri. “Lho, kok gak berani? Matanya kan masih tajam dan bersih dari katarak? Kenapa menggunakan mata kepala orang-orang ?”.

Jawabannya sederhana, yang benar-benar merasakan manfaat keberadaan orang baru ini adalah timnya atau orang-orang disekitarnya. Orang-orang yang sering bersentuhan dengan orang baru ini adalah timnya. Jadi yang benar-benar tahu orang baru ini berguna atau tidak adalah ya mereka, ya orang-orang dimana karyawan baru itu ditempatkan.

Kalau penilaian hanya menggunakan mata saya, berbahaya! Mata saya gampang dikibulin. Bisa-bisa saja dia itu hanya rajin pada saat saya ada, dan kembali leyeh-leyeh pada saat saya balik punggung.

Atau bisa saja dia hanya baik dan cepat untuk mengerjakan pekerjaan yang saya minta langsung, sementara pekerjaan lainnya dia lakukan dengan santai. Jadi di mata saya bagus sekali, tetapi sebenarnya tidak. Nah yang tipikal seperti ini termasuk jenis karyawan MC (Mecik Manggis) atau CM (Cari Muka). Kalau penilaian selalu menggunakan mata kepala sendiri saja, dan dilakukan terus menerus maka budaya MC/CM akan berkembang di organisasi. Berbahaya!

Page 70: Money & I Magazine Vol. 29

70 Vol. 29 | Mei - Juni 2012

All – New Mazda CX-5

Page 71: Money & I Magazine Vol. 29

71Vol. 29 | Mei - Juni 2012

Bulan Mei kemarin, PT Mazda Motor Indonesia (MMI) meluncurkan All-New Mazda CX-5, compact crossover SUV pertama yang

mengusung teknologi SKYACTIV secara utuh. Ini merupakan bentuk komitmen Mazda kepada pasar otomotif Indonesia, yang merupakan pasar terbesar kedua di Asia Tenggara bagi Mazda.

All-New Mazda CX-5 memiliki mesin SKYACTIV-G 2.0 yang menghasilkan konsumsi bahan bakar mencapai 16 km/liter, serta emisi CO2 sebesar 161 gram/km yang berhasil menempatkan CX-5 dalam kategori Super Ultra-Low Emission Vehicle (SU-LEV).

Gallery

Dilengkapi interior CX-5 dengan beragam fitur yang memberikan kenyamanan dimana ruang kabin dilengkapi dengan ruang bagasi berkapasitas 403 liter, dan dapat diperluas menjadi 1570 liter dengan melipat jok belakang yang hadir dalam konfigurasi 40-20-40. Layar sentuh TFT berukuran 5,8 inci menjadi pusat hiburan audio yang dilengkapi dengan koneksi bluetooth dan port USB bagi kenyamanan penumpang. Mazda juga menambahkan Traction Control System, Emergency Stop Signal System, Hill Launch Assist System, dan Tire Pressure Monitoring System untuk tingkat keselamatan pengendara.

Mazda menawarkan CX-5 dalam dua tipe, yaitu Sport dan Touring yang mendapat tambahan 9 Bose Speaker, Sunroof, dan HID Bi-Xenon Headlamp. All New Mazda CX-5 Sport dijual dengan harga Rp375 juta on the road, sedangkan tipe Touring dijual dengan harga Rp. 410 juta. Kedua tipe tersebut akan hadir dalam enam pilihan warna: Blue Sky Mica, Zeal Red Mica, Crystal White Pearl Mica, Aluminium Metallic, Metropolitan Grey Mica, dan Black Mica.

Page 72: Money & I Magazine Vol. 29

72 Vol. 29 | Mei - Juni 2012

Ada satu prinsip dalam ilmu ekonomi, atau bahkan dalam memahami perilaku manusia, yaitu insentif. Insentif atau disinsentif akan

menentukan manusia menentukan pilihan. Insentif dan disinsentif menentukan harga dan jumlah barang di pasar.

Jika permintaan turun, adalah merupakan disinsentif bagi produsen untuk terus menaikkan produksinya. Kecenderungannya dia akan menurunkan produksi, sehingga supply menjadi lebih sedikit, dan harga akan naik.

Demikian sebaliknya, jika permintaan naik, maka para produsen akan mendapatkan insentif jika menaikkan jumlah produksinya, menambah kapasitas dan membuka pabrik-pabrik baru. Dan pada gilirannya supply menjadi berlimpah, dan jika penambahan permintaan kalah cepat dibandingkan dengan ketersediaan supply, harga akan turun kembali.

Insentif dan disinsentif menentukan harga dan jumlah barang di pasar.

Para petani di Canggu mendapatkan hasil yang sangat tidak memadai dari hasil sawah garapannya. Apalagi dibandingkan dengan naiknya harga tanah di sekitar sana. Akibatnya insentif yang didapat dari bersawah kalah jauh dibandingkan dengan insentif yang didapatkan jika sawahnya dijual saja, dan hasilnya diinvestasikan ke tempat yang lain.

Makanya anjuran untuk tidak menjual lahan persawahan di Canggu akan sangat tidak efektif, karena

Hemat BBM !

Notes from a FriendAlex P. ChandraPublisher of Money & I Magazine

Page 73: Money & I Magazine Vol. 29

73Vol. 29 | Mei - Juni 2012

Notes from a Friend

akan bertentangan dengan human nature.Tanah-tanah persawahan di Canggu akan terus beralih fungsinya, selama insentif menjual lebih besar dibandingkan dengan insentif tidak menjual.

Perilaku manusia selalu digerakkan oleh insentif atau disinsentif yang diterimanya.

Dalam dunia korporasi, sistem reward dan insentif merupakan management tools yang digunakan untuk menggerakkan perusahaan. Jika organisasinya secara konsisten memberikan reward yang benar kepada para anggotanya yang produktif, dan secara konsisten memberikan disreward kepada yang tidak produktif, maka perusahaan tersebut membangun kultur kerja yang produktif. Demikian sebaliknya yang terjadi.Jika sistem rewardnya tidak membedakan secara jelas, bahwa yang produktif dan yang tidak produktif mendapatkan hasil yang sama atau beda tipis, karyawan yang produktif akan menurun produktifitasnya, karena tidak ada insentif yang berarti yang diterimanya dengan menjadi produktif. Dengan demikian secara keseluruhan terjadi penurunan produktifitas.

Sistem sosialis gagal karena tidak adanya insentif yang jelas antara yang produktif dan yang tidak produktif. Sementara sistem kapitalis selama ini merupakan sistem yang terbaik di dunia karena insentif yang jelas. Yang berprestasi mendapatkan insentif dan yang tidak berprestasi mendapatkan disinsentif. Sistem ini bring the best out of the people.

Anjuran pak SBY untuk hemat BBM tidak akan mengubah perilaku masyarakat Indonesia, kalau tidak diikuti dengan insentif dan disinsentif yang jelas.

“Setiap aktivitas ekonomi manusia digerakkan oleh insentif yang diterimanya” (Alex P Chandra)

Himbauan never works ! Segala macam ‘pengaturan’, mulai dari pembatasan mobil yang menggunakan bensin bersubsidi, penggunaan stiker, pelarangan mobil-mobil pemerintah dan BUMN menggunakan bensin bersubsidi, penggunaan IT untuk mencatat konsumsi BBM mobil-mobil di seluruh Indonesia, tidak akan efektif. Karena tidak diikuti dengan insentif atau disinsentif yang jelas.

Biaya dan effort untuk mengawasi kebijakan ini saya bisa membayangkan luar biasa sulitnya. Penyelewengan akan terjadi dimana-mana, apalagi dengan sistem yang masih korup seperti ini. Kayaknya akan lebih banyak biaya dan tenaga daripada penghematan yang diperoleh. Anjuran untuk mematikan lampu-lampu penerangan lebih absurd lagi. Apalagi kalau istana menjadi gelap sementara mall-mall di sekelilingnya tetap terang benderang.

Tahun 1970, dunia pernah dilanda krisis minyak. Minyak menjadi mahal. Secara otomatis, para konsumen mulai memikirkan cara agar konsumsi minyaknya menjadi sedikit. Karena boros mengonsumsi minyak, mobil-mobil Amerika kehilangan pasar. Industri mobil Jepang, karena mobil-mobilnya lebih kecil dan irit, berhasil menyalip industri mobil di Amerika. Ada disinsentif yang jelas jika terus menggunakan mobil yang boros, dan ada insentif yang setara dengan beralih ke mobil-mobil yang lebih irit.

Sudah menjadi understanding yang jamak, bahwa jika harga BBM di Indonesia ditekan murah dengan subsidi, maka pengembangan energi alternatif tidak akan mendapatkan insentif, karena lebih baik pakai saja BBM bersubsidi yang masih murah. Lebih baik menaikkan TDL bagi mall-mall daripada menghimbau mereka untuk hemat listrik. Lebih efektif. Himbauan never works !

Setiap kebijakan seharusnya memikirkan eksekusinya. Dan salah satu faktor terpenting untuk menjamin bahwa sebuah kebijakan itu dapat dieksekusi dengan baik adalah dengan pemahaman bahwa perilaku manusia itu digerakan oleh insentif dan disinsentif.

Saya khawatir gerakan hemat energi jilid 2 ini (sudah pernah terjadi sebelumnya) akan hilang ditelan angin seperti gerakan hemat energi yang sebelumnya.

Page 74: Money & I Magazine Vol. 29

74 Vol. 29 | Mei - Juni 2012

Inspiration

Mimpi Steve Job tidak pernah benar-benar berakhir, sekalipun dirinya telah tiada. Seorang anggota dewan direksi Apple

mengatakan, bahwa Steve Jobs bermimpi untuk menciptakan sebuah mobil yang disebutnya iCar. Dalam konferensi di Fast Company, Mickey Drexler mengatakan bahwa industri mobil Amerika adalah tragedi dan Steve bermimpi untuk merancang iCar untuk mengguncang industri automotif. Desainer mobil berbasis di Italia, Liviu Tudoran mengambil pokok-pokok desain produk Apple dan menciptakan mobil konsep bernama iMove. Tertarik untuk memilikinya? Anda harus menunggu cukup lama karena ide ini rencananya baru akan di wujudkan pada tahun 2020. Inden mulai sekarang!

iMove from Apple

Page 75: Money & I Magazine Vol. 29

75Vol. 29 | Mei - Juni 2012

Page 76: Money & I Magazine Vol. 29

76 Vol. 29 | Mei - Juni 2012