mosdata

8
MATERI MOS WAWASAN WIYATA MANDALA Materi Wawasan Wiyata Mandala untuk MOS (MASA ORIENTASI SISWA) bagi siswa baru A ARTI DAN MA!NA WAWASAN WIYATA MANDALA Wawasan " Suatu #andangan atau sika# yang $endala$ ter%ada# suatu %akikat Wiyata " &endidikan Mandala " Te$#at atau lingkungan Wiyata $andala adala% sika# $eng%argai dan bertanggung 'awab ter%ada# lingkungan sek la% sebagai te$#at $enuntut il$u #engeta%uan nsur*unsur wiyata $andala" + Sek la% $eru#akan lingkungan #endidikan , !e#ala sek la% $e$#unyai wewenang dan tanggung 'awab #enu% atas #enyelenggaraan #endidikan dala$ lingkungan sek la% - Antara guru dan rang tua siswa %arus ada saling #engertian dan ker'asa$a erat untuk $enge$ban tugas #endidikan (%ubungan yang serasi) . Warga sek la% di dala$ $au#un di luar sek la% %arus $en'un'ung tinggi $artabat dan /itra guru 0 Sek la% %arus bertu$#u #ada $asyarakat sekitarnya dan $endukung antarwarga 1 SE!OLA2 DAN 3 N4SINYA Sek la% $eru#akan te$#at #enyelenggaraan &1M5 $enana$kan dan $enge$bangkan berbagai nilai5 il$u #engeta%uan5 tekn l gi dan ketera$#ilan Sek la% $eru#akan le$baga #endidikan 6 r$al te$#at berlangsungnya &1M untuk $e$bina dan $enge$bangkan" + Il$u #engeta%uan dan tekn l gi , &andangan %idu#7ke#ribadian - 2ubungan antara $anusia dengan lingkungan atau $anusia dengan Tu%annya . !e$a$#uan berkarya 8 3 N4SI SE!OLA2 3ungsi sek la% adala% sebagai te$#at $asyarakat bela'ar karena $e$iliki aturan7tata tertib ke%idu#an yang $engatur %ubungan antara guru5 #engel la #endidikan siswa dala$ &1M untuk $en/a#ai tu'uan #endidikan yang tela% diteta#kan dla$ suasana yang dina$is D 8IRI*8IRI SE!OLA2 SE1A4AI MASYARALAT 1ELA9AR 8iri*/iri sek la% sebagai $asyarakat bela'ar adala% + Ada guru dan siswa5 ti$bulnya &1M yang tertib , Ter/a#ainya $asyarakat yang sadar5 $au bela'ar dan beker'a keras - Terbentuknya $anusia Ind nesia seutu%nya E &RINSI& SE!OLA2 Sek la% sebagai Wiyata Mandala selain %arus bertu$#u #ada $asyarakat sekitarnya5 'uga %arus $en/ega% $asuknya 6a%a$ sika# dan #erbuatan yang se/ara sadar atau#un tidak da#at $eni$bulkan #ertentangan antara sesa$a karena #erbedaan suku5 aga$a5 asal7usul7keturunan5 tingkat s sial ek n $i serta #erbedaan #a%a$ # litik Sek la% tidak b le% %idu# $enyendiri $ele#askan diri dari tantangan s sial budaya dala$ $asyarakat te$#at sek la% itu berada Sek la% 'uga $en'adi suri teladan bagi ke%idu#an $asyarakat sekitarnya5 serta $a$#u $en/ega% $asuknya sika# dan #erbuatan yang akan $eni$bulkan #ertentangan ntuk itu sek la% $e$iliki #rinsi#*#rinsi# sebagai berikut " + Sek la% sebagai wada%7le$baga yang $e$berikan bekal %idu# Dala$ %al ini sek la% se%arusnya bukan %anya sekedar le$baga yang $en/etak #ara intelektual $uda na$un lebi% dari itu sek la% %arus $en'adi ru$a% kedua yang $e$berikan #elayanan dan #engala$an tentang %idu#5 $ulai dari ber rganisasi5 ber$asyarakat (bers sialisasi)5 #endidikan lingkungan %idu# (&L2) atau ba%kan #engala$an %idu# yang sesunggu%nya , Sek la% sebagai institusi te$#at #eserta didik bela'ar dibawa% bi$bingan #endidik 1i$bingan lebi% dari sekedar #enga'aran Dala$ bi$bingan #eran #endidik beruba% dari se rang #endidik $en'adi se rang rangtua ba%kan $en'adi se rang kakak - Sek la% sebagai le$baga dengan #elayanan yang adil7$erata bagi stake% ldernya 2al tersebut bisa beru#a #e$erataan kese$#atan $enda#atkan trans6er 6 kn wledge5 $au#un trans6er 6 e:#erien/e5 dengan tan#a $e$bedakan baik dari segi ke$a$#uan ek n $i5 ke$a$#uan intelegensia5 dan 'uga ke$a$#uan ;sik

Upload: rosita-eblo

Post on 04-Nov-2015

15 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

MosData

TRANSCRIPT

MATERI MOS WAWASAN WIYATA MANDALA Materi Wawasan Wiyata Mandala untuk MOS (MASA ORIENTASI SISWA) bagi siswa baru. A. ARTI DAN MAKNA WAWASAN WIYATA MANDALA Wawasan : Suatu pandangan atau sikap yang mendalam terhadap suatu hakikat. Wiyata : Pendidikan Mandala : Tempat atau lingkungan Wiyata mandala adalah sikap menghargai dan bertanggung jawab terhadap lingkungan sekolah sebagai tempat menuntut ilmu pengetahuan. Unsur-unsur wiyata mandala: 1. Sekolah merupakan lingkungan pendidikan 2. Kepala sekolah mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh atas penyelenggaraan pendidikan dalam lingkungan sekolah. 3. Antara guru dan orang tua siswa harus ada saling pengertian dan kerjasama erat untuk mengemban tugas pendidikan (hubungan yang serasi) 4. Warga sekolah di dalam maupun di luar sekolah harus menjunjung tinggi martabat dan citra guru 5. Sekolah harus bertumpu pada masyarakat sekitarnya dan mendukung antarwarga. B. SEKOLAH DAN FUNGSINYA Sekolah merupakan tempat penyelenggaraan PBM, menanamkan dan mengembangkan berbagai nilai, ilmu pengetahuan, teknologi dan keterampilan. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal tempat berlangsungnya PBM untuk membina dan mengembangkan: 1. Ilmu pengetahuan dan teknologi 2. Pandangan hidup/kepribadian 3. Hubungan antara manusia dengan lingkungan atau manusia dengan Tuhannya. 4. Kemampuan berkarya. C. FUNGSI SEKOLAH Fungsi sekolah adalah sebagai tempat masyarakat belajar karena memiliki aturan/tata tertib kehidupan yang mengatur hubungan antara guru, pengelola pendidikan siswa dalam PBM untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dlam suasana yang dinamis. D. CIRI-CIRI SEKOLAH SEBAGAI MASYARALAT BELAJAR Ciri-ciri sekolah sebagai masyarakat belajar adalah 1. Ada guru dan siswa, timbulnya PBM yang tertib. 2. Tercapainya masyarakat yang sadar, mau belajar dan bekerja keras. 3. Terbentuknya manusia Indonesia seutuhnya. E. PRINSIP SEKOLAH Sekolah sebagai Wiyata Mandala selain harus bertumpu pada masyarakat sekitarnya, juga harus mencegah masuknya faham sikap dan perbuatan yang secara sadar ataupun tidak dapat menimbulkan pertentangan antara sesama karena perbedaan suku, agama, asal/usul/keturunan, tingkat sosial ekonomi serta perbedaan paham politik. Sekolah tidak boleh hidup menyendiri melepaskan diri dari tantangan sosial budaya dalam masyarakat tempat sekolah itu berada. Sekolah juga menjadi suri teladan bagi kehidupan masyarakat sekitarnya, serta mampu mencegah masuknya sikap dan perbuatan yang akan menimbulkan pertentangan. Untuk itu sekolah memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut : 1. Sekolah sebagai wadah/lembaga yang memberikan bekal hidup. Dalam hal ini sekolah seharusnya bukan hanya sekedar lembaga yang mencetak para intelektual muda namun lebih dari itu sekolah harus menjadi rumah kedua yang memberikan pelayanan dan pengalaman tentang hidup, mulai dari berorganisasi, bermasyarakat (bersosialisasi), pendidikan lingkungan hidup (PLH) atau bahkan pengalaman hidup yang sesungguhnya. 2. Sekolah sebagai institusi tempat peserta didik belajar dibawah bimbingan pendidik. Bimbingan lebih dari sekedar pengajaran. Dalam bimbingan peran pendidik berubah dari seorang pendidik menjadi seorang orangtua bahkan menjadi seorang kakak. 3. Sekolah sebagai lembaga dengan pelayanan yang adil/merata bagi stakeholdernya. Hal tersebut bisa berupa pemerataan kesempatan mendapatkan transfer of knowledge, maupun transfer of experience, dengan tanpa membedakan baik dari segi kemampuan ekonomi, kemampuan intelegensia, dan juga kemampuan fisik (gagasan sekolah inklusi). 4. Sekolah sebagai lembaga pengembangan bakat dan minat siswa. Prinsip ini sejalan dengan teori multiple intelligence (Howard Gardner) yang memandang bahwa kecerdasan intelektual bukanlah satu-satunya yang perlu diperhatikan oleh lembaga pendidikan, terutama sekolah. Kemampuan bersosialisasi, kemampuan kinestik, kemampuan seni dan kemampuan-kemampuan lainnya juga perlu diperhatikan secara seimbang. 5. Sekolah sebagai lembaga pembinaan potensi di luar intelegensi. Peningkatan kemampuan intelektual, emosional maupun kemampuan-kemampuan lainnya mendapat perhatian yang seimbang. 6. Sekolah harus memberikan perhatian serius untuk mengembangkan kemampuan emosional dan sosial, kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi, kemampuan bekerjasama dalam kelompok, dan lain-lain. 7. Sekolah sebagai wahana pengembangan sikap dan watak. Sikap sederhana, jujur, terbuka, penuh toleransi, rela berkomunikasi dan berinteraksi, ramah tamah dan bersahabat, cinta negara, cinta lingkungan, siap bantu membantu khususnya kepada yang kurang beruntung merupakan sikap dan watak yang perlu dibentuk di dalam lingkungan sekolah. 8. Sekolah sebagai wahana pendewasaan diri. Di dalam dunia yang berubah begitu cepat, salah satu kompetensi dasar yang harus dimiliki tiap peserta didik adalah kompetensi dasar: belajar secara mandiri. Dengan proses pendewasaan yang diberikan di sekolah, pendidik tidak lagi perlu menjejali pemikiran peserta didik dengan perintah. Lebih dari itu peserta didik akan mendapatkan sesuatu yang jauh lebih besar ketika ia mencari dan mendapatkan apa yang ia butuhkan untuk hidupnya. 9. Sekolah sebagai bagian dari masyarakat belajar (learning society). Sekolah bukan hanya sebagai tempat pembelajaran bagi peserta didik, namun juga seharusnya sekolah mampu menjadi pusat pembelajaran bagi masyarakat di lingkungan sekitar. F. PENGGUNAAN SEKOLAH Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan yang diperuntukan sebagai tempat proses kegiatan belajar mengajar, tidak diperbolehkan dijadikan sebagai tempat : 1. Ajang promosi /penjualan produk-produk perniagaan yang tidak berhubungan dengan pendidikan. 2. Sekolah merupakan lingkungan bebas rokok bagi semua pihak. 3. Penyebaran aliran sesat atau penyebarluasan aliran agama tertentu yang bertentangan dengan undang-undang. 4. Propaganda politik/kampanye. 5. Shooting film dan atau sinetron tanpa seijin Pemerintah Daerah. 6. Kegiatan-kegiatan yang dapat menimbulkan kerusakan, perpecahan, dan perselisihan, sehingga menjadikan suasana sekolah tidak kondusif. G. PENATAAN WIYATA MANDALA DALAM UPAYA KETAHANAN SEKOLAH 1. Ketahanan sekolah lebih menitikberatkan pada upaya-upaya yang bersifat preventif. Upaya represif dilakukan apabila upaya-upaya lain sekolah tidak memungkinkan. 2. Untuk menjadikan sekolah sesuai dengan tujuan dan fungsinya, perlu dilakukan penataan Wiyata Mandala di sekolah melalui langkah-langkah : a. Meningkatkan koordinasi dan konsolidasai sesama warga sekolah untuk dapat mencegah sedini mungkin adanya kegiatan dan tindakan yang dapat mengganggu proses belajar mengajar. b. Melaksanakan tata tertib sekolah secara konsisten dan berkelanjutan. c. Melakukan koordinasi dengan Komite sekolah dan pihak keamanan setempat untuk terselenggaranya ketahanan sekolah. d. Mengadakan penyuluhan bagi orangtua dan siswa yang bermasalah e. Mengadakan penyuluhan dan pembinanan kesadaran hukum bagi siswa. f. Pembinaan dan pengembangan keimanan, ketaqwaan, etika bermoral Pancasila, kepribadian sopan santun dan berdisiplin. g. Pengembangan logika para siswa, rajin belajar, gairah menulis, gemar membaca/ informasi/penemuan para ahli. h. Mengikutsertakan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler dan pengembangan diri. i. Mengadakan karya wisata dalam rangka pengembangan iptek. G. TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNGJAWAB KEPALA SEKOLAH DALAM HAL PELAKSANAAN WIYATA MANDALA Kepala Sekolah sebagai pimpinan utama, bertugas dan bertanggung jawab memimpin penyelenggaraan belajar mengajar serta membina pendidik dan tenaga kependidikan serta membina hubungan kerja sama dan peran serta masyarakat. Kepala Sekolah dalam melaksanakan penataan Wiyata Mandala di sekolah, dengan melakukan kegiatan-kegiatan : 1. Melaksanakan program-program yang telah disusun bersama Komite Sekolah. 2. Menyelenggarakan musyawarah sekolah yang melibatkan pendidik, OSIS, Komite Sekolah, tokoh masyarakat serta pihak keamanan setempat. 3. Menertibkan lingkungan sekolah baik yang berbentuk perangkat keras (sarana prasarana) dan perangkat lunak (peraturan-peraturan, tata tertib, tata upacara dan lain lain). 4. Mengadakan pertemuan baik rutin maupun insidentil yang bersifat intern sekolah (kepala sekolah, pendidik, orangtua siswa, siswa). 5. Menyelenggarakan kegiatan yang dapat menunjang ketahanan sekolah seperti PKS, Pramuka, PMR, Paskibraka, kesenian dan sebagainya. H. MEKANISME DALAM PELAKSANAAN WIYATA MANDALA Dalam rangka pelaksanaan Wiyata Mandala perlu upaya penang-gulangan secara dini setiap permasalahan yang timbul sehingga dapat menghilangkan dampak negatifnya, yaitu dilaksanakan secara terpadu, bertahap dan berlanjut sebagai berikut : 1. Tahap Preventif Upaya untuk meniadakan peluang-peluang yang dapat memungkinkan terjadinya kasus-kasus negatif di sekolah, melalui antara lain : a. Memelihara sekolah, dan lingkungan sekolah serta menciptakan kebersihan dan ketertiban agar siswa merasa nyaman dan menyenangkan dan tidak ada tempat tertentu yang dijadikan siswa untuk hal-hal negatif. b. Menciptakan suasana yang harmonis antara pihak pendidik/staf dan siswa serta penduduk di sekitar sekolah. c. Membentuk jaring-jaring pengawasan/kontrol dan razia terhadap kegiatan siswa di lingkungan sekolah. d. Menghilangkan bentuk-bentuk perpeloncoan pada saat MOS. e. Meminimalisir keterlibatan kelompok maupun perorangan dalam kegiatan sekolah. f. Mengisi jam-jam kosong dengan pelajaran atau kegiatan ekstra lainnya. g. Meningkatkan kegiatan ekstra kurikuler pada masa awal/akhir semester dan masa liburan sekolah. h. Peningkatan keamanan dan ketertiban khususnya pada saat berangkat/ usai sekolah. 2. Tahap Represif Upaya untuk menindak siswa yang telah melanggar peraturan-peraturan dan tata tertib sekolah. Upaya Represif seperti : a. Mendamaikan para pihak yang terlibat perselisihan berikut orangtua/pendidik pembinanya. b. Membatasi areal tempat terjadinya aksi. c. Menetralisir isu-isu yang berkembang dan mencegah timbulnya isu-isu baru. d. Berkoordinasi dengan pihak keamanan apabila terdapat pihak luar sekolah yang melanggar keamanan, ketertiban dan perbuatan kriminalitas di lingkungan sekolah. e. Mengungkap lebih lanjut keterlibatan pihak luar sekolah atas kasus yang timbul dan menyelesaikan secara hukum. f. Mengikutsertakan para ahli untuk mengadakan bimbingan dan penyuluhan. g. Memberikan sanksi sesuai tata tertib yang berlaku. Silahkan materi Materi Wawasan Wiyata Mandala dikembangkan sesuai dengan sekolah anda.

MATERI MOS KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA Materi MOS (Masa Orientasi Siswa) Kehidupan Berbangsa dan Bernegara, Generasi muda selalu menjadi tumpuan bagi bangsa dan negara untuk mewujudkan tujuan mulia di masa depan. Untuk Indonesia Jaya, semangat generasi muda pemegang estafet perjuangan bangsa senantiasa digelorakan tak mengenal padam, untuk perjuangan dan terus berjuang demi kekukuhan kejayaan bangsa. Saat ini dalam diri generasi muda, selain kemampuan berinovasi dan berpartisipasi produktif dalam pembangunan, tumbuh dan kembangnya jiwa nasionalisme dan patriotisme sangat diharapkan. Untuk itu, generasi muda Indonesia sebagai penerus nilai-nilai kebangsaan dan kenegaraan berkewajiban mengawal dan melestarikan empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara yang telah diwariskan oleh founding father kita, yakni : UUD 1945, Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). 1. Undang-Undang Dasar Negara RI Tahun 1945 (UUD 1945) UUD 1945 merupakan hukum dasar tertulis (basic law) dan sekaligus sebagai konstitusi pemerintahan Negara RI. UUD 1945 disahkan sebagai undang-undang dasar Negara oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945, kemudian dikukuhkan kembali oleh DPR pada tanggal 22 Juli 1959 karena terjadi dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara. UUD 1945 pada tahun 1988 mengalami perubahan (amandemen) karena tuntutan reformasi, yang bertujuan menyempurnakan aturan dasar tatanan dasar Negara, kedaulatan rakyat, HAM, pembagian kekuasaan, eksistensi negara demokrasi dan Negara hokum, serta hal-hal lain yang sesuai dengan perkembangan aspirasi dan kebutuhan bangsa. Dalam kehidupan masyarakat UUD 1945 merupakan sumber dari segala sumber tertib sosial yang berlaku dalam tatanan kehidupan bermasyarakat, sehinga terwujud kehidupan bermasyarak yang tertib dan harmonis. 2. Pancasila Sekarang banyaknya prinsip : kebangsaan, internasionalisme, mufakat, kesejahteraan, dan ketuhanan, lima bilanganya. Namanya bukan Panca Dharma, tetapi saya namakan ini-dengan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa-namanya ialah Pancasila. Sila artinya azas atau dasar, dan diatas kelima dasar itulsh kita mendirikan Negara Indonesia kekal dan abadi (Pidato Ir. Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945 di BPUPKI). Pada paragraf keempat Preambule (pembukaan) UUD 1945 tercantum lima sendi utama penyusunan Pancasila, dan pada Ketetapan MPR No. II/MPR/1978 terjabarkan kelima azas Pancasila menjadi 36 butir, dan disebut Eka Prastia Pacakarsa. Dengan Tap No. I/MPR/2003 diganti menjadi 45 butir Pancasila. Jabaran kelima azas tersebut bermanfaat untuk pedoman praktis bagi pelaksanaan Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat yang dinamis dan harmonis, yang diharapakan terwujud masayarakat madhani. Pancasila, selain sebagai ideologi dasar bagi Negara juga menjadi falsafah hidup berbangsa dan bernegara bagi rakyat Indonesia. Pancasila pernah mengalami goncangan hebat ketika terjadi Gerakan 30 September 1965 (G30SPKI), yang ingin mengubah unsur Pancasila menjadi ideologi Komunis, yang akhirnya dapat digagalkan. Untuk mengenang dan memperingatinya maka pada tanggal 1 Oktober ditetapkan sebagai Hari Kesaktian Pancasila. 3. Bhineka Tunggal Ika Bhineka tunggal ika tan hana dharma magrwa Kutipan ini dari pupuh 139 bait 5 Kakawin Jawa Kuno yaitu Kakawin Sutasoma karangan Mpu Tantular. Artinya : Terpecah belahlah itu, tetapi satu jugalah itu. Tidak ada kerancuan dalam kebenaran. Bhineka Tunggal Ika adalah motto atau semboyan Indonesia. Secara harafiah Bhineka Tunggal Ika diterjemahkan Beraneka Satu Itu, yang bermakna meskipun berbeda-beda tetapi pada hakekatnya bangsa Indonesia tetap adalah satu kesatuan. Seboyan ini mencerminkan harapan dan realitas hidup masyarakat Indonesia yang beraneka ragam latar belakang bahasa, agama, kepercayaan, ras, dan suku bangsa tetapi tetap membina persatuan dan kesatuan sebagai bangsa yang besar dan disegani. Komponen bangsa kita yang majemuk (prural) sangat berperluang terjadinya konflik (pertikaian) horisontal, untuk merdap itui ditetapkan dan diterapkan sejumlah action-plann sehingga upaya mengedepankan kesatuan dan persatuan di atas beragam perbedaan latar belakang dapat diwujudkan. Melalui bahasa Indonesia, kebudayaan nasional, sistem komunikasi nasional (Satelit PALAPA), dan pemeratan pembangunan diharapkan dapat mewujudkan harapan mulia tersebut. Jika disikapi positif dan arif, keanekaragam bangsa kita merupakan anugerah dan potensi yang luar biasa untuk pembangunan nasional menuju bangsa yang maju, madhani dan disegani. 4. Negara Kesatuan Republik Indobesia (NKRI) NKRI adalah harga mati! tidak sekedar semboyan dan upaya konkrit dari komponen pertahanan-kemanan TNI-POLRI saja, tetapi diharapakan juga sudah jiwa yang mendarah daging bagi seluruh komponen bangsa ini. Seluruh komponen bangsa diberbagai wilayah Indonesia berkuwajiban ikut pertahankan kedaulatan dan keutuhan NKRI. Sikap tegas dan jiwa rela berkorban harus dikobarkan menyusul sejumlah upaya mengganggu stabilitas dan keutuhkan NKRI beberapa waktu terakhir. Pengambilan sejumlah potensi alam di darat dan di laut oleh warga asing tanpa ijin, pengeseran batas wilayah dengan negara tetangga, pengakuan (baca=pencaplokan) sejumlah pulau di wilayah perbatasan dengan Negara tetangga, merupakan contoh konkrit upaya mengganggu kedaulatan NKRI dari kekuatan asing. Sedangkan dari dalam negeri muncul berbagai upaya sejenis, seperti : radikalisme dan makar untuk pendirian Negara Islam Indonesia, terorisme, dan separtisme kedaerahan di propinsi Papua. Nasionalisme dan patriotisme komponen bangsa merupakan harga mati yang seimbang dengan usaha mempertahankan utuh dan tegaknya NKRI di muka bumi ini, bahkan dengan generasi muda yang semakin tanggap dan tangguh memungkinkan NKRI yang kokoh dan disegani dipercaturan kehidupan berbangsa dan bernegara di dunia.

MATERI MOS TATA KRAMA SISWA MATERI MOS TATA KRAMA SISWA Tata krama atau adat sopan santun atau sering disebut etiket telah menjadi bagian dalam hidup, contoh; pada waktu Anda masih kanak-kanak, orang tua Anda sudah melatih Anda menerima pemberian orang dengan tangan sebelah kanan dengan mengucapkan terima kasih. Orang tua Anda melatih Anda cara makan, minum, menyapa, memberi hormat dan berpakaian. Lama kelamaan perilaku Anda menjadi kebiasan. Tata krama adalah kebiasaan, yang lahir dalam hubungan antar manusia. Tata krama yang semula berlaku dalam lingkungan terbatas lama kelamaan dapat merambabt ke lingkungan yang lebih luas. Tata krama telah menjadi bagian dari pergaulan sehari-hari. Jadi dapat disimpulkan bahwa tata kram adalah kebiasaan sopan santun yang dispakati dalam lingkungan pergaulan antara manusia setempat. Tata krama terdiri atas kata tata dan krama. Tata berarti adat, aturan, norma, peraturan. Krama berarti sopan santun, kelakuan, tindakan, perbuatan. Tata krama berarti adat sopan santun, kebiasaan sopan santun. Dalam pergaulan sehari-hari sering kita jumpai manusia dengan type kedondong yaitu orang yang berpenampilan menarik dalam berpakaian, berbicara, makan, minum, dan berjalan. Namun penampilan itu hanyalah polesan saja. Ternyata hatinya dikuasai oleh sifat-sifat tak terpuji, suka dendam, egois, suka menyakiti hati. Ada juga manusia yang bertype durian, penampilan tidak menarik, kasar, dan tidak mengundang simpati, namun berhati emas, rendah hati, suka memaafkan, suka menolong dan menghargai orang lain. Kulit durian memang tajam dan kasar, tetapi buah durian terasa enak kalau dimakan. Makna tata krama yang sesungguhnya bukanlah seperti kedondong yang licin kulitnya dan masam rasanya, demikian pula makna tata krama bulanlah seperti durian yang tajam tapi enak rasanya. Kedua-duanya sama merugikan. Macam-macam tata krama: Tata krama pergaulan Komunikasi sebagai sifat alami manusia Komunikasi dan tata krama pergaulan adalah hal yang tidak dapat dipisahkan. Ada beberapa kunci pokok yang perlu dicamkan dalam masalah komunkasi: a. Perlakuan orang lain sebagaimana Anda ingin diperlakukan. b. Setiap orang mempunyai perbedaan-perbedaan perorangan tidak ada kembar satu telur yang sama. c. Kenal dulu baru sayang, makin kenal makin sayang, tak kenal makin tak sayang. Tata krama berkenalan Kedua belah pihak saling menyebutkan nama, saling memandang, berjabatan tangan, tidak mengayun-ayunkan tangan. Tata krama bertamu Hendaknya berjanji dahulu dan datang tepat waktu. Tata krama berbicara Berkata peliharalah lidah, jangan menyinggung perasaan Jangan memotong pembicaraan orang lain Perhatikan Anda berbicara dengan siapa Tata krama berpenampilan a. Cara menggunakan pakaian Kalau pakai seragam sekolah harus dimasukkan pakai dasi sabuk hitam (seragam putih abu-abu) Pada waktu olahraga pakailah pakaian dan olahraga Memakai pakaian harus cocock denagn situasi dan tempat b. Cara berjalan bersama Laki-laki harus melindungi wanita Kalau ada dua wanita dan satu pria, pria berjalan di sisi yang berdekatan dengan lalu lintas Kalau ada dua pria dan satu wanita, wanita ada di tengah. c. Tata cara makan Cicipilah makan dan minuman dengan tidak bersuara. Jika batuk pada waktu makan tutupi mulut. Berdoa sebelum makan. d. Tata cara menggunakan fasilitas umum Buang sampah pada tem patnya Jagalah kebersihan baik di dalam kelas maupun di sekitar halaman. Taman umum harus ikut kita jaga kebersihannya. Sopan berkendara di jalan.

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DI SEKOLAH MATERI MOS MASA ORIENTASI SISWA Materi MOS (Masa Orientasi Siswa) Perilaku Hidup bersih dan Sehat (PHBS) di Sekolah, Sehat adalah karunia Tuhan yang harus disyukuri, sebab degan kesehatan segalanya akan tampak indah tanpa kesehatan segalanya akan sia-sia. Kondisi sehat dapat dicapai bila mengubah perilaku dari yang tidak sehat menjadi perilaku sehat dan menciptakan lingkungan sehat di rumah tangga. Rumah tangga sehat dapat terwujud bila ada keinginan, kemauan setiap anggota rumah tangga untuk menjaga, meningkatkan, dan melindungi kesehatannya dari gangguan ancaman penyakit melalui PHBS. (WHO) Sehat : Kenyamanan Keseluruhan Jasmani, Mental, Sosial Pengertian Perilaku Hidup bersih dan Sehat : Sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang / keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya. Untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau, mampu mempraktikkan PHBS serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. Perilaku Hidup bersih dan Sehat bidang gaya hidup sehat : Tidak merokok dalam rumah Melakukan aktifitas fisik / olahraga setiap hari Makan sayur dan buah-buahan setiap hari Manfaat Perilaku Hidup bersih dan Sehat: 1. Setiap anggota keluarga meningkatkan kesehatannya dan tidak mudah sakit. 2. Anak Tumbuh Sehat dan Cerdas PHBS di Sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat. Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di sekolah yaitu : 1. Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun 2. Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah 3. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat 4. Olahraga yang teratur dan terukur 5. Memberantas jentik nyamuk 6. Tidak merokok di sekolah 7. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan 8. Membuang sampah pada tempatnya.... Baca Selengkapnya di :HTTP://WWW.M-EDUKASI.WEB.ID/2014/07/PERILAKU-HIDUP-BERSIH-DAN-SEHAT-PHBS-DI.HTMLCopyright www.m-edukasi.web.id Media Pendidikan Indonesia