mudharabah pada pt.bank bni syariah kantor...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
METODE PERHITUNGAN BAGI HASIL PADA PEMBIAYAAN
MUDHARABAH PADA PT.BANK BNI SYARIAH KANTOR
CABANG SYARIAH SURAKARTA
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan
persyaratan guna mencapai gelar Ahli Madya
Program Studi Diloma III Keuangan dan Perbankan Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Disusun oleh :
FEBRIA HARVIANI
NIM. F3608032
PROGRAM STUDI DILOMA III KEUANGAN DAN PERBANKAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
” ..... Allah tidak hendak menyulitkanmu, tetapi Dia hendak membersihkan
dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu
supaya kamu bersyukur ”
( Al-Maidah : 6 )
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),
kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.
(QS. Al- Insyirah : 6-8)
“Hidup itu singkat. Kita harus mencoba hal baru selagi masih punya
waktu”
(Christian Sugiono)
Berpikirlah positif dan optimis. Jika engkau mengalami hari yang buruk ,
maka itu adalah permulaan untuk hari lain yang dekat, yang
menggembirakan dan menyenangkan.
(DR. Aidh Abdullah Al-Qarni)
Kupersembahkan karyaku kepada :
Allah SWT
Bapak dan Ibu tersayang
Adikku dan Semua keluargaku
Dan almamaterku
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur Alhamdullilah , segala puji bagi Allah SWT atas
limpahan rahmat karunia serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “METODE
PERHITUNGAN BAGI HASIL PADA PEMBIAYAAN
MUDHARABAH PADA BANK BNI KANTOR CABANG
SYARIAH SURAKARTA”. Tugas Akhir ini disusun sebagai
persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya di Program Studi
Diploma 3 Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dalam penulisan Tugas Akhir ini, tidak lepas dari dukungan
serta bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan segala
kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Allah SWT atas limpahan rahmat , hidayah serta kaunia-Nya yang tidak
terhitung jumlahnya.
2. Bapak Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com.Akt selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ibu Nurul Istiqomah, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi Diploma 3
Keuangan dan Perbankan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Surakarta, yang telah memberikan motivasi serta arahannya.
4. Bapak Drs. Hari Murti, MEP selaku pembimbing akademik yang telah
memberikan bimbingan akademik selama penulis menjalani perkuliahan
kurang lebih selama tiga tahun.
5. Ibu Dra. Nunung Sri Mulyani selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran guna memberikan bimbingan
kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
6. Seluruh dosen DIII Keuangan dan Perbankan yang selalu memberikan
motivasi serta bimbingan kepada penulis.
7. Bapak Ir.Arief Mursidi selaku pimpinan PT. BNI Kantor Cabang
Syariah Surakarta dan Bapak Zulfahmi AR, selaku wakil pimpinan PT.
Kantor Cabang Syariah Surakarta atas kesempatana yang diberikan
kepada penulis untuk menimba ilmu di unit pimpinannya..
8. Seluruh Staff PT. BNI Kantor Cabang Syariah Surakarta yang telah
banyak membantu serta mengajari segala sesuatu yang belum dimengerti
oleh penulis.
9. Kedua orang tua tercinta Bapak Nur Kholis S.P dan Ibu Rosnani, yang
selalu mendampingi penulis selama ini baik moril maupun materil serta
doa tulus yang selalu dipanjatkan kepada penulis untuk bisa
menyelasaikan studi dengan baik. Semoga Allah SWT membalas segala
kebaikan dan kasih sayang kalian.
10. Adik Tercinta Erlina terimakasih atas celotehan-celotehan yang selalu
memberi semangat kepada penulis.
11. Anugrah Setiawan, Novi Ria Rahmawati, Sri Endah Setyaningsih dan
Novita Dewi Septi Andriani terimakasih atas segalanya, serta telah
banyak membantu penulis selama ini.
12. Teman- teman seperjuangan D3 Keuangan dan Perbankan 2008, yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Mari bahu mebahu-bahu
mengejar cit-cita untuk membanggakan orang-orang tersayang.
13. Keluarga keduaku GRIYA RISET (mbak ajeng sekeluarga, mbak titis,
elsa, mbak made, mbak esfan,mbak metha, tiska, utie, mbak mufti, mbak
manggar, mbak dewi, mbak mitha) terimakasih atas kebersamaan serta
dukungannya selama ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
14. Teman – teman 65 (ewit,qq,muri,pepy,najam,edwin dan umar) yang
selalu memotivasi dalam segala keputusasaan yang dialami penulis.
Love U All.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas akhir ini masih
jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan
karya ini. Akhir kata, penulis berharap semoga karya ini bermanfaat bagi
semua pihak.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Surakarta, April 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………………………………….. i
HALAMANABSTRAKSI…………………………………….. ii
HALAMANPERSETUJUAN…………………………………. iii
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………. iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN………………… v
KATA PENGANTAR………………………………………… vi
DAFTAR ISI…………………………………………………… vii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………… viii
DAFTAR TABEL……………………………………………… xi
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………... 3
C. Tujuan Penelitian…………………………………………… 3
D. Manfaat Penelitian…………………………………………… 4
E. Metode Penelitian……………………………………………. 4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Bank Syariah……………………………… 6
1. Definisi Bank Syariah……………………………………. 6
2. Pengertian Riba………………………………………….. 8
B. Metode Bagi Hasil…………………………………………. 14
1. Pengertian Bagi Hasil……………………………………… 14
2. Investasi Dengan Bagi Hasil……………………………… 15
3. Pembiayaan dengan Bagi Hasil…………………………… 17
C. Perhitungan Pembiayaan Bagi Hasil………………………… 19
1. Pembiayaan
Mudharabah……………………………………………... 20
2. Pembiayaan
Musyarakah…………………………………………….. 26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
3. Menentukan Berakhirnya Pembiayaan…………………… 29
BAB III. PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian…………………………. 31
1. Gambaran Umum Perusahaan……………………………. 31
2. Identitas Perusahaan……………………………………… 32
3. Visi dan Misi Perusahaan………………………………… 33
4. Struktur Organisasi………………………………………. 34
5. Produk-Produk BNI Syariah…………………………….. 40
B. Pembahasan
Masalah……………………………………………………. 56
BAB IV. PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………… 59
B. Saran……………………………………………………….. 59
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………… 60
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR HALAMAN
II.1 Struktur Organisasi …………………………………… 34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR TABEL
TABEL HALAMAN
II.1 Nisbah Perhitungan Bagi Hasil…………………………… 27
II.2 Perkiraan Bagi Hasil Shohibul Maal……………………… 29
III.3 Angsuran Pembiayaan Mudharabah……………………… 57
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat pernyataan
Daftar Nilai Praktik Magang
Lampiran 2 Struktur Organisasi PT. BNI Syariah Surakarta
Lampiran 3 Formulir Permohonan Pembiayaan mudharabah
Lampiran 4 Slip Setoran dan Slip Penarikan
Lampiran 5 Formulir Surat Kuasa
Lampiran 6 Formulir Surat Pernyataan
Lampiran 7 Formulir Surat Keterangan
Lampiran 8 Formulir Surat Keterangan Persetujuan Suami Istri
Lampiran 9 Cheklist Persyaratan Pembiayaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam perkembangan sistem Perbankan Indonesia, sistem
Perbankan Syari‟ah telah dijadikan sebagai suatu alternatif untuk sistem
Perbankan di Indonesia, dan sistem tersebut telah menjadi daya tarik
tersendiri di kalangan praktisi Perbankan dan kalangan bisnis. Lahirnya
Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 tentang Perbankan sebagai hasil
revisi atas Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992, telah memberi angin
segar bagi usaha untuk memberdayakan sistem Perbankan Syari‟ah,
yang dapat menjadi alternatif untuk menyelesaikan permasalahan
perekonomian yang semakin berat pada saat ini.
Bank Syariah atau Bank yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi
hasil, sebenarnya bukanlah hal baru di Indonesia. Bank syariah sudah
beroperasi sejak tahun 1992, yaitu dengan beroperasinya Bank
Muamalat Indonesia. Namun, Bank Syariah diatur secara formal sejak
diamandemennya UU No.7 Tahun 1992 dengan UU No. 10 Tahun 1998
dan UU No.23 Tahun 1992 tentang Bank Indonesia. Sejak saat tersebut
mulai berkembanglah Bank dengan prinsip bagi hasil di Indonesia.
Manajemen Perbankan Syari‟ah, pada dasarnya tidak jauh berbeda
dengan manajemen Bank pada umumnya (Bank Konvensional). Namun
dengan adanya landasan syari‟ah serta sesuai dengan Peraturan
Pemerintah yang menyangkut Bank Syari‟ah antara lain UU No. 10
tahun 1998, tentu saja baik organisasi maupun sistem operasional Bank
Syari‟ah terdapat perbedaan dengan Bank pada umumnya, terutama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 2
dengan adanya Dewan Pengawas Syari‟ah dalam struktur organisasinya
dan adanya system bagi hasil.
Berbeda dengan Bank yang beroperasi secara konvensional (bank
umum atau BPR) yang mempergunakan suku bunga, Bank Syariah
beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil. Seorang penabung di Bank
Syariah tidak menerima pendapatan bunga dari uang yang ditabung,
tetapi menerima pendapatan bagi hasil dari dana yang ditanamkan di
bank. Demikian juga dengan pembiayaan berdasarkan bagi hasil (kalau
di Bank umum disebut kredit), Bank tidak mendapatkan pendapatan
bunga kredit tetapi memperoleh pendapatan bagi hasil. Islam
mendorong masyarakat ke arah usaha nyata dan produktif. Islam
mendorong seluruh masyarakat untuk melakukan investasi dan melarang
membungakan uang. Investasi merupakan suatu kegiatan usaha yang
mengandung risiko karena adanya unsur ketidakpastian. Dengan
demikian, perolehan kembaliannya (return) juga tidak pasti dan tidak
tetap. Sedangkan membungakan uang adalah kegiatan usaha yang
kurang mengandung risiko karena perolehan kembaliannya berupa
bunga yang relatif pasti dan tetap. Seiring dengan perkembangan
tersebut mulai banyak bermunculan lembaga-lembaga keuangan,
khususnya lembaga keuangan Bank yang mempergunakan sistem
Perbankan Syari‟ah.
Melihat pertumbuhan pada beberapa dasawarsa terakhir, sejak
pertengahan 1970-an, perbankan Islam telah meluas sehingga kini
terdapat di sekitar 70 negara meliputi sebagian besar dunia muslim,
yang mengoperasikan semacam institusi keuangan Islam. Begitu juga
dengan Bank BNI Syariah Surakarta, Bank Syari‟ah, dan Lembaga-
lembaga Keuangan Syari‟ah lainnya lahir untuk memperkenalkan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 3
memberikan produk-produk Perbankan yang berlandaskan syari‟ah
dengan prinsip bagi hasil.
Bagi hasil adalah bentuk return (perolehan kembaliannya) dari
kontrak investasi, dari waktu ke waktu, tidak pasti dan tidak tetap.
Besar-kecilnya perolehan kembali itu bergantung pada hasil usaha yang
benar-benar terjadi. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sistem
bagi hasil merupakan salah satu praktik Perbankan Syariah. Berdasarkan
latar belakang diatas maka penulis mengambil judul tentang “METODE
PERHITUNGAN BAGI HASIL PADA PEMBIAYAAN
MUDHARABAH DI PT. BANK BNI KANTOR CABANG SYARIAH
SURAKARTA “
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan
beberapa rumusan masalah yaitu :
1. Bagaimana metode perhitungan bagi hasil pada pembiayaan
Mudharabah di BNI Syariah Surakarta?
2. Dasar apakah yang digunakan untuk menentukan Nisbah bagi hasil
pada pembiayaan Mudharabah di BNI Syariah Surakarta?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah :
1. Mengetahui sistem perhitungan bagi hasil pada pembiayaan
Mudharabah di BNI Syariah Surakarta.
2. Mengetahui dasar penentuan Nisbah bagi hasil pada pembiayaan
Mudharabah di BNI Syariah Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 4
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Instansi / perusahaan
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi positif
bagi instansi / perusahaan, sehingga dapat dijadikan bahan
pertimbangan untuk memberikan layanan yang maksimal kepada
nasabah.
2. Peneliti
Selain merupakan untuk memenuhi tugas akhir juga sebagai
penerapan ilmu yang diperoleh selama masa perkuliahan.
3. Bagi Pihak Lain
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi dan
pengembangan teori bagi penelitian selanjutnya.
E. Metode Penelitian
1. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam pembuatan tugas akhir ini
adalah studi kasus yakni membuat deskripsi analisis yang terbatas pada
kasus tertentu yang menjawab permasalahan yang diuraikan dalam
rumusan masalah.
2. Objek Penelitian
Nama Perusahaan/instansi : PT.BNI Cabang Syariah Surakarta
Lokasi Objek Penelitian : Jalan Slamet Riyadi No.318 Surakarta
Bidang Penelitian : Pembiayaan Mudharabah
Waktu Penelitian : Bulan Januari 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 5
3. Jenis dan Sumber Data
a. Jenis Data
1) Data Primer
Data primer merupakan data yang didapat dengan cara
mewawancara langsung objek penelitian yaitu PT. BNI
Cabang Syariah Surakarta. Meliputi gambaran umum
perusahaan serta data-data lain yang menunjang
penyusunan tugas akhir.
2) Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang didapatkan dari studi
literatur dan studi pustaka yang menunjang dalam
penyusunan tugas akhir.
b. Sumber Data
Sumber data diperoleh dengan cara mewawancara langsung
untuk mendapatkan informasi mengenai sistem perhitungan bagi
hasil pembiayaan pada BNI Syariah Surakarta serta didapatkan
dari studi literatur dan studi pustaka.
4. Tekhnik Pengumpulan Data
a. Tekhnik Wawancara
Wawancara merupakan tekhnik pengumpulan data yang digunakan
dengan cara melakukan tanya jawab langsung kepada pihak PT.
BNI Cabang Syariah Surakarta.
b. Tekhnik Kepustakaan
Metode pengumpulan data dengan mengarahkan atau mengacu
pada beberapa buku sebagai bahan penulisan serta tinjauan pustaka
yang sesuai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Bank Syariah
1. Definisi Bank Syariah
Bank Syariah atau Bank islam atau sering disebut bank tanpa bunga
adalah bank yang dikembangkan berdasarkan syariah (hukum) islam, yaitu
berdasarkan Al-Quran dan hadist Nabi saw. Definisi Bank Syariah
menurut Sudarsono (2004:27), Bank syariah adalah Lembaga Keuangan
yang usaha pokoknya memberikan kredit jasa-jasa lain dalam lalu lintas
pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi dengan prinsip-prinsip
syariah.
Bank syariah muncul di Indonesia dikarenakan oleh dorongan
keinginan masyarakat Indonesia (terutama masyarakat Islam) yang
berpandangan bahwa bunga dalam bank merupakan riba, sehingga
dilarang dalam agama Islam. Dilihat dari aspek hukumnya, dasar adanya
perkembangan Bank Syariah di Indonesia adalah UU No.7 tahun 1997.
Dalam UU tersebut merupakan prinsip syariah yang sifatnya masuk dalam
kategori yang samar, karena hal tersebut dinyatakan sebagai prinsip bagi
hasil.
Prinsip utama operasional Bank yang berdasarkan prinsip syariah
adalah hukum Islam yang bersumber dari Al-Quran dan Hadist. Kegiatan
operasional bank harus memperhatikan perintah dan larangan dalam Al-
Quran dan sunnah Rasul Muhammad SAW. Larangan terutama berkaitan
dengan kegiatan Bank yang diklasifikan ke dalam riba. Dalam
menjalankan usahanya Bank Syariah tidak menggunakan sistem riba
melainkan bagi hasil dalam menentukan pemberian imbalan atau jasa dari
dana.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 7
Menurut Budisantoso, Totok dan Sigit Triandaru (2006) perbedaan
yang mendasar antara Bank Syariah dan Bank Konvensional antara lain:
a. Perbedaan Falsafah
Perbedaan pokok antara Bank Konvensional dan Syariah terletak pada
landasan falsafah yang dianutnya. Bank Syariah tidak menganut sistem
bunga dalam seluruh aktifitasnya sedangkan bank konvensional justru
sebaliknya. Hal inilah yang menjadi perbedaan yang sangat mendalam
terhadap produk-produk yang dikembangkan oleh Bank Syariah,
dimana sistem yang dikembangkan untuk menghindari sistem bunga
maka sistem yang dikembangkan adalah jual beli serta kemitraan yang
dilaksanaan adalah bagi hasil.
b. Konsep Pengelolaan Dana Nasabah
Dalam sistem Bank Syariah dana nasabah dikelola dalam bentuk
titipan maupun investasi. Cara titipan dan investasi berbeda dengan
deposito pada Bank Konvensional dimana deposito merupakan upaya
pembungaan uang. Konsep dana titipan berarti kapan saja nasabah
membutuhkan, bank syariah harus dapat memenuhinya. Akibatnya
dana titipan menjadi sangat likuid. Likuiditas tinggi inilah membuat
dana titipan kurang memenuhi syarat suatu investasi yang
membutuhkan pengendapan dana. Dana nasabah yang terkumpul
dengan cara titipan atau investasi tadi kemudian dimanfaatkan atau
disalurkan ke dalam berbagai transaksi perniagaan yang diperbolehkan
pada sistem syariah. Keuntungan dari pemanfaatan dana nasabah yang
disalurkan ke dalam berbagai usaha itulah yang dibagikan kepada
nasabah. Jika hasil usaha semakin tinggi maka semakin besar pula
keuntungan yang dibagikan bank kepada nasabahnya. Namun jika
keuntungannya kecil otomatis semakin kecil pula keuntungan yang
dapat dibagikan Bank kepada nasabahnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 8
c. Kewajiban Mengelola Zakat
Bank Syariah diwajibkan menjadi pengelola zakat yaitu dalam arti
wajib membayar zakat, menghimpun, mengadministrasikannya dan
mendistribusikannya. Hal ini merupakan fungsi dan peran yang
melekat pada Bank Syariah untuk memobilisasi dana-dana sosial
(zakat, infak, sedekah).
d. Struktur Organisasi
Didalam struktur organisasi suatu Bank Syariah diharuskan adanya
dewan pengawas syariah (DPS). DPS bertugas mengawali segala
aktivitas bank agar selalu sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. DPS
ini dibawahi oleh Dewan Syariah Nasional (DSN).
2. Pengertian Riba
Didalam Bahasa Indonesia, pengertian riba adalah pelepas uang,
lintah darat, bunga uang atau rente. Sehingga tidak dapat diambil
kesimpulan yang konklusif tentang riba, dan tidak ditemui perbedaan
yang tegas antara riba dengan bunga. Sementara itu, dalam bahasa Arab,
riba berarti kelebihan. Maka mengingat bahwa dalam praktek bunga
terdapat kelebihan, maka bunga, usury dan interest termasuk kedalam
kategori riba.
Menurut sholahuddin Muhamad dan Lukman Hakim (2008), Secara
bahasa, riba berasal dari raba-yarbu-rabwan, raba[an], ribwat [an],
riba[an], riba; artinya adalah zada wa nama (bertambah dan
berkembang). Jadi, secara bahasa riba artinya az-ziyadah (tambahan).
Definisi riba secara syar’i adalah pertambahan akibat pertukaran jenis
harta tertentu, baik karena kelebihan (al-fadhl) dalam pertukaran dua harta
sejenis ditempat pertukaran (majlis tabadul) atau karena adanya
penundaan (nasi’ah) waktu pembayaran/penyerahan harta. Ternyata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 9
larangan transaksi riba tersebut tidak hanya dalam Islam saja. Agama
Yahudi, Kristen, dan Katholik juga melarangnya. Bahkan mengecam keras
sistem tersebut dalam transaksi apapun, seperti yang termuat dalam kitab-
kitab Yahudi sebagai berikut :
a. Kitab Eksodus (keluaran) pasal 22 ayat 25 :
“Jika engkau meminjamkan uang kepada salah seorang umatku, orang
yang miskin diantaramu, maka janganlah engkau berlaku sebagai
penagih hutang terhadap dia, janganlah engkau bebankan bunga
terhadapnya”
b. Kitab Deutoronomy (ulangan) pasal 23 ayat 19 :
“Janganlah engkau membungakan kepada saudaramu, baik uang
maupun bahan makanan, atau apapun yang dapat dibungakan”
c. Kitab Levicitus (Imamat) pasal 35 ayat 7 :
“Janganlah engkau mengambil bunga uang atau riba darinya
melainkan engkau harus takut akan Allahmu, supaya saudaramu bisa
hidup diantaramu. Janganlah engkau memberi uangmu kepadanya
dengan memnta bunga, juga makananmu janganlah engkau berikan
dengan meminta riba”
Adapun kalangan umat Kristen terinspirasi oleh Lukas 6:34-35
yang berbunyi :
“Dan jikalau kamu meminjamkan sesuatu kepada orang, karena kamu
berharap akan menerima sesuatu daripadanya, apakah jasamu?
Orang-orang berdosapun meminjamkan kepada orang berdosa,
supaya mereka menerima kembali sama banyak. Tetapi kekasihilah
musuhmu dan berbuatlah baiklah kepada mereka dan pinjamkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 10
dengan tidak mengaharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan
kamu akan menjadi anak-anak Tuhan Yang Maha Tinggi, sebab ia
baik terhadap orang-orang tidak tahu berterima kasih dan terhadap
orang-orang jahat”
Karena tidak secara tegas menolak bunga, maka timbul beberapa
persepsi dan tafsiran tentang boleh atau tidaknya praktek bunga. Para
pendeta Kristen di Abad 1 hingga abad XII dengan tegas menolak dan
mengharamkan bunga. Namun abad XII hingga abad XVI, beberapa
pendeta muda mulai mengajukan usulan diperbolehkan bunga. Dan pada
abad XVI s.d tahun 1836, atas pandangan beberapa reformis Kristen, para
pendeta Kristen sudah mulai merealisasikan penghalalan sistem bunga.
Terdapat beberapa dalil islam yang melarang sistem riba. Namun
demikian, Allah SWT menurunkan risalah larangan praktek riba dengan
menggunakan empat tahapan, yakni :
a. Allah memberikan pengertian riba tidak akan menambah kebaikan
disisi Allah. Allah berfirman : “Dan sesuatu riba (tambahan) yang
kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, maka riba itu
tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa
zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridlaan Allah, maka
(yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipatgandakan
(pahalanya).” (QS. Ar-Ruum : 39).
b. Allah memberikan gambaran siksa bagi Yahudi dengan salah satu
karakternya suka memakan riba. Allah SWT berfirman : “Maka
disebabkan kezhaliman orang-orang Yahudi, Kami haramkan atas
mereka (memakan makanan) yang baik-baik (yang dahulunya)
dihalalkan bagi mereka, dan karena mereka banyak menghalangi
(manusia) dari jalan Allah, dan disebabkan mereka memakan riba,
padahal sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 11
karena mereka memakan harta orang dengan jalan yang bathil. Kami
telah menyediakan untuk orang-orang kafir diantara mereka itu siksa
yang pedih.” (QS. An-Nisaa‟ : 160:161)
c. Allah SWT melarang memakan riba yang berlipat ganda. Allah SWT
berfirman :
“ Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba
dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya
kamu mendapat keberuntungan.” (QS. Ali Imran :130)
d. Allah melarang dengan keras dan tegas semua jenis riba. Allah SWT
berfirman :
“ Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
tinggalkan sisa-sisa (dari berbagai jenis) riba jika kamu orang-orang
yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakannya maka ketahuilah
bahwa Allah dan Rasul-Nya menerangimu. Dan jika kamu bertaubat,
maka bagimu pokok hartamu, kamu tidak menganiaya dan tidak pula
dianiayanya.” (QS. Al-Baqarah : 278-279)
Terdapat 4 (empat) tahapan pengharaman riba :
a. Allah memberikan pengertian bahwa riba tidak akan menambah
kebaikan disisi Allah
b. Allah memberikan gambaran siksa bagi Yahudi dengan salah satu
karakternya suka memakan riba.
c. Allah SWT melarang memakan riba yang berlipat ganda
d. Allah SWT melarang dengan keras dan tegas semua jenis riba.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 12
Dalam ilmu Fiqh, dikenal 3 (tiga) jenis riba, yaitu sebagai berikut :
a. Riba Fadl
Disebut juga riba buyu’, yaitu riba yang timbul akibat pertukaran
barang sejenis dengan barang lain yang tidak memenuhi syarat dalam
kriteria sama dengan kualitasnya (mistlan bi mistlin), sama
kuantitasnya (sawa-an bi sawa-in) dan sama waktu penyerahan (yadan
bin yadin). Pertukaran semisal mengandung gharar, yaitu
ketidakjelasan bagi kedua belah pihak akan nilai masing-masing
barang tersebut yang akan dipertukarkan.
b. Riba Nasi’ah
Riba Nasi’ah bisa terjadi pada sharf (pertukaran) maupun pinjam-
meminjam (al-qardh). Bentuknya bisa meliputi tiga bentuk, pertama
pada sharf, yaitu jual beli dua mata uang berbeda semisal rupiah
dengan dolar, tetapi tidak dilakukan secara kontan.
Kedua, pinjam-meminjam untuk jangka waktu tertentu dengan syarat
tertentu dengan syarat tertentu maka akan ada tambahan pada saat
pengembalian. Bunga bank jelas termasuk dalam jenis ini. Kadang-
kadang tambahan itu disebut sebagai infak atau biaya administrasi.
Ketiga, pinjam-meminjam tanpa syarat tambahan saat pengembalian,
namun ketika jatuh tempo belum bisa dibayar, lalu diberi tempo
dengan konpensasi ada tambahan. Saat ini, tambahan itu sering disebut
denda keterlambatan angsuran pada jual beli secara kredit.
Ada yang berpendapat, jika tidak disyaratkan sejak awal, yaitu karena
inisiatif pemijam sendiri, apalagi dalam bentuk uang selain uang, hal
itu boleh karena merupakan hadiah. Pendapat ini keliru, karena
tambahan yang termasuk riba itu tidak mesti tambahan berupa uang,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 13
tapi semua bentuk tambahan yang berupa manfaat lain yang muncul
dari pinjam-meminjam itu sendiri termasuk riba.
Seseorang yang meminjamkan uang atau nominalnya dan menerima
harta jaminan, atau seseorang yang menerima gadai suatu barang, juga
tidak boleh mengambil manfaat apapun dari harta jaminan atau harta
yang digadaikan itu, sekalipun atas izin si peminjam atau orang yang
menggadaikan. Hal itu termasuk riba dan haram.
c. Riba Jahiliyah
Riba Jahiliyah adalah hutang yang telah dibayar oleh seorang
peminjam melebihi dari pokok pinjaman, karena si peminjam tidak
mampu mengembalikan dana pinjaman pada waktu yang telah
ditetapkan. Riba Jahiliyah dilarang karena terjadi pelanggaran kaidah
“Kullu Qardin Jarra Manfa’atan fahuwa Riba” (setiap pinjaman yang
mengambil manfaat adalah riba). Memberi pinjaman adalah transaksi
kebaikan (tabarru’), sedangkan meminta kompensasi adalah transaksi
bisnis (tijarah). Jadi, transaksi yang dari semula yang diniatkan untuk
sebagai transaksi kebaikan tidak boleh diubah menjadi suatu transaksi
yang bermotif bisnis.
Dari segi penundaan waktu penyerahannya, Riba Jahiliyah tergolong
Riba Nasia’ah, dari segi kesamaan objek yang dipertukarkan,
tergolong Riba Fadl. Tafsir Qurtuby menjelaskan :
“Pada zaman jahiliyah seorang kreditur, apabila utang sudah jatuh
tempo, akan berkata kepada para debitur: “ Lunaskan utang Anda
sekarang, atau Anda tunda pembayaran itu dengan tambahan”. Maka
pihak debitur harus menambah jumlah kewajiban pembayaran
utangnya dan kereditur menunggu waktu pembayaran kewajiban
tersebut sesuai dengan ketentuan baru” (Tafsir Qurtubi,2/1157).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 14
Dalam Perbankan Konvensional, Riba Jahiliyah dapat ditemui dalam
berbagai pengenaan bunga pada transaksi kartu kredit yang tidak
dibayar penuh tagihannya.
Dari definisi riba, sebab (illat) dan tujuan (hikmah) pelarangan riba,
maka dapat diidentifikasi bahwa praktik perbankan merupakan suatu
konvensional yang tergolong riba. Riba Fadl dapat ditemui dalam
transaksi jual beli valuta asing yang tidak dapat dilakukan secara tunai.
Riba Nasia’ah dapat ditemui dalam transaksi pembayaran bunga
secara kredit dan pembayarannya dengan cara bunga
tabungan/deposito/giro. Riba Jahiliyah dapat ditemui bahwa dalam
transaksi kartu kredit yang tidak dibayar penuh tagihannya.
B. Metode Bagi Hasil
1. Pengertian Bagi Hasil
Bagi hasil menurut terminologi asing (inggris) dikenal dengan
profit sharing. Profit sharing dalam kamus ekonomi diartikan pembagian
laba. Secara definitif profit sharing diartikan: “distribusi beberapa bagian
dari pada laba pada para pegawai dan suatu perusahaan”. Lebih lanjut
dikatakan, bahwa hal itu dapat berbentuk suatu bonus uang tunai tahunan
yang didasarkan pada laba yang diperoleh pada tahun-tahun sebelumnya,
atau dapat berbentuk pembayaran mingguan atau bulanan.
Menurut Antonio (2010), bagi hasil adalah suatu sistem pengolahan
dana dalam perekonomian Islam yakni pembagian hasil usaha antara
pemilik modal (shahibul maa/) dan pengelola (Mudharib).
Pada mekanisme lembaga keuangan syariah atau bagi hasil,
pendapatan bagi hasil ini berlaku untuk produk-produk penyertaan, baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 15
penyertaan menyeluruh maupun sebagian-sebagian, atau bentuk bisnis
korporasi (kerjasama). Pihak-pihak yang terlibat dalam kepentingan bisnis
yang disebutkan tadi, harus melakukan transparansi dan kemitraan secara
baik dan ideal.
Keuntungan yang dibagihasilkan harus dibagi secara proporsional
antara shohibul maal dengan mudharib. Dengan demikian, semua
pengeluaran rutin yang berkaitan dengan bisnis mudharabah, bukan untuk
kepentingan pribadi mudharib, dapat dimasukkan kedalam biaya
operasional. Keuntungan bersih harus dibagi antara shohibul maal dan
mudharib sesuai proporsi yang disepakati sebelumnya dan secara eksplisit
disebutkan dalam perjanjian awal. Tidak ada pembagian laba sampai
semua kerugian telah ditutup dan ekuiti shahibul maal telah dibayar
kembali. Jika ada pembagian keuntungan sebelum habis masa perjanjian
akan dianggap sebagai pembagian keuntungan dimuka.
2. Investasi Dengan Bagi Hasil
Inti mekanisme investasi bagi hasil pada dasarnya adalah terletak pada
kerjasama yang baik antara shahibul maal dengan mudharib. Kerjasama
atau partnership merupakan karakter dalam masyarakat ekonomi islam.
Kerjasama ekonomi harus dilakukan dalam semua lini kegiatan ekonomi,
yaitu : produksi, distribusi barang maupun jasa. Salah satu bentuk
kerjasama dalam bisnis atau ekonomi islam adalah qirad atau
mudharabah. Qirad atau mudharabah adalah kerjasama antara pemilik
modal atau uang dengan pengusaha pemilik keahlian atau ketrampilan
atau tenaga dalam pelaksanaan unit-unit ekonomi atau proyek usaha.
Melalui qirad atau mudharabah kedua belah pihak yang bermitra tidak
akan mendapat bunga, tetapi mendapatkan bagi hasil atau profit dan loss
sharing dari proyek ekonomi yang disepakati bersama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 16
Alasan sistem ekonomi Islam tidak menggunakan sistem bunga secra
filosofis dapat dijelaskan melalui ayat-ayat Al-Quran yang mendasarinya.
Dasar pijakannya :
a. Doktrin kerjasama dalam ekonomi islam dapat menciptakan kerja
produktif sehari-hari dari masyarakat (QS, 2: 190)
b. Meningkatkan kesejahteraan dan mencegah kesengsaraan sosial (QS, 3
: 103, 5:3, 9:71, 105)
c. Mencegah penindasan ekonomi dan distribusi kekayaan yang tidak
merata (QS. 4:5-10, 74:76, 89 : 17-26)
d. Membangun organisasi yang berprinsip syarikat, sehingga terjadi
proses yang kuat membantu yang lemah (QS. 43:32)
e. Pembagian kerja atau spesialisasi berdasarkan saling ketergantungan
serta petukaran barang dan jasa karena tidak mungkin berdiri sendiri
(QS. 92: 8-10, 96: 6)
Melalui kerjasama ekonomi akan terbangun pemerataan dan
kebersamaan. Fungsi-fungsi diatas menunjukan bahwa melalui bagi hasil
akan menciptakan suatu tatanan ekonomi yang lebih merata. Implikasi
dari kerjasama ekonomi ialah aspek sosial politik dalam pengambilan
keputusan yang dilakukan secara musyawarah untuk memperjuangkan
kepentingan bersama dibidang ekonomi, kepentingan negara dan
kesejahteraan rakyat.
Lembaga keuangan (Bank) adalah sebuah lembaga perantara antara
pihak surplus dana kepada pihak minus dana. Dengan demikian, bank
dengan sendirinya memainkan peranan penting dalam pembangunan
ekonomi dan kesejahteraan umat, jika bank mampu memobilsasikan uang
dari masyarakat, secara langsung ataupun melalui lembaga keuangan non
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 17
bank. Disamping itu, uang disalurkan tersebut harus mampu
membangkitkan produktivitas pengusaha-pengusaha yang potensial.
Uraian mengenai fungsi pokok operasional Bank Syariah, ada tiga fungsi
pokok dalam kaitan dengan kegiatan perekonomian masyarakat, yang
mengutamakan prinsip bagi hasil.
3. Pembiayaan dengan Bagi Hasil
Penyaluran dana dalam Bank Konvensional, kita kenal dengan
istilah kredit atau pinjaman. Sedangkan dalam Bank Syariah untuk
penyaluran dananya kita kenal dengan istilah pembiayaan. Jika dalam
Bank Konvensional keuntungan Bank diperoleh dari bunga yang
dibebankan, maka dalam Bank Syariah tidak ada istilah bunga, akan tetapi
bank syariah menerapkan sistem bagi hasil. Menurut Kasmir (2002)
Prinsip bagi hasil dalam Bank Syariah yang diterapkan dalam pembiayaan
dapat dilakukan dalam 4 akad utama yaitu:
1) Al-Musyarakah
Al-Musyarakah merupakan akad kerjasama antara dua pihak atau
lebih untuk melakukan usaha tertentu. Masing-masing pihak
memberikan dana atau amal dengan kesepakatan bahwa keuntungan
atau resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.
Dalam praktik perbankan Al-Musyarakah diaplikasikan dalam hal
pembiayaan proyek. Nasabah yang dibiayai dengan Bank sama-sama
menyediakan dana untuk melaksanakan proyek tersebut. Keuntungan
dari proyek dibagi sesuai dengan kesepakatan untuk bank setelah
terlebih dahulu mengembalikan dana yang dipakai nasabah. Al-
Musyarakah dapat pula dilakukan untuk kegiatan investasi seperti pada
lembaga keuangan Modal Ventura.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 18
2) Al-Mudharabah
Al-Mudharabah merupakan akad kerjasama antara dua pihak
dimana pihak pertama menyediakan seluruh modal dan pihak lain
menjadi pengelola. Keuntungan dibagi menurut kesepakatan yang
dituangkan kedalam kontrak. Apabila rugi maka akan ditanggung
pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian pengelola.
Apabila kerugian diakibatkan kelalaian pengelola, maka pengelola
yang bertanggung jawab.
Dalam praktiknya mudharabah terbagi dalam 2 jenis yaitu
mudharabah muthlaqah dan mudharabah muqqayah. Pengertian
mudharabah mutlaqah merupakan kerjasama antara pihak pertama dan
pihak lain yang cakupannya lebih luas. Maksudnya tidak dibatasi oleh
waktu, spesifikasi usaha dan daerah bisnis. Sedangkan mudrabah
muqqayadah merupakan kebalikan dari mudharabah muthlaqah
dimana pihak lain dibatasi oleh waktu spesifikasi usaha dan daerah
bisnis.
Dalam dunia perbankan Al-Mudharabah biasanya diaplikasikan
pada produk pembiayaan atau pendanaan seperti, pembiayaan modal
kerja. Dana untuk kegiatan mudharabah diambil dari simpanan
tabungan berjangka seperti tabungan haji atau tabungan kurban. Dana
juga dapat dilakukan dari deposito biasa dan deposito spesial yang
dititipkan nasabah untuk usaha tertentu.
3) Al-Muzaraah
Al-Muzaraah merupakan akad kerjasama pengolahan pertanian
antara pemilik lahan dengan penggarap untuk ditanami produk
pertanian dengan imbalan bagiana tertentu dari hasil panen. Dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 19
dunia Perbankan kasus ini diaplikasikan untuk pembiayaan bidang
platation atas dasar bagi hasil panen.
Pemilik lahan dalam hal ini menyediakan lahan, benih, dan pupuk.
Sedangkan penggarap menyediakan keahlian, tenaga, dan waktu.
Keuntungan diperoleh dari hasil panen dengan imbalan yang telah
disepakati.
4) Al-Musaqaah.
Pengertian Al-Musaqaah adalah bagian dari Al-Muzaraah yaitu
penggarap hanya bertanggung jawab atas penyiraman dan
pemeliharaan dengan menggunakan dana dan peralatan mereka sendiri.
Imbalan tetap diperoleh dari presentase hasil panen pertanian antara
pemilik lahan dengan penggarap.
C. Perhitungan Bagi Hasil Pembiayaan
Sesuai dengan fungsinya, sebagai lembaga intermediary keuangan, Bank
Syariah akan mendapatkan bagi hasil dari dana yang ditempatkan kepada para
debiturnya (nasabah). Bagi hasil dari klien/nasabah inilah yang nantinya akan
dibagikan kepada para penabung. Persoalan selanjutnya adalah bagaimana
cara melakukan perhitungan bagi hasil bagi nasabah penempatan dana.
Penempatan dana yang berbentuk atau menggunakan akad jual beli
adalah didasarkan pada marjin keuntungan yang telah disepakati antara pihak
dengan nasabah. Sementara penempatan dana yang menggunakan akad
syirkah, baik yang berbentuk mudharabah maupun musyarakah, tentu saja,
akan menghadapi cara perhitungan yang berbeda. Sebagai prakiraannya,
biasanya digunakan tabel proyeksi pembayaran kemudian dibandingkan
dengan realisasi atau aktualisasi dan perhitungannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 20
Penempatan dana yang berbentuk atau menggunakan akad jual beli
adalah didasarkan pada marjin keuntungan yang telah disepakati antara pihak
Bank dengan nasabah. Sementara penempatan dana yang menggunakan Akad
Syirkah, baik yang berbentuk Mudharabah maupun Musyarakah, tentu saja
akan mengahadapi cara perhitugan yang berbeda. Sebagai prakiraannya,
biasanya digunakan tabel proyeksi pembayaran kemudian dibandingkan
dengan realisasi atau aktualisasi dan perhitungannya.
Bagi hasil dalam penempatan dana/output dana/pembiayaan/kredit yang
perlu diperhitungkan adalah penempatan dana aqad syarikah atau dengan
produk Mudharabah dan produk Musyarakah.
1. Pembiayaan Mudharabah
Didalam Al-Quran, antara lain didalam surat Al-Muzamil (73) ayat
20: “……Yadhiribuua fil-ardhi yabtaghuuna min fadhillaah….: dan orang-
orang yang berjalan dimuka bumi mencari sebagian karunia Allah. Rukun
Mudharabah
a. Malik, atau shohibul maal ialah yang mempunyai modal.
b. Amil, atau Mudhorib ialah yang akan menjalankan modal.
c. Amal, ialah usahanya.
d. Maal, ialah harta pokok atau modal.
e. Shighot, atau perintah atau usaha dari yang menyuruh berusaha.
f. Hasil.
Adapun syarat sahnya Mudharabah
a. Barang yang diserahkan adalah mata uang. Tidak sah menyerahkan
harta benda atau emas-perak yang masih dicampur atau masih
berbentuk perhiasan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 21
b. Melafazkan ijab dari yang punya modal, dan kobul dari yang
menjalnkannya.
c. Ditetapkan dengan jelas, bagi hasil bagian pemilik modal dan bagian
mudharib.
d. Dibedakan dengan jelas antara modal dan hasil yang akan
dibagihasilkan dengan kesepakatan.
Empat fungsi pengusaha/pelaksana dalam aqad Mudharabah
a. Mughorib : pengelola dana. Melakukan dhorb ialah perjalanan dan
pengelolaan usaha. Dhorb ini dapat dianggap sebagai saham
penyertaan.
b. Pemegang amanah : Mughorib menjaga dan mengusahakannya dalam
investasi dan mengembalikannya sesuai dengan akad dan kesepakatan
bersama.
c. Wakil : mewakili Shohibul Maal untuk melakukankegiatan usaha.
d. Syarik : Sebagai partner penyerta yang berhak menerima keuntungan
dengan yang telah disepakati bersama.
Untuk mengurangi timbulnya perselisihan terutama atas biaya-biaya
yang timbul, maka disarankan bahwa yang dibagihasilkan adalah
pendapatan hasil bruto. Tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa
keuntungan atau hasil netto yang dibagihasilkan, dengan catatan bahwa
biaya-biaya yang dapat menimbulkan keraguan tentang keabsahannya
seperti transportasi debitur, uang makan, atau uang lelah, uang saku debitur
dan semacamnya tidak sah dimasukkan untuk mengurangi pendapatan
bruto tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 22
a. Jika yang dihasilkan bruto, maka disamping menyebutkan nisbah atau
bagian hasil masing-masing, Bank beberapa bagian, nasabah beberapa
bagian dari hasil bruto diperoleh, harus disepakati pula margin
keuntungan atau profit Bank dari bagian yang disetor ke bank syariah.
Maka disetorkan oleh nasabah ke Bank Syariah dari cicilan/angsuran
pokok modal Mudharabahnya juga termasuk profit Bank sekaligus.
b. Jika yang dibagihasilkan hasil netto, cukup dengan menyebutkan
nisbah. Sedangkan, pembayaran modal Mudharabah berada diluar
nisbah bagi hasil yang didapatkan.
Untuk mencegah penyimpangan-penyimpangan atau kecenderungan
negatif yang mungkin ditimbulkan oleh nasabah, terutama tidak cocoknya
informasi tentang aktualisasi pendapatan yang diperolehnya, maka antara
lain dapat dilakukan dengan makin mengecilnya nisbah debitur pada bulan-
bulan sesudahnya seperti :
a. Nisbah bulan ke 1 sampai bulan ke 4, 60;40 (Bank:Debitur)
b. Nisbah bulan ke 2 sampai bulan ke 8, 65:35 (Bank: Nasabah)
c. Nisbah bulan ke 9 sampai bulan ke 12, 70:30 (Bank: Nasabah)
Sebaiknya untuk mendorong usaha debitur, antara lain dapat diberikan
bonus atau semacam intensif kepadanya, setiap dapat mencapai pendapatan
sama dengan ataupun melebihi proyeksi hasil yang direncanakan.
Dalam Mudharabah yang dibagihasilkan adalah pendapatan.
Pendapatan terkecil adalah nol. Maka dimaksudkan kerugian dalam
Mudharabah adalah ketidakmampuan debitur dalam membayar cicilan
pokok senilai pembiayaan yang telah diterimanya, atau jumlah seluruh
cicilan yang lebih kecil dari pembiayaan yang telah diterimanya. Dalam hal
terjadi demikian, kerugian ditanggung oleh Bank Syariah, kecuali akibat :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 23
a. Debitur melanggar syarat yang telah disepakati.
b. Debitur lalai dalam menjlankan modalnya.
Maka penentuan syarat misalnya : tidak boleh melanggar tekhnik
tradisional plus, sangat pentingnya mengantisipasi wan perstasi. Pokok-
pokok perhitungan Mudharabah.
Karena hasil dari Mudharabah belum dapat dipastikan sebagaimana
dalam hal jual-beli atau laba Tijaroh, maka perlu diperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
a. Dituntut adanya nasabah yang sejujur-jujurnya, disamping kemampuan
atau keahlian dalam usahanya. Untuk itu perlu diantisipasi, antara lain
dalam akad perjanjian.
b. Hasil yang dapat diterimanya tersebut harus diproyeksikan lebih
dahulu, sesuai dengan kewajarannya, seperti dengan nisbah bagi hasil,
proyeksi profit/margin keuntungan bank, misalnya setara / seukuran
dengan prosentase pendapatan aktual yang efektif ataupun prosentase
rata-rata dan lain-lain. Proyeksi inilah yang dijadikan ukuran atau
dasar perhitungan untuk menghitung aktualisasi hasilnya.
c. Pokok-pokok perhitungan Mudharabah
1) Jika diperhitungkan adalah hasil netto ditentukan nisbah bagi hasil
masing-masing, kemudian baru rencana pembayaran kembali
modal Mudharabahnya. Contoh : Mudharabah ternak qurban
sebesar Rp. 10.000.000,- pada 1 zulkaidah dengan nisbah 60:40
(Bank : Nasabah). Rencana pengembalian modal sekaligus tanggal
1 Muhararam. Ternyata aktualisasi hasil yang ada diperhitungkan
sebesar Rp. 1.000.000,- perhitungannya :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 24
Nisbah 60:40 aktualisasi hasil Rp. 1.000.000,- profit bank 60: 100
X Rp. 1.000.000,- = Rp. 600.000. keuntungan nasabah
Rp.400.000,- pembayaran ke bank tanggal 1 Muhharam = Rp.
10.600.000,-
2) Jika diperhitungkan hasil yang diterima oleh bank maupun
nasabah, maka digunakan rumus sebagai berikut: S= P + A
Dimana : S = Setoran nasabah ke bank syariah
P = Profit (keuntungan yang dihitungkan) dalam
setoran bank tersebut
A=Angsuran atau cicilan pokok modal
Mudharabah
Untuk menghitung hasil akhir dari permintaan, bahwa jika yang
diperhitungkan adalah hasil yang dapat ditempuh melalui dua
cara, yaitu :
a) Dengan sistem rata-rata
Rumus yang digunakan untuk mencari hasil yang dibagikan
dengan sistem rata-rata adalah sebagai berikut :
Tempo Rata-Rata = Jangka Waktu + 1
2
b) Dengan Sistem Efektif
Untuk memberikan penjelasan tentang penerapan sistem efektif
ini, akan diberikan kasus sebagai berikut :
Kasus : Modal kerja yang dibutuhkan Rp. 4.705.000 pertama
kali dari Bank Syariah , selanjutnya dari hasil panen. Untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 25
investasi dibutuhkan Rp. 5.648.000,- sehingga plafon
mudaharabah berjumlah Rp.10.353.000. Panen udang setiap
sebulan sekali. Pembiayaan direncanakan dalam waktu enam
kali atau 36 bulan. Proyeksi penjualan tiap panen Rp.
8.750.000,-. Bagi hasil setara dengan mark-up Bank 20% p.a
(aktual pendapatan efektif.)
Yang harus dicari adalah :
Menghitung nisbah bagi hasil dan tabel pembayaran proyeksi
pembayarannya. Jika aktualisasi panen Rp. 20.000.000, tiap
panen, hitung dan buat tabel aktualisasi pembayaran. Jika
aktualisasi hasil Rp. 7.000.000 hitung dan buatakan tabel
aktualisasi pembayarannya.
Jawaban :
Perhitungan profit setara 20 % p.a efektif dalam 12 bulan, 6
bulan 10%
Ke-1 : Misalkan angsuran pertama = A
Profit 10% = 10% x Rp.10.353.000= 1.035.300 (P)
Setoran = A+P = A+1.035.300
Saldo modal = Rp.10.353.300-A
Ke-2 : P2 = 10% (10.353.300+A) = 1.035.300 + 0,1 A
A2 = S2 –P2 = (A + 1.035.300)- 1.035.300 + 1.035.300+0,1A=
1.1A
Saldo modal = 10.353.000-A-1,1 A = 10.353.300-A-1,1 A=
10.353.300 -2,1 A
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 26
Ke-3 : p3 = 10% (10.353.300-2,1A) = 1.035.300-2,1 A
A3 =S3 –P3 = A – 1.035.300 – 1.035.300 + 0,21 A =1,21 A
Ke-4 : A4 = 1,21 A x 1,1 = 1,331
Ke-5 : A5 = 1,331 A x 1,1 = 1,46
Ke-6 : A6 = 1,4641 A x 1,1 = 1,61051A
2. Pembiayaan Musyarakah
Musyarakah berasal dari kata syirkah yang berarti percampuran. Para
ahli Fikih mendefinisikan sebagai akad antara orang-orang yang berserikat
dalam modal maupun keuntungan. Hasil keuntungan dibagihasilkan sesuai
dengan kesepakatan bersama diawal sebelum melakukan usaha. Sedang
kerugian ditanggung secara proporsional sampai batas modal masing-
masing. Secara umum dapat diartikan patungan modal usaha dengan bagi
hasil menurut kesepakatan.
Musyarakah akan menjadi akad syah apabila telah terpenuhi syarat
dan rukun-rukunnya, yaitu :
a. Melafazkan kata-kata yang menunjukan izin yang akan mengendalikan
harta.
b. Anggota syarikat percaya mempercayai.
c. Mencampurkan harta yang akan diserikatkan.
Adapun rukun syarat syahnya melakukan syirkah adalah :
a. Macam harta modal.
b. Nisbah bagi hasil dari modal yang diserikatkan
c. Kadar pekerjaan masing-masing pihak yang berserikat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 27
Sebagaimana diketahui pembiayaan Musyarakah adalah suatu
tekhnik pembiayaan di Bank Syariah diantara dua atau lebih pemilik
dana, secara bersama-sama membiayai suatu usaha yang akan dijalankan
oleh pelaksana. Pelaksana dapat berasal dari salah satu pemilik dana,
dapat juga orang lain yang bukan pemilik dana.
Biasanya nasabah yang melaksanakan usaha patungan tersebut
dengan sebagian modal dari calon nasabah dan sebagian dari Bank
Syariah. Dari sini, biasanya diawali dengan akad. Dalam akad, disamping
diatur tentang hak dan kewajiban masing-masing, juga harus disepakati
tentang hasil yang dibagihasilkan. Sebaiknya hasil yang akan
dibagihasilkan diambil dari pendapatan, catatan:
1) Jumlah pembiayaan shohibul maal 1 = Rp. 60.000.000,-
2) Jangka waktu 12 bulan
3) Perkiraan / proyeksi bagi hasil 12% p.a flat
Dari ketiga data tersebut diatas, langkah selanjutnya dibuat tabel
angsuran yang selama ini dikenal di kalangan perbankan dengan
ditambahkan kolom proyeksi pendapatan usaha dan kolom-kolom nisbah.
Tabel 2.1 nisbah perhitungan bagi hasil
Bulan Perkiraan
Proyeksi
Pendapatan
Usaha Nisbah
Rincian Nisbah
Shohibuul maal
SM
Cicilan
pokok
Bagi
Hasil
SM Angsuran SM Debitur SM-1 SM-2 SM-3
1-12
A+D+G
=J
B+E+H
=K C+F+I=L M L/M 1-L/M C/M F/M I/M
Sumber : Tekhnik Perhitungan Bagi Hasil, Muhamad, 2001.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 28
Besarnya nisbah tidak harus sama setiap bulannya selama masa
pembiayaan. Dapat dilakukan akad-akad dengan multi nisbah, selama hal
ini ditetapkan dengan jelas diawal, misalnya dalam akad disepakati :
a. Nisbah bulan 1 - 3 : 60 – 40 (shohibul maal – debitur)
b. Nisbah bulan 3 - 6 : 65 -35 (shohibul maal – debitur)
c. Nisbah bulan 6 – 12 : 70-30 (shohibul maal – debitur)
Dengan demikian, semua variasi tekhnik tetapi tidak menutup
kemungkinan dari keuntungan. Jika diambil dari keuntungan maka biaya-
biaya yang meragukan tidak usah diperhitungkan. Bagi hasil tentunya
tidak proporsional atas modalnya, karena salah satu sebagai pengelola,
sementara yang lainnya tidak. Hal yang paling penting adalah pada saat
akad dilakukan telah disepakati tentang nisbah bagi hasilnya.
Seperti halnya didalam pembiayaan Mudharabah, didalam
pembiayaan Musyarakah pun hasil usaha yang didapat adalah belum
pasti. Oleh karena itu harus pula disepakati tentang proyeksi sebagai
dasar perhitungan aktualisasi yang sebenarnya terjadi.
Pembiayaan yang melibatkan dana dari Bank, biasanya Bank tidak
akan terlibat dalam pengelolaan usaha secara maksimal. Sehingga bisa
terjadi terdapat pelaksana usaha bukan merupakan salah satu pemilik
dana.
Berdasarkan pola ini dapat diilustrasikan kasus-kasus sebagai
berikut :
a. Tabel perkiraan bagi hasil shohibul maal : 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 29
Tabel 2.2 Perkiraaan Bagi Hasil Shohibul Maal
Bulan
ke Perkiraan
Cicilan pokok
(A)
Bagi Hasil
(B) Setoran (C=A + B)
1-12 Rp5.000.000 Rp500.000 5500000
Sumber : Tekhnik Perhitungan Bagi Hasil, Muhamad, 2001
Perkiraan dapat diakomodir dalam perhitungan nisbah bagi hasil, seperti :
efektif, progresif , sliding, grace-period, step-up, disesuaikan dengan
karakteristik usaha debitur.
Rate perkiraan pendapatan bagi hasil shohibul maal hanya
digunakan sebagai alat bantu menentukan nisbah. Pembayaran dihitung
berdasarkan nisbah yang telah disepakati. Misalkan, pendapatan bulan
yang bersangkutan satu juta rupiah, dengan nisbah Bank 60% maka
pembayaran pada bulan itu adalah 600 ribu rupiah, yang akan
didistribusikan secara proporsional sebagai cicilan mark up (mislanya 300
ribu cicilan dan 300 ribu pendapatan bagi hasil shahibul maal).
3. Menentukan Berakhirnya Pembiayaan
Pembiayaan berakhir pada saat jumlah cicilan dalam tabel distribusi
bagi hasil sama dengan besarnya pembiayaan yang diberikan Bank.
Implikasinya adalah sebagai berikut :
a. Jika penadapatan aktual lebih besar daripada proyeksi pendapatan,
pelunasan kurang dari 12 bulan
b. Jika pendapatan aktual lebih kecil dari pada proyeksi pendapatan,
pelunasan lebih dari 12 bulan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 30
c. Jika pendapatan aktual sama dengan proyeksi pendapatan, maka
pelunasan sama dengan 12 bulan.
Jika terjadi keugian dalam konsep musyarakah yang
dibagihasilkan adalah pendapatan, dan pendapatan yang terkecil adalah
nol. Oleh karena itu, maka yang dimaksud kerugian adalah
ketidakmampuan debitur membayar cicilan senilai pembiayaan yang
diterimanya. Jika ini terjadi maka kerugian harus ditanggung oleh
shahibul maal secara proporsional dengan porsi Musyarakah, kecuali
kerugian tersebut timbul akibat :
a. Debitur melanggar syarat yang disepakati
b. Debitur lalai dalam menjalankan usahanya
Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, maka perlakuan
jaminan diperbolehkan dalam hal ini, kendatipun tidak wajib hukumnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 31
BAB III
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Gambaran Umum Perusahaan
Bank Syariah atau Bank yang beroperasi dengan prinsip bagi hasil,
sebenarnya bukanlah hal baru di indonesia. Bank Syariah adalah Bank
umum yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah
yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Bank Syariah sudah beroperasi di Indonesia sejak tahun 1992, yaitu
dengan beroperasinya Bank Muamalat Indonesia. Namun, Bank Syariah
diatur secara formal sejak di amandemennya UU No. 7 Tahun 1992
dengan UU No.10 Tahun 1998 dan UU No.23 Tahun 1999 tentang Bank
Indonesia. Sejak saat tersebut mulai berkembanglah Bank dengan prinsip
bagi hasil di Indonesia.
Sesuai dengan UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan, prinsip
syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara Bank
dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan
usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah (Bank
Indonesia: 2000). Lima transaksi yang lazim dipraktekkan oleh Perbankan
Syariah :
a. Transaksi yang tidak mengandung riba
b. Transaksi yang diajukan untuk memiliki barang dengan cara jual beli
(Murabahah)
c. Transaksi yang ditujukan untuk mendapatkan jasa dengan cara sewa
(ijarah).
d. Transaksi yang ditujukan untuk mendapatkan modal kerja dengan cara
bagi hasil (mudharabah)
e. Transaksi deposito, tabungan, giro yang imbalannya adalah bagi hasil
(mudharabah) dan transaksi titipan (wadiah)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 32
Jumlah Bank Syariah telah berkembang sangat pesat sejak tahun
1998 dengan pertumbuhan 54% pertahun . Di awali dengan pembentukan
Tim Bank Syariah di Tahun 1999, Bank Indonesia kemudian mengeluarkan
ijin prinsip dan usaha untuk beroperasinya unit usaha syariah BNI. Setelah
itu BNI Syariah menerapkan strategi pengembangan jaringan cabang
syariah Tepatnya pada tanggal 29 April 2000 BNI Syariah membuka 5
kantor cabang syariah sekaligus di kota-kota potensial, yakni : Yogyakarta ,
Malang , Pekalongan, Jepara dan Banjarmasin .Tahun 2001 BNI Syariah
kembali membuka 5 kantor cabang syariah, yang difokuskan di kota-kota
besar di Indonesia , yakni : Jakarta (dua cabang), Bandung , Makassar dan
Padang Seiring dengan perkembangan bisnis dan banyaknya permintaan
masyarakat untuk layanan Perbankan Syariah, Tahun 2002 lalu BNI
Syariah membuka dua kantor cabang syariah baru di Medan dan
Palembang .Di awal tahun 2003, dengan pertimbangan load bisnis yang
semakin meningkat sehingga untuk meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat, BNI Syariah melakukan relokasi kantor cabang syariah di
Jepara ke Semarang . Sedangkan untuk melayani masyarakat Kota Jepara,
BNI Syariah membuka Kantor Cabang Pembantu Syariah Jepara. Pada
bulan Agustus dan September 2004, BNI Syariah membuka layanan BNI
Syariah Prima di Jakarta dan Surabaya . Layanan ini diperuntukan untuk
individu yang membutuhkan layanan perbankan yang lebih personal dalam
suasana yang nyaman.
2. Identitas perusahaan
Nama Perusahaan : PT. Bank Negara Indonesia Kantor Cabang
Syariah persero
Website : www.bnisyariah.tripod.com
Berdiri : 29 april 2000
Jenis Usaha : Bank Umum
Status : Badan Usaha Milik Negara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 33
Kantor Cabang Surakarta
Alamat : Jln. Brigj. Slamet Riyadi No.318 Surakarta
Telepon : (0271) 642023
Faximile : (0271) 662599
3. Visi dan Misi Perusahaan
a. Visi Perusahaan
Menjadi Bank yang unggul dalam layanan dan kinerja sesuai dengan
kaidah sehingga insyaAllah membawa berkah.
b. Misi Perusahaan
Secara istiqomah melaksanakan amanah untuk memaksimalkan
kinerja dan layanan perbankan dan jasa keuangan syariah sehingga
dapat menjadi Bank Syariah kebanggaan anak negeri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 34
4. Struktur Organisasi
Gambar III.1 Struktur Organisasi BNI Syariah Surakarta
Sumber : Bagian Keuangan dan Umum BNI Syariah, 2011.
a. Keterangan :
Pemimpin Cabang : Arief Mursidi
Pemimpin Bidang Operasional : Zulfahmi AR
Unit Pemasaran : Nur Sa‟adah, Nanda Sita P,
Bachtiar Arifin, Aswino
Pemimpin Cabang
Quality Assurance
Pemimpin Bidang
Unit Pemasaran
Bisnis
Unit Keuangan
&Umum
Unit Pelayanan
Nasabah
Unit
Operasional
Unit SCO
Assisten Assisten Assisten Assisten assisten
Pegawai
Outsourching
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 35
Hadi P, M. Hambali Edi
W, Ayu Detia Yasmin
Unit Keuangan dan Umum : Fitri Juariah, Wirawan Hadi
W
Unit Pelayanan Nasabah : Sri Darini R, Diah Kusuma,
Titik Subiyanti, Jayanti,
Diniyah Safitri.
Unit Operasional : M.Bondan Tawang A, Dian
Hernita, Yuan Faisal
Pengelola SCO : Arianto Wibisono,
Mariantiningsih, Yusnina
Artanti
b. Deskripsi Jabatan
1) Unit Keuangan dan Umum
Menyelia langsung dan berpatisipasi aktif dalam kegiatan :
a. Mengelola sistem otomasi di cabang dan cabang pembantu
b. Memeriksa kebenaran atau akurasi transaksi keuangan
c. Mengelola output/ laporan harian dari sistem
d. Memantau/mengendalikan transaksi pembukuan rekening
nasabah dan rekening keuangan cabang.
e. Mengelola data informasi tentang kondisi dan posisi keuangan
cabang maupun rekening.
f. Mengendalikan likuiditas cabang.
g. Mengelola laporan cabang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 36
h. Menangani penyelasaian bunga/jasa dan biaya administrasi
rekening nasabah.
i. Mengelola masalah kepegawaian
j. Menegelola masalah logistik
k. Menyelenggarakan administrasi umum
l. Melakukan perbaikan / penyempurnaan hasil temuan audit.
m. Menerima penyeliaan dari atasan
2) Asisten Administrasi Umum dan Keuangan
Dibawah penyelia keuangan dan umum berperan aktif dalam
kegiatan:
a. Mengelola masalah kepegawaian
b. Mengelola masalah logistik
c. Menyelenggarakan adminsitrasi umum
d. Melakukan perbaikan/ penyempurnaan hasil temuan audit.
e. Menerima penyeliaan dari atasan.
f. Mengelola sistem otomasi di cabang dan cabang pembantu
g. Memeriksa kebenaran atau akurasi transaksi keuangan
h. Mengelola output/laporan harian dari sistem.
i. Memantau/mengendalikan transaksi pembukuan rekening
nasabah dan rekening keuangan cabang.
j. Mengelola data informasi tentang kondisi dan posisi keuangan
cabang maupun rekening.
k. Mengendalikan likuiditas cabang
l. Mengelola laporan cabang.
m. Menangani penyelesaian bunga/ jasa dan biaya administrasi
rekening nasabah.
n. Menegelola masalah kepegawaian
o. Mengelola masalah logistik
p. Menyelenggarakan administrasi umum
q. Melakukan perbaikan/penyempurnaan hasil temuan audit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 37
r. Menerima penyeliaan dari atasan.
3) Unit Pemasaran
Menyelia langsung dan berpatrtisipasi aktif dalam kegiatan :
a. Memasarkan produk dan jasa bank kepada nasabah atau calon
nasabah.
b. Memperbanyak tinjauan silang (cross selling) kepada nasabah
dan calon nasabah.
c. Mengelola permohonan kredit
d. Melakukan pemantauan nasabah dan kolektibilitas pinjaman.
e. Membantu kantor besar, kantor wilayah maupun kantor cabang
lain dibidang pemasarn bisnis.
f. Melayani dan mengembangkan hubungan dengan nasabah
wholesale dan middle.
g. Melakukan penelitian potensi perekonomian daerah dan
menyusun peta bisnis.
h. Melakukan perbaikan atau penyempurnaan temuan hasil audit.
i. Menerima penyeliaan dari atasan.
4) Asisten Pemasaran
Dibawah penyelia pemasaran terdapat asisten pemasarn yang
berperan aktif dalam
a. Memasarkan dan mengelola kartu standar (customer loan)
b. Membantu memasarkan produk dan jasa bank kepada nasabah
atu calon nasabah.
c. Membina hubungan dan memantau perkembangan aktifitas
nasabah wholesale dan middle
d. Melakukan penyempurnaan atau perbaikan temuan hasil audit.
e. Menerima penyeliaan dari atasan.
f. Memasarkan produk dan jasa bank kepada nasabah dan calon
nasabah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 38
g. Mengelola permohonan kredit ritel, pemantauan nasabah dan
kolektibitas kredit.
h. Melakukan penelitian potensi perekonomian daerah dan
menyusun peta nasabah.
i. Melakukan perbaikan atau penyempurnaan temuan hasil audit.
j. Menerima penyeliaan dari atasan.
5) Unit Pelayanan Nasabah
Menyelia langsung dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan :
a. Melayani informasi mengenai produk jasa dalam dan luar
negeri.
b. Mengelola kas besar dan kas ATM.
c. Melayani kegiatan eksternal : payment point, kantor kas, kas
mobil dan capem.
d. Mengelola transaksi giro, tabungan, deposito dan DPLK.
e. Melayani transaksi jasa dalam negeri (tunai, pemindahan, dan
kliring).
f. Melayani nasabah inti dan kustodian.
g. Mengelola kegiatan paying agent dan DPLK.
h. Melayani penerbitan card plus ( kartu ATM), kredit card dan
lain-lain.
i. Membuat laporan ke Bank Indonesia dan KPKN
j. Melaksanakan perbaikan dan penyempurnaan hasil temuan
audit.
k. Menerima penyeliaan dari atasan.
6) Assisten Pelayanan Nasabah
Dibawah penyelia pelayanan nasabah berperan aktif dalam
mengelola rekening dan melayani transaksi giro, tabungan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 39
deposito, DPLK, ONH, dan penerbitan Credit Card, Card plus,
Phone Plus dan lain-lain. Dengan tanggung jawab utama:
a. Melayani transaksi giro, tabungan, deposito, DPLK, dan ONH.
b. Melayani permintaan, menyerahkan, dan memantau
permasalahan Credit Card, Card Plus, Phone Plus, dan lain-
lain. Serta melaporkan kartu yang hilang ke unit pengelolanya.
c. Melayani permintaan pencairan bunga deposito, melakukan
verifikasi dan melakukan pembayaran.
d. Melaksanakan perbaikan atau penyempurnaan hasil temuan
audit.
e. Menerima penyeliaan dari atasan.
f. Melayani semua jenis transaksi kas/tunai, pemindahan dan
kliring.
g. Melayani kegiatan eksternal payment point, kas mobil, kantor
kas dan capem.
h. Melaksanakan perbaikan/penyempurnaan hasil temuan audit.
i. Menerima penyeliaan dari atasan.
7) Unit Operasional
Menyelia langsung dan berpartisipasi dalam kegiatan :
a. Mengelola administrasi perkreditan
b. Mengelola portabel kredit
c. Memantau proses pemberian kredit.
d. Mengelola penerbitan jaminan bank.
e. Melakukan verifikasi data/informasi mengenai debitur/calon
debitur.
f. Melakukan analisis kredit.
g. Mengelola transaksi dan administrasi kliring (termasuk
KU/kredit).
h. Melakukan entry transaksi keuangan kliring/ pemindahan
kedalam sistem.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 40
i. Mengelola administrasi back office (transaksi valas dan
delegasi kredit)
j. Mengelola daftar hitam/ cek nasabah kosong.
k. Mengelola komunikasi cabang.
l. Mengelola daftar pos terbuka (DPT) transaksi rupiah dan valas.
m. Mengelola transaksi jasa luar negeri (LC, OTR, ITR).
n. Melakukan perbaikan/penyempurnaan hasil temuan audit.
o. Menerima penyeliaan dari atasan.
8) Asisten Opeasional
Dibawah penyelia operasional dan berperan aktif dalam kegiatan :
a. Mengelola administarsi perkreditan.
b. Mengelola portabel kredit.
c. Memantau proses pemberian kredit
d. Mengelola penerbitan jaminan bank.
e. Melakukan perbaikan/ penyempurnaan hasil temuan audit.
f. Menerima penyeliaan dari atasan.
5. Produk-produk BNI Syariah
Produk-produk BNI Syariah dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu :
a. Produk Penghimpunan Dana
1) Tabungan iB Plus
Tabungan iB Plus adalah tabungan yang dikelola berdasarkan
prinsip Mudharabah Mutlaqah. Dengan prinsip ini tabungan anda
akan diinvestasikan secara produktif dalam investasi yang halal
sesuai dengan prinsip syariah. Keuntungan dari investasi akan
dibagihasilkan antara Anda dan Bank sesuai dengan nisbah yang
disepakati di awal pembukaan rekening tabungan.
Manfaat yang dapat diperoleh adalah :
a) Bagi hasil yang kompetitif
b) Saldo dibawah saldo minimum tetap mendapat bagi hasil.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 41
c) Kemudahan setor dan tarik on-line real time diseluruh kantor
cabang BNI.
d) Dapat digunakan sebagai jaminan pembiayaan.
e) Mendapatkan BNI Syariah Card yang dapat dimanfaatkan
sebagai : BNI Phone plus, merupakan layanan perbankan
(informasi dan transaksi) melalui telepon selama 24 jam sehari
7 hari seminggu.
f) Kartu ATM yang dapat digunakan melaui jaringan BNI ATM,
ATM Bersama dan ATM Link di Seluruh Indonesia serta
jaringan ATM Internasional Cirrus di seluruh dunia.
g) Mendapatkan fasilitas layanan : Kartu debit untuk berbelanja di
merchant maestro/mastercard diseluruh dunia, SMS banking,
yaitu layanan inquiry dan transaksi perbankan melalui SMS
secara cepat dan mudah, BNI Internet Banking, berupa layanan
informasi, transaksi transfer, pembayaran berbagai tagihan
rutin seperti telepon, handphone, zakat, kartu kredit, listrik,
maupun pembelian tiket dan pulsa, yang dapat dilakukan
dengan media internet, fasilitas Autodebet untuk pembayaran
telephone, handphone, setoran bulanan, THI, pembayaran
angsuran pembiayaan, dll, kemudahan mengakses kantor yang
dapat membuka rekening syariah karena pembukaan rekening
syariah dilayani dilebih 600 kantor cabang BNI melalui Office
Chanelling.
2) BNI iB Giro
Giro Syariah merupakan produk yang memberikan segala
kemudahan bertransaksi Giro yang menggunakan prinsip Wadiah
Yadh Dhamanah. Giro Syariah mendukung usaha customer dengan
kemudahan on-line pada cabang-cabang BNI di seluruh Indonesia.
Wadiah Yadh Dhamanah merupakan titipan dana yang dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 42
seizin dari pemilik dana dapat dioperasikan oleh Bank untuk
mendukung sektor riil, dengan jaminan bahwa dana dapat ditarik
sewaktu waktu oleh pemilik dana.
Keunggulan dari BNI iB Giro adalah :
a) Meningkatkan citra perusahaan maupun perorangan.
b) Pembayaran dilaksanakan dengan cepat dan tepat.
c) Mendapat bonus yang besarnya ditentukan oleh bank dan tidak
diperjanjikan dimuka.
d) Untuk giro perorangan dapat diberikan kartu ATM BNI
Syariah Card Silver dan atau kartu ATM BNI Syariah card
Gold untuk nasabah syariah prima dan penarikannya dapat
dilakukan di ATM BNI, ATM Bersama serta ATM Cirrus.
e) Rekening fasilitas phone Banking 24 jam : layanan informasi
dan mutasi rekening, layanan transaksi, layanan
pengaktifkan/perubahan PIN, Layanan Autodebet, bill
payment.
f) Fasilitas Giro On line.
3) BNI iB Deposito
BNI iB Deposito diperuntukkan bagi mereka yang ingin memiliki
investasi berjangka yang menguntungkan dan menenangkan.
Dengan menggunakan prinsip Mudharabah Mutlaqah, BNI iB
Deposito mengelola dana masyarakat dengan cara disalurkan untuk
pembiayaan usaha produktif maupun pembiayaan konsumtif yang
halal dan bermanfaat untuk kemaslahatan umat.
Keunggulan dari BNI iB Deposito :
a) Dapat diperpanjang secara otomatis.
b) Bagi hasil yang kompetitif setiap bulannya.
c) Investasi disalurkan untuk pembiyaan disektor yang halal.
d) Dapat digunakan sebagai jaminan pembiayaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 43
4) BNI iB Haji
BNI Syariah memahami bahwa setiap muslim bercita-cita
menunaikan ibadah setidaknya sekali seumur hidup. BNI iB Haji
dari BNI Syariah merupakan produk tabungan yang dikhususkan
untuk memenuhi Ongkos Naik Haji (ONH) yang dikelola secara
aman dan bersih sesuai syariah. BNI iB Haji telah tergabung dalam
layanan SISKOHAT (sistem koordinasi haji terpadu) yang
memungkinkan jamaah haji memperoleh kepastian porsi dari
Departemen Agama pada saat jumlah tabungan telah memenuhi
persyaratan.
Manfaat yang dapata diperoleh :
a) Bebas biaya administrasi
b) Calon haji ditutup asuransi kecelakaan diri dan kematian
c) Dapat melakukan setoran diseluruh cabang BNI (on line)
d) Setoran ringan.
e) On-Line dengan Siskohat
f) Memperoleh bagi hasil yang menarik.
g) Fasiltas autodebet untuk setoran bulanan.
h) Pembukaan rekening dapat dilakukan di lebih 600 kantor
cabang BNI (office chanelling).
5) BNI iB Tapenas
Merencanakan dan mempersiapkan dana pendidikan sedini
mungkin untuk buah hati adalah sebuah tingkat bijaksana. BNI
Syariah membantu masyarakat untuk menyiapkan pendidikan
melalui BNI iB Tapenas. Dengan setoran sesuai kemampuan dan
perlindungan asuransi, BNI iB tapenas dapat membantu
masyarakat mewujudkan rencana masa depan keluarga yang baik.
Keunggulan :
a) Bagi hasil kompetitif, lebih tinggi dibanding tabungan biasa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 44
b) Jangka waktu tabungan 1 sampai dengan 18 tahun.
c) Manfaat asuransi hingga Rp.750.000.000
d) Asuransi bebas premi untuk program otomatis.
e) Perlindungan asuransi jiwa plus asuransi kesehatan.
f) Jika terjadi risiko kematian atau cacat tetap dan/ atau total pada
penabung, maka setoran bulanan akan dilanjutkan oleh
perusahaan asuransi hingga jatuh tempo.
g) Setoran bulanan sesuai dengan kemampuan anda, mulai dari
RP.100.000,.(seratus ribu rupiah) sampai Rp. 5.000.000 (lima
juta rupiah) per bulan.
h) Setoran bulanan dapat didebet langsung dari rekening tabungan
iB Plus, Tabungan iB Prima, BNI iB Giro, BNI Taplus, BNI
Taplus Utama atau BNI Giro anda.
i) Pelayanan dilebih dari 900 kantor cabang BNI.
6) BNI Syariah Money Changer
Produk ini merupakan layanan BNI Syariah untuk transaksi jual
beli valas atau Money Changer, seperti USD, SGD, dan SAR.
Transaksi jual beli valas ini menggunakan akad Al-Sharf, yakni
jual beli mata uang dengan menggunakan kurs yang berlaku saat
transaksi (kurs spot).
b. Produk Pembiyaan
1) Pembiayan Personal
Dalam kehidupan banyak hal-hal yang harus dipilih dan dipilah
secara bijak. Kita harus membedakan antara “needs” dan „wants”.
Kebutuhan dan keinginan. Kebutuhan adalah segala sesuatu yang
dibutuhkan untuk melengkapi hidup dan prasarana hidup.
Keinginan adalah segala sesuatu yang dapat memuaskan selera,
gaya dan level kepuasan tertentu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 45
Untuk itu BNI Syariah menyajikan rangkaian jenis pembiayaan
yang dikelola secara syariah diperuntukkan untuk memenuhi
kebutuhan personal anda.
a) BNI iB Griya
Melalui pembiayaan BNI iB Griya nasabah dapat mewujudkan
kebutuhan perumahan, kavling siap bangun ataupun renovasi
rumah. Pembayaran dengan cara diangsur dalam periode waktu
sampai dengan 15 tahun. Bentuk pembiayaan adalah jual beli
ataupun ijarah.
Keunggulan:
1. Rasa tenteram dan tenang karena dengan pembiayaan
syariah terhindar dari transaksi yang ribawi.
2. Selama masa pembiayaan besarnya angsuran tetap dan
tidak berubah sampai lunas.
3. Proses persetujuan pembiayaan yang mudah dan relatif
cepat.
4. Uang muka ringan, minimum 10 % khusus untuk
pembelian rumah
5. Pembayaran angsuran melalui debet rekening secara
otomatis dan dapat dilakukan di seluruh kantor cabang
BNI.
6. Jangka waktu pembiayaan sampai dengan 15 tahun
7. Maksimum pembiayaan sampai Rp 5 miliar.
8. Tarif bersaing.
b) BNI iB Oto
BNI iB Oto merupakan pembiayaan untuk pembelian
kendaraan dengan proses yang mudah dan cepat berdasarkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 46
syariah. Uang muka relatif ringan dan pembayaran dapat
dilakukan secara debet otomatis.
Keunggulan:
1. Rasa tenteram dan tenang karena dengan pembiayaan
syariah terhindar dari transaksi yang ribawi.
2. Selama masa pembiayaan besarnya angsuran tetap dan
tidak berubah sampai lunas.
3. Proses persetujuan pembiayaan yang mudah dan relatif
cepat.
4. Uang muka ringan, minimum 20 % dari harga kendaraan.
5. Pembayaran angsuran melalui debet rekening secara
otomatis dan dapat dilakukan di seluruh kantor cabang
BNI.
6. Khusus mobil buatan Jepang jangka waktu pembiayaan
sampai dengan 8 tahun.
7. Maksimum pembiayaan sampai Rp 1 miliar.
c) BNI iB Gadai Emas
BNI iB Gadai Emas atau juga disebut Rahn merupakan
pembiayaan dengan jaminan berupa emas (lantakan atau
perhiasan) yang secara fisik dikuasai oleh Bank. Proses
pembiayaan cepat dan sangat membantu bagi mereka yang
membutuhkan dana jangka pendek untuk kebutuhan yang
mendesak.
Keunggulan dari produk ini adalah :
1. Cepat, karena seluruh proses hanya 30 menit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 47
2. Mudah, karena dengan prosedur yang sederhana dan
diperuntukkan untuk segenap lapisan masyarakat.
3. Murah, karena tarif jasa penyimpanan dihitung secara
harian.
4. Menente
5. ramkan karena dikelola secara syariah.
d) BNI iB Multijasa
BNI iB Multijasa adalah pembiayaan jasa konsumtif yang
diberikan kepada masyarakat untuk memperoleh manfaat suatu
jasa misalnya pembiayaan untuk jasa pernikahan, jasa
pendidikan, jasa kesehatan, wisata umroh/haji, dan jasa lainnya
yang tidak bertentangan dengan syariah, dengan menggunakan
akad ijarah. Akad ijarah adalah sewa menyewa untuk
mendapatkan imbalan atas barang/jasa yang disewakan.
Keunggulan :
1. Rasa tenteram dan tenang karena dengan pembiayaan
syariah terhindar dari transaksi yang ribawi
2. Proses persetujuan pembiayaan yang mudah dan relatif
cepat.
3. Uang muka ringan, minimum 20 % dari manfaat jasa yang
diinginkan.
4. Pembayaran angsuran melalui debet rekening secara
otomatis, dan dapat dilakukan di seluruh kantor cabang
BNI.
5. Jangka waktu pembiayaan sampai dengan 3 tahun.
6. Maksimum pembiayaan sampai Rp 500 juta.
7. Tarif bersaing.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 48
2) Pembiayaan Komersil
Dalam perjalanan usaha terkadang pengusaha menghadapi
tantangan yang membutuhkan kecepatan pengambilan keputusan,
dimana keputusan tersebut membutuhkan dukungan modal. Untuk
menangkap peluang emas tersebut BNI Syariah menyediakan
pembiayaan yang dijalankan dengan prinsip syariah dengan target
win-win solution.
a) BNI iB Wirausaha
BNI iB Wirausaha ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
pembiayaan usaha Anda, dengan besarnya pembiayaan dari Rp
50 juta sampai dengan Rp 500 juta yang diproses lebih cepat
dan fleksibel sesuai dengan prinsip syariah
Jenis akad yang digunakan adalah :
Murabahah adalah prinsip jual beli barang dengan menyatakan
harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati
antara bank sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli.
Mudharabah adalah kerjasama antara pihak bank sebagai
penyedia dana 100 % sedangkan nasabah menjadi pengelola
dana dengan keuntungan dibagi menurut kesepakatan nisbah
bagi hasil.
Musyarakah adalah kerjasama dalam penyertaan modal antara
pihak bank dan nasabah dengan keuntungan dibagi menurut
kesepakatan nisbah bagi hasil.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 49
Keunggulan :
1. Proses lebih cepat dengan persyaratan mudah sesuai
dengan prinsip syariah.
2. Jangka waktu pembiayaan sampai dengan 7 tahun.
3. Mendapatkan perlindungan asuransi jiwa gratis.
4. Pembayaran angsuran melalui debet rekening secara
otomatis dan dapat dilakukan di seluruhkantor cabang BNI.
b) BNI iB Usaha Kecil
BNI iB Usaha Kecil adalah pembiayaan modal kerja atau
investasi kepada pengusaha kecil sampai dengan Rp 10 miliar
berdasarkan prinsip Murabahah, Musyarakah, Mudharabah
dan Ijarah.
Keunggulan dari BNI iB usaha kecil ini adalah :
1. Rasa tenteram dan tenang karena dengan pembiayaan
syariah terhindar dari transaksi ribawi.
2. Akad Murabahah akanmemudahkan anda mengelola
keuangan karena besar angsuran tetap selama masa
pembiayaan.
3. Dengan akad Mudharabah dan Musyarakah akan
memberikan rasa keadilan.
4. Setoran angsuran dapat dilakukan di seluruh kantor cabang
BNI.
5. Variasi produk keuangan syariah yang lengkap untuk
mendukung kegiatan usaha Anda.
6. Pembiayaan dapat diberikan dalam mata uang Rupiah dan
USD.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 50
c) BNI iB Usaha Besar
Sesuai dengan falsafah dasar ekonomi syariah yaitu
bertransaksi dengan penuh keberkahan dan saling
menguntungkan, maka produk-produk perbankan syariah
didesain untuk melayani dunia usaha sehingga antara pemodal
dan pengusaha dapat bertumbuh bersama-sama dalam prinsip
keadilan.
Pembiayaan produktif dari BNI Syariah mendukung kemajuan
usaha dengan cara mudah dan fleksibel berdasarkan prinsip-
prinsip syariah. Cara kerja pembiayaan syariah hampir sama
dengan cara kerja perbankan pada umumnya, sehingga
masyarakat akan mendapati prosedur yang umum berlaku dan
tidak rumit. Demikian pula dengan maksimum pembiayaan,
BNI Syariah dapat membiayai korporasi yang memerlukan
dana diatas Rp.10 milyar melalui pembiayaan besar syariah.
BNI Pembiayaan Besar Syariah adalah pembiayaan modal
kerja atau investasi kepada pengusaha menengah dan korporasi
diatas Rp. 10 milyar berdasarkan prinsip Murabahah,
Mudharabah, dan Ijarah.
Produk pembiayaan BNI iB Usaha Besar adalah :
1. Pembiayaan Modal Kerja
Pembiayaan modal kerja dengan akad
Mudharabah/Musyarakah aplofend dapat diberikan s/d 5
tahun atau dapat diperpanjang setiap tahun.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 51
2. Pembiayaan Investasi
Pembiayaan Investasi memiliki jangka waktu maksimal 7
tahun dengan angsuran kewajiban tetap selama periode
pembiayaan sehingga terbebas dari fluktuasi suku bunga
pasar.
3. Pembiayaan Beragunan Tunai (Cash Collateral Financing)
Pembiayaan Beragunan Tunai merupakan jenis pembiayaan
yang memungkinkan investor memperoleh pembiayaan
dengan menjaminkan agunan dalam bentuk tunai yaitu
deposito maupun giro.
4. Pembiayaan Pola Kerjasama
BNI Syariah merupakan pembiayaan melalui pola
kerjasama dengan multifinance, sekuritas dan asuransi
syariah.
5. BNI iB Trade Finance
BNI iB Trade Finance memiliki jaringan korespondensi
yang luas sehingga memudahkan nasabah untuk
bertransaksi dengan mitra usaha diseluruh dunia. BNI
Trade Finance Syariah meliputi L/C, SKBDN dan Bank
Garansi. Dengan reputasi BNI yang telah dikenal baik
didunia usaha, BNI Garansi Bank Syariah dapat
meningkatkan kepercayaan mitra usaha nasabah institusi.
Bagi Perusahaan yang bergerak dibidang konstruksi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 52
umunya membutuhkan adanya Surat Keterangan Bank yang
diperlukan sebagai syarat dalam tender BNI Syariah
menerbitkan Surat Keterangan Bank yang dapat
mendukung kredibilitas perusahaan karena BNI Syariah
sebagai bank dengan mayoritas saham dimiliki oleh
pemerintah akan memberi kesan/image positif bagi pemilik
proyek.
Keunggulan dari produk ini adalah :
1. Rasa tenteram dan tenang karena pembiayaan syariah
terhindar dari transaksi ribawi. Bagi pengusaha yang
sangat memperhatikan aspek syariah dapat
menggunakan pembiayaan ini, karena setiap produk
yang diluncurkan akan melalui prosedur persetujuan.
Dewan pengawas syariah dan dalam aplikasinya akan
secara periodik dipanatau nilai syar‟inya.
2. Akad Murabahah akan memudahkan dalam mengelola
keuangan karena jumlah yang diangsur tetap selama
masa pembiaayaan.
3. Dengan akad Mudharabahah/Musyarakah akan
memberikan rasa keadilan.
4. Variasi produk keuangan syariah yang lengkap untuk
mendukung kegiatan usaha.
5. Pembiayaan dapat diberikan dalam mata uang Rupiah
dan USD.
6. Mampu membiayai permohonan dengan nominal sama
dengan Bank koorporasi lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 53
d) Produk BNI Trade Finance adalah :
1. Transaksi L/C Ekspor
BNI Syariah menangani L/C yang diterbitkan oleh Bank
Koresponden untuk kepentingan nasabah seperti advising dan
negotiating L/C. Transaksi akan diproses melalui Trade
Processing Center. Dalam transaksi L/ C ekspor, BNI Syariah
dapat bertindak.
a) Advising L/C
BNI Syariah dapat bertindak sebagai advising atas setiap L/C
yang diterbitkan oleh Bank Koresponden yang dikirimkan
melalui telex, surat atau SWIFT. L/C dapat dikirimkan langsung
kepada cabang-cabang syariah dan akan diproses dengan cepat
dan efisien, administrasi yang akurat.
b) Negotiating L/C
BNI Syariah selalu siap menegosiasi L/C yang diterbitkan oleh
Bank Koresponden untuk kepentingan nasabah. BNI Syariah
memiliki staf yang terlatif dan siap untuk menjawab kebutuhan
nasabah dengan nyaman, cepat dan aman. Nasabah dapat
mengkonversikan hasil ekspor ke dalam mata uang lain.
c) Confirming L/C
BNI Syariah siap untuk mengkonfirmasi L/C yang diterbitkan
oleh bank koresponden untuk kepentingan nasabah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 54
Keuntungan transaksi ekspor melalui BNI Syariah :
1) BNI Syariah mmenggunakan SWIFT dalam transaksi L/C
ekspor sehingga proses menjadi tepat dan akurat.
2) BNI Syariah telah membina hubungan baik dengan bank
koresponden ternama di dunia.
2. Import Services
BNI Syariah memberikan layanan transaksi impor termasuk
penanganan L/C seperti pembukaan L/C dan pembayaran L/C.
L/C yang diterbitkan oleh BNI Syariah, pembayaran tagihan
kepada negotiating Bank akan dilakukan melalui Bank
Koresponden utama BNI Syariah.
Keuntungan impor melalui BNI Syariah :
a) BNI Syariah menggunakan SWIFT dalam transaksi L/C ekspor
sehingga proses menjadi tepat dan akurat.
b) BNI Syariah telah membina hubungan baik enggan bank
koresponden ternama diseluruh dunia.
3. Bank Guarantee
Untuk membantu nasabah dalam melakukan transaksi dengan
mitra usaha didalam maupun diluar negeri, BNI Syariah dapat
menerbitkan garansi untuk menjamin nasabah seperti : bid
bonds, perfomance bonds dan advance payment. BNI Syariah
dapat membuka bank garansi dengan jaminan L/C (Counter
guarantee) yang diterbitkan oleh bank koresponden.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 55
4. SKBDN (Surat Kredit Berdokument Dalam Negeri)
Untuk mendukung bisnis nasabah di dalam negeri, BNI Syariah
dapat menerbitkan maupun menerima SKBDN dari Bank
Koresponden di dalam negeri. Dengan reputasi BNI Syariah
yang telah dikenal di dalam negeri, SKBDN BNI Syariah dapat
diterima oleh seluruh bank didalam negeri.
5. Transaksi Kiriman Uang (Remittance/Fund Transfer).
BNI Syariah memberikan layanan kiriman uang dari dan
seluruh dunia melalui draft, SWIFT atau Smart Remittance.
Kiriman uang ke luar negeri menggunakan mata uang yang
tercatat di Bank Indonesia.
Manfaat yang dapat diperoleh :
Cepat dan aman mengirimkan uang keluar negeri dan
menerima kiriman dari luar negeri.
Keunggulan :
a) Didukung oleh lebih dari 9000 cabang BNI Online dengan
lebih 2500 ATM di seluruh Indonesia.
b) Didukung oleh tekhnologi yang tercepat sehingga kiriman
uang dapat diterima tepat waktu.
c) Didukung oleh aplikasi berbasis internet yang dinamakan
“Smart Remittance”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 56
6. Clean Collection
Collection adalah pelayanan yang diberikan BNI Syariah untuk
mendapatkan pembayaran atas dokumen atau surat berharga
dari pihak ketiga di luar negeri.
B. Pembahasan Masalah
1. Metode Perhitungan Bagi Hasil Pembiayaan Mudharabah pada BNI
Syariah Surakarta.
Untuk dapat memahami lebih jelas tentang metode perhitungan bagi
hasil pembiayaan Mudharabah di BNI Syariah Surakarta, maka penulis
akan memberikan contoh kasus nasabah pembiayaan Mudharabah. BMT
Sukses Makmur Mengajukan pembiayaan Mudharabah kepada BNI
Syariah Surakarta dengan jumlah permohonan pembiayaan sebesar Rp.
300.000.000,00 . Dengan jangka waktu pengembalian selama 3 tahun
atau 36 Bulan. Dengan asumsi pendapatan yang akan diterima BMT
Sukses Makmur perbulannya adalah 2% dari Jumlah Pembiayaan, serta
jumlah bagi hasil dengan prosentase 76:24. Untuk lebih jelasnya aan
disajikan tabel perhitungan angsuran pembiayaan bagi hasil sebagai
berikut ;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 57
Tabel 3.1 Tabel angsuran pembiayaan Mudharabahh
Sumber: Simulasi Data Yang Diolah
Penulis akan menganalisis angsuran pokok dan bagi hasil yang
didapatkan Bank dan nasabah.
b. Angsuran pokoknya adalah Rp.300.000.000 : 36 Bulan =
Rp.8.333.333.
c. Laba usaha yang didapatkan nasabah adalah 2% x Rp.300.000.000 =
Rp.6.000.000m
Pendapatan LKSBagi hasil ke
BankBagi hasil LKS Biay kell rekg
Angsuran ke
Bank
Rp300.000.000 2% 76% 24%
1 Rp291.666.667 Rp8.333.333 Rp6.000.000 Rp4.536.000 Rp1.464.000 Rp15.000 Rp12.884.333
2 Rp283.333.333 Rp8.333.333 Rp5.833.333 Rp4.410.000 Rp1.423.333 Rp15.000 Rp12.758.333
3 Rp275.000.000 Rp8.333.333 Rp5.666.667 Rp4.284.000 Rp1.382.667 Rp15.000 Rp12.632.333
4 Rp266.666.667 Rp8.333.333 Rp5.500.000 Rp4.158.000 Rp1.342.000 Rp15.000 Rp12.506.333
5 Rp258.333.333 Rp8.333.333 Rp5.333.333 Rp4.032.000 Rp1.301.333 Rp15.000 Rp12.380.333
6 Rp250.000.000 Rp8.333.333 Rp5.166.667 Rp3.906.000 Rp1.260.667 Rp15.000 Rp12.254.333
7 Rp241.666.667 Rp8.333.333 Rp5.000.000 Rp3.780.000 Rp1.220.000 Rp15.000 Rp12.128.333
8 Rp233.333.333 Rp8.333.333 Rp4.833.333 Rp3.654.000 Rp1.179.333 Rp15.000 Rp12.002.333
9 Rp225.000.000 Rp8.333.333 Rp4.666.667 Rp3.528.000 Rp1.138.667 Rp15.000 Rp11.876.333
10 Rp216.666.667 Rp8.333.333 Rp4.500.000 Rp3.402.000 Rp1.098.000 Rp15.000 Rp11.750.333
11 Rp208.333.333 Rp8.333.333 Rp4.333.333 Rp3.276.000 Rp1.057.333 Rp15.000 Rp11.624.333
12 Rp200.000.000 Rp8.333.333 Rp4.166.667 Rp3.150.000 Rp1.016.667 Rp15.000 Rp11.498.333
13 Rp191.666.667 Rp8.333.333 Rp4.000.000 Rp3.024.000 Rp976.000 Rp15.000 Rp11.372.333
14 Rp183.333.333 Rp8.333.333 Rp3.833.333 Rp2.898.000 Rp935.333 Rp15.000 Rp11.246.333
15 Rp175.000.000 Rp8.333.333 Rp3.666.667 Rp2.772.000 Rp894.667 Rp15.000 Rp11.120.333
16 Rp166.666.667 Rp8.333.333 Rp3.500.000 Rp2.646.000 Rp854.000 Rp15.000 Rp10.994.333
17 Rp158.333.333 Rp8.333.333 Rp3.333.333 Rp2.520.000 Rp813.333 Rp15.000 Rp10.868.333
18 Rp150.000.000 Rp8.333.333 Rp3.166.667 Rp2.394.000 Rp772.667 Rp15.000 Rp10.742.333
19 Rp141.666.667 Rp8.333.333 Rp3.000.000 Rp2.268.000 Rp732.000 Rp15.000 Rp10.616.333
20 Rp133.333.333 Rp8.333.333 Rp2.833.333 Rp2.142.000 Rp691.333 Rp15.000 Rp10.490.333
21 Rp125.000.000 Rp8.333.333 Rp2.666.667 Rp2.016.000 Rp650.667 Rp15.000 Rp10.364.333
22 Rp116.666.667 Rp8.333.333 Rp2.500.000 Rp1.890.000 Rp610.000 Rp15.000 Rp10.238.333
23 Rp108.333.333 Rp8.333.333 Rp2.333.333 Rp1.764.000 Rp569.333 Rp15.000 Rp10.112.333
24 Rp100.000.000 Rp8.333.333 Rp2.166.667 Rp1.638.000 Rp528.667 Rp15.000 Rp9.986.333
25 Rp91.666.667 Rp8.333.333 Rp2.000.000 Rp1.512.000 Rp488.000 Rp15.000 Rp9.860.333
26 Rp83.333.333 Rp8.333.333 Rp1.833.333 Rp1.386.000 Rp447.333 Rp15.000 Rp9.734.333
27 Rp75.000.000 Rp8.333.333 Rp1.666.667 Rp1.260.000 Rp406.667 Rp15.000 Rp9.608.333
28 Rp66.666.667 Rp8.333.333 Rp1.500.000 Rp1.134.000 Rp366.000 Rp15.000 Rp9.482.333
29 Rp58.333.333 Rp8.333.333 Rp1.333.333 Rp1.008.000 Rp325.333 Rp15.000 Rp9.356.333
30 Rp50.000.000 Rp8.333.333 Rp1.166.667 Rp882.000 Rp284.667 Rp15.000 Rp9.230.333
31 Rp41.666.667 Rp8.333.333 Rp1.000.000 Rp756.000 Rp244.000 Rp15.000 Rp9.104.333
32 Rp33.333.333 Rp8.333.333 Rp833.333 Rp630.000 Rp203.333 Rp15.000 Rp8.978.333
33 Rp25.000.000 Rp8.333.333 Rp666.667 Rp504.000 Rp162.667 Rp15.000 Rp8.852.333
34 Rp16.666.667 Rp8.333.333 Rp500.000 Rp378.000 Rp122.000 Rp15.000 Rp8.726.333
35 Rp8.333.333 Rp8.333.333 Rp333.333 Rp252.000 Rp81.333 Rp15.000 Rp8.600.333
36 Rp0 Rp8.333.333 Rp166.667 Rp126.000 Rp40.667 Rp15.000 Rp8.474.333
Jumlah Rp300.000.000 Rp111.000.000 Rp83.916.000 Rp27.084.000 Rp540.000 Rp384.456.000
Bln ke Sisa Pokok Angsuran Pokok
Estimasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 58
d. Angsuran bagi hasil untuk BMT adalah 24 % x Rp. 6.000.000 =
Rp.1.464.000. dan angsuran bagi hasil yang didapatkan Bank adalah
76% x Rp.6.000.000 = Rp.4.536.000.
e. Biaya pemeliharaan rekening sebesar Rp.15.000
f. Besar angsuran yang harus dibayarkan nasabah kepada Bank tiap
bulannya adalah sebesar Rp.12.884.333.
Berdasarkan perhitungan diatas penulis menyimpulkan bahwa
metode yang digunakan dalam perhitungan adalah metode Revenue
Sharing yaitu sistem bagi hasil yang dihitung dari total pendapatan
pengelolaan dana tanpa dikurangi dengan biaya pengelolaan dana.
2. Dasar penentuan nisbah bagi hasil pembiayaan Mudharabah pada BNI
Syariah Surakarta.
Dalam penentuan nisbah bagi hasil pada pembiayaan Mudharabah,
didasarkan pada kesepakatan antara dua pihak yaitu Bank dengan
Nasabah. Hasil usaha akan dibagi sesuai dengan persetujuan dalam akad,
pada setiap bulan atau pada waktu yang disepakati. Bank selaku pemilik
modal menanggung seluruh kerugian kecuali akibat kelalaian dan
penyimpangan pihak nasabah seperti penyelewengan, kecurangan dan
penyalahgunaan dana.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 59
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan oleh penulis selama penelitian
berkaitan dengan rumusan masalah dalam penelitian ini, maka penulis
mengambil kesimpulan :
1. Sistem perhitungan bagi hasil yang digunakan pada pembiayaan
Mudharabah pada BNI Syariah Surakarta menggunakan metode
Revenue Sharing atau bagi hasil pendapatan.
2. Dasar penentuan nisbah bagi hasil adalah dengan kesepakatan antara
nasabah dengan bank diawal akad pembiayaan. Keuntungan
dibagikan menurut kesepakatan dalam kontrak yang dituangakan di
akad.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas maka penulis dapat
memberikan beberapa saran sebagai berikut :
1. Semoga penelitian ini dapat menjadikan dasar pertimbangan dalam
penentuan sistem perhitungan bagi hasil pada PT.Bank BNI Syariah
Kantor Cabang Syariah Surakarta dalam menerapakan metode perhitungan
bagi hasil.
2. Diharapkan agar PT.Bank BNI Syariah Kantor Cabang Syariah Surakarta
dapat membuka lebih banyak kantor cabang diberbagai daerah agar
memudahkan nasabah yang ingin bertransaksi.