nformasi panen & pasca panen beras
TRANSCRIPT
-
8/18/2019 nformasi Panen & Pasca Panen Beras
1/16
-
8/18/2019 nformasi Panen & Pasca Panen Beras
2/16
Tanda-tandanya; seluruh tanaman tampak kuning; dari semua bagian tanaman,
hanya bulu-bulu sebelah atas yang masih hijau; isi gabah sudah keras, tetapi
mudah pecah dengan kuku; stadia masak kuning terjadi 7 hari setelah stadia
masak susu.
3. Stadia masak penuhTanda-tandanya; buku-buku sebelah atas berwarna kuning sedang batang-
batang mulai kering; isi gabah tidak dapat/sukar dipecahkan; pada varietas-
varietas yang mudah rontok stadia ini belum terjadi kerontokan; stadia masak
penuh terjadi 7 hari
setelah stadia masak kuning.
4. Stadia masak mati
Tanda-tandanya: isi gabah keras dan kering; varietas yang mudah rontok padastadia ini sudah mulai rontok; stadia masak mati terjadi 6 hari setelah masak
penuh. Saat panen untuk gabah konsumsi sebaiknya dilakukan pada stadiamasak
kuning sedang gabah untuk benih, dipanen pada stadia masak penuh.
Adapun Tanda-tanda padi siap panen adalah:
a. 95 % gabah sudah menguning dan daun bendera telah mengering
b. Umur optimal malai 30 – 35 hari terhitung sejak hari sesudah berbunga (HSB)
c. Kadar air berkisar 21 – 26 %
d. Kerontokan gabah sekitar 16 – 30 % (Cara mengukurnya dengan meremas
malai dengan tangan).
B. Cara Panen
Cara panen padi tergantung kepada alat perontok yang digunakan.
• Ani-ani umumnya digunakan petani untuk memanen padi lokal yang tahan rontok
dan tanaman padi berpostur tinggi dengan cara memotong pada tangkainya.• Cara panen padi varietas unggul baru dengan sabit dapat dilakukan dengan cara
potong atas, potong tengah atau potong bawah tergantung cara perontokannya.
• Cara panen dengan potong bawah, umumnya dilakukan bila perontokannya dengan
cara dibanting/digebot atau menggunakan pedal thresher.
• Panen padi dengan cara potong atas atau potong tengah bila dilakukan
perontokannya menggunakan mesin perontok.
-
8/18/2019 nformasi Panen & Pasca Panen Beras
3/16
• Gambar 1. Panen padi dengan alat sabit dan ani-ani.
2. PENANGANAN PASCA PANEN PADI
A. Perontokan Padi
Perontokan padi merupakan tahapan pasca panen padi setelah pemotongan atau
memanen. Tujuan tahapan ini adalah melepaskan bulir-bulir gabah dari malainya.
Pada saat dilakukan perontokan gabah ada beberapa hal yang perlu dilakukan
yakni:1. Pelaksanaan perontokan harus dilakukan sesegera mungkin setelah panen.
2. Untuk menghindari banyaknya gabah yang tercecer sebaiknya digunakan alas,
untuk alas dapat dipakai plastic, anyaman bambu atau tikar.
Menurut Agus Andoko, 2002, setelah padi dipanen gabah harus segera
dirontokkan malainya. Tempat perontokan dapat dilakukan di lahan atau di
halaman rumah. Perontokan ini dapat dilakukan dengan tenaga manusia atau
dengan alat mesin.
Perontokan padi merupakan salah satu tahapan pasca panen yang memberikan
kontribusi cukup berarti bagi kehilangan hasil dan mutu padi secara keseluruhan,
untuk itu diperlukan suatu usaha mencari alternative perontokan yang tepat
sehingga hasil perontokan padi menghasilkan gabah bermutu dan kehilangan
hasil yang kecil.
Berdasarkan hasil penelitian BPS ternyata besarnya kehilangan hasil selama
Perontokan dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain varietas padi, alat atau
cara perontokan dan alas perontokan, tempat perontokan serta pelaku prontokan
untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1, sebagai berikut:
-
8/18/2019 nformasi Panen & Pasca Panen Beras
4/16
Tabel 1. Pengaruh beberapa cara dan alat perontokan terhadap tingkat
kehilangan hasil
Kegiatan-kegiatan Tingkat Kehilangan hasil
1
2
3
4
5
6
Iles/injak-injak
Pukul/gedingBanting/gebat tanpa tirai
Banting/gebat dengan tirai
Pedal Tresher
Power Tresher
- TH-6-quick 1
- TH-6-quick 2
Modifikasi TH-6-Aceh 1
Modifikasi TH-6-Aceh 2
3,99 %
4,54 %6,4 – 12,3 %
4,45 – 5,06 %
Belum ada data
0,84 %
1,54 %
0,34 %
0,64 %
Perontokan padi dapat dilakukan secara manual maupun dengan mesin,
sedangkan.
Cara perontokan padi yaitu (1) diiles/diinjak, (2) pukul (gedig), (3) banting (gebot),
(4) pedal tresher/ mesin perontok.
Perontokan padi dapat dilakukan dengan berbagai cara sebagai berikut:
1. Cara perontokan dengan diinjak-injak/diiles
Untuk pekerjaan ini harus disediakan terlebih dahulu alas tikar (tikar atau lembar
anyaman bambu), tempatkan potongan-potongan tangkai gabah diatasnya.
Selanjutnya diinjek-injak (diiles) sehingga gabah-gabah terlepas dari tangkainya,
tangkai kemudian dipisahkan dari gabahnya. Dapat juga dibuat meja pengiles
dengan ukuran panjang 2 meter, lebar 1 meter, bagian atasnya diberi lubang-
lubang dan sisinya agak ditinggikan untuk menahan gabah berjatuhan ke bawah
sampai dibawah meja disiapkan tikar atau lembar anyaman bambu sebagai
penampung gabah-gabah yang berjatuhan melalui lubang-lubang tadi.
Potongan-potongan cabang padi ditempatkan di atas meja, lalu diinjak-injak
atau diiles sehingga gabah terlepas dan jatuh kebawah melalui lubang-lubang
meja, dengan cara demikian sekaligus dapat dipisahkan antara gabah-gabah
dengan jerami/batang padi.
2. Cara perontokan dengan dipukul dan dibanting
Untuk pekerjaan perontokan dengan dipukul dan dibanting selain diberi pengalastikar atau lembar anyaman bambu, sekeliling alas itu dikelilingi lembaran plastik
-
8/18/2019 nformasi Panen & Pasca Panen Beras
5/16
atau tikar. Dengan demikian pada waktu pembantingan atau dipukulkan, jarang
sekali bulir-bulir gabah yang akan terlempar keluar pembatas, sehingga
kehilangan gabah dapat ditekan/dicegah.
Gambar 3. Merontok padi dengan cara dipukul atau dibanting
3. Cara perontokan dengan menggunakan Mesin Tresher
Perontokan dengan tresher merupakan perontokan yang dilakukan secara
Mekanis. Tresher dapat berupa tresher yang digerakkan dengan tenaga
manusia dan digerakkan dengan tenaga listrik atau combine. Dengan cara inidapat mengurangi kehilangan hasil dan meningkatkan mutu gabah dan tidak
merusak gabah jika digunakan untuk benih.
Setelah gabah dirontokan segera dilakukan pembersihan untuk menghilangkan
benda asing, bulir hampa (kosong) dan kotoran lainnya sehingga dapat
memperpanjang daya simpan, juga mempertinggi efisiensi pengolahan hasil
serta harga penjualan.
Cara yang lainnya digunakan untuk membersihkan adalah mengayak atau
menampi.
-
8/18/2019 nformasi Panen & Pasca Panen Beras
6/16
Gambar 4. Perontokan gabah dengan power tresher dan pedal tresher.
B. Pengangkutan Gabah
Menurut A.G Karta Sapoetra, 1994, yang dimaksud dengan pengangkutan gabah
disini adalah pengangkutan gabah dari sawah ke tempat prosesing atau ke rumah,
dalam pengangkutan ini sering pula terjadi kehilangan. Pengangkutan dapat
dilakukan dengan cara dipikul oleh tenaga manusia, dengan gerobak, truk atau
trailer. Biasanya sebelum diangkut, gabah-gabah dimasukkan kedalam karung,
cara demikian selain untuk mencegah tercecernya gabah di perjalanan, juga untuk
menekan biaya pengangkutan.
Menurut Y.T Prasetyo, 2002, proses pengangkutan gabah dapat terjadi pada
semua tahapan panen atau pasca panen. Dari petak-petak panen, gabah yang
belum dirontokkan dibawa ke tempat perontokan kemudian ke tepi jalan terus ke
rumah atau tempat pengeringan. Pada proses pengangkutan ini kehilangan gabah
diusahakan seminimal mungkin, hal ini sangat tergantung pada wadah yang
digunakan, cara mengangkut serta alat angkut yang dipakai.
C. Pengeringan Gabah
Kegiatan pengeringan merupakan salah satu kegiatan yang penting dalam usaha
mempertahankan mutu gabah. Kadar air gabah yang baru dipanen berkisar antara
20 – 25 %, sehingga perlu diturunkan kadar airnya dengan cara pengeringan
sampai gabah mencapai kadar air maksimum 14 %.
Tujuan pengeringan adalah agar gabah tidak mudah rusak sewaktu disimpan,
rendeman giling dan mutu tetap baik. Untuk mencapai tujuan tersebut sebaiknya
pengeringan dilakukan segera setelah pemanenan dan perontokan untuk
-
8/18/2019 nformasi Panen & Pasca Panen Beras
7/16
mencegah butir kuning.
Pengeringan gabah umumnya dilakukan dengan memanfaatkan panas sinar
matahari, tetapi jika panen terjadi musim hujan disarankan menggunakan alat
pengering buatan seperti mesin pengering (drayer) atau silo pengering.
1. Pengering dengan sinar matahariSebelum melakukan penjemuran dengan sinar matahari perlu diperhatikan
bahwa tempat penjemuran bebas dari genangan air, terlindung dari gangguan
unggas dan binatang lainnya. Faktor lain yang perlu diperhatikan adalah
sebagai berikut:
a. Penjemuran dilakukan ditempat yang leluasa menerima sinar matahari,
bebas dari genangan air, terlindung dari gangguan unggas dan binatang
lainnya.b. Membuat lantai jemur dengan permukaan dari semen dan dibuat gelombang.
c. Jika terjadi cuaca cerah penjemuran gabah sebaiknya dengan ketebalan 5 –
7 cm dan dibolak balik 1 – 2 jam sekali dengan menggunakan alat yang
terbuat dari kayu atau bambu.
d. Waktu penjemuran dianjurkan mulai pukul 08.00 pagi sampai jam 16.00 sore
e. Jika pengeringan gabah dalam jumlah besar maka pada malam hari tetap
dibiarkan diatas jemuran dengan cara digundukkan dan ditutupi dengan
plastic, terpal, untuk menghindari hujan dan embun. Jika gabah-gabah yang
dikeringkan dalam jumlah kecil, sebaiknya gabah diusahakan dalam ruangan
dengan memakai alas tikar atau plastic.
Gambar 5. Tempat penjemuran gabah
Setelah dijemur selesai (pukul 16.00) gabah dapat dimasukkan ke karung
-
8/18/2019 nformasi Panen & Pasca Panen Beras
8/16
dan disimpan dalam ruangan jika volumenya tidak banyak. Namun jika
volumenya besar gabah dapat dibiarkan di luar, tetapi harus ditumpuk dan
ditutupi dengan plastic agar tidak terkena embun dan hujan.
Dengan cara penjemuran seperti ini selama 2 – 3 hari pada cuaca baik akan
diperoleh gabah dengan kadar air kurang lebih 14 %. Penjemuran yang terlalulama dapat berakibat gabah banyak yang pecah saat penggilingan. Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengeringan.
a. Pengeringan dilakukan sesegera mungkin setelah perontokan
b. Tempat pengeringan harus memperoleh penyinaran matahari serta bebas dari
gangguan ayam atau unggas lainnya.
c. Jika kondisi cuaca tidak memungkinkan untuk penjemuran, gabah dapat
dipanaskan pada ruangan di dalam rumah. Untuk menggantikan panas dapatdigunakan lampu petromaks atau sumber panas yang lain. Tebal
hamparannya antara 2 – 3 cm dan pembalikan juga harus tetap dilakukan.
2. Pengering dengan pengering buatan (drayer)
Pengeringan dengan drayer terutama digunakan apabila panen bersamaan
dengan musim hujan, salah satu jenis drayer yang dapat mengeringkan biji-bijian
termasuk gabah adalah pengering type KA-40. Drayer ini penggerakannya
menggunakan tenaga listrik. Kapasitas baik pengeringan ini dapat mencapai 4 –
5 ton dengan waktu pengeringan sangat bervariasi tergantung kepada:
a. Kondisi udara luar
b. Kadar air awal bahan bijian.
c. Tingkat kebersihan bahan bijian
d. Suhu udara pengering yang dipilih
e. Jenis serta varietas bahan bijian yang akan dikeringkan.
Rata-rata laju pengeringan 0,7 % per jam.
Gambar 6. Pengeringan menggunakan Blower..
-
8/18/2019 nformasi Panen & Pasca Panen Beras
9/16
Untuk menjaga dan meminimalkan kerusakan gabah dalam proses
pengeringan, agar gabah yang dikeringkan merata, maka setiap 3 jam sekali
dilakukan pembalikan, hal ini disebabkan oleh perbedaan suhu ruang bawah
berkisar 40 – 41 derajat celcius dan setiap setengah jam dilakukan penyedotan
udara panas selama 10 menit. Untuk menurunkan kadar air dari 25,4 % ke kadarair 15 % memerlukan waktu 9 jam.
D. Penyimpanan Gabah
Tujuan penyimpanan adalah untuk memperpanjang masa penyediaan bahan
pangan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan adalah:
1. Gabah yang disimpan dengan kadar air maksimum 14 % bersih dari kotoran,gabah hampa maksimal 3 %.
2. Menggunakan wadah karung yang bersih dan bebas hama.
3. Gudang atau lumbung penyimpanan diusahakan agar dibangun memanjang dari
arah timur barat. Untuk menghindari luasnya dinding yang terkena sinar
matahari terlalu lama, sehingga gudang cukup sejuk.
4. Gudang atau lumbung harus dibersihkan dari hama gudang dan disemprot
dengan insektisida yang telah dianjurkan, termasuk dari serangan tikus.
5. Sirkulasi udara cukup baik guna menjaga kelembaban dan suhu yang seragam.
6. Jika lantai gudang dibuat dari semen, maka harus menggunakan alas kayu,
guna menghindari kontak langsung antara wadah gabah dengan lantai semen.
7. Dinding gudang dibuat sedemikian rupa, sehingga dapat menghindari
hama bersembunyi.
Gabah yang akan disimpan harus memiliki kadar air maksimal 14 %.
Gudang tempat penyimpanan sebaiknya berlantai semen, kering serta diberi
alas kayu dengan ketinggian kira-kira 15 cm. Jadi karung tempat gabah tidak akan
bersentuhan langsung dengan lantai, dan peredaranudara dibawah karung dapat
berlangsung dengan baik. Gudangpun harus memiliki lubang udara yang cukup
sedangkan gabah yang akan digunakan sebagai benih harus dipilih yang
benar-benar baik. Kadar air perlu diturunkan lagi menjadi 11 % dengan
cara dijemur lagi satu hari.
Kemudian gabah dimasukkan ke dalam kantong-kantong plastic dengan
ukuran kecil dan kantong ini dimasukkan ke dalam blek atau kaleng,
dan ditutup sampai kedap udara menggunakan lilin.
-
8/18/2019 nformasi Panen & Pasca Panen Beras
10/16
Sedangkan penyimpanan beras sebelum dikonsumsi atau dijual, beras disimpan
dalam jangka waktu tertentu. Penyimpanan dengan teknik yang baik dapat
memperpanjang daya simpan dan pencegahan kerusakan beras.
Penyimpanan beras umumnya menggunakan pengemas, yang berfungsi
sebagai wadah untuk melindungi beras dari kontaminasi, dan mempermudahdalam pengangkutan. Penyimpanan dengan pengemas yang terbuat dari poli
propilen dan polietilen densitas tinggi memperpanjang daya simpan beras dan
lebih baik dibanding karung dan kantong plastik.
E. Penggilingan Gabah
Tujuan penggilingan padi adalah untuk memisahkan beras dengan sekam dan
dedak Atau bekatul, adapun prosedur kerja penggilingan padi melalui tahapan
sebagai berikut:
1. Persiapan
Reparasi dan service mesin. Semua mesin penggerak harus dicek dan
disservice agar siap pakai
Reparasi dan service peralatan dari semua unit proses. Jika ada yang
rusak atau kebocoran segera diperbaiki.
Pengecekan elevator dan pembersihan pabrik penggilingan padi dan
disiapkan karung untuk beras
Penyiapan gabah
Cek dulu kadar airnya, yaitu sekitar 14%. Jika sudah sesuai segera gabah
yang akan digiling dsiapkan dekat dengan mesin pengupas.
2. Penggilingan
Jika semua sudah siap, mesin kemudian dihidupkan
jika mesin sudah hidup dan berjalan normal, kemudian gabah dimasukan
ke dalam hopper mesin pecah kulit dan proses penggilingan dimulai
Proses pengupasan
Segera dicek hasil proses pengupasan. Jika masih banyak gabah yang
keluar dari mesin pecah kulit bersama dengan beras pecah kulit, maka
-
8/18/2019 nformasi Panen & Pasca Panen Beras
11/16
jarak antara rubber roll diatur lagi lebih sempit sampai mendapatkan mutu
BPK (Beras Pecah Kulit) yang baik.
Gambar 7. Mesin penggiling model Huller
Gambar 8. Mesin Huller dan Polisher
3. Proses penyosohan
Penyosohan adalah proses pemisahan lapisan testa, aleuron dan perikarp
dari butir BPK (Butir Pecah Kulit) sehingga diperoleh beras giling, menir
dan bekatul. Diperkirakan bahwa berat bagian testa aleuron dan perikarp
-
8/18/2019 nformasi Panen & Pasca Panen Beras
12/16
ini sekitar 10% dari BPK. Hasil penyosohan yang berupa beras giling
dinyatakan dengan derajat sosoh.
Derajat sosoh adalah bagian dari ketiga lapisan testa aleuron dan perikarp
yang terpisahkan dan dinyatakan dalam %.
Derajat sosoh 100% adalah beras giling dimana lapisan testa, eleuoron danperikarp semuanya telah terpisahkan dari BPK, sedangkan derajat sosoh
90% adalah beras giling dimana lapisan testa, aleuron (kandungan pati
beras dan perikarp (kulit gabah) hanya terpisahkan sekitar 90% dan sekitar
10% masih menempel pada beras giling.
Untuk mendapatkan beras giling dengan derajat sosoh tertentu, maka perlu
pengaturan pada bandul beban pada mesin penyosoh.
Makin tinggi derajat sosoh beras giling yang diperoleh makin berat bebanyang dipasang pada mesin penyosoh.
4. Pengemasan Gabah dan Beras
Pengemasan adalah alat yang digunakan sebagai wadah / bahan yang
digunakan agar gabah dan beras tidak tercecer.
a. Pengemasan berfungsi : (1) sebagai wadah, (2) untuk melindungi gabah
dan beras dari serangan ayam, burung dan tikus, dan (3) untuk
mempermudah pengangkutan.
b. Agar dapat berfungsi seperti tersebut diatas, maka pengemas harus
dibuat dari bahan yang kuat, fleksibel dan murah yang sesuai dengan
tujuannya. Sebaiknya pengemas harus diberi label antara lain nama
varietas gabah dan beras yang dikemas, klas mutu beras, nama
perusahaan penggilingan padi.
c. Jika untuk kebutuhan lokal, pengemasan cukup dengan karung plastik dan
jika untuk dipasarkan antara pulau atau antar propinsi sebaiknya
digunakan pengemas rangkap yaitu: kantong plastik dirangkap dengan
karung plastik.
-
8/18/2019 nformasi Panen & Pasca Panen Beras
13/16
Gambar 9 Pengemasan gabah dan beras.
d. Setelah pengemasan siap, maka beras giling langsung masuk ke
pengemasan, kemudian dtimbang sesuai dengan kapasitasnya misalnya
50 kg, 25 kg, atau 10 kg. karung jangan ditutup dulu sampai beras giling
tersebut dingin
-
8/18/2019 nformasi Panen & Pasca Panen Beras
14/16
3. STANDAR MUTU GABAH DAN BERAS
A. Standar Mutu Gabah
Mutu gabah yang akan digiling maupun disimpan ditentukan oleh kadar air gabah,
kadar kotoran, kadar padi hampa dan kadar butir rusak yang sulit diamati secara
visual tanpa analisis laboratorium serta dipengaruhi oleh proses dan perawatan
sebelumnya. Gabah pada kondisi mutu standar sebagai ukuran normal, bila digiling
akan menghasilkan rendeman dan mutu beras baik, dalam arti standar beras.
Kadar air gabah 14 % merupakan kadar air optimal untuk digiling karena
menghasilkan beras pecah terkecil dibandingkan kadar air gabah lebih tinggi
maupun lebih rendah.
Penggunaan penggilingan padi besar oleh swasta dan KUD untuk keperluanpengadaan pangan nasional, mempunyai masalah rendeman dan mutu hasil giling
yang rendah. Sama halnya dengan penggunaan penggilingan padi kecil yang
menggiling gabah petani untuk konsumsi sendiri maupun untuk dijual.
Secara umum mutu gabah ditentukan berdasarkan persyaratan kualitatif dan
persyaratan kuantitatif.
1. Persyaratan Kualitatif
- Bebas hama penyakit
- Bebas bau busuk,asam atau bau-bau asing lain
- Bebas dari tanda-tanda adanya bahan-bahan kimia yang membahayakan,
baik secara visual maupun secara organoleptik.
2. Persyaratan kuantitatif
Keterangan : BULOG pada prinsipnya hanya membeli gabah kualitas B,
pembelian gabah kualitas C harus seizing KABULOG.
NO URAUIAN KWALITAS B KWALITAS C
1 Kadar Air (% maks) 14 14
2 Butir hampa/kotoran (%
maks)
3 3
3 Butir mengapur/butir
hijau (% maks)
5 10
4 Butir kuning/butir rusak
(% maks)
3 3
5 Butir merah (% maks) 3 3
-
8/18/2019 nformasi Panen & Pasca Panen Beras
15/16
B. Standar Mutu Beras.
Pengertian mutu bisa tergantung dari penilaian terhadap kesukaan maupun produk
akhir yang di inginkan oleh konsumen. Kebanyakan konsumen tentu lebih menyukai
mutu yang terbaik.
Untuk negara yang telah ber-swasembada pangan, dalam proses produksikerasnya mulai memasukkan karakter mutu beras sebagai kriteria yang penting
menyesuaikan apa yang di inginkan konsumen.
Mutu beras dapat diukur atau ditentukan berdasarkan karakteristik secara subyektif
dan obyektif:
Subyektif karakteristik Obyektif karakteristik
◊ Bau yang enak ◊ Harga per kilo
◊ Kenampakan baik ◊ Butir panjang◊ Rasa yang enak ◊ Nilai gizi
◊ Penilaian harga ◊ Derajat putih
Secara umum, mutu beras dapat dakatagorikan atas 4 kelompok yaitu :
1. Mutu giling
2. Mutu Rasa dan mutu tanak
3. Mutu Gizi
4. Standar Spesifik untuk penampakan dan kemurnian biji
Sedangkan dalam program pemuliaan padi, komponen dari mutu beras dapat
dikelompokkan atas :
1. Rendeman giling
2. Penampakan, bentuk,dan ukuran Biji
3. Sifat-sifat tanak dan rasa nasi
Semua katagori tersebut diatas penting digunakan dalam penetapan criteria beras
yang sesuai dengan tujuan penggunaannya. Walaupun demikian, pada akhirnya
penggolongan criteria mutu beras harus mempunyai hubungan langsung dengan
penerimaan konsumen akhir, Karena beras dikonsumsi sebagian besar dalam
bentuk nasi, maka penetapan criteria mutu beras didasarkan atas pola konsumsi
tersebut.
Adapun kriteria mutu beras didasarkan atas Persyaratan kualitatif dan persyaratan
kuantitatif.
1. Persyaratan Kualitatif
Bebas hama penyakit
Bebas bau busuk,asam atau bau-bau asing lain
-
8/18/2019 nformasi Panen & Pasca Panen Beras
16/16