nilai tambah dan profitabilitas usaha gula kelapa … · demikian pernyataan ini saya buat dengan...
TRANSCRIPT
NILAI TAMBAH DAN PROFITABILITAS USAHA GULA
KELAPA RAFINASI PADA AGROINDUSTRI
UD PRAMITA SALSABILLA JEMBER
SKRIPSI
Disusun Oleh:
Nadea Yulinar Wahyuningtias Iswanto
NIM 151510601027
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
i
NILAI TAMBAH DAN PROFITABILITAS USAHA GULA
KELAPA RAFINASI PADA AGROINDUSTRI
UD PRAMITA SALSABILLA JEMBER
SKRIPSI
diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan tugas akhir Strata-1 (S1)
Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Jember
Disusun Oleh:
Nadea Yulinar Wahyuningtias Iswanto
NIM 151510601027
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
ii
PERSEMBAHAN
Puji syukur selalu terpanjatkan atas kehadirat Allah SWT dan sholawat
yang selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW serta kepada
berbagai pihak yang selalu memberikan dukungan sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan dengan tepat waktu. Dengan rasa cinta dan bahagia saya
persembahkan skripsi ini kepada :
1. Kedua orang tua tercinta dan selalu saya sayangi Bapak H. Drs. Taufik
Iswanto dan Ibu Hj. Dra. Wike Sudiyah dan saudara saya Wita
Nurcahyaningsih Agustin Iswanto, S. Km yang selalu memberikan dukungan
moral dan materi, semangat dan do’a.
2. Kepada Almh. Mbah Supiyati, Alm. Engkong Soedjiwaji dan Almh. Mbauti
Dewi yang saya cintai, yang semasa hidup selalu memberikan kasih sayang
tulus, doa dan dukungan yang menjadi salah satu motivasi saya untuk segera
menyelesaikan skripsi ini.
3. Teman-teman yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu khususnya kepada
Insan, Mutiara, Liris, Dahniar, Maya, Diffa dan Zubaidah yang selalu
memberikan dukungan dan menemani dalam suka maupun duka mengerjakan
skripsi ini hingga selesai.
4. Kepada seseorang yang selama ini secara tidak langsung selalu mengawasi,
mendukung dan menjadi salah satu semangat saya untuk segera menyelesaikan
skripsi ini.
5. Dosen pembimbing saya Dr. Ir. Joni Murti Mulyo Aji, M. Rur M yang tidak
pernah lelah dan bosan untuk meluangkan tenaga dan waktu untuk memberikan
arahan dan bimbingan terbaik hingga terselesaikannya skripsi ini dengan baik.
6. Almamater tercinta dan saya banggakan Program Studi Agribisnis Fakultas
Pertanian Universitas Jember sebagai tempat menimba ilmu serta mengukir
segala bentuk pengalaman, sejarah, dan kenangan.
7. Pemilik Agroindustri UD. Pramita Salsabilla di Desa Lojejer sebagai
narasumber dalam penelitian ini.
iii
MOTTO
لك سم ن ف طر م تمس ي ل يه ي لم ف سهل ع هللا ه ف طر ب ى ي نت ا ال ح لم ه ا رو.ل س م
(Barang siapa menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah
memudahkannya mendapat jalan ke syurga) *)
Wahai mimpi aku takkan beranjak kemana-mana meski terus kau kirimkan
letih, aku disini sabar mengupayakanmu, sampai kau terima kelayakanku **)
*) HR Bukhari **) Deva Mahendra
iv
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Nadea Yulinar Wahyuningtias Iswanto
NIM : 151510601027
menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya tulis ilmiah yang berjudul “Nilai
Tambah Dan Profitabilitas Usaha Gula Kelapa Rafinasi Pada Agroindustri UD
Pramita Salsabilla Jember” adalah benar-benar hasil karya sendiri, kecuali kutipan
yang sudah saya sebutkan sumbernya, belum pernah diajukan pada institusi
manapun, dan bukan karya jiplakan. Saya bertanggung jawab atas keabsahan dan
kebenaran isinya sesuai dengan sikap ilmiah yang harus dijunjung tinggi.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, tanpa ada tekanan
dan paksaan dari pihak manapun serta bersedia mendapat sanksi akademik jika
ternyata dikemudian hari ternyata ini tidak benar.
Jember, 15 Juli 2019
Yang menyatakan,
Nadea Yulinar Wahyuningtias Iswanto
NIM. 151510601027
v
SKRIPSI
NILAI TAMBAH DAN PROFITABILITAS USAHA GULA
KELAPA RAFINASI PADA AGROINDUSTRI
UD PRAMITA SALSABILLA JEMBER
Oleh
Nadea Yulinar Wahyuningtias Iswanto
NIM. 151510601027
Pembimbing:
Dosen Pembimbing Skripsi : Dr. Ir. Joni Murti Mulyo Aji, M. Rur M
NIP. 197006261994031002
vi
PENGESAHAN
Skripsi berjudul “Nilai Tambah Dan Profitabilitas Usaha Gula Kelapa
Rafinasi Pada Agroindustri UD Pramita Salsabilla Jember” telah diuji dan disahkan
pada :
Hari, tanggal : Senin, 15 Juli 2019
Tempat : Ruang Ujian Fakultas Pertanian Universitas Jember
Dosen Pembimbing Skripsi,
Dr. Ir. Joni Murti Mulyo Aji, M. Rur. M
NIP. 197006261994031002
Mengesahkan,
Dekan
Ir. Sigit Soeparjono, MS., Ph.D.
NIP. 196005061987021001
Dosen penguji 1,
Agus Supriono, S.P., M.Si
Nip. 196908111995121001
Dosen Penguji 2,
Dr. Ir. Sri Subekti, M.Si
Nip. 196606261990032001
vii
RINGKASAN
Nilai Tambah Dan Profitabilitas Usaha Gula Kelapa Rafinasi Pada
Agroindustri UD Pramita Salsabilla Jember; Nadea Yulinar W.I, 151510601027;
2015; Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jember.
Agroindustri UD. Pramita Salsabilla merupakan salah satu agroindustri
yang mengolah gula kelapa dari penderes dengan tambahan gula rafinasi dalam
produknya. Gula kelapa rafinasi yang dihasilkan oleh Agroindustri UD. Pramita
Salsabilla merupakan gula yang dihasilkan dari pengolahan kembali gula kelapa
yang dihasilkan oleh para penderes yang ada di Desa Lojejer yang tidak
mendapatkan pasar karena kualitas yang dihasilkan tidak sesuai dengan yang
diinginkan oleh konsumen. Desa Lojejer terdapat banyak penderes yang mengolah
secara langsung nira kelapa untuk dijadikan gula merah kelapa bahkan Desa
Lojejer sendiri merupakan sentra dari pembuatan gula merah kelapa di Kabupaten
Jember. Banyaknya penderes yang tidak mampu memasarkan gula merah
kelapanya membuat salah satu warga di Desa Lojejer membuat usaha untuk
mengolah kembali gula merah kelapa penderes untuk mendapatkan kualitas gula
merah kelapa yang lebih baik ditambahkan dengan beberapa bahan baku
tambahan yaitu gula rafinasi untuk menambah kualitas gula merah kelapa yang
dihasilkan sehingga dapat menghasilkan nilai tambah yang lebih tinggi. Aktivitas
peningkatan nilai tambah penting untuk dilakukan tujuannya untuk menambah
tingkat kepuasan konsumen terhadap produk pertanian karena adanya pengolahan
dan dapat menambah keuntungan bagi pelaku usaha. Pengolahan kembali yang
dilakukan ini juga memunculkan pertanyaan apakah agroindustri UD. Pramita
Salsabilla sudah mampu mendapatkan keuntungan yang maksimum dalam
kegiatan produksinya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui 1) untuk
mengetahui nilai tambah yang akan didapatkan Agroindustri UD. Pramita
Salsabilla dalam membuat gula kelapa rafinasi, 2) untuk mengetahui profitabilitas
yang mampu dihasilkan oleh Agroindustri UD. Pramita Salsabilla dalam
mengolah gula kepala rafinasi.
viii
Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode purposive sampling. Metode pengumpulan data menggunakan metode
wawancara, observasi lapang dan metode dokumen. Metode analisis data yang
digunakan adalah metode analitik. Metode analitik menggunakan Metode Hayami
unuk mengetahui nilai tambah dari produk olahan gula kelapa rafinasi
Agroindustri UD. Pramita Salsabilla dan analisis MOS (Margin Of Safety) dan
MIR (Marginal Income Ratio) untuk mengetahui tingkat profitabilitas yang
didapatkan oleh Agroindustri UD. Pramita Salsabilla.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) pengolahan gula kelapa penderes
menjadi gula kelapa rafinasi yang dilakukan oleh Agroindustri UD. Pramita Salsabilla
Jember memberikan nilai tambah sebesar 3,83% atau Rp 402,68 dari setiap 1 kg gula
kelapa penderes menjadi 0,95 kg gula kelapa rafinasi dari setiap proses produksi yang
dilakukan yaitu dalam satu hari, sehingga dapat disimpulkan bahwa Agroindustri UD.
Pramita Salsabilla mampu memberikan nilai tambah positif karena memiliki hasil nilai
tambah > 0; 2) profitabilitas usaha pembuatan gula kelapa rafinasi Agroindustri
UD. Pramita Salsabilla yang didapatkan sebesar 2,87% dilihat dari nilai MOS
(Margin Of Safety) sebesar 97,92% yang berarti Agroindustri UD. Pramita
Salsabilla memiliki tingkat keamanan sebesar 97,92% terhadap penurunan target
penjualan dan nilai MIR (Marginal Income Ratio) sebesar 2,93% yang berarti
Agroindustri UD. Pramita Salsabilla memiliki kemampuan dalam menutupi biaya
tetap sebesar 2,93%, sehingga dapat disimpulkan bahwa usaha pembuatan gula
kelapa rafinasi Agroindustri UD. Pramita Salsabilla menguntungkan karena
memiliki nilai profitabilitas sebesar 2,87 > 0, yang berarti setiap Rp. 1,00 hasil
penjualan dari gula kelapa rafinasi Agroindustri UD. Pramita Salsabilla akan
diperoleh keuntugan sebesar Rp. 2,87.
Kata kunci: Gula kelapa rafinasi, nilai tambah, profitabilitas usaha
ix
SUMMARY
Added Value and Profitability Of Business Of Refined Coconut Sugar In
Agroindustry UD. Pramita Salsabilla Jember; Nadea Yulinar W.I,
151510601027; 2015; Agribusiness Study Program of the Faculty of Agriculture,
University of Jember
Agroindustry UD. Pramita Salsabilla is one of the agro industries that
process coconut sugar from penderes with additional refined sugar in its products.
Refined coconut sugar from Agroindustry UD. Pramita Salsabilla is a sugar from
reprocessing coconut sugar produced by the penderes in Lojejer Village who do
not get the market because the quality of sugar produced by them is not
accordance with consumers’ desire. In Lojejer village, there are a lot of ‘penderes’
who process the coconut sap directly. It is a raw material to make coconut sugar.
That is why the Lojejer village is a center for the manufacture of coconut brown
sugar in Jember. The large numbers of penderes who are unable to sell their
brown sugar products make one of the residents in Lojejer Village build up a
business to reprocess the coconut brown sugar with better quality by adding
refined sugar in the process of production so that it can produce higher added
value. The activity of improving value added is important is to increase the level
of consumer satisfaction with agricultural products because of processing and can
increase profits for business actors. This reprocessing also raises the question of
whether agroindustry UD. Pramita Salsabilla has been able to get maximum profit
in its production activities. The purposes of this study were; 1) to find out the
added value that will be obtained by Agroindustry UD. Pramita Salsabilla by
making refined coconut sugar, 2) to know the profitability that Agroindustry UD.
Pramita Salsabilla can produce by producing refined coconut sugar.
The method used in this study was purposive sampling method.
Meanwhile, the data collection methods used in this present study were interview,
observation, and document method. Descriptive analysis and analytical method
were used to analyze the data. Descriptive analysis used to describe the conditions
of refined coconut sugar agro industries in Lojejer Village. Additionally, it was
also used to answer the question about how the potential of refined coconut sugar
x
in Lojejer Village, and discuss the phenomena that arise in the agro industries of
refined coconut sugar in Lojejer Village. Furthermore, kind of analytical methods
used in this study were Hayami Method to find added value from refined
Agroindustry UD. Pramita Salsabilla coconut sugar products and were MOS
(Margin Of Safety) and MIR (Marginal Income Ratio) the purpose were to find
out the profits that will be obtained by Agroindustry UD. Pramita Salsabilla.
The results revealed that; 1) the processing of coconut sugar being
refined coconut sugar carried out by Agroindustry UD. Pramita Salsabilla Jember
provided added value of 3.83% or Rp 402.68 from every 1 kg of coconut sugar to
a 0.95 kg refined coconut sugar from every production process that is carried out
in one day, so it can be concluded that Agroindustry UD. Salsabilla Pramita was
able to provide positive added value because it had value added results > 0; 2)
profitability of Agroindustry UD. Pramita Salsabilla refined coconut sugar
business obtained was 2.87% seen from the MOS (Margin Of Safety) value of
97.92% which means Agroindustry UD. Pramita Salsabilla having a security level
of 97.92% against the decline in sales targets and the MIR (Marginal Income
Ratio) value of 2.93% which means Agroindustry UD. Pramita Salsabilla have the
ability to cover fixed costs of 2.93%, so it can be concluded that the business of
making refined coconut sugar Agroindustry UD. Pramita Salsabilla was profitable
because it had a profitability value of 2.87 > 0, which means every Rp. 1.00 the
ale of refined coconut sugar Agroindustry UD. Pramita Salsilla will get a profit of
Rp 2.87.
Key word: coconut sugar refined, added value, profitability of business
Note:
*penderes: someone who make coconut sugar/ coconut sugar farmer
xi
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah -Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Nilai
Tambah Dan Profitabilitas Usaha Gula Kelapa Rafinasi Pada Agroindustri UD.
Pramita Salsabilla Jember” Skripsi ini diajukan guna memenuhi salah satu
persyaratan untuk menyelesaikan program sarjana pada Program Studi Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Jember.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terimakasih pada:
1. Ir. Sigit Soeparjono, MS., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas
Jember.
2. M. Rondhi, SP., MP, Ph.D., selaku Koordinator Program Studi Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Jember.
3. Dr. Ir. Joni Murti Mulyo Aji M. Rur. M selaku Dosen Pembimbing Skripsi,
Agus Supriono, S.P., M.Si., selaku Dosen Penguji 1, Dr. Ir. Sri Subekti M.Si.,
selaku Dosen Penguji 2 yang telah meluangkan waktu untuk memberikan
bimbingan, nasihat, pengalaman, dan motivasi sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapakku H. Drs. Taufik Iswanto, Ibuku Hj. Dra. Wike Sudiyah, kakakku Wita
Nurcahyaningsih Agustin Iswanto, S.Km dan seluruh keluarga besarku atas
kasih sayang, motivasi, dan do’a yang selalu diberikan dengan tulus ikhlas.
5. Pemilik dan tenaga kerja Agroindustri UD. Pramita Salsabilla yang telah
mendukung dan membantu selama pencarian data penelitian di Kota
Probolinggo serta penyusunan skripsi ini.
6. Sahabatku-sahabatku khususnya kepada Insan, Mutiara, Liris, Dahniar, Maya,
Diffa dan Zubaidah yang telah memberikan semangat serta motivasi dalam
penyelesaian skripsi ini.
7. Teman-teman satu dosen pembimbing skripsi yang telah membantu serta
memberi semangat dalam penyelesaian skripsi ini.
8. Kepada seseorang yang selama ini secara tidak langsung selalu mengawasi,
xii
mendukung dan menjadi salah satu semangat saya untuk segera menyelesaikan
skripsi ini.
9. Seluruh Dosen Fakultas Pertanian Universitas Jember yang telah
memberikan ilmu, pengalaman dan motivasinya kepada penulis.
10. Seluruh teman-teman di Program Studi Agribisnis angkatan 2015 atas
semua bantuan selama masa studi.
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa penyusunan karya ilmiah tertulis ini masih terdapat
kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun. Semoga karya ilmiah tertulis ini dapat memberikan manfaat bagi
para pembaca.
Jember, 15 Juli 2019
Penulis
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
COVER HALAMAN ..................................................................................... i
PERSEMBAHAN ........................................................................................... ii
MOTTO .......................................................................................................... iii
PERNYATAAN .............................................................................................. iv
SKRIPSI .......................................................................................................... v
PENGESAHAN .............................................................................................. vi
RINGKASAN ................................................................................................. vii
SUMMARY .................................................................................................... ix
PRAKATA ...................................................................................................... xi
DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL........................................................................................... xvii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xix
BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah .................................................................. 11
1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian ............................................... 11
1.3.1 Tujuan Penelitian .................................................................... 11
1.3.2 Manfaat Penelitian .................................................................. 11
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 12
2.1 Penelitian Terdahulu ................................................................. 12
2.2 Landasan Teori .......................................................................... 14
2.2.1 Komoditas Kelapa ................................................................... 14
2.2.2 Teori Agroindustri .................................................................. 15
2.2.3 Gula Kelapa ............................................................................. 17
2.2.4 Gula Rafinasi ........................................................................... 20
2.2.5 Teori Biaya .............................................................................. 21
2.2.6 Teori Penerimaan .................................................................... 23
xiv
2.2.7 Teori Profitabilitas .................................................................. 24
2.2.8 Teori Nilai Tambah................................................................ 27
2.3 Kerangka Pemikiran ................................................................. 29
2.4 Hipotesis ...................................................................................... 33
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 34
3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian ...................................... 34
3.2 Metode Penelitian....................................................................... 34
3.3 Metode Pengambilan Contoh.................................................... 34
3.4 Metode Pengumpulan Data ....................................................... 35
3.5 Metode Analisis Data ................................................................. 37
3.6 Definisi Operasional................................................................... 40
BAB 4. GAMBARAN UMUM ...................................................................... 43
4.1 Letak Agroindustri Gula Kelapa Rafinasi Agroindustri
UD. Pramita Salsabilla .............................................................. 43
4.2 Agroindustri UD. Pramita Salsabilla ....................................... 44
4.3 Bentuk Organisasi Agroindustri UD. Pramita Salsabilla ...... 45
4.4 Struktur Organisasi Agroindustri UD. Pramita Salsabilla.... 46
4.5 Sumber Bahan Baku Agroindustri Ud. Pramita Salsabilla ... 48
4.6 Produksi Dan Volume Produksi Agroindustri UD. Pramita
Salsabilla .................................................................................. 49
4.7 Penjualan Dan Volume Penjualan Agroindustri UD.
Pramita Salsabilla ................................................................... 52
BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 53
5.1 Nilai Tambah Usaha Gula Kelapa Rafinasi UD. Pramita
Salsabilla Di Dusun Kepel Desa Lojejer Kecamatan
Wuluhan Kabupaten Jember ................................................ 53
5.2 Analisis Profitabilitas Usaha Gula Kelapa Rafinasi UD.
Pramita Salsabilla Di Dusun Kepel Desa Lojejer
Kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember ............................ 58
xv
5.2.1 Perhitungan Biaya-Biaya Dan Pendapatan Pada
Pengolahan Gula Kelapa Rafinasi Agroindustri UD.
Pramita Salsabilla ................................................................ 59
5.2.1.1 Perhitungan Biaya-Biaya Pada Pengolahan Gula Kelapa
Rafinasi Agroindustri UD. Pramita Salsabilla.......................... 59
5.2.1.2 Perhitungan Pendapatan Pada Pengolahan Gula Kelapa
Rafinasi Agroindustri UD. Pramita Salsabilla.......................... 60
5.2.2 Perhitungan BEP (Break Even Point) Pada Pengolahan
Gula Kelapa Rafinasi Agroindustri UD. Pramita
Salsabilla .................................................................................. 62
5.2.2.1 Perhitungan BEP (Break Even Point) Dalam Satuan Unit
Pada Pengolahan Gula Kelapa Rafinasi Agroindustri UD.
Pramita Salsabilla ..................................................................... 62
5.2.2.2 Perhitungan BEP (Break Even Point) Dalam Satuan Rupiah
Pada Pengolahan Gula Kelapa Rafinasi Agroindustri UD.
Pramita Salsabilla ..................................................................... 62
5.2.3 Perhitungan MOS (Margin Of Safety) dan MIR (Marginal
Income Ratio) Pada Pengolahan Gula Kelapa Rafinasi
Agroindustri UD. Pramita Salsabilla .................................... 63
5.2.3.1 Perhitungan MOS (Margin Of Safety) Dalam Satuan Unit
Pada Pengolahan Gula Kelapa Rafinasi Agroindustri UD.
Pramita Salsabilla ..................................................................... 64
5.2.3.2 Perhitungan BEP (Break Even Point) Dalam Satuan Unit
Pada Pengolahan Gula Kelapa Rafinasi Agroindustri UD.
Pramita Salsabilla ..................................................................... 64
5.2.4 Perhitungan Analisis Profitabilitas Pada Pengolahan Gula
Kelapa Rafinasi Agroindustri UD. Pramita Salsabilla ....... 65
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 68
6.1 Kesimpulan ............................................................................. 68
6.2 Saran ........................................................................................ 68
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 69
xvi
LAMPIRAN .................................................................................................... 72
xvii
DAFTAR TABEL
No Tabel Halaman
1.1 Konsumsi Rata-Rata Per Kapita setahun Gula Pasir dan Gula Merah
Di Indonesia Tahun 2012-2016 ................................................................... 2
1.2 Tabel Pertumbuhan Konsumsi Rata-Rata Per Kapita setahun Gula
Merah Di Indonesia Tahun 2012-2016 ...................................................... 3
1.3 Produksi dan Share Gula Merah Kelapa Nasional Tahun 2013-2015 ......... 4
1.4 Pertumbuhan (Growth) Produksi Gula Merah Kelapa Nasioal ................... 5
1.5 Produksi Gula Merah Kelapa Provinsi Jawa Timur Per Kabupaten
Tahun 2013 .................................................................................................. 6
1.6 Data Penduduk Desa Lojejer Pengolah Nira Kelapa Menjadi Gula Kelapa 7
1.7 Tabel Lanjutan Data Penduduk Desa Lojejer Pengolah Nira Kelapa
Menjadi Gula Kelapa ................................................................................... 8
2.1 Kandungan Nilai Gizi Dalam Beberapa Janis Gula Merah ......................... 19
2.2 Tabel Perhitungan Nilai Tambah Menggunakan Metode Hayami .............. 29
3.1 Prosedur Perhitungan Nilai Tambah ............................................................ 37
4.1 Julah Penduduk Desa Lojejer Berdasarkan Jenis Kelamin ......................... 43
4.2 Tata Guna Lahan Desa Lojejer .................................................................... 44
5.1 Nilai Tambah Rata-Rata Per Kg Usaha Gula Kelapa Rafinasi
Agroindustri UD. Pramita Salsabilla ........................................................... 55
5.2 Biaya Tetap Dan Biaya Variabel 1x Produksi Agroindustri UD.
Pramita Salsabilla ........................................................................................ 59
5.3 Penerimaan dan Pendapatan Agroindustri UD. Pramita Salsabilla ............. 61
5.4 Nilai BEP Usaha Gula Kelapa Rafinasi Agroindustri UD. Pramita
Salsabilla ...................................................................................................... 63
5.5 Profitabilitas Usaha Gula Kelapa Rafinasi Agroindustri UD. Pramita
Salsabilla ...................................................................................................... 65
5.6 Tabel Perhitungan Analisis Profitabilitas Agroindustri UD. Pramita
Salsabilla ...................................................................................................... 66
xviii
DAFTAR GAMBAR
No Gambar Halaman
2.1 Proses Pembuatan Gula Kelapa ................................................................... 18
2.2 Kurva biaya total, biaya tetap dan biaya variabel ........................................ 22
2.3 Skema Kerangka Pemikiran ........................................................................ 32
1.3 Struktur Organisasi Agroindustri UD. Pramita Salsabilla ........................... 47
4.2 Kegiatan pengolahan Agroindustri UD. Pramita Salsabilla ........................ 50
4.3 Kegiatan pencetakan Agroindustri UD. Pramita Salsabilla ......................... 50
4.4 Kegiatan pengemasan Agroindustri UD. Pramita Salsabilla ....................... 51
4.5 Proses Pengolahan Gula Kelapa Rafinasi Agroindustri
UD. Pramita Salsabilla ................................................................................ 51
xix
DAFTAR LAMPIRAN
No Lampiran Halaman
A) Perhitungan Biaya Tetap Usaha Gula Kelapa Rafinasi Agroindustri
UD. Pramita Salsabilla ................................................................................... 72
B1) Perhitungan Biaya Penyusutan Pertahun Usaha Gula Kelapa Rafinasi
UD. Pramita Salsabilla ......................................................................................... 73
B2) Lanjutan Perhitungan Biaya Penyusutan Perbulan Usaha Gula Kelapa
Rafinasi Agroindustri UD. Pramita Salsabilla ................................................... 73
B3) Lanjutan Perhitungan Biaya Penyusutan Perproduksi Usaha Gula
Kelapa Rafinasi Agroindustri UD. Pramita Salsabilla ..................................... 74
C) Perhitungan Biaya Variabel Perproses Produksi Usaha Gula Kelapa
Rafinasi Agroindustri UD. Pramita Salsabilla .................................................... 75
D) Total Biaya Produksi 1x Produksi Usaha Gula Kelapa Rafinasi
Agroindustri UD. Pramita Salsabilla ............................................................... 76
E) Total Biaya Tetap,Total Biaya Variabel Dan Rata-Rata Biaya Variabel
Usaha Gula Kelapa Rafinasi Agroindustri UD. Pramita Salsabilla ................ 77
F) Pendapatan Usaha Gula Kelapa Rafinasi Agroindustri UD. Pramita
Salsabilla ......................................................................................................... 78
G) Nilai Tambah Usaha Gula Kelapa Rafinasi Agroindustri
UD. Pramita Salsabilla Dalam Satu Kali Proses Produksi .............................. 79
H) Profitabilitas Usaha Gula Kelapa Rafinasi Agroindustri
UD. Pramita Salsabilla ................................................................................... 80
I1) Kuisioner Pemilik Agroindustri UD. Pramita Salsabilla ............................... 81
I2) Kuisioner Tenaga Kerja Agroindustri UD. Pramita Salsabilla ..................... 89
J) Dokumentasi .................................................................................................. 95
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gula, menurut Mugiono (2014) merupakan salah satu kebutuhan pokok
masyarakat Indonesia yang berperan sebagai pemanis dan sumber kalori. Gula
digunakan dalam berbagai persiapan makanan termasuk dalam dunia industri
pengolahan makanan. Gula terdiri dari 2 jenis, yaitu gula pasir dan gula merah.
Gula merah merupakan salah satu bahan pemanis alami yang aman bagi tubuh.
Gula merah saat ini sangat strategis peranannya sebagai upaya untuk mengurangi
ketergantungan pemerintah dan masyarakat terhadap konsumsi gula pasir
(berbahan baku tebu) dan gula sisntesis yang sebagian besar masih impor karena
seiring meningkatnya pendapatan penduduk serta semakin banyak industri pangan
yang menggunakan gula merah sebagai bahan bakunya.
Gula merah pada umumnya berwarna coklat dan cukup keras. Gula merah
yang biasa digunakan yaitu gula merah kelapa atau gula merah aren. Selain itu,
gula merah juga dapat dibuat dengan bahan baku nira tanaman tebu. Pada
umumnya pembuatan gula merah di Indonesia masih menggunakan cara
tradisional. Mutu gula merah ditentukan terutama dari rasa dan penampilannya,
yaitu bentuk, warna, kekeringan dan kekerasannya (Santoso dalam Heryani,
2016). Faktor-faktor tersebut dipengarungi oleh proses pengolahan dan komponen
kimia yang terkandung di dalamnya.
Salah satu jenis gula merah yang sudah mulai banyak dikembangkan dan
banyak dimanfaatkan saat ini adalah gula merah kelapa atau biasa disebut dengan
gula jawa. Gula merah kelapa didapatkan dari bunga kelapa yang disadap yang
kemudian akan menghasilkan nira kelapa yang merupakan bahan baku industri
gula merah kelapa atau palm sugar. Dari nira kelapa tersebut setidaknya dapat
diolah untuk menghasilkan produk turunan pertama yaitu:
a) Gula merah kelapa berupa gula padat
b) Gula semut atau tepung gula merah kelapa
c) Gula cair atau sirup gula merah kelapa.
2
Gula merah kelapa, menurut Praditya (2010) merupakan salah satu
komoditas turunan dari komoditas primernya yaitu kelapa yang saat ini merupakan
komoditas strategis dalam perekonomian Indonesia, karena merupakan salah satu
dari sembilan bahan pokok kebutuhan pangan yang banyak diperlukan sebagai
campuran bumbu masakan, pemanis masakan dan bahan campuran dalam
pembuatan kue dan minuman yang memberikan rasa manis dan gurih, yang
memiliki rasa, aroma, bentuk dan kegunaan yang berbeda dengan gula yang
berbahan baku tebu. Alasan ini membuat gula merah kelapa kegunaannya tidak
dapat digantikan oleh bahan pemanis lainnya.
Menurut Pertiwi dalam Nawansih (2016), gula merah mempunyai
kelebihan antara lain warna kecoklatan dan aroma yang khas serta mempunyai
nilai indeks glikemik yang rendah dibandingkan gula pasir yaitu 35, sehingga baik
dikonsumsi oleh penderita diabetes atau masyarakat yang ingin menjaga
kesehatan. Kandungan yang dimiliki oleh gula merah kelapa antara lain, thiamine,
nicotinic acid, ribloflavin, niacin, ascorbatic acid, galaktomanan, antioksidan,
vitamin C, vitamin B12, vitamin A, vitamin E, asam folat, protein kasar dan
garam mineral. Alasan ini membuat konsumsi masyarakat terhadap gula merah
kelapa setiap tahunnya mengalami peningkatan sehingga menyebabkan
meningkatnya pula permintaan gula merah kelapa di kalangan masyarakat.
Tabel 1.1 Tabel Konsumsi Rata-Rata Per Kapita setahun Gula Merah Di Indonesia Tahun
2012-2016
URAIAN TAHUN
Rata-Rata
Konsumsi
2012 2013 2014 2015 2016
Gula merah
- Kuantitas( Ons ) 5,304 5,460 5,148 7,208 7,748 6,173.6
Sumber: Kementrian Pertanian Republik Indonesia Dioalah, 2018.
Tabel 1.1 menginformasikan tentang data konsumsi rata-rata perkapita
setahun gula merah di Indonesia tahun 2012-2016. Berdasarkan Tabel 1.1
diketahui bahwa konsumsi rata-rata gula merah dari 2012 hingga 2016 terus
mengalami peningkatan yang cukup tinggi, meskipun pada tahun 2014 sempat
mengalami penurunan terjadi penurunan konsumsi. Rata-rata konsumsi per kapita
setahun gula merah di Indonesia Tahun 2012-2016 mencapai 6,173.6 ons. Hasil
konsumsi per kapita setahun gula merah di Indonesia juga menunjukkan hasil
3
posistif dan relatif tinggi pada pertumbuhan konsumsinya. Data terkait
pertumbuhan (Growth) konsumsi per kapita setahun gula merah di Indonesia
disajikan pada Tabel 1.2.
Tabel 1.2. Tabel Pertumbuhan (Growth) Konsumsi Rata-Rata Per Kapita setahun Gula
Merah Di Indonesia Tahun 2012-2016
Uraian
Pertumbuhan Konsumsi Rata-Rata Perumbuhan
Konsumsi 2012 2014 2015 2016
(%) (%) (%) (%)
Gula Merah
Kuantitas (Ons) 2,94 -5,71 40,01 7,49 8,946
Sumber: Diolah Oleh Peneliti Dari Tabel 1.1
Berdasarkan Tabel 1.2 diketahui bahwa pertumbuhan konsumsi rata-rata
per kapita setahun gula merah Indonesia positif, yaitu sebesar 8,946% per tahun,
meskipun sempat mengalami pertumbuhan negatif pada tahun 2014. Seiring
dengan meningkatnya permintaan masyarakat terhadap gula merah kelapa,
Menurut Santi (2014), maka kegiatan pengolahan gula merah kelapa perlu
dikembangkan dengan benar dan tepat agar mampu memproduksi gula merah
kelapa yang dapat mencukupi kebutuhan konsumen.
Menurut Santi (2014), agroindustri pengolahan gula merah kelapa
merupakan salah satu industri yang potensial meraup keuntungan besar, karena
proses pembutannya yang relatif mudah, alat-alat yang digunakan relatif
sederhana dan dapat menjadi alternatif pengolahan kelapa selain dikonsumsi
secara langsung. Alasan lainnya karena harga gula merah kelapa dipasaran
ternyata memiliki potensi yang cukup cerah, yang akan menyebabkan semakin
berkembangnya industri pagan yang menggunakan gula merah kelapa sebagai
bahan dasarnya seperti olahan makanan dan minuman.
Penghasil gula merah kelapa di Indonesia di dominasi oleh sembilan
provinsi. Jawa Timur merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang banyak
melakukan kegiatan agroindustri pengolahan gula merah kelapa. Jawa Timur
merupakan penghasil gula merah kelapa tertinggi nomor dua dalam kurun waktu
2013-2015 setelah Provinsi Jawa Tengah. Banyaknya kegiatan pengolahan gula
merah kelapa di Jawa Timur, menurut Data BPS Indonesia (2018), karena
besarnya potensi kelapa yang merupakan bahan baku utama dalam pembuatan
4
gula merah kelapa dan semakin meningkatnya permintaan konsumen di Indonesia
akan gula merah. Hal ini karena kegunaan dari gula merah kelapa yang tidak
dapat digantikan kegunaannya dengan bahan pemanis makanan lainnya.
Tabel. 1.3 Produksi dan Share Gula Merah Kelapa Nasional Tahun 2013-2015
Provinsi Produksi Gula Merah (ton) Rata-
Rata
Produksi
Share
Produksi
*)
Rangking
2013 2014 2015
Aceh 17.105 21.619 23.596 20.773 16,78 3
Sumatera
Barat
15.023 15.721 15.852 15.523 12,54 4
Jambi 12.873 12.872 12.909 12.885 10,41 5
Jawa Barat 1.141 1.697 1.080 1.306 1,05 6
Jawa Tengah 36.947 36.500 36.500 36.649 29,61 1
Jawa Timur 35.935 36.051 36.100 36.029 29,10 2
Nusa tenggara
Barat
37 258 264 186 0,15 8
Nusa Tenggara
Timur
30 441 414 295 0,24 7
Kalimantan
Barat
441 0 0 147 0,12 9
Jumlah 119.533 125.132 126.688 123.793 100
Sumber: *)Statistika Perkebunan Indonesia 2013-2015 *)Diolah Oleh Peneliti
Tabel 1.3 menginformasikan tentang data produksi dan share gula merah
kelapa nasional tahun 2013-2015. Berdasarkan Tabel 1.3 dapat diketahui bahwa
Jawa Timur menempati posisi kedua mengenai produksi tertinggi gula merah
kelapa setelah Provinsi Jawa Tengah. Produksi gula merah kelapa Provinsi Jawa
Timur pada tahun 2013 hingga 2015 terus mengalami peningkatan yang
menggambarkan permintaan konsumen akan gula merah kelapa terus meningkat
setiap tahunnya. Rata-rata produksi gula merah kelapa Provinsi Jawa Timur dari
tahun 2013 hingga 2015 mencapai 36.029 ton, dengan kontribusi produksi gula
merah kelapa Provinsi Jawa Timur mencapai 29,10% per tahun.
Dilihat dari rata-rata kontribusi produksi gula merah kelapa Jawa Timur
terhadap rata-rata kontribusi produksi gula merah kelapa Provinsi Jawa Tengah,
share produksi Provinsi Jawa Timur memang lebih rendah dibandingakan dengan
Provinsi Jawa Tengah, namun apabila dilihat dari tingkat pertumbuhan produksi
5
gula merah kelapa, Provinsi Jawa Timur memiliki pertumbuhan produksi relatif
lebih bagus dibandingkan dengan pertumbuhan produksi gula merah kelapa
Provinsi Jawa Tengah.
Tabel 1.4 Pertumbuhan (Growth) Produksi Gula Merah Kelapa Nasioal
Provinsi Pertumbuhan Produksi Rata-Rata Pertubuhan
Produksi 2014 2015
Aceh 26,39 9,14 11,84
Sumatera Barat 4,65 0,83 1,83
Jambi -0,01 0,29 0,09
Jawa Barat 48,73 -36,36 4,12
Jawa Tengah -1,21 0 -0,40
Jawa Timur 0,32 0,14 0,15
Nusa tenggara Barat 597,30 2,33 199,87
Nusa Tenggara Timur 1370 -6,12 454,63
Kalimantan Barat -100 0 -33,33
Jumlah 1946,17 -29,75 638,80
Sumber: Diolah Oleh Peneliti Dari Tabel 1.3
Tabel 1.4 menginformasikan tentang data pertumbuhan (growth) produksi
gula merah kelapa Nasional dari tahun 2013 hingga tahun 2015. Berdasarkan
Tabel 1.4 diketahui bahwa rata-rata pertumbuhan (growth) produksi gula merah
kelapa Provinsi Jawa Tengah negatif yaitu -0,40% setiap tahunnya, sedangkan
rata-rata pertumbuhan (growth) produksi gula merah kelapa Provinsi Jawa Timur
positif yaitu 0,15% setiap tahunnya. Data ini dapat menjelaskan bahwa
perkembangan usaha agroindustri gula merah kelapa di Provinsi Jawa Timur
relatif lebih baik dibandingkan perkembangannya usaha agroindustri gula merah
kelapa di Provinsi Jawa Tengah dilihat dari nilai pertumbuhan produksi gula
merah kelapa dari tahun 2013 hingga tahun 2015.
Produksi gula merah kelapa di Provinsi Jawa Timur dominan dihasilkan
oleh 8 kabupaten. Salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur yang banyak
melakukan kegiatan agroindustri pengolahan gula merah kelapa adalah Kabupaten
Jember. Menurut Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten
Jember (2019), Kabupaten Jember sat ini merupakan kabupaten yang mulai
gencar dan fokus untuk meningkatkan produksi gula merah kelapa, karena
permintaan konsumen akan gula merah kelapa yang terus meningkat. Semakin
6
meningkatnya permintaan akan gula merah kelapa menunjukkan adanya peluang
pasar yang menjanjikan untuk berjalannya kegiatan agroindustri pengolahan gula
kelapa.
Lebih jauh Disperindag (2019), menyatakan bahwa Kabupaten Jember saat
ini juga merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur yang mulai
mengambangkan produksi gula merah kelapa dicampur dengan bahan tambahan
yang dapat meningkatkan kualitas gula merah kelapa yaitu gula rafinasi.
Tabel 1.5 Produksi Gula Merah Kelapa Provinsi Jawa Timur Per Kabupaten Tahun 2013
No Kabupaten Produksi *) Share Produksi **)
Rangking (Ton) (%)
1 Kab. Jombang 51 0,14 7
2 Kab. Madiun 105 0,3 6
3 Kab. Kediri 19.465 54,16 1
4 Kab. Blitar 274 0,76 4
5 Kab. Tulungagung 15.251 42,44 2
6 Kab. Malang 577 1,6 3
7 Kab. Lumajang 169 0,48 5
8 Kab. Jember 44 0,12 8
Sumber : *) Sumber Data : Statistik Perkebunan Indonesia **) Diolah Oleh Peneliti
Tabel 1.5 menginformasikan tentang data produksi gula merah kelapa
Provinsi Jawa Timur per Kabupaten pada tahun 2013. Berdasarkan Tabel 1.5
diketahui bahwa Kabupaten Jember menempati posisi kedelapan dalam
memproduksi gula merah kelapa tertinggi di Provinsi Jawa Timur yaitu sebanyak
44 ton pada tahun 2013, dengan share produksi sebesar 0,12% per tahun. Dari
Tabel 1.5 menyatakan bahwa yang menempati posisi pertama dalam produksi
tertinggi di Provinsi Jawa Timur adalah Kabupaten Kediri, namun pemaparan
yang dinyatakan oleh Disperindag Jember menjadi pertimbangan bahwa
Kabupaten Jember patut dipertimbangkan dan diperhitungkan dalam
memproduksi gula merah kalapa di Provinsi Jawa Timur. Alasan ini karena
produksinya yang terus meningkat setiap tahunnya dan karena adanya tambahan
gula rafinasi dalam pengolahan gula merah kelapa yang dilakukan di Kabupaten
Jember. Pada Kabupaten Jember yang menjadi sentra produksi gula merah kelapa
adalah Kecamatan Wuluhan yang terletak di Desa Lojejer.
7
Desa Lojejer ditetapkan menjadi sentra dalam pembuatan gula kelapa di
Kabupaten Jember dan disahkan dengan adanya gapura selamat datang yang
menyatakan bahwa Desa lojejer merupakan sentra dari pembuatan gula kelapa
ketika memasuki Desa Lojejer. Desa Lojejer ditetapkan sebagai sentra dalam
pembuatan gula kelapa alasannya karena banyak kegiatan pengolahan gula kelapa
yang berdiri di desa ini. Kegiatan pengolahan gula kelapa di Desa Lojejer
umumnya dilakukan secara langsung oleh para petani yang mengambil nira kelapa
atau yang biasa disebut dengan penderes. Data penduduk Desa Lojejer yang
melakukan pengolahan langsung nira kelapa menjadi gula kelapa disajikan pada
Tabel 1.6.
Tabel 1.6 Data Penduduk Desa Lojejer Pengolah Nira Kelapa Menjadi Gula Kelapa
No Nama Alamat
No Nama Alamat
Dusun RT RW Dusun RT RW
1 Riyadi Kepel 7 10 23 Sunardi Kepel 4 8
2 Teno Kepel 2 10 24 Sunarko Kepel 9 8
3 Muhayin Kepel 5 10 25 Surip Kepel 9 8
4 Muhammad
Arifin Kepel 7 10 26 Suryadi Kepel 6 8
5 Sakur Kepel 5 10 27 Umi Yatin Kepel 5 8
6 Yusuf Kepel 7 10 28 Titis Kepel 5 9
7 Kusyadi Kepel 4 10 29 Marik Kepel 7 8
8 Siman Kepel 6 8 30 Sumardi Kepel 7 8
9 Bayu Adi
Candra Kepel 5 8 31 Subur Kepel 9 8
10 Iskandar Kepel 7 8 32 Samsul
Hadi Kepel 7 8
11 Khusnul Kepel 7 8 33 Bu
Jamisah Kepel 4 8
12 Muriso Kepel 7 8 34 Subur Kepel 7 8
13 Bunaji Kepel 4 8 35 Eko Setyo
Budi Kepel 8 8
14 Suha’ Kepel 7 8 36 Suparto Kepel 7 8
15 Sukarji Kepel 7 8 37 Pendik
Suciono Kepel 4 8
16 Sukirno Kepel 5 8 38 Yudi Kepel 8 8
17 Suklisno Kepel 6 8 39 Mardi Kepel 7 8
18 Sumeh Kepel 6 8 40 Ririn
Sutrisno Kepel 7 8
19 Songket Kepel 7 8 41 Poniman Kepel 9 8
20 Sugeng Kepel 9 8 42 Subagiyo Kepel 9 8
21 Sugiyono Kepel 6 8 43 Sumarsum Kepel 8 8
22 Suhada’ Kepel 8 8 44 Satip Kepel 8 8
8
Tabel 1.7 Tabel Lanjutan Data Penduduk Desa Lojejer Pengolah Nira Kelapa Menjadi
Gula Kelapa
No Nama Alamat
No Nama Alamat
Dusun RT RW Dusun RT RW
45 Sumali Kepel 8 8 51 Bambang Kepel 2 8
46 Misto Kepel 8 8 52 Katimun Kepel 1 8
47 Tugiman Kepel 5 8 53 Sukamto Kepel 1 8
48 Taslem Kepel 6 8 54 Sumarno Sulakdoro 12 5
49 Murito Kepel 7 8 55 Buyadi Sulakdoro 9 5
50 Aan Kepel 2 8 56 Sunarso Krajan 5 2
Sumber : Data Kepala Desa Lojejer, 2018
Dari Tabel 1.6 diketahui bahwa terdapat 56 penduduk Desa Lojejer yang
melakukan kegiatan pengolahan nira kelapa menjadi gula kelapa. Alasan ini yang
mendasari Desa Lojejer menjadi sentra dalam pembuatan gula kelapa di
Kabupaten Jember, karena banyaknya penduduk Desa Lojejer yang melakukan
kegiatan pengolahan gula kelapa. Gula kelapa merupakan gula yang dihasilkan
dari penguapan nira pohon kelapa, kemudian diolah serta dicetak menjadi bentuk
tertentu yang kemudian dijual untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Banyaknya
kegiatan pengolahan gula kelapa di Desa Lojejer tidak menjamin bahwa gula
kelapa yang dihasilkan dapat diterima oleh pasar, bahkan gula kelapa yang
dihasilkan cenderung tidak diminati oleh pasar.
Permasalahan yang dihadapi oleh penduduk Desa Lojejer (penderes)
dalam pengolahan gula kelapa adalah tidak mampunya produk gula kelapa yang
dihasilkan untuk menembus pasar konsumen akibat kualitas gula kelapa yang
rendah dan tidak sesuai dengan kriteria pasar. Harga gula merah kelapa dari
penderes ini biasanya dijual seharga Rp. 9500/kg. Indikator yang menjadi
penilaian kualitas gula kelapa adalah dari segi bentuk, warna dan tekstur
(kekerasan dan kekeringan). Warna gula kelapa yang diinginkan oleh konsumen
adalah warna merah bata yang merata, sedangkan para penderes menghasilkan
gula kelapa yang memiliki warna cenderung lebih muda, tidak merata dan
terdapat bercak warna merah bata di beberapa bagian. Tekstur juga mempengaruhi
kualitas gula kelapa, semakin padat tekstur gula kelapa artinya gula kelapa
tersebut tidak mudah leleh, dan sebaliknya semakin lunak tekstur gula kelapa
artinya semakin cepat udara masuk kedalam produk sehingga gula kelapa yang
9
dihasilkan mudah leleh. Penderes Desa Lojejer menghasilkan gula kelapa dengan
tekstur yang lunak, yang mengakibatkan produk tersebut kurang diterima oleh
pasar.
Permasalahan yang dialami oleh penduduk Desa Lojejer dalam
pengolahan gula kelapa ini, kemudian dimanfaatkan sebagai peluang pasar baru
oleh salah satu warga di Desa Lojejer. Beberapa warga Desa Lojejer
memanfaatkan gula kelapa yang berasal dari penderes untuk diolah kembali
menjadi gula kelapa namun dengan kualitas yang lebih baik dan mampu diterima
oleh pasar. Produk Kegiatan pengolahan atau dikenal dengan Agroindustri
tersebut berbentuk Unit Dagang (UD) yang diberi nama Agroindustri UD. Pramita
Salsabilla yang telah tercatat dalam Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kabupaten Jember sebagai kegiatan yang memiliki izin resmi dalam pengolahan
gula kelapa semenjak pertengahan tahun 2016. Agroindustri UD. Pramita
Salsabilla merupakan satu-satunya agroindustri yang mengolah gula kelapa yang
dihasilkan oleh penderes dengan mencampurkan gula rafinasi sebagai campuran
bahan baku utamnya sehingga didapatkan gula kelapa rafinasi yang memiliki
warna merah bata seragam, tekstur lebih padat dan tahan lama tanpa
menggunakan bahan kimia yang berbahaya, sehingga sesuai dengan kriteria yang
diinginkan oleh pasar.
Gula rafinasi merupakan gula yang biasanya digunakan sebagai bahan
baku tambahan bagi industri makanan, minuman dan farmasi yang mutlak harus
dipenuhi kebutuhannya agar industri mamin dan farmasi tidak terganggu
perkembangannya. Gula rafinasi yang dikenal dengan gula Kristal rafinasi
memiliki warna yang cenderung lebih putih dibandingkan gula pada umumnya.
Adanya diversifikasi produk gula kelapa dengan campuran gula rafinasi ini
mencerminkan bahwa Agroindustri UD. Pramita Salsabilla mampu mengikuti
dinamika perkembangan permintaan industri makanan dan minuman nasional
(Direktorat Jenderal Industri Agro Kementrian Penindustrian, 2013).
Pengolahan gula kelapa penderes yang dilakukan oleh Agroindustri UD.
Pramita Salsabilla dengan mencampurkan gula rafinasi, membuat gula kelapa
rafinasi yang dihasilkan mendapatkan pasar yang luas karena kualitas yang
10
dihasilkan sesuai dengan kriteria pasar. Harga gula kelapa rafinasi yang dihasilkan
ini dijual dengan harga Rp. 11.000/kg. Kualitas yang memenuhi kriteria pasar ini
membuat gula kelapa rafinasi Agroindustri UD. Pramita Salsabilla saat ini telah
mampu menembus pasar luar kota, bahkan fokus pemasaran gula kelapa rafinasi
Agroindustri UD. Pramita Salsabilla lebih fokus pada pasar luar kota
dibandingkan dengan pasar di dalam. Pemasaran luar kota gula kelapa rafinasi
Agroindustri UD. Pramita Salsabilla antara lain telah mencapai Sumbawa, Bali,
Lombok, Surabaya dan masih banyak kota lainnya.
Pemasaran gula rafinasi pada pasar luar kota ini biasanya dipasarkan oleh
para tengkulak untuk industri-industri pembuatan kecap, sedangkan pemasaran
untuk pasar dalam kota biasanya dipasarkan untuk industri pembuatan makanan
rumahan. Gula kelapa rafinasi yang dipasarkan Agroindustri UD. Pramita
Salsabilla hingga ke pasar luar kota ini dilakukan proses pengemasan agar produk
gula kelapa rafinasi yang dikirmkan pada pasar luar kota mampu bertahan lama
dan terhindar dari kotoran, serta untuk mencegah kerusakan selama proses
pengiriman berlangsung.
Adanya kegiatan yang mengolah kembali produk jadi dengan
menambahkan bahan baku tambahan yaitu gula rafinasi. Gula rafinasi merupakan
produk baru yang digunakan pada industri pengolahan makanan agar
mendapatkan produk baru dengan kualitas yang lebih baik yang dilakukan oleh
agroindustri UD. Pramita Sasalbilla, maka perlu dilakukan suatu analisis nilai
tambah dan profitabilitas. Analisis nilai tambah dilakukan guna mengetahui
apakah produk gula kelapa rafinasi yang dihasilkan sudah mampu memberikan
nilai tambah atau hanya mampu menutupi biaya produksi yang dikeluarkan untuk
pembuatan produk gula rafinasi. Sedangkan analisis profitabilitas digunakan
untuk mengetahui apakah keuntungan yang didapatkan dalam pengolahan gula
kelapa rafinasi mampu membuat usaha ini bertahan dan dapat mengembangkan
usaha kedepannya. Fenomena inilah yang mendasari dilakukannya penelitian ini,
sehingga penelitian ini mengambil judul “Nilai Tambah Dan Profitabilitas Usaha
Gula Kelapa Rafinasi Pada Agroindustri UD. Pramita Salsabilla Jember”.
11
1.2 Perumusan Masalah
1. Bagaimana nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan gula kelapa rafinasi
pada Agroindustri UD. Pramita Salsabilla Jember?
2. Bagaimana profitabilitas usaha yang diperoleh usaha pengolahan gula kelapa
rafinasi pada Agroindustri UD. Pramita Salsabila Jember?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan gula kelapa
rafinasi pada Agroindustri UD. Pramita Salsabilla Jember.
2. Untuk mengetahui profitabilitas usaha yang diperoleh usaha pengolahan gula
kelapa rafinasi pada Agroindustri UD.Pramita Salsabilla Jember.
1.3.2 Manfaat Penelitian
1. Bagi pemerintah, sebagai dasar pertimbangan yang dapat digunakan dalam
menentukan kebijakan dan pengembangan usaha gula kelapa rafinasi di seluruh
Indonesia.
2. Bagi pelaku usaha, sebagai sumber informasi bagi pelaku agroindustri untuk
mengukur nilai tambah dari suatu produk pengolahan serta sebagai upaya
untuk lebih meningkatkan produksi gula kelapa rafinasi secara lebih efisien
khususnya di Desa Lojejer Kecamatan Wuluhan Kabupaten.
3. Bagi peneliti, sebagai bahan pertimbangan dan informasi bagi penelitian
selanjutnya yang berkaitan dengan gula kelapa rafinasi.
12
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Edy dan Ratna (2018) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Usaha
Dan Teknologi Pembuatan Gula Semut Aren Sebagai Alternative Pemanis
Alami”. Salah satu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai
tambah pengolahan gula kelapa kristal. Alat analisis yang digunakan adalah
Metode Hayami. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai tambah pengolahan
gula kelapa kristal sebesar Rp 990,00,- per kilogram dengan rasio nilai tambah
adalah sebesar 35,29% terhadap nilai produk. Rasio nilai tambah menunjukkan
bahwa setiap Rp100,00,- dari nilai produk mendapatkan nilai tambah rata-rata Rp
35,29,-. Nilai tersebut merupakan nilai yang tercipta dari setiap kilogram
pengolahan gula kelapa kristal.
Tsani (2018) melakukan penelitian dengan judul “Nilai Tambah Gula
Kelapa Kristal”. Salah satu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
nilai tambah dan profitabilitas usaha pengolahan gula kelapa kristal. Alat analisis
yang digunakan adalah Metode Hayami dan analisis profitabilitas. Hasil penelitian
yang diperoleh menunjukkan rata-rata total biaya setiap pelaku usaha gula kelapa
kristal pada Bulan Februari 2018 sebesar Rp 1.170.458,22, penerimaan sebesar Rp
1.474.330,67, keuntungan sebesar Rp 303.872,45. Profitabilitas home industry
gula kelapa kristal sebesar 21,77%, artinya bahwa setiap Rp100,00,- biaya yang
dikeluarkan mendapatkan keuntungan sebesar Rp 21,77,-. Nilai tambah produk
rata-rata per kg bahan baku pada Home Industry Gula Kelapa Kristal Kelompok
Tani Sari Manggar Manis sebesar 27,73%. Rasio nilai tambah menunjukkan
bahwa setiap Rp100,00,- dari nilai produk mendapatkan nilai tambah rata-rata
Rp2.118,14,-.
Yuniati (2015) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Nilai Tambah
Dan Profitabilitas Agroindustri Gula Aren Dan Gula Semut Skala Rumah Tangga
Di Kecamatan Air Hitam Kabupaten Lampung Barat” Salah satu tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai tambah dan profitabilitas usaha
Agroindustri Gula Aren Dan Gula Semut. Alat analisis yang digunakan adalah
13
Metode Hayami dan analisis profitabilitas. Hasil penelitian yang diperoleh bahwa
Agroindustri gula semut memberikan nilai tambah yang lebih besar dibandingkan
dengan agroindustri gularen. Nilai tambah gula semut yaitu sebesar Rp 1.248,60,-
per kg, sedangkan nilai tambah gula aren sebesar Rp 928,51,- per kg. Profitabilitas
gula semut lebih besar dibandingkan dengan profitabilitas gula aren. Profitabilitas
gula semut yaitu sebesar 35,83%, artinya setiap Rp 100,- hasil penjualan dari gula
semut akan diperoleh keuntungan sebesar Rp 35,83,-. Profitabilitas gula aren yaitu
sebesar 33,78%, artinya setiap Rp 100,- hasil penjualan dari gula aren akan
diperoleh keuntungan sebesar Rp 33,78,-.
Joseph dan Layuk (2012) melakukan penelitian dengan judul “Pengolahan
Gula Semut dari Aren”. Salah satu tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui profitabilitas usaha pengolahan gula semut dari gula aren (gula cetak).
Alat analisis menggunakan analisis profitabilitas. Hasil penelitian yang diperoleh
bahwa analisis ekonomi gula cetak yang sudah meleleh memberi keuntungan
Rp778.800,-/bulan, sedangkan peningkatan kualitas dengan mengolah gula semut
memberi keuntungan Rp1.606.000,-/bulan (semua input dihitung biaya), Jika
alokasi tenaga kerja keluaga dikategorikan menjadi pendapatan keluarga ditambah
dengan penggunaan bahan lainnya yang tidak dibayarkan maka diperoleh
pendapatan Rp4.278.000,-/bulan untuk gula cetak dan Rp5.456.000,-/bulan untuk
gula semut. Pengolahan gula semut tergolong usaha yang memberi keuntungan
dengan tingkat harga relatif lebih tinggi dibanding gula cetak dan memberikan
nilai profitabilitas yang lebih tinggi.
Ningtyas (2013) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Komparatif
Usaha Pembuatan Gula Merah Dan Gula Semut Di Kabupaten Kulon Progo”.
Salah satu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui profitabilitas usaha
pembuatan gula merah dan gula semut. Alat analisis menggunakan analisis
profitabilitas. Hasil penelitian yang diperoleh bahwa pada usaha pembuatan gula
merah profitabilitas pada 1 kilogram gula merah bula September tahun 2012
sebesar 25,99%, artinya setiap Rp. 100,- biaya yang digunakan akan
menghasilkan keuntungan sebesar Rp. 2.599,-. Profitabilitas pada 1 kilogram gula
semut bulan September tahun 2012 adalah sebesar 9,90% artinya setiap Rp. 100,-
14
biaya yang digunakan akan menghasilkan keuntungan sebesar Rp. 990,-.
Profitabilitas usaha pembuatan gula semut jauh lebih kecil dibandingkan usaha
pembuatan gula merah dikarenakan biaya yang dibutuhkan lebih besar namun
harga jual tidak jauh beda.
Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya maka
dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi nilai tambah yang dihasilkan nantinya
mampu memberikan keuntungan yang lebih tinggi bagi para pelaku produksi
didalamnya dan setiap usaha mampu menghasilkan tingkat keuntungan dan nilai
dan nilai tambah yang berbeda-beda, semakin tinggi tingkat profitabilitas
makusaha tersebut layak untuk dijalankan. Perbedaan penelitian ini dengan
penelitian- penelitian sebelumnya dilihat dari proses pengolahan dan lokasi usaha,
dimana penelitian ini dilakukan pada pengolahan gula kelapa yang dicampur
dengan tambahan gula rafinasi sebagai tambahan bahan bakunya, sedangkan
lokasi penelitian dilakukan di Desa Lojejer Kecamatan Wuluhan tepatnya di UD.
Pramita Salsabilla.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Komoditas Kelapa
Kelapa (Cocos nucifera L) adalah anggota tunggal dalam marga Cocos
dari suku aren-arenan atau Arecaceae. Menurut Winarno (2014), kelapa
merupakan salah satu tanaman industri yang memegang peranan penting dalam
perekonomian di Indonesia. Nyaris semua bagian tanaman kelapa dapat
dimanfaatkan, sehingga seing disebut sebagai pohon kehidupan. Penyebaran
kelapa lebih banyak terjadi melalui laut karena buah kelapa terapung hingga
tanaman kelapa lebih banyak ditemukan di daerah pantai dibandingkan di daerah
pedalaman. Produksi butir kelapa berada lebih dekat pantai dapat tumbuu lebih
subur, tampaknya kandungan garam pada lahan berpengaruh positif terhadap
pertumbuhan kelapa. Tumbuhan ini dapat tumbuh hingga ketinggian 1.000 m dari
permukaan laut, namun seiring dengan meningkatnya ketinggian, ia akan
mengalami pelambatan pertumbuhan. Berdasarkan sistematika (taksonomi)
tanaman kelapa, dapat dikelompokkan ke dalam klasifikasi sebagai berikut:
15
Kingdom : Plantae
Devisi : Spermatophyta
Sub-divisio : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Palmales
Famili : Palmae
Genus : Cocos
Spesies : Cocos nucfera L.
Ciri-ciri tanaman kelapa antara lain memiliki batang tunggal atau kadang-
kadang bercabang. Akarnya serabut, tebal dan berkayu, berkerumun membentuk
bonggol, adaptif pada lahan berpasir pantai. Batang beruas-ruas namun bila sudah
tua tidak terlalu tampak, khas tipe monokotil dengan pembuluh menyebar (tidak
konsentrik), berkayu. Daunnya merupakan daun tunggal dengan tulangan
menyirip dan bertoreh sangat dalam sehingga nampak seperti daun majemuk.
Bunga tersusun majemuk pada rangkaian yang dilindungi oleh bractea (terdapat
bunga jantan dan betina). Buahnya besar dengan diameter 10 cm sampai 20 cm
atau bahkan lebih, berwarna kuning, hijau, atau coklat.
Kelapa selama ini biasanya hanya dimanfaatkan pada produk primernya,
baik dalam bentuk kelapa segar maupun kopra untuk bahan baku minyak goreng.
Pengembangan dan pemanfaatan produk hilir kelapa belum banyak dilakukan,
demikian pula pemanfataan hasil samping dan limbah. Upaya pengembangan
produk pemanfaatan hasil samping dan limbah akan meningkatkan nilai tambah
kelapa. Kelapa memiliki pertumbuhan yang tinggi dari segi fisik mampu juga
dimanfaatkan untuk menambah pendapatan dengan upaya kegiatan diversifikasi.
Hal ini mampu memberikan keanekaragaman hasil produksi yang bisa dipasarkan
kepada konsumen untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari (Ditjenbun, 2014).
2.2.2 Teori Agroindustri
Agroindustri merupakan kegiatan yang mengolah produk berbahan baku
hasil pertanian dengan tujuan dapat menambah nilai tambah produk pertanian.
Kegiatan agroindustri dapat berupa pembersihan, pengepakan atau dapat pula
16
pengolahan yang lebih canggih. Agroindustri merupakan upaya yang strategis
untuk melakukan kebijakan pembangunan pertanian, maka dari itu peningkatan
agroindustri perlu dilakukan, baik dalam skala menengah atau skala kecil.
Menurut Djamhari (2004), pengembangan agroindustri merupakan salah satu opsi
yang perlu dipertimbangkan. Sebagai industri berbasis sumber daya, agroindustri
berpotensi dapat meningkatkan cadangan devisa serta penyediaan lapangan kerja.
Agroindustri yang merupakan salah satu dari subesistem agribisnis yaitu
subsistem pengolahan memiliki keterkaitan kebawah (downward linkage) dan
keterkaitan keatas (forward linkage), oleh karena itu agroindustri penting untuk
dilakukan dan diperhatikan oleh semua pihak yang terlibat dalam mendukung
kegiatan agribisnis yang berkelanjutan. Menurut Maulidah (2012), pengembangan
agroindustri akan dapat meningkatkan permintaan hasil-hasil pertanian sehingga
meningkatkan produksi, harga hasil pertanian dan pendapatan petani.
Perkembangan sektor pertanian akan meningkatkan permintaan agroindustri hulu,
sektor pemasaran, dan sektor penunjang (keuangan, asuransi, konsultasi dan
pendidikan). Dengan demikian agroindustri mempunyai efek pengganda
(multiplier effect) yang besar.
Bahan baku nira kelapa yang melimpah di Jember terlebih di Kecamatan
Wuluhan merupakan potensi untuk mendirikan agroindustri pengolahan nira
kelapa menjadi produk olahan yang dapat meningkatkan nilai tambah nira kelapa
dibandingkan apabila dijual dalam bentuk segar. Kecamatan Wuluhan merupakan
daerah yang terdapat banyak kegiatan agroindustri yang mengolah nira kelapa
menjadi produk olahan yang dapat meningkatkan nilai tambah yaitu menjadi gula
kelapa. Kecamatan Wuluhan letaknya di Desa Lojejer merupakan sentra dalam
pembuatan gula kelapa di Kabupaten Jember.
Suatu kegiatan pengolahan dapat dikatakan melakukan kegiatan
agroindustri apabila telah terjadi penambahan suatu input fungsional pada produk
pertanian yang diolahnya. Pengolahan nira kelapa menjadi gula merah kelapa ini
menandakan terjadinya pengambahan suatu input fungsional yang dapat
menambah nilai jual dari nira kelapa dalam bentuk segar. Kegiatan agroindustri
tidak semata mengubah bentuk suatu produk pertanian, kegiatan pengolahan yang
17
dilakukan pada agroindustri dapat meliputi kegiatan pengemasan, pencucian,
pengolahan, penyimpanan dan berbagai kegiatan yang dapat menambah masa
simpan suatu produk pertanian. Adanya kegiatan pengolahan yang dilakukan pada
produk pertanian menandakan bahwa produk tersebut telah mampu menghasilkan
nilai tambah yang dapat menambah keuntungan yang nantinya akan didapatkan
produsen.
2.2.3 Gula kelapa
Menurut Soetanto (1993), gula kelapa adalah gula yang dihasilkan dari
penguapan nira pohon kelapa (Cocos Nucifera Linn). Gula kelapa atau dalam
perdagangan dikenal sebagai “gula jawa” atau “gula merah”, biasanya dijual
dalam bentuk setengah mangkok atau setengah elip dengan menggunakan cetakan
yang terbuat dari setengah tempurung kelapa (bathok), yang saat ini merupakan
salah satu diversifikasi produk olahan dari kelapa yang mulai banyak diusahakan.
Usaha pengolahan dapat dilakukan pada industri skala kecil/rumah tangga bahkan
pada industri skala besar yang menggunakan teknologi modern. Gula kelapa dapat
dikonsumsi secara langsung ataupun digunakan sebagai bahan baku atau
pelengkap dari industri makanan lainnya. Proses pengolahan gula kelapa terdiri
dari 4 tahap utama, yaitu:
a. Penyaringan
Untuk memperoleh nira yang berkualitas baik, maka pada tempat penampung
hasil penyadapan, terlebih dahulu diletakkan bahan yang disebut “laru” yaitu
campuran kapur sirih dan irisan kulit buah manggis, tujuannya agar nira yang
dihasilkan tidak menjadi masam. Pemberian laru harus sesuai, karena akan
mempengaruhi proses pengolahan selanjutnya. Setelah didapatkan cairan nira
maka selanjutnya dilakukan proses penyaringan menggunakan alat saring.
Penyaringan bertujuan untuk menjaga kualitas cairan nira dari kotoran dan
hewan-hewan yang masuk kedalam cairan tersebut.
18
b. Pemasakan Nira
Setelah nira bersih dari kotoran, selanjutnya nira segera diletakkan dalam
wajan dan dimasak menggunakan api sedang. Hal yang perlu diperhatikan
dalam proses pemasakan adalah adonan nira harus selalu diaduk agar tidak
tejadi penggumpalan didalamnya serta memastikan agar seluruh bahan dapat
tercampur secara merata.
c. Pencetakkan
Indikator pemasakan nira yang telah matang dapat dilihat dari kekentalannya,
apabila adonan gula telah mengental dan mengeras maka adonan gula diangkat
dari wajan dan dimasukkan kedalam cetakkan. Cetakkan gula kelapa bisaanya
terbuat dari tempurung kelapa, namun cetakan gula kelapa juga dapat dibuat
dari bambu, alumunium atau kayu. Bentuk yang dihasilkan nantinya
bergantung dengan cetakan yang digunakan oleh pelaku agroindustri.
d. Pengeringan
Gula kelapa yang telah dicetak kemudian dikeringkan dengan cara diangin-
anginkan, setelah kering gula kelapa diletakkan pada tempat kering, untuk
mengurangi kelembapan dapat dibungkus menggunakan daun pisang kering.
Proses pembuatan gula merah kelapa disajikan pada Gambar 2.1
Gambar 2.1 Proses Pembuatan Gula Kelapa
Nira Kelapa
Penyaringan
Nira bersih
Pemasakan Nira
Nira Kental
Pencetakan
Pengeringan
Gula Kelapa
19
Mutu gula merah dapat ditentukan berdasarkan warna, bentuk, dan
kekerasan. Gula merah mempunyai tekstur yang kompak, tidak terlalu keras,
sehingga mudah dipatahkan. Gula merah memiliki rasa manis dengan sedikit
asam yang disebabkan karena adanya kandungan asam-asam organik di dalamnya.
Kandungan asam-asam organik inilah yang menyebabkan gula merah mempunyai
aroma yang khas. Sedangkan untuk rasa manis dikarenakan adanya kandungan
beberapa jenis gula seperti sukrosa, fruktosa, glukosa, dan maltosa. Gula merah
sendiri terdiri dari beberapa jenis tergantung dari bahan bakunya, diantaranya gula
merah tebu, gula aren dan gula kelapa. Menurut Soetanto (1993), gula kelapa
sendiri dilihat dari kadar zat gizi, memiliki cukup kaya karbohidrat, unsur protein
serta mineral lainnya. Komposisi zat gizi gula kelapa yang yang terkandung dalam
setiap 100 gram disajikan pada tabel 2.1.
Tabel 2.1 Komposisi Zat Gizi Gula Kelapa Per 100 Gram
Komposisi (mg) Gula kelapa
Kalori
Karbohidrat 386 kal
76,00
Protein 3 gr
Lemak 10 gr
Kalsium 76 mgr
Fosfor
Besi (Fe) 37 mgr
2,60 mg
Air 10 gr
Sumber: Direktorat Gizi dalam Soetanto (1993)
Manfaat gula merah selama ini dianggap lebih baik dibandingkan gula
putih, apalagi setelah diketahui memiliki angka Indeks Glikemik (IG) yang relatif
rendah yaitu sekitar 35, namun ada juga yang melaporkan sekitar 54. Indeks
Glikemik (IG) adalah angka yang menggambarkan dampak makanan tertentu
terhadap peningkatan kadar gula darah seseorang. Nilai kalori 1 sendok makan
gula kelapa dinggap sama dengan satu sendok makan gula putih dimana pada 100
gram gula merah mengandung 373 kalori sedangkan gula putih mengandung 396
kalori.
20
2.2.4 Gula Rafinasi
Permintaan gula sebagai pemenuhan kebutuhan pokok ataupun kebutuhan
bahan baku terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk,
tingkat pendapatan maupun industri makanan dan minuman di Indonesia.
Banyaknya tingkat permintaan gula baik itu white sugar atau raw sugar
mengharuskan Indonesia untuk melakukan kegiatan impor, karena produksi gula
dalam negeri belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut. Kegiatan
impor juga belum sepenuhnya menjadi solusi dalam mengatasi kekurangan stok
gula karena dengan dilakukannya impor gula maka akan megancam kemandirian
pangan Negara. Ketertarikan pelaku pasar dalam melakukan impor gula semakin
menyulitkan pemerintah dalam melakukan pengendalian kegiatan tersebut
sehingga pemerintah melalui Departemen Perindustrian dan Perdagangan
(Depperindag) mengatur tataniaga dan impor, seperti instrumen Nomor Pengenal
Importir Khusus (NPIK) sampai penerapan kuota impor. Solusi dalam memenuhi
kebutuhan gula terutama sebagai bahan baku kegiatan pengolahan maka
pemerintah membuka industri gula rafinsi di dalam negeri. Gula rafinasi dikenal
sebagai gula yang mengalami tingkat kemurnian lebih tinggi dibanding gula pada
umumnya, sehingga warna yang dihasilkan menjadi lebih putih. Gula rafinasi
tidak diguanakan untuk konsumsi langsung melainkan digunakan oleh industri
makanan dan minuman serta farmasi (Mardianto, 2005).
Menurut Direktorat Jenderal Industri Agro Kementrian Perindustrian
(2013), Gula rafinasi merupakan gula yang diproduksi dari gula mentah yang
telah mengalami proses pengolahan berupa pemurnian sehingga didapatkan gula
Kristal yang memiliki kualitas tinggi. Gula rafinasi juga memiliki kadar abu dan
kadar belerang (SO2) yang mendekati nol dimana hal tersebut memenuhi
ketentuan keamanan pangan dan farmasi. Pabrik dalam negeri yang memproduksi
gula rafinasi hingga tahun 2010 berjumlah 8 pabrik dimana Produksi gula rafinasi
pada tahun selanjutnya yaitu 2011 berkisar 2,1 juta ton dengan berbagai ukuran
butiran kristal sesuai dengan kebutuhan para pelanggannya. Gula rafinasi juga
melalui proses pengemasan yang sangat higenis dengan menggunakan mesin yang
modern dan sedikit campur tangan manusia. Dalam upaya pengembangan industri
21
gula rafinasi maka Direktorat Jenderal Industri Agro Kementrian Perindustrian
(2013) menjelaskan mengenai pokok-pokok kebijakan pengembangan industri
gula rafinasi yang meliputi:
1. Kebutuhan gula kristal rafinasi untuk industri makanan minuman mutlak harus
dipenuhi, baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya, agar industri mamin
tidak terganggu perkembangannya.
2. Nilai tambah semaksimal mungkin di dalam negeri, namun harus tetap
memperhatikan faktor efisiensi dan realistis, artinya apabila industri dalam
negeri sudah mampu memproduksi Raw Sugar (RS) dari bahan baku (tebu)
lokal secara efisien, importasi RS dapat dikurangi secara bertahap seiring
dengan peningkatan kemampuan produksi nasional.
3. Diversifikasi produk gula, seperti : icing sugar, brown sugar, liquid sugar, dan
lain-lain mengikuti dinamika perkembangan permintaan industri mamin
nasional.
4. Mendorong PGR integrasi ke arah hulu (bacward linkages, a.l. Pengembangan
kebun tebu, listrik, dll) dan hilir (forward linkages, a.l. bioetanol dan produk-
produk turunan lainnya).
5. Mendorong ekspor GKR dalam rangka meningkatkan efisiensi dan utilisasi
kapasitas PGR.
2.2.5 Teori Biaya
Menurut Sugiyanto (2002), biaya produksi perusahaan diperoleh dari
penggunaan input dalam proses produksi dan informasi mengenai harga input.
Biaya produksi yaitu pengeluaran selama proses produksi yang keluarkan untuk
faktor produksi dan jasa yang digunakan dalam proses produksi. Definisi lain
biaya produksi yaitu sebagai jumlah kompensasi yang diterima oleh pemilik
faktor produksi yang dipergunakan dalam proses produksi yang bersangkutan.
Menurut Maulidah (2018), biaya produksi terdiri dari :
1) Biaya tetap adalah total biaya yang tidak akan mengalami perubahan apabila
terjadi perubahan volume produksi (akan selalu konstan sampai tingkat
22
kapasitas penuh). Menurut Ambarsari dkk (2014), contoh biaya tetap meliputi
pajak/PBB, sewa lahan, penyusutan alat, pemeliharaan dan bunga modal.
Penyusutan adalah penurunan nilai secara berangsur-angsur. Penyusutan
suatu barang bisa berbeda-beda, tergantung jenis barang tersebut dan
perawatan yang dilakukan pada barang tersebut juga. Metode penyusutan
yang sering dipakai oleh berbagai manajer pada umumnya adalah metode
garis lurus, dengan rumus:
𝐷 =I𝑜
n
Keterangan:
D = Penyusutan metode garis lurus (Rupiah)
Io = Harga produk awal suatu barang (Rupiah)
n = Umur manfaat suatu barang (Tahun)
2) Biaya variabel adalah jumlah biaya produksi yang berubah menurut tinggi
rendahnya jumlah output yang dihasilkan. Menurut Ambarsari dkk (2014),
Biaya variabel meliputi biaya sarana produksi, tenaga kerja dan operasional.
3) Biaya total adalah semua biaya yang terjadi pada produksi jangka pendek.
Rumus biaya total dapat dituliskan:
TC = FC + VC
Keterangan:
TC = biaya total
FC = biaya tetap
VC = biaya variabel
Kurva yang menghubungan biaya total digambarakan sebagai berikut:
Gambar 2.2 Kurva Biaya Total
Biaya TC
TVC
Kuantitas
TFC
23
Keterangan :
TC = Total Biaya (Rp)
TVC = Total Biaya Variabel (Rp)
TFC = Total Biaya Tetap (Rp)
Berdasarkan gambar 2.1 kurva TFC (Total Fix Cost) digambarkan
mendatar untuk menunjukkan bahwa besarnya biaya tetap tidak bergantung pada
jumlah produksi. Kurva TVC (Total Variable Cost) membentuk huruf S terbalik,
menunjukkan hubungan terbalik antara tingkat produktivitas dengan besarnya
biaya. Kurva TC (Total Cost) terletak diatas kurva TVC, namun sejajar dengan
kurva TVC menunjukkan bahwa dalam jangka pendek, perubahan biaya total
semata-mata ditunjukkan oleh perubahan biaya variabel.
2.2.6 Teori Penerimaan
Menurut Abubakar dkk (2013), penerimaan adalah seluruh pendapatan
yang diperoleh dari usahatani selama satu periode. Penerimaan usahatani
dipengaruhi oleh faktor internal (faktor dari dalam usahatani) dan eksternal (faktor
dari luar usahatani). Menurut Ambarsari dkk (2014), penerimaan usahatani adalah
perkalian antara produksi fisik yang dihasilkan dengan harga jual harga produksi.
Penerimaan total (total revenue) adalah penerimaan produsen dari hasil penjualan
hasil akhirnya. Secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut:
TR = Q x P
Keterangan:
TR = Penerimaan total (Rp)
Q = Jumlah produksi yang dihasilkan (kg)
P = Harga (Rp)
Menurut Khazanani (2012), penerimaan usahatani dibedakan menjadi dua
yaitu penerimaan kotor dan penerimaan bersih. Penerimaan kotor adalah
penerimaan yang berasal dari penjualan hasil produksi usahatani yang diperoleh
dari hasil perkalian jumlah produksi dengan harga jualnya. Penerimaan bersih
adalah penerimaan kotor yang dikurangi dengan total biaya produksi atau
penerimaan kotor dikurangi dengan biaya variabel dan biaya tetap.
24
2.2.7 Teori Profitabilitas
Laba merupakan tujuan akhir dari perusahaan dalam menjalankan
usahanya. Laba yang dimaksud dikenal dengan istilah profitabilitas. Kemampuan
suatu perusahaan memperoleh profitabilitas adalah suatu ukuran dalam persentase
yang digunakan untuk menilai sejauh mana perusahaan mampu menghasilkan
laba baik dalam hubungannya dengan penjualan, aset, maupun modal sendiri
karena setiap perusahaan memiliki kemampuan yang berbeda dalam
menghasilkan profitabilitas. Menurut Diarta (2017), hasil profitabilitas dapat
dijadikan sebagai tolak ukur maupun gambaran tentang efektivitas kinerja
manajemen ditinjau dari keuntungan yang diperoleh dibandingkan dengan hasil
penjualan dan investasi perusahaan. Berdasarkan hal tersebut maka profitabilitas
merupakan suatu hal yang penting bagi keberlanjutan perusahaan. Profitabilitas
mempunyai arti penting dalam mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan
dalam jangka panjang, karena profitabilitas menunjukkan apakah perusahaan
mempunyai prospek yang baik dimasa yang akan datang atau tidak. Hal ini
membuat perusahaan akan berusaha meningkatkan profitabilitasnya, karena
semakin tinggi tingkat profitabilitas suatu perusahaan maka kelangsungan hidup
perusahaan tersebut akan lebih terjamin (Puspitasari, 2014).
Guna mengetahui tingkat profitabilitas suatu usaha diperlukan analisis titik
impas terlebih dahulu. Penentuan titik impas dapat dilakukan apabila harga jual,
biaya tetap dan biaya variabel diketahui. Analisis titik impas memberikan
petunjuk penjualan yang dinyatakan dalam rupiah dimana usaha yang dilakukan
tidak menghasilkan laba tetapi juga tidak mengalami kerugian. Tujuan dari analisa
titik impas adalah suatu cara untuk mengetahui volume penjualan minimum agar
suatu usaha tidak menderita rugi, tetapi juga belum memperoleh laba atau nol.
Menurut Lestari (2018), tujuan mencari titik impas adalah:
1. Mencari tingkat aktivitas dimana pendapatan sama dengan biaya.
2. Menunjukkan suatu sasaran volume penjualan minimal yang harus diraih oleh
perusahaan.
3. Mengawasi kebijakan penentuan harga.
25
4. Memungkinkan perusahaan mengetahui apakah mereka beroperasi dekat atau
jauh dari titik impas.
Menurut Lestari (2018) analisis titik impas digunakan untuk mengetahui
pada titik berapa hasil penjualan atau pendapatan sama dengan jumlah biaya atau
perusahaan beroperasi dalam kondisi tidak untung dan tidak rugi, atau sama
dengan nol. Melalui analisis titik impas, dapat diketahui bagaimana hubungan
antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan (penjualan
atau produksi). Analisis ini juga sering disebut cost profit volume analysis.
Menurut Lestari (2018), titik impas ditentukan dengan persamaan sebagai berikut:
π = (P.Q) – TVC – TFC
Keadaan titik impas adalah jika π = 0, maka:
a. Titik Impas atau BEP dalam unit
𝑄 =TFC
P – AVC
b. Titik Impas atau BEP dalam Rupiah
𝑄 = TFC
1 – (AVC/P)
Keterangan :
Q = Jumlah Produk
P = Harga Jual Produk per Unit (Rp)
TFC = Total Biaya Tetap (Rp)
AVC = Rata-rata Biaya Variabel
Setelah mengetahui nilai titik impas, maka selanjutnya menghitung tingkat
profitabilitas perusahaan untuk mendapatkan laba. Laba atau profit merupakan
keuntungan yang diperoleh perusahaan dari hasil penjualan setelah dikurangi
modal dan biaya lainnya. Kemampuan perusahaan memperoleh laba atau
profitabilitas adalah suatu ukuran dalam presentase yang digunakan untuk menilai
sejauh mana perusahaan mampu menghasilkan laba pada tingkat yang dapat
diterima. Hasil analisis profitabilitas dapat dijadikan tolak ukur maupun gambaran
tentang efektifitas kinerja manajemen ditinjau dari keuntungan yang diperoleh
dibandingkan dengan hasil penjualan dan investasi perusahaan, sehingga
perusahaan dapat mengetahui kemana arah pengembangan usaha kedepannya.
26
Tingkat profitabilitas diperoleh dari perkalian antara nilai Marginal of
Safety (MOS) dan Marginal income Ratio (MIR) usaha terkait. Menurut Lestari
(2018), batas keamanan atau MOS menunjukkan batas seberapa besar penjualan
dapat turun atau dapat ditoleransi oleh perusahaan, tetapi perusahaan belum
menderita rugi atau dalam keadaan impas. Secara matematis rumus MOS dapat
ditulis sebagai berikut:
𝑀𝑂𝑆 (%) =TR−BEP dalam rupiah
𝑇𝑅 x 100%
Semakin tinggi nilai MOS maka keadaan perusahaan akan semakin baik
sebab batas kemampuan perusahaan apabila terjadi penurunan produksi akan
semakin besar (Munawir dalam Palupi, 2015).
Angka Marginal of Safety (MOS) ini berhubungan langsung dengan nilai
Marginal income Ratio (MIR). Rasio margin pendapatan atau MIR adalah bagian
hasil penjualan yang diperhitungkan untuk mampu menutup biaya tetap dan
mendapatkan laba. Menurut Mulyadi dalam Palupi (2015), Secara Matematis
rumus MIR dapat ditulis sebagai berikut:
𝑀𝐼𝑅 (%) =TR−TVC
𝑇𝑅 x 100%
MIR dapat memberikan informasi tentang berapa bagian dari penjualan
yang tersedia untuk menutupi biaya tetap dan laba. Semakin tinggi nilai MIR
maka keadaan perusahaan akan semakin baik sebab kemampuan perusahaan untuk
menutupi biaya tetap dan memperoleh laba akan semakin besar (Munawir dalam
palupi, 2002).
Dengan demikian apabila Margin Of Safety (MOS) dihubungkan dengan
Margin Income Ratio (MIR), angka Margin Of Safety ini akan berhubungan
langsung dengan laba. Sehingga semakin besar nilai MOS dan MIR dari suatu
usaha, maka akan semakin besar nilai kemampuan usaha dalam memperoleh
keuntungan, begitupun sebaliknya. Secara matematis perhitungan nilai
profitabilitas sebagai berikut:
π (%) = MOS x MIR
27
2.2.8 Teori Nilai Tambah
Menurut Herdjanto dalam Nur (2013) nilai tambah merupakan suatu
konsep pengembangan nilai yang terjadi karena adanya input fungsional. Input
fungsional dapat berupa proses mengubah bentuk (form utility), menyimpan (time
utility), proses pemindahan tempat dan kepemilikan. Nilai tambah terdiri dari
keuntungan perusahaan (KP) dan sumbangan input lain (SIL). Sumber nilai
tambah dapat diperoleh dari pemanfaatan faktor produksi (tenaga kerja, modal,
sumberdaya alam dan manajemen). Menghitung besarnya nilai tambah, secara
tidak langsung dapat dilakukan dengan menghitung besarnya marjin yang terjadi
pada kegiatan usaha pengolahan produk. Marjin merupakan penjumlahan dari
nilai tambah dan imbalan tenaga terja langsung. Total nilai margiin merupakan
penggabungan dari nilai-nilai keuntungan perusahaan (KP), sumbangan input lain
(SIL) dan imbalan tenaga kerja langsung (ITKL) (Nurhayati, 2004).
Menurut Hayami et al. Dalam Sudiyono (2002), faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi nilai tambah terbagi atas dua hal yaitu faktor teknis dan faktor
pasar. Faktor teknis terdiri dari kapasitas produksi, jumlah bahan baku yang
digunakan, dan tenaga kerja yang terlibat dalam kegiatan tersebut. Faktor pasar
yang berpengaruh adalah harga output, upah kerja, harga bahan baku, dan nilai
input lainnya selain bahan bakar dan tenaga kerja. Besarnya nilai tambah karena
proses pengolahan didapat dari pengurangan bahan baku dan input lainnya
terhadap nilai produk yang dihasilkan, tidak termasuk tenaga kerja. Dengan kata
lain nilai tambah menggambarkan imbalan bagi tenaga kerja, modal dan
manajemen yang dapat dinyatakan secara matematik sebagai berikut:
NT = f (K,B,T,U,H,h,L)
Keterangan:
NT : Nilai Tambah
K : Kapasitas Bahan Baku
B : Bahan Baku Yang Digunakan
T : Tenaga Kerja yang dibutuhkan
U : Upah kerja
H : Harga Output
28
h : Harga Bahan Baku
L : Nilai input lain
Analisis nilai tambah dengan menggunakan Metode Hayami, dimana
perhitungannya berdasarkan satu satuan bahan baku utama yang digunakan dari
produk jadi. Menurut Hayami dalam Sudiyono (2002) dalam perhitungan nilai
tambah menggunakan Metode Hayami akan dapat dihasilkan keterangan sebagai
berikut:
1. Perkiraan nilai tambah (dalam rupiah)
2. Rasio nilai tambah terhadap nilai produk yang dihasilkan (dalam %)
3. Imbalan bagi tenaga kerja (dalam rupiah)
4. Imbalan bagi modal dan manajemen (keuntungan yang diterima perusahaan),
dalam rupiah
Menurut Hayami dalam Maharani (2013), analisis nilai tambah
memperkirakan perubahan bahan baku setelah mendapatkan perlakuan. Hasil
perhitungan dari nilai tambah didapatkan dengan melakukan analisis nilai tambah
terhadap produk agroindustri melalui kegiatan pengolahan. Metode Hayami
merupakan cara dalam melakukan analisis nilai tambah suatu produk. Besarnya
nilai tambah tersebut digunakan sebagai acuan dalam menentukan kebijakan
pengembangan produk selanjutnya serta untuk mengetahui usaha tersebut
memberikan balas jasa terhadap pelaku didalamnya atau tidak. Perhitungan
Metode Hayami dalam menentukan nilai tambah disajikan pada Tabel 2.2.
29
Tabel 2.2 Perhitungan Nilai Tambah Menggunakan Metode Hayami
Variabel Notasi
Out input dan harga
Output (kg/minggu) A
Bahan baku (kg/minggu) B
Tenaga Kerja (HOK/minggu) C
Faktor konversi D = A/B
Koefisien tenaga kerja (HOK/ kg) E = C/B
Harga output (Rp/Kg) F
Upah rata-rata tenaga kerja (Rp/HOK) G
Pendapatan dan Nilai Tambah
Harga bahan baku (Rp/Kg) H
Sumbangan input lain (Rp/Kg) I
a. Biaya Bahan Tambahan
b. Biaya Pengemasan
c. Biaya Bahan Bakar
Nilai output (Rp/Kg) J= D x F
Nilai tambah (Rp/Kg) K = J - H – I
Rasio nilai tambah (%) L = (K/J)x100%
Imbalan tenaga kerja (Rp/Kg) M = E x G
Bagian tenaga kerja (%) N = (M/K)x100%
Keuntungan (Rp/Kg) O = K – M
Bagian keuntungan (%) P = (O/K) x 100%
Balas Jasa untuk Faktor Produksi
Margin (Rp/Kg) Q = J – H
Keuntungan (%) R = (O/Q) x 100%
Tenaga Kerja (%) S = (M/Q) x 100%
Input lain(%) T = (I/Q) x 100% Sumber : Hayami (1987) dalam Maharani (2013)
2.3 Kerangka Pemikiran
Kabupeten Jember merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa
Timur yang banyak memproduksi gula merah kelapa. Kabupaten Jember yang
menjadi sentra produksi gula merah kelapa adalah Kecamatan Wuluhan yang
terletak di Desa Lojejer. Desa Lojejer ditetapkan sebagai sentra dalam pembuatan
gula merah kelapa di Kabupaten Jember dengan didirikannya gapura selamat
datang pada desa sentra gula merah kelapa ketika akan memasuki desa ini, yang
didirikan oleh Dinas Perindustrian Dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten
Jember. Desa Lojejer ditetapkan sebagai sentra pembuatan gula merah kelapa
karena banyak penduduk di Desa Lojejer yang melakukan kegiatan pengolahan
30
gula merah kelapa. Kegiatan pengolahan gula kelapa di Desa Lojejer umumnya
dilakukan secara langsung oleh petani yang mengambil nira kelapa yang biasa
disebut dengan penderes. Banyaknya kegiatan pengolahan gula kelapa di Desa
Lojejer tidak menjamin bahwa gula kelapa yang dihasilkan dapat diterima oleh
pasar, bahkan gula kelapa yang dihasilkan cenderung tidak diminati oleh pasar.
Permasalahan yang dihadapi oleh penduduk Desa Lojejer dalam
pengolahan gula kelapa adalah tidak mampunya gula kelapa yang dihasilkan
untuk menembus pasar, akibat kualitas gula kelapa yang tidak sesuai dengan
kriteria pasar. Indikator yang menjadi penilaian dilihat dari segi bentuk, warna
dan tekstur (kekerasan dan kekeringan). Permasalahan ini kemudian dimanfaatkan
sebagai peluang usaha baru oleh salah satu warga di Desa Lojejer. Kegiatan
pengolahan atau dikenal dengan Agroindustri ini berbentuk Unit Dagang (UD)
yang diberi nama Agroindustri UD. Pramita Salsabilla yang telah tercatat dalam
Disperindag Kabupaten Jember sebagai kegiatan yang memiliki izin resmi dalam
pengolahan gula kelapa semenjak pertengahan tahun 2016. Agroindustri UD.
Pramita Salsabilla merupakan satu-satunya agroindustri yang mengolah gula
kelapa yang dihasilkan oleh penderes dengan mencampurkan gula rafinasi sebagai
campuran bahan baku utamnya sehingga didapatkan gula kelapa rafinasi yang
memiliki kualitas yang sesuai dengan kriteria pasar.
Pengolahan gula kelapa penderes yang dilakukan Agroindustri UD.
Pramita Salsabilla dengan mencampurkan gula rafinasi, membuat gula kelapa
rafinasi yang dihasilkan mendapatkan pasar yang luas karena kualitas yang
dihasilkan sesuai dengan kriteria pasar. Kualitas yang memenuhi kriteria pasar ini
membuat gula kelapa rafinasi Agroindustri UD. Pramita Salsabilla telah
menembus pasar luar kota, bahkan fokus pemasarannya lebih fokus pada pasar
luar kota dibandingkan dengan pasar di dalam kota. Pemasaran luar kota gula
kelapa rafinasi Agroindustri UD. Pramita Salsabilla antara lain Sumbawa, Bali,
Lombok, Surabaya dan masih banyak kota lainnya. Pemasaran gula rafinasi pada
pasar luar kota ini biasanya dipasarkan oleh para tengkulak untuk industri-industri
pembuatan kecap, sedangkan pemasaran untuk pasar dalam kota biasanya
dipasarkan untuk industri pembuatan makanan rumahan.
31
Agroindustri UD. Pramita Salsabilla merupakan suatu usaha baru yang
mengolah kembali produk yang telah jadi untuk diolah kembali menjadi produk
baru dengan mencampurkan bahan baku tambahan. Hal tersebut perlu dilakukan
analisis nilai tambah untuk mengetahui apakah Agroindustri UD. Pramita
Salsabilla mampu memberikan nilai tambah dari produk yang dihasilkan. Analisis
nilai tambah digunakan dalam penelitian ini karena analisis nilai tambah dapat
menunjukkan besarnya nilai tambah dari proses pengolahan kembali gula kelapa
penderes menjadi gula kelapa rafinasi. Penelitian terdahulu yang berasal dari Edy
dan Ratna (2018), Tsani (2018) menyatakan bahwa pengolahan yang dilakukan
untuk mengolah gula kelapa kristal ternyata lebih mampu menghasilkan nilai
tambah yang lebih tinggi dibandingkan pengolahan gula merah kelapa biasa.
Sedangkan penelitian terdahulu yang berasal dari Yuniati (2015) menyatakan
bahwa pengolahan produk jadi yaitu gula aren menjadi gula semut ternyata
memberikan nilai tambah lebih tinggi dibandingkan hanya pengolahan gula aren.
Metode Hayami digunakan dalam penelitian ini untuk menganalisis nilai tambah.
Pengolahan kembali yang dilakukan Agroindustri UD. Pramita Salsabilla
juga akan mempengaruhi tingkat profitabilitas yang akan diperoleh. Penelitian
terdahulu yang berasal dari Tsani (2018) menunjukkan bahwa pengolahan gula
kelapa kristal memiliki profitabilitas lebih tinggi dibangkan dengan pengolahan
gula merah kelapa pada umumnya. Penelitian dari Yuniati (2015) menunjukkan
bahwa profitabilitas pengolahan gula aren menjadi gula semut lebih besar
dibandingkan pengolahan gula aren saja. Penelitian dari Joseph dan Layuk (2012)
menunjukkan bahwa profitabilitas pengolahan gula cetak menjadi gula semut
lebih besar dibandingkan dengan profitabilitas pengolahan gula cetak. Penelitian
dari Ningtyas (2013) menunjukkan bahwa pengolahan gula merah menjadi gula
semut lebih besar dibandingkan dengan profitabilitas pengolahan gula merah saja.
Analisis profitabilitas dilihat melalui nilai MOS dan MIR usaha terkait.
Berdasarkan analisis nilai tambah serta analisis profitabilitas yang
dilakukan pada Agroindustri UD. Pramita Salsabilla maka akan dapat mendorong
keberlanjutan usaha Agroindustri UD. Pramita Salsabilla kedepan. Berdasarkan
uraian diatas, dibuat kerangka pemikiran yang disajikan pada Gambar 2.2.
32
Gambar 2.3 Skema Kerangka Pikir
Desa Lojejer Kecamatan Wuluhan
Agroindustri UD. Pramita
Salsabilla
Untuk Mengetahui Nilai
Tambah Untuk Mengetahui
Profitabilitas Usaha
Penelitian Tsani (2108), menyatakan
profitabilitas home industry gula kelapa
kristal sebesar 21,77%.
Mendorong Keberlanjutan Usaha Agroindustri UD. Pramita Salsabila Jember
Analisis Profitabilitas Analisis Nilai Tambah
Fonemena :
1. Membeli gula merah kelapa
jelak dari penderes
2. Mengolah kembali gula merah
penderes dengan campuran gula
rafinasi seningga menghasilkan
produk gula kelapa rafinasi.
3. Pemasaran produk telah
mencapai pasar luar kota
(Sumbawa, Bali, Malang,
Surabaya) yang biasanya
digunakan untuk industri
pembuatan kecap
Penelitian Yuniati (2015), menyatakan
profitabilitas gula semut sebesar
35,83% dan gula aren sebesar 33,78%.
Penelitian Joseph dan Layuk (2012),
menyatakan Gula cetak yang sudah
meleleh memberi keuntungan Rp
778.800/bulan, sedangkan peningkatan
kualitas dengan mengolah gula semut
memberi keuntungan Rp
1.606.000/bulan.
Penelitian Edy dan Ratna
(2018), menyatakan nilai
tambah pengolahan gula
kelapa kristal sebesar Rp
990,00,-/kg dan rasio nilai
tambah sebesar 35,29%.
Penelitian Ningtyas (2013),
menyatakan profitabilitas usaha
pembuatan gula merah 1 kg bulan
September tahun 2012 sebesar 25,99%.
Profitabilitas 1 kg gula semut bulan
September tahun 2012 sebesar 9,90%
Penelitian Tsani (2108),
menyatakan Nilai tambah
produk rata-rata per kg
bahan baku pada Home
Industry Gula Kelapa
Kristal Kelompok Tani Sari
Manggar Manis sebesar
27,73%.
Penelitian Yuniati (2015),
menyatakan nilai tambah
gula semut sebesar Rp
1.248,60,-/kg, sedangkan
nilai tambah gula aren
sebesar Rp 928,51,- per kg.
33
2.4 Hipotesis
1. Usaha agroindustri gula kelapa rafinasi Agroindustri UD. Pramita Salsabilla
Jember memiliki nilai tambah yang positif.
2. Usaha agroindustri gula kelapa rafinasi Agroindustri UD. Pramita Salsabilla
Jember memiliki laba/profit yang menguntungkan.
34
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian
Penentuan daerah penelitian dilakukan dengan cara sengaja (purposive).
Purposive method merupakan metode penetuan lokasi penelitian yang dilakukan
secara sengaja yaitu peneliti menentukan sendiri, namun berdasarkan
pertimbangan tertentu dengan (Watemin dan Budiningsih, 2015). Daerah
penelitian dipilih Kecamatan Wuluhan letaknya di Desa Lojejer. Desa lojejer
dipilih karena desa ini merupakan sentra pembuatan gula merah kelapa di
Kabupaten Jember. Alasan lainnya karena di Desa Lojejer terdapat Agroindustri
UD. Pramita Salsabilla yang merupakan satu-satunya pengolahan gula kelapa
yang menggunakan campuran gula rafinasi sehingga perlu dilakukannya analisis
nilai tambah dan profitabilitas usaha untuk prospek usaha kedepannya.
3.2 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analitik.
Metode analitik adalah metode yang berfungsi untuk menguji hipotesa-hipotesa
dan mengadakan intepretasi terhadap hasil analisa menggunakan penyelesaian
model matematika menggunakan rumus-rumus (Nasir, 1999). Metode analitik
digunakan untuk menguji hipotesis-hipotesis yang telah disusun sebelumnya agar
dapat teruji dan terbukti kebenaran dari data yang ada melalui suatu perhitungan
untuk dua rumusan permasalahan penelitian yaitu rumusan permasalahan pertama
mengenai nilai tambah dan rumusan permasalahan kedua mengenai profitabilitas
usaha dari agroindustri gula kelapa rafinasi Agroindustri UD. Pramita Salsabilla
yang ada di Desa Lojejer.
3.3 Metode Pengambilan Contoh
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive
sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang dipilih dengan cermat sehingga
relevan dengan struktur penelitian, kemudian diambil sebagai sempel penelitian
(Bungin, 2004). Sampel penelitian yang diambil dalam penelitian ini adalah
35
Agroindustri UD. Pramita Salsabilla Jember. Sedangkan untuk mengetahui
informasi dari penelitian ini dipilih informan yang yang berkaitan langsung
dengan Agroindustri UD. Pramita Salsabilla yaitu, pemilik Agroindustri UD.
Pramita Salsabilla dan tenaga kerja Agroindustri UD pramita Salsabilla. Informan
terdiri dari satu orang pemilik dan 6 orang tenaga kerja yang terdiri dari 2 orang
pada masing-masing bagian yaitu bagian pengolahan, bagian pencetakan dan
bagian pengemasan. Pemilihan informan ini didasarkan atas kemampuan dan
pengetahuan informan dalam memberikan informasi dan menjawab pertanyaan
yang berkaitan dengan penelitian. Jumlah informan dipilih dengan pertimbangan
dimana rumusan masalah yang terdapat dalam penelitian terkait dengan lingkup
intrenal Agroindustri UD. Pramita Salsabilla dirasa sudah mampu menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan melalui kuisioner.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Menurut sugiarto (2006) metode pengumpulan data menunjukkan cara-
cara yang dapat ditempuh untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Jenis data
yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan sekunder. Data
primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama, dari individu seperti
hasil wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan peneliti.
Sedangkan data sekunder merupakan data pendukung yang diperoleh dari pihak
lain, seperti data yang didapatkan dari lembaga pemerintahan. Pengumpulan data
dilakukan menggunakan 3 metode yaitu:
1. Wawancara
Menurut Bungin (2004), wawancara adalah proses memperoleh
keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka
antara penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan
menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara). Tujuan
wawancara untuk mendapatkan informasi yang tepat dari narasumber terpercaya.
Pengumpulan data melalui wawancara dipandu dengan menggunakan susunan
pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya dalam bentuk kuesioner yang akan
dijawab oleh responden yaitu pemilik dan enam orang tenaga kerja Agroindustri
36
UD. Pramita Salsabila sebagai instrumennya. Wawancara dilakukan dengan
bantuan kuisioner yang sudah dipersiapkan sebelumnya, namun pertanyaan dapat
berkembang saat dilapang sesuai dengan kebutuhan informasi yang didapat.
Informasi yang didapatkan dari pemilik dan tenaga kerja Agroindustri UD.
Pramita Salsabila termasuk dalam data primer seperti, data spesifik mengenai
biaya tetap, biaya variabel, produksi serta komponen yang berkaitan dengan nilai
tambah produk.
2. Observasi Lapang
Menurut Bungin (2004), metode observasi adalah metode pengumpulan
data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian, data-data penelitian
tersebut dapat diamati oleh peneliti. Observasi lapang dilakukan dengan cara
mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki secara
langsung terhadap kondisi lokasi penelitian, serta berbagai aktivitas dari
Agroindustri UD. Pramita Sasabila dalam menjalankan usahanya. Tujuan
dilakukannya observasi adalah untuk memperoleh data mengenai segala proses
yang dilakukan oleh Agroindustri UD. Pramita Salasabila dalam mengolah gula
kelapa dari penderes dengan gula rafinasi.
3. Metode Dokumen
Dokumen dapat berupa tulisan, gambar dan karya yang berkaitan dengan
penelitian. Contoh data dalam bentuk tulisan adalah data yang berasal dari
Disperindag mengenai potensi pengembangan agroindustri gula kelapa melalui
ketersediaan produksi kelapa yang melimpah, Badan Pusat Statistik, Kantor Desa
Lojejer, Kecamatan Wuluhan, Statistik Perkebunan Indonesia dan Kementrian
Pertanian Republik Indonesia. Sumber lain dapat berupa buku maupun skripsi,
sedangkan dalam bentuk gambar yaitu dokumen foto sehingga nantinya dapat
menjelaskan mengenai setiap peristiwa atau proses yang dijalani oleh
Agroindustri UD. Pramita Salsabilla berkaitan dengan kegiatan pengolahan gula
kelapa rafinasi yang dilakukannya.
37
3.5 Metode Analisis Data
Analisis data digunakan untuk membuktikan hipotesis yang telah dibuat
sebelumnya. Pengujian hipotesis pertama mengenai nilai tambah gula kelapa
rafinasi rafinasi Agroindustri UD. Pramita Salsabilla dilakukan menggunakan
Metode Hayami. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui berapa nilai tambah
yang dihasilkan dari pengolahan gula kelapa rafinasi dengan gula rafinasi. Produk
akhir yang dihasilkan merupakan produk yang memeiliki perubahan kualitas dari
gula merah sebelum diolah. Perubahan kualitas dilihat dari segi warna, tekstur dan
umur produk dapat dikonsumsi di kalangan masyarakat. Berikut dijelaskan tabel
perhitungan menggunakan Metode Hayami dalam menentukan nilai tambah.
Tabel 3.1 Prosedur Perhitungan Nilai Tambah
Variabel Notasi
Out input dan harga
Output (kg/minggu) A
Bahan baku (kg/minggu) B
Tenaga Kerja (HOK/minggu) C
Faktor konversi D = A/B
Koefisien tenaga kerja (HOK/ kg) E = C/B
Harga output (Rp/Kg) F
Upah rata-rata tenaga kerja (Rp/HOK) G
Pendapatan dan Nilai Tambah
Harga bahan baku (Rp/Kg) H
Sumbangan input lain (Rp/Kg) I
d. Biaya Bahan Tambahan
e. Biaya Pengemasan
f. Biaya Bahan Bakar
Nilai output (Rp/Kg) J= D x F
Nilai tambah (Rp/Kg) K = J - H – I
Rasio nilai tambah (%) L = (K/J)x100%
Imbalan tenaga kerja (Rp/Kg) M = E x G
Bagian tenaga kerja (%) N = (M/K)x100%
Keuntungan (Rp/Kg) O = K – M
Bagian keuntungan (%) P = (O/K) x 100%
Balas Jasa untuk Faktor Produksi
Margin (Rp/Kg) Q = J – H
Keuntungan (%) R = (O/Q) x 100%
Tenaga Kerja (%) S = (M/Q) x 100% Input lain(%) T = (I/Q) x 100% Sumber : Hayami (1987) dalam Maharani (2013)
38
Keterangan :
A : Output atau total produksi gula kelapa rafinasi yang dihasilkan
B : Input (bahan baku) yang digunakan untuk memproduksi gula kelapa rafinasi
C : Tenaga kerja yang digunakan dalam memproduksi gula kelapa rafinasi
dihitung dalam bentuk HOK (Hari Orang Kerja) dalam satu periode
produksi
F : Harga gula kelapa rafinasi yang berlaku
G : Jumlah upah rata-rata yang diterima oleh pekerja dalam setiap satu periode
produksi yang dihitung berdasarkan per HOK (Hari Orang Kerja)
H : Harga input bahan baku utama yaitu nira kelapa/kg pada saat periode
produksi
I : Sumbangan atau biaya input lainnya yang terdiri dari biaya bahan penolong
dan biaya penyusutan
Kriteria penilaian nilai tambah sebagai berikut:
1. Jika nilai tambah > 0 berarti usaha memberikan nilai tambah.
2. Jika nilai tambah < 0 berarti tidak memberikan nilai tambah.
Pengujian hipotesis kedua dalam penelitian ini mengenai profitabilitas
usaha gula kelapa rafinasi Agroindustri UD. Pramita Salsabilla menggunakan
konsep profitabilitas. Profitabilitas yang diperoleh perusahaan menggambarkan
besarnya laba yang diperoleh dari hasil laba yang diperoleh dari hasil penjualan.
Pada awal penentuan tingkat profitabilitas Break Event Point (BEP)
merupakan hal yang perlu diperhatikan. Menurut Lestari (2018) Analisis titik
impas digunakan untuk mengetahui pada titik berapa hasil penjualan atau
pendapatan sama dengan jumlah biaya atau perusahaan beroperasi dalam kondisi
tidak untung dan tidak rugi, atau laba sama dengan nol. Melalui analisis titik
impas, kita akan dapat mengetahui bagaimana hubungan antara biaya tetap, biaya
variabel, keuntungan dan volume kegiatan (penjualan atau produksi). Oleh karena
itu, analisis ini juga sering disebut dengan nama cost profit volume analysis.
Terdapat dua cara perhitungan titik impas yaitu titik impas dalam unit dan titik
impas dalam rupiah.
BEP (Titik Impas dalam Unit) = 𝑇𝐹𝐶
𝑃−𝐴𝑉𝐶
39
BEP (Titik Impas dalam Rupiah) = 𝑇𝐹𝐶
1−𝐴𝑉𝐶
𝑃
Keterangan
P : Harga Produk per Unit
TFC : Total Biaya Tetap
AVC : Rata-rata Biaya Variabel
Tahap selanjutnya setelah mengetahui nilai dari BEP maka kemampuan
perusahaan dalam memperoleh laba dapat diketahui melalui nilai Margin of Safety
(MOS) dan Marginal Income Ratio (MIR). Tingkat penurunan penjualan atau
produksi yang dapat ditoleransi merupakan nilai dari MOS. Secara matematis
MOS dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:
MOS (%) = 𝑇𝑅−𝐵𝐸𝑃 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑟𝑢𝑝𝑖𝑎ℎ
𝑇𝑅 x 100%
Keterangan
MOS : Margin of Safety
TR : Total peneriman
BEP : Titik impas dalam rupiah
Angka MOS ini berhubungan langsung dengan laba apabila dihubungkan
dengan MIR. MIR adalah bagian hasil penjualan yang diperhitungkan untuk
menutup biaya tetap dan laba. Dengan demikian, semakin besar nilai MOS dan
MIR dari suatu usaha, maka akan semakin besar nilai kemampuan usaha dalam
memperoleh keuntungan, begitupun sebaliknya. Secara matematis MIR dapat
dicari dengan rumus sebagai berikut:
MIR (%) = 𝑇𝑅−𝑇𝑉𝐶
𝑇𝑅 x 100%
Keterangan :
MIR : Margin income ratio
TR : Total peneriman
TVC : Total biaya variable
Sehingga dapat disimpulkan rumus matematis perhitungan nilai
profitabilitas dalah sebagai berikut:
π (%) = MOS x MIR
40
Kriteria penilaian analisis profitabilitas sebagai berikut:
1. Jika profitabilitas > 0 berarti usaha mampu memberikan keuntungan
2. Jika profitabilitas < 0 berarti tidak usaha mampu memberikan keuntungan
(Praditya, 2010).
3.6 Definisi Operasional
1. Kelapa (Cocos nucifera) merupakan salah satu komoditas perkebunan yang
banyak dibudidayakan di Kecamatan Wuluhan dan dapat dijadikan sebagai
alternatif bahan baku utama sebagai pembuatan gula kelapa dan sudah banyak
diusahakan di Dusun Kepel Desa Lojejer Kecamatan Wuluhan.
2. Agroindustri gula kelapa merupakan suatu kegiatan mengolah bahan baku yang
berasal dari komoditas pertanian yaitu nira kelapa menjadi produk gula merah
seperti yang banyak dilakukan di Desa Lojejer yang merupakan sentra gula
kelapa di Kabupaten Jember.
3. Usaha dagang (UD) adalah bentuk usaha Pramita Sasabilla yang kegiatan
utamanya yaitu membeli bahan baku berupa gula kelapa dari penderes dan
mengolahnya lagi dengan menambahkan gula rafinasi sebagai capurannya dan
menjual hasil produk yang telah diolah kembali tersbut kepada konsumen
untuk memperoleh keuntungan.
4. Gula kelapa adalah produk berbentuk setengah lingkaran berwarna merah bata
yang dihasilkan dari penguapan nira kelapa yang diolah oleh penderes di Desa
Lojejer.
5. Gula Rafinasi adalah gula yang diproduksi dari gula mentah yang telah
mengalami proses pemurnian lebih tinggi dan digunakan sebagai bahan baku
industri makanan dan minuman yang digunakan sebagai bahan campuran di
Agroindustri UD. Pramita Salsabilla.
6. Penderes merupakan pelaku yang yang menyadap nira kelpa sekaligus
mengolah nira kelapa menjadi gula kelapa di Desa Lojejer Kecamatan
Wuluhan.
41
7. Nilai Tambah merupakan pengembangan nilai produk gula kelapa rafinasi
yang dihasilkan Agroindustri UD. Pramita Salsabilla karena adanya input
fungsional yang dilakukan dengan satuan %.
8. Perhitungan nilai tambah Agroindustri UD. Pramita Salsabilla yang dilakukan
dalam penelitian dilakukan selama satu kali proses produksi dalam satu hari.
9. Output adalah produk yang dihasilkan oleh Agroindustri UD. Pramita
Salsabilla yaitu gula kelapa rafinasi yang diukur dengan satuan kg.
10. Bahan baku yang digunakan Agroindustri UD. Pramita Salsabilla untuk
menghasilkan gula kelapa rafinasi berasal dari gula kelapa dari penderes yang
dicampurkan dengan gula rafinasi.
11. Tenaga kerja merupakan pelaku atau warga Desa Lojejer yang melakukan
segala kegiatan dalam upaya menghasilkan gula kelapa rafinasi di
Agroindustri UD. Pramita Salsabilla yang dinyatakan dalam jiwa.
12. Harga output adalah nilai tukar yang diciptakan oleh Agroindustri UD.
Pramita Salsabilla untuk memperoleh manfaat dari gula kelapa rafinasi yang
dihasilkan yang dinyatakan dalam satuan Rp.
13. Keuntungan adalah total nilai yang didapatkan Agroindustri UD. Pramita
Salsabilla dalam menjual gula kelapa rafinasi yang sebelumnya telah
dipotong jumlah biaya produksi yang dinyatakan dalam satuan Rp.
14. Profitabilitas adalah tingkat keuntungan yang dicapai Agroindustri UD.
Pramita Salsabilla dalam menjalankan usahanya diukur dengan BEP, MOS,
dan MIR dengan satuan %.
15. Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan Agroindustri UD. Pramita
Salsabilla sebagai bentuk pengorbanan dalam menghasilkan gula kelapa
rafinasi untuk jangka panjang yang dinyatakan dalam satuan Rp.
16. Biaya variabel biaya yang dikeluarkan oleh Agroindustri UD. Pramita
Salsabilla sebagai bentuk korbanan dalam menghasilkan gula kelapa rafinasi
yang berkualitas dalam satu kali produksi dinyatakan dalam satuan Rp.
17. Produksi merupakan kuantitas gula kelapa rafinasi yang dihasilkan oleh
Agroindustri UD. Pramita Salsabilla yang dinyatakan dalam satuan Kg.
42
18. BEP (Break Even Point) dalam unit adalah volume dimana hasil penjualan
minimum gula kelapa rafinasi Agroindustri UD. Pramita Salsabila sama
dengan jumlah biaya produksi gula kelapa rafinasi dinyatakan dalam satuan
Kg.
19. BEP (Break Even Point) dalam Rp adalah volume dimana hasil penjualan
gula kelapa rafinasi Agroindustri UD. Pramita Salsabila sama dengan jumlah
biaya produksi gula kelapa rafinasi dinyatakan dalam satuan Rp.
20. MIR (Marginal Income Ratio) adalah bagian hasil penjualan gula kelapa
rafinasi Agroindustri UD. Pramita Salsabilla yang diperhitungkan untuk
menutup biaya tetap dan laba dinyatakan dengan satuan %.
21. MOS (Marginal of Safety) adalah Tingkat penurunan penjualan atau produksi
gula kelapa rafinasi Agroindustri UD. Pramita Salsabia yang dapat
ditoleransi dinyatakan dengan satuan %.
43
BAB 4. GAMBARAN UMUM
4.1 Letak Agroindustri Gula Kelapa Rafinasi UD. Pramita Salsabilla
UD. Pramita Salsabilla terletak di Desa Lojejer yang merupakan sebuah
desa yang terletak di dalam wilayah Kecamatan Wuluhan dan terletak di sebelah
selatan Kabupaten Jember dan mempunyai Luas 1.632,066 Ha. Desa Lojejer
merupakan wilayah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas
wilayah untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat, berdasarkan asal
usul dan adat istiadat setempat yang diakui juga dihormati dalam sistem
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Secara administratif Desa
Lojejer Kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember mempunyai batas-batas wilayah
sebagai berikut:
Utara : Desa Tamansari
Timur : Desa Ampel, dan Desa Sabrang dan Desa Dukuhdempok
Selatan : Samudra Hindia
Barat : Desa Pugerwetan
Wilayah Desa Lojejer terbagi menjadi 3 Dusun yang terdiri dari 12 RW
(Rukun Warga) dan 121 RT (Rukun Tetangga). Dusun-dusun yang ada di Desa
Lojejer, yaitu: (1) Dusun Krajan; (2) Dusun Sulakdoro; (3)Dusun Kepel.
Menurut Kecamatan Dalam Angka (2017), Desa Lojejer merupakan desa
yang memiliki jumlah penduduk antara laki-laki dan perempuan yang hampir
sama jumlahnya. Jumlah penduduk yang ada di Desa Lojejer yang terdata oleh
kantor kepala desa Desa Lojejer pada tahun 2016 berjumlah 20035 jiwa
berdasarkan jenis kelamin. Jumlah antara penduduk laki-laki dan perempuan
beserta rasio jenis kelamin disajikan dalam Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Rasio Desa Jenis Kelamin
Lojejer
Jenis Kelamin Rasio Jenis Kelamin
Laki-Laki Perempuan Jumlah
10 189 9 846 20 035 103,48
Sumber : BPS Jember Kecamatan Wuluhan Dalam Angka, 2017.
44
Mayoritas masyarakat Desa Lojejer berasal dari suku Jawa, sehingga
bahasa yang digunakan sehari-hari menggunakan Bahasa Jawa dan sedikit sekali
menggunakan Bahasa Madura sebagai bahasa sehari-hari. Mata pencaharian
penduduk Desa Lojejer sebagian besar berprofesi sebagai petani, baik secara
individu maupun kelompok yang tergabung dalam organisasi Kelompok Tani.
Selain berprofesi sebagai petani, banyak juga masyarakat Desa Lojejer yang
melakukan kegiatan usaha pengolahan nira kelapa menjadi gula merah kelapa.
Banyaknya kegiatan pengolahan kelapa yang dilakuakan di Desa Lojejer karena
didukung dengan banyaknya tanaman kelapa yang tumbuh di Desa Lojejer,
sehingga melimpahnya bahan baku yang dibutuhkan. Produk olahan gula merah
kelapa yang dihasilkan di Desa Lojejer merupakan produk unggulan yang
menjadikan Desa Lojejer menjadi sentra pembuatan gula merah kelapa di
Kabupaten Jember.
Luas wilayah Desa Lojejer mencapai 1262, 4 ha pada tahun 2017. Luas
wilayah Desa lojejer ini dimanfaatkan menjadi beberapa fungsi seperti fungsi
sawah, tegalan, tambak/kolam, bangunan dan lain sebagainya. Tata Guna lahan
Desa Lojejer disajikan pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2. Tata Guna Lahan Desa Lojejer
Sawah
Irigasi
Tehnis
(Ha)
Pekarangan
(Ha)
Ladang
(Ha)
TKD
(Ha)
Jalan
Desa
(Ha)
Perkantoran
(Ha) Makam
(Ha)
Jumlah
(Ha)
565,065 671,500 305,256 57,105
14,000
0,500 5,330 1618,756
Sumber : BPS Jember Kecamatan Wuluhan Dalam Angka, 2017.
4.2 Agroindustri UD. Pramita Salsabilla
Agroindustri UD. Pramita Salsabilla merupakan agroindustri yang
bergerak di bidang pengolahan lanjutan, karena Agroindustri UD. Pramita
Salsabilla mengolah kembali produk jadi untuk menciptakan produk baru dengan
kualitas yang lebih baik dengan mengunakan beberapa tambahan bahan baku
untuk menunjang perbaikan kualitas produk yang dihasilkan. Agroindustri UD.
Pramita Salsabilla mulai berdiri sejak pertengahan tahun 2008, dengan
menggunakan modal awal hanya sebesar Rp 500.000. Proses pengolahan
45
Agroindustri UD. Pramita Salsabilla juga pada awalnya hanya bertempat pada
dapur rumah pribadi pemilik Agroindustri UD. Pramita Salsabilla, dengan hasil
olahan awalnya hanya mencapai 30 Kg saja setiap harinya. Penamaan
Agroindustri UD. Pramita Salsabilla diambil dari nama pemilik sendiri yaitu
pramita dan juga nama anak sang pemilik yaitu salsabilla, sehingga terbentuklah
nama pramita salsabilla sebagai nama usaha agroindustri ini.
Pada awalnya pemilik Agroindustri UD. Pramita Salsabilla hanya seorang
ibu rumah tangga biasa, namun berkat kemampuan yang dimiliki pemilik
Agroindustri UD. Pramita Salsabilla ini mampu mengolah permasalahan yang ada
dan membuat permasalahan tersebut menjadi suatu peluang usaha yang
menjanjikan. Awal mula berdirinya Agroindustri UD. Pramita Salsabilla karena
pada saat itu di Desa Lojejer terdapat banyak petani yang secara langsung
mengolah nira kelapa menjadi gula merah kelapa atau yang biasa disebut dengan
penderes, banyak yang mengalami kerugian karena produk yang mereka produksi
kurang mampu menarik minat pasar. Penyebabnya dikarenakan kualitas gula
merah kelapa yang dihasilkan oleh para penderes cenderung rendah dan tidak
sesuai dengan yang kualitas yang diinginkan oleh pasar. Berbekal dengan ilmu
yang dimiliki oleh pemilik, kemudian kesempatan ini dimanfaatkan oleh pemilik
Agroindustri UD. Pramita Salsabilla untuk membuka suatu usaha dengan tujuan
awal untuk pemenuhan kebutuhan hidup pemilik sendiri dan juga membantu para
pendres agar tidak kembali mengalami kerugian kembali.
4.3 Bentuk Organisasi Agroindustri UD. Pramita Salsabilla
Agroindustri UD. Pramita Salsabilla awalnya merupakan agroindustri
rumahan biasa yang mengolah produk berbahan baku pertanian agar dapat
memberikan nilai tambah dalam produk pertanian tersebut, dalam hal ini
Agroindustri UD. Pramita Salsabilla mengolah gula merah kelapa penderes yang
berasal dari nira kelapa menjadi gula kelapa rafinasi. Semakin berkembangnya
Agroindustri UD. Pramita Salsabilla membuat pemilik menginginkan kemajuan
bagi usahanya yang awalnya hanya sebagai agroindustri rumahan, agar menjadi
suatu usaha yang sah dan berbadan hukum, akhirnya pada pertengahan tahun 2016
46
yaitu pada Bulan Mei pemilik mendaftarkan usahanya kepada Dinas Perindustrian
dan Perdagangan sebagai UD (Unit Dagang) dengan tujuan dapat semakin
mengangkat nilai jual dari produk gula kelapa rafinasi yang mereka hasilkan.
Agroindustri UD. Pramita Salsabilla mampu menjadi UD (Unit Dagang)
karean mampu memenuhi persyaratan menjadi Unit Dagang. Persyaratan tersebut
antara lain usaha yang dimilki adalah milik kekayaan sendiri dan tidak
belerjasama, Agroindustri UD. Pramita Salsabilla adalah usaha milik pemilik
sendiri dan suami dan tidak melakukan kerjasama dengan pihak manapun. Syarat
lainnya adalah Agroindustri UD. Pramita Salsabilla memiliki ijin domisili usaha,
NPWP, surat izin usaha perdagangan perseorangan dan surat tanda daftar
perusahaan, persyaratan yang memenuhi membuat Agroindustri UD. Pramita
Salsabilla terdaftar sebagai Unit Dagang pada pertengahan tahun 2016 dan juga
telah terdaftar di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Jember sebagai
indusri pembuat gula kelapa rafinasi di Kabupaten Jember. Agroindustri UD.
Pramita Salsabilla ini setiap tahunnya harus membayar pajak penghasilan dan
pajak perpanjangan sebagai UD sebesar Rp 4.100.000.
4.4 Struktur Organisasi Agroindustri UD. Pramita Salsabilla
Agroindustri UD. Pramita Salsabilla awal berdirinya hanya merupakan
usaha rumah tangga yang hanya dikelola oleh pemilik dan dibantu oleh suami dari
pemilik. Agroindustri UD. Pramita Salsabilla dipimpin oleh Ibu Galuh Paramita
selaku pemilik agroindustri. Pemilik agroidustri dalam pelaksanaan usahanya
berperan sebagai manajer, bendahara sekaligus tenaga kerja tetap. Manajer dalam
pelaksanaan usahanya dibantu oleh suami yang berperan sebagai tenaga kerja
pemasaran produk gula kelapa rafinasi. Seiring semakin berkembangnya
Agroindustri UD. Pramita Salsabilla, pemilik menerima beberapa tenaga kerja
untuk membantu meringankan proses pengolahan hingga penegmasan yang
dilakukan, hingga saat ini tenaga kerja yang bekerja pada Agroindustri UD.
Pramita Salsabilla mencapai 21 orang. Tenaga kerja ini terdiri dari dari laki-laki
dan perempuan yang memiliki tugas masing-masing yang telah ditentukan oleh
pemilik Agroindustri UD. Pramita Salsabilla.
47
Tenaga kerja yang ada di Agroindustri UD. Pramita Salsabilla ini dibagi
menjadi 3 bagian, yaitu bagian pengolahan, bagian pencetakan dan bagian
pengemasan. Pada masing-masing bagian yang ada pemilik menempatkan tujuh
orang tenaga kerja, dimana pada bagian pencetakan dan pengemasan hanya terdiri
dari tenaga kerja wanita saja, sedangkan pada bagian pengolahan ditempatkan
tenaga kerja laki-laki saja. Penempatan bagian yang ditetapkan oleh pemilik ini
dikarenakan, pada proses pengolahan tenaga kerja laki-laki lebih dibutuhkan
karena terdapat kegiatan pengangkutan bahan baku dari tempat penyimpanan
sampai ke tempat pengolahan yang akan lebih ringan apabila dikerjakan oleh
tenaga kerja laki-laki, dan terdapat kegiatan pengadukan pada bagian pengolahan
yang akan lebih mudah apabila dikerjakan pula oleh tenaga kerja laki-laki.
Sedangkan pada bagian pencetakan dan pengemasan ditempatkan semua tenaga
kerja wanita karena pekerjaan yang dilakukan lebih ringan dibandingkan pada
proses pengolahan. Struktur organisasi Agroindustri UD. Pramita Salsabilla dapat
dilihat pada bagan 4.1.
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Agroindustri UD. Pramita Salsabilla
Manajer
Bendahara
Pengolahan Pencetakan Pengemasan
Pemasaran
48
4.5 Sumber Bahan Baku Agroindustri UD. Pramita Salsabilla
Agroindustri UD. Pramita Salsabilla merupakan agroindustri yang
mengolah kembali gula merah kelapa yang dihasilkan oleh penderes untuk
dihasilkan produk baru yang bernama gula kelapa rafinasi. Gula merah kelapa
penderes yang digunakan Agroindustri UD. Pramita Salsabilla berasal dari
penderes yang ada disekitar Desa Lojejer, namun apabila pasokan gula merah
kelapa yang dipasok oleh penderes kurang memenuhi kapasitas produksi yang
dibutuhkan Agroindustri UD. Pramita Salsabilla maka pemilik akan memasok
gula merah kelapa dari penderes Kota Kediri. Gula kelapa rafinasi yang dihasilkan
oleh Agroindustri UD. Pramita Salsabilla terdiri dari beberapa bahan baku utama
antara lain gula kelapa penderes yang kemudian dicampur kembali dengan gula
rafinasi, gula tebu dan glukosa. Penambahan ketiga bahan baku ini karena pada
setiap masing-masing bahan memberikan manfaat yang berguna untuk
memperbaiki kualitas gula merah kelapa penderes. Gula rafinasi merupakan gula
kristal putih yang memiliki kualitas tinggi yang tidak dapat dikonsumsi secara
langsung dan biasa digunakan dalam industri mamin dan farmasi. Gula rafinasi ini
dapat membuat gula kelapa yang dihasilkan Agroindustri UD. Pramita Salsabilla
memiliki warna merah bata merata diseluruh bagiannya, memiliki tekstur yang
lebih padat dan tidak mudah mencair dan dapat memperpanjang daya simpan dari
gula kelapa rafinasi tanpa menggunakan bahan pengawet. Agroindustri UD.
Pramita Salsabilla mendapatkan gula rafinasi dari agen yang telah memasok gula
rafinasi sejak Agroindustri UD. Pramita Salsabilla mulai berdiri.
Gula tebu digunakan untuk membuat gula kelapa rafinasi yang dihasilkan
menjadi lebih keras namun dengan tekstur yang tetap mudah mencair ketika
dimasak, kekerasan yang diperlukan ini bertujuan ketika proses pengiriman gula
kelapa rafinasi tidak mudah pecah dalam perjalanan. Gula tebu ini juga
didapatkan dari petani di Desa Lojejer dalam bentuk nira tebu. Glukosa yang
digunakan dalam gula kelapa rafinasi bertujuan untuk menambah rasa manis yang
nantinya akan didapatkan. Glukosa ini didapatkan Agroindustri UD. Pramita
Salsabilla satu agen dengan yang memasok gula rafinasi kepada Agroindustri UD.
Pramita Salsabilla. Selain keempat bahan baku utama, dalam pembuatan gula
49
kelapa rafinasi, Agroindustri UD. Pramita Salsabilla juga menggunakan tambahan
pewarna makanan dengan tujuan untuk mendapatkan warna merah bata yang
diinginkan pada gula kelapa rafinasi yang dihasilkan. Pewarna makanan yang
digunakan Agroindustri UD. Pramita Salsabilla didapatkan dengan membeli pada
toko penjual bahan makanan.
4.6 Produksi dan Volume Produksi Agroindustri UD. Pramita Salsabilla
Awal berdirinya Agroindustri UD. Pramita Salsabilla setiap harinya hanya
mampu memproduksi gula kelapa rafinasi sebanyak 30 kg. Seiring berjalannya
waktu, produk dari Agroindustri UD. Pramita mulai dikenal oleh masyarakat dan
berdampak pada meningkatnya permintaan konsumen. Permintaan kosumen yang
terus meningkat membuat pemilik Agroindustri UD. Pramita Salsabilla mulai
bergerak untuk mengembangkan usahanya dengan mulai mempekerjakan tenaga
kerja yang berasal dari warga sekitar Desa Lojejer untuk membantu proses
produksi gula kelapa rafinasi yang saat ini telah mampu memproduksi gula kelapa
dengan rata-rata produksi gula kelapa rafinasi yang dihasikan setiap harinya
sebanyak 2700 kg. Tenaga kerja yang bekerja pada Agroindustri UD. Pramita
Salsabilla dibagi pada tiga bagian proses produksi yaitu, bagian pengolahan,
bagian pencetakan dan bagian pengemasan.
Proses pengolahan yang dilakukan Agroindustri UD. Pramita Salsabilla
dimulai dari melelehkan terlebih dahulu gula kelapa penderes pada wajan khusus
yang biasanya membutuhkan waktu selama ± 30-45 menit, kemudian setelah gula
merah kelapa penderes mencair pada wajan yang sama ditambahkan dengan
bahan baku tambahan yang terdiri dari gula rafinasi, gula tebu, glukosa dan
pewarna makanan. Kegiatan pengolahan gula kelapa rafinasi hingga masak dan
mengental, kemudian siap untuk dicetak ini biasanya membutuhkan waktu 45
menit. Kegiatan pengolahan gula kelapa rafinasi Agroindustri UD. Pramita
Salsabilla disajikan pada gambar 4.2.
50
Gambar 4.2 Kegiatan pengolahan gula kelapa rafinasi Agroindustri UD. Pramita
Salsabilla
Proses selanjutnya setelah proses pengolahan atau setelah nira masak dan
sedikit mengental adalah melakukan proses pencetakan pada gula kelapa rafinasi.
Gula kelapa rafinasi yang telah matang akan diambil menggunakan gayung
khusus untuk kemudian dicetak sesuai dengan bentuk cetakan yang dipesan oleh
konsumen. Proses pelepasan gula kelapa rafinasi dari cetakan biasanya
memerlukan waktu antara 30 menit-45menit. Kegiatan pencetakan gula kelapa
rafiniasi Agroindustri UD. Pramita Salsabilla disajikan pada gambar 4.3.
Gambar 4.3 Kegiatan pencetakan gula kelapa rafinasi Agroindustri UD. Pramita
Salsabilla
51
Proses terakhir adalah proses pengemasan gula kelapa rafinasi yang telah
dilepaskan dari cetakan. Pengemasan ini dilakukan secara manual oleh para
pekerja menggunakan timbangan batu, yang dikemas dengan kemasan seberat 5
kg dan 10 kg. Pengemasan ini bertujuan untuk melindungi produk dari debu dan
kotoran selama proses pengiriman, dan dapat pula memperpanjang daya simpan.
Kegiatan pengemasan gula kelapa rafinasi Agroindustri UD. Pramita Salsabilla
disajikan pada gambar 4.4.
Gambar 4.4 Kegiatan pengemasan gula kelapa rafinasi Agroindustri UD. Pramita
Salsabilla
Proses pengolahan gula kelapa penderes menjadi gula kelapa rafinasi
selengkapnya ditampilkan pada Gambar 4.5.
Pencairan Gula Kelapa Penderes (± 30-45 menit)
Penambahan Beberapa Bahan Baku Tambahan
Pemasakan Nira (45 menit)
Nira Kental
Pencetakan
Pengeringan (45 menit)
Gula Kelapa Rafinasi
Gambar 4.5 Proses Pengolahan Gula Kelapa Rafinasi Agroindustri UD. Pramita Salsabilla
52
4.7 Penjualan dan Volume Penjualan Agroindustri UD. Pramita Salsabilla
Awal penjualan yang dilakukan Agroindustri UD. Pramita Salsabilla yaitu
dengan cara memasarkan produk hasil olahannya masih secara konvensional yaitu
hanya dari warung ke warung, hal ini dikarenakan produk yang dihasilkan belum
banyak dikenal oleh masyarakat. Namun, seiring semakin terkenalnya produk
Agroindustri UD. Pramita Salsabilla dan semakin meningkatnya permintaan
konsumen, maka penjualan yang dilakukan telah berekembang luas bahkan telah
menembus pasar luar kota. Pemasaran gula kelapa rafinasi Agroindustri UD.
Pramita Salsabilla ini telah menembus pasar luar kota seperti Surabaya, Lombok
dan Sumbawa.
Proses penjualan gula kelapa rafinasi Agroindustri UD. Pramita Salsabilla
didistribusikan keluar kota melalui tengkulak, sedangkan untuk penjualan dalam
kota pemilik hanya menjual kepada pedagang kecil dan tidak melalui tengkulak.
Alasan ini karena penjualan yang dilakukan di dalam kota yang dilakukan oleh
pemilik hanya kisaran 50 kg, maka tidak memerlukan bantuan tengkulak.
Permintaan konsumen dalam kota akan produk gula kelapa rafinasi Agroindustri
UD. Pramita Salsabilla sama besarnya dengan permintaan konsumen luar kota,
akan tetapi pemilik lebih memilih memasarkan hampir seluruh produk yang
mereka hasilkan yaitu sebanyak 2700 kg kepada pasar luar kota, dan hanya
menyisakan penjualan untuk pasar dalam kota sebesar 100 kg. Alasan yang
mendasari karena terjadi suatu masalah dengan tengkulak dalam kota yang
membuat Agroindustri UD. Pramita Salsabilla mengalami kerugian cukup besar,
sehingga sampai saat ini pemilik lebih memasarkan gula kelapa rafinasi yang
dihasilkan kepada pasar luar kota.
53
BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Nilai Tambah Usaha Gula Kelapa Rafinasi Pada Agroindustri UD.
Pramita Salsabilla Jember
Nilai tambah merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk dapat
menambah nilai guna dan bentuk dari suatu komoditas pertanian. Melalui
perhitungan nilai tambah, dapat diketahui berapa nilai dari suatu output terhadap
satu kg bahan baku utama yang digunakan setelah mengalami pengolahan dengan
memperhitungkan biaya bahan baku yang digunakan. Pada penelitian ini analisis
nilai tambah yang diperhitungkan yaitu perubahan gula kelapa rafinasi yang
dioalah dari bahan baku berupa gula kelapa, gula tebu, gula rafinasi, upah tenaga
kerja dan input pendukung lainnya sehingga menghasilkan gula kelapa rafinasi.
Selain itu juga dapat diketahui distribusi nilai tambah terhadap tenaga kerja dan
balas jasa atau keuntungan bagi pemilik faktor produksi, dalam hal ini adalah
pemilik Agroindustri UD. Pramita Salsabilla. Besarnya nilai tambah suatu produk
pertanian merupakan hal yang penting bagi pelaku usaha karena dapat diketahui
besarnya balas jasa yang di berikan dari faktor-faktor produksi yang digunakan
dalam proses produksi sehingga dapat menambah keuntungan produsen sekaligus
dapat meningkatkan kepuasan konsumen karena adanya suatu proses pengolahan
pada produk pertanian. Nilai tambah yang dikaji pada penelitian ini adalah nilai
tambah dari perubahan kualitas pada Agroindustri UD. Pramita Salsabilla dalam
mengolah gula kelapa penderes menjadi gula kelapa rafinasi.
Analisis nilai tambah yang dimaksudkan dalam pengolahan Agroindustri
UD. Pramita Salsabilla yaitu nilai tambah dari pengolahan kembali gula kelapa
yang dihasilkan oleh penderes dengan mencampurkan beberapa bahan-bahan
pendukung untuk memperbaiki kualitas salah satunya adalah gula rafinasi dan
gula tebu, sehingga mendapatkan gula kelapa rafinasi yang kualitasnya jauh lebih
baik dibandingkan dengan gula kelapa. Kelebihan dari gula kelapa rafinasi
dibandingkan dengan gula kelapa yang dihasilkan oleh para oenderes adalah
bahwa gula kelapa rafinasi lebih diminati oleh pasar, sedangkan gula kelapa yang
dihasilkan oleh para penderes kurang mendapatkan peminat dari pasar karena
54
tidak memenuhi kualitas yang diinginkan oleh pasar. Indikator gula kelapa yang
diinginkan oleh pasar dilihat dari segi warna, tekstur dan daya simpan. Biasanya
pasar menginginkan gula kelapa yang memiliki warna merah bata yang merata
disemua bagiannya, namun gula kelapa yang dihasilkan oleh para penderes
memiliki warna merah bata pucat dan terdapat beberapa bercak warna merah bata
tua pada bagiannya. Dilihat dari segi tekstur biasanya pasar menginginkan gula
kelapa yang tidak mudah mencair apabila disimpan, namun gula kelapa penderes
ini mudah mencair apabila tidak digunakan. Dilihat dari daya simpan daya simpan
yang dipunya oleh gula kelapa penderes sangat cepat untuk mengalami
penjamuran, sedangkan yang diinginkan oleh pasar adalah gula kelapa yag
memiliki daya simpan cukup panjang meskipun tanpa menggunakan bahan
pengawet.
Menurut Hayami dalam Sudiyono (2002), analisis nilai tambah
pengolahan produk pertanian dapat dilakukan dengan cara sederhana, yaitu
melalui perhitungan nilai tambah per kilogram bahan baku untuk satu kali
pengolahan yang menghasilkan produk tertentu. Maka dari itu, analisis nilai
tambah yang dilakukan oleh pengolahan gula kelapa rafinasi di Agroindustri UD.
Pramita Salsabilla dihitung menggunakan Metode Hayami dengan perhitungan
analisis nilai tambah gula kelapa rafinasi dihitung pada satu kali proses. Satu kali
proses produksi pada Agroindustri UD. Pramita Salsabilla terjadi dalam satu hari.
Analisis ini digunakan untuk mengetahui apakah produk gula kelapa rafinasi
Agroindustri UD. Pramita Salsabilla dengan bahan baku utama gula kelapa
penderes sudah mampu mengasilkan nilai tambah bagi usaha pengolahan
Agroindustri UD. Pramita Salsabilla. Nilai tambah rata-rata per kg gula kelapa
rafinasi UD. Pramita Salsabilla disajikan pada Tabel 5.1.
55
Tabel 5.1 Nilai Tambah Rata-Rata Per Kg Usaha Gula Kelapa Rafinasi Agroindustri UD.
Pramita Salsabilla
No Analaisis Nilai Tambah Satuan Formula Nilai
A Otput Kg
2700
B Bahan Baku Gula Kelapa Kg
2828
C Tenaga Kerja Hok
21
D Faktor Konvensi
A/B 0,95
E Koefisien Tenaga Kerja
C/B 0,01
F Harga Produk Rp/Kg
11.000
G Upah Tenaga Kerja Rp/Hok
50.000
Penerimaan Dan Keuntungan
H Harga Bahan Baku Gula Kelapa Rp/Kg
9593,86
I Harga Input Lain Rp/Kg
A. Biaya Bahan Tambahan Rp/Kg
251,41
B. Biaya Pengemasan Rp/Kg
247,02
C. Biaya Bahan Bakar Rp/Kg
7,14
Total Harga Input Lain Rp/Kg
505,58
J Nilai Output Rp/Kg D X F 10502,1
K Nilai Tambah Rp/Kg J - H – I 402,68
L Rasio Nilai Tambah (%) (K/J) X 100% 3,83
M Imbalan Tenaga Kerja Rp/Kg E X G 371,29
N Bagian Tenaga Kerja (%) (M/K) X 100% 92,20
O Keuntungan Rp/Kg K - M 31,40
P Bagian Keuntungan (%) (O/K) X 100% 7,80
Balas Jasa Untuk Faktor Produksi
Q Margin Rp/Kg J – H 908,26
R Keuntungan (%) (O/Q) X 100% 3,46
S Tenaga Kerja (%) (M/Q) X 100% 40,88
T Input Lain (%) (I/Q) X 100% 55,66
Sumber: Data primer, Lampiran G
Perhitungan nilai tambah yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan
dalam satu kali proses produksi. Satu kali proses produksi Agroindustri UD.
Pramita Salsabilla terjadi dalam satu hari. Berdasarkan Tabel 5.1 dapat diketahui
bahwa Agroindustri UD. Pramita Salsabilla dalam satu kali produksi rata-rata
mampu menghasilkan output yaitu gula kelapa rafinasi sebanyak 2700 kg dari
input yang digunakan sebanyak 2828 kg yang terdiri dari 2000 kg gula kelapa dari
penderes yang setiap kilogramnya seharga Rp. 9500, 120 kg gula rafinasi yang
setiap kilogramnya seharga Rp. 16.000, 650 kg gula tebu yang setiap kilogramnya
seharga Rp. 8.700, 8 kg glukosa yang setiap kilogramnya seharga Rp. 10.000 dan
56
50 kg sulfat yang setiap kilogramnya seharga Rp. 12.500. Faktor konversi
merupakan nilai perbandingan antara gula kelapa rafinasi yang dihasilkan dengan
bahan baku yang digunakan yaitu gula kelapa dari penderes, gula rafinasi, gula
tebu dan glukosa yang digunakan. Hasil perhitungan faktor konversi menunjukkan
bahwa setiap 1 kg pengolahan bahan baku yang dilakukan Agroindustri UD.
Pramita Salsabilla dapat menghasilkan sebanyak 0,95 kg gula kelapa rafinasi
setiap satu kali produksi.
Tenaga kerja yang ada pada Agroindustri UD. Pramita Salsabilla
berjumlah 21 orang yang berasal dari warga sekitar Desa Lojejer yang terdiri dari
laki-laki dan perempuan dengan tugas pada masing-masing bagian. Tenaga kerja
Agroindustri UD. Pramita Sasabilla terbagi menjadi tiga bagian yaitu, bagian
pengolahan gula kelapa rafinasi, bagian pencetak gula kelapa rafinasi dan bagian
pengemasan gula kelapa rafinasi. Tenaga kerja ini merupakan pelaku yang
bertugas mengolah 2828 kg gula kelapa untuk menghasilkan 2700 kg gula kelapa
rafinasi sehingga didapatkan koefisien tenaga kerja sebesar 0,01. Semakin besar
koefisien tenaga kerja, akan memperbesar pendapatan tenaga kerja produksi.
Upah rata-rata yang diterima tenaga produksi Agroindustri UD. Pramita Salsabilla
dalam setiap satu kali proses produksi adalah sebesar Rp 50.000. Upah ini
dibayarkan scara rata baik bagi tenaga kerja laki-laki maupun tenaga kerja
perempuan.
Pada kondisi harga gula kelapa rafinasi rata-rata Rp 11.000/kg diperoleh
harga input bahan baku yang berupa gula kelapa penderes, gula rafinasi dan gula
tebu kelapa sebesar Rp 9.593,86/kg. Biaya lain yang harus dikeluarkan untuk
bahan pendukung lainnya seperti biaya bahan baku tambahan, biaya pengemasan
dan biaya bahan bakar sebesar Rp 505,58/kg. Dengan demikian, dari pengolahan
1 kg gula kelapa penderes dengan harga Rp 9.593,86kemudian ditambah dengan
biaya bahan pendukung yang membutuhkan biaya sebesar Rp 505,58 dapat
menghasilkan 0,95 kg seharga Rp 10502,1. Jadi nilai tambah yang dihasilkan
Agroindustri UD. Pramita Salsabilla dalam mengolah gula kelapa rafinasi sebesar
Rp 402,68 atau dalam persentase sebesar 3,83%, yang berarti bahwa pengolahan
gula kelapa penderes menjadi gula kelapa rafinasi memperoleh tambahan nilai
57
produksi yang cukup besar dibandingkan dengan menjual gula kelapa penderes
secara langsung tanpa adanya proses pengolahan kembali yang dilakukan oleh
Agroindustri UD. Pramita Salsabilla.
Pada nilai tambah sebesar Rp 402,68 di dalamnya terdapat Rp 371,29
bagian pendapatan tenaga kerja, atau dapat dikatakan imbalan tenaga kerja sebesar
92,20% dari nilai tambah tersebut. Sehingga keuntungan yang diperoleh
Agroindustri UD. Pramita Salsabilla dari pengolahan 1 kg gula kelapa penderes
menjadi 0,95 kg gula kelapa rafinasi sebesar Rp 31,40 atau sebesar 7,80% dari
nilai tambahnya. Perhitungan margin/selisih didapatkan dari nilai output dikurangi
dengan nilai bahan baku awalnya, sehingga diperoleh nilai margin sebesar Rp
908,26 dari setiap 1 kg gula kelapa penderes yang diolah. Di dalam margin
tersebut terdapat 40,88% bagian tenaga kerja atau Rp 371,29., sumbangan input
lain sebesar 51,66% atau Rp 505,58 dan keuntungan Agroindustri UD. Pramita
Salsabilla sebanyak 3,46% atau Rp 31,40.
Kegiatan pengolahan pembuatan gula kelapa rafinasi Agroindustri UD.
Pramita Salsabilla sudah mampu menghasilkan nilai tambah karena mampu
memberikan keuntungan sebesar 7,80% (atau sebesar Rp. 31,40). Hal ini dapat
dikatakan bahwa kegiatan pengolahan gula kelapa rafinasi Agroindustri UD.
Pramita Salsabilla sudah mampu menghasilkan nilai tambah yang positif . Hasil
penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang telah dirumuskan diawal yang
menyatakan bahwa kegiatan usaha pembuatan gula kelapa rafinasi Agroindustri
UD. Pramita Salsabilla sudah mampu menghasilkan nilai tambah positif dan
sesuai dengan penelitian terdahulu yang digunakan yaitu penelitian yang berasal
dari Edy dan Ratna (2018) mengenai nilai tambah gula kelapa kristal di kabupaten
banyumas yang mampu menghasilkan nilai tambah dan penelitian yang berasal,
Tsani (2018) mengenai nilai tambah gula kelapa kristal di Kabupaten Purworejo
dan penelitian yang berasal dari Yuniati (2015) mengenai nilai tambah gula aren
menjadi gula semut karena memiliki nilai tambah positif yang > 0.
58
5.2 Analisis Profitabilitas Usaha Gula Kelapa Rafinasi Pada Agroindustri
UD. Pramita Salsabilla Jember
Analisis Profitabilitas mempunyai arti penting dalam kelangsungan hidup
suatu usaha atau perusahaan dalam jangka panjang, karena profitabilitas
menunjukkan apakah usaha tersebut mempunyai prospek yang baik di masa yang
akan datang atau tidak dilihat dari kemampuannya dalam menghasilkan laba bagi
perusahaan itu sendiri. Kemampuan suatu perusahaan memperoleh profitabilitas
adalah suatu ukuran dalam persentase yang digunakan untuk menilai sejauh mana
perusahaan mampu menghasilkan laba, baik dalam hubungannya dengan
penjualan, aset, maupun modal sendiri karena setiap perusahaan memiliki
kemampuan yang berbeda dalam menghasilkan profitabilitas. Hasil profitabilitas
dapat dijadikan sebagai tolak ukur maupun gambaran tentang efektivitas kinerja
manajemen ditinjau dari keuntungan yang diperoleh dibandingkan dengan hasil
penjualan dan investasi perusahaan. Maka dari itu, diharapkan setiap usaha akan
selalu berusaha meningkatkan presentase profitabilitasnya, karena semakin tinggi
tingkat profitabilitas suatu usaha maka kelangsungan hidup usaha tersebut akan
lebih terjamin karena mampu mendapatkan laba yang tinggi.
Rumusan masalah kedua penelitian ini yaitu untuk mengetahui
profitabilitas usaha dari kegiatan pembuatan gula kelapa rafinasi Agroindustri
UD. Pramita Salsabilla yang dianalisis dengan menggunakan MOS (Margin Of
Safety) yang digunakan untuk mengtahui tingkat yang dapat ditoleransi oleh
Agroindustri UD. Pramita Salsabilla terhadap penurunan penjualan dan MIR
(Marginal Income Ratio) yang digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan
usaha dalam menutupi biaya tetap dan laba yang digunakan. Salah satu indikator
keberhasilan suatu usaha adalah kemampuan dalam menghasilkan laba atau
keuntungan yang merupakan tujuan akhir dalam menjalankan suatu usaha. Laba
yang diperoleh suatu usaha akan mempengaruhi keputusan yang akan diambil
oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
59
5.2.1 Perhitungan Biaya-Biaya Dan Pendapatan Pada Pengolahan Gula
Kelapa Rafinasi Agroindustri UD. Pramita Salsabilla
5.2.1.1 Perhitungan Biaya-Biaya Pada Pengolahan Gula Kelapa Rafinasi
Agroindustri UD. Pramita Salsabilla
Analisis profitabilitas dipengaruhi oleh biaya, harga jual dan volume
penjualan. Langkah awal dalam melakukan analisis profitabilitas pada usaha
pembuatan gula kelapa rafinasi Agroindustri UD. Pramita Salsabilla adalah
menentukan terlebih dahulu biaya-biaya yang digunakan dalam usaha tersebut.
Setiap kegiatan produksi suatu usaha yang dijalankan tidak lepas dari adanya
suatu biaya. Besarnya biaya yang dikeluarkan pada setiap kegiatan usaha biasanya
berbeda-beda. Biaya yang digunakan oleh suatu usaha biasanya dinamakan
dengan biaya total produksi yang terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap.
Biaya variabel yang dibutuhkan dalam pembuatan gula kelapa rafinasi
Agroindustri UD. Pramita Salsabilla merupakan biaya yang digunakan dalam satu
kali proses produksi yang terdiri dari gula kelapa penderes, gula tebu, gula
rafinasi, glukosa, bongkol jagung, plastik kemasan, tali rafia, pewarna makanan,
upah tenaga kerja dan biaya pengiriman. Sedangkan biaya tetap yang digunakan
pada usaha pembutan gula kelapa rafinasi Agroindustri UD. Pramita Salsabilla
adalah biaya peyusutan seluruh peralatan produksi dan biaya pajak penghasilan
dalam satu kali proses produksi. Peralatan yang digunakan dalam proses produksi
gula kelapa rafinasi adalah wajan steinless steel, gayung, spatula, meja, kayu
pengaduk, cetakan, timbangan batu, batu timbangan 5 kg dan batu timbangan 5
kg. Satu kali proses produksi pada Agroindustri UD. Pramita Salsabilla terjadi
dalam satu hari. Biaya variabel dan biaya tetap satu kali produksi Agroindustri
UD. Pramita Salsabilla secara ringkasnya disajikan pada Tabel 5.2
Tabel 5.2 Biaya Tetap Dan Biaya Variabel satu kali Produksi Usaha Gula Kelapa
Rafinasi Agroindustri UD. Pramita Salsabilla
No Keperluan Biaya
1 Biaya Variabel 28.829.000
2 Biaya Tetap
A. Biaya Penyusutan Alat 26.470,35
B. Pajak Penghasilan 13.141,03
Jumlah 39.611,38
Jumlah 28.868.611,38
Sumber : Data Primer, Lampiran D
60
Berdasarkan Tabel 5.2 dapat diketahui bahwa biaya variabel yang
digunakan dalam kegiatan satu kali proses produksi Agroindustri UD. Pramita
Salsabilla dalam pembuatan gula kelapa rafinasi sebesar Rp. 28.829.000, sedangkan
biaya tetap yang digunakan dalam satu kali proses produksi sebesar Rp. 39.611,38.
Besarnya biaya variabel dan biaya tetap yang telah diketahui untuk digunakan
dalam satu kali proses produksi, maka didapatkan total biaya yang harus
dikeluarkan oleh Agroindustri UD. Pramita Salsabilla dalam proses produksi gula
kelapa rafinasi sebesar Rp. 28.868.611,38.
Didapatkannya total biaya yang digunakan dalam pembuatan gula kelapa
rafinasi Agroindustri UD. Pramita Salsabilla, maka dapat diketahui besarnya nilai
Average Variable Cost (AVC) yang nantinya akan digunakan dalam perhitungan
analisis profitabilitas. AVC didapatkan menggunakan rumus Total Variable Cost
(TVC) dibagi dengan jumlah produksi gula kelapa rafinasi setiap harinya (Q).
Pada tabel 5.1 diketahui nilai TVC sebesar Rp. 28.829.000, kemudian Q (jumlah
produksi) UD. Pramita Salsabilla setiap harinya mencapai 2.700 kg.
Menggunakan rumus tersebut, maka didapatkan nilai AVC ebesar Rp. 10.296,07.
Secara sistematis perhitungan Average Variable Cost (AVC) dapat dituliskan
sebagai berikut :
AVC = TVC
Q
AVC = 28.829.000
2.700
= 10.296,07
5.2.1.2 Perhitungan Pendapatan Pada Pengolahan Gula Kelapa Rafinasi
Agroindustri UD. Pramita Salsabilla
Didapatkannya total biaya (TC) yang digunakan dalam pembuatan gula
kelapa rafinasi Agroindustri UD. Pramita Salsabilla dalam satu kali proses
produksi, maka dapat diketahui besarnya penerimaan dan pendapatan yang
nantinya akan diperoleh Agroindustri UD. Pramita Salsabilla. Penerimaan pada
Agroindustri UD. Pramita Salsabilla diperoleh dari perkalian antara total produksi
gula kelapa rafinasi Agroindustri UD. Pramita Salsabilla dalam satu kali proses
produksi (Q) yang biasanya mencapai 2700 kg, dengan harga jual gula kelapa
61
rafinasi Agroindustri UD. Pramita Salsabilla per kg (P) yang saat ini seharga Rp
11.000/kg. Secara sistematis rumus penerimaan yang akan diterima Agroindustri
UD. Pramita Salsabilla dapat dituliskan sebagai berikut:
TR = Q x P
= 2700 x 11.000
= Rp. 29.700.000
Besarnya penerimaan yang diterima Agroindustri UD. Pramita Salsabilla,
maka dapat diketahui besarnya pendapatan yang akan diterima Agroindustri UD.
Pramita Salsabilla. Pendapatan yang diterima didapatkan dari besarnya
penerimaan (TR) yang diterima Agroindustri UD. Pramita Salsabilla yaitu sebesar
Rp. 29.700.000, kemudian dikurangi dengan total biaya (TC) yang harus
dikeluarkan dalam satu kali proses pembuatan gula kelapa rafinasi Agroindustri
UD. Pramita Salsabilla yaitu sebesar Rp. 28.868.611,38. Secara sistematis rumus
pendapatan yang akan diterima Agroindustri UD. Pramita Salsabilla dapat
dituliskan sebagai berikut:
Pendapatan = TR – TC
= Rp. 29.700.000 - Rp. 28.868.611,38
= Rp. 831.388,62
Nilai penerimaan dan pendapatan yang diterima oleh Agroindustri UD.
Pramita Salsabilla yang telah dijelaskan diatas, secara ringkasnya disajikan pada
Tabel 5.3.
Tabel 5.3 Penerimaan dan Pendapatan Usaha Gula Kelapa Rafinasi Agroindustri UD.
Pramita Salsabilla Agroindustri UD. Pramita Salsabilla
No Komponen Nilai
1 Penerimaan/TR (Rp) 29.700.000
2 Total biaya/TC (Rp) 28.868.611,38
3 Pendapatan (Rp) 831.388,62
Sumber: Data Primer, Lampiran F
Berdasarkan Tabel 5.3 dapat diketahui bahwa rata-rata penerimaan (TR)
Agroindustri UD. Pramita Salsabilla setiap harinya sebesar Rp. 29.700.000. Total
biaya (TC) yang dikeluarkan pada proses pembuatan gula kelapa rafinasi setiap satu kali
proses produksi sebesar Rp. 28.868.611,38, maka pendapatan yang diperoleh
Agroindustri UD. Pramita Salsabilla dalam satu kali proses produksi atau setiap
62
hari sebesar Rp 831.388,62. Sehingga dapat diakumulasikan bahwa Agroindustri UD.
Pramita Salsabilla setiap bulannya akan mendapatkan pendapatan bersih sebesar Rp.
21.616.104,12.
5.2.2 Perhitungan BEP (Break Even Point) Pada Pengolahan Gula Kelapa
Rafinasi Agroindustri UD. Pramita Salsabilla
Setelah mengetahui penerimaan dan pendapatan yang diterima
Agroindustri UD. Pramita Salsabilla langkah selanjutnya sebelum mengitung nilai
profitabilitas adalah menghitung nilai Break Even Point (BEP) dalam satuan unit
dan rupiah. Titik impas atau break even pada suatu usaha adalah keadaan atau
kondisi usaha yang tidak memperoleh laba dan tidak menderita kerugian. Titik
impas mampu memberikan informasi mengenai tingkat volume penjualan, serta
hubungannya dengan kemungkinan memperoleh laba menurut tingkat penjualan
bersangkutan.
5.2.2.1 Perhitungan BEP (Break Even Point) Dalam Satuan Unit Pada
Pengolahan Gula Kelapa Rafinasi Agroindustri UD. Pramita Salsabilla
Suatu usaha dikatakan untung apabila jumlah produksi aktual lebih besar
daripada nilai Break Even Pointnya. BEP dalam satuan unit diperoleh
menggunakan rumus TFC (Total Fixed Cost) dengan nilai Rp. 39.611,38 dibagi
dengan Price (harga gula kelapa rafinasi Agroindustri UD. Pramita Salsabilla
dalam satuan kg) dengan nilai Rp. 11.000 yang dikurangi dengan nilai AVC
(Average Variable Cost) dengan nilai Rp. 10.296,07, sehingga didapatkan nilai
BEP dalam satuan unit sebesar 56,27 kg. Secara sistemtis rumus BEP dalam unit
dapat dituliskan sebagai berikut:
𝑄 =TFC
P – AVC
𝑄 =39.611,38
11.000 – 10.296,07
= 56,27 kg
5.2.2.2 Perhitungan BEP (Break Even Point) Dalam Satuan Rupiah Pada
Pengolahan Gula Kelapa Rafinasi Agroindustri UD. Pramita Salsabilla
Selanjutnya BEP dalam rupiah diperoleh menggunakan rumus TFC (Total
Fixed Cost) dengan nilai Rp. 39.611,38 dibagi dengan satu (1) dikurangi AVC
(Average Variable Cost) dengan nilai Rp. 10.296,07 dibagi dengan dengan Price
63
(harga gula kelapa rafinasi Agroindustri UD. Pramita Salsabilla dalam satuan kg)
dengan nilai Rp. 11.000, sehingga didapatkan nilai BEP dalam satuan rupiah
sebesar Rp. 618.989,36. Secara sistemtis rumus BEP dalam rupiah dapat
dituliskan sebagai berikut:
𝑄 = TFC
1 – (AVC/P)
𝑄 = 39.611,38
1 – (10296,07 /11.000)
= Rp. 618.989,36
Nilai BEP (Break Even Point) Agroindustri UD. Pramita Salsabilla dalam
satuan unit dan rupiah yang telah dijelaskan diatas, secara ringkasnya disajikan
dalam tabel 5.4.
Tabel 5.4 Nilai BEP Usaha Gula Kelapa Rafinasi Agroindustri UD. Pramita Salsabilla
No Kompnen Nilai
1 Q (Kg) 56,27
2 Q (Rp) 618.989,36
Sumber: Data primer, Lampiran H
Berdasarkan Tabel 5.4 dapat diketahui bahwa nilai Break Even Point
(BEP) Agroindustri UD. Pramita Salsabilla dalam satuan unit sebesar 55,27 kg,
dan BEP dalam satuan rupiah sebesar Rp 618.989,36. Artinya untuk mencapai
keadaan impas atau usaha tidak rugi dan tidak untung Agroindustri UD. Pramita
Salsabilla harus memproduksi gula kelapa rafinasi paling sedikit sebanyak 56,27
kg per satu kali proses produksi dengan total penerimaan yang akan didapatkan
sebesar Rp 618.989,36 per satu kali proses produksi. Perhitungan BEP ini maka
perhitungan profitabilitas untuk Agroindustri UD. Pramita Salsabilla sudah dapat
dilakukan.
5.2.3 Perhitungan MOS (Margin Of Safety) dan MIR (Marginal Income
Ratio) Pada Pengolahan Gula Kelapa Rafinasi Agroindustri UD.
Pramita Salsabilla
Langkah selanjutnya setelah nilai BEP (Break Even Point) dalam satuan
unit dan rupiah diketahui adalah mempersentasekan keuntungan atau profitabilitas
yang akan diterima oleh Agroindustri UD. Pramita Salsabilla. Persentase
keuntungan atau profitabilitas diperoleh dari perkalian antara nilai MOS (Margin
of Safety) dan nilai MIR (Marginal Income Ratio). Semakin besar persentase
64
keuntungan atau profitabilitas yang diperoleh, maka Agroindustri UD. Pramita
Salsabilla tersebut semakin menguntungkan dan semakin peluang besar untuk
semakin dikembangkan.
5.2.3.1 Perhitungan MOS (Margin Of Safety) Pada Pengolahan Gula Kelapa
Rafinasi Agroindustri UD. Pramita Salsabilla
Perhitungan MOS (Margin of Safety) didapatkan dari total penerimaan
Agroindustri UD. Pramita Salsabilla pada satu kali proses produksi sebesar Rp.
29.700.000 dikurangi dengan nilai BEP (Break Even Point )dalam satuan rupiah
sebesar Rp. 618.989,36, kemudian dibagi kembali dengan total penerimaan (TR)
yang diterima dan dikalikan 100%. Maka didapatkan besarnya nilai MOS
Agroindustri UD. Pramita Salsabilla sebesar 97,92%. Secara sistematis
perhitungan MOS dapat dituliskan sebagai berikut:
𝑀𝑂𝑆 (%) =TR−BEP dalam rupiah
𝑇𝑅 x 100%
𝑀𝑂𝑆 (%) =29.700.000 −618.989,36
29.700.000 x 100%
= 97,92%
5.2.3.2 Perhitungan MIR (Margin Income Ratio) Pada Pengolahan Gula Kelapa
Rafinasi Agroindustri UD. Pramita Salsabilla
Perhitungan MIR (Margin Income Ratio) didapatkan dari total penerimaan
Agroindustri UD. Pramita Salsabilla pada satu kali proses produksi sebesar Rp.
29.700.000 dikurangi dengan nilai total biaya variabel dalam satu kali proses
produksi sebesar Rp. 28.892.000, kemudian dibagi kembali dengan total
penerimaan yang diterima dan dikalikan 100%. Maka didapatkan besarnya nilai
MIR Agroindustri UD. Pramita Salsabilla sebesar 2,93%. Secara sistematis
perhitungan MOS dapat dituliskan sebagai berikut:
𝑀𝐼𝑅 (%) =TR−TVC
𝑇𝑅 x 100%
𝑀𝐼𝑅 (%) =29.700.000 −28.892.000
29.700.000 x 100%
= 2,93%
65
5.2.4 Perhitungan Analisis Profitabilitas Pada Pengolahan Gula Kelapa
Rafinasi Agroindustri UD. Pramita Salsabilla
Persentase dari MOS (Margin Of Safety) dapat dihubungkan langsung
dengan tingkat keuntungan usaha atau MIR (Margin Income Ratio) guna melihat
tingkat profitabilitas usaha yang bersangkutan. Mengitung profitabilitas yang akan
didapatkan Agroindustri UD. Pramita Salsabilla, yaitu dengan cara mengalikan
nilai MOS sebesar 97,92% dengan nilai MIR sebesar 2,93%. Maka didapatkan
nilai profitabilitas Agroindustri UD. Pramita Salsabilla sebesar 2,87%. Secara
sistematis perhitungan profitabilitas dapat dituliskan sebagai berikut:
π (%) = MOS x MIR
π (%) = 97,92 x 2,93
= 2,87%
Nilai MOS (Margin Of Safety), MIR (Marginal Income Ratio), dan
Profitabilitas (π) Agroindustri UD. Pramita Salsabilla yang telah dijelaskan diatas,
secara ringkasnya disajikan pada Tabel 5.5.
Tabel 5.5 Profitabilitas Usaha Gula Kelapa Rafinasi Agroindustri UD. Pramita Salsabilla
No Komponen Nilai
1 MOS(%) 97,92
2 MIR(%) 2,93
3 π(%) 2,87
Sumber: Data primer, Lampiran H
Hasil penjualan pada tingkat titik impas jika dihubungkan dengan
penjualan, maka akan diperoleh informasi tentang seberapa jauh volume
penjualan boleh turun sehingga usaha tidak rugi yang disebut juga Marginal of
Safety (MOS). Berdasarkan Tabel 5.5 dapat diketahui bahwa nilai MOS (Margin
Of Safety) sebesar 97,92%, yang berarti Agroindustri UD. Pramita Salsabilla
memiliki tingkat keamanan sebesar 97,92% terhadap penurunan target penjualan.
Nilai MIR (Marginal Income Ratio) sebesar 2,93%, yang berarti Agroindustri UD.
Pramita Salsabilla mampu memberikan 2,93% dari hasil penjualannya, untuk
menutupi biaya tetap dan mendapatkan laba. Persentase dari MOS dapat
dihubungkan langsung dengan tingkat keuntungan usaha atau MIR guna melihat
tingkat profitabilitas usaha yang bersangkutan. Nilai Profitabilitas sebesar 2,87%,
yang berarti apabila Agroindustri UD. Pramita Salsabilla mampu menjual gula
66
kelapa rafinasi sesuai dengan yang ditargetkan maka Agroindustri UD. Pramita
Salsabilla akan memperoleh keuntungan sebesar 2,87% atau dapat diasumsikan
apabila Agroindustri UD. Pramita Salsabilla mengeluarkan modal sebesar Rp.
100,00, maka akan memperoleh keuntungan sebesar Rp. 287. Dengan demikian
dapat dikatakan usaha pembuatan gula kelapa rafinasi UD. Pramita Salsabilla
adalah menguntungkan karena nilai profitabilitas > 0.
Perhitungan analisis yang telah dijelaskan diatas, dimulai dari perhitungan
biaya-biaya yag digunakan, perhitungan penerimaan dan pendapatan, perhitungan
BEP (Break Even Point) dalam unit dan rupiah yang kemudian dilanjutkan
dengan perhitungan profitabilitas Agroindustri UD. Pramita Salsabilla dengan
mengalikan MOS (Margin Of Safety) dan MIR (Marginal Income Ratio) secara
singkatnya disajikan pada Tabel 5.6.
Tabel 5.6. Tabel Perhitungan Analisis Profitabilitas Usaha Gula Kelapa Rafinasi
Agroindustri UD. Pramita Salsabilla
No Keperluan Biaya
1 Biaya Variabel 28.829.000
2 Biaya Tetap
A. Biaya Penyusutan Alat 26.470,35
B. Pajak Penghasilan 13.141,03
Jumlah 39.611,38
Jumlah 28.868.611,38
3 Penerimaan/TR (Rp) 29.700.000
4 Total biaya/TC (Rp) 28.868.611,38
5 Pendapatan (Rp) 831.388,62
6 Q (Kg) 56,27
7 Q (Rp) 618.989,36
8 MOS (Margin Of Safety) (%) 97,92
9 MIR (Marginal Income Ratio) (%) 2,92
10 π(%) 2,87
Sumber: Data Primer
Dari Tabel 5.6 dapat diketahui bahwa perhitungan profitabilitas yang
dilakukan mulai dari perhitungan biaya-biaya yang digunakan dalam proses
produksi hingga perhitungan MOS dan MIR menghitung nilai profitabilitas
Agroindustri UD. Pramita Salsabilla diketahui bahwa Agroindustri UD. Pramita
Salsabilla sudah mampu menguntungkan dan dapat menghasilkan laba secara
67
maksimum karena memiliki nilai profitabilitas sebesar 2,87% yang berarti nilai
profitabilitasnya > 0. Niali profitabilitas yang didapatkan dalam perhitungan ini
dilihat untuk satu kali proses produksi yaitu keuntungan yang didapatkan dalam
satu hari. Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang telah dirumuskan
diawal yang menyatakan bahwa kegiatan usaha pembuatan gula merah kelapa
rafinasi Agroindustri UD. Pramita Salsabilla adalah menguntungkan dan mampu
menghasilkan laba secara maksimum, dan juga sesuai dengan penelitian terdahulu
yang digunakan yang berasal dari Joseph dan Layuk (2015) mengenai analisis
profitabilitas gula aren menjadi gula cetak, penelitian dari Yuniati (2015)
mengenai analisis profitabilitas gula aren dan gula semut dan peenlitian dari
Ningtyas (2013) mengenai analissi profitabilitas gula merah dan gula semut, yang
mengatakan bahwa apabila nilai profitabilitas suatu usaha > 0 maka usaha
Agroindustri UD. Pramita Salsabilla menguntungkan dan mampu menghasilkan
keuntungan/ laba secara maksimum.
68
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Pengolahan gula kelapa penderes menjadi gula kelapa rafinasi yang dilakukan
oleh Agroindustri UD. Pramita Salsabilla di Dusun Kepel, Desa Lojejer,
Kecamatan Wuluhan, Kabupaten Jember memberikan nilai tambah sebesar
3,83% atau Rp 402,68 dari setiap 1 kg gula kelapa penderes menjadi 0,95 kg
gula kelapa rafinasi, sehingga dapat disimpulkan bahwa Agroindustri UD.
Pramita Salsabilla mampu memberikan nilai tambah karena memiliki hasil
nilai tambah positif yaitu > 0.
2. Profitabilitas usaha pembuatan gula kelapa rafinasi Agroindustri UD. Pramita
Salsabilla yang didapatkan sebesar 2,87% dilihat dari nilai MOS (Margin Of
Safety) sebesar 97,92% dan nilai MIR (Marginal Income Ratio) sebesar 2,93%,
sehingga dapat disimpulkan bahwa usaha pembuatan gula kelapa rafinasi
Agroindustri UD. Pramita Salsabilla menguntungkan karena memiliki nilai
profitabilitas sebesar 2,87% yang berarti > 0.
6.2 Saran
1. Agroindustri UD. Pramita Salsabilla harus tetap konsisten dalam memasarkan
produknya kepada industri pembuatan kecap, karena terdapat campuran gula
rafinasi yang tidak dapat dikonsumsi langsung tanpa adanya pengolahan
terlebih dahulu.
2. Jika Agroindustri UD. Pramita Salsabilla ingin meningkatkan tingkat
profitabilitasnya, maka perlu dilakukan efisiensi biaya untuk biaya tenaga
kerja. Hal ini karena biaya tenaga kerja merupakan salah satu komponen
terbesar dalam struktur penggunaan biaya Agroindustri UD. Pramita Salsabilla.
69
DAFTAR PUSTAKA
Abubakar, I., Yantu, M.R., dan Dewi, N.A. 2013. Kinerja Kelembagaan
Pemasaran Kakao Biji Tingkat Petani Perdesaan Sulawesi Tengah: Kasus
Desa Ampibabo Kecamatan Ampibabo Kabupaten Parigi Motong.
Agrotekbis, 1(1) : 74-80.
Ambarsari, W., V. D. Y. B. Ismadi dan A. Setiadi. 2014. Analisis Pendapatan Dan
Profitabilitas Usahatani Padi (Oryza Sativa, L.) Di Kabupaten Indramayu.
Agri Wiraloda, 6(2): 19-27.
Badan Pusat Statistik. 2017. Kecamatan Wuluhan Dalam Angka. BPS Jember
Dalam Angka.
Badan Pusat Statistik. 2018. Produksi Kelapa Indonesia. BPS Indonesia Dalam
Angka.
Budiningsih, Sulistyani dan Watemin. 2015. Analisis Profitabilitas Dan Nilai
Tambah Agroindustri Gula kelapa rafinasi Berbasis Potensi Lokal. Jurnal
Ekonomi Pertanian Dan Agribisnis (JEPA). 1(1) : 267-274.
Bungin, Burhan. 2004. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta : Prenada
Media Group.
Diarta, Nidia Ripna. 2017. Analisis Profitabilitas Dan Faktor-Faktor Penentu
Dayasaing Usaha Pembuatan Chip Ubi Kayu Di Kabupaten Trenggalek.
Skripsi. Jember. Fakultas Pertanian Universitas Jember.
Direktorat Jenderal Industri Agro. 2013. Kebijakan Pengembangan Industri Gula
Rafinasi. Jakarta: Direktorat Jenderal Industri Agro Kementerian
Perindustrian.
Djamhari, Choirul. 2004. Orientasi Pengembangan Agroindustri Skala Kecil Dan
Menengah, Rangkuman Pemikiran. Infokop, 24(20): 121-132.
Edy, Kusmantoro dan Ratna Satriani. 2018. Analisis Nilai Tambah Gula Kelapa
Kristal Di Kabupaten Banyumas. Prosiding Seminar Nasional dan Call for
Papers ”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal
Berkelanjutan VIII”, Purwokerto: 14-15 November 2018. Hal. 283-291.
Heryani, Hesty. 2016. Keutamaan Gula Aren & Strategi Pengembangan Produk.
Banjarmasin : Lambung Mangkurat University Press.
Joseph, G.H dan Payung, Layuk. 2012. Pengolahan Gula Semut Dari Aren. B.
Palma, 13(1) : 60-65.
70
Kementrian Pertanian Republik Indonesia. 2018. Konsumsi Rata-Rata Per Kapita
setahun Gula Merah Di Indonesia Tahun 2012-2016. Indonesia.
Kepala Desa Lojejer. 2018. Data Penduduk Desa Lojejer Pengolah Nira Kelapa
Menjadi Gula Kelapa. Desa Lojejer Dalam Angka.
Khazanani, Annora. 2012. Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor Faktor Produksi
Usahatani Cabai Kabupaten Temanggung. Jurnal Agro, 3(3): 1-32.
Lestari, Wiwik., dan D.B Permana. 2018. Akuntansi Biaya Dalam Perspektif
Manajerial. Depok : PT. RajaGrafindo Persada.
Maharani, C.N.D., Dyah A.H.L., dan Eka K. 2013. Nilai Tambah Dan Kelayakan
Usaha Skala Kecil Dan Skala Menengah Pengolahan Limbah Padat Ubi
Kayu (Onggok) Di Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur
JIIA, 1(4): 284-290.
Mardianto, S., Dkk. 2005. Peta Jalan (Road Map) Dan Kebijakan Pengembangan
Industri Gula Nasional. Forum Penelitian Agroekonomi, 23(1): 19-37.
Maulidah, Silvana. 2012. Pengantar Manajemen Agribisnis. Malang : UB Press.
Mugiono., S. Marwati dan S.N. Awani. 2014. Analisis Pendapatan Usaha Gula
Merah Kelapa (Studi Kasus Di Desa Medono Kecamatan Kaliwiro
Kabupaten Wonosobo). MEDIAGRO, 10(2) : 22-31.
Nasir, Moh. 1999. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Nawansih, O., S. Rizal dan W.R. hartari. 2016. Survey Mutu Dan Keamanan Gula
Merah Di Pasar Kota Bandar Lampung. Pangan, 19(4) : 1-15.
Ningtyas, I. 2013. Analisis Komparatif Usaha Pembuatan Gula Merah Dan Gula
Semut Di Kabupaten Kulon Progo. Skripsi. Surakarta. Universitas Negeri
Surakarta.
Nur, Aminah. 2013. “Analisis Nilai Tambah Dalam Pengolahan Susu Kedelai
Pada Skala Industri Rumah Tangga Di Kota Medan”. Skripsi. Sumatera
Utara. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera
Utara.
Nurhayati, Popong. 2004. Nilai Tambah Produk Olahan Perikanan Pada Industri
Perikanan Tradisional Di DKI Jakarta. Buletin Ekonomi Perikanan, 5(2):
17-23.
71
Palupi, G.A. 2015. “Analisis Profitabilitas Dan Nilai Tambah Bisnis Yoghurt
Pada Unit Pengolahan Susu Darul Fallah”. Skripsi. Bogor. Fakutas
Ekonomi Dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.
Praditya, M. 2010. Analisis Usaha Industri Gula Jawa Skala Rumah Tangga Di
Kabupaten Wonogiri. Surakarta. Fakultas pertanian Universitas Sebelas
Maret surakarta.
Puspitasari, F.T. 2014. “Analisis Profitabilitas Usaha Dan Nilai Tambah Produk
Sate Bandeng Pada UKM Sate Bandeng Di Kota Serang Banten”. Skripsi.
Bogor. Fakutas Ekonomi Dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.
Santi. 2014. Analisis Kelayakan Agroindustri Gula Merah Kelapa Di Kecamatan
Sukaraja Kabupaten Bogor. Bogor
Soetanto, N.E. 1993. Pembuatan Gula Kelapa. Yogyakarta: Kanisius.
Sugiarto, S.D. 2006. Metode Statistika Untuk Bisnis Dan Ekonomi. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Statistik Perkebunan Indonesia. 2015. Produksi Perkebunan Rakyat Penghasil
Gula Merah Kelapa Provinsi Jawa Timur Per Kabupaten Tahun 2013. Jawa
Timur.
Statistik Perkebunan Indonesia. 2017. Produksi Gula Merah Kelapa Nasional
Tahun 2013-2015. Indonesia.
Sudiyono, Armand. 2002. Pemsaran Pertanian. Malang : UMM Press.
Sugiyanto, Catur. 2002. Ekonomi Mikro. Yogyakarta : BPFE-YOGYAKARTA.
Tsani, Rohmatul Ummah. 2018. Analisis Nilai Tambah Gula Kelapa Kristal
(Kasus Kelompok Tani Sari Manggar Manis Desa Somorejo Kecamatan
Bagelen Kabupaten Purworejo). Thesis. Purworejo. Universitas Sebelas
Maret.
Winarno. 2014. Kelapa Pohon Kehidupan. PT Gramedia Pustaka : Jakarta.
Yuniati, Marcela. 2015. Analisis Nilai Tambah Dan Profitabilitas Agroindustri
Gula Aren Dan Gula Semut Skala Rumah Tangga Di Kecamatan Air
Hitam Kabupaten Lampung Barat. Skripsi. Lampung. Fakultas Pertanian
Universitas Lampung Bandar .
72
Lampiran A. Perhitungan Biaya Tetap Usaha Gula
Kelapa Rafinasi Pada Agroindustri
UD. Pramita Salsabilla
No Nama Alat Satuan Jumlah Harga/Unit
(Rp) Nilai (Rp)
Umur
Ekonomis
(Tahun)
1 wajan steinless steel buah 4 9.000.000 36.000.000 5
2 Gayung buah 6 5.000 30.000 4
3 Spatula buah 3 25.000 75.000 4
4 Meja buah 3 750.000 2.250.000 10
5 kayu pengaduk buah 2 50.000 100.000 4
6 Cetakan
0
a. Cetakan dakon buah 200 12.000 2.400.000 4
b. Cetakan mangkok lusin 20 10.500 210.000 4
7 timbangan batu buah 2 450.000 900.000 10
8 batu timbangan 5 kg buah 2 75.000 150.000 10
9 batu timbangan 10 kg buah 2 125.000 250.000 10
10 pajak penghasilan + UD buah 1 4.100.000 4.100.000 1
jumlah
245 14.602.500 46.465.000 66
rata-rata 22,27 1.327.500 3.872.083 6,00
*)=cetakan mangkok dalam satuan lusin
*)=penyusutan mentode garis lurus
73
Lampiran B1. Perhitungan Biaya Penyusutan Pertahun Usaha Gula Kelapa
Rafinasi Pada Agroindustri UD. Pramita Salsabilla
No Nama Alat jumlah penyusutan (Rp)
1 wajan steinless steel 7.200.000
2 Gayung 7.500
3 Spatula 18.750
4 Meja 225.000
5 kayu pengaduk 25.000
6 Cetakan
a. Cetakan dakon 600.000
b. Cetakan mangkok 52.500
7 timbangan batu 90.000
8 batu timbangan 5 kg 15.000
9 batu timbangan 10 kg 25.000
10 Pajak pengasilan + pajak 4.100.000
Jumlah 12.358.750,00
rata-rata 1.123.522,73
Lampiran B2. Lanjutan Perhitungan biaya penyusutan perbulan Usaha Gula
Kelapa Rafinasi Pada Agroindustri UD. Pramita Salsabilla
No Nama Alat jumlah penyusutan (Rp)
1 wajan steinless steel 600.000
2 Gayung 625
3 Spatula 1.563
4 Meja 18.750
5 kayu pengaduk 2.083
6 Cetakan
a. Cetakan dakon 50.000
b. Cetakan mangkok 4.375
7 timbangan batu 7.500
8 batu timbangan 5 kg 1.250
9 batu timbangan 10 kg 2.083
10 Pajak pengasilan + pajak 341.666,67
Jumlah 1.029.895,83
rata-rata 93.626,89
74
Lampiran B3. Lanjutan Perhitungan Biaya Penyusutan Perproduksi Usaha Gula
Kelapa Rafinasi Pada Agroindustri UD. Pramita Salsabilla
No Nama Alat jumlah penyusutan (Rp)
1 wajan steinless steel 23.076,92
2 Gayung 24,04
3 Spatula 60,10
4 Meja 721,15
5 kayu pengaduk 80,13
6 Cetakan 0,00
a. Cetakan dakon 1.923,08
b. Cetakan mangkok 168,27
7 timbangan batu 288,46
8 batu timbangan 5 kg 48,08
9 batu timbangan 10 kg 80,13
10 Pajak pengasilan + pajak 13.141,03
Jumlah 39.611,38
rata-rata 3.300,95
75
Lampiran C. Perhitungan Biaya Variabel Perproses Produksi Usaha Gula Kelapa
Rafinasi Pada Agroindustri UD. Pramita Salsabilla
No Nama Alat satuan Jumlah (Kg) Harga/Unit (Rp) Nilai (Rp)
1 gula kelapa Kg 2000 9.500 19.000.000
2 gula rafinasi Kg 120 16.000 1.920.000
3 gula tebu Kg 650 8.700 5.655.000
4 Glukosa Kg 8 10.000 80.000
5 Sulfit Kg 50 12500 625.000
6 plastik kemasan Pc 20 8.000 160.000
7 bongkol jagung Sak 2 10.000 20.000
8 tali rafia Kg 1 13.000 13.000
9 pewarna makanan Botol 3 2.000 6.000
10 biaya pengiriman Orang 2 150.000 300.000
11 upah tenaga kerja Orang 21 50.000 1.050.000
jumlah
2877 289.700 28.829.000
rata-rata 261,55 26.336,36 2.620.818,182
76
Lampiran D. Total Biaya Produksi 1x Produksi
Usaha Gula Kelapa Rafinasi Pada
Agroindustri UD. Pramita Salsabilla
No Keperluan Biaya
1 Biaya Variabel 28.829.000
2 Biaya Tetap
a. Biaya Penyusutan Alat 26.470,35
b. Pajak Penghasilan 13.141,03
39.611,38
Jumlah 28.868.611,38
77
Lampiran E. Total Biaya Tetap,Total Biaya Variabel Dan Rata-Rata Biaya
Variabel Usaha Usaha Gula Kelapa Rafinasi Pada Agroindustri
UD. Pramita Salsabilla
TFC (Rp) 39.611,38
TVC (Rp) 28.829.000
AVC (Rp/Kg) 10.296,07
1. perhitungan TFC didapatkan dari jumlah biaya tetap
yang tidak dipengaruhi tingkat produksi.
2. perhitungan TVC didapatkan dari jumlah biaya yang dikeluarkan
yang besarnya berubah menurut tingkat yang dihasilkan
3. perhitungan AVC didapatkan dari TVC/Q
78
lampiran F. Pendapatan Usaha Gula Kelapa Rafinasi
Pada Agroindustri UD. Pramita Salsabilla
penerimaan (Rp) 29.700.000
total biaya (Rp) 28.868.611,38
pendapatan (Rp) 831.388,62
1. Penerimaan didapatkan menggunakan rumus: TR = Q x P
Dengan Q= 2700 Kg dan P=11000 (dalam kg)
2. Total biaya didapatkan menggunakan rumus TC= TFC +
TVC Dengan nilai TFC = 39.611,38 dan TVC=28.829.000
3. Pendapatan didapatkan menggunakan rumus TR-TC
79
Lampiran G. Nilai Tambah Rata-Rata Per Kg Usaha Gula Kelapa Rafinasi UD. Pramita
Salsabilla Dalam Satu Kali Proses Produksi
No Analaisis Nilai Tambah Satuan Formula Nilai
A Otput Kg
2700
B Bahan Baku Gula Kelapa Kg
2828
C Tenaga Kerja HOK
21
D Faktor Konvensi
A/B 0,95
E Koefisien Tenaga Kerja
C/B 0,01
F Harga Produk Rp/Kg
11.000
G Upah Tenaga Kerja Rp/HOK
50.000
Penerimaan Dan Keuntungan
H Harga Bahan Baku Gula Kelapa Rp/Kg
9.593,86
I Harga Input Lain Rp/Kg
A. Biaya Bahan Tambahan Rp/Kg
251,41
B. Biaya Pengemasan Rp/Kg
247,02
C. Biaya Bahan Bakar Rp/Kg
7,14
Total Harga Input Lain Rp/Kg
505,58
J Nilai Output Rp/Kg D X F 10.502,1
K Nilai Tambah Rp/Kg J - H - I 402,68
L Rasio Nilai Tambah (%) (k/j) X 100% 3,83
M Imbalan Tenaga Kerja Rp/Kg E X G 371,29
N Bagian Tenaga Kerja (%) (M/K) X 100% 92,20
O Keuntungan Rp/Kg K - M 31,40
P Bagian Keuntungan (%) (O/K) X 100% 7,80
Balas Jasa Untuk Faktor Produksi
Q Margin Rp/Kg J - H 908,26
R Keuntungan (%) (O/Q) X 100% 3,46
S Tenaga Kerja (%) (M/Q) X 100% 40,88
T Input Lain (%) (I/Q) X 100% 55,66
80
Lampiran H. Profitabilitas Usaha Gula Kelapa Rafinasi Agroindustri UD. Pramita
Salsabilla
Variabel Nilai
TR(Rp) 29.700.000
Total produksi (Kg) 2.700
TFC (Rp) 39.611,38
TVC (Rp) 28829000
AVC (Rp/Kg) 10296,07
P (Kg) 11000
P- AVC 703,93
AVC/P 0,94
Q (Kg) 56,27
1 - (AVC/P) 0,06
Q (Rp) 618989,36
TR-Q (Rp) 29081010,64
TR-Q(Rp)/TR 0,98
TR-TVC 871000
TR-TVC/TR 0,03
MOS(%) 97,92
MIR(%) 2,93
π(%) 2,87
1. Q dalam satuan unit didapatkan dengan menggunakan rumus Q=TFC/(P-AVC)
2. Q dalam rupiah didapatkan menggunakan rumus Q= TFC/1-(AVC/P)
81
Lampiran I1.
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
KUISIONER
JUDUL PENELITIAN : Profitabilitas dan Nilai Tambah Gula Kelapa
Rafinasi UD Pramita Salsabilla
LOKASI PENELITIAN : Dusun Kepel Desa Lojejer Kecamatan
Wuluhan Kabupaten Jember
Pewawancara
Nama : Nadea Yulinar W.I
Nim : 151510601027
Hari/Tgl. Wawancara :
Identitas Responden
Nama :
Umur :
Pekerjaan :
Pendidikan :
Jumlah Anggota Keluarga :
Dusun/Desa :
Kecamatan :
Kabupaten :
Responden
( )
Pemilik UD Pramita
Salsabilla
82
A. KONDISI UMUM UD PRAMITA SALSABILLA
1. Apa alasan yang mendasari Bapak/Ibu/Ibu mendirikan UD Pramita Salsabilla?
a. Harga bahan baku murah
b. Biaya proses produksi rendah
c. Tersedianya bahan baku
d. Keinginan sendiri
e. Dekat dengan pasar
f. Lain -lain
Jawab : ......................................................................................................................
2. Sejak kapan UD. Pramita Salsabilla yang Bapak/Ibu/Ibu kelola mulai berdiri?
Jawab : .................................................................................................................
3. Apa saja kendala dalam pembuatan UD. Pramita salsabilla?
Jawab : .................................................................................................................
4. Bagiamana menangani kendala dalam pembuatan UD. Pramita salsabilla?
Jawab : .................................................................................................................
5. Mengapa anda memberi nama perusahaan ini UD. Pramita Salsabilla?
Jawab : ...............................................................................................................
6. Apakah sudah ada ijin usaha dari pemerintah untuk UD. Pramita Salsabilla
yang telah didirikan?
Jawab : ...............................................................................................................
7. Berapakah produksi gula kelapa rafinasi dalam sekali produksi?
Jawab : .................................................................................................................
8. Apakah produk tersebut diproduksi secara berlanjut?
a. Ya
b. Tidak
Mengapa? ............................................................................................................
9. Dalam satu minggu berapa kali proses produksi gula kelapa rafinasi UD.
Pramita Salsabilla?
Jawab : .................................................................................................................
10. Bagaimana teknologi yang digunakan dal proses produksi gula kelapa rafinasi
UD. Pramita Salsabilla?
83
Jawab : .................................................................................................................
11. Produk apa saja yang UD Pramita Salsabilla hasilkan?
Jawab : .................................................................................................................
12. Berapa jumalah tenaga kerja yang dimiliki oleh UD Pramita Salsabilla?
Jawab : ..................................................................................................................
13. Bagaimana Bapak/Ibu memperoleh modal usaha?
Jawab : ..................................................................................................................
14. Darimana asal bahan baku yang digunakan untuk proses produksi?
Jawab : ...............................................................................................................
15. Apakah sudah terdapat pengembangan dari UD. Pramita Salasabilla yang
sedang berjalan ini?
a. Ya
b. Tidak
Mengapa? ...........................................................................................................
16. Bagaimana upaya yang dilakukan untuk mengembangkan UD. Pramita
Salasabilla di agroindustri anda?
Jawab : ...............................................................................................................
17. Bagaimana bentuk struktur organisasi UD. Pramita Salasabilla?
Jawab : ...............................................................................................................
18. Bagaimana pembagian tugas setiap anggota pada struktur organisasi tersebut?
Jawab : ...............................................................................................................
19. Apakah sudah berjalan dengan baik pada masing-masing bagian dalam
struktur organisasi dalam melaksanakan tanggungjawabnya?
Jawab : ...............................................................................................................
20. Apakah terdapat kendala dalam menjalankan UD. Pramita Salsabilla selama
ini?
Jawab : ...............................................................................................................
21. Bagaimana solusi dalam menghadapi kendala tersebut?
Jawab : ...............................................................................................................
22. Bagaimana harapan anda untuk UD. Pramita Salsabilla kedepannya?
Jawab : ...............................................................................................................
84
23. Siapakah pengambil keputusan kebijakan dalam UD. Pramita Salsabilla ini?
Jawab : ...............................................................................................................
24. Berapa jumlah seluruh tenaga kerja di UD. Pramita Salsabilla?
Jawab : ...............................................................................................................
25. Berapa hari jam kerja dalam sehari?
Jawab : ...............................................................................................................
26. Berapa hari kerja dalam seminggu?
Jawab : ...............................................................................................................
27. Apakah ada jam kerja lembur bagi karyawan?
Jawab : ...............................................................................................................
28. Bagaimana sistem pengupahan di UD. Pramita Salsabilla?
a. Harian
b. Mingguan
c. Bulanan
d. Lain-lain
Jawab : ...............................................................................................................
29. Jika bulanan, apakah sudah sesuai dengan UMR yang ada di kabupaten
Jember?
Jawab : ...............................................................................................................
30. Apakah terdapat kesulitan untuk memperoleh bahan baku?
Jawab : .................................................................................................................
31. Apa saja bahan baku yang digunakan selama proses produksi?
a. Bahan baku utama :
b. Bahan baku penunjang :
Jawab : .................................................................................................................
32. Apakah produk gula kelapa rafinasi pada UD. Pramita Salsabilla dikemas?
a. Dikemas
b. Tidak dikemas
Jika dikemas dalam bentuk apa? ..........................................................................
33. Produk gula kelapa rafinasi tersebut jika dikemas menggunakan ukuran
kemasan berapa?
85
Jawab : ...............................................................................................................
34. Berapa harga jual dari produk gula kelapa rafinasi yang sudah dikemas
tersebut?
Jawab : ...............................................................................................................
35. Apakah ada nama atau label pada produk yang dihasilkan UD. Pramita
Salsabilla ini?
a. Ada
b. Tidak ada
Jika ada, apa nama lebel pada kemasan tersebut? ..............................................
36. Apa alasan pemberian nama atau label tersebut?
Jawab : ...............................................................................................................
37. Apakah merk dagang produk gula kelapa rafinasi ini sudah terdaftar di Dinas
Perdagangan?
Jawab : ...............................................................................................................
B. BIAYA PEMBUATAN USAHA GULA KELAPA RAFINASI UD.
PRAMITA SALSABILLA
1. Biaya pembuatan gula kelapa rafinasi UD. Pramita Salsabilla (1x proses
produksi)
a. Biaya Tetap
No Nama Alat Jumlah Harga/Unit (Rp) Umur Ekonomis (Tahun)
1 Cetakan
2 Kuali
3
4
5
6
7
8
9
86
b. Biaya Variabel (/Minggu)
No Jenis Bahan Satuan Harga/Unit (Rp) Jumlah (Rp) Total
1 Gula Kelapa
2 Gula Rafinasi
3
Plastik
kemasan
4 Kayu Bakar
5
6
7
c. Biaya Variabel Untuk Tenaga Kerja
No Jenis
Kegiatan
Kebutuhan
Tenaga Kerja Jenis Tenaga Kerja Lama
(Hari)
Upah
(Hari) Jumlah
Pria Wanita
Luar
Keluarga
Dalam
Keluarga
1
2
3
Total
2. Penerimaan UD Pramita Salsabilla
No Produk Hasil Produksi (Kg) Harga (Rp) Total (Rp) Penerimaan
1
2
3. Volume Produksi Bulanan Selama 12 Bulan
No Bulan Produksi (Kg) Harga Per Kemasan (Rp/Kg)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Rata-Rata
87
C. NILAI TAMBAH PENGOLAHAN GULA KELAPA RAFINASI UD.
PRAMITA SALSABILLA
1. Berapa banyak bahan baku yang digunakan untuk pembuatan gula kelapa
rafinasi dalam satu kali produksi?
Jawab : ................................................................................................................
2. Berapa harga bahan baku dalam satu kali produksi?
Jawab : ................................................................................................................
3. Apa saja bahan tambahan yang dibituhkan dalam pembuatan gula kelapa
rafinasi?
Jawab : ................................................................................................................
4. Dalam proses pengolahan, bahan bakar apa yang digunakan? Berapa biaya
bahan bakr gtersebut?
Jawab : ................................................................................................................
5. Berapa jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam proses pengolahan?
Jawab : ................................................................................................................
6. Berapa upah masing-masing tenaga kerja? Berapa lama jam kerja dalam satu
hari?
Jawab : ................................................................................................................
7. Bahan apa saja yang digunakan dalam pengemasan gula kelapa rafinasi?
Berapa biaya pengemasan tersebut?
Jawab : ................................................................................................................
8. Alat-alat apa saja yang digunakan dalam pengolahan gula kelapa rafinasi?
Berapa harga masing-masing alat tersebut?
Jawab : ................................................................................................................
9. Berapa banyak gula kelapa dari penderes yang dibutuhkan untuk pengolahan
gula kelapa rafinasi?
Jawab : ................................................................................................................
10. Berapa harga jualgula kelapa rafinasi? Dalam kemasan berapa kilogram?
Jawab : ................................................................................................................
88
11. Tabel Hayami
Variabel Nilai
Produk yang dihasilkan (kg/hari) .................................
Bahan baku yang digunakan (kg/ hari) .................................
Tenaga Kerja (Jam/ hari) .................................
Harga produk (Rp/Kg) .................................
Upah raa-rata tenaga kerja (Rp/jam) .................................
Harga bahan baku (Rp/Kg) .................................
Sumbangan input lain (Rp/Kg) .................................
89
Lampiran I2.
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
KUISIONER
JUDUL PENELITIAN : Profitabilitas dan Nilai Tambah Gula Kelapa
Rafinasi UD Pramita Salsabilla
LOKASI PENELITIAN : Dusun Kepel Desa Lojejer Kecamatan
Wuluhan Kabupaten Jember
Pewawancara
Nama : Nadea Yulinar W.I
Nim : 151510601027
Hari/Tgl. Wawancara :
Identitas Responden
Nama :
Umur :
Pekerjaan :
Pendidikan :
Jumlah Anggota Keluarga :
Dusun/Desa :
Kecamatan :
Kabupaten :
Responden
( )
Pekerja UD Pramita
Salsabilla
90
A. GAMBARAN UMUM TENAGA KERJA
1. Berapa lama anda bekerja di UD. Pramita Salsabilla?
Jawab :………………………………………………………………………….
2. Terkait pembagian kerja, anda masuk dalam bidang kerja yang mana?
Jawab :………………………………………………………………………….
3. Apa tugas anda selama bekerja?
Jawab :………………………………………………………………………….
4. Apakah anda dapat melakukan tanggungjawab pekerjaan dengan baik?
Jawab :………………………………………………………………………….
5. Berapa upah yang anda terima?
Jawab :………………………………………………………………………….
6. Bagaimana sistem pengupahan yang diberikan?
Jawab :………………………………………………………………………….
7. Apakah ada kenaikan upah selama anda bekerja?
a. Ya
b. Tidak
jika Ya, berapa? ……………………………………………………………….
8. Berapa jam anda bekerja dalam sehari?
Jawab :………………………………………………………………………….
9. Berapa hari kerja dalam satu minggu?
Jawab :………………………………………………………………………….
10. Apakah ada jam lembur khusus dalam bekerja?
Jawab :………………………………………………………………………….
11. Apakah terdapat kendala ketika anda bekerja?
Jawab :………………………………………………………………………….
12. Bagaimana cara mengatasi kendala tersebut?
Jawab :………………………………………………………………………….
13. Apakah ada upaya khusus untuk mengembangkan UD. Pramita Salsabilla ini?
Jawab :………………………………………………………………………….
91
B. BAHAN BAKU
1. Apa saja jenis bahan baku yang digunakan dalam melakukan proses
produksi?
Jawab :………………………………………………………………………….
2. Apakah ada bahan baku penunjang yang dibutuhkan dalam proses produksi
gula kelapa rafinasi?
Jawab :………………………………………………………………………….
3. Apakah ada kualitas khusus untuk jenis bahan baku yang digunakan?
a. Ada
b. Tidak ada
Jika ada, apa saja? …………………………………………………………....
4. Berasal darimanakah bahan baku yang diperoleh?
Jawab :………………………………………………………………………….
5. Bagaimana cara memperoleh bahan baku?
Jawab :………………………………………………………………………….
6. Bagaimana bahan baku sampai ke lokasi produksi?
Jawab :………………………………………………………………………….
7. Apakah pengadaan bahan baku hanya tergantung pada satu pemasok saja?
Jawab :………………………………………………………………………….
8. Apakah terdapat biaya angkut atau biaya yang harus dikeluarkan dalam
memperoleh bahan baku?
Jawab :………………………………………………………………………….
9. Bagaimana ketersediaan bahan baku?
a. Setiap hari
b. Beberapa hari sekali
c. Lain-lain
Jawab :………………………………………………………………………….
10. Berapa kisaran bahan baku (Kg) yang dibutuhkan dalam satu kali proses
produksi?
Jawab :………………………………………………………………………….
92
11. Berapa harga bahan baku (per Kg) yang dibutuhkan dalam satu kali proses
prosuksi?
Jawab :………………………………………………………………………….
12. Siapakah penentu harga dari bahan baku tersebut?
Jawab :………………………………………………………………………….
13. Apakah dalam memperoleh bahan baku ada persaingan antara UD. Pramita
Salasabilla dengan agroindustri gula kelapa yang lain?
Jawab :………………………………………………………………………….
14. Apakah bahan baku sering mengalami perubahan harga setiap waktu?
Jawab :………………………………………………………………………….
C. TEKNOLOGI
1. Jenis mesin apa saja yang digunakan dalam proses pengolahan gula kelapa
rafinasi pada UD. Pramita Salsabilla?
Jawab :………………………………………………………………………….
2. Dari mana asal mesin pengolah tersebut?
a. Beli sendiri
b. Bantuan
c. Lain-lain
Jawab :………………………………………………………………………….
3. Apakah terdapat kendala pada mesin pengolah tersebut?
Jawab :………………………………………………………………………….
4. Bagaimana mengatasi kendala mesin tersebut?
Jawab :………………………………………………………………………….
5. Apakah ada waktu untuk pembaruan mesin pengolah tersebut?
Jawab :………………………………………………………………………….
6. Apakah ada perawatan untuk mesin pengolah tersebut?
a. Ada
b. Tidak ada
Jika ada, berapa biaya yang dikeluarkan untuk perawatan tersebut?
Jawab :………………………………………………………………………….
93
D. PROSES PRODUKSI
1. Apa saja bahan baku yang dibutuhkan dalam melakukan proses produksi
produk gula kelapa rafinasi UD. Pramita Salsabilla?
a. Bahan baku utama;
b. Bahan baku penunjang;
Jawab :………………………………………………………………………….
2. Berapa jumlah bahan baku yang dibutuhkan dalam proses produksi?
a. Bahan baku utama;
b. Bahan baku penunjang;
Jawab :………………………………………………………………………….
3. Apa saja produk yang dihasilkan dari proses produksi?
Jawab :………………………………………………………………………….
4. Berapa lama produk tersebut diproses dari awal pengolahan hingga siap
dipasarkan?
Jawab :………………………………………………………………………….
5. Berapa lama waktu kerja yang digunakan sehari?
Jawab :………………………………………………………………………….
6. Berapa jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam satu kali proses produksi?
Jawab :………………………………………………………………………….
7. Apakah terdapat kendala pada saat proses produksi?
Jawab :………………………………………………………………………….
8. Bagaimana mengatasi kendala tersebut?
Jawab :………………………………………………………………………….
9. Apakah terdapat bahan bakar yang digunakan dalam proses produksi dari
mana bahan bakar sebut diperoleh?
Jawab :………………………………………………………………………….
10. Apakah terdapat kwalitas khusus untuk bahan baku yang digunakan?
Jawab :………………………………………………………………………….
11. Apakah ada kesulitan dalam penjualan gula kelapa rafinasi?
Jawab :………………………………………………………………………….
94
12. Apa penyebab kerugian yang pernah dialami pada proses produksi gula
kelapa rafinasi? Bagaimana bentuk kerugian tersebut?
Jawab :………………………………………………………………………….
13. Apakah terdapat peningkatan produksi dari tahun ke tahun dari produk gula
kelapa rafinasi pada agroindustri?
Jawab :………………………………………………………………………….
14. Bagaimana upaya yang dilakukan untuk meningkatkan produksi gula kelapa
rafinasi?
Jawab :………………………………………………………………………….
95
J. DOKUMENTASI
Gambar 1. Proses pengolahan gula kelapa rafinasi
Gambar 2. Tenaga kerja bagian pengolahan gula kelapa rafinasi
96
Gambar 3. Bongkol jagung sebagai bahan bakar pembuatan gula kelapa
rafinasi
Gambar 4. Proses pencetakan gula kelapa rafinasi
97
Gambar 5. Tenaga kerja bagian pencetakan gula kelapa rafinasi
Gambar 6. Gula kelapa rafinasi yang siap dikemas
98
Gambar 7. Pengemasan gula kelapa rafinasi oleh pekerja
Gambar 8. Proses menimbang gula kelapa rafinasi dalam kemasan 5 kg dan
10 kg
99
Gambar 9. Gula rafinasi yang digunakan dalam pembuatan gula kelapa
rafinasi UD. Pramita Salsabilla
Gambar 10. Ibu mita yang merupakan pemilik UD. Pramita Salsabilla
100
Gambar 11. Proses wawancara dengan pekerja UD. Pramita Salsabilla
Gambar 12. Proses wawancara dengan ibu mita pemilik UD. Pramita
Salsabilla