nomor program: 17.0323/009 - penabulu...

35
Nomor Program: 17.0323/009

Upload: others

Post on 30-Apr-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Nomor Program: 17.0323/009 - Penabulu Foundationdisasterresponse.penabulufoundation.org/wp-content/...ii RINGKASAN PROGRAM Name of Giro555 Campaign “Help Slachtoffers Sulawesi”

Nomor Program: 17.0323/009

Page 2: Nomor Program: 17.0323/009 - Penabulu Foundationdisasterresponse.penabulufoundation.org/wp-content/...ii RINGKASAN PROGRAM Name of Giro555 Campaign “Help Slachtoffers Sulawesi”

i

LAPORAN KEGIATAN PENILAIAN CEPAT SISTEM PASAR DAN TANGGAP DARURAT PASCA BENCANA GEMPA BUMI

DAN TSUNAMI SULAWESI TENGAH

Lokasi:

Desa Wisolo, Kecamatan Dolo Selatan, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah

Disusun Oleh:

Page 3: Nomor Program: 17.0323/009 - Penabulu Foundationdisasterresponse.penabulufoundation.org/wp-content/...ii RINGKASAN PROGRAM Name of Giro555 Campaign “Help Slachtoffers Sulawesi”

ii

RINGKASAN PROGRAM

Name of Giro555 Campaign “Help Slachtoffers Sulawesi”

Periode Pelaporan 1 Januari 2018 – 31 Maret 2019

Nomor Proyek 17.0323/009

Nama Organisasi Penabulu Alliance

Kemajuan Program

1. Rapid Analisis Market System

Kegiatan analisis sistem pasar di Desa Wisolo, Kecamatan Dolo Selatan dimulai pada

tanggal 8 Desember 2018. Program telah melakukan identifikasi situasi rantai pasok

komoditas penting pasca bencana yang berfokus pada kebutuhan pangan rumah tangga,

shalter dan komoditas lokal.

Desa Wisolo memiliki fasilitas bangunan pasar tradisional yaitu Pasar Sambo yang

menjadi akses utama pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat. Selain itu masyarakat

Desa Wisolo juga mengakses pasar tradisional di Kecamatan Dolo Selatan seperti Pasar

Sambo, Rogo, Baluase dan Bulubete serta Pasar Bobo di Kecamatan Dolo Barat. Selain

pasar tradisional masyarakat juga mengakses pedagang sayur keliling dan toko-toko

grosir dan ecer di tingkat desa dan kecamatan. Untuk akses pemenuhan bahan material

bangunan masyarakat mengakses toko-toko bangunan di tingkat kecamatan dan toko

bangunan di Kota Palu.

Hasil kajian sistem pasar di tiga bulan pasca bencana, suplai dan ketersediaan bahan

pangan dan non-pangan di pasar tradisional, toko grosir dan ecer tersedia dalam jumlah

yang cukup, tidak ada kendala stok kecuali semen yang ketersediaannya masin terbatas.

Secara umum tingkat permintaan beras, minyak dan gula sebelum dan pasca bencana

mengalami penurunan volume permintaan. Sedangkan permintaan semen, seng dan

triplek serta alat-alat pertukangan di tingkat kecamatan cenderung menurun

dibandingkan permintaan sebelum bencana. Penurunan daya beli masyarakat Desa

Wisolo serta banyaknya bantuan bahan pangan dan non-pangan cukup mempengaruhi

tingkat permintaan di tingkat pedagang.

Hasil observasi lapangan Desa Wisolo didominasi oleh lahan ladang, secara khusus tidak

terdapat sawah irigasi. Maka dari itu potensi komoditas didominasi oleh tanaman

perkebunan seperti kakao, kelapa dan jagung. Sistem pasar komoditas lokal sebagai

sumber ekonomi masyarakat Desa Wisolo, didapatkan bahwa dampak bencana Sulawesi

Tengah tidak berpengaruh signifikan pada lahan pertanian dan perkebunan masyarakat.

Tiga bulan pasca bencana kehidupan fisik dan psikis masyarakat mulai pulih, kegiatan

mata pencaharian masyarakat terdampak perlahan mulai normal kembali. Dari segi

permintaan komoditas di tingkat pengepul-pengepul lokal desa dan kecamatan perlahan

sudah mulai terpenuhi. Harga jual komoditas tidak mengalami perubahan, sama dengan

sebelum bencana. Fluktuasi harga jual komoditas lokal tidak dipengaruhi oleh dampak

bencana, harga jual dipengaruhi oleh kualitas hasil panen. Secara umum pemulihan

sektor ekonomi di tingkat desa dan kecamatan beriring dengan tahap tanggap darurat.

Page 4: Nomor Program: 17.0323/009 - Penabulu Foundationdisasterresponse.penabulufoundation.org/wp-content/...ii RINGKASAN PROGRAM Name of Giro555 Campaign “Help Slachtoffers Sulawesi”

iii

Detail kajian disajikan pada dokumen terpisah, berjudul “Hasil Kajian Sistem Pasar Tingkat

Kecamatan Pasca Gempa dan Tsunami Sulawesi Tengah”. Fokus pada Kecamatan Dolo

Selatan dan Kecamatan Kulawi.

2. Emergency Response

Capaian kegiatan Per Januari 2018, diantaranya:

a) Tersediannya data dan informasi profil Desa Wisolo.

b) Sector Shelters & worship place:

On Process perpanjangan ruang gereja (atap, tiang dan dinding sudah

terbangun). (111 KK, 356 jiwa)

c) Sector Water and Sanitation:

Terbangunnya 12 ruang MCK di Dusun 1 dan pengungsian posko 2 Dusun 3,

(38 KK, 142 jiwa)

Terbangunnya 2 bak penampungan dan pendistribusian air bersih di Dusun 1

dan Dusun 2. (74 KK, 233 jiwa)

On Process pembangunan 3 ruang MCK di Dusun 1. (5 KK, 15 jiwa)

On Process pemasangan pipa pendistribusian di tiap KK

On process pembangunan 1 bak distribusi di Dusun 3. (12 KK, 39 jiwa)

Tantangan dan Batasan

Situasi saat ini mengenai tahapan penangganan gempa bumi, tsunami dan likuifaksi di

Palu, Donggala dan Sigi dan Parigi Montong masuk dalam tahapan transisi dari tanggap

darurat ke tahap pemulihan sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur No.

466/425/BPBD/2018, periode transisi ini berlangsung selama 60 hari di mulai dari tanggal

26 Oktober 2016. (Waktu berjalannya Program Palu Relief Penabulu-ICCO bersamaan

dengan keluarnya SK Gubernur tentang tahap transisi pemulihan).

Tantangan di Desa Wisolo:

1. Terdapat lembaga bantuan yang masuk ke Desa Wisolo membawa konsep

pemberian upah kerja seperti Bumi Tangguh, Oxfam dan Peduli Muslim. Didukung

dengan Karakter masyarakat yang mau bekerja jika adanya upah, mengakibatkan

susahnya mencari tenaga kerja sukarela yang berdampak kepada lamanya proses

pembangunan. Pendekatan personal menjadi penting dilakukan dalam upaya

merubah karakteristik masyarakat.

2. Bantuan torent air dari lembaga lain untuk penyediaan air bersih belum mampu

mencukupi kebutuhan masyarakat, maka timbul kecemburuan antar warga dalam

pola pemanfaatan air. Menyikapi hal tersebut, maka ICCO-Penabulu berkoordinasi

dengan Pemerintah Desa serta masyarakat. Program mendorong pipanisasi air bersih

yaitu memperbaiki bak penampungan dan saluran distribusi air bersih sehingga

kebutuhan air masyarakat desa tercukupi.

3. Kepala Desa dan Perangkat Desa belum berintegrasi satu sama lain dalam

mengkoordinir lembaga yang masuk ke desa. Sehingga banyak lembaga bantuan

langsung berkoordinasi dengan Kepala Dusun ataupun Ketua RT.

Page 5: Nomor Program: 17.0323/009 - Penabulu Foundationdisasterresponse.penabulufoundation.org/wp-content/...ii RINGKASAN PROGRAM Name of Giro555 Campaign “Help Slachtoffers Sulawesi”

iv

Kelanjutan program

Kegiatan program di periode Januari-Maret 2019, diantaranya:

a) Membangun manajemen sistem pengelolaan air bersih

b) Membangun manajemen pengelolaan kebersihan MCK

c) Pembangunan ruang belajar dan bermain ramah anak

d) Dukungan kesehatan dan gizi balita serta ibu hamil dan menyusui

Cerita Human Interest (Desa Wisolo)

Desa Wisolo, Kecamatan Dolo Selatan, Kabupaten Sigi

“Kebun Kakao, Hunian Sementara Kita”

Hari dimana gempa pada tanggal 28/9/2018 telah memporak-porandakan Desa Wisolo,

menyebabkan 361 rumah rusak berat dan 1.087 orang mengungsi. “goncangan gempa itu membuat desa kami dipenuhi hiruk pikuk kepanikan, teriakan dan tangisan

ketakutan, yang terbesit adalah bagaimana kami dan keluarga kami selamat”. Saat itu

kami sungguh-sungguh panik, kami berlari turun sejauh 2 km dari hunian kami di

perbukitan. Semuanya gelap tak ada terang lampu satu pun saat itu, mungkin semua

merasakan hal yang sama seperti kami. Yang paling menyedihkan, anak kami menjadi

korban dalam gempa tersebut,” demikian yang dituturkan Yosep (32 tahun), Sersan Pintu

Gereja Bala Keselamatan dan menjadi Kepala Tukang untuk pembangunan hunian

sementara (huntara), Desa Wisolo, Dolo Selatan, Sigi. Kegagapan masyarakat tidak

hannya terjadi pada saat gempa bumi, tetapi ancaman longsor dari bukit dan lipatan

tanah, juga mengancam jiwa masyarakat

Dampak kerusakan, Desa Wisolo, Kecamatan Dolo Selatan, Kabupaten Sigi, Sulawesi

Tengah

“Kami tidur berkumpul dengan keluarga tanpa atap dengan alas seadanya selama 2 hari

lamanya. Kurang lebih sebanyak ±178 KK di ladang kakao yang kami rasa menjadi titik

teraman untuk tinggal sementara. Kami sadar bahwa ladang kakao ini bukan milik dari

warga, tetapi kami butuh lahan ladang ini untuk rumah tinggal sementara . Kemudian,

kami berinisiatif untuk meminta ijin kepada 6 pemilik ladang kakao untuk membangun

hunian sementara di ladangnya, alhasil pemilik ladang memberikan ijin kepada kami

selama 2 tahun untuk menggunakan ladang kakaonya sebagai tempat hunian

Page 6: Nomor Program: 17.0323/009 - Penabulu Foundationdisasterresponse.penabulufoundation.org/wp-content/...ii RINGKASAN PROGRAM Name of Giro555 Campaign “Help Slachtoffers Sulawesi”

v

sementara, dan kami pun bersyukur diperbolehkan untuk memanfaatkan ladang

kakaonya sebagai hunian,” ujar Afenti yang menjabat Kepala Dusun 2 Desa Wisolo

menjelaskan dengan bersemangat.

Anak anak Desa Wisolo masih membantu orang tua meski tinggal di Hunian

Sementara yang terletak Kebun Kakao

Meskipun demikian, kebersamaan masyarakat menjadi modal sosial utama dalam upaya

pemulihan bencana. Orang yang tidak mau disebut namanya, pemilik kebun kakao

memersilakan warga desa yang merupakan penyintas untuk tinggal sementara pada

kebun tersebut. Bermodalkan sisa reruntuhan warga bergotong royong membangun

bersama rumah sementara (temporary shelter) untuk berlindung dari panas, dingin, dan

hujan, sambul menunggu uluran tangan pemerintah, gereja, atau pihak lain agar lebih

bermartabat.

Film Dokumenter

Dipublikasikan di Youtube dengan link:

https://www.youtube.com/watch?v=SkXwa7Nch9k

Page 7: Nomor Program: 17.0323/009 - Penabulu Foundationdisasterresponse.penabulufoundation.org/wp-content/...ii RINGKASAN PROGRAM Name of Giro555 Campaign “Help Slachtoffers Sulawesi”

vi

DAFTAR ISI

RINGKASAN i

DAFTAR ISI iv

BAB 1. PROFIL DESA 1

A. LETAK DAN GAMBARAN UMUM DESA WISOLO 1

B. SEJARAH DESA WISOLO 3

C. KEPENDUDUKAN 5

1. Jumlah Penduduk dan Tingkat Pendidikan 5

2. Sosial Budaya dan Kearifan Lokal 5

3. Kelembagaan 8

4. Fasilitas dan Sarana Desa 8

D. EKONOMI 9

1. Jenis Mata Pencaharian Masyarakat 9

2. Potensi Sumberdaya Alam 10

BAB 2. PROFIL BENCANA 11

A. KARAKTERISTIK BENCANA 11

B. DAMPAK BENCANA 12

1. Dampak Kelompok Keluarga dan Hunian 12

2. Dampak Kerusakan Fasilitas Umum dan Sosial 13

C. KEBUTUHAN PEMULIHAN 15

D. UPAYA PEMULIHAN 15

BAB 3. DUKUNGAN ICCO-PENABULU 16

A. PENILAIAN SISTEM PASAR 16

1. Kemajuan Pelaksanaan Analisa Sistem Pasar di Tingkat Desa dan

Kecamatan Sasaran Program 16

2. Gambaran Umum Hasil Analisa Sistem Pasar Kecamatan Dolo Selatan

Pasca Bencana 19

B. BANTUAN PEMULIHAN PASCA BENCANA 22

1. Tahapan Emergency Response Program Relief ICCO-Penabulu 22

2. Pengorganisasian dan Koordinasi-Koordinasi 24

3. Capaian Kegiatan Program Relief ICCO-Penabulu 25

C. LIVELIHOOD 26

D. UPAYA MITIGASI BENCANA 26

Page 8: Nomor Program: 17.0323/009 - Penabulu Foundationdisasterresponse.penabulufoundation.org/wp-content/...ii RINGKASAN PROGRAM Name of Giro555 Campaign “Help Slachtoffers Sulawesi”

1

PROFIL DESA WISOLO

A. LETAK DAN GAMBARAN UMUM DESA WISOLO

Desa Wisolo berada pada wilayah administrasi Kecamatan Dolo Selatan, Kabupaten Sigi,

Sulawesi Tengah. Desa Wisolo terletak disebelah utara kota Kecamatan Dolo Selatan dengan

jarak dari ibu kota kecamatan berkisar ±10 Km. Akses transportasi pada saat normal (sebelum

bencana) dapat di jangkau selama 20 menit perjalanan darat menggunakan kendaraan roda

dua ataupun roda empat. Sedangkan pada saat pasca bencana waktu tempuh menjadi 20

menit lebih lama diakibatkan akses sepanjang jalan dari Kota Palu, banyak ditemukan tanah

terbelah, jembatan rusak, bahkan tanah ambles.

Tabel 1. Jarak tempuh Desa Wisolo ke wilayah strategis

No. Dari Ke Ibu Kota Jarak Tempuh Waktu Angkutan

1 Desa Wisolo Provinsi Sul-Teng 30 Km 60 Menit Darat

2 Desa Wisolo Kabupaten Sigi 25 Km 40 Menit Darat

3 Desa Wisolo Kec. Dolo Selatan 10 Km 20 menit Darat

* Data di atas merupakan jarak tempuh di waktu normal sebelum bencana. Pasca bencana terjadi

perubahan waktu tempuh rata-rata 20 menit lebih lama dikarena infrastruktur akses jalan menjadi

bergelombang, retak-retak dan berlubang.

Secara geografis Desa Wisolo mempunyai luasan wilayah sebesar 5.609 Ha. Dengan Jumlah

Penduduk 1.067 Jiwa. Kondisi topografi yaitu pegunungan, perbukitan dan pada umumnya

berupa dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 75 meter di atas permukaan laut dan

curah hujan ± 200/300 mm serta rata-rata suhu udara 25º-30º celsius. Desa Jono memiliki

batas-batas desa sebagai berikut:

a) Sebelah Utara : Berbatasan dengan Desa Sambo dan Desa Jono

b) Sebelah Barat : Berbatasan dengan PengununganPinembani/Palintuma

c) Sebelah Timur : Berbatasan dengan Desa Sambo

d) Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Desa Balongga

BAB

1

Page 9: Nomor Program: 17.0323/009 - Penabulu Foundationdisasterresponse.penabulufoundation.org/wp-content/...ii RINGKASAN PROGRAM Name of Giro555 Campaign “Help Slachtoffers Sulawesi”

2

Gambar 1. Peta Desa Wisolo dalam Kecamatan Dolo Selatan

Gambar 2. Peta Desa Wisolo

Page 10: Nomor Program: 17.0323/009 - Penabulu Foundationdisasterresponse.penabulufoundation.org/wp-content/...ii RINGKASAN PROGRAM Name of Giro555 Campaign “Help Slachtoffers Sulawesi”

3

B. SEJARAH DESA

Suku Kaili Inde Gia yang menjadi penduduk mayoritas Desa Wisolo pada awalnya adalah

kelompok-kelompok kecil berbasis keluarga yang bermukim di Kampung Boya-Boya yang

tersebar di kaki Gunung Wisolo dan aliran sungai di sekitarnya. Beberapa Boya itu adalah Boya

Tabaro dan Boya Parigi yang terletak di sekitar aliran Kuala Ombi (Sungai), Boya Tompu yang

terletak di seberang Kuala Sambo, sedangkan Boya Wisolo, Boya Dele, Boya Barangga, Boya

Kamande, dan Boya Daeruwa tersebar di kaki Gunung Wisolo. Keluarga-keluarga dari tiap-tiap

Boya itu saling berinteraksi dan berkerabat serta memiliki petinggi yaitu Tetu’a Ngata yang

biasa dipanggil dengan sebutan Pue. Sehari-harinya, mereka mencari penghidupan dengan

berburu hewan, berladang berpindah, dan mengumpulkan hasil hutan. Pada saat berladang

berpindah, Masyarakat Adat Kaili Inde Gia mendirikan pondok-pondok di dekat ladang/kebun

yang disebut Lompu.

Masyarakat Adat Kaili Inde Gia memiliki “Cerita Tanah Segenggam” yang berisikan

pembabakan sejarah yang diturunkan secara lisan kepada orang-orang tertentu. Adapun Pue

yang paling diingat oleh Masyarakat Adat Kaili Inde Gia bernama Mijupau yang hidup pada

zaman kolonial Belanda. Sedangkan ada dua Pue pendahulu sebelum Mijupau yang diyakini

dan masih diingat yakni Pue Sompolemba (zaman kolonial) dan Rimba (sebelum zaman

kolonial).

Pada zaman Pue Sompolemba, Belanda mendirikan sebuah sekolah rakyat pertama di wilayah

yang saat ini dikenal sebagai Desa Bobo. Selain mendirikan sekolah, Belanda juga

menyebarkan ajaran Nasrani Bala Keselamatan yang akhirnya menyesuaikan dengan hukum

adat secara damai. Para Pemimpin Kampung itu pada perkembangan sejarahnya dipilih oleh

Madika (Raja), penguasa sebuah wilayah yang lebih luas dan terdiri dari beberapa Ngata

(kampung). Selain Belanda, masyarakat Kaili Inde Gia juga berinteraksi dengan toke-toke Cina

untuk urusan perdagangan damar dan rotan.

Sebelum tahun 1960, Madika Bengge Tai atau Bapak Datu Mamusu memindahkan Masyarakat

Kaili Inde Gia dari Boya-Boya Lama ke sebuah wilayah dataran yang saat ini dikenal sebagai

Desa Wisolo dengan kepala kampung pertama yaitu Pue Mujipau.

Penamaan Wisolo berasal dari nama sebuah pohon yang amat besar yang dulu banyak

tumbuh di wilayah gunung. Secara bertahap anggota masyarakat di Boya-Boya Lama itu

membangun rumah di wilayah dataran hingga pada 1960 masyarakat berpindah menetap ke

pemukiman baru tersebut. Hanya 1-2 keluarga yang kini bertahan di beberapa Boya Lama

seperti di Tabaro dan Parigi. Selain itu, ada juga sebagian masyarakat Kaili Inde Gia yang

berpindah ke wilayah lain yaitu sebagian masyarakat Boya Parigi ke Desa Poi dan sebagian

masyarakat Boya Daeruwa ke Dusun Kora di Desa Sejahtera yang hidup berdampingan dengan

masyarakat Kaili Da’a hingga kini.

Sejak masa Pue Mijupau, hingga saat ini terhitung 14 periode pemerintahan yang resmi

tercatat di sejarah pemerintahan desa. Nama dan masa periode pemerintahan Desa Wisolo

sejak masa Pue Mijupau hingga sekarang, disajikan pada Tabel 2:

Page 11: Nomor Program: 17.0323/009 - Penabulu Foundationdisasterresponse.penabulufoundation.org/wp-content/...ii RINGKASAN PROGRAM Name of Giro555 Campaign “Help Slachtoffers Sulawesi”

4

Tabel 2. Pejabat pemerintahan dan periode masa menjabat

Nama Kepala Desa Periode Masa Jabatan

Maninjau Sebelum tahun 1940

Jama Kampu Tahun 1950

Leko Tahun 1953-1960

R. Madusura Tahun 1960-1977

Awaludin B. Tahun 1977-1981

Maswudin Tahun 1981-1983

Dg. Haseh Latamuna Tahun 1983-1989

Asmawi Ali Maudju Tahun 1989-1991

Awaludin B. Tahun 1991-1999

Arifin Lahami Tahun 1999-2000

Abdul Gafar Leko Tahun 2000-2009

Hatta Tahun 2009-2015

Panus Tahun 2015-2016

Muh. Amin Tahun 2016-sekarang

Struktur organisasi pemerintahan Desa Wisolo dapat disajikan dalam bentuk bagan Gambar

4 di bawah ini:

Gambar 4. Struktur Pemerintahan dan Kelembagaan Desa Wisolo (Periode 2016-Sekarang)

BPD

KEPALA DESA

SEKRETARIS

DESA

KAUR

Pelayanan

Umum

KAUR

Keuangan

KASI

KESRA

KASI

PEMERINTAHAN

KASI

PEMBANGUNAN

Keterangan :

Garis Koordinasi :

Garis Komando :

Page 12: Nomor Program: 17.0323/009 - Penabulu Foundationdisasterresponse.penabulufoundation.org/wp-content/...ii RINGKASAN PROGRAM Name of Giro555 Campaign “Help Slachtoffers Sulawesi”

5

C. KEPENDUDUKAN

1. Jumlah Penduduk dan Tingkat Pendidikan

Desa jono terdiri dari 3 (tiga) Dusun dan terbagi menjadi 7 (tujuh) RT dengan jumlah penduduk

1.087 jiwa (337 KK). Terdiri dari 384 jiwa laki-laki dan 345 jiwa perempuan. Rincian data

disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 3. Rekapitulasi jumlah penduduk sebelum bencana

Dusun RT Jumlah KK L P Jumlah (Jiwa)

Dusun 1

01

154

63 60 123

02 121 115 236

03 97 88 185

Dusun 2 04

99 103 100 203

05 53 51 104

Dusun 3 06

76 83 90 173

07 31 32 63

Total 337 551 536 1087

* Pasca bencana gempa 7.4 SR pada agustus lalu, menyebabkan 1 balita meninggal dunia. Berdasarkan update

data September 2018, jumlah penduduk mengalami penambahan sebesar 8 jiwa (total penduduk saat ini

berjumlah 1.095 jiwa).

2. Sosial Budaya dan Kearifan Lokal

Gambar 5. Suku yang mendiami Desa Jono

94%

1%5%

kaili

Jawa

Bugis

Page 13: Nomor Program: 17.0323/009 - Penabulu Foundationdisasterresponse.penabulufoundation.org/wp-content/...ii RINGKASAN PROGRAM Name of Giro555 Campaign “Help Slachtoffers Sulawesi”

6

Desa Wisolo dihuni oleh mayoritas dari suku Kaili Da’a dan Kaili Inde Gia, selain itu juga dihuni

oleh sebagian kecil dari suku Kalili Ledo, Bugis dan Jawa. Mereka tetap terikat dengan aturan

dan hak sesuai adat Kaili Inde Gia dengan penyesuaian-penyesuaian. Masyarakat sampai saat

ini masih mempertahankan kearifan lokal menjalankan ritual-ritual seperti ritula menomba dan

mumpaura dilaksanakan pada aktifitas pindah tempat tinggal.

Tabel 4. Kelembagaan adat Desa Wisolo

Nama Tetu’a Ngata

Struktur Tetu’a Ngata: Kepala Topotulisi: Juru tulis Pombolo Doi: Bendahara

Anabua: Anggota Tina Ngata/Tetu’a Ngata Besi: Tokoh Adat Perempuan

Berikut merupakan beberapa aturan adat yang masih di lestarikan sampai saat ini:

a) Hak atas tanah dan pengelolaan wilayah (pembagian ruang menurut adat)

Pantalu: Wilayah yang menjadi kebun baik yang menetap maupun masih berpindah.

Ova: Wilayah hutan yang sudah digarap dan ditinggalkan 1-2 tahun, biasanya

ditumbuhi rumput dan tumbuhan liar lainnya.

Pangale: Wilayah hutan yang sudah digarap dan ditinggalkan 10 tahun ke atas,

biasanya ditumbuhi pohon kayu.

Wana Nggiki: Dalam hutan rimba yang belum dijamah dan dijaga untuk tempat

berburu.

Ngata/Boya: Wilayah yang dijadikan pemukiman.

b) Sistem penguasaan dan pengelolaan wilayah

Kepemilikan tanah atau lahan di Wilayah Adat Wisolo diperoleh dengan cara membuka

lahan. Mereka yang pertama membuka lahan adalah pemilik dari lahan tersebut.

Kepemilikan lahan itu diwariskan turun-temurun ke pada generasi berikutnya secara lisan.

Kepemilikan lahan itu tidak hanya mencakup pada tanah tetapi juga tanaman di atasnya.

Berbagai pohon dari tanaman kebun tahunan seperti coklat, kelapa, dsb juga diwariskan

turun temurun secara lisan.

Konsep kepemilikan lahan di Wilayah Adat Wisolo pada dasarnya tidak tertutup untuk

anggota lain. Tiap-tiap anggota masyarakat adat Wisolo dapat memperoleh akses untuk

memanfaatkan lahan anggota masyarakat adat lain melalui pemintaan izin (secara adat)

kepada pemilik asalnya.

c) Mekanisme pengambilan keputusan Pengambilan keputusan dibicarakan dan dilakukan dalam suatu musyawarah adat yang dihadiri

oleh para pejabat lembaga adat, pejabat desa, dan pihak-pihak yang bersangkutan dengan urusan

adat tersebut.

d) Hukum adat (aturan adat yang berkaitan dengan pengelolaan Wilayah dan SDA)

Ada konsensus bahwa lahan atau tanah yang ada di Wilayah Adat di Desa Wisolo tidak

untuk diperjual-belikan.

Tidak boleh memaras dan membuka lahan di tanah yang miring dan menyebabkan

bahaya. Melanggar itu dikenakan Givu Berat (Vaya) yaitu Babi/Kambing 1 ekor, Parang

1 buah, dan Baki 1 buah.

Page 14: Nomor Program: 17.0323/009 - Penabulu Foundationdisasterresponse.penabulufoundation.org/wp-content/...ii RINGKASAN PROGRAM Name of Giro555 Campaign “Help Slachtoffers Sulawesi”

7

Pohon yang ada di hulu dan sepanjang aliran sungai tidak boleh ditebang. Lahan

boleh ditanami tanaman keras. Melanggar dikenakan Givu Berat (Vaya) yaitu

Babi/Kambing 1 ekor dan Parang 1 buah.

Jika sedang masa tanam padi, tidak boleh menebang kayu di sekitarnya. Melanggar

akan dikenakan peringatan, jika diulangi/area yang ditebang luas maka Givu Berat

(Vaya). Givunya adalah I. 1 Ekor Ayam (Peringatan), II. Babi/Kambing 1 ekor jika

diulangi.

Buka kebun/ladang baru harus melalui ritual adat Mumpesule dengan memasak

Ayam dan menyediakan Sambulugana (Sirih, Kapur, Tembakau) dibawa ke lokasi calon

kebun dan didoakan.

e) Aturan adat (terkait pranata sosial)

Sala Bualo: Perampasan pasangan dan perselingkuhan: Jika lelaki ambil istri orang lain

dan berteriak (paksaan) maka Givu dikenakan kepada pihak laki-laki. Jika tidak

berteriak (suka sama suka), Givu dibagi dua pihak laki-laki dan perempuan. Givu: 1

ekor kerbau/sapi atau Babi/Kambing 7 ekor, Piring Putih 30 buah, Parang 5 buah.

Dibayarkan 70% untuk suami, 15% untuk ngata, dan 15% untuk administrasi Tetu’a

Ngata. Paling cepat 2 minggu, paling lambat 4 minggu.

Sala Mbive (Salah Bibir) termasuk memfitnah, menghina, dan lain-lain: Givu dimulai

dari yang paling ringan (Sompo), jika diulangi maka Givu berat (Vaya). Givunya yaitu

I. Ayam 1 ekor dan Piring putih 1 buah, II. Babi/Kambing 1 ekor dan Piring putih 3

buah, III. Kelipatan Vaya.

Penggarapan lahan dengan izin memiliki ketentuan bahwa hasil dari tanaman

sebagian 50% menjadi hak pemilik lahan. Penggarapan lahan tanpa meminta izin

kepada pemilik dikenakan Givu Berat (Vaya) yaitu Babi/Kambing 1 ekor dan Parang 1

Pengambilan hasil tanaman tanpa meminta izin kepada pemilik dikenakan Givu

bertingkat yaitu I. 1 Ekor Ayam (Peringatan), II. Babi/Kambing 1 ekor jika diulangi.

Jika ada perkelahian, maka dikenakan Givu Berat (Vaya) yaitu: 1 babi/kambing, 12

meter kain putih, 30 piring, 1 baki.

Terdapat tradisi kelahiran anak Pohaya Kula, Anak didoakan dan dibuatkan Kaveve

Enau (ketupat daun enau) dan Ketupat oleh Tokoh Perempuan Adat dan dimakan

bersama-sama. Si anak memperoleh status gender sebagai laki-laki (Bo’o) dan

perempuan (Dei).

Pada saat ada kematian, tidak boleh memakan Kelor dan Terong (Pali/Pantangan) dan

dilarang bekerja sebelum melayat dan dilarang berisik memutar musik dan motor

(Larangan/Netagi)

Masyarakat Desa Wisolo mayoritas masyarakat memeluk agama Kristen (55%) dan agama

Islam (45%). Besarnya penduduk yang memeluk agama Kristen dan Islam, juga mempengaruhi

adat istiadat dan aktifitas sosial masyarakat Desa Wisolo, hal ini terlihat dari penyelenggaraan

kegiatan – kegiatan oleh masyarakat yang bernuansa islami bagi yg muslim seperti setiap

tahunnya diadakan perayaan Maulid Nabi, Hari Raya Idul Fitri, Pasar Ramadhan, Hari Raya Idul

Adha, Pengajian/Barsanji dan bagi penduduk yang beragama Kristen melakukan

penyelenggaraan kegiatan – kegiatan yang bernuansa Kristen seperti setiap tahunnya

diadakan perayaan hari Natal, Wafatnya Isa Almasi, Kebangkitan Isa Almasi dan kegiatan

lainnya dalam rangka memperingati hari besar nasional maupun daerah. Adapun beberapa

kegiatan kesenian yang selalu diadakan setiap tahun yaitu musik ndengu-ndengu dan rebana.

Page 15: Nomor Program: 17.0323/009 - Penabulu Foundationdisasterresponse.penabulufoundation.org/wp-content/...ii RINGKASAN PROGRAM Name of Giro555 Campaign “Help Slachtoffers Sulawesi”

8

3. Kelembagaan

a) Karang Taruna

b) BUM Desa

c) LPM Desa

d) TP-PKK

e) Kelompom Masyarakat

4. Fasilitas dan Sarana Desa

Sebelum gempa akses jalan provinsi dari Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Pusat Kecamatan

menuju Desa Wisolo cukup bagus dengan kondisi jalan beraspal, sedangkan akses jalan desa

dilengkapi dengan rabat beton. Fasilitas listrik sudah terinstal disetiap jalan dan perumahan

warga. Sedangkan untuk jaringan komunikasi (telepon dan internet) sudah dapat diakses oleh

masyarakat.

Desa Wisolo memiliki 1 unit TK dan Paud serta Sekolah Dasar (SD) untuk sarana pendidikan,

untuk tingkat pendidikan yang lebih tinggi Sekolah menengah Pertama (SMP) siswa harus

keluar ke desa Balongga di SMP 26 Sigi, sedangkan Sekolah Menengah Atas ke SMA Negeri 7

Sigi di Desa Rarampadende dan SMA Negeri 10 Sigi di desa Rogo kecamatan Dolo Barat, untuk

melanjutkan ke jenjang pendidikan universitas menuju Kota Palu. Sarana kesehatan hanya

tersedia Poskesdes (Posko Kesehatan Desa) guna menyediakan tempat pertolongan

kesehatan, persalinan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk KB dan kegiatan

posyandu. Kecenderungan masyarakat berobat ke Pukesmas Baluase yang berada di

Kecamatan Dolo Selatan.

Gambar 6. Bangunan Pokesdes Desa Wisolo dalam kondisi miring (rusak berat) tetapi masih

digunakan untuk layanan kesehatan

Page 16: Nomor Program: 17.0323/009 - Penabulu Foundationdisasterresponse.penabulufoundation.org/wp-content/...ii RINGKASAN PROGRAM Name of Giro555 Campaign “Help Slachtoffers Sulawesi”

9

D. EKONOMI

1. Jenis Mata Pencaharian

Berdasarkan data kajian lapangan mengenai sumber mata pencaharian masyarakat Desa

Wisolo, sejumlah 51% penduduk bekerja sebagai petani yang secara langsung sudah berlanjut

secara turun temurun dari keluarga yang memang dahulunya seorang petani. Sisanya

merupakan wiraswasta dan bekerja di sektor lain baik formal maupun non formal. Gambar

berikut menunjukkan jenis pekerjaan penduduk secara rinci:

Gambar 7. Jenis mata pencaharian masyarakat Desa Wisolo

216

50

90

10

30

15

52 2 3

0

50

100

150

200

250

Page 17: Nomor Program: 17.0323/009 - Penabulu Foundationdisasterresponse.penabulufoundation.org/wp-content/...ii RINGKASAN PROGRAM Name of Giro555 Campaign “Help Slachtoffers Sulawesi”

10

2. Potensi Sumberdaya Alam

Masyarakat Desa Wisolo secara umum memiliki potensi pada sektor pertanian/perkebunan

dan peternakan, sehingga masyarakat desa sejak zaman dulu telah melakukan pemanfaatan

dua potensi tersebut yang pada akhirnya membentuk pengetahuan atau kompetensi

masyarakat desa secara otodidak pada sektor pertanian/ perkebunan dan peternakan

Sejak jaman dahulu pola mata pencaharian masyarakat desa bergantung dari pemanfaatan

sumber daya alam yang tersedia. Karena wilayah Desa Wisolo memiliki jenis topologi dengan

kontur tanah datar, serta sedikit berupa perbukitan rendah dan pegugungan maka

mempengaruhi jenis-jenis tanaman yang ditanam, tabel berikut merupakan jenis-jenis

sumberdaya yang saat ini dimanfaatkan/dibudidayakan oleh masyarakat:

Tabel 5. Jenis sumberdaya alam yang dikelola/dibudidayakan oleh masyarakat Desa Wisolo

No Jenis Komoditas Luas Lahan

(Ha)

Panen/Tahun

(Kg/Kwintal/Ton) Kualitas

1. Kakao 90 80 ton Bagus

2. Kelapa (kopra) 60 205 ton Bagus

3. Pisang 34 6.000 tandan Bagus

4. Jagung 19 80 ton Bagus

5. Singkong 10 12 ton Bagus

6.

HHBK

(Kroto semut rangrang)

Semua area

perkebunan

dan hutan

9 ton/tahun Bagus

Kakao dan kelapa merupakan komoditas yang mendominasi dan menjadi pendapatan harian

masyarakat Desa Wisolo. Tanaman kakao dan kelapa sebagian besar ditanam tumpangsari.

Komoditas kakao memiliki kualitas baik dibandingkan kualitas kakao Desa Jono, kakao dijual

dengan harga 25.000/kg. untuk komoditas kelapa dijual dalam bentuk kopra dengan harga

jual Rp 3.500/kg dan kelapa butir (tua) Rp. 700/butir serta menjual tempurung kelapa per

karung Rp 30.000 (± 40 kg). Penjualan dilakukan di pengepul luar Desa Wisolo.

Catatan: bencana gempa tidak mempengaruhi naik turunnya harga komoditas lokal di tingkat

Desa Wisolo

Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu Desa Wisolo:

Sebagian masyarakat memanfaatkan larva semut rang-rang (kroto) sebagai tambahan

penghasilan ekonomi keluarga. Terdapat 15 orang yang fokus mencari kroto di perkebunan

dan sekitar kawasan hutan, dengan rata-rata panen 30 kg/hari. Berdasarkan informasi

pengepul potensi panen oleh masyarakat berkisar antara 9-10 ton/tahun dengan nilai beli

Rp. 50.000/kg dari petani. Kroto dikirim setiap hari dari Palu ke Jakarta dengan minimal

berat pengiriman 25-30 kg/hari dengan menggunakan jasa pesawat.

Page 18: Nomor Program: 17.0323/009 - Penabulu Foundationdisasterresponse.penabulufoundation.org/wp-content/...ii RINGKASAN PROGRAM Name of Giro555 Campaign “Help Slachtoffers Sulawesi”

11

PROFIL BENCANA

A. KARAKTERISTIK BENCANA

Gambar 8. Kondisi pemukiman Dusun 2 dan 3 Desa Wisolo yang rusak berat

Karakteristik bencana gempa di Desa Wisolo yakni terdapat beberapa titik jalur patahan. Di

lereng bukit Dusun 1, RT 3 sampai dengan RT 1 tanah menhalami retak dan tanah

bergelombang. Kemudian titik selanjutnya berada di selatan jalan desa menuju Dusun 2 dan

Dusun 3 terdapat patahan yang mengakibatkan rumah warga dan jalan turun yang merubah

kontour tanah menjadi bergelombang dan bergeser dari titik semula. Karakteristik ini

menyebabkan kontur tanah yang semula datar menjadi retak dan bergelombang

mnegakibatkan rumah-rumah di atasnya runtuh.

Tabel 6. Sejarah bencana yang melanda Desa Wisolo

No Tahun Jenis bencana keterangan

1. 1940-1960 Belum teridentifikasi Belum teridentifikasi

2. 1960-1980 Belum teridentifikasi Belum teridentifikasi

3. 1980-2000 Belum teridentifikasi Belum teridentifikasi

4. 2000-sekarang Banjir bandang (2006) Tidak ada korban jiwa

Gempa (2018) Perkampungan rusak berat, 1 balita

meninggal

BAB

2

Page 19: Nomor Program: 17.0323/009 - Penabulu Foundationdisasterresponse.penabulufoundation.org/wp-content/...ii RINGKASAN PROGRAM Name of Giro555 Campaign “Help Slachtoffers Sulawesi”

12

B. DAMPAK BENCANA

1. Dampak Kelompok Keluarga dan Hunian

Tabel 7. Korban jiwa dan kerusakan hunian masyarakat Desa Wisolo

Korban Jiwa Kerusakan Hunian (Rumah)

Meninggal Luka berat Luka Ringan Berat Sedang Ringan

1 1 0 361 0 0

* Total penduduk Desa Wisolo saat ini sejumlah 1.095 jiwa dari 1.096 jiwa sebelum bencana

100% pemukiman rumah warga Desa Wisolo mengalami rusak berat dan tidak layak dihuni

lagi. Khususnya di Dusun 2 dan 3 konsisi pemukman rusak berat dan harus pindah lokasi untuk

tempat tinggal selanjutnya. Berikut merupakan tabel dokumentasi kondisi terkini hunian

warga:

Tabel 8. Kondisi pemukiman Desa Wisolo pasca gempa

Dokumentasi Pemukiman Dokumentasi

Pemukiman di Dusun 2 yang rusak berat

Pemukiman di Dusun 3 yang rusak berat

Lokasi posko 1 pengungsian dan pemukiman

sementara masyarakat wisolo

Lokasi posko 2 pengungsian dan pemukiman

sementara masyarakat wisolo

Page 20: Nomor Program: 17.0323/009 - Penabulu Foundationdisasterresponse.penabulufoundation.org/wp-content/...ii RINGKASAN PROGRAM Name of Giro555 Campaign “Help Slachtoffers Sulawesi”

13

2. Dampak Kerusakan Fasilitas Umum dan Sosial

Selain rusaknya hunian warga, bencana gempa bumi juga mengakibatkan infrastruktur umum

dan sosial tidak dapat dimanfaatkan lagi oleh masyarakat, dikarenakan tingkat kerusakan yang

mencapai 90%. Berikut merupakan tabel dokumentasi kondisi terkini fasilitas umum dan sosial

Desa Wisolo:

Tabel 9. Jenis fasilitas umum dan social Desa Wisolo yang terdampak bencana

Jenis Jumlah Kondisi Dokumentasi

Jalan desa 3 km Rusak Sedang

Kondisi jalan desa yang

retak dan

bergelombang tetapi

masih bisa diakses

Gedung paud

dan TK

1 unit Rusak berat

Tidak bisa digunakan

untuk aktifitas belajar

Gedung

Poskesdes

1 unit Rusak berat

Masih dapat digunakan

untuk layanan

kesehatan darurat

Masjid 1 unit Rusak ringan

Masih digunakan untuk

beribadah

Page 21: Nomor Program: 17.0323/009 - Penabulu Foundationdisasterresponse.penabulufoundation.org/wp-content/...ii RINGKASAN PROGRAM Name of Giro555 Campaign “Help Slachtoffers Sulawesi”

14

Jenis Jumlah Kondisi Dokumentasi

Gereja 1 unit Rusak berat

Tidak bisa digunakan

untuk kegiatan

beribadah lagi

Sekolah dasar 1 unit Rusak sedang

Kantor desa 1 unit Rusak berat

Pasar desa 1 unit Rusak sedang

masih bisa

dimanfaatkan

masyarakat untuk

aktifitas perekonomian

Page 22: Nomor Program: 17.0323/009 - Penabulu Foundationdisasterresponse.penabulufoundation.org/wp-content/...ii RINGKASAN PROGRAM Name of Giro555 Campaign “Help Slachtoffers Sulawesi”

15

C. KEBUTUHAN PEMULIHAN

Tabel 10. Analisa kebutuhan pemulihan masyarakat terdampak di Desa Wisolo pasca bencana

No Kategori Analisa Kebutuhan Jumlah

1 Hunian Sementara Kerangka Rumah 337 unit

Atap 337 unit

Dinding 337 unit

Lantai 337 unit

Penerangan 337 unit

Peralatan bangunan 337 unit

2 MCK Bangunan MCK 30 unit

Tandon Air 15 unit

3 Air bersih Pipanisasi 1 unit

4 Fasilitas umum dan sosial Gereja dan perlengakapannya 1 unit

Sekolah darurat 2 unit

RPTRA 2 unit

5 Gizi dan Kesehatan Obat-obatan 124 jiwa

Asupan gizi bagi balita serta ibu hamil dan

menyusui

124 jiwa

D. UPAYA PEMULIHAN

Tabel 11. Lembaga dan jenis bantuan dalam upaya pemulihan pasca bencana (Desa Wisolo)

No Nama Lembaga Jenis Bantuan Jumlah (Unit)

1. Habitat For Humanity Huntara 148 unit

2. Al-Khair Huntara 26 unit

3. Yayasan Bumi Tangguh MCK Komunal 8 unit

4. Dompet Kemanusiaan Huntara 20 unit

5. Oxfam Cash Forward (cash money, BPJS dan

peralatan kebersihan bangunan rumah)

On progres

MCK komunal 4 unit

Penampung air 1 unit

6. Australian aid Terpal (masa tanggap darurat) 337 kk

7. CWS Sanitasi Air bersih (torent air) 5 unit

8. PM muslim MCK 1 unit

9. Kerajaan Kelantan Malaysia Mushalla sementara 1 unit

10. Kementrian PUPR Huntara 60 unit

11. Bhineka Tunggal Ika Sembako (Beras) 337 kk

12. Indonesia Cerdas Guru bantu 2 orang

13. Dompet Duafa Bangunan sekolah darurat 1 unit

14. Komunitas Budha Sembako (Beras, Gula, Minyak Goreng) 53 KK

15. CeSR Huntara (Cash Budget) Belum

terindetifikasi

16. Mercy Corp Perlengkapan rumah tangga 178 KK

17. ADRA Terpal (masa tanggap darurat) Belum

terindetifikasi

Page 23: Nomor Program: 17.0323/009 - Penabulu Foundationdisasterresponse.penabulufoundation.org/wp-content/...ii RINGKASAN PROGRAM Name of Giro555 Campaign “Help Slachtoffers Sulawesi”

16

DUKUNGAN ICCO-PENABULU

A. PENILAIAN SISTEM PASAR

1. Analisa Sistem Pasar Bahan Pangan dan Non-Pangan di Desa Wisolo, Kecamatan

Dolo Selatan

Gambar 10. Pedagang Pasar Sambo yang masih berjualan di luar bangunan pasar

Desa Wisolo memiliki fasilitas bangunan pasar tradisional yaitu Pasar Sambo yang menjadi

akses utama pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat. Selain itu masyarakat Desa Wisolo

juga mengakses pasar tradisional di Kecamatan Dolo Selatan seperti Pasar Sambo, Rogo,

Baluase dan Bulubete serta Pasar Bobo di Kecamatan Dolo Barat. Selain pasar tradisional

masyarakat juga mengakses pedagang sayur keliling dan toko-toko grosir dan ecer di tingkat

desa dan kecamatan. Untuk akses pemenuhan bahan material bangunan masyarakat

mengakses toko-toko bangunan di tingkat kecamatan dan toko bangunan di Kota Palu.

Hasil kajian sistem pasar di tiga bulan pasca bencana, suplai dan ketersediaan bahan pangan

dan non-pangan di pasar tradisional, toko grosir dan ecer tersedia dalam jumlah yang cukup,

tidak ada kendala stok kecuali semen yang ketersediaannya masin terbatas. Secara umum

tingkat permintaan beras, minyak dan gula sebelum dan pasca bencana mengalami

penurunan volume permintaan. Sedangkan permintaan semen, seng dan triplek serta alat-alat

pertukangan di tingkat kecamatan cenderung menurun dibandingkan permintaan sebelum

bencana. Penurunan daya beli masyarakat Desa Wisolo serta banyaknya bantuan bahan

pangan dan non-pangan mempengaruhi tingkat permintaan.

BAB

3

Page 24: Nomor Program: 17.0323/009 - Penabulu Foundationdisasterresponse.penabulufoundation.org/wp-content/...ii RINGKASAN PROGRAM Name of Giro555 Campaign “Help Slachtoffers Sulawesi”

21

Tabel 12. Pasar utama yang diakses oleh masyarakat Desa Wisolo, Kecamatan Dolo Selatan

No Nama Pasar Alamat

Frekuensi

Opersional

Pasar

Jarak

dari

Desa

Wisolo

Kondisi Pasar

Kondisi terkini per Desember 2018 Rusak

Berat

Rusak

Sedang

Rusak

Ringan

1. Pasar Sambo Jl. Pue Bongo II,

Wisolo, Dolo

Selatan – Sigi

hari sabtu 0,5

km

- V - Pasar beroperasi pada hari sabtu mulai jam 06.00-13.00 WITA. Pasar mulai beroperasi 1

bulan pasca bencana. Kondisi per Desember 2018 pasar sudah 80% beroperasi normal.

Pasar dibawah pengelolaan Disperindagkop.

Masyarakat Desa Wisolo lebih banyak mengakses pasar ini dikarenakan lokasinya berada di

Desa Wisolo

2. Pasar

Baluase

Jl. Pue Bongo II,

Baluase, Dolo

Selatan – Sigi

hari rabu 6 km - - - Pasar Baluase tidak memiliki fisik bangunan pasar. Aktifitas pasar selama ini menggunakan

lapak kayu dan terpal. Pasar mulai beroperasi 1 bulan pasca bencana. Kondisi per Desember

2018 pasar sudah 80% beroperasi normal.

3. Pasar Rogo Jl. Pue Bongo II,

Bobo, Dolo

Selatan – Sigi

hari jumat 3 km - V - Program telah melakukan pemetaan di Pasar Rogo, Kecamatan Dolo Selatan. Pasar

beroperasi pada hari jumat mulai jam 06.00-13.00 WITA. Pasar mulai beroperasi 1 bulan

pasca bencana. Kondisi per Desember 2018 pasar sudah 80% beroperasi normal.

4. Pasar

Bulubete

Jl. Pue Bongo II,

Baluase, Dolo

Selatan – Sigi

hari

Minggu

8 km - - - Dua bulan sebelum bencana, Pasar Bulubete dipindahkan sementara ke Pasar Baluase,

dikarenakan bangunan pasar akan direnovasi. Pasar mulai beroperasi 1 bulan pasca

bencana. Kondisi per Desember 2018, 90% pedagang sudah beroperasi normal

5. Pasar Bobo Desa Bobo, Dolo

Barat - Sigi

hari Senin 3 km - V - Program telah melakukan pemetaan di Pasar Bobo, Kecamatan Dolo Barat. Beroperasi pada

hari senin, mulai jam 06.00-13.00 WITA. Pasar mulai beroperasi 1 bulan pasca bencana.

Kondisi per Desember 2018 pasar sudah 80% beroperasi normal.

6. Toko Grosir Tingkat

Kecamatan

Setiap hari 8 km - - - 90% beroperasi normal

7. Toko Eceran Tingkat

Kecamatan/Desa

Setiap hari 1-8

km

- - - 90% beroperasi normal

8. Pedagang

Sayur

Keliling

Tingkat

Kecamatan/Desa

Setiap hari - - - - Desa Jono, setiap harinya di kunjungi oleh 6 pedagang sayur keliling, dan pedagang ini

mulai aktif berjualan 1 bulan pasca bencana. Semua bahan baku berasal dari Pasar Impres

Kota Palu. Kondisi per Desember 2018, aktivitas perdagangan kembali normal

Page 25: Nomor Program: 17.0323/009 - Penabulu Foundationdisasterresponse.penabulufoundation.org/wp-content/...ii RINGKASAN PROGRAM Name of Giro555 Campaign “Help Slachtoffers Sulawesi”

22

Hasil identifikasi permintaan dan pemenuhan kebutuhan komoditas pangan dan non pangan pasca bencana, Program membagi dalam 3 ketegori kebutuhan, yaitu:

1) Kebutuhan Emergency Response: bahan-bahan tanggap darurat (rekontruksi)

2) Kebutuhan Rumah Tangga: sembilan bahan pokok (sembako)

3) Kebutuhan Komoditas Lokal: komoditas-komoditas petanian/perkebunan/kehutanan bersumber dari lokal desa/kecamatan

Tabel 13. Ketersediaan dan permintaan bahan pangan dan non-pangan di tingkat pedagang kecamatan

No Kategori

Jenis

Kebutuhan

utama

Permintaan Pemenuhan

Ketersediaan

Keterangan Pasar

Sambo

Pasar

Baluase

Pasar

Rogo

Pasar

Bulubete

Pasar

Bobo

Toko

Grosir

Toko

Eceran

Toko

Bangunan

Sayur

Keliling

1. Emergency

Response

Seng Menurun Terpenuhi - - - - - - - V - Pasokan barang dari luar sulteng

masih terbatas, khususnya semen.

Terhambat karena rusaknya pelabuhan

Banyaknya bantuan bahan kontruksi

mempengaruhi permintaan di toko

eceran di tingkat kecamatan.

Semen Meningkat Belum

terpenuhi

- - - - - - - V -

Kayu Meningkat Terpenuhi - - - - - - - V -

Alat

pertukangan

dan

kebersihan

Menurun Terpenuhi - - - - - - - V -

2. Rumah

Tangga

Beras Menurun Terpenuhi V V V V V V V - - Pasokan sembako sudah kembali

normal (ketersediaan mencukupi),

sedangkan permintaan konsumen

mengalami penurunan

Permintaan telur, cabai, bawang, tomat

mengalami peningkatan permintaan

Permintaan daging ayam megalami

peningkatan. Pemenuhan daging ayam

masyarakat langsung membeli ke

Pasar Maranatha dan pasar di Kota

Palu

Gula Menurun Terpenuhi V V V V V V V - -

Minyak

goreng

Menurun Terpenuhi V V V V V V V - V

Telur Naik Terpenuhi V V V V V V V - -

Daging

ayam

Naik Belum

terpenuhi

- - - - V - - - -

Daging

sapi

Naik Belum

terpenuhi

- - - - - - - - -

Sayur mayur tetap Terpenuhi - - - - - - - - V

Page 26: Nomor Program: 17.0323/009 - Penabulu Foundationdisasterresponse.penabulufoundation.org/wp-content/...ii RINGKASAN PROGRAM Name of Giro555 Campaign “Help Slachtoffers Sulawesi”

23

2. Analisa Sistem Pasar Komoditas Lokal di Desa Wisolo, Kecamatan Dolo Selatan

Gambar 9: Proses penjemuran kakao oleh petani di Desa Jono, Kecamatan Dolo Selatan

Selain komoditas pangan dan non-pangan yang telah dijelaskan di atas, analisa sistem pasar

komoditas lokal juga penting untuk dilakukan, guna mengetahui tingkat ganguan rantai pasok

komoditas sebagai upaya pemulihan dan perlindungan mata pencaharian masyarakat

terdampak di Desa Wisolo.

Hasil observasi lapangan Desa Wisolo didominasi oleh lahan ladang, secara khusus tidak

terdapat sawah irigasi. Maka dari itu potensi komoditas didominasi oleh tanaman perkebunan

seperti kakao, kelapa dan jagung. Berikut merupakan potensi produksi komoditas yang

menjadi sumber pendapatan masyarakat Desa Wisolo:

Gambar 10: Potensi panen per jenis komoditas yang menjadi sumber pendapatan

masyarakat Desa Wisolo, Kecamatan Dolo Selatan

Hasil kajian menunjukkan bahwa dampak bencana Sulawesi Tengah tidak berpengaruh

signifikan pada lahan pertanian dan perkebunan masyarakat Desa Wisolo. Tiga bulan pasca

bencana kehidupan fisik dan psikis masyarakat mulai pulih, kegiatan mata pencaharian

masyarakat terdampak perlahan mulai normal kembali. Dari segi permintaan komoditas di

tingkat pengepul-pengepul lokal desa dan kecamatan perlahan sudah mulai terpenuhi. Harga

jual komoditas tidak mengalami perubahan, sama dengan sebelum bencana. Fluktuasi harga

jual komoditas lokal tidak dipengaruhi oleh dampak bencana, harga jual dipengaruhi oleh

kualitas hasil panen.“Secara umum pemulihan sektor ekonomi di tingkat desa dan kecamatan

beriring dengan tahap tanggap darurat”

6880

0

64

0

20

40

60

80

100

Desa Wisolo

Kelapa (Kopra) Kakao Kering Padi Jagung Kering

Page 27: Nomor Program: 17.0323/009 - Penabulu Foundationdisasterresponse.penabulufoundation.org/wp-content/...ii RINGKASAN PROGRAM Name of Giro555 Campaign “Help Slachtoffers Sulawesi”

24

Tabel 14. Analisa sistem pasar di tingkat Desa Wisolo dan Kecamatan Dolo Selatan

No Dokumentasi Kegiatan

1

Biji kakao Desa Wisolo

Komoditas kakao menjadi komoditas terbanyak

di Desa Wisolo dan menjadi pendapatan utama

petani. Potensi komoditas kakao seluas 90 ha

dengan produksi 80 ton/tahun. Biji kakao petani

wisolo memiliki kualitas yang lebih baik dari

pada biki kakao petani Desa Jono. Hal ini

dikarenakan, tanaman kakao dalam kondisi

terawat secara intensif. Petani Desa Wisolo mulai

beraktifitas berkebun 1 bulan pasca bencana.

Biji kakao kering sebagian besar dijual ke

pengepul-pengepul tingkat desa dan kecamatan

selain itu masyarakat juga menjual langsung

kepengepul tingkat Kabupaten/Kota Palu. Serta

pengepul keliling (kapasitas 200 kg) dengan

Harga jual biji kakao kering Rp 30.000/kg.

Secara umum sistem pasar mulai dari

ketersediaan, distribusi dan pemenuhan kakao

komoditas kakao sudah kembali normal.

6.

Komoditas Kelapa (kopra) Desa Wisolo

Kelapa menjadi komoditas ke dua setelah kakao

yang banyak di tanam oleh masyarakat.

Penanaman dilakukan tumpang sari dengan

tanaman kakao. Memiliki luasan sebesar 60 ha,

dengan potensi produksi kelapa dalam bentuk

kopra sebesar 68 ton/tahun.

Hasil panen petani kemudian dijual ke pengepul

desa, pengepul keliling dan pengepul tingkat

kecamatan dan bahkan petani menjual langsung

ke pengepul tingkat kabupaten/Kota Palu. Secara

umum rantai pasok di tiga bulan pasca bencana

sudah menuju tingkat normal. Harga jual di tingkat

petani per Desember 2018 sebesar Rp 3.500/kg.

Serta limbah jangkan juga dijual ke pengepul di

Desa Sambo untuk di jadikan arang dengan harga

jual Rp 30.000 per karung

7.

Pemanfaatan HHBK, larva semut rang-

rang (kroto) di Desa Wisolo

Selain komoditas budidaya, Desa Wisolo memiliki

potensi sarang semut rang-rang yang cukup besar.

Berdasarkan hasil kajian terdapat 1 kelompok

pencari yang terdiri dari 15 orang. Setiap harinya

kelompok mampu memanen 30 kg kroto segar.

Dan dijual ke pengepul di Kota Palu dengan harga

50.000/kg.

Kelompok pencari sudah menggeluti sejak tahun

2012 dengan jumlah pencari berkisar 5-8 orang.

Tahun 2016 jumlah pencari bertambah menjadi 15

orang.

Page 28: Nomor Program: 17.0323/009 - Penabulu Foundationdisasterresponse.penabulufoundation.org/wp-content/...ii RINGKASAN PROGRAM Name of Giro555 Campaign “Help Slachtoffers Sulawesi”

25

B. BANTUAN PEMULIHAN PASCA BENCANA

1. Tahapan Emergency Response Program Relief ICCO-Penabulu

PENGORGANISASIAN DAN

PENDAMPINGAN

Pendirian Posko

Tingkat Palu

Pendirian Posko

Tingkat Desa

Observasi Awal

Koordinasi

Profiling

Wilayah Identifikasi dan

verifikasi Kebutuhan

Distribusi

Dukungan

Dukungan Inisiatif

Masyarakat

Dukungan ICCO-Penabulu

Desa Wisolo

Dukungan Lain

(Sinergi Dukungan)

Tin

gk

at

Pro

vin

si

Tin

gk

at

Keca

mata

n d

an

Desa

Profil Desa

(4 Desa)

Analisa Pasar

(2 Kecamatan)

1. MCK

2. Pipanisasi air bersih

3. Pembangunan Gereja

4. RPTRA

5. Gizi (balita serta ibu

hamil dan menyusui

6. Dukungan pemulihan

mata pencaharian

7. Perencanaan Mitigasi

bencana

Program ICCO-Penabulu

melakukan

pengorganisasian dan

pendampingan:

mendorong dukungan/inisiatif

dari masyarakat ataupun

pemerintah desa dalam

kegiatan pemulihan desa

pasca bencana secara mandiri.

- Membangun kesadaran

- Fasilitasi

- Perencanaan

Pembangunan desa pasca

bencana

Program ICCO-Penabulu

melakukan Koordinasi dan

bersinergi dengan

Lembaga Bantuan Lain.

Bersinergi dalam

pemenuhan kebutuhan

masyarakat desa dan

pemulihan pasca bencana

Community Based Planning

Perencanaan Pembangunan Desa Pasca Bencana

Page 29: Nomor Program: 17.0323/009 - Penabulu Foundationdisasterresponse.penabulufoundation.org/wp-content/...ii RINGKASAN PROGRAM Name of Giro555 Campaign “Help Slachtoffers Sulawesi”

26

Dokumentasi Tahapan Kegiatan Relief ICCO-Penabulu di Desa Wisolo:

Koordinasi dengan pemerintah Desa Wisolo

FGD rencana pembangunan, perhitungan

material yang dibutuhkan dan pembagian

peran dalam pembangunan.

Inisiatif warga, pengumpulan

material layak guna

Survei dan Pembangunan Bak penampungan

di Dusun 2

Pembangunan MCK (pemasangan dinding,

kloset dan finising safitang pembuangan.

Gotong royong pembangunan

Pendistribusian material bangunan dari

ICCO-Penabulu

POSKO ICCO-

PENABULU

DESA WISOLO

Analisa Sistem Pasar

Pengumpulan Baseline data

awal di Desa Wisolo, Kec. Dolo

Selatan

Page 30: Nomor Program: 17.0323/009 - Penabulu Foundationdisasterresponse.penabulufoundation.org/wp-content/...ii RINGKASAN PROGRAM Name of Giro555 Campaign “Help Slachtoffers Sulawesi”

27

2. Pengorganisasian dan Koordinasi-Koordinasi

Tabel 16. Capaian pengorganisasian dan koordinasi-koordinasi

No Kategori

Dukungan

Dukungan ICCO-

Penabulu

Inisiatif Masyarakat Sinergi Dengan

Lembaga

Bantuan

1 Tempat Ibadah Pembangunan Gereja

sementara dan

fasilitas penerangan

Atap dari swadaya

masyarakat (sisa-sisa atap

bekas bangunan layak

guna)

Pembangunan gereja

sementara yang akan

dibangun oleh masyarakat

secara bregotong royong.

Konsumsi pembanunan

dari swadaya masyarakat

Bekerjasama

dengan Habitat

For Humanity

dalam relokasi

warga yang

disekitar area

pembangunan

gereja ke

Huntara

2. MCK Pembangunan MCK

dengan pengadaan

material seperti :

semen, kerangka,

batako, seng, paku,

kloset dan pipa 3 in

Material dinding, batu dan

pasir swadaya masyarakat

RT 2

Pembangunan dilakukan

secara gotong royong

tanpa upah kerja

Konsumsi pembangunan

dari swadaya masyarakat

-

3. Air Bersih Dukungan pipanisasi

dan bak

pendistribusian air

bersih

Material pasir, batu dan

batako swadaya

masyarakat

Material pipa sebagian dari

sisa pipa layak guna

Pengerjaan dilakukan s

Pembangunan dilakukan

secara gotong royong

tanpa upah kerja

Khusus di bak

penampungan

air Dusun 3, RT 7

bekerjasama

dengan Oxfam.

Dikarenakan

sumber air yang

diambil berasal

dari bak

penampungan

yang dibangun

oleh Oxfam

Pendampingan

penyusunan

manajemen

pengelolaan air besih

Pengelola air bersih -

Page 31: Nomor Program: 17.0323/009 - Penabulu Foundationdisasterresponse.penabulufoundation.org/wp-content/...ii RINGKASAN PROGRAM Name of Giro555 Campaign “Help Slachtoffers Sulawesi”

28

1. Capaian Kegiatan Program Relief ICCO-Penabulu

Tabel 17. Capaian kegiatan program Relief ICCO-Penabulu

No Program

ICCO-

Penabulu

Jenis Bantuan Capaian Program Per Desember 2018

(Triwulan 1)

Jumlah

Penerima

Manfaat

Capaian Program Per Januari 2018

(Triwulan 2)

Jumlah

Penerima

Manfaat

1. Tempat

Ibadah

Pembangunan Gereja

Sementara (1 bangunan gereja

semntara dan fasilitas

penerangannya)

Terbentuknya panitia pembangunan

gereja sementara BK Corps Wisolo

- On Process perpanjangan ruang gereja

(atap, tiang dan dinding sudah terbangun)

111 KK

(356 jiwa)

2. MCK Bangunan MCK permanen

(15 ruang sarana MCK)

catatan: 1 titik terdiri dari 3

ruang (ruang mandi, ruang cuci

dan ruang bab)

Rincian pembangunan MCK:

Terbangunnya 6 ruang MCK di RT 2

Dusun 1

(21 KK, 87 jiwa)

Terbangunnya 3 ruang MCK di

pengungsian posko 2 Dusun 3, RT 7.

(12 KK, 39 jiwa)

33 KK

(126 jiwa)

Rincian pembangunan MCK:

Terbangunnya 3 ruang MCK di Dusun

1, RT 1. (5 Kk, 16 jiwa)

On Process 3 ruangan MCK di Dusun

1, RT 2. (5 KK, 15 jiwa)

10 KK

(31 jiwa)

3. Air Bersih Pipanisasi dan bak

penampung pendistribusian

air besih

Rincian pembangunan distribusi air

bersih:

Terbangunnya 1 bak penampungan

dan distribusian air bersih di Dusun

1, RT 3.

14 KK

(50 jiwa)

Rincian pembangunan distribusi air bersih:

Terbangunnya 1 bak penampungan dan

distribusian air bersih di Dusun 2, RT 5.

(60 KK, 183 jiwa)

On Process pembangunan 1 bak

penampungan dan pendistribusian air

bersih di Dusun 3, RT 7. (12 KK, 39 jiwa)

On process pemasangan pipa

pendistribusian air bersih di masing-

masing KK

Manajemen pengelolaan air bersih

72 KK

(222 jiwa)

4. RPTRA

Pembangunan ruang belajar

dan bermain ramah anak

- - On Proses perencanaan 271 anak

Dan 82

Balita

5. Gizi dan

Kesehatan

Makanan sehat untuk bayi,

balita serta ibu hamil dan

menyusui

- - On Process 42 bayi,

82 balita

dan

Page 32: Nomor Program: 17.0323/009 - Penabulu Foundationdisasterresponse.penabulufoundation.org/wp-content/...ii RINGKASAN PROGRAM Name of Giro555 Campaign “Help Slachtoffers Sulawesi”

29

C. LIVELIHOOD

Kegiatan Pemulihan Mata Pencaharian Masyarakat di 4 Desa, 2 Kecamatan sasaran

Program dilakukan di semester ke 2 yaitu periode April – September 2019.

D. UPAYA MITIGASI BENCANA (COMMUNITY BASED)

Kegiatan Upaya Mitigasi Bencana di 4 Desa, 2 Kecamatan sasaran Program dilakukan di

semester ke 2 yaitu periode April – September 2019.

Page 33: Nomor Program: 17.0323/009 - Penabulu Foundationdisasterresponse.penabulufoundation.org/wp-content/...ii RINGKASAN PROGRAM Name of Giro555 Campaign “Help Slachtoffers Sulawesi”

30

Lampiran:

Lampiran 1. Rincian penerima manfaat dukungan fasilitas Gereja BK Corps Wisolo

Lokasi

Koordinat Gereja

Distribusi

Penerima Manfaat berdasarkan Jenis Kelamin/KK Penerima Manfaat Detail

Lintang Bujur Dusun RT KK L P Jiwa KK Dewasa Anak

Jiwa L P L P

Dusun 3 RT 7 01°6'59.4'' 119° 52' 27.5'' Bangunan Semi

Permanen

2 5 31 51 47 98 31 30 32 21 15 98

3 6 54 90 91 181 54 62 55 28 36 181

3 7 26 38 39 77 26 24 26 14 13 77

TOTAL 1 unit Gereja

Sementara TOTAL 111 179 177 356 111 116 113 63 64 356

Lampiran 2. Rincian penerima manfaat dukungan fasilitas MCK Komunal

Lokasi

Koordinat MCK

Distribusi

Penerima Manfaat berdasarkan Jenis Kelamin/KK Penerima Manfaat Detail

Lintang Bujur Dusun RT KK L P Jiwa KK Dewasa Anak

Jiwa L P L P

MCK

Dusun 1 RT 1 01°07'19.6" 119°52'37.2"

MCK Komunal

(3 ruang) 1 1 5 9 7 16 5 7 5 2 2 16

MCK

Dusun 1 RT 2 01°07'33.2" 119°52'39.5"

MCK Komunal

(3 ruang) 1 2 8 19 13 32 8 11 9 8 4 32

MCK

Dusun 1 RT 2 01°07'32.3" 119°52'41.2"

MCK Komunal

(3 ruang) 1 2 13 23 35 58 13 17 17 6 18 58

MCK

Dusun 1 RT 2 01°07'34.7" 119°52'37.3"

MCK Komunal

(3 ruang) 1 2 5 7 8 15 5 5 5 2 3 15

MCK Dusun 3

RT 7 01°6'58.3" 119°52'19.0"

MCK Komunal

(3 ruang) 3 7 12 25 14 39 12 13 12 12 2 39

TOTAL 15 ruang MCK

Komunal TOTAL 43 83 77 160 43 53 48 30 29 160

Page 34: Nomor Program: 17.0323/009 - Penabulu Foundationdisasterresponse.penabulufoundation.org/wp-content/...ii RINGKASAN PROGRAM Name of Giro555 Campaign “Help Slachtoffers Sulawesi”

31

Lampiran 3. Rincian penerima manfaat dukungan fasilitas Air bersih

Lokasi

Koordinat Bak Penampungan

Air Bersih Distribusi

Penerima Manfaat berdasarkan Jenis Kelamin/KK Penerima Manfaat Detail

Lintang Bujur Dusun RT KK L P Jiwa KK Dewasa Anak

Jiwa L P L P

Bak 1

Dusun 1

RT 3

01°07'38.6" 119°52'38.5" Bak Penampungan Air

Bersih 1 3 14 23 27 50 14 14 15 9 12 50

Bak 2

Dusun 2

RT 4

01°07.20.9" 119°52'26.1" Bak Penampungan Air

Bersih 2 4 60 95 88 183 60 56 60 39 28 183

Bak 3

Dusun 3

RT 7

01°6'58.9" 119°52'19.1" Bak Penampungan Air

Bersih 3 7 12 25 14 39 12 13 12 12 2 39

TOTAL 3 unit Bak

Penampungan Air

Bersih

TOTAL 86 143 129 272 86 83 87 60 42 272

Page 35: Nomor Program: 17.0323/009 - Penabulu Foundationdisasterresponse.penabulufoundation.org/wp-content/...ii RINGKASAN PROGRAM Name of Giro555 Campaign “Help Slachtoffers Sulawesi”

32