nurul fitri rasyid_d12112264_makalah final plumbing dan instrumentasi

23
Plumbing dan Instrumentasi “PERENCANAAN SISTEM PLUMBING INDUSTRIALISASI YANG BERBASIS LINGKUNGAN” Dosen : YAHYA SIRADJUDDIN, ST ,M.Eng OLEH : NURUL FITRI RASYID (D 121 12 264) PROGRAM STUDI S 1 TEKNIK LINGKUNGAN JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN 2014 1

Upload: nurul-fitri-rasyid

Post on 30-Sep-2015

25 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

doc

TRANSCRIPT

Plumbing dan Instrumentasi

PERENCANAAN SISTEM PLUMBING INDUSTRIALISASI YANG BERBASIS LINGKUNGAN

Dosen :

YAHYA SIRADJUDDIN, ST ,M.Eng

OLEH :

NURUL FITRI RASYID (D 121 12 264)PROGRAM STUDI S 1 TEKNIK LINGKUNGAN

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2014KATA PENGANTARAssalamualaikum Wr. Wb.Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, atas izin - Nya Makalah Kajian Perencanaan Sistem Plumbing Industrialisasi yang Berbasis Lingkungan dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Meskipun dalam bentuk sederhana. Kajian ini diajukan untuk melengkapi Mata Kuliah Plumbing dan Instrumentasi. Selain itu tujuan dari makalah ini adalah agar pembaca dapat mengenal serta mengetahui signifikan sistem perencanaan plumbing khususnya di bidang industri. Dengan selesainya penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan serta dukungan dari semua pihak baik moril ataupun materil sehingga makalah ini dapat terselesai dengan baik. Dan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua terlebih lebih bagi penulis yang mengerjakan makalah ini.Penulis mengharapkan makalah yang telah di susun ini dapat berguna bagi semua pihak terutama pihak - pihak yang terkait langsung dalam masalah perencanaan sistem plumbing. Karena keterbatasan, makalah ini mungkin jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran membangun terutama dalam hal perbaikan - perbaikan di masa datang sangat kami harapkan. Akhirnya, cukup itu dari saya kurang lebihnya kami mohon maaf yang sebesar besarnya.Wassalamualaikum Wr. Wb. Makassar, 18 Desember 2014

PenulisDAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL..........................................................................................i

KATA PENGANTAR........................................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................................iii

DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................iv I. PENDAHULUAN.........................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................11.3 Tujuan..........................................................................................................2II. PEMBAHASAN...........................................................................................32.1 Perencanaan Plumbing di Industri ..............................................................3Material Pipa.............................................................................................3Proses Pembuatan......................................................................................92.2 Kaitan Sistem Plumbing dengan Lingkungan..............................................132.3 Peran Pemerintah dalam Mengatasi Sistem Plumbing di Industri .............13III. PENUTUP...................................................................................................153.1Kesimpulan.................................................................................................15

3.2Saran...........................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................15DAFTAR LAMPIRANGambar Halaman

2.13 Jenis Pipa Baja Karbon...............................................................................92.2 Manufaktur Seamless Pipe Di Pabrik............................................................102.3 Ilustrasi Pembuatan Seamless Pipe...............................................................102.4Metode Fabrikasi Pipe Straight Welded Pipe................................................112.5Pipa Straight Welded.....................................................................................112.6Skema Pembuatan Pipe Spiral.......................................................................122.7Manufaktur Spiral Pipe..................................................................................12BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan industri di Indonesia sekarang ini berlangsung sangat pesat. Proses industrialisasi masyarakat Indonesia makin cepat dengan berdirinya perusahaan dan tempat kerja yang beraneka ragam. Kegiatan industri tentunya menghasilkan limbah berbahaya dan beracun (B3) dari kegiatan penambangan minya bumi di Indonesia yang saat ini sudah banyak terjadi di daerah polosok. Seharusnya hal ini menjadi catatan penting bagi para pengelola penambangan minyak akan pentingnya pengelolaan pencemaran minyak di Indonesia.Permasalahan yang timbul di setiap tahun akibat kebutuhan minyak bumi terus mengalami peningkatan seiring dengan tingginya kebutuhan energi sebagai akibat kemajuan teknologi dan hidup manusia, sehingga potensi pencemaran oleh minyak bumi juga meningkat. Adanya pencemaran tumpahan minyak dan kebocoran pipa dalam jumlah tertentu dengan luas dan kondisi tertentu, apabila tidak dikendalikan atau ditanggulangi dengan cepat dan tepat dapat mengakibatkan terjadinya suatu pencemaran lingkungan oleh minyak yaitu kualitas lingkungan tersebut turun samapai ke tingkat tertentu yang menyebabkan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukkannya.

Melihat pencemaran lingkungan akibat kebocoran pipa telah menimbulkan masalah yang serius, untuk itu diperlukan sistem perencanaan plumbing yang baik dan sesuai dengan tahapan tahapan perencanaan bangunan industri agar mencegah kerusakan pipa yang mengakibatkan tanah terkontaminasi minyak dan merusak lingkungan serta menurunkan estetika lingkungan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana sistem perencanaan perpipaan (plumbing) yang sesuai digunakan pabrik industri ?

2. Bagaimana kaitan sistem plumbing dengan lingkungan ?3. Bagaimana peran pemerintah dalam mengatasi masalah kebocoran pipa di industri pabrik Indonesia ? 1.3 TujuanSecara Umum :Untuk merencanakan sistem plumbing dengan teknis yang baik dalam industrialisasi sehingga mampu memperhitungkan kebocoran pada pipa

Secara Khusus :

1. Untuk mengetahui masalah sistem perencanaan plumbing yang sesuai untuk pabrik industri2. Untuk mengetahui kaitan sistem plumbing dengan lingkungan3. Untuk mengetahui rencana pemerintah dalam mengatasi permasalahan plumbing di IndustrialisasiBAB II

PEMBAHASAN

2.1. Perencanaan Perpipaan (Plumbing) di IndustriPemipaan adalah pekerjaan yang akan selalu ditemukan dalam sebuah proyek migas. Walaupun tidak hanya di area migas saja, namun juga akan ditemukan di proyek proyek keairan, pembuatan fasilitas industri dan lain lain. Adapun tahapan yang perlu di perhatikan dalam perencanaan perpipaan (plumbing) sehimgga pipa yang nantinya digunakan cocok dan sesuai di bidang industrialisasi :

a. Material PipaPemilihan material menggunakan logam ( metal ) sudah mulai diterapkan secara umum sejak tahun 1950-an berdasarkan standar API Code 5L tentang pemilihan material pipa. Pada akhir 1980-an berdasar kode API pula, sudah ada beberapa macam tipe material pipa, yaituA25, A, B, X42, X46, X52, X56, X60, X64, X70 dan X80. Setiap tipe material mempunyai karakteristik zat dan material penyusun masing-masing. Spesifikasi material baja yang digunakan tergantung pada komposisi kimiawi, kekuatan material, dan toleransi pipa dalam industri dan manufaktur.

Beberapa material harus ditentukan untuk mendapatkan material pipa yang tepat sesuai kebutuhan sistem perpipaan. Kriteria kriteria dibawah ini dapat digunakan dalam pemilihan material untuk pipa :

Mechanical properties, termasuk ketahanan untuk menahanstatic load,dynamic load,dan elastisitas dalam proses manufaktur Weld ability, kemudahan dan kekuatan material pipa dalam proses pengelasan. Corrotion resistance, kemampuan material dalam menahan korosi. Cost, berhubungan dengan biaya yang harus dikeluarkan per satuan ukuran material. Availability, terkait dengan ketersediaan dan suplai material pada pasaran, sebagai pertimbangan untuk volume cadangan dan biaya

Material yang yang sering digunakan dalam dunia migas, industri, dan manufaktur terdiri dari dua, yaitu :

Carbon SteelMaterial pipa jenis ini adalah yang paling banyak digunakan, spesifikasinya banyak ditemukan dalam ASTM ( American Society of Testing and Materials ) dan ASME ( American Society of Mechanical Engineering ).

Ada 3 jenis pipa material ini yang paling sering digunakan :

1. ASTM A106. Terbagi dalam 3 grade, tergantung Tensile Strengh nya; Grade A ( 48 ksi ), Grade B ( 60 ksi ), dan Grade C ( 70 ksi ).2. ASTM A53. Material pipa ini yang biasanya dilapisi oleh zinc ( galvanized ), yang biasanya merupakan alternatif dari ASTM A106. Material ini juga terbagi dalam 3 Grade, A, B dan C, dan memilik 3 tipe; Tipe E ( Electrical Resistance Weld ), Tipe F ( Furnace Butt Weld ), dan Tipe S ( Seamless ). Grade A dan B pada ASTM 106 memiliki Tensile Strength yang sama dengan Grade A dan B pada ASTM A53.3. ASTM A333. Material ini biasa digunakan pada fluida yang memiliki temperatur rendah, mulai dari -50 derajat Fahrenheit.

Stainless Steel

Material pipa ini dinamakan austenitic stainless steel. Namun secara umum biasanya disebut stainless steel. Stainless steel mempunyai grade 108, tetapi yang biasa digunakan adalah tipe 304L. Sesuai kode L dibelakang nama 304L, tipe ini mengandung cukup sedikit campuran karbon daripada tipe 304, tetapi memiliki kekuatan yang tinggi dan ketahanan terhadap korosi yang cukup baik.

Pada dunia industri yang sebenarnya, ada dua jenis pipa stainless steel yang paling sering dipakai, yaitu:

1. ASTM A312, untuk pipa berukuran dibawah 8 inci.2. ASTM A358, untuk pipa berukuran diatas 8 inci.

Selain 2 tipe material diatas ( Carbon Steel dan Stainless Steel ), masih banyak lagi material yang dipakai dalam dunia perpipaan, walaupun jarang digunakan, yaitu :

Chrome-Moly Pipe ( Chromium-Molybdenum Alloy Pipe ), yang terdiri dari 10 grade, merujuk pada kode ASTM A335. Nickel and Nickel Alloy Pipe, contoh penggunaan secara luas adalah Inconel, Incoloy dan Monel. Piping Cast Iron ( pipa besi ) Copper Piping ( pipa tembaga ) Plastic Pipe ( pipa plastik ) Concrete Pipe ( pipa beton )Bahan penyusun pipa yang digunakan pun sangat beragam dan tergantung kebutuhannya, mulkai dari beton, kaca, timah, kuningan, tembaga, plastik, aluminium, baja tuang, baja karbon dan baja alloy. Penggunaan material tersebut sangat tergantung pada peruntukan pemipaan, karena setiap material memiliki keunggulan dan kelemahannnya sendiri. Namun karena kali ini lebih ke arah pemipaan migas dan industri, maka bahan penyusun pipa yang paling banyak digunakan adalah baja karbon (Carbon Steel).b. Proses Pembuatan

Secara umum, ada 3 metode pembuatan pipa baja karbon (Carbon Steel), dimana juga metode tersebut menjadi nama untuk menyebutkan jenis pipa pipa tersebut, (Carbon Steel) yang digunakan untuk bidang migas dan industri. Ketiga metode itu adalah Metode Seamless Pipe, Butt Welded Pipe dan Spiral Welded Pipe.

2.1 3 Jenis pipa baja karbon1. Seamless Pipe

Seamless Pipe dalam arti bahasa artinya pipa tanpa sambungan. Dalam praktek pembuatannya seamless pipe memang merupakan pipa yang dibentuk tanpa membuat sambungan sama sekali, sehingga tidak ada bagian dari pipa yang pernah terganggu atau berubah materialnya akibat panas pengelasan. Pipa ini dibuat dari baja silinder pejal, yang dilubangi dalam kondisi hampir meleleh, biasa disebut billet.

2.2 Ilustrasi pembuatan seamless pipe,

2.3 Manufaktur seamless pipe di pabrik.Pada gambar tersebut, ditunjukan sebuah besi pejal (billet) di apit dan di roll oleh sizing rolls yang merupakan roller pembentuk diameter luar dan dilubangi oleh mandrel.

Dengan metode pembuatan tanpa sambungan tersebut, pipa yang dihasilkan dapat lebih baik karena kualitas baja yang dihasilkan adalah hampir sama pada setiap area permukaan pipa. Selain itu, ketebalan dengan menggunakan metode ini, pipa yang memiliki ketebalan berapa pun memungkinkan untuk diprroduksi.

2. Butt Welded Pipe atau Straight Welded Pipe

Pipa UOE, bahan baku pembuatan pipa ini adalah pelat baja dengan bentuk profil strip. Pelat baja tersebut dibentuk menjadi pipa dengan melengkungkan pipa tersebut kearah sumbu pendeknya dengan roll pembentuk (shaper roll) sehingga membentuk pipa. Celah pertemuan kedua sisi pelat strip tersebut kemudian di las memajang sehingga membentuk sebuah pipa tanpa celah. Detail pembuatan butt Welded Pipe ditunjukkan pada gambar di bawah ini :

2.4 Metode fabrikasi pipa straight welded pipe

2.5 Pipa straight weldedPipa ini memiliki keunggulan dimana kualitas dari dinding pipa sangat mudah untuk dikontrol dan memiliki ketebalan yang seragam. Hal ini disebabkan karena pipa ini berasal dari pelat strip yang pembuatannya relatif sangat mudah untuk dikontrol kualitas dan ketebalan pelatnya, sehingga hasil saat dibuat menjadi pipa pun relatif sama baiknya dengan kualitas pelatnya sebelum jadi. Selain itu, apabila dibutuhkan pipa menerus yang cukup panjang, pipa ini memiliki keunggulan karena mudah untuk di fabrikasi.

Namun dalam industri migas, pipa jenis ini lebih sering ditemukan dalam bentuk ellow. Pipa jenis ini dihindari sebagai panjang karena memiliki kelemahan pada sambungan las kedua tepi pelat strip pada saat pembuatannya, dimana memerlukan inspeksi pada area pengelasannya, memanjang sepanjang pipa tersebut.

3. Spiral Welded Pipe

Dalam pasaran Indonesia biasa disebut pipa spiral, ada juga yang menyebutkan pipa casing. Meskipun namanya demikian, bukan berarti pipa ini berbentuk spiral, namun lebih merujuk kepada bahan baku pembuatannya yang merupakan pelat baja strip yang dibentuk menjadi spiral dan kemudian disambung sehingga membentuk sebuah pipa.

2.6 Skema pembuatan pipa spiral

2.7 Manufaktur spiral pipeDalam sistem perpiaan, jenis pipa ini sangat dibatasi penggunaannya hanya untuk kebutuhan pipa dengan tekanan rendah karena ketipisannya. Bahkan dalam industri migas, pipa ini tidak digunakan dalam sistem pipa bertekanan, kebanyakan hanya digunakan sebagai casing untuk pondasi, ataupun sebagai pipe support. Keuntungan pipa ini adalah dapat dibuat menjadi besar dengan mudah. Namun pipa ini memiliki kelemahan dimana ketebalan untuk dapat membuat spiral cukup terbatas, sehingga pipa ini relatif tipis. Selain itu, jumlah sambungan yang cukup banyak per satuan panjangnya membuat inspeksi pengelasan menjadi lebih banyak, jauh lebih banyak dar pada straight welded pipe. Apabila akan digunakan sebagai pipa bertekanan.2.2. Kaitan Sistem Plumbing dengan LingkunganPenerapan ke tiga metode pembuatan pipa baja carbon (Carbon Steel) mengacu pada suatu tatanan perencanaan yang tidak ramah lingkungan dalam pengoperasiannya. Proses pembuatan baja membutuhkan proses yang panjang dan energi yang banyak sementara ketersediaan materialnya terbatas.

Kobocoran pipa yang dialami oleh sejumlah perusahaan mengakibatkan tanah terkontaminasi oleh minyak akibat kebocoran tersebut. Tumpahan minyak tentunya akan mengalir ke saluran tepi jalan yang bermuara langsung ke badan air seperti danau, sungai dan lain lain. Tanah serta air yang sudah terkontaminasi di kategorikan sebagai limbah bahan berbahaya (B3) sesuai dengan Kep. Men LH 128 Tahun 2003. Permasalahan ini tentunya merugikan masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi pabrik karena disekeliling lingkungannya sudah terdapat limbah berbahaya dan beracun yang akan menganggu kesehatannya. Untuk menghindari hal hal yang dapat merugikan warga sekitar dan Indonesia pada umumnya, maka peranan perencanaan sistem plumbing sangat di butuhkan oleh industrialisasi demi penyehatan lingkungan.2.3 Peran Pemerintah dalam Mengatasi Sistem Plumbing di IndustrialisasiSemakin banyak energi yang digunakan dalam proses produksi terutama di bidang industri pembuatan baja, maka semakin tinggi jumlah emisi karbondioksida yang dihasilkan. Misalkan saja, pada tahap pembuatan baja, energi yang diperlukan antara 1.468 sampai 3.120 juta kalori per ton. Sementara, proses tersebut menghasilkan emisi karbondioksida antara 0,43 sampai 0,9 ton per satu ton baja. Konsumsi energi ini sangat tergantung dengan teknologi proses produksi yang digunakan dan pemilihan bahan baku.Berdasarkan hal tersebut, pemerintah harusnya memberi perhatian terhadap teknologi hemat energi dan ramah lingkungan di sektor industri khususnya pembuatan karbon baja. Karena saat ini, banyak relokasi industri yang masuk ke Indonesia namun tidak ramah lingkungan. Mereka terdepak dari negara asalnya karena tidak memenuhi standar lingkungan.Saat ini kebijakan pemerintah terhadap sistem plumbing di industrialisasi sudah berjalan seiring dengan banyaknya kasus kasus yang marak terjadi akibat perencanaan sistem plumbing yang kurang baik. Untuk itu pihak perusahan industri yang masih kurang peduli dengan memperbaiki kerusakan pipa yang mengakibatkan tanah terkontaminasi minyak dan merusak estetika lingkungan dan terbukti bersalah maka dapat dikenakan sanksi sesuai UU. No. 32 Tahun 2009. Selain itu pada umumnya peran serta pemerintah juga terlihat ikut memperbaiki kebocoran pipa dengan memberikan peringatan bahkan surat teguran terhadap piak perusahaan yang melanggar undang - undang yang telah ditetapkanBAB IIIPENUTUP

III.1 Kesimpulan :Untuk pemipaan migas dan industri, bahan penyusun pipa yang cocok digunakan karbon baja (Carbon Steel). Pada karbon baja di lakukan 3 metode pembuatan yaitu Metode Seamless Pipe, Butt Welded Pipe dan Spiral Welded Pipe. Proses penerapan pembuatannya tidak ramah lingkungan karena membutuhkan energi yang banyak sementara ketersediaan material terbatas. Berdasarkan hal tersebut, pemerintah harusnya memberi perhatian terhadap teknologi hemat energi dan ramah lingkungan di sektor industri khususnya pembuatan karbon baja. Karena saat ini, banyak relokasi industri yang masuk ke Indonesia namun tidak ramah lingkungan. Mereka terdepak dari negara asalnya karena tidak memenuhi standar lingkungan.III.2 Saran :

Perlu dilakukan pengakajian teknis yang baik dalam perencanaan pada sistem plumbing agar memperkecil adanya kebocoran bahkan kerusakan pada sistem pengoperasian khususnya di bidang industrialisasi demi mengoptimalkan kehidupan masyarakat sekitar khususnya Indonesia.DAFTAR PUSTAKASurdia, Tata & Shindroku Saito. 1999. Perencanaan dan penggambaran sistem perpiaan . Jakarta : PT. Pradnya Paramita.

Syuaib, M. Faiz. 2006. Tata Cara Perencanaan Sistem Plumbing. Bogor: IPBhttp://img.alibaba.com/photo/233416762/High_strength [18 Desember 2014 ; 19.05 WIB]

http://www.emeraldinsight.com/fig [18 Desember 2014 ; 19.05 WIB ]

http://www.enican.com/LightSteelMicrostructure [18 Desember 2009 ; 19.05 WIB]

1