obscura corpus vitreous

16
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Lata r belak ang Vitreus adalah suatu badan gelatin yang jernih dan avaskular yang membentuk dua  pertiga volume dan berat mata. Vitreus mengisi ruangan yang dibatasi oleh lensa, retina, dan diskus optikus. Permukaan luar vitreus dilapisi membran hyaloid yang normalnya berkontak dengan struktur-struktur berikut: kapsul lensa posterior, serat-serat zonula, pars plana lapisan epitel, reti na, dan caput nervi optic i. Basis vitreus mempertahankan penempela n yang kuat seumur hidup ke lapisan epitel pars plana dan retina tepat di belakang ora serrata. Di awal kehidupan, vitreus melekat kuat pada kapsul lensa dan caput nervi optici, tetapi segera  berkurang di kemudian hari. Sesungguhnya fungsi badan kaca sama dengan fungsi cairan mata, yaitu mempertahankan bola mata agar dapat tetap bulat. Perananya mengisi ruang untuk meneruskan sinar dari lensa ke retina. 1,2  Gambar 1.1 : Anatomi Corpus Vitreous Vitreus mengandung air sekitar 99%. Sisa 1% meliputi dua komponen, kolagen dan as am hi al uronat, yang member i ben tuk dan konste nsi mi ri p gel pada vi tr eus karena kemampuannya mengikat banyak air. 2  Kebeni ngan vitr eus diseba bkan tidak terda patnya  pembuluh darah dan sel. Pada pemeriksaan tidak terdapatnya kekeruhan vitreus akan memudahkan melihat bagian retina pada pemeriksaan oftalmoskopi. 1 1

Upload: achmad-hariyanto

Post on 30-Oct-2015

960 views

Category:

Documents


42 download

DESCRIPTION

keruh badan kaca

TRANSCRIPT

Page 1: Obscura Corpus Vitreous

7/16/2019 Obscura Corpus Vitreous

http://slidepdf.com/reader/full/obscura-corpus-vitreous 1/16

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Vitreus adalah suatu badan gelatin yang jernih dan avaskular yang membentuk dua

 pertiga volume dan berat mata. Vitreus mengisi ruangan yang dibatasi oleh lensa, retina, dan

diskus optikus. Permukaan luar vitreus dilapisi membran hyaloid yang normalnya berkontak 

dengan struktur-struktur berikut: kapsul lensa posterior, serat-serat zonula, pars plana lapisan

epitel, retina, dan caput nervi optici. Basis vitreus mempertahankan penempelan yang kuat

seumur hidup ke lapisan epitel pars plana dan retina tepat di belakang ora serrata. Di awal

kehidupan, vitreus melekat kuat pada kapsul lensa dan caput nervi optici, tetapi segera

 berkurang di kemudian hari. Sesungguhnya fungsi badan kaca sama dengan fungsi cairan

mata, yaitu mempertahankan bola mata agar dapat tetap bulat. Perananya mengisi ruang

untuk meneruskan sinar dari lensa ke retina.1,2 

Gambar 1.1 : Anatomi Corpus Vitreous

Vitreus mengandung air sekitar 99%. Sisa 1% meliputi dua komponen, kolagen dan

asam hialuronat, yang memberi bentuk dan konstensi mirip gel pada vitreus karena

kemampuannya mengikat banyak air.2 Kebeningan vitreus disebabkan tidak terdapatnya

 pembuluh darah dan sel. Pada pemeriksaan tidak terdapatnya kekeruhan vitreus akan

memudahkan melihat bagian retina pada pemeriksaan oftalmoskopi.1

1

Page 2: Obscura Corpus Vitreous

7/16/2019 Obscura Corpus Vitreous

http://slidepdf.com/reader/full/obscura-corpus-vitreous 2/16

 

Bila terdapat kekeruhan di dalam badan kaca maka akan terjadi gangguan

 penglihatan. Gangguan ini dapat berupa suatu bercak hitam yang mengapung dan bergerak 

(muscae volilantes). Keadaan ini dapat disebabkan oleh setiap benda yang menutupi

masuknya sinar (jalan sinar) ke dalam bola mata. Keadaan yang sekecil sekalipun dapat

memberikan keluhan seperti ini. Kadang-kadang walaupun dengan pemeriksaan sangat teliti

 pun tidak dapat ditemukan kelainan dalam vitreus. Bila kekeruhan lebih tebal akan

memberikan keluhan yang lebih besar. Kadang-kadang terlihat sebagai pita yang melayang-

layang yang mengganggu lapangan penglihatan. Bila kekeruhan ini menutupi seluruh

masuknya sinar ke daerah makula, maka penglihatan akan sangat menurun.1

Pada pemeriksaan fundus okuli akan terlihat :1

- Refleks fundus terlihat merah adalah gambaran yang normal

- Refleks fundus tidak terlihat, akibat kekeruhan daerah atau jaringan fibrosis.

2

Page 3: Obscura Corpus Vitreous

7/16/2019 Obscura Corpus Vitreous

http://slidepdf.com/reader/full/obscura-corpus-vitreous 3/16

BAB 2

ISI

2.1 Definisi

Obscura Corpus Vitreous/Vitreous opacity adalah perubahan struktur vitreus dari

transparan menjadi struktur yang tidak transparan dan menyebabkan timbulnya gejala seperti

gambaran benang-benang, jaring laba-laba, objek-objek serupa piring-piring kecil atau

sebuah cincin tembus pandang yang tampak di lapangan pengelihatan seseorang.4,6 

Gambar 2.1 Vitreous floaters

2.2 Patologi Perubahan Vitreus

Perubahan struktur gel vitreus seiring bertambahnya usia menyebabkan pencairan

vitreus bagian sentral. Yang termasuk penyebab pencairan vitreus adalah:4

1. Degeneratif seperti usia tua, miopia, dan hal-hal yang berhubungan dengan retinitis

 pigmentosa.

3

Page 4: Obscura Corpus Vitreous

7/16/2019 Obscura Corpus Vitreous

http://slidepdf.com/reader/full/obscura-corpus-vitreous 4/16

2. Post inflamasi terutama uveitis

3. Trauma mekanis pada vitreus (trauma tumpul seperti perforasi)

4. Efek panas pada vitreus yang menyebabkan diathermi, fotokoagulasi dan cryokoagulasi.

5. Efek radiasi yang menyebabkan pencairan

 

Perubahan ini dapat terjadi lebih cepat pada kasus miopia atau beberapa tipe

retinopathy atau proses inflamasi. Karena pencairan sentral vitreus dan kolapsnya jaringan

kolagen sentral, korteks vitreus lepas dari membran pembatas ke retina. Gejala-gejala dari

kolapsnya vitreous adalah kilatan sinar (fotopsia) karena tertariknya retina akibat lepasnya

korteks dari membran pembatas dan tiba-tiba muncul bintik-bintik hitam yang menandakan

terjadinya opasitas dari bagian permukaan posterior vitreus, yang nampak melayang-layang

di depan retina. Vitreus yang kolaps dapat dilihat secara klinis dengan adanya zona bersih

“clear zone” di depan retina. Bentuk perlekatan vitreus ke batas diskus optikus dapat dilihat

sebagai gambaran cincin opak yang melayang di ruang vitreus.6

2.3 Etiologi

Ada beberapa kondisi yang menyebabkan vitreous opacity:

1.  Muscae volitantes

Ini adalah suatu keadaan fisiologi opasitas dan merupakan residu dari hyaloid primitif 

 pembuluh darah. Pandangan pasien seperti titik halus dan filamen, yang sering hanyut

kedalam dan keluar dari lapangan visual, dengan latar belakang terang (misalnya, biru

langit).4

2. Persistent hyperplastic primary vitreous (PHPV)

4

Page 5: Obscura Corpus Vitreous

7/16/2019 Obscura Corpus Vitreous

http://slidepdf.com/reader/full/obscura-corpus-vitreous 5/16

Ini merupakan hasil dari gagalnya struktur vitreous primer untuk mengurangi hubungan

dengan hipoplasia dari bagian posterior vaskular. Secara klinis dikarakteristikkan dengan

adanya refleks putih pupil (leukokoria) yang dapat dilihat setelah lahir. Berhubungan

dengan anomali-anomali seperti katarak kongenital, glaukoma, proses- proses yang terjadi

 pada siliaris yang lama dan luas, mikropthalmus dan perdarahan vitreus. Pemeriksaan

dengan menggunakan ultrasonografi dan computerised tomography (CT) dapat membantu

dalam mendiagnosis.4,5

3.  Inflammatory vitreous opacities

Ini terdiri dari eksudat yang dialirkan ke vitreous pada pasien dengan anterior uveitis

(iridocyclitis), uveitis posterior (choroiditis), pars planitis, pan uveitis, dan

endophthalmitis.4

4. Vitreous aggregates and condensation with liquefaction

Merupakan penyebab utama kekeruhan vitreus. Terjadi kondensasi jaringan kolagen saraf 

sebagai akibat degenerasi vitreus karena usia tua, miopia, pasca trauma, atau pasca

inflamasi.4 

5.  Amyloid degeneration

Merupakan kondisi yang jarang dimana terjadi penumpukan material amiloid di vitreus

 pada amiloidosis. Kekeruhan lensa sejalan dengan terjadinya perlengketan membran pada

retina dan pada permukaan posterior lensa.4 Kondisi ini merupakan suatu kelainan

turunan autosomal dominan yang mulai terjadi pada usai 20 tahun, bersifat progresif, dan

 pada akhirnya akan menyebabkan penurunan tajam penglihatan.5

6.  Asteroid hyalosis

Ditandai dengan badan kecil, putih dan bulat tersuspensi yang mengelilingi gel vitreus,

yang merupakan akumulasi kalsium yang mengandung kalsium lipid. Asteroid hyalosis

 biasanya unilateral dan asimptomatik pada pasien tua dengan vitreus sehat. Tetapi, ini

dipengaruhi secara genetik pada pasien diabetes dan hiperkolesterolemia. Tidak diketahui

secara genesis dan tidak ada pengobatan yang efektif.4,5,6

5

Page 6: Obscura Corpus Vitreous

7/16/2019 Obscura Corpus Vitreous

http://slidepdf.com/reader/full/obscura-corpus-vitreous 6/16

Gambar 2.2 : Asteroid Hyalosis

7. Synchysis scintillans

Merupakan suatu kondisi dimana vitreus diisi oleh badan angular putih dan kristallin yang

dibentuk dari kolesterol. Hal ini mengakibatkan kerusakan pada mata dimana didapat dari

trauma, perdarahan vitreus atau riwayat penyakit inflamasi. Dalam kondisi ini vitreous

menjadi cair dan Kristal-kristal tenggelam ke bawah, tapi dengan setiap

gerakan kristal-kristal akan naik lagi dan bila dalam keadaan tidak bergerak akan kembali

turun ke bawah. Fenomena ini muncul sebagai pancuran yang indah berupa

hujan emas pada pemeriksaan ophthalmoscopik. Dari hasil pemeriksaan ophtalmoskopi

didapati phenomena seperti hujan emas. Karena kondisi terjadi di mata rusak, dapat

terjadi pada usia berapa pun. Kondisi ini umumnya tanpa gejala, tetapi tidak dapat

diobati.4,5,6

8.  Red cell opacities

Disebabkan perdarahan kecil atau masif pada vitreus.4

9. Tumour cells opacities

Terlihat seperti gambaran opak yang mengapung pada beberapa pasien dengan

retinoblastoma dan sarkoma sel retikulum.4

6

Page 7: Obscura Corpus Vitreous

7/16/2019 Obscura Corpus Vitreous

http://slidepdf.com/reader/full/obscura-corpus-vitreous 7/16

2.4 Gambaran Klinis

“floaters” digambarkan sebagai benang-benang, jaring laba-laba, objek-objek 

serupa piring-piring kecil atau sebuah cincin tembus pandang. Sebanyak 70 % populasi

mengeluhkan gejala ini. Gambaran ini muncul akibat adanya serat-serat dan permukaan

kolagen vitreous yang telah ada sebelumnya. Adanya eritrosit dan kadang-kadang sel-sel

radang dalam vitreus dapat menyebabkan pasien dapat melihat  floaters yang digambarkan

sebagai objek mirip piring.  Floaters seperti cincin biasanya terlihat saat memvisualisasikan

daerah korteks vitreus posterior yang sebelumnya melekat pada nervus opticus. 2,3,5,13

 Floaters sentral yang relatif tidak bergerak akan menganggu dan bahkan dapat

menghalangi penglihatan.  Floaters di bagian perifer sering tidak disadari, karena umumnya

intermiten dan memerlukan gerakan mata besar atau posisi khusus agar terlihat.  Floaters

sangat sering terjadi pada pengidap miopia dan pasien sineresis.2

Gambar 2.3 : Floaters

2.5 Diagnosa

7

Page 8: Obscura Corpus Vitreous

7/16/2019 Obscura Corpus Vitreous

http://slidepdf.com/reader/full/obscura-corpus-vitreous 8/16

Pemeriksaan lebih lanjut dengan alat-alat penunjang penting untuk mendiagnosa

vitreous opacity. Sebagian orang tidak mengeluhkan gejala apapun, namun sebagian besar 

mengeluh floater s. Untuk menegakkan diagnosa diperlukan pemeriksaan lebih lanjut dengan

 pemeriksaan khusus.

2.5.1 Pemeriksaan dengan Ofthalmoskopis

Korpus vitreous normal tidak dapat dilihat dengan ofthlmoskopi direk atau indirek.

Ofthalmoskopi direk biasanya tidak cocok untuk mengamati vitreus sedangkan

ofthalmoskopi indirek memberikan lapangan pandang yang besar sehingga pengamat dapat

memeriksa kekeruhan lentikular dan vitreus, dan menyediakan suatu pandangan

stereoskopik.3 Berbagai gambaran yang terlihat secara ofthalmoskopis adalah anomali-

anomali yang disebabkan oleh perubahan struktural, misalnya adanya floaters (benda-benda

yang terlihat melayang/mengapung) pada sinersis dan bentuk mirip cincin akibat terlepasnya

korpus vitreus posterior, atau adanya unsur-unsur invasif, misalnya darah, massa sel darah

 putih, atau proliverasi fibrovaskular dari jaringan-jaringan sekitarnya.2 

2.5.2 Pemeriksaan dengan Slitlamp

Slitlamp dapat digunakan untuk mengamati beberapa jenis kekeruhan vitreus. dalam

mata tidak berdilatasi suatu bagian optik difokuskan pada kapsul posterior lensa kristalin

(dari sudut yang cukup miring). satu bagian optik akan difokuskan ke daerah posterior 

kapsul, dalam vitreus. jika kekeruhan memang ada mereka akan dilihat sebagai abu-abu atau

coklat (biasanya) gumpalan samar-samar atau alur dalam vitreus.11 

Korpus vitreus normal in situ dan banyak anomali penting (mis: retraksi,

kondensasi, dan penciutan korpus vitreus yang khas untuk diabetes atau cidera) hanya dapat

dilihat dengan slitlamp.2 

8

Page 9: Obscura Corpus Vitreous

7/16/2019 Obscura Corpus Vitreous

http://slidepdf.com/reader/full/obscura-corpus-vitreous 9/16

2.5.3 Lensa Kontak 

Korpus vitreus sentral anterior adalah satu-satunya bagian dari dalam mata (di

 belakang lensa) yang hanya dapat dilihat dengan slitlamp saja. Untuk melihat bagian-bagian

lain, di mata pasien harus diletakkan lensa kontak khusus untuk memodifikasi kekuatan

lensa aqueus humor  dan lensa (kristalina) memfokuskan cahaya dan untuk memperluas

rentang sudut berkas dengan sumbu penglihatan bola mata.2

Penggunaan lensa kontak yang relatif tipis dengan permukaan depan yang datar 

untuk menetralisasi sifat membelokan cahaya oleh mata, sehingga jaringan pada dan di dekat

sumbu penglihatan mata (diskus optikus, koroid dan retina posterior, dan korpus vitreus

aksial) dapat diterangi secara detail tiga dimensi. Dapat digunakan lensa kontak yang jauh

lebih tebal dengan cermin-cermin yang telah terpasang dan permukaan depan yang datar 

untuk memindahkan jalur penglihatan dan pencahayaan slitlamp dalam kaitannya dengan

sumbu penglihatan bola mata, sehingga korpus vitreous dan retina nonaksial dapat dilihat.2

2.5.4 Ultrasonografi B-Scan

Ultarsonografi B-Scan adalah alat diagnostik dan prognostik penting yang

digunakan pada banyak kelainan segmen posterior yang berkaitan dengan kekeruhan korpus

vitreus.2 Ultrasonografi B-scan penting dalam menilai dasar dan tingkat keabnormalan mata

dengan opasitas vitreus. Alat ini juga berguna untuk menilai tingkat progresifitas penyakit

retina. Mata dengan vitreus yang keruh dapat dilakukan vitrektomi, evaluasi ultrasonik 

membantu dalam mendiagnosa penyebab patologi, waktu yang tepat untuk dilakukan

operasi, pengoptimalan penggunaan alat-alat vitrektomi dan memprediksi kualitas

 pengelihatan pasien pasca operasi. Sementara slitlamp dan ofthalmoskop cahaya kurang

 bermanfaat, pemakaian ultrasonografi B-scan secara optimal dapat memberi banyak 

informasi mengenai korpus vitreum dan struktur-struktur di dekatnya.7

9

Page 10: Obscura Corpus Vitreous

7/16/2019 Obscura Corpus Vitreous

http://slidepdf.com/reader/full/obscura-corpus-vitreous 10/16

2.6 Diagnosa Banding

Mencari diagnosis banding kekeruhan vitreous sulit dilakukan, karena ada banyak 

 jenis vitreous opacity, beberapa memiliki banyak penyebab. Biopsi dapat memainkan peran

 penting, tetapi membutuhkan penanganan spesimen dan aplikasi dari berbagai teknik biologi

histopatologi dan molekuler.

Pada persistent hiperplastik vitreus primer dapat dibuat diagnosa banding dengan

 penyakit-penyakit yang menyebabkan leukokoria, seperti: retinoblastoma, katarak kongenital

dan prematur retinopaty.4

2.7 Penatalaksanaan

Bintik-bintik dan  floaters di mata adalah tidak berbahaya dan hanya mengganggu

 penglihatan. Kebanyakan akan hilang dengan sendirinya dan menjadi kurang mengganggu.

Beberapa orang tertarik untuk operasi pengangkatan floaters, tetapi dokter menyarankan agar 

operasi dilakukan bila penglihatan benar-benar terhalang. Pada keadaan ini, cara yang hanya

dapat dilakukan untuk membersihkan vitreus dari bintik-bintik dan jaringan-jaringan adalah

dengan mengangkat substansi gel dari mata melalui prosedur vitrektomi.12 

Vitrektomi dibagi atas 3 tipe: 4

1. Anterior vitrektomi, pengangkatan bagian anterior vitreus.

2. Core vitrektomi, pengangkatan bagian sentral vitreus. Terutama pada kasus

endopthalmitis.

3. Subtotal dan total vitrektomi, pengangkatan seluruh bagian vitreus.

Teknik untuk melakukan vitrektomi, dibagi menjadi 2 cara:4

1. Open-sky vitrektomi

Teknik ini dipakai untuk anterior vitrektomi. Adapun indikasi teknik ini adalah :

a. Kehilangan vitreus sewaktu ekstraksi katarak.

 b. Aphakic keratoplasty

10

Page 11: Obscura Corpus Vitreous

7/16/2019 Obscura Corpus Vitreous

http://slidepdf.com/reader/full/obscura-corpus-vitreous 11/16

c. Rekonstruksi ruang anterior pasca trauma yang menyebabkan hilangnya vitreus

d. Pemindahan lensa yang dislokasi

2. Closed vitrektomi

Teknik ini dipakai untuk core, subtotal dan total vitrektomi. Adapun indikasi teknik ini

adalah :

a. Endopthalmitis disertai abses vitreus

 b. Perdarahan vitreus

c. Proliferatif diabetes retinopati

d. Komplikasi pelepasan retina

e. Pemindahan benda asing di intraokular 

f. Hiperplasia vitreus primer yang persisten

g. Pemindahan lensa intraokular dari ruang vitreus

11

Page 12: Obscura Corpus Vitreous

7/16/2019 Obscura Corpus Vitreous

http://slidepdf.com/reader/full/obscura-corpus-vitreous 12/16

Gambar 2.4 : Pars Plana Vitrectomy (Closed Vitrectomy)

Subsitusi vitreus pasca vitrektomi bertujuan untuk mengembalikan tekanan

intraokular dan sebagai tamponade intraokular. Substitusi vitreus yang ideal harus memiliki

tekanan permukaan yang tinggi dan jernih. Jika tidak ada substitusi yang ideal, kita dapat

menggunakan:4

1. Udara secara umum digunakan sebagai tamponade pada kasus yang tidak memiliki

komplikasi. Substitusi ini diserap dalam 3 hari.

2. Cairan fisiologis seperti ringer laktat atau cairan NaCl digunakan pada kasus

endopthalmitis atau perdarahan vitreus yang tidak memiliki komplikasi.

12

Page 13: Obscura Corpus Vitreous

7/16/2019 Obscura Corpus Vitreous

http://slidepdf.com/reader/full/obscura-corpus-vitreous 13/16

3. Expanding gases digunakan untuk kasus-kasus kompleks yang membutuhkan tamponade

intraokular dalam jangka panjang. Contoh  sulphur hexaflouride (SF6) dan

 perfluoropropane.

4. Perflurocarbon liquids (PFCL) adalah cairan berat yang digunakan untuk memindahkan

nukleus yang jatuh atau IOL dari ruang vitreous dan menstabilkan retina posterior selama

 pengelupasan membran epiretina.

5. Minyak silikon dapat digunakan sebagai tamponade intraokular jangka panjang pasca

operasi pelepasan retina.

Komplikasi vitrektomi frekuensinya sudah berkurang seiiring dengan meningkatnya

teknik, teknologi, dan keterampilan operasi. Tetapi walaupun begitu kemungkinan untuk 

terjadinya kompikasi masih dapat ditemui, seperti: katarak progresif, infeksi

(endopthalmitis), retinal tear , retinal detachment , hipotony, glaukoma, vitreous cavity

hemorrhage, dan suprachoroidal hemorrhage.9 

Harus diingat bahwa kemunculan secara tiba-tiba  floaters dengan jumlah yang

signifikan, khususnya jika diikuti dengan kilatan cahaya atau gangguan penglihatan, dapat

mengindikasikan terjadinya pelepasan retina atau suatu masalah yang serius di mata.

Pelepasan retina (retinal detachment) adalah sesuatu yang emergensi, butuh perhatian

segera.12

Pemilihan penatalaksanaan alternatif adalah dengan Neodym-YAG laser telah

digunakan untuk kekeruhan vitreus lokal pada pasien bergejala, tapi mungkin membutuhkan

 banyak sesi. Beberapa pasien melaporkan masih adanya kekeruhan kecil walaupun

 pengobatan laser telah dilakukan. Prosedur ini kurang efektif bila kekeruhan tidak lokal,

melainkan menyebar dan diperlukan energi yang besar pada kekeruhan lentikular.

Pengobatan ini berpotensi komplikasi termasuk pendarahan retina dan koroid dan kerusakan

 pada epitel pigmen retina. Oleh karena itu, kekeruhan pada posterior vitreus dan dekat retina

serta berpotensi menyebabkan gejala, harus hendaknya tidak diperlakukan dengan metode

ini. Dibandingkan Nd: YAG vitreolisis dan pars plana vitrektomi untuk pengobatan  floaters

vitreus. Hanya sepertiga pasien yang diobati dengan laser dinilai prosedur sebagai cukup

efektif sementara mayoritas menemukan tidak ada perbaikan. Vitrektomi, bagaimanapun,

mencapai hasil yang lebih unggul.10

13

Page 14: Obscura Corpus Vitreous

7/16/2019 Obscura Corpus Vitreous

http://slidepdf.com/reader/full/obscura-corpus-vitreous 14/16

2.9 Komplikasi

Komplikasi tersering yang terjadi adalah retinal detachment, meskipun hal ini

 jarang terjadi. Hal ini terjadi karena penarikan retina oleh vitreous. Setelah terjadinya

 floaters dan  flashes, perlu dilakukan follow up selama 30-60 hari karena dalam periode

waktu ini retinal detachment seing terjadi. Ketika gejala tiba-tiba meningkat, penting untuk 

dilakukan pemeriksaan mata pada waktu onset terjadi.8

14

Page 15: Obscura Corpus Vitreous

7/16/2019 Obscura Corpus Vitreous

http://slidepdf.com/reader/full/obscura-corpus-vitreous 15/16

BAB 3

KESIMPULAN

Vitreous opacity adalah perubahan struktur vitreus dari transparan menjadi struktur 

yang tidak transparan dan menyebabkan timbulnya gejala seperti gambaran benang-benang,

 jaring laba-laba, objek-objek serupa piring-piring kecil atau sebuah cincin tembus pandang

yang tampak di lapangan pengelihatan seseorang.

Ada banyak kondisi yang menyebabkan terjadinya vitreous opacity, diantaranya

adalah: muscae volitantes,  peristent hyperplastic primary vitreous (PHPV), inflamatory

vitreous opacities, vitreous aggregates and condensation with liquefaction, amyloid 

degeneration, asteroid hyalosis,  synchysis scintillans, red cell opacities, tumour cells

opacities.

Untuk menegakkan diagnosa diperlukan pemeriksaan khusus berupa pemeriksaan

oftalmoskop indirek, slit lamp, lensa kontak, dan ultrasonography B-scan . Kebanyakan

 floaters akan hilang dengan sendirinya dan menjadi kurang mengganggu. Pada keadaan

dimana penglihatan benar-benar terhalang, cara yang hanya dapat dilakukan untuk 

membersihkan vitreus dari bintik-bintik dan jaringan-jaringan adalah dengan mengangkat

substansi gel dari mata melalui prosedur vitrektomi. Komplikasi tersering pada vitreous

opacity adalah retinal detachment .

15

Page 16: Obscura Corpus Vitreous

7/16/2019 Obscura Corpus Vitreous

http://slidepdf.com/reader/full/obscura-corpus-vitreous 16/16

DAFTAR PUSTAKA

1. Sidarta H. Ilmu Penyakit Mata. Edisi 3.Jakarta. Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia: 2004 : 9, 35.

2. Vaughan D G, Asbury T, Riodan-Eva P. Oftalmologi Umum: Corpus Vitreum. Ed

14. Jakarta: Widya Medika. 2000: 185 – 196.

3. Vaughan D G, Asbury T, Riodan-Eva P. Oftalmologi Umum: Corpus Vitreum. Ed

17. Jakarta: Widya Medika. 2000: 185 – 196.

4. Khurana A. Comprehensive Opthalmology : Diseases of the Vitreous. Edisi 4.  New

 Age International.2007 : 243-248

5. Lang, G. Ophthalmology Short textbook: Vitreous Body. Stutgart-New York. New

York: Thieme. 2006: 279-316.

6. Crick, Khaw. A Textbook of Clinical Ophthalmology: Eyelids. 3rd Ed. Singapore:

World Scientific Publishing. 2003: 502-505.

7. Ahmed, J. et al.  Evaluation of Votreo-Retinal Pathologies using B-scan Ultrasound 

in Pak J Ophthalmology vol. 25 no. 4. 2009. Available from:

http://www.pjo.com.pk/25/4/index-6.pdf  

8. Sacco, A. and Kirchheimer, D. Vitreous Floaters. Available from:

http://www.sacco.eye-group.com/education/floaters.pdf  

9. Brod, D. Surgery for Diseases the Vitreous and Retina in The journal of Lancaster 

General Hospital. 2009. Available from : http://www.jlgh-org/JLGH/journal-LGH-

media-library/past-issues/volume-4issues-1/V4_il_Brod.pdf .

10.Huerauf, H. Vitrectomy Against Floaters. Available from :

http://www.pasargad.cse.shirazu.ac.ir/moodeli/floater.pdf  

11.Gillan, W. Opacities in the Vitreous. University of Johannesburg, PO. 2006.

available from: http://www.saoptpmetrist.co.za/2005-1-6.pdf 

12.Haddrill Marilyn. Eyw Floaters, Flashes and Spots. Available from :

http://www.allaboutvision .c om /conditions /spotsfloats .htm

16