oktavia ria herviana - lbm 4 jiwa

25
1 Why does the male had screwed talk and agitation ? 2 Why does the male had visual hallucination and felt scarry about it ? 3 What is the relation of high fever ( typhoid fever ) and confusion? • Menurut PPDGJ III gangguan mental organik meliputi berbagai gangguan jiwa yang dikelompokkan atas dasar penyebab yang lama dan dapat dibuktikan adanya penyakit, cedera atau ruda paksa otak, yang berakibat disfungsi otak Disfungsi ini dapat primer seperti pada penyakit, cedera, dan ruda paksa yang langsung atau diduga mengenai otak, atau sekunder, seperti pada gangguan dan penyakit sistemik yang menyerang otak sebagai salah satu dari beberapa organ atau sistem tubuh 4 4 What are the etiology of mental organic disorder ? Pada umumnya, gangguan mental organik disebabkan oleh kerusakan atau trauma otak, penyakit (disease), ketidakseimbangan nutrisi. Gambaran utama dari gangguan mental organik yaitu : 1. Gangguan fungsi kognitif Meliputi gangguan daya ingat (memory), daya pikir (intelect), daya belajar (learning) 2. Gangguan sensorium Misalnya, gangguan kesadaran (consciousness) dan perhatian (attention)

Upload: aida-tazkiyyatun-nufus

Post on 20-Sep-2015

40 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

LBM 4 Modul jiwa

TRANSCRIPT

1 Why does the male had screwed talk and agitation ?2 Why does the male had visual hallucination and felt scarry about it ?3 What is the relation of high fever ( typhoid fever ) and confusion? Menurut PPDGJ III gangguan mental organik meliputi berbagai gangguan jiwa yang dikelompokkan atas dasar penyebab yang lama dan dapat dibuktikan adanya penyakit, cedera atau ruda paksa otak, yang berakibat disfungsi otak Disfungsi ini dapat primer seperti pada penyakit, cedera, dan ruda paksa yang langsung atau diduga mengenai otak, atau sekunder, seperti pada gangguan dan penyakit sistemik yang menyerang otak sebagai salah satu dari beberapa organ atau sistem tubuh4

4 What are the etiology of mental organic disorder ?Pada umumnya, gangguan mental organik disebabkan oleh kerusakan atau trauma otak, penyakit (disease), ketidakseimbangan nutrisi.Gambaran utama dari gangguan mental organik yaitu :1. Gangguan fungsi kognitifMeliputi gangguan daya ingat (memory), daya pikir (intelect), daya belajar (learning)2. Gangguan sensoriumMisalnya, gangguan kesadaran (consciousness) dan perhatian (attention)3. Sindrom dengan manifestasi yang menonjol dalam bidang : persepsi (halusinasi) isi pikiran (waham/delusi) suasana perasaan dan emosi (depresi, gembira, dan cemas)(PPDGJ-III, 1999)

Menurut PPDGJ III gangguan mental organik meliputi berbagai gangguan jiwa yang dikelompokkan atas dasar penyebab yang lama dan dapat dibuktikan adanya penyakit, cedera atau ruda paksa otak, yang berakibat disfungsi otak Disfungsi ini dapat primer seperti pada penyakit, cedera, dan ruda paksa yang langsung atau diduga mengenai otak, atau sekunder, seperti pada gangguan dan penyakit sistemik yang menyerang otak sebagai salah satu dari beberapa organ atau sistem tubuh4 Delirium,Demensia,Gangguan Amnestik Gangguan Kognitif lain, dan Gangguan Mental

PPDGJ II membedakan antara Sindroma Otak Organik dengan Gangguan Mental Organik. Sindrom Otak Organik yaitu sindrom (gejala) psikologik atau perilaku tanpa kaitan dengan etiologi. Misal : Delirium , dementia, intoksikasi , sindroma putus zat Gambaran penyerta : gangguan emosi , gangguan motivasi, gangguan perilaku Gangguan Mental Organik yaitu Sindrom Otak Organik yang etiologinya diketahui (diduga) jelas.Misal : Demensia degeneratif primer , onset senil , tanpa komplikasi ( demensia senil, tanpa komplikasi ) , Delirium putus alkohol , delirium sub akut yang berkaitan dengan uremia ,demensia yang berkaitan dengan epilepsi atau sindroma kepribadian organik

5 What are the pathophysiology of the mental organic disorder on the case of scenario, based on general form ?

6 Classification of mental organic dissorder ?

PENGGOLONGAN DIAGNOSIS GANGGUAN MENTAL ORGANIK MENURUT PPDGJ IIIKlasifikasi gangguan mental organik adalah sebagai berikut :F00 Demensia pada penyakit AlzheimerF00.0 Demensia pada penyakit Alzheimer dengan onset dini.F00.1 Demensia pada penvakit Alzheimer dengan onset lambat.F00.2 Demensia pada penyakit Alzheimer, tipe tak khas atau tipe campuran.F00.9 Demensia pada penyakit Alzheimer Yang tidak tergolongkan ( YTT).

F01 Demensia Vaskular F01.0 Demensia Vaskular onset akut.F01.1 Demensia multi-infark F01.2 Demensia Vaskular subkortikal.F01.3 Demensia Vaskular campuran kortikal dan subkortikal F01.8 Demensia Vaskular lainnya F01.9 Demensia Vaskular YTT

F02 Demensia pada penyakit lain yang diklasifikasikan di tempat lain (YDK)F02.0 Demensia pada penyakit Pick.F02.1 Demensia pada penyakit Creutzfeldt Jakob.F02.2 Demensia pada penyakit huntington.F02.3 Demensia pada penyakit Parkinson.F02.4 Demensia pada penyakit human immunodeciency virus (HIV).F02.8 Demensia pada penyakit lain yang ditentukan (YDT) dan YDK

F03 Demensia YTT.

F04 Sindrom amnestik organik bukan akibat alkohol dan zat psikoaktif lainnya Tanpa gejala tambahan. Gejala lain, terutama waham. Gejala lain, terutama halusinasi Gejala lain, terutama depresi Gejala campuran lain.

F05 Delirium bukan akibat alkohol dan psikoaktif lain nya F05.0 Delirium, tak bertumpang tindih dengan demensia F05.1 Delirium, bertumpang tindih dengan demensia F05.8 Delirium lainya.F05.9 Delirium YTT

F06 Gangguan mental lain akibat kerusakan dan disfungsi otak & penyakit fisik.

F06.0 Halusinosis organik.F06.1. Gangguan katatonik organik.F06.2 Gangguan waham organik (lir-skizofrenia)F06.3. Gangguan suasana perasaan (mood, afektif) organik..30 Gangguan manik organik..31. Gangguan bipolar organik..32. Gangguan depresif organik..33. Gangguan afektif organik campuran.F06.4. Gangguan anxietas organik F06.5 Gangguan disosiatif organik.F06.6. Gangguan astenik organik.F06.7 Gangguan kopnitif ringan.F06.8 Gangguan mental akibat kerusakan dan disfungsi otak dan penyakit fisik lain YDT.F06.9. Gangguan mental akibat kerusakan dan disfungsi otak dan penyakit fisik YTT.

F07 Gangguan keperibadian dan prilaku akibat penyakit, kerusakan dan fungsi otak F07.0 Gangguan keperibadian organik F07.1 Sindrom pasca-ensefalitis F07.2 Sindrom pasca-kontusio F07.8 Gangguan kepribadian dan perilaku organik akibat penyakit, kerusakan dan disfungsi otak lainnya.F07.9 Gangguan kepribadian dan perilaku organik akibat penyakit, kerusakan dan disfungsi otak YTT.

F08 . Gangguan mental organik atau simtomatik YTT

Menurut DSM IV, klasifikasi gangguan mental organik sebagai berikut:1. Delirium1.1. Delirium karena kondisi medis umum.1.2.Delirium akibat zat.1.3. Delirium yang tidak ditentukan (YTT)2. Demensia.2.1. Demensia tipe Alzheimer.2.2. Demensia vaskular.2.3. Demensia karena kondisi umum.2.3.1. Demensia karena penyakit HIV.2.3.2. Demensia karena penyakit trauma kepala.2.3.3. Demensia karena penyakit Parkinson.2.3.4. Demensia karena penyakit Huntington.2.3.5. Demensia karena penyakit Pick2.3.6. Demensia karena penyakit Creutzfeldt Jakob2.4. Demensia menetap akibat zat 2.5. Demensia karena penyebab multipeL 2.6. Demensia yang tidak ditentukan (YTT)3. Gangguan amnestik 3.1.Gangguan amnestik karena kondisi medis umum.3.2 Gangguan amnestik menetap akibat zat 3.3 Gangguan amnestik yang tidak ditentukan ( YTT )4. Gangguan kognitif yang tidak ditentukan

7 What are the disease that can cause mental organic disease ?DEMENSIADemensia merupakan suatu gangguan mental organik yang biasanya diakibatkan oleh proses degeneratif yang progresif dan irreversible yang mengenai arus pikir. Demensia merupakan sindroma yang ditandai oleh berbagai gangguan fungsi kognitif tanpa gangguan kesadaran. Fungsi kognitif yang dipengaruhi pada demensia adalah inteligensia umum, belajar dan ingatan, bahasa, memecahkan masalah, orientasi, persepsi, perhatian, dan konsentrasi, pertimbangan, dan kemampuan sosial. Kepribadian pasien juga terpengaruh.EpidemiologiDemensia sebenarnya adalah penyakit penuaan. Dan semua pasien demensia, 50 60% menderita demensia tipe Alzheimer yang merupakan ripe demensia yang paling sering. Kira-kira 5% dari semua orang yang mencapai usia 65 tahun menderita demensia tipe Alzhermer, dibandingkan 15 25% dan semua orang yang berusia 85 tahun atau lebih. Tipe demensia yang paling sering kedua adalah demensia vaskular yaitu demensia yang secara kausatif berhubungan dengan penyakit serebrovaskular, berkisar antara 15 30% dari semua kasus demensia, sering pada usia 60 70 tahun terutama pada laki-laki. Hipertensi merupakan faktor predisposisi terhadap penyakit demensia vaskular.Penyebab1. Penyakit Alzheimer2. Demensia Vaskular3. Infeksi4. Gangguan nutrisional5. Gangguan metabolik6. Gangguan peradangan kronis1. Obat dan toksin (termasuk demensia alkoholik kronis)2. Massa intrakranial : tumor, massa subdural, abses otak3. Anoksia4. Trauma (cedera kepala, demensia pugilistika (punch-drunk syndrome))Hidrosefalus tekanan normal DeliriumDelirium adalah suatu sindrom dengan gejala pokok adanya gangguan kesadaran yang biasanya tampak dalam bentuk hambatan pada fungsi kognitif.1,3EtiologiDelirium mempunyai berbagai macam penyebab. Semuanya mempunyai pola gejala serupa yang berhubungan dengan tingkat kesadaran dan kognitif pasien. Penyebab utama dapat berasal dari penyakit susunan saraf pusat seperti ( sebagai contoh epilepsi ), penyakit sistemik, dan intoksikasi atau reaksi.3 putus obat maupun zat toksik. Penyebab delirium terbanyak terletak di luar sistem pusat, misalnya gagal ginjal dan hati. Neurotransmiter yang dianggap berperan adalah asetilkolin, serotonin, serta glutamat Area yang terutama terkena adalah formasio retikularis.1Penyebab DeliriumPenyakit intrakranial1. Epilepsi atau keadaan pasca kejang2. Trauma otak (terutama gegar otak)3. Infeksi (meningitis.ensetalitis).4. Neoplasma.1. Gangguan vaskularPenyebab ekstrakranial1. Obat-obatan (di telan atau putus),Obat antikolinergik, Antikonvulsan, Obat antihipertensi, Obat antiparkinson. Obat antipsikotik, Cimetidine, Klonidine. Disulfiram, Insulin, Opiat, Fensiklidine, Fenitoin, Ranitidin, Sedatif(termasuk alkohol) dan hipnotik, Steroid.1. RacunKarbon monoksida, Logam berat dan racun industri lain.1. Disfungsi endokrin (hipofungsi atau hiperfungsi)Hipofisis, Pankreas, Adrenal, Paratiroid, tiroid1. Penyakit organ nonendokrin.Hati (ensefalopati hepatik), Ginjal dan saluran kemih (ensefalopati uremik),Paru-paru (narkosis karbon dioksida, hipoksia), Sistem kardiovaskular (gagal jantung, aritmia, hipotensi).1. Penyakit defisiensi (defisiensi tiamin, asam nikotinik, B12 atau asain folat)2. Infeksi sistemik dengan demam dan sepsis.3. Ketidakseimbangan elektrolit dengan penvebab apapun4. Keadaan pasca operatif5. Trauma (kepala atau seluruh tubuh)6. Karbohidrat: hipoglikemi.1,3,4Faktor predisposisi terjadinya delirium, antara lain: Usia Kerusakan otak Riwayatdelirium Ketergantungan alkohol Diabetes Kanker Gangguan panca indera Malnutrisi.3 Kaplan.H.I, Sadock. B.J, Sinopsis Psikiatri : Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis, edisi ketujuh, jilid satu. Binarupa Aksara, Jakarta 1997. hal 502-540. Ingram.I.M, Timbury.G.C, Mowbray.R.M, Catatan Kuliah Psikiatri, Edisi keenam, cetakan ke dua, Penerbit Buku kedokteran, Jakarta 1995. hal 28-42

8 Why the laboratory test showed decrease of leucocyte and widal test postive ?

DIAGNOSTIC TEST OF SEROLOGIC WIDAL TEST COMPARED WITH BLOOD CULTURE AS GOLD STANDARD FOR DIAGNOSING TYPHOID FEVER IN CHILDREN AT RSUP Dr. KARIADI SEMARANG http://eprints.undip.ac.id

9 How to diagnose the condition of the scenario ?DiagnosisKriteria Diagiostik untuk Delirium Karena Kondisi Medis Umum:1. Gangguan kesadaran (yaitu, penurunan kejernihan kesadaran terhadap lingkungan) dengan penurunan kemampuan untuk memusatkan, mempertahankan, atau mengalihkan perhatian.2. Gangguan timbul setelah suatu periode waktu yang singkat (biasanya beberapa jam sampai hari dan cenderung berfluktuasi selama perjalanan hari.1. Perubahan kognisi (seperti defisit daya ingat disorientasi, gangguan bahasa) atau perkembangan gangguan persepsi yang tidak lebih baik diterangkan demensia yang telah ada sebelumnya, yang telah ditegakkan, atau yang sedang timbul.1. Terdapat bukti-bukti dari riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, atau temuan Iaboratorium bahwa gangguan adalah disebabkan oleh akibat fisiologis langsung dan kondisi medis umum.Catatan penulisan : Masukkan nama kondisi medis umum dalam Aksis I, misalnya, delirium karena ensefalopati hepatik, juga tuliskan kondisi medis umum pada Aksis IIIKriteria Diagnostik untuk Demensia Tipe Alzheimer :a. Perkembangan defisit kognitif multipel yang dimanifestasikan oleh baik1. Gangguan daya ingat (gangguan kemampuan untuk mempelajari informasi baru dan untuk mengingat informasi yang telah dipelajari sebelumnya).2. Satu (atau lebih) gangguan kogntif berikut :a. Afasia (gangguan bahasa)b. Apraksia (gangguan kemampuan untuk melakukan aktivitas motorik walaupun fungsi motorik adalah utuh)c. Agnosia (kegagalan untuk mengenali atau mengidentitikasi benda walaupun fungsi sensorik adalah utuh)d. Gangguan dalam fungsi eksekutif (yaitu, merencanakan, mengorganisasi, mengurutkan, dan abstrak)b. Defisit kognitif dalam kriteria al dan a2 masing-masing menyebabkan gangguan yang bermakna dalam fungsi sosial atau pekerjaan dan menunjukkan suatu penurunan bermakna dari tingkat fungsi sebelumnya.c. Defisit tidak terjadi semata-mata hanya selama perjalanan suatu delirium dan menetap melebihi lama yang lazim dari intoksikasi atau putus zat.d. Terdapat bukti dari riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, atau temuan laboratorium bahwa defisit secara etiologis berhubungan dengan efek menetap dari pemakaian zat (misalnya suatu obat yang disalahgunakan).Kondisi akibat zatDefisit tidak lebih baik diterangkan oleh gangguan Aksis I lainnya (misalnya, gangguan depresif berat, skizofrenia)Kode didasarkan pada tipe onset dan ciri yang menonjol :1. Dengan onset dini : jika onset pada usia 65 tahun atau kurang2. Dengan delirium : jika delirium menumpang pada demensia3. Dengan waham : jika waham merupakan ciri yang menonjol1. Dengan suasana perasaan terdepresi : jika suasana perasaan terdepresi (termasuk gambaran yang memenuhi kriteria gejala lengkap untuk episode depresif berat) adalah ciri yang menonjol. Suatu diagnosis terpisah gangguan suasana perasaan karena kondisi medis umum tidak diberikan.2. Tanpa penyulit : jika tidak ada satupun diatas yang menonjol pada gambaran klinis sekarangSebutkan jika : Dengan gangguan perilaku.Catatan penulisan juga tuliskan penyakit Alzheimer pada aksis III.Kriteria Diagnostik untuk Demensia Vaskular :a. Perkembangan defisit kognitif multipel yang dimanifestasikan oleh baik,1. Gangguan daya ingat (ganguan kemampuan untuk mempelajari informasi baru dan untuk mengingat informasi yang telah dipelajari sebelumnya) 1. Afasia (gangguan bahasa)2. Apraksia (gangguan untuk mengenali atau melakukan aktivitas motorik ataupun fungsi motorik adalah utuh)3. Agnosia (kegagalan untuk mengenali atau mengidentifikasi benda walaupun fungsi sensorik adalah utuh)4. Gangguan dalam fungsi eksekutif (yaitu, merencanakan, mengorganisasi, mengurutkan, dan abstrak)1. Satu (atau lebih) gangguan kognitif berikut :b. Defisit kognitif dalam kriteria A1 dan A2 masing-masing menyebabkan gangguan yang bermakna dalam fungsi sosial atau pekerjaan dan menunjukkan suatu penurunan bermakna dan tingkat fungsi sebelumnya.c. Tanda dan gejala neurologis fokal (misalnya, peninggian refleks tendon dalam, respon ekstensor plantar, palsi pseudo bulbar, kelainan gaya berjalan, kelemahan pada satu ekstremitas) atau tanda-tanda laboratorium adalah indikatif untuk penyakit serebrovaskular (misalnya, infark multipel yang mengenai korteks dan substansia putih di bawahnya) yang berhubungan secara etiologi dengan gangguan.d. Defisit tidak terjadi semata-mata selama perjalanan deliriumKode didasarkan pada ciri yang menonjol1. Dengan delirium :jika delirium menumpang pada demensia2. Dengan waham jika waham merupakan ciri yang menonjol3. Dengan suasana perasaan terdepresi : jika suasana perasaan terdepresi (termasuk gambaran yang memenuhi kriteria gejala lengkap untuk episode depresif berat) adalah ciri yang menonjol. Suatu diagnosis terpisah gangguan suasana perasaan karena kondisi medis umum tidak diberikan.4. Tanpa penyulit : jika tidak ada satupun di alas yang menonjol pada gambaran klinis sekarang.Sebutkan jika : Dengan gangguan perilakuCatalan penulisan : juga tuliskan kondisi serebrovaskular pada Aksis III.DAFTAR PUSTAKA1. Kaplan.H.I, Sadock. B.J, Sinopsis Psikiatri : Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis, edisi ketujuh, jilid satu. Binarupa Aksara, Jakarta 1997. hal 502-540.2. Ingram.I.M, Timbury.G.C, Mowbray.R.M, Catatan Kuliah Psikiatri, Edisi keenam, cetakan ke dua, Penerbit Buku kedokteran, Jakarta 1995. hal 28-42.3. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi ketiga, jilid 1. Penerbit Media Aesculapsius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta 2001. hal 189-192.4. Diagnosis Gangguan Jiwa, rujukan ringkas dari PPDGJ-III, editor Dr, Rusdi Maslim.1993. hal 35. Maramis. W.F, Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa, Cetakan ke VI, Airlangga University Press, Surabaya 1992. hal 179-211.

10 What is therapy ?

Treatment Delirium dapat dipulihkan melalui treatment yang tepat dengan mendasari pada kondisi organiknya. Treatment tersebut bisa sangat singkat, biasanya berkisar satu minggu, dan jarang lebih dari sebulan. Jika kondisi fisik mengalami kemunduran, dapat terjadi koma atau kematian. Treatment terbaik di lakukan di rumah sakit, karena penderita dapat dipantau perkembangannya dan dapat dilakukan terapi obat (tranquilizers) untuk meringankan simptom-simptomnya terutama pada penderita delirium tremens; serta akan mendapat dukungan (suport) dari lingkungan.

Delirium treatment :PenalaksanaanMenurut Maramis (1995; 182), pengobatan etiologik harus sedini-dininya dan disamping ini faal otak dibantu agar tidak terjadi kerusakan otak yang tetap. Peredaran darah harus diperhatikan (nadi, jantung, tekanan darah), bila perlu diberi stimulansia. Pemberian cairan harus cukup, sebab tidak jarang terjadi dehidrasi.1) Penderita harus dijaga terus, lebih-lebih ia sangat gelisah, sebab ia berbahaya untuk diri sendiri (jatuh, lari dan loncat keluar dari jendela dan sebagainya) ataupun untuk orang lain.2) Dicoba menenangkan penderita dengan kata-kata (biarpun kesadarannya menurun) atau dengan kompres es, penderita mungkin menjadi lebih tenang bila ia melihat orang tua, barang yang ia kenal dari rumah. Sebaiknya kamar jangan terlalu gelap, penderita tidak tahan terlalu di isolasi. Terhadap gejala-gejala psikiatrik, bila sangat mengganggu dapat diberi neroleptika, terutama yang mempunyai dosis efektif tinggi. 3) Bila kondisi ini merupakan foksisitas antikolinergik digunakan fisostigmin salisilat 1-2 mg IV atau im. (dosis 15-30 menit)4) Dilakukannya terapi untuk memberi dorongan perbaikan fisik sensorik dan lingkungan5) Untuk gejala-gejala psikosis digunakan haloperidol 2-10 ms6) Insomnia diobati dengan benzodiazepin.Sementara itu menurut Arif Mansjoer (2000; 191), bila kondisi ini merupakan toksisitas anti kolinergik, digunakan fisostigmin salisilat 1-2 mg, iv atau im dengan pengulangan dosis setiap 15-30 menit. Selain itu, perlu dilakukan terapi untuk memberi dorongan perbaikan pada fisik, sensorik, dan lingkungan. Untuk mengatasi gejala psikosis digunakan haloperidol 2-10 mg im, yang dapat diulang setiap 1 jam. Insomnia sebaiknya diobati dengan benzodiazepin yang mempunyai waktu terapi pendek. Pengobatan tergantung pada penyakitnya:1. Infeksi diatasi dengan antibiotik.2. Demam diatasi dengan obat penurun panas.3. Kelainan kadar garam dan mineral dalam darah diatasi dengan pengaturan kadar ciran dan garam dalam darah.

Demensia Treatment :PenatalaksanaanDemensia dapat disembuhkan bila tidak terlambat. Secara umum, terapi pada demensia adalah perawatan medis yang mendukung, memberi dukungan emosional pada pasien dan keluarganya, serta farmakoterapi untuk gejala yang spesifik. Terapi simtomatik meliputi diet, latihan fisik yang sesuai, terapi rekreasional dan aktivitas, serta penanganan terhadap masalah-masalah lain.Sebagai farmakoterapi, benzodiazepin diberikan untuk ansietas dan insomnia, anti depresan untuk depresi, serta anpsikotik untuk gejala waham dan halusinasi (Arif Mansjoer, 2001; 192).Sementara itu takrin telah digantikan oleh donepezil, yang menyebabkan lebih sedikit efek samping dan memperlambat perkembangan penyakit alzheimer selama 1 tahun atau lebih. Ibuprofen juga bisa memperlambat perjalanan penyakit ini. Obat ini paling baik jika diberikan pada stadiun dini.(http://medicastore.com/index.php?mod=penyakit&id=698)

11 What is the prognosis ?

12 What are the common symptom?Klasifikasi DemensiaMenurut WF. Maramis (1997; 192) Demensia terbagi menjadi:1. Demensia senilisAdalah perubahan fisik akan mental yang terjadi pada orang lanjut usia disertai dengan energi yang berkurang, reaksi terhadap kejadian sekitarnya menjadi lambat, daya kreatif dan inisiatif berangsur-angsur menyempit dan pelan-pelan menarik diri, seakan-akan kepribadiannya terbungkus.1) GejalaBiasanya sesudah umur 60 tahun baru timbul gejala-gejala yang jelas untuk membuat diagnosis demensia klinis. Penyakit jasmaniah atau gangguan emosi yang hebat mempercepat kemunduran mental.2) Gejala jasmaniahKulit menjadi tipis, atrofis dan keriput, berat badan mengurang, atrofi pada otot-otot, jalannya menjadi tidak stabil, suara kasar dan bicaranya menjadi pelan, tremor pada tangan dan kepala.3) Gejala psikologikSering hanya terdapat tanda kemunduran mental umum (demensia simplek).4) PencegahanPertahankan perasaan aman dan harga diri, perhatikanlah dan cobalah memuaskan kebutuhan rasa kasih sayang, rasa masuk hitungan, rasa tercapainya sesuatu dan rasa perlu dibenarkan serta dihargai.

2. Demensia prasenilisSeperti namanya telah menjelaskan maka pada gangguan ini gejala utamanya ialah demensia sebelum masa senil, akan dibicarakan dua macam demensia prasenilis, yaitu penyakit Alzheimer dan penyakit pick.1) Morbus AlzheimerPenyakit alzheimer ini biasanya timbul antara umur 50-60 tahun. Terdapat degeneratif korteks yang difus pada otak dilapisan-lapisan luar, terutama di daerah frontal dan temporal. Atrofi otak ini dapat dilihat pada pnemo-ensefalogram: sistema ventrikel membesar serta banyak hawa diruang subarakhroidal (giri mengecil dan sulkus-sulkus melebar).Penyakit ini mulai pelan-pelan sekali, tidak ada ciri-ciri yang khas pada gangguan inteligensi atau pada kelainan perilaku. Terdapat disorientasi, gangguan ingatan, emosi yang labil, kekeliruann mengenai hitungan dan mengenai pembicaraan sehari-hari. Terjadi afasi sering juga terdapat perseverasi, pembicaraan logoklonia dan bila sudah berat maka penderita tidak dapat dimengerti lagi, ada yang menjadi gelisah dan hiperaktif.2) Morbus PickPick dari prahara pertama kali mengumumkan hal-hal tentang penyakit yang jarang ini pada tahun 1892. secara patologis ciri khas ialah atrofi dan gliosis di daerah-daerah asosiatif. Daerah motorik, sensorik dan daerah proyeksi secara relatif tidak banyak berubah yang terganggu ialah daerah korteks yang secara filogenptik lebih muda yang penting buat fungsi asosiasi yang lebih tinggi, sebab itu yang terutama terganggu ialah pembicaraan dan proses berpikir.Penyakit ini mungkin herediter diperkirakan bahwa terdapat faktor menjadi tua dari sel-sel ganglion yang tertentu, yaitu yang genetis paling muda. Lobus frontalis menjadi demikian atrofis sehingga kadang-kadang kelihatan seperti ditekan oleh suatu lingkaran. Biasanya terjadi pada umur 45-60 tahun yang termuda pernah diberikan ialah 31 tahun.Dalam waktu satu tahun terjadi demensia yang jelas. Ada yang eforia, ada yang menjadi susah dan curiga, sering terdapat gejala-gejala fokal seperti afasia, apraxia, alexia, agrafia, tetapi gejala-gejala ini sering diselubungi oleh demensia umum. Ciri afasia yang penting pada penyakit ini ialah terjadinya secara pelan-pelan (tidak mendadak seperti pada gangguan pembuluh darah otak).

Manifestasi KlinisGejala utama pada penyakit delirium adalah kesadaran yang menurun. Gejala-gejala lain adalah penderita tidak mampu mengenal orang dan berkomunikasi dengan baik, ada yang bingung atau cemas, gelisah dan panik, ada pasien yang terutama berhalusinasi dan ada yang hanya berbicara komat-kamit dan inkoherent. Pasien delirium yang berhubungan dengan sindrom putus obat merupakan jenis hiperaktif yang dapat dikaitkan dengan tanda-tanda otonom, seperti flushing, berkeringat, takikardi, dilatasi pupil, nausca, mundan dan hipertermi. Orientasi waktu seringkali hilang, sedangkan orientasi tempat dan orang mungkin terganggu pada kasus yang berat. Pasien seringh mengalami Abromalitas dalam berbahasa, seperti pembicaraan yang bertele-tele, tidak relevan dan inkoheren (Arif Mansjoer, 2001; 190).Fungsi kognitif lain yang mungkin terganggu adalah daya ingat dan fungsi kognitif umum. Pasien mungkin tidak mampu membedakan rangsang sensorik dan mengintegrasikannya sehingga sering merasa terganggu dengan rangsang yang tidak sesuai atau timbul agitasi, gejala yang sering tampak adalah marah, mengamuk dan ketakutan yang tidak beralasan, pasien selalu mengalami gangguan tidur sehingga tampak mengamuk sepanjang hari dan tertidur dimana saja (Arif Mansjoer, 2001; 190).Delirium biasanya hilang bila penyakit badaniah yang menyebabkannya sudah sembuh, mungkin sampai kira-kira 1 bulan sesudahnya. Jika disebabkan oleh proses langsung menyerang otak, bila proses itu sembuh, maka gejala-gejalanya tergantung pada besarnya kerusakan yang ditinggalkan (gejala neurologik/gangguan mental dengan gejala utama gangguan intelegensi). Biasanya delirium muncul tiba-tiba (dalam beberapa jam atau hari) faktor penyebabnya telah dapat diketahui dan dihilangkan, walaupun delirium biasanya terjadi mendadak, gejala-gejala prodnormal mungkin telah terjadi beberapa hari sebelumnya. Prognosa tergantung pada dapat atau tidak dapat kembalinya penyakit yang menyebabkannya dan kemampuan otak untuk menahan pengaruh penyakit itu (WF. Maramis, 1995; 182).Rusdi Maslim, (1993), Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ III, Jakarta, FK Unika Atmaya