oleh rahayuning tyas nim 160203024etheses.uinmataram.ac.id/149/1/rahayuning tyas 160203024.pdfdaftar...
TRANSCRIPT
PERAN YAYASAN AKSI CEPAT TANGGAP (ACT) DALAM
PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF (WARUNG/RITEL WAKAF)
UNTUK PERCEPATAN PERBAIKAN EKONOMI PASCA GEMPA
LOMBOK DI LOMBOK BARAT
oleh
Rahayuning Tyas
NIM 160203024
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
MATARAM
2020
PERAN YAYASAN AKSI CEPAT TANGGAP (ACT) DALAM
PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF (WARUNG/RITEL WAKAF)
UNTUK PERCEPATAN PERBAIKAN EKONOMI PASCA GEMPA
LOMBOK DI LOMBOK BARAT
Skripsi
diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi
persyaratan mencapai gelar Sarjana Ekonomi
oleh
Rahayuning Tyas
NIM 160203024
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
MATARAM
2020
iii
iv
vi
vii
MOTTO
“And praying will bring you the strength you need when you feel weak.
Because, you have Allah, you will be okay”.
-Rayaan dan Bagus Wahyutomo-
viii
PERSEMBAHAN
“Skripsi ini kupersembahkan untuk Allah SWT, Ayahku
tercinta Agus Suyatim dan Ibuku tersayang Hanis Ariyana,
almamater tercinta UIN Mataram, dosen pembimbing,
dosen penguji, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
UIN Mataram, sahabat-sahabat yang tidak pernah
meninggalkan especially untuk Arnum Hardiyanti Anjani
yang menemani penelitian keliling Lombok Barat, Donat
Thegeng, Nurul Fateha, dan untuk semua orang yang
bertanya kapan sidang skripsi. This skripsweet is for you.
Terimakasih sudah hadir tanpa jeda dan memberikan
semangat untuk merampungkan penelitian di tengah
pandemi covid-19”
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi yang berjudul, “Peran Yayasan Aksi
Cepat Tanggap (ACT) dalam Pengelolaan Wakaf Produktif (Warung/Ritel Wakaf)
untuk Percepatan Perbaikan Ekonomi Pasca Gempa Lombok di Lombok Barat”
dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam tidak lupa penulis panjatkan
kepada Nabi Muhammad SAW semoga kelak kita mendapatkan syafa‟atnya di
yaumil akhir.
Penghargaan dan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada orangtua
tercinta Ibu Hanis Ariyana dan Bapak Agus Suyatim yang senantiasa
melangkitkan doa agar anak tersayangnya segera menggunakan toga. Menjadi
support system pertama dalam menyemangati dan memotivasi agar tidak mudah
menyerah dan tetap semangat menjalani ujian kehidupan. Semoga Allah
senantiasa mengijabah doa keduanya, melimpahkan kesehatan dan kebahagiaan di
dunia dan akhirat.
Penghargaan dan terima kasih juga penulis berikan kepada Bapak Dr. Muh.
Saleh Ending, M.A selaku Pembimbing I dan Bapak Dr. H. Hariono, M.SI selaku
pembimbing II atas bimbingannya selama penulisan skripsi ini. Serta ucapan
terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Mutawalli, M. Ag selaku rektor Universitas Islam Negeri
Mataram, atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menuntaskan
Strata Satu (S1) Program Studi Ekonomi Syariah hingga mencapai gelar
Sarjana Ekonomi (SE).
x
2. Bapak Dr. H. Ahmad Amir Aziz, M. Ag selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Mataram.
3. Bapak H. Bahrur Rosyid, MM selaku Ketua Jurusan Ekonomi Syariah,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Mataram.
4. Bapak/Ibu Dosen pada Program Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam, UIN Mataram, yang telah dengan ikhlas membagikan
ilmunya dan men-support mahasiswa untuk terus tumbuh dan berkembang.
5. Teman-teman angkatan 2016 khususnya kelas A Ekonomi Syariah. Terima
kasih telah membersamai dalam setiap fase yang up and down. We did great
job. Alhamdulillah.
6. Sahabat-sahabat yang selalu memberi masukan, menyemangati, dan
mendoakan untuk setiap langkah yang terjejak. Terima kasih telah hadir
sebagai penyejuk jiwa di tengah hiruk pikuk drama skripsi.
Dengan kerendahan hati, penulis hanya dapat berdoa semoga Allah SWT
senantiasa membalas kebaikan seluruh pihak yang telah mendukung dan
mendoakan demi lancarnya penelitian skripsi ini.
Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak terdapat
kekurangan sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk kesempurnaanya dan semoga penelitian skripsi ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Aamiinn.
Mataram, 17 Juli 2020
Penulis
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iii
NOTA DINAS PEMBIMBING ..................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ....................................................... v
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ........................................................... vi
HALAMAN MOTTO .................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi
ABSTRAK ...................................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 6
C. Tujuan dan Manfaat .................................................................... 6
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian ....................................... 8
E. Telaah Pustaka ............................................................................ 9
F. Kerangka Teori ........................................................................... 13
xii
G. Metode Penelitian ....................................................................... 35
H. Sistematika Pembahasan ............................................................. 42
BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN ................................................ 44
A. Profil Global Wakaf Yayasan Aksi Cepat Tanggap ......................... 44
1. Gambaran Umum Global Wakaf ................................................ 44
2. Visi dan Misi Global Wakaf ....................................................... 45
3. Wujud atau Program Wakaf dari Global Wakaf ........................ 46
B. Pengelolaan Wakaf Produktif (Warung/Ritel Wakaf) Global Wakaf
Yayasan Aksi Cepat Tanggap ........................................................... 49
1. Wakaf Produktif (Warung/Ritel Wakaf) di Global Wakaf Yayasan
Aksi Cepat Tanggap ................................................................... 49
2. Penentuan Mitra Usaha Warung/Ritel Wakaf (Mauquf „Alaih) oleh
Global Wakaf Yayasan Aksi Cepat Tanggap ............................. 53
3. Pengelolaan Wakaf Produktif Menurut Nadzir (Global Wakaf
Yayasan Aksi Cepat Tanggap) .................................................. 55
4. Indikator Keberhasilan dalam Pengelolaan Wakaf Produktif .... 58
5. Pendistribusian Hasil Wakaf Produktif ..................................... 61
C. Peran Global Wakaf Yayasan Aksi Cepat Tanggap dalam Pengelolaan
Wakaf Produktif (Warung/Ritel Wakaf) ......................................... 64
1. Global Wakaf Yayasan Aksi Cepat Tanggap Sebagai Inisiator
Pendirian Warung/Ritel Wakaf .................................................. 64
xiii
2. Manfaat dan Hasil Pengelolaan Wakaf Produktif bagi Mauquf „Alaih
Sebagai Mitra Usaha Warung/Ritel Wakaf Global Wakaf Yayasan
Aksi Cepat Tanggap ................................................................... 67
BAB III PEMBAHASAN .............................................................................. 70
A. Pengelolaan Wakaf Produktif (Warung/Ritel Wakaf) Global Wakaf
Yayasan Aksi Cepat Tanggap ............................................................. 70
B. Peran Global Wakaf Yayasan Aksi Cepat Tanggap dalam Pengelolaan
Wakaf Produktif (Warung/Ritel Wakaf) ............................................. 83
BAB IV PENUTUP ........................................................................................ 90
A. Kesimpulan .......................................................................................... 90
B. Saran ..................................................................................................... 91
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 93
LAMPIRAN .................................................................................................... 97
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Indikator Kesejahteraan, 33
Tabel 2.1 Laporan Keuangan PT. Hydro Perdana Retailindo Bulan
Januari – Mei 2020, 59.
Tabel 2.2 Jumlah Pendapatan Mauquf „Alaih dan Jumlah Karyawan
Warung/Ritel Wakaf di Wilayah Lombok Barat, 69.
Tabel 3.1 Perhitungan Laporan Keuangan PT. Hydro Perdana
Retailindo Bulan Januari – Mei 2020, 82.
Tabel 3.2 Indikator Kesejahteraan, 88.
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Alur Penentuan Mauquf „alaih, 54.
Gambar 2.2 Skema Distribusi & Ekosistem Ritel, 57.
Gambar 3.1 Mauquf „Alaih pada Konsep Wakaf Produktif, 71.
Gambar 3.2 Skema Analisis Pengelolaan Wakaf Produktif
(Warung/Ritel Wakaf), 73.
Gambar 3.3 Grafik Perkembangan Warung/Ritel Wakaf Tahun 2020,
77.
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Photo Dokumentasi Wawancara dan Gambar Warung/Ritel
Wakaf di Wilayah Lombok Barat.
Lampiran II Surat Balasan Izin Pengambilan Data untuk Skripsi
Lampiran III Kartu Konsultasi Skripsi
xvii
PERAN YAYASAN AKSI CEPAT TANGGAP (ACT) DALAM PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF (WARUNG/RITEL WAKAF)
UNTUK PERCEPATAN PERBAIKAN EKONOMI PASCA GEMPA LOMBOK DI LOMBOK BARAT
Oleh:
Rahayuning Tyas
NIM 160203024
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengelolaan wakaf produktif (warung/ritel wakaf) dan sejauh mana peran Global Wakaf Yayayan Aksi Cepat Tanggap dalam pengelolaan wakaf produktif (warung/ritel wakaf) untuk percepatan perbaikan ekonomi pasca gempa Lombok di Lombok Barat. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan teknik analisis deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan mewawancarai informan yaitu Ketua Yayasan Aksi Cepat Tanggap NTB, tim partnership dan operasional PT. Hydro Perdana Retailindo, dan mauquf „alaih. Selain itu peneliti juga mengumpulkan data penelitian dengan mendokumentasikan foto warung/ritel wakaf beserta laporan keuangan. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa pengelolaan wakaf produktif (warung/ritel wakaf) di Global Wakaf Yayasan Aksi Cepat Tanggap menggunakan konsep mudharabah dengan nisbah bagi hasil 30% untuk Global Wakaf Yayasan Aksi Cepat Tanggap dan 70% untuk mauquf „alaih. Pengelolaan warung/ritel wakaf yang berada di wilayah Lombok Barat belum cukup produktif. Hal tersebut dibuktikan dengan ditutupnya enam dari sepuluh warung/ritel wakaf dan performa by store tiga dari empat warung/ritel wakaf di wilayah Lombok Barat masih berada di bawah <10%. Peran Global Wakaf Yayasan Aksi Cepat Tanggap dalam percepatan perbaikan ekonomi di wilayah Lombok Barat belum cukup memberikan kontribusi yang besar dalam hal percepatan perbaikan ekonomi daerah karena kuantitasnya masih kecil dan cakupan manfaat pendirian warung/ritel wakaf belum menyentuh seluruh masyarakat Lombok Barat. Berdasarkan hasil penelitian ini, warung/ritel wakaf di wilayah Lombok Barat diharapkan mampu untuk meningkatkan peranannya dalam pengelolaan sehingga performa by store dapat berkembang ke arah yang lebih baik.
Kata Kunci : Peran, Nadzir, Pegelolaan, Wakaf Produktif.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di tengah upaya dan perjuangan segenap elemen masyarakat dalam
pembenahan sektor perekonomian daerah yang saat ini masih dilanda krisis,
pemberdayaan potensi wakaf merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
problem sosial tidak bisa diabaikan. Sebagai sebuah lembaga pemberdayaan
ekonomi di bawah kendali Departemen Agama, wakaf harus dikelola secara
profesional.1 Bagi masyarakat muslim, wakaf mempunyai nilai ajaran yang
sangat tinggi dan mulia dalam pengembangan keagamaan dan
kemasyarakatan, selain zakat, infaq dan sedekah.2
Terbitnya Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang wakaf
menghembuskan angin segar bagi kemajuan ekonomi umat. Undang-undang
ini diarahkan untuk memberdayakan wakaf sebagai salah satu instrumen
dalam membangun kehidupan sosial ekonomi umat. Kehadiran undang-
undang wakaf ini menjadi momentum pemberdayaan wakaf secara produktif,
sebab di dalamnya terkandung pemahaman yang komprehensif dan pola
manajemen pemberdayaan potensi wakaf secara modern.3
1Kementerian Agama Republik Indonesia, Perkembangan Pengelolaan Wakaf di Indonesia,
(Jakarta: Poyek Peningkatan Pemberdayaan Wakaf Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji, 2004), hlm. 87.
2Kementerian Agama Republik Indonesia, Pedoman Pengelolaan & Pengembangan Wakaf, (Jakarta: Direktorat Jenderal Bimbngan Masyarakat Islam dan Penyelenggaran Haji, 2003), hlm. 45.
3Asmuni, Wakaf, (Yogyakarta: PT Pustaka Insan Madani, 2007), hlm. 3.
2
Salah satu lembaga ekonomi Islam yang sangat berperan dalam
pemberdayaan ekonomi umat adalah wakaf. Dalam sejarah, wakaf telah
berperan dalam pengembangan sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat.4
Ulama berpendapat perintah wakaf merupakan bagian dari perintah untuk
melakukan al-khayr (kebaikan)5. Dasarnya adalah firman Allah SWT :
...dan berbuatlah kebajkan agar kamu memperoleh kemenangan.6
Taqiy al-Din Abi Bakr Ibn Muhammad al-Husaini al-Dimasqi menafsirkan
bahwa perintah untuk melakukan al-khayr berarti perintah untuk melakukan
wakaf.7 Dalam hadis juga dikatakan bahwa wakaf disebut dengan sedekah
jariah. Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah yang menyatakan
bahwa Nabi Muhammad saw. bersabda:
Dari Abu Huraitah ra., sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: “Apabila anak Adam (manusia) meninggal dunia, maka putuslah amalnya, kecuali tiga perkara : shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak sholeh yang mendoakan orang tuanya”. (HR. Muslim)8
Selama ini peruntukkan wakaf di Indonesia kurang mengarah kepada
pemberdayaan ekonomi umat karena harta wakaf selama ini
4Suhrawardi K. Lubis, Wakaf & Pemberdayaan Umat, (Jakarta: Sinar Grafika Offset,
2010), hlm. 21. 5Jaih Mubarok, Wakaf Produktif, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2008), hlm. 7. 6QS al-Hajj [22] : 77 7Taqiy al-Din Abi Bakr Ibn Muhammad al-Husaini al-Dimasqi, Kifâyat al-Akhyâr fî Hall
Gâyat al-Ikhtishâr, (Semarang: Toha Putra, t.th), juz 1, hlm. 319. 8Imam Al -Mundziri, Ringkasan Hadis Shahih Muslim, (Jakarta: Pustaka Amani 2000),
hlm. 549.
3
pemanfaatannya cenderung masih bersifat konsumtif dan belum dikelola
secara produktif. Berdasarkan survey yang dilakukan Center for the Study of
Religion and Culture (CSRC) tentang harta wakaf yang dimanfaatkan secara
produktif, sejumlah wilayah di Indonesia ditunjukkan ada 23% dengan
rincian 19% yang berbentuk lahan sawah/kebun, sedangkan lahan yang
dimanafaatkan untuk pertokoan hanya 3% dan 1% berbentuk peternakan
ikan.9
Yayasan Aksi Cepat Tanggap (ACT) yang tergabung dalam Global
Wakaf hadir ditengah masyarakat untuk mengelola dan mengembangkan
wakaf secara professional. Global Wakaf pada awalnya merupakan produk
pengelolaan wakaf yang berada di dalam lembaga amil zakat Aksi Cepat
Tanggap (ACT). Seiring kesadaran masyarakat untuk berwakaf melalui
ACT, sejak tahun 2013 ACT mulai menggarap sektor perwakafan melalui
unit pengelola wakaf yang diberi nama Global Wakaf.10 Adapun wujud
wakaf yang dikelola Global Wakaf diantaranya wakaf pangan (wakaf sawah
dan wakaf sumur), wakaf pendidikan (wakaf sekolah), wakaf kesehatan, dan
wakaf ekonomi (wakaf ternak, ritel minimarket, surat berharga, dan
property).
Berdasarkan hasil observasi awal yang telah dilakukan pada Yayasan
Aksi Cepat Tanggap (ACT) dengan mewawancarai Bapak Lalu Muhammad
Alfian selaku Pimpinan Cabang Yayasan Aksi Cepat Tanggap (ACT) NTB
9Tuti A Najib dan Ridwan al-Makassary, Wakaf Tuhan dan Agenda Kemanusiaan Studi
tentang Wakaf dalam Perspektif Keadilan Sosial di Indonesia, (Jakarta: Center for the Studi of Religion and Culture, 2006), hlm. 133.
10Bank Indonesia, Wakaf: Pengaturan dan Tata Kelola yang Efektif, (Jakarta: Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah, 2016), hlm. 85.
4
didapatkan hasil bahwa yayasan ACT memiliki 2 (dua) ideology dalam
penanganan gempa khususnya studi gempa Lombok. Pertama adalah
menyelamatkan kehidupan. Meliputi semua program emergency diantaranya
rescue korban gempa, logistic berupa dapur umum, dropping dan pemetaan
kebutuhan mendesak para penyintas, penyediaan tempat tinggal sementara
(shelter) berupa pembagian terpal, dan lain-lain. Kedua adalah membangun
kehidupan. Meliputi mengubah shelter menjadi lebih bagus dan layak huni
dengan manfaat masa konstruksi dapat ditinggali minimal lima tahun dan
yayasan ACT sendiri telah membangun ±3.000 shelter di seluruh wilayah
Lombok yang terdampak gempa. Selain pembangunan shelter layak huni,
yayasan ACT juga melakukan intervensi ekonomi untuk mengaktifkan
kembali ekonomi masyarakat. Salah satu intervensi di bidang ekonomi yang
dilakukan oleh yayasan ACT adalah wakaf produktif berupa pembuatan
warung dan ritel wakaf. Bukti nyata dari pemberdayaan wakaf produktif
yang dijalankan oleh ACT dibawah naungan Global Wakaf pasca gempa
Lombok yakni dengan telah dirampungkannya pembangunan warung dan
ritel wakaf sebanyak 47 yang tersebar di lima kabupaten/kota, yakni
Kabupaten Lombok Utara, Kabupaten Lombok Barat, Kota Mataram,
Kabupaten Lombok Tengah dan Kabupaten Lombok Timur. Hal ini
bertujuan sebagai sarana menggerakan ekonomi umat secara berjamaah,
mengembalikan kehidupan normal di bidang ekonomi, dan sekaligus
menjadi trauma healing bagi masyarakat sekitar.11
11Lalu Muhammad Alfian, Wawancara, Mataram, 03 Oktober 2019.
5
Sistem pengelolaan wakaf produktif berupa pembuatan warung/ritel
wakaf yang dilakukan oleh yayasan ACT dipegang dan dikelola langsung
oleh institusi khusus yang bernama Global Wakaf. Global Wakaf menjadi
institusi pengelolaan wakaf yang bersifat professional dan amanah dibentuk
untuk memberdayakan wakaf secara produktif dan berkelanjutan. Untuk
intervensi di bidang ekonomi pasca gempa Lombok, Global Wakaf yang
berada dibawah naungan yayasan ACT telah menjadi pelopor pergerakan
ekonomi umat dengan didirikannya warung dan ritel wakaf. Pendirian
warung dan ritel wakaf ini menggunakan skema akad mudharabah. Yakni
seratus persen modal pendirian usaha berasal dari Global Wakaf dengan
nisbah bagi hasil 70% : 30%. 70% hasil pengelolaan untuk mauquf „alaih
sedangkan 30% untuk Global Wakaf.
Pelaksanaan pendirian usaha yang dilakukan oleh Global Wakaf bekerja
sama dengan pondok pesantren, masjid, dan kampus sehingga pemantauan
usaha dapat terkontrol secara sistematis. Pada prinsipnya setiap usaha yang
berjalan dengan persentasi hasil pengelolaan sebesar 70% yang masuk dari
usaha tersebut kepada manajemen pondok pesantren, masjid, maupun
kampus tentu akan membantu perbaikan ekonomi penerima wakaf dan
peruntukkannya disesuaikan pula oleh hasil kajian mauquh „alaih, baik
peruntukannya untuk perbaikan operasional, sarana dan prasarana, kegiatan
ibadah, maupun di putar kembali untuk memberikan modal usaha kepada
masyarakat, dan lain-lain.
6
Berangkat dari potensi pengembangan wakaf produktif dan peran
Yayasan ACT di atas, maka penulis tertarik untuk mengkupas dan mengkaji
masalah wakaf produktif secara lebih jauh dan mendalam dalam bentuk
skripsi yang berjudul: Peran Yayasan Aksi Cepat Tanggap (ACT) dalam
Pengelolaan Wakaf Produktif (Warung/Ritel Wakaf) untuk Percepatan
Perbaikan Ekonomi Pasca Gempa Lombok di Lombok Barat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan apa yang telah dipaparkan di atas maka permasalahan dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana pengelolaan wakaf produktif (warung/ritel wakaf) yang
dilakukan oleh Global Wakaf Yayasan Aksi Cepat Tanggap (ACT) untuk
percepatan perbaikan ekonomi pasca gempa Lombok di Lombok Barat?
2. Sejauh mana peran Global Wakaf Yayayan Aksi Cepat Tanggap (ACT)
dalam pengelolaan wakaf produktif (warung/ritel wakaf) untuk percepatan
perbaikan ekonomi pasca gempa Lombok di Lombok Barat?
C. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui pengelolaan wakaf produktif (warung/ritel wakaf)
yang dilakukan oleh Global Wakaf Yayasan Aksi Cepat Tanggap
(ACT) untuk percepatan perbaikan ekonomi pasca gempa Lombok di
Lombok Barat.
b. Untuk mengetahui sejauh mana peran Global Wakaf Yayayan Aksi
Cepat Tanggap (ACT) dalam pengelolaan wakaf produktif (warung/ritel
7
wakaf) untuk percepatan perbaikan ekonomi pasca gempa Lombok di
Lombok Barat.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
1) Memperoleh tambahan khazanah keilmuwan untuk penerapan teori
secara riil di masyarakat terutama di instansi yang mengelola wakaf
produktif.
2) Memberikan sumbangan pemikiran untuk peneliti selanjutnya terkait
dengan penelitian wakaf produktif sehingga referensi penelitiannya
dapat bertambah.
3) Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat memberikan
kontribusi pemikiran ilmiah bagi mahasiswa fakultas ekonomi dan
bisnis Islam jurusan ekonomi syariah UIN Mataram.
b. Manfaat Praktis
1) Bagi masyarakat, untuk memberikan informasi tentang peran
lembaga wakaf dan pengelolaan wakaf produktif di masyarakat,
khususnya dalam percepatan perbaikan ekonomi pasca gempa
Lombok.
2) Bagi peneliti, untuk meningkatkan awareness akan pentingnya
wakaf bagi pemberdayaan ekonomi yang berkelanjutan dan
mengetahui secara detail sejauh mana peran lembaga wakaf dalam
pengelolaan wakaf produktif (warung/ritel wakaf) untuk percepatan
perbaikan ekonomi pasca gempa Lombok.
8
3) Bagi Yayasan Aksi Cepat Tanggap (ACT), untuk meningkatkan
pengelolaan dan pengembangan wakaf produktif untuk
pemberdayaan umat kedepannya.
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian
1. Ruang Lingkup Penelitian
Pada penelitian yang berjudul, Peran Yayasan Aksi Cepat Tanggap
(ACT) dalam Pengelolaan Wakaf Produktif (Warung/Ritel Wakaf) untuk
Percepatan Perbaikan Ekonomi Pasca Gempa Lombok di Lombok Barat
ini, penulis membatasi permasalahan yang akan diteliti pada bagaimana
pengelolaan wakaf produktif (warung/ritel wakaf) dan sejauh mana peran
yang dimainkan ACT dalam hal perbaikan ekonomi pasca gempa Lombok.
2. Setting Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Yayasan Aksi Cepat Tanggap (ACT),
yang berlokasi di Jalan Sriwijaya No. 80J, Pagesangan Timur, Kecamatan
Mataram, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Telp. 0370-7508386.
Email: [email protected].
Adapun alasan peneliti menjadikan ACT sebagai tempat penelitian
adalah :
a. Yayasan ACT telah dikenal masyarakat sejak tahun 2005 sebagai
organisasi nirlaba yang bergerak di bidang sosial dan kemanusiaan
terutama dalam aksi cepat tanggap penanggulangan bencana. Yayasan
ACT telah menjadi trendsetter di masyarakat dalam respon cepatnya
menanggulangi berbagai permasalahan. Mulai dari program pemulihan
9
pasca bencana, pemberdayaan masyarakat, dan program pengembangan
ekonomi yang bersifat produktif melalui wakaf, zakat, dan kurban.
Sehingga peneliti tertarik untuk mengetahui lebih dalam terkait dengan
peran yayasan ACT dalam pengelolaan wakaf produktif yang
alokasinya untuk percepatan perbaikan ekonomi pasca gempa Lombok.
b. Peneliti menjadikan Yayasan ACT sebagai lokasi penelitian karena
belum pernah ada mahasiswa yang melakukan penelitian tentang wakaf
produktif (warung/ritel wakaf) pada yayasan ACT terutama bagi
mahasiswa jurusan ekonomi syariah fakultas ekonomi dan bisnis Islam
UIN Mataram.
E. Telaah Pustaka
Sebelum melakukan penelitian ini, peneliti telah melakukan beberapa
penelurusan yang berkaitan dengan peran lembaga wakaf dan pengelolaan
wakaf produktif diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Penelitian skripsi yang dilakukan oleh Rafida Dirgantari dengan judul,
“Implementasi Pengelolaan Wakaf Produktif Berupa Perkebunan Apel
Tahun 2018 Di Yayasan Al-Ikhlas Andonosari (Ya-Ikhsan) Pasuruan”12.
Focus penelitian di atas adalah terletak pada bagaimana implementasi
pengelolaan wakaf produktif pada perkebunan apel di Yayasan Al-Ikhlas
Andonosari (Ya-Ikhsan) Pasuruan. Hasil penelitian di atas dapat
disimpulkan bahwa perkebunan apel di Yayasan Al-Ikhlas Andonosari
(Ya-Ikhsan) Pasuruan adalah wakaf produktif yang artinya tidak habis
12Rafida Dirgantari, “Implementasi Pengelolaan Wakaf Produktif Berupa Perkebunan Apel Tahun 2018 Di Yayasan Al-Ikhlas Andonosari (Ya-Ikhsan) Pasuruan”, (Skripsi, FEBI UIN Sunan Ampel Surabaya, Surabaya, 2019).
10
dalam sekali pakai dan dapat terus diambil manfaatnya selama
perkebunan apel tersebut dirawat dan dikelola. Adapun pengelolaan
wakaf produktif di perkebunan apel Yayasan Al-Ikhlas Andonosari (Ya-
Ikhsan) Pasuruan yaitu dengan melakukan akad kerjasama dengan petani
penggarap apel. Dimana Nadzir berperan sebagai penyedia lahan
perkebunan apel tahun 2018 sedangkan petani penggarap menyediakan
biaya untuk mengelola perkebunan apel dengan nisbah bagi hasil 70%
untuk petani penggarap dan 30% untuk Nadzir. Sedangkan untuk
pendistribusian hasil wakaf produktif disalurkan kepada dua pihak, yaitu
Masjid Al-Ikhlas Andonosari digunakan untuk biaya operasional masjid
dan lembaga pendidikan di Yayasan Al-Ikhlas Andonosari (Ya-Ikhsan)
diberikan dalam bentuk beasiswa bagi siswa-siswi kurang mampu yang
bersekolah di Yayasan Al-Ikhlas Andonosari (Ya-Ikhsan).
Persamaan penelitian yang peneliti lakukan dengan penelitian yang
telah dilakukan oleh Rafida Dirgantari terletak pada bagaimana
pengelolaan wakaf produktif, sedangkan perbedaannya adalah peneliti
memfokuskan penelitian pada sejauh mana peran Yayasan ACT dalam
pengelolaan wakaf produktif (warung dan ritel wakaf) yang dialokasikan
untuk percepatan perbaikan ekonomi pasca gempa Lombok sedangkan
Rafida Dirgantari memfokuskan penelitian pada pengelolaan wakaf
produktif berupa perkebunan apel di Yayasan Al-Ikhlas Andonosari (Ya-
Ikhsan) Pasuruan.
11
2. Penelitian skripsi yang dilakukan oleh Roni Zulmeisa dengan judul,
“Analisis Pengelolaan Wakaf Produktif Rumah Sewa (Studi Kasus Pada
Masjid al-Furqan Gampong Beurawe Banda Aceh)”13.
Fokus penelitian di atas adalah bagaimana pengelolaan wakaf
produktif rumah sewa pada Masjid al-Furqan gampong Beurawe Banda
Aceh. Hasil atau simpulan penelitian di atas adalah manajemen
pengelolaan wakaf produktif yang di terapkan di Masjid al-Furqan
gampong Beurawe belum memiliki konsep manajemen akad perjanjian
yang jelas ketika seseorang ingin sewa rumah wakaf, pengelola wakaf
dalam hal ini Nadzir dipilih hanya pada dasar kepercayaan bukan pada
kemampuan manajemen pengelolaan wakaf produktif sehingga potensi
wakaf rumah sewa belum dapat dimanfaatkan secara maksimal.
Adapun persamaan penelitian yang peneliti lakukan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Roni Zulmeisa adalah sama-sama membahas
pengelolaan wakaf produktif. Sedangkan perbedaannya terletak pada
focus penelitian dan studi kasusnya, penelitian Roni Zulmeisa
memfokuskan penelitianyan pada pengelolaan wakaf produktif rumah
sewa sedangkan peneliti memfokuskan penelitian pada sejauh mana
peran Yayasan ACT dalam pengelolaan wakaf produktif (warung atau
ritel wakaf) yang dialokasikan untuk percepatan perbaikan ekonomi
pasca gempa Lombok.
13Rina Zulmeisa, “Analisis Pengelolaan Wakaf Produktif Rumah Sewa (Studi Kasus Pada
Masjid al-Furqan Gampong Beurawe Banda Aceh”, (Skripsi, FSH UIN Ar-Raniry Darussalam, Banda Aceh, 2016).
12
3. Dewi Angraeni mahasiswa pascasarjana UIN Alauddin Makassar pada
tahun 2016 dengan judul tesis, “Pengelolaan Wakaf Produktif Pada
Yayasan Wakaf Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar”14.
Focus penelitian di atas adalah bagaimana pengelolaan wakaf
produktif dan bagaimana strategi pengembangan wakaf produktif dalam
rangka menjaga eksistensi Yayasan UMI Makassar. Hasil penelitiannya
adalah pengelolaan wakaf produktif pada YWUMI berpedoman pada
manajemen Islam. Dalam mengelola asset wakaf YWUMI melaui tiga
pilar utama, yaitu pilar pendidikan, usaha, dan kesehatan. Namun yang
paling berperan dalam pengelolaan wakaf produktif adalah pilar
pendidikan. Dalam mengelola asset wakaf pilar pendidikan YWUMI
melakukan subsidi silang melalui iuran pendidikan yang dialokasikan
untuk membiayai saran pendidikan yang berkualitas dan pemberian
beasiswa. Sedangkan strategi pengembangan wakaf produktif YWUMI
diantaranya menjalankan program kemitraan dengan pihak ketiga dan
memperluas jaringan pemasaran, penambahan dan peremajaan peralatan
produksi yang sudah usang, melaksanakan pelatihan keNadziran,
mendirikan RS pendidikan fakultas kedokteran UMI dan lain-lain.
Persamaan penelitian yang peneliti lakukan dengan Dewi Angraeni
adalah sama-sama membahas pengelolaan wakaf produktif. Sedangkan
perbedaannya terletak pada focus penelitian yang lain. Penelitian yang
peneliti lakukan focus penelitiannya terletak pada sejauh mana peran
14Dewi Angraeni, “Pengelolaan Wakaf Produktif Pada Yayasan Wakaf Universitas Muslim
Indonesia (UMI) Makassar”, (Tesis, FEBI UIN Alauddin Makassar, 2016).
13
yayasan ACT dalam pengelolaan wakaf produktif (warung dan ritel
wakaf) yang dialokasikan untuk percepatan perbaikan ekonomi pasca
gempa Lombok sedangkan Dewi Angraeni focus penelitiannya selain
pada pengelolaan juga membahas mengenai strategi pengembangan
wakaf produktif.
F. Kerangka Teori
1. Konsep Tentang Peran
a. Pengertian Peran
Peranan berasal dari kata “peran”. Peran memiliki makna yaitu
seperangkat tingkat diharapkan yang dimiliki oleh yang berkedudukan
di masyarakat. Peranan adalah bagian dari tugas utama yang harus
dilaksanakan.15
Peran merupakan aspek yang dinamis dalam kedudukan terhadap
sesuatu. Apabila seseorang melakukan hak dan kewajibannya sesuai
dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peran. Menurut
Biddle dan Thomas teori peran terbagi menjadi empat golongan yaitu
yang menyangkut: orang-orang yang mengambil bagian dalam interaksi
sosial; perilaku yang muncul dalam interaksi tersebut; kedudukan
orang-orang dalam perilaku; dan kaitan antara orang dan perilaku.
b. Dimensi Peran
Adapun beberapa dimensi peran sebagai berikut, peran sebagai suatu
kebijakan artinya suatu kebijaksanaan yang tepat dan baik untuk
15Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2002), hlm. 845.
14
dilaksanakan. Peran sebagai strategi artinya strategi untuk mendapatkan
dukungan dari masyarakat. Peran sebagai alat komunikasi, peran
didayagunakan sebagai instrumen atau alat untuk mendapatkan
masukan berupa informasi dalam proses pengambilan keputusan. Peran
sebagai alat penyelesaian sengketa, peran didayagunakan sebagai suatu
cara untuk mengurangi atau meredam konflik melalui usaha pencapaian
konsesus dari pendapat-pendapat yang ada. Peran sebagai terapi, peran
dilakukan sebagai upaya masalah-masalah psikologis masyarakat
seperti halnya perasaan ketidakberdayaan, tidak percaya diri dan
perasaan bahwa diri mereka bukan komponen penting dalam
masyarakat.
Menurut sosiolog yang bernama Glen Elder teori peran
menggambarkan interkasi sosial dalam terminology aktor-aktor yang
bermain sesuai dengan apa-apa yang ditetapkan oleh budaya. Sesuai
dengan teori ini, harapan-harapan peran merupakan pemahaman
bersama yang menuntun untuk berperilaku dalam kehidupan sehari-
hari. Menurut teori ini, seseorang yang mempunyai peran tertentu
misalnya sebagai dokter, mahasiswa, orang tua, wanita, dan lain
sebagainya, diharapkan agar seseorang tadi berperilaku sesuai dengan
peran tersebut. Seseorang/organisasi yang mempunyai peran tertentu
15
diharapkan agar seseorang/organisasi tadi berperilaku sesuai dengan
peran tersebut.16
2. Konsep Tentang Aksi Cepat Tanggap (ACT)
a. Pengertian ACT
Aksi Cepat Tanggap (ACT) adalah organisasi nirlaba professional
yang memfokuskan kerja-kerja kemanusiaan pada penanggulangan
bencana mulai fase darurat sampai dengan fase pemulihan pasca
bencana.
Organisasi ini pertama kali melakukan aksinya sejak tahun 1994 di
Liwa, Lampung Barat dalam meresponse bencana gempa bumi. Secara
hukum Aksi Cepat Tanggap (ACT) diluncurkan pada tanggal 21 April
2005 sebagai yayasan yang bergerak di bidang sosial dan kemanusiaan.
Yayasan ACT telah menjadi trendsetter di masyarakat dalam respon
cepatnya menganggulangi berbagai permasalahan. Mulai dari program
pemulihan paska bencana, pemberdayaan masyarakat, dan program
pengembangan ekonomi yang bersifat produktif melalui wakaf, zakat,
infak, sedekah, dan kurban.
Berbagai program yang telah di rilis oleh Yayasan ACT
mendapatkan support dana dari donator publik yakni masyarakat yang
memliki kepedulian tinggi terhadap isu-isu sosial dan kemanusiaan.
Selain itu, Corporate Social Responsibility (CSR) dan perusahaan
melalui program kemitraan juga turut andil sebagai donator publik.
16Anonim, “Pengertian Peran”, dalam https://elib.unikom.ac.id, diakses tanggal 13 Oktober
2019, pukul 21.37.
16
Yayasan ACT yang telah dipercaya masyarakat dalam mengemban
tugas sosial dan kemanusiaan secara rutin melaporkan laporan
keuangannya yang telah di audit oleh kantor akuntan publik kepada
donator dan pemangku kepentingan lainnya melalui publikasi media
massa sehingga bersifat transparan.17
b. Kelembagaan ACT
Yayasan Aksi Cepat Tanggap (ACT) adalah sebuah lembaga
kemanusian global yang berdedikasi untuk kemaslahatan umat sejak
tahun 2012 dengan jangkauan aktivitas yang mendunia. Pada skala
lokal, yayasan ACT telah melebarkan jejaringnya ke semua provinsi di
Indonesia baik dalam bentuk kantor cabang maupun relawan dalam
wadah MRI (Masyarakat Relawan Indonesia). Yayasan ACT dalam
menjalankan programnya sudah menjangkau 30 provinsi dan 100
kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
Pada skala global, representative person sampai menyiapkan kantor
cabang ACT di luar negeri adalah salah satu cara yang dilakukan untuk
mewujudkan tercapainya visi misi yayasan ACT sebagai sebuah
lembaga yang berdedikasi untuk kemaslahatan umat di seluruh dunia.
Jejaring yang meluas sampai skala global ini di latar belakangi oleh
tragedy dan isu kemanusiaan di berbagai belahan dunia seperti
kekeringan, kelaparan, penindasan terhadap kelompok minoritas,
konflik dan peperangan, dan termasuk bencana alam. Yayasan ACT
17Lalu Muhammad Alfian, Wawancara, Mataram, 03 Oktober 2019.
17
dalam menjalankan aktivitas program yang berskala global sudah
menjangkau 22 Negara di kawasan Timur Tengah, Indocina, Asia
Tenggara, Eropa Timur, Asia Selatan, dan Afrika.18
c. Peran ACT
Yayasan ACT hadir dalam setiap aksi tanggap bencana, baik fase
darurat (emergency) maupun fase pemulihan (recovery) dengan
menggulirkan berbagai program. Program-program yang didedikasikan
antara lain program emergency rescue, program emergency relief,
program emergency medic dan program recovery fisik, recovery
ekonomi, dan recovery sosial. Aksi kemanusiaan yang dilakukan
berorientasi amal (charity) dengan memberdayakan sumber daya local
(local sources). Aksi kemanusiaan ACT didukung oleh jejaring aksi
kemanusiaan nasional maupun internasional. ACT memposisikan diri
secara non diskriminatif, netral objektif dengan mengutamakan
transparansi dan akuntabilitas publik.19
3. Konsep Tentang Wakaf Produktif
a. Pengertian Wakaf Produktif
Kata wakaf yang sudah menjadi bahasa Indonesia berasal dari kata
kerja bahasa Arab waqafa (fi‟il madhy), yaqifu (fi‟il mudhari‟), dan
waqfan (isim masdar) yang secara etimologi (lughah, bahasa) berarti
berhenti, menahan, dan berdiri. Dalam hal ini ternyata bahwa
Rasulullah saw. menggunakan kata al-habs (menahan), yaitu menahan
18Ibid. 19Ibid.
18
suatu harta benda yang manfaatnya digunakan untuk kebajikan dan
dianjurkan agama.20 Sedangkan wakaf menurut Muhammad Ibn Isma‟il
as-San‟any adalah menahan harta yang mungkin diambil manfaatnya
tanpa menghabiskan atau merusak bendanya („ainnya) dan digunakan
untuk kebaikan.21 Sedangkan menurut Abu Bakar Jabir Al-Jazairi
mengartikan wakaf sebagai penahanan harta sehingga harta tersebut
tidak bisa diwarisi, atau dijual, atau dihibahkan, dan mendermakan
hasilnya kepada penerima wakaf.22
Secara bahasa produktif berarti bersifat atau mampu menghasilkan,
mendatangkan hasil, manfaat, dan menguntungkan.23 Sadono Sukirno
merumuskan bahwa produktif (kata sifat yang berasal dari kata product)
diartikan sebagai proses operasi untuk menghasilkan barang atau jasa
yang maksimum dengan modal yang minimum.24 Dalam kamus
ekonomi kata produktif adalah suatu yang bersifat menghasilkan baik
itu berupa barang atau jasa. Proses produksi berarti proses kegiatan
yang berupa pengubahan fisik, memindahkan, meminjamkan, dan
menyimpan.25
20Suhrawardi K. Lubis, Wakaf & Pemberdaaan Umat, (Jakarta: Sinar Grafika Offset,
2010), hlm. 3-4. 21Farida Prihatini dkk, Hukum Islam Zakat dan Wakaf, (Jakarta: Papas Sinar Sinanti, 2005),
hlm. 108. 22Farid Wadjdy dan Mursyid, Wakaf & Kesejahteraan Umat, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2007), hlm. 30. 23Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa Depdiknas RI,
2008), hlm. 1215. 24Sadono Sukirno, Pengantar Teori Mikroekonomi, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
1997), hlm. 202. 25Budi Indra Agusci, “Urgensi Pengelolaan Wakaf Produktif dalam Pembangunan Ekonomi
dan Pemberdayaan Masyarakat”, Misykat Al-Anwar Jurnal Kajian Islam dan Masyarakat, Vol. 30, Nomor 1, 2019, hlm. 51.
19
Definisi wakaf produktif secara terminology adalah transformasi dari
pengelolaan wakaf yang alami menjadi pengelolaan wakaf yang
professional untuk meningkatkan atau menambah manfaat wakaf. Pada
dasarnya, wakaf produktif adalah upaya untuk meningkatkan
(memaksimumkan) fungsi-fungsi wakaf agar dapat memenuhi kebuthan
para pihak yang berhak menerima manfaatnya.26 Menurut Qahaf wakaf
produktif adalah wakaf harta yang digunakan untuk kepentingan
produksi, baik di bidang pertanian, perindustrian, perdagangan, dan jasa
yang manfaatnya bukan pada benda wakaf secara langsung, tetapi dari
keuntungan bersih hasil pengembangan wakaf yang diberikan kepada
orang-orang yang berhak sesuai dengan tujuan wakaf.27
b. Sumber Hukum Wakaf Produktif
Dasar hukum wakaf produktif tidak secara tegas disebut di dalam
Al -Qur‟an. Namun dalam beberapa ayat dapat dijadikan sandaran
tentang disyariatkannya wakaf produktif, diantaranya adalah:
1) Firman Allah
Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui.28
26Jaih Mubarok, Wakaf Produktif, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2008), hlm. 15-
17. 27Mundzir Qahaf, Manajemen Wakaf Produktif, (Jakarta: Khalifa, 2005), hlm. 61-62. 28QS al-Baqarah [2] : 261.
20
Kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa pun yang kamu infakkan, tentang hal itu sungguh, Allah Maha Mengetahui.29
Kata-kata tunfiqu dan yunfiqu pada kedua ayat ini mengandung
makna umum, yakni menafkahkan harta pada jalan kebaikan,
sedangkan wakaf adalah menafkahkan harta pada jalan kebaikan
sehingga ayat ini dijadikan sebagai dalil wakaf.
2) Hadis
Dari Abu Huraitah ra., sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: “Apabila anak Adam (manusia) meninggal dunia, maka putuslah amalnya, kecuali tiga perkara : shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak sholeh yang mendoakan orang tuanya”. (HR. Muslim)30
“Dari Ibnu Umar ra. Berkata, bahwa sahabat Umar ra. Memperoleh sebidang tanah di Khaibar, kemudian menghadap kepada Rasulullah
29QS al-Imran [3] : 92. 30Imam Al -Mundziri, Ringkasan Hadis Shahih Muslim, (Jakarta: Pustaka Amani 2000),
hlm. 549.
21
untuk memohon petunjuk. Umar berkata : Ya Rasulullah, saya mendapatkan sebidang tanah di Khaibar, saya belum pernah mendapatkan harta sebaik itu, maka apakah yang engkau perintahkan kepadaku? Rasulullah menjawab: Bila kamu suka, kamu tahan (pokoknya) tanah itu, dan kamu sedekahkan (hasilnya). Kemudian Umar melakukan shadaqah, tidak dijual, tidak juga dihibahkan dan juga tidak diwariskan. Berkata Ibnu Umar: Umar menyedekahkannya kepada orang-orang fakir, kaum kerabat, budak belian, sabilillah, ibnu sabil, dan tamu. Dan tidak mengapa atau tidak dilarang bagi yang menguasai tanah wakaf itu (pengurusnya) makan dari hasilnya dengan cara baik (sepantasnya) atau makan dengan tidak bermaksud menumpuk harta”.31 (HR. Muslim).
c. Rukun dan Syarat Wakaf
Wakaf dinyatakan sah apabila telah terpenuhi rukun dan syaratnya.
Rukun wakaf ada empat, yaitu:
1) Wakif (orang yang mewakafkan harta);
2) Mauquh bih (barang atau harta yang diwakafkan);
3) Mauquf „alaih (pihak yang diberi wakaf/peruntukan wakaf);
4) Shighat (pernyataan atau ikrar wakif sebagai suatu kehendak untuk
mewakafkan sebagian harta bendanya).32
Adapun syarat sah wakaf diantaranya :
1) Waqif (orang yang berwakaf)
Orang yang berwakaf disyaratkan cakap hukum, yakni kemampuan
untuk melakukan tindakan tabarru‟ (melepaskan hak milik untuk
hal-hal yang bersifat nirlaba atau tidak mengharapkan imbalan
materiil). Seseorang untuk dapat dipandang cakap hukum tentu
31Abdullah bin Abdurrahman Alu Bassam, Syarah Hadits Hukum Bukhari Muslim,
(Jakarta: Pustaka As-Sunnah, 2009), hlm. 842. 32Kementerian Agama Republik Indonesia, Fiqih Wakaf, (Jakarta: Direktorat
Pemberdayaan Wakaf Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama RI, 2007), hlm. 21.
22
harus memenuhi persyaratan, yakni: berakal, baligh, cerdas, atas
kemauan sendiri, waqif adalah merdeka dan pemilik harta wakaf.
2) Mauquf bih (benda yang diwakafkan)
Syarat-syarat benda wakaf setidaknya harus memenuhi persyaratan:
1) Mal Mutaqawwim (benda yang boleh dimanfaatkan menurut
syariat) tanpa membedakan benda bergerak dan tidak bergerak
dengan ketentuan benda tersebut merupakan benda yang tahan
dalam proses pemanfaatan (kekal). 2) Diketahui dengan jelas
batasan, jenis, dan tempatnya secara pasti. 3) Benda yang
diwakafkan dapat dimiliki dan dipindah-tangankan
kepemilikannya. 4) Merupakan benda milik yang sempurna dari
waqif.
3) Mauquf „alaih (sasaran atau tujuan wakaf)
Secara umum syarat-syarat mauquf „alaih adalah pihak yang diberi
wakaf adalah: 1) Pihak yang berorientasi pada kebaikan dan tidak
bertujuan untuk maksiat. 2) Sasaran tersebut diarahkan pada
aktivitas kebaikan yang kontinu. 3) Peruntukkan wakaf tidak
dikembalikan kepada waqif melainkan kepada pihak yang berhak
memiliki harta wakaf.
4) Shighat waqf (ikrar wakaf)
Ikrar wakaf merupakan pernyataan kehendak dari waqif untuk
mewakafkan harta benda miliknya. Syarat-syarat lafal wakaf
adalah: 1) Pernyataan wakaf bersifat ta‟bid (untuk selama-
23
lamanya) atau muaqat (selama waktu tertentu). 2) Pernyataan
wakaf bersifat tanjiz (lafal wakaf itu jelas menunjukkan terjadinya
wakaf dan memunculkan akibat hukum wakaf). 3) Pernyataan
wakaf bersifat tegas (jâzim) ataupun ilzâm. 4) Pernyataan wakaf
tidak diiringi dengan syarat yang batal, yakni syarat yang
meniadakan makna wakaf atau bertentangan dengan tabiat wakaf.
5) Menyebutkan mauquf „alaih secara jelas dalam pernyataan
wakaf. 6) Pernyataan wakaf dinyatakan dengan lafzh shârih
(jelas).33
d. Pengelolaan Wakaf Produktif
1) Manajemen Wakaf Produktif
Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah
proses perencanaan, pengorganisasian, pengoordinasian, dan
pengontrolan sumber daya unutk mencapai sasaran (goals) secara
efektif dan efisien. Efektif berarti tujuan dapat dicapai sesuai dengan
perencanaan, sedangkan efisien berarti tugas yang ada dilaksanakan
secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.34. Empat fungsi
manajemen:
a) Perencanaan atau planning, yaitu proses yang menyangkut upaya
yang dilakukan untuk mengantisipasi kecenderungan di masa
33Rozalinda, Manajemen Wakaf Produktif, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2015),
hlm. 22-33. 34Undang Ahmad Kamaludin dan Muhammad Alfan, Etika Manajemen Islam, (Bandung:
CV Pustaka Setia, 2010), hlm. 27.
24
yang akan datang dan penetuan strategi dan taktik yang tepat
untuk mewujudkan asset dan tujuan organisasi.
b) Pengorganisasian atau organizing, yaitu proses yang menyangkut
bagaiaman strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam
perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat
dan tangguh, system dan lingkungan organisasi yang kondusif,
dan bisa memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi bisa
bekerja secara efektif dan efisien guna pencapaian tujuan
organisasi.
c) Pengimplementasian atau directing, yaitu proses implementasi
program agar bisa dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi
serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat
menjalankan tanggung jawabnya dengan penuh kesadaran dan
produktivitas yang tinggi.
d) Pengendalian dan pengawasan atau controlling, yaitu proses yang
dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang
telah direncanakan, di organisasikan, dan di implementasikan bisa
berjalan sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun berbagai
perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisnis yang dihadapi.35
35Ernie Tisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2015), hlm. 8-12.
25
2) Aspek Pengelolaan Wakaf Produktif
a) Sistem Manajemen Pengelolaan
Dalam pengembangan paradigma baru wakaf, system
manajemen pengelolaan wakaf harus ditampilkan lebih
professional dan modern. Disebut professional dan modern bisa
dilihat pada aspek-aspek pengelolaan sebagai berikut :
Kelembagaan
Meliputi pembentukan suatu badan atau lembaga khusus
yang mengelola wakaf dan bersifat nasional yang diberi nama
Badan Wakaf Indonesia (BWI) ataupun lembaga-lembaga
nazhir yang sudah ada selama ini. Struktur organisasi yang
baik dan modern itu jika seluruh potensi kelembagaan berjalan
dengan kontrol yang baik. Seperti pengambilan keputusan
melalui musyawarah, standar operasional lembaga, standar
akuntansi usaha (pengelolaan profit), pertanggungjawaban
kepengurusan, dan pengawasan pelaksanaan kelembagaan.
Pengelolaan Operasional
Pengelolaan operasional adalah proses-proses pengambilan
keputusan berkenaan dengan fungsi operasi. Pengelolaan
operasional sangat penting dan menentukan berhasil tidaknya
manajemen pengelolaan secara umum. Adapun standar
operasional meliputi seluruh rangkaian program kerja (action
26
plan) yang dapat menghasilkan sebuah produk (barang dan
jasa).
Kehumasan
Dalam mengelola benda-benda wakaf, maka peran
kehumasan (pemasaran) dianggap menempati posisi penting.
Adapun fungsi dari kehumasan antara lain :
a) Membuat image bahwa benda-benda wakaf yang dikelola
oleh nazhir professional betul-betul dapat dikembangkan
dan hasilnya untuk kesejahteraan masyarakat banyak.
b) Meyakinkan kepada calon wakif yang masih ragu-ragu
apakah benda-benda yang ingin diwakafkan dapat dikelola
secara baik atau tidak dan meyakinkan bagi orang yang
tadinya tidak tertarik menunaikan ibadah wakaf menjadi
tertarik.
c) Mengenalkan aspek wakaf yang tidak hanya berorientasi
pada pahala oriented, tapi juga memberikan bukti bahwa
ajaran Islam sangat menonjolkan aspek kesejahteraan bagi
umat manusia lain, khususnya bagi kalangan yang kurang
mampu.
Sistem Keuangan
Penerapan system keuangan yang baik dalam sebuah
proses pengelolaan manajemen lembaga kenazhiran sangat
terkait dengan:
27
a) Akuntansi. Fungsi dari akuntansi adalah sebagai salah satu
sumber informasi dalam pengambilan keputusan bisnis.
Berdasarkan tujuan dasar dan pola operasi sebuah entitas,
akuntansi dapat dipilah menjadi dua, yakni akuntansi
untuk organisasi yang bermotifkan mencari laba (profit
oriented organization) dan akuntansi untuk organisasi
nirlaba (non-profit oriented organization).
b) Auditing. Auditing adalah bahwa pihak pelaksana
melaporkan secara terbuka tugas atau amanah yang
diberikan kepadanya, dan pihak yang memberikan amanah
mendengarkan. Jadi ini merupakan manifestasi
pertanggungjawaban pihak tertentu yang diberi tanggung
jawab kepada pihak yang memberi amanah.
Dalam konteks lembaga wakaf, baik akuntansi maupun
auditing, keduanya merupakan alat yang dapat dipergunakan
untuk mencapai tujuan tertentu.36
3) Startegi Pengelolaan Wakaf
Salah satu upaya strategis yang dilakukan oleh pemerintah untuk
mengembangkan lembaga wakaf dan memberdayakan potensinya
diantaranya dengan berbagai model dan manajerial dalam perspektif
36Kementerian Agama Republik Indonesia, Paradigma Baru Wakaf di Indonesia,
(Jakarta: Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Direktorat Pemberdayaan Wakaf, 2007), hlm. 105-114.
28
usaha untuk memajukan umat. Adapun macam-macam model upaya
peningkatan kesejahteraan kehidupan ekonomi masyarakat yaitu: 37
a) Model wakaf produktif pembangunan gedung
Departemen agama selaku perakilan pemerintah telah
memiliki kewenangan untuk mendorong kegiatan umat Islam
dalam mengembangkan wakaf produktif, adapun kegiatan
percontohan dalam pengembangan wakaf secara produktif
antara lain:
Pertokoan
Bangunan dari gedung pertokoan tersebut akan
difungsikan secara produktif dengan cara
disewakan/dikontrakkan ke berbagai pihak yang
membutuhkan. Bangunan pertokoan yang dikelola secara
produktif dan professional akan menghasilkan keuntungan
yang kemudian dapat disalurkan untuk pemberdayaan
kehidupan misalnya dengan cara pemberian beasiswa
pendidikan maupun kredit mikro pada fakir miskin dan anak
yatim.
Gedung wakaf dan bisnis center
Dengan membangun gedung pusat bisnis (bussines
center) maka berbagai bidang usaha strategis bisa dilakukan,
seperti pembukaan showroom, warnet, photocopy, restoran,
37Mukhtar Lutfi, Pemberdayaan Wakaf Produktif, (Makassar: Alauddin University Press,
2012), hlm. 56-75.
29
kantor pelayanan haji dan umrah, travel dan perjalanan
wisata, dan lain-lain. Tujuan didirikannya gedung pusat
bisnis ini adalah untuk memfasilitasi berbagai pengelolaan
harta wakaf secara professional dan bertanggung jawab.
Mini market
Salah satu upaya yang dilakukan untuk menutupi
kekosongan adalah melalui wakaf produktif dengan membuat
mini market yang lebih bertujuan sosial, bukan hanya untuk
keuntungan ekonomi semata. Keberadaan mini market ini
diasumsikan sebagai sarana untuk mendapatkan keuntungan
yang kemudian bisa didistribusikan untuk kemaslahatan
umum. Dengan demikian, mendirikan mini market akan
memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar.
b) Model wakaf produktif pengembangan usaha
Indonesa sangat terkenal sebagai Negara yang memiliki dua
potensi sumber daya alam yang besar, yaitu sector darat
agrobisnis dan sektor kelautan. Adapun beberapa yang dapat
diberdayakan dalam model ini khususnya di sector agrobisnis
dan kelautan yaitu peternakan, perikanan, perkebunan, industry
rumahan, perbengkelan, dll.
4) Model Pembiayaan Islami untuk Proyek Wakaf Produktif
Menurut Monzer Kahf wakaf memiliki makna upaya
pengembangan asset yang melibatkan proses akumulasi modal dan
30
harta kekayaan yang produktif melalui investasi saat ini untuk
kemaslahatan yang akan datang, sehingga pengelolaan wakaf
memiliki pengorbanan kesempatan konsumsi di masa sekarang untuk
tujuan menyediakan penghasilan dan pelayanan yang lebih baik bagi
generasi mendatang, karena tujuan proyek wakaf adalah
mengoptimalkan fungsi harta wakaf sebagai prasarana meningkatkan
kualitas kehidupan sumber daya insani.
Menurut Monzer Kahf, ada beberapa model pembiayaan yang
dapat dilaksanakan institusi wakaf, yaitu:
a) Pembiayaan Murabahah
Penerapan pembiayaan murabahah telah memposisikan
nazhir sebagai debitur kepada lembaga perbankan untuk harga
peralatan dan material yang dibeli, ditambah mark-up
pembiayaannya. Utang ini akan dibayar dari pendapatan hasil
pengembangan harta wakaf .
b) Pembiayaan Istisna‟
Model istisna‟ memungkinkan nazhir memesan
pengembangan harta wakaf yang diperlukan kepada lembaga
pembiayaan melalui suatu kontrak istisna‟. Lembaga
pembiayaan atau bank kemudian membuat kontrak dengan
kontraktor untuk memenuhi pesanan pengelola harta wakaf
atas nama lembaga pembiayaan. Model pembiayaan istisna
juga menimbulkan utang bagi pengelola wakaf dan dapat
31
diselesaikan dari hasil pengembangan harta wakaf dan
penyedia pembiayaan tidak mempunyai hak untuk turut
campur dalam pengelolaan harta wakaf.
c) Pembiayaan Ijarah
Model pembiayaan ijarah merupakan penerapan sewa
menyewa di mana pengelola harta wakaf tetap memegang
kendali penuh atas manajemen proyek. Dalam pelaksanaannya
nazhir memberikan izin penyedia dana mendirikan sebuah
gedung di atas tanah wakaf untuk jangka waktu yang telah
ditentukan. Kemudian ia menyewakan gedung tersebut untuk
jangka waktu yang sama di mana pada periode tersebut
dimiliki oleh penyedia dana (financer). Nazhir akan
memberikan sewa secara periodik kepada financer. Jumlah
sewa telah diperkirakan akan menutup modal pokok dan
keuntungan yang telah dikehendaki oleh financer. Pada akhir
periode yang diizinkan, penyedia dana akan memperoleh
kembali modalnya dan keuntungan yang di kehendaki dan
setelah itu penyedia dana tidak dapat memasuki lagi harta
wakaf. Model ini akan berakhir dengan penyewa memiliki
bangunan. Izin yang diberikan mungkin juga permanen atau
sepanjang usia proyek, misalnya sepanjang usia ekonomi dari
proyek, nazhir menggunakan sebagian pendapatan jika ini
32
sebuah wakaf investasi untuk membayar sewa kepada
penyedia dana.
d) Pembiayaan Mudharabah
Model mudharabah dapat digunakan oleh nazhir dengan
asumsi peranannya sebagai entrepreneur dan menerima dana
likuid dari lembaga pembiayaan untuk mendirikan bangunan
di atas tanah wakaf atau mengebor sebuah sumur minyak jika
tanah itu menghasilkan minyak. Manajemen akan tetap berada
di tangan nazhir secara ekslusif dan tingkat bagi hasil
ditetapkan sedemikian rupa sehingga menutup biaya usaha.38
4. Perbaikan Ekonomi Pasca Gempa Lombok
Untuk mencapai perbaikan ekonomi maka kesejahteraan ekonomi umat
yang sempat terpuruk harus mampu kembali bangkit dan untuk mengukur
keberhasilan suatu program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan
oleh lembaga wakaf maka dibutuhkan indikator yang jelas untuk
mengukurnya.
Salah satu indikator kesejahteraan dalam ekonomi Islam adalah
tercapainya keadilan distributive, karena mampu menciptkan lapangan
pekerjaan yang baru dan dengan terciptanya lapangan kerja baru maka
pendapatan riil masyarakat akan meningkat.39 Salah satu indikator yang
digunakan untuk mengukur sudah sejauh mana kesejahteraan mauquf
38Nurul Huda dan Mohamad Heykal, Lembaga Keuangan Islam Tinjauan Teoretis dan
Praktis, (Jakarta: Prenada Media Group, 2010), hlm. 329-332. 39Syed Nawab Haider Naqvi, Menggagas Ilmu Ekonomi Islam, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2003), hlm. 136.
33
„alaih sebagai penerima manfaat wakaf maka digunakan indikator jumlah
dan pemerataan pendapatan dengan membandingkan pendapatan sebelum
dan sesudah menerima manfaat wakaf.40
Tabel 1.1
Indikator Kesejahteraan41
Indikator Sangat
Sejahtera Sejahtera Kurang Sejahtera
Pendapatan
(Rp/Bulan)
800.000
keatas
400-750.000 300.000 ke bawah
Adapun salah satu program perbaikan ekonomi pasca gempa Lombok
yang dilakukan oleh yayasan Aksi Cepat Tanggap (ACT) adalah pendirian
warung dan ritel wakaf yang berjumlah 47 unit dan tersebar di lima
kabupaten/kota di seluruh wilayah Lombok yang terdampak gempa bumi.
Antara lain Kabupaten Lombok Utara, Kabupaten Lombok Barat,
Kabupaten Lombok Tengah, Kota Mataram, dan Kabupaten Lombok
Timur.
a. Warung Wakaf
Program warung wakaf hadir untuk memberdayakan masyarakat
melalui pengelolaan usaha ritel berbasis wakaf. Lahirnya warung wakaf
tidak terlepas dari keadaan warga Lombok di masa pemulihan pasca
40Nur Azizah, “Pengelolaan Wakaf Produktif untuk Meningkatkan Kesejahteraan Umat
(Studi di Desa Sinar Banten Kecamatan Bekri Kabupaten Lampung Tengah)”, (Skripsi, FEBI IAIN Metro Lampung, Lampung, 2018), hlm. 27.
41Hemanita, Perekonomian Indonesia, (Yogyakarta: Idea Press, 2013), hlm. 110.
34
bencana yang mana kondisi ekonomi masyarakat ikut terpuruk akibat
gempa di lima kabupaten/kota di Lombok.
Dalam praktiknya, pengelolaan warung wakaf melibatkan
kelompok masyarakat, seperti pengurus masjid, musala, dan pondok
pesantren. Global Wakaf berperan sebagai supervisor, mendampingi
masyarakat untuk menjaga kualitas pengelolaan yang ideal, mulai dari
penyediaan barang hingga system yang berbasis syariah. Sementara itu,
penyediaan dan pengelolaan outlet-outlet warung wakaf dilaksanakan
oleh PT Hydro Perdana Retailindo, korporasi wakaf yang bernaung di
bawah Global Wakaf Corporation.
Warung wakaf menerapkan system ritel yang terkomputerisasi ala
usaha ritel modern pada umumnya. Kelompok masyarakat yang
diberdayakan diamanahkan untuk mengelola warung wakaf. Warung
wakaf memberdayakan warga lokal dengan muamalah syariah.
Hasil pengelolaan warung wakaf dapat memberikan manfaat bagi
komunitas masyarakat yang mengelola. Selain itu, warga sekitar
warung wakaf turut mendapatkan maslahatnya melalui rangkaian
kegiatan sosial untuk pemenuhan kebutuhan pokok mereka. Dalam
jangka panjang, sebagian hasil pengelolaan warung wakaf bahkan bisa
untuk perguliran program-program pemberdayaan ekonomi berbasis
wakaf selanjutnya. Hal ini sesuai dengan tema yang diusung warung
wakaf, yakni “Belanja kita, wakaf kita”.42
42Lalu Muhammad Alfian, Wawancara, Mataram, 03 Oktober 2019.
35
b. Ritel Wakaf
Perbedaan antara warung wakaf dan ritel wakaf adalah ritel wakaf
memiliki ukuran yang lebih luas dibandingkan dengan warung wakaf.
Namun system pengelolaannya sama, yakni dengan menggunakan
system terkomputerisasi.
Adapun sebagaian hasil pengelolaannya diperuntukkan bagi
mauquh „alaih, sebagiannya lagi akan diperuntukkan bagi masyarakat
yang membutuhkan serta pengembangan ritel wakaf lain oleh Global
Wakaf.43
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan atau
penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-
penemuan yang tidak dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunakan
prosedur-prosedur statistik atau cara-cara lain dari kuantifikasi
(pengukuran). Secara umum dapat digunakan untuk penelitian tentang
kehidupan masyarakat, fungsional organisasi, aktivitas sosial dan lain-
lain.44
2. Kehadiran Peneliti
Sebelum melakukan penelitian di Yayasan ACT, peneliti terlebih
dahulu megajukan surat izin penelitian sehingga keberadaan peneliti dalam
hal ini diketahui kehadirannya oleh informan.
43Ibid. 44Pupu Saeful Rahmat, “Penelitian Kualitatif”, Equilibrium, Vol. 5, No. 9, Januari-Juni
2009, hlm. 2.
36
Dalam penelitian ini, peneliti merupakan alat pengumpul data utama.
Kehadiran peneliti mutlak diperlukan, karena hanya manusia sebagai alat
yang dapat berhubungan dengan responden atau objek lainnya, dan hanya
manusialah yang mampu memahami kaitan kenyataan-kenyataan di
lapangan. Pada penelitian kali ini peneliti bertindak sebagai pengamat
partisipan, yakni dimana peneliti ikut turut ambil bagian atau berada dalam
keadaan obyek yang diobservasi.
3. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Yayasan Aksi Cepat Tanggap (ACT),
yang berlokasi di Jalan Sriwijaya No. 80J, Pagesangan Timur, Kecamatan
Mataram, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Telp. 0370-7508386.
Email: [email protected]. Alasan peneliti memilih lokasi ini sebagai
tempat penelitian adalah karena Yayasan ACT yang tergabung kedalam
Global Wakaf telah dikenal masyarakat sebagai pelopor pergerakan wakaf
produktif sejak tahun 2005 dan untuk wakaf sendiri ACT telah berdedikasi
untuk pengembangan daerah dan masyarakat dilihat dari beragam jenis
wakaf yang didistribusikannya. Diantaranya membangun warung dan ritel
wakaf di lima kabupaten/kota selama pasca gempa Lombok.
4. Sumber Data
Sumber data berasal dari data penelitian yang diperoleh dan
dikumpulkan oleh baik dari benda, objek atau orang yang dapat
memberikan data secara akurat dan relevan. Peneliti menggunakan dua
sumber data, diantaranya:
37
a) Sumber Data Utama (Primer)
Sumber data primer adalah data yang dikumpulkam melalui pihak
pertama, biasanya dapat melalui wawancara, jejak, dan lain-lain.45
Sumber data utama penelitian diperoleh dari hasil wawancara dengan
Kepala Cabang Yayasan Aksi Cepat Tanggap (ACT) NTB Bapak
Lalu Muhammad Alfian, PT. Hydro Perdana Retailindo dan mauquf
„alaih sebagai penerima manfaat wakaf produktif.
b) Sumber Data Tambahan (Sekunder)
Sumber data sekunder adalah sumber data yang dikumpulkan dari
tangan kedua atau dari sumber-sumber lain yang telah tersedia
sebelum penelitian dilakukan, seperti dokumen, literature, dan buku-
buku.46 Peneliti menggunakan sumber data sekunder berupa buku-
buku yang berkaitan dengan tema penelitian yakni wakaf produktif,
jurnal ilmiah, skripsi terdahulu yang focus kajiannya sama dengan
peneliti, arsip dan dokumen sebuah institusi yang bersifat resmi
kelembagaan, dan lain-lain.
5. Teknik Pengumpulan Data
Peneliti menggunakan tiga teknik pengumpulan data, di antaranya:
1) Observasi. Observasi adalah suatu proses yang dahului dengan
pengamatan kemudian pencatatan yang bersifat sistematis, logis,
objektif, dan rasional terhadap berbagai macam fenomena dalam
45Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2013), hlm. 172. 46Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial, (Bandung: Refika Aditama, 2012), hlm. 289.
38
situasi yang sebenarnya maupun situasi buatan.47 Dalam metode
observasi ini peneliti akan melakukan observasi dengan mengamati
secara langsung bagaimana pengelolaan wakaf produktif yang
dilakukan oleh Global Wakaf Yayasan ACT dan sejauh mana peran
yayasan ACT dalam pengelolaan wakaf produktif untuk percepatan
perbaikan ekonomi pasca gempa Lombok sehingga peneliti dapat
memahami data, fakta, dan informasi penelitian, mengerti proses yang
terjadi, termasuk mencatat atau mendokumentasikannya. Termasuk
didalamnya melihat langsung bagaimana bentuk dan kondisi
warung/ritel wakaf yang ada di wilayah Lombok Barat.
2) Wawancara. Wawancara adalah alat checking atau pembuktian
terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya.48
Pada wawancara ini peneliti menggunakan teknik wawancara semi
terstruktur yakni wawancara yang dalam pelakasanaannya lebih bebas
dan fleksibel, dan tujuannya adalah untuk menemukan permasalahan
secara lebih terbuka dimana informan diminta pendapat dan ide-
idenya.49
Peneliti akan mewawancarai Kepala Cabang Yayasan Aksi Cepat
Tanggap (ACT) NTB Bapak Lalu Muhammad Alfian sehingga
menghasilkan wawancara yang akurat terkait dengan pengelolaan
wakaf produktif. Selain itu peneliti juga akan melakukan wawancara
47Vigih Hery Kristanto, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Deepublish, 2018), hlm. 62. 48Pupu Saeful Rahmat, “Penelitian Kualitatif”, Equilibrium, Vol. 5, No. 9, Januari-Juni
2009, hlm. 6. 49Sugiyono, Penelitian Kuantitatif Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm. 233.
39
dengan PT. Hydro Perdana Retailindo dan mauquh „alaih sebagai
penerima manfaat wakaf produktif yang berlokasi di Lombok Barat.
Tujuannya adalah untuk mengetahui bagaimana pengelolaan dan
sejauh mana peran yayasan ACT dalam pengalokasian hasil wakaf
produktif untuk percepatan perbaikan ekonomi pasca gempa Lombok.
3) Dokumentasi. Dokumentasi atau dokumen adalah sejumlah besar
fakta dan data yang tersimpan dalam bahan yang berbentuk
dokumentasi. Sebagian besar data yang tersedia adalah berbentuk
surat-surat, catatan harian, cenderamata, artefak, laporan, foto, dan
sebagainya.50 Dalam metode dokumentasi ini peneliti akan
mengumpulkan data berupa foto warung dan ritel wakaf yang telah
dibangun oleh yayasan ACT dan laporan keuangan PT. Hydro
Perdana Retailindo sebagai penguat hasil data penelitian.
6. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang peneliti gunakan adalah teknik analisis
deskriptif. Yakni teknik analisis data dimana setelah semua data diperoleh
mulai dari tahap pengumpulan data penelitian, penyusunan hasil
penelitian, mengolah data penelitian, dan kesimpulan akhir akan
diinterpretasikan atau digambarkan secara objektif (apa adanya) sehingga
semua masalah penelitian dapat terjawab dengan akurat. Adapun langkah-
langkah analasis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
50
Pupu Saeful Rahmat, “Penelitian Kualitatif”, Equlibrium, Vol. 5, No. 9, Januari-Juni 2009, hlm. 7.
40
a) Reduksi Data
Yakni memilih hal-hal yang pokok, merangkum, memfokuskan pada
hal-hal yang penting sesuai dengan kebutuhan dan tema penelitian. Hal
tersebut bertujuan agar data yang telah direduksi dapat memberikan
gambaran yang lebih jelas, mempermudah peneliti dalam menyajikan
data, dan mencarinya bila diperlukan.51
b) Penyajian Data
Data yang telah direduksi kemudian dipaparkan. Tujuan dari penyajian
data adalah untuk meningkatkan pemahaman kasus dan sebagai acuan
mengambil tindakan berdasarkan pemahaman dan analisis sajian data.
c) Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi
Kesimpulan adalah hasil penelitian yang menjawab seluruh rumusan
masalah berdasarkan hasil analisis data. Kesimpulan dapat dikatakan
kredibel apabila kesimpulan awal yang telah dikemukakan dapat
didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti
kembali ke lapangan mengumpulkan data. 52
7. Pengecekan Keabsahan Data
Untuk mengecek keabsahan data yang didapatkan, peneliti
menggunakan empat kriteria teknik keabsahan data penelitian yaitu:
a. Derajat Kepercayaan (Credibility). Derajat kepercayaan adalah
kesesuaian antara konsep peneliti dengan konsep responden. Untuk
memperoleh kredibilits data penelitian yang diperoleh dari lapangan,
51Sugiyono, Penelitian Kuantitatif Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2015), hlm. 247. 52B. Mathew Miles dan Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif Buku Sumber Tentang
Metode-metode Baru, (Jakarta: UIP, 1992), hlm. 18.
41
maka peneliti menggunakan teknik triangulasi dan kecukupan
referensi. Triangulasi dilakukan untuk mengecek data yang didapatkan
dari berbagai sumber yaitu dengan mewawancarai lebih dari satu
pihak informan yang berasal dari elemen yang berbeda yakni Yayasan
ACT, PT. Hydro Perdana Retailindo, dan mauquf „alaih. Selain
dilakukan triangulasi dengan berbagai sumber informan, juga
dilakukan triangulasi dengan membandingkan data yang didapatkan
dari wawancara, dokumentasi, serta observasi yang dilakukan.
Kecukupan referensi sebagai salah satu teknik pemeriksaan keabsahan
data dilakukan dengan cara menghimpun sebanyak mungkin sumber
dukungan dalam penelitian, baik sumber manusianya (berupa
narasumber di lapangan) maupun sumber bahan rujukan yang relevan
berupa buku-buku kepustakaan, laporan penelitian, dan karya-karya
ilmiah lainnya
b. Keteralihan (transferability). Keteralihan dilakukan peneliti dengan
mencari dan mengumpulkan data kejadian empiris dalam konteks
yang sama. Keteralihan dalam penelitian ini dilakukan dengan
mencari dan mengumpulkan kejadian empiris dalam konteks yang
sama antara pihak pengurus Yayasan ACT, PT. Hydro Perdana
Retailindo, dan empat mauquf „alaih.
c. Kebergantungan (dependability). Kebergantungan adalah upaya
melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Pada tahap
42
ini, penelitian didiskusikan dengan dosen pembimbing secara bertahap
mengenai hasil penelitian yang didapatkan di lapangan.
d. Kepastian (confirmability). Kepastian berhubungan dengan
objektivitas hasil penelitian. Dimana pada penelitian ini, setelah
seluruh rangkaian bimbingan penelitian bersama dosen pembimbing
telah berakhir, selanjutnya akan dilakukan pengujian penelitian
bersama dosen penguji.53
H. Sistematika Pembahasan
BAB I Pendahuluan
Bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah,
tujuan dan manfaat, ruang lingkup dan setting penelitian,
telaah pustaka, kerangka teori, metode penelitian, dan
sistematika pembahasan.
BAB II Paparan Data dan Temuan
Bab ini berisi tentang profil Global Wakaf Yayasan Aksi
Cepat Tanggap meliputi gambaran umum Global Wakaf,
visi misi Global Wakaf, dan wujud atau program wakaf dari
Global Wakaf. Pengelolaan wakaf produktif (warung/ritel
wakaf) Global Wakaf Yayasan Aksi Cepat Tanggap. Peran
Global Wakaf Yayasan Aksi Cepat Tanggap dalam
pengelolaan wakaf produktif (warung/ritel wakaf).
53Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2005), hlm. 324.
43
BAB III Pembahasan
Bab ini berisi analisis data terkait pengelolaan wakaf
produktif (warung/ritel wakaf) dan sejauh mana peran
Yayasan ACT dalam pengelolaan wakaf produktif untuk
percepatan perbaikan ekonomi pasca gempa Lombok dari
data yang telah dipaparkan dan sekaligus menjawab semua
permasalahan dalam rumusan masalah.
BAB IV Penutup
Meliputi kesimpulan dan saran.
44
BAB II
PAPARAN DATA DAN TEMUAN
A. Profil Global Wakaf Yayasan Aksi Cepat Tanggap
1. Gambaran Umum Global Wakaf
Global Wakaf adalah salah satu institusi yang didirikan oleh Yayasan
Aksi Cepat Tanggap yang berfokus pada pengelolaan aset wakaf untuk
mensejahterakan dan memberdayakan umat (mauquf „alaih). Global
Wakaf menyadari bahwa wakaf memenuhi semua kriteria untuk menjadi
solusi kompleksitas problematika kemanusiaan dan pascabencana. Global
Wakaf mengemas potensi wakaf dengan perspektif totalitas
penanggulangan dalam krisis kemanusiaan dan pascabencana.
Global Wakaf memandang potensi sumber daya wakaf dan sasaran
pendayagunaannya, setara. Pengelolaan wakaf dilakukan oleh instansi
secara professional dan amanah sehingga manfaat wakaf bersifat global
(berjangkau luas) demi membangun kesejahteraan umat yang
menerimanya melalui berbagai program yang bersifat produktif
(memberdayakan). Keyakinan ini melahirkan program-program
monumental dari Global Wakaf dengan azas komprehensif.
Global Wakaf secara hukum berdiri pada tanggal 11 Juli 2013 dengan
telah memperoleh SK BWI, SK Kemenkumham, SK Dinsos Tangsel, SK
Domisili Yayasan dan diperkuat dengan NPWP. Berikut adalah aspek
legal Global Wakaf dalam menjalankan operasionalnya.
45
Akta Pendirian Yayasan
Hj. Ofiati Sobriyah, SH No.18 pada tanggal 11 Juli 2013
Akta Perubahan Yayasan
Widya Rini Suryandari, S.H. M.Kn No.208 pada tanggal10 Juli 2015.
SK BWI No. 3.3.00068
SK Kemenkumham No. SHU 1696.AH.01.04.Tahun 2014
SK Dinsos Tangsel No.460/2386-41/BANJAMSOS/X/2015
SK Domisili Yayasan No. 503/23/Kesos
NPWP 31.823.820.1-411.00054
2. Visi dan Misi Global Wakaf
Visi : Menjadi lembaga filantropi Islam internasional berbasis sistem
pengelolaan wakaf yang professional untuk mewujudkan
peradaban dunia yang lebih baik.
Misi :
1) Membangun sistem edukasi wakaf yang terkonsep dan terkelola
secara professional untuk menjamin masyarakat mengenal, menyadari,
dan terlibat sebagai subjek pemberdayaan wakaf.
2) Membangun model-model sistem implementasi program pengelolaan
wakaf yang terkonsep dan terkelola secara professional untuk
menjamin masyarakat terberdayakan.
54Global Wakaf, “Tentang Kami”, dalam https://www.globalwakaf.com/id/tentang_kami,
diakses tanggal 30April 2020, pukul 09.15.
46
3) Membangun system tata kelola wakaf yang kreatif, inovatif, produktif,
dan transparan sehingga wakaf sukses menjadi gerakan massif
masyarakat dunia.55
3. Wujud atau Program Wakaf dari Global Wakaf
a. Wakaf Pangan
Krisis pangan adalah masalah kemanusiaan dan membangun
ketahanan pangan adalah solusi menghadapinya. Wakaf pangan
dalam Global Wakaf ada dua :
1) Wakaf pangan (lumbung pangan masyarakat) yaitu konsep
jaminan pangan masyarakat melalui pengelolaan wakaf dalam
bentuk lahan pertanian untuk menghasilkan pangan dengan
system multi-manfaat, sehingga dapat menghasilkan pangan
berkualitas, surplus yang lebih besar dan mampu menompang
kebutuhan pangan masyarakat.
2) Wakaf sumur produktif yaitu salah satu solusi kebutuhan air
bersih masyarakat, dengan mengadakan sumber air baru dengan
mencari titik potensi sumber mata air, lalu membangun
infrastrukturnya. Wakaf menghadirkan instalasi sumber air untuk
mengairi hamparan sawah para petani desa sehingga
meningkakan produktivitas hasil panen.
55Ibid.
47
b. Wakaf Pendidikan
Wakaf pendidikan adalah wakaf yang berorientasi pada kemajuan
peradaban bangsa dengan meningkatkan sarana dan prasarana
pendidikan dan memastikan usia anak sekolah memiliki kesempatan
yang sama dan layak dalam mengakses pendidikan. Wujud wakaf
pendidikan diantaranya :
1) Membangun sekolah dan ruang kelas untuk belajar siswa
khususnya di pulau tepian negeri yang sulit dijangkau
2) Pemenuhan sarana pendidikan seperti buku pelajaran dan alat
pendukung belajar dikelas seperti bangku dan meja.
3) Wakaf pendidikan selain dipusatkan untuk peningkatan
pendidikan dalam bidang sarana dan prasarana juga disalurkan
untuk pembangunan musholla atau masjid sebagai pusat edukasi
agama dan pembangunan karakter.
c. Wakaf Kesehatan
Wakaf kesehatan adalah wakaf yang tujuan pengelolaannya untuk
memenuhi berbagai kebutuhan kesehatan seperti obat-obatan dan
mobil ambulans.
d. Wakaf Ekonomi
Ada empat wujud wakaf ekonomi yang dilakukan oleh Global Wakaf
diantaranya :
48
1) Wakaf Propeti
Wakaf properti adalah wakaf yang mengoptimalkan dana wakaf
melalui pembangunan portofolio properti yang produktif, dengan
memaksimalkan pengelolaannya dalam jangka panjang untuk
mendukung program pemberdayaan dan kesejahteraan umat
sehingga dapat memajukan pembangunan daerah. Contoh wakaf
properti adalah pembangunan gedung perkantoran bertingkat
maupun apartemen yakni Global Wakaf Tower dan Cordova
Edupark Apartemen yang manfaat pengelolaannya digunakan
untuk kepentingan umat.
2) Wakaf Ritel
Wakaf ritel adalah integrasi konsep “bisnis dan sedekah”. Dimana
dana wakaf yang dikeluarkan oleh wakif dipotimalkan melalui
pengelolaan berbasis bisnis. Tujuannya adalah agar tercipta
produktifitas yang berkelanjutan dan umat dapat merasakan
manfaatnya. Wakaf ritel di dukung oleh Distribution Center (DC)
dan jaringan ritel modern untuk memastikan kebutuhan konsumsi
masyarakat tetap tersedia dengan baik dan memudahkan umat
dalam bersedekah setiap melakukan transaksi pembelanjaan.
3) Wakaf Ternak
Wakaf ternak ditujukan untuk mengoptimalkan manfaat wakaf
secara berkelanjutan dalam menggerakan perekonomian
masyarakat melalui program Lumbung Ternak Masyarakat
49
(LTM). Masyarakat melakukan pemeliharaan dan pembiakan
melalui breeding dan fattening.
4) Wakaf Perusahaan dan Surat Berharga
Wakaf surat berharga mengoptimalkan dana wakaf melalui
pengelolaan deviden/bagi hasil dari wakaf surat berharga (saham,
sukuk, dll). Asset-aset wakaf tersebut akan dioptimalkan
pengelolaannya secara amanah dan profesinal melalui Global
Wakaf Corporation. Selanjutnya bagi hasil dari jumlah surat
berharga yang diwakafkan, dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk
program kemanusiaan dan pemberdayaan masyarakat (mauquf
„alaih). 56
B. Pengelolaan Wakaf Produktif (Warung/Ritel Wakaf) Global Wakaf
Yayasan Aksi Cepat Tanggap
1. Wakaf Produktif (Warung/Ritel Wakaf) di Global Wakaf Yayasan
Aksi Cepat Tanggap
Wakaf produktif adalah skema pengelolaan harta wakaf yang
dilakukan secara produktif oleh Nadzir profesional agar dapat
mendatangkan manfaat atau hasil bersih pengelolaan secara continue
(berkelanjutan) dan di peruntukkan bagi kemaslahatan umat. Manfaat dari
hasil pengelolaan wakaf produktif secara continue inilah yang akan
menjadi sumber dana abadi bagi kemaslahatan mauquf „alaih dengan
56Ibid.
50
terpenuhinya berbagai pembiayaan kebutuhan masyarakat, baik di bidang
ekonomi maupun pendidikan.
Pada dasarnya, wakaf produktif adalah upaya untuk meningkatkan
(memaksimumkan) fungsi-fungsi wakaf agar dapat memenuhi kebutuhan
para pihak yang berhak menerima manfaatnya. Orang yang pertama kali
mewakafkan harta bendanya adalah sahabat Nabi yakni Umar bin Khattab
dengan mewakafkan sebidang tanahnya di Khaibar. Tanah yang dimiliki
oleh Umar bin Khattab dikelola dan manfaatnya didistribusikan untuk
kemaslahatan umat. Wakaf ini masuk dalam kategori wakaf produktif
karena wujud („ain) benda yang diwakafkan masih utuh dan hanya
manfaat dari pengelolaan tersebut yang diambil untuk digunakan sebesar-
besarnya kesejahateraan umat.
Wakaf yang dilakukan oleh Global Wakaf Yayasan Aksi Cepat
Tanggap adalah wakaf produktif yang seperti dilakukan oleh Umar bin
Khattab, perbedaannya adalah terletak pada objek yang diwakafkan. Jika
Umar bin Khattab mewakafkan sebidang tanahnya di Khaibar untuk
dikelola dan manfaatnya yang didistribusikan untuk kemaslahatan umat
maka Global Wakaf Yayasan Aksi Cepat Tanggap mewakafkan
pengelolaan warung/ritel wakaf kepada mauquf „alaih dimana manfaat
dari hasil pengelolaan dapat digunakan untuk sebesar-besarnya
kemaslahatan umat. Warung/ritel wakaf merupakan wakaf produktif
karna tidak habis sekali pakai, wujud wakafnya bersifat abadi dan
51
manfaatnya dapat terus dirasakan selama warung/ritel wakaf beroperasi
dan dikelola dengan baik.
Warung/ritel wakaf di wilayah Lombok, Nusa Tenggara Barat berdiri
sejak pertengahan tahun 2018 sebagai upaya penguatan dan perbaikan
ekonomi pasca gempa Lombok. Sejak awal pendirian warung/ritel wakaf
yang dibangun oleh Global Wakaf Yayasan Aksi Cepat Tanggap
berjumlah 47 unit yang tersebar di lima kabupaten/kota yakni Kabupaten
Lombok Utara, Kabupaten Lombok Barat, Kota Mataram, Kabupaten
Lombok Tengah dan Kabupaten Lombok Timur.
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan, warung/ritel wakaf
yang di dirikan oleh Global Wakaf Yayasan Aksi Cepat Tanggap di
Kabupaten Lombok Barat pada awal pendirian berjumlah 10 unit yang
terletak di Masjid Quba‟ Guntur Macan, Ponpes Islahul Muslimin
Senteluk, Ponpes Al Halimy, Ponpes Darul Quran, Ponpes Darussalam
Bermi, Ponpes Modern Al-Muwahhidin Lelede, Ponpes Ishlah Al
Ummah, Ponpes Al Akhyar, Ponpes Al Aziziah, dan Ponpes Islahuddiny.
Dari ke-sepuluh warung/ritel wakaf yang dibangun oleh Global Wakaf
Yayasan Aksi Cepat Tanggap yang mampu bertahan hingga sekarang
adalah berjumlah 4 unit yakni warung wakaf Ponpes Ishlahul Muslimin
Senteluk, warung wakaf Ponpes Ishlah Al Ummah, warung wakaf Ponpes
Al Akhyar, dan ritel wakaf Ponpes Al Aziziah. 57
57Observasi, Lombok Barat, 22 April 2020.
52
Wakaf produktif berupa pendirian warung/ritel wakaf yang dilakukan
oleh Global Wakaf adalah salah satu terobosan baru dalam pengelolaan
wakaf produktif di Indonesia. Hal tersebut dilakukan untuk
mengoptimalkan dana wakaf melalui pengelolaan bisnis sehingga lebih
produktif berkelanjutan dan memberi manfaat berlipat bagi umat. Warung
wakaf dibangun pada lahan seluas ±18m2 dan ragam produk yang dapat
terjual sebanyak 300 SKU sedangkan ritel wakaf dibangun pada lahan
seluas ±50m2 dan ragam produk yang dijual sebanyak 800 SKU.
Warung/ritel wakaf yang merupakan salah satu program wakaf
produktif dari Global Wakaf Yayasan Aksi Cepat Tanggap.
Pengelolannya dibantu oleh PT. Hydro Perdana Retailindo yang berperan
sebagai operator. Tugasnya adalah memanajemen pendistribusian barang
untuk warung/ritel wakaf, melakukan pembinaan kepada mauquf „alaih
bersama ACT, mengevaluasi hasil pengelolaan warung/ritel wakaf,
mengolah dan melaporkan hasil laporan keuangan kepada Global Wakaf
Yayasan Aksi Cepat Tanggap di pusat.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan, warung/ritel
wakaf yang berjumlah empat unit di Lombok Barat ini walaupun
berukuran sedang namun sangat nyaman karena dilengkapi dengan
fasilitas air conditioner (AC), sistem ritel yang terkomputasi ala usaha
ritel modern dan menjual barang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. 58
58
Observasi, Lombok Barat, 22 April 2020.
53
2. Penentuan Mitra Usaha Warung/Ritel Wakaf (Mauquf ‘Alaih) oleh
Global Wakaf Yayasan Aksi Cepat
Kabupaten Lombok Barat adalah salah satu wilayah dengan kerusakan
terparah pasca gempa Lombok. Warung/ritel wakaf yang dibangun di
wilayah tersebut merupakan upaya dari Global Wakaf Yayasan Aksi Cepat
Tanggap untuk membangkitkan kembali ekonomi masyarakat yang sempat
terpuruk akibat gempa Lombok tahun 2018 silam.
Mauquf „alaih dalam akad kerja sama ini adalah pemilik lokasi atau
perwakilan dari pemilik lokasi yang didirikan warung/ritel wakaf sekaligus
penerima manfaat dari hasil pengelolaan dana wakaf (warung/ritel wakaf).
Mauquf „alaih menyediakan lahan atau lokasi yang strategis untuk
dibangun warung/ritel wakaf dan bersedia mengelola warung/ritel wakaf
dengan baik sesuai dengan arahan PT. Hydro Perdana Retailindo yang
telah mendapat kuasa penuh dari Global Wakaf Yayasan Aksi Cepat
Tanggap dalam pengelolaan warung/ritel wakaf.
Sebelum mendirikan warung/ritel wakaf disuatu tempat, hal pertama
yang dilakukan oleh Global Wakaf Yayasan Aksi Cepat Tanggap adalah
menentukan mauquf „alaih. Penentuan mauquf „alaih atau penerima
manfaat wakaf produktif dari Global Wakaf Yayasan Aksi Cepat Tanggap
didasarkan pada beberapa aspek penting, diantaranya:
54
Gambar 2.1
Alur Penentuan Mauquf ‘alaih
Input artinya masukan yakni berupa pengajuan proposal pendirian
warung/ritel wakaf baik yang berasal dari mauquf „alaih secara langsung
maupun melalui jejaring Global Wakaf Yayasan ACT (Relawan) yang
mengajukan penentuan mauquf „alaih berdasarkan hasil survey di
lapangan.
Proses adalah proposal pendirian warung/ritel wakaf yang masuk ke
Kantor Cabang Global Wakaf Yayasan ACT NTB selanjutnya akan
disampaikan kepada perusahaan mitra yakni PT. Hydro Perdana Retailindo
untuk kemudian dilakukan uji kelayakan bisnis. PT. Hydro Perdana
Retailindo dalam prosesnya melakukan analisis studi kelayakan bisnis dan
penentuan lokasi pendirian warung/ritel wakaf berdasarkan azas potensi
dan manfaat. Hal ini dilakukan dengan melalukan survey lapangan,
menentukan kemampuan santri atau masyarakat dalam berbelanja, apa saja
faktor-faktor pendukung pendirian warung/ritel wakaf ditempat tersebut
baik berupa kantor, sekolah, atau tempat-tempat publik sehingga PT.
Hydro Perdana Retailindo mampu menentukan apakah warung/ritel wakaf
layak untuk dibangun di lokasi tersebut.
1. INPUT
2. PROSES
3. OUTPUT
55
Output adalah tahapan akhir dari keseluruhan proses yang dijalankan.
Berupa laporan dari PT. Hydro Perdana Retailindo apakah lokasi yang
telah diajukan dalam proposal layak atau tidak untuk dibangun
warung/ritel wakaf. Jika layak, Global Wakaf Yayasan Aksi Cepat
Tanggap Pusat akan meng-acc laporan terkait program pendirian
warung/ritel wakaf tersebut.
3. Pengelolaan Wakaf Produktif Menurut Nadzhir (Global Wakaf
Yayasan Aksi Cepat Tanggap)
Bentuk kerja sama pendirian warung/ritel wakaf menggunakan skema
akad Mudarabah. Dimana wakif adalah investor outlet. Global Wakaf
Yayasan Aksi Cepat Tanggap sebagai Nadzir (penerima dan pengelola
dana wakaf), PT. Hydro Perdana Retailindo sebagai operator outlet,
Mauquf „alaih sebagai penerima manfaat, dan Pabrik Shelter ACT/Vendor
lain sebagai produsen shelter warung. Seperti yang disampaikan oleh
Bapak Lalu Muhammad Alfian dalam wawancara59 :
Nadzir dan mauquf „alaih dalam pendirian warung/ritel wakaf ini menggunakan skema akad mudharabah atau bagi hasil. Hasil pengelolaan warung/ritel wakaf sebesar 70% adalah untuk mauquf „alaih (penerima manfaat warung/ritel wakaf) dan 30% untuk Global Wakaf Yayasan Aksi Cepat Tanggap. Adapun panduan operasional warung/ritel wakaf adalah sebagai
berikut60:
a. Penyedia model outlet : Global Wakaf selaku Nadzir.
b. Pemilik lahan : Komunitas (masjid, pesantren, sekolah dll).
59Lalu Muhammad Alfian, Wawancara, Mataram, 20 April 2020. 60Noevil Agustian, “Hydro Warung Wakaf”, dalam http://id.scribd.com/presentation,
diakses tangal 3 Mei 2020, pukul 10.19.
56
c. Recruitment karyawan : PT. HPR selaku operator.
d. Pengelolaan karyawan + training : PT. HPR selaku operator.
e. Pengelolaan keuangan sales outlet : PT. HPR selaku operator
(melalui collection).
f. Penerima hasil usaha : Global Wakaf selaku Nadzir.
g. Mauquf „alaih (penerima manfaat hasil usaha) : komunitas
(masjid, pesantren, sekolah, dll).
h. Porsi hasil usaha (Nadzir dan mauquf „alaih) : 70% mauquf
„alaih; 30% Global Wakaf selaku Nadzir.
Alur pengelolaan warung/ritel wakaf di Global Wakaf Yayasan Aksi
Cepat Tanggap adalah sebagai berikut:
1) Global Wakaf Yayasan Aksi Cepat Tanggap menentukan mauquf
„alaih yang akan diberikan manfaat wakaf berdasarkan feasibility
study kasus.
2) Setelah mauquf „alaih sudah ditentukan, selanjutnya Global Wakaf
Yayasan Aksi Cepat Tanggap akan menjelaskan konsep
warung/ritel wakaf kepada mauquf „alaih.
3) Pembuatan RAB dan timetable untuk perhitungan anggaran
pendirian warung/ritel wakaf dan jangka waktu pembangunan.
4) Sebelum warung/ritel wakaf resmi dibuka, terlebih dahulu dari PT.
Hydro Perdana Retailindo akan melakukan instalasi warung/ritel
wakaf, perlengkapan, dan barang dagang.
57
5) PT. Hydro Perdana Retailindo selaku operator melakukan
pelatihan operasional kepada karyawan toko selama 2-3 hari.
6) Pembukaan warung/ritel wakaf disuatu tempat dengan
mendatangani MoU atau kontrak kerjasama antara Global Wakaf,
PT. Hydro Perdana Retailindo, dan mauquf „alaih.
Manajemen pendistribusian perlengkapan dan barang dagang kepada
warung/ritel wakaf dapat dilihat dalam skema berikut:
Gambar 2.2
Skema Distribusi & Ekosistem Ritel
1) Dalam pengadaan barang dagang, PT. Hydro Perdana Retailindo
bekerjama sama dan memesan barang dagang melalui supplier.
2) Barang yang telah dipesan melalui supplier kemudian di
kumpulkan di DC (Distribution Center) PT. Hydro Perdana
Retailindo.
3) Selanjutnya barang yang telah di-request oleh warung/ritel wakaf
melalui online sistem yang telah terkoneksi langsung dengan
58
kantor PT. Hydro Perdana Retailindo di DC (Distribution Center)
akan didistribusikan H+1.
Dalam mendirikan warung/ritel wakaf, aset yang diwakafkan oleh
Global Wakaf Yayasan Aksi Cepat Tanggap adalah pengelolaan
warung/ritel wakaf sedangkan wujud fisik bangunan dan barang dagang
adalah tetap menjadi milik wakif yang mengamanahkan hartanya kepada
Global Wakaf Yayasan Aksi Cepat Tanggap
Masa kerja sama antara Global Wakaf Yayasan Aksi Cepat Tanggap
dengan mauquf „alaih dalam pendirian warung/ritel wakaf adalah lima
tahun. Berlaku sejak dibukanya secara resmi warung/ritel wakaf disuatu
tempat. Warung/ritel wakaf yang dikelola oleh mauquf „alaih dilaporkan
perkembangan usahnya setiap satu bulan sekali. Pendapatan yang
didapatkan oleh mauquf „alaih setiap bulannya adalah beragam, tergantung
dari banyaknya konsumen yang berbelanja setiap harinya.
Dalam mengelola warung/ritel wakaf, Global Wakaf Yayasan Aksi
Cepat Tanggap bekerja sama dengan mauquf „alaih untuk
memproduktifkan asset wakaf sehingga manfaatnya dapat terus digunakan
untuk sebesar-besarnya kemaslahatan umat.
4. Indikator Keberhasilan dalam Pengelolaan Warung/Ritel Wakaf
Salah satu indikator keberhasilan dalam pengelolaan warung/ritel
wakaf adalah dilihat dari total sales atau penjualan. Seperti yang
59
disampaikan oleh Bapak Ruli selaku tim partnership dan operasional PT.
HPR dalam wawancara61:
Tingkat keberhasilan warung/ritel wakaf dilihat dari penjualan atau sales. Masing-masing warung wakaf ditargetkan pendapatannya dalam satu bulan adalah sepuluh juta. Sedangkan ritel wakaf enam puluh juta. Dengan maksud agar keseluruhan biaya operasional dapat diakomodasi dan pembagian hasil usaha dapat maksimal. Berikut adalah data total sales atau total penjualan warung/ritel wakaf
di wilayah Lombok Barat bulan Januari-Mei 2020.
Tabel 2.1 Laporan Keuangan62
PT. Hydro Perdana Retailindo Bulan Januari – Mei 2020
Berdasarkan hasil laporan keuangan tahun 2020 total sales
warung/ritel wakaf mengalami fluktuasi dan performanya cenderung
menurun. Total sales adalah total penjualan yang didapatkan oleh
warung/ritel wakaf selama satu bulan beroperasi. Total sales adalah
pendapatan warung/ritel wakaf sebelum dikurangi HPP (harga pokok
penjualan) dan biaya operasional. Sehingga saat pendapatan warung/ritel
61Ruli, Wawancara, Mataram, 30 April 2020. 62Dokumnetasi Laporan Keuangan PT. Hydro Perdana Retailindo, 17 Juni 2020 .
60
wakaf rendah, keseluruhan biaya operasional tidak dapat di cover dan
cenderung mengalami kerugian.
Berdasarkan hasil observasi penelitian,63 warung wakaf setiap
bulannya memiliki target penjualan cabang sebesar Rp 10.000.000 dan
ritel wakaf sebesar Rp 60.000.000. Dari data yang telah dipaparkan dapat
dilihat bahwa warung wakaf yang berada di wilayah Lombok Barat belum
memenuhi target cabang karena total pendapatannya masih dibawah Rp
10.000.000. Untuk mengetahui nilai capaian store dalam keadaan baik atau
buruk, PT. Hydro Perdana Retailindo membuat zona warna terhadap
performa by store. Dengan menggunakan rumus perhitungan sebagai
berikut :
Berikut adalah keterangan warna performa by store berdasarkan tingkat
pencapaian total sales :
Warna hijau adalah warna untuk pencapaian store ketika penjualan
mencapai ≥ 100%
Warna kuning adalah warna untuk pencapaian store ketika penjualan
mencapai ≥ 70% ≤ 99.99%
Warna merah adalah warna untuk pencapaian store ketika penjualan
mencapai ≥ 30% ≤ 69.99%
Warna ungu adalah warna untuk pencapaian store ketika penjualan
berada dibawah ≤ 29.99%
63Observasi, Lombok Barat, 22 April 2020
61
Ketika warung/ritel wakaf mencapai target penjualan atau bahkan
lebih, maka performa store akan berada di zona hijau dengan tingkat
capaian ≥ 100%. Sedangkan warna kuning adalah warna dengan tingkat
capaian store di level II dengan tingkat pencapaian store berkisar antara
≥70% ≤ 99.99%. Warna merah adalah warna yang menandakan performa
store berada di tingkat yang mengkhawatirkan karena pendapatan
mengalami penurunan dan jauh dari target yang telah ditetapkan atau
dengan kata lain berada di level III yakni dengan tingkat pencapaian store
berkisar antara ≥ 30%≤ 69.99%. Level warna yang terakhir adalah warna
ungu dengan tingkat pencapaian store ≤ 29.99%.
5. Pendistribusian Hasil Wakaf Produktif (Warung/Ritel Wakaf)
Warung/ritel wakaf adalah solusi bagi kebangkitan ekonomi.
Warung/ritel wakaf mengembangkan usaha ritel modern berbasis
sociopreneurship yang menjadi tempat belanja kebutuhan sehari-hari bagi
lebih dari 1.000 warga maupun santri. Sebagai investasi akhirat yang
menguntungkan, warung/ritel wakaf membantu memberdayakan umat dan
mengalirkan manfaat abadi melalui pembukaan lapangan kerja,
peningkatan kemampuan pengelolaan dan kapasitas usaha serta
penyediaan manfaat sosial langsung bagi masyarakat sekitar.
Bagi hasil dari pengelolaan warung/ritel wakaf adalah 30% untuk
Global Wakaf Yayasan Aksi Cepat Tanggap dan sebesar 70% adalah
untuk mauquf „alaih. Hasil pengelolaan sebesar 30% yang kembali ke
Global Wakaf Yayasan Aksi Cepat Tanggap didistribusikan kembali
62
untuk pembangunan warung/ritel wakaf maupun didistribusikan kepada
mauquf „alaih yang berhak menerima wakaf sesuai dengan hasil kajian
seluruh pengurus Global Wakaf Yayasan Aksi Cepat Tanggap. Seperti
yang disampaikan oleh Bapak Lalu Muhammad Alfian dalam
wawancara64:
Hasil pengelolaan sebesar 30% yang kembali ke Global Wakaf Yayasan Aksi Cepat Tanggap akan di distribusikan kembali untuk pembangunan warung/ritel wakaf di tempat yang lain dan/atau didistribusikan kepada mauquf „alaih yang berhak untuk menerima manfaat wakaf Sedangkan 70% hasil pengelolaan yang didapatkan mauquf „alaih
atau mitra warung/ritel wakaf digunakan untuk berbagai macam keperluan
pondok pesantren. Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan
dengan mewawancarai mauquf „alaih yakni penerima manfaat warung/ritel
wakaf di Lombok Barat adalah sebagai berikut.
1) Bapak Baihaki Assubki selaku mitra warung wakaf Pondok Pesantren
Islahul Muslimin mengatakan bahwa65 :
Keuntungan yang didapatkan setiap bulan ±500 ribu rupiah dan uang hasil pengelolaan yang masuk kedalam rekening dipergunakan untuk keperluan madrasah/pondok. Seperti me-rehab sarana dan prasarana madrasah yang rusak yakni me-rehab pagar madrasah dan untuk pemenuhan kelengkapan madrasah. Manfaat dari hasil pengelolaan warung wakaf ini sangat membantu kami dari sisi keuangan dan bisa mengurangi pengangguran dengan di pekerjakannya dua orang karyawan untuk menjaga warung wakaf. Manfaat bagi masyarakat sendiri adalah adanya kemudahan dalam berbelanja yakni jaraknya tidak terlalu jauh dan kami juga menjual sembako dengan harga yang
64Lalu Muhammad Alfian, Wawancara, Mataram, 20 April 2020. 65
Baihaki Assubki, Wawancara, Lombok Barat, 22 April 2020.
63
terjangkau. Sampai saat ini manfaat wakaf telah dirasakan oleh ±452 santri pondok pesantren Islahul Muslimin dan warga masyarakat sekitar.
2) Bapak H. Gufran Hamdan selaku mitra warung wakaf Pondok
Pesantren Al-Akhyar mengatakan bahwa66:
Pendapatan bersih dalam sebulan jika dirata-ratakan ± 1 juta rupiah, dan manfaat hasil pengelolaan seluruhnya kembali kepada yayasan. Keuntungan yang didapatkan sebesar 70% digunakan untuk skala prioritas program pondok pesantren seperti pemeliharaan bangunan dan kegiatan ekstrakulikuler santri seperti pramuka, marching band, pengajian kitab dan lain-lain. Selain manfaat bagi pondok pesantren, setelah didirikannya warung wakaf tentunya masyarakat tidak perlu pergi jauh lagi untuk berbelanja karena barang keperluan sehari-hari sudah disiapkan disini dan dari sisi makanan yang dijual juga lebih dijamin kebersihannya. Manfaat hasil kerja sama dalam pendirian warung wakaf ini sudah dirasakan oleh ±900 siswa dan juga masyarakat sekitar.
3) Bapak H. MS Udin selaku mitra warung wakaf Pondok Pesantren
Ishlah Al Ummah mengatakan bahwa67 :
Hasil bersih keuntungan pengelolan warung wakaf yang masuk ke rekening yayasan setiap bulannya jika dirata-ratakan ±700 ribu rupiah. Keuntungan yang didapatkan dari hasil pengelolaan digunakan untuk membiayai gaji satpam. Saat ini baru gaji satpam saja yang bisa ditanggulangi itupun masih kurang karena nilai jual mungkin yang masih rendah. Saya rasa manfaat yang didapatkan dari pengelolaan warung wakaf ini belum begitu dirasakan bagi pondok pesantren namun bagi masyarakat sekitar dengan hadirnya warung wakaf dapat memudahkan mereka untuk berbelanja.
66Gufran Hamdan, Wawancara, Lombok Barat, 22 April 2020. 67MS Udin, Wawancara, Lombok Barat, 22 April 2020.
64
4) Bapak H. Siddiq selaku mitra ritel wakaf Pondok Pesantren Al Aziziah
mengatakan bahwa68 :
Hasil keuntungan sebesar 70% adalah pondok yang mengatur terkait dengan pengalokasiannya. Selama ini masih diarahkan kepada perbaikan bangunan dan operasional pondok pesantren. Selain itu manfaat yang didapatkan selama bekerja sama dengan Global Wakaf Yayasan Aksi Cepat Tanggap adalah terpenuhinya keperluan santri. Masyarakat sekitar juga merasakan keberkahan setiap transaksi perbelanjaan, seperti slogannya, “Belanja kita wakaf kita” sehingga amal jariyahnya tetap mengalir sepanjang masa.
Hasil pengelolaan sebesar 70% yang masuk ke dalam rekening
pondok pesantren setiap bulan hasilnya beragam. Pembangunan
warung/ritel wakaf yang di pusatkan pada pondok pesantren tentunya juga
mempengaruhi pendapatan warung/ritel wakaf. Ketika santri libur,
pendapatan warung/ritel wakaf tentu saja akan menurun karena
berkurangnya jumlah pembeli, sedangkan saat penerimaan santri maka
pendapatannya akan meningkat karena bertambahnya jumlah pelanggan.
C. Peran Global Wakaf Yayasan Aksi Cepat Tanggap dalam Pengelolaan
Wakaf Produktif (Warung/Ritel Wakaf)
1. Global Wakaf Yayasan Aksi Cepat Tanggap Sebagai Inisiator
Pendirian Warung/Ritel Wakaf
Harta wakaf adalah harta amanah yang terletak di tangan Nadzir.
Sebagai harta amanah, Nadzir hanya boleh melakukan hal-hal yang
mendatangkan kemaslahatan bagi harta wakaf. Keutuhan aset wakaf tidak
harus dipahami secara harfiah dalam bentuk tidak boleh mengubahnya
68Siddiq, Wawancara, Lombok Barat, 22 April 2020.
65
sedikit pun, tetapi dalam konteks yang diajarkan Rasulullah SAW., yakni,
“menahan pokok dan mengalirkan hasil”. Dari pemahaman ini, Nadzir
bertugas mengembangkan dan menjaga keutuhan harta wakaf. Dengan
kata lain, aset wakaf haruslah aset berputar, produktif, hingga
menghasilkan surplus, dan terus dapat dialirkan surplusnya tanpa
mengurangi aset.69
Adapun ruang lingkup perjanjian kerjasama pengelolaan warung/ritel
wakaf antara Global Wakaf Yayasan Aksi Cepat Tanggap dengan mitra
warung/ritel wakaf (mauquf „alaih) meliputi :
1) Studi kelayakan dan penentuan lokasi warung/ritel wakaf berdasarkan
potensi dan azas manfaat.
2) Pembangunan warung/ritel wakaf
3) Pengadaan barang dagang, perlengkapan, dan system ritel wakaf.
4) Pencarian, rekrutmen, pelatihan, dan pengelolaan karyawan
warung/ritel wakaf.
5) Pengelolaan dan penjagaan amanah asset warung/ritel wakaf.
6) Bagi hasil dari pengelolaan warung/ritel wakaf.
Warung/ritel wakaf sebagai outlet wakaf yang memenuhi kebutuhan
harian warga berskala kecil. Dana pendiriannya bersumber dari wakif
melalui Nadzir (Global Wakaf) dan hasil pengelolaan dana wakaf akan
dibagi kepada mauquf „alaih dan digunakan oleh Nadzir sebagian sebagai
pengembangan usaha. Warung/ritel wakaf hadir di public space, areal
69Rozalinda, Manajemen Wakaf Produktif, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2015),
hlm.169.
66
shelter, pesantren, masjid, dan area yang membutuhkan. Kehadiran
warung/ritel wakaf ditengah masyarakat bertujuan untuk membangun
ekonomi masyarakat sekitar. Konsep warung/ritel wakaf sendiri adalah
mengusung tema ekonomi berbagi dan kemitraan.
Warung/ritel yang dibangun oleh Global Wakaf Yayasan Aksi Cepat
Tanggap memiliki beberapa tujuan diantaranya adalah :
1) Memproduktifkan asset wakaf dengan harapan wakaf dapat menjadi
portofolio yang produktif dengan didirikannya warung/ritel wakaf.
2) Mengubah mindset masyarakat bahwa wakaf tidak hanya sebatas
benda tidak bergerak seperti tanah. Namun wakaf juga dapat
diproduktifkan untuk mendatangkan manfaat yang berkelanjutan
untuk kemaslahatan umat melalui pembangunan unit usaha.
3) Membangun dan menguasai jalur distribusi ekonomi umat Islam
melalui pendirian warung/ritel wakaf.
4) Setelah jalur distribusi terbentuk secara sistem, maka selanjutnya
dengan pendirian warung/ritel wakaf diharapkan dapat memberikan
rangsangan berupa input terhadap produksi.
5) Dengan didirikannya warung/ritel wakaf diharapkan ekonomi umat
Islam dapat tumbuh, bangkit, dan berkembang dan kesejahteraan umat
dapat tercapai.
Adapun strategi yang dilakukan oleh Global Wakaf Yayasan Aksi
Cepat Tanggap untuk mencapai tujuan tersebut adalah sebagai berikut:
67
1) Membangun perusahaan ritel yang professional yakni dengan
menggandeng PT. Hydro Perdana Retailindo selaku operator yang
memanajemen seluruh sistem warung/ritel wakaf.
2) Mensosialisasikan warung/ritel wakaf kepada masyarakat dengan
menggandeng influencer, tokoh-tokoh umat, dan media sehingga
pemahaman masyarakat terhadap wakaf produktif dapat terbentuk
dengan baik.
3) Membangun kepercayaan muwaqif bahwa dana yang dititipkan
kepada Global Wakaf Yayasan Aksi Cepat Tanggap telah dikelola
dengan baik dan professional.
2. Manfaat dari Hasil Pengelolaan Wakaf Produktif (Warung/Ritel
Wakaf) bagi Mauquf ‘Alaih Sebagai Mitra Usaha Warung/Ritel
Wakaf Global Wakaf Yayasan Aksi Cepat Tanggap
Mauquf „alaih adalah pemilik lokasi atau perwakilan dari pemilik
lokasi yang akan didirikan warung/ritel wakaf, sekaligus penerima manfaat
(mauquf „alaih) dari hasil pengelolaan dana wakaf (warung/ritel wakaf).
Mauquf „alaih yang melakukan kerjasama kemitraan dengan Global
Wakaf Yayasan Aksi Cepat Tanggap mendatangani kontrak perjanjian
sebagai pedoman bagi para pihak untuk bekerjasama dalam kemitraan
pengelolaan warung/ritel wakaf. Kontrak akad kerjasama berlangsung
selama lima tahun dan berlaku sejak dibukanya warung/ritel wakaf disuatu
tempat. Mauquf „alaih sebagai mitra usaha menyediakan lahan atau lokasi
yang strategis untuk dibangun warung/ritel wakaf, serta bersedia untuk
68
menjaga, merawat, dan menambah fasilitas warung/ritel wakaf jika
diperlukan.
Global Wakaf Yayasan Aksi Cepat Tanggap yang memberikan hak
pengelolaan dan kewajiban merawat serta menjaga asset kepada mauquf
„alaih sejauh ini sudah memberikan banyak manfaat bagi kemaslahatan
umat khususnya bagi empat warung/ritel wakaf di wilayah Lombok Barat.
Seperti yang disampaikan Bapak Baihaki Assubki dalam wawancara70 :
Manfaat yang didapatkan selama bekerjasama dengan Global Wakaf adalah sangat membantu kami dari sisi keuangan dan mengurangi pengangguran karena dipekerjakannya dua orang karyawan untuk menjaga warung wakaf. Selain itu lokasi toko yang strategis juga memudahkan masyarakat untuk berbelanja dengan harga yang terjangkau. Sejauh ini hasil kerjasama dengan Global Wakaf sudah membuahkan hasil karena sudah mendatangkan keuntungan.
Selain itu, manfaat kerjasama juga dirasakan oleh mitra warung wakaf
Pondok Pesantren Al-Akhyar. Seperti yang disampaikan oleh Bapak
Gufran Hamdan dalam wawancara:71
Manfaat dari hasil kerjasama sangat membantu pondok dalam pemenuhan skala prioritas seperti pemeliharaan dan kegiatan santri. Keuntungan dari hasil pengelolaan terkadang masih berbanding lurus dengan pembiayaan yang harus dikeluarkan. Namun terlepas dari itu semua, sejauh ini kerjasama sudah membuahkan hasil dan kelebihan dari akad kerjasama ini adalah transparansi dan keterbukaan untuk pengembangan warung wakaf kedepannya.
Mitra ritel wakaf Pondok Pesantren Al-Aziziah adalah salah satu mitra
usaha dengan performa terbaik dalam pengelolaan. Sejauh ini manfaat
yang dirasakan pondok pesantren selama mengadakan kerjasama sangat
besar terutama dalam pemenuhan kebutuhan santri. Selain itu, masyarakat
70Baihaki Assubki, Wawancara, Lombok Barat, 22 April 2020. 71Gufran Hamdan, Wawancara, Lombok Barat, 22 April 2020.
69
sekitar secara tidak langsung juga ter-edukasi oleh slogan ritel wakaf,
“Belanja kita, wakaf kita”. Sehingga keuntungan dari hasil pengelolaan
yang menjadi bagian pondok pesantren dapat menjadi amal jariyah ketika
digunakan untuk pemeliharaan bangunan pondok pesantren.
Berbeda halnya dengan Bapak H. MS Udin selaku mitra warung
wakaf Pondok Pesantren Ishlah Al-Ummah dalam wawancara mengatakan
bahwa72:
Manfaat yang didapatkan selama bekerjasama dengan Global Wakaf adalah kemudahan santri dan masyarakat dalam berbelanja. Hasil pengelolaan yang minim sejauh ini baru mampu untuk membayar gaji satpam dan belum membuahkan hasil yang signifikan untuk perkembangan pondok pesatren.
Mauquf „alaih di wilayah Lombok Barat yang mendapatkan manfaat
wakaf berjumlah empat penerima. Adapun indikator kesejahteraan mauquf
„alaih dilihat dari jumlah dan pemerataan pendapatan. Berikut adalah tabel
pendapatan dan jumlah karyawan yang direkrut untuk masing-masing
warung/ritel wakaf di wilayah Lombok Barat.
Tabel 2.2
Jumlah Pendapatan Mauquf ‘Alaih dan Jumlah Karyawan
Warung/Ritel Wakaf di Wilayah Lombok Barat
NO Nama Warung/Ritel Wakaf Pendapatan Tenaga Kerja
1 Ponpes Islahul Muslimin ± 500.000 2 orang
2 Ponpes Al-Akhyar ± 1.000.000 2 orang
3 Ponpes Islah Al Ummah ± 700.000 2 orang
4 Ponpes Al-Aziziah ± 4.000.000 2 orang
72MS Udin, Wawancara, Lombok Barat, 22 April 2020.
70
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengelolaan Wakaf Produktif (Warung/Ritel Wakaf) Global Wakaf
Yayasan Aksi Cepat Tanggap
Wakaf produktif berupa pendirian warung/ritel wakaf yang dilakukan
oleh Global Wakaf Yayasan Aksi Cepat Tanggap adalah salah satu terobosan
baru dalam pengelolaan wakaf produktif di Indonesia. Hal tersebut dilakukan
untuk mengoptimalkan dana wakaf melalui pengelolaan bisnis sehingga lebih
produktif berkelanjutan dan memberi manfaat berlipat bagi umat. Dalam
pengelolaannya Global Wakaf Yayasan Aksi Cepat Tanggap bekerjasama
dengan mauquf „alaih sebagai mitra warung/ritel wakaf dalam hal merawat
dan menjalankan operasional warung/ritel wakaf.
Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia nomor 42 tahun 2006 bab
V pasal 45 ayat (2) tentang pengelolaan dan pengembangan menjelaskan
bahwa dalam mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf untuk
memajukan kesejahteraan umum, Nadzir dapat bekerjasama dengan pihak
lain sesuai dengan prinsip syariah. Berdasarkan PP RI nomor 42 tahun 200673
ini Global Wakaf Yayasan Aksi Cepat Tanggap sebagai Nadzir organisasi
yang bergerak dalam pengelolaan wakaf secara profesional telah mengikuti
aturan pemerintah dalam pengelolannya, yakni mengadakan kerjasama demi
tercapainya pengembangan aset wakaf yang berkelanjutan.
73PP RI Nomor 42 Tahun 2006
71
Model pembiayaan bagi pengembangan harta benda wakaf dalam bentuk
unit-unit usaha dilakukan melalui kerjasama bisnis, diantaranya berdasarkan
konsep ijarah, mudharabah, istibdal, dan muzara‟ah.74 Global Wakaf
Yayasan Aksi Cepat Tanggap dalam akad kerjsama bisnis dengan mauquf
„alaih menggunakan konsep mudrabah. Konsep Munzir Qahaf75 mengenai
pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf dapat dilihat dalam
skema model berikut:
Gambar 3.1
Mauquf ‘Alaih pada Konsep Wakaf Produktif
Harta benda wakaf yang diinvestasikan harus memilliki karakteristik
baqa al‟ain atau kekal barangnya sehingga perlu diperhatikan ketentuan
74Nurodin Usman, “Varian Mauquf „Alaih „Am sebagai Alternatif dalam Pengembangan
Wakaf Produktif”, Al-Ahkam Jurnal Ilmu Syariah dan Hukum, Vol. 2, No. 1, Januari-Juni 2017, hlm. 48.
75Mundzir Qahaf, Manajemen Wakaf Produktif, (Jakarta: Khalifa, 2005), hlm. 217.
Modal Wakaf
Tanmiyah al-waqf (Pengembangan Wakaf)
Manajemen Investasi melalui Kerjasama Bisnis
Wakaf Produktif
Mauquf „Alaih pada Wakaf Produktif
72
investasi wakaf, yaitu memilih model investasi yang dibolehkan dan halal.
Kontrak bisnis yang ketat dan didahului dengan studi kelayakan usaha yang
wajar sebagaimana proyek bisnis pada umumnya, melakukan diversifikasi
usaha dengan maksud meminimalisir risiko kerugian dan didukung dengan
jaminan, memilih bentuk usaha yang relative aman, memilih jenis usaha yang
sesuai dengan harta wakaf dan tidak bertentangan dengan kepentingan pihak-
pihak yang berhak menerima manfaat wakaf, memantau secara rutin
perkembangan usaha dan menyusun laporan secara berkala untuk menjamin
transparansi, dan memprioritaskan invesatsi terdekat yang menyentuh
kepentingan masyarakat.76 Dari semua karakteristik investasi wakaf produktif
ini, Global Wakaf Yayasan Aksi Cepat Tanggap telah memenuhi seluruh
kriteria dan mengikuti petunjuk dalam pengembangan asset wakaf. Mulai dari
studi kelayakan bisnis, penandataganan MoU, pemantauan secara berkala
perkembangan usaha, dan menyusun laporan keuangan setiap bulannya.
Wakaf produktif berupa warung/ritel wakaf pada praktiknya
menggunakan sistem pengelolaan akad mudharabah atau bagi hasil. Dimana
persentasi keuntungan sebesar 30% untuk Nadzir dan sebesar 70% adalah
untuk mauquf „alaih. Nadzir tidak mengelola secara langsung warung/ritel
wakaf akan tetapi bekerja sama dengan mauquf „alaih. Hal tersebut bertujuan
untuk membantu memberdayakan umat dan mengalirkan manfaat abadi
melalui pembukaan lapangan kerja, peningkatan kemampuan pengelolaan dan
kapasitas usaha, serta penyediaan manfaat sosial langsung bagi masyarakat
76M. Quraish Shihab, Berbisnis dengan Allah: Tips Jitu Jadi Pebisnis Sukses Dunia-
Akhirat, (Tangerang: Penerbit Lentera Hati, 2008), hlm. 144.
73
sekitar. Selain itu, didirikannya warung/ritel wakaf juga bertujuan untuk
percepatan perbaikan ekonomi pasca gempa Lombok sehingga mampu
menormalkan kegiatan ekonomi yang sempat terpuruk.
Berikut adalah skema pengelolaan wakaf produktif (warung/ritel wakaf)
di Global Wakaf Yayasan Aksi Cepat Tanggap Nusa Tenggara Barat.
Gambar 3.2
Skema Analisis Pengelolaan Wakaf Produktif (Warung/Ritel Wakaf)
Dari skema pengelolaan wakaf produktif pada gambar 3.2, penyaluran
hasil wakaf produktif (warung/ritel wakaf) sebesar 30% kembali ke Global
Wakaf Yayasan Aksi Cepat Tanggap dan akan digunakan untuk
mengembangkan program warung/ritel wakaf selanjutnya. Sedangkan bagi
74
hasil sebesar 70% akan diberikan kepada mauquf „alaih yang peruntukkannya
untuk kepentingan pondok pesantren.
Sistem pengelolaan wakaf produktif yang dijalankan oleh Global Wakaf
Yayasan Aksi Cepat Tanggap sejauh ini sudah baik. Dimana mauquf „alaih
yang menerima manfaat wakaf telah lulus studi kelayakan bisnis sehingga
kerugian pengelolaan dapat diminimalisir. Selain itu perancangan anggaran
dan timetable pembangunan warung/ritel wakaf sudah dihitung secara
sempurna, keseluruhan manajemen warung/ritel wakaf sudah di handle
langsung oleh PT. Hydro Perdana Retailindo melalui sistem ritel modern
yang telah di setting dan terkoneksi langsung ke DC (Distribution Center) PT.
Hydro Perdana Retailindo. Bahkan untuk laporan keuangan yang dilaporkan
setiap satu bulan sekali, mauquf „alaih hanya menunggu informasi melalui
pesan whatsapp dari PT. Hydro Perdana Retailindo terkait dengan
keuntungan yang didapatkan selama satu bulan pengelolaan. Laporan
keuangan warung/ritel wakaf dibuat oleh PT. Hydro Perdana Retailindo di
dasarkan pada hasil keseluruhan transaksi jual-beli yang masuk melalui
sistem setiap harinya. Karyawan yang bertugas untuk menjaga toko dan
mengoperasikan transaksi jual-beli juga diberikan training selama 2-3 hari
oleh PT. Hydro Perdana Retailindo sehingga warung/ritel wakaf dapat
berjalan dengan baik.
Dari paparan tersebut dapat disimpulkan bahwa mauquf „alaih selaku
penerima manfaat pengelolaan warung/ritel wakaf sangat dimudahkan dengan
sistem yang telah ada karena hanya diwajibkan untuk menjaga, merawat, dan
75
mengelola warung/ritel wakaf. Sedangkan untuk ketersediaan barang dagang
dan keperluan operasional lainnya sudah di handle langsung oleh PT. Hydro
Perdana Retailindo.
Realisasi wakaf produktif berupa warung/ritel wakaf yang didirikan oleh
Global Wakaf Yayasan Aksi Tanggap untuk percepatan perbaikan ekonomi
pasca gempa Lombok tahun 2018 silam walaupun secara sistem sudah baik
namun implementasi dilapangan belum cukup produktif. Hal tersebut
didasarkan pada data hasil penelitian bahwa dari 10 (sepuluh) warung/ritel
wakaf yang didirikan di wilayah Lombok Barat, hanya tersisa 4 (empat)
warung/ritel wakaf yang masih beroperasi. Alasan di tutupnya enam
warung/ritel wakaf di wilayah Lombok Barat antara lain:
1) Mitra warung/ritel wakaf mengundurkan diri dengan alasan tidak
sanggup mengelola.
2) Ditemukannya kasus bahwa karyawan warung/ritel wakaf ada yang tidak
amanah seperti mengambil barang dari warung/ritel wakaf dan lupa
untuk membayar pada sistem yang telah terprogram (hutang-piutang).
3) Harga jual yang terlalu mahal sehingga daya beli masyarakat melemah
dan tidak mampu bersaing dengan kompetitornya.
4) Hasil evaluasi warung/ritel wakaf selama tiga bulan. Apabila tidak ada
kemajuan dalam pengelolaan yakni lebih besar pengeluaran daripada
pemasukan maka warung/ritel wakaf akan ditutup.
5) Penyelewengan dalam kontrak kerjasama yang diberlakukan perihal tidak
diperbolehkannya membangun warung ataupun koperasi pada pondok
76
pesantren selain warung/ritel wakaf agar pengelolaan dapat terfokus dan
biaya akomodasi dapat terakomodir secara lebih baik.
Selain beberapa alasan yang telah dipaparkan, data hasil penelitian di
lapangan juga membuktikan bahwa masih kurangnya koordinasi antara anak
toko dengan PT. Hydro Perdana Retailindo perihal pergantian karyawan yang
bekerja. Terjadinya miss komunikasi menyebabkan SDM yang baru direkrut
tidak mendapatkan training atau pelatihan langsung secara maksimal dari PT.
Hydro Perdana Retailindo sehingga dalam banyak kasus SDM yang baru
direkrut kurang memahami operasional warung/ritel wakaf. Selain itu, banyak
dari mauquf „alaih yang menerima manfaat pendirian warung/ritel wakaf
menganggap bahwa warung/ritel wakaf yang dibangun status kepemilikannya
adalah menjadi milik pondok pesantren. Sedangkan dalam akad kerjasama
dijelaskan bahwa seluruh aset (barang dagang, perlengkapan, sistem yang ada
sebagai satu kesatuan paket dari warung/ritel wakaf) adalah tetap menjadi hak
milik Global Wakaf Yayasan Aksi Cepat Tanggap, sementara hak
pengelolaan dan kewajiban merawat serta menjaga aset adalah hak mauquf
„alaih, serta kuasa pengelolaan diberikan sepenuhnya kepada PT. Hydro
Perdana Retailindo.
Untuk mengukur keberhasilan Global Wakaf Yayasan Aksi Cepat
Tanggap dalam pengelolaan wakaf produktif (warung/ritel wakaf) dapat
dilihat dari total sales atau total penjualan selama satu bulan. Indikator
keberhasilan warung/ritel wakaf yang ditunjukkan dengan pendapatan yang
77
cenderung meningkat setiap bulannya menandakan bahwa warung/ritel
berkembang kearah yang lebih baik begitupun sebaliknya.
Seperti yang disampaiakan oleh Bapak Ruli selaku tim partnership dan
operasional PT. HPR dalam wawancara77:
Masing-masing warung wakaf ditargetkan pendapatannya sepuluh juta per bulan dengan maksud sepuluh juta ini agar bisa mengakomodasi seluruh biaya operasional, gaji karyawan, dan pembagian keuntungan sebesar 30% : 70%. Kalau sepuluh juta bisa terpenuhi mitra akan mendapatkan LHU (Laporan Hasil Usaha) dimana akan di transfer ke rekening mitra setiap bulannya. Kalau dibawah target artinya masih belum bisa menutupi keseluruhan biaya operasional. Sehingga jika warung wakaf tidak mencapai target, dari pihak kami (PT. Hydro Perdana Retailindo) akan memberikan subsidi untuk membayar gaji karyawan dan seluruh biaya operasional. Dana taksis yang telah disiapkan itulah yang digunakan untuk menutupi seluruh beban yang tidak bisa di cover oleh pendapatan warung wakaf setiap bulannya. Alasan ini juga lah mengapa banyak warung/ritel wakaf yang di tutup untuk mengurangi biaya operasional.
Berdasarkan data laporan keuangan total sales warung/ritel wakaf bulan
Januari 2020 – bulan Mei 2020 didapatkan grafik perkembangan sebagai
berikut :
Gambar 3.3
Grafik Perkembangan Warung/Ritel Wakaf Tahun 2020
77Ruli, Wawancara, Mataram, 30 April 2020.
0
50000000
100000000
150000000
200000000
Al-Aziziah
Al-Akhyar
Islah Al-Ummah
Islahul Muslimin
78
Adapun perhitungan performa by store per bulan dari masing-masing
warung/ritel wakaf adalah sebagai berikut:
Warung wakaf Islahul Muslimin
Performa store bulan Januari :
Performa store bulan Februari :
Performa store bulan Maret :
Performa store bulan April :
Performa store bulan Mei :
Warung wakaf Islah Al-Ummah
Performa store bulan Januari :
Performa store bulan Februari :
Performa store bulan Maret :
Performa store bulan April :
Performa store bulan Mei :
Warung wakaf Al-Akhyar
Performa store bulan Januari :
Performa store bulan Februari :
79
Performa store bulan Maret :
Performa store bulan April :
Performa store bulan Mei :
Ritel wakaf Al -Aziziah
Performa store bulan Januari :
Performa store bulan Februari:
Performa store bulan Maret :
Performa store bulan April :
Performa store bulan Mei :
Berdasarkan hasil grafik dan perhitungan data yang telah dilakukan, dapat
dijelaskan bahwa pendapatan warung wakaf Islahul Muslimin mengalami
fluktuasi setiap bulannya. Pada bulan Januari 2020 warung wakaf pondok
pesantren Islahul Muslimin memiliki total sales sebesar Rp 8.435.100
sedangkan dua bulan setelahnya yaitu bulan Februari dan Maret 2020
pendapatan mengalami penurunan diangka Rp 6.050.100 dan Rp 4.701.700.
Pada bulan April 2020 pendapatan warung wakaf Islahul Muslimin
mengalami kenaikan sebesar Rp 6.419.150 dan di bulan Mei 2020 pendapatan
warung wakaf pondok pesantren Islahul Muslimin kembali mengalami
penurunan menjadi Rp 3.221.100. Dari perkembangan warung wakaf pondok
80
pesantren Islahul Muslimin ini, performa store sempat berada di zona merah
empat kali yakni pada bulan Februari, Maret, April dan Mei dengan tingkat
persentase performa store sebesar 60,501%; 47,017%; 64,1915%; dan
32,221%. Dikatakan zona merah karena level capaian store berada dalam
rentang nilai ≥ 30% ≤ 69.99%. Sedangkan pada bulan Januari performa store
berada di zona kuning dengan persentase capaian store 84,351%.
Total sales warung wakaf Islah Al-Ummah dari bulan Januari 2020 sampai
bulan Mei 2020 terus mengalami penurunan setiap bulannya dengan total
sales bulan januari sebesar Rp 5.567.900, bulan Februari sebesar Rp
4.382.200, bulan Maret sebesar Rp 3.212.400, bulan April sebesar Rp
1.282.800 dan bulan Mei sebesar Rp 1.083.500. Penurunan total sales setiap
bulan menyebabkan performa warung wakaf Islah Al-Ummah berada di zona
merah selama tiga bulan berturut-turut mulai dari bulan Januari sampai bulan
Maret 2020 dengan tingkat capaian store sebesar 55,679%; 43,822%; dan
32,124%. Sedangkan pada bulan April dan Mei 2020 performa store warung
wakaf Islah Al-Ummah semakin menurun sehingga turun level menjadi zona
ungu dengan tingkat capaian store sebesar 12,828% dan 10,836%.
Warung wakaf Al-Akhyar tiga bulan pertama di tahun 2020 yaitu pada
bulan Januari, Februari dan Maret 2020 cenderung mengalami penurunan.
Dengan total sales yang menunjukkan angka sebesar Rp 8.301.400 pada
bulan Januari, Rp 7.265.500 bulan Februari, dan Rp 6.492.250 bulan Maret
2020. Setelah tiga bulan berturur-turut warung wakaf Al-Akhyar mengalami
penurunan, di bulan April 2020 warung wakaf Al-Akhyar mengalami
81
peningkatan penjualan sebesar Rp 7.405.100. Namun pada bulan selanjutnya
tepatnya di bulan Mei 2020 pendapatan warung wakaf Al-Akhyar kembali
mengalami penurunan ke angka Rp 4.524.000. Berdasarkan hasil perhitungan
Performa by store warung wakaf Al-Akhyar pada bulan Januari, Februari dan
April 2020 berada pada zona kuning dengan tingkat capaian store sebesar
83,014%; 72,655%, dan 74,051%. Sedangkan pada bulan Maret dan Mei
2020 performa store berada di zona merah dengan tingkat pencapaian sebesar
64,9225% dan 45,24%.
Ritel wakaf Al-Aziziah adalah ritel wakaf dengan perkembangan usaha
yang paling sehat walaupun dua bulan terakhir mengalami penururnan
penjualan yang cukup signifikan. Bulan Januari sampai bulan Maret 2020
total sales ritel wakaf berada di zona hijau dengan performa store mencapai
≥100% adapun total penjualannya berturut-turut sebesar Rp 132.590.700; Rp
106.500.750; dan Rp 74.513.950. Bulan April dan Mei 2020 performa store
ritel wakaf Al-Azizizah mengalami penurunan signifikan yang dibuktikan
dengan hasil persentase performa store sebesar 22,159% di bulan April dan
13,313% pada bulan Mei. Tingkat capaian store yang rendah dan berada di
level ≤ 29.99% menunjukkan bahwa performa ritel wakaf Al-Aziziah berada
pada zona ungu.
Dari hasil penelitian yang telah dipaparkan untuk dapat mengambil
kesimpulan terkait sudah sejauh mana performa atau tingkat keberhasilan
warung/ritel wakaf di wilayah Lombok Barat dalam pengelolaannya maka
perlu dilakukan perhitungan lebih lanjut dengan menghitung tingkat
82
persentase performa by store untuk masing-masing warung/ritel wakaf
dengan rumus perhitungan sebagai berikut : Tabel 3.1
Perhitungan Laporan Keuangan78 PT. Hydro Perdana Retailindo
Bulan Januari – Mei 2020
Performa by store warung wakaf Islahul Muslimin :
Performa by store warung wakaf Islah Al-Ummah :
Performa by store warung wakaf Al-Akhyar
78Dokumentasi Laporan Keuangan PT. Hydro Perdana Retailindo, 17 Juni 2020 .
83
Performa by store ritel wakaf Al-Aziziah
Dari perhitungan data yang telah dipaparkan dapat disimpulkan bahwa
warung/ritel wakaf yang berada di wilayah Lombok Barat belum cukup
produktif. Hal tersebut dibuktikan dengan tiga dari empat warung/ritel wakaf
di wilayah Lombok Barat memiliki performa by store di bawah 10%. Artinya
adalah warung/ritel wakaf di wilayah Lombok Barat masih perlu dilakukan
perbaikan dalam hal pengelolaan dan peningkatan performa kearah yang lebih
baik. Persentase dibawah 10% menunjukkan bahwa warung/ritel wakaf
berada di level yang mengkhawatirkan dengan tingkat capaian store berada
dibawah ≤ 29.99% atau dengan kata lain berada di zona ungu. Selain itu,
ditutupnya enam warung/ritel wakaf di wilayah Lombok Barat juga
membuktikan bahwa pengelolaan warung/ritel wakaf belum cukup produktif
dan belum mampu memberikan kontribusi yang besar dalam hal percepatan
perbaikan ekonomi pasca gempa Lombok.
B. Peran Global Wakaf Yayasan Aksi Cepat Tanggap dalam Pengelolaan
Wakaf Produktif (Warung/Ritel Wakaf)
Nadzir adalah pihak yang menerima harta benda wakaf dari wakif untuk
dikelola dan dikembangkan sesuai dengan peruntukannya.79 Nadzir
memegang peranan penting dalam pengelolaan harta wakaf, karena
berkembang atau tidaknya harta wakaf adalah tergantung pada Nadzir
79Undang-undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf.
84
wakaf.80 Aset wakaf di era kontemporer pengelolaan dan pengembangannya
dituntut untuk mengikuti pola paradigma produktif, yang artinya
profesionalitas manajemen dan keadilan sosial, responsibility, berasaskan
keabadian manfaat, dan memenuhi aspek reformis dalam pemahaman wakaf,
profesional dalam pengelolaan, manajemen Nadzir, dan sistem rekrutmen
wakif sehingga diharapkan wakaf dikelola dengan pendekatan bisnis, yakni
suatu usaha yang berorientasi pada keuntungan yang akan disedekahkan
kepada para penerima.81
Global Wakaf Yayasan Aksi Cepat Tanggap dengan akta pendirian usaha
SH No.18 pada tanggal 11 Juli 2013 memiliki misi membangun sistem
edukasi wakaf yang terkonsep dan terkelola secara professional untuk
menjamin masyarakat mengenal, menyadari, dan terlibat sebagai subjek
pemberdayaan wakaf. Membangun model-model sistem implementasi
program pengelolaan wakaf yang terkonsep dan terkelola secara professional
untuk menjamin masyarakat terberdayakan. Membangun system tata kelola
wakaf yang kreatif, inovatif, produktif, dan transparan sehingga wakaf sukses
menjadi gerakan massif masyarakat dunia. Dari ketiga misi yang diemban
oleh Global Wakaf Yayasan Aksi Cepat Tanggap ini, di wilayah Lombok
telah terimplementasi salah satu program pengelolaan wakaf produktif yang
terkonsep dan dikelola secara professional untuk memberdayakan umat yakni
melalui usaha ritel berupa pendirian warung/ritel wakaf.
80Mundzir Qahaf, Manajemen Wakaf Produktif, (Jakarta: Khalifa, 2005), hlm. 89. 81Nawawi, “Implementasi Wakaf Produktif di Indonesia Pasca Berlakunya UU No. 41
Tahun 2004 Tentang Wakaf”, Al-Tahrir, Vol. 13, No. 2, November 2013, hlm. 396.
85
Sejak launchingnya wakaf produktif berupa pendirian warung/ritel wakaf
di Lombok khususnya di wilayah Lombok Barat pasca gempa tahun 2018
silam, warung/ritel wakaf menjadi gerakan baru pemberdayaan masyarakat
melalui usaha ritel yang berbasis sociopreneurship. Dimana usaha ritel ini
sangat mengedapankan nilai-nilai sosial selain dari beneficial itu sendiri.
Warung/ritel wakaf yang dibangun sejak tahun 2018 silam di wilayah
Lombok Barat adalah salah satu gebrakan dari Global Wakaf Yayasan Aksi
Cepat Tanggap untuk memulihkan kembali kondisi ekonomi yang sempat
terpuruk pasca gempa. Konsep wakaf yang mengedepankan kerja sama dan
bagi hasil diharapkan mampu memberikan rangsangan kepada masyarakat
terkait dengan pemberdayaan ekonomi.
Tugas Nadzir dalam pengelolaan wakaf produktif (warung/ritel wakaf)
ini masuk dalam kategori wakaf mutlaq. Dalam akad mutlaq, Nadzir
berkewajiban memelihara, mengelola, dan mengembangkan harta wakaf
dengan sungguh-sungguh agar dapat menghasilkan keuntungan dengan
beragam invesasi kemudian membagikannya kepada pihak-pihak yang berhak
mendapatakannya.82
Tugas Nadzir dalam mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf
dalam koridor hukum positif Indonesia diantaranya:
a) Melakukan pengadministrasian harta benda wakaf
b) Mengawasi dan melindungi harta benda wakaf.
82Wahbah Az-Zuhaili, Al-Fiqh al-Islami wa Adillatubu, (Beirut: Dar al-Fikr, 1997),
hlm.7688.
86
c) Mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf sesuai dengan
tujuan, fungsi dan peruntukannya.
d) Melaporkan pelaksanaan tugas kepada BWI.83
Global Wakaf Yayasan Aksi Cepat Tanggap selaku Nadzir organisasi
telah menjalankan seluruh tugas yang telah dipaparkan. Dimana dalam
praktiknya, Global Wakaf Yayasan Aksi Tanggap yang berperan sebagai
supervisor, mendampingi masyarakat untuk menjaga kualitas pengelolaan
yang ideal. Sementara untuk penyediaan dan pengelolaan dilaksanakan oleh
PT. Hydro Perdana Retailindo.
Pemanfaatan harta benda wakaf dalam Bab VIII pasal 22 Undang-undang
nomor 41 tahun 200484 tentang peruntukkan harta benda wakaf oleh Global
Wakaf Yayasan Aksi Cepat Tanggap sudah terimplementasi dengan baik.
Dimana dalam rangka mencapa tujuan dan fungsi wakaf, harta benda wakaf
yang dikelola oleh Global Wakaf Yayasan Aksi Cepat Tanggap
peruntukkannya dialokasikan pada kemajuan dan peningkatan ekonomi umat
melalui pendirian usaha yaitu warung/ritel wakaf.
Peran Nadzir sangat strategis sebagai pelaksana dari fungsi-fungsi
organisasi wakaf, yaitu perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan
pengawasan serta sebagai pelaksana operasional organisasi wakaf.85 Sehingga
berkembang atau terpuruknya eksistensi wakaf bergantung kepada peran
Nadzir wakaf yang mengelola. Nadzir sebagai orang yang diberikan amanah
83M. Attamimy, dkk, Himpunan Peraturan Perundang-undangan Tentang Wakaf, (Jakarta:
Kementrian Agama RI, 2013), hlm. 45. 84Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf 85Rozalinda, Manajemen Wakaf Produktif, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2015), hlm.
102-103.
87
dalam mengelola asset wakaf seringkali tertuduh atas kemandekan harta
benda wakaf.86 Namun Global Wakaf Yayasan Aksi Cepat Tanggap dapat
menepis citra buruk tersebut dengan mengelola wakaf secara amanah dan
professional.
Sejauh ini manfaat yang dirasakan oleh mauquf „alaih selama
bekerjasama dengan Global Wakaf Yayasan Aksi Cepat Tanggap dalam
pengelolaan sudah cukup baik. Empat dari sepuluh warung/ritel wakaf di
wilayah Lombok Barat sudah merasakan manfaat kerjasama walaupun masih
belum maksimal. Berikut adalah manfaat yang dirasakan mauquf „alaih
selama bekerjasama dalam pengelolaan warung/ritel wakaf diantaranya:
a) Terbukanya lapangan pekerjaan baru dengan dipekerjakannya dua orang
karyawan bagi masing-masing unit anak toko.
b) Tersosialisasinya wakaf produktif secara tidak langsung kepada
masyarakat melalui pembangunan warung/ritel wakaf dengan slogan,
“Belanja kita wakaf kita”. Keunikan slogan yang digaungkan menarik
minat masyarakat untuk bertanya sekalihus berbelanja.
c) Kemudahan santri dan masyarakat dalam berbelanja karena warung/ritel
wakaf juga menjual kebutuhan pokok yang menjadi kebutuhan primer.
d) Peningkatan kapasitas SDM melalui pelatihan atau training cara
mengoperasikan sistem ritel kepada karyawan toko untuk menambah
wawasan dan operasioanl toko dapat berjalan lancar.
86Muhammad Muflih Hidayat, “Peran Nazhir Wakaf Al-Azhar dalam Pengelolaan dan
Pengebangan Wakaf Produktif”, (Skripsi, FDK UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2015), hlm. 47.
88
e) Keuntungan hasil pengelolaan sebesar 70% yang peruntukannya di
gunakan untuk pemeliharaan dan operasional pondok pesantren
dinyatakan langsung oleh para mitra usaha bahwa sangat membantu dari
sisi keuangan.
f) Evaluasi dan mengawasi kinerja manajemen anak toko secara
keseluruhan agar berjalan dengan baik.
Untuk mengukur sudah sejauh mana tingkat kesejahteraan mauquf „alaih
dalam percepatan perbaikan ekonomi berdasarkan indikator kesejahteraan
dari sisi pendapatan dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 3.2
Indikator Kesejahteraan
Warung/Ritel Wakaf Pendapatan Sangat
Sejahtera Sejahtera
Kurang
Sejahtera
Ponpes Islahul Muslimin ± 500.000
Ponpes Al-Akhyar ± 1.000.000
Ponpes Islah Al-Ummah ± 700.000
Ponpes Al-Aziziah ± 4.000.000
Keterangan Pendapatan:
Sangat sejahtera : Rp 800. 000 keatas
Sejahtera : Rp 400.000 – Rp 750.000
Kurang sejahtera : Rp 300.000 kebawah
Dari paparan data pada tabel 3.2, jika dilihat dari indikator kesejahteran
berdasarkan pendapatan, mauquf „alaih di wilayah Lombok Barat sudah bisa
89
dikatakan sejahtera. Pendapatan mauquf „alaih sebelum melakukan kerjasama
dengan Global Wakaf Yayasan Aksi Cepat Tanggap berasal dari iuran yang
harus dikeluarkan santri setiap bulannya. Tentu saja pendapatan tambahan
untuk operasional pondok yang didapatkan dari hasil pengelolaan
warung/ritel wakaf sangat membantu untuk pemenuhan kebutuhan santri,
biaya operasional, dan perbaikan sarana prasarana. Selain itu,
dipekerjakannya delapan orang karyawan untuk empat warung/ritel wakaf di
wilayah Lombok Barat juga turut mendukung perbaikan ekonomi wilayah
karena mengurangi pengangguran. Namun secara keseluruhan, kontibusi dari
peran Global Wakaf Yayasan Aksi Cepat untuk percepatan perbaikan
ekonomi di wilayah Lombok Barat dengan didirikannya empat warung/ritel
wakaf belum cukup memberikan kontribusi yang besar dalm hal percepatan
perbaikan ekonomi daerah karena kuantitasnya masih kecil dan cakupan
manfaat pendirian warung/ritel wakaf belum menyentuh seluruh masyarakat
Lombok Barat.
90
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti dapat
memberikan kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengelolaan wakaf produktif (warung/ritel wakaf) di Global Wakaf
Yayasan Aksi Cepat Tanggap menggunakan konsep mudharabah dengan
nisbah bagi hasil pengelolaan 30% untuk Global Wakaf Yayasan Aksi
Cepat Tanggap dan 70% adalah untuk mauquf „alaih. Warung/ritel wakaf
yang berada di wilayah Lombok Barat belum cukup produktif. Hal
tersebut dibuktikan dengan tiga dari empat warung/ritel wakaf di wilayah
Lombok Barat memiliki performa by store di bawah 10% atau berada di
zona ungu. Selain itu, ditutupnya enam warung/ritel wakaf di wilayah
Lombok Barat juga membuktikan bahwa pengelolaan warung/ritel wakaf
belum cukup produktif dan belum mampu memberikan kontribusi yang
besar dalam hal percepatan perbaikan ekonomi pasca gempa Lombok.
2. Peran Global Wakaf Yayasan Aksi Cepat Tanggap dalam pengelolaan
wakaf produktif di wilayah Lombok Barat secara manfaat sudah dirasakan
cukup besar diantaranya; telah membuka lapangan pekerjaan,
tersosialisasinya wakaf produktif, peningkatan kapasitas SDM, manfaat
pengelolaan bagi mauquf „alaih, dan kemudahan bagi masyarakat dalam
berbelanja. Namun, kontribusi dari peran Global Wakaf Yayasan Aksi
91
Cepat Tanggap untuk percepatan perbaikan ekonomi di wilayah Lombok
Barat dengan didirikannya empat warung/ritel wakaf belum cukup
memberikan kontribusi yang besar dalam hal percepatan perbaikan
ekonomi daerah karena kuantitasnya masih kecil dan cakupan manfaat
pendirian warung/ritel wakaf belum menyentuh seluruh masyarakat
Lombok Barat.
C. Saran
1. Saran untuk Global Wakaf Yayasan Aksi Cepat Tanggap
a) Sebaiknya kantor cabang Global Wakaf Yayasan Aksi Cepat
Tanggap juga memiliki salinan laporan keuangan warung/ritel
wakaf dari PT. Hydro Perdana Retailindo sehingga dapat terus
memantau perkembangan usaha kearah yang lebih baik.
b) Sebaiknya warung/ritel wakaf yang baru berdiri tahun 2018 lebih
banyak melakukan promosi dengan menyebarkan pamflet ataupun
melakukan promo harga kebutuhan pokok untuk menarik lebih
banyak pelanggan agar mampu bersaing dengan kompetitiornya.
Sehingga pendapatan penjualan warung/ritel wakaf dapat
meningkat dan performa by store dapat berkembang kearah yang
lebih baik.
c) Memperluas jaringan kemitraan khususnya di wilayah Lombok
Barat untuk pendirian warung/ritel wakaf sehingga unit toko yang
sudah tutup dapat segera di konsiliasi.
92
2. Saran untuk Mauquf „Alaih
a) Warung/ritel wakaf yang dibangun oleh Global Wakaf Yayasan
Aksi Cepat Tanggap dengan menggandeng PT. Hydro Perdana
Retailindo dalam pengelolaan warung/ritel wakaf sebaiknya selalu
dirawat dan dijaga dengan baik sehingga operasional toko dapat
terus berjalan dan mendatangkan banyak manfaat bagi
kemaslahatan umat.
b) Usaha ritel yang berbasis wakaf di wilayah Lombok Barat masih
baru keberadannya, sehingga mauquf „alaih selaku mitra usaha
warung/ritel wakaf diharapkan dalam setiap kesempatan juga turut
mempromosikan dan mensosialisasikan wakaf produktif beserta
keunggulannya kepada masyarakat maupun orangtua santri dengan
harapan dapat menarik banyak konsumen untuk berbelanja di
warung/ritel wakaf.
3. Saran untuk Peneliti yang Akan Datang
Dalam penelitian ini penulis menyadari bahwa masih banyak
terdapat kekurangan terutama data laporan keuangan dan teori wakaf
produktif yang menggunakan konsep mudharabah. Sehingga
diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat menyempurnakan
kekurangan tersebut dan dapat memperluas bahasan penelitian.
93
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah bin Abdurrahman Alu Bassam, Syarah Hadits Hukum Bukhari Muslim, Jakarta: Pustaka As-Sunnah, 2009.
Anonim, “Pengertian Peran”, dalam https://elib.unikom.ac.id, diakses tanggal 13
Oktober 2019, pukul 21.37. Asmuni, Wakaf, Yogyakarta: PT Pustaka Insan Madani, 2007. Mathew Miles dan Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif Buku Sumber
Tentang Metode-metode Baru, Jakarta: UIP, 1992.
Baihaki Assubki, Wawancara, Lombok Barat, 22 April 2020.
Bank Indonesia, Wakaf: Pengaturan dan Tata Kelola yang Efektif, Jakarta: Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah, 2016.
Budi Indra Agusci, “Urgensi Pengelolaan Wakaf Produktif dalam Pembangunan
Ekonomi dan Pemberdayaan Masyarakat”, Misykat Al-Anwar Jurnal Kajian Islam dan Masyarakat, Vol. 30, Nomor 1, 2019.
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai
Pustaka, 2002. Dewi Angraeni, “Pengelolaan Wakaf Produktif Pada Yayasan Wakaf Universitas
Muslim Indonesia (UMI) Makassar”, Tesis, FEBI UIN Alauddin Makassar, 2016.
Ernie Tisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, Jakarta:
Prenadamedia Group, 2015. Farid Wadjdy dan Mursyid, Wakaf & Kesejahteraan Umat, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2007. Farida Prihatini dkk, Hukum Islam Zakat dan Wakaf, Jakarta: Papas Sinar Sinanti,
2005. Global Wakaf, “Tentang Kami”, dalam
https://www.globalwakaf.com/id/tentang_kami, diakses tanggal 30April 2020, pukul 09.15.
Gufran Hamdan, Wawancara, Lombok Barat, 22 April 2020. Hemanita, Perekonomian Indonesia, Yogyakarta: Idea Press, 2013.
94
Imam Al-Mundziri, Ringkasan Hadis Shahih Muslim, Jakarta: Pustaka Amani, 2002.
Jaih Mubarok, Wakaf Produktif, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2008. Kementerian Agama Republik Indonesia, Fiqih Wakaf, Jakarta: Direktorat
Pemberdayaan Wakaf Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama RI, 2007.
Kementerian Agama Republik Indonesia, Paradigma Baru Wakaf di Indonesia,
Jakarta: Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Direktorat Pemberdayaan Wakaf, 2007.
Kementerian Agama Republik Indonesia, Pedoman Pengelolaan &
Pengembangan Wakaf, Jakarta: Direktorat Jenderal Bimbngan Masyarakat Islam dan Penyelenggaran Haji, 2003.
Kementerian Agama Republik Indonesia, Perkembangan Pengelolaan Wakaf di
Indonesia, Jakarta: Poyek Peningkatan Pemberdayaan Wakaf Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji, 2004.
Kementerian Agama Republik Indonesia, Tanya Jawab Wakaf Uang, Jakarta:
Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Direktorat Pemberdayaan Wakaf, 2011.
Lalu Muhammad Alfian, Wawancara, Mataram, 03 Oktober 2019 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2005. M. Attamimy, dkk, Himpunan Peraturan Perundang-undangan Tentang Wakaf,
Jakarta: Kementrian Agama RI, 2013. M. Quraish Shihab, Berbisnis dengan Allah: Tips Jitu Jadi Pebisnis Sukses
Dunia-Akhirat, Tangerang: Penerbit Lentera Hati, 2008. MS Udin, Wawancara, Lombok Barat, 22 April 2020. Muhammad Muflih Hidayat, “Peran Nazhir Wakaf Al-Azhar dalam Pengelolaan
dan Pengebangan Wakaf Produktif”, Skripsi, FDK UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2015.
Mukhtar Lutfi, Pemberdayaan Wakaf Produktif, Makassar: Alauddin University Press, 2012.
Mundzir Qahaf, Manajemen Wakaf Produktif, Jakarta: Khalifa, 2005
95
Nawawi, “Implemntasi Wakaf Produktif di Indonesia Pasca Berlakunya UU No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf”, Al-Tahrir, Vol. 13, No. 2, November 2013.
Noevil Agustian, “Hydro Warung Wakaf”, dalam
http://id.scribd.com/presentation, diakses tangal 3 Mei 2020, pukul 10.19. Nur Azizah, “Pengelolaan Wakaf Produktif untuk Meningkatkan Kesejahteraan
Umat (Studi di Desa Sinar Banten Kecamatan Bekri Kabupaten Lampung Tengah)”, Skripsi, FEBI IAIN Metro Lampung, Lampung, 2018.
Nurodin Usman, “Varian Mauquf „Alaih „Am sebagai Alternatif dalam
Pengembangan Wakaf Produktif”, Al-Ahkam Jurnal Ilmu Syariah dan Hukum, Vol. 2, No. 1, Januari-Juni 2017.
Nurul Huda dan Mohamad Heykal, Lembaga Keuangan Islam Tinjauan Teoretis
dan Praktis, Jakarta: Prenada Media Group, 2010. PP RI Nomor 42 Tahun 2006.
Pupu Saeful Rahmat, “Penelitian Kualitatif”, Equilibrium, Vol. 5, No. 9, Januari-Juni 2009.
Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Pusat Bahasa Depdiknas
RI, 2008. QS al-Baqarah [2] : 261. QS al-Hajj [22] : 77 QS al-Imran [3] : 92. Rafida Dirgantari, “Implementasi Pengelolaan Wakaf Produktif Berupa
Perkebunan Apel Tahun 2018 di Yayasan Al-Ikhlas Andonosari (Ya-Ikhsan) Pasuruan”, Skripsi, FEBI UIN Sunan Ampel Surabaya, Surabaya, 2019.
Rina Zulmeisa, “Analisis Pengelolaan Wakaf Produktif Rumah Sewa (Studi
Kasus Pada Masjid al-Furqan Gampong Beurawe Banda Aceh)”, Skripsi, FSH UIN Ar-Raniry Darussalam, Banda Aceh, 2016.
Rozalinda, Manajemen Wakaf Produktif, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2015 Ruli, Wawancara, Mataram, 30 April 2020.
96
Sadono Sukirno, Pengantar Teori Mikroekonomi, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1997.
Siddiq, Wawancara, Lombok Barat, 22 April 2020. Sugiyono, Penelitian Kuantitatif Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2011. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:
Rineka Cipta, 2013. Suhrawardi K. Lubis, Wakaf & Pemberdayaan Umat, Jakarta: Sinar Grafika
Offset, 2010. Syed Nawab Haider Naqvi, Menggagas Ilmu Ekonomi Islam, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2003. Taqiy al-Din Abi Bakr Ibn Muhammad al-Husaini al-Dimasqi, Kifâyat al-Akhyâr
fî Hall Gâyat al-Ikhtishâr, Semarang: Toha Putra, t.th, juz 1. Tuti A Najib dan Ridwan al-Makassary, Wakaf Tuhan dan Agenda Kemanusiaan
Studi tentang Wakaf dalam Perspektif Keadilan Sosial di Indonesia, Jakarta: Center for the Studi of Religion and Culture, 2006.
Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial, Bandung: Refika Aditama, 2012. Undang Ahmad Kamaludin dan Muhammad Alfan, Etika Manajemen Islam,
Bandung: CV Pustaka Setia, 2010. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004. Vigih Hery Kristanto, Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Deepublish, 2018. Wahbah Az-Zuhaili, Al-Fiqh al-Islami wa Adillatubu, Beirut: Dar al-Fikr, 1997.
97
LAMPIRAN-LAMPIRAN
98
99
100
5. Wawancara dengan Bapak Gufran Hamdan, Mitra Warung Wakaf Pondok Pesantren Al-Akhyar
6. Ritel Wakaf Al-Aziziah
101
7. Warung Wakaf Islahul Muslimin
8. Warung Wakaf Al-Akhyar
102
9. Warung Wakaf Islah Al-Ummah
103
Lampiran II