optimasi tepung tapioka dan molasses pada pelet pakan
TRANSCRIPT
OPTIMASI TEPUNG TAPIOKA DAN MOLASSES PADA PELET PAKAN
KUCING DAN ANJING BERBAHAN LIMBAH JEROAN IKAN DENGAN
METODE DESAIN FAKTORIAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Maria Felix Zita Ina Bulu
NIM : 168114115
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2021
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
Persetujuan Pembimbing
OPTIMASI TEPUNG TAPIOKA DAN MOLASSES PADA PELET PAKAN
KUCING DAN ANJING BERBAHAN JEROAN IKAN DENGAN METODE
DESAIN FAKTORIAL
Proposal Skripsi/Skripsi yang diajukan oleh:
Maria Felix Zita Ina Bulu
NIM : 168114115
telah disetujui oleh
Pembimbing
(apt. Wahyuning Setyani, M.Sc.)
tanggal 28 Maret 2021
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
Pengesahan Skripsi Berjudul
OPTIMASI TEPUNG TAPIOKA DAN MOLASSES PADA PELET PAKAN
KUCING DAN ANJING BERBAHAN JEROAN IKAN DENGAN METODE
DESAIN FAKTORIAL
Oleh :
Maria Felix Zita Ina Bulu
NIM : 168114115
Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi
Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma
pada tanggal: 29 April 2021
Mengetahui,
Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma
Dekan
Dr. apt. Yustina Sri Hartini
Panitia Penguji : Tanda tangan
1. Dr. apt. Rini Dwiastuti .................……
2. apt. Dina Christin Ayuning Putri, M.Sc. ........................
3. apt. Wahyuning Setyani, M.Sc. ..............……..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Setiap tetes tinta dalam naskah ini saya tuangkan bagi:
Tritunggal Maha Kudus sang sumber kehidupan
Kedua orang tua saya yang selalu mendukung dan membimbing saya
Kakak dan Adik saya yang selalu mendukung dan memberikan semangat
Semua guru dan dosen yang telah menjadi pelita yang selalu menerangi setiap
langkah untuk meraih cita-cita
Teman-teman yang tak henti-hentinya memberikan nasihat, warna, canda, dan tawa
Almamater Universitas Sanata Dharma yang telah menyediakan ruang formasi
melalui pendidikan kontekstual berbasis refleksi, aksi, dan evaluasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, dengan mengikuti ketentuan sebagaimana layaknya karya
ilmiah. Apabila di kemudian hari ditemukan indikasi plagiarisme dalam naskah ini,
maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Yogyakarta, 28 Maret 2021
Penulis
Maria Felix Zita Ina Bulu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Maria Felix Zita Ina Bulu
Nomor Mahasiswa : 168114115
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
“OPTIMASI TEPUNG TAPIOKA DAN MOLASSES PADA PELET
PAKAN KUCING DAN ANJING BERBAHAN LIMBAH JEROAN IKAN
DENGAN METODE DESAIN FAKTORIAL”
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me-
ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun mem-
berikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Atas kemajuan teknologi informasi, saya tidak berkeberatan jika nama, tanda tan-
gan, gambar atau image yang ada di dalam karya ilmiah saya terindeks oleh mesin
pencari (search engine), misalnya google.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 28 Maret 2021
Yang menyatakan
(Maria Felix Zita Ina Bulu)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PRAKATA
Puji dan Syukur pada Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan atas berkat dan
penyertaan-Nya dari awal penyusunan sampai tahap akhir penulisan sehingga naskah
skripsi berjudul Optimasi Tepung Tapioka dan Molasses Pada Pelet Pakan Kucing
Dan Anjing Berbahan Jeroan Ikan Dengan Metode Desain Faktorial. Penulisan
skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar
Sarjana Farmasi (S.Farm) Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam proses penyelesaian naskah skripsi, penulis menerima banyak dukungan
dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan banyak
terima kasih kepada:
1. Ibu Dr. apt Yustina Sri Hartini, selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma
2. Ibu Dr. apt. Christine Patramurti, selaku Ketua Program Studi Farmasi Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma dan juga selaku Dosen Pembimbing
Akademik yang telah berperan seperti orang tua dan senantiasa memberikan
masukan, arahan, serta pendampingan sejak awal memasuki dunia perkuliahan di
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
3. Ibu apt. Wahyuning Setyani, M.Sc., selaku pembimbing yang telah berperan
seperti orang tua dan senantiasa memberikan masukan, arahan, pendampingan
dengan sabar selama proses penyusunan skripsi
4. Ibu Dr. apt. Rini Dwiastuti, selaku dosen penguji yang senantiasa memberikan
kritik, masukan, saran yang membangun
5. Ibu apt. Dina Christin Ayuning Putri, M.Sc., selaku dosen penguji yang
senantiasa memberikan kritik, masukan, saran yang membangun
6. Untuk diri sendiri yang sudah mau berjuang selama 5 tahun ini, tetap mau
bertahan sekuat tenaga dalam segala tekanan selama masa kuliah dan proses
pengerjaan skripsi ini. Terima kasih karena tidak pernah menyerah menghadapi
kesalahan-kesalahan yang dibuat selama ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
7. (Alm) Bapak Felixianus Hali Kai, Mama Yasinta Barek Sabon, Bapak Silvester
Kopong Jawa, Kakak Asto, Andri, Siwi, dan adik Ince, dan seluruh keluarga yang
selalu memberikan doa, kehangatan, cinta kasih, serta dukungan baik material
maupun psikologi sedari saya lahir
8. Kakak Suryono, Dipo, Yani dan saudara-saudari di Bascame Larantuka yang
telah membantu dan mendukung dari awal memasuki dunia perkuliahan sampai di
akhir perkuliahan
9. Pak Musrifin, Pak Agung, Pak Wagiran selaku laboran yang telah membantu
penulis dalam menjalankan penelitian di laboratorium
10. Rekan penulisan Raysha McSeer, Day Stella Maris Gewab dan Maria Regini
Lusiana Kya atas segala kerja sama, dukungan, solidaritas, serta suka-duka
selama proses penulisan
11. Teman-teman FSMC 2016 yang telah hadir sejak awal kuliah dan menjadi wadah
untuk saling berbagi hidup
12. Teman-teman Eflin, Stella, Rani, Enchy, Sensi, Ista, Elda, Istin, Nuel Lia,
Momhi, yang selalu menawarkan support system dalam kegiatan perkuliahan
sehari-hari
13. Pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu
14. Skripsi ini merupakan bagian dari penelitian apt. Wahyuning Setyani, M.Sc.,
yang berjudul “Optimasi Tepung Molasses Pada Pelet Pakan Hewan Berbahan
Dasar Limbah Ikan Dengan Metode Desain Faktorial” menurut SK nomor :
005/Panel./LPPM-USD/I/2020.
Selama proses penyusunan skripsi penulis menyadari bahwa masih terdapat
keterbatasan dan kekurangan dalam naskah ini. Oleh karena itu, penulis sangat
terbuka terhadap kritik, saran dan masukan yang membangun agar naskah skripsi ini
menjadi lebih baik lagi. Akhir kata, semoga naskah skripsi ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi pembaca.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
Yogyakarta, 28 Maret 2021
(Maria Felix Zita Ina Bulu)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................................................................. ii
HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................................. iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................................... v
PRAKATA ............................................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .................................................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................................... xiii
ABSTRAK ............................................................................................................................. xiv
ABSTRACT .............................................................................................................................. xv
PENDAHULUAN .................................................................................................................. 16
METODE PENELITIAN ........................................................................................................ 18
Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian ......................................................................... 18
Alat ...................................................................................................................................... 18
Bahan .................................................................................................................................. 19
Pembuatan Tepung Jeroan Ikan .......................................................................................... 19
Formulasi Acuan ................................................................................................................. 19
Formulasi Modifikasi Pelet Pakan Hewan .......................................................................... 20
Pembuatan Pelet Pakan Hewan ........................................................................................... 20
Uji Sifat Fisik Pelet Pakan Hewan Peliharaan .................................................................... 21
Uji Stabilitas Fisik............................................................................................................... 23
Analisis Hasil ...................................................................................................................... 23
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................................... 24
Pembuatan Pelet .................................................................................................................. 24
Evaluasi Sifat Fisik dan Stabilitas Fisik Pelet Pakan Hewan .............................................. 25
Organoleptis ........................................................................................................................ 25
Kadar Air ............................................................................................................................ 26
Kerapatan Tumpukan .......................................................................................................... 27
Kerapatan pemadatan Tumpukan........................................................................................ 28
Durabilitas Pelet .................................................................................................................. 29
Uji Kekerasan Pelet ............................................................................................................. 33
Contour Plot Superimposed ................................................................................................ 37
Uji Stabilitas Pelet Pakan Hewan Berbahan Dasar Jeroan Ikan.......................................... 38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KESIMPULAN ....................................................................................................................... 38
SARAN ................................................................................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 40
LAMPIRAN ............................................................................................................................ 42
BIOGRAFI PENULIS ............................................................................................................ 49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Formulasi Acuan Pelet Pakan Hewan ...................................................... 19
Tabel 2. Formulasi Modifikasi Pelet Pakan Hewan ............................................... 20
Tabel 3. Hasil Uji Kadar Air .................................................................................. 27
Tabel 4. Hasil Uji Kerapatan Tumpukan ............................................................... 28
Tabel 5. Hasil Uji Kerapatan Pemadatan Tumpukan ............................................. 28
Tabel 6. Hasil Uji Durabillitas ............................................................................... 29
Tabel 7. Nilai Efek Tepung Tapioka, Molasses Dan Interaksinya Terhadap
Durabilitas ................................................................................................ 30
Tabel 8. Hasil Uji Kekerasan ................................................................................. 34
Tabel 9. Nilai Efek Tepung Tapioka, Molasses Dan Interaksinya Terhadap
Kekerasan ................................................................................................. 34
Tabel 10. Hasil Uji Stabilitas .................................................................................... 38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Pengamatan Organoleptis Pakan .............................................................. 26
Gambar 2. Hubungan Tepung Tapioka dengan Durabilitas sediaan Pelet Berbahan
Dasar Jeroan Ikan ..................................................................................... 31
Gambar 3. Hubungan Molasses dengan Durabilitas sediaan Pelet Berbahan Dasar
Jeroan Ikan ............................................................................................... 32
Gambar 4. Countour Plot Durabilitas Sediaan Pelet Berbahan Dasar Jeroan Ikan ... 33
Gambar 5. Hubungan antara konsentrasi Tapioka dengan Kekerasan sediaan Pelet
Berbahan Dasar Jeroan Ikan ..................................................................... 35
Gambar 6. Hubungan antara konsentrasi Molasses dengan Kekerasan sediaan Pelet
Berbahan Dasar Jeroan Ikan ..................................................................... 35
Gambar 7. Contour plot Kekerasan Sediaan Pelet Berbahan Dasar Jeroan Ikan....... 36
Gambar 8. Contour Plot Superimposed Durabilitas dan Kekerasan .......................... 37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Dokumentasi Pembuatan Tepung Jeroan Ikan ....................................... 42
Lampiran 2. Dokumentasi Sediaan Pelet .................................................................... 43
Lampiran 3. Dokumentasi Pengujian Sifat Fisik Pelet ............................................... 44
Lampiran 4. Design Faktorial ..................................................................................... 46
Lampiran 5. Uji Statistik ............................................................................................. 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
ABSTRAK
Pelet merupakan salah satu jenis pakan yang bahan dasarnya bisa berupa
limbah. Jeroan ikan adalah salah satu limbah ikan yang sering dibuang begitu saja.
Kandungan gizi jeroan ikan adalah 14,01% protein. Pada penelitian ini dilakukan
optimasi terhadap tepung tapioka dan molasses, kedua bahan tersebut berfungsi
sebagai bahan pengikat. Optimasi dilakukan untuk mengetahui komposisi tepung
tapioka dan molasses dalam pelet pakan kucing dan anjing, serta melihat efek yang
paling dominan antara tepung tapioka dan molasses dan interaksinya terhadap sifat
fisik dan stabilitas fisik pelet.
Metode yang dilakukan pada penelitian ini adalah eksperimental dengan
desain faktorial 2 level (level tinggi dan rendah) dan 2 faktor (tepung tapioka dan
molasses) dan menggunakan aplikasi Design Expert 13.00 (free trial). Jeroan ikan
akan diolah menjadi tepung dan akan diproses menjadi pelet. Pelet akan diuji sifat
fisiknya yaitu uji organoleptis, kadar air, kerapatan tumpukan, kerapatan pemadatan
tumpukan, dan durabilitas, kekerasan dan stabilitas fisiknya. Data yang diperoleh
akan diolah dengan menggunakan uji one way ANOVA. Hasil yang diperoleh pada
penelitian ini menunjukkan bahwa tepung tapioka memiliki efek yang paling
dominan dalam menurunkan respon durabilitas dengan kontribusi sebesar 46,77%
dan molasses memiliki efek paling dominan dalam meningkatkan respon kekerasan
dengan kontribusi sebesar 74,36%. Area komposisi optimum campuran pada tepung
tapioka dan molasses yang memenuhi parameter sifat fisik dan stabilitas fisik sediaan
pelet yang baik yaitu komposisi tepung tapioka sebesar 15,63% dan molasses 9,73%.
Kata Kunci: Optimasi, Tepung Tapioka, Molasses, Limbah Jeroan Ikan, stabilitas
fisik pelet.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
ABSTRACT
Pellets are one of the types of feeds in which the basic ingredients can be a
waste. Fish offal is one of the fish waste that is often thrown away. The nutritional
content of fish offal is 14.01% protein. In this study, optimization was carried out for
tapioca flour and molasses where the two ingredients functioned as a binder.
Optimization was carried out to determine the composition of tapioca flour and
molasses in cat and dog feed pellets, and to see the most dominant effect between
tapioca flour and molasses and their interactions on the physical quality and physical
stability of the pellets.
The method used in this research was experimental design with a factorial
design of 2 levels (high and low levels) and 2 factors (tapioca flour and molasses)
and used the application Design Expert 13.00 (free trial). Fish offal would be
processed into flour and then processed into pellets. These pellets would be tested for
physical quality, namely organoleptic tests, moisture content, pile density, pile
compaction density, and durability and hardness. and its physical stability. The data
obtained would be processed using the one-way ANOVA test provided that the data
were normally distributed and homogeneous. The results obtained in this study
indicate that tapioca flour has the most dominant effect in reducing the durability
response with a contribution of 46.77% and molasses has the most dominant effect in
increasing the hardness response with a contribution of 74.36%. The composition of
the optimum mixed area for tapioca flour and molasses that fulfilled the parameters
of good physical properties and physical stability of the pellet preparations was the
composition of tapioca flour was 15.63% and molasses 9.73%.
Keywords: Optimization, Tapioca Flour, Molasses, Waste Fish Offal, Pellets physical
stability
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENDAHULUAN
Pakan merupakan bahan makanan tunggal atau campuran, baik yang diolah
maupun yang tidak diolah, yang diberikan kepada hewan untuk kelangsungan hidup,
berproduksi, dan berkembang biak. Bahan baku yang digunakan sangat menentukan
kualitas dari pakan yang dihasilkan (Undang-Undang Republik Indonesia, 2009).
Pakan berperan sangat penting dalam pertumbuhan hewan peliharaan seperti kucing
dan anjing. Pakan kucing dan anjing yang beredar di masyarakat saat ini
menggunakan bahan pengikat sintesis berupa Carboksil Metil Cellulosa (CMC) yang
harganya cukup mahal sehingga akan meningkatkan harga dari pelet itu sendiri, untuk
itu perlu dicari bahan pengikat alternatif untuk menggantikan bahan-bahan pengikat
tersebut yang harganya murah, ketersediaannya banyak, mempunyai daya ikat yang
tinggi, mudah dicerna oleh hewan peliharaan(Retnani, Rachman and Sukria, 2010).
Dari permasalahan tersebut maka peneliti mencoba melakukan formulasi sediaan
pakan dengan menggunakan bahan pengikat yang harganya terjangkau dan bernutrisi
untuk kucing dan anjing.
Pada pembuatan pelet pakan kucing dan anjing diperlukan komposisi
formula yang tepat sehingga memenuhi persyaratan pelet yang baik meliputi
kekerasan pelet dengan ukuran diameter 6-8 mm minimal 6,5 kg, nilai durabilitas
pelet > 90%, organoleptik pelet yang dilihat berdasarkan warna, tekstur, dan aroma
pelet (Ismi, Pujaningsih and Sumarsih, 2018). Formulasi pelet sendiri merupakan
perhitungan jumlah bahan baku yang akan digunakan untuk membuat pakan hewan,
oleh karena itu komposisi formula harus diperhatikan. Pada penelitan ini, peneliti
akan memformulasikan pelet pakan kucing dan anjing berbahan dasar limbah jeroan
ikan, pakan tersebut akan dibuat dalam bentuk pelet.
Bahan pengikat merupakan salah satu bahan yang berperan penting dalam
pembuatan pelet karena dapat membuat komponen penyusun pakan menjadi kompak,
tidak mudah rapuh akibat pengaruh kelembaban, sehingga stabilitas pakan lebih
terjamin. Bahan pengikat juga dapat menentukan kualitas pelet yang dihasilkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
karena bahan pengikat dapat menjaga keutuhan komponen penyusun sehingga pelet
yang dihasilkan kuat dan tidak mudah patah. Apabila jumlah bahan pengikat yang
digunakan selama proses pembuatan pelet kurang maka dapat menyebabkan bentuk
pelet mudah rapuh dan patah baik selama proses produksi maupun proses
penyimpanan.
Bahan pengikat yang sering digunakan adalah tepung tapioka, tepung
maizena, tepung rumput laut, molasses, CMC dan gelatin. Pada penelitian ini
digunakan tepung tapioka dan molasses sebagai bahan pengikat. Alasan pemilihan
tepung tapioka dan molasses sebagai bahan pengikat karena tepung tapioka dan
molasses dapat menghasilkan sediaan yang berbeda. Tepung tapioka yang merupakan
amilpektin menghasilkan pelet yang mudah rapuh (Ariswati, 2010). Sedangkan
molasses menghasilkan sediaan yang lebih kompak dan tidak mudah patah (Ismi,
Pujaningsih, dan Sumarsih, 2017). Selain itu juga tepung tapioka dan molasses
memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi di mana tepung tapioka mengandung
Karbohidrat (%) 88.2, Kadar air (%) 9.0, Lemak (%) 0.5, Protein (%) 1.1, Ca
(mg/100 gr) 84, P (mg/100 gr) 125, Fe (mg/100 gr) 1.0, Vitamin B1 (mg/100 gr) 0.4
Vitamin C (mg/100 gr) 0 (Soemarno, 2007). Sedangkan molasses mengandung 20%
air, 3,5% protein, 58% karbohidrat, 0,08% Ca, 0,10% bahan mineral lain (Ismi dkk,
2017) sehingga tepung tapioka dan molasses dapat digunakan sebagai bahan
pengikat. Penggunaan bahan pengikat berperan penting dalam menentukan sifat fisik
dan stabilitas fisik pelet yang akan dihasilkan, maka perlu dilakukan optimasi
terhadap bahan tersebut.
Optimasi kedua bahan pengikat dilakukan dengan metode desain faktorial
dimana akan dilihat apakah tepung tapioka dan molasses dapat mempengaruhi sifat
fisik dan stabilitas fisik dari pelet pakan hewan peliharaan. Alasan pemilihan metode
desain faktorial sebagai metode untuk optimasi ialah karena metode desain faktorial
dapat mengetahui secara serentak efek dari beberapa faktor sekaligus interaksinya,
selain itu juga desain faktorial dapat menentukan area komposisi optimum dari kedua
bahan yang dioptimasi dalam suatu formula. Alasan lain penggunaan metode desain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
faktorial adalah apabila terjadi interaksi maka desain faktorial diperlukan untuk
mengidentifikasi interaksi tersebut, dan apabila tidak terjadi interaksi maka desain
faktorial memiliki efisiensi maksimum dalam memperkirakan efek utama (Bolton dan
Bon, 2010).
Peneliti berharap dengan adanya penelitian ini dapat mengetahui efek yang
paling dominan antara tepung tapioka dan molasses pada sifat fisik dan stabilitas fisik
pelet dan juga mengetahui area komposisi optimum dari tepung tapioka dan molasses.
Peneliti juga berharap dengan adanya penelitian ini dapat mengurangi cemaran
lingkungan akibat limbah ikan yang tidak ditangani dengan baik, selain itu dapat
menghasilkan pelet yang memiliki sifat fisik dan stabilitas fisik yang baik dan
memiliki kandungan nutrisi berupa protein 16,00%, lemak 2,00%, karbohidrat
14,00%, kadar abu 14,00%, kadar air 12,00%, serta dapat menekan harga yang relatif
mahal karena bahan-bahan yang digunakan relatif murah dan mudah didapatkan.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian
Jenis rancangan penelitian ini adalah eksperimental dengan metode desain
faktorial dengan 2 level (level rendah dan level tinggi) dan 2 faktor (tepung tapioka
dan molasses) untuk menentapkan sifat fisik dan stabilitas fisik dari pelet pakan
hewan peliharaan berbahan dasar limbah jeroan ikan. Penelitian ini dilakukan di
Laboratorium Teknologi dan Formulasi Sediaan Farmasi Sanata Dharma Yogyakarta.
Alat
Alat yang digunakan adalah Neraca analitik (Pioneer Plus Ohaus), ayakan,
blender (Kirin KBB-240GL1), oven (Kirin KBO 190LW), alat Attrition tester (Lab.
Teknologi Sediaan Padat Universitas Sanata Dharma) , alat uji kekerasan (Lab.
Teknologi Sediaan Padat Universitas Sanata Dharma), plastik pengemasan, alat-alat
gelas lainnya (Pyrex), alat penunjang seperti ember, baskom, dandang dan alat tulis
serta dokumentasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Bahan
Bahan-bahan yang digunakan adalah tepung limbah jeroan ikan (Pasar
tradisional Kranggan Yogyakarta), tepung tapioka (Rose Brand, Food Grade),
molasses (Food Grade), dedak padi (Food Grade), bungkai kedelai (Food Grade),
garam (Refina, Food Grade), vetways premix (Food Grade), DL-Methionin (Evonik,
(Food Grade), Dicalcium phosphate (DCP) (Food Grade), Castrol palm oil (CPO)
(Food Grade), kapur (CaCO3), aquadest.
Pembuatan Tepung Jeroan Ikan
Jeroan ikan yang sudah dibersihkan dari lendir dan darah ini kemudian
ditimbang. Setelah itu dilakukan pengukusan selama ±15 menit dengan perbandingan
jeroan ikan dan air (1:1). Pengukusan jeroan ikan kemudian ditiriskan dan
didinginkan, lalu ditimbang. Air kukusan tersebut ditambahkan antioksidan BHT
(butylated hydroxytoluene) sebanyak 0,02% dari berat jeroan ikan, kemudian diaduk.
Jeroan ikan disuir-suir, kemudian dicampur dengan air kukusan jeroan ikan,
kemudian ditimbang. Bubur jeroan ikan dikeringkan dengan suhu 50oC selama ± 9
jam. Setelah kering jeroan ikan ditimbang, kemudian dihaluskan/ditepungkan serta
dilakukan pengayakan (Fatmawati dan Mardiana, 2014).
Formulasi Acuan
Tabel 1. Formulasi Acuan Pelet Pakan Hewan
Bahan pakan Konsentrasi %
Jagung 55.5
Dedak Padi 9.20
Tepung Ikan 5.00
Daun Mengkudu 2.50
Bungkil Kedelai 23.30
CPO 2.80
DCP 0.75
Kapur 0.75
Garam 0.10
Premix 0.50
DL metionin 0.10
Jumlah 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
(Akbar, Suci dan Wijayanti, 2017)
Formulasi Modifikasi Pelet Pakan Hewan
Tabel 2. Formulasi Modifikasi Pelet Pakan Hewan
Bahan pakan Formula 1 (g) Formula a
(g)
Formula b
(g)
Formula
ab (g)
Tepung jeroan ikan 20 20 20 20
Tepung tapioka 15 25 15 25
Molasses 5 5 10 10
Dedak padi 9.20 9.20 9.20 9.20
Bungkil kedelai 23.30 23.30 23.30 23.30
CPO 2.80 2.80 2.80 2.80
DCP 0.75 0.75 0.75 0.75
Garam 0.10 0.10 0.10 0.10
Premix 0.50 0.50 0.50 0.50
DL metionin 0.10 0.10 0.10 0.10
Kapur (CaCO3) 0.75 0.75 0.75 0.75
Aquadest 40 40 40 40
Total 117,5 127,5 122,5 132,5
Keterangan ::
CPO : Castrol Palm Oil
DCP : Dicalcium Phosphate
Pembuatan Pelet Pakan Hewan
Pembuatan pelet pakan hewan ini dilakukan di Laboratorium Formulasi dan
Teknologi Sediaan Farmasi (FTSF) Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.
Semua bahan yang telah di timbang sesuai dengan formulasi, kemudian semua bahan
kecuali molasses, tepung tapioka dan CPO di campurkan ke dalam wadah dimulai
dari bahan dengan bobotnya paling rendah ke bahan yang bobotnya tinggi agar
tercampur rata. Selanjutnya molasses di campurkan dengan aqudest sebanyak 17,5
mL kemudian di aduk hingga merata. Molasses yang telah tercampur rata dituangkan
ke dalam bahan-bahan yang sudah tercampurkan terlebih dahulu. Tepung tapioka
selanjutnya di campurkan dengan aquadest sebanyak 25 mL lalu di aduk hingga
homogen, lalu di panaskan di atas water bath pada suhu 100o C hingga terbentuk gel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Tepung tapioka yang sudah membentuk gel kemudian di campurkan dengan bahan-
bahan tadi hingga merata, lalu yang terakhir di tambahkan CPO dan di aduk sampai
merata.
Semua bahan yang sudah di aduk sampai merata tadi di cetak pada pencetak
pelet. Pelet kemudian di potong dengan ukuran 8 mm. Sediaan pelet yang sudah di
cetak selanjutnya di masukkan ke dalam oven dengan suhu 100o C selama 2,5 jam.
Sediaan yang sudah jadi kemudian di simpan di dalam plastik klip dengan
penambahan silica gel yang bertujuan untuk menyerap lembab di dalam wadah
penyimpanan tersebut. Pelet di buat sebanyak 12 sediaan dimana 1 formulasi terdapat
3 sediaan pelet.
Uji Sifat Fisik Pelet Pakan Hewan Peliharaan
Uji Organoleptis
Uji organoleptis yang dilakukan meliputi bentuk atau tekstur, warna, dan
aroma dari pelet pakan hewan peliharaan yang dihasilkan. Uji ini dilakukan secara
langsung dengan membandingkan bentuk atau tekstur, warna, dan aroma Pelet yang
satu dengan yang lainnya (Elisabeth et al., 2018)
Uji Kadar Air
Kadar air penting untuk diketahui dalam menentukan masa simpan suatu
bahan pakan pelet. Tujuan dari penetapan kadar air adalah untuk mengetahui kualitas
dari pakan pelet. Berdasarkan persyaratan SNI kadar air pelet kurang dari 12%.
Penentuan kadar air dilakukan dengan oven, yaitu didasarkan atas prinsip perhitungan
selisih bobot bahan (sampel) sebelum dan sesudah di oven pada suhu 100-105OC.
Pertama cawan yang akan digunakan dikeringkan dalam oven pada suhu 100-105°C
selama 30 menit atau sampai didapat berat tetap. Setelah itu, cawan didinginkan
dalam selama 30 menit lalu ditimbang (A Sediaan pelet pakan hewan peliharaan
masing-masing ditimbang sebanyak 5 gram (B) menggunakan timbangan analitik
dalam cawan tersebut lalu dikeringkan dalam oven pada suhu 100-105°C sampai
tercapai berat tetap (8-12 jam). Kemudian cawan yang berisi pelet didinginkan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
selama (30 menit) lalu ditimbang (C) (Hafiluddin, 2011). Kadar air dalam sampel
dihitung dengan rumus:
( ) ( )
Keterangan :
A : Berat cawan porselen
B : Berat sampel
C : (Berat cawan + berat sampel) setelah dipanaskan
(Gunawan Dan Khalil, 2015).
Uji Kekerasan Pelet
Pelet diletakkan pada meja beban dan ditekan dengan cara memutar sekrup
beban. Angka yang tertera menunjukkan beban dalam kilogram pada saat sampel
pecah (Ismi dkk, 2017). Kekerasan pelet pakan cengan ukuran diameter 6-8 mm
minimal 6,5 kg (Widiyastuti dkk, 2004)
Uji Kerapatan Tumpukan
Kerapatan tumpukan diukur dengan cara mencurahkan bahan ke dalam
gelas ukur dengan menggunakan corong dan sendok teh sampai volume 100 ml.
Gelas ukur yang telah berisi bahan ditimbang. Perhitungan kerapatan tumpukan
adalah dengan membagi berat bahan dengan volume ruang yang ditempatinya (g/mL)
(Jaelani, Dharmawati and Wacahyono, 2016)
Kerapatan Tumpukan = ( )
( )
Kerapatan Pemadatan Tumpukan
Pengukuran kerapatan pemadatan tumpukan hampir sama dengan kerapatan
tumpukan, hanya saja volume bahan dibaca setelah dilakukan pemadatan dengan cara
menggoyang-goyangkan gelas ukur dengan tangan selama 10 menit. Satuan
kerapatan pemadatan tumpukan adalah g/ml (Jaelani dkk, 2016)
KPT = ( )
( )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
KPT = Kerapatan pemadatan tumpukan.
Uji Ketahanan atau Durabilitas Pelet
Uji ketahanan atau durabilitas terhadap benturan dilakukan untuk
mengetahui apakah pelet yang dibuat mampu bertahan terhadap benturan, gesekan,
terjatuh, dan tertimpa pada saat proses penyimpanan maupun distribusi (Krisnan dan
Ginting, 2009). Pengukuran nilai durabilitas pelet dilakukan dengan menggunakan
metode pfost tumbling, yaitu memasukkan sampel sebanyak 100 gram ke dalam
sebuah kotak yang berputar selama 15 menit, kemudian disaring dan pelet yang
tertinggal pada saringan ditimbang. Penentuan pellet durability index (PDI)
dilakukan dengan membandingkan berat pelet awal dengan berat setelah diputar
dalam tumbler dikalikan 100%. Nilai PDI yang harus dimiliki oleh pelet adalah di
atas 90%. Nilai PDI dihitung dengan menggunakan rumus :
( )
( ) (Ismi dkk., 2017)
Uji Stabilitas Fisik
Uji Stabilitas fisik bertujuan untuk mengevaluasi perubahan sifat suatu
produk dari suatu produk yang tergantung waktu (periode penyimpanan). Pelet akan
disimpan di dalam lemari dengan suhu ruang (30ºC±2ºC) selama 4 minggu untuk
mengetahui kestabilan pelet selama penyimpanan selama 4 minggu (Kharisma,
Puspita Sari and Nadya Bestari, 2018). Uji sifat fisik yang dilakukan yaitu kadar air
dan durailitas pelet, dilakukan setiap minggu sekali selama 4 minggu untuk
mengetahui stabilitas pelet jeroan ikan dalam penyimpanan selama 4 minggu.
Kemudian dilihat apakah pelet mengalami perubahan pada nilai kadar air, dan
durabilitasnya.
Analisis Hasil
Data sifat fisik dan stabilitas pelet yang diperoleh dirata-ratakan untuk
masing – masing formula. Respon rata – rata dari tiap pengujian dianalisis sesuai
dengan metode perhitungan desain faktorial untuk mengetahui besarnya efek dari
tepung tapioka, molasses dan interaksinya. Analisis data sifat fisik menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Design Expert 13. 0. 3. 0 (free trial) sehingga didapatkan interaksi dari kedua faktor
pada dua level untuk masing-masing respon melalui persamaan countour plot. Area
optimum diperoleh dengan cara superimposed countour plot.
Pengujian data stabilitis fisik berupa uji kadar air dan ketahanan atau
durability pelet, untuk menentukan normalitas distribusi data menggunakan Shapiro-
Wilk. Jika p-value >0,05 maka data terdistribusi normal dan jika p-value <0,05 maka
data tidak terdistribusi normal. Jika data terdistribusi normal maka dilakukan uji
Levene’s Test dengan taraf kepercayaan 95% dan jika p-value >0,05 maka data
homogen. Jika tidak terdistribusi normal atau tidak homogen, data diuji menggunakan
uji Kruskall Wallis. Data yang terdistribusi normal dan homogen dilanjutkan
menggunakan one way ANOVA dengan tingkat kepercayaan 95%. Nilai p-value
<0,05 menunjukkan adanya perbedaan signifikan antar formula.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pembuatan Pelet
Molasses di campurkan dengan aqudest sebanyak 17,5 mL kemudian di aduk
hingga merata. Molasses yang telah tercampur rata dituangkan ke dalam bahan-bahan
yang sudah tercampurkan terlebih dahulu. Tepung tapioka selanjutnya di campurkan
dengan aquadest sebanyak 25 mL lalu di aduk hingga homogen, lalu di panaskan di
atas water bath pada suhu 100o C hingga terbentuk gel. gel yang dihasilkan dari
keempat formulasi berbeda, di mana dari formulasi 1 dan B menghasilkan gel
tapioka yang encer sehingga mudah dicampurkan dengan bahan-bahan kering yang
lainnya, sedangkan gel yang dihasilkan dari formulasi A dan AB menghasilkan gel
tapioka yang agak keras sehingga susah dicampurkan dengan bahan-bahan kering
yang lainnya. Tepung tapioka yang sudah membentuk gel kemudian di campurkan
dengan bahan-bahan yang lain hingga merata, lalu yang terakhir di tambahkan CPO
dan di aduk sampai merata. Semua bahan yang sudah di aduk sampai merata tadi di
cetak pada pencetak pelet. Pelet kemudian di potong dengan ukuran 8 mm. Sediaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
pelet yang sudah di cetak selanjutnya di masukkan ke dalam oven dengan suhu 100o
C selama 2,5 jam.
Evaluasi Sifat Fisik dan Stabilitas Fisik Pelet Pakan Hewan
Evaluasi sifat fisik sediaan pelet pakan hewan peliharaan ini bertujuan untuk
memperoleh pelet pakan hewan peliharaan yang memenuhi kriteria persyaratan
sifat fisik dan stabilitas fisik pakan hewan peliharaan yang baik meliputi: pelet yang
kompak, kokoh dan tidak mudah rapuh. Evaluasi sifat fisik yang dilakukan meliputi:
organoleptis, kadar air, kerapatan tumpukan, kerapatan pemadatan tumpukan,
ketahanan atau durabilitas pelet, kekerasan pelet dan evaluasi terhadap stabilitas fisik
pelet.
Organoleptis
Pengujian organnoleptis meliputi tekstur, warna dan aroma dari pelet. Aroma
pelet menentukan kualitas pakan karena berkaitan erat penerimaan dengan daya pikat
hewan peliharaan, sedangkan warna pakan sangat bergantung pada jenis bahan baku
yang digunakan (Aslamyah and Karim, 2013).
Formula 1 Formula A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Gambar 1. Pengamatan Organoleptis Pakan
Gambar 1 merupakan hasil pengamatan organoleptis sediaan pakan meliputi
tekstur, warna dan aroma. Berdasarkan gambar pelet formula 1&A memiliki tekstur
pelet yang permukaan peletnya rata,tidak terdapat retakan, lurus, seragam, berwarna
coklat dan berbau khas ikan. Pelet formula B dan AB memiliki tekstur pelet yang
permukaan peletnya rata,tidak terdapat retakan, lurus, seragam, berwarna coklat
kehitaman dan berbau khas ikan. Terdapat perbedaan warna pada pelet formula 1&A
dan B&AB, perbedaan warna pelet disebabkan karena penggunaan level molasses
yang berbeda. Pada formula 1&A penggunaan level molasses lebih rendah
dibandingkan dengan formula B&AB.
Kadar Air
Uji kadar air bertujuan untuk menetapkan jumlah air yang terdapat pada
pelet, berdasarkan prinsip perhitungan selisih bobot bahan (sampel) sebelum dan
sesudah di oven pada suhu 100- 105OC. Kadar air pelet pakan hewan penting untuk
diketahui dalam menentukan masa simpan suatu bahan pakan atau pakan pelet.
Kriteria kadar air yang diterima berdasarkan persyaratan SNI adalah < 12%.
Formula B Formula AB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Tabel 3. Hasil Uji Kadar Air
Pada tabel 3, sediaan pelet formula 1, A, B, dan AB memenuhi kriteria
penerimaanya yaitu <12%. Berdasarkan hasil pengujian keempat formula ini, nilai
kadar air tertinggi ditunjukan oleh pelet dengan formula B yaitu 4,49% dan terendah
di tunjukan oleh formula 1 yaitu 3,98%. Pelet formula 1 lebih rendah dikarenakan
pada saat proses pengeringan waktu pengovenan pelet formula 1 lebih lama sekitar 3
jam sehingga mengakibatkan kadar air dari pelet formula 1 lebih rendah. Kemudian
Formula 1 memiliki komposisi tepung tapioka level rendah 15 g dan molasses level
rendah 5 g. Kandungan Kadar air yang terkandung dalam tepung tapioka 9.0 %,
sedangkan kandungan air yang terkandung pada molasses adalah 20% sehingga pada
formula 1 memiliki kadar air yang lebih rendah dibandingkan ketiga formula yang
lain.
Kerapatan Tumpukan
Uji kerapatan tumpukan dilakukan untuk menghitung volume ruang yang
dibutuhkan untuk menempatkan pelet dengan berat tertentu. Semakin besar nilai
kerapatan tumpukan suatu bahan, volume ruang yang dibutuhkan akan semakin
sedikit, atau bisa dikatakan wadah penyimpanan pelet atau penampungan yang
dibutuhkan akan semakin kecil dan efisiensi penyimpanan akan semakin baik
Formula Uji kadar air %
Rata-Rata ± SD
F1 3,98± 0,135
FA 4,42± 0,482
FB 4,49± 0,056
FAB 4.48± 0,222
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Tabel 4. Hasil Uji Kerapatan Tumpukan
Pada tabel 4, hasil pengukuran kerapatan tumpukan pelet menunjukan
kisaran 1,741 g/mL sampai 1,787 g/mL. Berdasarkan hasil pengujian keempat
formulasi ini, nilai kerapatan tumpukan tertinggi ditunjukan oleh pelet dengan
formula B yaitu 1,787 g/mL dan terendah di tunjukan oleh formulasi 1 yaitu 1,741
g/mL.
Kerapatan pemadatan Tumpukan
Uji Kerapatan pemadatan tumpukan dilakukan untuk melihat densitas atau
kapasitas volume pengemasan untuk pakan pelet. Apabila nilai kerapatan pemadatan
tumpukan pelet semakin besar maka volume pengemasan pelet juga akan semakin
kecil dan efektif (Retnani dkk, 2010).
Tabel 5. Hasil Uji Kerapatan Pemadatan Tumpukan
Formula
Uji Kerapatan Tumpukan
(g/mL) Rata-Rata ± SD
F1 1,741 ± 0,019
FA 1,768 ± 0,010
FB 1,787 ± 0,006
FAB 1,762 ± 0,029
Formula Uji Kerapatan
Pemadatan
Tumpukan (g/mL)
Rata-Rata ± SD
F1 1,842 ± 0,012
FA 1,852 ± 0,0107
FB 1,864 ± 0,0102
FAB 1,878 ± 0,074
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Pada tabel 5, hasil pengukuran kerapatan pemadatan tumpukan pelet
menunjukan kisaran 1,842 g/mL sampai 1.878 g/mL. Berdasarkan hasil pengujian
keempat formulasi ini, nilai kerapatan pemadatan tumpukan tertinggi ditunjukan oleh
pelet dengan formula AB yaitu 1,878 g/mL dan nilai terendah di tunjukan oleh
formulasi 1 yaitu 1,842 g/mL.
Durabilitas Pelet
Uji ketahanan atau durabilitas terhadap benturan dilakukan untuk
mengetahui apakah pelet yang dibuat mampu bertahan terhadap benturan, gesekan,
terjatuh, dan tertimpa pada saat proses penyimpanan maupun distribusi (Krisnan dan
Ginting, 2009). Menurut Wulansari dkk (2016) nilai durabilitas pelet yang baik
adalah di atas 90%. Nilai durabilitas penting untuk diketahui untuk menentukan
kualitas dari kekokohan pelet yang dihasilkan. Selain itu nilai PDI (pellet durability
index) penting untuk mengevalusi karakteristik bahan pakan pada saat proses
pemeletan (Akbar dkk, 2017). Pengukuran nilai durabilitas pelet dilakukan dengan
menggunakan metode pfost tumbling. Data yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 6. Hasil Uji Durabillitas
Hasil yang diperoleh dari formula 1, A, B dan AB masuk dalam nilai
durabilitas yang baik yaitu >90% ( Wulansari dkk, 2016). Berdasarkan tabel VI, nilai
durabilitas tertinggi ditunjukkan oleh formula B sebesar 99,91% dan nilai durabilitas
terendah ditunjukkan oleh formula A dan AB yaitu 99,78%. Pengaruh penambahan
tepung tapioka, molasses, dan interaksi keduanya terhadap durabilitas pelet di lihat
dengan menggunakan Design Expert version 13 Free Trial.
Formula Uji Durabillitas (%)
Rata-Rata ± SD
F1 99,88 ± 0,032
FA 99,78 ± 0,126
FB 99,91 ± 0, 015
FAB 99,78 ± 0,06
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Tabel 7. Nilai Efek Tepung Tapioka, Molasses Dan Interaksinya Terhadap
Durabilitas
Respon Faktor Efek % Kontribusi p-value
Durabilitas Tepung tapioka -0,115 46.7728 0,0270
Molasses 0,015 0,795756 0,7336
Interaksi -0,0183333 1.18872 0,6780
Data pada tabel 7 menunjukan bahwa tepung tapioka memiliki efek yang
signifikan karena memiliki p-value <0,05, sedangkan molasses, dan interaksi
keduanya memiliki efek yang tidak signifikan terhadap nilai durabilitas pelet karena
memiliki p-value >0,05. Hal ini menunjukkan bahwa tepung tapioka memiliki efek
yang bermakna, sedangkan molasses dan interaksi keduanya memiliki efek tidak
bermakna terhadap nilai durabilitas. Dari perhitungan ANOVA terhadap durabilitas
didapatkan besarnya p-value adalah 0,1300 sehingga dapat dikatakan bahwa hasil
tersebut tidak signifikan. Persamaan desain faktorial yang dihasilkan juga tidak
signifikan sehingga tidak dapat digunakan dalam prediksi respon durabilitas.
Hasil dari uji ANOVA Faktorial dengan tingkat kepercayaan 95% mendapat
persamaan sebagai berikut :
Y= 99,84- 0.0575 (X1) + 0,0075(X2) – 0,0092 (X12)……………………………...(3)
Dengan X1 sebagai tepung tapioka, X2 sebagai molasses, dan X12 sebagai
interaksi keduanya, jika dilihat dari persamaan ini dapat disimpulkan bahwa tepung
tapioka dan interaksi keduanya dapat menurunkan nilai durabilitas karena bernilai
negatif, sedangkan molasses dapat menaikkan durabilitas karena bernilai positif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Gambar 2. Hubungan Tepung Tapioka dengan Durabilitas sediaan Pelet
Berbahan Dasar Jeroan Ikan
Pada Gambar 2. menunjukan bahwa pada molasses level rendah dan level
tinggi, semakin tinggi konsentrasi tepung tapioka yang ditambahkan maka semakin
rendah nilai respon durabiltas yang didapatkan. Tepung tapioka berkontribusi sebesar
46,77% dalam menurunkan nilai durabilitas. Hal ini dikarenakan rendahnya jumah
terkandung dalam tepug tapioka yaitu 8,06%. Menurut Rahmadani (2017) tingginya
jumlah amilosa terlarut akan saling berikatan satu sama lain dan akan berikatan
dengan cabang amilopektin pada luar granula membentuk jaringan sehingga
menyebabkan perubahan tekstur dimana amilosa mudah mengalami retrogradasi
menghasilkan tekstur yang kuat akibat kekerasan dan kekakuan.Pada gambar 1
molasses level rendah digambarkan dengan garis berwarna hitam dan level tinggi
molasses digambarkan dengan garis berwarna merah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Gambar 3. Hubungan Molasses dengan Durabilitas sediaan Pelet Berbahan
Dasar Jeroan Ikan
Gambar 3. menunjukan bahwa tepung tapioka level rendah dan tinggi,
semakin tinggi konsentrasi molasses yang ditambahkan maka nilai respon durabilitas
akan meningkat. Kontribusi molasses sebesar 0,7957 % untuk menaikkan nilai respon
durabilitas karena molasses merupakan pengikat yang kental yang akan menempel
pada permukaan partikel padat untuk menghasilkan ikatan yang kuat. Adanya gaya
adhesi yang kuat antar partikel padat dan molasses (Syahri, Retnani dan Khotijah,
2018). Pada gambar tepung tapioka level rendah digambarkan dengan garis berwarna
hitam dan tepung tapioka level tinggi digambarkan dengan garis berwarna merah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Gambar 4. Countour Plot Durabilitas Sediaan Pelet Berbahan Dasar Jeroan
Ikan
Gambar 4. menunjukan interaksi antara tepung tapioka dan molasses
terhadap durabilitas pelet. Interaksi dilihat dengan menggunakan countour plot yang
menunjukan bahwa tepung tapioka dan molasses serta interaksi keduaya dapat
meningkatkan nilai durabilitas. Dapat dilihat dari gambar 3 di mana efek dari
molasses lebih tinggi dibandingkan dengan efek tepung tapioka. Hal ini ditunjukan
dengan adanya perubahan warna dari hijau menjadi kuning kemerahan. Daerah yang
berwarna hijau menunjukan nilai durabilitas terendah dan daerah yang berwarna
kuning kemerahan menunjukan nilai durabilitas tertinggi.
Uji Kekerasan Pelet
Uji kekerasan pelet bertujuan untuk melihat daya tahan pelet terhadap
tekanan sehingga menyebabkan atrisi (di sebabkan karena gesekan antar pelet). Nilai
kekerasan pelet yang harus di miliki oleh pakan dengan ukuran 6-8 mm minimal
mempunyai nilai kekerasan sebesar > 6.5 Kg (Widiyastuti, Prayitno, dan Munasik
2004).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Tabel 8. Hasil Uji Kekerasan
Hasil yang diperoleh dari formula 1, A, B dan AB mempunyai nilai
kekerasan yang baik yaitu di atas 6.5 Kg. Penambahan tepung tapioka, molasses, dan
interaksi keduanya terhadap daya sebar di lihat dengan menggunakan Design Expert
version 13 Free Trial.
Tabel 9. Nilai Efek Tepung Tapioka, Molasses Dan Interaksinya Terhadap
Kekerasan
Respon Faktor Efek % Kontribusi p-value
Kekerasan Tepung tapioka 0,0333333 0,168634 0,8232
Molasses 0,7 74,3676 0,0013
Interaksi 0,0333333 0,168634 0,8232
Data pada tabel 9 menunjukan bahwa molasses memiliki efek yang
signifikan terhadap nilai kekerasan pelet karena memiliki p-value <0,05, sedangkan
tepung tapioka dan interaksi keduanya memiliki efek yang tidak signifikan terhadap
nilai kekerasan pelet karena memiliki p-value >0,05. Hal ini menunjukkan bahwa
molasses dapat memberikan efek yang bermakna terhadap nilai kekerasan, sedangkan
tepung tapioka dan interaksi keduanya memberikan efek yang tidak bermakna
terhadap nilai kekerasan. Dari perhitungan ANOVA terhadap durabilitas didapatkan
besarnya p-value adalah 0.0090 sehingga dapat dikatakan bahwa hasil tersebut signifikan.
Persamaan desain faktorial yang dihasilkan juga signifikan sehingga dapat digunakan
dalam prediksi respon durabilitas. Hasil dari uji ANOVA faktorial dengan tingkat
kepercayaan 95% mendapat persamaan sebagai berikut :
Formula Uji Kekerasan (Kg)
Rata-Rata ± SD
F1 6,6 ± 0,208
FA 6,6 ± 0,115
FB 7,3 ± 0,34
FAB 7,4 ± 0,30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Y= 7.02 +0,0167 (X1) + 0,03500(X2) +0,0167 (X12)……………………………...(4)
Dengan X1 sebagai tepung tapioka, X2 sebagai molasses, dan X12 sebagai
interaksi keduanya, jika dilihat dari persamaan ini dapat disimpulkan bahwa tepung
tapioka, molasses dan interaksi keduanya dapat menaikan nilai kekerasan karena
bernilai positif.
Gambar 5. Hubungan antara konsentrasi Tapioka dengan Kekerasan sediaan
Pelet Berbahan Dasar Jeroan Ikan
Pada gambar 5 menunjukan bahwa pada molasses level rendah dan tinggi,
semakin tinggi konsentrasi tepung tapioka yang ditambahkan maka dapat menaikan
nilai kekerasan. Tepung tapioka berkontribusi sebesar 0,168% dalam menaikkan nilai
kekerasan. Pada gambar 5 molasses level rendah digambarkan dengan garis berwarna
hitam dan level tinggi molasses digambarkan dengan garis berwarna merah.
Gambar 6. Hubungan antara konsentrasi Molasses dengan Kekerasan sediaan
Pelet Berbahan Dasar Jeroan Ikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Pada gambar 6 menunjukan bawa pada tepung tapioka level rendah dan
tinggi, semakin tinggi konsentrasi molasses yang ditambahkan maka dapat menaikan
nilai respon kekerasan. Hal ini dikarenakan efek dari molasses yang lebih tinggi dari
pada tepung tapioka terhadap kekerasan pelet. Molasses berkontribusi sebesar
74,36% dalam menaikan nilai kekerasan hal ini disebabkan oleh daya ikat mineral
blok di mana molasses yang tidak memiliki kandungan serat kasar sehingga lebih
sedikit terbentuk rongga sehingga molasses menempel pada seluruh permukaan dari
pelet sehingga meningkatkan daya tarik antar molekul dan membentuk ikatan yang
kuat (Syahri, Retnani dan Khotijah, 2018). Pada gambar 6 tepung tapioka level
rendah digambarkan dengan garis berwarna hitam dan level tinggi tepung tapioka
ditunjukan dengan garis berwarna merah
Gambar 7. Contour plot Kekerasan Sediaan Pelet Berbahan Dasar Jeroan Ikan
Pada gambar 7 menunjukan interaksi antara tepung tapioka dan molasses
terhadap kekerasan pelet. Interaksi dilihat dengan menggunakan countour plot
menunjukan bahwa tepung tapioka dan molasses serta interaksi keduanya dapat
meningkatkan nilai kekerasan. Pada gambar 7, efek dari molasses lebih tinggi di
bandingkan dengan efek tepung tapioka. Hal ini ditunjukan dengan adanya perubahan
warna dari biru menjadi hijau kekuningan. Daerah yang berwarna biru menunjukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
nilai kekerasan terendah dan daerah yang berwarna hijau kekuningan menunjukan
nilai kekerasan tertinggi.
Optimasi Formula
Optimasi formula bertujua untuk mengetahui komposisi optimum
pelet pakan hewan peliharaan dari waktor yaitu tepung tapioka dan molasses sebagai
bahan bahan pengikat pada pelet untuk menghasilkan pelet pakan hewan peliharaan
yang memiliki sifat fisik dan stabilitas fisik yang diinginkan. Komposisi optimum
yang diharapkan dapat memenuhi sifat fisik yang dikehendaki. Optimasi formula
dilakukan dengan menggunakan metode desain faktorial, daerah optimum didapatkan
dengan menggabungkan contour plot uji durabilitas dan uji kekerasan sebagai uji sifat
fisik dalam contour plot superimposed.
Gambar 8. Contour Plot Superimposed Durabilitas dan Kekerasan
Gambar 8 menunjukkan area kuning, dimana area kuning merupakan area
dengan respon optimal dan memenuhi kriteria (uji durabilitas >90% dan kekersan
pelet >6,5 Kg). Berdasarkan gambar di atas, formula yang termasuk dalam area
komposisi optimum yaitu formula 1, A, B dan AB. Titik yang akan diambil dari area
komposisi optimum yaitu konsentrasi tepung tapioka 15,63 gram dan komposisi
molasses 9,73 gram.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Uji Stabilitas Pelet Pakan Hewan Berbahan Dasar Jeroan Ikan
Uji stabilitas fisik bertujuan untuk mengevaluasi perubahan sifat suatu
produk dari suatu produk yang tergantung waktu (periode penyimpanan) (Vadas,
2010). Pelet yang telah di buat selanjutnya di masukkan ke dalam kemasan berupa
plastik kedap udara lalu ditempatkan pada suhu ruang (30ºC±2ºC ). Pelet kemudian
disimpan selama 4 minggu dan dilakukan pengujian sifat fisik setiap minggunya.
Pengujian berupa uji kerapatan tumpukan, kerapatan pemadatan tumpukan, uji
durabilitas dan uji kadar air. Pengujian di lakukkan di setiap minggu. Hasil uji
stabilitas sifat fisik pelet, disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 10. Hasil Uji Stabilitas
Minggu
pengamatan
Rata-rata ± SD
Durabilitas Kadar Air
0 99.91 ± 0,015 4,49 ± 0,056
1 99.91 ± 0,015 4.51 ± 0,055
2 99.91 ± 0,015 4,50 ± 0,051
3 99,90 ± 0,010 4,52 ± 0,055
4 99, 88 ± 0,020 4,55 ± 0,020
Tabel 10 menunjukan hasil pengamatan dari uji durabilitas dan kadar air
selama 4 minggu, di mana terjadi penurunan durabilitas dan peningkatan kadar air.
Perubahan yang terjadi pada kedua uji masih memenuhi persyaratan pelet yang baik
yakni durabilitas > 90% dan kadar air <12 %. Data yang dapat diuji dengan one way
ANOVA dan didapatkan hasil penurunan durabilitas dengan nilai p-value 0.092 yang
menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna pada penurunan durabilitas. Peningkatan
kadar air memiliki nilai p-value 0,613 yang menunjukkan tidak ada perbedaan
bermakna pada peningkatan kadar air.
KESIMPULAN
Pada penelitian ini tepung tapioka sebagai bahan pengikat memiliki
kontribusi yang besar dalam mempengaruhi respon fisik dengan kontribusi sebesar
42,772% dalam menurunkan respon durabilitas dengan kontribusi sebesar 0,168%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
dalam meningkatkan respon kekerasan pada pelet. Molasses berkontribusi sebesar
0,795% dalam meningkatkan respon durabilitas dengan kontribusi sebesar 74,367%
dalam meningkatkan respon kekerasan pada pelet, sedangkan interaksi keduanya
berkontribusi sebesar 1,188% dalam menurunkan respon durabilitas dan kontribusi
sebesar 0,168% dalam menaikkan kekerasan pelet.
Area komposisi optimum dari campuran tepung tapioka dan molasses yang
memenuhi parameter sifat fisik sediaan pelet yang baik dengan penggunaan
komposisi tepung tapioka sebesar 15,63 gram dan komposisi molasses sebesar 9,73
gram.
SARAN
Pada penelitian selanjutnya disarankan untuk melakukan uji stabilitas sifat
fisik untuk uji kekerasan sehingga dapat mengevaluasi kekerasan pelet serta daya ikat
bahan pengikat selama satu bulan. Peneliti juga menyarankan untuk melakukan
perhitungan ulang aquadest yang akan di tambahkan pada formula serta melakukan
pengujian pada hewan uji untuk melihat respon ketertarikan pada pakan hewan
berbahan dasar limbah jeroan ikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, M. R. L., Suci, D. M., dan Wijayanti, I., 2017. Evaluasi Kualitas Pellet Pakan
Itik Yang Disuplementasi Tepung Daun Mengkudu (Morinda citrifolia) Dan
Disimpan Selama 6 Minggu. Buletin Makanan Ternak. ISSN: 0216-065x.
104 (2): 31-48.
Aslamyah. Siti., Muh.Yusri Karim., Uji Organoleptik, Fisik dan Kimiawi Pakan
Buatan untuk Ikan Bandeng yang Disubstitusi dengan Tepung Cacing Tanah
(Lumbricus sp.). Jurnal Akuakultur Indonesia. 11(2). Hal: 124-131.
Ariswati, Widya Cahya. Siswanto, Agus., Hartanti, Dwi., 2010. Pengaruh Gelatin,
Amilum Dan PVP Sebagai Bahan Pengikat Terhadap Sifat Fisik Tablet
Ekstrak Temulawak (Curcuma xanthorrhiza, Rxob). Pharmacy. 7(2). 58-66.
Bolton, Stanford., Bon, Charles., 2010. Pharmaceutical Statistics : Practical and
Clinical Application, 5th
edition. Informa Healthcare USA, Inc., New York.
Elisabeth, Victoria., Yamlean, Paulina V. Y., Supriati, Hamidah Sri., 2018. Formulasi
Sediaan Granul dengan Bahan Pengikat Pati Kulit Pisang Goroho (Musa
acuminafe L.) dan Pengaruhnya pada Sifat Fisik Granul. Pharmacon Jurnal
Ilmiah Farmasi. 7 (4), 1-11.
Fathia, N., 2016. Uji Sifat Fisik Dan Mekanik Pakan Ikan Buatan Dengan Perekat
Tepung Tapioka. Fakultas Pertanian. Universitas Lampung. Bandar
Lampung.
Fatmawati dan Mardiana, 2014. Tepung Ikan Gabus Sebagai Sumber Protein
(Food Supplement). Jurnal Bionature. 15(1).
Gunawan., M, Khalil., 2015. Analisa Proksimat Formulasi Pakan dengan
Penambahan Bahan Baku Hewani yang Berbeda. Aqta Aquatica 2(1), 22-30.
Ismi, Risti S., Pujaningsih, Retno I., and Sumarsih, S., 2017. Pengaruh
Penambahan Level Molases Terhadap Kualitas Fisik Dan Organoleptik
Pellet Pakan Kambing Periode Penggemukan. Jurnal Ilmiah Peternakan
Terpadu. 5(3): 58-63.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Jaelani. Achmad., Siti Dharmawati., Wacahyono., 2016. Pengaruh Tumpukan Dan
Lama Masa Simpan Pakan Pelet Terhadap Kualitas Fisik. 41(2).
Kharisma. Rizki., Ika Puspita Sari.,Angi Nadya Bestar., 2018. Optimasi Formula
Tablet Ekstrak Umbi Bengkuang (Pachyrrhizus erosus) dengan Variasi
Komposisi Bahan Pengisi Avicel® pH 101 dan Bahan Penghancur
Crospovidone. Traditional Medicine Journal. 23(1), p 9-15
Krisnan, R. dan S. P. Ginting. 2009. Penggunaan Solid Ex-Decanter sebagai Binder
Pembuatan Pakan Komplit Berbentuk Pellet : Evaluasi Fisik Pakan Komplit
Berbentuk Pellet. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner.
Bogor, 13 - 14 Agustus 2009. Hal : 480 – 486.
M. Syahri., Retnani. L., Khotijah. L., 2018. Evaluasi Penambahan Binder Berbeda
terhadap.Kualitas Fisik Mineral Wafer.Buletin Makanan Ternak. 16(1)
Ramadhani F & Murtini ES. 2017. Pengaruh jenis tepung dan penambahan perenyah
terhadap karakteristik fisikokimia dan organoleptik kue telur gabus keju.
Jurnal Pangan dan Agroindustri. 5 (1): 38-47.
Retnani. Yuli., Reani Syafrina Rachman., Heri Ahmad Sukria.,2010. Pengaruh
Pengurangan Jagung Sebagai Sumber Pati terhadap Laju Alir Pellet Pada
Proses Produksi Berkesinambungan. Agripet.10(2)
Undang-Undang Republik Indonesia No 18., 2009. Peternakan Dan Kesehatan
Hewan. Jakarta. Indonesia.
Vadas, E.B., 2010. Stability of pharmaceutical products. Dalam Remington : The
Science And Practice Of Pharmacy. Vol 1. Editor : Alfonso Gennaro,
London: Lippincott William & Wilkins. Hal 988-989.
Widiyastuti, T., C. H. Prayitno.,Munasik. 2004. Kajian Kualitas Fisik Pelet Pakan
Komplit Dengan Sumber Hijauan Dan Binder Yang Berbeda. Animal
Production. 6 (1) : 43 – 48.
Wulansari. Rheki., Andriani. Yuli., Kiki Haetami., 2016. Penggunaan Jenis Binder
Terhadap Kualitas Fisik Pakan Udang. Jurnal Perikanan Kelautan . 7(2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
Lampiran 1. Dokumentasi Pembuatan Tepung Jeroan Ikan
No Gambar keterangan
1.
Proses pembersihan limbah
ikan dan jeroan ikan yang
diperoleh dari pasar Kranggan
Yogyakarta
2.
Proses pengukusan limbah
dan jeroan ikan
3.
Proses pengeringan limbah
ikan dan jeroan ikan dengan
menggunkan oven pada suhu
100o C
4.
Proses penyerbukan limbah
ikan dan jeroan ikan menjadi
tepung dengan menggunakan
blender
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Lampiran 2. Dokumentasi Sediaan Pelet
No Gambar Keterangan
1.
Sediaan Pelet formula 1 ( tepung
tapioka 15% dan molasses 5%)
2.
Sediaan Pelet formula A (
tepung tapioka 25% dan
molasses 5%)
3.
Sediaan Pelet formula B ( tepung
tapioka 15 % dan molasses
10%)
4.
Sediaan Pelet formula AB (
tepung tapioka 25 % dan
molasses 10%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Lampiran 3. Dokumentasi Pengujian Sifat Fisik Pelet
Uji Kekerasan Pelet
Uji Durabilitas Pelet
Uji Kadar Air
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Uji Kerapatan Tumpukan
Uji Kerapatan Pemadatan Tumpukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Lampiran 4. Design Faktorial
Efek Tepung Tapioka, Molasses dan Interaksinya terhadap Durabilitas
Efek Tepung Tapioka, Molasses dan Interaksinya terhadap Kekerasan Pelet
Uji Anova Durabilitas Pelet
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Uji Anova Kekerasan Pelet
Lampiran 5. Uji Statistik
Normalitas Stabilitas Durabilitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Anova Stabilitas Durabilitas
Normalitas Stabilitas Kadar Air
Anova Kadar Air
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
BIOGRAFI PENULIS
Penulis skripsi dengan judul “Optimasi Tepung Tapioka Dan
Tepung Molases Pada Pelet Pakan Kucing Dan Anjing
Berbahan Jeroan Ikan Dengan Metode Desain Faktorial”
bernama Maria Felix Zita Ina Bulu. Penulis lahir di Larantuka,
04 Januari 1997. Penulis merupakan anak ketiga dari 3
bersaudara dari pasangan Felixianus Hali Kai dan Yasinta
Barek Sabon. Penulis mulai Pendidikan di TK Anfrida
Larantuka (2001-2003), melanjutkan Pendidikan di SDK Sarotari Larantuka (2003-
2009). Selanjutnya Pendidikan sekolah menengah pertama ditempuh di SMPK Mater
Inviolata Larantuka (2009-2012) dan sekolah menengah atas ditempuh di SMAN 1
Larantuka (2012-2015). Penulis melanjutkan Pendidikan sarjana di Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selama masa studi, penulis terlibat aktif
dalam berbagai kegiatan kemahasiswaan seperti menjadi Peserta Pendampingan
Pengembangan Kepribadian dan Metode Belajar I dan II serta peserta week-end
Moral 2017. Penulis mengikuti kegiatan kepanitian seperti menjadi anggota divisi
Keamanan PPRTOS 2016 dan Ketua divisi Keamanan OSTEOPOROSIS DAY 2017.
Penulis juga mengikuti kegiatan sosial yaitu menjadi volunteer World Health Day
2017. Penulis juga pernah menjadi asisten dosen praktikum untuk mata kuliah
Pharmaceutical care 2 dan Pharmaceutical care 3 pada tahun 2020
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI