optimasi tepung tapioka dan molasses pada pelet pakan

50
OPTIMASI TEPUNG TAPIOKA DAN MOLASSES PADA PELET PAKAN KUCING DAN ANJING BERBAHAN LIMBAH JEROAN IKAN DENGAN METODE DESAIN FAKTORIAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi Oleh: Maria Felix Zita Ina Bulu NIM : 168114115 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2021 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 09-Apr-2022

19 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: OPTIMASI TEPUNG TAPIOKA DAN MOLASSES PADA PELET PAKAN

OPTIMASI TEPUNG TAPIOKA DAN MOLASSES PADA PELET PAKAN

KUCING DAN ANJING BERBAHAN LIMBAH JEROAN IKAN DENGAN

METODE DESAIN FAKTORIAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Maria Felix Zita Ina Bulu

NIM : 168114115

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2021

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: OPTIMASI TEPUNG TAPIOKA DAN MOLASSES PADA PELET PAKAN

ii

Persetujuan Pembimbing

OPTIMASI TEPUNG TAPIOKA DAN MOLASSES PADA PELET PAKAN

KUCING DAN ANJING BERBAHAN JEROAN IKAN DENGAN METODE

DESAIN FAKTORIAL

Proposal Skripsi/Skripsi yang diajukan oleh:

Maria Felix Zita Ina Bulu

NIM : 168114115

telah disetujui oleh

Pembimbing

(apt. Wahyuning Setyani, M.Sc.)

tanggal 28 Maret 2021

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: OPTIMASI TEPUNG TAPIOKA DAN MOLASSES PADA PELET PAKAN

iii

Pengesahan Skripsi Berjudul

OPTIMASI TEPUNG TAPIOKA DAN MOLASSES PADA PELET PAKAN

KUCING DAN ANJING BERBAHAN JEROAN IKAN DENGAN METODE

DESAIN FAKTORIAL

Oleh :

Maria Felix Zita Ina Bulu

NIM : 168114115

Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi

Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma

pada tanggal: 29 April 2021

Mengetahui,

Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma

Dekan

Dr. apt. Yustina Sri Hartini

Panitia Penguji : Tanda tangan

1. Dr. apt. Rini Dwiastuti .................……

2. apt. Dina Christin Ayuning Putri, M.Sc. ........................

3. apt. Wahyuning Setyani, M.Sc. ..............……..

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: OPTIMASI TEPUNG TAPIOKA DAN MOLASSES PADA PELET PAKAN

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Setiap tetes tinta dalam naskah ini saya tuangkan bagi:

Tritunggal Maha Kudus sang sumber kehidupan

Kedua orang tua saya yang selalu mendukung dan membimbing saya

Kakak dan Adik saya yang selalu mendukung dan memberikan semangat

Semua guru dan dosen yang telah menjadi pelita yang selalu menerangi setiap

langkah untuk meraih cita-cita

Teman-teman yang tak henti-hentinya memberikan nasihat, warna, canda, dan tawa

Almamater Universitas Sanata Dharma yang telah menyediakan ruang formasi

melalui pendidikan kontekstual berbasis refleksi, aksi, dan evaluasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: OPTIMASI TEPUNG TAPIOKA DAN MOLASSES PADA PELET PAKAN

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, dengan mengikuti ketentuan sebagaimana layaknya karya

ilmiah. Apabila di kemudian hari ditemukan indikasi plagiarisme dalam naskah ini,

maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

Yogyakarta, 28 Maret 2021

Penulis

Maria Felix Zita Ina Bulu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: OPTIMASI TEPUNG TAPIOKA DAN MOLASSES PADA PELET PAKAN

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Maria Felix Zita Ina Bulu

Nomor Mahasiswa : 168114115

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

“OPTIMASI TEPUNG TAPIOKA DAN MOLASSES PADA PELET

PAKAN KUCING DAN ANJING BERBAHAN LIMBAH JEROAN IKAN

DENGAN METODE DESAIN FAKTORIAL”

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me-

ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,

mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media

lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun mem-

berikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Atas kemajuan teknologi informasi, saya tidak berkeberatan jika nama, tanda tan-

gan, gambar atau image yang ada di dalam karya ilmiah saya terindeks oleh mesin

pencari (search engine), misalnya google.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 28 Maret 2021

Yang menyatakan

(Maria Felix Zita Ina Bulu)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: OPTIMASI TEPUNG TAPIOKA DAN MOLASSES PADA PELET PAKAN

vi

PRAKATA

Puji dan Syukur pada Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan atas berkat dan

penyertaan-Nya dari awal penyusunan sampai tahap akhir penulisan sehingga naskah

skripsi berjudul Optimasi Tepung Tapioka dan Molasses Pada Pelet Pakan Kucing

Dan Anjing Berbahan Jeroan Ikan Dengan Metode Desain Faktorial. Penulisan

skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar

Sarjana Farmasi (S.Farm) Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam proses penyelesaian naskah skripsi, penulis menerima banyak dukungan

dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan banyak

terima kasih kepada:

1. Ibu Dr. apt Yustina Sri Hartini, selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma

2. Ibu Dr. apt. Christine Patramurti, selaku Ketua Program Studi Farmasi Fakultas

Farmasi Universitas Sanata Dharma dan juga selaku Dosen Pembimbing

Akademik yang telah berperan seperti orang tua dan senantiasa memberikan

masukan, arahan, serta pendampingan sejak awal memasuki dunia perkuliahan di

Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

3. Ibu apt. Wahyuning Setyani, M.Sc., selaku pembimbing yang telah berperan

seperti orang tua dan senantiasa memberikan masukan, arahan, pendampingan

dengan sabar selama proses penyusunan skripsi

4. Ibu Dr. apt. Rini Dwiastuti, selaku dosen penguji yang senantiasa memberikan

kritik, masukan, saran yang membangun

5. Ibu apt. Dina Christin Ayuning Putri, M.Sc., selaku dosen penguji yang

senantiasa memberikan kritik, masukan, saran yang membangun

6. Untuk diri sendiri yang sudah mau berjuang selama 5 tahun ini, tetap mau

bertahan sekuat tenaga dalam segala tekanan selama masa kuliah dan proses

pengerjaan skripsi ini. Terima kasih karena tidak pernah menyerah menghadapi

kesalahan-kesalahan yang dibuat selama ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: OPTIMASI TEPUNG TAPIOKA DAN MOLASSES PADA PELET PAKAN

vii

7. (Alm) Bapak Felixianus Hali Kai, Mama Yasinta Barek Sabon, Bapak Silvester

Kopong Jawa, Kakak Asto, Andri, Siwi, dan adik Ince, dan seluruh keluarga yang

selalu memberikan doa, kehangatan, cinta kasih, serta dukungan baik material

maupun psikologi sedari saya lahir

8. Kakak Suryono, Dipo, Yani dan saudara-saudari di Bascame Larantuka yang

telah membantu dan mendukung dari awal memasuki dunia perkuliahan sampai di

akhir perkuliahan

9. Pak Musrifin, Pak Agung, Pak Wagiran selaku laboran yang telah membantu

penulis dalam menjalankan penelitian di laboratorium

10. Rekan penulisan Raysha McSeer, Day Stella Maris Gewab dan Maria Regini

Lusiana Kya atas segala kerja sama, dukungan, solidaritas, serta suka-duka

selama proses penulisan

11. Teman-teman FSMC 2016 yang telah hadir sejak awal kuliah dan menjadi wadah

untuk saling berbagi hidup

12. Teman-teman Eflin, Stella, Rani, Enchy, Sensi, Ista, Elda, Istin, Nuel Lia,

Momhi, yang selalu menawarkan support system dalam kegiatan perkuliahan

sehari-hari

13. Pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu

14. Skripsi ini merupakan bagian dari penelitian apt. Wahyuning Setyani, M.Sc.,

yang berjudul “Optimasi Tepung Molasses Pada Pelet Pakan Hewan Berbahan

Dasar Limbah Ikan Dengan Metode Desain Faktorial” menurut SK nomor :

005/Panel./LPPM-USD/I/2020.

Selama proses penyusunan skripsi penulis menyadari bahwa masih terdapat

keterbatasan dan kekurangan dalam naskah ini. Oleh karena itu, penulis sangat

terbuka terhadap kritik, saran dan masukan yang membangun agar naskah skripsi ini

menjadi lebih baik lagi. Akhir kata, semoga naskah skripsi ini dapat berguna dan

bermanfaat bagi pembaca.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: OPTIMASI TEPUNG TAPIOKA DAN MOLASSES PADA PELET PAKAN

viii

Yogyakarta, 28 Maret 2021

(Maria Felix Zita Ina Bulu)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: OPTIMASI TEPUNG TAPIOKA DAN MOLASSES PADA PELET PAKAN

ix

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................................................................. ii

HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................................. iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................................... v

PRAKATA ............................................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL .................................................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................................... xiii

ABSTRAK ............................................................................................................................. xiv

ABSTRACT .............................................................................................................................. xv

PENDAHULUAN .................................................................................................................. 16

METODE PENELITIAN ........................................................................................................ 18

Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian ......................................................................... 18

Alat ...................................................................................................................................... 18

Bahan .................................................................................................................................. 19

Pembuatan Tepung Jeroan Ikan .......................................................................................... 19

Formulasi Acuan ................................................................................................................. 19

Formulasi Modifikasi Pelet Pakan Hewan .......................................................................... 20

Pembuatan Pelet Pakan Hewan ........................................................................................... 20

Uji Sifat Fisik Pelet Pakan Hewan Peliharaan .................................................................... 21

Uji Stabilitas Fisik............................................................................................................... 23

Analisis Hasil ...................................................................................................................... 23

HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................................... 24

Pembuatan Pelet .................................................................................................................. 24

Evaluasi Sifat Fisik dan Stabilitas Fisik Pelet Pakan Hewan .............................................. 25

Organoleptis ........................................................................................................................ 25

Kadar Air ............................................................................................................................ 26

Kerapatan Tumpukan .......................................................................................................... 27

Kerapatan pemadatan Tumpukan........................................................................................ 28

Durabilitas Pelet .................................................................................................................. 29

Uji Kekerasan Pelet ............................................................................................................. 33

Contour Plot Superimposed ................................................................................................ 37

Uji Stabilitas Pelet Pakan Hewan Berbahan Dasar Jeroan Ikan.......................................... 38

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: OPTIMASI TEPUNG TAPIOKA DAN MOLASSES PADA PELET PAKAN

x

KESIMPULAN ....................................................................................................................... 38

SARAN ................................................................................................................................... 39

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 40

LAMPIRAN ............................................................................................................................ 42

BIOGRAFI PENULIS ............................................................................................................ 49

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: OPTIMASI TEPUNG TAPIOKA DAN MOLASSES PADA PELET PAKAN

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Formulasi Acuan Pelet Pakan Hewan ...................................................... 19

Tabel 2. Formulasi Modifikasi Pelet Pakan Hewan ............................................... 20

Tabel 3. Hasil Uji Kadar Air .................................................................................. 27

Tabel 4. Hasil Uji Kerapatan Tumpukan ............................................................... 28

Tabel 5. Hasil Uji Kerapatan Pemadatan Tumpukan ............................................. 28

Tabel 6. Hasil Uji Durabillitas ............................................................................... 29

Tabel 7. Nilai Efek Tepung Tapioka, Molasses Dan Interaksinya Terhadap

Durabilitas ................................................................................................ 30

Tabel 8. Hasil Uji Kekerasan ................................................................................. 34

Tabel 9. Nilai Efek Tepung Tapioka, Molasses Dan Interaksinya Terhadap

Kekerasan ................................................................................................. 34

Tabel 10. Hasil Uji Stabilitas .................................................................................... 38

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: OPTIMASI TEPUNG TAPIOKA DAN MOLASSES PADA PELET PAKAN

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Pengamatan Organoleptis Pakan .............................................................. 26

Gambar 2. Hubungan Tepung Tapioka dengan Durabilitas sediaan Pelet Berbahan

Dasar Jeroan Ikan ..................................................................................... 31

Gambar 3. Hubungan Molasses dengan Durabilitas sediaan Pelet Berbahan Dasar

Jeroan Ikan ............................................................................................... 32

Gambar 4. Countour Plot Durabilitas Sediaan Pelet Berbahan Dasar Jeroan Ikan ... 33

Gambar 5. Hubungan antara konsentrasi Tapioka dengan Kekerasan sediaan Pelet

Berbahan Dasar Jeroan Ikan ..................................................................... 35

Gambar 6. Hubungan antara konsentrasi Molasses dengan Kekerasan sediaan Pelet

Berbahan Dasar Jeroan Ikan ..................................................................... 35

Gambar 7. Contour plot Kekerasan Sediaan Pelet Berbahan Dasar Jeroan Ikan....... 36

Gambar 8. Contour Plot Superimposed Durabilitas dan Kekerasan .......................... 37

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: OPTIMASI TEPUNG TAPIOKA DAN MOLASSES PADA PELET PAKAN

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumentasi Pembuatan Tepung Jeroan Ikan ....................................... 42

Lampiran 2. Dokumentasi Sediaan Pelet .................................................................... 43

Lampiran 3. Dokumentasi Pengujian Sifat Fisik Pelet ............................................... 44

Lampiran 4. Design Faktorial ..................................................................................... 46

Lampiran 5. Uji Statistik ............................................................................................. 47

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: OPTIMASI TEPUNG TAPIOKA DAN MOLASSES PADA PELET PAKAN

xiv

ABSTRAK

Pelet merupakan salah satu jenis pakan yang bahan dasarnya bisa berupa

limbah. Jeroan ikan adalah salah satu limbah ikan yang sering dibuang begitu saja.

Kandungan gizi jeroan ikan adalah 14,01% protein. Pada penelitian ini dilakukan

optimasi terhadap tepung tapioka dan molasses, kedua bahan tersebut berfungsi

sebagai bahan pengikat. Optimasi dilakukan untuk mengetahui komposisi tepung

tapioka dan molasses dalam pelet pakan kucing dan anjing, serta melihat efek yang

paling dominan antara tepung tapioka dan molasses dan interaksinya terhadap sifat

fisik dan stabilitas fisik pelet.

Metode yang dilakukan pada penelitian ini adalah eksperimental dengan

desain faktorial 2 level (level tinggi dan rendah) dan 2 faktor (tepung tapioka dan

molasses) dan menggunakan aplikasi Design Expert 13.00 (free trial). Jeroan ikan

akan diolah menjadi tepung dan akan diproses menjadi pelet. Pelet akan diuji sifat

fisiknya yaitu uji organoleptis, kadar air, kerapatan tumpukan, kerapatan pemadatan

tumpukan, dan durabilitas, kekerasan dan stabilitas fisiknya. Data yang diperoleh

akan diolah dengan menggunakan uji one way ANOVA. Hasil yang diperoleh pada

penelitian ini menunjukkan bahwa tepung tapioka memiliki efek yang paling

dominan dalam menurunkan respon durabilitas dengan kontribusi sebesar 46,77%

dan molasses memiliki efek paling dominan dalam meningkatkan respon kekerasan

dengan kontribusi sebesar 74,36%. Area komposisi optimum campuran pada tepung

tapioka dan molasses yang memenuhi parameter sifat fisik dan stabilitas fisik sediaan

pelet yang baik yaitu komposisi tepung tapioka sebesar 15,63% dan molasses 9,73%.

Kata Kunci: Optimasi, Tepung Tapioka, Molasses, Limbah Jeroan Ikan, stabilitas

fisik pelet.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: OPTIMASI TEPUNG TAPIOKA DAN MOLASSES PADA PELET PAKAN

xv

ABSTRACT

Pellets are one of the types of feeds in which the basic ingredients can be a

waste. Fish offal is one of the fish waste that is often thrown away. The nutritional

content of fish offal is 14.01% protein. In this study, optimization was carried out for

tapioca flour and molasses where the two ingredients functioned as a binder.

Optimization was carried out to determine the composition of tapioca flour and

molasses in cat and dog feed pellets, and to see the most dominant effect between

tapioca flour and molasses and their interactions on the physical quality and physical

stability of the pellets.

The method used in this research was experimental design with a factorial

design of 2 levels (high and low levels) and 2 factors (tapioca flour and molasses)

and used the application Design Expert 13.00 (free trial). Fish offal would be

processed into flour and then processed into pellets. These pellets would be tested for

physical quality, namely organoleptic tests, moisture content, pile density, pile

compaction density, and durability and hardness. and its physical stability. The data

obtained would be processed using the one-way ANOVA test provided that the data

were normally distributed and homogeneous. The results obtained in this study

indicate that tapioca flour has the most dominant effect in reducing the durability

response with a contribution of 46.77% and molasses has the most dominant effect in

increasing the hardness response with a contribution of 74.36%. The composition of

the optimum mixed area for tapioca flour and molasses that fulfilled the parameters

of good physical properties and physical stability of the pellet preparations was the

composition of tapioca flour was 15.63% and molasses 9.73%.

Keywords: Optimization, Tapioca Flour, Molasses, Waste Fish Offal, Pellets physical

stability

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: OPTIMASI TEPUNG TAPIOKA DAN MOLASSES PADA PELET PAKAN

PENDAHULUAN

Pakan merupakan bahan makanan tunggal atau campuran, baik yang diolah

maupun yang tidak diolah, yang diberikan kepada hewan untuk kelangsungan hidup,

berproduksi, dan berkembang biak. Bahan baku yang digunakan sangat menentukan

kualitas dari pakan yang dihasilkan (Undang-Undang Republik Indonesia, 2009).

Pakan berperan sangat penting dalam pertumbuhan hewan peliharaan seperti kucing

dan anjing. Pakan kucing dan anjing yang beredar di masyarakat saat ini

menggunakan bahan pengikat sintesis berupa Carboksil Metil Cellulosa (CMC) yang

harganya cukup mahal sehingga akan meningkatkan harga dari pelet itu sendiri, untuk

itu perlu dicari bahan pengikat alternatif untuk menggantikan bahan-bahan pengikat

tersebut yang harganya murah, ketersediaannya banyak, mempunyai daya ikat yang

tinggi, mudah dicerna oleh hewan peliharaan(Retnani, Rachman and Sukria, 2010).

Dari permasalahan tersebut maka peneliti mencoba melakukan formulasi sediaan

pakan dengan menggunakan bahan pengikat yang harganya terjangkau dan bernutrisi

untuk kucing dan anjing.

Pada pembuatan pelet pakan kucing dan anjing diperlukan komposisi

formula yang tepat sehingga memenuhi persyaratan pelet yang baik meliputi

kekerasan pelet dengan ukuran diameter 6-8 mm minimal 6,5 kg, nilai durabilitas

pelet > 90%, organoleptik pelet yang dilihat berdasarkan warna, tekstur, dan aroma

pelet (Ismi, Pujaningsih and Sumarsih, 2018). Formulasi pelet sendiri merupakan

perhitungan jumlah bahan baku yang akan digunakan untuk membuat pakan hewan,

oleh karena itu komposisi formula harus diperhatikan. Pada penelitan ini, peneliti

akan memformulasikan pelet pakan kucing dan anjing berbahan dasar limbah jeroan

ikan, pakan tersebut akan dibuat dalam bentuk pelet.

Bahan pengikat merupakan salah satu bahan yang berperan penting dalam

pembuatan pelet karena dapat membuat komponen penyusun pakan menjadi kompak,

tidak mudah rapuh akibat pengaruh kelembaban, sehingga stabilitas pakan lebih

terjamin. Bahan pengikat juga dapat menentukan kualitas pelet yang dihasilkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: OPTIMASI TEPUNG TAPIOKA DAN MOLASSES PADA PELET PAKAN

17

karena bahan pengikat dapat menjaga keutuhan komponen penyusun sehingga pelet

yang dihasilkan kuat dan tidak mudah patah. Apabila jumlah bahan pengikat yang

digunakan selama proses pembuatan pelet kurang maka dapat menyebabkan bentuk

pelet mudah rapuh dan patah baik selama proses produksi maupun proses

penyimpanan.

Bahan pengikat yang sering digunakan adalah tepung tapioka, tepung

maizena, tepung rumput laut, molasses, CMC dan gelatin. Pada penelitian ini

digunakan tepung tapioka dan molasses sebagai bahan pengikat. Alasan pemilihan

tepung tapioka dan molasses sebagai bahan pengikat karena tepung tapioka dan

molasses dapat menghasilkan sediaan yang berbeda. Tepung tapioka yang merupakan

amilpektin menghasilkan pelet yang mudah rapuh (Ariswati, 2010). Sedangkan

molasses menghasilkan sediaan yang lebih kompak dan tidak mudah patah (Ismi,

Pujaningsih, dan Sumarsih, 2017). Selain itu juga tepung tapioka dan molasses

memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi di mana tepung tapioka mengandung

Karbohidrat (%) 88.2, Kadar air (%) 9.0, Lemak (%) 0.5, Protein (%) 1.1, Ca

(mg/100 gr) 84, P (mg/100 gr) 125, Fe (mg/100 gr) 1.0, Vitamin B1 (mg/100 gr) 0.4

Vitamin C (mg/100 gr) 0 (Soemarno, 2007). Sedangkan molasses mengandung 20%

air, 3,5% protein, 58% karbohidrat, 0,08% Ca, 0,10% bahan mineral lain (Ismi dkk,

2017) sehingga tepung tapioka dan molasses dapat digunakan sebagai bahan

pengikat. Penggunaan bahan pengikat berperan penting dalam menentukan sifat fisik

dan stabilitas fisik pelet yang akan dihasilkan, maka perlu dilakukan optimasi

terhadap bahan tersebut.

Optimasi kedua bahan pengikat dilakukan dengan metode desain faktorial

dimana akan dilihat apakah tepung tapioka dan molasses dapat mempengaruhi sifat

fisik dan stabilitas fisik dari pelet pakan hewan peliharaan. Alasan pemilihan metode

desain faktorial sebagai metode untuk optimasi ialah karena metode desain faktorial

dapat mengetahui secara serentak efek dari beberapa faktor sekaligus interaksinya,

selain itu juga desain faktorial dapat menentukan area komposisi optimum dari kedua

bahan yang dioptimasi dalam suatu formula. Alasan lain penggunaan metode desain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: OPTIMASI TEPUNG TAPIOKA DAN MOLASSES PADA PELET PAKAN

18

faktorial adalah apabila terjadi interaksi maka desain faktorial diperlukan untuk

mengidentifikasi interaksi tersebut, dan apabila tidak terjadi interaksi maka desain

faktorial memiliki efisiensi maksimum dalam memperkirakan efek utama (Bolton dan

Bon, 2010).

Peneliti berharap dengan adanya penelitian ini dapat mengetahui efek yang

paling dominan antara tepung tapioka dan molasses pada sifat fisik dan stabilitas fisik

pelet dan juga mengetahui area komposisi optimum dari tepung tapioka dan molasses.

Peneliti juga berharap dengan adanya penelitian ini dapat mengurangi cemaran

lingkungan akibat limbah ikan yang tidak ditangani dengan baik, selain itu dapat

menghasilkan pelet yang memiliki sifat fisik dan stabilitas fisik yang baik dan

memiliki kandungan nutrisi berupa protein 16,00%, lemak 2,00%, karbohidrat

14,00%, kadar abu 14,00%, kadar air 12,00%, serta dapat menekan harga yang relatif

mahal karena bahan-bahan yang digunakan relatif murah dan mudah didapatkan.

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian

Jenis rancangan penelitian ini adalah eksperimental dengan metode desain

faktorial dengan 2 level (level rendah dan level tinggi) dan 2 faktor (tepung tapioka

dan molasses) untuk menentapkan sifat fisik dan stabilitas fisik dari pelet pakan

hewan peliharaan berbahan dasar limbah jeroan ikan. Penelitian ini dilakukan di

Laboratorium Teknologi dan Formulasi Sediaan Farmasi Sanata Dharma Yogyakarta.

Alat

Alat yang digunakan adalah Neraca analitik (Pioneer Plus Ohaus), ayakan,

blender (Kirin KBB-240GL1), oven (Kirin KBO 190LW), alat Attrition tester (Lab.

Teknologi Sediaan Padat Universitas Sanata Dharma) , alat uji kekerasan (Lab.

Teknologi Sediaan Padat Universitas Sanata Dharma), plastik pengemasan, alat-alat

gelas lainnya (Pyrex), alat penunjang seperti ember, baskom, dandang dan alat tulis

serta dokumentasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: OPTIMASI TEPUNG TAPIOKA DAN MOLASSES PADA PELET PAKAN

19

Bahan

Bahan-bahan yang digunakan adalah tepung limbah jeroan ikan (Pasar

tradisional Kranggan Yogyakarta), tepung tapioka (Rose Brand, Food Grade),

molasses (Food Grade), dedak padi (Food Grade), bungkai kedelai (Food Grade),

garam (Refina, Food Grade), vetways premix (Food Grade), DL-Methionin (Evonik,

(Food Grade), Dicalcium phosphate (DCP) (Food Grade), Castrol palm oil (CPO)

(Food Grade), kapur (CaCO3), aquadest.

Pembuatan Tepung Jeroan Ikan

Jeroan ikan yang sudah dibersihkan dari lendir dan darah ini kemudian

ditimbang. Setelah itu dilakukan pengukusan selama ±15 menit dengan perbandingan

jeroan ikan dan air (1:1). Pengukusan jeroan ikan kemudian ditiriskan dan

didinginkan, lalu ditimbang. Air kukusan tersebut ditambahkan antioksidan BHT

(butylated hydroxytoluene) sebanyak 0,02% dari berat jeroan ikan, kemudian diaduk.

Jeroan ikan disuir-suir, kemudian dicampur dengan air kukusan jeroan ikan,

kemudian ditimbang. Bubur jeroan ikan dikeringkan dengan suhu 50oC selama ± 9

jam. Setelah kering jeroan ikan ditimbang, kemudian dihaluskan/ditepungkan serta

dilakukan pengayakan (Fatmawati dan Mardiana, 2014).

Formulasi Acuan

Tabel 1. Formulasi Acuan Pelet Pakan Hewan

Bahan pakan Konsentrasi %

Jagung 55.5

Dedak Padi 9.20

Tepung Ikan 5.00

Daun Mengkudu 2.50

Bungkil Kedelai 23.30

CPO 2.80

DCP 0.75

Kapur 0.75

Garam 0.10

Premix 0.50

DL metionin 0.10

Jumlah 100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: OPTIMASI TEPUNG TAPIOKA DAN MOLASSES PADA PELET PAKAN

20

(Akbar, Suci dan Wijayanti, 2017)

Formulasi Modifikasi Pelet Pakan Hewan

Tabel 2. Formulasi Modifikasi Pelet Pakan Hewan

Bahan pakan Formula 1 (g) Formula a

(g)

Formula b

(g)

Formula

ab (g)

Tepung jeroan ikan 20 20 20 20

Tepung tapioka 15 25 15 25

Molasses 5 5 10 10

Dedak padi 9.20 9.20 9.20 9.20

Bungkil kedelai 23.30 23.30 23.30 23.30

CPO 2.80 2.80 2.80 2.80

DCP 0.75 0.75 0.75 0.75

Garam 0.10 0.10 0.10 0.10

Premix 0.50 0.50 0.50 0.50

DL metionin 0.10 0.10 0.10 0.10

Kapur (CaCO3) 0.75 0.75 0.75 0.75

Aquadest 40 40 40 40

Total 117,5 127,5 122,5 132,5

Keterangan ::

CPO : Castrol Palm Oil

DCP : Dicalcium Phosphate

Pembuatan Pelet Pakan Hewan

Pembuatan pelet pakan hewan ini dilakukan di Laboratorium Formulasi dan

Teknologi Sediaan Farmasi (FTSF) Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.

Semua bahan yang telah di timbang sesuai dengan formulasi, kemudian semua bahan

kecuali molasses, tepung tapioka dan CPO di campurkan ke dalam wadah dimulai

dari bahan dengan bobotnya paling rendah ke bahan yang bobotnya tinggi agar

tercampur rata. Selanjutnya molasses di campurkan dengan aqudest sebanyak 17,5

mL kemudian di aduk hingga merata. Molasses yang telah tercampur rata dituangkan

ke dalam bahan-bahan yang sudah tercampurkan terlebih dahulu. Tepung tapioka

selanjutnya di campurkan dengan aquadest sebanyak 25 mL lalu di aduk hingga

homogen, lalu di panaskan di atas water bath pada suhu 100o C hingga terbentuk gel.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: OPTIMASI TEPUNG TAPIOKA DAN MOLASSES PADA PELET PAKAN

21

Tepung tapioka yang sudah membentuk gel kemudian di campurkan dengan bahan-

bahan tadi hingga merata, lalu yang terakhir di tambahkan CPO dan di aduk sampai

merata.

Semua bahan yang sudah di aduk sampai merata tadi di cetak pada pencetak

pelet. Pelet kemudian di potong dengan ukuran 8 mm. Sediaan pelet yang sudah di

cetak selanjutnya di masukkan ke dalam oven dengan suhu 100o C selama 2,5 jam.

Sediaan yang sudah jadi kemudian di simpan di dalam plastik klip dengan

penambahan silica gel yang bertujuan untuk menyerap lembab di dalam wadah

penyimpanan tersebut. Pelet di buat sebanyak 12 sediaan dimana 1 formulasi terdapat

3 sediaan pelet.

Uji Sifat Fisik Pelet Pakan Hewan Peliharaan

Uji Organoleptis

Uji organoleptis yang dilakukan meliputi bentuk atau tekstur, warna, dan

aroma dari pelet pakan hewan peliharaan yang dihasilkan. Uji ini dilakukan secara

langsung dengan membandingkan bentuk atau tekstur, warna, dan aroma Pelet yang

satu dengan yang lainnya (Elisabeth et al., 2018)

Uji Kadar Air

Kadar air penting untuk diketahui dalam menentukan masa simpan suatu

bahan pakan pelet. Tujuan dari penetapan kadar air adalah untuk mengetahui kualitas

dari pakan pelet. Berdasarkan persyaratan SNI kadar air pelet kurang dari 12%.

Penentuan kadar air dilakukan dengan oven, yaitu didasarkan atas prinsip perhitungan

selisih bobot bahan (sampel) sebelum dan sesudah di oven pada suhu 100-105OC.

Pertama cawan yang akan digunakan dikeringkan dalam oven pada suhu 100-105°C

selama 30 menit atau sampai didapat berat tetap. Setelah itu, cawan didinginkan

dalam selama 30 menit lalu ditimbang (A Sediaan pelet pakan hewan peliharaan

masing-masing ditimbang sebanyak 5 gram (B) menggunakan timbangan analitik

dalam cawan tersebut lalu dikeringkan dalam oven pada suhu 100-105°C sampai

tercapai berat tetap (8-12 jam). Kemudian cawan yang berisi pelet didinginkan dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: OPTIMASI TEPUNG TAPIOKA DAN MOLASSES PADA PELET PAKAN

22

selama (30 menit) lalu ditimbang (C) (Hafiluddin, 2011). Kadar air dalam sampel

dihitung dengan rumus:

( ) ( )

Keterangan :

A : Berat cawan porselen

B : Berat sampel

C : (Berat cawan + berat sampel) setelah dipanaskan

(Gunawan Dan Khalil, 2015).

Uji Kekerasan Pelet

Pelet diletakkan pada meja beban dan ditekan dengan cara memutar sekrup

beban. Angka yang tertera menunjukkan beban dalam kilogram pada saat sampel

pecah (Ismi dkk, 2017). Kekerasan pelet pakan cengan ukuran diameter 6-8 mm

minimal 6,5 kg (Widiyastuti dkk, 2004)

Uji Kerapatan Tumpukan

Kerapatan tumpukan diukur dengan cara mencurahkan bahan ke dalam

gelas ukur dengan menggunakan corong dan sendok teh sampai volume 100 ml.

Gelas ukur yang telah berisi bahan ditimbang. Perhitungan kerapatan tumpukan

adalah dengan membagi berat bahan dengan volume ruang yang ditempatinya (g/mL)

(Jaelani, Dharmawati and Wacahyono, 2016)

Kerapatan Tumpukan = ( )

( )

Kerapatan Pemadatan Tumpukan

Pengukuran kerapatan pemadatan tumpukan hampir sama dengan kerapatan

tumpukan, hanya saja volume bahan dibaca setelah dilakukan pemadatan dengan cara

menggoyang-goyangkan gelas ukur dengan tangan selama 10 menit. Satuan

kerapatan pemadatan tumpukan adalah g/ml (Jaelani dkk, 2016)

KPT = ( )

( )

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: OPTIMASI TEPUNG TAPIOKA DAN MOLASSES PADA PELET PAKAN

23

KPT = Kerapatan pemadatan tumpukan.

Uji Ketahanan atau Durabilitas Pelet

Uji ketahanan atau durabilitas terhadap benturan dilakukan untuk

mengetahui apakah pelet yang dibuat mampu bertahan terhadap benturan, gesekan,

terjatuh, dan tertimpa pada saat proses penyimpanan maupun distribusi (Krisnan dan

Ginting, 2009). Pengukuran nilai durabilitas pelet dilakukan dengan menggunakan

metode pfost tumbling, yaitu memasukkan sampel sebanyak 100 gram ke dalam

sebuah kotak yang berputar selama 15 menit, kemudian disaring dan pelet yang

tertinggal pada saringan ditimbang. Penentuan pellet durability index (PDI)

dilakukan dengan membandingkan berat pelet awal dengan berat setelah diputar

dalam tumbler dikalikan 100%. Nilai PDI yang harus dimiliki oleh pelet adalah di

atas 90%. Nilai PDI dihitung dengan menggunakan rumus :

( )

( ) (Ismi dkk., 2017)

Uji Stabilitas Fisik

Uji Stabilitas fisik bertujuan untuk mengevaluasi perubahan sifat suatu

produk dari suatu produk yang tergantung waktu (periode penyimpanan). Pelet akan

disimpan di dalam lemari dengan suhu ruang (30ºC±2ºC) selama 4 minggu untuk

mengetahui kestabilan pelet selama penyimpanan selama 4 minggu (Kharisma,

Puspita Sari and Nadya Bestari, 2018). Uji sifat fisik yang dilakukan yaitu kadar air

dan durailitas pelet, dilakukan setiap minggu sekali selama 4 minggu untuk

mengetahui stabilitas pelet jeroan ikan dalam penyimpanan selama 4 minggu.

Kemudian dilihat apakah pelet mengalami perubahan pada nilai kadar air, dan

durabilitasnya.

Analisis Hasil

Data sifat fisik dan stabilitas pelet yang diperoleh dirata-ratakan untuk

masing – masing formula. Respon rata – rata dari tiap pengujian dianalisis sesuai

dengan metode perhitungan desain faktorial untuk mengetahui besarnya efek dari

tepung tapioka, molasses dan interaksinya. Analisis data sifat fisik menggunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: OPTIMASI TEPUNG TAPIOKA DAN MOLASSES PADA PELET PAKAN

24

Design Expert 13. 0. 3. 0 (free trial) sehingga didapatkan interaksi dari kedua faktor

pada dua level untuk masing-masing respon melalui persamaan countour plot. Area

optimum diperoleh dengan cara superimposed countour plot.

Pengujian data stabilitis fisik berupa uji kadar air dan ketahanan atau

durability pelet, untuk menentukan normalitas distribusi data menggunakan Shapiro-

Wilk. Jika p-value >0,05 maka data terdistribusi normal dan jika p-value <0,05 maka

data tidak terdistribusi normal. Jika data terdistribusi normal maka dilakukan uji

Levene’s Test dengan taraf kepercayaan 95% dan jika p-value >0,05 maka data

homogen. Jika tidak terdistribusi normal atau tidak homogen, data diuji menggunakan

uji Kruskall Wallis. Data yang terdistribusi normal dan homogen dilanjutkan

menggunakan one way ANOVA dengan tingkat kepercayaan 95%. Nilai p-value

<0,05 menunjukkan adanya perbedaan signifikan antar formula.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pembuatan Pelet

Molasses di campurkan dengan aqudest sebanyak 17,5 mL kemudian di aduk

hingga merata. Molasses yang telah tercampur rata dituangkan ke dalam bahan-bahan

yang sudah tercampurkan terlebih dahulu. Tepung tapioka selanjutnya di campurkan

dengan aquadest sebanyak 25 mL lalu di aduk hingga homogen, lalu di panaskan di

atas water bath pada suhu 100o C hingga terbentuk gel. gel yang dihasilkan dari

keempat formulasi berbeda, di mana dari formulasi 1 dan B menghasilkan gel

tapioka yang encer sehingga mudah dicampurkan dengan bahan-bahan kering yang

lainnya, sedangkan gel yang dihasilkan dari formulasi A dan AB menghasilkan gel

tapioka yang agak keras sehingga susah dicampurkan dengan bahan-bahan kering

yang lainnya. Tepung tapioka yang sudah membentuk gel kemudian di campurkan

dengan bahan-bahan yang lain hingga merata, lalu yang terakhir di tambahkan CPO

dan di aduk sampai merata. Semua bahan yang sudah di aduk sampai merata tadi di

cetak pada pencetak pelet. Pelet kemudian di potong dengan ukuran 8 mm. Sediaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: OPTIMASI TEPUNG TAPIOKA DAN MOLASSES PADA PELET PAKAN

25

pelet yang sudah di cetak selanjutnya di masukkan ke dalam oven dengan suhu 100o

C selama 2,5 jam.

Evaluasi Sifat Fisik dan Stabilitas Fisik Pelet Pakan Hewan

Evaluasi sifat fisik sediaan pelet pakan hewan peliharaan ini bertujuan untuk

memperoleh pelet pakan hewan peliharaan yang memenuhi kriteria persyaratan

sifat fisik dan stabilitas fisik pakan hewan peliharaan yang baik meliputi: pelet yang

kompak, kokoh dan tidak mudah rapuh. Evaluasi sifat fisik yang dilakukan meliputi:

organoleptis, kadar air, kerapatan tumpukan, kerapatan pemadatan tumpukan,

ketahanan atau durabilitas pelet, kekerasan pelet dan evaluasi terhadap stabilitas fisik

pelet.

Organoleptis

Pengujian organnoleptis meliputi tekstur, warna dan aroma dari pelet. Aroma

pelet menentukan kualitas pakan karena berkaitan erat penerimaan dengan daya pikat

hewan peliharaan, sedangkan warna pakan sangat bergantung pada jenis bahan baku

yang digunakan (Aslamyah and Karim, 2013).

Formula 1 Formula A

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: OPTIMASI TEPUNG TAPIOKA DAN MOLASSES PADA PELET PAKAN

26

Gambar 1. Pengamatan Organoleptis Pakan

Gambar 1 merupakan hasil pengamatan organoleptis sediaan pakan meliputi

tekstur, warna dan aroma. Berdasarkan gambar pelet formula 1&A memiliki tekstur

pelet yang permukaan peletnya rata,tidak terdapat retakan, lurus, seragam, berwarna

coklat dan berbau khas ikan. Pelet formula B dan AB memiliki tekstur pelet yang

permukaan peletnya rata,tidak terdapat retakan, lurus, seragam, berwarna coklat

kehitaman dan berbau khas ikan. Terdapat perbedaan warna pada pelet formula 1&A

dan B&AB, perbedaan warna pelet disebabkan karena penggunaan level molasses

yang berbeda. Pada formula 1&A penggunaan level molasses lebih rendah

dibandingkan dengan formula B&AB.

Kadar Air

Uji kadar air bertujuan untuk menetapkan jumlah air yang terdapat pada

pelet, berdasarkan prinsip perhitungan selisih bobot bahan (sampel) sebelum dan

sesudah di oven pada suhu 100- 105OC. Kadar air pelet pakan hewan penting untuk

diketahui dalam menentukan masa simpan suatu bahan pakan atau pakan pelet.

Kriteria kadar air yang diterima berdasarkan persyaratan SNI adalah < 12%.

Formula B Formula AB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: OPTIMASI TEPUNG TAPIOKA DAN MOLASSES PADA PELET PAKAN

27

Tabel 3. Hasil Uji Kadar Air

Pada tabel 3, sediaan pelet formula 1, A, B, dan AB memenuhi kriteria

penerimaanya yaitu <12%. Berdasarkan hasil pengujian keempat formula ini, nilai

kadar air tertinggi ditunjukan oleh pelet dengan formula B yaitu 4,49% dan terendah

di tunjukan oleh formula 1 yaitu 3,98%. Pelet formula 1 lebih rendah dikarenakan

pada saat proses pengeringan waktu pengovenan pelet formula 1 lebih lama sekitar 3

jam sehingga mengakibatkan kadar air dari pelet formula 1 lebih rendah. Kemudian

Formula 1 memiliki komposisi tepung tapioka level rendah 15 g dan molasses level

rendah 5 g. Kandungan Kadar air yang terkandung dalam tepung tapioka 9.0 %,

sedangkan kandungan air yang terkandung pada molasses adalah 20% sehingga pada

formula 1 memiliki kadar air yang lebih rendah dibandingkan ketiga formula yang

lain.

Kerapatan Tumpukan

Uji kerapatan tumpukan dilakukan untuk menghitung volume ruang yang

dibutuhkan untuk menempatkan pelet dengan berat tertentu. Semakin besar nilai

kerapatan tumpukan suatu bahan, volume ruang yang dibutuhkan akan semakin

sedikit, atau bisa dikatakan wadah penyimpanan pelet atau penampungan yang

dibutuhkan akan semakin kecil dan efisiensi penyimpanan akan semakin baik

Formula Uji kadar air %

Rata-Rata ± SD

F1 3,98± 0,135

FA 4,42± 0,482

FB 4,49± 0,056

FAB 4.48± 0,222

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: OPTIMASI TEPUNG TAPIOKA DAN MOLASSES PADA PELET PAKAN

28

Tabel 4. Hasil Uji Kerapatan Tumpukan

Pada tabel 4, hasil pengukuran kerapatan tumpukan pelet menunjukan

kisaran 1,741 g/mL sampai 1,787 g/mL. Berdasarkan hasil pengujian keempat

formulasi ini, nilai kerapatan tumpukan tertinggi ditunjukan oleh pelet dengan

formula B yaitu 1,787 g/mL dan terendah di tunjukan oleh formulasi 1 yaitu 1,741

g/mL.

Kerapatan pemadatan Tumpukan

Uji Kerapatan pemadatan tumpukan dilakukan untuk melihat densitas atau

kapasitas volume pengemasan untuk pakan pelet. Apabila nilai kerapatan pemadatan

tumpukan pelet semakin besar maka volume pengemasan pelet juga akan semakin

kecil dan efektif (Retnani dkk, 2010).

Tabel 5. Hasil Uji Kerapatan Pemadatan Tumpukan

Formula

Uji Kerapatan Tumpukan

(g/mL) Rata-Rata ± SD

F1 1,741 ± 0,019

FA 1,768 ± 0,010

FB 1,787 ± 0,006

FAB 1,762 ± 0,029

Formula Uji Kerapatan

Pemadatan

Tumpukan (g/mL)

Rata-Rata ± SD

F1 1,842 ± 0,012

FA 1,852 ± 0,0107

FB 1,864 ± 0,0102

FAB 1,878 ± 0,074

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: OPTIMASI TEPUNG TAPIOKA DAN MOLASSES PADA PELET PAKAN

29

Pada tabel 5, hasil pengukuran kerapatan pemadatan tumpukan pelet

menunjukan kisaran 1,842 g/mL sampai 1.878 g/mL. Berdasarkan hasil pengujian

keempat formulasi ini, nilai kerapatan pemadatan tumpukan tertinggi ditunjukan oleh

pelet dengan formula AB yaitu 1,878 g/mL dan nilai terendah di tunjukan oleh

formulasi 1 yaitu 1,842 g/mL.

Durabilitas Pelet

Uji ketahanan atau durabilitas terhadap benturan dilakukan untuk

mengetahui apakah pelet yang dibuat mampu bertahan terhadap benturan, gesekan,

terjatuh, dan tertimpa pada saat proses penyimpanan maupun distribusi (Krisnan dan

Ginting, 2009). Menurut Wulansari dkk (2016) nilai durabilitas pelet yang baik

adalah di atas 90%. Nilai durabilitas penting untuk diketahui untuk menentukan

kualitas dari kekokohan pelet yang dihasilkan. Selain itu nilai PDI (pellet durability

index) penting untuk mengevalusi karakteristik bahan pakan pada saat proses

pemeletan (Akbar dkk, 2017). Pengukuran nilai durabilitas pelet dilakukan dengan

menggunakan metode pfost tumbling. Data yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6. Hasil Uji Durabillitas

Hasil yang diperoleh dari formula 1, A, B dan AB masuk dalam nilai

durabilitas yang baik yaitu >90% ( Wulansari dkk, 2016). Berdasarkan tabel VI, nilai

durabilitas tertinggi ditunjukkan oleh formula B sebesar 99,91% dan nilai durabilitas

terendah ditunjukkan oleh formula A dan AB yaitu 99,78%. Pengaruh penambahan

tepung tapioka, molasses, dan interaksi keduanya terhadap durabilitas pelet di lihat

dengan menggunakan Design Expert version 13 Free Trial.

Formula Uji Durabillitas (%)

Rata-Rata ± SD

F1 99,88 ± 0,032

FA 99,78 ± 0,126

FB 99,91 ± 0, 015

FAB 99,78 ± 0,06

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: OPTIMASI TEPUNG TAPIOKA DAN MOLASSES PADA PELET PAKAN

30

Tabel 7. Nilai Efek Tepung Tapioka, Molasses Dan Interaksinya Terhadap

Durabilitas

Respon Faktor Efek % Kontribusi p-value

Durabilitas Tepung tapioka -0,115 46.7728 0,0270

Molasses 0,015 0,795756 0,7336

Interaksi -0,0183333 1.18872 0,6780

Data pada tabel 7 menunjukan bahwa tepung tapioka memiliki efek yang

signifikan karena memiliki p-value <0,05, sedangkan molasses, dan interaksi

keduanya memiliki efek yang tidak signifikan terhadap nilai durabilitas pelet karena

memiliki p-value >0,05. Hal ini menunjukkan bahwa tepung tapioka memiliki efek

yang bermakna, sedangkan molasses dan interaksi keduanya memiliki efek tidak

bermakna terhadap nilai durabilitas. Dari perhitungan ANOVA terhadap durabilitas

didapatkan besarnya p-value adalah 0,1300 sehingga dapat dikatakan bahwa hasil

tersebut tidak signifikan. Persamaan desain faktorial yang dihasilkan juga tidak

signifikan sehingga tidak dapat digunakan dalam prediksi respon durabilitas.

Hasil dari uji ANOVA Faktorial dengan tingkat kepercayaan 95% mendapat

persamaan sebagai berikut :

Y= 99,84- 0.0575 (X1) + 0,0075(X2) – 0,0092 (X12)……………………………...(3)

Dengan X1 sebagai tepung tapioka, X2 sebagai molasses, dan X12 sebagai

interaksi keduanya, jika dilihat dari persamaan ini dapat disimpulkan bahwa tepung

tapioka dan interaksi keduanya dapat menurunkan nilai durabilitas karena bernilai

negatif, sedangkan molasses dapat menaikkan durabilitas karena bernilai positif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: OPTIMASI TEPUNG TAPIOKA DAN MOLASSES PADA PELET PAKAN

31

Gambar 2. Hubungan Tepung Tapioka dengan Durabilitas sediaan Pelet

Berbahan Dasar Jeroan Ikan

Pada Gambar 2. menunjukan bahwa pada molasses level rendah dan level

tinggi, semakin tinggi konsentrasi tepung tapioka yang ditambahkan maka semakin

rendah nilai respon durabiltas yang didapatkan. Tepung tapioka berkontribusi sebesar

46,77% dalam menurunkan nilai durabilitas. Hal ini dikarenakan rendahnya jumah

terkandung dalam tepug tapioka yaitu 8,06%. Menurut Rahmadani (2017) tingginya

jumlah amilosa terlarut akan saling berikatan satu sama lain dan akan berikatan

dengan cabang amilopektin pada luar granula membentuk jaringan sehingga

menyebabkan perubahan tekstur dimana amilosa mudah mengalami retrogradasi

menghasilkan tekstur yang kuat akibat kekerasan dan kekakuan.Pada gambar 1

molasses level rendah digambarkan dengan garis berwarna hitam dan level tinggi

molasses digambarkan dengan garis berwarna merah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: OPTIMASI TEPUNG TAPIOKA DAN MOLASSES PADA PELET PAKAN

32

Gambar 3. Hubungan Molasses dengan Durabilitas sediaan Pelet Berbahan

Dasar Jeroan Ikan

Gambar 3. menunjukan bahwa tepung tapioka level rendah dan tinggi,

semakin tinggi konsentrasi molasses yang ditambahkan maka nilai respon durabilitas

akan meningkat. Kontribusi molasses sebesar 0,7957 % untuk menaikkan nilai respon

durabilitas karena molasses merupakan pengikat yang kental yang akan menempel

pada permukaan partikel padat untuk menghasilkan ikatan yang kuat. Adanya gaya

adhesi yang kuat antar partikel padat dan molasses (Syahri, Retnani dan Khotijah,

2018). Pada gambar tepung tapioka level rendah digambarkan dengan garis berwarna

hitam dan tepung tapioka level tinggi digambarkan dengan garis berwarna merah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: OPTIMASI TEPUNG TAPIOKA DAN MOLASSES PADA PELET PAKAN

33

Gambar 4. Countour Plot Durabilitas Sediaan Pelet Berbahan Dasar Jeroan

Ikan

Gambar 4. menunjukan interaksi antara tepung tapioka dan molasses

terhadap durabilitas pelet. Interaksi dilihat dengan menggunakan countour plot yang

menunjukan bahwa tepung tapioka dan molasses serta interaksi keduaya dapat

meningkatkan nilai durabilitas. Dapat dilihat dari gambar 3 di mana efek dari

molasses lebih tinggi dibandingkan dengan efek tepung tapioka. Hal ini ditunjukan

dengan adanya perubahan warna dari hijau menjadi kuning kemerahan. Daerah yang

berwarna hijau menunjukan nilai durabilitas terendah dan daerah yang berwarna

kuning kemerahan menunjukan nilai durabilitas tertinggi.

Uji Kekerasan Pelet

Uji kekerasan pelet bertujuan untuk melihat daya tahan pelet terhadap

tekanan sehingga menyebabkan atrisi (di sebabkan karena gesekan antar pelet). Nilai

kekerasan pelet yang harus di miliki oleh pakan dengan ukuran 6-8 mm minimal

mempunyai nilai kekerasan sebesar > 6.5 Kg (Widiyastuti, Prayitno, dan Munasik

2004).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: OPTIMASI TEPUNG TAPIOKA DAN MOLASSES PADA PELET PAKAN

34

Tabel 8. Hasil Uji Kekerasan

Hasil yang diperoleh dari formula 1, A, B dan AB mempunyai nilai

kekerasan yang baik yaitu di atas 6.5 Kg. Penambahan tepung tapioka, molasses, dan

interaksi keduanya terhadap daya sebar di lihat dengan menggunakan Design Expert

version 13 Free Trial.

Tabel 9. Nilai Efek Tepung Tapioka, Molasses Dan Interaksinya Terhadap

Kekerasan

Respon Faktor Efek % Kontribusi p-value

Kekerasan Tepung tapioka 0,0333333 0,168634 0,8232

Molasses 0,7 74,3676 0,0013

Interaksi 0,0333333 0,168634 0,8232

Data pada tabel 9 menunjukan bahwa molasses memiliki efek yang

signifikan terhadap nilai kekerasan pelet karena memiliki p-value <0,05, sedangkan

tepung tapioka dan interaksi keduanya memiliki efek yang tidak signifikan terhadap

nilai kekerasan pelet karena memiliki p-value >0,05. Hal ini menunjukkan bahwa

molasses dapat memberikan efek yang bermakna terhadap nilai kekerasan, sedangkan

tepung tapioka dan interaksi keduanya memberikan efek yang tidak bermakna

terhadap nilai kekerasan. Dari perhitungan ANOVA terhadap durabilitas didapatkan

besarnya p-value adalah 0.0090 sehingga dapat dikatakan bahwa hasil tersebut signifikan.

Persamaan desain faktorial yang dihasilkan juga signifikan sehingga dapat digunakan

dalam prediksi respon durabilitas. Hasil dari uji ANOVA faktorial dengan tingkat

kepercayaan 95% mendapat persamaan sebagai berikut :

Formula Uji Kekerasan (Kg)

Rata-Rata ± SD

F1 6,6 ± 0,208

FA 6,6 ± 0,115

FB 7,3 ± 0,34

FAB 7,4 ± 0,30

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: OPTIMASI TEPUNG TAPIOKA DAN MOLASSES PADA PELET PAKAN

35

Y= 7.02 +0,0167 (X1) + 0,03500(X2) +0,0167 (X12)……………………………...(4)

Dengan X1 sebagai tepung tapioka, X2 sebagai molasses, dan X12 sebagai

interaksi keduanya, jika dilihat dari persamaan ini dapat disimpulkan bahwa tepung

tapioka, molasses dan interaksi keduanya dapat menaikan nilai kekerasan karena

bernilai positif.

Gambar 5. Hubungan antara konsentrasi Tapioka dengan Kekerasan sediaan

Pelet Berbahan Dasar Jeroan Ikan

Pada gambar 5 menunjukan bahwa pada molasses level rendah dan tinggi,

semakin tinggi konsentrasi tepung tapioka yang ditambahkan maka dapat menaikan

nilai kekerasan. Tepung tapioka berkontribusi sebesar 0,168% dalam menaikkan nilai

kekerasan. Pada gambar 5 molasses level rendah digambarkan dengan garis berwarna

hitam dan level tinggi molasses digambarkan dengan garis berwarna merah.

Gambar 6. Hubungan antara konsentrasi Molasses dengan Kekerasan sediaan

Pelet Berbahan Dasar Jeroan Ikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: OPTIMASI TEPUNG TAPIOKA DAN MOLASSES PADA PELET PAKAN

36

Pada gambar 6 menunjukan bawa pada tepung tapioka level rendah dan

tinggi, semakin tinggi konsentrasi molasses yang ditambahkan maka dapat menaikan

nilai respon kekerasan. Hal ini dikarenakan efek dari molasses yang lebih tinggi dari

pada tepung tapioka terhadap kekerasan pelet. Molasses berkontribusi sebesar

74,36% dalam menaikan nilai kekerasan hal ini disebabkan oleh daya ikat mineral

blok di mana molasses yang tidak memiliki kandungan serat kasar sehingga lebih

sedikit terbentuk rongga sehingga molasses menempel pada seluruh permukaan dari

pelet sehingga meningkatkan daya tarik antar molekul dan membentuk ikatan yang

kuat (Syahri, Retnani dan Khotijah, 2018). Pada gambar 6 tepung tapioka level

rendah digambarkan dengan garis berwarna hitam dan level tinggi tepung tapioka

ditunjukan dengan garis berwarna merah

Gambar 7. Contour plot Kekerasan Sediaan Pelet Berbahan Dasar Jeroan Ikan

Pada gambar 7 menunjukan interaksi antara tepung tapioka dan molasses

terhadap kekerasan pelet. Interaksi dilihat dengan menggunakan countour plot

menunjukan bahwa tepung tapioka dan molasses serta interaksi keduanya dapat

meningkatkan nilai kekerasan. Pada gambar 7, efek dari molasses lebih tinggi di

bandingkan dengan efek tepung tapioka. Hal ini ditunjukan dengan adanya perubahan

warna dari biru menjadi hijau kekuningan. Daerah yang berwarna biru menunjukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: OPTIMASI TEPUNG TAPIOKA DAN MOLASSES PADA PELET PAKAN

37

nilai kekerasan terendah dan daerah yang berwarna hijau kekuningan menunjukan

nilai kekerasan tertinggi.

Optimasi Formula

Optimasi formula bertujua untuk mengetahui komposisi optimum

pelet pakan hewan peliharaan dari waktor yaitu tepung tapioka dan molasses sebagai

bahan bahan pengikat pada pelet untuk menghasilkan pelet pakan hewan peliharaan

yang memiliki sifat fisik dan stabilitas fisik yang diinginkan. Komposisi optimum

yang diharapkan dapat memenuhi sifat fisik yang dikehendaki. Optimasi formula

dilakukan dengan menggunakan metode desain faktorial, daerah optimum didapatkan

dengan menggabungkan contour plot uji durabilitas dan uji kekerasan sebagai uji sifat

fisik dalam contour plot superimposed.

Gambar 8. Contour Plot Superimposed Durabilitas dan Kekerasan

Gambar 8 menunjukkan area kuning, dimana area kuning merupakan area

dengan respon optimal dan memenuhi kriteria (uji durabilitas >90% dan kekersan

pelet >6,5 Kg). Berdasarkan gambar di atas, formula yang termasuk dalam area

komposisi optimum yaitu formula 1, A, B dan AB. Titik yang akan diambil dari area

komposisi optimum yaitu konsentrasi tepung tapioka 15,63 gram dan komposisi

molasses 9,73 gram.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: OPTIMASI TEPUNG TAPIOKA DAN MOLASSES PADA PELET PAKAN

38

Uji Stabilitas Pelet Pakan Hewan Berbahan Dasar Jeroan Ikan

Uji stabilitas fisik bertujuan untuk mengevaluasi perubahan sifat suatu

produk dari suatu produk yang tergantung waktu (periode penyimpanan) (Vadas,

2010). Pelet yang telah di buat selanjutnya di masukkan ke dalam kemasan berupa

plastik kedap udara lalu ditempatkan pada suhu ruang (30ºC±2ºC ). Pelet kemudian

disimpan selama 4 minggu dan dilakukan pengujian sifat fisik setiap minggunya.

Pengujian berupa uji kerapatan tumpukan, kerapatan pemadatan tumpukan, uji

durabilitas dan uji kadar air. Pengujian di lakukkan di setiap minggu. Hasil uji

stabilitas sifat fisik pelet, disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 10. Hasil Uji Stabilitas

Minggu

pengamatan

Rata-rata ± SD

Durabilitas Kadar Air

0 99.91 ± 0,015 4,49 ± 0,056

1 99.91 ± 0,015 4.51 ± 0,055

2 99.91 ± 0,015 4,50 ± 0,051

3 99,90 ± 0,010 4,52 ± 0,055

4 99, 88 ± 0,020 4,55 ± 0,020

Tabel 10 menunjukan hasil pengamatan dari uji durabilitas dan kadar air

selama 4 minggu, di mana terjadi penurunan durabilitas dan peningkatan kadar air.

Perubahan yang terjadi pada kedua uji masih memenuhi persyaratan pelet yang baik

yakni durabilitas > 90% dan kadar air <12 %. Data yang dapat diuji dengan one way

ANOVA dan didapatkan hasil penurunan durabilitas dengan nilai p-value 0.092 yang

menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna pada penurunan durabilitas. Peningkatan

kadar air memiliki nilai p-value 0,613 yang menunjukkan tidak ada perbedaan

bermakna pada peningkatan kadar air.

KESIMPULAN

Pada penelitian ini tepung tapioka sebagai bahan pengikat memiliki

kontribusi yang besar dalam mempengaruhi respon fisik dengan kontribusi sebesar

42,772% dalam menurunkan respon durabilitas dengan kontribusi sebesar 0,168%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: OPTIMASI TEPUNG TAPIOKA DAN MOLASSES PADA PELET PAKAN

39

dalam meningkatkan respon kekerasan pada pelet. Molasses berkontribusi sebesar

0,795% dalam meningkatkan respon durabilitas dengan kontribusi sebesar 74,367%

dalam meningkatkan respon kekerasan pada pelet, sedangkan interaksi keduanya

berkontribusi sebesar 1,188% dalam menurunkan respon durabilitas dan kontribusi

sebesar 0,168% dalam menaikkan kekerasan pelet.

Area komposisi optimum dari campuran tepung tapioka dan molasses yang

memenuhi parameter sifat fisik sediaan pelet yang baik dengan penggunaan

komposisi tepung tapioka sebesar 15,63 gram dan komposisi molasses sebesar 9,73

gram.

SARAN

Pada penelitian selanjutnya disarankan untuk melakukan uji stabilitas sifat

fisik untuk uji kekerasan sehingga dapat mengevaluasi kekerasan pelet serta daya ikat

bahan pengikat selama satu bulan. Peneliti juga menyarankan untuk melakukan

perhitungan ulang aquadest yang akan di tambahkan pada formula serta melakukan

pengujian pada hewan uji untuk melihat respon ketertarikan pada pakan hewan

berbahan dasar limbah jeroan ikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: OPTIMASI TEPUNG TAPIOKA DAN MOLASSES PADA PELET PAKAN

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, M. R. L., Suci, D. M., dan Wijayanti, I., 2017. Evaluasi Kualitas Pellet Pakan

Itik Yang Disuplementasi Tepung Daun Mengkudu (Morinda citrifolia) Dan

Disimpan Selama 6 Minggu. Buletin Makanan Ternak. ISSN: 0216-065x.

104 (2): 31-48.

Aslamyah. Siti., Muh.Yusri Karim., Uji Organoleptik, Fisik dan Kimiawi Pakan

Buatan untuk Ikan Bandeng yang Disubstitusi dengan Tepung Cacing Tanah

(Lumbricus sp.). Jurnal Akuakultur Indonesia. 11(2). Hal: 124-131.

Ariswati, Widya Cahya. Siswanto, Agus., Hartanti, Dwi., 2010. Pengaruh Gelatin,

Amilum Dan PVP Sebagai Bahan Pengikat Terhadap Sifat Fisik Tablet

Ekstrak Temulawak (Curcuma xanthorrhiza, Rxob). Pharmacy. 7(2). 58-66.

Bolton, Stanford., Bon, Charles., 2010. Pharmaceutical Statistics : Practical and

Clinical Application, 5th

edition. Informa Healthcare USA, Inc., New York.

Elisabeth, Victoria., Yamlean, Paulina V. Y., Supriati, Hamidah Sri., 2018. Formulasi

Sediaan Granul dengan Bahan Pengikat Pati Kulit Pisang Goroho (Musa

acuminafe L.) dan Pengaruhnya pada Sifat Fisik Granul. Pharmacon Jurnal

Ilmiah Farmasi. 7 (4), 1-11.

Fathia, N., 2016. Uji Sifat Fisik Dan Mekanik Pakan Ikan Buatan Dengan Perekat

Tepung Tapioka. Fakultas Pertanian. Universitas Lampung. Bandar

Lampung.

Fatmawati dan Mardiana, 2014. Tepung Ikan Gabus Sebagai Sumber Protein

(Food Supplement). Jurnal Bionature. 15(1).

Gunawan., M, Khalil., 2015. Analisa Proksimat Formulasi Pakan dengan

Penambahan Bahan Baku Hewani yang Berbeda. Aqta Aquatica 2(1), 22-30.

Ismi, Risti S., Pujaningsih, Retno I., and Sumarsih, S., 2017. Pengaruh

Penambahan Level Molases Terhadap Kualitas Fisik Dan Organoleptik

Pellet Pakan Kambing Periode Penggemukan. Jurnal Ilmiah Peternakan

Terpadu. 5(3): 58-63.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: OPTIMASI TEPUNG TAPIOKA DAN MOLASSES PADA PELET PAKAN

41

Jaelani. Achmad., Siti Dharmawati., Wacahyono., 2016. Pengaruh Tumpukan Dan

Lama Masa Simpan Pakan Pelet Terhadap Kualitas Fisik. 41(2).

Kharisma. Rizki., Ika Puspita Sari.,Angi Nadya Bestar., 2018. Optimasi Formula

Tablet Ekstrak Umbi Bengkuang (Pachyrrhizus erosus) dengan Variasi

Komposisi Bahan Pengisi Avicel® pH 101 dan Bahan Penghancur

Crospovidone. Traditional Medicine Journal. 23(1), p 9-15

Krisnan, R. dan S. P. Ginting. 2009. Penggunaan Solid Ex-Decanter sebagai Binder

Pembuatan Pakan Komplit Berbentuk Pellet : Evaluasi Fisik Pakan Komplit

Berbentuk Pellet. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner.

Bogor, 13 - 14 Agustus 2009. Hal : 480 – 486.

M. Syahri., Retnani. L., Khotijah. L., 2018. Evaluasi Penambahan Binder Berbeda

terhadap.Kualitas Fisik Mineral Wafer.Buletin Makanan Ternak. 16(1)

Ramadhani F & Murtini ES. 2017. Pengaruh jenis tepung dan penambahan perenyah

terhadap karakteristik fisikokimia dan organoleptik kue telur gabus keju.

Jurnal Pangan dan Agroindustri. 5 (1): 38-47.

Retnani. Yuli., Reani Syafrina Rachman., Heri Ahmad Sukria.,2010. Pengaruh

Pengurangan Jagung Sebagai Sumber Pati terhadap Laju Alir Pellet Pada

Proses Produksi Berkesinambungan. Agripet.10(2)

Undang-Undang Republik Indonesia No 18., 2009. Peternakan Dan Kesehatan

Hewan. Jakarta. Indonesia.

Vadas, E.B., 2010. Stability of pharmaceutical products. Dalam Remington : The

Science And Practice Of Pharmacy. Vol 1. Editor : Alfonso Gennaro,

London: Lippincott William & Wilkins. Hal 988-989.

Widiyastuti, T., C. H. Prayitno.,Munasik. 2004. Kajian Kualitas Fisik Pelet Pakan

Komplit Dengan Sumber Hijauan Dan Binder Yang Berbeda. Animal

Production. 6 (1) : 43 – 48.

Wulansari. Rheki., Andriani. Yuli., Kiki Haetami., 2016. Penggunaan Jenis Binder

Terhadap Kualitas Fisik Pakan Udang. Jurnal Perikanan Kelautan . 7(2)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: OPTIMASI TEPUNG TAPIOKA DAN MOLASSES PADA PELET PAKAN

LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumentasi Pembuatan Tepung Jeroan Ikan

No Gambar keterangan

1.

Proses pembersihan limbah

ikan dan jeroan ikan yang

diperoleh dari pasar Kranggan

Yogyakarta

2.

Proses pengukusan limbah

dan jeroan ikan

3.

Proses pengeringan limbah

ikan dan jeroan ikan dengan

menggunkan oven pada suhu

100o C

4.

Proses penyerbukan limbah

ikan dan jeroan ikan menjadi

tepung dengan menggunakan

blender

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: OPTIMASI TEPUNG TAPIOKA DAN MOLASSES PADA PELET PAKAN

43

Lampiran 2. Dokumentasi Sediaan Pelet

No Gambar Keterangan

1.

Sediaan Pelet formula 1 ( tepung

tapioka 15% dan molasses 5%)

2.

Sediaan Pelet formula A (

tepung tapioka 25% dan

molasses 5%)

3.

Sediaan Pelet formula B ( tepung

tapioka 15 % dan molasses

10%)

4.

Sediaan Pelet formula AB (

tepung tapioka 25 % dan

molasses 10%)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: OPTIMASI TEPUNG TAPIOKA DAN MOLASSES PADA PELET PAKAN

44

Lampiran 3. Dokumentasi Pengujian Sifat Fisik Pelet

Uji Kekerasan Pelet

Uji Durabilitas Pelet

Uji Kadar Air

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: OPTIMASI TEPUNG TAPIOKA DAN MOLASSES PADA PELET PAKAN

45

Uji Kerapatan Tumpukan

Uji Kerapatan Pemadatan Tumpukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: OPTIMASI TEPUNG TAPIOKA DAN MOLASSES PADA PELET PAKAN

46

Lampiran 4. Design Faktorial

Efek Tepung Tapioka, Molasses dan Interaksinya terhadap Durabilitas

Efek Tepung Tapioka, Molasses dan Interaksinya terhadap Kekerasan Pelet

Uji Anova Durabilitas Pelet

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: OPTIMASI TEPUNG TAPIOKA DAN MOLASSES PADA PELET PAKAN

47

Uji Anova Kekerasan Pelet

Lampiran 5. Uji Statistik

Normalitas Stabilitas Durabilitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: OPTIMASI TEPUNG TAPIOKA DAN MOLASSES PADA PELET PAKAN

48

Anova Stabilitas Durabilitas

Normalitas Stabilitas Kadar Air

Anova Kadar Air

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: OPTIMASI TEPUNG TAPIOKA DAN MOLASSES PADA PELET PAKAN

49

BIOGRAFI PENULIS

Penulis skripsi dengan judul “Optimasi Tepung Tapioka Dan

Tepung Molases Pada Pelet Pakan Kucing Dan Anjing

Berbahan Jeroan Ikan Dengan Metode Desain Faktorial”

bernama Maria Felix Zita Ina Bulu. Penulis lahir di Larantuka,

04 Januari 1997. Penulis merupakan anak ketiga dari 3

bersaudara dari pasangan Felixianus Hali Kai dan Yasinta

Barek Sabon. Penulis mulai Pendidikan di TK Anfrida

Larantuka (2001-2003), melanjutkan Pendidikan di SDK Sarotari Larantuka (2003-

2009). Selanjutnya Pendidikan sekolah menengah pertama ditempuh di SMPK Mater

Inviolata Larantuka (2009-2012) dan sekolah menengah atas ditempuh di SMAN 1

Larantuka (2012-2015). Penulis melanjutkan Pendidikan sarjana di Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selama masa studi, penulis terlibat aktif

dalam berbagai kegiatan kemahasiswaan seperti menjadi Peserta Pendampingan

Pengembangan Kepribadian dan Metode Belajar I dan II serta peserta week-end

Moral 2017. Penulis mengikuti kegiatan kepanitian seperti menjadi anggota divisi

Keamanan PPRTOS 2016 dan Ketua divisi Keamanan OSTEOPOROSIS DAY 2017.

Penulis juga mengikuti kegiatan sosial yaitu menjadi volunteer World Health Day

2017. Penulis juga pernah menjadi asisten dosen praktikum untuk mata kuliah

Pharmaceutical care 2 dan Pharmaceutical care 3 pada tahun 2020

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI