oral history agreria

28
Bulletin Studi dan R iset K e-Sejarah-an “Wie est eigentlich gewesen” (Leopold von Ranke) No I / Mei - Juli 2007 Historiografi: Sebuah Refleksi tentang Harapan ............................................................ 1 Oral History dalam Penyelesaian Konflik Agraria ........................................................... 7 The Age of Corruption .................................................................................................. 11 Sayyid dan Shech: Selayang Pandang tentang Komunitas Arab di Surabaya ................. 13 Sejarah Kita Belum Demokratis ....................................................................................... 18 Semua Tapol G30S/ PKI adalah PKI?: “Sebuah Kesaksian dari Soekarmin” ................. 20 RESENSI BUKU: Penjaga Memori; Gardu di Perkotaan Jawa ......................................... 24 DEMO( crazy ) HISTORIOGRAFI INDONESIA Suasana memperingati Hari Pendidikan Nasional Indonesia telah dihangatkan dan dimeriahkan oleh aksi Kejakasaan Agung yang mengeluarkan kebijakan penarikan terhadap 13 buku pelajaran Sekolah yang tidak mencantumkan “embel-embel” PKI dibelakang kata G 30 S dengan No D19/A/JA/03/2007 tanggal 5 Maret 2007. Buntutnya, kebijakan tersebut menuai kritik dan membuka perdebatan dari beberapa kalangan sejarawan. Banyak hal yang dapat dikritik dan diperdebatkan, namun suaranya masih kalah dengan gaung muatan politis dan ikatan emosional semata. Belum lagi isu lama tentang adanya “rebonding sejarah” oleh beberapa kalangan yang tidak puas dengan buku babon Sejarah Nasional Indonesia. Seolah-olah ada setingan besar yang mengharuskan negara ini harus memiliki historiografi dengan sudut pandang seragam. Berbagai formulasi telah diajukan guna mencakup penulisan sejarah yang lebih luas tentang Indonesia, tetapi pada kenyatannya masih saja arus besar yang mendominasi. Persoalan ini akan terus muncul selama sejarawan sebagai kelompok yang paling bertanggungjawab terhadap (peng)kajian sejarah di Indonesia tidak memiliki independensi terhadap tekanan dan arus besar dari pihak yang merasa paling berkuasa menentukan dan menetapkan sejarah. Tidak ada yang perlu dibela dalam masalah ini, tetapi persoalan yang muncul adalah bahwa ternyata penulisan sejarah masih kental dengan muatan-muatan dan untuk tujuan tertentu pula. Bahkan ada ungkapan sejarah digunakan untuk mencari pembenaran, bukan untuk mencari kebenaran, inilah ironisnya. Sebagai objek kajian sejarah ditempatkan as happen in the past. Maka, pada edisi pertama ini sebagai tulisan utama akan menyoroti persoalan tersebut. Dua tulisan artikel lepas meyoroti tentang oral history sebagai media penyelesaian masalah agraria. Artikel kedua membahas tentang asal mula korupsi yang terjadi di Indonesia. Riset lapangan kali ini mengetengahkan komunitas keturunan Arab. Soekarmin, seorang mantan Polisi yang menjadi korban “cap PKI” dari peristiwa tahun 1965/66 mengisi ruang biografi. Pada suara mahasiswa, isu penarikan buku sejarah oleh Kejaksaan Agung menjadi tema penulisan. Penerbitan ini memiliki tendensi untuk mengulas gagasan tentang demokratisasi dalam historiografi dimana tidak lagi ada pihak yang merasa paling mewakili sebuah kepentingan besar. Masing-masing penulis memiliki perbedaan sudut pandang dan interest yang berbeda dan tidak bisa dipaksakan untuk mengikuti arus besar yang menjadi “mainstream” karena yang dicari adalah kebenaran, bukan pembenaran. Selamat membaca, semoga sajian kami “Mak Nyuuussss”, salam Redaksi

Upload: ecoreprayitno

Post on 11-Feb-2016

44 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

ada

TRANSCRIPT

Page 1: Oral History Agreria

Bulletin Studi dan Riset Ke-Sejarah-an

“Wie est eigentlich gewesen”(Leopold von Ranke)

No I / Mei - Juli 2007

H is to rio grafi: Se bu ah Re fle ks i te n tan g H arapan .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. . 1

Oral H is to ry dalam Pe n ye le s aian Ko n flik Agraria . ... ... .. ... .. ... .. ... .. ... .. ... .. ... .. ... .. ... .. ... .. ... .. 7

Th e Age o f Co rruptio n .. .. .. .. .. .. ... .. .. .. .. .. ... .. .. .. .. ... .. .. .. .. .. ... .. .. .. .. .. ... .. .. .. .. .. ... .. .. .. .. ... .. .. .. .. . 11

Sayyid dan Sh e ch: Se layan g Pan dan g te n tan g Ko m u n itas Arab d i Surabaya.. . .. . . .. . .. . .. . . 13

Se jarah Kita Be lum De m o kratis ....................................................................................... 18

Se m u a Tapo l G3 0 S/ PKI adalah PKI?: “Se buah Ke s aks ian dari So e karm in ” .. .. ... .. .. ... .. . 2 0

RESENSI BUKU: Pe njaga Me m o ri; Gardu di Pe rko taan Jaw a ......................................... 2 4

DEMO(crazy ) HISTORIOGRAFI INDONESIA

Suasana memperingati Hari Pendidikan Nasional Indonesia telah d ihangatkan dandimer iahkan oleh aksi Kejakasaan Agung yang m engeluarkan kebijakan penarikan terhadap13 buku pelajaran Sekolah yang tidak mencantumkan “embel-embel” PKI dibelakang kata G30 S dengan No D19/ A/ J A/ 03/ 2007 tanggal 5 Maret 2007. Buntutnya, kebijakan tersebutmenuai kritik dan membuka perdebatan dari beberapa kalangan sejarawan. Banyak halyang dapat dikritik dan diperdebatkan , nam un suaranya m asih kalah dengan gaungmuatan politis dan ikatan emosional semata. Belum lagi isu lama tentang adanya “rebonding sejarah” oleh beberapa kalangan yangtidak puas dengan buku babon Sejarah Nasional Indonesia. Seolah-olah ada setingan besaryang mengharuskan negara in i harus memiliki histor iografi dengan sudut pandangseragam. Berbagai formulasi telah diajukan guna mencakup penulisan sejarah yang lebihluas tentang Indonesia, tetapi pada kenyatannya masih saja arus besar yangm endom in asi. Persoalan ini akan terus muncul selama sejarawan sebagai kelompok yang palingbertanggungjawab terhadap (peng)kajian sejarah di Indonesia tidak memiliki independensiterhadap tekanan dan arus besar dari pihak yang m erasa paling berkuasa menen tukan danm enetapkan sejarah . Tidak ada yang perlu dibela dalam masalah ini, tetapi persoalan yang muncul adalahbahwa ternyata penulisan sejarah masih ken tal dengan muatan-muatan dan un tuk tujuantertentu pula. Bahkan ada ungkapan sejarah digunakan un tuk m encar i pem benaran , bukanuntuk mencari kebenaran, in ilah ironisnya. Sebagai objek kajian sejarah ditempatkan ashappen in the past. Maka, pada edisi pertama ini sebagai tulisan utama akan menyoroti persoalan tersebut.Dua tulisan artikel lepas meyoroti tentang oral history sebagai media penyelesaian masalahagraria. Artikel kedua membahas tentang asal mula korupsi yang terjadi di Indonesia. Risetlapangan kali in i mengetengahkan kom unitas keturunan Arab. Soekarmin, seorang m antanPolisi yang menjadi korban “cap PKI” dari peristiwa tahun 1965/ 66 mengisi ruang biografi.Pada suara mahasiswa, isu penarikan buku sejarah oleh Kejaksaan Agung m enjadi temapenulisan . Penerbitan in i memiliki tendensi untuk mengulas gagasan tentang demokratisasi dalamhistoriografi dimana tidak lagi ada pihak yang merasa paling mewakili sebuah kepentinganbesar. Masing-masing penulis memiliki perbedaan sudut pandang dan in terest yang berbedadan t idak bisa dipaksakan untuk m engikuti arus besar yang men jadi “mainstream ” karenayang dicari adalah kebenaran, bukan pembenaran. Selamat membaca, semoga sajian kami“Mak Nyu uussss”, salam

Redaksi

Page 2: Oral History Agreria

Sè RAT

ARTIKEL UTAMA

Historiografi:Sebuah Refleksi tentang Harapan

Oleh: M. Faishal Aminuddin*

1

Sebuah seminar kecil yang diselenggarakanoleh HISTra di bulan J uni 20 0 6 telah digelard en gan m en gam bil t a ju k “Review atasHistoriografi Indonesia Kontemporer”. Acarat ersebu t m en coba m en car i kebu n tu anhistor iografi d im ana, lagi-lagi n egara m asihbegitu sen sit if u n tu k berhu bu n gan d en gand in am ikan ya d alam wilayah ka jian seja rahpolit ik. Kemudian , berbagai tawaran munculdiantaranya: pelurusan sejarah, demokratisasihistor iografi atau menggalakkan historiografikehidupan sehari-hari.

Saya mencoba mengulas sedikit dan tulisanini akan mengembangkan dialog dalam acarat er sebu t . Dian tar a pem bicara , Tr i Ch an d raAprianto menawarkan proses penulisan kembalidalam tiga hal yakni: Pertam a, proses kronologiperistiwa masa lampau. Kedua penjelasan atasmakna peristiwa masa lampau. Ketiga persoalanpengetahuan yang lahir dan pengetahuan yangtidak lahir. Lalu, Moordiati mewartakan modeln ara t iv e history kar en a sem u a oran g bisam elaku kan n ya d an m en gisi kekoson ganh istor iografi besar d im an a loka litas bisadibangun oleh banyak orang selain sejarawan.Sarkawi menyarankan pada sejarawan agar tidakterkungkung dalam “keunikan” saja melainkanmenekankan pada komparasi.

Bonnie Tr iyana cenderung melihat bahwakarya sejarah harus berfungsi praktis, supayahistoriografi di Indonesia tidak hanya di menaragad in g, t et ap i m en jad i h istor iografi yan gpopuler . Sem en tara Ir syad Zam jan i m elihatbahwa pernyataan yang menyebut Islam sebagaipem ban gu n h istor iografi sosio ku ltu r a lhanyalah persoalan siapa yang jadi mainstreampada masanya. Sejarawan Dias Pradadim aram em pu n yai pen d apat yan g berbed abah wasan ya pelu ru san seja rah akanmenimbulkan masalah lagi karena sebenarnyadalam h istor iografi, yan g t erban gun ada lah

* Ketua Dewan Pendiri dan DIrektur Pertama HISTra.

m em or i yan g selekt if d im an a obyekt ifitasmenjadi tidak relevan lagi.

Dias memberikan ilustrasi yang memperkuatargumentasinya bahwa dengan banyaknya jilidbuku seja rah t id aklah m en jad i jam in anobyektivitas dan sejarawan profesion al yangbekerja dibawah kendali negara cenderung tidakkritis. Mahasiswa Ilmu Sejarah juga tidak dicetaku n tu k berkar ir secar a p rofesion a l sebagaiseja r awan d i lem baga m ilik n egara at aumembuka biro historiografi. Tampaknya, Diasm en yaran kan agar seja rawan m em pu n yaip ikir an yan g terbuka dan m en er im a segalam asukan yan g m em u n gkin kan dar i sum bermanapaun.

Dar i perbin can gan d ia tas, saya t idakberpretensi untuk memetakannya dalam satuatau dua kubu, seperti halnya terdapat sejarawanistan a , seja r awan pu blik a t au seja r awankom u n it as. Tu lisan in i ber t en den si u n tu kmengulas gagasan tentang demokratisasi dalamhistoriografi dimana tidak lagi ada pihak yangmerasa paling m ewakili sebuah kepen tinganbesar , apa lagi it u ada lah n egara at au lebihtepatnya kekuasaan polit ik. Saya menawarkantiga model demokratisasi historiografi bertujuanuntuk memberikan kebebasan bagi siapapund alam m en u lis , m en yebar lu askan d anmengajarkan sejarah yaitu: membuat sejarahpolitik tidak lagi menjadi pemantik pertikaian,m en im ban g profesion alisasi sejar ah karen acenderung bisa dimanfaatkan oleh kekuasaanpolit ik dan reposisi peran sejarawan dimanapemberi otoritas dan penilaian tertinggi adalahpublik.

Sejarah Po litik yan g Mem bebas kanSejak letupan kecil reformasi mulai menguak

isi lemari rezim Orde Baru lebar-lebar, semuakesaksian d ar i para korban kekerasan yan gd ilakukan oleh r ezim m iliter ber seliweranm en u n tu t hakn ya u n tu k d id en gar . Karyah istor iografi pasca r eform asi, keban yakanm en gu las t en tan g per ist iwa 1965 d en ganberbagai asumsi, in terpretasi atau mengajukannovum.

Page 3: Oral History Agreria

Sè RAT 2

Juga suara-suara korban yang semula diamm ela lu i seja r ah lisan . Sem u an ya cobad ibangkitkan kem bali sepert i ter lihat dalamkarya-karya Hermawan Sulistyo, Hilmar Farid,Aminuddin Kasdi, Robert Cribb, Anthony Dakedan lain n ya . Berbagai lem baga juga bergiatu n tu k m en dokum en tasikan kesaksian pad akorban sem isa l Syar ikat d an Pusd ep d iJ ogjakarta.

Menilik itu semua, ternyata sejarah politikmasih mempunyai daya sesitivitas dan intimitasyan g belu m ter tan d in gi. Berd am pak pad apen ciptaan t r au m a berkepan jan gan danm en utup d ir i dar i ruan g rekon siliasi. Pascareformasi sempat terbuka ruang dimana sejarahpolit ik coba d ibahas secara t elan jan g d anm em an t ik ter jad in ya peran g pen dapat yan gmenyandarkan pada bukti-bukti sejarah yangju ga sem akin beragam . H al yan g dem ikianmenciptakan iklim kebebasan menulis sejarahd an m eru pakan m od alit as pen t in g u n tu kmembuka dialog dengan mengedepankan akalfikiran yang sehat dan jernih.

Tetap i begitu m en cen gan gkan , iklimtersebu t sud ah berubah seir in g t ekan anbeberapa elit politik yang disambut oleh aparatnegara dan dilegitimasi oleh sebagian akademisi.H asiln ya , sega la m acam buku seja r ah yan gsudah diidentifikasi “berbau” PKI dalam maksudyang luas, mulai ditarik dari peredaran. J ikadipahami lebih mendalam diantara sejarawansendiri, ada yang tidak jenak menjadi demokratbahkan cenderung fasis dan paranoid . Nalarseper t i itu bisa m em akzu lkan upaya u n tu km em bu ka ru an g selu as-luasn ya bagi per -kembangan historiografi Indonesia.

Sedari awal, saya harus menyadari bahwaproblem u tam a h istor iografi kit a ad alahm un culn ya ego sektoral, bahkan cen derun gmembuat sekat dari yang menganggap dirinyasebagai sejarawan profesional dan bekerja dilingkungan akademis dengan sejawaran amatiryang bisanya berteriak di media-media massa.Bahkan sebagian kalangan menegaskan bahwayan g berhak d isebu t sejarawan adalah yan gbekerja di lembaga-lembaga pemerintah, baik itudi lembaga akademis atau r iset. Sebenarnya,bukan menjadi persoalan apabila yang berbedahanyalah cara kerja, tatacara penulisan , gayabahasa saja tetapi sebagian besar sejarawanakademis cenderung berposisi didalam menaragading dengan alasan obyektivitas. Hanya sedikit

dari mereka yang juga menjadi aktivis. Minimalmenegaskan keberpihakan pada penghormatanh ak u n tu k m en ulis sejar ah d an m en olakintervensi negara.

Pelajaran berharga yang bisa dipetik daripola rezim Orde Baru dalam memperlakukanhistor iografi adalah m embuat sejarah terasajauh dari maknanya. Bumbu tak sedap kemudiand itabu rkan seh in gga m en yen gat dan barumembuat kita semua berteriak-teriak. Merekamempunyai koki yang mengabsahkan karyanyad an n egara kem ud ian m em bu at st an d arkelayakan buku bacaaan sejarah . Akibatn yamuncul dua jenis sejarah yakni “sejarah bentukannegara” dan “sejarah bentukan keluarga”. Dalamtesis yan g d itu lis oleh Son y Kar son o yan gberjudul Setting History Straight? IndonesiaHistoriography in New Order (Ohio University20 0 5) men jelaskan hal itu den gan m en cobauntuk melihat Orde Baru dari persepsi penulissebagaimana pengalaman

pr ibad i yan g sar a t d en gan pergolakan .Sebuah otobiografi intelektual yang menyatakansegenap ingatannya tentang masa lalu dimanakonstruksi sejarah Orde Baru d ibangun dar it r aged i lewat m ed ia pen did ikan seja rah ,pem u taran film d an kam pan ye t en tan gkegan asan PKI d an peratu r an -pera tu r anmendukungnya.. Tentu apa yang dimulai olehSony mempunyai kedudukan penting sebagaicara untuk membahasakan dengan lebih arif apayang pern ah dirasakann ya dan semua orangm em pu n yai h ak yan g sam a u n tu k m e-nyuarakannya.

Memupus kesan seram dari sejarah politikyang diyakini berdarah-darah tidak cukup hanyaden gan m embuan g jauh-jauh m itos ten tan gperebutan kekuasaan yang selalu haus darah danpengorbanan massal. Faktor penentu mengapasejarah politik memang menyeramkan berasaldar i kepen tin gan elit polit ik dim ana m erekam em pun yai m odalit as dan kapasit as u n tu kmelakukan mobilisasi dengan ideologi, uang danpengaruh personal.

H al t er sebu t yan g m em ben tu k n arasim en gen ai peran dan jasa yan g seolah telahditorehkan oleh para elit bagi entitas politik yangpalin g t in ggi yakn i n egara u n tu k kem udiandilembagakan.

Historiografi: Sebuah Refleksi tentang Harapan

Page 4: Oral History Agreria

Sè RAT3

Dengan dem ikian , sejarah sebagai dun ianarasi bisa diben tuk dan diolah berdasarkankepentingan elit sehingga tersebutlah apa yangdinamakan sebagai penjelmaan narasi menujumitos.

J ad i seben arn ya , seja rah polit ik yan gm en yeram kan bisa d ikem balikan m en jad isebatas mitos dengan jalan memberikan tafsiranatas banyak fakta yang bisa dinarasikan berbeda.Prasyarat utama dalam mendukung agenda iniadalah memandang politik dari sudut pandangyang beragam dimana setiap pelaku, pegamatatau korban bisa menunjukkan kesaksiannyabah wa ad a kesalah an -kesalah an yan g t idakseharusnya bisa dijadikan pelajaran. Meskipunhal in i terkadang terlalu tendensius dan saratkepen t in gan juga tet api kor id or kebebasanmenulis sejarahnya sendir i-sendir i merupakanbatasan yang set idaknya bisa dibuat sebagailandasan bagi munculnya narasi-narasi subyektiftersebut .

Men im ban g Pro fes io n alis as i Se jarahPelajaran yang perlu dipetik dari arus besar

m od ern it as, kolon ia lism e dan kem u dianglobalisasi ada lah soal h egem on i ilm upen getah u an . Gagasan pen cerah an yan gberkembang di Barat telah meletakkan dasar dansendi-sendi yang kokoh bagi manusia yang hidupd ibawah a t apn ya u n tu k m en yad ar i betapapen t in g a r t i sebu ah per ju m paan d a lamkehidupannya. Narasi-narasi yang kemudiand iban gun bisa terdokum en tasi den gan baik.Dalam lapangan keilmuan, sejarah juga beriringdengan model empirisisme. Sejarawan menjadiotoritas penting yang terlibat sebagai pembawapesan d ar i m asa lalu den gan keku ataninterpretatif tetapi didukung dengan bukti-buktiyang ada.

Ada persoalan yang agak ideologis disin iyaitu ket ika kolon ia lism e m ewabah d anmenjadikan wilayah-wilayah seperti yang kitad iam i sebagai korban n ya . Men u lis ad alahkebiasaan para raja dan kerabat bangsawannyad an h al t er sebu t d ipelih ara secara tu ru ntemurun. Tu lisan menjadi alat paling ampuhuntuk memaksakan sebuah narasi pada setiapgen erasi. Den gan seja rah n ya , pen guasam em ban gu n legit im asi un tu k m em eliharakekuasaannya dan menetapkan satu narasi yangd it an capkan sebagai in ga tan kolekt if a t aupersonal. Setiap penguasa mempunyai seorang

p uja n gg a yan g m en uliskan den gan frasasusastra mengenai perilaku raja dan kerajaan darisisi-sisi yang baik. Nyar is, den gan absenn yapu jan gga a lt ern a t if, kit a han ya m en getah u ihanya ada satu narasi sejarah.

Munculnya profesionalisasi sejarah di Eropasudah dimulai sejak abad 18 yang dipelopori olehLeopold Von Ranke (1795-1886) yang mengajardi Universitas Berlin yang diteruskan oleh murid-muridnya seperti Georg Waitz, von Sybel danJacob Burckhardt. Mereka meletakkan peranandokumentasi sebagai sumber sejarah yang sahdan melakukan obyektifikasi yang meluruhkansegala macam ikatan-ikatan primordial, politik,bahasa d an segala ha l la in n ya yan g bisam en jerum u skan seja r awan d a lam n ist asubyektivitas. Ranke mempromosikan apa yangdisebut w ie es eigentlich gew essen atau “the pastas it essentially was” dimana begitu terlihat usahauntuk m em oton g h istor isitas sen d ir i karen adefin isi masa lampau dan “kekinian” disahkanoleh h istor iografi dan m en un tu t pem isahanantara kehidupan dengan peristiwa.

Gagasan Ran ke begitu m em u kau danm em ikat ban yak sejarawan karen a terkesanterdapat sebua model pertanggunganjawab ataskata-kata dan apa yang dituliskannya. Meskipun,kekhawatiran yang beralasan bisa muncul karenad oku m en tasi p r im er (officia l) h an ya bisad iusahakan dan d im iliki oleh otor itas resm i(negara) yang mempunyai kekuasaan mencetakdan menyebarluaskan sesuai dengan tujuannya.

Keyakinan ini sebetulnya akan berdampakpada narsisme seperti ketika salah seorang muridRan ke, H ein r ich von Treit sche (1834-18 96)berhasil menulis berjilid-jilid sejarah J ermansepan jan g abad 18 . Karya t er sebu t m em an -faatkan semua dokumentasi yang pernah dibuatoleh negara dan ditulis dengan nada yang lebihnasionalis dan dianggap menjadi landasan bagikelompok NAZI J erm an dalam m em ban gunpencitraan atas bangsanya.

Di dunia ilmiah, proyek Ranke diteruskanoleh sejarawan dari Sorbonne, Perancis, ErnestLavisse (1842-1922), dia memperkenalkan apayang disebut sebagai “sejarawan profesional”.Apa yang menjadi patokan keilmiahan, wilayahkajian d an m etod e sejar ah d it et apkan dandiajarkan dalam lembaga resmi di Universitas.

Historiografi: Sebuah Refleksi tentang Harapan

Page 5: Oral History Agreria

Sè RAT 4

Gau n gn ya lu ar biasa d an m en cetaksejarawan-sejarawan profesional terkemuka diseantero Eropa. Sebut saja nama-nama sepertiVasile Parvan, Kristian Ersley, Gustav Storm danLord Acton. Sejarawan profesional pada masaitu m en em pat i posisi pen t in g dan rela t ifindependen dari tar ikan-tar ikan politis tetapiakan muncul persoalan manakala universitasbukan lagi sebuah lembaga yang otonom dansejarawan akan m elakukan ran gkap jabatandengan menjadi politisi.

Di Amerika, madzhab Ranke berkembangpesat dan menjadi disiplin tersendiri dibawahbendera “scientific history” yang dipelopori olehFranklin Jameson yang menjadi editor pertamaAm er ican H istor ica l Review yan g d id ir ikantahun 1895. Pendukungnya diantaranya HarveyRobinson, Carl Becker dan Charles Beard. Seusaiperan g dun ia ked ua d im an a ban yak m u r id-murid dari dunia ketiga menimba ilmu di negara-n egara m aju , pen yebaran ilm u seja rah jugasem akin pesat d an m ulai m un cul pen giku t -pengikut Ranke di negara-negara Asia termasukIndonesia.

Profesionalisasi sejarah baik sebagai ilmuataupun studi harus berkembang sebagai bagiandari kategorisasi akademis yang “mencerahkan”.Kebu tuh an u n tuk m em ban gu n sebuahkon sen su s d i ka lan gan sejar awan , pem in atsejarah dan kekuasaan politik untuk meletakkanjam in an bagi beragam n ya in terpretasi lebihm en d esak d ar ipad a m en gedepan kan egosektora l d ian tar a sejar awan sen d ir i.Profesion a lisasi seja r ah san gat d ibu tu hkandalam rangka memberikan kepastian akan jalanuntuk mencari kebenaran tetapi akan menjadihal yang mengancam apabila mejelma menjadiotoritas tunggal sebagai penafsir yang paling sah.

Repo s is i Se jaraw anRezim histor iografi Rankeian sedemikian

laris manis di negara-negara yang baru merdekadimana negara-negara tersebut masih dipenuhisemangat heroik dan sejarah menjadi mediumyang paling tepat untuk memutuskan traumasejarah akibat kolonialisme. Kepentingan yangterlihat dengan gagasan mengenai historiografiyan g in d on esia -sen t r is m isaln ya ad alahmerumuskan narasi baru mengenai sebuah masadan kekuasaan pr ibumi yang jaya . Meskipunt idak ben ar -ben ar baru karen a ad a ju gakecen d eru n gan un tu k m elaku kan u sah areviva lism e yan g m en geten gahkan kem bali

kejayaan masa lampau yang diraih oleh kerajaan-kerajaan besar di Nusantara.

Pertentangan landasan dan tujuan antarakebu tu han d un ia akad em is un tu k m em per-tahankan netralitas dengan dunia politis untukm em bawa seja r ah sebagai sar an a u n tu km em per tah an kan h egem on i keku asaanmenghiasi perdebatan yang bersifat metodologisd ian tar a seja rawan sen d ir i. Di In don esia ,histor iografi pasca kemerdekaan mengangkatt em a-tem a n asion a lism e, h eroism e dankeagu n gan m asa lam pau . Ter lebih lagimempunyai doktrin traumatik atas kolonialisme.

Gaung Rankeian sendiri tidak lama kemudianpada dekade 60 an mulai mendapatkan responpenolakan seperti yang dipelopori oleh WilliamDilth ey yan g m em asu kkan h erm en eu t ikasebagai pengganti interpretasi biasa (aufaâung).Lebih m en ekan kan pem aham an (verstehen )daripada pen jelasan (explanation). Meskipunawaln ya sud ah d im ula i oleh kr it ik-kr it iksejarawan Italia, Benedetto Croce (1866-1943),pad a m etode d an m elu as pada pen olakanscientific positiv ism yang memisahkan sejarahdengan kehidupan.

Croce ingin menjadikan sejarah sebagaimanadiktumnya “history as the story of liberty”. DiIn ggris, RG Collin gwood (18 89-1943) dalambukunya “The Idea of History” hampir senadad en gan sejar awan Span yol Am er ico Ca st ro(18 8 5-1972). Ked u an ya m en gan ggaphistoriografi harus ditulis dengan kesadaran akankeh id upan m elam paui kesad aran h id up ,pen u lisn ya seka lipun . Collin gwood ber t eor iten tang imajinasi sejarah sebagai kata kunciuntuk menggerakkan, mempertautkan ceceranfakta-fakta yan g d id apatkan d ar i berbagaisumber untuk bisa dinarasikan. Dalam prosesimajinasi ini, keterlibatan subyek mutlak harusada . Collin gwod m en jad i in sp ira tor d a lampenulisan sejarah yang lebih popular, massal danbisa dilakukan oleh siapa saja.

Dalam alam yang penuh kebebasan apa yangdigagas oleh Ranke, Collingwood atau bahkanMarx sekalipun, sejarah bisa menempati ruangpersonal yang menghasilkan pemaknaan bagiseseoran g un tu k m em an faatkan sejar ah n yasebagai pelajaran. J uga ruang kolektif sebagaibagian kampanye umum mengenai perasaan-perasaan ter t en tu seper t i p r im ord ia lism e,nasionalisme dan fasisme. Tetapi di alam yangpen u h kon trol d an pen gen d alian d ar i satuotoritas politik, sejarah menjadi sesuatu yangmengikat, tidak membebaskan dan cenderungmembunuh.

Historiografi: Sebuah Refleksi tentang Harapan

Page 6: Oral History Agreria

Sè RAT5

Posisi Sejarawan dalam situasi politik yangotor it er , pen gaku an n ya d id apatkan dar ipekerjaan yang mereka lakukan demi kekuasaansebagai pelayan. Seperti di masa rezim komunisUni Soviet , h istor iografi sepen uhn ya beradad idalam ken dali n egara. Mikhail Pokrovskiimenjadi sejarawan Partai Komunis Uni Sovietdan menjadi agen satu-satunya, patron selamabeberapa dasawarsa. Pada dekade 50 -80 an ,negara yang cenderung bersifat otoriter masihberkepen t in gan u n tu k m en jajah in gatanrakyatnya. Dari sisi kognisi, indoktrinasi menjadilebih m u d ah d an m en jan jikan sebu ahketundukan yang efektif bagi kestabilan politiknegara. Rakyat tidak mendapat alternatif atauh istor iografi yan g bisa m en jad i acu an d anpenghayatan dalam kehidupan sosialnya.

Indoktrinasi dilakukan melalui media buku-buku sejarah yang harus standar sesuai denganpenilaian negara. Hal ini mempunyai sisi burukkarena setiap rezim kekuasaan politik berganti,mereka akan menuntut hal yan g sama yaitumelakukan pelurusan sejarah atau bahkan lebihr ad ika l pen u lisan kem bali seja r ah ver sipenguasa. Dalam kondisi in i, sejarawan yanggagal untuk menegaskan suara hatinya, maka diat idak lagi men gemban tanggungjawab moralsebagai “p em bawa pesan d ar i m asa lalu ”melainkan tidak lebih dari seorang tukang ketikyang hanya memanfaatkan dokumentasi negara.Sejarawan hanya perlu memperjelas apa yangpenguasa kehendaki dar i narasi sejarah yangakan ditulisnya.

Dalam posisi t er sebu t , sejar awan t elahmengemban tiga dosa besar yaitu: manipulasiatas sumber sejarah, baik dengan mengabaikansum ber a t au m en gh ilan gkan n ya . Ked ua ,m em belokkan in terpretasi a tau t idak m em -berikan kemungkinan in terper tasi yang lain .Ketiga melakukan pembodohan massal karenaapa yang dia tulis tidak keluar dari hati nuraninyatetap i a t as pesan an pen gu asa yan g akandisebar luaskan dan m em pun yai daya paksauntuk dibaca oleh rakyat.

Dida lam situ asipolit ik yan g t er lem bagad en gan ba ik d an d em okrat is , seja r awan ,meskipun t idak sepakat dengan negara, bisamelawan. Sebagai konsekuensinya, mereka akanmenulis tema-tema non-polit ik. Kemunculansejarah alternatif yang menulis tentang sejarahburuh, sejarah ekonomi, sejarah pedesaan dansejar ah d ar i bawah (h istory from bellow)m erupakan beberapa p ilihan dan per tau tandian tara berbagai tema tersebu t bisa ben ar -

benar terjamin ketika suasana politis mendukungdengan menghargai setiap perbedaan yang ada.

Di Perancis muncul madzhab annales yangdidukung oleh sejarawan Marc Bloch dan LucienFebvre dan mengangkat tema histoire totale(sejarah total) yang mengkomparasikan sejarahd en gan wilayah stu d i geografi, ekon om i,demografi dan lainnya. Mereka mempercayaibahwa dalam sejarah ad a obyek yan g t id akbergerak seper t i gun un g, lau t . Relat if t idakberubah dalam waktu singkat semisal kota-kotadan bangunan bernilai tinggi. Lalu dimensi yangcepat berubah: pemikiran, peraturan negara,oran g-oran g. Ada beberapa kalan gan yan gmelihat munculnya varian-varian historiografitersebut sebagai fragmentasi karena bermuarapada dunia akademis. Tetapi lebih cocok disebutdemokratisasi karena lembaga-lembaga diluardunia akademis, peminat sejarah, orang kayayan g m en jad i pen u lis seja r ah ju ga r am aimenampakkan diri.

Historiografi: Sebuah Refleksi tentang Harapan

Me n iadakan Ke ko s o n gan de n gan Dem o -kratis as i H is to rio grafi

Ketika novel fiksi karangan Dan Brown “daVinci Code” beredar di Surabaya, salah seorangteman malah lebih mempercayai narasi sejarahdan argumen tasi yang dibangun oleh Browntentang biarawan Sion, opus dei, ksatria Templaratau dinasti Mongrovian. Tetapi tidak tampaksebuah ketertarikan untuk lebih dalam mengenalaktor-aktor diatas dengan membaca literatursejarah di perpustakaan. Malah setelah membacanovel Dan Brown yang lain, “Angel & Demons”,dia sangat terkesima dan baru tahu kalau adayan g d in am akan per sau d araan I llum in at i,peran an kelom pok Mason dan pem atu n gRaphael Santi.

Seperti teman saya, juga menimpa orang laindimana narasi sejarah dan konstruksi ingatanjustru didapatkan dari indoktrinasi di ruang kelas,film pen gkh ian atan PKI a tau sin et ron J akaTingkir. Setiap orang juga tidak mungkin secaram assal ram ai-ram ai datan g ke kan tor ar sip ,melakukan wawancara atau mencari buku diperpu stakaan . Sebagian besar or an g-oran gmengandalkan cer ita dari penutur atau karyapopuler dan lebih hebat lagi penceritaan sejarahmelalui bahasa sastra, didalam cerpen atau novellebih efekt if u n tu k m em pen garu h i st r uktu rkognisi seseorang.

Page 7: Oral History Agreria

Sè RAT 6

Tern yata, dokum en yan g m em uat teks,gam bar , peta dan tan datan gan t idak bisa“berbicara bagi d ir in ya sen d ir i”. J uga t idakterbukti ada dokumen yang bersifat netral, yangtidak dibuat beradasarkan maksud dan tujuan sipencipta yang tentu saja mempunyai perbedaanasumsi dan pandangan atas dunia dengan pihakyang membacanya. Apalagi rantang waktunyasemakin jauh dan memanjang. Sejarawan Peranciskuno, Fustel de Coulanges menarik kesimpulanbahwa sejarah bukan lah “seseoran g yan gberbicara pada m ereka” m elain kan “siapaberbicara melalui saya”.

Persoalan yan g m endera ban gsa-ban gsayan g terkolon isasi adalah ket idakm am puanbelajar dar i sejarah yan g d itu lisn ya sen dir i.Kemungkinan besar, apa yang menghiasi duniapertelevisian di Indonesia saat in i yang penuhdengan dunia setan dan tayangan-tayangan hororm urahan yan g pada dasarn ya lebih m en ge-depankan aspek keputusasaan. Sebuah kondisidimana pelaku media melihat ada kebingunganbesar dalam sejarah masyarakatnya . Merekam en gam bil lan gkah-lan gkah un tuk m en gisikekosongan tersebut dengan naras-narasi tentangfilm sejarah yan g t idak m en yejarah danm em ben tuk kesadaran terhadap n alarmasyarakat tetapi tidak membawa perbaikan bagipenalaran dalam dunia nyata.

Dari soal ini, barangkali kita bisa melihat apayang terjadi di India. Sebuah gerakan kolektif jugamuncul seperti yang dilakukan oleh Ranajit Guhayang membuka “The Subaltern School of IndianH istor iography”. Proyekn ya yan g am bisiusd ian taran ya m elakukan pen ulisan kem balisejarah India. Guha berangkat dari persoalanbahwa bangsa yang mengalami kolonialisasi tidakm em punyai kekuasaan un tuk m en gajukanidentitasnya sendiri. Bangsa koloni dikendalikanoleh wacana, bahasa, tindakan, pemikiran dankonstruksi sejarah dari kolonialisme sehinggamenjadi apa yang disebutnya “people withouthistory”.

Sejarah tidak seharusnya jauh dari kehidupandan dalam usahan ya un tuk m erekonst ruksiingatan menjadi narasi sejarah yang bisa dibacaorang lain, seorang individu cenderung memilihmenulis dalam bahasa sastra. Catatan harian,sebuah goresan di tembok kamar atau foto yangdisobek pada keempat sisinya merupakan sumbersejarah yang harus dimaknai. Sejarawan bisamelacak jejaknya dari ilmu bantu lainnya sepertisem iot ik, kr it ik sastra atau psikoan alisis.Perluasan terminologi historiografi tidak saja

menjadi milik sejarawan akademis, sepanjangberpretensi mengangkat masa lalu.

Lan dasan pem ikiran h istor iografi pos-tkolonial yang ditawarkan oleh Guha, GayatriSpivak atau Aijaz Ahmad merupakan buah daripergulatan pada pertengahan 1970 an, dimanapersentuhan antara sastra dan dengan ilmu-ilmusosial m elah irkan aliran besar postm odern .Hayden White dan F.R Ankersmit melihatnyasebagai akibat dari adanya “privatisasi” atau “ded isciplin ing” yang kehadiran nya bisa dilihatdalam perdebatan klasik lebih dekat mana atausejarah ke ranah ilmu sosial atau sastra. Anggapanatau keyakinan bahwa sejarah merupakan bagiandari ilmu sosial atau sebuah order tersendiri tidakmenjadi persoalan krusial selama masing-masingpihak bisa mengkondisikan perbedaan pendapatdalam situasi yang benar-benar terjaga kemer-dekaannya.

Perdebatan mengenai historiografi model apayang diperlukan oleh Indonesia saat in i sudahwaktunya tidak lagi membawa persoalan klaimsiapa yang paling absah menulis sejarah dan siapayan g mem pun yai hak un tuk m em visuali-sasikannya melalui media apapun. Kebutuhanbesar dari historiografi Indonesia saat ini adalahun tuk men yem buhkan t raum a sejarah yan gdiakibatkan oleh kekerasan, ketidakpastian danmatinya harapan karena model narasi tunggal.Hal ini berangkat dari kenyataan bahwa narasisejarah sejak kem erdekaan selalu berd ir im en opang kekuasaan polit ik dan m em biusin gatan rakyat ten tan g kebebasan dar i re-presivitas.

Negara harus berdiri dipihak yang netral,bebas kepentingan tetapi mampu memposisikandiri sebagai fasilitator. Demokratisasi historiografimerupakan pilihan yang paling mungkin untukm ewujudkan kesetaraan bagi siapapun yan gberm inat m em buka lem baran kelam danmembangkitkan ingatan-ingatan dari suara-suarayan g selam a in i d ipaksa d iam . J ika t idak,dam pakn ya akan buruk karen a m un culn yan arasi-n arasi sejarah d i m edia yang t idakber tanggun gjawab. Tetapi jangan buru-burumenyalahkan mereka yang membuatnya karenamungkin mereka juga tidak menemukan rujukanyang baik dan melarikan diri sembari mengajakyang lain untuk berkencan dengan alam gaib.Sebuah dunia lain.

Historiografi: Sebuah Refleksi tentang Harapan

Page 8: Oral History Agreria

Sè RAT

ARTIKEL LEPAS

Oral Historydalam Penyelesaian Konflik Agraria

oleh : Aryo YudantoSejarah harus memiliki dimensi kritik, baik itu berupa kritik sosial, budaya,ekonomi politik dan sebagainya, agar sejarah memiliki signifikansinyadalam kehidupan masyarakat sekarang.

-Hilmar Farid

Sepenggal kalimat diatas diungkapkan olehHilmar Farid dalam sebuah sesi diskusi dalamran gkaian Pekan Sejar ah d i Un iver sit asIndonesia, pada bulan November 2006. Dimensikr it ik pada kajian sejarah merupakan sebuahtanggung jawab dari sejarah dalam kehidupanmasyarakat masa kini. Pandangan miring tentangsejarah sebagai barang usang, tidak akan terjadijika masyarakat bisa secara langsung merasakanmanfaat kajian sejarah dalam kehidupan.

Oral H istory a tau seja r ah lisan bisa jad imerupakan kajian yang tepat di tengah sulitnyadan minimnya akses terhadap dokumen resmi.Dokumen resmi dari badan-badan terkait denganpenelitian sejarah semakin sulit diakses. Ketikasumber-sumber tertulis sangat susah terakses,maka sebagai sebuah alternatif jawaban adalahdengan menggun akan metode Oral History .Mela lu i m etod e Ora l H istory ban yak faktasejarah yang bisa terungkap. Kelebihan OralH istory an ta r a la in ada lah lebih bisamenampilkan kondisi-kondisi sosial yang tidakbisa terekam dalam sebuah dokumen atau arsipresmi. Oral History kiranya dapat memberikansumbangan yang sangat besar untuk melihatsesuatu yang tersembunyi, atau apa yang tidakdapat terekam dalam dokumen resmi.

Kun towijoyo m en yatakan , selain sebagaimetode dan penyediaan sumber, Oral Historym em pu n yai su m ban gan yan g besar d a lammengembangkan substansi sejarah. Pertam a,dengan sifatnya yang kontemporer, Oral Historymemberikan kemungkinan yang hampir-hampirt id ak t erba tas u n tu k m en ggali sejar ah d anpelaku-pelakunya. Kedua, Oral History dapatm en capai pelaku-pelaku sejar ah yan g t id akdisebutkan dalam dokumen-dokumen, dengankata lain dapat merubah citra sejarah yang elitiskepada citra sejarah yang egaliterian . Ketiga,Oral History memungkinkan perluasan masalahsejarah, karena sejarah tidak lagi dibatasi kepadaadanya dokumen tertulis (Kuntowijoyo; 200 3;hlm. 29-30 ).

Perekaman terhadap sumber-sumber dalamsejarah lisan perlu beberapa hal sehingga hasil

dari sebuah wawancara memiliki kaidah-kaidahilmiah dan objektif. Dokumentasi yang baik bisadidapatkan dengan metode pendokumentasianyan g baik, dan pen tin g un tuk tetap menjagaobjektivitas data yang diperoleh. Sumber lisanseper t i juga su m ber t er tu lis , h arus d iu jikebenaran dan kecocokan dengan sumber lain.Dalam menilai keterangan harus diteliti latarbelakang sosial, pendidikan, politik, dan langsungatau t id akn ya ter libat d alam kejad ian yan gsedang ditelit i. Seorang peneliti harus denganbisa d en gan cepa t m en ilai ku a lit as in ga tanseorang informan, apakah masih baik atau tidakdan apakah cenderung menonjolkan diri (AntonLucas ; 2004 ; hlm. 5). Penelitian oral historyadalah bagaimana menggali dan menerangkanberdasarkan ingatan yang tajam dari masyarakattentang pengalaman kesejarahan yang dialamisendir i oleh masyarakat.

Oral History memiliki peranan besar dalamproses demokratisasi sejarah, sehingga sejaraht idak m elu lu berperspekt if pen gu asa. Ora lHistory bisa memberikan perspektif lain dalammelihat masa lalu. Cerita sejarah masyarakatt er ekam d alam m em or i m ereka sen d ir i.Per ist iwa-per ist iwa u n ik da lam sebu ahm asyaraka t terkadan g t idak terekam da lamdokumen resmi, baik dalam bentuk arsip, notaperjalanan maupun sumber lain.

Konflik Agraria Sebagai Warisan Kolo n ialAwal konflik agrar ia ser in g ter jadi karen a

perusahaan dan pemerintah yang mengklaimmemiliki hak atas tanah, mempunyai dokumenwarisan kolonial. Disisi lain masyarakat memilikiklaim kesejarahan sendiri yang secara turun-temurun diwariskan oleh leluhur mereka. Tradisiyang berkembang dalam masyarakat Indonesiakhususnya J awa lebih mengenal budaya lisandaripada budaya tulis. Apalagi diperparah padamasa kolon ial, masyarakat secara luas t idakm em un gkin kan m em iliki bukt i ter tu lis a t askepemilikan tanah. Di sinilah sejarah memilikiperan yang signifikan dalam membuka tabir dibalik sengketa kepemilikan tanah.

7

Page 9: Oral History Agreria

Sè RAT

Pen yelesa ian kon flik d alam m asyaraka t ,t eru tam a t erkait d en gan per soa lan agrar ia ,san gat m em bu tu hkan ka jian seja r ah u n tu kmengetahui status tanah yang disengketakan.Konflik Agraria yang terjadi, sering merupakanekses dari penguasaan yang tidak jelas terhadaptanah. Karena klaim sepihak dari pemilik modalbesar (PTPN, Perhutani, Tahura, dll) terhadapsuatu wilayah kelola yan g sebelumn ya telahdikuasai oleh sekelompok warga. Sebagian besarkon flik yan g ter jad i adalah kon flik ver t ikal,kalau pun t er jad i kon flik hor izon tal, itu pu nsengaja dibuat untuk memutasikan perlawananrakyat terhadap struktur negara.

Secara umum konflik agraria ter jadi antarar akyat vs in st an si pem er in tah an , r akyat vsbadan usaha, rakyat vs inst itusi sosial. Hasilpen elit ian Yayasan Akasia d i J awa Bara tmenunjukkan bahwa 57% konflik Agraria terjadian tar a r akyat ver su s pem er in tah , 30 %merupakan konflik rakyat versus perusahaanbesar, hanya 11% konflik terjadi sesama rakyat,sedangkan sisanya 1% antara pemerintah denganperusahaan swasta, dan 1% antara perusahaanswasta (Gun awan Wirad i ; 20 0 1 ; h lm . 17).Menurut data yang dihimpun oleh KPA tahun2002 di J awa Timur tercatat 172 kasus denganluasan lahan ± 397.684,09 ha. Cakupan sengketamencapai 259 desa di 136 kecamatan dan 31kota/ kabupaten. Lawan sengketa terdiri dari 70pihak pem erin tah , 9 m iliter , 32 perusahaannegara, 62 perusahaan swasta.

Melihat persolan Agrar ia di Indonesia, kitaseperti ditempatkan pada ruang yang gelap tanpasebu ah pen cah ayaan . Berbed a d en ganmasyarakat Eropa, bagi negara bekas jajahanseper t i In don esia , t id ak sed ikit kasu s yan gseben arn ya adalah war isan zam an kolon ial.Perkawinan antara sistem Kolonial dan Feodaltelah mengubah tatanan penguasaan tanah yangten tun ya un tuk keun tun gan Kolon ial (Bon ieSet iawan ; 20 0 1 ; h lm . 26). Ban yak kasu spendudukan tanah perkebunan oleh rakyat yangdianggap sebagai pendudukan liar disebabkantan ah perkebu n an t er sebu t d alam keadaanter lan tar . Pen du du kan t er sebu t adakalan yaseizin dari pihak perkebunan walaupun secaralisan (Achmad Sodiki ; 2001 ; 87). Kasus yangter jad i pad a beberapa perkebu n an d i J awaTimur, penguasaan lahan perkebunan oleh wargapada awalnya lahan tersebut dibuka oleh pekerjaperkebunan yang telah memasuki masa pensiun.Sejak awal proses pembukaan lahan tersebuttidak pernah mendapatkan pelarangan dari pihakperkebunan . Bahkan secara lisan dibolehkanoleh pihak perkebunan.

Hal seperti in i yang di kemudian hari sejakzaman Hindia Belanda hingga sekarang menuaisen gketa an tara pem er in tah , d an p ih akperkebunan dengan rakyat yang telah mengolahlahan ter sebu t sebagai lah an prod u kt if.Walaupun dalam Kepres 39-1979, jct PMDM, No.3-1979 rakyat yang menduduki tanah tersebutbisa m emiliki hak milik atas tanah ter sebu t .(Achmad Sodiki ; 20 0 1 ; 87). Konflik warisankolonial merupakan ekses dari kebijakan kolonialyang tidak juga terselesaikan pasca Kolonialismeh in gga saat in i. Program Reform a Agrar iaternyata tidak terlaksana dengan baik sehinggamenyisakan konflik hingga sekarang.

Sejarah peradaban manusia di masa lampautelah membuat sekelompok kecil orang lebihberu n tu n g d an m en gu asai begitu ban yaksumber-sumber ekonomi, termasuk tanah dansumber-sumber agraria lainnya, dan sebagianbesar manusia lainnya hanya menguasai sedikitbahkan lebih banyak lagi yang tidak menguasaisama sekali. Masa kerajaan disebut juga masafeodalisme. Pada masa lampau, yang memilikitanah adalah raja (dan kaum bangsawan lainnya).

Sebagian besar rakyat (baca: petani) disisi lainbekerja dan meneteskan keringat di atas tanah-tanah raja tersebut. Hasilnya (sebagian besar)diserahkan kepada raja dan kaum bangsawansebagai upeti. H an ya sed ikit hasil yan g bisad in ikm at i petan i un tu k m elan gsu n gkankehidupann ya . Sejarah pemer in tahan feodalkem u d ian d igan t ikan oleh pem er in tah anpen ja jah an (t eru tam a Belan da). Setelahm en aklukkan para ban gsawan , pem er in tahpen jajah tidak menghancurkan tradisi feodalyan g sebelum n ya, seba likn ya ju st ru m e-m an faa tkan n ya un tu k kepen t in gan m erekasen d ir i. Pen jajah m en ar ik par a ban gsawanm en jad i seku tu pen ja jah . Mela lu i par abangsawan ini, kaum penjajah mendapat jaminanbahwa hasil bumi rakyat dapat mereka kuasai.(Mansour Fakih ; 2002 ; 5)

Sejar ah kepem ilikan t an ah d i In d on esiakhu su sn ya J awa, secara u m um bisad isistem at isasikan d a lam em pat fase. Fasep er ta m a ya itu m asa babat a las (in la n sbeschikingsrecht). Masa ini berlangsung sebelumKolonial Belan da berkuasa. Motif babat alasad alah kebutu h an akan t an ah akiba t per -tumbuhan populasi. Masa inilah terbentuk desa– desa tradisional baru (Herlambang ; 20 0 7 ;hlm.8). Masyarakat pedesaan Jawa pada kisarantahu n 18 0 0 an m asih m en gan u t sist emperekon om ian ter tu tup yan g m en gan dalkan

8

Oral History dalam Penyelesaian Konflik A graria

Page 10: Oral History Agreria

Sè RAT

hubungan ikatan komunal dan persaudaraan(D.H. Burger ; 1957 ; hlm. 105).

Fase Kedu a ad a lah m asa pem er in tah anKolonial Belanda, secara umum pada masa inidibagi menjadi dua bagian (Herlambang ; 2007; hlm.9). Perubahan struktur pada masyarakatJ awa t er jad i pasca 180 0 an , saa t Rafflesm en can an gkan peru bah an besar – besar anterhadap sistem kolonial yang berlaku di Jawa.Raffles m en gatu r ta t a pem er in tah an , per -ekonomian, struktur masyarakat sampai ke desa– desa. Pem ber lakuan sistem Cultuurstelseluntuk jenis tanaman perdagangan tertentu gunamemenuhi kebutuhan Eropa. Agrar ische Wett ah u n 1870 t elah m em buka kem u n gkin anpersewaan tanah untuk jangka waktu 75 tahun(erfpacht) kepada warga negara atau perusahaanyang berdomisili di Hindia Belanda. Periodein ilah ter jad i pembukaan lahan perkebun anbesar (KSPA ; 20 0 1 ; h lm . 123). Pada m asapendudukan tentara Dai Nippon J epang (1942-1945) t id ak m en galam i ban yak peru bahan .J awatan Kehutanan Belanda (Dien t v an hetBoschw ezen) diganti namanya menjadi RingyoTy uoo Zim u sy o. Sem u a pegawai J awatanKehutanan diminta untuk terus melaksanakantugasn ya d i posn ya m asin g-m asin g, d anOrd on an si H u tan J awa dan Mad u ra 1927(Staatsblad 1927 No. 221 ser ta VerordeningKehutanan tahun 1932 (Staatsblad 1932 No.446) dinyatakan tetap berlaku oleh pemerintahDai Nippon untuk mengelola hutan di Jawa danMadura. Sem en tara itu , urusan pen gelolaanhutan di luar Jawa dan Madura ditangani olehPemerintah Pusat, tetapi sebagian juga ditanganioleh Pem er in tah Swapraja (Zelf besturen deLan d scha p pen da n In heem se R echt s-glem eenschappen). (I Nyoman Nurjaya ; 2005; hlm.41)

Ketiga adalah masa pasca kemerdekaan (pasca1945 – 1965), d im an a t an ah yan g d ahu ludikenakan erfpacht dikuasai kembali oleh petanidan mendapatkan legitimasi melalui programLan dreform . Keem pat m asa pasca 1965 saatOrde Baru berkuasa. Pemerin tah melakukanu paya pen ggagalan Lan d reform yan g d icapsebagai p rogram kom u n is d en gan t eror ,in t im idsi, pen ggu suran d an sebagain ya .Pemerintah melalui BUMN dan perusahaan –perusahaan perkebunan besar turut serta dalampenghilangan akses masyarakat terhadap tanahd an berbagai m an ipu lasi fakta d i lapan gan(Herlambang ; 2007 ; hlm.9).

Per soalan yan g m u n cu l ban yak yan gmerupakan ekses dar i kebijakan Pem erin tahKolonial tentang sewa tanah. Dengan berbagai

car a m an ipu la t if, b iasan ya pem ilik t an ahakhirn ya m en yerah kan t an ah n ya u n tu k d i-sewakan kepada perkebunan, yang be-kerjasamadengan pemerintah lokal (Arief W. Djati ; 2001).Sin go Set ro pen gu asa loka l d i d esa Sen d i,Mojoker to, J awa Tim ur m elakukan praktekseru pa d en gan m en yerahkan t an ah wargad en gan car a m an ipu la t if u n tuk d isewakankepada Pemerintah Kolonial Belanda.

Adapun konflik agrar ia an tara la in adalahkasus tanah Jenggawah. Kasus tanah di daerahJ ember ini mulai meletup sejak tahun 1970an,yan g m eru pakan perebu tan an tar a petan ipen ggarap m elawan PTPN XVII . Den ganban tu an pen gu asa setem pat , PTPNm en ggu n akan sega la m acam cara u n tu kmelumpuhkan pelawanan petani penggarap.

Pos is i Oral H is to ry dalam Ko nflik AgrariaData yang dihimpun oleh KPA pada tahun

20 0 2 menunjukkan dar i 172 kasus agrar ia diJ awa Tim u r , 8 0 d ian tar an ya t id ak jelaspenyelesaiannya. Sebanyak tujuh kasus sengketatanah yang di meja hijaukan, hanya satu kasusterselesaikan, sedangkan enam kasus tidak jelasr im ban ya . Upaya pen yelesa ian d ilu arpengadilan tidak juga menuai hasil lebih baik,dari 85 kasus agraria di J awa Timur, 76 kasusmasih tidak jelas bagaimana penyelesaiannya.

Konflik agrar ia, sepert i telah d iun gkapkand ia t as, sebagian besar m eru pakan war isanzaman kolon ial. Banyak tanah perseoranganmaupun tanah adat yang kemudian dijadikanperkebunan lahan perkebunan. Pasca kemer-d ekaan ket ika pem ilik t an ah in gin kem balim em peroleh hak a t as t an ah m ereka , tet ap iternyata hal tersebut memicu konflik strukturalterutama dengan perusahaan dan pemerintah.

Posisi sejar awan m en jad i pen t in g u n tu kmenduduk-perkarakan sengketa tanah dalamperspektif historis kepemilikan tanah. Disinilahsejarah memiliki dimensi krit ik sosial, budaya,ekonomi-politik. Sejarah menjadi sesuatu yangdekat pada masyarakat karena masyarakat bisamerasakan secara langsung manfaat dari kajiansejarah. Tidak kalah penting, hal ini bisa mengikispan d an gan bah wa seja r awan haru s berad adipucuk menara gading.

Tentunya untuk mencapai objektivitas datayang dihimpun, perlu dilakukan komparasi dataan tara data resm i Kolon ial yan g selam a in imenjadi klaim dari pemerintah dan perusahaandengan data oral history yang dihimpun darimasyarakat. Sebagai sebuah upaya penyelesaiansengketa agraria, oral history menjadi sebuahalternatif penyelesaian. Dalam hal ini, penelitian

9

Oral History dalam Penyelesaian Konflik A graria

Page 11: Oral History Agreria

Sè RAT

oral history adalah sebagai upaya menggalidan menerangkan berdasarkan ingatan yangtajam dar i m asyaraka t ten tan g pen galam ankesejar ah an yan g d ia lam i sen d ir i olehmasyarakat terkait dengan status tanah yangmenjadi sengketa.

Objekt ivitas ten tan g st a tus t an ah secarahistoris bisa tercapai bilamana terjadi kerjasamayang setara antara badan – badan yang terkaitdalam urusan pertanahan seperti BPN, dan darip ih ak yan g sedan g ber sen gketa . BadanPer tanahan Nasional selama in i lebih ser ingmenutup mata karena mengganggap persoalanini bukan pada wilayah kerja mereka. Data dariBPN dan dokumen yang dimiliki perusahaanmaupun dari badan terkait lain diperlukan untukbisa membandingkan dengan data temuan dilapangan yang telah disusun dengan metode oralhistory .

Sejarawan dalam penyelesaian konflik agrariaseben arn ya bisa d ijadiakan saksi ah li un tukmembedah status tan ah yang disengketakandalam perspektif historis. Sehingga sengketa –sen gketa agrar ia bisa ter selesaikan sesu a idengan kebenaran sejarah yang ada.

~Lebih d ar i it u , ora l history seben arn ya

melampaui batas – batas yu lidis formal dansekedar penyelesaian sengketa secara hukumposit if. Oral history lebih bisa m en jelaskansubstansi konflik agrar ia yang ter jadi. Tanahdalam perspektif masyarakat merupakan bagiandari hak dasar terhadap akses sumber – sumberpenghidupan. Hak atas tanah bagi masyarakatad alah bagian un tu k m en sejah ter akankehidupan.

Dalam koridor Demokratisasi H istoriografiIn donesia, selama in i perspekt if masyarakatsan gat sed ikit sekali m uncul ke perm ukaan .H am pir sem u a h istor iografi In don esiaberperspekt if elit keku asaan . Per spekt ifm asyaraka t t idak m u n cul kar en a su m berd oku m en tu lis (baca : sejar ah tu lis) m en -d oku m en tasikan pan dan gan pen gu asa .Sementara pandangan masyarakat berdasarkanrealit as kesejar ah an yan g ter jad i d i loka lmasyarakat jarang sekali mendapat perhatian.Padah al m asyaraka t m em iliki pen galam antersendir i ten tang kesejarahan yang dialamisendiri oleh masyarakat. Dalam sengketa agrariasebagai buah dari kekuasaan kolonial, tentunyadokumen tulis resmi berada dalam perspektifkolon ial, bukan dalam perspektif masyarakatsebagai upaya untuk mensejahterakan negaradan masyarakat.

1 0

Ora l history seben arn ya lebih bisamenjelaskan substansi kualitas konflik agrariad an ku alit as ekses pen d er itaan m asyaraka tkarena tidak memiliki akses terhadap tanah. Oralhistory sebagai altern at if jawaban terhadappenyelesaian konflik agraria, penting menjadikrit ik terhadap kebijakan agraria sejak zamanpenguasa kolonial hingga sekarang.

Ar t in ya, ora l h istory m eru pakan bagianpen t in g dalam gelom ban g besar perubah ansosial yang sedang digagas bersama. Dengandemikian sejarah menemukan sign ifikansinyad alam d im en si kr it ik sosia l, bu daya d anekon om i-polit ik m en uju perubah an tatan anmasyarakat yang demokratis.

DAFTAR PUSTAKABu rger DH , 198 4, Peru ba ha n Peru baha n

Stru k tur d a la m M a sy ara k at Jaw a ,Jakarta, Bhatara Karya Aksara.

_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ , 1957, Sed jar ah Ekon om iSosiologis Indonesia, Jakarta, I.B. Wolters

Gunawan Wiradi, Noer Fauzi, Khrisna Ghimere,d kk, 20 0 1, R eform a Ag ra r ia – Ja la nPenghidupan dan Kem akm uran Rakyat,Yogyakarta, Lapera Pustaka Utama.

I Nyom an Nur jaya , 20 0 5, Seja ra h H u ku mPengelolaan Hutan Di Indonesia dalamJurnal Jurisprudence, Vol. 2, No. 1, Maret20 0 5

KPA, 2002, Data-base Sengketa Agraria KPATa hu n Sen g keta 1970 -20 0 2, t id akditerbitkan.

Kuntowijoyo, 2003, Metodologi Sejarah,Yogyakarta, Tiara Wacana,Lucas. Anton , 20 0 4, One Soul One Struggle,

Yogyakarta, Resist Book.Mansour Fakih, Roem Topatimasang, dkk, 2002,

Pan d u an Pen g org a n isa sia n da nPendid ikan Raky at , Yogyakarta, ReaDBook.

R. H erlam ban g P. W., 20 0 7, Hutan, AntaraTransform asi Sosial Ekonom i Rakyat DanSirkuit Konflik Di Balik Bisnis Otonom i tidakditerbitkan .

Tim AGRA, Pem baharuan Agraria adalah TaniMakm ur, Negara Maju, Bandung, KPA –11.11.11

Soemarsaid Martono, 1985, Negara dan UsahaBina – Negara di Jaw a Masa Lam pau –Studi ten tang Masa Mataram II, AbadXVI Sam pai XIX, J akarta, Yayasan OborIndonesia.

h t tp :/ / www.cer it an et .com / Dim en si Tan a hPerkebunan

Oral History dalam Penyelesaian Konflik A graria

Page 12: Oral History Agreria

Sè RAT

ARTIKEL LEPAS

The Age of CorruptionOleh: Irsyad Zamjani*

Banyak orang berargumen bahwa perubahantata-struktur polit ik telah membawa dampakpada perubahan yang sama pada tata-struktursosia l d an bu d aya m asyaraka t In don esia .Pendapat itu tidak sepenuhnya salah, tapi jugatidak mutlak benar. Dari sisi sejarah material,pen d apat it u m en em u kan r elevan sin ya .Reform asi ad a lah an t i-t esa t erh ad ap t esisotor ita r ian ism e r ezim ord e baru . Berbagaiinstitusi lama telah dikubur dan institusi-institusibaru d iban gu n -t egakkan . Cara prod uksiotoritarian telah digantikan oleh tata-produksidemokratis.

Akan tetapi, jika sejarah material itu hendakditau tkan den gan sejarah men talitas h in ggatercipta sebuah sejarah total, maka orang harusberhati-hat i membuat kesimpulan . Apa yangdisebut sebagai perubahan institusional bisa jadibukan bermakna perubahan itu sendiri. Bolehjadi ia adalah perkembangan dan akumulasi.Peru bah an d a lam form asi m ater ia l ter jad ikaren a perkem ban gan st ru ktu r m en talit as.Demokrasi, misalnya, boleh jadi merupakan hasildar i perkembangan mentalitas “negara” yangtidak lagi menemukan ruang yang luas dalamformat otor itarian . Depolit isasi harus diubahmenjadi repolitisasi.

Kin i t erbu kt i bah wa ekspan si d em okrasiberjalan beriringan dengan ekspansi statisme.Masyarakat menjadi semakin politis dan salingberebut akses terhadap negara. Dalam keadaanseperti itu, kemandirian eksistensial mereka telahterdepr ivasi. St ruktur m en talitas n egara in imen enentukan ke arah man a perkemban ganformasi materialnya berlangsung. Inilah yangoleh Durkheim d isebu t sebagai fakta sosial.Dalam definisi formalnya, fakta sosial adalah carayang menentukan bagaimana individu bertindak,berpikir, bersikap, dan berperasaan. Ia bersifatsuigeneris dan memaksa.

Den gan car a d i a t as, t u lisan in i h en d akm en gan alisis baga im an a sejar ah korupsiber langsun g di Indon esia. Dalam kaitan itu ,persoalan penting yang harus dijawab adalahm en gapa d en gan berbagai peru bahan yan gterjadi dalam tata-institusi hukum dan politikyang demokratis, korupsi tidak juga menjadisesuatu yang asing? Semua orang justru semakinakrab dengan praktik ini? Apakah hal ini karenam em an g in st itu si d an peran gkat yan g ad a

mem ungkin kan semua praktik koruptif yangpada rezim lama ter tutup rapat kin i terbukagam blan g at au kah karen a m em an g koru psimerupakan sebuah st ruktur mentalitas yangsedan g m en capai t it ik ter ten tu dar i seja rahperkembangannya?

Dugaan suap yang menimpa Ketua MahkamahAgung Bagir Manan beberapa waktu lalu bisamenjadi fase penting yang memungkinkan kitam erum uskan kem bali perbin cangan ten tan gkorupsi di negeri in i. Sebuah otor itas hukumter t inggi yang sed ian ya d ijad ikan peran gkatutama pemberantasan korupsi juga terjangkitivirus in i. H al in i akan m em bawa kita pad apandangan bahwa korupsi adalah sebuah faktasosial. Ia merupakan satuan realitas yang telahmembentuk sejarah sosial dan kebudayaan kita.Tidak ada ruang yang vakum korupsi.

Belum lagi menengok ke ruang-ruang yanglebih maya; banyak politisi yang korup (politik),tokoh agama yang didakwa korupsi (budaya),tidak kurang aktivis dan tokoh masyarakat yangdirundung kasus korupsi, dan yang lebih pentinglagi, masyarakat kita secara umum juga masihm en ikm at i koru psi (sosial). Prakt ik-prakt ikperca loan d a lam bid an g pelayan an pu blik,m isalnya, masih sangat lumrah sekali dalampersepsi masyarakat.

J u du l tu lisan in i d iilham i oleh sebu ahmahakarya sejarah milik Anthony Reid (1988),Southeast Asia in the Age of Com m erce 1450-168 0 . Reid m en ggam barkan Asia Ten ggarasebagai satu kesatuan , Asia Ten ggara dalamku ru n n iaga (a ge of com m erce) . Ia m en g-gam barkan bagaim an a t rad isi perdagan ganm ar it im yan g lu as sejak 1450 h in gga 168 0membentuk perilaku keseharian, karakter umumdan karakter kh as d ar i ban gsa-ban gsa AsiaTenggara. Ia menjelaskan, misalnya, bagaimanah ubu n gan -hu bu n gan perdagan gan m em pe-ngaruhi terjadinya revolusi agama di kawasanini. Ia juga menggambarkan bagaimana konflik-konflik dalam perdagangan menyebabkan jatuhdan bangunnya kerajaan-kerajaan yang ada.

Pan dan gan sejarah Reid d ipen garuh i olehaliran An n ales dar i Peran cis yan g m en gem -bangkan pandangan-pandangan Emile Durkheimten tan g fakta sosia l d an kesadaran kolekt if(collect iv e con scien ce) sebagai pem ben tu kter jad in ya m asyaraka t . Dalam ta t apanDurkheim , fakta sosial merupakan st rukturhistoris yang dibangun dan berkembang dalamwaktu yang lama lewat institusi-institusi

1 1

* Wakil Dir ektu r Cen ter for Religiou s & Com m u -n ity Stu d ies (CRCS) dan An ggota Dewan Pen dir iH I STr a )

Page 13: Oral History Agreria

Sè RAT

d an pran a ta-pran a ta. Akad em isi An n alesmengadopsi pandangan itu dengan membagiwaktu sejarah dalam t iga pergerakan : waktugeografis (struktur, tidak bergerak), waktu sosial(konjungtur, waktu yang bergerak), dan waktuindividual (event, di mana pergerakan semakincepat ). Dalam keran gka Asia Ten ggara in i,strukturnya ialah peradaban mar it im (duniaproduksi); kon jungturnya adalah keh idupansosial-ekonomi perdagangan (dunia distribusi);event-eventnya adalah mekanisme-mekanismedagang yang berlangsung (dunia konsumsi).

Kurun Se ten gah AbadDalam pandangan mazhab Annales, sebuah

struktur sejarah dapat dibaca dalam rentangmasa yang panjang (longue durée), ratusan atauribuan tahun . Tanpa bermaksud mendistorsiprasyarat-prasyarat teoritis aliran Annales diatas, penulis melihat bahwa pendekatan itu dapatdigunakan untuk membaca sejarah korupsi dinegeri kita, meskipun tidak terlalu ketat dalamkerangka longue durée.

Men cerm at i berbagai kecen derungan yan gterjadi secara terus-menerus dalam kehidupanberbangsa kita selama setengah abad terakhirin i, rasanya cukup sah untuk menyebut kurunitu sebagai The Age of Corruption. Korupsi telahmemberi kerangka bagi terbentuknya pranatasosial, polit ik dan kultural Indonesia selamasetengah abad ini. Bahkan, korupsi juga telahmemberi pengaruh pada jatuh bangunnya parapen guasa d i neger i in i. Soekarn o, Soehar to,Habibie, dan Abdurrahman Wahid jatuh karenakorupsi, meski dengan tingkatan substansi yangberbeda-beda.

Dalam moment struktur, kita bisa membacapembentukan budaya korupsi dengan adanyakr isis kon septual da lam m em aham i n egara.Transisi dari feodalisme kepada negara modernpasca kemerdekaan mengaburkan batas-batasan tara kekayaan n egara, raja/ penguasa, danrakyat . Dalam n egara modern , har ta negaraadalah harta rakyat. Sebaliknya, dalam negarafeodal, harta negara adalah harta raja. Distribusikekayaan negara, dalam negara feodal, lebihbersifat ke atas daripada ke bawah. Hal ini karenarakyat t elah m em iliki m ekan ism e prod u ksisen dir i. Tapi, dalam n egara m odern , n egaraberkewajiban m em ber i kesejah ter aan bagirakyatnya, termasuk dalam hal pekerjaan.

Pada masa awal berdirinya negara Indonesia,dijumpai kasus-kasus korupsi banyak menimpapara polit isi-birokrat dar i kalangan berbasism assa t radision al. Mereka m en gan ggap d ir im ereka sebagai p r iyayi-p r iyayi klasik yan gberperan sebagai patron dan memiliki hak atasfasilit as-fasilitas n egara . Par tai-par t ai yan g

1 2

d ih u n i elit e-elit e t r ad ision a l seper t i Par t a iNasionalis Indonesia (PNI), Partai Indonesia Raya(PIR) atau Nahdlatul Ulama (NU) dikenal sebagaipenyumbang kasus-kasus korupsi terbesar, waktuitu.

Krisis konseptual ini kemudian secara ekstremdiatasi den gan m elakukan feodalisasi negara.Soeharto meneguhkan kembali konsep-konseppolitik tradisional Jawa dalam pemerintahannya.Budaya “bapakisme” dengan cepat membentukmentalitas kalangan birokrat, pengusaha, militer,intelektual dan rakyat kebanyakan. Budaya ini lahyan g m em ben tu k cara p rod uksi m asyarakat .Sem ua akt ivit as polit ik, ekon om i, sosia l dankebu d ayaan yan g t eran gku m dalam proyekpembangunan mengacu pada satu figur Bapak.Maka , pem ban gu n an ad a lah st ra t egi u n tu km en gatasi kr isis kon sep tu al d en gan m en g-alihkannya ke dalam program-program negarayang bersifat politik-ekonomi.

Dalam proses pem ban gu n an itu lah t er jad iekspan si koru psi ke m asyaraka t (m om en tkonjungtur). Masyarakat yang akan dibangunsecara feodal m em ben tu k h ir a rki sosia l d ar imodus-modus kolutif dan koruptif. J ika Andapejabat, anggota militer, atau pekerja kantoranyang ingin naik pangkat, sogoklah atasan Anda.J ika Anda pengusaha, ingin naik jadi pengusahakelas atas, pintar-pintarlah menyenangkan hatiaparat. J ika Anda pedagang pasar, ingin untungbanyak, atur timbangan Anda. J ika Anda wargabiasa yang ingin memperoleh pelayanan publikm em u askan , sogoklah in st an sin ya . Danseterusnya.

Saat reformasi bergulir, bahasa korupsi berubahdar i bahasa ku ltu ral m en jad i bahasa hukum .Korupsi yang sebelumnya tersusun dalam alambawah sadar masyarakat kini tampil menguasaikesadaran. Ia telah menjadi kesadaran kolektif(collect iv e con scien ce). Dulu , sebagian besarmasyarakat tidak memahami konsepnya tapi telahlarut dalam praktiknya, sekarang sebagian besarm ereka t elah m em aham i sekaligus m em -praktikkannya. Wacana-wacana anti-korupsi danan caman punishm ent yang d isuarakan bukanberbanding lurus dengan penyusutan korupsi.Orang justru melihat tindakan korupsi sebagaitantangan dan gaya hidup.

Dalam kr isis yan g m en awarkan keserba-tidakpastian, keberanian untuk korupsi tidak jauhbeda d en gan keberan ian u n tuk m en gam billangkah judi dalam berbisnis. Ancaman hukumterhadap tindak korupsi tidak berarti ancamanterhadap han curnya sistem sosial korup yangtelah terstruktur sebelumnya. Justru, orang dapatmenjumpai praktik-praktik kolutif dan koruptifpaling ekspresif dalam dunia hukum itu sendiri.

The A ge of Corruption

Page 14: Oral History Agreria

Sè RAT

Diten gah keram aian pem ban gu n an kotam et ropolitan Su rabaya , t ern ya ta m asihmenyisakan kawasan-kawasan lama dengan ke-budayaan dan cir i khas yang iden tik denganmasyarakat pendahulunya. Kawasan ini memilikiir am a dan bu d aya yan g secara kasa t m ataberbeda d en gan bu daya kawasan m au pu nkelompok masyarakat lain di Surabaya.

Warisan Sejarah: As al Usul dan Stereo tipOrang keturunan Arab merupakan minoritas

pen du du k d i kota-kota In don esia t erm asukSurabaya. Sepanjang sejarah masuknya Islam diJawa maupun Nusantara, orang-orang Arab inihidup terkonsen trasi pada daerah perkotaan .H al in i ad a ka it an n ya d en gan t eor i yan gmengatakan bahwa penyebaran agama Islamm ela lu i ja lu r perdagan gan . Ter lepas ben art idakn ya teor i t er sebu t , yan g jelas sisa-sisasejarah m en gun gkapkan bahwa pem ukim anorang-orang keturunan Arab di kota manapund i In d on esia sela lu d eka t den gan pusa tperdagangan antar wilayah.

Pem ukim an dan t em pat ked iam an “oran gArab” sudah ada sejak sebelum kedatan ganorang-orang Eropa, lebih tepatnya bersamaandengan proses Islamisasi J awa dan Nusantaraterutama d i bandar-bandar perdagangan se-panjang pantai. Pendatang yang disebut sebagaioran g Arab in i sebagian besar ber asa l dar id aerah Yam an dan Om an , t eru tam a d ar iHadramaut, dan sebagian kecil berasal dari telukParsi, Hijaz, atau dari Afrika Utara. Agar lebihmempermudah, asal keluarga dan marga dariketurunan Arab yang ada di Surabaya ini dapatdilihat dar i nam a keluarga dibelakang n amaorang. Penyebutan orang (keturunan) Arab inisebetulnya telah melekat pada komunitas orang-

Sayyid dan Syaikh :Selayang Pandang Dinamika Komunitas Arab di Surabaya

Oleh: Ikhsan Rosyid*

R I S E T

orang keturunan Arab yang berada di kawasanAmpel sejak kedatangan mereka pertama kali.

Berbed a d en gan etn is ketu run an la in n yaseper t i Tionghoa, ketu runan Arab in i secarakultural, sosial, maupun polit is lebih mudahd iter im a oleh pen d ud u k pr ibum i. H al in id im u n gkin kan karen a adan ya kem ir ipankeyakinan agama sehingga tidak lagi dianggapsebagai or an g asin g. Meskipun pad a m asapem er in tahan H in d ia Belan da t er jad i pem -batasan kelas yan g melebarkan jarak an tarapribumi dengan golongan kelas dua yang terdiridari Vreem de Oosterlingen (Timur Asing) namunada pengecualian terhadap keturunan Arab ini.Seolah-olah batasan kelas penduduk yang dibuatoleh Belanda tersebut tidak berfungsi sebagaipem isah an tara pr ibu m i dan Arab. Berbedahalnya hubungan antara Tionghoa dan Pribumiyan g dam pakn ya m asih berbekas sam paisekarang dengan adanya diskriminasi.

Pem u satan pem ukim an bagi or an g-oran gTimur Asin g sebagai t indak lan jut kebijakanpen ggolon gan pen d ud u k in i m en yebabkanoran g-oran g ketu ru n an Arab m em iliki pe-mukiman yang mengelompok. Kawasan Ampelsebagai bekas pusat pengajaran Islam oleh SunanAmpel dijadikan sebagai tempat pemukimanketurunan Arab in i. Pemilihan tempat in i adahubunganya den gan masalah keyakinan dankepercayaan dari orang-orang keturunan Arabyang sebagian besar beragama Islam.

Secara historis, kawasan tersebut merupakanhasil war isan kebijakan Pem er in tah H in d iaBelanda dengan Regering Regleem ent tahun1854 yang membedakan kelompok masyarakatm en jadi t iga kelas, Eropa, Tim ur Asin g danPr ibu m i. Kebijakan t er sebu t sebagai u payamemisahkan dan mengisolasikan masing-masingetnis dan kelas yang ada dari arus integrasi danin teraksi dengan kelas-kelas la in nya. Wargaketurunan Arab khususnya dikenakan kewajibanatas pemberlakuan kebijakan

1 3

* Penulis mengucapkan terima kasih pada Pungkas, Jemy,dan Heni atas bantuan pencarian data-data di lapangan.Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan pada sdr. Mustofa,sdr. Ramzy, ibu Farida Ahmad Yamani, Pejabat KelurahanAmpel dan kelurahan Nyamplungan atas informasi yangdiberikan.

Page 15: Oral History Agreria

Sè RAT

w ijkenstelsel dan passenstelsel (surat jalanuntuk meninggalakan wilayah kelompok).

Tujuan pemberlakuan kebijakan in i secaraumum adalah untuk memisahkan orang-orangArab dengan pribumi dan menempatkan merekakedalam semacam ghetto (tempat pemusatanpemukiman yang bersifat rasial). Tindak lanjutd ar i pen gawasan d an pen gelom pokan pe-mukiman ini kemudian ditunjuk seorang KapitenArab yan g ber tan ggu n g jawab t erh adapkeberlangsungan hidup dan pengawasan ter-hadap warga Arab yang ada di daerahnya.

Pada masa Pemerin tahan H in dia Belanda,setiap orang Arab yang akan meninggalkan ataukeluar dari wilayah (ghetto) mereka di kawasanAmpel harus memiliki izin dan paspor jalan daripemerintah Belanda. Sisa-sisa kebijakan yangd it er apkan oleh oran g-oran g Arab dan ke-tu ru n an n ya m asih berbekas d an kelih atansampai sekarang. Warisan tersebut secara kasatm ata dapat kita n ikmat i dengan adan ya pe-mukiman di sekitar Masjid Ampel yang masihdidominasi oleh orang-orang keturunan Arab.Bahkan perkem ban gan d an per tam bah anpenduduk saat ini tidak menyurutkan merekauntuk memperluas wilayah pemukiman.

Pad a saa t in i kon sen t r asi pem u kim anmasyarakat keturunan Arab di Surabaya terpusatdi kawasan Ampel terutama secara administratifm elipu t i d aer ah kelur ah an Am pel d anNyamplungan . Apabila dirun ut dar i sejarah,konsentrasi pemukiman ini telah terjadi sejakpem ber laku an sen t r alisasi pen d u du k ber -dasarkan kelas etnis. Keturunan Arab sebagaikelas Timur Asing menempati daerah di sebelahTimur Jembatan Merah, dan memusat di sekitarMasjid Ampel yang sekarang berada di wilayahad m in ist r a t if kelu rah an Am pel. Sebagaigambaran , data m onografi kelurahan Ampelakh ir tahun 20 0 6 tercatat 4 .137 oran g. J ad ikalau di telusuri lebih jauh, jumlahnya akan lebihban yak lagi kar en a m ayor itas pen d ud u kmerupakan keturunan Arab.

Total penduduk di kelurahan Ampel saat iniseban yak 22.234 orang. Perhitun gan jumlahpen d u du k in i berd asarkan pad a st a tu s ke-wargan egaraan , sed an gkan kalau d itelu su r im elalu i m arga akan ter lihat sebagian besardian taranya adalah keturunan Arab. Dirunutkebelakang, ternyata menurut catatan dari von

Faber da lam buku sejar ah Su rabaya N ieu wSoerabaja, tahun 1880-an diperkirakan terdapatsekit a r 1.20 0 or an g Arab yan g berad a d iSu rabaya , dan ju m lah n ya ber tam bah pesa tsampai tahun 1930-an tercatat tidak kurang dari5.0 0 0 or an g. J um lah in i m eru pakan per -hitungan kasar dan tidak mencantumkan angkayang pasti.

Proses ked atan gan oran g-oran g dar iHadramaut ini diperkirakan sejak abad XIII danhampir semuanya adalah laki-laki. Asal-usulkeluarga masih tetap dipertahankan sampai saatin i, kar en a t ern yata m arga m en en tukanbagaim an a an ggota kelu arga d a lam sua tukeompok keluarga ber in teraksi, menjalankanibadah, beraktifitas sehari-hari dan sebagainya.Marga atau dalam komunitas keturunan Arabm en yebu tn ya d en gan faa m d ip im pin olehseorang Munshib namun lebih dikenal denganManshabah.

Perkembangan Munshib atau Manshabah initerutama untuk golongan Alawi mulai munculpada abad ke-11 dan abad ke-12 Hijriyah (sekitarAbad 18 d an 19 Maseh i). Seseoran g yan gmenjabat sebagai Munshib memiliki tugas dalamsegala urusan baik agama maupun kemanusiaan.Pem an gku jaba tan yan g d iwar iskan secaraturun-temurun ini wajib mendamaikan suku-suku yang bersengketa, menjamu tamu yangd atan g, m en olon g oran g yan g lem ah d anm em ber i petu n ju k pad a yan g m em er lu kan .Karena jabatannya, tidak jarang para Munshibin i m en gorban kan h ar t a d an kepen t in ganpribadinya. Namun sekarang telah mengalamipenurunan fungsi bahkan mulai hilang.

INTERAKSI SOSIALSecara umum terdapat dua kelompok besar

orang Arab yang membedakan baik dalam halinteraksi, ritual keagamaan, kehidupan sehari-h ar i dan la in -la in d idasarkan pad a gar isketurunan yang menghubungkan dengan NabiMuhammad SAW terutama melalui keturunanHusain bin Ali. Kelompok yang menganggapsebagai ketu run an langsun g dar i Rasu llu lahdisebut kelompok Alawi atau Bahalwi (Sayyid),sedangkan yang tidak memiliki garis keturunandisebu t Qabili (Syech). Dan akibat d ar i ke-percayaan dan idealisme tersebut menyebabkanm asin g-m asin g kelom pok m em iliki sist empran ata sen d ir i. Secara khu su s t idak ad apenyebutan yang spesifik bagi

1 4

Sayyid dan Syaikh: Selayang Pandang Dinamika Komunitas A rab di Surabaya

Page 16: Oral History Agreria

Sè RAT

golongan Sayyid maupun Syech, namun lebihmerujuk pada marga atau kelompok keluarga.

Masing-masing marga atau klan keturunanArab memiliki penyebutan dan nama keluargayang antar marga maupun kelompok keluargaini memiliki karakteristik dan perbedaan baiksecara id ealogis keyakin an , sosia l, bu dayamaupun dalam hal kehidupan lainnya. Berikutin i n am a-n am a m arga berdasarkan pe-ngelompokan golongan Sayyid dan Syech:

Dari kondisi banyaknya nama marga yang adaternyata secara ideologis, semua ajaran yangberkembang dian tara marga yang ada hanyadidasarkan pada dua kelompok besar. Bahkanperbed aan -perbed aan m en dasar m aupu ndalam praktek keh idupan sehar i-har i selalud id asarkan pad a gen ealogi ketu ru n an NabiMuhammad. Perbedaan in i juga masuk dalamwilayah hubungan ikatan kekeluargaan, orang-oran g d ar i golon gan Bah alwi lebih m em iihmenikahkan keturunan mereka dengan pribumid ar ipad a den gan golon gan dar i Syech ,sedangkan golongan Qabili (Syech) menganggapbebas un tuk mengawinkan dengan kelompokmanapun.

Perbedaan golongan ini juga berdampak padainstitusi pendidikan. Anak-anak keturunan Arabdari golongan Sayyid lebih banyak disekolahkanpada di At-Tarbiyah, sedangkan untuk golonganSyech lebih banyak disekolahkan di Al-Irsyad.Nam u n , t idak sem u a ketu ru n an Arab m e-ngenyam pendidikan pada lingkungan tempatmereka saja karena sekarang sudah banyak yangmemasukkan anak-an ak mereka ke sekolah-sekolah Negeri. Sedangkan pendid ikan n on -form al teru tam a un tuk m asalah keagam aanmasih berlangsung di pesantren-pesantren yangkeban yakan berad a d i lu ar kam pu n g Arab.Oran g-oran g ketu run an ser in g m en yebu tkelompok atau marga lainnya dengan sebutanjam a’ah. Dan kosakata ini juga sering dipakaioleh orang pribumi baik J awa maupun Madurauntuk menyebut suatu kelompok orang-orangketurunan Arab.

Hubungan sosial dengan etnis pribumi baikMadura m aupun J awa ter jalin den gan baik.Hubungan ini biasanya lebih pada kegiatan yangbersifat d un iawi seper t i akt ifit as ekon om imaupun urusan-urusan administrasi. Sedangkanuntuk kegiatan yang bersifat spiritual keagamaanlebih bersifat internal golongan.

Konflik-konflik terkait in teraksi lebih banyakpada persoalan golongan, dimana hal ini ternyatatereduksi dalam institusi dan organisasi yangd iben tuk. Golon gan Bah alwi (d ika lan ganketu run an Arab Su rabaya ada yan g m e-nyebutnya sebagai golongan Attarbiyah) lebihdekat pada kultur organisasi massa seperti NU(Nahdlatul Ulama), sedangkan golongan Syechmem iliki organ isasi yan g mem bawahi segalam acam kegia t an d ar i yan g ber sifa t r it ua lkeagamaan, pelayanan masyarakat, pendidikan,d an kegia t an sosia l yan g t erpu sat d alamperkumpulan dengan nama Al Irsyad.

Pergau lan -pergau lan an tar an ggotalingkungan lebih didasarkan pada kesamaangolongan dan marga, meskipun rumahnya ber-dekatan tetapi golongan dan marga beda makahubun gan sosialn ya agak ren ggan g. Nam undemikian justru lebih mudah bergaul denganorang-orang pribumi, terutama dengan orang-oran g Madura yan g mem an g sebagian besarberm u kim d isekit a r kam pu n g Arab u n tu kmelakukan aktifitas ekonomi.

AKTIVITAS EKON OMISebagian besar keturunan Arab memilih untuk

berdagang sebagai okupasi mereka. Terdapatkemungkinan bahwa kegiatan in i merupakanwarisan dari nenek moyang mereka yang datangke In d on esia d en gan ja lan perd agan gan .Meskipun ada juga wilayah okupasi lain yangd ija lan i oleh ketu ru n an Arab in i, n am u nprosentasenya sangat kecil, katakanlah sepertipolit isi, ar t is, m au pu n okupasi yan g lain .Men uru t keterangan dar i nara sum ber yan gmemang keturunan Arab, golongan dari Bahalwilebih pandai dalam hal perdagangan, sehinggamereka lebih maju dan mampu bersaing dalamdun ia ekon om i gu n a m em perkuat golon ganmereka. Sedangkan bagi golon gan diluar itucenderung hanya melanjutkan bisnis keluargaserta memilih okupasi diluar perdagangan.

Kom odit as perdagan gan warga keturun anArab lebih banyak menyangkut aktifitas

1 5

Sayyid dan Syaikh: Selayang Pandang Dinamika Komunitas A rab di Surabaya

Page 17: Oral History Agreria

Sè RAT

beribadah seperti kitab agama Islam, buku-buku Islam , busan a muslim , m in yak wan gi,kurma, sarung dan baju taqwa, tasbih, sajadah,dan lain-lain. Sebelum pemakaian keramik olehmasyarakat luas, menjadi alas rumah, dan se-bagian besar d ip rod u ksi oleh or an g Arab.Nam u n saa t in i t ergeser oleh kem u n culankeramik. Sedangkan komoditas lainnya kurangdiminati oleh warga keturunan Arab.

Meskipun akt ivit as perdagan gan m en jad ipen opan g u tam a dalam keh idupan t ern yatatingkat kekayaan material secara ekonomi tidakser t a m er t a m en jad ikan sebagai golon ganstratifikasi sosial yang tinggi. Di perkampunganArab bentuk differensiasi lebih didasarkan padagolongan dan marga keluarga. Mereka tinggaldirumah-rumah yang memiliki bentuk dan besarrum ah yan g hampir sam a an tar satu rumahdengan rumah tetangganya. Jadi tidak nampakperbedaan secara ekonomi. Akibat ikatan yangkuat dalam satu marga inilah yang menjadikansikap saling membantu dalam segala hal, namunh al in i t id ak ber laku bagi m arga at au pu ngolongan lain . Hal ini muncul karena masing-masing golongan menganggap dirinya sebagaikelompok superior dari kelompok yang lain diinternal keturunan Arab. Kecuali menyangkutkegiatan sosial m aupun keagam aan m elalu iorgan isasi in tern al golongan m ereka send ir iserta ekternal seperti partai polit ik, organisasikem asyaraka tan , m aupu n m ela lu i in st itusi-institusi pemerintahan.

Bisn is yan g d ija lakan sebagian besarmerupakan bisnis warisan keluarga. Meskipuntelah meraih gelar dan bersekolah tinggi, padaakhirnya hanya mengurus bisnis yang dijalankanoleh keluarga secara turun temurun. J ika orangtua berdagang kitab, maka anak maupun cucunyaakan melanjutkannya. Seperti yang kita lihat dijalan Panggung yang berderet toko-toko kitabdimana dapat kita saksikan bangunan-bangunanlama yang sebagian besar dibangun oleh keluargagenerasi terdahulu. J ad i secara umum t idakter jad i ger ak pen gem ban gan kom od itasperdagangan, dan boleh dikatakan hanya sebataspada melanjutkan pengelolaan bisnis keluargaagar tetap eksis.

Seir ing perubahan waktu, budaya dan polapikir masyarakat yang berubah seiring semakinm aju n ya pen d id ikan tu ru t berpen garu hterhadap pola-pola dan aktivitas perekonomian

oran g-oran g ketu run an Arab. Perbedaanakt ivitas perekon om ian den gan m asyarakatlainnya semakin tipis.

BU D AYAPerbedaan yang paling mencolok dapat dilihat

dar i model pakaian yang d iken akan . Secaraumum warga keturunan Arab Attarbiyah darigolon gan Sayyid biasanya memakai pakaianyang serba putih dengan model terusan atauyan g id en t ik den gan pakaian Arab pad au m um n ya seper t i pakaian zam an Nabi.Sedangkan un tuk golongan lainnya terutamad ar i kelom pok Al I r syad yan g m eru pakangolongan Syech model pakaian yang dikenakanlebih u m u m d an beragam . Sela in m od elberpakaian, sulit untuk dibedakan kalau tidakteliti dalam melihat.

Orang-oran g Arab di Surabaya juga mem-punyai m em pun yai tadisi budaya ter sen dir iyang berbeda dengan kebudayaan yang ada diIndonesia. Meskipun demikian, budaya orangArab di Surabaya tidak ada yang murni berasaldari negeri Arab. Budaya orang Arab, terutamapada gen erasi kedua (peran akan ) telah ter -cam pu r d en gan kebu d ayaan m asyaraka tsetempat. Kesenian tari Zaffin bisa kita saksikanhingga sekarang merupakan salah satu bentukbudaya campuran keturunan Arab. Tari Zaffinini sebenarnya merupakan percampuran antarabu daya Arab (teru tam a Par si) d an Melayu .Tarian ini diiringi oleh alat musik yang terdiridari gambus, rebana, gendang, dan marakas ataumarawis.

Sedangkan untuk sya’irnya berupa Qasidahyang menjadi cikal-bakal lagu Dangdut. TarianZaffin terdir i ar i t iga babak yaitu permulaansebagai pembuka, pecahan atau gerak lenggangtari pada babak kedua, dan tari penutupan. Salahsatu ciri khas yang paling nampak dalam gerakantar i in i adalah gerak loncatan -loncatan kakisemacam melakukan pencak silat. Kostum yangd iken akan pad a awaln ya m en uru t pakaianmelayu, namun sekarang ada kecenderunganmenggunakan kostum Arab dengan jubah agarlebih bernuansa Arab.

Pada awalnya, tarian ini khusus dimainkan olehlaki-laki pada setiap acara pernikahan, khitanan,maupun acara-acara keagamaan seperti MaulidNabi. Namun sekarang siapapun, baik laki-lakiatau perempuan, tua atau muda

1 6

Sayyid dan Syaikh: Selayang Pandang Dinamika Komunitas A rab di Surabaya

Page 18: Oral History Agreria

Sè RAT

d apat d an d iperboleh kan u n tu k m en ar i.Budaya lain yang muncul antaranya dalam suatuacara pernikahan terdapat tradisi arak-arakan.Trad isi a r ak-arakan in i u n tuk m en gan tarpen gan t in juga d ilakukan un tuk m en uju kepernikahan. Bahkan kalau kita tidak kuat akanpin gsan m en giku t in ya. Bisa juga ad a ca lonpengantin laki-laki yang dikerjain oleh saudaraa tau keraba tn ya . Sed an gkan pen gan tarperempuan hanya dicacar (dilukis tanganya).

Dalam hal pakaian orang Arab tidak mengenalpakaian kebaya adat Jawa. Mereka lebih meng-gunakan pakaian seperti orang Eropa, laki-lakimenggunakan stelan jas dan perempuan pakaianyang panjang. Pada mulanya secara umum orangoran g Arab t idak su ka t erhad ap kesen ian .Apalagi jika diwujudkan dengan bentuk fisikmanusia. Hanya kaligrafi saja yang biasa di-gemari oleh orang Arab di Surabaya. Sebagianbesar or an g yan g t er t a r ik t erh adap sen imeskipun t idak banyak yakni dar i kelompokBahalwi.

Seiring dengan perkembangan waktu ser taperbedaan pandangan terhadap masalah ke-duniawian maka anggapan tersebut mengalamipergeseran meski tidak semua mengikuti, sepertiyang terjadi pada keluarga Yamani yang sukaterhadap musik barat, seni patung, seni lukisorang, bahkan berpakaian layaknya orang Jawa.Dari sinilah akan terlihat bahwa ternyata sebuahbudaya tidak bisa berdiri sendiri dan ada sebuahupaya untuk mengkompromikan sebuah budayayang saling berseberangan.

Bah asa yan g d igu n akan oleh or an g Arabkeban yakan ada lah bah asa k am pon g yakn iantara bahasa Jawa dan Madura. Ada juga yangmenggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasakeseharian dan percakapan, akan tetapi terlihatm edok (bahasa Indonesia berlogat jawa). Jarangsekali oran g Arab yan g berada d i Surabayamenggunakan bahasa Arab. Mereka lebih sukabermain bahasa dengan kata-kata . Akhirn yatanpa tersadar t imbul bahasa Arab nyeleneh(bahasa Arab Slank / Arab gaul). Contoh bahasaslengean yang muncul seperti Harem menjadiSihar untuk menyebut istri, dan Rijal menjadiIjil.Ada juga orang Arab yang menggunakanbahasa Arab seper t i yan g d ilaku kan olehkelompok Bahalwi

Dalam hal makanan orang Arab, terutamalaki-laki, suka terhadap makanan yang berasal

1 7

d ar i d agin g bin a tan g yakn i kam bin g.Keban yakan yang disenangi adalah kambingjenis gibas. Akan tetapi sekarang banyak jugayang memilih kambing J awa. Daging biasanyadijadikan krengsengan dan juga gulai kacanghijau. Makanan khas yang terkenal di kampungArab adalah Nasi Kebuli dan Rot i Maryam .Setiap harinya, kedua makanan khas itu selalutersedia di rumah. Selain itu, nasi kebuli dan rotimaryam banyak dijual disekitar kampung Arab.

Ada suatu hal yang m ungkin per lu dicatatyakni berkenaan dengan daging kambing. OrangArab suka daging-dagingan bukan tanpa sebab.Secara gizi dan kandungan yang terdapat padadaging kambing bisa menambah kegarangan danvitalitas laki-laki. Maka dari itu orang Arab selalumenyediakan daging kambing set iap harinya.Sedan gkan un tuk perem puan cukup den gansayur lodeh, sayur asem. J adi tidak ada suatuciri khas tertentu untuk makanan perempuan.

Anggapan dan pengetahuan ten tang orang-oran g keturunan Arab di Surabaya tern yatatidak dapat disamaratakan. Meskipun memilikifenotif dan akar sejarah yang sama ternyatamemiliki pandangan dan hasil tindakan yangberbeda dalam internal komunitas keturunanArab. Meskipun secara umum semua perbedaanberm u ara dar i perbedaan golon gan d en gandidasarkan pada masalah keturunan denganNabi Muhammad SAW yang akhirnya sampaikesen d i-sen d i ba ik m asalah keyakin an danpan dan gan h idup, in teraksi sosial, m aupunbud aya n am u n t id ak sam pai m en im bu lkankonflik sosial.

Tulisan in i bukan bermaksud untuk meng-u n gkit -u n gkit perbed aan yan g ada d alamkom un itas ketu ruan Arab, n am un berusahauntuk melihat sebenarnya bagaimana kehidupankem syarakatan d an segala ben tuk h asilaktifitasnya. Sehingga dari sini kita dapat me-m aham i bahwa perbed aan bukan d ijad ikansebagai alasan untuk saling menyalahkan tetapibagaimana kita dapat saling menghormati danm en gh arga i d ian tara kit a . Tan pa m em ilikip r et en si apapu n , t ern ya ta kit a m em ilikikeragam an dan keu n ikan gaya h u du p ber -masyarakat beserta perilaku masyarakatnya.

Sayyid dan Syaikh: Selayang Pandang Dinamika Komunitas A rab di Surabaya

Page 19: Oral History Agreria

Sè RAT

Sejarah Kita Belum DemokratisOleh: Rojil Nugroho Bayu Aji*

OPINI MAHASISWA

Akhir-akhir ini kita melihat pelarangan buku-buku sejarah untuk Sekolah Lanjutan TingkatPer tam a (SMP/ MTS) dan Sekolah Lan ju tanTin gkat Atas (SMA/ MA/ SMK) yan g t idakmencantumkan kata PKI bada bab yang mem-bahas tentang Gerakan 30 September (G30 S).Melalui Surat Keputusan Kejaksaan Agung NoD19/ A/ J A/ 0 3/ 20 0 7 t an ggal 5 Maret 20 0 7,buku-buku sejarah yang diangap “ter laran g”ditarik dari peredaran.

Setelah pelarangan tersebut, Kejaksaan TinggiJ atim mulai menjalankan perintah untuk me-n ar ik bu ku-bu ku seja r ah yan g t id ak m en g-gunakan kata PKI di sekolah-sekolah maupun ditoko buku . Men uru t Kajat i J at im , per ist iwatersebut masih diperdebatkan. J adi lebih baikm en giku t i d an m elaksan akan per in t ah d ar iKejakgung. Selain mengikuti perintah, hal in isu paya m asyaraka t t id ak m en jad i bi-ngung(Kom pas, 09 April 2007). Tidak menutupkemungkinan Kejaksaan Tinggi di daerah lainnyajuga mengikuti instruksi tersebut.

Dengan keluarnya surat keputusan Kejakgungdan diikuti penarikan buku, terdapat arus prodan kontra dalam masyarakat. Bagi kelompokyang setuju terhadap pen can tum an PKI dansetu ju d en gan pen ar ikan bu ku t er sebu t ,beralasan bahwa “bahaya laten” komunis harusdiantisipasi karena mengancam kesatuan danstabilitas negara dan bangsa. Bisa jadi, hal inimerupakan imbas dar i hegemoni dalam per-jalanan bangsa yang dimonopoli oleh orde baru.Sehingga, sejarah dapat diawasi dan “disensor”oleh pemerintah. J adi, penulisan sejarah yangmendukung pemerintah menjadi maenstreamdengan meniadakan penulisan yang lain.

Argumentasi inilah yang digunakan oleh BadanStan d ar Nasion al Pen d id ikan (BSNP) at as

*Mahasiswa Ilmu Sejarah Unair Ketua PMII (pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia)

Komisariat Airlangga

perintah Mendiknas. Kemudian dibentuklah timyang d iketuai Djoko Suryo (dar i Un iversitasGadjah Mada) dan beranggotakan Hamid Hasan(UPI Bandung), Susanto Zuhdi (KementerianBudaya dan Pariwisata), Wasino (UniversitasNegeri Semarang). Sehingga sebuah keharusanmencantumkan pemberontakan Madiun 1948dan kata PKI (Asvi Warman: 2007).

Bagi pihak yang kontra, akhirnya bersama-sama membuat petisi penolakan sebagai tanda“resistensi” atas surat keputusan Kejakgung.Pihak sejarawan yang menggagas petiasi tersebutantara lain, Asvi Warman Adam, Bonnie Triyana,Hilmar Farid. Petisi tersebut sekaligus menjadijawaban bah wa t erdapat sem an gat m en u liskembali sejarah In don esia ser ta mem benahisistem pengajaran sejarah selama ini.

Semangat penulisan kembali sejarah Indonesiayang lebih obyektif ini, selayaknya kita apresiasibersama. Karena secara totalitas, sejarah tidakbisa d ipan dan g sebagai bagian yan g parsialataupun juga sepihak. Dalam peristiwa 1965, PKImerupakan pelaku G 30 Sptember. Akan tetapiPKI bukanlah pelaku tunggal karena terdapatkon t rover si CIA, Soekarn o ser ta keku atanSoeharto.

Akan menjadi sebuah renungan apabila kitatidak menyimpan dendam sejarah yang selamaini terjadi dalam masyarakat yang natinya bisamenjadi bom waktu yang setiap saat siap untukmeledak tanpa kita ketahui kapan akan terajadi.

Pertentangan yang terjadi perihal pelaranganbuku sejarah, secara tersadar maupun t idak,t erd apat pan d an gan bin n er op osit ion. Me-min jam ist ilah Derr ida, binner oposit ion in imengakibatkan polarisasi kekuatan yang pro dankontra ter lihat dengan jelas. Oleh sebab itupen t ing rasanya m an ajemen “konflik” un tukmenghindari pertentangan yang justru kontraproduktif dalam perjalanan sejarah bangsa ini.

1 8

Page 20: Oral History Agreria

Sè RAT

Merupakan hal hal yang biasa apabila terdapatpandangan yang berbeda dalam melihat danmenganalisa perist iwa. Dari sudut manapun ,sebenarnya kita bisa melihatnya. Tidak mungkinkita bisa mengatakan “kita yang paling benar”karena sifat keilmuan maupun sejarah sangatrelat if dan ten tat if. Ter lebih lagi berken aandengan subyektifitas dan obyektifitas. Apabilad iperdebatkan t id ak akan pern ah ada t it ikhabisnya.

Meskipun terjadi pelarangan atas dasar agartidak membingungkan masyarakat umum dalampem ah am an seja rah In d on esia , t etap sa japolemik ini belum bisa tuntas. Dengan penolakanyang terjadi atas pelarangan buku sejarah, belumjuga bisa dan t idak ada jaminan past i un tukm em ecah kan m asa lah . Meskipu n dem ikianpalin g t idak terd apat d em okra t isasi d alamhistor iografi karena pelarangan t idaklah et isapabila terjadi pada wilayah keilmuan.

Oleh sebab itu , sangatlah t idak demokratisapabila terdapat pelarangan terhadap buku-buku sejarah. Secara pendekatan akademis dannalar ilm iah, set iap karya histor iografi past im en ggun akan m etode dan m etodologi yan gsecara lazimnya digunakan oleh ilmu sejarah.Kebenaran serta keobyektifitasan historiografiberawal dari hasil temuan bukti yang kemudiand isu sun kem bali seper t i ban gu n an (r ekon -struksi).

Akan menjadi aneh apabila karya historiografiataupun penulisan buku sejarah yang disusunsecara akademis dan ilmiah dilarang dan ditarikdari peredaran. Dan lebih disayangkan adalahpelar an gan d an pen ar ikan d ilaku kan olehlem baga n egara a t au pem er in tah . Ad a apad en gan in i sem ua? Adakah m u atan polit isdidalamnya? Jawabnya sangat mungkin sekali.

Kita semua tahu bahwa PKI mencoba untukm em beron tak pada t ah u n 1948 , per ist iwaMadiun. Akan tetapi dapat ditumpas oleh negara.Sehingga, citra PKI saat itu menjadi jelek dimatan egara bahkan ban gsa in i. Men jad i sebuahperubahan yang sign ifikan tat kala PKI justrusem akin m en dapatkan tem pat dihar i rakyatIndonesia smapai tahun 1965 karena perjuanganyangriil terhadap masyarakat dalam mengawal

d an m em per ju an gkan isu bu ruh , tan i d anm asyarakat kecil. seh in gga, dalam beberapapemilu bahkan PKI sempat unggul dalam jumlahsuara.

Maka d ar i sin ilah keku atan PKI haru slahditekan bahkan terlarang di Indonesia sejak ordebaru agar tidak semakinluas pengaruhnya. Jadi,pelarangan terhadap buku sejarah yang tidakmenggunakan PKI harus dilakukan agar namaPKI tetap negatif dan tidak mendapat dukunganbagi generasi penerus bangsa. Sehingga, wajar-wajar saja apabila organ isasi ataupun par taipolit ik yan g pern ah m em beron tak d ian ggapselam an ya m em bah ayakan ban gsa . Yan gmenjadi pertanyaan, apakah dengan pelaranganakan efektifkah ideologi akan mati?

Pelar an gan t erh ad ap kom u n ism e m elalu itekanan koersif pemerintah tidaklah menjaminm at in ya id eologi. Begitupu n ju ga d en ganpelar an gan t erhad ap bu ku yan g t id akmencantumkan PKI juga tidak menjamin namaPKI akan semakin negatif dan akan mematikankomunisme.

Seharu sn ya , lem baga n egara a t aupu npemerintah tidak berhak dan tidaklah etis untukm elaran g ser ta menarik buku sejarah . Iklimdemokrasi yang dibangun oleh negara selamaini secara tidak sadar akan tercederai. Akan lebihbijaksan a apabila h istor iografi d an jugaberedarnya buku-buku pelajaran sejarah dibukaselu asn ya tan pa h aru s d itu tu p i a t aupu ndihambat, terkebih dinyatakan “terlarang” olehnegara ataupun pemerintah.

Biarkan lah m asyaraka t m en ila in ya danmerespon mana buku sejarah yang dipegangnya.Pemerintah sebaiknya menjadi fasilitator untukm em ber ikan ken yam an an d a lam iklimd em okrasi sebagai pelin d u n g yan g baik.Dimanakah kedewasaan kita selama ini untuksaling menghormati dalam menginterpretasikandan menuliskan sejarah?

1 9

Sejarah Kita Belum Demokratis

Page 21: Oral History Agreria

Sè RAT

Semua Tapol G30S/ PKI adalah PKI?“Sebuah Kesaksian dari Soekarmin”

oleh: Aulia Rahman

BIOGRAFI

Soekarmin, satu diantara sekian korban salahtangkap dari kalangan Polisi, mengisahkan bahwadirinya bukanlah seorang komunis sebagaimanayang telah dituduhkan. Dia hanyalah seorang polisiyang bekerja sesuai dengan garis-garis dari dinaskepolisian. Sebagai polisi, dia harus dekat denganmasyarakat. Tanpa bantuan dan peran serta darimasyarakat, tugasnya tidak akan bisa berjalandengan lancar, namun gara-gara kedekatannyadengan masyarakat malah membuatnya dirinyamenjadi salah satu korban dan distigmatisasi sebagaiPKI.

Soekarmin lahir di Bojonegoro 12 Mei 1930 .Nama baptis dari pemberian gereja adalahBartholomeus Soekarmin. Namun pada masapenduduksn Belanda namanya berubah menjadiBoedi Oetomo (B.O) Soekarmin. Hal itu dilakukandemi keselamatan dirinya. Pendidikan paling tinggiyang dicapainya adalah setingkat SMP di TamanSiswa / Sekolah Rakyat. Untuk masuk ke TamanSiswa, tidak harus membayar jika memang tidakmampu. Tiap bulan ada yang membayar sekolahdengan gula, beras, ataupun kebutuhan pokoklainnya. Orang tua Soekarmin bekerja di DinasKehutanan Bojonegoro untuk ukuran waktu itutermasuk mampu.

Dia mengingat betapa berharaganya uang padasaat itu, dengan setengah sen bisa mendapatkan 2bungkus nasi. Di Taman Siswa, Soekarmin dididikoleh orang-orang Nasionalis pro-Soekarno sehinggaia pun dikenalkan pada segala sesuatu tentangnasionalisme dan tentang Soekarno. Di Bojonegoro,Soekarmin tinggal di perkampungan pegawai KeretaApi, yang memang sebagian besar penduduknyabekerja sebagai pegawai kereta Api (NIS) dan merekatergabung dalam serikat buruh kereta api.

Tahun 1943 Soekarmin Pindah ke Sidoarjo. Padamasa ini J epang telah masuk ke Indonesia.Soekarmin muda masuk Seinendan (pemudadibawah dewasa yang dilatih kemiliteran). DiSeinendan dia dianggap terlalu pandai. Kemudiandipindahkan di Keibodan (kalau sekarang semacamhansip). Tak lama kemudian, dia dipindahkan keJibatukai (tentara bunuh diri). Disini, Soekarmindilatih untuk perang man to man (combatan) dan

merakit peledak. Selain itu, diajarkan pula untukmengorbankan jiwanya demi perang serta diajarkanilmu Sabotase. Jibatukai pada masa itu merupakansalah satu pasukan elit yang dimiliki oleh Jepangdan hanya orang yang memiliki kemampuan diatasrata-rata yang bisa masuk ke kesatuan ini.

Setelah proklamasi, Soekarmin masuk BKRSurabaya kemudian pada tanggal 5 Oktober pindahke PTKR (Polisi Tentara Keamanan Rakyat) sekarangCorps Polisi Militer (CPM), di Sidoarjo. Soekarminyang menjadi polisi sejak November 1945 dan padaawal tugasnya ditempatkan pada kesatuan PolisiIstimewa yang kemudian pada tahun 1946 berubahmenjadi Mobil Brigade dan pada tahun 1949berubah nama lagi menjadi Brigade Mobil sampaisekarang. Selama dalam kariernya di kepolisianpernah menjabat secara struktural pada jabatanwakil kepala polisi sektor (Wakapolsek) Tandes,Surabaya dan kepala polisi sektor (Kapolsek)Buduran, Sidoarjo.

Selama menjabat dalam kepolisian, dia dituntutuntuk dapat melakukan pendekatan terhadapmasyarakat yang dipimpinnya dan dia merasa tugastersebut telah dijalaninya dengan baik. Pada tahun1952, dia bertugas di daerah Tandes, sebagai wakilkomandan polisi kecamatan (sekarang Wakapolsek)dengan pangkat Ajun Polisi Kelas Satu. Jumlahpersonil di tiap-tiap Kepolisian Sektor adalah sebelasorang. Ketika Soekarmin bertugas di Tandes,ternyata masih ada praktek tuan tanah yang masihberlaku disana. Untuk tiap tahunnya, tuan tanahmeminta pajak sebesar 3 juta pada tiap-tiap wilayahkemudian warga (penggarap tanah) melaporkanpraktek tuan tanah ini ke Soekarmin. Soekarminkemudian memfasilitasi para warganya untukmenuntut penghapusan tuan tanah di Tandes.Setelah warga mengadukan permasalahan inisampai ke tingkat pusat (Jakarta), sistem tuan tanahtidak lagi diperbolehkan berlaku di wilayah Tandesdan sekitarnya. Daerah lain yang masih ada praktektuan tanah adalah daerah Tambaksari dan Pakis.

Salah satu hasil dari keberhasilannya melakukanpendekatan kepada masyarakat adalah dapatmenggerakkan massa yang dipimpinnya untukmelakukan kerja bakti. Hal ini terbukti ketika tahun1952, dengan dibantu para tenaga kerja yang tidak

2 0

Page 22: Oral History Agreria

Sè RAT

diupah mampu melakukan pengedukan sungai yangditujukan untuk saluran irigasi persawahan. Dalambenaknya waktu itu yang ada adalah jika rakyatmakmur maka angka kejahatan akan berkurang.

Kepedulian Soekarmin tidak hanya berhentisampai disitu. Ketika melihat kondisi masyarakatdesa Sukorejo yang kesepian dan cenderung mabuk-mabukan, Soekarmin khawatir . Menurutnya,masyarakat yang demikian ini cenderung tidakberkembang dan sulit untuk maju. Selain itu merekacenderung untuk melakukan kejahatan, dan jika halini benar-benar terjadi, akan sangat mengganggukeamanan di masyarakat.

Oleh karena itu Soekarmin berinisiatif mengajakpara warga untuk membuat kesenian ludruk. Dalamperkembangannya, secara naluriah lembagakesenian ini membutuhkan pengayom dan jugaorganisasi yang mampu mengayomi. Dengansendirinya kesenian ludruk masyarakat Sukorejomencari organisasi pengayom yang sesuai dengankepribadian mereka dan akhirnya kemudianbergabung dengan Lekra, yang pada waktu ituberafiliasi dengan PKI. Citra Soekarmin sebagaiseseorang yang kemudian dituduh komunissemakin kuat dengan bergabungnya organisasikesenian itu dengan Lekra..

Pada tahun 1965 (sebelum Oktober), dia diangkatuntuk menjabat sebagai kepala Komandan Sektor(Dansek) –sekarang Kapolsek- , Buduran, Sidoarjo.Di tempat tugasnya yang baru ini terjadi sengketatanah antara masyarakat desa (penggarap tanah)Sukorejo dengan Korem 084.

Menurut sejarahnya, tanah yang dijadikansengketa tersebut dulu adalah milik saah seorangpenduduk setempat. Pada masa pendudukanJepang, tanah tersebut diambil secara paksa olehpihak militer J epang, yang kemudian dijadikantempat latihan tentara PETA (Pembela Tanah Air),yaitu tentara Indonesia hasil bentukan Jepang.Namun setelah J epang kalah dari Sekutu danmeninggalkan Indonesia, tanah tersebut tidak lagidigunakan dan menjadi tak terurus. Banyak semakbelukar yang tumbuh di tanah tersebut. Sementarapemilik tanah sebelumnya telah pergi entah kemana.Kemudian oleh penduduk setempat tanah yangmangkrak tersebut dimanfaatkan sebagai lahanpertanian. Masyarakat yang menggarap terdiri dariBTI (Barisan Tani Indonesia) yang berafiliasi denganPKI, Pertani yang berafiliasi dengan PNI, danPertanu yang berafiliasi dengan NU. J umlahpenggarap terbanyak berasal dari BTI. .

Sengketa dimulai ketika tanah diklaim oleh Korem084. Alasan pengklaiman oleh pihak Korem 084adalah tanah sengketa tersebut merupakan bekastempat pelatihan tentara PETA (Pembela Tanah Air)sehingga Korem 084 merasa berhak memiliki tanahtersebut. Sedangkan menurut versi masyarakatpenggarap, meskipun tanah tersebut merupakanbekas tempat pelatihan PETA akan tetapi telahterjadi pengusiran paksa tanpa pemberian ganti rugioleh pihak pemerin tah pendudukan J epangterhadap pemilik sah tanah sebelumnya, yanghingga kasus sengketa terjadi pemilik tanah yangsah tidak diketahui keberadaannya. Kemudianmasyarakat mengatakan bahwa tanah tersebutmerupakan hak warga, karena memang telahdirawat dan dimanfaatkan oleh masyarakatsetempat.

Perkembangan yang terjadi kemudian, Pertanumundur dar i persengketaan tersebut karenadiancam pihak Korem 084. Kemudian Pertani jugamelarikan diri dan yang tersisa hanya pihak BTIyang melakukan perlawanan. BTI mengusulkankepada presiden RI untuk meminta ganti rugi yanglayak atas tanah tersebut dan para petanipenggarapnya dicarikan pekerjaan yang layak.Usulan tersebut diloloskan oleh Presidan, danmelalui KSAD pada waktu itu, Ahmad Yani,memerintahkan agar Korem 048 memberikan gantirugi yang sesuai kepada pihak masyarakatpenggarap tanah.

Melihat perkembangan yang ada, lalu pihakKorem 084 memberikan ganti rugi sebesar 13,5 jutarupiah kepada petani. Sebagai gambaran saja, hargaberas satu kilogram pada waktu itu adalah setengahrupiah. Jadi uang sejumlah 13,5 juta pada masa itumerupakan jumlah yang sangat fantastis.

Mengenai penggantian ganti rugi tersebut, pihakKodim mengatakan setuju, pihak Kecamatan jugasetuju, sedangkan pihak polisi (Soekarmin sebagaiKapolsek-nya) menyatakan tidak memberikanpernyataan dukungan atau penolakan secaraeksplisit. Menurut Soekarmin, yang penting adalahpermasalahan selesai dengan damai tanpatimbulnya korban. Dalam penyelesaian itu pihakPertanu dan Pertani juga ikut mendapat ganti rugikarena ikut menggarap tanah, meskipun tidak ikutmemperjuangkan ganti rugi hingga tuntas.

Soekarmin bukanlah anggota Partai KomunisIndonesia (PKI), namun dia adalah seorangSoekarnois. Tindakan-tindakan yang dilakukannyapun selaras dengan ajaran Bung Karno yang

2 1

Semua Tapol G30S/ PKI adalah PKI?: “Sebuah Kesaksian dari Soekarmin”

Page 23: Oral History Agreria

Sè RAT

memang dianggapnya juga selaras dengan ajarankomunis. Sesungguhnya Soekarmin dengantindakan-tindakannya dalam rangka mengamalkanideologi yang diyakininya tersebut menjadi targetempuk bagi siapa saja yang ingin menjatuhkanSoekarmin dari posisinya sebagai polisi pelindungrakyat..

Saat terjadinya peristiwa ’65 atau lebih dikenalperistiwa G30S, Soekarmin memerintahkan padaanggotanya (berjumlah sepuluh orang), agarkompak untuk melindungi diri, keluarga danperlindungan terhadap jawatan. Akhirnya terjadi“perburuan” besar-besaran terhadap orang-orangkomunis dan orang-orang yang dituduh sebagaikomunis. Ketika keadaan semakin memanas, emosimasyarakat memuncak yang kemudian me-ngakibatkan masyarakat juga ikut melakukanperburuan terhadap orang-orang komunis danorang-orang yang dituduh sebagai komunis.

Pada saat terjadi pembunuhan besar-besaran diberbagai daerah terhadap orang yang dituduhsebagai komunis, di kecamatan Buduran,Soekarmin memberikan peringatan kepadamasyarakat: “barang siapa yang melakukanpembunuhan liar akan ditindak dan diproses secarahukum”. Menurutnya, hal tersebut melanggar hakasasi manusia.

Pada saat itu Polres Buduran menahan 40 orangyang dituduh sebagai Komunis. Sebelumnya,Soekarmin memerintahkan kepada masyarakatyang merasa memiliki hubungan dengan PKI agarmenyerahkan diri secara sukarela. Soekarmin jugamenjamin keselamatan dari orang-orang yangmenyerahkan diri tersebut. Ditahannya 40 orangyang memiliki hubungan dengan PKI ini diketahuioleh warga yang lain. Kemudian warga yang terdiridari pemuda Anshor dan Banser, berusaha memintatahanan tersebut untuk dibunuh. Oleh Soekarmin,tuntutan tersebut tidak dipenuhi. MenurutSoekarmin, karena warga bukanlah instansi yangmemiliki kekuatan hukum yang tidak memiliki hakuntuk mengadili para tahanan. Apalagi keselamatanpara tahanan tidak akan terjamin bila diserahkankepada warga.

Keesokan hari di pagi hari, Soekarmin dipanggiloleh Kapolres dan Kodim Sidoarjo untukmenghadap di Resort Sidoarjo dan disuruh untukmenjelaskan kenapa 40 tahanan di Polsek Budurantidak diserahkan kepada massa. Soekarmin ditegur,“kenapa tahanan yang ada tidak diberikan kepadamassa?” Soekarmin menjawab, “karena yang

meminta tahanan bukan instansi. Sementarasebagai polisi, dia haruas melindungi tahanansupaya aman”. Komandan Resort kemudianmengatakan “kalau ada masa yang meminta tahananharus diberikan”.

Menurut pribadi Soekarmin, hal tersebut tidakdapat dibenarkan, karena tidak ada surat perintah.Berbeda halnya jika Kapolres mengeluarkan suratperintah untuk menyerahkan tahanan kepadamassa. Ten tunya surat per intah itu dibubuhistempel dan tandatangan dari Kapolres dan Kodim.Akhirnya Soekarmin diberi surat perintah yangberisi supaya menyerahkan tahanan kepadasiapapun yang meminta. Surat perintah tersebutditandatangani oleh Kapolres dan Kodim.

Sore harinya, datang Angkatan Laut (AL)sebanyak dua truk. Masing-masing truk berisi 6orang, untuk meminta bapak dari salah seoranganggota keluarga personil AL yang ditahan di tahanPolsek Buduran. Menurut pihak AL, bapaknyatermasuk orang yang disiplin dan tidak mungkinterlibat dalam gerakan PKI. Permintaan tersebutdiluluskan oleh Soekarmin, namun dengan catatandiharuskan membawa semua tahanan yangsemuanya berjumlah 40 orang. Alasannya, agarSoekarmin selaku Kapolsek tidak lagi memilikitanggungan terhadap tahanan tersebut. Dasar yangdigunakan oleh Soekarmin dalam penyerahan 40orang tahanan kepada AL tersebut adalah adanyasurat perintah yang di tandatangani Kapolres danDandim.

Penyerahan 40 tahanan ke pihak AL yangdilakukan oleh Soekarmin tersebut disalahkan olehkomandannya. Komandannya mengatakan “KalauAngkatan Laut yang meminta, jangan diberikan”.Tapi Soekarmin berpegangan pada surat perintahyang di tandatangani oleh Danrem dan Dandim,bukannya tanpa dasar sama sekali.

Gara-gara kasus tersebut, terhitung mulai tanggal9 Desember 1965 hingga tanggal 24 Deseber 1965,Soekarmin ditahan di Intelkam Kepolisian WilayahSidoarjo. Selama 15 hari ditahan oleh Intelkam,Soekarmin tidak mendapatkan jatah makanan. Diamendapat makanan hasil pemberian polisi-polisilain yang merasa kasihan dengannya. Itupundiberikan secara diam-diam. Bahkan pernah adaseorang Polwan yang memberikan roti , namundiberikan secara diam-diam dengan cara diletakkandi kamar mandi. Bahkan sempat akan dibunuh.Namun usaha pembunuhan tersebut gagal.

2 2

Semua Tapol G30S/ PKI adalah PKI?: “Sebuah Kesaksian dari Soekarmin”

Page 24: Oral History Agreria

Sè RAT

Sewaktu ditahanan, Soekarmin sempat akan diinterogasi oleh Intelkan di ruangan bawah tanah.Sebelum sampai ke ruang Interogasi, Soekarmindipukuli oleh beberapa orang tak dikenal. Waktu itukeadaan gelap. Seorang polisi yang bernamaMulyadi yang kebetulan berada di dekat tempatkejadian menyadari bahwa keadaan lampu mati dansegera mengambil langkah untuk menghidupkanlampu. Setelah lampu menyala, polisi tersebutmelihat Soekarmin sedang dikeroyok oleh orang takdikenal. Setelah ketahuan mengeroyok Soekarmin,pengeroyok tersebut melarikan dir i. Keesokanharinya, Mulyadi dimasukkan sel dengan tuduhansebagai orang PKI. Sekarang Mulyadi masih hidupdan bekerja sebagai tukang pijat.

Pada tahun 1968, Soekarmin mendapatkanskorsing dari Kepolisian Wilayah Sidoarjo. Selamamasa skorsing, Soekarmin tetap mendapatkantunjangan yang berupa uang dari KepolisianWilayah Sidoarjo. Mekanismenya denganmenunjukkan surat skorsing sewaktu akanmengambil uang tunjangan tersebut. Namun, padatahun 1973 surat skorsing yang dimiliki Soekarmindirampas oleh Komandan Kamp Militer, sehinggamulai tahun 1973, Soekarmin tidak lagimendapatkan tunjangan skorsing.

Pada bulan September tahun 1970, Soekarmindipindahkan ke penjara Koblen, yang memangmenjadi Kamp konsentrasi dari tahanan politik.Disini Soekarmin disuruh menandatangi suratpernyataan bahwa dia termasuk golongan B. Padawaktu itu, PKI digolongkan menjadi tiga. GolonganA, B, dan C. Dengan tuduhan bahwa dia telahmembunuh beberapa pasukan Anshor.

Kehidupan di penjara Koblen sangatmengenaskan. Dalam satu kali makan, adalah enamsendok (1x makan = 6 sendok). Jadi dalam sehari,Soekarmin hanya makan dua belas sendok nasidisertai dengan sayur-sayuran dengan bumbu yangtidak karuan. Para tahanan di Koblen tidakdiperkenankan untuk mengetahui informasi apapundari dunia luar. Untuk itu, koran di penjara Koblenini sangat dilarang. Hukuman mati ditetapkan bagisiapapun yang kedapatan membawa koran.

Tanggal 26 Juli 1978, Soekarmin dibebaskan dariKoblen. Namun setelah dibebaskan dari penjara,ternyata masyarakat belum bisa menerimakehadiran seorang ex-tapol. Bahkan dalam suatuwaktu, Soekarmin tidak diundang dalam acarakendurian. Dalam hal pekerjaan, sebagai ex-tapol

Soekarmin sempat kesulitan dalam mencaripekerjaan, karena ada tulisan ET di Kartu TandaPenduduk (KTP) Pada tahun 1980 Soekarminbekerja sebagai satpam. Itupun tidak bertahan lama.Sampai sekarang dia hidup sebagai tukang kayu.

Bahkan ada teman Soekarmin yang bernamaDaryono, yang juga seorang polisi, pernah ditangkapkarena menerima tamu orang PKI. Ceritanyabermula sewaktu Daryono menjabat sebagai ketuaRT di Gubeng. Padahal sebagai RT dia harus melayanmasyarakat. Sebagai ketua RT, dia sering dikunjungioleh warganya. Kebetulan waktu itu warga yangbertamu dirumahnya adalah seorang yang dianggapPKI Daryono kemudian di tahan dengan tuduhansebagai PKI. Hingga sekarang, dia tidak memperolehpensiunan sebgai polisi, padahal, Daryono adalahpensiunan resmi polisi. Alasan yang menyebabkantidak diberikannya uang pensiunan tersebut adalahkarena Daryono pernah ditahan sebagai tahaanpolitik.

Saat in i Soekarmin dengan Team AdvokasiRehabilitasi Anggota Polri Korban Orba PerwakilanWilayah Jawa Timur, mewalili 63 anggota lainnyayang tegabung dalam lembaga yang samabekerjasama dengan Lembaga Bantuan Hukum(LBH) Surabaya, dan Tentara Korban Orde BaruSekeretariat Bersama (TARKOB SEKBER) yangdidalamnya termasuk Korban tentara dari AngkatanDarat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara untukmemperjuangkan hak-hak mereka yang selama initelah dirampas. Mereka menjalani tahanan tanpasurat penangkapan dan tanpa proses pengadilankarena memang mereka sebenarnya mereka tidaksalah, namun hanya gara-gara memiliki hubunganyang dekat dengan masyarakat, kemudian ditangkapdengan tuduhan sebagai seorang komunis. Parakorban ini meminta agar mereka sesegera mungkindi rehabilitasi, yaitu dikembalikanmya hak-hakmereka yang telah dirampas oleh pemerintahanOrde Baru.

Soekarmin menambahkan, “J ika dibandingkandengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang jelas-jelas melakukan pemberontakan dan disintegrasiuntuk memisahkan diri wilayah Indonesia tetapioleh pemerin tah diberikan para anggota GAMmendapat rehabilitasi serta kompensasi. Namunkenapa korban peristiwa ‘65 yang ditahan tanpaproses peradilan dan belum tentu bersalah malahtidak mendapatkan rehabilitasi dan kompensasi,malah mendapat perlakuan diskriminatif?”

2 3

Semua Tapol G30S/ PKI adalah PKI?: “Sebuah Kesaksian dari Soekarmin”

Page 25: Oral History Agreria

Sè RAT

J u d u l : Pen jaga Mem or i; Gar du d i Perkot aan J awaPen u lis : Abid in Kusn oP en er b it : Pen er b it Om bak t ah un 20 0 7, xv + 154 hlm , 13 x 20 cmDiresen si oleh : Ikh san Rosyid , pen elit i H ISTra (H istory In st it u t e for

Society Tran sform at ion )

SIMBOLISME DAN FUNGSI GARDU DI PERKOTAAN JAWA DARI MASA KEMASA

R E S E N S I

B U K U

Gardu iden t ik den gan ban gu n an kecil ber ben tukku bu s d i p er sim p an gan ja lan at au p in tu m asukwilayah perkam pu n gan d en gan seku m p ulan laki-laki. Ia m ud ah un tu k m u n cul dan m en gh ilan gseir in g kegu n aan yan g m elekat pada m asin g-m asin g zam an . Gard u bisa m en jad i p usatkeam an an p ad a ter itor ial p alin g kecil dan bah kanbisa m en jad i alat p en gu asa un tuk m em ban guneksist en si t er ten tu .

Berb icar a seja r ah p er kotaan d i In d on esia t id akter lep as d ar i kep in gan -kep in gan pen yusundin am ika keh idu pan kota . Ada d ua h al p okokperm asalah an d alam sejar ah kota, m asyaraka tden gan d in am ika keh idu pan n ya dan h asil per ilakum an u sia dan m asyar akat p en du ku n gn ya.War isan fisik bu daya m asyaraka t kota yan g m asihber bekas selalu m en yisakan m akn a dan pen afsir anten t an g kon teks m syaraka t m asa lalu . In i selaluleka t den gan sim bolisasi ten t an g ap a yan g t er jad ipada m asa la lu . Salah satu war isan bud aya kotaberu pa gar du .

Gardu sebagai ben tuk fisik selalu m en gin gatkanm em or i kit a terh ad ap sist em keam an an (d anpen gam an an ) pada sua tu wilayah t er ten tu .Nam u n ket ika d ir un u t kebelakan g, asa l m u asaltern ya ta secar a fu n gsion al, ga rd u m em iliki m akn ayan g ber beda-beda dar i m asa-kem asa. Pen galam anad an ya gar du sejak m asa pem er in t ah kolon ia lm aup un p en ga lam an m asyar akat Tion gh oa,kem u dian t er lem bagakan p ad a m asa p en du du kanm iliter J epan g, yan g akh ir n ya d iwar iskan sam pais e k a r a n g .

Bu ku kar ya Abid in Ku sn o in i beru sah a m en car im akn a-m akn a yan g m elekat p ad a pen d ir iangard u berd asar kan kr on ologi waktu . Par ad igm adan fr am e awal yan g d iban gun d alam m em bah asgard u in i, ada lah ad an ya r elasi yan g salin gm em p en garu h i an t ar a m on u m en , m em or i kot a,dan per juan gan sim bolik da lam pen car ianid en t itas dan kekuasaan . Pem bah asan da lam bu kuin i yan g ber usah a m en gkaji lebih jauh fun gsi-fu n gsi p olit ik, perubah an m akn a gardu dar i waktu– kewaktu . Gardu juga m en jad i sebuah ben tuk“wicar a sim bolik” dar i m ed iu m visu al d im an ain ga tan -in ga tan kolekt if d iben tuk d an d it r an -s fo r m a s ika n .

Perubah an yan g coba d itelusur i dan d ibid ik olehpen u lis da lam m elih at p er ubah an fu n gsi d anm akn a kem u cu lan gard u berd asar kan er a dnper iod e. Masin g-m asin g p er iode m em ilikiperbed aan fu n gsion a l dan st ru ktura l terkait eksis-ten si gard u . Pem bah asan d iawali den gan fen o-m en a yan g n am p ak berd asar kan pan ca in dera

penulis saat m unculnya posko-posko PDI P sehinggam en ar ik un tu k d ika ji la t ar belakan g pem -ben tukn ya kem u dian d ir un u t kem asa sebelu m n yaya itu pada er a Ord e Baru , m asa ker ajaan dankeku asaan t r ad ision a l, m asa kolon ia l Belan d a,sist em p en gam an an m asyar akat Tion gh oa, m asapen du du kan J epan g, dan p asca kem erd ekaan yan gdiken a l sebaga i m asa r evolusi.

Pada m asa berd ir in ya PDI P ser ta m un cu ln yaMegawat i sebagai p em im pin kar ism at isn ya,m em an faa tkan gar du in i sebaga i posko (p oskom un ikasi) yan g efekt if un tuk bisa m en gh adirkandan m en ggerakkan m assa kapan sa ja . Secaracerd as, pen gar an g m elih at keh ad ir an p osko in ibu kan sekedar tem p at m en ja lin kom u n ikasibelaka , te tap i juga m eru pakan st ru ktur yan g m e-r epr esen tasikan cit r a Megawat i d en gan Soekar n osebaga i ayah n ya. Set iap p osko yan g ber -d ir i sela luiden tik dengan gam bar m aupun foto dar i Megawat idan Soekar n o. Disin i je las kelih at an m akn asim bolism e, bah wa cit r a yan g akan d iban gunad alah kewibawaan yan g ber pan gka l padagen ealogis gun a m en ar ik sim p at i da r i m asyaraka tseh in gga m en jad i basis keku atan . Dan st r a tegi in itern ya ta sukses besar ket ika PDI P m em en an gkanpem ilu t ah un 199 9 .

Pad a er a Or de Bar u , gar du d ijad ikan sebagaiin st it usi n on for m al dar i kon t r ol d an p en gam an ansecara m ilit er terh ad ap d aerah -d aerah yan g“b er bah aya”. Pada er a in i leb ih d iken a l den ganpos h an sip (per t ah an an sip il) . Pos h an sip in i d i-ban gun d i tem p at -t em pat st r a tegis perkotaan .Tran sform asi posko m iliter m en jad i pos h an sip in ipen t in g bagi p olit ik ru an g yan g d ilaku kan olehSoeh ar to. Den gan d em ikian , p osisi pos h an sip in im eru pakan bagian d ar i ap ar at p olit ik n egar a,n egara leb ih m ud ah u n tuk m en gon t rol danm en gawasi sega la akt ivitas m asyar akat . Bah kanin st it usi h an sip sen d ir i m en jad i a la t polit ik yan gpa lin g am p uh sem asa Ord e Baru . Diban gu n n yagardu un tuk h an sip in i secar a t idak langsun g telahm en segregasikan m asyaraka t da lam kelom p okoran g luar dan or an g dalam . Dan m erupakan bataster itor ial p er tah an an dan pen gusir an bagi “oran glu ar ” at au “or an g liar ”.

Kon sep gar du yan g su dah ad a d i J awa sebelu mdatan gn ya kolon ialism e Er op a tern ya ta ber bedaden gan yan g d ip ah am i pada Orde Bar u . Gar dubiasa d iju m p ai d i p in tu m asu k ked iam an ban g-sawan at au or an g-oran g t er kem u ka . Keh adir angard u in i bu kan u n tuk m em ber i ba tas ter itor ialkeku asaan d ibelakan g gard u seper t i da lam Or deBaru , n am u n m en un ju kan ku asa r a ja

2 4

Page 26: Oral History Agreria

Sè RAT

at au or an g yan g ad a d i da lam n ya sebagai p usatkosm os dan keseim bangan . Dapat dikatakan sebagaipr est ise d an sim bol keku asaan , bukan sebagaipem batas d em ar kasi.

Peru bah an ter jad i ket ika H er m an WillemDean dels ber ku asa . Kebijakan pen er ap kan ba tas-ba tas ter itor ial sebagai st r a tegi m em er in tah J awam en yebabkan kem u n culan gard u (kem un gkin anbesar ka ta gar du ber asa l dar i bah asa Peran cisga rd e) dan in st it usi r on d a. Dan u n tuk m en g-h u bu n gkan an ta r wilayah m aka d iban gun g rootepostw eg . Di ja lan in ilah m u la i d iju m p ai gar dukolon ial yan g ber fu n gsi sebagai pos dan tem p atpelin d un gan keam an an bagi p en ggun a ja lan yan gm eru pakan pejabat p em er in tah d an p ed agan g.

Kebijakan pem er in t ah kolon ial d en gan pem -bagian kelas ber dasarkan r asia l. Pem isah an r uan gda lam kan tun g-kan tun g kelas r asia l m en ye-babkan p en gorgan isasian pem u kim an bedasarkanetn is. H al in i un tuk m em udah kan pen gawasan dankon t rol pem er in tah kolon ial t erh ad ap p en du du k.Otom at is set iap pem u kim an m en gor gan isirkeam an an wilayah p em u kim an m ereka sen d ir iden gan jad wal ron d a. Mereka m elakukan p e-n gam an an sebat as d aerah m ereka sen d ir i.Per tum bu h an dan perkem ban gan kota ber iku tn yam en u n tu t adan ya pelayan an terh ad ap r asa am anwarga Er op a. In i m en yebabkan peru bah an sist emgardu menjadi sistem pos polisi kota. Dengan sistemkeam an an yan g baru , polis i berpat r oli d isepan jan gja lan sekelilin g kam pun g. Kem u n culan sist em p e-n gam an an bar u in i berm ula dar i bagaim an am em p er tah an kan kota sebagai tem p at s in ggahyan g am an bagi p en du du k Er op a.

Bagi or an g-oran g Tion gh oa , gard u m em ilikiper jalan an yan g pan jan g d an m er up akan in gat anyan g t r aum at is . Etn is Tion gh oa sela lu m en jad isasar an dam p ak kekacauan sosial d an d ijad ikanta rget p en yerbuan , in i m em ot ivasi m ereka u n tukm em ikirkan bagaim an a car a m em p er tah an kandir i. Bah kan ada kem un gkin an ben tuk dan pr aktekpen jagaan da lam gard u yan g ada d i In don esiam erupakan t radisi arsitektur Tion ghoa. H al in i bisad ilih a t dar i adan ya gerban g, t em bok, d an p en jagayan g ban yak d iju m p ai d i dar a tan Cin a . Kebijakanw ijkenstelsel (tem pat t inggal) dan passenstelsel (pasja lan ) m en un tu t gard u sebaga i pos pen gawasandan p in tu m asu k m en em p at i posisi yan g san gatpen t in g. Buku in i juga m en yit ir karya Kwee Th iamTjin g da lam bu ku In don esia da lem Ap i da n Ba radim an a p ad a m asa akh ir Pem er in tah an H in d iaBelan d a d i Kota Malan g, tern ya ta m akn a gar duben tukan d ar i Pem er in t ah H in d ia Belan d am en galam i kem erosotan fu n gsi d an legit im asiter h adap pen duduk. Para p en jaga gardu d ian ggapt idak ad a.

Keda tan gan J ep an g d i J awa m eru bah fu n gsigard u . h al in i t er ka it d en gan gaya p em er in tah anyan g d iter apkan J epan g den gan Pan Asian ya yan gju st ru m en un tu t ad an ya m obilisasi war ga sip ilun tu k kepen t in gan p er an g. Maka d it er ap kan yalahsist em Ton ar igum i yan g d idesain un tuk m en jam inketer t iban d alam kom un it as m au pu n loya litasterh ad ap p em er in tah . Ar t i p en t in g d iben tu kn yatonarigum i in i juga diben tuknya keibondan sebagai

or gan isasi keam an an yan g an ggotan yam eru pakan warga lin gkun gan sen d ir i. Merekad ila t ih salin g beker ja sam a d alam sem an ga tgoton g r oyon g den gan p en jaga kam pu n g d ilin gkun ga m ereka. Disin i gardu m erepresen tasikankeam an an kam pun g ser t a m eran gsan g sem an gat“goton g royon g” an ta r a n egara d an m asyaraka t .Di s is i la in , sem an gat ked isip lin an d an sikaploya litas d itu n jukan da lam sikap pen gh orm atanoleh pen duduk saat m elewati pos gardu yan g dijagaoleh p en jaga .

Seir in g keka lah an J epan g d an p roklam asikem erd ekaan RI , m aka m un cu llah p os-p oskom an d o yan g ber fu n gsi sebaga i tem p at p e-m er iksaan seka ligu s tapa l ba tas keku asaan . Masarevolusi d itan da i d en gan p at roli-pa t roli keam an anberdasarkan daerah kekuasan . Kaum m uda m en g-an ggap sebagai pen jaga dan pelin du n g kota,m ereka m en gan ggap sebaga i bar isan depan dar ir akyat In d on esia yan g baru m er deka .

Sebagai penutup dan penegasan kem bali, penulisin gin m en yam paikan bah wa ber dasarkanpen galam an kolekt if ten t an g pen jagaan lin g-ku n gan d an n egar a yan g d it r an sfor m asikan dar igen erasi ke gen erasi m em iliki pem akn aan danper sepsi yan g berbeda-beda. Meskipu n t r ad isi d anat r ibu t yan g h am p ir sam a seper t i ben tu k gard u ,sist em r on da , dan pem u ku lan ken ton gan n am u nm em iliki p er sepsi yan g ber beda-bed a bagian ggotan ya (-a tau kita sen d ir i-) . Gard u m en jad iin st ru m en sim bolik keku asaan n egara . Bagipelest ar ian bu daya dan t r ad isi kau m laki-laki,gard u m eru pakan tem p at yan g n yam an u n tukn gobrol, m in um -m in um , at au pu n m en jad i tem p at“p en ggosip an kau m laki- laki” kar en a p er em pu an“d ilar an g” h ad ir da lam wilayah gard u .

Backgr ou n d p en did ikan p en ulis d ar i ar sitekturm en yebabkan tu lisan in i h an ya berku tat p ad am akn a sim bolism e yan g t er kan du n g d alam ba-n gun an gar du . seh in gga d in am ika para p en jagagard u t idak d igam bar kan m aup un d iu n gkap .Gard u d ilih a t sebaga i ban gun an fis ik d anditeropong dar i luar . Pen em patan in i m em iliki kon-seku en si logis m an u sia-m an u sia yan g ber -ka it andan ber sin ggun gan lan gsun g den gan gar du t id akm en d ap atkan tem p at .

Nam u n dem ikian , bu ku in i san ga t m en ar ik bagika jian sejar ah perkotaan karen a ka jian t en tan ggard u in i m asih ja r an g m eskipu n secara fis ikm u dah kita t em ui d i daerah perkotaan . Pem bacam en jad i ter sad arkan t er ya ta fen om en a gar du in iad a, yan g tan p a sad ar m en jad i bagian keh id up anseh ar i-h ar i. Pen u lis m em ber ikan n arasi d anan alis is t en tan g bagaim an a asa l-usu l d an fun gsigard u pada m asa lam pau . Dan t ern ya ta gar du in ibu kan m eru pakan war isan bu daya tun ggal, akantetap i h asil ku m pulan bu daya berd asarkan per iodepem ben tu kn ya d an baga im an a pen ggu n aan n ya.Secara bah asa bu ku in i m u dah un tu k d im en ger t in am u n sa r a t den gan an a lisa seh in gga pem bacaum um , sela in par a akadem isi yan g ber ka it anden gan m asalah p er kotaan .

2 5

Page 27: Oral History Agreria

Sè RAT 2 6

D EW AN P EN AS EH AT :1. D r . As v i W a r m a n Ad a m (Lem b aga I lm u P en get a h u a n I n d on es ia )2 . D r . D a r w i s Kh u d o r i (Un iver s i t a s Le H a vr e , Per an cis)3 . D r . B a s k a r a T W a r d a y a (Un iver s i t a s Sa n a t a Dh a r m a )4 . D i a s P r a d a d i m a r a , M . A (Un iver s i t a s H a san u d d in ,)5 . M o o r d i a t i , M . H u m (Un iver s i t a s Air lan gga )

D EW AN P EN D I R I : M. Fa ish a l Am in u d d in ,I r syad Za m ja n i, Fa len t in u s Lau r en s iu sH a r t a y a nPEN GU RU S 2 0 0 6 -2 0 0 8D i r e k t u r : Au lia Rah m an S e k r e t a r i s :Yu s u fH a n an i. Ke u a n g a n : Wiwin Se t ya Wib awa .B i d a n g R i s e t d a n D a t a b a s e : Ikh s an Ros yid MA(Koor d ) Ar yo Yu d an t o, H en i Roh m awat i.B i d a n g D i s k u s i P u b l i k d a n P e l a t i h a n :J em m y H u s n y M. (Koor d ) , Ali Siswan t o, Ah m adB a h r u d d i n .B i d a n g P e n e r b i t a n : Pu n gkas Wicaks on o.Ar if J u n ia n t o,

P R O G R A MBeb er a p a ak t ivit a s ya n g t e la h d ilaku ka n p a d at a h u n 2 0 0 6 -2 0 0 7:a . Men gakt ifkan m ed ia on - lin e d en gan a lam a t

www.h is t r a .b r aveh os t .com .(Agu s t u s 2 0 0 6 )

Ber a wa l d a r i d isku s i Lin gka r St u d i Se ja r a h p ad a t a h u n 2 0 0 0 . kem u d ia n b er u b a h m en jad i Su r a b ayaH is t or ian St u d y Clu b (SH SC) t ah u n 2 0 0 1. Kelom p ok d isku s i kecil d a r i m a h a siswa ya n g t er ob sesi p a -d a p en d eka t a n h u m a n is t ik d a lam s t u d i se ja r a h in i m en ga la m i b er b a ga i p er u b a h a n ka r en a p er -sen t u h a n d en gan d is ip lin ke i lm u an la in n ya . Beb er a p a m ah a siswa sen ior m er a sa m em p u n ya i b eb a nyan g leb ih b esa r ya kn i b a ga im a n a seja r a h b isa m en jad i sa la h sa tu p i la r d a lam t r a n s for m as im asya r a ka t m en d ir ika n H ISt r a . Sem en ta r a t on gka t es t a fe t d i S H S C d ib er ika n p a d a m a h as iswayan g leb ih m u d a d en ga n a la sa n seb a ga i b a gia n d a r i ka d er isa s i a t a u r egen er a s i . H I S Tr a m er u p aka ns in gka t an d a r i H is t or y I n s t i t u t e fo r Societ y Tr an s for m a t ion , d ib en t u k p ad a 18 Mei 2 0 0 3 d i Su r ab a ya .H ISTr a m er u p a ka n lem b a ga n ir lab a ya n g b er b a d an h u ku m ya n g t er d a ft a r p ad a ka n t or Not a r isNg.Yu d h a r a n o 0 3 , 2 8 Desem b er 20 0 6 d i Su r a b a ya d a n b er ger a k d a la m b id a n g ka jia n se ja r ah se-ca r a u m u m ya n g in t er d is ip lin er d a n m em b er ikan t a fs ir a n t er h ad a p fen om en a d id a la m m a sya r a ka t .AZAS ya n g d ija d ikan la n d a sa n b er ger a k a d a lah keb eb a sa n b er fikir d a n d ap a t d ip er t a n ggu n g ja wab -kan seca r a i lm ia h d a n b er gu n a b a gi m a sya r a ka t lu a s . VI S I m en gem b a n gka n H is t or iogr a fi yan gh u m a n is d a n d em okr a t is

b . Sem in a r Rein t er p r e t a s i H is t or iogr a fi I n d on es ia Kon t em p or er t ah u n 2 0 0 6 d a n b eker ja sa m a d en ga n SH SC d a n Th e RASI I n d on es ia ( J u li 2 0 0 6 ) .c. P en u lisa n p ad a m ed ia loka l ( r u t in ) .d .Pem b en a h an P er p u s t akaa n E lekt r on ik (Okt ob er 2 0 0 6 )e . Sekola h Seja r awan Mu d a I (Sep t em b er - Desem b er 2 0 0 6 ) .f. R ise t “Dir ekt or i Dola n a n An a k d i Su r ab aya” ker ja s am a d en ga n Pem p r ov J a t im (Desem b er 2 0 0 6 -Feb r u a r i 2 0 0 7)g. R is e t “Kom u n it a s Tim u r J au h d i Su r ab aya” (Mar e t -Ap r il 2 0 0 7)h . P en gir im an d e legas i ke Pekan Seja r a h d i Un ive r s it a s In d on es ia (J a n u a r i 2 0 0 7)i. Pen gir im a n d elegas i s em in a r Re for m a Agr a r ia d i Un ive r s it a s Neger i J em b er (Ma r e t 2 0 0 7)Ak t i v i t a s M e n d a t a n g :a . Sem in a r t en t a n g Pen a r ikan Bu ku Aja r Seja r ah (Mei 2 0 0 7)b . La u n ch in g n ews le t t e r ed is i p e r d an a N ewsle t t er SeRAT (Mei 2 0 0 7)c. Pen d oku m en t as ian kor b an 6 5’ d a r i ka la n gan n on -P KI d i J awa Tim u r (J u li 2 0 0 7)d . Pen d oku m en t as ian a r s ip ke lu a r ga d i Su r a b a ya (Agu s t u s 2 0 0 7)e . Pen d oku m en t a s ian seca r a vis u a l caga r b u d aya d i Su r ab aya (Sep t em b er )f. Sekolah Seja r a wa n Mu d a I I (Sep t em b er - Des em b er 2 0 0 7)

Buletin Sè RATditerbitkan oleh HISTra (History Institute for Society

Transformation) merupakan wahana penyaluran studi dan riset kesejarahandalam kehidupan masyarakat terbit tiap 3 (tiga) bulan sekali

Staff Ahli: Asvi Warrman Adam, Moordiati,S.S., M.Hum.Redaktur Ahli: M. Faishal AminuddinPenanggung Jawab: Aulia Rahman Pimpinan Redaksi: Ikhsan Rosyid

Staf Redaksi: Jemmy Husny M, Ahmad Bahruddin, Heni Rohmawati, Wiwin Setyawibawa, Yusuf Hanani, Aryo Yudanto,Arif Junianto Sirkulasi: Jemmy Husny M, Ali Siswanto Layouter: Ikhsan Rosyid

Alamat Redaksi : jl. Rungkut Asri Timur V/25 SurabayaWebsite : www.histra.bravehost.com e-mail : [email protected]

Menerima artikel dan hasil riset yang memiliki visi dan misi sama dengan HISTra

dalam rangka “Demokratisasi Historiografi Indonesia”,

harga @ Rp. 3.000,-/ eksemplar. untuk berlangganan hubungi Wiwin: (031) 60432205

P R O F I L

Page 28: Oral History Agreria