p3 k3ll-rev-050408

110
1 HEALTH, SAFETY AND ENVIRONMENT MANAGEMENT SYSTEM [HSEMS] Dr. Ir. KARNATA ARDJANI M.Sc. . 1

Upload: yogi-aditia

Post on 10-Sep-2015

274 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

  • *HEALTH, SAFETY AND ENVIRONMENT MANAGEMENT SYSTEM [HSEMS]

    Dr. Ir. KARNATA ARDJANI M.Sc.

    .1

  • *SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN , KESELAMATAN KERJA DAN LINDUNGAN LINGKUNGAN[SMK3LL]

    Dr. Ir. KARNATA ARDJANI M.Sc.

    1

  • *HIGENE PERUSAHAAN DAN KESEHATAN KERJA

    1

  • *I. PENDAHULUANSejarah dan hari depan higene perusahaan dan kesehatan kerjaSejarah higene perusahaan dan kesehatan kerjaSejarah di IndonesiaHari depan higene perusahaan dan kesehatan kerja 1

  • *

    2. Perundang-undanganUndang-undangUU Kerja (1948 1951)UU Kecelakaan (1947 1957)UU Keselamatan KerjaKonvensi ILO No. 120UU Lainnya2

  • *

    3.Gangguan pada kesehatan dan daya kerjaBatasanPencegahan terhadap gangguan kesehatan dan daya kerjaPenyakit akibat kerja

    3

  • *

    Faktor-faktor FisikTeknologi IndustriRacun-racun logam/bahan organikRacun gas Dermalogis akibat kerjaFaktor biologis penyakit akibat kerja4

  • *

    Faal kerja dan ergonomiGizi kerjaFaktor PsikologisKecelakaan akibat kerjaKebersihan dalam perusahaanKerugian perusahaan

    5

  • *H.P dan KK di pertambangan

    Pendapat umumGangguan oleh penyakit umumKecelakaan dalam tambangPenyelidik lingkunganPenyakit akibat kerjaUsaha6

  • *Higene perusahaan & KK di Industri kecilKK Tenaga PimpinanKesehatan pegawai negeriKesehatan tenaga kerja wanitaStatistik dan riset dalam H.P & Kesehatan kerjaTenaga HP & kesehatan kerja di Perusahaan7

  • *Penilaian terhadap faktor penyebab penyakit baik kwalitatif maupun kwantitatif dalam lingkungan kerja dan perusahaan (sasaran dalam lingkungan kerja)

    Bersifat teknik dengan cara melakukan penyuluhan, hasilnya untuk digunakan dalam kwalilatif terhadap lingkungan dan pencegahan, sehingga pelaku dan masyarakat lingkungannya terhadap dari gejala penyakit dan bahayanya akibat kerja.

    HIGENE PERUSAHAN

    8

  • *

    Pekerja/masyarakat pekerja memperoleh tingkat kesehatan yang tinggi baik fisik maupun mental maupun sosial (sasaran-manusia)

    Bersifat medis : usaha secara preventif/kwalitatif terhadap penyakit-penyakit/gangguan-gangguan kesehatan sebagai akibat faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja atau terhadap penyakit umum

    KESEHATAN KERJA9

  • *Penggabungan dua displacement antara medis dan teknis secara sekali atau antara stetoskop dan garis hitung 10

  • *II. ORGANISASI

  • *A. KEILMUAN HP dan Kesehatan Kerja jalinan atau integrasi dari berbagai keilmuan yaitu kedokteran, teknologi, kimia, fisika toksikologi, biologi, administrasi dll dan yang terpenting kedokteran & teknik

    Kedokteran : Perawatan, Faal Kerja dllTeknologi : Industrial hygene & sanitary engineering1

  • *2 Sangat Penting : Keserasian antara efisiensi dan produktivitas kerja dengan faktor manusia

  • *

    Di Indonesia organisasi HP & Kesehatan Kerja dibagi menjadi tingkat nasional, departemental, daerah dan perusahaan-perusahaan (unit)

    SK No. 168/1971 Menteri Tenaga Kerja dan Kesehatan Kerja serta SK Depkes No. 207/1971 menurut fungsi-fungsi sebagai berikut : 3

    B. PRAKTEK

  • *PembinaanLangkah-langkah kearah pengembangan HP/KKPengaturan pengorganisasian termasuk pembinaan & pengawasanUsahakan pembinaan & pengarahan tenaga kesehatan, teknisi serta sarjana lain dalam bidang higene sesuai kebutuhanKedua departemen memanfaatkan bantuan luar negeri dalam HP/KK4

  • *Tenaga KerjaMerumuskan hiperkes dituangkan dalam undang-undang, peraturan pemerintah industri dan lain-lain Melaksanakan usaha/kegiatan di bidang umum membantu peningkatan mutu Hiperkes

    5

    Pembagian Tugas & Wewenang Antar Departemen

  • *Kesehatan Melaksanakan kegiatan hiperkes dan bahaya/produk-produk untuk melindungi masyarakatMembantu departemen-departemen lainnya dalam hal kebutuhan (tenaga kesehatan, obat-obatan dll)

    Departemen LainnyaUntuk penyelenggaraan hiperkes sesuai dengan UU/PP/Instansi yang ada6

  • *Kriteria Evaluasi Sebagai Berikut :

    Adanya dan kedudukannya aparat yang mengatur HP/KK baik di pusat sampai ke unit-unitRuang lingkup program/implementasi meliputiPemeliharaan tempat kerjaPenserasian TK dan cara-cara kerjaKesiapan kedokteran preventifKRITERIA UNTUK EVALUASI7

  • *Penerangan-penerangan dan pendidikan hubungan antar produktifitas dan kesehatan kerjaUsaha-usaha kuratif (P3K dll)Pengumpulan dan analisa antar tingkat kesehatan dan produktifitasPembinaan fisik, mental dan spiritualPenelitian dan pengembangan dalam peningkatan programPencegahan pencemaran sekitar industri8

  • *Kriteria Terpenting

    Absenteisme oleh gangguan kesehatan /penyakit/kecelakaan index-index untuk menunjukkan mangkir kerja dapat dihitung dengan 2 kelompok :Banyaknya dan lamanya mangkir kerjaBesarnya dalam sifat-sifat dari populasi yang diobservasi9

  • *Angka sakit (morbidity rate) terbagi menjadi 2 macamIncidence Rate (penyakit) jumlah kasus baru yg ditemukan dlm 1 thn Populasi tengah tahun

    Prevalence Rate (penyakit) jumlah kasus penyakit yg ditemukan pd suatu waktu populasi pada saat tersebut10

  • *Angka Kematian

    Angka kematian semua sebab penyakit (tabel)Angka kematian semua sebab menurut umur, kelamin dllAngka kematian oleh semua penyakitRate kematian penyakitDan Lain-Lain11

  • *Kecelakaan

    Accident frequency rate (banyaknya kecelakaan)Accident incidence rate (angka banyaknya kecelakaan suatu waktu)Angka beratnya kecelakaan 12

  • *Hasil Pemeriksaan KesehatanBesarnya Biaya Pengobatan & Kompensasi KecelakaanKadar dan Intensitas Bahaya Dalam Lingkungan (akibat kimiawi / fisik)Tingkat Produktivitas Kerja Perorangan/Kelompok 13

  • *III. Sejarah Dan Hari Depan HP & K Kerja

  • *

    A. Sejarah HP/K Kerja

    Alasan adanya HP&K Kerja merupakan hubungan pengembalian dan penggajian

    Perang membutuhkan tentara dan perlu upah agar bekerja dengan baik, sehingga hal inilah yang merupakan permulaan adanya pekerjaan (korban & kecelakaan akibat perang), (zaman purba)

    iii-1

  • *HP & Kesehatan Kerja berlembaga pada ketentaraan zaman purba

    Pekerja-pekerja tambang adalah tawanan perang/pesakitan sehingga menjadi mati karena pekerjaannya

    Bapak kedokteran Hippocrates belum memperhatikan hal ini, dibuktikan dengan teorinya mengenai keseimbangan makanan dan latihan/ tidak memperhatikan penyakit kaum pekerjaiii-2

  • *Setelah abad 16, HP/KK Agricola&Paracelcus dalam buku De Re Metalica (1556) dan Paracelcus 1569 Von Der Bergsuch und Anderen Bergkrankheiten (pekerja tambang dan penyakit-penyakit) termasuk pencegahan seperti ventilasi & penutup muka dan tentang bahan-bahan kimia

    Bapak HP/KK adalah Bernardine Ramazzini (1633-1714) De Morbis Artificum Diatriba (penyakit akibat pekerjaan)iii-3

  • *1760 1830 Revolusi industri di Inggris yang berdampak pada pengembangan HP/KK /USA, Perancis, Jerman, Rusia dsb

    Abad 20 HP/KK merupakan keharusan yang memiliki segi-segi baik kesejahteraan maupun produksiiii-4

  • *HP/KK kapan, adalah diketahui pasti dari kedokteran kuno&pengobatan tradisional telah dilakukan untuk menolong korban peperangan, penyakit & kecelakaan

    Abad ke-17 (Belanda/VOC) dibentuk dinas kesehatan hanya untuk kebutuhan militer dan akhirnya sipil HP/KK hanya sekedarnya untuk pekerja-pekerja kita agar sehat untuk memproduksi bahan-bahan ekspor ke Belanda (sederhana, tanpa peraturan)B. Sejarah Di Indonesiaiii-5

  • *Pada awal abad 20 dibuat undang-undang dan peraturan-peraturan kebersihan, keselamatan dan kesehatan (sangat sederhana) jadi tidak berkembang seperti di luar negeri (tidak ada revolusi industri)

    Zaman Jepang HP/KK tidak ada dorongan untuk itu (PD II)

    HP/KK baru pada zaman Indonesia merdeka antara UU Kerja & UU Kecelakaan seluruhnya dimasukkan dalam jawatan-jawatan sebagai pelaksanaan UU dan dimasukkan dalam tubuh departemen perburuhan (pengawasan perburuhan&keselamatan kerja)iii-6

  • *1957 didirikan lembaga kesehatan buruh dan 1965 diubah menjadi lembaga keselamatan dan kesehatan buruh (pusat pendidikan dokter, jasa/nasehat perusahaan, riset, publikasi dan kerjasama internasional dalam kesehatan dan keselamatan buruh)

    1966 diresmikan HP/K Kerja sebagai aparat pemerintah (Dinas HP/sanitasi umum dan dinas kesehatan tenaga kerja di departemen kesehatan dan lembaga HP/KK di departemen KK) iii-7

  • *1967 berdiri badan pembina dan konsultasi HP (swasta) di Bandung, juga Surabaya Yayasan HP

    1969 seminar kesehatan dan produktivitas kerja di Jakarta Ruang lingkup/tujuanProyek pembinaan HP/KK

    1970 UU Keselamatan Kerja diundangkan pengganti Veiligheid Reglementiii-8

  • *1971 didirikan ikatan HP, kesehatan & keselamatan kerja (Sumakmur, Sutidjo & Marwoto)

    1972 seminar HP dan kesehatan kerja dan kongres I ikatan HP, kesehatan dan keselamatan kerja di Jakarta (Akselerasi pertumbuhan HP/Kesehatan Kerja untuk modernisasi)

    Dr. Ibnu Sutowo dll sebagai Ketua Kehormatan

    1973 Upaya pembinaan lab HP/Kesehatan Kerja di Jakarta, Medan, Surabaya dan Ujung PandangDi tingkat Internasional, Indonesia memegang beberapa jabatan dalam HP/Kesehatan Kerjaiii-9

  • *Hari depan cukup terang, meluas dan berkembang sesuai dengan perkembangan pertambahan penduduk industri dan proses industrialisasi yang merupakan syarat mutlak dalam pembangunan Indonesia. Perlu diperhatikan HP/K Kerja = salah satu segi kesehatan masyarakat (adanya penambahan dari kehidupan agraris ke industrial agraris)C. Hari Depan HP dan K Kerjaiii-10

  • *Pertumbuhan HP/Kesehatan Kerja di negara lain menunjukkan adanya trend dengan melalui fase-faseKesejahteraanProduktivitas KerjaToksikologi Industri

    Saat ini HP/K Kerja berkembang pesat antara lain adanya ratusan dokter yang bekerja di perusahaan, ratusan insinyur dan teknisi, ahli-ahli ekonomi, psikologi dan sarjana lainnya aktif mengambil bagian dalam profesi iniiii-11

  • *BAB IVPerundang-undangan

  • *A. Perlunya Undang-Undang Perlunya undang-undangKeperluan yang mutlak bagi perlindungan tenaga kerja

    Undang-undang/peraturan mempunyai kekuatan hukum bagi pejabat-pejabat departemen dan dapat melakukan inspeksi/peringatan-peringatan terhadap perusahaan yang melanggar termasuk memberikan sanksi-sanksi nyaIV-1

  • *UU No. 14/1969 (Ketentuan Pokok Tenaga Kerja) & Mengatur HP/K Kerja sebagai berikut

    Tiap tenaga kerja berhak perlindungan atas keselamatan, kesehatan, kesusilaan, moral kerja serta perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia dan agama

    Pemerintah membina perlindungan kerjaNorma Kesehatan Kerja & HPNorma Keselamatan KerjaNorma KerjaGanti rugi, Perawatan dan Rehabilitasi Kecelakaan KerjaIV-2

  • *Undang-undang/peraturan-peraturan yang berlaku untuk HP/K Kerja antara lain seperti di bawah ini.IV-3

  • *Sebagian pasal-pasalnya berlaku walau tidak seluruhnya sesuai PP No. 1 Tahun1951 :

    Jam kerja, cuti tahunan, hamil, haid, bagi anak-anak, orang muda, tempat kerja, dll.Dari HP/K Kerja yang jadi wewenang departemen tenaga kerja pasal 16 ayat 1 majikan harus mengadakan tempat kerja, tempat tinggal, kebersihan dan kesehatan.Pasal-pasal UU kerja yang batal diketahui (36 Pasal)B. UU Kerja (1948 1951) IV-4

  • *1947 diundangkan dan berlaku 1951Penggantian kerugian pada buruh yang celaka, penyakit akibat kerja (UU kompensasi pekerja, perlu direvisi)Penilaian hebat tidaknya kecelakaan perlu ditinjau dari sudut psikologis, sosial, ekonomi juga bukan hanya faktor anatomi dan faal saja. Pasal-pasal dari UU kecelakaan yang patut diketahui 22 pasal

    IV-5C. UU Kecelakaan (1947-1957)

  • *No. 1 Tahun1970 diundangkan (pengganti Veiligheids Reglement 1910)

    Berisi tentang keselamatan kerja sesuai dengan perkembangan masyarakat, industrialisasi, teknik & teknologi dalam rangka pembinaan norma-norma keselamatan kerja sesuai pokok-pokok ketentuan tenaga kerja (keselamatan kerja dalam segala tempat kerja, darat, udara, laut, dalam laut dalam air yang berada di wilayah NKRI)

    Berdasarkan pada UU KK terdapat syarat-syarat (17 item) berupa syarat Keselamatan Kerja seluruh aspek pekerjaan yang berbahaya dan jenis-jenisnyaD. UU Keselamatan Kerja IV-6

  • *Berdasarkan UU KK terdapat syarat-syarat sebagai berikut (17 item)

    Disamping syarat-syarat yang telah ditetapkan baik dalam perencanaan maupun dalam pelaksanaan yang dilakukan pejabat yang ditunjuk Menteri T.K [direktur dan aparat pengawasan (ahli keselamatan kerja)] dengan wewenang dan kewajiban yg ditetapkan.Pengurus Perusahaan berkewajiban (7 item)IV-7

  • *Kewajiban dan Hak Tenaga Kerja

    Memberikan keterangan yang benarMemakai alat-alat perlindunganMemenuhi dan mentaati semua syarat keselamatan kerjaMeminta pengurus agar dilaksanakannya semua syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang diwajibkanMenyatakan keberatan kerja pada pekerjaan dimana syarat-syarat keselamatan kerja/kesehatan kerja diabaikanIV-8

  • *Higene dalam perniagaan dan kantor-kantor.Konvensi ILO (No.120) berlaku bagi :Badan-badan perniagaanBadan-badan, lembaga-lembaga dan kantor-kantor pemberi jasaSetiap bagian dari badan, lembaga atau kantor.Asas-asas umum dari konvensi ILO terdapat 13 itemmenyangkut masalah tata tertib dan aturan kerjabeserta kewajiban-kewajiban yang harus di penuhioleh badan-badan, lembaga-lembaga atau kantorIV-9E. Ketentuan ILO No.120

  • *Selain UU tersebut diatas terdapat UU dan peraturan-peraturan pemerintah yang berkaitan dengan HP dan Keselamatan Kerja [290308]Artikel 10-Mijn Politie Reglement Staatblads1930 No. 341 (higene pertambangan)Veiligheids ordonnantie 1910 - P3KPeraturan Menteri Perburuhan 1964 penetapan terperinci mengenai syarat-syarat tenaga kerja (UU Kerja ps16 ayat 1)UU Higene bagi perusahaan umumUU Gangguan 1927 sebagai usaha preventif (tanpa izin dilarang mendirikan tempat kerja antara lain (20 item) F. UU Lainnya IV-10

  • *Yang ditolak pemberian izin antara lain :BahayaKerusakan pada milik mutlak perusahaan (kesehatan)Gangguan yang sangat (kotoran, bau, dll)Dibawah ini terdapat daftar seluruh UU danperaturan yang berkaitan UU keselamatan kerja(46 item 1890 s/d 1968)IV-11

  • *

    BAB VGANGGUAN PADA KESEHATAN & DAYA KERJA

  • *A. POKOK-POKOK PIKIRAN/PEMBAHASANUntuk keserasian dalam kerja hendaklahkesehatan terjamin dan produktivitas maksimalmaka perlu keseimbangan yang menguntungkandari faktor-faktor :Beban KerjaBeban Tambahan Akibat Lingkungan KerjaKapasitas Kerja

    V-1

  • *1. Beban KerjaFisik, mental atau sosialBeban kerja umum mampu memiliki lebih banyak beban sampai berat tertentu. Jadi seseorang harus ditempatkan pada pekerjaan yang tepat, derajat yang tepat suatu penempatan kecocokan pengalaman, ketrampilan, motivasi dllHP/Keselamatan Kerja membantu mengurangi beban kerja dengan modifikasi cara kerja/ perencanaan, mesin serta alat kerjaV-2

  • *Dilakukan dalam lingkungan (situasi) yang berakibat beban tambahan pada jasmani dan rohani (ada 5 faktor penyebab)

    Fisik (penerangan, suhu, radiasi dll)Kimia (gas, uap, debu, asap dll)Biologi (tumbuhan/hewan)Fisiologi (konstruksi mesin, sikap/cara kerja)Mental psikologis (suasana kerja, hubungan kerja dll)2. Beban Tambahan Akibat Lingkungan KerjaV-3

  • *Faktor tersebut dapat mengganggu daya kerja seorang tenaga kerja (contoh 7 hal) dan sebaliknya faktor-faktor tersebut dicari kemanfa-atannya dapat diciptakan suasana kerja yang lebih serasi (musik, dekorasi, AC dll)V-4

  • *3. Kapasitas KerjaKemampuan tergantung dari ketrampilan, keserasi-an, jenis kelamin, usia dan ukuran tubuhKesegaran jasmani/rohani penunjang produktifitas (mencerminkan kesehatan fisik/mental tetapi juga keserasian penyesuaian seseorang dengan pekerja-annya dipengaruhi kemampuan, pengalaman, pendidikan dan pengetahuannya

    V-5

  • *Roda Keseimbangan DinamisV-6MANmekanisfisikkimiawibiologisfisiologisMPSosial &Idealisme

  • *Pria/wanita/anak-anak beda dalam kemampuan

    Manusia, beban kerja dan faktor-faktor dalam lingkungan kerja merupakan faktor dalam satu kesatuan yang tidak terpisahkan

    Bila keseimbangan terganggu, labil dan berakibat gangguan daya kerja, kelelahan, gangguan kesehatan, penyakit dsbV-7

  • *Para pekerja pimpinan harus ada kemauan untukmencegah dan menghindari gangguan antara lainSubstitusi (ganti bahan yang lebih tidak bahaya)Ventilasi UmumVentilasi keluar setempat (lokal exhausters)Isolasi, dll V-8B. Pencegahan Terhadap Gangguan Kesehatan & Daya Kerja

  • *Faktor penyebab penyakit akibat kerjaGolongan fisik (suara, radiasi, suhu yang tinggi, tekanan, penerangan)Golongan chemis (debu, uap, gas, larutan, awan)Golongan infeksi (bibit penyakit antrax/brucela pada pekerja-pekerja penyakit kulit)Golongan fisiologi (kesalahan konstruksi mesin, sikap badan kurang baik, salah lakukan pekerjaan dll kelelahan fisik/ perubahan fisik tubuh pekerjaGolongan mental-psikologis (hubungan kerja tidak baik, membosankan) C. Penyakit Akibat KerjaV-9

  • *DiagnosaDiagnosa caranya beda, karena lab & teknis belum cukup, harus pula diperiksa tempat dan syarat-syarat kerja

    Cara-cara yang diambil untuk melakukan diagnosa:Riwayat penyakitPemeriksaan teknisPemeriksaan laboratoriumPemeriksaan R.OPemeriksaan ruang/Tempat kerjaHubungan antara bekerja dan tidak bekerja dengan gejala penyakitV-10

  • *Penyakit akibat kerja dilakukan karena penyebab penyakit (kausal dan terapi simtomatis)Penyakit jabatan (silicosis, satu jenis pneumoconioses oleh debu silika pengobatan dengan cara pindah kerjaHal-hal kausal memberantas gejala faktor penyebab penyakit yang ada dalam pekerjaan V-11Terapi

  • *BAB VIFaktor-Faktor Fisik

  • *A. KEBISINGANBunyiGetaran melalui media elastis didengar oleh telingaBunyi tidak dikehendaki kebisingan2 hal kwalitas bunyi frequensi & intensitas (frequensi jumlah getaran/detik herz dan intensitas arus energi satuan energi desibel (dB) VI-1

  • *

    dB =

    P = tegangan suara yang bersangkutanPo = tegangan suara standart (0.0002dyne/cm2)(sangat lemah, lemah, sedang, kuat, sangat kuat)(0-120 dB)

    VI-2

  • *2. Pengukuran KebisinganTujuan : Data kebisingan di perusahaan Mengurangi tingkat kebisingan

    Jenis Kebisingan Kebisingan kontinue spektrum luasKebisingan kontinue spektrum sempitKebisingan terputusKebisingan impulsifKebisingan impulsif berulang

    VI-3

  • *Tujuannya pengendalian kebisingan untuk perencanaan & konstruksi harus diciptakan yang sesuai kebutuhanAlat untuk kebisingan sound level meter (30-130 dB) dan dari frequensi (20-20.000 Hz)Analisa frequensi suatu kebisingan octave band analyzer (filter dari frequensi length 31,5 - 31500 HzNarrow band analyzer [spektrum sempit] (2-200 Hz) banyak dilapanganVI-4

  • *Kebisingan terputus di rekam, alat nya mampu frequensi 20-200 kilo HzKebisingan impulsif impact noise analyzerDikembangkan alat personal noise dosis meter (mengukur intensitas dan dosis kumulatif)VI-5

  • *Gangguan Kebisingan Pada KesehatanPengaruh utama pada kesehatan indrapendengar menyebabkan ketulian progresif.Dengan HP/ K Kerja dapat dicegah.Efek kebisingan sementara pemulihan secara cepat, dihentikan kerja ditempat, kalau terus-terusan kehilangan daya dengar menetap & tidak pulih lagi (mulai 4000 Hz melebar/ meluas pada frequensi sekitarnya terus ke frequensi yang digunakan untuk percakapan) VI-6

  • *Indonesia NAB kebisingan 85 dB (dinilai oleh Panitia Teknik Nasional NAB)

    Diusulkan bahwa kriteria resiko kerusakan pendengaran (earing damage risk criteria) secara mekanikal belum dicapai kesepakat-an secara bulat. Diluar tempat kerja intensitas boleh lebih 90 dB

    VI-7

  • *

    Daftar intensitas yang diperkenankan

    VI-8

    Intensitas [dB(A)]Waktu kerja [jam]858926954973100210511100.51150.25

  • *Efek Kebisingan Pada Daya KerjaPengaruh-pengaruh negatif :Gangguan terutama kebisingan bernada tinggi lebih-lebih yang putus-putus (datang tiba-tiba)Komunikasi dengan pembicaraanResiko terhadap pendengaran terjadi bila pembicaraan dilakukan dengan berteriak-teriak (pekerjaan terganggu) pengaruhnya dapat diukur intensitas oktafnya 600-1200; 1200-2400 dan 2400-4800 HzVI-9

  • *Kriteria kantorPedoman untuk mengetahui tepat/tidaknya suatu tingkat kegaduhan (TGP) belum cukup, perlu diketahui tingkat kekerasan dari frequensi yang kuat TGP

    VI-10

  • *Kriteria Kebisingan VI-11

    Kriteria KebisinganTingkat KomunikasiPenggunaan 20-30Sangat tenangK. Eksekutif30-35TenangK. Pribadi35-40MemuaskanK. Menengah40-50Memuaskan (konferensi)Ruang Teknik50-55Tidak MemuaskanSekretariat>55Sangat BisingTidak Dianjurkan

  • *Efek Pada PekerjaanPekerja yang melakukan pengamatan/pengawasan pada proses produksi (hasil) dapat buat kesalahan, ada pekerja yang peka (nada tinggi) reaksi psikologis kelelahan terutama bagi pekerja-pekerja pemikirVI-12

  • *Reaksi MasyarakatBisa terjadi pada masyarakat sekitar pabrik protes akibat kebisingan sehingga operasi dihentikan

    Intensitas kebisingan dari perusahaan ke masyarakat ditinjau dari beberapa faktorPerbandingan kebisingan akibat perusahanPenyesuaian jenis instalasi penyebab kebisinganKeadaan masyarakat (kota/desa)Waktu terjadi kebisingan (siang/malam)musimnyaVI-13

  • *5. Pengendalian KebisinganPengurangan kebisingan pada sumbernya (peredam) yang disesuaikan dengan perencanaan pembelian mesin baru perlu dilengkapi dengan persyaratan kebisingan (intensitas daya kerja tidak terganggu)Penempatan penghalang pada jalan transmisi/isolasi tenaga kerja/mesin merupakan usaha yang baik sehingga perencanaan harus sempurna (bahan kedap suara)VI-14

  • *Proteksi dengan sumbat (tutup telinga)Tutup telinga lebih baik dari sumbat telinga (dapat mengurangi intensitas kebisingan (20-25 dB), (perubahan komunikasi akibat pemakaian alat) problematiknya kurang enak tetapi harus didik pekerja agar kontinue memakainyaSumbat telinga baru dipakai pada:Bila benar-benar diperlukan (>100 dB)Tenaga kerja biasakan diri memakainya (3-4 minggu)VI-15

  • *6. Bising ImpulsifRusak alat pendengar (intensitas tinggi),(gendangan/tulang halus di telinga)Pencegahan hindari sumber bising impulsif (lindungi telinga dengan tutup telinga & gigit/karet bila ada ledakan yang cukup tinggi intensitasnyaVI-16

  • *B. RADIASIRadiasi di Tempat Kerja Terdiri Dari :Radiasi elektro magnitis gelombang-gelombang mikro (microwaves), laser, panas, sinar infra merah, sinar ultraviolet, sinar X (RO) dan sinar

    Radio radioaktif sinar-sinar dari bahan radioaktifVI-17

  • *2. Gelombang-Gelombang MikroProblema radiasi dari gelombang mikro diperhatikan termasuk penggunaan gelombang elektromagnetik

    Panjang gelombang (10-10.000 MHz frequensi dan panjangnya 3000-0.3 cm) dan untuk panjang gelombang 3000m sampai beberapa mm berakibat kepada manusia

    VI-18

  • *Pengukuran ditujukan pada sifat radiasi (type denyutan atau terus menerus)

    Alat ukur intensitas radiasi IAMP-1, dan P0-1 mengukur kuat arus pada tegangan elektromagnetik dengan frequensi tinggi (Kedua alat ukur tsb mengukur tenaga elektromagnetik yang kena pada permukaan tubuh, bukan energi yang diserap.

    Peningkatan frequensi mekanisme makin penting akibat-nya timbullah panas dalam jaringan diduga resonansi mekanisme penting bagi penyerapan frequensi tinggi (sangat tinggi)VI-19

  • *Dari sudut efek alat-alat medis, teknik dan alat elektronika terdapat 2 pengukuran utama

    Percobaan & pengujian pada pembuatan alat-alatPemakaian selanjutnya oleh konsumen

    VI-20

  • *Kerja sumber-sumber gelombang mikroAntena yang diberikan kekuatan elektromagnetik (gelombang magnetik, pendek & ultra pendek (sistem antena timbulkan bahaya radiasi didalam/diluar ruangan)Generator frequensi tinggi/ultra tinggi (pemasangan logam & dielektrolika pengamanannya telah diusahakan & keamanan terjamin) pengamanan lanjut juga diperlukan kemungkinan ada sinar x. VI-21

  • *Pengaruh gelombang mikro pada pekerja ialah gangguan tubuh dengan sindrome klinis (gejala awal, menengah & lanjut) pada gejala 1 & 2 astenia dapat pulih setelah radiasi hilang yang ke 3 kelainan neurovaskuler perubahan hebat pada tonus pembuluh darah, paroxysima & reaksi sympatys) & (tingkat ini proses psikologi kecil bisa pulih atau cacat)Sebelum ada tanda-tanda klinis perubahan yang menggambarkan adanya reaksi tubuh antara lain pemurnian ambang kepekaan, daya analisa kelenjar gondok dllVI-22

  • *Kriteria gelombang mikro standard pengamanan tenaga kerja terhadap radiasi didasarkan pada dosis dan lamanya radiasi. Frequensi 300-30.000 MHz tidak boleh dilampaui 10 mw/cm2 Bell Telephone laboratory menetapkan :Tingkat kekuatan >10 mw/cm2 berbahaya, karyawan dilarang memasuki daerah ini (radiasi)Tingkat kekuatan 1-10 mw/cm2, dianggap aman (kadang-kadang ada radiasi)VI-23

  • *< 1 mw/cm2, aman (kerja kontinue)Untuk kerja terputus-putus :

    dengan Tp = waktu kerja dalam menit dalam 1 jamW = densitas kekuatan miliwatt/cm2VI-24

  • *3. Radiasi Laser 050408Sinar laser emisi energi tinggi, digunakan secara luas : pengelasan, pemotongan, pelapisan, holografi, alat-alat optik, spectroscopi, mesin-mesin mikro dan operasi kedokteranBahan penghasil sinar laser : laser gas (He-Neon; Argon; C02; Ne11; N2+), laser kristal padat (Nd3, C23+ dll) dan laser semi konduktor.VI-25

  • *Efek utama mata/kulit (mata-efek termis-kebutaan), pakai kacamata. Batas radiasi aman gelombang kontinyu: 1X10-2 w/cm2 dan 2X10-3 w/cm2(daftar 8), pelindung kulit = 1.0 w/cm2 dan sistem denyut 0.1 J/cm2

    Program pengendalianIndoktrinasiPengetahuan alat-alat laserPemeriksaan sebelum & selama kerja mata/kulitPengawasan yang memadaiPerlu diselenggarakan hal-hal berikut :I s/d XVIII (P3K, dsb)VI-26

  • *4. Sinar Inframerah

    Disinarkan oleh benda-benda pijar (dapur, tanur/bahan pijar lainnya). Penyebab katarak mata (preventiv pakai kacamata kobalt biru (pemeriksaan sebelum kerja dan secara periodik)VI-27

  • *5. Sinar UltravioletDihasilkan pengelasan suhu tinggi, lampu pijar dan benda-benda pijar suhu tinggiAkibatkan konjuntivitas foto elektrikaPencegahan hindari sinar ultraviolet dan kaca mata tak tembus sinar tersebut.VI-28

  • *6. Sinar RO dan Sinar GamaPenyebab kelainan pada tubuh/kulit (luka bakar oleh sinar RO/Gama)Akibat lain impotensi, kerusakan sistem hemopoitik dan leukimiaPencegahan pengukuran dosis (dosimeter) dari sinar sebagai batas aman tidak melampaui 100 m Rad dalam sebulan (periksa volume susunan darah)Bila >100 m Rad shielding (kurangi waktu kerja)Digunakan industri pencegahan mesin, alat-alat dan logam serta keperluan medis.

    VI-29

  • *7. Sinar RadioaktifSinar daya tembus kecil kelainannya hanya lokal sajaSinar daya tembus dalam (besar cukup dalam ke tubuh menjadi kelainan sistemik)Sinar mengacaukan proses dalam tubuh ionisasinyaDosis besar dari sinar-sinar ada kelainan akut kadang-kadang timbulkan kematian.Dosis kecil kelainan kronis bisa jadi hebat terutama sistem hemopoitik & jaringan-jaringan lain yang peka sinarVI-30

  • *ProsesTerjadi mesin/alat-alat mekanis yang timbulkan getaran yang tidak dikehendakiPerlu diketahui efek buruknya & batas-batas getaran aman

    C. GETARAN MEKANISVI-31

  • *Sebab-sebab dari gejala akibat getaranEfek mekanis pada jaringan (metabolisme tegangan)Rangsangan reseptor syaraf di dalam jaringan (gangguan terhadap syarat sentral/sistem anatomi)Terdapat 3 tingkat efek getaran mekanisGangguan kenikmatanTugas terganggu kelelahanBahaya terhadap kesehatanVI-32

  • *Getaran mekanis dibedakanGetaran seluruh badanGetaran alat lenganVI-33

  • *2. Getaran Seluruh BadanAspek FisikAlat pengangkut seperti truk, alat pengangkut industri, traktor untuk pertanian dan traktor untuk tanah dan getaran alat-alat beratGetaran pada alat-alat angkutan (1-20) Hz kadang-kadang lebih (0.1-0.3 g), getaran pembangunan > 1 g ( 1 g = 9.81 m/detik), getaran-getaran tak teratur dengan puncak tenaga diatasnyaVI-34

  • *Getaran tempat duduk dan tumpangan kaki yang penting ke badan. (tergantung peredaman bila tidak baik maka bukan meredakan tapi memperkuat)Badan manusia susunan elastis ditopang tulang & alat-alat berupa landasan kekuatan kerja ototGetaran mekanis sebesar-besarnya bila getaran sesuai frequensi sistem beresonansi dengan getaran (dari 4-6 Hz 10-11 Hz angka peredaran lebih besar)VI-35

  • *Duduk satu kesatuan masa terhadap getaran isi perut dianggap satu kesatuan terhadap getaran sampai 9 Hz kalau lebih akan ikut getaran sendiri-sendiri

    Terhadap getaran horizontal duduk/berdiri reaksi berbeda pada keadaan berdiri resonansi pada 2 Hz selanjutnya tidak dihantar dengan baikVI-36

  • *b. Effek FisiologisEfek vibrasi pada tubuh tergantung jaringanFrequensi (3-9)Hz untuk kesatuan tubuh pada perut dan dada >(3-9)Hz leher/kepala,pinggul & otak dalam tulang terdiri dari jaringan lemah dengan bagian keras besar beresonansi terhadap 10 Hz. Pharynx (13-15)Hz berakibat sakit yang luar biasa pada getaran-getaran tersebutSistem peredaran dipengaruhi getaran intensitas tinggi untuk intensitas 0.6 g bertambah sedikit diatas 1.2 g (6 -10)Hz berubah banyak (tekanan darah tinggi, denyut jantung) VI-37

  • *Mata pada frequensi 4 Hz dapat ikut getaran selebihnya tidakPada syaraf dan endoktrin terlihat ada pengaruh getaran. Efek terutama pada syaraf di luar kemauan dan perlu diperhatikan

    VI-38

  • *c. Gangguan Melakukan KerjaGangguan oleh getaran berakibat gangguan pada tangan dan turunnya ketajaman penglihatan (atasi dengan sekecil mungkin getaran tangan dan kaki) serta juga berakibat pada tonus otot frequensi < 20 Hz (penyebab kecelakaan) terjadi rasa kurang enak menjadi penyebab kurangnya penglihatan, frequensi > 20 Hz pengenduran otot dan 30 50 Hz oleh raga untuk memulihkan ototVI-39

  • *Getaran mekanis terdiri campuran aneka frequensi menegangkan dan melemaskan tonus otot akibatnya melelahkan (peredaman sangat perlu)VI-40

  • *d. Batas AmanKurve batas toleransi 1S0/TC 108/WGI (gambar12 Batas Toleransi, Sumakmur)

    e. PerlindunganGetaran suatu benda dapat dihindari dengan memegang peredaman dibawah benda itu asal frequensi diri < dari frequensi getaran (frequensi diri 1 Hz) seperti tempat duduk dan alas kakiVI-41

  • *3. Getaran Mekanis Pada LenganGetaran mekanis ini kadang-kadang kalau dilakukan tidak bahaya, namun jadi bahaya jika terus menerus (tukul, pengebor kempa, gerinda listrik dll)Terdapat 2 gejala sebagai akibat getaran mekanisKelainan pada peredaran darah dan persyarafanKerusakan pada persendian dan tulangVI-42

  • *Fenomin Raynaud gejala kelainan peredaran darah keadaan pucat dan biru yang berulang dari anggota badan tanpa adanya/penyumbatan pembuluh darahFrequensi 30-40 Hz penyebab Fenomin Raynaud; frequensi > 160 Hz iritasi syaraf. Getaran mekanis dengan amplitudo besar, frequensi rendah penyebab kerusakan tulang dan persendianGrafik El Simkin, T Miura dan T Miwa adalah standard gejala amanVI-43

  • *Suhu manusia dipertahankan tetap karena akibat keseimbangan antara panas didalam tubuh (metabolisme dan pertukaran panas antara tubuh dan lingkungan sekitarnya)

    D. CUACA KERJAVI-44

  • *Konduksi pertukaran antara tubuh dan benda-benda sekitar melalui kontakKonveksi pertukaran panas dari bahan melalui kontak udara dengan tubuh (suhu udara & kecepatan angin)Radiasi pemancaran gelombang panas tergantung pada suhu benda-benda sekitar (penting adanya keringat untuk penguapan di kulit dan melalui paru-paru) Faktor Pertukaran Panas Dalam TubuhVI-45

  • *Dalam mempertahankan suhu tubuh maka :M Kond Konv R E = 0M= panas dari metabolismeKond= pertukaran panas konduksiKonv= pertukaran panas konveksiR= panas reduksiE= panas evaporasiVI-46