pancasila sebagai ideologi terbuka
TRANSCRIPT
OlehKelompok :
Ketua : M Yanudin D.P
Anggota : Bunga Indah
- Eva Mardiana
- Tri Rahayu
Kelas : XII. IPA Plus
Guru Pembimbing : Ardiansyah Eka putra S.Pd
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
hidayah_Nya yang telah memberi kesehatan, baik kesehatan jasmani maupun
kesehatan rohani, sehingga penulis telah berhasil menyelesaikan makalah yang
berjudul “ Pancasila sebagai Ideologi Terbuka.
Makalah ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari pihak lain, maka dari
itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Ardiasyah Eka Putra
S,Pd. yang telah memberi kesempatan dan kepercayaan kepada penulis untuk
menyelesaikan tugas ini. Serta bantuan teman-teman SMA kelas XII IPA Plus,
akhirnya pembuatan makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan
kelemahan dikarenakan kemampuan penulis yang terbatas. Untuk itu, kritik dan
saran yang konstruktif sangat penulis harapkan dari semua pihak yang membaca
laporan ini. Semoga laporan ini bermanfaat bermanfaat khususnya bagi penulis
sendiri dan bagi para pembaca umumnya serta semoga dapat menjadi bahan
pertimbangan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan maupun wawasan di masa
yang akan datang. Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Palembang, 22 Oktober 2011
Penulis
Daftar Isi
Cover..............................................................................................................1
Kata Pengantar...............................................................................................2
Daftar Isi.........................................................................................................3
I. Pengertian Dan Fungsi Ideologi..............................................................4
A. Pengertian Ideologi...........................................................................4
B. Fungsi Ideologi..................................................................................5
II. Ciri_Ciri Ideologi....................................................................................5
III. Makna Ideologi Bagi Suatu Bangsa........................................................5
A. Pancasila sebagai Ideologi Bangsa....................................................6
B. Pancasila sebagai Ideologi Terbuka..................................................7
IV. Proses Perumusan Pancasila Sebagai Dasar Negara...............................8
V. Pengesahan Pancasila Sebagai Dasar Negara.........................................10
VI. Fungsi Pokok Pancasila Sebagai Dasar Negara Dan Ideologi Negara....10
A. Pancasila sebagai dasar Negara........................................................10
B. Pancasila Sebagai Ideologi Negara..................................................11
VII. Makna Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka.........................................12
VIII. Kesimpulan...........................................................................................15
IX. Daftar Pustaka.........................................................................................16
1. PENGERTIAN DAN FUNGSI IDEOLOGI
A. Pengertian Ideologi
Ideologi berasal dari bahasa Yunani dan merupakan gabungan dari dua
kata yaitu edios (ideas) yang artinya gagasan atau konsep dan logos yang berarti ilmu.
Pengertian ideology secara umum adalah sekumpulan ide, gagasan, keyakinan dan
kepercayaan yang menyeluruh dan sistematis dalam bidang politik, ekonomi, budaya
dan keagamaan. Dalam arti luas, ideology adalah pedoman normative yang dipakai
oleh seluruh kelompok sebagai secara harfiah ideologi berarti ilmu tentang pengertian
dasar atau ide, cita-cita, pandangan, atau paham yang bersifat tetap yang harus dicapai.
dasar cita-cita, nila dasar dan keyakinan yang dijunjung tinggi.
Ada beberapa istilah ideology menurut beberapa para ahli yaitu:
a) Destut De Traacy : istilah ideology pertama kali dikemukakan oleh destut de
Tracy tahun 1796 yang berarti suatu program yang diharapkan dapat
membawa suatu perubahan institusional dalam masyarakat Perancis.
b) Ramlan Surbakti membagi dalam dua pengertian yakni :
1. Ideologi secara fungsional : seperangkat gagasan tentang kebaikan
bersama atau tentang masyarakat dan Negara yag dianggap paling baik.
2. Ideologi secara structural : suatu system pembenaran seperti gagasan dan
formula politik atas setiap kebijakan dan tindakan yang diambil oleh
penguasa.
Pendapat para tokoh tentang ideologi antara lain :
a) Nicollo Machiavelli, ideologi adalah pengetahuan mengenai cara
menyembunyikan kepentingan, mendapatkan serta mempertahankan kekuasaan
dengan memanfaatkan konsepsi-konsepsi keagamaan dan tipu daya.
b) Antoine Destut de Tracy , ideologi adalah ilmu mengenai gagasan atau ilmu
tentang ide - ide, yaitu ide yang sehat adalah yang sesuai dengan realita dan sejalan
dengan akal budi bukan khayalan atau gagas an palsu.
c) Karl Marx, ideologi adalah kesadaran palsu, sebab ideologi merupakan hasil
pemikiran tertentu yang diciptakan oleh para pemikir sesuai kepentingannya.
d) Louis Althusser, ideologi adalah pedoman hidup, sebab setiap orang
membutuhkan pedoman hidup baik sebagai individu maupun sebagai warga
masyarakat.
e) A.S. Hornby, ideologi adalah seperangkat gagasan yang membentuk landasan
teori ekonomi dan politik yang dipegang oleh seseorang atau sekelompok orang.
f) Gunawan Setiardja, ideologi adalah seperangkat ide asasi tentang manusia dan
seluruh realitas yang dijadikan pedoman dan cita -cita hidup.
g) Laboratorium IKIP Malang , ideologi adalah seperangkat nilai, ide, dan cita -cita
serta pedoman dan metode melaksanakan / mewujudkannya.
h) Dr. Alfian, ideologi adalah suatu pandangan atau sistem nilai yang menyeluruh
dan mendalam tentang bagaimana cara yang sebaiknya, yaitu secara moral
dianggap benar dan adil mengatur tingkah laku bersama dalam berbagai segi
kehidupan.
i) Encyclopedia Internastional , ideologi adalah sistem gagasan, keyakinan, dan
sikap yang mendasari cara hidup suatu kelompok, kelas, atau masyarakat tertentu.
B. Fungsi Ideologi
Fungsi ideologi menurut beberapa pakar di bidangnya :
1. Sebagai sarana untuk memformulasikan dan mengisi kehidupan manusia
secara individual. (Cahyono, 1986)
2. Sebagai jembatan pergeseran kendali kekuasaan dari generasi tua (founding
fathers) dengan generasi muda. (Setiardja, 2001)
3. Sebagai kekuatan yang mampu member semangat dan motivasi individu,
masyarakat, dan bangsa untuk menjalani kehidupan dalam mencapai tujuan.
2. CIRI-CIRI IDEOLOGI
Ciri-ciri ideologi adalah sebagai berikut :
1. Mempunyai derajat yang tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan
kenegaraan.
2. Oleh karena itu, mewujudkan suatu asas kerohanian, pandanagn dunia,
pandangan hidup, pedoman hidup, pegangan hidup yang dipelihara diamalkan
dilestarikan kepada generasi berikutnya, diperjuangkan dan dipertahankan
dengan kesediaan berkorban.
3. MAKNA IDEOLOGI BAGI SUATU BANGSA
Manusia dalam mewujudkan tujuannya untuk meningkatkan harkat dan
martabatnya senantiasa membutuhkan orang lain. Oleh karena itu, manusia
membutuhkan suatu lembaga bersama untuk melindungi haknya, dalam pengertian
inilah manusia membentuksuatu negara.
Negara sebagai lembaga kemasyarakatan senantiasa memiliki cita-cita, harapan,
ide-ide, serta pemikiran-pemikiran yang merupakan suatu orientasi yang bersifat dasar
bagi semua tindakan dalam hidup kenegaraan. Kompleks pengetahuan yang berupa
ide-ide, pemikiran¬pemikiran, gagasan-gagasan, harapan serta cita-cita tersebut
merupakan suatu nilai yang dianggap benar dan memiliki derajat yang tertinggi dalam
negara.
Hal ini merupakan landasan bagi seluruh warga negara untuk memahami alam
serta menentukan sikap dasar untuk bertindak dalam hidupnya. Ideologi
mencerminkan cara berpikir masyarakat, bangsa maupun negara dan juga membentuk
masyarakat menuju cita-citanya. Dengan demikian, ideologi bukanlah sekadar
pengetahuan teoritis belaka, melainkan sesuatu yang dihayati menjadi suatu
keyakinan. Ideologi sangat menentukan eksistensi suatu bangsa dan negara.
Ideologi membimbing bangsa dan negara untuk mencapai tujuannya melalui
berbagai realisasi pembangunan. Selain sebagai sumber motivasi, ideologi juga
merupakan landasan semangat dalam berbagai kehidupan negara. Ideologi akan
menjadi realistis jika terjadi orientasi yang bersifat dinamis antara masyarakat dengan
ideologi. Dengan demikian, ideologi akan bersifat terbuka dan antisipatif.
Bahkan, bersifat reformatif dalam arti senantiasa mampu mengadaptasi
perubahan-perubahan sesuai dengan aspirasi bangsanya. Namun, jika ideologi
diletakkan sebagai nilai yang sakral bahkan diletakkan sebagai alat legitimasi
kekuasaan, dapat dipastikan ideologi akan menjadi tertutup, kaku, dogmatis, dan
menguasai kehidupan bangsanya.
Oleh karena itu, agar ideologi benar-benar mampu menampung aspirasi para
pendukungnya untuk mencapai tujuan dalam bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara, ideologi tersebut haruslah bersifat dinamis, terbuka, dan antisipatif yang
senantiasa mampu mengadaptasikan dirinya dengan perkembangan zaman. Inilah
peranan penting ideologi bagi negara agar negara dapat mempertahankan
eksistensinya. Bagi bangsa Indonesia, ideologi nasionalnya adalah Pancasila seperti
yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945. Pancasila sebagai ideologi nasional
mengandung nilai-nilai budaya bangsa Indonesia, yaitu cara berpikir dan cara kerja
perjuangan.
A. Pancasila sebagai Ideologi Bangsa
Pancasila sebagai ideologi bangsa adalah Pancasila sebagai cita-cita negara atau
cita-cita yang menjadi basis bagi suatu teori atau sistem kenegaraan untuk
seluruh rakyat dan bangsa Indonesia, serta menjadi tujuan hidup berbangsa dan
bernegara Indonesia.
Berdasarkan Tap. MPR No. XVIII/MPR/1998 tentang Pencabutan Ketetapan
MPR tentang P4, ditegaskan bahwa Pancasila adalah dasar NKRI yang harus
dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
B. Pancasila sebagai Ideologi Terbuka
Makna dari ideologi terbuka adalah sebagai suatu sistem pemikiran terbuka.
Ciri-ciri ideologi terbuka dan ideologi tertutup adalah :
Ideologi Terbuka
a. merupakan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat.
b. Berupa nilai-nilai dan cita-cita yang berasal dari dalam masyarakat sendiri.
c. Hasil musyawarah dan konsensus masyarakat.
d. Bersifat dinamis dan reformis.
Ideologi Tetutup
a. Bukan merupakan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat.
b. Bukan berupa nilai dan cita-cita.
c. Kepercayaan dan kesetiaan ideologis yang kaku.
d. Terdiri atas tuntutan konkret dan operasional yang diajukan secara mutlak.
Menurut Kaelan, nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi Pancasila sebagai
ideologi terbuka adalah sebagai berikut
a) Nilai dasar, yaitu hakekat kelima sila Pancasila.
b) Nilai instrumental, yang merupakan arahan, kebijakan strategi, sasaran serta
lembaga pelaksanaanya.
c) Nilai praktis, yaitu merupakan realisasi nilai-nilai instrumental dalam suatu
realisasi pengamalan yang bersifat nyata, dalam kehidupan sehari-hari dalam
masyarakat, berbangsa dan bernegara.
4. Proses perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara :
Menjelang tahun 1945 Jepang mengalami kekalahan di Asia Timur Raya,
banyak cara yang digunakan jepang untuk menarik simpati khususnya kepada bangsa
Indonesia, salah satunya adalah janji Jepang untuk memberi kemerdekaan bagi bangsa
Indonesia yang diucapkan oleh Perdana Menteri Kaiso pada tanggal 7 September
1944.
Sebagai kelajutan dari janji tersebut, maka pada tanggal 29 April 1945, Jepang
membentuk Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI atau Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai), yang bertugas untuk menyelidiki segala
sesuatu mengenai persiapa n kemerdekaan Indonesia. BPUPKI diketuai oleh DR.
Rajiman Widiodiningrat, wakil ketua R. Panji Suroso dan Tuan Hachibangase dari
Jepang dan beranggotakan 60 orang. Selama masa tugasnya BPUPKI melakukan dua
kali sidang.
Sidang yang pertama mulai tanggal 29 Mei – 1 Juni 1945 untuk membahas
rancangan dasar Negara.
Tiga tokoh nasionalis yang menyampaikan ide pokok rancangan dasar Negara, yaitu :
1. Mr. Moh. Yamin, (29 Mei 1945), ide pokok yang disampaikan usul secara lisan :
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan
secara tertulis:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kebangsaan Persatuan Indonesia
3. Rasa Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
4. Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijak -sanaan Dalam
Permusyawaratan /Perwakilan.
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
2. Mr. Soepomo, (31 Mei 1945), ide pokok yang disamapaikan :
1. Paham Negara Persatuan
2. Perhubungan Negara Dengan Agama
3. Sistem Badan Permusyawaratan
4. Sosialisasi Negara
5. Hubungan Antar Bangsa
3. Ir. Soekarno, (1 Juni 1945 ), ide pokok yang disampaikan :
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme atau Perikemanusiaan
3. Mufakat atau Demokrasi
4. Kesejahteraan sosial
5. Ketuhanan Yang Berkebudayaan
Pada akhir pidatonya, Soekarno mengusulkan nama Pancasila atas saran dari
teman dekatnya yaitu MR. Moh. Yamin. Sejak itulah disebut sebagai lahirnya istilah
Pancasila, sehingga Bung Karno selalu dikaitkan sebagai pencetus lahirnya istilah
Pancasila.
4. Panitia Kecil, (22 Juni 1945), menyampaikan usulan dasar Negara, yang dikenal
dengan nama rumusan Piagam Jakarta (Jakarta Charter), sbb :
1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syari’at islam bagi para
Pemeluk-pemeluknya.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksa -naan dalam
Permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Dengan rumusan Piagam Jakarta tersebut, terjadi kontroversi mengenai bunyi
sila pertama antara pihak Islam dengan kelompok nasionalis. Sebab Sila pertama
Piagam Jakarta tidak merangkul semua pemeluk agama yang ada di Indonesia, hanya
difokuskan untuk penganut Agama Islam saja sedangkan di Indonesia terdapat
berbagai macam agama dan suku bangsa. Untuk mengatasi hal ini dibentuk secara
mendesak panitia Sembilan pada tanggal 22 Juni 1945 untuk mecapai kesepakatan,
sehingga Mohamad Hatta mengusulkan demi persatuan dan kesatuan bangsa, maka
sila pertama Piagam Jakarta dirubah bunyinya menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa.
5. Rumusan akhir ditetapkan tanggal 18 Agustus 1945 pada sidang PPKI (Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia) :
1. Ketuhanan yang Maha Esa
2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksa -naan dalam
Permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan soaial bagi seluruh rakyat Indonesia
Sidang BPUPKI yang ke dua berlangsung dari tanggal 10 sampai tanggal 16
juli 1945 dengan agenda membahas rancangan hukum dasar, yang kemudian kita
kenal dengan nama Pembukaan UUD 1945 yang di dalamnya terkandung bentuk
Negara kesatuan Republik Indonesia, dan pada alinea ke empat terkandung rum usan
dasar Negara Pancasila.
5. Pengesahan Pancasila sebagai Dasar Negara
Setelah BPUPKI melaksanakan tugasnya, maka badan ini dibubarkan dan
diganti oleh PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia/ Dokuritsu Zyunbi
Iinkai). Badan ini bersidang pada tanggal 18 Agustus 1945, dengan menghasilkan
keputusan, sbb:
1. Menetapkan dan mengesahkan pembukaan UUD 1945 dan UUD 1945
2. Memilih presiden dan wakil presiden (Sukarno dan Moh. Hatta)
3. Membentuk Komite Nasional Indonesia sebagai badan musyawarah darurat.
6. Fungsi Pokok Pancasila sebagai dasar Negara dan Ideologi Negara :
a. Pancasila sebagai dasar Negara :
1. Sebagai dasar Negara, pancasila berkedudukan sebagai norma dasar atau norma
fundamental (fundamental norm) Negara dengan demikian Pancasila menempati
norma hukum tertinggi dalam Negara ideologi Indonesia. Pancasila adalah cita
hukum ( staatside ) baik hukum tertulis dan tidak tertulis ( konvensi ).
2. Sebagai sumber dari segala sumber hukum, Pancasila merupaka n kaidah Negara
yang fundamental artinya kedudukannya paling tinggi, oleh karena itu Pancasila
juga sebagai landasan ideal penyususnan arturan – aturan di Indonesia. Oleh
karena itu semua peraturan perundangan baik yang dipusat maupun daerah tidak
menyimpang dari nilai Pancasila atau harus bersumber dari nilai -nilai Pancasila.
3. Sebagai Pandangan Hidup, yaitu nilai Pancasila merupakan pedoman dan
pegangan dalam pembangunan bangsa dan Negara agar tetap berdiri kokoh dan
mengetahui arah dalam memecahkan masalah ideologi, politik, ekonomi, soaial
dan budaya serta pertahanan dan keamanan.
4. Sebagai iiwa dan kepribadian bangsa Indonesia, nilai pancasila itu mencerminkan
kepribadian bangsa sebab nilai dasarnya kristalisasi nilai budaya bangsa
Indonesia asli, bukan diambil dari bangsa lain.
5. Sebagai Perjanjian luhur bangsa Indonesia, pancasila lahir dari hasil musyawarah
para pendiri bangsa dan negara ( founding fathers) sebagi para wakil bangsa,
Pancasila yang dihasilkan itu dapat dipertanggungjawabkan secara moral,
sisiokulturil. Moral dalam arti tidak bertentangan dengan nilai agama yang
berlaku di Indonesia, sosio kultural berarti cerminan dari nilai budaya bangsa
Indonesia, karena itu Pancasila merangkul segenap lapisan masyarakat Indonesia
yang majemuk ini.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Pancasila sebagai dasar Negara
merupakan norma dasar dalam kehidupan bernegara yang menjadi sumber dasar,
landasan norma, serta memberi fungsi konstitutif dan regulative bagi penyusunan
hukum –hukum Negara.
b. Pancasila Sebagai Ideologi Negara :
Dalam kehidupan sehari-hari istilah ideologi umumnya digunakan sebagai
pengertian pedoman hidup baik dalam berpikir maupun bertindak. Dalam hal ini
ideologi dapat dibedakan mejadi dua pengertian yaitu ideologi dalam arti luas dan
ideol ogi dalam arti sempit. Dalam arti luas ideologi menunjuk pada pedoman dalam
berpikir dan bertindak atau sebagai pedoman hidup di semua segi kehidupan baik
pribadi maupun umum.
Sedangkan dalam arti sempit, ideologi menunjuk pada pedoman baik dalam
berpikir maupun bertindak atau pedoman hidup dalam bidang tertentu misalnya
sebagai ideologi Negara.
Ideologi Negara adalah ideologi dalam pengertian sempit atau terbatas.
Ideologi Negara merupakan ideologi mayoritas waga Negara tentang nilai -nilai dasar
Negara yang ingin diwujudkan melalui kehidupan Negara itu. Ideologi Negara sering
disebut sebagai ideologi politik karena terkait dengan penyelenggaraan kehidupan
bermasyarakat dan bernegara yang tidak lain adalah kehidupan politik.
Pancasila adalah ideologi Negara yaitu gagasan fundamental mengenai
bagaimana hidup bernegara milik seluruh bangsa Indonesia bukan ideologi milik
Negara atau rezim tertentu. Sebagai ideologi, yaitu selain kedudukannya sebagai dasar
Negara kesatuan republik Indonesia Pancasila berkeduduka n juga sebagai ideologi
nasional Indonesia yang dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan bernegara.
Sebagai ideologi bangsa Indonesia, yaitu Pancasila sebagai ikatan budaya ( cultural
bond) yang berkembangan secara alami dalam kehidupan masyarakat Indo nesia
bukan secara paksaan atau Pancasila adalah sesuatu yang sudah mendarah daging
dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia. Sebuah ideologi dapat bertahan atau
pudar dalam menghadapi perubahan masyarakat tergantung daya tahan dari ideologi
itu. Alfian mengatakan bahwa kekuatan ideologi tergantung pada kualitas tiga dimensi
yang dimiliki oleh ideologi itu, yaitu dimensi realita, idealisme, dan fleksibelitas.
Pancasila sebagai sebuah ideologi memiliki tiga dimensi tersebut:
1. Dimensi realita, yaitu nilai-nilai dasar yang ada pada ideologi itu yang
mencerminkan realita atau kenyataan yang hidup dalam masyarakat dimana
ideologi itu lahir atau muncul untuk pertama kalinya paling tidak nilai dasar
ideologi itu mencerminkan realita masyarakat pada awal kelahira nnya.
2. Dimensi Iidalisme, adalah kadar atau kualitas ideologi yang terkandung dalam
nilai dasar itu mampu memberikan harapan kepada berbagai kelompok atau
golongan masyarakat tentang masa depan yang lebih baik melalui pengalaman
dalam praktik kehidupan bersama sehari-hari.
3. Dimensi Fleksibelitas atau dimensi pengembangan, yaitu kemampuan ideologi
dalam mempengaruhi dan sekaligus menyesuaikan diri dengan perkembangan
masyarakatnya. Mempengaruhi artinya ikut wewarnai proses perkembangan
zaman tanpa menghilangkan jati diri ideologi itu sendiri yang tercermin dalam
nilai dasarnya.
Mempengaruhi berarti pendukung ideologi itu berhasil menemukan tafsiran –
tafsiran terhadap nilai dasar dari ideologi itu yang sesuai dengan realita -realita baru
yang muncul di hadapan mereka sesuai perkembangan zaman.
Menurut Dr.Alfian Pancasila memenuhi ketiga dimensi ini sehingga pancasila
dapat
dikatakan sebagai ideologi terbuka. Fungsi Pancasila sebagai ideologi Negara, yaitu :
1. Memperkokoh persatuan bangsa karena bangsa Indonesia adalah bangsa yang
majemuk.
2. Mengarahkan bangsa Indonesia menuju tujuannya dan menggerakkan serta
membimbing bangsa Indonesia dalam melaksanakan pembangunan.
3. Memelihara dan mengembangkan identitas bangsa dan sebagai dorongan
dalam pembentukan karakter bangs a berdasarkan Pancasila.
4. Menjadi standar nilai dalam melakukan kritik mengenai kedaan bangsa dan
Negara.
7. Makna Pancasila sebagai Ideologi Terbuka :
Gagasan mengenai Pancasila sebagai ideologi terbuka berkembang sejak tahun
1985, karena Pancasila berada di tengah-tengah berbagai ideologi bangsa di dunia,
maka Pancasila harus bersifat terbuka, luwes, fleksibel, dan tidak kaku sehingga tidak
ketinggalan zaman.
Sebagai ideologi terbuka Pancasila harus mampu menyesuaikan diri dengan
zaman. Hal ini bukan berarti bahwa nilai dasar Pancasila dapat diganti dengan nlai
dasar lain yang meniadakan jati diri bangsa Indonesia.
Makna bahwa Pancasila sebagai ideologi terbuka bahwa nlai -nilai dasar Pancasila
seperti Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadila n dapat
dikembangkan sesuai dengan dinamika kehidupan bangsa Indonesia dan tuntutan
perkembangan zaman secara kreatif, dengan memperhatikan tingkat kebutuhan dan
perkembangan masyarakat Indonesia sendiri, serta tidak keluar dari eksistensi dan jati
diri ba ngsa Indonesia.
Sebagai ideologi terbuka, Pancasila harus memberikan orientasi ke depan yang
mengharuskan bangsa Indonesia untuk selalu menyadari kehidupan yang sedang dan
akan dihadapinya, terutama menghadapi era globalisasi dan keterbukaan. Ideologi
Pancasila menghendaki agar bangsa Indonesia tetap bertahan dalam jiwa dan budaya
bangsa Indonesia dan dalam ikatan Negara kesatuan Republik Indonesia.
Faktor-faktor yang mendorong pemikiran Pancasila sebagai ideologi terbuka menurut
Moerdiono, adalah :
1. Perkembangan dinamika masyarakat Indonesia amat cepat, tidak semua persoalan
hidup dapat ditemukan jawabannya secara ideologis dalam pemikiran ideologi –
ideologi sebelumnya.
2. Runtuhnya ideologi tertutup seperti marxisme-Leninisme/Komunsme. Ideologi ini
akan bertahan dengan tradisi lama yang tertutup atau menjadi ideologi terbuka.
3. Pengalaman sejarah politik Indonesia dengan pengaruh komunisme. Pancasila
terancam menjadi dogma (dalil, ajaran) yang kaku.
4. Tekad bangsa Indonesia untuk menjadikan Pancasila satu -satunya azas dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pancasila sebagai satu -
satunya asas telah dicabut oleh MPR pada tahun 1999.
Dengan memandang pengertian ideologi sebagai sebuah idea atau gagasan, maka
Franz Magnis Suseno, mengatakan bahwa ideologi sebagai sebuah pemikiran dapat
dibedakan menjadi ideologi terbuka dan tertutup :
a. Ideologi Tertutup adalah ideologi yang nilainya bersifat mutlak, pemikiran tertutup.
Ideologi ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Cita-cita sebuah kelompok bukan cita – cita yang hidup di masyarakat.
b. Dipaksakan kepada masyarakat.
c. Bersifat totaliter menguasai semua bidang kehidupan masyarakat.
d. Tidak ada keanekaragaman baik pandangan maupaun budaya,
e. Rakyat dituntut memiliki kesetiaan total pada idiologi tersebut.
f. Isi ideologi mutlak, kongkrit, nyata, keras dan total.
b. Ideologi Terbuka adalah ideologi yang nilainya tidak dimutlakkan, pemikiran
terbuka. Ciri -cirinya, adalah :
a. Merupakan kekayaan rohani, budaya ,masyarakat.
b. Tidak diciptakan oleh negara, tapi digali dar i budaya masyarakat.
c. Isinya tidak instan atau operasional sehingga tiap generasi boleh
menafsirkannya sesuai zaman dan norma yang berlaku.
d. Menginspirasi masyarakat untuk bertanggung jawab.
e. Menghargai keanekaragaman atau pluralitas sehingga dapat diterima oleh
berbagai latar belakang agama atau budaya.
Pancasila memiliki watak terbuka:
Bertolak dari ciri-ciri di atas maka Pancasila memenuhi syarat sebagai ideologi
terbuka, yaitu :
1. Pancasila adalah pandangan hidup yang berakar pada kesadaran masyarakat Indon
esia. Nilai Pancasila bukan diambil dari bangsa di luar negeri, tapi dari kekayaan
budaya masyarakat Indonesia.
2. Isi Pancasila tidak langsung operasional, yaitu hanya berisi lima dasar yaitu
Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Karen a hanya
berisi nilai dasar maka perlu penafsiran bukan pematokan nilai seperti yang terjadi
dimasa orde baru dengan buti-butir Pancasila atau P4 (Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila).
3. Pancasila menghargai kebebasan bukan memperkosa kebebasan hal i ni tercermin
dalam makna sila Kemanusiaan yang adil dan beradab yang tidak saja mengakui
kebebasan dan kesederajatan manusia Indonesia tetapi semua bangsa di dunia.
4. Pancasila bukan ideologi totaliter yang mengurus semua kehidupan
masyarakat,melainkan Panca sila adalah ideologi politik, pedoman hidup
masyarakat,bangsa dan Negara.
5. Pancasila menghargai pluralitas yang tercermin salah satunya dalam perumusan
Pancasila itu sendiri khususnya pada sila Ketuahan YME, sila ini mencerminkan
semua agama yang ada di Indonesia.
Dari uraian tersebut jelaslah bahwa Pancasila itu adalah ( an sich) ideologi terbuka,
Pancasila memiliki watak sebagai ideologi terbuka.
KESIMPULAN :
Jadi, setiap negara berhak dalam memilih sistem pemerintahannya sendiri,
Indonesia juga pernah menerapkan beberapa sistem pemerintahan. Namun,
yang paling cocok dengan kepribadian bangsa Indonesia adalah ideologi terbuka
karena sinkron dengan sistem pemerintahan yang demokratis yang menjamin
kebebasan warga negaranya dalam mengeluarkan pendapat sebagaimana
tercantum dalam UUD 1945 pasal 28
DAFTAR PUSTAKA
Sunardi.2007.Pendidikan Kewarganegaraan.Surakarta:PT Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri.
Budiyanto.2007.Pendidikan Kewarganegaraan.Jakarta:Erlamgga
www.psb-psma.org
www.wikipedia.com
www.google.com
PERTANYAAN :
1) Mengapa Indonesia menggunakan ideologi terbuka?
2) Bagaimana cara menumbuhkan kadar dan idealism yang terkandung Pancasila
sehingga mampu memberikan harapan optimisme dan motivasi untuk
mewujudkan cita-cita?
JAWABAN :
1) Karena Indonesia adalah sebuah negara dan sebuah negara memerlukan
sebuah ideologi untuk menjalankan sistem pemerintahan yang ada pada negara
tersebut, dan masing-masing negara berhak menentukan ideologi apa yang
paling tepat untuk digunakan, dan di Indonesia yang paling tepat adalah
digunakan adalah ideologi terbuka karena di Indonesia menganut sistem
pemerintahan demokratis yang di dalamnya membebaskan setiap masyarakat
untuk berpendapat dan melaksanakan sesuatu sesuai dengan keinginannya
masing-masing. Maka dari itu, ideologi Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah
yang paling tepat untuk digunakan oleh Indonesia.
2) Kita harus menempatkan Pancasila dalam pengertian sebagai moral, jiwa, dan
kepribadian bangsa Indonesia. Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia
keberadaanya/lahirnya bersamaan dengan adanya bangsa Indonesia. Selain
itu,Pancasila juga berfungsi sebagai kepribadian bangsa Indonesia. Artinya, jiwa
bangsa Indonesia mempunyai arti statis dan dinamis. Jiwa ini keluar diwujudkan
dalam sikap mental, tingkah laku, dan amal perbuatan bangsa Indonesia yang
pada akhirnya mempunyai cirri khas. Sehingga akan muncul dengan sendirinya
harapan optimisme dan motivasi yang sangat berguna dalam mewujudkan cita-
cita bangsa Indonesia.
KESIMPULAN :
Jadi, setiap negara berhak dalam memilih sistem pemerintahannya sendiri,
Indonesia juga pernah menerapkan beberapa sistem pemerintahan. Namun,
yang paling cocok dengan kepribadian bangsa Indonesia adalah ideologi terbuka
karena sinkron dengan sistem pemerintahan yang demokratis yang menjamin
kebebasan warga negaranya dalam mengeluarkan pendapat sebagaimana
tercantum dalam UUD 1945 pasal 28