paper fitokimia

16
a. Pengertian dan Pembagian Fitokimia Fitokimia adalah ilmu yang mempelajari berbagai senyawa organic yang dibentuk dan disimpan oleh tumbuhan, yaitu tentang struktur kimia, biosintetis, perubahan dan metabolism, penyebaran secara alami dan fungsi biologis dari senyawa organic. Fitokimiaatau kadang disebut fitonutrien, dalam arti luas adalah segala jenis zat kimia atau nutrienyang diturunkan dari sumber tumbuhan, termasuk sayuran dan buah-buahan. Dalam penggunaan umum, fitokimia memiliki definisi yang lebih sempit. Fitokimia biasanya digunakan untuk merujuk pada senyawa yang ditemukan pada tumbuhan yang tidak dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh, tapi memiliki efek yang menguntungkan bagi kesehatan atau memiliki peran aktif bagi pencegahan penyakit. Karenanya, zat-zat ini berbeda dengan apa yang diistilahkan sebagai nutrien dalam pengertian tradisional, yaitu bahwa mereka bukanlah suatu kebutuhan bagi metabolismenormal, dan ketiadaan zat-zat ini tidak akan mengakibatkan penyakit defisiensi, paling tidak, tidak dalam jangka waktu yang normal untuk defisiensi tersebut. Skrining fitokimia bertujuan untuk menentukkan golongan metabolit sekunder yang mempunyai aktivitas biologis yang ada dalam tumbuhan . Metode yang digunakan dalam penapisan fitokimia harus selektif, sederhana, cepat serta hanya memerlukan sedikit alat dan bahan. Fitokimia atau kadang disebut fitonutrien, dalam arti luas adalah segala jenis zat kimia atau nutrien yang diturunkan dari sumber tumbuhan, termasuk sayuran dan buah-

Upload: zikrie-arsyady

Post on 24-Jun-2015

1.796 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Paper Fitokimia

a. Pengertian dan Pembagian Fitokimia

Fitokimia adalah ilmu yang mempelajari berbagai senyawa organic

yang dibentuk dan disimpan oleh tumbuhan, yaitu tentang struktur kimia,

biosintetis, perubahan dan metabolism, penyebaran secara alami dan

fungsi biologis dari senyawa organic. Fitokimiaatau kadang

disebut fitonutrien, dalam arti luas adalah segala jenis zat

kimia atau nutrienyang diturunkan dari sumber tumbuhan,

termasuk sayuran dan buah-buahan. Dalam penggunaan umum, fitokimia

memiliki definisi yang lebih sempit.

Fitokimia biasanya digunakan untuk merujuk pada senyawa yang

ditemukan pada tumbuhan yang tidak dibutuhkan untuk fungsi normal

tubuh, tapi memiliki efek yang menguntungkan bagi kesehatan atau

memiliki peran aktif bagi pencegahan penyakit. Karenanya, zat-zat ini

berbeda dengan apa yang diistilahkan sebagai nutrien dalam pengertian

tradisional, yaitu bahwa mereka bukanlah suatu kebutuhan

bagi metabolismenormal, dan ketiadaan zat-zat ini tidak akan

mengakibatkan penyakit defisiensi, paling tidak, tidak dalam jangka waktu

yang normal untuk defisiensi tersebut.

Skrining fitokimia bertujuan untuk menentukkan golongan metabolit

sekunder yang mempunyai aktivitas biologis yang ada dalam tumbuhan .

Metode yang digunakan dalam penapisan fitokimia harus selektif,

sederhana, cepat serta hanya memerlukan sedikit alat dan bahan.

Fitokimia atau kadang disebut fitonutrien, dalam arti luas adalah

segala jenis zat kimia atau nutrien yang diturunkan dari sumber

tumbuhan, termasuk sayuran dan buah-buahan. Dalam penggunaan

umum, fitokimia memiliki definisi yang lebih sempit. Fitokimia biasanya

digunakan untuk merujuk pada senyawa yang ditemukan pada tumbuhan

yang tidak dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh, tapi memiliki efek yang

menguntungkan bagi kesehatan atau memiliki peran aktif bagi

pencegahan penyakit. Karenanya, zat-zat ini berbeda dengan apa yang

diistilahkan sebagai nutrien dalam pengertian tradisional, yaitu bahwa

mereka bukanlah suatu kebutuhan bagi metabolisme normal, dan

Page 2: Paper Fitokimia

ketiadaan zat-zat ini tidak akan mengakibatkan penyakit defisiensi, paling

tidak, tidak dalam jangka waktu yang normal untuk defisiensi tersebut.

Fitokimia berasal dari kata phytochemical . Phyto berarti tumbuhan

atau  tanaman dan chemical sama dengan  zat kimia berarti zat kimia

yang terdapat pada tanaman.  Senyawa fitokimia tidak termasuk kedalam

zat gizi karena bukan berupa karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral

maupun air. Jadi apakah fitokimia itu? Setiap tumbuhan atau tanaman

mengandung sejenis zat yang disebut fito kimia, merupakan zat kimia

alami yang terdapat di dalam tumbuhan dan dapat memberikan rasa,

aroma atau warna pada tumbuhan itu. Sampai saat ini sudah sekitar

30.000 jenis fitokimia yang ditemukan dan sekitar 10.000 terkandung

dalam makanan.

Pada tahun – tahun terakhir ini fitokimia atau kimia tumbuhan telah

berkembang menjadi suatu disiplin ilmu tersendiri, berada di antara kimia

organic bahan alam dan biokimia tumbuhan, serta berkaitan erat dengan

keduanya. Bidang perhatiaanya ialah aneka ragam senyawa organic yang

dibentuk dan ditimbun oleh tumbuhan yaotu mengenai struktur kimianya,

biosintesisnya, perubahan serta metabolismrnya, penyebarannya secara

alamiah dan fungus biologisnya.

Secara garis besar fitokimia diklasifikasikan menurut struktur

kimianya sebagai berikut :

1. Fitokimia karotenoid

Fitokimia karotenoid banyak terdapat pada sayur-sayuran berwarna

kuning-jingga seperti wortel, labu kuning, sayuran berwarna hijau  seperti

brokoli dan buah-buahan berwarna merah dan kuning jingga seperti

pepaya, mangga, tomat, nenas semangka arbei dll. Beberapa penelitian

mengungkapkan bahwa zat karotenoid dapat mencegah kanker, sebagai

anti oksidan dan dapat meningkatkan system imun tubuh.

2. Fitokimia fitosterol

Fitokimia fitosterol banyak ditemukan pada biji-bijian dan hanya

sekitar 5% dari fitosterol yang dapat diserap oleh usus dari makanan kiat.

Page 3: Paper Fitokimia

Penelitian mengungkapkan fitosterol dapat menurunkan kolesterol dan

anti kanker.

3. Fitokimia saponin

Fitokimia saponin banyak terdapat pada kacang-kacangan dan

daun-daunan. Penelitian mengungkapkan bahwa saponin dapat sebagai

anti kanker, anti mikroba, meningkatkan system imunitas, dan dapat

menurunkan kolesterol.

4. Fitokimia glukosinolat

Fitokimia glukosinolat banyak terdapat pada sayur-sayuran seperti

kol dan brokoli. Jika sayuran dimasak dapat menurunkan kadar

glukosinolat sebesar 30-60%. Termasuk dalam glukosinolat ini meliputi

fitokimia lain seperti isothiosianat,thiosianat dan indol. Peneliti- an

menunjukkan bahwa glukosinolat dapat bersifat anti mikroba, anti kanker

dan menurunkan kolesterol.

5. Fitokimia polifenol

Fitokimia polifenol banyak terdapat pada buah-buahan sayur-

sayuran hijau seperti salada dan pada gandum dll. Penelitian pada hewan

dan manusia menunjukkan polifenol dapat mengatur kadar gula darah,

sebagai anti kanker, antioksidan, anti mikroba, anti inflamasi. Termasuk

polifenol adalah asam fenol dan flavonoid.

6. Fitokimia inhibitor protease

Fitokimia inhibitor protease merupakan fitokimia yang banyak

terdapat pada biji-bijian dan sereal seperti padi-padian, gandum dsb, yang

dapat membantu kerja enzim dalam system pencernaan manusia. Dapat

sebagai anti oksidan , mencegah kanker dan mengatur kadar gula darah.

7. Fitokimia monoterpen

Fitokimia monoterpen banyak terdapat pada pada tanaman

beraroma seperti mentol  (peppermint), biji jintan, seledri, peterseli,

Page 4: Paper Fitokimia

rempah-rempah dan sari jeruk. Berkhasiat mencegah kanker dan anti

oksidan.

8. Fitokimia fitoestrogen

Fitokimia fitoestrogen banyak terdapat pada kedelai dan produk

kedelei seperti tempe, tahu dan susu kedelei. Memiliki aktifitas seperti

hormon estrogen. Senyawa aktif fitoestrogen terdiri dari isoflavonoid dan

lignan. Menurut para ahli isoflavonoid akan menempel pada sel tumor

sehingga sel kanker tidak mendapatkan zat gizi yang diperlukan. Bersifat

sebagai anti kanker, dan menurut penelitian, orang yang banyak

mengkonsumsi tempe/kedelei lebih rendah menderita kanker payudara

dari pada orang yang mengkonsumsi daging. Tempe banyak mengandung

isoflavonoid,, genestein, fitosterol, isoflvonoid, saponin, asam fitat dan

inhibitotr protease. Khasiat lain dari isoflavonoid yang menyerupai

estrogen ini memperlambat berkurangnya massa tulang yang berakibat

terjadinya keropos tulang (osteoporosis) sehingga makanan tempe sangat

cocok untuk wanita menopause dan laki-laki berumur karena dapat

menurunkan kadar kolesterol total, dan meningkatkan kadar HDL

kolesterol (kolesterol baik).

9. Fitokimia sulfida

Fitokimia sulfida banyak terdapat pada bawang putih, bawang

bombai, bawang merah dan bawang daun. Senyawa fitokimia aktif pada

bawang putih adalah dialil sulfida (allicin). Menurut peneliti sulfida bekerja

sebagai anti kanker, anti oksidan, anti mikroba, meningkatkan daya

tahan, anti radang, mengatur tekanan darah dan menurunkan kolesterol.

10. Fitokimia asam fitat

Page 5: Paper Fitokimia

Fitokimia asam fitat terdapat pada kacang polong, gandum.

Berfungsi sebagai anti oksidan yang dapat mengikat zat karsinogen dan

mengatur kadar gula darah.

11. Masih banyak sekali jenis fitokimia lain

b. Penggunaan Fitokimia

1. Umum

Sekarang prosedur fitokimia telah mempunyai peranan yang mapan

dalam semua cabang ilmu tumbuhan, walaupun sebelumnya tidaklah

selalu demikian . meskipun cara ini sudah jelas penting dalam semua

telaah kimia dan biokimia, penggunaannya dalam lingkungan biologi yang

lebih ketat baru dalam dua dasawarsa terakhir ini saja. Dalam disiplin

ilmu yang tampaknya jauh dari laboratorium kimiapun, seperti

sistematika, fitogeografi, ekologi dan poleobotani, cara fitokimia telah

menjadi penting untuk memecahkan jenis masalah tertentu. Tidak dapat

diragukan lagi, cara fitokimia ini akan makin banyak digunakan dalam

semua bidang tersebut di masa mendatang.

2. Fisiologi tumbuhan

Sumbangan utama telaah fitokimia kepada fisiologi tumbuhan yang

tak dapat diragukan lagi ialah pada penentuan struktur, asal-usul

biosintesis, dan ragam kerja hormon tumbuhan alam. Sebagai hasil

kerjasama yang terus menerus antara fisiologiwan dan fitokimiawan

selama tahun-tahun belakangan ini sekarang telah dikenal lima golongan

pengatur tumbuh: auksin, sitokinin, absisin, giberclin, dan etilena. Cara

deteksi yang berbeda-beda pada KGC, KLT, dan KKt dibahas kemudian

sebagai berikut: auksin (h. 250), sitokinin (h. 257), absisin (h. 138), dan

giberelin (h. 145). Salah satu segi istimewa pada hormon golongan

giberelin ialah besarnya jumlah struktur yang di ketahui (lebih dari 60),

dan rupanya semuanya mempunyai jangka sifat pengatur tumbuh yang

Page 6: Paper Fitokimia

scrupa. Kcbutuhan akan cara yang tepat untuk mendeteks;. dan

membedakan giberelin yang satu dari yang lainnya menghasilkan

pengembangan gabungan KG-SM untuk analisis tersebut. Cara yang lebih

terinci terdapat dalam buku umum mengenai cara isolasi senyawa

pengatur tumbuh yang disunting oleh Hillman (1978). Persyaratan yang

diperlukan untuk analisis hormon yang teliti telah dibahas dengan kritis

oleh Reeve dan Crozier (1980). Suatu tinjauan ulang yang baik sekali

mengenai cara terbaru, ter-masuk 'radioimmunoassay’ ialah tinjauan

ulang Horgan (1981).

3. Patologi tumbuhan

Cara fitokimia penting bagi patologiwan, terutama untuk

menentukan cirri atau sifat kimia dari fitotoksin (hasil sintesis mikroba

yang terbentuk dalam tumbuhan tingkat tinggi bila tumbuhan tersebut

diserang bacteria atau fungi) dan fitoeleksin (hasil metabolism tumbuhan

tingkat tinggi yang dibentuk sebagai jawaban terhadap serangan

mikroba). Bcrbagai jenis struktur kimia yang berlainan terlibat dalam

kedua hal tersebut. Fitotoksin yang paling dikenal ialah likomarasmin dan

asam fusarat, yaitu turunan asam amino yang merupakan senyawa

pelayu pada tomat. Toksin lain yang telah diisolasi ialah glikopep-tida,

naftokuinon, atau seskuiterpenoid (Durbin, 1981). Secara kimia beberapa

fitotoksin labil sehingga diperlukan tindakan pencegahan khusus selama

isolasi dan identifikasinya. Demikian pula fitoaleksin mempunyai struktur

yang berbeda-beda, bergantung pada sumber tumbuhan (Bailey dan

Mansfield, 1982). Fitoaleksin dapat berupa seskuiterpenoid (risitin dari

Solanum tu-berosum), isoflavonoid (pisatin dari Pisum sativum), asetilena

(asam wieron dari Vicia faba), atau senyawa fenol (orkinol dari Orchis

militaris). Identifikasi isoflavonoid dan asetilena clipaparkan berturut-turut

dalam bab 2 dan bab 5, dan suatu prosedur untuk mengimbas

pembentukan fitoaleksin disajikan sebagai percobaan praktek.

Senyawa 'pra-infeksi' (kandungan sekunder alam), oleh beberapa

patologiwan tumbuhan, dianggap penting sebagai penyebab ketahan-an

tumbuhan terhadap penyakit. Senyawa yang diduga terlibat.di dalamnya

Page 7: Paper Fitokimia

ialah senyawa fenol, seperti floridzin dalam apel dan tanin dalam frambus.

Cara identifikasi senyawa demikian dibahas secara terinci dalam bab 2.

4. Ekologi tumbuhan

Dua bidang penelitian ekologi yang mementingkan kandungan tum-

buhan sekunder ialah antaraksi tumbuhan-hewan dan antaraksi tum-

buhan-tumbuhan. Masalah analitik pada kedua bidang tersebut sulit

karena jumlah bahan biologi yang tersedia bagi fitokimiawan sangat

terbatas. Misalnya, dalam mengikuti nasib senyawa sekunder pada

peristiwa pemakanan daun oleh serangga diperlukan telaah berbagai

organ serangga untuk memeriksa tempat penyimpanan senyawa

tersebut; telaah demikian itu sering kali rumit dan makan banyak waktu.

Senyawa yang sampai sekarang terutama diketahui terlibat dalam

antaraksi tumbuhan-hewan ialah alkaloid dan glikosida jantung, glikosida

minyak mostar, sianogen, steroid, atau terpena atsiri. Senyawa tumbuhan

dapat berlaku sebagai penarik atau penolak makan, mempunyai pengaruh

hormon pada serangga, atau memper-lengkapi serangga dengan

mekanisme pcrluhanan yang berguna terhadap hewan pemakan serangga

(Harborne, 1982).

Antaraksi tumbuhan-tumbuhan melibatkan senyawa alelopati, yaitu

senyawa yang dikeluarkan oleh suatu tumbuhan dari akar atuu daun-nya

untuk mencegah tumbuhnya jenis tumbuhan lain di sekitarnya. senyawa

tersebut berupa terpena atsiri (misalnya sineol) atau asam fenolat

sederhana, bergantung pada tempat tumbuhnya, apakah di daerah

beriklim semitropik atau sedang. Telaah fitokimia alelopati mungkin sulit

karena memerlukan penentuan senyawa pada ekstrak daun utuh,

pelepasan senyawa dari daun, dan juga cuplikan tanah. Kemungkinan

perubahan senyawa aktif dengan cepat dalam tanah juga menyulitkan

telaah dalam bidang ini.

Segi terapan penelitian antaraksi tumbuhan-hewan antara lain

pengendalian gangguan serangga terhadap tumbuhan pertanian dengan

pestisida alam atau buatan. Telaah fitokimia mungkin diperlukan untuk

Page 8: Paper Fitokimia

melacak nasib pestisida tersebut di lingkungannya. Perkembangan

terakhir mengenai hal ini telah ditinjau ulang oleh Huston dan Roberts

(1983).

5. Paleobotani

Fitokimia baru belakangan ini saja digunakan untuk menelaah tum-

buhan fosil, namun tak dapat disangsikan lagi bahwa peranannya akan

meningkat, misalnya dalam menguji berbagai hipotesis mengenai asal-

usul awal tumbuhan darat. Beberapa hasil fitokimia yang telah dicapai

sekarang antara lain identifikasi pigmen klorofil yang telah terurai

sebagian dalam endapan lignit yang berumur 50 juta tahun, identifikasi

karbohidral dalam tumbuhan zaman palcozoikum yang berumur 250—400

juta tahun, dan idendfikasi hidrokarbon dalam Equisetum yang hidup pada

zaman triasikum, berumur 200 juta tahun (Chaloner dan Allen, 1970).

Eahan dinding tepung sari (polenin) dari tumbuhan fosil telah ditelaah

juga dengan berhasil (Shaw, 1970), dan pada penguraian menghasilkan

asam lemak dan asam fenolat yang dapat dikenali. Idcntifikasi terpena

dalam damar fosil dan batu ambar fosil telah menghasilkan juga data baru

yang sangat menarik perhatian dari segi filogenetik (Thomas, 1970).

Peng-gunaan cara fitokimia pada paleobotani telah ditinjau ulang baru-

baru ini olch Niklas (1980).

6. Genetika tumbuhan

Pada masa lampau sumbangan fitokimia kepada genetika tumbuhan

tinggi ialah sebagai sarana untuk mengidentifikasi antosianin, flavon, dan

pigmen karotenoid yang terdapat dalam genotipe warna yang berbeda

pada tumbuhan kebun. Hasilnya telah menunjukkan bahwa pengaruh

biokimia gen ini mempunyai dasar yang sederhana dan telah

menunjukkan kemungkinan alur pembuatan pigmen dalam organisme

tersebut (Alston, 1964). Senyawa keturunan lainnya dalam tumbuhan

(alkaloid, terpena, dan sebagainya) telah berhasil di-petakan juga dengan

telaah fitokimia.

Page 9: Paper Fitokimia

Sumbangan fitokimia yang lebih haru kepada genetika ialah identi-

fikasi tumbuhan hibrida dan pencntuan asal-usul induknya dengan cara

kimia. Fitokimia pun telah mendapat pengakuan yang meningkat sebagai

sarana yang berguna, bersama-sama dengan sitologi, pada analisis variasi

genetika dalam populasi tumbuhan (bandingkan Har-borne dan Turner,

1984).

7. Sistematika tumbuhan

Salah satu bidang yang paling cepat berkembang dalam fitokimia

pada saat ini ialah disiplin hibrida antara kimia dan taksonomi, yang di-

kenal sebagai sistematika biokimia atau kemotaksonomi. Pada dasar-nya,

kemotaksonomi ialah telaah kimia dalam kelompok tumbuhan yang

terbatas, tcrutama mengenai kandungan sekundemya, dan juga

makromolekul serta penggunaan data yang diperoleh untuk menggo-

longkan tumbuhan (Harbornc dan Tunner, 1984).

Boleh jadi golongan senyawa yang paling bermanfaat untuk telaah

yang demikian itu ialah flavonoid. Telaah mengenai banyak senyawa lain

(khususnya alkaloid, asam ammo nonprotein, terpena, dan senynwa

belerang) tclah menghasilkan juga inlormasi baru yang berguna untuk

taksonomi. Cara yang teliti itu penting, baik pada penjaringan

pendahuluan tumbuhan maupun pada analisis komponennya yang lebih

terinci. Analisis kimia urutan asam amino protein tumbuhan juga telah

dimanfaatkan sehubungan dengan masalah sis-Irmatika pada tingkat

penggolongan tumbuhan yang lebih tinggi. Telah diperoleh hasil

mengenai sitokrom C, plastosianin, dan fere-doksin; pengurutan asam

nukleat tumbuhan telah menghasilkan juga data yang penting untuk

taksonomi (Jensen dan Fairbrothers, 1983).

8. Bidang Kesehatan

Prof. Bernhard Watzl dari Institute of Nutritional Physiology (FRCN)

Karlshure, Jerman menyatakan bahwa fito-kimia terdiri dari karotenoid,

fito-sterol, saponin, glucosinlates, polifenol, protease inhibitors,

monoterpen, dan fito-estrogen sulfid.

Page 10: Paper Fitokimia

Fito-kimia memberikan aroma khas, rasa dan warna tertentu bagi

tanaman dalam berintegrasi dengan lingkungan, dan salah satu yang

menyebabkan manusia memilihnya. Sebagai komponen bioaktif, fito-kimia

memberi dampak faali, metabolisme secara endogen dan eksogen melalui

berbagai mekanisme reaksi tubuh.

Fito-kimia mempunyai efek biologi yang efektif menghambat

pertumbuhan kanker, sebagai antioksidan, mempunyai ifat menghambat

pertumbuhan mikroba, menurunkan kolesterol darah, menurunkan kadar

glukosa darah, bersifat antibiotik, dan menimbulkan efek peningkatan

kekebalan. Dari sekitar 30.000 fito-kimia yang sudah diketahui sekarang,

sebanyak 5.000- 10.000 terdapat dalam bahan pangan. Dan hampir

400.000 jenis tanaman mengandung fito-kimia. Bagi mereka yang senang

atau doyan buah-buahan, sayur-sayuran serta biji-bijian, dalam seharinya

sudah mengkonsumsi sekitar 1,5 gram fito-kimia. Bagi vegetarian tentu

lebih tinggi lagi. Warna yang menarik dari buah-buahan dan sayuran

berasal dari senyawa fito-kimia, juga aroma khas dari teh dan kopi berasal

dari senyawa fito-kimia .

Bersifat Antikanker

Para ahli percaya bahwa sayur, buah dan biji-bijian dapat mencegah

timbulnya kanker dan menurunkan risiko terjadinya tumor. Setelah diteliti

lebih jauh ternyata komponen yang ada dalam bahan pangan nabati itu

adalah vitamin, mineral, serat dan fito-kimia.

Untuk itu salah satu pusat penelitian kanker di Amerika yaitu

National Cancer Institute dan European School of Oncology Task Force on

Diet, Nutrition and Cancer merekomendasikan untuk mengkonsumsi buah

dan sayuran yang cukup untuk mencegah terjadinya penyakit kanker.

Fito-kimia sudah terbukti dapat mencegah timbulnya kanker kolon,

payudara dan usus dan lambung. Isoflavon yang banyak terdapat pada

kedelai, ginseng, buah dan sayur dapat menurunkan risiko mendapatkan

kanker payudara.

Senyawa fenolik kurkumin dari kunyit dan polifenol katekhin dari teh

bersifat protektif terhadap kanker lambung dan usus. Fito-estrogen selain

Page 11: Paper Fitokimia

diduga dapat menunda menopause pada wanita, juga sangat ampuh

dalam mencegah kanker.

Tripsin inhibitor yang selama ini diduga dapat menurunkan

penyerapan protein, ternyata dapat mencegah timbulnya kanker.

Bowman-Birk Inhibitor (BBI) merupakan salah satu tripsin inhibitor yang

terdapat dalam kedelai, dapat mencegah terjadinya kanker kolon dan

hati. Dilaporkan bahwa hanya BBI yang dapat mencegah terjadinya

kanker dan tidak untuk jenis inhibitor lainnya .

Sebagai Antioksidan

Stres oksidatif adalah keadaan ketidakseimbangan antara

prooksidan dan antioksidan. Keadaan stress oksidatif sebetulnya dapat

diinduksi oleh berbagai faktor, antara lain adalah kurangnya antioksidan

atau kelebihan produksi radikal bebas. Radikal bebas sebetulnya

diproduksi secara fisiologis oleh sel sebagai konsekuensi logis pada reaksi

biokimia dalam kehidupan aerobik .

Namun, jika radikal bebas berlebihan dan antioksidan seluler tetap

jumlahnya atau lebih sedikit, maka kelebihan radikal bebas ini tidak bisa

dinetralkan dan akan berakibat pada kerusakan sel itu sendiri. Kondisi

stres oksidatif yang berakibat pada kerusakan sel, dapat menyebabkan

terjadinya percepatan proses penuaan, dan bisa menimbulkan penyakit

jantung, kanker dan diabetes mellitus.

Fito-kimia yang bersifat antioksidan aktif adalah karotenoid,

polifenol, fito-estrogen, inhibitor-protease dan sulfida. Karotenoid seperti

lycopene dan canthaxanthin, adalah jenis antioksidan yang punya

kemampuan tinggi dalam memproteksi oksidasi yang disebabkan oleh

radikal bebas. Sedangkan polifenol dikenal sebagai antioksidan tanaman

yang sangat superior. Polifenol dari anggur merah dan flavanol quercentin

adalah fito-kimia yang sukses mencegah oksidasi LDL (low density

lipoprotein) dan kolesterol, sehingga dapat mencegah timbulnya penyakit

kronis.

Menurunkan Kolesterol .

Kolesterol rendah merupakan idaman setiap orang, karena kadar

kolesterol darah yang tinggi merupakan salah satu pencetus penyakit

Page 12: Paper Fitokimia

jantung. Beberapa fito-kimia yang tercatat dapat menurunkan kadar

kolesterol secara nyata adalah saponin, fito-sterol, sulfida dan tokotrienol.

Bahkan bukan hanya kolesterol total yang dapat diturunkan, kadar lemak

darah juga dapat diturunkan.

Fito-kimia menggunakan dua kunci dalam menurunkan kolesterol

darah. Pertama, senyawa fito-kimia saponin dan fito-sterol bisa

menurunkan tingkat absorpsi kolesterol dan meningkatkan ekskresi,

sehingga secara langsung dapat mengurangi kolesterol yang masuk ke

dalam tubuh.

Fito-kimia tokotrienol dapat menghambat kerja enzim pada metabolisme

kolesterol hati. Sangat banyak literatur yang membuktikan fito-kimia bisa

menurunkan kolesterol secara efektif. Informasi terakhir melaporkan, fito-

kimia bisa menurunkan tekanan darah, kadar glukosa, dan menghambat

proses peradangan.

Studi fitokimia dan biosintesis lignan, dengan fokus pada

tumbuhan obat Indonesia

Penggunaan tumbuh-tumbuhan, ekstrak dan senyawa kimia dari

tumbuhan serta turunannya, dalam pengobatan berbagai penyakit,

makanan tabahan dan bahan baku kosmetik telah berlangsung sejak lama

dan terus berkembang sampai sekarang. Banyak obat modern diturunkan

dari tumbuhan yang pada awalnya ditemukan melalui penggunaannya

secara tradisional. Beberapa contoh diantaranya: obat anti kanker

(podophyllotoxin, vincristine, vinblastin, taxol), anti malaria (quinine dan

ertemisinin), obat penguat jantung (digoxin), dan obat demam (aspirin).

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menstimulasi

pengembangan tumbuhan obat sebagai sumber yang berguna untuk

penemuan obat.Metoda analitik modern, pendeketan bioteknologi,

metabolomik, proteomik dan genomik sekarang sudah diaplikasikan

dalam penelitian tumbuhan obat dan memberikan kontribusi yang besar

dalam pengembangan tumbuhan obat.

Pendekatan ini sudah digunakan diseluruh dunia untuk mengatasi

permasaalahan yang sering muncul dalam pengembangan tumbuhan

Page 13: Paper Fitokimia

obat. Permasaalah tersebut diantaranya rendahnya kandungan senyawa

berkhasiat dari tumbuhan obat dan standardisasinya.