parameter parameter kualitas air limbah
TRANSCRIPT
KELOMPOK 2
1. J. AKMAL HIDAYAT 0909045009
2. ARIF RAHMAN J. 0909045012
3. WAHYU AGUS P. 0909045019
4. WAHYU ARINDRA A. 0909045030
5. BAMBANG Y. 0909045032
6. RIFKY FITRIADI K. 0909045034
7. DERRY FAZRIN 0909045038
8. ARI PURWANTO 0909045058
FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK LINGKUNGAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
TAHUN AKADEMIK 2010/2011
KATA PENGANTAR
Kami selaku penulis mengucapakan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha
Esa karena berkat karunia-Nyalah makalah ini dapat kami selesaikan. makalah ini
disusun berdasarkan pengumpulan materi-materi mengenai “ Parameter Parameter
Kualitas Air Limbah “ yang kami dapat dari berbagai sumber, terutama dari buku
atau modul mata kuliah Satuan Operasi serta dari penjelajahan website-website di
internet mengenai Parameter Parameter Kualitas Air Limbah.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terimakasih kepada dosen
pembimbing kami sebagai dosen mata kuliah Satuan operasi yang telah
membimbing kami untuk mempelajari mata kuliah ini.
Kami selaku penulis menyadari adanya keterbatasan kemampuan dalam
penyusunan makalah ini. Akan tetapi saya berharap semoga apa yang tertulis
dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi mereka yang memerlukan.
Samarinda, 12 September 2010
Penulis,
Kelompok 2
BAB 1
PENDAHULUAN
I. I Latar Belakang
Kualitas limbah menunjukkan spesifikasi limbah yang diukur dari
kandungan pencemar dalam limbah. Kandungan pencemar dalam limbah terdiri
dari berbagai parameter. Semakin sedikit parameter dan semakin kecil
konsentrasi, menunjukkan peluang pencemar terhadap lingkungan semakin kecil.
Ada berbagai alasan untuk mengatakan demikian. Tidak memberi
pengaruh terhadap lingkungan karena volume limbah kecil dan parameter
pencemar yang terdapat di dalamnya sedikit dengan konsentrasi kecil. Karena itu
andaikata masuk pun dalam lingkungan ternyata lingkungan mampu
menetralisasinya. Kandungan bahan yang terdapat dalam limbah konsentrasinya
barangkali dapat diabaikan karena kecilnya. Ada berbagai parameter pencemar
yang menimbulkan perubahan kualitas lingkungan namun tidak menimbulkan
pencemaran, Artinya lingkungan itu memberikan toleransi terhadap perubahan
serta tidak menimbulkan dampak negatif.
Kualitas limbah dipengaruhi berbagai faktor Yaitu : volume air limbah,
kandungan bahan pencemar, frekuensi pembuangan limbah. Penetapan standar
kualitas limbah harus dihubungkan dengan kualitas lingkungan.
Kualitas lingkungan dipengaruhi berbagai komponen yang ada dalam
lingkungan itu seperti kualitas air, kepadatan penduduk, flora dan fauna,
kesuburan tanah, tumbuh-tumbuhan dan lain-lain. Adanya perubahan konsentrasi
limbah menyebabkan terjadinya perubahan keadaan badan penerima. Semakin
lama badan penerima dituangi air limbah, semakin tinggi pula konsentrasi bahan
pencemar di dalamnya.
Pada suatu saat badan penerima tidak mampu lagi. Memulihkan
keadaannya. Zat-zat pencemar yang masuk sudah terlalu banyak dan
mengakibatkan tidak ada lagi kemampuannya menetralisasinya. Atas dasar ini
perlu ditetapkan batas konsentrasi air limbah yang masuk dalam lingkungan badan
penerima. Dengan demikian walau dalam jangka waktu seberapa pun lingkungan
tetap mampu mentolerirnya. Toleransi ini menunjukkan kemampuan lingkungan
untuk menetralisasi ataupun mengeliminasi bahan pencemaran sehingga
perubahan kualitas negatif dapat dicegah. Dalam hal inilah perlunya batasan-
batasan konsentrasi yang disebut dengan standar kualitas limbah.
Pada jangka waktu yang cukup jauh akan timbul kesulitan menetapkan
perubahan kualitas karena periode waktu yang demikian jauh. Dengan konsentrasi
limbah tertentu, tidak terjadi perubahan kualitas lingkungan. Artinya perubahan
kualitas lingki.ngan tidak muncul dalam waktu relatif pendek bila hanya
berdasarkan standar kualitas limbah. Perubahan hanya dapat dipantau pada masa-
masa 20 atau 25 tahun yang akan datang. Dengan demikian maka standar kualitas
lingkungan perlu ditetapkan sebagai bagian dari penetapan kualitas limbah.
Sebagai air limbah diukur dengan parameter standar kualitas limbah dan sebagai
badan penerima diukur dengan standar kualitas lingkungan.
1.2 Rumusan Masalah
- Parameter Pencemaran Air
- Teknologi Pengolahan Air Limbah
- Parameter Kualitas Air
BAB 2
ISI
Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air
dan Pengendalian Pencemaran menyatakan bahwa untuk menjamin kualitas air
yang dinginkan sesuai peruntukannya agar tetap dalam kondisi alamiahnya, maka
perlu dilakukan upaya pengelolaan kualitas air. Upaya pengelolaan kualitas air
dilakukan pada :
sumber yang terdapat di dalam hutan lindung;
mata air yang terdapat di luar hutan lindung; dan
akuifer air tanah dalam
Kualitas air adalah kondisi kualitatif air yang diukur dan atau diuji berdasarkan
parameter-parameter tertentu dan metode tertentu berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku (Pasal 1 Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor : 115 Tahun 2003). Kualitas air dapat dinyatakan
dengan parameter kualitas air. Parameter ini meliputi parameter fisik, kimia, dan
mikrobiologis. Parameter fisik menyatakan kondisi fisik air atau keberadaan
bahan yang dapat diamati secara visual/kasat mata. Yang termasuk dalam
parameter fisik ini adalah kekeruhan, kandungan partikel/padatan, warna, rasa,
bau, suhu, dan sebagainya.
Parameter kimia menyatakan kandungan unsur/senyawa kimia dalam air, seperti
kandungan oksigen, bahan organik (dinyatakan dengan BOD, COD, TOC),
mineral atau logam, derajat keasaman, nutrient/hara, kesadahan, dan sebagainya.
Parameter mikrobiologis menyatakan kandungan mikroorganisme dalam air,
seperti bakteri, virus, dan mikroba pathogen lainnya.Berdasarkan hasil
pengukuran atau pengujian, air sungai dapat dinyatakan dalam kondisi baik atau
cemar. Sebagai acuan dalam menyatakan kondisi tersebut adalah baku mutu air,
sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001.
2. 1 Parameter Pencemaran Air
Pencemaran lingkungan hidup yaitu; masuknya atau dimasukkannya
mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup,
oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan
peruntukkannya. Demikian pula dengan lingkungan air yang dapat pula tercemar
karena masuknya atau dimasukannya mahluk hidup atau zat yang membahayakan
bagi kesehatan. Air dikatakan tercemar apabila kualitasnya turun sampai ke
tingkat yang membahayakan sehingga air tidak bisa digunakan sesuai
peruntukannya.
Ada beberapa parameter untuk mengetahui kualitas air, diantaranya :
I. Parameter Kimia
a. DO (Dissolved Oxygen)
Yang dimaksud dengan DO adalah oksigen terlarut yang terkandung di dalam air,
berasal dari udara dan hasil proses fotosintesis tumbuhan air. Oksigen diperlukan
oleh semua mahluk yang hidup di air seperti ikan, udang, kerang dan hewan
lainnya termasuk mikroorganisme seperti bakteri.
Agar ikan dapat hidup, air harus mengandung oksigen paling sedikit 5 mg/ liter
atau 5 ppm (part per million). Apabila kadar oksigen kurang dari 5 ppm, ikan akan
mati, tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya lebih rendah dari 5 ppm
akan berkembang.
b. BOD (Biochemical Oxygent Demand)
BOD adalah suatu analisa empiris yang mencoba mendekati secara global proses
mikrobiologis yang benar -benar terjadi dalam air. Pemeriksaan BOD diperlukan
untuk menentukan beban pencemaran akibat air buangan dan untuk mendesain
sistem pengolahan secara biologis. Dengan tes BOD kita akan mengetahui
kebutuhan oksigen biokima yang menunjukkan jumlah oksigen yang digunakan
dalam reaksi oksidasi oleh bakteri. Sehingga makin banyak bahan organik dalam
air, makin besar B.O.D nya sedangkan D.O akan makin rendah. Air yang bersih
adalah yang B.O.D nya kurang dari 1 mg/l atau 1ppm, jika B.O.D nya di atas 4
ppm, air dikatakan tercemar.
c. COD (Chemical Oxygent Demand)
COD adalah jumlah oksigen (mg O2) yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-
zat organis yang ada dalam 1 liter sampel air, dimana pengoksidasi K2,Cr2,O7
digunakan sebagai sumber oksigen. Pengujian COD pada air limbah memiliki
beberapa keunggulan dibandingkan pengujian BOD yaitu : Sanggup menguji air
limbah industri yang beracun yang tidak dapat diuji dengan BOD karena bakteri
akan mati dan waktu pengujian yang lebih singkat, kurang lebih hanya 3 jam
d. TSS (Total suspended Solid)
TSS adalah jumlah berat dalam mg/liter kering lumpur yang ada dalam limbah
setelah mengalami penyaringan dengan membran berukuran 0,45 mikron. Air
alam mengandung zat padat terlarut yang berasal dari mineral dan garam-garam
yang terlarut ketika air mengalir di bawah atau di permukaan tanah. Apabila air
dicemari oleh limbah yang berasal dari industri, pertambangan dan pertanian,
kandungan zat padat tersebut akan meningkat. Jumlah zat padat terlarut ini dapat
digunakan sebagai indikator terjadinya pencemaran air. Selain jumlah, jenis zat
pencemar juga menentukan tingkat pencemaran dan juga berguna untuk
penentuan efisiensi unit pengolahan air .
e. pH
pH adalah drajat keasaman suatu zat. pH normal adalah 6-8. Tujuan metode
pengujian ini untuk memperoleh drajat keasaman (pH) dalam air dan air limbah
dengan menggunakan alat pH meter
f. Total organik karbon (TOC) , Total Carbon (TC), Inorganic Carbon (IC)
TOC adalah jumlah karbon yang terikat dalam suatu senyawa organik dan sering
digunakan sebagai indikator tidak spesifik dari kualitas air atau kebersihan
peralatan pabrik. Total Carbon (TC) - semua karbon dalam sample, Total
Inorganic Carbon (TIC) - sering disebut sebagai karbon anorganik (IC), karbonat,
bikarbonat, dan terlarut karbon dioksida (CO 2); suatu material yang berasal dari
sumber non-hidup. Dalam menganalisa TOC, TC, dan IC kita bisa menggunakan
TOC analyzer.
g. Parameter Logam
Spektroskopi penyerapan atom adalah teknik untuk menentukan konsentrasi
elemen logam tertentu dalam sampel. Teknik ini dapat digunakan untuk
menganalisa konsentrasi lebih dari 70 jenis logam yang berbeda dalam suatu
larutan. beberapa logam yang berbahaya diantaranya : Hg (merkuri) , Ar (arsen),
Cd (kadmium), Pb (timbal).
Parameter Konsentrasi (mg/L)
COD 100 – 300
BOD 50 – 150
Minyak nabati 5 – 10
Minyak mineral 10 – 50
Zat padat tersuspensi (TSS) 200 – 400
pH 6.0 – 9.0
Temperatur 38 – 40 [oC]
Ammonia bebas (NH3) 1.0 – 5.0
Nitrat (NO3-N) 20 – 30
Senyawa aktif biru metilen 5.0 – 10
Sulfida (H2S) 0.05 – 0.1
II. Parameter Fisika
Perubahan yang ditimbulkan parameter fisika dalam air limbah yaitu:
padatan, kekeruhan, bau, temperatur, daya hantar listrik dan warna. Padatan terdiri
dari bahan padat organik maupun anorganik yang larut, mengendap maupun
suspensi. Akibat lain dari padatan ini menimbulkan tumbuhnya tanaman air
tertentu dan dapat menjadi racun bagi makhluk lain.Pengukuran daya hantar
listrik ini untuk melihat keseimbangan kimiawi dalam air dan pengaruhnya
terhadap kehidupan biota.Warna timbul akibat suatu bahan terlarut atau
tersuspensi dalam air, di samping adanya bahan pewarna tertentu yang
kemungkinan mengandung logam berat. Bau disebabkan karena adanya campuran
dari nitrogen, fospor, protein, sulfur, amoniak, hidrogen sulfida, carbon disulfida
dan zat organik lain.Temperatur air limbah akan mempengaruhi kecepatan reaksi
kimia serta tata kehidupan dalam air. Perubahan suhu memperlihatkan aktivitas
kimiawi biologis pada benda padat dan gas dalam air.
III. Parameter Biologi
Parameter biologi meliputi ada atau tidaknya pencemaran secara biologi
berupa mikroorganisme, misalnya, bakteri coli, virus, bentos, dan plankton. jenis-
jenis mikroorganisme di air yang tercemar seperti : Escherichia coli, Entamoeba
coli, dan Salmonella thyposa
2.2 Teknologi Pengolahan Air Limbah
Pembuangan air limbah baik yang bersumber dari kegiatan domestik
(rumah tangga) maupun industri ke badan air dapat menyebabkan pencemaran
lingkungan apabila kualitas air limbah tidak memenuhi baku mutu limbah.
Sebagai contoh, mari kita lihat Kota Jakarta. Jakarta merupakan sebuah ibukota
yang amat padat sehingga letak septic tank, cubluk (balong), dan pembuangan
sampah berdekatan dengan sumber air tanah. Terdapat sebuah penelitian yang
mengemukakan bahwa 285 sampel dari 636 titik sampel sumber air tanah telah
tercemar oleh bakteri coli. Secara kimiawi, 75% dari sumber tersebut tidak
memenuhi baku mutu air minum yang parameternya dinilai dari unsur nitrat,
nitrit, besi, dan mangan.
2.2.1 Pemilihan Teknologi
Pemilihan proses yang tepat didahului dengan mengelompokkan
karakteristik kontaminan dalam air limbah dengan menggunakan indikator
parameter yang sudah ditampilkan di tabel di atas. Setelah kontaminan
dikarakterisasikan, diadakan pertimbangan secara detail mengenai aspek ekonomi,
aspek teknis, keamanan, kehandalan, dan kemudahan peoperasian. Pada akhirnya,
teknologi yang dipilih haruslah teknologi yang tepat guna sesuai dengan
karakteristik limbah yang akan diolah.
Setelah pertimbangan-pertimbangan detail, perlu juga dilakukan studi kelayakan
atau bahkan percobaan skala laboratorium yang bertujuan untuk:
1. Memastikan bahwa teknologi yang dipilih terdiri dari proses-proses yang
sesuai dengan karakteristik limbah yang akan diolah.
2. Mengembangkan dan mengumpulkan data yang diperlukan untuk
menentukan efisiensi pengolahan yang diharapkan.
3. Menyediakan informasi teknik dan ekonomi yang diperlukan untuk
penerapan skala sebenarnya.
Sedimentation. Sebuah primary sedimentation tank di sebuah unit pengolahan
limbah domestik. Sedimentation tank merupakan salah satu unit pengolahan
limbah yang sangat umum digunakan.
Bottomline, perlu kita semua sadari bahwa limbah tetaplah limbah. Solusi
terbaik dari pengolahan limbah pada dasarnya ialah menghilangkan limbah itu
sendiri. Produksi bersih (cleaner production) yang bertujuan untuk mencegah,
mengurangi, dan menghilangkan terbentuknya limbah langsung pada sumbernya
di seluruh bagian-bagian proses dapat dicapai dengan penerapan kebijaksanaan
pencegahan, penguasaan teknologi bersih, serta perubahan mendasar pada sikap
dan perilaku manajemen. Treatment versus Prevention, tetapi solusi yang paling
terbaik adalah “ Reduce, recyle, and reuse “.
2.2.2 Teknologi Pengolahan Air Limbah
Tujuan utama pengolahan air limbah ialah untuk mengurai kandungan
bahan pencemar di dalam air terutama senyawa organik, padatan tersuspensi,
mikroba patogen, dan senyawa organik yang tidak dapat diuraikan oleh
mikroorganisme yang terdapat di alam. Pengolahan air limbah tersebut dapat
dibagi menjadi 5 (lima) tahap:
1. Pengolahan Awal (Pretreatment)
Tahap pengolahan ini melibatkan proses fisik yang bertujuan untuk
menghilangkan padatan tersuspensi dan minyak dalam aliran air limbah.
Beberapa proses pengolahan yang berlangsung pada tahap ini ialah screen
and grit removal, equalization and storage, serta oil separation.
2. Pengolahan Tahap Pertama (Primary Treatment)
Pada dasarnya, pengolahan tahap pertama ini masih memiliki
tujuan yang sama dengan pengolahan awal. Letak perbedaannya ialah pada
proses yang berlangsung. Proses yang terjadi pada pengolahan tahap
pertama ialah neutralization, chemical addition and coagulation, flotation,
sedimentation, dan filtration.
3. Pengolahan Tahap Kedua (Secondary Treatment)
Pengolahan tahap kedua dirancang untuk menghilangkan zat-zat
terlarut dari air limbah yang tidak dapat dihilangkan dengan proses fisik
biasa. Peralatan pengolahan yang umum digunakan pada pengolahan tahap
ini ialah activated sludge, anaerobic lagoon, tricking filter, aerated
lagoon, stabilization basin, rotating biological contactor, serta anaerobic
contactor and filter.
4. Pengolahan Tahap Ketiga (Tertiary Treatment)
Proses-proses yang terlibat dalam pengolahan air limbah tahap
ketiga ialah coagulation and sedimentation, filtration, carbon adsorption,
ion exchange, membrane separation, serta thickening gravity or flotation.
5. Pengolahan Lumpur (Sludge Treatment)
Lumpur yang terbentuk sebagai hasil keempat tahap pengolahan
sebelumnya kemudian diolah kembali melalui proses digestion or wet
combustion, pressure filtration, vacuum filtration, centrifugation,
lagooning or drying bed, incineration, atau landfill.
2.3 Parameter Kualitas Air
2.3.1 Parameter Fisik Air
Salah satu parameter kualitas air adalah termasuk dalam kelompok
parameter fisik, yaitu parameter berdasarkan sifat fisik. Parameter fisik dari air
antara lain adalah temperatur atau suhu, bau, rasa, warna, kekeruhan, dan zat
padat. Secara keseluruhan adanya bahan-bahan yang terlarut akan menurunkan
kualitas air, khususnya untuk air minum akan mengurangi kenyamanan untuk
diminum serta akan mempengaruhi kesehatan. Di samping itu, parameter fisik
melampaui yang disyaratkan bila dibuang ke perairan juga akan mempengaruhi
kehidupan biota di perairan.
2.3.2 Parameter Kimia Air
Penurunan kualitas air dapat disebabkan karena kegiatan manusia. Salah
satu faktor penurunan kualitas air adalah perubahan kandungan bahan kimia.
Berbagai parameter penurunan kualitas air yang berpengaruh dibahas pada modul
tersebut. Masing-masing parameter dibahas sesuai kondisi normal kualitas air.
Bila terjadi penyimpangan dari normal disebut sebagai pencemar air.
2.3.3 Parameter Biologi Kimia Air
Parameter biologi kualitas air merupakan parameter dari mahluk hidup
yang dapat menyatakan kondisi kualitas air dari perairan. Parameter biologi dapat
berupa phytoplankton, zooplankton, benthos, nekton, bakteri, dan virus.
Keberadaan masing-masing parameter dalam perairan dapat memberikan
informasi kualitas air di mana biota tersebut hidup. Semakin beraneka jenis biota
dan jumlah yang banyak ditemukan dalam perairan dapat mengindikasikan bahwa
kualitas air tersebut masih baik.
2.4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Limbah
2.4.1 Volume
Air Kualitas limbah ditentukan dari banyaknya parameter dalam limbah
dan konsentrasi setiap parameter. Semakin banyak volume air yang bercampur
dengan limbah semakin kecil konsentrasi pencemar. Badan penerima yang
menerima limbah sering tidak mendapat pengaruh.
2.4.2 Kualitas Air
Kualitas air badan penerima mengandung bahan/senyawa tertentu sebelum
menerima buangan. Kualitas tersebut menetapkan arah penggunaan air. Adanya
bahan pencemar yang sama, tidak akan mempengaruhi konsentrasi bahan dalam
air penerima. Tetapi bila konsentrasi bahan pencemar dalam limbah lebih besar
dari konsentrasi bahan pencemar dalam badan penerima (kemungkinan juga tidak
ada), maka konsentrasi bahan pencemar setelah bercampur akan menjadi
lebih kecil. Sejauh mana konsentrasi tersebut dapat ditoleransi sesuai dengan
standar kualitas lingkungan agar kualitas lingkungan tidak mengalami perubahan
sebagai yang telah distandarkan.
2.4.3 Kegunaan Air
Air dibutuhkan untuk bermacam-macam keperluan. Kualitas air untuk
keperluan minum berbeda dengan untuk keperluan industri.
2.4.4 Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk dalam suatu lokasi tertentu turut mempengaruhi
tingkat pencemaran lingkungan. Hal ini dikaitkan dengan tingkat kesadaran
enduduk dalam memelihara lingkungan yang sehat dan bersih. Buangan air rumah
tangga, padatan berupa sampah yang dibuang ke sungai, air cucian kamar mandi
maupun buangan tinja akan mempengaruhi tingkatkandungan BOD, COD dan
bakteri coli dalam air sungai.
Semakin padat penduduk suatu lingkungan semakin banyak limbah yang harus
dikendalikan.
2.4.5 Lingkungan
Lingkungan seperti hutan, perkebunan, peternakan, alam yang
573 luas mempengaruhi kondisi badan penerima. Dalam keadaan tertentu badan-
badan pencemar akan ternetralisasi secara alamiah. Lintasan air sungai yang
panjang dengan turbulensi yang keras akan mempengaruhi tingkat penyerapan
oksigen ke dalam air. Adanya sinar matahari yang langsung masuk dalam badan
penerima terjadi fotosintesa hingga sejumlah bakteri tertentu akan terancam.
Adanya tumbuhan tertentu dalam badan penerima akan menetralisasi senyawa
pencemar sebab sesuai dengan kondisi pertumbuhan. Phosphat dalam air buangan
menyuburkan tumbuh-tumbuhan tertentu, tapi tumbuhan itu sendiri akan merusak
lingkungan.
2.4.6 Volume Air Limbah
Seluruh air dalam pabrik pada umumnya ditampung dalam saluran-saluran
untuk kemudian disatukan dalam saluran yang lebih besar. Banyak saluran dan
volume saluran disesuaikan dengan keadaan pabrik dan jumlah air yang akan
dibuang. Volume air limbah akan menentukan konsentrasi bahan pencemar.
Bahan pencemar dari suatu pabrik tergantung kepada banyaknya bahan-bahan
yang terbuang.
Dengan asumsi bahwa semua terkendali dengan baik. Pengendalian hanya
terbatas pada bahan pencemar yang tidak dapat dihindari, maka konsentrasi bahan
pencemaran telah dapat diperkirakan jumlahnya. Penambahan volume air hanya
menyebabkan konsentrasi turun. Dengan perkataan lain bahwa akibat pengenceran
otomatis menyebabkan konsentrasi turun.
2.4.7 Frekuensi Pembuangan Limbah
Limbah dari suatu pabrik ada kalanya tidak tetap volumenya. Untuk
beberapa pabrik tertentu limbah airnya mengalir dalam jumlah yang sama setiap
hari, tetapi ada lain yang mengalirkan limbah pada jam-jam (waktu) tertentu
bahkan pada satu minggu atau satu bulan. Bercampurnya limbah air pada jumlah
yang berbeda-beda mengakibatkan konsentrasi bahan pencemar pada badan
penerima bervariasi. Kondisi ini menunjukkan bahwa standar kualitas lingkungan
juga mengalami perubahan sesuai dengan limbah yang diterima.
Dari uraian di atas, kualitas limbah dapat diukur pada dua tempat yaitu,
pada titik sebelum dan sesudah bercampur dengan badan penerima. Penetapan
kualitas limbah ini perlu mendapat penegasan karena beberapa hal yang
mendasari yaitu: bila limbah tidak dibuang ke tempat umum dibuatkan tempat
tersendiri dan tidak bercampur dengan badan penerima. Biasanya hal seperti ini
terjadi untuk limbah air.
2.5 Perubahan Kualitas Air
Kualitas air berubah bila air setelah digunakan. Perubahan air sangat
bergantung pada: konsentrasi air yang dibuang, jumlah debit air buangan, kondisi
awal badan air penerima, jumlah air di badan penerima. Perubahan kualitas air ini
dapat diamati dengan berbagai cara dari yang sederhana hingga yang paling
canggih.
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kualitas limbah dipengaruhi berbagai faktor Yaitu : volume air limbah,
kandungan bahan pencemar, frekuensi pembuangan limbah, Kegunaan Air,
Kepadatan Penduduk, Lingkungan Penetapan standar kualitas limbah harus
dihubungkan dengan kualitas lingkungan. Kualitas air dapat dinyatakan dengan
parameter kualitas air. Parameter ini meliputi parameter fisik, kimia, dan
mikrobiologis.
Parameter fisik menyatakan kondisi fisik air atau keberadaan bahan yang
dapat diamati secara visual/kasat mata. Yang termasuk dalam parameter fisik ini
adalah kekeruhan, kandungan partikel/padatan, warna, rasa, bau, suhu, dan
sebagainya.
Parameter kimia menyatakan kandungan unsur/senyawa kimia dalam air,
seperti kandungan oksigen, bahan organik (dinyatakan dengan BOD, COD, TOC),
mineral atau logam, derajat keasaman, nutrient/hara, kesadahan, dan sebagainya.
Parameter mikrobiologis menyatakan kandungan mikroorganisme dalam
air, seperti bakteri, virus, dan mikroba pathogen lainnya.
Pembuangan air limbah baik yang bersumber dari kegiatan domestik
(rumah tangga) maupun industri ke badan air dapat menyebabkan pencemaran
lingkungan apabila kualitas air limbah tidak memenuhi baku mutu limbah.
Pemilihan proses yang tepat didahului dengan mengelompokkan
karakteristik kontaminan dalam air limbah dengan menggunakan indikator
parameter studi kelayakan atau bahkan percobaan skala laboratorium yang
bertujuan untuk:
1. Memastikan bahwa teknologi yang dipilih terdiri dari proses-proses yang
sesuai dengan karakteristik limbah yang akan diolah.
2. Mengembangkan dan mengumpulkan data yang diperlukan untuk
menentukan efisiensi pengolahan yang diharapkan.
3. Menyediakan informasi teknik dan ekonomi yang diperlukan untuk
penerapan skala sebenarnya.
Pengolahan air limbah tersebut dapat dibagi menjadi 5 (lima) tahap:
1. Pengolahan Awal (Pretreatment)
2. Pengolahan Tahap Pertama (Primary Treatment)
3. Pengolahan Tahap Kedua (Secondary Treatment)
4. Pengolahan Tahap Ketiga (Tertiary Treatment)
5. Pengolahan Lumpur (Sludge Treatment)
DAFTAR PUSTAKA
Brady E, James. 1999. Kimia Universitas. Jakarta : Binarupa Aksara.
Fardiaz S. 1993. Polusi Air dan Udara. Jakarta : Kanisius.
http://www.tlitb.org/plo/air.hmtl.
http://www.Chem-is-try.org