partisipasi staf pengelola pogram dalam sistem monitoring …

10
PARTISIPASI STAF PENGELOLA POGRAM DALAM SISTEM MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PRIMA TANI DAN PNPM MANDIRI DI SUMATERA UTARA Dwi Febrimeli* *Staf Pengajar Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Medan Jalan Binjai Km 10 Tromol Pos 18 Medan 20002 ABSTRACT The purposes of this study were to determine the level of participation of Project Management Staff in the system monitoring and evaluation of Prima Tani and PNPM Mandiri in North Sumatra. Research using survey methods conducted in two locations of Prima Tani irrigation field and two locations of the PNPM Mandiri program. Respondents of Project management Staff were the member in project structures from bottom to top and other related institutions. Level of Participation indicated through ease of access, attendance, involvement, membership. Data were analyzed descriptively The results showed that the level of participation of project management staff on PNPM Mandiri were high compared than Prima Tani on the ease of access, attendance, involvement, membership. Keywords : Participation, Project Management Staff, Prima Tani, PNPM Mandiri, North Sumatera PENDAHULUAN Partisipasi adalah proses tumbuhnya kesadaran terhadap kesalinghubungan di antara pemangku kepentingan yang berbeda dalam masyarakat, yaitu antara kelompok-kelompok sosial dan komunitas dengan pengambil kebijakan dan lembaga-lembaga jasa lain. Secara sederhana, partisipasi dapat dimaknai sebagai “the act of taking part or sharing in something. Dua kata yang dekat dengan konsep partisipasi adalah engagement dan involvement (Sahyuti, 2006 ).Partisipasi adalah suatu proses dimana pemangku kepentingan mempengaruhi dan dan berbagi kekuasaan dalam prakarsa pembangunan, pengambilan keputusan dan sumberdaya yang mempengaruhi mereka. Pemangku kepentingan (stakeholders) adalah mereka yang terlibat dalam program atau situasi yang akan diukur yaitu mereka yang langsung terkena dampak, mereka yang bisa dipengaruhi dan siapa saja yang ingin jawaban berhubungan dengan program. Ada lima tipe pemangku kepentingan yaitu (i) masyarakat, mereka yang akan dirubah melalui program, (ii) staf lapangan proyek, mereka yang mengimpelmentasikan kegiatan, (iii) manajer program, yang mengawasi implementasi program, (iv) donatur dan pembuat keputusan, yang memutuskan tindakan yang berhubungna dengan program, dan (v) pendukungm kritikus dan pemangku kepentingan lain, yang mempengaruhi lingkungan program (UNFPA, 2004). Pemangku kepentingan sekunder adalah mereka yang mempengaruhi intervensi pembangunan atau secara tidak langsung dipengaruhi. Mereka termasuk staf proyek, lembaga pelaksana, pemerintah daerah, organisasi pelaksana. Analisis pemangku kepentingan berkembang sebagai respon terhadap tantangan banyaknya kepentingan dan tujuan yang dilibatkan dalam pendekatan yang ada untuk analisis dan formulasi kebijakan dan praktek pembangunan. perangkat ini dikembangkan juga untuk mencapai strategi pembangunan yang efisien, wajar dan patut. Ini merupakan pendekatan untuk memahami suatu sistem dan perubahan yang terjadi di dalamnya dengan mengidentifikasi aktor kunci atau pemangku kepentingan dan mengukur kepentingannya dalam sistem tersebut (Grimble and Wellard, 1997). Beberapa komponen pokok yang perlu mendapatkan perhatian dalam analisis peran pemangku kepentingan dalam implementasi program/kegiatan pembangunan pertanian adalah pemerintah, organisasi nonpemerintah, sektor swasta, dan petani. Pertama, peran pemerintah

Upload: others

Post on 15-Oct-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PARTISIPASI STAF PENGELOLA POGRAM DALAM SISTEM MONITORING …

PARTISIPASI STAF PENGELOLA POGRAM DALAM SISTEM MONITORING DANEVALUASI PROGRAM PRIMA TANI DAN PNPM MANDIRI DI SUMATERA UTARA

Dwi Febrimeli*

*Staf Pengajar Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) MedanJalan Binjai Km 10 Tromol Pos 18 Medan 20002

ABSTRACT

The purposes of this study were to determine the level of participation of Project Management Staff in the systemmonitoring and evaluation of Prima Tani and PNPM Mandiri in North Sumatra. Research using survey methodsconducted in two locations of Prima Tani irrigation field and two locations of the PNPM Mandiri program.Respondents of Project management Staff were the member in project structures from bottom to top and other relatedinstitutions. Level of Participation indicated through ease of access, attendance, involvement, membership. Data wereanalyzed descriptively The results showed that the level of participation of project management staff on PNPM Mandiriwere high compared than Prima Tani on the ease of access, attendance, involvement, membership.

Keywords : Participation, Project Management Staff, Prima Tani, PNPM Mandiri, North Sumatera

PENDAHULUAN

Partisipasi adalah proses tumbuhnyakesadaran terhadap kesalinghubungan di antarapemangku kepentingan yang berbeda dalammasyarakat, yaitu antara kelompok-kelompoksosial dan komunitas dengan pengambil kebijakandan lembaga-lembaga jasa lain. Secara sederhana,partisipasi dapat dimaknai sebagai “the act oftaking part or sharing in something. Dua kata yangdekat dengan konsep partisipasi adalahengagement dan involvement (Sahyuti, 2006).Partisipasi adalah suatu proses dimana pemangkukepentingan mempengaruhi dan dan berbagikekuasaan dalam prakarsa pembangunan,pengambilan keputusan dan sumberdaya yangmempengaruhi mereka.

Pemangku kepentingan (stakeholders) adalahmereka yang terlibat dalam program atau situasiyang akan diukur yaitu mereka yang langsungterkena dampak, mereka yang bisa dipengaruhi dansiapa saja yang ingin jawaban berhubungan denganprogram. Ada lima tipe pemangku kepentinganyaitu (i) masyarakat, mereka yang akan dirubahmelalui program, (ii) staf lapangan proyek, merekayang mengimpelmentasikan kegiatan, (iii) manajerprogram, yang mengawasi implementasi program,(iv) donatur dan pembuat keputusan, yangmemutuskan tindakan yang berhubungna dengan

program, dan (v) pendukungm kritikus danpemangku kepentingan lain, yang mempengaruhilingkungan program (UNFPA, 2004).

Pemangku kepentingan sekunder adalahmereka yang mempengaruhi intervensipembangunan atau secara tidak langsungdipengaruhi. Mereka termasuk staf proyek,lembaga pelaksana, pemerintah daerah, organisasipelaksana.

Analisis pemangku kepentingan berkembangsebagai respon terhadap tantangan banyaknyakepentingan dan tujuan yang dilibatkan dalampendekatan yang ada untuk analisis dan formulasikebijakan dan praktek pembangunan. perangkat inidikembangkan juga untuk mencapai strategipembangunan yang efisien, wajar dan patut. Inimerupakan pendekatan untuk memahami suatusistem dan perubahan yang terjadi di dalamnyadengan mengidentifikasi aktor kunci ataupemangku kepentingan dan mengukurkepentingannya dalam sistem tersebut (Grimbleand Wellard, 1997).

Beberapa komponen pokok yang perlumendapatkan perhatian dalam analisis peranpemangku kepentingan dalam implementasiprogram/kegiatan pembangunan pertanian adalahpemerintah, organisasi nonpemerintah, sektorswasta, dan petani. Pertama, peran pemerintah

Page 2: PARTISIPASI STAF PENGELOLA POGRAM DALAM SISTEM MONITORING …

2 Agrica Ekstensia. Vol. 10 No. 1 Juni 2016: 01-10

jelas sangat berpengaruh, yakni sebagai perencanadan pelaksana. Kedua, peran organisasinonpemerintah (LSM) tidak kalah pentingnyadalam konteks mikro spesifik lokasi. Ketiga, peranswasta sangat strategis terutama dalam halpenyediaan barang dan jasa, penyediaan modal,dan pemasaran. Keempat, peran petani sebagaipelaku utama dan sekaligus sebagai penerimamanfaat (Iqbal, 2007).

Tujuan dari penelitin ini adalah untukmengetahui sejauhmana tingkat partisipasi stafpengelola program dalam system monitoring danevaluasi program Prima Tani dan PNPM Mandiridi Sumatera Utara.

METODOLOGI

Penelitian dilaksanakan pada Program-program Pembangunan Masyarakat sepertiProgram Prima Tani Lahan Sawah Irigasi DesaSipare-pare, Kabupaten Batubara dan Prima TaniLahan Sawah Irigasi Desa PayalombangKabupaten serdang Bedagai, PNPM MandiriPerkotaan (P2KP) di Kelurahan Kampung Baru,Kota Medan; Program Pengembangan Kecamatan(PPK) yang berada di bawah pelaksanaan PNPMMandiri Perdesaan, di Desa Lubuk BayasKecamatan Perbaungan Kabupaten SerdangBedagai di Sumatera Utara. Penelitianmenggunakan metode survey dan wawancaradengan menggunakan questioner.Penentuansampel program dan lokasi dilakukan secarapurposive sampling denganpertimbangan tertentu.

Pengambilan sampelresponden Staf PengelolaProgram Prima Taniadalahpihak-pihak yang tercantumdalam struktur organisasipelaksana programKabupaten dan PelaksanaTim Teknis sampai unsurPemerintahan terendah(Lurah) serta pemangkukepentingan lain sepertiDinas terkait, institusikeuangan, BUMN danswasta.Data primer yangdikumpulkan meliputivariabel karakteristikpartisipasi (akses, kehadiran,

keterlibatan dan keanggotaan). Analisis datamenggunakan statistik deskriptif kualitatif dankuantitatif. Tingkat partisipasi pengelola programdiukur dengan skala Likert (Riduan, 2002) dengankatagori yaitu sangat rendah, rendah, sedang,tinggi, dan sangat tinggi. Nilai partisipasi inidinyatakan dalam skor. Dalam hubungan teknikpengumpulan data angket, instrumen penelitian disebarkan kepada sejumlah responden, kemudianrekapitulasi. Selanjutnya skor yang diperoleh dariresponden di bagi skor tertinggi di kali 100. Nilaiskor ini yang akan menentukan tingkat partisipasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Akses

Akses adalah mudah tidaknya staf pengelolaprogram untuk memperoleh informasi dan ikutserta dalam kegiatan perencanaan dan pelaksanaanmonitoring dan evaluasi, memanfaatkansumberdaya/input, mempunyai kontrol terhadapsumberdaya. Realisasi akses yang diterima stafpengelola program dalam pelaksanaan sistemmonitoring dan evaluasi program Prima Tani danPNPM Mandiri disajikan pada Tabel 1.

Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa tingkatakses staf pengelola program dalam sistemmonitoring dan evaluasi Program Prima Tani35,42%. Tingkat capaian ini berarti staf pengelolaprogram Prima Tani jarang memperoleh aksesdalam M&E hal ini dapat terjadi karena M&E padaprogram Prima Tani dilaksanakan oleh tim dari

Page 3: PARTISIPASI STAF PENGELOLA POGRAM DALAM SISTEM MONITORING …

Partisipasi Staf Pengelola Pogram Dalam Sistem Monitoring ... (Dwi Febrimeli) 3

pusat dan tidak semua staf pengelola program yangdilibatkan dalam sistem M&E-nya. Sementaratingkat capaian akses pada program PNPM mandiritergolong tinggi (75,04%) yang berarti stafpengelola program sering mendapatkan aksesdalam pelaksanaan M&E..

Akses yang diperoleh Staf Pengelola ProgramPNPM Mandiri juga terlihat dengan tingginyakesempatan yang diperoleh untuk ikut dalamproses perencanaan (86,36%) sampai padaimplementasi dan memanfaatkan hasil monitoringdan evaluasi (Tabel 1). Hal ini dapat terjadi karenasebagai PNPM Mandiri adalah program dimanaTim Pelaksana Kegiatan adalah berasal dariperwakilan masyarakat yang ditunjuk melaluisutau musyawarh serta dalam pelaksanaankegiatannya didampingi oleh fasilitator.

Tabel 2 menggambarkan bahwa 75%responden Prima Tani menyatakan bahwa tingkatakses staf pengelola program adalah rendah. Iniberarti juga bahwa akses yang diberikan pada StafPengelola Program juga tidak terbuka luas.Namun 57,58% responden pada program PNPMMandiri menyatakan bahwa akses staf pengelolaprogram dalam M&E adalah tinggi. Hasil padaTabel 2 mengindikasikan juga bahwa tidak semuastaf pengelola progam ikut terlibat dalam kegiatanM&E.

Kehadiran

Kehadiran adalah persentase atau jumlahkehadiran staf pengelola progam dan pemangkukepentingan lain dalam proses monitoring danevaluasi. kehadiran staf pengelola program dalamsistem monitoring dan evaluasi program PrimaTani dan PNPM Mandiri diukur denganmengitung persentasi jumlah kehadiran dalamsetiap proses perencanaan dan implementasi sistemMonitoring dan Evaluasi.

Realisasi kehadiran staf pengelola programdlihat dari kehadirannya dalam setiap rapatpertemuan dan tahapan M&E seerta pengambilankeputusan dan implementasi disajikan pada Tabel3.

Berdasarkan Tabel 3 diperoleh informasibahwa tingkat kehadiran staf pengelola programPrima Tani dalah 30,73% , tingkat capaian iniberada pada kategori jarang, ini berarti kehadiranstaf pengelola program dalam pertemuan M&Eadalah jarang. Jarangnya kehadiran staf pengelolaprogram dapat terjadi karena tidak semuapengelola program terlibat langsung dalamkegaitan M&E program Prima Tani.

Tabel 3 juga memberi informasi bahwatingkat kehadiran staf pengelola program PNPMMandiri adalah 66,41%. Tingkat capaian ini adalah

termasuk kategorisering. Halini mengindikasikan bahwastaf pengelola PNPMMandiri sering hadir dalamrapat-rapat pertemuan terkaitM&E program mulai dariperencanaan sampai adaimplementasinya. Hal inidapat terjadi karena untukstaf pengelola program dariawal adalah pihak yangmerancang pelaksanaanprogram dengan sendirinyajuga ikut merancang prosesmonitoring dan evaluasi.Namun tidak semua stafpengelola program terlibatdalam proses perencanaanini. Untuk melaksanakanmonitoring dan evaluasi dipihak masyarakatmembentuk tim khusus yangmerupakan perwakilan dari

masyarakat, dan tim ini termasuk bagian dari

Page 4: PARTISIPASI STAF PENGELOLA POGRAM DALAM SISTEM MONITORING …

4 Agrica Ekstensia. Vol. 10 No. 1 Juni 2016: 01-10

pelaksanaan program. tingginya kehadiran stafpengelola program juga dpat terjadi karena padaprogram PNPM Mandiri dilakukan monitoring danevaluasi yang berjenjang.

Berdasarkan hasil karakterisik partisipasi StafPengelola Program ini,selanjutnya mengukur danmenilai tingkat partisipasi dilihat dari kehadirandalam perencanaan monitoring dan evaluasi yangdikelompokkan menjadi tiga kategori, yaiturendah, sedang, dan tinggi. Kategorisasi iniditentukan melalui perhitungan skor maskimal danskor minimal yang dibagi dengan jumlah intervalkelas.

Tabel 4. menunjukkan bahwa tingkatkehadiran staf pengelola progam ternyata masihdinilai rendah oleh 68,75% responden Prima Tani,hanya 6,25% responden yang menyatakan bahwatingkat kehadiran staf pengelola program adalahtinggi. Hal ini dapat terjadi karena tidak semua stafpengelola program yang ikuthadir dalam setiap pertemuan.Kehadiran staf pengelolaberdasarkan tugas danfungsinya dalam program.Namun untuk program PNPMMandiri 45,45 % respondenmenyatakan kehadiran merekadalam setiap tahapampertemuan M&E adalah tinggi.

Hasil yang ditunjukkanpada Tabel 4 ini jugamenunjukkan bahwa tidaksemua angota Staf PengelolaProgram ikut terlibat dalampelaksanaan perencanaan danimplementasi monitoring danevaluasi.

Keterlibatan

Keterlibatan adalahkontribusi yang diberikan StafPengelola Program dalam dalamsistem monitoring dan evaluasiprogram Prima Tani dan PNPM

Mandiri mulai dalamperencanaan sampai padaimplentasinya. KeterlibatanStaf Pengelola Programdalam sistem monitoring danevaluasi diukur denganmelihat keterlibatan dalamseluruh kegiatan M&E mulai

dari perencanaan dan perumusan tujuan,pengambilan keputusan, dan implementasi M&E.Keterlibatan juga diukur dengan melihat kontribusiberupa sumbangan ide, tenaga, waktu dan materiyang diberikan oleh Staf Pengelola Program sertadalam mengajak masyarakatuntuk terlibat.

Tabel 5 memberikan informasi bahwaketerlibatan Staf Pengelola Program dalam sistemMonitoring dan Evaluasi Program Prima Taniadalah 24,69%. Tingkat capaian ini menunjukkankategori jarang yang berarti bahwa staf pengelolaprogram Prima masih jarang berkontribusi dalamkegiatan M&E . Hasil yang sama juga ditunjukkanpada semua capaian indikator yang menunjukkanhasil capaian pada kisaran tidak pernah ataujarang.Namun tidak demikian halnya dengan hasilcapaian yang ditunjukkan oleh Program PNPMMandiri. Tingkat capaian Staf Peneglola ProgramPNPM Mandiri adalah 62,63% (Tabel 5) termasuk

Page 5: PARTISIPASI STAF PENGELOLA POGRAM DALAM SISTEM MONITORING …

Partisipasi Staf Pengelola Pogram Dalam Sistem Monitoring ... (Dwi Febrimeli) 5

pada kategori sering. Hal ini berarti staf pengelolaprogram sering memberikan kontribusi dalampelaksanaan sistem M&E program. Pada ProgramPNPM Mandiri tim Monitoring dan Evaluasidibentuk khusus yang merupakan perwakilan darimasyaakat, tim ini merupakan bagian dari pelakuPNPM Mandiri

PNPM Mandiri merupakan programmasyarakat dengan sendirinya menghendakipartisipasi masyarakat, sehingga staf pengelolaprogram terkadang harus aktif mengajakmasyarakat untuk ikut terlibat (57,58%) (Tabel 5).

Berdasarkan hasil karakterisik partisipasi StafPengelola Program ini,selanjutnya mengukur danmenilai tingkat partisipasi dilihat dari ketelibatandalam perencanaan dan implementasi monitoringdan evaluasi yang dikelompokkan menjadi tigakategori, yaitu rendah, sedang, dan tinggi.Kategorisasi ini ditentukan melalui perhitunganskor maskimal dan skor minimal yang dibagidengan jumlah interval kelas.

Tabel 6. memberikan informasi bahwa 68,75% responden menyatakan kategori keterlibatanStaf Pengelola Program Prima Tani adalah rendah.Hanya 18,75% responden yang menyatakanketerlibatan staf pengelola tinggi. Berdasarkanwawancara dengan staf pengelola Program PrimaTani diperoleh informasi bahwa untuk monitoringdan evaluasi biasanya mengikuti panduan yangtelah ditetapkan beserta dengan indikatorpengukurnya, dan biasanya evaluasi dilaksanakanoleh tim yang dibentuk Pusat Badan Litbang

sebagai pelaksana, dan staf pengelola programtidak semua dilibatkan dalam proses ini.

Hasil yang sedikit berbeda ditunjukkan padaProgram PNPM Mandiri 42,42% responden yangmenyatakan tingkat keterlibatan staf pengelolaprogram adalah tinggi. Tingginya ketrlibatandalam PNPM Mandiri ini adalah karena semuapelaku-pelaku dalam PNPM mandiri ikut aktifterlibat sesuai dengan posrinya masing-masing.

Keanggotaan

Keanggotaan adalah keanggotaan adalahperan atau jabatan staf pengelola program dalamsistem monitoring dan evaluasi. Realisasikeanggotaan yang di jabat oleh staf pengelolaprogram disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7 menunjukkan bahwa keanggotaan stafpengelola program dalam organisasi monitoringdan evaluasi Program Prima Tani adalah 14,58%.Tingkat capaian ini termasuk dalam kategori tidakada/tidak pernah yang berarti tidak ada stafpengelola program terlibat dan menjadi anggotadalam organisasi monitoring dan evaluasi. Tingkatcapaian keanggotan staf pengelola program PNPMMandiri adala 49,49% yang berarti kadang-kadangstaf pengelola program bisa menjadi anggota timorganisasi monitoring dan evaluasi. Dan memangdalam PNPM Mandiri tim Pemantauan terdiri dariperwakilan masyarakat dan dapat juga berasal dariTim Pengelola Kegiatan yang termasuk dalam

pengelola program.

Dari wawancara yangdilakukan dengan respondenPrima Tani dan PNPMmandiri diperoleh keteranganpada umumnya semua pihakyang berkepentinganbertanggungjawab dalammemantau sesuai dengankoridor wilayah masing-masing, Monitoring danevaluasi untuk programpembangunan yang dijadikanobjek dalam penelitian inimasih menyentuh sisiadminisrasi program danmencakup akuntabilitaspenggunaan dana denganmelihat bukti fisik berupadokumen dan hasil, dengan

Page 6: PARTISIPASI STAF PENGELOLA POGRAM DALAM SISTEM MONITORING …

6 Agrica Ekstensia. Vol. 10 No. 1 Juni 2016: 01-10

berpedoman pada kriteria dan indikator yang telahditetapkan dalam panduan monitoring dan evaluasibelum menyentuh substansinya. Pada Prima TaniOrganisasi monitoring pun masih menunjukkanpola yang berlangsung secara sentralistik meskipuntidak sepenuhnya.Sedangkan untuk PNPM Mandirimonitoring dan evaluasi dilakukan berjenjangmulai dari masyarakat yang membentuk TimPemantau dan dari pihak pemerintah dariorganisasi masyarakat lain, selain itu karenaPNPM Mandiri menggunakan dana Negara makadilaksanakan juga audit terhadap keuangan danpelaksanaan.

Dari hasil wawancara juga diketahui bahwaprogram Prima Tani organisasi monitoring danevaluasi telah ditetapkan langsung dari pusat. Didalam PNPM Mandiri evaluasi dan monitoringjuga dapat dilakukan oleh semua pihak baikpelaksana program maupun dari masyarakat dankalangan akademisi. Akan tetapi dalampelaksanaan PNPM Mandiri organisasi monitoringdan evaluasi dibentuk bersamaan denganpembentukan organisasi pelaksana di desa dantidak semua pelaksana program menjadi anggotaorganisasi monitoring dan evaluasi ini.

Tabel 8 menunjukkan bahwa staf pengelolaprogram yang ikut terlibar dalam organisasimonitoring dan evaluasi dinyatakan rendah oleh81,25% responden Prima Tanidan 54,55%responden PNPM Mandiri menyatakankeanggotaan staf pengelolaprogam adalah sedangyang berarti kadang-kdang staf pengelola programbisa menjadi anggota tim organisasi M&E. . Halini berarti tidak semua staf pengelola programtelibat dalam organisasi monitoring dan evaluasi.

Keseluruhan indikator partisipasi, gabungansemua indikator akses, kehadiran, keterlibatan, dan

keanggotaan Staf PengelolaProgram dalam sistemnomitoring dan evaluasiprogram pembangunanPrima Tani dan PNPMMandiri disajikan pada Tabel9.

Berdasarkan Tabel 9diketahui bahwa tingkatpartisipasi Staf PengelolaProgram dalam sistemmonitoring dan evaluasiberdasarkan akses,kehadiran, keterlibatan, dankeanggotaan dalam sistemmonitoring dan evaluasiprogram Prima Tani adalah26,35 % tingkat capaian inimenunjukkan kategori jarangyang berarti staf pengelolaprogram Prima Tani jarangberpartispasi dalam sistemM&E program. Hal initerjadi karena memang M&Eprogram ini menjadikewenangan pemerintahpusat.Sehingga stafpengelola program di

lapangan hanya sebagai pelaksana. Sementara itutingkat partisipasi staf pengelola program PNPMadalah 63,39% termasuk pada kategori sering.Tingkat capaian ini mengindikasikan bahwa stafpengelola program PNPM mandiri seringberpartisipasi dalam kegiatan M&E yangditunjukkan dengan kehadiran dan keterlibatandalam sistem M&E yang tinggi.

Secara keseluruhan berdasarkanhasilkarakterisik partisipasi Staf Pengelola Programini,selanjutnya mengukur dan menilai tingkatpartisipasi dilihat dari ketelibatan dalam

Page 7: PARTISIPASI STAF PENGELOLA POGRAM DALAM SISTEM MONITORING …

Partisipasi Staf Pengelola Pogram Dalam Sistem Monitoring ... (Dwi Febrimeli) 7

perencanaan dan implementasi monitoring danevaluasi yang dikelompokkan menjadi tigakategori, yaitu rendah, sedang, dan tinggi.Kategorisasi ini ditentukan melalui perhitunganskor maskimal dan skor minimal yang dibagidengan jumlah interval kelas.

Tabel 10 memberikan informasi bahwa secarakeseluruhan tingkat partisipasi staf pengelolaprogram PNPM Mandiri dinyatakan sedang dantinggi oleh 42,42% responden sementara 68,75 %reponden menyatakan bahwa tingkat partisipasistaf pengelola program Prima Tani dinyatakanrendah oleh oleh 68,75% responden.

Analisis Tingkat Partisipasi Staf PengelolaProgram

Partisipasi pemangku kepentingan sebagaisalah satu faktor yang ikut menentukankeberhasilan pencapaian tujuan pembangunan.Partisipasi pemangku kepentingan dipandangsebagai alat komunikasi dan informasi mengenaikondisi, kebutuhan, dan sikap masyarakat, tanpaperan aktif para pemangku kepentingan programpembangunan akan gagal. Pemangku kepentinganakan tergerak untuk berpartisipasi apabilapartisipasi yang mereka berikan diyakini akanmemberikan manfaat langsung pada kepentinganmasyarakatnya, selama proses partisipasiberlangsung terjamin adanya kontrol yangdilakukan pemangkukepentingan, dan partisipasimereka akan berkurang jika tidak ada atau kurangberperan dalam pengambilan keputusan.

Elemen penting dalam membangun legitimasipartisipasi salah satunya adalah kemampuaninisiatif untuk melibatkan para pemangkukepentingan yang berbeda setelah mengidentifikasimereka. Partisipasi multi pemangku kepentingandalam suatu program dapat dilihat juga dari posisidan peran mereka dalam program. Cara pemangkukepentingan dapat berpartisipasi dalam sebuahprogram akhirnya akan menentukan tingkat buy-indan kepemilikannya terhadap program (Vallejoand Hauselman, 2004)

Pada sisi lain, partisipasi juga seringterhambat oleh faktor kapasitas organisasi.Keberhasilan setiap upaya guna meningkatkanmutu para pelaksana, mutu perencanaan sertaprogram pembangunan masyarakat yang efektifakan tergantung sebuah organisasi yang efektif.Pembentukan struktur semacam itu membutuhkan

waktu, biaya, dan pengorganisasian yang cukuplama.

Akses. Akses diukur dengan mudah tidaknyaindividu untuk memperoleh informasi dankesempatan ikut serta dalam kegiatan perencanaandan pelaksanaan monitoring dan evaluasi,memanfaatkan sumberdaya/input, mempunyaikontrol terhadap sumberdaya. Tingkat partisipasipemangku kepentingan berdasarkan aksesdiketahui bahwa staf pengelola program PrimaTani (26,35%) dan PNPM Mandiri (63,39)%mempunyai akses yang tinggi. Hal ini dapatterjadi karena Staf Pengelola Program mempunyaiakses langsung terhadap program danpelaksanaannya. Sejalan dengan pendapat Ife(2002) yang menyatakan kondisi yang akanmembuat orang berpartisipasi adalah adanya akses.Orang harus memiliki akses untuk berpartisipasi,dan harus didorong didalam mereka berpartisipasi.

Salah satu prasyarat untuk memperolehpartisipasi dalam suatu program pembangunanadalah tersedianya informasi bagi pihak yang akanberpartisipasi. Pengetahuan serta pemahamanterhadap program akan memperbesarkeikutsertaan masyarakat. Partisipasi yangdilandaskan pada pengetahuan dan kegunaanprogram bagi diri individu biasanya akanmenghasilkan partisipasi yang spontan sifatnya.Adanya informasi sebagai salah satu faktor dalammenarik partisipasi masyarakat dalam kegiatansuatu program dirasakan penting terutama dalamhal memperkenalkan atau menyebarkan suatu idebaru.

Kehadiran. Tingkat partisipasi untuk StafPengelola Program ditentukan juga denganfrekuensi kehadiran dalam pertemuan-pertemuanyang diadakan. Hasil penelitian ini menunjukkanbahwa tingkat kehadiran Staf Pengelola Programuntuk program Prima Tani dan PNPM Mandirimenunjukkan hasil yang tinggi Hal ini jugadijelaskan dengan hasil penelitian Surotinojo(2009) yang menyatakan bahwa tingkat partisipasimasyarakat dipengaruhi juga oleh kehadiranmereka dalam pertemuan. Marschall (2006) dalamstudinya di Afrika menyatakan bahwa selainrepresentasi, keberhasilan pelaksanaan partisipasimasyarakat bergantung pada keefektifankomunikasi, peran fasilitator hingga kesesuaianproyek dengan kebutuhan masyarakat. Pendidikanpartisipasi masyarakat yang aktif dan efektif akandapat diwujudkan apabila dimulai dengan tingkat

Page 8: PARTISIPASI STAF PENGELOLA POGRAM DALAM SISTEM MONITORING …

8 Agrica Ekstensia. Vol. 10 No. 1 Juni 2016: 01-10

partisipasi yang tinggi dari masyarakat yangdiinterpretasikan dengan tingkat kehadiran.

Selanjutnya tingkat partisipasi akandipengaruhi oleh tingkat pendidikan, status sosial,status ekonomi warga masyarakat sehinggamasing-masing individu akan memberikan bentukpartisipasi yang berbeda-beda. Kegiatanpartisipasi yang dilakukan adalah berbasis padakegiatan penyumbangan ide, gagasan, pendapat,prakarsa, pengambilan keputusan, danpenyelesaian masalah yang semua itu akan efektifapabila masyarakat bisa aktif hadir dalam kegiatan-kegiatan tersebut.

Keterlibatan. Orang akan berpartisipasi danmemberikan kontribusi jika mereka merasakanbahwa aktivitas yang akan dilaksanakan adalahpenting, dan akan membuat suatu perubahan.Keterlibatan adalah kontribusi yang diberikandalam kegiatan monitoring dan evaluasi mulaidalam perencanaan sampai pada implentasi.Kontribusi yang diberikan oleh pemangkukepentingan berupa sumbangan waktu, ide, tenagadan materi.

Global Environment Facility (2006)menyatakan bahwa keterlibatan pemangkukepentingan program dalam keseluruhan prosesevaluasi adalah berdasarkan pada asumsi bahwaakan berkontribusi besar pada evaluasi dan untukketepatan yang tinggi dalam penemuan evaluasi.Ini juga berdasarkan pada kepercayaan bahwapemangku kepentingan program yang dilibatkandalam evaluasi kedua-duanya dapat berkontribusidalam proses evaluasi dan belajar satu sama lain.Pembagian tugas dan belajar yang dirangsang olehproses kelompok dapat berperan untuk pelajaranorganisatoris.

Merujuk pada Cohen dan Uphoff dalamZomorrodian, et al (2013) yang membagipartisipasi ke dalam beberapa tahapan kegiatan,tahapan tersebut yaitu sebagai berikut: (1) Tahappengambilan keputusan, diwujudkan dengankeikutsertaan masyarakat dalam rapat. Tahappengambilan keputusan yang dimaksud disiniadalah proses perencanaan suatu kegiatan. (2)Tahap pelaksanaan yang merupakan tahapterpenting dalam pembangunan, sebab inti daripembangunan adalah pelaksanaannya. Wujudnyata partisipasi pada tahap ini dapat digolongkanmenjadi tiga, yaitu partisipasi dalam bentuksumbangan pemikiran, bentuk sumbangan materi,dan bentuk keterlibatan sebagai anggota proyek.(3) Tahap menikmati hasil, yang menjadi indikator

keberhasilan partisipasi masyarakat pada tahapperencanaan dan pelaksanaan proyek. Selain itu,dengan melihat posisi masyarakat sebagai subjekpembangunan, maka semakin besar manfaatproyek yang dirasakan, berarti proyek tersebutberhasil mengenai sasaran. (4) Tahap evaluasi,dianggap penting sebab partisipasi masyarakatpada tahap ini dianggap sebagai umpan balik yangdapat memberi masukkan demi perbaikanpelaksanaan proyek selanjutnya.

Hasil dari penelitian ini hanya membenarkanpendapat Cohen dan Uphoff tersebut karenaPemangku kepentingan yang terlibat padakeseluruhan proses hanyalah Staf pengelolaPrigram.

Keanggotaan. Tidak semua multi pemangkukepentingan yang terlibat dalam sistem monitoringdan evaluasi menjadi anggota dalam organisasimonitoring dan evaluasi. Staf Pengelola Programyang masuk menjadi anggota organisasimonitoring dan evaluasi 14,58% Program PrimaTani dan 49,49% pada program PNPM Mandiri.Keanggotaan adalah peran atau jabatan individu,kelompok atau pemangku kepentingan dalamorganisasi monitoring dan evaluasi. Dariwawancara yang dilakukan dengan respondendiperoleh keterangan pada umumnya semua pihakyang berkepentingan bertanggungjawab dalammemantau sesuai dengan koridor wilayah masing-masing, monitoring dan evaluasi untuk programpembangunan yang dijadikan objek dalampenelitian ini masih menyentuh sisi adminisrasiprogram dan mencakup akuntabilitas penggunaandana dengan melihat bukti fisik berupa dokumendan hasil, dengan berpedoman pada kriteria danindikator yang telah ditetapkan dalam panduan,monitoring dan evaluasi belum menyentuhsubstansinya. Organisasi monitoring pun masihmenunjukkan pola yang berlangsung secarasentralistik meskipun tidak sepenuhnya.

Setiap tingkat partisipasi ditandai denganperbedaan hubungan yang antara pengelolaprogram dan penerima manfaat. Berbagi informasimerujuk pada proses partisipasi di mana pengelolaprogram menginformasikan penerima manfaatyang tertentu tentang proyek dan arus informasidan kontrol bersifat topdown. Dalam proses yangmelibatkan konsultasi, arus informasi sama,dimana pengelola program sering memanfaatkanpengetahuan lokal; Namun kontrol masih dari ataske bawah dan tetapi lembaga donor masihmempertahankan beberapa tingkat

Page 9: PARTISIPASI STAF PENGELOLA POGRAM DALAM SISTEM MONITORING …

Partisipasi Staf Pengelola Pogram Dalam Sistem Monitoring ... (Dwi Febrimeli) 9

pengendalian/kontrol (Ahmad dan Abu Thalib,2011).

Menurut Ross dalam Notoatmodjo (2003),terdapat tiga prakondisi tumbuhnya partisipasi,yaitu : a). Mempunyai pengetahuan yang luas danlatar belakang yang memadai sehingga dapatmengidentifikasi masalah, prioritas masalah danmelihat permasalahan secara komprehensi, b)Mempunyai kemampuan untuk belajar cepattentang permasalahan, dan belajar mengambilkeputusan, dan c) Kemampuan mengambiltindakan dan bertindak efektif

Pelaksana program memerlukan informasiuntuk mengukur apakah input mencukupi danterorganisir, intervensi diaplikasikan secara tepat,kelompok target tercapai, dan klien menerimakualitas pelayanan, dan output menunjukkanpencapaian dari tujuan-tujuan dan bertemunyaharapan agensi pendonor dengan pembuatkeputusan (seperti pemangku kepentingan) (Chen,2005)

Kebutuhan akan informasi tumbuh dengansangat cepat beberapa tahun terakhir, untuk agenpemerintah dan agensi pendonor, mereka beradadibawah tekanan untuk memformulasikan strategipembangunan yang dapat berkontribusi terhadapsasaran yang lebih luas. Kesemuanya tercapaimelalui pemahaman akan interaksi yang kompleksantara proyek dan lingkungan (Valadez andBamberger, 1994).

KESIMPULAN

Tingkat partisipasi multi pemangkukepentingan dalam sistem monitoring dan evaluasiprogram pembangunan ditentukan oleh akses,kehadiran, keterlibatan dan keanggotan dalamsistem monitoring dan evaluasi. Tingkat PartisipasiStaf Pengelola Program PNPM Mandirimenunjukkan tingkat partisipasi yang lebih tinggidibanding Staf Pengelola Program Prima Tani.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, M.S dan N. Abu Thalib. 2011.Decenralization and Participatory RuralDevelopment: A Literature Review.Contemporary Ecomomics Vol 5 Issue 4:58-67

Chen, Tsyh Huey. 2005. Practical ProgramEvaluation.Assessing and ImprovingPlanning, Implementation, andEffectiveness. Sage Publications. ThousandsOaks, California.

Global Environment Facility. 2006. The GEFMonitoring and Evaluation Policy. GlobalEnvironment Facility Evaluation Office.Washington, DC. Evaluation Document vol1.

Grimble, Robin and K. Wellard. 1997. Stakeholder Methodologies in Ntural ResourceManagement: a Review of Principles,Contexts, Experiences and Opportunities.Agricultural System, Vol. 55. No. 2. pp. 173-193.

Ife, J. 2002. Community Development, Commuity –Base Alternatives in an Age ofGlobalisation. 2nd Edition. PearsonEducation Australia Pty Limited. Australia.

Iqbal, Muhammad. 2007. Analisis PemangkuKepentingan dan Implementasinya dalamPembangunan Pertanian. Jurnal LitbangPertanian, 26(3) hal.89-99

Notoatmojo, S. 2003. Pendidikan dan PrilakuKesehatan. PT Rineka.Jakarta.

Sahyuti, 2006. 30 Konsep Penting dalamPembanguna Pedesaan dan Pertanian. PTBina Rena Pariwara. Jakarta

Surotinojo, I. 2009. Partisipasi Masyarakatdalam Program Sanitasi oleh Masyarakat(Sanimas) Di Desa Bajo KecamatanTilamuta Kabupaten Boalemo, Gorontalo,Thesis. Program Pasca Sarjana UniversitasDiponegoro. Semarang.

UNFPA. 2004. The Programme Manager’sPlanning, Monitoring and EvaluationToolkit. New York. http://www.unfpa.org/

Valadez, Joseph and Bamberger, Michael. 1994.Monitoring and Evaluating Social Programsin Developing Countries. A Handbook forPolicymakers, Managers, and Researchers.Evaluation Development Institutes (EDI)Development Studies. The World Bank.Washington, DC.

Vallejo, N and P. Hauselman, 2004, Governanceand Multi-stakeholder Processes,International Institute for SustanaibleDevelompent. Canada

Page 10: PARTISIPASI STAF PENGELOLA POGRAM DALAM SISTEM MONITORING …

10 Agrica Ekstensia. Vol. 10 No. 1 Juni 2016: 01-10

Zomorrodian, A.H., S.G. Gill,A.A Samaha, andN. Ahmad. 2013. Quantitaive Models forParticipation Evaluation in CommunityDevelopment: A Theoritical Review.WorldApplied Sciences Journal 25 (2): 314-323