partus kala i
DESCRIPTION
Tahapan pada partus kala 1 sampai kala 10TRANSCRIPT
![Page 1: partus kala I](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022081210/55cf9ad5550346d033a3a1f4/html5/thumbnails/1.jpg)
KALA I
1. Melihat tanda dan gejala inpartu, termasuk:
Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan pada serviks (frekuensi minimal 2
kali dalam 10 menit)
Penipisan dan pembukaan serviks
Keluarnya lendir bercampur darah (“show”) melalui vagina
2. Melakukan pemeriksaan dalam untuk mengetahui penipisan dan pembukaan serviks
dengan prosedur berikut:
Tutupi badan ibu sebanyak mungkin dengan selimut.
Minta ibu berbaring terlentang dengan lutut ditekuk dan paha dibentangkan.
Menggunakan sarung tangan steril pada saat melakukan pemeriksaan.
Menggunakan kasa atau gulungan kapas DTT yang dicelupkan ke larutan antiseptik.
Mengusap labia secara hati-hati, seka dari depan ke belakang untuk menghindarkan
kontaminasi feses (tinja).
Memeriksa genitalia eksterna, apakah terdapat luka atau massa (termasuk
kondiloma), varikositas vulva atau rektum, atau luka parut di perineum.
Nilai cairan vagina dan tentukan apakah terdapat bercak darah, perdarahan
pervaginam atau mekonium.
a. Jika ada perdarahan pervaginam, jangan lakukan pemeriksaan dalam.
b. Jika ketuban sudah pecah, lihat warna dan bau air ketuban. Jika mekonium
ditemukan, lihat apakah kental atau encer dan periksa DJJ.
i. Jika mekonium encer dan DJJ normal, teruskan memantau DJJ secara
seksama menurut petunjuk pada partograf.
ii. Jika mekonium kental, nilai DJJ dan rujuk.
iii. Jika bau busuk, ibu mungkin mengalami infeksi.
Dengan hati-hati pisahkan labia dengan jari manis dan ibu jari tangan (gunakan
sarung tangan). Masukkan jari telunjuk dengan hati-hati, diikuti oleh jari tengah. Pada
saat kedua jari berada di dalam vagina, jangan mengeluarkannya sebelum
pemeriksaan selesai.
![Page 2: partus kala I](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022081210/55cf9ad5550346d033a3a1f4/html5/thumbnails/2.jpg)
Nilai vagina. Luka parut lama di vagina bisa memberikan indikasi luka atau
episiotomi sebelumnya. Hal ini mungkin menjadi informasi penting saat kelahiran
bayi.
Tangan kiri pemeriksa diletakkan dengan posisi jempol dan telunjuk menghadap
mons veneris untuk memfiksasi bagian bawah janin.
Nilai pembukaan dengan merentangkan kedua jari yang berada di dalam vagina.
Nilai penipisan serviks.
Raba apakah masih ada kulit ketuban yang masih intak (belum pecah).
Pastikan tali pusat/bagian-bagian kecil (tangan atau kaki bayi tidak teraba saat
melakukan pemeriksaan pervaginam).
Tentukan bagian terbawah janin (point of direction).
Nilai penurunan janin dan tentukan apakah kepala sudah masuk ke dalam panggul.
Jika kepala dapat dipalpasi, raba fontanela dan sutura sagitalis untuk menilai
penyusupan tulang kepala dan/atau tumpang tindihnya.
Jika pemeriksaan sudah lengkap, keluarkan kedua jari pemeriksa dengan hati-hati dan
perhatikan discharge pada sarung tangan.
3. Jika pembukaan serviks kurang dari 4 cm, berarti ibu masih dalam fase laten persalinan.
Lakukan penilaian ulang setelah 4 jam sejak pemeriksaan pertama. Jika pembukaan
serviks 4 cm atau lebih, ibu telah masuk dalam fase aktif persalinan, mulailah mencatat
kemajuan persalinan pada partograf.
Lakukan penilaian pada partograf meliputi:
DJJ setiap 30 menit
Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus setiap 30 menit
Nadi setiap 30 menit
Pembukaan serviks setiap 4 jam
Penurunan janin setiap 4 jam
Tekanan darah dan temperatur tubuh setiap 4 jam
Produsi urin, aseton, dan protein setiap 2 sampai 4 jam
Catatan:
Jika ditemui tanda-tanda penyulit, penilaian kondisi ibu dan bayi harus lebih sering
dilakukan.
![Page 3: partus kala I](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022081210/55cf9ad5550346d033a3a1f4/html5/thumbnails/3.jpg)
4. Tentukan ada tidaknya masalah atau penyulit yang harus ditatalaksana secara khusus.