patahan sumatera

Upload: fakhrurrazi

Post on 10-Feb-2018

318 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Patahan Sumatera

    1/17

    SESAR SEMANGKO

    PENDAHULUAN

    Latar Belakang

    Busur sunda merupakan hasil interaksi antara lempeng samudera

    indo-australia yang menunjam di bawah lempeng benua Australia .konvergensi

    kedua lempeng berarah kurang lebih utara selatan dengan kecepatan antara

    6cm/tahun di lepas pantai sumatera sampai dengan 7,8cm/tahun di lepas pantai

    Sumbawa (Minster dan Jordan,1978:Newcomb dan McCann,1987).oleh karenaperubahan arah arah antara jawa yang berarah barat-timur dan sumatera yang

    berarah barat laut-tenggara ,arah penunjaman yang utara selatan menjadikan

    konvergensi tegak lurus di jawa dan menyerong di sumatera ,dan selat sunda

    merupakan suatu zona transisi diantara kedua zona konvergensi

    (Ninkovitch,1976:ranneft,1979:Zen,1983:Diament dkk,1990).di pulau sumatera

    terdapat sesar besar sumatera yang bergeser menganan (dekstral) dan

    membentang dari kepulauan belakang busur Andaman di utara sampai dengan

    zona ekstensi selat sunda di selatan ,sepanjang kurang lebih 1650 km,serta

    berada sepanjang busur gunung api (Tjia,1970:katili dan Hehuwat,1976:curray

    dkk,1979:Hamilton,1979:Huchon dan Lc pichon,1984:katili dkk,1987).kehadiran

    sesar besar sumatera merupakan akomodasi dan konsekuensi dari konvergensi

    menyerong di sumatera.

    Sesar semangko merupakan bagian selatan dari system sesar besar

    sumatera yang bergeser secara dekstral/menganan yang merupakan akibat

    subduksi atau konvergensi menyerong antara lempeng indo-australia dengan

    lempeng Eurasia.segmen sesar semangko membentang sepanjang lebih dari

    80km dari selat sunda sampai dengan daerah danau ranau di utara .beberapa

    penulis menganggap ,bahwa segmen selatan sesar semangko hanya dari selat

    sunda sampai dengan depresi suoh saja (bellier dkk,1991).pada sesar sumatera

    pergeseran yang dekstral menjadi dominan vertical di bagian selatan dan hal ini

    di buktikan dengan mekanisme fokal dari gempa bumi yang menunjukan sesar

    normal (Harjono dkk,1991:Pramunijoyo dan Sebrier,1990).

  • 7/22/2019 Patahan Sumatera

    2/17

    Permasalahan

    Laut Andaman telah membuka sejak 11 juta tahun yang lalu selebar

    460km (Curray,1989) yang berarti sesar besar Sumatera telah bergeser dengan

    kecepatan geser 40an mm/tahun.di ujung selatan ,di selat sunda telah

    menunjukan pembukaan sejauh 70km semenjak 5-6 juta tahun yang lalu yang

    berarti keceptan gesernya di bagian ini pada orde 10an mm/tahun.permasalahan

    utama di segmen sesar semangko,yaitu masih belum jelas kecepatan

    pergeseran horizontal nya .

    Pulau Sumatra tersusun atas dua bagian utama, sebelah barat

    didominasi oleh keberadaan lempeng samudera, sedang sebelah timur

    didominasi oleh keberadaan lempeng benua. Berdasarkan gaya gravitasi,

    magnetisme dan seismik ketebalan sekitar 20 kilometer, dan ketebalan lempeng

    benua sekitar 40 kilometer (Hamilton, 1979). Sejarah tektoik Pulau Sumatra

    berhubungan erat dengan dimulainya peristiwa pertumbukan antara lempeng

    India-Australia dan Asia Tenggara, sekitar 45,6 juta tahun yang lalu, yang

    mengakibatkan rangkaian perubahan sistematis dari pergerakan relatif lempeng-

    lempeng disertai dengan perubahan kecepatan relatif antar lempengnya berikut

    kegiatan ekstrusi yang terjadi padanya. Gerak lempeng India-Australia yang

    semula mempunyai kecepatan 86 milimeter/tahun menurun menjadi 40

    milimeter/tahun karena terjadi proses tumbukan tersebut. (Char-shin Liu et al,

    1983 dalam Natawidjaja, 1994). Setelah itu kecepatan mengalami kenaikan

    sampai sekitar 76 milimeter/ tahun (Sieh, 1993 dalam Natawidjaja, 1994). Proses

    tumbukan ini pada akhirnya mengakibatkan terbentuknya banyak sistem sesar

    sebelah timur India.

  • 7/22/2019 Patahan Sumatera

    3/17

    Keadaan Pulau Sumatra menunjukkan bahwa kemiringan penunjaman,

    punggungan busur muka dan cekungan busur muka telah terfragmentasi akibat

    proses yang terjadi. Kenyataan menunjukkan bahwa adanya transtensi (trans-

    tension) Paleosoikum Tektonik Sumatra menjadikan tatanan Tektonik Sumatra

    menunjukkan adanya tiga bagian pola (Sieh, 2000). Bagian selatan terdiri dari

    lempeng mikro Sumatra, yang terbentuk sejak 2 juta tahun lalu dengan bentuk

    geometri dan struktur sederhana, bagian tengah cenderung tidak beraturan dan

    bagian utara yang tidak selaras dengan pola penunjaman.

    A. Bagian Selatan Pulau Sumatra memberikan kenampakan pola tektonik:

    Sesar Sumatra menunjukkan sebuah pola geser kanan en echelon dan

    terletak pada 100-135 kilometer di atas penunjaman. Lokasi gunung api

    umumnya sebelah timur-laut atau di dekat sesar. Cekungan busur muka

    terbentuk sederhana, dengan ke dalaman 1-2 kilometer dan dihancurkan oleh

    sesar utama. Punggungan busur muka relatif dekat, terdiri dari antiform tunggal

    dan berbentuk sederhana. Sesar Mentawai dan homoklin, yang dipisahkan oleh

    http://gempapadang.wordpress.com/2011/06/08/sesar-sumatra-sesar-semangko-sumber-gempa-darat-di-sumatera/sistem-sesar/
  • 7/22/2019 Patahan Sumatera

    4/17

    punggungan busur muka dan cekungan busur muka relatif utuh. Sudut

    kemiringan tunjaman relatif seragam.

    B. Bagian Utara Pulau Sumatra memberikan kenampakan pola tektonik:

    Sesar Sumatra berbentuk tidak beraturan, berada pada posisi 125-140

    kilometer dari garis penunjaman. Busur vulkanik berada di sebelah utara sesar

    Sumatra. Kedalaman cekungan busur muka 1-2 kilometer.Punggungan busur

    muka secara struktural dan kedalamannya sangat beragam.Homoklin di belahan

    selatan sepanjang beberapa kilometer sama dengan struktur Mentawai yang

    berada di sebelah selatannya. Sudut kemiringan penunjaman sangat tajam.

    C . Bagian Tengah Pulau Sumatra memberikan kenampakan tektonik:

    Sepanjang 350 kilometer potongan dari sesar Sumatra menunjukkan posisi

    memotong arah penunjaman. Busur vulkanik memotong dengan sesar Sumatra,

    Topografi cekungan busur muka dangkal, sekitar 0.2-0.6 kilometer, dan terbagi-

    bagi menjadi berapa blok oleh sesar turun miring, Busur luar terpecah-pecah,

    Homoklin yang terletak antara punggungan busur muka dan cekungan busur

    muka tercabik-cabik, Sudut kemiringan penunjaman beragam.

    didalam penelitian ini di teliti ,pertama tentang perkembangan geometri sesar

    semangko berdasar citra radar,kemudian di lapangan dilakukan pemngamatan

    geologi dan pengukuran struktur,untuk mengetahui evolusi kinematika sesar

    semangko,sehingga akan lebih jelas penghitungan kecepatan pergeseran

    horisontalnya .

    METODE PENELITIAN

    Di dalam penelitian ini dilakukan pengamatan dan interpretasi citra radar

    ,kemudian dilakukan pengamatan geologi dan pengukuran struktur geologi di

    lapangan .citra radar sangat baik untuk pengamatan struktur geologi karena pada

    citra ini dikenal kehadiran awan.hasil interpretasi citra radar akan menghasilkan

    analisis tentang evolusi sesar semangko.penelitian di lapangan ditujukan

  • 7/22/2019 Patahan Sumatera

    5/17

    terutama untuk mengamati batuan,sehingga bias ditentukan umurnya dan

    struktur geologi terutama kehadiran gores-garis yang terdapat pada batuan

    tersebut guna mengetahui kinematika nya.untuk pengukuran sesar dilapangan di

    pergunakan kompas TopoChaix Universal.hasil pengukuran struktur di lapangan

    di olah dengan program Faille untuk menentukan kinematika,serta arah arah

    gaya pembentuk struktur tersebut.berdasarkan hubungan saling silang striasi

    kemudian disusun evolusi kinematika nya .penggabungan data dari analisis citra

    dengan data lapangan bisa untuk menghitung kecepatan horizontal nya .

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    Geologi daerah selat sunda

    Geologi daerah sekitar selat Sunda terdiri dari hasil letusan gunung api

    kuarter yang menutupi batuan metamorf pra tertier, batuan gunung api oligo-

    miosen dan batuan sedimen laut berumur Mio-Pliosen ( gambar 1 )

  • 7/22/2019 Patahan Sumatera

    6/17

    Gambar 1. Peta geologi dikompilasikan dari peta geologi P3G lembar

    serang,anyer,ujung kulon dan cikarang skala 1 : 100.000 dan dari lembar

    tanjung karang dan kota agung berskala 1 : 250.000

    Pada ujung selatan sumatera ,pantai yang curam sekitar teluk Lampung dan

    teluk semangko dikontrol oleh sesar (Van bemmelen,1949).sistem sesar

    Sumatera di teluk semangko sampai dengan depresi Suoh di utara membentuk

    graben yang tidak simetri dengan orientasi barat lauttenggara,dengan sesar

    semangko sebagai sesar utama. Sesar tersebut memiliki gawir sesar setinggi

    500m dan panjang lebih dari 65km memotong batuan gunung api OligoMiosen

    yang ditutupi oleh batuan sedimen laut Pliosen dengan kemiringan 5-10 kea rah

    barat daya ( Yasin dkk,1978:Amin dkk ,1988).disekitar teluk Lampung dan teluk

    Semangko,batuan tersier telah di tutup oleh tuf kuarter yang berumur 1.00 0,2

    juta tahun yang lalu (Nishimura dkk, 1986).sedangkan di Sukadana.dataran di

    sebelah timur laut teluk Lampung,terdapat batuan basalt yang mengalir melalui

    rekahan berorientasi barat laut- tenggara yang berumur 0,80 0,40 juta tahun

    yang lalu (Yokoyama dkk,1983),tetapi menurut Soeria atmadja dkk(1986) umur

    itu adalah sekitar 1,2 juta tahun yang lalu.

    Studi kelurusan pada citra menunjukan ,bahwa kelurusan berarah barat laut-

    tenggara tampak disekitar selat Sunda,tetapi semua kelurusan terkonsentrais

    pada daerah sekitar teluk Semangko.hal ini disebabkan oleh pengurangan

    intensitas deformasi pensesaran dekstral kea rah timur laut (Pramumijoyo dan

    sebrier,1989)

    GEOMETRI SESAR SEMANGKO

    Geometri system sesar Semangko sangatlah komplek.dari citra radar dapat

    dilihat bahwa antara danau Ranau di barat laut sampai dengan teluk Semangko

    di tenggara terdapat beberapa kelurusan yang disertai oleh beberapa depresi

    pisah tarik (full apart,lihat gambar 2).jika diperhatikan lebih teliti lagi dapat

    ditafsirkan ,bahwa kelurusan kelurusan tersebut tidak terjadi pada saat yang

    bersamaan.kelurusan kelurusan yang di tafsirkan sebagai sitem sesar geser

    dekstral,pada awal nya membentuk cekungan pisah tarik yang membentuk

    danau ranau di barat laut,sebagai suatu system sesar yang meloncat ke kanan

  • 7/22/2019 Patahan Sumatera

    7/17

    (right step fault system)antara sesar yang berada di sebelah barat laut danau

    ranau dengan sesar yang berada di sebelah selatan danau ranau ,dan kemudian

    berkembanglah system volcano-tektonika yang membentuk danau ranau dan

    gunung api ranau.

    Gambar 2.Peta struktur geologi dari analisis citra radar antara Danau ranausampai dengan Teluk

    Semangko .tanda panah kecil menunjukan sesar bergeser dekstral.

    Selanjutnya sesar yang berada di selatan danau ranau berkembang menjadi

    dua ,di sebelah barat menerus sampai dengan selat sunda ,sedangkan di

    sebelah timur membentuk depresi kecil pisah tarik di sebelah tenggara Suoh

    (depresi Suoh belum terbentuk),karena disana terdapat loncatan ke kanan sesar

    dekstral (gambar 3a) kemudian sesar sebelah barat danau ranau berhenti karena

    sesar bagian timur danau ranau berkembang jauh ke selatan sampai dengan

    suoh dan di suoh membentuk depresi pisah tarik dengan sesar semangko (sensu

    strict) yang menerus sampai teluk semangko (gambar 3b)

  • 7/22/2019 Patahan Sumatera

    8/17

    Gambar 3. Perkembangan struktur geologi dari analisis citra radar

    STUDI KINEMATIKA DI SEKITAR TELUK SEMANGKO

    Di sekitar teluk semangko ,pengamatan struktur geologi dilakukan pada

    beberapa lokasi ,yaitu di : Putih Doh ,Gisting,Banding,Wai Kerap,Guring dan

    Karang Berak.

    Putih Doh terletak pada pantai timur teluk semangko .disana dijumpai bidang

    sesar yang memotong batuan gunung api andesit Oligo-Miosen sampai Miosen

    atas .pada bidang sesar yang berukuran panjang 10m dan tinggi 6m denganarah jurus U 110 T dijumpai dua striasi,yaitu : dekstral kemudian sesar turun.

    Gisting terletak sekitar 7 km di timur lauit kota Agung,di utara teluk semangko

    ,pada sisi timur system sesar semangko .pada citra tampak dipotong oleh

    kelurusan berarah timur laut-tenggara .didaerah ini pada tebing jalan terdapat

    sesar minor yang memotong batuan gunung api andesit Oligo-Miosen.pada

    sesar minor tersebut dijumpai striasi yang menunjukan kinematika bergeser dan

    dua menunjukan kinematika sesar turun.

  • 7/22/2019 Patahan Sumatera

    9/17

    Di daerah Banding yang terletak 23 km di barat laut kota Agung terdiri dari

    hasil letusan gunung api Plio-Kuarter,tetapi secara setempat terdapat batuan

    gunung api yang sangat lapuk yang mungkin berumur lebih tua dari Plio-

    Kuarter.pada batuan tersebut dijumpai beberapa sesar minor berarah utara timur

    laut- selatan tenggara dan berarah timur laut tenggara .dan pada kedua arah

    sesar tersebut menunjukan dua kinematika striasi ,yaitu sesar geser dan sesar

    turun.

    Pada pantai barat teluk semangko yang terdiri dari batuan gunung api Oligo

    Miosen dan Miosen merupakan kelanjutan kea rah selatan dari sesar semangko.

    Di karang berak terdapat singkapan pasir tufan Plio Kuarter yang sebagian

    telah mengalami pelapukan dan padanya terdapat sesar sesar minor berarah

    barat laut tenggara dengan striasi yang menunjukan kinematika sesar

    turun.demikian pulan di wai kerap dan di guring yang sama sama berada pada

    sesar semangko.

    Dari pengamatan struktur geologi tersebut di atas dapat ditarik suatu

    kesimpulan umum,bahwa secara kinematika pada sesar sesar berarah barat

    lauttenggara terdapat dua kelompok deformasi,yaitu : sesar geser dekstral dan

    kemudian sesar turun.sesar geser hanya terdapat pada Oligo Miosen atau

    Miosen saja,sedangkan pada singkapan berumur Plio- kuarter dan kuarter

    (Nishimura dkk,1986),hanya dijumpai kinematika sesar turun.jadi perubahan dari

    kinematika sesar geser ke sesar turun adalah pada Pliosen atau 5 juta tahun

    yang lalu.jika pada sesar geser gabungan dari keseluruhan data hanya ada satu

    kompresi yang berarah utara selatan (gambar 4a ),maka pada sesar turun

    terdapat gaya regangan yang berarah timur lautbarat daya dan berarah barat

    timur (gambar 4b dan 4c).mungkin perubahan gaya regangan ini terjadi pada

    akhir Pliosen awal kuarter atau 1 juta tahun yang lalu.

  • 7/22/2019 Patahan Sumatera

    10/17

    Pada citra radar tampak ,bahwa terdapat sungai yang mengalami pergeseran

    sejauh 500 m di sebelah selatan danau ranau dan diperkirakan umur sungai

    tersebut adalah Pleistosen atas ( 50.000 tahun ) karena sungai menoreh

    plateau gunung api kuarter atas .jadi kecepatan geser nya adalah 10 mm /tahun

    .jika dilihat dari kelurusan di selatan danau ranau telah mengalami pergeseran

    sepanjang 4 km (tanda panah paling kiri pada gambar 2) dan jika hal ini terjadi

    pada saat gaya regangan berarah barat timur yang terjadi sekitar satu juta

    tahun yang lalu ,maka kecepatan geser nya adalah 4 mm/tahun.perhitungan

    pada sesar ini lebih mudah dilakukan ,karena merupakan satu satunya sesar

    yang ada ,sedangkan kea rah selatan suoh sesar yang dianggap masih aktif

    tampak berjajar parallel.dari kedua perhitungan kecepatan geser tersebutdiperoleh kecepatan gesernya sama dengan 73 mm/tahun.

    SEGMENTASI

    Sesar Sumatra sangat tersegmentasi. Segmen-segmen sesar sepanjang

    1900 kilometer tersebut merupakan upaya mengadopsi tekanan miring antara

    lempeng Eurasia dan India-Australia dengan arah tumbukan 10N-7S.

    Sedikitnya terdapat 19 bagian dengan panjang masing-masing segmen 60-200

    kilometer, yaitu segmen Sunda (6.75S-5.9S), segmen Semangko (5.9S-

  • 7/22/2019 Patahan Sumatera

    11/17

    5.25S), segmen Kumering (5.3S-4.35S), segmen Manna (4.35S-3.8S),

    segmen Musi (3.65S-3.25S), segmen Ketaun (3.35S-2.75S), segmen Dikit

    (2.75S-2.3S), segmen Siulak (2.25S-1.7S), segmen Sulii (1.75S-1.0S),

    segmen Sumani (1.0S-0.5S), segmen Sianok (0.7S-0.1N), segmen Barumun

    (0.3N-1.2N), segmen Angkola (0.3N-1.8N), segmen Toru (1.2N-2.0N),

    segmen Renun (2.0N-3.55N), segmen Tnpz (3.2N-4.4N), segmen Aceh

    (4.4N-5.4N), segmen Seulimeum (5.0N-5.9N).

    Gambar 5.Peta jalur patahan sumatera

    http://gempapadang.wordpress.com/2011/06/08/sesar-sumatra-sesar-semangko-sumber-gempa-darat-di-sumatera/sesar-sumatra2/
  • 7/22/2019 Patahan Sumatera

    12/17

    1.Segmen Sunda (Selat Sunda-Lampung) :

    Panjang : 150 Km ,Sliprate : 1 cm/thn,Slip Accumulation per 100 thn : 10 cm

    ,Slip Accumulation per 200 thn : 20 cm,Periode pengulangan 100 thn : 7.2 Mw

    ,Periode pengulangan 200 thn : 7.4 Mw

    2. Segmen Semangko (Lampung) Panjang : 65 Km, Sliprate : 1

    cm/thn,Slip Accumulation per 100 thn : 10 cm, Slip Accumulation per 200 thn :

    http://gempapadang.wordpress.com/2011/06/08/sesar-sumatra-sesar-semangko-sumber-gempa-darat-di-sumatera/sesar-sumatra33/
  • 7/22/2019 Patahan Sumatera

    13/17

    20,Periode pengulangan 100 thn : 7.2 Mw, Periode pengulangan 200 thn : 7.4

    Mw

    3. Segmen Kumering (Lampung)

    Panjang : 150 Km, Sliprate : 1 cm/thn,Slip Accumulation per 100 thn : 10 cm,

    Slip Accumulation per 200 thn : 20,Periode pengulangan 100 thn : 7.2 Mw,

    Periode pengulangan 200 thn : 7.4 Mw

    4. Segmen Manna (Bengkulu)

    Panjang : 85 Km, Sliprate : 1 cm/thn,Slip Accumulation per 100 thn : 10 cm,

    Slip Accumulation per 200 thn : 20,Periode pengulangan 100 thn : 7.2 Mw,Periode pengulangan 200 thn : 7.4 Mw

    5. Segmen Musi (Bengkulu)

    Panjang : 70 Km, Sliprate : 1 cm/thn,Slip Accumulation per 100 thn : 10 cm,

    Slip Accumulation per 200 thn : 20,Periode pengulangan 100 thn : 7.2 Mw,

    Periode pengulangan 200 thn : 7.4 Mw

    6. Segmen Ketaun (Jambi)

    Panjang : 85 Km, Sliprate : 1 cm/thn,Slip Accumulation per 100 thn : 10 cm,

    Slip Accumulation per 200 thn : 20,Periode pengulangan 100 thn : 7.2 Mw,

    Periode pengulangan 200 thn : 7.4 Mw

    7. Segmen Dikit (Jambi)

    Panjang : 60 Km, Sliprate : 1 cm/thn,Slip Accumulation per 100 thn : 10 cm,Slip Accumulation per 200 thn : 20,Periode pengulangan 100 thn : 7.2 Mw,

    Periode pengulangan 200 thn : 7.4 Mw

    8. Segmen Siulak (Jambi )

    Panjang : 70 Km, Sliprate : 1 cm/thn,Slip Accumulation per 100 thn : 10 cm,

    Slip Accumulation per 200 thn : 20,Periode pengulangan 100 thn : 7.2 Mw ,

    Periode pengulangan 200 thn : 7.4 Mw

  • 7/22/2019 Patahan Sumatera

    14/17

    9. Segmen Suliti (Sumbar)

    Panjang : 95 Km, Sliprate : 1 cm/thn,Slip Accumulation per 100 thn : 10 cm,

    Slip Accumulation per 200 thn : 20,Periode pengulangan 100 thn : 7.2 Mw,

    Periode pengulangan 200 thn : 7.4 Mw

    10. Segmen Sumani (Sumbar)

    Panjang : 60 Km, Sliprate : 1 cm/thn,Slip Accumulation per 100 thn : 10 cm,

    Slip Accumulation per 200 thn : 20,Periode pengulangan 100 thn : 7.2 Mw,

    Periode pengulangan 200 thn : 7.4 Mw

    11. Segmen Sianok (Sumbar)

    Panjang : 90 Km, Sliprate : 1 cm/thn,Slip Accumulation per 100 thn : 10 cm,

    Slip Accumulation per 200 thn : 20,Periode pengulangan 100 thn : 7.2 Mw,

    Periode pengulangan 200 thn : 7.4 Mw

    12. Segmen Sumpur (Sumbar)

    Panjang : 35 Km, Sliprate : 1 cm/thn,Slip Accumulation per 100 thn : 10 cm,

    Slip Accumulation per 200 thn : 20,Periode pengulangan 100 thn : 7.2 Mw,

    Periode pengulangan 200 thn : 7.4 Mw

    13. Segmen Barumun (Sumut)

    Panjang : 125 Km, Sliprate : 1 cm/thn,Slip Accumulation per 100 thn : 10 cm,

    Slip Accumulation per 200 thn : 20,Periode pengulangan 100 thn : 7.2 Mw,

    Periode pengulangan 200 thn : 7.4 Mw

    14. Segmen Angkola (Sumut)

    Panjang : 160 Km, Sliprate : 1 cm/thn,Slip Accumulation per 100 thn : 10 cm,

    Slip Accumulation per 200 thn : 20,Periode pengulangan 100 thn : 7.2 Mw,

    Periode pengulangan 200 thn : 7.4 Mw

    15. Segmen Toru (Sumut)

  • 7/22/2019 Patahan Sumatera

    15/17

    Panjang : 95 Km, Sliprate : 2,7 cm/thn,Slip Accumulation per 100 thn : 27 cm,

    Slip Accumulation per 200 thn : 54 cm,Periode pengulangan 100 thn : 7.5 Mw,

    Periode pengulangan 200 thn : 7.7 Mw

    16. Segmen Renun ( Sumut )

    Panjang : 220 Km, Sliprate : 2,7 cm/thn,Slip Accumulation per 100 thn : 27

    cm, Slip Accumulation per 200 thn : 54 cm,Periode pengulangan 100 thn : 7.5

    Mw, Periode pengulangan 200 thn : 7.7 Mw

    17. Segmen Tripa (NAD)

    Panjang : 180 Km, Sliprate : 2,7 cm/thn,Slip Accumulation per 100 thn : 27cm, Slip Accumulation per 200 thn : 54 cm,Periode pengulangan 100 thn : 7.5

    Mw, Periode pengulangan 200 thn : 7.7 Mw

    18. Segmen Aceh (NAD)

    Panjang : 200 Km, Sliprate : 1 cm/thn,Slip Accumulation per 100 thn : 10 cm,

    Slip Accumulation per 200 thn : 20 cm,Periode pengulangan 100 thn : 7.2 Mw,

    Periode pengulangan 200 thn : 7.4 Mw

    19. Segmen Seulimeum (NAD)

    Panjang : 120 Km, Sliprate : 1 cm/thn,Slip Accumulation per 100 thn : 10 cm,

    Slip Accumulation per 200 thn : 20 cm,Periode pengulangan 100 thn : 7.2 Mw,

    Periode pengulangan 200 thn : 7.4 Mw

    KESIMPULAN

    Dari uraian di atas dapat disimpulkan ,bahwa pada system sesar semangko

    telah bekerja gaya kompresi utara selatan yang bekerja sampai dengan 5 juta

    tahun yang lalu, kemudian bekerja gaya regangan tegak lurus sesar semangko

    berarah timur laut barat daya yang bekerja sejak 5 juta sampai dengan 1 juta

    tahun yang lalu,dan telah bekerja gaya regangan berarah barattimur ,sehingga

  • 7/22/2019 Patahan Sumatera

    16/17

    pada sesar semangko terdapat striasi menyerong yang bekerja sampai sekarang

    .

    DAFTAR PUSTAKA

  • 7/22/2019 Patahan Sumatera

    17/17