documentpb

7
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Semirata 2013 FMIPA Unila |1 Cookies Ikan Gabus Sebagai Makanan Tambahan Untuk Ibu Hamil Trimester II Arfiyanti Departemen kimia,Fakultas kedoktenan Universitas Indonesia Jalan Salemba Raya No. 6, Jakarta 10430, Indonesia Email: [email protected] Abstrak. Program pemberian makanan tambahan (PMT) untuk ibu hamil adalah salah satu cara untuk meningkatkan status gizi ibu hamil. Suplementasi zat gizi mikro yang dilakukan untuk mengatasi masalah gizi ibu hamil di Indonesia dan Intervensi zat gizi mikro terutama fortifikasi telah diidentifikasi oleh world Bank paling efektif dari semua intervensi kesehatan. Berbagai jenis Program Makanan Tambahan (PMT) telah banyak dilakukan, namun belum mempertimbangkan interaksi mikronutrien. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan formulasi cookies ikan gabus yang sesuai dengan Angka kecukupan gizi (AKG) ibu hamil trimester II dengan mempertimbangkan interaksi antar mikronutrien. Metode penelitian: Formulasi makanan tambahan untuk ibu hamil dimulai dengan pembuatan tepung ikan gabus, tepung kacang hijau, tepung tempe,tepung pisang dilanjutkan dengan formulasi tepung komposit. Formulasi tepung komposit dilakukan dengan RSM mixture design D optimal menggunakan sofware Design Expert 7.0 trial (DX 7 trial). Tepung komposit dibuat atas dasar kandungan zat gizi bahan pangan yang digunakan dibandingkan terhadap jumlah zat gizi yang ingin ditambahkan. Formula cookies yang digunakan sebagai makanan tambahan didapat dengan mensubsitusi tepung beras dengan tepung komposit pada resep standar yang sudah ditentukan. Uji cookies ikan gabus yang terpilih secaca fisik, kimia, mikrobiologi dan organoleptik pada ibu hamil trimester II. Hasil: Kandungan asam folat,vitamin A,vitamin B 12 ,iodium,kalsium, pospor, zink, protein, energi cookies ikan gabus memenuhi angka kecukupan gizi (AKG) ibu hamil trimester II. Kadar vitamin C da Fe lebih kecil kecil dari AKG. Cookies ikan gabus berbentuk bulat, memiliki rasa , aroma, warna, menyerupai cookies pada umumnya dan sesuai dengan SNI-2891-1992, BUTIR 1,2. Adanya ligan (sitin, methionin dan hitidin) dalam cookies ikan gabus,diharapkan dapat mengatasi interaksi antar mikronutrien. Cookies ikan gabus memenuhi syarat mikrobiologis BPOM. Pada uji organoleptik pada ibu hamil trimester II, 63,3 % aroma, 43,3% kerenyahan,30 % rasa, 66,7 % warna, 56,7% secara keseluruhan menyukai cookies ikan gabus. Kesimpulan: Cookies ikan gabus dapat digunakan sebagai makanan tambahan untuk ibu hamil pendamping program suplementasi pemerintah. Kata kunci: Fortifikasi, tepung komposit,ibu hamil,cookies ikan gabus PENDAHULUAN Penanggulangan masalah gizi dan kesehatan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang paling baik adalah pada periode kehamilan. Keadaan gizi ibu hamil yang baik akan menjamin pertumbuhan janin dan kelahiran bayi yang sehat, cadangan gizi pasca-kelahiran bagi ibu, serta produksi air susu ibu (ASI) yang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan bayi pada awal usia kehidupannya sehingga secara fisik dan intelektualitas dapat tumbuh kembang dengan sehat dan produktif [1,2] Kekurangan mikronutrien pada ibu hamil akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan fetus atau janin dan mempengaruhi masa depan fetus menjadi manusia dengan kelainan pada bagian ginjal, fungsi kardiovaskular, pancreas, komposisi tubuh dan fungsi paruparu [3]. Selama kehamilan, diet wanita tidak hanya diperlukan untuk menjamin kecukupan

Upload: prastyagalih

Post on 09-Nov-2015

218 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

PB

TRANSCRIPT

  • Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

    Semirata 2013 FMIPA Unila |1

    Cookies Ikan Gabus Sebagai Makanan Tambahan Untuk Ibu

    Hamil Trimester II

    Arfiyanti

    Departemen kimia,Fakultas kedoktenan Universitas Indonesia

    Jalan Salemba Raya No. 6, Jakarta 10430, Indonesia Email: [email protected]

    Abstrak. Program pemberian makanan tambahan (PMT) untuk ibu hamil adalah salah satu

    cara untuk meningkatkan status gizi ibu hamil. Suplementasi zat gizi mikro yang dilakukan

    untuk mengatasi masalah gizi ibu hamil di Indonesia dan Intervensi zat gizi mikro terutama

    fortifikasi telah diidentifikasi oleh world Bank paling efektif dari semua intervensi

    kesehatan. Berbagai jenis Program Makanan Tambahan (PMT) telah banyak dilakukan,

    namun belum mempertimbangkan interaksi mikronutrien. Tujuan penelitian ini adalah

    untuk mendapatkan formulasi cookies ikan gabus yang sesuai dengan Angka kecukupan gizi

    (AKG) ibu hamil trimester II dengan mempertimbangkan interaksi antar mikronutrien.

    Metode penelitian: Formulasi makanan tambahan untuk ibu hamil dimulai dengan

    pembuatan tepung ikan gabus, tepung kacang hijau, tepung tempe,tepung pisang dilanjutkan

    dengan formulasi tepung komposit. Formulasi tepung komposit dilakukan dengan RSM

    mixture design D optimal menggunakan sofware Design Expert 7.0 trial (DX 7 trial).

    Tepung komposit dibuat atas dasar kandungan zat gizi bahan pangan yang digunakan

    dibandingkan terhadap jumlah zat gizi yang ingin ditambahkan. Formula cookies yang

    digunakan sebagai makanan tambahan didapat dengan mensubsitusi tepung beras dengan

    tepung komposit pada resep standar yang sudah ditentukan. Uji cookies ikan gabus yang

    terpilih secaca fisik, kimia, mikrobiologi dan organoleptik pada ibu hamil trimester II. Hasil:

    Kandungan asam folat,vitamin A,vitamin B 12,iodium,kalsium, pospor, zink, protein, energi

    cookies ikan gabus memenuhi angka kecukupan gizi (AKG) ibu hamil trimester II. Kadar

    vitamin C da Fe lebih kecil kecil dari AKG. Cookies ikan gabus berbentuk bulat, memiliki

    rasa , aroma, warna, menyerupai cookies pada umumnya dan sesuai dengan SNI-2891-1992,

    BUTIR 1,2. Adanya ligan (sitin, methionin dan hitidin) dalam cookies ikan gabus,diharapkan

    dapat mengatasi interaksi antar mikronutrien. Cookies ikan gabus memenuhi syarat

    mikrobiologis BPOM. Pada uji organoleptik pada ibu hamil trimester II, 63,3 % aroma,

    43,3% kerenyahan,30 % rasa, 66,7 % warna, 56,7% secara keseluruhan menyukai cookies

    ikan gabus. Kesimpulan: Cookies ikan gabus dapat digunakan sebagai makanan tambahan

    untuk ibu hamil pendamping program suplementasi pemerintah.

    Kata kunci: Fortifikasi, tepung komposit,ibu hamil,cookies ikan gabus

    PENDAHULUAN

    Penanggulangan masalah gizi dan

    kesehatan untuk meningkatkan kualitas

    sumber daya manusia yang paling baik

    adalah pada periode kehamilan. Keadaan

    gizi ibu hamil yang baik akan menjamin

    pertumbuhan janin dan kelahiran bayi yang

    sehat, cadangan gizi pasca-kelahiran bagi

    ibu, serta produksi air susu ibu (ASI) yang

    mencukupi untuk memenuhi kebutuhan

    bayi pada awal usia kehidupannya sehingga

    secara fisik dan intelektualitas dapat

    tumbuh kembang dengan sehat dan

    produktif [1,2]

    Kekurangan mikronutrien pada ibu

    hamil akan mempengaruhi pertumbuhan

    dan perkembangan fetus atau janin dan

    mempengaruhi masa depan fetus menjadi

    manusia dengan kelainan pada bagian

    ginjal, fungsi kardiovaskular, pancreas,

    komposisi tubuh dan fungsi paruparu [3]. Selama kehamilan, diet wanita tidak hanya

    diperlukan untuk menjamin kecukupan

  • Arfiyanti: Cookies Ikan Gabus Sebagai Makanan Tambahan Untuk Ibu Hamil Trimester II

    2|Semirata 2013 FMIPA Unila

    kalori, tetapi juga untuk memenuhi

    kebutuhan mikronutrien [2],[4]

    Defisiensi vitamin A pada akhir

    kehamilan mempunyai resiko 3 kali terkena

    infeksi saluran urin, diare, dan disentri, pre-

    eklamasi dan eklamasi serta anemi [5].

    Vitamin A berperan dalam keberhasilan

    suplementasi pada ibu hamil [6].

    Defisiensi asam folat selama kehamilan

    dapat menimbulkan anemi megaloblastik

    [7]. dan terhambatnya pertumbuhan serta

    perkembangan janin [8]. Kandungan asam

    folat beragam dalam berbagai bahan pangan

    sedangkan hati, kuning telur, pisang, jeruk

    dan sayuran seperti brokoli dan bayam,

    kubis merupakan sumber yang kaya dengan

    asam folat [9].

    Defisiensi iodium saat kehamilan dapat

    menyebabkan kretin dan berpengaruh pada

    fungsi kognitif. Defisiensi iodium pada

    janin disebabkan karena defisiensi iodium

    pada ibunya. Kondisi ini dikaitkan dengan

    meningkatnya insiden lahir mati, aborsi dan ketidaknormalan bawaan, semua ini

    dapat dihindari dengan intervensi yang

    tepat [1]. Bahan makanan sumber iodium terutama terdapat

    pada makanan laut seperti udang, ikan tuna [9].

    Untuk mencegah defisiensi, diperlukan

    intervensi asupan mikronutrien selama

    masa perikonsepsi, yang merupakan tahap

    penting tumbuh-kembang janin [2],[3],[4]

    Rendahnya asupan makronutrien, baik

    pada saat awal kehamilan maupun di akhir

    kehamilan ternyata meningkatkan risiko

    terjadinya aterogenesis dini pada anak yang

    dilahirkan. Di mana pada ibu yang asupan

    makannya kurang, biasanya terjadi di awal

    kehamilan karena keluhan mual, akan

    mempengaruhi ketebalan tunika media

    arteri karotis pada anak setelah dilakukan

    follow-up pada usia 9 tahun. Kondisi in-

    utero yang kurang optimal diduga

    memengaruhi proses aterogenesis. Risiko

    aterogenesis akan semakin meningkat

    apabila anak memiliki IMT tinggi, tekanan

    darah sistolik yang tinggi, dan kurang aktif

    bergerak [10].

    Mengingat dampak yang diakibatkan

    kekurangan gizi pada ibu hamil sangat luas,

    maka program pemberian makanan

    tambahan (PMT) kepada ibu hamil sangat

    perlu dilakukan untuk membantu

    memperbaiki status gizi ibu hamil dan anak

    yang dilahirkan, sekaligus dalam upaya

    untuk meningkatkan kuantitas dan daya

    saing sumber daya manusia di masa depan.

    Intervensi zat gizi mikro terutama

    fortifikasi telah diidentifikasi oleh world

    Bank paling efektif dari semua intervensi

    kesehatan [11].

    Pemberian makanan tambahan (PMT)

    untuk ibu hamil dapat memberikan

    keuntungan ganda, bagi ibu dan janin yang

    dikandungnya, yaitu meningkatkan status

    gizi ibu, stamina fisik dan kesehatannya,

    dan mengurangi angka kesakitan dan

    kematian ibu, memperbaiki kualitas dan

    kuantitas ASI, dan menjamin pertumbuhan

    janin yang lebih baik [12].

    Biskuit adalah sejenis makanan yang

    terbuat dari tepung terigu dengan

    penambahan bahan makanan lain, dengan

    proses pemanggangan. Biskuit terbagi

    menjadi biskuit keras, cracker, cookies dan

    wafer. Cookies adalah jenis biskuit dari

    adonan lunak, berkadar lemak tinggi,

    renyah dan bila dipatahkan penampang

    potongannya bertekstur kuang padat[13].

    Ciri khas cookies adalah memiliki

    kandungan gula dan lemak yang tinggi serta

    kadar air rendah (kurang dari 5%) sehingga

    bertekstur renyah apabila dikemas akan

    terlindung dari kelembaban dan memiliki

    umur yang lama [14].

    Pola penentuan produk untuk PMT perlu

    memperhatikan aspek cita rasa,

    kepraktisan,daya simpan, kemudahan dalam

    penyajian, kemudahan untuk mendapatkan

    dan sudah dikenal masyarakat. Cookies

    merupakan salah satu jenis produk pangan

    kering yang sudah populer di pasaran.

    Berbagai jenis Program Makanan

    Tambahan (PMT) telah banyak dilakukan,

    namun belum mempertimbangkan interaksi

    mikronutrien. Penelitian ini diusulkan

  • Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

    Semirata 2013 FMIPA Unila |3

    dalam rangka mendapatkan formulasi

    fortifikasi cookies ikan gabus yang

    disesuaikan dengan kebutuhan ibu hamil

    dengan mempertimbangkan interaksi antar

    mikronutrien untuk dapat digunakan

    sebagai Program Makanan Tambahan

    (PMT) ibu hamil.

    METODE PENELITIAN

    Penelitian formulasi cookies ikan gabus

    terdiri pembuatan tepung ikan gabus,

    tepung pisang, tepung kacang hijau, tepung

    tempe, dilanjutkan dengan formulasi tepung

    komposit.

    Tahap formulasi tepung komposit hasil

    penepungan tepung-tepung tersebut diatas

    bertujuan untuk mendapatkan formulasi

    yang terbaik dari campuran tepung-tepung

    tersebut.

    Rancangan metode optimasi tepung

    komposit dilakukan dengan rancangan

    RSM mixture design D-optimal yang

    menggunakan software Design Expert 7.0

    trial (DX 7 trial). Berdasarkan kandungan

    zat gizi bahan pangan yang digunakan

    dibandingkan terhadap jumlah zat gizi yang

    ingin ditambahkan, ditentukan batas bawah

    dan batas atas setiap bahan pangan untuk

    menyusun formula tepung komposit.

    Respon yang mempengaruhi tepung

    komposit terpilih adalah kandungan energi,

    protein, Vitamin A, Vitamin B12, Vitamin

    C, Asam folat, Kalsium, Fe, Zn, Iodium dan

    protein.

    Berdasarkan program tersebut diatas

    diperoleh 20 formula tepung komposit.

    Tentukan resep standar yang akan

    digunakan. Pada tahap berikutnya akan

    dilakukan substitusi tepung beras dengan

    tepung komposit. Penambahan tepung

    komposit terhadap formula biskuit sebesar

    40 gram untuk setiap jenis biskuit. Pilih

    satu formula cookies ikan gabus dengan

    pertimbangan kandungan zat gizi yang

    paling tinggi dan rasa yang bisa diterima

    ibu hamil. Cookies ikan gabus dianalisis

    karakteristik, mutu fisik, kimia, dan mutu

    organoleptik pada ibu hamil trimester II.

    Uji organoleptik dilakukan untuk

    mendapatkan cookies ikan gabus dengan

    daya terima tinggi.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Upaya yang dilakukan untuk

    meningkatkan nilai gizi cookies ikan gabus

    dalam penelitian ini adalah melalui

    fortifikasi dengan tepung komposit. Respon

    yang mempengaruhi tepung komposit

    terpilih adalah kandungan energi, protein,

    Vitamin A, Vitamin B12, Vitamin C, Asam

    folat, Kalsium, P, Fe, Zn, Iodium, ligan

    (asam amino sitin, asam amino metionin,

    asam amino histidin) dan protein.

    KANDUNGAN ZAT GIZI COOKIES

    Kecukupan energi juga merupakan

    problem gizi pada ibu hamil di Indonesia

    dan negara berkembang. Prevalensi kurang

    energi kronis (KEK) di Indonesia sebesar

    41 % [15] dan di negara berkembang rata

    rata konsumsi energi hanya dua pertiga dari

    rekomendasi yang dianjurkan [16]. Kandungan energy cookies daging sapi melebihi

    AKG ibu hamil (> 440kkal). Berikut ini disajikan

    kandungan zat gizi cookies ikan gabus pada table 1

    Tabel 1. Kandungan energi dan zat gizi cookies

    ikan gabus

    Zat Gizi* Cookies

    Ikan Gabus

    Cookies Standar

    (20%AKG Bumil)

    Energi (kkal) 465 440

    Protein (g) 26.7 13,4

    Vit. A (UI) 423 160

    Vit. B12 (ug) 1.402 0,52

    Asam folat

    (ug) 50 x10

    3 120

    Vit. C (mg) 0.70 17

    Kalsium(mg) 317 190

    Fosfor(mg) 477 120

    Besi (mg) 3.48 7

    Seng (mg) 2.67 2,7

    Iodium (ug) 231.95 40

    Cuprum (Cu) 1.10

  • Arfiyanti: Cookies Ikan Gabus Sebagai Makanan Tambahan Untuk Ibu Hamil Trimester II

    4|Semirata 2013 FMIPA Unila

    Kandungan protein cookies ikan gabus

    melebihi AKG ibu hamil (> 13,4 gram).

    Protein cookies cukup tinggi sehingga

    cookies layak dikonsumsi ibu hamil.

    Protein cookies berasal dari protein nabati

    dan protein hewani. Protein diperlukan untuk memenuhi kebutuhan

    peningkatan sintesis berbagai sel dan jaringan pada

    janin [9].

    Kandungan vitamin A cookies ikan

    gabus melebihi AKG ibu hamil (> 160 UI).

    Defisiensi vitamin A pada akhir kehamilan

    mempunyai resiko tiga kali terkena infeksi

    saluran urin, diare, dan disentri, pre-

    eklamasi dan eklamasi serta anemi [5].

    Kandungan Vitamin B12 cookies ikan

    gabus mencukupi angka kebutuhan ibu

    hamil (> 0.52 ug). Studi yang dilakukan

    pada ibu hamil vegetarian yang mengalami

    defisiensi vitamin B12 akan meningkatkan

    kecenderungan terjadinya diabetes melitus

    tipe 2 akibat peningkatan persentase lemak.

    Setelah dilakukan follow-up selama enam

    tahun, anak yang dilahirkan dari ibu dengan

    defisiensi vitamin B12 cenderung memiliki

    BB, TB, dan IMT yang lebih rendah

    dibandingkan nilai normal. Anak-anak

    tersebut juga cenderung memiliki massa

    lemak, persentase lemak tubuh dan kadar

    glukosa posprandial yang lebih tinggi.

    Mekanisme tersebut terjadi karena kadar

    vitamin B12 yang rendah akan

    memengaruhi 5-metiltetrahidrofolat (5-

    MTHF) untuk menghambat sintesis

    metionin dari homosistein. Hambatan

    tersebut menyebabkan berkurangnya

    sintesis protein dan deposit massa bebas

    lemak. Rendahnya kadar vitamin B12 dan

    tingginya kadar metilmalonil-KoA akan

    menghambat oksidasi beta dengan

    menghambat kerja enzim karnitin

    palmitoiltransferase, sehingga proses

    lipogenesis semakin meningkat dan lemak

    banyak dideposit dalam tubuh [17].

    Kandungan asam folat cookies daging

    sapi memenuhi angka kecukupan gizi ibu

    hamil (>120ug). Asam folat berguna untuk

    replikasi DNA, siklus metilasi (methylation

    cycle) dan membantu ekspresi serta

    pengaturan gen. Kandungan asam folat

    beragam dalam berbagai bahan pangan

    sedangkan hati, ragi dan sayuran seperti

    brokoli dan bayam merupakan sumber yang

    kaya dengan asam folat [9].

    Vitamin C dalam cookies ikan gabus

    tidak memenuhi angka kecukupan gizi ibu

    hamil (< 17 mg). Vitamin C berguna untuk

    meningkatkan absorpsi besi, perbaikan dan

    integritas jaringan [9].

    Kandungan Ca dalam cookies ikan gabus

    memenuhi angka kecukupan gizi ibu hamil

    ( > 190 mg). Ca membantu proses

    pembentukan tulang dan gigi janin [9].

    Kadungan Fe dalam cookies ikan gabus

    tidak mencukupi angka kebutuhan gizi ibu

    hamil (< 7 mg). Zat besi merupakan

    mineral yang esensial untuk proses

    neurogenesis, myelinisasi saraf, dan

    diferensiasi sel otak janin selama masa

    kehamilan. Otak merupakan organ oksidatif

    yang memerlukan glukosa sebagai sumber

    energi utama, namun apabila terjadi

    defisiensi zat besi, maka homeostasis

    glukosa di otak akan terganggu. Defisiensi

    zat besi juga menyebabkan perubahan pada

    neurotransmiter dopamin dan peningkatan

    metabolisme norepinefrin, di mana

    dopamin dan norepinefrin peranannya

    sangat penting terhadap kontrol motorik,

    siklus tidur, aktivitas fisik, proses belajar

    dan daya ingat. Selain itu, gangguan

    degradasi asam gamma-aminobutirat

    (GABA) dapat terjadi akibat defisiensi zat

    besi [18].

    Jumlah besi yang diserap dari diet,

    bersama dengan yang dimobilisasi dari

    cadangan, biasanya tidak mencukupi untuk

    memenuhi kebutuhan yang disebabkan oleh

    kehamilan sekalipun absorbsi besi dari

    saluran gastro interstinal meningkat selama

    kehamilan [19].

    Kandungan Zn dalam cookies ikan gabus

    memenuhi angka kecukupan gizi ibu hamil

    ( > 2.7 mg). Zn merupakan kofaktor banyak

    enzim seperti : enzim yang memproduksi

    heme (asam aminolevulinik dehydratase),

    prealbumin, albumin, transferin ( membawa

  • Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

    Semirata 2013 FMIPA Unila |5

    Fe dan Zn ke dalam darah dan di

    distribusikan kedalam sum-sum tulang serta

    tempat pembuatan darah lainnya), retinol

    binding protein (melepaskan meningkatkan

    penggunaan kembali besi yang tersimpan di

    hati [9].

    Kadar iodium cookies ikan gabus cukup

    tinggi (>40 ug) sehingga dapat mengatasi

    masalah kekurangan iodium. Defisiensi

    iodium pada janin disebabkan defisiensi

    iodium pada ibunya. Kondisi ini dikaitkan

    dengan meningkatnya insiden lahir mati, aborsi dan ketidaknormalan bawaan, semua

    ini dapat dihindari dengan intervensi yang

    tepat [1]

    Kandungan Cu dalam cookies ikan

    gabus 1.22. Cu berfungsi sebagai

    Neurotransmiter, maturasi neuropeptida,

    Oksidasi fosforilasi, sebagai kofaktor,

    beberapa kupro-enzim dan protein yang

    terikat dengan Cu dalam menangkal radikal

    bebas [9].

    LIGAN

    Cookies ikan gabus yang dihasilkan

    telah mempertimbangkan interaksi

    mikronutrien dengan adanya ligan.

    Kandungan ligan dalam cookies ikan gabus

    disajikan pada tabel 2.

    Zat pengikat jenis asam amino yang

    paling efisien dalam proses absorbsi adalah

    histidine dan asam amino sulfur seperti

    metionin dan sistein. Absorbsi Zn-histidine

    dan Zn-methionin berlangsung lebih efisien

    dari pada Zn-sulfat [20]

    Tabel 2. Kandungan ligan dalam cookies ikan

    gabus

    Parameter Cookies Ikan

    Gabus

    Metode

    Histidin 0.559 HPLC

    Metionin 0.720 HPLC

    Sistein 1.091 HPLC

    ANALISA MIKROBIOLOGI

    Mutu mikrobiologi ini akan menentukan

    daya simpan dan keamana suatu produk.

    Persyaratan mikrobiologis untuk

    menentukan kualitas sanitasi dan higiene

    proses pembuatan cookies memenuhi

    persyaratan cookies badan pengawas obat

    dan makanan sehingga aman dikonsumsi

    yang disajikan pada tabel 3.

    Tabel 3. Cemaran mikroba pada cookies ikan

    gabus

    Cemaran

    Mikroba

    Cookies

    Ikan

    Gabus

    Standard

    BPOM

    Angka

    lempeng total

    30 C

    72 jam

    5.2 X

    102

    Maks.1.0 x 106

    Coliform 3.6 Maks. 20

    E.coli

  • Arfiyanti: Cookies Ikan Gabus Sebagai Makanan Tambahan Untuk Ibu Hamil Trimester II

    6|Semirata 2013 FMIPA Unila

    Tabel 4. Sifat fisik cookies ikan gabus

    Parameter Cookies

    Ikan Gabus

    Metode

    Bau Normal SNI01-2891-

    1992,BUTIR1.2

    Rasa Normal SNI01-2891-

    1992,BUTIR1.2

    Warna Normal SNI01-2891-

    1992,BUTIR1.2

    terhadap kadar zat-zat gizi cookies dan

    evaluasi terhadap daya terima konsumen.

    UJI ORGANOLEPTIK COOKIES

    Meskipun kandungan zat gizi cookies

    sudah cukup baik tetapi jika tidak

    disukai/diterima oleh sasaran maka akan

    menjadi tidak berhasil. Penilaian mutu

    suatu produk pangan pada umumnya sangat

    ditentukan oleh beberapa faktor,

    diantaranya adalah citarasa, warna,

    tekstur dan nilai gizinya [21]. Pengujian

    indrawi (uji organoleptik) dilakukan untuk

    semua perlakuan dan dijadikan sebagai

    salah satu parameter untuk menentukan

    cookies komposit terbaik. Sifat cookies

    yang diuji organoleptik adalah warna,

    rasa, aroma, kerenyahan dan penerimaan

    secara keseluruhan.

    Penerimaan panelis terhadap cookies

    ikan gabus secara umum cukup baik (56,7

    %). Panelis menyukai warna 66,7

    %,kerenyahan 43,3 % dari cookies ikan

    gabus. Penerimaan aroma dan rasa cookies

    daging sapi disajikan pada gambar 1.

    Gambar 1. Persen penerimaan cookies

    ikan gabus

    KESIMPULAN

    Cookies ikan gabus yang dihasilkan

    dalam penelitian ini berbentuk keping bulat

    dan memiliki aroma, rasa, warna,

    kenampakan, menyerupai cookies pada

    umumnya dan sesuai dengan SNI01-2891-

    1992,BUTIR1.2

    Hasil analisa protein, energi, vitamin A,

    vitamin B12, calsium, pospor, Zn, Iodium,

    asam folat, yang dilakukan terhadap

    cookies memenuhi angka kecukupan gizi

    ibu hamil trimester II, hanya kadar vitamin

    C dan Fe memiliki kadar yang lebih kecil

    dibandingkan dengan AKG.

    Cookies ikan gabus memenuhi

    persyaratan mikrobiologis cookies badan

    pengawasan obat dan makanan sehingga

    aman dikonsumsi ibu hamil

    Kandungan ligan sistin, metionin dan

    histidin dalam cookies diharapkan dapat

    mengatasi interaksi interaksi antar

    mikronutrien. Berdasarkan Hasil uji

    organoleptik cookies ikan gabus secara

    keseluruhan disukai (56,7 %) ibu hamil

    trimester II

    Cookies dapat digunakan sebagai

    Program Makanan Tambahan (PMT) ibu

    hamil, pendamping program suplementasi

    pemerintah.

    UCAPAN TERIMA KASIH

    Peneliti mengucapkan trimakasih dan

    penghargaan yang setinggi-tingginya

    kepada pendukung dana melalui Program

    Hibah Kompetensi-Peningkatan Kualitas

    Pendidikan Dokter no.

    336b/PT02.M1.HPEQ/ Kontrak/V/ 2011.

    Kami juga berterimaksih kepada Bapak

    Ahmad Sualeman dan Ibu Reisi Nurdiani

    atas bantuan dan saran-saran.

    DAFTAR PUSTAKA

    [1] World Health Organization.2012. Proposed global targets for maternal,

    infant, and young child nutrition.

  • Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

    Semirata 2013 FMIPA Unila |7

    WHO Discussion Paper; 2012 Feb 6;

    Geneva, Switzerland.

    [2] Williamson CS. Nutrition in pregnancy. In: British Nutrition

    Foundation. Nutrition Bulletin

    2006;31:28-59.

    [3] Christian P, Stewart CP. Maternal micronutrient deficiency: fetal

    development and risk of chronic

    disease. J Nutr 2010;140:437-45.

    [4] Royal College of Obstetricians and Gynecologists. Nutrition in

    pregnancy. Scientific Impact Paper

    no 18. London, September 2010.

    [5] Allen dan Gillespie, 2001. What works. A review of the efficacy and

    effectiveness of nutrition

    interventions. ACC/SCN Nutrition

    Policy Paper no. 19 ADB Nutrition and Development Series No. 5.

    [6] Arfiyanti, Rahmawati B. 2002. Peranan status vitamin A terhadap

    keberhasilan suplementasi besi pada

    ibu hamil. FMIPA. UNDIP.

    Semarang.

    [7] Gropper, SS., Smith, JL., Groff, JL. Advanced Nutrition and Human

    Metabolism. edisi 5.California: Wa

    dsworth. 2009. hal. 355-59, 472-74.

    [8] Scholl, Hediger, Schall, Khoo, 1996. Dietary and serum folate. Their

    influence on the Outcome of

    pregnancy. Am.J. Clin. Nutr. : 63 :

    520-5

    [9] Erick M. Nutrition during pregnancy and lactation. Dalam: Mahan LK,

    Escott-Stump SE. Krauses Food and Nutrition Therapy. edisi 12. Missouri:

    Saunders Elsevier. 2008. hal.160-84.

    [10] Gale, CR., Jiang, B., Robinson, SM., Godfrey, KM., Law, CM., Martyn,

    CN. Maternal diet during pregnancy and carotid intima-media thickness in

    children. Arterioscler Thromb Vasc

    Biol. 2006;26:1877-82. Available

    from URL

    [11] Danton-Hill, I., 1998. Solving the Micronutrient problem in Asia Pacific

    region. Asia Pasific. J. Clin Nutr. 7

    (3/4) : 245-255

    [12] Gillespie. 1997. Improving adolescent and maternal nutritional: an overview

    of benefits and options. UNICEF.

    New York.

    [13] Manley, D. 2000. Technology of Biscuits, Crackers, and Cookies.

    Third edition. Woodhead Publishing

    Limited, Cambridge.

    [14] Brown, KH, Wuehler SE. 2000. Zinc and human health. Result of recent

    trials and implication for program

    interventions and research

    international development center

    (IDRC).

    [15] Depkes RI. 2003. Gizi dalam Angka. Direktorat Jendral Bina Kesehatan

    Masyarakat, Direktorat Gizi

    Masyarakat. Jakarta

    [16] Mora, O. J. dan P. Nestel. 2000. Improving prenatal nutrition in

    developing countries ; strategies,

    prospects, and challenges, Am. J.

    Clin. Nutr. Vol. 71, No.5 ; 135S-13S.

    [17] Yajnik, CS., Deshpande, SS., Jackson, AA., Refsum, H., Rao, S.,

    Fisher, DJ., et al. Vitamin B12 and folate concentrations during

    pregnancy and insulin resistance in

    the offspring: the Pune maternal

    nutrition study. Diabetologia. 2008;

    51:29-38.

    [18] Beard, JL. Why Iron deficiency is important in infant development. J Nutr. 2008; 138: 2534-36.

    [19] Cunningham F.G.1995.Hematologic Disorder of Pregnancy : In Obstetri

    Williams, Diterjemahkan oleh

    SuyonoJ. Dan Andry. EGC.

    Jakarta.1995.pp.929-935.

    [20] Guthrie HA. 1983. Introductory Nutrition. The C.V. Mosby Company.

    5th

    Editio

    bio-revisi