documentpb
DESCRIPTION
PBTRANSCRIPT
-
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013
Semirata 2013 FMIPA Unila |1
Cookies Ikan Gabus Sebagai Makanan Tambahan Untuk Ibu
Hamil Trimester II
Arfiyanti
Departemen kimia,Fakultas kedoktenan Universitas Indonesia
Jalan Salemba Raya No. 6, Jakarta 10430, Indonesia Email: [email protected]
Abstrak. Program pemberian makanan tambahan (PMT) untuk ibu hamil adalah salah satu
cara untuk meningkatkan status gizi ibu hamil. Suplementasi zat gizi mikro yang dilakukan
untuk mengatasi masalah gizi ibu hamil di Indonesia dan Intervensi zat gizi mikro terutama
fortifikasi telah diidentifikasi oleh world Bank paling efektif dari semua intervensi
kesehatan. Berbagai jenis Program Makanan Tambahan (PMT) telah banyak dilakukan,
namun belum mempertimbangkan interaksi mikronutrien. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mendapatkan formulasi cookies ikan gabus yang sesuai dengan Angka kecukupan gizi
(AKG) ibu hamil trimester II dengan mempertimbangkan interaksi antar mikronutrien.
Metode penelitian: Formulasi makanan tambahan untuk ibu hamil dimulai dengan
pembuatan tepung ikan gabus, tepung kacang hijau, tepung tempe,tepung pisang dilanjutkan
dengan formulasi tepung komposit. Formulasi tepung komposit dilakukan dengan RSM
mixture design D optimal menggunakan sofware Design Expert 7.0 trial (DX 7 trial).
Tepung komposit dibuat atas dasar kandungan zat gizi bahan pangan yang digunakan
dibandingkan terhadap jumlah zat gizi yang ingin ditambahkan. Formula cookies yang
digunakan sebagai makanan tambahan didapat dengan mensubsitusi tepung beras dengan
tepung komposit pada resep standar yang sudah ditentukan. Uji cookies ikan gabus yang
terpilih secaca fisik, kimia, mikrobiologi dan organoleptik pada ibu hamil trimester II. Hasil:
Kandungan asam folat,vitamin A,vitamin B 12,iodium,kalsium, pospor, zink, protein, energi
cookies ikan gabus memenuhi angka kecukupan gizi (AKG) ibu hamil trimester II. Kadar
vitamin C da Fe lebih kecil kecil dari AKG. Cookies ikan gabus berbentuk bulat, memiliki
rasa , aroma, warna, menyerupai cookies pada umumnya dan sesuai dengan SNI-2891-1992,
BUTIR 1,2. Adanya ligan (sitin, methionin dan hitidin) dalam cookies ikan gabus,diharapkan
dapat mengatasi interaksi antar mikronutrien. Cookies ikan gabus memenuhi syarat
mikrobiologis BPOM. Pada uji organoleptik pada ibu hamil trimester II, 63,3 % aroma,
43,3% kerenyahan,30 % rasa, 66,7 % warna, 56,7% secara keseluruhan menyukai cookies
ikan gabus. Kesimpulan: Cookies ikan gabus dapat digunakan sebagai makanan tambahan
untuk ibu hamil pendamping program suplementasi pemerintah.
Kata kunci: Fortifikasi, tepung komposit,ibu hamil,cookies ikan gabus
PENDAHULUAN
Penanggulangan masalah gizi dan
kesehatan untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia yang paling baik
adalah pada periode kehamilan. Keadaan
gizi ibu hamil yang baik akan menjamin
pertumbuhan janin dan kelahiran bayi yang
sehat, cadangan gizi pasca-kelahiran bagi
ibu, serta produksi air susu ibu (ASI) yang
mencukupi untuk memenuhi kebutuhan
bayi pada awal usia kehidupannya sehingga
secara fisik dan intelektualitas dapat
tumbuh kembang dengan sehat dan
produktif [1,2]
Kekurangan mikronutrien pada ibu
hamil akan mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan fetus atau janin dan
mempengaruhi masa depan fetus menjadi
manusia dengan kelainan pada bagian
ginjal, fungsi kardiovaskular, pancreas,
komposisi tubuh dan fungsi paruparu [3]. Selama kehamilan, diet wanita tidak hanya
diperlukan untuk menjamin kecukupan
-
Arfiyanti: Cookies Ikan Gabus Sebagai Makanan Tambahan Untuk Ibu Hamil Trimester II
2|Semirata 2013 FMIPA Unila
kalori, tetapi juga untuk memenuhi
kebutuhan mikronutrien [2],[4]
Defisiensi vitamin A pada akhir
kehamilan mempunyai resiko 3 kali terkena
infeksi saluran urin, diare, dan disentri, pre-
eklamasi dan eklamasi serta anemi [5].
Vitamin A berperan dalam keberhasilan
suplementasi pada ibu hamil [6].
Defisiensi asam folat selama kehamilan
dapat menimbulkan anemi megaloblastik
[7]. dan terhambatnya pertumbuhan serta
perkembangan janin [8]. Kandungan asam
folat beragam dalam berbagai bahan pangan
sedangkan hati, kuning telur, pisang, jeruk
dan sayuran seperti brokoli dan bayam,
kubis merupakan sumber yang kaya dengan
asam folat [9].
Defisiensi iodium saat kehamilan dapat
menyebabkan kretin dan berpengaruh pada
fungsi kognitif. Defisiensi iodium pada
janin disebabkan karena defisiensi iodium
pada ibunya. Kondisi ini dikaitkan dengan
meningkatnya insiden lahir mati, aborsi dan ketidaknormalan bawaan, semua ini
dapat dihindari dengan intervensi yang
tepat [1]. Bahan makanan sumber iodium terutama terdapat
pada makanan laut seperti udang, ikan tuna [9].
Untuk mencegah defisiensi, diperlukan
intervensi asupan mikronutrien selama
masa perikonsepsi, yang merupakan tahap
penting tumbuh-kembang janin [2],[3],[4]
Rendahnya asupan makronutrien, baik
pada saat awal kehamilan maupun di akhir
kehamilan ternyata meningkatkan risiko
terjadinya aterogenesis dini pada anak yang
dilahirkan. Di mana pada ibu yang asupan
makannya kurang, biasanya terjadi di awal
kehamilan karena keluhan mual, akan
mempengaruhi ketebalan tunika media
arteri karotis pada anak setelah dilakukan
follow-up pada usia 9 tahun. Kondisi in-
utero yang kurang optimal diduga
memengaruhi proses aterogenesis. Risiko
aterogenesis akan semakin meningkat
apabila anak memiliki IMT tinggi, tekanan
darah sistolik yang tinggi, dan kurang aktif
bergerak [10].
Mengingat dampak yang diakibatkan
kekurangan gizi pada ibu hamil sangat luas,
maka program pemberian makanan
tambahan (PMT) kepada ibu hamil sangat
perlu dilakukan untuk membantu
memperbaiki status gizi ibu hamil dan anak
yang dilahirkan, sekaligus dalam upaya
untuk meningkatkan kuantitas dan daya
saing sumber daya manusia di masa depan.
Intervensi zat gizi mikro terutama
fortifikasi telah diidentifikasi oleh world
Bank paling efektif dari semua intervensi
kesehatan [11].
Pemberian makanan tambahan (PMT)
untuk ibu hamil dapat memberikan
keuntungan ganda, bagi ibu dan janin yang
dikandungnya, yaitu meningkatkan status
gizi ibu, stamina fisik dan kesehatannya,
dan mengurangi angka kesakitan dan
kematian ibu, memperbaiki kualitas dan
kuantitas ASI, dan menjamin pertumbuhan
janin yang lebih baik [12].
Biskuit adalah sejenis makanan yang
terbuat dari tepung terigu dengan
penambahan bahan makanan lain, dengan
proses pemanggangan. Biskuit terbagi
menjadi biskuit keras, cracker, cookies dan
wafer. Cookies adalah jenis biskuit dari
adonan lunak, berkadar lemak tinggi,
renyah dan bila dipatahkan penampang
potongannya bertekstur kuang padat[13].
Ciri khas cookies adalah memiliki
kandungan gula dan lemak yang tinggi serta
kadar air rendah (kurang dari 5%) sehingga
bertekstur renyah apabila dikemas akan
terlindung dari kelembaban dan memiliki
umur yang lama [14].
Pola penentuan produk untuk PMT perlu
memperhatikan aspek cita rasa,
kepraktisan,daya simpan, kemudahan dalam
penyajian, kemudahan untuk mendapatkan
dan sudah dikenal masyarakat. Cookies
merupakan salah satu jenis produk pangan
kering yang sudah populer di pasaran.
Berbagai jenis Program Makanan
Tambahan (PMT) telah banyak dilakukan,
namun belum mempertimbangkan interaksi
mikronutrien. Penelitian ini diusulkan
-
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013
Semirata 2013 FMIPA Unila |3
dalam rangka mendapatkan formulasi
fortifikasi cookies ikan gabus yang
disesuaikan dengan kebutuhan ibu hamil
dengan mempertimbangkan interaksi antar
mikronutrien untuk dapat digunakan
sebagai Program Makanan Tambahan
(PMT) ibu hamil.
METODE PENELITIAN
Penelitian formulasi cookies ikan gabus
terdiri pembuatan tepung ikan gabus,
tepung pisang, tepung kacang hijau, tepung
tempe, dilanjutkan dengan formulasi tepung
komposit.
Tahap formulasi tepung komposit hasil
penepungan tepung-tepung tersebut diatas
bertujuan untuk mendapatkan formulasi
yang terbaik dari campuran tepung-tepung
tersebut.
Rancangan metode optimasi tepung
komposit dilakukan dengan rancangan
RSM mixture design D-optimal yang
menggunakan software Design Expert 7.0
trial (DX 7 trial). Berdasarkan kandungan
zat gizi bahan pangan yang digunakan
dibandingkan terhadap jumlah zat gizi yang
ingin ditambahkan, ditentukan batas bawah
dan batas atas setiap bahan pangan untuk
menyusun formula tepung komposit.
Respon yang mempengaruhi tepung
komposit terpilih adalah kandungan energi,
protein, Vitamin A, Vitamin B12, Vitamin
C, Asam folat, Kalsium, Fe, Zn, Iodium dan
protein.
Berdasarkan program tersebut diatas
diperoleh 20 formula tepung komposit.
Tentukan resep standar yang akan
digunakan. Pada tahap berikutnya akan
dilakukan substitusi tepung beras dengan
tepung komposit. Penambahan tepung
komposit terhadap formula biskuit sebesar
40 gram untuk setiap jenis biskuit. Pilih
satu formula cookies ikan gabus dengan
pertimbangan kandungan zat gizi yang
paling tinggi dan rasa yang bisa diterima
ibu hamil. Cookies ikan gabus dianalisis
karakteristik, mutu fisik, kimia, dan mutu
organoleptik pada ibu hamil trimester II.
Uji organoleptik dilakukan untuk
mendapatkan cookies ikan gabus dengan
daya terima tinggi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Upaya yang dilakukan untuk
meningkatkan nilai gizi cookies ikan gabus
dalam penelitian ini adalah melalui
fortifikasi dengan tepung komposit. Respon
yang mempengaruhi tepung komposit
terpilih adalah kandungan energi, protein,
Vitamin A, Vitamin B12, Vitamin C, Asam
folat, Kalsium, P, Fe, Zn, Iodium, ligan
(asam amino sitin, asam amino metionin,
asam amino histidin) dan protein.
KANDUNGAN ZAT GIZI COOKIES
Kecukupan energi juga merupakan
problem gizi pada ibu hamil di Indonesia
dan negara berkembang. Prevalensi kurang
energi kronis (KEK) di Indonesia sebesar
41 % [15] dan di negara berkembang rata
rata konsumsi energi hanya dua pertiga dari
rekomendasi yang dianjurkan [16]. Kandungan energy cookies daging sapi melebihi
AKG ibu hamil (> 440kkal). Berikut ini disajikan
kandungan zat gizi cookies ikan gabus pada table 1
Tabel 1. Kandungan energi dan zat gizi cookies
ikan gabus
Zat Gizi* Cookies
Ikan Gabus
Cookies Standar
(20%AKG Bumil)
Energi (kkal) 465 440
Protein (g) 26.7 13,4
Vit. A (UI) 423 160
Vit. B12 (ug) 1.402 0,52
Asam folat
(ug) 50 x10
3 120
Vit. C (mg) 0.70 17
Kalsium(mg) 317 190
Fosfor(mg) 477 120
Besi (mg) 3.48 7
Seng (mg) 2.67 2,7
Iodium (ug) 231.95 40
Cuprum (Cu) 1.10
-
Arfiyanti: Cookies Ikan Gabus Sebagai Makanan Tambahan Untuk Ibu Hamil Trimester II
4|Semirata 2013 FMIPA Unila
Kandungan protein cookies ikan gabus
melebihi AKG ibu hamil (> 13,4 gram).
Protein cookies cukup tinggi sehingga
cookies layak dikonsumsi ibu hamil.
Protein cookies berasal dari protein nabati
dan protein hewani. Protein diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
peningkatan sintesis berbagai sel dan jaringan pada
janin [9].
Kandungan vitamin A cookies ikan
gabus melebihi AKG ibu hamil (> 160 UI).
Defisiensi vitamin A pada akhir kehamilan
mempunyai resiko tiga kali terkena infeksi
saluran urin, diare, dan disentri, pre-
eklamasi dan eklamasi serta anemi [5].
Kandungan Vitamin B12 cookies ikan
gabus mencukupi angka kebutuhan ibu
hamil (> 0.52 ug). Studi yang dilakukan
pada ibu hamil vegetarian yang mengalami
defisiensi vitamin B12 akan meningkatkan
kecenderungan terjadinya diabetes melitus
tipe 2 akibat peningkatan persentase lemak.
Setelah dilakukan follow-up selama enam
tahun, anak yang dilahirkan dari ibu dengan
defisiensi vitamin B12 cenderung memiliki
BB, TB, dan IMT yang lebih rendah
dibandingkan nilai normal. Anak-anak
tersebut juga cenderung memiliki massa
lemak, persentase lemak tubuh dan kadar
glukosa posprandial yang lebih tinggi.
Mekanisme tersebut terjadi karena kadar
vitamin B12 yang rendah akan
memengaruhi 5-metiltetrahidrofolat (5-
MTHF) untuk menghambat sintesis
metionin dari homosistein. Hambatan
tersebut menyebabkan berkurangnya
sintesis protein dan deposit massa bebas
lemak. Rendahnya kadar vitamin B12 dan
tingginya kadar metilmalonil-KoA akan
menghambat oksidasi beta dengan
menghambat kerja enzim karnitin
palmitoiltransferase, sehingga proses
lipogenesis semakin meningkat dan lemak
banyak dideposit dalam tubuh [17].
Kandungan asam folat cookies daging
sapi memenuhi angka kecukupan gizi ibu
hamil (>120ug). Asam folat berguna untuk
replikasi DNA, siklus metilasi (methylation
cycle) dan membantu ekspresi serta
pengaturan gen. Kandungan asam folat
beragam dalam berbagai bahan pangan
sedangkan hati, ragi dan sayuran seperti
brokoli dan bayam merupakan sumber yang
kaya dengan asam folat [9].
Vitamin C dalam cookies ikan gabus
tidak memenuhi angka kecukupan gizi ibu
hamil (< 17 mg). Vitamin C berguna untuk
meningkatkan absorpsi besi, perbaikan dan
integritas jaringan [9].
Kandungan Ca dalam cookies ikan gabus
memenuhi angka kecukupan gizi ibu hamil
( > 190 mg). Ca membantu proses
pembentukan tulang dan gigi janin [9].
Kadungan Fe dalam cookies ikan gabus
tidak mencukupi angka kebutuhan gizi ibu
hamil (< 7 mg). Zat besi merupakan
mineral yang esensial untuk proses
neurogenesis, myelinisasi saraf, dan
diferensiasi sel otak janin selama masa
kehamilan. Otak merupakan organ oksidatif
yang memerlukan glukosa sebagai sumber
energi utama, namun apabila terjadi
defisiensi zat besi, maka homeostasis
glukosa di otak akan terganggu. Defisiensi
zat besi juga menyebabkan perubahan pada
neurotransmiter dopamin dan peningkatan
metabolisme norepinefrin, di mana
dopamin dan norepinefrin peranannya
sangat penting terhadap kontrol motorik,
siklus tidur, aktivitas fisik, proses belajar
dan daya ingat. Selain itu, gangguan
degradasi asam gamma-aminobutirat
(GABA) dapat terjadi akibat defisiensi zat
besi [18].
Jumlah besi yang diserap dari diet,
bersama dengan yang dimobilisasi dari
cadangan, biasanya tidak mencukupi untuk
memenuhi kebutuhan yang disebabkan oleh
kehamilan sekalipun absorbsi besi dari
saluran gastro interstinal meningkat selama
kehamilan [19].
Kandungan Zn dalam cookies ikan gabus
memenuhi angka kecukupan gizi ibu hamil
( > 2.7 mg). Zn merupakan kofaktor banyak
enzim seperti : enzim yang memproduksi
heme (asam aminolevulinik dehydratase),
prealbumin, albumin, transferin ( membawa
-
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013
Semirata 2013 FMIPA Unila |5
Fe dan Zn ke dalam darah dan di
distribusikan kedalam sum-sum tulang serta
tempat pembuatan darah lainnya), retinol
binding protein (melepaskan meningkatkan
penggunaan kembali besi yang tersimpan di
hati [9].
Kadar iodium cookies ikan gabus cukup
tinggi (>40 ug) sehingga dapat mengatasi
masalah kekurangan iodium. Defisiensi
iodium pada janin disebabkan defisiensi
iodium pada ibunya. Kondisi ini dikaitkan
dengan meningkatnya insiden lahir mati, aborsi dan ketidaknormalan bawaan, semua
ini dapat dihindari dengan intervensi yang
tepat [1]
Kandungan Cu dalam cookies ikan
gabus 1.22. Cu berfungsi sebagai
Neurotransmiter, maturasi neuropeptida,
Oksidasi fosforilasi, sebagai kofaktor,
beberapa kupro-enzim dan protein yang
terikat dengan Cu dalam menangkal radikal
bebas [9].
LIGAN
Cookies ikan gabus yang dihasilkan
telah mempertimbangkan interaksi
mikronutrien dengan adanya ligan.
Kandungan ligan dalam cookies ikan gabus
disajikan pada tabel 2.
Zat pengikat jenis asam amino yang
paling efisien dalam proses absorbsi adalah
histidine dan asam amino sulfur seperti
metionin dan sistein. Absorbsi Zn-histidine
dan Zn-methionin berlangsung lebih efisien
dari pada Zn-sulfat [20]
Tabel 2. Kandungan ligan dalam cookies ikan
gabus
Parameter Cookies Ikan
Gabus
Metode
Histidin 0.559 HPLC
Metionin 0.720 HPLC
Sistein 1.091 HPLC
ANALISA MIKROBIOLOGI
Mutu mikrobiologi ini akan menentukan
daya simpan dan keamana suatu produk.
Persyaratan mikrobiologis untuk
menentukan kualitas sanitasi dan higiene
proses pembuatan cookies memenuhi
persyaratan cookies badan pengawas obat
dan makanan sehingga aman dikonsumsi
yang disajikan pada tabel 3.
Tabel 3. Cemaran mikroba pada cookies ikan
gabus
Cemaran
Mikroba
Cookies
Ikan
Gabus
Standard
BPOM
Angka
lempeng total
30 C
72 jam
5.2 X
102
Maks.1.0 x 106
Coliform 3.6 Maks. 20
E.coli
-
Arfiyanti: Cookies Ikan Gabus Sebagai Makanan Tambahan Untuk Ibu Hamil Trimester II
6|Semirata 2013 FMIPA Unila
Tabel 4. Sifat fisik cookies ikan gabus
Parameter Cookies
Ikan Gabus
Metode
Bau Normal SNI01-2891-
1992,BUTIR1.2
Rasa Normal SNI01-2891-
1992,BUTIR1.2
Warna Normal SNI01-2891-
1992,BUTIR1.2
terhadap kadar zat-zat gizi cookies dan
evaluasi terhadap daya terima konsumen.
UJI ORGANOLEPTIK COOKIES
Meskipun kandungan zat gizi cookies
sudah cukup baik tetapi jika tidak
disukai/diterima oleh sasaran maka akan
menjadi tidak berhasil. Penilaian mutu
suatu produk pangan pada umumnya sangat
ditentukan oleh beberapa faktor,
diantaranya adalah citarasa, warna,
tekstur dan nilai gizinya [21]. Pengujian
indrawi (uji organoleptik) dilakukan untuk
semua perlakuan dan dijadikan sebagai
salah satu parameter untuk menentukan
cookies komposit terbaik. Sifat cookies
yang diuji organoleptik adalah warna,
rasa, aroma, kerenyahan dan penerimaan
secara keseluruhan.
Penerimaan panelis terhadap cookies
ikan gabus secara umum cukup baik (56,7
%). Panelis menyukai warna 66,7
%,kerenyahan 43,3 % dari cookies ikan
gabus. Penerimaan aroma dan rasa cookies
daging sapi disajikan pada gambar 1.
Gambar 1. Persen penerimaan cookies
ikan gabus
KESIMPULAN
Cookies ikan gabus yang dihasilkan
dalam penelitian ini berbentuk keping bulat
dan memiliki aroma, rasa, warna,
kenampakan, menyerupai cookies pada
umumnya dan sesuai dengan SNI01-2891-
1992,BUTIR1.2
Hasil analisa protein, energi, vitamin A,
vitamin B12, calsium, pospor, Zn, Iodium,
asam folat, yang dilakukan terhadap
cookies memenuhi angka kecukupan gizi
ibu hamil trimester II, hanya kadar vitamin
C dan Fe memiliki kadar yang lebih kecil
dibandingkan dengan AKG.
Cookies ikan gabus memenuhi
persyaratan mikrobiologis cookies badan
pengawasan obat dan makanan sehingga
aman dikonsumsi ibu hamil
Kandungan ligan sistin, metionin dan
histidin dalam cookies diharapkan dapat
mengatasi interaksi interaksi antar
mikronutrien. Berdasarkan Hasil uji
organoleptik cookies ikan gabus secara
keseluruhan disukai (56,7 %) ibu hamil
trimester II
Cookies dapat digunakan sebagai
Program Makanan Tambahan (PMT) ibu
hamil, pendamping program suplementasi
pemerintah.
UCAPAN TERIMA KASIH
Peneliti mengucapkan trimakasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada pendukung dana melalui Program
Hibah Kompetensi-Peningkatan Kualitas
Pendidikan Dokter no.
336b/PT02.M1.HPEQ/ Kontrak/V/ 2011.
Kami juga berterimaksih kepada Bapak
Ahmad Sualeman dan Ibu Reisi Nurdiani
atas bantuan dan saran-saran.
DAFTAR PUSTAKA
[1] World Health Organization.2012. Proposed global targets for maternal,
infant, and young child nutrition.
-
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013
Semirata 2013 FMIPA Unila |7
WHO Discussion Paper; 2012 Feb 6;
Geneva, Switzerland.
[2] Williamson CS. Nutrition in pregnancy. In: British Nutrition
Foundation. Nutrition Bulletin
2006;31:28-59.
[3] Christian P, Stewart CP. Maternal micronutrient deficiency: fetal
development and risk of chronic
disease. J Nutr 2010;140:437-45.
[4] Royal College of Obstetricians and Gynecologists. Nutrition in
pregnancy. Scientific Impact Paper
no 18. London, September 2010.
[5] Allen dan Gillespie, 2001. What works. A review of the efficacy and
effectiveness of nutrition
interventions. ACC/SCN Nutrition
Policy Paper no. 19 ADB Nutrition and Development Series No. 5.
[6] Arfiyanti, Rahmawati B. 2002. Peranan status vitamin A terhadap
keberhasilan suplementasi besi pada
ibu hamil. FMIPA. UNDIP.
Semarang.
[7] Gropper, SS., Smith, JL., Groff, JL. Advanced Nutrition and Human
Metabolism. edisi 5.California: Wa
dsworth. 2009. hal. 355-59, 472-74.
[8] Scholl, Hediger, Schall, Khoo, 1996. Dietary and serum folate. Their
influence on the Outcome of
pregnancy. Am.J. Clin. Nutr. : 63 :
520-5
[9] Erick M. Nutrition during pregnancy and lactation. Dalam: Mahan LK,
Escott-Stump SE. Krauses Food and Nutrition Therapy. edisi 12. Missouri:
Saunders Elsevier. 2008. hal.160-84.
[10] Gale, CR., Jiang, B., Robinson, SM., Godfrey, KM., Law, CM., Martyn,
CN. Maternal diet during pregnancy and carotid intima-media thickness in
children. Arterioscler Thromb Vasc
Biol. 2006;26:1877-82. Available
from URL
[11] Danton-Hill, I., 1998. Solving the Micronutrient problem in Asia Pacific
region. Asia Pasific. J. Clin Nutr. 7
(3/4) : 245-255
[12] Gillespie. 1997. Improving adolescent and maternal nutritional: an overview
of benefits and options. UNICEF.
New York.
[13] Manley, D. 2000. Technology of Biscuits, Crackers, and Cookies.
Third edition. Woodhead Publishing
Limited, Cambridge.
[14] Brown, KH, Wuehler SE. 2000. Zinc and human health. Result of recent
trials and implication for program
interventions and research
international development center
(IDRC).
[15] Depkes RI. 2003. Gizi dalam Angka. Direktorat Jendral Bina Kesehatan
Masyarakat, Direktorat Gizi
Masyarakat. Jakarta
[16] Mora, O. J. dan P. Nestel. 2000. Improving prenatal nutrition in
developing countries ; strategies,
prospects, and challenges, Am. J.
Clin. Nutr. Vol. 71, No.5 ; 135S-13S.
[17] Yajnik, CS., Deshpande, SS., Jackson, AA., Refsum, H., Rao, S.,
Fisher, DJ., et al. Vitamin B12 and folate concentrations during
pregnancy and insulin resistance in
the offspring: the Pune maternal
nutrition study. Diabetologia. 2008;
51:29-38.
[18] Beard, JL. Why Iron deficiency is important in infant development. J Nutr. 2008; 138: 2534-36.
[19] Cunningham F.G.1995.Hematologic Disorder of Pregnancy : In Obstetri
Williams, Diterjemahkan oleh
SuyonoJ. Dan Andry. EGC.
Jakarta.1995.pp.929-935.
[20] Guthrie HA. 1983. Introductory Nutrition. The C.V. Mosby Company.
5th
Editio
bio-revisi