fakultas tarbiyah institut agama islam...

75
NILAI-NILAI KERUKUNAN BERAGAMA DALAM BUKU AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Analisis Isi Terhadap Buku Ajar PAI Karya Zulfarizal Chaidir, Machrusin, Sonhadji dkk ) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Pendidikan Agama Islam Oleh: AHMAD FAHLEVI HANDATA NIM: 073111117 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011

Upload: doanngoc

Post on 22-Feb-2018

224 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl-ahmad...Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan ... bahasa dan agama

NILAI-NILAI KERUKUNAN BERAGAMA DALAM BUKU

AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

(Studi Analisis Isi Terhadap Buku Ajar PAI

Karya Zulfarizal Chaidir, Machrusin, Sonhadji dkk )

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam

Pendidikan Agama Islam

Oleh:

AHMAD FAHLEVI HANDATA

NIM: 073111117

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2011

Page 2: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl-ahmad...Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan ... bahasa dan agama

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Ahmad Fahlevi. Handata

NIM : 073111117

Jurusan/Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya

saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.

Semarang, 28 November 2011

Saya yang menyatakan,

Ahmad Fahlevi. Handata

NIM. 073111117

Page 3: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl-ahmad...Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan ... bahasa dan agama

KEMENTERIAN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

FAKULTAS TARBIYAH

Jl. Prof. Dr. Hamka (Kampus II) Ngaliyan Semarang

Telp. 024-7601295 Fax 7615387

PENGESAHAN

Naskah skripsi dengan:

Judul : NILAI-NILAI KERUKUNAN BERAGAMA DALAM BUKU

AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Analisis Isi

Terhadap Buku Pelajaran PAI Karya Zulfarizal Chaidir,

Machrusin, Sonhadji dkk )

Nama : Ahmad Fahlevi Handata

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

telah diujikan dalam sidang munaqasyah oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo Semarang dan dapat diterima sebagai salah satu syarat

memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam.

Semarang, 15 Desember 2011

DEWAN PENGUJI

Ketua ,

Dr. Hj. Sukasih, M. Pd

NIP: 19570202119 2032 001

Sekretaris ,

Drs. Mahfud Junaedi, M. Ag

NIP: 19690320 199803 1 004

Penguji I,

Dr. Hj. Nur Uhbiyat, M. Pd

NIP: 19520208 1976 122 001

Penguji II,

H. Nur Asiyah, M. SI

NIP: 19710926199 8032 002

Pembimbing I,

Dra. Muntholiah, M. Pd

NIP: 19670319199303 2 001

Pembimbing II,

Dr. H. Ruswan, MA

NIP: 196804224 199303 1 004

Page 4: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl-ahmad...Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan ... bahasa dan agama

NOTA PEMBIMBING Semarang, 28 November 2011

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo

di Semarang

Assalāmu’alaikum wr. wb

Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan

koreksi naskah skripsi dengan:

Judul : NILAI-NILAI KERUKUNAN BERAGAMA DALAM

BUKU AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Nama : Ahmad Fahlevi. Handata

NIM : 073111117

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada

Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqasyah.

Wassalāmu’alaikum wr.wb.

Pembimbing I,

Dra. Muntholiah M. Pd

NIP 19670319 199303 2001

Page 5: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl-ahmad...Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan ... bahasa dan agama

NOTA PEMBIMBING Semarang, 28 November 2011

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo

di Semarang

Assalāmu’alaikum wr. wb

Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan

koreksi naskah skripsi dengan:

Judul : NILAI-NILAI KERUKUNAN BERAGAMA DALAM

BUKU AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Nama : Ahmad Fahlevi. Handata

NIM : 073111117

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada

Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqasyah.

Wassalāmu’alaikum wr. wb.

Pembimbing II,

Dr. Ruswan. MA

NIP 19680424 199303 1 004

Page 6: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl-ahmad...Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan ... bahasa dan agama

ABSTRAK

Judul : Nilai-nilai Kerukunan Beragama dalam Buku Ajar Pendidikan

Agama Islam (Studi Analisis Isi Terhadap Buku Pelajaran PAI

SMA Karya Zulfarizal Chaidir, Machrusin, Sonhadji Dkk,

Terbitan Yudistira)

Penulis : Ahmad Fahlevi. Handata

NIM : 073111117

Pendidikan selain sebagai media pembelajaran juga memiliki implikasi

sebagai agen sosialisasi nilai-nilai atau fenomena-fenomena yang ada dalam

masyarakat, salah satunya kerukunan beragama. Dalam proses pembelajarannya

kerukunan beragama disosialisasikan lewat instruksi, penjelasan, metode, hingga

buku ajar yang dipakai. Buku ajar/teks mempunyai implikasi psikologis yang

besar bagi peserta didik sehingga penting diketahui nilai-nilai kerukunan

beragama yang termuat, untuk mengeliminir bias dan diskriminasi beragama yang

ada didalamnya. Dengan latar belakang seperti itu maka lahirlah pertanyaan

tentang bagaimanakah kerukunan beragama dalam buku teks PAI terbitan

Yudistira yang banyak dipakai oleh sekolah menengah atas.

Penelitian ini merupakan penelitian pustaka (Library Research) dengan

menganalisis isi dari materi PAI dalam buku pelajaran PAI tingkat SMA.

Pengolahan data dengan metode induktif. Dari data yang didapat kemudian

dianalisis dengan metode content analysis dan disimpulkan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa materi-materi mata pelajaran PAI

dalam buku pelajaran PAI mengandung nilai-nilai nilai-nilai kerukunan beragama.

Dalam buku PAI kelas X, pada bab dua; (penerapan sikap dan perilaku saling

mengingatkan sesama muslim atau sesama manusia dalam kebaikan beragama),

bab tiga; (sifat rahman pada kehidupan seseorang akan menebarkan kasih sayang

kepada sesama dan mencurahkan kasih sayang tersebut kepada sesama manusia

tanpa memandang perbedaan suku, ras, atau agama), bab keenam; (pendeta

Kristen bernama Bukhaira yang menyarankan Muhammad kembali ke Syam agar

terhindar dari niat jahat orang-orang Yahudi), bab ketujuh; (Islam wajib

disyiarkan kepada seluruh umat Islam. Akan tetapi, proses yang digunakan dalam

mengajarkan tentang Islam dengan metode yang baik). Pada buku kelas XI bab

keenam; (ajaran Islam menjadi salah satu faktor terbukanya pemikiran masyarakat

Eropa yang saat itu terus-menerus dikungkung atau dibelenggu dan dipaksa

tunduk serta harus menerima apa saja pandangan, pendapat, dan keinginan para

pengusa gereja). Pada buku kelas XII bab kesatu; (ayat-ayat Quran tentang

anjuran bertoleransi, QS Al Kafirun, QS Yunus: 40-41, dan Al Kahfi: 29), bab

keenam; (Perilaku penghayatan sejarah perkembangan Islam di Indonesia yaitu

berusaha menjaga persatuan dan kerukunan antar umat beragama, saling

menghormati, dan tolong menolong), bab kesembilan; (tiga macam bentuk

kerukunan yang harus diupayakan keberadaannya yaitu: kerukunan intern umat

beragama, kerukunan antarumat beragama, kerukunan umat beragama dengan

pemerintah).

Page 7: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl-ahmad...Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan ... bahasa dan agama

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Alhamdulillahirobbil’alamin, penulis panjatkan

syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah pada

setiap ciptaanNya. Tak lupa shalawat serta salam penulis sanjungkan kepada nabi

agung Muhammad SAW atas syafa’at yang diberikan kepada seluruh umatnya

dan penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul:” Nilai-Nilai

Kerukunan Beragama Dalam Buku Ajar Pendidikan Agama Islam Tingkat SMA”.

Selanjutnya dengan segenap kerendahan hati dan penuh kesadaran, penulis

sampaikan bahwa skripsi ini tidak akan selesai tanpa adanya dukungan dari

berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu

penulis sampaikan terimakasih kepada semua pihak atas semua jasa yang telah

mereka berikan secara ikhlas, baik berupa tenaga, fikiran, bimbingan, dan semua

saran yang sangat berguna bagi penulis. Untuk itu penulis sampaikan rasa terima

kasih yang tak terhingga kepada:

1) Dr. Suja’i, M.Ag selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang

2) Nasirudin M.Ag., selaku Ketua Jurusan PAI Fakultas Tarbiyah IAIN

Walisongo Semarang.

3) Dra. Muntholiah M.Pd selaku pembimbing I dan Dr. Ruswan MA selaku

pembimbing II dalam penyusunan skripsi ini yang telah berkenan meluangkan

waktu dan banyak memberikan bimbingan serta pengarahan kepada penulis

dalam penyusunan skripsi ini.

4) Bapak dan ibu dosen PAI Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang yang

telah memberikan bekal ilmu selama menjadi mahasiswa di IAIN Walisongo

Semarang.

5) Bapak dan Ibunda Br Rangkuti tercinta yang selalu berdoa dan memberikan

semangat baik moral, material maupun spiritual kepada putra-putrinya.

Page 8: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl-ahmad...Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan ... bahasa dan agama

6) Saudara-saudaraku tercinta Bang Hendrik, Bang Jefri, Sari, Adek, Inda Juliana

dan semua keluargaku terimakasih atas motivasi dan dukungannya selama ini.

7) Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

memberikan bantuan, dorongan serta bimbingan sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada

beliau-beliau yang telah bersedia membantu. Atas kebijaksanaannya kepada

penulis dalam penyusunan skripsi.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan

penulisan di masa yang akan datang. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi

ini bermanfaat dan memberikan masukan bagi pembaca. Amin. Terima kasih.

Semarang, 28 November 2011

Penulis,

Ahmad Fahlevi. Handata

073111117

Page 9: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl-ahmad...Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan ... bahasa dan agama

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

PERNYATAAN KEASLIAN .......................................................................... ii

PENGESAHAN...................................................................................... ......... iii

NOTA PEMBIMBING .................................................................................... iv

ABSTRAK ....................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................... ix

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................. 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................... 3

D. Kajian Pustaka............................................................ ...... 4

E. Kerangka Teorik......................................................... ...... 7

F. Metode Penelitian....................................................... ...... 8

G. Sistematika Pembahasan.............................................. ..... 9

BAB II : TINJAUAN UMUM KERUKUNAN BERAGAMA

A. Pengertian Nilai-nilai kerukunan Beragama ...................... 11

B. Pentingnya Kesadaran Kerukunan Beragama .................... 17

C. Kerukunan Beragama Perspektif Islam .............................. 23

BAB III : NILAI-NILAI KERUKUNAN BERAGAMA DALAM BUKU

AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TINGKAT SMA

A. Nilai-nilai Kerukunan Beragama dalam Buku Ajar PAI

Kelas X ............................................................................... 33

B. Nilai-nilai Kerukunan Beragama dalam Buku Ajar PAI

Kelas XI.......................................................................... ... 35

C. Nilai-nilai Kerukunan Beragama dalam Buku Ajar PAI

Kelas dan XII............................................................... ...... 36

Page 10: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl-ahmad...Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan ... bahasa dan agama

BAB IV : NILAI-NILAI KERUKUNAN BERAGAMA DALAM BUKU

AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM: SEBUAH ANALISIS

A. Analisis Nilai-nilai Kerukunan Beragama Dalam Buku Ajar

Pendidikan Agama Islam kelas X, IX, Dan IIX ................. 45

B. Implementasi Perilaku Kerukunan Beragama dalam Buku

Ajar Pendidikan Agama Islam .......................................... 53

C. Peran Pendidikan Agama Islam Dalam Mewujudkan

Kerukunan Beragama.................................................... ..... 55

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................ 58

B. Saran-saran ……………... ................................................. 59

C. Penutup ............................................................................... 60

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 11: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl-ahmad...Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan ... bahasa dan agama

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bangsa Indonesia sejak dulu dikenal sebagai bangsa yang ramah dan

santun, bahkan predikat ini menjadi cermin kepribadian bangsa kita di mata

dunia internasional. Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan

plural. Indonesia terdiri dari beberapa suku, etnis, bahasa dan agama namun

terjalin kerja sama guna meraih dan mengisi kemerdekaan Republik Indonesia

. Dalam kehidupan bermasyarakat, fenomena keberagamaan merupakan

sunnatullah sehingga keberagamaan ini perlu dikelola supaya tidak

menimbulkan gejolak perpecahan. Realitas masyarakat Indonesia yang terdiri

dari berbagai macam agama sebenarnya telah diakomodir dalam pembukaan

UUD 1945 yang telah menegaskan dengan tegas bahwa bangsa ini tidak terdiri

dari satu agama semata, melainkan berbagai agama dan aliran kepercayaan

yang ada.1

Agama di Indonesia mempunyai arti, posisi, dan peran serta fungsi

yang sangat penting dalam menjaga stabilitas kerukunan masyarakat.

Kerukunan merupakan kondisi dan proses terciptanya dan terpelihara pola-

pola interaksi yang beragam di antara unit-unit (=unsur/sub sistem) yang

otonom.2 Semua agama tentu mengajarkan kepada umatnya tentang

kerukunan, kedamaian, keadilan, toleransi (tasamuh) dalam keberagaman,

saling menghormati, dan menghargai sesama.3 Dengan demikian, penekanan

harmonitas kehidupan menjadi bersifat lintas agama. Akan tetapi,

1Musthofa Rembangi, Pendidikan Transformatif: Pergulatan Kritis Merumuskan

Pendidikan di Tengah Pusaran Arus Globalisasi, (Yogyakarta: TERAS, 2008), hlm 205.

2 M. Ridwan Lubis, Cetak Biru Peran Agama “Merajut Kerukunan, kesetaraan gender,

demokratisasi dalam Masyarakat Multikultural”, (Jakarta: Puslitbang Kehidupan Beragama, 2005

), hlm 8.

3 Abdul Wahid, Isu-isu Kontemporer Pendidikan Islam, (Semarang: Need‟s Press, 2008 ),

hlm 187.

Page 12: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl-ahmad...Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan ... bahasa dan agama

2

pembangunan harmonitas kehidupan sering sekali didasarkan pada ikatan-

ikatan primordial seperti politik, budaya dan etnis.4

Banyak analisis menyebutkan bahwa gejala kerusuhan yang bersifat

laten atau kapan saja bisa terjadi, mulai dari ketimpangan prilaku dalam

masyarakat yang menganggap kebenaran adalah dimiliki satu keyakinan saja

sampai kecemburuan sosial beragama. Konflik hingga menyebabkan

kekerasan hingga kekejaman yang mengatasnamakan agama bukan lagi

menjadi rujukan ketika adanya gesekan antar umat beragama bahkan

mengesampingkan nilai-nilai dari kerukunan.

Dari sinilah disadari betapa pentingnya usaha membangun kesadaran

kerukunan beragama melalui jalur pendidikan, dengan tujuan membuka cara

pandang masyarakat akan pentingnya hidup rukun antar sesama pemeluk

agama. Maka sikap ini harus ditumbuhkembangkan pada diri generasi muda

melalui pendidikan agama khususnya. Pendidikan agama merupakan sarana

yang sangat efektif untuk menginternalisasikan nilai-nilai akidah inklusif

kepada peserta didik. Perbedaan agama diantara peserta didik bukan

merupakan penghalang untuk bisa bermuamalah. Pendidikan agama justru

dapat dijadikan sarana bagi peserta didik untuk menggali dan menemukan

nilai-nilai keagamaan pada agamanya masing-masing sekaligus mengenal

tradisi agama orang lain.5

Pendidikan selain sebagai media pembelajaran juga memiliki implikasi

sebagai agen sosialisasi nilai-nilai atau fenomena-fenomena yang ada dalam

masyarakat, salah satunya mengenai kerukunan beragama. Dalam proses

pembelajarannya kerukunan beragama disosialisasikan melalui diskusi-

diskusi, dialog, penjelasan, metode, hingga buku ajar yang dipakai. Buku

ajar/teks mempunyai implikasi psikologis yang besar bagi peserta didik

sehingga penting diketahui nilai-nilai kerukunan beragama yang termuat

dalam buku ajar untuk mengeliminir gejala diskriminasi kekerasan beragama.

4 Syahrin Harahap, Teologi kerukunan, (Jakarta ; Prenada 2011), hlm 16.

5 Wahid, Isu-isu Kontemporer Pendidikan Islam, hlm 150.

Page 13: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl-ahmad...Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan ... bahasa dan agama

3

Untuk itu diperlukan adanya upaya-upaya untuk merubah paradigma

pendidikan yang eksklusif menuju paradigma pendidikan agama yang toleran

dan inklusif. Model pengajaran agama yang hanya menekankan kebenaran

agamanya sendiri mau tidak mau harus „dibongkar ulang‟. Sebab cara

pemahaman teologi yang eksklusif dan intoleran pada gilirannya akan dapat

merusak harmonitas agama-agama dan menghilangkan sikap untuk saling

menghargai kebenaran dari agama lain.6 Tidak menerima agama-agama lain.

Dengan latar belakang seperti itu maka lahirlah pertanyaan tentang

bagaimanakah cakupan nilai-nilai kerukunan beragama dalam buku ajar

agama Islam tingkat SMA dan bagaimanakah implementasi muatan materi

nilai-nilai kerukunan beragama ditampilkan dalam buku ajar tersebut.

B. Rumusan Masalah

Setelah memaparkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat ditarik

rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah cakupan nilai-nilai kerukunan beragama dalam buku ajar

agama Islam tingkat SMA?

2. Bagaimanakah implementasi muatan materi nilai-nilai kerukunan

beragama dalam buku ajar agama Islam tingkat SMA ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang diajukan, maka tujuan penulisan skripsi

ini adalah:

1. Untuk mengetahui cakupan nilai-nilai kerukunan beragama dalam buku

ajar agama Islam tingkat SMA.

2. Untuk mengetahui muatan materi nilai-nilai kerukunan beragama dalam

buku ajar agama Islam tingkat SMA.

6 Moh. Shofan, Pluralisme Menyelamatkan Agama-agama, (Yogyakarta: Samudra Biru,

2011), hlm 49.

Page 14: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl-ahmad...Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan ... bahasa dan agama

4

Adapun manfaat dari penelitian ini :

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambahkan

informasi, wawasan pemikiran dan pengetahuan tentang Nilai-nilai

kerukunan beragama dalam buku ajar pendidikan agama Islam bagi

peneliti khususnya dan dunia pendidikan Islam umumnya.

Secara praktis, sebagai bahan informasi terhadap dunia pendidikan

dalam meningkatkan kualitas pendidikan Islam agar lebih baik dimasa

yang akan datang.

D. Kajian Pustaka

Dengan adanya kajian pustaka ini adalah sebagai perbandingan terhadap

penelitian yang sudah ada baik dari segi kekurangan maupun kelebihan yang

telah ada sebelumnya.

Di samping itu, kajian pustaka ini diharapkan dapat mempunyai andil

yang besar dalam mendapatkan suatu informasi yang ada tentang teori yang

ada kaitannya dengan judul yang akan diperoleh untuk penelitian ilmiah,

sebelum penulis memperlebar pembahasan tentang nilai-nilai kerukunan

beragama dalam buku ajar pendidikan agama Islam, maka penulis mencoba

menelaah buku yang ada untuk dijadikan sebagai perbandingan dan acuan

dalam penulisannya.

Sebagai acuan dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa

kajian pustaka sebagai rumusan berfikir. Beberapa kajian pustaka tersebut

diantaranya adalah :

1. Skripsi yang berjudul “Analisis Isi Buku Teks Pendidikan Agama Islam

Untuk SMA; Perspektif Kesetaraan Gender” disusun oleh : Zeni

Hafidhotun Nisa, Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam.

Dalam temuannya penyusun skripsi itu pada intinya menyatakan :7 (1)

adanya muatan kesetaraan gender di dalam penjelasan buku teks PAI

7 Zeni Hafidhotun Nisa,” Analisis Isi Buku Teks Pendidikan Agama Islam Untuk SMA;

Perspektif Kesetaraan Gender”, Skripsi (Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga,

2010).

Page 15: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl-ahmad...Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan ... bahasa dan agama

5

karya Syamsyuri tapi sekaligus juga terdapat bias di dalamnya karena

adanya perbedaan arketip spiritual dan arketip pernikahan. (2) Bentuk

muatan nilai kesetaraan yang dirumuskan antara lain : (a) Penggunaan kata

muslim/muslimah, siswa/siswi, mukmin/mukminah dalam penjelasan, (b)

Beberapa gambar menunjukkan potensi yang sama antara laki-laki dan

perempuan baik dalam meraih prestasi atau sebaliknya, (c) Beberapa

rumusan penjelasan yang tidak mengarah pada diskriminasi gender seperti

jenis kelamin Tuhan dan Malaikat, proses biologis manusia,dan

kesempatan pendidikan bagi perempuaan. Sedangkan bentuk bias di

dalamnya dirumuskan dengan; (a) Kualitas maskulin dalam frekwensi

yang banyak mewarnai seluruh buku PAI terbitan Erlangga ini baik dalam

gambar, pojok kisah, dan tokoh-tokoh yang ditampilkan, (b) Pembagian

peran publik bagi laki-laki dan peran domestik bagi perempuan (c)

Inkonsistensi penggunaan kata muslim dan muslimah secara beriringan (d)

Rumusan penjelasan yang diskriminatif dalam beberapa bab yang disusun

berdasarkan hukum fiqih yang berlaku seperti warisan 2;1, aurat

perempuan dan pada materi tahfizul mayyit. (3) Berdasarkan frekwensi

value of gender equity dan bias dalam buku teks PAI untuk SMA karya

Syamsuri ini maka secara hierarki buku yang paling banyak mengandung

nilai kesetaraan gender dan bias adalah buku pertama yakni untuk kelas X

dan yang paling sedikit memiliki nilai kesetaraan gender dan bias adalah

buku terakhir yakni buku untuk kelas XII.

2. Skripsi yang berjudul “Analisis Nilai-Nilai Pendidikan Multikultural

Dalam Teks Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam SMA Kelas X”

disusun oleh : Rina Hanipah Muslimah, Fakultas Tarbiyah Jurusan

Pendidikan Agama Islam. Dalam temuannya penyusun skripsi itu pada

intinya menyatakan :8 Pertama, urgensi mengintegrasikan nilai-nilai

pendidikan multikultural dalam teks mata pelajaran pendidikan agama

8 Rina Hanipah Muslimah, “Analisis Nilai-Nilai Pendidikan Multikultural Dalam Teks

Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam SMA Kelas X”, skripsi (Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah

UIN Sunan Kalijaga, 2010).

Page 16: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl-ahmad...Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan ... bahasa dan agama

6

Islam;(1) Sebagai sarana alternatif pemecahan konflik, (2) Supaya siswa

tidak tercerabut dari akar budaya, (3) Upaya untuk membangun sikap

sensitif gender, (4) Membangun sikap anti diskriminasi etnis di sekolah,(5)

Membangun sikap toleransi terhadap keberagaman inklusif, (6) Upaya

minimalisasi konflik kepentingan. Kedua, terdapat muatan nilai-nilai

pendidikan multikultural yang signifikan dalam teks mata pelajaran

pendidikan agama Islam, hal ini dibuktikan dari total 12 bab materi

pelajaran, hampir 8 bab mengandung muatan nilai-nilai pendidikan

multikultural.

3. Skripsi yang berjudul “Nilai-Nilai Hak Asasi Manusia Dalam Mata

Pelajaran Pendidikan Agama Islam (Studi Analisis Isi Terhadap Buku

Pelajaran PAI SMA Tahun Ajaran 2009/2010)” disusun oleh : Triansyah

Putra, Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam. Dalam

temuannya penyusun skripsi itu pada intinya menyatakan :9 Bahwa materi-

materi mata pelajaran PAI dalam buku pelajaran PAI mengandung nilai-

nilai HAM dalam buku PAI kelas X, pada bab tiga, bab keempat, bab

ketujuh, bab kesepuluh, bab keduabelas, pada buku kelas XI bab kedua,

bab kesepuluh, bab pada buku kelas XII bab kesatu, bab kedua, bab

keempat, bab ketujuh, bab kesembilan, bab kesepuluh. Aplikasi nilai-nilai

HAM dalam buku pelajaran PAI di sekolah menjadi kewajiban

pemerintah, guru, siswa, masyarakat. Pemerinta berkewajiban untuk

menciptakan sebuah sistem pendidikan yang berorientasi pada HAM

dengan mamasukkan nilai-nilai HAM kedalam kurikulum. Guru

mempunyai kewajiban untuk menciptakan suasana pembelajaran yang

menerapkan nilai-nilai HAM didalam pembelajaran tersebut.dan dari buku

tersebut diharapkan para peserta didik bisa mengaplikasikan nilai-nilai

HAM kedalam kehidupan bermasyarakat.

4. Teologi Kerukunan karya Prof. Dr. Syahrin Harahap, M.A.yang

membahas tentang publikasi lebih luas pemikiran dan gagasan

9 Triansyah Putra, “Nilai-Nilai Hak Asasi Manusia Dalam Mata Pelajaran Pendidikan

Agama Islam (Studi Analisis Isi Terhadap Buku Pelajaran PAI SMA Tahun Ajaran 2009/2010)”

skripsi (Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, 2010).

Page 17: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl-ahmad...Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan ... bahasa dan agama

7

cendekiawan dan tokoh Islam yang terlibat aktif sejak lama dalam

pencerahan masyarakat tentang pentingnya ditegakkan kesadaran tentang

kerukunan beragama dalam kehidupan kontemporer. Mencerahkan

masyarakat bahwa kebersamaan anak manusia amat diperlukan dalam

menyongsong masa depan, dan agama-agama harus terus menjaga

peradaban sebagai milik bersama umat manusia serta mengambil manfaat

darinya untuk kemajuan dan kesejahteraan.

E. Kerangka Teoritik

Kerukunan beragama merupakan sebagian dari cita-cita bangsa melihat

kompleksitas keberadaan bangsa indonesia sendiri terdapat banyak keyakinan

dalam beragama. Dalam tahun-tahun belakangan ini semakin banyak

didiskusikan mengenai kerukunan hidup beragama. Diskusi-diskusi ini sangat

penting, bersamaan dengan berkembangnya sentimen-sentimen keagamaan,

yang setidak-tidaknya telah menantang pemikiran teologi kerukunan hidup

beragama itu sendiri, khususnya untuk membangun masa depan hubungan

antaragama yang lebih baik-lebih terbuka, adil dan demokratis.

Agama bagi setiap pemeluknya memang merupakan wahyu atau

petunjuk Tuhan. Namun kehidupan beragama tetaplah merupakan fenomena

budaya. Dalam memahami dan menyikapi kehidupan bangsa yang

multikeyakinan amatlah penting bagi kelangsungan harmonitas sosial karna

kecurangan dalam menyikapi hidup beragama sering kali menghambat

harmonitas sosial. Nilai-nilai inilah yang menjadikan bangsa indonesia

menjadi bangsa yang dapat mengakui kaberagamaannya.

Pendidikan bertugas untuk mengembangkan kesadaran atas tanggung

jawab setiap orang terhadap masa depannya, bukan saja terhadap

lingkungannya juga untuk semua orang, pendidikan sudah saatnya untuk

dijadikan media untuk pendewasaan. Tidak dapat dimunafikan, buku ajar di

dalam praktik pendidikan kita masih merupakan sumber belajar yang paling

dominan bahkan paling sentral. buku ajar merupakan satu-satunya buku

Page 18: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl-ahmad...Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan ... bahasa dan agama

8

rujukan yang dibaca oleh siswa, bahkan juga oleh sebagian besar guru.

Ketergantungan siswa dan guru yang begitu besar kepada buku ajar

merupakan kelemahan mendasar dunia pendidikan nasional, tetapi pada sisi

lain menginspirasikan treatment strategis bagi pengembangannya bahwa buku

paket pembelajaran bisa menjadi jalan pintas peningkatan mutu pendidikan

Indonesia yang sedang berkembang.

F. Metode Penelitian

1. Jenis penelitian

Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data dilakukan dengan

menggunakan metode pengumpulan data library research yang

mengandalkan atau memakai sumber karya tulis kepustakaan.10

Metode ini

penulis gunakan dengan jalan membaca, menelaah buku-buku dan artikel

yang berkaitan dengan tema penelitian ini.

Penelitian ini, penulis menggunakan sumber primer berupa buku

ajar agama Islam yang merupakan buku pokok pada mata pelajaran agama

Islam. Di samping itu, juga didukung dengan sumber-sumber sekunder

yang berkenaan atau bersinggung dengan judul, serta tulisan-tulisan lain

yang mendukung pembahasan yang berkenaan dengan materi skripsi ini.

2. Metode pengolahan data

Dalam pengolahan data ini penulis menggunakan metode induktif,

yaitu pola berpikir bertolak dari hal-hal yang sifatnya khusus menuju

kepada hal-hal yang sifatnya umum. Berfikir induktif ini dimulai dari fakta

yang khusus, peristiwa-peristiwa yang kongkrit, kemudian dari fakta-fakta

atau peristiwa yang kongkrit itu dicari generalisasi yang mempunyai sifat

umum.11

Metode induktif ini digunakan untuk memformulasikan kerangka

fikir yang lebih mendalam tentang Nilai-nilai kerukunan beragama dalam

buku ajar agama Islam tingkat SMA.

10

Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jogjakarta: Rake Sarasin,

1996), hlm 159. 11

Sutrisno Hadi, Metodologi Research I, (Yogyakarta, Andi Ofset, 1984), hlm 42.

Page 19: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl-ahmad...Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan ... bahasa dan agama

9

3. Metode analisis data

Untuk menganalisa data, maka digunakan metode content analysis

(analisis isi). Content analysis (analisis isi) digunakan melalui proses

mengkaji data yang diteliti. Dari hasil analisis isi ini diharapkan akan

mempunyai sumbangan teoritik.12

G. Sistematika Pembahasan

Dalam penyusunan skripsi ini penyusun menggunakan sistematika

pembahasan yang dituangkan dalam tiga bagian dan disusun secara sistematis

untuk mempermudah pemahaman, sehingga mampu mencapai tujuan yang

dikehendaki penelitian.

1. Bagian Muka

Pada bagian ini memuat judul, nota persetujuan, pengesahan, kata

pengantar dan daftar isi.

2. Bagian Isi

Pada bagian ini terdiri dari beberapa bab yang masing-masing terdiri dari

beberapa sub bab dengan susunan sebagai berikut :

Bab I : PENDAHULUAN

Bab ini meliputi : latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penulisan skripsi, tela‟ah pustaka,

metode penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.

Bab II : LANDASAN TEORI

Berisikan tentang tinjauan umum tentang kerukunan

beragama: meliputi pengertian kerukunan beragama ,

pentingnya kesadaran kerukunan beragama, kerukunan

beragama perspektif Islam.

Bab III : Nilai-nilai kerukunan beragama dalam buku ajar

Pendidikan Agama Islam tingkat SMA.

12

Phil Astrid S. Susanto, Pendapat Umum, (Bandung: Bina Cipta, cet. II, 1986), hlm. 87.

Page 20: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl-ahmad...Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan ... bahasa dan agama

10

Bab IV : Merupakan analisis dari berbagai pokok masalah yang

sudah dibahas dalam bab-bab di muka meliputi tentang

nilai-nilai kerukunan beragama yang terdapat di dalam

buku ajar agama Islam tingkat SMA.

Bab V : Berisi penutup, yang meliputi kesimpulan, saran-saran,

lampiran dan penutup.

3. Bagian Akhir

Bagian akhir skripsi ini terdiri dari : daftar pustaka, lampiran-lampiran dan

daftar riwayat pendidikan penulis.

Page 21: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl-ahmad...Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan ... bahasa dan agama

11

BAB II

TINJAUAN UMUM

NILAI-NILAI KERUKUNAN BERAGAMA

A. Pengertian Nilai-nilai Kerukunan Beragama

Secara bahasa nilai berarti berguna, mampu akan berdaya, berlaku dan

kuat. Nilai adalah harkat, artinya kualitas suatu hal yang menjadi hal itu dapat

disukai, diinginkan, berguna atau dapat menjadi objek kepentingan.

Kemudian nilai adalah keistimewaan, artinya apa yang dihargai, dinilai tinggi,

atau dihargai sebagai suatu kebaikan. Lawan dari suatu nilai positif adalah

“tidak bernilai” atau “nilai negatif”. Baik akan menjadi suatu nilai dan

lawannya (jelek, buruk) akan menjadi suatu “nilai negatif” atau “tidak

bernilai”.1

Nilai merupakan sesuatu yang menarik bagi kita, sesuatu yang dicari,

berkualitas, sesuatu yang menyenangkan, sesuatu yang disukai dan

diinginkan, singkatnya sesuatu yang baik. Nilai sekurang-kurangnya memiliki

tiga ciri berikut ini.2 1) Nilai berkaitan dengan subyek. Kalau tidak ada subyak

yang menilai, maka tidak ada nilai juga. 2) Nilai tampil dalam suatu konteks

praktis, dimana subyak ingin membuat sesuatu. 3) Nilai-nilai menyangkut

sifat-sifat yang “ditambah” oleh subyek pada sifat-sifat yang dimiliki oleh

obyek. Nilai tidak dimiliki oleh obyek pada dirinya, karena obyek yang sama

bagi belbagai subyek dapat menimbulkan nilai yang berbeda-beda.

Kerukunan beragama adalah terbinanya keseimbangan antara hak dan

kewajiban dari setiap umat beragama. Keseimbangan antara hak dan

kewajiban itu adalah usaha yang sungguh-sungguh dari setiap penganut

agama untuk mengamalkan seluruh ajaran agamanya sehingga ia menjadi

1 Lorens Bagus, Kamus Filsafat, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1996), 713-714.

2 K. Bertens, Etika, (Jakarta: PT Gramedia, 1997), hlm 141.

Page 22: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl-ahmad...Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan ... bahasa dan agama

12

agamawan paripurna namun pada saat yang sama pengalaman ajaran

agamanya tidak bersinggungan dengan kepentingan orang lain yang juga

dimiliki hak untuk mengamalkan ajaran agamanya.3 Kerukunan umat

beragama merupakan suatu bentuk sosialisasi yang damai dan tercipta berkat

adanya toleransi agama. Toleransi agama merupakan suatu sikap saling

pengertian dan menghargai tanpa adanya diskriminasi dalam hal apapun,

khususnya dalam masalah agama. Kerukunan umat beragama adalah hal yang

sangat penting untuk mencapai sebuah kesejahteraan hidup di negeri ini.

Istilah “kerukunan antar umat beragama” secara formal muncul sejak

diselenggarakannya Musyawarah Antar Umat Beragama tanggal 30

November 1967 oleh Pemerintah dan berlangsung di Gedung Dewan

Pertimbangan Agung (DPA) Jakarta. Diadakannya Musyawarah Antar Umat

Agama tersebut karena pada saat itu timbul berbagai ketegangan antar

berbagai agama terutama antara Islam dan Kristen/ Katolik di beberapa

daerah, yang jika tidak segera diatasi akan dapat membahayakan persatuan

dan kesatuan bangsa Indonesia.4

Kata kerukunan berasal dari kata rukun yang berasal dari bahasa Arab,

ruknun (rukun) jamaknya arkan berarti asas atau dasar, misalnya: rukun

Islam, asas Islam atau dasar agama Islam. Dengan demikian, formulasi

kerukunan umat hidup beragama mengandung tiga unsur: (1) kesediaan untuk

menerima adanya perbedaan keyakinan dengan orang atau kelompok lain, (2)

membiarkan orang lain untuk mengamalkan ajaran yang diyakininya, dan (3)

kemampuan untuk menerima perbedaan selanjutnya menikmati suasana

kekhusyukan yang dirasakan orang lain sewaktu mereka mengamalkan ajaran

3 Al Munawar, Fikih Hubungan Antar Agama, hlm 53.

4 Puslitbang Kehidupan Keagamaan, Kompilasi Peraturan Perundang-Undangan Kerukunan

Hidup Umat Beragama (Jakarta: Puslitbang Kerukunan Keagamaan 2007), hlm 2.

Page 23: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl-ahmad...Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan ... bahasa dan agama

13

agamanya.5 Sebagai implikasinya, maka praktik keberagamaan seseorang atau

masyarakat senantiasa melahirkan bentuk-bentuk plural dan bahkan

melahirkan pengelompokan-pengelompokan. Dalam pengertian sehari-hari

kata rukun dan kerukunan adalah damai dan perdamaian. Dengan pengertian

ini jelas, bahwa kata kerukunan hanya dipergunakan dan berlaku dalam dunia

pergaulan.6 Maka kerukunan harus beranjak dari kesadaran spiritual masing-

masing pemeluk agama. Kesadaran ini dipandang lebih kuat dan berdasar

ketimbang hanya sebatas kesadaran rasional belaka. Maksudnya, pemahaman

terhadap ajaran agama secara luas, mendalam dan universal harus menjadi

benteng terdepan dalam membekali kematangan pengalaman dan rasionalitas

pemeluk agama. Ini terlihat dari bekal internal dari pemeluk agama

menempati posisi penting dalam memberdayakan kualitas keberagamaan.

Hidup rukun berarti orang saling tenggang rasa dan berlapang dada

satu terhadap yang lain. Rukun berarti saling menghormati, menghargai,

menerima seperti apa adanya. Dari sini dapat dikemukakan bahwa kerukunan

menyangkut masalah sikap dan ini tidak terpisahkan dari etika yang erat

terikat pada dan terpancar keluar dari agama yang diyakini.7 Telah

dikemukakan sebelumnya bahwa kata kerukunan hanya dipergunakan dan

berlaku dalam dunia pergaulan. Kerukunan antar umat beragama bukan

berarti merelatifisir agama-agama yang ada dengan melebur kepada satu

totalitas (sinkretisme agama) dengan menjadikan agama-agama yang ada itu

sebagai mazhab dari agama totalitas itu, melainkan sebagai cara atau sarana

untuk mempertemukan, mengatur hubungan luar antara orang yang tidak

5 Puslitbang, Kompilasi Peraturan Perundang-Undangan Kerukunan Hidup Umat

Beragama, hlm 6. 6 Said Agil Husin Al Munawar, Fikih Hubungan Antar Agama, (Ciputat: PT. Ciputat Press,

2005), hlm 4.

7 Martin Sardi, Agama Multidimensional, Kerukunan Hidup Beragama dan Integritas

Nasional, (Bandung: Alumni, 1983), hlm 64.

Page 24: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl-ahmad...Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan ... bahasa dan agama

14

seagama atau antara golongan umat beragama dalam setiap proses kehidupan

sosial kemasyarakatan.8

Dalam mewujudkan hidup bersama secara harmonis, di kalangan

penganut agama selalu terjadi dua bentuk sikap. Pertama saling menghargai

dan menghormati itu berjalan secara “formalitas”. Artinya seseorang

menghormati penganut agama lain hanya karena kepentingan semata.

Misalnya, sama-sama mendiami dunia yang satu, manusia tidak pantas saling

membunuh, menindas dan mengusir. Atau sama-sama satu bangsa dan negara,

sepantasnyalah umat beragama saling rukun demi cita-cita bersama. Kedua,

penghormatan terhadap orang yang menganut agama lain muncul bukan

karena kepentingan politik semata, tetapi lebih dari itu karena adanya

kesadaran bahwa agama-agama yang dianut manusia di bumi ini memiliki

ajaran yang didasarkan pada teks-teks suci dan akar harmonis dalam bentuk

titik temu yang sangat mendasar.9

Sementara kata agama yang dimaksud disini adalah kata yang berasal

dari bahasa sansekerta yang berarti tidak kacau atau berarti peraturan dalam

bahasa Indonesia.10

Sedangkan dalam Islam agama terjemahan dari lafadz

addin, yakni suatu syarat atau perundang-undangan lengkap di luar ciptaan

manusia. Kata agama juga terjemahan dari kata millah yang artinya

masyarakat yang melakukan upacara (tradisi) peribadatan.11

8 Al Munawar, Fikih Hubungan Antar Agama, hlm 5.

9 Syahrin Harahap, Teologi kerukunan, (Jakarta ; Prenada 2011), hlm 53.

10

Zaenal Arifin Abbas, Perkembangan Pemikiran terhadap Agama (Jakarta Pustaka al-

Husna 1984), hlm. 39.

11

Arifin Abbas, Perkembangan ; Pemikiran terhadap Agama, hlm. 59-60.

Page 25: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl-ahmad...Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan ... bahasa dan agama

15

Adapun definisi agama adalah suatu jenis sistem sosial yang dibuat

oleh penganut-penganutnya yang berporos pada kekuatan-kekuatan non

empiris yang dipercayai dan didayagunakannya untuk mencapai keselamatan

bagi diri mereka dan masyarakat umumnya.12

Kehidupan beragama pada

dasarnya merupakan kepercayaan terhadap keyakinan adanya kekuatan gaib,

luar biasa atau supernatural yang berpengaruh terhadap kehidupan individu

masyarakat, bahkan terhadap segala gejala alam. Kepercayaan itu

menimbulkan perilaku tertentu, seperti berdoa, memuja dan lainnya, serta

menimbulkan sikap mental tertentu, seperti rasa takut, rasa optimis, pasrah,

dan lainnya dari individu dan masyarakat yang mempercayainya.13

Keagamaan didefinisikan sebagai pencarian akan realitas yang asli. Dalam

rangka pencarian tersebut agama-agama merasa terdorong untuk menegaskan

dirinya sebagai yang benar untuk menawarkan wahyu sebagai jalan

keselamatan atau pembebasan. Kedalaman penghayatan agama pada dasarnya

adalah orang yang terbebas dari keterikatan terhadap simbol karena simbol

dipahami tidak lebih dari sekedar sebagai jalan masuk ke dalam substansi

ajaran.14

Seperti yang kita ketahui, Indonesia memiliki keragaman yang begitu

banyak. Tak hanya masalah adat istiadat atau budaya seni, tapi juga termasuk

agama. Walau mayoritas penduduk Indonesia memeluk agama Islam, ada

beberapa agama lain yang juga dianut penduduk ini. Kristen, Khatilik, Hindu,

dan Budha adalah contoh agama yang juga banyak dipeluk oleh warga

Indonesia. Setiap agama tentu punya aturan masing-masing dalam beribadah.

12

Dadang Kahmad, Sosiologi Agama, (Yogyakarta: Kanisisu,1994), hlm. 129.

13

Bustanul Agus, Agama Dalam Kehidupan Manusia: Pengantar Antropologi Agama,

(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada), hlm 1.

14

Ridwan Lubis, Cetak Biru Peran Agama, Merajut Kerukunan, Kesetaraan, Gender dan

Demokrasi dalam Masyarakat Kultural, (Jakarta: Puslitbang Kehidupan Beragama) hlm 117.

Page 26: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl-ahmad...Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan ... bahasa dan agama

16

Namun perbedaan ini bukanlah alasan untuk berpecah belah. Sebagai satu

saudara dalam tanah air yang sama, menjaga kerukunan umat beragama di

Indonesia adalah suatu keharusan agar negara ini tetap menjadi satu kesatuan

yang utuh.

Namun karena sifat agama, khususnya Kristen dan Islam yang dinamis

dan berkembang, bahkan harus dikembangkan melalui misi dan dakwah maka

kerukunan beragama tersebut, disamping implikasinya yang positif terhadap

perjalanan bangsa, sering kali menjadi titik rawan yang dimanfaatkan dan

diklaim sebagai turut memicu terjadinya konflik-konflik sepanjang sejarah.

Bangsa ini telah berpapasan dengan berbagai masalah dalam kehidupan

beragama yang plural itu; interagama maupun antar-agama.15

Agama-agama

memiliki landasan teologisnya sendiri untuk mengklaim kebenaran dirinya.

Namun dalam waktu yang sama semua agama juga mempunyai dasar teologis

untuk menyatakan bahwa hanya Tuhan dan wahyunyalah yang merupakan

kebenaran absolut. Manusia yang menyampaikan ajaran agama itulah yang

melakukan interpretasi. Dan karena itu, interpretasi manusia atas wahyu

menjadi tidak absolut, dan tetap nisbi seiring dengan keterbatasannya selaku

manusia. Dengan semangat dan sikap ini, kemudian dasar-dasar pengertian

kerukunan dan keharmonisan beragama dapat dicapai.16

15

Syahrin, Teologi kerukunan, hlm 4.

16

Syahrin, Teologi kerukunan, hlm 90.

Page 27: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl-ahmad...Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan ... bahasa dan agama

17

B. Pentingnya Kesadaran Kerukunan Beragama

Kerukunan hidup umat beragama merupakan hal yang sangat prinsipal

dalam kehidupan masyarakat lebih lagi dalam kondisi keprihatinan pada masa

kini.17

Berbagai emosi sosial agama hampir merata terjadi di beberapa daerah.

Dapat dipastikan timbulnya berbagai tindakan anarki sosial agama pada

awalnya bertentangan dengan ajaran murni dari agama yang dianut berupa

ajaran kehidupan yang rukun. Hidup bertetangga yang baik dengan kelompok

sosial agama yang berbeda dengannya adalah suatu keniscayaan. Timbulnya

ketegangan- ketegangan hubungan antar kelompok sosial agama tidaklah

muncul dari dasar suatu kelompok sosial agama tetapi ada dorongan oleh

pihak luar dari kelompok sosial tersebut. Walaupun tidak dapat dipungkiri

bahwa faktor interen sangat berpeluang untuk memperkeruh keharmonisan

kerukunan beragama. Maka, kerukunan yang perlu dibangun bukan hanya

kerukunan antar agama, melainkan juga kerukunan antar orang atau kelompok

dalam agama yang sama.18

Kehidupan beragama yang dinamis merupakan faktor dasar yang

bersifat menentukan bagi terwujudnya stabilitas dalam masyarakat, persatuan

dan kerukunan, perdamaian dan ketenangan hidup, kehidupan beragama yang

dinamis dengan terciptanya kerukunan umat beragama tentu saja membawa

manfaat yang sangat besar. Untuk umat beragama terwujudnya kerukunan

umat beragama mempunyai manfaat, minimal terjaminnya serta dihormatinya

iman dan identitas mereka oleh pihak lain, dan maksimal adalah terbukanya

peluang untuk membuktikan keagungan agama mereka masing-masing dalam

hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

17

Badan Penelitian Pengembangan Agama , Dinamika Krukunan Hidup beragama menurut

Perspektif Agama-agama, Bingkai Teologi Kerukunan Hidup Beragama, ( Jakarta: Badan Penelitian

Pengenbangan Agama Proyek Peningkatan Kerukunan Hidup Beragama), hlm117.

18

Kahmad, Sosiologi Agama, hlm. 178.

Page 28: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl-ahmad...Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan ... bahasa dan agama

18

Sebagai kondisi maupun proses pengembangan pola-pola interaksi

sosial, kerukunan memiliki fungsi penting bagi penguatan dan pemeliharaan

struktur sosial suatu masyarakat. Kerukunan dapat menjadi katup pengaman

(Safety valve) bagi disintegrasi sosial. Kerukunan dapat mereduksi konflik, di

samping secara fungsional-struktural berfungsi membangun keseimbangan

masyarakat. Kerukunan dengan demikian, berfungsi mengontrol, memelihara,

menguatkan, dan membangun “ikatan sosial” struktus masyarakat. Kerukunan

mengontrol unsur untuk saling mengikat dan memelihara keutuhan bersama

agar tetap eksis dan survived. Secara terinci, makna dan fungsi kerukunan

dapat dipahami dalam berbagai konteks dimensi kehidupan masyarakat.19

Kehidupan beragama yang dinamis tercermin pada kerukunan hidup

beragama yang mantap, dan produktif dengan pribadi-pribadi umat beragama

yang matang dengan sikap moral otonom, kritis, dan terbuka. Tidak menutup

diri dari dialog, baik itu dialog kehidupan, dialog teologis, dialog perbuatan,

maupun dialog pengalaman agamis yang dilakukan secara terbuka dan lapang

dada, serta saling menghormati perbedaan masing-masing. Terlaksananya

suatu dialog memerlukan prasyarat kesadaran agama pada kedua belah pihak

harus kuat. Apabila dialog tematis (formal) belum dapat dilakasanakan, tidak

ada alasan untuk meninggalkan dialog sama sekali. Dalam hal ini dialog karya

atau kerja sama dalam bidang sosial dapat dilanjutkan. Dialog dalam bidang

sosial tampaknya lebih menguntungkan dari pada sekaligus kepada dialog

doktrin atau sistem.20

Karna dialog berusaha mengetahui batin orang lain,

maka lebih baik terlebih dahulu memulai dari dialog karya, baru kemudian

pada dialog doktrin dan sistem.

19

Ridwan Lubis, Cetak Biru Peran Agama, Merajut Kerukunan, Kesetaraan, Gender dan

Demokrasi dalam Masyarakat Kultural, hlm 8.

20

Zakiah Daradjat, dkk, Perbandingan Agama 2, (Jakarta: Bumi Aksara, 1984), hlm 145.

Page 29: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl-ahmad...Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan ... bahasa dan agama

19

Dialog antar umat beragama membantu untuk meningkatkan kerja

sama antara pemeluk-pemeluknya, hingga dengan demikian secara bersama-

sama kita dapat menegakkan kemanusiaan, keadilan, perdamaian, dan

persaudaraan. Dialog akan mengatasi rivalitas, penindasan, kebencian,

menciptakan harmoni dan menjauhkan sikap hidup yang saling

menghancurkan. Dalam konteks ini, dialog antar agama bisa dilakukan dalam

berbagai bentuk, seperti dialog kehidupan, dialog kerja sosial, dialog untuk

do‟a bersama (istighosah), dan dialog diskusi teologis. Dialog kehidupan

terjadi pada tingkat kehidupan sehari-hari, seperti yang terjadi di dalam

kehidupan masyarakat, tanpa pembahasan secara formal, di mana setiap orang

memerkaya dirinya dengan mengamati dan mencontoh praktik dan nilai dari

pelbagai macam agama.

Untuk meningkatkan pembinaan kerukunan hidup umat beragama

maka dipandang perlu dikaji lebih lanjut akar dari kemungkinan munculnya

gangguan terhadap kerukunan. Salah satunya, dikarenakan adanya perasaan

yang saling kurang mempercayai antara satu kelompok dengan kelompok lain

disebabkan oleh dinamika yang kurang seimbang antara yang satu kelompok

dengan kelompok yang lain sehingga terdapat kesan yang satu menjadi

“ancaman” terhadap yang lain. Namun untuk itu tentu saja diharapkan

terwujud dengan tindakan nyata seperti menghindari unsur-unsur yang dapat

memicu kerenggangan hubungan dengan :21

1. Hendaknya dapat didorong untuk mewujudkan kerukunan yang aktif

berupa saling kerja sama dalam bentuk sosial kemasyarakatan baik

bergotong royong antara berbagai agama.

21

Badan Penelitian Pengenbangan Agama , Dinamika Krukunan Hidup beragama menurut

Perspektif Agama-agama, Bingkai Teologi Kerukunan Hidup Beragama, hlm121.

Page 30: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl-ahmad...Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan ... bahasa dan agama

20

2. Pemerintah hendaknya secara bijaksana melakukan program

pemberdayaan institusi lokal yang ada dan berkembang disetiap kelompok

masyarakat sehingga dinamika kreativitas dan inovasi dapat ditumbuhkan

dan dengan sistem demikian ketahanan tumbuh dengan sendirinya. Maka

diperlukanlah dari tokoh-tokoh informal dapat berperan aktif.

3. Pemimpin-pemimpin agama di daerah hendaknya semakin proaktif untuk

membangun jalinan persahabatan di antara pemimpin agama-agama yang

berbeda dan ide persahabatan itu hendaknya muncul dari dorongan

internal mereka tanpa ada sedikitpun keterancaman. Selama ini terdapat

kesan bahwa diperankan oleh kekuatan supra struktural yaitu para pejabat

pemerintah, dan itupun dilakukan karena dilatarbelakangi oleh terjadinya

kasus-kasus aktual yang perlu dibicarakan bersama.

Persoalan kerukunan umat beragama senantiasa perlu terus-menerus

disosialisasikan. Karena tak dapat dipungkiri banyak konflik antarumat

beragama dan intern umat beragama pada kenyataannya masih terus

berlangsung hingga hari ini. Kerukunan umat beragama sangat kita perlukan,

agar kita semua bisa menjalani kehidupan beragama dan bermasyarakat di

bumi Indonesia ini dengan damai, sejahtera, dan jauh dari kecurigaan kepada

kelompok-kelompok lain. Dengan begitu, agenda-agenda kemanusiaan yang

seharusnya dilakukan dengan kerja sama antaragama, seperti memberantas

kemiskinan, memerangi kebodohan, mencegah korupsi, membentuk

pemerintahan yang bersih, serta memajukan bangsa, dapat segera dilakukan

dengan sebaik-baiknya.

Agenda-agenda tersebut, jelas tidak dapat dilaksanakan dengan

optimal, jika masalah kerukunan umat beragama belum terselesaikan. Fakta

menjelaskan meskipun setiap agama mengajarkan tentang kedamaian dan

keselarasan hidup, realitas menunjukkan keberagaman agama bisa memicu

pemeluknya saling berbenturan dan bahkan terjadi konflik. Konflik jenis ini

dapat mempunyai dampak yang amat mendalam dan cenderung meluas.

Page 31: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl-ahmad...Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan ... bahasa dan agama

21

Bahkan implikasinya bisa sangat besar sehingga berisiko sosial, politik

maupun ekonomi yang besar pula. Karna bagaimanapun, konflik

berkepanjangan tidak hanya berakibat kian sulitnya untuk dicarikan solusinya,

namun juga berdampak kian rusaknya tatanan kehidupan masyarakat itu

sendiri. Dengan demikian, resolusi konflik sosial merupakan sebuah

keniscayaan dalam upaya membangun kembali integrasi sosial yang lebih

solid, kompak, kuat, harmonis, dan penuh kedamaian.22

Suatu hal yang tidak kalah penting adalah bagaimana agar kerukunan

umat beragama itu tidak terus bersifat top-down, elitis, dan berhenti pada

dialog formal dan seremonial saja. Kerukunan umat beragama memang harus

didorong dan diberikan motivasi oleh penyelenggara pemerintah, juga

hendaknya diupayakan penyediaan fasilitas untuk mendukung itu. Akan

tetapi, para pemuka agama harus berinisiatif agar kesadaran ini terus tersebar

dalam level gressroots dan menjadi bagian dari pentingnya menjaga

keharmonisan. Seringnya konflik dan pertikaian yang menggunakan „baju

agama‟, merebaknya aksi-aksi teroris, pembakaran dan pengrusakan sarana

dan tempat-tempat ibadah, masih adanya saling curiga mencurigai antara umat

Islam dan kristen serta kepada agam-agama lainnya, cukup membuktikan

kegagalan para penganjur „perdamaian‟ tersebut.23

Meskipun begitu, „doktrin‟

perdamaian dan persahabatan ini harus senantiasa diteruskan dan

diperjuangkan.

Berdasarkan uraian ikhwal pentingnya kerukunan sebagai sarana

membangun keseimbangan sosial, keamanan, kedamaian, dan ketahanan

sosial, maka adalah jelas bahwa kerukunan hidup beragama menjadi hal yang

teramat penting dan strategis. Kerukunan beragama, yang pada dasarnya

22

Ridwan Lubis, Cetak Biru Peran Agama, Merajut Kerukunan, Kesetaraan, Gender dan

Demokrasi dalam Masyarakat Kultural, hlm 7.

23

Syamsul Ma‟arif, The Beauty Of Islam Dalam cinta Dan Pendidikan Pluralisme,

(Semarang: NEED‟S PRESS 2008), hlm 28.

Page 32: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl-ahmad...Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan ... bahasa dan agama

22

bentuk kerukunan yang dilandasi oleh nilai-nilai ajaran agama, menjadi faktor

penentu dalam tingkat keberhasilan membangun kesadaran rukun dalam

beragama. Sedikitnya ada lima kualitas hidup umat beragama yang perlu

dikembangkan, yaitu: nilai religiusitas, keharmonisan, kedinamisan,

kreativitas, dan produktivitas.

Pertama, kualitas kerukunan hidup umat beragama harus

merepresentasikan sikap religius umatnya. Kerukunan yang terbangun

hendaknya merupakan bentuk dan suasana hubungan yang tulus yang

didasarkan pada motif-motif suci dalam rangka pengabdiannya pada Tuhan.

Oleh karna itu, kerukunan benar-benar dilandaskan pada nilai kesucian,

kebenaran, dan kebaikan dalam rangka mencapai keselamatan dan

kesejahteraan umat.

Kedua, kualitas kerukunan hidup umat beragama harus mencerminkan

pola interaksi antara sesama umat beragama yang harmonis, yakni hubungan

yang serasi, selaras, tenggang rasa, saling menghormati, saling mengasihi dan

menyayangi, saling peduli yang didasarkan pada nilai persahabatan,

kekeluargaan, persaudaraan, dan rasa sepenanggung.

Ketiga, kualitas kerukunan hidup umat beragama harus diarahkan pada

pengembangan nilai-nilai dinamik yang direpresentasikan dengan susasana

hubungan interaktif, bergerak, bersemangat, dan bergairah dalam

mengembangkan nilai kepedulian, keaktifan, dan kebajikan bersama.

Keempat, kualitas kerukunan hidup umat beragama harus

diorientasikan pada pengembangan suasana kreatif. Suasana yang

dikembangkan, dalam konteks kreativitas interaktif diantaranya suasana yang

mengembangkan gagasan, upaya, dan kreativitas bersama dalam berbagai

sektor kehidupan untuk kemajuan bersama yang bermakan.

Kelima, kualitas kerukunan hidup umat beragama harus diarahkan

pula pada pengembangan nilai produktivitas umat. Untuk itu, kerukunan

ditekankan pada pembentukan suasana hubungan yang mengembangkan nilai-

Page 33: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl-ahmad...Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan ... bahasa dan agama

23

nilai sosial praktis dalam upaya mengentaskan kemiskinan, kebodohan dan

ketertinggalan, seperti mengembangkan amal kebajikan, bakti sosial, badan

usaha, dan berbagai kerja sama sosial-ekonomi yang menyejahterakan umat.24

C. Kerukunan Beragama Perspektif Islam

Sesuai dengan fungsinya sebagai kitab suci Al-Quran tidak pernah

membisu bila saja diminta pertimbangan oleh siapa saja untuk mencari jalan

keluar dan memberi petunjuk dari problematika yang senantiasa menghadang

dunia dan kemanusiaan sepanjang sejarah :

“Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi

mereka yang bertaqwa”.(QS.al-Baqoroh.2)

Kerukunan hidup beragama, disamping merupakan keinginan dasar

umat manusia, juga merupakan salah satu tujuan utama dari ajaran agama.

Islam mengajarkan sekaligus menginginkan bahwa manusia itu hidup saling

berdampingan dalam kerukunan dan kedamaian. Secara etimologi,

keingininan ini tercermin dari kata Islam itu sendiri yang berarti damai,

sejahtera, rukun, tunduk dan patuh. Dari arti kata tersebut terlihat jelas bahwa

Islam melalui al-Qur‟an, mengajarkan kepada umat manusia agar senantiasa

tetap dalam bingkai kedamaian dan kerukunan, tidak hanya kerukunan

horizontal namun juga dalam kerukunan vertikal. Banyak sekali kalimat-

kalimat (firman) Allah SWT yang berbicara tentang persoalan tersebut antara

lain firman-Nya yang berbunyi:

24

Ridwan Lubis dkk, Penuntun Kerukunan Hidup Umat Beragama, (Bandung: CiptaPustaka

Media Bandung, 2004), hlm 41-43.

Page 34: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl-ahmad...Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan ... bahasa dan agama

24

“Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang

laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa -

bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.

Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah

ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah

Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.”(Q.S/ al-Hujurat.13)

Dalam tataran historis, Nabi Muhammad SAW pernah memberi

tauladan yang dapat memberi inspirasi dihadapkan para pengikutnya. Sejarah

mencatat, Nabi ketika membuat Piagam Madinah25

dilakukan dengan cara

hikmah. Karena di dalamnya untuk berhubungan dengan non-Muslim, tidak

ada satu katapun yang menyebut Islam, tidak ada kata Al-Quran, maupun

Hadits. Piagam itu memuat kesepakatan antara Muhammad, kaum Musyrik,

dan Yahudi. Secara garis besar, Piagam Madinah itu berisi, masing-masing

berkewajiban menjaga keamanan dan stabilitas Madinah. Dalam pasal 47

pasal yang termuat di dalamnya statment yang diangkat meliputi masalah

monoteisme, persatuan-kesatuan, persamaan hak, keadilan, kebebasan

beragama, bela negara, pelestarian adat, perdamaian dan proteksi.26

Oleh karena itu, dapatlah dikatakan, bahwa Islam memiliki kepedulian

tinggi terhadap persoalan kesetaraan antar etnis dan ras. Piagam Madinah

25

Suatu perjanjian antara golongan-golongan Muhajirin, Ansor, dan Yahudi yang mengakui

kebebasan mereka beragama, menjamin harta benda mereka, menetapkan kewajiban-kewajiban

mereka dan menjamin hak-hak mereka. Piagam Madinah suatu dokumen penting untuk memahami

status orang-orang non Muslim dalam suatu masyarakat yang didominasi orang-orang Muslim.

Didalamnya memuat undang-undang yang penting dalam mengatur kehidupan masyarakat umum dan

kehidupan politik bersama penduduk Madinah. Lihat Suyuthi Pulungun, Prinsip-prinsip Pemerintahan

Dalam Piagam Madinah Ditinjau Dari Pandangan Al-Quran, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada),

hlm 15-16

26

Syamsul Ma‟arif, The Beauty Of Islam Dalam cinta Dan Pendidikan Pluralisme, hlm 68.

Page 35: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl-ahmad...Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan ... bahasa dan agama

25

merupakan bukti yang dapat dikemukakan bagi kerja sama kaum Muslimin

dengan kelompok agama lain. Sekaligus menunjukkan bahwa Rasulullah telah

melambangkan asas toleransi beragama yang dinyatakan dalam Quran (Lihat

Surat al-Baqarah: 156, al-Madinah: 48, dan al-Kafirun: 6) pada bagiannya

untuk masyarakat Madinah, yang sekaligus merupakan piagam pertama yang

mengakui kebebasan hati nurani yang kita dapat dalam sejarah umat manusia.

Sejak awal kehadirannya, agama Islam telah mengisyaratkan bahwa

harapan mengenai satu agama untuk seluruh umat manusia merupakan satu

harapan yang tidak realistis. Oleh karenanya, agama ini segera memberi

petunjuk yang jelas menyangkut kehidupan yang beragam. Hal ini dipelajari

dari rentetan firman Allah SWT, berikut ini:27

“dan Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang

yang di muka bumi seluruhnya. Maka Apakah kamu (hendak)

memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman

semuanya ?” (QS.10/Yunus:99)

“dan Katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; Maka

Barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan

Barangsiapa yang ingin (kafir) Biarlah ia kafir”.(QS.18/Al-Kahfi:29)

27

Syahrin, Teologi kerukunan, hlm 16.

Page 36: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl-ahmad...Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan ... bahasa dan agama

26

Prinsip yang sama juga dijumpai dalam surat al-Isra‟ ayat 107 :

“Katakanlah: "Berimanlah kamu kepadanya atau tidak usah beriman

(sama saja bagi Allah). Sesungguhnya orang-orang yang diberi

pengetahuan sebelumnya apabila Al Quran dibacakan kepada mereka,

mereka menyungkur atas muka mereka sambil bersujud.(QS.17/ al-

Isra‟: 107

„Hendaklah diingat bahwa al-Quran menyeru orang agar beriman‟

karena jalan iman itu adalah yang terbaik. Akan tetapi bila seruan itu tidak

ditanggapi, maka prinsip pilihan bebas untuk tidak beriman harus diakui

sebagai suatu kenyataan.

Setiap agama membawa misi sebagai pembawa kedamaian dan

keselarasan hidup, bukan saja antar manusia, tetapi juga antar sesama

makhluk Tuhan penghuni semesta ini. Di dalam terminologi Al-Qur‟an, misi

suci itu disebut rahmatan lila al-„alamin (rahmat dan kedamaian bagi

semseta).28

Keberagaman agama adalah hukum Tuhan (sunatullah) yang

diciptakan untuk kebaikan manusia sendiri. Sebab jika Tuhan menghendaki,

Dia bisa saja hanya menciptakan satu agama dan satu golongan masyarakat.

Namun Tuhan menginginkan keberagaman agar manusia bisa saling

menolong, membantu, bekerja sama dan saling berlomba untuk mencapai

kebaikan.29

28

Kahmad, Sosiologi Agama, hlm. 169.

29

Ahmad Fuad Fanani, Islam Mazhab Kritis; Menggagas Keberagamaan Libratif, (Jakarta:

Buku Kompas, 2004), hlm 7.

Page 37: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl-ahmad...Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan ... bahasa dan agama

27

Ayat al-Quran yang sangat berkaitan dengan penegasan bahwa

keberagaman merupakan sunatullah adalah (Al- Maidah : 48).

....

“Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu

umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-

Nya kepadamu, Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. hanya

kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya

kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu”

Terjadinya ketidakrukunan dalam masyarakat bukan karena ajaran

agamanya, tetapi oleh penganutnya yang kurang memahami ajaran atau ada

motif tertentu. Dalam agama Islam diajarkan sifat toleransi terhadap agama

lain, seperti dimuat dalam surat Al Kafirun ayat 6:

“Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku.”

Pada bagian lain Al-Qur‟an mengajak kepada seluruh penganut-

penganut agama lain dan penganut agama Islam sendiri untuk mencari “titik

temu” (Kalimatun Sawa) di luar aspek teologis yang memang sudah berbeda.

Pencarian titik temu antar umat beragama dapat dimungkinkan lewat berbagai

cara, salah satunya lewat etika, karna lewat pintu etika manusia beragama

secara universal menemui tantangan-tantangan kemanusiaan yang sama.

Pencarian titik temu antar umat beragama lewat perjumpaan dan dialog yang

konstruktif berkesinambungan merupakan tugas manusia yang abadi.

Sesuai dengan petunjuk al-Quran, sudah menjadi fakta sejarahlah

bahwa Allah menciptakan manusia terbagi dalam berbagai kelompok dan

komunitas, yang masing-masing memiliki orientasi atau tujuan hidupnya

sendiri sesuai dengan keyakinannya. Oleh karena itu, pada masing-masing

komunitas atau kelompok diharapkan dapat menerima kenyataan keragaman,

Page 38: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl-ahmad...Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan ... bahasa dan agama

28

dan saling toleran dan memberikan kebebasan serta kesempatan pada mereka

untuk menjalankan sistem kepercayaan (agama) yang diyakininya. Hal ini

dipertegas oleh ayat al-Quran surat Al-Baqoroh ayat 148 :

Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap

kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. di

mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu

sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas

segala sesuatu.

Menurut Dr. Nurcholish Madjid ayat tersebut dimulai dengan

kenyataan tentang fakta bahwa masyarakat dalam dirinya sendiri terbagi ke

dalam berbagai macam kelompok dan komunitas, yang masing-masing

memiliki orientasi kehidupannya sendiri yang memberikannya arah petunjuk.

Komunitas-komunitas tersebut menurutnya diharapkan dapat menerima

kenyataan tentang adanya keragaman. Saling toleran dalam memberikan

kebebasan dan kesempatan setiap orang untuk menjalani kehidupan sesuai

dengan sistem kepercayaan mereka masing-masing, dan komunitas yang

berbeda tersebut saling berlomba-lomba dalam cara yang dapat dibenarkan

dan sehat, guna meraih sesuatu yang baik bagi semuanya.30

30

Nurcholish Madjid, Pluralisme Agama di Indonesia,(Bandung: Mizan, 1998 ), hlm 62.

Page 39: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl-ahmad...Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan ... bahasa dan agama

29

Selain itu pemaksaan dalam hal beragama sendiri adalah bertentangan

dengan martabat manusia sebagai makhluk yang merdeka. Dalam QS. Al-

Baqarah : 256

Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya

telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. karena itu

Barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah,

Maka Sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang kuat

yang tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi Maha

mengetahui.

Kutipan al-Quran di atas bisa dikatakan inti dan sekaligus pemahaman

masalah kebebasan beragama yang bermuara pada kerukunan beragama,

menurut pandangan Islam. Itu dimulai dengan fakta bahwa umat manusia

terbagi dalam berbagai kelompok masing-masing mempunyai tujuan hidup

berbeda menjunjung tinggi nilai-nilai agama berarti juga menjunjung tinggi

nilai-nilai kemanusiaan yang mewujud pada penghargaan dan pembebasan.

Sebab keberagaman yang bersumber pada keyakinan dirilah yang bisa

mengembangkan nilai-nilai kemanusiaan yang bisa ditransformasikan pada

nilai sosial.

Sebenarnya hubungan Islam dan kerukunan dalam beragama terletak

pada semangat humanitas dan universalitas Islam. Wujud humanitasnya yaitu

Islam adalah agama kemanusiaan (fitrah) yang sangat peduli pada urusan-

urusan sosial dan kemasyarakatan. Maka Islam menjadi agama yang

mewujudkan rahmat bagi seluruh manusia. Jadi bukan untuk semata-mata

menguntungkan komunitas Islam saja.31

Sedangkan universalitas Islam yang

31

Ruslani, Masyarakat Kitab dan Dialog antaragama studi atas Pemikiran Muhammad

Arkoun,(Jakarta: Bentang, 2000), hlm 158.

Page 40: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl-ahmad...Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan ... bahasa dan agama

30

dimaksud adalah, secara teologis perkataan al-Islam berarti sikap pasrah pada

Tuhan atau perdamaian. Maka dengan itu, Islam juga memberikan respons

positif pada agama-agama lain yang berada di muka bumi. Karena agama-

agama tersebut mengajarkan kebaikan, perdamaian, persaudaraan dan pasti

menolak segala bentuk kejahatan.

Kaum muslimin diperbolehkan mengajak orang-orang non muslim

untuk menuju jalan Islam, tetapi mereka tidak dapat memaksakan kehendak.

Umat Islam tidak boleh mempengaruhi siapapun untuk menerima agama

Islam dengan cara melakukan tekanan-tekanan sosial dan politik. Kebebasan

ini bukan hanya berkaitan dengan masalah agama semata-semata, namun juga

dengan kebebasan berpolitik dan beridiologi.32

Islam tidak hanya melarang

penggunaan paksaan dan kekerasan dalam masalah keyakinan beragama,

tetapi juga melarang penggunaan bahasa yang kasar terhadap agama-agama

yang berlainan, disebutkan dalam Surat Al-An‟am ;108

Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka

sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan

melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan

Setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. kemudian kepada

Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada

mereka apa yang dahulu mereka kerjakan.

32

Ma‟arif, The Beauty Of Islam Dalam cinta Dan Pendidikan Pluralisme, hlm 66.

Page 41: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl-ahmad...Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan ... bahasa dan agama

31

Begitulah, jika berbicara mengenai agama yang akan berperan besar di

masa kini. Islam sebagai salah satu agama besar dunia pantas ditoleh. Hal ini

tentu kurang fair jika diklaim hanya sebagai sikap apologetik penganut dan

pendukung agama ini. Namun kata kunci yang perlu diperhatikan adalah

kesanggupan dan kearifan.33

Kesanggupan maksudnya adalah kesanggupan

umatnya untuk membumikan kesempurnaan dan universalitas ajaran agama

ini pada tataran kehidupan, bukan pada konsep-konsep dan jargon-jargon.

Adapun kearifan mengarahkan pada sejauh mana kearifan mereka untuk

membumikan aspek paling dinamis, humanis, dan kosmopolitan dari ajaran

agamanya demi kebaikan untuk seluruh umat manusia.

33

Syahrin, Teologi kerukunan, hlm 34.

Page 42: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl-ahmad...Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan ... bahasa dan agama

32

BAB III

NILAI-NILAI KERUKUNAN BERAGAMA DALAM BUKU AJAR

AGAMA ISLAM TINGKAT SMA

Buku ajar merupakan jenis buku yang diperuntukkan bagi siswa

sebagai bekal pengetahuan dasar, dan digunakan sebagai sarana belajar serta

dipakai untuk menyertai sekolah. Buku ajar merupakan salah satu sarana

keberhasilan pelaksanaan proses belajar mengajar. Buku ajar juga merupakan

satu kesatuan unit pembelajaran yang berisi informasi, pembahasan serta

evaluasi. Bahan ajar dalam buku ajar yang tersusun secara sistematis akan

mempermudah peserta didik dalam mempelajari materi sehingga mendukung

ketercapaian tujuan pembelajaran.1

Tidak dapat dimunafikan, buku ajar di dalam praktik pendidikan kita

masih merupakan sumber belajar yang paling dominan bahkan paling sentral.

Buku ajar masih merupakan satu-satunya buku rujukan yang dibaca oleh

siswa, bahkan juga oleh sebagian besar guru. Ketergantungan siswa dan guru

yang begitu besar kepada buku ajar menginspirasikan peluang strategis bagi

pengembangannya.

Buku ajar menyediakan fasilitas bagi kegiatan belajar mandiri, baik

tentang substansinya maupun tentang penyajiannya. Dipandang dari proses

pembelajaran, buku ajar mempunyai peran penting. Jika tujuan pembelajaran

adalah untuk menjadikan siswa memiliki berbagai kompetensi, maka

perancangan buku ajar harus memasukkan sejumlah prinsip yang dapat

meningkatkan kompetensi yang hendak dimiliki siswa.2

1 www.bemrant.wordpress.com, rekonstruksi buku ajar dengan mempertimbangkan

karakteristik bidang study dan peserta didik, diakses 18 Maret 2011 Pkl. 20:00 WIB.

2 http://id.shvoong.com, bahan ajar dan materi ajar, diakses 21 Maret 2011 Pkl 19.00

WIB.

Page 43: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl-ahmad...Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan ... bahasa dan agama

33

Buku ajar yang baik membantu para siswa dalam memahami materi

apa yang akan disampaikan. Buku ajar yang baik juga memberikan sejumlah

alternatif materi yang dapat digabungkan dengan materi dari sejumlah sumber

lainnya. Cara penyajian dalam sebuah buku ajar dapat dijadikan contoh untuk

menyajikan bahan dalam kegiatan pembelajaran siswa.

Buku ajar selain sebagai media pembelajaran juga memiliki implikasi

sebagai media sosialisasi nilai-nilai atau fenomena-fenomena yang ada dalam

masyarakat, salah satunya kerukunan beragama. Dalam proses

pembelajarannya kerukunan beragama disosialisasikan lewat instruksi,

penjelasan, metode, hingga buku ajar yang dipakai. Buku ajar/teks mempunyai

implikasi psikologis yang besar bagi peserta didik sehingga penting diketahui

nilai-nilai kerukunan beragama yang termuat, untuk mengeliminir bias dan

diskriminasi dalam beragama yang ada didalamnya.

Dalam hal ini peneliti, mencoba menguraikan materi yang tertuang

dalam buku ajar agama Islam kelas X, XI, dan XII yang bersinggungan

dengan nilai-nilai kerukunan beragama.

A. Nilai-nilai Kerukunan Beragama dalam Buku Ajar PAI Kelas X

Dalam muatan materi buku ajar PAI kelas X, XI, dan XII terbitan

Yudistira yang banyak dipakai oleh sekolah-sekolah menengah atas telah

menyesuaikan dan menerapkan materi keagamaan dan ajaran-ajaran Islam

dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sangat penting dilakukan karena

keberagaman merupakan pondasi dalam kehidupan setiap pribadi siswa.

Terlebih siswa siswi merupakan generasi penerus yang membutuhkan

bekal rohani dalam menghadapai kehidupan yang penuh dengan

keberagaman agama agar dapat hidup rukun dalam beragama.

Page 44: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl-ahmad...Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan ... bahasa dan agama

34

Berikut muatan materi kerukunan beragama dalam buku ajar

agama Islam kelas X.

Jika dilihat dari muatan materi yang tersusun dalam buku ajar agama

Islam kelas X ini. Maka, secara umum terdapat adanya muatan kerukunan

beragama diantaranya :

a. Bab II pada pembahasan memahami ayat-ayat Al Quran tentang

keikhlasan dalam beribadah. Dalam penjelasan sub bab penerapan

sikap dan perilaku di halaman 19 pada kalimat : saling mengingatkan

sesama muslim atau sesama manusia dalam kebaikan (beragama).

b. Bab III pada pembahasan meningkatkan keimanan kepada Allah

melalui pemahaman sifat-sifat-Nya dalam Asmaul Husna. Sub bab Ar

rahman di halaman 30 pandangan Al Ghazali bahwa buah yang

dihasilkan seseorang dari sifat rahman pada kehidupan seseorang

tersebut adalah ia akan menebarkan kasih sayang kepada sesamanya

dan ia pun tidak akan ragu mencurahkan kasih sayang tersebut kepada

sesama manusia tanpa memandang perbedaan suku, ras, atau agama.

c. Bab VI pada pembahasan memahami keteladanan Rasulullah dalam

membina umat periode Mekah. Sub bab kepribadian Muhammad saw

paragraf ke 6 yang menceritakan kisah perjalanan Muhammad ketika

berdagang ke Syam dan bertemu dengan pendeta Kristen bernama

Bukhaira, pendeta tersebut melihat tanda-tanda kenabian pada

Muhammad sesuai dengan petunjuk cerita-cerita Kristen, sebagai mana

termaktub dalam Injil. Pendeta tersebut menyarankan agar Muhammad

dibawa kembali untuk menyelamatkan Muhammad dari tindakan kasar

dan jahat orang-orang yahudi.

Page 45: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl-ahmad...Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan ... bahasa dan agama

35

d. Bab VII pada pembahasan memahami ayat-ayat Quran tentang

demokrasi. Surat An-Nahl Ayat 125.

serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845] dan

pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.

Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa

yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-

orang yang mendapat petunjuk.

Dalam penjelasan tersebut Islam wajib disyiarkan kepada seluruh

umat Islam. Akan tetapi, proses yang digunakan dalam mengajarkan

tentang Islam dengan metode yang baik.

B. Nilai-nilai Kerukunan Beragama dalam Buku Ajar PAI Kelas XI

Dalam muatan materi buku ajar agama Islam kelas XI secara

keseluruhan hanya ada satu bab yang menyinggung materi tentang

kerukunan beragama yaitu:

a. Bab VI yang membahas tentang perkembangan Islam pada abad

pertengahan. Bab ini hanya menampilkan kerukunan beragama pada

sub bab bidang akidah keagamaan dengan penjelasan; ajaran Islam

menjadi salah satu faktor terbukanya pemikiran masyarakat Eropa

yang saat itu terus-menerus dikungkung atau dibelenggu oleh

pertentangan aliran-aliran dalam agama Nasrani. Masyarakat dihimpit

dan dipaksa tunduk serta harus menerima apa saja pandangan,

pendapat, dan keinginan para pengusa gereja. Kala itu, Islam

mendorong masyarakat Eropa untuk keluar dari kekuasaan penguasa

agama (kristen) yang memperbudek akal, pikiran, harta dan fisiknya.

Page 46: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl-ahmad...Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan ... bahasa dan agama

36

C. Nilai-nilai Kerukunan Beragama dalam Buku Ajar PAI Kelas XII

Dalam muatan materi yang tersusun dalam buku ajar agama Islam

kelas XII secara keseluruhan juga menyesuaikan, pengembangan dan

menerapkan materi keagamaan dan ajaran-ajaran Islam dari muatan materi

keagamaan buku ajar PAI kelas XI dan kelas XII. Sedangkan muatan

materi kerukunan beragama terdapat pada :

a. Bab I yaitu ayat Al Quran tentang toleransi. Dapat disimpulkan bahwa

pembahasan-pembahasan dalam bab ini secara keseluruhan

menjelaskan ayat-ayat Quran tentang anjuran bertoleransi. QS Al

Kafirun,

Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku.

QS Yunus: 40-41,

Di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepada Al Quran,

dan di antaranya ada (pula) orang-orang yang tidak beriman

kepadanya. Tuhanmu lebih mengetahui tentang orang-orang yang

berbuat kerusakan.

Jika mereka mendustakan kamu, Maka Katakanlah: "Bagiku

pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. kamu berlepas diri terhadap

apa yang aku kerjakan dan akupun berlepas diri terhadap apa yang

kamu kerjakan".

Page 47: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl-ahmad...Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan ... bahasa dan agama

37

dan Al Kahfi: 29,

Dan Katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; Maka

Barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan

Barangsiapa yang ingin (kafir) Biarlah ia kafir". Sesungguhnya Kami

telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya

mengepung mereka. dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka

akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang

menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat

istirahat yang paling jelek.

berikut dengan penjelasan hingga menampilkan penerapan sikap dan

perilaku yang mencerminkan toleransi dalam beragama.

b. Bab VI yaitu sejarah perkembangan Islam di Indonesia. Dalam bab ini

menjelaskan sebelum Islam masuk, di Indonesia sudah terdapat

berbagai macam agama, seperi Hindu, Budha, animisme dan

dinamisme. Mereka hidup dengan tenteram dan damai. Kedatangan

dan penyebaran Islam di Indonesia diperkenalkan oleh para pedagang

dan mubalig muslim dengan ajaran-ajaran Islam yang mengajarkan

toleransi terhadap sesama manusia, saling menghormati, dan tolong

menolong. Perilaku penghayatan sejarah perkembangan Islam di

Indonesia dengan mencerminkan dari penghayatan terdapat manfaat

yang dapat diambil yaitu berusaha menjaga persatuan dan kerukunan

antar umat beragama, saling menghormati, dan tolong menolong.

c. Bab IX yaitu tata krama. Dalam bab ini menjelaskan makna persatuan

dan kerukunan. Persatuan dan kerukunan adalah dua hal yang berbeda,

tetapi bisa saling memperkuat. Dalam bab ini menguraikan bagaimana

Islam sebagai agama yang tidak pernah memaksa seseorang untuk

memeluk Islam dan menyebutkan QS Al Baqarah: 256 dan QS Al

Kafirun: 6 sebagi dalil dasar. Dalam bab ini juga menjelaskan dalam

Page 48: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl-ahmad...Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan ... bahasa dan agama

38

kaitannya mencapai kehidupan yang tenteram, damai, dan sejahtera

harus diawali dengan kondisi dimana masyarakat saling toleransi dan

rukun satu sama lain. Ada tiga macam bentuk kerukunan yang harus

diupayakan keberadaannya yaitu:

1) Kerukunan Intern Umat Beragama

Dalam Islam terdapat berbagai paham dan aliran atau mazhab,

terutama dalam fiqh. Perbedaan tersebut harus disikapi dengan arif

dan bijaksana agar tidak menimbulkan perpecahan dalam Islam

karena pada hakikatnya sesama umat Islam saling bersaudara

sebagaimana firman Allah QS AL Hujurat: 10.

Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu

damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu

dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.

2) Kerukunan Antarumat Beragama

Sikap tenggang rasa dan saling menghormati antara sesama umat

beragama sangat diperlukan agar terwujud masyarakat yang aman

dan damai. Meskipun demikian, toleransi antarumat beragama

dilakukan hanya sebatas masalah muamalah atau hubungan

kemanusiaan dan sosial kemasyarakatan. Adapun masalah akidah

dan ibadah, toleransi tidak diperkenankan karena justru dalam hal

itulah umat Islam memiliki ketentuan yang tegas. Dalam bab ini

juga menjelaskan pentingnya memperhatikan Surat Keputusan

Menteri Agama No. 70 Tahun 1978 tentang pedoman penyiaran

agama. Ada beberapa hal yang tidak dibenarkan melalui cara-cara :

a) ditujukan kepada orang yang telah memeluk suatu agama; b)

dilakukan dengan menggunakan bujukan atau pemberian materi,

uang, pakaian, makanan, minuman, dan lain-lain dengan tujuan

agar orang lain tertarik untuk memeluk suatu agama; dan c)

Page 49: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl-ahmad...Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan ... bahasa dan agama

39

dilakukan dengan cara masuk dari satu rumah ke rumah orang yang

telah memeluk suatu agama dengan dalih apapun.

3) Kerukunan Umat Beragama dengan Pemerintah

Secara historis, bangsa Indonesia adalah bangsa yang religius. Oleh

karena itu, pemerintah menggalang seluruh umat beragama untuk

memberi dukungan terhadap program-program pemerintah. Demi

terciptanya kerja sama yang harmonis, pemerintah juga memberi

perlindungan serta rasa aman kepada setiap umat beragama untuk

menjalankan agamanya masing-masing. Terciptanya kerukunan

antarumat beragama dengan pemerintah, bukanlah suatu hal yang

mustahil. Apabila hal tersebut dapat terlaksana, maka negara kita

akan menjadi negara yang bersar, aman, dan tenteram di bawah

naungan rida Allah set. Taatnya umat beragama kepada pemerintah

terbatas pada hal-hal yang makruf saja sebagaimana firman Allah

dalam QS An Nisa: 59.

Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul

(Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan

Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah

(Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar

beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih

utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.

Page 50: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl-ahmad...Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan ... bahasa dan agama

40

BAB IV

NILAI-NILAI KERUKUNAN BERAGAMA DALAM BUKU AJAR

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM: SEBUAH ANALISIS

Setelah penulis memaparkan secara rinci dalam bab dua dan tiga, tentang

nilai-nilai kerukunan beragama dan muatan materi kerukunan beragama dalam

buku ajar pendidikan agama Islam, maka dalam bab ini akan di analisis konsep

tersebut untuk dapat dijadikan dan diposisikan sebagai temuan baru yang dapat

diterapkan dan atau sebagai bahan evaluasi di dunia pendidikan dan masyarakat.

Berangkat dari hal itu, untuk memperjelas perlulah dibuat analogi bahwa 3

(tiga) sub bab pertama adalah analisis nilai-nilai kerukunan beragama dalam buku

ajar pendidikan agama Islam terbitan Yudistira yang banyak digunakan sekolah

menengah atas (SMA) sebagai buku pokok materi ajar pendidikan agama Islam.

Sub bab selanjutnya yang akan membahas implementasi perilaku kerukunan

beragama dalam buku ajar pendidikan agama Islam. Sedangkan satu bab terakhir

adalah bagaimana peran pendidikan agama Islam dalam mewujudkan kerukunan

beragama.

Berikut muatan materi kerukunan beragama dalam buku ajar agama Islam

kelas X, XI, XII.

1. Penerapan sikap dan perilaku saling mengingatkan sesama muslim atau

sesama manusia dalam kebaikan (beragama).

2. Keimanan kepada Allah melalui pemahaman sifat-sifat-Nya dalam Asmaul

Husna diantaranya sifat Ar-Rahman pada kehidupan seseorang adalah ia akan

menebarkan kasih sayang kepada sesamanya dan ia pun tidak akan ragu

mencurahkan kasih sayang tersebut kepada sesama manusia tanpa

memandang perbedaan suku, ras, atau agama.

Page 51: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl-ahmad...Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan ... bahasa dan agama

41

3. Kisah perjalanan Muhammad ketika berdagang ke Syam dan bertemu dengan

pendeta Kristen bernama Bukhaira, pendeta tersebut melihat tanda-tanda

kenabian pada Muhammad sesuai dengan petunjuk cerita-cerita Kristen,

sebagai mana termaktub dalam Injil. Pendeta tersebut menyarankan agar

Muhammad dibawa kembali untuk menyelamatkan Muhammad dari tindakan

kasar dan jahat orang-orang yahudi.

4. Ayat Quran tentang demokrasi. Surat An-Nahl Ayat 125.

serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845] dan

pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.

Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa

yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui

orang-orang yang mendapat petunjuk.

Dalam penjelasan tersebut Islam wajib disyiarkan kepada seluruh umat

Islam. Akan tetapi, proses yang digunakan dalam mengajarkan tentang Islam

dengan metode yang baik.

5. Perkembangan Islam pada abad pertengahan. ajaran Islam menjadi salah satu

faktor terbukanya pemikiran masyarakat Eropa yang saat itu terus-menerus

dikungkung atau dibelenggu oleh pertentangan aliran-aliran dalam agama

Nasrani. Masyarakat dihimpit dan dipaksa tunduk serta harus menerima apa

saja pandangan, pendapat, dan keinginan para pengusa gereja. Kala itu, Islam

mendorong masyarakat Eropa untuk keluar dari kekuasaan penguasa agama

(kristen) yang memperbudek akal, pikiran, harta dan fisiknya.

Page 52: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl-ahmad...Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan ... bahasa dan agama

42

6. Ayat Quran tentang anjuran bertoleransi. QS Al Kafirun,

Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku.

QS Yunus: 40-41,

Di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepada Al Quran, dan

di antaranya ada (pula) orang-orang yang tidak beriman kepadanya.

Tuhanmu lebih mengetahui tentang orang-orang yang berbuat kerusakan.

Jika mereka mendustakan kamu, Maka Katakanlah: "Bagiku pekerjaanku

dan bagimu pekerjaanmu. kamu berlepas diri terhadap apa yang aku

kerjakan dan akupun berlepas diri terhadap apa yang kamu kerjakan".

dan Al Kahfi: 29,

Dan Katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; Maka

Barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan

Barangsiapa yang ingin (kafir) Biarlah ia kafir". Sesungguhnya Kami

telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya

mengepung mereka. dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka

akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang

menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat

istirahat yang paling jelek.

Page 53: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl-ahmad...Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan ... bahasa dan agama

43

7. Sejarah perkembangan Islam di Indonesia. Sebelum Islam masuk, di

Indonesia sudah terdapat berbagai macam agama, seperi Hindu, Budha,

animisme dan dinamisme. Mereka hidup dengan tenteram dan damai.

Kedatangan dan penyebaran Islam di Indonesia diperkenalkan oleh para

pedagang dan mubalig muslim dengan ajaran-ajaran Islam yang mengajarkan

toleransi terhadap sesama manusia, saling menghormati, dan tolong

menolong. Perilaku penghayatan sejarah perkembangan Islam di Indonesia

dengan mencerminkan dari penghayatan terdapat manfaat yang dapat diambil

yaitu berusaha menjaga persatuan dan kerukunan antar umat beragama, saling

menghormati, dan tolong menolong.

8. Makna persatuan dan kerukunan. Persatuan dan kerukunan adalah dua hal

yang berbeda, tetapi bisa saling memperkuat. Dalam bab ini menguraikan

bagaimana Islam sebagai agama yang tidak pernah memaksa seseorang untuk

memeluk Islam dan menyebutkan QS Al Baqarah: 256 dan QS Al Kafirun: 6

sebagi dalil dasar. Dalam bab ini juga menjelaskan dalam kaitannya mencapai

kehidupan yang tenteram, damai, dan sejahtera harus diawali dengan kondisi

dimana masyarakat saling toleransi dan rukun satu sama lain. Ada tiga macam

bentuk kerukunan yang harus diupayakan keberadaannya yaitu:

1) Kerukunan Intern Umat Beragama.

Dalam Islam terdapat berbagai paham dan aliran atau mazhab, terutama

dalam fiqh. Perbedaan tersebut harus disikapi dengan arif dan bijaksana

agar tidak menimbulkan perpecahan dalam Islam karena pada hakikatnya

sesama umat Islam saling bersaudara sebagaimana firman Allah QS AL

Hujurat: 10.

Page 54: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl-ahmad...Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan ... bahasa dan agama

44

Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu

damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan

takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.

2) Kerukunan Antarumat Beragama.

Sikap tenggang rasa dan saling menghormati antara sesama umat

beragama sangat diperlukan agar terwujud masyarakat yang aman dan

damai. Meskipun demikian, toleransi antarumat beragama dilakukan

hanya sebatas masalah muamalah atau hubungan kemanusiaan dan sosial

kemasyarakatan. Adapun masalah akidah dan ibadah, toleransi tidak

diperkenankan karena justru dalam hal itulah umat Islam memiliki

ketentuan yang tegas. Dalam bab ini juga menjelaskan pentingnya

memperhatikan Surat Keputusan Menteri Agama No. 70 Tahun 1978

tentang pedoman penyiaran agama. Ada beberapa hal yang tidak

dibenarkan melalui cara-cara : a) ditujukan kepada orang yang telah

memeluk suatu agama; b) dilakukan dengan menggunakan bujukan atau

pemberian materi, uang, pakaian, makanan, minuman, dan lain-lain

dengan tujuan agar orang lain tertarik untuk memeluk suatu agama; dan c)

dilakukan dengan cara masuk dari satu rumah ke rumah orang yang telah

memeluk suatu agama dengan dalih apapun.

3) Kerukunan Umat Beragama dengan Pemerintah.

Secara historis, bangsa Indonesia adalah bangsa yang religius. Oleh karena

itu, pemerintah menggalang seluruh umat beragama untuk memberi

dukungan terhadap program-program pemerintah. Demi terciptanya kerja

sama yang harmonis, pemerintah juga memberi perlindungan serta rasa

aman kepada setiap umat beragama untuk menjalankan agamanya masing-

masing. Terciptanya kerukunan antarumat beragama dengan pemerintah,

Page 55: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl-ahmad...Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan ... bahasa dan agama

45

bukanlah suatu hal yang mustahil. Apabila hal tersebut dapat terlaksana,

maka negara kita akan menjadi negara yang bersar, aman, dan tenteram di

bawah naungan rida Allah set. Taatnya umat beragama kepada pemerintah

terbatas pada hal-hal yang makruf saja sebagaimana firman Allah dalam

QS An Nisa: 59.

Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul

(Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan

Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al

Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman

kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama

(bagimu) dan lebih baik akibatnya.

A. Analisis Nilai-nilai Kerukunan Beragama Dalam Buku Ajar Pendidikan

Agama Islam Kelas X, IX, Dan IIX

Pendidikan merupakan gerbang kemajuan bagi suatu kaum. Sehinga

maju mundurnya suatu kaum tersebut tergantung kepada sebagian besar

pendidikan yang berlaku dalam kalangan mereka. Tidak ada satu kaum

ataupun bangsa yang dapat maju melainkan sesudah mereka mengadakan dan

memperbaiki didikan anak-anak dan pemuda serta generasi mereka.1

Pendidikan memiliki nilai yang strategis dan urgen dalam pembentukan suatu

bangsa. Pendidikan itu juga berupaya untuk menjamin kelangsungan hidup

bangsa tersebut. Sebab lewat pendidikanlah akan diwariskan nilai-nilai luhur

yang dimiliki oleh bangsa tersebut.

1Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: PT. Al Ma’arif,1989),

hlm 19.

Page 56: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl-ahmad...Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan ... bahasa dan agama

46

Pada dasarnya, masalah pendidikan merupakan masalah yang sangat

rentan dengan suatu kondisi dari sebuah masyarakat, baik itu masyarakat

keluarga maupun masyarakat dalam suatu bangsa. Sebab pendidikan

merupakan wahana untuk membentuk peradaban yang humanis2 terhadap

seseorang untuk menjadi bekal dirinya dalam menjalani kehidupannya. Tanpa

pendidikan, manusia tidak akan pernah bisa berinteraksi dan bersosialisasi

dengan alam sekitar dan lingkungannya, karena setiap gerak manusia akan

lahir dari didikan dan pengajaran alam sekitar dan lingkungannya tersebut.

Jadi pendidikan merupakan proses dimana seseorang mengembangkan

kemampuan sikap dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya di dalam masyarakat

dimana dia tinggal, proses sosial dimana orang dihadapkan pada pengaruh

lingkungan yang terpilih dan terkontrol sehingga seseorang dapat memperoleh

atau mengalami perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu yang

optimal.

Dalam lembaga pendidikan, baik yang umum maupun yang murni

Islam, PAI merupakan mata pelajaran yang bermaterikan ajaran-ajaran yang

berdasarkan agama Islam dengan tujuan untuk membentuk kepribadian

muslim. Yang dimaksudkan dengan kepribadian muslim ialah individu yang

dapat menjaga keseimbangan interaksi antara individu dengan Allah, individu

dengan masyarakat, dan individu dengan lingkungan. Sehingga jelas bahwa,

dilihat dari segi tujuannya, pendidikan agama Islam mempunyai visi sosial

kemasyarakatan, apalagi jika dilihat dari materi pelajarannya. Walaupun

dalam tataran praktek, PAI sering ditempatkan sebagai ajaran-ajaran agama

yang sifatnya formalistis tetapi lemah dalam apresiasi terhadap ajaran

penghayatan. Seperti ajaran tentang shalat – yang dalam konteks perilaku

kehidupan dijadikan ukuran tentang baik dan buruk seseorang, diajarkan

2 Humanisme merupakan konsep yang sepenuhnya memihak pada manusia, menjunjung

tinggi harkat dan martabat manusia dan menfasilitasi pemenuhan kebutuhan-kebutuhan manusia

untuk memelihara dan menyempurnakan keberadaannya sebagai makhluk paling mulia. Achmadi,

Ideologi Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm. 21.

Page 57: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl-ahmad...Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan ... bahasa dan agama

47

sebatas agar anak didik mengerti tentang kewajiban shalat dan cara

melakukannya tetapi tidak diajari proses penghayatan amalan shalat dan

fungsinya dalam konteks perilaku kehidupan beragama di masyarakat.

Pendidikan Islam yang diajarkan sejatinya tidak hanya diukur dengan

menggunakan parameter, bisa membaca al-Qur’an, fasih berdoa dll. Meski hal

ini juga penting untuk dipelajari dan dikuasai, namun jangan menjadikan hal

ini sebagai satu-satunya tolok ukur dalam evaluasi belajar. Dengan kata lain,

janganlah evaluasi didasarkan semata-mata pada aspek kognitif dan

psikomotoriknya. Karena dengan pemahaman inilah muncul masalah moral,

sosial, dan spiritual di antara anak didik.

Pendidikan dengan demikian, hanya menghasilkan manusia cerdas,

makhluk intelektual, dan tak peduli pada aspek moral dan spiritual. Anak

didik hanya mementingkan bagaimana mereka agar cepat lulus dalam mata

pelajaran agama, apalagi mata pelajaran ini menjadi mata pelajaran wajib

yang menentukan naik kelas atau tidak. Jika pendidikan model ini tetap

dipertahankan, maka sesungguhnya pelajaran agama mengaburkan arti

beragama, arti iman sesungguhnya.

Secara operasional, pendidikan agama Islam (PAI) berdasarkan atas

ketetapan-ketetapan MPR, GBHN dan Undang-undang NKRI. Dasar tersebut

secara langsung mengatur pelaksanaan pendidikan agama di sekolah-sekolah

di Indonesia. Seperti yang disebutkan dalam Tap MPR No. IV/MPR/1973,

Tap MPR No. IV/MPR/1978, Jo Ketetapan MPR No. II/MPR/1983,

Ketetapan MPR No. II/MPR/1988, Ketetapan MPR No. II/MPR/1993 tentang

GBHN yang isinya menyatakan bahwa pelaksanaan pendidikan agama secara

langsung dimasukkan ke dalam kurikulum di sekolah-sekolah, mulai dari

sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi negeri.3

3 Zuhairini, dkk., Metodologi Pendidikan Agama, (Solo: Ramadhani, 1993), hlm 19.

Page 58: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl-ahmad...Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan ... bahasa dan agama

48

Dalam undang-undang sistem pendidikan nasional No. 20 Tahun

2003, pendidikan agama berfungsi untuk mempersiapkan peserta didik

menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai

ajaran agamanya dan/atau menjadi ahli ilmu agama.4 Dalam penafsiran

kalimat memahami dan mengamalkan ini memberikan kejelasan bahwa

pendidikan agama Islam (PAI) difungsikan sebagai alat untuk mempersiapkan

anak didik untuk terjun di tengah pergaulan masyarakat.

Penekanan pendidikan agama, dengan demikian harus juga menyentuh

wilayah afektif. Moralitas dan spiritualitas juga harus menjadi bagian dari

pendidikan agama dalam masyarakat yang plural.

Pendidikan agama Islam merupakan usaha sadar untuk menyiapkan

peserta didik dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan

agama Islam melalui kegiatan bimbingan dan latihan dengan memperhatikan

tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar

umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.5

Dalam konteks menciptakan kerukunan beragama, PAI berfungsi

sebagai norma aturan yang berlaku berdasarkan baik dan buruk Menurut

Islam. Manusia memerlukan agama sebagai pegangan hidupnya, sehingga

manusia mementingkan untuk belajar agama agar mampu memahami

pedoman-pedoman dalam beragama. Agama merupakan petunjuk bagi

umatnya. Sebagai petunjuk, agama sesungguhnya memberi pokok-pokok

ajaran untuk dijadikan landasan berperilaku bagi pemeluknya. Al Qur’an

sendiri telah mengintroduksikan dirinya sebagai petunjuk bagi umat manusia.

4Himpunan perundang-undangan RI tentang sistem pendidikan nasional (SISDIKNAS),

(Bandung: CV. Nuansa Aulia, 2005), hlm 30.

5 Chabib Thoha, Abdul Mu’thi, Ed., PBM PAI di Sekolah, (Yogyakarta: Fakultas

Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang bekerja sama dengan Pustaka Pelajar, 1998), hlm 180.

Page 59: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl-ahmad...Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan ... bahasa dan agama

49

Dalam membangun nilai-nilai kerukunan beragama dari sebuah

kerangka mata pelajaran PAI, jika proses penanaman nilai-nilai akhlak atau

moral sebagai muatan materi dasar agar para siswa mampu memahami dengan

baik mengenai kerukunan di sekolah ingin berjalan efektif, maka harus ada

korelitas, koneksitas dan hubungan sinergis antara pendidikan agama dengan

mata pelajaran lainnya. Ini berarti mata pelajaran etika, nilai-nilai akhlak, budi

pekerti, atau moral tidak saja hanya dibingkai dalam mata pelajaran PAI dan

PPKN, tetapi juga dapat dibingkai dengan mata pelajaran lain yang dapat

dikaitkan dengan tujuannya. Seperti mata pelajaran Bahasa Indonesia atau

mata pelajaran yang lain.6

Materi PAI merupakan rangkaian materi yang berorientasi kepada

kebaikan perilaku anak didik baik dalam lingkungan pribadinya maupun

lingkungan masyarakatnya. Materi tentang keimanan yang mengatur

hubungan antara manusia dengan Tuhan, materi syari’ah atau ibadah yang

mengatur pola pengabdian manusia dengan Tuhannya, dan materi akhlak yang

mengatur pola hubungan antara manusia dengan manusia yang lainnya.

Ketiga materi tersebut merupakan sebuah kesatuan yang kemudian

dimasukkan dalam satu tempat yang bernama PAI yang bertujuan untuk

menciptakan kepribadian muslim, atau insan kamil atau untuk mencapai

kebahagiaan hidup.

PAI tidak hanya mengajarkan materi pendidikan yang berorientasi

akhirat saja, tetapi juga mengajarkan materi pendidikan yang berorientasi

kehidupan di dunia. Akhlak merupakan materi pendidikan yang berorientasi

pada keduanya – dunia akhirat. Orientasi dunia sebagai wujud pertanggung

jawaban manusia di dunia dan Orientasi akhirat sebagai wujud pertanggung

jawaban manusia di akhirat kelak. Dan itu semua tergantung pada tingkat

moralitas individu. Dalam proses belajar mengajar, seharusnya siswa tidak

6 Zubaidi, Pendidikan Berbasis Masyarakat, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm

43.

Page 60: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl-ahmad...Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan ... bahasa dan agama

50

sekedar dituntut untuk memahami dan mengetahui ajaran Islam, tetapi lebih

dari itu, peserta didik dapat mengamalkan ajaran-ajaran PAI dan

mengimplementasikannya ke dalam proses kehidupan di tengah-tengah

masyarakat.

Menurut Zakiyuddin Baidhawy dalam bukunya “Pendidikan Agama

berwawasan multikultural, dikatakan bahwa paradigma pendidikan Islam

terbagi dalam empat karakteristik kunci empat perspektif keagamaan.7

Pertama, Paradigma Pendidikan Islam Eksklusif. Karakteristik

mendasar dari pendidikan ini adalah ekslusivisme atau ketertutupan. Artinya

tidak memberikan ruang gerak bagi siapapun dan kelompok manapun.

Dalam pandangan kelompok ini kebenaran hanya ada dalam

kelompoknya. Efek yang ditimbulkan kelompok tersebut tidak mau

berinteraksi di luar kelompok atau komunitasnya. Dan hal lain yang patut

dicermati dari komunitas ini adalah keenggannya dalam menerima perbedaan.

Dalam pandangan mereka,perbedaan akan membahayakan stabilitas

kelompoknya.

Kedua, Paradigma Pendidikan Islam inklusif. Inklusif merupakan

lawan dari kata eksklusif. Namun, dalam konteks pendidikan Islam secara

paradigmatik,dua model pendidikan ini tidaklah dikotomis atau berhadap-

hadapan secara diametral. Karakteristik yang berkembang dalam model

pendidikan ini adalah kemauan untuk menerima perbedaan. Tetapi sikap

untuk berbeda itu diwujudkan dengan keterpisahan secara lokasional. Pilihan

untuk berpisah diwujudkan untuk menciptakan stabilitas kelompoknya. Tetapi

hal ini tidak menutup kemungkinan untuk menciptakan berbauran.

7 Zakiyudin Baidhawi, Pendidikan Agama Berwawasan Multikultural, (Jakarta: Erlangga,

2005), hlm 69-70.

Page 61: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl-ahmad...Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan ... bahasa dan agama

51

Dalam hal pemikiran kelompok yang memegang paradigma

pendidikan seperti cukup toleran atau ekumene serta mau untuk diajak

sharing, resiprokal (timbal balik) serta mau untuk diajak berdialog secara

mutual. Pada umumnya kelompok yang menggunakan paradigma pendidikan

ini juga menaruh simpati, namun kompromi yang mereka lakukan masih

setengah hati, dan secara impisit bersifat kolonial.

Dalam pandangan kelompok ini satu ataupun banyak pandangan tidak

ada bedanya. Karena penekanan yang dilakukan adalah kesamaan. Sementara

dalam konteks interaksi dengan kelompok lain, pola yang dikembangkan

cenderung lekat dengan idiom “kami” dan “mereka” serta masih terjebak pada

pola hirarkis yang bermanfaat.

Ketiga, Pendidikan Islam Pluralis. Mainstream yang berkembang

dalam pola pemikiran kelompok ini adalah integritas masing-masing jalan

(kebenaran) sangat dipertahankan dan dapat ditembus, namun berbaur seperti

minyak dan air.

Paradigma ini berusaha mempertahankan batasan dengan tetap

menghargai perbedaan yang ada. Mereka juga mengembangkan model dialog

yang mutual serta saling menghargai. Tak hanya itu mereka juga berusaha

kompromi tanpa menghilangkan identitas yang disandangnya.

Kelompok ini sudah mulai terbuka dalam hal pemikiran, karena sudah

mulai dapat melihat pandangan sendiri dan orang lain tanpa perlu mengubah

atau menentang pandangan sendiri atau orang lain. Perbedaan diyakini

sebagai fakta yang tidak bisa diubah lagi, tetapi mereka tetap menganggap

dalam perbedaan itu ada kesamaan. Hierarki berusaha dihilangkan dalam

interaksi.

Page 62: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl-ahmad...Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan ... bahasa dan agama

52

Keempat, Pendidikan Islam Multikulturalis. Pemikiran yang

berkembang dalam kelompok ini adalah integritas masing-masing diakui

sebagai jalan yang harus dihargai. Tak hanya itu, penghargaan terhadap jalan

yang berbeda itu juga memungkinkan untuk saling berbagi jalan dengan yang

lain.

Paradigma yang berkembang dalam kelompok ini cukup terbuka.

Mereka siap untuk dijelajahi serta bisa saja berhimpit dan tumpang tindih

Batasan menjadi relatif dan samar bahkan bisa saja hilang dalam waktu-waktu

tertentu.

Keragaman dipandang sebagai satu hal yang biasa (plural is usual).

Mereka juga masih bisa berbuat sharing dan memungkinkan untuk kerjasama.

Watak yang kompromistik ini didasarkan atas argumen yang rasional dan

sudah melewati fase kolonial (Post Kolonial). Dengan demikian mereka

mampu untuk memahami dan menilai apa yang ada dalam pandangannya dan

pandangan orang lain setara dalam perbedaan.

Dari empat paradigma pendidikan yang dikembangkan oleh

Zakiyudin, penulis ada tiga konsep yang sebenarnya bisa dikembangkan lebih

lanjut yakni inklusif, pluralis dan multikulturalis sebagai landasan untuk

memunculkan kerukunan beragama dalam ranah pendidikan. Namun penulis

lebih cenderung memilih paradigma pendidikan Islam pluralis sebagai optik

untuk melihat atau barometer penerepan kerukunan beragama dalam buku ajar

pendidikan agama Islam.

Page 63: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl-ahmad...Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan ... bahasa dan agama

53

B. Implementasi Perilaku Kerukunan Beragama dalam Buku Ajar Agama

Islam

Dasar dan tujuan dalam proses pelaksanaan pendidikan merupakan

masalah yang sangat fundamental. Sebab dari sinilah, peserta didik akan

dibawa dan diarahkan sesuai dengan visi misi pendidikan. Secara umum,

pendidikan nasional didasarkan pada Undang-undang dan Pancasila. Yakni

bertujuan untuk mendidik anak ke arah terbentuknya manusia yang berjiwa

pancasila dan bertanggung jawab atas terselenggaranya masyarakat sosialis

Indonesia yang adil dan makmur materiil dan spirituil. Dalam kacamata

religius, dasar pendidikan agama Islam bersumber dari agama Islam, yakni Al

Qur’an. Al Qur’an mengintroduksikan dirinya sebagai “pemberi petunjuk

kepada (jalan) yang lebih lurus. Petunjuk-petunjuknya bertujuan memberi

kesejahteraan dan kebahagiaan bagi manusia, baik secara pribadi maupun

sebagai kelompok.

Tujuan Pendidikan Agama Islam (PAI) yaitu sasaran yang akan

dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang setelah dilakukan Pendidikan

Agama Islam (PAI). Sasaran yang akan dicapai dalam Pendidikan Agama

Islam (PAI) ialah adanya perubahan yang diingini, yang diusahakan oleh

proses pendidikan atau usaha pendidikan untuk mencapainya, baik pada

tingkah laku individu dan pada kehidupan pribadinya atau pada kehidupan

masyarakat dan pada alam sekitar atau pada proses pendidikan itu sendiri.8

Pendidikan agama Islam berarti usaha untuk membimbing ke arah

pertumbuhan kepribadian peserta didik secara sistematis dan pragmatis

supaya mereka hidup sesuai dengan ajaran Islam, sehingga terjalin

kebahagiaan di dunia dan di akhirat.9 Inilah yang membedakan antara

8Omar El-Toumi Al-Syaibani, Falsafah Pendidikan Islam, Terj Hasan Langgulung, (Jakarta:

Bulan Bintang), hal 339.

9 Zuhairini, dkk., Metodologi Pendidikan Agama, hlm 11.

Page 64: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl-ahmad...Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan ... bahasa dan agama

54

pendidikan Islam, pendidikan agama Islam dan pengajaran agama Islam.

Pendidikan Islam lebih berupa sistem pendidikan, pendidikan agama Islam

merupakan subsistem dari sistem pendidikan tersebut yang memuat tentang

materi-materi aqidah, syari’ah dan akhlak. Sedangkan pengajaran agama

mempunyai arti memberikan pengetahuan kepada anak, agar mereka

mengetahui peristiwa-peristiwa, hukum-hukum ataupun proses daripada suatu

ilmu pengetahuan. Jadi dalam mengajar ataupun pengajaran, titik tekannya

adalah segi ilmiahnya atau dengan kata lain bahwa tuntutan yang diharapkan

dalam pengajaran adalah segi kognitif atau inteleknya saja.10

Jelas bahwa proses pendidikan agama Islam merupakan rangkaian

usaha membimbing, mengarahkan potensi hidup manusia yang berupa

kemampuan-kemampuan dasar dan kemampuan belajar, sehingga terjadilah

perubahan di dalam kehidupan pribadinya sebagai makhluk individual, dan

soisal serta hubungannya dengan alam sekitar di mana ia hidup. Proses

tersebut senantiasa berada dalam nilai-nilai Islami yaitu nilai-nilai yang

melahirkan norma-norma aqidah, syari’ah dan akhlaqul karimah.

Interaksi manusia dapat berlangsung secara harmonis karena ada nilai-

nilai kemanusiaan yang disepakati bersama, antara lain kejujuran, keadilan,

tolong-menolong, saling hormat-menghormati dan lain sebagainya. Dapat

dibayangkan, bahkan sudah terjadi dalam kehidupan manusia sejak tempo

dulu sampai dewasa ini, kehidupan manusia akan sengsara dan

menyengsarakan apabila nilai-nilai tersebut dilanggar.11

10 Zuhairini, dkk., Metodologi Pendidikan Agama, hlm 11.

11

Acmadi, Idiologi Pendidikan Islam, Paradigma Humanisme Teosentris, (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2005), hlm 32.

Page 65: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl-ahmad...Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan ... bahasa dan agama

55

Dalam materi PAI bukanlah materi yang sekedar mengajarkan

manusia untuk mengabdi kepada-Nya dengan cara memperbanyak ibadah.

Tetapi juga berisi materi yang mengajarkan manusia untuk berbuat baik

terhadap sesama, serta mendorang hal-hal yang berkait erat untuk

menciptakan kerukunan.

C. Peran Pendidikan Agama Islam Dalam Mewujudkan Kerukunan

Beragama

Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa sumber utama pendidikan Islam

adalah al Qur’an. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat al Baqarah

ayat 2:

Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi

mereka yang bertaqwa.

Al Qur’an merupakan kitab yang tidak perlu diragukan lagi

kebenarannya, yang menjadi petunjuk bagi manusia (bertaqwa). Dalam proses

sebagai petunjuk (sekaligus menjadi sumber) tersebut, al Qur’an menempuh

berbagai cara, diantaranya dengan mengemukakan kisah faktual atau

simbolik. Menjadikan al Qur’an sebagai sumber dalam pendidikan Islam,

bukan hanya dipandang sebagai kebenaran yang didasarkan pada keyakinan

semata. Lebih jauh kebenaran itu juga sejalan dengan kebenaran yang dapat

diterima oleh nalar dan bukti sejarah. Al Qur’an tidak hanya membahas

masalah hubungan antara manusia dengan Tuhan (Allah) saja, sesama

manusia dan alam semesta.

Pendidikan Agama Islam (PAI) di Indonesia sebagai sub sistem

pendidikan nasional mempunyai peran yang sama dengan pendidikan pada

umumnya dalam proses pembangunan nasional. Pendidikan agama meliputi

Page 66: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl-ahmad...Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan ... bahasa dan agama

56

beberapa macam, salah satu diantaranya ialah Pendidikan Agama Islam (PAI).

Pendidikan Agama Islam mempunyai peran yang sangat penting dalam

pembangunan nasional yaitu dalam rangka pembentukan manusia Indonesia

seutuhnya, yaitu manusia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa (YME), berilmu pengetahuan, dan berbudi pekerti luhur. 12

Dalam hal ini Pendidikan Agama Islam tidak hanya sekedar

mengajarkan atau mentransfer ilmu-ilmu tentang agama kepada peserta didik,

tetapi juga berupaya melestarikan dan menginternalisasikan nilai-nilai Islami

dalam kehidupan, baik individu maupun kehidupan sosial. Dalam Islam nilai-

nilai tersebut dimaksudkan untuk mensucikan pribadi (tazkiyyat an-nafs).

Pendidikan Agama Islam (PAI) sebagai suatu usaha bimbingan dan

asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan dapat

memahami apa yang terkandung di dalam Islam secara keseluruhan,

menghayati makna dan maksud serta tujuannya dan pada akhirnya dapat

mengamalkannya serta menjadikan ajaran-ajaran agama Islam yang telah

dianutnya itu sebagai pendangan hidupnya sehingga dapat mendatangkan

keselamatan dunia dan akhiratnya kelak.13

Tujuan Pendidikan Agama Islam (PAI) secara garis besar ialah untuk

meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan siswa

tentang ajaran agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman

dan bertaqwa kepada Allah SWT, serta berakhlaq mulia dalam kehidupan

pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sehingga di sinilah peranan

PAI dalam upayanya membangun kerukunan beragama. Sebab, materi PAI

bukanlah materi yang sekedar mengajarkan manusia untuk mengabdi kepada-

12

M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam (Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan

Pendekatan Interdisipliner), (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), hlm 41-42.

13

Murni Djamal, Ilmu Pendidikan Islam, Proyek Pembinaan Prasarana dan Sarana Penguruan

Tinggi Agama/ IAIN, (Jakarta, 1984), hal. 83.

Page 67: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl-ahmad...Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan ... bahasa dan agama

57

Nya dengan cara memperbanyak ibadah. Tetapi juga berisi materi yang

mengajarkan manusia untuk berbuat baik terhadap sesama, makhluk lain dan

lingkungan.

Pelaksanaan pendidikan agama Islam tidak hanya dilakukan di

sekolah-sekolah formal saja, tetapi dilaksanakan pula dalam berbagai jenis

dan bentuk pendidikan, seperti dalam pendidikan non formal dan informal.

Adapun keberhasilan pendidikan agama Islam (PAI) menjadi tanggung jawab

bersama antara keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Di antara segi-segi pertumbuhan dan persiapan yang disumbangkan

oleh pendidikan agama Islam kepada individu muslim adalah membuka

pribadinya dan mengembangkan berbagai seginya searah yang diingini dan

dicita-citakan oleh masyarakat Islam, memperkenalkan kepadanya akan hak-

hak yang diberi kepadanya oleh Tuhan sebagai individu di dalam suatu

masyarakat Islam, begitu juga kewajiban-kewajiban, tanggung jawab dan

kemestian-kemestian sebagai akibat dari hak-hak ini. Ia juga disiapkan dengan

sehat untuk menikmati dan mempergunakan dengan bijaksana hak-hak itu dan

memikul kewajiban-kewajiban, tanggung jawab dan kemestian dengan penuh

kemampuan.

Keluarga merupakan lapangan pendidikan yang pertama, dan

pendidiknya adalah kedua orang tua. Orang tua (bapak dan ibu) adalah

pendidik kodrati, artinya mereka adalah pendidik bagi anak-anaknya secara

kodrat. Bapak dan ibu diberi anugerah oleh Tuhan Pencipta berupa naluri

orang tua. Karena naluri ini timbul kasih sayang pada orang tua kepada anak-

anak mereka, hingga secara moral keduanya merasa terbebani akan tanggung

jawab untuk memelihara, mengawasi dan melindungi serta membimbing

keturunan mereka.

Page 68: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl-ahmad...Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan ... bahasa dan agama

58

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian yang telah penulis paparkan, maka ada beberapa

kesimpulan yang bisa diambil sebagai jawaban dari masalah yang sudah

dirumuskan:

1. Cakupan nilai-nilai kerukunan beragama dalam buku ajar Pendidikan

Agama Islam tingkat SMA diantaranya:

a. Buku agama Islam kelas X yaitu:

1) Bab dua; penerapan sikap dan perilaku saling mengingatkan sesama

muslim atau sesama manusia dalam kebaikan (beragama).

2) Bab tiga; sifat rahman pada kehidupan seseorang akan menebarkan

kasih sayang kepada sesama dan mencurahkan kasih sayang

tersebut kepada sesama manusia tanpa memandang perbedaan suku,

ras, atau agama.

3) Bab keenam; pendeta Kristen bernama Bukhaira yang menyarankan

Muhammad kembali ke Syam agar terhindar dari niat jahat orang-

orang Yahudi.

4) Bab ketujuh; Islam wajib disyiarkan kepada seluruh umat Islam.

Akan tetapi, proses yang digunakan dalam mengajarkan tentang

Islam dengan metode yang baik.

b. Buku agama Islam kelas XI yaitu:

1) Bab keenam; ajaran Islam menjadi salah satu faktor terbukanya

pemikiran masyarakat Eropa yang saat itu terus-menerus

dikungkung atau dibelenggu dan dipaksa tunduk serta harus

menerima apa saja pandangan, pendapat, dan keinginan para

pengusa gereja.

Page 69: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl-ahmad...Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan ... bahasa dan agama

59

c. Buku agama Islam kelas XII yaitu:

1) Bab kesatu; ayat-ayat Quran tentang anjuran bertoleransi, QS Al

Kafirun, QS Yunus: 40-41, dan Al Kahfi: 29.

2) Bab keenam; perilaku penghayatan sejarah perkembangan Islam di

Indonesia yaitu berusaha menjaga persatuan dan kerukunan antar

umat beragama, saling menghormati, dan tolong menolong.

3) Bab kesembilan; tiga macam bentuk kerukunan yang harus

diupayakan keberadaannya yaitu: kerukunan intern umat beragama,

kerukunan antarumat beragama, kerukunan umat beragama dengan

pemerintah.

2. Implementasi muatan materi nilai-nilai kerukunan beragama dalam buku

ajar agama Islam tingkat SMA mewujudkan karakter muslim. Karakter

muslim yang ingin diwujudkan adalah individu yang dapat berhubungan

baik secara vertikal, dapat berhubungan baik secara horizontal dan

individu yang dapat berhubungan baik dengan lingkungan sekitar

B. Saran-saran

Berangkat dari konklusi di atas, maka penulis menawarkan beberapa

saran-saran sebagai berikut :

1. Muatan materi ajar Pendidikan agama Islam tentang kerukunan beragama

terus meningkatkan materi ajar tersebut hingga perhatian pada

perkembangan sikap para siswa mampu menyentuh dan

mengkomunikasikan nilai-nilai kerukunan beragama dalam kehidupan

sehari-hari.

2. Tanggung jawab intern umat seagama, antarumat beragama, dan umat

beragama dengan pemerintah seyogyanya lebih dituangkan dengan

memberikan porsi yang proporsional terhadap perkembangan kerukunan

beragama. Hal ini dimaksud agar kerukunan beragama tidak hanya

sebatas konsep teoritis saja bahkan menjadi sebuah kebutuhan bersama.

Page 70: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl-ahmad...Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan ... bahasa dan agama

60

3. Tawaran saran di atas masih sangat teoritis, karenanya penulis sangat

menaruh harapan kepada semua kalangan yang menaruh perhatian besar

akan terwujudnya kerukunan beragama untuk mencari solusi praktik, tentu

ini dimaksud agar lebih banyak khazanah sumbangan paradigma terhadap

kerukunan beragama. Itu bermakna agar kerukunan beragama selalu

berdampingan bersama tata lingkup keberagamaan.

C. Penutup

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT.

Karena hanya limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulisan ini akhirnya

terselesaikan. Namun penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak

kelemahan dan kekurangan, dikarenakan keterbatasan kemampuan penulis.

Oleh karena itu, saran perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini yang bersifat

konstruktif dari semua pihak sangat penulis harapkan demi.

Akhirnya penulis mohon maaf atas segala khilaf dan semoga Allah

SWT meridhoi ini sehingga membawa manfaat bagi pembaca pada umumnya

dan penulis pada khususnya.

Page 71: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl-ahmad...Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan ... bahasa dan agama

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Al Munawar, Said Agil Husin, Fikih Hubungan Antar Agama, Ciputat: PT. Ciputat Press, 2005.

Abbas, Zaenal Arifin, Perkembangan ; Pemikiran terhadap Agama, Jakarta Pustaka al-Husna

1984.

Agus, Bustanul, Agama Dalam Kehidupan Manusia: Pengantar Antropologi Agama, Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada, 2006.

A’la, Abd Melampaui Dialog Agama, Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara.

Arifin, Ilmu Pendidikan Islam (Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan

Interdisipliner), Bumi Aksara, 1996.

Acmadi, Idiologi Pendidikan Islam, Paradigma Humanisme Teosentris, Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2005.

Al-Syaibani, Omar El-Toumi, Falsafah Pendidikan Islam, Terj Hasan Langgulung, Jakarta:

Bulan Bintang.

Wahid, Abdul, Isu-isu Kontemporer Pendidikan Islam, Semarang: Need’s Press, 2008.

Badan Penelitian Pengembangan Agama , Dinamika Krukunan Hidup beragama menurut

Perspektif Agama-agama, Bingkai Teologi Kerukunan Hidup Beragama, Jakarta: Badan

Penelitian Pengenbangan Agama Proyek Peningkatan Kerukunan Hidup Beragama.

Bagus, Lorens, Kamus Filsafat, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1996.

Bertens K, Etika, (Jakarta: PT Gramedia, 1997.

Page 72: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl-ahmad...Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan ... bahasa dan agama

Baidhawi, Zakiyudin, Pendidikan Agama Berwawasan Multikultural, Jakarta: Erlangga, 2005.

Chaidir, Zulfarizal, Machrusin, Sonhadji dkk, Agama Islam 1, Sekolah Menengah Atas Kelas X,

Jakarta: Yudistiara, 2007.

Chaidir, Zulfarizal, Machrusin, Sonhadji dkk, Agama Islam 2, Sekolah Menengah Atas Kelas XI,

Jakarta: Yudistiara, 2007.

Chaidir, Zulfarizal, Machrusin, Sonhadji dkk, Agama Islam 3, Sekolah Menengah Atas Kelas

XII, Jakarta: Yudistiara, 2007.

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Bandung: PT. Syamil Cipta.

Daradjat, Zakiah dkk, Perbandingan Agama 2, Jakarta: Bumi Aksara, 1984.

Djamal, Murni, Ilmu Pendidikan Islam, Proyek Pembinaan Prasarana dan Sarana Penguruan

Tinggi Agama/ IAIN, Jakarta, 1984.

Fanani, Ahmad Fuad, Islam Mazhab Kritis; Menggagas Keberagamaan Libratif, Jakarta: Buku

Kompas, 2004.

Harahap, Syahrin, Teologi kerukunan, Jakarta ; Prenada 2011.

Hadi, Sutrisno, Metodologi Research I, Yogyakarta: Andi Ofset, 1984.

Http://Id.Shvoong.Com, bahan ajar dan materi ajar, 2011.

Himpunan perundang-undangan RI tentang sistem pendidikan nasional (SISDIKNAS), Bandung:

CV. Nuansa Aulia, 2005.

Page 73: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl-ahmad...Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan ... bahasa dan agama

Kehidupan Keagamaan, Puslitbang Kompilasi Peraturan Perundang-Undangan Kerukunan

Hidup Umat Beragama, Jakarta: Puslitbang Kerukunan Keagamaan 2007.

Kahmad, H. Dadang, Sosiologi Agama, Yogyakarta: Kanisisu,1994.

Lubis, M. Ridwan, Cetak Biru Peran Agama “Merajut Kerukunan, kesetaraan gender,

demokratisasi dalam Masyarakat Multikultural”, Jakarta: Puslitbang Kehidupan

Beragama, 2005.

Lubis, Ridwan dkk, Penuntun Kerukunan Hidup Umat Beragama, Bandung: CiptaPustaka

Media Bandung, 2004.

Muslimah, Rina Hanipah, “Analisis Nilai-Nilai Pendidikan Multikultural Dalam Teks Mata

Pelajaran Pendidikan Agama Islam SMA Kelas X”, skripsi, Yogyakarta: Fakultas

Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, 2010.

Madjid, Nurcholish, Pluralisme Agama di Indonesia, Bandung: Mizan, 1998.

Ma’arif, Syamsul, The Beauty Of Islam Dalam cinta Dan Pendidikan Pluralisme, Semarang:

NEED’S PRESS 2008.

Marimba, Ahmad D, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: PT. Al Ma’arif,1989.

Nisa, Zeni Hafidhotun,” Analisis Isi Buku Teks Pendidikan Agama Islam Untuk SMA;

Perspektif Kesetaraan Gender”, Skripsi Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah UIN Sunan

Kalijaga, 2010.

Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, Rake Sarasin, Yogyakarta, 1992.

Putra, Triansyah “Nilai-Nilai Hak Asasi Manusia Dalam Mata Pelajaran Pendidikan Agama

Islam (Studi Analisis Isi Terhadap Buku Pelajaran PAI SMA Tahun Ajaran 2009/2010)”

skripsi,Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, 2010.

Page 74: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl-ahmad...Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan ... bahasa dan agama

Pulungan, Suyuthi, Prinsip-prinsip Pemerintahan Dalam Piagam Madinah Ditinjau Dari

Pandangan Al-Quran, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Rembangi, Musthofa, Pendidikan Transformatif: Pergulatan Kritis Merumuskan Pendidikan di

Tengah Pusaran Arus Globalisasi, Yogyakarta: TERAS, 2008

Ruslani, Masyarakat Kita dan Dialog antar Agama atas Pemikiran Muhammad Arkom, Jakarta:

Bentang, 2000.

Sardi, Martin, Agama Multidimensional, Kerukunan Hidup Beragama dan Integritas Nasional,

Bandung: Alumni, 1983.

Shofan, Moh, Pluralisme Menyelamatkan Agama-agama, Yogyakarta: Samudra Biru, 2011.

Thoha, Chabib Mu’thi, Abdul Ed., PBM PAI di Sekolah, (Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah IAIN

Walisongo Semarang bekerja sama dengan Pustaka Pelajar, 1998.

Www.Bemrant.Wordpress.Com, rekonstruksi buku ajar dengan mempertimbangkan

karakteristik bidang study dan peserta didik, 2011.

Zubaidi, Pendidikan Berbasis Masyarakat, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005.

Zuhairini, dkk., Metodologi Pendidikan Agama, Solo: Ramadhani, 1993.

Page 75: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl-ahmad...Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan ... bahasa dan agama

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Ahmad Fahlevi. Handata

Tempat dan Tanggal Lahir : T. Tinggi, 04 April 1988

Alamat : Jl.Diponegoro X/106 Rt 003 Rw 006,

Banyumanik, Kec. Banyumanik, Kota. Semarang,

Jawa Tengah

Pendidikan :

1. Sekolah Negeri Pasar Rawa Gebang, Langkat,

Lulus Tahun 2001.

2. Madrasah Tsanawiyah T. Pura, Langkat, Lulus

Tahun 2004.

3. Madrasah Aliyah T. Pura, Langkat, Lulus Tahun

2007

4. Perguruan Tinggi IAIN Walisongo Semarang,

Fakultas Tarbiyah 2011.

Demikian daftar riwayat pendidikan penulis.

Semarang, 28 November 2011

Ahmad Fahlevi. Handata

NIM : 073111117