pedoman penyelenggaraan orientasi germas dan … · gerakan masyarakat hidup sehat (germas). germas...

48
PEDOMAN PENYELENGGARAAN ORIENTASI GERMAS DAN PENCEGAHAN STUNTING BAGI KADER PHDI Kerjasama KEMENTERIAN KESEHATAN RI dengan PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA PUSAT TAHUN 2019

Upload: others

Post on 20-May-2020

41 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

PEDOMANPENYELENGGARAAN ORIENTASI

GERMAS DAN PENCEGAHAN STUNTING

BAGI KADER PHDI

KerjasamaKEMENTERIAN KESEHATAN RI

denganPARISADA HINDU DHARMA INDONESIA PUSAT

TAHUN 2019

iiiPetunjuk Penyelenggaraan Orientasi Bagi Kader PHDI

Om Swastyastu,Dengan hormat,

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya, Buku “Pedoman Penyelenggaraan Orientasi Germas dan Pencegahan Stunting bagi Kader PHDI” dapat diselesaikan tepat waktu. Sasaran utama buku Pedoman ini adalah pelatih atau fasilitator serta pihak penyelenggaran orientasi bagi Kader Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI). Peran pelatih serta pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan orientasi, sangat menentukan tingkat keberhasilan pencapaian tujuan orientasi. Para pelatih diharapkan dapat menerapkan proses pembelajaran orang dewasa sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan peserta orientasi dalam melaksanaan orientasi bagi Kader PHDI dan masyarakat pada umumnya.

Mengacu pada Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan, ormas didirikan dan dibentuk oleh masyarakat secara sukarela berdasarkan kesamaan aspirasi, kehendak, kebutuhan, kepentingan, kegiatan, dan tujuan untuk berpartisipasi dalam pembangunan demi tercapainya tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila. Salah satu partisipasi yang bisa dilakukan ormas adalah dengan cara mendukung program pemerintah diantaranya Program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS).

GERMAS dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa termasuk ormas. Sehubungan dengan itu,

KATA PENGANTAR

iv Petunjuk Penyelenggaraan Orientasi Bagi Kader PHDI

maka ormas hendaknya memiliki kemampuan untuk dapat melaksanakan program pemerintah tersebut, terutama dalam hal memberdayakan individu, keluarga, dan masyarakat agar mampu melakukan upaya pencegahan dan peningkatan kesehatannya. Agar penyelenggaraan orientasi bagi kader PHDI di daerah dapat berjalan optimal, maka Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat bekerjasama dengan Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat menyusun Pedoman Penyelenggaraan Orientasi bagi Kader PHDI.

Buku Pedoman ini disusun untuk mempermudah pihak penyelenggara orientasi bagi kader PHDI di wilayah binaan, sehingga dapat berjalan dengan baik serta sesuai dengan tahapan-tahapan yang ditetapkan. Buku Pedoman ini diharapkan juga dapat menjadi acuan bagi pelatih, fasilitator serta pihak penyelenggara orientasi, dalam melaksanakan orientasi mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi sampai penyusunan pelaporan.

Kami menyadari bahwa Pedoman ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan masukan serta perbaikan sangat kami harapkan. Akhirnya, saya menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak khususnya tim penyusun yang telah meluangkan waktu, menuangkan ide-ide dan berkomitmen untuk menyelesaikan Pedoman ini. Semoga Pedoman Penyelenggaraan Orientasi bagi Kader PHDI dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

Om Santih, Santih, Santih Om.

Jakarta, Juli 2019Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat (PHDI)Ketua Umum,

Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya

vPetunjuk Penyelenggaraan Orientasi Bagi Kader PHDI

SAMBUTAN DIREKTUR PROMOSI KESEHATANDAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Dalam rangka mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, Pemerintah Indonesia telah menetapkan tujuan pembangunan kesehatan, sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Dijelaskan bahwa pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dengan memberdayakan dan mendorong peran aktif masyarakat dalam segala bentuk upaya kesehatan.

Masih tingginya angka kematian ibu, angka kematian bayi dan prevalensi gizi kurang pada balita serta masalah lain seperti Penyakit Menular (infeksi saluran pernapasan atas, Tuberkuosis, diare dan lainnya) dan Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti stroke, jantung, dan kencing manis menambah panjang masalah kesehatan di Indonesia. Oleh sebab itu, peran organisasi kemasyarakatan (ormas) sangat penting dalam mendukung keberhasilan pembangunan di Indonesia.

Di samping itu, Indonesia saat ini sedang menangani permasalahan stunting. Indonesia termasuk 47 negara dari 122 negara yang mempunyai masalah stunting pada balita dan anemia pada WUS. Data Riskesdas selama tiga tahun berturut-turut menunjukkan bahwa prevalensi stunting pada anak balita di Indonesia masih tinggi yaitu 2007 (36,8%), 2010 (35,6%) dan 2013 (37,2%). Sebanyak 1 dari 3 anak balita di Indonesia mengalami stunting. Anak yang menderita stunting mempunyai risiko lebih tinggi menderita penyakit tidak menular saat dewasa, seperti diabetes, hipertensi dan penyakit kardiovaskular lainnya. Stunting menjadi salah satu indikator untuk mengukur kualitas sumber daya manusia di suatu negara.

vi Petunjuk Penyelenggaraan Orientasi Bagi Kader PHDI

Salah satu upaya yang dapat dilakukan ormas dalam mendukung keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia yaitu melalui pemberdayaan masyarakat dan peningkatan peran serta atau partisipasi masyarakat. Peningkatan peran serta atau partisipasi masyarakat ini sangat penting mengingat Pemerintah memiliki keterbatasan sumber daya dalam mengatasi permasalahan kesehatan yang semakin kompleks, sedangkan masyarakat memiliki potensi yang cukup besar untuk dapat dimobilisasi dalam upaya pencegahan serta peningkatan kesehatan di Indoensia. Peningkatan peran serta ini sejalan dengan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat disingkat GERMAS. Instruksi Presiden yang ditujukan kepada para Menteri Kabinet Kerja, Gubernur dan Bupati/Walikota seluruh Indonesia ini menjadi suatu penegasan bahwa semua pihak harus mengupayakan dengan sungguh-sungguh tentang perwujudan kesehatan dalam seluruh aspek kebijakan yang diambilnya.

GERMAS dilakukan dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat tentang gaya hidup sehat, menurunkan faktor risiko utama PTM melalui peningkatan aktifitas fisik/olahraga secara teratur dan terukur, peningkatan konsumsi sayur dan buah, dan cek kesehatan secara rutin. Oleh karena itu, saya menyambut baik dengan disusunnya Pedoman Pelaksanaan Orientasi bagi Kader PHDI. Pedoman ini disusun sebagai acuan kader PHDI dalam melakukan orientasi penggerakan dan pemberdayaan kelompok binaan.

Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa memberikan bimbingan dan hidayah-Nya kepada kita semua. Aamiin.

Jakarta, Juli 2019Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

dr. Riskiyana Suknadhi Putra, M.Kes

viiPetunjuk Penyelenggaraan Orientasi Bagi Kader PHDI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iiiSAMBUTAN DIREKTUR PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ................................................................vDAFTAR ISI .........................................................................................................vii

I. PENDAHULUAN ........................................................................................1A. Latar Belakang ....................................................................................1B. Tujuan Penulisan Buku Pedoman ................................................6C. Tujuan Orientasi Dalam Penggerakan Masyarakat ...............6D. Proses, Metode, dan Alur Orientasi .............................................6E. Jadwal Orientasi.............................................................................. 12

II. LANGKAH-LANGKAH PENYELENGGARAAN ORIENTASI ...13A. Persiapan .......................................................................13

1. Komponen Teknis .................................................................. 132. Komponen Administrasi ..................................................... 15

B. Pelaksanaan ................................................................................... 15C. Pemantauan ................................................................................... 16

1. Peserta Latih2. Pelatih/Fasilitator/Narasumber3. Kegiatan Pembelajaran4. Materi Orientasi5. Sarana Pendukung Kegiatan Orientasi6. Panitia Orientasi7. Akomodasi Penyelenggaraan Orientasi

D. Evaluasi ............................................................................................. 171. Peserta Latih2. Pelatih/Fasilitator/Narasumber3. Kegiatan Pembelajaran4. Materi Orientasi

DAFTAR ISI

viii Petunjuk Penyelenggaraan Orientasi Bagi Kader PHDI

5. Sarana Pendukung Kegiatan Orientasi6. Panitia Orientasi7. Akomodasi Penyelenggaraan Orientasi8. Jenis penilaian

E. Pelaporan Orientasi .................................................................... 17F. Pengorganisasian Orientasi ................................................... 17

III. PENGGERAKAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ....... 19A. Penggerakan dan Pemberdayaan Masyarakat melalui

Pembentukan Kelompok Yoga .................................................. 19B. Penggerakan dan Pemberdayaan Masyarakat melalui

Pembentukan Kelompok Pecalang Rokok dalam mendukung Pengembangan Kawasan Tanpa Rokok di Pura ..................................................................................................... 21

IV. RENCANA TINDAK LANJUT .............................................................. 27

V. PENUTUP .................................................................................................. 29

Daftar Lampiran :1. Penilaian Terhadap Pelatih/Fasilitator ............................................. 302. Penilaian Terhadap Penyelenggaraan Orientasi .......................... 313. Biodata Peserta Orientasi ..................................................................... 324. Biodata Pelatih/Fasilitator/Narasumber ......................................... 335. Evaluasi Materi Orientasi ...................................................................... 346. Soal Pretest dan Postest ....................................................................... 357. Jawaban Soal Pretest dan Postest .................................................... 40

1Petunjuk Penyelenggaraan Orientasi Bagi Kader PHDI

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangPembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah

upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh kesinambungan antar upaya program dan sektor, serta kesinambungan dengan upaya-upaya yang telah dilaksanakan oleh masyarakat.

Pada Bab III Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, menjelaskan bahwa setiap individu, masyarakat memiliki hak memperoleh kesehatan yang aman, bermutu dan terjangkau. Namun harus diimbangi dengan kewajiban untuk berupaya mewujudkan, mempertahankan, dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Hak dan kewajiban tersebut dapat dimaknai bahwa kesehatan merupakan tanggung jawab bersama, baik pemerintah maupun masyarakat. Oleh karena itu, maka sudah selayaknya semua pihak wajib memberikan perhatian untuk pembangunan kesehatan

Arah kebijakan dan strategi pembangunan kesehatan nasional 2015-2019 bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud, melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia sehat yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku dan dalam

2 Petunjuk Penyelenggaraan Orientasi Bagi Kader PHDI

lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, secara adil dan merata.

Diakui bahwa peran pemerintah dalam melahirkan kebijakan kesehatan sangatlah penting, namun tidak dapat dipungkiri bahwa peran pihak lain seperti dunia usaha dan organisasi kemasyarakatan juga tidak kalah pentingnya. Selain itu disadari juga bahwa kemampuan pemerintah dalam menyediakan sumberdaya sangat terbatas, sehingga alasan mendorong berbagai pihak untuk mengembangkan jejaring dan kemitraan semakin perlu dilakukan.

Mekanisme untuk melibatkan masyarakat dalam pemba-ngunan kesehatan melalui partisipasi mereka dalam kegiatan kesehatan seperti melibatkan dalam pembuatan regulasi dan kebijakan kesehatan, termasuk juga dalam monitoring dan evaluasi program serta aktivitas lainnya yang strategis.

Melihat dan menyadari pentingnya dukungan berbagai pihak, diperlukan penggalangan kemitraan, terutama dengan Organisasi Kemasyarakatan (Ormas), yang mempunyai struktur dan pembinaan organisasi masyarakat sampai ke akar rumput dan memiliki akses cukup besar dengan masyarakat. Ormas mempunyai kapasitas untuk menggerakkan masyarakat agar meningkat peran aktifnya dalam pembangunan kesehatan, karena merupakan sumberdaya pembangunan nasional berasal dari kontribusi atau peran serta masyarakat.

Keberhasilan Ormas dalam meningkatkan peran serta masyarakat, dapat ditandai dengan adanya peningkatan perilaku sehat individu, keluarga dan masyarakat dalam mewujudkan keluarga sehat baik kuantitas maupun kualitas. Peran serta masyarakat akan menciptakan sinergi yang memberikan penguatan bagi upaya pembangunan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah bersama dengan komponen masyarakat lainnya dalam upaya penurunan angka kesakitan dan kematian.

3Petunjuk Penyelenggaraan Orientasi Bagi Kader PHDI

Didasari bahwa kita menghadapi tantangan kesehatan saat ini, Indonesia dihadapkan pada masalah kesehatan dengan triple burden diseases atau 3 kali beban penyakit yaitu masih tingginya penyakit infeksi, meningkatnya penyakit tidak menular dan muncul kembali penyakit yang seharusnya sudah teratasi. Pada era sekitar tahun 1990, penyebab kesakitan dan kematian terbesar adalah penyakit menular seperti Infeksi saluran pernapasan atas, tuberkulosis, diare, dan lainnya, dan sejak tahun 2010 penyebab terbesar kesakitan dan kematian adalah penyakit tidak menular (PTM) seperti stroke, jantung, dan kencing manis.

Penyakit Tidak Menular saat ini dapat menyerang bukan hanya usia lanjut tetapi telah bergeser ke usia muda, dari semua kalangan ekonomi, baik ekonomi mampu dan tidak mampu serta tinggal di kota maupun di desa. Penyebab dari PTM ini erat kaitannya dengan pola hidup atau gaya hidup masyarakat yang tidak sehat seperti : a) kurang aktivitas fisik, b) perubahan pola makan masyarakat yang cenderung untuk makan makanan olahan, siap saji, tinggi gula, garam dan lemak, c) kurang makanan yang berserat seperti buah dan sayur yang dapat menyebabkan gangguan pencernaan, d) kebiasaan merokok yang dapat menyebabkan bebagai macam penyakit di antaranya kanker paru-paru, kanker mulut, serta e) kebiasaan buang air besar sembarangan.

Di samping itu Indonesia saat ini sedang menangani permasalahan stunting. Indonesia termasuk 47 negara dari 122 negara yang mempunyai masalah stunting pada balita dan anemia pada WUS. Data Riskesdas selama tiga tahun berturut-turut menunjukkan bahwa prevalensi stunting pada anak balita di Indonesia masih tinggi yaitu 2007 (36,8%), 2010 (35,6%) dan 2013 (37,2%). Sebanyak 1 dari 3 anak balita di Indonesia mengalami stunting. Anak yang menderita stunting mempunyai risiko lebih tinggi menderita penyakit

4 Petunjuk Penyelenggaraan Orientasi Bagi Kader PHDI

tidak menular saat dewasa, seperti diabetes, hipertensi dan penyakit kardiovaskular lainnya. Stunting menjadi salah satu indikator untuk mengukur kualitas sumber daya manusia di suatu negara.

Dampak dari meningkatnya kejadian stunting dan PTM berkorelasi dengan menurunnya kualitas sumber daya manusia, meningkatnya pembiayaan pelayanan kesehatan yang harus ditanggung oleh masyarakat dan pemerintah; menurunnya produktifitas masyarakat; menurunnya daya saing negara pada akhirnya mempengaruhi kondisi sosial ekonomi masyarakat itu sendiri.

Oleh sebab itu, perlu upaya nyata dari pemerintah dan semua pemangku kepentingan untuk bersama-sama mengatasi masalah kesehatan karena masalah kesehatan tidak dapat diselesaikan sendiri oleh sektor kesehatan. Atas dasar ini maka diterbitkan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat disingkat GERMAS. Instruksi Presiden yang ditujukan kepada para Menteri Kabinet Kerja, Gubernur dan Bupati/Walikota seluruh Indonesia menjadi penegasan bahwa semua pihak harus mengupayakan dengan sungguh-sungguh tentang perwujudan kesehatan dalam seluruh aspek kebijakan yang diambilnya.

Dampak dari meningkatnya kejadian PTM dan stunting tersebut adalah berkorelasi dengan meningkatnya pembiayaan pelayanan kesehatan yang harus ditanggung oleh masyarakat dan pemerintah; menurunnya produktifitas masyarakat; menurunnya daya saing negara pada akhirnya mempengaruhi kondisi sosial ekonomi masyarakat itu sendiri. Oleh sebab itu, perlu upaya nyata dari pemerintah dan semua pemangku kepentingan untuk bersama-sama mengatasi masalah kesehatan karena masalah kesehatan tidak dapat diselesaikan sendiri oleh sektor kesehatan. Atas dasar ini maka

5Petunjuk Penyelenggaraan Orientasi Bagi Kader PHDI

diterbitkan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat disingkat GERMAS. Instruksi Presiden yang ditujukan kepada para Menteri Kabinet Kerja, Gubernur dan Bupati/Walikota seluruh Indonesia menjadi penegasan bahwa semua pihak harus mengupayakan dengan sungguh-sungguh tentang perwujudan kesehatan dalam seluruh aspek kebijakan yang diambilnya.

Untuk dapat mengoptimalkan pelaksanaan inpres tersebut, maka peran serta ormas khususnya Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) menjadi sangat penting agar terjadi peningkatan perilaku sehat di masyarakat khususnya umat Hindu. Hal ini juga sejalan dengan visi PHDI, yakni terwujudnya masyarakat Hindu Dharma Indonesia yang sejahtera dan bahagia (jagadhita dan moksa) bersumber dari pustaka suci Veda, dengan misinya yaitu: a) Meningkatkan perilaku dalam pelaksanaan keyakinan dan  filsafat (tattva), etika (susila), dan ritual (acara) Hindu dalam kehidupan beragama yang modern, b) Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk membangun sumberdaya manusia yang maju, unggul, mandiri, berbudaya berdasarkan Dharma, c) Menumbuhkembangkan wawasan, solidaritas, dan keharmonisan internal dan eksternal, d) Pelestarian nilai-nilai budaya Hindu berdasarkan Veda, dan e) Pelaksanaan upacara dan upakara yang disesuaikan dengan kemampuan umat Hindu.

Sebagai wujud nyata dari upaya peningkatan perilaku hidup sehat di masyarakat dalam rangka mendukung Germas, PHDI melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat di Pura dan Pasraman. Oleh sebab itu, dalam rangka peningkatan kapasitas fasilitator/kader penggerak masyarakat perlu dilakukan orientasi fasilitator/kader penggerak masyarakat dan penyiapan panduan dalam penggerakan masyarakat dan kelompok binaan.

6 Petunjuk Penyelenggaraan Orientasi Bagi Kader PHDI

B. Tujuan Penulisan Buku PedomanAdanya Pedoman penyelenggaraan orientasi Germas dan

Pencegahan Stunting bagi Kader PHDI yang dapat digunakan sebagai acuan oleh pelatih/fasilitator serta pihak lain dalam melaksanakan kegiatan orientasi di daerah.

C. Tujuan Orientasi Penggerakan MasyarakatTujuan Umum :

Peserta diharapkan mampu memahami dan memiliki keterampilan dalam melakukan penggerakan masyarakat (umat) melalui GERMAS.

Tujuan Khusus : Setelah mengikuti orientasi peserta mampu :1. Memahami Gerakan Masyarakat Hidup Sehat2. Memahami Stunting dan pencegahannya3. Memahami penggerakan masyarakat dalam Germas dan

Pencegahan Stunting4. Memahami tugas dan tanggungjawabnya dalam

penggerakan masyarakat5. Melaksanakan penggerakan masyarakat di wilayah binaan

D. Proses, Metode dan Alur Orientasi1. Proses

a) PembukaanPembukaan dilakukan untuk mengawali kegiatan

orientasi secara resmi. Proses pembukaan orientasi meliputi beberapa kegiatan, yaitu :1. Laporan ketua penyelenggara orientasi2. Pengarahan sekaligus pembukaan3. Pembacaan doa

7Petunjuk Penyelenggaraan Orientasi Bagi Kader PHDI

b) PretestPretest dilakukan terhadap peserta dengan

tujuan untuk mendapatkan informasi awal tentang pengetahuan dan kemampuan peserta terkait GERMAS, Stunting dan pencegahannya, penggerakan masyarakat dalam Germas dan pencegahan stunting (khususnya penggerakan kelompok yoga dan pengembangan Kawasan Tanpa Rokok di Pura) serta tugas dan tanggungjawabnya dalam penggerakan masyarakat.

c) Membangun komitmen belajar/Building Learning Commitment (BLC)

Fasilitator melakukan dinamisasi penggalian harapan dan kekhawatiran peserta dalam mengikuti orientasi sebagai bentuk komitmen belajar. Tujuannya untuk mempersiapkan peserta dalam mengikuti proses orientasi. Tahapan kegiatannya antara lain :1. Penjelasan oleh pelatih atau fasilitator tentang

tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan dilakukan dalam materi membangun komitmen belajar/Building Learning Commitment (BLC);

2. Perkenalan antara peserta dengan peserta lain serta pelatih/fasilitator dan panitia penye-lenggara. Cara perkenalan dapat menggunakan berbagai metode seperti menggunakan metaplan, permaianan dan lain-lain.

3. Mengemukakan harapan, kekhawatiran, masing-masing peserta selama mengikuti orientasi (Identifikasi hasil penggalian tersebut dapat dituliskan dalam kertas flipchart atau minta 1-2 orang peserta membacakan);

8 Petunjuk Penyelenggaraan Orientasi Bagi Kader PHDI

4. Membangun kesepakatan antara para pelatih/fasilitator, penyelenggara orientasi dan peserta dalam berinteraksi selama orientasi berlangsung, meliputi : pengorganisasian kelas, kenyamanan kelas, keamananan kelas, dan hal lain yang dianggap perlu.

d) Perluasan WawasanKegiatan dilanjutkan dengan memberikan

materi dasar pengetahuan dan perluasan wawasan. Perluasan wawasan dilakukan dengan pemberian materi-materi dengan menggunakan metode curah pendapat dan tanya jawab serta metoe lain yang dianggap perlu. Materi yang disampaikan antara lain :1. Kebijakan Kementerian Kesehatan tentang

Germas dan Pencegahan Stunting2. Peran dan tanggungjawab PHDI dalam

mendukung Kesehatan3. Germas melalui Yoga dan Pura Tanpa Asap Rokok

(Putar)4. Peran Pendidik Sebaya Remaja dalam

pencegahan Stunting5. Teknik Fasilitasi Pendidik Sebaya Remaja dalam

Menyuluh/memberikan KIE Kesehatan6. Teknik Fasilitasi penggerakan Kelompok

Masyarakat binaan tentang Germas7. Teknik Self Assessment dan monitoring evaluasi

Pelaksanaan Germas dan Pencegahan Stunting

e) Rencana Tindak Lanjut (RTL)Rencana Tindak Lanjut (RTL) disusun setelah

mengikuti keseluruhan proses orientasi. RTL merupakan perumusan langkah-langkah dan

9Petunjuk Penyelenggaraan Orientasi Bagi Kader PHDI

kegiatan yang akan dilakukan agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Penyusunan RTL diupayakan rasional, inovatif, operasional, terjangkau, memiliki target dan sasaran jelas, terprogram dan efisien serta mempertimbangkan sumber daya yang dimiliki.

f) PostestPostest dilakukan setelah keseluruhan materi

disampaikan berikut praktiknya. Postest bertujuan untuk melihat peningkatan pengetahuan dan keterampilan peserta setelah mengikuti orientasi.

g) EvaluasiEvaluasi yang dimaksud terdiri dari 2 (dua) hal,

yaitu :1. Evaluasi Proses Pembelajaran

Merupakan evaluasi terhadap proses pembe-lajaran (refleksi) dan terhadap pelatih/fasilitator. Evaluasi proses pembelajaran (refleksi) dilaku-kan dengan cara melakukan review proses pembelajaran yang sudah berlangsung, sebagai umpan balik untuk penyempurnaan proses pembelajaran selanjutnya. Evaluasi terhadap pelatih/fasilitator dilakukan untuk mengetahui penilaian peserta terhadap kemampuan pelatih/fasilitator dalam menyampaikan pengetahuan dan atau keterampilan kepada peserta.

2. Evaluasi Penyelenggaraan OrientasiEvaluasi penyelenggaraan orientasi dilakukan untuk mendapatkan masukan dari peserta orientasi tentang penyelenggaraan orientasi dan akan digunakan untuk penyempurnaan

10 Petunjuk Penyelenggaraan Orientasi Bagi Kader PHDI

penyelenggaraan orientasi berikutnya. Evaluasi ini dilakukan oleh peserta. Obyek evaluasi adalah pelaksanaan administasi dan akademis.

h) PenutupanAcara penutupan adalah sesi akhir dari semua

rangkaian kegiatan, dilaksanakan oleh pejabat yang berwenang, dengan susunan acara sebagai berikut :1. Laporan ketua panitia penyelenggara orientasi2. Pengumuman peringkat keberhasilan peserta3. Kesan dan pesan dari perwakilan peserta4. Pengarahan dan penutupan oleh pejabat yang

berwenang5. Pembacaan Doa

2. MetodeMetode yang digunakan adalah metode pendidikan

orang dewasa (POD), sehingga dapat melakukan ceramah singkat, tanya jawab untuk hal-hal yang baru, curah pendapat untuk penjajakan pengalaman, penugasan berupa diskusi kelompok, latihan, dan simulasi atau role play dan praktik

11Petunjuk Penyelenggaraan Orientasi Bagi Kader PHDI

EVALUASI

Wawasan dan Pengetahuan

1. Kebijakan Kementerian Kesehatan tentang Germas dan Pencegahan Stunting

2. Peran dan tanggungjawab PHDI dalam mendukung Kesehatan

3. Germas (Yoga dan Putar)4. Peran Pendidik Sebaya Remaja dalam

pencegahan Stunting5. Teknik Fasilitasi Pendidik Sebaya

Remaja dalam Menyuluh/memberikan KIE Kesehatan

6. Teknik Fasilitasi penggerakan Klp Masyarakat binaan tentang Germas

7. Teknik Self Assessment dam Monev Pelaksanaan Germas dan Pencegahan Stunting

Metode : Ceramah, Curah Pendapat, Tanya Jawab

Keterampilan

Penggerakan dan Pemberdayaan Masyarakat

Metode : Bermain Peran (Roleplay), Diskusi Kelompok,

dan Observasi

Membangun Komitmen Belajar

Pretest

Pembukaan

Rencana Tindak Lanjut

Postest

Evaluasi

Penutupan

12 Petunjuk Penyelenggaraan Orientasi Bagi Kader PHDI

E. Jadwal Orientasi

No Waktu Materi Penanggung-jawab

Kelas gabung1 08.00 – 08.30 Registrasi Panitia2 08.30 – 09.00 Pre test Panitia3 09.00 – 09.30 Pembukaan Panitia4 09.30 – 09.45 Rehat Panitia5 09.45 – 10.30 Kebijakan Kemenkes Kemenkes RI6 10.30 – 11.15 Peran Ormas PHDI Pusat7 11.15 – 12.00 Materi tentang Germas dan Pencegahan

StuntingKemenkes RI

8 12.00 – 13.00 Ishoma PanitiaKelas A

9 13.00 – 14.00 Tehnik Fasilitasi Penggerakan Masyarakat untuk pengurus dan Lembaga Germas

Kemenkes dan PHDI Pusat

Kelas B10 13.00-14.00 Tehnik Fasilitasi Peran Pendidik Sebaya

tentang Stunting (Assessment, Problem Solving dan PKHS)

Kemenkes dan PHDI Pusat

Kelas A11 14.00-15.00 Praktik Penggerakan Masyarakat untuk

pengurus dan lembaga tentang Germas (PHBS, Yoga dan Putar)

Kemenkes dan PHDI Pusat

Kelas B12 14.00-15.00 Praktik Membuat Media KIE dan

Penyuluhan Stunting bagi Pendidik SebayaKemenkes dan PHDI Pusat

13 15.00 – 15.15 Rehat PanitiaKelas A

14 15.15-16.00 Lanjutan Praktik Penggerakan Masyarakat untuk pengurus dan lembaga tentang Germas (PHBS, Yoga dan Putar)

Kemenkes dan PHDI Pusat

Kelas B15 15.15-16.00 Lanjutan Praktik Membuat Media KIE dan

Penyuluhan Stunting bagi Pendidik SebayaKemenkes dan PHDI Pusat

16 16.00 – 17.00 Umpan balik and refleksi PHDI Pusat17 17.00-18.00 Membuat RTL Panitia18 18.00 – 19.00 Istirahat Panitia19 19.00-19.30 Membuat Komitmen Panitia20 19.30-19.45 Evaluasi penyelenggaraan orientasi Panitia21 19.45-20.15 Post Test Panitia22 20.15-20.30 Penutupan Panitia

13Petunjuk Penyelenggaraan Orientasi Bagi Kader PHDI

BAB IILANGKAH-LANGKAH PENYELENGGARAAN

ORIENTASI

A. PersiapanPersiapan penyelenggaraan orientasi memegang

peranan penting dalam proses orientasi yang pada akhirnya akan menghasilkan orientasi yang bermutu dan dapat mencapai tujuan orientasi sesuai dengan yang ditetapkan. Kegiatan persiapan penyelenggaraan orientasi, masuk dalam indikator input yang harus terpenuhi sesuai standar yang telah ditetapkan. Ada 2 (dua) komponen persiapan dalam penyelenggaraan orientasi penggerakan masyarakat bagi Kader PHDI, yaitu :

1. Komponen TeknisRuang lingkup komponen teknis dalam

penyelenggaraan orientasi yang harus dipahami serta dipersiapkan oleh pelatih atau pihak penyelenggara pelatihan, meliputi :a. Penetapan tujuan orientasi yang merujuk pada

Pedoman penyelenggaraan orientasi.b. Penetapan jumlah dan kriteria peserta orientasi.c. Penyiapan materi orientasi yang sesuai dengan tujuan

orientasi.d. Penetapan dan standarisasi tim pelatih/fasilitator

atau pihak lain yang terlibat dalam penyelenggaraan orientasi untuk menyamakan persepsi tentang materi orientasi, proses pembelajaran, jadwal pelatihan serta pembagian peran, tugas dan tanggung jawab setiap pelatih/pihak lain yang terlibat. Tim pelatih/fasilitator orientasi terdiri dari petugas kesehatan/ormas PHDI

14 Petunjuk Penyelenggaraan Orientasi Bagi Kader PHDI

yang telah mengikuti pelatihan sebagai pelatih penggerakan masyarakat.

e. Setiap pelatih/fasilitator harus menguasai materi yang akan disampaikan, serta merancang metode dan teknik, media pembelajaran serta langkah-langkah penyampaian materi atau pokok/ sub-pokok bahasan yang sesuai kemampuannya serta situasi setempat, untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan.

f. Tim pelatih/fasilitator merancang atau mengatur ruangan orientasi, agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif, komunikatif serta dapat terjalin interaksi partisipatif dari peserta orientasi.

g. Pengadaan bahan-bahan atau alat tulis yang mendukung proses pembelajaran, diantaranya adalah bahan ajar yang telah di fotokopi, kertas metaplan, kertas dan papan flipchart, spidol, laptop, LCD, formulir evaluasi materi/fasilitator, buku Pedoman penyelenggaraan orpentasi serta sarana untuk bermain peran/simulasi, dll.

h. Memantapkan peran tim pelatih/fasilitator yang terlibat dalam proses pembelajaran orientasi. Peran/tugas tim fasilitator diantaranya adalah : 1) menyiapkan materi sesuai dengan bidangnya, 2) menata proses pembelajaran, 3) mengupayakan situasi proses pembelajaran dapat berjalan secara optimal dan dapat mencapai tujuan pembelajaran, 4) membimbing peserta saat melakukan diskusi kelompok, bermain peran, dll terutama saat peserta melakukan kegiatan praktek kerja, 5) mengadakan evaluasi kegiatan pembelajaran, terutama terhadap pengetahuan/pemahaman dan kemampuan peserta tentang materi yang disampaikan.

15Petunjuk Penyelenggaraan Orientasi Bagi Kader PHDI

Disamping pelatih, kehadiran narasumber dalam pelatihan ini juga sangat diperlukan. Adanya narasumber berkaitan dengan pembahasan isu-isu khusus (spesifik), misalnya tentang penggerakan dan pemberdayaan masyarakat. Narasumber dapat dihadirkan karena keahliannya yaitu memiliki kompetensi yang sesuai dengan isu yang dibahas. Perannya adalah memberikan penjelasan mengenai isu tersebut secara lebih rinci dengan fakta, data dan pengalamannya.

2. Komponen AdministrasiRuang lingkup komponen administrasi yang perlu

dipersiapkan dalam penyelenggaraan orientasi, meliputi :a. Penyiapan dana penyelenggaraan orientasi beserta

bentuk pertanggungjawabnya.b. Pembentukan panitia penyelenggara orientasi

beserta pembagian tugas dan tanggung jawabnya. Pada umumnya panitia penyelenggara orientasi terdiri dari Penanggung Jawab/Ketua, Sekretaris, Bendahara, serta anggota/staf administrasi. Panitia penyelenggara orientasi ini, ditetapkan dengan Surat Keputusan pejabat berwenang di institusi penyelenggara bernaung. Selanjutnya, menetapkan rincian tugas dan tanggung jawab panitia penyelenggara orientasi.

B. PelaksanaanPelaksanaan orientasi merupakan tahapan penting dalam

penyelenggaraan orientasi. Pelaksaaan ini sendiri merupakan penerapan rancangan kegiatan orientasi yang telah dipersiapkan. Acuan pelaksanaan orientasi adalah jadwal yang telah disusun, diagram alur atau tahapan pembelajaran, serta proses kegiatan pembelajaran setiap materi orientasi yang

16 Petunjuk Penyelenggaraan Orientasi Bagi Kader PHDI

digunakan. Selanjutnya, berbagai pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan orientasi tersebut, yaitu pelatih/fasilitator serta panitia akan melaksanakan tupoksinya sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan pada tahap persiapan. Keberhasilan pelaksanaan orientasi juga sangat ditentukan oleh kesiapan pelatih/fasilitator dalam pengusaan materi, penyediaan bahan-bahan ajar, kemampuan penggunaan sarana/peralatan pendukung kegiatan belajar, pengelolaan alokasi waktu yang efektif dan efisien sesuai langkah-langkah kegiatan belajar, serta kemampuan memotivasi peserta untuk siap dan antusias/semangat dalam mengikuti proses pembelajaran.

C. PemantauanPemantauan pada tahap pelaksanaan kegiatan

orientasi perlu dilakukan, baik oleh panitia penyelenggara, pelatih/fasilitator, narasurnber serta berbagai pihak yang terlibat dalarn penyelenggaraan orientasi tersebut. Tujuan pernantauan dalam penyelenggaraan orientasi adalah untuk rnengetahui proses penyelenggaraan orientasi serta perrnasalahan yang ada, sehingga dapat segera dilakukan upaya untuk rnengatasinya. Dengan demikian, kegiatan pernbelajaran selarna orientasi dapat berjalan dengan baik sesuai rencana dan harapan. Ruang lingkup pemantauan pada tahap pelaksanaan kegiatan orientasi, berdasarkan sasaran pemantauan, yaitu meliputi :1. Peserta Latih2. Pelatih/Fasilitator/Narasumber3. Kegiatan Pembelajaran4. Materi Orientasi5. Sarana Pendukung Kegiatan Orientasi6. Panitia Orientasi7. Akomodasi Penyelenggaraan Orientasi

17Petunjuk Penyelenggaraan Orientasi Bagi Kader PHDI

D. EvaluasiEvaluasi atau penilaian merupakan suatu proses

menentukan nilai atau besarnya sukses dalam mencapai tujuan orientasi yang sudah ditetapkan. Secara umum, tujuan penilaian pada tahap pelaksanaan orientasi adalah untuk mengetahui hasil kegiatan pembelajaran terhadap peningkatan pengetahuan dan keterampilan atau kompetensi peserta latih sesuai dengan tujuan orientasi yang telah ditetapkan. Ruang lingkup penilaian yang dilakukan pada tahap pelaksanaan kegiatan pelatihan, berdasarkan sasaran penilaian yaitu meliputi :1. Peserta Latih2. Pelatih/Fasilitator/Narasumber3. Kegiatan Pembelajaran4. Materi Orientasi5. Sarana Pendukung Kegiatan Orientasi6. Panitia Orientasi7. Akomodasi Penyelenggaraan Orientasi8. Jenis penilaian

E. Pelaporan OrientasiPada akhir penyelenggaraan orientasi, panitia

penyelenggara harus membuat laporan orientasi dan sudah diserahkan selambat-Iambatnya 1 (satu) minggu setelah orientasi berakhir. Panitia mengirimkan laporan tersebut kepada pimpinan Institusi Penyelenggara Orientasi dan ditembuskan ke Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, melalui mekanisme berjenjang mulai dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

F. Pengorganisasian OrientasiKegiatan orientasi ini melibatkan unsur Dinas Kesehatan

dan PHDI tingkat Provinsi atau Kabupaten/Kota serta pelatih,

18 Petunjuk Penyelenggaraan Orientasi Bagi Kader PHDI

dengan susunan organisasi yang disesuaikan dengan anggaran yang tersedia, meliputi :1. Penasehat2. Penanggungjawab3. Ketua4. Sekretaris5. Bendahara, dan6. Anggota/staf administrasi

Susunan kepanitiaan ditetapkan dengan Surat Keputusan pejabat berwenang di institusi penyelenggara bernaung.

19Petunjuk Penyelenggaraan Orientasi Bagi Kader PHDI

BAB IIIPENGGERAKAN DAN PEMBERDAYAAN DAN

MASYARAKAT

Penggerakan dan pemberdayaan masyarakat adalah segala upaya yang bersifat persuasif dan tidak memerintah yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, perilaku dan kemampuan masyarakat dalam menemukan, merencanakan dan memecahkan masalah menggunakan sumber daya/potensi yang mereka miliki, termasuk partisipasi dan dukungan tokoh-tokoh masyarakat serta ormas yang ada di masyarakat. Dengan adanya penggerakan dan pemberdayaan masyarakat, diharapkan akan timbul kemandirian dalam bidang kesehatan sehingga masyarakat dapat memberikan andil dalam meningkatkan derajat kesehatannya. Ada 3 (tiga) hal yang akan dilakukan oleh PHDI dalam menggerakan dan memberdayakan masyarakat, yaitu melalui :

A. Pembentukan Kelompok YogaPenggerakan dan pemberdayaan masyarakat melalui

pembentukan kelompok yoga dilakukan dalam rangka meningkatkan minat kemandirian masyarakat sehingga masyarakat dapat memberikan andil dalam meningkatkan aktivitas fisik dalam kehidupan sehari-hari.

Yoga adalah salah satu jenis olah raga yang memiliki manfaat untuk meningkatkan kesehatan fisik, memberikan ketenangan pikiran dan kedamaian jiwa. Yoga sangat baik untuk meningkatkan konsentrasi dan membawa kesadaran diri, menajamkan pikiran, dan menjauhkan seseorang dari emosi dan pikiran negatif. Yoga berperan penting dalam meningkatkan asupan oksigen ke dalam otak, menghilangkan kepenatan, meningkatkan energi, dan vitalitas, meningkatkan kelenturan dan stamina tubuh, menstimulasi kelenjar

20 Petunjuk Penyelenggaraan Orientasi Bagi Kader PHDI

hormonal dalam tubuh dan membuatnya stabil. Gerakan- gerakan yoga juga dapat memperlancar sirkulasi darah. Selain hal itu yoga juga meningkatkan kekebalan tubuh (Shindu 2006).

Kelompok yoga adalah sekelompok orang yang melakukan aktifitas latihan yoga (postur asanas) secara terorganisir yang diorientasikan untuk kepentingan kesehatan jiwa, raga dan spiritual. Proses penggerakan dan pemberdayaan masyarakat melalui pembentukan kelompok yoga dilakukan dengan cara :1. Mengenali kondisi dari masyarakat, yaitu :

a. Mengenali karakteristik masyarakat,b. Menggalang kesepakatan dengan berbagai tokoh

masyarakat ketua tempek/banjar/ pasraman/pengempon pura sebagai agen perubahan dalam pembentukan kelompok yoga guna mendukung gerakan masyarakat hidup sehat, baik secara formal maupun non formal,

c. Mengenali prioritas keinginan masyarakat terkait pelaksanaan yoga (identifikasi pelatih/intruktur yoga, menentukan peserta yoga, menentukan tempat, menginventarisir kebutuhan logistik dan sarana pendukung lainnya),

d. Membentuk wadah/struktur/lembaga yoga dengan kepengurusan dan manajemen terpadu untuk memudahkan penggerakan masyarakat;

2. Melakukan pendekatan (advokasi) terhadap tokoh masyarakat serta lembaga-lembaga masyarakat yang ada, dan melibatkan lembaga dan tokoh-tokoh tersebut dalam kegiatan;

3. Menfasilitasi masyarakat dalam kegiatan yoga dengan harapan agar yoga dapat dilakukan secara rutin;

4. Melaksanakan aktifitas latihan yoga;

21Petunjuk Penyelenggaraan Orientasi Bagi Kader PHDI

5. Menyelenggarakan forum pertemuan kelompok yoga sebagai wahana untuk berdiskusi, saling berbagi pengalaman, mengemukakan masalah dan mencari solusi bersama;

6. Penggalian dan pengembangan potensi masyarakat;7. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan yoga.

B. Pembentukan Kelompok Pecalang Rokok dalam mendukung Pengembangan Kawasan Pura Tanpa Asap Rokok (PUTAR)

Pura sebagai tempat ibadah ditetapkan sebagai salah satu sasaran dari penerapan Kawasan Tanpa Rokok (KTR). KTR diberlakukan untuk mengurangi perilaku merokok masyarakat. PUTAR merupakan salah satu upaya mengendalikan pikiran dan tindakan untuk menjaga kawasan pura tetap bersih, sehat dan segar sehingga tercipta suasana pura yang nyaman, damai dan bahagia.

Upaya penggerakan dan pemberdayaan masyarakat untuk mengurangi perilaku merokok dilakukan melalui pembentukan kelompok pecalang rokok untuk dapat meningkatkan minat kemandirian masyarakat sehingga masyarakat dapat memberikan andil dalam meningkatkan perilaku sehat dalam kehidupan sehari-hari.

Pembentukan kelompok pecalang rokok dilakukan dalam rangka mendukung pelaksanaan KTR di Pura. Pelaksanaan KTR di Pura dapat terlaksana dengan baik apabila segala bentuk larangan dan ajakan yang disampaikan ke umat pada area KTR dapat dilakukan sesuai peraturan. Untuk menjamin pelaksanaan KTR ini, maka perlu pengawasan. Oleh sebab itu, dibutuhkan tenaga yang sudah dilatih secara khusus untuk mengawasi pelaksanaan KTR di Pura. Kegiatan pengawasan yang dimaksud dapat memanfaatkan Pecalang yang selama

22 Petunjuk Penyelenggaraan Orientasi Bagi Kader PHDI

ini sebagai simbol tenaga pengawas ataupun pengamanan khusus pada acara persembahyangan dan kegiatan adat.

Kata Pecalang berasal dari kata ”calang” dan menurut theologinya diambil dari kata ”celang” yang dapat diartikan waspada. Dari sini dapat artikan secara bebas. ”Pecalang” adalah seseorang yang ditugaskan untuk mengawasi keamanan desa adatnya. Pecalang yang diberdayakan sebagai pengawas KTR akan diberikan pengetahuan tentang bahaya rokok dan pelatihan khusus tentang cara mengedukasi dan menegur orang yang kedapatan merokok di Pura. Dalam menjalankan tugasnya, yakni mengawasi pelaksanaan KTR di Pura, pecalang akan diberikan atribut tertentu seperti tanda di lengan (badge) yang bertuliskan . Pecalang bisa dibentuk di Pura atau Pasraman. Pecalang juga bisa diberdayakan untuk mengawasi perilaku sehat lainnya seperti perilaku buang sampah sembarangan, dll.

Proses penggerakan dan pemberdayaan masyarakat melalui pembentukan kelompok pecalang dilakukan dengan cara :1. Mengenali kondisi dari masyarakat, yaitu :

a. Mengenali karakteristik masyarakat,b. Menggalang kesepakatan dengan berbagai tokoh

masyarakat ketua tempek/banjar/ pasraman/pengempon pura sebagai agen perubahan dalam pembentukan kelompok pecalang guna mendukung gerakan masyarakat hidup sehat, baik secara formal maupun non formal,

c. Mengenali prioritas keinginan masyarakat terkait pelaksanaan KTR di Pura (identifikasi calon petugas pengawas (pecalang), menginventarisir kebutuhan logistik dan sarana pendukung lainnya),

23Petunjuk Penyelenggaraan Orientasi Bagi Kader PHDI

d. Membentuk wadah/struktur/lembaga pecalang dengan kepengurusan dan manajemen terpadu untuk memudahkan penggerakan masyarakat;

2. Melakukan pendekatan (advokasi) terhadap tokoh masyarakat serta lembaga-lembaga masyarakat yang ada, dan melibatkan lembaga dan tokoh-tokoh tersebut dalam kegiatan;

3. Menfasilitasi masyarakat dalam kegiatan pengawasan KTR di Pura dengan harapan agar pecalang dapat melaksanakan tugasnya dengan baik;

4. Melaksanakan aktivitas pengawasan KTR di Pura;5. Menyelenggarakan forum pertemuan kelompok pecalang

sebagai wahana untuk berdiskusi, saling berbagi pengalaman, mengemukakan masalah dan mencari solusi bersama;

6. Penggalian dan pengembangan potensi masyarakat;7. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pecalang

rokok di Pura.

C. Pembentukan Pendidik Sebaya Remaja (Dharma Yowana) dalam mencegah Stunting

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak pendek untuk usianya. Kekurangan gizi kronis terjadi sejak bayi dalam kandungan dan masa awal setelah anak lahir. Stunting baru nampak setelah anak usia 2 tahun. Stunting dapat dicegah dengan memperhatikan kesehatan dan gizi ibu dan anak sejak masa awal kehidupan yaitu pada 1000 HPK dengan memenuhi kecukupan gizi ibu sebelum hamil, selama hamil, masa dalam kandungan sampai usia dua tahun setelah dilahirkan

Upaya meningkatkan akses dan kualitas pelayanan gizi dan kesehatan ibu dan anak, dilakukan dengan pendekatan Continuum of Care yang dimulai sejak masa pra hamil, hamil,

24 Petunjuk Penyelenggaraan Orientasi Bagi Kader PHDI

bersalin dan nifas, bayi, balita, hingga remaja (pria dan wanita usia subur). Dengan menggunakan pendekatan siklus kehidupan dari ibu hamil, balita, usia sekolah dan remaja, usia kerja dan usia lanjut, serangkaian usulan intervensi program per kelompok umur tersebut dikemukakan, baik yang bersifat spesifik oleh jajaran kesehatan, maupun yang bersifat sensitif oleh sektor lain di luar kesehatan.

PHDI memilih upaya pencegahan stunting di mulai dari usia sebelum hamil, bahkan sebelum menikah yaitu masa remaja. Masa remaja adalah masa yang paling rawan terhadap pengaruh-pengaruh perilaku negatif kesehatan. Permasalahan yang dialami oleh ibu hamil banyak diantaranya disebabkan oleh permasalahan dan kondisi kesehatan masa remaja antara lain remaja anemia, kurang gizi, menikah muda, hamil usia remaja, ketidaksiapan membina rumah tangga dll.

Pemberdayaan remaja untuk mencegah stunting dilakukan dengan Pembentukan Pendidik Sebaya Remaja atau Dharma Yowana. Dharma Yowana adalah remaja yang memiliki pengetahuan dan mempunyai kemampuan untuk menyebarluaskan ajaran dharma (kebenaran) termasuk isu-isu kesehatan. Dharma Yowana adalah Wadah bagi Pendidk dan Konselor Sebaya yang ada di Pasraman atau Lembaga Hindu lainnya

1. Kriteria Dharma Yowana• Memiliki motivasi dan menyebarluaskan informasi• Aktif dalam kegiatan sosial dan organisasi• Memiliki ciri antara lain : ramah, supel, lues dalam

pergaulan• Kreatif dan inovatif• Terbuka untuk hal-hal baru dan senang menolong• Memiliki minat, tanggung jawab dan komitmen• Pernah mengikuti orientasi/pendidikan/pelatihan

25Petunjuk Penyelenggaraan Orientasi Bagi Kader PHDI

2. Manfaat Kader Kesehatan• Menolong dirinya sendiri dan orang lain untuk hidup

sehat.• Menjadi promotor / penggerak dan motivator dalam

upaya meningkatkan kesehatan diri sendiri, teman-teman dan lingkungan sekitar.

• Membantu teman, guru, keluarga dan masyarakat dalam memecahkan permasalahan kesehatan termasuk melakukan rujukan ke pelayanan kesehatan.

3. Tugas dan Peranan Dharma Yowana• Melakukan advokasi kepada pihak lain yang dapat

memberikan dukungan, baik moril maupun material.• Melakukan koordinasi dengan pihak yang terkait.• Membantu petugas kesehatan dalam melakukan

penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala.• Melakukan skrining kesehatan remaja secara teratur

meliputi BB, TB, Lingkar perut, Lingkar lengan, pemeriksaan Haemoglobin (sel darah merah, tensi darah dll

• Menyampaikan informasi dan edukasi Germas dan Pencegahan Stunting kepada masyarakat umum dan teman sebaya. Pencegahan stunting di usia remaja adalah pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) kepada remaja putri (rematri). Dharma Yowana bertugas memberikan penyuluhan tentang manfaat TTD dan memotivasi agar rematri mau minum TTD 1 tablet setiap minggu.

• Mempromosikan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS).

• Peduli terhadap masalah kesehatan di lingkungan sekolah dan di lingkungan tempat tinggalnya.

26 Petunjuk Penyelenggaraan Orientasi Bagi Kader PHDI

• Mengawasi kebersihan lingkungannya.• Mengingatkan teman sebaya di lingkungannya agar

melaksanakan PHBS.• Membantu menyelesaikan permasalahan kesehatan

teman sebayanya.• Membantu memfasilitasi teman sebayanya dalam

rujukan kesehatan dasar bila diperlukan

27Petunjuk Penyelenggaraan Orientasi Bagi Kader PHDI

BAB IVRENCANA TINDAK LANJUT

Di akhir orientasi, semua peserta orientasi wajib membuat rencana tindak lanjut (RTL). RTL disusun dalam rangka mempersiapkan rencana kegiatan yang akan disusun untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Rencana tindak lanjut yang diusulkan mencakup:

1. Rencana tindak lanjut jangka pendek (1-2 minggu setelah orientasi);

2. Rencana tindak lanjut jangka menengah (kurun waktu 1 tahun); dan

3. Rencana tindak lanjut jangka panjang (kurun waktu 2 tahun).

RTL dibuat 2 (dua) rangkap, 1 (satu) rangkap diserahkan kepada panitia dan 1 (satu) rangkap lainnya dibawa pulang oleh peserta orientasi untuk ditindaklanjuti di lapangan.

Hal-hal atau uraian yang harus dituangkan dalam form RTL diantaranya adalah nomor, uraian kegiatan, sasaran, jumlah sasaran, tempat dan tanggal pelaksanaan kegiatan, materi/alat bantu/lainnya, sumber dana, Pelaksana dan penanggung jawab dan hal lain yang dirasa perlu. (format RTL terlampir)

28 Petunjuk Penyelenggaraan Orientasi Bagi Kader PHDI

29Petunjuk Penyelenggaraan Orientasi Bagi Kader PHDI

BAB VPENUTUP

Pedoman penyelenggaraan orientasi Germas dan pencegahan stunting bagi kader PHDI ini merupakan acuan bagi pihak pengelola orientasi PHDI di provinsi atau kabupaten/kota. Dengan buku pedoman ini, diharapkan dapat mempermudah pihak terkait dalam menyelenggarakan orientasi, sehingga dapat meningkatkan jumlah kelompok-kelompok penggerak di masyarakat. Kepada para pengelola Germas dan pencegahan stunting bagi kader PHDI di daerah, diharapkan dapat mengambil langkah-Iangkah untuk memahami dan selanjutnya dapat menerapkan pedoman ini dalam penyelenggaraan orientasi tersebut. Keberhasilan dari penerapan pedoman tidak terlepas dari komitmen dan keinginan kuat dari semua pihak yang terlibat sehingga penyelenggaraan orientasi dapat berjalan dengan baik serta mendapatkan hasil sesuai dengan yang diharapkan.

Prihen temen dharma dumaranang saratSaraga sang sadhu sireka tutanaTan artha tan kama pidonya tan yasaYa sakti sang sajjana dharma raksaka

ArtinyaUsahakan dharma dalam kehidupan di dunia iniMereka yang bijaksana hendaknya dijadikan panutanBukanlah harta nafsu atau kemasyuranKeberhasilan sang bijaksana adalah karena paham benar hakekat dharma

30 Petunjuk Penyelenggaraan Orientasi Bagi Kader PHDI

LAMPIRAN 1

PENILAIAN TERHADAP PELATIH/FASILITATOR

Nama Orientasi : ................................................................Nama Fasilitator : ................................................................Materi : ................................................................Hari/Tanggal : ................................................................Waktu/Jam : ................................................................

Berilah tanda centang () pada kolom berikut, sesuai penilaian Saudara

No NILAI 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100

a. Penguasaan materib. Ketepatan waktuc. Sistematika penyajiand. Penggunaan metode dan alat bantu e. Empati, gaya dan sikap terhadap pesertaf. Penggunaan bahasa dan volume suarag. Pemberian motivasi belajar kepada pesertah. Pencapaian TIUi. Kesempatan tanya jawabj. Kemampuan menyajikank. Kerapihan pakaianl. Kerjasama antar tim pengajar

Keterangan : 50-60 = Sangat Kurang; 65-70 = Kurang; 75-80 = Baik; 90- 100 sangat baik.

Saran : ................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

31Petunjuk Penyelenggaraan Orientasi Bagi Kader PHDI

LAMPIRAN 2

PENILAIAN TERHADAP PENYELENGGARAAN

Nama Orientasi : .......................................................................................Hari/Tanggal : .......................................................................................

Berilah tanda centang () pada kolom berikut, sesuai penilaian Saudara

No NILAI 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100

a. Efektifitas penyelenggaraan

b. Relevansi program orientasi dengan pelaksanaan tugas

c. Persiapan dan sarana orientasi

d. Hubungan peserta dengan penyelenggara orientasi

e. Hubungan antar peserta

f. Pelayanan kesekretariatan

g. Kebersihan dan kenyamanan tempat orientasi

Keterangan : 50-60 = Sangat Kurang; 65-70 = Kurang; 75-80 = Baik; 90- 100 sangat baik.

Saran : ......................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

32 Petunjuk Penyelenggaraan Orientasi Bagi Kader PHDI

LAMPIRAN 3

BIODATA PESERTA ORIENTASI

Nama : ....................................................................................................

NIP : ....................................................................................................

Jabatan : ....................................................................................................

Unit Kerja : ....................................................................................................

Alamat Kantor : ....................................................................................................

Telp. ....................................... Email .......................................

Alamat Rumah : ....................................................................................................

Telp. ....................................... Email .......................................

( ........................................... )

33Petunjuk Penyelenggaraan Orientasi Bagi Kader PHDI

LAMPIRAN 4

BIODATA PELATIH/FASILITATOR ORIENTASI

Nama : ....................................................................................................

NIP : ....................................................................................................

Jabatan : ....................................................................................................

Unit Kerja : ....................................................................................................

Alamat Kantor : ....................................................................................................

Telp. ....................................... Email. .....................................

Alamat Rumah : ....................................................................................................

Telp. ...................................... Email. .....................................

Pengalaman Kerja ...................................................................................................:

....................................................................................................

....................................................................................................

( ........................................... )

34 Petunjuk Penyelenggaraan Orientasi Bagi Kader PHDI

LAMPIRAN 5

EVALUASI MATERI ORIENTASI

Judul Materi : ................................................................

Peserta diharapkan memberikan masukan terhadap isi materi dan proses pengajaran, pada kolom dibawah ini :

ISI MATERI

PROSES PENGAJARAN (LANGKAH-LANGKAH DAN METODE PENGAJARAN)

35Petunjuk Penyelenggaraan Orientasi Bagi Kader PHDI

LAMPIRAN 6

FORMAT RENCANA TINDAK LANJUT

NO KegiatanSasaran

dan jumlah

Lokasi Waktu Materi

dan Alat

bantuMetode Dana Pelaksana PJ

1

2

3

4

36 Petunjuk Penyelenggaraan Orientasi Bagi Kader PHDI

SOAL PRETEST/POSTESTORIENTASI PENGGERAKAN MASYARAKAT BAGI KADER PHDI

Nama/Kode :Utusan dari :

SOAL: PRE TESTPilihlah salah satu jawaban yang paling anda anggap benar dengan tanda silang (X)

1. Masalah kesehatan masyarakat merupakan tanggung jawab?a. Pemerintahb. Masyarakatc. Perusahaand. Ormase. Semua pihak

2. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada umat Hindu dimulai dari pura dan pasraman. Yang harus melaksanakan PHBS di Pura adalaha. Pengelola Purab. Pandita/Pinandita dan Sarati Bantenc. Pengempon Purad. Pangunjung Purae. Semua benar

3. Syarat dari Pura dan Pasraman yang menerapkan PHBS antara lain :a. Tempat cuci tangan dengan air mengalir dan tersedia

sabun cuci tanganb. Jamban yang bersih dan tersedia air bersihc. Tempat sampah

LAMPIRAN 7

37Petunjuk Penyelenggaraan Orientasi Bagi Kader PHDI

d. Wadah tirta yang bersih dan tertutupe. Semua benar

4. Rokok mengandung bahan kimia yang bisa menyebabkan kecanduan/ketagihan:a. Tarb. Nikotinc. COd. H2Se. Semua benar

5. Veda mengajarkan agar umat Hindu menghindarkan diri dari 5M, diantaranya yaitua. Madatb. Mabokc. Madond. Mewiramae. a,b,c benar

6. GERMAS singkatan daria. Gerakan Masyarakatb. Gerakan Masyarakat Sehatc. Gerakan Masyarakat Hidup Sehatd. Gerakan Masyarakat Sejahterae. Gerakan Masyarakat Sehat Sejahtera

7. Salah satu indikator Germas adalah aktivitas fisik. Sebaiknya melakukan aktifitas fisik seperti olah raga dianjurkan secara rutin minimal :a. 1 bulan sekalib. 1 minggu sekalic. 2 minggu sekalid. 3x seminggue. Setiap hari

38 Petunjuk Penyelenggaraan Orientasi Bagi Kader PHDI

8. Latihan yang bisa menciptakan keselarasan dan keseimbangan antara jiwa, pikiran dan tubuh adalah ;a. Aerobikb. Salsac. Joggingd. Yogae. Dancing

9. Dalam kitab yoga sutra patanjali disebutkan “ yogaccita vrtti nirodhah” yang berarti....a. Yoga adalah menghubungkan diri dengan melalui pikiranb. Yoga adalah pemusatan pikiran untuk mencapai

kebahagiaanc. Yoga adalah latihan fisik untuk mencapai kedamaiand. Yoga adalah pengendalian indria yang ada dalam tubuhe. Yoga adalah pengendalian gelombang-gelombang

pikiran dalam alam pikiran

10. Gerak/Pose yoga untuk meningkatkan kesadaran serta pencerahan spiritual dengan cara menghormati dan memuja Matahari disebuta. Asthanga yogab. Hatta yogac. Surya Namaskarad. Vinyasa yogae. Semua benar

11. Kondisi gagal tumbuh pada anak akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.a. Stuntingb. Gizi Burukc. Wastingd. Kuntete. Semua benar

39Petunjuk Penyelenggaraan Orientasi Bagi Kader PHDI

12. Faktor risiko stunting adalah:a. Asupan makanan yang tidak adekuatb. Pola asuh yang kurang baikc. Akses terhadap sanitasi dan air bersih yang rendah.d. Akses terhadap pelayanan kesehatan yang rendahe. Semua benar

13. Mencegah Stunting pada remaja khusus yang ditujukan kepada remaja putri adalah kecualia. Olah raga teraturb. Minum Vitamin Ac. Minum Tablet tambah darah (TTD)d. Minum Obat Cacinge. Makan sayur dan buah

14. Dampak Stunting yang paling dikhawatirkan adalaha. Pendekb. Tidak percaya diric. Sakit-sakitand. Cacate. Kecerdasan/IQ rendah

15. Pendidik Sebaya Remaja dalam istilah Hindu disebut Dharma Yowana. Peran Dahrma Yowana dalam Pasraman adalah Kecuali :a. Memahami permasalahan remaja di Pasramanb. Melakukan Penyuluhanc. Membantu Puskesmas dalam skrining UKSd. Aktif dalam upaya-upaya kesehatan Pasramane. Memungut iuran Pasraman

40 Petunjuk Penyelenggaraan Orientasi Bagi Kader PHDI

JAWABAN PRETEST/POSTESTORIENTASI PENGGERAKAN MASYARAKAT BAGI KADER PHDI

1. D2. E3. E4. B5. E6. C7. D8. D

9. B10. C11. A12. E13. C14. E15. E

LAMPIRAN 8