pegadaian syari'ah
TRANSCRIPT
OlehElok FaradillahSiti Khadijah
PEGADAIAN SYARI’AH( RAHN )
PENGERTIAN RAHNpegadaian menurut Kitab Undang-undang Hukum
Perdata Pasa 1150 disebutkan: ” Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seorang yang berpiutang atas suatu barang bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh seorang berutang atau oleh seorang lain atas namanya, dan yang memberikan kekuasaan kepada orang yang berpiutang itu untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut secara didahulukan daripada orang yang berpiutang lainnya, dengan pengacualian biaya untuk melelang barang tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkannya setelah barang itu digadaikan, biaya-biaya mana harus didahulukan.”
Rahn secara harfiah adalah tetap,
kekal, dan jaminan. Secara istilah
rahn adalah apa yang disebut
dengan barang jaminan, agunan,
cagar, atau tanggungan. Sedangkan
pegadaian syariah (Rahn)adalah
menahan salah satu harta milik
nasabah atau rahin sebagai barang
jaminan atau marhun atas
hutang/pinjaman atau marhun bih
yang diterimanya
HUKUM PEGADAIAN SYARI’AH
Pinjaman dengan menggadaikan marhun
sebagai jaminan marhun bih dalam rahn itu
diperbolehkan, dengan ketentuan bahwa
murtahin, dalam hal ini pegadaian syariah,
mempunyai hak menahan marhun sampai
semua marhun bih dilunasi.
RUKUN DAN SYARAT RAHN
Pelaku, terdiri atas : pihak yang berakad,
yaitu pihak yang menggadaikan (rahin)
dan pihak yang menerima gadai
(murtahin).
Objek akad berupa barang yang
digadaikan / jaminan (marhun)
Utang (marhun bih).
Ijab kabul / serah terima.
KETENTUAN UMUM: Murtahin (penerima barang) mempunyai hak
untuk menahan marhun (barang) sampai semua utang rahin dilunasi.
Marhun dan manfaatnya tetap milik rahinPemeliharaan dan penyimpanan marhun pada
dasarnya menjadi kewajiban rahin, namun dapat dilakukan juga oleh murtahin, sedangkan biaya pemeliharaan dan penyimpanan tetap menjadi kewjiban rahin.
Besar biaya pemeliharaan dan penyimpanan marhun tidak boleh ditentukan berdasarkan jumlah pinjaman.
Penjualan marhun
Penjualan marhun
1. Apabila jatuh tempo, murtahin harus memperingatkan rahin untuk segera melunasi utangnya.
2. Apabila rahin tetap tidak bisa melunasi utangnya, maka marhun dijual paksa / dieksekusi melalui lelang sesuai syariah.
3. Hasil penjualan marhun digunakan untuk melunasi utang, biaya pemeliharaan da penyimpanan yang belum dibayar serta biaya penjualan.
4. Kelebihan hasil penjualan menjadi milik rahindan kekurangannya menjadi kewajiban rahin.
TUJUAN PEGADAIAN SYARI’AHmelaksanakan dan menunjang pelaksanaan
kebijaksanaan dan program pemerintah dibidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya melalui penyaluran uang pembiayaan / pinjaman atas dasar hukum gadai.
Pencegahan praktik ijon, pegadaian gelap, dan pinjaman tidak wajar lainnya.
Pemanfaatan gadai bebas bunga pada gadai syariah memiliki efek jaring pengaman sosial karena masyarakat yang butuh dana mendesak tidak lagi dijerat pinjaman / pembiayaan berbasis bunga.
Membantu orang-orang yang membutuhkan pinjaman dengan syarat mudah.
Manfaat pegadaian bagi nasabah
Tersedianya dana dengan prosedur yang relatif
sederhana dan dalam waktu yang lebih cepat
dibandingkan dengan pembiayaan/kredit
perbankan. Disamping itu, nasabah juga mendapat
manfaat penaksiran nilai suatu barang bergerak
secara profesional. Mendapat fasilitas penitipan
barang bergerak dengan aman dan dapat
dipercaya. Dan persyaratan yang sangat
sederhana, sehingga memudahkan masyarakat
(nasabah) untuk memenuhinya.
Manfaat bagi perusahaan gadai1. Penghasilan yang bersumber dari sewa modal
yang dibayarkan oleh peminjam dana.2. Penghasilan yang bersumber dari ongkos yang
dibayarkan oleh nasabah memperoleh jasa tertentu. Bagi bank syariah yang mengeluarkan produk gadai syariah dapat mendapat keuntungan dari pembebanan biaya administrasi dan biaya sewa tempat penyimpanan emas.
3. Pelaksanaan misi perum pegadaian sebagai BUMN yang bergerak dibidang pembiayaan berupa pemberian bantuan kepada masyarakat yang memerlukan dana dengan prosedur yang relatif sederhana.
Produk-produk gadai antara lain:
Kredit KCAKreasi (kredit angsuran fidusia)Kreasida (kredit angsuran sistem gadai)Jasa TaksiranJasa TitipanGadai GabahGada InvestasiKrista (kredit usaha rumah tangga)Gadai Syariah (Rahn)ARRUM (Ar-rahn untuk usaha mikro kecil)
Perbedaan antara Gadai dan Rahn1. Rahn dalam hukum islam dilakukan secara
sukarela atas dasar tolong-menolong tanpa mencari keuntungan, sedangkan gadai menurut hukum perdata, disamping berperinsip tolong-menolong juga menarik keuntungan dengan cara menarik bunga atau sewa modal yang ditetapkan.
2. Dalam hukum perdata, hak gadai hanya berlaku pada benda yang bergerak, sedangkan dalam hukum islam, rahn berlaku pada seluruh harta, baik harta yang bergerak maupun yang tidak bergerak.
3. Dalam rahn, menurut hukum islam tidak ada istilah bunga uang.
4. Gadai menurut hukum perdata, dilaksanakan melalui
suatu lembaga, yang di Indonesia disebut Perum Pegadaian, sedangkan rahn menurut hukum islam dapat dilaksanakan tanpa melalui suatu lembaga.
والسالم عليكم ورحمة الله TERIMAKASIH وبركاته