pejlsepsi petani terhadap siarafli pertanian di radio
TRANSCRIPT
PEJlSEPSI PETANI TERHADAP SIARAfli PERTANIAN DI RADIO FISKA FM BOGC>R
(Kasus Petani di Desa Sukamulya Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat)
Abdul Aziz
JURUSAN SOSIAL EKOl\TOMI PER.TANIAN FAKULTAS SAINS DAN TEKN01LOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI JAKARTA
2004M/1425 II
PE.RSEPSl PETANI TERHADAP SIARAJ~ PERTANIAN Ill RADIO FISKA FM BOG()R
(Kasus Petani di Desa Sukamu!ya Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogar Provinsi Jawa Barat)
Oleh: Abdul Aziz
NIM : 100092020290
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agribisnis
Fakultas Sains clan Teknologi Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PEllTANIAN FAKULTAS SAINS DAN TEKNOiLOGI
UNIVERSITAS ISLAI\1 NEGERI JAIURTA
2004 MI 1425 H
JURUSAN SOSIAL EI(ONOMI PERTANIAN/AGRIBISNIS FAI(ULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SY ARIF HIDAY A TULLAH JAJKART A
Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi yang ditulis oleh :
Nama NIM Program Studi Judul Skripsi
: Abdul Aziz : I 00092020290 : Sosial Ekonomi Pertanian/ Agribisnis : Persepsi Petani Terhadap Siaran Pertanian di Radio Fiska FM Bogor (Kasus Petani di Desa Sukamulya Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barnt)
Dapat diterima sebagai syarat kelulusan tmtuk memperoleh gelar Sarjana pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dekan,
Jakarta, September 2004 Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Pembimbing II,
_>~~ Ors. Acep Muhib, MMA NIP. 150 317 959
Mengetahui
Ketua Jurusan,
**~'il 4- Dr. Syopi nsyah Jaya Putra, M.Sis NIP. 150 317 956 ~
Ir. Mudatsir Najamuddin, MM NIP. 150 317958
PENGESAHAN UJIAN
Skripsi berjudul "Persepsi Petani terhadap Siaran Pertanian di Radio Fiska FM Bogor (Kasus Petani di Desa Sukamulya Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat)" telah diuji dan dinyatakan lulus dalam sidang munaqosyah Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakaita, pada hari Sabtu, 18 September 2004. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Strata I (SI) pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian/Agribisnis.
Penguji II
Jakarta, September 2004
Tim Penguj i, Penguji I
~, Ir. Mudatsir Najamuddin, MM
Penguji Ill
Drs. Acep Mubib, MMA
Mengetahui, Dekan
Fakultas Sains dan Telmologi
Dr. Syopiansyah aya Pntra, M.Sis 6- NIP. 150 317 956 Yifr
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRll'SI INI BENAR-BENAR
HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH l>IAJUKAN SEBAGAI
SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU
LEMBAGA MANAPUN.
Jakarta, September 2004
Abdul Aziz 100092020290
RINGKASAN
Abdul Aziz, Persepsi Petani Terhadap Siaran Pertanian di Radio Fiska FM Bogor (Kasus Petani di Desa Sukamulya Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat) (Di bawah bimbingan U. Maman dan Acep l\iuhib).
Pertanian adalah salah satu sektor yang sangat p1lnting dalam memenuhi kebutuhan dasar hidup setiap individu manusia di muka bumi ini. Namun jika sektor pertanian sudah berubah ke sektor lain, sepe1ti pertambangan galian C di Desa Sukamulya Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat, maka akan berdampak buruk terhadap kelangsungan lahan pertanian di masa yang akan datang. Dampak yang akan terjadi secara langsung adalah, berk"Urangnya lahan produktif untuk pertanian dan semakin sedikitnya masyarakat (khususnya petani) yang bekerja pada sektor tersebut. Hal ini terjadi karena kurangnya inforrnasi tentang pertanian serta tidak tersedianya para penyuluh pertanian yang dapat memberikan informasi pertanian secara langsung kepada masyarakat. Jika situasi tersebut tidak disikapi dengan baik maka akan berdampak buruk di kemudian hari. I11elalui media informasi, masyarakat dapat dengan mudah mendengarkan informasi-informasi tentang pertanian. Salah satu media informasi tersebut adalah media radio lokal yang berada di tengah-tengah masyarakat Desa Sukamulya. Stasiun Radio Fiska FM Bogor secara khusus membuat program acara siaran pertanian yang mengangkat materi/isi siaran seputar pemmsalahan pertanian di Desa Sukamulys. dengan tujuan untuk mengajak masyarakat agar labih proaktif dalam menyikapi permasalahan-permasalahan pertanian yang terjadi di Desa Sukamulya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk (I) mengetahui persepsi petani terhadap siaran pertanian di Radio Fiska FM Bogor dan (2) menganalisis faktorfaktor apa saja yang mempengaruhi persepsi petani terhadap siaran pertanian di Radio Fiska FM Bogor. Penelitian dilakukan di Desa Sukamulya Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat pada Bulan Juli sampai Bulan Agustus tahun 2004. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja atau puf]JOSive. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Simple Random Sampling (Sampel acak sederhana) dan ukuran sampel yang digunakan untuk mendapatka.n sampel penelitian aalah dengan menggunakan rumus Simple Random Sampling menurut Zikmulk. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survai. Pengola.han data dilakukan dari basil kuesioner, selanjutnya dibuat tabulasi silang, kemudian dianalisis menggunakan pengujian secara uji statistik, yaitu chi-square.
Hasil penelitian menunjukkan umumnya persepsi responden petani di Desa Sukamulya adalah positif yaitu semakin banyak materi/isi siaran pertanian di Radio Fiska FM yang membahas permasalahan-permasalahan pertanian yang terjadi di Desa Sukamulya ( seperti dampak dari berubahnya lahan pertanian ke industri pertambangan galain C), maka materi/isi siaran pertanian tersebut akan semakin menarik untuk diikuti dan didengarkan. Materi/isi siaran pertanian tersebut sangat menarik untuk diikuti dan didengarkan oleh responden petani pada jam siar sore hari.
Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi petani di Desa Sukamulya terhadap siaran pertanian di Radio Fiska FM Bogor antara lain umur, tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, status kepemilikan lahan pertanian, materi/isi, dan jam siar siaran pertanian. Secara keseluruhan faktor-faktor yang menunjukkan hubungan dengan persepsi petani terhadap materi/isi siaran petanian di Radio Fiska FM Bogor adalah umur dan tingkat pendidikan, sedangkan faktor-faktor yang tidak memiliki hubungan adalah tingkat pendapatan dan status kepemilikan lahan pertanian. Adapaun faktorfaktor yang menunjukkan hubungan dengan jam siar t.erhdap siaran pertanian di Radio Fiska FM Bogor adalah umur, tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, dan status kepemilikan lahan pertanian. Seluruh faktor-faktor ternebut umumnya memiliki hubungan yang lemah serta sangat lemah.
KATA PENGANTAR
Assalamu 'alaikmn Waraltmatullahi Wabarakatuuh.
Alhamdulillahirobbil 'alamin, segala puja dan puji tercurahkan kehadirat ilahi
rabbi Allah SWT yang telah memberikan !impahan nikmat dan hidayah-Nya yang
tidak terhingga, sehingga penulis dapat menyelesaikan skrispi ini dengan judul
"Persepsi Petani terhadap Siaran Pertanian di Radio Fiska Fl'\/[ Bogor (Kasus Petani di
Desa Sukamulya Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat)".
Salawat serta salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
mengajak ummatnya ke jalan yang diridhoi Allah SWT.
Dalam proses penulisan skripsi ini, penulis tentunya mengalami hambatan dan
ujian yang begitu banyak sehingga patutlah penulis mengucapkan banyak terima
kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Kedua orang tuah.'U Abah H. Syatibi Yusuf dan Thu Hj. Rumdanah yang begitu
sabar menunggu penulis menyelesaikan kuliah ini dan tanpa henti-hentinya
membantu secara materi dan moril yang tiada batas. Mudah-mudahan Allah SWT
selalu memberikan kemudahan dan keselamatan kepada kedua orang tuaku.
Amin.
2. Bapak Drs. U. Maman, M.Si dan Bapak Drs. Acep Muhib, MMA selaku dosen
pembimbing yang telah sabar menunggu penulis menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Ir. Mudatsir Najamuddin, MM selaku Penguji I ujian skripsi yang juga
telah sabar dan terus memberikan perhatian dan m.otivasinya kepada penulis
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
4. Bapak Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis selaku Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi UIN SyarifHidayatullah Jakarta.
5. Bapak Ir. Mudatsir Najamuddin, MM dan Bapak Drs. Acep Muhib, MMA selaku
Ketua Jurusan dan Sekertaris Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
6. Kakakku Drs. H. Mustafa Kamal yang telah banyak membantu penulis
menyelesaikan skripsi ini baik rnateri maupun moril.
7. Kakak Munawar, Ce Nunung, Kakak Marwaji, Kakak Anwar Musyaddad, Kakak
Jamal (axes), serta adikku Najib dan Yasir yang telah bersama-sama hidup dalam
keluarga besar bersama penulis dalam lingkungan yang harmonis dan rukun
rukun. Amin
8. Keponakanku yang cantik-cantik, eva, ofah, kaka, syifa, dan dini yang telah
banyak memberikan motivasi dengan canda-candanya yang lucu dan ngegemesin.
9. Kru di Fak.ultas Sains dan Teknologi, Ibu Ofah, Bpk Gun, Bpk Ocin, dan bpk/ibu
lainnya yang telah banyak membantu penulis dalam proBes penyelesaian skrispsi
ini.
10. Bpk Basyir di Perpustakaan Fakultas Sains dan Teknologi yang begitu baik sama
penulis.
11. Bos Mufid Ansori, anak ekonomi UIN angkatan 2000.
12. Bos mahfad (anak ekonomi UMJ) dan bos irnan, Bos Ari Timan (Wong
Pangandaran), dan bos-bos lainnya yang telah banyak menyita waktu bersama
penulis untuk diskusi dan saling bertukar pik:iran.
13. Teman baikku agribisnis 2000, fatwa Mui, jerry, acak, mila, abu, yusuf, heni,
lulu, masburi, GW, O'O, salim, ade sugesti, sri, arm:an, dan teman-temanku
lainnya serta Fitria Yuliati (teman spesial) yang telah bersama-sama memotivasi
diri untuk menyelesaikan tugas penulisan skripsinya masing-masing.
14. Sernua teman baikku yang tidak tertulis semoga kalian se:mua meraih kesuksesan
dalam hidup ini dan tentunya tetap ingat dengan
Akhimya penulis berharap semoga kita semua dapat menjalankan kewajiban
ini (penulisan skripsi) dengan sebaik-baiknya.
Wassalaumi 'alaikum Wo.rahmatullolii Wa.barakatuk
Jakarta, Februari 2005
Abdul Aziz
DAFTARISI
KATA PENGANTAR ................................................................................. .
DAFTARISI......... ....................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... . v
DAFT AR GAMBAR ····················································································· VI
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. vn
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Perumusan Masalah ........ .. . ...... ... . . .......... ...... .......... ................ 4
1. 3 Tujuan Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
1.4 Kegunaan Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . .. . . . . 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Persepsi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ... . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . 6
2.2. Masyarakat Petani .. .... .... ... . ... ... . . .. ..... .. ..... ... .. . ... .............. ....... 11
2.3. Siaran Radio dan Siaran Pertanian di Radio Fiska FM ............ 14
2.3 .1. Siaran Radio . . . . ... . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . .. .. . . . . 14
2.3.2. Siaran Pertanian di Radio Fiska FM Bogor .................... 18
2.4. Faktor-faktor yang Be1pengaruh Terhadap Persepsi ................ 20
2.5. Kerangka Pemikiran ............................................................... 22
2.6. Hipotesa .................................................. ..... ........................ 24
BAB ill METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Tempat danLokasi Penelitian ................................................. 25
3.2. Teknik Pengambilan Sampel ................................................... 25
3.3. Teknik Pengumpulan Data...................................................... 27
3.4. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ..................................... 28
3.5. Definisi Operasional ............................................................... 29
J.5.1. Karakteristik Individu Petani ............................................... 29
3. 5. 2. Persepsi Petani terhadap Siaran pe1tanian .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. 30
BAB IV GAM.RARA.N UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1. Keadaan UmumDesaSukamulya ............ ............................. 31
4.2. Keadaan Radio Fiska FM Bogor .... .... ......... .. .... .. .................. 36
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Karakteristik Responden Petani .............................................. 37
5.1.1. Umur ............................................................................ 37
5 .1.2. Tingkat Pendapatan ............ ...... .... .. .... .......................... 38
5.1.3. Tingkat Pendidikan ....................................................... 39
3.1.4. Status KepemilikanLahan Pcrtanian ............................. 40
5.2. Persepsi Petani Terhadap Siaran pertanian ............................. 41
5 .2.1. Persepsi Petani terhadap Materi/Isi Siaran Pertanian di
Radio Fi ska FM Bogor . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 42
5.2.2. Persepsi Petani Terhadap Jam Siar Siaran Pertanian di
Radio Fiska FM Bogor .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. 44
5 .3. Hubungan Karakteristik Petani dengan Persepsi Petani
Terhadap Siaran Pertanian di Radio Fiska FM Bogor.............. 47
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan ........................................................................... 51
6.2. Saran ......... ~.......................................... ................................. 52
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 53
LAMPIRAN . . . ........ ... ....... ............................. ...... .... .. ......... ..... ................... 55
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Penggunaan Tanah Desa Sukamu!ya .. .. . . . . . . .. . .. . . .. . . . . . .. . .. . . . . . . . .. . . ... . . . .. . 31
Tabel 2. Kondisi Demografi Desa Sukamutya tahun 2004 ........................... .... 33
Tabel 3. Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Sukamulya. ................................ 34
Tabel 4. Mata Pencaharian Penduduk Desa Sukamulya ................................... 35
Tabel 5. Jumlah Responden Petani Berdasarkan Umur .................................... 37
Tabel 6. Jumtah Responden Petani Berdasarkan Tingkat Pendapatan .............. 38
Tabet 7. Jumlah Responden Petani Berdasarkan Tingkat Pendidikan .............. 39
Tabel 8. Jumtah Responden Petani Berdasarkan Status Kepemilikan Lahan .... 40
Tabel 9. Persepsi Petani terhadap Materi/Isi Siaran Pertanian di Radio F1ska FM Bogor ..... ........................ ........... .. ............ ..... .. .................. 42
Tabel 10. Persepsi Petani Terhadap Jam Siar Siaran Pertanian di Radio Fiska FM Bogor ...................... ........................................................ 45
Tabet 11. Hubuugan Antara Persepsi Petani berdasarkan Karakteristik Petani dengan Materi/isi Siaran Pertanian di Radio Piska Bogor. .. . .. . 48
Tabel J:l.. Hubungan Antara Persepsi Petani Berdasarkan Karakteristik Petani dengan Jam Siar Siaran Pertaniaa di Radio Fiska Bogor ........ 49
DAFTAR GAMBAR
Garn bar 1. Proses Persepsi . . . . . .. . . . .. . .. . . . .. . .. . . .. . . . . . . . . . .. . .. .. . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8
Gambar 2. Bagan Kerangka Pemikiran Persepsi Petani Terhadap Siaran Pertanian di Radio Fi ska FM Bogor .. . . .. . . . . . . . . .. . . .. ... . . . . . . . . .. . . .. . . .. . . .. 24
DAFfAR LAMPIRAN
1. Kuesioner Penelitian . .. ... ........... ..... .. . .......... ...... ..... ... ................... .......... ..... 54
1.I. Latar Belakang
RABI
PENDAHUI.UAN
Pertanian adalah salah satu sektor yang sangat pf:nting dalam memenuhi
kebutuhan dasar hidup setiap individu manusia di muka burni ini. Hal ini disebabkan
setiap individu pasti membutuhkan komoditas pertanian sebagai alat untuk
mencukupi kebutuhan jasmani. Jika sektor pertanian ditinggalkan oleh petani dan
tidak ada yang ingin melakukan kegiatan pada sektor pertanian tersebut, maka ini
akan berakibat sangat buruk. Seperti yang tetjadi di Desa Sulkamulya di bagian Barat
Kabupaten Bogor, lahan pertanian banyak ditinggalkan oleh pemiliknya dan dijual
kepada pengusaha galian (Bogor Barat merupakan daerah yang sangat potensial
untuk usaha pertambangan galian karena memiliki sumber <la.ya alam yang melimpah
seperti pasir, batu kali, abu, dan sumber daya alam lainnya). Biasanya daerah yang
memiliki sumber daya alam seperti pasir, batu kali, serta number daya alam lainnya
dinamakan daerah pertambangan galian C).
Lahan pertanian di Desa Sukamulya yang paling banyak dijadikan .
pertambangan galian C adalah lahan persawahan. Hal ini disebabkan karena I ah an
persawahan di Desa Sukamulya memiliki kandungan pasir yang tinggi dan sangat
potensial serta mampu memberikan hasil dalam kurun waktu yang relatif singkat.
Akibat dari kegiatan pertambangan tersebut menyebabkan semakin berkurangnya
areal pertanian khususnya persawahan di Desa Sukamulya serta terjadinya degradasi
lahan pertanian yang cukup besar.
Pemilik lahan pertanian di Desa Sukamulya melalmkan tindakan penjualan
lahan pertanian kepada pihak pengusaha pertambangan galian disebabkan oleh
rendahnya tingkat pendapatan petani ( dari usaha tani yang dilakukan) sehingga jalan
yang mudah untuk mendapatkan uang dalam jumlah besar adalah menjual tanah. Di
samping itu desakan dan rayuan oleh pihak-pihak tertentu serta tekanan dari keluarga
membuat mereka tidak berdaya untuk mempertahankannya. Faktor keluarga
khususnya anak petani yang sudah dewasa menginginkan kendaraan bermotor untuk
bergaya dan tentunya supaya tidak ketinggalan zaman. Kebiasaan ini juga
menyebabkan ada sebagian petani yang tidak lagi me!almkan kegiatan usahanya di
areal pertanian, sebaliknya mereka berpindah pekerjaan seperti menjadi buruh kasar,
kuli pasir, serta pekerjaan kasar lainnya. Hal ini difa,kukan karena mereka
menganggap dengan usaha tersebut cepat mendatangkan uang. Lain halnya jika
bertani, uang lambat diperoleh karena menunggu musim panen tiba.
Perpindahan pekerjaan yang terjadi pada sebagian µetani tersebut berimbas
terhadap anak-anaknya. Anak-anak mereka yang sudah d0wasa tidak tertarik untuk
meneruskan pekerjaan sebagai petani. Para pemuda atau anak petani yang sudah
dewasa lebih senang mencari uang dengan menjadi ku11i pasir karena tidak
membutuhkan ijasah. Ini diakibatkan oleh rendahnya tingkat pendidikan pada para
pemuda, dimana minat terhadap sekolah rendah. Rendahnya tingkat pendidikan pada
petani dan anak-anaknya mengakibatkan mereka malas untuk membaca setiap
informasi dari koran, majalah, dan media cetak Iainnya. Hal ini disebabkan karena
kemampuan baca tulisnya rendah. Mereka lebih senang mendengarkan atau melihat
informasi dari media elektronik seperti televisi dan radio.
Rendahnya minat baca dan tulis pada petani di Desa Sukamulya
mengakibatkan mereka mencari informasi yang tidak membutuhkan kemampuan
baca tulisnya. Salah satu media informasi yang dapat dijadikan tempat untuk
memperoleh informasi atau pesan adalah media komunikasi dektronik radio.
Media radio menjadi salah satu sarana untuk memberikan pesan dan
informasi kepada petani di Desa Sukamulya, karena terdapat kemudahan untuk
mendapatkan informasi. Setiap audience (petani) hanya membutuhkan alat indera
pendengar untuk mendapatkan informasi clan pesan yang diberikan oleh media radio.
Berbeda dengan media televisi yang mengharuskan pemi.rsanya untuk melihat clan
mendengarkannya.
Stasiun radio siaran yang ada di Desa Sukamulya adalah Stasiun Radio Fiska FM
Bogor. Radio Fiska FM Bogor adalah stasiun radio lokal yang berada di tengah
tengah masyarakat Desa Sukamulya. Stasiun radio tersebut memiliki program acara
pertanian dengan segmentasi pendengarnya adalah petani. Program siaran pertanian
di Radio Fiska FM Bogor memiliki tujuan untuk mendidik clan memberikan
informasi terbaru tentang pertanian serta membahas isu-isu yaing berkembang tentang
pertanian di wilayah Desa Sukamulya. Tujuan Iain dari siaran pertanian di Radio
Fiska FM adalah memberikan penyuluhan pertanian. Tujuan ini dilakukan dengan
maksud untuk menyadarkan petani di Desa Sukamulya yang telah menjual lahannya
(terutama lahan pertanian) kepada pengusaha pertambangv.n galian C agar pada masa
masa yang akan datang tidak kembali menjual lahan pertaniannya.
1.2. Pcrumusan Masalah
Realitas dan adanya beberapa masalah di atas membuat pencliti ingin melihat
persepsi petani terhadap siaran pertanian di Radio Fiska FM Bogor dan faktor-faktor
apa saja yang mempengaruhinya. Untuk memudahkan penelitian maka dilakukan
perumusan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana persepsi petani terhadap siaran pertanian di Radio Fiska FM Bogor?
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi persepsi petani terhadap siaran
pertanian di Radio Fiska FM Bogor?
1.3. Tu.iuan Penelitian
Tujuan pcnelitian ini adalah :
1. Mengkaji persepsi petani terhadap siaran pertanian di Radio Fiska FM Bogor.
2. Menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi persepsi petani terhadap
siaran pertanian di Radio Fiska FM Bogor?
1.4. Kegunaan Penclitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kegunaan bagi pihak
pihak yang terkait, diantaranya adalah :
1. Peneliti, sebagai bahan informasi yang perlu diperhalikan (khususnya peneliti
dibidang pertanian) agar secara serius melakukan langkah-langkah antisipatif
dengan cara melakukan penelitian yang sama.
2. Pemerintah, sebagai bahan informasi tentang pentingnya sektor pertanian dan
juga sebagai bahan informasi tentang siaran pertanian yang semakin jarang
disiarkan oleh media radio.
3. Perguruan tinggi, memberikan sumbangan pemikiran kepada UIN Jakarta
dan mengamalkan ilmu yang telah diperoleh di kampus serta merupakan
salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Jurusan Sosial
Ekonomi Pertanian/ Agribisnis.
2.1. Pcrsepsi
BABil
TINJAUAN PUSTAKA
Persepsi adalah suatu interpretasi individu terhadap suatu objek yang akan
memberikan makna terhadap dirinya. Persepsi merupakan ungkapan pribadi dalam
upaya untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan manusia untuk mengetahui makna
dari informasi yang diterima. Menurut DeVito (1997), persepsi adalah proses dengan
mana kita menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang mempengaruhi indera kita.
Secara formal, persepsi menurut Simamora (2002) dapat didefinisikan sebagai
suatu proses, dengan mana seseorang menyeleksi, mengorganisasikan, dan
mengiterupsi stimuli ke dalam suatu gambaran dunia yang berarti dan menyeluruh.
Stimuli adalah setiap input yang dapat ditangkap oleh indera., seperti produk, merek,
iklan, berita di radio, dan lain-lain. Stimuli tersebut diterima oleh pancaindera,
seperti, mata, telinga, mulut, hidung, dan kulit.
Persepsi adalah proses pemberian makna sehingga merasa memperoleh
pengetahuan baru. Persepsi yang dimiliki seseorang sangat tergantung pada faktor
internal dari individunya. Faktor-faktor tersebut antara lain pengalaman, motivasi,
nilai dan keyakinan. Karena itu, persepsi masing-masing individu akan beragam
antara satu individu dengan individu lainnya.
Persepsi dibentuk oleh serangkaian proses yaitu :;eleksi, organisasi dan
interprerasi, dimana ketiga proses tersebut merupakan rangkaian peristiwa yang
terjadi dengan cepat dan bersamaan. Seleksi adalah proses penyeleksian stimulus dan
hanya stimulus yang sesuai dengan kebutuhan atau yang menarik saja yang kemudian
akan diubah menjadi kesadaran. Organisasi merupakan :ruatu proses menyusun
rangsangan ke dalam bentuk sederhana dan terpadu, secla ngkan interpretasi yaitu
merupakan proses dimana seseorang membentuk penilaian-penilaian dan mengambil
kesimpulan yang lebih dikenal dengan evaluasi dan identifikasi (Sugiyanto, 1996).
Menurut Soemirat dan Ardianto (2002) persepsi meliputi kognisi, motivasi
dan sikap. Persepsi diartikan sebagai hasil pengamatan terhadap unsur lingkungan
yang dikaitkan dengan proses pemaknaan, dengan kata lain individu akan
memberikan makna terhadap rangsang berdasarkan pengalamannya. Dalam ha! ini,
Soemirat dan Ardianto (2002) menjelaskan bahwa perilepsi atau pandangan individu
akan positif apabila informasi yang diberikan oleh rangsang dapat memenuhi kognisi
atau pengetahuan individu. Sebaliknya jika informasi yang datang tidak memberikan
manfaat serta individunya memiliki pandangan negatif maka individu-individu
tersebut t[dak akan meresponnya. Hal ini disebabkan karcna informasi yang diperoleh
tidak mampu memenuhi kognisi atau pengetahuan terhadap indi•1idu tersebut.
Selaajutnya Soemirat dan Ardianto (2002) menjelaskan tentang kognisi,
motivasi, clan sikap. Kognisi yaitu keyakinan diri dari individu terhadap stimulus.
Keyakinan ini akan timbul apabila indvidu telah mengerti rangsang tersebut.
Sehingga individu harus diberikan informasi-informasi yang cukup dan dapat
mempengaruhi perkembangan kognisinya. Motivasi dan sikap merupakan bagian
yang akan menggerakkan respon seperti yang diinginkan oleh pemberi rangsang.
Motif adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu
untuk melakukan keinginan-keinginan tertentu guna mencapai tujuan.
Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir dan merasa
dalam menghadapi objek, ide, situasi atau nilai. Sikap bukan perilaku, tetapi
merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara tertentu (Soleh dan
Elvinaro, 2002). Sikap mempunyai daya pendorong atau moiivasi. Sikap menentukan
apakah harus pro atau kontra terhadap sesuatu, menentukan apa yang disukai,
diharapkan, dan diinginkan. Sikap mengandung asfek evaluatif, artinya mengandung
nilai menyenangkan atau tidak menyenangkan dan sikap ini juga dapat diperteguh
atau diubah.
Persepsi bekerja dengan menjelaskan tiga Jangkah yang terlibat dalam proses
persepsi pada gambar di bawah ini.
Gambar I. Proses persepsi
Terjadainya Stimuli alat
indera
Sumber: Joseph De Vito, 1997
I
Stimuli alat indera diatur
--Stimuli alat
indera dievaluasi dan
ditafsirkan
Pada tahap pertama alat-alat indera di stimuli ( dirangsang). Misalkan ketika
seseorang mendengarkan musik dari radio, ketika melihat scseorang yang sudah lama
tidak berjumpa, ketika mencium parfum, dan ketika mencicipi untuk merasakan
stimulus (rangsangan), akan tetapi tidak selalu menggunakannya.
Pada tahap kedua, stimuli terhadap alat indera tersebut diatur menurut
berbagai prinsip, yaitu :
1. Proximity (kemiripan). Objek atau pesan yang secara fisik mirip satu sama lain
dipersepsikan bersama-sama atau sebagai satu kesatwm. Kita menyimpulkan
bahwa kedua obyek atau pesan tersebut berkaitan menurut pola tertentu.
2. Closure (Kelengkapan). Cara kita mempersepsikan obye.k atau pesan yang pada
kenyataannya tidak lengkap, melalui penambahan bagian-bagian yang
tampaknya logis untuk melengkapi obyek atau pesan tersebut.
Tahap ketiga dalam proses persepsi adalah penafsiran dan evaluasi. Langkah
ketiga ini mernpalrnn proses subyektif yang melibatkan evaluasi di pihak penerima.
Penafsiran dan evaluasi tidak semata-mata didasarkan pada rangsangan luar,
melainkan juga sangat dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu, keyakinan tentang
seharusnya, keadaan fisik dan emosi pada saat itu. Adanya peluang bagi penafsiran
dan evaluasi serta cara yang berbeda-beda pada setiap orang yang akan menafsirkan
dan mengevaluasi pesan, menyebabkan penafsiran ini akan berbeda bagi satu orang
yang sama dari waktu ke waktu. Persepsi seseorang sangat ditentukan oleh kondisi
lingkungan pribadinya yang mempengaruhi perilaku dan tindakannya.
Persepsi Japat terjadi karena adanya suatu peristiwa yang terjadi dan memiliki
pengaruh rerhadap setiap individu yang mengalaminya. Persepsi juga dapat terjadi
karena adanya suatu pesan yang diberikan oleh pemberi pesan kepada penerima
pesan. PeBan dapat diperoleh dari media massa elektronik maupun media-media
lainnya. Setiap media informasi memiliki kelebihan dan kekurangan tergantung dari
tujuan yang hendak dicapai, misalkan media informasi tersebut adalah radio. Media
radio merupakan media yang mewajibkan seseorang atau masyarakat harus memiliki
kemamµuan mendengar dan memahami akan informasi yang disampaikan oleh media
radio tersebut.
Radio merupakan salah satu bagian contoh dari komunikasi massa. Menurut
Asngari yang mengutip pendapat Litterer (1984), bahwa dalam komunikasi massa
radio siaran memiliki dua bagian yaitu penyampaian pesaTI1 (sender) dan penerima
pesan (receiver). Dari dua bagian tersebut mempunyai latar belakang yang berbeda
sesuai dengan sifat massanya. Programa radio siaran yang sampai pada masyarakat
akan menyebabkan terbentuknya suatu penilaian terhadap persepsi yang dimilikinya.
Persepsi pada masyarakat diawali dengan pemilihan, kemudian informasi yang masuk
tersebut disusun menjadi kesatuan yang bermakna, darn akhirnya membentuk
interpretasi mengena1 fakta keseluruhan dari informasi tersebut. Setelah proses
interpretasi seseorang menentukan pilihannya dan jawaban atas informasi yang
diterimanya.
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah
sebuah pemberian makna atau asfek pengetahuan seseornng terhadap sesuatu obyek.
Persepsi seseorang terhadap suatu objek, umumnya selektif dan berbeda setiap
individu. Prinsip ini sifatnya selektif karena tergantung individu yang melaknkan
persepsi.
2.2. Masyarakat Petani
Manusia merupakan mahluk sosial yang dalam proses kehidupannya
membutuhkan bantuan orang lain. Adanya bantuan dari orang lain, maka proses
pemenuhan kebutuhan hidupnya akan terpenuhi. Maka tidak heran jika manusia
hidup secara berkelompok-kelompok yang pada akhirnya akan membentuk suatu
masyarakat.
Menurut Bouman seperti yang dikutip Hasansulana (1983), definisi
masyarakat adalah sekelompok manusia yang bekerja sama dengan cara teratur atas
dorongan hasrat-hasrat sosial atau sifat naluriah manusia yaitu, hasrat berhutang, rasa
harga diri, hasrat patuh, hasrat bergaul, hasrat tolong menolong dan kesukaan
memberi tahu serta mudah menerima kesan. Selain definisi tersebut, Hasansulana
(1983) juga mengutip definisi masyarakat menumt Wiriatmaja yaitu sebagai
segolongan manusia dalam keadaan berhubungan yang tetap atau agak tetap, yang
diorganisir untuk aktivitas-aktivitas bersamanya dan yang merasa terika:t kepadanya.
Salah satu kelompok dalam masyarakat adalah mayarakat petani yang
mengkhususkan diri pada usaha di bidang pertanian.
Masyarakat petani lahir sekitar 10.000 tahun sebelum masehi yang ditandai
dengan munculnya kemampuan untuk memelihara tanaman dan hewan atau yang
disebut kemampuan domistikasi. Menurut Firth yang dikutip Redfield (1982)
memper&'llnakan kata petani untuk setiap masyarakat produsen kecil untuk
keperluannya sendiri. Redfield (1982) mengemukakan bahwa petani hamslah
sekurang-kurangnya mempunyai kesamaan dalam ha! pertaniannya yaitu sebagai
mata pencaharian dan suatu cara kehidupan, bukan suatu kegiatan usaha untuk
mencari keuntungan. Seorang petani adalah orang yang mengendalikan secara efektif
sebidang tanah yang dia sendiri sudah lama terikat oleh ikatan-ikatan tradisional dan
perasaan, sehingga tanah dan dirinya adalah bagian dari satu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan.
Kepemilikan tanah bagi seorang petani merupakan bagian yang penting karena
tanah atau Iahan pertanian adalah segalanya, sehingga memungkinkan mereka
meajalankan cara hidup yang biasa dan tradisional serta irnireka berinteraksi secara
intim. Akan tetapi tidak semua petani yang memiliki lahan jpertanian adalah sebagai
penanam modal usaha demi keuntungan. Hal ini dapat dilihat dari tingkat
perkembangan kehiclupan petani menurut Wolf yang dikutiJP Sutisna (2001) bahwa
petani terdiri dari pencocok tanam primitif, petani dan pengusaha pertanian atau
farmer. Petani bukanlah pencocok tanam primitif lebih mengutamakan untuk
menggunakan sebagian besar hasil pertanian untuk kepentingannya sendiri dan
memenuhi kewajiban kekerabatan, bukan untuk dipertukarkan dengan barang lain.
Pengusaha pertanian lebih berorientasi kepada bisnis dan mencari laba dalam
mengelola usaha taninya.
Empat karakteristik petani menurut Shani an yang dikutip Sutisna (2001)
adalah:
1. Petani selaku pelaku ekonomi yang memusatkan pada usaha tani milik keluarga.
2. Petani menggantungkan hidupnya kepada tanah, karena tanah merupakan sumber
yang diandalkan untuk menghasilkan bahan pangan keluarga.
3. Pernni memiliki budaya sosial yang kental dan mekanistik karena mereka
merupakan bagian dari warga desa yang berukuran kecil
4. Petani tidak gampang ditaklukkan oleh kekuatan ekonomi, budaya dan politik.
Menurut Sarwono (2003), usia seseorang dikatakan produktif adalah 25-29
tahun. Pada usia tersebut seseorang melakukan perkerjaan yang membutuhkan
kekuatan, kecepatan dan kecermatan gerak (misalnya dalam olah raga yang
membutuhkan tenaga fisik). Seorang petani yang memiliki usia diatas 30 tahuh masih
bisa disebut usia produktif Bahkan petani dengan usia diatas 50 tahun pun masih
banyak yang melakukan kegiatan usaha pertanian. Hal ini tidak bisa dikatakan ukuran
seorang µetani yang produktif adalah yang berusia 25-29 tahun.
Hurlock seperti dikutip Sarwono (2003) mengatakan bahwa tahap
perkembangan usia dewasa adalah 21-40 tahun dan usia setengah baya adalah 40-60
tahun serta usia tua adalah diatas 60 tahun. Dasar pengelompokan usia tersebut
dilak.ukan di negara maju seperti Amerika Serikat.
Penelitian ini membatasi usia petani sesuai dengar1 pendapat Hurlock dalam
Sarwono (2003) yaitu usia dewasa adalah 21-40 tahun. Pada kategori usia tersebut
seorang petani masih memiliki kemampuan yang cukup kuat dan semangat dalam
kegiatan usaha pertaniannya. Akan tetapi usia dengan kategori tua tidak mengikuti
pendapat Hurlock yaitu di atas 60 tahun. Penulis mcnentukan usia tua pada petani
antara 41-60 dengan dasar bahwa pada usia tersebut petani sudah masuk kategori tua
bukan kategori setengah baya seperti yang dikatakan oleh Hurlock. Jadi usia tua
tersebut merupakan masa dimana petani masih melakukan kegiatan bertani tetapi
efektivitas waktu bertaninya berkurang.
2.3. Siaran Radio dan Siaran Pertanian di Radio Fiska Fll!l
2.3.1. Siaran Radio
Perkembangan informasi modern tidak lepas dari peni.ngkatan informasi yang
semakin tinggi. Komunikasi timbal balik sering distilahkan dengan komunikasi dua
arah atau two way communication merupakan suatu model komunikasi yang efektif.
Terobosan yang menentukan di lapangan terjadi dengan bermulanya
komunikasi tanpa kabel (wireless communication) yang memungkinkan menerima
pesan yang sama secara simultan di lokasi yang tak teiibatas jumlahnya. Sejak
komunikasi yang bersifat publik dan serempak atau synchronous menjadi mungkin
secara teknis, dan nyatanya memang komunikasi radio hanya dapat dilakukan secara
publik, dan sejak itu pula tidak mungkin untuk mencegah seseorang dari mendengar
apa yang disiarkan oleh suatu stasiun siaran. Satu-satunya syarat untuk menerima
pesan elektro-magnetic adalah pemilikan suatu pesawat pene:rima. Pesawat penerima
dalam penelitian ini adalah media radio yang mampu menerima pesan e/ektro
magnetic tersebut.
Secara harpiah kata media memiliki arti "perant:ara" atau "pengantar".
Association for Education and Communication Technology (AEC1) yang dikutip oleh
Asnawir dan Masyiruddin (2002) mendefinisikan media adalah segala bentuk yang
dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi, sedangkan menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (2002), media adalah suatu alat (sarana) komunikasi.
Media sesungguhnya adalah suatu sarana yang dibutuhkan oleh masyarakat
dalam setiap aspek dalam kehidupan. Media tersebut diantaranya adalah media radio
yang memiliki kemampuan penyampaian informasi secara cepat dan akurat kepada
pendengar. Media radio termasuk kedalam media elektronik juga bagian dari media
massa. Media elektronik adalah media massa yang mempergunakan alat-alat
elektror,ik medium, misalkan radio, televisi, dan film. Sedangkan media massa itu
sendiri memiliki definisi di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sarana dan
saluran resmi sebagai alat komunikasi untuk menyebarkan berita dan pesan kepada
masyarakat luas.
Radio merupakan bagian dari media audio. Asnawir dan Masyiruddin (2002)
mengatakan bahwa media audio berkaitan dengan indera pendengaran, dimana pesan
yang disampaikan dituangkan dalam Jambang auditif, baik verbal (ke dalam kata-kata
atau bahasa lisan) maupun non verbal.
Akibat dari kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi orang
dapat menciptakan radio. Dalam pandangan Asnawir dan Basyimddin (2002), radio
merupakan perlengkapan elektronik yang dapat digunaka:n untuk mendengarkan
berita yang bagus dan aktual, dapat mengetahui beberapa kejadian dan peristiwa
persitiwa penting dan baru, masalah-masalah kehidupan dan sebagainya.
Radio sebagai media massa muncul setelah adanya film, yakni sekitar tahun
1920. berberapa orang yang berjasa dalam penemuan radio antara lain Dr. Lee De
Forest, David Sarnoff, dan Dr. Frank Conrad (Amir, 1999).
Menurut Masduki (2004), radio sebagai medium komunikasi makin
diperlukan oleh masyarakat yang aktif bekerja. Masyarakat menurut Sari (1993)
adalah masyarakat yang menggunakan media massa sebagai sumber pemenuhan
kebutuhan bermedia. Sedangkan menurut Jetkins (1996) masyarakat adalah
kelompok atau orang-orang yang berkomunikasi dengan suatu organisasi, baik secara
internal maupun eksternal. Menurut Masduki (2004), radio memiliki tiga kekuatan
dibandingkan media-media lainnya yaitu
1. Mobilitas tinggi. Radio bisa membawa pendengarnya ke mana-mana sambil
tetap sibuk bekerja di suatu lokasi.
2. Realitas. Radio menggiring pendengar ke dalam kenyataan dengan suara-suara
aktual dan bunyi dari fakta yang terekam dan disiarkan.
3. Ke5egaran. Radio menyajikan informasi dan petu1njuk yang dibutuhkan
pendengar secara cepat, bahkan langsung pada saat kejadian. Pendengar bisa
berinteraksi dengan penyiar secara mudah melalui fasilitaB telepon.
Selanjutnya, Masduki (2004) mengatakan radio adalah suara. Suara
merupakan modal utama terpaan radio ke masyarakat dan stimulasi yang
dikoneksikan kepadanya oleh masyarakat. Secara psikologis suara adalah sensasi
yang te1persepsikan ke dalam kemasan auditif. Suara d~lam sebuah radio adalah
suatu kombinasi tekanan emosional, perseptual, dan fisikal yang timbul dan berasal
dari suatu suara yang termediasi oleh teknologi yang kemudian menimbulkan formasi
imajinasi visual tertentu di benak pendengar. Setiap suara memiliki komponen visual
yang mampu menciptakan gambaran. Pencampuran antara kata, musik, dan efek
suara lainnya akan mempengaruhi emosi pendengar serta mengajak mereka berada di
lokasi kejadian yang dikomunikasikan.
Acara siaran radio merupakan alat penghubung autara pemberi pesan dengan
sasarannya. Pada masa sebelum jaman orde baru peran serta. siaran radio sangat kuat
sekali sebagai alat informasi yang cukup handal dalam rangka merebut kemerdekaan
dari penjajah (Effendy, 1990). Hampir seluruh masyarakat Indonesia merasakan
bagaimana handalnya peran radio dalam menyebarkan informasi. Radio pada masa
itu merupakan alat komunikasi antara penguasa Hindia Belanda Jepang dan Republik
Indonesia untuk digunakan sebagai alat propaganda yang sangat handal dalam
mempengaruhi audience atau masyarakat (Suharto, 1993).
Sebagai media komunikasi massa, pers (termasuk rad!io dan televisi) menurut
Abdullah (2000) dinilai memiliki kekuatan untuk mempengaruhi opini masyarakat.
Siaran radio merupakan bagian dari proses penyampaian pesan yang dilakukan oleh
stasiun radio dengan tujuan untuk didengar khalayak ramai.
Menurut Moses yang dikutip oleh Jahi (1988) bahwa siaran radio memiliki
suatu peranan yang besar di wilayah yang sangar luas. Hal ini dikarenakan siaran
radio dapat didengar oleh masyarakat dari berbagai tempat dimana siaran radio
tersebut telah menjangkaunya.
Karena didominasi oleh massa yang amat heterogen, siaran radio mampu
mamberntuk opini atau persepsi masyarakat dan menimbulkan citra positif atau
negatif dari masyarakat tersebut. Opini dan citra masyarakat bisa muncul sangat
positif, bisa pula sangat negatif atau kebalikannya (Abdullah, 2000). Media radio
dapat pula dikomsumsi oleh massa yang homogen. Hal ini dapat dilihat dengan
adanya suatu program acara di radio yang lebih terfokus kepada suatu komuitas kecil
atau besar di kota maupun di desa. Misalnya program siaran radio atau salah satu
acaranya adalah yang mengkhususkan diri pada masalah pertanian, dimana tujuan
utama pendengarnya adalah petani.
Jadi sebenarnya dapat dilihat bahwa media radio merupakan suatu altematif
alat komunikasi yang cukup handal untuk digunakan sebagai alat di dalam
mendapatkan informasi atau hiburan bagi setiap individu yang membutuhkannya.
2.3.2. Siaran Pertanian di Radio Fislta FM Bogor
Siaran pertanian adalah satu program acara siaran radio dengan sasaran
utamanya adalah kalangan petani yang tinggal di pedesaan. Kondisi petani
mempunyai keragaman yang artinya antara daerah yang satu dengan daerah yang
Iainnya mempunyai perbedaan yang mendasar dalam ha! bahasa, pola hidup, sosio
politik, clan tradisi atau kebudayaannya.
Program acara siaran pertanian di Radio Fiska FM Bogar menjadi salah satu
proigram acara yang dibuat untuk memberikan informasi tentang pertanian dengan
sasaran pendengar utamamya adalah petani di Desa Sukamullya. Petani sebagai salah
satu bagian dari kelompok masyarakat di Desa Sukamulya memiliki potensi untuk
dikembangkan dan diberikan kesadaran akan pentingnya pertanian dalam kehidupan
sehari-hari, karena petani di Desa Sukamulya sudah banyak yang meninggalkan Iahan
pertanian.
Materi atau isi dalam siaran pertanian di Radio Fiska FM Bogor antara lain
pentingnya sektor pertanian merupakan sektor, sektor pertanian dalam bidang
perikanan penting untuk dibudidayakan, sektor pertanian dalam bidang perkebunan
penting untuk dikelola dan dikembangkan, sektor pertanian dalam bidang peternakan
penting untuk dikembangkan dan dibudidayakan, lahan pertanian penting untuk
dikembangkan bukan untuk dijual, dan dampak dari berubalmya lahan pertanian ke
lahan industri (galian pasir). Materi/isi yang akan dilihat dalam penelitian ini adalah :
a. Pentingnya sektor pertanian
b. Manfaat lahan pertanian
c. Dampak berubahnya sektor pertanian ke sektor industri
Informasi dari materi/isi yang disuguhkan dalam siaran pertanian di Radio
Fiska FM Bogor disiarkan pada jam siar pagi dan sore. Jam siar pagi dilaksanakan
padajam 7.00-8.30 WIB dan jam siar sore pada jam 15.30-17.00 WIB. Dalam satu
minggu, siaran pertanian di Radio Fiska FM Bogor dilaksanakan pada Hari Selasa
sore, Rabu malam, Kamis sore, dan Jum'at malam. Artinya dalam satu minggu,
siaran pertanian di Radio Fiska FM Bogor berlangsung selama 4 empat kali siaran
dengan rincian 2 kali pada sore hari dan 2 kali pada malam had.
2.4. Faktor-faktor yang Berpengamh Terhadap Per~epsi
lnformasi manakala mengandung unsur-unsur baru akan menjadi sesuatu yang
penting •1ntuk diketahui. Sesuatu yang baru memang relatif, tetapi yang dianggap
barn dalam ha! ini adalah sesuatu yang baru atau belum diketahui oleh petani.
figka FM Bogor sebagai agen pembaharu menyajikan informasi yang bersifat
inovatif clan barn bagi petani dengan harapan agar petani memberikan respon
terhadap informasi yang disampaikan oleh Fiska FM Bogor. Siaran pertanian di
Radio Fiska FM Bogor mernpakan sesuatu yang barn untuk diketahui oleh petani clan
khalayak lainnya. Hal ini menjadikan Stasiun Radio Fiska FM Bogor menjadi saluran
informasi yang akan memberikan ide-ide barn atau sesuatu yang barn ( siaran
pertanian) bagi pendengarnya (petani). Dengan demikian petani secara tidak langsung
ak:an memberikan penilaian atau persepsinya terhadap ide-ide barn (siaran pertanian)
tersebut.
Penerimaan terhadap ide-ide barn (siaran pertanian) dipengarnhi oleh
beberapa faktor yang mempengarnhinya. Lionberger (1960) menyebutkan faktor
faktor tersebut diantaranya, umur clan tingkat pendidikan. Umur mernpakan salah satu
peubah yang dapat menjelaskan keragaman pengetahuan. Bettinghaus dalam Maman
(1996) menekankan, umur terkait dengan pengalaman. Semakin tua umur,
pengalaman seseorang semakin bertambah. Hal ini akan berpengaruh terhadap
kemampuan menangkap pesan. Selain itu, menurnt Berelson dan Steiner dalam
Maman ( 1996), umur terkait pula dengan perkembangan mental Kemampuan mental
seseorang tumbuh cepat dari lahir sampai pubertas, dan agak lebih lambat sampai usia
dua puluhan. Kemampuan mental menurun sejalan dengan penurunan kemampuan
Fisik.
Lionberger (1960) melihat hubungan umur deng'm kemampuan kognisi dan
perilaku adopsi inovasi secara praktis. Semakin tua umur, terdapat kecenderungan
semakin menurunnya kesehatan dan kemampuan energi. Selain itu, petani tua
menghadapi permasalahan yang berbeda dengan petani muda. Petani tua cenderung
kurang respektif terhadap ide-ide barn dibanding petani muda.
Schram dalam Jahi (1988) menyebutkan, pendidikan menjadi faktor dalam
mendapatkan pengetahuan. Pendidikan melengkapi khalayak dengan keterampilan
keterampilan komunikasi yang diperlukan. Sejalan dengan ini, Tichenor dalam
Maman (1996) mengatakan, kenaikan pendidikim formal menunjukkan
keanekaragaman dan perluasan ruang kehidupan. Menumt Tichenor, pendidikan
menggambarkan kemampuan kognitif seseorang serta lebih banyaknya pengetahuan
yang mereka miliki.
Sementara itu Rogers yang dikutip Maman (1996) mengatakan bahwa dalam
menjelaskan kesenjangan pengetahuan lebih menekankan pada perbedaan struktur
sosial ekonomi. Menurut pengamatannya, kelompok masyarakat yang memiliki status
sosial ekonomi lebih tinggi memiliki penerimaan dan respon terhadap perubahan
yang lebih tinggi. Selain itu, mereka yang berasal dari kelom]pok yang berstatus sosial
ekonomi lebih tinggi cenderung memiliki sumber daya yang memadai untuk
melakukan inovasi. Sedangkan yang berstatus sosial ekonominya rendah cenderung
tidak bisa melakukan inovasi karena keterbatasan sumber daya yang dimilikinya.
Selain itu, menurut Rogers dalam Maman (1996), mereka yang berstatus
sosial ekonomi lebih tinggi cenderung memiliki persamaan dengan para komunikator.
Pesan-pesan yang disampaikan akan lebih cepat memiliki efek bila disampaikan
kepada para petani yang berstatus sosial ekonomi lebih tinggi.
Pengamatan Lionberger (1960) terhadap proses dalam ide-ide dan praktek
baru menunjukkan status lahan garapan berhubungan dengan keutuhan adopsi
inovasi. Adopsi inovasi memerlukan proses pengambilan keputusan. Para petani
pemilik dapat mengambil keputusan dengan mudah untuk melakukan sebuah praktek
baru. Sebaliknya petani penggarap sangat tergantung kepad'a pemilik, terutama bila
adopsi memerlukan dukungan finansial. Sebagai konsekuensinya, adopsi inovasi
lebih banyak dilakukan oleh petani pemilik. Dalam kaitannya dengan persepsi petani
terhadap siaran pertanian di Radio Fiska FM Bogor; adopsi inovasi yang dimaksud
adalah siaran pertanian sebagai sesuatu yang barn untuk diketahui oleh petani dan
khalayak lainnya. Siaran pertanian di Radio Fiska FM Bogor tersebut pada dasarnya
mengadopsi siaran pedesaan yang pemah ada di Indonesia pada zaman sebelum era
reformasi.
2.5. Kerangka Pemikiran
Persepsi adalah proses pemberian makna sehingga memperoleh pengetahuan
baru. Salah satu komponen masyarakat di pedesaaan adalah petani. petani dapat
memperoleh pengetahuan baru jika dalam proses kehiduparmya mendapatkan suatu
pengalaman yang dapat merubahnya. Dalam kaitannya dengan penelitian ini adalah
adanya siaran radio yang menjadi tujuan untuk memberikan informasi atau pesan-
pesan kepada petani di Desa Sukamulya. Salah satu program acara dengan tujuan
khusus untuk petani adalah siaran pertanian di Radio Fiska FM Bogor. Informasi
yang diperoleh oleh petani dari siaran pertanian di Radio Fiska FM Bogor diperoleh
dengan cara mendengarkan dan alat untuk memahaminy:a adalah kesadaran dan
kognisi.
Penelitian ini akan melihat persepsi petani terhadap siaran pertanian di Radio
Fiska FM Bogor, yaitu bagaimana petani memberikan makna pada pesan atau
informasi dari siaran radio dari apa yang diberikan oleh Radio Fiska FM Bogor
tentang siaran pertanian. Hal ini ditentukan oleh karakteristik petani sebagai individu
yaitu umur, tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, dan status kepemilikan Iahan
pertanian. Gambar 2 menunjukkan kerangka berfikir :;ecara operasional dari
penelitian yang dilakukan.
Gambar 2. Bagan Kerangka Pemikiran Persepsi Petani Terbadap Siaran Pertanian di
Radio Fiska FM Bogor.
Karakteristik Jndividu Petani Persepsi Plltani terhadap Siaran
l. Umur Pertanian
2. Tingkat Pendapatan l. Materi I isi 3. Tingkat Pendidikan 2. Jam Siar 4. Status Kepemilikan Laban
Pertanian
2.6. Hipotesa
Ada hubungan antara karakteristik individu petani ( mnur, tingkat pendapatan,
tingkat pendidikan, dan status kepemilikan lahan pertanian) dengan persepsi petani
terhadap siaran pertanian di Radio Fiska FM Bogor.
BAB ill
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Tempat dan Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Desa Sukamulya, Kecamatan Rumpin, Kabupaten
Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja atau
purposive, dengan pertimbangan bahwa di desa tersebut telah terjadi degradasi lahan
pertanian yaitu dengan berubahnya lahan pertanian ke lahan pertambangan galian C
serta adanya media siaran radio lokal yang memberikan informasi dan penyuluhan
tentang pertanian secara khusus kepada masyarakat di Desa Sukamulya.
Perubahan status lahan pertanian tersebut dialdbatkan oleh adanya
pertambangan galian basil alam seperti pasir, teras, clan lainnya yang sebagian besar
menggunakan lahan pertanian. Berdasarkan pengamatan awal penulis, petani di Desa
Sukamulya sebagian besar berpindah pekerjaan yaitu dari petani ke buruh kasar
seperti kuli menaikkan hasil alam ke mobil karena lahan pertmian mereka telah dijual
ke pengusaha galian. Penelitian ini dilakukan dari Bulan Juli sampai Bulan Agustus
2004.
3.2. Teknik Pengambilan Sampel
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian, yaitu seluruh petani di Desa
Sukamulya, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Sampel
yang merupakan bagian atau elemen dari suatu populasi diambil dengan tujuan untuk
menjelaskan karakteristik yang diteliti dari populasi.
Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Simple Random Sampling (SRS). Metode tersebut merupakan metode pengambilan
sampel berpeluang acak sederhana, artinya setiap elemen dalam populasi (responden
petani), mempunyai kesempatan yang sama untuk dijadikan sebagai sampel. Adapun
jumlah petani di Desa Sukamulya, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, Provinsi
Jawa Barat berjumlah 250 orang. Data petani tersebut diambil dari Laporan Potensi
Desa Sukamulya ta:hun 2004.
Menentukan jumlah ukuran sampel dari 250 poplasi p(itani di Desa Sukamulya
adalah dengan menggunakan rumus simple random sampling menurut Zikmulk yang
dikutip oleh Ruslan (2004) yaitu :
Keterangan :
11
z s E
(ZS)2
n=---E
: ukuran atau besarnya sampel : nilai standar corifidental level : standar deviasi ( estimasi) terhadap populasi : besarnya error yang dapat diterima
Nilai standar c011fidental level yang dipilih adalah 95 % dengan alfa 5 % atau
merupakan tingkat keyakinan bahwa parameter populasinya tidak benar sebesar lima
persen. Berdasarkan tabel nilai-nilai distribusi t dalam buku statistik diperoleh angka
1,96 dengan derajat kebebasan tak terhingga (dk = oo). Standar deviasi terhadap
populasi diestimasikan sebesar 10 % dengan alasan ba:hwa populasinya homogen.
Maka standar deviasi yang diperoleh adalah 25 responden petani dari 250 populasi
petani. Sampling error yang dapat diterima adalah 2 % dengan kata Iain persentase
ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat diinginkan
sekitar 2 %. Maka dengan error 2 % dari 250 populasi petani di Desa Sukamulya
didapatkan 5 responden sampel yang salah. Dengan demikian hasilnya adalah sebagai
berikut:
n = (ZS)2
E = (1,96) (25)2
5 = (49)2
5 = (9,8)2
= 96,04 "' 96 sampel petani
Berdasarkan rumus Zikmulk dalam Ruslan (2004) di atas dihasilkan 96
responden sampel dari 250 populasi petani di Desa Sukamulya. Sampel 96 petani di
Desa Sukamulya didapatkan dengan cara menggunakan daftar nama petani, kemudian
ditetapkan nomor yang ganjil sesuai dengan ukuran sampel yang telah di tentukan
yaitu 96 sampel.
3.3. Teknik Pengumpulan Data
Metode penelitian yang digunakan adalah metode survai yaitu penelitian yang
mengambil sampel dari suatu populasi. Pada pelaksanaan survai, digunakan
kuesioner sebagai alat pengumpulan data pokok yang kemudian akan diolah dan
dianalisa melalui pengujian hipotesa (Singarimbun dan Effendi, 1989).
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Pengumpulan data primer di penelitian ini menggunakan kuesioner, yaitu
dengan memberikan sejumlah daftar pertanyaan kepad.a responden yang terpilih
untuk menjadi sampel penelitian. Sedangkan data sekunder diperoleh dari studi
kepustakaan, seperti buku, laporan penelitian, dan literatur yang relevan dengan
penelitian.
3.4. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data dilakukan dari basil kuesioner dalam rangka menjawab
identifikasi masalah dan tujuan peneltian, selanjutnya membuat tabulasi silang.
Beberapa data lainnya dianalisis dengan pengujian secara statistik, yaitu chi square
(Khi-Kuadrat) untuk melihat hubungan antara karakteristik individu petani dengan
persepsi terhadap siaran pertanian di Radio Fiska FM Bogor.
Rumus chi square berdasarakan Singarimbun (1989) adalah sebagai berikut :
(Fo-ft) 2
x•=I:[ J ft
Keterangan : X 2 : Chi-kuadrat hitung (nilai perhitungan) Fo : Frekuensi yang diperoleh dari survai Ft : Frekuensi teoritis
Menghitung koefisien korelasi bertujuan untuk m1~1ihat signifikansi dari
hubungan tersebut. Rumus yang digunakan adalah :
X2hit K=
X 21iit+ n
Keterangan : n : Jumlah responden
3.5. Definisi Operasional
3.5.1. Karakteristik Individn Petani
1. Umur adalah usia petani yang dihitung dari tahun kelahiran saat penelitian
berlangsung. Umur dikelompokkan menjadi :
a. Muda/remaja : 21 - 40 tahun
b. Tua : 41 -60 tahun
2. Tingkat pendapatan adalah jumlah uang yang diperoleh petani setiap bulan dan
hasil dari hasil bertani, berdagang, pemberian anak, kiriman, dan Iain-Iain.
Pendapatan dikelompokkan menjadi :
a. Rendah : < Rp 550.000,-
b. Tinggi : > Rp 555.000,-
3. Tingkat pendidikan adalah pendidikan formal tertinggi yang dicapai oleh petani.
tingkat pendidikan dikelompokkan menjadi :
a. Rendah : Tidak Sekolah - SD
b. Tinggi : SMP-SMU
4. Status kepemilikan lahan pertanian adalah keadaan petani yang menjelaskan pola
kepemilikan lahan pertanian. Kepemilikan Iahan pe1tanian dikelompokkan:
a. Petani penggarap adalah petani yang menggrap mahan milik orang Jain dan
mempunyai hak untuk membuat dan memutuskan atas lahan tersebut.
b. Petani pemilik adalah petani yang mempunyai lahan dan menggarapnya
sendiri.
3.5.2. Persepsi Petani terhadap Siaran Pertanian
I. Persepsi terhadap materi/isi adalah persepsi petani terhadap materi/isi pada acara
siaran pertanian di Radio Fiska FM Bogor. materi/isi siaran pertanian tersebut
adalah:
a. Pentingnya sektor pertanian
b. Manfaat lahan pertanian
c. Dampak berubahnya sektor pertanian ke sektor industri
Terdapat dua kategori (I) negatif = skor 5 - 10, artinya materi-materi atau isi
siaran pertanian yang dianggap tidak menarik oleh responden petani; dan (2)
positif = skor 11 - 15, · artinya materi-materi atau isi siaran pertanian yang
dianggap menarik oleh responden petani.
2. Persepsi petani terhadap jam siar adalah persepsi petar1i terhadap pelaksanaan
waktu siar pada siaran pertanian di Radio Fiska FM Bogor. Terdapat dua kategori
yaitu (1) negatif = skor 2 - 6, artinya siaran pertanian menarik diikuti pada pagi
hari (jam 7.00-8.30 WIB), (2) positif = skor 7 - 10, a.rtinya siaran pertanian
menarik diikuti pada sore hari (15.30-17.00).
BAB IV
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELllTIAN '
4.1. Keadaan Umum Desa Sukamulya
Penelitian ini dilakukan di Desa Sukamulya Kecamatan Rumpin Kabupaten
Bogor. Desa Sukamulya adalah desa yang terletak di Kabupaten Bogor bagian barat
dimana posisinya berdekatan langsung dengan Desa Suradita Kabupaten Tangerang
Provinsi Banten. Luas Wilayah Desa Sukamulya 1070,2 ha yang digunakan untuk
berbagai penggunaan. Secara rinci dapat dilihat pada tabel l dli bawah ini.
Tabel I. Penggunaan tanah di Desa Sukamulya
~o. ·•·· ',. :.·.<·~·:'·:;_.\-,·:_'/" ___ :::: __ :-.·.·:'·'·/-_- -. > > •··· . tallun 2()o4 ·.>;\'.'' . • Pe11gg11n~!l~• 'fa11~h/ ..... · .. · , . Jmllfa!t IB"ii\ · ·· ... ·~·i\• .. . -· ::; .· .· .
1. Pemukiman 382.49 35,74 2. Banmman 32.43 3.03 3. Pertanian
- Persawahan 197,45 18.45 - Perkebunan 38.95 3.64 - Perikanan Darat/Air Tawar 6.0 0.56
4 LadangJTegalan 345.25 32.26 5. Padang Rumput/Stepa/Ladang 41.20 3.85
Gembalaan/Pangonan 6. Rekreasi dan Olah Raga 1· • 9.1 0.85 7. Raw a 3.0 0.28 8. Lain-lain 14.34 1.34
TOTAL 1070.2 100 Sumber : Data PotenSI Desa Sukamulya (2004)
Desa Sukamulya yang terletak di sebelah Barat Kabupaten Bogor mempunyai
batas-batas sebagai berikut :
Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Suradita Kecamatan Cisauk Kabuapten
Tangerang Provinsi Banten.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Tamansari Kern>matan Rumpin Kabupaten
Bogor Provinsi Jawa Barat
Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Mekarsari Kecama.tan Rumpin Kabuapten
Bogor Provinsi Jawa Barat
Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Gunung Sindur Ke1;amatan Gunung Sindur
Provinsi Jawa Barat
Lokasi Desa Sukamulya dengan ibu kota Kecamatan berjarak I 0 km yang
dapat ditempuh selama setengah jam. Jarak tersebut Iebih dekat jika dibandingkan
dengan jarak desa ke Ibukota Kabupaten mencapai 6 kali jarak ke ibukota kecamatan
yaitu 59 Km dan diternpuh selama 3 jam. Sedangkan ke ibukota kota provinsi waktu
yang dibutuhkan selama 7 jam dengan jarak tempuh 184 Km. Kondisi seperti ini
mengakibatkan Desa Sukarnulya mengalami hambatan di dalam rnelakukan
pembani,>unan sarana dan prasarana karena jauhnya dari ibukota kabupaten dan telah
rusaknya sarana jalan umum yang sudah berlangsung cul::up lama. Dengan keadaan
seperti ini, rnaka rnasyarakat di Desa Sukamulya mengala.mi kesulitan mendapatkan
informasi yang berkernbang di wilayah Kabupaten Bogor.
Kesulitan ini disebabkan tidak adanya media informasi yang dapat dedngan
cepat diperoleh dari ibukota kabupaten dan ibukota provinsi. Oleh karenanya dengan
adanya media lokal seperti Stasiun Radio Fiska FM yang aida di Desa Sukamulya
meajadi sarana rnasyarakat khususnya petani untuk mernpcrol·eh inforrnasi.
Jumlah kepala keluarga (KK) di Desa Sukamulya mencapai 2401 orang
dengan jumlah penduduk sebanayk 11785 orang. Ada.pun komposisi penduduk
berdasarkan jender yaitu Iaki-Iaki 5792 orang dan perempuan 5993 orang, yang
berarti jumlah wanita di Desa Sukamulya lebih banyak di !bandingkan dengan laki-
laki.
Tabel 2. Kondisi Demografi Desa Sukamulya Tahun 2004
No. Kondisi Demo1?rafi . • .. ... · Jumlal1Jofa1illtY . . . l. Jumlah Kepala Keluarga IKKl 2401 2. Jumlah penduduk Desa Sukamulva 11785 3. Jumlah Penduduk laki-laki 5792 4. Jumlah penduduk peremouan 5993 5. Jumlah penduduk laki-laki dalam 2287
kelomook umur 21-40 tahun 6. Jumlah penduduk laki-laki dalam 1214
kelomeok umur 41-60 tahun Sumber: Da1a Potens1 Dcsa Sukarnulya, 2004
Jika dicermati tabel 2 di atas, penduduk laki-laki di Desa sukamulya
berdasarkan kelompok umur 21-40 tahun sebesar 2287 jiwa atau 19,41 persen dari
total penduduk di Desa Sukamulya. Sedangkan peududuk laki-laki yang berada
dalam kelompok umur 41-60 tahun berjumlah 1214 jiwa 11tau 10,30 persen dari total
jumlah peududuk di Desa Sukamulya. Jumlah persentase penduduk yang berumur
21-60 tahun tersebut relatif cukup besar, sehingga dengan adanya media informasi
yang berada di wilyah Desa Sukamulya seperti media Radio Fiska FM di Desa
Sukamulya dapat membantu masyarakat (seperti petani) untuk mendapatkan
informasi tentang perkembangan dan kemajuan desa secara. luas.
Tingkat pendidikan di Desa Sukamulya secara umum relatif cukup baik. Pada
tabel di bawah dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan tamata SLTP mencapai 3105
orang dan SLTA sebanyak 2085, sedangkan tingkat pendidian masyarakat yang tamat
SD berjumlah 1722. Secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini:
Tabel 3. Tingkat Pendidikan penduduk Desa Sukamulya
;;:iNi>; .• •. < .. ····•·····.·.··· 'I'i1lstkll.t'1?endiilikll.ni··'~:·w• • I. Tidak tamat SD 2. Tamat SD 1722 3. SLTP 3105 4. SLTA 2085 5. D-1 150 6. D-2 60 7. D-3 60 8. S-1 140 9. S-2 30 10. S-3 10
Sumber: Data Potensi Desa Sukamulya, 2004
Pada tabel 3 tersebut meggambarkan penyebaran tingkat pendidikan di Desa
Sukamulya. Tingkat pendidikan petani di Desa Sukamulya umumnya berada pada
tingkat tidak sekolah sampai tingkat tamat SD. Sedangkan petani yang memiliki
tingkat pendidikan diatas tamat SD jumlahnya tidak sig11ifikan, ha! ini disebabkan
karena rendahnya minat sekolah dan tidak adanya dorongan dari keluarga dan
lingkungan. Pada tingkat pendidikan SLTP ke atas umumnya didominasi oleh
pekerja swasta dan buruh industri
Penduduk di Desa Sukamulya yang memiliki peh:rjaan berdasarkan data
potensi Desa Sukamulya tahun 2004 berjumlah 2375 jiwa. Dari klasifikasi mata
pencaharian pada tabel di bawah ini terlihat mata ptmcaharian sebagai petani
berjumlah 250 orang petani. Sedangkan mata pencahi:rian dengan jumlah paling
banyak adalah karyawan swasta yaitu sebesar 651 orang. Pada tabel 4 dibawah ini
digambarkan secara rinci jumlah petani yang bekerja sesuai dengan mata
pencahariannya masing-masing.
Tabel 4. Mata Pencaharian Penduduk Desa Sukamulya
No. Mata Pencaharian . ··. •.
i. . Jullifah(orliii'"···· .... · .. ·.• ><·. .. .
l. Buruh tani 30 2. Petani 250 3. Peda~ang/Pengusaha/Wiraswasta 270 4. PNS 549 -5. TNVPOLRl 20 6. Buruh Industri 266 7. Karyawan Swasta 651 8. _Tu k_1!!_1g_ k a Y_ll_ _ 208
--·-·-9. Tukan~ batu 100 10. Guru S wast a 31
Sumber: Data Potens1 Desa Sukamulya, 2004
Pada tabel 4 di atas tersebut terlihat bahwa juml.ah masyarakat di Desa
sukamulya yang bekerja sebagai petani lebih sedikit dibandingkan dengan
pedagang/pngusaha/wiraswasta, PNS, buruh industri, dan karyawan swasta. Petani
selalu diidentikkan dengan masalah kemiskinan, hal ini disebabkan penghasilan
seorang petani umumnya lebih kecil dibandingkan dengan penghasilan dari jenis
mata pencaharian bukan petani. Kondisi ini menyebabka.n masyarakat di Desa
Sukamulya sudah ba.nyak pindah pekerjaan dari petani ke pekerjaan lainnya yang
diakibatkan oleh semakin berkurangnya lahan pertanian dan nendahnya pendapatan.
4.2. Keadaan Radio Fiska FM Bogor
Stasiun Radio Fiska FM Bogor berdiri pada tahun 2003 di Desa Sukamulya
Kecamatan Rumpin Bogor Provinsi Jawa Barat. Radio ini didirikan oleh sebuah
Y ayasan yang bernama Y ayasan Fl Silmy Kaafah dengan penanggung jawabnya
adalah Kepala Desa Sukamulya.
Bentuk radio ini adalah radio lokal yang tidak mempunyai tujuan untuk
mencari untung atau non profit. Penanggung jawab biaya operasional siaran radio
oleh Kantor Desa Sukamulya dan donasi dari pihak-pihak yang secara ikhlas
membantu.
Radio ini memiliki tujuan sebagai sarana informasi kepada masyarakat Desa
Sukamulya. Radio ini memiliki jangkauan frekuensi dengan radius 15 km. Dengan
radius 15 km maim seluruh masyarakat Desa Sukamulya dapat mendengarkan siaran
Radio Fiska KM.
Lokasi Radio Fiska FM Bogor secara geografis berada dekat dengan Provinsi
Banten dan cukup jauh dari kantor Kabupaten Bogor. Hal ini disebabkakn karena
daerah ini merupakan daerah yang berada di bagian Bogor Barat dari Kabupaten
Bogor.
BABV
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Karakteristik Responden Petani
5.1.1. Umur
Petani yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 96 orang dan berada pada
rentang umur 21-60 tahun. Pada tabel 5 di bawah ini dijelaskan tingkat umur
respondeu petani yang terpilih menjadi sampel penelitian di Desa Sukamulya
Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor.
Tabel 5. Jumlah Responden Petani Berdasarkan Umur .
Umur .
Jmnlah(N) . . ... ' ' ,"
Muda 32 30,72 Tua 64 69,28
Jumlah 96 100 Sumber : Data primer yang lelah diolah
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa kelompok umur dengan kategori tua atau
yang berumur antara 41-60 tahun lebih dominan dibandingkan umur dengan kategori
muda yaitu responden petani yang berumur antara 21-40 tahun. Responden petani
yang berumur tua berjumlah lebih dua kali lipat lebih banyak (69,28 %) dibandingkan
responden petani muda (30, 72 %). Artinya responden petani berusia tua tetap
melakukan usaha utamanya adalah bekerja di sektor pertanian seperti bertani di
sawah da.n ladang, sedangkan responden petani berusia muda lebih memilih bekerja
di luar sektor pertanian, misalnya menjadi kuli pasir. Akan tetapi responden petani
berusia muda tidak menjadikan pekerjaan kuli pasir sebagai pekerjaan utama. Mereka
masih melakukan pekerjaannya sebagai petani tetapi intensitasnya rendah.
5.i.2. Tingkat Pendapatan
Tingkat pendapatan petani dikelompokkan menjadi tingkat pendapatan rendah
dan tinggi. Petani yang memiliki pendapatan di bawah Rp 550.000,- merupakan
kelompok respoden petani yang berpendapatan rendah dan sebaliknya tingkat
pendapatan di atas Rp 555.000,- adalah petani yang berpcndapatan tinggi. Pada tabel
6 di bawah ini secara jelas dapat dilihat jumlah responden petani di Desa Sukamulya
berdasarkan tingkat pendapatannya.
Tabet 6. Jumlah Responden Petani Berdasarkan Tingkat Pendapatan
Tingkat Pendapatan - -_-, .: Jtlmfah (NJ ·· .. · ' ' .· ·· .P~nt\nias¢
. ···.·. .· ..
Rend ah 56 53,76 Tingg!_ 40 46,24 -Jumlah 96 100
Sumbcr : Dala pmner yang telah d10lah
Pada tabel tersebut, respoden petani yang berpendapa1tan rendah berjumlah 56
orang atau 53, 76 persen dari total jumlah responden petani yaitu 96 orang. Sedangkan
responden petani yang berpendapatan tinggi berjumlah 40 orang dari total jumlah
responden sebanyak 96 orang atau 46,24 persen. Tingkat pendapatan responden
petani pada tabel tersebut menggambarkan bahwa secara umum tingkat pendapatan
responden petani cukup merata. Artinya jumlah responden petani yang berpendapatan
rendah tidak berbeda jauh dengan responden petani berpendapatan tinggi. Hal Ini
menunjukkan bahwa tingkat pendapatan responden petani di Desa Sukamulya tidak
beragam.
5.1.3. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan responden petani di Desa Sukamulya sebagian besar tidak
lulus sampai lulus Sekolah Dasar (SD), yaitu sebesar 70,08 persen atau 73 responden
petani dari total responden petani yang berjumlah 96 orang. Hal ini terjadi karena
pada umumnya orang tua responden petani bukan merupakan orang yang
berkecukupan serta rendahnya motivasi untuk menyekolahkan anak mereka ke
lembaga-lembaga pendidikan. Pada tabel 7 di bawah ini terlihat cukup besar
perbedaan tingkat pendidikan responden petani di Desa Sukamulya Kecamatan
Rump in Kabupaten Bogor.
Tabel 7. Jumlah Responden Petani Berdasarkan Tingkat Pendidikan
·•· · Tingkat Pendidikan.
Rend ah 73 70,08 Tin i 23 29,92 Jumlah 96 100
Sumber : Data primer yang telah diolah
Pada tingkat pendidikan responden petani yang tinggi atau responden petani
sekolah pada tingkat SMP-SMU pada tabel 7 diatas berjumilah 23 orang atau 29,92
persen dari total jumlah responden petani sebesar 96 orang. Hal ini menunjukkan
bahwa responden petani yang sekolah sampai tingkat SMP-S.MU umumnya memiliki
keinginan yang tinggi untuk memperoleh pengetahuan dan tidak ingin dikatakan buta
huruf serta adanya peran orang tua mereka yang mendukung untuk melanjutkan
pendidikannya walaupun hanya sampai SMP atau SMU. Sedangkan responden petani
yang memiliki pendidikan rendah Jebih disebabkan oleh lrurangnya motivasi untuk
sekolah serta keterbatasan biaya.
5.1.4. Status Kepemilikan Lahan Pe1ia11ian
Status kepemilikan lahan pertanian dibagi ke dalam dua bagian yaitu petani
yang berstatus penggarap dan petani yang berstatus pemilik. Responden petani
penggarap merupakan bagian dari petani yang melakukan usaha taninya di atas tanah
negara dan tanah milik perorangan yang tidak digunakan oleh pemiliknya. Petani
penggarap ini umumnya tidak memberikan hasil usaha taninya ke negara karena
mereka merasa ini hasil kerja kerasnya kecuali mereka menggarap lahan orang lain
dimana hasil yang diperolehnya harus dibagi dengan pemilik lahan tersebut.
Sedangkan responden petani pemilik merupakan petani yang memiliki lahan
pertanian. Lahan yang dimiliki oleh petani pemilik ini umumnya digarap sendiri dan
ada juga yang digarap oleh petani penggarap. Pada tabel 8 di! bawah ini dapat dilihat
perbedaan yang cukup signifikan antara responden petani penggarap dan responden
petani pemilik.
Tabel 8. Jumlah Responden Petani Berdasarkan Status Kepemilikan Lahan
Status Kepemilikan Jnllllah(N) .•.•... .· .. . Pers¢fftase/' ·· ,' ·_,· '"
Pemmarnp 36 34,56 Pcmilik 60 65,44 Jumlah 96 100
-Sumber : Data pmner yang tclall diolal1
Pada tabel 8 tersebut umumnya status kepemilikan lahan pertanian di Desa
Sukamulya sebagai pemilik lahan pertanian. Sebesar 65,44 persen atau 60 orang
responden petani dari total responden petani di Desa Sukamulya yaitu 96 petani
adalah berstatus sebagai pemilik lahan pertanian. Sedangkan responden yang
berstatus sebagai penggarap lahan pertanian hanya berjumlah 36 responden atau
34,56 persen dari total 96 responden petani. Hal ini menunuj:ukkan bahwa responden
petani sebagai pemilik lebih dominan dibandingkan dengan responden petani
penggarap dan ini berarti bahwa responden petani pemilik lebih suka melakukan
kegiatan pertaniannya secara mandiri.
5.2. Pernepsi Petani Terhadap Siaran Pertanian
Pada bagian ini akan diuraikan hasil penelitian terhadap responden petani yang
terpilih di Desa Sukamulya Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor Provinsi Jawa
Barat. Adapun subyek yang menjadi bahasannya adalah persepsi petani terhadap
siaran pertanian di Radio Fiska FM Bogor.
Pembahasan ini dimaksudkan untuk melihat seberapa besar persepsi petani
terhadap siaran pertanian di Radio Fiska FM Bogar. Persepsi petani terhadap Siaran
pertanian di Radio Fiska FM Bogar akan dilihat dari karakteristik siarannya yaitu
seberapa besar persepsi petani terhadap materi/isi siaran pertanian dan seberapa besar
persepsi petani terhadap jam siar pada siaran pertanian tersebut. Selain itu juga akan
dilihat seberapa besar pengaruh karakteristik individu petani (umur, tingkat
pendapatan, tingkat pendidikan, dan status kepemilikan lal'1an pertanian) terhadap
persepsinya pada siaran pertanian di Radio Fiska FM Bogor.
5.2.1. Persepsi Petani terhadap Materi!Isi Siaran Pertanian di Radio Fiska FM Bogor
lvfateri/isi siaran pertanian di Radio Fiska FM Bogor adalah materi/isi siaran
pertanian yang ada di Radio Fiska FM Bogor. Materi/isi tersebut telah dipilih dan
ditentukan sesuai dengan permasalahan yang ada di lokasi penelitian. Materi-materi
tersebut antara lain tentang pentingnya sektor pertanian, manfaat lahan pertanian, dan
dampak berubahnya sektor pertanian ke sektor industri (pertambangan galian C).
Pada tabel 9 di bawah ini dapat dilihat persepsi responden petani terhadap materi/isi
siaran pe1tanian di Radio Fiska FM Bogor berdasarkan karakteristik individu petani.
Tabel 9. Persepsi Petani Terhadap Materi/Isi Siaran Pe1tanian di Radio Fiska Fm Bogor
- ·--Persepsi Petani Terhadap Materi/Isi · ..
./ Karakteristik Siaran Pertanian · .. ·. f~tid .. Pctani . Positif · ·._ · .. ·, Ne ati.f : ----- -... -.·· ......
··-~··• ....... Jumlah --- o/o··--:-, __ .,_, .·•· Jll.ntlllh ' • o/,,>····· . Jll.liilllh , :'"';;:,- --'r.:-.-.--·
Umur 1. Muda 18 56,25 14 43,75 32 100 ' Tua 38 59,37 16 40,63 64 100 ..
I Ju ml ah 56 100 30 101[1 96 Tingkat PendaQatan
1. Rendah 46 82,14 10 17,86 56 100 2. Ti1mgi 25 62,5 15 35,5 40 100 -
Jumlah 71 100 25 101[1 96 Tiugkat Pendidilrnn
1. Rcndah 39 53,42 34 46,58 73 100
' "· Tinggi 15 65,22 8 34,78 23 100 Jumlalt 54 100 42 100 96
Status KeQemilikan laltan
1. I>cnggarap 22 61, 11 14 38,89 36 100 2. Pcmilik 48 80 12 20 60 JOO
Jumlah 70 100 26 100 96
Berdasarkan tabel 9 tersebut di atas diketahui, umumnya persepsi responden
petani terhadap materilisi siaran pertanian di Radio Fiska FM Bogor adalah positif,
artinya materi/isi siaran pertanian yang disiarkan oleh Radio Fiska FM Bogor tersebut
menarik untuk diikuti dan didengarkan oleh responden petani di Desa Sukamulya.
Materi/isi seperti pentingnya sektor pertanian dalam kehidu:pan sehari-har~ manfaat
lahan pertanian, dan dampak berubahnya sektor pertanian ke sektor industri
(pertambangan galian C) sangat menarik bagi responden petani, sehingga diharapkan
materi-materi pertanian yang ada terus digali dan dikembangkan oleh Radio Fiska
FM Bogor sesuai dengan permasalahan-permasalahan pertanian diseputar wilayah
Desa Sukamulya.
Dikatakan sangat menarik dengan alasan, bahwa materi-materi tersebut
umumnya menggambarkan kepada responden petani ba.gaimana menyikapi dampak
dan manfaat sektor pertanian di Desa Sukamulya yang disebabkan adanya industri
pertambangan galian C dimana hampir sebagian besar lahan yang digunakan adalah
lahan pertanian.
Persepsi responden petani yang positif ditunjukkan oleh semua responden
petani yang muda maupun tua. Hal ini disebabkan semua responden petani memiliki
kepentingan yang sama untuk memperoleh informasi dari materi/isi siaran pertanian
di Radio Fiska FM Bogor, Sedangkan untuk responden petani dengan tingkat
pendapatan rendah mendengarkan materi/isi siaran pertanian di Radio Fiska FM
Bogor menunjukkan suatu manfaat yang lebih besar dibandiingkan responden petani
dengan tmgkat pendapatan yang tinggi karena waktu yang dimilikinya lebih banyak.
j '
Responden petani yang berpendidikan tinggi maupun rendah umumnya mengerti
materi/isi siaran pertanian di Radio Fiska FM Bogor. Hal ini merupakan sesuatu yang
baik, karena mereka sangat antusias mengikuti materilisi siaran pertanian yang
membahas permasalahan-permasalahan seputar pertanian di JDesa Sukamulya.
Pada materi/isi siaran pertanian di Radio Fiska FM Bogor, karakteristik
individu petani sebagai pemilik lahan pertanian umumnya memiliki persepsi positif
dan lebih dominan dibandingkan dengan karakteristik petani sebagai penggarap. Hal
ini disebabkan petani pemilik sangat tertarik untuk rnengikuti materi/isi siaran
pertanian karena mereka memiliki waktu yang lebih banyak dibandingkan dengan
petani penggarap yang sebagian waktunya diha biskan di sawah atau lahan pertanian.
Materi-materi atau isi siaran pertanian tersebut merupakan sumber informasi
untuk memenuhi kebutuhan petani di Desa Sukamulya, yaitu rasa ingin tahu dan
kepekaan yang tinggi terhadap permasalahan pertanian yang sudah berlangsung
cukup lama. Materi/isi yang diangkat pada siaran pertanian di Radio Fiska FM Bogor
tersebut dapat menjadi sumber informasi yang bermanfaat bagi petani di Desa
Sukamulya untuk Iebih berhati-hati menjaga Iahan pertaniannya.
5.2.2. Persepsi Petani Terhadap Jam Siar Siaran Pertimian di Radio Fiska FM Bogor
Jam siar adalah waktu dimana siaran pertanian dilaksanakan di Radio Fiska
FM Bogor. Jam siar siaran pertanian yang dilaksanakan di Radio Fiska FM Bogor
adalah pagi hari, yaitu pukul 7.00-8.30 WIB dan malam hari pada pukul 15.30-17.00
WIB. Tabel 10 dibawah ini menunjukkan persepsi petani terhadap jam siar siaran
pertanian di Radio Fiska FM Bogor.
Tabel 10. Persepsi Petani Terhadap Jam Siar Siaran pe1ianian di Radio Fiska FM Bogor
·.
,·,. P~rsep~i_.Petli~i 'J,'~rl1~9~~.•fl:~T-•S!~(•·••····. I_-: ,-=-__ <.c. \·/\) -·-- ·>·---, .. ·· Kar akteristik ' . • • . · Bfarlin Pertanfan·•·· '. •·'· · '.• • •· '. , ; c\~~~~!ii t.,_ ••....• · -~
.·. Petani ·' Positif '• ·.· ·•···· •.·,·.·· > <Ne atif • .• ... · • .. · ·•• . ·
.. . . Jumlah >'% Junilah • > % ·•• Jmnlalt§~ Umur
l. Muda 20 62,5 J2 37J5 32 JOO 2. Tua 45 70,3J J9 29,69 64 100
Jumlah 65 100 31 100 96 Tingkat Pendallatan
1. Rendah 38 67,86 J8 32,14 56 100 2. Tinrrf!i 25 62,5 15 37,.5 40 100
Jumlah 63 100 33 100 96 Tingkat Pendiciikan
I. Rendah 51 69,87 22 30,13 73 100 2. Tin<><>i J7 73,91 6 26,09 23 JOO
Jumlah 68 100 28 100 96 Status Ke!!emilikan Laban
I. P011ggarap 26 72,22 10 27,78 36 JOO 2. P0milik 4J 68,33 19 3L67 60 100
Jumlah 67 100 29 100 96
Berdasarkan tabel 10 tersebut di atas diketahui, umurnnya persepsi responden
petani di Desa Sukamulya positif terhadap jam siar siaran pertanian di Radio Fiska
FM Bogor. Artinya persepsi responden petani terhadap siaran pe1ianian yang
disiarkan di Radio Fiska FM Bogor pada sore hari adalah menarik untulc diikuti clan
didengarkan. Karena pada waktu sore hari umumnya petani :mdah pulang dari sawah
atau ladang clan kesempatan untuk mendengarkan siaran pertanian di Radio Fiska FM
Bogor lebih banyak dibandingkan pada waktu pagi hari.
Pada karakteristik individu responden petani, responden petani yang berumur
tua. lebih dominan menunjukkan persepsi positif terhadap jam siar siaran pertanian di
Radio Fiska FM Bogor dibandingkan responden petani berumur muda. Semakin tua
umur responden petani, maim persepsi yang diberikan semakin positif. Hal ini
disebabkan responden petani yang berumur tua lebih tertarik mendengarkan
mendengarkan siaran pertanian pada sore hari. Alasan yang dikemukakan adalah
karena pada sore hari merupakan waktu yang tepat untuk istirahat sambil
mendengarkan radio. Lain halnya jika mendengarkan siaran pertanian pada pagi hari,
responden petani berumur tua merasa kurang tertarik untuk mendengarkan siaran
pertanian tersebut karena pada waktu pagi Jebih banyak mempersiapkan segala
kebutuhan yang diperlukan untuk di sawah atau Jadang.
Pada karakteristik responden petani yang lainnya seperti tingkat pendapatan,
tingkat pendidikan, dan status kepemilikan lahan pertanian umumnya memberikan
persepsi yang positif. Hal ini dapat disimpulkan bahwa jam siar siaran pertanian di
Radio Fiska Fl'vf Bogor yang paling menarik untuk didengarkan adalah pada sore hari.
Alasan yang dikemukakan adalah bahwa pada sore hari merupakan waktu yang
paling semai dalam mengikuti siaran pertanian di Radio :Fiska FM. Alasan yang '
Jainnya adalah responden petani telah terbiasa mendengarkan siaran radio pada sore
hari, sedangkan pada pagi hari responden petani lebih mengutamakan untuk
mempersiapkan keperluan-keperluan yang akan dibawa ke sawah atau ladang.
5.3. Hubungan Karakteristik Petani dengan Persepsi terhadap Siaran Pertanian di Radio Fiska FM Bogor
Persepsi petani di Desa Sukamulya terhdap Siaran Pertanian di Radio Fiska
FM Bogor dipengaruhi oleh karakteristik individu petani yaitu umur, tingkat
pendapatan, tingkat pendidikan, dan status kepemilikan lahan pertanian.
Hubungan antara persepsi petani di Desa Sukamulya dengan siaran pertanian
di Radio Fiska FM Bogor dilihat berdasarkan tingkat signifikansinya sebesar 5 persen
atau a = 0,05. Hubungan dihitung dengan menggunakan rumus chi square
berdasarkan Singarimbun (1989) serta apabila angka koefisien kontingensi mendekati
angka I, maka hubungannya semakin kuat. Jika angka koefisien kontingensi memiliki
angka no! atau tidak memiliki angka koefisien kontingernii maka persepsi petani
terhadap siaran petanian di Radio Fiska FM Bogor dikatakan tidak memiliki
hubungan.
Hubungan tersebut dapat dilihat dengan hipotesa sebagai berikut :
Ho : Tidak ada hubungan antara karakteristik petani dengan persepsi petani terhadap
siaran pertanian di radio Fiska FM bogor.
H1 : Ada hubungan antara karakteristik individu petani dengan persepsi petani
terhadap siaran pertanian di Radio Fiska FM Bogor.
Ada tidak hubungannya dapat dilihat berdasarkan syarat sebagai berikut :
Jika : I. X2 hitung < X2 tabel dengan a= 0,05, maka tolak Hodan terima H1.
2. X2 hitung > X2 tabel dengan a= 0,05, maka tolak H1 dan terima Ho.
Tabel 11. Hubungan Antara Persepsi Petani Berdasarkan Karakteristik Petani dengan Materi/Isi Siaran Pertanian di Radio Fiska FM Bogor.
Lemah Cukup kuat
Berdasarkan tabel 11, faktor karakteristik responden petani yang memiliki
hubungan dengan persepsi petani terhadap siaran pertania11 di Radio Fiska FM Bogor
adalah karakteristik umur dan tingkat pendidikan responden petani. Hal ini terjadi
karena X2 Hitung lebih kecil dengan X2 tabel. Tingkat signifikansinya adalah lemah
karena koefisien kontingensinya 0, 1, artinya fah.ior umur dan tingkat pendidikan
responden petani di Desa Sukaumulya memiliki pengaruh yang sedikit/kecil terhadap
persepsinya pada materi/isi siaran pertanian Di Radio Fiska FM Bogor. Hal ini
menunjukkan bahwa faktor umur muda ataupun tua serta faktor tingkat pendidikan
tinggi dan rendah bukan merupakan suatu kendala yang be!lar untuk mendengarkan
materi/isi siaran pertanian yang disiarkan di Radio Fiska FM JBogor.
Pada faktor karakteristik responden petani yang tidak memiliki hubungan
dengan persepsi petani terhadap siaran pertanian di Rado Fiska FM Bogor adalah
tingkat pendapatan petani dan status kepemilikan lahan pertanian. Hal ini ditunjukkan
oleh angka X2 Hitung lebih besar dengan angka X2 tabel. Ini berarti bahwa tinggi
ataupun rendahnya tingkat pendapatan responden petani serta, status responden petani
sebagai penggarap ataupun pemilik tidak memperhatikan materi/isi siaran pertanian
sebagai sesuatu yang penting. Petani-petani di Desa Sukamulya tidak menganggap
materi/isi sebagai sesuatu hal yang penting, penerimaan materi/isi siaran pertanian
sebanyak-banyaknya di Radio Fiska FM Bogor yang membahas seputar
perrnasalahan pertanian merupakan sesuatu yang penting.
Tabel 12. Hubungan Antara Persepsi Petani Berdasarkan Karakteristik Petani dengan Jam Siar Siaran Pertanian di Radio Fiska FM Bogor.
Karakt~l'istik ····· Petani
1. 2. 3. 4. Status Kepemilikan 1
Lah an Sangat lemah
Berdasarkan tabel 12, semua faktor karakteristik individu petani memiliki
angka X2 Hitung lebih kecil dibandingkan X2 tabel. Artinya semua faktor
karaktersitik individu petani (Umur, tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, dan
status kepemilikan lahan pertanian) tersebut memiliki hubungan dengan persepsinya
terhadap siaran pertanian di Radio Fiska FM Bogor. Secara keseluruhan hubungan ·
antara karakteristik individu respondeen petani dengan persepsinya terhadap jam siar
siaran pertanian di Radio Fiska FM Bogor adalah sangat l1~mah, yaitu ditunjukkan
oleh angka koefisien kontingensi yang semuanya memiliki angka dibawah 0,1.
Hal tersebut menunjukkan bahwa karakteristik indlividu responden petani
memiliki pengaruh terhadap persepsi responden petani mengenai jam siar siaran
pertanian di Radio Fiska FM Bogor walaupun tidak besar. Ini artinya bahwa jam siar
siaran ptrtanian di Radio Fiska FM Bogor baik jam siar pagi maupun jam siar sore
tidak menjadi suatu kendala bagi responden petani di Desa Sukamulya untuk
mengikuti siaran pertanian tersebut.
6.1. Kesimpulan
BAB VI
KESIMPULANDANSARAN
Persepsi responden petani di Desa Sukamuklya umumnya menyatakan bahwa
semakin banyak materi/isi siaran pertanian di Radio Fiska FM yang membahas
permasalahan-permasalahan pertanian yang terjadi di Desa Sukamulya (seperti
dampak dari berubahnya lahan pertanian ke industri pertambangan galain C), maka
materi/isi siaran pertanian tersebut akan semakin menarik. l.\llaterilisi siaran pertanian
tersebut eangat menarik untuk diikuti dan didengarkan o!eh responden petani pada
jam siar sore hari.
Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi petani di Dosa Sukamulya terhadap
siaran pertanian di Radio Fiska FM Bogor antara lain umur, tingkat pendapatan,
tingkat pendidikan, status kepemilikan lahan pertanian, mate1i/isi, dan jam siar siaran
pertanian. Secara keseluruhan faktor-faktor yang menurtjukkan hubungan dengan
persepsi petani terhadap materilisi siaran petanian di Radio Fiska FM Bogar adalah
umur dan tingkat pendidikan, sedangkan faktor-faktor yang ti.dak memiliki hubungan
adalah tingkat pendapatan dan status kepemilikan Jahan pertanian. Adapaun faktor
faktor yang menunjukkan hubungan dengan jam siar terhadap siaran pertanian di
Radio Fiska FM Bogar adalah umur, tingkat pendapatan, 1cingkat pendidikan, dan
status kepemilikan lahan pertanian. Seluruh faktor-faktor ters•~but umumnya memiliki
hubungan yang lemah serta sangat lemah.
6.2. Saran
Saran-saran yang harus diperhatikan untuk menyikapi permasalahan pertanian di
Desa Sukamulya adalah kepada :
1. Masyarakat di Desa Sukamulya (khususnya petani) agar berperan serta di
dalam mencegah terjatlinya kerusakan pada :1ektor pertanian yang
diakibatkan oleh adanya pertambagan galain C dengan cara tidak menjual
lahan pertaniannya kepada pengusaha-pengusaha pertambangan galain C di
Desa Sukamulya.
2. Radio Fiska FM Bogor sebagai media inf01masi agar terus menerus
mengangkat permasalahan-permasalahan pertanian di Desa Sukamulya
dengan cara menambah materi/isi siaran pertanian yang lebih banyak serta
menambah jam siar pada sore hari.
3. Pemerintah Desa Sukamulya dan Pemerintah Kabupaten Bogor agar lebih
memperhatikan dampak yang ditimbulkan dengan adanya pertambangan
galian C dengan cara tidak memberikan ijin usahat. Hal ini penting demi
menjaga sektor pertanian dari kerusakan-kerusakan yang diakibatkan oleh
pertambangan galian C tersebut.
DAFI'AR PUSTAKA
Abdullah, Aceng., Press Relation Kiat Berhubungan Dengan Media Massa.
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000).
Amir, Mafri., Etika Komunikasi Massa dalam Pandang<m Islam. (Jakarta: Logos,
1999).
Asnawir, dan Usman, Masyirudin., Media Pembelqjaran. (Jakarta: Ciputat Pers,
2002)
DeVito, Joseth A, Komunikasi Antar Manusia. Ed Ke-.S (Jakarta: Professional
Books, 1997).
Effendi, O.U., Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. (Bandung: PT Remaja Rosda
Karya, 1994).
Jefkins, Frank., Public Rea/tion. Jakarta: Erlangga, 1996).
Jahi, Amri., Komunikasi Massa dan Pembangunan Pedesaan di Negara-negara
Dunia Ketiga. (Jakarta: PT Gramedia, 1988).
Hasansulana., Sosio/ogi Pedesaan. (Jakarta: Proyek pengadaan Buku Pendidikan
Menengah Kejuruan, 1983)
Kamus Besar Bahasa Indonesia., Edisi Ketiga Cet Kedua (Jakarta: Balai Pustaka,
2002).
Lionberger, Herbert F., Adoption of New Ideas and Practices. (Iowa: The Iowa State
University, 1960).
Masduki., Menjadi Broadcaster Professional. (Y ogyakarta: Pustaka Populer LkiS,
2004).
Maman, U. Kh., Hubungan Karakteristik Peserta Sekolah Lapangan Pengendalian
Hama Terpadu (SLPH1) Dengan Kesenjangan Pengetahuan daJ1 Adopsi PHT
di Beberapa Desa di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. (Bogor: lnstitut
Pertanian Bogor, 1996) Tesis.
Pang S., Asngari., Persepsi Direktur Penyuluhiln Tingkat "Karasidenan" Kepala
Penyuluh Pertanian Terhadap Peranan dan Fungsi Lembaga Penyu/11han
Pertanian di Negara Bagain Texas Amerika Serikat. (Bogor: Institut Pertanian
Bogor, 1984).
,Redfield, Robett., Masyarakat Petani dan Kebudayaa11. (Jakarta: CV Rajawali,
1982).
Rahmat, Jalaluddin., Psikologi Komunikasi. (Bandung: Remaja Karya, 2001 ).
Ruslan, Rosyadi., Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2004) .
. Sarwono, Sarlito W., Pengantar Umum Psikologi. (Jakarta: Bulan Bintang, 2003).
Sari, Endang S., Audience Research Pengantar Studi Penelitian Terhadap Pambaca,
Pendengar dan Pemirsa. (Yogyakarta: Andi Offset, 1993).
Simamo~a, Bilson., Panduan Riset Perilaku Konsumen. (Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, 2002).
Singarimbun, Masri., Effendi, Sofian., Metode Penelitian Survai. (Jakarta: LP3ES,
1989).
Soemirat, Soleh., dan Ardianto, Elvinaro., Dasar-dasar Public Relations. (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2002).
Sugiyanto, Persepsi Masyarakat Tentang Penyuluhan Pembangunan dalam
Pembangunan Masyarakat Pedesaan Bogor. (Bogor: llnstitut Pertanian Bogor,
1996) Tesis.
Suhatto., Prospek Radio Siaran Penyuluhan Pertanian Pada Tingkat Pedesaan
da/am Rangka Pembangunan Pertanian Berkeimyutan. (Bogor: Institut
Pertanian Bogor, 1993 ).
Sutisna, Entis., Perubahan Kelembagaan Penguasam1 Lahan dan hubungan Kerja
Angraris Berkaitan Masuknya Pen1sahaa11 lndus1ri Pada Masym'kat Petani di
Pedesaan. (Bogor: Institut Pertanian Bogor, 2001) Tesis.
' ' ' ' i
LAMP IRAN
KUESIONER
PERSEPSI PETANI TERHADAP SIARAN PERTANIAN DI RADIO FISKA FM BOGOR
(Kasus Petani di Desa Sukamulya Kecamatan Rumpin Ki1bupaten Bogor
NOMOR RESPONDEN
KABUPATEN
KECAMATAN
DESA
KAMPUNG
RT/RW
TANGGAL PENGISIAN
Provinsi Jawa Barat)
:BOGOR
: RUMPIN
:SUKAMULYA
PANDUAN PENGISIAN KUESIONER
1. Kuesioner ini merupakan kuesioner penelitian mahasiswa yang bertujuan untuk
mengetahui persepsi Anda terhadap siaran pertanian di Radio fiska FM Bogor.
2. Isilah keseluruhan pertanyaan dengan jelas dan lengkap berclasarkan jawaban Anda
sendiri.
3. Nama Anda beserta isi dari kuesioner ini akan dirahasiakan dan tidak akan
dipergunakan selain untuk data penelitian.
4. Sebelum dan sesudahnya, kami ucapkan terima kasih atas kerjasama Anda dalam
penelitian ini.
A. DATA INDIVIDU RESPONDEN PETANI
1. NamaAnda
2. Umur Anda
3. Tingkat pendapatan Anda perbulan? (ukuran Nominal)
a. <Rp 550.000,-
b. >Rp 555.000,-
4. Tingkat pendidikan Anda?
a. SMU
b. SMP
c. SD
d. Tidak Skolah
5. Status kepemilikan lahan pertanian Anda?
a. Penggarap
b. Pemilik
B. PERSEPSI PETANI TERHADAP SIARAN PERTANIAN DI RADIO FISKA
FMBOGOR.
1. Materi apa pada siaran pertanian di Radio Fiska FM Bogar yang paling menjadi
perhatian Anda (boleh lebih dari satu)?
a. Pentingnya sektor pertanian
b. Manfaat lahan pertanian
c. Dampak berubahnya sektor pertanian ke sektor indust1i
2. Materi/isi siaran pertanian tentang pentingnya sektor pertanian untuk dijaga dan
dikembangkan di Desa Sukamulya di Radio Fiska FM sangat menarik untuk
diikuti. Bagaimana menurut pendapat Anda?
a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Kurang Setuju
d. Tidak Setuju
e. Sangat tidak Setuju
3. Mengapa Anda mengatakan ha! tersebut?
4. Materi/isi siaran pertanian tentang pentingnya lahan pertanian untuk
dikembangkan dan tidak dijual ke pengusaha galian C di Radio Fiska FM Bogor
sangat menarik untuk diketahui. Bagaimana menurut pendapat Anda?
a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Kurang Setttju
d. Tidak Setuju
e. S angat tidak Setuju
5. Mengapa Anda mengatakan hal tersebut?
6. Materi/isi siaran pertanian tentang dampak berubahnya J:ahan pertanian ke lahan
industri galian C di Radio Fiska FM sangat menarik karena dapat mengetahui
akibat atau efek kemsakan yang akan timbul. Bagaimana menurut pendapat
Anda?
a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Kurang Setuju
d. Tidak Setuju
e. Sangat tidak Setuju
7. Mengapa Anda mengatakan ha! tersebut?
8. Jam Siar paling tepat pada siaran pertanian di Radio Fiska FM Bogor adalah pagi
yaitu pukul 07.00-8.30 WIB. Bagaimana menurut pendapat Anda?
a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Kurang Setuju
d. Tidak Setuju
e. Sangat tidak Setuju
9. Mengapa Anda mengatakan hal tersebut?
10. Jam Siar paling tepat pada siaran pertanian di Radio Fiska FM Bogor adalah sore
yaitu pukul 15.30-17.00 WIB. Bagaimana menurut pendapat Anda?
a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Kurang Setuju
d. Tidak Setuju
e. Sangat tidak Setuju
11. Mengapa Anda mengatakan hal tersebut?
TERIMA KASIB ATAS KESEDIAAN ANDA DAJ~AM MENGISI
KUESIONER INI