pembahasan sistem lokomotorius

17
PEMBAHASAN Pada praktikum kali ini kita melakukan tentang Sistem Lokomotorius. Sistem Lokomotorius merupakan system yang dapat menggerakkan tubuh yang terdiri dari system skelet dan system otot. Sistem skelet terdiri dari semua tulang termasuk tulang rawan. Bentuk tubuh manusia dipertegas dengan adanya tulang, dengan adanya tulang, maka tubuh bisa berdiri dengan kokoh, tegak dan mampu bergerak dengan dukungan dari jaringan tubuh lainnya. Tanpa tulang manusia tidak bisa berjalan dengan tegak dan bergerak dengan dinamis. Bisa dibayangkan, bagaimana bentuk tubuh manusia tanpa tulang atau tubuh dengan tulang yang keropos yang lebih dikenal dengan Osteoporosis. Tulang disebut alat gerak pasif karena digerakkan oleh otot. Akan tetapi tulang tetap mempunyai peranan penting karena gerak tidak akan terjadi tanpa tulang. Tulang Rawan (Kartilago) adalah tulang yang tidak mengandung pembuluh darah dan saraf kecuali lapisan luarnya (perikondrium). Tulang rawan memiliki sifat lentur karena tulang rawan tersusun atas zat interseluler yang berbentuk jelly yaitu condroithin sulfat yang didalamnya terdapat serabut kolagen dan elastin. Maka dari itu tulang rawan bersifat lentur dan lebih kuat dibandingkan dengan jaringan ikat biasa. Pada zat interseluler tersebut juga terdapat rongga-rongga yang disebut lacuna yang berisi sel tulang rawan yaitu chondrosit.. Tulang rawan ada tiga tipe yaitu: hialin, elastik dan serat.

Upload: api-49891619

Post on 03-Jul-2015

520 views

Category:

Documents


24 download

DESCRIPTION

Pembahasan Sistem Lokomotorius

TRANSCRIPT

Page 1: Pembahasan Sistem Lokomotorius

PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini kita melakukan tentang Sistem Lokomotorius. Sistem

Lokomotorius merupakan system yang dapat menggerakkan tubuh yang terdiri dari system

skelet dan system otot. Sistem skelet terdiri dari semua tulang termasuk tulang rawan. Bentuk

tubuh manusia dipertegas dengan adanya tulang, dengan adanya tulang, maka tubuh bisa

berdiri dengan kokoh, tegak dan mampu bergerak dengan dukungan dari jaringan tubuh

lainnya. Tanpa tulang manusia tidak bisa berjalan dengan tegak dan bergerak dengan dinamis.

Bisa dibayangkan, bagaimana bentuk tubuh manusia tanpa tulang atau tubuh dengan tulang

yang keropos yang lebih dikenal dengan Osteoporosis. Tulang disebut alat gerak pasif karena

digerakkan oleh otot. Akan tetapi tulang tetap mempunyai peranan penting karena gerak tidak

akan terjadi tanpa tulang.

Tulang Rawan (Kartilago) adalah tulang yang tidak mengandung pembuluh darah dan saraf

kecuali lapisan luarnya (perikondrium). Tulang rawan memiliki sifat lentur karena tulang

rawan tersusun atas zat interseluler yang berbentuk jelly yaitu condroithin sulfat yang

didalamnya terdapat serabut kolagen dan elastin. Maka dari itu tulang rawan bersifat lentur

dan lebih kuat dibandingkan dengan jaringan ikat biasa.

Pada zat interseluler tersebut juga terdapat rongga-rongga yang disebut lacuna yang berisi sel

tulang rawan yaitu chondrosit.. Tulang rawan ada tiga tipe yaitu: hialin, elastik dan serat.

Sedangkan system otot meliputi otot skelet, otot polos dan otot jantung

gambar:penampang melintang tulang rawan

Perkembangan sel - sel tulang

Page 2: Pembahasan Sistem Lokomotorius

Pembentukan tulang terjadi segera setelah terbentuk tulang rawan (kartilago). Kartilago

dihasilkan dari sel-sel mensenkima. Setelah kartilago terbentuk, bagian dalamnya akan

berongga dan terisi osteoblas. Osteoblas juga menempati jaringan seluruhnya dan membentuk

sel-sel tulang.

Sel-sel tulang dibentuk dari arah dalam ke luar atau proses pembentukannya konsentris.

Setiap satuan sel tulang mengelilingi suatu pembuluh darah dan saraf membentuk suatusistem

yang disebut Sistem Havers.

proses osifikasi

Hubungan antar tulang disebut artikulasi. Untuk dapat bergerak dibutuhkan struktur

khusus yang terdapat pada artikulasi, Struktur khusus tersebut dinamakan sendi.terbentuknya

sendi dimulai dari kartilago didaerah sendi. Mula – mula kartilago akan membesar lalu kedua

ujungnya akan diliputi jaringan ikat. Kemudian kedua ujung kartilago akan membentuk sel –

sel tulang , keduanya diselaputi oleh selaput sendi (membrane sinoval) yang liat dan

menghasilkan minyak pelumas tulang yang disebut sinoval.

Page 3: Pembahasan Sistem Lokomotorius

Otot polos adalah salah satu otot yang mempunyai bentuk yang polos dan

bergelondong. Cara kerjanya tidak disadari (tidak sesuai kehendak) / invontary, memiliki satu

nukleus yang terletak di tengah sel. Otot ini biasanya terdapat pada saluran pencernaan

seperti:lambung dan usus.

Otot lurik atau otot rangka adalah sejenis otot yang menempel pada rangka tubuh

dan digunakan untuk pergerakan. Otot ini mempunyai pigmen mioglobin dan mendominasi

tubuh vertebrata.Otot ini disebut lurik, karena pada otot ini tampak daerah gelap (miosin) dan

terang (aktin) yang berselang seling. Disebut juga otot rangka, karena melekat di rangka dan

juga otot sadar, karena bekerja di bawah kesadaran (volunter).Ciri-cirinya adalah berbentuk

silindris, memanjang dan berinti sel banyak (multinuklei), bergerak dalam waktu cepat, dan

cepat lelah.

Sel otot rangka dirangsangkan oleh asetilkolina yang di

bebaskan di persimpangan neuromaskular oleh neuron motor. Apabila sel dirangsangkan,

retikulum sarkoplasmanya akan membebaskan ion kalsium (Ca2+). Ini akan saling bertindak

dengan miofibril dan, dengan itu, mendorong pengucupan otot (melalui mekanisma

gelongsoran filamen. Selain kalsium, proses ini memerlukan adenosina trifosfat (ATP). ATP

dihasilkan melalui proses yang memetabolismekan kreatina fosfat dan glikogen yang

disimpan dalam sel otot serta glukosa dan asid lemak yang diperolehi daripada darah.

Otot jantung hanya terdapat pada jantung. Otot ini merupakan otot paling istimewa

karena memiliki bentuk yang hampir sama dengan otot lurik, yakni mempunyai lurik-lurik tapi

bedanya dengan otot lurik yaitu bahwa otot lirik memiliki satu atau dua nukleus yang terletak di

tengah/tepi sel. Dan otot jantung adalah satu-satunya otot yang memiliki percabangan yang disebut

duskus interkalaris. Otot ini juga memiliki kesamaan dengan otot polos dalam hal cara kerjanya yakni

involuntary (tidak disadari).

Page 4: Pembahasan Sistem Lokomotorius

Otot Polos Otot Lurik Otot Jantung

Anatomi tubuh manusia lengan, dll.

Pada saat otot terstimulasi dan depolarisasi elektrik sampai dalam reticulum

sarkoplasmik dekat fibril, ion Ca++ dilepaskan. Ion tersebut selanjutnya akan berikatan

dengan protein pengontrol kontraksi, troponin. Penempelan ion Ca++ menyebabkan

perubahan bentuk dari troponin dan menyebabkan molekul tropomiosin dapat bergerak dari

posisi semula yang terblok. Proses tersebut akan menghasilkan sisi aktif dari filamen aktin.

Saat sisi aktif terbentuk, kepala myosin atau filamen tebal akan menempel pada sisi aktif

Page 5: Pembahasan Sistem Lokomotorius

tersebut dan membentuk jembatan antara filamen tebal dan filamen tipis. Penempelan

tersebut adalah proses kontraksi yang ditandai denga terbentuknya kompleks aktin-miosin

(aktomiosin). Jadi, peran ion Ca++ adalah membuat aktin menjadi aktif setelah ion tersebut

menempel pada troponin, suatu protein control dalam kontraksi otot. Hal tersebut juga

dibuktikan dengan terhentinya kontraksi otot setelah kadar ion Ca++ dalam sel otot

berkurang

Pada percobaan system skelet, kita menggunakan tulang paha ayam yang direndam

dengan Asam asetat/cuka selama 6 hari. Setelah diamati, tulang paha ayam tersebut

mengalami kerusakan karena asam asetat dengan konsentrasi lebih dari 25% harus ditangani

di sungkup asap (fume hood) karena uapnya yang korosif dan berbau. Asam asetat encer,

seperti pada cuka, tidak berbahaya. Namun konsumsi asam asetat yang lebih pekat adalah

berbahaya bagi manusia maupun hewan. Hal itu dapat menyebabkan kerusakan pada sistem

pencernaan, dan perubahan yang mematikan pada keasaman darah.

Stuktuk kimia dari asam asetat

Pada percobaan kedua, yaitu Sistem

otot.kita mengamati proses kontraksi otot

ketika mengangkat beban yang ringan dan

beban yang berat. Ketika lengan

mengangkat beban yang ringan, tidak ada

perubahan yang terjadi karena ukurannya

sama dengan lengan sehingga lengan

sangat mudah mengangkat beban tersebut

sedangkan ketika lengan mengangkat

beban yang berat, karena otot

Asam asetatNama sistematis

Asam etanoat

Asam asetat

Nama alternatif

Asam metanakarboksilat

Asetil hidroksida (AcOH)

Hidrogen asetat (HAc)

Asam cuka

Rumus molekul CH3COOH

Massa molar 60.05 g/mol

Densitas dan fase1.049 g cm−3, cairan

1.266 g cm−3, padatan

Titik lebur 16.5 °C (289.6 ± 0.5 K) (61.6 °F)[1]

Titik didih 118.1 °C (391.2 ± 0.6 K) (244.5 °F)[1]

Penampilan Cairan tak berwarna atau kristal

Keasaman

(pKa)4.76 pada 25 °C

Isotonik

=

tekanan

yg

sama

Page 6: Pembahasan Sistem Lokomotorius

membutuhkan tekanan yang sama agar bisa mengangkat/menyeimbangkan dengan beban

tersebut otot berkontraksi otot memendek ,bisepnya terlihat. Otot manusia bekerja dengan

cara berkontraksi sehingga otot akan memendek, mengeras dan bagian tengahnya

menggelembung (membesar). Karena memendek maka tulang yang dilekati oleh otot tersebut

akan tertarik atau terangkat. Kontraksi satu macam otot hanya mampu untuk menggerakkan

tulang kesatu arah tertentu. Agar tulang dapat kembali ke posisi semula, otot tersebut harus

mengadakan relaksasi dan tulang harus ditarik ke posisi semula. Untuk itu harus ada otot lain

yang berkontraksi yang merupakan kebalikan dari kerja otot pertama. Jadi, untuk

menggerakkan tulang dari satu posisi ke posisi yang lain, kemudian kembali ke posisi semula

diperlukan paling sedikit dua macam otot dengan kerja yang berbeda.

Gerak antagonis yaitu kerja otot bisep dan trisep pada lengan atas dan lengan

bawah.

Otot bisep adalah otot yang mempunyai dua tendon (dua ujung) yang melekat

pada tulang dan terletak di lengan atas bagian depan.

Otot trisep adalah otot yang mempunyai tiga tendon (tiga ujung) yang melekat

pada tulang dan terletak di lengan atas bagian belakang.

Untuk mengangkat lengan bawah, otot bisep berkontraksi dan otot trisep

berelaksasi.

Untuk menurunkan lengan bawah, otot trisep berkontraksi dan otot bisep

berelaksasi.

Gerak sinergis terjadi apabila ada 2 otot yang bergerak dengan arah yang

sama.

Contoh: gerak tangan menengadah dan menelungkup.

Gerak ini terjadi karena kerja sama antara otot pro nator teres dengan otot pro

nator kuadratus.

Isometrik

=

ukuran yg sama

Page 7: Pembahasan Sistem Lokomotorius

Mekanisme kerja otot pada dasarnya melibatkan suatu perubahan dalam keadaan yang

relatif dari filamen-filamen aktin dan myosin. Selama kontraksi otot, filamen-filamen tipis

aktin terikat pada dua garis yang bergerak ke Pita A, meskipun filamen tersebut tidak

bertambah banyak.Namun, gerakan pergeseran itu mengakibatkan perubahan dalam

penampilan sarkomer, yaitu penghapusan sebagian atau seluruhnya garis H. selain itu

filamen myosin letaknya menjadi sangat dekat dengan garis-garis Z dan pita-pita A serta

lebar sarkomer menjadi berkurang sehingga kontraksi terjadi. Kontraksi berlangsung pada

interaksi antara aktin miosin untuk membentuk komplek aktin-miosin.

Mekanisme Kontraksi Otot

Kontraksi otot dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :

Treppe atau staircase effect, yaitu meningkatnya kekuatan kontraksi berulang kali

pada suatu serabut otot karena stimulasi berurutan berseling beberapa detik. Pengaruh

ini disebabkan karena konsentrasi ion Ca2+ di dalam serabut otot yang meningkatkan

aktivitas miofibril.

Page 8: Pembahasan Sistem Lokomotorius

Summasi, berbeda dengan treppe, pada summasi tiap otot berkontraksi dengan

kekuatan berbeda yang merupakan hasil penjumlahan kontraksi dua jalan (summasi

unit motor berganda dan summasi bergelombang).

Fatique adalah menurunnya kapasitas bekerja karena pekerjaan itu sendiri.

Tetani adalah peningkatan frekuensi stimulasi dengan cepat sehingga tidak ada

peningkatan tegangan kontraksi.

Rigor terjadi bila sebagian terbesar ATP dalam otot telah dihabiskan, sehingga

kalsium tidak lagi dapat dikembalikan ke RS melalui mekanisme pemompaan.

Gerak Reflek

Gerak reflek yaitu gerak (respon terhadap impuls sensoris) yang tidak disadari

Jarasnya: reseptor → saraf sensoris → saraf konektor (medulla spinalis) → saraf motorik

→ efektor.

Pada dasarnya semua reaksi motorik medulla spinalis bersifat otomatis dan terjadi hampir

segera sebagai reaksi terhadap isyarat sensoris yang disebut : Reflek

Contoh : Otot teregang tiba tiba → muscle spindle (sensoris) →medulla spinalis → motor

neuron cornu anterior → Otot (efektor) → kontraksi

Pengaruh Suhu terhadap otot sangat berkaitan, contohnya pada saat kita berkeringat dan

menggigil. Kelenjar keringat diperlihat dalam bentuk tubular yang dibagi menjadi 2 bagian

Page 9: Pembahasan Sistem Lokomotorius

1. Bagian yang bergelung di subdermis dalam menyekresi keringat

2. Bagian duktus yang berjalan keluar melalui dermis dan epidermis kulit. Seperti juga pada

kelenjar lainnya, bagian sekretorik kelenjar keringat menyekresi cairan yang disebut dengan

secret primer /secret prekusor, kemudian konsemtrasi zat dalam cairan tersebut dimodifikasi

sewaktu cairan mengaliri duktus.

Sekret prekusor adalah hasil sekresi aktif dari sel-sel epitel yang melapisi bagian yang

bergelung dari kelenjar keringat. Serabut saraf simpatis kolinergik berakhir pada /dekat sel-

sel kelenjar yang megeluarkan secret tersebut.

Komposisi secret prekusor mirip dengan yang terdapat dalam plasma, namun tidak

mengandung protein plasma. Konsentrasi natrium sekitar 142 mEq/L dan klorida sekitar 104

mEq/L, dengan konsentrasi zat terlarut dlain yang lebih kecil bila dibandingkan di dalam

plasma. Sewaktu larutan ini mengalir di bagian duktus kelenjar, larutan ini mengalami

modifikasi melalui reabsorbsi sebagian besar ion natrium dan klorida. Tingkat reabsorbsi ini

bergantung pada kecepatan berkeringat.

Apabila kelenjar keringat hanya sedikit dirangsang, cairan prekusor mengalir melalui duktus

dengan lambat. Dalam hal ini, pada dasarnya semua ion natrium dan klorida direabsorbsi, dan

konsentrasi maisng-masing ion ini menurun menjadi 5mEq/L. Hal ini mengurangi tekanan

osmotic cairan keringat tersebut hingga nilai yang sangat rendah sehingga sebagian besar

cairan kemudian juga direbsorbsi, yang memekatkan sebagian besar kandungan unsure

lainnya. Oleh karena itu pada kecepatan berkeringat yang rendah, kandungan unsure seperti

urea, asam laktat, dan ion kaium biasanya konsentrasinya sangat tinggi.

Sebaliknya apabila kelenjar keringat dirangsang dengan kuat oleh system saraf simpatis,

secret prekusor dibentuk dalam jumlah yang banyak, dan duktus kini hanya mereabsorbsi

natrium klorida dalam jumlah yang lebih sedikit dari setengahnya, konsentrasi ion-ion

natrium dan klorida kemudian biasanya meningkat (pada orang yang tidak dapat

menyesuaikan diri dengan iklim) sampai tingkat maksimum sekitar 50 sampai 60 mEq/L,

sedikit lebih rendah dari setengah konsentrasinya di dalam plasma. Lebih lanjut lagi, keringat

mengalir melalui tubulus kelenjar begitu cepatnya, sehingga sedikit air yang direabsorbsi.

Oleh karena itu, konsentrasi unsure terlarut lainnya dari keringat hanya sedikit meningkat,

urea menjadi sekitar dua kali dari plasma, asam laktat sekitar 4 kali dari plasma, dan kalium

sekitar 1,2 kali.

Bila orang belum menyesuaikan diri dengan iklim panas, ia akan mengalami kehilangan

natrium klorida di dalam keringat dalam jumlah yang bermakna. Kehilangan elektrolit akan

jauh lebih sedikit, meskipun kemampuan berkeringat telah ditingkatkan, bila orang telah

Page 10: Pembahasan Sistem Lokomotorius

terbiasa dengan iklim tersebut, seperti berikut ini.

Demam adalah peningkatan titik patokan (set-point) suhu di hipotalamus. Dengan

meningkatkan titik patokan tersebut, maka hipotalamus mengirim sinyal untuk mningkatkan

suhu tubuh. Tubuh berespons dengan menggigil dan meningkatkan metabolisme basal.

Demam timbul sebagai respons terhadap pembentukan interleukin-1, yang disebut pirogen

endogen. Interleukin-1 dibebaskan oleh neutrofil aktif, makrofag, dan sel-sel yang mengalami

cedera. Interlekin-1 tampaknya menyebabkan panas dengan menghasilkan prostaglandin

yang merangsang hipotalamus Bila pengeluaran panas melebihi pemasukan panas, maka

termostat ini akan berusaha menyeimbangkan suhu tersebut dengan cara memerintahkan otot-

otot rangka kita untuk berkontraksi(bergerak) guna menghasilkan panas tubuh. Kontraksi

otot-otok rangka ini merupakan mekanisme dari menggigil. Contohnya, seperti saat kita

berada di lingkungan pegunungan yang hawanya dingin, tanpa kita sadari tangan dan kaki

kita bergemetar (menggigil). Hal ini dimaksudkan agar tubuh kita tetap hangat. Karena

dengan menggigil itulah, tubuh kita akan memproduksi panas. Hal diatas tersebut merupakan

proses fisiologis (keadaan normal) yang terjadi dalam tubuh kita manakala tubuh kita

mengalamiperubahan suhu. Lain halnya bila tubuh mengalami proses patologis (sakit). Proses

perubahan suhu yang terjadi saat tubuh dalam keadaan sakit lebih dikarenakan oleh toksis

(racun) yang masuk kedalam tubuh. Umumnya, keadaan sakit terjadi karena adanya proses

peradangan (inflamasi) di dalam tubuh. Proses peradangan itu sendiri sebenarnya merupakan

mekanisme pertahanan dasar tubuh terhadap adanya serangan yang mengancam keadaan

fisiologis tubuh. Proses peradangan diawali dengan masuknya racun kedalam tubuh kita.

Contoh racun yang paling mudah adalah mikroorganisme penyebab sakit. Mikroorganisme

(MO) yang masuk ke dalam tubuh umumnya memiliki suatu zat toksin/racun tertentu yang

dikenal sebagai pirogen eksogen. Dengan masuknya MO tersebut, tubuh akan berusaha

melawan dan mencegahnya yakni dengan memerintahkan tentara pertahanan tubuhantara lain

berupa leukosit, makrofag, dan limfosit untuk memakannya (fagositosit). Dengan adanya

proses fagositosit ini, tentara-tentara tubuh itu akan mengelurkan senjata berupa zat kimia

yang dikenal sebagai pirogen endogen (khususnya interleukin 1/ IL-1) yang berfungsi sebagai

anti infeksi. Pirogen endogen yang keluar, selanjutnya akan merangsang sel-sel endotel

hipotalamus (sel penyusun hipotalamus) untuk mengeluarkan suatu substansi yakni asam

arakhidonat. Asam arakhidonat bisa keluar dengan adanya bantuan enzim fosfolipase A2.

Proses selanjutnya adalah, asam arakhidonat yang dikeluarkan oleh hipotalamus akan pemacu

pengeluaran prostaglandin (PGE2). Pengeluaran prostaglandin pun berkat bantuan dan

Page 11: Pembahasan Sistem Lokomotorius

campur tangan dari enzim siklooksigenase (COX). Pengeluaran prostaglandin ternyata akan

mempengaruhi kerja dari termostat hipotalamus. Sebagai kompensasinya, hipotalamus

selanjutnya akan meningkatkan titik patokan suhu tubuh (di atas suhu normal). Adanya

peningkatan titik patakan ini dikarenakan mesin tersebut merasa bahwa suhu tubuh sekarang

dibawah batas normal. Akibatnya terjadilah respon dingin/ menggigil. Adanya proses

mengigil ini ditujukan utuk menghasilkan panas tubuh yang lebih banyak. Adanya perubahan

suhu tubuh di atas normal karena memang setting hipotalamus yang mengalami gangguan

oleh mekanisme di atas inilah yang disebut dengan demam atau febris. Demam yang tinggi

pada nantinya akan menimbulkan manifestasi klinik (akibat) berupa kejang (umumnya

dialami oleh bayi atau anak-anak yang disebut dengan kejang demam)