pemicu 1
DESCRIPTION
pmcTRANSCRIPT
LAPORAN HASIL DISKUSI PEMICU 1
MODUL 1 FILSAFAT ILMUBLOK II KETRAMPILAN BELAJAR
NAMA PEMICU :BERPIKIR FILSAFAT 1
Disusun Oleh :
Kelompok II
Dosen Pembimbing:Drs.Edward Ridwan
Mhd. Darta Stp, S.Sos, S.pd,Ma
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGIUNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN2009
KELOMPOK II
Ketua : Moh. Khairul Izwan 090600160)
Sekretaris : Tuty Dwi Hastuty 090600029)
Anggota : 1. Sarah Rizky N. (090600024)
2. Selly Rahmadhani Lbs. (090600025)
3. Vivi Zayanthi R. Nst. (090600026)
4. Silvia (090600027)
5. Putri Dwi Maretna (090600028)
6. Miranda P Sari Fauzi (090600030)
7. Rifaidah Fajrina (090600031)
8. Shieny Lokanata (090600032)
9. Yurika (090600033)
10. Sharon (090600034)
11. Fathira Aini (090600035)
12. Edo Nugraha (090600036)
13. William Wijaya (090600037)
14. Cindy Denhara Wijaya (090600038)
15. Qurrata Akyuni (090600039)
16. Ruli Ardia Alfadila (090600040)
17. Andy (090600041)
18. Juliana Pardede (090600042)
19. Calvin (090600043)
20. Melfi Augus Tandian (090600044)
21. Nabilah Khairiyyah (090600045)
22. Tarra Dipa Sonia (090600046)
23. V Kumaran (090600163)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan ridha-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Hasil Diskusi Pemicu
1 Blok 2 Ketrampilan Belajar yang berjudul “Berpikir Filsafat 1” tepat pada waktunya.
Laporan ini merupakan hasil diskusi kami, yaitu kelompok 2 (dua) pada Pemicu 1 Modul
1 Filsafat Ilmu yang dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 28 September 2009. Dalam
penyusunan laporan ini, kami mendapat bimbingan, bantuan, dan dukungan serta doa dari
berbagai pihak. Oleh karena itu dengan hati yang tulus kami mengucapkan terima kasih
yang tidak terhingga kepada Bapak Drs.Edward Ridwan dan Bapak Mhd. Darta Stp,
S.Sos, S.pd,Ma selaku Dosen Pembimbing mata kuliah Filsafat Ilmu, dan teman-teman
yang telah membantu proses penyusunan laporan ini.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, namun kami
mengharapkan laporan ini telah memenuhi standar kriteria dari tugas Pemicu 1 Blok 2
Ketrampilan Belajar ini. Dan kami juga berharap semoga laporan ini dapat memberikan
sumbangan pikiran yang berguna bagi pengembangan disiplin ilmu di Fakultas
Kedokteran Gigi. Selain itu, kami juga mengharapkan kritik dan saran guna untuk
perbaikan dan peningkatan kualitas laporan ini di masa mendatang.
Medan, 30 September 2009
Kelompok 2
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Filsafat merupakan dasar dari segala ilmu. Filsafat dapat juga disebut sebagai
induk dari semua ilmu yang ada. Tujuan dari pemicu ini adalah agar para mahasiswa
dapat melatih logika berpikir mereka sesuai dengan kaidah-kaidah berpikir filsafat.
Dalam mengkaji setiap ilmu, mahasiswa diharapkan dapat berfilsafat. Berfilsafat berarti
berpikir secara mendalam, menyeluruh dan sistematis.
Seperti yang kita ketahui bahwa masyarakat zaman sekarang kurang mampu
untuk bernalar. Maka dari itu, melalui kasus ini mahasiswa dapat memperoleh
pengetahuan tentang cara-cara berpikir yang baik melalui berfilsafat dan terbiasa untuk
mengembangkan logika berpikir mereka.
1.2 Deskripsi Topik
Seorang laki-laki yang sedang sakit kepala datang kepada seorang dokter di
sebuah rumah sakit terkenal di Sumatera Utara. Laki-laki tersebut kemudian
berkonsultasi dengan seorang dokter dan berkata: “Dok, kepada saya sakit sekali”.
Selanjutnya laki-laki tersebut lalu berdialog dua arah dengan dokter , dan kemudian
dokter mengambil tindakan medis. Kemudian pengobatanpun selesai dan laki-laki
tersebut kembali ke rumah
Bab II
Pembahasan
2.1 Pengertian Filsafat
Filsafat berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata “Philos” yang artinya cinta atau
ingin dan kata “Sophos” atau “Sophia” yang artinya pengetahuan atau kebijaksanaan.
Filsafat secara etimologis berarti mencintai atau ingin akan pengetahuan atau
kebijaksanaan. Sedangkan orang yang mencintai pengetahuan atau kebijaksanaan itu
sendiri disebut filosof atau filsuf. Dalam sejarah filsafat Barat, kata philosophos mulanya
dimaksudkan untuk menyindir para sophis yaitu orang-orang yang mengaku sebagai
orang bijaksana yang menganggap dirinya mampu menjawab segala permasalahan.
Para kaum sophis ini bekerja sebagai guru yang mengajarkan segala macam
pengetahuan sesuai dengan permintaan para murid-muridnya, khususnya tentang
kehidupan manusia yang dihubungkan dengan masalah kebenaran dan masalah kebaikan
ataupun keburukan; juga mengajarkan anak-anak muda khususnya di Athena. Dengan
melakukan kegiatan mengajar ini, biasanya mereka mendapat upah. Hal tersebut
sebenarnya sangat berbeda dengan para kaum filsuf sejati, mereka hanya menyebutkan
dirinya sebagai pecinta akan kebijaksanaan; bukan orang yang bijaksana melainkan
merupakan orang-orang yang mencari kebijaksanaan itu.
2.2 Bidang Telaah Filsafat
Filsafat menelaah segala masalah yang mungkin dapat dipikirkan oleh manusia.
Sesuai dengan fungsinya sebagai pionir, dia mempermasalahkan hal-hal yang pokok, dan
apabila suatu masalah dapat terjawab, diapun mulai merambah ke pertanyaan lain.
Adapun fungsi filsafat yang dibagi menjadi dua: fungsi filsafat pada umumnya, dan
fungsi filsafat dalam kehidupan intelektual bangsa Indonesia pada khususnya.
Fungsi Filsafat
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa studi filsafat semakin menjadikan orang mampu
untuk menangani pertanyaan mendasar manusia yang tidak terletak dalam wewenang
metodis ilmu-ilmu khusus. Jadi filsafat membantu untuk mendalami pertanyaan-
pertanyaan asasi manusia tentang realitas (filsafat teoritis) dan lingkup tanggung
jawabnya (filsafat praktis). Kemampuan itu dipelajarinya dari luar jalur secara sisitematik
dan secara historis.
Pertama secara sistematis. Artinya filsafat menawarkan metode-metode mutakhir
untuk menangani masalah-masalah mendalam manusia, tentang hakikat kebenaran dan
pengetahuan, baik biasa maupun ilmiah, tentang tanggung jawab, dan keadilan dan
sebagainya.
Jalur kedua melalui jalur sejarah filsafat. Di situ orang belajar untuk mendalami,
menanggapi, serta belajar dari jawaban-jawaban yang sampai sekarang ditawarkan oleh
para pemikir dan filosof terkemuka terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Kemampuan ini memberikan sekurang-kurangnya tiga kemampuan yang memang
sangat dibutuhkan oleh segenap orang yang dizaman sekarang harus atau mau
memberikan pengarahan, bimbingan, dan kepemimpinan spiritual dan intelektual dalam
masyarakat:
(1) suatu penertian lebih mendalam tentang manusia dan dunia. Dengan mempelajari
pendekatan-pendekatan pokok terhadap pertanyaan-pertanyaan manusia paling
hakiki, serta mendalami jawaban-jawaban yang diberikan oleh pemikir-pemikir
besar umat manusia, wawasan dan pengertian kita sendiri diperluas.
(2) Kemampuan untuk menganalisis secara terbuka dan kritis argumentasi-
argumentasi, pendapat-pendapat, tuntutan-tuntutan, dan legitimasi-legitimasi dari
pelbagai ajaran agama, ideologi dan pandangan dunia. Secara singkat, filsafat
selalu juga merupakan kritik ideologi. Justru kemampuan ini sangat diperlukan
dewasa ini di mana kebudayaan merupakan pasaran ide-ide dan ideologi-ideologi
relegius dan politis yang mampu membujuk manusia untuk mempercayakan diri
secara buta kepada mereka. Dalam situasi ini sangat diperlukan kemampuan
untuk tidak sekedar menolak ideologi-ideologi secara dogmatisdan dari luar,
melainkan untuk menangggapi secara kritis dan argumentatif.
(3) Pendasaran metodis dan wawasan lebih mendalam serta kritis dalam menjalani
studi-studi di ilmu-ilmu khusus, termasuk teologi.
Dapat dikatakan bahwa filsafat sangat diperlukan oleh profesi-profesi seperti pendidik,
pengarang, dan penerbit, budayawan, sosiolog, psikolog, ilmuwan politik, agamawan,
termasuk kiayi, pendeta, pastur,dan teolog.
Filsafat di Indonesia
Filsafat tidak hanya berguna pada umumnya, melainkan mempunyai fungsi khusus dalam
lingkungan sosial-budaya Indonesia. Ada beberapa filsafat secara khusus dibangsa ini
antaralain:
(1) bangsa indonesia terletak di tengah-tengah dinamika proses modernisasi yang
meliputi banyak bidang dan hanya hanya untuk sebagian dapat dikemudikan
melalui kebijakan pembangunan. Menghadapi tantangan modernisasi dengan
perubahan dengan perubahan pandangan hidup, nilai-niali, dan norma-norma.
Filsafat dapat membantu untuk mengambil sikap yang sekaligus terbuka dan
kritis.
(2) Filsafat merupakan sarana yang baik untuk menggali kembali kekayaan-
kebudayaan, tradisi-tradisi, dan filsafat indonesia serta untuk
mengaktualisasikannya bagi Indonesia modern yang sedang kita bangun.
filsafatlah yang paling sanggup untuk mendekati warisan rohani tidak hanya
secara museal dan verbalistik, melainkan evaluatif, kritis, dan refleksif,
sehingga kekayaan rohani rohani bangsa dapat menjadi modal dalam
pembentukan terus-menerus identitas modern bangsa Indonesia.
(3) Sebagai kritik ideologi, filsafat membangun kesanggupan untuk mendeteksi
dan membuka kedok-kedok ideologis pelbagai bentuk ketidakadilan sosial dan
pelanggaran-pelanggaran terhadap martabat dan hak-hak asasi manusia yang
masih terjadi. Jadi filsafat membuat sanggup untuk tidak tertipu oleh slogan-
slogan ideologis, untuk melihat secara terbuka masalah-masalah masalh sosial
secara percaturan kekuasaan yang sedang berlangsung.
(4) Filsafat merupakan dasar paling luas untuk berpartisipasi secara kritis dalam
kehidupan intelektual bangsa pada umumnya dan pada khususnya pada
lingkungan universitas-universitas dan lingkungan akademis.
(5) Salah satu fungsi terpenting filsafat adalah bahwa ia menyediakan dasar dan
sarana sekaligus bagi diadakanya dialog daantara agama-agama yang ada di
Indonesia pada umumnya dan secara khusus dalam rangka kerja sama antar-
agama dalam membangun masyarakat adil-makmur berdasarkan pancasila.
Jadi filsafat adalah dasar bagus bagi dialog antar agama, karena
argumentasinya mengacu pada manusia dan rasionalitas pada umumnya, tidak
terbatas pada pendekatan salah satu agama tertentu itupun tanpa mengurangi
pentingnya sikap beragama. Justru para agamawan memerlukan filsafat
supaya dapat berbicara satu sama laindan bersama-sama memecahkan
masalah-masalah nasional.
2.3 Ciri-Ciri Berpikir Filsafat
Orang yang berpikir filsafat paling tidak harus mengindahkan ciri-ciri sebagai berikut:
Berpikir filsafat harus bersifat radikal, yan gartinya berpikir sampai ke akar-
akarnya sampai kepada sampai kepada hakekat atau substansi; esensi yang
dipikirkan.
Berpikir filsafat harus universal, yang artinya berpikir kefilsafatan sebagaimana
umumnya (kebanyakan) umat manusia di dunia ini. Berpikir secara universal
biasanya dapat dilakukan melalui analisis yang bersifat empiris atau dengan
menggunakan rasio kita.
Berpikir filsafat harus bersifat konseptual yang artinya dapat berpikir melampaui
batas pengalaman sehari-hari manusia.
Berpikir filsafat harus bersikap koheren dan konsisten yang artinya: berpikir
kefilsafatan harus sesuai dengan kaidah berpikir (logis) pada umumnya dan
adanya saling kait-mengait antara satu konsep dengan konsep yang lain.
Berpikir filsafat harus bersifat sistematis yang artinya dalam berpikir kefilsafatan
antara satu konsep dengan konsep yang lain memiliki keterkaitan berdasarkan
asas keteraturan untuk mengarah suatu tujuan tertentu.
Hasil Diskusi:
Radikal
- Apa penyebab sakit kepala yang diderita pasien?
- Sudah berapa lama sakit kepala tersebut berlangsung?
- Apakah pasien sering mengalami sakit kepala seperti itu?
- Apakah pasien mempunyai alergi terhadap obat-obatan tertentu?
- Apakah pasien merasa stres belakangan ini?
- Apakah sakit kepala yang diderita pasien dapat berimplikasi pada
organ tubuh lainnya?
- Apakah pasien mengonsumsi obat tertentu dalam jangka waktu
tertentu yang mungkin megakibatkan sakit kepala tersebut?
- Apa dasar pasien tersebut pergi berobat ke dokter?
- Apakah dasar pasien pergi berobat ke rumah sakit terkenal?
- Apakah rumah sakit terkenal menjamin dokter-dokter yang
handal?
- Mengapa pasien harus pergi ke rumah sakit di Suamtera Utara?
- Mengapa pasien tidak meminum obat dan beristirahat saja?
- Apakah pasien pergi mencari dokter spesialis atau dokter umum?
Universal
- Masyarakat cenderung memilih berobat ke rumah sakit terkenal
karena biaya pengobatan di rumah sakit terkenal itu mahal dan
masyarakat menganggap bahwa yang mahal itu pasti lebih baik
kualitasnya.
- Rumah sakit terkenal akan memiliki fasilitas yang lebih baik
dengan peralatan-peralatan medis yang lebih canggih.
- Pelayanan di rumah sakit terkenal lebih bagus.
- Sakit kepala yang diderita pasien mungkin bukan sakit kepala
biasa karena pasien sampai memutuskan untuk berobat ke dokter?
- Rekomendasi dari pasien-pasien yang pernah berobat ke rumah
sakit tersebut memotivasi pasien untuk berobat ke sana.
- Pasien ingin membuktikan kualitas dari dokter-dokter di rumah
sakit internasional.
- Mungkin pasien memiliki kenalan atau kerabat yang bekerja di
sana.
Konseptual
- Laki-laki merupakan suatu konsep, misalnya laki-laki tua, muda,
laki-laki tulen, laki-laki gemuk, kurus, dll.
- Rumah merupakan sebuah konsep, misalnya rumah sakit umum,
rumah sakit swasta, rumah sakit bersalin, rumah sakit jiwa, dsb.
- Terkenal di kasus ini merupakan konsep, contohnya terkenal
karena dokternya, kualitasnya, fasilitasnya atau namanya.
- Sumatera Utara, misalnya Medan, Binjai, Parapat, Stabat, dsb.
- Konsultasi, misalnya konsulatasi langsung, tidak langsung atau
konseling.
- Dokter, misalnya dokter pria, wanita, dokter spesialis, dokter
umum, dll.
- Tindakan medis merupakan konsep, misalnya tindakan medis
berupa berdialog dua arah dengan dokter, memeriksa tubuh pasien,
memeriksa dengan peralatan tertentu atau hanya meresepkan obat
tertentu.
Koheren dan Konsisten
- Pasien yang sakit akan pergi berobat ke dokter
- Obat yang diresepkan sesuai dengan penyakit pasien
- Dokter bekerja di rumah sakit
Sistematis
Bab III
Kesimpulan
Dari hasil diskusi kelompok kami, kami menyimpulkan bahwa ilmu filsafat
adalah ilmu yang mempelajari tentang aturan-aturan yang sistematis dan terarah.
Ilmu fisafat sudah sepatutnya dijadikan sebagai mata kuliah wajib di setiap
fakultas karena filsafat melatih dasar-dasar berpikir mahasiswa. Kaidah-kaidah
berpikir filsafat tidaklah berdiri sendiri, tetapi saling terkait satu dengan yang lain.