pencernaan lemak

23
Pengaruh Makanan Berlemak pada Sistem Pencernaan LUTFI KARIMAH 102011359 [email protected] Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Alamat Korespondensi Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat 11510 Abstrak Sistem pencernaan merupakan sistem yang sangat vital di tubuh, karena sistem ini berguna untuk mengubah nutrient yang terdapat di dalam makanan agar bisa diserap dan digunakan oleh tubuh. Pankreas dan kandung empedu merupakan organ tambahan saluran cerna. Organ-organ ini terletak di luar saluran cerna namun berhubungan dengan usus halus melalui saluran keluarnya. Pankreas adalah organ endokrin dan eksokrin, yang banyak menghasilkan cairan alkalis dan enzim pencernaan yang merombak protein, lemak, dan karbohidrat. salah satunya adalah lipase pankreas menghidrolisis lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Kandung empedu adalah organ yang ada di hepar yang menampung cairan empedu yang diproduksi oleh hati yang memiliki dua fungsi penting untuk membantu pencernaan dan penyerapan lemak dan berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama haemoglobin (Hb) yang berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol. Dimana jika terjadi gangguang pada dua organ diatas akan menyebabkan gangguan metabolisme lemak. kata kunci : Sistem pencernaan, pankreas, kandung empedu, lemak, eksokrin. 1

Upload: lutfi-karimah

Post on 14-Jul-2016

61 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

blok 9

TRANSCRIPT

Page 1: pencernaan lemak

Pengaruh Makanan Berlemak pada Sistem Pencernaan

LUTFI KARIMAH

102011359

[email protected]

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Alamat Korespondensi Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat 11510

Abstrak

Sistem pencernaan merupakan sistem yang sangat vital di tubuh, karena sistem ini berguna untuk

mengubah nutrient yang terdapat di dalam makanan agar bisa diserap dan digunakan oleh tubuh. Pankreas

dan kandung empedu merupakan organ tambahan saluran cerna. Organ-organ ini terletak di luar saluran

cerna namun berhubungan dengan usus halus melalui saluran keluarnya. Pankreas adalah organ endokrin

dan eksokrin, yang banyak menghasilkan cairan alkalis dan enzim pencernaan yang merombak protein,

lemak, dan karbohidrat. salah satunya adalah lipase pankreas menghidrolisis lemak menjadi asam lemak

dan gliserol. Kandung empedu adalah organ yang ada di hepar yang menampung cairan empedu yang

diproduksi oleh hati yang memiliki dua fungsi penting untuk membantu pencernaan dan penyerapan

lemak dan berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama haemoglobin (Hb) yang

berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol. Dimana jika terjadi gangguang pada

dua organ diatas akan menyebabkan gangguan metabolisme lemak.

kata kunci : Sistem pencernaan, pankreas, kandung empedu, lemak, eksokrin.

Abstract

The digestive system is a system that is very vital in the body, because the system is useful for changing

the nutrients contained in the food to be absorbed and used by the body. Pancreas and gall bladder are

additional gastrointestinal organs. These organs are located outside the gastrointestinal tract but with

the small intestine through the discharge channel. The pancreas is an organ of the endocrine and

exocrine, which produces many alkaline liquids and digestive enzymes that remodel proteins, fats, and

carbohydrates. one of which is pancreatic lipase hydrolyze fats into fatty acids and glycerol. The gall

bladder is the organ that is in the liver that holds bile produced by the liver that has two important

functions to help digestion and absorption of fats and certain role in waste disposal of the body,

1

Page 2: pencernaan lemak

especially the hemoglobin (Hb) from red blood cell destruction and excess cholesterol. In which case the

two organs gangguang above will cause disorders of fat metabolism.

Key words: digestive system, pancreas, gallbladder, fat, exocrine.

Pendahuluan

Pankreas dan kandung empedu, merupakan organ tambahan saluran cerna. Organ-organ

ini terletak di luar saluran cerna namun berhubungan dengan usus halus melalui saluran

keluarnya. Mayoritas metabolit buangan dan zat hasil detoksifikasi diekskresi dari tubuh melalui

empedu, saluran gastrointestinal, dan sekresi dari hati ke dalam aliran darah kemudian diekskresi

oleh ginjal.1

Seperti yang kita ketahui, anatomi, histologi, fisiologi, dan biokimia merupakan cabang

ilmu yang saling berkaitan mempelajari hubungan struktur, fungsi, dan mekanismenya. Dalam

makalah ini, saya akan membahas kaitan ilmu di atas dengan organ pankreas dan kandung

empedu. Untuk memahaminya, perlu diketahui struktur makroskopis, mikroskopis, dan konsep

dasar mengenai fungsi organ hati, kandung empedu, dan pancreas.

Struktur Makroanatomi Pankreas

Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama yaitu

menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti insulin. Pankreas

merupakan organ peritoneal terletak di rongga abdomen bagian atas dan tepat dibelakang gaster

dan terbentang horizontal dari duodenum sampai lien/ limpa. Pankreas terdiri dari dua jaringan

dasar yaitu acinus, menghasilkan enzim-enzim pencernaan dan pulau pankreas, menghasilkan

hormon.2

Bagian-bagian pankreas yakni caput pancreas, collum pancreas, corpus pancreas, dan

cauda pancreas. Endokrin pankreas banyak terdapat di cauda pancreas adalah pulau-pulau

langerhans. Saluran bercabang-cabang pada pankreas disebut herring bone. Pada caput pankreas

terdapat garis proyeksi yang disebut dengan processus umsinatus yang merupakan bagian

inferior dari caput yang terletak dibelakang arteri mesenterica superior.2

Pada pankreas terdapat saluran yang dinamakan ductus pankreaticus major yang

membentang dari collum hingga kauda. Dimana tepat pada collum ductus pankreaticus terrpecah

2

Page 3: pencernaan lemak

menjadi 2, yang terus kebawah adalah ductus pancreaticus major/wilsungi dan yang terus ke atas

menjadi ductus pancreaticus minor/accesorius/santorini. Dimana pada ductus pancreaticus major

akan bergabung dengan ductus choledochus yang bermuara pada duodenalis major/papila vatteri.

Sedangkan ductus pancreaticus minor bermuara pada papila duodenalis minor yang terletak 2/3

cm diatas dari papila vatteri. 3

Dalam papila vatteri terdapat spincther oddi yang merupakan otot polos dari duodenum

yang mempunyai 2 bentuk sphincter yang pertama adalah sphincter coledocal dan sphincter

ductus pancreaticus . dimana fungsi sphincter oddi ini untuk mencegah reflak cairan empedu ke

dalam pankreas atau dari pankreas ke empedu.

Pendarahan pankreas yaitu Arteri: A. pancreatico duodenale superior (cabang A.

gastroduodenalis), A. pancreatico duodenalis inferior (cabang A. mesenterica superior dan

pembuluh baliknya dialirkan ke dalam V. lienalis dan V. mesenterica superior. Pensarafan dari

pankreas yang simpatis dibawa oleh nervus splanicus sedangkan yang parasimpatis oelh nervus

vagus.3

Gambar 1. Pankreas

Sumber: buda-b.com/tag/anatomy/page/4/, diunduh pada tanggal 21 Februari 2016.

3

Page 4: pencernaan lemak

Struktur Makroskopis Kandung Empedu

Kandung empedu (Bahasa Inggris: gallbladder) adalah organ yang ada di hepar yang

berbentuk buah pir dimana letaknya sesuai dengan perpotongan batas lateral dari M. rectus

abdominis dengan arcus aorta kanan . Kandung empedu dapat menyimpan sekitar 50 ml empedu

yang dibutuhkan tubuh untuk proses pencernaan. Pada manusia, panjang kandung empedu

adalah sekitar 7-10 cm dan berwarna hijau gelap - bukan karena warna jaringannya, melainkan

karena warna cairan empedu yang dikandungnya. Organ ini terhubungkan dengan hati dan usus

dua belas jari melalui saluran empedu.4

Kandung empedu terdiri dari fundus yang berhadapan dengan dinding depan abodmen

(yang terlihat pada tampak anterior), korpus, dan kolum yang berbatasan dengan pars superior

duodenum yang memiliki pintu ke duktus sistikus. duktus sistikus terdapat 2 mukosa yaitu

mukosa halus dan mukosa yang berbentuk spiral yang terdapat klep yaitu valvula spilaris

heysteri yang berfungsi untuk membuka dan menutup saluran empedu.

Dimana ductus sistikus ini akan bergabung dengan ductus hepaticus

communismembentuk ductus choledochus yang nanti akan berjalan bersama dengan arteri

hepatica propia, vena porta di dalam ligamentum hepatoduodenale. Pasokan darah kandung

empedu berasal dari arteri sistikus yang merupakan cabang arteri hepatika dekstra dan pembuluh

baliknya adalah vena sistikus yang merupakan cabang dari vena porta kana. Inervasi vesica fellea

adalah plexus suliakus.4

Gambar 2. Anatomi kandung empedu

4

Page 5: pencernaan lemak

Sumber: http://pelajaribiologi.blogspot.com/2012/05/kandung-empedu-dan-fungsinya.html,

diunduh pada tanggal 20 Februari 2016.

Struktur Mikroskopis Pankreas

Pankreas merupakan campuran kelenjar endokrin yang merupakan pulau

langerhans/pulau pankreas dan kelenjar eksokrin . Kelenjar asinus pankreas eksokrin

menghasilkan sekret dan masuk ke saluran keluar yaitu centroductular yang letaknya di tengah

pada pars terminalis serosa/asinus pankreas. Centroductuclar tersusun dari epitel selapis gepeng

yang disebut sebagai sel sentro asinus. Setelah dari centro ductula, sekret ini berlanjut ke ductus

interkalaris(isthmus) yang diamater lebih besar dan panjang dari sentro ductular , dan setelah itu

berlanjut ductus interlobural dan lanjut ke ductus ekskretorius yang eptielnya bervariasi dari

torak rendah bersel goblet- kubus. Di asinus pankreas/ pars terminalis serosa pada bagian

eksokrin, terdapat granula yang kasar disebut dengan granula zimogen dan pada jika diperbesar

pada pertengahan nya terdapat bagian yang pucat yang disebut dengan sentro asinus yang

sebenarnya merupakan dinding dari saluran dari centro ductular.5

Gambar 3. Mikroskopik pankreas.5

5

Page 6: pencernaan lemak

Struktur Mikroskopis Kandung Empedu

Pada stuktur Kandung empedu terdapat lapisan mukosa yang terdiri dari epitel selapis

torak pd lamina propria didapati lipatan sinus Rokistansky Aschof dan pada kandung empedu

mempunyai sifat utama yaitu tidak memilki T.M.M(Tunika muscularis mukosa, Tunika

muskularisnya tidak teratur dan pada tunika perimuskularis/ tunika subserosa berupa anyaman

penjambung jarang, pada tunika subserosa ini terdapat duktus Aberans Luschka dan pada tunika

adventitia berupa membran serosa.5

Gambar 4. Mikroskopik kandung empedu.5

Fungsi Pankreas

Fungsi pankreas dilaksanakan oleh populasi sel khusus. Karena pankreas adalah organ

endokrin dan eksokrin, maka pankreas menghasilkan banyak enzim pencernaan dan hormon.

Sekres eksokrin pankreas diatur oleh rangsangan hormonal maupun vagal. Hormon intestinal

seperti Sekretin diproduksi oleh sel mukosa duodenum dan diabsorpsi ke dalam darah untuk

mencapai pankreas. Sekretin akan dilepas jika kimus asam memasuki usus dan mengeluarkan

sejumlah besar cairan berairmengandung natrium bikarbonat untuk membentuk lingkungan basa

untuk kerja enzim pankreas dan usus. Dan hormon CCK diproduksi oleh sel-sel mukosa

duodenum sebagai respon terhadap lemak dan protein separuh tercerna yang masuk dari

lambung. CCK ini menstimulasi sekresi sejumlah besar enzim pankreas. Pankreas menghasilkan

cairan alkalis dan banyak enzim pencernaan yang merombak protein, lemak, dan karbohidrat. 6

6

Page 7: pencernaan lemak

Cairan pankreas mengandung enzim-enzim untuk mencerna protein, karbohidrat, dan

lemak. Enzim tersebut sebagai berikut:6

a. Enzim proteolitik pankreas (protease)

a. Tripsinogen yang dieksresi pankreas diaktivasi menjadi tripsin oleh

enterokinase yang diproduksi usus halus. Tripsin mencerna protein dan

polipeptida besar untuk membentuk polipeptida dan peptida yang lebih kecil.

b. Kimotripsin teraktivasi dari kimotripsinogen oleh tripsin. Kimotripsin

memiliki fungsi yang sama seperti tripsin terhadap protein.

c. Karboksipeptidase, aminopeptidase, dan dipeptdase adalah enzim yang

melanjutkan proses pencernaan protein untuk menghasilkan asam-asam

amino bebas.

b. Lipase pankreas

Lipase pankreas menghidrolisis lemak menjadi asam lemak dan gliserol setelah lemak

diemulsi oleh garam-garam empedu.

c. Amilase pankreas

Menghidrolisis zat tepung yang tidak tercerna oleh amilase saliva menjadi disakarida

(maltosa, sukrosa, dan laktosa).

d. Ribonuklease dan deoksiribonuklease menghidrolisis RNA dan DNA menjadi blok-

blok pembentuk nukleotidanya.

Fungsi Kandung Empedu

Kandung empedu adalah organ berongga kecil yang melekat pada permukaan bawah

hepar. Kandung empedu bukan kelenjar karena hanya menampung dan memekatkan empedu

dan kemudian dicurahkan ke dalam saluran cerna setelah mengalami rangsangan hormonal.7

Cairan empedu sangat pekat, proses pemekatan ini terutama melalui transpor aktif ion

natrium ke dalam ruang interselular lapisan sel yang kemudian akan menarik air, ion bikarbonat,

dan ion klorida dari cairan empedu kembali ke cairan ekstraselular sehingga cairan empedu

menjadi pekat.1

Sebagai respons atas masuknya lemak makanan ke dalam duodenum, sebuah hormon,

yaitu kolesistokinin (CCK), dilepaskan ke dalam aliran darah oleh sel-sel enteroendokrin yang

7

Page 8: pencernaan lemak

terdapat di mukosa usus. CCK dibawa oleh darah ke kandung empedu, menimbulkan kontraksi

otot polos pada dindingnya. Pada saat yang sama, otot sfingter di sekitar leher kandung empedu

melemas (relaksasi). Kombinasi ini memaksa empedu masuk ke dalam duodenum melalui duktus

koledokus.7

Cairan empedu merupakan cairan jernih, berwarna kuning, agak kental, dan mempunyai

rasa pahit. Selama 24 jam dihasilkan cairan empedu sebanyak 500-700 ml dan mempunyai pH

antara 6,9-7,7. Cairan empedu mengandung zat-zat anorganik yaitu HCO3-, Cl-, Na+, K+ serta zat-

zat organik yaitu asam-asam empedu, bilirubin dan kolestrol. Asam-asam empedu yang penting

ialah asam kolat dan deoksikolat. Beberapa fungsi asam empedu antara lain (1) Sebagai

emulgator dalam proses pencernaan lemak; (2) Dapat mengaktifkan lipase dalam cairan

pankreas; (3) Membantu absorbsi asam-asam lemak, kolestrol, vitamin D dan K serta karoten;

(4) Sebagai perangsang aliran cairan empedu dari hati dan (5) Menjaga agar kolestrol tetap larut

dalam cairan empedu sebab bila perbandingan asam empedu dengan kolestrol rendah akan

menyebabkan terjadinya endapan kolestrol.8

Proses Pencernaan Karbohidrat

Didalam mulut, karbohidrat akan bercampur dengan air ludah (saliva) yang mengandung

enzim amilase. Amilase akan memecah sebagian kecil pati, dan proses selanjutnya akan

dilanjutkan dalam lambung selama makan belum beraksi dengan asam. Mastikasi makanan

melalui proses pengunyahan oleh gigi dan lidah, untuk membasahi dan memecah makanan

menjadi partikel-partikel yang lebih kecil. Massa makanan yang telah mengalami pengunyahan

dan bercampur dengan saliva disebut bolus (bola-bola makanan), akan bergerak ke arah esofagus

melalui gerakan peristaltik. Bolus kemudian memasuki lambung pada saat katup cardiacus

terbuka dan dalam keadaan relaks. Makanan akan memasuki lambung, tapi tidak ada pemecah

karbohidrat, dan kemudian dibawa masuk ke usus, adanya enzim pakreas amilase akan

memecahkan sebagian besar polisakarida lainnya menjadi disakarida. Perubahan akhir dari

pemecahan karbohidrat dilakukan oleh enzim usus halus (maltase, sukrase, dan laktase) dari

disakarida menjadi monosakarida (glukosa, galaktosa, dan fruktosa). Daya cerna tubuh terhadap

karbohidrat bermacam-macam tergantung dari sumbernya, serat (kulit, biji buah-buahan) akan

menurunkan daya cerna karbohidrat.9

8

Page 9: pencernaan lemak

Proses Pencernaan Lemak

Garam empedu membantu pencernaan lemak melalui efek emulsifikasi dan

mempermudah penyerapan lemak dengan ikut serta dalam pembentukan misel (micelle). Istilah

efek deterjen merujuk kepada kemampuan garam empedu untuk mengubah globulus lemak besar

menjadi emulsi lemak yang terdiri dari banyak butiran lemak di dalam kimus cair sehingga luas

permukaan yang tersedia untuk tempat lipase pankreas bekerja bertambah. Molekul garam

empedu mengandung bagian yang larut lemak dengan bagian larut air yang bermuatan negatif.

Dengan terjadinya emulsifikasi lemak, luas permukaan lemak akan semakin besar sehingga

semakin banyak lemak yang dapat dihidrolisis oleh lipase pankreas bersama dengan kolipase

menjadi monogriselda dan asam lemak bebas untuk selanjut dibawa ke bagian interior misel

yang larut air. 10,11

Dalam suatu misel, garam empedu dan lesitin bergumpal dalam kelompok-kelompok

kecil dengan bagian larut lemak menyatu di bagian tengah membentuk inti hidrofobik sementara

bagian larut air membentuk selubung hidrofilik di sebelah luar. Karena itu misel merupakan

wadah yang dapat digunakan untuk mengangkut bahan-bahan tak larut air melalui isi lumen yang

cair. 10,11

Gambar 5. Struktur Misel 11

Misel akan mendekati permukaan epitel absorptif dan kemudian asam lemak

meninggalkan misel dan secara pasif berdifusi menembus lapis ganda lemak membran luminal.

Monogliserida dan asam lemak bebas diresintesis menjadi trigliserida di dalam sel epitel.

Trigliserida-trigliserida ini menyatu dan dibungkus oleh suatu lapisan lipoprotein untuk

membentuk kilomikron yang larut air kemudian dikeluarkan dengan eksositosis melalui

membran basal sel. Kilomikron tidak dapat menembus membran basal kapiler darah sehingga

9

Page 10: pencernaan lemak

masuk ke pembuluh limfe, lakteal sentra. Pembuluh-pembuluh limfe akhirnya menyatu untuk

membentuk duktus thorasikus yang mengalirkan isinya ke sistem vena di dada. Dengan cara ini

lemak akhirnya memperoleh akses ke darah, dibawa ke hati dan jaringan tubuh lainnya. 10,11

Gangguan metabolisme lemak dapat menyebabkan pembentukan batu empedu.

Penumpukan kolesterol yang tinggi akibat konsumsi lemak berlebihan pada akhirnya

menyebabkan terjadinya pengendapan kolesterol membentuk kristal yang menghambat saluran

empedu ataupun mengendap di kandung empedu. Adanya gangguan ini mengakibatkan

timbulnya rasa nyeri yang merupakan rangsang adanya kelainan pada kandung empedu.

Proses Pencernaan Protein

Protein yang ada dalam mulut akan dibawa ke lambung tanpa terjadi sesuatu apapun, di

lambung yang bersifat asam karena adanya HCl akan mengaktifkan enzim pepsinogen menjadi

pepsin yang akan memecahkan protein menjadi peptida. Kemudian dibawa ke usus halus, dengan

enzim pankreas protease dan enzim intestinal protease. Enterokinase mengaktivasi tripsinogen

pankreeas menjadi tripsin, yang kemudian mengurai protein dan peptida menjadi peptida yang

lebih kecil. Aminopeptidase, tetrapeptidasem tripeptidase, dan dipeptidase mengurai peptida

menjadi asam amino bebas. Kemudian akan diserap oleh dinding usus halus dan dipindahkan ke

pembuluh darah.9

Enzim PencernaanPencernaan molekul organik besar seperi karbohidrat, protein dan lemak dibantu oleh

enzim tertentu yang berfungsi mempercepat reaksi sehingga reaksi tidak memakan waktu terlalu

lama. Bahan-bahan yang dapat diserap sebagai hasil pencernaan ini ialah asam amino,

monosakarida, monoasilgliserol, gliserol dan asam lemak serta vitamin dan mineral.12

Proses pencernaan secara umum terbagi atas proses pencernaan secara mekanis dan

proses pencernaan kimiawi. Secara mekanis bolus dipecah menjadi bagian-bagian yang lebih

kecil untuk mempermudah proses pencernaan kimia melalui enzim. Dilihat dari fungsinya enzim

menjadi sangat penting dalam proses pencernaan kimia agar proses kimia tersebut berlangsung

lebih cepat.

Pencernaan telah dimulai dari mulut. Di mulut terdapat saliva yang disekresikan oleh

kelenjar parotis, submandibularis dan submaksilaris. Keluarnya saliva dapat terjadi karena

10

Page 11: pencernaan lemak

adanya massa makanan di mulut maupun adanya rangsangan psikis, misalnya berupa bau

makanan tertentu. Saliva terdiri dari 99,5% air dan 0,5% bahan padat seperti albumin dan

globulin serta musin. Selain itu dapat dijumpai sejumlah ion organik seperti kalsium, kalium dan

ion bikarbonat.12 Pada saliva terdapat suatu jenis enzim yaitu amilase saliva atau ptialin. Pada

polisakarida, enzim ini bekerja dengan cara memutuskan ikatan glikosidik 1,4. Enzim ini akan

menguraikan polisakarida menjadi disakarida maltosa. Ion tertentu dapat menjadi aktivator dari

enzim ini, antara lain ion Cl-, Br-, NO3- dan SO42-. Enzim amilase saliva akan bekerja dengan

optimal pada pH 6,8. Pada pH dibawah 4, enzim ini akan menjadi inaktif (misalnya dalam

lambung). Selain faktor tingkat keasaman, faktor suhu, konsentrasi enzim dan konsentari substrat

juga turut menentukan seberapa optimal enzim ini dapat berkerja. Selain mencernakan makanan,

saliva juga berfungsi melindungi mukosa mulut serta melarutkan makanan kering dan padat serta

melicinkan gumpalan makanan agar mudah ditelan.13

Setelah polisakarida mengalami pemecahan menjadi disakarida di mulut, bolus akan

melanjutkan perjalanan ke lambung melalui oesophagus. Bagitu tiba di lambung, kimus akan

berhadapan dengan suasana yang asam. Hal ini disebabkan oleh karena adanya sekresi asam

klorida dari sel parietal sebagai respon terhadap eksistensi kimus. Tingkat keasaman yang tinggi

ini sebenarnya juga berfungsi pada denaturasi dari polipeptida yaitu dengan jalan menguraikan

struktur tersier dengan memotong ikatan hidrogen didalamnya.11 Selain itu tingkat keasaman

yang tinggi bersama lisozim dari saliva dapat menghancurkan sebagian besar mikroorganisme

yang masuk ke gastro-intestinal track.13

Selain sel parietal, terdapat pula sel chief dan sel leher mukus pada dinding mukosa

lambung. Sel chief berfungsi untuk menghasilkan pepsinogen, suatu zymogen yang bila aktif

akan memecah protein menjadi proteosa dan pepton. Pepsinogen ini menjadi aktif dengan

bantuan asam klorida yang dihasilkan sel parietal tadi. Pepsin ini spesifik bekerja dengan

memutuskan ikatan peptida pada asam amino aromatik ataupun asam amino dikarboksilat.

Renin merupakan suatu enzim yang hanya terdapat pada lambung bayi. Renin berfungsi

menggumpalkan kasein yang ada pada susu sehingga tidak mengalir dengan cepat keluar dari

lambung. Kasein susu yang berkontak dengan kalsium pada renin akan bereaksi membentuk

kalsium parakaseinat yang bila berkontak dengan pepsin dapat pecah kembali.

11

Page 12: pencernaan lemak

Pada lambung juga ditemukan lipase. Lipase berfungsi untuk menghidrolisis tri-gliaserol rantai

pendek dan rantai sedang. Namun fungsi lipolitiknya pada lambung tidak terjadi karena pH

optimalnya 7,5 tidak sesuai dengan pH lambung.12

Pencernaan pada pankreas dan usus dapat terjadi karena adanya sekresi hormon sekretin

pada duodenum dan jejunum. Hormon sekretin ini disekresikan sebagai bentuk respon terhadap

adanya HCl, lemak, protein, karbohidrat dan sebagian makanan yang telah dicerna dalam

lambung.12 Hormon ini akan mengalir melalui darah portal menuju pankreas, empedu dan hepar

dan merangsang sekresi pankreas. Jenis-jenis sekretin antara lain pankreozimin, hepatokrinin,

kolesistokinin dan enterokrinin.

Getah pankreas dihasilkan sebagai respon terhadapa kerja sekretin. Getah pankreas

umumnya kental seperti saliva, mangandung air, protein, ssedikit senyawa organik, berbagai

macam ion anorganik dan memiliki pH yang sedikit alkalis (7,5 – 8). Enzim-enzim yang terdapat

pada getah pankreas antara lain:13

Tripsin : disekresikan dalam bentuk yang tidak aktif yaitu tripsinogen. Tripsinogen

diaktifkan dalam duodenum oleh enzim enterokinase menjadi tripsin.Protease yang

bergabung dengan tripsin akan menjadi polipeptida. Pepton akan dihidrolisis pada

bagian yang mengandung asam amino lisin/arganin. Tripsin juga dapat mengkoagulasi

susu pada pH optimal 8.

Kimotripsin : juga disekresikan dalam zymogen yaitu kimotripsinogen. Bentuk inaktif

ini akan bereaksi dengan tripsin menjadi kemotripsin. Kimotripsin bisa mengkoagulasi

susu dengan tingkat kekuatan yang lebih tinggi dibanding tripsin.

Karboksipeptidase : merupakan enzim proteolitik yang mengandung Zink. Enzim ini

mengkatalisis hidrolisa pada ikatan peptida di ujung molekul pada sisi karboksil bebas

polipeptida.

Amilase pankreas : bentuknya sama dengan amilase saliva. Bekerja dengan cara

menghidrolisis pati menjadi maltosa dan optimal pada pH netral.

Lipas pankreas : bekerja dengan cara menghidrolisis lemak menjadi asam lemak,

gliserol, monogliserida dan digliserida. Aktivitasnya akan diperkuat dengan kerja garam

empedu.

12

Page 13: pencernaan lemak

Kolesterol esterase : akan mengkatalisis reaksi antara kolesterol bebas dan asam lemak

sehingga membentuk kolesterol esterase dan asam lemak. Enzim ini diaktifkan oleh

garam empedu.

Pada proses pencernaan lemak, ada suatu zat yang penting yang turut berperan selain

lipase pankreas. Zat tersebut ialah empedu. Empedu disekresikan oleh hati dan bila tidak

diperlukan akan disimpan sementara di kantung empedu. Empedu mengandung asam yaitu asam

kolat, asam deoksikolat, asam kenodeoksikolat dan asam litokolat. Asam empedu dapat

berkonjugasi dengan asam amino glisin atau taurin padu gugus karboksil sehingga dapat larut

dalam air.11

Pencernaan pada usus adalah dengan cara mensekresikan beberapa enzim yang akan

terdapat pada mikrovili intestinal. Selain sekresi enzim, ada pula sekresi getah usus halus oleh

kelenjar Brunner dan Lieberkuhn untuk membentu menetralkan keasaman kimus dari lambung.

Adapun enzim yang diekskresi adalah di usus halus adalah:12

Aminopeptidase : mengubah polipeptida menjadi asam amino dan peptida dengan

ikatan yang lebih pendek dengan cara katalisa hidrolisis ikatan peptida di ujung molekul

di sisi yang mengandung asam amino bebas.

Dipeptidase : mengubah peptida menjadi asam amino.

Disakaridase : yaitu sukrase, maltase, isomaltase dan laktase. Mengubah disakarida

menjadi monosakarida.

Fosfatase : melepaskan fosfat dari senyawa fosfat organik yang berasal dari makanan

seperti hexofosfat, gliserofosfat dan nukleotida.

Polinukleotidase : mengubah asam nukleat menjadi nukleotida.

Nukleosida (nukleosida fosforilase) mengkatalisis perubahan nukleosida menjadi

fosforilasi pentosa, uridin, sistidin dan timidin.

Lesitinase mengubah lesitin menjadi gliserol, asam lemak, asam fosfat dan kolin.

Setelah diubah menjadi bentuk yang paling sederhana, maka molekul hasil pencernaan

makanan akan diabsorbsi dengan jalan menggunakan difusi, transpor aktif, sitotaksis, dan

persorpsi. Makanan yang diabsorsi kemudian akan melalui dua jalan yaitu melalui vena porta

menuju ke hati dan melalui pembuluh limfe di sekitar usus lalu menuju duktus thoracicus dan

berakhir di darah. 11

13

Page 14: pencernaan lemak

Kerja Bakteri Pembusuk pada Tubuh Manusia.

Pada tubuh manusia terdapat 500-1000 spesies bakteri yang berkembang khususnya pada

kolon manusia, bakteri bakteri ini setidaknya berat 1000g (1kg). Bakteri-bakteri ini banyak

berkembang di kolon karena kolon mempunyai gerakan yang lambat maka bakteri memiliki

waktu untuk tumbuh dan menumpuk di dalam kolon. Sebaliknya di usus halus manusia, usus

halus memiliki motilitas yang sangat cepat sehingga bakteri tidak dapat tumbuh, selain itu mulut,

lambung dan usus halus mengeluarkan bahan-bahan antibakteri, tetapi kolon tidak. Namun tidak

semua bakteri yang tertelan dapat dihancurkan oleh lisozim dan HCL, bakteri yang dapat

bertahan hidup akan terus berkembang di kolon, perkiraan jumlah bakteri dikolon manusia

adalah 10 kali lebih banyak dari sel tubuh manusia.11

Mikroorgannisme kolon ini biasanya tidak saja membahayakan tetapi juga dapat

bermanfaat. Sebagai contoh bakteri dapat meningkatkan imunitas usus dengan berkompetisi

memperebutkan nutrient dan ruangan dengan mikroba yang berpotensi sebagai pathogen.

Mendorong motilitas kolon. Membantu memelihara integritas mukosa kolon dan memberikan

kontribusi nutrisi, contohnya ada bakteru tang mensitesis vitamin K yang dapat diserap dan dapat

meningkatkan keasaman kolon sehingga mempermudahkan penyerapan kalsium magnesium dan

seng.11

Kesimpulan

Hipotesis diterima, laki-laki pada skenario mengeluh perut terasa tidak enak (kembung dan rasa

penuh) bila makan makanan yang berlemak karena mengalami gangguan proses pencernaan

lemak, hal ini disebabkan karena terganggunya sekresi cairan pankreas yang mengandung enzim

untuk mencerna lemak yaitu lipase pankreas yang menghidrolisis lemak menjadi asam lemak

dan gliserol setelah lemak diemulsi oleh garam-garam empedu. Maka dari itu dokter memberi

obat yang enzim pencernaan dan dianjurkan mengurangi lemak agar proses metabolisme

lemaknya lebih optimal.

14

Page 15: pencernaan lemak

Daftar Pustaka

1. Ward JP, Clarke RW, Linden RW. Physiology at a glance. Jakarta: Erlangga; 2009.h.80-1

2. Faiz O, Moffat D. Anatomy at a glance. Jakarta: Erlangga; 2004.h.40-3.

3. Wibowo S Daniel. Anatomi Tubuh Manusia. Jakarta: Grasindo 2005

4. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;

2004.h.218-47.

5. Mexcorry E. Saluran Pencernaan. Jakarta : Fakultas kedokteran universitas krida wacana ;

2014. h. 197-200.

6. Fiore M. Atlas histologi: Di Fiore dengan korelasi fungsional. Edisi ke-9. Jakarta: Penerbit

Buku Kedokteran EGC; 2003.h.147-229.

7. Eroschenko VP. Atlas histologi di fiore dengan korelasi fungsional. Edisi ke-9. Jakarta:

EGC; 2003.h.215-229

8. Pujiadi A. Dasar-dasar biokimia. Jakarta: FKUI; 1994.h.240-4

9. Suhardjo, Kusharto CM. Prinsip – prinsip ilmu gizi. Cetakan ke-12. Yogyyakarta: Kanisius;

2010. h. 90-105

10. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi ke-11. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC; 2006.h.999-1059.

11. Sherwood L. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. Edisi ke-6. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC; 2011.h.641-94.

12. Champe PC, Harvey RA, Ferrier DR. Biokimia: ulasan bergambar. Edisi ke-3. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2011. h. 65-78.

13. Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW. Biokimia harper. Edisi ke-26. Jakarta:

EGC; 2006.h.187-191,704-5,743-748

15