pendahuluan-penutup.docx 1.docx new
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbusana merupakan kebutuhan pokok manusia sesudah makan, sehingga
pembuatan busana telah dipelajari dari jaman kuno dan sampai sekarang
masih dipelajari. Seiring dengan berkembangnya pengetahuan dan kemajuan
teknologi yang semakin meningkat, banyak orang semakin terampil dalam
menciptakan suatu hal untuk memenuhi kebutuhannya, terutama yang
berkaitan dengan busana.
Keanekaragaman busana, mode busana wanitalah yang paling banyak
mendominasi dunia fashion. Bermacam-macam model busana wanita selalu
mewarnai perkembangan mode dewasa ini dibandingkan dengan busana pria,
dari model yang sederhana sampai model yang mewah.
Sejalan dengan berkembangnya mode yang semakin maraknya dengan
berbagai model busana dikalangan masyarakat pada umumnya sehingga
dalam mengambil judul laporan Praktek kerja Lapangan,“ Pembuatan
Busana Dengan Hiasan Pesta Dengan Hiasan Smock Di Ave
Bridal&Beauty Salon Semarang”.
Busana pesta adalah segala sesuatu yang dipakai dari ujung rambut sampai
ujung kaki sebagai pelengkap pada saat menghadiri pesta. Namun yang
membedakan busana pesta dengan yang lain adalah pemilihan bahan yang
digunakan.
2
Pemilihan bahan untuk proses pembuatan busana pesta yaitu
menggunakan bahan yang memiliki nilai istimewa bagi pemakainya antara
lain busana pesta dengan hiasan yang mewah, glamor serta indah seperti
berbagai payet, manik dan aksesoris
Busana pesta dapat dibuat dengan bahan yang sederhana tidak harus bahan
yang mahal, namun tetap memiliki nilai keindahan serta nilai seni yang
tinggi. Seperti halnya busana pesta dibuat dengan hiasan smock. Smock
adalah suatu teknik hiasan untuk melekatkan kerut-kerut dengan
menggunakan berbagai tusuk dan benang hias sehingga menghasilkan suatu
bentuk hiasan yang baik.
Proses pembuatan busana pesta, dengan model staples dari bahan taffeta
dengan hiasan smock yang di kombinasikan hiasan payet. Smock dapat
dikerjakan pada kain yang polos atau bermotif (kotak, berbintik) disesusikan
dengan jenis smock yang dikerjakan. untuk menghasilkan hiasan smock yang
menarik serta terkesan glamour dan anggun, tidak kalah menariknya dengan
hiasan yang lainnya.
Pembuatan busana pesta ini dengan model gaun bagian atas kamisol
dengan hiasan smock karena smock masih jarang di kenal oleh
masyarakat.Selain itu juga pembuatan hiasan smock membutuhkan
ketelitian, ketekunan,kesabaran dan yang relatif lama dan juga harganya
mahal.Untuk laporan Praktek Kerja Lapangan ini di harapkan menghasilkan
suatu barang yang mempunyai seni busana yang kreatif dan inovatif serta
menjadi awal perkembangan busana. Dan dapat berguna bagi perkembangan
3
ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya dalam bidang busana serta
berguna bagi masyarakat.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah;
1. Mengetahui Desain Busana Pesta dengan Hiasan Smock.
2. Mengetahui Proses pembuatan Busana Pesta dengan Hiasan Smock.
2. Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan
(PKL) diantaranya adalah :
Memperoleh pengetahuan yang nyata tentang kondisi industri
baik manajemen yang diterapkan di industry, kondisi fisik, peralatan
yang digunakan dan sebagainya.
Mendapatkan umpan balik yang berguna untuk mengembangkan
dan meningkatkan materi perkuliahan dan kurikulum dalam upaya
pengembangan ilmu pengetahuan di dunia pendidikan, sehingga proses
pendidikan dan pengajaran yang dilaksanakan dapat lebih disesuaikan
dengan kemajuan teknologi di dunia industry di bidang busana.
4
C. Tempat dan Pelaksanaan
1. Tempat
Tempat Praktik Kerja Lapangan (PKL) yaitu di AVE BRIDAL &
BEAUTY SALON Semarang yang terletak di Jl. Kasipah 2A Dr.
Wahidin Semarang.
2. Pelaksanaan
Prosedur pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dirancang
secara terpadu agar pelaksanaannya dapat berjalan sesuai dengan
rencana. Dalam pelaksanaan dapat dilaksanakan perkelompok atau
perorangan dengan system blok yang telah disepakati bersama institusi
mitra sesuai ekuivalensi bobot system kredit semester, masing-masing
program studi dilingkungan Fakultas Teknik. Waktu pelaksanaan yaitu
mulai Tanggal 19 Januari sampai 19 Februari 2011.
D. Metode Pengumpulan Data
Data yang disajikan dalam pembuatan Laporan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) ini adalah sebagai berikut:
1. Metode Observasi
Yaitu metode pengumpulan data pada obyek melalui pengamatan
langsung tentang sistem mekanisme kerja dalam pembuatan desain
busana di Ave Bridal & Beauty Salon dengan jalan pemilihan tempat
Prktek Kerja Lapangan,dengan mengamati model-model yang ada di Ave
Bridal &Beauty Salon dalam rangka pembuatan busana pesta dengan
hiasan smock di Ave Bridal &Beauty Salon Semarang.
5
2. Metode Interview
Yaitu metode dengan cara mengadakan Tanya jawab secara
langsung mengenai hal-hal yang berkaitan dengan model busana,
pembuatan pola, dan cara pembuatan busana dengan pembimbing
lapangan.
3. Metode Eksperiment.
Yaitu metode dengan cara melakukan pembuatan busana pesta
dengan hiasan smock.
4. Metode Dokumentasi
Yaitu metode untuk mencari data tentang stuktur
organsasi,system karja, proses produksi, cara memperoleh bahan,yang
berkaitan dengan Ave Bridal &Beauty Salon.
6
BAB II
ISI
A. Pekerjaan /Kegiatan Umum
1. Sejarah Singkat Ave”Bridal Dan Beauty Salon
Ave”Bridal Dan Beauty Salon adalah suatu usaha yang bergerak
jasa persewaan busana pesta,pengantin,aksesoris sampai tata rias wajah
untuk berbagai macam kesempatan.Selain itu,untuk lebih memenuhi
kepuasan konsumen Ave Bridal Dan Beauty Salon juga melayani pesanan
rancangan khusus baik untuk busana pesta ataupun busana pengantin.
Nama Ave merupakan nama yang di ambil dari nama pemilik usaha
yaitu bapak Ave Sanjaya.Ave Bridal Dan beauty Salon didirikan oleh
Bapak Ave Sanjaya pada tahun 1980 di kota kudus,yang pada saat itu usaha
awalnya adalah salon kecantikan. Lima tahun kemudian sekitar tahun 1985
Bapak Ave Sanjaya berpindah tempat usaha di kota Semarang. Di kota
semarang Ave salon berlokasi di Jl. Gajah mada.Semarang. Bidang usaha
pada Ave Bridal Dan Beauty Salon yaitu usaha di bidang jasa persewaan
busana pesta,pengntin,asesoris.
Adapun Pelayanan yang disediakan dalam Ave Bridal Dan Beauty
Salon Semarang antara lain:
1) Pembuatan gaun pengantin dan gaun pesta.
2) Persewaan gaun pesta, pengntin, asesoris.
3) Tata rias wajah.
7
2. Struktur Organisasi
Untuk memperlancarkan kegiatan produksi dan pemasaran Ave
Bridal dan Beauty salon mempunyai struktur organisasi sebagai berikut:
Pimpinan
Asisten I Asisten II
Pendamping I Pendamping II Pendamping III Pendamping IV
Tenaga
Keterangan :
a. Pimpinan
Pimpinan sekaligus penanggung jawab di AVE BRIDAL &
BEAUTY SALON Semarang, bertugas sebagai :
1) Melindungi dan menjaga kesejahteraan karyawan member hak-hak
karyawan yang seharusnya diperoleh.
2) Mengatur dan memberikan tugas kepada semua pihak atau kepala
bagian sesuai dengan bidang masing-masing.
3) Mengelola perusahaan dan merencanakan sesuatu yang behubungan
dengan perusahaan.
8
4) Memutuskan harga dari penjualan jasa, dana, harga pembelian dan
bahan-bahan yang diperlukan.
5) Merancang desain gaun pengantin dan gaun pesta.
b. Asisten
Asisten I
1) Menangani keluar masukan surat
2) Mengaudit keuangan seperti perhitungan income yang masuk,
membayar tagihan, penawaran, permohonan pengisian acara,
peminjaman kostum, siklus perbankan, membayar bunga, dan
pembagian karyawan.
3) Menerima tamu.
4) Mengawasi pengambilan ukuran sampai fitting II.
5) Merencanakan segala sesuatu tentang produksi.
Asisten II
1) Menangani jadwal show dan menerima tamu.
2) Melayani tawar-menawar harga.
3) Mengelola bagian promosi dan pemasaran.
4) Melayani pelanggan dari pemilihan gaun sewa dan pasen.
5) Pelaksana untuk bagian rias salon.
c. Pendamping
1) Pendamping I bertugas mengawasi pemotongan bahan, pembuatan
pola dan penjahitan.
9
2) Pendamping II bertugas untuk membuat variasi pemasangan mote,
batu dan payet.
3) Pendamping III bertugas untuk membuat variasi, permak ukuran dan
model.
4) Pendamping IV bertugas mengawasi dan membantu asisten untuk
bagian salon dan persewaan accessories/ perhiasan (crown)
d. Tenaga kerja
1) Tenaga menjahit bertugas menjahit busana mulai dipotong sampai jadi.
2) Tenaga variasi bertugas memberikan hiasan manic-manik, dan payet.
3) Finishing bertugas untuk mengostim, memasang kancing, melukis
busana dan lain-lain.
4) Tenaga bagian mencuci dan menyetrika, menganji, dan penawaran.
5) Pemabantu umum bertugas untuk belanja bahan dan sopir.
3. Peralatan Produksi Ave Bridal & Beauty Salon
Beberapa factor pendukung yang digunakan oleh Ave Bridal &
Beauty Salon untuk memperlancar proses produksi busana pesta yaitu:
Tabel 1. peralatan produksi Ave Bridal & Beauty Salon
No Nama alat Jumlah1 Mesin jahit biasa 6 buah2 Mesin jahit wolsom 2 buah3 Mesin high speed 1 buah4 Mesin obras 1 buah5 Paspop 20 buah6 Setrika dan papan setrika 1 buah7 Meja potong 1 buah8 Meja payet 1 buah
10
4. Denah Tempat Kerja di Ave Bridal & Beauty Salon
U
Kantor
pintu utama
Gambar 1 . Lay Out Ruang lantai I
Denah Ruang Lantai 2
Gambar 2. Lay Out Ruang Lantai 2
Toilet
Karyawan
Kamar
tidur
Taman
Toilet
Tamu
Show room
pengantin
Ruang
peralatan
Ruang rias
Salon
show
Dapur
Toilet
Kamar Tidur
11
Denah Ruang Lantai 3
Gambar.3 Lay Out Ruang Lantai 3
5. Cara Memperoleh Bahan
Ave Bridal & Beauty Salon memperoleh bahan baru dari konsumen
itu sendiri, namun Ave Bridal &Beauty Salon juga menyiapkan bahan baku
sendiri dari konsumen itu sendiri, seperti benang, furing. Bahkan Ave
Bridal & Beauty Salon juga menyediakan kain hingga busana siap di
kenakan sesuai pesanan.
6. Konsumen
Konsumen di Ave Bridal & Beauty Salon berasal dari kalangan
pejabat, seperti: Bupati, Gubernur, dan masyarakat kalangan atas,
disamping menbuka, Ave Bridal & Beauty juga memproduksi berbagai
macam gaun pengantin dan gaun pesta.
Jemuran dan cuci Gaun
Pengantin
Jemuran
Ruang Mesin
pengering
12
7. Proses Produksi
Yang dimaksud proses produksi disini adalah suatu aktivitas yang
berlangsung dari awal hingga akhir pembuatan gaun pengntin dan gaun
pesta.
Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:
a. Konsumen bertemu pimpinan untuk merancang model dan bahan yang
diinginkan, serta kesepakatan harga.
b. Kemudian desain gaun pengantin atau gaun pesta dialihkan kebagian
pola untuk membuat pola sesuai model yang diinginkan oleh
konsumen.
c. Setelah itu kebagian penjahit
d. Setelah proses menjahit selesai di lanjutkan fiting.
e. Kemudian kebagian finishing.
8. Pengendalian Mutu
Hasil produksi di Ave Bridal & Beauty Salon terus ditingkatkan
pengendalian mutu produksinya, sehingga konsumen puas akan pelayanan
dan ketepatan waktu serta hasil barang terjamin.
Di Ave Bridal & Beauty Salon pengendalian mutu dilakukan
dengan cara memberikan pekerjaan yang sesuai dengan keahlian masing-
masing karyawan sehingga hasil yang didapat lebih baik dan memuaskan.
9. Kepegawaian
Ave Bridal & Beauty Salon dalam menentukan pegawainya
diprioritaskan minimal lulusan SMK jurusan tata busana dan yang
13
terpenting harus mengetahui tentang busana dan harus mempunyai
keuletan, kreafitas, kerja sama, tanggung jawab serta mempunyai keinginan
untuk maju.
Pada saat ini Ave Bridal & Beauty Salon memiliki karyawan
sebanyak 42 orang, dengan pembagian kerja sebagai berikut:
Tabel 2. Pegawai Ave Bridal & Beauty Salon
NO Pekerja Jumlah pekerja1 Asisten 2 orang2 Pendamping 43 Bagian pembuatan pola 14 Bagian pemotongan bahan 25 Bagian variasi motif 26 Bagian finishing 37 Bagian menjahit 58 Bagian pemasangan payet 209 Bagian transportasi 210 Bagian computer 1
Total pegawai 42
10. Pemeliharaan Tempat Kerja
Ave Bridal &Beauty Salon menciptakan dan mewujudkan suasana
berrsih, tertib dan tenang, diperlukan adanya kesadaran dan partisipasi para
karyawan dan mahasiswa PKL.
Pemeliharaan alat-alat dilakukan setiap hari sebelum dan sesudah
alat itu dipakai. Alat tersebut harus dipersihkan dan disimpan dengan rapi
ditempat semula. Sedangkan untuk busana yang belum jadi diatur dengan
digantung ditempat gantungan, sedangkan busana yang sudah jadi langsung
dikemas dalam plastic kemas.
B. Pekerjaan /Kegiatan
14
1. Pengertian Smock
Smock adalah suatu teknik hiasan untuk melekatkan kerut-kerut
dengan menggunakan berbagai tusuk dan benang hias sehingga
menghasilkan suatu bentuk hiasan yang baik(Marlina,1994:30).Smock
dapat dikerjakan pada kain yang polos atau bermotif (kotak, berbintik)
disesuaikan dengan jenis smock yang dikerjakan. Dalam mendesain smock
tidak perlu digambar pada kertas, cukup pada bahannya saja apabila
memerlukan garis-garis pertolongan. Pada bahan yang berkotak atau
berbintik tak memerlukan garis pertolongan karena cukup menggunakan
kotak-kotak dan bintik-bintik yang letaknya beraturan.
Smock ada tiga macam yaitu smock inggris, smock belanda dan smock
jepang.pembuatan busana pesta dengan hiasan smock menggunakan smock
inggris.
Smock inggris adalah smock yang terjadi karena adanya tarikan
benang sehingga berbentuk kerutan-kerutan yang kecil-kecil (halus) dan
rata (Marlina,1994:31). Karena berupa kerutan-kerutan maka bahan
yang diperlukan minimum harus dua kali lipat dari besarnya hiasan
yang dikehendaki. Bahan untuk smock inggris dapat yang polos
maupun yang bermotif.
Cara mengerjakan smock inggris
a. bahan yang akan di smock diberi tanda garis-garis (dengan pensil)
b. tanda- tanda yang telah dibuat dijelujur kecil-kecil atau disetik
dengan setikan mesin yang jarang.
15
c. jelujur tersebut ditarik sedikit demi sedikit sehingga terjadi kerut
kerut yang bentuknya (besar-kecilnya) sesuai dengan kehendak kita
d. untuk mendapatkan bentuk kerutan yang bagus maka jelujuran pada
kerut-kerut dapat disetik dengan mesin yang menggunakan benang
sewarna dengan bahan.
Perkembangan teknologi di bidang hiasan busana dari pembuatan
smock dengan cara jelujur manjadi kerutan dalam pembuatan smock
inggris,hal ini menjelaskan bahwa dalam pembuatan smock inggris
yaitu menggunakan benang elastik, yang menjahitnya dengan mesin
jahit. Smock inggris yang menggunakan benang Plastik kebanyakan
untuk menghias pakaian yaitu untuk kerut-kerut dipinggang maupun
lengan serta pada bagian-bagian lain. Dalam mengerjakan ini benang
elastk cukup pada bagian sekoci saja, bagian atas benang biasanya yang
sewarna dengan kainnya dan menjahitnya dari bagian baik kain.
Gbr 4. smock inggris
16
Proses Pembuatan Busana Pesta dengan hiasan smock Desain Busana
dengan hiasan smock.
Desain adalah suatu kreatifitas seni yang di ciptakan seseorang
dengan pengetahuan dasar serta rasa indah, ( Hartatiati, 1994 :22 ).
Desain busana besar pengaruhnya terhadap penampilan seseorang
untuk memantaskan diri, karena desain busana dapat di gunakan untuk
tipuan pandangan. Desain busana pesta biasanya mengutamakan
kenyamanan di dalam pemakaianya dan merupakan pakaian yang
menarik perhatian serta tidak seperti pakaian santai, maka model busana
pesta biasanya di buat mewah dengan penempatan pusat perhatian yang
tepat, sehingga cocok dan layak dikatakan sebagai busana pesta.
Pembuatan produk busana pesta dengan hiasan smock dengan
disain berupa gaun pendek bagian badan tengah berupa hiasan
payet.bagian bawah terdapat hiasan smock, yang menggunakan bahan
taffeta. Resliting terletak ditengah belakang (TB).
Alat yang di gunakan dalam pembuatan busana pesta dengan hiasan
smock
Alat yang di gunakan dalam pembuatan busana pesta pada umumnya yaitu:
a. Alat untuk menggambar pola :
1) Buku pola / Buku kostum2) Pensil biasa, pensil merah biru dan alat tulis lainya3) Skala meter ( Skala 1:4 )4) Penggaris5) Kertas daurslag merah biru dan kertas pola6) Gunting kertas7) Lem kertas8) Pita ukuran (untuk mengambil ukuran dan membuat pola dasar
17
sebenarnya).
b Alat untuk menjahit :
1) Mesin jahit dan peralatanya2) Gunting ( gunting jahit , gunting benang )3) Pendedel4) Jarum ( jarum mesin, jarum tangan, jarum pentul, jarum payet )5) Bidal dan penarik benang6) Rader dan karbon jahit7) Kapur jahit8) setrika dan papan setrika.
2. Bahan yang di perlukan dalam pembuatan busana pesta dengan
hiasan smock di Ave Bridal & Beauty Salon Semarang.
Pembuatan busana pesta diperlukan bahan yang di sesuaikan dengan
jenis busana yang di buat. Bahan–bahan tersebut antara lain :
a. Bahan Utama
Jenis bahan yang dipilih adalah kain tafeta
b. Bahan Pelengkap
Bahan pelengkap terdiri dari : benang jahit, benang jelujur, retsleting,
payet,kom, balance.
c. Bahan Pembantu
Bahan pembantu yang digunakan untuk melapisi busana pesta ini
adalah kain ero. Kain ini di pilih untuk furing karena kain ini
mempunyai sifat menyerap keringat sehingga busana tersebut nyaman
di pakai.
3. Masalah Pola Dalam Pembuatan Busana pesta dengan hiasan smock di
Ave Bridal &Beauty Salon Semarang.
18
Pembuatan busana pesta ini pola yang digunakan yaitu pola sistem
praktis, karena mudah, cepat dan enak dipakai sedangkan proses
pembuatannya meliputi tahap-tahap sebagai berikut :
a. Mengambil ukuran
Mengambil ukuran badan harus dilakukan secara teliti, karena akan
mempengaruhi letak busana pada badan. Untuk mengambil ukuran
dengan tepat perlu dikuasai terlebih dahulu teknik mengukur yang
sebaik- baiknya, mengukur dengan cara berurutan mulai dari bagian
atas ke bawah kemudian bagian muka ke belakang atau sebaliknya.
Ukuran yang diperlukan untuk pembuatan suatu pola busana harus
sesuai dengan desain busana yang akan dibuat, yang harus dilakukan
pertama – tama ikat bagian pinggang dengan menggunakan tali atau
peterban untuk memastikan bagian pinggang. Letakkan pita ukur pada
badan di bagian- bagian yang akan diukur secara pas agar dapat
diperoleh hasil ukuran yang benar – benar pas. (Erna setyowati.
2006)
Cara merngambil ukuran
1. Lingkar Badan (Li. Bdn) Diukur
sekeliling badan atas terbesar,
melalui puncak dada, lalu ketiak,
Diukur pas kemudian ditambah 4
cm.
19
2. Lingkar pinggang (Li. pi) Diukur
sekeliling pinggang, bagian sisi
yang tidak mempunyai tulang
melewati badan belakang.
3. Tinggi Panggul (Ti. Pa) Diukur
dari batas peterban pinggang
sampai peterban batas pangggul.
4. Lebar Muka (Le. Mk) Diukur
pada 5 cm dibawah tengkuk leher
atau pertengahan jarak bahu
terendah dan ketiak dari batas
lengan kanan–lengan kiri.
5. Panjang Muka (P. Mu) Diukur
dari lekuk leher pada tengah muka
kebawah sampai batas peter ban
pinggang.
6. Panjang Bahu (P. Bh) Diukur dari
batas leher sisi sampai pada tulang
paling menonjol pada lengan.
7. Panjang Punggung (P. Pu) Diukur
dari tulang tengah belakang yang
20
menonjol lurus kebawah sampai
pada peter ban batas pinggang.
8. Panjang Gaun dari pinggang
Diukur dari peterban sisi bagian
pinggang sampai pada membuat
Pola.
Pembuatan diperlukan ukuran badan seseorang atau ukuran standar yang
telah ditentukan. Ukuran harus lengkap sesuai dengan desain / model busana yang
dibuat. Ukuran yang dibutuhkan untuk membuat busana pesta dengan hiasan
smock di Ave Bridal & Beauty Salon Semarang
UKURAN MODEL
Tabel 3. ukuran model Ave Bridal & Beauty Salon
Pola Dasar Badan Sistem PraktisSkala 1 : 6
No Keterangan ukuran1 Lingkar Badan 822 Lingkar Pinggang 663 Lingkar Panggul 904 Tinggi Panggul 185 Panjang Bahu 126 Panjang Sisi 187 Panjang Gaun 608 Lebar Muka 269 Panjang Muka 3510 Lebar Punggung 3011 Panjang Punggung 37
21
Keterangan pola dasar badan muka : Keterangan pola dasar badan belakangA-B = 7 cm A-B = 2 cm ( ukuran tetap )B-C = Panjang muka B-C = Pankang punggungA-D = 1/6 (Lingkar leher + 0,5 cm) A-D = 1/6 lingkar leher + ½ cmD-F = Panjang bahu D-F = Panjang bahuE-F = 3,5 cm ( ukuran tetap ) D-E = Panjang bahu E-F = 4,5 ( ukuran tetap ) D-E = Panjang bahuC-G = Panjang sisi C-G = Panjang sisiG-H = ½ BG H-I = ½ Lebar dada G-H = ½ BG H-I = ½ Lebar punggungG-J = C-K = ½ Lingkar badan+ 1 cm G-J = ½ L. bdn – 1 cmC-L = ¼ L.pi + 1 cm + kup + 1 cm C-M = 1/10 L. bdn – 1 cmC-M = 1/10 L.bdn + 1 cm M-N = 3 cm ( untuk kup ) M-N = 3 cm (untuk kup) M-K = ½ M-NvvvM-K = ½ M-N
Pola Dasar Rok Sistem PraktisSkala 1 : 6
22
A.keterangan bagian muka
1. A-B = 2 CM2. B-C = T.pang 1;B-D =P.R3. B-E = ¼ L Pi +la2 + kup4. C-F = D-G = ¼ L Pgl +la2 5. G-H = 5 cm6. B-B’ = A-A’(pola badan muka)7. Buat kupnat.
B .keterangan pola bagian belakang.
1. A-B = 4 CM2. B-C = T.pang 1;B - D =P.R3. B-E = ¼ L Pi +la2 + kup4. C-F = D-G = ¼ L Pgl - la2 5. G-H = 5 cm H-H1 = 1 cm6. B-B’ = A-A’(pola badan
muka)7. Buat kupnat.
PECAH POLA BADAN DEPAN DAN BELAKANGSkala 1 : 4
23
RUBAHAN POLA BADAN DEPAN DAN BELAKANGSkala 1 : 4
24
b. Merancang Bahan
25
Merancang bahan adalah merencanakan atau menghitung baik
secara garis besar maupun secara detail bahan yang dibutuhkan untuk
membuat busana. Tujuan merancang bahan dan harga yaitu mengetahui
mengetahui jumlah biaya yang diperlukan, serta memperkirakan atau
memperhitungkan banyaknya bahan. Merancang bahan pada pembuatan
busana pesta dengan hiasan smock di Ave Bridal &Beauty Salon
Semarang membutuhkan:
1. Bahan utama
a. Lebar kain : 150 cmb. Panjang kain : 3 m
2. Bahan Furing
a. Lebar kain : 150 cmb. Panjang kain : 3m
MERANCANG BAHAN
26
SKALA 1;4
c. Merancang Harga
27
Merancang harga dibuat untuk menghitung secara keseluruhan
jumlah harga bahan yang digunakan dalam pembuatan busana pesta
dengan hiasan smock di Ave Bridal &Beauty Salon Semarang.
Merancang harga ini mencakup Merancang harga dalam pembuatan
busana pesta dengan hiasan smock di Ave Bridal &Beauty Salon
Semarang adalah sebagai berikut.
Tabel 4. merancang harga
No Nama Barang Jumlah Bahan Satuan Jumlah1 Kain Taffeta 3cm Rp 9.900/m Rp 29.700
2 Kain Asahi 3cm Rp 6500/m Rp 19.5003 Benang 2 Rp 1000 Rp 20004 Karbon 2 Rp 1000 Rp 20005 Payet Pasir 1 bungkus Rp 3500 Rp 35006 Payet Halon 1 bungkus Rp 4000 Rp 40007 Kain gula 1 meter Rp 6000 Rp 60008 Balance 1 meter Rp 4000 Rp 40009 Com 2 Rp 4000 Rp 4000
jumlah Rp 74700
d. Teknik menjahit busana pesta.
28
Busana pesta biasanya diselesaikan dengan system tailoring, yaitu
teknik penyelesaian yang banyak menggunakan tangan. Dengan system
ini hasilnya lebih halus dan rapi. Kampuh yang digunakan dalam
pembuatan busana pesta ini yaitu kampuh buka dan kampuh balik
semu.
Tertib kerjanya adalah sebagai berikut
a. Membuat dan memahami disainb. Mengukur modelc. Membuat pola kecil skala 1: 4d. Merancang bahan dengan skala kecile. Merancang hargaf. Membuat pola besar (skala 1)g. Menempelkan pola diatas kainh. Memotongi. Meraderj. Menjahit
Langkah kerja menjahit busana pesta:
1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan yaitu metlin, penggaris,
pensil, rader, karbon, kain, gunting kain, gunting kertas, kertas
untuk pola, kapur jahit, benang, dan vislin.
2. Menjahit kup muka dan belakang pada furing.
Caranya : - Menyatukan garis rader kup dengan cara dijelujur.
- Menjahit sesuai garis rader.
3. Meyatukan furing bagian atas dan bawah
29
Caranya : - Menyatukan furing atas dan bawah dengan dijelujur
sesuai rader.
- Menjahit sesuai garis rader.
- Setelah itu kampuh diselesaikan dengan kampuh tutup obras
Memasang kom
Memasukkan balent
30
31
32
DESAIN SKETSA
33
BUSANA PESTA DENGAN HIASAN SMOCK
DEPAN BELAKANG
DESAIN PRODUKSI 1
34
BUSANA PESTA DENGAN HIASAN SMOCK
Desain Tampak depan Desain Tampak belakang
Staplers
Resleting
Hiasan Payet
Kerutan
Bahan, kain Tafetta
Hiasan Smock
35
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) telah memberikan manfaat
yang besar bagi mahasiswa dalam program penerapan disiplin ilmu yang
diperoleh dari bangku kuliah dan merupakan kesempatan untuk
mengembangkan keterampilan keteknikan yang dimiliki mahasiswa khususnya
teknologi jasa dan produksi.
Setelah melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Ave bridal &
Beauty Salon Semarang dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Agar mahasiswa dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dan
teknologi melalui kegiatan pengalaman langsung di industri.
Disamping itu agar mahasiswa dapat menimba pengalaman dalam
proses persiapan, pengolahan, dan pengoperasian terhitung dan
pemasaran produksi atau jasa
2. Mengetahui Proses pembuatan Busana Pesta dengan Hiasan Smock
3. Mengetahui Desain Busana Pesta dengan Hiasan Smock.
B. Saran
Setelah melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Ave Bridal &
Beauty Salon Semarang penulis dapat memberikan saran sebagai berikut :
36
1. Bagi Mahasiswa
a) Sebelum melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) sebaiknya
mahasiswa terlebih dahulu mempersiapkan diri dengan mengenai
teknologi-teknologi terbaru yang diterapkan pada pembuatan busana
saat kegiatan Prakti Kerja Lapangan (PKL).
b) Adaptasi dengan lingkungan kerja industri merupakan hal yang
sangat menentukan keberhasilan melakukan Praktik Kerja Lapangan
(PKL), karena lingkungan kerja sangat jauh berbeda dengan lingkungan
kampus.
c) Mahasiswa hendaknya mematuhi segala peraturan yamg berlaku di
industri.
d) Mahasiswa harus aktif dalam melakukan pekerjaan industri.
e) Mahasiswa harus selalu menjaga nama baik diri sendiri, industri dan
Universitas Negeri Semarang.
2. Bagi Fakultas Teknik UNNES
a) Waktu untuk melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL) sebaiknya
diperpanjang sehingga mahasiswa benar-benar dapat menguasai ilmu
dan keterampilan dalam pengelolaan bengkel maupun pengetahuan
tentang keteknikan.
b) Diharapkan pihak FT UNNES Jurusan Teknologi Jasa dan Produksi
selalu meningkatkan kerja sama dengan industri yang bergerak di
37
bidang busana untuk mempermudah mahasiswa dalam mencari tempat
Praktik Kerja Lapangan (PKL).
c) Sebaiknya fasilitas dan prasarana Jurusan Teknologi Jasa dan Produksi
terus selalu ditingkatkan dalam mendukung program dan kegiatan
kuliah.
d) Diharapkan dlakukan monitoring oleh pihak jurusan terhadap
mahasiswa Praktik Kerja Lapangan (PKL), untuk mengontrol sekaligus
mempererat hubungan dengan pihak tempat Praktik Kerja Lapangan
(PKL).
3. Bagi Industri atau Perusahaan.
a) Praktikan/mahasiswa sebaiknya diberikan kepercayaan dalam
menghadapi kasus dengan bimbingan yang benar.
b) Dalam penyampaian tugas terhadap praktikan harus lebih sopan dan
lebih menghargai antar karyawan dan praktikan.
c) Kesejahteraan karyawan sebaiknya diperhatikan, untuk meningkatkan
etos kerja dan produktifitas karyawan.
Demikian sedikit saran dan masukan yang dapat penyusun sampaikan
melalui laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini. Penyusun berharap semoga
saran dan masukan ini dapat bermanfaat untuk kemajuan bersama.
38
DAFTAR PUSTAKA
Arikuntoro,Suharsimi.1998.Prosedur Penelitian .Jakarta : PT RINEKA CIPTA.
Dra.Widowati .2007.Desain hiasan .UNNES PRESS :Semarang.
Dra. Marlina,1997 macam macam hiasan busana.jakarta
Erna setyowati. 2006 kontruksi pola busana.UNNES.semarang
39
LAMPIRAN
40
PENASANGAN PAYET PADA GAUN PESTA.
BEBERAPA BENTUK BUSANA PENGANTIN
41
BUSAN PESTA DI AVE BIDAL AND BEAUTY SALON
42
BEBERAPA BENTUK BUSANA PENGANTIN
43
BEBERAPA BENTUK BUSANA PENGANTIN
44
45
BUSAN PESTA DI AVE BIDAL AND BEAUTY SALON
46
BEBERAPA MODEL DI AVE BRIDAL AND BEUTY SALON