pendahuluan - pertanian

34
B P T P R i a u 1 P e t u n j u k T e k n i s PENDAHULUAN Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu komositas perkebunan yang memiliki peranan cukup penting dalam hal penyediaan lapangan kerja, sumber pendapatan dan devisa negara seta berperan dalam mendorong pengembngan wilayah dan agroindustri di Indonesia. Perkebunan kakao Indonesia mengalami perkembangan pesat sejak awal tahun 1980-an dan pada tahun 2002, areal perkebunan kakao Indonesia tercatat seluas 914.051 ha dimana sebagian besar (87,4%) dikelola oleh rakyat dan selebihnya 6,0% perkebunan besar negara serta 6,7% perkebunan besar swasta. Jenis tanaman kakao yang diusahakan sebagian besar adalah jenis kakao lindak dengan sentra produksi utama adalah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah. Disamping itu juga diusahakan jenis kakao mulia oleh perkebunan besar negara di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Tahun 2002, Indonesia pernah menjadi negara penghasil kakao terbesar kedua di dunia setelah Pantai Gading, makin mengganasnya serangan Penggerek Batang Kakao (PBK) menyebabkan posisi Indonesia tergeser menjadi negara penghasil kakao terbesar ketiga setelah Pantai Gading dan Ghana. Selain masalah hama dan penyakit, perkakaoan Indonesia dihadapkan pada beberapa permasalahan lainnya, yaitu : mutu produk yang masih rendah dan masih belum optimalnya pengembangan produk hilir kakao yang merupakan tantangan sekaligus peluang bagi para

Upload: others

Post on 03-Oct-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENDAHULUAN - Pertanian

B P T P R i a u 1

P e t u n j u k T e k n i s

PENDAHULUAN

Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu

komositas perkebunan yang memiliki peranan cukup penting dalam

hal penyediaan lapangan kerja, sumber pendapatan dan devisa

negara seta berperan dalam mendorong pengembngan wilayah dan

agroindustri di Indonesia.

Perkebunan kakao Indonesia mengalami perkembangan

pesat sejak awal tahun 1980-an dan pada tahun 2002, areal

perkebunan kakao Indonesia tercatat seluas 914.051 ha dimana

sebagian besar (87,4%) dikelola oleh rakyat dan selebihnya 6,0%

perkebunan besar negara serta 6,7% perkebunan besar swasta.

Jenis tanaman kakao yang diusahakan sebagian besar adalah jenis

kakao lindak dengan sentra produksi utama adalah Sulawesi Selatan,

Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah. Disamping itu juga

diusahakan jenis kakao mulia oleh perkebunan besar negara di Jawa

Timur dan Jawa Tengah.

Tahun 2002, Indonesia pernah menjadi negara penghasil

kakao terbesar kedua di dunia setelah Pantai Gading, makin

mengganasnya serangan Penggerek Batang Kakao (PBK)

menyebabkan posisi Indonesia tergeser menjadi negara penghasil

kakao terbesar ketiga setelah Pantai Gading dan Ghana. Selain

masalah hama dan penyakit, perkakaoan Indonesia dihadapkan pada

beberapa permasalahan lainnya, yaitu : mutu produk yang masih

rendah dan masih belum optimalnya pengembangan produk hilir

kakao yang merupakan tantangan sekaligus peluang bagi para

Page 2: PENDAHULUAN - Pertanian

B P T P R i a u 2

P e t u n j u k T e k n i s

investor untuk mengembangkan usaha dan meraih nilai tambah

yang lebih besar dari agribisnis kakao.

Indonesia berpotensi besar untuk menjadi produsen utama

kakao dunia apabila berbagai permasalahan utama yang dihadapi

dapat diatasi dengan baik. Lahan potensial untuk pertanaman kakao

di Indonesia sebesar lebih dari 6,2 juta ha terutama di Irian Jaya,

Kalimantan Timur, Sulawesi Tangah Maluku dan Sulawesi Tenggara

dengan produktivitas rata-rata 50% dari potensi yang seharusnya.

Kondisi harga kakao dunia yang diprediksikan akan terus

meningkat, maka perluasan areal perkebunan kakao Indonesia

diperkirakan akan terus berlanjut sehingga perlu mendapat

dukungan teknologi yang dapat memberikan produktivitas yang

tinggi dan sasaran menjadi produsen kakao terbesar di dunia dapat

terwujud di tahun 2025.

Page 3: PENDAHULUAN - Pertanian

B P T P R i a u 3

P e t u n j u k T e k n i s

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

a. Tanah

Tanaman kakao menghendaki keadaan tanah yang

mempunyai sifat sebagai berikut:

Mengandung humus atau bahan organik tanah terutama

pada lapisan tanah bagian atas (0 – 25 cm)

Tebal lapisan tanah (solum=jeluk) minimum 90 cm, agar

cukup untuk pertumbuhan akar.

Struktur tanah gembur

Mempunyai kandungan hara yang tinggi

Dapat tumbuh pada pH tanah 4 – 8 dan optimum pada pH 6

– 7,5

Ketinggian tempat antara 0 – 500 di atas permukaan

laut(dpl) dan masih bisa ditanam sampai ketinggian 800 m

dpl.

b. Iklim

Terletak pada daerah 10° LS sampai 10°LU

Curah hujan sebesar 1500 – 2500 mm/tahun dengan bulan

kering ( < 60 mm/bulan) kurang dari 3 bulan.

Suhu maksimum 30-32°C dan suhu minimum 18-21° C

dengan kelembaban udara yang relatif tetap dan tinggi,

yaitu diatas 80%.

Page 4: PENDAHULUAN - Pertanian

B P T P R i a u 4

P e t u n j u k T e k n i s

Intensitas cahaya matahari optimum 50 5 dan pada tanah

yang subur, tanaman dapat tumbuh baik sampai intensitas

cahaya 70-80 %.

KLON – KLON UNGGUL TANAMAN KAKAO

Salah satu penyebab rendahnya produktivitas kakao di

Indonesia adalah masih belum digunakannya bahan tanam unggul

yang sesuai kondisi lingkungan setempat. Untuk menyusun

komposisi klon kakao yang sesuai untuk setiap kondisi lingkungan,

disini dijelaskan tentang sifat-sifat dari beberapa klon kakao unggul,

yang dapat dibudidayakan atau dikembangkan di suatu daerah,

seperti klon-klon dibawah ini:

1. Klon ICS 13

Ciri-ciri :

Habitus tanaman besar

Daya hasil 1.852 kg/ha

Berat biji kering 1.03 g/biji

Warna flush merah tua

Bentuk daun panjang membulat

Ujung daun meruncing

Pangkal daun tumpul

Bentuk buah bulat memanjang

Pangkal buah tumpul tanpa leher botol

Kulit buah agak kasar

Alur buah tegas

Page 5: PENDAHULUAN - Pertanian

B P T P R i a u 5

P e t u n j u k T e k n i s

Ujung buah meruncing

Warna buah muda merah kecoklatan

Warna buah masak merah jingga

2. Klon ICS 60

Ciri-ciri :

Habitus tanaman besar

Daya hasil 1.500 kg/ha

Berat biji kering 1.67 g/biji

Warna flush merah kekuningan

Bentuk daun panjang meruncing

Ujung daun meruncing

Pangkal daun tumpul

Bentuk buah bulat memanjang

Pangkal buah tumpul dengan leher botol

Kulit buah kasar

Alur buah tegas

Ujung buah meruncing

Warna buah muda hijau muda

Warna buah masak kuning

3. HIBRIDA

Ciri – Ciri :

Habitus tanaman besar

Daya hasil 2 ton/ha

Berat biji kering 1 g/biji

Page 6: PENDAHULUAN - Pertanian

B P T P R i a u 6

P e t u n j u k T e k n i s

Warna flush merah muda

Bentuk daun panjang membulat

Ujung daun meruncing

Pangkal daun tumpul

Bentuk buah bulat memanjang

Pangkal buah tumpul dengan leher botol

Kulit buah kasar

Alur buah dalam

Ujung buah meruncing

Warna buah muda hijau muda

Warna buah masak kuning

4. RCC 70

Ciri – ciri :

Habitus tanaman sedang

Hasil persilangan THS 858 x ICS 60

Bersifat kompatibel sendiri

Daya hasil 2.287 kg/ha

Berat biji kering 1.18 g/biji

Warna flush merah

Tahan hama Helopeltis spp.

Bentuk buah agak bulat, kulit buah agak halus

Pangkal buah tumpul dengan leher botol

Ujung buah meruncing

Alur kurang tegas

Page 7: PENDAHULUAN - Pertanian

B P T P R i a u 7

P e t u n j u k T e k n i s

Warna buah muda cerah, buah masak merah jingga

5. RCC 73

Ciri-ciri :

Habitus tanaman sedang

Hasil persilangan Pa x UF 11

Bersifat inkompatibel sendiri

Daya hasil 2.439 kg/ha

Berat biji kering 1.16 g/biji

Agak toleran penyakit busuk buah.Warna flush kuning

kemerahan

Bentuk buah agak panjang, kulit buah agak halus

Pangkal buah agak tumpul dengan leher botol sangat jelas

Ujung buah meruncing

Alur kurang tegas

Warna buah muda hijau, buah masak kuning tu

Page 8: PENDAHULUAN - Pertanian

B P T P R i a u 8

P e t u n j u k T e k n i s

BUDIDAYA TANAMAN KAKAO

PERSEMAIAN

a. Syarat Lokasi Persemaian

Terletak dekat dengan sumber air

Topografinya datar

Drainasenya baik

Dekat pengawasan dan akses transportasinya mudah

Terlindung dari tiupan angin dan penyinaran matahari

langsung

b. Penyiapan Tanah Persemaian

Penyiapan tanah persemaian terdiri atas pembersihan areal

sebagai berikut :

Semua rumput dan semak dibabat habis sampai permukaan

tanah

Semua pohon ditebang dan dikumpulkan pada suatu tempat

untuk kemudian dibakar setelah kering.

Semua batu dan kerikil dikeluarkan dari areal

c. Petak-Petak Bedengan

Persemaian bedengan dibuat dengan arah utara – selatan

Ukuran bedengan 1,5 x 15 m atau sesuai dengan tempat

Bedengan untuk perkecambahan biji dibuat dengan ukuran

yang sama, dari papan atau bambu.

Page 9: PENDAHULUAN - Pertanian

B P T P R i a u 9

P e t u n j u k T e k n i s

d. Pengecambahan Benih

Sebelum disemaikan, celupkan benih ke dalam larutan

formalin 2,5 % selama 10 menit. Kemudian biji diletakkan ke

dalam lapisan pasir persemaian dan sedikit ditekan sehingga

masuk ke dalam pasir. Jarak antar benih 2 – 3 cm.

Untuk menjaga kelembaban dan percikan air siraman

langsung, tutup permukaan bedengan dengan alang-alang

atau jerami yang telah dipotong-potong setebal 2,5 cm.

Lakukan penyiraman dua kali sehari (pagi dan sore).

e. Seleksi dan Pemindahan Semaian ke Pembibitan

Pilihlah benih yang mulai berkecambah setelah 4 – 5 hari,

jangan gunakan benih yang berkecambah lebih dari 12 hari

atau kecambah yang akarnya bengkok.

Lakukan pemindahan apabila keping benih telah terbuka dan

sepasang daun kecil telah terbentuk. Pemindahan dikatakan

terlambat apabila daun sudah besar dan keterlambatan

pemindahan ini dapat menyebabkan terputusnya akar

tunggang.

PEMBIBITAN

a. Syarat lokasi pembibitan

Dekat dengan sumber air dan areal penanaman kakao

Topografinya datar den sistem drainasenya baik

Mudah diawasi dan mudah akses transportasinya

Terlindung dari tiupan angin dan sinar matahari langsung

Page 10: PENDAHULUAN - Pertanian

B P T P R i a u 10

P e t u n j u k T e k n i s

b. Persiapan Media pembibitan

Siapkan dan campur media tanam (tanah, pasir dan pupuk

kandang) dengan perbandingan 1 : 1 : 1

Siapkan polybag ukuran 20 x 30 cm, beri lubang dengan

diameter 1 cm sebanyak 18 lubang. Isi dengan campuran

media tanam

Buat bedengan dengan atap daun kelapa atau daun rumbia,

tinggi atap sebelah timur 1,5 m dan sebelah barat 1,2 m,

lalu atur intensitas cahaya matahari yang masuk sekitar 30 –

50 %.

Susun polybag pada bedengan dengan jarak antar polybag

15 cm x 15 cm atau 15 cm x 30 cm.

c. Penanaman di Pembibitan

Buatlah lubang pada media tanam sedalam ± 10 cm.

Pindahkan satu kecambah kakao ke lubang tanam dalam

polybag, usahakan agar akar dapat berdiri lurus di dalam

lubang.

d. Pemeliharaan Bibit

Lakukan penyiraman setiap hari atau disesuaikan dengan

kondisi cuaca.

Lakukan pemupukan Urea 2 gr/bibit setiap 2 minggu

Buka atap bedengan secara bertahap pada saat umur bibit 2

minggu.

Page 11: PENDAHULUAN - Pertanian

B P T P R i a u 11

P e t u n j u k T e k n i s

e. Pembongkaran dan Pengangkutan Bibit

Siram media tanam dalam polibag untuk mempermudah

proses pembongkaran bibit

Potong daun tua yang lebar kira-kira sepertiga dari panjang

daun untuk mengurangi penguapan,

Lakukan pengangkutan dengan hati-hati.

Potonglah akar bibit yang sudah keluar dari polybag agar

selama pengangkutan media bibit tidak pecah.

PERSIAPAN LAHAN

a. Pembersihan Lahan

Pembersihan lahan (land clearing) dapat dilakukan dengan

beberapa cara, yaitu mekanik dengan menggunakan alat berat,

manual dengan menggunakan tenaga manusia untuk membersihkan

gulma, atau dengan kombinasi keduanya untuk areal eks-HPH yang

memiliki tegakan cukup banyak dan kerapatan gulma yang tinggi.

b. Pemancangan

Pemancangan dilakukan untuk mempermudah proses

penanaman dan mendapatkan jalur tanam yang lurus sehingga

mempermudah proses perawatan tanaman yang meliputi:

Pemancangan jalur tanaman penaung sementara

Pemancangan jalur tanaman penaung tetap

Pemancangan jalur tanaman kakao

Page 12: PENDAHULUAN - Pertanian

B P T P R i a u 12

P e t u n j u k T e k n i s

c. Jarak Tanam

Jarak tanam yang dapat diterapkan adalah :

3m x 3m, kebutuhan bibit per 1 Ha adalah 1.111 pohon

dengan persediaan bibit sulaman (20%) sebanyak 222

pohon. Jumlah keseluruhan bibit yang harus disiapkan

adalah 1.333 pohon.

4m x 2m, kebutuhan bibit per 1 Ha adalah 1.250 pohon

dengan persediaan bibit sulaman (20%) sebanyak 250

pohon. Jumlah bibit yang harus disiapkan adalah 1.500

pohon.

d. Pembuatan Lubang Tanam

Buatlah lubang tanam 6 bulan sebelum masa tanam.

Isi lubang tanam dengan pupuk hijau yang berasal dari

tebasan gulma atau pupuk kandang bila tersedia.

Kemudian lubang ditutup 3 bulan sebelum bibit kakao

ditanam.

PENANAMAN

a. Menanam Tanaman Penaung

Tanam tanaman penaung 1 tahun sebelum dilakukan

penanaman tanaman kakao

Tanaman penaung sementara yang dapat digunakan adalah

pisang, sedangkan

Tanaman penaung tetap yang dapat digunakan adalah

kelapa, lamtoro gung atau tanaman lain yang memiliki nilai

Page 13: PENDAHULUAN - Pertanian

B P T P R i a u 13

P e t u n j u k T e k n i s

ekonomi sehingga dapat memberikan tambahan pendapatan

bagi petani.

B. Menanam Tanaman Kakao

- Buka kembali lubang tanam seukuran tanah putaran polybag

bibit

- Masukkan bibit berikut tanah dalam polibag ke dalam lubang

tanam dan isi tanah ke lubang hingga bibit berdiri tegak

- Padatkan tanah dengan kaki secara berangsur-angsur untuk

menghindari pecahnya tanah dalam polybag.

- Rapatkan tanah timbunan sedemikian rupa sehingga jika hujan

area lubang tanam tidak terendam air

PEMELIHARAAN

a. Penyulaman

- Lakukan penyulaman terhadap bibit yang mati atau abnormal

pertumbuhannya

- Penyulaman dilakukan sampai dengan umur tanaman 1 tahun.

b. Penyiangan Gulma

Penyiangan gulma pada areal pertanaman bertujuan untuk

menghindari :

- Persaingan dalam mengambil air dan unsur hara.

- Gulma yang bisa menjadi sumber hama & penyakit

- Adanya gangguan pada tanaman, terutama gulma yang

merambat

Page 14: PENDAHULUAN - Pertanian

B P T P R i a u 14

P e t u n j u k T e k n i s

- Kesulitan dalam pemeliharaan dan saat panen.

c. Pemupukan

Jenis pupuk yang digunakan untuk tanaman kakao adalah :

Urea (46% N); ZA (21%N); TSP (46% P2O5), SP-36 (36% P2O5); KCl

(60% K2O). Kiserit (27% MgO) dan Dolomit (19% MgO). Dosis

pupuk per tanaman per tahun disesuaikan dengan umur tanaman,

untuk tanaman kakao yang penaungnya baik, hujannya cukup, sifat

fisika dan kimia tanahnya baik, dosis pupuk yang direkomendasikan

adalah :

Tabel 1. Jenis, dosis pupuk yang tepat berdasarkan umur tanaman

Umur

(Fase)

Satuan Urea TSP/SP-36 KCl Kieserit

Bibit gr/bibit 5 7 4 4

0-1 th gr/ph/th 25 33 20 40

1-2 th gr/ph/th 45 60 35 40

2-3 th gr/ph/th 90 120 70 60

3-4 th gr/ph/th 180 240 135 75

>4 th gr/ph/th 220 240 170 120

Sumber : Pusat Penelitian Kopi dan Kina

d. Pemangkasan

Tujuan Pemangkasan pada tanaman kakao adalah:

Membentuk kerangka dasar (cabang tanaman kakao yang

kuat).

Page 15: PENDAHULUAN - Pertanian

B P T P R i a u 15

P e t u n j u k T e k n i s

Mengatur kelembaban udara dalam kebun.

Mengatur masuknya sinar matahari untuk proses fotosintesis

tanaman.

Memacu dan meningkatkan serta menghasilkan bunga dan

buah yang banyak.

Memotong bagian cabang yang terserang hama/penyakit,

rusak/patah.

Menekan resiko berkembangnya hama penyakit, terutama

cendawan.

Pemangkasan pada tanaman hasil perbanyakan generatif:

a. Pemangkasan Bentuk,

bertujuan untuk membentuk kerangka tanaman

yang kuat dan seimbang.

Pemangkasan dilakukan pada saat tanaman belum

menghasilkan (TBM) sekitar umur 8 – 12 bulan.

Caranya dengan memelihara tiga cabang primer dari

jorket yang kuat pertumbuhannya, dan mengatur

cabang-cabang sekunder yang tumbuh seimbang ke

segala arah.

b. Pemangkasan Pemeliharaan & Produksi,

bertujuan untuk mempertahankan kerangka yang

sudah terbentuk baik dan membuat Indeks Luas

Daun (ILD) dalam kondisi optimum (sekitar 3,7 –

5,7).

Page 16: PENDAHULUAN - Pertanian

B P T P R i a u 16

P e t u n j u k T e k n i s

Caranya dengan membuang cabang sekunder pada

jarak 30 – 60 cm dari jorket, cabang sakit, cabang

balik, cabang terlindung atau cabang yang

melindungi, cabang yang masuk jauh ke dalam tajuk

tanaman di sebelahnya.

Pemangkasan dilakukan pada tanaman yang telah

menghasilkan (TM) dengan frekuensi 6 - 8 kali per

tahun dan tunas air dibuang 2 – 4 minggu sekali.

c. Pemangkasan Pemendekan Tajuk,

bertujuan untuk memebatasi tinggi tajuk tanaman

maksimum 3,5 – 4,0 m.

Dilakukan setahun sekali pada awal musim hujan

dan hindari pemangkasan saat tanaman berbunga

lebat atau ketika sebagian besar buah masih pentil

(panjang < 10 cm).

Pemangkasan pada pertanaman hasil perbanyakan vegetatif

adalah sebagai berikut:

Pemangkasan bentuk dilakukan setelah tanaman rimbun ( ±

umur 1 th). Pemangkasan dilakukan dengan memilih semua

cabang besar yang kuat, dengan arah pertumbuhannya

membentuk huruf V.

Pemangkasan selanjutnya dengan mengatur cabang-cabang

sekunder, usahakan arah pertumbuhannya merata,

seimbang dan tidak saling menutup.

Page 17: PENDAHULUAN - Pertanian

B P T P R i a u 17

P e t u n j u k T e k n i s

Pemangkasan pemeliharaan selanjutnya sama dengan

tanaman asal perbanyakan generatif.

e. Pengelolaan Pohon Penaung

Tanaman Penaung Sementara Pisang

Batasi jumlah anakan pisang maksimum dua anak per

rumpun. Bersihkan daun-daun kering sebulan sekali dan

lakukan pemupukan dengan dosis 300 gr gr/rumpun/tahun

Urea, 300 gr/rumpun/tahun TSP dan 400 gr/rumpun/tahun

KCl. Musnahkan tanaman pisang apabila tanaman kakao

sudah mulai berbuah (setelah berumur 4 tahun).

Tanaman Penaung Tetap Lamtoro

Jarak tanam lamtoro 3 x 3m atau 4 x 4 m. Kurangi secara

bertahap secara bertahap dan sistematis. Saat kakao

berumur 4 tahun populasi penaung dikurangi sebanyak 25 %

dan pada umur 5 tahun dikurangi lagi sebanyak 25%.

Populasi akhir dipertahankan sebanyak 500 – 600 pohon/ha.

pada daerah bertipe curah hujan basah (type A-B) menurut

Schmidt & Ferguson, dari populasi akhir tersebut sebanyak

50 % populasi dipotong pucuknya pada awal musim hujan,

dan 50 % sisanya dipotong pada musim hujan tahun

berikutnya. Pemotongan dilakukan pada jarak 1 m di atas

tajuk kakao. Setiap 3 bulan buang cabang dan ranting yang

bersifat mengganggu.

Page 18: PENDAHULUAN - Pertanian

B P T P R i a u 18

P e t u n j u k T e k n i s

Penaung Tetap Kelapa

Lakukan siwingan (“cincingan”) pelepah bila naungan terlalu

berat terutama pada musim hujan. Naungan yang baik

untuk kakao adalah apabila intensitas cahaya matahari yang

masuk 70 – 80 %. Pada tanaman kelapa sudah sangat tinggi

(berumur < 40 th) lalukan tambahan penaung, dengan

lamtoro atau Glirisidia . Untuk hasil produksi kelapa yang

baik, dilakukan pemupukan dengan dosis : Untuk tanaman

belum menghasilkan (TBM) berupa; Urea 100 gr, TSP atau

SP-36 200 gr;MSP 420 gr, kiserit 210 gr dan boron 10 gr

masing-masing perpohon pertahun untuk kelapa hibrida.

Sedangkan untuk kelapa dalam berikan dosis pupuk

setengahnya.

Untuk tanaman menghasilkan (TM), berikan pupuk urea 100

gr, rock fosfat 750 gr, MOP 1000 gr, kiserit 400 gr masing-

masing diberikan perpohon pertahun.

Page 19: PENDAHULUAN - Pertanian

B P T P R i a u 19

P e t u n j u k T e k n i s

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT

Serangan hama dan penyakit merupakan salah satu

penyebab menurun bahkan gagalnya produksi pertanaman kakao.

Untuk itu dalam melakukan pengendalian hama dan penyakit kakao

utamakan dengan sistem pengendalian secara teroadu (PHT) dan

pemakaian pestisida sebagai alternatif yang terakhir pengendalian

Hama Utama Tanaman Kakao

Penggerek Buah Kakao (PBK) Conopomorpha cramerella (Snell)

Gejala Serangan

Buah bergejala masak awal, yaitu belang kuning dan jika

buah digoyang tidak berbunyi seperti halnya buah masak normal.

Jika dibelah tampak biji-biji kakao saling melekat dan berwarna

kehitaman, biji tidak berkembang, ukuran biji kecil dan tidak

bernas.

Pengendalian:

a. Preventif (Daerah Bebas PBK) :

Gunakan bahan tanaman kakao dan perlengkapan lain

dari daerah yang tidak terserang PBK (karantina).

Lakukan pengamatan dan pengawasan ketat di TPH

(Tempat Pengumpulan Hasil) yang bertujuan untuk

mendeteksi dini adanya serangan baru.

Page 20: PENDAHULUAN - Pertanian

B P T P R i a u 20

P e t u n j u k T e k n i s

Lakukan sanitasi, dengan mengubur kulit buah, plasenta

dan buah busuk.

Lakukan penyelubungan/kondomisasi buah berukuran 8–

10 cm dengan kantong plastik

b. Tanaman/daerah tanaman yang terserang PBK

Lakukan pemangkasan bentuk dengan membatasi tinggi

tajuk tanaman maksimum 4 m untuk mempermudah

pengendalian dan panen.

Lakukan pemanenan dan sanitasi seminggu sekali.

Lakukan pengambilan biji kakao setelah buah dibawa ke

TPH.

Gunakan semut hitam sebagai musuh alami PBK

(pengendalian secara biologi).

Untuk meningkatkan populasi semut hitam, buatlah

sarang dari lipatan daun kelapa atau daun kakao yang

diletakkan di atas jorket.

Kepik Penghisap Buah Kakao

Ada 3 jenis serangga yang dikenal sebagai kepik penghisap

buah kakao, yaitu : Helopeltis spp. ; Pseudodoniella typica dan

Amblypelta theobromoae

Gejala Serangan :

Buah kakao yang terserang tampak bercak-bercak cekung

berwarna coklat kehitaman.

1. Helopeltis spp. Buah berbercak kecil, diameter 2-3 mm dan

letaknya cenderung di ujung buah.

Page 21: PENDAHULUAN - Pertanian

B P T P R i a u 21

P e t u n j u k T e k n i s

2. Pseudodoniella spp. Buah berbercak kecil, diameter 2-3 mm

tetapi distribusinya terpusat pada bagian buah yang

terlindung, misalnya pangkal dan bagian yang menempel

pada batang.

3. Amblypelta spp. Ukuran bercak lebih besar dan lebih dalam

dengan distribusi merata di seluruh permukaan buah.

- Serangan pada buah muda menyebabkan buah kering

dan mati, tetapi jika tumbuh terus, permukaan kulit buah

retak dan terjadi perubahan bentuk.

- Serangan pada pucuk atau ranting menyebabkan pucuk

layu dan mati (die back), ranting mengering dan

meranggas.

Pengendalian :

Teknik pengendalian yang efektif dan efisien dengan Sistem

Peringatan Dini (SPD) dilakukan apabila tingkat serangan

Helopeltis < 15 %. Keberhasilan pengendalian secara SPD

ditentukan faktor-faktor : organisasi, keterampilan dan

kedisiplinan tenaga pengamat, penyemprot, dan pengawas.

Lakukan penyemprotan secara menyeluruh (blanket

spraying) jika tingkat serangan > 15 %

Pengendalian secara biologis menggunakan semut hitam

(Dolichoderus thoracichus).

Penggerek Batang Kakao

Ada dua jenis hama penggerek batang kakao, yaitu Zeuzera

coffeae Nietn dan Glenea spp.

Page 22: PENDAHULUAN - Pertanian

B P T P R i a u 22

P e t u n j u k T e k n i s

Gejala Serangan :

a. Zeuzera coffeae Nietn

Biasanya menyerang tanaman muda (TBM), gejala serangan

awal terdapat lubang gerekan pada batang atau cabang,

pada permukaan lubang sering terdapat campuran kotoran

serangga ini dengan serpihan jaringan.

Akibat gerekan larva, bagian tanaman di atas lubang

gerekan layu, kering dan mati.

b. Glenea spp. ,

Larva menggerek batang kakao pada jaringan kambium

terutama di pangkal batang

Arah gerekan menyamping (horizontal) dan dari lubang

gerekan dikeluarkan sisa-sisa gerekan yang strukturnya

berserat dan berbuih.

Arah gerekan yang horizontal menyebabkan kerusakan kulit

batang berbentuk cincin (ring barking)

Pengendalian :

Secara Mekanis :

Potong batang/cabang terserang 10 cm di bawah lubang

gerekan ke arah pangkal batang/cabang kemudian larva

dibakar.

Secara Kimia

Injeksikan insektiosida racun nafas ke dalam lubang gerekan

Secara Biologi

Page 23: PENDAHULUAN - Pertanian

B P T P R i a u 23

P e t u n j u k T e k n i s

Semprotkan suspensi konidia jamur Beauveria bassiana ke

dalam lubang gerekan dengan konsentrasi 1,18 x 10 7

konidia / ml air.

Hama lain pada tanaman kakao adalah tikus dan babi hutan

terutama pada daerah-daerah yang perawatannya kurang dan

sanitasi areal pertanaman yang tidak baik.

Penyakit Utama Tanaman Kakao

Penyakit Busuk Buah Phytophthora palmivora Bult.

Gejala serangan :

Buah kakao yang terserang berbercak coklat

kehitaman, biasanya dimulai dari ujung atau pangkal buah.

Penyebaran;

Melalui sporangium atau klamidospora yang terbawa atau

terpercik air hujan.

Saat tidak ada buah, jamur dapat bertahan di dalam tanah

dengan membentuk klamidospora.

Penyakit berkembang dengan cepat pada kebun yang

mempunyai curah hujan tinggi

Pengendalian :

Sanitasi kebun, yaitu memetik semua buah busuk,

kemudian membenamkannya dalam tanah sedalam 30 cm.

Kultur teknis, yaitu dengan pengaturan pohon pelindung

Page 24: PENDAHULUAN - Pertanian

B P T P R i a u 24

P e t u n j u k T e k n i s

dan pemangkasan tanaman, sehingga kelembaban di

dalam kebun turun.

Kimiawi, yaitu penyemprotan buah sehat secara

preventif dengan fungisida berbahan aktif tembaga

(Copper Sandoz, paket NORBESAN plus Fifanon, Cobox

dll) konsentrasi formulasi 0,3%, selang waktu 2 minggu.

Penyakit Kanker Batang, Phytophthora palmivora (Bult.)

Gejala Serangan

Kulit batang agak berlekuk dan berwarna lebih gelap atau

kehitam-hitaman, sering terdapat cairan kemerahan yang

kemudian tampak seperti lapisan karat.

Jika lapisan luar dibersihkan maka tampak lapisan di

bawahnya membusuk dan berwarna merah anggur.

Penyebaran :

Penyebaran sama dengan penyebaran penyakit busuk

buah.

Terjadi karena pathogen yang menginfeksi buah menjalar

melalui tangkai buah mencapai batang, yang berkembang

pada kebun dengan kelembaban dan curah hujan tinggi,

atau sering tergenang air.

Pengendalian :

Kulit batang yang membusuk dikupas sampai batas kulit

yang sehat.

Page 25: PENDAHULUAN - Pertanian

B P T P R i a u 25

P e t u n j u k T e k n i s

Luka kupasan dioles dengan fungisida tembaga misal

Copper Sandoz, paket NORBESAN plus Fifanon dll.,

konsentrasi 3% formulasi

Bila serangan pada kulit batang sudah hampir melingkar,

maka tanaman dipotong atau dibongkar.

Penyakit VSD (Vascular Streak Dieback), Oncobasidium

theobromae.

Gejala serangan

Daun menguning dengan bercak-bercak hijau.

Sayatan bekas duduk daun yang sakit tampak tiga noktah

berwarna coklat kehitaman.

Garis-garis coklat pada jaringan kayu, lentisel dari ranting

sakit membesar Nekrosis di antara tulang daun seperti

gejala kekurangan unsur Ca.

Penyebaran :

Menyebar melalui basidiospora yang diterbangkan oleh

angin pada malam hari.

Perkembangan penyakit sangat dibantu oleh kelembaban

atau curah hujan yang tinggi dan suhu yang rendah

di malam hari.

Pengendalian:

Pemangkasan sanitasi, yaitu memotong ranting sakit sampai

pada batas gejala garis coklat pada xilem, ditambah 30-

Page 26: PENDAHULUAN - Pertanian

B P T P R i a u 26

P e t u n j u k T e k n i s

50 cm di bawahnya 1-3 bulan sekali secara efektif.

Eradikasi, yaitu pembongkaran tanaman yang

terserang berat.

Kelayuan Pentil (cherelle wilt):

Merupakan penyakit fisiologis seperti halnya gugur buah

pada tanaman buah-buahan.

Angkanya dapat mencapai 79-90% dari penti l yang

tumbuh.

Setelah pentil berumur lebih dari 2,5 bulan telah terbebas

dari penyakit ini.

Penyebabnya adalah persaingan nutrien antara pentil

dengan pertunasan (flushing) dan buah-buah dewasa,

serta luka mekanis karena tusukan Helopeltis spp.

Kendalikan dengan memberikan pupuk yang tepat, dan

tidak melakukan pangkasan berat serta pembukaan

penaung drastis yang dapat memacu pertunasan intensif.

Page 27: PENDAHULUAN - Pertanian

B P T P R i a u 27

P e t u n j u k T e k n i s

REHABILITASI TANAMAN

Rehabilitasi bertujuan untuk memperbaiki yang rusak dan

mendapatkan produksi yang lebih tinggi. Rehabilitasi pada

pertanaman kakao dewasa dapat dilakukan dengan metode

sambung samping dan sambung pucuk

Metode sambung samping

Lakukan pada awal musim hujan, saat tumbuh aktif

ditandai kulit batang mudah dibuka.

Lakukan pada batang bawah yang sehat.

Siapkan batang atas (entres) klon-klon unggul anjuran yang

jelas identitasnya. Bahan entres berupa cabang plagiotrop

berwarna hijau atau hijau kecoklatan yang daunnya telah

menua, dengan diameter 0,75-1,50 cm.

Metode Sambung pucuk atau okulasi pada tunas air

Lakukan pada bibit umur 3 bulan

Ambil entres dari klon-klon unggul yaitu ICS 60, TSH 858,

ICS 13, dan GC 7

Entres berasal dari cabang-cabang plagiotrop yang sehat,

warna hijau kecoklatan. Diameter 1 cm, dengan 3

mata tunas, pangkal entres disayat miring hingga runcing

seperti baji.

Batang bawah potong datar, sisakan 3 lembar daun.

Amati setelah 10-15 hari. Bi la sambungan jadi tunas,

biarkan tumbuh sepanjang ± 2 cm,

Page 28: PENDAHULUAN - Pertanian

B P T P R i a u 28

P e t u n j u k T e k n i s

Buka tutup entres tanpa melepas tali ikatan. Buka Tali

ikatan setelah tunas baru berumur 3 bulan.

Bibit siap ditanam setelah berumur 7 bulan

Page 29: PENDAHULUAN - Pertanian

B P T P R i a u 29

P e t u n j u k T e k n i s

PANEN DAN PASCA PANEN

Panen

Petik buah yang sudah masak (umur 4,5 – 6 bulan)

dengan gunting, atau pisau bergalah dan hindari

rusaknya bantalan bunga, buah masak ditandai

dengan perubahan warna kulit buah. Buah yang muda

hijau, setelah masak kuning, sedangkan yang muda merah

setelah masak menjadi orange

Hindari pemetikan buah yang masih mentah atau

lewat masak karena biji seringkali sudah

berkecambah di dalam buah.

Kumpulkan buah di TPH (Tempat Pengumpulan

Hasil), dan pisahkan buah yang sakit dari yang sehat.

Pecakan buah, kemudian biji dikumpulkan dalam

wadah dan dibawa ke pengolahan, la lu benam

ku l i t buah a tau d iproses men jad i kompos/ pupuk

o rgan i k

Hindari pemecahan buah dengan alat logam.

Pasca Panen

F e r m e n t a s i

T u j u a n :

M e m u d a h k a n m e l e p a s z a t l e n d i r d a r i

p e r m u k a a n k u l i t b i j i

Page 30: PENDAHULUAN - Pertanian

B P T P R i a u 30

P e t u n j u k T e k n i s

Menghasilkan biji dengan mutu dan aroma yang baik

Menghasilkan biji yang tahan terhadap hama dan jamur

selama penyimpanan

Menghasilkan biji dengan warna yang cerah dan bersih.

Cara Fermentasi :

1. Fermentasi dengan kotak/peti fermentasi :

Masukkan biji kakao dalam kotak terbuat dari lembaran

papan yang berukuran panjang 60 cm dengan tinggi 40 cm

(kotak dapat menampung ± 100 kg biji kakao basah)

setelah itu kotak ditutup dengan karung goni/daun pisang.

Lakukan pembalikan pada hari ke 3 (setelah 48 jam) agar

fermentasi biji merata.

Keluarkan biji kakao pada hari ke 6 biji-biji dan jemur.

2. Fermentasi menggunakan keranjang bambu :

Bersihkan Keranjang bambu terlebih dahulu dan alasi

dengan daun pisang kemudian masukkan biji kakao

(keranjang dapat menampung ± 50 kg biji kakao basah)

Tutup keranjang dengan daun pisang.

Pada hari ke 3 lakukan pembalikan biji dan pada hari ke 6

biji siap dijemur.

Perendaman dan Pencucian.

Tujuan perendaman dan pencucian adalah menghentikan

proses fermentasi dan memperbaiki kenampakan biji. Sebelum

Page 31: PENDAHULUAN - Pertanian

B P T P R i a u 31

P e t u n j u k T e k n i s

pencucian dilakukan perendaman ± 3 jam untuk meningkatkan

jumlah biji bulat dengan kenampakan menarik dan warna coklat

cerah. Umunya biji kakao yang dicuci adalah jenis edel

sedangkan jenis bulk tergantung pada permintaan pasar.

Pengeringan

Bertujuan untuk menurunkan kadar air dari 60%

menjadi 6 - 7% dan proses pengeringan sebaiknya

dilakukan secara lambat.

Dapat dilakukan dengan sinar matahari, mesin

pengering atau kombinasi keduanya.

Dalam penjemuran, hamparkan biji di atas alas yang bersih,

tebal 5 cm dan dibalik 1-2 jam sekali tergantung cuaca.

Lama penjemuran 10 hari.

Alat pengering yang biasa digunakan adalah Vis Dryer dan

Cocoa Dryer. Alat tersebut biasa dikombinasikan dengan

penjemuran. Suhu diatur 60 - 70 °C dengan prins ip

pengeringan secara lambat.

Tanda biji kering adalah rapuh/mudah patah, beratnya 1/3

berat basah.

Sortasi dan Penyimpanan

Sortasi

Kegiatan ini bertujuan untuk memisahkan biji kakao dari

kotoran yang terangkut dan memisahkan biji atas dasar

kenampakan fisik dan ukuran biji. Mutu biji dikelompokkan

Page 32: PENDAHULUAN - Pertanian

B P T P R i a u 32

P e t u n j u k T e k n i s

berdasarkan syarat yang ditetapkan Direktorat Standarisasi

Departemen Perdagangan.

Penyimpanan

Bi j i dikemas dalam wadah yang kuat, ber s ih ,

t idak te rkontaminas i dengan bau yang ta jam,

b iasanya menggunakan karung goni. Kemudian biji dalam

wadah tersebut disimpan dalam ruang yang tidak lernbab,

cukup ventilasi, bersih, bebas pencemaran bau. Antara

lantai dengan tumpukan biji diberi alas kayu yang berjarak

10 cm dari permukaan lantai.

Page 33: PENDAHULUAN - Pertanian

B P T P R i a u 33

P e t u n j u k T e k n i s

STANDAR MUTU BIJI KAKAO

Tabel 2. Syarat umum mutu biji kakao

No Karakterisasi Syarat

1 Kadar air, % maksimum 7,5

2 Biji berbau asap dan atau abnormal dan

atau berbau asing

Tidak Ada

3 Serangga hidup Tidak Ada

4 Kadar biji pecah dan atau pecahan biji dan

atau pecahan kulit, % maksimum

3

5 Kadar benda-benda asing. % maksimum 0

Page 34: PENDAHULUAN - Pertanian

B P T P R i a u 34

P e t u n j u k T e k n i s

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1988. Cara Bercocok Tanam Cokelat. Proyek Informasi Pertanian Yogyakarta.

Anonim. 2010. Profil Singkat Komoditi Kakao. http: //regionalinvestment.com/newsipid/userfiles/komoditi/3/ka

kao_profilsingkat.pdf.

Anonim. 1991. Hama dan Penyakit Tanaman pada Tanaman Coklat.

Balai Informasi Pertanian Kalimantan Tengah.

Firdausil, AB., Nasriyatu & Yani, A. 2008. Teknologi Budidaya Kakao. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi

Pertanian.

Sukamto, S., Sulistyowati, S. & Wiryadiputra, S. 1998. Pengenalan

dan Pengendalian Hama-Penyakit Tanaman Kakao. Pusat Penelitian Kopo dan Kakao.

Prabowo,. Y. A. 2010. Budidaya Kakao. http://teknis-

budidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya_kakao.html. 27

mei 2010.