pendahuluan tumpang opo ae
DESCRIPTION
panduan timpang sari jagung dan kedelaiTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam bercocok tanam, terdapat beberapa pola tanam agar efisien dan
memudahkan kita dalam penggunaan lahan, dan untuk menata ulang kalender
penanaman. Pola tanam sendiri ada tiga macam, yaitu : monokultur, polikultur
(tumpangsari), dan rotasi tanaman. Ketiga pola tanam tersebut memiliki nilai plus
dan minus tersendiri. Pola tanam memiliki arti penting dalam sistem produksi
tanaman. Dengan pola tanam ini berarti memanfaatkan dan memadukan berbagai
komponen yang tersedia (agroklimat, tanah, tanaman, hama dan penyakit,
keteknikan dan sosial ekonomi).
Tumpangsari merupakan suatu usaha menanam beberapa jenis tanaman pada
lahan dalam waktu yang sama, yang diatur sedemikian rupa dalam barisan-barisan
tanaman. Penanaman dengan cara ini bisa dilakukan pada dua atau lebih jenis
tanaman yang relatif seumur, misalnya jagung dan kacang tanah atau bisa juga
pada beberapa jenis tanaman yang umurnya berbeda-beda. Untuk dapat
melaksanakan pola tanam tumpangsari secara baik perlu diperhatikan beberapa
faktor lingkungan yang mempunyai pengaruh diantaranya ketersediaan air,
kesuburan tanah, sinar matahari dan hama penyakit. Penentuan jenis tanaman
yang akan ditumpangsarikan dan saat penanaman sebaiknya disesuaikan dengan
ketersediaan air yang ada selama pertumbuhan.
1.2 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui cara penanaman tumpang sari tanaman jagung dan
kedelai dan menghitung dosis pemupukannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tumpang sari adalah suatu bentuk pertanaman campuran (polyculture) berupa
pelibatan dua jenis atau lebih tanaman pada satu areal lahan tanam dalam waktu
yang bersamaan atau agak bersamaan. Tumpang sari yang umum dilakukan adalah
penanaman dalam waktu yang hampir bersamaan untuk dua jenis tanaman
budidaya yang sama, seperti jagung dan kedelai, atau jagung dan kacang tanah.
Dalam kepustakaan, hal ini dikenal sebagai double-cropping. Penanaman yang
dilakukan segera setelah tanaman pertama dipanen (seperti jagung dan kedelai
atau jagung dan kacang panjang) dikenal sebagai tumpang gilir.Tumpang sari
dapat pula dilakukan pada pertanaman tunggal (monokultur) suatu tanaman
perkebunan besar atau tanaman kehutanan sewaktu tanaman pokok masih kecil
atau belum produktif. Hal ini dikenal sebagai tumpang sela (intercropping).
Jagung atau kedelai biasanya adalah tanaman sela yang dipilih. Dalam kehutanan
hal ini disebut sebagai wana tani. Suatu konsep serupa juga diterapkan bagi
budidaya padi dan ikan air tawar yang dikenal sebagai mina tani.
Tumpang sari adalah cara bercocok tanam pada satu petak lahan dengan dua
atau tiga tanaman sekaligus. Cara bercocok tanam semacam ini memberikan
beberapa keuntungan antara lain lahan yang ada bisa dimanfaat dengan sebaik
baiknya. Manfaat lainnya adalah dalam satu musim kadang hama menyerang pada
salah satu tanaman, namun tidak menyerang jenis tanaman lainnya sehingga jika
satu jenis tanaman terserang penyakit maka jenis tanaman lainnya masih bisa
selamat.Jagung bisa tumbuh dengan baik jika ditanam disela sela tanaman kedelai,
biasanya untuk periode musim tanam yang ke tiga yaitu padi - padi - kedelai. Pola
semacam ini sudah mulai banyak diterapkan para petani pada lahan sawah semi
irigasi, dimana pada musim penghujan mereka menanam padi sebanyak 2 kali
sedangkan pada musim kemarau ganti menanam kedelai dengan memanfaat air
tanah yang dipompa dengan menggunakan mesin diesel. Sebagai persiapan awal
lahan bekas tanaman padi dibuat selokan menggunakan traktor dengan jarak
kurang lebih satu setengah meter. Kemudian benih kedelai dimasukkan pada
lubang lubang yang telah di buat menggunakan tugal (gejik). Pada keesokan
harinya barulah benih jagung ditanam dengan cara yang sama menggunakan tugal.
Usahakan benih jagung yang sudah dimasukkan dalam lubang ditutup dengan
pasir atau pupuk kandang, bisa juga menggunakan sekam bekas pembakaran
pabrik tahu. Mengapa di beri jarak satu hari setelah penanaman kedelai karena
benih jagung tidak menyukai lahan yang terlalu banyak air. Tanah yang basah
tanpa ada genangan air akan membuat benih jagung tumbuh dengan baik. Jika
terlalu banyak air benih jagung akan membusuk. Pada setiap gulutan tanah cukup
diberi satu deret tanaman jagung dan posisi deretan berada ditepi saluran air
bagian kiri dan kanannya. Tidak perlu tiap saluran air diberi tanaman jagung
namun beri jeda satu saluran air kosong tak ada tanaman jagungnya, sedangkan
sebelahnya ada lagi tanamannya.
Pola tanam atau (cropping patten) iyalah suatu urutan pertanaman pada
sebidang tanah selama satu periode. Lahan yang dimaksut bisa berupa lahan
kosong atau lahan yang sudah terdapat tanaman yang mampu dilakukan tumpang
sirih. Usaha yang dilakukan dengan melaksanakan penanaman pada sebidang
lahan dengan mengatur susunan tata letak dari tanaman dan tata urutan tanaman
selama periode waktu tertentu, termasuk masa pengolahan tanah dan masa tidak
ditanami selama periode tertentu. Produktivitas merupakan suatu hal yang sangat
vital dalam usaha pertanian, dimana akhir-akhir ini semakin ditantang untuk
mengimbangi tuntutan sosial ekonomi masyarakat suatu bangsa. Peningkatan
jumlah penduduk menyebabkan permintaan akan kebutuhan hasil-hasil pertanian
baik jenis, jumlah maupun kualitasnya. Disisi lain lahan untuk pertanian semakin
terbatas karena alih fungsi lahan menjadi tempat pemukiman, industri, sarana
jalan serta sarana fisik lainnya, Untuk itu, bagaimana merancang suatu model
penanaman, agar lahan yang semakin terbatas itu dapat menghasilkan produksi
yang tinggi secara berkelanjutan.Jagung sebagai tanaman pangan, menduduki
urutan kedua setelah padi. Disamping itu juga mempunyai peranan yang tidak
kalah pentingnya dengan padi, karena jagung merupakan salah satu jenis bahan
makanan yang banyak mengandung karbohidrat sehingga dapat dijadikan sebagai
pengganti beras. Di Indonesia sangat mendukung dikembangkannya komoditi
jagung, sebab jagung memiliki potensi yang cukup baik untuk dibudidayakan dan
mudah diusahakan. Konsumsi jagung di Indonesia terus meningkat, karena itu
peluang pemasaran jagung masih terbuka lebar).Selain komoditi jagung sebagai
bahan makanan, masih dibutuhkan komoditi lain seperti kacang hijau. Kacang
hijau merupakan salah satu jenis komoditi dari jenis tanaman leguminosa yang
mempunyai arti penting. Posisinya menduduki urutan ketiga setelah kedelai dan
kacang tanah. Manfaat kacang hijau sebagai penghasil bahan makanan merupakan
hal yang sangat penting, karena jenis kacang ini banyak mengandung vitamin
terutama vitamin B1 yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan gizi masyarakat
yang relatif kurang vitamin. Beberapa pola tanam yang biasa diterapkan antara
lain tumpang sari, tumpang gilir, tanaman bersisispan, dan tanamana campuran.
Tumpang sari (intercropping), adalah melakukan penanaman lebih dari satu
tanaman yang memiliki umur sama atau berbeda contoh tumpang sari sama umur
seperti jagung dan kedelai; tumpang sari beda umur seperti jagung, ketela pohon,
padi gogo.Tumpang gilir (Multiple Cropping) yaitu penanaman yang dilakukan
secara beruntun sepanjang tahun dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain
untuk mendapat keuntungan maksimum.
Tumbuhan monokotil dan dikotil ialah salah satu penggolongan secara garis
besar darikelompok tetumbuhan, oleh sebab itu dengan pengamatan ini
diharapkan mampu menganalisistipe tumbuhannya berdasarkan anatominya. pada
pengamatan jaringan yang dimiliki oleh keduatumbuhan relatif sama, tetapi bila
diteliti perbedaan nampak pada susunan berkas pengangkutnyabila pada dikotil,
memiliki kambium dan monokotil tidak berkambium yang nantinya
akanmemengaruhi pertulangan daunnya (nervatio) dari tumbuhan monokotil
maupun dikotil. tumbuhan itu terbagi atas beberapa jenis, diantaranya tumbuhan
berbiji.Tumbuhan berbiji (spermatophyte) dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae) dan tumbuhan berbiji tertutup
(angiospermae). Tumbuhan berbiji tertutup (angiospermae) dikelompokkan lagi
menjadi dua, yaitu tumbuhan berkeping satu (monokotil) dan tumbuhan berkeping
dua (dikotil). Masing-masing jenis tumbuhan berkeping biji tersebut mempunyai
ciri karakteristik yang berbeda-beda, baik secara morfologi maupun anatomi.
Tumpangsari merupakan suatu usaha menanam beberapa jenis tanaman pada
lahan dan waktu yang sama, yang diatur sedemikian rupa dalam barisan-barisan
tanaman. Penanaman dengan cara ini dapat dilakukan pada lahan dan waktu yang
sama , dua atau lebih jenis tanaman yang relatif seumur, misalnya jagung dan
kacang tanah atau bisa juga pada beberapa jenis tanaman yang umurnya berbeda-
beda.
Tumpang sari adalah sistem bercocok tanam dengan menanam dua atau lebih jenis
tanaman yang lain family secara serempak. Keuntungan tumpang sari yaitu:
1) Mencegah dan mengurangi pengangguran musim
2) Memperbaiki keseimbangan gizi masyarakat petani
3) Adanya pengolahan tanah yang minimal
4) Jika tanaman tumpang sari berhasil semua, masih dapat diperoleh nilai
tambah
5) Mengurangi erosi dan jika salah satu tanaman gagal panen, dapat diperoleh
tanaman yang satu lagi.
Tumpang sari mengkombinasikan bermacam tanaman dalam satu lahan. Ada
banyak manfaat yang diberikan tumpang sari dan kombinasinya pun beraneka
ragam. Jenis - jenis kombinasinya dapat berupa : 1. Tanaman legum, pohon buah -
buah kecil, padi - padian dan tanaman sayuran. 2. Jagung dan kacang - kacangan ,
jagung akan menaungi kacang - kacangan dan kacang akan memberi nitrogen bagi
jagung.Model tanaman tumpang sari memiliki banyak keuntungan yaitu:
mengurangi kegagalan panen, mencegah erosi dan meningkatkan hasil petani.
keuntungan lain, mampu meningkatkan efisiensi pemanfaatan lingkungan
dan tenaga kerja, menekan serangan hama dan penyakit,selain itu dapat
meningkatkan efisiensi penggunaan air.Masalah yang timbul dari budidaya
tumpang sari adalah terjadinya persaingan antara dua spesies yang ditanam,
persaingan dapat mencakup air, hara,cahaya dan ruang. Sebagai dampak
persaingan ,baik tanaman utama, maupun tanaman sela, mengalami penurunan
pertumbuhan dan hasil dibandingkan petumbuhan dan hasil tanaman monokultur.
Jagung memang asli benua Amerika. Diperkirakan ia berasal dari Meksiko.
Buktinya, fosil tepung sari berumur 80.000 tahun ditemukan 6 km di bawah kota
Meksiko
Di Indonesia, jagung merupakan bahan pangan penting sumber karbohidrat kedua
setelah beras. Disamping itu, jagung pun digunakan sebagai bahan
makanan/pakan yang sebagian besar untuk ternak ayam ras menunjukkan tendensi
makin meningkat setiap tahun dengan laju kenaikan lebih dari 20%. Sebaliknya,
penggunaan sebagai bahan pangan menurun.
Produktivitas jagung di Indonesia tiap tahun cenderung meningkat karena adanya
varietas-varietas unggul baru. Pada tahun pertama Pelita I hasil jagung nasional
hanya 0,9 ton/hektar tetapi dalam lima tahun terakhir (1990-1994) meningkat
menjadi 2,17 ton/hektar.
Lokasi usaha adalah salah satu faktor yang perlu mendapat perhatian karena
menyangkut tempat tumbuh tanaman. Tanaman jagung merupakan tanaman yang
berfotosintesis C4, maksudnya mempunyai kapasitas fotosintesis yang tinggi.
Karena suka terhadap cahaya, maka lokasi yang akan digunakan untuk usaha
budidaya jagung dipilih areal yang terbuka, tidak tergenang air tetapi persediaan
airnya cukup agar dapat diairi apabila diperlukan.Untuk dapat melaksanakan pola
tanam tumpangsari secara baik perlu diperhatikan beberapa faktor lingkungan
yang mempunyai pengaruh di antaranya ketersediaan air, kesuburan tanah, sinar
matahari dan hama penyakitTanaman jagung tidak membutuhkan persyaratan
yang khusus karena tanaman ini tumbuh hampir pada semua jenis tanah asalkan
tanah tersebut subur, gambut, kaya akan bahan organik dan drainase maupun
aerase baik. Keasaman tanah (pH) yang diperlukan untuk pertumbuhan optimal
tanaman jagung antara 5,5-6,5, tetapi yang paling baik adalah 6,8.
BAB III
METODE
3.1. Waktu dan Tempat
Waktu : Penanaman benih, Sabtu, 19 april 2014, Penyulaman 26 april 2014.
Tempat : Disamping Gedung OECF Fakultas Pertanian Universitas
Mulawarman
3.2. Alat dan Bahan
Alat : Parang, tali raffia, meteran, alat tulis, ember, cangkul.
Bahan : benih jagug, benih kacang kedelai, papan plot untuk nama
kelompok, air, pupuk.
3.3.Cara Kerja
1. Persiapan lahan.dilakukan dengan membuka lahan (pembersihan areal lahan)
dan pengolahan tanah (pembuatan bedengan 2 x 3 meter.
2. Pembuatan jarak tanam. Untuk jagung 50 x 50 cm dan untuk kacang kedelai
berada Siantar jagung dengan jarak 25 x 25 cm.
3. Penanaman. Dilakukan sesuai dengan jarak tanam yang telah ditentukan.
Penanaman berselang seling dengan jagung dan kacang kedelai.
4. Pemeliharaan. Dilakukan dengan penyiraman, pemupukan, penjarangan,
penyiangan, pemupukan dan pengendalian hama penyakit.
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengamatan
JAGUNG I (pengamatan pertama, selasa 6 mei 2014)
NOTINGGI
TANAMANJUMLAH DAUN LEBAR DAUN
1. 33 6 3,7
2. 30 7 4
3. 25 6 5,9
4. 28 6 4,9
5. 20 6 3,5
6. 26 5 3,4
7. 18 4 2,1
8. 41 7 4
9. 33 6 3,3
10. 31 5 4
11. 48 8 5
12. 39 8 5
13. 47 6 4
14. 52 9 5,2
15. 32 5 4,9
16. 44 7 5
17. 42 7 5
18. 55 9 3,9
19. 45 7 5
20. 35 4 3,9
21. 33 6 3,8
22. 34 8 4,1
23. 53 9 4,6
24. 47 8 4,2
25. 41 8 4,9
26. 34 7 5,5
27. 49 7 4,9
28. 38 9 4,9
29. 57 8 4,9
30. 35 8 4,1
31. 43 7 5
32. 50 7 5,5
33. 50 6 5,5
34. 31 8 3,4
35. 30 7 4,2
36. 39 5 3,4
37. 43 9 5,6
38. 47 8 5,9
39. 32 10 6
40. 39 7 4
KEDELAI I (pengamatan pertama, selasa, 6 mei 2014)
NO TINGGI TANAMAN JUMLAH LEBAR DAUN
DAUN
1) 14 7
2) 6 2
3) - -
4) - -
5) - -
6) 13 5
7) -
8) 14 5
9) 10,5 5
10) 11,5 5
11) - -
12) - -
13) 13,5 5
14) 15,5 5
15) 12,5 5
16) 0 -
17) 7 6
18) 11 4
19) 13 5
20) 9,5 5
21) - -
22) 3 -
23) 14 11
24) - -
25) 12 5
26) 13,5 5
27) 11,5 5
28) 11.5 5
29) - -
30) - -
31) - -
32) - -
33) 11,5 5
34) - -
35) 10,5 5
36) 11,5 5
37) - -
38) 11 5
39) 14 5
40) 10 5
41) - -
42) 8 6
43) 7 6
44) 8 5
45) - -
46) 12 5
47) 12 5
48) 3 -
49) - -
50) - -
51) - -
52) 2 -
53) - -
54) 2 -
55) 4 -
56) - -
57) 8,5 5
58) 11,5 5
59) 14,5 5
60) 15 8
61) 12 5
62) 16 5
63) - -
64) - -
65) - -
66) 14 5
67) 9 5
68) 5 5
69) 10 6
70) 13 -
71) - -
72) - -
73) - -
74) 11 7
75) 7 5
76) - -
77) 11 6
78) 2 -
79) - -
80) 14 6
JAGUNG II (pengamatan jagung kedua, jum’at 16 mei 2014)
NO TINGGI TANAMANJUMLAH
DAUNLEBAR DAUN
1) 45 4
2) 31 4
3) 43 4
4) 42 4
5) 26 4
6) 45 5
7) 36 4
8) 55 5
9) 31 4
10) 52 4
11) 46 5
12) 43 6
13) 47 5
14) 46 6
15) 32 3
16) 45 5
17) 33 5
18) 37 5
19) 41 5
20) 49 6
21) 37 4
22) 45 5
23) 55 7
24) 45 5
25) 37 4
26) 43 5
27) 50 6
28) 48 5
29) 48 5
30) 46 5
31) 34 4
32) 47 5
33) 46 5
34) 42 5
35) 37 4
36) 35 4
37) 42 5
38) 39 5
39) 49 5
40) 36,5 5
KEDELAI II (pengamatan kedua, jum’at 16 mei 2014)
NO TINGGI TANAMAN JUMLAH DAUN PEBAR DAUN
1) 16,7 8 3
2) 9 2 1,2
3) - - -
4) - - -
5) 14,5 8 2,7
6) 17,5 8 3,3
7) - - -
8) 15,5 8 3,4
9) 13,5 8 3
10) 17 11 4,4
11) - - -
12) - - -
13) 16 8 3
14) 22 11 4,7
15) 15 8 2,2
16) - - -
17) 11,5 8 2,4
18) 11,5 8 2,3
19) 17,5 9 3,6
20) 14,5 8 3,9
21) - - -
22) 5 - -
23) 20 14 3,1
24) - - -
25) 18 8 3,6
26) 16,5 8 3,9
27) 17,5 8 3,7
28) 18,6 8 3,5
29) - - -
30) - - -
31) - - -
32) - - -
33) 16,5 8 4,6
34) - -
35) 17 8 4,7
36) 17 8 4
37) 8,5 2 1,5
38) 18,5 11 4
39) 19,5 8 4,3
40) 17 9 3,9
41) - - -
42) 12 9 3,4
43) - - -
44) 13,5 6 2,3
45) 13,5 6 2,3
46) 18 8 2,6
47) 16 4 3,5
48) 17,9 2 3,1
49) - - -
50) - - -
51) - - -
52) 11,5 2 2,4
53) - - -
54) - - -
55) 14,5 5 3,5
56) 18 5 3,1
57) - - -
58) 15 8 3
59) - - -
60) 15,5 11 4,2
61) 16,5 8 5,1
62) 20,2 11 5,1
63) 16 11 4,3
64) 20 11 3,1
65) - - -
66) - - -
67) - - -
68) 17 11 5
69) 12,5 9 2,7
70) - - -
71) 7 5 2,1
72) 13 6 1,8
73) 18,5 11 4,7
74) - - -
75) - - -
76) - - -
77) - - -
78) 13,5 7 2,5
79) 12,5 7 2,7
80) - - -
JAGUNG III (pengamatan ketiga, abu 28 mei 2014)
NO TINGGI TANAMANJUMLAH
DAUNLEBAR DAUN
1) 110 7 6
2) 86 5 4,5
3) 121,2 7 6,4
4) 117,5 9 4,5
5) 121,2 5 4,3
6) 100,2 5 4,4
7) 99 7 5
8) 110,6 5 4,3
9) 67,8 5 4
10) 97,6 5 6,5
11) 99,9 9 4,5
12) 105,3 5 5
13) 120,3 6 5
14) 109,9 6 5,7
15) 70,5 5 4,2
16) 100,5 6 5.6
17) 100,2 5 4.2
18) 115,6 6 6
19) 112,9 6 4.5
20) 76,5 5 4
21) 90,2 6 5
22) 98,7 6 4,3
23) 140 7 4,9
24) 120,2 5 5
25) 100 4 3,9
26) 84,2 4 4,2
27) 120 6 3,3
28) 129 5 3,9
29) 121 6 4,2
30) 112 5 3
31) 99 5 3,2
32) 120,6 7 4,1
33) 119,2 6 5
34) 118,3 7 5,2
35) 119 5 3,8
36) 76 4 4,6
37) 111,6 5 5,6
38) 121 5 4,3
39) 119,8 5 4
40) 72,9 4 3,3
JAGUNG IV (pengamatan keemat, rabu 4 juni 2014)
NO JUMLAH DAUN LEBAR DAUN
TANAMAN
1) 136 9 7,5
2) 109 7 6,5
3) 144 9 8,2
4) 147,5 11 7,6
5) 151 7 7,2
6) 142,5 8 7,4
7) 154,7 9 7,3
8) 164,1 8 7,2
9) 104,3 7 7,1
10) 133,9 8 8,2
11) 134,9 11 7,4
12) 145,3 7 7
13) 1677,3 10 7,4
14) 169,8 10 7,9
15) 105,6 7 6,1
16) 141,2 11 7,9
17) 132,1 10 6,7
18) 155,1 8 8
19) 159,3 9 8,1
20) 109,7 7 5,9
21) 126,1 8 7
22) 129,9 10 7
23) 183,5 12 7,6
24) 154,3 10 7,5
25) 141,8 9 6
26) 184,2 9 6,1
27) 167,3 11 6,6
28) 162,2 10 6,4
29) 160,5 11 7,6
30) 133,2 10 5,5
31) 120,1 10 5,9
32) 151 11 7,3
33) 143,3 10 8
34) 143,8 11 7,3
35) 123,1 9 6,3
36) 107,7 8 6
37) 129,8 9 8,5
38) 135,2 9 8,1
39) 150,1 10 8
40) 110,5 9 6,4
KEDELAI IV (pengamatan ke empat, rabu 4 juni 2014)
N0 TINGGI TANAMANJUMLAH
DAUNLEBAR DAUN
1) 21 10 3,6
2) 11 15 1
3) 23,2 6 3,4
4) 16,3 7 2,1
5) 21,9 14 3,1
6) 30,1 17 5
7) 18 15 2
8) 33 19 5,5
9) 23 15 4,4
10) 35,7 19 6
11) 12,1 9 1,8
12) 11,7 6 2,2
13) 25,3 18 4,1
14) 38,4 19 6,3
15) 25,9 12 3,6
16) 28,5 15 3
17) 28 15 4,8
18) 34 17 4
19) 22 17 3,9
20) - -
21) - -
22) 26 16 1,4
23) 33 18 5,1
24) 26 20 5,1
25) 31 14 5,6
26) 30 12 6,9
27) - 0 -
28) 13 2 2,6
29) - -
30) - -
31) 31 18 6
32) - -
33) 33 18 4,4
34) 21 11 2,2
35) 21 10 2,6
36) 36 19 4,9
37) 32 14 5
38) 29 17 2,5
39) - - -
40) 24 18 5
41) - - -
42) 22 12 3,3
43) 15 9 3,8
44) - - -
45) 33 16 6,1
46) 28 15 5,4
47) 32 14 4,8
48) - - -
49) - - -
50) - - -
51) 19 11 3,5
52) - - -
53) - - -
54) 25 11 3,9
55) 26 17 4,3
56) 36 18 3,9
57) - - -
58) - - -
59) - - -
60) 21 11 4
61) 21 18 3,9
62) - - -
63) - - -
64) 38 19 5,1
65) 21 16 5,6
66) 14 13 6
67) 33 12 3,9
68) 18 18 4,5
69) - - -
70) 28,5 18 6
71) 27 19 4,2
72) 20 18 5,7
73) - - -
74) - - -
75) 15 18 6
76) 24 19 4,3
77) - - 0
78) - - 3,7
79) 21 16 2,9
80) 18 17 2,7
4.2. Pembahasan
Praktikum ini diawali dengan pembukaan lahan, kemudian pengolahan
lahan dan pembuatan bedengan. Pembukaan lahan dilakukan dengan menebas
vegetasi berupa rumput rumput gajah yang ada pada lahan tersebut. Kemudian
dilanjutkan dengan pengolahan lahan, pengolahan lahan dilakukan dengan cara
menambahkan bahan organik dengan harapan dapat membantu menggeburkan
tanah. Setelah itu dilakukan penanaman jagung dan kedelai. Pada budidaya kali
ini jarak tanam yang digunakan adalah untuk jagung yaitu 50 50 cm dan
diantara jagung dan jagung tersebut ditanami dengan kedelai. Berarti dapat
dikatakan tanaman kedelai memiliki jarak tanam 25 25 cm.
Kedalaman tanam juga harus diperhatikan, karena jika terlalu dalam
maka bisa menyebabkan biji tidak tumbuh. Demikian pula jika terlalu dangkal
akan menyebabkan tanaman mudah rebah jika sudah tumbuh. Kedalaman tanam
tanaman jagung biasanya lebih dalam dari tanaman kedelai. Hal ini dikarenakan
tipe perkecambahannya yang berbeda. Pada tanaman jagung tipe
perkecambahannya adalah hipogeal yaitu biji tidak ikut terangkat kepermukaan
sedangkan tanaman kedelai tipe perkecambahannya adalah epigeal yaitu tipe
perkecambahan yang mengangkat kotiledon dari biji. Sehingga jika tanaman
kedelai ditanaman terlalu dalam dapat menyebabkan biji tidak tumbuh karena
tanaman tidak kuat mengangkat kotiledon keatas menembus tanah. Sehingga biji
dapat busuk dan mati.
Setelah ditanam maka dilakukan pemeliharaan dengan cara penyiraman
untuk menjaga kelembaban tanah dan memenuhi kebutuhan air bagi tanaman.
Penyiraman dilakukan setiap sore hari dengan cara manual atau menggunakan
model irigasi tradisional menggunakan ember. Selain penyiraman dilakukan pula
pemupukan, sanitasi (pembersihan dari gulma) dan pengendalian hama penyakit.
Berikut adalah data perhitungan pemupukan.
Perhitungan pupuk :
Dari rekomendasi dosis pemupukan tertera bahwa kebutuhan pupuk untuk
tanaman jagung adalah : N = 45 kh/ha, P2O5 = 60 kg/ha, dan K2O = 30 kg/ha.
Maka dapat dihitung jumlah pupuk tersedia yang akan diberikan kepada tanaman.
Jika pupuk yang tersedia untuk mengganti unsur N adalah urea, untuk mengganti
kebutuhan P2O5 adalah SP 36 dan untuk mengganti unsur K2O maka dapat
dihitung jumlahnya sebagai berikut.
Unsur N dalam urea adalah = 45%, P2O5 dalam SP36 = 36 % dan K2O
dalam KCL = 51 %, maka dosis pemupukan dalam luasan 1 Ha adalah :
Dosis urea = 100 kg/Ha
Dosis SP36 = 166,6 kg/Ha = 167 kg/Ha
Dosis KCL = 58,82 kg/ Ha
Maka dapat dihitung dosis pupuk yang diberikan untuk petak/ bedengan :
Ukuran bedengan yang digunakan dalam praktikum ini adalah 2 3,
maka:
Ukuran bedengan = 2 3 = 6 m2.
Luas satu hektar = 100 100 = 10000 m2
o Dosis urea dalam satu hektar = 100 kg/ Ha,
Maka = → 10000 x = 100 6 → x = = 0,06 kg
Jika dijadikan dalam gram maka menjadi 60 gram/ bedengan.
o Dosis SP36 dalam satu hektar = 167 kg/ Ha
Maka = → 10000 x = 167 6 → x = = 0,1002 kg.
Jika dijadikan dalam gram maka menjadi 100,2 gram/ bedengan.
o Dosis KCL dalam satu hektar = 58,82 kg/ Ha
Maka = → 10000 x = 58,82 6 → x = = 0,0353 kg.
Jika dijadikan dalam gram maka menjadi 35,3 gram/ bedengan.
Pemupukan diberikan sebanyak dua kali yaitu ketika jagung berumur 20
hari dan ketika jagung berumur 40 hari. Berarti ketika jagung berumur 20 hari
diberikan separuh dari dosis pupuk yang tertera diatas. Berarti pada saat jagung
berumur 20 hari maka urea yang diberiakan sebanyak 30 gram, SP36 sebanyak
50,1 gram dan KCl sebanyak 17,65 gam. Dan sisanya diberikan pada saat jagung
berumur 40 hari.
Pada lahan budidaya tidak ditemukan adanya hama sehingga tidak ada
metode pengendalian yang kami terapkan. Hal ini terjadi karena kebersihan dari
lahan selalu terjaga. Dari hasil pengamatan yang ada dapat dilihat bahwa setiap
kali pengukuran selalu tampak peningkatan pertumbuhan dari tanaman.
peningkatan tersebut dapat dilihat dari panjang tanaman, jumlah daun, lebar daun
dan panjang daun yang selalu meningkat.
Peningkatan pertumbuhan dari masing masing tanaman dipengaruhi oleh
perawatan atau pemeliharaan tanaman yang dilakukan. Baik dari segi penyiraman,
pemupukan dan pengendalian hama penyakit yang selalu terpenuhi. Data yang
menunjukan peningkatan dapat dilihat pada tabel hasil pengamatan di atas. Dari
panjang daun, lebar daun dan jumlah daun yang meningkat dapat membantu
meningkatkan hasil produksi dari tanaman karena hasil dipengaruhi oleh
fotosintesis yang berlangsung didaun. Pada awalnya dari tanaman jagung
diharapkan dapat dipanen ketika jagung sudah menjadi baby corn, tetapi
kenyataannya waktunya tidak cukup untuk menunggu hingga jagung menjadi
baby corn. Pada saat pengamatan terakhir (yaitu pengamtan ke-4) dilakukan
tanaman jagung belum masuk pada fase generatifnya (belum terjadi pembungaan).
Sedangkan pada tanaman kedelai, pada saat pengamatan ke-3 tanaman kedelai
sudah masuk pada fase generatifnya ditandai dengan munculnya bunga pada
tanaman tersebut. Kemudian pada pengamatan terakhir yaitun pengamtan ke-4
tanaman kedelai sudah mulai berbuah.
Hal ini menunjukan bahwa pertumbuhan dari tanaman kedelai lebih cepat
dibandingkan dengan tanaman jagung. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan
mengapa tanaman jagung baik ditumpang sarikan dengan tanaman kedelai. Selain
itu, juga karena tanaman kedelai termasuk tanaman leguminase yang baik dalam
hal penambatan nitrogen dari udara, sehingga membantu menyediakan kebutuhan
unsur N bagi tanaman jagung.
BAB V
KESIMPULAN
1. Tumpang sari adalah suatu bentuk pertanaman campuran (polyculture)
berupa pelibatan dua jenis atau lebih tanaman pada satu areal lahan tanam
dalam waktu yang bersamaan atau agak bersamaan.
2. Tanaman jagung baik ditumpang sarikan dengan tanaman kedelai karena
tanaman kedelai dapat membantu menyediakan kebutuhan unsur N bagi
tanaman jagung.
3. Jarak tanam perlu diperhitungkan karena juga dapat mempengaruhi hasil
produksi dari tanaman.
4. Pertumbuhan tanaman jagung dan kedelai dari setiap pengamatan selalu
mengalami peningkatan.
5. Tanaman kedelai lebih cepat memasuki fase generatifnya dibandingkan
dengan tanaman jagung.
DAFTAR PUSTAKA
Aninomous. 2010. Pedoman Bertanam Jagung. Penerbit Nuansa Aulia : Bandung.
Budiman, H. 2012. Sukses Bertanam Jagung. Penerbit Pustaka Baru Press : Yogyakarta.
Purwono. 2011. Bertanam Jagung Unggul. Penerbit Penebar Swadaya : Jakarta.
Suhaeni, N. 2007. Petunjuk Praktis Menanam Kedelai. Penerbit Nuansa : Bandung.
Suprapto. 1997. Bertanam Kedelai. Penerbit Penebar Swadaya : Jakarta.
Indriyanto. 2010. WWW. Indriyanto. Blogspot.com/2010/bertanam-jagung/11am.
Intanayu. 2011. WWW. Intanayu. blogspot.com/2011/Parameter-tanaman/10am.
Tini. 2012. WWW. Tinisustainablemovement.wordpress.com/2012/03/08/
bubuk-kedelai-dari-biji-dan-kacang.html