pengantar ekonomi veteriner -...

27
PENGANTAR EKONOMI VETERINER Drh. Hj. Fitri Nursanti Poernomo, MSc, MBA. FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Upload: ngodang

Post on 19-Apr-2019

220 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

PENGANTAR

EKONOMI VETERINER

Drh. Hj. Fitri Nursanti Poernomo, MSc, MBA.

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PRINSIP EKONOMI DALAM KESEHATAN HEWAN

Ekonomi selalu berhubungan dengan alokasi sumber-sumber dana yang penggunaannya berdasarkan prioritas untuk menghasilkan keuntungan yang sebesar-besarnya.

Keuntungan dalam kesehatan hewan belum tentu langsung dapat dikategorikan sebagai keuntungan finansial, tetapi setiap keuntungan yang bisa dirasakan oleh manusia secara alamiah adalah keuntungan ekonomi.

Setiap program kesehatan hewan selalu dikaitkan dengan bobot keuntungan yg diperoleh, baik bagi peternak/kelompok ternak, maupun ekonomi suatu daerah, bahkan ekonomi secara nasional. Oleh karena itu dalam mengevaluasi suatu program, kita tidak bisa lepas dari teori-teori ekonomi yang mampu menjelaskan : “Bagaimana manfaat program tersebut apabila dijalankan?”

Tehnik-tehnik analisa ekonomi memungkinkan pengambil keputusan untuk berfikir lebih tepat, teliti dan cepat, terutama bila menyangkut sumber dana yang besar.

Dengan tehnik tersebut, para pengambil keputusan

dapat menentukan kebijakan yang paling tepat untuk

dijalankan berdasarkan prioritas maupun strategi yang

paling menguntungkan.

Prinsip ekonomi digunakan untuk Menghitung kerugian

penyakit dan keuntungan program pengendalian

penyakit

Namun demikian pertimbangan ekonomi bukanlah satu-

satunya dasar untuk pengambilan sebuah keputusan /

kebijakan

Produksi sebagai Aktivitas Ekonomi

Input : Barang-barang (pakan, obat-obatan, dll), jasa (tenaga kerja) yang dapat digunakan untuk menghasilkan output (daging, telur, susu)

Input adalah sumber daya yang dapat digunakan pada proses produksi

Output : Barang, jasa yang dihasilkan dari suatu aktivitas

Output adalah nilai produksi suatu badan usaha, baik yang dikonsumsi maupun di jual ke konsumen.

Nilai dari input dan output

Nilai uang dari semua unsur input dan output direfleksikan dengan opportunity cost-nya

Opportunity cost adalah keuntungan yang tidak kita dapatkan bila menggunakan suatu sumberdaya untuk mendapatkan suatu hal lainnya.

Semua input dan output dinilai dengan menggunakan harga

pasarnya.

Penyakit mengurangi hasil output untuk

biaya input yang sama

sehat

sakit

y1

y2

output

input

Penyakit meningkatkan biaya input untuk

hasil output yang sama

x1 x2input

output sehat sakit

METODA PERHITUNGAN

KERUGIAN EKONOMII. Kerugian Langsung Akibat Penyakit

Yaitu kerugian penurunan atau kehilangan produksi yang secara langsung disebabkan oleh adanya penyakit.

Perlu mengetahui parameter produksi dan efek penyakit terhadap sistem peternakan, sehingga dapat dibandingkan nilai output pada keadaan dengan dan tanpa penyakit

Dalam menghitung kerugian akibat penyakit digunakan 2 metoda pendekatan, yaitu :

1. Perhitungan kerugian sebagai fungsi dari nilai ternak :

- Kematian : dihitung dengan mengalikan % mortalitas menurut kelompok umur, jenis kelamin dll dengan harga per ekor untuk tiap kelompok.

- Kesakitan : dihitung dengan mengalikan % penurunan nilai ternak akibat sakit menurut umur, jenis kelamin, dll dengan harga per ekor untuk tiap kelompok.

Contoh Metoda 1 : Perhitungan kerugian akibat Surra pada

sapi

a. Perhitungan Nilai Ternak

Kelompok umur (th) 3- 4

Nilai berat badan (Rp.) 3,500,000.-

Jumlah ternak (ekor) 100

b. Perhitungan kerugian penyakit dalam rupiah

Asumsi yang digunakan untuk perkiraan efek tinggi & rendah

1) Tinggi : Nilai ternak seluruhnya hilang

Rendah : 1/3 nilai ternak masih bisa diselamatkan

2) Tinggi : 50% penurunan nilai ternak

Rendah : 35% penurunan nilai ternak

3) Tinggi : 15% penurunan nilai ternak

Rendah : 10% penurunan nilai ternak

Perhitungan Kerugian penyakit dalam Rupiah

________________________________________________________________

Efek Penyakit % Hi Lo

________________________________________________________________

Mortalitas 1) 4 14,000,000 9,333,333

↓ nilai ternak dlm populasi 20 35,000,000 24,500,000

bagi ternak gemuk2)

↓ nilai ternak dlm populasi 65 34,125,000 22,750,000

bagi ternak kurus3)

____________________________________________________________________________________________

Jumlah Kerugian 83,250,000 56,550,000

________________________________________________________________

(disesuaikan dari sumber Putt et al, 1988)

1. Perhitungan kerugian sebagai efek dari penyakit

terhadap produk ternak

Kerugian kematian dihitung seperti pendekatan pertama

Kerugian akibat sakit dihitung dengan melihat efek penyakit

terhadap parameter produksi, seperti :

- infertilitas

- keguguran

- keterlambatan dewasa kelamin

- penurunan produksi

- penurunan tenaga kerja

- penurunan berat badan dan lain sebagainya

Kerugian akibat mortalitas dan morbiditas ini selanjutnya

diproyeksikan dengan perkembangan populasi ternak dan

perkembangan penyakit per tahun

Contoh Metoda II : Menghitung kerugian penyakit Scabies pada domba

_______________________________________________________

Populasi ternak (ekor) 1,200

Rata-rata nilai kulit/ ekor (Rp) 80,000

Nilai domba yang mati/ ekor (Rp) 400,000

Harga domba potong/ ekor (Rp) 500,000

Insidens/tahun (%) 55

Kematian pada kelompok terinfeksi (%) 25

Penurunan BB pada kelompok terinfeksi (%) 14

Penurunan BB (%) 10

_______________________________________________________

Kerugian akibat kematian :

- Kehilangan nilai kulit = 165 x Rp 80,000 = Rp 13,200,000.-

- Kematian domba = 165 x Rp 400,000 = Rp 66,000,000.-

Kerugian akibat sakit :

- Penurunan BB = 495 x 14% x 10% x Rp 500,000

= Rp 3,465,000

Jumlah kerugian per tahun = Rp 82,665,000.-

(Disesuaikan dari sumber Hutabarat, TSPN, 1992. Kerugian per tahun

yang diakibatkan oleh Scabies pada domba di kecamatan Cijeruk,

Bogor)

Pada perhitungan dengan metoda ini dapat ditambahkan kerugian-kerugian yang berakibat pada membesarnya input suatu usaha, seperti meningkatnya biaya pakan, tenaga kerja dan perpanjangan waktu dalam pemeliharan akibat keterlambatan pencapaian usia dewasa /bobot badan dewasa.

II. Perhitungan Kerugian Tidak Langsung

Yaitu Kerugian yang timbul akibat adanya usaha - usaha untuk mencegah penyakit sebagai penghambat produksi.

Sebaliknya jika pengendalian penyakit dapat menghilangkan faktor - faktor penghambat produksi tersebut, maka keuntungan/ keberhasilan dari perubahan itu adalah keuntungan tidak langsung.

Contoh dari kerugian tidak langsung akibat Trypanosomiasis yang ditularkan lalat dapat menyebabkan terhambatnya produksi pertanian akibat penggunaan insekstisida yang berlebihan.

Kerugian lain akibat penyakit adalah :

Zoonosis

Perdagangan internasional,

Kerugian tidak teraba (intangible), dan lain sebagainya

Secara umum dapat dikatakan bahwa kerugian-kerugian semacam ini ada dan perlu dipertimbangkan dalam setiap perhitungan kerugian penyakit hewan.

PERHITUNGAN KEUNTUNGAN DARI

PENGENDALIAN PENYAKIT

Biaya pengendalian penyakit hewan bervariasi, tidak saja

bergantung pada jenis penyakit, tetapi juga pada waktu dan

tempat dimana program pengendalian tersebut ilaksanakan.

Meskipun demikian komponen - komponen dari biaya yang

dikeluarkan dan keuntungan yang diperoleh secara umum

dapat dibuat.

Tehnik umum yang biasanya digunakan adalah :

1. Analisa Parsial dari anggaran usaha tani (Partial farm

budgeting/ partial analysis)

2. Analisa keuntungan kotor (Gross Margin Analysis)

Partial Analysis

Dalam analisa ekonomi perlu diperhitungkan bahwa perubahan dari

input pada sustem produksi hewan dapat mempengaruhi kuantitas

dan kualitas outputnya. Tetapi biasanya sangat kompleks dan

informasi yang tersedia sering tidak cukup.

Oleh karena itu dalam perubahan produksi yang disebabkan oleh

kehadiran penyakit dan dilaksanakannya suatu program

pengendalian penyakit, sering digunakan tehnik Partial Analyisis

Tehnik ini merupakan cara sederhana untuk menganalisa finansial

suatu sistem. Yang diperlukan hanyalah komponen biaya dan

pendapatan yang terpengaruh oleh diimplementasikannya suatu

program pengendalian.

Tehnik ini menggambarkan konsekuensi secara finansial dari

perubahan prosedur dalam usaha tani.

Dasar Komponen Partial Analysis

BIAYA KEUNTUNGAN

A. Biaya Tambahan C. Kerugian yang Dapat Dihindari

B. Pendapatan yang Hilang D. Pendapatan Tambahan

A + B = TOTAL BIAYA C + D = TOTAL KEUNTUNGAN

KEUNTUNGAN BERSIH = TOTAL KEUNTUNGAN - TOTAL BIAYA

= (C+D) – (A+B)

Keempat komponen di atas tidak selalu dapat dipenuhi, beberapa proyek bisa saja tidak mempunyai komponen B dan C.

Yang perlu diperhatikan adalah jangan sampai terjadi perhitungan ganda pada komponen-komponen di atas.

Partial Analysis dari Beberapa Kebijakan Pengendalian Penyakit

Policy Costs Benefits

Do Nothing Tdk terkontrolnya

morbidity & mortality

Tidak ada resiko

pengeluaran tambahan

Treatment of

diagnosed cases

Biaya Surveillance,

treatment & diagnosa

Penurunan morbidity &

mortality

Control of the

disease

Biaya pengendalian

penyakit

Penurunan morbidity &

mortality, penurunan biaya

program sebelumnya yg

dapat dihemat (if any)

Eradication of the

disease

Biaya program, incl

survey, diagnosa dan

follow up program

Idem di atas, tidak ada

pengeluaran lg untuk

kematian, kesakitan dan

biaya lain

Gross Margin Analysis

Dalam menghitung biaya akibat penyakit dan usaha

pengendaliannya, sangat penting memisahkan biaya-biaya yang

bervariasi (variable costs) dari biaya-biaya tetap (fixed costs)

Tujuan pengalokasian biaya ini untuk menghitung perbedaan

pendapatan usaha dengan dan tanpa penyakit, serta dilakukan dan

tidak dilakukannya suatu program pengendalian penyakit.

Kehadiran suatu penyakit dan usaha pengendaliannya sangat

mempengaruhi variable costs dari suatu anggaran usaha, oleh

sebab itu mempengaruhi keuntungan kotor (Gross Margin).

Gross margin merupakan salah satu indeks ekonomis dalam

performance suatu usaha, yang biasanya diekspresikan kepada

unit-unit produksi, seperti gross margin per kandang, per hektar,

dlsb

Analisa ini merupakan metoda praktis dalam perhitungan finasial,

dan merupakan cara praktis untuk mengevaluasi keefektifan suatu

program

VARIABLE COSTS

Biaya yang bervariablel

Peningkatan biaya berbanding lurus

dengan peningkatan output

Termasuk : pakan, desinfektan, biaya

Treatment, analisa, tenaga kerja harian, dlsb

FIXED COSTS

Biaya yang relatif tetap

Tidak terpengaruh bila perubahan output hanya sedikit

Biaya tetap ada meski, output=0

Termasuk : tenaga tetap, depresiasi

kandang/alat

OUTPUT

Variable Costs

COSTS

COSTS

OUTPUT

Format Umum untuk Menghitung Gross Margin

Nilai ternak Awal + V A R I A B L E C O S T S = Total Nilai Awal & Biaya

+ biaya pembelian + Biaya-biayahewan pakan, obat

pemeliharaan, dll

(1) (2) (3) (4)

Nilai Akhir Ternak + penjualan produk + penjualan hasil = Total Nilai Ternak

dan hewan sampingan Akhir+Penjualan

(5) (6) (7) (8)

======================

GROSS MARGIN = (8) – (4)

======================

PRINSIP – PRINSIP DAN KRITERIA BENEFIT

COST ANALYSIS

Discounting adalah suatu proses mengkonversikan nilai yang akan datang menjadi nilai sekarang, biasanya digunakan dalam menilai suatu projek, dimana baik biaya maupun keuntungan yang akan diperoleh diperhitungkan (dikalikan dg) faktor diskon tahun ybs.

Future Values adalah menghitung nilai yang akan datang

Rumus FV = PV (1+i)n

Present Values adalah menghitung nilai sekarang

Rumus PV = FV

(1+i)n

i = discount rate

n = jumlah tahun dimana proyek dievaluasi

Discount Rate yang biasa digunakan dalam menilai suatu proyek disesuaikan dengan negara dimana proyek dijalankan

Contoh penggunaan :

Menghitung Future Value

Nilai sebuah gudang saat ini adalah Rp 300 000,000.-, inflation rate utk properti usaha tahun 2006 adalah 6%, berapa nilai jual gudang tersebut bila dijual 5 tahun yad ?

FV = PV (1+i)n

Menghitung Present Value

Pada tahun ini dibuat suatu perhitungan : untuk memenuhi konsumsi daging sapi dalam suatu kabupaten maka pada tahun 2013 harus dipotong 300,000 ekor sapi. Tingkat perkembangan populasi (growth rate) sapi diketahui 3.5%, dan tingkat pemotongan yang rasional supaya tidak mengganggu populasi adalah 12%. Harus berapa besar populasi sapi tahun ini agar memenuhi demand tsb

PV = FV

(1+i) n

Contoh penggunaan rumus :

Menghitung Growth Rate (i)

Pada tahun 1998 dilakukan sensus terhadap populasi ayam buras

di suatu daerah, diketahui populasi 5,350,071 ekor, pada tahun

1988 sensus menunjukkan populasi 3,897,136 ekor. Berapa tingkat

perkembangan (annual growth rate) disana ?

i = n FV

PV - 1

Menghitung Waktu (n)

Jika tingkat suku bunga saat ini adalah 12%, untuk berapa lamakah

kita harus menyimpan uang kita di bank, agar nilainya menjadi dua

kali lipat dari nilai sekarang?

n = log (FV/PV)

log (1+i)

KRITERIA MENILAI SUATU PROYEK

Bila Present Value Benefit>Present Value Costs

Dimana PVB adalah total dari semua Benefit yang telah diperhitungkan dengan faktor diskon setiap tahunnya (Discounted benefit),

sedang PVC adalah discounted Costs

Bila Nett Present Value (NPV) bernilai posistif

PVB - PVC > 0

NPV memberikan gambaran thd nilai proyek, tetapi sulit digunakan untuk merangking proyek

Benefit Cost ratio (BCR) > 1

Yaitu ratio antara PVB : PVC

Bermanfaat untuk merangking proyek

Internal Rate of Return (IRR) > r,

dimana r adalah tk suku bunga/inflasi yang berlaku

IRR harus > tingkat minimum yg diterima dari opportunity cost nilai uang diinvestasikan untuk proyek tersebut

IRR = DR ↓+ (DR - DR ↓) x (NPV pada DR ↓)

(I NPV pada DR + NPV pada DR ↓I)

Contoh Perhitungan Kelayakan Proyek

Thn Investasi Operasi&

pemeliharaa

n

Biaya

Prod

Total

Biaya

Disc.

Factor

(12%)

PVC Total

Pendapata

n

PVB PVB-

PVC

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

10,000

5,000

5,000

-

-

3,000

-

-

3,000

-

-

-

750

1500

1500

1500

1500

1500

1500

1500

-

-

600

1200

1200

1200

1200

1200

1200

1200

10,000

5000

6350

2700

2700

5700

2700

2700

5700

2700

0,893

0.797

0.712

0.636

0.567

0.507

0.452

0.404

0.361

0.322

8,929

3,986

4,520

1,716

1,532

2,888

1,221

1,090

2,055

869

-

-

2000

4000

5500

8000

8000

8000

8000

14500

-

-

1,424

2,542

3,121

4,053

3,619

3,231

2,885

4,669

-8,929

-3,986

-3,096

826

1,589

1,165

2,397

2,141

-829

3,799

26,000 11,250 9,000 46,250 28,807 58,000 25,543 - 3,264

Dg Disc Rate 12% 10% 8% 6%

NPV = - 3,264 -1,850 -116 2,008

BCR = 0.89

IRR = 7.891%

Contoh Soal

Pembangunan sebuah Poskeswan dan peralatannya menghabiskan

biaya sebesar Rp. 80 juta, terjadi setahun sebelum operasional proyek

tersebut. Direkrut dan ditraining seorang paramedis dengan biaya Rp

5 juta, juga dilengkapi sebuah sepeda motor seharga Rp 10 juta.

Diperkirakan setelah 5 tahun proyek berjalan nilai buku motor tinggal

40%, nilai bangunan dan peralatan sekitar 60%. Gaji paramedis

Rp. 1 juta/bulan, sedangkan operasional Rp. 2 juta/bulan, asumsi naik

setiap tahun 10%. Dari sisi keuntungan, diharapkan sudah terjadi

pada tahun pertama senilai Rp 30 juta. Pada tahun berikutnya

mencapai 2x lipat, setelah itu growth benefit 50% sampai akhir proyek.

Hitung NPV, BCR dan IRR proyek Poskeswan ini

Bogor, 18 Desember 2006