pengaruh intensitas mengikuti kegiatan osis...
TRANSCRIPT
PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI KEGIATAN
OSIS TERHADAP KREATIVITAS SISWA DI SMP
ISLAM AL SYUKRO UNIVERSAL KOTA
TANGERANG SELATAN
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Guna
Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
(S.Pd)
Disusun oleh:
Niken Latiefa Maharani
NIM 11150182000033
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
i
ABSTRAK
Niken Latiefa Maharani (NIM 11150182000033), Pengaruh Intensitas
mengikuti Kegiatan OSIS terhadap Kreativitas Siswa di SMP Islam Al Syukro
Universal Kota Tangerang Selatan. Skripsi Program Strata Satu (S-1),
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2019.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intensitas mengikuti
kegiatan OSIS terhadap kreativitas siswa di SMP Islam Al Syukro Universal Kota
Tangerang Selatan. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat
kuantitatif dengan pendekatan analisis regresi linear sederhana. Populasi dalam
penelitian ini adalah semua siswa di SMP Islam Al Syukro Universal Kota
Tangerang Selatan yang berjumlah 94 orang. Sampel dalam penelitian ini sebesar
48 orang. Teknik pengumpulan data utama menggunakan angket, dan studi
dokumen sebagai teknik pelengkap dalam mencari data.
Hasil dari penelitian menyebutkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
dari intensitas mengikuti kegiatan OSIS terhadap kreativitas siswa di SMP Islam
Al Syukro Universal Kota Tangerang Selatan. Hal tersebut dapat dilihat pada
pengujian statistik (uji T), hasil nilai Thitung sebesar 5,963 dan Ttabel sebesar 2,013
dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Dengan kriteria pengujian jika Thitung >
Ttabel dan jika Signifikansi < 0,05 maka H₀ ditolak. Sehingga hasilnya yaitu
terdapat pengaruh yang signifikan antara intensitas mengikuti kegiatan OSIS
terhadap kreativitas siswa di SMP Islam Al Syukro Universal Kota Tangerang
Selatan. Kemudian pada pengujian statistik melalui uji regresi linear sederhana
yaitu a = angka konstan dari Unstandardized Coefficients nilainya sebesar 25,796,
dan b = angka koefisien regresi nilainya sebesar 0,300. Angka ini mengandung arti
bahwa setiap penambahan 1% tingkat Intensitas mengikuti Kegiatan OSIS (X),
maka Kreativitas Siswa (Y) akan meningkat sebesar 0,686. Serta nilai R Square
sebesar 0,436 yang artinya sebesar 43,6% kreativitas siswa di SMP Islam Al Syukro
Universal Kota Tangerang Selatan dipengaruhi oleh intensitas mengikuti kegiatan
OSIS, dan sebesar 56,4% dipengaruhi faktor lain.
Kata kunci: OSIS, Intensitas mengikuti Kegiatan OSIS, Kreativitas Siswa
ii
ABSTRACT
Niken Latiefa Maharani (NIM 11150182000033), An effectiveness of Intensity
in Participating Student Organization Activities on Students’ Creativity at Al
Syukro Universal Islamic Junior High School, South Tangerang. Undergraduate
Thesis (S-1), Faculty of Teacher Training Science, Islamic State University
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019
This study aims to determine the effect of the intensity in participating OSIS
activities on students’ creativity at Al Syukro Islamic Junior high School, South
Tangerang. Quantitative paradigm with a simple linear regression analysis
approach was used in this research method. All students of 94 students at Al Syukro
Universal Islamic Junior High School, South Tangerang, were employed as the
population in this study. Then, 48 students were employed as the sample in this
study. A questionnaire was used in the main data collection technique, and study
document as complementary technique in finding data.
The results of the study revealed that there was a significant effect of the
intensity in participating OSIS activities on the students’ creativity at Al Syukro
Universal Islamic Junior High School, South Tangerang. It can be seen in the
statistical testing (T test), the results of 𝑇𝑐𝑜𝑢𝑛𝑡 was 5.963 and 𝑇𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒 was 2.013 with
a significance value of 0,000. By testing criteria if 𝑇𝑐𝑜𝑢𝑛𝑡 > 𝑇𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒 and if
Significance <0.05 then H₀ was rejected. So, the result showed that there was a
significant effect between the intensity in participating OSIS activities on students’
creativity at Al Syukro Universal Islamic Junior High School, South Tangerang.
Then, statistical testing through the simple linear regression test that a = a constant
number of Unstandardized Coefficients value of 25.796, and b = regression
coefficient value of 0.300. This figure implied that every 1% increased of the
intensity level in participating OSIS activities (X), so the Students’ Creativity (Y)
would be increased by 0.686 and R Square value of 0.436 which was mean that
43.6% of the creativity student at Al Syukro Universal Islamic Junior High School
in South Tangerang was influenced by the intensity in participating OSIS activities,
and by 56.4% influenced by other factors.
Keywords: OSIS, Intensity of participating OSIS Activities, Students’ Creativity
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis diberi kesempatan dan
kemudahan untuk menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam penulis curahkan
kepada Nabi Muhammad SAW, kelurga dan para pengikutnya yang setia
menjalankan ajaran-ajarannya hingga akhir zaman.
Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak
sedikit kesulitan dan hambatan yang dialami. Namun berkat kerja keras, do’a,
perjuangan, kesungguhan hati, bantuan, arahan dan bimbingan dari berbagai pihak
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Penulis sampaikan rasa
terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan terhdapa penulis
menyelesaikan penulisan skripsi ini. Dengan segala kerendahan dan ketulusan hati
penulis ucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Amany Lubis, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Dr. Sururin, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Drs. Mu’arif SAM, M.Pd, Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan sekaligus
Dosen Pembimbing I dan juga sebagai Dosen Pembimbing Akademik, yang
telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya dalam membantu, mengarahkan
dan memotivasi penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, serta
membimbing penulis selama menjalani perkuliahan.
4. Tri Harjawati, M.Si, Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu,
tenaga dan pikirannya dalam membantu, mengarahkan dan memotivasi penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Seluruh dosen dan staf Program Studi Manajemen Pendidikan yang telah
mendidik, membimbing dan memotivasi serta memberikan pelayanan yang baik
kepada penulis selama menjalani perkuliahan.
iv
6. Pimpinan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, serta perpustakaan lainnya yang telah
membantu penulis dalam menyediakan referensi guna terselesaikannya skripsi.
7. Siti Umroh S.Ag selaku Kepala SMP Islam Al Syukro Universal Kota
Tangerang Selatan, Hildawati, S.Pd selaku Waka Kesiswaan sekolah, para guru,
staf, dan karyawan lainnya, serta siswa-siswi SMP Islam Al Syukro Universal
Kota Tangerang Selatan yang telah membantu penulis dalam mengerjakan
skripsi hingga terselesaikan dengan baik.
8. Untuk kedua orang tuaku tersayang, Ayahanda Setijo Harsono dan Ibunda Sri
Purwati, dengan setulusnya penulis ucapkan banyak terima kasih atas do’a,
cinta, kasih sayang, perhatian, pengertian, dan segala dukungan moril serta
materil yang kalian berikan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Sungguh tak
mudah menggambarkan seberapa besar perjuangan serta pengorbanan yang telah
kalian berikan, semoga kelak anakmu dapat membalasnya.
9. Sahabat-sahabatku tercinta, Alifah Nur Rochmah, S.Pi, Dilla Priskayanti, S.Pd,
Firda Rif’atu Amaly, Indah Putri Divia, Khalfia Khairin, Liza Angelika, Lulu
Fatihatul Uyun, S.Pd, Meisya Aznes Al-Hakim, Nur Afifah, Nur Indah Fitriana,
Rizqah Nur Azizah, S.Pd, Uswatun Khasanah terima kasih karena selalu
membuat penulis merasa riang gembira, serta ketulusan kalian dalam
menampung segala kesenangan dan kesedihan dalam masa sulit pembuatan
skripsi. Sungguh kalian adalah keluarga.
10. Karibku, Atika Fitri Ana, S.Pd, dan Siti Chairuwidha, S.Pd terima kasih banyak
atas dukungan yang kalian berikan kepada penulis dalam kelancaran pembuatan
skripsi ini. Salam hangat dariku.
11. Kakak tingkatku tersayang, Sutiawati, S.Pd terima kasih karena telah
mengingatkan dan memberikan saran yang amat penulis butuhkan dalam
pembuatan skripsi ini.
12. Teman-teman seperjuangan Manajemen Pendidikan 2015 Fitra Oktafia, S.Pd,
Hamidah, Arafah Rianti dan khususnya kelas A yang telah membuat hari-hari
perkuliahan menjadi penuh kenangan.
v
13. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan
skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi sederhana ini sebagai karya tulis yang jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis selalu mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun. Namun dengan kerendahan hati penulis sangat berharap
agar skripsi ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan pengetahuan
khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca sekalian.
Jakarta, 4 Oktober 2019
Penulis
Niken Latiefa Maharani
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. i
ABSTRACT ............................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 7
C. Pembatasan Masalah .......................................................................... 7
D. Perumusan Masalah ........................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian ............................................................................... 7
F. Kegunaan Penelitian .......................................................................... 8
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ......................... 9
A. Deskripsi Teoritik .............................................................................. 9
1. Kreativitas Siswa ........................................................................... 9
2. Intensitas mengikuti Kegiatan OSIS ........................................... 30
B. Hasil Penelitian yang Relevan ......................................................... 39
C. Kerangka Berpikir ............................................................................ 42
D. Hipotesis Penelitian ......................................................................... 46
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 47
A. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 47
B. Metode Penelitian ............................................................................ 47
C. Populasi dan Sampel ........................................................................ 48
D. Variabel Penelitian ........................................................................... 51
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 52
F. Instrumen Penelitian ........................................................................ 54
G. Teknik Analisis Data ....................................................................... 60
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 76
A. Gambaran Umum SMP Islam Al Syukro Universal ........................ 76
1. Sejarah Singkat Perguruan Islam Al Syukro Universal .............. 76
2. Profil SMP Islam Al Syukro Universal ....................................... 77
3. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah ................................................... 78
4. Sarana dan Prasarana Sekolah ..................................................... 80
5. OSIS SMP Islam Al Syukro Universal ....................................... 80
6. Kegiatan Ekstrakurikuler Sekolah............................................... 82
7. Personil Sekolah .......................................................................... 82
vii
B. Deskripsi Data .................................................................................. 87
1. Deskripsi Data Variabel X dan Hasil Analisisnya ...................... 87
2. Deskripsi Data Variabel Y dan Hasil Analisisnya ...................... 91
C. Uji Prasyarat .................................................................................... 94
1. Uji Normalitas ............................................................................. 94
2. Uji Linearitas ............................................................................... 96
3. Uji Homogenitas ......................................................................... 97
D. Hasil Pengujian Statistik .................................................................. 98
1. Uji Regresi Linear ....................................................................... 98
2. Hasil Uji Hipotesis .................................................................... 100
3. Koefisien Determinasi ............................................................... 101
E. Interpretasi Data ............................................................................. 102
F. Pembahasan Hasil Penelitian ......................................................... 104
G. Keterbatasn Penelitian ................................................................... 107
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 108
A. Kesimpulan .................................................................................... 108
B. Saran-Saran .................................................................................... 108
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 110
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................... 114
BIODATA PENULIS ........................................................................................ 156
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Waktu Pelaksanaan Penelitian ............................................................. 47
Tabel 3. 2 Penentuan Jumlah Sampel ................................................................... 50
Tabel 3. 3 Bobot Nilai pada Skala Likert untuk Variabel X ................................. 53
Tabel 3. 4 Bobot Nilai pada Skala Likert untuk Variabel Y ................................. 53
Tabel 3. 5 Kriteria Penilaian Hasil Angket ........................................................... 54
Tabel 3. 6 Kisi-kisi Instrumen Angket Penelitian Variabel X .............................. 55
Tabel 3. 7 Kisi-kisi Instrumen Angket PenelitianVariabel Y ............................... 56
Tabel 3. 8 Daftar Dokumen ................................................................................... 59
Tabel 3. 9 Uji Validitas Instrumen ........................................................................ 62
Tabel 3. 10 Hasil Uji Validitas .............................................................................. 65
Tabel 3. 11 Hasil Uji Reliabilitas Variabel X ....................................................... 71
Tabel 3. 12 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y ....................................................... 71
Tabel 4. 1 Profil SMP Islam Al Syukro Universal.................................................77
Tabel 4. 2 Daftar Guru SMP Islam Al Syukro Universal ..................................... 82
Tabel 4. 3 Jenjang Pendidikan dan Status Guru .................................................... 83
Tabel 4. 4 Data Jumlah Guru dan Statusnya ......................................................... 84
Tabel 4. 5 Peserta Didik SMP Islam Al Syukro Universal ................................... 85
Tabel 4. 6 Data Variabel X ................................................................................... 87
Tabel 4. 7 Tabel Distribusi Frekuensi Variabel X ................................................ 90
Tabel 4. 8 Data Variabel Y ................................................................................... 91
Tabel 4. 9 Tabel Distribusi Frekuensi Variabel Y ................................................ 93
Tabel 4. 10 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov ....................................... 95
Tabel 4. 11 Hasil Uji Linearitas ............................................................................ 96
Tabel 4. 12 Hasil Uji Homogenitas ....................................................................... 97
Tabel 4. 13 Metode Uji Regresi Linear Sederhana ............................................... 98
Tabel 4. 14 Hasil Uji Analisis Regresi Linear Sederhana ..................................... 99
Tabel 4. 15 Hasil R Square ................................................................................. 101
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Kerangka Berpikir ............................................................................ 45
Gambar 3. 1 Variabel Penelitian ........................................................................... 52
Gambar 4. 1 Struktur OSIS SMP Islam Al Syukro Universal................................81
Gambar 4. 2 Struktur Organisasi SMP Islam Al Syukro Universal ...................... 86
Gambar 4. 3 Diagram Plot Kreativitas Siswa ....................................................... 96
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kisi-kisi Uji Instrumen Variabel X ................................................. 115
Lampiran 2 Angket Uji Coba Variabel X ........................................................... 116
Lampiran 3 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Angket Variabel X ............................. 120
Lampiran 4 Kisi-kisi Uji Instrumen Variabel Y ................................................. 121
Lampiran 5 Angket Uji Coba Variabel Y ........................................................... 124
Lampiran 6 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Angket Variabel Y ............................. 133
Lampiran 7 Instrumen Angket Penelitian ........................................................... 134
Lampiran 8 Rekapitulasi Hasil Angket Variabel X ............................................ 140
Lampiran 9 Rekapitulasi Hasil Angket Variabel Y ............................................ 141
Lampiran 10 Statistik Deskriptif ......................................................................... 142
Lampiran 11 Tabel Distribusi F .......................................................................... 143
Lampiran 12 Tabel Distribusi T .......................................................................... 144
Lampiran 13 Surat Permohonan Bimbingan Skripsi .......................................... 145
Lampiran 14 Surat Permohonan Izin Penelitian ................................................. 146
Lampiran 15 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ............................. 147
Lampiran 16 Tabel Uji Referensi ........................................................................ 148
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Era revolusi industri generasi keempat (industry 4.0) yang ditandai dengan
munculnya superkomputer, robot pintar, dan lain sebagainya, menuntut adanya
kesiapan SDM yang mampu menyesuaikan kebutuhan zaman. Dengan itu, untuk
memajukan bangsa dan memenangkan persaingan global dibutuhkan
pendidikan, sebagaimana Presiden RI dalam sambutannya pada Rembuk
Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) 2018, pada tanggal 5-8 Februari
2018 di Pusdiklat Kemendikbud, Sawangan, Depok mengatakan bahwa
Hal terpenting untuk memajukan suatu bangsa adalah dengan membangun
SDM. Kekayaan sumber daya alam tidak bisa menjamin kesejahteraan dan
kesuksesan sebuah bangsa dan sumber daya alam yang melimpah justru
memanjakan dan melemahkan daya juang karena tidak mendorong untuk
selalu berinovasi dan berkreativitas. Pendidikan yang mengajarkan daya
juang, pendidikan yang membangun watak pembelajar, pendidikan yang
selalu memberikan pengajaran belajar tanpa menunggu diajari. Itulah
modal kita sebagai bangsa besar yang mampu memecahkan masalah-
masalah di masyarakat di daerah dan masalah-masalah kita semuanya.1
Pada dasarnya pendidikan di sekolah maupun madrasah bertujuan untuk
mengembangkan aspek-aspek kemanusiaan peserta didik secara utuh, yang
meliputi aspek kedalaman spiritual, aspek perilaku, aspek ilmu pengetahuan dan
intelektual, dan aspek keterampilan. Sebagaimana tercantum dalam UU RI No.
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB I Pasal 1 Ayat 1
bahwa: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
1 Akhmad Nirwan, dkk (ed), Mulia Karena Guru Sosialisasi Regulasi tentang GTK 2018
Memperkuat Posisi GTK Menuju Abad 21 (Jakarta: Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018), Edisi 9 Tahun IV, h. 33
2
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara”.2
Sekolah merupakan sarana untuk terlaksananya pendidikan dan juga
sebagai satuan pendidikan formal, yang memiliki tujuan dasar untuk
menyiapkan manusia-manusia yang berkualitas baik secara intelektual,
integritas, maupun perannya dalam kehidupan bermasyarakat. Hal tersebut dapat
terwujud dengan memberikan bimbingan, bantuan, dan juga memberdayakan
para siswa, karena sejatinya sekolah tak hanya sekedar bertanggung jawab
memberikan berbagai ilmu pengetahuan saja akan tetapi lebih dari itu. Sehingga
mereka dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan potensi
yang dimilikinya. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan yang tercantum di
dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB I
Pasal 1 Ayat 2 bahwa:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.3
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan itu maka dibutuhkan siswa-siswa
yang kreatif. Siswa yang kreatif adalah siswa yang memiliki kemampuan dalam
menciptakan atau mengembangkan sesuatu yang baru dan berbeda dari
sebelumnya. Menurut Mendikbud pada Puncak Hari Pendidikan Nasional Tahun
2018 bahwa
Kreativitas inilah yang akan membuat manusia terus unggul dibandingkan
dengan kecerdasan buatan. Oleh karena itu, untuk menyonsong revolusi
industri 4.0 tidak ada pilihan lain selain menyiapkan generasi era digital.
‘kita harus membangun kemampuan anak didik Indonesia agar berpikir
kreatif. Kemampuan berpikir kreatif membuat anak-anak mampu dengan
2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
3 Ibid
3
mudah beradaptasi. Karena ciri kreatif adalah membayangkan adanya
situasi baru.4
Akan tetapi faktanya, tingkat kreativitas di Indonesia sangat rendah.
Berdasarkan data Global Creativity Index (GCI) 2015 Indonesia berada pada
peringkat 115 dari 139 negara. Negara Asia Tenggara seperti Singapura berada
pada peringkat 9, Malaysia berada pada peringkat 63, Vietnam peringkat 80, dan
Thailand peringkat 82.5 Rendahnya indeks GCI mengisyaratkan ada yang keliru
dengan pendidikan di Indonesia. Pendidikan idealnya tidak sekedar transfer
pengetahuan dari guru ke anak didik akan tetapi lebih dari itu. Pendidikan
mestinya menginspirasi sehingga memunculkan kreativitas dan inovasi anak
didik. Sayangnya, pendidikan kita malah menyumbat adanya kreativitas karena
bukan menjadi sesuatu yang penting. Jantung pendidikan kita adalah kurikulum,
akan tetapi kurikulum Indonesia sibuk mengurusi capaian portofolio dan lebih
mementingkan pengetahuan (kognitif) daripada membentuk kreativitas
siswanya.
Oleh karena itu, perlu adanya media dalam membentuk kreativitas.
Lembaga pendidikan formal menyediakan kegiatan baik yang bersifat
intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler. Kegiatan intrakurikuler
merupakan kegiatan pembelajaran yang di dasari dengan adanya kurikulum.
Kegiatan kokurikuler merupakan kegiatan yang menunjang kegiatan
intrakurikuler seperti kunjungan museum atau tempat edukasi lainnya. Dan juga
kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang menjurus pada minat siswa
dan pengembangan diri seperti olahraga, seni, dan lain sebagainya. Selain dari
tiga kegiatan di atas terdapat pula kegiatan yang ada dalam organisasi sekolah,
organisasi itu adalah OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah).
Dalam upaya pembinaan dan pengembangan potensi peserta didik di
sekolah terdapatlah OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah) yang secara resmi
4 Akhmad Nirwan, dkk (ed), Op.Cit, h. 21
5 Sabila Andira Putra, Kreativitas di Indonesia, Kompasiana, 19 Maret 2019,
(https://www.kompasiana.com/sabil/5c831f60bde57542426e2832/kreativitas-di-indonesia),
diakses tanggal 18 Agustus 2019 jam 20.20 WIB
4
ada di setiap jenjang sekolah menengah di Indoneisa. Melalui OSIS lah sebuah
pembinaan dan pengembangan generasi muda dapat terwujudkan dan terlaksana
di sekolah. Perwujudan dan pelaksanaan pembinaan tersebut direalisasikan
dalam beberapa bentuk kegiatan OSIS, dengan tujuan agar peserta didik dapat
memfokuskan potensi yang dimilikinya dalam salah satu kegiatan ataupun lebih,
dan pastinya kegiatan itu sudah disepakati bersama dalam forum OSIS. Pada
hakikatnya, semua kegiatan dalam organisasi siswa diarahkan untuk membina
watak, kesehatan, kecerdasan, keterampilan, dan kecakapan peserta didik,
sehingga mereka dapat memaksimalkan kreativitas yang ada dalam diri mereka,
mampu memimpin diri dan teman di sekitarnya dengan aktifitas yang lebih
kreatif, inovatif, dan edukatif serta penuh rasa tanggung jawab.6 Seperti yang
diungkapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir
Effendy ‘Para siswa belajarlah dan gali pengalaman sebanyak-banyaknya
dengan berbagai kegiatan di sekolah dan organisasi OSIS, serta kegiatan
ekstrakulikuler lainnya. Pramuka, kegiatan sanggar seni, olahraga, dan
sebagainya’.7
Guru pun memiliki peran yang sangat penting dalam proses pendidikan,
yaitu sebagai planner (perencana), organisator, motivator, informan dan
fasilitator, evaluator, dan konservartor. Jadi, dalam proses pendidikan
merupakan sebuah proses pembentukan pribadi seorang siswa dengan
kemampuan yang berbeda yang dibentuk dari usaha siswa itu sendiri dan dari
beberapa penunjang lain salah satunya adalah guru. Contoh dalam jurnal
penelitian yang dilakukan oleh Kenedi, guru lebih banyak kurang peduli pada
upaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendorong siswa melakukan
6 Ali Umar, Pembinaan Sikap Kepemimpinan Siswa Melalui Kegiatan OSIS SMP Bakti Mulya
400 Jakarta, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2014, h. 4-5
7 Fransiska Ninditya, Mendikbud: Siswa Gali Pengalaman melalui OSIS, Antara News, 3 Mei
2018, (https://m.antaranews.com/berita/706896/mendikbud-siswa-gali-pengalaman-melalui-osis).
diakses tanggal 15 April 2019 jam 23.07 WIB
5
beberapa kegiatan pembelajaran (learning activity), baik berupa intrakulikuler
maupun ekstrakulikuler, dan kegiatan ko-kulikuler.8
SMP Islam Al Syukro Universal merupakan sekolah yang berada di Kota
Tangerang Selatan dan merupakan sekolah yang dihibahkan kepada Dompet
Dhuafa. Berdasarkan hasil observasi awal pada hari Kamis tanggal 11 April
2019 pukul 10.48 WIB yang bertempat di SMP Islam Al Syukro Universal Kota
Tangerang Selatan diperoleh informasi dari Hildawati selaku pembina OSIS,
menuturkan bahwa sekolah ini memiliki OSIS sebagai wadah untuk
memfasilitasi kegiatan-kegiatan siswa seperti Infaq yang diadakan rutin setiap
hari Jum’at, peringatan hari-hari nasional dan keagamaan, LDKS (Latihan Dasar
Kepemimpinan Siswa), diskusi, dan kegiatan MPLS (Masa Pengenalan
Lingkungan Sekolah).
Namun, dari beberapa kegiatan OSIS tadi, masih kurangnya kegiatan yang
dapat mengembangkan kreativitas siswa di SMP Islam Al Syukro Universal
Kota Tangerang Selatan. Dikatakan kurang karena dari hasil wawancara yang
saya dapatkan dengan beberapa siswa pada hari Kamis tanggal 11 April 2019
pukul 11.15 WIB yang bertempat di SMP Islam Al Syukro Universal Kota
Tangerang Selatan diperoleh informasi dari beberapa siswa menuturkan bahwa
mereka kurang tertarik dengan beberapa kegiatan yang diselenggarakan oleh
OSIS, hal ini pun di benarkan oleh ketua dan sekretaris OSIS SMP Islam Al
Syukro Universal Kota Tangerang Selatan saat wawancara yang dilakukan oleh
peneliti, mereka menuturkan bahwa memang ada beberapa siswa yang
menunjukkan ketidaktertarikannya pada kegiatan yang diselenggarakan OSIS
dengan kurang aktifnya kontribusi yang mereka lakukan saat mengikuti
kegiatan. Berawal dari sebuah ketertarikan akan menimbulkan intensnya
seseorang dalam melakukan sesuatu, semakin intens maka akan semakin besar
pula hasil yang akan didapatkan.
8 Kenedi, Pengembangan Kreativitas Siswa dalam Proses Pembelajaran di Kelas II SMP
Negeri 3 Rokan IV Koto, Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, Sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 2, 2017,
h.338
6
Selain untuk mengembangkan kreativitas OSIS sebagai organisasi
dibentuk karena adanya satu kesatuan dalam meraih tujuan. Sesuai dengan arti
organisasi yang merupakan sekumpulan orang yang terdiri dari dua orang atau
lebih yang memiliki satu tujuan yang sama untuk diraih bersama-sama. Untuk
meraih tujuan itu pastilah perlu sebuah penggerakan organisasi.
Inti sebuah penggerakan organisasi adalah komunikasi. Interaksi antar
anggota organisasi pun terjalin dari sebuah komunikasi. Apabila komunikasi
tidak terbangun secara baik, bagaimana mau bertukar pikiran atau pendapat antar
sesama anggota komunikasi yang terjalan pun tidak baik. Maka akan timbullah
suatu masalah. Masalah yang sering terjadi itu adalah miskomunikasi antar
pengurus atau anggota organisasi. Berdasarkan observasi awal di atas, Hildawati
selaku pembina OSIS menuturkan bahwa hubungan yang terjalin antar pengurus
OSIS di SMP Islam Al Syukro Universal Kota Tangerang Selatan masih kurang
terstruktur karena memang pengurus OSIS itu sendiri berada pada jenjang kelas
yang berbeda yakni kelas VII dan VIII, sehingga sering terjadinya
miskomunikasi. Selain itu, kecanggungan juga sering terjadi antar pengurus
OSIS terlebih lagi saat rapat pengurus OSIS dilaksanakan. Jadi, saat rapat tidak
semua pengurus OSIS mengeluarkan pendapat maupun ide yang dimilikinya,
hanya beberapa orang saja yang berani mengutarakan dan dominannya dari
pengurus OSIS yang jenjang kelasnya lebih tua. Hal ini didasari dari pandangan
kakak kelas dan adik kelas, yang dimana adik kelas memiliki rasa segan terhadap
kakak kelasnya sehingga ia masih kurang berani dalam komunikasi.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin melakukan penelitian dengan
mengenai “Pengaruh Intensitas mengikuti Kegiatan OSIS terhadap
Kreativitas Siswa di SMP Islam Al Syukro Universal Kota Tangerang
Selatan”.
7
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat teridentifikasi
permasalahan sebagai berikut:
1. Tingkat kreativitas di Indonesia sangat rendah
2. Kurangnya intensitas dalam mengikuti kegiatan OSIS yang dapat
mengembangkan kreativitas siswa
3. Komunikasi belum terbangun secara terstruktur sehingga mengakibatkan
miskomunikasi antara pengurus OSIS
4. Tidak semua pengurus OSIS dapat mengungkapkan ide maupun gagasan
yang dimilikinya saat mengadakan rapat karena adanya rasa canggung antara
pengurus OSIS yang berada pada kelas VII dengan pengurus OSIS kelas VIII
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penulis membatasi
permasalahan tentang kurangnya intensitas dalam mengikuti kegiatan OSIS
yang dapat mengembangkan kreativitas siswa di SMP Islam Al Syukro
Universal Kota Tangerang Selatan.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah, maka masalah yang dikaji dalam
penelitian ini dapat berdasarkan pada uraian di atas, maka permasalahan yang
dapat diajukan dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Pengaruh Intensitas
mengikuti Kegiatan OSIS terhadap Kreativitas Siswa di SMP Islam Al Syukro
Universal Kota Tangerang Selatan?”
E. Tujuan Penelitian
Untuk memperjelas sasaran yang akan dicari melalui penelitian ini adalah
sesuai dengan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan
penelitian ini adalah untuk menjelaskan Bagaimana Pengaruh Intensitas
mengikuti Kegiatan OSIS terhadap Kreativitas Siswa di SMP Islam Al Syukro
Universal Kota Tangerang Selatan.
8
F. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang
berkepentingan dalam dunia pendidikan, khususnya yang berkaitan dengan judul
penelitian ini, diantaranya:
1. Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi kepustakaan
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi Manajemen Pendidikan
untuk penelitian terkait atau sebagai contoh penelitian di masa yang akan
datang, terutama yang berkaitan dengan pengaruh intensitas mengikuti
kegiatan OSIS terhadap kreativitas siswa
2. Kegunaan Praktis
a. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan
khususnya mengenai pengaruh intensitas mengikuti kegiatan OSIS
terhadap kreativitas siswa di SMP Islam Al Syukro Universal Kota
Tangerang Selatan
b. Bagi Peneliti Lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi untuk
penelitian lebih lanjut
9
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritik
1. Kreativitas Siswa
a. Pengertian Kreativitas Siswa
Dalam proses pendidikan, peserta didik merupakan salah satu
komponen manusiawi yang menempati posisi sentral. Peserta didik
menjadi pokok persoalan dan tumpuan perhatian dalam semua proses
transformasi yang disebut pendidikan.9 Sedangkan dalam prespektif UU
RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB I Pasal 1
Ayat 4 bahwa peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia
pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.10 Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa peserta didik atau biasa disebut siswa adalah
orang yang sedang berkembang, dalam perkembangannya itu ia
memerlukan pengetahuan, ilmu, bimbingan serta arahan dalam melakukan
proses pendidikan. Pada proses pendidikan itulah diharapkan siswa dapat
menampilkan kreativitasnya.
Kreativitas dari kata create-creative-creativity, abda’a-yubdi’u-
ibda’-ibda’iayah berarti kemampuan mencipta atau menemukan.
Kreativitas adalah kekhususan manusia yang tercipta dalam diri,
terkadang mengejewantah dalam kemampuan menganalasis dan
mensintesa, mengkombinasikan ide-gagasan untuk menghasilkan
ide-gagasan atau hal baru dan bermakna. Jadi, kreativitas pada
dasarnya berkenaan dengan upaya memfungsikan potensi mental
9 Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2017),
h. 39
10 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
10
produktif dalam menemukan sesuatu atau memecahkan masalah
dengan beragam pendekatan.11
Sedangkan, kreativitas dalam Bahasa Arab setara dengan kata al-
mushawwir sebagaimana tertera dalam Surah Al-Hasyr Ayat 24. Pada
surah tersebut, kata al-mushawwir merupakan salah satu nama dari nama-
nama yang dimiliki oleh Allah SWT. (asmaul husna) dengan makna yakni
orang yang menciptakan sesuatu dari yang tidak ada menjadi ada. Ia adalah
seorang yang inovatif, kreatif, imajinatif, dan progresif. Hal ini sejalan
dengan firman Allah SWT. sebagai berikut:
هوالعزيزالحكيم ركم فى الرحام كيف يشآء لاله ال هوالذى يصو Artinya: “Dialah yang membentuk kamu dalam rahim sebagaimana
yang diehendaki-Nya. Tak ada Tuhan (yang berhak disembah)
melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (QS Ali
‘Imran, 3:6)
Kreativitas yang dimaksud pada ayat di atas adalah manusia, alam
jagat raya, langit, dan bumi yang menjadi objek dari sang kreator yakni
Allah SWT. Kreativitas di atas berkaitan dengan hal-hal yang besar dan
canggih yang di dalamnya memiliki berbagai keistimewaan dan
keunggulan. Maka dengan adanya kreativitas, seseorang patut untuk
dihargai.
Berikut definisi-definisi tentang kreativitas menurut para ahli dalam
buku Rachmawati dan Kurniati:
1) Gallagher mengatakan bahwa “Creativity is a mental process by which
and individual creates new ideas or product, or recombines existing
ideas adn product, in fashion that is novel to him or her” (kreativitas
merupakan suatu proses mental yang dilakukan individu berupa
gagasan ataupun produk baru, atau mengombinasikan antara keduanya
yang pada akhirnya akan melekat pada dirinya)
2) Sementara itu, Chaplin mengutarakan bahwa kreativitas adalah
kemampuan menghasilkan bentuk baru dalam seni, atau dalam
11 M. Taufik, Kreativitas Jalan Baru Pendidikan Islam (Mataram: Lembaga Pengkajian-
Publikasi Islam dan Masyarakat (LEPPIM) IAIN Mataram, 2012), h. 163-164
11
permesinan, atau dalam memecahkan masalah-masalah dengan
metode-metode baru
3) Definisi berikutnya diutarakan oleh Csikzentmihalyi, beliau
memaparkan kreativitas sebagai produk berkaitan dengan penemuan
sesuatu, memproduksi sesuatu yang baru, daripada akumulasi
keterampilan atau berlatih pengetahuan dan mempelajari buku.12
Sund dalam Slameto menyatakan bahwa individu dengan potensi
kreatif dapat dikenal melalui pengamatan ciri-ciri sebagai berikut:
1) Hasrat keingintahuan yang cukup besar
2) Bersikap terbuka terhadap pengalaman baru
3) Panjang akal
4) Keinginan untuk menemukan dan meneliti
5) Cenderung lebih menyukai tugas yang berat dan sulit
6) Cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan
7) Memiliki dedikasi bergairah serta aktif dalam melaksanakan tugas
8) Berpikir fleksibel
9) Menanggapi pertanyaan yang diajukan serta cenderung memberi
jawaban lebih banyak
10) Kemampuan membuat analisis dan sitesis
11) Memiliki semangat bertanya serta meneliti
12) Memiliki daya abstraksi yang cukup baik
13) Memiliki latar belakang membaca yang cukup luas.13
Pada hakikatnya, pengertian kreatif berhubungan dengan penemuan
sesuatu sebagai kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru.
Sesungguhnya yang diciptakan itu tidak perlu hal-hal yang baru sama
sekali, tetapi dapat berupa gabungan (kombinasi) dari hal-hal yang sudah
ada sebelumnya. Dengan adanya pengalaman memungkinkan seseorang
dapat menggabung-gabungkan unsur-unsurnya menjadi sesuatu yang
baru. Misalnya, orang yang pertama kali menemukan smartwatch (jam
tangan hp) sebagai gabungan dari jam tangan dan handphone juga
termasuk orang yang kreatif. Jadi di sini kreativitas adalah kemampuan
untuk menggabungkan hal-hal yang tidak diketahui menjadi ada, atau
menemukan sesuatu yang belum diketahui seperti mendatangkan sesuatu
12 Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati, Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak Usia
Taman Kanak-Kanak (Jakarta: Kencana, 2017), h. 13-14
13 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h.
147-148
12
hal yang luar biasa dan tidak begitu dikenal di kalangan banyak orang
dalam bidang tersebut pada saat itu.
Terdapat banyak arti kreativitas yang populer di antaranya
pengertian yang mendefinisikan kreativitas dalam empat dimensi yang
dikenal sebagai Four P’s of Creativity, yakni dimensi Person, Process,
Press dan Product. Sebagian besar definisi kreativitas berfokus pada salah
satu dari empat P ini. Keempat P ini saling berkaitan: Pribadi kreatif yang
melibatkan diri dalam Proses kreatif, dan dengan dukungan dan dorongan
(Press) dari lingkungan, menghasilkan Produk kreatif. Berikut
penjabaran dari masing-masing dimensi definisi kreativitas:
1) Kreativitas dari segi “pribadi” (person)
Menurut Hulbeck dikutip Munandar “Creative action is an
imposing of one’s own whole personality on the environment in a
unique and characteristic way” Tindakan kreatif muncul dari
keunikan keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan
lingkungannya. Definisi (teori) mutakhir tentang kreativitas yang
juga menekankan pentingnya aspek pribadi diberikan Sternberg
dalam “Three facet model of creativity”, yaitu “kreativitas
merupakan titik pertemuan yang khas antara tiga atribut
psikologis: intelegensi, gaya kognitif, dan kepribadian/motivasi.
Secara bersamaan ketiga segi dalam alam pikiran ini membantu
memahami apa yang melatarbelakangi individu yang kreatif”.14
Jadi. seseorang yang kreatif dapat dilihat dari keberadaan tiga
atribut psikologis tadi. Masing-masing tiga atribut psikologis itu adalah,
pertama intelegensi yang meliputi pengetahuan, pemikiran,
perencanaan, perumusan masalah, penyusunan strategi, keterampilan
dalam mengambil keputusan, serta keseimbangan. Kedua, gaya kognitif
yang meliputi kebebasan dalam menciptakan aturan sendiri, melakukan
hal-hal dengan caranya sendiri. Dan ketiga, kepribadian/motivasi yang
meliputi dorongan untuk berprestasi dan mendapatkan pengakuan, serta
keuletan dalam menghadapi rintangan.
14 S.C Utami Munandar (b), Kreativitas dan Keberbakatan: Strategi Mewujudkan Potensi
Kreatif dan Bakat (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2014), h. 26
13
2) Kreativitas sebagai suatu “proses” (process) dapat dirumuskan sebagai
suatu bentuk pemikiran dimana individu berusaha menemukan
hubungan-hubungan yang baru, mendapatkan jawaban, metode atau
cara-cara baru dalam menghadapi suatu masalah.15 Proses kreativitas
dapat dibagi dalam beberapa tahap yakni persiapan, inkubasi, iluminasi,
dan implementasi,16 dengan penjelasan sebagai berikut:
a) Tahap persiapan
Adalah tahap pengumpulan berbagai macam informasi atau
data sebagai bahan pemecahanan masalah dan juga sebagai tahap
mendalami masalah dengan cara belajar berpikir, mencari jawaban,
bertanya kepada orang lain dan sebagainya. Maka akan terjadi
beberapa percobaan dari timbulnya kemungkinan-kemungkinan
dalam pemecahan masalah
b) Tahap inkubasi
Adalah tahap meditasi, untuk merileksasikan, merenungkan
pikiran dengan mengesampingkan dahulu masalah. Tahap ini terjadi
dalam kurun waktu yang tak menentu bisa terjadi lama maupun
sebentar dan ada kemungkinan terjadi proses pelupaan terhadap
konteks masalah dan akan ingat kembali ketika tahap berikutnya
mulai muncul
c) Tahap iluminasi
Adalah tahap munculnya sebuah gagasan atau inspirasi untuk
memecahkan masalah, penyelesaian, dan jawaban baru. Hal tersebut
biasanya muncul secara spontan disaat tahap meditasi di atas sedang
berlangsung, seperti saat keluarnya kata nah, ini dia! atau oh ya!
d) Tahap implementasi
Adalah tahap menyelesaikan masalah. Tahap dimana ide atau
kreasi baru tersebut harus diuji terhadap realitas. Di sini diperlukan
15 Monty P. Satiadarma dan Fidelis E. Waruwu, Mendidik Kecerdasan. Pedoman bagi Orang
Tua dan Guru dalam Mendidik Anak Cerdas (Jakarta: Pustaka Populer Obor, 2003), h. 108
16 Amal Abdus-Salam Al-Khalili, Mengembangkan Kreativitas Anak, Terj dari تنمية قدرات الإبتكار
oleh Umma Farida (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2005), h. 245 لدى الأطفال
14
pemikiran kreatif yang harus diikuti oleh pemikiran kritis. Maka
akan muncul aktivitas evaluasi yang dimaksudkan untuk perbaikan
dengan sebaik mungkin sebelum memunculkan hasilnya
3) Kreativitas sebagai “pendorong” (press) yang datang dari diri sendiri
(internal) berupa hasrat dan motivasi yang kuat untuk berkreasi.17
Menurut Robert Franken dalam buku Momon Sudarma, ada tiga
dorongan yang menyebabkan orang bisa kreatif, yaitu:
a) Kebutuhan untuk memiliki sesuatu yang baru, bervariasi dan lebih
baik
b) Dorongan untuk mengomunikasikan nilai dan ide
c) Keinginan untuk memecahkan masalah.
Ketiga dorongan itulah, yang kemudian menyebabkan
seseorang untuk berkreasi. Dengan kata lain, masalah kretaivitas ini
dapat dimaknai sebagai sebuah energi atau dorongan dalam diri yang
menyebabkan seseorang melakukan tindakan tertentu.18
4) Definisi kreativitas dari “hasil” (product) seperti dikemukakan oleh
Baron dalam buku Satiadarma dan Waruwu: Creativity is the ability to
bring something new into existence. Ringkasannya, segala sesuatu yang
diciptakan oleh seseorang sebagai hasil dari keunikan pribadinya dalam
interaksi dengan lingkungannya.19 Maksud dari produk ini, bisa dalam
pengertian produk pemikiran (ide), karya tulis, atau produk dalam
pengertian barang.20
Jadi, simpulannya bahwa kreativitas dalam pengembangannya
sangat terikat dengan empat aspek, yaitu aspek Pribadi, Pendorong, Proses,
dan Produk. Kreativitas muncul dari interaksi pribadi yang unik dengan
lingkungannya. Kreativitas adalah proses merasakan dan mengamati
adanya masalah, membuat dugaan tentang kekurangan (masalah) ini,
menilai dan menguji dugaan atau hipotesis, kemudian mengubah dan
mengujinya lagi, dan akhirnya menyampaikan hasilnya. Definisi
17 Monty P. Satiadarma dan Fidelis E. Waruwu, Loc.Cit, h. 108
18 Momon Sudarma, Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kreatif (Jakarta: Rajawali Pers,
2013), h. 18
19 Monty P. Satiadarma dan Fidelis E. Waruwu, Loc.Cit, h. 108
20 Momon Sudarma, Op.Cit, h. 19
15
mengenai produk (hasil) kreativitas menekankan bahwa apa yang
dihasilkan dari proses kreativitas adalah sesuatu yang baru, orisinal, dan
bermakna. Selain itu, pada saat terjadinya pengubahan dan pengujian
kembali, itulah makna kreativitas sebagai pendorong (press) karena
berdasarkan kata ‘kembali’ membuktikan bahwa seseorang memiliki
hasrat dan motivasi untuk berkreasi terus menerus dan tak dapat dipungkiri
bahwa memang kreativitas dalam perwujudannya memerlukan dorongan
internal (motivasi intrinsik) maupun dorongan eksternal dari lingkungan.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kreativitas Siswa
Menurut Hurlock dalam buku Satiadarma dan Waruwu
mengemukakan beberapa kondisi yang perlu diperhatikan karena kondisi
tersebut dapat meningkatkan kreativitas anak:21
1) Waktu
Untuk menjadi kreatif, anak membutuhkan banyak waktu tanpa
adanya pembatasan, seperti pengaturan waktu sedemikian rupa tanpa
memikirkan waktu kebebasan anak sehingga waktu bermain anak untuk
mengeksplorasi serta mencoba gagasan dan konsep baru tidak bebas
2) Kesempatan menyendiri
Kesempatan ini ditujukan agar anak dapat mengembangkan
imajinasinya dengan cara memberi kesempatan menemukan kepuasan
bagi pengekspresian perasaan dan ide-idenya dengan cara-cara yang
baru dan berbeda, dengan begitu ia dapat mengenal, merasakan, dan
menilai keunikan yang dimilikinya seperti pepatah yang dilontarkan
oleh Albert Einstein bahwa “Imajinasi lebih penting daripada
pengetahuan. Pengetahuan itu terbatas, sedangkan imajinasi seluas
langit dan bumi”
21 Monty P. Satiadarma dan Fidelis E. Waruwu, Op.Cit, h. 117-118
16
3) Dorongan
Dorongan yang dimaksud ini adalah motivasi. Motivasi
merupakan dorongan yang timbul pada diri seseorang untuk melakukan
usaha karena ingin mencapai tujuan yang dicapainya. Seseorang yang
berprestasi tak terlepas dari dorongan orang-orang yang ada di
sekitarnya untuk menjadi kreatif dan bebas dari ejekan dan kritik yang
dilontarkan padanya
4) Sarana
Sarana adalah segala sesuatu dalam bentuk alat yang dapat
menunjang tercapainya sebuah maksud ataupun tujuan. Tujuan yang
dituju ini yakni kreativitas, sarana ini harus disediakan untuk
merangsang dorongan eksplorasi dan eksperimentasi sebagai unsur
penting dalam kreativitas
5) Lingkungan yang merangsang
Lingkungan yang dapat merangsang kreativitas anak adalah
lingkungan rumah dan sekolah, peran dari kedua lingkungan tersebut
yakni sebagai pemberi bimbingan dan dorongan kepada anak untuk
menggunakan sarana yang akan mendorong kreativitasnya. Peran ini
harus dilakukan sedini mungkin agar anak dapat mengeksplorasi
kreativitasnya dalam jangka panjang sampai dilanjutkan kembali saat
masa sekolah, dengan menjadikan kreativitas sebuah pengalaman yang
menyenangkan dan dihargai secara sosial
6) Hubungan orang tua-anak yang tidak posesif
Orang tua posesif adalah orang tua yang menuntut lebih dari
kemampuan anak, salah sedikitpun akan menjadi masalah baginya.
Dampak dari orang tua yang posesif ini yakni akan membentuk pribadi
anak yang tidak mandiri dan tidak memiliki kepercayaan pada dirinya,
karena kesalahan kecil tadi anak akan selalu merasa kekurangan dan
selalu disalahkan. Padahal, pribadi anak yang mandiri dan percaya diri
sebagai dua kualitas yang sangat mendukung kreativitasnya
17
7) Cara mendidik anak
Mendidik anak secara demokratis dapat menjadi pilihan yang
tepat dalam mendidik anak dibandingkan mendidik secara otoriter.
Dalam prosesnya, orang tua akan lebih sering mendengarkan dan
menghargai pendapat serta alasan yang dilontarkan anak dan juga anak
diberi kesempatan dalam membuat keputusan yang sesuai dengan
keinginannya. Mendidik anak secara toriter dapat memadamkan
kreativitas anak karena kreativitas yang ingin diekspresikannya tidak
dapat tersalurkan dengan baik dan juga kurangnya bantuan bimbingan
maupun dorongan dari orang tua maupun sekolah
8) Kesempatan untuk memperoleh pengetahuan
Semakin banyak pengetahuan yang didapatkan maka akan
semakin baik dasar untuk mencapai hasil yang kreatif. Sebagaimana
keterkaitannya dengan arti kreativitas yakni dapat menggabungkan
(kombinasi) dari unsur-unsur yang sudah ada menjadi kesatuan yang
belum pernah ada dan dapat diterima juga diakui oleh kalangan luas
Selain kondisi yang dapat meningkatkan kreativitas, di bawah ini
akan diutarakan beberapa faktor penting yang dapat menghambat potensi
kreatif anak, sebagai berikut:22
1) Hambatan diri sendiri
Hambatan dapat tersumber dari dua faktor, yakni hambatan
internal dan hambatan eksternal. Hambatan internal ini adalah
hambatan yang bersumber dari diri sendiri yang dapat menjadi
penyebab utama terhambatnya kreativitas. Sedangkan hambatan
eksternal adalah kebalikan dari hambatan internal yang bersumber dari
luar yakni lingkungan. Di bawah ini akan diutarakan beberapa faktor
penting yang dapat menghambat potensi kreatif anak, sebagai berikut:
22 Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati, Op.Cit, h. 7-10
18
a) Psikologis
Beberapa perilaku berikut merupakan contoh perilaku individu
yang dapat menghambat perilaku kreatif sebagaimana yang
diutarakan Munandar dalam buku Yeni Rachmawati dan Euis
Kurniati, di antaranya seperti:
(1) Pengaruh dari kebiasaan atau pembiasaan
(2) Perkiraan harapan orang lain
(3) Kurangnya usaha dan kemalasan mental
(4) Menentukan sendiri batasan yang tidak perlu
(5) Kekakuan dan ketidaklenturan dalam berpikir
(6) Ketakutan untuk mengambil risiko
(7) Ketidakberanian untuk berbeda atau menyimpang dari yang
lazim dilakukan
(8) Takut dikritik, diejek
(9) Ketergantungan terhadap otoritas
(10) Kecenderungan untuk mengambil pola perilaku orang lain
(11) Rutinitas
(12) Kenyamanan
(13) Keakraban
(14) Kebutuhan akan keteraturan
(15) Ketakhayulan
(16) Merasa ditentukan oleh nasib
(17) Hereditas atau kedudukan seseorang dalam hidup.23
b) Biologis
Dari sudut biologis, beberapa pakar menekankan bahwa
kemampuan kreatif merupakan ciri herediter. Sementara pakar
lainnya percaya bahwa lingkunganlah yang menjadi faktor penentu
utama. Harus diakui bahwa gen yang diwarisi berperan dalam
menentukan batas-batas intelegensi dan kreativitas
c) Fisiologis
Seseorang dapat mengalami kendala faali karena terjadi
kerusakan otak yang disebabkan oleh penyakit atau kecelakaan.
Kemungkinan lain seseorang menyandang salah satu kelainan fisik
yang menghambatnya untuk mengungkapkan kreativitasnya
23 Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati, Loc.Cit, h. 7
19
d) Sosiologis
Lingkungan sosial merupakan faktor utama yang menentukan
kemampuan kita untuk menggunakan potensi kreatif dan
mengungkapkan keunikan kita. Ungkapan kreatif melibatkan risiko
pribadi, sering seseorang mundur dari pernyataan pikiran atau
pendapat agar merasa diterima.24
2) Pola asuh
Setiap orang tua memiliki cara yang berbeda dalam pola
pengasuhnya terhadap anak. Pola asuh orang tua menjadi faktor penting
dalam berkembangnya kreativitas anak dan sekaligus dapat menjadi
penghambat tumbuh kembangnya kreativitas. Kehidupan keluarga
merupakan lingkungan pertama dan utama bagi anak. Oleh karena itu,
pola pengasuhan orang tua sangat penting karena akan berdampak bagi
anak hingga ia dewasa. Keluarga yang memiliki suasana terbuka, saling
mengharga, saling mendengarkan dan menerima pendapat satu sama
lain antar anggota keluarga akan membentuk anak yang menjadi
generasi terbuka, fleksibel, penuh inisiatif, dan produktif, suka
tantangan, dan memiliki kepercayaan diri yang kuat. Perilaku kreatif
dapat tumbuh dan berkembang secara baik. Akan berbeda halnya
dengan anak yang dibesarkan pada keluarga dengan pola asuh yang
mengutamakan kedisiplinan tanpa dibarengi dengan toleransi, wajib
menaati peraturan, memaksakan kehendak, tidak memberikan peluang
anak untuk berinisiatif akan membentuk anak yang menjadi generasi
yang tidak memiliki visi masa depan, tidak memiliki keinginan maju
dan berkembang, dan terbiasa berpikir satu arah (linear).
3) Sistem pendidikan
Berkenaan dengan sistem pendidikan di Indonesia, Supriadi
dalam Rachmawati dan Kurniati berpendapat bahwa salah satu
kemungkinan penyebab rendahnya kreativitas anak Indonesia adalah
24 Ibid, h. 8
20
lingkungan yang kurang menunjang anak-anak kita untuk
mengekspresikan kreativitasnya, khususnya lingkungan keluarga dan
sekolah. Saat ini orientasi sistem pendidikan kita lebih mengarah pada
pendidikan “akademik” dan “industri tenaga kerja”. artinya sistem
persekolahan kita lebih mengarah pada upaya membentuk manusia
menjadi ‘pintar di sekolah saja’ dan menjadi “pekerja” bukan menjadi
“manusia Indonesia yang seutuhnya”.25 Berikut kondisi di sekolah yang
dapat menjadi kendala bagi pertumbuhan kreativitas siswa, sebagai
berikut:
a) Sikap guru
Sangatlah penting bahwa orang tua atau pendidik menyadari
ciri-ciri anak didik manakah yang perlu dipupuk untuk
menumbuhkan pribadi-pribadi yang kreatif. Biasanya pendidik atau
orang tua kurang menyadari dampak dari sikap mereka terhadap
perkembangan kepribadian anak. Beberapa contoh sikap pendidik
yang kurang menunjang kreativitas anak adalah:
(1) Sikap terlalu khawatir atau takut-takut, sehingga anak terlalu
dibatasi dalam kegiatan-kegiatannya
(2) Sikap terlalu mengawasi anak
(3) Sikap yang menekankan pada kebersihan dan keteraturan yang
berlebihan
(4) Sikap menuntut kepatuhan mutlak dari anak tampa memandang
perlu mempertimbangkan alasan-alasan anak
(5) Sikap saya lebih tahu dan sikap saya yang lebih benar
(6) Sikap yang menganggap bahwa berkhayal itu tidak baik, tidak
berguna karena hanya membuang-buang waktu
(7) Sikap mengkritik perilaku atau pekerjaan anak
(8) Sikap yang jarang memberi pujian atau penghargaan terhadap
usaha atau karya anak.26
25 Ibid, h. 9 26 Monty P. Satiadarma dan Fidelis E. Waruwu, Op.Cit, h. 116
21
Ada beberapa hal yang penting dilakukan oleh guru agar
peserta didik memiliki karakter kreatif. Di antaranya yaitu:27
(1) Belajar melebihi fakta
Belajar melebihi fakta adalah belajar mengasah
kemampuan anak mendalami fakta yang ada, tetapi tidak
disebutkan secara terpirinci di dalam fakta tersebut melainkan
makna yang tersirat dan masih berkaitan. Maka dari itu, guru
harus dapat mengajak dan membiasakan peserta didiknya untuk
belajar melebihi fakta. Supaya dapat menerapkan langkah ini,
tentu membutuhkan kreativitas guru yang mampu
mengemukakan terlebih dahulu makna yang tersirat dari fakta
yang tertulis dalam mata pelajaran, sehingga kebiasaan tersebut
dapat diteladani oleh peserta didik
(2) Mempelajari cara berpikir yang benar
Peserta didik yang kreatif pasti memiliki cara berpikir
tersendiri. Dan yang dibutuhkan di sini adalah kemampuan guru
untuk membimbing peserta didiknya berpikir secara tepat dan
efektif. Akan tetapi kebanyakan mata pelajaran tidak
menyediakan peluang bagi peserta didiknya dalam mempelajari
cara berpikir, dapat dilihat dari segi soal yang ada kebanyakan
dalam bentuk pilihan daripada essai. Untuk mengatasinya, maka
guru dapat memberikan tugas yang dapat meragsang kreativitas
peserta didik, sehingga membentuk karakter yang berkebiasaan
menjadi kreatif
(3) Belajar mengontruksi fakta baru
Pada proses ini peserta didik diajak bereksplorasi
berbagai macam fakta masalah, kemudian dilatih pula dalam
pencarian solusi kreatif dengan mewujudkannya dalam sebuah
ide atau karya yang kreatif dan produktif. Penunjang
27 Nurla Isna Aunillah, Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter di Sekolah (Jogjakarta:
Laksana, 2011), h. 88-91
22
terbentuknya solusi kreatif ialah informasi baru yang dapat
dihubungkan dengan fakta yang sedang dicari dan disampaikan
oleh guru kepada peserta didiknya. Dengan demikian, peserta
didik merasa tidak ketinggalan berita karena merasa up to date
b) Belajar dengan hafalan mekanis
Maksud dari belajar dengan hafalan mekanis yakni menghafal
fakta tanpa memahami hubungan antara fakta tersebut. Hafalan itu
banyak menjadi modal utama bagi anak saat musim ujian telah tiba.
Sebagian anak memang dapat belajar memahami fakta ketika ia
mencoba menghafalnya akan tetapi adapula yang hanya menghafal
tanpa memahaminya dan cara seperti itu akan berdampak pada
ingatan yang tidak akan menetap lama karena tidak diasah
sedemikian rupa untuk selalu mengingatnya
c) Kegagalan
Kegagalan mempunyai dampak yang nyata terhadap motivasi
intrinsik dan kreativitas. Kita tidak dapat menghindari sepenuhnya
suatu kegagalan. Yang paling penting adalah cara guru dalam
membantu siswa memahami dan menafsirkan kegagalannya
d) Tekanan akan konformitas
Tekanan yang berlebihan terhadap konformitas tradisi, di
rumah, di sekolah, ataupun lngkungan dapat menghambat
pengembangan kreativitas. Sebaiknya seorang anak diberi
kebebasan untuk menjadi dirinya sendiri.
Dari semua faktor di atas, maka untuk memunculkan kreativitas pada
anak, ia membutuhkan kebebasan dalam bereksplorasi yang masih tetap
dalam ruang lingkup pengawasan orang tua maupun guru. Pengawasan
yang dimaksud ini seperti sebuah arahan yang pasti mereka butuhkan saat
proses pendahuluan, proses kejadian, maupun akhir proses menuju suatu
kreativitas. Arahan itupun dapat berupa sebuah dorongan/motivasi, dapat
juga dengan menyediakan sarana yang dibutuhkan. Dalam hal ini peran
23
serta orang tua dan guru sangatlah penting. Jika diposisikan mereka dapat
berada di posisi terdepan dan juga bisa berada di posisi akhir. Saat di posisi
terdepan peran mereka sebagai ‘pengajak’ agar anak menjadi lebih maju
dan baik, seperti memberikan pengetahuan sebagai bekal menuju
kesuksesan, dan saat diposisi akhir mereka dapat menjadi penolong bagi
anak seperti saat membantu anak yang sedang dalam kesusahan
memecahkan masalah ataupun hambatan-hambatan lain yang dapat lebih
mudah diselesaikan secara bersama.
c. Pengembangan Kreativitas Siswa
Mengembangkan sesuatu berarti mendiskusikan kemudian
mengarahkannya kepada apa yang lebih baik dan lebih utama daripada
sebelumnya, dapat diartikan pula bahwa pengembangan adalah sebuah
bentuk peningkatan dan pembaharuan terhadap sesuatu. Adapun yang
dimaksud ‘sesuatu’ di sini adalah segala macam produk yang telah
diciptakan oleh orang lain, baik berupa karya seni, sastra, ilmu, filsafat,
atau yang semisalnya.
Pada hakikatnya, kreativitas dapat ditemukan dimana saja dan oleh
siapa saja, tidak bergantung pada usia, jenis kelamin, tingkat sosial-
ekonomi, maupun tingkat pendidikan. Ditinjau dari segi pendidikan,
bahwa bakat kreatif itu dapat ditingkatkan, dengan itu perlu adanya
pemupukan sejak dini dan pengembangan lebih lanjut. Tidak terbantahkan
lagi bahwa memang setiap manusia memiliki potensi kreatif. Akan tetapi,
setiap manusia memiliki perjalanan hidup yang berbeda-beda, ada yang
mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan potensinya dan aja juga
yang tidak memilikinya karena tidak menemukan lingkungan yang dapat
memfasilitasi berkembangnya potensi tersebut dan tidak dapat mengenali
potensi itu dengan sendirinya. Walaupun setiap orang memang memiliki
potensi kreatif, kalau tidak dipupuk dan dikembangkan maka potensi
tersebut lambat laun akan terpendam dan tidak dapat diwujudkan. Dengan
itu, kreativitas penting dipupuk dan dikembangkan dalam diri anak karena:
24
1) Dengan berkreasi orang dapat mewujudkan dirinya, dan perwujudan
diri termasuk salah satu kebutuhan pokok dalam hidup manusia
2) Kreativitas atau berpikir kreatif, sebagai kemampuan untuk melihat
bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah
3) Bersibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat, tapi juga
memberikan kepuasan kepada individu
4) Kreativitaslah yang memungkinkan manusia meningkatkan kualitas
hidupnya.28
Sebelum melanjut pada cara mengembangkan kreativitas anak didik,
perlu diketahui pula beberapa segi pengembangan yang sesuai untuk
mengembangkan kreativitas anak didik, yakni meliputi segi kognitif,
afektif, dan psikomotorik.
1) Pengembangan kognitif, antara lain dilakukan dengan merangsang
kelancaran, kelenturan, dan keaslian dalam berpikir
2) Pengembangan afektif, dilakukan dengan memupuk sikap dan minat
untuk bersibuk diri secara afektif
3) Pengembangan psikomotorik, dilakukan dengan menyediakan sarana
dan prasarana pendidikan yang memungkinkan siswa mengembangkan
keterampilannya dalam membuat karya-karya yang produktif-
inovatif.29
Empat hal yang dapat diperhitungkan dalam pengembangan
kreativitas yaitu: Pertama, memberikan rangsangan mental baik
pada aspek kognitif maupun kepribadiannya serta suasana psikologis
(Psychological Athmosphere). Kedua, menciptakan lingkungan
kondusif yang akan memudahkan anak untuk mengakses apapun
yang dilihatnya, dipegang, didengar, dan dimainkan untuk
pengembangan kreativitasnya. Perangsangan mental dan lingkungan
kondusif dapat berjalan beriringan seperti halnya kerja simultan otak
kiri dan kanan. Ketiga, peran serta guru dalam mengembangkan
kreativitas, artinya ketika kita ingin anak menjadi kreatif, maka akan
dibutuhkan juga guru yang kreatif pula dan mampu memberikan
stimulasi yang tepat pada anak. Keempat, peran serta orang tua
dalam mengembangkan kreativitas anak.30
28 S.C Utami Munandar (a), Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah Penuntun
bagi Guru dan Orang Tua (Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 1999), h. 45-46
29 Conny Semiawan, dkk, Memupuk Bakat dan Kreativitas Siswa Sekolah Menengah Petunjuk
bagi Guru dan Orang Tua (Jakarta: PT Gramedia, 1987), h. 10 30 Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati, Op.Cit, h. 27
25
Bagaimana “suasana sekolah” yang dapat memacu perkembangan
kreativitas anak untuk tumbuh dan berkembang dalam kegiatan
belajarnya? Dengan kata lain, apa yang harus dilakukan oleh guru agar
tercipta “kondisi kegiatan pembelajaran” yang mengembangkan
kreativitas anak? Ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian: 31
1) Pengaturan kelas
Pengaturan kelas yang dimaksud adalah pengaturan fisik seperti
pengaturan tempat duduk, dan pengaturan ruang kelas. Dengan adanya
pengaturan kelas ini anak dapat terlibat dalam diskusi kelas, dan juga
pengaturan ruang kelas dapat menjadikan ruang sumber yang
mendukung siswa untuk membaca, menjajaki, dan meneliti. Seperti
memasang gambar-gambar, alat-alat laboratorium, perpustakaan mini,
dan alat-alat yang memungkinkan siswa untuk melakukan kegiatan
konstruktif
2) Suasana pengajaran yang menyenangkan
Suasana pengajaran yang terjamin keamanan dan kebebasannya
akan membuat para siswa mengembangkan pikiran-pikiran kreatifnya,
sehingga ia berani dalam bereksplorasi dengan sesuatu yang baru
3) Persiapan guru
Guru adalah orang tua saat di sekolah, beliau sebagai sosok
fasilitator yang bertugas mendorong siswanya untuk dapat
mengembangkan ide, inisiatif dalam menjajaki tugas-tugas baru. Maka
dengan itu, saat pengajaranya guru memberi waktu pada siswa untuk
memikirkan dan mengembangkan ide atau gagasan kreatif
4) Sikap guru
Sikap guru yang diperlukan adalah sikap terbuka, sikap yang mau
menerima dan memahami gagasan-gagasan berbeda dari siswanya,
menerima perilaku siswa, tidak cepat memberikan kritik, celaan, dan
hukuman. Dapat memperlakukan siswa dengan adil dan obyektif, tanpa
31 Monty P. Satiadarma dan Fidelis E. Waruwu, Op.Cit, h. 119
26
memilih-milih kasih. Berupaya untuk bersikap positif terhadap
kegagalan yang dihadapi siswa dan berusaha membantunya menyadari
kesalahan dan sebab kegagalannya
5) Metode pengajaran.
Metode pengajaran yang baik digunakan yakni metode belajar
kreatif yang berorientasi pada pengembangan potensi berpikir siswa,
dengan mengaktifkan berpikir divergen melalui teknik-teknik seperti
sumbang saran, daftar penulisan gagasan, teknik pemecahan masalah
yang dapat merangsang siswa untuk berpikir tetang berbagi
kemungkinan yang dapat dilakukan. Dalam setiap kegiatan belajar
mengajar, siswa dilibatkan dalam masalah yang nyata dan juga
menantang
Ada beberapa pendapat yang mengemukakan mengenai cara
mengembangkan kreativitas yakni dalam buku Harahap cara yang
dimaksud adalah:
1) Kreativitas memerlukan informasi pengetahuan sebagai bahan untuk
berpikir. Informasi, maksudnya segala macam informasi, khusus atau
umum. Informasi yang khusus tentang sesuatu akan memberikan
peluang yang terbatas dan sejenis, sedangkan informasi yang luas dan
beragam akan memberikan peluang yang bervariasi
2) Produktivitas yang diperoleh dengan menggarap kreativitas tak
langsung membawa atau menghasilkan produk akhir, justru dapat
menghasilkan atau mencetuskan ide dan resep baru untuk bekerja
3) Kreasi yang memberi peluang bervariasi juga menawarkan pilihan yang
bervariasi, sehingga kelak terdapat lebih banyak pilihan.32
Dapat disimpulkan bahwa cara mengembangkan kreativitas yang
dimaksudkan di atas adalah dengan menyediakan informasi yang seluas-
luasnya dan beragam sesuai dengan kebutuhan yang dibutuhkan siswa,
serta memberikan kebebasan pada siswa dalam mengeksplorasi informasi,
jadi guru tidak langsung memberikan semua informasi (ilmu) yang
32 E.I Lantang Harahap, Mari Mempertinggi Kreativitas (Jakarta: PT Gunung Agung, 1987), h.
162
27
dimilikinya kepada siswa secara langsung semuanya dalam satu waktu
agar siswanya dapat mengembangkan informasi yang sudah di dapat dari
guru dengan informasi yang di dapat dari sumber lain sehingga informasi
yang didapatkan bervariasi dengan tujuan untuk memperkaya informasi.
d. Pengukuran Kreativitas
Beberapa jenis tes untuk mengukur kreativitas telah dikembangkan
oleh beberapa ahli kreativitas, seperti berikut:
1) E. Paul Torrance
Torrance mengukur kemampuan melalui penampilan beberapa
tugas majemuk yang dirancang untuk memicu ungkapan beberapa
kemampuan pada saat yang sama.33 Tes yang telah dikembangkan oleh
Torrance bernama
Torrance Tests of Creative Thinking Verbal (Form A) yang terdiri
atas aspek-aspek Fluency, Flexibility, Originality, Average, dan
Creativity Index. Beliau juga mengembangkan Figural (Form A)
Fluency, Originality, Elaboration, Abstractness of Titles, dan
Resistence to Closure.34
Tes Torrance ini terdiri dari bentuk verbal dan bentuk figural,
keduanya berkaitan dengan proses kreatif dan meliputi jenis berpikir
yang berbeda-beda karena tes ini di susun untuk membuat aktivitasnya
terlihat lebih menarik dan menantang untuk siswa mulai dari
pendidikan prasekolah dan tamat sekolah. Selain itu tes ini dapat
diberikan secara individual maupun dalam kelompok.
Bentuk verbal terdiri dari tujuh subtes: mengajukan pertanyaan,
menerka sebab, menerka akibat, memperbaiki produk,
penggunaan tidak lazim, pertanyaan tidak lazim, dan aktivitas
yang diandaikan. Bentuk figural terdiri dari tiga subtes: tes
bentuk, gambar yang tidak lengkap, dan tes lingkaran.
33 S.C Utami Munandar (b), Op. Cit, h. 89
34 Ratu Amilia Avianti, Pengembangan Tes Kreativitas (Universita Negeri Jakarta), h. 93
28
Skor yang dihasilkan dari bentuk verbal untuk melihat
kelancaran, kelenturan, dan orisinalitas, sementara tes figural untuk
melihat elaborasi. Tes ini memiliki batas waktu atas dasar pertimbangan
bahwa sampai derajat tertentu harus ada press (pendorong, tekanan)
untuk memicu fungsi mental kreatif dengan tetap memberikan
dorongan untuk merangsang berpikir kreatif.
2) J.P. Guilford
Pada umumnya alat tes yang digunakan oleh Torrance dan
Guilford mengutamakan kemampuan berpikir seperti kelancaran,
kelenturan, orisinalitas, dan elaborasi, namun pendekatan mereka
berbeda. Pendekatan yang digunakan oleh Guilford yakni dengan
mengukur berpikir divergen dengan menggunakan format tes yang pada
umumnya menuntut subjek untuk berespons terhadap banyak stimulus
(rangsangan), yang masing-masing mengukur komponen khusus dari
struktur intelek.35 Berikut penjelasan alat tes kemampuan berpikir:
a) Fluency (Kelancaran)
Merupakan kemampuan untuk menghasilkan banyak ide yang
keluar dari pemikiran seseorang secara cepat. Dalam kelancaran
berpikir, yang ditekankan adalah kuantitas dan bukan kualitas
b) Flexibility (Kelenturan)
Merupakan kemampuan untuk memproduksi sejumlah ide,
jawaban-jawaban atau pertanyaan-pertanyaan yang bervariasi, dapat
melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda,
mencari alternatif atau arah yang berbeda-beda, serta mampu
menggunakan bermacam-macam pendekatan atau cara pemikiran.
Orang yang kreatif adalah orang yang luwes dalam berpikir. Mereka
dengan mudah dapat meninggalkan cara berpikir lama dan
menggantikannya dengan cara berpikir yang baru
c) Originality (Keaslian)
Merupakan kemampuan untuk mencetuskan gagasan unik atau
kemampuan untuk mencetuskan gagasan asli
35 S.C Utami Munandar (b), Op.Cit, h. 89-90
29
d) Elaboration (Penguraian)
Merupakan kemampuan dalam mengembangkan gagasan dan
menambahkan atau memperinci detail-detail dari suatu objek,
gagasan atau situasi sehingga menjadi lebih baik menarik.36
Adapun ciri-ciri kemampuan berpikir kreatif antara lain meliputi:
a) Kelancaran (Fluency)
(1) Mengajukan banyak pertanyaan
(2) Menjawab dengan sejumlah jawaban jika ada pertanyaan
(3) Bekerja lebih cepat dari teman lain
(4) Melakukan lebih banyak daripada teman lain
(5) Dengan cepat melihat kesalahan dan kelemahan dari suatu objek
atau situasi
b) Keluwesan (Flexibility)
(1) Memberikan macam-macam penafsiran terhadap suatu gambar,
cerita atau masalah
(2) Menerapkan suatu konsep atau asas dengan cara yang berbeda
beda
(3) Memberikan pertimbangan atau mendiskusikan sesuatu selalu
memiliki posisi yang berbeda atau bertentangan dengan
mayoritas kelompok
(4) Jika diberi suatu masalah biasanya memikirkan macam-macam
cara yang berbeda-beda untuk menyelesaikannya
c) Keaslian (Originality)
(1) Memikirkan masalah-masalah atau hal yang tak pernah
terpikirkan orang lain
(2) Memberikan gagasan yang baru dalam menyelesaikan masalah
(3) Melahirkan ungkapan yang baru dan unik
(4) Memberikan contoh-contoh konsep yang berbeda dari yang
sudah ada
d) Penguraian (Elaboration)
(1) Mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban atau
pemecahan masalah dengan melakukan langkah-langkah yang
terperinci
(2) Mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain
(3) Cenderung memberikan jawaban yang luas dan memusakan
(4) Mampu membangun keterkaitan antara konsep.37
36 Agustina Hariani Panjaitan dan Edy Surya, Creative Thinking (Berpikir Kreatif) dalam
Pembelajaran Matematika, Desember 2017
(https://www.researchgate.net/publication/321849189_CREATIVE_THINKING_BERPIKIR_KR
EATIF_DALAM_PEMBELAJARAN_MATEMATIKA), diakses tanggal 20 Agustus 2019 jam
19.27 WIB
37 Benny Sumarno, Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa menggunakan
Model Metaphorming pada Materi Gerak Lurus X Mia 7 SMA Negeri 1 Kota Jambi, Skripsi pada
Universitas Jambi, Jambi, 2016, h. 8-9
30
2. Intensitas mengikuti Kegiatan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)
a. Pengertian Intensitas
Kata intensitas merupakan pengadopsian kata dari Bahasa Inggris
yaitu “Intensity” yang berarti kuat, keras, atau hebat. Kata intensive
selanjutnya dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan kata intensif atau
intensitas, yang mempunyai arti sungguh-sungguh, giat, atau hebat dalam
melakukan suatu hal.38 Menurut Poerwadarminta ialah suatu kegiatan yang
sungguh-sungguh mendalam dan hal tersebut dapat bertambah dan
kadang-kadang berkurang atau melemah. Indikator dari intensitas adalah
keseringan (kontinuitas), kesungguhan atau kebulatan tekad (semangat)
dan tenaga yang dikerahkan untuk melakukan suatu usaha (perhatian).39
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa intensitas adalah
seberapa sering tingkat kesungguhan dan kekuatan yang dilakukan oleh
seseorang dalam melakukan suatu kegiatan serta menggunakan semua
kemampuan yang dimiliki seseorang secara terus menerus untuk
mendapatkan hasil yang maksimal.
b. Pengertian, Tujuan, dan Fungsi OSIS
1) Pengertian OSIS
Setiap sekolah di Indonesia yang berada di tingkat sekolah
menengah yaitu SMP (Sekolah Menengah Pertama) dan SMA (Sekolah
Menengah Akhir) wajib membentuk sebuah organisasi yang diberi
nama Organisasi Siswa Intra Sekolah atau disingkat OSIS. Hal ini
sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan BAB
III, Pasal 4, Ayat (1) bahwa “Organisasi kesiswaan di sekolah
berbentuk organisasi siswa intra sekolah” dan pada Ayat (3) bahwa
38 Hasan Alwi, dkk, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2008), h. 384
39 Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2003), h. 384
31
“Organisasi siswa intra sekolah pada SMP, SMPLB, SMA, SMALB
dan SMK adalah OSIS”.40
OSIS adalah satu-satunya wadah untuk menampung aspirasi-
aspirasi siswa dan wadah untuk menyalurkan kegiatan-kegiatan di luar
kurikulum.41 Di dalam organisasi, siswa akan mendapatkan berbagai
pengetahuan yang berbeda di luar jam kegiatan belajar mengajar di
kelas. Dalam berorganisasi, siswa dapat dengan bebas mengeluarkan
ide-ide yang dapat mengembangkan dan meningkatkan bakat serta
kreativitas yang dimilikinya, dengan melalui OSIS lah semua itu dapat
tertampung dan dapat terealisasikan dalam sebuah bentuk kegiatan.
Maka dari itu, OSIS sebagai suatu organisasi memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
(1) Menumbuhkan dan mengembangkan berbagai macam
kemampuan, seperti: managerial, leadership, komunikasi,
kematangan berpikir, dan nilai-nilai kepribadian
(2) Menumbuhkan dan mengembangkan karier siswa
(3) Mengembangkan berbagai disiplin ilmu
(4) Menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nilai sosial
budaya
(5) Tempat untuk saling bertukar pengalaman dan pengetahuan
(6) Wadah/sarana untuk mencapai tujuan pembinaan siswa.42
Selain pengertian OSIS di atas terdapat beberapa pengertian lain
sebagai berikut:
a) Secara fungsional
OSIS merupakan organisasi yang dibentuk dalam rangka
pelaksanaan kebijaksanaan pendidikan, khususnya di bidang
pembinaan kesiswaan. Jalur pembinaan kesiswaan secara nasional
terkenal dengan nama “empat jalur pembinaan kesiswaan”, yaitu
40 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 tentang
Pembinaan Kesiswaan
41 Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
2008), h. 191
42 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1999), h. 249
32
jalur organisasi kesiswaan, latihan kepemimpinan, kegiatan
ekstrakulikuler, dan kegiatan wawasan wiyatamandala.
b) Secara sistem
OSIS sebagai tempat kehidupan berkelompok peserta didik
yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, yaitu terdapat
sekumpulan peserta yang mengadakan koordinasi dalam upaya
menciptakan suatu organisasi yang mampu mencapa tujuan.43 Oleh
karena OSIS sebagai suatu sistem ditandai beberapa ciri pokok,
yaitu:
(1) Berorientasi pada tujuan
(2) Memiliki susunan kehidupan berkelompok
(3) Memiliki sejumlah peranan
(4) Terkoordinasi
(5) Berkelanjutan dalam waktu tertentu.44
Dari berbagai penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa OSIS
merupakan organisasi resmi yang menjadi organisasi satu-satunya
untuk siswa yang berada di dalam dan di lingkungan sekolah tempat
OSIS itu berada. Anggota yang tergabung dalam OSIS ini adalah
seluruh siswa yang ada pada sekolah tersebut dan beberapa siswa yang
terpilih merupakan pengurus yang dipilih melalui kesepakatan bersama
antar anggota dan guru pembina. OSIS sebagai salah satu jalur
tercapainya tujuan pembinaan kesiswaan yang memiliki sasaran
pembentukan pengetahuan, pembentukan keterampilan, dan
pembentukan sikap (knowledge, skill, and attitude).
43 Wildan Zulkarnain, Manajemen Layanan Khusus di Sekolah (Jakarta: Bumi Aksara, 2018),
h. 106
44 Wikipedia, Organisasi Siswa Intra Sekolah, diakses pada Minggu, 10 Maret 2019, 20.59 WIB
33
2) Tujuan OSIS
Terbentuknya sebuah organisasi adalah untuk mencapai tujuan
yang telah disepakati dan ingin diwujudkan bersama. Dengan adanya
tujuan, akan mudah untuk mempersatukan beberapa orang dengan
perbedaan yang berbeda di setiap orangnya menjadi kesatuan bersama
dalam satu titik yakni tujuan dan juga para anggota organisasi akan
saling bahu membahu dalam melakukan usaha untuk mencapai tujuan.
Adapun tujuan OSIS menurut Wildan Zulkarnain sebagai berikut:
a) Meningkatkan generasi penerus bangsa yang beriman dan bertakwa
b) Memahami serta menghargai lingkungan hidup dan nilai moral
dalam menumbuhkan rasa indah dan halus sebagai dasar
pembentukan karakter budi pekerti luhur
c) Membangun landasan kepribadian yang kuat, hormat terhadap
orangtua dan guru, serta menghargai HAM dalam konteks kemajuan
budaya bangsa
d) Membangun, mengembangkan wawasan kebangsaan, rasa cinta
tanah air, dan tetap menjunjung tinggi budaya nasional dalam era
globalisasi
e) Memperdalam sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, dan
kerja sama secara mandiri, berpikir logis, dan demokratis untuk
pengembangan kepemimpinan
f) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, namun senantiasa
menghargai karya artistik, budaya, intelektual yang tidak
bertentangan dengan agama
g) Meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani serta daya kreasi seni
dalam rangka memantapkan kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara.45
Sedangkan menurut Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan
FIP IKIP dalam buku Mulyono bahwasannya secara umum, tujuan
OSIS dapat dirumuskan sebagai berikut:
a) Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang memiliki jiwa
Pancasila, kepribadian luhur, moral yang tinggi, berkecakapan serta
memiliki pengetahuan yang siap untuk diamalkan
b) Mempersiapkan siswa agar menjadi warga negara yang mengabdi
kepada Tuhan Yang Maha Esa, tanah air dan bangsanya
c) Menggalang persatuan dan kesatuan siswa yang kokoh dan akrab di
sekolah dalam satu wadah OSIS
45 Wildan Zulkarnain, Op.Cit, h. 107-108
34
d) Menghindarkan siswa dari pengaruh-pengaruh yang tidak sehat dan
mencegah siswa dijadikan sasaran perebutan pengaruh serta
kepentingan suatu golongan (dalam usaha peningkatan ketahanan
sekolah).46
Hal di atas selaras dengan tujuan pembinaan kesiswaan yang
tercantum pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan pada
Bab I Pasal 1 sebagai berikut:
a) Mengembangkan potensi siswa secara optimal dan terpadu yang
meliputi bakat, minat, dan kreativitas
b) Memantapkan kepribadian siswa untuk mewujudkan ketahanan
sekolah sebagai lingkungan pendidikan sehingga terhindar dari
usaha dan pengaruh negatif dan bertentangan dengan tujuan
pendidikan
c) Mengaktualisasikan potensi siswa dalam pencapaian prestasi
unggulan sesuai bakat dan minat
d) Menyiapkan siswa agar menjadi warga masyarakat yang berakhlak
mulia, demokratis, menghormati hak-hak asasi manusia dalam
rangka mewujudkan masyarakat madani (civil society).47
Dapat disimpulkan bahwa, OSIS sebagai satu-satunya organisasi
bagi siswa yang menampung aspirasi dan dapat menyalurkannya secara
langsung dalam beberapa bentuk kegiatan yang dimilikinya dengan
tujuan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki setiap siswa
berlandaskan kepribadian yang kuat menjunjung tinggi nilai Pancasila
sebagai penerus bangsa, serta untuk melatih siswa dalam berorganisasi
dengan baik dan menjalankan kegiatan sekolah yang berhubungan
dengan siswa.
46 Mulyono, Op.Cit, h. 192
47 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 tentang
Pembinaan Kesiswaan
35
3) Fungsi OSIS
Salah satu ciri pokok suatu organisasi ialah memiliki berbagai
macam fungsi. Demikian pula OSIS sebagai suatu organisasi memiliki
beberapa fungsi dalam mencapai tujuan. Sebagai jalur pembinaan
kesiswaan, fungsi OSIS adalah:48
a) Sebagai wadah
Organisasi Siswa Intra Sekolah merupakan wadah bagi siswa
melakukan kegiatan di luar kurikulum kegiatan belajar mengajar di
kelas yang ada di sekolah bersama dengan jalur pembinaan yang lain
untuk mendukung tercapainya tujuan penbinaan kesiswaan
b) Sebagai motivator
Motivator adalah penggerak atau pendorong lahirnya
keinginan dan semangat para siswa dalam usaha melakukan suatu
tindakan untuk menggapai tujuan yang dituju. Dengan itu, OSIS
sebagai motivator berperan penting dalam mengembangkan serta
meningkatkan bakat dan keterampilan yang dimiliki setiap siswa
melalui kegiatan-kegiatan OSIS dan ekstrakulikuler
c) Sebagai preventif
Preventif merupakan sebuah tindakan pencegahan untuk
mengurangi atau bahkan menghilangkan terhadap suatu gangguan
yang tidak diinginkan dan juga dapat mengancam pribadi atau
kelompok di masa mendatang. Dengan demikian secara preventif
OSIS ikut serta mengamankan sekolah dari segala macam ancaman
yang datang dari dalam maupun luar lingkungan sekolah. Fungsi
preventif OSIS akan terwujud apabila fungsi OSIS sebagai motivator
lebih dahulu harus dapat diwujudkan, maka akan mudah untuk
menggerakkan sumberdaya yang ada dan mampu mengadaptasi
dengan lingkungan, seperti menyelesaikan persoalan perilaku
menyimpang siswa dan sebagainya.
48 Wikipedia, Organisasi Siswa Intra Sekolah, diakses pada Minggu, 10 Maret 2019, 20.59 WIB
36
Jadi, fungsi pembinaan peserta didik merupakan fungsi pokok
dari OSIS. Pembinaan peserta didik bertujuan agar peserta didik kelak
dapat menjadi warga negara yang baik dan berguna. Sasaran pembinaan
peserta didik ini meliputi pembentukan sikap (attitude), pembentukan
pengetahuan (knowledge), dan pembentukan keterampilan (skill).49
Warga negara yang baik dan berguna itu yang bagaimana? Sesuai
dengan tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Garis-
garis Besar Haluan Negara, warga negara yang baik dan berguna
itu ialah warga negara yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, cerdas dan terampil, berbudi pekerti luhur, berkepribadian
dan bersemangat kebangsaan, menjadi manusia-manusia
pembangun yang mampu membangun dirinya sendiri dan
bersama-sama bertanggungjawab atas pembangunan bangsa.50
Arti sebuah fungsi adalah sekelompok aktivitas yang tergolong
pada jenis yang sama berdasarkan sifat atau pelaksanaannya. Maksud
dari aktivitas yang tergolong dalam jenis yang sama ini yakni
pembinaan kesiswaan dengan titik fokusnya pada pembentukan sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang bermaksud untuk mempersiapkan
siswa menjadi warga negara yang baik dan berguna seperti yang
tercantum dalam Garis-garis Besar haluan Negara
c. Kegiatan OSIS
Ilmu yang sudah didapatkan siswa saat di kelas membutuhkan
praktek langsung dalam kehidupan sehari-hari, melalui kegiatan OSIS
dapat membantu siswa untuk mengaplikasikan materi ataupun teori-teori
dalam proses pembelajaran di kelas. Selain itu, melalui kegiatan OSIS
siswa mendapatkan berbagai keterampilan yang menjadi modal untuk
terjun di kehidupan masyarakat. Dengan demikian melalui kegiatan-
kegiatan OSIS, potensi siswa dapat dikembangkan dan dapat membentuk
49 Wildan Zulkarnain, Op.Cit, h. 108
50 Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan, FIP IKIP Malang, Administrasi Pendidikan
(Malang: IKIP Malang, 1989), h. 128
37
kreativitas siswa, karena dalam melaksanakan suatu kegiatan menuntut
siswa untuk berkreasi sesuai dengan hobi dan minat masing-masing.
Sesuatu yang dikerjakan berdasarkan hobi dan minat akan membuat
berjalannya proses menyenangkan. Kreasi dalam kegiatan OSIS dapat
ditemukan seperti saat mengadakan event tertentu yang pastinya
membutuhkan pengkonsepan suatu gagasan untuk berjalannya acara
sesuai dengan yang diinginkan, maka dari kegiatan tersebut siswa dapat
melatih dengan natural bakat kreativitasnya. Hal ini sejalan dengan
ungkapan Mulyono yang menyatakan bahwa melalui OSIS dapat
disalurkan berbagai inisiatif, kreativitas, dan kemampuan memimpin dapat
dikembangkan. Di samping itu, organisasi tersebut dapat pula
dimanfaatkan untuk mengembangkan proses belajar-mengajar.51
Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan melalui OSIS adalah
sebagai berikut:
1) Kegiatan pengembangan pengetahuan dan kemampuan penalaran
a) Diskusi, temu karya, seminar, dan lain-lain
b) Penelitian
c) Karya wisata
d) Penulisan karangan untuk berbagai media
e) Percobaan-percobaan akademis di luar kelas
2) Kegiatan pengembangan keterampilan berdasarkan hobi
a) Latihan kepemimpinan
b) Palang Merah Remaja
c) Usaha Kesehatan Sekolah
d) Pramuka
e) Lintas alam
f) Olahraga
g) Kesenian
h) Pengatur lalu lintas
i) Pengumpulan benda-benda bekas (perangko, binatang, dan lain-lain)
3) Kegiatan-kegiatan pengembangan sikap
a) Pengumpulan dana sosial
b) Peringatan hari-hari besar nasional, keagamaan
c) Membantu masyarakat yang mendapatkan musibah.52
51 Mulyono, Op. Cit, h. 190
52 Yusak Burhanuddin, Administrasi Pendidikan (Bandung: CV Pustaka Setia, 1998), h. 84-85
38
Tugas dan kewajiban utama OSIS ialah membantu mengusahakan
kelancaran pelaksanaan program pengajaran dan pembinaan generasi
muda di sekolah. Hampir keseluruhan usaha ini dilaksanakan lewat
berbagai kegiatan ekstrakulikuler. Segi-segi pembinaan generasi muda ini
meliputi beberapa hal berikut:
1) Mempertinggi moral dan etik
Misalnya, dengan menyelenggarakan ceramah agama, upacara
keagamaan, atau ceramah tentang bahaya narkotika
2) Memperdalam kesadaran rasa kebangsaan
Misalnya, dengan adanya peringatan hari pahlawan dan nasional, ziarah
ke makan pahlawan, wisata ke tempat bersejarah
3) Memperdalam rasa cinta tanah air dan lingkungan
Misalnya, dengan berkemah, mendaki gunung, serta ikut memelihara
kelestarian dan keindahan alam sekitar
4) Memajukan kesenian
Misalnya, dengan mengadakan latihan, pembinaan, dan lomba dalam
berbagai cabang seni, seperti: tari, suara, drama, dan lukis
5) Memajukan olahraga
Misalnya, dengan mengadakan latihan, pembinaan, dan lomba dalam
berbagai cabang olahraga, seperti: senam, atletik, permainan, dan bela
diri
6) Mengobarkan semangat belajar dan bekerja keras
Misalnya, dengan membentuk kelompok-kelompok belajar, diskusi,
ataupun tugas kerja
7) Menggiatkan pengabdian pada masyarakat
Misalnya, dengan kerja bakti atau ikut serta dalam usaha kebersihan
dan pemberantasan penyakit menular
8) Menggiatkan usaha-usaha sosial
Misalnya, dengan kegiatan bakti sosial, panitia zakat fitrah,
pengumpulan dana korban bencana alam, atau donor darah
39
Bertitik tolak dari segi-segi pembinaan tersebut, maka dapat tercipta
berbagai macam bidang kegiatan OSIS yang di antaranya sebagai berikut:
1) Kegiatan bidang ilmiah, seperti ceramah, jurnalistik, dan diskusi-
diskusi
2) Kegiatan bidang olahraga, seperti senam, permainan, atletik, dan bela
diri
3) Kegiatan bidang kesenian, seperti tari, drama, band, seni suara, dan seni
rupa
4) Kegiatan bidang kesehatan, seperti masalah gizi, kesehatan lingkungan,
dan UKS
5) Kegiatan pencinta alam, seperti mendaki gunung, panjat tebing, dan
kemah
6) Kegiatan bidang sosial, seperti bakti sosial, kerja bakti, dan donor darah
7) Kegiatan bidang keagamaan, seperti panitia kurban, zakat, dan
santunan anak yatim
8) Kegiatan bidang koperasi sekolah, seperti kafetaria dan perpustakaan
sekolah.53
OSIS memiliki kedudukan yang sangat penting dalam pembinaan
kesiswaan di suatu sekolah karena kegiatan-kegiatan yang diprogramkan
dalam OSIS meliputi seluruh bidang pembinaan siswa sejalan dengan
tujuan pendidikan. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam OSIS
dapat menjadi penguat bahkan pelengkap program kurikuler yang
diselenggarakan oleh sekolah sehingga hasil pendidikan menjadi optimal.
Bahkan apabila kegiatan di OSIS dikelola dengan sebaik-baiknya dengan
sentuhan cerdas dari para guru yang mendapat tugas sebagai pembina
organisasi akan terbangun pula keadaan harmonis tatanan kehidupan siswa
yang menimbulkan kecintaan siswa pada sekolah.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Ada beberapa penelitian terdahulu yang secara umum memberikan
gambaran mengenai Intensitas Siswa Mengikuti Kegiatan OSIS dan Kreativitas
Siswa, sehingga peneliti menemukan judul “Pengaruh Intensitas Mengikuti
Kegiatan OSIS terhadap Kreativitas Siswa di SMP Islam Al Syukro Universal
53 Wildan Zulkarnain, Op.Cit, h. 109-110
40
Kota Tangerang Selatan”, berdasarkan hasil telisik literatur ada beberapa hasil
penelitian yang sudah banyak diteliti, diantaranya sebagai berikut:
1. Rendy Ferdian Anggriawan, 2014, skripsi, “Pengaruh Partisipasi Kegiatan
Organisasi Siswa Intra Sekolah terhadap Berpikir Kreatif dalam
Memecahkan Masalah Organisasi pada Pengurus OSIS di SMP Negeri I
Gedangan”. Program studi Psikologi, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Surabaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh
antara kedua variabel, serta untuk mengetahui apakah variabel partisipasi
kegiatan Organisasi Siswa Intra Sekolah dapat memprediksi variabel berpikir
kreatif dalam memecahkan masalah organisasi pada pengurus OSIS di SMP
Negeri I Gedangan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian
kuantitatif. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear
sederhana yang berfungsi untuk membuktikan hipotesis penelitian. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa partisipasi kegiatan OSIS memiliki pengaruh
yang positif dan signifikan terhadap berfikir kreatif dalam memecahkan
masalah pada pengurus OSIS di SMP Negeri I Gedangan. Perbedaan dengan
penelitian yang diteliti oleh peneliti yakni membahas tentang intensitas
mengikuti kegiatan OSIS terhadap kreativitas siswa.
2. Rudi Hartono, 2014, skripsi, “Pengembangan Bakat Kepemimpinan Siswa
melalui Kegiatan OSIS di Pondok Pesantren Darunnajah”. Program studi
Manajemen Pendidikan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penyelenggaraan
OSIS serta berbagai kegiatannya yang menunjang pengembangan bakat
kepemimpinan siswa di Pondok Pesantren Darunnajah. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukan:
Pertama, Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) di Pondok Pesantren
Darunnajah disebut dengan Organisasi Santri Darunnajah (OSDN), pada
dasarnya OSDN tidaklah jauh berbeda dengan OSIS pada umumnya namun
memiliki fungsi yang lebih luas dibandingkan OSIS. Kedua, OSDN
merupakan motor penggerak seluruh kegiatan yang ada di Pondok Pesantren
Darunnajah, dimana OSDN merupakan perwakilan pimpinan pondok
41
pesantren dan asatidz di dalam mendidik santri dari mulai bangun tidur
sampai tidur kembali. Ketiga, OSDN merupakan sarana santri dalam
mengembangkan bakat kepemimpinannya melalui berbagai kegiatan yang
ada di OSDN, di antaranya yang paling menonjol adalah: muhadoroh,
pramuka, kepanitiaan berbagai acara, serta kepengurusan di asrama.
Keempat, Pondok Pesantren Darunnajah di dalam menjalankan proses
pendidikannya berlandaskan pada panca jiwa pondok pesantren, yaitu: jiwa
keikhlasan, jiwa kesederhanaan, jiwa kesanggupan mandiri, jiwa ukhuwah
islamiyah, dan jiwa bebas. Perbedaan dengan penelitian yang diteliti oleh
peneliti yakni membahas tentang kreativitas siswa apabila mengikuti kegiatan
OSIS secara intens.
3. Wiwit Muhammad Husni, 2016, jurnal, “Hubungan Intensitas Belajar Terlalu
Tinggi dan Sikap Otoriter Orang Tua dengan Stress Siswa Kelas V”. Program
studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Universitas Negeri
Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan intensitas
belajar terlalu tinggi dan sikap otoriter orang tua dengan stres siswa kelas V
SD se-gugus III Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, tidak terdapat hubungan yang
positif dan signifikan antara intensitas belajar terlalu tinggi dengan stres.
Kedua, terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara sikap otoriter
orang tua dengan stres. Ketiga, terdapat hubungan yang positif dan signifikan
antara intensitas belajar terlalu tinggi dan sikap otoriter orang tua terhadap
stres. Perbedaan dengan penelitian yang diteliti oleh peneliti yakni membahas
tentang intensitas mengikuti kegiatan OSIS untuk mengetahui kreativitas
siswa.
4. Sofi Roziqoh, 2015, skripsi, “Upaya Madrasah dalam Mengembangkan
Kreativitas Siswa melalui Kegiatan Ekstrakulikuler (Penelitian di MAN 4
Jakarta)”. Program studi Pendidikan Agama Islam, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya
madrasah, faktor pendukung dan penghambat kegiatan, serta keberhasilan
42
yang diraih MAN 4 Jakarta dalam mengembangkan kreativitas siswanya
melalui kegiatan ekstrakulikuler. Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam upaya
mengembangkan kreativitas melalui kegiatan ekstrakulikuler di MAN 4
Jakarta terlihat cukup efektif dalam hal perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan, dan evaluasi kegiatannya. Mengenai faktor pendukung kegiatan
ditandai dengan besarnya minat siswa dalam mengikuti kegiatan, sedangkan
faktor penghambat kegiatan yaitu perlu pengembangan untuk sarana dan
prasarananya serta terbatasnya dana untuk kegiatan. Untuk keberhasilan yang
diraih MAN 4 Jakarta yaitu terbukti dengan banyaknya prestasi yang diraih
dari setiap kegiatan ekstrakulikuler. Perbedaan dengan penelitian yang diteliti
oleh peneliti yakni membahas tentang intensitas mengikuti kegiatan OSIS.
5. Eko Susanto, 2012, jurnal Guidena Vol. 2 No. 1 yang berjudul: “Penggunaan
Media dalam Proses Bimbingan Kelompok untuk Mengembangkan
Kreativitas (pada Siswa SMA Negeri 10 Bandar Lampung Tahun Ajaran
2007-2008)”. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
kreativitas siswa dengan menggunakan media dalam proses bimbingan
kelompok. Metode yang digunakan adalah metode eksperimental semu
(Quasi Exsperimental) dengan design One Group Pretest-Posttes. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media dalam proses bimbingan
kelompok dapat meningkatkan kemampuan kreativitas siswa. Perbedaan
dengan penelitian yang diteliti oleh peneliti yakni membahas tentang
intensitas mengikuti kegiatan OSIS untuk mengetahui kreativitas siswa.
C. Kerangka Berpikir
OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah) merupakan satu-satunya organisasi
resmi yang ada di tingkat sekolah menengah (SMP maupun SMA) seluruh
Indonesia. Sebagai organisasi di sekolah, OSIS menjadi wadah yang
menampung aspirasi-aspirasi siswa dan menyalurkannya dalam sebuah bentuk
kegiatan dengan tujuan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki setiap
siswa. Menurut Yusak Burhanuddin dalam buku Administrasi Pendidikan
43
kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan melalui OSIS yaitu kegiatan
pengembangan pengetahuan dan kemampuan penalaran, kegiatan
pengembangan keterampilan berdasarkan hobi, dan kegiatan pengembangan
sikap.
Kegiatan pengembangan pengetahuan dan kemampuan penalaran terbagi
menjadi beberapa kegiatan yaitu: 1) dikusi, temu karya, seminar, dan lain-lain,
2) penelitian, 3) karya wisata, 4) penulisan karangan untuk berbagai media, 5)
percobaan-percobaan akademis di luar kelas. Untuk kegiatan pengembangan
keterampilan berdasarkan hobi terbagi menjadi beberapa kegiatan yaitu: 1)
latihan kepemimpinan, 2) Palang Merah Remaja, 3) Usaha Kesehatan Sekolah,
4) pramuka, 5) lintas alam, 6) olahraga, 7) kesenian, 8) pengatur lalu lintas, 9)
pengumpulan benda-benda bekas (perangko, binatang, dan lain-lain), dan juga
kegiatan pengembangan sikap terbagai menjadi beberapa kegiatan yaitu: 1)
pengumpulan dana sosial, 2) peringatan hari-hari nasional, keagamaan, 3)
membantu masyarakat yang dapat musibah. Dari berbagai macam kegiatan di
atas perlu adanya intensitas dalam mengikutinya karena dengan adanya
intensitas menandakan seseorang memiliki tekad atau semangat serta
kesungguhan yang kuat dalam mengikuti kegiatan tersebut agar mendapatkan
hasil yang lebih maksimal, jadi semakin intens seseorang mengikuti kegiatan
tersebut maka akan semakin maksimal pula hasil yang didapatkannya.
Mulyono dalam buku Manajemen Administrasi dan Organisasi
Pendidikan menyatakan bahwa melalui OSIS dapat disalurkan berbagai inisiatif,
kreativitas, dan kemampuan memimpin dapat dikembangkan. Di samping itu,
organisasi tersebut dapat pula dimanfaatkan untuk mengembangkan proses
belajar-mengajar. Jadi dengan melalui OSIS, kreativitas merupakan salah satu
yang dapat dikembangkan di dalamnya. Makna kreativitas itu sendiri adalah
kemampuan seseorang dalam melakukan hal yang tidak biasa dilakukan pada
jalan yang biasanya dilakukan oleh umum. Untuk melihat seberapa kreatifnya
seseorang dapat digunakan alat ukur kreativitas menurut J.P Guilford. Pada
umumnya alat tes yang digunakan oleh J.P. Guilford mengutamakan
kemampuan berpikir seperti fluency (kelancaran), flexibility (kelenturan),
44
originality (orisinalitas), dan elaboration (elaborasi), namun pendekatan mereka
berbeda. Pendekatan yang digunakan oleh Guilford yakni dengan mengukur
berpikir divergen dengan menggunakan format tes yang pada umumnya
menuntut subjek untuk berespons terhadap banyak stimulus (rangsangan).
Dengan demikian dalam riset ini penulis akan meneliti tentang bagaimana
pengaruh intensitas mengikuti kegiatan OSIS terhadap kreativitas siswa yang
diukur melalui indikator kegiatan OSIS menurut Yusak Burhanuddin yang
dimana kegiatan tersebut terbagi menjadi tiga, yaitu: kegiatan pengembangan
pengetahuan dan kemampuan penalaran (diskusi dan penulisan karangan untuk
berbagai media), kegiatan pengembangan keterampilan berdasarkan hobi
(latihan kepemimpinan, Usaha Kesehatan Sekolah, pramuka, dan kesenian), dan
juga kegiatan pengembangan sikap (pengumpulan dana sosial dan peringatan
hari-hari nasional, keagamaan). Diukur pula melalui indikator kreativitas siswa
menurut Guilford yaitu fluency (kelancaran), flexibility (kelenturan), originality
(keaslian), dan elaboration (penguraian).
45
Gambar 2. 1
Kerangka Berpikir
OSIS
Kegiatan OSIS
(Yusak Burhanuddin)
Kegiatan
Pengembangan
Pengetahuan dan
Kemampuan
Penalaran
Kegiatan
Pengembangan
Keterampilan
Berdasarkan Hobi
Kegiatan
Pengembangan
Sikap
1. Diskusi, temu
karya, seminar,
dan lain-lain
2. Penelitian
3. Karya wisata
4. Penulisan
karangan
untuk
berbagai
media
5. Percobaan-
percobaan
akademis di
luar kelas
1. Latihan
kepemimpinan
2. Palang Merah
Remaja
3. Usaha
Kesehatan
Sekolah
4. Pramuka
5. Lintas alam
6. Olahraga
7. Kesenian
8. Pengatur lalu
lintas
9. Pengumpulan
benda-benda
bekas
(perangko,
binatang, dan
lain-lain)
1. Pengumpulan
dana sosial
2. Peringatan
hari-hari
nasional,
keagamaan
3. Membantu
masyarakat
yang dapat
musibah
Kreativitas
(J.P Guilford)
1. Fluency
(Kelancaran)
2. Flexibility
(Kelenturan)
3. Originality
(Keaslian)
4. Elaboration
(Penguraian)
Intensitas mengikuti
Kegiatan OSIS Kreativitas Siswa
46
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan pada kerangka berpikir di atas, maka hipotesis yang
digunakan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
H₀ : Tidak terdapat pengaruh intensitas mengikuti kegiatan OSIS terhadap
kreativitas siswa di SMP Islam Al Syukro Universal Kota Tangerang
Selatan
H₁ : Terdapat pengaruh intensitas mengikuti kegiatan OSIS terhadap kreativitas
Siswa di SMP Islam Al Syukro Universal Kota Tangerang Selatan
47
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Islam Al Syukro Universal yang
beralamat di Jl. Otista Raya Gg. H. Ma’ung No. 30, RT 9/RW 9, Ciputat 154,
Kota Tangerang Selatan, Banten.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan dalam waktu 3 bulan, yaitu dari bulan
Agustus sampai bulan Oktober. Dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 3. 1
Waktu Pelaksanaan Penelitian
No Kegiatan Jan Agst Sept Okt Nov
1. Revisi Proposal Skripsi
2. Penyusunan Instrumen Penelitian
3. Uji Coba Instrumen Penelitian
4. Pengambilan Data Populasi
5. Pengolahan Data Populasi
6. Penyusunan BAB IV dan V
7. Kelengkapan Laporan
8. Sidang Munaqosah
9. Revisi Skripsi
10. Wisuda
B. Metode Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.54 Metode penelitian yang digunakan
54 Sugiyono (b), Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R dan D (Bandung: Alfabeta,
2016), h. 2
48
dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian kuantitatif
adalah metode untuk menguji teori-teori dengan cara meneliti hubungan antar
variabel.55 Sedangkan penelitian deskriptif kuantitatif adalah penelitian yang
tugasnya menganalisis data berupa angka dari hasil gambaran mengenai suatu
gejala atau peristiwa dalam penelitian sehingga dapat ditarik pengertian dan
maknanya.56
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Cooper dalam buku Metodologi Penelitian yang dikutip Sudaryono
mengatakan bahwa populasi berkaitan dengan seluruh kelompok orang,
peristiwa, atau benda yang menjadi pusat perhatian penelitian untuk diteliti.57
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Islam Al Syukro
Universal Kota Tangerang Selatan sebanyak 94 orang (Kelas VII A: 21 Orang
dan VII B: 21 Orang, Kelas VIII A: 18 Orang dan VIII B: 17 Orang. Kelas
IX: 17 Orang).
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diambil untuk diteliti
dan hasil penelitiannya digunakan sebagai representasi dari populasi secara
keseluruhan.58 Dalam penelitian ini tidak seluruh anggota populasi diambil,
melainkan hanya sebagian dari populasi dikarenakan keterbatasan peneliti
dalam melakukan penelitian baik dari segi waktu, tenaga, dan jumlah populasi
yang sangat banyak. Oleh karena itu, sampel yang diambil harus betul-betul
representatif (benar-benar mewakili). Sampel tersebut diambil dari populasi
55 Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah (Jakarta:
Kencana, 2012), h. 38
56 Novta Nisa Laila, Pengaruh Beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA) terhadap
Motivasi Belajar Mahasiswa FITK UIN Jakarta, Skripsi pada Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2019, h. 55
57 Sudaryono, Metodologi Penelitian (Depok: Rajawali Pers, 2018), h. 165
58 Suryani dan Hendryadi, Metode Riset Kuantitatif Teori dan Aplikasi pada Penelitian Bidang
Manajemen dan Ekonomi Islam (Jakarta: Kencana, 2015), h. 192
49
dengan menggunakan presentase tingkat kesalahan yang dapat ditolerir
sebesar 10%. Penentuan ukuran sampel responden menggunakan rumus
Slovin, yang ditunjukkan sebagai berikut:59
n = N
1 + (N (e)2)
Keterangan:
n = Jumlah elemen/anggota sampel
N= Jumlah elemen/anggota populasi
e = Error level (tingkat kesalahan)
Dalam rumus Slovin ada ketentuan sebagai berikut:
Nilai e = 0,01 (1%)
Nilai e = 0,05 (5%)
Nilai e = 0,1 (10%)
Jadi, rentang sampel yang dapat diambil dari teknik Slovin adalah antara 1-
10% dari populasi penelitian.
Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 94 orang,
sehingga presentase kelonggaran yang digunakan adalah 10% dan hasil
perhitungan dapat dibulatkan untuk mencapai kesesuaian. Maka untuk
mengetahui sampel penelitian, dengan perhitungan sebagai berikut:
n = 94
1 + (94 (10%)2)
n = 94
1 + (94 (0,1)2)
n = 94
1 + (94 (0,01)
n = 94
1 + 0,94
n = 94
1,94
n = 48,45 dibulatkan menjadi 48
59 Juliansyah Noor, Op. Cit, h. 158
50
Berdasarkan perhitungan di atas sampel yang menjadi responden dalam
penelitian ini disesuaikan menjadi sebanyak 48 orang dengan rincian sebagai
berikut:
Tabel 3. 2
Penentuan Jumlah Sampel
Kelas Jumlah Siswa Jumlah Sampel
VII VII A: 21 Siswa
VII B: 21 Siswa
Jumlah Siswa Kelas VII:
42 Siswa
42
94 x 48 = 21,44
Dibulatkan menjadi 21
21
2= 10,5
Jadi, VII A: 11 Siswa dan
VII B: 10 Siswa
VIII VIII A: 18 Siswa
VIII B: 17 Siswa
Jumlah Siswa Kelas VIII:
35 Siswa
35
94 x 48 = 17,87
Dibulatkan menjadi 18
18
2= 9
Jadi, VIII A: 9 Siswa dan
VIII B: 9 Siswa
IX 17 Siswa 17
94 x 48 = 8,68
Dibulatkan menjadi 9
Jadi, IX: 9 Siswa
Jumlah 94 Siswa 48 Siswa
Teknik sampling atau teknik sampel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah teknik probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang
memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk
dipilih menjadi anggota sampel.60 Teknik probability yang digunakan yaitu
dengan stratified random sampling. Stratified random sampling adalah teknik
60 Sugiyono (b), Op. Cit, h. 82
51
pengambilan sampel secara acak berstrata yang berdasarkan pada tingkatan
tertentu.
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian merupakan kegiatan menguji hipotesis, yaitu menguji
kecocokan antara teori dan fakta empiris di dunia nyata.61 Lain hal dengan
Sugiyono menjelaskan bahwa variabel penelitian adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.62
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu intensitas mengikuti
kegiatan OSIS sebagai variabel bebas (independent variabel) serta kreativitas
siswa sebagai variabel terikat (dependent variabel).
1. Variabel Bebas (Independent Variabel)
Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor,
antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas.
Variabel bebas merupakan variabel yang memengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).63 Variabel
bebas dalam penelitian ini adalah intensitas mengikuti kegiatan OSIS.
2. Variabel Terikat (Dependent Variabel)
Variabel ini sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen.
Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel
terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena
adanya variabel bebas.64 Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah
kreativitas siswa.
61 Juliansyah Noor, Op. Cit, h. 47
62 Sugiyono (b), Op. Cit, h. 142
63 Sudaryono, Op. Cit, h.154
64 Sugiyono (b), Op. Cit, h. 39
52
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka
peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1. Kuisioner (Angket)
Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data dengan memberikan
atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden dengan harapan
memberikan respons atas daftar pertanyaan tersebut.65 Tujuan penyebaran
angket ialah untuk mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah
dari responden tanpa merasa khawatir bila responden memberikan jawaban
yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan.66
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan angket tertutup (angket
berstruktur), karena angket ini merupakan pertanyaan yang mengharapkan
jawaban singkat atau mengharapkan responden untuk memilih salah satu
alternatif jawaban dari setiap pertanyaan yang telah tersedia.67
Skala pengukuran pada penelitian ini, peneliti menggunakan skala
Likert sebagai skala pengukurannya. Skala Likert digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekolompok orang tentang
fenomena sosial. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur
dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan
sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa
pertanyaan atau pernyataan. Adapun bobot yang digunakan, yaitu:
65 Juliansyah Noor, Op. Cit, h. 139
66 Sudaryono, Op. Cit, h. 207
67 Sugiyono (a), Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Methods)
(Bandung: Alfabeta, 2011), h. 194
Intensitas Mengikuti
Kegiatan OSIS
(X)
Kreativitas Siswa
(Y)
Gambar 3. 1
Variabel Penelitian
53
Tabel 3. 3
Bobot Nilai pada Skala Likert untuk Variabel X (Intensitas mengikuti
Kegiatan OSIS)
Alternatif Jawaban Bobot Nilai
Pernyataan (+) Pernyataan (-)
Selalu 4 1
Sering 3 2
Kadang-kadang 2 3
Tidak Pernah 1 4
Tabel 3. 4
Bobot Nilai pada Skala Likert untuk Variabel Y (Kreativitas Siswa)
Alternatif Jawaban Bobot Nilai
Pernyataan (+) Pernyataan (-)
Sangat Setuju 4 1
Setuju 3 2
Tidak Setuju 2 3
Sangat Tidak Setuju 1 4
Data yang didapat kemudian dihitung dan diberikan skor. Kemudian
langkah selanjutnya adalah menghitung presentase skor jawaban dari setiap
item atau butir soal dengan rumus sebagai berikut:
Jawaban = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐽𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐵𝑒𝑛𝑎𝑟
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐼𝑑𝑒𝑎𝑙x 100%
Sesuai dengan jumlah butir soal yang valid, maka skor ideal untuk
variabel X dalam presentase diberi bobot 120, dan untuk variabel Y diberi
bobot 100. Untuk mengetahui intensitas mengikuti kegiatan OSIS dan
kreativitas siswa yang diukur, maka penilaian hasil angket dikelompokkan
seperti table di bawah ini
54
Tabel 3. 5
Kriteria Penilaian Hasil Angket
2. Studi Dokumen
Studi Dokumen adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari
tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturanperaturan,
laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, data yang relevan.68 Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan studi dokumen untuk mengumpulkan
data profil sekolah, jumlah guru, jumlah siswa, dan biodata siswa.
F. Instrumen Penelitian
Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap
fenomena sosial maupun alam, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur
dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Jadi instrumen
penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun
sosial yang diamati.69 Untuk menghindari kekeliruan dalam menyusun
instrumen, maka peneliti membedakan instrumen tersebut sebagaimana yang
akan dipaparkan di bawah ini:
68 Riduwan, Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian (Bandung: Alfabeta, 2007), h. 25-
31
69 Sugiyono (b), Op. Cit, h. 102
Presentase Jawaban Kriteria Hasil Penelitian
81 – 100 Sangat Tinggi
61 – 80 Tinggi
41 – 60 Cukup
21 – 40 Kurang
00 – 20 Buruk
55
1. Angket
a. Intensitas Mengikuti Kegiatan OSIS
1) Definisi Konseptual
Intensitas mengikuti kegiatan OSIS adalah kesungguhan
seseorang dalam mengikuti kegiatan yang ada pada OSIS sehingga
hasil yang didapatkan maksimal
2) Definisi Operasional
Intensitas mengikuti kegiatan OSIS adalah aktivitas siswa yang
diukur melalui kegiatan pengembangan pengetahuan dan kemampuan
penalaran, kegiatan pengembangan sikap, dan kegiatan pengembangan
keterampilan berdasarkan hobi
3) Kisi-kisi Instrumen
Tabel 3. 6
Kisi-kisi Instrumen Angket Penelitian Variabel X (Intensitas mengikuti
Kegiatan OSIS)
Variabel Sub Variabel Indikator No Butir Jumlah
Butir
Intensitas
Mengikuti
Kegiatan
OSIS (X)
- Kegiatan
Pengembangan
Pengetahuan
dan
Kemampuan
Penalaran
- Mengikuti
diskusi
1, 2, 5, 9, 13, 17,
21, 25, 29, 33,
37, 41, 45, 49, 53
15
- Penulisan
karangan
untuk berbagai
media
6, 10, 14, 18, 22 5
- Kegiatan
Pengembangan
Sikap
- Latihan
kepemimpinan
26, 30, 34, 38, 42 5
- Usaha
Kesehatan
Sekolah
3, 7, 46, 50, 54 5
56
- Pramuka 11, 15, 19, 23, 27 5
- Kesenian 31, 35, 39, 43, 47 5
- Kegiatan
Pengembangan
Keterampilan
Berdasarkan
Hobi
- Pengumpulan
dana sosial
4, 8, 12, 51, 55 5
- Peringatan
hari-hari besar
nasional,
keagamaan
16, 20, 24, 28,
32, 36, 40, 44,
48, 52
10
Total Jumlah Butir 55
b. Kreativitas Siswa
1) Definisi Konseptual
Kreativitas siswa adalah kemampuan siswa dalam melakukan hal
yang tidak biasa dilakukan pada jalan yang biasanya dilakukan oleh
umum
2) Definisi Operasional
Kreativitas siswa adalah kemampuan siswa yang meliputi fluency
(kelancaran), flexibility (kelenturan), originality (keaslian), elaboration
(penguraian)
3) Kisi-kisi Instrumen
Tabel 3. 7
Kisi-kisi Instrumen Angket PenelitianVariabel Y (Kreativitas Siswa)
Variabel Sub Variabel Indikator No Butir Jumlah
Butir
Kreativitas
Siswa (Y)
- Fluency
(Kelancaran)
- Mengajukan banyak
pertanyaan
1, 5, 9, 13,
17, 21
6
- Menjawab dengan
sejumlah jawaban
jika ada pertanyaan
2, 6 2
57
- Bekerja lebih cepat
dari teman lain
3, 7, 11 3
- Melakukan lebih
banyak daripada
teman lain
4, 8, 12 3
- Dengan cepat
melihat kesalahan
dan kelemahan dari
suatu objek atau
situasi
10, 14, 18 3
- Flexibility
(Kelenturan)
- Memberikan
macam-macam
penafsiran terhadap
suatu gambar, cerita,
atau masalah
15, 20, 25,
30
4
- Menerapkan suatu
konsep atau asas
dengan cara yang
berbeda-beda
16, 22, 26,
31
4
- Memberikan
pertimbangan atau
mendiskusikan
sesuatu selalu
memiliki posisi yang
berbeda atau
bertentangan dengan
mayoritas kelompok
19, 24, 29,
34
4
- Jika diberi suatu
masalah biasanya
memikirkan macam-
23, 28, 33,
39, 45
5
58
macam cara yang
berbeda-beda untuk
menyelesaikannya
- Originality
(Keaslian)
- Memikirkan
masalah-masalah
atau hal yang tak
pernah terpikirkan
orang lain
27, 32 2
- Memberikan
gagasan yang baru
dalam
menyelesaikan
masalah
35, 40 2
- Melahirkan
ungkapan yang baru
dan unik
36, 41 2
- Memberikan
contoh-contoh
konsep yang
berbeda dengan
yang sudah ada
37, 42, 46 3
- Elaboration
(Penguraian)
- Mencari arti yang
lebih mendalam
terhadap jawaban
atau pemecahan
masalah dengan
melakukan langkah-
langkah terperinci
38, 44, 47,
50, 56
5
59
- Mengembangkan
atau memperkaya
gagasan orang lain
43, 48, 53 3
- Cenderung memberi
jawaban yang luas
dan memuaskan
49, 52, 55 3
- Mampu membangun
keterkaitan antar
konsep
51, 54 2
Total Jumlah Butir 56
2. Studi Dokumen
Tabel 3. 8
Daftar Dokumen
No Dimensi Dokumen yang Dibutuhkan
Keterangan
Ada Tidak
Ada
1. Organisasi Profil Sekolah SMP Islam Al Syukro
Universal Kota Tangerang Selatan
Visi, Misi, dan Tujuan SMP Islam
Al Syukro Universal Kota
Tangerang Selatan
Struktur Organisasi SMP Islam Al
Syukro Universal Kota Tangerang
Selatan
2. Personil
Sekolah
Data Guru
Data Siswa
60
G. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data
dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis
data adalah: mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden,
mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data
tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang
telah diajukan.70 Kegiatan pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini
dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:
1. Tahap Menyiapkan Data
Untuk mendapatkan data penelitian ini, peneliti akan melakukan
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Editing, yaitu meneliti semua angket satu persatu mengenai kelengkapan
pengisian dan kejelasannya
b. Skoring, yaitu memberi skor pada tiap angket yang ada
c. Tabulating, yaitu mentabulasi data yang telah diberikan kedalam bentuk
tabel selanjutnya dalam bentuk frekuensi
2. Uji Intrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan adalah skala intensitas mengikuti
kegiatan OSIS dan kreativitas siswa dengan bentuk soal checklist. Sebelum
tes dilakukan, soal tersebut harus memenuhi uji validitas dan reliabilitas.
Menurut Sugioyono dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel
dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi
valid dan reliabel. Jadi instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat
mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel.71
a. Uji Validitas
1) Penjabaran Uji Validitas
Uji validitas item merupakan uji instrumen data untuk
mengetahui seberapa cermat suatu item dalam mengukur apa yang ingin
70 Sugiyono (b), Op. Cit, h. 147
71 Ibid, h. 122
61
diukur. Item dapat dikatakan valid jika adanya korelasi yang signifikan
dengan skor totalnya, hal ini menunjukkan adanya dukungan item
tersebut dalam mengungkap suatu yang ingin diungkap. Item biasanya
berupa pertanyaan atau pernyataan yang ditunjukkan kepada responden
dengan menggunakan bentuk kuisioner dengan tujuan untuk
mengungkap sesuatu.72
Teknik uji validitas dengan korelasi Pearson, yaitu dengan cara
mengkorelasikan skor item dengan skor totalnya. Skor total adalah
penjumlahan seluruh item pada satu variable. Kemudian pengujian
signifikasi dilakukan dengan kriteria menggunakan r table pada tingkat
signifikasi 0,05 dengan uji 2 sisi. Jika nilai positif dan r hitung ≥ r table
maka item dapat dinyatakan valid, jika r hitung < r table maka item
dinyatakan tidak valid.73
Sebelumnya, mencari standar deviasi dari variable X dan variable
Y. dengan rumus:
SD x=√∑𝑥2
𝑁
SD y=√∑𝑦2
𝑁
Kemudian menghitung korelasinya, dengam rumus:
r. xy =∑𝑥𝑦
𝑁.𝑆𝐷𝑥.𝑆𝐷𝑦
Keterangan:
r.xy = angka indeks korelasi antara variable X dan variable Y
72 Duwi Priyatno (b), Panduan Praktis Olah Data Menggunakan SPSS (Yogyakarta: ANDI,
2017), h. 63
73 Ibid (b), h. 63-64
62
Σxy = Jumlah hasil perkalian antara deviasi skor-skor variable X dari
deviasi skor-skor variable Y
SDx = Standar Deviasi variable X
SDy = Standar Deviasi variable Y
N = Number of Cases74
2) Hasil Uji Validitas
Uji coba instrumen dilakukan kepada 20 orang siswa sebagai
responden (penelitian populasi). Kemudian dibandingkan dengan r
tabel. Nilai r tabel, didapat dari N = 20 = 0,443, tingkat signifikansi 5%,
maka didapat r tabel= 0,443. Jika r hitung < r tabel, maka butir tidak
valid, dan jika r hitung > r tabel maka butir valid. Dengan hasil uji
validitas sebagai berikut:
Tabel 3. 9
Uji Validitas Instrumen
No
Soal
Nilai Validitas
Variabel X
Valid/Tidak
(Variabel X)
No
Soal
Nilai Validitas
Variabel Y
Valid/Tidak
(Variabel Y)
1 0,494 Valid 1 0,559 Valid
2 0,548 Valid 2 0,472 Valid
3 0,500 Valid 3 0,699 Valid
4 0,141 Tidak Valid 4 0,537 Valid
5 0,547 Valid 5 0,434 Tidak Valid
6 0,463 Valid 6 -0,356 Tidak Valid
7 0,100 Tidak Valid 7 0,297 Tidak Valid
8 0,490 Valid 8 0,460 Valid
9 0,512 Valid 9 0,556 Valid
10 0,452 Valid 10 0,169 Tidak Valid
11 0,648 Valid 11 0,429 Tidak Valid
12 -0,052 Tidak Valid 12 0,333 Tidak Valid
74 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan (Jakarta: Rajawali Pers, 2014) h. 196
63
13 0,739 Valid 13 0,597 Valid
14 0,291 Tidak Valid 14 0,425 Tidak Valid
15 0,188 Tidak Valid 15 0,656 Valid
16 0,438 Tidak Valid 16 0,687 Valid
17 0,516 Valid 17 0,440 Tidak Valid
18 0,183 Tidak Valid 18 0,547 Valid
19 -0,109 Tidak Valid 19 0,674 Valid
20 0,502 Valid 20 0,315 Tidak Valid
21 0,732 Valid 21 0,258 Tidak Valid
22 0,701 Valid 22 0,546 Valid
23 0,027 Tidak Valid 23 0,820 Valid
24 0,207 Tidak Valid 24 0,330 Tidak Valid
25 0,648 Valid 25 0,808 Valid
26 0,329 Tidak Valid 26 0,295 Tidak Valid
27 0,087 Tidak Valid 27 0,663 Valid
28 0,211 Tidak Valid 28 0,443 Valid
29 0,662 Valid 29 0,776 Valid
30 0,416 Tidak Valid 30 0,760 Valid
31 0,634 Valid 31 0,318 Tidak Valid
32 0,307 Tidak Valid 32 0,262 Tidak Valid
33 0,681 Valid 33 -0,062 Tidak Valid
34 0,517 Valid 34 0,903 Valid
35 0,619 Valid 35 0,631 Valid
36 0,347 Tidak Valid 36 0,375 Tidak Valid
37 0,695 Valid 37 0,573 Valid
38 0,507 Valid 38 -0,129 Tidak Valid
39 -0,012 Tidak Valid 39 0,732 Valid
40 0,217 Tidak Valid 40 0,756 Valid
41 0,502 Valid 41 0,454 Valid
42 0,471 Valid 42 0,655 Valid
64
43 0,150 Tidak Valid 43 0,689 Valid
44 0,435 Valid 44 0,263 Tidak Valid
45 0,559 Valid 45 0,551 Valid
46 0,488 Valid 46 0,335 Tidak Valid
47 0,289 Tidak Valid 47 0,538 Valid
48 0,153 Tidak Valid 48 0,514 Valid
49 0,570 Valid 49 0,185 Tidak Valid
50 0,296 Tidak Valid 50 0,477 Valid
51 0,538 Valid 51 0,731 Valid
52 0,233 Tidak Valid 52 0,533 Valid
53 0,474 Valid 53 0,290 Tidak Valid
54 -0,111 Tidak Valid 54 0,531 Valid
55 -0,090 Tidak Valid 55 0,286 Tidak Valid
56 -0,016 Tidak Valid
Sumber: Hasil Olah Data Penelitian
Berdasarkan hasil perhitungan validitas butir dengan
menggunakan SPSS versi 23, untuk variabel X terdapat 30 butir soal
yang valid, sedangkan 25 butir tidak valid. Sedangkan untuk variabel
Y, terdapat 33 butir soal valid dan 23 butir soal tidak valid.
Maka dari itu, peneliti mengambil semua butir soal yang valid
untuk dijadikan bahan penelitian dalam bentuk angket sehingga
seluruhnya berjumlah 63 butir soal.
65
Tabel 3. 10
Hasil Uji Validitas
Variabel Sub Variabel Indikator No
Soal
No
Soal
Valid
Jumlah
Intensitas
Mengikuti
Kegiatan
OSIS (X)
- Kegiatan
Pengembangan
Pengetahuan
dan
Kemampuan
Penalaran
- Mengikuti
diskusi
1, 2, 5,
9, 13,
17, 21,
25, 29,
33, 37,
41, 45,
49, 53
1, 2, 5,
9, 13,
17, 21,
25, 29,
33, 37,
41, 45,
49, 53
15
- Penulisan
karangan
untuk
berbagai
media
6, 10,
14, 18,
22
6, 10,
22
3
- Kegiatan
Pengembangan
Sikap
- Latihan
kepemimpina
n
26, 30,
34, 38,
42
34, 38,
42
3
- Usaha
Kesehatan
Sekolah
3, 7,
46, 50,
54
3, 46 2
- Pramuka 11, 15,
19, 23,
27
11 1
- Kesenian 31, 35,
39, 43,
47
31. 35 2
66
- Kegiatan
Pengembangan
Keterampilan
Berdasarkan
Hobi
- Pengumpula
n dana sosial
4, 8,
12, 51,
55
8, 51 2
- Peringatan
hari-hari
besar
nasional,
keagamaan
16, 20,
24, 28,
32, 36,
40, 44,
48, 52
20, 44 2
Jumlah 30
Kreativitas
Siswa (Y)
- Fluency
(Kelancaran)
- Mengajukan
banyak
pertanyaan
1, 5, 9,
13, 17,
21
1, 9, 13 3
- Menjawab
dengan
sejumlah
jawaban jika
ada
pertanyaan
2, 6 2 1
- Bekerja lebih
cepat dari
teman lain
3, 7, 11 3 1
- Melakukan
lebih banyak
daripada
teman lain
4, 8, 12 4, 8 2
- Dengan
cepat melihat
kesalahan
dan
kelemahan
10, 14,
18
18 1
67
dari suatu
objek atau
situasi
- Flexibility
(Kelenturan)
- Memberikan
macam-
macam
penafsiran
terhadap
suatu
gambar,
cerita, atau
masalah
15, 20,
25, 30
15, 25,
30
3
- Menerapkan
suatu konsep
atau asas
dengan cara
yang
berbeda-beda
16, 22,
26, 31
16, 22 2
- Memberikan
pertimbanga
n atau
mendiskusik
an sesuatu
selalu
memiliki
posisi yang
berbeda atau
bertentangan
dengan
19, 24,
29, 34
19, 29,
34
3
68
mayoritas
kelompok
- Jika diberi
suatu
masalah
biasanya
memikirkan
macam-
macam cara
yang
berbeda-beda
untuk
menyelesaika
nnya
23, 28,
33, 39,
45
23, 28,
39, 45
4
- Originality
(Keaslian)
- Memikirkan
masalah-
masalah atau
hal yang tak
pernah
terpikirkan
orang lain
27, 32 27 1
- Memberikan
gagasan yang
baru dalam
menyelesaika
n masalah
35, 40 35, 40 2
- Melahirkan
ungkapan
yang baru
dan unik
36, 41 41 1
69
- Memberikan
contoh-
contoh
konsep yang
berbeda
dengan yang
sudah ada
37, 42,
46
37, 42 2
- Elaboration
(Penguraian)
- Mencari arti
yang lebih
mendalam
terhadap
jawaban atau
pemecahan
masalah
dengan
melakukan
langkah-
langkah
terperinci
38, 44,
47, 50,
56
47, 50 2
- Mengemban
gkan atau
memperkaya
gagasan
orang lain
43, 48,
53
43, 48 2
- Cenderung
memberi
jawaban
yang luas
dan
memuaskan
49, 52,
55
52 1
70
- Mampu
membangun
keterkaitan
antar konsep
51, 54 51, 54 2
Jumlah 33
Sumber: Hasil Olah Data Penelitian
b. Uji Reliabilitas
1) Penjabaran Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur
pada kuisioner, maksudnya apakah alat ukur tersebut akan
mendapatkan pengukuran yang tetap konsisten jika pengukuran diulang
kembali. Metode yang sering digunakan dalam penelitian untuk
mengukur skala rentangan (seperti skala Likert 1-5) adalah Cronbach
Alpha. Uji reliabilitas merupakan kelanjutan dari uji validitas, dimana
item yang masuk pengujian adalah item yang valid saja. Untuk
menentukan instrumen reliabel atau tidak menggunakan batasan 0,6.
Menurut Sekaran (1992), reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang
baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan 0,8 adalah baik.75
r 11=[𝑘
𝑘−1] [1 −
∑s12
𝑠𝑡2] dengan s =
∑x2−(∑𝑥
𝑛)
2
𝑛
Keterangan:
r = Reliabilitas instrumen
S1 2 = Jumlah varians skor tiap-tiap butir angket
St 2 = Varians angket
K = Banyaknya butir angket yang valid
Σx = Jumlah skor seluruh siswa pada tiap butir angket
Σx2 = Jumlah kuadrat skor seluruh siswa pada tiap butir angket
N = Number of Cases.
75 Duwi Priyatno (b), Op. Cit, h. 79
71
2) Hasil Uji Reliabilitas
Perhitungan reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan
bantuan program SPSS for Windows ver. 23. Berikut merupakan hasil
reliabilitas:
Tabel 3. 11
Hasil Uji Reliabilitas Variabel X (Intensitas mengikuti Kegiatan OSIS)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,939 30
Sumber: Hasil Olah Data Penelitian
Untuk variabel X, dapat diketahui bahwa nilai Cronbach Alpha
adalah 0,939, maka dapat disimpulkan bahwa data reliabel. Karena,
reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, 0,7 dapat diterima, dan
0,8 adalah baik. Karena nilai Cronbach Alpha > 0,8, maka dapat
dinyatakan bahwa instrumen reliabel.
Tabel 3. 12
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y (Kreativitas Siswa)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,952 33
Sumber: Hasil Olah Data Penelitian
Untuk variabel Y, dapat diketahui bahwa nilai Cronbach Alpha
adalah 0,952, maka dapat disimpulkan bahwa data reliabel. Karena,
reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, 0,7 dapat diterima, dan
0,8 adalah baik. Karena nilai Cronbach Alpha > 0,8, maka dapat
dinyatakan bahwa instrumen reliabel.
72
3. Uji Prasyarat Analisis Data
Uji prasyarat analisis data digunakan untuk menentukan jenis statistik
yang digunakan apakah menggunakan statistik parametik ataupun
nonparametik. Uji prasyarat yang digunakan meliputi uji normalitas, uji
linearitas, dan uji homogenitas. Dalam penelitian ini perhitungan uji prasyarat
analisis data menggunakan bantuan program SPSS.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang
diambil berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak.76 Dalam
penelitian ini menggunakan perhitungan dengan aplikasi SPSS versi 23.
Pengujian uji normalitas ini menggunakan tabel Tests of Normality dengan
uji Kolmogorov-Smirnov dan Normal P-P Plot of Regression Standardized
Residual untuk mengetahui apakah distribusi data pada tiap-tiap variabel
normal atau tidak dengan menggunakan kriteria pengambilan keputusan
yaitu sebagai berikut:
1) Tests of Normality dengan uji Kolmogorov-Smirnov
a) Jika data pada variabel X dan variabel Y lebih dari 0,05 maka data
dinyatakan berdistribusi normal
b) Jika data pada variabel X dan variabel Y kurang dari 0,05 maka data
dinyatakan tidak berdistribusi normal.77
2) Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
a) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah
diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas
b) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti
arah diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas.78
76 Ibid (b), h. 85
77 Duwi Priyatno (a), Analisis Korelasi, Regresi, dan Multivariate dengan SPSS (Yogyakarta:
Gava Media, 2013), h. 58
78 Ibid (a), h. 59
73
b. Uji Linearitas
Uji linearitas yaitu suatu analisis guna menguji atau mengetahui
apakah hubungan antar satu variabel dengan variabel lainnya memiliki
kecenderungan mengikuti garis lurus (linear) atau tidak. Apabila hubungan
tersebut memiliki kecenderungan mengikuti garis lurus, maka adanya
peningkatan atau penurunan kuantitas pada satu variabel, akan diikuti
secara linear oleh peningkatan atau penurunan pada variabel lainnya.79 Uji
ini berkaitan dengan penggunaan regresi linear. Dasar pengambilan
keputusan uji linearitas dapat dilakukan dengan dua cara yakni:
1) Berdasarkan nilai signifikansi
a) Jika nilai signifikansi > 0,05 maka terdapat hubungan linear antara
variabel X dengan variabel Y.
b) Jika nilai signifikansi < 0,05 maka tidak terdapat hubungan linear
antara variabel X dengan variabel Y.
2) Berdasarkan nilai F
a) Jika Fhitung < Ftabel maka terdapat hubungan linear antara variabel X
dengan variabel Y.
b) Jika Fhitung > Ftabel maka tidak terdapat hubungan linear antara
variabel X dengan variabel Y.80
c. Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah objek (dua
sampel atau lebih) yang diteliti memiliki varian yang sama.81 Pengambilan
keputusan dalam uji homogenitas ini adalah jika nilai signifikan > 0,05,
maka dapat dikatakan bahwa varian dari beberapa populasi itu adalah
79 Gunawan Sudarmanto, Statistik Terapan Berbasis Komputer dengan Program IBM SPSS
Statistic 19 (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013), h. 193
80 Sahid Raharjo, Cara Melakukan Uji Linearitas dengan Program SPSS,
(https://www.spssindonesia.com/2014/02/uji-heteroskedastisitas-dengan-program-spss.html)
diakses pada tanggal 01 April 2019, pukul 16:25 WIB
81 Misbahudin dan Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian dengan Statistik (Jakarta: Bumi
Aksara, 2013), h. 292
74
sama, sebaliknya jika nilai signifikan < 0,05 maka dapat dikatakan bahwa
varian dari beberapa populasi adalah tidak sama.
4. Uji Hipotesis
a. Uji Parsial (Uji T)
Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji t. Uji t
atau dikenal dengan uji parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh
variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen, apakah
pengaruhnya signifikan atau tidak.82 Dasar pengambilan keputusan adalah
sebagai berikut:
1) Dengan membandingkan nilai Thitung dengan Ttabel
a) Apabila t hitung ≤ t tabel maka H0 diterima
b) Apabila t hitung > t tabel maka H0 ditolak.83
2) Dengan menggunakan angka probabilitas signifikansi
a) Apabila Sig. > (0,05), maka H0 diterima dan H1 ditolak
b) Apabila Sig. < (0,05), maka H0 ditolak dan H1 diterima
b. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi merupakan kuadrat dari korelasi persamaan
regresi.84 Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel independen memberikan pengaruh yang
cukup besar terhadap variabel dependen. Sedangkan nilai yang mendekati
0 berarti variabel independen tidak memberikan informasi yang pengaruh
terhadap variabel dependen.
Dalam penelitian ini, yang digunakan untuk mengukur kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen yaitu nilai adjusted
R square.
82 Duwi Priyatno (a), Op. Cit, h. 50
83 Ibid (a), h. 51
84 Bambang Suharjo, Statistik Terapan: Disertai Contoh Aplikasi dengan SPSS (Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2013), h. 93
75
5. Analisis Regresi Linier Sederhana
Analisis regresi linier sederhana digunakan untuk mengetahui
pengaruh atau hubungan secara linear antara satu variabel independen dengan
satu variabel dependen.85 Dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi
linier sederhana karena hanya terdapat satu variabel bebas (independent)
yaitu intensitas mengikuti kegiatan OSIS dan satu variabel tak bebas
(dependent) yaitu kreativitas siswa. Analisis regresi linier (garis lurus)
sederhana pada sampel digunakan persamaan sebagai berikut:
Ŷ = a + b X
Keterangan:
Ŷ = linearitas regresi
X = nilai variabel X
a = nilai linearitas regresi apabila nilai X di manipulasi
b = nilai koefisien regresi.86
6. Hipotesis Statistik
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini:
a. H₀ diterima jika thitung ˂ ttabel
b. H₁ diterima jika thitung > ttabel
85 Duwi Priyatno (b), Op. Cit, h. 151
86 Budi Susetyo, Statistika untuk Analisis Data Penelitian dilengkapi Cara Perhitungan dengan
SPSS dan MS Office Excel (Bandung: PT Rafika Aditama, 2010), h. 126
76
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum SMP Islam Al Syukro Universal Kota Tangerang
Selatan
1. Sejarah Singkat Perguruan Islam Al Syukro Universal
“Belanjakanlah sebagian hartamu di jalan Allah”, amanah yang
disampaikan oleh Rasulullah SAW ini telah membangun kesadaran keluarga
almarhum Oskar Surjaatmadja untuk mewakafkan sebagian harta titipan
Allah SWT guna memfasilitasi pembangunan mental spiritual generasi muda
islam dan ummat islam pada umumnya. Diawali dengan mengadakan
pengajian bulanan yang diselenggarakan di Jalan Puri Mutiara 1/9 Cipete
Jakarta Selatan, timbul niat untuk melaksanakan dan mengembangkan
pendidikan berwawasan islami. Pada tahun 1996 niat ini diwujudkan dengan
mendirikan Taman Pendidikan Al Quran (TPQ) dan Taman Bermain
(Kelompok Bermain-KB) untuk anak-anak prasekolah, di Jalan Puri Mutiara
1/9 Cipete Jakarta Selatan. Pendidikan anak-anak preasekolah ini
berkembang dengan baik, di bawah bimbingan Nibras O. Salim, banyak
orang tua yang memercayakan putra putrinya untuk mengikuti pendidikan
prasekolah di tempat ini. Untuk mewadahi kegiatan pendidikan ini
didirikanlah sebuah yayasan yang diberi nama: “Yayasan Wakaf Daar Askaril
‘Ibaad” yang disingkat menjadi YAWADA’I.
Berdasarkan tingkat kepercayaan yang tinggi dan atas desakan dari
orang tua siswa untuk kelanjutan pendidikan putra putrinya, maka setahun
kemudian YAWADA’I mengembangkan sayapnya dengan mendirikan
Taman Kanak-kanak Islam (TK), Sekolah Dasar Islam (SD), dan Sekolah
Menengah Pertama Islam (SMP) di atas tanah seluas 2,8 Ha yang berlokasi
di Gang H. Ma’ung Jalan Otto Iskandardinata Ciputat, dengan nama Al
Syukro TK-SD dan SMP Islam Al Syukro. TK, SD, dan SMP Islam Al
Syukro di Ciputat terus berkembang menjadi lembaga pendidikan islam yang
menjadi pilihan masyarakat di sekitar Ciputat. Dalam setiap penilain
77
akreditasi yang dilaksanakan Dinas Pendidikan setempat, Sekolah Islam Al
Syukro Universal selalu mendapatkan akreditasi “A”.
Seiring dengan tujuan untuk menyelenggarakan pendidikan islam dari
jenjang TK hingga perguruan tinggi tersebut, keluarga wakif memandang
perlu untuk menunjuk lembaga lain yang memiliki jaringan luas dalam
pengelolaan kegiatan-kegiatan sosial dan kemanusiaan. Untuk selanjutnya
pendiri YAWADA’I dan Buli Oskar Surjaatmadja mengikrarkan wakafnya,
agar area Al Syukro di Ciputat dan segala aset serta penyelenggaraan
sekolahnya diserahkan kepada ummat, dengan menunjuk Yayasan Dompet
Dhuafa Republika sebagai nadzir (pihak penerus amanah). Sejak akad wakaf
tanggal 2 November 2010, Sekolah Islam Al Syukro Universal diberi istilah
baru yakni Perguruan Islam Al Syukro Universal di bawah naungan Yayasan
Dompet Dhuafa Republika, Yayasan Wakaf Daar Asykaril Ibaad tetap
mengelola TK dan TPA Islam Al Syukro di Cipete Jakarta Selatan.
Pewakafan ini dilakukan dengan tujuan agar “Harta Benda Wakaf” sebagai
Perguruan Islam Al Syukro Universal dapat dilanjutkan dengan
pembangunan, pengembangan, dan pengelolaannya oleh nazhir, dalam
rangka mendidik dan membina ummat terutama anak didik Indonesia.
2. Profil SMP Islam Al Syukro Universal Kota Tangerang Selatan
Tabel 4.1
Profil SMP Islam Al Syukro Universal Kota Tangerang Selatan
No Identitas Sekolah
1 Nama Sekolah SMP Islam Al Syukro Universal
2 Jenjang Pendidikan SMP
3 Status Kepemilikan Yayasan Dompet Dhuafa Republika
4 Status Sekolah Swasta
5 No. Statistik Sekolah 204020417303
6 Tanggal Operasi Sekolah Juli Tahun 2000
78
7 Alamat Sekolah Jl. Otista Raya Gg. H. Ma’ung No. 30
Ciputat 154 Kota Tangerang Selatan
Kode Pos 15441
Kelurahan Ciputat
Kecamatan Ciputat
Kabupaten/Kota Kota Tangerang Selatan
Provinsi Banten
Negara Indonesia
8 Luas Lahan/Tanah 2.800 m2
9 No. Telepon/Fax 021-7443322
10 Email [email protected]
Sumber: SMP Islam Al Syukro Universal Kota Tangerang Selatan
3. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah
a. Visi
Visi SMP Islam Al Syukro Universal Kota Tangerang Selatan, yaitu:
Menjadikan SMP Islam Al Syukro Universal sebagai lembaga
pendidikan terkemuka, yang bernafaskan Islam, bertaraf internasional dan
berwawasan lingkungan
b. Misi
Adapun yang menjadi misi dari SMP Islam Al Syukro Universal
Kota Tangerang Selatan, yaitu:
1) Membentuk warga sekolah yang beriman, bertakwa dan berakhlakul
karimah sesuai dengan nilai-nilai Islam
2) Mewujudkan proses pendidikan yang bermutu, yang mampu bersaing
dengan lembaga pendidikan lokal, nasional maupun internasional
3) Membimbing siswa agar dapat menggali sumber-sumber dan
kemampuan diri pribadi agar dapat berkompetisi di era globalisasi
79
4) Meningkatkan kualitas proses pendidikan dalam rangka pembentukan
kepribadian berkarakter dan memiliki kemanfaatan bagi lingkungan
sekitar
5) Membangun kesadaran untuk peduli pada lingkungan hidup
c. Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan dari SMP Islam Al Syukro Universal
Kota Tangerang Selatan, yaitu:
1) Membimbing warga sekolah untuk menjunjung tinggi nilai-nilai
agama, moral, etika, estetika, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa
2) Membimbing pengembangan akhlakul karimah pada diri siswa dan
semua komponen sekolah
3) Meningkatkan kualitas dan kuantitas kegiatan keimanan dan ketakwaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa
4) Menumbuhkan dan mengintensifkan penghayatan dan pengalaman
ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari
5) Menumbuhkan semangat nasionalisme dan patriotisme siswa
6) Terwujudnya proses pembelajaran efektif yang berstandar kompetensi
serta terintegrasinya life skill dalam proses pembelajaran
7) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif melalui
kegiatan kurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler
8) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam
pembelajaran dan administrasi sekolah
9) Meningkatkan kemampuan siswa dalam berbahasa asing
10) Membekali peserta didik agar memiliki keterampilan teknologi
informasi dan komunikasi serta mampu mengembangkan diri secara
mandiri
11) Menyertakan warga sekolah untuk menjaga lingkungan hidup
80
4. Sarana dan Prasarana Sekolah
SMP Islam Al Syukro Universal Kota Tangerang Selatan memiliki
sarana dan prasarana sebagai berikut:
a. Ruang kelas ber AC
b. Laboratorium Komputer dan Bahasa
c. Laboratorium Science
d. Pusat Sumber Belajar
e. Ruang Audio Visual
f. Pembelajaran Outdoor
g. Pembelajaran Indoor
h. Klinik Kesehatan UKS
i. Mushola
j. Lingkungan Sekolah
k. Sarana Outbond
l. Sarana Olahraga
m. Internet
n. Perpustakaan
o. Jemputan
p. Catering
q. Kantin
5. OSIS SMP Islam Al Syukro Universal Kota Tangerang Selatan
Berikut kegiatan yang diselenggarakan oleh OSIS SMP Islam Al
Syukro Universal Kota Tangerang Selatan, yaitu:
a. Diskusi (Kelompok Belajar, Kelompok Tugas Kerja)
b. Penulisan Karangan (Mading)
c. Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS)
d. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
e. Pramuka
f. Kesenian (Seni Tari, Seni Suara, Seni Musik)
g. Pengumpulan Dana Sosial
81
h. Peringatan Hari-hari Besar Nasional atau Keagamaan
Kepala Sekolah
Siti Umrah, S.Ag
Pembina OSIS
Hildawati, S.Pd
Ketua OSIS
Ridwan Firmansyah
Wakil Ketua OSIS
Rizky Roseline Assyfa
Sekretaris
Muhammad Shakti
Dhiya Haidar
Bendahara
Rajwa Asykira Putra
Herdiansyah
SekBid. Kerohanian
Haifa Kemaila
Abid Irsyad
Rafif Rabbani
Cahaya Maharani
Chayara Alimamaysun
Tia Setia Dewi
SekBid. Kesehatan
Jasmine Kirana
Zahwa Nailatus Syafaah
Ananda Krishna Putri
Audrey Syakira Anjani
Keisha Nabila Akmal
Tia Setia Dewi
SekBid. Perlengkapan
Arvin Darian Nasya
Aurelio Yose Rizal
Alharits Mumtaz
Rifqi Rakha
Muhammad Shafi Dhihar
Tia Setia Dewi
SekBid. HUMAS
Tsanya Ratu Illiya
Kyoshi Irisawa
Riandu Aditya Bhirowo
Radja Rechwan Arief S
Ananda Putri Humairah
SekBid. Kesenian
Syifa Saffanah
Fyrhan Gunawan
Vimarsya Tiani Adline
Raisa Ayumi
Zhaskia Nabil Aspari
SekBid. Olahraga
Rayhan Andika Putra
Muhammad Naufal Iffat
Aryananda Kayleen
Dkartiko Nugroho
Machtavish Nur Sofyan
Gambar 4. 1
Struktur OSIS SMP Islam Al Syukro Universal
Kota Tangerang Selatan
82
6. Kegiatan Ekstrakurikuler Sekolah
Kegiatan ekstrakurikuler yang menjadi rutinitas siswa/siswi SMP Islam
Al Syukro Universal Kota Tangerang Selatan yaitu:
a. Pramuka
b. Bina Vokalia
c. Futsal
d. Basket
e. Science Club
f. Tari Saman
g. Bulu Tangkis
7. Personil Sekolah
a. Guru
Tabel 4. 2
Daftar Guru SMP Islam Al Syukro Universal Kota Tangerang Selatan
No Nama Guru Jabatan Struktural Bidang Studi
1 Siti Umroh, S.Ag Kepala Sekolah -
2 Kosaman, S.E Waka Kurikulum IPS
Bendahara
3 Hildawati, S.Pd Waka Kesiswaan B.Indonesia
Koord. Pengembangan
Karakter
SBK
BK
4 Humaidi, S.Ag Kep. Perpustakaan B.Indonesia
5 Akhmad Ferdiansyah, S.Pd Wali Kelas 8 B Matematika
6 Cahya Dima Anugrah Kep. Lab. IPA IPA
Wali Kelas 9
7 Rizky Kurniawan, S.Pd Koord. Peningkatan
Bakat dan Prestasi
PJOK
Kep. Lab. Komputer Prakarya
Wali Kelas 7 B TIK
83
8 Fadly Rizaldi, S.Pd Koord. Pembiasaan dan
Kegiatan Siswa
PAI
Wali Kelas 7 A PKn
9 Narini, S.Pd Wali Kelas 8 A B.Inggris
Koord. Pengembangan
Literasi
SBK
English Camb
10 Zaimul Haq, M.Ag Guru Bidang Studi Tahfiz
Prakarya
B.Arab
11 Noorjannah TU -
Sumber: SMP Islam Al Syukro Universal Kota Tangerang Selatan
1) Jenjang pendidikan dan status guru
Tabel 4. 3
Jenjang Pendidikan dan Status Guru
No Tingkat
Pendidikan
Status Guru Jenis Kelamin
Jumlah Ket. GT GTT
Laki-
laki Perempuan
1 S3 / S2 1 - 1 - 1
2 S1 9 - 6 3 9
3 D-4 - - - - -
4 D3/Sarmud - - - - -
5 D2 - - - - -
6 D1 - - - - -
7 SMA - - - - -
Total 10 - 7 3 10
Sumber: SMP Islam Al Syukro Universal Kota Tangerang Selatan
84
Keterangan:
GT : Guru Tetap
GTT : Guru Tidak Tetap
2) Data jumlah guru dan statusnya
Tabel 4. 4
Data Jumlah Guru dan Statusnya
No Mata Pelajaran Jumlah
Guru
Status Guru
GT GTT Bantu Honor
1 Pendidikan Agama 1 1
2 Pendidikan
Kewarganegaraan
1 1
3 Matematika 1 1
4 Bahasa Indonesia 1 1
5 Bahasa Inggris 1 1
6 Ilmu Pengetahuan Alam 1 1
7 Ilmu Pengetahuan Sosial 1 1
8 Penjaskes 1 1
9 Pendidikan Seni Budaya 1 1
10 Tikom
11 Muatan Lokal 1 1
Total 10 10
Sumber: SMP Islam Al Syukro Universal Kota Tangerang Selatan
Keterangan:
GT : Guru Tetap
GTT : Guru Tidak Tetap
85
b. Peserta Didik
Tabel 4. 5
Peserta Didik SMP Islam Al Syukro Universal Kota Tangerang Selatan
No Kelas Jenis Kelamin
Jumlah Laki-laki Perempuan
1 Kelas 7 (A dan B) 20 22 42
2 Kelas 8 (A dan B) 14 21 35
3 Kelas 9 7 10 17
Jumlah 94
Sumber: SMP Islam Al Syukro Universal Kota Tangerang Selatan
86
c. Struktur Organisasi SMP Islam Al Syukro Universal Kota
Tangerang Selatan
d.
Direktur
Eko Fajar Santoso, S.E
GM Pendidikan
Cicih Kurniasih, S.S
Kepala Sekolah
Siti Umroh, S.Ag
Dinas Pendidikan
H. Taryono, M.Pd
Komite Sekolah
Aslamawati, S.E
Tata Usaha
Noorjanah
Bendahara
Kosaman, S.E
Wk. Kurikulum
Kosaman, S.E
Wk. Kesiswaan
Hildawati, S.Pd
Koord. Pengembangan Literasi
Nasrini, S.Pd
Koord. Pembiasaan dan Keg.
Siswa
Fadly Rizaldi, S.Pd Koord. Peningkatan Bakat dan
Prestasi
Rizky Kurniawan, S.Pd
Koord. Pengembangan Karakter
Hildawati, S.Pd
Wali Kelas 7 A
Fadly Rizaldi, S.Pd
Wali Kelas 7 B
Rizky Kurniawan, S.Pd
Wali Kelas 8 A
Nasrini, S.Pd
Wali Kelas 8 B
A.Ferdiansyah, S.Pd
Wali Kelas 9
Cahya Dima A, S.Pd
Guru Mata Pelajaran
Peserta Didik
Gambar 4. 2
Struktur Organisasi SMP Islam Al Syukro Universal Kota Tangerang Selatan
87
B. Deskripsi Data
Penelitian yang dilakukan di SMP Islam Al Syukro Universal Kota
Tangerang Selatan menggunakan teknik pengumpulan data pengolahan data
intensitas mengikuti kegiatan OSIS dan kreativitas siswa yakni melalui angket.
Dalam hal ini, peneliti menggunakan kuisioner yang terdiri dari 30 butir soal
untuk variabel X (Intensitas mengikuti Kegiatan OSIS) dan 33 butir soal untuk
variabel Y (Kreativitas Siswa) dengan 4 alternatif jawaban yaitu: (1) Selalu, (2)
Sering, (3) Kadang-kadang, (4) Tidak Pernah untuk variabel X (Intensitas
mengikuti Kegiatan OSIS) dan (1) SS (Sangat Setuju), (2) S (Setuju), (3) TS
(Tidak Setuju), (4) STS (Sangat Tidak Setuju) untuk variabel Y (Kreativitas
Siswa).
Berikut ini akan dideskripsikan secara rinci mengenai hasil perhitungan
statistik dengan menggunakan uji regresi linear sederhana dengan menggunakan
SPSS versi 23
1. Deskripsi Data Variabel X dan Hasil Analisisnya
a. Data Variabel X (Intensitas mengikuti Kegiatan OSIS)
Data intensitas mengikuti kegiatan OSIS diperoleh dari hasil angket.
Sampel diambil sebanyak 48 responden yang terdiri dari siswa-siswa di
SMP Islam Al Syukro Universal Kota Tangerang Selatan. Dari jumlah
sampel itu, peneliti kemudian mengumpulkan data dan melakukan
pengelompokkan data tentang intensitas mengikuti kegiatan OSIS. Data
intensitas mengikuti kegiatan OSIS dapat dilihat secara rinci pada tabel
berikut ini:
Tabel 4. 6
Data Variabel X (Intensitas mengikuti Kegiatan OSIS)
No Responden Intensitas mengikuti Kegiatan OSIS
1 Responden 1 98
2 Responden 2 73
3 Responden 3 71
4 Responden 4 77
88
5 Responden 5 86
6 Responden 6 76
7 Responden 7 85
8 Responden 8 96
9 Responden 9 99
10 Responden 10 102
11 Responden 11 73
12 Responden 12 93
13 Responden 13 105
14 Responden 14 92
15 Responden 15 99
16 Responden 16 68
17 Responden 17 68
18 Responden 18 92
19 Responden 19 96
20 Responden 20 102
21 Responden 21 95
22 Responden 22 116
23 Responden 23 94
24 Responden 24 97
25 Responden 25 113
26 Responden 26 107
27 Responden 27 104
28 Responden 28 113
29 Responden 29 108
30 Responden 30 99
31 Responden 31 105
32 Responden 32 86
33 Responden 33 96
34 Responden 34 100
89
35 Responden 35 95
36 Responden 36 113
37 Responden 37 104
38 Responden 38 102
39 Responden 39 63
40 Responden 40 84
41 Responden 41 75
42 Responden 42 103
43 Responden 43 94
44 Responden 44 105
45 Responden 45 107
46 Responden 46 96
47 Responden 47 86
48 Responden 48 109
Ʃ 4520
Sumber: Hasil Olah Data Penelitian
b. Hasil Analisis Variabel X (Intensitas mengikuti Kegiatan OSIS)
1) Rentang Nilai (r)
r = Nilai Tertinggi – Nilai Terendah
= 116 – 63
= 53
2) Jumlah Kelas (k)
k = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 48
= 1 + 5,55
= 6,55 ≈ 7
3) Panjang Interval (i)
i = Jumlah Rentang Nilai (r) : Jumlah Kelas (k)
= 53 : 7
= 7,57 ≈ 8
90
4) Tabel Distribusi Frekuensi Variabel X (Intensitas mengikuti Kegiatan
OSIS)
Tabel 4. 7
Tabel Distribusi Frekuensi Variabel Intensitas mengikuti Kegiatan OSIS
Kelas Interval Fi Xi FiXi
63 – 70 3 66,5 199,5
71 – 78 6 74,5 447
79 – 86 5 82,5 412,5
87 – 94 5 90,5 452,5
95 – 102 15 98,5 1.477,5
103 – 110 10 106,5 1.065
111-116 4 113,5 454
∑ 48 633 4.508
Sumber: Hasil Olah Data Penelitian
5) Mean (Rata-rata)
Mean = Σ 𝐹𝑖𝑋𝑖
Σ 𝐹𝑖
Mean = 4,508
48
Mean = 94,17
Dari hasil intensitas mengikuti kegiatan OSIS pada siswa-siswa
di SMP Islam Al Syukro Universal Kota Tangerang Selatan diperoleh
nilai rata-rata sebesar 94,17. Dari hasil nilai rata-rata intensitas
mengikuti kegiatan OSIS tersebut, kemudian nilai yang diperoleh
dikonversi dengan skala penilaian rentang 81 - 100. Rentang nilai ini
menunjukkan bahwa intensitas mengikuti kegiatan OSIS di SMP Islam
Al Syukro Universal Kota Tangerang Selatan diinterpretasikan sangat
tinggi.
91
2. Deskripsi Data Variabel Y dan Hasil Analisisnya
a. Data Variabel Y (Kreativitas Siswa)
Data kreativitas siswa diperoleh dari hasil angket. Sampel diambil
dari 48 responden yang terdiri dari siswa-siswa di SMP Islam Al Syukro
Universal Kota Tangerang Selatan. Dari jumlah sampel itu, peneliti
kemudian mengumpulkan data dan melakukan pengelompokkan data
tentang kreativitas siswa. Data penelitian kreativitas siswa dapat dilihat
secara rinci pada tabel berikut ini:
Tabel 4. 8
Data Variabel Y (Kreativitas Siswa)
No Responden Kreativitas Siswa
1 Responden 1 89
2 Responden 2 70
3 Responden 3 68
4 Responden 4 77
5 Responden 5 81
6 Responden 6 77
7 Responden 7 81
8 Responden 8 79
9 Responden 9 96
10 Responden 10 103
11 Responden 11 73
12 Responden 12 94
13 Responden 13 103
14 Responden 14 92
15 Responden 15 95
16 Responden 16 69
17 Responden 17 68
18 Responden 18 91
92
19 Responden 19 98
20 Responden 20 100
21 Responden 21 90
22 Responden 22 110
23 Responden 23 98
24 Responden 24 114
25 Responden 25 108
26 Responden 26 95
27 Responden 27 103
28 Responden 28 87
29 Responden 29 106
30 Responden 30 94
31 Responden 31 100
32 Responden 32 81
33 Responden 33 85
34 Responden 34 95
35 Responden 35 106
36 Responden 36 94
37 Responden 37 63
38 Responden 38 105
39 Responden 39 101
40 Responden 40 64
41 Responden 41 73
42 Responden 42 103
43 Responden 43 72
44 Responden 44 93
45 Responden 45 107
46 Responden 46 92
47 Responden 47 83
48 Responden 48 115
93
Ʃ 4338
Sumber: Hasil Olah Data Penelitian
c. Hasil Analisis Variabel Y (Kreativitas Siswa)
1) Rentang Nilai (r)
r = Nilai Tertinggi – Nilai Terendah
= 115 – 63
= 52
2) Jumlah Kelas (k)
k = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 48
= 1 + 5,55
= 6,55 ≈ 7
3) Panjang Interval (i)
i = Jumlah Rentang Nilai (r) : Jumlah Kelas (k)
= 52 : 7
= 7,42 ≈ 7
4) Tabel Distribusi Frekuensi Variabel Y (Kreativitas Siswa)
Tabel 4. 9
Tabel Distribusi Frekuensi Variabel Kreativitas Siswa
Kelas Interval Fi Xi FiXi
63 – 69 5 66 330
70 – 76 4 73 292
77 – 83 6 80 480
84 – 90 5 87 435
91 – 97 11 94 1.034
98 – 104 10 101 1.010
105 – 115 7 110 770
∑ 48 611 4.351
Sumber: Hasil Olah Data Penelitian
94
1) Mean (Rata-rata)
Mean = Σ 𝐹𝑖𝑋𝑖
Σ 𝐹𝑖
Mean = 4.351
48
Mean = 90,38
Dari hasil kreativitas siswa pada siswa-siswa di SMP Islam Al
Syukro Universal Kota Tangerang Selatan diperoleh nilai rata-rata
sebesar 90,38. Dari hasil nilai rata-rata intensitas mengikuti kegiatan
OSIS tersebut, kemudian nilai yang diperoleh dikonversi dengan skala
penilaian rentang 81 - 100. Rentang nilai ini menunjukkan bahwa
kreativitas siswa di SMP Islam Al Syukro Universal Kota Tangerang
Selatan diinterpretasikan sangat tinggi.
C. Uji Prasyarat
1. Uji Normalitas
Uji Normalitas Residual digunakan untuk menguji apakah nilai residual
yang dihasilkan dari regresi terdistribusi secara normal atau tidak. Model
regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual yang terdistribusi secara
normal. Metode yang digunakan adalah metode grafik, yaitu dengan melihat
penyebaran data pada sumber diagonal pada grafik Normal P-P Plot of
Regresstion Standardized. Sebagai dasar pengambilan keputusannya, jika
titik-titik menyebar sekitar garis mengikuti garis diagonal, maka nilai residual
tersebut adalah normal. Berikut ini adalah hasil pengujian normalitas data
dengan uji Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan SPSS versi 23 seperti
tabel berikut ini:
95
Tabel 4. 10
Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic Df Sig.
Intensitas mengikuti
Kegiatan OSIS ,144 48 ,114 ,941 48 ,097
Kreativitas Siswa ,109 48 ,200* ,960 48 ,103
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Sumber: Hasil Olah Data Penelitian
Hipotesis:
H₀ : data berasal dari distribusi yang normal
H₁ : data berasal dari distribusi yang tidak normal
Dari hasil uji normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov di atas
maka dapat ditarik kesimpulan, data pada variabel X (Intensitas mengikuti
Kegiatan OSIS) dan variabel Y (Kreativitas Siswa) memiliki nilai signifikansi
Kolmogorov-Smirnov masing-masing sebesar 0,114 dan 0,200. Karena nilai
signifikansi Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari 0,05 maka data
berdistribusi normal. Dari hasil analisis juga terlihat nilai statistik untuk
Kolmogorov-Smirnov variabel X (Intensitas mengikuti Kegiatan OSIS)
sebesar 0,144 > 0,05 dan variabel Y (Kreativitas Siswa) memperoleh nilai
sebesar 0,109 > 0,05 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data
berdistribusi normal.
Sedangkan hasil pengujiam dengan menggunakan grafik Normal P-P
Plot of Regression Standardized Residual pada SPSS versi 23, yaitu:
96
Gambar 4. 3
Diagram Plot Kreativitas Siswa
Dari hasil diagram di atas, tergambar jelas bahwa titik-titik yang
menyebar mengikuti garis diagonal. Maka dari itu, dapat ditarik kesimpulan
bahwa data berdistribusi normal.
2. Uji Linearitas
Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel
mempunyai hubungan yang linear atau tidak.
Tabel 4. 11
Hasil Uji Linearitas
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
Kreativitas
Siswa *
Intensitas
mengikuti
Kegiatan
OSIS
Between Groups (Combined) 7239,583 27 268,133 2,954 ,008
Linearity 3948,108 1 3948,108 43,489 ,000
Deviation
from
Linearity
3291,476 26 126,595 1,394 ,225
Within Groups 1815,667 20 90,783
Total 9055,250 47
Sumber: Hasil Olah Data Penelitian
97
Berdasarkan hasil output di atas, maka dasar pengambilan
keputusannya adalah:
a. Berdasarkan nilai signifikansi
Diperoleh nilai signifikansi = 0,225. Yang artinya 0,225 > 0,05 maka
terdapat hubungan linear antara variabel X (Intensitas mengikuti Kegiatan
OSIS) dan variabel Y (Kreativitas Siswa)
b. Berdasarkan nilai F
Diperoleh nilai Fhitung = 1,394 sedangkan Ftabel dicari berdasarkan hasil
output di atas yaitu:
df 1 = k – 1 = 2 – 1 = 1
df 2 = n – k = 48 – 2 = 46
Maka diperoleh nilai df 1 = 1 dan df 2 = 46, kemudian cari pada tabel
distribusi F 0,05 maka ditemukan nilai Ftabel = 4,052 yang artinya Fhitung
(1,394) < Ftabel (4,052) maka terdapat hubungan linear antara variabel X
(Intensitas mengikuti Kegiatan OSIS) dan variabel Y (Kreativitas Siswa).
3. Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah objek (dua sampel
atau lebih) yang diteliti memiliki varian yang sama. Pengambilan keputusan
dalam uji homogenitas ini adalah jika nilai signifikan > 0,05, maka dapat
dikatakan bahwa varian dari beberapa populasi itu adalah sama, sebaliknya
jika nilai signifikan < 0,05, maka dapat dikatakan bahwa varian dari beberapa
populasi adalah tidak sama.
Tabel 4. 12
Hasil Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
Intensitas mengikuti Kegiatan OSIS dan Kreativitas Siswa
Levene Statistic df1 df2 Sig.
,407 1 94 ,525
Sumber: Hasil Olah Data Penelitian
98
Berdasarkan hasil output SPSS dari uji homogenitas diketahui bahwa
nilai signifikansi dari kedua variabel 0,525 > 0,05. Artinya bahwa populasi
tersebut bervariasi homogen.
D. Hasil Pengujian Statistik
1. Uji Regresi Linear
Uji regresi linear dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS versi
23. Dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 4. 13
Metode Uji Regresi Linear Sederhana
Variables Entered/Removeda
Model Variables Entered
Variables
Removed Method
1 Intensitas mengikuti
Kegiatan OSIS (X)b . Enter
a. Dependent Variable: Kreativitas Siswa (Y)
b. All requested variables entered.
Sumber: Hasil Olah Data Penelitian
Dari output di atas dapat dilihat bahwa variabel independen yang
dimasukan ke dalam model adalah variabel intensitas mengikuti kegiatan
OSIS dan variabel dependennya adalah kreativitas siswa. Sedangkan metode
regresi menggunakan Enter. Persamaan regresi linear sederhana dirumuskan
sebagai berikut:
Ŷ = a + b X
Dimana:
Ŷ = (dibaca Y topi) subjek variabel terikat yang diproyeksikan
X = Variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu untuk diprediksikan
a = Nilai konstanta harga Y jika X = 0
b = Nilai arah sebagai penentu ramalan (prediksi) yang menunjukkan nilai
peningkatan (+) atau nilai (-) variabel Y
99
Tabel 4. 14
Hasil Uji Analisis Regresi Linear Sederhana
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 25,796 10,936 2,359 ,023
Intensitas mengikuti
Kegiatan OSIS ,686 ,115 ,660 5,963 ,000
a. Dependent Variable: Kreativitas Siswa
Sumber: Hasil Olah Data Penelitian
Pengujian regresi linear dapat dilihat dari hasil output Coefficients.
Nilai-nilai output kemudian dimasukkan kedalam persamaan regresi sebagai
berikut:
Ŷ = 25,796 + 0,686X
Arti dari angka-angka tersebut antara lain:
1) Nilai konstanta (a) adalah 25,796 ini dapat diartikan jika intensitas
mengikuti kegiatan OSIS nya adalah 25,796 maka kreativitas siswa
bernilai 25,796.
2) Nilai koefisien regresi variabel harga (b) bernilai positif yaitu 0,686 maka
dapat diartikan bahwa setiap peningkatan intensitas mengikuti kegiatan
OSIS sebesar 0,686 maka kreativitas siswa juga meningkat sebesar 0,686.
Kemudian, penjelasan kolom dari tabel di atas yaitu:
1) Unstandarized Coefficent adalah nilai koefisien yang tidak terstandarisasi
atau tidak ada patokan. Nilai ini menggunakan satuan yang digunakan
pada data variabel dependen. Koefisien B terdiri dari nilai konstan (harga
Y jika X = 0) dan koefisien regresi (nilai yang menunjukkan peringkat atau
penurunan variabel Y yang didasarkan pada variabel X). Nilai-nilai inilah
yang masuk dalam persamaan regresi linear.
100
2) Standard Error adalah nilai maksimum kesalahan yang dapat terjadi dalam
memperkirakan rata-rata populasi berdasarkan sampel.
3) Standard Coefficient (nilai koefisien yang telah terstandarisasi), nilai
koefisien Beta semakin mendekati 0 maka hubungan antara variabel X
dengan Y tidak kuat. Sedangkan hasil nilai Beta yang didapatkan adalah
sebesar 0,660, maka hal ini berarti terjadi hubungan yang cukup erat
karena mendekati 1.
4) Thitung adalah pengujian signifikansi untuk mengetahui pengaruh variabel
X terhadap Y, apakah berpengaruh signifikan atau tidak. Uji t
membandingkan antara Thitung dengan Ttabel.
5) Signifikansi adalah besarnya probabilitas untuk memperoleh persalahan
dalam mengambil keputusan.
2. Hasil Uji Hipotesis
a. Uji T
Uji T pada kasus ini digunakan untuk mengetahui apakah intensitas
mengikuti kegiatan OSIS berpengaruh secara signifikan atau tidak
terhadap kreativitas siswa. Pengujian menggunakan tingkat signifikansi
0,05 dan 2 sisi. Hasil uji T bisa dilihat dari output Coefficients (Tabel 4.18).
Langkah-langkah pengujian sebagai berikut:
1) Perumusan Hipotesis
H₀ : tidak terdapat pengaruh intensitas mengikuti kegiatan OSIS
terhadap kreativitas siswa di SMP Islam Al Syukro Universal Kota
Tangerang Selatan
H₁ : terdapat pengaruh intensitas mengikuti kegiatan OSIS terhadap
kreativitas siswa di SMP Islam Al Syukro Universal Kota
Tangerang Selatan
2) Penentuan Thitung
Dari output didapat nilai Thitung (equal variance assumed) yang
dilihat pada kolom ke 5 (Tabel 4.18) adalah 5,963 dengan signifikansi
0,000
101
3) Penentuan Ttabel
Ttabel dapat dilihat pada tabel statistik dengan nilai signifikansi
0,05 : 2 = 0,025 (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df = n – 2) yaitu
df = 48 – 2 = 46, hasil diperoleh untuk Ttabel sebesar 2,013
4) Kriteria Pengujian
a) Jika Thitung < Ttabel maka H₀ diterima
b) Jika Thitung > Ttabelmaka H₀ ditolak
Berdasarkan Signifikansi
a) Jika signifikansi > 0,05 maka H₀ diterima
b) Jika signifikansi < 0,05 maka H₀ ditolak.
5) Membuat Kesimpulan Nilai Thitung> Ttabel (5,963 > 2,013) dan
signifikansi (0,000 < 0,05) maka H₀ ditolak. Jadi dapat disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh antara intensitas mengikuti kegiatan OSIS
terhadap kreativitas siswa
3. Koefisien Determinasi
Untuk mengetahui besarnya pengaruh Intensitas mengikuti Kegiatan
OSIS (X) terhadap Kreativitas Siswa (Y) dalam analisis regresi linear
sederhana, bisa dilihat pada nilai R Square atau R2 yang terdapat pada output
SPSS versi 23 yaitu:
Tabel 4. 15
Hasil R Square
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 ,660a ,436 ,424 10,537 2,052
a. Predictors: (Constant), Intensitas mengikuti Kegiatan OSIS
b. Dependent Variable: Kreativitas Siswa
Sumber: Hasil Olah Data Penelitian
Hasil dari tabel di atas, pada bagian ini ditampilkan nilai R = 0,660 dan
koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,436. Nilai ini menunjukkan
102
pengertian bahwa Kreativitas Siswa (Y) dipengaruhi sebesar 43,6%
sedangkan 56,4% dipengaruhi oleh variabel lain.
E. Interpretasi Data
Berdasarkan hasil analisis statistik yang telah dilakukan terhadap kedua
variabel, variabel intensitas mengikuti kegiatan OSIS memperoleh skor tertinggi
116, skor terendah 63 dan rata-rata 94,17. Jika dikonversikan dengan skala
penilaian rentang 81 - 100, maka nilai rata-rata variabel intensitas mengikuti
kegiatan OSIS berada pada kategori sangat tinggi.
Sementara hasil analisis statistik untuk variabel kreativitas siswa diperoleh
skor tertinggi 115, skor terendah 63 dan nilai rata-rata 90,38. Jika dikonversikan
dengan skala penilaian rentang 81 – 100, maka nilai rata-rata variabel kreativitas
siswa berada pada kategori sangat tinggi.
Berdasarkan hasil uji asumsi klasik yang telah dilakukan terhadap kedua
variabel dengan melalui empat uji yaitu untuk hasil uji normalitas dengan
melihat penyebaran data pada sumber diagonal pada grafik Normal PP Plot of
Regression Standardized Residual (Gambar 4.2) dan uji One Sample
Kolmogorov-Smirnov (Tabel 4.14) disimpulkan bahwa data pada variabel X
(Intensitas mengikuti Kegiatan OSIS) dan variabel Y (Kreativitas Siswa)
memiliki nilai signifikansi 0,114 dan 0,200, karena signifikansi lebih dari 0,05
maka data tersebut dinyatakan berdistribusi normal. Dari hasil analisis juga
terlihat nilai statistik untuk Kolmogorov-Smirnov variabel X (Intensitas
mengikuti Kegiatan OSIS) sebesar 0,144 > 0,05 dan variabel Y (Kreativitas
Siswa) memperoleh nilai sebesar 0,109 > 0,05 maka data tersebut dinyatakan
berdistribusi normal. Sedangkan dari hasil uji normalitas menggunakan grafik
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual (Gambar 4.2) dapat
disimpulkan bahwa grafik tersebut menghasilkan data y menyebar di sekitar
garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka data tersebut
berdistribusi normal.
Kemudian hasil uji linearitas bisa dilihat pada hasil SPSS versi 23 yaitu
ANOVA Tabel (Tabel 4.15) sehingga dapat disimpulkan bahwa berdasarkan nilai
103
signifikansi, diperoleh nilai signifikansi = 0,225. Yang artinya 0,225 > 0,05
maka terdapat hubungan linear antara variabel X (Intensitas mengikuti Kegiatan
OSIS) dan variabel Y (Kreativitas Siswa). Sedangkan, berdasarkan nilai F
diperoleh nilai Fhitung = 1,394 kemudian nilai Ftabel dicari berdasarkan hasil
output SPSS yaitu df 1.46 kemudian cari pada tabel distribusi F 0,05 maka
ditemukan nilai Ftabel = 4,052. Yang artinya Fhitung (1,394) < Ftabel (4,052)
maka terdapat hubungan linear antara variabel X (Intensitan mengikuti Kegiatan
OSIS) dan variabel Y (Kreativitas Siswa).
Untuk hasil uji homogenitas bisa dilihat pada output diagram Homogenity
(Gambar 4.16), yaitu apabila nilai signifikan > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa
varian dari beberapa populasi itu bersifat homogen, sebaliknya jika nilai
signifikan < 0,05, maka dapat dikatakan bahwa varian dari beberapa populasi
tidak bersifat homogen. Berdasarkan hasil output SPSS dari uji homogenitas
diketahui bahwa nilai signifikansi dari kedua variabel 0,525 > 0,05. Artinya
bahwa populasi tersebut bervariasi homogen.
Hasil pengujian statistik melalui uji regresi linear sederhana dapat dilihat
hasilnya pada (Tabel 4.18) yaitu a = angka konstan dari Unstandardized
Coefficients nilainya sebesar 25,796 dan b = angka koefisien regresi nilainya
sebesar 0,686. Angka ini mengandung arti bahwa setiap penambahan 1% tingkat
Intensitas mengikuti Kegiatan OSIS (X), maka Kreativitas Sisswa (Y) akan
meningkat sebesar 0,686. Karena nilai koefisien regresi bernilai positif (+), maka
dengan demikian dapat dikatakan bahwa Intensitas mengikuti Kegiatan OSIS
(X) berpengaruh positif terhadap Kreativitas Siswa (Y) sehingga persamaan
regresinya adalah Ŷ = 25,796 + 0,686X.
Berdasarkan hasil besarnya persamaan Ŷ, maka untuk mengetahui apakah
terdapat pengaruh atau tidak antara variabel X (Intensitas mengikuti Kegiatan
OSIS) dan variabel Y (Kreativitas Siswa), maka perlu dilakukan Uji T yaitu
dengan melakukan perbandingan antara Thitung dengan Ttabel. Namun, sebelum
dilakukan perbandingan, terlebih dahulu dicari derajat kebebasan atau df (degree
of freedom), yaitu : df = n – k = 48 – 2 = 46. Diketahui nilai df adalah 46, maka
dicari pada tabel statistik pada signifikansi 0,05 : 2 = 0,025 (uji 2 sisi), maka di
104
dapat nilai Ttabel. sebesar 2,013. Sedangkan, nilai Thitung didapatkan dari hasil
output SPSS versi 23 pada Tabel 4.18 sebesar 5,963.
Berdasarkan kriteria pengambilan keputusan, maka jika Thitung < Ttabel
maka H₀ diterima dan jika Thitung > Ttabel maka H₀ ditolak. Sesuai dengan hasil
yang telah didapatkan maka hasilnya Thitungl (5,963) > Ttabel (2,013) maka H₀
ditolak. Berdasarkan hasil tersebut berarti terdapat pengaruh antara intensitas
mengikuti kegiatan OSIS terhadap kreativitas siswa di SMP Islam Al Syukro
Universal Kota Tangerang Selatan.
Kemudian untuk melihat hasil persentase besarnya pengaruh variabel X
(Intensitas mengikuti Kegiatan OSIS) dengan variabel Y (Kreativitas Siswa)
yaitu dengan menggunakan koefisien determinasi atau R Square. Nilai koefisien
determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R Square yang mendekati nol
berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi
variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-
variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variasi variabel dependen.
Dari hasil yang didapat pada Tabel 4.19 Diperoleh nilai R Square sebesar
0,436 dan apabila dipersentasekan hasilnya adalah 43,6%. Hal ini menunjukkan
pengertian bahwa variabel Y (Kreativitas Siswa) dipengaruhi sebesar 43,6%
oleh variabel X (Intensitas mengikuti Kegiatan OSIS) sedangkan sisanya sebesar
56,4% dipengaruhi oleh variabel lain seperti sarana dan prasarana pendidikan
serta kualitas para tenaga pendidik.
F. Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil dari penelitian menyebutkan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan dari intensitas mengikuti kegiatan OSIS terhadap kreativitas siswa di
SMP Islam Al Syukro Universal Kota Tangerang Selatan.
Hal tersebut dapat dilihat pada pengujian statistik (uji T), hasil nilai Thitung
sebesar 5,963 dan Ttabel sebesar 2,013 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000.
Dengan kriteria pengujian jika Thitung > Ttabel dan jika Signifikansi < 0,05 maka
105
H₀ ditolak. Sehingga hasilnya yaitu terdapat pengaruh yang signifikan antara
intensitas mengikuti kegiatan OSIS terhadap kreativitas siswa di SMP Islam Al
Syukro Universal Kota Tangerang Selatan.
Kemudian pada pengujian statistik melalui uji regresi linear sederhana
yaitu a = angka konstan dari Unstandardized Coefficients nilainya sebesar
25,796 dan b = angka koefisien regresi nilainya sebesar 0,686. Angka ini
mengandung arti bahwa setiap penambahan 1% tingkat Intensitas mengikuti
Kegiatan OSIS (X), maka Kreativitas Siswa (Y) akan meningkat sebesar 0,686.
Serta nilai R Square sebesar 0,436 yang artinya sebesar 43,6% kualitas
pendidikan SMP Islam Al Syukro Universal Kota Tangerang Selatan
dipengaruhi oleh intensitas mengikuti kegiatan OSIS, dan sebesar 56,4%
dipengaruhi faktor lain seperti sarana dan prasarana pendidikan serta kualitas
para tenaga pendidik.
Menurut Yusak Burhanuddin dalam buku Administrasi Pendidikan
kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan melalui OSIS yaitu kegiatan
pengembangan pengetahuan dan kemampuan penalaran, kegiatan
pengembangan keterampilan berdasarkan hobi, dan kegiatan pengembangan
sikap. Kegiatan pengembangan pengetahuan dan kemampuan penalaran terbagi
menjadi beberapa kegiatan yaitu: 1) dikusi, temu karya, seminar, dan lain-lain,
2) penelitian, 3) karya wisata, 4) penulisan karangan untuk berbagai media, 5)
percobaan-percobaan akademis di luar kelas. Untuk kegiatan pengembangan
keterampilan berdasarkan hobi terbagi menjadi beberapa kegiatan yaitu: 1)
latihan kepemimpinan, 2) Palang Merah Remaja, 3) Usaha Kesehatan Sekolah,
4) pramuka, 5) lintas alam, 6) olahraga, 7) kesenian, 8) pengatur lalu lintas, 9)
pengumpulan benda-benda bekas (perangko, binatang, dan lain-lain), dan juga
kegiatan pengembangan sikap terbagai menjadi beberapa kegiatan yaitu: 1)
pengumpulan dana sosial, 2) peringatan hari-hari nasional, keagamaan, 3)
membantu masyarakat yang dapat musibah. Dari berbagai macam kegiatan di
atas perlu adanya intensitas dalam mengikutinya karena dengan adanya
intensitas menandakan seseorang memiliki tekad atau semangat serta
kesungguhan yang kuat dalam mengikuti kegiatan tersebut agar mendapatkan
106
hasil yang lebih maksimal, jadi semakin intens seseorang mengikuti kegiatan
tersebut maka akan semakin maksimal pula hasil yang didapatkannya.
Mulyono dalam buku Manajemen Administrasi dan Organisasi
Pendidikan menyatakan bahwa melalui OSIS dapat disalurkan berbagai inisiatif,
kreativitas, dan kemampuan memimpin dapat dikembangkan. Di samping itu,
organisasi tersebut dapat pula dimanfaatkan untuk mengembangkan proses
belajar-mengajar. Jadi dengan melalui OSIS, kreativitas merupakan salah satu
yang dapat dikembangkan di dalamnya. Makna kreativitas itu sendiri adalah
kemampuan seseorang dalam melakukan hal yang tidak biasa dilakukan pada
jalan yang biasanya dilakukan oleh umum.
Hasil wawancara wakil kepala sekolah bidang kesiswaan SMP Islam Al
Syukro Universal Kota Tangerang Selatan pun menyatakan bahwa memang
terdapat pengaruh intensitas mengikuti kegiatan OSIS terhadap kreativitas
siswa, semakin intensnya siswa dalam mengikuti kegiatan OSIS maka akan
semakin besar pula kreativitas yang dapat dikembangkan. Maka dari itu,
perlunya membentuk kegiatan yang dapat menarik kemauan siswa untuk
mengikutinya, apabila siswa sudah tertaik maka akan timbullah kesungguhan
atau perilaku giat dalam mengikuti kegiatan tersebut.
Secara umum, hasil penelitian ini serupa dengan hasil penelitian Rendy
Ferdian Anggriawan pada tahun 2014 mengenai judul “Pengaruh Partisipasi
Kegiatan Organisasi Siswa Intra Sekolah terhadap Berpikir Kreatif dalam
Memecahkan Masalah Organisasi pada Pengurus OSIS di SMP Negeri I
Gedangan” bahwa terdapat pengaruh partisipasi kegiatan Organisasi Siswa Intra
Sekolah terhadap berpikir kreatif dalam memecahkan masalah organisasi
sebesar 3,97%.
Dengan demikian, berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
peneliti terdapat pengaruh yang positif antara variabel intensitas mengikuti
kegiatan OSIS terhadap kreativitas siswa di SMP Islam Al Syukro Universal
Kota Tangerang Selatan.
107
G. Keterbatasn Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti merasa memiliki keterbatasan
pada hal-hal sebagai berikut:
1. Penyusunan instrumen dan penyebaran angket menguras waktu yang cukup
lama karena banyaknya kegiatan yang dilakukan oleh siswa-siswa setiap
harinya
2. Peneliti hanya menggunakan angket untuk mendapatkan informasi yang
diperlukan dari sekolah sehingga dirasakan kurang mendalam
3. Kurang kondusifnya para siswa yang menjadi responden penelitian saat
penyebaran instrumen karena butir pernyataan yang cukup banyak bagi siswa
108
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan
sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat pengaruh antara
intensitas mengikuti kegiatan OSIS terhadap kreativitas siswa di SMP Islam Al
Syukro Universal Kota Tangerang Selatan. Hal ini dibuktikan dari perhitungan
uji regresi linear sederhana yang menunjukkan pengaruh yang positif dengan
hasil signifikan sebesar 0,000 < 0,05 dan Thitung (5,963) > Ttabel (2,013), dan nilai
signifikan < 0,05, maka keputusan dalam penelitian ini H1 diterima dan H0
ditolak. Maka dapat diinterpretasikan bahwa terdapat pengaruh antara intensitas
mengikuti kegiatan OSIS terhadap kreativitas siswa di SMP Islam Al Syukro
Universal Kota Tangerang Selatan. Sedangkan untuk analisis regresi linear
sederhana diperoleh dari perhitungan untuk komponen a = 25,796 dan b = 0,686,
sehingga persamaan regresi Ŷ = 25,796 + 0,686 X. Dari persamaan regresi linear
tersebut dapat disimpulkan nilai konstanta sebesar 25,796 menyatakan bahwa
jika tidak ada nilai trust maka nilai partisipasi sebesar 25,796. Nilai signifikan
diperoleh dari nilai p value sig sebesar 0,000 < 0,05. Serta nilai R Square sebesar
0,436 yang artinya, sebesar 43,6% kreativitas siswa SMP Islam Al Syukro
Universal Kota Tangerang Selatan dipengaruhi oleh intensitas mengikuti
kegiatan OSISnya, dan sebesar 56,4% dipengaruhi oleh faktor lain.
B. Saran-Saran
Penelitian ini di masa yang akan datang diharapkan dapat menyajikan hasil
penelitian yang lebih berkualitas lagi dengan adanya beberapa masukan
mengenai beberapa hal diantaranya:
1. Pihak Sekolah
a. Hasil penelitian menunjukkan bahwa intensitas mengikuti kegiatan OSIS
memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kreativitas siswa. Oleh
109
sebab itu, pihak sekolah disarankan untuk tetap mendukung kondisi anak
didiknya terutama dalam perkembangan kreativitasnya
b. Dalam rangka membentuk sumber daya manusia yang memiliki kualitas
pendidikan tinggi, disarankan kepada pihak sekolah untuk menciptakan
kegiatan yang memicu siswa untuk mengembangkan kreativitas yang ada
pada dirinya, terutama pada kegiatan OSIS. Jika siswa kreatif, maka akan
memudahkan siswa untuk memperoleh hasil yang diinginkan
c. Pihak sekolah disarankan untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam
kegiatan yang diadakan oleh OSIS baik di dalam sekolah maupun di luar
sekolah, agar kemampuan kreativitas keseluruhan siswa bisa berkembang
d. Menjalin relasi dengan pihak luar sekolah dalam mengembangkan
kreativitas siswa di kegiatan OSIS
2. Pengurus dan Anggota OSIS
a. Tetap termotivasi untuk mengembangkan kreativitas yang dimilikinya
dengan mengikuti kegiatan-kegiatan dalam OSIS
b. Berkontribusi aktif dalam setiap kegiatan OSIS
3. Peneliti Lain
a. Melakukan penelitian secara teliti dan sesuai teknis, karena penyusunan
butir instrumen dalam penelitian kuantitatif cukup lama
b. Harus mencari waktu yang tepat dengan responden, agar tidak terhambat
dalam pengambilan data
c. Diharapkan menambahkan variabel dependen pengaruh intensitas
mengikuti kegiatan OSIS dengan variabel lain yang lebih berpengaruh
terhadap kreativitas siswa seperti pengaruh sarana dan prasarana
pendidikan atau kualitas tenaga pembina OSIS
110
DAFTAR PUSTAKA
Al-Khalili, Amal Abdus-Salam, Mengembangkan Kreativitas Anak, Terj dari تنمية
oleh Umma Farida, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2005 قدرات الإبتكار لدى الأطفال
Alwi, Hasan, dkk, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,
2008
Aunillah, Nurla Isna, Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter di Sekolah,
Jogjakarta: Laksana, 2011
Avianti, Ratu Amilia, Pengembangan Tes Kreativitas, Universita Negeri Jakarta
Burhanuddin, Yusak, Administrasi Pendidikan, Bandung: CV Pustaka Setia, 1998
Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2017
Harahap, E.I Lantang, Mari Mempertinggi Kreativitas, Jakarta: PT Gunung Agung,
1987
Kenedi, Pengembangan Kreativitas Siswa dalam Proses Pembelajaran di Kelas II
SMP Negeri 3 Rokan IV Koto, Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, Sains, dan
Humaniora Vol. 3 No. 2, 2017
Laila, Novta Nisa, Pengaruh Beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA)
terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa FITK UIN Jakarta, Skripsi pada
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta: 2019
Misbahudin dan Hasan, Iqbal, Analisis Data Penelitian dengan Statistik, Jakarta:
Bumi Aksara, 2013
Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan, Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media, 2008
Munandar, S.C Utami, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah
Penuntun bagi Guru dan Orang Tua, Jakarta: PT Gramedia Widiasarana
Indonesia, 1999a
-----, Kreativitas dan Keberbakatan: Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif dan
Bakat, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2014b
111
Ninditya, Fransiska, Mendikbud: Siswa Gali Pengalaman melalui OSIS, Antara
News, 3 Mei 2018, (https://m.antaranews.com/berita/706896/mendikbud-
siswa-gali-pengalaman-melalui-osis), 15 April 2019
Nirwan, Akhmad, dkk (ed), Mulia Karena Guru Sosialisasi Regulasi tentang GTK
2018 Memperkuat Posisi GTK Menuju Abad 21, Jakarta: Direktorat Jenderal
Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
2018, Ed. 9 Tahun IV
Noor, Juliansyah, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya
Ilmiah, Jakarta: Kencana, 2012
Panjaitan, Agustina Hariani dan Surya, Edy, Creative Thinking (Berpikir Kreatif)
dalam Pembelajaran Matematika, Desember 2017
(https://www.researchgate.net/publication/321849189_CREATIVE_THINK
ING_BERPIKIR_KREATIF_DALAM_PEMBELAJARAN_MATEMATI
KA), 20 Agustus 2019
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008
tentang Pembinaan Kesiswaan
Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2003
Priyatno, Duwi, Analisis Korelasi, Regresi, dan Multivariate dengan SPSS,
Yogyakarta: Gava Media, 2013
Priyatno, Duwi, Panduan Praktis Olah Data Menggunakan SPSS, Yogyakarta:
ANDI, 2017
Putra, Sabila Andira, Kreativitas di Indonesia, Kompasiana, 19 Maret 2019,
(https://www.kompasiana.com/sabil/5c831f60bde57542426e2832/kreativita
s-di-indonesia), 18 Agustus 2019
Rachmawati, Yeni dan Kurniati, Euis, Strategi Pengembangan Kreativitas pada
Anak Usia Taman Kanak-Kanak, Jakarta: Kencana, 2017
Raharjo, Sahid, Cara Melakukan Uji Linearitas dengan Program SPSS,
(https://www.spssindonesia.com/2014/02/uji-heteroskedastisitas-dengan-
program-spss.html), 01 April 2019
Riduwan, Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian, Bandung: Alfabeta,
2007
112
Satiadarma, Monty P. Dan Waruwu, Fidelis E., Mendidik Kecerdasan. Pedoman
bagi Orang Tua dan Guru dalam Mendidik Anak Cerdas, Jakarta: Pustaka
Populer Obor, 2003
Semiawan, Conny, dkk, Memupuk Bakat dan Kreativitas Siswa Sekolah Menengah
Petunjuk bagi Guru dan Orang Tua, Jakarta: PT Gramedia, 1987
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, Jakarta: Rineka Cipta,
2010
Sudarma, Momon, Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kreatif, Jakarta:
Rajawali Pers, 2013
Sudarmanto, Gunawan, Statistik Terapan Berbasis Komputer dengan Program
IBM SPSS Statistic 19, Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013
Sudaryono, Metodologi Penelitian, Depok: Rajawali Pers, 2018
Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers, 2014
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed
Methods), Bandung: Alfabeta, 2011
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R dan D, Bandung:
Alfabeta, 2016
Suharjo, Bambang, Statistik Terapan: Disertai Contoh Aplikasi dengan SPSS,
Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013
Sumarno, Benny, Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
menggunakan Model Metaphorming pada Materi Gerak Lurus X Mia 7 SMA
Negeri 1 Kota Jambi, Skripsi pada Universitas Jambi, Jambi: 2016
Suryani dan Hendryadi, Metode Riset Kuantitatif Teori dan Aplikasi pada
Penelitian Bidang Manajemen dan Ekonomi Islam, Jakarta: Kencana, 2015
Suryosubroto, B., Manajemen Pendidikan di Sekolah, Jakarta: PT Rineka Cipta,
2004
Susetyo, Budi, Statistika untuk Analisis Data Penelitian dilengkapi Cara
Perhitungan dengan SPSS dan MS Office Excel, Bandung: PT Rafika
Aditama, 2010
113
Taufik, M., Kreativitas Jalan Baru Pendidikan Islam, Mataram: Lembaga
Pengkajian-Publikasi Islam dan Masyarakat (LEPPIM) IAIN Mataram, 2012
Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan, FIP IKIP Malang, Administrasi
Pendidikan, Malang: IKIP Malang, 1989
Umar, Ali, Pembinaan Sikap Kepemimpinan Siswa Melalui Kegiatan OSIS SMP
Bakti Mulya 400 Jakarta, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
Jakarta: 2014
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan
Permasalahannya, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1999
Wikipedia, Organisasi Siswa Intra Sekolah, diakses pada Minggu, 10 Maret 2019
Zulkarnain, Wildan, Manajemen Layanan Khusus di Sekolah, Jakarta: Bumi
Aksara, 2018
114
LAMPIRAN-LAMPIRAN
115
Lampiran 1
Kisi-kisi Uji Instrumen Variabel Intensitas mengikuti Kegiatan OSIS
Variabel Sub Variabel Indikator No Butir Jumlah
Butir
Intensitas
Mengikuti
Kegiatan
OSIS (X)
- Kegiatan
Pengembangan
Pengetahuan
dan
Kemampuan
Penalaran
- Mengikuti
diskusi
1, 2, 5, 9, 13, 17,
21, 25, 29, 33,
37, 41, 45, 49, 53
15
- Penulisan
karangan
untuk berbagai
media
6, 10, 14, 18, 22 5
- Kegiatan
Pengembangan
Sikap
- Latihan
kepemimpinan
26, 30, 34, 38, 42 5
- Usaha
Kesehatan
Sekolah
3, 7, 46, 50, 54 5
- Pramuka 11, 15, 19, 23, 27 5
- Kesenian 31, 35, 39, 43, 47 5
- Kegiatan
Pengembangan
Keterampilan
Berdasarkan
Hobi
- Pengumpulan
dana sosial
4, 8, 12, 51, 55 5
- Peringatan
hari-hari besar
nasional,
keagamaan
16, 20, 24, 28,
32, 36, 40, 44,
48, 52
10
Total Jumlah Butir 55
116
Lampiran 2
Angket Uji Coba Variabel Intensitas mengikuti Kegiatan OSIS
ANGKET INTENSITAS MENGIKUTI KEGIATAN OSIS
1. Identitas Responden
a. Nama :
b. Jenis Kelamin :
c. Umur :
d. Kelas :
2. Petunjuk Pengisian
a. Bacalah dengan seksama pernyataan di bawah ini
b. Setiap pernyataan pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai dengan
keadaan anda, lalu bubuhkan tanda “cek” (√) pada kotak yang tersedia
3. Keterangan
a. SL : Selalu
b. SR : Sering
c. KD : Kadang-kadang
d. TP : Tidak Pernah
No. Pernyataan Pilihan Jawaban
SL SR KD TP
1. Saya mengikuti setiap pertemuan OSIS
2. Saya lebih memilih untuk aktif saat
berdiskusi dalam rapat OSIS
3. Saya tidak tertarik mengikuti kegiatan-
kegiatan yang diselenggarakan Usaha
Kesehatan Sekolah
4. Saya senang aktif dalam kegiatan
pengumpulan infaq di sekolah
5. Saya aktif mengemukakan pendapat dalam
kegiatan rapat OSIS
6. Saya ikut berkontribusi dalam pembuatan
mading/majalah sekolah
7. Saya senang mengikuti kegiatan-kegiatan
yang diselenggarakan Usaha Kesehatan
Sekolah
117
No. Pernyataan Pilihan Jawaban
SL SR KD TP
8. Saya tertarik dalam kegiatan pengumpulan
infaq di sekolah
9. Saya senang mengikuti setiap pertemuan
OSIS
10. Saya tertarik ikut berkontribusi dalam
pembuatan mading/majalah sekolah
11. Saya mengikuti kegiatan pramuka di sekolah
12. Saya tidak tertarik dalam kegiatan
pengumpulan infaq di sekolah
13. Saya senang bisa aktif dalam mengemukakan
pendapat dalam kegiatan rapat OSIS
14. Saya senang ikut berkontribusi dalam
pembuatan mading/majalah sekolah
15. Saya tidak mengikuti kegiatan pramuka di
sekolah
16. Saya berpartisipasi dalam perayaan Hari
Besar Nasional di sekolah
17. Saya mengikuti kegiatan OSIS
18. Saya tidak tertarik ikut berkontribusi dalam
pembuatan mading/majalah sekolah
19. Saya tertarik mengikuti kegiatan pramuka di
sekolah
20. Saya ikut serta dalam perayaan Hari Besar
Keagamaan yang diselenggarakan di sekolah
21. Saya tertarik mengikuti kegiatan OSIS
22. Saya tidak berkontribusi dalam penulisan
mading/majalah sekolah
23. Saya tidak tertarik mengikuti kegiatan
pramuka di sekolah
24. Saya tidak berpartisipasi dalam perayaan
Hari Besar Nasional di sekolah
25. Saya senang bisa mengikuti kegiatan OSIS
26. Saya hadir dalam LDKS (Latihan Dasar
Kepemimpinan Siswa) yang diselenggarakan
oleh OSIS
27. Saya senang mengikuti kegiatan pramuka di
sekolah
118
No. Pernyataan Pilihan Jawaban
SL SR KD TP
28. Saya tidak ikut serta dalam perayaan Hari
Besar Keagamaan yang diselenggarakan di
sekolah
29. Saya tertarik mengikuti setiap pertemuan
OSIS
30. Saya tidak hadir dalam LDKS (Latihan Dasar
Kepemimpinan Siswa) yang diselenggarakan
oleh OSIS
31. Saya mengikuti kegiatan kesenian di sekolah
32. Saya tertarik ikut serta dalam perayaan Hari
Besar Keagamaan yang diselenggarakan di
sekolah
33. Saya tidak tertarik mengikuti kegiatan OSIS
34. Saya tertarik mengikuti LDKS (Latihan
Dasar Kepemimpinan Siswa) yang
diselenggarakan oleh OSIS
35. Saya tidak mengikuti kegiatan kesenian di
sekolah
36. Saya tertarik berpartisipasi dalam perayaan
Hari Besar Nasional di sekolah
37. Saya tidak tertarik mengikuti setiap
pertemuan OSIS
38. Saya tidak tertarik mengikuti LDKS (Latihan
Dasar Kepemimpinan Siswa) yang
diselenggarakan oleh OSIS
39. Saya tertarik mengikuti kegiatan kesenian di
sekolah
40. Saya tidak tertarik ikut serta dalam perayaan
Hari Besar Keagamaan yang diselenggarakan
di sekolah
41. Saya izin tidak mengikuti kegiatan OSIS
42. Saya senang mengikuti LDKS (Latihan
Dasar Kepemimpinan Siswa) yang
diselenggarakan oleh OSIS
43. Saya tidak tertarik mengikuti kegiatan
kesenian di sekolah
119
No. Pernyataan Pilihan Jawaban
SL SR KD TP
44. Saya tidak tertarik berpartisipasi dalam
perayaan Hari Besar Nasional di sekolah
45. Saya tidak tertarik aktif dalam
mengemukakan pendapat dalam kegiatan
rapat OSIS
46. Saya mengikuti kegiatan-kegiatan yang
diselenggarakan Usaha Kesehatan Sekolah
47. Saya senang mengikuti kegiatan kesenian di
sekolah
48. Saya senang ikut serta dalam perayaan Hari
Besar Keagamaan yang diselenggarakan di
sekolah
49. Saya tidak mengikuti setiap pertemuan OSIS
50. Saya tidak mengikuti kegiatan-kegiatan yang
diselenggarakan Usaha Kesehatan Sekolah
51. Saya selalu menyumbangkan sebagian uang
saku saya ketika ada kegiatan pengumpulan
infaq di sekolah
52. Saya senang berpartisipasi dalam perayaan
Hari Besar Nasional di sekolah
53. Saya tidak memilih aktif saat berdiskusi
dalam rapat OSIS
54. Saya tertarik mengikuti kegiatan-kegiatan
yang diselenggarakan Usaha Kesehatan
Sekolah
55. Saya aktif dalam kegiatan pengumpulan
infaq di sekolah
120
Lampiran 3
Rekapitulasi Hasil Uji Coba Angket Variabel X (Intensitas mengikuti Kegiatan
OSIS)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55
1 4 4 3 2 2 4 2 4 4 1 4 3 3 1 4 4 4 1 1 3 4 4 1 4 4 4 2 4 4 4 4 1 4 4 4 1 4 1 2 3 4 4 3 3 4 3 2 2 4 4 4 2 4 4 4 172
2 2 2 4 2 3 4 2 4 2 4 4 3 3 4 4 4 3 4 2 4 3 3 4 4 4 1 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 1 4 3 2 4 4 3 4 3 4 4 2 2 183
3 1 1 3 1 1 1 2 1 1 1 2 3 1 1 3 3 1 3 2 2 1 1 3 3 1 1 2 3 1 2 1 2 1 2 1 2 2 1 2 3 1 2 2 2 1 2 2 2 1 3 2 2 4 3 4 102
4 3 3 2 3 1 1 2 4 3 2 4 4 3 2 4 4 4 3 3 4 4 2 3 4 4 3 2 4 3 4 2 4 3 4 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 166
5 3 2 3 2 2 1 4 3 2 1 3 3 4 2 3 3 3 2 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 2 4 2 4 3 4 3 4 3 2 2 3 1 4 3 4 3 3 2 3 4 3 3 4 3 3 4 163
6 4 2 3 3 1 1 1 4 4 1 4 3 1 1 4 4 4 2 2 4 4 2 3 1 4 4 2 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 2 2 3 4 4 2 4 3 3 1 3 165
7 4 3 4 3 3 2 3 4 3 4 4 4 4 1 4 4 4 4 1 4 3 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 3 3 4 3 4 2 3 3 3 4 2 3 4 3 3 4 186
8 4 1 1 3 1 1 1 4 2 1 3 4 1 1 4 3 3 2 2 3 2 1 2 3 2 4 1 4 2 4 2 2 3 3 3 2 2 3 2 2 4 2 2 2 2 1 3 2 4 1 3 3 1 1 2 127
9 4 3 2 3 2 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 2 4 4 2 1 2 3 3 4 4 4 2 4 2 4 1 3 3 1 1 2 3 3 2 4 3 2 2 2 1 2 1 2 4 2 2 3 2 1 2 143
10 1 1 4 3 2 2 3 3 1 2 4 4 2 2 4 4 1 3 4 4 1 3 4 4 1 1 4 4 1 4 2 3 3 1 3 4 4 4 2 4 4 1 3 4 4 2 2 4 4 4 3 3 4 2 2 157
11 1 1 2 3 1 1 2 2 1 2 4 4 1 2 4 3 1 3 3 3 2 3 4 4 1 1 4 4 1 2 3 3 4 2 3 4 1 3 3 3 1 2 4 4 3 3 4 3 1 2 2 2 1 3 3 137
12 1 1 3 3 1 1 2 4 1 2 4 4 1 2 4 3 3 3 4 3 2 3 4 4 1 1 4 4 1 4 2 3 4 1 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 3 165
13 1 1 3 3 1 2 2 3 1 3 4 4 1 3 4 4 1 3 4 3 1 3 4 4 1 2 2 4 1 2 3 3 1 2 3 3 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 3 1 2 4 136
14 1 1 3 3 1 1 2 3 1 2 4 4 1 2 4 3 1 4 2 3 3 3 3 4 2 1 2 4 1 4 4 3 4 1 4 3 4 3 4 4 4 2 4 4 4 2 3 3 4 4 2 3 4 3 2 155
15 4 4 2 4 3 3 2 4 3 3 4 4 3 3 4 4 1 4 3 4 4 4 3 4 3 2 2 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 2 3 4 3 2 3 4 4 4 4 4 4 1 2 180
16 4 4 4 2 4 1 1 3 4 1 4 4 4 1 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 1 4 4 3 2 4 3 3 3 2 4 4 2 4 4 4 2 3 2 4 3 2 2 4 2 2 173
17 4 2 4 3 2 4 4 2 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 3 3 2 4 3 3 4 4 2 3 3 4 2 3 2 4 188
18 3 4 3 2 4 1 1 3 3 3 4 2 2 3 4 2 3 3 4 4 3 2 4 3 4 2 4 1 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 2 4 4 1 3 3 2 2 2 3 2 4 2 2 3 3 2 155
19 1 1 2 4 1 2 4 3 1 2 4 4 1 2 4 4 1 4 4 4 1 3 4 4 1 1 4 4 1 1 3 4 1 1 4 4 1 1 3 4 1 1 4 4 1 2 3 4 1 4 3 4 1 4 4 144
20 1 1 3 4 1 2 4 4 1 2 4 4 1 2 4 4 1 4 4 4 1 3 4 4 1 1 4 4 1 1 3 4 1 1 4 4 1 1 3 4 1 1 4 4 1 1 3 4 1 4 2 4 1 4 3 143
RSP Skor Soal Nomor
Hasil Uji Validitas Variabel X (Intensitas mengikuti Kegiatan OSIS)
Total Skor
121
Lampiran 4
Kisi-kisi Uji Instrumen Variabel Kreativitas Siswa
Variabel Sub Variabel Indikator No Butir Jumlah
Butir
Kreativitas
Siswa (Y)
- Fluency
(Kelancaran)
- Mengajukan banyak
pertanyaan
1, 5, 9, 13,
17, 21
6
- Menjawab dengan
sejumlah jawaban
jika ada pertanyaan
2, 6 2
- Bekerja lebih cepat
dari teman lain
3, 7, 11 3
- Melakukan lebih
banyak daripada
teman lain
4, 8, 12 3
- Dengan cepat
melihat kesalahan
dan kelemahan dari
suatu objek atau
situasi
10, 14, 18 3
- Flexibility
(Kelenturan)
- Memberikan
macam-macam
penafsiran terhadap
suatu gambar, cerita,
atau masalah
15, 20, 25,
30
4
- Menerapkan suatu
konsep atau asas
dengan cara yang
berbeda-beda
16, 22, 26,
31
4
122
- Memberikan
pertimbangan atau
mendiskusikan
sesuatu selalu
memiliki posisi yang
berbeda atau
bertentangan dengan
mayoritas kelompok
19, 24, 29,
34
4
- Jika diberi suatu
masalah biasanya
memikirkan macam-
macam cara yang
berbeda-beda untuk
menyelesaikannya
23, 28, 33,
39, 45
5
- Originality
(Keaslian)
- Memikirkan
masalah-masalah
atau hal yang tak
pernah terpikirkan
orang lain
27, 32 2
- Memberikan
gagasan yang baru
dalam
menyelesaikan
masalah
35, 40 2
- Melahirkan
ungkapan yang baru
dan unik
36, 41 2
123
- Memberikan
contoh-contoh
konsep yang
berbeda dengan
yang sudah ada
37, 42, 46 3
- Elaboration
(Penguraian)
- Mencari arti yang
lebih mendalam
terhadap jawaban
atau pemecahan
masalah dengan
melakukan langkah-
langkah terperinci
38, 44, 47,
50, 56
5
- Mengembangkan
atau memperkaya
gagasan orang lain
43, 48, 53 3
- Cenderung memberi
jawaban yang luas
dan memuaskan
49, 52, 55 3
- Mampu membangun
keterkaitan antar
konsep
51, 54 2
Total Jumlah Butir 56
124
Lampiran 5
Angket Uji Coba Variabel Kreativitas Siswa
ANGKET KREATIVITAS SISWA
1. Identitas Responden
a. Nama :
b. Jenis Kelamin :
c. Umur :
d. Kelas :
2. Petunjuk Pengisian
a. Bacalah dengan seksama pernyataan di bawah ini
b. Setiap pernyataan pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai dengan
keadaan anda, lalu bubuhkan tanda “cek” (√) pada kotak yang tersedia
3. Keterangan
a. SS : Sangat Setuju
b. S : Setuju
c. TS : Tidak Setuju
d. STS : Sangat Tidak Setuju
No. Pernyataan Pilihan Jawaban
SS S TS STS
1. Saya biasanya mampu menghasilkan banyak
pertanyaan tentang suatu materi
2. Saya biasanya memberikan banyak jawaban
dari sebuah pertanyaan karena saya merasa
jawaban-jawaban itu sama benarnya
3. Apabila guru memberikan soal, saya dapat
mengerjakan soal yang diberikan lebih cepat
dari teman-teman saya
4. Berusaha menyelesaikan tugas-tugas dengan
hasil yang baik meskipun saya
mengorbankan waktu dan tenaga yang
banyak
5. Saya tidak mampu menghasilkan pertanyaan
terkait suatu materi
125
No. Pernyataan Pilihan Jawaban
SS S TS STS
6. Saya biasanya hanya mengemukakan satu
jawaban dari sebuah pertanyaan karena saya
merasa jawaban lain sama saja
7. Apabila guru memberikan soal, saya tidak
dapat mengerjakan soal yang diberikan lebih
cepat dari teman-teman saya
8. Meskipun guru tidak memerintahkan untuk
mengerjakan soal-soal lain, saya tetap
mengerjakannya
9. Saya sering mengajukan pertanyaan kepada
guru walaupun siswa lain menganggapnya
lucu atau tidak perlu
10. Jika alat yang dibutuhkan tidak ada, saya
menggunakan alat yang bukan fungsinya,
(misalnya kartu pelajar digunakan sebagai
penggaris)
11. Saya berlomba-lomba dengan teman yang
lain untuk selesai lebih awal dalam
menjawab soal
12. Saya tidak merasa bosan mengerjakan tugas
latihan, walaupun tugas itu berulang-ulang
diberikan
13. Saya biasanya mengajukan banyak
pertanyaan karena saya merasa penasaran
dengan materi yang disampaikan oleh guru
14. Saya berani menegur kesalahan yang
diperbuat teman saya
15. Saya biasanya memberikan banyak pendapat
untuk menyelesaikan suatu masalah
16. Saya biasanya memikirkan cara baru untuk
menyelesaikan suatu permasalahan
17. Saya malas mengajukan pertanyaan karena
teman-teman juga tidak ada yang bertanya
18. Saya senang membantu teman saya yang
kesulitan saat mengerjakan soal
126
No. Pernyataan Pilihan Jawaban
SS S TS STS
19. Dalam membahas atau mendiskusikan suatu
masalah, saya mempunyai pendapat yang
bertentangan dengan mayoritas kelompok
20. Saya malas memberikan pendapat untuk
menyelesaikan permasalahan karena teman-
teman sering tidak memperhatikan
21. Jika ada penjelasan yang kurang jelas, saya
langsung menanyakannya
22. Saya malas untuk memikirkan cara-cara baru
dalam menyelesaikan suatu masalah karena
menurut saya memakai cara lama sudah
cukup
23. Jika diberi suatu masalah, saya biasanya
memikirkan macam-macam cara yang
berbeda-beda untuk menyelesaikannya
24. Saya biasanya mengutarakan pendapat yang
berbeda dari yang lainnya
25. Saya biasanya mengajukan banyak cara
untuk menyelesaikan suatu masalah
26. Saya lebih senang memakai cara lama
daripada memikirkan cara baru untuk
menyelesaikan masalah karena hasilnya pasti
sama saja
27. Saya mampu memikirkan cara untuk
menyelesaikan tugas atau masalah yang tidak
pernah terpikirkan oleh orang lain
28. Jika diberi suatu masalah, saya tidak dapat
memikirkan macam-macam cara yang
berbeda untuk memecahkan masalah tersebut
29. Saya biasanya menyelesaikan masalah
dengan cara saya sendiri
30. Saya biasanya memikirkan banyak cara
untuk menyelesaikan masalah
31. Saya tidak berusaha menemukan
penyelesaian yang baru setelah membaca
atau mendengar gagasan-gagasan
127
No. Pernyataan Pilihan Jawaban
SS S TS STS
32. Saya tidak mampu memikirkan cara untuk
menyelesaikan tugas atau masalah yang tidak
pernah terpikirkan oleh orang lain
33. Jika diberikan suatu masalah, maka saya
tidak mempunyai gagasan mengenai masalah
tersebut
34. Saya memiliki cara berpikir yang lain
daripada yang lain
35. Dalam menyikapi suatu masalah, saya
biasanya memunculkan hal-hal yang baru
atau hal-hal unik
36. Saya mengemukakan jawaban-jawaban yang
tidak lazim yang belum pernah digunakan
oleh teman atau guru saya sebelumnya
37. Saya dapat memberikan contoh yang berbeda
dengan contoh yang sudah ada
38. Dalam memperjelas pendapat yang saya
kemukakan, saya menambahkan detil-detil
dari masalah tersebut
39. Saya tidak meniru cara teman saya dalam
menyelesaikan suatu tugas
40. Saya senang mencari solusi baru dalam
menyelesaikan masalah
41. Dalam diskusi kelompok, saya lebih suka
ditunjuk daripada mengajukan diri
42. Saya tidak dapat memberikan contoh yang
berbeda dengan contoh yang sudah ada
43. Saya dapat mengembangkan ide atau
gagasan yang dikemukakan oleh teman saya
dalam memecahkan soal-soal
44. Dalam menyelesaikan suatu masalah, saya
tidak mengalami kesulitan dalam
menguraikan jawaban dengan jelas dan
terperinci
45. Saya meniru cara teman saya dalam
menyelesaikan suatu tugas
128
No. Pernyataan Pilihan Jawaban
SS S TS STS
46. Walaupun saya sudah menjawab dengan
benar tugas yang ada, tetapi penyelesaiannya
panjang, maka saya mencari cara
menyelesaikannya yang lebih praktis
47. Saya merasa puas dengan langkah kerja saya
dan tidak perlu memeriksa pekerjaan saya
setelah selesai dikerjakan
48. Saya tidak dapat mengembangkan ide atau
gagasan yang dikemukakan oleh teman saya
dalam memecahkan soal-soal
49. Dalam memperkuat gagasan, saya
menggunakan buku sebagai referensi
50. Saya mengecek kembali hasil pekerjaan saya
karena tidak yakin kebenarannya
51. Dari dua kejadian yang berbeda, saya
berusaha mencari kesamaan konsepnya
52. Dalam menjawab pertanyaan, saya berusaha
memberikan jawaban beserta alasannya
53. Saya biasanya berusaha mengembangkan
gagasan-gagasan orang lain dengan bahasa
saya sendiri karena saya akan lebih mudah
memahaminya
54. Saya selalu mencari kesamaan antara dua
kejadian yang berbeda
55. Saya biasanya mengemukakan pendapat
beserta alasannya
56. Saya memeriksa hasil pekerjaan dengan
kritis
129
6. Saya biasanya hanya mengemukakan satu
jawaban dari sebuah pertanyaan karena saya
merasa jawaban lain sama saja
7. Apabila guru memberikan soal, saya tidak
dapat mengerjakan soal yang diberikan lebih
cepat dari teman-teman saya
8. Meskipun guru tidak memerintahkan untuk
mengerjakan soal-soal lain, saya tetap
mengerjakannya
9. Saya sering mengajukan pertanyaan kepada
guru walaupun siswa lain menganggapnya
lucu atau tidak perlu
10. Jika alat yang dibutuhkan tidak ada, saya
menggunakan alat yang bukan fungsinya,
(misalnya kartu pelajar digunakan sebagai
penggaris)
11. Saya berlomba-lomba dengan teman yang
lain untuk selesai lebih awal dalam
menjawab soal
12. Saya tidak merasa bosan mengerjakan tugas
latihan, walaupun tugas itu berulang-ulang
diberikan
13. Saya biasanya mengajukan banyak
pertanyaan karena saya merasa penasaran
dengan materi yang disampaikan oleh guru
14. Saya berani menegur kesalahan yang
diperbuat teman saya
15. Saya biasanya memberikan banyak pendapat
untuk menyelesaikan suatu masalah
16. Saya biasanya memikirkan cara baru untuk
menyelesaikan suatu permasalahan
17. Saya malas mengajukan pertanyaan karena
teman-teman juga tidak ada yang bertanya
18. Saya senang membantu teman saya yang
kesulitan saat mengerjakan soal
19. Dalam membahas atau mendiskusikan suatu
masalah, saya mempunyai pendapat yang
bertentangan dengan mayoritas kelompok
130
20. Saya malas memberikan pendapat untuk
menyelesaikan permasalahan karena teman-
teman sering tidak memperhatikan
21. Jika ada penjelasan yang kurang jelas, saya
langsung menanyakannya
22. Saya malas untuk memikirkan cara-cara baru
dalam menyelesaikan suatu masalah karena
menurut saya memakai cara lama sudah
cukup
23. Jika diberi suatu masalah, saya biasanya
memikirkan macam-macam cara yang
berbeda-beda untuk menyelesaikannya
24. Saya biasanya mengutarakan pendapat yang
berbeda dari yang lainnya
25. Saya biasanya mengajukan banyak cara
untuk menyelesaikan suatu masalah
26. Saya lebih senang memakai cara lama
daripada memikirkan cara baru untuk
menyelesaikan masalah karena hasilnya pasti
sama saja
27. Saya mampu memikirkan cara untuk
menyelesaikan tugas atau masalah yang tidak
pernah terpikirkan oleh orang lain
28. Jika diberi suatu masalah, saya tidak dapat
memikirkan macam-macam cara yang
berbeda untuk memecahkan masalah tersebut
29. Saya biasanya menyelesaikan masalah
dengan cara saya sendiri
30. Saya biasanya memikirkan banyak cara
untuk menyelesaikan masalah
31. Saya tidak berusaha menemukan
penyelesaian yang baru setelah membaca
atau mendengar gagasan-gagasan
32. Saya tidak mampu memikirkan cara untuk
menyelesaikan tugas atau masalah yang tidak
pernah terpikirkan oleh orang lain
33. Jika diberikan suatu masalah, maka saya
tidak mempunyai gagasan mengenai masalah
tersebut
131
34. Saya memiliki cara berpikir yang lain
daripada yang lain
35. Dalam menyikapi suatu masalah, saya
biasanya memunculkan hal-hal yang baru
atau hal-hal unik
36. Saya mengemukakan jawaban-jawaban yang
tidak lazim yang belum pernah digunakan
oleh teman atau guru saya sebelumnya
37. Saya dapat memberikan contoh yang berbeda
dengan contoh yang sudah ada
38. Dalam memperjelas pendapat yang saya
kemukakan, saya menambahkan detil-detil
dari masalah tersebut
39. Saya tidak meniru cara teman saya dalam
menyelesaikan suatu tugas
40. Saya senang mencari solusi baru dalam
menyelesaikan masalah
41. Dalam diskusi kelompok, saya lebih suka
ditunjuk daripada mengajukan diri
42. Saya tidak dapat memberikan contoh yang
berbeda dengan contoh yang sudah ada
43. Saya dapat mengembangkan ide atau
gagasan yang dikemukakan oleh teman saya
dalam memecahkan soal-soal
44. Dalam menyelesaikan suatu masalah, saya
tidak mengalami kesulitan dalam
menguraikan jawaban dengan jelas dan
terperinci
45. Saya meniru cara teman saya dalam
menyelesaikan suatu tugas
46. Walaupun saya sudah menjawab dengan
benar tugas yang ada, tetapi penyelesaiannya
panjang, maka saya mencari cara
menyelesaikannya yang lebih praktis
47. Saya merasa puas dengan langkah kerja saya
dan tidak perlu memeriksa pekerjaan saya
setelah selesai dikerjakan
48. Saya tidak dapat mengembangkan ide atau
gagasan yang dikemukakan oleh teman saya
dalam memecahkan soal-soal
132
49. Dalam memperkuat gagasan, saya
menggunakan buku sebagai referensi
50. Saya mengecek kembali hasil pekerjaan saya
karena tidak yakin kebenarannya
51. Dari dua kejadian yang berbeda, saya
berusaha mencari kesamaan konsepnya
52. Dalam menjawab pertanyaan, saya berusaha
memberikan jawaban beserta alasannya
53. Saya biasanya berusaha mengembangkan
gagasan-gagasan orang lain dengan bahasa
saya sendiri karena saya akan lebih mudah
memahaminya
54. Saya selalu mencari kesamaan antara dua
kejadian yang berbeda
55. Saya biasanya mengemukakan pendapat
beserta alasannya
56. Saya memeriksa hasil pekerjaan dengan
kritis
133
Lampiran 6
Rekapitulasi Hasil Uji Coba Angket Variabel Y (Kreativitas Siswa)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56
1 3 4 3 4 4 3 2 2 2 4 2 4 2 3 3 3 2 4 4 3 4 3 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 187
2 4 4 2 4 2 1 3 4 1 3 2 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 2 4 4 3 4 4 3 3 3 4 2 3 4 3 3 3 3 3 2 2 1 2 2 4 3 3 4 3 4 2 1 169
3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 4 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 2 148
4 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 4 2 3 2 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 4 4 3 4 4 4 4 3 154
5 3 4 3 4 3 3 1 3 3 4 3 2 4 4 3 4 3 4 3 4 3 2 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 2 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 2 4 2 3 4 4 4 4 4 3 4 3 185
6 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 137
7 3 2 2 4 3 3 3 3 4 4 3 2 4 4 4 2 4 3 2 2 4 2 3 3 3 3 3 1 2 2 1 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 4 3 3 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 3 167
8 2 2 2 3 3 3 2 1 1 4 1 2 2 2 2 2 2 3 1 3 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 4 2 3 2 4 2 4 2 2 2 3 132
9 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 4 3 2 2 2 3 1 3 3 3 2 2 3 2 2 3 141
10 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 1 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 155
11 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 4 145
12 3 3 2 3 3 2 3 2 3 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 167
13 3 3 2 3 3 3 2 3 1 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 4 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 134
14 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 156
15 4 3 3 4 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 2 2 2 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 2 4 4 2 190
16 3 3 4 4 3 3 4 3 4 1 2 1 4 2 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 1 4 3 4 1 2 4 4 1 4 3 3 4 4 4 4 1 4 4 4 3 4 4 4 4 2 2 1 4 177
17 4 3 4 3 4 2 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 1 3 4 4 3 4 2 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 2 4 3 3 4 3 3 1 190
18 4 1 2 4 3 2 2 2 2 4 3 3 2 4 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 4 4 2 2 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 156
19 3 2 2 4 3 3 3 3 1 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 2 157
20 3 2 2 4 3 3 3 3 1 3 3 3 3 4 3 3 3 2 2 3 4 2 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 2 4 4 2 3 2 3 3 2 3 4 4 3 3 4 3 3 3 164
RSP Total Skor
Hasil Uji Validitas Variabel Y (Kreativitas Siswa)
Skor Soal Nomor
134
Lampiran 7
Instrumen Angket Penelitian
ANGKET PENELITIAN
(Variabel Intensitas mengikuti Kegiatan OSIS)
1. Identitas Responden
a. Nama :
b. Jenis Kelamin :
c. Umur :
d. Kelas :
2. Petunjuk Pengisian
a. Bacalah dengan seksama pernyataan di bawah ini
b. Setiap pernyataan pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai dengan
keadaan anda, lalu bubuhkan tanda “cek” (√) pada kotak yang tersedia
3. Keterangan
a. SL : Selalu
b. SR : Sering
c. KD : Kadang-kadang
d. TP : Tidak Pernah
No. Pernyataan Pilihan Jawaban
SL SR KD TP
1. Saya mengikuti setiap pertemuan OSIS
2. Saya lebih memilih untuk aktif saat
berdiskusi dalam rapat OSIS
3. Saya tidak tertarik mengikuti kegiatan-
kegiatan yang diselenggarakan Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS)
4. Saya aktif mengemukakan pendapat dalam
kegiatan rapat OSIS
5. Saya ikut berkontribusi dalam pembuatan
mading/majalah sekolah
6. Saya tertarik dalam kegiatan pengumpulan
infaq di sekolah
7. Saya senang mengikuti setiap pertemuan
OSIS
135
No. Pernyataan Pilihan Jawaban
SL SR KD TP
8. Saya tertarik ikut berkontribusi dalam
pembuatan mading/majalah sekolah
9. Saya mengikuti kegiatan pramuka di sekolah
10. Saya senang bisa aktif dalam mengemukakan
pendapat dalam kegiatan rapat OSIS
11. Saya mengikuti kegiatan OSIS
12. Saya ikut serta dalam perayaan Hari Besar
Keagamaan yang diselenggarakan di sekolah
13. Saya tertarik mengikuti kegiatan OSIS
14. Saya tidak berkontribusi dalam penulisan
mading/majalah sekolah
15. Saya senang bisa mengikuti kegiatan OSIS
16. Saya tertarik mengikuti setiap pertemuan
OSIS
17. Saya mengikuti kegiatan kesenian di sekolah
18. Saya tidak tertarik mengikuti kegiatan OSIS
19. Saya tertarik mengikuti LDKS (Latihan
Dasar Kepemimpinan Siswa) yang
diselenggarakan oleh OSIS
20. Saya tidak mengikuti kegiatan kesenian di
sekolah
21. Saya tidak tertarik mengikuti setiap
pertemuan OSIS
22. Saya tidak tertarik mengikuti LDKS (Latihan
Dasar Kepemimpinan Siswa) yang
diselenggarakan oleh OSIS
23. Saya izin tidak mengikuti kegiatan OSIS
24. Saya senang mengikuti LDKS (Latihan
Dasar Kepemimpinan Siswa) yang
diselenggarakan oleh OSIS
25. Saya tidak tertarik berpartisipasi dalam
perayaan Hari Besar Nasional di sekolah
26. Saya tidak tertarik aktif dalam
mengemukakan pendapat dalam kegiatan
rapat OSIS
136
No. Pernyataan Pilihan Jawaban
SL SR KD TP
27. Saya mengikuti kegiatan-kegiatan yang
diselenggarakan Usaha Kesehatan Sekolah
(UKS)
28. Saya tidak mengikuti setiap pertemuan OSIS
29. Saya menyumbangkan sebagian uang saku
saya ketika ada kegiatan pengumpulan infaq
di sekolah
30. Saya tidak memilih aktif saat berdiskusi
dalam rapat OSIS
137
ANGKET PENELITIAN
(Variabel Kreativitas Siswa)
1. Identitas Responden
a. Nama :
b. Jenis Kelamin :
c. Umur :
d. Kelas :
2. Petunjuk Pengisian
a. Bacalah dengan seksama pernyataan di bawah ini
b. Setiap pernyataan pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai dengan
keadaan anda, lalu bubuhkan tanda “cek” (√) pada kotak yang tersedia
3. Keterangan
a. SS : Sangat Setuju
b. S : Setuju
c. TS : Tidak Setuju
d. STS : Sangat Tidak Setuju
No. Pernyataan Pilihan Jawaban
SS S TS STS
1. Saya biasanya mampu menghasilkan banyak
pertanyaan tentang suatu materi
2. Saya biasanya memberikan banyak jawaban
dari sebuah pertanyaan karena saya merasa
jawaban-jawaban itu sama benarnya
3. Apabila guru memberikan soal, saya dapat
mengerjakan soal yang diberikan lebih cepat
dari teman-teman saya
4. Berusaha menyelesaikan tugas-tugas dengan
hasil yang baik meskipun saya
mengorbankan waktu dan tenaga yang
banyak
5. Meskipun guru tidak memerintahkan untuk
mengerjakan soal-soal lain, saya tetap
mengerjakannya
6. Saya sering mengajukan pertanyaan kepada
guru walaupun siswa lain menganggapnya
lucu atau tidak perlu
138
No. Pernyataan Pilihan Jawaban
SS S TS STS
7. Saya biasanya mengajukan banyak
pertanyaan karena saya merasa penasaran
dengan materi yang disampaikan oleh guru
8. Saya biasanya memberikan banyak pendapat
untuk menyelesaikan suatu masalah
9. Saya biasanya memikirkan cara baru untuk
menyelesaikan suatu permasalahan
10. Saya senang membantu teman saya yang
kesulitan saat mengerjakan soal
11. Dalam membahas atau mendiskusikan suatu
masalah, saya mempunyai pendapat yang
bertentangan dengan mayoritas kelompok
12. Saya malas untuk memikirkan cara-cara baru
dalam menyelesaikan suatu masalah karena
menurut saya memakai cara lama sudah
cukup
13. Jika diberi suatu masalah, saya biasanya
memikirkan macam-macam cara yang
berbeda-beda untuk menyelesaikannya
14. Saya biasanya mengajukan banyak cara
untuk menyelesaikan suatu masalah
15. Saya mampu memikirkan cara untuk
menyelesaikan tugas atau masalah yang tidak
pernah terpikirkan oleh orang lain
16. Jika diberi suatu masalah, saya tidak dapat
memikirkan macam-macam cara yang
berbeda untuk memecahkan masalah tersebut
17. Saya biasanya menyelesaikan masalah
dengan cara saya sendiri
18. Saya biasanya memikirkan banyak cara
untuk menyelesaikan masalah
19. Saya memiliki cara berpikir yang lain
daripada yang lain
20. Dalam menyikapi suatu masalah, saya
biasanya memunculkan hal-hal yang baru
atau hal-hal unik
139
No. Pernyataan Pilihan Jawaban
SS S TS STS
21. Saya dapat memberikan contoh yang berbeda
dengan contoh yang sudah ada
22. Saya tidak meniru cara teman saya dalam
menyelesaikan suatu tugas
23. Saya senang mencari solusi baru dalam
menyelesaikan masalah
24. Dalam diskusi kelompok, saya lebih suka
mengajukan diri daripada ditunjuk
25. Saya tidak dapat memberikan contoh yang
berbeda dengan contoh yang sudah ada
26. Saya dapat mengembangkan ide atau
gagasan yang dikemukakan oleh teman saya
dalam memecahkan soal-soal
27. Saya meniru cara teman saya dalam
menyelesaikan suatu tugas
28. Saya merasa puas dengan langkah kerja saya
dan tidak perlu memeriksa pekerjaan saya
setelah selesai dikerjakan
29. Saya tidak dapat mengembangkan ide atau
gagasan yang dikemukakan oleh teman saya
dalam memecahkan soal-soal
30. Saya mengecek kembali hasil pekerjaan saya
karena tidak yakin kebenarannya
31. Dari dua kejadian yang berbeda, saya
berusaha mencari kesamaan konsepnya
32. Dalam menjawab pertanyaan, saya berusaha
memberikan jawaban beserta alasannya
33. Saya selalu mencari kesamaan antara dua
kejadian yang berbeda
140
Lampiran 8
Rekapitulasi Hasil Angket Variabel X (Intensitas mengikuti Kegiatan OSIS)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 3 2 4 2 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 2 4 4 4 3 4 2 3 4 4 4 2 1 3 3 98
2 2 2 3 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 73
3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 71
4 3 3 3 3 2 2 2 2 4 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 77
5 3 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 3 4 3 2 3 2 2 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 86
6 2 2 3 2 2 3 2 2 4 2 2 4 2 3 2 2 2 2 2 4 3 3 2 2 4 2 3 3 3 2 76
7 3 2 4 2 3 2 2 2 4 2 2 3 2 4 2 2 2 4 2 4 3 4 4 2 4 4 2 4 2 3 85
8 3 3 4 2 3 3 3 3 4 3 1 3 2 3 3 3 3 4 2 4 4 4 4 3 4 4 2 4 4 4 96
9 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 99
10 4 4 3 3 2 2 4 2 4 4 4 3 4 3 4 4 2 4 4 3 4 4 3 4 4 4 2 3 3 4 102
11 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 1 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 4 73
12 4 4 3 2 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 93
13 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 105
14 3 3 4 3 2 2 3 2 4 3 3 4 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 2 4 4 3 4 2 4 92
15 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 99
16 1 1 4 1 2 2 1 1 3 1 1 2 1 4 1 1 2 4 1 4 4 4 4 1 2 4 1 4 2 4 68
17 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 68
18 3 2 4 2 3 2 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 2 4 3 3 3 3 4 3 2 4 3 3 92
19 4 2 4 3 3 4 3 4 3 2 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 96
20 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 1 3 4 4 3 1 1 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 102
21 4 4 1 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 1 4 4 3 4 1 2 4 4 3 1 1 4 2 4 3 4 95
22 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 116
23 2 2 4 3 3 2 4 3 2 2 4 4 4 3 4 4 2 2 3 4 4 2 2 4 4 3 2 4 4 4 94
24 4 4 4 3 3 4 4 3 2 2 4 4 4 3 2 3 3 3 4 4 4 3 2 4 4 2 2 3 2 4 97
25 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 113
26 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 3 4 4 4 4 1 4 3 3 4 3 4 107
27 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 2 4 4 3 3 2 4 4 3 4 3 4 104
28 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 113
29 3 2 4 4 4 2 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 3 3 108
30 4 4 3 4 4 4 1 1 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 1 4 3 2 2 3 4 2 99
31 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 1 1 2 4 4 4 4 105
32 3 3 3 3 2 3 4 4 3 2 4 3 2 4 4 3 2 4 4 2 4 1 2 2 4 1 3 3 1 3 86
33 3 3 3 3 2 4 4 2 3 4 4 4 4 3 4 4 1 4 2 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 96
34 4 4 4 3 1 2 4 2 4 3 4 3 4 1 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 100
35 4 3 2 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 2 4 3 4 4 1 2 2 1 2 3 95
36 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 113
37 4 2 1 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 3 1 4 4 4 3 4 4 2 4 4 4 104
38 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 1 4 3 4 4 2 2 2 3 3 102
39 4 2 2 2 2 3 2 1 3 2 4 2 1 3 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 3 3 3 63
40 4 3 3 1 1 1 3 1 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 2 3 84
41 1 1 3 3 3 2 2 3 2 3 1 2 2 2 1 1 3 4 3 2 4 2 4 4 2 4 3 2 4 2 75
42 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 2 3 1 4 4 4 3 4 103
43 4 3 3 3 2 2 3 4 4 3 4 3 4 2 4 3 2 4 2 3 4 3 1 2 4 4 3 3 4 4 94
44 3 2 4 2 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 105
45 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 3 4 3 4 107
46 3 4 4 2 2 4 3 2 4 3 3 4 4 4 3 3 1 4 2 1 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 96
47 1 2 3 2 3 4 3 4 4 4 2 3 3 4 3 3 4 2 1 3 3 2 3 2 3 4 2 3 3 3 86
48 4 4 1 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 2 4 109
JML 154 137 157 131 138 152 151 141 166 144 153 163 149 152 151 149 132 167 132 158 171 158 149 138 161 159 131 167 144 165 4520
RSP
Hasil Angket Intensitas mengikuti Kegiatan OSIS
JMLSkor Soal Nomor
141
Lampiran 9
Rekapitulasi Hasil Angket Variabel Y (Kreativitas Siswa)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
1 4 3 2 4 3 4 3 4 3 2 3 4 2 3 4 2 2 3 2 4 3 1 4 2 3 4 2 3 4 2 3 3 4 89
2 2 3 2 1 3 3 1 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 1 3 3 2 2 2 1 2 3 4 70
3 1 2 1 3 2 3 3 3 3 1 3 2 2 3 2 2 2 1 3 2 2 3 2 2 3 1 3 3 2 3 1 3 3 68
4 3 2 3 1 3 3 3 2 2 3 2 2 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 3 1 2 3 2 3 3 2 3 3 3 77
5 2 3 4 3 2 2 3 3 3 2 2 2 4 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 3 4 3 3 2 3 3 2 3 4 81
6 3 1 2 2 4 3 2 2 3 4 1 3 3 3 4 2 2 1 2 4 3 4 3 1 3 3 4 2 1 2 2 4 3 77
7 2 3 3 2 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 2 4 2 1 3 1 3 2 1 3 2 3 1 1 4 1 4 3 81
8 4 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 4 3 3 3 3 2 79
9 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 96
10 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 2 4 2 4 3 1 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 103
11 1 3 2 2 1 3 4 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 2 1 3 2 2 2 3 3 3 3 73
12 3 4 3 3 3 4 2 3 3 3 4 2 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 2 3 3 2 2 3 4 3 4 94
13 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 103
14 3 4 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 4 3 3 3 3 92
15 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 95
16 2 1 2 1 2 2 1 4 1 2 1 3 2 1 4 4 4 1 4 1 2 1 4 2 4 2 1 4 3 3 1 3 1 69
17 3 3 3 2 3 3 1 2 3 3 2 2 1 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 3 2 3 3 68
18 4 3 2 3 4 2 3 3 4 3 4 2 3 4 3 3 2 2 3 4 2 4 3 3 2 4 2 3 4 3 3 4 3 91
19 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 98
20 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 2 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 100
21 3 2 3 2 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 2 2 4 3 3 4 2 4 2 2 4 2 2 3 3 4 2 4 90
22 4 2 2 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 110
23 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 3 2 3 4 3 4 3 3 4 2 2 4 2 2 4 2 3 4 3 4 2 3 4 98
24 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 114
25 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 108
26 3 4 4 3 4 3 4 4 3 2 4 2 3 4 2 4 4 3 4 4 2 3 3 2 4 3 2 2 2 4 3 4 2 95
27 4 3 3 4 2 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 103
28 2 2 3 4 2 2 4 2 2 4 3 3 4 3 3 4 4 4 2 2 3 3 3 4 2 2 4 2 2 3 2 2 3 87
29 2 4 2 2 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 1 2 2 2 106
30 3 2 3 4 2 2 4 3 2 2 3 2 2 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 94
31 3 4 4 4 2 3 4 3 4 2 4 4 3 4 2 4 3 3 2 4 2 4 2 3 3 4 4 4 4 4 1 1 1 100
32 2 4 4 2 2 3 3 2 2 3 4 4 2 3 2 2 2 3 4 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 4 4 3 81
33 3 2 2 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 1 2 3 3 3 2 3 4 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4 85
34 3 4 4 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 2 3 2 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 95
35 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 106
36 4 2 3 4 3 1 3 4 3 4 3 4 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 94
37 1 2 1 2 3 2 2 3 3 3 1 3 2 2 3 2 2 3 2 1 2 2 2 3 1 1 2 2 3 2 3 2 2 63
38 4 3 3 4 3 4 3 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 105
39 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 2 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 2 4 2 101
40 2 1 1 3 2 1 1 2 3 3 2 3 1 3 3 2 1 3 3 3 2 3 3 1 3 3 1 2 1 2 2 1 2 64
41 1 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 4 2 3 3 73
42 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 2 4 2 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 103
43 3 1 3 2 1 2 1 2 3 3 4 2 2 2 3 4 3 3 1 2 3 3 2 2 4 3 1 2 4 1 4 2 2 72
44 4 3 2 4 4 2 4 4 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 2 93
45 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 104
46 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 4 4 4 3 4 4 4 2 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 92
47 3 2 2 2 4 2 3 3 2 3 3 4 3 3 2 4 4 3 3 3 3 2 3 4 2 3 2 2 2 2 3 3 3 83
48 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 115
JML 143 142 134 148 146 145 146 148 148 145 147 144 143 146 148 145 150 143 136 146 137 143 151 136 147 151 142 142 147 149 146 153 149 4338
RSP
Hasil Angket Kreativitas Siswa
JMLSkor Soal Nomor
142
Lampiran 10
Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Range Min Max Sum Mean
Std.
Deviation
Intensitas mengikuti
Kegiatan OSIS 48 53 63 116 4520 94,17 13,365
Kreativitas Siswa 48 52 63 115 4338 90,38 13,880
Valid N (listwise) 48
143
Lampiran 11
Tabel Distribusi F
144
Lampiran 12
Tabel Distribusi T
145
Lampiran 13
Surat Permohonan Bimbingan Skripsi
146
Lampiran 14
Surat Permohonan Izin Penelitian
147
Lampiran 15
Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
148
Lampiran 16
Tabel Uji Referensi
149
150
151
152
153
154
155
156
BIODATA PENULIS
Nama saya Niken Latiefa Maharani,
saya lahir di Tangerang, 19 Juni 1997.
Saya adalah anak pertama dari 2
bersaudara pasangan Ayahanda Setijo
Harsono dan Ibunda Sri Purwati. Saat
ini saya tinggal di Perumahan Talaga
Bestari Blok A6 No 19 RT 07 RW 01
Jalan Alfa Edison Desa Wanakerta Kecamatan Sindang Jaya Kabupaten Tangerang.
Saya telah menempuh pendidikan di SDN Balaraja 1 Tahun 2003-2009, SMP La
Tansa Lebak-Banten Tahun 2009-2012, SMA La Tansa Lebak-Banten Jurusan IPA
Tahun 2012-2015 dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015-2019.
Organisasi yang pernah saya ikuti adalah KOPMA UIN Jakarta (Koperasi
Mahasiswa), HIQMA (Himpunan Qari’ dan Qari’ah Mahasiswa). Alamat email
saya [email protected]