pengaruh jenis atraktan yang berbeda dalam ...repository.ub.ac.id/7137/1/ria, lian...

47
PENGARUH JENIS ATRAKTAN YANG BERBEDA DALAM FORMULA PAKAN TERHADAP KELULUSHIDUPAN DAN LAJU PERTUMBUHAN SPESIFIK PADA BENIH IKAN BAWAL AIR TAWAR (Colossoma macropomum) SKRIPSI Oleh: LIAN YUPITA RIA NIM. 135080501111097 PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017

Upload: others

Post on 20-Nov-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH JENIS ATRAKTAN YANG BERBEDA DALAM ...repository.ub.ac.id/7137/1/Ria, Lian Yupita.pdfmengambil porsi 60 - 70% dari total biaya produksi (Sujono dan Yani, 2015). Pakan adalah

PENGARUH JENIS ATRAKTAN YANG BERBEDA DALAM FORMULA PAKAN TERHADAP KELULUSHIDUPAN DAN LAJU PERTUMBUHAN

SPESIFIK PADA BENIH IKAN BAWAL AIR TAWAR (Colossoma macropomum)

SKRIPSI

Oleh:

LIAN YUPITA RIA NIM. 135080501111097

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG 2017

Page 2: PENGARUH JENIS ATRAKTAN YANG BERBEDA DALAM ...repository.ub.ac.id/7137/1/Ria, Lian Yupita.pdfmengambil porsi 60 - 70% dari total biaya produksi (Sujono dan Yani, 2015). Pakan adalah

PENGARUH JENIS ATRAKTAN YANG BERBEDA DALAM FORMULA PAKAN TERHADAP KELULUSHIDUPAN DAN LAJU PERTUMBUHAN

SPESIFIK PADA BENIH IKAN BAWAL AIR TAWAR (Colossoma macropomum)

SKRIPSI

sebagai Salah Satu Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Perikanan di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Universitas Brawijaya

Oleh:

LIAN YUPITA RIA NIM. 135080501111097

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

JULI, 2017

Page 3: PENGARUH JENIS ATRAKTAN YANG BERBEDA DALAM ...repository.ub.ac.id/7137/1/Ria, Lian Yupita.pdfmengambil porsi 60 - 70% dari total biaya produksi (Sujono dan Yani, 2015). Pakan adalah
Page 4: PENGARUH JENIS ATRAKTAN YANG BERBEDA DALAM ...repository.ub.ac.id/7137/1/Ria, Lian Yupita.pdfmengambil porsi 60 - 70% dari total biaya produksi (Sujono dan Yani, 2015). Pakan adalah

IDENTITAS TIM PENGUJI

Judul : PENGARUH JENIS ATRAKTAN YANG BERBEDA DALAM

FORMULA PAKAN TERHADAP KELULUSHIDUPAN DAN LAJU

PERTUMBUHAN SPESIFIK PADA BENIH IKAN BAWAL AIR

TAWAR (Colossoma macropomum)

Nama Mahasiswa : LIAN YUPITA RIA

NIM : 135080501111097

Program Studi : Budidaya Perairan

PENGUJI PEMBIMBING:

Pembimbing 1 : Dr. Ir. ARNING WILUJENG EKAWATI, MS.

Pembimbing 2 : M. FAKHRI, SPi., MP., MSc.

PENGUJI BUKAN PEMBIMBING:

Dosen Penguji 1 : Ir. M. RASYID FADHOLI, MSi.

Dosen Penguji 2 : Dr. ATING YUNIARTI, SPi., M Aqua.

Tanggal Ujian : 27 Juli 2017

Page 5: PENGARUH JENIS ATRAKTAN YANG BERBEDA DALAM ...repository.ub.ac.id/7137/1/Ria, Lian Yupita.pdfmengambil porsi 60 - 70% dari total biaya produksi (Sujono dan Yani, 2015). Pakan adalah

PERNYATAAN ORISINALITAS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi tentang “Pengaruh

Jenis Atraktan yang Berbeda dalam Formula Pakan terhadap Kelulushidupan

dan Laju Pertumbuhan pada Benih Ikan Bawal Air Tawar (Colossoma

macropomum)”, yang saya tulis ini benar merupakan hasil karya dan pendapat

yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang tertulis dalam

naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan laporan ini hasil

penjiplakan (plagiasi), maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan

tersebut, sesuai hukum yang berlaku di Indonesia.

Malang, Juli 2017

Lian Yupita Ria

135080501111097

Page 6: PENGARUH JENIS ATRAKTAN YANG BERBEDA DALAM ...repository.ub.ac.id/7137/1/Ria, Lian Yupita.pdfmengambil porsi 60 - 70% dari total biaya produksi (Sujono dan Yani, 2015). Pakan adalah

RIWAYAT HIDUP

Lian Yupita Ria adalah nama penulis skripsi ini.

Penulis lahir dari orang tua Ansori Sofyan dan Lilik

Sugiarti sebagai anak kedua dari tiga bersaudara.

Penulis dilahirkan di Desa Jajar, Kecamatan Talun,

Kabupaten Blitar, Jawa Timur pada tanggal 17 April

1995. Penulis menempuh pendidikan dimulai dari SD

Negeri Babadan 01, Blitar (lulus tahun 2007),

kemudian ke SMP Negeri 1 Wlingi, Blitar (lulus tahun

2010), kemudian ke SMA Negeri 1 Garum, Blitar (lulus tahun 2013) dan Universitas

Brawijaya, Malang (discontinued), hingga akhirnya bisa menempuh masa kuliah di

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Program Studi Budidaya Perairan.

Dengan ketekunan, motivasi tinggi untuk terus belajar dan berusaha, penulis telah

berhasil menyelesaikan pengerjaan tugas akhir skripsi ini. Semoga dengan penulisan

tugas akhir skripsi ini mampu memberikan kontribusi positif bagi dunia pendidikan.

Akhir kata penulis mengucapkan rasa syukur yang sebesar-besarnya atas

terselesaikannya skripsi yang berjudul “Pengaruh Jenis Atraktan yang Berbeda dalam

Formula Pakan Terhadap Kelulushidupan dan Laju Pertumbuhan Spesifik pada

BenihIkan Bawal Air Tawar (Colossoma macropomum)”.

Page 7: PENGARUH JENIS ATRAKTAN YANG BERBEDA DALAM ...repository.ub.ac.id/7137/1/Ria, Lian Yupita.pdfmengambil porsi 60 - 70% dari total biaya produksi (Sujono dan Yani, 2015). Pakan adalah

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan puja dan puji syukur ke

hadirat Allah SWT atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya, sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Tidak lupa penulis mengucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Lilik Sugiarti, alm Bapak Ansori Sofyan, Kakak Al Nasa Fitri dan Adik Anli

Imanalendara Pravita yang tak henti-hentinya memberikan dukungan serta

doa sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi.

2. Ibu Dr. Ir. Arning Wilujeng Ekawati, MS. selaku dosen pembimbing I yang

telah memberi dorongan, bimbingan, arahan untuk menyelesaikan skripsi ini.

3. Muhammad Fakhri, SPi., MP., MSc. selaku pembimbing II yang telah memberi

dorongan, bimbingan, arahan untuk menyelesaikan skripsi ini.

4. Ir. M. Rasyid Fadholi, MSi. dan Dr. Ating Yuniarti, SPi., M. Aqua. selaku

penguji yang telah memberikan kritik dan saran kepada penulis.

5. Pak Udin, Bu Dian, Bu Erma selaku staf laboratorium yang banyak membantu

penulis hingga selesainya penyusunan skripsi.

6. Sahabat-sahabat “Berenam” antara lain Anna, Anny, Bintary, Brina dan Vida

yang telah memberikan semangat, doa dan dukungan sehingga diberikan

kelancaran dalam penyusunan skripsi.

7. Tim “Atraktan Asshoy” yaitu Della, Adam, Dian Isna, Dian Eva, Azka yang

membantu dari awal perkuliahan hingga melakukan penelitian bersama

8. Tim Skripsi Bu Arning yaitu tim “Limbah” dan tim “CIS” dan peneliti di

laboratorium reproduksi yang membantu penulis selama penelitian.

9. Teman-teman BP angkatan 2013 yang membantu dalam penyusunan skripsi

ini.

Page 8: PENGARUH JENIS ATRAKTAN YANG BERBEDA DALAM ...repository.ub.ac.id/7137/1/Ria, Lian Yupita.pdfmengambil porsi 60 - 70% dari total biaya produksi (Sujono dan Yani, 2015). Pakan adalah

PENGARUH JENIS ATRAKTAN YANG BERBEDA DALAM FORMULA PAKAN TERHADAP KELULUSHIDUPAN DAN LAJU PERTUMBUHAN SPESIFIK PADA

BENIH IKAN BAWAL AIR TAWAR (Colossoma macropomum)

The Effect of Different Types of Attractants in Diet on Survival Rate and Specific Growth Rate of Colossoma macropomum

Lian Yupita Ria(1), Arning Wilujeng Ekawati(2) dan Muhammad Fakhri(2)

(1) Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya (2) Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya

Jl. Veteran No.16, Ketawanggede, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur 65145

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis atraktan yang berbeda dan

menentukan jenis atraktan terbaik dalam formula pakan terhadap kelulushidupan dan laju

pertumbuhan spesifik pada benih ikan bawal air tawar (C. macropomum). Metode penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak

Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dengan 3 kali pengulangan. Perlakuan yang digunakan

adalah jenis atraktan yang berbeda dalam pakan antara lain perlakuan A (kontrol/tanpa penambahan

atraktan), B (minyak ikan), C (minyak cumi) dan D (minyak udang) dengan isoprotein 30% dan

isoenergi 3,5 kkal/g. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan jenis atraktan yang berbeda

tidak memberikan pengaruh terhadap kelulushidupan, namun memberikan pengaruh terhadap laju

pertumbuhan spesifik. Jenis atraktan terbaik terdapat pada perlakuan C (minyak cumi) dengan nilai laju

pertumbuhan spesifik sebesar 1,70±0,05%BB/hari, rasio konversi pakan sebesar 1,34±0,04 dan rasio

efisiensi protein sebesar 2,71±0,08.

Kata Kunci : Colossoma macropomum, Atraktan, Kelulushidupan, Laju Pertumbuhan Spesifik

ABSTRACT

The aim of this study was to know the effect of different types of attractants and to determine

the best types of attractants in diet for survival rate and specific growth rate of Colossoma macropomum.

This study used experiment method based on Completely Randomized Design (CRD) with four

treatments and three replications. The tratments used were the different types of attractants in diet,

such treatment A (control/without addition of attractant), B (fish oil), C (squid oil) and D (shrimp oil)

with 30 % isoprotein and 3,5 kcal/g isoenergy. The results showed that different types of attractants

in diet were not significantly influence the survival rate, but significantly influence the specific growth

rate of Colossoma macropomum. The best attractants was in treatment C (squid oil), with specific growth

rate value of 1,70±0,05%/BW/day, feed conversion ratio value of 1,34±0,04 and protein efficiency

ratio value of 2,71±0,08.

Keyword : Colossoma macropomum, Attractant, Survival Rate, Specific Growth Rate

Page 9: PENGARUH JENIS ATRAKTAN YANG BERBEDA DALAM ...repository.ub.ac.id/7137/1/Ria, Lian Yupita.pdfmengambil porsi 60 - 70% dari total biaya produksi (Sujono dan Yani, 2015). Pakan adalah

ix

KATA PENGANTAR

Skripsi dengan judul “Pengaruh Jenis Atraktan yang Berbeda dalam

Formula Pakan terhadap Kelulushidupan dan Laju Pertumbuhan Spesifik pada

Benih Ikan Bawal Air Tawar (Colossoma macropomum)” ini tersajikan untuk

menjelaskan pengaruh jenis atraktan yang berbeda terhadap kelulushidupan, laju

pertumbuhan spesifik, rasio konversi pakan dan rasio efisiensi protein benih ikan

bawal air tawar (C. macropomum) yang diteliti sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Perikanan di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,

Universitas Brawijaya. Skripsi ini disajikan pokok-pokok bahasan yang meliputi

pendahuluan, tinjauan pustaka, metode penelitian serta pembahasan hasil

penelitian.

Sangat disadari bahwa dengan keterbatasan yang dimiliki, walaupun

telah dikerahkan segala kemampuan untuk lebih teliti, penulis mengharapkan

saran yang membangun agar tulisan ini bermanfaat bagi yang membutuhkan.

Malang, Juli 2017

Penulis

Page 10: PENGARUH JENIS ATRAKTAN YANG BERBEDA DALAM ...repository.ub.ac.id/7137/1/Ria, Lian Yupita.pdfmengambil porsi 60 - 70% dari total biaya produksi (Sujono dan Yani, 2015). Pakan adalah

x

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ................................................................................................. vi

KATA PENGANTAR .................................................................................. vii

DAFTAR ISI ............................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... x

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xii

1. PENDAHULUAN ................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 3 1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................ 3 1.4 Hipotesis ......................................................................................... 4 1.5 Kegunaan Penelitian ....................................................................... 4 1.6 Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 4

2. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 5

2.1 Biologi Ikan Bawal Air Tawar (Colossoma macropomum) ............... 5 2.1.1 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Bawal Air Tawar (C.

macropomum) ...................................................................... 5 2.1.2 Habitat dan Penyebaran Ikan Bawal Air Tawar (C.

macropomum) ...................................................................... 6 2.1.3 Kebiasaan Makan Ikan Bawal Air Tawar (C. macropomum) .. 7

2.2 Kebutuhan Nutrisi Ikan ................................................................... 7 2.2.1 Protein ................................................................................. 7 2.2.2 Lemak .................................................................................. 8 2.2.3 Karbohidrat .......................................................................... 9 2.2.4 Vitamin ................................................................................. 10 2.2.5 Mineral ................................................................................. 10 2.3 Atraktan ......................................................................................... 11 2.4 Bahan Penyusun Formula Pakan ................................................... 13 2.4.1 Tepung Ikan .......................................................................... 13 2.4.2 Tepung Daging dan Tulang .................................................. 14 2.4.3 Tepung Kedelai .................................................................... 14 2.4.4 Tepung Dedak...................................................................... 15 2.4.5 Tepung Terigu ...................................................................... 16 2.4.6 Tepung Tapioka ................................................................... 16 2.5 Survival Rate (SR) ......................................................................... 17 2.6 Specific Growth Rate (SGR) .......................................................... 17 2.7 Feed Conversion Ratio (FCR) ........................................................ 19 2.8 Protein Efficiency Ratio (PER) ....................................................... 19 2.9 Kualitas Air ..................................................................................... 19

Page 11: PENGARUH JENIS ATRAKTAN YANG BERBEDA DALAM ...repository.ub.ac.id/7137/1/Ria, Lian Yupita.pdfmengambil porsi 60 - 70% dari total biaya produksi (Sujono dan Yani, 2015). Pakan adalah

xi

3. METODE PENELITIAN .......................................................................... 21 3.1 Alat dan Bahan Penelitian ............................................................... 21

3.1.1 Alat Penelitian ........................................................................ 21 3.1.2 Bahan Penelitian .................................................................... 21

3.2 Metode Penelitian ........................................................................... 21 3.3 Rancangan Percobaan Penelitian ................................................... 22 3.4 Prosedur Penelitian ......................................................................... 23

3.4.1 Persiapan Penelitian .............................................................. 23 3.4.2 Pelaksanaan Penelitian .......................................................... 27

3.5 Parameter Uji .................................................................................. 28 3.5.1 Parameter Utama ................................................................... 28 3.5.2 Parameter Penunjang ............................................................ 29

3.6 Analisis Data ................................................................................... 29 4. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 30

4.1 Survival Rate (SR) .......................................................................... 30 4.2 Specific Growth Rate (SGR) ............................................................ 32 4.3 Feed Conversion Ratio (FCR) ......................................................... 35 4.4 Protein Efficiency Ratio (PER) ......................................................... 36 4.5 Kualitas Air ...................................................................................... 37 4.6 Harga Pakan ................................................................................... 39

5. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 41

5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 41 5.2 Saran ............................................................................................... 41

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 42 LAMPIRAN ................................................................................................. 49

Page 12: PENGARUH JENIS ATRAKTAN YANG BERBEDA DALAM ...repository.ub.ac.id/7137/1/Ria, Lian Yupita.pdfmengambil porsi 60 - 70% dari total biaya produksi (Sujono dan Yani, 2015). Pakan adalah

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Ikan bawal air tawar (C. macropomum) (Mahyuddin, 2011)............... 5

2. Denah penempatan akuarium penelitian .......................................... 23

3. Pertambahan bobot tubuh benih ikan bawal air tawar (C. macropomum) ................................................................................... 32

Page 13: PENGARUH JENIS ATRAKTAN YANG BERBEDA DALAM ...repository.ub.ac.id/7137/1/Ria, Lian Yupita.pdfmengambil porsi 60 - 70% dari total biaya produksi (Sujono dan Yani, 2015). Pakan adalah

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Analisis proksimat bahan pakan ............................................................. 25

2. Formula pakan percobaan ..................................................................... 25

3. Analisis proksimat pakan perlakuan ....................................................... 26

4. Kelulushidupan, laju pertumbuhan spesifik, rasio konversi pakan dan rasio efisiensi protein pada ikan bawal air tawar (C. macropomum) ....... 30

5. Nilai rerata kualitas air selama penelitian ............................................... 38

6. Estimasi harga pakan penelitian ............................................................ 40

Page 14: PENGARUH JENIS ATRAKTAN YANG BERBEDA DALAM ...repository.ub.ac.id/7137/1/Ria, Lian Yupita.pdfmengambil porsi 60 - 70% dari total biaya produksi (Sujono dan Yani, 2015). Pakan adalah

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Alat penelitian ...................................................................................... 49

2. Bahan penelitian .................................................................................. 51

3. Metode analisis proksimat .................................................................... 53

4. Data dan analisis data kelulushidupan benih ikan bawal air tawar (C. macropomum) ...................................................................................... 58

5. Data dan analisis data laju pertumbuhan spesifik benih ikan bawal air

tawar (C. macropomum) ...................................................................... 61 6. Data sisa pakan benih ikan bawal air tawar (C. macropomum) ............ 64 7. Data dan analisis data rasio konversi pakan benih ikan bawal air

tawar (C. macropomum) ...................................................................... 67 8. Data dan analisis data rasio efisiensi protein pada benih ikan bawal

air tawar (C. macropomum) ................................................................. 70 9. Data parameter kualitas air selama pemeliharaan .............................. 73

10. Kalkulasi harga pakan penelitian .......................................................... 92

Page 15: PENGARUH JENIS ATRAKTAN YANG BERBEDA DALAM ...repository.ub.ac.id/7137/1/Ria, Lian Yupita.pdfmengambil porsi 60 - 70% dari total biaya produksi (Sujono dan Yani, 2015). Pakan adalah

84

Page 16: PENGARUH JENIS ATRAKTAN YANG BERBEDA DALAM ...repository.ub.ac.id/7137/1/Ria, Lian Yupita.pdfmengambil porsi 60 - 70% dari total biaya produksi (Sujono dan Yani, 2015). Pakan adalah

1

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ikan bawal air tawar (Colossoma macropomum) merupakan salah satu

komoditas baru pada sektor perikanan di Indonesia yang memiliki nilai ekonomis

yang cukup tinggi (Kardana et al., 2012). Ikan bawal air tawar (C. macropomum)

merupakan ikan yang berasal dari Brazil. Produksi ikan bawal air tawar (C.

macropomum) semakin hari semakin meningkat, hal ini menunjukkan jika

permintaan masyarakat akan ikan bawal juga meningkat. Jumlah total produksi

budidaya ikan bawal air tawar (C. macropomum) di daerah Jawa Timur pada tahun

2010 mencapai angka 1.589 ton (Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Timur,

2010). Jumlah total produksi budidaya ikan bawal air tawar (C. macropomum) di

daerah Jawa Timur pada tahun 2015 mencapai angka 7.567,9 ton (Dinas Kelautan

dan Perikanan Jawa Timur, 2015).

Ikan bawal air (C. macropomum) memiliki beberapa keunggulan antara lain

yaitu adaptif terhadap lingkungan budidaya dan pertumbuhan yang cukup cepat

(Kordi, 2010). Pertumbuhan ikan akan mempengaruhi lama pemeliharaan dan

berimbas pada biaya produksi khususnya pada biaya pakan. Biaya pakan

mengambil porsi 60 - 70% dari total biaya produksi (Sujono dan Yani, 2015). Pakan

adalah faktor penting untuk pertumbuhan ikan. Pemberian pakan yang tepat akan

membuat ikan tumbuh maksimal (Dharmawan, 2007). Pakan yang diberikan harus

memenuhi kebutuhan nutrisi bagi ikan agar dapat menunjang kelangsungan hidup

dan pertumbuhan (Rufaida, 2014).

Konsumsi pakan ikan juga dipengaruhi oleh nafsu makan itu sendiri.

Tingginya konsumsi pakan mengindikasikan semakin banyak nutrisi pakan yang

dikonsumsi (Ramadhan, 2014). Salah satu cara meningkatkan konsumsi pakan

ikan adalah dengan penambahan atraktan. Penambahan atraktan sudah mulai

Page 17: PENGARUH JENIS ATRAKTAN YANG BERBEDA DALAM ...repository.ub.ac.id/7137/1/Ria, Lian Yupita.pdfmengambil porsi 60 - 70% dari total biaya produksi (Sujono dan Yani, 2015). Pakan adalah

2

digunakan pada pembuatan pakan ikan (Adrianie dan Khalil, 2013). Atraktan

adalah suatu bahan yang memiliki fungsi menambah tingkat kesukaan ikan

terhadap pakan (Lesmana, 2015). Bahan yang biasa digunakan sebagai atraktan

adalah minyak ikan, minyak udang (Afrianto dan Liviawaty, 2005) dan minyak cumi

(Lesmana, 2015).

Minyak ikan adalah minyak yang berasal dari ikan, tersusun dari asam

lemak non esensial yang tidak jenuh (Makfoeld et al., 2002). Minyak ikan

mengandung EPA dan DHA (Handayani, 2010). Minyak cumi juga dapat

digunakan sebagai atraktan dalam pakan ikan, minyak cumi merupakan minyak

yang berasal dari cumi-cumi (Loligo sp.) dengan kandungan lemak yang cukup

tinggi. Minyak cumi mengandung bahan atraktan berupa glisin dan betain yang

sangat penting untuk merangsang nafsu makan ikan (Khasani, 2013). Menurut

Pananggung et al. (2016), penambahan minyak cumi dalam pakan memberikan

hasil yang lebih baik daripada pakan yang tidak ditambah dengan minyak cumi.

Minyak udang juga dapat digunakan sebagai atraktan. Minyak udang mengandung

asam linoleat sebagai asam lemak yang paling banyak, asam oleat dan PUFA

(Takeungwongtrakul et al., 2015).

Penelitian mengenai pemberian atraktan yang berbeda telah dilakukan

pada lobster air tawar (Cherax quadricarinatus) (Kuswandi, 2014), ikan sidat

(Anguilla bicolor) pada stadia elver (Yudiarto et al., 2012) dan belut sawah

(Monopterus albus) (Santoso, 2014). Menurut hasil penelitian Santoso (2014),

pemberian atraktan yang berbeda menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap

laju pertumbuhan spesifik belut sawah namun tidak berbeda nyata terhadap

kelangsungan hidup dan rasio konversi pakan belut sawah. Penelitian pemberian

atraktan yang berbeda belum pernah dilakukan pada benih ikan bawal air tawar

(C. macropomum), maka perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh

pemberian atraktan minyak ikan, minyak cumi dan minyak udang terhadap

Page 18: PENGARUH JENIS ATRAKTAN YANG BERBEDA DALAM ...repository.ub.ac.id/7137/1/Ria, Lian Yupita.pdfmengambil porsi 60 - 70% dari total biaya produksi (Sujono dan Yani, 2015). Pakan adalah

3

kelulushidupan dan laju pertumbuhan spesifik pada benih ikan bawal air tawar (C.

macropomum).

1.2 Rumusan Masalah

Penyediaan pakan sebagai kebutuhan utama ikan agar dapat tumbuh dan

berkembang harus benar-benar diperhatikan dengan baik. Kandungan nutrisi

dalam pakan harus sesuai dengan kebutuhan ikan. Penambahan atraktan dalam

pakan dapat dilakukan untuk meningkatkan nafsu makan ikan. Kebutuhan nutrisi

dalam tubuh ikan akan terpenuhi dengan meningkatnya nafsu makan ikan, maka

dimungkinkan akan mempengaruhi kelulushidupan dan laju pertumbuhan spesifik.

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai

berikut:

Apakah jenis atraktan yang berbeda dapat mempengaruhi kelulushidupan dan

laju pertumbuhan spesifik benih ikan bawal air tawar (C. macropomum)?

Jenis atraktan apa yang terbaik untuk kelulushidupan dan laju pertumbuhan

spesifik benih ikan bawal air tawar (C. macropomum)?

1.3 Tujuan

Tujuan dari penelitian mengenai penambahan atraktan yang berbeda

dalam formulasi pakan adalah sebagai berikut:

Untuk mengetahui pengaruh jenis atraktan yang berbeda dalam formula pakan

terhadap kelulushidupan dan laju pertumbuhan spesifik pada benih ikan bawal

air tawar (C. macropomum).

Untuk mengetahui jenis atraktan yang terbaik dalam formula pakan untuk

kelulushidupan dan laju pertumbuhan spesifik pada benih ikan bawal air tawar

(C. macropomum).

1.4 Hipotesis

Page 19: PENGARUH JENIS ATRAKTAN YANG BERBEDA DALAM ...repository.ub.ac.id/7137/1/Ria, Lian Yupita.pdfmengambil porsi 60 - 70% dari total biaya produksi (Sujono dan Yani, 2015). Pakan adalah

4

H0 : Jenis atraktan yang berbeda dalam formula pakan tidak berpengaruh terhadap

kelulushidupan dan laju pertumbuhan spesifik pada benih ikan bawal air

tawar (C. macropomum).

H1 : Jenis atraktan yang berbeda dalam formula pakan berpengaruh terhadap

kelulushidupan dan laju pertumbuhan spesifik pada benih ikan bawal air

tawar (C. macropomum).

1.5 Kegunaan

Kegunaan dari penelitian ini yaitu dapat mengetahui jenis atraktan yang

terbaik untuk kelulushidupan dan laju pertumbuhan spesifik pada benih ikan bawal

air tawar (C. macropomum), sehingga masyarakat dan pembudidaya mengetahui

pengaruh yang diberikan dan dapat memanfaatkan jenis atraktan yang terbaik

untuk mendapatkan hasil yang makasimal.

1.6 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Nutrisi Ikan, Laboratorium

Perekayasaan Hasil Perikanan dan Laboratorium Reproduksi Ikan, Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang. Pada Desember

2016 - Mei 2017.

Page 20: PENGARUH JENIS ATRAKTAN YANG BERBEDA DALAM ...repository.ub.ac.id/7137/1/Ria, Lian Yupita.pdfmengambil porsi 60 - 70% dari total biaya produksi (Sujono dan Yani, 2015). Pakan adalah

21

3. METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan Penelitian

3.1.1 Alat Penelitian

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: loyang, gilingan

pakan, oven, kompor, kamera digital, ayakan, pipet tetes, labu destruksi,

erlenmeyer, gelas ukur, spatula, buret dan statif, alat destruksi, cawan petri, alat

destilasi, sokhlet, kompor listrik, muffle Nabertherm, pendingin balik, beaker glass,

mortar, alu, corong, labu ukur, crushable tank, cawan porselen, pipet volume, bola

hisap, ayakan bertingkat, akuarium dengan ukuran 50x30x30 cm3, blower, batu

aerasi, selang aerasi, selang sifon, toples plastik 20l, heater akuarium,

termometer, kabel roll, DO meter Lovibond, pH meter Lovibond, timbangan

analitik, timbangan digital, baskom, blender, nampan, rak akuarium dan seser.

Gambar alat dapat dilihat pada Lampiran 1.

3.1.2 Bahan Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: benih ikan bawal

air tawar (C. macropomum) dengan berat rata-rata 4,29±0,2 g/ekor, tepung MBM,

CMC, NaCl, Cr2O3, premix, tepung kedelai, dedak, tepung ikan, tepung terigu,

tepung tapioka, minyak ikan, minyak cumi, minyak udang, H2SO4, asam borak,

akuades, NaOH, Methyl orange, tablet kjeldahl, pH paper, kertas saring, kapas,

benang kasur, petroleum eter, aluminium foil, nitrat test kit, nitrit test kit, amonia

test kit, pakan ikan dan kertas label. Gambar bahan dapat dilihat pada Lampiran

2.

3.2 Metode Penelitian

Metode yang digunakan adalah metode eksperimen, karena bertujuan

untuk mengetahui pengaruh penambahan atraktan yang berbeda dalam formula

Page 21: PENGARUH JENIS ATRAKTAN YANG BERBEDA DALAM ...repository.ub.ac.id/7137/1/Ria, Lian Yupita.pdfmengambil porsi 60 - 70% dari total biaya produksi (Sujono dan Yani, 2015). Pakan adalah

22

pakan terhadap kelulushidupan dan laju pertumbuhan spesifik benih ikan bawal

air tawar (C. macropomum) dalam lingkungan yang terkontrol. Menurut Wasis

(2008), metode eksperimen merupakan metode penelitian yang menguji hipotesis

berbentuk hubungan sebab akibat melalui manipulasi variabel independen dan

menguji perubahan yang diakibatkan oleh manipulasi. Selama manipulasi

perlakuan, peneliti melakukan kontrol terhadap variabel luar agar perubahan yang

terjadi benar-benar disebabkan oleh manipulasi bukan faktor luar. Penelitian

eksperimental terdiri dari kelompok perlakuan, kelompok kontrol dan intervensi

perlakuan.

3.3 Rancangan Percobaan Penelitian

Rancangan percobaan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Menurut Sastrosupadi (2000), RAL

digunakan dalam percobaan yang mempunyai media atau tempat percobaan yang

homogen. RAL banyak digunakan dalam percobaan laboratorium, rumah kaca dan

peternakan. Karena media homogen maka media tempat percobaan tidak

memberikan pengaruh pada respon yang akan diamati.

Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 4

perlakuan dan 3 ulangan. Empat perlakuan pakan diamati pengaruhnya terhadap

kelulushidupan dan laju pertumbuhan spesifik benih ikan bawal air tawar (C.

macropomum) sebagai variabel. Penambahan atraktan dilakukan dengan jumlah

masing-masing 2%. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Yudiarto et al. (2012),

bahwa penggunaan atraktan sebaiknya tidak lebih dari 10% sehingga pakan tidak

mudah tengik. Jenis atraktan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

Perlakuan A : Kontrol (tanpa penambahan atraktan)

Perlakuan B : Penambahan atraktan minyak ikan

Perlakuan C : Penambahan atraktan minyak cumi

Page 22: PENGARUH JENIS ATRAKTAN YANG BERBEDA DALAM ...repository.ub.ac.id/7137/1/Ria, Lian Yupita.pdfmengambil porsi 60 - 70% dari total biaya produksi (Sujono dan Yani, 2015). Pakan adalah

23

Perlakuan D : Penambahan atraktan minyak udang

Untuk denah penelitian disajikan pada Gambar 2.

Gambar 2. Denah penempatan akuarium penelitian

Keterangan:

A, B, C, D : Perlakuan

1, 2, 3 : Ulangan 3.4 Prosedur Penelitian

3.4.1 Persiapan Penelitian

a. Formula Pakan

Persiapan penelitian diawali dengan persiapan formula pakan. Persiapan

pembuatan pakan dimulai dengan melakukan uji proksimat pada masing-masing

bahan baku pakan yang akan digunakan untuk mengetahui berapa kandungan

protein, lemak, serat kasar, kadar air dan kadar abu. Bahan baku pakan yang akan

digunakan yaitu tepung ikan, tepung kedelai, tepung dedak, tepung MBM, tepung

tapioka, tepung terigu, CMC, NaCl, Cr2O3, mineral, vitamin, minyak ikan, minyak

cumi, minyak udang dan air mendidih secukupnya. Langkah-langkah persiapan

formula pakan adalah sebagai berikut:

Alat dan bahan dipersiapkan.

Tepung diayak untuk didapatkan tepung yang halus.

Tepung diuji proksimat untuk mengetahui kandungan nutrisi bahan.

Formula pakan dihitung agar diketahui kebutuhan tiap tepung.

Tepung ditimbang sesuai perhitungan komposisi yang telah ditentukan.

A1 B2 D2 C1

D3

C2

A2

D1

C3

B3

B1

A3

Page 23: PENGARUH JENIS ATRAKTAN YANG BERBEDA DALAM ...repository.ub.ac.id/7137/1/Ria, Lian Yupita.pdfmengambil porsi 60 - 70% dari total biaya produksi (Sujono dan Yani, 2015). Pakan adalah

24

Bahan dicampurkan dengan urutan dari bahan yang berjumlah paling sedikit

lalu dilanjutkan dengan bahan yang jumlahnya banyak.

Adonan dicampur dengan menambahkan air hangat. Pemberian air hangat

dilakukan dengan tujuan agar adonan lebih cepat tercampur.

Jika adonan sudah tercampur merata kemudian digiling menggunakan gilingan

pakan, kemudian diletakkan pada loyang dan dijemur dibawah sinar matahari

sampai kering.

Pakan percobaan diuji proksimat untuk mengetahui kandungan nutrisinya.

Pakan percobaan dihancurkan dengan menggunakan mortar dan alu agar

menjadi remahan.

Pakan diayak menggunakan ayakan bertingkat agar didapatkan pakan dengan

ukuran seragam dan sesuai dengan bukaan mulut ikan.

Pakan siap disimpan atau diberikan pada ikan.

Formula pakan percobaan ditentukan berdasarkan komposisi semua bahan

yang digunakan berdasarkan isoprotein 30% dan isoenergi 3,5 kkal/g dengan

perbandingan protein hewani dan protein nabati yang digunakan adalah 80 : 20.

Analisis proksimat bahan pakan dapat dilihat pada Tabel 1 dan formula pakan

percobaan dapat dilihat pada Tabel 2.

Page 24: PENGARUH JENIS ATRAKTAN YANG BERBEDA DALAM ...repository.ub.ac.id/7137/1/Ria, Lian Yupita.pdfmengambil porsi 60 - 70% dari total biaya produksi (Sujono dan Yani, 2015). Pakan adalah

25

Tabel 1. Analisis proksimat bahan pakan

Bahan Protein (%)

Lemak (%)

Serat Kasar (%)

Abu (%) Kering (%)

BETN (%)

T. Ikan 58,89* 11,03* 5,61* 19,30** 94,24** 5,17

MBM 57,59* 6,76* 7,12* 7,25** 89,97** 6,41 T. Kedelai 45,64* 0,97* 3,06* 22,12** 91,30** 43,08 T. Dedak 13,69* 3,00* 18,16* 14,93** 90,87** 50,22 T. Terigu 13,50* 1,04* 1,63* 0,11** 91,04** 83,72 T. Tapioka 00,00 0,03 0,10 0,09 91,61 99,78

* = Hasil Analisis Laboratorium Pengujian Mutu dan Keamanan Pangan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Malang

** = Hasil Analisis Laboratorium Nutrisi Ikan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang

BETN = 100 – Protein – Lemak – Serat Kasar – Abu

Tabel 2. Formula pakan percobaan

Bahan Perlakuan

A B C D

Tepung Ikan 36,68 36,68 36,68 36,68 MBM 4,17 4,17 4,17 4,17 Tepung Kedelai 5,26 5,26 5,26 5,26 Dedak 13,15 13,15 13,15 13,15 Terigu 13,33 13,33 13,33 13,33 Tapioka 21,15 16,89 16,89 16,89 Vitamin dan Mineral Mix

2,00 2,00 2,00 2,00

Cr2O3 0,50 0,50 0,50 0,50 NaCl 1,50 1,50 1,50 1,50 Minyak 0,00 2,00 2,00 2,00 CMC 2,26 2,26 2,26 2,26

Total 100,00 100,00 100,00 100,00

Pakan yang telah jadi diuji proksimat. Analisis proksimat pakan perlakuan

dapat dilihat pada Tabel 3.

Page 25: PENGARUH JENIS ATRAKTAN YANG BERBEDA DALAM ...repository.ub.ac.id/7137/1/Ria, Lian Yupita.pdfmengambil porsi 60 - 70% dari total biaya produksi (Sujono dan Yani, 2015). Pakan adalah

26

Tabel 3. Analisis proksimat pakan perlakuan

Perlakuan A B C D

Kering** 86,55 89,22 88,02 87,96

Potein* 26,56 27,78 27,62 27,86

Lemak* 5,63 6,33 6,64 6,14

Abu* 14,50 13,40 12,30 13,9

Serat Kasar* 2,72 2,85 2,45 3,4

BETN 50,59 49,64 50,99 48,7

Karbohidrat 53,31 52,49 53,44 52,1

DE (kkal/100g) 369,73 377,37 384,69 372,36

Keterangan: * = Hasil Analisis Laboratorium Nutrisi Makanan Ternak Fakultas

Peternakan Universitas Brawijaya Malang ** = Hasil Analisis Laboratorium Nutrisi Ikan Universitas Brawijaya Malang BETN = 100 – Protein – Lemak – Serat Kasar – Abu DE = (4,5 x Protein) + (4 x BETN) + (8,5 x Lemak) (Hernandez et al., 1995)

b. Persiapan Wadah Pemeliharaan dan Ikan Uji

Wadah pemeliharaan uji biologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

akuarium dengan ukuran 50x30x30 cm3 sebanyak 12 buah. Langkah-langkah

persiapan wadah pemeliharaan dan ikan uji adalah sebagai berikut:

Alat dan bahan yang akan digunakan dipersiapkan.

Akuarium dan selang aerasi dicuci dengan menggunakan sabun dan dibilas

sampai bersih.

Setelah akuarium kering, disemprot dengan alkohol 70% untuk sterilisasi

akuarium.

Akuarium diisi dengan air sampai ketinggian air mencapai 20 cm.

Air media diaerasi selama 24 jam.

Benih ikan bawal air tawar (C. macropomum) diadaptasikan selama 30 hari

setelah didatangkan dari petani dan dipuasakan 1 hari sebelum dimasukkan

dalam akuarium penelitian.

Benih ikan bawal air tawar (C. macropomum) yang digunakan diperoleh dari

petani ikan di Kecamatan Pare Kabupaten Kediri.

Page 26: PENGARUH JENIS ATRAKTAN YANG BERBEDA DALAM ...repository.ub.ac.id/7137/1/Ria, Lian Yupita.pdfmengambil porsi 60 - 70% dari total biaya produksi (Sujono dan Yani, 2015). Pakan adalah

27

3.4.2 Pelaksanaan Penelitian

a. Pemeliharaan Benih Ikan Bawal Air Tawar (C. macropomum)

Pelaksanaan penelitian diawali dengan pemeliharaan benih ikan bawal air

tawar (C. macropomum) terlebih dahulu, langkah-langkah pemeliharaan adalah

sebagai berikut:

Benih ikan bawal air tawar (C. macropomum) dipuasakan selama 1 hari dan

ditimbang untuk mengukur bobot awal (W0) menggunakan ikan yang seragam

ukurannya.

Benih ikan bawal air tawar (C. macropomum) ditebar pada tiap akuarium

dengan kepadatan 2 ekor/l dan dipelihara selama 45 hari.

Pemberian pakan dilakukan sebanyak 3 kali dalam sehari, yaitu pada pukul

08.00 WIB, 14.00 WIB dan 20.00 WIB sebanyak 3% dari total biomassa per

hari.

Pengukuran kualitas air meliputi suhu, pH dan DO dilakukan tiap hari pada

pukul 05.30 WIB dan 14.00 WIB. Pengukuran nitrat, nitrit dan amonia dilakukan

pada hari ke 1, 15, 30 dan 45.

Pergantian air dilakukan dengan cara penyiponan. Pergantian air dilakukan

sebanyak ±30% dari volume air.

b. Kelulushidupan dan Laju Pertumbuhan Spesifik

Perhitungan kelulushidupan dilakukan pada hari terakhir penelitian, yaitu

dengan membandingkan jumlah ikan pada akhir penelitian dibagi dengan jumlah

ikan pada awal penelitian. Laju pertumbuhan spesifik dihitung dengan melakukan

pengambilan data pertumbuhan dilakukan setiap 15 hari sekali meliputi

pengukuran bobot tubuh (W2) dengan menimbang seluruh ikan pada tiap akuarium

dan dilakukan penentuan jumlah pakan untuk 15 hari selanjutnya.

Page 27: PENGARUH JENIS ATRAKTAN YANG BERBEDA DALAM ...repository.ub.ac.id/7137/1/Ria, Lian Yupita.pdfmengambil porsi 60 - 70% dari total biaya produksi (Sujono dan Yani, 2015). Pakan adalah

28

3.5 Parameter Uji

3.5.1 Parameter Utama

Parameter utama yang diamati dalam penelitian ini yaitu kelulushidupan,

laju pertumbuhan spesifik, rasio konversi pakan dan rasio efisiensi protein pada

benih ikan bawal air tawar (C. macropomum) yang dipelihara selama 45 hari

dengan penambahan atraktan yang berbeda dalam formulasi pakan.

a. Survival Rate (SR)

Survival rate merupakan persentase ikan yang hidup, penghitungan nilai

SR menggunakan rumus Hastusti et al. (2016):

𝑆𝑅 = 𝑁𝑡

𝑁𝑜 𝑥 100

Keterangan: SR : Survial Rate (%) Nt : Jumlah individu pada akhir penelitian ke-t (ekor) No : Jumlah individu pada awal penelitian (ekor) b. Specific Growth Rate (SGR)

Specific growth rate adalah persentase penambahan bobot setiap harinya

selama penelitian. Dihitung dengan rumus Halver dan Hardy (2002):

𝑆𝐺𝑅 = ln 𝐹𝐵𝑊−ln 𝐼𝐵𝑊

𝐷 𝑥 100%

Keterangan: SGR : Specific Growth Rate (%) FBW : Bobot rata-rata pada akhir penelitian (g) IBW : Bobot rata-rata pada awal penelitian (g) D : Periode pemeliharaan (hari) c. Feed Conversion Ratio (FCR)

Feed conversion ratio dihitung dengan menggunakan rumus Stead dan

Laird (2002):

𝐹𝐶𝑅 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑒𝑟𝑖𝑘𝑎𝑛 (𝑔)

𝑃𝑒𝑟𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑡𝑢𝑏𝑢ℎ 𝑖𝑘𝑎𝑛 (𝑔)

Page 28: PENGARUH JENIS ATRAKTAN YANG BERBEDA DALAM ...repository.ub.ac.id/7137/1/Ria, Lian Yupita.pdfmengambil porsi 60 - 70% dari total biaya produksi (Sujono dan Yani, 2015). Pakan adalah

29

d. Protein Efficiency Ratio (PER)

Protein efficiency ratio dihitung dengan mengunakan rumus Gruenwedel

dan Whitaker (1985):

𝑃𝐸𝑅 =𝑃𝑒𝑟𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑡𝑢𝑏𝑢ℎ 𝑖𝑘𝑎𝑛 (𝑔)

𝑃𝑟𝑜𝑡𝑒𝑖𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 (𝑔)

3.5.2 Parameter Penunjang

Parameter penunjang pada penelitian ini adalah pengukuran kualitas air.

Pengukuran kualitas air yang dilakukan yaitu pengukuran suhu dengan

menggunakan termometer, pengukuran pH dengan menggunakan pH meter,

pengukuran DO dengan menggunakan DO meter, nitrit dengan menggunakan

nitrit test kit, nitrat dengan menggunakan nitrat test kit dan amonia menggunakan

amonia test kit.

3.6 Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis secara statistik dengan

menggunakan analisis keragaman (ANOVA) sesuai dengan rancangan percobaan

yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) pada selang kepercayaan

95% (α 0,05) untuk menguji apakah terdapat pengaruh antar perlakuan yang

diberikan menggunakan komputer dengan bantuan program SPSS (Statistical

Package and Service Solution) versi 16 for Windows.

Page 29: PENGARUH JENIS ATRAKTAN YANG BERBEDA DALAM ...repository.ub.ac.id/7137/1/Ria, Lian Yupita.pdfmengambil porsi 60 - 70% dari total biaya produksi (Sujono dan Yani, 2015). Pakan adalah

30

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Atraktan merupakan bahan yang memiliki fungsi meningkatkan asupan

pakan ikan terhadap pakan (Lesmana, 2015). Berdasarkan data penelitian selama

pemeliharaan didapatkan data kelulushidupan, laju pertumbuhan spesifik, rasio

konversi pakan dan rasio efisiensi pakan benih ikan bawal air tawar (C.

macropomum) seperti pada Tabel 4 berikut:

Tabel 4. Kelulushidupan, laju pertumbuhan spesifik, rasio konversi pakan dan rasio efisiensi protein ikan bawal air tawar (C. macropomum)

Perlakuan SR (%) SGR (%BB/hari)

FCR (g/g)

PER

A (Kontrol) 98,33±1,67 1,29±0,12a 1,75±0,17a 2,16±0,22a

B (Minyak ikan) 100,00±0,00 1,43±0,13a 1,66±0,14a 2,18±0,18a

C (Minyak cumi) 100,00±0,00 1,70±0,05b 1,34±0,04b 2,71±0,08b

D (Minyak udang) 99,44±0,96 1,68±0,05b 1,40±0,03b 2,57±0,05b

Berdasarkan Tabel 4, jenis atraktan yang berbeda tidak mempengaruhi

kelulushidupan benih ikan bawal air tawar (C. macropomum) namun

mempengaruhi laju pertumbuhan spesifik, rasio konversi pakan dan rasio efisiensi

protein benih ikan bawal air tawar (C. macropomum) dengan nilai terbaik

didapatkan pada perlakuan C dengan penambahan atraktan minyak cumi.

4.1 Survival Rate (SR)

Survival Rate (SR) atau kelulushidupan merupakan perbandingan dari

jumlah ikan pada akhir masa pemeliharaan dibandingkan dengan jumlah ikan pada

saat awal pemeliharaan (FAO, 1998). Data dan analisis data kelulushidupan ikan

bawal air tawar (C. macropomum) yang didapatkan dari pengamatan selama

penelitian disajikan dalam bentuk transformasi arc sin pada Lampiran 5.

Berdasarkan Tabel 4. menunjukkan bahwa perlakuan jenis atraktan yang

berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap kelulushidupan benih ikan bawal air

Page 30: PENGARUH JENIS ATRAKTAN YANG BERBEDA DALAM ...repository.ub.ac.id/7137/1/Ria, Lian Yupita.pdfmengambil porsi 60 - 70% dari total biaya produksi (Sujono dan Yani, 2015). Pakan adalah

31

tawar (C. macropomum). Hal ini membuktikan jika pakan perlakuan yang diberikan

selama penelitian dengan penambahan atraktan dan satu pakan kontrol mampu

mencukupi kebutuhan nutrisi yang diperlukan benih ikan bawal air tawar (C.

macropomum) yang dapat dimanfaatkan untuk pemeliharaan dan aktivitas tubuh

sehingga ikan benih ikan bawal air tawar (C. macropomum) dapat melanjutkan

kelangsungan hidupnya. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Tahapari dan

Suhendra (2009) jika tingkat kelulushidupan pada stadia benih dipengaruhi oleh

jenis pakan yang diberikan dan dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan ikan

tersebut.

Pemberian atraktan yang berbeda tidak memberikan pengaruh terhadap

kelulushidupan benih ikan bawal air tawar (C. macropomum) dikarenakan keadaan

pemeliharaan yang sama antara lain padat tebar yang digunakan sama yaitu 2

ekor/l dan hasil pengukuran kualitas air yang masih dalam kisaran yang sama.

Selama masa pemeliharaan juga tidak ditemukan parasit atau penyakit yang

menyerang benih ikan bawal air tawar (C. macropomum) sehingga didapatkan nilai

kelulushidupan ikan yang tinggi. Hal tersebut didukung dengan pernyataan Sukoso

(2002), jika tingkat kelulushidupan ikan juga dipengaruhi oleh manajemen

budidaya yang baik antara lain padat tebar, kualitas benih, parasit atau penyakit,

kualitas pakan dan kualitas air.

Nilai kelulushidupan yang didapatkan selama penelitian cukup tinggi. Salah

satu faktor yang mempengaruhi kelulushidupan ikan adalah kualitas air. Selama

penelitian kualitas air media hidup ikan berada pada kisaran yang dapat ditoleransi

oleh benih ikan bawal air tawar (C. macropomum), sehingga mampu menunjang

kelulushidupannya. Kualitas air merupakan faktor penting dalam kelulushidupan

benih ikan bawal air tawar (C. macropomum) karena kualitas air secara langsung

mempengaruhi proses metabolisme benih ikan bawal air tawar (C. macropomum)

Page 31: PENGARUH JENIS ATRAKTAN YANG BERBEDA DALAM ...repository.ub.ac.id/7137/1/Ria, Lian Yupita.pdfmengambil porsi 60 - 70% dari total biaya produksi (Sujono dan Yani, 2015). Pakan adalah

32

(Djokosetiyanto et al., 2008). Kualitas air media hidup ikan selama penelitian dijaga

dengan cara melakukan penyiponan setiap pagi sehari sebanyak 30% volume air.

Adapun penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Santoso (2014), tentang

penambahan atraktan yang berbeda pada belut (M. albus) juga didapatkan hasil

yang sama yaitu penambahan atraktan yang berbeda tidak memberikan pengaruh

nyata terhadap kelulushidupan belut (M. albus).

4.2 Specific Growth Rate (SGR)

Grafik berdasarkan data pertambahan bobot tubuh benih ikan bawal air tawar

(C. macropomum) selama penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Pertambahan bobot tubuh benih ikan bawal air tawar (C. macropomum)

Keterangan : : Perlakuan A (kontrol, tanpa penambahan atraktan)

: Perlakuan B (penambahan atraktan minyak ikan 2%) : Perlakuan C (penambahan atraktan minyak cumi 2%) : Perlakuan D (penambahan atraktan minyak udang 2%)

Dilakukan penghitungan laju pertumbuhan spesifik berdasarkan data

pertambahan bobot benih ikan bawal air tawar (C. macropomum). Specific Growth

Rate (SGR) atau laju pertumbuhan spesifik merupakan pertambahan bobot ikan

persatuan waktu (Soemarjati et al., 2015). Besarnya laju pertumbuhan spesifik

dinyatakan dalam persentase pertambahan bobot ikan per hari (% BB/hari). Benih

ikan bawal air tawar (C. macropomum) yang dipelihara selama 45 hari mengalami

0,00

2,00

4,00

6,00

8,00

10,00

0 15 30 45

Bo

bo

t (g

)

Periode budidaya (hari)

Page 32: PENGARUH JENIS ATRAKTAN YANG BERBEDA DALAM ...repository.ub.ac.id/7137/1/Ria, Lian Yupita.pdfmengambil porsi 60 - 70% dari total biaya produksi (Sujono dan Yani, 2015). Pakan adalah

33

pertambahan bobot tubuh, hal tersebut menunjukkan jika pakan yang diberikan

selama penelitian cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup benih ikan bawal air

tawar (C. macropomum). Data dan analisis data laju pertumbuhan spesifik yang

didapatkan dari pengamatan selama penelitian adalah sebagai berikut disajikan

dalam Lampiran 5.

Berdasarkan Tabel 4. menunjukkan jika nilai laju pertumbuhan spesifik

terbaik adalah perlakuan C (minyak cumi) dengan nilai laju pertumbuhan spesifik

sebesar 1,70±0,05%BB/hari, sedangkan nilai laju pertumbuhan spesifik terendah

yaitu pada perlakuan A (kontrol) sebesar 1,29±0,12%BB/hari. Dibandingkan

dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Santoso (2014), tentang

penambahan atraktan yang berbeda pada belut (M. albus) didapatkan SGR pada

penambahan minyak cumi yang lebih rendah yaitu 0,41%BB/hari.

Perbedaan laju pertumbuhan spesifik antar perlakuan disebabkan adanya

perbedaan kandungan nutrisi dalam pakan perlakuan yang diberikan. Laju

pertumbuhan spesifik tertinggi terjadi pada perlakuan C (minyak cumi), hal

tersebut dikarenakan kandungan nutrisi minyak cumi yang lebih lengkap jika

dibandingkan dengan minyak ikan dan minyak udang. Kandungan lemak pada

perlakuan C (minyak cumi) adalah yang terbesar jika dibandingkan dengan

perlakuan lain, yaitu sebesar 6,64%. Kandungan minyak cumi yaitu EPA 33,9%

dan DHA 17,3% (Park, 2016), kandungan EPA 0,5% dan DHA 1,1% (Kanazawa,

1985) sedangkan kandungan minyak ikan tuna EPA 27% dan DHA sebesar 5,6%

(Park, 2016). Perlakuan A (kontrol) mendapatkan hasil laju pertumbuhan spesifik

terendah dikarenakan tidak ada penambahan minyak pada pakan, sehingga

kandungan nutrisi pakan A kurang mendukung pertumbuhan benih ikan bawal air

tawar (C. macropomum).

Pertumbuhan pada ikan terjadi karena adanya pemanfaatan nutrien pakan.

nutrien tersebut akan dicerna di dalam tubuh ikan dan kemudian akan diserap oleh

Page 33: PENGARUH JENIS ATRAKTAN YANG BERBEDA DALAM ...repository.ub.ac.id/7137/1/Ria, Lian Yupita.pdfmengambil porsi 60 - 70% dari total biaya produksi (Sujono dan Yani, 2015). Pakan adalah

34

tubuh dan dimanfaatkan baik untuk menghasilkan energi, regenerasi sel dan

maintenance (Mamora, 2009). Pertumbuhan optimum dapat dicapai jika pakan

yang diberikan mempunyai nilai nutrisi yang baik. Kandungan nutrisi yang

dibutuhkan ikan antara lain protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral

(Mudjiman, 2004). Pakan perlakuan yang diberikan selama penelitian berada pada

kisaran kebutuhan nutrisi yang diperlukan untuk kelangsungan hidup ikan bawal

air tawar (C. macropomum) yaitu protein sebesar 30% (Sena et al., 2016), lemak

sebesar 4 - 16% (Mahyuddin, 2008), dan karbohidrat sebesar 20 - 30% (Devani

dan Basriati, 2015).

Energi yang terkandung dalam pakan yang dimakan terlebih dahulu

digunakan untuk mencukupi kebutuhan energi pemeliharaan tubuh dan untuk

aktivitas ikan, jika terdapat sisa baru digunakan untuk kebutuhan pertumbuhannya

(Buwono, 2000). Salah satu nutrien penting adalah penggunaan sumber lemak

dari minyak, karena lemak juga berperan dalam proses metabolisme dan

pertumbuhan pada ikan (Marzuqi et al., 2006). Penambahan atraktan berupa

minyak akan meningkatkan kandungan lemak dalam pakan. Lemak merupakan

salah satu komponen makronutrien dengan kandungan energi terbesar, adapun

fungsi umum lemak sebagai sumber energi, mendukung pertumbuhan dalam

membantu proses metabolisme dalam tubuh benih ikan (Herawati et al., 2012) dan

memberi aroma dalam pakan (Gao et al., 2011).

Penambahan atraktan dapat meningkatkan nafsu makan benih ikan bawal

air tawar (C. macropomum) karena aroma amis yang dihasilkan oleh lemak dari

minyak. Hal tersebut didukung dengan data sisa pakan yang didapatkan selama

penelitian yang dapat dilihat pada Lampiran 6. Selama penelitian didapatkan sisa

pakan paling sedikit adalah perlakuan C (minyak cumi). Perlakuan C (minyak cumi)

memiliki kandungan lemak tertinggi jika dibandingkan dengan perlakuan lainnya.

Sesuai dengan pernyataan Baskoro dan Efendy (2006), bau juga dapat dihasilkan

Page 34: PENGARUH JENIS ATRAKTAN YANG BERBEDA DALAM ...repository.ub.ac.id/7137/1/Ria, Lian Yupita.pdfmengambil porsi 60 - 70% dari total biaya produksi (Sujono dan Yani, 2015). Pakan adalah

35

dari kandungan kimia dalam pakan, diantaranya lemak. Lemak akan mengalami

degradasi autolisis karena air sehingga menimbulkan aroma amis yang disukai

oleh ikan akan menyebar pada media air pemeliharaan. Bau khas yang dimiliki

minyak akan membantu meningkatkan nafsu makan benih ikan bawal air tawar (C.

macropomum) yang bersifat karnivora, sehingga semakin banyak pakan yang

dikonsumsi yang akan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan nutrisi benih ikan

bawal air tawar (C. macropomum).

4.3 Feed Conversion Ratio (FCR)

Feed Conversion Ratio (FCR) atau rasio konversi pakan merupakan

perbandingan antara jumlah pakan yang diberikan selama masa pemeliharaan

untuk menghasilkan pertambahan satu kilogram daging ikan (Stead dan Laird,

2002). Semakin rendah nilai FCR maka semakin baik suatu pakan. Data dan

analisis data rasio konversi pakan ikan bawal air tawar (C. macropomum) selama

masa pemeliharaan dapat dilihat pada Lampiran 7.

Berdasarkan Tabel 4. menunjukkan jika nilai rasio konversi pakan terbaik

adalah perlakuan C (minyak cumi) dengan nilai rasio konversi pakan sebesar

1,34±0,04, sedangkan nilai rasio konversi pakan tertinggi yaitu pada perlakuan A

(kontrol) sebesar 1,75±0,17. Dibandingkan dengan penelitian terdahulu yang

dilakukan oleh Santoso (2014), tentang penambahan jenis atraktan yang berbeda

pada belut (M. albus) didapatkan hasil FCR perlakuan minyak cumi lebih rendah

yaitu sebesar 2,90. Hal tersebut disebabkan pakan yang diberikan selama

kegiatan budidaya tidak seratus persen dicerna oleh belut (M. albus).

Nilai konversi pakan terendah yaitu perlakuan C (minyak cumi), hal tersebut

dikarenakan serat kasar yang terkandung dalam pakan perlakuan adalah yang

terkecil jika dibandingkan dengan pakan perlakuan lain. Serat kasar merupakan

nutrien yang tidak dapat dicerna oleh ikan karena mengandung zat antinutrisi.

Page 35: PENGARUH JENIS ATRAKTAN YANG BERBEDA DALAM ...repository.ub.ac.id/7137/1/Ria, Lian Yupita.pdfmengambil porsi 60 - 70% dari total biaya produksi (Sujono dan Yani, 2015). Pakan adalah

36

Semakin rendah serat kasar dalam pakan maka akan semakin baik pakan

tersebut, dikarenakan semakin banyak pakan yang dapat tercerna oleh ikan.

Menurut Pascual (1984), semakin rendah nilai konversi pakan semakin baik

kualitas suatu pakan ikan karena jumlah pakan yang dihabiskan untuk

menghasilkan berat tertentu hanya sedikit. Perlakuan dengan nilai rasio konversi

pakan terendah adalah perlakuan C (minyak cumi), dikarenakan kualitas pakan

yang lebih baik jika dibandingkan perlakuan lain dikarenakan memiliki kandungan

nutrisi yang lebih lengkap. Tinggi rendahnya nilai rasio konversi pakan dipengaruhi

oleh beberapa faktor terutama kualitas dan kuantitas pakan, ukuran ikan, spesies

ikan dan kualitas air (Schmittows, 1992).

Faktor lain yang dapat mempengaruhi nilai konversi pakan adalah kebiasaan

makan ikan. Pakan percobaan yang dibuat merupakan pelet tenggelam. Ikan

bawal air tawar (C. macropomum) termasuk kedalam golongan ikan yang suka

makan di bagian tengah dan dasar perairan (Kordi, 2010). Jadi pakan yang dibuat

sudah sesuai dengan kebiasaan makan ikan bawal air tawar (C. macropomum)

yang akan meningkatkan konsumsi pakan ikan.

4.4 Protein Efficiency Ratio (PER)

Protein Efficiency Ratio (PER) atau rasio efisiensi protein merupakan

perbandingan antara bobot tubuh yang dihasilkan selama masa pemeliharaan

dibandingkan dengan jumlah protein pakan yang diberikan (Gruenwedel dan

Whitaker, 1985). Semakin besar nilai efisiensi protein maka akan menghasilkan

pertumbuhan yang optimal. Data dan analisis data rasio efisiensi protein benih ikan

bawal air tawar (C. macropomum) selama masa pemeliharaan dapat dilihat pada

Lampiran 8.

Berdasarkan Tabel 4. menunjukkan jika nilai rasio efisiensi terbaik adalah

perlakuan C (minyak cumi) dengan nilai rasio efisiensi protein sebesar 2,72±0,06,

Page 36: PENGARUH JENIS ATRAKTAN YANG BERBEDA DALAM ...repository.ub.ac.id/7137/1/Ria, Lian Yupita.pdfmengambil porsi 60 - 70% dari total biaya produksi (Sujono dan Yani, 2015). Pakan adalah

37

sedangkan nilai rasio efisiensi protein terendah yaitu pada perlakuan A (kontrol)

sebesar 2,16±0,32. Hal tersebut dikarenakan adanya penambahan atraktan

meningkatkan kesukaan ikan terhadap pakan sehingga mengakibatkan

peningkatan konsumsi pakan pada perlakuan C (minyak cumi) dan perlakuan D

(minyak udang). Semakin banyak pakan yang terkonsumsi maka akan semakin

banyak protein yang dapat digunakan oleh ikan bawal air tawar (C. macropomum).

Menurut Dani et al. (2005), pemanfaatan protein bagi pertumbuhan ikan

dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain kualitas protein pakan, kandungan

energi pakan, frekuensi pemberian pakan, ukuran ikan, umur ikan dan suhu air.

4.5 Kualitas Air

Penelitian ini menggunakan parameter penunjang yaitu kualitas air. Kualitas

air merupakan salah satu faktor penting dalam pemeliharaan organisme akuatik.

Kualitas air yang optimal dapat menunjang kelulushidupan dan pertumbuhan

organisme akuatik. Kualitas air yang diamati selama penelitian yaitu suhu, pH, DO

(Dissolved oxygen), nitrit, nitrat dan amonia. Nilai rerata kualitas air selama

peneltian dapat dilihat pada Tabel 5, sedangkan data lengkap dan analisis data

kualitas air selama penelitian dapat dilihat pada Lampiran 9.

Tabel 5. Nilai rerata kualitas air selama penelitian

Parameter Perlakuan

A B C D

Suhu (°C) 28,06±0,36 28,04±0,35 28,24±0,80 28,04±0,51

pH 6,97±0,03 6,96±0,04 6,95±0,01 6,97±0,01

DO (mg/l) 4,39±0,04 4,33±0,17 4,36±0,13 4,39±0,02

Nitrat (mg/l) 4,05±0,07 4,02±0,22 3,95±0,27 3,92±0,17

Nitrit (mg/l) 0,05±0,00 0,05±0,00 0,05±0,00 0,05±0,00

Amonia (mg/l) 0,04±0,00 0,45±0,00 0,04±0,00 0,04±0,00

Page 37: PENGARUH JENIS ATRAKTAN YANG BERBEDA DALAM ...repository.ub.ac.id/7137/1/Ria, Lian Yupita.pdfmengambil porsi 60 - 70% dari total biaya produksi (Sujono dan Yani, 2015). Pakan adalah

38

Kualitas air yang baik dalam media pemeliharaan ikan akan mendukung

kelulushidupan dan pertumbuhan ikan yang dipelihara. Suhu yang tinggi dapat

mengurangi oksigen terlarut dan mempengaruhi selera makan ikan (Kelabora dan

Sabariah, 2010). Suhu optimal untuk pertumbuhan benih ikan bawal air tawar (C.

macropomum) berkisar antara 25 - 30°C (Ciptanto, 2010). Berdasarkan hasil

pengamatan parameter kualitas air selama pemeliharaan benih ikan bawal air

tawar (C. macropomum) dapat diketahui jika kisaran suhu air selama

pemeliharaan yaitu 28°C, sehingga suhu selama penelitian masih berada pada

kisaran yang dapat ditoleransi oleh benih ikan bawal air tawar.

Nilai kisaran pH yang didapatkan selama pemeliharaan benih ikan bawal air

tawar (C. macropomum) yaitu 6,9. Kadar pH optimum pemeliharaan ikan bawal air

tawar (C. macropomum) berkisar antara 6,5 - 8,5 (Mahyuddin, 2011), kadar pH

selama penelitian sudah termasuk ke dalam kisaran pH optimum untuk kegiatan

budidaya ikan bawal air tawar (C. macropomum). Menurut Mashuri et al. (2012),

nilai pH yang melebihi atau kurang dari kisaran optimum mampu menurunkan

pertumbuhan dan pada kisaran pH yang ekstrim dapat mengganggu kesehatan

ikan bahkan dapat menyebabkan kematian.

Konsentrasi oksigen terlarut pada pemeliharaan ikan bawal air tawar (C.

macropomum) sebaiknya minimal 4 mg/l (Keshavanath et al., 2012). Hal ini sesuai

dengan nilai kisaran DO (Dissolved oxygen) yang didapatkan selama

pemeliharaan benih ikan bawal air tawar (C. macropomum) yaitu 4,3 mg/l,

sehingga sesuai untuk media pemeliharaan ikan bawal air tawar (C.

macropomum). Kandungan oksigen yang rendah menyebabkan kematian benih

ikan karena dapat meningkatkan daya racun amonia (Wedemeyer,1996).

Nilai kisaran nitrat (NO3) yang didapatkan selama pemeliharaan benih ikan

bawal air tawar (C. macropomum) yaitu 4 mg/l. Kadar nitrat tersebut masih di

Page 38: PENGARUH JENIS ATRAKTAN YANG BERBEDA DALAM ...repository.ub.ac.id/7137/1/Ria, Lian Yupita.pdfmengambil porsi 60 - 70% dari total biaya produksi (Sujono dan Yani, 2015). Pakan adalah

39

bawah standar pada Baku Mutu Lingkungan yaitu 10 mg/l (Purwanta, 2010),

artinya kualitas air jika ditinjau dari kadar nitrat adalah masih baik.

Kadar nitrit (NO2) yang didapatkan selama pemeliharaan benih ikan bawal

air tawar (C. macropomum) yaitu 0,05 mg/l. Kandungan nitrit selama pemeliharaan

masih berada pada kisaran yang dapat ditolerir oleh benih ikan bawal air tawar (C.

macropomum), kadar nitrit yang lebih dari 0,05 mg/l dapat bersifat toksik bagi

organisme perairan yang sangat sensitif (Effendi, 2003). Toksisitas nitrit terhadap

ikan dikarenakan nitrit yang diserap oleh darah ikan akan bereaksi dengan

haemoglobin darah dan membentuk methemoglobin yang tidak bisa berikatan

dengan oksigen (Boyd dan Tucker, 1998).

Nilai kisaran amonia (NH3) yang didapatkan selama pemeliharaan benih ikan

bawal air tawar (C. macropomum) yaitu 0,04 mg/l. Kisaran amonia tersebut masih

dalam kisaran yang dapat ditoleransi oleh benih ikan bawal air tawar (C.

macropomum) dimana kadar maksimal amonia yang dapat ditoleransi oleh ikan air

bawal menurut Mahyuddin (2011) adalah 0,1 mg/l.

4.6 Harga Pakan

Pakan yang diberikan tidak hanya dilihat dari nutrien yang terkandung

didalamnya, selain itu pakan juga dilihat dari nilai ekonomisnya. Biaya pakan

mengambil porsi 60 - 70% dari total biaya produksi (Sujono dan Yani, 2015). Pakan

yang diberikan terkadang tidak semuanya dikonsumsi oleh ikan, maka

ditambahkan atraktan sebagai peningkat nafsu makan ikan sehingga semakin

sedikit pakan yang tidak termakan. Penambahan atraktan akan mempengaruhi

harga pakan ikan. Estimasi harga pakan penelitian dengan kadar protein ±30%

dapat dilihat pada Tabel 6 dan kalkulasi harga pakan penelitian disajikan pada

Lampiran 10.

Page 39: PENGARUH JENIS ATRAKTAN YANG BERBEDA DALAM ...repository.ub.ac.id/7137/1/Ria, Lian Yupita.pdfmengambil porsi 60 - 70% dari total biaya produksi (Sujono dan Yani, 2015). Pakan adalah

40

Tabel 6. Estimasi harga pakan penelitian

Harga pakan/kg

(Rp)

A B C D

15.285,- 16.644,- 17.844,- 26.864,-

Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui jika harga pakan tertinggi adalah

perlakuan D (minyak udang) dengan penambahan atraktan yaitu minyak udang.

Hal ini terjadi dikarenakan harga minyak udang yang sangat mahal, sehingga

meningkatkan harga pakan hingga mencapai Rp. 26.864,-/kg. Jika dilihat dari nilai

laju pertumbuhan spesifik, rasio konversi pakan, rasio efisiensi protein dan

ekonomis penggunaan atraktan yang terbaik adalah perlakuan C (minyak cumi)

dengan penambahan minyak cumi. Selain nilai laju pertumbuhan spesifik, rasio

konversi pakan dan rasio efisiensi protein yang terbaik, harga estimasi pakan per

kg juga tidak jauh dari pakan kontrol yaitu sebesar Rp. 17.844,-/kg. Efisiensi harga

pakan terbaik jika dibandingkan dengan pakan kontrol didapatkan nilai efisiensi

sebesar 16%.

Page 40: PENGARUH JENIS ATRAKTAN YANG BERBEDA DALAM ...repository.ub.ac.id/7137/1/Ria, Lian Yupita.pdfmengambil porsi 60 - 70% dari total biaya produksi (Sujono dan Yani, 2015). Pakan adalah

1

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian mengenai pengaruh jenis atraktan yang berbeda

terhadap kelulushidupan dan laju pertumbuhan spesifik benih ikan bawal air tawar

(C. macropomum) dapat disimpulkan sebagai berikut:

- Penelitian mengenai jenis atraktan yang berbeda tidak mempengaruhi

kelulushidupan benih ikan bawal air tawar (C. macropomum) namun

mempengaruhi laju pertumbuhan spesifik benih ikan bawal air tawar (C.

macropomum).

- Jenis atraktan yang terbaik untuk laju pertumbuhan spesifik, rasio konversi

pakan dan rasio efisiensi protein adalah perlakuan C (minyak cumi) dengan nilai

laju pertumbuhan spesifik 1,70±0,05%BB/hari, rasio konversi pakan 1,34±0,04

dan rasio efisiensi protein 2,71±0,08.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian mengenai pengaruh jenis atraktan yang berbeda

terhadap kelulushidupan dan laju pertumbuhan spesifik benih ikan bawal air tawar

(C. macropomum) dapat disarankan:

- Untuk memperoleh laju pertumbuhan spesifik benih ikan bawal air tawar (C.

macropomum) yang terbaik maka dapat dilakukan penambahan atraktan

minyak cumi sebanyak 2% dalam formula pakan.

- Disarankan dilakukan penelitian lanjutan mengenai jumlah minyak cumi untuk

mengetahui jumlah terbaik untuk kelulushidupan dan laju pertumbuhan spesifik

benih ikan bawal air tawar (C. macropomum).

Page 41: PENGARUH JENIS ATRAKTAN YANG BERBEDA DALAM ...repository.ub.ac.id/7137/1/Ria, Lian Yupita.pdfmengambil porsi 60 - 70% dari total biaya produksi (Sujono dan Yani, 2015). Pakan adalah

42

DAFTAR PUSTAKA

Adijaya, D. S dan B. Prasetya. 2015. Panduan Praktis Pakan Ikan Lele. Penebar Swadaya. Depok. 134 hlm.

Afrianto, E. dan E. Liviawaty. 2005. Pakan Ikan. Kanisius. Yogyakarta. 178 hlm. Andrianie, A. dan M. Khalil. 2013. Efek pemberian atraktan kerang darah (Anadara

granosa) dan udang windu (Panaeus monodon) terhadap daya konsumsi pakan ikan kakap putih (Lates calcalifer). Jurnal Samudra. 7(2): 247-267.

Avadi, A., N. Pelletier., J. Aubin., S. Ralite., J. Nunez and P. Freon. 2015.

Comparative environmental perfomance of artisanal and commercial feed use in Peruvian freshwater aquaculture. Aquaculture: Elsevier. 435: 52-66.

Baskoro, S. M. dan A. Efendy. 2006. Tingkah Laku Ikan: Hubungannya dengan

Metode Pengoperasian Alat Tangkap Ikan. Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. IPB. Bogor. 24 hlm.

Beveridge, M. C. M. 2004. Cage Aquaculture. Blackwell Publishing. UK. 234 pp. Boyd, C. E. dan Tucker, C. S. 1998. Pond Aquaculture Water Quality Management.

Springer Science Business Media, LLC. New York. 343 pp. Buwono, I. D. 2000. Kebutuhan Asam Amino Esensial dalam Ransum Ikan.

Kanisius. Yogyakrta. 112 hlm. Ciptanto, S. Top 10 Ikan Air Tawar. Lily Publisher. Yogyakarta. 168 hlm. Cuvier. 1816. Fishbase klasifikasi bawal air tawar (Colossoma macropomum)

http://www.fishbase.se/summary/Colossoma-macropomum.html. Diakses tanggal 28 September 2016 pukul 12.00 WIB.

Dani, N.P., A. Budiharjodan S. Listiyawati. 2005. Komposisi pakan buatan untuk

meningkatkan pertumbuhan dan kandungan protein ikan tawes (Puntius javanicus Blkr). Bio Smart. 7(2):83-90.

Devani, V. dan S. Basriati. 2015. Optimasi kandungan nutrisi pakan ikan buatan

dengan menggunakan multi objective (goal) programming model. Jurnal Sains Teknologi dan industri. 12(2): 255-261.

Devi, N. 2010. Nutrition and Food Gizi untuk Keluarga. Kompas. Jakarta. 150 hlm. Dharmawan, B. 2007. Usaha Pembuatan Pakan Ikan Konsumsi. Pustaka Baru

Press. 176 hlm. Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Timur. 2010. Statistik Budidaya 2010. 114

hlm.

Page 42: PENGARUH JENIS ATRAKTAN YANG BERBEDA DALAM ...repository.ub.ac.id/7137/1/Ria, Lian Yupita.pdfmengambil porsi 60 - 70% dari total biaya produksi (Sujono dan Yani, 2015). Pakan adalah

43

__________________________________. 2015. Statistik Budidaya 2015. 130 hlm.

Djarijah, A. S. 2001. Budi Daya Ikan Bawal. Kanisius. Yogyakarta. 166 hlm. Djokosetiyanto, D., A. R. Wulandari dan O. Caman. 2008. Pengaruh salintas

terhadap kelulushidupan dan pertumbuhan benih ikan bawal air tawar (Colossoma macropomum). Jurnal Perikanan. 10(2):282-289.

Efendi, M. dan M. Sitanggang. 2015. Lele Organik Hemat Pakan. AgroMedia

Pustaka. Jakarta. 148 hlm. Effendi, H. 2003. Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan.

Kanisius. Yogyakarta. 258 hlm. FAO. 1998. Management for Freshwater Fish Culture. Rome, Italy. 78 pp. Fran, S. dan J. Akbar. 2013. Pengaruh perbedaan tingkat protein dan rasio protein

pakan terhadap pertumbuhan ikan sepat (Trichogaster pectoralis). Jurnal Ilmu-Ilmu Perikanan dan Kelautan. 3(5):53-63.

Gao, W., Y. J. Liu., L. X. Tian., K. S. Mai., G. Y. Liang., H. J. Yang., M. Y. Huai and

W. J. Luo. 2011. Protein sparing capability of dietary lipid in herbivorous and omnivorous freshwater finfish: a comparative case study on grass carp (Ctenopharyngodon idella) and tilapia (Oreochromis niloticus x O. aureus). J. Akua. Nut. 17(1): 2-12.

Gruenwedel, D. W. and J. R. Whitaker. 1985. Food Analysis. Marcel Dekker Inc.

New York. 10 pp. Haetami, K., Julianto dan Y. Andriani. 2005. Tingkat penggunaan gulma air Azolla

pinnata dalam ransum terhadap pertumbuhan dan konversi pakan ikan bawal air tawar. Skripsi. Universitas Padjadjaran. Bandung. 31 hlm.

Halimatusadiah, S. S. 2009. Pengaruh atraktan untuk meningkatkan penggunaan

tepung darah pada pakan ikan kerapu bebek (Cromileptes altivelis). Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 49 hlm.

Halver, J. E. and R. W. Hardy. 2002. Fish Nutrition. Academic Press. USA. 376 pp. Handajani, H. 2011. Optimalisasi substitusi tepung Azolla terfermentasi pada

pakan ikan untuk meningkatkan produktivitas ikan nila GIFT. Jurnal Teknik Industri. 12(2):177-181.

Handayani, S. P. 2010. Pembuatan biodiesel dari minyak ikan dengan radiasi

gelombang mikro. Skripsi. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 38 hlm. Handayani, S. dan R. A. Wibowo. 2014. Kue Kering Terfavorit. Kawan Pustaka.

Jakarta. 156 hlm. Hastuti, Y. P., C. Yudhistira., K. Nirmala., W. Nurusallam dan K. Faturochman.

2016. Pemberian CaCO3 pada Media Bersalinitas 3 g/L untuk Pertumbuhan Ikan Bawal Air Tawar. Jurnal Akuakultur Indonesia. 15(1): 32-40.

Page 43: PENGARUH JENIS ATRAKTAN YANG BERBEDA DALAM ...repository.ub.ac.id/7137/1/Ria, Lian Yupita.pdfmengambil porsi 60 - 70% dari total biaya produksi (Sujono dan Yani, 2015). Pakan adalah

44

Herawati, V. E., J. Hutabarat and B. Prayitno. 2012. Effect of using guillard and

walne technical culture media on growth and fatty acid profiles of microalgae Skeletonema sp. in mass culture. J. Coast. Dev. 16(1): 48-54.

Hernandez, M., T. Takeuchi and Wanatabe. 1995. Effect of dietary energy sources

on the utilization of protein by Colossoma macropomum fingerlings. Journal Fisheries Science. 61(3): 507-511.

Husniya, L., A. Gofur dan D. Listyorini. 2016.Pengaruh jenis pakan terhadap

pertambahan bobot dan kelulushidupan benih ikan mas (Cyprinus carpio L.) Strain Punten. Skripsi. Fakultas MIPA, Universitas Malang. 64 hlm.

Kanazawa, A. 1985. Nutrition of panaeid prawns and shrimps. Proccedings of the

First International Conference on the Cultute of Panaeid Prawns/Shrimos, Illoilo City, Philippines. 9 pp.

Kardana, D., K. Haetami dan U. Subhan. 2012. Efektivitas penambahan tepung

maggot dalam pakan komersil terhadap pertumbuhan benih ikan bawal air tawar. Jurnal Perikanan dan Kelautan. 3(4):177-184.

Kelabora, D. M. dan Sabariah. 2010. Tingkat pertumbuhan dan kelangsungan

hidup larva ikan bawal air tawar (Colossoma sp.) dengan laju debit air berbeda pada sistem resirkulasi. Jurnal Akuakultur Indonesia. 9(1): 56-60.

Keshavanath, P., C. A. Oishi., F. A. L. D. Fonseca., E. G. Affonso and M. P. Filho.

2012. Growth response of tambaqui (Colossoma macropomum) fingerlings to salt (Sodium Chloride) supplemented diets. Journal of Fisheries and Aquatic Science. 1-8.

Khairuman dan K. Amri. 2008. Buku Pintar Budi Daya 15 Ikan Konsumsi.

AgroMedia Pustaka. Jakarta. 358 hlm. __________________. 2009. Bisnis dan Budidaya Intensif Bawal Air Tawar.

Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 167 hlm. Khasani, I. 2013. Atraktan pada pakan ikan: jenis, fungsi dan respon ikan. Media

Akuakultur. 8(2): 127-133. Kordi, M. G. H. 2010. Budi daya Bawal Air Tawar di Kolam Terpal. Lily Publisher.

Yogyakarta. 102 hlm. Kuswandi, A. 2014. Penambahan Jenis Atraktan yang Berbeda terhadap Respons

Konsumsi Pakan pada Lobster Air Tawar Cherax quadricarinatus. Skripsi. Institut Pertanian Bogor, Bogor. 30 hlm.

Lesmana, D. S. 2015. Ensiklopedia Ikan Hias Air Tawar. Penebar Swadaya.

Jakarta. 316 hlm. Lukito, A. dan S. Prayugo. 2007. Panduan Lengkap Lobster Air Tawar. Penebar

Swadaya. Depok. 292 hlm.

Page 44: PENGARUH JENIS ATRAKTAN YANG BERBEDA DALAM ...repository.ub.ac.id/7137/1/Ria, Lian Yupita.pdfmengambil porsi 60 - 70% dari total biaya produksi (Sujono dan Yani, 2015). Pakan adalah

45

Mahyuddin, K. 2008. Panduan Lengkap Agribisnis Lele. Penebar Swadaya. Depok. 287 hlm.

___________. 2010. Panduan Lengkap Agribisnis Patin. Penebar Swadaya.

Depok. 212 hlm. ___________. 2011. Usaha Pembenihan Ikan Bawal di Berbagai Wadah. Penebar

Swadaya. Jakarta. 140 hlm. Makfoeld, D., D. W. Marseno., P. Hastuti., S. Anggrahini., S. Rahardjo., S.

Sastrosuwignyo., Suhardi., S. Martoharsono., S. Hadiwiyoto dan Tranggono. 2002. Kamus Istilah Pangan dan Nutrisi. Kanisius. Yogyakarta. 278 hlm.

Mamora, M. A. 2009. Efisiensi pakan serta kinerja pertumbuhan ikan bawal

(Colossoma macropomum) dengan pemberian pakan berbasis meat bone meal (MBM) dan pakan komersil. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 57 hlm.

Marzuqi, M., I. Rusdi., N. A. Giri dan K. Suwirya. 2006. Pengaruh proporsi minyak

cumi dan minyak kedelai sebagai sumber lemak dalam pakan terhadap pertumbuhan juvenil kepiting bakau (Scylla paramamosain). Jurnal Perikanan. 8(1): 101-107.

Mashuri., Sumarjan dan Z. Abidin. 2012. Pengaruh jenis atraktan yang berbeda

terhadap pertumbuhan belut sawah (Monopterus albus Zuieuw). Jurnal Perikanan Umum. 1(1): 1-7.

Mudjiman, A. 2004. Makanan Ikan. Penebar Swadaya. 190 hlm. Mulyadi., U. Tang dan E. S. Yani. 2014. Sistem resirkulasi dengan menggunakan

filter yang berbeda terhadap pertumbuhan benih ikan nila (Oreochromis niloticus). Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia. 2(2): 117-124.

Murtidjo, B. A. 2001. Pedoman Meramu Pakan Ikan. Kanisius. Yogyakarta. 121

hlm. Nugroho, A., E. Arini dan T. Elfitasari. 2013. Pengaruh kepadatan yang berbeda

terhadap kelulushidupan dan pertumbuhan ikan nila (Oreochromis niloticus) pada sistem resirkulasi dengan filter arang. Journal of Aquaculture Management and Technology. 2(3):94-100.

Pananggung, M. A., I. L. Labaro dan E. Reppie. 2016. Pengaruh ekstrak minyak

cumi pada umpan bubu terhadap hasil tangkapan kepiting bakau dan rajungan di Perairan Malise Kecamatan Tabukan Tengah. Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap. 2(3):117-121.

Park, J. H. 2016. Quality characteristics of refined squid (Todarodes pacificus) oil

as an alternative resource for omega-3 fatty acid. Journal of Food Processing and Preservation. 1-7.

Parnata, A. S. 2004. Pupuk Organik Cair Aplikasi dan Manfaatnya. AgroMedia

Pustaka. Tangerang. 112 hlm.

Page 45: PENGARUH JENIS ATRAKTAN YANG BERBEDA DALAM ...repository.ub.ac.id/7137/1/Ria, Lian Yupita.pdfmengambil porsi 60 - 70% dari total biaya produksi (Sujono dan Yani, 2015). Pakan adalah

46

Pascual, F. P. 1984. Nutrition and Feeding of Sugpo, Panaeus monodon. Extention Manual 3 SEAFDEC Phillipines. 77 pp.

Purwanta, J. 2010. Kajian kualitas air kolam ikan bawal pada kelompok

pembudidaya ikan (KPI) Mina Mulya Tempelsari, Maguwoharjo, Depok, Sleman, D.I Yogyakarta. Tesis. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 111 hlm.

Putra, A. N. 2015. Laju metabolisme pada ikan nila berdasarkan pengukuran

tingkat konsumsi oksigen. Jurnal Perikanan dan Kelautan. 5(1): 13-18. Ramadhan, A. Y. H. 2014. Penambahan atraktan dalam pakan pasta terhadap

konsumsi pakan, retensi protein dan retensi lemak pada belut sawah (Monopterus albus) yang dipelihara dengan sistem resirkulasi. Skripsi. Universitas Airlangga. Surabaya. 77 hlm.

Rufaida, L. 2014. Pengaruh pakan tambahan karbohidrat sumber limbah padat

tapioka dan protein sumber tepung bekicot terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan bawal (Colossoma macropomum). Skripsi. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Yogyakarta. 39 hlm.

Samsundari, S. dan G. A. Wirawan. 2013. Analisis penerapan biofilter dalam

sistem resirkulasi terhadap mutu kualitas air budidaya ikan sidat (Anguilla bicolor). Jurnal Gamm, ISSN. 8(2):86-97.

Santoso, R. 2014. Penambahan atraktan yang berbeda dalam pakan buatan pasta

terhadap pertumbuhan dan Feed Convertion Ratio belut (Monopterus albus) dengan sistem resirkulasi. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Kelautan. Universitas Airlangga. 77 hlm.

Santoso, L dan H. Agusmansyah. 2011. Pengaruh substitusi tepung kedelai

dengan tepung biji karet pada pakan buatan terhadap pertumbuhan ikan bawal air tawar (Colossoma macropomum). Jurnal Perikanan Terubuk. 39(2):41-50.

Sastrosupadi, A. 2000. Rancangan Percobaan Praktis Bidang Perikanan.

Kanisius. Yogyakarta. 109 hlm. Schmittows, H. R. 1992. Budidaya Keramba, Suatu Metode Produksi Ikan di

Indonesia. Proyek Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan. Aubum University International Centre of Agriculture. 98 hlm.

Sena, A. C., R. R. Teixeira., E. L. Ferreira., B. M. Heinzmann., B. Baldisserotto.,

B. O. Caron., D. Schmidt., R. D.Couto and C. E. Copatti. 2016. Essential oil from Lippia alba has anaesthetic activity and effective in reducing handling and transport stress in tambacu (Piaractus mesopotamicus x Colossoma macropomum). Aquaculture: Elsevier. 465: 374-379.

SNI 01-2891-1992. 1992. Cara Uji Makanan dan Minuman. Standar Nasional

Indonesia. Badan Standarisasi Nasional. 39 hlm. Soemarjati, W., B. M. Ahmad., R. Susiana dan C. Saparinto. 2015. Bisnis dan

Budidaya Kerapu. Penebar Swadaya: Jakarta. 148 hlm.

Page 46: PENGARUH JENIS ATRAKTAN YANG BERBEDA DALAM ...repository.ub.ac.id/7137/1/Ria, Lian Yupita.pdfmengambil porsi 60 - 70% dari total biaya produksi (Sujono dan Yani, 2015). Pakan adalah

47

Stead, S. M. and L. Laird. 2002. Handbook of Salmon Farming. Praxis Publishing.

UK. 321 pp. Suci, D. M. 2013. Pakan Itik. Penebar Swadaya. Depok. 156 hlm. Sudarman, A., K. G. Wiryawan dan H. Markhamah. 2008. Penambahan sabun-

kalsium dari minyak ikan lemuru dalam ransum: 1. Pengaruhnya terhadap tampilan produksi domba. Media Peternakan. 31(3): 166-171.

Sujono dan A. Yani. 2015. Produksi pakan ikan dan pakan ternak dengan

memanfaatkan limbah biogas asal kotoran ternak yang murah dan berkualitas. Jurnal Dedikasi. 12:1-7.

Sukoso. 2002. Pemanfaatan Mikroalga dalam Industri Pakan Ikan. Agritek YPN.

Jakarta. 88 hlm. Sungkar, M. 2015. Akuaponik ala Mark Sungkar. AgroMedia Pustaka. Jakarta. 142

hlm. Suprapti, L. 2005. Tepung Tapioka, Pembuatan dan Pemanfaatannya. Kanisius.

Yogyakarta. 156 hlm. Suyanti. 2009. Membuat Bihun, Kwetiau dan Sohun Sehat. Penebar Swadaya.

Depok. 190 hlm. Tahapari, E. dan N. Suhenda. 2009. Penentuan frekuensi pemberian pakan untuk

mendukung pertumbuhan benih ikan patin pasupati. Berita Biologi. 9(6): 693-698.

Takeungwongtrakul, S., S. Benjakul and A. H. Kittikun. 2015. Characteristic and

oxidative stability of bread fortified with encapsulated shrimp oil. Ital. Journal Food Science. 27:476-486.

Tidwell, J. H. 2012. Aquaculture Production Systems. Willey Blackwell: UK. Hlm

389 pp. Utami, I. K., K. Haetami dan Rosidah. 2012. Pengaruh penggunaan tepung daun

turi hasil fermentasi dalam pakan buatan terhadap pertumbuhan benih bawal air tawar (Colossoma macropomum). Jurnal Perikanan dan Kelautan. 3(5):191-199.

Utomo, N. B. P., Susan dan M. Setawati. 2013. Peran tepung ikan dari berbagai

bahan baku terhadap pertumbuhan lele sangkuriang Clarias sp. Jurnal Akuakultur Indonesia. 12(2):158-168.

Wasis. 2008. Pedoman Riset Praktis untuk Profesi Perawat. EGC. Jakarta. 209

hlm. Wedemeyer, G. A. 1996. Physiology of Fish in Intensive Culture Systems.

Champman and Hall. New York. 267 pp.

Page 47: PENGARUH JENIS ATRAKTAN YANG BERBEDA DALAM ...repository.ub.ac.id/7137/1/Ria, Lian Yupita.pdfmengambil porsi 60 - 70% dari total biaya produksi (Sujono dan Yani, 2015). Pakan adalah

48

Yudiarto, S., M. Arief dan Agustono. 2012. Pengaruh penambahan atraktan yang berbeda dalam pakan pasta terhadap retensi protein, lemak dan energi benih ikan sidat (Anguilla bicolor) stadia elver. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. 4(2): 135-140.