pengaruh kemiskinan, pendidikan dan...

140
PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN KESEHATAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI JAWA TIMUR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Sebagai salah satu syarat untuk Gelar Sarjana Ekonomi Oleh : Arya Darmawan NIM 1113084000070 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H/2020 M

Upload: others

Post on 04-Nov-2020

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN

KESEHATAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI

JAWA TIMUR

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Sebagai salah satu syarat untuk Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

Arya Darmawan

NIM 1113084000070

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1441 H/2020 M

Page 2: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Page 3: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

. LEMBAR PENGESAIIAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini hai,tanggal bulan tahun telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa/i:

Arya Darmawan

1 1 13084000070

Ekonomi Pembangunan

Pengaruh kemiskinan, pendidikan dan kesehatan terhadap

perfumbuhan ekonomi di Jawa Timur.

Setelah menoermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan

selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa/I tersebut di atas dinyatakan

LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Nama

NIM

Jurusan

Judul Skripsi

Jakalta, 10 Maret 2020

1. Deny Pandu Nugraha, M.Sc

NrDN. 2012108503

I 2. Dr. M. ITartanal Putra, M.Si

NIP. 1 968060520080 1 1023

3. Fahfni Wibawa, SE.,MBA

NrDN.031t077202

4. Dr. Sofyan Rizal, M.Si

NrP. 1 976043020110 1 1 002

WPenguji Ahli

I

(__ )

Ketua

(___________-_J

Pembimbing II

Windows7
Typewritten text
Windows7
Typewritten text
iii
Page 4: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

iv

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Page 5: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Page 6: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. DATA PRIBADI

1. Nama Lengkap : Arya Darmawan

2. Tempat Lahir/Tgl.Lahir : Jakarta, 15 September 1994

3. Agama : Islam

4. Jenis Kelamin : Laki-laki

5. Status : Belum Menikah

6. Pekerjaan : Pelajar/Mahasiswa

7. Kewarganegaraan : Indonesia

8. Golongan Darah : -

9. Tinggi & Berat Badan : 160cm & 47kg

10. Alamat Rumah : Jl. Raya Pondok Ranggon RT.001/003 No.

56C Pondok Ranggon-Cipayung Jakarta

Timur 13860

11. No. HP : 089501357689

12. Email : [email protected]

II. PENDIDIKAN FORMAL

1. SD Negeri Menteng Atas 11 Pagi Jakarta Tahun 2006

2. MTs Negeri 7 Jakarta Tahun 2009

3. MAN 15 Jakarta Tahun 2012

4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2018

III. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Wakil Ketua OSIS MAN 15 Jakarta Masa Khidmat 2011-2012

2. Anggota Biro Kemahasiswaan HMJ IESP Masa Khidmat 2014-2015

3. Sekretaris Jendral DPD IESP Masa Khidmat 2015-2016

4. Ketua LSO Kewirausahaan PMII KOMFEIS Masa Khidmat 2015-

2016

5. Ketua Komisariat PMII KOMFEIS (Komisariat Fakultas Ekonomi &

Bisnis) Masa Khidmat 2016-2017

6. Sekretaris Wilayah JAPRI (Jaringan Pemantau & Riset Indonesia)

Provinsi Banten Masa Khidmat 2019-2024

7. Wakil Sekretaris 1 PW IPNU (Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama) DKI

Jakarta Masa Khidmat 2019-2021

8. Ketua DKW GEMASABA (Gerakan Mahasiswa Satu Bangsa) DKI

Jakarta Masa Khidmat 2019-2021

9. Wakil Bendahara LTN PCNU Jakarta Timur Masa Khidmat 2019-

2024

10. Anggota DPD II KNPI Jakarta Timur 2020-2022

Page 7: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

vii

IV. PENGALAMAN PEKERJAAN

1. Voulenteer LPP DPP PKB

2. Tim Kampanye Nasional Jokowi-Amin

3. BOH Ismaya Catering

4. Waiters Keibar (Kedai Roti Bakar)

5. Marketing Universitas Az-Zahra

6. Pemantau Pilkada DKI Jakarta

7. Trainer Mesin EDC Bank Mandiri

8. Operator Pondok Pesantren Manaratul Islam

V. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Suhaeri

2. Tempat, Tanggal Lahir : Brebes, 1 September 1968

3. Ibu : Jumaenah

4. Tempat, Tanggal Lahir : Purworejo, 5 Mei 1965

5. Alamat : Jl. Raya Pondok Ranggon RT.001/003 No.

56C Pondok Ranggon-Cipayung Jakarta

Timur 13860

6. Anak ke dari : 1 dari 1 bersaudara

Page 8: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

viii

PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN, KESEHATAN TERHADAP

PERTUMBUHAN EKONOMI DI JAWA TIMUR

ABSTRACT

This study aims to analyze the Effect of Poverty, Education and Health on

Economic Growth in East Java with Poverty, Education and Health as an

independent variable and Economic Growth as the dependent variable. This type

of research is a quantitative type. Sequencing data used in this study is in the form

of a periodic series from the Central Statistics Agency. The sampling technique is

done by using purposive sampling. Three Hypotheses were developed to

determine the Effect of Human Resources on Economic Growth in East Java.

Hypothesis Testing used in this study is the Panel Data Regression Analysis

method. The results of the study indicate that 1) The variable of poverty rate

significantly influences, 2) The Education variable significantly and positively

influences, 3) The Health variable significantly and positively influences, 4) The

Poverty, Education, and Health Variables significantly influence the Economic

Growth in East Java Province simultaneously. 5) The dependent variable

(Economic Growth) can simultaneously be explained by the independent variables

(Poverty, Education, and Health) of 71.94%.

Keywords: Human Resources, Poverty, Education, Health, Economic Growth,

Regression Panel Data Analysis

Page 9: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

ix

PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN, KESEHATAN TERHADAP

PERTUMBUHAN EKONOMI DI JAWA TIMUR

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa Pengaruh Kemiskinan,

Pendidikan dan Kesehatan terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Jawa Timur dengan

Kemiskinan, Pendidikan dan Kesehatan sebagai variabel independen dan

Pertumbuhan Ekonomi sebagai variabel dependen. Jenis penelitian ini adalah jenis

kuantitatif. Data sekuender digunakan dalam penelitian ini berupa deret berkala

yang berasal dari Badan Pusat Statistik. Teknik sampling dilakukan dengan

menggunakan purposive sampling. Tiga Hipotesis dikembangkan untuk

mengetahui Pengaruh Sumber Daya Manusia terhadap Pertumbuhan Ekonomi di

Jawa Timur. Pengujian Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

metode Analisis Regresi Data Panel. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa 1)

Variabel tingkat kemiskinan berpengaruh secara signifikan, 2) Variabel

Pendidikan berpengaruh secara signifikan dan positif, 3) Variabel Kesehatan

berpengaruh secara signifikan dan positif, 4) Variabel Kemiskinan, Pendidikan,

dan Kesehatan berpengaruh secara signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi di

Provinsi Jawa Timur secara simultan. 5) Variabel dependen (Pertumbuhan

Ekonomi) secara simultan dapat dijelaskan oleh variabel independen

(Kemiskinan, Pendidikan, dan Kesehatan) sebesar 71.94%.

.

Kata kunci: Sumber Daya Manusia, Kemiskinan, Pendidikan, Kesehatan,

Pertumbuhan Ekonomi, Analisis Regresi Data Panel

Page 10: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

x

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Segala Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

karunia serta hidayah-Nya kepada seluruh alam semesta dan telah memberikan

kekuatan kepada penulis untuk menyelesaikan penulisan tugas akhir ini dengan

baik. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada baginda besar Nabi

Muhammad SAW yang telah menuntuk kita dari zaman kebodohan hingga zaman

terang benderang sampai saat ini.

Perjalan yang cukup panjang penulis bisa menyelesaikan pendidikan

jenjang strata satu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tentunya banyak sekali

hambatan dan rintangan dalam menyelesaikan skripsi ini,namun dengan adanya

semangat dan kerja keras semua yang tidak mungkin akan menjadi mungkin.

Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh

Kemiskinan, Pendidikan dan Kesehatan terhadap Pertumbuhan Ekonomi di

Jawa Timur”. Penulisan skripsi syarat untuk menyelesaikan strata satu (S1) guna

mendapatkan gelas Sarjana Ekonomi (S.E) dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam penelitian ini penulis menyadari banyak sekali orang-orang di

sekitar penulis yang memberikan semangat baik secara materil maupun moril agar

peniliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Sebagai bentuk apresiasi dan

penghormatan penulis ucapkan terima kasih kepada :

1. Terima kasih kepada Allah SWT yang telah memberikan saya nikmat

Iman,sehat dan rezeki untuk dapat menyelesaikan pendidikan strata satu

(S1) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Alhamdulillah, berkat rahmat

serta hidayah-Mu saya mampu menyelesaikan skripsi ini. Tidak ada kata

lain selain bersyukur atas segala nikmat yang telah Kau berikan kepadaku.

2. Terima kasih kepada Ibunda tercinta yang telah membesarkan,mendidik,

dan menyayangi anaknya hingga sampai saat ini yaitu mamah Jumaenah.

Beliau adalah sosok wanita yang kuat,tegar dan bijaksana dalam mendidik

Page 11: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

xi

anak satu-satunya yang tercinta ini. Mah, tanpa belaian kasih sayangmu

anakmu tidak akan mampu menyelesaikan skripsi ini. Atas berkat

motivasimu yang selalu membuat saya semangat untuk menyelesaikan

skripsi ini, teringat pesan darimu yang terucap untuk ku “mamah ingin

melihat anaknya pake toga”. Gelar Sarjana ini ade persembahkan untuk

mamah yang paling saya sayangi,ini langkah awal saya untuk

membahagiakan beliau yang sudah merawat dan mengurus dalam letihnya

perjalan yang panjang ini.

3. Terima kasih juga kepada Sahabat Ilhamsyah,S.E ,M.Si yang juga

merupaka abang ideologis saya, berkat dorongan dan motivasinya saya

mampu bangkit dalam keterpurukan hati untuk kembali mengerjakan

skripsi. Dongeng-dongen yang kau ceritakan kepada saya membuat saya

terlarut dalam hal itu,teringat pesan yang kau berikan kepada saya “Jadilah

pohon yang berbuah” banyak makna tersirat yang harus saya realisasikan

dari kata-kata tersebut. Terima kasih juga yang sudah mau meminjamkan

laptop,teatringan,makan dan ngopi gratis dirumahnya. Semoga Allah SWT

membalas segala kebaikan bang Ilhamsyah.

4. Kepada sepasang kekasih yang berhati mulia bang Muhammad Hasan

(Jambul) dan Aghita (Jamblang) selalu memberikan pesan positif kepada

saya. Terimakasih saya ucapkan karena telah banyak membantu dari segi

materil,ketika dompet saya menipis kalian berdua selalu paham untuk

mengisi cacing-cacing dalam perut saya. Selain materil bentuk dukungan

moril yang selalu kalian berikan ke saya itu tidak bisa saya

lupakan,semoga Allah SWT membalas segala kebaikan kalian berdua.

5. Terima Kasih Kepada Sahabati Siti Khumairoh (Iir), Fiqi Syafa’ati, Ulfa

Nurul Amalia yang telah membantu membimbing sehingga dapat

terselesaikan Skripsi ini.

6. Saya mengucapkan terima kasih kepada keluarga besar PMII KOMFEIS

(Komisariat Fakultas Ekonomi dan Bisnis, baik kader jelita maupun jelata

yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu namun tidak mengurangi rasa

cinta saya kepada kalian semua yang telah memberikan saya semangat

untuk menyelesaikan skripsi ini.

Page 12: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

xii

7. Pengurus Komisariat PMII KOMFEIS masa khidmat 2016-2017. sahabati

Hilyatun Nafisah, sahabat Rachman Deniansyah, sahabat Erixa Nur

Mawardani, Sahabati Puspa Cahya Insani, Sahabat Reza Adriansyah,

sahabat Moamar Khadaffi, sahabat Ian Sunandar, sahabat Yoga

Ferdiansyah, sahabat Zeka Nanda, sahabat Abdul Karim Muzakki, sahabat

Ramadhan Ali, sahabat Tias Abdurrahman yang telah menemani saya

selama satu tahun kepengurusan. Berkat kalian semua saya bisa melalui

semua ini dan pada akhirnya saya mampu menyelesaikan pendidikan strata

satu (S1) ini.

8. Prof. Dr. Amilin, S.E.Ak., M.Si., CA., QIA., BKP., CRMP. selaku Dekan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,semoga di

tangan bapak Fakultas Ekonomi dan Bisni semakin baik dan maju

kedepannya.

9. Muhammad Hartana Iswandi Putra, M.Si. selaku Kepala Jurusan Ekonomi

Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisni UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. Semoga dibawah naungan bapak Jurusan Ekonomi Pembangunan

semakin progresif.

10. Bapak Fahmi Wibawa M.Si dan Sofyan Rizal selaku dosen pembimbing

skripsi yang telah banyak meluangkan waktunya untuk saya di tengah

kesibukannya untuk memberikan arahan serta masukan agar dapat bisa

menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan

kalian berdua dan semoga setiap langkah kalian bernilai ibadah.

11. Terima kasih kepada seluruh Dosen Ekonomi Pembangunan dan Staf

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Terima

kasih telah memberikan materi semenjak saya duduk di bangku kuliah dan

juga telah memberikan fasilitas administrasi yang baik di Fakultas

Ekonomi dan Bisnis. Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan

kalian semua.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Jakarta,11 Februari 2020

Arya Darmawan

NIM.1113084000070

Page 13: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

xiii

DAFTAR ISI

COVER ............................................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .................................................. iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................. iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ........................... v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .......................................................................... vi

ABSTRACT .................................................................................................... viii

ABSTRAK ......................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ........................................................................................ x

DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... 1

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................... 18

C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 18

D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 20

A. Landasan Teori .......................................................................... 20

1. Pertumbuhan Ekonomi ............................................................ 20

2. Kemiskinan ............................................................................... 26

3. Pendidikan ................................................................................ 35

4. Kesehatan ................................................................................. 39

B. Penelitian Terdahulu .................................................................. 49

C. Kerangka Pemikiran ................................................................... 58

D. Hipotesis .................................................................................... 60

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. lxi

A. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................... lxi

B. Metode Penentuan Sampel ......................................................... lxi

C. Metode Pengumpulan Data ....................................................... lxii

1. Sumber Data............................................................................ lxii

2. Metode Pengumpulan Data ................................................... lxiii

3. Metode Analisis Data ............................................................. lxiii

Page 14: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

xiv

4. Operasional Variabel Penelitian .......................................... lxxvi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 78

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................ 78

1. Deskripsi Lokasi Penelitian ..................................................... 78

2. Perkembangan Kemiskinan ..................................................... 79

3. Perkembangan Pendidikan ...................................................... 83

4. Angka Partisipasi Sekolah ....................................................... 83

5. Tingkat Pendidikan Tertinggi yang di tamatkan ................... 83

6. Angka Melek Huruf ................................................................. 84

7. Rata-rata Lama Sekolah .......................................................... 84

8. Perkembangan Kesehatan ....................................................... 87

B. Analisis dan Pembahasan ........................................................... 92

1. Pemilihan Model Regresi Data Panel ...................................... 92

2. Uji Asumsi Klasik..................................................................... 99

3. Pengujian Hipotesis dengan Analisis Regresi Data Panel .... 100

4. Koefisien Determinasi (Adjusted R2)..................................... 104

C. Model Regresi Data Panel ........................................................ 106

D. Interpretasi Hasil Penelitian...................................................... 107

1. Pengaruh Kemiskinan terhadap Pertumbuhan Ekonomi .... 107

2. Pengaruh Pendidikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi ..... 108

3. Pengaruh Kesehatan terhadap Pertumbuhan Ekonomi....... 109

4. Pengaruh kemiskinan, pendidikan dan kesehatan terhadap

Pertumbuhan Ekonomi .......................................................................... 109

Berdasarkan hasil uji F dapat dilihat bahwa nilai probabilitas F-

statistic sebesar 0.000000, sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa secara simultan terdapat pengaruh yang

signifikan antara variabel independen (Kemiskinan, Pendidikan, dan

Kesehatan) terhadap Pertumbuhan Ekonomi. ............................................ 109

BAB V PENUTUP ......................................................................................... 110

A. Kesimpulan .............................................................................. 110

B. Rekomendasi............................................................................ 111

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... cxii

LAMPIRAN ................................................................................................... cxv

Page 15: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Laju PDRB Per Kapita atas Dasar Harag Konstan (persen)

Provinsi di Indonesia Tahun 2012-2016 ............................................................ 2

Tabel 1. 2 Laju Pertumbuhan Distribusi PDRB Jawa Timur Menurut atas

dasar Harga Berlaku menurut Lapangan Usaha Tahun 2012-2016 (persen) . 4

Tabel 1. 3 Persentase Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/Kota di

Provinsi Jawa Timur Tahun 2012 – 2017 (persen) ........................................... 9

Tabel 1. 4 Rata-rata Lama Sekolah Provinsi Jawa Timur tahun 2012-2016

(persen) ............................................................................................................. 12

Tabel 1. 5 Angka Harap Hidup saat lahir Provinsi Jawa Timur tahun 2012-

2016 (persen) .................................................................................................... 15

Tabel 3. 1 Perbedaan Fixed Effect Model dan Random Effect Model ........ lxvii

Tabel 4. 1 Presentase Penduduk Miskin menurut Kabupaten/Kota di

Provinsi Jawa Timur Tahun 2012-2016 .......................................................... 80

Tabel 4. 2 Rata-rata Lama Sekolah Provinsi Jawa Timur Tahun 2012-2016

(persen) ............................................................................................................. 84

Tabel 4. 3 Angka Harapan Hidup saat lahir di Provinsi Jawa Timur ........... 89

Tabel 4. 4 Hasil Regresi Data Panel Common Effect Model .......................... 93

Tabel 4. 5 Hasil Regresi data Panel Fixed Effect Model ................................ 94

Tabel 4. 6 Hasil Uji Chow ................................................................................ 95

Tabel 4. 7 Hasil Regresi Data Panel Random Effect Model ........................... 97

Tabel 4. 8 Hasil Uji Hausman .......................................................................... 98

Tabel 4. 10 Uji Multikolinieritas ................................................................... 100

Tabel 4. 11 Uji Heteroskedastisitas ............................................................... 100

Tabel 4. 12 Uji t .............................................................................................. 102

Tabel 4. 13 Uji F ............................................................................................. 104

Tabel 4. 14 Hasil Uji Adjusted R-Square....................................................... 105

Tabel 4. 15 Hasil Regresi Data Panel ............................................................ 106

Page 16: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

1

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran .................................................................. 59

Gambar 4. 1 Peta Provinsi Jawa Timur .......................................................... 78

Gambar 4. 2 Hasil Uji Normalitas ................................................................... 99

Page 17: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi adalah permasalahan jangka panjang yang

dihadapi oleh suatu negara dalam upaya meningkatkan pendapatan nasional

rill. Pertumbuhan ekonomi mengukur seberapa besar keberhasilan suatu negara

dalam memproduksi barang dan jasa yang dipengaruhi oleh faktor- faktor yang

mengalami pertambahan jumlah dan kualitas sehingga dapat meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Sukirno (2000) dalam analisis makro menyatakan

bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh suatu negara diukur

dari perkembangan pendapatan nasional rill yang dicapai oleh suatu Negara

Pembangunan ekonomi pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat, maka dari itu dibutuhkan pertumbuhan ekonomi

serta distribusi pendapatan yang merata. Pertumbuhan ekonomi adalah

perubahan tingkat kegiatan ekonomi dari tahun ke tahun, oleh karena itu untuk

mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi harus menghitung laju pertumbuhan

ekonomi, sedangkan pertumbuhan ekonomi pada prinsipnya harus dinikmati

oleh banyaknya penduduk, maka pertumbuhan ekonomi yang tinggi belum

tentu dapat dinikmati penduduk jika pertumbuhan penduduk jauh lebih tinggi

(Widodo, 2000). Pertumbuhan ekonomi merupakan perkembangan kegiatan

perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang di produksi dalam

masyarakat bertambah sehingga meningkatkan kemakmuran masyarakat

(Sukirno,2004). Masalah pertumbuhan ekonomi di suatu daerah tergantung dari

banyak faktor,salah satu di antaranya adalah kebijakan dari pemerintah karena

pada suatu daerah harus mengenali dan mengidentifikasi secara tepat agar

dapat meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi

Pertumbuhan ekonomi dapat di ukur dengan melihat Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) dan laju pertumbuhan atas dasar harga konstan.

Sehingga laju pertumbuhan tiap sektor dapat di gambarkan pada masing-

Page 18: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

2

masing sektor atau dapat dikatakan bahwa keberhasilan pemerintah

untuk meningkatkan pembangunan. Kriteria utama keberhasilan pembangunan

daerah adalah dalam bentuk Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) secara

sektoral maupun perkapita.

Tabel 1. 1 Laju PDRB Per Kapita atas Dasar Harag Konstan (persen)

Provinsi di Indonesia Tahun 2012-2016

Provinsi Laju Pertumbuhan PDRP Per Kapita Atas Dasar

Harga Konstan 2010 (Persen)

2012 2013 2014 2015 2016

ACEH 1.74 0.56 -0.43 -2.61 1.39

SUMATERA

UTARA 4.96 4.65 3.88 3.81 3.94

SUMATERA

BARAT 4.88 4.69 4.53 4.23 4.00

RIAU 1.06 -0.14 0.13 -2.24 -0.23

JAMBI 5.06 4.92 5.49 2.44 2.65

SUMATERA

SELATAN 5.23 3.78 3.30 2.98 3.64

BENGKULU 4.98 4.28 3.74 3.44 3.64

LAMPUNG 5.09 4.48 3.85 3.95 4.02

KEP.BANGKA

BELITUNG 3.18 2.92 2.43 1.89 1.95

KEP. RIAU 4.27 3.97 3.49 3.03 2.17

DKI JAKARTA 5.34 4.92 4.81 4.84 4.85

JAWA BARAT 4.82 4.70 3.52 3.52 4.16

JAWA

TENGAH 4.47 4.27 4.46 4.68 4.52

DI

YOGYAKARTA 4.11 4.23 3.95 3.75 3.87

JAWA TIMUR 5.90 5.37 5.18 4.80 4.96

BANTEN 4.40 4.31 3.24 3.24 3.14

BALI 5.63 5.40 5.47 4.80 5.12

NUSA

TENGGARA

BARAT

-2.92 3.73 3.78 20.20 4.51

NUSA

TENGGARA

TIMUR

3.67 3.65 3.32 3.22 3.48

KALIMANTAN 4.13 4.32 3.37 3.28 3.64

Page 19: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

3

Provinsi Laju Pertumbuhan PDRP Per Kapita Atas Dasar

Harga Konstan 2010 (Persen)

2012 2013 2014 2015 2016

BARAT

KALIMANTAN

TENGAH 4.36 4.89 3.81 4.64 4.06

KALIMANTAN

SELATAN 3.99 3.43 3.01 2.08 2.71

KALIMANTAN

TIMUR 2.73 0.15 -0.58 -3.37 -2.48

KALIMANTAN

UTARA - - 4.11 -0.43 -0.05

SULAWESI

UTARA 5.60 5.17 5.14 5.00 5.09

SULAWESI

TENGAH 7.67 7.77 3.37 13.68 8.29

SULAWESI

SELATAN 7.63 6.43 6.39 6.08 6.35

SULAWESI

TENGGARA 9.22 5.20 4.03 4.68 4.36

GORONTALO 6.14 5.94 5.57 4.57 4.90

SULAWESI

BARAT 7.15 4.89 6.79 5.30 4.04

MALUKU 5.22 3.37 4.77 3.66 3.94

MALUKU

UTARA 4.64 4.09 3.29 3.94 3.67

PAPUA BARAT 0.93 4.60 2.71 1.56 1.96

PAPUA -0.28 6.45 1.68 5.36 7.16

Sumber: BPS Indonesia 2017

Tabel 1.1 menjelaskan laju pertumbuhan Produk Domestik Regional

Bruto per kapita atas dasar Harga konstan provinsi-provinsi di Indonesia.

Provinsi Jawa Timur memiliki laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional

Bruto per kapita paling tinggi di Indonesia. Jawa Timur memiliki PDRB per

kapita atas dasar Harga Konstan sebesar 5,90% pada tahun 2012,pada tahun

2013 memiliki PBRD 5,37%. Laju PDRB di Jawa Timur menurun 0,19%

pada tahun 2014 menjadi 5,18%. DKI Jakarta yang merupakan Ibu kota

Indonesia memiliki laju pertumbuhan Priduk Domestik Regional Bruto per

Page 20: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

4

kapita atas dasar Harga Konstan masih di bawah Provinsi Jawa Timur. Hal

tersebut dapat di jelaskan oleh tabel 1.1,pada tahun 2013 DKI Jakarta

memiliki PDRB atas dasar Harga Konstan sebesar 5,34% menurun pada tahun

2014 menjadi 4,92%. Pada tahun 2013 memiliki PDRB sebesar 4,81%

meningkat 0,03% menjadi 4,84%. Pada tahun berikutnya kembali mengalami

peningkatan laju pertumbuhan PDRB atas dasar Harga Konstan sebesar

0,01% yaitu menjadi 4,85% di tahun 2015. Pemaparan tersebut dapat terlihat

bahwa Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto atas dasar Harga

Konstan Provinsi DKI Jakarta yang sebagai pusat Ibu kota Indonesia masih di

bawah Provinsi Jawa Timur.

Pembangunan manusia merupakan salah satu indikator terciptanya

pembangunan yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi. Untuk

mengukur mutu modal manusia, United Nations Development Program

(UNDP) mengenalkan konsep mutu modal manusia yang diberi nama Human

Development Index atau Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Tingkat

pembangunan manusia yang tinggi sangat menentukan kemampuan penduduk

dalam menyerap dan mengelola sumber-sumber pertumbuhan ekonomi, baik

kaitannya dengan teknologi maupun terhadap kelembagaan sebagai sarana

penting untuk mencapai pertumbuhan ekonomi (Dewi dan I Ketut, 2014).

Tabel 1. 2 Laju Pertumbuhan Distribusi PDRB Jawa Timur Menurut atas

dasar Harga Berlaku menurut Lapangan Usaha Tahun 2012-2016 (persen)

Kategori PDRB Distribusi PDRB atas dasar Harga Berlaku

menurut Lapangan Usaha (persen)

2012 2013 2014 2015 2016

Pertanian, Kehutanan,

dan Perikanan 13.47 13.46 13.56 13.72 13.31

Pertambangan dan

Penggalian 5.30 5.34 5.11 3.93 3.77

Industri Pengolahant 29.28 28.79 28.95 29.28 28.92

Pengadaan Listrik dan

Gas 0.48 0.37 0.36 0.35 0.33

Page 21: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

5

Kategori PDRB Distribusi PDRB atas dasar Harga Berlaku

menurut Lapangan Usaha (persen)

2012 2013 2014 2015 2016

Pengadaan Air,

Pengelolaan Sampah,

Limbah dan Daur Ulang

0.10 0.10 0.09 0.09 0.09

Konstruksi 9.18 9.22 9.49 9.48 9.69

Perdagangan Besar dan

Eceran; Reparasi Mobil

dan Sepeda Motor

17.67 17.70 17.34 17.58 18

Transportasi dan

Pergudangan 2.88 3.07 3.25 3.35 3.41

Penyediaan Akomodasi

dan Makan Minum 4.82 4.91 5.20 5.40 5.66

Informasi dan

Komunikasi 4.73 4.78 4.54 4.55 4.59

Jasa Keuangan dan

Asuransi 2.44 2.64 2.68 2.74 2.78

Real Estate 1.61 1.63 1.57 1.63 1.61

Jasa Perusahaan 0.77 0.79 0.79 0.80 0.80

Administrasi

Pemerintahan, Pertahanan

dan Jaminan Sosial Wajib

2.65 2.51 2.32 2.31 2.33

Jasa Pendidikan 2.63 2.73 2.73 2.72 2.67

Jasa Kesehatan dan

Kegiatan Sosial 0.60 0.61 0.63 0.63 0.62

Jasa lainnya 1.39 1.36 1.38 1.43 1.39

PRODUK DOMESTIK

REGIONAL BRUTO 100 100 100 100 100

Sumber: BPS Jawa Timur 2017

Melalui sumber daya yang dimiliki, provinsi Jawa Timur memiliki

trend pertumbuhan ekonomi yang cenderung positif. Laju pertumbuhan

ekonomi yang dilihat dari laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto

Page 22: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

6

(PDRB) menurut lapangan usaha mengalami fluktuatif dari tahun 2012 sampai

tahun 2016.

Tabel 1.2 menjelaskan bahwa adanya peningkatan laju pertumbuhan

pada sektor pendidikan pada tahun 2013 sebesar 0,10%, Pada tahun 2012

sektor jasa pendidikan hanya memiliki PDRB menurut Lapangan Usaha

sebesar 2,63% meningkat 0,10% menjadi 2,73%. Di tahun berikutnya

mengalami kestabilan dengan laju pertumbuhan yang sama pada tahun

sebelumnya yaitu 2,73%. Sayangnya pada tahun 2015 PDRB menurut

Lapangan Usaha sektor Jasa pendidikan mengalami penurunan sebesar 0,01%

menjadi 2,72%.

Hal serupa juga di alami pada tahun 2016 yang memiliki penurunan

hingga 0,05% sehingga PDRB menurut lapangan usaha sektor jasa pendidikan

di Jawa Timur hanya memiliki PDRB sebesar 2,67%. Sedangkan sektor jasa

kesehatan di Jawa Timur cenderung mengalami peningkatan di setiap

tahunnya. Hal tersebut di jelaskan pada tabel 1.3,pada tahun 2012 PDRB

menurut Lapangan Usaha sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial 0,60%.

Meningkat pada tahun 2013 sebesar 0,01% menjadi 0,61%. Pada tahun 2014

sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial mengalami peningkatan sebesar

0,02% menjadi 0,63%,hal tersebut mengalami persamaan pada tahun 2015

yang sama memiliki 0,63%. Namun pada tahun 2016 sektor jasa kesehatan dan

kegiatan sosial mengalami penurunan 0,01% menjadi 0,62%.

Upaya mengembangkan sumberdaya manusia dimaksudkan untuk

meningkatkan kemampuan manusia dalam melakukan berbagai kegiatan

dalam masyarakat. Kegiatan pengembangan sumberdaya manusia terkait erat

dengan usaha peningkatan taraf hidup. Banyak peneliti mendekati

permasalahan sumberdaya manusia dengan menekankan segi peningkatan

keahlian dan keterampilannya untuk melakukan pekerjaan tertentu. Masalah

taraf hidup sering dianggap akan mengikuti peningkatan kemampuan

sumberdaya manusia. Pengembangan sumberdaya manusia adalah suatu

investasi di bidang sumberdaya manusia, dimana diperlukan adanya suatu

korbanan sejumlah dana yang dikeluarkan dan kesempatan selama proses

Page 23: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

7

investasi untuk memperoleh penghasilan yang lebih tinggi. Seperti dikatakan

Simanjuntak (1985) bahwa pengembangan sumberdaya manusia merupakan

human capital (modal manusia).

Asumsi dasar teori human capital adalah bahwa seseorang dapat

meningkatkan penghasilannya melalui pengembangan sumberdaya manusia.

Penerapan human capital ini dapat dilakukan dalam bentuk pendidikan,

pelatihan dan kesehatan. Melalui pendidikan dan pelatihan tidak hanya

menambah pengetahuan saja, tetapi juga meningkatkan keterampilan bekerja

sehingga akan meningkatkan produktivitas kerja. Demikian pula kesehatan

adalah suatu kondisi fisik dan mental seseorang yang siap untuk bekerja.

Kondisi kesehatan ini bisa diperoleh dengan menjaga kondisi fisik dan kondisi

lingkungan dengan bermacam-macam kegiatan.

Diantaranya adalah mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi,

olah raga, rekreasi, periksa kesehatan rutin serta menjaga kondisi lingkungan

agar selalu bersih. Pada akhirnya pendidikan, pelatihan dan kesehatan

dipandang sebagai suatu investasi yang imbalannya dapat diperoleh kemudian

dalam bentuk pertambahan hasil kerja.

Menurut Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (2012),

kemiskinan adalah jumlah keluarga miskin prasejahtera yang tidak dapat

melaksanakan ibadah menurut agamanya; tidak mampu makan 2 kali sehari;

tidak memiliki pakaian berbeda untuk di rumah, bekerja dan bepergian; bagian

tertentu dari rumah berlantai tanah; dan tidak mampu membawa anggota

keluarga ke sarana kesehatan.

Menurut Badan Perancanaan Pembangunan Nasional (2016),

mendefinisikan kemiskinan sebagai kondisi dimana seseorang atau sekelompok

orang, laki-laki dan perempuan, tidak mampu memenuhi hak-hak dasarnya

untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat.

Hak-hak dasar masyarakat antara lain, terpenuhinya kebutuhan pangan,

kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih, pertanahan,

sumberdaya alam dan lingkungan hidup, rasa aman dari perlakuan atau

Page 24: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

8

ancaman tindak kekerasan dan hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan

sosial-politik, baik bagi perempuan maupun laki-laki.

Untuk mewujudkan hak-hak dasar masyarakat miskin ini, Bappenas

menggunakan beberapa pendekatan utama antara lain ; pendekatan kebutuhan

dasar (basic needs approach), pendekatan pendapatan (income approach),

pendekatan kemampuan dasar (human capability approach) dan pendekatan

objektif dan subjektif.

Menurut Badan Pusat Statistik (2014) penduduk miskin adalah

penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah

Garis Kemiskinan. Garis Kemiskinan Makanan (GKM) merupakan nilai

pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2.100

kalori per kapita per hari. Paket komoditi kebutuhan dasar makanan diwakili

oleh 52 jenis komoditi (padi-padian, umbi-umbian, ikan, daging, telur dan

susu, sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, minyak dan lemak, dll). Garis

Kemiskinan Non Makanan (GKNM) adalah kebutuhan minimum untuk

perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan.

Paket komoditi kebutuhan dasar nonmakanan diwakili oleh 51 jenis

komoditi di perkotaan dan 47 jenis komoditi di perdesaan.

Dalam mengukur kemiskinan ini, BPS menggunakan pendekatan kemampuan

dalam memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan

ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidak-mampuan dari sisi ekonomi untuk

memenuhi kebutuhan dasar makanan dan non makanan yang diukur dari sisi

pengeluaran.

Page 25: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

9

Tabel 1. 3 Persentase Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/Kota di

Provinsi Jawa Timur Tahun 2012 – 2017 (persen)

Kabupaten/Kota Persentase Penduduk Miskin

2012 2013 2014 2015 2016

Kab. Pacitan 17.29 16.73 16.18 16.68 15.49

Kab. Ponorogo 11.76 11.92 11.53 11.91 11.75

Kab. Trenggalek 14.21 13.56 13.10 13.39 13.24

Kab. Tulungagung 9.40 9.07 8.75 8.57 8.23

Kab. Blitar 10.74 10.57 10.22 9.97 9.88

Kab. Kediri 13.71 13.23 12.77 12.91 12.72

Kab. Malang 11.04 11.48 11.07 11.53 11.49

Kab. Lumajang 12.40 12.14 11.75 11.52 11.22

Kab. Jember 11.81 11.68 11.28 11.22 10.97

Kab. Banyuwangi 9.97 9.61 9.29 9.17 8.79

Kab. Bondowoso 15.81 15.29 14.76 14.96 15.00

Kab. Situbondo 14.34 13.65 13.15 13.63 13.34

Kab. Probolinggo 22.22 21.21 20.44 20.82 20.98

Kab. Pasuruan 11.58 11.26 10.86 10.72 10.57

Kab. Sidoarjo 6.44 6.72 6.40 6.44 6.39

Kab. Mojokerto 10.71 10.99 10.56 10.57 10.61

Kab. Jombang 12.23 11.17 10.80 10.79 10.70

Kab. Nganjuk 13.22 13.60 13.14 12.69 12.25

Kab. Madiun 13.70 12.45 12.04 12.54 12.69

Kab. Magetan 11.50 12.19 11.80 11.35 11.03

Kab. Ngawi 15.99 15.45 14.88 15.61 15.27

Kab. Bojonegoro 16.66 16.02 15.48 15.71 14.60

Kab. Tuban 17.84 17.23 16.64 17.08 17.14

Kab. Lamongan 16.70 16.18 15.68 15.38 14.89

Page 26: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

10

Kabupaten/Kota Persentase Penduduk Miskin

2012 2013 2014 2015 2016

Kab. Gresik 14.35 13.94 13.41 13.63 13.19

Kab. Bangkalan 24.70 23.23 22.38 22.57 21.41

Kab. Sampang 27.97 27.08 25.80 25.69 24.11

Kab. Pamekasan 19.61 18.53 17.74 17.41 16.70

Kab. Sumenep 21.96 21.22 20.49 20.20 20.09

Kota Kediri 8.14 8.23 7.95 8.51 8.40

Kota Blitar 6.75 7.42 7.15 7.29 7.18

Kota Malang 5.21 4.87 4.80 4.60 4.33

Kota Probolinggo 10.92 8.55 8.37 8.17 7.97

Kota Pasuruan 7.90 7.60 7.34 7.47 7.62

Kota Mojokerto 6.48 6.65 6.42 6.16 5.73

Kota Madiun 5.37 5.02 4.86 4.89 5.16

Kota Surabaya 6.25 6.00 5.79 5.82 5.63

Kota Batu 4.47 4.77 4.59 4.71 4.48

JAWA TIMUR 13.08 12.73 12.28 12.34 12.05

Sumber : BPS Jawa Timur 2017

Tabel 1.3 menjelaskan tentang presemtasi penduduk miskin tahun 2012

sampai 2016 menurut kabupaten/kota di Jawa Timur. Pada tabel tersebut

menjelaskan bahwa adanya penurunan tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa

Timur pada setiap tahunnya. Kita bisa lihat pada tahun 2013 tingkat

kemiskinan menurun sebesar 0,35%, pada tahun 2012 tingkat kemiskinan

Provinsi Jawa Timur sebesar 13,08% mengalami penurunan di tahun 2013

menjadi 12,73%. Pada tahun 2014 mengalami penurunan yang lebih pada

tahun sebelumnya yaitu sebesar 0,45%, pada tahun 2013 data penduduk

miskin di Jawa Timur sebesar 12,73% menjadi 12,28%. Namun patut menjadi

sorotan di tahun berikutnya yang tidak dapat menurunkan tingkat kemiskinan,

justru meningkat di tahun 2015 sebesar 0,06%.

Page 27: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

11

Pada tahun 2015 memiliki presentase tingkat kemiskinan sebesar

12,34%. Hal tersebut dapat di antisipasi kembali oleh pemerintah Jawa Timur

yang dapat menurunkan kembali tingkat kemiskinan di Jawa Timur sebesar

0,29% pada tahun 2016 yang memiliki presentase tingkat kemiskinan sebesar

12,05%. Tabel tersebut juga menjelaskan bahwa Kabupaten Sampang

merupakan kabupaten di Provinsi Jawa Timur yang memiliki presentase

tingkat kemiskinan paling tinggi di Jawa Timur, kabupaten Sampang memiliki

presentasi sebesar 27,97% pada tahun 2012. Namun hal tersebut terus di

antisipasi oleh pemerintah setempat yang mana setiap tahunnya presentase

kemiskinan di Kabupaten Sampang menurun, kita dapat melihat pada tabel di

atas. Sebaliknya Kota Batu merupakan Kota di Provinsi Jawa Timur yang

memiliki presentasi kemiskinan paling kecil di Jawa Timur, pada tahun 2012

memiliki presentase tingkat kemiskinan sebesar 4,47%. Kota Batu memiliki

tingkat presentase kemiskinan yang cenderung fluktuatif di setiap tahunnya.

Pendidikan sebagai unsur utama dalam pengembangan sumberdaya manusia.

Sumberdaya manusia lebih bernilai jika memiliki sikap, perilaku, wawasan,

kemampuan, keahlian serta keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan

berbagai bidang. Pendidikan merupakan salah satu alat untuk menghasilkan

perubahan pada diri manusia. Hak untuk memperoleh pendidikan harus diikuti

dengan kesempatan dan kemampuan serta kemauannya. Tinggi

rendahnya kualitas sumberdaya manusia ditandai dengan adanya unsur

kreativitas dan produktivitas yang direalisasikan dengan kinerja yang baik

secara individu atau kelompok. Jika dilihat dari sudut pandang ekonomi,

peningkatan kualitas sumberdaya manusia lebih ditekankan pada

penguasaan pengetahuan, keterampilan dan teknologi yang dibutuhkan oleh

dunia kerja dalam upaya peningkatan efisiensi dan efektivitas proses produksi.

Pendidikan memiliki daya dukung yang representatif atas

pertumbuhan ekonomi. Pendidikan juga dapat meningkatkan produktivitas

kerja seseorang, yang akan meningkatkan pendapatannya. Peningkatan

pendapatan ini berpengaruh pula kepada pendapatan nasional negara yang

bersangkutan, untuk kemudian akan meningkatkan pendapatan dan taraf

hidup masyarakat berpendapatan rendah. Sementara itu Jones (dalam

Page 28: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

12

Hidayat, 2008:1) melihat pendidikan sebagai alat untuk menyiapkan tenaga

kerja terdidik dan terlatih yang sangat dibutuhkan dalam pertumbuhan

ekonomi suatu negara. Jones melihat, bahwa pendidikan memiliki suatu

kemampuan untuk menyiapkan siswa menjadi tenaga kerja potensial,

dan menjadi lebih siap latih dalam pekerjaannya yang akan memacu tingkat

produktivitas tenaga kerja, yang secara tidak langsung akan meningkatkan

pendapatan nasional.

Untuk tingkat pendidikan dengan kemungkinan kesempatan kerja

diperoleh seseorang, Takii (1997) mengemukakan bahwa :

“A lower level of education brings about a smaller number of firm’s

entry because ofthe lower productivity of workers. However, a smaller

number of firm’s entry brings about a lower level of education because

education is less profitable for a worker due to lower employment

probability.”

Tabel 1. 4 Rata-rata Lama Sekolah Provinsi Jawa Timur tahun 2012-2016

(persen)

Wilayah Rata-rata Lama Sekolah

2012 2013 2014 2015 2016

Jawa Timur 6.85 6.90 7.05 7.14 7.23

Kabupaten Pacitan 6.21 6.32 6.43 6.88 6.89

Kabupaten Ponorogo 6.57 6.86 6.91 6.96 6.97

Kabupaten Trenggalek 6.55 6.74 6.87 7.18 7.19

Kabupaten

Tulungagung 7.41 7.44 7.45 7.72 7.73

Kabupaten Blitar 6.59 6.67 6.82 7.24 7.25

Kabupaten Kediri 7.08 7.24 7.41 7.41 7.58

Kabupaten Malang 6.51 6.59 6.66 6.73 6.98

Kabupaten Lumajang 5.78 5.88 6.03 6.04 6.05

Kabupaten Jember 5.58 5.62 5.63 5.76 6.05

Page 29: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

13

Wilayah Rata-rata Lama Sekolah

2012 2013 2014 2015 2016

Kabupaten

Banyuwangi 6.68 6.84 6.87 6.88 6.93

Kabupaten

Bondowoso 5.31 5.48 5.52 5.53 5.54

Kabupaten Situbondo 5.16 5.28 5.54 5.67 5.68

Kabupaten

Probolinggo 5.16 5.61 5.64 5.66 5.67

Kabupaten Pasuruan 5.96 6.08 6.36 6.50 6.58

Kabupaten Sidoarjo 9.70 10.03 10.09 10.10 10.22

Kabupaten Mojokerto 7.30 7.57 7.74 7.75 7.76

Kabupaten Jombang 7.37 7.40 7.52 7.59 7.68

Kabupaten Nganjuk 7 7.15 7.31 7.33 7.34

Kabupaten Madiun 6.74 6.74 6.89 6.99 7

Kabupaten Magetan 7.33 7.43 7.55 7.65 7.66

Kabupaten Ngawi 6.23 6.27 6.52 6.53 6.54

Kabupaten

Bojonegoro 5.80 5.90 6.14 6.64 6.65

Kabupaten Tuban 5.82 6.14 6.18 6.20 6.25

Kabupaten Lamongan 6.84 7.06 7.27 7.28 7.29

Kabupaten Gresik 8.41 8.41 8.42 8.93 8.94

Kabupaten Bangkalan 4.89 4.90 5.07 5.08 5.13

Kabupaten Sampang 3.27 3.34 3.49 3.65 3.79

Kabupaten Pamekasan 5.36 5.68 5.72 5.73 6.08

Kabupaten Sumenep 4.48 4.58 4.77 4.89 5.08

Kota Kediri 9.49 9.57 9.70 9.88 9.89

Kota Blitar 9.52 9.53 9.81 9.87 9.88

Kota Malang 9.67 9.82 9.97 10.13 10.14

Page 30: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

14

Wilayah Rata-rata Lama Sekolah

2012 2013 2014 2015 2016

Kota Probolinggo 8.17 8.42 8.44 8.46 8.47

Kota Pasuruan 8.88 9.03 9.06 9.07 9.08

Kota Mojokerto 9.87 9.91 9.91 9.92 9.93

Kota Madiun 10.68 10.86 10.90 11.08 11.09

Kota Surabaya 9.95 10.05 10.07 10.24 10.44

Kota Batu 7.75 8.34 8.41 8.44 8.45

Sumber: BPS Jawa Timur 2017

Tabel 1.4 menjelaskan rata-rata lama sekolah di Provinsi Jawa Timur

tahun 2012 sampai 2016. Tabel tersebut mengjelaskan Kota Madiun memiliki

rata-rata lama sekolah tertinggi di Provinsi Jawa Timur, pada tahun 2012

memiliki rata-rata lama sekolah sebesar 10,68% mengalami peningkatan pada

tahun 2013 sebesar 0,18% menjadi 10,86%. Pada tahun 2014 rata-rata lama

sekolah kota Madiun kembali mengalami peningkatan sebesar 0,04% menjadi

10,90%. Kota Madiun kembali mengalami peningkatan rata-rata lama sekolah

pada tahun 2015 sebesar 0,18% menjadi 11,08. Pada tahun 2016 peningkatan

rata-rata lama sekolah kota madiun tidak setinggi tahun-tahun

sebelumnya,pada tahun 2016 hanya mengalami peningkatan sebesar 0,01%

menjadi 11,09%.

Pada tabel 1.4. Pada tahun 2012 Kabupaten Sampang memiliki rata-rata

lama sekolah sebesar 3,27%. Meskipun memiliki rata-rata lama sekolah di

Jawa Timur namun Kabupaten Sampang cenderung mengalami peningkatan

rata-rata lama sekolah di setiap tahunnya,pada tahun 2013 meningkat 0,07%

menjadi 3,34%. Pada tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 0,15%

menjadi 3,49%. Laju pertumbuhan rata-rata lama sekolah kabupaten sampang

terus mengalami peningkatan pada tahu 2015 dan 2016,pada tahun 2015 naik

sebesar 0,16% menjadi 3,65% dan naik 0,14% menjadi 3,79%.

Page 31: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

15

Perbaikan gizi dan kesehatan sangat penting untuk meningkatkan

produktivitas kerja. Oleh sebab itu, investasi yang dilaksanakan untuk

perbaikan gizi dan kesehatan dapat dipandang sebagai salah satu aspek human

capital (Simanjutak, 1998).

Becker (1975) menyatakan bahwa salah satu cara untuk berinvestasi

dalam human capital adalah dengan meningkatkan kesehatan emosional dan

fisik. Di negara-negara Barat, pendapatan lebih dipengaruhi oleh pengetahuan

daripada kekuatan saat ini. Namun pada masa lampau dan sampai sekarang,

kekuatan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan.Apalagi,

kesehatan emosional dipertimbangkan sebagai faktor penting dalam

menentukan pendapatan di seluruh dunia. Kesehatan, seperti pengetahuan,

dapat ditingkatkan melalui berbagai cara. Penurunan tingkat kematian pada

usia kerja akan menaikkan prospek penerimaan dengan memperluas periode

selama penerimaan tersebut diterima. Diet yang baik akan meningkatkan

kekuatan dan stamina, sehingga kapasitas penerimaan atau perbaikan kondisi

kerja akan mempengaruhi moral dan produktivitas.

Tabel 1. 5 Angka Harap Hidup saat lahir Provinsi Jawa Timur tahun 2012-

2016 (persen)

Wilayah Angka Harapan Hidup (persen)

2012 2013 2014 2015 2016

Jawa Timur 70.14 70.34 70.45 70.68 70.74

Kabupaten Pacitan 70.61 70.70 70.75 71.05 71.18

Kabupaten

Ponorogo 71.78 71.85 71.88 72.08 72.18

Kabupaten

Trenggalek 72.44 72.49 72.51 72.91 73.03

Kabupaten

Tulungagung 72.82 72.86 72.88 73.28 73.40

Kabupaten Blitar 72.42 72.47 72.50 72.80 72.89

Kabupaten Kediri 71.97 72.02 72.04 72.14 72.20

Kabupaten Malang 71.72 71.76 71.78 71.98 72.05

Page 32: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

16

Wilayah Angka Harapan Hidup (persen)

2012 2013 2014 2015 2016

Kabupaten

Lumajang 68.92 69.02 69.07 69.27 69.38

Kabupaten Jember 67.65 67.75 67.80 68.20 68.37

Kabupaten

Banyuwangi 69.79 69.88 69.93 70.03 70.11

Kabupaten

Bondowoso 65.22 65.36 65.43 65.73 65.89

Kabupaten

Situbondo 67.93 68.03 68.08 68.28 68.41

Kabupaten

Probolinggo 65.58 65.69 65.75 66.15 66.31

Kabupaten

Pasuruan 69.75 69.80 69.83 69.83 69.86

Kabupaten

Sidoarjo 73.43 73.43 73.43 73.63 73.67

Kabupaten

Mojokerto 71.72 71.75 71.76 71.96 72.03

Kabupaten

Jombang 71.28 71.34 71.37 71.67 71.77

Kabupaten

Nganjuk 70.76 70.83 70.87 70.97 71.04

Kabupaten Madiun 69.59 69.70 69.76 70.36 70.55

Kabupaten

Magetan 71.79 71.87 71.91 72.01 72.09

Kabupaten Ngawi 71.19 71.28 71.33 71.53 71.63

Kabupaten

Bojonegoro 69.98 70.07 70.11 70.51 70.67

Kabupaten Tuban 70.15 70.22 70.25 70.55 70.67

Kabupaten 71.35 71.43 71.47 71.67 71.77

Page 33: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

17

Wilayah Angka Harapan Hidup (persen)

2012 2013 2014 2015 2016

Lamongan

Kabupaten Gresik 72.18 72.19 72.20 72.30 72.33

Kabupaten

Bangkalan 69.56 69.60 69.62 69.72 69.77

Kabupaten

Sampang 67.43 67.46 67.48 67.58 67.62

Kabupaten

Pamekasan 66.48 66.53 66.56 66.86 66.95

Kabupaten

Sumenep 69.90 69.98 70.02 70.42 70.56

Kota Kediri 73.49 73.51 73.52 73.62 73.65

Kota Blitar 72.66 72.69 72.70 73 73.09

Kota Malang 72.25 72.28 72.30 72.60 72.68

Kota Probolinggo 69.46 69.50 69.52 69.72 69.79

Kota Pasuruan 70.48 70.52 70.54 70.84 70.93

Kota Mojokerto 72.33 72.37 72.39 72.69 72.78

Kota Madiun 72.33 72.38 72.41 72.41 72.44

Kota Surabaya 73.80 73.83 73.85 73.85 73.87

Kota Batu 72.02 72.05 72.06 72.16 72.20

Sumber:BPS Jawa Timur, 2018 di olah

Menurut tabel 1.5 Kota surabaya memiliki Angka Harapan Hidup saat

lahir yang paling tinggi di Provinsi Jawa Timur. Pada tahun 2012 angka

harapan hidup kota Surabaya mencapai 73,80%, meningkat 0,03% pada tahun

2013 sehingga menjadi 73,83%. Kota Surabaya terus mengalami peningkatan

pada tahun 2014 mencapai 0,02% menjadi 73,85%. Pada tahun 2015 Angka

Harapan Hidup di Kota Surabaya memiliki kestabilan pada tahun sebelumnya

yaitu 73,85&. Naik 0,02% pada tahun 2016 menjadi 73,87%.

Berbeda dengan Kota Surabaya,kabupaten Bondowoso memili Angka

Harapan Hidup paling rendah di Provinsi Jawa Timur. Tabel 1.5 menjelaskan

Page 34: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

18

pada tahun 2012 Kabupaten Bondowoso memiliki Angka Harapan Hidup

sebesar 65,22%,meningkat 0,14% pada tahun 2013 menjadi 65,36%. Pada

tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 0,07% menjadi 65,43%.

Kabupaten Bondowoso kembali mengalami peningkatan pada tahun 2015

sebesar 0,30% menjadi 65,73,pada tahun ini peningkatan paling tertinggi di

bandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 2016 Kabupaten Bondowoso

memiliki Angka Harapan Hidup 65,89% meningkat 0,16%.

Dilihat dari beberapa kasus tersebut, terlihat bahwa pertumbuhan

ekonomi di suatu daerah merupakan salah satu indikator penting dalam

mengukur apakah masyarakat dalam suatu daerah sudah hidup sejahtera atau

tidak.

Pertumbuhan ekonomi juga merupakan syarat bagi tercapainya

pembangunan manusia karena dengan pembangunan ekonomi terjamin

peningkatan produktivitas dan peningkatan pendapatan melalui penciptaan

kesempatan kerja. Pada latar belakang tersebut peneliti mengambil judul

“Pengaruh Sumber Daya Manusia terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa

Timur”

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh kemiskinan terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa

Timur?

2. Bagaimana pengaruh Pendidikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa

Timur?

3. Bagaimana pengaruh Kesehatan terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa

Timur?

4. Bagaimana Pengaruh kemiskinan, pendidikan dan kesehatan terhadap

pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur?

C. Tujuan Penelitian

1. Menganalisis pengaruh kemiskinan terhadap pertumbuhan ekonomi di

Jawa Timur.

Page 35: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

19

2. Menganalisis pengaruh pendidikan terhadap pertumbuhan ekonomi di

Jawa Timur.

3. Menganalisis pengaruh kesehatan terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa

Timur.

4. Menganalisis pengaruh kemiskinan, pendidikan, kesehatan terhadap

pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai saran dan implementasi

ilmu pengetahuan bagi perkembangan dunia pendidikan dan perekonomian

serta memberikan pembuktian yang empiris hubungan antara variabel-

variabel Kemiskinan, Pendidikan dan Kesehatan terhadap Pertumbuhan

Ekonomi di Jawa Timur.

1. Manfaat Akademis

Dari penelitian ini karena erat hubungannya dengan Sumber daya

manusia, sehingga dengan penulisan penelitian ini pihak-pihak yang

berkepentingan dapat lebih mudah memahami, dan sebagai tambahan

referensi serta rujukan bagi penelitian selanjutnya mengenai Pertumbuhan

Ekonomi.

2. Manfaat Bagi Peneliti

Penelitian ini merupakan sarana bagi peneliti untuk

mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama proses pembelajaran di

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan

Ekonomi Pembangunan dan untuk memotivasi peneliti untuk penelitian-

penelitian selanjutnya.

Page 36: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

20

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pertumbuhan Ekonomi

a. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu perubahan tingkat

kegiatan ekonomi yang berlangsung dari tahun ke tahun (Sukirno,

2006), sehingga untuk mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi

harus di bandingkan pendapatan nasional dari berbagai tahun yang

di hitung berdasar harga konstan dan berlaku. Perubahan dalam

nilai pendapatan nasionalah yang hanya disebabkan oleh suatu

perubahan dalam suatu tingkat kegiatan ekonomi.

Menurut Simon Kuznets dalam Jhingan (2003: 57)

pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan kapasitas dalam jangka

panjang dari suatu Negara yang bersangkutan untuk menyediakan

berbagai barang ekonomi kepada penduduknya. Kemampuan ini

dalam arti kenaikan kapasitas itu sendiri di tentukan oleh adanya

kemajuan atau penyesuaian-penyesuaian teknologi, institusional,

dan ideologi terhadap berbagai keadaan yang ada. Suatu proses

perekonomian dikatakan mengalami perubahan atau pertumbuhan

apabila tingkat kegiatan ekonomi adalah lebih tinggi daripada yang

di capai pada waktu sebelumnya. Dengan kata lain, perkembangan

terjadi apabila output total bertambah besar pada tahun berikutnya.

Untuk mengetahui apakah suatu perekonomian mengalami

perubahan perlu di tentukan perubahan yang sebenarnya terjadi

dalam kegiatan-kegiatan ekonomi dari tahuntersebut.

b. Teori-teori Pertumbuhan Ekonomi

Terdapat beberapa teori yang mengemukakan tentang

pertumbuhan ekonomi oleh beberapa pandangan para ahli menurut

pertumbuhan klasik dan pertumbuhan Neo-Klasik, hal tersebut

Page 37: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

21

sebagai berikut:

1. Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik

Teori pertumbuhan ekonomi adalah ahli ekonomi klasik

yang pertama kali mengemukakan mengenai pentingnya

kebijaksanaan “Lisezfaire‟ atas sistem mekanisme untuk

memaksimalkan tingkat perkembangan perekonomian suatu

masyarakat. Para ekonom yang mempelajari masalah

pertumbuhan ekonomi telah menemukan bahwa mesin

kemajuan ekonomi harus bertengger di atas empat roda yang

sama, baik di negara miskin maupun negara kaya. Keempat

faktor pertumbuhan itu adalah: sumber daya manusia

(penawaran tenaga kerja,kesehatan, pendidikan, motivasi),

sumber daya alam (tanah, mineral, bahan bakar, kualitas

lingkungan).

Teori Adam Smith sering dianggap sebagai awal dari

pengkajian masalah pertumbuhan ekonomi secara sistematis.

Menurut Adam Smith, ada dua aspek utama dari pertumbuhan

ekonomi. Dalam pertumbuhan output Adam Smith melihat

sistem produksi suatu negara terdiri dari tiga unsur pokok, yaitu

: sumber- sumber alam yang tersedia (atau faktor produksi

tanah), sumber-sumber manusiawi (jumlah penduduk), stok

barang kapital yang ada. Adam Smith mengatakan bahwa

pertumbuhan ekonomi merupakan proses perpaduan antara

pertumbuhan penduduk dengan kemajuan teknologi.38

Kemudian David Ricardo mengatakan pertumbuhan ekonomi

merupakan proses tarik menarik antara dua kekuatan yaitu “the

law of demenishing return”dan kemudian teknologi. Sedangkan

menurut John Stuart Mill mengatakan bahwa pembangunan

ekonomi tergantung pada dua jenis perbaikan, yaitu perbaikan

dengan tingkat pengetahuan masyarakat dan perbaikan yang

berupa usaha-usaha untuk menghapus penghambat

Page 38: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

22

pembangunan, seperti adat istiadat, kepercayaan, dan berpikir

tradisional.

Dalam bukunya An Inquiry into the Nature and Cause of

the Wealth of Nations (1776), ia mengemukakan tentang proses

pertumbuhan ekonomi dalam jangak panjang secara sistematis.

Terdapat dua aspek utama dalam pertumbuhan ekonomi yaitu

Pertumbuhan output total dan Pertumbuhan penduduk.

Pertumbuhan output yang akan dicapai dipengaruhi oleh

3 komponen berikut:

• Sumber-sumber alam

• Tenaga kerja (pertumbuhan penduduk)

• Jumlah persediaan

Menurut David Ricardo faktor pertumbuhan penduduk

yang semakin besar besar hingga menjadi dua kali lipat pada

suatu saat akan menyebabkan jumlah tenaga kerja melimpah.

Pendapat Ricardo ini sejalan dengan teori yang dikemukakan

oleh Thomas Robert Malthus, menyatakan bahwa makanan

(hasil produksi) akan bertambah menurut deret hitung (satu, dua,

dan seterusnya). Sedangkan penduduk akan bertambah menurut

deret ukur (satu, dua, empat , delapan, enam belas, dan

seterusnya) sehingga pada saat perekonomian akan berada pada

taraf subsisten atau kemandegan.

2. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo-Klasik

Teori pertumbuhan Neo-Klasik berfungsi sebagai alat

dasar untuk memahami proses pertumbuhan Negara maju dan

telah diterapkan dalam studiempiris mengenai sumber

pertumbuhan ekonomi. Pendapat Neo-Klasik tentang

perkembangan ekonomi dapat diikhtisarkan sebagai berikut:

adanya akumulasi capital merupakan faktor penting dalam

pembangunan ekonomi. Perkembangan merupakan proses yang

gradual, perkembangan merupakan proses yang harmonis dan

Page 39: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

23

kumulatif, adanya pemikiran yang optimis terhadap

perkembangan,aspek- aspek internasional merupakan faktor

bagi perkembangan.

Teori pertumbuhan neo-klasik di kembangkan oleh

Robert M. Sollow (1970) dari Amerika Serikat dan TW. Swan

(1956) dari Australia. Menurut teori ini tingkat pertumbuhan

berasal dari tiga sumber yaitu akumulas modal, bertambahnya

tenaga kerja dan peningkatan teknologi. Teori neo-klasik ini

merupakan penerus dari teori klasik yang menganjurkan agar

kondisi selalu di arahkan menuju pasar yang sempurna. Dalam

keadaan pasar yang sempurna perekonomian bisa tumbuh

maksimal. Analisis lanjutan dari paham neo-klasik menunjukan

bahwa terciptanya suatu pertumbuhan yang mantap (steady

growth), di perlukan tingkat saving yang pas dan seluruh

keuntungan pengusaha di investasikan pada wilayah itu.

Model pertumbuhan Solow merupakan pilar yang sangat

memberi kontribusi terhadap teori pertumbuhan

neoklasik.Model ini, pada intinya merupakan pengembangan

dari formulasi Harrord-Domar dengan menambahkan faktor

kedua, yakni tenaga kerja, serta memperkenalkan variable

independen ketiga, yakni teknologi, ke dalam persamaan

pertumbuhan (growth equation). Berbeda dari model Harrord

Domar yang mengasumsikan skala hasil tetap (constant return to

scale) dengan koefisien baku, model pertumbuhan neoklasik

Solow berpegang pada konsep skala hasil yang terus berkurang

(diminishing returns) dari input tenaga kerja dan modal jika

keduanya dianalisis secara terpisah. Jika keduanya dianalisis

secara bersamaan atau sekaligus, Solow juga memakai asumsi

skala hasil tetap tersebut. Kemajuan teknologi ditetapkan

sebagai faktor residu untuk menjelaskan pertumbuhan ekonomi

dalam jangka panjang, dan tinggi rendahnya pertumbuhan

ekonomi itu sendiri oleh Solowmaupun para teorisi lainnya

Page 40: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

24

diasumsikan bersifat eksogen atau tidak dipengaruhi oleh faktor-

faktor lain (Todaro dan Smith, 2006).

Menurut Solow yang menjadi faktor terpenting dalam

mewujudkan pertumbuhan ekonomi bukan hanya pertambahan

modal dan tenaga kerja. Faktor terpenting adalah kemajuan

teknologi dan pertambahan kemahiran dan kepakaran tenaga

kerja.

3. Teori Pertumbuhan Ekonomi Modern

Pertumbuhan ekonomi modern Simon Kuznets,

mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai “kemampuan

negara untuk menyediakan barang- barang ekonomi yang terus

meningkat bagi penduduknya”, pertumbuhan kemampuan ini

didasarkan kepada kemampuan teknologi dan kelembagaan serta

penyesuaian ideologi yang dibutuhkan. Berdasarkan definisi ini

maka ada tiga komponen pokok yang sangat penting artinya :

1) Kenaikan output nasional secara terus menerus merupakan

perwujudan dari pertumbuhan ekonomi dan kemampuan

untuk menyediakan berbagai macam barang ekonomi

merupakan tanda kematangan ekonomi.

2) Kemajuan teknologi merupakan prasyarat bagi pertumbuhan

ekonomi yang berkesinambungan, namun belum merupakan

syarat yang cukup.

3) Penyesuaian kelembagaan, sikap, dan ideologi juga harus

dilakukan. Pembangunan ekonomi adalah suatu transformasi

suatu masyarakat tradisional menjadi masyarakat modern,

melalui tahapan masyarakat ; Persyaratan Lepas Landas,

Tahap Kematangan, masyarakat Berkonsumsi Tingkat

Tinggi.

Page 41: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

25

4. Teori Pertumbuhan Endogen

Teori ini memberikan kerangka teoritis untuk

menganalisis pertumbuhan yang bersifat endogen, pertumbuhan

ekonomi merupakan hasil dari dalam sistem ekonomi. Teori ini

menganggap bahwa pertumbuhan ekonomi lebih ditentukan oleh

sistem produksi, bukan berasal dari luar sistem. Kemajuan

teknologi merupakan hal yang endogen, pertumbuhan

merupakan bagian dari keputusan pelaku-pelaku ekonomi untuk

berinvestasi dalam pengetahuan. Peran modal lebih besar dari

sekedar bagian dari pendapatan apabila modal yang tumbuh

bukan hanya modal fisik saja tapi menyangkut modal manusia.

Akumulasi modal merupakan sumber utama

pertumbuhan ekonomi. Defenisi modal/kapital diperluas dengan

memasukkan model ilmu pengetahuan dan modal sumber daya

manusia. Perubahan teknologi bukan sesuatu yang berasal dari

luar model atau eksogen tapi teknologi merupakan bagian dari

proses pertumbuhan ekonomi. Dalam teori pertumbuhan

endogen, peran investasi dalam modal fisik dan modal manusia

turut menentukan pertumbuhan ekonomi jangkapanjang.

Tabungan dan investasi dapat mendorong pertumbuhan ekonomi

yang berkesinambungan.

Harrod Domard sependapat bahwa pertambahan

produksi dan pendapatan masyarakat bukan ditentukan oleh

kapasitas memproduksi tetapi disebabkan oleh kenaikan

pengeluaran masyarakat. Dengan demikian walaupun kapasitas

dalam memproduksi bertambah, pendapatan nasional baru akan

bertambah dan pertumbuhan ekonomi akan tercipta apabila

pengeluaran masyarakat meningkat dibandingkan masa lalu.

Berangkat dari hal itu bahwa analisis Harrod-Domar

menunjukkan syarat yang diperlukan agar dalam jangka panjang

kemampuan memproduksi bertambah dari masa ke masa yang

Page 42: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

26

diakibatkan oleh pembentukan modal pada masa sebelumnya

akan selalu sepenuhnya digunakan.

2. Kemiskinan

a. Pengertian Kemiskinan

Menurut Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat

Republik Indonesia (2000), kemiskinan adalah suatu keadaan

kekurangan yang dialami oleh seseorang atau sekelompok orang di

luar keinginan yang bersangkutan sebagai kejadian yang tidak dapat

dihindari dengan kekuatan dan kemampuan yang dimilikinya yang

disebabkan oleh berbagai faktor yang sangat kompleks yang

berinteraksi satu sama lain.

Menurut Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional

(2002), kemiskinan adalah jumlah keluarga miskin prasejahtera yang

tidak dapat melaksanakan ibadah menurut agamanya; tidak mampu

makan 2 kali sehari; tidak memiliki pakaian berbeda untuk di rumah,

bekerja dan bepergian; bagian tertentu dari rumah berlantai tanah;

dan tidak mampu membawa anggota keluarga ke sarana kesehatan.

Menurut Badan Perancanaan Pembangunan Nasional (2004),

mendefinisikan kemiskinan sebagai kondisi dimana seseorang atau

sekelompok orang, laki-laki dan perempuan, tidak mampu

memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan

mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Hak-hak dasar

masyarakat antara lain, terpenuhinya kebutuhan pangan, kesehatan,

pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih, pertanahan,

sumberdaya alam dan lingkungan hidup, rasa aman dari perlakuan

atau ancaman tindak kekerasan dan hak untuk berpartisipasi dalam

kehidupan sosial-politik, baik bagi perempuan maupun laki-laki.

Untuk mewujudkan hak-hak dasar masyarakat miskin ini,

Bappenas menggunakan beberapa pendekatan utama antara lain;

pendekatan kebutuhan dasar (basic needs approach), pendekatan

Page 43: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

27

pendapatan (income approach), pendekatan kemampuan dasar

(human capability approach) dan pendekatan objektif dan subjektif.

Fakir miskin adalah orang yang sama sekali tidak

mempunyai sumber mata pencaharian dan tidak mempunyai

kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pokok yang layak bagi

kemanusiaan atau orang yang mempunyai sumber mata pencaharian

tetapi tidak dapat memenuhi kebutuhan pokok yang layak bagi

kemanusiaan. (PP No. 42 Tahun 1981).

Menurut Badan Pusat Statistik (2009) penduduk miskin

adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per

bulan di bawah Garis Kemiskinan. Garis Kemiskinan Makanan

(GKM) merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan

yang disetarakan dengan 2.100 kalori per kapita per hari. Paket

komoditi kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditi

(padi-padian, umbi-umbian, ikan, daging, telur dan susu, sayuran,

kacang-kacangan, buah-buahan, minyak dan lemak, dll). Garis

Kemiskinan Non Makanan (GKNM) adalah kebutuhan minimum

untuk perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan.

Paket komoditi kebutuhan dasar nonmakanan diwakili oleh

51 jenis komoditi di perkotaan dan 47 jenis komoditi di perdesaan.

Dalam mengukur kemiskinan ini, BPS menggunakan pendekatan

kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dasar (basic needs

approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai

ketidak-mampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan

dasar makanan dan non makanan yang diukur dari sisi pengeluaran.

Menurut Gonner, 2007, bahwa kemiskinan dimaknai sebagai

“kurangnya kesejahteraan” dan “kesejahteraan sebagai

kurangnyakemiskinan”. Artinya kemiskinan diterjemahkan sebagai

menurunnya kesejahteraan. Keduanya saling terkait dan memandang

masalah yang sama dari dua dimensi yang berbeda. Definisi yang

Page 44: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

28

luas dari kemiskinan ini adalah “kurangnya kesejahteraan”, dimana

ada saling tukar dalam konsep ini (Case & Fair, 2010). Misalnya

apabila masyarakat sangat kurang sejahtera, berarti masyarakat

miskin. Disisi lain, apabila mereka berada dalam kondisi yang sangat

sejahtera, maka hidupnya ditandai dengan kemakmuran,

kebahagiaan dan kepuasan (Albornoz, 2007).

b. Jenis-jenis Kemiskinan

1. Kemiskinan Subjektif

Kemiskinan subjektif adalah kemiskinan yang terjadi

karena setiap orang mendasarkan pemikiranya sendiri dengan

menyatakan bahwa kebutuhannya tidak terpenuhi secara cukup

walaupun sebenarnya tidak terlalu miskin.

2. Kemiskinan Absolut

Kemiskinan Absolut adalah seseorang (keluarga) yang

memiliki pendapatan dibawah garis kemiskinan sehingga kurang

mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sandang, pangan, papan,

kesehatan, dan pendidikan mereka.

3. Kemiskinan Relatif

Kemiskinan Relatif adalah bentuk kemiskinan yang

terjadi karena adanya pengaruh kebijakan pembangunan yang

belum menjangkau seluruh lapisan masyarakat sehingga

menyebabkan adanya ketimpangan pendaptan atau ketimpangan

standar kesejahteraan.

4. Kemiskinan Alamiah

Kemiskinan Alamiah adalah kemiskinan yang terjadi

karena keadaan alam yang miskin atau langka sumber daya alam

(SDA),sehingga produktivitas masyarakat menjadi rendah.

5. Kemiskinan Kultural

Kemiskinan kultural adalah kemiskinan yang terjadi

karena sikap dan kebiasaan seseorang atau masyarakat yang

umumnya berasal dari budaya atau adat istiadat yang relatif

Page 45: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

29

tidak mau untuk memperbaiki taraf hidup dengan tata cara

modern.

6. Kemiskinan Struktural

Kemiskinan yang terjadi karena ketidak mampuan sistem

atau struktur sosial menghubungkan seseorang dengan sumber

daya yang ada.

c. Ukuran Kemiskinan

Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN),

mengukur kemiskinan berdasarkan dua kriteria yaitu (Suryawati,

2005):

1. Kriteria Keluarga Pra Sejahtera (Pra KS), yaitu keluarga yang

tidak mempunyai kemampuan untuk menjalankan perintah agama

dengan baik, minimum makan dua kali sehari, membeli lebih dari

satu stel pakaian per orang per tahun, lantai rumah bersemen lebih

dari 80% dan berobat ke Puskesmas bila sakit.

2. Kriteria Keluarga Sejahtera 1 (KS 1), yaitu keluarga yang tidak

berkemampuan untuk melaksanakan perintah agama dengan baik,

minimal satu kali per minggu makan daging/telur/ikan, membeli

pakaian satu stel per tahun, rata-rata luas lantai rumah 8 meter per

segi per anggota keluarga, tidak ada anggota keluarga umur 10

sampai 60 tahun yang buta huruf, semua anak berumur antara 5

sampai 15 tahun bersekolah, satu dari anggota keluarga

mempunyai penghasilan rutin atau tetap, dan tidak ada yang sakit

selama tigabulan.

Menurut Badan Pusat Statistik (2014), untuk mengukur

kemiskinan menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan

dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan

didefinisikan sebagai ketidakmampuan memenuhi standar minimum

kebutuhan dasar yang meliputi kebutuhan makan maupun non

makan. Berdasarkan pendekatan tersebut, indikator yang digunakan

Page 46: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

30

adalah Head Count Index (HCI) yaitu jumlah dan persentase

penduduk miskin yang berada dibawah garis kemiskinan (poverty

line).

Selain Head Count Index (𝑃0) terdapat juga indikator lain

yang digunakan untuk mengukur tingkat kemiskianan, yaitu indeks

kedalaman kemiskinan (Poverty Gap Index-𝑃1) dan Indeks

Keparahan Kemiskinan (Poverty Severity Index-𝑃2) yang

dirumuskan oleh Foster-Greer- Thorbecke. Rumus yang digunakan

adalah

Dimana:

Z = garis kemiskinan

I = rata-rata pengeluaran per kapita penduduk yang berada

dibawah garis kemiskinan.

Q = banyak penduduk yang berada dibawah garis kemiskinan

N = jumlah penduduk

α

α = 0

α = 1

α = 2

= 0,1,2

= Head Count Index (𝑃0)

= Poverty Gap Index (𝑃1)

= Poverty Severity Index (𝑃2)

Head Count Index (𝑃0) merupakan jumlah persentase

penduduk yang berada dibawah garis kemiskinan. Semakin kecil

angka ini menunjukkan semakin berkurangnya jumlah penduduk

yang berada dibawah garis kemiskinan. Demikian juga sebaliknya,

bila angka 𝑃0 besar maka menunjukkan tingginya jumlah persentase

Page 47: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

31

penduduk yang berada dibawah garis kemiskinan.

Poverty Gap Index (𝑃1) merupakan ukuran rata-rata

kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap

garis kemiskinan. Angka ini memperlihatkan jurang (gap) antara

pendapatan rata-rata yang diterima penduduk miskin dengan garis

kemiskinan. Semakin kecil angkaini menunjukkan secara rata-rata

pendapatan penduduk miskin sudah semakin mendekati garis

kemiskinan. Semakin tinggi angka ini maka semakin besar

kesenjangan pengeluaran penduduk miskin terhadap garis

kemiskinan atau dengan kata lain semakin tinggi nilai indeks

menunjukkan kehidupan ekonomi penduduk miskin semakin

terpuruk.

Poverty Severity Index (𝑃2) memberikan gambaran mengenai

penyebaran pengeluaran diantara penduduk miskin. Angka ini

memperlihatkan sensitivitas distribusi pendapatan antar kelompok

miskin. Semakin kecil angka ini menunjukkan distribusi pendapatan

diantara penduduk miskin semakin merata.

Kemiskinan dapat diukur dengan membandingkan tingkat

konsumsi seseorang dengan garis kemiskinan atau jumlah rupiah

yang dikeluarkan untuk konsumsi orang perbulan. Sedangkan

penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata

pengeluaran perkapita perbulan di bawah garis kemiskinan.

Untuk mengidentifikasi kemiskinan sering digunakan adalah

garis kemiskinan (poverty line). Garis kemiskinan merupakan

penjumlahan dari garis kemiskinan makanan dan garis kemiskinan

non makanan. Garis kemiskinan makanan adalah jumlah nilai

pengeluaran dari 52 komoditi dasar makanan yang riil dikonsumsi

penduduk referensi yang kemudian disetarakan dengan 2100 kilo

kalori perkapita perhari. Garis kemiskinan non makanan merupakan

penjumlahan nilai kebutuhan minimum dari komoditi-komoditi non

Page 48: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

32

makanan terpilih yang meliputi perumahan, sandang, pendidikan dan

kesehatan. Paket komoditi kebutuhan dasar non makanan diwakili

oleh 51 jenis komoditi di perkotaan dan 47 jenis komoditi di

pedesaan.

d. Penyebab Kemiskinan

Beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya kemiskinan

menurut Hartomo dan Aziz dalam Dadan Hudyana (2009:28-

29) yaitu :

1. Pendidikan yang Terlampau Rendah

Tingkat pendidikan yang rendah menyebabkan seseorang

kurang mempunyai keterampilan tertentu yang diperlukan dalam

kehidupannya. Keterbatasan pendidikan atau keterampilan yang

dimiliki seseorang menyebabkan keterbatasan kemampuan

seseorang untuk masuk dalam dunia kerja.

2. Malas Bekerja

Adanya sikap malas (bersikap pasif atau bersandar pada

nasib) menyebabkan seseorang bersikap acuh tak acuh dan tidak

bergairah untuk bekerja.

3. Keterbatasan Sumber Alam

Suatu masyarakat akan dilanda kemiskinan apabila

sumber alamnya tidak lagi memberikan keuntungan bagi

kehidupan mereka. Hal ini sering dikatakan masyarakat itu

miskin karena sumberdaya alamnya miskin.

4. Terbatasnya Lapangan Kerja

Keterbatasan lapangan kerja akan membawa

konsekuensi kemiskinan bagi masyarakat. Secara ideal

seseorang harus mampu menciptakan lapangan kerja baru

sedangkan secara faktual hal tersebut sangat kecil

Page 49: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

33

kemungkinanya bagi masyarakat miskin karena keterbatasan

modal dan keterampilan.

5. Keterbatasan Modal

Seseorang miskin sebab mereka tidak mempunyai modal

untuk melengkapi alat maupun bahan dalam rangka menerapkan

keterampilan yang mereka miliki dengan suatu tujuan untuk

memperoleh penghasilan.

6. Beban Keluarga

Seseorang yang mempunyai anggota keluarga banyak

apabila tidak diimbangi dengan usaha peningkatan pendapatan

akan menimbulkan kemiskinan karena semakin banyak anggota

keluarga akan semakin meningkat tuntutan atau beban untuk

hidup yang harus

Suryadiningrat dalam Dadan Hudayana (2009:30), juga

mengemukakan bahwa kemiskinan pada hakikatnya disebabkan

oleh kurangnya komitmen manusia terhadap norma dan nilai-nilai

kebenaran ajaran agama, kejujuran dan keadilan. Hal ini

mengakibatkan terjadinya penganiayaan manusia terhadap diri

sendiri dan terhadap orang lain. Penganiayaan manusia terhadap

diri sendiri tercermin dari adanya :

1. Keengganan bekerja dan berusaha,

2. Kebodohan,

3. Motivasi rendah,

4. Tidak memiliki rencana jangka panjang,

5. Budaya kemiskinan, dan

6. Pemahaman keliru terhadap kemiskinan

Page 50: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

34

Menurut Rencana Kerja Pemerintah Bidang Prioritas

Penanggulangan Kemiskinan, penyebab kemiskinan adalah

pemerataan pembangunan yang belum menyebar secara merata

terutama di daerah pedesaan. Penduduk miskin di daerah pedesaan

pada tahun 2006 diperkirakan lebih tinggi dari penduduk miskin di

daerah perkotaan. Kesempatan berusaha di daerah pedesaan dan

perkotaan belum dapat mendorong penciptaan pendapatan bagi

masyarakat terutama bagi rumah tangga miskin. Penyebab yang lain

adalah masyarakat miskin belum mampu menjangkau pelayanan dan

fasilitas dasar seperti pendidikan, kesehatan, air minum dan sanitasi,

serta transportasi. Gizi buruk masih terjadi di lapisan masyarakat

miskin. Hal ini disebabkan terutama oleh cakupan perlindungan

sosial bagi masyarakat miskin yang belum memadai. Bantuan sosial

kepada masyarakat miskin, pelayanan bantuan kepada masyarakat

rentan (seperti penyandang cacat, lanjut usia, dan yatim-piatu), dan

cakupan jaminan sosial bagi rumah tangga miskin masih jauh dari

memadai.dipenuhi.

Menurut Sharp dalam Kuncoro (2006) terdapat tiga faktor

penyebab kemiskinan jika dipandang dari sisi ekonomi. Pertama,

kemiskinan muncul karena adanya ketidaksamaan pola kepemilikan

sumberdaya yang menimbulkan distribusi pendapatan yang timpang.

Penduduk miskin hanya memiliki sumberdaya yang terbatas dan

kualitasnya rendah. Kedua kemiskinan muncul akibat perbedaan

dalam kualitas sumberdaya manusia. Kualitas sumberdaya manusia

yang rendah berarti produktifitanya rendah, yang pada gilirannya

upahnya rendah. Rendahnya kualitas sumberdaya manusia ini karena

rendahnya pendidikan, nasib yang kurang beruntung, adanya

diskriminasi atau keturunan. Ketiga kemiskinan muncul karena

perbedaan akses dalam modal. Ketiga penyebab kemiskinan ini

bermuara pada teori lingkaran setan kemiskinan (vicious circle of

poverty).

Page 51: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

35

Menurut Todaro (2003) kemiskinan yang terjadi di negara–

negaraberkembang akibat dari interaksi antara 6 karakteristik

berikut:

1. Tingkat pendapatan nasional negara-negara berkembang

terbilang rendah, dan laju pertumbuhan ekonominya tergolong

lambat.

2. Pendapatan perkapita negara-negara Dunia Ketiga juga masih

rendah dan pertumbuhannya amat sangat lambat, bahkan ada

beberapa yang mengalami stagnasi.

3. Distribusi pendapatan sangat timpang atau sangat tidak merata.

4. Mayoritas penduduk di negara-negara berkembang harus hidup

di bawah tekanan kemiskinan absolut.

5. Fasilitas dan pelayanan kesehatan buruk dan sangat terbatas,

kekurangan gizi dan banyaknya wabah penyakit sehingga

tingkat kematian bayi di negara-negara berkembang sepuluh kali

lebih tinggi dibandingkan dengan yang ada di negara maju.

6. Fasilitas pendidikan di kebanyakan negara-negara berkembang

maupun isi kurikulumnya relatif masih kurang relevan maupun

kurang memadai.

3. Pendidikan

a. Pengertian Pendidikan

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan, pendidikan adalah usaha

sadar dan terencana untuk mewujutkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan sepiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan

negara. Tujuan pendidikan adalah mengembangkan potensi peserta

Page 52: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

36

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif mandiri,

dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Teori pertumbuhan baru menekankan pentingnya peranan

pemerintah terutama dalam meningkatkan pembangunan modal

manusia (human capital) dan mendorong penelitian dan

pengembangan untuk meningkatkan produktivitas manusia.

Kenyataannya dapat dilihat dengan melakukan investasi pendidikan

akan mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang

diperlihatkan dengan meningkatnya pengetahuan dan keterampilan

seseorang. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka

pengetahuan dan keahlian juga akanmeningkat sehingga akan

mendorong peningkatan produktivitas kerjanya. Rendahnya

produktivitas kaum miskin dapat disebabkan oleh rendahnya akses

mereka untuk memperoleh pendidikan (Sitepu, 2004). Simanjutak

(1998) menyatakan bahwa asumsi dasar dari teori human capital

adalah bahwa seseorang dapat meningkatkan penghasilannya melalui

peningkatan pendidikan. Setiap tambahan satu tahun sekolah, berarti,

di satu pihak, meningkatkan kemampuan kerja dan tingkat

penghasilan seseorang, akan tetapi, di pihak lain, menunda

penerimaan penghasilan selama satuh tahun dalam mengikuti

sekolah tersebut. Di samping penundaan menerima penghasilan

tersebut, orang melanjutkan sekolah harus membayar biaya secara

langsung seperti uang sekolah, pembelian buku-buku, dan alat-alat

sekolah, tambahan uang transpor dan lain-lain.

Dalam Human Capital: A Theoritical and Empirical Analysis

with Special Reference to Education, Becker (1975) menyatakan

bahwa jika pelatihan hanya diberikan pada periode awal,

pengeluaran pada periode tersebut akan sama dengan upah ditambah

biaya pelatihan, sedangkan pengeluaran pada periode lain akan sama

dengan upah saja dan penerimaan seluruh periode akan sama dengan

Page 53: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

37

marjinal produk.Dalam upaya mencapai pembangunan ekonomi

yang berkelanjutan (sustainable development), sektor pendidikan

memainkan peranan sangat strategis yang dapat mendukung proses

produksi dan aktivitas ekonomi lainnya. Dalam konteks ini,

pendidikan dianggap sebagai alat untuk mencapai target yang

berkelanjutan, karena dengan pendidikan aktivitas pembangunan

dapat tercapai, sehingga peluang untuk meningkatkan kualitas hidup

di masa depan akan lebih baik.

Analisis atas investasi dalam bidang pendidikan menyatu

dalam pendekatan modal manusia. Modal manusia (human capital)

adalah istilah yang sering digunakan oleh para ekonom untuk

pendidikan, kesehatan, dan kapasitas manusia yang lain yang dapat

meningkatkan produktivitas jika hal-hal tersebut ditingkatkan.

Keadaan pendidikan penduduk secara umum dapat diketahui

dari beberapa indikator seperti angka partisipasi sekolah, tingkat

pendidikan yang ditamatkan, angka melek huruf dan rata-rata lama

sekolah.

1. Angka Partisipasi Sekolah

Angka partisipasi sekolah merupakan indikator penting

dalam pendidikan yang menunjukkan persentase penduduk usia

7-12 tahun yang masih terlibat dalam sistem persekolahan.

Adakalanya penduduk usia 7-12 tahun belum sama sekali

menikmati pendidikan, tetapi ada sebagian kecil dari kelompok

mereka yang sudah menyelesaikan jenjang pendidikan setingkat

sekolah dasar.

2. Tingkat Pendidikan Tertinggi yang di tamatkan

Rendahnya tingkat pendidikan dapat dirasakan sebagai

penghambat dalam pembangunan. Dengan demikian, tingkat

pendidikan sangat diperlukan untuk meningkatkan kesejahteraan

penduduk. Keadaan seperti ini sesuai dengan hakikat pendidikan

itu sendiri yakni merupakan usaha sadar untuk mengembangkan

Page 54: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

38

kepribadian dan kemampuan didalam dan diluar sekolah yang

berlangsung seumur hidup.

3. Angka Melek Huruf

Salah satu variabel yang dapat dijadikan ukuran

kesejahteraan sosial yang merata adalah dengan melihat

tinggi rendahnya persentase penduduk yang melek huruf.

Tingkat melek huruf atau sebaliknya tingkat buta huruf

dapat dijadikan ukuran kemajuan suatu bangsa. Adapun

kemampuan membaca dan menulis yang dimiliki akan

dapat mendorong penduduk untuk berperan lebih aktif

dalam proses pembangunan.

4. Rata-rata Lama Sekolah

Rata-rata lama sekolah mengindikasikan makin

tinggi pendidikan yang dicapai oleh masyarakat disuatu

daerah. Semakin tinggi rata-rata lama sekolah berarti

semakin tinggi jenjang pendidikan yang dijalani. Rata-rata

lama sekolah merupakan rata-rata penduduk usia 15 tahun

ke atas yang telah menyelesaikan pendidikan di seluruh

jenjang pendidikan formal yang pernah diikuti.

b. Tujuan Pendidikan

Pendidikan merupakan bentuk investasi sumber daya

manusia yang harus lebih diprioritaskan sejajar dengan investasi

modal fisik karena pendidikan merupakan investasi jangka panjang.

Pendidikan memiliki peranan penting dalam kehidupan berbangsa

dan bernegara dalam upaya menciptakan sumber daya manusia yang

berkualitas.

Menurut Undang–undang RI BAB II pasal 4 No.2 Tahun

1989, tujuan pendidikan mencerdaskan kehidupan bangsa dan

mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman

dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi

pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan

Page 55: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

39

jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa

tanggung jawab kemasyrakatan dan kebangsaan.

c. Jenis Pendidikan

1. Pendidikan Informal

Pendidikan informal merupakan proses yang

berlangsung sepanjang usia sehingga sehingga setiap orang

memperoleh nilai, sikap, keterampilan dan pengetahuan yang

bersumber dari pengalaman hidup sehari-hari, pengaruh

lingkungan termasuk di dalamnya adalah pengaruh kehidupan

keluarga, hubungan dengan tetangga, lingkungan pekerjaan dan

permainan, pasar, perpustakaan, dan media massa.

2. Pendidikan Nonformal

Pendidikan nonformal setiap kegiatan teroganisasi dan

sistematis, di luar sistem persekolahan yang, dilakukan secara

mandiri atau merupakan bagian penting dari kegiatan yang lebih

luas, yang sengaja dilakukan untuk melayani peserta didik

tertentu di dalam mancapai tujuan belajarnya.

4. Kesehatan

a. Pengertian Kesehatan

Dalam undang-undang No 36 tahun 2009, kesehatan

didefinisikan sebagai keadaan sehat, baik secara fisik, mental,

spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk

hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

Beberapa ekonom beranggapan bahwa kesehatan merupakan

fenomena ekonomi yang dapat dinilai dari stok maupun juga dinilai

sebagai investasi sehingga fenomena kesehatan menjadi variabel

yang nantinya dapat dianggap sebagai suatu faktor produksiuntuk

meningkatkan nilai tambah barang dan jasa, atau sebagai suatu

sasaran dari berbagai tujuan yang ingin dicapai oleh individu, rumah

tangga maupun masyarakat, yang dikenal sebagai tujuan

kesejahteraan.

Page 56: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

40

Oleh sebab itu, kesehatan dianggap sebagai modal yang

memiliki tingkat pengembalian yang positif baik untuk individu

perorangan maupu untuk masyarakat luas. Mils dan Gilson dalam

Hakimudin (2010) mendefinisikan ekonomi kesehatan sebagai

penerapan teori, konsep dan teknik ilmu ekonomi pada sector

kesehatan, sehingga dengan demikian ekonomi kesehatan

berkaitanerat dengan hal-hal sebagai berikut:

1. Alokasi sumber daya di antara berbagai upaya kesehatan.

2. Jumlah sumber daya yang digunakan dalam pelayanan

kesehatan.

3. Pengorganisasian dan pembiayaan dari berbagai pelayanan

kesehatan.

4. Efisiensi pengalokasian dan penggunaan berbagai sumber daya.

5. Dampak upaya pencegahan, pengobatan, dan pemulihan

kesehatan pada individu dan masyarakat.

b. Variabel Tingkat Kesehatan

Kesehatan merupakan salah satu variabel kesejahteraan

rakyat yang dapat menggambarkan tingkat kesehatan masyarakat

sehubungan dengan kualitas kehidupannya. Keadaan kesehatan

penduduk merupakan salah satu modal bagi keberhasilan

pembangunan bangsa karena dengan penduduk yang sehat,

pembangunan diharapkan dapat berjalan dengan lancar.

Variabel-variabel yang digunakan untuk menggambarkan

tingkat kesehatan di suatu daerah umumnya terdiri dari:

1. Tingkat Kesakitan Penduduk

Tingkat keluhan penduduk terhadap kesehatannya,

dimana semakin banyak jumlah keluhan ini maka semakin

buruk kesehatan didaerah tersebut.

2. Sarana Kesehatan

Sarana kesehatan merupakan gambaran jumlah rumah

sakit pemerintah dan rumah sakit swasta beserta kapasitas

Page 57: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

41

tempat tidurnya. Selain itu juga menjelaskan jumlah puskesmas,

puskesmas pembantu, balai pengobatan dan posyandu.

3. Angka Harapan Hidup

Penduduk yang hidupnya berumur panjang umumnya

memiliki tingkat kesehatan yang baik. Angka Harapan Hidup

(AHH) merupakan alat untuk mengukur dan mengevaluasi

kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan

penduduk pada umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan

pada khususnya. Angka Harapan Hidup menggambarkan umur

rata-rata yang dicapai seseorang dalam situasi mortalitas yang

berlaku di lingkungan masyarakatnya. Angka Harapan Hidup

yang rendah dalam suatu daerah menunjukkan pembangunan

kesehatan yang belum berhasil, dan semakin tinggi AHH

semakin menunjukkan keberhasilan pembangunan kesehatan di

daerah tersebut.

4. Tenaga Kesehatan

Tenaga kesehatan menggambarkan jumlah dokter umum,

dokter gigi, dokter spesialis, bidan dan perawat.

5. Angka Kematian Bayi

Ukuran mortalitas yang paling umum adalah angka

kematian kasar (AKK). Angka kematian kasar dipengaruhi

oleh komposisi penduduk menurut umur. Untuk kondisi

Indonesia dengan struktur umur penduduk yang relatif muda,

angka kematian kasar banyak dipengaruhi oleh tingkat kematian

anak terutama berumur dibawah satu tahun. Tingkat

kematian umur dibawah satu tahun dikenal dengan angka

kematian bayi, yang mempunyai hubungan erat dengan

angka harapan hidup waktu lahir. Secara teoritis menurunnya

angka kematin bayi, akan menyebabkan menurunnya angka

kematian kasar, dan akan meningkatnya angka harapan hidup

(BPS. 2016).

Perbaikan gizi dan kesehatan sangat penting untuk

Page 58: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

42

meningkatkan produktivitas kerja. Oleh sebab itu, investasi yang

dilaksanakan untuk perbaikan gizi dan kesehatan dapat dipandang

sebagai salah satu aspek human capital (Simanjutak, 1998).

Becker (1975) menyatakan bahwa salah satu cara untuk

berinvestasi dalam human capital adalah dengan meningkatkan

kesehatan emosional dan fisik. Di negara-negara Barat, pendapatan

lebih dipengaruhi oleh pengetahuan daripada kekuatan saat ini.

Namun pada masa lampau dan sampai sekarang, kekuatan

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan. Apalagi,

kesehatan emosional dipertimbangkan sebagai faktor penting dalam

menentukan pendapatan di seluruh dunia. Kesehatan, seperti

pengetahuan, dapat ditingkatkan melalui berbagai cara. Penurunan

tingkat kematian pada usia kerja akan menaikkan prospek

penerimaan dengan memperluas periode selama penerimaan tersebut

diterima. Diet yang baik akan meningkatkan kekuatan dan stamina,

sehingga kapasitas penerimaan atau perbaikan kondisi kerja akan

mempengaruhi moral dan produktivitas.

c. Hubungan Kesehatan dengan Pertumbuhan Ekonomi

Kesehatan merupakan salah satu modal manusia (human

capital) yang sangat diperlukan dalam menunjang pembangunan

ekonomi. Hal ini dikarenakan kesehatan merupakan prasyarat bagi

peningkatan produktivitas.

Tjiptoherijanto (1993) mengatakan bahwa kesehatan dapat

mempengaruhi pertumbuhan ekonomi melalui beberapa cara, seperti

perbaikan kesehatan seseorang akan menyebabkan pertambahan

dalam partisipasi tenaga kerja, perbaikan kesehatan dapat pula

membawa perbaikan dalam tingkat pendidikan yang kemudian

menyumbang terhadap pertumbuhan ekonomi, ataupun perbaikan

kesehatan menyebabkan bertambahnya penduduk yang akan

membawa tingkat partisipasi angkatan kerja.

Page 59: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

43

Secara teoritis, WHO (2002) menyebutkan bahwa hubungan

antara kesehatan dan pembangunan ekonomi adalah sebagai berikut:

1. Tingkat Mikro

Pada tingkat mikro yaitu pada tingkat individual dan

keluarga, kesehatan adalah dasarbagi produktivitas kerja dan

kapasitas untuk belajar disekolah. Tenaga kerja yang sehat

secara fisik dan mental akan lebih enerjik dan kuat, lebih

produktif, dan mendapatkan penghasilan yang tinggi. Keadaan

ini terutama terjadi di negara-negara sedang berkembang,

dimana proporsi terbesar dari angkatan kerjamasih bekerja

secara manual.

Sebagai contoh, sebanyak 20% dari tenaga kerja

(tenaker) laki – laki di Indonesia yang menderita anemia dinilai

kurang produktif jika dibandingkan dengan tenaker laki – laki

yang tidak menderita anemia. Selanjutnya, anak yang sehat

mempunyai kemampuan belajar lebih baik dan akan tumbuh

menjadi dewasa yang lebih terdidik. Dalam keluarga yang sehat,

pendidikan anak cenderung untuk tidak terputus jika

dibandingkan dengan keluarga yang tidak sehat.

2. Tingkat Makro

Pada tingkat makro, penduduk dengan tingkat kesehatan

yang baik merupakan masukan (input) penting untuk

menurunkan kemiskinan, pertumbuhan ekonomi, dan

pembangunan ekonomi jangka panjang. Beberapa

pengalaman sejarah besar membuktikan berhasilnya tinggal

landas ekonomi seperti pertumbuhan ekonomi yang cepat

didukung oleh terobosan penting di bidang kesehatan

masyarakat, pemberantasan penyakit dan peningkatan gizi. Hal

ini antara lain terjadi di Inggris selama revolusi industri, Jepang

dan Amerika Selatan pada awal abad ke-20, dan pembangunan

Page 60: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

44

di Eropa Selatan dan Asia Timur pada permulaan tahun 1950-

an dan tahun 1960-an.

Bukti-bukti makroekonomi menjelaskan bahwa negara-

negara dengan kondisi kesehatan dan pendidikan yang rendah,

menghadapi tantangan yang lebih berat untuk mencapai

pertumbuhan berkelanjutan jika dibandingkan dengan negara

yang lebih baik keadaan kesehatan dan pendidikannya. Pada

Tabel 1 dibawah ini ditunjukkan tingkat pertumbuhan dari

beberapa negara sedang berkembang pada periode 1965-1994.

Pengelompokan negara- negara tersebut didasarkan atas tingkat

pendapatan dan angka kematian bayi (sebagai proksi dari

seluruh keadaan penyakit pada tahun 1965).

Cesario, Simon dan Kinne 1980 dalam Tjiptoherijanto (1993)

menjelaskan hubungan antara program gizi dan pertumbuhan

ekonomi. Beliau menyatakan bahwa:

1. Perbaikan didalam status gizi akan menurunkan tingkat

kematian dan kesakitan, hususnya bagi penduduk usia kerja,

sehingga dapat meningkatkan partisipasi bagi yang belum kerja

dan meningkatkan hari kerja bagi yang sedang melakukan

kegiatan kerja.

2. Perbaikan dalam status gizi dan kesehatan tenaga kerja akan

meningkatkan efisiensi kerja melalui peningkatan kemampuan

individualnya. Pengaruh dari program kesehatan serta gizi

terhadap penduduk usia muda akan terlihat pada peningkatan

GNP melalui pertumbuhan ekonomi, yakni dengan

bertambahnya tingkat partisipasi angkatan kerja dan secara tidak

langsung melalui tingkat partisipasi dalam dunia pendidikan.

Page 61: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

45

d. Keterkaitan Antara Variabel Bebas dan Variabel Terkait

1. Hubungan Antara Kemiskinan terhadap Pertumbuhan

Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi menurut Kuznet dalam Tambunan

(2014) memiliki korelasi yang kuat terhadap kemiskinan,

pertumbuhan ekonomi pada tahap awal menyebabkan tingkat

kemiskinan cenderung meningkat namun pada saat mendekati

tahap akhir terjadi pengurangan tingkat kemiskinan secara

berkesinambungan. Dengan demikian, dapat dikatakan

pertumbuhan ekonomi memiliki pengaruh yang negatif terhadap

kemiskinan. Selanjutnya menurut penelitian Tisna (2008)

menyatakan bahwa PDRB sebagai indikator pertumbuhan

ekonomi berpengaruh negatif terhadap kemiskinan.

Menurut Siregar (2008) menyatakan bahwa pertumbuhan

ekonomi merupakan syarat keharusan (necessary condition) bagi

pengurangan kemiskinan. Adapun syarat kecukupannya

(sufficient condition) ialah bahwa pertumbuhan tersebut efektif

dalam mengurangi kemiskinan. Artinya, pertumbuhan tersebut

hendaklah menyebar di setiap golongan pendapatan, termasuk di

golongan penduduk miskin (growth with equity). Secara

langsung, hal ini berarti pertumbuhan itu perlu dipastikan terjadi

di sektor-sektor dimana penduduk miskin bekerja (pertanian

atau sektor yang padat karya). Adapun secara tidak langsung,

hal itu berarti diperlukan peran pemerintah yang cukup efektif

meredistribusi manfaat pertumbuhan yang boleh jadi didapatkan

dari sektor modern seperti jasa dan manufaktur.

Dari hasil penelitian menurunkan tingkat kemiskinan

dapat meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi di suatu wilayah.

2. Hubungan Antara Pendidikan terhadap Pertumbuhan

Ekonomi

Tidak ada satupun negara dapat mencapai pembangunan

ekonomi yang berkelanjutan tanpa investasi modal manusia

Page 62: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

46

secara substansial. Pendidikan memperkaya pemahaman

manusia dan dunia. Pendidikan juga meningkatkan kualitas

hidup manusia dan manfaat sosial yang lebih luas baik untuk

individu maupun masyarakat. Pendidikan meningkatkan

produktivitas dan kreativitas tenaga kerja serta meningkatkan

kewirausahaan dan kemajuan teknologi. Bahkan, pendidikan

memainkan peranyang penting dalammenyelamatkan kemajuan

social dan ekonomi dan meningkatkan distribusi pendapatan

(Ozturk dalam Riswandi, 2009).

Pendidikan memainkan peranan utama dalam

membentuk kemampuan sebuah negara berkembang untuk

menciptakan pengetahuan baru, menyerap teknologi modern,

melahirkan tenaga – tenaga ahli serta mengembangkan kapasitas

agar tercipta pertumbuhan serta pembangunan yang

berkelanjutan. Teori yang berkaitan dengan pendidikan dan

pertumbuhan ekonomi adalah Teori Modal Manusia.

Dalam teori ini menyebutkan bahwa pendidikan

memiliki pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi.

Apabila seseorang yang tingkat pendidikannya lebih tinggi, dan

lamanya dalam menempuh pendidikan akan memiliki pekerjaan

dan upah yang lebih baik dibandingkan dengan pendidikannya

yang lebih rendah. Apabila upah pekerja mencerminkan

produktivitas, maka semakin banyak penduduk yang memiliki

pendidikan tinggi, maka semakin tinggi produktivitas dan

ekonomi nasional akan tumbuh dengan baik (Simanjuntak

dalam Indrasari, 2009).

Teori yang menempatkan modal manusia sebagai faktor

kunci dan dianggap sebagai motor penggerak pertumbuhan

ekonomi (engine of growth) adalah teori pertumbuhan endogen,

dimana teori berpandangan bahwa sumber-sumber pertumbuhan

adalah peningkatan akumulasi modal dalam arti yang luas.

Dampak investasi fisik dan kualitas sumber daya manusia serta

Page 63: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

47

investasi dalam riset dan teknologi biasanya tidak sepenuhnya

ditangkap oleh investor. Hal ini berarti kegiatan investasi yang

dilakukan akan menyebabkan spill over sektor lain. Adanya stok

pengetahuan maupun ide- ide baru dalam perekonomian

mendorong munculnya motivasi yang dapat diwujudkan dalam

kegiatan inovatif yang pada akhirnya meningkatkan

produktivitas. Bagi perekonomian agregat, hal ini akan

menciptakan kondisiin creasing return to scale akibat dari

eksternalitas perkembangan pengetahuan (Todarodan Smith,

2006).

3. Hubungan Antara Kesehatan terhadap Pertumbuhan

Ekonomi

Kesehatan merupakan salah satu modal manusia (human

capital) yang sangat diperlukan dalam menunjang pembangunan

ekonomi. Hal ini dikarenakan kesehatan merupakan prasyarat

bagi peningkatan produktivitas.

Tjiptoherijanto (1993) mengatakan bahwa kesehatan

dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi melalui beberapa

cara, seperti perbaikan kesehatan seseorang akan menyebabkan

pertambahan dalam partisipasi tenaga kerja, perbaikan kesehatan

dapat pula membawa perbaikan dalam tingkat pendidikan yang

kemudian menyumbang terhadap pertumbuhan ekonomi,

ataupun perbaikan kesehatan menyebabkan bertambahnya

penduduk yang akan membawa tingkat partisipasi angkatan

kerja.

Secara teoritis, WHO (2002) menyebutkan bahwa

hubungan antara kesehatan dan pembangunan ekonomi adalah

sebagai berikut:

1. Tingkat Mikro

Pada tingkat mikro yaitu pada tingkat individual dan

keluarga, kesehatan adalah dasar bagi produktivitas kerja

dan kapasitas untuk belajar di sekolah. Tenaga kerja yang

Page 64: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

48

sehat secara fisik dan mental akan lebih enerjik dan kuat,

lebih produktif, dan mendapatkan penghasilan yang tinggi.

Keadaan ini terutama terjadi di negara-negara sedang

berkembang, dimana proporsi terbesar dari angkatan kerja

masih bekerja secara manual.

Sebagai contoh, sebanyak 20% dari tenaga kerja

(tenaker) laki – laki di Indonesia yang menderita anemia

dinilai kurang produktif jika dibandingkan dengan tenaker

laki – laki yang tidak menderita anemia. Selanjutnya, anak

yang sehat mempunyai kemampuan belajar lebih baik dan

akan tumbuh menjadi dewasa yang lebih terdidik. Dalam

keluarga yang sehat, pendidikan anak cenderung untuk

tidak terputus jika dibandingkan dengan keluarga yang tidak

sehat.

2. Tingkat Makro

Pada tingkat makro, penduduk dengan tingkat

kesehatan yang baik merupakan masukan (input) penting

untuk menurunkan kemiskinan, pertumbuhan ekonomi, dan

pembangunan ekonomi jangka panjang. Beberapa

pengalaman sejarah besar membuktikan berhasilnya tinggal

landas ekonomi seperti pertumbuhan ekonomi yang cepat

didukung oleh terobosan penting di bidang kesehatan

masyarakat, pemberantasan penyakit dan peningkatan gizi.

Hal ini antara lain terjadi di Inggris selama revolusi industri,

Jepang dan Amerika Selatan pada awal abad ke-20, dan

pembangunan di Eropa Selatan dan Asia Timur pada

permulaan tahun 1950- an dan tahun 1960-an.

Bukti-bukti makroekonomi menjelaskan bahwa

negara-negara dengan kondisi kesehatan dan pendidikan

yang rendah, menghadapi tantangan yang lebih berat untuk

mencapai pertumbuhan berkelanjutan jika dibandingkan

dengan negara yang lebih baik keadaan kesehatan dan

Page 65: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

49

pendidikannya. Pada Tabel 1 dibawah ini ditunjukkan

tingkat pertumbuhan dari beberapa negara sedang

berkembang pada periode 1965-1994. Pengelompokan

negara-negara tersebut didasarkan atas tingkat pendapatan

dan angka kematian bayi (sebagai proksi dari seluruh

keadaan penyakit pada tahun 1965).

Cesario, Simon dan Kinne 1980 (dalam

Tjiptoherijanto 1993) menjelaskan hubungan antara

program gizi dan pertumbuhan ekonomi. Beliau

menyatakan bahwa:

1. Perbaikan di dalam status gizi akan menurunkan tingkat

kematian dan kesakitan, khususnya bagi penduduk

usia kerja, sehingga dapat meningkatkan partisipasi

bagi yang belum kerja dan meningkatkan hari kerja

bagi yang sedang melakukan kegiatan kerja.

2. Perbaikan dalam status gizi dan kesehatan tenaga

kerja akan meningkatkan efisiensi kerja melalui

peningkatan kemampuan individualnya. Pengaruh dari

program kesehatan serta gizi terhadap penduduk

usia muda akan terlihat pada peningkatan GNP melalui

pertumbuhan ekonomi, yakni dengan bertambahnya

tingkat partisipasi angkatan kerja dan secara tidak

langsung melalui tingkat partisipasi dalam dunia

pendidikan.

B. Penelitian Terdahulu

Berikut ini adalah beberapa hasil penelitian terdahulu mengenai

analisis pengaruh Sumber Daya Manusia terhadap Pertumbuan Ekonomi.

Adapun mengenai proxy terkait yaitu, kemiskinan, pendidikan, dan kesehatan

terhadap Pertumbuhan Ekonomi.

1. Nova Anggraini (2017)

Meneliti tentang Pengaruh Investasi dan Sumber Daya Manusia

terhadap Pendapatan Asli Daerah dengan Pertumbuhan Ekonomi sebagai

Page 66: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

50

variabel Intervening (Studi Kasus Pada Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa

Tengah).

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan

dapat ditarik kesimpulan bahwa Invesasi menghasilkan tingkat

signifkansi sebesar 0,005 memiliki nilai lebih rendah dari 𝛼 = 0,05,

sehingga H1 diterima. Hasil ini menunjukkan bahwa Investasi

berpengaruh Positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Sumber Daya

Manusia menghasilkan tingkat signifkansi sebesar 0,037 memiliki nilai

lebih rendah dari 𝛼 = 0,05, sehingga H2 diterima. Hasil ini menunjukkan

bahwa sumberdaya manusia berpengaruh positif terhadap pertumbuhan

ekonomi. Pertumbuhan Ekonomi menghasilkan tingkat signifkansi

sebesar 0,224 memiliki nilai lebih tinggi dari 𝛼 = 0,05, sehingga H3

ditolak. Hasil ini menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak

berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah. Investasi menghasilkan

tingkat signifkansi sebesar 0,000 memiliki nilai lebih tinggi dari 𝛼 =

0,05, sehingga H4 diterima. Hasil ini menunjukkan bahwa Investasi

bepengaruh positif terhadap pendapatan asli daerah. Sumber daya

manusia menghasilkan tingkat signifkansi sebesar 0,001 memiliki nilai

lebih rendah dari 𝛼 = 0,05, sehingga H5 diterima. Hasil ini menunjukkan

bahwa sumber daya manusia berpengaruh positif terhadap pendapatan

asli daerah. Investasi dan Sumberdaya manusia menghasilkan tingkat

signifkansi investasi terhadap pendapatan asli daerah melalui

pertumbuhan ekonomi sebesar 0,514 dan tingkat signifikasi sumberdaya

manusia terhadap pendapatan asli daerah melalui pertumbuhan

ekonomi sebesar 0,440 memiliki nilai lebih rendah dari 𝛼 = 0,05,

sehingga H6 diterima. Hasil ini menunjukkan bahwa investasi dan

sumber daya manusiaberpengaruh positif terhadap pendapatan asli daerah

melalui pertumbuhan ekonomi.

2. Irmayanti (2017)

Meneliti tentang Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia

terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Polewali Mandar.

Dari hasil penelitian tersebut dapat di simpulkan sebagai berikut:

Page 67: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

51

Menurut perhitungan dengan menggunakan statistika makan

pengaruh yang di timbulkan dari ketiga variabel bebas terhadap variabel

terkait adalah 0,050 atau lebih kecil dari 0,05% sehingga menolak H0

artinya terdapat pengaruh secara simultan indeks kesehatan, indeks

pendidikan dan indeks daya beli terhadap pertumbuhan ekonomi di

Kabupaten Polewali Mandar.

Indeks kesehatan dalam hal ini yang di hitung dengan angka

simbol Angka Harapan Hidup mempunyai hasil dengan perhitungan

statistika menjelaskan bahwa variabel indeks kesehatan ada berpengaruh

positif dan signifikan terhadap petumbuhan ekonomi di Kabupaten

Poliwali Mandar dengan taraf perhitungan sebesar 0,008.

Variabel indeks pendidikan dengan hasil perhitungan statistika

sebesar 0,000 yang artinya variabel ini berpengaruh secara negatif dan

signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Poliwali

Mandar.

Indeks daya beli dengan perhitungan statistika sebesar 0,001 yang

artinya variabel ini berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Poliwali Mandar.

3. Yulia Pangastuti (2015)

Meneliti tentang Analisis Pembangunan Sumber Daya Manusia di

Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2013.

Berdasarkan hasil pengolahan data, hasil analisis dan pembahasan

secara komprehensif yang bertumpu pada fakta empiris, kajian teori

maupun peraturan terkait. Dengan demikian dapat ditarik beberapa

kesimpulan dari penelitian ini yaitu:

Pengeluaran pemerintah di bidang pendidikan mempunyai

pengaruh positif dan signifikan sebesar 1.118658 terhadap IPM di

Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah. Hal tersebut diasumsikan apabila

pengeluaran pemerintah bidang pendidikan meningkat sebesar 1% maka

nilai IPM juga akan meningkat sebesar 1.11 di Kabupaten/Kota Provinsi

Jawa Tengah dengan asumsi cateris paribus.

Page 68: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

52

Pengeluaran pemerintah di bidang kesehatan mempunyai

pengaruh positif dan signifikan sebesar 1.362280 terhadap IPM di

Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah. Hal tersebut diasumsikan apabila

pengeluaran pemerintah bidang kesehatan meningkat sebesar 1% maka

nilai IPM juga akan meningkat sebesar 1.36 di Kabupaten/Kota Provinsi

Jawa Tengah dengan asumsi cateris paribus.

Kepadatan penduduk tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap IPM di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah. Hal tersebut

dapat diasumsikan bahwa semakin besar kepadatan penduduk belum

tentu meningkatkan IPM di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah.

4. Vebrian Tiara Dewi (2016)

Meneliti tentang Analisis Pengaruh Human Capital Investment

terhadap Produk Domestik Regional Bruto di Provinsi D.I. Yogyakarta

Tahun 2006-2013. Berdasarkan hasil analisis dapat diambil kesimpulan

dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Hasil pengujian dalam penelitian ini menunjukkan bahwa Indeks

Pendidikan secara individu berpengaruh positif dan signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi 5 kabupaten/kota di provinsi D.I Yogyakarta. Ini

berarti semakin tinggi jenjang pendidikan yang ditempuh seseorang maka

produk domestik regional bruto akan meningkat.

Hasilpenelitian menunjukkan variabelIndeksHarapan Hidup di 5

kabupaten/kotadiprovinsi D.I Yogyakarta yang berpengaruh positif dan

tidak signifikan terhadap produk domestik regional bruto.

Hasil penelitian menunjukkan Tenaga Kerja dari 5

Kabupaten/Kota di Provinsi D.I. Yogyakarta berpengaruh tidak

signifikan terhadap produk domestik regional bruto dikarenakan

pengangguran terdidik yang belum siap masuk dunia lapangan pekerjaan

masih banyak sehingga tidak akan mempengaruhi peningkatan produk

domestik regional bruto suatu wilayah.

Hasil pengujian dalam penelitian menunjukkan jumlah investasi

dilihat dari total penjumlahan investasi PMDN dan PMA di 5

Kabupaten/Kota di Provinsi DIY yang berpengaruh positif dan signifikan

Page 69: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

53

terhadap pertumbuhan ekonomi regional. Dengan meningkatnya

investasi, maka pertumbuhan ekonomi regional di Provinsi D.I.

Yogyakarta meningkat.

Dari perbandingan antara Modal Sosial dan Modal Ekonomi

ternyata lebih penting Modal Sosial. Dapat dilihat dari nila koefisien

variabel yang signifikan antara Pendidikan dan Investasi, ternyata lebih

besar nilai koefisien Pendidikan sebagai Modal Sosial.

5. Aminuddin Anwar (2017)

Meneliti tentang Peran Modal Manusiaterhadap Pertumbuhan

Ekonomi Regionaldi Jawa.

Modal manusia memiliki kontribusi yang positif dan signifikan

pada pertumbuhan ekonomi regional di Pulau Jawa. Semakin daerah

tersebut memiliki tingkat pendidikan dan kesehatan yang semakin baik

akan mendorong perekonomian menjadi lebih baik. Hal ini dapat menjadi

landasan bagi pemerintah untuk semakin meningkatkan program yang

berkaitan dengan program pembangunan pendidikan dan kesehatan. Hal

yang secara jangka pendek bisa dilakukan pemerintah adalah

mengefektifikan program-program utama pengembangan modal manusia.

Di sisi lain, pemerintah juga harus memikirkan program yang secara

jangka panjang mampu untuk menjadi program berkelanjutan. Modal

manusia cenderung merupakan akumulasi yang secara bertahap

dikembangkan sehingga adanya peranan pemerintah untuk melakukan

program yang terintegrasi dan berkesinambungan akan memberikan

kontribusi besar terhadap kinerja perekonomian secara lebih luas.

Faktor lain yang memiliki peranan dalam pertumbuhan ekonomi

regional adalah investasi dan desentralisasi fiskal. Secara empiris

investasi memiliki peranan penting dalam kontribusinya terhadap

pertumbuhan ekonomi regional. Peranan ini ditunjukkan dari adanya

investasi fisik berupa modal dan infrastruktur yang semakin berkembang.

Secara empiris kontribusi investasi juga memberikan nilai positif

sehingga ketika mampu untuk dikembangkan akan meningkatkan

perekonomian secara keseluruhan. Hal yang berbeda tetapi secaraempiris

Page 70: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

54

diterima secara statistik adalah adanya efek negatif dari desentralisasi

fiskal di Pulau Jawa. Kemandirian daerah dengan adanya otonomi daerah

ternyata memberikan efek negatif terhadap pertumbuhan ekonomi

regional. Hal ini mengindikasikan bahwa dana pembangunan yang

berasal dari alokasi pusat terhadap daerah lebih memiliki kontribusi

karena porsinya cukup besar.

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang diharapkan

nantinya menjadi pengembangan untuk penelitian selanjutnya.

Keterbatasan pertama dari penelitian ini adalah lingkup studi yang hanya

menjadikan Pulau Jawa sebagai objek analisis, karena beberapa daerah

pada pulau lain seperti Sumatera dan Kalimantan memiliki tingkat

pembangunan ekonomi yang baik tetapi tidak menjadi bagian dari studi

ini. Keterbatasan kedua dari penelitian ini adalah penggunaan PDRB

per kapita untuk menjelaskan model pertumbuhan ekonomi berdasarkan

model dari Mankiw et.al. (1992) padahal seharusnya penggunaan

variabel tersebut adalah PDRB per tenaga kerja.

6. Putri Anggaryani (2013)

Penelitian yang dilakukannya tentang Pengaruh Tenaga Kerja dan

Investasi Sumber Daya Manusia terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Indonesia Periode 1980-2012.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam jangka pendek,

tenaga kerja tidak mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Namun, dalam

jangka panjang, tenaga kerja berpengaruh secara positif dan signifikan

terhadap pertumbuhan ekonomi. Hai ini dapat terjadi karena

pertumbuhan jumlah tenaga kerja yang bekerja cenderung mengalami

peningkatan yang signifikan dari tahun ke tahun pada periode 1980-2012

sehingga dapat meningkatkan produksi yang pada akhirnya akan

berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi.

Hubungan antara anggaran pendidikan dan pertumbuhan ekonomi

juga serupa dengantenaga kerja. Dimana dalam jangka pendek, anggaran

pendidikan tidak mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Sedangkan

dalam jangka panjang, anggaran pendidikan berpengaruh secara positif

Page 71: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

55

dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini terjadi karena

besarnya anggaran pendidikan cenderung mengalami peningkatan dari

tahun ke tahun. Peningkatan anggaran ini tidak hanya terjadi pada dana

fisik saja namun juga pada dana non fisik walaupun peningkatannya

tidak sebesar dana fisik. Dengan adanya peningkatan anggaran

pendidikan dari tahun ke tahun selama periode 1980 hingga 2012 inilah

yang mengakibatkan pertumbuhan ekonomi berpengaruh secara positif

dalam jangka panjang.

Anggaran kesehatan memiliki hubungan yang signifikan dan

positif dalam jangka pendek namun dalam jangka panjang anggaran

kesehatan bersifat negatif dan signifikan terhadappertumbuhan ekonomi.

Hal ini dapat terjadi karena banyaknya masalah yang belum dapat diatasi

guna meningkatkan kualitas kesehatan seperti minimnya alokasi

anggaran serta pelaksanaan program yang belum berjalan lancar. Dengan

demikian maka dalan jangka panjang anggaran kesehatan belum

berpengaruh secara positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

7. Lonni, Tahir Kasnawi, Paulus Uppun (2012)

Penelitiannya tentang Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia

terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Mamasa.

Berdasarkan hasil analisis data untuk menguji hipotesis, maka

dapat disimpulkan bahwa kualitas sumber daya manusia yang diukur

dengan menggunakan tiga variabel sebagai variabel independen

berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Pengaruh ketiga

variabel tersebut sangat signifikan baik dalam kedudukannya sebagai

variabel individu (mandiri) maupun secara bersama-sama atau secara

simultan berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan ekonomi. Demikian

juga dilihat dari angka koefisien determinasinya, hasil analisis data

menunjukkan bahwa hampir 97,2 persen variasi perubahan pertumbuhan

ekonomi ditentukan oleh ketiga variabel independen yang dianalisis

dalam penelitian ini. Kepada Pemerintah khususnya pemerintah

kabupaten Mamasa agar dalam menyusun perencanaan program terutama

program pembangunan ekonomi dan sumber daya manusia tetap

Page 72: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

56

memberikan perhatian terhadap pengembangan sumber daya manusia

baik upaya peningkatan kualitas fisik maupun non fisik. Peningkatan

kualitas fisik melalui upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan

dan kadar gizi masyarakat. Oleh karena itu upaya peningkatan sarana dan

prasarana pelayanan kesehatan maupun penambahan tenaga medis dan

para medis harus semakin ditingkatkan.

8. Rusmarinda Rakhmawati (2016)

Penelitian yang dilakukan tentang Pengaruh Indeks Pembangunan

Manusia, Tenaga Kerja, dan Pendidikan terhadap Pertumbuhan Eonomi

di Jawa Tengah.

Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan metode

OLS (Ordinary Least Squere) yang telah dilakukan, dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

Dari hasil uji asumsi klasik dapat disimpulkan bahwa uji

multikolinieritas masing-masing variabel tidak ada masalah

multikolinieritas, pada uji normalitas distribusi residual normal, pada uji

heteroskedastisitas tidak ada masalah heteroskedastisitas dalam model

dan pada uji spesifikasi model menyimpulkan bahwa model yang dipakai

linier (Spesifikasi model benar).

Nilai pada koefisien sebesar 0,21% artinya variasi variabel growth

dapat dijelaskan oleh variabel IPM, TK, dan EDUC dalam model sebesar

21,21% sisanya (100% - 21,21%) = 78,79% dijelaskan oleh variabel lain

yang tidak diamati dalam model dan berdasarkan uji yang dilakukan nilai

signifikansi F sebesar 0,0574 ≤ 0,10 jadi Ho ditolak maka model yang

dipakai eksis.

Dari hasil uji t dapat disimpulkan bahwa variabel IPM sebesar

0,5052 >0,10 jadi Ho diterima maka variabel IPM tidak memiliki

pengaruh signifikan, pada variabel tenaga kerja sebesar 0,0392 ≤ 0,10

jadi Ho ditolak maka variabel TK memiliki pengaruh signifikan dan pada

variabel pendidikan sebesar 0,0344 ≤ 0,10 jadi Ho ditolak maka variabel

EDUC memiliki pengaruh signifikan.

Page 73: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

57

9. Moh. Arif Novriansyah (2018)

Peneliian yang dilakukan tentang Pengaruh Pengangguran dan

Kemiskinan terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Gorontalo.

Berdasarkan penelitiannya dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Pertumbuhan ekonomi Provinsi Gorontalo berfluktuasi dari tahun

2006-2014, dan pertumbuhan paling tinggi terjadi pada tahun

terakhir yaitu2012 sebesar 7,91% yang didorong oleh peningkatan

aktifitas sektor pertanian dan jasa yang merupakan sektor penggerak

roda perekonomian Gorontalo. Pada tahun 2009 terjadi penurunan

pertumbuhan ekonomi dari tahun sebelumnya yaitu turun dari 7,76%

menjadi 7,54%. Hal ini sebagai imbas dari adanya krisis keuangan

yang melanda hampir seluruh dunia membawa pengaruh bagi

perekonomian Provinsi Gorontalo.

b. Tingkat pengangguran terbuka di Provinsi Gorontalo cukup

berfluktuasi di Provinsi Gorontalo dari tahun 2006 sampai 2014.

Namun demikian angka ini masih dibawah angka tingkat

pengangguran nasional, sehingga dapat dikatakan bahwa

pengangguran masih berada pada kondisi yang tidak parah.

Pertumbuhan ekonomi yang menunjukan kenaikan dari tahun

ketahun menyebabkan terbukanya kesempatan kerja baik disektor

formal maupun informal di Provinsi Gorontalo.

c. Tingkat kemiskinan di Provinsi Gorontalo cukup berfluktuasi,

namundemikian secara umum terlihat bahwa angka kemiskinan di

Provinsi Gorontalo ini berada jauh lebih tinggi dibandingkan angka

kemiskinan nasional. Hal ini jelas mengingat penduduk miskin

Gorontalo umumnya adalah penduduk yang bekerja di sektor

pertanian, yang menyerap tenaga kerja paling banyak di Gorontalo.

Baik Petani maupun Nelayan memiliki modal terbatas dan rata-rata

mereka adalah tenaga kerja musiman.

d. Pengangguran dan kemiskinan berpengaruh terhadap

pertumbuhan ekonomi di Provinsi Gorontalo. Hal ini juga

sesuai dengan hasil perhitungan dengan menggunakan regresi

Page 74: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

58

sederhana, dimana tingkat signifikansi seluruh koefisien korelasi

satu sisi yang diukur dari probabilitas menghasilkan angka

0,019. Karena probabilitasnya lebih kecil dari 0,05, maka korelasi

antara variabel tingkat pengangguran dan tingkat kemiskinan

(Variabel X1 dan X2) dan pertumbuhan ekonomi (Varibel Y) adalah

signifikan.

C. Kerangka Pemikiran

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pengaruh Sumber Daya

Manusia yang mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi di Jawa Timur. Dimana

untuk mengetahui Pertumbuhan Ekonomi tersebut, variabel yang digunakan

adalah Kemiskinan, Pendidikan, dan Kesehatan.

Page 75: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

59

Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran

Page 76: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

60

D. Hipotesis

Adapun perumusan hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. H0: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabelKemiskinan

terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Timur periode 2012-

2016.

H1: Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Kemiskinan

terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Timur periode 2012-

2016.

2. H0: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Pendidikan

terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Timur periode 2012-

2016.

H1: Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Pendidikan

terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Timur periode 2012-

2016.

3. H0: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Kesehatan terhadap

Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Timur periode 2012-2016.

H1: Terdapat pengaruh yang signifikan antara Kesehatan terhadap

Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Timur periode 2012-2016.

4. H0: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Kemiskinan,

Pendidikan dan Kesehatan terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi

Jawa Timur periode 2012-2016.

H1: Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Kesehatan

terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Timur periode 2012-

2016.

Page 77: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

lxi

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup penelitian ini meliputi variabel dependen yakni

pertumbuhan ekonomi dan sebagai variabel independen, yakni Kemiskinan,

Pendidikan dan Kesehatan.

Periode waktu yang digunakan pada penelitian ini meliputi tahun

2012- 2016 dengan menggunakan metode data panel(pooled data).

Sedangkan jenis data yang penulis gunakan pada penelitian ini adalah data

sekunder, yakni data yang diperoleh dari hasil pengolahan pihak kedua (data

eksternal). Adapun data yang digunakan merupakan data tahunan. Penelitian

ini merupakan penelitian eksplanatif yang menggambarkan hubungan sebab

akibat antara variabel independen terhadap variabel dependen.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan

penekanan pada pengujian teori melalui pengukuran penekanan analisis data

dengan prosedur statistik. Pendekatan kuantitatif ini berasal dari data yang

diperoleh dari BPS (Badan Pusat Statistik) unit analisis dalam penelitian ini

yaitu pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Timur tahun 2012-2016 yang

berhubungan dengan pendidikan, kesehatandi Jawa Timur.

B. Metode Penentuan Sampel

Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah kabupaten/kota di

propinsi Jawa Timur. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah

purposive sampling, yaitu suatu cara pengambilan sampel, dimana anggota

sampel diserahkan pada pertimbangan pengumpul data yang berdasarkan atas

pertimbangan yang sesuai dengan maksud dan tujuan tertentu. Cirinya antara

lain: sampel sesuai tujuan, jumlah sampel tidak dipersoalkan, dan unit sampel

disesuaikan dengan kriteria tertentu berdasarkan tujuan penelitian.

Dalam penelitian ini populasi penelitian yang di gunakan adalah

Provinsi Jawa Timur, yang memiliki 29 kabupaten dan 9 kota. Yang meliputi

Pacitan, Ponorogo, Trenggalek, Tulungagung, Blitar, Kediri, Malang,

Page 78: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

lxii

Lumajang, Jember, Banyuwangi, Bondowoso, Situbondo, Probolinggo,

Pasuruan, Sidoarjo, Mojokerto, Jombang, Nganjuk, Madiun, Magetan,

Ngawi, Bojonegoro, Tuban, Lamongan, Gresik, Bangkalan, Sampang,

Pamekasan, Sumenep. Sedangkan untuk 9 kotanya meliputi : Kediri, Blitar,

Malang, Probolinggo, Pasuruan, Mojokerto, Madiun, Surabaya dan kota

Batu.Karena populasi ini tergolong cukup besar, maka peneliti menggunakan

sampel dari kabupaten/kota dengan menggunakan teknik sampling.

C. Metode Pengumpulan Data

1. Sumber Data

Dalam mengumpulkan data, sumber data menjadi hal penting

dalam menentukan teknik pengumpulan data. Ada dua macam sumber

data yang bisa digunakan dalam penelitian, yaitu data primer dan data

sekunder. Dalam penelitian ini digunakan data sekunder. Data sekunder

adalah data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung

melalui media perantara atau telah diperoleh dan dicatat oleh pihak lain

yang umumya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah

tersusun dalam arsip yang dipublikasikan atau yang tidak dipublikasikan.

Data sekunder lebih mudah untuk diperoleh karena sudah tersedia dan

peneliti tinggal mengolah data tersebut. Dalam menggunakan data

sekunder peneliti harus lebih hati-hati karena suatu data yang dilaporkan

sumber yang berbeda ada kemungkinan datanya juga berbeda (Nur

Indriantoro dan Bambang Supomo, 2002).

Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data

sekunder berupa deret berkala (time series), yang di bersumber dari

Badan Pusat Statistik (BPS) dan dinas instansi yang terkait. Menurut

Kuncoro (2004), data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh

lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat

pengguna data. Pada penelititan ini data sekunder yang diperoleh dari

Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur yang meliputi Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB), Presentase penduduk miskin,Rata-rata lama

sekolah dan Angka Harapan Hidup (AHH) di Provinsi Jawa Timur.

Page 79: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

lxiii

2. Metode Pengumpulan Data

a. FieldResearch

Penulis melakukan penelitian ke tempat-tempat yang

menyediakan data-data sekunder yang diperlukan sebagai bahan

referensi seperti Badan PusatStatistik.

b. Library Research

Landasan dan teori yang kuat sangat dibutuhkan dalam

pemecahan masalah, sehingga penulis melakukan penelitian

kepustakaan dengan menggunakan buku-buku, artikel-artikel ilmiah,

jurnal, majalah, data-data dari internet, dan sumber-sumber

dokumentasi lainnya yang berhubungan dengan penelitian.

3. Metode Analisis Data

Sesuai dengan data yang telah diperoleh maka pendekatan yang

sesuai dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yaitu

pendekatan yang menekankan pada angka-angka dalam penelitiannya.

Dari data angka yang telah diperoleh maka diharap dapat memberikan

kesimpulan yang tepat.

1. Metode Data Panel

Menurut Winarno (2011), data panel atau pooled data

merupakan data yang terdiri atas data seksi silang (beberapa variabel)

dan data runtut waktu (berdasar waktu). Analisis regresi data panel

adalah analisis regresi yang didasarkan pada data panel untuk

mengamati hubungan antara variabel terikat (dependen) dan variabel

bebas (independen).

Metode analisis yang digunakan dalam peneltian ini adalah

metode analisis data panel dengan menggunakan uji asumsi klasik

(Ordinary Least Square). Metode regresi linier berganda ini

digunakan untuk mengestimasi pengaruh sumber daya

manusiaterhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Timur.

Persamaan model regresi dapat di rumuskan dalam model

berikut:

Page 80: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

lxiv

Berdasarkan rumus persamaan diatas maka persamaan

tersebut dapat diturunkan ke dalam bentuk semi-logaritma.

Transformasi dalam bentuk logaritma dilakukan agar perbedaan nilai

(data) variabel yang di regresikan tidak terlalu jauh, yaitu:

Keterangan:

Y = Laju Pertumbuhan

X1 = Kemiskinan

X2 = Pendidikan

X3 = Kesehatan

α = Konstanta

- = Koefisien

Log = Logaritma

i = Kab/Kota Provinsi Jawa Timur

t = Waktu/Periode (2012-2016)

ɛ = Error term

Keunggulan penggunaan metode data panel dibandingkan

metode time series atau cross section adalah:

1. Estimasi data panel data menunjuk kan adanya heterogenitas dalam

tiap individu.

2. Dengan data panel, data lebih informasif, lebih bervariasi,

mengurangi kolinearitas antar variabel, meningkatkan derajat

kebebasan (degree of freedom), dan lebih efisien

3. Studi data panel lebih memuaskan untuk menentukan perubahan

𝑌it= á + âit𝑋1it+â2it𝑋2it+å

𝑌it= á + 𝑙𝑜𝑔âit𝑋1it+𝑙𝑜𝑔â2it𝑋2it+å

Page 81: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

lxv

dinamis dibandingkan dengan studi berulang dari cross section

4. Data panel lebih mendeteksi dan mengukur efek yang secara

sederhana tidak dapat diukur oleh data time series atau cross

section

5. Data panel membantu studi untuk menganalisis perilaku yang lebih

kompleks.

6. Data panel dapat meminimalkan bias yang dihasilkan oleh agregasi

individu atau perusahaan karena unit data lebihbanyak.

2. Pemodelan Data Panel

Terdapat tiga pendekatan yang dapat digunakan dalam

mengestimasi data panel, yaitu: 1) pendekatan CEM biasa (Common

Effect Model), 2) pendekatan efek tetap (Fixed Effect Model), dan 3)

pendekatan efek acak (Random Effect Model).

a. PendekatanCommon Effect Model (CEM)

Pendekatan ini merupakan pendekatan yang paling

sederhana karena menggabungkan data cross section dan data time

series sebagai analisisnya. Dalam pendekatan ini tidak

memperhatikan dimensi antar individu maupun rentang waktu,

sehingga model ini dapat pula dapat pula disebut sebagai model

CEM biasa karena menggunakan kuadrat terkecil.

Kelemahan asumsi ini adalah ketidaksesuaian model

dengan keadaan yang sesungguhnya. Kondisi tiap objek saling

berbeda, bahkan satu objek pada suatu waktu akan sangat berbeda

pada kondisi objek tersebut pada waktu yang lain (Wing Wahyu

Winarno; 2007).

b. Pendekatan Fixed Effect Model (FEM)

Model ini dapat menunjukkan perbedaan konstan

antarobjek, meskipun dengan koefisien regresor yang sama. Model

ini juga memperhitungkan kemungkinan bahwa peneliti

Page 82: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

lxvi

menghadapi masalah omitted variables yang mungkin membawa

perubahan pada intercept timeseries atau cross section. Model

FEM dengan efek tetap maksudnya adalah bahwa satu objek,

memiliki konstan yang tetap besarnya untuk berbagai periode

waktu. Demikian pula dengan koefisien regresinya yang besarnya

tetap dari waktu ke waktu (time invariant) (Wing Wahyu Winarno;

2007).

Untuk membedakan satu objek dengan objek lainnya

digunakan dummy variable, oleh karena itu model ini dikenal juga

dengan Least Squares Dummy Variables (LSDV). Hsiao (2005)

menjelaskan bahwa variabel dummy memungkinkan sebuah model

dengan variabel yang hilang dalam periode observasi. Variabel

tersebut baik yang secara spesifik untuk daerah tertentu tapi tidak

berubah sepanjang waktu, maupun karena variabel yang hilang

tersebut spesifik pada waktu tertentu untuk seluruh daerah.

Di dalam pemaparan estimasi efek tetap unbalanced panel,

Wooldridge (2006) menjelaskan bahwa data yang hilang (attrition)

terkait dengan eror yang bersifat idiosyncratic, faktor yang luput

dari pengamatan sepanjang waktu, dapat menghasilkan estimasi

yang bersifat bias. Namun demikian, manfaat dari estimasi fixed

effect adalah bahwa attrition yang terkait dengan faktor yang luput

dari pengamatan, akan ditampung dalam Pi, sehingga hasil estimasi

masih dapat diandalkan (unbiased).

c. PendekatanRandom Effect Model (REM)

Keputusan untuk memasukan variabel boneka dalam model

efek tetap (fixed effect) tidak dapat dipungkiri akan

dapatmenimbulkan konsekuensi (trade off). Penambahan variabel

boneka ini akan dapat mengurangi banyaknya derajat kebebasan

(degree of freedom) yang pada akhirnya akan mengurangi efisiensi

dari parameter yang diestimasi. Model panel data yang didalamnya

melibatkan kolerasi antar error term karena berubahnya waktu

Page 83: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

lxvii

karena berbedanya observasi dapat diatasi dengan pendekatan

model komponen eror (eror component model) atau disebut juga

model efek acak (random effect) Metode ini digunakan untuk

mengatasi kelemahan metode efek tetap yang menggunakan

variabel semu, sehingga model mengalami ketidakpastian. Tanpa

menggunakan variabel semu, metode efek menggunakan residual,

yang diduga memiliki hubungan antar waktu dan antar objek.

Syarat untuk menganalisis efek random yaitu objek data silang

harus lebih besar dari pada banyaknya koefisien (Winarno, 2007).

Tabel 3. 1 Perbedaan Fixed Effect Model dan Random Effect Model

Perbedaan Fixed Effect Model Random Effects Model

Model K

Yit= (𝛼 + µi) + ΣβitXkit + εit

K-1

K

Yit= 𝛼 + ΣβitXkit + (µi + εit)

K-1

Intersep Berbeda untuk tiap unit

cross section

Konstan

Varians

Error

Konstan Berbeda untuk tiap unit cross

Section

Slopes Konstan Konstan

Metode LSDV GLS-FGLS

Hipotesis Uji F Uji Lagrange Multiplier

(LM)

Sumber: I.G Nyoman Mindra Jaya, Kajian Analisis Regresi dengan Data

Panel

3. Pemilihan Model Data Panel

Ada dua tahap dalam memilih metode dalam data panel. Pertama

kita harus membandingkan PLS dengan FEM terlebih dahulu.

Kemudian dilakukan uji F-test. Jika hasil menunjukkan model PLS

yang diterima, maka model PLS lah yang akan dianalisa. Tapi jika

model FEM yang diterima, maka tahap kedua dijalankan, yakni

melakukan perbandingan lagi dengan model REM. Setelah itu

Page 84: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

lxviii

dilakukan pengujian dengan Hausman test untuk menentukan metode

mana yang akan dipakai, apakah FEM atau REM.

a. Uji Chow

Uji ini dilakukan untuk mengetahui model Pooled Least

Square (PLS) atau FEM yang akan digunakan dalam estimasi.

Relatif terhadap Fixed Effect Model, Pooled Least Square adalah

restricted model dimana ia menerapkan intercept yang sama untuk

seluruh individu. Padahal asumsi bahwa setiap unit cross section

memiliki perilaku yang sama cenderung tidak realistis mengingat

dimungkinkan saja setiap unit tersebut memiliki perilaku yang

berbeda. Untuk mengujinya dapat digunakan restricted F-test,

dengan hipotesis sebagai berikut.

Jika nilai F-hitung > F-tabel, atau nilai probabilitas (P-

Value) <a 5%, maka H0 ditolak, artinya model panel yang baik

untuk digunakan adalah Fixed Effect Model, dan sebaliknya jika H0

diterima, maka model Pooled Least Square yang dipakai dan

dianalisis. Namun jika H0 ditolak, maka model FEM harus diuji

kembali untuk memilih apakah memakai model FEM atau REM

baru dianalisis.

b. Uji Hausman

Ada beberapa pertimbangan teknis empiris yang dapat

digunakan sebagai panduan untuk memilih antara Fixed Effect

Model atau Random Effect Modelyaitu:

1) Bila T (jumlah unit time series) besar sedangkan N (jumlah

unit cross section) kecil, maka hasil FEM dan REM tidak jauh

berbeda. Dalam hal ini pilihan umumnya akan didasarkan

pada kenyamanan perhitungan, yaitu FEM.

2) Bila N besar dan T kecil, maka hasil estimasi kedua

pendekatan dapat berbeda signifikan. Jadi, apabila kita

meyakini bahwa unit cross section yang kita pilih dalam

Page 85: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

lxix

penelitian diambil secara acak (random) maka REM harus

digunakan. Sebaliknya, apabila kita meyakini bahwa unit

cross section yang kita pilih dalam penelitian tidak diambil

secara acak maka kita menggunakan FEM.

3) Apabila cross section error component (€i) berkorelasi dengan

variabel bebas X maka parameter yang diperoleh dengan

REM akan bias sementara parameter yang diperoleh dengan

FEM tidakhabis.

4) Apabila N dan T kecil, dan apabila asumsi yang mendasari

REM dapat terpenuhi, maka REM lebih efisien dibandingkan

tidakbias.

Keputusan penggunaan FEM dan REM dapat pula

ditentukandengan menggunakan spesifikasi yang dikembangkan

dengan Hausman. Spesifikasi ini akan memberikan penilaian

dengan menggunakan Chi-square statistik sehinggan keputusan

pemilihan model akan dapat ditentukan secara statistik.

Page 86: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

lxx

Pengujian ini dilakukan dengan hipotesa sebagaiberikut:

H0 : Random Effect Model

H1 : Fixed Effect Model

Setelah dilakukan pengujian ini, hasil dariHausman test

dibandingkan dengan Chi-square statistik dengan df = k, dimana k

adalah jumlah koefesien variabel yang diestimasi atau nilai

probabilitas (P-Value) < a 5%,. Jika hasil dari Hausman test

signifikan, maka H0 ditolak, makaFixed Effect Model yang

digunakan.

c. Uji Lagrangge Multiplier (LM)

Uji Langrangge Multiliper (LM) dilakukan untuk

membandingkan atau memilih model mana yang terbaik antara

Pooled Least Square Model dan Random Effect Model. Pengujian

ini dilakukan dengan hipotesa sebagai berikut:

H0 : Pooled Least Square Model

H1 : Random Effect Model

Setelah dilakukan pengujian ini, hasil dari Langrangge

Multiplier test (Breusch-Pagan) dibandingkan dengan nilai

probability. Jika nilai Breusch – Pagan < a 5% maka H0 ditolak,

artinya model panel yangbaik untuk digunakan adalah Random

Effect Model (REM). Namun jika H0 diterima maka model data

panel yang baik digunakan adalah Pooled Least Square (PLS).

d. Uji Asumsi Klasik

Terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik sebelum di

lakukannya regresi, hal tersebut dilakukan untuk melihat apakah

data terbebas dari masalah multikolinearitas, heteroskedastisitas,

dan autokorelasi. Uji asumsi klasik ini penting dilakukan untuk

menghasilkan estimator yang linier tidak bias dengan varian yang

Page 87: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

lxxi

minimum (Best Linier Unbiased Estimator – BLUE), yang berarti

model regresi tidak mengandung masalah. Untuk itu perlu

dibuktikan lebih lanjut apakah model regresi yang digunakan sudah

memenuhi asumsi tersebut. Asumsi – asumsi tersebut antaralain:

1. Uji Normalitas

Salah satu asumsi dalam analisis statistika adalah data

berdistribusi normal. Untuk menguji data apakah terdistribusi

normal dengan menggunakan histogram dan uji Jarque-Bera.

Jarque-Bera adalah uji statistik untuk mengetahui

apakah data berdistribusi normal. Uji ini mengukur perbedaan

skewness dan kurtosis data dan dibandingkan dengan apabila

datanya bersifat normal. Dengan H0 pada data berdistribusi

normal, uji Jarque-Bera didistribusi dengan X2 dengan derajat

bebas (degree of freedom) sebesar 2. Probability menunjukan

kemungkinanJarque-Beramelebihi (dalam nilai absolut) nilai

terobservasi dibawah hipotesis nol. Nilai probabilitas yang kecil

cenderung mengarahkan pada penolakan hipotesis nol distribusi

normal. Pada angka Jarque-Bera diatas nilai probabilitas (5%),

maka kita dapat menolak H0 bahwa data terdistribusi normal

(Winarno,2011).

2. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah kondisi adanya hubungan linier

antar variabel independen. Karena melibatkan beberapa variabel

independen, maka multikolinearitas tidak akan terjadi pada

persamaan regresi sederhana (yang terdiri atas satu variabel

dependen dan satu variabel independen). (Winarno, 2011).

Menurut Singgih Santoso (2010), multikolinearitas

mengandung arti bahwa antar variabel independen yang terdapat

dalam model memiliki hubungan yang sempurna atau mendekati

sempurna (koefisien korelasinya tinggi atau bahkan 1).

Page 88: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

lxxii

Indikasi multikolinearitas ditunjukkan dengan beberapa

informasi antara lain:

1. Nilai R2 tinggi, tetapi variable independen banyak yang tidak

signifikan.

2. Dengan menghitung koefisien korelasi antarvariabel

independen, apabila koefisien rendah maka tidak terdapat

multikolinearitas.

3. Dengan melakukan regresi auxiliary, yaitu regresi yang dapat

digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua (atau

lebih) variabel independen yang secara bersama-sama

mempengaruhi satu variabel independenlainnya.

Sedangkan alternatif menghilangkan multikolinearitas

antara lain bisa dengan menambahkan data penelitian bila

memungkinkan, karena masalah multikolinearitas biasanya muncul

karena jumlah observasi yang sedikit. Selain itu dapat dengan

menghilangkan salah satu variabel independen terutama yang

memiliki hubungan linier yang kuat dengan variabel lain. Namun

jika tidak mungkin dihilangkan maka tetap harus dipakai.

Selanjutnya bisa dengan mentransformasikan salah satu (atau

beberapa) variabel dengan melakukan diferensiasi. (Winarno,

2011)

3. Uji Heteroskedastisitas

Dalam regresi linier ganda, salah satu asumsi yang harus

dipenuhi agar taksiran parameter dalam model tersebut bersifat

BLUE adalah var (ui) = ơ2 (konstan), semua sesatan mempunyai

variansi yang sama. Padahal, ada kasus-kasus tertentu dimana

variansi ưi tidak konstan, melainkan suatu variabel berubah-ubah

(Nachrowi, 2008).

Page 89: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

lxxiii

Heteroskedastisitas merupakan fenomena terjadinya

perbedaan varian antar seri data. Heteroskedastisitas muncul

apabila nilai varian dari variabel tak bebas (Yi) meningkat sebagai

meningkatnya variandari variabel bebas (Xi), maka varian dari Yi

adalah tidak sama. Gejala heteroskedastisitas lebih sering dalam

data cross section dari pada time series. Selain itu juga sering

muncul dalam analisis yang menggunakan data rata-rata.

Menurut Nachrowi dan Usman (2008), ada beberapa

dampak yang ditimbulkan oleh heteroskedastisitas terhadap OLS,

antara lalin:

1. Akibat tidak konstannya variansi, maka salah satu dampak yang

ditimbulkan adalah lebih besarnya variansi daritaksiran

2. Lebih besarnya variansi taksiran, tentu akan berpengaruh pada

uji hipotesis yang dilakukan (uji t dan F) karena kedua uji

tersebut menggunakan besaran variansi taksiran. Akibatnya,

kedua uji hipotesis tersebut menjadi kurangakurat.

3. Lebih besarnya variansi taksiran akan mengakibatkan standard

error taksiran yang lebih besar sehingga interval kepercayaan

menjadi sangatbesar.

4. Akibat beberapa dampak tersebut, maka kesimpulan yang

diambil dari persamaan regresi yang dibuat dapatmenyesatkan.

Menurut Gujarati (2007), untuk mendektesi keberadaan

heteroskedastisitas digunakan metode grafik scatter plot, uji Park,

uji Glejser, uji White, dimana apabila nilai probabilitas (p-value)

observasi R2 lebih besar dibandingkan tingkat resikokesalahan

yang diambil (digunakan α = 5%), maka residual digolongkan

homoskedastisitas.

Page 90: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

lxxiv

e. Uji Hipotesis

Uji hipotesis ini digunakan untuk memeriksa atau menguji

apakah koefisien regresi yang didapat signifikan (berbeda nyata).

Maksudnya dari signifikan ini adalah suatu nilai koefisien regresi

yang secara statistik tidak sama dengan nol. Jika koefisien slope sama

dengan nol, berarti dapat dikatakan bahwa tidak cukup bukti untuk

menyatakan variabel bebas mempunyai pengaruh terhadap variabel

terikat. Ada dua jenis uji hipotesis terhadap koefisien regresi yang

dapat dilakukan antara lain:

1. Uji Signifikansi Individual (uji t)

Uji ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing –

masing variabel independen secara parsial terhadap variabel

dependen. Uji t dilakukan dengan membandingkan t hitung

terhadap t table dengan ketentuan sebagaiberikut:

1. Ho : βi = 0, berarti tidak ada pengaruh positif dari masing -

masing variabel independen terhadap variabel dependen secara

parsial(individu).

2. Ho : βi > 0, berarti ada pengaruh positif dari masing-masing

variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial

(individu).

3. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95% atau taraf

signifikan 5% (α = 0,05) dengan criteria penilaian sebagai

berikut:

a) Jika t hitung > t table maka Ha diterima dan Ho ditolak

berarti ada pengaruh yang signifikan dari masing – masing

variable independen terhadap variable dependen secara

parsial(individu).

b) Jika t hitung < t table maka Ho diterima dan Ha ditolak

berarti tidak ada pengaruh yang signifikan dari masing –

Page 91: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

lxxv

masing variabel independen terhadap variable dependen

secara parsial(individu).

2. Uji Signifikan Simultan (uji F)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua

variabel independen secara bersama-sama (simultan) dapat

berpengaruh terhadap variable dependen. Cara yang digunakan

adalah dengan membandingkan nilai F hitung dengan F table dengan

ketentuan sebagai berikut:

1. Ho : βi = 0 berarti tidak ada pengaruh signifikan dari variabel

independen terhadap variabel dependen secara simultan

(bersama-sama).

2. Ho : βi > 0, berarti ada hubungan yang signifikan dari variabel

independen terhadap variabel dependen secara simultan

(bersama-sama)

3. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95% atau taraf

signifikan 5% (α = 0,05) dengan kriteria penilaian sebagai

berikut:

a) Jika F hitung > F table maka Ha diterima dan Ho ditolak

berarti ada variable independen secara bersama- sama

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

variabledependen.

b) Jika F hitung < F tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak

berarti ada variable independen secara bersama- sama tidak

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

variabledependen.

3. Koefisien Determinasi (R2)

Untuk mengetahui penaksiran parameter dan standard error

bahwa model regresi estimasi cukup baik atau tidak perlu dilakukan

cara untuk mengukur seberapa dekat garis regresi yang terestimasi

Page 92: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

lxxvi

dengan data. Ukuran yang biasa yang digunakan untuk keperluan ini

adalah Goodness of Fit (R2). Ukuran ini mencerminkan seberapa

besar variasi dari (regressand) (Y) dapat diterangkan oleh regressor

(X). Bila R2=0, artinya variasi dari Y tidak dapat diterangkan oleh X

sama sekali. Sementara bila R2 = 1, artinya variasi dari Y, 100%

dapat diterangkan oleh X. dengan kata lain bila R2 = 1, maka semua

titik pengamatan berada pada garis regresi. Dengan demikian,

ukuran goodness of fit dari suatu model ditentukan oleh R2 yang

nilainya antara nol dan satu.

4. Operasional Variabel Penelitian

Berangkat dari permasalahan penelitian skripsi ini, maka ada

beberapa definisi operasional yang perlu dijelaskan yaitu:

a. Variabel Dependen

Sebagai proxy atas pertumbuhan ekonomi regional Jawa

Timur PDRB riil yang merupakan PDRB atas harga konstan yang

menunjukkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung dengan

memakai harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai tahun

dasar (base year). Dalam penelitian ini digunakan PDRB atas dasar

harga konstan tahun 2012 – 2016.

b. Variabel Independen

a. Untuk mewujudkan hak-hak dasar masyarakat miskin ini,

Bappenas menggunakan beberapa pendekatan utama antara

lain; pendekatan kebutuhan dasar (basic needs approach),

pendekatan pendapatan (income approach), pendekatan

kemampuan dasar (human capability approach) dan

pendekatan objektif dan subjektif.

Menurut Badan Pusat Statistik (2009) penduduk miskin adalah

penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per

bulan di bawah Garis Kemiskinan. Data yang akan di ukur

adalah Presentase tingkat kemiskinan Provinsi Jawa Timur

Page 93: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

lxxvii

tahun 2012-2016.

b. Tingkat pendidikan adalah kualitas sumber daya manusia yang

diukur dengan rasio rata-rata lama sekolah Provinsi Jawa

Timur tahun 2012-2016.

c. Perbaikan gizi dan kesehatan sangat penting untuk

meningkatkan produktivitas kerja. Dalam penelitian ini diukur

dengan Angka harapan hidup (AHH) saat lahir di Provinsi

Jawa Timur 2012-2016.

Page 94: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

78

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Jawa Timur merupakan salah satu provinsi dalam wilayah negara

Republik Indonesia. Mengenai nama Jawa Timur, karena provinsi ini

menempati wilayah paling timur Pulau Jawa. Di Pulau Jawa terdapat

enam provinsi yaitu DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa

Tengah D.I. Yogyakarta, serta Jawa Timur.

Secara astronomis wilayah Jawa Timur terletak pada 111,1’-

114,4’ Bujur Timur dan 7, 12’-8, 48’ Lintang Selatan2. Sedangkan secara

geografis Jawa Timur terletak di ujung timur Pulau Jawa.

Wilayahnya berbatasan dengan Samudera Hindia di ujung selatan.

Berbatasan dengan Pulau Bali di sebelah timur. Di sebelah utara

berbatasan dengan Laut Jawa. Di sebelah barat Provinsi Jawa Timur

berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah. Hal ini dapat dilihat pada peta

Jawa Timur berikut ini.

Gambar 4. 1 Peta Provinsi Jawa Timur

Sumber: Statistik Balai KSDA Jawa Timur I Tahun 2018

Page 95: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

79

Melihat peta di atas, secara umum wilayah Provinsi Jawa

Timur terbagi menjadi dua yaitu daratan Jawa Timur dan Kepulauan

Madura. Dari kedua wilayah tersebut apabila kita jumlah dan satukan

akan memunculkan angka pasti luas wilayah provinsi Jawa Timur. Luas

Provinsi Jawa Timur sebesar 46.428,57 km² yang terbagi atas wilayah

darat dan laut

Dengan luas wilayah 46. 428, 57 km Provinsi Jawa Timur secara

administratif terbagi menjadi 38 kabupaten/kota, dengan rincian 29

kabupaten dan 9 kota5. Berikut nama-nama Kabupaten/kota yang ada di

Jawa Timur. Kabupaten: Bangkalan, Banyuwangi, Blitar, Bojonegoro,

Bondowoso, Gresik, Jember, Jombang, Kediri, Lamongan, Lumajang,

Madiun, Magetan, Malang, Mojokerto, Nganjuk, Ngawi, Pacitan,

Pamekasan, Pasuruan, Ponorogo, Probolinggo, Sampang, Sidoarjo,

Situbondo, Sumenep, Trenggalek, Tuban dan Tulungagung. Sedangakan

Kota: Batu, Blitar, Kediri, Malang, Madiun, Mojokerto, Pasuruan,

Probolinggo, dan Surabaya.

Keadaan topografi Jawa Timur terhitung sebagai daerah

yang mayoritas lebih banyak memiliki dataran rendah. Hal ini

disebabkan wilayah Jawa Timur 60% ( 28. 833km) merupakan dataran

rendah, dan hanya kurang lebih 40% ( 17.597km) yang merupakan

dataran tinggi7. Wilayah yang termasuk dataran rendah seperti Surabaya,

Sidoarjo, Pasuruan, dan lai-lain. Di wilayah kota/kabupaten ini tidak ada

atau jarang kita jumpai gunung atau perbukitan. Berbeda dengan wilayah

seperti Malang, Batu, dan Lumajang yang disana banyak kita jumpai

gunung dan pegunungan.

2. Perkembangan Kemiskinan

Menurut Badan Pusat Statistik (2016) penduduk miskin adalah

penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di

bawah Garis Kemiskinan. Garis Kemiskinan Makanan (GKM)

merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang

disetarakan dengan 2.100 kalori per kapita per hari. Paket komoditi

kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditi (padi-padian,

Page 96: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

80

umbi-umbian, ikan, daging, telur dan susu, sayuran, kacang-kacangan,

buah-buahan, minyak dan lemak, dll). Garis Kemiskinan Non Makanan

(GKNM) adalah kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang,

pendidikan, dan kesehatan.

Untuk mewujudkan hak-hak dasar masyarakat miskin ini,

Bappenas menggunakan beberapa pendekatan utama antara lain ;

pendekatan kebutuhan dasar (basic needs approach), pendekatan

pendapatan (income approach), pendekatan kemampuan dasar (human

capability approach) dan pendekatan objektif dan subjektif.

Tabel 4. 1 Presentase Penduduk Miskin menurut Kabupaten/Kota di

Provinsi Jawa Timur Tahun 2012-2016

Kabupaten/Kota Persentase Penduduk Miskin

2012 2013 2014 2015 2016

Kabupaten Pacitan 17,29 16,73 16,18 16,68 15,49

Kabupaten Ponorogo 11,76 11,92 11,53 11,91 11,75

Kabupaten Trenggalek 14,21 13,56 13,10 13,39 13,24

Kabupaten

Tulungagung 9,40 9,07 8,75 8,57 8,23

Kabupaten Blitar 10,74 10,57 10,22 9,97 9,88

Kabupaten Kediri 13,71 13,23 12,77 12,91 12,72

Kabupaten Malang 11,04 11,48 11,07 11,53 11,49

Kabupaten Lumajang 12,40 12,14 11,75 11,52 11,22

Kabupaten Jember 11,81 11,68 11,28 11,22 10,97

Kabupaten

Banyuwangi 9,97 9,61 9,29 9,17 8,79

Kabupaten

Bondowoso 15,81 15,29 14,76 14,96 15,00

Kabupaten Situbondo 14,34 13,65 13,63 13,63 13,34

Kabupaten

Probolinggo 22,22 21,21 20,44 20,82 20,98

Page 97: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

81

Kabupaten/Kota Persentase Penduduk Miskin

2012 2013 2014 2015 2016

Kabupaten Pasuruan 11,58 11,26 10,86 10,72 10,57

Kabupaten Sidoarjo 6,44 6,72 6,40 6,44 6,339

Kabupaten Mojokerto 10,71 10,99 10,56 10,57 10,61

Kabupaten Jombang 12,23 11,17 10,80 10,79 10,70

Kabupaten Nganjuk 13,22 13,60 13,14 12,69 12,25

Kabupaten Madiun 13,70 12,45 12,04 12,54 12,69

Kabupaten Magetan 11,50 12,19 11,80 11,35 11,03

Kabupaten Ngawi 15,99 15,45 14,88 15,61 15,27

Kabupaten

Bojonegoro 16,66 16,02 15,48 15,71 14,60

Kabupaten Tuban 17,84 17,23 16,64 17,08 17,14

Kabupaten Lamongan 16,70 16,18 15,68 15,38 14,89

Kabupaten Gresik 14,35 13,94 13,41 13,63 13,19

Kabupaten Bangkalan 24,70 23,23 22,38 22,57 21,41

Kabupaten Sampang 27,97 27,08 25,80 25,69 24,11

Kabupaten Pamekasan 19,61 18,53 17,74 17,41 16,70

Kabupaten Sumenep 21,96 21,22 20,49 20,20 20,09

Kota Kediri 8,14 8,23 7,95 8,51 8,40

Kota Blitar 6,75 7,42 7,15 7,29 7,18

Kota Malang 5,21 4,87 4,80 4,60 4,33

Kota Probolinggo 10,92 8,55 8,37 8,17 7,97

Kota Pasuruan 7,90 7,60 7,34 7,47 7,62

Kota Mojokerto 6,48 6,65 6,42 6,16 5,73

Kota Madiun 5,37 5,02 4,86 4,89 5,16

Kota Surabaya 6,25 6,00 5,79 5,82 5,63

Kota Batu 4,47 4,77 4,59 4,71 4,48

Page 98: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

82

Kabupaten/Kota Persentase Penduduk Miskin

2012 2013 2014 2015 2016

JAWA TIMUR 13,08 12,73 12,28 12,34 12,05

Sumber : Badan Pusat Statistik (Susenas Maret 2017)

Tabel 4.2 menjelaskan tentang presemtasi penduduk miskin tahun

2012 sampai 2016 menurut kabupaten/kota di Jawa Timur. Pada tabel

tersebut menjelaskan bahwa adanya penurunan tingkat kemiskinan di

Provinsi Jawa Timur pada setiap tahunnya. Kita bisa lihat pada tahun

2013 tingkat kemiskinan menurun sebesar 0,35%, pada tahun 2012

tingkat kemiskinan Provinsi Jawa Timur sebesar 13,08% mengalami

penurunan di tahun 2013 menjadi 12,73%. Pada tahun 2014 mengalami

penurunan yang lebih pada tahun sebelumnya yaitu sebesar 0,45%, pada

tahun 2013 data penduduk miskin di Jawa Timur sebesar 12,73%

menjadi 12,28%. Namun patut menjadi sorotan di tahun berikutnya yang

tidak dapat menurunkan tingkat kemiskinan, justru meningkat di tahun

2015 sebesar 0,06%.

Pada tahun 2015 memiliki presentase tingkat kemiskinan sebesar

12,34%. Hal tersebut dapat di antisipasi kembali oleh pemerintah Jawa

Timur yang dapat menurunkan kembali tingkat kemiskinan di Jawa

Timur sebesar 0,29% pada tahun 2016 yang memiliki presentase tingkat

kemiskinan sebesar 12,05%. Tabel tersebut juga menjelaskan bahwa

Kabupaten Sampang merupakan kabupaten di Provinsi Jawa Timur yang

memiliki presentase tingkat kemiskinan paling tinggi di Jawa Timur,

kabupaten Sampang memiliki presentasi sebesar 27,97% pada tahun

2012. Namun hal tersebut terus di antisipasi oleh pemerintah setempat

yang mana setiap tahunnya presentase kemiskinan di Kabupaten

Sampang menurun, kita dapat melihat pada tabel di atas. Sebaliknya Kota

Batu merupakan Kota di Provinsi Jawa Timur yang memiliki presentasi

kemiskinan paling kecil di Jawa Timur, pada tahun 2012 memiliki

presentase tingkat kemiskinan sebesar 4,47%. Kota Batu memiliki

Page 99: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

83

tingkat presentase kemiskinan yang cenderung fluktuatif di setiap

tahunnya.

3. Perkembangan Pendidikan

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan, pendidikan adalah usaha sadar

dan terencana untuk mewujutkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan sepiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Tujuan pendidikan adalah

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat

berilmu, cakap, kreatif mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab.

Keadaan pendidikan penduduk secara umum dapat diketahui dari

beberapa indikator seperti angka partisipasi sekolah, tingkat pendidikan

yang ditamatkan, angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah.

4. Angka Partisipasi Sekolah

Angka partisipasi sekolah merupakan indikator penting dalam

pendidikan yang menunjukkan persentase penduduk usia 7-12 tahun

yang masih terlibat dalam sistem persekolahan. Adakalanya penduduk

usia 7-12 tahun belum sama sekali menikmati pendidikan, tetapi ada

sebagian kecil dari kelompok mereka yang sudah menyelesaikan jenjang

pendidikan setingkat sekolah dasar.

5. Tingkat Pendidikan Tertinggi yang di tamatkan

Rendahnya tingkat pendidikan dapat dirasakan sebagai

penghambat dalam pembangunan. Dengan demikian, tingkat pendidikan

sangat diperlukan untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk. Keadaan

seperti ini sesuai dengan hakikat pendidikan itu sendiri yakni merupakan

usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan didalam

dan diluar sekolah yang berlangsung seumur hidup.

Page 100: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

84

6. Angka Melek Huruf

Salah satu variabel yang dapat dijadikan ukuran kesejahteraan

sosial yang merata adalah dengan melihat tinggi rendahnya persentase

penduduk yang melek huruf. Tingkat melek huruf atau sebaliknya tingkat

buta huruf dapat dijadikan ukuran kemajuan suatu bangsa. Adapun

kemampuan membaca dan menulis yang dimiliki akan dapat mendorong

penduduk untuk berperan lebih aktif dalam proses pembangunan.

7. Rata-rata Lama Sekolah

Rata-rata lama sekolah mengindikasikan makin tinggi pendidikan

yang dicapai oleh masyarakat disuatu daerah. Semakin tinggi rata-rata

lama sekolah berarti semakin tinggi jenjang pendidikan yang dijalani.

Rata-rata lama sekolah merupakan rata-rata penduduk usia 15 tahun ke

atas yang telah menyelesaikan pendidikan di seluruh jenjang pendidikan

formal yang pernah diikuti.

Tabel 4. 2 Rata-rata Lama Sekolah Provinsi Jawa Timur Tahun 2012-2016

(persen)

Wilayah Rata-rata Lama Sekolah

2012 2013 2014 2015 2016

Jawa Timur 6.85 6.9 7.05 7.14 7.23

Kabupaten

Pacitan 6.21 6.32 6.43 6.88 6.89

Kabupaten

Ponorogo 6.57 6.86 6.91 6.96 6.97

Kabupaten

Trenggalek 6.55 6.74 6.87 7.18 7.19

Kabupaten

Tulungagung 7.41 7.44 7.45 7.72 7.73

Kabupaten Blitar 6.59 6.67 6.82 7.24 7.25

Kabupaten Kediri 7.08 7.24 7.41 7.41 7.58

Kabupaten

Malang 6.51 6.59 6.66 6.73 6.98

Page 101: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

85

Wilayah Rata-rata Lama Sekolah

2012 2013 2014 2015 2016

Kabupaten

Lumajang 5.78 5.88 6.03 6.04 6.05

Kabupaten

Jember 5.58 5.62 5.63 5.76 6.05

Kabupaten

Banyuwangi 6.68 6.84 6.87 6.88 6.93

Kabupaten

Bondowoso 5.31 5.48 5.52 5.53 5.54

Kabupaten

Situbondo 5.16 5.28 5.54 5.67 5.68

Kabupaten

Probolinggo 5.16 5.61 5.64 5.66 5.67

Kabupaten

Pasuruan 5.96 6.08 6.36 6.5 6.58

Kabupaten

Sidoarjo 9.7 10 10.09 10.1 10.22

Kabupaten

Mojokerto 7.3 7.57 7.74 7.75 7.76

Kabupaten

Jombang 7.37 7.4 7.52 7.59 7.68

Kabupaten

Nganjuk 7 7.15 7.31 7.33 7.34

Kabupaten

Madiun 6.74 6.74 6.89 6.99 7

Kabupaten

Magetan 7.33 7.43 7.55 7.65 7.66

Kabupaten Ngawi 6.23 6.27 6.52 6.53 6.54

Kabupaten

Bojonegoro 5.8 5.9 6.14 6.64 6.65

Kabupaten Tuban 5.82 6.14 6.18 6.2 6.25

Kabupaten

Lamongan 6.84 7.06 7.27 7.28 7.29

Page 102: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

86

Wilayah Rata-rata Lama Sekolah

2012 2013 2014 2015 2016

Kabupaten Gresik 8.41 8.41 8.42 8.93 8.94

Kabupaten

Bangkalan 4.89 4.9 5.07 5.08 5.13

Kabupaten

Sampang 3.27 3.34 3.49 3.65 3.79

Kabupaten

Pamekasan 5.36 5.68 5.72 5.73 6.08

Kabupaten

Sumenep 4.48 4.58 4.77 4.89 5.08

Kota Kediri 9.49 9.57 9.7 9.88 9.89

Kota Blitar 9.52 9.53 9.81 9.87 9.88

Kota Malang 9.67 9.82 9.97 10.13 10.14

Kota Probolinggo 8.17 8.42 8.44 8.46 8.47

Kota Pasuruan 8.88 9.03 9.06 9.07 9.08

Kota Mojokerto 9.87 9.91 9.91 9.92 9.93

Kota Madiun 10.68 10.9 10.9 11.08 11.09

Kota Surabaya 9.95 10.1 10.07 10.24 10.44

Kota Batu 7.75 8.34 8.41 8.44 8.45

Sumber : BPS Jawa Timur 2017

Tabel 4.3 menjelaskan rata-rata lama sekolah di Provinsi Jawa

Timur tahun 2012 sampai 2016. Tabel tersebut mengjelaskan Kota

Madiun memiliki rata-rata lama sekolah tertinggi di Provinsi Jawa

Timur, pada tahun 2012 memiliki rata-rata lama sekolah sebesar 10,68%

mengalami peningkatan pada tahun 2013 sebesar 0,18% menjadi 10,86%.

Pada tahun 2014 rata-rata lama sekolah kota Madiun kembali mengalami

peningkatan sebesar 0,04% menjadi 10,90%. Kota Madiun kembali

mengalami peningkatan rata-rata lama sekolah pada tahun 2015 sebesar

0,18% menjadi 11,08. Pada tahun 2016 peningkatan rata-rata lama

Page 103: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

87

sekolah kota madiun tidak setinggi tahun-tahun sebelumnya,pada tahun

2016 hanya mengalami peningkatan sebesar 0,01% menjadi 11,09%.

Rata-rata lama sekolah kabputen sampang juga yang terendah di

Provinsi Jawa Timur,hal tersebut di jelaskan pada tabel 4.3. Pada tahun

2012 Kabupaten Sampang memiliki rata-rata lama sekolah sebesar

3,27%. Meskipun memiliki rata-rata lama sekolah di Jawa Timur namun

Kabupaten Sampang cenderung mengalami peningkatan rata-rata lama

sekolah di setiap tahunnya,pada tahun 2013 meningkat 0,07% menjadi

3,34%. Pada tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 0,15% menjadi

3,49%. Laju pertumbuhan rata-rata lama sekolah kabupaten sampang

terus mengalami peningkatan pada tahu 2015 dan 2016,pada tahun 2015

naik sebesar 0,16% menjadi 3,65% dan naik 0,14% menjadi 3,79%.

8. Perkembangan Kesehatan

Kesehatan merupakan salah satu modal manusia (human capital)

yang sangat diperlukan dalam menunjang pembangunan ekonomi. Hal ini

dikarenakan kesehatan merupakan prasyarat bagi peningkatan

produktivitas.

Tjiptoherijanto (1993) mengatakan bahwa kesehatan dapat

mempengaruhi pertumbuhan ekonomi melalui beberapa cara, seperti

perbaikan kesehatan seseorang akan menyebabkan pertambahan dalam

partisipasi tenaga kerja, perbaikan kesehatan dapat pula membawa

perbaikan dalam tingkat pendidikan yang kemudian menyumbang

terhadap pertumbuhan ekonomi, ataupun perbaikan kesehatan

menyebabkan bertambahnya penduduk yang akan membawa tingkat

partisipasi angkatan kerja.

Variabel-variabel yang digunakan untuk menggambarkan tingkat

kesehatan di suatu daerah umumnya terdiri dari:

1. Tingkat Kesakitan Penduduk

Tingkat keluhan penduduk terhadap kesehatannya, dimana

semakin banyak jumlah keluhan ini maka semakin buruk kesehatan

didaerah tersebut.

2. Sarana Kesehatan

Page 104: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

88

Sarana kesehatan merupakan gambaran jumlah rumah sakit

pemerintah dan rumah sakit swasta beserta kapasitas tempat tidurnya.

Selain itu juga menjelaskan jumlah puskesmas, puskesmas pembantu,

balai pengobatan dan posyandu.

3. Angka Harapan Hidup

Penduduk yang hidupnya berumur panjang umumnya memiliki

tingkat kesehatan yang baik. Angka Harapan Hidup (AHH)

merupakan alat untuk mengukur dan mengevaluasi kinerja pemerintah

dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan

meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. Angka Harapan

Hidup menggambarkan umur rata-rata yang dicapai seseorang dalam

situasi mortalitas yang berlaku di lingkungan masyarakatnya. Angka

Harapan Hidup yang rendah dalam suatu daerah menunjukkan

pembangunan kesehatan yang belum berhasil, dan semakin tinggi

AHH semakin menunjukkan keberhasilan pembangunan kesehatan di

daerah tersebut.

4. Tenaga Kesehatan

Tenaga kesehatan menggambarkan jumlah dokter umum,

dokter gigi, dokter spesialis, bidan dan perawat.

5. Angka Kematian Bayi

Ukuran mortalitas yang paling umum adalah angka

kematian kasar (AKK). Angka kematian kasar dipengaruhi oleh

komposisi penduduk menurut umur. Untuk kondisi Indonesia dengan

struktur umur penduduk yang relatif muda, angka kematian kasar

banyak dipengaruhi oleh tingkat kematian anak terutama berumur

dibawah satu tahun. Tingkat kematian umur dibawah satu tahun

dikenal dengan angka kematian bayi, yang mempunyai hubungan

erat dengan angka harapan hidup waktu lahir. Secara teoritis

menurunnya angka kematin bayi, akan menyebabkan menurunnya

angka kematian kasar, dan akan meningkatnya angka harapan hidup

(BPS. 2016).

Page 105: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

89

Tabel 4. 3 Angka Harapan Hidup saat lahir di Provinsi Jawa Timur

tahun 2012-2016 (persen)

Wilayah Angka Harapan Hidup (persen)

2012 2013 2014 2015 2016

Jawa Timur 70.14 70.34 70.45 70.68 70.74

Kabupaten

Pacitan 70.61 70.7 70.75 71.05 71.18

Kabupaten

Ponorogo 71.78 71.85 71.88 72.08 72.18

Kabupaten

Trenggalek 72.44 72.49 72.51 72.91 73.03

Kabupaten

Tulungagung 72.82 72.86 72.88 73.28 73.4

Kabupaten

Blitar 72.42 72.47 72.5 72.8 72.89

Kabupaten

Kediri 71.97 72.02 72.04 72.14 72.2

Kabupaten

Malang 71.72 71.76 71.78 71.98 72.05

Kabupaten

Lumajang 68.92 69.02 69.07 69.27 69.38

Kabupaten

Jember 67.65 67.75 67.8 68.2 68.37

Kabupaten

Banyuwangi 69.79 69.88 69.93 70.03 70.11

Kabupaten

Bondowoso 65.22 65.36 65.43 65.73 65.89

Kabupaten

Situbondo 67.93 68.03 68.08 68.28 68.41

Kabupaten

Probolinggo 65.58 65.69 65.75 66.15 66.31

Kabupaten

Pasuruan 69.75 69.8 69.83 69.83 69.86

Page 106: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

90

Wilayah Angka Harapan Hidup (persen)

2012 2013 2014 2015 2016

Kabupaten

Sidoarjo 73.43 73.43 73.43 73.63 73.67

Kabupaten

Mojokerto 71.72 71.75 71.76 71.96 72.03

Kabupaten

Jombang 71.28 71.34 71.37 71.67 71.77

Kabupaten

Nganjuk 70.76 70.83 70.87 70.97 71.04

Kabupaten

Madiun 69.59 69.7 69.76 70.36 70.55

Kabupaten

Magetan 71.79 71.87 71.91 72.01 72.09

Kabupaten

Ngawi 71.19 71.28 71.33 71.53 71.63

Kabupaten

Bojonegoro 69.98 70.07 70.11 70.51 70.67

Kabupaten

Tuban 70.15 70.22 70.25 70.55 70.67

Kabupaten

Lamongan 71.35 71.43 71.47 71.67 71.77

Kabupaten

Gresik 72.18 72.19 72.2 72.3 72.33

Kabupaten

Bangkalan 69.56 69.6 69.62 69.72 69.77

Kabupaten

Sampang 67.43 67.46 67.48 67.58 67.62

Kabupaten

Pamekasan 66.48 66.53 66.56 66.86 66.95

Kabupaten

Sumenep 69.9 69.98 70.02 70.42 70.56

Kota Kediri 73.49 73.51 73.52 73.62 73.65

Kota Blitar 72.66 72.69 72.7 73 73.09

Page 107: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

91

Wilayah Angka Harapan Hidup (persen)

2012 2013 2014 2015 2016

Kota Malang 72.25 72.28 72.3 72.6 72.68

Kota

Probolinggo 69.46 69.5 69.52 69.72 69.79

Kota Pasuruan 70.48 70.52 70.54 70.84 70.93

Kota Mojokerto 72.33 72.37 72.39 72.69 72.78

Kota Madiun 72.33 72.38 72.41 72.41 72.44

Kota Surabaya 73.8 73.83 73.85 73.85 73.87

Kota Batu 72.02 72.05 72.06 72.16 72.2

Sumber : BPS Jawa Timur

Menurut tabel 4.4 Kota surabaya memiliki Angka Harapan

Hidup saat lahir yang paling tinggi di Provinsi Jawa Timur. Pada

tahun 2012 angka harapan hidup kota Surabaya mencapai 73,80%,

meningkat 0,03% pada tahun 2013 sehingga menjadi 73,83%. Kota

Surabaya terus mengalami peningkatan pada tahun 2014 mencapai

0,02% menjadi 73,85%. Pada tahun 2015 Angka Harapan Hidup di

Kota Surabaya memiliki kestabilan pada tahun sebelumnya yaitu

73,85&. Naik 0,02% pada tahun 2016 menjadi 73,87%.

Berbeda dengan Kota Surabaya,kabupaten Bondowoso memili

Angka Harapan Hidup paling rendah di Provinsi Jawa Timur. Tabel

4.4 menjelaskan pada tahun 2012 Kabupaten Bondowoso memiliki

Angka Harapan Hidup sebesar 65,22%,meningkat 0,14% pada tahun

2013 menjadi 65,36%. Pada tahun 2014 mengalami peningkatan

sebesar 0,07% menjadi 65,43%. Kabupaten Bondowoso kembali

mengalami peningkatan pada tahun 2015 sebesar 0,30% menjadi

65,73,pada tahun ini peningkatan paling tertinggi di bandingkan

tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 2016 Kabupaten Bondowoso

memiliki Angka Harapan Hidup 65,89% meningkat 0,16%.

Page 108: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

92

B. Analisis dan Pembahasan

1. Pemilihan Model Regresi Data Panel

Regresi yang menggunakan data panel disebut dengan regresi

data panel. Data panel memiliki gabungan karakteristik yaitu data yang

terdiri atas beberapa objek dan runtutan waktu (Winarno, 2011). Data

semacam ini memiliki keunggulan terutama karena bersifat robust (kuat)

terhadap beberapa tipe pelanggaran yakni heterokedastisitas dan

normalitas.Di samping itu, dengan perlakuan tertentu struktur data seperti

ini dapat diharapkan untuk memberikan informasi yang lebih banyak

(high informational content) (Ariefianto, 2012).

Regresi data panel dapat dilakukan dengan tiga model yaitu

pooled effect, fixed effect, dan random effect. Masing-masing model

memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Pemilihan model

tergantung pada asumsi yang dipakai peneliti dan pemenuhan syarat-

syarat pengolahan data statistik yang benar, sehingga dapat

dipertanggungjawabkan secara statistik. Oleh karena itu langkah pertama

yang harus dilakukan adalah memiliki model yang tepat dari ketiga

model yang tersedia.

a. Common Effect

Langkah pertama adalah dengan melakukan olah data

menggunakan pendekata Common Effect Model (CEM).

Hasil pengolahan menggunakan program Eviews 9.0 seperti

pada table 4.5 di bawah ini:

Page 109: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

93

Tabel 4. 4 Hasil Regresi Data Panel Common Effect Model

Sumber : Output Eviews 9.0 (data diolah)

b. Fixed Effect

Langkah kedua dilakukan pengolahan data menggunakan

pendekatan Fixed Effect Model (FEM).

Hasil pengolahan menggunakan program Eviews 9.0 seperti

pada table 4.6 di bawah ini:

Dependent Variable: PEREKO

Method: Panel Least Squares

Date: 02/25/19 Time: 17:38

Sample: 2012 2016

Periods included: 5

Cross-sections included: 39

Total panel (balanced) observations: 195

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.071302 3.921852 0.018181 0.9855

KEMISKINAN -0.012883 0.031416 -0.410062 0.6822

PENDIDIKAN -0.126219 0.106098 -1.189651 0.2357

KESEHATAN 0.157836 0.058645 2.691380 0.0077

R-squared 0.041749 Mean dependent var 10.17042

Adjusted R-squared 0.026698 S.D. dependent var 1.169588

S.E. of regression 1.153870 Akaike info criterion 3.144419

Sum squared resid 254.3002 Schwarz criterion 3.211557

Log likelihood -302.5808 Hannan-Quinn criter. 3.171602

F-statistic 2.773852 Durbin-Watson stat 0.007461

Prob(F-statistic) 0.042692

Page 110: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

94

Tabel 4. 5 Hasil Regresi data Panel Fixed Effect Model

Sumber : Output Eviews 9.0 (data diolah)

c. Uji Chow

Setelah didapat hasil regresi menggunakan model common

effect dan fixed effect, maka langkah selanjutnya adalah melakukan

uji Chow untuk menentukan model estimasi yang lebih tepat antara

model common effect dan fixed effect. Dalam menentukan diantara

kedua model tersebut maka digunakan uji Chow sebagai uji

pemilihan model regresi data panel. Uji chow merupakan salah

satu tahap yang perlu dilakukan untuk menentukan model regresi

data yang paling tepat digunakan dalam penelitian.

Redundant Fixed Effects Tests

Equation: Untitled

Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 1336.596544 (38,153) 0.0000

Cross-section Chi-square 1132.567380 38 0.0000

Cross-section fixed effects test equation:

Dependent Variable: PEREKO

Method: Panel Least Squares

Date: 02/25/19 Time: 18:03

Sample: 2012 2016

Periods included: 5

Cross-sections included: 39

Total panel (balanced) observations: 195

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.071302 3.921852 0.018181 0.9855

KEMISKINAN -0.012883 0.031416 -0.410062 0.6822

PENDIDIKAN -0.126219 0.106098 -1.189651 0.2357

KESEHATAN 0.157836 0.058645 2.691380 0.0077

R-squared 0.041749 Mean dependent var 10.17042

Adjusted R-squared 0.026698 S.D. dependent var 1.169588

S.E. of regression 1.153870 Akaike info criterion 3.144419

Sum squared resid 254.3002 Schwarz criterion 3.211557

Log likelihood -302.5808 Hannan-Quinn criter. 3.171602

F-statistic 2.773852 Durbin-Watson stat 0.007461

Prob(F-statistic) 0.042692

Page 111: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

95

Langkah selanjutnya adalah dilakukan pengujian untuk

memilih model data panel yang akan digunakan. Untuk memilih

common effect atau fixed effect maka digunakan uji Likelihood atau

uji chow. Jika probabilitasnya > 0.05 maka H0 diterima,

artinya model yang terpilih adalah common effect. Dan

sebaliknya, jika probabilitas < 0.05 maka H0 ditolak dan H1

diterima, artinya model yang terpilih adalah fixed effect.

Berikut ini merupakan hasil dari Uji Chow:

Tabel 4. 6 Hasil Uji Chow

Sumber : Output Eviews 9.0 (data diolah)

Redundant Fixed Effects Tests

Equation: Untitled

Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 1336.596544 (38,153) 0.0000

Cross-section Chi-square 1132.567380 38 0.0000

Cross-section fixed effects test equation:

Dependent Variable: PEREKO

Method: Panel Least Squares

Date: 02/25/19 Time: 18:03

Sample: 2012 2016

Periods included: 5

Cross-sections included: 39

Total panel (balanced) observations: 195

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.071302 3.921852 0.018181 0.9855

KEMISKINAN -0.012883 0.031416 -0.410062 0.6822

PENDIDIKAN -0.126219 0.106098 -1.189651 0.2357

KESEHATAN 0.157836 0.058645 2.691380 0.0077

R-squared 0.041749 Mean dependent var 10.17042

Adjusted R-squared 0.026698 S.D. dependent var 1.169588

S.E. of regression 1.153870 Akaike info criterion 3.144419

Sum squared resid 254.3002 Schwarz criterion 3.211557

Log likelihood -302.5808 Hannan-Quinn criter. 3.171602

F-statistic 2.773852 Durbin-Watson stat 0.007461

Prob(F-statistic) 0.042692

Page 112: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

96

Nilai yang harus diperhatikan pada uji chow adalah

nilai probabilitas dari F-Statistik. Hipotesis yang digunakan dalam

uji chow adalah sebagai berikut:

H0 : Common Effect Model (CEM)

H1 : Fixed Effect Model (FEM)

Berdasarkan tabel 4.7 di atas menunjukkan nilai

probabilitas sebesar 0.0000 untuk cross section F, yang berarti

nilainya < 0,05. Karena hasil tersebut menunjukan bahwa H0

ditolak, maka dapat dikatakan bahwa fixed effect model lebih tepat

digunakan daripada common effect model.

Karena hasil Uji Chow menunjukkan hasil model yang

lebih tepat untuk digunakan adalah fixed effect model, maka

diperlukan Uji Hausman untuk menguji model yang lebih tepat

untuk digunakan antara fixed effect model dan random effect

model. Sebelum melakukan Uji Hausman, dilakukan terlebih

dahulu regresi random effect model.

d. Random Effect

Setelah dilakukannya uji chow, maka dilakukan pengolahan

data dengan metode pendekatan Random Effect Model (REM)

untuk dibandingkan dengan Fixed Effect Model (FEM). Adapun

hasil pengolahan dari program Eviews 9.0 didapatkan data

sebagai berikut:

Page 113: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

97

Tabel 4. 7 Hasil Regresi Data Panel Random Effect Model

Sumber: Output Eviews 9.0 (data diolah)

Dalam melakukan Uji Hausman, hipotesis yang digunakan

yaitu:

H0 : Random Effect Model

H1 : Fixed Effect Model

Apabila nilai probabilitas Chi-Square ≥ 0,05 artinya H0

diterima, yang berarti model regresi yang paling tepat digunakan

adalah random effect model. Namun jika probabilitas Chi-Square <

Dependent Variable: PEREKO

Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)

Date: 02/25/19 Time: 17:41

Sample: 2012 2016

Periods included: 5

Cross-sections included: 39

Total panel (balanced) observations: 195

Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -14.99379 2.671070 -5.613402 0.0000

KEMISKINAN -0.026688 0.012200 -2.187520 0.0299

PENDIDIKAN 0.316287 0.043773 7.225633 0.0000

KESEHATAN 0.327576 0.039736 8.243756 0.0000

Effects Specification

S.D. Rho

Cross-section random 1.196741 0.9965

Idiosyncratic random 0.070653 0.0035

Weighted Statistics

R-squared 0.723787 Mean dependent var 0.268430

Adjusted R-squared 0.719449 S.D. dependent var 0.144155

S.E. of regression 0.076355 Sum squared resid 1.113538

F-statistic 166.8319 Durbin-Watson stat 0.748937

Prob(F-statistic) 0.000000

Unweighted Statistics

R-squared -0.828275 Mean dependent var 10.17042

Sum squared resid 485.1870 Durbin-Watson stat 0.001719

Page 114: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

98

0,05 artinya H0 ditolak, yang berarti model regresi yang paling

tepat digunakan adalah fixed effect model.

e. Uji Hausman

Langkah selanjutnya adalah memilih metode data panel

yang akan digunakan. Maka dari itu, perlu dilakukan kembali uji

penentuan model yaitu Uji Hausman untuk memilih antara Fixed

Effect Model (FEM) atau Random Effect Model (REM). Jika

probabilitasnya > 0.05 maka H0 diterima, artinya model yang

terpilih adalah Random Effect. Namun jika probabilitasnya < 0.05

maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya model yang terpilih

adalah Fixed Effect.

Tabel 4. 8 Hasil Uji Hausman

Sumber: Output Eviews 9.0 (data diolah)

Nilai yang harus diperhatikan pada Uji Hausman adalah

nilai probabilitas dari F-Statistik. Hipotesis yang digunakan

dalam Uji Hausman adalah sebagai berikut:

H0 : Random Effect Model (REM)

H1 : Fixed Effect Model (FEM)

Berdasarkan tabel 4.9 diatas, maka model yang terpilih

adalah Fixed Effect. Hal ini dikarenakan angka probabilitasnya <

0.05 (0.0000 < 0.05), yang berarti Ho ditolak dan H1 diterima.

Correlated Random Effects - Hausman Test

Equation: Untitled

Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 35.073804 3 0.0000

Cross-section random effects test comparisons:

Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob.

KEMISKINAN -0.031591 -0.026688 0.000005 0.0311

PENDIDIKAN 0.325727 0.316287 0.000088 0.3130

KESEHATAN 0.354226 0.327576 0.000150 0.0297

Cross-section random effects test equation:

Dependent Variable: PEREKO

Method: Panel Least Squares

Date: 02/25/19 Time: 17:56

Sample: 2012 2016

Periods included: 5

Cross-sections included: 39

Total panel (balanced) observations: 195

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -16.88893 2.788427 -6.056793 0.0000

KEMISKINAN -0.031591 0.012410 -2.545528 0.0119

PENDIDIKAN 0.325727 0.044761 7.276943 0.0000

KESEHATAN 0.354226 0.041585 8.518219 0.0000

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.997122 Mean dependent var 10.17042

Adjusted R-squared 0.996351 S.D. dependent var 1.169588

S.E. of regression 0.070653 Akaike info criterion -2.273875

Sum squared resid 0.763744 Schwarz criterion -1.568922

Log likelihood 263.7029 Hannan-Quinn criter. -1.988448

F-statistic 1292.932 Durbin-Watson stat 1.116552

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 115: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

99

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah residual

model regresi yang diteliti berdistribusi secara normal atau tidak. Jika

probabilitas α > 0.05, maka data berdistribusi secara normal. Hasil

dari data yang diperoleh bisa dilihat pada tabel berikut.

Gambar 4. 2 Hasil Uji Normalitas

Sumber : Outpup Eviews 9.0 (data diolah)

Berdasarkan histogram Uji Normalitas di atas dapat diketahui

bahwa probability Jarque-Bera > 0.05 (0.121167 > 0.05), artinya data

pada penelitian ini berdistribusi secara normal. Oleh karena itu tidak

perlu dilakukan perbaikan atas data outlier.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinieritas adalah uji yang dilakukan untuk

memastikan apakah dalam sebuah model regresi data interkorelasi

atau kolinieritas antar variabel bebas. Jika nilai VIF kurang dari 10

maka dapat disimpulkan bahwasanya tidak terdapat masalah

multikolinieritas.

Page 116: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

100

Tabel 4. 9 Uji Multikolinieritas

Sumber : Output Eviews 9.0 (data diolah)

Berdasarkan tabel 4.11 diatas dengan menggunakan

correlation test dapat disimpulkan bahwa pengujian terhadap

nilai koefisien diatas, masing-masing variabel mempunyai nilai

koefisien < 0.9, maka dapat disimpulkan bahwa model tidak

mengalami multikolinearitas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedasitisitas adalah uji yang menilai apakah ada

ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada

model regresi linier. Jika nilai probabilitas > α maka tidak terjadi

gejala heteroskedastisitas.

Tabel 4. 10 Uji Heteroskedastisitas

Sumber : Output Eviews 9.0 (data diolah)

Berdasarkan tabel 4.12 diatas dapat disimpulkan bahwa H0

diterima. Hal ini terbukti dengan nilai probability chi-square > 0.05

(0.1254 > 0.05), artinya tidak terjadi heteroskedastisitas sehingga

dapat dilanjutkan ke pengujian selanjutnya.

3. Pengujian Hipotesis dengan Analisis Regresi Data Panel

a) Pengaruh Variabel Kemiskinan, Pendidikan , dan Kesehatan terhadap

Pertumbuhan Ekonomi secara parsial (uji t).

Page 117: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

101

Uji t dilakukan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel

Kemiskinan, Pendidikan , dan Kesehatan secara parsial terhadap

Pertumbuhan Ekonomi yang diproksikan dengan Produk Domesrtik

Regional Bruto (PDRB). Pengujian secara parsial digunakan untuk

menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

Jika probabilitas < 0.05 maka H0 ditolak dan H1 diterima

sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independen berpengaruh

signifikan terhadap variabel dependen. Sedangkan apabila probabilitas

> 0.05 maka H0 diterima dan H1 ditolak sehingga dapat disimpulkan

bahwa variabel independen berpengaruh tidak signifikan terhadap

variabel dependen. Uji hipotesis secara parsial dapat dilihat dari

tabel berikut:

Page 118: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

102

Tabel 4. 11 Uji t

Sumber : Output Eviews 9.0 (data diolah)

Berdasarkan tabel 4.11, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut:

1) Uji Hasil Penelitian terhadap variabel Kemiskinan

Hasil pengujian dengan analisis regresi data panel di atas

menunjukan nilai coefficient Kemiskinan sebesar -0.026688 dan

nilai T-statistik sebesar -2.187520 yang menunjukan bahwa arah

koefisien negatif, sedangkan probabilitas Kemiskinan sebesar

0.0299 < 0.05 menyebabkan H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa Kemiskikan berpengaruh signifikan

terhadap Pertumbuhan Ekonomi.

2) Uji Hasil Penelitian terhadap Variabel Pendidikan

Page 119: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

103

Hasil pengujian dengan analisis data panel di atas

menunjukan nilai coefficient Pendidikan sebesar 0.316287 dan T-

statistik 7.225633 yang menunjukan bahwa arah koefisien negatif,

sedangkan probabilitas Pendidikan sebesar 0.0000 < 0.05

menyebabkan H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa Pendidikan memiliki pengaruh signifikan

terhadap Pertumbuhan Ekonomi.

3) Uji Hasil Penelitian terhadap Variabel Kesehatan

Hasil pengujian dengan analisis regresi data panel di atas

menunjukan nilai coefficient Kesehatan sebesar 0.327576 dan T-

statistik sebesar 8.243756 yang menunjukan bahwa arah koefisien

negatif, sedangkan probabilitas Kesehatan sebesar 0.0000 < 0.05

sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa Kesehatan memiliki pengaruh signifikan terhadap

Pertumbuhan Ekonomi.

b) Pengaruh Variabel Kemiskinan, Pendidikan ,dan Kesehatan terhadap

Pertumbuhan Ekonomi secara simultan (Uji F)

Untuk mengetahui apakah variabel independen berpengaruh

secara simultan terhadap variabel dependen, pedoman yang diambil

dalam pengambilan kesimpulan dari hasil uji F adalah sebagai berikut:

Jika probabilitas F-statistik > ɑ = 5%, maka H0 diterima dan H1

ditolak.

Jika probabilitas F-statistik < ɑ = 5%, maka H0 ditolak dan H1

diterima.

Page 120: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

104

Adapun hipotesisnya adalah sebagai berikut:

Tabel 4. 12 Uji F

Sumber : Output Eviews 9.0 (data diolah)

Dengan Hipotesis:

H0 : Kemiskinan, Pendidikan, dan Kesehatan secara simultan tidak

berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi

H1 : Kemiskinan, Pendidikan, dan Kesehatan secara simultan

memiliki pengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Berdasarkan hasil uji F dapat dilihat bahwa nilai probabilitas

F-statistic sebesar 0.000000, sehingga H0 ditolak dan H1 diterima.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara simultan terdapat

pengaruh yang signifikan antara variabel independen (Kemiskinan,

Pendidikan, dan Kesehatan) terhadap Pertumbuhan Ekonomi.

4. Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Koefisien Determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa

besar kemampuan model dalam penelitian menerangkan variabel

dependen. Koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 121: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

105

Tabel 4. 13 Hasil Uji Adjusted R-Square

Sumber : Output Eviews 9.0 (data diolah)

Berdasarkan tabel 4.13 diatas besarnya nilai Adjusted R-squared

adalah 0.719449. Hal ini menujukkan bahwa kecukupan modal dapat

dijelaskan oleh variabel (Kemiskinan, Pendidikan, dan Kesehatan)

sebesar 71.94%. Sedangkan sisanya (100%-71.94%=28.06%)

dijelaskan oleh faktor lain diluar variabel penelitian.

Page 122: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

106

C. Model Regresi Data Panel

Tabel 4. 14 Hasil Regresi Data Panel

Sumber : Output Eviews 9.0 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.17 diatas, maka diperoleh persamaan model

regresis antara variabel dependen (Pertumbuhan Ekonomi) dan variabel

independen (Kemiskinan, Pendidikan, dan Kesehatan) sebagai berikut :

Dari persamaan diatas dapat dijelaskan bahwa :

a. Konstanta sebesar -14.99379 menunjukkan bahwa jika variabel

independen (Kemiskinan, Pendidikan, dan Kesehatan) pada observasi ke

i dan periode ke t adalah konstanta, maka nilai Pertumbuhan Ekonomi

adalah -14.99379.

b. Koefesien regresi sebesar -0.026688 dan nilai probabilitas sebesar 0.0299

< 0.05 menunjukan bahwa variabel tingkat kemiskinan berpengaruh

positif terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Hal tersebut menunjukan jika

tingkat Kemiskinan pada observasi ke i dan periode ke t turun sebesar

Page 123: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

107

1% maka akan meningkatkan nilai Pertumbuhan Ekonomi pada observasi

ke i dan periode ke t sebesar 0.026688%.

c. Koefisien regresi sebesar 0.316287 dan nilai probabilitas sebesar 0.0000

< 0.05 menunjukkan bahwa variabel Pendidikan berpengaruh positif

terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Hal tersebut menunjukan jika tangkat

Pendidikan pada observasi ke i dan periode ke t naik sebesar 1% maka

akan meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi pada observasi ke i dan

periode ke t sebesar 0.316287%.

d. Koefisien regresi sebesar 0.327576 dan nilai probabilitas sebesar 0.0000

< 0.05 menunjukan bahwa variabel tingkat Kesehatan berpengaruh

positif terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Hal tersebut menunjukan jika

tingkat Kesehatan pada observasi ke i dan periode ke t naik sebesar 1%

maka akan meningkatkan Pertumbuhan ekonomi pada observasi ke i dan

periode ke t sebesar 0.327576%.

D. Interpretasi Hasil Penelitian

Bedasarkan pengujian hipotesis hasil penelitian yang telah dilakukan

untuk mengetahui pengaruh Kemiskinan, Pendidikan dan Kesehatan terhadap

Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Timur periode 2012-2016 akan

dijabarkan sebagai berikut:

1. Pengaruh Kemiskinan terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima

yang artinya variabel Kemiskinan berpengaruh signifikan terhadap

Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Timur. Hal ini dibuktikan

dengan hasil uji hipotesis dengan nilai signifikan lebih kecil dari nilai α

(0.0299 < 0.05). Hal ini berarti bahwa Semakin rendah tingkat

Kemiskinan akan menaikan Pertumbuhan Ekonomi.

Dalam penelitian sebelumnya Moh. Arif Novriansyah (2018)

Penelitian yang dilakukan tentang Pengaruh Pengangguran dan

Kemiskinan terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Gorontalo.

Berdasarkan penelitiannya dapat disimpulkan Pengangguran dan

kemiskinan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di

Page 124: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

108

Provinsi Gorontalo. Hal ini juga sesuai dengan hasil perhitungan

dengan menggunakan regresi sederhana, dimana tingkat signifikansi

seluruh koefisien korelasi satu sisi yang diukur dari probabilitas

menghasilkan angka 0,019. Karena probabilitasnya lebih kecil dari 0,05,

maka korelasi antara variabel tingkat pengangguran dan tingkat

kemiskinan (Variabel X1 dan X2) dan pertumbuhan ekonomi (Varibel Y)

adalah signifikan.

2. Pengaruh Pendidikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima

yang artinya variabel Pendidikan berpengaruh signifikan terhadap

Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Timur. Hal ini dibuktikan

dengan hasil uji hipotesis dengan nilai signifikan lebih kecil dari nilai

α (0.0000 < 0.05). Hal tersebut berarti bahwa bila terjadi peningkatan di

bidang Pendidikan maka akan meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi di

Provinsi Jawa Timur. Dapat di simpulkan bahwa bila terjadi peningkatan

di bidang Pendidikan maka akan meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi di

Provinsi Jawa Timur.

Dalam penelitian sebelumnya Putri Anggaryani (2013).

Menjelaskan tentang “Pengaruh Tenaga Kerja dan Investasi Sumber

Daya Manusia terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Periode 1980-

2012”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam jangka

pendek, tenaga kerja tidak mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.

Namun, dalam jangka panjang, tenaga kerja berpengaruh secara positif

dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Hai ini dapat terjadi

karena pertumbuhan jumlah tenaga kerja yang bekerja cenderung

mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun ke tahun pada periode

1980-2012 sehingga dapat meningkatkan produksi yang pada akhirnya

akan berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi.

Hubungan antara anggaran pendidikan dan pertumbuhan ekonomi

juga serupa dengantenaga kerja. Dimana dalam jangka pendek, anggaran

pendidikan tidak mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Sedangkan

dalam jangka panjang, anggaran pendidikan berpengaruh secara positif

Page 125: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

109

dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini terjadi karena

besarnya anggaran pendidikan cenderung mengalami peningkatan dari

tahun ke tahun. Peningkatan anggaran ini tidak hanya terjadi pada dana

fisik saja namun juga pada dana non fisik walaupun peningkatannya

tidak sebesar dana fisik. Dengan adanya peningkatan anggaran

pendidikan dari tahun ke tahun selama periode 1980 hingga 2012 inilah

yang mengakibatkan pertumbuhan ekonomi berpengaruh secara

positif dalam jangka panjang.

3. Pengaruh Kesehatan terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima

yang artinya variabel Kesehatan berpengaruh signifikan terhadap

Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Timur. Hal ini dibuktikan

dengan hasil uji hipotesis dengan nilai signifikan lebih kecil dari nilai

α (0.0000 < 0.05).

Dalam penelitian sebelumnya Irmayanti (2017) meneliti tentang

Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia terhadap Pertumbuhan Ekonomi

di Kabupaten Polewali Mandar”. Dari hasil penelitian tersebut

menyimpulkan bahwa Indeks kesehatan dalam hal ini yang di hitung

dengan angka simbol Angka Harapan Hidup mempunyai hasil dengan

perhitungan statistika menjelaskan bahwa variabel indeks kesehatan ada

berpengaruh positif dan signifikan terhadap petumbuhan ekonomi di

Kabupaten Poliwali Mandar dengan taraf perhitungan sebesar 0,008.

4. Pengaruh kemiskinan, pendidikan dan kesehatan terhadap

Pertumbuhan Ekonomi

Berdasarkan hasil uji F dapat dilihat bahwa nilai probabilitas F-

statistic sebesar 0.000000, sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa secara simultan terdapat pengaruh

yang signifikan antara variabel independen (Kemiskinan, Pendidikan,

dan Kesehatan) terhadap Pertumbuhan Ekonomi.

Page 126: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

110

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Pengaruh Kemiskinan,

Pendidikan, dan Kesehatan terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Timur

Periode 2012-2016. Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, yang didukung oleh

pendapat para ahli, penelitian sebelumnya dan analisis baik secara kuantitatif

maupun kualitatif, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Tingkat Kemiskinan berpengaruh secara signifikan terhadap

Pertumbuhan Ekonomi dengan nilai probabilitas sebesar 0.0299. Hal ini

berarti bahwa Semakin rendah tingkat Kemiskinan akan menaikan

Pertumbuhan Ekonomi.

2. Pendidikan berpengaruh signifikan dan positif terhadap Pertumbuhan

Ekonomi di Provinsi Jawa Timur dengan nilai signifikansi 0.0000, yang

berarti bahwa bila terjadi peningkatan di bidang Pendidikan maka akan

meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Timur.

3. Kesehatan berpengaruh signifikan dan positif terhadap Pertumbuhan

Ekonomi di Provinsi Jawa Timur dengan nilai signifikansi 0.0000, yang

berarti bahwa bila terjadi peningkatan di bidang Pendidikan maka akan

meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Timur.

4. Berdasakan Uji simultan (F-hitung) diperoleh nilai probabilitas (F-

statistik) sebesar 0,000000, dengan nilai F-statistik sebesar 166.8319 nilai

probabilitas tersebut dapat disimpulkan bahwa Kemiskinan, Pendidikan,

dan Kesehatan berpengaruh secara signifikan terhadap Pertumbuhan

Ekonomi di Provinsi Jawa Timur secara simultan.

5. Koefisien determinan (adjusted R2) diketahui bahwa nilai koefisien

determinasi sebesar 0.719449. Hal ini menunjukkan bahwa variabel

dependen (Pertumbuhan Ekonomi) secara simultan dapat dijelaskan oleh

Page 127: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

111

variabel independen (Kemiskinan, Pendidikan, dan Kesehatan) sebesar

71.94%.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan yang telah diambil, maka saran dan rekomendasi

yang dapat saya berikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah :

1. Dalam rangka menanggulangi kemiskinan di Provinsi Jawa Timur,

sebaiknya pemerintah daerah membuat kebijakan penanggulangan

kemiskinan yang lebih terfokus pada upaya untuk meningkatkan

pendapatan, kesehatan, dan pendidikan secara bersama-sama. Hal

tersebut dapat di lakukan dengan membuka lapangan pekerjaan yang

mampu menyerap angka pengangguran.

2. Dengan meningkatnya pendidikan di Provinsi Jawa Timur di setiap

tahunnya maka pemerintah harus memperhatikan sektor pendidikan,

karena pendidikan merupakan faktor penting untuk meningkatkan

kualitas Sumber Daya Manusia. Selain pendidikan formal, pemerintah

juga harus membangun sektor pendidikan yang meningkatkan softskill

masyarakat Jawa Timur. Saya dapat merekomendasikan membangun

BLK ( Balai Latihan Kerja), Workshop Ms. Officce yang di adakan di

setiap Desa.

3. Pemerintah Daerah harus meningkatkan infrastruktur di bidang

Kesehatan. Setiap Kabupaten/Kota di Jawa Timur harus merata

pembangunan infrastruktur di bidang kesehatannya agar pertumbuhan

ekonomi di Jawa Timur terus meningkat.

4. Untuk penelitian selanjutnya apabila mengangkat topik dan

pembahasan terkait Sumber daya manusia. Disarankan untuk

melakukan kajian lebih lanjut dengan memasukkan variabel

independen lainnya, serta memperpanjang periode penelitian.

Page 128: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

cxii

DAFTAR PUSTAKA

Adam Smith (1776). “An Inquiry into the Nature of Causes of the Wealth of

Nations” dalam Mark Skusen (2005); Sang Maestro Teori-teori Ekonomi Modern,

Jakarta Prenada.

Albornoz. (2007). ”Menuju Kesejahteraan dalam Masyarakat Hutan: Buku

Panduan untuk Pemerintah Daerah”. Bogor: Cifor.

Amijaya, Deny Tisna. 2008. Pengaruh Ketidakmerataan Distribusi Pendapatan,

Pertumbuhan Ekonomi dan Pengangguran Terhadap Tingkat Kemiskinan Di

Indonesia Tahun 2003-2004. Skripsi tidak dipublikasikan. Semarang: UNDIP

Badan Koordinasi Keluarga Berencana (BKKBN). 2016. http://bkkbn.go.id//

Badan Pusat Statistik. 2019. Data Kemiskinan. Jakarta: Biro Statistik RI

Bambang Supomo dan Nur Indriantoro, 2002, Metodologi Penelitian Bisnis,

Cetakan Kedua, Yogyakara; Penerbit BFEE UGM.

Bappenas, 2014. Rencana Strategis Penanggulangan Kemiskinan di Indonesia,

Jakarta.

Becker, G. S. (1975). Investment in Human Capital: Effects on Earnings. Dalam

G. S. Becker (Ed.), Human Capital: A Theoretical and Empirical Analysis , with

Special Reference to Education (Vol. I, pp. 13–44)

https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

BPS. (2014). Kemiskinan Nasional. http://www.bps.go.id/kemiskinan Indonesia

Cahyat Ade, Gonner Christian, Haug Michaela. 2007. Mengkaji Kemiskinan dan

Kesejahteraan Keluarga. Bogor: Cifor.

Dadan Hudaya, 2009. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kemiskinan Di

Indonesia. (Skripsi). Institut Pertanian, Bogor.

Dahuri, R., J. Rais, SP. Ginting, dan J. Sitepu. 2004. Pengelolaan Sumberdaya

Damodar N. Gujarati. (2007). Dasar-dasar ekonometrika. Erlangga, Jakarta.

Hermanto Siregar dan Dwi Wahyuniarti. 2008. Dampak Pertumbuhan Ekonomi

Terhadap Penurunan Jumlah Penduduk Miskin.http://deptan.go.id.

Hsiao, C. (2003). Analysis of Panel Data (2 ed.). New York: Cambridge

University Press.

Page 129: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

cxiii

Jhingan, M. L. (2003). Ekonomi pembangunan dan perencanaan, Jakarta : PT.

Raja Grafindo Persada.

Kuncoro, M. 2006. Ekonomi Pembangunan: Teori Masalah dan Kebijakan. UPP

STIM YKPN, Yogyakarta

Kuznets, S. (1955). Economic Growth and Income Inequality. American

Economic Review

Mills, A. dan Gilson, L. 1990. Ekonomi Kesehatan untuk Negara Sedang

Berkembang. Jakarta: Unit Analisa Kebijakan dan Ekonomi Kesehatan

Nachrowi, Djalal Nachrowi dan Hardius Usman. 2008. Penggunaan Teknik

Ekonometri, Edisi revisi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Riswandi. 2009. Hubungan Kausalitas Jangka Panjang Investasi Pendidikan

dengan Pertumbuhan Ekonomi: Studi Kasus Provinsi Aceh melalui Analisis

Vector Autoregression (VAR).

(http://guruindonesia.net/admin/file/f_9235_80_Riswandi_HubunganKausalitasJa

ngkaPanjangInve stasi.doc, diakses tanggal 20 September 2013).

Santoso, Singgih.2010. Statistik Parametrik, Konsep dan Aplikasi dengan SPSS.

Cetakan Pertama, PT Elex Media Komputindo, Jakarta, PT Gramedia, Jakarta

Simanjuntak, 1998, Payaman, Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia,

Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Solow, R.M. 1970, Growth Theory. Oxford : Oxford University Press

Sukirno, Sadono. 2004. Pengantar Teori Makroekonomi. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

Sukirno,Sadono, 2006, Ekonomi Pembangunan, Jakarta:Kencana.

Suryawati, Chriswardani. 2005. Memahami Kemiskinan Secara

Multidimensional.Semarang; Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Magister Ilmu

Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro.

Swan, T. W. (1956). Economic Growth and Capital Accumulation. Economic

Records, 32(1), 334–361.

Takii, Katsuya. 1997. Jobs, Education and Underdevelopment Trap. Journal

International Trade and Economic Development. Vol 6. http//www. osipp. osuka-

u.ac.jp. Diakses tanggal 14 Agustus 2008

Page 130: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

cxiv

Tim Pengendali PNPM Mandiri. 2012. Tim Koordinasi Penanggulangan

Kemiskinan. Jakarta: Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kesejahtaraan

Rakyat.

Tjiptoherijanto, Prijono. (1994). Ekonomi Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Tjiptoherijanto, Prijono & Said Z. Abidin. 1993. Reformasi Administrasi Dan

Pembangunan Nasional. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI.

Todaro, M. P. dan S. C. Smith. 2003. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga.

Jilid 1. Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga.

Todaro, Michael P. dan Stephen C. Smith. 2006. Pembangunan Ekonomi (edisi

kesembilan, jilid I). Jakarta : Erlangga

Widodo, T. S. 2000. Indikator Ekonomi; Dasar Perhitungan Perekonomian

Indonesia. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Edisi Revisi. Jakarta: PT. Pradnya

Paramita.

Winarno, Wing Wahyu, 2007. Analisis Ekonometrika dan Statistik dengan

Eviews, Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Winarno,W.W. 2011.Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan EViews. Edisi

Ketiga, Cetakan pertama.UPP STIM YKPN.Yogyakarta

Wing Wahyu Winarno. (2011). Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan

Eviews, Edisi Ketiga. Yogyakarta : Unit Penerbit dan Percetakan (UPP STIM

YKPN).

World Health Organization. An Expanded DOTS Framework for effective

Tuberculosis Control.Geneva.World Health Organization, 2002

Wooldridge, Jeffrey M., (2009), Introductory Econometrics: A Modern Approach,

Fourth Ed., South Western Cengage Learning, Canada

Page 131: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

cxv

LAMPIRAN

Tabel presentase penduduk miskin Jawa Timur

Kabupaten/Kota Persentase Penduduk Miskin

2012 2013 2014 2015 2016

Kabupaten Pacitan 17,29 16,73 16,18 16,68 15,49

Kabupaten Ponorogo 11,76 11,92 11,53 11,91 11,75

Kabupaten Trenggalek 14,21 13,56 13,10 13,39 13,24

Kabupaten

Tulungagung 9,40 9,07 8,75 8,57 8,23

Kabupaten Blitar 10,74 10,57 10,22 9,97 9,88

Kabupaten Kediri 13,71 13,23 12,77 12,91 12,72

Kabupaten Malang 11,04 11,48 11,07 11,53 11,49

Kabupaten Lumajang 12,40 12,14 11,75 11,52 11,22

Kabupaten Jember 11,81 11,68 11,28 11,22 10,97

Kabupaten

Banyuwangi 9,97 9,61 9,29 9,17 8,79

Kabupaten

Bondowoso 15,81 15,29 14,76 14,96 15,00

Kabupaten Situbondo 14,34 13,65 13,63 13,63 13,34

Kabupaten

Probolinggo 22,22 21,21 20,44 20,82 20,98

Kabupaten Pasuruan 11,58 11,26 10,86 10,72 10,57

Kabupaten Sidoarjo 6,44 6,72 6,40 6,44 6,339

Kabupaten Mojokerto 10,71 10,99 10,56 10,57 10,61

Kabupaten Jombang 12,23 11,17 10,80 10,79 10,70

Kabupaten Nganjuk 13,22 13,60 13,14 12,69 12,25

Kabupaten Madiun 13,70 12,45 12,04 12,54 12,69

Kabupaten Magetan 11,50 12,19 11,80 11,35 11,03

Kabupaten Ngawi 15,99 15,45 14,88 15,61 15,27

Page 132: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

cxvi

Kabupaten/Kota Persentase Penduduk Miskin

2012 2013 2014 2015 2016

Kabupaten

Bojonegoro 16,66 16,02 15,48 15,71 14,60

Kabupaten Tuban 17,84 17,23 16,64 17,08 17,14

Kabupaten Lamongan 16,70 16,18 15,68 15,38 14,89

Kabupaten Gresik 14,35 13,94 13,41 13,63 13,19

Kabupaten Bangkalan 24,70 23,23 22,38 22,57 21,41

Kabupaten Sampang 27,97 27,08 25,80 25,69 24,11

Kabupaten Pamekasan 19,61 18,53 17,74 17,41 16,70

Kabupaten Sumenep 21,96 21,22 20,49 20,20 20,09

Kota Kediri 8,14 8,23 7,95 8,51 8,40

Kota Blitar 6,75 7,42 7,15 7,29 7,18

Kota Malang 5,21 4,87 4,80 4,60 4,33

Kota Probolinggo 10,92 8,55 8,37 8,17 7,97

Kota Pasuruan 7,90 7,60 7,34 7,47 7,62

Kota Mojokerto 6,48 6,65 6,42 6,16 5,73

Kota Madiun 5,37 5,02 4,86 4,89 5,16

Kota Surabaya 6,25 6,00 5,79 5,82 5,63

Kota Batu 4,47 4,77 4,59 4,71 4,48

JAWA TIMUR 13,08 12,73 12,28 12,34 12,05

Page 133: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

cxvii

Tabel rata-rata lama sekolah Provinsi Jawa Timur

Wilayah Rata-rata Lama Sekolah

2012 2013 2014 2015 2016

Jawa Timur 6.85 6.9 7.05 7.14 7.23

Kabupaten

Pacitan 6.21 6.32 6.43 6.88 6.89

Kabupaten

Ponorogo 6.57 6.86 6.91 6.96 6.97

Kabupaten

Trenggalek 6.55 6.74 6.87 7.18 7.19

Kabupaten

Tulungagung 7.41 7.44 7.45 7.72 7.73

Kabupaten Blitar 6.59 6.67 6.82 7.24 7.25

Kabupaten Kediri 7.08 7.24 7.41 7.41 7.58

Kabupaten

Malang 6.51 6.59 6.66 6.73 6.98

Kabupaten

Lumajang 5.78 5.88 6.03 6.04 6.05

Kabupaten

Jember 5.58 5.62 5.63 5.76 6.05

Kabupaten

Banyuwangi 6.68 6.84 6.87 6.88 6.93

Kabupaten

Bondowoso 5.31 5.48 5.52 5.53 5.54

Kabupaten

Situbondo 5.16 5.28 5.54 5.67 5.68

Kabupaten

Probolinggo 5.16 5.61 5.64 5.66 5.67

Kabupaten

Pasuruan 5.96 6.08 6.36 6.5 6.58

Kabupaten

Sidoarjo 9.7 10 10.09 10.1 10.22

Kabupaten 7.3 7.57 7.74 7.75 7.76

Page 134: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

cxviii

Wilayah Rata-rata Lama Sekolah

2012 2013 2014 2015 2016

Mojokerto

Kabupaten

Jombang 7.37 7.4 7.52 7.59 7.68

Kabupaten

Nganjuk 7 7.15 7.31 7.33 7.34

Kabupaten

Madiun 6.74 6.74 6.89 6.99 7

Kabupaten

Magetan 7.33 7.43 7.55 7.65 7.66

Kabupaten Ngawi 6.23 6.27 6.52 6.53 6.54

Kabupaten

Bojonegoro 5.8 5.9 6.14 6.64 6.65

Kabupaten Tuban 5.82 6.14 6.18 6.2 6.25

Kabupaten

Lamongan 6.84 7.06 7.27 7.28 7.29

Kabupaten Gresik 8.41 8.41 8.42 8.93 8.94

Kabupaten

Bangkalan 4.89 4.9 5.07 5.08 5.13

Kabupaten

Sampang 3.27 3.34 3.49 3.65 3.79

Kabupaten

Pamekasan 5.36 5.68 5.72 5.73 6.08

Kabupaten

Sumenep 4.48 4.58 4.77 4.89 5.08

Kota Kediri 9.49 9.57 9.7 9.88 9.89

Kota Blitar 9.52 9.53 9.81 9.87 9.88

Kota Malang 9.67 9.82 9.97 10.13 10.14

Kota Probolinggo 8.17 8.42 8.44 8.46 8.47

Kota Pasuruan 8.88 9.03 9.06 9.07 9.08

Page 135: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

cxix

Wilayah Rata-rata Lama Sekolah

2012 2013 2014 2015 2016

Kota Mojokerto 9.87 9.91 9.91 9.92 9.93

Kota Madiun 10.68 10.9 10.9 11.08 11.09

Kota Surabaya 9.95 10.1 10.07 10.24 10.44

Kota Batu 7.75 8.34 8.41 8.44 8.45

Page 136: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

cxx

Tabel angka harapan hidup Provinsi Jawa Timur

Wilayah Angka Harapan Hidup (persen)

2012 2013 2014 2015 2016

Jawa Timur 70.14 70.34 70.45 70.68 70.74

Kabupaten

Pacitan 70.61 70.7 70.75 71.05 71.18

Kabupaten

Ponorogo 71.78 71.85 71.88 72.08 72.18

Kabupaten

Trenggalek 72.44 72.49 72.51 72.91 73.03

Kabupaten

Tulungagung 72.82 72.86 72.88 73.28 73.4

Kabupaten

Blitar 72.42 72.47 72.5 72.8 72.89

Kabupaten

Kediri 71.97 72.02 72.04 72.14 72.2

Kabupaten

Malang 71.72 71.76 71.78 71.98 72.05

Kabupaten

Lumajang 68.92 69.02 69.07 69.27 69.38

Kabupaten

Jember 67.65 67.75 67.8 68.2 68.37

Kabupaten

Banyuwangi 69.79 69.88 69.93 70.03 70.11

Kabupaten

Bondowoso 65.22 65.36 65.43 65.73 65.89

Kabupaten

Situbondo 67.93 68.03 68.08 68.28 68.41

Kabupaten

Probolinggo 65.58 65.69 65.75 66.15 66.31

Kabupaten

Pasuruan 69.75 69.8 69.83 69.83 69.86

Kabupaten

Sidoarjo 73.43 73.43 73.43 73.63 73.67

Page 137: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

cxxi

Wilayah Angka Harapan Hidup (persen)

2012 2013 2014 2015 2016

Kabupaten

Mojokerto 71.72 71.75 71.76 71.96 72.03

Kabupaten

Jombang 71.28 71.34 71.37 71.67 71.77

Kabupaten

Nganjuk 70.76 70.83 70.87 70.97 71.04

Kabupaten

Madiun 69.59 69.7 69.76 70.36 70.55

Kabupaten

Magetan 71.79 71.87 71.91 72.01 72.09

Kabupaten

Ngawi 71.19 71.28 71.33 71.53 71.63

Kabupaten

Bojonegoro 69.98 70.07 70.11 70.51 70.67

Kabupaten

Tuban 70.15 70.22 70.25 70.55 70.67

Kabupaten

Lamongan 71.35 71.43 71.47 71.67 71.77

Kabupaten

Gresik 72.18 72.19 72.2 72.3 72.33

Kabupaten

Bangkalan 69.56 69.6 69.62 69.72 69.77

Kabupaten

Sampang 67.43 67.46 67.48 67.58 67.62

Kabupaten

Pamekasan 66.48 66.53 66.56 66.86 66.95

Kabupaten

Sumenep 69.9 69.98 70.02 70.42 70.56

Kota Kediri 73.49 73.51 73.52 73.62 73.65

Kota Blitar 72.66 72.69 72.7 73 73.09

Kota Malang 72.25 72.28 72.3 72.6 72.68

Page 138: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

cxxii

Wilayah Angka Harapan Hidup (persen)

2012 2013 2014 2015 2016

Kota

Probolinggo 69.46 69.5 69.52 69.72 69.79

Kota Pasuruan 70.48 70.52 70.54 70.84 70.93

Kota Mojokerto 72.33 72.37 72.39 72.69 72.78

Kota Madiun 72.33 72.38 72.41 72.41 72.44

Kota Surabaya 73.8 73.83 73.85 73.85 73.87

Kota Batu 72.02 72.05 72.06 72.16 72.2

Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests

Equation: Untitled

Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 1336.596544 (38,153) 0.0000

Cross-section Chi-square 1132.567380 38 0.0000

Cross-section fixed effects test equation:

Dependent Variable: PEREKO

Method: Panel Least Squares

Date: 02/25/19 Time: 18:03

Sample: 2012 2016

Periods included: 5

Cross-sections included: 39

Total panel (balanced) observations: 195

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.071302 3.921852 0.018181 0.9855

KEMISKINAN -0.012883 0.031416 -0.410062 0.6822

PENDIDIKAN -0.126219 0.106098 -1.189651 0.2357

KESEHATAN 0.157836 0.058645 2.691380 0.0077

R-squared 0.041749 Mean dependent var 10.17042

Adjusted R-squared 0.026698 S.D. dependent var 1.169588

S.E. of regression 1.153870 Akaike info criterion 3.144419

Sum squared resid 254.3002 Schwarz criterion 3.211557

Log likelihood -302.5808 Hannan-Quinn criter. 3.171602

F-statistic 2.773852 Durbin-Watson stat 0.007461

Prob(F-statistic) 0.042692

Page 139: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

cxxiii

Uji Hausman

Hasil Uji Normalitas

Hasil Uji Multikolinieritas

Correlated Random Effects - Hausman Test

Equation: Untitled

Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 35.073804 3 0.0000

Cross-section random effects test comparisons:

Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob.

KEMISKINAN -0.031591 -0.026688 0.000005 0.0311

PENDIDIKAN 0.325727 0.316287 0.000088 0.3130

KESEHATAN 0.354226 0.327576 0.000150 0.0297

Cross-section random effects test equation:

Dependent Variable: PEREKO

Method: Panel Least Squares

Date: 02/25/19 Time: 17:56

Sample: 2012 2016

Periods included: 5

Cross-sections included: 39

Total panel (balanced) observations: 195

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -16.88893 2.788427 -6.056793 0.0000

KEMISKINAN -0.031591 0.012410 -2.545528 0.0119

PENDIDIKAN 0.325727 0.044761 7.276943 0.0000

KESEHATAN 0.354226 0.041585 8.518219 0.0000

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.997122 Mean dependent var 10.17042

Adjusted R-squared 0.996351 S.D. dependent var 1.169588

S.E. of regression 0.070653 Akaike info criterion -2.273875

Sum squared resid 0.763744 Schwarz criterion -1.568922

Log likelihood 263.7029 Hannan-Quinn criter. -1.988448

F-statistic 1292.932 Durbin-Watson stat 1.116552

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 140: PENGARUH KEMISKINAN, PENDIDIKAN DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52165...Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

cxxiv

Hasil Uji Heterokedasitas

Hasil Estimasi