pengaruh metode ekspositori yang …repository.radenintan.ac.id/6105/1/skripsi.pdf · terlihat...
TRANSCRIPT
PENGARUH METODE EKSPOSITORI YANG DIKOMBINASIKAN
DENGAN MIND MAPPING TERHADAP MOTIVASI DAN
HASIL BELAJAR KOGNITIF PADA
MATA PELAJARAN IPA
Skripsi
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dalam Ilmu Biologi
Oleh
NIA INDRIYANI
NPM : 1311060130
Jurusan : Pendidikan Biologi
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN
LAMPUNG
1440 H / 2019 M
PENGARUH METODE EKSPOSITORI YANG DIKOMBINASIKAN
DENGAN MIND MAPPING TERHADAP MOTIVASI DAN
HASIL BELAJAR KOGNITIF PADA
MATA PELAJARAN IPA
Skripsi
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dalam Ilmu Biologi
Oleh
NIA INDRIYANI
NPM : 1311060130
Jurusan : Pendidikan Biologi
Pembimbing I : Dr. Hj. Rifda Elfiah, M.Pd
Pembimbing II : Aulia Novitasari, M.Pd
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN
LAMPUNG
1440 H / 2019 M
ABSTRAK
PENGARUH METODE EKSPOSITORI YANG DIKOMBINASIKAN
DENGAN MIND MAPPING TERHADAP MOTIVASI DAN
HASIL BELAJAR KOGNITIF PADA
MATA PELAJARAN IPA
Oleh:
Nia Indriyani
Rendahnya motivasi dan hasil belajar kognitif peserta didik melalui nilai
peserta didik disebabkan oleh proses pembelajaran didalam kelas masih bersifat
teoritis dan berpusat pada guru (teacher centered). Tujuan pada penelitian ini adalah
Untuk mengetahui pengaruh metode ekspositori yang dikombinasikan dengan mind
mapping terhadap motivasi dan hasil belajar kognitif pada mata pelajaran IPA.
Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu Quasy Experiment. Desain
penelitian yaitu posttest only control group design. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh peserta didik kelas VIII SMP SUMBANGSIH Lampung Selatan,
Tahun Pelajaran 2018/2019. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam
penelitian adalah cluster random sampling, dari teknik tersebut didapatkan peserta
didik kelas kelas VIII.1 sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII.2 sebagai kelas
kontrol.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata nilai posttest
motivasi dan hasil belajar kognitif peserta didik pada kelas eksperimen adalah 80
dan 76,2. Sedangkan untuk kelas kontrol nilai 72 dan 68,1. Hasil uji-t menunjukkan
bahwa taraf signifikan yang dihasilkan 0,00 < 0,05. Dari hasil data yang diperoleh
terlihat bahwa kelas eksperimen dengan menggunakan metode ekspositori yang
dikombinasikan dengan mind mapping memperoleh nilai rata-rata lebih tinggi
dibandingkan kelas kontrol yang hanya menggunakan metode ceramah, sehingga
dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari metode ekspositori
yang dikombinasikan dengan mind mapping terhadap motivasi dan hasil belajar
kognitif pada mata pelajaran IPA.
Kata kunci: Metode ekspositori, mind mapping, motivasi belajar, hasil belajar
kognitif
MOTTO
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak merubah Keadaan sesuatu kaum sehingga
mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”
(Q.S Ar-Ra‟d :11 )1
1 Departemen Agama RI, Al Qur‟an dan Terjemahnya, (Bandung : Syaamil, 2005), h. 250.
PERSEMBAHAN
Alhamdulillaahirabbil `aalamiin penulis ucapkan sebagai rasa syukur pada Allah
SWT yang telah senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya pada penulis,
sehingga penulisan skripsi ini dapat berjalan lancar. Skripsi ini saya persembahkan
kepada:
1. Kedua orang tuaku tercinta, Ayahanda Muhamad Sudirman dan ibunda
Mulyani, terima kasih atas cinta dan dukungan serta doa tulus yang selalu
engkau berikan untuk meyelesaikan studiku ini. Serta telah mendukung di
setiap langkah yang aku pilih dalam hidupku.
2. A’akku tersayang Deni Andrian Saputra yang selalu memberi dukungan serta
motivasi yang tak pernah henti dalam mengerjakan skripsi ini. Adik-adikku
Riski Rahmanda dan Haifa Nafisah yang selalu memberikan semangat.
RIWAYAT HIDUP
Nia Indriyani dilahirkan pada tanggal 13 Maret 1995, di Kotabumi,
Kabupaten Lampung Utara, Provinsi Lampung, Putri kedua dari empat bersaudara
oleh pasangan bapak Muhamad Sudirman dan Ibu Mulyani.
Penulis memulai pendidikan di Taman Kanak-kanak Bhakti Angkasa yang
diselesaikan pada tahun 2001, dan melanjutkan pendidikan di SD Negeri 02 Semuli
Raya yang diselesaikan tahun 2007. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di
SMP Negeri 1 Abung Semuli penulis aktif dalam kegiatan ekstrakulikuler seperti
Rohis. Pendidikan selanjutnya di SMA Negeri 1 Abung Semuli mengambil jurusan
IPA dan diselesaikan pada tahun 2013. Selama menempuh pendidikan di SMA
Negeri 1 Abung Semuli penulis aktif dalam kegiatan ekstrakulikuler seperti Rohis.
Pada tahun 2013 penulis diterima sebagai mahasiswa di perguruan tinggi
negeri UIN Raden Intan Lampung. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan jurusan
Pendidikan Biologi. Pada tahun 2016 penulis mengikuti kegiatan KKN di desa
Seputih Banyak, Kabupaten Lampung Tengah. Ditahun yang sama pula penulis
mengikuti kegiatan PPL di SMP KARTIKA II-2 Bandar Lampung. Demikian
riwayat hidup penulis semoga dapat menjadi sebuah pengalaman dan catatan
tersendiri bagi penulis
KATA PENGANTAR
Alhamdulillaahirobbil „aalamiin penulis ucapkan sebagai rasa syukur yang
penulis panjatkan kepada Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan
hidayah yang tak terhingga, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi
dengan judul: “Pengaruh metode ekspositori yang dikombinasikan dengan mind
mapping terhadap Motivasi dan Hasil Kognitif Belajar pada mata pelajaran IPA”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar
sarjana dalam ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Biologi Universitas
Negeri Raden Intan Lampung.
Skripsi ini dapat terselesaikan berkat ridho Allah SWT, serta dukungan doa
dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan rasa terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. H. Chairul Anwar, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah UIN
Raden Intan Lampung yang telah memberikan nasihat dan masukan selama
masa penyelesaian skripsi ini.
2. Dr. Bambang Sri Anggoro, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Biologi
di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Raden Intan
Lampung yang telah mendidik dan memberikan pengalaman yang berarti.
3. Dwijowati Asih Saputri, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Biologi
di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Raden Intan
Lampung yang telah mengajarkan arti kesabaran dan keuletan dalam
penyelesaian skripsi.
4. Dr. Hj. Rifda Elfiah, M.Pd, selaku pembimbing I yang telah banyak
memberikan masukan-masukan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
5. Aulia Novitasari, M.Pd, sebagai pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan, pengarahan dan mengarahkan penulis dengan ikhlas dan sabar
dalam menyelesaikan skripsi ini, serta tak henti-hentinya memberikan
motivasi kepada penulis sampai akhir penyelesaian skripsi ini.
6. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden
Intan Lampung yang telah banyak membantu dan memberikan ilmunya
kepada penulis selama menempuh perkuliahan sampai selesai.
7. Suharto, S.Si.,S.Pd., selaku kepala SMP SUMBANGSIH Lampung Selatan
yang telah memberikan bantuan hingga terselesainya skripsi ini.
8. Sahabat-sahabat seperjuanganku: Noviasti Amiliani, S.Pd, Ana Asnita, S.Pd,
Novi Devitasari, S.Pd, Nila Nilova, S.Pd, Shinta Almayra Saraswati, S.Pd,
yang telah meningalkanku.
9. Sahabat bimbingan bersama kalian aku mengerti arti perjuangan.
10. Adik penghuni Kost, Eka Inda Saputri terimakasih untuk dukungan untukku.
11. Teman-teman seperjuangan pendidikan biologi angkatan 2013 khususnya
pendidikan Biologi kelas C yang selama 4 tahun terakhir menjalani hari-hari
bersama sebagai seorang mahasiswa.
12. Teman-teman PPL di SMP KARTIKA II-2 Bandar Lampung, dan teman-
teman KKN di Desa Seputih Banyak, Lampung Tengah
13. Semua pihak yang telah ikut serta memberikan dukungan dalam penyusunan
skripsi ini sehingga terselesaikannya skripsi ini dengan lancar.
14. Almamater tercinta Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan
Lampung.
Semoga semua kebaikan yang telah diberikan dengan ikhlas dicatat sebagai
amal ibadah di sisi Allah SWT. Penulis menyadari dengan sepenuhnya bahwa dalam
penulisan skripsi ini tentunya masih jauh dari ukuran kesempurnaan. Semoga skripsi
ini bermanfaat, khususnya bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya. Aamiin.
Bandar Lampung, 2018
Penulis
Nia Indriyani
NPM : 1311060130
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i
ABSTRAK .................................................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN..................................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................... iv
MOTTO ........................................................................................................................ v
PERSEMBAHAN ......................................................................................................... vi
RIWAYAT HIDUP ...................................................................................................... vii
KATAPENGANTAR ................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL......................................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ......................................................................................... 8
C. Batasan Masalah .............................................................................................. 8
D. Rumusan Masalah ............................................................................................ 8
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................................ 8
F. Ruang Lingkup Penelitian................................................................................ 9
BAB II KAJIAN TEORI
1. Metode Pembelajaran .................................................................................. 11
2. Metode Pembelajaran Ekspositori ................................................................ 11
3. Prinsip-Prinsip Metode Pembelajaran Ekspositori ...................................... 13
4. Prosedur Metode Pembelajaran Ekspositori ............................................... 15
5. Langkah-Langkah dalam Penerapan Metode Ekspositori ........................... 17
6. Keunggulan dan Kelemahan Metode Ekspositori ....................................... 17
A. Teknik Mind Mapping ..................................................................................... 20
1. Pengertian Mind Mapping ........................................................................... 20
2. Langkah-Langkah Pembuatan Mind Mapping ........................................... 22
3. Kekurangan dan kelebihan Mind Mapping ................................................. 23
4. Kegunaan Mind Mapping ............................................................................ 24
B. Motivasi ............................................................................................................ 24
1. Pengertian Motivasi..................................................................................... 24
2. Fungsi Motivasi ........................................................................................... 27
3. Ciri-ciri Motivasi Belajar ............................................................................ 28
4. Cara Menumbuhkan Motivasi Belajar ........................................................ 30
5. Membangkitkan Motivasi ........................................................................... 32
6. Peran Motivasi Belajar ................................................................................ 34
C. Hasil Belajar..................................................................................................... 35
1. Pengertian Hasil Belajar .............................................................................. 35
2. Kriteria Hasil Belajar .................................................................................. 37
3. Ciri-ciri Hasil Belajar .................................................................................. 43
4. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar .................................................. 44
D. Penelitian yang Relevan ................................................................................... 47
E. Kerangka Berpikir ........................................................................................... 50
F. Hipotesis Penelitian ........................................................................................ 51
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian ............................................................................................ 52
B. Variabel Penelitian ........................................................................................... 52
C. Populasi, Sampel Teknik Sampling ................................................................. 53
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................... 53
1. Tes ............................................................................................................... 53
2. Angket ......................................................................................................... 54
3. Dokumentasi................................................................................................ 54
E. Instrumen Penelitian ........................................................................................ 54
1. Tes Kemampuan Hasil Belajar Kognitif ..................................................... 54
2. Angket Motivasi Belajar
..................................................................................................................... 5
5
F. Uji Instrumen ................................................................................................... 56
1. Uji Validitas ................................................................................................ 56
2. Uji Reliabilitas............................................................................................. 57
3. Uji Tingkat Kesukaran ................................................................................ 57
4. Uji Daya Pembeda ....................................................................................... 58
G. Sistem Analisis Data ........................................................................................ 59
1. Uji Prasyarat ................................................................................................ 59
a. Uji Normalitas ........................................................................................ 59
b. Uji Homogenitas ..................................................................................... 60
2. Uji Hipotesis Penelitian ............................................................................... 60
a. Uji-t ......................................................................................................... 61
BAB VI. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ................................................................................................ 64
1. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen.............................................................. 64
a. Uji Validitas ............................................................................................ 64
b. Uji Reliabilitas ........................................................................................ 65
c. Uji Tingkat Kesukaran ........................................................................... 65
d. Uji Daya Beda ........................................................................................ 66
B. Data Hasil Penelitian........................................................................................ 66
1. Hasil Belajar Kognitif Kelas Eksperimen dan Kontrol
..................................................................................................................... 6
6
2. Analisis Presentase Ketercapaian Indikator Hasil Belajar
Kognitif...........67
3. Uji Hipotesis Penelitian ............................................................................... 68
a. Uji Normalitas ........................................................................................ 68
b. Uji Homogenitas .................................................................................... 69
c. Uji Hipotesis (Uji t) ................................................................................ 70
1. Motivasi Belajar IPA Kelas Eksperimen dan Kontrol ................................ 70
2. Analisis Presentase Ketercapaian Indikator Motivasi Belajar .................... 71
3. Uji Hipotesis Peneliti
..................................................................................................................... 7
3
a. Uji Normalitas ........................................................................................ 73
b. Uji Homogenitas ..................................................................................... 74
c. Uji Hipotesis (Uji t) ................................................................................ 75
C. Pembahasan...................................................................................................... 75
1. Hasil Belajar Kognitif Kelas Eksperimen dan Kontrol ............................... 76
2. Data Motivasi Belajar IPA Kelas Eksperimen dan Kontrol ........................ 80
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 85
B. Saran ................................................................................................................ 86
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 87
LAMPIRAN – LAMPIRAN ........................................................................................ 90
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Persentase Belajar Kelas VIII SMP SUMBANGSIH ................................... 3
Tabel 1.2 Motivasi belajar Kelas VIII SMP SUMBANGSIH ....................................... 4
Tabel 3.1 Desain Penelitian Quasy Eksperiment ........................................................... 51
Tabel 3.2 Pedoman Nilai Hasil Belajar ......................................................................... 54
Tabel 3.3 Skala Likert ................................................................................................... 54
Tabel 3.4 Penilaian Motivasi......................................................................................... 55
Tabel 3.5 Kategori Tingkat Kesukaran ......................................................................... 56
Tabel 3.7 Klasifikasi Daya Beda ................................................................................... 57
Tabel 4.1 Uji Validitas Butir Soal ................................................................................. 60
Tabel 4.2 Uji Validitas Angket ..................................................................................... 61
Tabel 4.3 Perhitungan Taraf Kesukaran........................................................................ 61
Tabel 4.4 Uji Daya Pembeda ........................................................................................ 62
Tabel 4.5 Perolehan Posttest ......................................................................................... 62
Tabel 4.6 Persentase Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .................... 63
Tabel 4.7 Uji Normalitas Kelas Eksperimen dan Kontrol ............................................. 65
Tabel 4.8 Uji Homogenitas Kelas Eksperimen dan Kontrol ......................................... 66
Tabel 4.9 Uji-t ............................................................................................................... 66
Tabel 4.10 Data Posttest Motivasi Belajar IPA Kelas Eksperimen dan Kontrol ........... 67
Tabel 4.10 Ketercapaian Motivasi Belajar Kelas Eksperimen dan Kontrol .................. 68
Tabel 4.11 Uji Normalitas Motivasi Belajar IPA Kelas Eksperimen dan Kontrol ....... 69
Tabel 4.12 Uji Homogenitas Motivasi Belajar Kelas Eksperimen dan Kontrol ............ 70
Tabel 4.13 Uji-t .............................................................................................................. 71
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir ........................................................................... 50
Gambar 3.1 Pengaruh hubungan variable X dengan Y1 dan Y2 .................................... 52
Gambar 4.1 Diagram Hasil Rata-rata Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol ............. 63
Gambar 4.2 Persentase Masing-Masing Indikator Hasil Belajar Kognitif .................... 64
Gambar 4.1 Diagram Hasil Rata-rata Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol ............. 67
Gambar 4.2 Persentase Masing-Masing Indikator Motivasi Belajar ............................. 69
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Instrumen Pra Penelitian
1.1 Nama Uji Coba Instrumen
1.2 Kisi-kisi Soal Uji Coba Instrumen
1.3 Soal Uji Coba Instrumen
1.4 Kisi-kisi Uji Coba Angket Motivasi Belajar
1.5 Uji Coba Angket Motivasi Belajar
1.6 Kunci Jawaban Soal Uji Coba Instrumen
Lampiran 2 Perangkat Pembelajaran
2.1 Silabus Kelas Eksperimen dan Kontrol
2.2 RPP Kelas Eksperimen
2.3 RPP Kelas Kontrol
2.4 Lembar Diskusi Siswa
2.5 Media Mind Mapping
Lampiran 3 Instrumen Penelitian
3.1 Daftar Nama Siswa Kelas Kontrol
3.2 Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen
3.3 Daftar Nama Kelompok Kelas Kontrol .
3.4 Daftar Nama Kelompok Kelas Eksperimen
3.5 Kisi-kisi Soal Hasil Belajar Kognitif Materi Struktur dan Fungsi
Tumbuhan
3.6 Soal Posttest Hasil Belajar Kognitif
3.7 Kunci Jawaban Soal Posttest Hasil Belajar Kognitif
3.8 Angket Motivasi Belajar
3.9 Pedoman Penskoran
Lampiran 4 Hasil Uji Coba Instrumen
4.1 Validitas Soal
4.2 Reliabilitas Soal
4.3 Tingkat Kesukaran Soal
4.4 Daya Pembeda Soal
4.5 Validitas Angket
4.6 Reliabilitas Angket
Lampiran 5 Hasil Olah Data Penelitian
6.1 Nilai Hasil Belajar Kognitif Posttest Kelas Kontrol
6.2 Nilai Hasil Belajar Kognitif Posttest Kelas Eksperimen
6.3 Nilai Angket Motivasi Belajar Posttest Kelas Kontrol
6.4 Nilai Angket Motivasi Belajar Posttest Kelas Eksperimen
6.5 Uji Normalitas Hasil Belajar Kognitif
6.6 Uji Normalitas Motivasi Belajar
6.7 Uji Homogenitas Hasil Belajar Kognitif
6.8 Uji Homogenitas Motivasi Belajar
6.9 Uji Hipotesis Hasil Belajar Kognitif
6.10 Uji Hipotesis Motivasi Belajar
Lampiran 6 Dokumentasi Penelitian
6.1 Foto Kegiatan Pembelajaran Kelas Eksperimen
6.2 Foto Kegiatan Pembelajaran Kelas Kontrol
Lampiran 7 Surat-Surat Penelitian
7.1 Cover Acc Seminar Proposal
7.2 Pengesahan Proposal
7.3 Surat Keterangan Validasi
7.4 Surat Permohonan Penelitian
7.5 Surat Balasan Penelitian
7.6 Notadinas Bimbingan Skripsi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu proses yang sadar akan tujuan. Tujuan diartikan
sebagai usaha untuk merumuskan hasil yang diharapkan peserta didik setelah
melakukan proses pembelajaran. Tercapai tidaknya tujuan pembelajaran terlihat dari
hasil belajar yang diraih peserta didik. Dengan hasil belajar yang tinggi, peserta didik
memiliki indikasi pengetahuan yang baik.2
Hasil belajar berperanan penting dalam proses pembelajaran, karena hasil belajar
dapat dijadikan sebagai acuan untuk melihat seberapa jauh perubahan diri peserta
didik setelah menerima pengalaman belajar yang dapat dilihat dan diukur dari
pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Peserta didik berusaha memperoleh hasil
belajar yang baik untuk mencapai prestasi. Hasil belajar peserta didik tidak hanya
dilihat dari nilai akademis tetapi dari perubahan dalam diri peserta didik tersebut.
Peran hasil belajar dalam pembelajaran sangat penting, karena dengan
mengetahui hasil yang sudah didapat maka peserta didik akan lebih berusaha
menaikkan hasil belajarnya. Hasil belajar dapat lebih optimal karena peserta didik
2 Ghullam Hamdu, “Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap Pestasi Belajar IPA di
Sekolah Dasar”, Jurnal Penelitian Pendidikan, ISSN 1412-565x Vol. 12 No. 1 (April 2011), h. 82.
tersebut merasa termotivasi untuk meningkatkan hasil belajar yang telah diperoleh
sebelumnya.3
Ayat Al-Qur’an tentang motivasi :
بما الهذيه آمنوا منكم والهذيه أوتوا العلم درجات وللاه تعملون خبيز يزفع للاه
Artinya :“Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman diantara kamu
dan orang yang mempunyai ilmu beberapa derajat”.4
Berdasarkan surat Al-Mujjadilah ayat 11, bahwasannya disebutkan menuntut
ilmu wajib bagi setiap muslim, seorang muslim tidak semata-mata ditekankan untuk
belajar tentang agama saja, mempelajari ilmu pengetahuan lainnya seperti halnya
sains. Hal ini tidak luput karena motivasi. Motivasi ialah dorongan dari diri untuk
melakukan tindakan, motivasi sebagai mesin penggerak agar mencapai tujuan
belajar, motivasi merupakan faktor terpenting dalam keberhasilan seseorang.5
Motivasi bukan hanya menjadi faktor penting dalam belajar tetapi untuk
memperlancar proses belajar dan hasil belajar. Secara historik, pendidik mengetahui
kapan peserta didik harus menerima motivasi selama belajar, sehingga kegiatan
belajar akan berlangsung menyenangkan, meningkatkan kreativitas dan aktivitas
belajar. Peserta didik yang menyelesaikan tugas dengan rasa senang terhadap materi
yang diberikan, akan lebih memahami materi yang telah dipelajari.
3 Nana sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar (Bandung : Sinar Baru, 2004), h. 22. 4 Departemen Agama RI, Al Qur‟an dan Terjemahnya (Bandung : Syaamil, 2005), h. 543.
Peserta didik memiliki motivasi baik akan mendapatkan hasil yang baik, artinya
semakin baik motivasi, semakin baik hasil belajar yang didapat. Berbagai usaha
dilakukan untuk meningkatkatkan keberhasilan belajar.6
Hasil sebelum penelitian berupa tes, nilai peserta didik kelas VIII di SMP
SUMBANGSIH pada hasil belajar kognitif tergolong rendah. Data yang diperoleh
dapat dilihat pada tabel 1.1
Tabel 1.1
Persentase Belajar Kelas VIII SMP SUMBANGSIH
No Indikator Persentase
1 C1 (Pengetahuan) 68 %
2 C2 (Pemahaman) 37 %
3 C3 (Aplikasi) 22 %
4 C4 (Analisis) 11 %
Dari 120 peserta didik yang mampu memenuhi kategori C1 (Pengetahuan) 68%,
C2 (Pemahaman), peserta didik yang mampu merespons C2 37% kategori C2
menggambarkan pengertian, mengambil pemahaman situasi yang pernah dipelajari,
tahapan ini peserta didik harus mengetahui serta menguasai konsep yang dipelajari.
Pada jenjang C3 (Aplikasi) peserta didik yang pandai menjawab 22% soal C3 peserta
didik harus menetapkan dasar dan suatu kondisi. Jenjang C4 (Analisis) peserta didik
mampu menjawab 11%, peserta didik diminta menarik sebagian penjelasan,
6 Ghullam, Op. Cit, h. 82.
menentukan hipotesis, mencirikan bukti, kesimpulan, menentukan kaitan peluang
serta hasil. Berdasarkan kategori skala penilaian hasil belajar kognitif peserta didik
SMP SUMBANGSIH cenderung rendah, keadaan ini berlaku pada motivasi, fakta
yang didapat dari motivasi belajar saja termasuk rendah, motivasi peserta didik
masih sangat kurang disebabkan karena penggunaan metode atau model yang kurang
tepat sehingga peserta didik merasa bosan dan tidak memiliki motivasi untuk belajar,
data motivasi belajar peserta didik dapat didlihat pada tabel 1.2
Tabel 1.2
Persentase Motivasi Belajar Kelas VIII SMP SUMBANGSIH
No Indikator Persentase
1 Hasrat dan keinginan berhasil 59 %
2 Dorongan dan kepentingan 55 %
3 Penghargaan 52 %
4 Kegiatan yang menarik 49 %
5 Lingkungan belajar yang kondusif 56 %
Hal ini dibuktikan dengan membagikan lembar angket motivasi belajar yang
diberikan kepada 120 peserta didik menunjukkan indikator pertama adanya hasrat
dan keinginan berhasil 59%, indikator kedua adanya dorongan dan kepentingan 55%,
indikator ketiga adanya penghargaan 52%, indikator keempat kegiatan yang menarik
49%, dan indikator kelima adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga peserta
didik dapat belajar dengan baik 56%.
Berdasarkan hasil wawancara guru IPA kelas VIII SMP SUMBANGSIH bahwa
pendidik menyatakan bahwa pembelajaran IPA menggunakan metode kuliah dan
bertanya menjawab, peserta didik tidak aktif dalam pembelajaran, pendidik juga
menyatakan jika pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
bertanya mengenai pelajaran kurang memberikan respons. Pembelajaran yang
ditepatkan pada pendidik mengakibatkan motivasi peserta didik rendah, karena
kurangnya stimulus belajar tersebut hasil belajar kurang maksimal, sehingga perlu
adanya inovasi dalam pembelajaran yang dapat menambah dorongan belajar dan
hasil peserta didik. Motivasi tinggi akan mempengaruhi peningkatan hasil belajar
peserta didik. Semakin meningkat stimulus peserta didik akan meningkat pula
perolehan atau kinerja belajar peserta didik. Dengan mempunyai motivasi dapat
menghasilkan minat belajar peserta didik.7
Motivasi dan hasil belajar kognitif peserta didik masih tergolong rendah
dikarenakan pengajaran di dalam kelas yang masih berpusat pada pendidik. Hasil
belajar sangat dipengaruhi oleh pemilihan metode pembelajaran. Oleh karena itu
guru mampu menawarkan metode dalam mengajar yang lebih efektif yang dapat
membangkitkan perhatian peserta didik sehingga menampakkan hasil yang maksimal
dalam pencapaian hasil belajar peserta didik.8
7 Ani Aminah, Hasil Wawancara Guru IPA (SMP SUMBANGSIH Lampung Selatan, 2017) 8 Rifda El Fiah, “Pengaruh Pendekatan Somatis, Audiotori, Visual Intelektual (Savi) Berbasis
Brain Gym Terhadap Hasil Belajar Kognitif Peserta Didik Pada Materi Pencemaran Lingkungan”.
Jurnal Bimbingan dan Konseling, 02 No.1 (Juni 2015), h. 22-26.
Masalah yang ada, baik dalam cara pembelajaran ataupun rendahnya hasil
belajar kognitif dan motivasi belajar, maka penerapan suatu metode pembelajaran
untuk hasil belajar kognitif dan stimulus belajar, salah satunya adalah metode
ekspositori yang dikombinasikan dengan mind mapping dimana metode ekspositori
ini dikombinasikan dengan penggunaan teknik mind mapping ini memindahkan
pengetahuan, dan keterampilan, bagai goresan, cerita, nilai, akal sehat, irama, beserta
corak dalam suatu cara yang unik.9
Perbedaan cara pembelajaran antara metode ekspositori yang dikombinasikan
dengan mind mapping dan motode ceramah tentunya memberikan dampak yang
berbeda pula terhadap hasil belajar IPA peserta didik. Penerapan metode ekspositori
yang dikombinasikan dengan mind mapping membuat pembelajaran menjadi lebih
bermakna, aktif dalam kegiatan pembelajaran, menemukan sendiri konsep konsep
yang dipelajari tanpa harus selalu tergantung pada guru, mampu memecahkan
masalah-masalah yang berkaitan dengan konsep yang dipelajari, bekerja sama
dengan siswa lain, dan berani untuk mengemukakan pendapat. Dengan demikian,
hasil belajar IPA peserta didik yang diajar dengan metode ekspositori yang
dikombinasikan dengan mind mapping lebih baik dibandingkan dengan peserta didik
yang diberi motode ceramah
9 Made Widiari, “Pengaruh Metode Pembelajaran Mind Mapping dan Ekspositori Terhadap
Hasil Belajar Matematika Di SD Gugus IX Kecamatan Buleleng”. Jurnal Teknologi Pendidikan, Vol:
2 No: 1 (2014), h. 5
Kelebihan metode ekspositori yaitu peserta didik bukan hanya membuat tulisan
saja, namun mempersiapkan soal dan bisa bertanya. Pendidik bisa memeriksa
pekerjaan atau menjelaskan kembali secara individual atau klasikal. Metode
ekspositori lebih aktif dari metode ceramah. Peserta didik dapat mengerjakan soal
sendiri ataupun berkelompok, menguasai bahan pelajaran yang disampaikan
pendidik, metode ini membawa peserta didik untuk belajar bermakna sehingga
merupakan metode yang efektif dan efisien.10
Penggunaan metode ekspositori yang dikombinasikan dengan mind mapping
diharapkan mampu menjadikan pembelajaran yang berbobot secara teknik maupun
hasil, serta berguna bagi peserta didik, sehingga dapat mengundang atau membangun
minat belajar peserta didik untuk mencapai keberhasilan selama berlangsungnya
pembelajaran. Dengan pemakaian metode ini, diharap akan menumbuhkan minat dan
motivasi belajar lebih menjadi aktif menggali ide-ide baru, memecahkan masalah,
berani memberikan pendapat, dan membuat peta pikiran lewat catatan, sehingga
peserta didik akan lebih mudah mempelajari materi yang telah diberikan selain juga
memperkuat daya ingat peserta didik.11
Dari hasil penelitian maka peneliti tertarik meneliti di SMP SUMBANGSIH
dengan judul “Pengaruh metode ekspositori yang dikombinasikan dengan mind
mapping terhadap motivasi dan hasil belajar kognitif pada mata pelajaran IPA”
10 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta :
PT. Kencana, 2006), h. 190. 11 I Made Rupia Arsana, “Pengaruh Metode Ekspositori Yang Dikombinasikan Dengan
Mind Mapping Terhadap Hasil Belajar IPA”. Jurnal Mimbar, Vo l: 2 No: 1 ( 2014), h. 4-5
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang, peneliti dapat mengenali masalah seperti berikut:
1. Pembelajaran cenderung bersifat teacher centered di SMP SUMBANGSIH.
2. Masih rendahnya motivasi belajar di SMP SUMBANGSIH.
3. Masih rendahnya hasil belajar kognitif di SMP SUMBANGSIH.
C. Batasan Masalah
Peneliti membatasi masalah sebagai berikut:
1. Menggunakan metode pembelajaran ekspositori dengan mind mapping
2. Motivasi yang digunakan terdiri dari indikator adanya keinginan berhasil, adanya
dorongan dan kebutuhan, adanya penghargaan, adanya kegiatan yang menarik,
dan adanya lingkungan belajar yang kondusif.
3. Hasil belajar kognitif mencakup indikator C1 (Pengetahuan), C2 (Pemahaman),
C3 (Aplikasi), C4 (Analisis)
D. Rumusan Masalah
Rumusan yang ada yaitu:
1. Apakah terdapat pengaruh metode ekspositori yang dikombinasikan dengan
mind mapping terhadap motivasi dan hasil belajar kognitif pada mata
pelajaran IPA?
E. Tujuan dan manfaat Penelitian
Peneliti memiliki tujuan dan manfaat yaitu :
1. Tujuan Penelitian
Melihat pengaruh metode ekspositori yang dikombinasikan dengan mind
mapping terhadap motivasi dan hasil belajar kognitif pada mata pelajaran
IPA.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini yaitu :
a. Bagi Peneliti
Menjadi bekal bagi calon pendidik yang baik.
b. Bagi Pendidik
Menjadi evaluasi serta masukan untuk pendidik khususnya dalam
mewujudkan pembelajaran IPA
c. Bagi Peserta didik
Memudahkan dalam memepelajari ilmu pengetahuan
d. Bagi Sekolah
Sebagai bahan kajian bersama untuk rujukan pembelajaran
F. Ruang Lingkup Penelitian
1. Meneliti tentang pengaruh metode ekspositori yang dikombinasikan
dengan mind mapping terhadap motivasi dan hasil belajar kognitif pada
mata pelajaran ipa.
2. Diterapkan pada anggota kelas VIII semester ganjil pada SMP
SUMBANGSIH Tahun Ajar 2018/2019 materi struktur dan fungsi
tumbuhan. Terdapat 2 kelas yaitu VIII.1 kelas eksperimen dan VIII.2
kelas kontrol.
3. Penelitian dilakukan pada bulan September 2018 saat peserta didik duduk
di kelas VIII.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Metode Pembelajaran
1. Metode Pembelajaran Ekspositori
Metode ekspositori adalah metode pembelajaran yang menekankan
kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada
sekelompok siswa dengan maksud agar peserta didik dapat menguasai materi
pelajaran secara optimal.12
Dikenal dengan metode pembelajaran langsung
(Direct Introduction) karena materi pembelajaran tersebut langsung
disampaikan oleh guru kepada peserta didik. Peserta didik tidak dituntut
untuk menemukan materi, materi pelajaran yang akan disampaikan seolah-
olah sudah jadi. Metode ini lebih menekankan kepada proses bertutur kata.
Terdapat beberapa karakteristik metode pembelajaran ekspositori yaitu :
a. Dilakukan dengan cara penyampaian materi pembelajaran verbal artinya
bertutur secara lisan.
b. Materi yang disampaikan adalah materi pembelajaran yang sudah jadi,
seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal sehingga
tidak menuntut siswa untuk berpikir ulang.
12
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran (Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset, 2016), h.
216.
c. Tujuan pembelajaran adalah penguasaan materi sendiri artinya setelah
proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat memahami yang
benar yaitu mengingat kembali materi yang telah diuraikan.13
Metode pembelajaran ekspositori dapat dikatakan efektif jika :
a. Guru menyampaikan bahan-bahan baru serta kaitannya dengan yang harus
dipelajari siswa
b. Apabila guru menginginkan siswa mempunyai model intelektual tertentu
misalnya agar siswa dapat mengingat bahan pelajaran dapat
mengungkapkan bila diperlukan kembali
c. Jika bahan pelajaran yang akan diajarkan cocok untuk dipresentasikan
d. Jika ingin membangkitkan pengetahuan siswa tentang topik tertentu jadi
materi pelajaran bersifat pancingan untuk meningkatkan motivasi belajar
siswa
e. Guru menginginkan untuk mendemontrasikan suatu teknik atau prosedur
tertentu untuk kegiatan praktik
f. Apabila seluruh siswa memiliki tingkat kesulitan yang sama sehingga guru
perlu menjelaskan untuk seluruh siswa
g. Jika lingkungan tidak mendukung untuk menggunakan metode yang
berpusat pada siswa misalnya tidak ada sarana dan prasarana yang
dibutuhkan
13
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta :
Prenada Media Group, 2006), h. 177.
h. Jika guru tidak memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan
pendekatan yang berpusat pada siswa
2. Prinsip-Prinsip Metode Pembelajaran Ekspositori
Dalam pembelajaran Ekspositori terdapat beberapa prinsip yang perlu
diperhatikan oleh guru. Adapun prinsip-prinsip tersebut antara lain :
a. Berorientasi pada Tujuan
Walaupun penyampaian materi pelajaran merupakan ciri utama dalam
metode pembelajaran ekspositori melalui ceramah, namun tidak berarti
proses penyampaian materi tanpa tujuan pembelajaran. Sebelum metode
diterapkan oleh guru maka guru harus merumuskan tujuan pembelajaran
secara jelas dan terukur. Seperti kriteria pada umumnya tujuan
pembelajaran harus dirumuskan dalam bentuk tingkah laku yang dapat
diukur atau berorientasi pada kompetensi yang harus dicapai peserta didik.
Metode pembelajaran ekspositori tidak akan mungkin mengejar tujuan
kemampuan berfikir tingkat tinggi, misalnya kemampuan untuk
menganalisis, mengintesis, dan mengevaluasi sesuatu. Namun, tidak
berarti tujuan kemampuan taraf rendah. Justru kemampuan itulah yang
harus dijadikan ukuran dalam menggunakan metode ekspositori.
b. Prinsip Komunikasi
Proses pembelajaran dapat dikatakan sebagai proses komunikasi yang
merujuk pada proses penyampaian pesan dari seseorang kepada seseorang
atau sekelompok orang. Pesan yang disampaikan adalah materi
pembelajaran yang diorganisir dan disusun sesuai dengan tujuan tertentu
yang ingin dicapai. Dalam proses komunikasi guru berfungsi sebagai
sumber pesan dan peserta didik sebagai penerima pesan.
Dalam komunikasi selalu terjadi pemindahan pesan informasi dari
sumber pesan ke penerima pesan. Sistem komunikasi dikatakan efektif jika
pesan dapat ditangkap oleh penerima pesan secara utuh. Dan jika pesan
tersebut tidak diterima dengan baik maka sistem komunikasi tersebut tidak
efektif. Kesulitan menangkap pesan disebabkan oleh gangguan yang
menghambat kelancaran komunikasi sehingga peserta didik tidak dapat
menerima pesan yang ingin disampaikan. Metode ekspositori menekankan
pada proses penyampaiaan, maka prinsip komunikasi sangat penting untuk
diperhatikan.
c. Prinsip Kesiapan
Kesiapan merupakan salah satu hukum belajar. Inti dari hukum belajar
adalah setiap individu akan merespon dengan cepat dari setiap stimulus
manakala dalam diri sudah memiliki kesiapan dan tidak mungkin
merespon jika tidak memiliki kesiapan. Agar peserta didik dapat menerima
pesan informasi sebagai stimulus yang diberikan, seorang guru harus
memposisikan mereka dalam keadaan siap baik secara fisik maupun psikis
untuk menerima pelajaran. Oleh karena itu sebelum menyampaikan
informasi apakah dalam otak anak sudah tersedia file yang sesuai dengan
jenis informasi yang akan kita sampaikan atau belum. Jika belum kita
sediakan dahulu agar dapat menampung setiap informasi yang kita
berikan.
d. Prinsip Berkelanjutan
Proses pembelajaran ekspositori harus dapat mendorong peserta didik
untuk mau mempelajaran materi pelajaran lebih lanjut. Pembelajaran
bukan berlangsung pada saat itu saja tetapi juga untuk waktu selanjutnya.
Metode ekspositori berhasil, jika melalui proses penyampaian dapat
membawa proses penyampaiaan dapat membawa peserta didik pada situasi
ketidak seimbangan sehingga mendorong untuk mencari dan menemukan
sendiri melalui proses belajar mandiri.
3. Prosedur Metode Ekspositori
a. Rumusan Tujuan yang Ingin Dicapai
Merumuskan tujuan yang ingin dicapai merupakan langkah pertama
yang harus disiapkan guru. Tujuan yang ingin dicapai sebaiknya
dirumuskan dalam bentuk tingkah lagu yang spesifik dan berorientasi dari
hasil belajar. Pembelajaran dengan cara ceramah menyebabkan guru
terlena dengan pembahasaan yang dilakukan sehingga materi pelajaran
melebar, tidak fokus pada permasalahan dengan rumusan tujuan yang jelas
maka tujuan yang harus dicapai akan menjadi faktor yang mengikat bagi
guru dalam menyampaikan bahan pelajaran.
b. Kuasai Materi dengan Baik
Penguasaan materi dengan baik merupakan syarat mutlak penggunaan
metode ekspositori. Penguasaan materi yang sempurna akan membuat
kepercayaan diri guru meningkat sehingga guru akan mudah mengelola
kelas, ia akan bebas bergerak, berani menatap peserta didik, tidak takut
dengan perilaku peserta didik yang mengganggu jalannya proses belajar
mengajar.
Agar guru dapat menguasai materi pelajaran maka yang dilakukan yaitu:
1) Pelajari sumber belajar yang muktahir
2) Persiapkan masalah-masalah yang mungkin muncul dengan cara
menganalisis materi pelajaran dengan detail
3) Buat garis besar materi yang disampaikan untuk memandu dalam
penyajian.
c. Kenali Medan dan Berbagai Hal yang dapat Mempengaruhi Proses
Penyampaiaan
Mengenali lapangan atau medan merupakan hal penting dalam
persiapan. Pengenalan medam yang baik memungkinkan guru untuk
mengantisipasi kemungkinan yang menggangu penyajian materi pelajaran.
Hal-hal yang berhubungan dengan medan yang harus dikenali yaitu:
1) Latar belakang siswa yang akan menerima materi misalnya
kemampuan dasar, pengalaman belajar sesuai dengan materi, minat
dan gaya belajar siswa.
2) Kondisi ruangan baik luasnya atau besarnya ruangan, pencahayaanya,
posisi tempat duduk, kelengkapan ruangan. Pemahaman kondisi
ruangan diperlukan untuk mengatur tempat duduk dan menempatkan
media yang digunakan.14
4. Langkah-Langkah dalam Penerapan Metode Ekspositori
a. Guru menyampaikan tujuan dan mempersiapkan peserta didik
b. Guru mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan
c. Guru membimbing pelatihan
d. Guru mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
e. Guru memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan.15
5. Keunggulan dan Kelemahan Metode Ekspositori
1. Keunggulan
Metode ekspositori merupakan metode yang banyak dan sering
digunakan. Hal ini disebabkan strategi ini memiliki beberapa keunggulan,
di antaranya:
14
Ibid, h. 182. 15 Ridwan Abdullah , Inovasi Pembelajaran (Jakarta : Bumi Aksara, 2014), h. 167.
a) Dengan metode ekspositori guru bisa mengontrol urutan dan keluasan
materi pembelajaran, ia dapat mengetahui sampai sejauh mana peserta
didik menguasai bahan pelajaran yang disampaikan.
b) Metode ekspositori dianggap sangat efektif apabila materi pelajaran
yang harus dikuasai peserta didik cukup luas, sementara itu waktu
yang dimiliki untuk belajar terbatas.
c) Melalui metode ekspositori selain peserta didik dapat mendengar
melalui penuturan (kuliah) tentang suatu materi pelajaran, juga
sekaligus siswa bisa melihat atau mengobservasi (melalui pelaksanaan
demonstrasi).
d) Keuntungan lain adalah metode ini bisa digunakan untuk jumlah
peserta didik dan ukuran kelas yang besar.
2. Kelemahan
Di samping memiliki keunggulan, metode ekspositori juga memiliki
kelemahan, di antaranya:
a) Metode ini hanya mungkin dapat dilakukan terhadap peserta didik
yang memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara baik.
Untuk peserta didik yang tidak memiliki kemampuan seperti itu perlu
digunakan metode lain.
b) Metode ini tidak mungkin dapat melayani perbedaan setiap individu
baik perbedaan kemampuan, perbedaan pengetahuan, minat, dan
bakat, serta perbedaan gaya belajar.
c) Karena metode lebih banyak diberikan melalui ceramah, maka akan
sulit mengembangkan kemampuan siswa dalam hal kemampuan
sosialisasi, hubungan interpersonal, serta kemampuan berpikir kritis.
d) Keberhasilan metode ekspositori sangat tergantung kepada apa yang
dimiliki guru, seperti persiapan, pengetahuan, rasa percaya diri,
semangat, antusiasme, motivasi, dan berbagai kemampuan seperti
kemampuan bertutur (berkomunikasi), dan kemampuan mengelola
kelas. Tanpa itu sudah dapat dipastikan proses pembelajaran tidak
mungkin berhasil.
e) Gaya komunikasi metode ekspositori lebih banyak terjadi satu arah
(one-way communication), maka kesempatan untuk mengontrol
pemahaman peserta didik akan materi pembelajaran akan sangat
terbatas pula.
f) Komunikasi satu arah bisa mengakibatkan pengetahuan yang dimiliki
peserta didik akan terbatas pada apa yang diberikan guru.16
16
Wina, Op. Cit, h. 190-191.
B. Teknik Mind Mapping
1. Pengertian Mind Mapping
Mind map adalah sebuah metode penyimpanan, pengaturan informasi
berbentuk jaringan yang menggunakan kata kunci dan gambar, dan akan
menyimpan ingatan secara spesifik serta mendorong pemikiran dan ide baru.
Setiap kata kunci dalam sebuah mind map merupakan fakta, ide dan informasi
yang juga dapat membuka dan melepaskan potensi yang sebenarnya dari
pikiran seseorang. Mind mapping juga merupakan cara mencatat yang kreatif,
efektif, dan secara harfiah akan memetakan pikiran-pikiran individu.
Mind mapping dapat dibuat dengan menggunakan tulisan tangan dengan
mengkombinasikan warna, gambar juga cabang-cabang melengkung sesuai
yang diinginkan, sehingga mind mapping menjadi tidak bosan untuk dilihat
secara visual. Mind mapping merekam seluruh informasi melalui simbol,
gambar, garis, kata, dan warna. Catatan yang dihasilkan menggambarkan pola
gagasan yang saling berkaitan dengan topik utama di tengah dan subtopik
dengan rinciannya diletakkan pada cabang-cabangnya. Oleh karena itu,
catatan dalam bentuk mind mapping memungkinkan otak dapat lebih mudah
memahami ulang gagasan dalam wacana secara utuh dan menyeluruh. Mind
mapping dapat membantu individu dalam banyak hal yaitu, mind mapping
dapat memberikan pandangan menyeluruh terhadap suatu pokok
permasalahan, mendorong seseorang untuk memecahkan masalah dengan
menemukan penyelesaian yang kreatif, dan mind mapping dapat menjelaskan
semua informasi yang sudah dipeta-petakan.17
Menurut Natriani Mind Mapping adalah teknik pemanfaatan seluruh
otak dengan menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk
membentuk kesan. Otak sering kali mengingat informasi dalam bentuk
gambar, simbol, suara, bentuk-bentuk, dan perasaan. Peta ini dapat
membangkitkan ide-ide orisinil dan memicu ingatan yang mudah. Ini jauh
lebih mudah daripada metode pencatatan tradisional karena ia mengaktifkan
kedua belahan otak. Cara ini menyenangkan, menenangkan, kreatif.
Dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Mind Map (peta pikiran)
adalah model yang dirancang untuk membantu peserta didik dalam proses
belajar, menyimpan informasi berupa materi pelajaran yang diterima oleh
peserta didik pada saat pembelajaran, dan membantu peserta didik menyusun
inti-inti yang penting dari materi pelajaran ke dalam bentuk peta, grafik
maupun penggunaan simbol sehingga peserta didik lebih mudah mengingat
pelajaran tersebut. Melalui model pembelajaran Mind Mapping, peserta didik
tidak lagi dituntut untuk selalu mecatat tulisan yang ada di papan tulis atau
yang didiktekan oleh guru secara keseluruhan. Peserta didik akan mengetahui
inti masalah, kemudian membuat peta pikirannya masing-masing sesuai
dengan kreativitas mereka.
17 Tony buzan, Buku Pintar Mind Mapping, (Jakarta : Media Pusaka Utama, 2010), h. 4-5.
2. Langkah-langkah pembuatan mind mapping
Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Mind
Mapping ada beberapa langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
2. Guru menyajikan materi
3. Siswa dibagi kedalam beberapa kelompok yang anggotanya 2 orang
4. Siswa merancang peta pikiran
5. Siswa mempresentasekan hasil diskusi secara berkelompok
6. Kesimpulan.18
Untuk dapat menggunakan pembelajaran mind mapping, ada beberapa
langkah persiapan yang harus dilakukan, antara lain :
1. Mencatatat hasil ceramah dan menyimak poin-poin atau kata kunci-kata
kunci dari ceramah
2. Menunjukkan jaringan-jaringan dan relasi-relasi di antara berbagai poin
atau suatu gagasan kata kunci terkait dengan materi pelajaran
3. Membrainstorming semua hal yang sudah diketahui sebelumnya tentang
topik
18 Natriani Syam, “Penerapan Model Pembelajaran Mind Mapping Dalam Meningkatkan
Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa Kelas IV SDN 54 Kota
Parepare”. Jurnal Publikasi Pendidikan, (2015), h. 184 -185.
4. Merencanakan tahap-tahap awal pemetaan gagasan dengan
memvisualisasikan semua aspek dari topik yang dibahas
5. Menyusun sebuah gagasan dan informasi dengan membuatnya bisa diakses
pada satu lembar saja
6. Menstimulasi pemikiran dan solusi kreatif atas permasalahan-
permasalahan yang terkait dengan pokok bahasan
7. Mengulang pelajaran untuk mempersiapkan tes dan ujian.19
3. Kekurangan dan kelebihan Mind Mapping
a. Kelebihan
1. Menarik dan mudah tertangkap mata
2. Dapat melihat sejumlah besar data dengan mudah
3. Memaksimalkan sistem kerja otak
4. Memacu kreativitas sederhana dan mudah dikerjakan
b. Kekurangan
1. Hanya siswa yang aktif terlibat
2. Tidak sepenuhnya siswa yang belajar
3. Jumlah detail informasi tidak dapat dimasukkan.20
4. Kegunaan mind mapping
19
Miftahul Huda, Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran, (Yogyakarta : Pustaka,
2014), h. 307-308. 20
Swadarma Doni, Penerapan Mind Mapping dalam Kurikulum Pembelajaran, (Jakarta PT.
Elex Media Kompetindo, 2013), h. 9.
a. Memudahkan untuk melihat kembali sekaligus mengulang-ulang ide dan
gagasan
b. Mempermudah proses brainstroming karena ide dan gagasan yang selama
ini tidak mudah direkam maka menjadi mudah dituangkan di atas
selembar kertas.
c. Menyederhanakan struktur ide dan gagasan yang semula rumit, panjang
dan tidak mudah dilihat menjadi mudah
d. Mengasah kemampuan kerja otak karena mind mapping penuh dengan
kreativitas.21
C. Motivasi
1. Pengertian Motivasi
Motivasi ialah dorongan yang sifatnya dari dalam diri peserta didik.
Motivasi ini berperan sebagai tenaga pendorong yang menyebabkan adanya
tingkah laku ke arah tujuan tertentu. Setiap peserta didik pasti memiliki
dorongan belajar tertentu. Pendidik harus mengetahui motivasi peserta didik
dalam belajar, dan mampu memberi motivasi kepada arah pembelajaran yang
benar.22
Motivasi adalah aspek yang sangat penting peserta didik. Tanpa adanya
motivasi tidak mungkin peserta didik memiliki kemauan untuk belajar. Oleh
21
Ibid, h. 8.
22 Chairul Anwar, Teori-Teori Pendidikan Klasik hingga Kontemporer (Yogyakarta :
IRCiSoD, 2017)
karena itu, membangkitkan motivasi merupakan salah satu peran dan tugas
guru dalam setiap proses pembelajaran. Motivasi dapat diartikan sebagai
dorongan yang memungkinkan peserta didik untuk bertindak atau melakukan
sesuatu. Dorongan itu hanya mungkin muncul dalam diri peserta didik
manakala peserta didik merasa membutuhkan. Peserta didik yang merasa
butuh akan bergerak dengan sendirinya untuk memenuhi kebutuhannya. Oleh
sebab itu dalam rangka membangkitkan motivasi, guru harus dapat
menunjukkan pentingnya pengalaman dan materi belajar bagi kehidupan
peserta didik, dengan demikian peserta didik akan belajar bukan hanya
sekedar untuk memperoleh nilai ataupun pujian, akan tetapi didorong oleh
keinginan untuk memenuhi kebutuhannya.
Menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri
seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan
tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan Mc.
Donald ini mengandung tiga elemen penting.23
a. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri
setiap individu manusia.
b. Motivasi diawali dengan munculnya, rasa atau “feeling”, afeksi seseorang.
23 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2010),
h.73.
c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. jadi motivasi dalam hal
ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi, yakni tujuan. Dimana
tujuan ini akan menyangkut soal kebutuhan.
Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan
kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan
sesuatu, dan bila tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau
menghilangkan perasaan tidak suka itu.24
Motivasi sendiri ada dua, yaitu
motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
1. Motivasi intrinsik. Jenis motivasi ini timbul dari dalam diri individu
sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang lain, tetapi dasar kemauan
sendiri.
2. Motivasi ekstrinsik. Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari
luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari
orang lain sehingga dengan keadaan demikian siswa mau melakukan
sesuatu atau belajar.25
Antara motivasi intrinsik dan ekstrinsik saling menambah atau
memperkuat, bahkan motivasi ekstrinsik dapat membangkitkan motivasi
intrinsik. Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi
belajar adalah suatu dorongan, baik yang bersifat internal maupun eksternal
24
Ibid, h. 74. 25
Pupuh Fathurrohman, Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar (Bandung : PT Refika
Aditama, 2014), h. 19-20.
yang membuat siswa bergerak, bersemangat, dan senang belajar secara serius
dan terus-menerus selama kegiatan proses belajar.26
Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan
daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang
menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah
pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar
itu dapat tercapai. Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat
non-intelektual. Seseorang tidak memiliki motivasi, kecuali karena paksaan
atau sekedar seremonial. Seorang siswa yang memiliki inteligensi cukup
tinggi, boleh jadi gagal karena kekurangan motivasi. Hasil belajar akan
optimal kalau ada motivasi yang tepat.27
2. Fungsi Motivasi
Perlu ditegaskan bahwa motivasi berkaitan dengan suatu tujuan yang
berpengaruh pada aktivitas. Fungsi motivasi menurut Sardiman adalah
sebagai berikut:
1. Mendorong manusia untuk berbuat. Artinya motivasi biasanya dijadikan
sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam
hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan
dikerjakan.
26 Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer (Jakarta : Bumi Aksara, 2011),
h. 33. 27
Sardiman, Op. Cit, h. 75.
2. Menentukan arah perbuatan ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan
demikian, motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus
dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
3. Menyeleksi perbuatan, yaitu menentukan perbuatan-perbuatan apa yang
harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan
perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.28
Demikian posisi motivasi yang sangat vital, tetapi tidak berarti
seseorang dapat mencapai hasil belajar yang baik karena berhasil tidaknya
seorang anak dalam belajar itu tidak hanya dipengaruhi oleh motivasi
saja, melainkan banyak faktor yang mempengaruhinya, dan motivasi
hanya salah satunya.
3. Ciri-ciri Motivasi Belajar
Ciri-ciri motivasi yang ada pada siswa di antaranya adalah:
a. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu yang
lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).
b. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa) tidak memerlukan
dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas
dengan prestasi yang telah dicapainya).
c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah.
d. Lebih senang bekerja mandiri.
28 Abdul Majid, Op. Cit, h. 309.
e. Cepat bosan pada tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis,
berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang efektif.
f. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu).
g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu.
h. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.29
Apabila seseorang memiliki ciri-ciri seperti di atas, berarti seseorang itu
memiliki motivasi belajar yang cukup tinggi. Motivasi belajar seperti di atas
akan sangat penting dalam menunjang proses pembelajaran. Ciri-ciri motivasi
belajar di atas yang akan digunakan dalam menyusun kisi-kisi instrumen
angket untuk mengungkap salah satu variabel bebas dalam penelitian ini yaitu
motivasi belajar.
Indikator motivasi belajar yang berbeda, dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
a) Adanya hasrat dan keinginan berhasil
b) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
c) Adanya harapan atau cita-cita masa depan
d) Adanya penghargaan dalam belajar
e) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar
f) Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan
seorang siswa dapat belajar dengan baik.30
29
Ibid, h. 83.
4. Cara Menumbuhkan Motivasi Belajar
Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan
belajar di sekolah, yaitu:
a. Memberi Angka
Angka ini berkaitan denga nilai yang diberikan guru dari kegiatan
belajarnya. Siswa tentunya sangat terpikat dengan nilai-nilai ulangan atau
raport yang tinggi. Nilai-nilai yang baik itu akan menjadikan motivasi
yang kuat bagi para siswa untuk melakukan kegiatan belajar.
b. Hadiah
Hadiah juga dapat dikatakan sebagai motivasi bagi para siswa. Baik
hadiah tersebut berasal dari sekolah kepada siswa yang berprestasi,
maupun dari orang tua atau keluarga.
c. Saingan atau Kompetisi
Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk
mendorong belajar siswa. Baik persaingan individu maupun persaingan
kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
d. Memberi Ulangan
Para siswa akan giat belajar jika mengetahui aka nada ulangan. Oleh
karena itu, ulangan merupakan salah satu motivasi siswa untuk belajar.
30
Hamzah B, Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis Di Bidang Pendidikan
(Jakarta : Bumi Aksara, 2011), h. 23.
Jadi, guru harus terbuka memberitahukan kepada siswanya jika akan
mengadakan ulangan.
e. Ego-involvement
Bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri merupakan salah satu
bentuk motivasi. Seseorang akan berusaha keras untuk mencapai prestasi
yang baik dengan menjaga harga dirinya. Para siswa akan belajar dengan
keras untuk menjaga harga dirinya.
f. Pujian
Dengan pujian yang tepat akan memupuk suasana menyenangkan dan
mempertinggi semangat belajar serta sekaligus akan membangkitkan
harga diri.
g. Hukuman
Hukuman sebagai reinforcement negative tetapi kalau diberikan secara
tepat dan bijak akan dapat menjadi alat motivasi. Jadi guru harus mampu
menerapkan prinsip-prinsip pemberian hukuman secara tepat.
h. Hasrat untuk Belajar
Hasrat untuk belajar berarti pada diri siswa memang ada unsure
kesengajaan dan maksud belajar, sehingga hasil belajar yang disertai
tujuan belajar pasti hasilnya akan lebih baik.
i. Minat
Proses belajar akan berjalan lancar kalau disertai dengan minat terhadap
pelajaran tersebut.31
5. Membangkitkan Motivasi Belajar
1. Menggairahkan Siswa
Guru harus memelihara minat siswa dalam belajar, yaitu dengan
memberikan kebebasan tertentu untuk berpindah dari satu aspek ke lain
aspek pelajaran dalam situasi belajar. Untuk dapat meningkatkan
kegairahan siswa, guru harus mempunyai pengetahuan yang cukup
mengenai disposisi awal siswa-siswanya.
2. Memberikan Harapan Realistis
Guru harus memelihara harapan-harapan siswa yang realistis, dan
memodifikasikan harapan-harapan yang kurang atau tidak realistis. Untuk
ini pengajar perlu memiliki pengetahuan yang cukup mengenai
keberhasilan atau kegagalan akademis siswa pada masa lalu, dengan
demikian pengajar dapat membedakan antara harapan-harapan yang
realistis, pesimis, atau terlalu optimis. Bila siswa terlalu banyak
mengalami kegagalan, maka guru harus memberikan sebanyak mungkin
keberhasilan pada siswa.
3. Memberikan Insentif
31 Sardiman, Op. Cit, h. 92-95.
Bila siswa mengalami keberhasilan, pengajar diharapkan memberikan
hadiah pada siswa (dapat berupa pujian, angka yang baik, dan lain
sebagainya) atas keberhasilannya, sehingga siswa terdorong untuk
melakukan usaha lebih lanjut guna mencapai tujuan-tujuan pengajaran.
Sehubungan dengan hal ini umpan balik merupakan hal yang sangat
berguna untuk meningkatkan usaha siswa.
4. Mengarahkan
Pengajar harus mengarahkan tingkah laku siswa, dengan cara
menunjukkan pada siswa hal-hal yang dilakukan secara tidak benar dan
meminta pada mereka melakukan sebaik-baiknya.32
a. Pergunaan pujian verbal
b. Pergunakan tes dalam nilai secara bijaksana
c. Bangkitkan rasa ingin tahu
d. Untuk tetap mendapatkan perhatian
e. Merangsang hasrat siswa
f. Agar siswa lebih mudah memahami
g. Terapkan konsep-konsep
h. Pergunakan simulasi dan permaian
i. Perkecil daya tarik sistem motivasi yang bertentangan
6. Peranan Motivasi dalam Belajar
32
Slamet, Belajar & Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi (Jakarta : Rineka Cipta, 2013), h.
174-176.
Motivasi berkaitan dengan suatu tujuan. Sehubungan dengan hal tersebut
ada tiga fungsi motivasi, yaitu :
a. Mendorong manusia untuk berbuat, yang akan menjadi penggerak dari
setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
b. Menentukan arah perbuatan, yaitu ke arah yang hendak dicapai.
c. Menyeleksi perbuatan, yaitu menentukan perbuatan-perbuatan apa yang
harus dikerjakan yang sesuai untuk mencapai tujuan, dengan
mengesampingkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan
tersebut.33
Motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan
menjelaskan perilaku individu, termasuk perilaku individu yang sedang
belajar. Ada bebarapa peranan penting dari motivasi dalam belajar dan
pembelajaran antara lain dalam:
1) Menentukan hal-hal yang dapat dijadikan penguat belajar
2) Memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai
3) Menentukan ragam kendali terhadap rangsangan belajar
4) Menentukan ketekunan dalam belajar.
Dengan demikian peran motivasi dalam belajar yaitu sebagai pendorong
siswa untuk berbuat ke arah tujuan yang hendak dicapai dengan menyeleksi
33 Ibid, h. 85.
perbuatan yang bermanfaat untuk mencapai tujuan tersebut, sehingga
ketekunan dalam belajar akan terjadi.34
D. Hasil belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah sejumlah pengalaman yang diperoleh peserta didik
yang mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Belajar tidak hanya
penguasaan konsep teori mata pelajaran saja, tapi juga penguasaan kebiasaan,
persepsi, kesenangan, minat-bakat, penyesuaian sosial, macam-macam
keterampilan, cita-cita, keinginan, dan harapan. Hal ini senada dengan
pendapat Oemar Hamalik yang menyatakan bahwa hasil belajar itu dapat
terlihat dari terjadinya perubahan dari persepsi dan perilaku, termasuk juga
perbaika perilaku. Misalnya pemuasan kebutuhan masyarakat dan pribadi
secara utuh. Belajar merupakan proses yang kompleks dan terjadinya
perubahan perilaku pada saat proses belajar diamati pada perubahan perilaku
pada saat proses belajar diamati pada perubahan perilaku siswa setelah
dilakukan penilaian. Guru harus dapat mengamati terjadinya perubahan
tingkah laku tersebut setelah dilakukan penilaian. Tolak ukur keberhasilan
siswa biasanya berupa nilai yang diperoleh. Nilai itu diperoleh setelah siswa
34
Hamzah, Op. Cit, h. 27.
melakukan proses belajar dalam waktu tertentu dan selanjutnya mengikuti tes
akhir. Kemudian dari tes itulah guru menentukan prestasi belajara siswanya.35
Hasil belajar berkaitan dengan pencapaian dalam memperoleh
kemampuan sesuai dengan tujuan khusus yang direncanakan. Dengan
demikian, tugas utama guru dalam kegiatan ini adalah merancang isntrumen
yang dapat mengumpulkan data tentang keberhasilan peserta didik mencapai
tujuan pembelajaran. Berdasarkan data tersebut guru dapat mengembangkan
data memperbaiki program pembelajaran. Sedangkan, tugas seorang desainer
dalam menentukan hasil belajar selain menentukan instrumen beserta kriteria
keberhasilannya. Hal ini perlu dilakukan, sebab dengan kriteria yang jelas
dapat ditentukan apa yang harus dilakukan peserta didik dalam mempelajari
isi atau bahan pelajaran.36
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang diperoleh peserta
didik setelah menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat
dilakukan didalam kehidupan sehari-hari.
Dalam sistem pendidikan nasional rumusan pendidikan, baik tujuan
kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar
35
Rusman, Pembelajaran Tematik Terpadu (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2015), h.
67. 36
Wina Sanjaya, Perencanaan Dan Desain Sistem Pembelajaran (Jakarta : Prenadamedia
Group, 2015), h. 13.
dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga
ranah. Yakni ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Beberapa pengertian hasil belajar di atas, maka dapat menyimpulkan
bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh individu setelah
proses kegiatan belajar mengajar berlangsung yang hasilnya berupa nilai,
angka atau perubahan sikap dan tingkah laku. Belajar seseorang dapat
meningkatkan kemampuan yang baik dalam bidang pengetahuan
keterampilan, nilai dan sikap yang dapat bermanfaat bagi peserta didik itu
sendiri.
2. Kriteria Hasil Belajar
Kriteria Hasil belajar menurut teori Benjamin S. Bloom secara garis besar
terbagi menjadi tiga ranah yakni :
a) Ranah kognitif
Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu
pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian.
Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat tinggi rendah dan keempat
aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.
b) Ranah afektif
Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang
kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi,
dan karakterisasi dengan susatu nilai atau kompleks nilai.
c) Ranah psikomotorik
Berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak,
ada 6 aspek meliputi gerakan reflex, gerakan dasar, perseptual,
keharmonisan dan ketetapan, kompleks, ekspresif dan interpretative.37
Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Di antara
ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para
guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam
menguasai isi bahan pengajaran.38
Lebih lanjut Bloom menjelaskan bahwa “Domain kognitif terdiri dari
atas 6 kategori” yaitu:
a. Pengetahuan (knowledge), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut
peserta didik untuk dapat mengenali atau mengetahui adanya konsep,
prinsip, fakta atau istilah tanpa harus mengerti atau dapat
menggunakannya.
b. Pemahaman (comprehension), yaitu jenjang untuk memahami atau
mengerti tentang materi pelajaran yang disampaikan guru dan dapat
memanfaatkannya tanpa harus menghubungkannya dengan hal-hal lain.
Kemampuan ini dijabarkan lagi menjadi tiga yaitu menerjemahkan,
menafsirkan dan mengekstrapolasi.
37
Oemar Hamalik, Kurikulum Dalam Pembelajaran, (Jakarta : Bumi Aksara, 2002), h. 161. 38
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2009), h. 23.
c. Penerapan (application), yaitu jenjang untuk menggunakan ide-ide
umum, tata cara ataupun metode, prinsip dan teori-teori dalam situasi
baru dan konkret.
d. Analisis (analysis), yaitu jenjang untuk menghasilkan sesuatu yang baru
dengan cara menggabungkan sebagai faktor. Hasil yang diperoleh dapat
berupa tulisan, rencana atau mekanisme.
e. Evaluasi (evaluation), yaitu jenjang untuk dapat mengevaluasi suatu
situasi, keadaan, pernyataan atau konsep berdasarkan kriteria tertentu.
Menurut Bloom ranah kognitif menggolongkan dan mengurutkan
keahlian berpikir yang menggambarkan tujuan yang diharapkan. Proses
berpikir mengekpresikan tahap-tahap kemampuan yang harus siswa
kuasai, sehingga dapat menunjukkan kemampuan mengolah pikirannya
sehingga mampu mengaplikasikan teori ke dalam perbuatan. Konsep
tersebut mengalami perbaikan seiring dengan perkembangan dan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah seorang murid bloom
yang bernama Anderson merevisi taksonomi Bloom pada tahun 1990.
Hasil perbaikannya dipublikasikan pada tahun 2001 dengan nama “Revisi
Taksonomi Bloom”.39
1. Ranah Kognitif
39 Rusman, Op. Cit, h. 69.
Dalam revisi ini perubahan kata kunci, pada kategori dari kata benda
menjadi kata kerja. Masing-masing kategori masih diurutkan secara
hierarkis, dari urutan terendah ke yang lebih tinggi. Dari jumlah enam
kategori pada konsep terdahulu tidak berubah jumlahnya karena
Anderson memasuki kategori baru yaitu creating yang sebelumnya
tidak ada.
Berikut ini taksonomi ranah kognitif yang disam[paikan oleh Lorin
Anderson berikut kata kerjanya:
a) Mengingat (C1)
Mengingat adalah menarik kembali informasi pengetahuan yang
tersimpan dalam memori jangka panjang. Mengingat merupakan
proses kognitif yang paling rendah tingkatannya. Namun, tipe hasil
belajar ini menjadi prasarat bagi tipe hasil belajar berikutnya.
b) Memahami (C2)
Memahami adalah mengkontruksi makna dari atau pengertian
berdasarkan pengetahuan awal yang dimiliki, mengaitkan informasi
yang baru denagn pengetahuan yang telah dimiliki, atau
mengintegrasikan pengetahuan yang baru kedalam skema yang telah
ada dalam pemikiran siswa.
c) Mengaplikasikan (C3)
Mengaplikasikan mencangkup penggunaan prosedur guna
menyelesaikan masalah atau mengerjakan tugas. Oleh karena itu
mengaplikasikan berkaitan erat dengan pengetahuan prosedural.
d) Menganalisis (C4)
Menguraikan suatu permasalahan atau obyek ke unsur-unsurnya
dan menentukan bagaimana saling keterkaitan antar unsur-unsur
tersebut dan strukturnya besarnya.
e) Mengevaluasi (C5)
Membuat suatu pertimbangan berdasarkan kriteria dan standar
yang ada.
f) Mencipta (C6)
Mencipta adalah memadukan bagian-bagian untuk membentuk
sesuatu yang baru dan koheren atau untuk membuat suatu produk
yang original.
2. Ranah Afektif
Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe hasil belajar
afektif tanpak pada peserta didik dalam berbagai tingkat laku seperti
perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai
guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar dan hubungan sosial. Ada
beberapa jenis katagori ranah afektif sebagai hasil belajar, diantarnya :
a. Penerimaan (attending)
Penerimaan yaitu semacam kepekaan dalam menerima rangsangan
(stimulasi) dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk
masalah, situasi, gejala dan lain-lain.
b. Jawaban (responding)
Jawaban yaitu reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap
stimulasi yang datang dari luar. Hal ini mencakup ketepatan reaksi,
perasaan, kepuasan dalam menjawab stimulasi dari luar yang datang.
c. Penilaian (valuing)
Berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau
stimulasi tadi. Dalam evaluasi ini termasuk di dalamnya kesediaan
menerima nilai, latar belakang atau pengalaman untuk menerima
nilai dan kesepakantan terhadap nilai.
d. Organisasi
Pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem organisasi, termasuk
hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan dan prioritas nilai
yang telah dimiliki. Yang termasuk ke dalam organisasi ialah konsep
tentang nilai, organisasi tentang nilai dan lain-lain.
e. Internalisasi (karakteristik)
Keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang
mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Kedalamnya
termasuk keseluruhan nilai dan karakteristiknya.40
3. Ranah Psikomotorik
Ranah Psikomotorik, berkaitan dengan hasil belajar keterampilan
dan kemampuan bertindak. Ada enam tingkatan keterampilan, yakni:
a. Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar)
b. Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar
c. Kemampuan perceptual, termasuk di dalamnya membedakan visual,
membedakan audutif, motoris, dan lain-lain.
d. Kemampuan dibidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan dan
ketepatan
e. Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai
pada keterampilan yang kompleks
f. Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi.41
3. Ciri-ciri Hasil Belajar
Mengenai hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik melalui proses
belajar optimal harus mempunyai ciri sebagai berikut:
40
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada), h.
29-31. 41
Ibid, h.31.
a. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menimbulkan motivasi belajar
intensif pada diri siswa.
b. Menambah keyakinan untuk kemampuan dirinya
c. Hasil belajar yang diperoleh siswa secara keseluruhan mencakup ranah
kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik.
d. Kemampuan siswa untuk mengontrol ,untuk menilai dan mengendalikan
dirinya terutama dalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai
dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya. Jadi, yang dimaksud
hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki baik bersifat pengetahuan
(kognitif), sikap (afektif), maupun keterampilan (psikomotorik) yang
semuanya ini diperoleh melalui proses belajar mengajar.42
4. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Gagne (dalam jurnal publikasi pendidikan Natriani) menjelaskan bahwa
hasil belajar merupakan “kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta
didik sebagai akibat perbuatan belajar dan dapat diamati melalui penampilan
peserta didik”. Hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki oleh
peserta didik dari proses belajar yang dapat dilihat dari sikap, berbagai
pengetahuan, dan berbagai keterampilan yang dimilikinya.
42
Muh. Yusuf Mappeasse, Pengaruh Cara Dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar
Programmable Logic Controller (Plc) Siswa Kelas III Jurusan Listrik Smk Negeri 5 Makassar, Jurnal
Medtek, 2009.
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar meliputi faktor internal
dan faktor eksternal, yaitu:
a. Faktor Internal
1) Faktor Fisiologis
Secara umum kondisi fisiologis, seperti kondisi kesehatan yang prima,
tidak dalam keadaan yang lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat
jasmani dan sebagainya. Hal-hal tersebut dapat mempengaruhi siswa
dalam menerima materi pelajaran.
2) Faktor Psikologis
Setiap individu dalam hal ini siswa pada dasarnya memiliki kondisi
psikologis yang berbeda-beda, tentunya hal ini turut memengaruhi
hasil belajarnya. Beberapa faktor psikologis meliputi inteligensi (IQ),
perhatian, minat, bakat, motif, motivasi, kognitif, dan daya nalar siswa.
b. Faktor Ekternal
1) Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan dapat memengaruhi hasil belajar. Faktor lingkungan
ini meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan alam
misalnya suhu, kelembapan, dan lain-lain. Belajar pada tengah hari di
ruang yang memiliki ventilasi udara yang kurang tentunya akan
berbeda suasana belajarnya dengan yang belajar di pagi hari yang
udaranya masih segar dan di ruang yang cukup mendukung untuk
bernapas lega.
2) Faktor Instrumental
Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan
penggunannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan.
Faktor yang diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk mencapai
tujuan-tujuan belajar telah direncanakan.43
Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh faktor siswa dan faktor
guru itu sendiri. Berbagai Penyebabnya dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Permasalahan yang disebabkan siswa antara lain:
a) Siswa hanya belajar secara individual
b) Siswa kurang percaya diri dalam menyampaikan pendapatnya
c) Siswa hanya membuat catatan-catatan biasa yang bersifat monoton.
Cara penerimaan informasi akan kurang efektif karena proses
penguatan daya ingat hanya berupa catatan. Catatan yang dibuat oleh
siswa hanya catatan yang bersifat monoton, siswa tidak dibiasakan berfikir
atau menemukan ide secara kritis.
2. Permasalahan yang disebabkan oleh guru antara lain:
a. Guru kurang variatif dalam menerapkan metode pembelajaran
b. Guru hanya memberikan catatan biasa
43
Rusman, Op. Cit, h. 67-68.
c. Guru kurang membelajarkan siswa secara berkelompok.44
E. Penelitian yang Relevan
Berdasarkan kajian teori yang dilakukan, berikut ini dikemukakan beberapa
penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh
peneliti sebagai berikut :
1. Arsana et.al. dalam penelitian pada tahun 2014 yang berjudul “Pengaruh
Metode Ekspositori yang Dikombinasikan dengan Mind Mapping Terhadap
Hasil Belajar IPA”. Penelitian ini berpengaruh terhadap hasil belajar IPA siswa
kelas V SD Negeri di Desa Bebetin tahun pelajaran 2013/2014.45
2. Salmawati dalam penelitian yang berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar
Fisika Melalui Metode Ekspositori Dengan Pemberian Kuis” dapat
disimpulkan hasil belajar fisika pada peserta didik kelas XI IPA2 SMA Negeri
2 Polut Takalar melalui metode ekspositori dengan pemberian kuis mengalami
peningkatan.46
3. Widiari dalam penelitian pada tahun 2014 yang berjudul “Pengaruh Metode
Pembelajaran Mind Mapping dan Ekspositori Terhadap Hasil Belajar
Matematika Di SD Gugus IX Kecamatan Buleleng” dapat disimpulkan bahwa
44
Natriani Syam, Op. Cit, h. 186.
45 I Made Rupia Arsana, Pengaruh Metode Ekspositori Yang Dikombinasikan Dengan Mind
Mapping Terhadap Hasil Belajar Ipa. (Jurnal Mimbar, Vol: 2 No: 1, 2014), h.2.
46
Salmawati, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Melalui Metode Ekspositori Dengan
Pemberian Kuis. Jurnal Pendidikan Fisika, Vol: 2 No: 2 ISSN: 2302-8939, h. 100.
metode pembelajaran mind mapping berpengaruh positif terhadap hasil belajar
matematika dibandingkan dengan metode pembelajaran ekspositori.47
4. Ernawati dalam penelitian pada tahun 2016 yang berjudul “Peningkatan
Menghitung Operasi Bilangan Bulat Dengan Metode Ekspository Berbantuan
Media Garis Bilangan” Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan
metode ekspository berbantuan media garis bilangan dapat meningkatkan
kemampuan menghitung operasi bilangan bulat yang ditunjukkan dari hasil
nilai tes evaluasi. Penggunaan metode ekspository berbantuan media garis
bilangan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran operasi
hitung bilangan bulat.48
5. Kusuma dalam penelitian pada tahun 2017 yang berjudul “Perbedaan Hasil
Belajar Matematika Peserta Didik Menggunakan Metode Pembelajaran
Matematika Realistik dan Metode Ekspositori pada Materi Relasi dan Fungsi di
Kelas VIII SMPN 205 Jakarta” penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan antara hasil belajar matematika peserta didik yang
47
Made Widiari, Pengaruh Metode Pembelajaran Mind Mapping dan Ekspositori Terhadap
Hasil Belajar Matematika Di SD Gugus IX Kecamatan Buleleng. Jurnal Teknologi Pendidikan, Vol: 2
No: 1 (2014), h. 1. 48
Sri Eti Ernawati, Peningkatan Menghitung Operasi Bilangan Bulat Dengan Metode
Ekspository Berbantuan Media Garis Bilangan. Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 2 ISSN
2087-3557 (Mei 2016), h. 1.
diajarkan menggunakan metode pembelajaran matematika realistik dan metode
ekspositori pada materi ajar relasi dan fungsi.49
6. Rizal M dalam penelitian pada tahun 2016 yang berjudul “Efektivitas
Penerapan Metode Ekspositori Berbasis Kuis Terhadap Hasil Belajar
Matematika Siswa Kelas VIII MTsN MA ’ R A N G Kabupaten Pangkep”
Metode ekspositori berbasis kuis efektif dalam meningkatkan hasil belajar
matematika siswa kelas VIII MTsN Ma‟rang yang berdasarkan pada hasil
analisis inferensial dengan menggunakan rumus efisiensi relatif.50
Perbedaan penelitian yang relevan dengan penelitian ini yaitu peneliti
menggunakan metode ekspositori yang dikombinasikan dengan mind mapping
terhadap motivasi dan hasil belajar kognitif pada peserta didik kelas VIII di
SMP SUMBANGSIH. Dalam penelitian relevan yang terdahulu peneliti hanya
menggunakan satu variabel terikat saja sedangkan dalam penelitian ini selain
melihat hasil belajar kognitif peserta didik peneliti juga ingin mengetahui
sejauh mana motivasi belajar peserta didik dengan menggunakan metode
ekspositori yang dikombinasikan dengan mind mapping. Selain itu penggunaan
49
Arie Purwa Kusuma, Perbedaan Hasil Belajar Matematika Peserta Didik Menggunakan
Metode Pembelajaran Matematika Realistik dan Metode Ekspositori pada Materi Relasi dan Fungsi
di Kelas VIII SMPN 205 Jakarta. Jurnal Buana Pendidikan No. 24 (Oktober 2017), h. 199. 50
Muh. Rizal M, Efektivitas Penerapan Metode Ekspositori Berbasis Kuis Terhadap Hasil
Belajar Matematika Siswa Kelas VIII MTsN MA ‟ R A N G Kabupaten Pangkep. Jurnal Matematika
dan Pembelajaran Volume 4 Nomor 2 p-ISSN: 2354-6883 e-ISSN: 2581-172X (Desember 2016), h.
172.
media mind mapping akan meningkatkan motivasi dan konsentrasi peserta
didik selama proses pembelajaran berlangsung.
F. Kerangka Berpikir
Berfikir merupakan hubungan antara variabel yang disusun dari berbagai
teori yang telah dideskripsikan. Berdasarkan teori-teori yang telah dideskripsikan
tersebut, selanjutnya dianalisis secara kritis dan sistematis sehingga menghasilkan
sintesis tentang hubungan variabel tersebut, selanjutnya digunakan untuk
merumuskan hipotesis.51
Pemilihan metode yang tepat sangat diperlukan untuk melibatkan peserta
didik secara optimal mungkin baik dalam aspek kognitif, psikomotor, maupun
afektif. Metode pembelajaran harus dirangcang dengan baik sesuai dengan
tuntutan kurikulum dengan cara memiliki pendekatan, metode dan media,
sehingga motivasi dan hasil belajar siswa dapat tercapai dengan optimal.
Pembelajaran dengan mengunakan metode ekspositori yang dikombinasikan
dengan mind mapping diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar
kognitif peserta didik, sehingga menjadi aktif menggali ide-ide baru, memecahkan
permasalahan, memberikan jawaban berani mengeluarkan pendapatnya, dan
membuat peta pikiran lewat catatan-catatan, sehingga peserta didik akan menjadi
lebih mudah mempelajari materi pelajaran.
Diagram kerangka berpikir
51
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif R&D (Bandung : Alfabeta,
2012),h. 92.
Gambar 2.1
Bagan kerangka berpikir
G. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H0 : Tidak ada pengaruh Metode Ekspositori yang Dikombinasikan dengan Mind
Mapping Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar kognitif Pada Mata Pelajaran
IPA
metode yang digunakan guru masih bersifat teacher
centered dimana hanya berpusat pada guru saja
Motivasi dan hasil belajar kognitif rendah
metode pembelajaran ekspositori yang dikombinasikan
dengan mind mapping.
mengundang atau membangun minat belajar siswa untuk
mencapai keberhasilan selama berlangsungnya
pembelajaran
menumbuhkan motivasi dan hasil belajar peserta didik
sehingga menjadi aktif dan motivasi dan hasil belajar
meningkat
H1 : Terdapat pengaruh Metode Ekspositori yang Dikombinasikan dengan Mind
Mapping Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar kognitif Pada Mata Pelajaran
IPA
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode ini merupakan quasy eksperiment dengan posttest only control group
design. Melibatkan dua kelas yaitu kelas eksperimen yang memperoleh metode
ekspositori yang dikombinasikan dengan mind mapping sedangkan kelas kontrol
menggunakan metode ceramah.52
Tabel 3.1
Rancangan Penelitian Quasy Eksperiment
Grup Perlakuan Posttest
Kontrol C O2
Eksperimen X O2
Penjelasan :
O2 : posttest / tes akhir kelas eksperimen dan kontrol
X : memanfaatkan metode ekspositori yang dikombinasikan dengan mind
mapping
C : metode ceramah
B. Variabel Penelitian
Terdiri dari variabel bebas dan terikat variabel tersebut adalah :
1. Metode ekspositori yang dikombinasikan dengan mind mapping disebut
variabel bebas varibel yang mempengaruhi (X)
52 Riyanto Metodologi Pendidikan, (Jakarta: SIC,2011), h. 4.
2. Motivasi belajar (Y1), Hasil belajar kognitif (Y2) disebut variabel independent
variabel yang dipengaruhi (Y)
Gambar 3.1. Hubungan variable X dengan Y1 dan Y2
Penjelasan :
X = Metode ekspositori yang dikombinasikan dengan mind mapping
Y1= Motivasi
Y2= Hasil belajar kognitif
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling
1. Populasi
Segenap peserta didik kelas VIII SMP SUMBANGSIH Tahun Ajar 2018/2019
2. Sampel
Kelas VIII.1 (30 peserta didik) sebagai eksperimen dan kelas VIII.2 (32
peserta didik) sebagai kontrol.
3. Teknik Sampling
Memanfaatkan teknik cluster random sampling.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Tes
X Y1
Y2
Tes tertulis berdasarkan indikator hasil belajar kognitif pada materi struktur
dan fungsi tubuh tumbuhan yang terdiri dari 20 soal pilihan ganda.
2. Angket
Teknik angket yang digunakan berupa daftar checklist yang diberikan secara
langsung kepada subjek peneliti, cara pengisian memberi tanda centang (√)
pada penyataan yang sesuai.
3. Dokumentasi
Dokumentasi berupa foto saat penelitian berlangsung.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan terdapat dua jenis yaitu tes dan non tes
1. Tes kemampuan hasil kognitif
Peneliti memberikan 20 pertanyaan dalam bentuk pilihan ganda dengan
indikator hasil belajar kognitif C1 (Pengetahuan), C2 (Pemahaman), C3
(Aplikasi) dan C4 (Analisis)
Keterangan:
NP : Kadar persen yang di harapkan.
R : Poin mentah
SM : Poin maksimum ideal
100 : Nomor tetap. 53
Selanjutnya, ada 4 kategori hasil belajar sebagai berikut:
Skema 3.254
Pedoman Penilaian Hasil Belajar
Tingkat
Penguasaan
Predikat
80-100 Baik Sekali
66-79 Baik
56-65 Cukup
40-55 Kurang
30-39 Kurang Sekali
2. Angket Motivasi
Angket yang digunakan peneliti sebanyak 25 pernyataan yang bersifat tertutup
dengan indikator motivasi belajar tersebut.
Skema 3.355
Skala likert
Alasan Poin
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Tidak Setuju (TS) 2
Ragu-Ragu (RG) 3
Setuju (S) 4
Sangat Setuju (SS) 5
Standar penskoran menggunakan aturan sebagai berikut : 56
53
Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pembelajaran (Bandung:
Rosdakarya, 2013) ,h.102 54 Suharsimi Arikonto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h.
281. 55 Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung Alfabeta, 2015), h. 135.
Nilai =
Tabel 3.457
Penilaian Motivasi
Nilai Predikat
86-100 Sangat Bagus
76-85 Bagus
60-75 Layak
55-59 Minim
≤ 54 Minim Sekali
F. Uji Instrumen
Instrumen yang digunakan peneliti adalah:
1. Uji Validitas
Validitas ini dihitung dengan koefisien menggunakan product moment
yang dikemukakan oleh person sebagai berikut:
( )(( )
√[ ( )][ ( )]
Keterangan:
: Koefisien Korelasi
: Banyaknya subjek yang dikenai tes
: Skor untuk butir ke-I (dari subyek uji coba)
: Total skor (dari subyek uji coba)58
56 Anas sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta : Rajawali, 2012), h. 318. 57
Ngalim, Op.Cit. h,103 58
Suharsimi, Arikunto. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h.
72.
Tabel 3.5
Interprestasi indeks korelasi “r”Product moment”
Besarnya “r”Product moment” (rxy) Interpretasi
rxy ≤ 0, 30 Tidak valid
rxy> 0,30 Valid
Sumber : Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D, 2012.
2. Uji Reliabilitas
Menggunakan rumus Alpha Cronbach
( ){
}
Keterangan :
ri : Reliabilitas instrumen secara keseluruhan
k : Banyaknya item/butir soal
: Varian total
: Jumlah seluruh varians masing-masing soal
Kriteria :
Nilai koefesien ( ) akan dibandingkan dengan koefesien korelasi tabel
𝑎𝑏𝑒𝑙= (𝛼, −2). Jika 11> 𝑎𝑏𝑒𝑙, maka instrumen reliabel59
.
59
Hery Susanto, Achi Rinaldi, Novalia, “Analisis Validitas Reabilitas Tingkat Kesukaran
dan Daya Beda pada Butir Soal Ujian Akhir Semester Ganjil Mata Pelajaran Matematika”. Al-Jabar:
Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 6, No. 2, (2015), h. 206.
3. Uji Tingkat Kesukaran
Derajat kesukaran tes bisa diukur menggunakan rumus60
:
I
Keterangan :
I : Indikator kesukaran
B : Banyak jawaban benar
J : Banyak peserta tes
Tabel 3.6
Kategori Tingkat Kesukaran
Penanda Kesukaran Kategori
P > 0,70 Mudah
0,3 Sedang
P < 0,30 Sukar
4. Uji Daya Pembeda
Rumus yang digunakan yakni :
D =
Keterangan :
J = jumlah peserta tes
JA = banyaknya peserta grup atas dikali skor maks
JB = banyaknya peserta grup bawah dikali skor maks
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menanggapi soal dengan
akurat
60 Ibid, h. 207
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang memenuhi soal dengan
akurat
PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Tabel 3.761
Kriteria daya pembeda
Daya Pembeda Keterangan
0,71 ≤ D ≤ 1,00 Sangat Baik
0,41 ≤ DP ≤ 0,70 Baik
0,21 ≤ DP ≤ 0,40 Cukup
DP < 0,20 Jelek
G. Sistem Analisis Data
1. Uji Prasyarat
a. Tes Normalitas data
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang
diambil dalam penelitian berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas
populasi harus dipenuhi sebagai syarat untuk menentukan perhitungan
yang akan dilakukan pada uji hipotesis berikutnya, menggunakan metode
lilliefors.62
Dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Mengurutkan data sampel dari kecil ke besar
2. Mengurutkan nilai Z dari tiap-tiap data, dengan rumus:
61
Suharsimi, Op.Cit. h. 389. 62
Sudjana, Metode Statistik (Bandung: Pustaka Tarsito, 2001), h. 466.
Keterangan:
S = simpangan baku data tunggal
X = data tunggal
X = rata-rata data tunggal
3. Menentukan nilai Z tabel F(Z) dengan menggunakan tabel normal
buku dari O ke Z berdasarkan nilai Z skor
4. Menentukan S(Z) dengan rumus S(Z)=f kum: N
5. Menentukan nilai L0 dengan rumus F(Z)-S(Z) kemudian tentukan
nilai mutlaknya. Ambil yang paling besar dan bandingkan dengan Lt
dari tabel liliefors.
Adapun kriteria pengujian adalah
Jika harga L0< Lt maka data berdistribusi normal.
Jika harga L0> Lt maka data tidak berdistribusi normal.
b. Tes Homogenitas
Uji ini untuk mengetahui kesamaan antara dua keadaan atau populasi.
Uji homogenitas yang digunakan adalah uji homogenitas dua varians
atau uji fisher, yaitu:63
Menghitung varians terbesar dan terkecil
63
Sugiyono, Op.Cit. h. 275-276.
s
XXz i
i
𝑎 𝑎 𝑒 𝑏𝑒 𝑎
𝑎 𝑎 𝑒 𝑒𝑐 𝑙
a. Bandingkan nilai F hitung dengan F tabel, dengan rumus:
Dk pembilang = na-1 (untuk varians terbesar)
Dk penyebut = nc-1 (untuk varians terkecil)
b. Taraf signifikan (α) = 0,05
c. Kriteria untuk uji homogenitas ini adalah
H0 diterima jika Fh≤ Ft
H0 ditolak jika Fh > Ft
2. Uji Hipotesis Penelitian
a. Uji-t
Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian adalah tes “t”, karena
dalam pengujian ini, peneliti akan mencari perbedaan rata-rata dari
kedua sampel. Tes “t” atau“t” Test, merupakan tes statistik yang
dipergunakan untuk menguji kebenaran atau kepalsuan hipotesis nol
yang menyatakan bahwa di antara dua buah mean sampel yang diambil
secara random dari populasi yang sama, tidak terdapat perbedaan
yang signifikan.64
64
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011),
h.278.
Pengujian hipotesis menggunakan uji t dengan persamaan sebagai
berikut65
:
√
(
√
) ( √
)
Keterangan:
t : Nilai t hitung
: Rata-rata sampel 1
: Rata-rata sampel 2
: Simpangan baku sampel 1
: Simpangan baku sampel 2
: Banyak data sampel 1
: Banyak data sampel 2
r : Korelasi antara X1 dan X2
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut:
H0 = Tidak ada pengaruh metode ekspositori yang dikombinasikan
dengan mind mapping terhadap motivasi dan hasil belajar
kognitif pada mata pelajaran IPA.
H1 = Terdapat pengaruh metode ekspositori yang dikombinasikan
dengan mind mapping terhadap motivasi dan hasil belajar
kognitif pada mata pelajaran IPA.
65
Syazali, Olah Data Penelitian Pendidikan (Bandar Lampung : Anugrah Utama Raharja,
2014), h. 65.
Adapun kriteria pengujiannya adalah
H0 ditolak, jika t hitung<α (0,05).
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Analisis Hasil Uji Coba
Validitas, reliabilitas, daya pembeda serta tingkat kesukaran diperoleh dari
angket dan soal yang di uji coba ke 30 peserta didik kelas IX SMP
SUMBANGSIH.
a. Uji Validitas
Butir soal analisis validasi hasil belajar kognitif bisa dilihat dari tabel 4.1
dan angket tabel 4.2.
Tabel 4.1
Uji validitas butir soal
No Keterangan Butir Soal
1 Invalid 3, 5, 9, 11, 13, 17, 20, 22, 28, 30
2 Valid 1, 2, 4, 6, 7, 8, 10, 12, 14, 15, 16, 18, 19, 21, 23, 24,
25, 26, 27, 29
Sumber : olah data (perhitungan lampiran 4.1)
Tabel 4.2
Uji Validitas angket
No Keterangan Butir Soal
1 Invalid 2, 8, 11, 14, 24,
2 Valid 1, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 12, 13, 15, 16, 17, 18, 19, 20,
21, 22, 23, 25, 26, 27, 28, 29, 30
Sumber : olah data (perhitungan lampiran 4.2)
b. Uji Reliabilitas
Perhitungan hasil memperlihatkan bahwa tes sebesar 0,71 menghasilkan
perolehan yang sama saat dipakai pada waktu yang berdeda.
c. Uji Tingkat Kesukaran
Adapun hasil analisis tingkat kesukaran butir soal dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.3
Perhitungan taraf kesukaran
No Keterangan Bagian Soal
1 Sukar 8, 9, 10, 11, 18, 19, 25, 28
2 Sedang 3, 4, 5, 7, 13, 15, 16, 17, 20, 21, 24, 27, 29, 30
3 Mudah 1, 2, 6, 12, 14, 22, 23, 26
Sumber : olah data (perhitungan lampiran 4.3)
d. Uji Daya Beda
Tabel 4.4
Uji daya beda
No Keterangan No butir soal
1 Jelek 5, 8, 9, 11, 13, 18, 19, 20, 22, 24, 25, 30
2 Cukup 1, 2, 4, 6, 10, 12, 14, 15, 16, 17, 21, 26, 27, 28
3 Baik 3, 7, 23, 29
4 Baik sekali 9
Sumber : olah data (perhitungan lampiran 4.4)
B. Data Hasil Penelitian
Data yang dipakai untuk motivasi beserta hasil belajar kognitif peserta didik
adalah posttest. Data diterima dari kelas kontrol dengan metode ceramah dan
kelas eksperimen menggunakan metode ekspositori yang dikombinasikan dengan
mind mapping. Dimana data nantinya akan di uji normalitas, uji homogenitas dan
uji-t.
1. Hasil belajar kognitif kelas eksperimen dan kontrol
Perolehan posttestpeserta didik disajikan dalam bentuk :
Tabel 4.5
Perolehan Posttest
Kelas Hasil
Rata-rata Nilai Terendah Nilai Tertinggi
Kontrol 60 80 68,1
Eksperimen 65 85 76,2
Perolehan dari tabel, nilai rata-rata posttest kelas kontrol 68,1 sedangkan
kelas eksperimen 76,2, dimana nilai kelas eksperimen meningkat dibandingkan
kelas kontrol.
Berdasarkan analisis posttestkelas eksperimen dan kontrol yaitu:
Gambar 4.1 Diagram Hasil Rata-rata Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
2. Analisis persentase ketercapaian indikator hasil belajar kognitif
Hasil yang didapat dari kelas eksperimen dan kontrol menunjukkan
pencapaian indikator.
Tabel 4.6
Persentase Hasil Belajar Eksperimen Dan Kontrol
Taksonomi
Bloom
(Pengetahuan)
C1
(Pemahaman)
C2
(Aplikasi)
C3
(Analisis)
C4
Kelas
ekperimen 71% 59% 20% 16%
Kelas kontrol 61% 51% 23% 14%
76.2
68.1
64
66
68
70
72
74
76
78
Eksperimen Kontrol
Nilai posttestyang diperoleh pada indikator kognitif kelas eksperimen
Pengetahuan 71%, Pemahaman 59%, Aplikasi16%, Analisis 16% kemudian
kelas kontrol Pengetahuan 61%, Pemahaman 51%, Aplikasi 23%, Analisis
14%, Pengetahuan, Pemahaman, Analisis kategori kontrol lebih rendah
dibanding kategori eksperimen. Nilai perindikator hasil belajar dapat dilihat
pada :
Gambar 4.2 Persentase hasil belajar kognitif
3. Uji Hipotesis Penelitian
a. Uji Normalitas
Uji yang digunakan tes liliefors pada tabel 4.7
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
Mengingat Memahami Mengaplikasi menganalisis
71%
59%
20%
16%
61%
53%
23%
14%
Eksperimen
Kontrol
Tabel 4.7
Uji Normalitas
Kelas Eksperimen dan Kontrol
Pencapaian yang didapat dari kelas eksperimen sebesar 0,1560, Lhitung
membuktikan kelompok ekperimen berdistribusi normal, sedangkan
kelompok kontrol sebesar 0,1482, jumlah Lhitung menunjukkan data kedua
kelas berdistribusi normal. Kedua kelompok ini memenuhi kriteria Lhitung
Ltabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa dari kedua kelas berdistribusi
normal saat posttest.
Uji yang dilakukan pada tabel 4.7 membuktikan nilai tes akhir kelas
eksperimen dan kontrol berdistribusi normal sehingga bisa diteruskan
dengan uji selanjutnya.
b. Uji Homogenitas
Uji yang digunakan untuk mengetahui homogenitas data dalam penelitian
ini menggunakan uji fisher dengan taraf signifikasi α = 0,05. Adapun
kriteria penerimaan data homogen atau tidak adalah sebagai berikut: Jika
Statistik Eksperimen Kontrol
Posttest Posttest
N 32 30
76 68
SD 6,0907 6,0860
Lhitung 0,1560 0,1482
Ltabel 0,1566 0,1617
Pencapaian NORMAL
Fhitung Ftabel, Ho diterima maka sampel homogen. Jika Fhitung Ftabel, Ho
ditolak maka sampel tidak homogen.
Uji homogenitas dapat diketahui sesungguhnya nilai perolehan belajar
kognitif peserta didik pada grup eksperimen dan kontrol menurut
keseluruhan mempunyai karakter sama atau homogen.
Tabel 4.8
Hasil Uji Homogenitas Kelas Eksperimen Dan Kontrol
Statistik Posttest
Eksperimen Kontrol
SD2
76 68
Fhitung 0,9992
Ftabel 1,8349
Pencapaian HOMOGEN
Diketahui Fhitung = 0,9992, sedangkan Ftabel sebesar 1,8349. Dari kedua
data tersebut didapatkan Fhitung < Ftabel, maka pencapaian kedua sampel
terbilang memiliki varian yang setara atau homogen.
c. Uji Hipotesis (uji-t)
Uji-t digunakan untuk menguji hipotesis dapat diterima atau tidak.
Tabel 4.9
Uji-t
Klasifikasi Sig. 2-tailed
Kontrol 0,00
Eksperimen 0,00
Hasil uji-t dengan tingkat signifikan yang dihasilkan 0,00 < 0,05 maka
H0 ditolak dan H1 diterima. Kemudian diperoleh perbedaan nilai yang
signifikansi. Sehingga, ada perbedaan yang signifikan dari hasil belajar
kognitif dengan metode ekspositori yang dikombinasikan dengan mind
mapping dan metode ceramah.
1. Motivasi Belajar IPA KelasEksperimen Dan Kontrol
Perolehan posttest grup eksperimen dan kontrol yaitu
Tabel 4.10
DataPosttest Motivasi Belajar IPA
Grup Eksperimen dan Kontrol
Kelas
Hasil
Taraf
Terendah
Taraf
Teratas Rata-Rata
Eksperimen 65 90 80
Kontrol 60 85 72
Nilai kelas kontrol lebih kecil dibandingkan eksperimen, dimana kelas
kontrol mendapat nilai 72 sedangkan eksperimen 80.
Berdasarkan analisis hasil posttest kelas ekperimen dan kontrol yaitu:
Gambar 4.3 Diagram Hasil Rata-rata Postest Grup Eksperimen dan Kontrol
2. Analisis Persentase Indikator Motivasi Belajar
Perolehan posttest peserta didik disajikan dalam bentuk
Tabel 4.11
Ketercapaian Indikator Motivasi Belajar IPA
Kelas Eksperimen dan Kontrol
Indikator Motivasi Belajar IPA Kelas
Kontrol
Kelas
Eksperimen
1. Hasrat serta keinginan berhasil 67% 79%
2. Dorongan serta kebutuhan menuntut ilmu 63% 74%
3. Harapan maupun cita-cita masa depan 68% 80%
4. Penghargaan 66% 78%
5. Kegiatan yang menarik 69% 80%
6. Lingkungan yang kondusif 74% 87%
Berdasarkan analisis tabel di atas, hasil posttest motivasi belajar IPA
pencapaian indikator pada kelas eksperimen hasrat beserta keinginan berhasil
sebesar 79%, dorongan dan kebutuhan 74%, harapan serta cita-cita masa
68
70
72
74
76
78
80
82
Eksperimen Kontrol
depan 80%, penghargaan78%, kegiatan yang menarik dalam belajar 80%,
lingkungan belajar yang kondusif 87% sedangkan pada kelas kontrol hasrat
dan keinginan berhasil sebesar 67%, dorongan dan kebutuhan 63%, harapan
maupun cita-cita masa depan 68%, penghargaan belajar 66%, kegiatan yang
menarik 69%, lingkungan belajar yang kondusif 74%. Dari pencapaian
indikator motivasi belajar kelas eksperimen terdapat peningkatan pada kelas
kontrol.
Nilai rata-rata perindikator motivasi belajar kelas eksperimen dan kontrol
dapat dilihat pada diagram di bawah ini:
Gambar 4.2 Presentase masing-masing indikator motivasi belajar
3. Uji Hipotesis Penelitian
a. Uji Normalitas
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
1 2 3 4 5 6
79%
74%
80% 78%
80%
87%
67% 63%
68% 66% 69%
74%
Eksperimen
Kontrol
Uji yang digunakan untuk mengetahui normal atau tidaknya data dalam
penelitian ini yaitu menggunakan uji liliefors (dengan taraf signifikan 𝛼 =
0,05). Adapun kriteria penerimaan data berdistribusi normal atau tidak
adalah sebagai berikut: Jika Lhitung Ltabel, Ho diterima maka sampel
berdistribusi normal. Jika Lhitung Ltabel Ho ditolak maka sampel tidak
berdistribusi normal, dapat diamati pada Tabel 4.12 berikut
Tabel 4.12
Uji Normalitas Motivasi Belajar IPA
Kelas Eksperimen dan Kontrol
Pencapaian yang didapat dari kelas eksperimen sebesar 0,1562, Lhitung
membuktikan kelompok eksperimen berdistribusi normal. Kelompok
kontrol sebesar 0,1445, Lhitung membuktikan data kelompok eksperimen dan
kontrol berdistribusi normal. Kedua kelompok memenuhi kriteria Lhitung
Ltabel, sehingga memperoleh kesimpulan bahwa kedua kelas berdistribusi
normal.
b. Uji Homogenitas
Statistik Eksperimen Kontrol
Posttest Posttest
N 32 30
80 72
SD 8,2778 7,7385
Lhitung 0,1562 0,1445
Ltabel 0,1566 0,1617
Pencapaian NORMAL NORMAL
Uji yang digunakan untuk mengetahui homogenitas data dalam penelitian
ini menggunakan uji fisher dengan taraf signifikasi α = 0,05.
Tabel 4.13
Uji Homogenitas Motivasi Belajar IPA
Grup Eksperimen dan Kontrol
Statistik Tes Akhir
Eksperimen Kontrol
SD2
8,2778 7,7385
Fhitung 0,9348
Ftabel 1,8349
Pencapaian HOMOGEN
Tabel 4.13 data posttest diperoleh Fhitung = 0,9348, sedangkan Ftabel sebesar
1,8349. Dari kedua data tersebut didapatkan Fhitung < Ftabel, maka pencapaian
tersebut memiliki varian yang setara atau homogen.
Uji homogenitas pada tabel 4.13 didapat hasil olah data homogenitas data
posttest dari kedua kelas, dihasilkan tingkat motivasi belajar peserta didik
pada kelas eksperimen dan kontrol secara menyeluruh mempunyai karakter
sama atau homogen.
c. Uji Hipotesis (uji-t)
Uji t digunakan untuk menguji hipotesis dapat diterima atau tidak.
Tabel 4.14
Uji-t
Kategori Sig. 2-tailed
Kontrol 0,00
Eksperimen 0,00
Hasil uji-t dengan tingkat signifikan yang dihasilkan 0,00 < 0,05 maka
H0 ditolak dan H1 diterima. Kemudian diperoleh perbedaan nilai yang
signifikansi. Sehingga, ada perbedaan yang signifikan dari motivasi belajar
dengan metode ekspositori yang dikombinasikan dengan mind mapping dan
metode ceramah.
C. Pembahasan
Penelitian ini dilaksanakan di SMP SUMBANGSIH Lampung Selatan pada
peserta didik kelas VIII.1 sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII.2 sebagai
kelas kontrol. Proses pembelajaran di kelas eksperimen menggunakan metode
pembelajaran ekspositori yang dikombinasikan dengan mind mapping,
sedangkan pada kelas kontrol menggunakan metode ceramah.
Kelas eksperimen maupun kelas kontrol akan diberikan tes berupa tes akhir
dengan butir soal yang sama, akan tetapi pada saat proses pembelajaran
berlangsung di kelas eksperimen dengan menggunakan metode ekspositori yang
dikombinasikan dengan mind mapping sedangkan kelas kontrol metode yang
digunakan metode ceramah.66
Butir soal yang digunakan sebagai instrumen
penelitian telah diuji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda. Tes
hasil belajar kognitif yang digunakan berupa soal multiple choise sebanyak 20
soal dari 30 soal yang telah diuji instrumen. Kemudian untuk angket motivasi
66
Riyanto Metodologi Pendidikan, (Jakarta: SIC,2011), h. 4.
belajar yang digunakan berupa pernyataan positif dan negatif sebanyak 25
pernyataan dari 30 pernyataan yang telah diuji instrumen.
Hasil penelitian yang dapat dijadikan data untuk mengetahui pengaruh
metode ekspositori yang dikombinasikan dengan mind mapping terhadap
motivasi dan hasil belajar kognitif peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar
yaitu dengan angket yang mencakup indikator motivasi belajar yaitu adanya
hasrat dan keinginan berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar,
adanya harapan atau cita-cita masa depan, adanya penghargaan dalam belajar,
adanya kegiatan yang menarik dalam belajar dan adanya lingkungan belajar
yang kondusif, kemudian soal posttest yang mencangkup indikator hasil belajar
kognitif yaitu (C1) Pengetahuan, (C2) Pemahaman, (C3) Aplikasi, dan (C4)
Analisis.
Berdasarkan data hasil belajar yang diperoleh pada kelas eksperimen. Pada
indikator yang pertama yaitu C1 (Pengetahuan) pada saat pra penelitian yaitu
sebesar 68% dan pada saat pasca penelitian diperoleh rata-rata 71% C1
merupakan pengetahuan mencakup kemampuan mengenali, mengetahui, dan
mengingat hal-hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Rata-rata
pada indikator C1 saat pasca penelitian lebih tinggi dibandingkan saat pra
penelitian, karena pada peserta didik dilatih dengan pertanyaan esensial dan
menjawab pertanyaan dari kegiatan pembelajaran hal tersebut sejalan dengan
metode ekspositori, dimana peserta didik dilatih untuk mendeskripsikan konsep
yang sedang dipelajari dengan bantuan mind mapping.
Indikator yang kedua C2 (Pemahaman), pada saat pra penelitian yaitu sebesar
37% dan pada saat pasca penelitian diperoleh rata-rata 59% C2 merupakan
pemahaman mencakup kemampuan untuk menyerap pengertian dari hal-hal
yang telah dipelajari, pada jenjang ini peserta didik dituntut untuk mengerti dan
memahami konsep yang dipelajari. Rata-rata pada indikator C2 saat pasca
penelitian lebih tinggi dibandingkan saat pra penelitian, karena kegiatan
pembelajaran tersebut sejalan dengan metode ekspositori, dimana peserta didik
dilatih untuk mendeskripsikan konsep yang sedang dipelajari dengan bantuan
mind mapping.
Indikator yang ketiga C3 (Aplikasi), pada saat pra penelitian yaitu sebesar
22% dan pada saat pasca penelitian diperoleh rata-rata 20% soal C3 peserta
didik dituntut untuk menerapkan prinsip dan konsep dalam suatu situasi. Namun
pada rata-rata indikator C3 saat pasca penelitian lebih rendah dibandingkan saat
pra penelitian.
Indikator yang keempat C4 (Analisis), pada saat pra penelitian yaitu sebesar
11% dan pada saat pasca penelitian diperoleh rata-rata 16% soal C4 peserta
didik diminta untuk menguraikan informasi dalam beberapa bagian, menemukan
asumsi, membedakan fakta dan pendapat, dan menemukan hubungan sebab dan
akibat. Rata-rata pada indikator C3 saat pasca penelitian lebih tinggi
dibandingkan saat pra penelitian, karena kegiatan pembelajaran tersebut sejalan
dengan metode ekspositori, dimana peserta didik dilatih untuk mendeskripsikan
konsep yang sedang dipelajari dengan bantuan mind mapping.
Mind mapping merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk
menigkatkan hasil belajar mereka, karena peta konsep menyediakan bantuan
visual konkret untuk membantu mengorganisasikan informasi sebelum informasi
tersebut dipelajari.67
Pencapaian indikator hasil belajar kognitif pada kelas eksperimen lebih tinggi
dibandingkan dengan kelas kontrol terkecuali pada ranah kognitif C3 kelas
kontrol lebih tinggi dibandingkan kelas eksperimen. Berdasarkan hasil analisa
data di atas dapat disimpulkan hasil belajar kognitif peserta didik pada materi
struktur dan fungsi organ pada kelas eksperimen mengalami peningkatan di
setiap ranah indikatornya. Artinya pembelajaran degan menggunakan metode
ekspositori yang dikombinasikan dengan mind mapping berpengaruh terhadap
motivasi dan hasil belajar kognitif pada mata pelajaran IPA, dimana peserta
didik pada kelas eksperimen dituntut untuk memahami materi pembelajaran
melalui mind mapping sebagai sumber informasi, kelas eksperimen dalam proses
pembelajarannya menggunakan mind mapping yang berisi materi yang sudah
diringkas, mudah dimengerti, dan menarik peserta didik untuk membacanya.
67 Yoppy Hartantio, “Penerapan Strategi Belajar Peta Konsep (Mind Mapping) Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Standar Kompetensi Menerapkan Dasar-Dasar Elektronika
Digital”. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro. Volume 03 Nomor 01 (2014), h 133 - 140
Sehingga mampu meningkatkan ranah indikator C1, C2, C3, dan C4. Selain itu
peserta didik diberi kesempatan mengkomunikasikan pemahaman melalui
diskusi yang dilakukan bersama-sama dengan teman dan pendidik. Dengan
demikian pada kelas eksperimen memperoleh pemahaman secara langsung
berasal dari hasil pemikirannya dan hasil diskusi yang telah dilakukan dan
disampaikan secara berkelompok. Dilaksanakannya kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan metode ekspositori yang dikombinasikan dengan mind
mapping membuat peserta didik memiliki rasa keingin tahuan yang tinggi
sehingga, meningkatkan keinginan untuk membaca materi, dan dapat
berpengaruh terhadap hasil belajar.
Peningkatan hasil belajar peserta didik tidak terlepas dari motivasi belajar
peserta didik dalam merespon dan mengikuti kegiatan belajar mengajar, peserta
didik yang memiliki motivasi tinggi akan memiliki semangat dan keinginan
untuk mengikuti pelajaran dan sebaliknya peserta didik yang tidak memiliki
motivasi belajar akan menimbulkan sikap yang tidak perduli terhadap pelajaran.
Oleh karena itu tinggi rendahnya hasil belajar peserta didik tidak terlepas dari
sejauh mana peserta didik menyikapi pelajaran yang diajarkan oleh pendidik
didalam kelas.
Mind Mapping merupakan metode grafik ampuh yang menyediakan suatu
kunci yang universal untuk membuka seluruh potensi otak manusia sehingga
dapat menggunakan seluruh kemampuan yang ada di kedua belah otak seperti
gambar, kata, angka, logika, ritme dan warna dalam suatu cara yang unik. Mind
Mapping merupakan cara mencatat yang kreatif, efektif, dan memetakan pikiran-
pikiran kita, secara menarik, mudah dan berdaya guna. Penggunaan metode
pembelajaran yang sesuai sangat menentukan keberhasilan belajar peserta didik.
Dengan metode pembelajaran yang sesuai, peserta didik dapat mencapai hasil
belajar yang tinggi dan dapat mengembangkan potensi yang tersimpan dalam
dirinya.68
Metode ekspositori dikombinasikan dengan mind mapping yang di terapkan
pada peserta didik kelas eksperimen ini selain peserta didik menerima materi
pelajaran secara langsung oleh pendidik, peserta didik juga dapat
mengembangkan cara berfikirnya untuk menemukan ide-ide baru sehingga
menjadikan pembelajaran yang menarik serta bermakna bagi peserta didik, dan
dapat membangun minat belajar peserta didik untuk mencapai keberhasilan
selama berlangsungnya pembelajaran. Dari keunggulan tersebut sangat
memberikan pengaruh dalam pembelajaran yang dilakukan secara optimal
sehingga hasil belajar kognitif dapat meningkat. Dengan demikian, hasil belajar
kognitif peserta didik yang menggunakan metode ekspositori yang
dikombinasikan dengan mind mapping lebih baik dibandingkan dengan peserta
68
Made Widiari, “Pengaruh Metode Pembelajaran Mind Mapping dan Ekspositori Terhadap
Hasil Belajar Matematika Di Sd Gugus Ix Kecamatan Buleleng”. e-Journal Edutech Universitas
Pendidikan Ganesha . Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 2 No: 1 Tahun: 2014), h 5.
didik yang menggunakan metode ceramah.69
Sehingga dapat disimpulkan bahwa
metode ekspositori yang dikombinasikan dengan mind mapping sebagai faktor
eksternal sangat bepengaruh untuk meningkatkan hasil belajar kognitif pada
mata pelajaran IPA.
Berdasarkan data hasil pencapaian indikator motivasi belajar yang pertama
pada kelas eksperimen adanya hasrat dan keinginan berhasil sebesar pada saat
pra penelitian yaitu sebesar 59% dan pada saat pasca penelitian diperoleh rata-
rata 79%, pencapaian indikator yang kedua adanya dorongan dan kebutuhan
dalam belajar pada saat pra penelitian yaitu sebesar 55% dan pada saat pasca
penelitian diperoleh rata-rata 74%, pencapaian indikator yang ketiga adanya
harapan atau cita-cita masa depan pada saat pra penelitian yaitu sebesar 52% dan
pada saat pasca penelitian diperoleh rata-rata 80%, pencapaian indikator yang
keempat adanya penghargaan dalam belajar pada saat pra penelitian yaitu
sebesar 49% dan pada saat pasca penelitian diperoleh rata-rata 78%, pencapaian
indikator yang kelima adanya kegiatan yang menarik dalam belajar pada saat pra
penelitian yaitu sebesar 56% dan pada saat pasca penelitian diperoleh rata-rata
80%, dan pencapaiaan indikator yang kelima adanya lingkungan belajar yang
kondusif 87%.
Mind mapping merupakan teknik yang dapat meningkatkan motivasi dan
hasil belajar peserta didik dalam belajar. Mind Mapping dapat meningkatkan
69
I Made Rupia Arsana, “Pengaruh Metode Ekspositori Yang Dikombinasikan Dengan Mind
Mapping Terhadap Hasil Belajar IPA”. Jurnal Mimbar, Vo l: 2 No: 1 ( 2014), h 7-8
daya ingat peserta didik terhadap materi pelajaran dan dapat membuat aktivitas
belajar peserta didik lebih menarik karena mereka membuat ringkasan sendiri
untuk belajar jadi peserta didik akan lebih menyukai belajar IPA. Mind mapping
juga merupakan teknik yang sangat baik digunakan oleh guru untuk
meningkatkan daya hafal peserta didik, dan juga dapat meningkat daya
kreatifitas melalui kebebasan berimajinasi meringkas bahan yang akan dipelajari
dan memproyeksikan masalah yang dihadapi ke dalam bentuk peta atau teknik
skema sehingga lebih mudah memahaminya.
Mind mapping dalam proses pembelajarannya berpusat pada peserta didik
maka menuntut peserta didik memiliki motivasi belajar tinggi, peserta didik
yang memiliki motivasi tinggi menunjukkan hasil belajar lebih tinggi daripada
yang memiliki motivasi sedang atau rendah, proses belajar mengajar yang
menyenangkan dan menarik akan menimbulkan motivasi kuat bagi peserta didik
untuk mengikuti pelajaran secara aktif.70
Penerapan metode ekspositori yang dikombinasikan dengan mind mapping,
menumbuhkan minat dan motivasi belajar peserta didik menjadi aktif menggali
ide-ide baru, memecahkan permasalahan, memberikan jawaban berani
mengeluarkan pendapatnya, dan membuat peta pikiran lewat catatan-catatan,
sehingga peserta didik menjadi lebih mudah mempelajari materi pelajaran yang
70
Eni Sulichah, “Efektivitas Model Pembelajaran Mind Mapping Terhadap Hasil Belajar IPA
Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa”. JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN IPA, Vol. 5 No. 2
(September 2018), h. 75.
diberikan selain juga memperkuat daya ingat peserta didik terhadap materi
pelajaran.
Motivasi belajar akan muncul apabila peserta didik memiliki minat belajar.
Konsep motivasi terkait erat dengan aspek lain di bidang pendidikan dan
psikologi seperti aspek perhatian, kebutuhan, tujuan dan kepentingan yang
semuanya berkontribusi untuk merangsang minat peserta didik dalam belajar dan
niat mereka untuk terlibat dalam kegiatan tertentu dan mencapai berbagai tujuan.
Memotivasi peserta didik dalam pembelajaran yaitu dengan cara
menimbulkan rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu dapat ditimbulkan dengan
membuat peserta didik merasa penasaran, dan dengan sendirinya menyebabkan
peserta didik akan berupaya keras menemukan jawaban dari rasa penasaranya.
Dalam proses mengumpulkan data dan informasi aspek motivasi (confidence)
peserta didik mengalami peningkatan.71
Peningkatan motivasi peserta didik akan mempengaruhi peningkatan hasil
belajar peserta didik. Semakin meningkat motivasi peserta didik maka akan
meningkat pula hasil belajar peserta didik. Hasil belajar dapat dilihat dari
terjadinya perubahan hasil masukan pribadi berupa motivasi dan harapan untuk
berhasil. Peningkatan hasil belajar peserta didik dipengaruhi oleh banyak faktor
salah satunya adalah motivasi untuk belajar.
71 Hamzah B, Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis Di Bidang Pendidikan (Jakarta :
Bumi Aksara, 2011), h. 30.
Hasil analisis data penelitian, diketahui bahwa metode ekspositori yang
dikombinasikan dengan mind mapping dapat mempengaruhi motivasi dan hasil
belajar kognitif peserta didik.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan dalam penelitian ini dapat
disimpulkan penggunaan metode ekspositori yang dikombinasikan dengan mind
mapping dapat mempengaruhi motivasi dan hasil belajar kognitif pada mata
pelajaran IPA. Hal ini dapat dibuktikan dengan:
1. Terdapat pengaruh metode ekspositori yang dikombinasikan dengan mind
mapping terhadap motivasi dan hasil belajar kognitif pada mata pelajaran IPA.
2. Pengaruh motivasi dan hasil belajar kognitif pada peserta didik kelas
eksperimen dapat dilihat dari hasil sebelum penelitian posttest motivasi dan
hasil belajar kognitif peserta didik pada kelas eksperimen adalah 80 dan 76,2.
Sedangkan untuk kelas kontrol nilai posttestnya 72 dan 68,1. Hasil uji-t
menunjukkan bahwa tingkat signifikan yang dihasilkan 0,00 < 0,05 maka H0
ditolak dan H1 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
yang signifikan dari metode ekspositori yang dikombinasikan dengan mind
mapping terhadap motivasi dan hasil belajar kognitif pada mata pelajaran IPA.
B. Saran
1. Bagi Sekolah
Mengadakan pelatihan kepada guru-guru tentang cara pemilihan metode
pembelajaran yang sesuai dengan karakter peserta didik serta dapat
meningkatkan hasil belajar kognitif peserta didik, serta cara mendesain
pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna khususnya dalam
membelajarkan IPA.
2. Bagi Guru
Pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran ekspositori yang
dikombinasikan dengan mind mapping dapat digunakan sebagai alternatif
metode pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar
kognitif peserta didik.
3. Bagi Peserta Didik
Peserta didik sebaiknya dapat memanfaatkan waktu luang serta fasilitas
yang ada dan mampu meningkatkan hasil belajar kognitif
4. Bagi Peneliti Lain
Peneliti sebaiknya mempersiapkan waktu ekstra sebelum penelitian dimulai
untuk mensosialisasikan metode pembelajaran ekspositori yang
dikombinasikan dengan mind mapping kepada peserta didik agar penelitian
lebih optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Ridwan. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. 2014.
Arikunto, S. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 2013.
Arie Purwa Kusuma. Perbedaan Hasil Belajar Matematika Peserta Didik
Menggunakan Metode Pembelajaran Matematika Realistik dan Metode
Ekspositori pada Materi Relasi dan Fungsi di Kelas VIII SMPN 205 Jakarta.
Jurnal Buana Pendidikan No. 24 Oktober 2017.
B Uno, Hamzah. Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis Di Bidang Pendidikan
Jakarta: Bumi Aksara. 2011.
Buzan, Tony. Buku Pintar Mind Mapping. Jakarta : Media Pusaka Utama. 2010.
Chairul Anwar. Teori-Teori Pendidikan Klasik Hingga Kontemporer. Yogyakarta :
IRCiSoD. 2017
Daryanto. Belajar dan Mengajar. Bandung : Yrama Widya. 2010.
Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. UU no. 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, Bab II Pasal 3. Jakarta : Depdiknas. 2003.
Departemen Agama RI. Al Qur‟an dan Terjemahnya, Surah Al-Baqarah ayat 269.
Bandung : Syaamil. 2005.
Doni, Swadarma. 2013. Penerapan Mind Mapping dalam Kurikulum Pembelajaran.
Jakarta PT. Elex Media Kompetindo.
Ernawati. Peningkatan Menghitung Operasi Bilangan Bulat Dengan Metode
Ekspository Berbantuan Media Garis Bilangan. Jurnal Penelitian Tindakan
Kelas Vol. 17, No. 2 ISSN 2087-3557 Mei 2016.
Fathurrohman, Pupuh. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: PT Refika Aditama
Hamalik, Oemar. Kurikulum Dalam Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. 2002.
Hery Susanto, Achi Rinaldi, Novalia. Analisis Validitas Reabilitas Tingkat
Kesukaran dan Daya Beda pada Butir Soal Ujian Akhir Semester Ganjil Mata
Pelajaran Matematika, Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 6, No. 2,
2015.
Huda, Miftahul. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka.
2014.
Made Rupia. Pengaruh Metode Ekspositori Yang Dikombinasikan Dengan Mind
Mapping Terhadap Hasil Belajar IPA. Jurnal Mimbar, Vol: 2 No: 1, 2014.
Made Widiari. Pengaruh Metode Pembelajaran Mind Mapping dan Ekspositori
Terhadap Hasil Belajar Matematika Di SD Gugus IX Kecamatan Buleleng.
Jurnal Teknologi Pendidikan. Vol: 2 No: 1 2014.
Majid, Abdul. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2016
Muh. Rizal M. Efektivitas Penerapan Metode Ekspositori Berbasis Kuis Terhadap
Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII MTsN MA ’ R A N G
Kabupaten Pangkep. Jurnal Matematika dan Pembelajaran Volume 4 Nomor
2 p-ISSN: 2354-6883 e-ISSN: 2581-172X Desember 2016
Muh. Yusuf Mappeasse. Pengaruh Cara Dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil
Belajar Programmable Logic Controller (Plc) Siswa Kelas III Jurusan Listrik
Smk Negeri 5 Makassar. Jurnal Medtek, 2009.
Purwanto, Ngalim. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya. 2013.
Rifda El Fiah, Pengaruh Pendekatan Somatis, Audiotori, Visual Intelektual (Savi)
Berbasis Brain Gym Terhadap Hasil Belajar Kognitif Peserta Didik Pada
Materi Pencemaran Lingkungan. Jurnal Bimbingan dan Konseling, 02 No.1,
Juni 2015.
Rusman. Pembelajaran Tematik Terpadu. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2015
Sagala. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. 2009.
Salmawati. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Melalui Metode Ekspositori
Dengan Pemberian Kuis. Jurnal Pendidikan Fisika. Vol: 2 No: 2 ISSN:
2302-8939.
Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta : Prenada Media Group. 2006.
Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara. 2010.
Slameto. Belajar & Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.
2013.
Sudjana, Nana. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru.
2004.
Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada.
Sugiono. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif R&D. Bandung :
Alfabeta. 2012.
Sukardi. Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta: Bumi Aksara.
2011.
Syam, Natriani. Penerapan Model Pembelajaran Mind Mapping Dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
Siswa Kelas IV SDN 54 Kota Parepare. Jurnal Publikasi Pendidikan. 2015
Syazali. Olah Data Penelitian Pendidikan. Bandar Lampung: Anugrah Utama
Raharja. 2014
Usman, Uzer. Menjadi Guru Professional. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. 2006.
Wena, Made. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta : Bumi Aksara.
2011.