pengaruh minuman keras terhadap remaja
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami peralihan
dari satu tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik emosi, tubuh,
minat, pola perilaku, dan juga penuh dengan masalah-masalah (Hurlock, 1998).
Oleh karenanya, remaja sangat rentan sekali mengalami masalah psikososial,
yakni masalah psikis atau kejiwaan yang timbul sebagai akibat terjadinya
perubahan sosial (TP-KJM, 2002).
Masa remaja merupakan sebuah periode dalam kehidupan manusia yang
batasannya usia maupun peranannya seringkali tidak terlalu jelas. Pubertas yang
dahulu dianggap sebagai tanda awal keremajaan ternyata tidak lagi valid sebagai
patokan atau batasan untuk pengkategorian remaja sebab usia pubertas yang
dahulu terjadi pada akhir usia belasan (15-18) kini terjadi pada awal belasan
bahkan sebelum usia 11 tahun. Seorang anak berusia 10 tahun mungkin saja sudah
(atau sedang) mengalami pubertas namun tidak berarti ia sudah bisa dikatakan
sebagai remaja dan sudah siap menghadapi dunia orang dewasa. Ia belum siap
menghadapi dunia nyata orang dewasa, meski di saat yang sama ia juga bukan
anak-anak lagi. Berbeda dengan balita yang perkembangannya dengan jelas dapat
diukur, remaja hampir tidak memiliki pola perkembangan yang pasti. Dalam
perkembangannya seringkali mereka menjadi bingung karena kadang-kadang
diperlakukan sebagai anak-anak tetapi di lain waktu mereka dituntut untuk
bersikap mandiri dan dewasa.
Memang banyak perubahan pada diri seseorang sebagai tanda keremajaan,
namun seringkali perubahan itu hanya merupakan suatu tanda-tanda fisik dan
bukan sebagai pengesahan akan keremajaan seseorang. Namun satu hal yang
pasti, konflik yang dihadapi oleh remaja semakin kompleks seiring dengan
perubahan pada berbagai dimensi kehidupan dalam diri mereka. Untuk dapat
memahami remaja, maka perlu dilihat berdasarkan perubahan pada dimensi-
dimensi tersebut.
1
Minuman keras meliputi seluruh jenis minuman yang mengandung alkohol
(nama kimianya etanol). Menurut catatan arkeologi, minuman beralkohol sudah
dikenal manusia sejak kurang lebih 5000 tahun yang lalu. Minuman beralkohol
merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari pada berbagai kebudayaan tertentu.
Di Indonesia, dikenal beberapa minuman lokal yang beralkohol, misalnya brem,
tuak, dan ciu.
Jika kita minum Alkohol dalam jumlah banyak, dapat menekan aktivitas otak
bagian atas.Sehingga menghilangkan kesadaran. Pemakaian alcohol dalam jangka
waktu lama dapatmenginduksi dan meningkatkan metabolisme aktivitas zat – zat
yang terdapat pada hati danzat – zat yang dapat menimbulkan kanker,
menghambat pembentukan protein danmenyebabkan gangguan fungsi
hati.Alkohol yang diminum akan cepat diresap ke dalam pembuluh darah
kemudian disebarluaskan keseluruh jaringan dan cairan tubuh. Semakin tinggi
kadar alcohol dalamminuman, akan semakin cepat penyerapan kedalam darah
kita. Didalam hati, Alkohol akandioksidasi atau dibakar. Apabila alkohol yang
diminum terlalu banyak, maka tidak semuaalcohol akan tinggal didalam darah dan
akan dibawa sampai otak. Didalam otak apabila kadar alcohol masih sedikit maka
peminum akan mengalami euphoria ( perasaan gembira dannyaman ).Tetapi jika
masuknya alcohol makin lama makin banyak, akibatnya minuman alcohol
secaraterus menerus maka orang yang meminum alcohol akan mengantuk dan
tertidur, bahkandapat meninggal.
B. Manfaat Penelitian
Denagan dibuatnya karya tulis ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Manfaat Teoritis
Dengan dibuatnya karya tulis ini membuat penulis menjadi mengerti
bagaimana membuat laporan penelitian yang baik,serta dengan dibuatnya
laporan penelitian ini akan dijadikan penulis sebagai acuan dalam
pembuatan karya tulis yang berikutnya untuk menjadi lebih baik.
2. Manfaat Praktis
Pembaca dapat memperoleh informasi mengenai dampak pengaruh
minuman keras terhadap remaja, pengaruhnya terhadap system social dan
budaya Indonesia serta cara mengatasi,dengan demikian akan sedikit
2
mengurangi atau meminimalisir dampak negative dari pengaruh dampak
minuman keras terhadap remaja.
C. Metode Penelitian
Metode penelitian yang dilakukan ini bersifat Kepustakaan yang bertujuan
untuk menggambarkan keadaan atau fenomena tentang pengaruh minuman keras,
data yang diperoleh dari literature buku-buku perpustakaan dan internet.
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengaruh Minuman Keras Terhadap Remaja
1. Pengertian Remaja
Sarwono (2002) mendefinisikan masa remaja sebagai masa peralihan dari
anak-anak ke dewasa, bukan hanya dalam artian psikologis tetapi juga
fisik, dimana usianya antara 12-21 tahun. Perubahan-perubahan fisik yang
terjadi itulah yang merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja,
sedangkan perubahan-perubahan psikologis muncul antara lain sebagai
akibat dari perubahan-perubahan fisik. Bagi mereka, permulaan timbulnya
tanda-tanda tertentu justru merisaukan dirinya, karena dirasakannya
sebagai kelainan. Penilaian diri mereka sebagai suatu keanehan disebabkan
oleh perasaan-perasaan yang menggelorakan, merisaukan, dan menguasai
dirinya akan tetapi sulit dikendalikan.
2. Pengertian Minuman Keras
Minuman keras / beralkohol adalah minuman yang mengandung etanol.
Etanol adalah bahan psikoaktif dan konsumsinya menyebabkan penurunan
kesadaran. Di berbagai negara, penjualan minuman keras / beralkohol
dibatasi ke sejumlah kalangan saja, umumnya orang-orang yang telah
melewati batas usia tertentu.
Minuman keras meliputi seluruh jenis minuman yang mengandung alkohol
(nama kimianya etanol). Menurut catatan arkeologi, minuman beralkohol
sudah dikenal manusia sejak kurang lebih 5000 tahun yang lalu. Minuman
beralkohol merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari pada berbagai
kebudayaan tertentu. Di Indonesia, dikenal beberapa minuman lokal yang
beralkohol, misalnya brem, tuak, dan ciu.
Alkohol adalah zat penekan susuan syaraf pusat meskipun dalam jumlah
kecil mungkin mempunyai efek stimulasi ringan Bahan psikoaktif yang
terdapat dalam alkohol adalah etil alkohol yang diperoleh dari proses
fermentasi madu, gula sari buah atau umbi umbian. Nama yang populer :
minuman keras (miras), kamput, tomi (topi miring), cap tikus , balo dll.
4
Alkohol dapat dibuat melalui proses fermentasi (peragian) berbagai jenis
bahan yang mengandung gula, misalnya buah-buahan (seperti anggur dan
apel), biji-bijian (seperti beras dan gandum), umbi-umbian (seperti
singkong), dan madu. Melalui proses fermentasi dapat diperoleh alkohol
dengan kadar 14%. Alkohol dengan kadar yang lebih tinggi dapat
diperoleh melalui penyulingan. Selain melalui proses fermentasi, alkohol
juga dapat dibuat dari etena, suatu produk dari minyak bumi.
Menurut peraturan Direktorat Pengawasan Obat dan Makanan Departemen
Kesehatan, minuman keras dibagi ke dalam tiga golongan berdasarkan
kadar alkohol di dalamnya, yaitu :
Golongan A : kadar alkohol 1% – 5%, misalnya bir.
Golongan B : kadar alkohol 5% – 20%, misalnya anggur.
Golongan C : kadar alkohol 20% – 45%, misalnya wiskey dan vodka.
Minuman beralkohol mempunyai kadar yang berbeda-beda,
misalnya bir dan soda alkohol ( 1-7% alkohol), anggur (10-15% alkohol)
dan minuman keras yang biasa disebut dengan spirit (35 – 55% alkohol).
Konsentrasi alkohol dalam darah dicapai dalam 30 – 90 menitsetelah
diminum.
Dari beberapa penelitian alkohol dapat menyebabkan :
Kecelakaan lalu lintas
Luka bakar
Kasus penganiayaan anak
Bunuh diri
Kecelakaan kerja
Di Indonesia penjualan minuman beralkohol di batasi dan yang
boleh membeli adalah mereka yang telah berumur 21 tahun Beberapa etnik
di Indonesia menggunakan minuman beralkohol pada acara tertentu dalam
jumlah yang sedikit. Mereka juga memproduksi minuman beralkohol
dengan nama yang bermacam ragam misalnya : tuak, minuman cap tikus,
ciu dll.
5
B. Factor Penyebab Minuman Keras
Menurut teori Lawrence Green (1980), mengemukakan bahwa perilaku
individu mempunyai pengaruh positif terhadap pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan, yang dipengaruhi oleh 3 faktor pendukung yaitu faktor prediposisi
(predisposing factors), faktor pendukung (Enabling factors) dan faktor pendorong
(reinforcing factors).
1. Faktor prediposisi (predisposing factors)
Masalah dalam hidup manusia berasal dari dua sumber. Pertama, yang
berasal dari luar diri, yang seringkali disebut sebagai faktor
pencetus/precipitating factor, dan yang kedua berasal dari dalam diri
individu itu sendiri. Yang kedua ini seringkali disebut sebagai faktor
bawaan/predisposing factor, yang sebenarnya sudah menjadi masalah
pada dirinya sendiri sebelum ada faktor pencetus yang hadir.
Faktor ini merupakan faktor yang mempermudah dalam upaya
penggunaan kesehatan dan menjadi dasar atau motivasi yang
mencakup:
a. Kebiasaan minum minuman keras sudah menjadi kebiasaan bagi
pemuda / remaja dikota-kota besar yang salah pergaulan dan
sebagai pelarian dari suatu masalah.
b. Kepercayaan pemuda/remaja sangat percaya jika meminum
minuman keras dapat menghilangkan stres, beban jadi hilang dan
lain-lain.
2. Faktor pendukung (Enabling factors)
Faktor ini mencakup:
a. Ketersediaan faktor: Minuman Keras umumnya mudah ditemukan,
hal ini dikarenakan adanya warung atau toko yang masih menjual
minuman keras secara bebas.
b. Ketercapaian fasilitas: fasilitas perkotaan atau kampung yang padat
penduduk memungkinkan banyaknya warung atau toko
menyediakan/menjual minuman keras.
6
3. Faktor pendorong (reinforcing factors).
Sebagai faktor pendorong untuk berperilaku yang diharapkan, faktor
ini mencakup: sikap dan perilaku kesehatan, seminar tentang
kesehatan, ceramah dari tokoh masyarakat Undang-undang dan
sebagainya.
C. Dampak Pengaruh Minuman Keras
Pengaruh Terhadap Tubuh (Fisik dan Mental)
Pengaruh alkohol terhadap tubuh bervariasi, tergantung pada beberapa faktor
yaitu :
a. Jenis dan jumlah alkohol yang dikonsumsi
Usia, berat badan, dan jenis kelamin
Makanan yang ada di dalam lambung
Pengalaman seseorang minum – minuman beralkohol
Situasi dimana orang minum – minuman beralkohol
b. Pengaruh jangka pendek
Walaupun pengaruh terhadap individu berbeda – beda, terdapat
hubungan antara konsentrasi alkohol di dalam darah (Blood Alkohol
Concentration – BAC) dan efeknya. Euphoria ringan dan stimulasi terhadap
perilaku lebih aktif seiring dengan meningkatnya konsentrasi alkohol di
dalam darah. Sayangnya orang banyak beranggapan bahwa penampilan
mereka menjadi lebih baik dan mereka mengabaikan efek buruknya.
c. Resiko intoksikasi (”mabuk”)
Gejala intoksikasi alkohol yang paling umum adalah ”mabuk”, ”teler”
sehingga dapat menyebabkan cedera dan kematian. Penurunan kesadaran
seperti koma dapat terjadi pada keracunan alkohol yang berat demikian juga
henti nafas dan kematian. Selain kematian, efek jangka pendek alkohol dapat
menyebabkan hilangny produktifitas kerja (misalnya ”teler, kecelakaan
akibat ngebut). Sebagai tambahan, alkohol dapat menyebabkan perilaku
kriminal. 70 % dari narapidana menggunakan alkohol sebelum melakukan
tindak kekerasan dan lebih dari 40 % kekerasan dalam rumah tangga
dipengaruhi oleh alcohol.
7
d. Pengaruh Jangka Panjang
Mengkonsumsi alkohol berlebiha dalam jangka panjang dapat menyebabkan:
Kerusakan jantung
Tekanan Darah Tinggi
Stroke
Kerusakan hati
Kanker saluran pencernaan
Gangguan pencernaan lainnya (misalnya tukak lambung)
Impotensi dan berkurangnya kesuburan
Meningkatnya resiko terkena kanker payudara
Kesulitan tidur
Kerusakan otak dengan perubahan kepribadian dan suasana perasaan
Sulit dalam mengingat dan berkonsentrasi
Sebagai tambahan terhadap masalah kesehatan, alkohol juga berdampak
terhadap hubungan sesama, finansial, pekerjaan, dan juga menimbulkan
masalah hukum .
e. Toleransi dan Ketergantungan
Pengguna alkohol yang terus menerus dapat mengalami toleransi dan
ketergantungan. Toleransi adalah peningkatan penggunaan alkohol dari
jumlah yang kecil menjadi lebih besar untuk mendapatkan pengaruh yang
sama. Sedangkan ketergantungan adalah keadaan dimana alkohol menjadi
bagian yang penting dalam kehidupannya, banyak waktu yang terbuang
karena memikirkan (cara mendapatkan, mengkonsumsi dan bagaimana cara
berhenti). Pengguna alkohol akan mengalami kesulitan bagaimana cara
menghentikan atau mengendalikan jumlah alkohol yang dikonsumsi.
f. Gejala Putus Alkohol\
Seseorang yang mengalami ketergantungan secara fisik terhadap alkohol
akan mengalami gejala putus alkohol apabila menghentikan atau mengurangi
penggunaannya. Gejala biasanya terjadi mulai 6 – 24 jam setelah minum
yang terakhir. Gejala ini dapat berlangsung selama 5 hari, diantaranya adalah
:
Gemetar
8
Mual
Cemas
Depresi
Berkeringat yang banyak
Nyeri kepala
g. Sulit tidur (berlangsung beberapa minggu)
Gejala putus alkohol sangat berbahaya. Orang yang minum lebih dari 8
standar minum perhari dianjurkan untuk berkonsultasi ke dokter (sebelum
memutuskan untuk berhenti minum) untuk mendapatkan terapi medis guna
mencegah komplikasi
Pada dasarnya, alkohol (etanol) mempunyai sifat menekan aktivitas susunan
saraf pusat. Sama dengan kafein dan nikotin, alkohol merupakan zat adiktif yang
paling banyak digunakan. Dalam bidang kedokteran, alkohol digolongkan sebagai
depresan. Dalam jumlah sedikit, mula-mula alkohol akan menekan pusat
pengendalian diri. Oleh karena itu, rasa malu peminum minuman keras akan
berkurang, sehingga peminum lebih berani berbicara, merasa santai, dan tidak
merasakan kecemasan. Dalam jumlah yang lebih banyak, peminum akan
sempoyongan, berbicara pelo, dan kemampuannya menilai sesuatu akan
berkurang untuk sementara waktu. Dalam jumlah yang lebih banyak lagi dapat
menyebabkan koma, bahkan kematian. Ada juga orang yang sangat peka terhadap
minuman keras. Dalam jumlah sedikit saja akan menyebabkan perubahan tingkah
laku yang nyata, yaitu menjadi agresif dan cenderung melawan orang lain.
Jika dikonsumsi dalam jangka panjang, alkohol dapat menyebabkan
ketergantungan. Jika orang yang mengalami ketergantungan ini pada suatu saat
menghentikan kebiasaannya minum minuman keras, akan timbul berbagai
gangguan fisik maupun psikis. Misalnya tangan, lidah, dan kelopak mata bergetar,
mual, lesu, detak jantung bertambah cepat, berkeringat, resah, sedih, mudah
tersinggung, penurunan kesadaran yang akut (delirium), kehilangan daya ingat
(amnesia), dan melihat atau mendengar sesuatu yang tidak ada (halusinasi).
Kebiasaan minum minuman keras dalam jumlah banyak dan dalam jangka
panjang dapat pula menimbulkan kerusakan pada hati (kanker hati atau cirrhosis
hepatis), otak, jantung, pankreas, lambung, impotensi, dan pembesaran payudara
9
pada pria. Kerusakan permanen pada otak dapat menyebabkan gangguan daya
ingat, gangguan kemampuan belajar, dan gangguan jiwa tertentu.
Penelitian pada wanita hamil yang sering minum minuman keras,
menunjukkan adanya indikasi gangguan pada bayi yang dilahirkan. Termasuk di
antaranya adalah kepala (otak) lebih kecil, jari-jari tangan atau kaki tidak lengkap,
retardasi mental (terbelakang), hiperaktif, dan problem tingkah laku lainnya. Hal
yang sangat perlu diperhatikan juga adalah bahwa orang tua yang peminum
menjadi contoh yang kurang baik bagi anak-anaknya.
10
BAB III
PENUTUP
A. kesimpulan
Demikian beberapa alternative penanggulangan terhadap masalah miras atau
minuman keras yang dapat kami tawarkan. Melihat kondisi social, politik,
ekonomi dan hukum kita hingga saat ini masih belum stabil, kami masih pesimis
kalau masalah ini dapat diatasi secara tuntas. Pertama sebenarnya kita harus
memiliki landasan Hukum yang kuat dan mapan sebagai landasan utama untuk
mengatur proses pembangunan social, budaya, ekonomi dan politik serta character
building. Namun, demikian, tidak salah kalau kita mencoba sekaligus sebagai trial
and error. Apabila kita berhasil, sangat mungkin cara yang kita tempuh akan di
pakai secara nasional bahkan International. Namun apabila kita masih gagal dan
gagal terus, adalah suatu hal yang lumrah mengingat kondisi social politik dan
ekonomi kita saat ini masih dalam proses transisi dan mencari bentuk yang tepat.
Kesulitan selanjutnya adalah karena masalah narkoba, miras dan judi erat
kaitannya dengan budaya. Merubah suatu budaya atau tradisi sangat sulit dan
memerlukan waktu dan proses yang lama.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian yang dirumuskan di atas, maka diajukan
beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi remaja diharapkan tegar dalam menghadapi setiap masalah yang ada dan
meyakini bahwa dirinya memiliki potensi yang besar yang bisa digunakan
untuk memikirkan masa depan yang lebih cerah meskipun saat ini mereka
memiliki masalah dalam status sosial.
2. Bagi anggota keluarga diharapkan agar memberikan dukungan melalui relasi
yang baik kepada remaja yang masih dalam tahap pencarian jati diri untuk
berhasil menjalankan tugas-tugas perkembangannya meskipun dalam status
sosialnya mempunyai maslah karna keluarga sangat berperan penting pada
proses pembentukan karakter remaja.
11
DAFTAR PUSTAKA
Andayani, B. & Koentjoro. 2004. Psikologi Keluarga, Peran Ayah Menuju
Coparenting. Yogyakarta: CV. Citra Media.
Calhoun, J.F., & Acocella, J. R., 1995, Psikologi Tentang Penyesuaian dan
Hubungan Kemanusiaan. Terjemahan oleh Satmiko, S.R. Semarang: IKIP Press.
Nasution. 2003. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Transito.
Sarwono, S.W. 2002. Psikologi Remaja. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Diposkan oleh nujumiyah. Pengaruh minuman terhadap remaja ( online )
( www.minumankeras.com2. www.destro.com3. www.napza.co.id4). Diakses 19
may 2012
Dr.Qardhawi Yusuf. 2007. minuman keras. ( online ) (www.ganja.co.id5.
www.merokokmakruh.com6. www.shabu-shabu.com7). Halal dan Haram.
Surabaya
Rahardjo. 2007. Esensi Lembaga pendidikan terhadap remaja, (Online),
(http://hmibecak.wordpress.com/2007/05/29/minuman-keras-remaja /, diakses 16
November 2012).
12