pengaruh pajak kendaraan bermotor, pajak hiburan...
TRANSCRIPT
i
PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN DAN PARIWISATA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DKI
JAKARTA TAHUN 2008-2017
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun oleh:
Pijar Haqqullah Akbar NIM 1112084000021
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DANBISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1440 H/ 2019 M
ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
Pengaruh Pajak Kendaraan Bermotor, Pajak Hiburan dan Pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah DKI Jakarta Tahun 2008-2017
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh:
Pijar Haqqullah Akbar NIM 1112084000045
Di Bawah Bimbingan:
Dr. Sofyan Rizal, M.Si NIP 197604302011011002
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H/ 2019 M
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Kamis, 21 Februari 2019 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas
Mahasiswa:
1. Nama : Pijar Haqqullah Akbar
2. NIM : 1112084000021
3. Jurusan : Ekonomi Pembangunan
4. Judul Skripsi : Pengaruh Pajak Kendaraan Bermotor, Pajak Hiburan dan
Pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah DKI Jakarta
Tahun 2008-2017
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 21 Februari 2019
1. Zaenal Muttaqin, MPP NIP 197905032011011006
2. Arief Fitrijanto, S.Si., M.Si
NIP 197111182005011003
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama : Pijar Haqqullah Akbar NIM : 1112084000021 Jurusan : Ekonomi Pembangunan Konsentrasi : Perencanaan Pembangunan Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain 3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa
izin pemilik karya 4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data 5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini
Jika di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
v
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Rabu, 26 Juni 2019 telah dilakukan Ujian Skripsi atas Mahasiswa:
1. Nama : Pijar Haqqullah Akbar
2. NIM : 1112084000021
3. Jurusan : Ekonomi Pembangunan
4. Judul Skripsi : Pengaruh Pajak Kendaraan Bermotor, Pajak Hiburan
Dan Pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah
DKI Jakarta Tahun 2008-2017
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut di atas dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 26 Juli 2019
1. Dr. Muhammad Hartana I. Putra, M.Si
NIP196806052008011023 2. Dr. Sofyan Rizal, M.Si
NIP 197604302011011002 3. Dr. Sofyan Rizal, M.Si
NIP 197604302011011002 4. Pheni Chalid, PhD
NIP 195605052000121001
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Identitas Pribadi
Nama Lengkap : Pijar Haqqullah Akbar
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 16 Oktober 1993
Alamat : Jl. Salak No. 11 RT.001/12
Kel. Cawang, Kec. Kramat Jati
Jakarta Timur 13630
Nomor Handphone : (+62) 89671588026
E-mail : [email protected]
Linkedin : www.linkedin.com/in/pijar-haqqullah-akbar-146017124
Latar Belakang Keluarga
Nama Ayah : M. Ali Akbar
Tempat, Tanggal Lahir : Kediri, 23 September 1964
Nama Ibu : Ida Nurmawati
Tempat, Tanggal Lahir : Kediri, 5 September 1995
Alamat : Jl. Salak No. 11 RT.001/12
Kel. Cawang, Kec. Kramat Jati
Jakarta Timur 13630
Anak ke- dan dari- : 2 dari 3 bersaudara
Pendidikan Formal
1. MI Al-Manar Jakarta Tahun 2001-2006 2. SMPN 20 Jakarta Tahun 2006-2009
vii
3. SMAN 51 Jakarta Tahun 2009-2012 4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012-2019
Pengalaman Organisasi
1. Ketua Eksul Band SMAN 51 Jakarta 2010-2011. 2. Bendahara Umum LSM Pemuda Satu Nusantara 2013-2014 3. Wakil Ketua Kurikulum Rumah Pintar 51 Jakarta 2016-2017
Pengalaman Profesional
1. Event Crew acara Release Your Song,PT Akalliar tahun 2007 2. Event Crew acara Dedikasi Apresiasi Gitaris Rock – Konser Instrumental Gitaris
Muda Ega Liong dan Dewa Gitar Indonesia,PT Akalliar dan PT Airo Swadaya Stupa Indonesia tahun 2010
3. Operator Recording Studio,PT Akalliar tahun 2012-2014 4. Event Crew acara Pemuda Music EmpoweringYogyakarta,LSM Pemuda Satu
Nusantara bekerjasama dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga tahun 2013 5. Event Crew acara Pemuda Music EmpoweringII Jakarta,LSM Pemuda Satu
Nusantara bekerjasama dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga tahun 2014 6. Crew Cinema, PT Cinemaxx Global Pasifik tahun 2014-2016 7. Data Entry, Platinum Outsourcing Solutions tahun 2016-sekarang 8. Support Leader, Platinum Outsourcing Solutions tahun 2018-sekarang
viii
ABSTRACT Pijar Haqqullah Akbar. The Effect of Vehicle Tax, Entertainment Tax and Tourism on Local Revenue in DKI Jakartaperiod 2008-2017, 2019 This research aim to identify whether Vehicle Tax, Entertainment Tax and Tourism take effect to Local Revenue in DKI Jakarta period 2008-2017. Results of this research using regression analysis techniques indicates that Local Revenue effected by Vehicle Tax, Entertainment Tax and Tourism in DKI Jakarta period 2008-2017. Keywords : Vehicle Tax, Entertainment Tax, Tourism, Local Revenue.
ix
ABSTRAK
Pijar Haqqullah Akbar. Pengaruh Pajak Kendaraan Bermotor, Pajak Hiburan dan Pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah DKI Jakarta Tahun 2008 - 2017, 2019 Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi apakah penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor, Pajak Hiburan dan Pariwisata mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah DKI Jakarta selama tahun 2008-2017. Hasil penelitian dengan menggunakan teknik analisis Regresi menunjukkan bahwa adanya pengaruh dari Pajak Kendaraan Bermotor, Pajak Hiburan dan Pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah DKI Jakarta 2008-2017. Kata Kunci : Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Pajak Hiburan, Pariwisata,
Pendapatan Asli Daerah.
x
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr. wb.,
Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikanrahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta
salamtak lupa penulis panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang senantiasa
menjadi suri tauladan dan sumber inspirasi bagi umat Islam.
Skripsi yang berjudul “Leisure Economy, Pendapatan Perkapita dan
Pendapatan Asli Daerah (Studi Kasus DKI Jakarta tahun 2008-2017)” ini
merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyampaikan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Keluarga tercinta, yang selalu menjaga dan merawat penulis dengan penuh
kesabaran, sehingga penulis bisa tumbuh besar dan sampai pada tahap ini.
Terima kasih Bapak Ali dan Ibu Ida atas segala perjuangan, kasih sayang dan
doanya yang tak berbatas Terima kasih Mas Tegar Haqqullah Akbar (Ega)
dan adik Dikara Falsafi Haqqillah (Afi). Semoga penulis bisa selalu
membahagiakan keluarga.
2. Bapak Prof. Dr. Amilin, S.E., Ak, M.Si, CA, QIA, BKP, CRMP; selaku
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
semoga dapat menjadikan Fakultas Ekonomi dan Bisnis lebih baik lagi.
3. Bapak Dr. Hartana Iswandi Putra, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ekonomi
Pembangunan yang terus memberikan semangat dan motivasi agar dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini
4. Bapak Deni Pandu Nugraha, SE., M.Sc selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi
Pembangunan
5. Bapak Arief Fitrijanto, M.Si; yang telah meluangkan waktu dan arahan-
arahan yang baik selama penulis berkonsultasi.
6. Bapak Dr. Sofyan Rizal, M.Si; sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang
dengan kerendahan hati bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan
ilmu dan pengarahan, selalu memberikan motivasi, mengingatkan dan
xi
menyemangati penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih
banyak atas bantuannya.
7. Sakina Ramadhani, yang selalu menemani selama ini. Yang selalu
menyemangati dari belakang untuk terus melangkah maju. Terima kasih telah
meluangkan waktunya selama ini. Terima kasih telah memberikan dorongan
dan dukungan baik dalam perkuliahan maupun di luar perkuliahan.
InsyaAllah apa yang kamu berikan termasuk juga dengan perjuanganmu
selama ini tidak akan sia-sia.
8. Muh. Abdul Farid, ini sahabat yang luar biasa. Tidak pernah lelah
menyemangati kami, para mahasiswa EP 2012 yang belum menyelesaikan
skripsi. Tanpa kenal lelah membantu kami. Selalu membantu penulis ketika
penulis sedang merasa kebingungan dengan skripsi. Satu kata buat Farid,
“you are the best, man!”
9. Om Rachmad Sofyan, yang membantu penulis ketika kesulitan mengolah
data.
10. Irfan Akhadi, Amirudin, Rafi Kurniawan, Abdul Hakim Adhiyaksa, yang
sama-sama berjuang sampai akhirnya kita insyaAllah bisa selesai sama-sama.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena
keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh sebab
itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan yangmembangun
dari berbagai pihak.
Wassalamualaikum wr. wb.
Jakarta, 23 Mei 2019
Pijar Haqqullah Akbar
xii
DAFTAR ISI
Cover Dalam ........................................................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ...................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ........................................... iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .................................................................... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP........................................................................................... vi
ABSTRACT ....................................................................................................................... viii
ABSTRAK ......................................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ x
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 5
C. Pertanyaan Penelitian .............................................................................................. 5
E. Manfaat Penelitian .................................................................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 7
A. Pendapatan Asli Daerah (PAD) .............................................................................. 7
B. Pajak Daerah ........................................................................................................... 9
1. Pajak Kendaraan Bermotor ............................................................................... 11
2. Pajak Hiburan .................................................................................................... 11
3. Pajak Pariwisata ................................................................................................ 16
C. Penelitian Terdahulu ............................................................................................. 16
D. Kerangka Pemikiran .............................................................................................. 17
E. Hipotesis ............................................................................................................... 17
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................................... 19
A. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................................................... 19
xiii
B. Jenis dan Sumber Data .......................................................................................... 19
C. Metode Pengumpulan Data ................................................................................... 20
D. Metode Analisis Data ............................................................................................ 20
1. Uji Asumsi Klasik ............................................................................................. 20
a. Uji Normalitas ............................................................................................... 20
b. Uji Heteroskedastisitas .................................................................................. 21
c. Uji Multikolinearitas ..................................................................................... 22
d. Uji Autokorelasi ............................................................................................ 23
2. Koefisien Determinasi (R2) ............................................................................... 23
3. Pengujian Hipotesis .......................................................................................... 23
a. Uji-t Statistik ................................................................................................. 23
b. Uji-F Statistik ................................................................................................ 24
E. Definisi Operasional Variabel ............................................................................... 25
1. Pendapatan Asli Daerah (PAD) ........................................................................ 25
2. Pajak Kendaraan Bermotor ............................................................................... 25
3. Pajak Hiburan .................................................................................................... 25
4. Pajak Pariwisata ................................................................................................ 25
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 27
A. Gambaran UmumPenelitian .................................................................................. 27
1. Letak Geografis Kota DKIJakarta ..................................................................... 27
2. Sejarah Singkat Kota DKI Jakarta .................................................................... 27
3. Pariwisata DKI Jakarta...................................................................................... 28
B. Hasil Analisis ........................................................................................................ 29
1. Uji Asumsi Klasik ............................................................................................. 29
a. Uji Normalitas ............................................................................................... 29
b. Uji Autokorelasi ............................................................................................ 30
c. Uji Heteroskedastisitas .................................................................................. 31
d. Uji Multikolinearitas ..................................................................................... 32
2. Pengujian Koefisien Determinasi (R2) .............................................................. 35
3. Pengujian Hipotesis .......................................................................................... 36
a. Uji F-Statistik (Simultan) .............................................................................. 36
b. Uji t-Statistik (Parsial) .................................................................................. 36
1) Pajak Kendaraan Bermotor ....................................................................... 37
2) Pajak Hiburan ............................................................................................ 38
3) Pajak Pariwisata ........................................................................................ 39
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................ 41
xiv
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 41
B. Saran ..................................................................................................................... 42
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 43
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................................... 47
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) DKI Jakarta 2008-2017 . 2 Tabel 1. 2 Target dan Realisasi PKB DKI Jakarta Tahun 2008-2017 ................................ 3 Tabel 1. 3 Target dan Realisasi Pajak Hiburan DKI Jakarta Tahun 2008-2017 ................. 3 Tabel 1. 4 Target dan Realisasi Pajak Pariwisata DKI Jakarta Tahun 2008-2017 .............. 4 Tabel 3. 1 Operasional Variabel ....................................................................................... 26 Tabel 4. 1 Uji Normalitas .................................................................................................. 30 Tabel 4. 2 Uji Durbin-Watson .......................................................................................... 31 Tabel 4. 3 Uji Glejser ........................................................................................................ 31 Tabel 4. 4 Regresi ............................................................................................................. 32 Tabel 4. 5 Uji Multikolinearitas VIF ................................................................................ 32 Tabel 4. 6 Pair-Wise Correlations ..................................................................................... 33 Tabel 4. 7 Regresi 1 .......................................................................................................... 33 Tabel 4. 8 Regresi 2 .......................................................................................................... 34 Tabel 4. 9 Regresi 3 .......................................................................................................... 34 Tabel 4. 10 Koefisien Determinasi (R2) ............................................................................ 35 Tabel 4. 11 Nilai Probabilitas (t-Statistik) ........................................................................ 37
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1Kerangka Pemikiran ...................................................................................... 17
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Uji Normalitas ............................................................................................... 47 Lampiran 2 Uji Heteroskedastisitas .................................................................................. 47 Lampiran 3 Uji Autokorelasi ............................................................................................ 48 Lampiran 4 Regresi ........................................................................................................... 48 Lampiran 5 Uji Autokorelasi VIF ..................................................................................... 49 Lampiran 6 Pair-Wise Correlations .................................................................................. 49 Lampiran 7 Regresi 1 (Auxiliary Regressions) ................................................................. 49 Lampiran 8 Regresi 2 (Auxiliary Regressions) ................................................................. 50 Lampiran 9 Regresi 3 (Auxiliary Regressions) ................................................................. 50
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam menyelenggarakan roda pemerintah, Pajak merupakan sumber
penerimaan danayang potensial sebagai sumber pembiayaan. Hal ini
diwujudkan dengan adanya otonomi daerah yang mulai berlaku pada 1 Januari
2001 yang mana otonomi daerah ini memacu Pemerintahan Daerah untuk
dapat secara mandiri mencari sumber penerimaan daerah yang dapat
membiayai pengeluaran daerah. Dengan diberlakukannya otonomi daerah,
Pemerintah menetapkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 mengenai
pokok-pokok pemerintahan daerah yang di dalamnya menjelaskan sumber-
sumber Pendapatan Asli Daerah yang terdiri atas:
1. Pendapatan Pajak Daerah
2. Pendapatan Retribusi Daerah
3. Hasil pengelolaan kekayaan Daerah yang dipisahkan
4. Lain-lain PAD yang sah
Dalam UU Nomor 31 Tahun 2004 menetapkan bahwa pembiayaan dan
penerimaan daerah bersumber dari tiga kelompok yaitu:
1. Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang diperoleh berdasarkan peraturan
perundang-undangan
2. Dana Perimbangan, yaitu dana yang bersumber dari APB yang
dialokasikan kepada daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi
3. Lain-lain pendapatan daerah yang sah
Dari berbagai alternatif sumber penerimaan yang dipungut oleh daerah,
Retribusi dan Pajak daerah menjadi sumber penerimaan yang dapat
dikembangkan di dalam wilayahnya serta diberi kewenangan lebih untuk
2
menggunakan, mengelola dan menggali potensi yang terdapat di daerahnya
guna menaikkan penerimaan Pendapatan Asli Daerah dengan tujuan tiap-tiap
daerah dapat meminimalisasi ketergantungan terhadap Pemerintah Pusat
hingga tiap daerah diharuskan mampu mengurus rumah tangganya sendiri
(Siahaan, 2010: 11).
Pendapatan Daerah dapat diperoleh dari pendapatan asli daerahnya sendiri,
pendapatan asli dari pembagian pendapatan asli daerah, pinjaman daerah, dana
perimbangan, dan pendapatan daerah lainnya yang sah (Suparmoko, 2001:
55). Jakarta sebagai Ibu Kota Republik Indonesiayang memiliki aktivitas
ekonomi tinggi, pada dasarnyaakan mendapatkan penerimaan dana daerah
yang tinggi melalui pembayaran pajak dari objek pajak. Penerimaan pajak
daerah yang semakin membaik menggambarkan semakin tingginya aktivitas
kegiatan perekonomian suatu daerah. Pendapatan Asli Daerah DKI Jakarta
tahun 2008-2017 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1. 1 Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) DKI Jakarta 2008-2017
Tahun PAD
Anggaran Realisasi
2008
10,381,542.80
10,455,565.50
2009
10,363,435.50
10,601,057.90
2010
12,315,398.30
12,971,972.00
2011
16,280,133.60
17,825,524.60
2012
20,523,433.37
22,040,801.45
2013
26,304,097.56
26,849,324.75
2014
39,757,308.44
31,274,215.89
2015
37,965,616.30
33,686,176.82
3
2016
38,501,784.84
36,883,621.58
2017
41,687,387.82
43,901,488.80 Sumber: BPS DKI Jakarta dalam buku Jakarta Dalam Angka tahun 2009-2018
Pajak Kendaraan Bermotor, Pajak Hiburan dan Pajak Pariwisata
merupakan jenis pajak yang menjadi pos penerimaan Pendapatan Asli Daerah
DKI Jakarta. Berikut adalah tabel yang menggambarkan perkembangan
penerimaan daerah dari Pajak Kendaraan Bermotor, Pajak Hiburan dan Pajak
Pariwisata.
Tabel 1. 2 Target dan Realisasi Pajak Kendaraan Bermotor DKI Jakarta Tahun 2008-2017
Tahun Pajak Kendaraan Bermotor Anggaran Realisasi
2008 2,560,270.00 2,618,745.90 2009 2,687,000.00 2,766,961.10 2010 3,100,000.00 3,107,744.10 2011 3,500,000.00 3,664,400.20 2012 4,150,000.00 4,106,968.37 2013 4,400,000.00 4,605,206.08 2014 5,150,000.00 4,979,110.61 2015 6,050,000.00 6,090,200.50
2016 7,050,000.00 7,143,530.35 2017 7,750,000.00 8,005,898.50
Sumber: BPS DKI Jakarta dalam buku Jakarta Dalam Angka tahun 2009-2018
Tabel 1. 3 Target dan Realisasi Pajak Hiburan DKI Jakarta Tahun 2008-2017
Tahun Pajak Hiburan
Anggaran Realisasi
2008
219,000.00
249,541.30 2009
4
300,000.00 267,735.60
2010
270,000.00
293,356.00
2011
350,000.00
296,519.80
2012
400,000.00
369,152.83
2013
440,000.00
393,132.15
2014
500,000.00
502,472.93
2015
550,000.00
608,799.68
2016
700,000.00
769,540.46
2017
800,000.00
755,379.51 Sumber: BPS DKI Jakarta dalam buku Jakarta Dalam Angka tahun 2009-2018
Tabel 1. 4 Target dan Realisasi Pajak Pariwisata DKI Jakarta Tahun
2008-2017
Tahun Pajak Pariwisata
Anggaran Realisasi
2008
1,235,000.00
1,270,750.20
2009
1,460,349.00
1,364,141.40
2010
1,420,000.00
1,625,192.80
2011
1,791,000.00
1,890,332.80
2012
2,175,000.00
2,267,095.27
2013
2,550,000.00
2,726,153.83
2014
3,400,000.00
3,206,872.83
2015
3,600,000.00
3,566,541.08
2016
4,200,000.00
3,953,238.33
5
2017
4,250,000.00
4,311,585.04 Sumber: BPS DKI Jakarta dalam buku Jakarta Dalam Angka tahun 2009-2018
Pajak Daerah merupakan iuran wajib yang dilakukan daerah kepada
pribadi atau badan tanpa imbalan langsung yang seimbang yang dapat
dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan, yang digunakan
untuk penyelenggaraan dan pembangunan daerah.
Pajak Kendaraan Bermotor, Pajak Hiburan dan Pajak Pariwisata
merupakan sumber pendapatan daerah yang diandalakan untuk pembiayaan
pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan daerah. Kota Jakarta yang
merupakan Ibu Kota Indonesia memiliki jumlah pemilik kendaraan bermotor
yang banyak, memiliki banyak tempat hiburan dan juga memiliki banyak
objek wisata yang dapat dikunjungi.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti tentang
“Pengaruh Pajak Kendaraan Bermotor, Pajak Hiburan dan Pajak
Pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah DKI Jakarta Tahun 2008-
2017”.
B. Rumusan Masalah
Pendapatan Asli Daerah didasari oleh berbagai aspek. Dalam penelitian
ini, penulis akan meneliti hubungan antara Pajak Kendaraan Bermotor, Pajak
Hiburan dan Pajak Pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah DKI Jakarta
Tahun 2008-2017.
C. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah di atas,
pertanyaan penelitian ini adalah:
1. Bagaimana hubungan antara Pajak Kendaraan Bermotor dengan
Pendapatan Asli Daerah DKI Jakarta tahun 2008-2017?
6
2. Bagaimana hubungan antara Pajak Hiburan dengan Pendapatan Asli
Daerah DKI Jakarta tahun 2008-2017?
3. Bagaimana hubungan antara Pajak Pariwisata dengan Pendapatan Asli
Daerah DKI Jakarta tahun 2008-2017?
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan pertanyaan penelitian yang telah diuraikan di atas, tujuan
yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Didapatkan hubungan antara Pajak Kendaraan Bermotor dengan
Pendapatan Asli Daerah DKI Jakarta tahun 2008-2017
2. Didapatkan hubungan antara Pajak Hiburan dengan Pendapatan Asli
Daerah DKI Jakarta tahun 2008-2017
3. Didapatkan hubungan antara Pajak Pariwisata dengan Pendapatan Asli
Daerah DKI Jakarta tahun 2008-2017
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
a. BagiAkademisi
Sebagai bahan informasi dan referensi bagi para akademisiuntuk penelitian
selanjutnya.
b. BagiPemerintah
Sebagai bahan masukan untuk pemerintah dan instansi terkait mengenai
Pendapatan Asli Daerah
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Pendapatan asli daerah adalah penerimaan yang diterima dari potensi yang
ada di daerahnya sendiri yang dapat menunjukkan kemampuan suatu daerah
dalam menjalankan pemerintah untuk membiayai pembangunan maupun
pembiayaan rutin suatu daerah. Pengertian pendapatan asli daerah berdasarkan
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pusat dan Daerah Pasal 1 angka 18 menjelaskan bahwa pendapatan
yang daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan
peraturan perundang- undangan disebut dengan Pendapatan Asli Daerah
(PAD).
Pendapatan yang dipungut dan bersumber dari pemerintah daerah disebut
dengan Pendapatan Asli Daerah dan bersumber dari retribusi daerah, pajak
daerah, pendapatan asli lainnya yang sah dan laba dari BUMD (Warsito,
2001:128). Menurut Herlina Rahman, Pendapatan Asli Daerah (PAD)
merupakan hasil pengelolaan kekayaan, pajak, distribusi daerah dan lain-lain.
PAD yang sah digunakan untuk mengoptimalkan pendanaan dalam
pelaksanaan kegiatan otonomi yang mana merupakan perwujudan asas
desentralisasi (Herlina Rahman, 2005:38).
Pengarahan kebijakan segala kegiatan keuangan daerah bertujuan
meningkatkan penerimaan pendapatan asli sebagai sumber penting dan utama
yang peruntukannya untuk melaksanakan pemerintahan daerahnya dan
pembangunan daerahnya dengan tujuan akhir memperkecil ketergantungan
terhadap pemerintah pusat. Setiap daerah menghendaki peningkatan
pendapatan daerah yang diperoleh dari pendapatan asli daerah yang digunakan
untuk segala keperluan dan untuk menjalankan rumah tangganya sendiri tanpa
bergantung terlalu banyak kepada pemerintah pusat (Mamesa, 1995:30).
Pendapatan asli daerah digunakan untuk melihat kemandirian daerah
8
dalam menjalankan pemerintahannya sesuai dengan tujuan dari desentralisasi
pemerintahan. Untuk melihat kemampuan pemerintah daerah dalam
menjalankan pemerintahannya dan menjalankan pengelolaan keuangannya,
dapat dilihat melalui komposisi sumber-sumber penerimaan daerah. Semakin
besar penerimaan daerah yang diperoleh maka tingkat ketergantungan
pemerintah daerah terhadap pemerintah pusat akan semakin kecil. Begitu pula
sebaliknya, apabila penerimaan daerah semakin kecil maka tingkat
ketergantungan pemerintah daerah terhadap pemerintah pusat akan semakin
besar.
Menurut Marihot P. Siahaan (2010:11), sumber-sumber pendapatan daerah
antara lain:
a. Pajak Daerah
Pajak daerah merupakan iuran yang diberikan oleh individu atau badan
kepada daerah tanpa adanya imbalan langsung, yang dapat dipaksa
berdasarkan peraturan dan Undang-Undang yang berlaku.
b. Retribusi Daerah
Retribusi daerah merupakan pungutan daerah sebagai bentuk pembayaran
atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau
diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan pribadi atau badan.
c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan merupakan hasil yang
didapatkan dari pengelolaan kekayaan yang terpisah dari pengelolaan
APBD. Laba yang diperoleh dari hasil pengelolaan tersebut dimasukkan
ke dalam pendapatan asli daerah.
d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah adalah penerimaan daerah yang
tidak termasuk ke dalam jenis pajak daerah, retribusi daerah, dan hasil
pengelolaan kekayaa daerah yang dipisahkan.
9
B. Pajak Daerah
Pajak Daerah merupakan iuran wajib yang digunakan untuk
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dilakukan oleh pribadi atau badan
kepala daerah yang pungutannya diatur dalam perundang-undangan (Yani,
2013).
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 menjelaskan bahwa iuran wajib
yang bersifat memaksa kepada pribadi atau badan berdasarkan peraturan
perundang-undangan diperuntukkan untuk kemakmuran rakyat dan keperluan
daerah.
Dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009, dijelaskan bahwa
pembagian pajak dibagi menjadi dua jenis pajak, yaitu Pajak Provinsi dan
Pajak Kabupaten/Kota. Adapun jenis-jenis pajak yang terdapat dalam Pajak
Provinsi dan Pajak Kabupaten/Kota yaitu:
a. Jenis Pajak Provinsi:
1) Pajak KendaraanBermotor
2) Bea Balik Nama KendaraanBermotor
3) Pajak Bahan Bakar KendaraanBermotor
4) Pajak AirPermukaan
5) PajakRokok
b. Jenis PajakKabupaten/Kota:
1) PajakHotel
2) PajakRestoran
3) PajakHiburan
4) PajakReklame
5) Pajak PeneranganJalan
6) Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan
10
7) PajakParkir
8) Pajak AirTanah
9) Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan
10) Bea Perhotelan Hak atas Tanah danBangunan
Berdasarkan pembagiannya terbagi menjadi dua bagian yaitu bagi hasil
pajak provinsi kepada kabupaten/kota dan bagi hasil pajak kabupaten/kota
kepada desa. Adapun rincian pembagiannya adalah sebagai berikut:
a. Bagi Hasil Pajak Provinsi kepada DaerahKabupaten/Kota
1) Hasil penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas
Air dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas
Air diserahkan kepada Kabupaten/Kota di provinsi yang bersangkutan
minimal 30%
2) Hasil penerimaan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor serta Pajak
Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan
diserahkan kepada Kabupaten/Kota di provinsi yang bersangkutan
minimal 80%
3) Penggunaan bagian daerah kabupaten/kota sepenuhnya ditetapkan oleh
wilayah kabupaten/kota yang bersangkutan
b. Bagi Hasil Pajak Daerah Kabupaten/Kota kepada Desa
1) Hasil penerimaan pajak kabupaten paling sedikit 10% diperuntukkan
untuk desa yang bersangkutan
2) Bagian desa ini ditetapkan dengan peraturan daerah kabupaten dengan
memperhatikan aspek potensi dan pemerataan antar-desa
3) Penggunaan bagian desa ditetapkan seluruhnya oleh desa yang
bersangkutan.
Dalam proses pemungutan pajak harus memenuhi beberapa syarat agar
tidak menimbulkan hambtatan atau perlawanan (Mardiasmo, 2011: 2), yaitu:
11
a. Syarat Keadilan : Pemungutan pajak harusadil
b. SyaratYuridis : Pemungutan pajak harus sesuai UU
c. SyaratEkonomis : Tidak menggangguperekonomian
d. SyaratFinansial : Pemungutan pajak harusefisien
e. Sistem pemungutan pajak harussederhana
1. Pajak Kendaraan Bermotor
Berdasarkan UU Nomor 28 Tahun 2009 menjelaskan bahwa pajak atas
penguasaan dan/atau kepemilikan dan/atau kendaraan bermotor
merupakan pengertian dari Pajak Kendaraan Bermotor. Semua kendaraan
yang bermesin dan beroda yang digunakan di jalur darat dan tidak secara
permanen yang dapat digunakan di air adalah pengertian dari kendaraan
bermotor.
Pajak Kendaraan Bermotor peranannya sangat besar bagi Pendapatan
Asli Daerah. Hal ini dapatterlihat jelas dari daerah-daerah yang
menganjurkan untuk membeli kendaraan bermotor dengan nomor polisi
daerahnya masing-masing dengan maksud agar pajak yang dibayar masuk
ke kas daerah dan dapat dimanfaatkan untuk pembangunan dan
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang bersangkutan.
2. Pajak Hiburan
Iuran yang dikenakan atas adanya penyelenggaran hiburan dan
pungutannya diatur dalam perundang-undangan adalah pengertian dari
pajak hiburan. Berdasarkan Undang-Undang nomor 28 Tahun 2009 Pasal
1 Ayat 25 mengatakan bahwa semua jenis pertunjukan, keramaian,
tontonan dan/atau permainan adalah yang dimaksud dengan hiburan.
Menurut Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2015 tentang Pajak Hiburan,
hiburan adalah kegiatan yang dinikmati dengan dipungut bayaran untuk
menikmati pertunjukan, keramaian, tontonan dan/atau permainan. Pajak
12
Hiburan dipungut atas jasa penyelenggaraan hiburan dengan
dipungutbayaran.
Dalam pemungutan pajak hiburan, terdapat beberapa terminologi yang
perlu diketahui, yaitu:
1. Hiburan merupakan seluruh jenis permainan ketangkasan, pertunjukan,
keramaian atau permainan dengan nama dan bentuk apapun dengan
dipungut bayaran tidak termasuk penggunaan fasilitas untuk
berolahraga
Penyelenggaraan hiburan adalah orang pribadi atau badan yang
bertindak baik atas namanya sendiri dalam menyelenggarakan suatu
hiburan.
2. Penonton atau pengunjung adalah setiap individu yang menghadiri
suatu hiburan untuk mendengar, melihat, dan/atau menikmati fasilitas
yang ada, kecuali karyawan, penyelenggara, artis, serta petugas yang
hadir untuk melakukan pengawasan
3. Pembayaran adalah jumlah yang diterima dalam bentuk apapun untuk
harga pengganti yang diminta atau seharusnya diminta wajib pajak
sebagai bentuk penukar atas pemakaian atau pembelian jasa hiburan
serta fasilitas penunjangnya. Dalam hal ini, termasuk juga semua
tambahan dengan nama apapun juga yang dilakukan oleh wajib pajak
yang berkaitan langsung dengan penyelenggaraan hiburan. Jumlah
yang diterima atau seharusnya diterima, termasuk yang akan diterima,
seperti pembayaran yang dilakukan tidak secara tunai juga termasuk
dalam pengertian pembayaran.
4. Tanda masuk merupakan seluruh tanda atau cara atau alat yang sah
dalam bentuk apapun yang dapat digunakan untuk menonton,
menikmati hiburan, dan menggunakan fasilitasnya.
5. Harga tanda masuk, yang selanjutnya disingkat HTM, merupakan nilai
uang yang terdapat pada tanda masuk yang harus dibayar oleh
pengunjung atau penonton.
13
Dasar hukum pemungutan pajak hiburan di DKI Jakarta diatur dalam
Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2015 tentang Pajak Hiburan. Dasar
hukum pemungutan pajak hiburan pada suatu kabupaten/kota adalah
sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah
2. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah
3. Peraturan Daerah yang mengatur tentang Pajak Hiburan
Objek pajak hiburan merupakan penyelenggaraan hiburan yang
dipungut bayaran. Adapun yang dimaksud dengan objek pajak hiburan
sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2015 tentang Pajak
Hiburan adalah sebagai berikut:
1. Tontonan film
2. pagelaran kesenian, musik, tari, dan/atau busana
3. kontes kecantikan
4. pameran
5. diskotik, karaoke, klab malam dan sejenisnya
6. akrobat, sirkus, dan sulap
7. permainan bowling dan bilyar
8. pacuan kuda dan pacuan kendaraan bermotor
9. permainan ketangkasan
10. refleksi, panti pijat, sauna, spa dan pusat kebugaran
(fitnesscenter)
11. pertandingan olahraga
14
Sedangkan yang bukan termasuk objek pajak hiburan, yaitu:
1. Acara pernikahan
2. Upacara adat
3. Kegiatan keagamaan
4. Pameran buku.
Subjek pajak hiburan adalah orang pribadi atau badan yang menonton
dan atau menikmati hiburan. Dengan kata lain, subjek pajak adalah
konsumen yang menikmati hiburan. Wajib pajak adalah orang pribadi atau
badan yang menyelenggakan hiburan. Dengan kata lain, subjek pajak dan
wajib pajak pada pajak hiburan tidak sama. Konsumen yang menikmati
hiburan merupakan wajib pajak yang membayar pajak. Kemudian,
penyelenggara hiburan bertindak sebagai wajib pajak yang diberikan
kewenangan untuk memungut pajak dari konsumen sebagai subjek pajak.
Dasar pengenaan pajak hiburan adalah uang yang diterima atau yang
seharusnya diterima oleh penyelenggara hiburan. Pengertian yang
dimaskud dalam penjelasan tersebut termasuk potongan harga dan tiket
cuma-cuma yang diberikan kepada penerima jasa hiburan.
Tarif pajak hiburan berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 3 tahun 2015
adalah sebagaiberikut:
1. Tarif pajak untuk pertunjukan film di bioskop ditetapkan sebesar 10%
2. Tarif pajak untuk pagelaran kesenian, musik, tari dan/atau busana yang
bertaraf lokal/tradisional adalah 0%
3. Tarif pajak untuk pagelaran kesenian, musik, tari dan/atau busana yang
bertaraf nasional sebesar 5%
4. Tarif pajak untuk pagelaran kesenian, musik, tari dan/atau busana yang
bertaraf internasional sebesar 15%
5. Tarif pajak untuk kontes kecantikan untuk taraf lokal/tradisional
15
adalah 0%
6. Tarif pajak untuk kontes kecantikan yang berkelas nasional sebesar 5%
7. Tarif pajak untuk kontes kecantikan yang berkelas internasional
sebesar 15%
8. Tarif pajak untuk pameran yang bersifat non komersial adalah 0%
9. Tarif pajak untuk pameran yang bersifat komersial sebesar 10%
10. Tarif pajak untuk bar, diskotik, karaoke, klab malam, pub, live music,
musik dengan disck jockey (DJ), dan sejenisnya sebesar 25%
11. Tarif pajak untuk akrobat, sirkus, dan sulap yang bertaraf lokal/
tradisional adalah 0%
12. Tarif pajak untuk akrobat, sirkus, dan sulap yang bertaraf nasional dan
internasional sebesar 10%
13. Tarif pajak untuk permainan bowling dan sebesar 10%
14. Tarif pajak untuk pacuan kuda yang berkelas lokal/tradisional sebesar
5%
15. Tarif pajak untuk pacuan kuda yang berkelasnasional dan internasional
sebesar 15%
16. Tarif pajak untuk pacuan kendaraan bermotor sebesar 15%
17. Tarif pajak untuk permainan ketangkasan adalah 10%
18. Tarif pajak untuk panti pijat, sauna, dan spa sebesar 35%
19. Tarif pajak untuk refleksi dan pusat kebugaran/fitness center sebesar
10%
20. Tarif pajak untuk pertandingan olah raga yang bertaraf lokal/
tradisional adalah 0%
21. Tarif pajak untuk pertandingan olah raga yang bertaraf nasional
sebesar 5%
22. Tarif pajak untuk pertandingan olah raga yang bertaraf internasional
sebesar 15%
16
3. Pajak Pariwisata
Berdasarkan UU Nomor 10 Tahun 2009, Pariwisata adalah berbagai
macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang
disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah dan Pemerintah
Daerah. Sedangkan, kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang
berhubungan dengan pariwisata yang bersifat multi disiplin dan multi
dimensi yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap individu dan Negara
serta interaksi antara wisatawan dengan masyarakat setempat, sesama
wisatawan, pengusaha, Pemerintah Daerah, dan Pemerintah pusat.
Sektor Pariwisata menjadi salah satu objek penerimaan Pajak Daerah
yang bisa membantu pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan
daerah. DKI Jakarta sendiri memiliki banyak objek wisata yang diminati
oleh wisatawan nusantara maupun wisatawan asing.
C. Penelitian Terdahulu
Firman Hadi Yiwono (2012) meneliti tentang Analisis Potensi dan
Kontribusi Pajak Hiburan terhadap Penerimaan Pendapataan Asli Daerah
Studi Kasus Pendapatan Daerah Kota Malang dengan metode penelitian
deskriptif kuantitatif. Dalam penelitiannya, target kontribusi Pajak Hiburan
terhadap Pajak Daerah kota Malang mengalami kenaikan yang fluktuatif.
Yesi Dwi Wulandari, dkk (2015) meneliti tentang Pengaruh Jumlah
Wisatawan, Jumlah Hotel dan Laju Inflasi terhadap Penerimaan Pajak Hotel
Studi Kasus pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Palembang dengan
menggunakan metode Uji Asumsi Klasik dengan pendekatan time series
dengan data sekunder. Hasil dari penelitian ini diketahi bahwa jumlah hotel
berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan pajak hotel di Palembang.
Sedangkan wisatawan dan laju inflasi tidak berpengaruh terhadap penerimaan
pajak hotel di Palembang.
I Wayan Gede Sedana (2011) meneliti tentang Pengaruh Jumlah
Kunjungan Wisatawan terhadap Penerimaan Retribusi Objek Wisata,
17
Pendapatan Asli Daerah dan Anggaran Pembangunan Kabupaten Gianyar
tahun 1991-2010 dengan menggunakan regresi linier. Hasil dari penelitian ini
adalah secara keseluruhan objek wisata dan pendapatan asli daerah
berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembangunan daerah. Sedangkan
jumlah kunjungan wisatawan tidak berpengaruh signifikan terhadap anggaran
pembangunan.
Susana (2003) meneliti tentang Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan
Daerah dari Sektor Pariwisata Kota Surakarta tahun 1985-2000 menggunakan
regresi linear berganda. Dari hasil uji signifikansi diperoleh bahwa
keseluruhan variable independen berpengaruh secara signifikan dan dapat
menjelaskan variable dependen sebesar 76.5 persen.
D. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan uraian tentang konsep Pajak Kendaraan Bermotor, Pajak
Hiburan, Pajak Pariwisata serta pemahaman tentang Pendapatan Asli Daerah,
maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 2. 1Kerangka Pemikiran
E. Hipotesis Hipotesis merupakan dugaan sementara terhadap suatu masalah yang
kebenarannya harus diuji secara empiris. Berdasarkan penjelasan penelitian
terdahulu dan perumusan masalah pada bab sebelumnya, penulis akan
Pajak Kendaraan Bermotor
Pajak Hiburan
Pajak Pariwisata
Pendapatan Asli Daerah
18
menjelaskan hubungan sementara antara variabel-variabel terkait untk
dilakukan pengujian ada atau tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap
variabel terikat. Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. H0 : Tidak terdapat pengaruh signifikan Pajak Kendaraan Bermotor
terhadap Pendapatan Asli Daerah DKI Jakarta
H1 : Terdapat pengaruh signifikan Pajak Kendaraan Bermotor
terhadap Pendapatan Asli Daerah DKI Jakarta
2. H0 : Tidak terdapat pengaruh signifikan Pajak Hiburan terhadap
Pendapatan Asli Daerah DKI Jakarta
H2 : Terdapat pengaruh signifikan Pajak Hiburan terhadap
Pendapatan Asli Daerah DKI Jakarta
3. H0 : Tidak terdapat pengaruh signifikan Pajak Pariwisata terhadap
Pendapatan Asli Daerah DKI Jakarta
H3 : Terdapat pengaruh signifikan Pajak Pariwisata terhadap
Pendapatan Asli Daerah DKI Jakarta
19
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif di mana
penelitian yang banyak menggunakan angka-angka, dimulai dari pengumpulan
angka, penafsiran terhadap data berupa angka tersubut serta penampilahn dari
hasilnya. Ruang lingkup dari penelitian ini adalah mengidentifikasi untuk
melihat bagaimana hubungan antara Pajak Kendaraan Bermotor, Pajak
Hiburan dan Pajak Pariwisata dengan Pendapatan Asli Daerah DKI Jakarta.
Penelitian ini dilakukan dalam periode 10 tahun, yakni dari tahun 2008 hingga
2017 di Provinsi DKIJakarta.
B. Jenis dan Sumber Data
Untuk mengetahui kebenaran ilmiah suatu penelitian, hal yang sangat
penting dilakukan adalah pengumpulan data. Dalam metode ini menggunakan
metode kuantitatif sesuai dengan rumusan yang telah dibahas, di mana data
yang digunakan berupaangka. Sumber-sumber data yang diperoleh untuk
menyelesaikan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Data penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) DKI Jakarta tahun 2008-
2017 yang bersumber dari Laporan Anggaran Penerimaan dan Belanja
Daerah DKI Jakarta
2. Data target dan realisasi Pajak Kendaraan Bermotor DKI Jakarta tahun
2008-2017 yang bersumber dari Laporan Anggaran Penerimaan Pajak
Daerah Badan Pajak dan Retribusi Daerah DKI Jakarta
3. Data target dan realisasi Pajak Hiburan DKI Jakarta tahun 2008-2017 yang
bersumber dari Laporan Anggaran Penerimaan Pajak Daerah Badan Pajak
dan Retribusi Daerah DKIJakarta
20
4. Data target dan realisasi Pajak Pariwisata DKI Jakarta tahun 2008-2017
yang bersumber dari Laporan Anggaran Penerimaan Pajak Daerah Badan
Pajak dan Retribusi Daerah DKI Jakarta
C. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data
yang diperoleh dari pihak lain. Data sekunder pada umumnya berupa data atau
dokumentasi laporan yang telah tersedia. Dalam penelitian ini, data diperoleh
dari website BPS DKI Jakarta dan juga website Pemrpov DKI Jakarta yang di
dalamnya terdapat data-data yang diperlukan untuk penelitianini.
D. Metode Analisis Data
Model analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
analisis linear berganda dengan menggunakan software EViews 8.1. Model
analisis regresi berganda digunakan untuk mengukur pengaruh antara lebih
dari satu variable bebas terhadap variable terikat.
Kriteria pengujian yang dilakukan yaitu dengan menggunakan pengujian
koefisien determinasi (R2), pengujian statistic koefisien regresi parsial (uji t)
dan pengujian statistic F.
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Data yang berdistribusi normal adalah salah satu asumsi dalam
analisis statistika. Uji ini menggunakam software E-Views dan
menggunakan du acara yaitu histogram dan Uji Jarque-Bara
1) Cara Mengenali Normalitas
Ada dua cara mendeteksi apakah residual berdistribusi normal
atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistic. Normalitas
dapat dideteksi dengan meliat penyebaran data pada sumbu
21
diagonal dari grafik normal P-Plots. Jika data menyebar di sekitar
garis diagonal, maka data berdistribusi normal. Jika data menyebar
jauh dari garis diagonal, maka data tidak berdistribusi normal
(Ghozali, 2011: 160).
2) Pengaruh Ketidaknormalan Data
Salah satu asumsi model regresi adalah residual mempunya
distribusi normal (Widarjono, 2010:111).
3) Cara menghilangkan Ketidaknormalan Data
Salah satu hal yang dapat dilakukan jika data tidak berdistribusi
normal adalah melakukan transformasi terhadap data (Rosadi,
2012:36).
b. Uji Heteroskedastisitas
Untuk melihat nilai varians antar nilai Y apakah sama atau
heterogen dilakukan uji Heteroskedastisitas. Asumsi penting (asumsi
Gauss Markov) dalam penggunaan OLS adalah varians residual yang
konstan. Varian dari residual tidak berubah dengan berubahnya satu
atau lebih variabel bebas. Jika asumsi ini terpenuhi, maka residual
disebut homoskedastisitas. Jika tidak maka disebut heteroskedastisitas
(Rolis, 2014:67).
1) Cara mengenali Heteroskedastisitas
Pendeteksian heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan du
acara, yaitu dengan metode grafik dan uji korelasi Rank Spearman
(Suharyadi dan Purwanto, 2013:232). Ada pula beberapa metode
yang digunakan untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas yaitu menggunakan metode grafik, Uji Park,
Uji Glejser, Uji Korelasi Spearman, Uji Goldfield Quandt, Uji
22
Bruesch-Pagan-Godfrey dan Uji White (Winarno, 2011:5.8)
2) Pengaruh Heteroskedastisitas
Ada tiga dampak yang terjadi akibat terjadinya
heteroskedastisitas. Pertama, walaupun terjadi heteroskedastisitas,
koefisien penduga (b1 dan b2) tetap efisien, namun variannya
menjadi lebar atau tidak efisien. Kedua, interval keyakinan untuk
koefisien regresi menjadi semakin lebar dan uji signifikansi kurang
kuat. Ketiga, Apabila menggunakan OLS, maka Uji t dan Uji f
tidak berfungsi sebagaimana mestinya, sehingga diperlukan
perubahan-perubahan (Suharyadi dan Purwanto, 2013:232).
3) Cara Menghilangkan Heterorskedastisitas
Cara mengatasi heteroskedastisitas dapan dilakukan dengan
cara melakukan metode kuadrat terkecil terimbang, nilai terimbang
dapat dilakukan berdasarkan observasi. Kemudian dengan
melakukan transformasi log atau data ditransformasi ke bentuk
lainnya seperti 1/X atau yang lainnya.
c. Uji Multikolinearitas
Frish menjelaskan bahwa multikolinear adalah adanya lebih dari
satu hubungan linear yang sempurna. Menurut Frish, apabila terjadi
multikolinear apalagi kolinear yang sempurna (koefisien korelasi antar
variabel bebas=1) maka koefisien regresi dari variabel bebas tidak
dapat ditentukan dan standar error-nya tidak terhingga (Suharyadi dan
Purwanto, 2013:231).
Pengertian lain dari multikolinearitas adalah adanya hubungan
linier antarvariabel independen. Karena melibatkan beberapa variabel,
maka multikolinearitas tidak akan terjadi pada persamaan regresi
sederhana yang terdiri dari satu variabel dependen dan satu variabel
23
independen (Winarno, 2011:5.1).
d. Uji Autokorelasi
Autokorelasi dikenalkan oleh Maurice G. Kendall dan William R.
Buckland. Autokorelasi merupakan korelasi antara anggota observasi
yang disusun menurut urutan waktu. Ada beberapa penyebab
autokorelasi yaitu pertama kelembaman, yang biasa terjadi dalam
fenomena ekonomi dimana sesuatu akan memengaruhi suatu yang lain
dengan mengikuti siklus bisnis saling berkaitan. Kedua terjadinya bias
spesifikasi, yaitu ada beberapa variabel yang tidak termasuk dalam
model. Dan ketiga, bentuk fungsi yang digunakan tidak tepat misalnya
seharusnya bentuk non-linear tetapi digunakan linear atau sebaliknya
(Suharyadi dan Purwanto, 2013:232).
2. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) merupakan suatu ukuran yang
menunjukkan besarnya sumbangan variabel X yang mempunyai pengaruh
linear terhadap variasi (naik turunnya) Y. Dalam penelitian ini, penulis
menggunakan R2 untuk mengukur besarnya kontribusi variabel X terhadap
variabel Y. Koefisien determinasi adalah bagian dari keberagaman total
variabel terikat Y yang dapat diterangkan atau diperhitungkan oleh
keragaman variabel bebas X. Semakin besar koefisien determinasi
menunjukkan semakin baik kemampuan X menerangkan Y (Suharyadi dan
Purwanto, 2013:162).
3. Pengujian Hipotesis
a. Uji-t Statistik
Uji signifikansi parsial atau individual digunakan untuk menguji
apakah suatu variabel bebas berpengaruh atau tidaknya terhadap
variabel terikat. Untuk mengetahui apakah suatu variabel secara parsial
24
berpengaruh nyata atau tidak digunakan uji t atau t student (Suharyadi
dan Purwanto, 2013:228).
Signifikan tidaknya sebuah variabel independen di dalam analisis
regresi bisa dilihat dari nilai ρ dibandingkan dengan nilai α. Jika nilai
probabilitas ρ lebih kecil dari nilai α yang dipilih maka kita menolak
hipotesis nol (H0) atau menerima hipotesis alternative (H1) dan
sebaliknya. (Widarjono, 2010:28).
Untuk mengukur tingkat signifikan pengaruh setiap variabel bebas
terhadap variabel terikat dalam model regresi, dilakukanlah pengujian
ini dengan syarat:
• Jika t statistic < t table atau nilai probabilitas > 0,05 maka
H0diterima artinya tidak ada pengaruh antara variabel
independen terhadap variabel dependen.
• Jika t statistic > t table atau nilai probabilitas >0,05 maka H0
ditolak, artinya ada pengaruh antara variabel independen dan
variabel dependen
b. Uji-F Statistik
Uji global disebut juga uji signifikansi serentak atau uji F. Uji ini
dimaksudkan untuk melihat kemampuan menyeluruh dari variabel
bebas (X1, X2, X3, …Xk) dapat atau mampu menjelaskan tingkah laku
atau keragaman variabel terikat (Y). Uji global dimaksudkan untuk
mengetahui semua variabel bebas memiliki koefisien regresi sama
dengan nol (Suharyadi dan Purwanto, 2013:228).
Untuk melihat hubungan atau pengaruh variabel independen secara
berasama-sama terhadap variabel dependen, dilakukanlah pengujian ini
dengan syarat:
• Jika F-hitung < F table atau nilai probabilitas > 0,05 maka H0
diterima yang berarti secara bersama-sama variabel independen
tidak dipengaruhi variabel dependen secara signifikan
25
• Jika F-hitung > F table atau nilai probabilitas <0,05 maka H0
ditolak yang berarti secara bersama-sama variabel dependen
memengaruhi variabel dependen secara signifikan
E. Definisi Operasional Variabel
1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Variabel Pendapatan Asli Daerah (PAD) diukur berdasarkan Laporan
Anggaran Pendapatan dan Belanja DKI Jakarta dalam satuan jutaan
rupiah. Data ini diperoleh dari Laporan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah DKI Jakarta dari Badan Pengelola Keuangan Daerah
DKIJakarta
2. Pajak Kendaraan Bermotor
Variabel Pajak Kendaraan Bermotor diukur berdasarkan Laporan
Anggaran Penerimaan Pajak Daerah DKI Jakarta dalam satuan jutaan
rupiah. Data ini diperoleh dari Badan Pajak dan Retribusi Daerah DKI
Jakarta.
3. Pajak Hiburan
Variabel Pajak Hiburan diukur berdasarkan Laporan Anggaran
Penerimaan Pajak Daerah DKI Jakarta dalam satuan jutaan rupiah.
Data ini diperoleh dari Badan Pajak dan Retribusi Daerah DKI Jakarta
4. Pajak Pariwisata
Variabel Pajak Hiburan diukur berdasarkan Laporan Anggaran
Penerimaan Pajak Daerah DKI Jakarta dalam satuan jutaan rupiah.
Data ini diperoleh dari Badan Pajak dan Retribusi Daerah DKI Jakarta
26
Tabel 3. 1 Operasional Variabel No Variabel Definisi Variabel Satuan
1
Pendapatan Asli Daerah
(PAD)
Realisasi penerimaan
pendapatan asli daerah
DKI Jakarta tahun 2008-
2017
Juta
Rupiah
2
Pajak Kendaraan Bermotor Realisasi penerimaan
pajak kendaraan
bermotor DKI Jakarta
tahun 2008-2017
Juta
Rupiah
3
Pajak Hiburan Realisasi penerimaan
pajak hiburan DKI
Jakarta tahun 2008-2017
Juta
Rupiah
4
Pajak Pariwisata
Realisasi penerimaan
pajak pariwisata DKI
Jakarta tahun 2008-
2017
Juta
Rupiah
27
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran UmumPenelitian
1. Letak Geografis Kota DKIJakarta
Secara geografis Kota Jakarta terletak pada koordinat 5° 19' 12" - 6°
23' 54" Lintang Selatan dan 106° 22' 42"-106° 58' 18" Bujur Timur. Luas
daratan Kota Jakarta adalah 661,52 km2 dan luas perairan sebesar 6.997,50
km2. Total luas wilayah Kota DKI Jakarta adalah sebesar 7.659,02 km2.
Wilayah Jakarta berlokasi di utara Pulau Jawa, di muara Ciliwung, Teluk
Jakarta.
Wilayah Kota Jakarta berbatasan dengan 2 Provinsi sebagai berikut:
a. Sebelah timur dan selatan berbatasan dengan Provinsi JawaBarat
b. Sebelah barat berbatasan dengan Provinsi Banten
Kota DKI Jakarta memliki total populasi sebesar10.374.235 pada
tahun 2017 dengan total kepadatan sebesar 15.663/km2. Letak Kota DKI
Jakarta sangat strategis karena diapit oleh 2 Provinsi yaitu Provinsi Banten
dan Jawa Barat. Hal ini menyebabkan meningkatnya jaringan transportasi
yang terhubung dengan kota lain secara regional.
2. Sejarah Singkat Kota DKI Jakarta
Kota Jakarta pertama kali dikenal sebagai salah satu pelabuhan milik
Kerajaan Sunda yang bernama Sunda Kelapa yang berlokasi di muara
Sungai Ciliwung. Kerajaan Sunda merupakan kelanjutan dari Kerajaan
Tarumanegara pada abad ke-5 dan diperkirakan pelabuhan ini ada sejak
abad tersebut. Pelabuhan ini dikenal sebagai pelabuhan lada pada abad ke-
12 dimana banyak kapal asing yang berasal dari negara lain membawa
barang-barang untuk ditukar dengan rempah- rempah yang merupakan
28
komoditas dagang saatitu.
Sunda Kelapa berganti nama menjadi Jayakarta setelah Fatahillah
berhasil menduduki Pelabuhan Sunda Kelapa pada tanggal 22 Juni tahun
1527. Setelah pendudukan berhasil, pemerintahan Jayakarta diserahkan
kepada putra dari Sunan Gunung Jati, yaitu Maulana Hasanuddin dari
Banten.
Pada abad ke-16, VOC yang dipimpin oleh Jan Pieterszoon Coen
menguasai Jayakarta setelah Kesultanan Banten dikalahkan dan mengganti
nama Jayakarta menjadi Batavia. Selama kolonialisasi, Batavia menjadi
kota besar dan penting. Pendudukan VOC berlangung dari tahun 1619 –
1942. Pada tahun 1926, pemerintah Hindia Belanda membentuk
pemerintahan otonom provinsi dan Provincie West Java adalah provinsi
pertama yang dibentuk di wilayah Jawa danBataviamenjadi salah satu
keresidenan dalam Provincie West Java.
Beralih pada tahun 1942, pada saat pendudukan Jepang, nama Batavia
diganti menjadi Djakarta untuk menarik hati penduduk pada Perang Dunia
ke-2. Di kota Djakarta ini merupakan tempat berlangsungnya Proklamasi
Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945.
Pada tahun 1959, Presiden Sukarno mengangkat Soemarno
Sosroatmodjo yang merupaka seorang dokter tentara menjadi Gubernur
pertama Jakarta. Dan pada tahun 1961, status Djakarta diubah dari Daerah
Tingkat Satu menjadi Daerah Khusus Ibukota dan tetap dijabat oleh
Soemarno sebagai Gubernur Djakarta.
3. Pariwisata DKI Jakarta
DKI Jakarta yang juga merupakan ibu kota Indonesia memiliki
beberapa objek wisata yang sering didatangi wisatawan nusantara maupun
wisatawan asing. Mulai dari taman kota, museum, taman hiburan, cagar
budaya dan wisata bahari seperti di Kepulauan Seribu merupakan objek-
objek yang sering didatangi oleh wisatawan.
29
Tempat-tempat wisata tersebut biasanya ramai didatangi ketika sedang
libur sekolah untuk menghabiskan waktu bersama keluarga dan
mengenalkan budaya-budaya dan sejarah yang ada di Jakarta. Kota tua
misalnya, tidak pernah sepi dari pengunjung baik itu dalam negeri maupun
luar negeri.
Berikut adalah objek-objek pariwisata yang ada di DKI Jakarta dan
sering dikunjungi oleh wisatawan:
a) Taman Impian Jaya Ancol
b) Kota Tua
c) Kepulauan Seribu
d) Taman Wisata Alam Angke Kapuk
e) Kampung Betawi Setu Babakan
f) Monumen Nasional
g) Taman Mini Indonesia Indah
h) Kebun Binatang Ragunan
i) Planetarium
j) Masjid Istiqlal
k) Dan lain-lain
B. Hasil Analisis
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Dari hasil pengujian normalitas didapatkan nilai Jarque-Bera
sebesar 2,697480 dan nilai probabilitas sebesar 0,259567 yang artinya
nilai probabilitas lebih besar dari nilai signifikan (0,05). Maka dapat
disimpulkan bahwa data dalam penelitian terdistribusi normal.
30
Tabel 4. 1 Uji Normalitas
Jarque-Bera 2.697480 Probability 0.259567
Sumber: Hasil pengolahan data sekunder
b. Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah hubungan antara residual satu dengan
observasi dengan residual observasi lainnya. Autokorelasi lebih mudah
timbul pada data yang bersifat runtut waktu, karena berdasarkan
sifatnya, data masa sekarang dipengaruhi data masa sebelumya.
Meskipun demikian, tetap dimungkinkan autokorelasi dijumpai pada
data yang bersifat antar objek (Winarno, 2015:5.31). Untuk mendeteksi
ada atau tidaknya autokorelasi dengan menggunakan nilai Durbin-
Watson dengan penjelasan sebagai berikut:
• Bila nilai DW terletak antara batas atas (du) dan (4 – du), maka
koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada
autokorelasi.
• Bila nilai DW lebih rendah dari batas bawah (dl), maka
koefisien autokorelasi lebih kecil daripada nol, berarti ada
autokorelasi positif.
• Bila nilai DW lebih besar daripada (4 – dl), maka koefisien
autokorelasi lebih kecil daripada nol, berarti ada autokorelasi
negatif.
• Bila nilai DW terletak di antara batas atas (du) dan batas bawah
(dl) maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.
• Bila nilai DW terletak antara (4 – du) dan (4 – dl), maka
hasilnya tidak dapat disimpulkan.
31
Tabel 4. 2 Uji Durbin-Watson
DL DU Durbin-Watson 4 – DU 4 – DL 1.33835 1.65889 2.299323 2.34111 2.66165
Sumber: Hasil pengolahan data sekunder & Tabel DW (K=4, T=40, α=5%)
Nilai DL dan DU terdapat pada table Durbin-Watson, dengan
melihat jumlah variabel dalam penelitian ini (K) sebanyak 4, dan
jumlah observasi (T) sebanyak 40, dengan tingkat α = 5%, maka nilai
DL pada Tabel DW adalah 1,33835 dan nilai DU 1,65889. Dari hasil
pengujian regresi ini diperoleh nilai DW sebesar2,299323 dimana nilai
ini berada di antara nilai DU (1,65889) dan 4 – DU (2,299323)
sehingga dapat diketahui bahwa model ini tidak terdapat autokorelasi
c. Uji Heteroskedastisitas
Ada beberapa metode yang digunakan untuk mendeteksi ada atau
tidaknya masalah heteroskedastisitas, di antaranya dengan
menggunakan uji Glejser. Jika nilai probabilitas variabel independen
<0,05 atau secara signifikan memengaruhi reabs maka ada indikasi
heteroskedastisitas dan begitu pula sebaliknya.
Tabel 4. 3 Uji Glejser F-statistic 2.049519 Prob. F(3,36) 0.1242 Obs*R-squared 5.835129 Prob. Chi-Square(3) 0.1199 Scaled explained SS 3.230970 Prob. Chi-Square(3) 0.3574
Sumber: Hasil pengolahan data sekunder
Nilai p value yang ditunjukkan dengan nilai Prob. Chi-Square(3)
pada Obs*R-squared yaitu sebesar 0,1199. Oleh karena nilai p value
0,1199> 0,05 maka terima H0 yang berarti model regresi bersifat
homoskedastisitas atau dengan kata lain tidak ada masalah asumsi non
32
heteroskedastisitas.
d. Uji Multikolinearitas
Tabel 4. 4 Regresi Dependent Variable: PAD Method: Least Squares Date: 07/09/19 Time: 21:40 Sample: 2008Q1 2017Q4 Included observations: 40
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -1048422. 71995.60 -14.56231 0.0000
PKB 2.371503 0.362290 6.545874 0.0000 HIBURAN -27.89209 2.429921 -11.47860 0.0000 WISATA 11.55099 0.494043 23.38054 0.0000
R-squared 0.997540 Mean dependent var 6162244.
Adjusted R-squared 0.997335 S.D. dependent var 2836557. S.E. of regression 146428.9 Akaike info criterion 26.72111 Sum squared resid 7.72E+11 Schwarz criterion 26.89000 Log likelihood -530.4221 Hannan-Quinn criter. 26.78217 F-statistic 4866.345 Durbin-Watson stat 0.345972 Prob(F-statistic) 0.000000
Konsekuensi multikolinearitas adalah invalidnya signifikansi
variabel maupun besaran koefisien variabel dan konstanta.
Multikolinearitas diduga terjadi apabila menghasilkan nila R2 yang
tinggi (lebih dari 0,8), nilai F tinggi dan nilai t-statistik semua atau
hamper semua variabel penjelas tidak signifikan.
Tabel 4. 5 Uji Multikolinearitas VIF Coefficient Uncentered Centered
Variable Variance VIF VIF C 5.18E+09 9.669815 NA
PKB 0.131254 387.1954 47.85710 HIBURAN 5.904516 164.4690 24.70940 WISATA 0.244078 226.4624 31.38004
Sumber: Hasil pengolahan data sekunder
Hasil uji multikolinearitas pada table di atas menunjukkan bahwa
semua variabel memperoleh nilai VIF di atas 10. Maka dapat ditarik
33
kesimpulan bahwa telah terjadi masalah multikolinearitas.
Untuk mendeteksi awal apakah suatu model mengandung
multikolinearitas, maka tindakan awal dengan melihat estimasi nilai R2
yang tinggi (lebih dari 0,8), nilai F tinggi dan nilai t-statistik semua
atau hamper semua variabel penjelas tidak signifikan. Dari hasil di atas
dapat kita lihat R2 tinggi, F tinggi namun sebagian besar tidak
signifikan. Artinya ada kemungkinan model di atas mengandung
multikolinearitas yang serius. Uji selanjutnya, bandingkan R2 regresi
antar variabel bebasnya emnggunakan Pair-Wise Correlations.
Tabel 4. 6 Pair-Wise Correlations
Karena nilai korelasi dari masing-masing variabel bebas
menunjukkan angka 0,9 yang berarti korelasinya cukup tinggi, maka
model regresi tersebut terdapat masalah multikolinearitas.
Selanjutnya, penulis melakukan uji Auxiliary Regressions dengan
ketentuan jika nilai R2 pada model Regresi 1 > R2 pada model regresi 2
dan 3, maka model regresi tersebut tidak ada multikolinearitas.
Tabel 4. 7 Regresi 1
Dependent Variable: LOG(PAD) Method: Least Squares Date: 07/09/19 Time: 22:17 Sample: 2008Q1 2017Q4 Included observations: 40
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -1.503522 0.339349 -4.430613 0.0001
LOG(PKB) 0.379762 0.108878 3.487956 0.0013 LOG(HIBURAN) -0.570734 0.064840 -8.802125 0.0000 LOG(WISATA) 1.377533 0.073974 18.62178 0.0000
R-squared 0.996327 Mean dependent var 15.51640
34
Adjusted R-squared 0.996020 S.D. dependent var 0.508925 S.E. of regression 0.032105 Akaike info criterion -3.944974 Sum squared resid 0.037106 Schwarz criterion -3.776086 Log likelihood 82.89947 Hannan-Quinn criter. -3.883909 F-statistic 3254.686 Durbin-Watson stat 0.272451 Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Hasil pengolahan data sekunder
Tabel 4. 8 Regresi 2
Dependent Variable: LOG(PKB) Method: Least Squares Date: 07/09/19 Time: 22:20 Sample: 2008Q1 2017Q4 Included observations: 40
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 2.730314 0.247127 11.04823 0.0000
LOG(HIBURAN) 0.373794 0.076217 4.904307 0.0000 LOG(WISATA) 0.515806 0.072701 7.094926 0.0000
R-squared 0.984140 Mean dependent var 13.90975
Adjusted R-squared 0.983283 S.D. dependent var 0.374928 S.E. of regression 0.048476 Akaike info criterion -3.143442 Sum squared resid 0.086948 Schwarz criterion -3.016776 Log likelihood 65.86884 Hannan-Quinn criter. -3.097644 F-statistic 1147.959 Durbin-Watson stat 0.216946 Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Hasil pengolahan data sekunder
Tabel 4. 9 Regresi 3
Dependent Variable: LOG(HIBURAN) Method: Least Squares Date: 07/09/19 Time: 22:21 Sample: 2008Q1 2017Q4 Included observations: 40
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -0.745164 0.511907 -1.455664 0.1537
LOG(WISATA) 0.923933 0.038455 24.02654 0.0000 R-squared 0.938239 Mean dependent var 11.54794
Adjusted R-squared 0.936614 S.D. dependent var 0.409813 S.E. of regression 0.103177 Akaike info criterion -1.656030 Sum squared resid 0.404531 Schwarz criterion -1.571586 Log likelihood 35.12059 Hannan-Quinn criter. -1.625497 F-statistic 577.2745 Durbin-Watson stat 0.111342 Prob(F-statistic) 0.000000
35
Sumber: Hasil pengolahan data sekunder
Dari hasil regresi pada 3 model regresi di atas, pada regresi 1
didapat nilai R2 sebesar 0,996327. Pada model regresi 2 didapat nilai
R2 sebesar 0,984140. Dan pada model regresi 3 didapat nilai R2
sebesar 0,938239. Dikarenakan nilai R2 pada model Regresi 1 > R2
pada model Regresi 2 dan 3, maka model tersebut tidak terdapat
multikolinearitas.
2. Pengujian Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi ini menunjukkan seberapa besar semua
variabel bebas menjelaskan varian dari variabel terikatnya. Dalam
penelitian ini variabel bebasnya antara lain: Pajak Kendaraan Bermotor,
Pajak Hiburan dan Pajak Pariwisata. Sedangkan variabel terikatnya adalah
Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Tabel 4. 10 Koefisien Determinasi (R2)
R-squared 0.996327
Adjusted R-squared 0.996020 Sumber: Hasil pengolahan data sekunder Berdasarkan hasil pengolahan data tersebut, diperoleh nilai Adjusted
R-squared sebesar 0,996020. Hal ini menunjukkan bahwa 99,60 persen
penerimaan Pendapatan Asli Daerah dapat dijelaskan oleh penerimaan
Pajak Kendaraan Bermotor, Pajak Hiburan dan Pajak Pariwisata.
Sedangkan sisanya 0,4 persen dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
diteliti dalam penelitian ini.
36
3. Pengujian Hipotesis
a. Uji F-Statistik (Simultan)
Untuk menguji apakah terdapat pengaruh variabel bebas secara
simultan atau bersama-sama terhadap variabel terikat maka digunakan
Uji-F dengan cara membandingkan F-Statistik dengan F-Tabel.
Dengan hipotesis sebagai berikut:
H0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara semua
variabel bebas terhadap variabel terikatnya
H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara semua variabel
bebas terhadap variabel terikatnya
Dengan kriteria pengujian, jika nilai F-Statistik lebih besar dari
nilai F-Tabel maka tolak H0 dan terima H1. Jika nilai F-Statistik lebih
kecil dari nilai F-Tabel maka terima H0 tolak H1.
Berdasarkan hasil regresi, diperoleh nilai F-Statistik sebesar
3254,686. Untuk melihat hasil dari pengujian ini, maka harus diketahui
terlebih dahulu F-Tabelnya. Untuk mengetahui F-Tabel. Pada
penelitian ini menggunakan variabel bebas sebanyak 3 dan jumlah
sampel sebanyak 40. Maka DF1 adalah 3 dan DF2 adalah 40-3-1=36.
Jadi DF2 adalah 36. Dari hasil penghitungan tersebut, dapat diperoleh
F-Tabel sebesar 2,87. Maka dapat ditarik kesimpulan terima H1
dikarenakan F-Statistik > F-Tabel.
b. Uji t-Statistik (Parsial)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas
secara parsial berpengaruh terhadap variabel terikat dan seberapa besar
pengaruhnya secara parsial dengan kriteria membandingkan nilai
probabilitas masing-masing variabel. Jika probabilitas masing-masing
variabel lebih kecil dari 0,05 maka tolak H0 dan terima H1 dan jika
nilai probabilitas masing-masing variabel lebih besar dari 0,05 maka
terima H0 tolak H1.
37
Tabel 4. 11 Nilai Probabilitas (t-Statistik)
Variabel Prob. C 0.0001
PKB 0.0013 HIBURAN 0.0000 WISATA 0.0000
Sumber: Hasil pengolahan data sekunder
1) Pajak Kendaraan Bermotor
Pengujian signifikansi secara parsial Pajak Kendaraan
Bermotor terhadap Pendapatan Asli Daerah, dengan hipotesis
sebagai berikut:
H0 : Pajak Kendaraan Bermotor tidak berpengaruh signifikan
terhadap Pendapatan Asli Daerah
H1 : Pajak Kendaraan Bermotor berpengaruh signifikan
terhadap Pendapatan Asli Daerah
Dari hasil pengujian di atas menghasilkan nilai probabilitas
sebesar 0,0013< 0,05. Hal ini berarti terdapat pengaruh yang
signifikan antara Pajak Kendaraan Bermotor terhadap Pendapatan
Asli Daerah, yang artinya peningkatan penerimaan Pajak
Kendaraan Bermotor akan meningkatkan penerimaan Pendapatan
Asli Daerah.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Natalia
Ester Rompis, dkk (2015) yang meneliti tentang Kontribusi Pajak
Kendaraan Bermotor terhadap Pendapatan Asli Daerah Provinsi
Sulawesi Utara. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh
mereka, hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut yaitu adanya
peningkatan kontribusi Pajak Kendaraan Bermotor terhadap
penerimaan Pendapatan Asli Daerah Sulawesi Utara.
Penelitian ini sejalan juga dengan penelitian yang dilakukan
Nurul Karina dan Novi Budiarso (2016) yang meneliti tentang
Analisis Efektivitas dan Kontribusi Pajak Kendaraan Bermotor
terhadap Pendapatan Asli Daerah Provinsi Gorontalo. Berdasarkan
38
hasil penelitian yang dilakukan oleh mereka, hasil yang diperoleh
dari penelitian tersebut menunjukkan tingkat efektivitas Pajak
Kendaraan Bermotor yang sangat efektif dengan rata-rata
persentase 104,48%.
2) Pajak Hiburan
Pengujian signifikansi secara parsial Pajak Hiburan terhadap
Pendapatan Asli Daerah, dengan hipotesis sebagai berikut:
H0 : Pajak Hiburan tidak berpengaruh signifikan terhadap
Pendapatan Asli Daerah
H1 : Pajak Hiburan berpengaruh secara signifikan terhadap
Pendapatan Asli Daerah
Dari hasil pengujian di atas menghasilkan nilai probabilitas
sebesar 0,0000< 0,05. Hal ini berarti terdapat pengaruh yang
signifikan antara Pajak Hiburan terhadap Pendapatan Asli Daerah,
yang artinya peningkatan penerimaan Pajak Hiburan akan
meningkatkan penerimaan Pendapatan Asli Daerah.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Saparuddin (2017) yang meneliti tentang Pengaruh Penerimaan
Pajak Hiburan dan Inflasi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)
studi Kasus pada Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah
Kota Medan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Saparuddin
menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang signifikan antara Pajak
Hiburan dan Inflasi terhadap Pendapatan Asli Daerah.
Hal ini sejalan pula dengan penelitian yang dilakukan oleh
Firman Hadi Yiwono (2012) yang meneliti tentang Analisis
Potensi dan Kontribusi Pajak Hiburan terhadap Penerimaan
Pendapatan Asli Daerah dengan studi kasus Pendapatan Daerah
Kota Malang. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah target
kontribusi pajak hiburan terhadap pajak daerah kota Malang yang
mengalami kenaikan yang fluktuatif dimana Pajak Hiburan
39
berpengaruh secara signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah
kota Malang.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ni Nyoman
Suartini dan Made Suyana Utama (2013) tentang Pengaruh Jumlah
Kunjungan Wisatawan, Pajak Hiburan, Pajak Hotel dan Restoran
terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Gianyar
menjelaskan bahwa berdasarkan hasil analisis yang diperoleh dari
Pajak Hiburan terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten
Gianyar tahun 1991-2010, diperoleh nilai t hitung sebesar 3,448
dengan t tabel sebesar 1,746. Hal ini menunjukkan bahwa t hitung
> t tabel yang berarti Pajak Hiburan berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Gianyar
periode tahub 1991-2010.
3) Pajak Pariwisata
Pengujian signifikansi secara parsial Pajak Pariwisata terhadap
Pendapatan Asli Daerah, dengan hipotesis sebagai berikut:
H0 : Pajak Pariwisata tidak berpengaruh signifikan terhadap
Pendapatan Asli Daerah
H1 : Pajak Pariwisata berpengaruh secara signifikan terhadap
Pendapatan Asli Daerah
Dari hasil pengujian di atas menghasilkan nilai probabilitas
sebesar 0,0000< 0,05. Hal ini berarti terdapat pengaruh yang
signifikan antara Pajak Pariwisata terhadap Pendapatan Asli
Daerah, yang artinya peningkatan penerimaan Pajak Pariwisata
akan meningkatkan penerimaan Pendapatan Asli Daerah.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fakhrul
Indra Hermansyah (2017) yang mengatakan bahwa Jumlah
Wisatawan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pendapatan
Asli Daerah melalui PDRB sector pariwisata di Kabupaten Sinjai
periode 2007-2016. Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat
40
hubungan kuat, setiap kenaikan atau penurunan jumlah wisatawan
akan mengakibatkan kenaikan dan penurunan pula terhadap
Pendapatan Asli Daerah melalui PDRB sector pariwisata.
Pada penelitian IWayan Gede Sedana (2011) meneliti tentang
pengaruh jumlah kunjungan wisatawan terhadap penerimaan objek
retribusi wisata, pendapatan asli daerah dan anggaran
pembangunan kabupaten Gianyar tahun 1991-2010 dengan
menggunakan regresi linier. Hasil penelitian yang didapat adalah
secara keseluruhan variabel pendapatan asli daerah dan objek
wisata berpengaruh positif dan signifikan terhadap anggaran
pembangunan daerah.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ni Nyoman
Suartini dan Made Suyana Utama (2013) tentang Pengaruh Jumlah
Kunjungan Wisatawan, Pajak Hiburan, Pajak Hotel dan Restoran
terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Gianyar
menjelaskan bahwa berdasarkan hasil analisis yang diperoleh dari
Jumlah Kunjungan Wisatawan terhadap Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten Gianyar tahun 1991-2010, diperoleh nilai t hitung
sebesar 2,665 dengan t tabel sebesar 1,746. Hal ini menunjukkan
bahwa t hitung > t tabel yang berarti Jumlah Kunjungan Wisatawan
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Pendapatan Asli
Daerah Kabupaten Gianyar periode tahun 1991-2010.
41
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan hasil pembahasan sebelumnya,
penulis memperoleh kesimpulan dari hasil penelitian Pengaruh Pajak
Kendaraan Bermotor, Pajak Hiburan dan Pariwisata terhadap Pendapatan
Asli Daerah DKI Jakarta 2008-2017 sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil penelitian menggunakan metode regresi, secara
parsial menggunakan uji-t diperoleh hasil bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan antara Pajak Kendaraan Bermotor dan
Pendapatan Asli Daerah dengan nilai probablitisa sebesar
0,0013< 0,05.
2. Berdasarkan hasil penelitian menggunakan metode regresi, secara
parsial menggunakan uji-t diperoleh hasil bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan antara Pajak Hiburan dan Pendapatan
Asli Daerah dengan nilai probablitisa sebesar 0,0000< 0,05.
3. Berdasarkan hasil penelitian menggunakan metode regresi, secara
parsial menggunakan uji-t diperoleh hasil bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan antara Pariwisata dan Pendapatan Asli
Daerah dengan nilai probablitisa sebesar 0,0000< 0,05.
4. Berdasarkan hasil penelitian menggunakan metode regresi, secara
simultan menggunakan uji-f diperoleh hasil bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan antara Pajak Kendaraan Bermotor,
Pajak Hiburan dan Pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah
dengan nilai F-Statistik 3254,686 > F Tabel 2,87.
42
B. Saran
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan di atas, maka dapat
diberikan saran sebagai berikut:
1. Berkaitan dengan tingginya laju pertumbuhan kendaraan
bermotor di DKI Jakarta yang mengalami kenaikan setiap
tahunnya, pemerintah diharapkan mampu mengoptimalkan
pemungutan pajak kendaraan bermotor agar dapat memberikan
kontribusi yang lebih besar bagi penerimaan daerah
2. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta harus berupaya meningkatkan
kepatuhan wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban pajaknya
dan mampu mengoptimalkan pemungutan pajak hiburan agar
dapat memberi kontribusi yang lebih besar bagi penerimaan
daerah
3. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta diharapkan mampu
mengoptimalkan pengelolaan potensi sector pariwisata secara
serius dan konsisten untuk meningkatkan pertumbuhan sector
pariwisata dan memberikan kontribusi yang lebih besar bagi
penerimaan daerah.
43
DAFTAR PUSTAKA
Arditia, Reza. 2012. Kontribusi dan Efektivitas Pajak Daerah Sebagai Sumber
Pendapatan Asli Daerah Kota Surabaya. Universitas Negeri Surabaya:
Jawa Timur.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Rineka Cipta: Jakarta.
Azizah, Siti Ni’matul. 2017. Kontribusi Sektor Pariwisata Terhadap Pendapatan
Domestik Regional Bruto di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Universtias Islam Negeri Sunan Kalijaga: Yogyakarta.
Badan Pusat Statistik. Jakarta Dalam Angka. Jakarta.
Bianca Biagi, Maria Giovanna Brandano, Manuela Paulina. 2017. Tourism
Taxation: A Synthetic Control Method For Policy Evaluation. John Wiley &
Sons, Ltd.: Amerika
Christian Rame, I Gusti Putu Nata Wirawan. 2013. Efektivitas, Efisiensi
Penerimaan Pajak Hiburan dan Pengaruhnya terhadap Pendapatan Asli
Daerah di Kabupaten Badung. Universitas Udayana: Bali.
Edogbanya, Adejoh, Ja’afru G. Sule. 2013. Revenue Generation: It’s Impact on
Governemnt Developmental Effort (A Study of Selected Local Council in
Kogi East Senatorial District). Kogi State University: Nigeria
Fauzi, Luqman Yumna. 2018. Analisis Pengaruh Sektor Pariwisata terhadap
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Tengah.
Universitas Islam Indonesia: Yogyakarta.
Hajar, 2017. Kontribusi Pajak Hiburan dalam Peningkatan Pendapatan Asli
Daerah (PAD) Di Kota Tangerang Selatan. Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah: Jakarta.
Halim, Abdul. 2001. Akuntansi Keuangan Daerah. Salemba Empat: Jakarta.
Kepmendagri No. 690.900-327 Tahun 2006 Tentang Efektivitas dan Kemandirian
Keuangan Daerah Otonom Kabupaten Kota.
44
Kuncoro, Mudrajad. 2004. Otonomi dan Pembangunan Daerah: Reformasi,
Perekonomian, Strategi, dan Peluang. Erlangga: Jakarta.
Mangkoesoebroto, Guritno. 1999. Ekonomi Publik. BPFE: Yogyakarta.
Mardiasmo. 2011. Perpajakan. Edisi Revisi. ANDI: Yogyakarta.
Mill, Robert Christie. 2000. Tourism The International Business. PT Raja
Grafindo Persada: Jakarta
Musgrave, Richard. A. 1993. Keuangan Negara Dalam Teori dan Praktek Edisi 5.
Erlangga: Jakarta
Ofasari, Dian. 2017. Efektivitas dan Kontribusi Pajak Hiburan terhadap
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Musi Banyuasin: Sumatera Selatan.
Peraturan Daerah Kota Jakarta Nomor 3 Tahun 2015 tentang Pajak Hiburan.
Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah
Prakoso, Kesit Bambang. 2005. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. UII Press:
Yogyakarta.
Santoso, Purbayu Budi, Muliawan Hamdani. 2007. Statistika Deskriptif dalam
Bidang Ekonomi dan Niaga. Erlangga: Jakarta
Sedana, I Wayan Gede. 2011. Analisis Pengaruh Jumlah Kunjungan Wisatawan
terhadap Penerimaan Retribusi Obyek Wisata, Pendapatan Asli Daerah dan
Anggaran Pembangunan Kabupaten Gianyar Tahun 1991-2010. Universitas
Udayana: Bali
Siahaan, Mariot Pahala. 2010. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Rajawali
Pers: Jakarta.
Soemitro, Rochmat. 2000. Dasar-dasar Hukum Pajak dan Pajak Pendapatan.
Erlangga: Jakarta.
Spillane, J.J. 1987. Pariwisata Indonesia Sejarah dan Prospeknya. Kanisius:
Yogyakarta
Subardini. 2017. Kontribusi Sektor Pariwisata terhadap Pendapatan Domestik
Regional Bruto Provinsi Jawa Timur. Universitas Dr. Soetomo: Jawa
Timur.
45
Suharyadi, Purwanto. 2009. Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern Jilid
2. Salemba Empat: Jakarta.
Susiana. 2003. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Daerah dari
Sektor Pariwisata Kota Surakarta (1085-2000). Universitas Diponegoro.
Semarang
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah.
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah.
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Daerah.
Yhoga Bagus Adhikrisna, Wahyu Hidayat, Zainal Arifin. 2016. Analisis Pengaruh
Pariwisata terhadap Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jawa Timur
tahun 2011-2014. Universitas Muhammadiyah Malang: Jawa Timur.
Waluyo. 2005. Perpajakan Indonesia: Pembahasan Sesuai dengan Ketentuan
Perundang-undangan, Perpajakan dan Aturan Pelaksanaan Perpajakan
Terbaru. Salemba Empat: Jakarta.
Wantara. 1997. Analisis Pendapatan Asli Daerah dan Bantuan Pemerintah Pusat
di DIY 1970 – 1992. Kinerja – Jurnal Bisnis dan Ekonomi No.2: 1997
https://www.beritasatu.com/megapolitan/532008/dki-akui-masih-banyak-kendala-
dalam-pengembangan-pariwisata (diakses pada 8 Mei 2019).
https://www.industry.co.id/read/50067/tingkatkan-pengembangan-pariwisata-dki-
jakarta-kemenpar-jalin-sinergi-dengan-para-pelaku-industri (diakses pada 8
Mei 2019).
https://www.alinea.id/bisnis/pariwisata-jakarta-membutuhkan-pembenahan-
b1WZ09gGa (diakses pada 8 Mei 2019).
http://www.tribunnews.com/metropolitan/2019/01/08/jakarta-tourism-forum-
sinergi-pengembangan-pariwisata-dki-jakarta (diakses pada 8 Mei 2019).
https://www.alinea.id/bisnis/jakarta-terus-didorong-jadi-destinasi-wisata-dan-
pusat-halal-dunia-b1WZx9g7X (diakses pada 8 Mei 2019).
46
https://www.statistikian.com/2012/07/pearson-dan-asumsi-klasik.html (diakses
pada 14 Maret 2019).
https://www.statistikian.com/2017/01/uji-asumsi-klasik-regresi-linear-spss.html
(diakses pada 25 April 2019).
https://jakarta.bps.go.id/dynamictable/2017/11/17/9/pdrb-perkapita-dki-jakarta-
2011-2016.html (diakses pada 14 Maret 2019).
http://fiscaldki.klakklik.id/ (diakses pada 8 Maret 2019).
47
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1 Uji Normalitas
Lampiran 2 Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedasticity Test: Glejser F-statistic 2.049519 Prob. F(3,36) 0.1242
Obs*R-squared 5.835129 Prob. Chi-Square(3) 0.1199 Scaled explained SS 3.230970 Prob. Chi-Square(3) 0.3574
Test Equation: Dependent Variable: ARESID Method: Least Squares Date: 07/09/19 Time: 20:53 Sample: 2008Q1 2017Q4 Included observations: 40
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 170681.5 31460.56 5.425252 0.0000
PKB -0.257128 0.158313 -1.624172 0.1131 HIBURAN -0.327332 1.061824 -0.308273 0.7597 WISATA 0.445026 0.215886 2.061388 0.0465
R-squared 0.145878 Mean dependent var 122405.5
Adjusted R-squared 0.074701 S.D. dependent var 66519.12 S.E. of regression 63986.36 Akaike info criterion 25.06537 Sum squared resid 1.47E+11 Schwarz criterion 25.23425 Log likelihood -497.3073 Hannan-Quinn criter. 25.12643 F-statistic 2.049519 Durbin-Watson stat 0.618854 Prob(F-statistic) 0.124242
48
Lampiran 3 Uji Autokorelasi
Dependent Variable: PAD Method: ARMA Maximum Likelihood (OPG - BHHH) Date: 07/09/19 Time: 21:16 Sample: 2008Q1 2017Q4 Included observations: 40 Convergence achieved after 30 iterations Coefficient covariance computed using outer product of gradients
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -874102.4 355634.5 -2.457867 0.0194
PKB -0.109192 0.541724 -0.201564 0.8415 HIBURAN -16.11671 3.251733 -4.956344 0.0000 WISATA 13.85862 1.437632 9.639894 0.0000
AR(1) 1.759943 0.085458 20.59425 0.0000 AR(2) -0.832252 0.087361 -9.526595 0.0000
SIGMASQ 2.29E+09 4.53E+08 5.052581 0.0000 R-squared 0.999709 Mean dependent var 6162244.
Adjusted R-squared 0.999656 S.D. dependent var 2836557. S.E. of regression 52646.73 Akaike info criterion 24.86119 Sum squared resid 9.15E+10 Schwarz criterion 25.15674 Log likelihood -490.2238 Hannan-Quinn criter. 24.96805 F-statistic 18863.70 Durbin-Watson stat 2.299323 Prob(F-statistic) 0.000000
Inverted AR Roots .88+.24i .88-.24i
Lampiran 4 Regresi
Dependent Variable: PAD Method: Least Squares Date: 07/09/19 Time: 21:40 Sample: 2008Q1 2017Q4 Included observations: 40
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -1048422. 71995.60 -14.56231 0.0000
PKB 2.371503 0.362290 6.545874 0.0000 HIBURAN -27.89209 2.429921 -11.47860 0.0000 WISATA 11.55099 0.494043 23.38054 0.0000
R-squared 0.997540 Mean dependent var 6162244.
Adjusted R-squared 0.997335 S.D. dependent var 2836557. S.E. of regression 146428.9 Akaike info criterion 26.72111 Sum squared resid 7.72E+11 Schwarz criterion 26.89000 Log likelihood -530.4221 Hannan-Quinn criter. 26.78217 F-statistic 4866.345 Durbin-Watson stat 0.345972 Prob(F-statistic) 0.000000
49
Lampiran 5 Uji Autokorelasi VIF
Variance Inflation Factors Date: 07/09/19 Time: 21:00 Sample: 2008Q1 2017Q4 Included observations: 40
Coefficient Uncentered Centered
Variable Variance VIF VIF C 5.18E+09 9.669815 NA
PKB 0.131254 387.1954 47.85710 HIBURAN 5.904516 164.4690 24.70940 WISATA 0.244078 226.4624 31.38004
Lampiran 6 Pair-Wise Correlations
Lampiran 7 Regresi 1 (Auxiliary Regressions)
Dependent Variable: LOG(PAD) Method: Least Squares Date: 07/09/19 Time: 22:17 Sample: 2008Q1 2017Q4 Included observations: 40
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -1.503522 0.339349 -4.430613 0.0001
LOG(PKB) 0.379762 0.108878 3.487956 0.0013 LOG(HIBURAN) -0.570734 0.064840 -8.802125 0.0000 LOG(WISATA) 1.377533 0.073974 18.62178 0.0000
R-squared 0.996327 Mean dependent var 15.51640
Adjusted R-squared 0.996020 S.D. dependent var 0.508925 S.E. of regression 0.032105 Akaike info criterion -3.944974 Sum squared resid 0.037106 Schwarz criterion -3.776086 Log likelihood 82.89947 Hannan-Quinn criter. -3.883909 F-statistic 3254.686 Durbin-Watson stat 0.272451 Prob(F-statistic) 0.000000
50
Lampiran 8 Regresi 2 (Auxiliary Regressions)
Dependent Variable: LOG(PKB) Method: Least Squares Date: 07/09/19 Time: 22:20 Sample: 2008Q1 2017Q4 Included observations: 40
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 2.730314 0.247127 11.04823 0.0000
LOG(HIBURAN) 0.373794 0.076217 4.904307 0.0000 LOG(WISATA) 0.515806 0.072701 7.094926 0.0000
R-squared 0.984140 Mean dependent var 13.90975
Adjusted R-squared 0.983283 S.D. dependent var 0.374928 S.E. of regression 0.048476 Akaike info criterion -3.143442 Sum squared resid 0.086948 Schwarz criterion -3.016776 Log likelihood 65.86884 Hannan-Quinn criter. -3.097644 F-statistic 1147.959 Durbin-Watson stat 0.216946 Prob(F-statistic) 0.000000
Lampiran 9 Regresi 3 (Auxiliary Regressions)
Dependent Variable: LOG(HIBURAN) Method: Least Squares Date: 07/09/19 Time: 22:21 Sample: 2008Q1 2017Q4 Included observations: 40
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -0.745164 0.511907 -1.455664 0.1537
LOG(WISATA) 0.923933 0.038455 24.02654 0.0000 R-squared 0.938239 Mean dependent var 11.54794
Adjusted R-squared 0.936614 S.D. dependent var 0.409813 S.E. of regression 0.103177 Akaike info criterion -1.656030 Sum squared resid 0.404531 Schwarz criterion -1.571586 Log likelihood 35.12059 Hannan-Quinn criter. -1.625497 F-statistic 577.2745 Durbin-Watson stat 0.111342 Prob(F-statistic) 0.000000