pengaruh pelumpuran terhadap sifat fisik tanah dan produksi padi dan tanaman setelah padi

21
Restu Puji Mumpuni A252110171

Upload: restu-puji-mumpuni

Post on 06-Aug-2015

268 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengaruh Pelumpuran Terhadap Sifat Fisik Tanah Dan Produksi Padi Dan Tanaman Setelah Padi

Restu Puji MumpuniA252110171

Page 2: Pengaruh Pelumpuran Terhadap Sifat Fisik Tanah Dan Produksi Padi Dan Tanaman Setelah Padi

PENDAHULUAN

Padi di Asia sebagian besar tumbuh di dataran rendah

dan ditanam tiga kali dalam setahun

Curah hujan, air irigasi, varietas genjah

Teknik Budidaya : Pelumpuran

Penanaman, gulma, perkolasi (air dan

nutrisi)

Page 3: Pengaruh Pelumpuran Terhadap Sifat Fisik Tanah Dan Produksi Padi Dan Tanaman Setelah Padi

Pendahuluan

Efek Pelumpuran terhadap hasil panen tidak jelas (Van de Goor,

1950; Shanchez, 1973)

Efek pelumpuran : Sifat Fisika Tanah

Produksi tanaman setelah beras (legume) hasilnya

rendahKeterbatasan pertumbuhan akar (tanah

kering) Pelumpuran: menghancurkan agregat tanah. kondisi tergenang agregat tanah akan terdispersi dan penghancuran agregat tanah akan semakin intensif pada

saat tanah dibajak, digaru, atau dilumpurkan

Page 4: Pengaruh Pelumpuran Terhadap Sifat Fisik Tanah Dan Produksi Padi Dan Tanaman Setelah Padi

Pendahuluan

Untuk mengurangi efek merugikan dari pelumpuran tanah adalah dengan meminimalkan pengolahan tanah

Musim kemarau :akar dapat mengakses air lebih dalam (keb. Air kacang hijau 375 mm, kacang tanah 500 mm,

kedelai 450 mm)

Tujuan penelitian : Mengetahui Pengaruh berbagai intensitas pengolahan tanah dalam rangka pelumpuran

terhadap pertumbuhan dan hasil padi dan tanaman setelah padi

Page 5: Pengaruh Pelumpuran Terhadap Sifat Fisik Tanah Dan Produksi Padi Dan Tanaman Setelah Padi

BAHAN DAN METODE5 Lokasi : Indonesia ( Ngale, Jambegede,

Maros), Philipina (Manaoag, Bulacan) (penelitian kerjasama di lahan sawah 20-

30 tahun)Padi: var. IR 64 di Ngale, Jambegede &

Philipina, di Maros var. CiliwungTanaman setelah padi : Semua lokasi kacang hijau dan ditambah kedelai di Ngale dan kacang tanah di Jambegede4 Perlakuan pelumpuran

T1 : Budidaya kering sebelum digenangiT2 : Penggenangan dan 1 kali bajak dan garuT3: Penggenangan dan 2 kali bajak dan garuT4: Penggenangan dan 2 kali rototillerSetelah padi : Indonesia (Drainase dan non drainase)Thailand (TOT dan bajak garu)Rancangan Acak Kelompok (5 Lokasi dan Perlakuan pengolahan tanah) 4 ulangan

Page 6: Pengaruh Pelumpuran Terhadap Sifat Fisik Tanah Dan Produksi Padi Dan Tanaman Setelah Padi

Pengamatan

Sifat fisik tanah, pertumbuhan dan hasil produksiSifat fisik tanah: MWD (diameter

rata-rata agregat tanah) dengan metode pengayakan basah, Ketahanan tanah : Kapasitas sinkage tanah dengan penetrometer, Di Jawa Timur kadar air tanah menggunakan Wallingford neutron probe (kedalaman 20, 30, 40, 60 dan 100), Kandungan air tanah dengan gravimetri, Total air tanah selama pertumbuhan (ET) dihitung dari total air disimpan antara tanam sampai panen, Sampel akar kacang hijau dengan bor tanah diameter 10 cm, sampel diambil hingga kedalaman 1 meter

(panjang akar dihitung setelah tanah dipisahkan kemudian discan

dengan hand scanner )

Page 7: Pengaruh Pelumpuran Terhadap Sifat Fisik Tanah Dan Produksi Padi Dan Tanaman Setelah Padi

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Perubahan sifat fisik tanah selama pelumpuranPengukuran kedalaman pengolahan tanah ternyata

terdapat perbedaan kedalaman pelumpuran untuk masing-masing perlakuan

T1 = 14 cmT2 = 17 cmT3 = 17 cmT4 = 9 cm

T4 menunjukkan walaupun intensitas pelumpuran dengan rototiller tinggi tetapi kedalaman pelumpuran yang dicapai rendah

2. Ketahanan tanah menunjukkan bahwa dengan bertambahnya perlakuan pelumpuran maka Kapasitas sinkage semakin menurun

Page 8: Pengaruh Pelumpuran Terhadap Sifat Fisik Tanah Dan Produksi Padi Dan Tanaman Setelah Padi

Gambar 1. Pengaruh metode pelumpuran terhadap kapasitas sinkage

HASIL DAN PEMBAHASAN

Budidaya kering memiliki kapasitas sinkage tertinggi diikuti metode rototiller, 1 kali olah dan 2 kali olah

Rata-rata masih <100 kPa/m2 artinya metode pelumpuran tidak merugikan penanaman padi

Page 9: Pengaruh Pelumpuran Terhadap Sifat Fisik Tanah Dan Produksi Padi Dan Tanaman Setelah Padi

HASIL DAN PEMBAHASAN

3. MWD (Mean Weight Diameter) rata-rata berat agregat tanah di seluruh perlakuan memberikan rata-rata berat agregat yang tidak berbeda nyata tetapi di Ngale dan Jambegede pada (p = 0,005) menunjukkan hasil yang signifikan dimana metode kering =0,073 dan yang basah = 0,065

Menunjukkan metode pengolahan basah bermanfaat dalam mengurangi perkolasi air

4. Kemampuan Infiltrasi memberikan pengaruh nyata hanya di lokasi Jambegede dimana metode kering kemampuan perkolasinya 0,104 cm/h dan metode basah 0,040 cm/h

Walaupun kecil tetapi menunjukkan bahwa metode pelumpuran dengan pengolahan dan penggenangan memberikan efek merugikan lebih besar daripada metode kering

Page 10: Pengaruh Pelumpuran Terhadap Sifat Fisik Tanah Dan Produksi Padi Dan Tanaman Setelah Padi

Interaksi antara metode pelumpuran dan lokasi tidak berbeda nyataTipe tanah di Ngale dan Maros berbeda tetapi ternyata hasilnya tidak

berbedaLokasi Manaoag hasil padinya terendah, hal ini karena infestasi gulma

yang tinggi di semua perlakuan

Hasil Padi

Page 11: Pengaruh Pelumpuran Terhadap Sifat Fisik Tanah Dan Produksi Padi Dan Tanaman Setelah Padi

Ngale dan Manaoag menunjukkan hasil kacang hijau lebih baik karena kandungan air tersedia untuk tanaman lebih tinggi

Perlakuan tanam kacang hijau yang mengikuti pelumpuran yaitu drainase dan non drainase serta TOT dan bajak garu tidak memperlihatkan perbedaan menunjukkan bahwa metode tanam tidak mempengaruhi hasil

Hasil Legume

Page 12: Pengaruh Pelumpuran Terhadap Sifat Fisik Tanah Dan Produksi Padi Dan Tanaman Setelah Padi

HASIL DAN PEMBAHASAN

Meskipun hasil kacang hijau tidak menunjukkan perbedaan, ternyata hasil kedelai cenderung meningkat dengan intensitas pelumpuran yang lebih kecil sesuai dengan penelitian IRRI (1988) dan Willat dan Tranggono (1987)

Selain karena kandungan air, penyebab lain adalah kemampuan regenerasi struktur tanah setelah pelumpuran yang kemudian mempengaruhi kemampuan pertumbuhan akar menembus lapisan subsoil untuk mencari air

Kurangnya respon pada kacang hijau mungkin disebabkan karena siklus tanam kacang hijau hanya 2 bulan sedang kedelai 3 bulan. Sehingga ketergantungan terhadap air pada kedelai lebih panjang dan ketersediaan air tanah semakin berkurang

Page 13: Pengaruh Pelumpuran Terhadap Sifat Fisik Tanah Dan Produksi Padi Dan Tanaman Setelah Padi

Hasil kacang hijau di Ngale lebih besar kemungkinan dipengaruhi ketersediaan air di lapisan topsoil lebih besar karena curah hujan yang lebih tinggi

Kandungan air tanah di Jambegede besar karena air di daerah subsoil tidak mampu dicapai akar karena perlakuan pelumpuran sebelumnya

Penggunaan air tanah

Page 14: Pengaruh Pelumpuran Terhadap Sifat Fisik Tanah Dan Produksi Padi Dan Tanaman Setelah Padi

Gambar 2. Perbandingan lapisan

air tanah dan pertumbuhan akar pada T1 dan T2 di

Ngale

Menunjukkan pertumbuhan akar

lebih banyak di kedalaman 20 cm dan

hanya sedikit yang melampaui 40 cm

Page 15: Pengaruh Pelumpuran Terhadap Sifat Fisik Tanah Dan Produksi Padi Dan Tanaman Setelah Padi

Gambar 3. Perbandingan lapisan

air tanah dan pertumbuhan akar pada T3 dan T4 di

Ngale

Menunjukkan pertumbuhan akar

lebih banyak di kedalaman 20 cm dan

hanya sedikit yang melampaui 40 cm

Dan kepadatan akar T3 dan T4 lebih kecil

dari T1 dan T2

Page 16: Pengaruh Pelumpuran Terhadap Sifat Fisik Tanah Dan Produksi Padi Dan Tanaman Setelah Padi

Gambar 4. Perbandingan lapisan

air tanah dan pertumbuhan akar pada T1 dan T2 di

Jambegede

Menunjukkan pertumbuhan akar lebih banyak dan

lebih panjang tetapi tidak melebihi

kedalaman 60 cm

Page 17: Pengaruh Pelumpuran Terhadap Sifat Fisik Tanah Dan Produksi Padi Dan Tanaman Setelah Padi

Gambar 5. Perbandingan lapisan

air tanah dan pertumbuhan akar pada T3 dan T4 di

Jambegede

Menunjukkan pertumbuhan akar lebih pendek di T3

Page 18: Pengaruh Pelumpuran Terhadap Sifat Fisik Tanah Dan Produksi Padi Dan Tanaman Setelah Padi

Hubungan Penggunaan Air dan Hasil

Tabel 4. Hubungan kebutuhan air pada berbagai kedalaman terhadap hasil

Kandungan air di kedalaman 65-125 pada kacang hijau terlihat nyata lebih besar, hal ini menunjukkan tanaman lebih banyak mengambil air pada lapisan topsoil. Pada kacang tanah dan kedelai sama lebih besar karena siklus tanam yang lebih panjang dari kacang hijau

Page 19: Pengaruh Pelumpuran Terhadap Sifat Fisik Tanah Dan Produksi Padi Dan Tanaman Setelah Padi

Hasil dan Pembahasan

Gambar 6. Pengaruh penggunaan air dari lapisan subsoil terhadap hasil

Menunjukkan intensitas pelumpuran yang rendah (T1dan T2) menunjukkan hasil walaupun kecil relatif lebih tinggi

Page 20: Pengaruh Pelumpuran Terhadap Sifat Fisik Tanah Dan Produksi Padi Dan Tanaman Setelah Padi

KESIMPULAN

Berbagai metode pelumpuran tidak mempengaruhi hasil padi secara nyata di semua lokasi penelitian, Sehingga intensitas pelumpuran yang tinggi tidak diperlukan untuk padi.

.

.

Intensitas pelumpuran yang lebih rendah dapat meningkatkan kepadatan dan panjang akar serta hasil tanaman setelah padi (kacang hijau, kedelai dan kacang tanah)

Dengan mengurangi intensitas pelumpuran, hasil padi tidak berkurang, mengurangi kerusakan struktur tanah dan dapat mengurangi biaya operasional untuk persiapan tanam, bahkan meningkatkan pendapatan dari hasil tanaman ketika musim kemarau.

Page 21: Pengaruh Pelumpuran Terhadap Sifat Fisik Tanah Dan Produksi Padi Dan Tanaman Setelah Padi

TERIMA KASIH