“pengaruh pendidikan agama islam terhadap...
TRANSCRIPT
“PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TERHADAP AKHLAK SISWA DI SD NEGERI
KEBON KACANG 01 PAGI JAKARTA PUSAT”.
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Miftahul Jannah
NIM 1810011000038
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULAH
JAKARTA
2014
i
ABSTRAK
Miftahul Jannah NIM : 1810011000038 “Pengaruh Pendidikan Agama Islam
Terhadap Akhlak Siswa Di Sd Negeri Kebon Kacang 01 Pagi Jakarta Pusat”.
Kata kunci : Pendidikan Agama Islam, Akhlak Siswa
Penelitian ini membahas masalah mengenai pengaruh pendidikan agama Islam
terhadap akhlak siswa di SD Negeri Kebon Kacang 01 Pagi Jakarta Pusat.
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini yakni penelitian kuantitatif.
Penelitian kuantitatif merupakan suatu penelitian yang analisisnya secara umum
memakai analisis statistik. Karenanya dalam penelitian kuantitatif pengukuran
terhadap gejala menjadi penting. Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan daftar pertanyaan berstruktur ( angket) yang disusun berdasarkan
pengukuran terhadap variabel yang diteliti yang kemudian menghasilkan data
kuantitatif.
Adapun hipotesa yang akan dikemukakan adalah : Hipotesa Kerja (Ha). Ada
pengaruh pendidikan agama Islam terhadap akhlak siswa di SD Negeri Kebon
Kacang 01 Jakarta Pusat. Hipotesa Nol (Ho). Tidak ada pengaruh pendidikan agama
Islam terhadap akhlak siswa di SD Negeri Kebon Kacang 01 Jakarta Pusat. Dari
perhitungan dengan menggunakan rumus “Product Moment” dapatlah diketahui
bahwa koefisien korelasi atau hubungan antara dua variabel tersebut adalah 0,917
Dari kedua hipotesa tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa hipotesa
statistik (Nol) yang menyatakan tidak ada pengaruh pendidikan agama Islam
terhadap akhlak siswa di SD Negeri Kebon Kacang 01 Jakarta Pusat ditolak.
Sedangkan hipotesa kerja yang menyatakan ada pengaruh pendidikan agama Islam
terhadap akhlak siswa SD Negeri Kebon Kacang 01 Jakarta Pusat diterima.
Besarnya dari “r” hitung adalah 0,917 terdapat pada 0,90 – 1,00, maka dapat
diambil kesimpulan bahwa pengaruh pendidikan agama Islam terhadap akhlak
siswa SD Negeri Kebon Kacang 01 Jakarta Pusat adalah sangat kuat atau sangat
tinggi.
ii
Kata Pengantar
Alhamdulillah, tiada kata yang layak penulis ucapan sebagai wujud rasa syukur
ke hadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang mana atas izin-Nya, penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini yang merupakan bagian dari beberapa persyaratan yang
harus penulis tempuh untuk menyelesaikan program sarjana pendidikan Agama
Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Adapun skripsi yang berjudul PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM TERHADAP AKHLAK SISWA DI SD NEGERI KEBON KACANG
01 PAGI JAKARTA PUSAT dapatlah penulis selesaikan karena bantuan dan
kerjasama dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan salam
hormat dan tanda terima kasih penulis kepada :
1. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk
mengikuti pendidikan program S1.
2. Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag., Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah yang juga pengajar mata
kuliah Ulumul Hadits, Qira’atul Qutb yang penulis pernah mengikutinya.
Semoga menjadi ladang amal bagi beliau.
3. Dr. Dimyati, M.Ag., pembimbing penulis yang sangat sabar dan santun
yang senantiasa memberikan semangat untuk mendorong penulis
menyelesaikan skripsi ini sesuai waktunya. Hanya Allah sajalah sebaik-
baik pemberi balasan.
4. Dr. Sururin, M.Ag. dan Dra. Djunaidatul Munawaroh, M.Ag selaku tim
penguji dalam sidang skripsi, penulis mengucapkan terima kasih atas
masukan, saran dan perbaikan bagi kesempurnaan skripsi ini, semoga
Allah Subhanahu Wa Ta’ala membalasi dengan pahala yang lebih baik.
iii
5. Seluruh pengajar program pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah yang
tidak dapat kami sebutkan namanya satu persatu, semoga Allah Subhanahu
Wa Ta’ala membalasi dengan ganjaran pahala yang berlipat ganda, amin.
6. Bapak H. Atjep Suhadi, selaku ketua Yayasan TK Citra Mu’min, terima
kasih karena telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
7. Ibu Leny Sriwulan, selaku Kepala Sekolah TK Citra Mu’min tempat kami
mengajar yang senantiasa memberikan semangat dan mendorong penulis
menyelesaikan skripsi ini secepatnya.
8. Teman-teman dan para sahabat di Program PAI UIN angkatan tahun 2010,
terima kasih atas saling bantu dukungan dan kekompakkannya selama ini,
semoga hal ini senantiasa terus berkembang dan berlanjut meskipun tidak
akan sering berjumpa kembali.
9. Orangtua ku tercinta, kakak-kakakku dan adikku. Terima kasih untuk do’a
kalia.
10. Terakhir untuk suamiku tercinta, seseorang yang yang paling berarti dalam
hidup ini, dan telah menjadi bagian dari hidup penulis, semoga Allah
memberikan keberkahan kepadanya.
11. Kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan
skripsi ini dan tidak penulis memohon maaf karena tidak dapat disebutkan
nama-namanya satu persatu, penulis ucapkan terima kasih.
Akhirnya, penulis berharap kepada para pembaca, hendaknyalah mohon
masukan, baik saran dan perbaikan yang konstruktif sehingga dapat berguna dan
bermanfaat kelak. Selamat membaca.
Miftahul Jannah
1810011000038
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ....................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .........................................................
B. Identifikasi Masalah ...............................................................
C. Pembatasan Masalah ..............................................................
D. Perumusan Masalah ...............................................................
E. Tujuan Penelitian ...................................................................
F. Manfaat Penelitian ..............................................................
1
9
10
11
11
11
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ..................... 12
A. Deskripsi Teoritik ................................................................... 12
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam ............................
2. Dasar Pendidikan Agama Islam. ...................................
3. Tujuan Pendidikan Agama Islam ..................................
4. Materi Pendidikan Agama Islam di SD Negeri Kebon
Kacang 01 Pagi Jakarta Pusat ......................................
5. Usaha Sekolah Dalam Membentuk Akhlak Siswa ......
6. Akhlak .........................................................................
7. Ruang Lingkup Akhlak dan Pembiasaan di SD Negeri
Kebon Kacang 01 Pagi Jakarta .....................................
8. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ................
12
13
19
20
21
22
27
28
B. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................... 40
C. Kerangka Berpikir .................................................................. 41
D. Hipotesis Penelitian ................................................................ 42
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 44
A. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................
B. Metode Penelitian ...................................................................
44
44
v
C. Populasi dan Sampel ..............................................................
D. Teknik Pengambilan Data .....................................................
44
46
E. Teknik Analisis Data ............................................................. 50
F. Hipotesis Statistik ................................................................. 52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 53
A. Gambaran Umum SD Negeri Kebon Kacang 01 Kelurahan
Kebon Kacang, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat ......
53
1. Data Sekolah .................................................................
2. Identitias Sekolah ..........................................................
3. Visi dan Misi SD Negeri Kebon Kacang 01 Pagi
Jakarta Pusat ................................................................
4. Data Siswa ....................................................................
5. Data Sarana dan Prasana ..............................................
54
55
56
56
43
B. Penyajian dan Analisis Data ...................................................
C. Ulasan Data ............................................................................
D. Keterbatasan Penelitian ..........................................................
57
79
84
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .....................................................
A. Kesimpulan .............................................................................
B. Implikasi .................................................................................
C. Saran .......................................................................................
85
85
85
85
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 88
Lampiran 1. Daftar Angket................................................................................ 89
Lampiran 2. Daftar Nama Responden .............................................................. 98
Lampiran 3. Daftar Referensi ........................................................................... 100
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan
pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan, yang berlangsung
di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik
agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di
masa yang akan datang.1
Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia menurut UU Nomor 20 tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat (2) disebutkan bahwa Pendidikan
Nasional Pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap
terhadap tuntutan perubahan zaman.
Tidak bisa dipungkiri bahwa pendidikan agama Islam, baik sebagai sistem
maupun institusinya, merupakan warisan budaya bangsa, yang berurat akar pada
masyarakat bangsa Indonesia. Dengan demikian jelas bahwa pendidikan Islam
akan merupakan bagian integral dari sistem pendidikan nasional.2
Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan
peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani ajaran
agama Islam diikuti dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain
dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud
kesatuan dan persatuan bangsa.3
Menurut Drs. Ahmad D Marimba: “Pendidikan Islam adalah bimbingan
jasmani, rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju kepada
terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam. Dengan pengertian
yang lain seringkali beliau mengatakan kepribadian utama tersebut dengan istilah
1 Redja Mudiyaharjo, Pengantar pendidikan: Sebuah Studi Awal Tentang Dasar-dasar
pendidikan pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2002), h. 11 2Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2005), h.174 3 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi (Konsep
dan Implementasi Kurikulum 2004) (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), h.130
2
Kepribadian muslim, yaitu kepribadian yang memiliki nilai-nilai Islam, memilih
dan memutuskan serta berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam, dan bertanggung
jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam”.4
Dalam pelaksanaannya, Pendidikan Agama Islam tampil sebagai mata
pelajaran dalam kurikulum sekolah, sebagai mata pelajaran wajib mulai tingkat TK
sampai perguruan tinggi. Sebagaimana dikemukakan dalam undang-undang
Sisdiknas No. 20 tahun 2003 pasal 2 disebutkan bahwa pendidikan keagamaan
berfungsi menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami
dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya dan atau menjadi ahli ilmu agama.
Kemudian pada pasal 30 ayat 3 disebutkan bahwa pendidikan keagamaan dapat
diselenggarakan pada jalur pendidikan formal, nonformal dan informal.5
Pembelajaran agama Islam harus berfungsi sebagai berikut:
1. Pengembangan yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik
yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga. Adapun sekolah berfungsi
untuk menumbuh kembangkan lebih lanjut dalam diri anak agar keimanan dan
ketakwaan dapat berkembang secara optimal sesuai dengan tingkat
perkembangan.
2. Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan dunia
akhirat.
3. Penyesuaian mental yaitu menyesuaikan diri dengan lingkungannya baik
lingkungan fisik maupun sosial dan dapat mengubah lingkungan sesuai dengan
ajaran agama Islam.
4. Perbaikan yaitu memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangan-kekurangan,
dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pemahaman dan
pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-hari.
5. Pencegahan yaitu untuk mencegah hal-hal negatif dari lingkungan atau dari
budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat
perkembangannya menuju insan kamil.
4 Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: CV Pustaka Setia, 1998), h. 9 5Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas (Bandung: Citra
Umbara, 2006)
3
6. Penyaluran yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat khusus
dalam agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang secara optimal
sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya dan orang lain.6
Melihat dari fungsi-fungsi tersebut, maka pembelajaran Pendidikan Agama
Islam (PAI) diharapkan mampu membentuk akhlak peserta didik.
Sebagaimana diketahui bahwa anak usia sekolah dasar yang berkisar antara 7
sampai 12 tahun merupakan tahapan perpindahan dari berpikir pra operasional
menjadi operasional konkret. Dengan berpikir operasional konkret anak belajar
membentuk sistem logika, kemampuan kogintifnya meningkat beriringan dengan
situasi-situasi konkret yang terjadi di sekitarnya.7
Tugas perkembangan anak usia 7-12 tahun (masa kanak-kanak akhir) menurut
Harvinghurst, antara lain :
1. Membangun sikap dan perilaku yang sehat mengenai diri sendiri, sebagai
makhluk yang sedang tumbuh.
2. Mengembangkan hati nurani,memahami moral (akhlak), tata tertib dan
tingkatan nilai.
3. Belajar menyesuaikan diri dengan teman-temannya.
4. Mencapai kebebasan pribadi.
5. Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan
sehari-hari.
6. Mulai mengembangkan peran sosial wanita atau pria yang tepat.8
Pada periode anak-anak akhir ada tiga proses perkembangan yaitu :
a. Perkembangan Kongnitif
Pada tahap ini anak sudah mampu berpikir operasional. Anak sudah mulai
mampu menggunakan konsep matematis, mampu mengklasifikasi, dapat
berpikir matang. Pada periode ini anak juga mampu menyatakan hubungan
keterkaitan antar satu hal dengan hal lain, mampu melihat hubungan serial
6Abdul Majid dan Dian Andayani, op. cit., h. 134-135. 7 Abu Bakar Braja, Psikologi Perkembangan Tahapan dan Aspeknya, (Jakarta: Studi Press,
2005), h. 43. 8 Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Erlangga, 1994), h. 10.
4
berdasarkan beberapa fakta. Hal yang paling utama pada masa periode anak-
anak akhir yaitu mereka masih terpaku pada hal-hal yang bersifat konkrit.
b. Perkembangan Psikososial
Konflik psikososial pada tahap ini dalam rentang kehidupan adalah
perkembangan produktifitas versus inferioritas. Konflik yang muncul pada
masa periode ini adalah antara keaktifan anak menghasilkan sesuatu dengan
perasaan rendah diri yang diakibatkan dari ketidak mampuan mereka
menghasilkan sebuah karya berdasarkan keinginan dan kebutuhan mereka.
c. Perkembangan Moral
Pada periode ini perkembangan moral individu berada pada sub tahap dua,
yaitu tahap yang berorientasi pada individualisme dan tujuan. Pada tahap ini
pemikiran moral anak didasarkan pada reward dan minat pribadi.9
Pertumbuhan dan perkembangan agama pada anak menurut penelitian Ernest
Harms10 melalui beberapa fase (tingkatan) yaitu diantaranya :
1. The Fairy Tale Stage (Tingkat Dongeng)
Pada tingkat perkembangan ini anak menghayati konsep keTuhanan sesuai
dengan tingkat perkembangan intelektualnya. Kehidupan masa ini banyak
dipengaruhi kehidupan fantasi, hingga dalam menanggapi agamapun anak
masih menggunakan fantastis yang diliputi oleh dongeng-dongeng yang
kurang masuk akal.
2. The Realistic Stage (Tingkat Kenyataan)
Tingkat ini dimulai sejak anak masuk sekolah dasar hingga ke usia (masa usia)
adolesense (masa remaja). Pada masa ini, ide keTuhanan anak sudah
mencerminkan konsep-konsep yang didasarkan kepada kenyataan (relaistis).
Konsep ini timbul melalui lembaga-lembaga keagamaan dan pengajaran agama
dari orang dewasa lainnya. Segala bentuk tindakan (amal) keagamaan mereka
ikuti dan pelajari dengan penuh minat.
9 Ibid, h. 15. 10 Jalaluddin, Psikologi Agama, edisi revisi 2005, (Jakarta: PTRaja Grafindo Persada,
2005), h. 67
5
3. The Individual Stage (Tingkat Individu)
Pada tingkat ini anak telah memiliki kepekaan emosi yang paling tinggi sejalan
dengan perkembangan usia mereka.
Adapun metode yang dapat diterapkan dalam menanamkan nilai-nilai agama
pada anak usia tersebut yang utama adalah pengkodisian lingkungan yang
mendukung terwujudnya nilai-nilai agama pada diri anak, diantaranya melalui :
1. Peneladanan atau suri tauladan para pendidik, orang tua maupun orang di
sekitarnya. Ini merupakan kunci utama dalam menanamkan sikap
keberagamaan pada anak-anak, mengingat perilaku keagamaan yang dilakukan
anak pada dasarnya adalah imitatif (meniru), baik berupa pembiasaan maupun
pengajaran yang intensif. Tindakan shalat misalnya, mereka memperoleh dari
lingkungan yang sering mereka lihat. Anak cenderung melakukan apa yang
dia lihat dan dia dengar. Selain itu peneladanan sikap saling menghormati dan
menyayangi sesama juga perlu dilakukan.
2. Otoritas atau doktrin sesuai dengan perkembangan rasa ingin tahu yang tinggi.
Maka proses pembelajaran tentang doktrin-doktrin/dasar-dasar agama sudah
harus mulai ditanamkan untuk mengisi kekosongan pengetahuan agama,
sekaligus sebagai benteng sebelum terisi oleh pengetahuan-pengetahuan lain
yang justru akan merusakan akidah dan akhlak. Anak sudah bisa diajarkan dua
kalimat syahadat, rukun iman, rukun Islam, serta belajar membaca dan menulis
al-Qur’an. Metode cerita juga menarik baik lisan maupun dengan media buku
atau media visual lainnya yang berkisah tentang Nabi-nabi dan para sahabat
Nabi.
3. Sugesti/hadiah dan hukuman. Anak cenderung mengulangi perkataan atau
perbuatannya (dalam hal keagamaan atau ibadah) apabila mendapatkan hadiah
atau pujian dari guru, orang tua atau masyarakat lingkungan di sekitarnya.
Sebalikya anak tidak akan mengulangi perbuatan apabila dicela atau mendapat
hukuman. Maka proses pembelajaran tentang sugesti surga yang penuh
kenikmatan dan kasih sayang Allah bagi anak-anak yang baik, patuh kepada
orang tua, taat perintah Allah dan neraka yang penuh dengan siksaan akan
6
diperuntukkan bagi anak durhaka dan nakal, perlu diajarkan untuk
menanamkan kesadaran beragama dalam proses selanjuntya.
4. Dorongan sosial. Ini perlu ditanamkan pada masa kanak-kanak, karena pada
dasarnya pengamalan nilai-nilai agama tidak semata untuk diri sendiri tapi
lebih luas adalah untuk kemaslahatan umat. Maka perlu adanya sikap
menghargai pendapat anak, memberikan kebebassan berkreasi, dan
memberikan waktu bersosialisasi dengan teman-temannya untuk
mengembangkan nilai-nilai agama yang diperolehnya. Cara lain adalah
dengan wisata dan ziarah. Dengan wisata para pendidik dapat
memperkenalkan alam ciptaan Allah yang Maha Indah dan Maha Sempurna
dengan ziarah anak dapat diperkenlkan dengan tokoh atau tempat yang
bersejarah dalam perkembangan Islam.11
Pelarian batin ini terkadang akan mengarah ke perbuatan negatif dan merusak,
seperti kasus narkoba, tawuran antar pelajar, maupun tindak kriminal merupakan
bagian dari kegagalan para remaja dalam menemukan jalan hidup yang dapat
menentramkan gejolak batinnya. Sehingga jika tingkah laku yang diperlihatkan
sesuai dengan norma yang berlaku, maka tingkah laku tersebut dinilai baik dan
diterima. Sebaliknya, jika tingkah laku tersebut tidak sesuai atau bertentangan
dengan norma yang berlaku, maka tingkah laku dinilai buruk dan ditolak.12
Peran orang tua dalam meletakkan dasar-dasar pendidikan moral atau akhlak
memang demikian menentukan. Bahkan dalam ajaran Islam misalnya sebagaimana
bunyi hadits di bawah ini :
ثنا ه عبد أخبرنا عبدان حد هرهي عن ي ون س أخبرنا للا حمنه ا عبده بنه سلمة أب و أخبرنهي الز لر
ي ه ريرة أبا أن ه رس ول قال , قال عنه للا رضه ن ما وسلم عليهه للا صلى للا إهل مول ود مه
دانههه فأبواه الفهطرةه على ي ولد رانههه ي هو سانههه أو وي نص ي مج
“dari Abu Hurairah berkata bahwasanya Nabi SAW bersabda : Semua
anak-anak dilahirkan suci (fitrah), tetapi ibu bapaknyalah yang
menjadikannya yahudi, nasrani atau majusi”.](HR. Muslim).13
11 Muhammad Nur Abdul Hafizh, Mendidik Anak Bersama Rasulullah, (Bandung: Al-Bayan,
1999), h. 232 12Ibid, h. 267 13 Shaheh Bukhari, maktabas-as-syamila , Juz 5, h. 144, Juz 14, h. 447, Juz 20 h. 265.
7
Demikian dominannya pengaruh kedua orangtua dalam pembentukan dasar-
dasar agama. Bahkan pengaruh tersebut sampai-sampai pada dasar-dasar keyakinan
(akidah).14
Pembentukan kepribadian dimulai dari penanaman sistem nilai pada diri anak.
Dengan demikian, pembentukan kepribadian keagamaan perlu dimulai dari
penanaman sistem nilai yang bersumber dari ajaran agama. Dalam realitasnya,
nilai terlihat dalam pola bertingkah laku, pola pikir, dan sikap-sikap seorang pribadi
atau kelompok. Hal ini menunjukkan, bahwa sistem nilai merupakan unsur
kepribadian yang tercermin dalam sikap dan perilaku, yang diyakini sebagai sesuatu
yang benar dan perlu dipertahankan.15
Oleh karena itu, pendidikan agama Islam hendaknya ditanamkan sejak kecil,
sebab pendidikan pada masa kanak-kanak merupakan dasar yang menentukan
untuk pendidikan selanjutnya. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Zakiah
Daradjat bahwa: “pada umumnya agama sesorang ditentukan oleh pendidikan,
pengalaman dan latihan yang dilaluinya sejak kecil”.16 Jadi, perkembangan agama
seseorang ditentukan oleh pendidikan dan pengalaman hidup sejak kecil; baik
dalam keluarga, sekolah, maupun lingkungan masyarakat terutama pada masa
pertumbuhan dan perkembangannya.
Dari uraian tersebut di atas, terlihat bahwa pendidikan agama Islam adalah
bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan al-Qur’an terhadap anak-anak agar
terbentuk kepribadian muslim yang sempurna. Agar anak mempunyai akhlak yang
mulia, anak didik diharapkan dapat memperhatikan pelajaran berbasis agama
sebagai kontrol dalam kehidupan anak didik.
Adapun tujuan pembelajaran pendidikan agama Islam di sekolah yaitu
menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan
pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang
agama Islam sehingga menjadi manusia yang terus berkembang dalam hal
14 Ibid,h. 219 15Ibid., h. 220 16Abdul Majid dan Dian Andayani, op.cit., h. 139.
8
keimanan, ketakwaan, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan
pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.17
Pendidikan Agama Islam merupakan usaha sadar dan terencana untuk
menyiapkan siswa dalam menyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan
ajaran agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan. Maka
oleh karena itu, pengajaran pendidikan agama Islam di sekolah dasar sangatlah
tepat.
Secara geografis, SDN Kebon Kacang 01 Pagi berada di Kelurahan Kebon
Kacang, Kecamatan Tanah Abang, Kota Jakarta Pusat, tepatnya di sebelah utara
jalan Kebon Kacang Raya, bersebrangan dengan Thamrin City, Pusat Bisnis II, di
Tanah Abang nan megah. Namun, di balik kemegahan proyek JaCC tersebut,
terdapat perkampungan kumuh yang merupakan bagian dari Kelurahan Kebon
Melati yang masih termasuk dalam program Inpres Desa Tertinggal (IDT). Jalan
Kebon Kacang Raya ini juga merupakan jalan penghubung antara jalan KH Mas
Mansyur yang di sekelilingnya masih dihiasi dengan pemukiman padat/kumuh
dengan Jalan M.H Thamrin di timur yang terkenal dengan Air Mancur/Bundaran
HI-nya, serta Gedung Grand Indonesia yang mewah di sampingnya.
Sampai dengan akhir tahun 80-an, sekolah dasar negeri yang ada di Kelurahan
Kebon Kacang baru ada di sini. Lebih-lebih Kelurahan Kebon Melati, tetangga
terdekatnya, pada waktu itu belum mempunyai sekolah negeri sama sekali, padahal
kelurahan ini merupakan kelurahan terpadat penduduknya di Kecamatan Tanah
Abang. Wajar dan pantas, waktu itu, komplek SDN Kebon Kacang menjadi satu-
satunya alternatif sekolah negeri tujuan terdekat bagi warga Kebon Kacang dan
Kebon Melati, khususnya bagi mereka yang tidak mampu. Dengan jumlah yang
sangat terbatas, sekolah harus mampu menampung sekian banyak siswa. Akhirnya
komplek SDN Kebon Kacang terpaksa menampung siswa sekitar 50 anak..
Dengan kondisi lingkungan seperti itu bukanlah hal yang mustahil adanya
akibat buruk yang dapat ditimbulkannya yang berpengaruh terhadap perilaku siswa
dan ini berpengaruh pada mutu para lulusannya, yakni mutu lulusan kurang optimal.
17Ibid., h. 135.
9
Namun demikian, yang menariknya adalah dimana rasa keberagamaan masih
tetap ada dan hal ini terlihat pada setiap kali terdengar adzan sholat zuhur para siswa
bersama-sama para guru melaksanakan ibadah sholat berjamaah. Di sekolahpun
peringatan hari besar Islam, seperti Maulid Nabi, Isra Mi’raj para siswa antusias
mengikutinya. Apalagi pada saat Ramadhan, tampak ramai para siswa membaca
al-Qur’an di kelas masing-masing. Dari gambaran tersebut terlihat bahwa
pendidikan agama Islam yang diajarkan di sekolah memiliki pengaruh yang besar
terhadap perilaku anak.
Melihat realita yang ada penulis tertarik untuk mengadakan penelitian lebih
lanjut dalam judul “PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TERHADAP AKHLAK SISWA DI SD NEGERI KEBON KACANG 01 PAGI
JAKARTA PUSAT”.
Judul tersebut diambil atas dasar pertimbangan sebagai berikut:
1. Pendidikan agama Islam adalah menanamkan akhlak mulia di dalam jiwa
anak dalam masa pertumbuhannya, sehingga akhlak itu menjadi salah satu
kemampuan jiwa.
2. Akhlak merupakan misi yang dibawa nabi Muhammad SAW ke dunia,
sebagaimana sabda nabi Muhammad SAW :
ثت إهنما م له ب عه الخلقه مكارهم تم
Sesungguhnya aku diutus (Allah) untuk menyempurnakan akhlak (budi
pekerti) (HR. Bukhori)
3. Penulis ingin mengetahui bagaimana hubungan pendidikan agama Islam
terhadap akhlak siswa di SD Negeri Kebon Kacang 01 Pagi Jakarta Pusat.
B. Identifikasi Masalah
Mengacu pada latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah
yang berhubungan dengan pengaruh pendidikan agama Islam terhadap akhlak siswa
di SD Negeri Kebon Kacang 01 Pagi Jakarta Pusat. Adapun yang menjadi faktor-
faktor terjadi permasalah tersebut di atas adalah sebagai berikut :
1. Akhlak seseorang bukanlah bawaan dari lahir, namun harus dibentuk dan
dikembangkan. Di SD Negeri SD Negeri Kebon Kacang 01 Pagi Jakarta
10
Pusat menerapkan pendidikan akhlak yang mengarah pada terbentuknya
akhlak siswa yang baik
2. Dewasa ini, masih banyak ditemui akhlak siswa yang buruk , namun di SD
Negeri Kebon Kacang 01 Pagi Jakarta Pusat akhlak siswa terhadap guru
sangat baik.
3. Sering terjadi perselisihan antara teman karena masih sedikitnya
pengetahuan akhlak mereka, akan tetapi akhlak siswa di SD Negeri Kebon
Kacang 01 Pagi Jakarta terhadap sesama teman sangat baik.
C. Pembatasan Masalah
Mengingat cukup luasnya permasalahan yang berhubungan dengan pengaruh
pendidikan agama Islam, maka penulis membatasi masalah pada pengaruh
pendidikan agama Islam terhadap akhlak siswa di SD Negeri Kebon Kacang 01
Pagi Jakarta Pusat sebagai berikut :
1. Pendidikan agama Islam yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu
aktifitas atau usaha-usaha tindakan dan bimbingan yang dilakukan secara sadar
dan sengaja serta terencana yang mengarah pada terbentuknya kepribadian
anak didik yang sesuai dengan norma-norma yang ditentukan oleh ajaran
agama. Pendidikan Agama Islam juga merupakan upaya sadar dan terencana
dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, mengahayati,
hingga mengimani, bertaqwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran
agama Islam dari sumber utamanya yaitu kitab suci al-Qur’an dan al-Hadits,
melalui kegiatan bimbingan pengajaran, latihan, serta penggunaan
pengamalan.
2. Akhlak yang dimaksud disini adalah perilaku siswa di SD Negeri Kebon
Kacang 01 Pagi meliputi akhlak kepada Allah, akhlak kepada rosul, akhlak
kepada sesama manusia, dan akhlak kepada alam sekitar. Sehingga tujuan dari
pendidikan agama Islam, diharapkan seluruh siswa di SD Negeri Kebon
Kacang 01 Pagi Jakarta Pusat memiliki perilaku yang baik dan berbudi pekerti
luhur.
11
3. Siswa. Adapun siswa yang dimaksud disini adalah anak didik yang beragama
Islam dan duduk di kelas III, IV, V dan kelas VI yang beragama Islam saja.
4. SD Negeri Kebon Kacang 01 Pagi Jakarta Pusat adalah Sekolah Dasar Negeri
yang berlokasi di jalan Kebon Kacang Raya No. 48 Kelurahan Kebon Kacang,
Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat
D. Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah adalah bagaimana pengaruh pendidikan agama
Islam terhadap akhlak siswa di SD Negeri Kebon Kacang 01 Pagi Jakarta Pusat?
E. Tujuan Penelitian
Berkaitan dengan uraian di atas bahwa tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui sejauhmana pengaruh pendidikan agama Islam terhadap akhlak siswa
di SD Negeri Kebon Kacang 01 Pagi Jakarta Pusat.
F. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian yang menjadi salah satu syarat untuk menyelesaikan
program pendidikan strata satu (S1) pada jurusan Pendidikan Agama Islam,
Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian
ini berguna untuk:
1. Ilmu pengetahuan, diharapkan penelitian ini dapat menambah khasana
pengetahuan yang dan sumbangan pimikiran bagi perbaikan pendidikan secara
umum khususnya terhadap mata kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI).
2. Akademis, diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangsih pemikiran
yang dapat dijadikan bahan acuan tentang pengaruh pendidikan agama Islam
terhadap akhlak siswa bagi untuk Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
khususnya program Pendidikan Agama Islam (PAI).
3. Penulis, hasil penelitian ini akan mendapatkan peningkatan kualitas keilmuan
dan pemahaman baru serta pengembangan ilmu, terutama bagi penulis sendiri
dalam mendalami masalah-masalah pendidikan agama Islam dan pengamalan
ibadahnya yang membentuk akhlak yang baik.
12
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritik
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Sebelum membahas pengertian pendidikan Agama Islam, peneliti akan terlebih
dahulu mengemukakan arti pendidikan pada umumnya. Secara etimologi, kata
‘pendidikan’ yang digunakan sekarang dalam bahasa Arab adalah ‘tarbiyah’,
dengan kata kerja ‘rabba’. Kata ‘pengajaran’ dalam bahsa Arab adalah ta’lim
dengan kata kerja ‘allama.1
Istilah pendidikan berasal dari kata didik dengan memberi awalan “pe” dan
akhiran “kan” mengandung arti perbuatan (hal,cara dan sebagainya). Istilah
pendidikan ini semula berasal dari bahasa Yunani, yaitu paedagogie, yang berarti
bimbingan yang diberikan kepada anak. Istilah ini kemudian diterjemahkan ke
dalam bahasa Inggris dengan education yang berarti pengembangan atau
bimbingan. Dalam bahasa Arab istilah ini sering diterjemahkan dengan tarbiyah,
yang berarti pendidikan. 2 Ahmad D. Marimba mengatakan bahwa pendidikan
adalah bimbingan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan
rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.3
Sedangkan menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan yaitu tuntunan di dalam
hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya pendidikan yaitu menuntun
kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan
sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggi-tingginya.4
Dari beberapa pengertian di atas dapat dilihat, bahwa pendidikan telah
didefinisikan secara berbeda-beda oleh sebagian kalangan yang banyak dipengaruhi
pandangan dunia masing-masing. Semua pandangan yang berbeda itu bertemu
1Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), h. 25 2 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 1994), h. 1 3 Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan, (Bandung: Al-Maarif, 1981), h.10 4Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafinco Persada, 2005), h. 4
13
dalam semacam kesimpulan awal bahwa pendidikan merupakan suatu proses
penyiapan generasi muda untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan
hidupnya secara efektif dan efisien. Dari beberapa pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa pendidikan adalah proses bimbingan yang diberikan secara
sengaja oleh pendidik melalui upaya pengajaran dan pelatihan terhadap
perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju kedewasaan, sehingga
memiliki kepribadian utama yang berguna di masa yang akan datang.
Pendidikan yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah pendidikan Agama
Islam. Menurut Prof. Dr. Zakiah Darajat, bahwa pendidikan agama Islam adalah
pendidikan dengan melalui ajaran-ajaran agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan
asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat
memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang telah
diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama Islam itu sebagai
suatu pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia dan
di akhirat kelak.5
Sedangkan menurut H.M. Arifin bahwa pendidikan agama Islam adalah usaha
orang dewasa muslim yang bertakwa dan secara sadar mengarahkan dan
membimbing pertumbuhan dan pengembangan fitrah terdidik melalui ajaran Islam
ke arah titik maksimal pertumbuhan dan perkembangannya.6
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan agama
Islam adalah bimbingan yang dilakukan orang dewasa dalam mengarahkan
pertumbuhan dan perkembangan anak didik melalui ajaran agama Islam agar dapat
memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran agama Islam serta
menjadikannya sebagai pandangan hidup, sehingga terbentuk kepribadian yang
memiliki nilai-nilai Islam.
2. Dasar Pendidikan Agama Islam
Dasar adalah tempat berpijak atau tegaknya sesuatu agar sesuatu tersebut tegak
dan kokoh berdiri. Dasar suatu bangunan yaitu fundamental yang menjadi landasan
5 Darajat, op.cit.h. 86 6 H.M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), h. 32
14
bangunan tersebut agar bangunan itu tegak kokoh berdiri. Demikian pula dasar
pendidikan Agama Islam yaitu fundamen yang menjadi landasan atau asas agar
pendidikan Islam dapat tegak berdiri dan tidak mudah roboh karna tiupan angin
kencang berupa ideologi yang muncul baik sekarang atau yang akan datang.
Dengan adanya dasar ini maka pendidikan Agama Islam akan tegak berdiri dan
tidak mudah diombang ambing oleh pengaruh luar yang akan merobohkan atau
mempengaruhinya.7
Dasar pendidikan Agama Islam secara garis besar ada 3 (tiga) yaitu; al-Quran,
as-Sunah dan perundang-undangan yang berlaku di Negara kita:
a. Al-Quran
Islam adalah agama yang membawa misi agar umatnya menyelenggarakan
pendidikan dna pengajaran. Ayat al-Quran yang pertama kali turun adalah
berkenaan dengan masalah keimanan dan juga pendidikan.
Allah berfirman:
ولولو نهبها إلۥ كنهشئ نالرفع ل خ رضٱأ
فمثلهتبعٱول ه هإنت ل ك بٱكمثلۥهوى ل مل مثل لك ذ يل هث ه ك تت و
أ ينٱل قو مٱيل هث ابل بوا كذ نا ل قصصٱق صصٱتي لعلهم
رون فك ١٧٦يDan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan
(derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan
menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti
anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu
membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah
perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka
ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir (Q.S. al
‘Araf : 176)
Pada surat al-‘Araf ayat 176, metode untuk menyampaikan suatu ilmu biasa
mengunakan metode perumpamaan atau yang menyamakan sesuatu dengan sesuatu
yang memiliki akibat yang sama-sama buruknya sehingga darinya dapat dipetik
pelajaran yang dapat memproteksi untuk melakukan tindakan tersebut sehingga
terhindar darinya, metode ini umum digunakan agar objek pendidikan dapat
7 Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 1998), h. 24
15
berfikir dan dapat berempati terhadap akibatnya sehingga menjadi antipati
terhadapnya. Allah juga berfirman di dalam al-Qur’an:
هكلل وج قم رت أ ط ٱينحنفا لتب ديلنلاسٱفطرلتٱلل ها ل ل
ٱ لكلل ينٱذ مٱل ل ق ث ك أ لموننلاسٱولكن ٣٠ليع
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah;
(tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah
itu. Tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui (Q.S. Ar Rum : 30)
b. As-Sunnah
Manusia diciptakan selain mentauhidkan Allah, ia diciptakan dalam keadaan
beragama Islam dan juga diciptakan dalam keadaan sama yaitu dalam fitrah
yang berpembawaan kepada kebenaran. Seseorang tidaklah dilahirkan kecuali
berada dalam dalam fitrah, sebagaimana bunyi hadist di bawah ini :
ثناآدم بهريرةحد بسلمةبنعبدالر حنعنأ
عنأ بذئبعنالز هري
ثناابنأ حد
الفطرة أ لع مولوديول لهوسل مك الل صل عنهقالقالانل ب الل انهوايهو دبرض
جالهمةهلترىفهاجدعء سانهكمثلالهمةتن ويمج انهأ وينص
أ
Telah menceritakan kepada Adam telah menceritakan kepada kami Ibnu
Abu Dza’bin dari Az-zuhriyyi dari Abu Salamah bin Abdur rahman dari Abu
Hurairah berkata: Nabi SAW bersabda: setiap anak dilahiran dalam keadaan
fitrah. Kemudian kedua orang tuanyalah yang menjadikan anak itu menjadi
Yahudi, Nashrani atau Majusi sebagaimana binatang ternak yang melahirkan
binatang ternak dengan sempurna. Apakah kalian melihat ada cacat
padanya?(HR. Muslim)
Para Ulama mutaakhirin menguatkan bahwa yang dimaksud fitrah tesebut
adalah Islam karena dalam al-Qur’an surat ar-Rum ayat 30 adalah kalimat
“fitrah Allah” dalam arti idafah Madhlah yang memerintahkan Nabi untuk
selalu tetap pada fitrah. Dengan demikian dapat dipahami bahwa fitrah adalah
suatu keadaan dalam diri manusia yang telah diciptakan oleh Allah sejak
manusia itu dilahirkan.
16
c. Perundang-undangan yang berlaku di Indonesia
1. UUD 1945 pasal 29
Ayat 1 berbunyi: “Negara berdasarkan atas ketuhanan Yang Maha Esa”
Ayat 2 berbunyi: “Negara menjamin kemerdekaan tiap penduduk untuk
memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadah menurut agamanya
dan kepercayaannya ini”.
Pasal 29 UUD 1945 ini memberikan jaminan kepada warga Negara RI untuk
memeluk agama dan beribadat sesuai dengan agama yang dipeluknya bahkan
mengadakan kegiatan yang dapat menjunjung bagi pelaksanaan ibadat. Dengan
demikian Islam yang searah dengan bentuk ibdah yang diyakininya diizinkan
dan dijamin oleh Negara.8
Pelaksanaan pendidikan agama Islam di sekolah mempunyai dasar yang kuat.
Dasar tersebut menurut Zuhairini dkk., dapat ditinjau dari berbagai segi, yaitu:
1) Dasar Yuridis/ Hukum
Dasar pendidikan agama Islam berasal dari perundang-undangan yang
secara tidak langsung dapat menjadi pegangan dalam pelaksanaan
pendidikan agama di sekolah secara formal. Dasar yuridis formal tersebut
terdiri dari tiga macam, yaitu:
a) Dasar ideal, yaitu dasar falsafah Negara pancasila, sila pertama, sila
Ketuhanan yang Maha Esa.
b) Dasar struktural/ konstitusional, yaitu UUD 1945 dalam Bab XI pasal
29 ayat 1 dan 2, yang berbunyi: 1) Negara berdasarkan atas Ketuhanan
yang Maha Esa; 2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap
penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah
menurut agama dan kepercayaannya itu.
c) Dasar operasional, dasar operasional ini terdapat pada beberapa
Undang-undang Republik Indonesia yang berkenaan dengan masalah
keagamaan9, diantaranya:
8 Ibid., h. 28 9 Surayin, Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, (Bandung: PT.
Yarama Widya, 2004), h. 33
17
(1) Dalam Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun
2003 Bab V pasal 12 ayat (1) setiap peserta didik pada setiap
satuan pendidikan berhak: “mendapatkan pendidikan agama
sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidik
yang seagama. Pendidik atau guru agama yang seagama dengan
peserta didik difasilitasi dan disediakan oleh pemerintah atau
pemerintah daerah sesuai kebutuhan satuan pendidikan.10
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Bab.
IV Pasal 15 diantaranya mencakup pendidikan umum, kejuruan,
akademis, profesi, vokasi, keagamaan, dan khusus. Pendidikan
keagamaan merupakan pendidikan dasar, menengah dan tinggi
yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan
peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan tentang ajaran
agama atau menjadi ahli ilmu agama.11
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Bab
VI pasal 30 ayat (1), menyatakan pendidikan keagamaan
diselenggarakan oleh pemerintah dan kelompok masyarakat dari
pemeluk agama, sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 Bab VI
pasal 30 ayat (2), menyatakan pendidikan keagamaan berfungsi
menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang
memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya dan
menjadi ahli ilmu agama. Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003 Bab VI pasal 30 ayat (3), menunjukkan
pendidikan keagamaan dapat diselenggarakan pada jalur
pendidikan formal, non formal dan informal.12
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Bab
X pasal 36 ayat (3) dalam masalah kurikulum disusun sesuai
10Ibid. 11Ibid., h. 37-38 12Ibid., h. 58-59
18
dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan RI
dengan memperhatikan:
(a) Peningkatan iman dan takwa
(b) Peningkatan akhlak mulia
(c) Peningkatan potensi, kecerdasan dan minat peserta didik
(d) Keragaman potensi, kecerdasan dan minat peserta didik
(e) Tuntutan pembangunan daerah dan nasional
(f) Tuntutan dunia kerja
(g) Perkembangan ilmu pengetahuan, tekhnologi dan seni
(h) Agama
(i) Dinamika perkembangan global dan
(j) Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan13
(2) Segi Religius, yang dimaksud dengan dasar religius adalah dasar yang
bersumber dari ajaran Islam. Menurut ajaran Islam, pendidikan agama
adalah perintah Tuhan dan merupakan perwujudan ibadah kepada-Nya.
Dalam al-Quran banyak ayat yang menunjukkan perintah tersebut, antara
lain:
د عٱ سبلرب كب مةٱإل ك ظةٱول سنة ٱل مو ل ربكهولتٱوجدل همب إن سن ح أ ه
نسبله لمبمنضل ۦأ لمب
دينٱوهوأ ١٢٥ل مه Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa
yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-
orang yang mendapat petunjuk (Q.S. an-Nahl : 125)
(3) Aspek Psikologis
Psikologis yaitu dasar yang berhubungan dengan aspek kejiwaan
kehidupan bermasyarakat. Hal ini didasarkan bahwa dalam hidupnya,
manusia baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat
dihadapkan pada hal-hal yang membuat hatinya tidak tenang dan tidak
13Ibid., h. 68-69
19
tentram sehingga memerlukan adanya pegangan hidup. Maka jelaslah
bahwa untuk membuat hati tenang dan tentram ialah dengan jalan
mendekatkan diri kepada Tuhan.
3. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Islam mempunyai tujuan tersendiri yang sesuai dengan falsafah dan
pandangan hidup yang digariskan al-Quran. Ibnu Khaldun menyatakan:
a. Tujuan keagamaan, maksudnya ialah beramal untuk akhirat, sehingga ia
menemui Tuhannya dan telah menunaikan hak-hak Allah yang diwajibkan
atasnya.
b. Tujuan ilmiah yang bersifat keduniaan, yaitu apa yang diungkapkan oleh
pendidikan modern dan tujuan kemanfaatan atau persiapan untuk hidup.
Selanjtnya al-Ghazali berpendapat bahwa: “Tujuan pendidikan Islam yang
paling utama ialah beribadah dan bertaqorrub kepada Allah dan kesempurnaan
insani yang tujuanya kebahagiaan dunia akhirat”.
Selain dari pandangan yang dikemukakan oleh imam al-Ghazali dan Ibnu
Khaldun tentang tujuan pendidikan Islam, terdapat para cendikiawan Islam dan ahli
pendidikan Islam yang lain membuat rumusan tentang tujuan pendidikan Islam.
Diantara mereka ialah:
1) Menurut Mustafa Amin bahwa tujuan pendidikan Islam adlah mempersiapkan
seseorang bagi amalan dunia dan akhirat.
2) Al-Abrasyi merumuskan tujuan umum pendidikan Islam yaitu:
a) Pembentukan akhlak mulia
b) Persiapan untuk mencari rezeki dan pemeliharaan segi-segi pendidikan
pemanfaatannya. Keterpaduan antar agama dan ilmu akan dapat
membawa masyarakat kepada kesempurnaan.
20
c) Menumbuhkan roh ilmiah para pelajar dan memenuhi keinginan untuk
mengetahui serta memiliki kesanggupan untuk mengkaji ilmu dan
persiapan menuju akhirat.14
Pendidikan Agama Islam di sekolah bertujuan untuk menumbuhkan dan
meningkatkan keimanan melaui pemberian dan pemupukan pengetahuan,
penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam
sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan,
ketaqwaan, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang
pendidikan yang lebih tinggi.15
4. Materi Pendidikan Agama Islam di SD Negeri Kebon Kacang 01 Pagi
Jakarta Pusat
Agar tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam membentuk akhlak
dapat tercapai dengan baik maka seorang guru terutama guru Pendidikan Agama
Islam harus memiliki kemampuan untuk memilih cara yang tepat dalam
penyampaikan pelajaran. Guru juga harus menggunakan metode yang bervariasi
sesuai dengan materi yang diajarkan. Sesuai wawancara yang telah peneliti lakukan
dengan guru Pendidikan Agama Islam, metode pengajaran yang digunakan guru di
SD Negeri Kebon Kacang 01 Pagi Jakarta Pusat adalah metode ceramah, metode
tanya jawab, metode diskusi, penugasan dan observasi atau kunjungan ke suatu
tempat yang berkaitan dengan materi Pendidikan Agama Islam.
Materi Pendidikan Agama Islam yang diajarkan pada siswa SD Negeri Kebon
Kacang 01 Pagi Jakarta Pusat meliputi :
a. Al-Qur’an
b. Aqidah
c. Akhlak
d. Fiqih
e. Tarikh
14 M. Atiyah al-Arbasyi. Dasar-dasar Pendidikan Islam. (Jakarta: Bulan Bintang, 1970),
h. 103 15 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2004), h. 135
21
Untuk mengukur keberhasilan siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama
Islam, guru Pendidikan Agama Islam melakukan sistem penilaian dengan menilai
ketiga ranah belajar yaitu kognitif, afektif, psikomotorik. Untuk mengukur ranah
kognitif siswa, guru menggunakan pertanyaan lisan di kelas, tugas rumah, tugas
individu dan ulangan harian serta ulangan semester. Sedangkan ranah afektif dan
psikomotorik siswa, guru menilai perkembangan perilaku siswa setelah
mendapatkan pembelajaran.
5. Usaha Sekolah Dalam Membentuk Akhlak Siswa
Dari hasil penelitian yang telah peneliti lakukan beberapa bulan di SD Negeri
Kebon Kacang 01 Pagi Jakarta Pusat, dalam hal pembentukkan akhlak diketahui
bahwa salah satu cara sekolah membentuk aklah siswanya dengan memberikan suri
tauladan yang baik dan melakukan pembiasaan akhlak yang baik kepada siswa.
Secara jelas, usaha-usaha sekolah dalam membentuk akhlak siswa sebagai berikut:
a. Keteladanan dan Akhlak Guru
Guru dan semua warga sekolah harus menjadi contoh yang baik dalam
berpegang pada ajaran agama, nilai-nilai moral, pergaulan, melaksanakan syiar
agama (puasa, sholat, shodaqoh dan sebagainya), pengendalian emosi dengan
lapang dada dan bersabar dan lain sebagainya. Oleh karena itu, seorang guru
disamping harus mempunyai kompetensi dibidang profesinya, juga dituntut
memiliki kepribadian yang baik, sehingga anak didik akan meneladani sifat
atau kerpibadian guru tersebut.
b. Pembiasaan Tingkah Laku
Dalam mendidi siswa diperlukan pembiasaan, seperti yang dilaksanakan pada
SD Negeri Kebon Kacang 01 Pagi Jakarta dalam membentuk akhlak siswa
dengan proses metode pembiasaan yaitu dengan menanamkan pembiasaan
yang baik-baik di sekolah, antara lain : berinfaq, mengucapkan salam saat
bertemu dengan orang lain, menyapa dengan bahasa yang baik, mencium
tangan saat bertemu guru atau orang yang lebih tua dan juga shalat berjamaah.
Hal tersebut dimaksudkan agar para siswa berprilaku yang terpuji sesuai
dengan ajaran Islam.
22
6. Akhlak
a. Pengertian Akhlak. Perkataan“akhlak” secara etimologis berasal dari bahasa
Arab ( خالقا ) yaitu berbentuk jama’taksir dari kata ‘Khuluqun’ (خلق) yang
menurut logat diartikan: budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiát.
Kalimat tersebut mengandung segi-segi persesuaian dengan perkataan
“khalkun” (خلق) yang berarti kejadian, serta erat hubungannya “Khaliq”
yang berarti yang (مخلوق) ”yang berarti pencipta dan “makhluk (خالق)
diciptakan.16 Kata akhlak atau khuluq kedua-duanya dijumpai pemakaiannya
di dalam al-Quran, sebagai berikut:
ظم خل إونكلعل
Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung (Q.S. al-
Qalam: 66: 4)17
Sedangkan menurut pendekatan secara terminologi, berikut ini beberapa
pakar mengemukakan pengertian akhlak sebagai berikut:
1) Ibn Miskawaih
Bahwa akhlak adalah keadaaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk
melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran
(lebih dahulu).18
2) Imam Al-Ghazali
Akhlak adalah suatu sikap yang mengakar dalam jiwa yang darinya lahir
berbagai perbuatan dengan mudah dan gampang, tanpa perlu kepada
pikiran dan pertimbangan. Jika sikap itu yang darinya lahir perbuatan yang
baik dan terpuji, baik dari segi akal dan syara’, maka ia disebut akhlak
16 Zahruddin AR, Pengantar Ilmu Akhlak, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), h. 1 17 Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: CV. Karya Mulia, 2001), h. 25 18 Zaharuddin AR, op. cit., h. 4
23
yang baik. Dan jika lahir darinya perbuatan tercela, maka sikap tersebut
disebut akhlak yang buruk.19
3) Prof. Dr. Ahmad Amin
Sementara orang mengetahui bahwa yang disebut akhlak ialah kehendak
yang dibiasakan. Artinya, kehendak itu bila membiasakan sesuatu,
kebiasaan itu dinamakan akhlak. Menurutnya kehendak ialah ketentuan
dari beberapa keinginan manusia setelah imbang, sedang kebiasaan
merupakan perbuatan yang diulang-ulang sehingga mudah melakukannya.
Masing-mamsing dari kehendak dan kebiasaan ini mempunyai kekuatan,
dan gabungan dari kekuatan itu menimbulkan kekuatan yang lebih besar.
Kekuatan besar inilah yang bernama akhlak.20
Berdasarkan pengertian di atas dapat diketahui bahwa akhlak adalah suatu
kondisi atau keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya melakukan perbuatan
secara spontan atau tanpa dibuat-buat dan tanpa memerlukan pemikiran atau suatu
keadaan yang tertanam dalam jiwa berupa keinginan kuat yang melahirkan
perbuatan secara langsung dan berturut-turut tanpa memerlukan pemikiran.
Keadaan jiwa itu, adakalanya merupakan sifat alami yang didorong oleh fitrah
manusia untuk melakukannya seperti rasa takut dan sebagainya.
Definisi-definisi akhlak secara substansial tampak saling melengkapi, dan kita
dapat melihat ciri-ciri yang terdapat dalam perbuatan akhlak, yaitu:
1) Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa
seseorang, sehingga telah menjadi kepribadiannya.
2) Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri orang yang
mengerjakannya, tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar.
3) Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan sesungguhnya,
bukan main-main atau karena bersandiwara.
19 Ardani, op.cit. h. 29 20 Zaharuddin AR, op. cit., h. 4-5
24
4) Sejalan dengan ciri yang ketiga, perbuatan akhlak adalah perbuatan yang
dilakukan karena ikhlas semata-mata karena Allah SWT, bukan karena ingin
dipuji orang atau karena ingin mendapatkan sesuatu pujian.21
b. Dasar Pendidikan Akhlak
Yang dimaksud dengan dasar pendidikan akhlak adalah yang menjadi ukuran
baik dan buruk atau mulia dan tercelanya akhlak. Sebagaimana keseluruhan ajaran
Islam, sumber akhlak adalah al-Quran dan Sunnah, bukan akal pikiran atau
pandangan masyarakat sebagaimana pada konsep etika dan moral. Seperti dalam
konsep akhlak, segala sesuatu itu dinilai dari baik dan buruk, terpuji dan tercela,
semata-mata karena syara’(al-Quran dan Sunnah).22
Di dalam agama Islam, baik akhlak terhadap khaliq, sesama manusia maupun
terhadap alam telah dijelaskan dalam al-Quran dan Sunnah, sehingga manusia dapat
menjadikan kedua sumber tersebut sebagai pedoman dalam berakhlak. Yang
menjadi landasan dan sumber ajaran Islam secara keseluruhan sebagai pola hidup
dan menetapkan mana yang baik dan mana yang buruk ialah al-Quran dan Sunnah.
Firman Allah:
فرسوللقد ٱكنلكم وةحسنةل منكنير جوالل س ٱأ و مٱولل ٱوذكرألخرٱل كثريالل
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan)
hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah (Q. S. Al-Ahzab: 21)
Nabi Muhammad SAW sebagai teladan bagi umat Islam, karena perilaku
kesehariannya mencerminkan pada emnpat sifat. Sifat tersebut adalah: pertama,
Siddiq (jujur) dan lawannya yaitu kadzab (dusta). Sifat yang kedua Amanah: yaitu
sikap mental untuk menyampaikan sesuatu kepada yang berhak menerimanya.
Lawannya adalah khiyanat, yaitu dapat dipercaya. Sifat yang ketiga adalah Tabligh,
artinya apa yang diperintahkan oleh Allah SWT untuk disampaikan secara
keseluruhan tanpa dikurangi atau diselewengkan. Lawannya Kitman, artinya
21 Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2000), h. 5 22 Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlak, (Jogyakarta: LPPI, 1999), h. 2
25
menyembunyikan. Sedangkan sifat yang keempat fathonah yang artinya cerdas.
Lawannya Baladah, artinya dungu.23
Perhatian Islam terhadap pendidikan dan pembinaan akhlak dapat pula dilihat
dari perhatian Islam terhadap pembinaan jiwa yang harus didahulukan dari pada
fisik, kerena dari jiwa yang baik inilah akan lahir perbuatan-perbuatan yang baik
yang pada tahap selanjutnya akan mempermudah menghasilkan kebaikan dan
kebahagiaan pada seluruh kehidupan manusi, lahir dan bathin. 24
Cara lain yang dapat ditempuh untuk pembinaan akhlak adalah pembiasaan
yang dilakukan sejak kecil dan berlangsung secara kontinyu. Berkenaan dengan ini
Imam al-Ghazali mengatakan bahwa kepribadian manusia itu pada dasarnya dapat
menerima segala usaha pembentukan melalui pembiasaan. Jika manusia
membiasakan berbuat jaht, maka ia akan menjadi orang jahat. Untuk itu al-Ghazali
menganjurkan agar akhlak diajarkan, yaitu dengan cara melatih jiwa kepada
pekerjaan atau tingkah laku yang mulia. Jika seseorang menghendaki agar ia
menjadi pemurah, maka ia harus membiasakan dirinya melakukan perbuatan yang
bersifat pemurah, hingga murah hati dan murah tangan itu menjadi tabiatnya yang
mendarah daging.25
Cara yang lain dalam pembinaan akhlak adalah dengan keteladanan. Akhlak
yang baik dapat dibentuk hanya dengan pelajaran, instruksi dan larangan, sebab
tabiát jiwa untuk menerima keutamaan itu tidak cukup dengan hanya seorang guru
mengatakan kerjakan ini dan jangan kerjakan itu. Menanamkan sopan santun
memerlukan pendidikan yang panjang dan harus ada pendekatan yang lestari.
Pendidikan itu tidak akan sukses, melainkan jika disertai dengan pemberian contoh
teladan yang baik dan nyata.26
c. Macam-macam Akhlak
1) Akhlak Karimah. Akhlak al-Karimah atau akhlak yang mulia amat banyak
jumlahnya, namun dilihat dari segi hubungan manusia dengan Tuhan dan
manusia dengan manusia, akhlak yang mulia itu dibagi tiga bagian, yaitu:
23 Saifuddaulah dkk, Akhlak sesorang muslim, (Semarang: Wicaksana, 1999), h. 13 24 Ibid 25 Abuddin Nata, op., cit, h. 162 26 Ibid.
26
a) Akhlak terhadap Allah,
Akhlak terhadap Allah adalah pengakuan dan kesadaran bahwa tiada Tuhan
selain Allah. Dia memiliki sifat-sifat terpuji demikian Agung sifat itu, yang
jangankan manusia, malaikat pun tidak akan menjangkau hakekatnya.
b) Akhlak terhadap Diri Sendiri
Akhlak yang baik terhadpa diri sendiri dapat diartikan menghargai,
menghormati, menyayangi dan menjaga diri sendiri dengan sebaik-baiknya,
karena sadar bahwa dirinya itu sebagai ciptaan dan amanah Allah yang
harus dipertangggung jawabkan dengan sebaik-baiknya.
Contoh: menghindari minuman yang beralkohol, menjaga kesucian jiwa,
hidup sederhana serta jujur dan menghindar dari yang tercela.
c) Akhlak terhadap Manusia
Manusia adalah makhluk sosial yang kelanjutan eksistensinya secara
fungsional dan optimal banyak bergantung pada orang lain, untuk itu, ia
perlu bekerjasama dan saling tolong menolong dengan orang lain. Islam
menganjurkan berakhlak yang baik kepada saudara, karena ia berjasa dalam
ikut serta mendewasakan kita dna merupakan orang yang paling dekat
dengan kita. Caranya dapat dilakukan dengan memuliakannya, memberikan
bantuan dan pertolongan serta menghargainya.27
2) Akhlak mazmummah (akhlak yang tercela) adalah sebagai lawan atau
kebalikan dari akhlak yang baik sebagaimana tersebut di atas. Dalam ajaran
Islam tetap membicarakan secara terperinci dengan tujuan agar dapat dipahami
dengan benar, dan dapat diketahui cara-cara menjauhinya.
Berdasarkan petunjuk ajaran Islam dijumpai berbagai macam akhlak yang
tercela, di antaranya:
a) Berbohong ,ialah memberikan atau menyampaikan informasi yang tidak
sesuai dengan yang sebenarnya.
b) Takabur (sombong), ialah merasa atau mengaku dirinya besar, tinggi,
mulia, melebihi orang lain. Pendek kata merasa dirinya lebih hebat.
27 Ardani, op.cit,. 49-57
27
c) Dengki, ialah rasa atau sikap tidak senang atas kenikmatan yang diperoleh
orang lain.
d) Bakhil atau Kikir, ialah sukar baginya mengurangi sebagian dari apa yang
dimilikinya itu untuk orang lain.28
7. Ruang Lingkup Akhlak dan Pembiasaan di SD Negeri Kebon Kacang 01
Pagi Jakarta Pusat
Pendidikan agama Islam mencakup usaha untuk mewujudkan keserasian,
keselarasan dan keseimbangan antara:
a. Hubungan manusia dengan Allah SWT
b. Hubungan manusia dengan dirinya sendiri
c. Hubungan manusia dengan sesama manusia
d. Hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungan alamnya.29
Pendidikan Islam sebagai ilmu, mempunyai ruang lingkup yang sangat luas
karena di dalamnya banyak pihak yang terlibat, baik secara langsung maupun
tidak langsung. Adapun aspek pendidikan Agama Islam meliputi :
1) al-Qur’an dan Hadist,
2) Akidah,
3) Akhlak,
4) Fiqih/Ibadah
5) dan Tarikh, yang difokuskan pada aspek :
1. Al-Qur’an,yang menekankan pada kemampuan membaca, menulis dan
mengartikan surat-surat pendek.
2. Akhlak dan Keimanan, yang menekankan pada pembiasaan akhlak terpuji dan
menghindari akhlak tercela.
3. Ibadah, yang menekankan pada cara melakukan ibadah dan mu’amalah yang
baik dan benar.
28Ibid., h. 57-59 29Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kurikulum Pendidikan Dasar, (Jakarta: Dirjen
Dikdasmen, 1993), h. 2
28
8. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Kelas III Semester I
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Al-Qur’an
Membaca dan menghafal al-Qur’an
permulaan
1. Membaca potongan ayat-ayat al-
Qur’an dengan tajwid
2. Melafalkan surat al-Maa’un, al-
Quraisy
3. Menghafalkan surat al-Humazah,
al-Ashr dan at-Takatsur
Akhlak dan Keimanan
Membiasakan perilaku terpuji yang
mencerminkan nilai-nilai keimanan
1. Membiasakan perilaku mandiri
sesuai dengan sifat Allah
qiyamuhu binafsihi
2. Menerapkan etika makan dan
minum sesuai dengan keteladanan
Nabi Muhammad SAW
Ibadah
Melaksanakan shalat wajib
1. Menyebutkan macam-macam
shalat wajib
2. Memperagakan macam-macam
shalat wajib
3. Mempraktekkan shalat wajib
dengan tertib dan benar
29
Kelas III Semester II
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Al-Qur’an
Membaca dan menghafal al-Qur’an
permulaan
1. Membaca potongan ayat-ayat al-
Qur’an dengan tajwid yang baik
dan benar
2. Melafalkan surat al-Humazah, al-
Ashr dan at-Takatsur dengan benar
3. Menghafal surat al-Qaariah dan al-
‘Aadiyat
Akhlak dan Keimanan
Membiasakan perilaku terpuji yang
mencerminkan nilai-nilai keimanan
1. Membiasakan perilaku amanah
dalam kehidupan sehari-hari sesuai
sifat Nabi Muhammad SAW
2. Menampilkan perilaku peduli
terhadap lingkungan
Ibadah
Memahami bacaan shalat
1. Menunjukkan rukun dan sunnah
dalam shalat
2. Mempraktekkan shalat dengan
tertib dan benar
Kelas IV Semester I
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Al-Qur’an
Membaca dan menghafal al-Qur’an
permulaan
1. Membaca ayat-ayat al-Qur’an
dengan tajwid yang baik dan benar
2. Menuliskan ayat-ayat al-Qur’an
dengan baik dan benar
30
3. Menghafal surat al-Zalzalah dan
al-Bayiyinah
Akhlak dan Keimanan
Membiasakan perilaku terpuji yang
mencerminkan nilai-nilai keimanan
1. Menampilkan sikap simpati
terhadap orang lain sesuai dengan
keteladanan Nabi Muhammad
SAW
2. Menampilkan perilaku tolong-
menolong dengan orang lain
Ibadah
Melaksanakan adzan dan iqamah
1. Melafalkan bacaan adzan dan
iqamah dengan baik dengan benar
2. Menghafalkan lafal adzan dan
iqamah
3. Mempraktekkan pelaksanaan
adzan dan iqamah
Kelas IV
Semester II
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Al-Qur’an
Membaca dan menghafal al-Qur’an
permulaan
1. Membaca ayat-ayat al-Qur’an
dengan tajwid yang baik dan benar
2. Menuliskan ayat-ayat al-Qur’an
dengan benar
3. Menghafal surat al-Qodar dan al-
Alaq
Akhlak dan Keimanan
Membiasakan perilaku terpuji yang
mencerminkan nilai-nilai keimanan
1. Membiasakan sikap tulus dalam
kehidupan sehari-hari sesuai
31
dengan keteladanan Nabi Rasul
Ulu ‘Azmi
2. Membiasakan perilaku sabar
dalam sehari-hari sesuai dengan
keteladanan Nabi Ayyub
Ibadah
Melaksanakan dzikir dan do’a
1. Membaca do’a setelah shalat
2. Melakukan dzikir setelah shalat
3. Membaca do’a dzikir setelah shalat
Kelas V Semester I
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Al-Qur’an
Membaca dan menghafal ayat-ayat
al-Qur’an pilihan
1. Membaca Q.S. al-Ma’idah ayat 3
dengan tajwid yang baik dan benar
2. Menuliskan Q.S. al-Ma’idah ayat 3
dengan benar
3. Mengartikan Q.S. al-Ma’idah ayat
3 dengan benar
4. Menghafalkan Q.S. al-Ma’idah
ayat 3 dengan lancar
Akhlak dan Keimanan
Membiasakan perilaku terpuji yang
mencerminkan nilai-nilai keimanan
1. Membiasakan perilaku berani
membela kebenaran dalam
kehidupan sehari-hari sesuai
dengan keteladanan Nabi Musa,
AS
2. Menampilkan sikap mudah
beradaptasi dengan berbagai
32
macam-macam perbedaan sesuai
dengan keteladanan Nabi Yusu AS
Ibadah
Melaksanakan ibadah puasa
Ramadhan
1. Menjelaskan ketentuan-ketentuan
puasa Ramadhan
2. Menjelaskan hikmah puasa
Ramadhan
3. Mempraktikkan puasa Ramadhan
Kelas V Semester II
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Al-Qur’an
Membaca dan menghafal ayat al-
Qur’an pilihan
1. Membaca Q.S al-Mujadilah ayat
11 dengan tajwid yang baik dan
benar
2. Menuliskan Q.S. al-Mujadilah ayat
11 dengan benar
3. Mengartikan Q.S. al-Mujadilah
ayat 11 dengan benar
4. Menghafal Q.S. al-Mujadilah ayat
11 dengan lancar
Akhlak dan Keimanan
Membiasakan perilaku terpuji yang
mencerminkan nilai-nilai keimanan
1. Menampilkan perilaku
bertanggung jawab dalam
kehidupan sehari-hari sesuai
dengan sifat Allah ar-Raqiib dan
al-Hasib
2. Menampilkan sikap yang
menunjukkan prasangka baik
33
sesuai dengan sifat Allah al-Adl
dan al-Wahhaab
Ibadah
Melaksanakan amalan-amalan
Ramadhan
1. Menyebutkan amalan-amalan di
bulan Ramadhan
2. Melaksanakan shalat tarawih di
bulan Ramadhan
3. Melaksanakan tadarus al-Qur’an
Kelas VI Semester I
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Al-Qur’an
Membaca dan menghafal ayat al-
Qur’an pilihan
1. Membaca Q.S. al-Hujurat ayat 13
dengan tajwid yang baik dan benar
2. Menuliskan Q.S. al-Hujurat ayat
13 dengan benar
3. Mengartikan Q.S. al-Hujurat ayat
13 dengan benar
4. Menghafalkan Q.S. al-Hujurat ayat
13 dengan lancar
Akhlak dan Keimanan
Membiasakan perilaku terpuji yang
mencerminkan nilai-nilai keimanan
1. Menampilkan perilaku toleransi
terhadap perbedaan dalam
keseharian sesuai dengan
keteladanan Nabi Muhammad
SAW
2. Menampilkan perilaku rela
berkorban dalam kehidupan sehari-
hari sesuai dengan keteladanan
Nabi Ibrahim AS
34
Ibadah
Melaksanakan zakat, infaq dan
shadaqah
1. Menyebutkan pengertian zakat
fitrah, infaq dan shadaqah
2. Menjelaskan hikmah zakat fitrah,
infaq dan shadaqah
3. Mempraktekkan zakat, infaq dan
shadaqah
Kelas VI Semester II
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Al-Qur’an
Membaca dan menghafal ayat al-
Qur’an pilihan
1. Membaca Q.S. al-Isra ayat 23
dengan tajwid yang baik dan benar
2. Menuliskan Q.S. al-Isra ayat 23
dengan benar
3. Mengartikan Q.S. al-Isra ayat 23
dengan benar
4. Menghafalkan Q.S. al-Isra ayat 23
dengan lancar
Akhlak dan Keimanan
Membiasakan perilaku terpuji yang
mencerminkan nilai-nilai keimanan
1. Menampilkan perilaku taubat
sesuai dengan keteladanan Nabi
Adam AS
2. Menghindari perilaku-perilaku
sombong dalam keseharian dengan
meneladani Nabi Sulaiman AS
Ibadah
Memahami ibadah haji dan umrah
1. Menjelaskan ketentuan ibadah haji
dan umrah
35
2. Memperagakan ibadah haji dan
umrah
Adapun standar pengamalan pendidikan Agama Islam untuk kelas III sebagai
berikut :
1. Pengamalan dalam hubungan dengan Allah SWT
a. Membiasakan berdoa (ketika masuk dan keluar rumah, ketika naik dan
turun kendaraan, ketika mengenakan pakaian)
b. Membiasakan beribadah (mengikuti shalat berjamaah, latihan berpuasa
Ramadhan, mengikuti kegiatan shalat tarawih dan witir berjamaah)
c. Menghafal beberapa surat-surat pendek
d. Membiasakan membaca al-Qur’an (surat-surat pendek)
e. Gemar berlatih menulis huruf al-Qur’an
f. Membiasakan mengucapkan salawat kepada rasul
g. Gemar mendengarkan kisah-kisah rasul
h. Menfiru perilaku keteladanan rasul
i. Membiasakan mengikuti peringatan maulid Nabi Muhammad SAW.
j. Membiasakan mendengar nyanyian-nyanyian Islami
k. Membiasakan mengucapkan kalimah-kalimah toyyibah
2. Pengamalan dalam hubungan dengan diri sendiri
a. Membiasakan menjaga kesehatan, kebugaran dan kebersihan (makan pada
waktunya, tidak jajan sembarangan, mencuci tempat makan sendiri,
berolah raga, membersihkan sepatu sendiri)
b. Membiasakan rapih (berpakaian rapih, merapihkan tempat tidur sendiri,
menyapu kamar mandi sendiri, berpakaian sopan ketika masuk dan keluar
kamar mandi, memakai pakaian menutup aurat)
c. Membiasakan kedisiplinan dan bertanggungjawab (menjaga ucapannya,
membawa sendiri keperluannya, berangkat/pulang sekolah dan bermain
pada waktunya, tidak boros)
36
d. Membiasakan diri berkemauan untuk maju/berprestasi dan berpenampilan
Islami (membiasakan membaca,belajar setiap hari, berinisiatif
mengerjakan PR sendiri dengan benar)
e. Membiasakan bersikap jujur (tidak berbohong, tidak menyontek, mengakui
keitka melakukan kesalahan)
3. Pengamalan dalam hubungan dengan sesama manusia
a. Membiasakan bersikap santun kepada orang tua dan yang lebih tua (tidak
berbicara kasar dan membantah, tidak merengek menuntut sesuatu di luar
batas kemampuan orang tua, tidak berbohong, minta dido’akan, mohon izin
jika keluar rumah, meminta maaf jika bersalah)
b. Membiasakan bersikap santun kepada guru (bersilaturahmi, membantu jika
diperlukan, tidak berbohong, minta dido’akan, meminta maaf jika bersalah)
c. Membiasakan bersikap santun kepada teman (minta izin jika meminjam
sesuatu, tidak merusak milik orang lain, bersedia mengganti jika
merusak/menghilangkan barang, saling membantu, tidak mudah berkelahi,
suka memaafkan, dan meminta maaf), tidak mengganggu ketenangan,
bekerjasama untuk mengerjakan tugas kelompok, menepati janji.
4. Pengamalan dalam hubungan dengan lingkungan
a. Membiasakan menjaga lingkungan sekitar (menghapus papan tulis, tidak
mencoret-coret di sembarang tempat, menyiram toilet setelah buang air,
buang air kecil/besar pada tempatnya, tidak meludah di sembarang tempat,
membuang sampah pada tempatnya
b. Membiasakan peduli terhadap lingkungan hewani (tidak menyiksa hewan,
menyanyangi hewan)
c. Membiasakan memelihara tumbuhan (tidak merusak tanaman, memelihara
tanaman)
Sedangkan standar pengamalan pendidikan Agama Islam untuk kelas IV-VI
sebagai berikut :
1. Pengamalan dalam hubungan dengan Allah SWT
a. Berwudu’ ketika hendak shalat
b. Berdo’a setelah berwudu’
37
c. Membiasakan untuk melaksanakan shalat fardhu
d. Mengikuti shalat Jum’at
e. Melaksanakan ibadah Puasa Ramadhan
f. Melaksanakan/membayar zakat fitrah
g. Bersuci setelah buang air kecil/besar
h. Membiasakan membaca al-Qur’an surat-surat pendek pada juz ‘Amma
(sesuai kompetensi dasar)
i. Menghafal surat-surat pendek pada juz ‘Amma (sesuai kompetensi dasar)
j. Mengikuti dan berperan aktif dalam peringatan maulid Nabi
k. Gemar membaca kisah-kisah rasul
l. Gemar meneladani perilaku rasul
2. Pengamalan dalam hubungan diri sendiri
a. Membiasakan mengatur jadwal kegiatan sehari-hari
b. Berusaha mengerjakan pekerjaan rumah (PR) sendiri dengan benar
c. Berinisiatif untuk maju
d. Menyiapkan baju, sepatu, makanan dan minum sendiri
e. Membiasakan bangun pagi sendiri
f. Membatasi kegiatan yang kurang bermanfaat dan meyita waktu (bermain
game, chatting)
g. Tidak mengkonsumsi makanan serta minuman yang dilarang (narkoba,
rokok, alkohol)
h. Tidak meniru gaya dan model perilaku yang tidak Islami
3. Pengamalan dalam hubungan dengan sesama manusia
a. Membiasakan bersikap santun kepada orang tua dan orang yang lebih tua
(menghormati tamu, menyayangi, tidak membentak dan membantah,
mendo’akan orang tua, mohon izin jika keluar rumah, meminta maaf jika
bersalah)
b. Membiasakan bersikap santun kepada guru/pendidik (bersilaturahmi ke
rumah guru, mengerjakan tugas-tugas dari guru, mendengarkan ajaran dan
melaksanakan nasehat guru, tidak membentak dan membantah guru,
mohon do’a kepada guru, meminta maaf kepada guru)
38
c. Membiasakan bersikap santun kepada teman (bersedekah, menolong,
saling menghormati, tidak bermusuhan, tidak membentuk geng yang
merusak, bekerjasama dalam hal-hal yang baik, menjaga rahasia)
4. Pengamalan dalam hubungan dengan lingkungan
a. Membiasakan menjaga lingkungan sekitar (menjadi contoh menjaga
kebersihan bagi adik kelas, menyapu kelas, mengerjakan tugas-tugas piket
untuk kerapihan kelas, kerja bakti, tidak membuang sampah sembarangan,
menghemat penggunaan air dan listrik)
b. Membiasakan peduli terhadap lingkungan hewani (menyanyangi dan
melindungi hewan)
c. Membiasakan memelihara tumbuhan (menanam dan memelihara pohon)
d. Tujuan Akhlak
Tujuan dari pendidikan akhlak dalam Islam adalah untuk membentuk manusia
yang bermoral baik, keras kemauan, sopan dalam berbicara dan perbuatan, mulia
dalam tingkah laku perangai, bersifat bijaksana, sempurna, sopan dan beradab,
ikhlas, jujur dan suci. Dengan kata lain pendidikan akhlak bertujuan untuk
melahirkan manusia yang memiliki keutamaan (fadhilah). Berdasarkan tujuan ini,
maka setiap saat, keadaan, pelajaran, aktifitas, merupakan saran pendidikan akhlak.
Dan setiap pendidik harus memelihara akhlak dan memperhatikan akhlak di atas
segala-galanya.30
Tujuan pendidikan akhlak sendiri pun tidak terlepas dari faedah pendidikan
akhlak yaitu:
a. Dapat menyinari orang dalam memecahkan kesulitan-kesulitan rutin yang
dihadapi manusia dalam hidup sehari-hari yang berkaitan dengan perilaku.
b. Dapat menjelaskan kepada orang sebab atau illat untuk memilih perbuatan
yang baik dan lebih bermanfaat.
30 Ramayulis, op.cit. h. 115
39
c. Dapat membendung dan mencegah kita secara kontinyu untuk lebih
terperangkap kepada keinginan-keinginan nafsu, bahkan mengarahkannya
kepada hal yang positif.
d. Manusia atau orang banyak mengerti benar-benar akan sebab-sebab
melakukan atau tidak akan melakukan suatu perbuatan, dimana dia akan
memilih pekerjaan atau perbuatan yang nilai kebaikannya lebih besar.
e. Mengerti perbuatan baik akan mendorong untuk menuju dan menghadapi
perbuatan itu dengan penuh minat dan kemauan.
f. Orang yang mengkaji ilmu akhlak akan tepat dalam memvonis perilaku orang
yang banyak dan tidak akan mengekor dan mengikuti sesuatu tanpa
pertimbangan yang matang lebih dahulu.31
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan akhlak pada umumnya
adalah membentuk dan mendidik anak agar menjadi manusia yang memiliki budi
pekerti yang luhur, baik terhadap manusia, binatang dan alam sekitar. Dengan
memiliki akhlak yang mulia, maka anak akan terbiasa menghindari perbuatan-
perbuatan yang akan menyakiti oarang lain di sekitarnya.
e. Pengaruh Pendidikan Agama Islam terhadap Akhlak Siswa
Tujuan utama pendidikan agama Islam ialah membentuk akhlak dan budi
pekerti yang sanggup menghasilkan orang-orang yang bermoral, baik laki-laki
maupun perempuan, jiwa yang bersih, kemauan yang keras, cita-cita yang besar
dan akhlak yang tinggi, tahu arti kewajiban dan pelaksanaannya, menghormati hak-
hak manusia, tahu membedakan yang buruk dan baik, memilih suatu fadhilah
karena cinta pada fadhilah, menghindari suatu perbuatan yang tercela karena cinta
mengingat Allah SWT dalam setiap pekerjaan yang mereka lakukan.32
Pendidikan Agama Islam adalah pengetahuan untuk membentuk akhlak agar
segala perbuatannya sesuai dengan tuntutan yang ada dalam ajarannya. Agama akan
membukakan hati manusia kepada pengertian-pengertian yang absolut dan
altruistik (cinta sesama manusia). Agama itu juga mempunyai nilai-nilai yang
31 Zaahrudin AR., op.cit, h. 16 32 Aal-Arbasyi, op.cit., h. 103
40
absolut dan nilai-nilai kemanusiaan yang luhur. Oleh karena itu setiap pengarahan
diri pada nilai-nilai keagamaan pasti amat besar artinya bagi perubahan dan
pembentukan karakteristik.33
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
Dalam melakukan penelitian ini diadakan tinjauan pustaka terhadap beberapa
skripsi yang memiliki kemiripan judul untuk menghindari duplikasi, diantaranya:
1. “Pengaruh Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) Terhadap
Pembentukan Akhlak Siswa di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1
Bulakamba Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes” (Disusun oleh:
Kardi Raharjo, NIM: 50540321, Jurusan: Pendidikan Agama Islam,
Fakultas Tarbiyah, IAIN Syekh Nurjati Cirebon).
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan mendeskripsikan
tentang pengaruh pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1
Bulakamba terhadap pembentukan akhlak siswa.
Hasil penelitian ini yakni Pendidikan Agama Islam terdapat terdapat
korelasi yang cukup terhadap akhlak siswa
2. “Pengaruh Pendidikan Agama Islam Terhadap Pembentukkan Akhlak
Siswa di SMP YPI Cempaka Bintaro”. (Disusun oleh : Yusrina, NIM:
202011000992, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta).
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif
deskritif analisis. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah pengaruh
pendidikan agama Islam terhadap terhadap akhlak anak didik di SMP YPI
Cempaka Putih Bintaro.
Hasil dalam penelitian ini yaitu pendidikan agama Islam berpengaruh positif
dan signifikan terhadap akhlak anak didik di SMP YPI Cempaka Putih
Bintaro.
33 Kartini Kartono, Teori Kepribadian, (Bandung: Alumni 1980), h. 135
41
3. “Pengaruh Pendidikan Agama Islam Terhadap Akhlak Siswa SD Islam
Miftahul Diniyah Di Kelurahan Pondok Cabe Udik”. (Disusun oleh : Ika
Malgi Ulfa, NIM: 206011000012, Jurusan Pendidikan Agama Islam,
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Negeri Syaraif Hidayatullah
Jakarta).
Metode yang digunakan dalam penelfitian ini adalah metode kuantitatif
deskritif analisis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
Pendidikan Agama Islam terhadap akhlak siswa SD Mifatahul Jannah di
Kelurahan Pondok Cabe Udik.
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh Pendidikan Agama
Islam terhadap akhlak siswa yang sangat baik.
C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan kerangka teori yang telah dikemukakan di atas, maka dapat
memahami dengan betapa pentingnya pendidikan agama Islam bagi kelangsungan
hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dengan begitu semua bisa
tercerahkan serta bisa memberi pencerahan kepada generasi penerus, sehingga
dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
Karena pendidikan tidak hanya menciptakan generasi yang cerdas secara
intelektual saja, tapi juga generasi yang mempunyai akhlakul karimah serta santun
dalam bersosialisasi dengan lingkungannya.
Pendidikan agama Islam adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan al-
Qur’an terhadap anak-anak agar terbentuk kepribadian muslim yang sempurna.
Sedangkan lembaga adalah tempat berlangsungnya proses bimbingan jasmani dan
rohani berdasarkan al-Qur’an yang dilakukan oleh orang dewasa kepada anak didik
dalam masa pertumbuhannya agar ia memiliki kepribadian mulia.
Pendidikan dasar bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada
anak didik untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota
masyarakat, warga negara dan umat manusia serta mempersiapkan anak didik untuk
melanjutkan pendidikannya ke jenjang berikutnya.
42
SD Negeri Kebon Kacang 01 Pagi Jakarta Pusat, sebagai salah institusi yang
menyelenggarakan pendidikan dasar diharapkan dapat memberikan motivasi bagi
siswanya untuk menjadi bagian dari sumber daya manusia yang unggul di segala
bidang, khususnya dalam pembentukan kepribadian muslim yang sempurna.
D. Hipotesis Penelitian
Sesuai dengan prosedur penelitian, setelah mengadakan penelaahan yang
mendalam terhadap berbagai sumber untuk menentukan anggapan dasar, maka
langkah berikutnya adalah merumuskan hipotesis. Penelitian yang menggunakan
hipotesis adalah penelitian dengan pendekatan ilmiah. Untuk memahami pengertian
hipotesis, ada beberapa sumber yang menyebutkan bahwa pengertian hipotesis
adalah :
1. F.M. Andrews, et.al. L. (2001) mendefinisikan bahwa hipotesis adalah suatu
jawaban bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti
melalui data yang terkumpul.
2. J.W., Buckley, et.al. M.H. (200) mendefinisikan bahwa hipotesis adalah suatu
bentuk pernyataan yang sederhana mengenai harapan peneliti akan hubungan
antara vairabel-variabel dalam suatu masalah untuk diuji dalam penelitan.
3. Kerlinger (2006) mendefinisikan hipotesis adalah pernyataan dugaan tentang
hubungan antara dua variable atau lebih.
Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian
hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah yang diajukan dan telah
memiliki kebenaran, tetapi baru merupakan kebenaran taraf teoritis atau kebenaran
logis serta membutuhkan pembuktian atau pengujian.34
Ada dua jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian, yaitu :
a. Hipotesis kerja atau disebut hipotesis alternatif, disingkat Ha.
Yakni hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan antara variable X dan
Y atau adanya perbedaan antara dua kelompok.
b. Hipotesis Nol, disingkat Ho.
34 Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis Dalam
Penelitian, (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2010), h. 90.
43
Merupakan dugaan yang menyatakan hubungan dua variable adalah jelas
dan tidak memiliki perbedaan. Hipotesis alternatif yang berlawanan
dengan hipotesis nol menunjukkan adanya perbedaan antara dua variabel.
Adapun hipotesa yang akan diajukan dalam penelitian ini ada dua yaitu :
a. Hipotesis Nol (Ho)
Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Pendidikan Agama Islam
terhadap akhlak siswa di SD Negeri Kebon Kacang 01 Pagi Jakarta Pusat.
b. Hipotesis Alternatif (Ha) Terdapat pengaruh yang signifikan antara
Pendidikan Agama Islam terhadap akhlak siswa di SD Negeri Kebon Kacang
01 Pagi Jakarta Pusat.
44
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
Pada bab ini diuraikan mengenai masalah atau hal-hal yang berkaitan dengan
pelaksanaan penelitian yang meliputi tempat dan waktu penelitian, metode
penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, teknik analisis data dan
hipotesis statistik yang digunakan.
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama kurang lebih tiga bulan terhitung sejak
bulan April sampai dengan Juni 2014, sedangkan lokasi penelitian ini dilaksanakan
di SD Negeri Kebon Kacang 01 Pagi Kelurahan Kebon Kacang Kecamatan Tanah
Abang, Jakarta Pusat
B. Metode Penelitian
Adapun metode penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah
metode kuantitatif dengan teknik korelasi yaitu penelitian yang bermaksud untuk
mengetahui ada tidaknya hubungan antara sesuatu variabel (faktor) dengan variabel
yang lain.1
Untuk memperoleh data dalam skripsi ini, penulis menggunakan cara sebagai
berikut :
1. Pendekatan kuantitatif, yakni penyajian data dengan metode deskriptif.
2. Pendekatan lapangan, yakni penelitian yang dilakukan secara langsung ke
objek penelitian dalam rangka untuk mencari kebenaran dari teori yang ada.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia,
benda, tumbuhan-tumbuhan dan peristiwa sebagai sumber data yang
1 Tantang M. Amirin, Menyusun Rencana Penelitian, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 1995), h.90
45
mempunyai karakteristik tertentu dalam sebuah penelitian.2 Adapun
populasi pada penelitian ini adalah siswa yang beragama Islam dan duduk
di kelas III sampai dengan VI di SD Negeri Kebon Kacang 01 Pagi Jakarta
Pusat yang berjumlah 200 orang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang dimiliki sifat karakteristik yang
sama sehingga betul-betul mewakili populasi. Teknik pengambilan sampel
yang digunakan dalam penelitian ini dengan teknik random sampling,yakni
pengambilan secara acak dari jumlah populasi.3
Menurut Suharsimi Arikunto mengemukakan pendapat bahwa “jika objek
penelitian lebih dari 100 orang, maka sampel yang diambil ialah 10%, 15%,
25%.”4
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini dengan
menggunakan teknik random sampling, yakni pengambilan secara acak
dari jumlah populasi.
Adapun jumlah siswa keseluruhan mulai dari kelas I sampai dengan kelas
VI di SD Negeri Kebon Kacang 01 Pagi Jakarta Pusat sebanyak 326 anak.
Akan tetapi yang menjadi objek penelitian adalah sebanyak 200 siswa yang
duduk di kelas III sampai dengan kelas VI. Oleh karena itu, siswa yang
diambil dari penelitian ini adalah sebanyak 25% x 200 = 50 siswa.
Kelas Sampel
Kelas III
Kelas IV
Kelas V
Kelas VI
50
50
50
50
Jumlah 200 orang
2 Herman Resito, Pengantar Metodologi Penelitian, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1992),
h. 49
3 Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung, Sinar Baru, 1989),
h. 84.
4 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : PT. Rineka
Cipta, 1998) h. 131
46
D. Teknik Pengumpulan Data
Adapun penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah penelitian lapangan
(field research), yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung
ke obyek penelitian. Untuk memperoleh data-data lapanga ini penulis
menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :
1. Observasi
Metode observasi adalah suatu pengamatan dan pencatatan secara
sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki5 dan dengan perkataan yang
sama Syaifuddin Azwar mengatakan “Metode ilmiah yang diartikan
sebagai pengamatan dan mencatat secara sistematik fenonema-fenomena
yang diselidiki.”6 Jadi sebagai metode ilmiah, observasi diartikan dengan
pengamatan dan pencatatan dengan sistematis fenomena-fenomena yang
diselidiki. Observasi ini mengadakan pengamatan yang diperlukan dan
dibutuhkan sesuai dengan masalah yang diikuti.
Lazimnya dalam melakukan observasi yang diteliti adalah hal yang
menyangkut situasi sosial tertentu yang setidaknya mempunyai tiga elemen
utama antara lain : lokasi tempat situasi sosial itu berlangsung dan manusia-
manusia perilaku atau aktor yang menduduki status atau posisi tertentu dan
menanamkan penanaman tertentu.
Dalam penelitian ini yang diobservasi adalah lokasi SD Negeri Kebon
Kacang 01 Pagi Jakarta Pusat, keadaan guru dan peserta didik, keadaan
sarana dan prasarana serta proses pembelajaran yang berlangsung.
2. Dokumentasi
Yang dimaksud dengan metode dokumentasi adalah mencari data
mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat
kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat, agenda dan sebagainya.7
Dokumentasi dari penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data-data
dari berbagai jenis informasi, dapat juga diperoleh melalui dokumentasi,
5 Sutrino Hadi, Metodologi Research II, (Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gajah
Mada, 1994), h. 136. 6 Syaifuddin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997), hl. 91. 7 S. Nasution, Metode Research (Penelitian Imiah), (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h. 113-114.
47
seperti surat-surat resmi, catatan rapat, laporan-laporan, artikel, media,
kliping, proposal, agenda, memorandum, laporan perkembangan yagn
dipandang relevan dengan penelitian yang dikerjakan. Untuk bidang
pendidikan ini dapat berupa buku induk, rapat, studi kasus, model status
pembelajaran, guru dan sebagainya.
Data-data yang penulis peroleh dari dokumen-dokumen yang ada antara
lain : sejarah berdirinya SD Negeri Kebon Kacang 01 Pagi Jakarta Pusat,
struktur organisasi SD Negeri Kebon Kacang 01 Pagi Jakarta Pusat, Jumlah
anak didik yang ada khususnya siswa yang duduk di kelas III, IV, V dan V,
data guru serta sarana dan prasana yang dimiliki oleh SD Negeri Kebon
Kacang 01 Pagi Jakarta Pusat.
3. Angket
Angket ialah daftar pertanyaan yang dikirimkan kepada responden, baik
secara langsung atau tidak langsung (melalui pos atau perantara).8
Dengan metode angket ini penulis mempersiapkan sejumlah pertanyaan
tertentu, kemudian disebarkan kepada responden untuk mendapatkan
jawaban yang diperlukan secara langsung.
Angket yang disampaikan kepada siswa SD Negeri Kebon Kacang 01 Pagi
Jakarta Pusat berbentuk :
a. Pertanyaan Terstruktur
Pada bagian angket ini, subyek diminta untuk mengisi variabel kontrol
yang berupa pertanyaan mengenai identitas nama jelas subyek, kelas,
jenis kelamin,
b. Pertanyaan Utama
Pada bagian yang dimaksud adalah angket yang terdiri dari sekumpulan
pertanyaan yang menghendaki pendapat siswa guna menjaring data
kemampuan dan kebiasaan responden dalam berakhlak. Pertanyaan
terdiri dari 20 item pertanyaan dengan alternatif jawaban yang tersedia
seperti : yakin, kurang yakin, tidak yakin dan tidak tahu. Percaya,
8 Husaini Usman dan Purnomo Setiady, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 1998), h. 57.
48
kurang percaya, tidak percaya, tidak tahu. Selalu, sering, kadang-
kadang, tidak pernah
Pada bagian item pertanyaan dibagi dalam dua bentuk yaitu :
1. Tentang Pendidikan Agama Islam yang terdiri dari 20 pertanyaan
2. Tentang Akhlak yang terdiri dari 20 pertanyaan
. Tabel 1
Kisi-kisi Instrument Variabel
Tentang Pengaruh Pendidikan Agama Islam terhadap Akhlak Siswa SDN
Kebon Kacang 01 Pagi Jakarta Pusat
Variabel Dimensi
Variabel
Indikator-
indikator
No. Item Jumlah
Pendidikan
Agama
Islam
Keimanan
Mengenalkan
keesaan Allah
1 1
Mengenalkan
ciptaan Allah
2 1
Mengenalkan
nabiNya
4 1
Mengenalkan
adanya malaikat
3 1
Mengenalkan
adanya hari
akhir
17,19
2
Mengenalkan
adanya takdir
Allah
18,20
2
Ibadah
Mengenalkan
bacaan dua
kalimat
syahadat
7
1
49
Mengenalkan
al-Qur’an
5,6 2
Mengenalkan
tata cara sholat
8,9,13 3
Mengenalkan
tata cara puasa
10,11,12,14 4
Mengenalkan
tata cara
berzakat
15,16
2
Akhlak
Akhlak
kepada Allah
Melaksanakan
sholat
1,2,14 3
Membaca do’a 3 1
Membaca
basmallah
12 1
Mengucapkan
puji-pujian
13 1
Akhlak
kepada Nabi
Mengucapkan
salawat Nabi
4 1
Akhlak
kepada orang
tua
Mematuhi
nasehat orang
tua
5 1
Meminta izin
orang tua
6,7,8 3
Akhlak
kepada guru
Mengucapkan
salam kepada
guru
16
1
Mengucapkan
permohonan
maaf
9
1
50
Akhlak
kepada orang
lain
Mengucapkan
terima kasih
10 1
Suka menolong 11 1
Berkelahi
dengan teman
15 1
Bersikap masa
bodoh
19 1
Berkata kotor 20 1
Akhlak
kepada
lingkungan
Membuang
sampah pada
tempatnya
17
1
Melakukan
kerja bakti
18 1
E. Teknik Analisa Data
Setelah data selesai dikumpulkan dengan lengkap, tahap berikutnya adalah
analisa data, yaitu :
1. Editing
Mengedit adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan oleh
para responden. Jadi setelah angket dan tes diisi oleh responden dan
diserahkan kembali kepada penulis, kemudian penulis memeriksa satu
persatu angket dan tes tersebut. Bila ada jawaban yang diragukan atau tidak
dijawab maka penulis menghubungi ressponden yang bersangkutan untuk
menyempurnakan jawabannya.
Tujuan edting yang penulis lakukan adalah untuk mengurangi kesalahan-
kesalahan atau kekurangan yang ada pada daftar pertanyaan yang
diselesaikan.
2. Alternatif Jawaban dan Skoring
Dalam variabel X, nilai pelajran Pendidikan Agama Islam penulis
memberikan 20 item dari pertanyaan angket mengenai nilai pelajaran
Pendidikan Agama Islam untuk menentukan bobot skoring skala
51
pembentukan akhlak siswa dalam hasil penelitian ini. Adapun skoring
yang diberikan sebagaimana tabel di bawah ini :
Jawaban Bobot Nilai
1. A
2. B
3. C
4. D
4
3
2
1
3. Tabulating
Tabulating adalah mengolah data dengan memindahkan jawaban-jawaban
yang terdapat dalam angket dan telah dikelompokkan ke dalam bentuk
tabel frekuensi. Tujuannya untuk mudah dibaca dan maknanya segera
dipahami.
Untuk menjelaskan pengaruh pengaruh Pendidikan Agama Islam terhadap
akhlak siswa di SD Negeri Kebon Kacang 01 Pagai Jakarta pusat, penulis
mengunakan rumus korelasi product moment yaitu :
rxy = ∑𝑥𝑦
√(Σx2)((𝛴𝑦² )
Adapun langkah-langkah yang ditempuh adalah
a. Membuat tabulasi data tentang variabel X dan variabel Y
b. Mencari mean dari kedua variabel yaitu Mx dan My.
c. Mencari deviasi tiap-tiap nilai dari kedua variabel tersebut, x untuk
variabel x dan y untuk variabel y.
d. Mengalikan deviasi variabel x dan y kemudian dijumlahkan.
e. Menguadratkan masing-masing deviasi variabel x, kemudian
dijumlahkan dan mengkuadratkan variabel y kemudian dijumlahkan.
Maka nilai mean dari masing-masing variabel adalah :
1. Variabel x atau variabel bebas tentang pendikan Agama Islam
2. Variabel y atau variabel terikat tentang akhlak siswa
52
F. Hipotesis Statistik
Untuk kepentingan pengujian hipotesis penelitian tersebut, perlu
dirumuskan hipotesis secara statistik. Hipotesis statistik mempunyai arti
hipotesis yang pengujiannya dilakukan dengan menggunakan teknik-teknik
statistik.
Pengujian hipotesis statistik selalu dirumuskan dalam bentuk hipotesis nol
(Ho) dan hipotesis alternatif (H1). Ekspresi H1 adalah hipotesis penelitian,
sedangkan Ho adalah negasi atau ingkaran dari H1 yang akan diuji melalui data
sampel secara statistik. Jadi dalam pengujian hipotesis yang diuji adalah Ho,
sedangkan kesimpulan mengenai H1 adalah konsekuensi logis dari hasil
pengujian Ho. Hal ini mengandung arti bahwa jika Ho ditolak maka H1
diterima dan sebaliknya.
Hipotesis Statistik
Ho : P = 0
H1 : P = ≠ 0
Atau
Ho : P ≤ 0
H1 : P > 0
Atau
Ho : P ≥ 0
H1 : P < 0
53
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum SDN Kebon Kacang 01 Kelurahan Kebon Kacang,
Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Secara geografis, SDN Kebon Kacang 01 Pagi berada di Kelurahan Kebon
Kacang, Kecamatan Tanah Abang, Kota Jakarta Pusat, tepatnya di sebelah utara
jalan Kebon Kacang Raya, bersebrangan dengan Thamrin City, Pusat Bisnis II, di
Tanah Abang nan megah. Namun, di balik kemegahan proyek JaCC tersebut,
terdapat perkampungan kumuh yang merupakan bagian dari Kelurahan Kebon
Melati yang masih termasuk dalam program Inpres Desa Tertinggal (IDT). Jalan
Kebon Kacang Raya ini juga merupakan jalan penghubung antara jalan KH Mas
Mansyur yang di sekelilingnya masih dihiasi dengan pemukiman padat/kumuh
dengan Jalan M.H Thamrin di timur yang terkenal dengan Air Mancur/Bundaran
HI-nya, serta Gedung Grand Indonesia yang mewah di sampingnya.
SDN Kebon Kacang 01 Pagi bersatu bangunan dengan SDN Kebon Kacang 02
Petang, SDN Kebon Kacang 03 Pagi, SDN Kebon Kacang 04 Petang (merupakan
komplek). Komplek SDN Kebon Kacang (01, 02, 03 dan 04) dibangun pada tahun
1953 dalam kondisi semipermanen dan belum bertingkat dengan nama (lama) SD
Spoor Lama. Pada tahun 1975, sekolah ini mendapat perbaikan dan pengembangan
yakni direhab total dan dibangun kembali menjadi 2 lantai sehingga jumlah ruangan
yang ada menjadi 18 ruangan; 12 ruang untuk kegiatan belajar mengajar, 1 ruang
untuk kantor, dan 1 ruang untuk perpustakaan. Awal tahun pelajaran 2003/2004,
SDN Kebon Kacang 04 Petang dilikuidasi, sehingga sejak itu komplek SDN Kebon
Kacang menjadi 3 sekolah saja. Ruang kantor, yang semula merupakan ruang
kantor SDN Kebon Kacang 04 Petang, sekarang ini didayagunakan untuk kegiatan
GUGUS IV. Sejak itu, komplek ini baru direhab kembali pada tahun 2000 dengan
perbaikan utama adalah penggantian bagian atapnya.
Sampai dengan akhir tahun 80-an, sekolah dasar negeri yang ada di Kelurahan
Kebon Kacang baru ada di sini. Lebih-lebih Kelurahan Kebon Melati, tetangga
54
terdekatnya, pada waktu itu belum mempunyai sekolah negeri sama sekali, padahal
kelurahan ini merupakan kelurahan terpadat penduduknya di Kecamatan Tanah
Abang. Wajar dan pantas, waktu itu, komplek SDN Kebon Kacang menjadi satu-
satunya alternatif sekolah negeri tujuan terdekat bagi warga Kebon Kacang dan
Kebon Melati, khususnya bagi mereka yang tidak mampu. Dengan jumlah yang
sangat terbatas, sekolah harus mampu menampung sekian banyak siswa. Akhirnya
komplek SDN Kebon Kacang terpaksa menampung siswa sekitar 50 anak. Hal ini
tentu saja sedikit banyak berpengaruh pada mutu para lulusannya, yakni mutu
lulusan kurang optimal.
Pada tahun ’90-an, Pemda DKI Jakarta membangun beberapa SD Negeri di
komplek Rusun Kebon Kacang dan di Kelurahan Kebon Melati Alhamdulillah,
komplek SDN Kebon Kacang ( 01, 02 dan 03 ) tidak begitu padat lagi.
1. DATA SEKOLAH
1. Kepala Sekolah
a. Identitas Diri
1) Nama : Hj. Anggia Suzana, S.Pd
2) Tempat / tanggal lahir : Tangerang, 2 Oktober 1964
3) NIP/NRK : 196410021986032007 / 115345
4) Pangkat/Jabatan : Pembina / Kepala Sekolah
5) Alamat Rumah : Jl. Melur Tugu V No. 21 Rt. 006/009
Kelurahan Tugu Utara,
Kecamata Koja, Jakarta Utara
b. Riwayat Pendidikan
1) Sekolah Dasar : SDN II Balaraja. Lulus 1977
2) SLTP : SMPN I Balaraja. Lulus 1980
3) SLTA : SPGN I Tangerang. Lulus 1984
4) Diploma : Universitas Terbuka . Lulus 1999
5) Perguruan Tinggi : UHAMKA Lulus 2008
55
c. Riwayat Pekerjaan
1) 1986 – 1990 : SDN Tobat Balaraja ( Guru )
2) 1990 – 2010 : SDN Cempaka Putih Barat 21 Petang
( Guru )
3) 2010 – 2014 : SDN Karet Tengsin 09 Pagi
( Kepala Sekolah )
4) 2014 – sekarang : SDN Kebon Kacang 01 Pagi
(Kepala Sekolah )
2. Identitas Sekolah
a. Nama Sekolah : SDN Kebon Kacang 01 Pagi
b. NIS : 100210
c. NSS : 090108070201
d. Provinsi : DKI Jakarta
e. Kota : Jakarta Pusat
f. Kecamatan : Tanah Abang
g. Kelurahan : Kebon Kacang
h. Jalan : Kebon Kacang Raya 48
i. Kode Pos : 10240
j. Telepon : (021) 31903625
k. Daerah : Perkotaan
l. Status Sekolah : Negeri
m. Kelompok Sekolah : Inti
n. Akreditasi : Baik
o. Surat Keputusan / SK : Nomor : Dd 026548
Tanggal : 16 Oktober 2007
p. Penertiban SK : ……………………
q. Ditandatangani : ……………………
r. Tahun Berdiri : 1953
s. Nomor Sertifikat :
t. Nomor IMB :
u. Nomor NSB : 006121711004800
56
v. Type Bangunan : Standar
w. Jumlah Lantai : 2 lantai
x. Luas Tanah : 2100 M2
y. Status Kepemilikan : Milik Sendiri
z. Waktu Kegaitan Belajar : Pagi hari
3. Visi dan Misi SD Negeri Kebon Kacang 01 Pagi Jakarta Pusat
Visi :
Unggul Dalam Prestasi, Luhur Dan Berbudi
Misi :
a. Melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar Yang Pakem
b. Mengembangkan Bakat Murid Berdasarkan Kemampuan Masing-Masing
c. Meningkatkan Kegiatan Keagamaan
d. Meningkatkan Kegiatan Ekstrakurikuler
e. Meningkatkan Kedisiplinan, Ketertiban, Kebersihan, dan Keindahan
4. Data Siswa
Tabel 2
Tabel Data Siswa
No. Kelas Laki-
Laki
Perem-
puan
Jumlah Keterangan
1 I 29 35 64 2 rombongan belajar
2 II 38 24 62 2 rombongan belajar
3 III 27 23 50 2 rombongan belajar
4 IV 24 26 50 2 rombongan belajar
5 V 26 24 50 2 rombongan belajar
6 VI 30 20 50 2 rombongan belajar
326
57
B. Penyajian dan Analisis Data
Setelah pelaksanaan data berjalan dengan baik sesuai dengan yang diharapkan.
Semua angket dikembalikan dalam keadaan terisi sesuai dengan petunjuk. Ketika
data terkumpul semua, kemudian penulis membuat analisa data yakni proses
penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan
diinterpretasikan.1 Untuk mengetahui pengaruh pendidikan agama Islam terhadap
akhlak siswa di SD Negeri Kebon Kacang 01 Pagi Jakarta Pusat disajikan ke dalam
40 pertanyaan untuk dua variabelnya. 20 pertanyaan untuk variabel pendidikan
agama Islam dan 20 pertanyaan lagi untuk variabel akhlak yang masing-masing
pertanyaan disediakan 4 jawaban alternatif.
Sedangkan skor pada setiap alternatif jawaban tersebut di atas ditentukan
sebagai berikut :
1. Bila menjawab a diberi kode 4
2. Bila menjawab b diberi kode 3
3. Bila menjawab c diberi kode 2
4. Bila menjawab d diberi kode 1
Dengan demikian apabila skor nilai hasil angket tentang pengaruh pendidikan
agama Islam terhadap akhlak siswa di SD Negeri Kebon Kacang 1 Jakarta Pusat
disebarkan kepada responden kemudian dikaji dan dianlisis pada setiap angket
maka dapat diperinci sebagai berikut :
1. Tentang Pendidikan Agama Islam
a. Apakah kamu menyakini tentang keesaan Allah?
No. Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase
1
2
3
4
a. Yakin
b. Kurang yakin
c. Tidak yakin
d. Tidak tahu
50
0
0
0
100
0
0
0
50 100
1 Sofian Effendi dan Chris Manning, “Prinsip-prinsip Analisa Data”, dalam Masri Singarimbun
dan Sofian Effendi (ed), Metode Penelitian Survai, (Jakarta: Penerbit LP3ES, 2011), h.263
58
Dari tabel di atas menunjukan bahwa 100% menyakini tentang keesaan
Allah.
b. Apakah kamu percaya bahwa Allah menciptakan dunia dengan segala
isinya?
No. Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase
1
2
3
4
a. Percaya
b. Kurang percaya
c. Tidak percaya
d. Tidak tahu
50
0
0
0
100
0
0
0
50 100
Pada tabel tersebut di atas, 100% menyatakan percaya bahwa Allah
menciptakan dunia dengan segala isinya.
c. Apakah kamu yakin ada malaikat yang mencatat dan mengawasi segala
perbuatanmu?
No. Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase
1
2
3
4
a. Yakin
b. Kurang yakin
c. Tidak yakin
d. Tidak tahu
50
0
0
0
100
0
0
0
50 100
Pada tabel di atas memperlihatkan bahwa 100% menyatakan yakin
akan adanya malaikat yang mencatat dan mengawasi segala perbuatan.
59
d. Apakah kamu percaya bahwa nabi Muhammad itu adalah utusan Allah?
No. Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase
1
2
3
4
a. Percaya
b. Kurang percaya
c. Tidak percaya
d. Tidak tahu
50
0
0
0
100
0
0
0
50 100
Dalam tabel tersebut memperlihatkan 100% yang menyatakan
percaya bahwa nabi Muhammad adalah utusan Allah.
e. Apakah kamu membaca al-Qur’an?
No. Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase
1
2
3
4
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
41
5
3
1
82
10
6
2
50 100
Pada tabel di atas memperlihatkan bahwa 82% yang menyatakan
selalu membaca al-Qur’an. 10% yang menyatakan sering membaca al-
Qur’an. 6% yang menyatakan kadang-kadang membaca al-Qur’an dan
sisanya 2% yang menyatakan tidak pernah membaca al-Qur’an.
f. Apakah kamu membaca terjemahan dari surat-surat al-Qur’an?
No. Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase
1
2
3
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
47
3
0
94
6
0
60
4 d. Tidak pernah 0 0
50 100
Pada tabel di atas memperlihatkan bahwa 94% selalu membaca
terjemahan al-Qur’an dan 6% yang menyatakan sering membaca
terjemahan dari surat-surat al-Qur’an.
g. Apakah kamu mengerti arti dari dua kalimat syahadat?
No. Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase
1
2
3
4
a. Mengerti
b. Kurang mengerti
c. Kadang-kadang
mengerti
d. Tidak mengerti
48
2
0
0
96
4
0
0
50 100
Pada tabel tersebut memperlihatkan bahwa 96% mengerti arti dari dua
kalimat syahadat dan 4% yang menyatakan kurang mengerti arti dari dua
kalimat syahadat.
h. Apakah kamu mengerti tata cara sholat?
No. Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase
1
2
3
4
a. Mengerti
b. Kurang mengerti
c. Tidak mengerti
d. Tidak tahu
44
6
0
0
88
12
0
0
50 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 88% yang menyatakan tata cara
sholat, 12% yang menyatakan kurang mengerti tata cara sholat
61
i. Apakah kamu mengetahui mengenai bacaan sholat?
No. Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase
1
2
3
4
a. Mengetahui
b. Kurang mengetahui
c. Kadang-kadang
mengetahui
d. Tidak mengetahui
44
6
0
0
88
12
0
0
50 100
Tabel tersebut menunjukan bahwa 88% yang menyatakan mengetahui
mengenai bacaan sholat dan 12% yang menyatakan kurang mengetahui
mengenai bacaan sholat.
j. Apakah kamu berpuasa di bulan Ramadhan?
No. Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase
1
2
3
4
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
44
5
1
0
88
10
2
0
50 100
Pada tabel di atas memperlihatkan bahwa 88% yang selalu berpuasa
di bulan Ramadhan. 10% yang menyatakan sering berpuasa di bulan
Ramadhan dan hanya 2% yang menyatakan kadang-kadang berpuasa di
bulan Ramadhan.
k. Apakah kamu berpuasa Ramadhan sebulan penuh?
No. Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase
a. Selalu 42 84
62
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
4
1
3
8
2
6
50 100
Pada tabel di atas memperlihatkan bahwa 84% yang mengatakan
selalu berpuasa Ramadhan sebulan penuh. 8% yang menyatakan sering.
2% yang menyatakan kadang-kadang dan 6% yang mengatakan tidak
pernah berpuasa Ramadhan sebulan penuh.
l. Apakah kamu membaca do’a ketika berbuka puasa?
No. Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase
1
2
3
4
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
27
20
2
1
54
40
4
2
50 100
Pada tabel di atas memperlihatkan bahwa 54% yang mengatakan
membaca do’a ketika berbuka puasa. 40% yang mengatakan sering
membaca do’a ketika berbuka puasa. 4% yang mengatakan kadang-kadang
dan 2% yang mengatakan tidak pernah membaca do’a ketika berbuka
puasa.
m. Apakah kamu melakukan sholat taraweh pada bulan Ramadhan?
No. Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase
1
2
3
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
28
17
4
36
34
8
63
4 d. Tidak pernah 1 2
50 100
Pada tabel tersebut memperlihatkan bahwa 36% yang mengatakan
selalu melakukan sholat taraweh pada bulan Ramadhan. 34% yang
mengatakan sering melakukan sholat taraweh. 8% yang mengatakan
kadang-kadang sholat taraweh dan 2% yang mengatakan tidak pernah
melakukan sholat taraweh.
n. Apakah kamu melakukan santap sahur selama berpuasa?
No. Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase
1
2
3
4
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
30
15
2
3
60
30
4
6
50 100
Pada tabel tersebut menunjukan bahwa 60% yang mengatakan selalu
melakukan santap sahur selama berpuasa. 30% yang mengatakan sering
melakukan santap sahur. 4% yang mengatakan kadang-kadang melakukan
santap sahur dan 6% yang mengatakan tidak pernah melakukan santap
sahur selama berpuasa.
o. Apakah kamu mebayar zakat fitrah?
No. Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase
1
2
3
4
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
30
17
2
1
60
34
4
2
50 100
64
Tabel tersebut di atas memperlihatkan bahwa 60% yang mengatakan
selalu membayar zakat fitrah. 34% yang mengatakan sering membayar
zakat fitrah. 4% yang mengatakan kadang-kadang membayar zakat fitrah
dan sisanya 2% yang mengatakan tidak pernah membayar zakat fitrah.
p. Kepada siapa kamu membayar zakat fitrah?
No. Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase
1
2
3
4
a. Panitia amil zakat
b. Masjid
c. Guru mengaji
d. Peminta-minta
33
10
4
3
66
20
8
6
50 100
Pada tabel di atas memperlihatkan bahwa 66% yang mengatkan
membayar zakat fitrah melalu panitia amil zakat. 20% yang mengatakan
membayar zakat fitrah melalui masjid. 8% yang mengatakan membayar
zakat fitrah kepada guru mengaji dan sisanya 6% yang membayar zakat
fitrah kepada peminta-minta.
q. Apakah kamu percaya akan adanya hari kiamat?
No. Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase
1
2
3
4
a. Percaya
b. Kurang percaya
c. Tidak percaya
d. Tidak tahu
26
17
6
1
52
34
12
2
50 100
Pada tabel di atas memperlihatkan bahwa 52% yang mengatakan
percaya akan adanya hari kiamat. 34% yang mengatakan kurang percaya,
65
12% yang mengatakan tidak percaya akan adanya hari kiamat dan 2% yang
mengatakan tidak tahu.
r. Apakah kamu percaya terhadap ketentuan takdir Allah?
No. Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase
1
2
3
4
a. Percaya
b. Kurang percaya
c. Kadang-kadang
pecaya
d. Tidak tahu
31
14
3
2
62
28
6
4
50 100
Pada tabel di atas memperlihatkan bahwa 62% yang mengatakan
percaya terhadap ketentuan takdir Allah. 28% yang mengatakan kurang
percaya terhadap ketentuan takdir Allah. 6% yang mengatakan kadang-
kadang percaya dan 4% yang mengatakan tidak tahu.
s. Apakah kamu percaya terhadap adanya hari pembalasan?
No. Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase
1
2
3
4
a. Percaya
b. Kurang percaya
c. Kadang-kadang
pecaya
d. Tidak tahu
26
16
6
4
48
32
12
8
50 100
Pada tabel di atas menunjukan bahwa 48% yang mengatakan percaya
terhadap adanya hari pembalasan. 32% yang mengatakan kurang percaya
terhadap adanya hari pembalasan. 12% yang mengatakan kadang-kadang
percaya dan 8% yang mengatakan tidak tahu.
66
t. Apakah kamu menyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi merupakan
ketetapan Allah?
No. Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase
1
2
3
4
a. Yakin
b. Kurang yakin
c. Tidak yakin
d. Tidak tahu
29
16
4
1
58
32
8
2
50 100
2. Tentang akhlak
a. Apakah kamu mengerjakan sholat wajib/fardhu di masjid?
No. Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase
1
2
3
4
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
42
4
1
3
84
8
2
6
50 100
Pada tabel di tesebut di atas memperlihatkan bahwa 84% yang
mengatakan mengerjakan sholat wajib/fardhu di masjid. 8% yang
mengatakan sering mengerjakan sholat wajib di masjid. 2% yang
mengatakan kadang-kadang mengerjakan sholat wajib di masjid dan 6%
yang mengakatan tidak pernah mengerjakan sholat wajib di masjid.
b. Apakah kamu melakukan sholat wajib tepat waktu secara berjamaah?
No. Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase
1
2
3
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
36
12
1
72
24
2
67
4 d. Tidak pernah 1 2
50 100
Pada tabel tersebut memperlihata bahwa 72% yang mengatakan selalu
melakukan sholat wajib tepat waktu secara berjamaah. 24% yang
mengatakan sering melakukan sholat wajib tepat waktu secara berjamaah.
2% yang mengatakan kadang-kadang dan 2% lagi yang mengatakan tidak
pernah sholat wajib tepat waktu secara berjamaah.
c. Apakah kamu membaca do’a untuk setiap kali melakukan kegiatan?
No. Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase
1
2
3
4
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
42
7
0
1
84
14
0
2
50 100
Pada tabel tersebut memperlihatkan bahwa 84% yang mengatakan
selalu membaca do’a untuk setiap kali melukan kegiatan. 14% yang
mengatakan sering dan hanya 2% yang mengatakan tidak pernah membaca
do’a untuk setiap kali melakukan kegiatan.
d. Apakah kamu mengucapkan salawat atas nabi ketika berdo’a?
No. Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase
1
2
3
4
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
40
6
3
1
80
12
6
2
50 100
68
Pada tabel tersebut di atas memperlihatkan bahwa 80% yang
mengatakan selalu mengucapkan salawat atas nabi ketika berdo’a. 12%
yang mengatakan sering mengucapkan salawat nabi. 6% yang mengatakan
kadang-kadang mengucapkan salawat nabi dan hanya 2% yang
mengatakan tidak pernah mengucapkan salawat atas nabi ketika berdo’a.
e. Apakah kamu mematuhi nasehat-nasehat dari orang tua?
No. Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase
1
2
3
4
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
47
3
0
0
94
6
0
0
50 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 94% yang mengatakan selalu
mematahui nasehat-nasehat dari orang tua dan sisanya hanya 6% yang
mengatakan sering mematuhi nasehat-nasehat dari orang tua.
f. Apakah kamu meminta izin kepada orang tua ketika hendak main?
No. Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase
1
2
3
4
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
48
2
0
0
96
4
0
0
50 100
Pada tabel di atas memperlihatkan bahwa 96% yang mengatakan selalu
meminta izin kepada orang tua ketika hendak main dan hanya 4% yang
mengatakan sering meminta izin kepada orang tua ketika hendak main.
69
g. Apakah kamu mengucapkan salam dan minta ijin ketika akan memasuki
rumah orang lain atau lewat di depan orang yang lebih tua?
No. Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase
1
2
3
4
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
44
6
0
0
88
12
0
0
50 100
Pada tabel di atas memperlihatkan bahwa 88% yang mengatakan selalu
mengucapkan salam dan minta ijin ketika akan memasuki rumah orang lain
atau liwat di depan orang yang lebih tua. 12% yang mengatakan sering
mengucapkan salam da minta ijin ketika akan memasuki rumah orang lain
atau lewat di depan orang yang lebih tua.
h. Apakah kamu membantu orang tua dalam membersihkan rumah sehari-
hari?
No. Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase
1
2
3
4
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
44
6
0
0
88
12
0
0
50 100
Pada tabel di atas memperlihatkan bahwa 88% mengatakan selalu
membantu orang tua dalam membersihkan rumah sehari-hari. 12% yang
mengatakan sering membantu orang tua dalam membersihkan rumah
sehari-hari.
70
i. Apakah kamu mengucapkan permohonan maaf ketika melakukan
kesalahan terhadap teman?
No. Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase
1
2
3
4
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
44
5
1
0
88
10
2
0
50 100
Pada tabel di atas memperlihatkan bahwa 88% yang mengatakan selalu
mengucapkan permohonan maaf ketika melakukan kesalahn terhadap
teman. 10% yang mengatakan sering mengucapkan permohonan maaf dan
2% yang mengatakan kadang-kadang mengucapkan permohonan maaf
ketika melakukan kesalahan terhadap teman.
j. Apakah kamu mengucapkan terima kasih atas bantuan orang lain?
No. Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase
1
2
3
4
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
42
5
1
2
84
10
2
4
50 100
Pada tabel di atas memperlihatkan bahwa 84% yang mengatakan selalu
mengucapkanf terima kasih atas bantuan orang lain. 10% yang mengatakan
sering mengucapkan terima kasih. 2% yang mengatakan kadang-kadang
dan 4% yang mengatakan tidak pernah mengucapkan terima kasih atas
bantuan orang lain.
71
k. Apakah kamu suka menolong teman yang sedang mengalami kesulitan?
No. Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase
1
2
3
4
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
29
18
2
1
58
36
4
2
50 100
Pada tabel di atas menunjukan bahwa 58% yang mengatakan selalu
suka menolong teman yang sedang mengalami kesulitan. 36% yang
mengatakan sering menolong teman. 4% yang mengatakan kadang-kadang
dan 2% yang mengatakan tidak pernah suka menolong teman yang sedang
mengalami kesulitan.
l. Apakah kamu membaca basmallah ketika hendak melakukan sesuatu?
No. Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase
1
2
3
4
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
44
6
0
0
88
12
0
0
50 100
Pada tabel tersebut di atas memperlihatkan bahwa 88% yang
mengatakan selalu membaca basmallah ketika hendak melakukan sesuatu
dan 12% yang mengatakan sering membaca basmallah ketika hendak
melakukan sesuatu.
72
m. Apakah kamu mengucapkan puji-pujian kepada Allah ketika mendengar
berita yang menggembirakan?
No. Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase
1
2
3
4
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
31
14
2
3
62
28
4
6
50 100
Pada tabel di atas memperlihatkan bahwa 62% yang mengatakan
mengucapkan puji-pujian kepada Allah ketika mendengar berita yang
menggembirakan. 28% yang mengatakan sering mengucapkan puji-pujian
kepada Allah. 4% yang mengatakan kadang-kadang mengucapkan puji-
pujian kepada Allah dan sisanya 6% yang mengatakan tidak pernah
mengucapkan puji-pujian kepada Allah.
n. Apakah kamu melakukan sholat sunat setelah sholat wajib?
No. Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase
1
2
3
4
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
28
17
4
1
56
34
8
2
50 100
Pada tabel tersebut memperlihatkan bahwa 56% yang mengatakan
selalu melakukan sholat sunat setelah sholat wajib. 34% yang mengatakan
sering melakukan sholat sunat setelah sholat wajib. 8% yang mengatakan
kadang-kadang melakukan sholat sunat setelah sholat wajib dan 2% sisanya
yang mengatakan tidak pernah sholat sunat setelah sholat wajib.
73
o. Apakah kamu pernah berkelahi dengan teman?
No. Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase
1
2
3
4
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. Pernah
33
10
4
3
66
20
8
6
50 100
Pada tabel tersebut di atas memperlihatkan bahwa 66% yang
mengatakan tidak pernah berkelahi dengan teman. 20% yang mengatakan
kadang-kadang pernah berkelahi dengan teman. 8% yang mengatakan
sering berkelahi dengan teman dan 6% yang mengatakan pernah berkelahi
dengan teman.
p. Apakah kamu mengucapkan salam ketika berjumpa dengan gurumu?
No. Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase
1
2
3
4
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
26
17
6
1
52
34
12
2
50 100
Pada tabel di atas memperlihatkan bahwa 52% yang mengatakan
selalu mengucapkan salam ketika berjumpa dengan guru. 34% yang
mengatakan sering mengucapkan salam ketika berjumpa dengan guru.
12% yang mengatakan kadang-kadang mengucapkan salam kepada guru
dan 2% mengatakan tidak pernah mengucapkan salam ketika berjumpa
dengan guru.
74
q. Apakah kamu suka membuang sampah pada tempatnya?
No. Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase
1
2
3
4
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
31
15
2
2
62
30
4
4
50 100
Pada tabel di atas memperlihatkan bahwa 62% yang mengatakan selalu
suka membuang sampah pada tempatnya. 30% yang mengatakan sering
membuang sampah pada tempatnya. 4% yang mengatakan kadang-kadang
dan 4% sisanya lagi mengatakan tidak pernah membuang sampah pada
tempatnya.
r. Apakah kamu melakukan kerja bakti membersihkan ruang kelas?
No. Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase
1
2
3
4
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
23
17
6
4
46
34
12
8
50 100
Pada tabel di atas memperlihatkan bahwa 46% mengatakan selalu
melakukan kerja bakti membersihkan ruang kelas. 34% mengatakan sering
melakukan kerja bakti membersihkan ruang kelas. 12% yang mengatakan
kadang-kadang melakukan kerja bakti dan sisanya 8% yang mengatakan
tidak pernah melakukan kerja bakti membersihkan ruang kelas.
75
s. Apakah kamu bersikap masa bodoh atau diam saja ketika temanmu
mendapatkan musibah?
No. Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase
1
2
3
4
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. Pernah
48
2
0
0
96
4
0
0
50 100
Pada tabel tersebut di atas memperlihatkan bahwa 96% mengatakan
tidak pernah bersikap masa bodoh atau diam saja ketika teman
mendapatkan musibah, sisanya hanya 4% yang mengatakan kadang-
kadang bersikap masa bodoh atau diam saja ketika teman menghadapi
musibah.
t. Apakah kamu suka berkata kotor kepada teman-temanmu?
No. Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase
1
2
3
4
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. Pernah
41
4
4
1
82
8
8
2
50 100
Pada tabel di atas menunjukan bahwa 82% yang mengatakan tidak pernah
berkata kotor kepada teman. 8% yang mengatakan kadang-kadang. 8% lagi
yang mengatakan sering berkata kotor kepada teman, sisa 2% yang mengatakan
pernah berkata kotor kepada teman.
3. Tentang Pengaruh Pendidikan Agama Islam Terhadap Akhlak Siswa di SD
Negeri Kebon Kacang 01 Jakarta Pusat
76
Selanjutnya, hasil angket di atas dikelompokkan ke dalam bentuk tabel
sebagaiman berikut ini :
Tabel 3
Skor Angket Tentang Pendidikan Agama Islam
DAFTAR PERTANYAAN
Juml
ah
N
O 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20 Skor
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 78
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 4 4 4 4 4 2 74
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 75
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 2 3 4 4 73
5 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 76
6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 78
7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 70
8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 78
9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 77
10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 76
11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 78
12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 1 4 4 3 4 4 4 3 4 72
13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 2 3 3 3 3 71
14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 78
15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 1 4 76
16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 3 4 4 3 2 2 3 4 4 70
17 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 76
18 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 75
19 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 2 3 4 3 72
20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 76
21 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 3 3 3 4 4 4 4 74
22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 2 75
23 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80
24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 1 3 4 4 3 4 3 72
25 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 1 3 4 2 4 71
26 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 2 4 2 4 3 72
27 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 1 4 3 69
28 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 75
29 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 2 3 3 3 4 2 4 4 3 69
77
30 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 2 3 4 3 72
31 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 1 3 4 2 4 68
32 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 1 4 71
33 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 1 3 72
34 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 2 4 3 4 74
35 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 2 4 3 4 4 1 4 3 4 70
36 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 3 4 3 2 73
37 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 3 4 3 1 4 72
38 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 1 3 4 4 4 4 4 73
39 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 76
40 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 2 4 73
41 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 2 3 4 2 2 4 70
42 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 69
42 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 2 4 4 4 3 74
44 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 1 4 4 3 4 74
45 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 76
46 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 76
47 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 75
48 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 77
49 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 1 74
50 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 2 2 73
JUMLAH 3688
NILAI RATA-RATA 73,76
Tabel 4
Skor Angket Tentang Akhlak Siswa
DAFTAR PERTANYAAN Jml
N
O 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Sko
r
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 79
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 77
3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 75
4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 2 3 3 4 4 71
5 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 76
6 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 77
7 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 2 69
8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 78
9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 79
10 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 78
11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 79
78
12 1 4 4 4 4 4 4 4 4 3 1 4 4 4 4 4 4 3 4 4 72
13 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 2 3 3 3 4 2 68
14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 78
15 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 1 4 4 75
16 1 3 4 4 4 4 4 4 4 1 3 4 4 4 2 2 3 4 4 4 67
17 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 76
18 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 74
19 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 2 3 4 4 4 73
20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 77
21 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 73
22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 77
23 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80
24 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 1 3 4 4 3 4 4 2 70
25 4 4 1 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 1 3 4 2 4 4 68
26 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 2 4 2 4 4 4 73
27 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 1 4 4 1 68
28 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 75
29 4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 2 3 3 3 4 2 4 4 4 4 70
30 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 3 4 4 4 73
31 4 3 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 3 4 2 4 4 70
32 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 1 4 4 70
33 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 1 4 4 72
34 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 2 4 3 4 4 74
35 1 3 4 4 4 4 4 4 4 1 2 4 3 4 4 1 4 3 4 4 66
36 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 3 4 4 73
37 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 3 4 3 1 4 4 69
38 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 1 4 4 4 4 4 4 4 73
39 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 74
40 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 2 4 3 72
41 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 2 2 3 2 68
42 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 3 3 3 4 3 69
42 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 2 4 4 4 4 4 74
44 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 1 4 4 3 4 4 73
45 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 76
46 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 77
47 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 76
48 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 77
49 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 76
50 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 2 4 4 74
JUMLAH 3678
NILAI RATA-RATA 73,56
79
C. Ulasan Data
Setelah diketahui jawaban dari masing-masing responden maka untuk langkah
selanjutnya adalah menganalisa data. Hal ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan dari kedua variabel tersebut. Teknik korelasi yang yang dikembangkan
oleh Karl Parson ini yang dikenal istilah Product Moment Correlation.2 Adapun
rumus yang digunakan adalah “korelasi product moment’ yaitu :
𝑟𝑥𝑦 = ∑𝑥𝑦
√(∑𝑥2)(∑𝑦2)
Adapun langkah-langkah yang ditempuh adalah :
a. Membuat tabulasi data tentang variabel X dan variabel Y.
b. Mencari mean dari kedua variabel yaitu Mx dan My.
c. Mencari deviasi tiap-tiap nilai dari kedua variabel tersebut, x untuk variabel
x dan y untuk variabel y.
d. Mengalikan deviasi variabel x dan y kemudian dijumlahkan.
e. Mengkuadratkan masing-masing deviasi variabel x, kemudian dijumlahkan
dan mengkuadratkan variabel y kemudian dijumlahkan.
Maka nilai mean dari masing-masing variabel y adalah :
1. Variabel x atau variabel bebas tentang pendidikan agama Islam
Mx =∑X
𝑁
Keterangan :
Mx = mean yang kita cari
∑x = jumlah dari skor atau nilai yang ada
N = jumlah responden
Mx =∑X
𝑁
Mx = 3688 : 50
= 73,76
2 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012), h.
190.
80
2. Variabel y atau variabel terikat tentang tingkah akhlak siswa di SD Negeri
Kebon Kacang 01 Jakarta Pusat.
My =∑y
𝑁
My = 3678 : 50
= 73,56
Berdasarkan batasan di atas maka data yang diperoleh ditabulasikan agar
mudah dicari tingkatan masing-masing yang telah dicapai oleh responden. Secara
rinci hal ini dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 5
Korelasi Product Moment
Pengaruh Pendidikan Agama Islam Terhadap Akhlak Siswa
Di SD Negeri Kebon Kacang 01 Jakarta Pusat
NO X x x² Y y y² xy
1 78 -4,24 17,98 79 -5,44 29,59 23,07
2 74 -0,24 0,06 77 -3,44 11,83 0,83
3 75 -1,24 1,54 75 -1,44 2,07 1,79
4 73 0,76 0,58 71 2,56 6,55 1,95
5 76 -2,24 5,02 76 -2,44 5,95 5,47
6 78 -4,24 17,98 77 -3,44 11,83 14,59
7 70 3,76 14,14 69 4,56 20,79 17,15
8 78 -4,24 17,98 78 -4,44 19,71 18,83
9 77 -3,24 10,50 79 -5,44 29,59 17,63
10 76 -2,24 5,02 78 -4,44 19,71 9,95
11 78 -4,24 17,98 79 -5,44 29,59 23,07
12 72 1,76 3,10 72 1,56 2,43 2,75
13 71 2,76 7,62 68 5,56 30,91 15,35
14 78 -4,24 17,98 78 -4,44 19,71 18,83
15 76 -2,24 5,02 75 -1,44 2,07 3,23
16 70 3,76 14,14 67 6,56 43,03 24,67
17 76 -2,24 5,02 76 -2,44 5,95 5,47
18 75 -1,24 1,54 74 -0,44 0,19 0,55
19 72 1,76 3,10 73 0,56 0,31 0,99
81
20 76 -2,24 5,02 77 -3,44 11,83 7,71
21 74 -0,24 0,06 73 0,56 0,31 -0,13
22 75 -1,24 1,54 77 -3,44 11,83 4,27
23 80 -6,24 38,94 80 -6,44 41,47 40,19
24 72 1,76 3,10 70 3,56 12,67 6,27
25 71 2,76 7,62 68 5,56 30,91 15,35
26 72 1,76 3,10 73 0,56 0,31 0,99
27 69 4,76 22,66 68 5,56 30,91 26,47
28 75 -1,24 1,54 75 -1,44 2,07 1,79
29 69 4,76 22,66 70 3,56 12,67 16,95
30 72 1,76 3,10 73 0,56 0,31 0,99
31 68 5,76 33,18 70 3,56 12,67 20,51
32 71 2,76 7,62 70 3,56 12,67 9,83
33 72 1,76 3,10 72 1,56 2,43 2,75
34 74 -0,24 0,06 74 -0,44 0,19 0,11
35 70 3,76 14,14 66 7,56 57,15 28,43
36 73 0,76 0,58 73 0,56 0,31 0,43
37 72 1,76 3,10 69 4,56 20,79 8,03
38 73 0,76 0,58 73 0,56 0,31 0,43
39 76 -2,24 5,02 74 -0,44 0,19 0,99
40 73 0,76 0,58 72 1,56 2,43 1,19
41 70 3,76 14,14 68 5,56 30,91 20,91
42 69 4,76 22,66 69 4,56 20,79 21,71
42 74 -0,24 0,06 74 -0,44 0,19 0,11
44 74 -0,24 0,06 73 0,56 0,31 -0,13
45 76 -2,24 5,02 76 -2,44 5,95 5,47
46 76 -2,24 5,02 77 -3,44 11,83 7,71
47 75 -1,24 1,54 76 -2,44 5,95 3,03
48 77 -3,24 10,50 77 -3,44 11,83 11,15
49 74 -0,24 0,06 76 -2,44 5,95 0,59
50 73 0,76 0,58 74 -0,44 0,19 -0,33
Jumlah 73,76 403,12 73,56 650,32 469,72
Keterangan :
1. No. = Nomor unit responden
2. X = Nilai angket pendidikan agama Islam
3. x = Penyimpangan nilai x dari rata-rata (x = X – Mx)
4. x2 = x dikuadratkan
82
5. Y = Nilai angket Akhlak siswa di SD Negeri Kebon Kacang 01
Jakarta Pusat
6. y = Penyimpangan nilai y dari rata-rata (y = Y – My)
7. y2 = y dikuadratkan
8. xy = Nilai pengalian antara nilai x dan y
Selanjutnya, hasil dari tabel tersebut di atas dimasukan ke dalam rumus
“Korelasi Product Moment” sebagai berikut :
𝑟𝑥𝑦 = ∑𝑥𝑦
√(∑𝑥2)(∑𝑦2)
𝑟𝑥𝑦 = 469,72
√(403,12)(650,32)
𝑟𝑥𝑦 = 469,72
√262156,9984
𝑟𝑥𝑦 = 469,72
512,0126936
𝑟𝑥𝑦 = 0,917
Dari perhitungan dengan menggunakan rumus “Product Moment” dapatlah
diketahui bahwa koefisien korelasi atau hubungan antara dua variabel tersebut
adalah 0,917 Langkah selanjutnya adalah membuktikan hipotesa.
Adapun hipotesa yang akan dikemukakan adalah :
1. Hipotesa Kerja (Ha)
Ada pengaruh pendidikan agama Islam terhadap akhlak siswa di SD
Negeri Kebon Kacang 01 Jakarta Pusat.
2. Hipotesa Nol (Ho)
Tidak ada pengaruh pendidikan agama Islam terhadap akhlak siswa di SD
Negeri Kebon Kacang 01 Jakarta Pusat.
Dari kedua hipotesa tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa hipotesa
kerja yang menyatakan tidak ada pengaruh pendidikan agama Islam terhadap
akhlak siswa di SD Negeri Kebon Kacang 01 Jakarta Pusat ditolak. Sedangkan
83
hipotesa yang menyatakan ada pengaruh pendidikan agama Islam terhadap akhlak
siswa SD Negeri Kebon Kacang 01 Jakarta Pusat diterima.
Setelah diketahui adanya korelasi atau hubungannya antara kedua variabel
tersebut, untuk mengetahui berapa besar hubungan yang ditimbulkannya, maka
menggunakan tabel interpretasi r.3
Tabel 6
Interpretasi r
Besarnya “r”
Product Moment
(rxy)
Interpretasi
0,00 – 0,20
Antara variabel X dan variabel Y memang
terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat
lemah atau sangat rendah sehingga korelasi itu
diabaikan (dianggap tidak ada korelasi antara
variabel X dan variabel Y)
0,20 – 0,40 Antara variabel X dan variabel Y terdapat
korelasi yang lemah atau rendah
0,40 – 0,70 Antara variabel X dan variabel Y terdapat
korelasi yang sedang atau cukupan
0,70 – 0,90 Antara variabel X dan variabel Y terdapat
korelasi yang kuat atau tinggi
0,90 – 1,00 Antara variabel X dan variabel Y terdapat
korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi
Besarnya hasil dari “r” kerja adalah 0,917 yang letaknya antara 0,90 – 1,00,
maka dapat diambil kesimpulan bahwa pengaruh pendidikan agama Islam terhadap
akhlak siswa SD Negeri Kebon Kacang 01 Jakarta Pusat adalah sangat kuat atau
sangat tinggi.
3 Ibid, h.193
84
D. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari bahwa dalam penelfitian ini pasti terjadi banyak kendala
dan hambatan. Hal tersebut bukan karena disebabkan karena faktor kesengajaan,
akan tetapi karena adanya keterbatasan dalam melakukan penelitian.
Adapun beberapa keterbatasan yang dialami dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Keterbatasan lokasi. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Kebon Kacang 01
Pagi Kelurahan Kebon Kacang Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa yang duduk
dikelas III sampai dengan kelas VI. Oleh karena itu, hasil penelitian ini hanya
berlaku bagi siswa yang duduk di kelas III dan kelas VI SD Negeri Kebon
Kacang 01 Pagi Kelurahan Kebon Kacang Kecamatan Tanah Abang, Jakarta
Pusat.
2. Keterbatasan biaya
Meskipun tidak satu-satunya faktor yang menjadi hambatan dalam penelitian
ini, akan tetapi pada dasarnya merupakan satu hal yang memegang peranan
penting dalam menyukseskan penelitian ini. Peneliti menyadari bahwa dengan
minimnya biaya penelitian akan mengakibatkan terhambatnya proses
penelitian.
3. Keterbatasan waktu. Disamping faktor biaya dan lokasi, waktu juga
memegang peranan yang sangat penting dalam penelitian ini. Namun
demikian, peneliti di dalam melakukan penelitian ini berusaha membagi waktu.
Hal ini karena peneliti adalah tenaga pendidik yang juga memiliki kewajiban
mengajar yang tentunya terikat dalam pekerjaan.
4. Keterbatasn responden. Penelitian ini mengambil dan melibatkan responden
siswa kelas III, IV, V dan VI SD Negeri Kebon Kacang 01 Pagi Kelurahan
Kebon Kacang Kecamatan Tanah Abang Jakarta Pusat. Oleh karena itu, hasil
penelitian ini hanya berlaku pada siswa di kelas III, IV, V dan VI SD Negeri
Kebon Kacang 01 Pagi Kelurahan Kebon Kacang Kecamatan Tanah Abang
Jakarta Pusat saja dan tidak berlaku bagi siswa lainnya.
85
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Untuk memberikan gambaran pokok tentang pokok-pokok bahasan dalam
skripsi ini, maka dari uraian yang terdahulu baik yang bersifat teoritis maupun
empiris dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Bahwa Pendidikan Agama Islam yang dipelajari dari materi-materi bahan ajar
sesuai dengan kurikulum yang ada di SD Negeri Kebon Kacang 01 Pagi Jakarta
terlihat hasil yang baik dengan nilai-nilai rata 73,76
2. Bahwa akhlak siswa di SD Negeri Kebon Kacang 01 Pagi Jakarta terlihat hasil
yang baik yakni 73,56
3. Pengaruh Pendidikan Agama Islam terhadap akhlak siswa di SD Negeri Kebon
Kacang 01 Pagi Jakarta melalui uji korelasi menunjukkan adanya korelasi
positif yang signifikan pada taraf koefisiensi korelasi sangat kuat, yaitu 0,917
B. Implikasi
Dari hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa pentingnya pendidikan agama
Islam diajarkan sejak dari Sekolah Dasar (SD) . Hal ini membuktikan bahwa nilai-
nilai ajaran agama Islam yang diajarkan kepada anak sejak kecil akan membentuk
akhlak dan kepribadian anak yang baik dan ini akan menjadi karakter bagi si anak
itu sendiri sehingga anak akan terbiasa melakukan hal-hal yang sudah menjadi
kewajibannya.
C. Saran
Setelah penulis mengadakan penelitian ini, maka pada akhir penulisan skripsi
ini, izinkan penulis menyampaikan saran dan harapan semoga penelitian ini dapat
dijadikan acuan. Adapun saran-saran dari penulis adalah sebagai berikut :
86
1) Kepada sekolah dan guru-guru sebaiknya meningkatkan kerjasama yang baik
dengan guru Pendidikan Agama Islam dalam pembentukkan akhlak siswa.
Disamping itu guru Agama Islam dalam harus dapat meningkatkan
kemampuan dalam proses belajar mengajar baik materi maupun metode yang
tepat dan yang terpenting bagi guru harus lebih memberikan contoh akhlak
yang baik terhadap siswa sehingga menjadi panutan.
2) Untuk mendidik siswa supaya selalu berakhlak yang baik, harus adanya
hukuman yang edukatif sesuai dengan perjanjian bagi siswa yang melanggar
tata tertib dan yang mencemarkan nama baik sekolah.
87
DAFTAR PUSTAKA
Al-Arbasyi, M. Atiyah, Dasar-dasar Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan Bintang,
1970.
Al-Ghazali, Muhammad, Akhlak Seorang Muslim. Semarang: Wicaksana.1999.
AR, Zahruddin, Pengantar Ilmu Akhlak, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004.
Ardani, Moh., Akhlak Tasawuf, Jakarta: CV. Karya Mulia, 2001.
Arifin, M., Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1982.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta :
PT. Rineka Cipta, 1998.
Azwar, Syaifuddin, Metode Penelitian,. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997.
B. Hurlcok, Elizabeth, Psikologi Perkembangan, Jakarta: Erlangga, 1994.
Braja, Abu Bakar, Psikologi Perkembangan Tahapan dan Aspeknya, Jakarta:
Studi Press, 2005
D. Marimba, Ahmad, Pengantar Filsafat Pendidikan, Bandung: Al-Maarif, 1981.
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafinco Persada, 2005.
Darajat, Zakiah, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1992.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kurikulum Pendidikan Dasar, Jakarta:
Dirjen Dikdasmen,1993.
Hadi, Sutrisno, Metodologi Research II, Yogyakarta: Fakultas Psikologi
Universitas Gajah Mada, 1994.
Ilyas,Yunahar, Kuliah Akhlak, Jogyakarta: LPPI, 1999.
Jalaluddin, Psikologi Agama, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011.
Kartono, Kartini. Teori Kepribadian. Bandung: Alumni. 1980
M. Amirin, Tantang. Menyusun Rencana Penelitian. Jakarta: PT. Raja
Grafindo.1995
Majid dan Dian Andayani, Abdul. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi
(Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004). Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. 2005
88
Mudiyaharjo, Redja, Pengantar pendidikan: Sebuah Studi Awal Tentang Dasar-
dasar pendidikan pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia, Jakarta: PT
Raja Grafindo Perasada, 2002.
Nasution, S., Metode Research, (Penelitian Imiah), Jakarta: Bumi Aksara, 2007.
Nata,Abuddin, Akhlak Tasawuf, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2000.
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 1994.
Rasihin Abdul Ghani, Moh. Rifa’i, Al-Qur’ an dan terjemahannya, Semarang:
CV. Wicaksana, 1992.
Republik Indonesia, UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, Bandung: Citra
Umbara, 2006.
Resito, Herman, Pengantar Metodologi Penelitian, Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 1992.
Saifuddaulah dkk., Akhlak sesorang muslim, Semarang: Wicaksana, 1999.
Sangadji dan Sopiah, Etta Mamang, Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis
Dalam Penelitian, Yogyakarta: Penerbit Andi, 2010.
Shalahuddin, Mahfudz. Metodologi Pendidikan Agama. Surabaya: PT. Bina Ilmu.
1987.
Singarimbun dan Sofian Effendi, Masri, (ed), Metode Penelitian Survai, Jakarta:
Penerbit LP3ES, 2011.
Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta. Grafindo Persada, 2012.
Sudjana dan Ibrahim,Nana, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung, Sinar
Baru, 1989.
Surayin, Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS. Bandung:
PT. Yarama Widya, 2004.
Uhbiyati, Nur, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: CV Pustaka Setia, 1998.
Usman dan Purnomo Setiady, Husaini, Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta:
PT. Bumi Aksara, 1998.
89
89
Lampiran 1:
DAFTAR ANGKET
1. Isilah data anda yang sebenarnya
Nama lengkap : ................................
Jenis kelamin : L / P
Usia : ........... tahun
Kelas : ................................
2. Petunjuk pengisian
1) Bacalah telebih dahulu dengan teliti sebelum memberikan jawaban dari
setiap pertanyaan.
2) Tulislah jawaban yang paling tepat sesuai dengan keadaan sebenarnya
(obyektif) dan berilah tanda silang (X) pada huruf yang telah tersedia
3. Daftar pertanyaan
A. TENTANG PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
1. Apakah kamu menyakini tentang keesaan Allah?
a. Yakin
b. Kurang yakin
c. Tidak yakin
d. Tidak tahu
2. Apakah kamu percaya bahwa Allah menciptakan dunia dengan segala
isinya?
a. Percaya
b. Kurang percaya
c. Tidak percaya
d. Tidak tahu
90
90
3. Apakah kamu yakin ada malaikat yang mencatat dan mengawai segala
perbuatanmu?
a. Yakin
b. Kurang yakin
c. Tidak yakin
d. Tidak tahu
4. Apakah kamu percaya bahwa nabi Muhammad itu adalah utusan Allah?
a. Percaya
b. Kurang percaya
c. Tidak percaya
d. Tidak tahu
5. Apakah kamu membaca al-Qur’an?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
6. Apakah kamu membaca terjemahan dari surat-surat al-Qur’an?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
7. Apakah kamu mengerti arti dari dua kalimat syahadat?
a. Mengerti
b. Kurang mengerti
c. Kadang-kadang mengerti
d. Tidak mengerti
91
91
8. Apakah kamu mengerti tata cara sholat?
a. Mengerti
b. Kurang mengerti
c. Tidak mengerti
d. Tidak tahu
9. Apakah kamu mengetahui mengenai bacaan sholat?
a. Mengetahui
b. Kurang mengetahui
c. Kadang-kadang mengetahui
d. Tidak tahu
10. Apakah kamu berpuasa di bulan Ramadhan?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
11. Apakah kamu berpuasa Ramadhan sebulan penuh?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
12. Apakah kamu membaca do’a ketika berbuka puasa?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
92
92
13. Apakah kami melakukan sholat taraweh pada bulan Ramadhan?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
14. Apakah kamu melakukan santap sahur selama berpuasa?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
15. Apakah kamu membayar zakat fitrah?
A. Selalu
B. Sering
C. Kadang-kadang
D. Tidak pernah
16. Kepada siapa kamu membayar zakat fitrah?
A. Panitia amil zakat
B. Masjid
C. Guru mengaji
D. Peminta-minta
17. Apakah kamu percaya akan adanya hari kiamat?
A. Percaya
B. Kurang percaya
C. Tidak percaya
D. Tidak tahu
93
93
18. Apakah kamu percaya terhadap ketentuan takdir Allah?
a. Percaya
b. Kurang percaya
c. Kadang-kadang percaya
d. Tidak tahu
19. Apakah kamu percaya terhadap hari pembalasan?
a. Percaya
b. Kurang percaya
c. Kadang-kadang percaya
d. Tidak tahu
20. Apakah kamu menyakini bahwa sesuatu yang terjadi merupakan ketetapan
Allah?
a. Yakin
b. Kurang yakin
c. Tidak yakin
d. Tidak tahu
B. TENTANG AKHLAK
1. Apakah kamu mengerjakan sholat wajib/fardhu?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
2. Apakah melakukan sholat wajib tepat pada waktunya?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
94
94
3. Apakah kamu membaca do’a untuk setiap kali melakukan kegiatan?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
4. Apakah kamu mengucapkan salawat nabi ketika berdo’a?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
5. Apakah kamu mematuhi nasehat-nasehat dari orang tua?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
6. Apakah kamu meminta izin kepada orang tua ketika hendak main?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
7. Apakah anak mengucapkan salam dan minta ijin ketika akan memasuki
rumah orang lain atau lewat di depan orang yang lebih tua?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
95
95
8. Apakah kamu membantu orang tua dalam membersihkan rumah sehari-
hari?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
9. Apakah kamu mengucapkan permohonan maaf ketika melakukan
kesalahan terhadap teman?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
10. Apakah kamu mengucapkan terima kasih atas bantuan orang lain?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
11. Apakah kamu suka menolong teman yang sedang mengalami kesulitan?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
12. Apakah kamu membaca basmallah ketika hendak melakukan sesuatu?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
96
96
d. Tidak pernah
13. Apakah kamu mengucapkan puji-pujian kepada Allah ketika mendengar
berita yang menggembirakan?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
14. Apakah kamu melakukan sholat sunat setelah sholat wajib?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
15. Apakah kamu pernah berkelahi dengan teman?
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. Pernah
16. Apakah kamu mengucapkan salam ketika berjumpa dengan gurumu?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
17. Apakah kamu suka membuang sampah pada tempatnya?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
97
97
18. Apakah kamu melakukan kerja bakti membersihkan ruang kelas?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
19. Apakah kamu bersikap masa bodoh atau diam saja ketika temanmu
mendapatkan musibah?
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. Pernah
20. Apakah kamu suka berkata kotor kepada teman-temanmu?
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. Pernah
98
Lampiran 2. Daftar Nama Responden
DAFTAR NAMA RESPONDEN SISWA
SD NEGERI KEBON KACANG 01 PAGI JAKARTA PUSAT
No. Nama Murid Jenis Kelamin Kelas
1. Achmad Rafliyano Laki-laki 3A
2. Adisty Syahrani Perempuan 3A
3. Alfarizy Ramadhan Laki-laki 3A
4. Ferdiansyah Laki-laki 3A
5. Fitria Miftahul Jannah Perempuan 3A
6. Larasati Wulandari Perempuan 3A
7. Nabila Maharani Prasetyo Perempuan 3A
8. Adam Onasis Laki-laki 3B
9. Dini Aryanti Laki-laki 3B
10. M. Khairul Fattah Perempuan 3B
11. Nabila Rahmawati Perempuan 3B
12. Saski Amanda Perempuan 3B
13. Zahra Amalia Perempuan 3B
14. Raga Laksana Mukti Laki-laki 3B
15. Salsabila Nazwa Perempuan 3B
16. Achmad Khoiri Laki-laki 4A
17. Adam Laki-laki 4A
18. Adrian Ramadhan Laki-laki 4A
19. Elsa Nadia Perempuan 4A
20. HArdiyansyah Laki-laki 4A
21. Malik Akbar Laki-laki 4A
22. Nayla Maudina Perempuan 4A
23. Nurhaliza Perempuan 4B
24. Kayla Rizkia Nazwa Perempuan 4B
25. Faiz Naufal Laki-laki 4B
26. Lutfan Azis Laki-laki 4B
27. Putra Tegar Laki-laki 4B
28. Reva Dwi Lestari Perempuan 4B
29. Nidya Putri Fatikhah Perempuan 4B
30. Revalgi Afuja Laki-laki 4B
31. Adelia Safira Perempuan 5A
32. Adjie Sophian Laki-laki 5A
33. Fairuz Jihan Perempuan 5A
34. Keyla Aulia Perempuan 5A
35. Nanda Ayu Perempuan 5A
36. Muhammad Radja Saputra Laki-laki 5A
37. Fauzan Azis Laki-laki 5A
99
38. Safira Larasati Perempuan 5B
39. Rizky Khairunnisa Laki-laki 5B
40. Siti Tirani Perempuan 5B
41. Salsabila Ferhad Bahmed Perempuan 6A
42. Muhammad Amin Laki-laki 6A
43. Santi Febriandini Perempuan 6A
44. Deny Setiawan Laki-laki 6A
45. Ria Anggraini Perempuan 6A
46. Marisa Rafifah Perempuan 6B
47. Gilang Ali Udin Laki-laki 6B
48. Muhammad Ghobi Firly Laki-laki 6B
49. Qusnul Khotimah Perempuan 6B
50. Fadel Muhammad Umam Laki-laki 6B
100
Lampiran 3
DAFTAR REFERENSI
Bab Footnote Halaman
Skripsi
Nama
Pengarang
dan
Judul
Halaman
Referensi
Paraf
Pembimbing
I 1
1 Redja Mudiyaharjo,
Pengantar
pendidikan: Sebuah
Studi Awal Tentang
Dasar-dasar
pendidikan pada
Umumnya dan
Pendidikan di
Indonesia,
11
2 1 Hasbullah, Dasar-
dasar Ilmu
Pendidikan,
174
3 1 Abdul Majid dan
Dian Andayani,
Pendidikan Agama
Islam Berbasis
Kompetensi (Konsep
dan Implementasi
Kurikulum 2004
130
4 2 Nur Uhbiyati,
Ilmu Pendidikan
Islam,
9
5 2 Undang-undang
Republik Indonesia
No. 20 tahun 2003
tentang Sisdiknas
-
6 3 Abdul Majid dan
Dian Andayani,
op. cit.
134-135
7 3 Jalaluddin,
Psikologi Agama, 267
8 3 Shaheh Bukhari,
maktabas-as-syamila 144
9 4 Ibid, 219
10 4 Ibid 220
11 4 Abdul Majid dan
Dian Andayani,
op.cit.,
138
12 5 Ibid 135
II 1 8 Zakiah Darajat,
Ilmu Pendidikan Islam 25
101
2 8 Ramayulis,
Ilmu Pendidikan Islam 1
3 8 Ahmad D.Marimba
Pengantar Filsafat
Pendidikan
10
4 8 Hasbullah,
Dasar-dasar Ilmu
Pendidikan
4
5 9 Darajat,
op.cit 86
6 9 HM Arifin,
Ilmu Pendidikan Islam 32
7 10 Nur Uhniyati,
Ilmu Pendidikan Islam 24
8 10 Moh. Rifa’i, Rasihin
Abdul Ghani,
Al-Qur’an dan
terjemahaannya
541
9 10 Uhbiyati,
op.cit 26
10 11 Abdul Ghani,
op.cit 5
11 12 Uhbiyati,
op.cit 26-27
12 12 Ibid 28
13 13 Surayin,
UU RI No. 20
Tahun 2003
33
14 13 Ibid -
15 13 Ibid 37-38
16 14 Ibid 58-59
17 14 Ibid 68-69
18 16 M. Atiyah al Arbasyi,
Dasar-dasar
Pendidikan Islam
103
19 16 Abdul Majid dan Dian
Andayani,
Pendidikan Agama
Islam Berbasis
Kompetensi
135
20 16 Departemen
Pendidikan dan
Kebudayaan,
Kurikulum Pendidikan
Dasar
2
21 18 Uhbiyati,
op.cit. 14-15
22 18 M. Arifin,
Ilmu Pendidikan Islam 61
23 18 Mahfudz Shalahuddin,
Metodologi Pendidikan
Agama
23
24 19 Ibid 42
102
25 20 Zahruddin, Ar.
Pengantar Ilmu Akhlak 1
26 20 Moh. Ardani,
Akhlak Tasawuf 25
27 20 Zaharruddin Ar,
op.cit 4
28 20 Ardani,
op.cit 29
29 21 Zaharruddin Ar,
op.cit 4-5
30 21 Abuddin Nata,
Akhlak Tasawuf 5
31 22 Yunahar Ilyas, Kuliah
Akhlak 2
32 22 Saifuddaulah, dkk.
Akhlak Seorang
Muslim
13
33 22 Ibid -
34 23 Abuddin Nata,
op.cit 162
35 23 Ibid
36 24 Ardani,
op.cit 49-57
37 24 Ibid 57-59
38 25 Ramayulis,
op.cit 115
39 25 Zaharudin Ar,
op.cit. 16
40 26 Al Arbasyi,
op.cit 103
41 26 Kartini Kartono,
Teori Kepribadian 135
42 29 Etta Mamang Sangadji
dan Sopiah,
Metodologi Penelitian
Pendekatan Praaktis
Dalam Penelitian
90
III 1 30 Tatang M. Amirin,
Menyusun Rencana
Penelitian
90
2 31 Herman Resito,
Pengantar Metodologi
Penelitian
49
3 31 Nana Sudjana dan
Ibrahim,
Penelitian dan
Penilaian Pendidikan
84
4 31 Suharsimi Arikunto,
Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan
Praktek
131
5 32 Sutrino Hadi,
Metodologi
Reserach II
136
103
6 32 Syaifuddin Azwar,
Metode Penelitian 91
7 32 S. Nasution, Metode
Research (Penelitian
Ilmiah)
113-114
8 33 Husaini Usman dan
Purnomo Setiady,
Metodologi
Penelitian Sosial
57
IV 1 45 Sofian Effendi dan
Chris Manning,
Prinsip-prinsip Analisa
Data dalam Masri
Singarimbun dan
Sofian Effendi (ed)
263
2 70 Anas Sudijono,
Pengantar Statistik
Pendidikan
190
3 74 Ibid 193
Jakarta, 8 Nopember 2014
Dr. Dimyati, M.Ag.
Pembimbing