pengaruh penerapan metode sas (struktural analitik
TRANSCRIPT
PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK
SINTETIK) BERBANTUAN MEDIA KARTU KATA TERHADAP
KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN
KELAS I SD INPRES ANDI TONRO
KECAMATAN TAMALATE
KOTA MAKASSAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Mendapatkan Gelar Sarjana
Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
OLEH
NUR RAHMI AKIL SALEH
105401102416
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2020
ii
iii
iv
v
vi
Moto dan Persembahan
Melangkahlah agar dapat menikmati perjuangan
Berjuanglah agar dapat menikmati proses
Berproseslah agar dapat menikmati hasil
Tak lupa sertakan doa di dalamnya agar dapat menikmati keajaiban.
(Nur Rahmi Akil Saleh, 2020)
Sesengguhnya Allah tidak akan
mengubah keadaan suatu kaum sebelum
mereka mengubah keadaan diri mereka
sendiri
( terjemahan Q . S Ar-Ra’d, 13: 11)
Kupersembahkan karya ini teruntuk kedua orang tua ku tercinta
ayahanda ku dan ibunda ku yang telah memberi semua yang terbaik
selama hidupku serta saudara-saudaraku yang telah memberikan
dukungan dan doa yang tulus dan terima kasih untuk orang-orang
yang selalu memberikan bantuan, dukungan dan doa. Semoga Allah
membalas segala kebaikan yang terlah diberikan
vii
ABSRAK
Nur Rahmi Akil Saleh, 2020. “Pengaruh Penerapan Metode SAS (Struktural
Analitik Sintetik) Berbantuan Media Kartu Kata Terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Kelas I SD Inpres Andi Tonro Kecamatan Tamalate Kota
Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Sulfasyah dan Pembimbing II Tasrif Akib.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan membaca permulaan siswa kelas I SD Inpres Andi Tonro sebelum dan setelah diberi
perlakuan berupa penerapan metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) berbantuan media kartu kata pada kelas eksperimen dan tanpa perlakuan atau penerapan metode abjad pada kelas kontrol, untuk mengetahui pengaruh
metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) berbantuan media kartu kata terhadap kemampuan membaca permulaan kelas I SD Inpres Andi Tonro, dan
untuk mengetahui perbedaan kemampuan membaca permulaan pada siswa kelas I SD Inpres Andi Tonro antara kelas eksperimen yang diberi perlakuan
berupa penerapan metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) berbantuan media kartu kata dan tanpa perlakuan atau penerapan metode abjad pada kelas kontrol.
Penelitian eksperimen ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan quasi experimental design bentuk nonequivalent control group design.
Populasi dalam penelitian ini seluruh siswa kelas I SD Inpres Andi Tonro berjumlah 56 siswa. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
teknik sampel jenuh yaitu populasi sekaligus menjadi sampel sebanyak 56 orang 28 kelas eksperimen dan 28 kelas kontrol. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes. Teknik analisis data menggunakan SPSS versi
25 yaitu analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial yaitu uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis dengan menggunakan uji t
sampel independent. Berdasarkan hasil nilai rata-rata pretest nilai rata-rata awal kelas
eksperimen adalah 60 dan kelas kontrol 62,86. Sedangkan hasil nilai rata-rata
posttest pada kelas eksperimen 78,93 dan kelas kontrol 71,43. Berdasarkan uji hipotesis dengan menggunakan uji t sampel independent diperoleh nilai Sig (2-
tailed) sebesar 0,000 < 0,05 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, t hitung yaitu 3,727 dan t tabel
2,00488 (t hitung>t tabel) dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima karena H0 ditolak dan H1 sehingga terdapat perbedaan antara penerapan metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) berbantuan media kartu kata dengan metode
abjad terhadap kemampuan membaca permulaan kelas I SD Inpres Andi Tonro Kecamatan Tamalate Kota Makassar.
Berdasarkan pemaparan hasil terdapat pengaruh penerapan metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) berbantuan media kartu kata berpengaruh terhadap kemampuan membaca permulaan kelas I SD Inpres Andi Tonro
Kecamatan Tamalate Kota Makassar.
Kata Kunci : SAS, kartu kata, membaca permulaan
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulilahirabbil’alamin segala puji hanya milik Allah SWT atas
berkat rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi ini. Salawat serta salam senantiasa penulis haturkan kepada
Rasulullah Muhammad Sallallahu’ Alaihi Wasallam sebagai satu-satunya uswatun
hasanah dalam menjalankan aktivitas keseharian kita.
Penyusunan skripsi ditengah pandemi Covid-19 ini banyak menemui
tantangan dan rintangan. Apalagi pada saat proses penelitian, semua sistematika
penelitian diubah disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada. Namun
peneliti yakin selalu ada kemudahan jika kita berusaha dan berdoa, serta mendapat
bantuan dari berbagai pihak. Bantuan dari berbagai pihak telah menuntun penulis
sehingga skripsi ini dapat selesai. Oleh karena itu, penulis menyampaikan rasa
terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua penulis, ayahanda
Muhammad Akil (Alm) dan ibunda Husniah yang telah memberikan do’a, kasih
sayang, cinta dan perhatian kepada penulis dalam segala hal.
Tidak lupa juga penulis ucapkan terima kasih kepada; Sulfasyah,
S.Pd.,M.A.,Ph.D pembimbing I, Tasrif Akib, S.Pd., M.Pd. pembimbing II yang
telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag. Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar, Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, dan Aliem Bahri, S.Pd.,
ix
M.Pd. Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, dan seluruh dosen dan para
staf pegawai dalam lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membekali penulis dengan ilmu
pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Dra.Hj.Ahkamah, M.M selaku
kepala sekolah SD Inpres Andi Tonro, Uswatun Hasanah.,S.Pd sebagai wali kelas
1 B (kelas eksperimen) dan Santi S.Pd wali kelas 1A (kelas kontrol), serta bapak
dan ibu guru beserta staf yang telah memberi izin kepada penulis untuk
melakukan penelitian di SD Inpres Andi Tonro meski dalam kondisi pandemi
covid-19.
Kepada teman-teman seangkatan penulis, terima kasih atas semua saran
dan motivasi selama penyelesaian penulisan ini. Semoga saran dan motivasi yang
diberikan bernilai disisi Allah SWT. Aamiin.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa
mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak, selama saran dan kritikan
tersebut sifatnya membangun dari pembaca untuk perbaikan hasil penulisan ini
serta dapat dijadikan sebagai panduan untuk penulisan-penulisan selanjutnya.
Makassar, September 2020
Penulis
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN ........................................................................................ iv
SURAT PERJANJIAN ............................................................................................ v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................................... vi
ABSTRAK ................................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ............................................................................................. viii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ x
DAFTAR TABEL .................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 9
D. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka ................................................................................................... 11
1. Hasil Penelitian yang Relevan ....................................................................... 11
2. Pembelajaran Bahasa Indonesia ..................................................................... 13
3. Kemampuan Membaca Permulaan ................................................................ 17
4. Metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) .................................................... 24
5. Media Pembelajaran ....................................................................................... 34
B. Kerangka Pikir ................................................................................................... 47
C. Hipotesis Penelitian ............................................................................................ 51
xi
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian ...................................................................................... 53
B. Populasi dan Sampel ....................................................................................... 56
C. Definisi Operasional Variabel ........................................................................ 56
D. Instrumen Penelitian ....................................................................................... 57
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 58
F. Teknik Analisis Data ....................................................................................... 60
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ................................................................................................ 66
1. Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Kelas I SD Inpres Andi Tonro ... 67
2. Analisis Pengaruh Metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) Berbantuan
Media Kartu Kata Terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Kelas I
SD Inpres Andi Tonro ................................................................................... 77
3. Analisis Perbedaan Antara Penerapan Metode Struktural Analitik Sintetik
(SAS) Berbantuan Media Kartu Kata dengan Metode Abjad Terhadap
Kemampuan Membaca Permulaan Kelas I SD Inpres Andi Tonro ............. 82
B. Pembahasan...................................................................................................... 90
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN .................................................................................................. 99
B. SARAN .......................................................................................................... 100
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 102
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Kriteria Penilaian Kemampuan Membaca Permulaan .................... 58
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kemampuan
Membaca Permulaan Kelas Eksperimen ......................................... 68
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kemampuan
Membaca Permulaan Kelas Kontrol ............................................... 69
Tabel 4.3. Analisis Statistik Deskriptif Sebelum Perlakuan
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ............................................. 71
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kemampuan
Membaca Permulaan Kelas Eksperimen ......................................... 73
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kemampuan
Membaca Permulaan Kelas kontrol ................................................ 74
Tabel 4.6. Analisis Statistik Deskriptif Setelah Perlakuan
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ............................................. 76
Tabel 4.7 Hasil Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen .................................. 79
Tabel 4.8 Hasil Pretest dan Posttest Kelas Kontrol ........................................ 80
Tabel 4.9 Perbandingan Hasil Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol .................................................................................. 81
Tabel 4.10. Uji Normalitas Data Penelitian ....................................................... 83
Tabel 4.11. Uji Homogenitas Data Penelitian .................................................... 84
Tabel 4.12. Uji T Sampel Independent ............................................................... 87
Tabel 4.13 Perbandingan Nilai Rata-Rata ......................................................... 88
xiii
DAFTAR GAMBAR
Bagan 2.1. Kerangka Pikir ........................................................................................ 50
Gambar 3.1. Desain Penelitian ................................................................................... 54
Grafik 4.1. Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kemampuan Membaca Permulaan
Kelas Eksperimen ................................................................................... 69
Grafik 4.2. Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kemampuan Membaca Permulaan
Kelas Kontrol ......................................................................................... 70
Grafik 4.3. Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kemampuan Membaca Permulaan
Kelas Eksperimen .................................................................................... 74
Grafik 4.4. Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kemampuan Membaca Permulaan
Kelas Kontrol .......................................................................................... 75
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan
manusia, selain penting pendidikan juga merupakan investasi suatu bangsa
karena dengan pendidikan manusia akan memiliki ilmu pengetahuan, ilmu
pengetahuan akan membawa wawasan manusia untuk dapat menentukan
keberadaannya di masa yang akan datang. Seiring dengan peran pendidikan
yang begitu penting bagi pembangunan dan kemajuan bangsa, pemerintah
mencantukan pasal 31 dalam Undang-Undang Dasar 1945 tentang pendidikan
yang berbunyi (1) Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran; (2)
Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran
nasional, yang diatur dengan Undang-Undang. Selain itu, agar pendidikan
terarah dengan baik pendidikan di Indonesia memiliki tujuan pendidikan
nasional yang telah dituangkan dalam Undang-Undang No.20/2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, yaitu:
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi-potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.
Sejalan dengan tujuan pendidikan nasional dalam rangka
mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki peserta didik. Pada dasarnya
peserta didik telah membawa potensi dari lahir, potensi itu perlu
dikembangkan melalui pendidikan oleh pendidik/orang tua. Selain itu
2
pendidikan juga memiliki fungsi-fungsi yang dituturkan Langgulung (Basri;
2013:17) salah satunya adalah fungsi edukasi yang berarti mendidik anak agar
memiliki pengetahuan dan terhindar dari kebodohan.
Berdasarkan penjelasan tersebut pendidikan pada hakikatnya adalah
usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses
pembelajaran yang nantinya dapat berguna tidak hanya untuk dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. Maka dari itu perlu adanya peran aktif dari
semua pihak termasuk salah satunya adalah pemerintah sebagai
penyelengaraan negara yang harus mengusahakan dan menyelengarakan
pendidikan nasional yang diatur oleh undang-undang.
Pendidikan dasar atau sekolah dasar merupakan momentum awal bagi
anak untuk meningkatkan kemampuan dirinya. Bangku sekolah dasar
merupakan tempat mereka mendapatkan imunitas belajar yang kemudian
menjadi kebiasaan-kebiasaan yang akan mereka lakukan dikemudian hari.
Sehingga peran seorang guru sangatlah penting untuk menanamkan kebiasaan
baik bagi siswanya, sebagaimana mereka dituntut memiliki kompetensi-
kompetensi yang dapat meningkatkan kemampuan siswanya.
Salah satu kemampuan yang diharapkan dimiliki oleh siswa dari
sekolah dasar ini adalah kemampuan berbahasa yang baik. Pembelajaran
bahasa Indonesia di sekolah dasar diarahkan untuk meningkatkan kemampuan
siswa berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Pembelajaran bahasa
Indonesia, terutama di sekolah dasar tidak akan terlepas dari empat
kemampuan berbahasa. Ada empat kemampuan berbahasa yaitu menyimak,
berbicara, membaca dan menulis.
3
Salah satu bentuk kemampuan berbahasa adalah membaca. Membaca
merupakan suatu kemampuan berbahasa yang sangat penting peranannya
dalam kehidupan. Membaca memiliki peranan penting dalam melahirkan
generasi penerus bangsa yang cerdas, kreatif, dan kritis. Membaca membuat
seseorang mendapat pengetahuan dan informasi dari berbagai penjuru dunia.
Membaca menjadi sebuah keharusan yang dilakoni oleh pribadi yang
menamakan dirinya seorang intelektual. Manusia yang berbudaya dan
berpendidikan menjadikan membaca menjadi suatu kebutuhan
dalam berkomunikasi.
Membaca sangat berperan penting untuk mencapai kesuksesan dalam
belajar siswa sekolah dasar. Kegiatan pembelajaran di kelas tidak dapat
dilepaskan dari kemampuan siswa dalam membaca. Membaca merupakan
salah satu kemampuan dasar yang penting karena melalui kemampuan
membaca yang baik maka siswa akan mampu mengikuti mata pelajaran
lainnya dengan baik pula. Kemampuan membaca siswa Sekolah Dasar
berperan penting dalam kesuksesan belajarnya karena kemampuan
membaca adalah dasar bagi siswa untuk mampu menguasai kemampuan lain
sehingga membaca merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki setiap
siswa.
Kemampuan membaca diperoleh seseorang ketika mereka memasuki
pendidikan formal serta pembelajaran utama dan pertama bagi siswa sekolah
dasar di kelas awal. Kemampuan membaca permulaan diberikan saat anak
berada di kelas rendah, di sekolah dasar. Kemampuan ini penting diberikan di
4
awal karena dapat mendukung terlaksananya proses pembelajaran, memahami
bidang studi lain, dan sebagai dasar bagi kemampuan membaca lanjut.
Membaca permulaan merupakan tahapan proses belajar membaca bagi
siswa sekolah dasar kelas awal. Siswa belajar untuk memperoleh kemampuan
dan menguasai teknik-teknik membaca dan menangkap isi bacaan dengan
baik. Oleh karena itu guru perlu merancang pembelajaran membaca dengan
baik sehingga mampu menumbuhkan kebiasan membaca sebagai suatu yang
menyenangkan.
Pada dasarnya kemampuan membaca menjadi suatu kebutuhan yang
harus dipenuhi. Sehingga kemampuan membaca harus dilatih sejak dini.
Namun pada kenyataannya kemampuan membaca siswa di kelas rendah masih
sangat minim. Fakta tersebut terungkap pada saat proses magang III di SD
Inpres Andi Tonro. Terdapat beberapa siswa yang memiliki kemampuan
membaca rendah bahkan ada siswa yang tidak bisa membaca. Kurangnya
kemampuan membaca siswa tidak hanya peneliti temui dikelas rendah, bahkan
dikelas tinggi ada beberapa siswa yang tidak lancar membaca.
Hal tersebut dikuatkan dengan observasi lanjut yang dilakukan peneliti
untuk mengetahui kondisi sampel penelitian pada tanggal 18 Februari 2020,
masih terdapat siswa yang belum mampu membaca dengan baik. Hal ini
disebabkan karena metode pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam
mengajarkan siswa membaca permulaan tidak dapat diikuti dengan baik oleh
siswa, metode pembelajaran masih bersifat monoton sehingga siswa merasa
bosan dalam belajar membaca permulaan. Metode yang digunakan guru dalam
mengajarkan membaca permulaan adalah metode abjad. Metode abjad
5
menekankan pada siswa untuk menghafal dan melafalkan huruf-huruf secara
alfabetis, sedangkan tidak semua siswa memiliki kemampuan menghafal yang
baik sehingga beberapa siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran
membaca permulaan. Jika masalah ini tidak segera diatasi maka akan
berdampak negatif terhadap hasil belajar siswa tak hanya mata pelajaran
bahasa Indonesia tetapi juga mata pelajaran lainnya karena apabila seorang
siswa belum bisa membaca siswa tersebut akan kesulitan dalam memahami
pelajaran lainnya karena membaca merupakan kemampuan dasar yang perlu
dikuasai siswa dengan baik.
Situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan untuk melanjutkan
penelitian dikarenakan pandemi Covid-19 membuat proses penelitian ini
tertunda. Peneliti tetap menjalin komunikasi melalui daring dengan pihak
sekolah terutama dengan walikelas 1 SD Inpres Andi Tonro untuk mengetahui
perkembangan sampel penelitian yaitu siswa kelas 1 SD Inpres Andi Tonro.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari walikelas pada tanggal 21 Juli
2020 penerimaan siswa baru di SD Inpres Andi Tonro dan pada tanggal 30
Juli 2020 peneliti mendapat daftar nama siswa kelas 1 tahun ajaran 2020-2021
yang akan menjadi sampel penelitian, dikarenakan siswa kelas 1 SD Inpres
Andi Tonro tahun ajaran 2019-2020 telah naik kelas 2. Alasan peneliti
mengganti sampel penelitian dikarenakan dalam mengajarkan siswa membaca
permulaan sebaiknya dilakukan sejak awal masuk sekolah dasar yaitu kelas 1,
agar kedepannya siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik
sehingga tidak ada lagi siswa yang belum mampu membaca apalagi siswa
yang tidak bisa membaca.
6
Pembelajaran merupakan suatu sistem, sebagai suatu sistem
pembelajaran memiliki komponen-komponen yang salin berkaitan.
Komponen-komponen pembelajaran berinteraksi antara satu dengan yang
lainnya untuk mencapai tujuan pembelajaran. Masing-masing komponen
memiliki fungsi yang berbeda-beda. Adapun P.H.Combs (Samsudin&Sutirna;
2015: 34) mengemukakan dua belas komponen pendidikan seperti berikut :
tujuan dan prioritas, peserta didik, manajemen atau pengelolaan, struktur dan
jadwal waktu, isi dan bahan pengajaran, guru dan pelaksana, alat bantu
belajar, fasilitas, teknologi, pengawasan mutu, penelitian, serta biaya.
Manajemen atau pengolahan pendidikan erat kaitannya dengan
pengelolaan kelas. Pengelolaan kelas yang baik dapat membuat suasana kelas
menjadi kondusif, siswa aktif dalam proses pembelajaran dan tujuan
pembelajaran dapat tercapai. Membuat siswa aktif dalam proses pembelajaran
tentu membutuhkan penerapan metode pembelajaran yang tepat sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai.
Penerapan metode pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan
membaca permulaan harus memperhatikan karakteristik siswa. Seperti
diketahui bahwa, siswa sekolah dasar terutama di kelas rendah memiliki minat
dan kemampuan yang beragam, memiliki gaya dan cara belajar yang berbeda,
ada yang unggul atau berbakat, ada yang lambat belajar, atau memiliki
kesulitan dalam belajar. Perbedaan dalam pembelajaran memerlukan metode
yang tepat khususnya dalam mengajarkan kemampuan membaca perlu
mendapat rangsangan dengan berbagai kegiatan dan media yang sesuai dengan
karakter mereka sehingga dapat menimbulkan motivasi.
7
Penggunaan metode pembelajaran dalam suatu proses pembelajaran
mempunyai pengaruh yang besar dalam tercapainya tujuan pembelajaran.
Proses pembelajaran yang dilakukan guru dengan penggunaan metode
dan media pembelajaran yang baik tentunya akan berpengaruh terhadap
minat belajar dan kemampuan membaca permulaan. Penggunaan metode
pembelajaran dalam proses pembelajaran dapat mempermudah siswa dalam
memahami pelajaran yang diajarkan oleh guru. Penggunaan media
pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan minat
belajar, media pembelajaran juga membantu siswa meningkatkan pemahaman,
menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data
dan memadatkan informasi.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai
kemampuan membaca diperlukan metode yang aktif, kreatif, menarik dan
berfokus pada siswa. Selain penerapan metode, dalam proses pembelajaran
perlu dibantu pula dengan penggunaan media pembelajaran. Salah satu
metode yang dapat digunakan agar dapat meningkatkan kemampuan membaca
permulaan adalah metode pembelajaran SAS (Struktural Analitik Sintetik)
dengan berbantuan media kartu kata.
Metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) adalah metode yang
disediakan untuk belajar membaca dan menulis permulaan di kelas permulaan
SD. Struktural menampilkan keseluruhan dan memperkenalkan kalimat yang
utuh, Analitik melakukan proses penguraian, Sintetik melakukan
penggabungan kembali kepada bentuk struktural semula. komunikan. Kartu
kata adalah kartu yang berisi satu kata yang telah memiliki arti. Kartu kata
8
yang dimaksud adalah kertas tebal yang dipotong dengan ukuran tertentu
berbentuk persegi dengan berisikan tulisan huruf-huruf abjad yang tersusun
membentuk kata yang mempunyai makna atau maksud. Kata dalam kartu kata
bisa berarti kata benda, kata sifat dan kata kerja. Adanya perpaduan metode
dan media dalam proses pembelajaran maka siswa semakin termotivasi
mengikuti pembelajaran di kelas.
Berdasarkan uraian tersebut penulis mengangkat permasalahan dalam
suatu penelitian yang berjudul Pengaruh Metode SAS (Struktural Analitik
Sintetik) Berbantuan Media Kartu Kata Terhadap Kemampuan Membaca
Permulaan Kelas I SD Inpres Andi Tonro Kecamatan Tamalate Kota
Makassar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana kemampuan membaca permulaan siswa kelas I SD Inpres Andi
Tonro Kecamatan Tamalate Kota Makassar sebelum diberi perlakuan dan
setelah diberi perlakuan berupa penerapan metode SAS (Struktural Analitik
Sintetik) berbantuan media kartu kata pada kelas eksperimen dan tanpa
perlakuan atau penerapan metode abjad pada kelas kontrol ?
2. Bagaimanakah pengaruh metode SAS (Struktural Analitik Sintetik)
berbantuan media kartu kata terhadap kemampuan membaca permulaan
kelas I SD Inpres Andi Tonro Kecamatan Tamalate Kota Makassar?
3. Bagaimanakah perbedaan antara penerapan metode Struktural Analitik
Sintetik (SAS) berbantuan media kartu kata dengan metode abjad terhadap
9
kemampuan membaca permulaan kelas I SD Inpres Andi Tonro Kecamatan
Tamalate Kota Makassar ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian adalah sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui kemampuan membaca permulaan siswa kelas I SD
Inpres Andi Tonro Kecamatan Tamalate Kota Makassar sebelum diberi
perlakuan dan setelah diberi perlakuan berupa penerapan metode SAS
(Struktural Analitik Sintetik) berbantuan media kartu kata pada kelas
eksperimen dan tanpa perlakuan atau penerapan metode abjad pada kelas
kontrol.
2. Untuk mengetahui pengaruh metode SAS (Struktural Analitik Sintetik)
berbantuan media kartu kata terhadap kemampuan membaca permulaan
kelas I SD Inpres Andi Tonro Kecamatan Tamalate Kota Makassar.
3. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan membaca permulaan pada
siswa kelas I SD Inpres Andi Tonro Kecamatan Tamalate Kota Makassar
antara kelas eksperimen yang diberi perlakuan berupa penerapan metode
SAS (Struktural Analitik Sintetik) berbantuan media kartu kata dan tanpa
perlakuan atau penerapan metode abjad pada kelas kontrol.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh melalui penelitian ini, yaitu :
10
1. Bagi Siswa
Siswa diharapkan mendapatkan kesempatan untuk meningkatkan
kemampuan membaca permulaan dengan menggunakan metode SAS
(Struktural Analitik Sintetik) berbantuan media kartu kata.
2. Bagi Guru
a. Guru dapat mengetahui salah satu metode pembelajaran untuk mengajarkan
siswa membaca permulaan dengan bantuan media pembelajaran.
b. Guru dapat mengetahui perbedaan antara penerapan metode SAS
(Struktural Analitik Sintetik) berbantuan media kartu kata dan penerapan
metode abjad dalam mengajarkan siswa membaca permulaan.
c. Guru dapat menjadikan masukan dalam usaha peningkatan kualitas
pembelajaran khususnya dalam meningkatkan kemampuan membaca
permulaan siswa kelas I dengan metode pembelajaran SAS (Struktural
Analitik Sintetik) berbantuan media kartu kata.
3. Bagi Sekolah
Penelitian ini bermanfaat bagi sekolah sebagai upaya untuk
meningkatkan mutu dan prestasi siswa.
4. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat menjadi bekal bagi peneliti sebagai calon guru
dalam meningkatkan kemampuan membaca permulaan siswa dengan metode
pembelajaran Struktural Analitik Sintetik (SAS) berbantuan media kartukata.
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Hasil Penelitian yang Relevan
I Putu Suarmei Artana (2014) dalam e-jurnal skripsi yang berjudul
‘’Pengaruh Metode SAS berbantuan media kartu huruf terhadap kemampuan
membaca dan menulis siswa kelas II SD’’ (penelitian eksperimen pada SD
Negeri di Desa Panglatan murid kelas II Tahun Ajaran 2013/2014). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan keterampilan membaca dan
menulis permulaan yang signifikan antara kelompok murid yang mengikuti
pembelajaran metode Struktural Analitik dan Sintetik (SAS) dengan kelompok
murid yang mengikuti pembelajaran dengan metode abjad. Hal ini
menunjukkan ada pengaruh positif Struktural Analitik dan Sintetik (SAS)
terhadap keterampilan murid menulis dan membaca permulaan dibandingkan
dengan metode abjad. Persamaan dengan penelitian ini adalah variabel terikat
yaitu penerapan metode SAS berbantuan media kartu huruf sedangkan
perbedaannya yaitu variabel bebas pada penelitian ini yaitu kemampuan
membaca permulaan kelas I SD sedangkan pada penelitian relevan yaitu
kemampuan membaca dan menulis permulaan kelas II
Muhammad Nasir Azam (2017) dalam e-jurnal tesis yang berjudul ‘’
Pengaruh Metode SAS Berbantuan Media Sandpaper Letters dengan
Permainan Bahasa Terhadap Keterampilan Membaca dan Menulis Permulaan
Siswa Kelas I Sekolah Dasar’’(penelitian eksperimen pada SDN Sukamulya di
Kecamatan Baleendah siswa kelas I semester genap tahun ajaran 2016/2017).
12
Hasil penelitian yang diperoleh adalah metode SAS berbantuan media
sandpaper letters dengan permainan bahasa berpengaruh secara signifikan
terhadap keterampilan membaca permulaan. Persamaan pada penelitian ini
yaitu penerapan metode SAS sedangkan perbedaannya yaitu menggunaan
media kartu kata pada penelitian ini sedangkan pada penelitian relevan
menggunakan media sandpaper letters dengan permainan bahasa.
Widi Arsih (2018) dalam e-jurnal skripsi yang berjudul ‘’ Penggunaan
Metode SAS dengan Media Kartu Huruf dalam Peningkatkan Kemampuan
Membaca Permulaan Pada Siswa Kelas I’’(penelitian tindakan kelas pada
SDN 1 Banjarej Tahun Ajaran 2013/2014). Hasil penelitian menunjukkan
penerapan metode SAS dengan media kartu huruf dapat meningkatkan
kemampuan membaca permulaan pada siswa kelas I SD. Persamaan dengan
penelitian ini yaitu penerapan metode SAS dengan kartu huruf sedangkan
perbedaannya yaitu jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu
eksperimen sedangkan pada penelitian relevan yaitu penelitian tindakan kelas.
Siti Aminah (2018) dalam e-jurnal skripsi yang berjudul "Pengaruh
Metode Sturuktur Analitik Sintetik (SAS) Pada Kemampuan Membaca
Permulaan di Kelas I di SD Muhammadiyah Kleco 1 Yogyakarta" (penelitian
eksperimen semu pada SD Muhammadiyah Kleco 1 Yogyakarta. Hasil
penelitian Terdapat pengaruh pada penerapan metode (SAS) Struktur Analitik
Sintetik dibandingkan dengan menggunakan metode konvensional biasa. Hal
ini dengan pembuktian yang dilakukan melalui uji t independent yang
menunjukan nilai (sig. 2 tailed) sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 yang
memberikan arti bahwa terdapat perbedaan kemampuan membaca permulaan
13
ketika sebelum diberikan treament dan sesudah diberikan treatment, dengan
nilai N-gain 0,83 memiliki arti dapat meningkatkan kemampuan membaca
permulaan, termasuk kategori tinggi karena di atas 0.7. Persamaan dengan
penelitian ini adalah penerapan metode SAS sedangkan perbedaannya adalah
pada penelitian ini berbantuan media kartu kata sedangkan pada penelitian
relevan tanpa bantuan media.
Delfi Citra Utami (2017) dalam e-jurnal skripsi yang berjudul
‘’Pengaruh Penggunaan Media Kartu Huruf Terhadap kemampuan Membaca
permulaan siswa Kelas 1 SD Negeri 1 Rajabasa Raya Bandarlampung’’
(penelitian quasi eksperimen pada SD Negeri 1 Rajabasa Raya
Bandarlampung tahun ajaran 2016/2017). Hasil penelitian menunjukkan ada
perbedaan pada kemampuan membaca siswa sebelum dan sesudah
digunakan media kartu huruf pada siswa kelas 1 SD Negeri 1 Rajabasa
Raya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2016/2017.Rata-rata hasil belajar
siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan media kartu huruf pada
kelas eksperimen (1B) lebih tinggi dari nilai rata-rata hasil belajar siswa
yang tidak menggunakan media kartu huruf pada kelas kontrol (1A).Hasil
analisis t hitung sebesar lebih besar dari t tabel. Berdasarkan hasil penelitian
dapat disimpulkan bahwa penggunaan media kartu huruf berpengaruh
terhadap kemampuan membaca permulaan siswa kelas I SD. Persamaan
dengan penelitian ini adalah penggunaan media kartu kata sedangkan
perbedaannya pada penelitian ini menerapkan metode SAS berbantuan media
kartu kata.
14
Berdasarkan beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian
ini dapat disimpulkan bahwa penerapan metode SAS (Struktur Analitik
Sintetik) berbantuan media kartu kata dapat berpengaruh terhadap kemampuan
membaca permulaan siswa kelas I SD .
2. Pembelajaran Bahasa Indonesia
Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia
dengan baik dan benar,baik secara lisan maupun tulis,serta menumbuhkan
apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Belajar berbahasa
adalah belajar berkomunikasi, baik lisan maupun tulisan. Pembelajaran bahasa
Indonesia dikembalikan pada kedudukan yang sebenarnya, yaitu melatih siswa
untuk aktif mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis
a. Pengertian Bahasa Indonesia
Kamus Besar Bahasa Indonesia bahasa adalah sistem lambang bunyi
yang arbitre, yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk
bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri; percakapan
(perkataan) yang baik; tingkah laku yang baik; sopan santun.
Bahasa Indonesia mempunyai arti peranan penting bagi kehidupan
bermasyarakat berbangsa maupun bernegara. Bahasa Indonesia mempunyai
peranan penting juga dalam dunia pendidikan dapat di lihat dari kegiatan
pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan
menggunakan bahasa Indonesia dalam segala hal termasuk fungsinya, yaitu
sebagai sarana berkomunikasi, sarana persatuan, sarana berfikir dan sarana
kebudayaan Nurul Hidayah (dalam Yuliana, 2018: 38)
15
Menurut Effendi (2015: 3) kemampuan berbahasa Indonesia dapat di
tingkatkan terus menerus melalui kegiatan belajar dan berlatih dengan
menggunakan bahasa Indonesia setiap hari. Sebagai warga Negara yang baik
seyogyanya mempelajari pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa Indonesia yang sopan, santun,
dan tidak menyatukan atau mencampurkan dengan kata-kata asing atau
dialek. Penggunaan yang mematuhi aturan atau kaidah tata bahasa Indonesia
dan ejaaan yang resmi.
Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan untuk menjadikan siswa
memiliki keempat keterampilan dalam menyampaikan materi yang sesuai
dengan tema kurikulum yang berlaku dan sudah ditentukan. Materi dan tema
memiliki kedudukan sebagai isi atau pesan, sedangkan proses
penyampaiannya dilakukan dengan proses komunikasi yang meliputi:
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
b. Fungsi Bahasa Indonesia
Menurut Halliday (dalam Solchan, 7: 2010) secara khusus
mengidentifikasi fungsi-fungsi bahasa sebagai berikut:
1) Fungsi personal, yaitu penggunaan bahasa untuk mengungkapkan
pendapat, pikiran, sikap, atau perasaan pemakainya
2) Fungsi regulator, yaitu penggunaan bahasa untuk mempengaruhi sikap
atau pikiran/pendapat orang lain, seperti bujukan, rayuan permohonan
atau perintah.
3) Fungsi interaksional, yaitu penggunaan bahasa untuk menjalin kontak
dan menjaga hubungan social seperti sapaan, basa-basi, simpati atau
penghiburan.
4) Fungsi informatif, yaitu penggunaan bahasa untuk menyampaikan
informasi, ilmu pengetahuan, atau budaya.
5) Fungsi heuristik, yaitu penggunaan bahasa untuk belajar atau
memperoleh informasi, seperti pertanyaan atau permintaan penjelasan
atas sesuatu hal.
16
6) Fungsi imajinatif, yaitu penggunaan bahasa untuk memenuhi dan
menyalurkan rasa estetis (indah), seperti nyanyian dan karya sastra.
7) Fungsi instrumental, yaitu penggunaan bahasa untuk mengungkapkan
keinginan atau kebutuhan pemakaianya.
Fungsi bahasa Indonesia bagi bangsa Indonesia ialah sebagai
pemersatu suku-suku bangsa di Republik Indonesia yang beranekaragam.
Menurut fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia antara lain: bahasa
Indonesia sebagai bahasa negara dan bahasa resmi; bahasa Indonesia sebagai
Bahasa Persatuan; bahasa Indonesia sebagai Bahasa Ilmu Pengetahuan,
teknologi dan seni; bahasa Indonesia sebagai Bahasa dalam pembangunan.
Menurut E. Zainal Arifin dan S. Tamran Tasa (dalam Yuliana, 41:
2018) didalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia
berfungsi sebagai:
1) Lambang kebanggaan kebangsaan
2) Lambang identitas nasional.
3) Alat perhubungan antar warga, antar daerah, dan antar budaya.
4) Alat yang memungkinkan penyatuan berbagai-bagai suku bangsa
dengan latar belakang sosial budaya dan bahasanya masuk kedalam
kesatuan kebangsaan Indonesia.
Sedangkan menurut Indah (2015:237) di dalam kedudukannnya
sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai:
1) Bahasa resmi kenegaraan
2) Bahasa pengantar didalam dunia pendidikan.
3) Alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan
dan pelaksanaan pembangunan.
4) Alat pengembangan kebudayaan ilmu pengetahuan dan teknologi
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahasa Indonesia
berfungsi sebagai alat menyebarluaskan sastra Indonesia yang dapat dipakai.
Sasta Indonesia berperan sangat penting dari segi estetis bahasa sehingga
bahasa Indonesia menjadi bahasa yang penting dalam dunia internasional.
17
c. Tujuan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Menurut Yuliana (2018:42) tujuan mata pelajaran Bahasa Indonesia
bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
1) Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang ada,
baik secara lisan maupun tulis.
2) Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan dan bahasa negara.
3) Memahami bahasa Indonesia dengan menggunakannya secara tepat dan
kreatif untuk berbagai tujuan yang dicapai.
4) Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan
intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.
5) Menikmati dan memanfaatkan karya sasta untuk memperluas wawasan,
memperbaiki budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dalam
kemampuan berbahasa.
6) Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah
budaya dan intelektual manusia Indonesia
Menurut Ummul (2018:89) Pembelajaran bahasa Indonesia dalam
kurikulum 2013 disuguhakan pada peserta didik bertujuan untuk melatih
peserta didik terampil berbahasa dengan menuangkan ide dan gagasanya
secara kreatif dan kritis.
Sedangkan menurut Fitria (2019:20) dalam Kurikulum 2013 jenjang
SD, mata pelajaran bahasa Indonesia memiliki kedudukan yang sangat
strategis. Peran mata pelajaran bahasa Indonesia menjadi dominan, yaitu
sebagai saluran yang mengantarkan kandungan materi dari semua sumber
kompetensi kepada siswa. Mata pelajaran bahasa Indonesia ditempatkan
sebagai penghela mata pelajaran lain. Dengan perkataan lain, kandungan
materi mata pelajaran lain dijadikan sebagai konteks dalam penggunaan
jenis teks yang sesuai dalam mata pelajaran bahasa Indonesia
Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat disimpulkan tujuan mata
pelajaran bahasa Indonesia adalah sebagai alat komunikasi dalam kehidupan
18
sehari-hari dengan mempelajari bahasa Indonesia anak akan menghargai
dan memahami penggunaan bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu bangsa
juga merangsang anak menuangkan ide kreatif dan pemikiran kritis.
3. Kemampuan Membaca Permulaan
a. Pengertian Kemampuan Membaca Permulaan
Menurut Dalman (2013: 85), membaca permulaan merupakan suatu
keterampilan awal yang harus dipelajari atau dikuasai oleh pembaca.
Membaca permulaan adalah tingkat awal agar orang bisa membaca. Membaca
permulaan dimulai pada kelas awal sekolah dasar. Pada masa ini, anak mulai
mempelajari huruf-huruf, suku kata, kemudian kalimat sederhana. Membaca
permulaan merupakan suatu keterampilan awal yang harus dipelajari atau
dikuasai oleh pembaca. Membaca permulaan adalah tingkat awal agar orang
bisa membaca. Membaca permulaan dimulai sejak anak masuk kelas satu SD,
atau ketika anak berusia antara 6-7 tahun. Perkembangan membaca awal
adalah anak dapat menyebutkan bunyi huruf dengan benar. Seseorang tidak
akan dapat membaca dengan baik tanpa memiliki kemampuan mengucapkan
bunyi huruf dengan benar.
Steinberg (Ahmad Susanto, 2011: 83) membaca permulaan adalah
membaca yang diajarkan secara terprogram kepada anak prasekolah. Program
ini merupakan perhatian pada perkataan-perkataan utuh, bermakna dalam
konteks pribadi anak-anak dan bahan-bahan yang diberikan melalui permainan
dan kegiatan yang menarik sebagai perantaran pembelajaran.
Sedangkan menurut Weaver (Ariyati, 2013:4) kemampuan membaca
permulaan adalah keterampilan yang berkembang secara alamiah, spontan,
19
dengan kekuatan sendiri sesuai perkembangan anak usia dini dalam mengenal,
memahami, menerima, menerapkan, mengevaluasi dan menciptakan kembali
literasi yang didapat. Membaca permulaan pada intinya merupakan suatu
upaya dari orang-orang dewasa untuk memberikan dan menerampilkan anak
pada sejumlah pengetahuan dan keterampilan khusus dalam rangka
mengantarkan anak mencapai mampu mambaca. Pembelajaran membaca
permulaan bertujuan untuk membangkitkan, membina, dan memupuk minat
anak untuk membaca.
Berdasarkan berbagai pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan kemampuan membaca permulaan adalah aktivitas kompleks
yang mencakup fisik dan mental mengacu pada kecakapan. Kecakapan yang
dimaksud adalah kemampuan atau kesanggupan siswa membaca dengan lafal,
intonasi yang jelas, dan benar. Pengajaran membaca permulaan lebih
ditekankan pada pengembangan kemampuan dasar membaca. Siswa dituntut
untuk dapat menyuarakan huruf, suku kata, kata dan kalimat yang disajikan
dalam bentuk tulisan ke dalam bentuk lisan.
Menurut Anggraeni dan Alpian (2020:13) membaca permulaan
merupakan tahapan awal sebelum seseorang dapat membaca. Membaca
permulaan dapat dilakukan dengan cara mengenal huruf, menjadi suku kata
sampai kata.
Menurut Wassid dan Sunendar (2016:86), Membaca permulaan
diberikan di kelas rendah (SD), yaitu dikelas satu sampai dikelas tiga. Di
sinilah anak-anak harus dilatih agar mampu membaca dengan lancar sebelum
mereka memasuki membaca lanjutan atau membaca pemahaman. Dalam
20
membaca permulaan atau mekanik anak perlu dilatih dengan pelafalan yang
benar dan intonasi yang tepat.
Setiap orang yang akan belajar membaca terlebih dahulu memasuki
tahap membaca permulaan. Tahap ini merupakan tahap awal dalam belajar
membaca. Membaca permulaan merupakan suatu keterampilan yang harus
dipelajari serta dikuasai oleh pembaca. Pada tahap membaca permuaan, anak
diperkenalkan dengan bentuk huruf abjad A sampai Z, kemudian huruf-huruf
tersebut dilafalkan dan dihafalkan sesuai dengan bunyinya Dalma (dalam
Aminah, 2018 : 8)
Berdasarkan pendapat ahli dapat disimpulkan membaca permulaan
merupakan tahapan proses belajar membaca bagi siswa sekolah dasar kelas
awal. Siswa belajar untuk memperoleh kemampuan dan menguasai teknik-
teknik membaca dan menangkap isi bacaan dengan baik. Oleh karena itu guru
perlu merancang pembelajaran membaca dengan baik sehingga mampu
menumbuhkan kebiasan membaca sebagai suatu yang menyenangkan.
b. Tujuan Membaca Permulaan
Menurut Rahim (2011: 12) membaca hendaknya mempunyai tujuan,
karena seseorang yang membaca dengan suatu tujuan, cenderung lebih
memahami dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai tujuan. Dalam
kegiatan membaca di kelas, guru seharusnya menyusun tujuan membaca
dengan menyediakan tujuan khusus yang sesuai atau dengan membantu
mereka menyusun tujuan membaca siswa. Tujuan membaca mencakup:
1) Kesenangan
2) Menyempurnakan membaca nyaring
3) Menggunakan strategi tertentu
4) Memperbaharui pengetahuan tetang suatu topik
21
5) Mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahuinya
6) Memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis
7) Mengkonfirmasikan atau menolak prediksi
8) Menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang
diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan mempelajari
tentang struktur teks
9) Menjawab pertanyan-pertanyaan yang spesifik.
Tujuan membaca permulaan pada dasarnya ialah memberi bekal
pengetahuan dan keterampilan kepada siswa untuk mengenal tentang teknik-
teknik membaca permulaan dan mengenalkan menangkap isi bacaan dengan
baik. Slamet (dalam Kuntarto 2014:8) Secara rinci menjelaskan pembelajaran
membaca permulaan bertujuan sebagai berikut:
1) Memupuk dan mengembangkan kemampuan anak-anak untuk memahami
dan mengenalkan cara membaca dengan baik.
2) Melatih dan mengembangkan kemampuan anak untuk mengenal huruf-
huruf.
3) Melatih dan mengembangkan kemampuan anak untuk mengubah tulisan
menjadi bunyi bahasa.
4) Memperkenalkan dan melatih anak mampu membaca sesuai dengan teknik-
teknik tertentu.
5) Melatih keterampilan anak untuk memahami kata-kata yang dibaca,
didengar, dan mengingatnya dengan baik.
6) Melatih keterampilan anak untuk dapat menetapkan arti tertentu dari
sebuah kata dalam suatu konteks.
Menurut Saleh (2006:103) tujuan membaca permulaan agar peserta
didik mampu memahami dan menyuarakan kalimat sederhana yang ditulis
dengan intonasi yang wajar, peserta didik dapat membaca kata-kata dan
kalimat sederhana dengan lancar dan tepat dalam waktu yang relatif singkat.
Berdasarkan ketiga pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
dalam membaca harus memiliki tujuan agar lebih terarah khususnya dalam
membaca permulaan harus memiliki tujuan antara lain agar anak lebih
memiliki pemahaman, melatih kemampuan anak menguasai teknik-teknik
membaca dan mengembangkan kemampuan lain dari kemampuan membaca.
22
c. Kemampuan Membaca di Kelas Rendah
Kegiatan membaca di kelas rendah untuk kelas 1 SD/ MI, siswa
dituntut untuk memiliki beberapa keterampilan-keterampilan yang harus
dilatih sejak awal di sekolah, diantaranya sebagai berikut: 1) Mempergunakan
ucapan yang tepat 2) Mempergunakan frase yang tepat (bukan kata-kata) 3)
Mempergunakan intonasi suara yang wajar agar makna mudah dipahami 4)
Menguasai tanda-tanda baca sederhana, seperti: a) Titik (.) b) Koma (,) c)
Tanda tanya (?) d) Tanda seru (!)
d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca Permulaan
Menurut Rahim (2011:16) faktor yang mempengaruhi kemampuan
membaca antara lain :
1) Faktor Fisiologi
Faktor fisiologi mencakup kesehatan fisik, pertimbangan neurologis, dan
jenis kelamin. Kelelahan juga merupakan kondisi yang tidak
menguntungan bagi anak untuk belajar membaca. Beberapa ahli
mengemukkan bahwa keterbatasan neurologi (misalnya berbagai cacat
otak) dan kekurangan matangan fisik merupkan salah satu faktor yang
menyebabkan anak gagal dalam meningkatkan kemampuan membaca.
2) Faktor Intelektual
Secara umum, intelegensi anak tidak sepenuhnya mempengaruhi berhasil
atau tidaknya anak dalam membaca permulaan. Faktor metode mengajar
guru, prosedur, dan kemampuan guru juga turut mempengaruhi
kemampuan membaca permulaan anak.
3) Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan juga mempengaruhi kemampuan membaca siswa. Faktor
lingkungan mencakup :
a) Latar belakang dan pengalaman siswa di rumah
b) Sosial ekonomi keluarga siswa
4) Faktor Psikologis
Faktor psikologis yang mempengaruhi kemampuan membaca siswa adalah
motivasi, minat, dan kematangan sosial, ekonomi, serta penyesuaian diri.
Sedangkan Sabarti Akhadiah (dalam Yuniati, 2014:22) mengatakan
bahwa membaca dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mendukung. Faktor-
faktor tersebut antara lain:
23
1) Motivasi
2) Lingkungan Keluarga
3) Bahan Bacaan
4) Keterbacaan Bahan
Menurut Jahrir (2020:156-157) faktor ekstrinsik yang mempengaruhi
kemampuan membaca adalah sebagai berikut :
1) Unsur yang berasal dari dalam teks bacaan yang berkenaan dengan :
a) keterbacaan, terdapat dua faktor yang mempengaruhi keterbacaan yaitu :
panjang pendeknya kalimat dan tingkat kesulitan kata
b) organisasi teks atau wacana
2) Unsur yang berasal dari luar lingkungan baca, berkenaan dengan fasilitas,
guru dan model pengajaran.
Berdasarkan pendapat ahli dapat disimpulkan terdapat beberapa faktor
yang mempengaruhi kemampuan membaca permulaan antara lain faktor
intrinsik dan ekstrinstik berupa faktor dalam diri anak, faktor luar maupun
faktor teks bacaan.
e. Tahapan Membaca Permulaan
Darmiyati Zuchdi dan Budiasih (dalam Yuniati, 2014:22) membagi
tahapan membaca permulaan menjadi dua, yaitu tahap pramembaca dan tahap
setelah pramembaca.
1) Pramembaca dalam pramembaca siswa diajarkan bagaimana sikap duduk
yang baik saat membaca, cara meletakkan buku di meja, cara memegang
buku yang benar, cara membalik halaman buku yang tepat, dan melihat
atau memperhatikan gambar tulisan,
24
2) Setelah Pramembaca
Pada tahap setelah pramembaca, siswa mulai diajarkan:
a) Lafal dan intonasi kata dan kalimat sederhana dengan menirukan guru,
b) Huruf-huruf yang banyak digunakan dalam kata dan kalimat sederhana
yang sudah dikenal siswa. Misalnya huruf m, n, a dengan kata mama,
nama, dalam kalimat ini mama,
c) Kata-kata baru yang bermakna (menggunakan huruf-huruf yang sudah
dikenal). Misalnya ayah, ibu, bunga, pipi, dan lain sebagainya,
d) Lafal dan intonasi kata yang sudah dikenal dan kata baru. Misalnya
garpu, pita, teko, dan lain sebagainya,
e) Puisi yang sesuai dengan tingkat dan kemampuan siswa,
f) Bacaan yang kurang dari 10 kalimat dan dibaca dengan lafal dan
intonasi yang wajar,
g) Kalimat-kalimat sederhana untuk dipahami maknanya.
h) Huruf kapital pada awal nama orang, Tuhan, dan agama.
4. Metode SAS (Struktural Analitik dan Sintetik)
Metode pembelajaran merupakan bagian terpenting dalam
melaksanakan proses belajar. Pembelajaran sebaiknya dilaksanakan dengan
cara menarik yang mampu membangkitkan minat siswa untuk melaksanakan
pembelajaran.
Menurut Sutikno (2014: 33-34) metode secara harfiah berarti “cara”.
Metode diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk
mencapai tujuan tertentu. Kata “pembelajaran” berarti segala upaya yang
dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada diri peserta didik.
Jadi, metode pembelajaan adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang
dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada diri peserta didik
dalam upaya untuk mencapai tujuan.
Sejalan dengan pendapat di atas, Hamzah dan Nurdin (2011: 7),
mendefinisikan metode pembelajaran sebagai cara yang digunakan guru dalam
menjalankan fungsinya dan merupakan alat untuk mencapai tujuan
25
pembelajaran. Metode pembelajaran yang digunakan sesuai dengan kebutuhan
akan dapat menentukan keberhasilan dalam menyampaikan pembelajaran.
Komalasari (2010: 56) menyatakan bahwa metode pembelajaran dapat
diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan
metode secara spesifik.
Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa metode
pembelajaran adalah suatu cara dan upaya yang dilakukan seseorang dalam
melaksanakan sebuah pembelajaran yang ditampilkan secara praktis. Tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara optimal dengan metode pembelajaan yang
tepat dan menarik yang dapat membangkitkan minat siswa dalam belajar.
a. Pengertian Struktural Analitik dan Sintetik (SAS)
Supriyadi (dalam Krissandi dkk, 2018: 74) mengemukakan pengertian
metode SAS adalah suatu metode yang menampilkan struktur kalimat secara
utuh dahulu lalu dianalisis dan dikembalikan pada bentuk semula. Pengenalan
pembelajaran dengan menggunakan metode SAS anak diperkenalkan dengan
beberapa kalimat, setelah mereka dapat membacanya maka salah satu kalimat
diambil untuk diuraikan menjadi kata, lalu diuraikan kembali menjadi suku
kata, dan diuraikan menjadi huruf-huruf.
Menurut Aminah (2018: 6) Metode Struktur Analisis Sintesis (SAS)
merupakan pengajaran membaca dan menulis di Sekolah Dasar. Dalam proses
operasionalnya, metode SAS mempunyai langkah-langkah dengan urutan :
strukutur, menampilkan keseluruhan; analisis, melakukan proses peng-uraian;
sintesis, melakukan penggabungan kembali pada struktur semula.
26
Menurut Krisnawati (dalam Artana, 2014: 4) pada dasarnya metode
SAS memiliki kesamaan dengan metode global dalam hal pembelajaran
membaca. Proses pembelajaran diawali dengan memperkenalkan struktur
kalimat sebagai dasar bagi pembelajaran membaca, dari persamaan tersebut
juga ada perbedaannya yaitu proses pembelajaran membaca dengan metode
global tidak disertai dengan proses sintetis sedangkan SAS menuntut proses
analisis dan proses sintesis. Hal ini yang menyebabkan metode SAS
(Struktural Analitik dan Sintetik) sangat cocok diterapkan dalam mengajar
membaca dan menulis permulaan yang mengandung proses analisis dan
proses sintesis.
Berdasarkan pendapat ahli dapat disimpulkan Metode SAS (Struktur
Analisis Sintetik) dapat merangsang anak didik untuk melibatkan diri
secara aktif, karena anak didik selain mendengarkan, melafalkan dan mecatat,
juga mempergunakan alat peraga. Selain itu pola pengajaran metode SAS
(Struktur Analisis Sintetik) dilakukan secara terstruktur sehingga
memudahkan anak dalam menangkap pembelajaran.
Beberapa alasan yang mendasari metode SAS yaitu sebagai berikut:
pada dasarnya bahasa itu ucapan bukan tulisan, unsur bahasa terkecil yang
bermakna merupakan kalimat, setiap bahasa memiliki struktur yang berbeda
dengan bahasa lain, pada waktu mulai bersekolah, setiap anak telah menguasai
struktur bahasa ibunya, bahasa ibu dikuasai siswa tanpa kesadaran tentang
aturan-aturan dalam bahasa tersebut, potensi dan pengalaman bahasa yang
dimiliki oleh siswa perlu dikembangkan di sekolah, melalui pendidikan di
sekolah siswa dilatih mencari dan memecahkan masalah, setiap siswa pada
27
dasarnya memiliki rasa ingin tahu, sehingga ia ingin mengupas maupun
membongkar sesuatu. Berdasarkan uraian tersebut, metode SAS erat kaitannya
dengan perkembangan bahasa.
Metode SAS merupakan perpaduan dari metode linguistik dan metode
fonik. Namun, dalam metode SAS yang dianalisis adalah kalimat yang terdiri
dari beberapa kata. Metode SAS memiliki dasar filsafat bahwa pandangan
anak biasanya global baru ke bagian-bagian. Metode SAS terdiri dari proses
struktural yang menampilkan keseluruhan, proses analitik yakni proses
penguraian kalimat hingga menjadi huruf, proses sintetik yakni proses
penggabungan huruf hingga menjadi kalimat utuh.
ini buku budi
ini-buku-budi
i-ni bu-ku bu-di
i-n-i b-u-k-u b-u-d-i
i-ni bu-di bu-di
ini-buku-budi
ini buku budi
b. Landasan Struktural Analitik dan Sintetik (SAS)
Menurut Larasinta (2018: 15-16) Pengembangan metode SAS dilandasi
oleh filsafat strukturalisme, psikologi gestalt, landasan pedagogik dan
landasan kebahasaan.
1) Landasan filsafat strukturalisme
Filsafat strukturalisme merupakan bahwa segala sesuatu yang ada
di dunia merupakan suatu yang struktur yang terdiri atas berbagai
28
komponen yang terorganisasikan secara teratur. Setiap komponen terdiri
atas bagian yang lebih kecil, yang satu dengan yang lain saling berkaitan
karena merupakan suatu sistem yang berstruktur, bahasa sesuai dengan
pendangan dan prinsip strukturalisme.
2) Landasan psikologi
Gestalt Psikologi Gestalt merumuskan bahwa menulis mengenal
sesuatu di luar dirinya melalui bentuk keseluruhan (totalitas).
Penganggapan manusia terhadap sesuatu yang berada di luar dirinya
mula-mula secara global, kemudian mengenali bagian-bagiannya. Makin
sering seseorang mengamati suatu bentuk, makin tampak pula dengan
jelas bagian-bagiannya. Penyadaran manusia atas bagianbagian dari
totalitas bentuk itu merupakan proses analisis sintesis. Jadi, proses
analisis sintesis dalam diri manusia adalah proses yang wajar karena
manusia memiliki sifat melik (ingin tahu).
3) Landasan pedagogik
a) Mendidik adalah membantu siswa untuk mengembangkan potensi
yang ada dalam dirinya serta pengalamannya. Dalam pembelajaran
siswa, guru harus mampu membimbing siswa untuk mengembangkan
kedua potensi itu, khususnya dalam aspek bahasa dan kebahasaan.
b) Membimbing siswa untuk menemukan jawaban dalam memecahkan
masalah. Hal ini sejalan dengan prinsip metode SAS yang
mengemukakan bahwa mendidik pada dasarnya mengorganisasikan
potensi dan pengalaman siswa.
29
4) Landasan linguistik
Secara totalitas, bahasa adalah tuturan dan bukan tulisan. Fungsi
bahasa adalah alat komunikasi maka selayaknya bila bahasa ini
membentuk percakapan. Bahasa Indonesia mempunyai struktur tersendiri.
Unsur bahasa dalam metode ini adalah kalimat. Karena sebagian besar
penutur bahasa adalah penutur dua bahasa yaitu bahasa ibu dan bahasa
Indonesia, penggunaan metode SAS dalam membaca dan menulis
permulaan sangat tepat digunakan. Pembelajaran yang dianjurkan adalah
analisis secara narrative artinya siswa diajak untuk membedakan
penggunaan bahasa yang salah dengan yang benar, serta membedakan
penggunaan bahasa baku dan bahasa tidak baku
c. Prinsip SAS (Struktural Analitik Sintetik)
Metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) cocok untuk mendukung
pembelajaran membaca permulaan karena menganut prinsip-prinsip ilmu
bahasa umum dan berdasarkan pengalaman bahasa anak. Ada beberapa prinsip
dalam metode SAS (Struktural Analitik dan Sintetik). Pengajaran selalu
dimulai dengan menunjukkan struktur kalimat secara utuh dan lengkap.
Menurut Hairuddin, dkk. (2007:232) prinsip-prinsip pengajaran dengan
menggunakan metode SAS (Struktural Analitik dan Sintetik) antara lain :
1) Kalimat merupakan unsur bahasa terkecil sehingga pengajaran dengan
menggunakan metode SAS harus dimulai dengan menampilkan kalimat
secara utuh dan lengkap berupa pola-pola kalimat dasar.
2) Struktur kalimat yang ditampilkan harus menimbilkan konsep yang jelas
dalam pemikiran murid.
3) Adakan analisis terhadap struktur kalimat tersebut untuk unsur-unsur
struktur kalimat yang ditampilkan.
4) Unsur-unsur yang ditemukan tersebut kemudian dikembalikan pada
bentuk semula (sintetis).
30
5) Struktur yang dipelajari hendaknya merupakan pengalaman bahasa murid
sehingga mereka mudah memahami serta mampu menggunakannya dalam
berbagai situasi.
d. Tahapan Metode SAS (Struktural Analitik dan Sintetik)
Menurut Larasinta (2018:17) dalam penerapannya, metode SAS
menempuh langkah-langkah sebagai berikut:
1) Guru bercerita atau tanya jawab dengan murid disertai gambar (gambar
sebuah keluarga).
2) Membaca beberapa gambar, misalnya gambar ibu, ayah, nana dsb.
3) Membaca beberapa kalimat dengan gambar, misalnya di bawah ini
gambar seorang ibu terdapat bacaan “ ini mama mami”.
4) Setelah hafal, dilanjutkan membaca tanpa bantuan gambar, misalnya: ini
mama noni, ini nana.
5) Menganalisis sebuah kalimat menjadi kata, suku kata, dan huruf
kemudian mensinteskannya kembali menjadi kalimat.
Metode SAS (Struktur Analitik Sintetik) dilaksanakan dalam dua
periode, yaitu periode tanpa buku dan periode dengan buku Sabarti
Akhadiah,dkk. (dalam Hadhiyanti, 2016:34-38) Adapun pembagian
periodenya sebagai berikut:
Periode membaca permulaan tanpa buku pada periode ini pengajaran
membaca permulaan guru menggunakan media pembelajaran kecuali buku.
Periode ini berlangsung dengan urutan sebagai berikut:
1) Merekam bahasa anak. Pada hari-hari pertama guru mencatat kalimat-
kalimat yang diucapkan oleh anak. Kalimat-kalimat tersebut yang akan
dijadikan pola dasar untuk pengajaran membaca permulaan
2) Bercerita dengan gambar. Guru dapat memanfaatkan gambar-gambar
yang tertempel di dinding-dinding kelas, atau guru dapat menggunakan
kartu gambar. Melalui pertanyaan-pertanyaan pancingan dari guru, anak
dapat mengemukakan kalimat dengan bercerita tentang gambar yang
31
ditampilkan satu persatu. Gambar-gambar tersebut lalu dapat ditempelkan
disebuah papan atau sterofom dalam urutan yang sesuai sehingga dapat
dirangkaikan menjadi cerita sederhana.
3) Membaca gambar
Pada tahap ini guru dapat menunjukan sebuah gambar kepada anak, lalu
anak akan mendeskripsikan gambar tersebut. Kemudian guru atau anak
menempelkan kalimat yang telah disebutkan oleh anak.
4) Membaca gambar dengan kartu kalimat
Kartu kalimat yang disertakan pada gambar yang dibaca anak, akan
menarik perhatian anak. Mereka akan memperhatikan gambar dan
tulisannya, anak pun akan memahami jika secara keseluruhan kalimat
pada setiap gambar berbeda-beda.
5) Proses struktural
Pada proses ini guru akan memandu anak membaca kalimat yang berada
pada gambar-gambar yang dihilangkan. Anak memulai membaca kalimat
secara struktural atau secara global. Untuk memastikan anak dapat
membaca tanpa menebak, guru dapat mengubah urutan letak kalimat.
6) Proses analitik
Jika proses struktural berjalan dengan baik, maka siswa akan mendengar
dan melihat adanya perbedaan kelompok-kelompok yang diucapkan atau
dibacanya. Pada proses selanjutnya yaitu proses analitik, pada proses ini
anak akan menguraikan kalimat menjadi kata lalu diuraikan menjadi suku
kata dan diuraikan menjadi huruf. Melalui proses ini, anak diharapkan
akan mampu mengenali huruf-huruf dalam kalimat.
32
7) Proses sintetik
Pada proses ini siswa akan menggabungkan kembali huruf-huruf yang
terpisah menjadi kata-kata dan akhirnya menjadi kalimat.
Periode membaca permulaan dengan buku. Buku-buku tersebut memuat
kalimat-kalimat dan huruf-huruf yang sudah dipelajari pada periode tanpa
buku. Kegiatan membaca dengan buku bertujuan untuk melancarkan dan
memantapkan siswa dalam membaca. Jadi, buku pertama bertujuan untuk
memperlancar anak dalam membaca. Tujuan lain yaitu membiasakan anak
membaca tulisan berukuran kecil, sebab saat pada periode tanpa buku
mereka berlatih mebaca dengan huruf berukuran besar. Berdasarkan tahap
pelaksanan metode SAS tersebut, didalam penelitian ini dilakukan
modifikasi sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan siswa, modifikasi
tersebut yaitu sebagai berikut:
1) Memperkenalkan gambar beserta teks bacaan yang akan dipelajari
kepada siswa.
2) Siswa diminta untuk menceritakan gambar yang dilihatnya, guru atau
siswa menempelkan kartu kalimat.
3) Guru memandu siswa untuk membaca kalimat yang berada pada gambar
yang dihilangkan.
4) Siswa diminta untuk mengelompokkan kata yang terdapat dalam
kalimat, setelah kata dikelompokkan siswa membaca setiap kata yang
telah dikelompokkannya.
5) Siswa diminta untuk menguraikan setiap kata menjadi suku kata, setelah
kata yang diuraikan menjadi suku kata siswa akan membacanya.
33
6) Siswa diminta untuk menguraikan setiap suku kata menjadi huruf, lalu
siswa akan menyebutkan setiap huruf yang telah diuraikan.
7) Setelah siswa memahami pengelompokkan tersebut, maka siswa akan
menyusun huruf menjadi kata sesuai dengan teks awal.
8) Setelah semua kata tersusun, maka siswa akan menyusun kata tersebut
menjadi sebuah kalimat.
Langkah di atas secara fungsional dalam pelaksanaan pembelajaran
dilakukan pengulangan sebagai penguatan dalam pembelajaran.
e. Kelebihan Metode SAS (Struktural Analitik Sintetik)
Metode SAS (Struktur Analitik Sintetik) memiliki beberapa kelebihan
yakni sesuai untuk siswa yang memiliki kemampuan menganalisis yang
cukup, selain itu metode ini dapat sebagai landasan berfikir analisis. Metode
SAS ini didasarkan pada pengamatan asumsi siswa mulai dari keseluruhan
(gestalt) dan kemudian kebagian-bagian Mulyono Abdurrahman (dalam
Hadhiyanti, 2016:39).Metode ini pun dapat mengembangkan pengamatan dan
pemahaman siswa terkait perbedaan huruf dengan kata, dan kata dengan
kalimat.
Menurut Nisa (2018:89) kelebihan metode SAS (Struktural Analitik
Sintetik) antara lain :
1) Memenuhi tuntutan jiwa peserta didik yang memiliki sifat melik (ingin
tahu) terhadap sesuatu dan segala sesuatu yang ada diluar dirinya.
2) Menyajikan bahan pelajaran yang sesuai dengan perkembangan dan
pengalaman bahasa peserta didik yang selaras dengan situasi
lingkungannya.
3) Menuntun peserta didik untuk berpikir analitis dengan cara
membiasakannya ke arah pendekatan:
a) Bahasa adalah sebuah struktur
b) Struktur terorganisasikan atas unsur-unsur secara teratur
34
c) Kehidupan merupakan struktur yang terdiri atas bagianbagian yang
tersusun secara teratur
4) Dengan langkah-langkah yang diatur sedemikian rupa, peserta didik dapat
lebih mudah mengikuti prosedur pembelajaran dan dengan cepat dapat
menguasai keterampilan membaca pada kesempatan berikutnya.
5) Berdasarkan landasan linguistic, metode ini menolong peserta didik untuk
menguasai bacaan dengan lancar.
6) Metode ini sesuai dengan prinsip inkuiri (menemukan sendiri). anak
mengenal dan memahami sesuatu berdasarkan hasil temuannya sendiri.
Selain memiliki kelebihan pasti ada kekurangan dalam menerapkan
metode SAS yaitu:
1) Anak cenderung menghafal bacaan tanpa melihat detail bacaan tersebut
dalam bentuk kata atau huruf.
2) Penggunaan metode SAS mempunyai kesan bahwa guru harus kreatif dan
terampil serta sabar. Tuntutan semacam ini dipandang sangat sukar untuk
kondisi guru dewasa ini.
3) Banyak sarana yang harus dipersiapkan untuk pelaksanaan metode ini,
yang bagi sekolah-sekolah tertentu dirasakan sangat sukar.
4) Metode SAS hanya dapat dikembangkan pada masyarakat pembelajar di
kota-kota dan tidak di perdesaan.
5) Karena agak sukar menganjurkan para pengajar untuk menggunakan
metode SAS ini, di berbagai tempat metode ini tidak dilaksanakan.
Penerapan metode SAS memiliki Kelebihan, guru lebih kreatif dan
berkreasi dalam mengajarkan suatu pelajaran yang disesuaikan dengan
perkembangan dan pengalaman yang dimiliki peserta didik, memudahkan
peserta didik menguasai bacaan dengan lancar sehingga peserta didik
memiliki kemampuan membaca dalam berbagai bidang studi. Sedangkan
kekurangannya banyak persiapan yang harus disediakan guru di setiap
pertemuan pelajaran.
35
5. Media Pembelajaran
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong
upaya-upaya pembaruan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam
proses belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang
dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat
tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang-
kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan efisien yang meskipun
sederhana dan bersahaja, tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai
tujuan pengajaran yang diharapkan. Di samping mampu menggunakan alat-
alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan
keterampilan menggunakan media pembelajaran yang akan digunakannya
apabila media tersebut belum tersedia.
Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang
cukup tentang media pembelajaran, yang meliputi Hamalik (Arsyad ; 2017: 2)
media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar
mangajar; fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan; seluk-
beluk proses belajar ;hubungan antara metode mengajar dan media
pendidikan; nilai atau manfaat media pendidikan dalam pengajaran; pemilihan
dan penggunaan media pendidikan; berbagai jenis alat dan teknik media
pendidikan; usaha inovasi dalam media pendidikan.
Dengan demikian,dapat disimpulkan bahwa media adalah bagian yang
tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan
pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada
khususnya.
36
a. Pengertian Media Pembelajaran
Media pembelajaran merupakan aspek yang penting dalam proses
pembelajaran selain metode atau pendekatan yang digunakan oleh pendidik.
Bahkan dapat dikatakan bahwa media akan menunjang pilihan metode atau
pendekatan yang telah didesain oleh guru dalam skenario pembelajarannya.
Menurut Arsyad (2017:3) kata media berasal dari bahasa Latin medius
yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’ . Dalam
bahasa Arab, media adalah perantara ( وسائل ) atau pengantar pesan dari
pengirim kepada penerima pesan. Gerlach & Ely (Arsyad ; 2017: 3)
mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia,
materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu
memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini,
guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih
khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan
sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap,
memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.
Menurut Kurniawan (2014:177) media pembelajaran yaitu penyaluran
pesan-pesan pembelajaran sehingga pesan atau materi pembelajaran tersebut
mampu merangsang pikiran, perhatian, perasaan dan minat siswa sehingga
terjadi proses belajar pada siswa secara lebih efektif.
Menurut Samad dan Maryati Z (2017: 9) bahwa media pembelajaran
adalah segala sesuatu yang digunakan atau disediakan oleh guru dimana
penggunaannya diintegrasikan kedalam tujuan dan isi pembelajaran, sehingga
dapat membantu meningkatkan kualitas kegiatan pembelajaran serta mencapai
37
kompetensi pembelajarannya. Selain itu, media dalam pembelajaran adalah
segala bentuk alat komunikasi yang dapat digunakan untuk menyampaikan
pesan/informasi dari sumber kepada anak didik yang bertujuan agar dapat
merangsang pikiran, perasaan, minat dan perhatian anak didik mengikuti
kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa media merupakan
suatu alat, sarana dan perantara untuk menyampaikan sebuah pesan atau
informasi dalam proses pembelajaran dengan tujuan untuk mencapai tujuan
yang diinginkan sesuai dengan karakteristik tujuan dan meteri pelajaran
sehingga tercipta keadaan belajar yang efektif guna mencapai kompetensi
dasar yang diinginkan.
b. Prinsip Pemilihan Media Pembelajaran
Kemunculan media mempunyai arti yang sangat penting. Karena
dalam pembelajaran di sekolah, ketidak jelasan bahan ajar yang disampaikan
oleh guru dapat dibantu dengan menggunakan media sebagai perantara atau
alat bantu. Alat bantu media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru
ucapkan melalui kata-kata atau kalimat. Dengan kehadiran media sangat
berpengaruh dengan keabstrakan bahan ajar yang dapat dikonkretkan dengan
media. Namun perlu di ingat, bahwa peranan media tidak akan terlihat bila
penggunanya tidak sejalan dengan isi dan tujuan pengajaran yang telah
dirumuskan. Oleh sebab itu, tujuan pengajaran dijadikan sebagai pangkal
acuan untuk menggunakan media Djamarah dan Zain (2013:121)
Menurut Arsyad (2017:70-71) pemilihan media sebaiknya
mempertimbangkan: kemampuan mengakomodasikan penyajian stimulus
38
yang tepat (visual dan/ atau audio) ; kemampuan mengakomodasi respons
siswa yang tepat (tertulis, audio, dan/atau kegiatan fisik) ; kemampuan
mengakomodasikan umpan balik ; pemilihan media utama dan media
sekunder untuk penyajian informasi atau stumulus dan untuk latihan dan tes
(sebaiknya latihan dan tes menggunakan media yang sama). Misalnya, untuk
tujuan belajar yang melibatkan penghapalan.
Dalam memilih media untuk kepentingan pengajaran sebaiknya
memperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut: Arief S.Sadiman dkk
(Utaminingrum; 2015:21):(a) ketersediaan sumber setempat,artinya bila media
yang bersangkutan tidak terdapat pada sumber-sumber yang ada, harus dibeli
atau dibuat sendiri, (b) apakah untuk membeli atau memproduksi sendiri
tersebut ada dana, tenaga, dan fasilitasnya, (c) faktor yang menyangkut
keluwesan, kepraktisan dan ketahanan media yang bersangkutan untuk waktu
yang lama artinya media dapat digunakan dimanapun dengan peralatan
yang ada disekitarnya dan kapan pun serta mudah dijinjing dan dipindahkan,
dan (d) evektivitas biayanya dalam jangka waktu yang panjang.
Menurut Samad dan Maryati Z (2017:20) bahwa ada beberapa prinsip
yang perlu dipertimbangkan oleh pengajar dalam memilih dan menggunakan
media pembelajaran, yaitu:
1) Tidak ada satu media yang paling unggul untuk semua tujuan. Satu media
hanya cocok untuk tujuan pembelajaran tertentu, tetapi mungkin tidak
ocok untuk yang lain
2) Media adalah bagian integral dari proses pembelajaran. Hal ini berarti
bahwa media bukan hanyasekedar alat bantu mengajar pengajar saja,
tetapi merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dari proses
pembelajaran
3) Media apapun yang hendak digunakan, sasaran akhirnya adalah untuk
memudahkan belajar siswa. Kemudahan belajar siswa haruslah dijadikan
acuan utama pemilihan dan penggunaan suaru media
39
4) Penggunaan berbagai media dalam satu kegiatan pembelajaran bukan
hanya sekedar selingan/pengisi waktu atau hiburan, melainkan
mempunyai tujuan yang menyatu dengan pembelajaran yang sedang
berlangsung
5) Pemilihan media hendaknya obyektif didasarkan pada tujuan
pembelajaran, tidak didasarkan pada kesenangan pribadi
6) Penggunaan beberapa media sekaligus akan dapat membingungkan siswa.
Penggunaan multimedia tidak berarti menggunakan media yang banyak
sekaligus tetapi media tertentu dipilih untuk tujuan tertentu dan media
yang lain untuk tujuan yang lain pula
7) Kebaikan dan keburukan media tidak tergantung pada kekonkritan dan
keabstrakannya. Media yang konkrit wujudnya, mungkin sukar untuk
dipaham karena rumitnya, tetapi media yang abstrak dapat pula
memberikan pengertian yang tepat.
Prinsip-prinsip penggunaan media pembelajaran harus sesuai dengan
tujuan dan materi pembelajaran. Media pembelajaran dipandang sebagai
sumber belajar yang digunakan untuk memecahkan masalah dalam proses
pembelajaran.
c. Manfaat Media Pembelajaran
Sudjana&Rivai (Arsyad; 2017:28) mengemukakan manfaat media
pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu :
1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar;
2) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih
dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai
tujuan pembelajaran;
3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi
verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan
dan guru tidak kehabisan tenaga apalagi kalau guru mengajar pada setiap
jam pelajaran;
4) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,
melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.
Encyclopedia of Educational Research (Arsyad;2017:28-29)
merincikan manfaat media sebagai berikut :
1) Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir, oleh karena itu
mengurangi verbalisme.
40
2) Memperbesar perhatian siswa
3) Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh
karena itu membuat pelajaran lebih mantap.
4) Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan
berusaha sendiri di kalangan siswa.
5) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu, terutama melalui
gambar hidup ;
6) Membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan
kemampuan berbahasa.
7) Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain, dan
membantu efisienisi dan keragaman yang lebih banyak dalam belajar.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan manfaat media pembelajaran
dalam proses belajar mengajar adalah dapat memperjelas penyajian pesan dan
informasi dari guru kepada siswa sehingga dapat memperlancar proses
pembelajaran; dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga
dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara
siswa dan lingkungannya; dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan
waktu serta dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang
peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka.
d. Fungsi Media Pembelajaran
Hamalik (Arsyad;2017:19) mengemukakan bahwa pemakaian media
pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan
dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan
belajar, dan bahkan membawa pengaru-pengaruh psikologis terhadap siswa.
Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga
dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajian data dengan
menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan
informasi.
41
Levie&Lentz (Arsyad; 2017: 20) mengemukakan empat fungsi media
pembelajaran, khususnya media visual, yaitu
1) fungsi atensi, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk
berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual
yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.
2) fungsi afektif, media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa
ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau
lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa, misalnya
infromasi yang menyangkut masalah sosial atau ras
3) fungsi kognitif, media visual telihat dari temuan-temuan penelitian yang
mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar
pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat infromasi atau pesan
yang terkandung dalam gambar dan
4) fungsi kompensatoris, media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian
bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks
membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan
informasi dalam teks dan mengingatnya kembali. Dengan kata lain, media
pembelajaran berfungsi untuk mengakomodasikan siswa yang lemah dan
lambat menerima serta memahami isi pelajaran yang disajikan dengan
teks atau disajikan secara verbal.
e. Tujuan Media Pembelajaran
Pribadi (2017: 23) tujuan pemanfaatan media, baik untuk keperluan
individu maupun kelompok, secara umum mempunyai beberapa tujuan, yaitu ;
42
(1) memperoleh informasi dan pengetahuan; (2) mendukung aktivitas
pembelajaran; dan (3) sarana persuasi dan motivasi.
Media pembelajaran, pada umumnya memuat informasi dan
pengetahuan, dapat digunakan sebagai sarana untuk mempelajari pengetahuan
dan keterampilan tertentu. Setiap jenis media mempunyai kekhasan tersendiri
untuk digunakan dalam proses belajar. Media gambar berperan dapat
mengurangi terjadinya kesalahan interpretasi dalam mempelajari informasi
dan pengetahuan yang bersifat abstrak.
f. Jenis-jenis media pembelajaran
Bentuk dan jenis media pembelajaran sangat beragam. Dari berbagai
aneka ragam media tersebut maka dapat dijumpai berbagai macam klasifikasi
jenis media pembelajaran. Menurut Nana Sudjana & Ahmad Rifai
(Utaminingrum; 2015 :23-24) ada beberapa jenis media pembelajaran yang
biasa digunakan dalam proses pengajaran, yaitu: (1) media grafis seperti
gambar, foto, grafik, bagan atau diagram, poster, kartun, komik, dan lain-lain.
Media grafis juga sering disebut media dua dimensi karena media ini
mempunyai ukuran panjang dan lebar; (2) media tiga dimensi, yaitu dalam
bentuk model seperti model padat (solid model), model penampang, model
susun, model kerja, mock up, diorama, dan lain-lain; (3) media proyeksi
seperti slide, film strips, film, penggunaan OHP dengan transparasi, dan lain-
lain; dan (4) lingkungan, yaitu segala sesuatu yang ada disekitar siswa, pasar,
kebun, pedagang, perilaku guru, hewan dan lain-lain.
Pengelompokkan berbagai jenis media apabila dilihat dari segi
perkembangan teknologi oleh Seels&Glasgow (Arsyad; 2017: 35) dibagi ke
43
dalam dua kategori luas, yaitu pilihan media tradisional dan pilihan media
teknologi mutakhir.
1) Pilihan Media Tradisional
a) Visual diam yang diproyeksikan antara lain : proyeksi opaque (tak-
tembus pandang), proyeksi overhead, slides, filmstrips.
b) Visual yang diproyeksikan antara lain : gambar, poster, foto, charts,
grafik, diagram, pameran, papan info, papan-bulu.
c) Audio antara lain : rekaman piringan, pita kaset, reel, cartridge
d) Penyajian Multimedia antara lain: slide plus suara (tape), multi-image
e) Visual dinamis yang proyeksikan antara lain : film, televisi, video.
f) Cetak antara lain : buku teks, modul, teks terprogram, workbook,
majalah ilmiah, berkala, lembaran lepas (hand-out)
g) Permainan antara lain teka-teki, simulasi, permainan papan
h) Realia antara lain : model,specimen (contoh), manipulatif
(peta,boneka)
2) Pilihan Media Teknologi Mutakhir
a) Media berbasis telekomunikasi antara lain: telekonferen dan kuliah
jarak jauh
b) Media berbasis mikroprosesor antara lain: computer-assisted
instruction, interaktif, hypermedia, compact (video) disc.
g. Macam-macam Media Pembelajaran
Menurut Kurniawan (2014: 180) terdapat beberapa macam media
pembelajaran yaitu:
1) Media audio adalah media penyampaian dan penyajian materi
pembelajaran dalam bentuk suara. Termasuk kategori ini diantaranya
radio, rekaman kaset dan sebagainya
2) Media visual yaitu media penyampaian dan penyajian materi berupa
gambar yang bisa diamati oleh mata. Ada banyak ragam media visual,
mulai dari grafis sederhana sampai pada penggunaan teknologi tinggi
berbasis computer. Mulai dari media dua dimensi tidak bergerak hingga
gambar bergerak
44
3) Media audiovisual, yaitu media yang menyajikan pesan pembelajaran
gabungan unsure audio dan visual. Baik yang bergerak maupun tidak
bergerak, ada yang diproyeksikan juga ada yang tidak diproyeksikan.
Menurut Susanto (2016:316) media pembelajaran dapat diklasifikasikan
menjadi:
1) Media yang mampu menyajikan informasi (media penyaji). Yang
termasuk pada media penyaji diantaranya: grafis, bahan cetak dan gambar
diam (kelompok satu), media proyeksi diam seperti film bingkai (slides),
film rangkai dan transfaransi (kelompok dua), media audio (kelompok
tiga), audio ditambah media visual diam (kelompok empat), gambar hidup
(film) termasuk pada kelompok lima, kelompok enam televisi dan
kelompok tujuh yaitu multimedia.
2) Media yang mengandung informasi (media objek). Yang termasuk pada
media objek adalah benda tiga dimensi yang mengandung informasi, tidak
dalam bentuk penyajian tetapi melalui ciri fisiknya seperti ukurannya,
beratnya, bentuknya, susunannya, warnanya, fungsinya dan sebagainya.
3) Media yang memungkinkan untuk berinteraksi (media interaktif). Yang
termasuk pada media interaktif yaitu yang mempunyai karakteristik
terpenting ialah bahwa siswa tidak hanya memperhatikan penyajian atau
objek, tetapi dipaksa untuk berintekasi selama mengikuti pelajaran.
h. Media Kartu Kata
Kartu kata adalah kartu yang berisi sebuah kata yang dapat
menghasilkan sebuah kalimat. Dari kartu kata dapat disusun menjadi kalimat
45
baru dengan beberapa kartu kata, selain itu dari kata tersebut dapat dipisah-
pisah menurut suku-suku kata, kemudian diuraikan lagi menjadi huruf-huruf.
Media kartu adalah media pembelajaran berupa kartu yang dapat
menyajikan pesan serta perangsang peserta didik untuk belajar. Media
pengajaran dapat mempertinggi proses pembelajaran.
Media kartu kata ini bertujuan agar siswa lebih tertarik untuk
membaca, karena dalam media kartu kata ini tersedia beberapa macam warna
untuk menarik perhatian siswa. Selain itu media kartu kata ini sesuai dengen
pembelajaran membaca permulaan.
Kartu kata bagian dari media yang digunakan sebagai alat
peraga untuk pembelajaran, kartu kata ini memudahkan siswa untuk
belajar membaca tahap awal. Kartu kata merupakan salah satu jenis media
dalam proses pembelajaran membaca. Menurut Rahmat & Heryani
(2014:106) “Kartu kata termasuk jenis media grafis atau media dua dimensi,
yaitu media yang mempunyai ukuran panjang dan lebar. Kartu kata
dibuat secara sederhana dengan jenis dua dimensi yang dapat diukur
baik panjang maupun lebarnya, dapat dikreasikan sesuai kreativitas
guru agar kartu kata terlihat menarik.” Oleh karena itu, penggunaan
media kartu kata dapat meningkatkan kreativitas guru dalam mendesain
kartu sekreatif mungkin. Di samping itu, untuk meningkatkan kreativitas
siswa, kartu kata yang polos dapat digambar dan diwarnai oleh siswa sesuai
dengan keinginannya
Fungsi media kartu kata secara umum adalah sebagai berikut: alat
bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif; bagian integral
46
dari keselutuhan situasi mengajar; meletakkan dasar-dasar yang konkret dan
konsep yang abstrak sehingga dapat mengurangi pemahaman yang bersifat
verbalisme; membangkitkan motivasi belajar peserta didik; mempertinggi
mutu belajar mengajar (Sadiman 2010:17).
Fungsi kartu kata selain efektif juga menumbuhkan motivasi belajar
peserta didik dalam membaca,karena dengan adanya kartu kata siswa akan
mudah memahami bacaan yang ada di kartu kata. Hal yang perlu diketahui
bahwa kartu kata merupakan suatu media pembelajaran yang digunakan untuk
proses pembelajaran dalam mengajarkan siswa membaca. Media kartu kata
yang digunakan dalam penelitian ini adalah kartu yang terbuat dari kertas
duplex yang dipotong dengan ukuran tertentu berbentuk persegi dengan
berisikan tulisan huruf-huruf abjad yang tersusun membentuk kata yang
mempunyai makna atau maksud. Kata dalam kartu kata bisa berarti kata
benda, kata sifat dan kata kerja.
Adapun manfaat dalam penggunaan media kartu kata dalam
penelitian ini yaitu diharapkan siswa dapat lebih semangat siswa dalam
meningkatkan kemampuan membaca permulaan. Begitu pun bagi
pendidik diharapkan dapat memberikan pengalaman baru dalam
kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media kartu kata sehingga
meningkatkan profesionalisme guru.
Media kartu kata mempunyai kelebihan antara lain : anak mudah
mengenal huruf, suku kata, kata, dan kalimat; dapat mengenalkan warna-
warna; mudah dalam pembuatan atau membeli; berwarna-warni sehingga
warna kartu kata bisa disesuaikan, (mudah digunakan, baik untuk kelompok
47
maupun individu). Sedangkan kekurangan dari kartu kata adalah : ukurannya
sangat terbatas untuk kelompok besar dalam satu kelas ; hanya menekankan
pada persepsi indera penglihatan mata.
B. Kerangka Pikir
Kurikulum 2013 tak lepas dari pembelajaran bahasa Indonesia.
Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar diarahkan untuk
meningkatkan kemampuan siswa berkomunikasi baik secara lisan maupun
tulisan. Pembelajaran bahasa Indonesia, terutama di sekolah dasar tidak akan
terlepas dari empat kemampuan berbahasa. Ada empat aspek kemampuan
berbahasa yaitu menyimak, menulis, membaca dan berbicara.
Salah satu aspek kemampuan berbahasa adalah membaca. Membaca
sangat berperan penting untuk mencapai kesuksesan dalam belajar siswa
sekolah dasar. Kegiatan pembelajaran di kelas tidak dapat dilepaskan dari
kemampuan siswa dalam membaca. Pada dasarnya kemampuan membaca
menjadi suatu kebutuhan yang harus dipenuhi. Sehingga kemampuan
membaca harus dilatih sejak dini. Namun pada kenyataannya kemampuan
membaca siswa di kelas rendah masih sangat minim. Fakta tersebut terungkap
pada saat proses magang III di SD Inpres Andi Tonro. Terdapat beberapa
siswa yang memiliki kemampuan membaca rendah bahkan ada siswa yang
tidak bisa membaca. Kemampuan membaca terbagi menjadi dua yaitu
kemampuan membaca permulaan dan kemampuan membaca pemahaman.
Salah satu kemampuan membaca yaitu membaca permulaan. Kemampuan
membaca permulaan diberikan saat anak berada di kelas rendah, di sekolah
dasar. Kemampuan ini penting diberikan di awal karena dapat mendukung
48
terlaksananya proses pembelajaran, memahami bidang studi lain, dan sebagai
dasar bagi kemampuan membaca lanjut.
Sebelum dilakukan perlakuan, peneliti memberikan pretest berupa tes
membaca permulaan secara lisan oleh siswa pada kelas eksperimen maupun
kelas kontrol. Peneliti memberi teks bacaan lalu siswa membaca sesuai dengan
teks bacaan yang berikan peneliti. Lalu peneliti melakukan penilaian terhadap
kemampuan membaca permulaan siswa sesuai dengan kriteria penilaian
kemampuan membaca permulaan. Setelah itu, hasil pretest siswa kelas
eksperimen maupun kelas kontrol dianalisis untuk mengetahui kemampuan
awal membaca permulaan siswa kelas eksperimen maupun kelas kontrol.
Selanjutnya pemberian perlakuan berupa penerapan metode SAS
(Struktural Analitik Sintetik) berbantuan media kartu kata pada kelas
eksperimen dan penerapan metode abjad pada kelas kontrol. Penerapan
metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) berbantuan media kartu kata pada
kelas eksperimen bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode SAS
(Struktural Analitik Sintetik) berbantuan media kartu kata terhadap
kemampuan membaca permulaan siswa. Hal ini dikuatkan dengan adanya
penelitian yang relevan dengan penelitian ini yaitu penelitian yang dilakukan
oleh I Putu Suarmei Artana (2014) dalam e-jurnal skripsi yang berjudul
‘’Pengaruh Metode SAS berbantuan media kartu huruf terhadap kemampuan
membaca dan menulis siswa kelas II SD’’ (penelitian eksperimen pada SD
Negeri di Desa Panglatan murid kelas II Tahun Ajaran 2013/2014). Hasil
penelitian menunjukkan ada pengaruh positif Struktural Analitik dan Sintetik
(SAS) terhadap keterampilan murid menulis dan membaca permulaan
49
dibandingkan dengan metode abjad. Penelitian yang serupa dilakukan Siti
Aminah (2018) dalam e-jurnal skripsi yang berjudul "Pengaruh Metode
Sturuktur Analitik Sintetik (SAS) Pada Kemampuan Membaca Permulaan di
Kelas I di SD Muhammadiyah Kleco 1 Yogyakarta" (penelitian eksperimen
semu pada SD Muhammadiyah Kleco 1 Yogyakarta. Hasil penelitian Terdapat
pengaruh pada penerapan metode (SAS) Struktur Analitik Sintetik
dibandingkan dengan menggunakan metode konvensional biasa.
Setelah itu kedua kelas baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol
diberi posttes berupa tes membaca permulaan. Peneliti memberi teks bacaan
lalu siswa membaca sesuai dengan teks bacaan yang berikan peneliti. Lalu
peneliti melakukan penilaian kemampuan membaca permulaan siswa sesuai
dengan kriteria penilaian kemampuan membaca permulaan. Setelah itu hasil
posttest siswa kelas eksperimen maupun kelas kontrol dianalisis untuk
mengetahui kemampuan membaca permulaan setelah diberikan perlakuan.
Hasil posttest kelas eksperimen dianalisis untuk mengetahui
perbedaan kemampuan membaca permulaan kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Membandingkan perbedaan tersebut untuk mengetahui apakah
terdapat pengaruh penerapan metode SAS berbantuan media kartu kata
terhadap kemampuan membaca permulaan siswa kelas eksperimen dengan
siswa kelas kontrol yang diterapkan metode abjad. kelas. Menarik kesimpulan
apakah metode SAS berbantuan media kartu kata berpengaruh terhadap
kemampuan membaca permulaan siswa kelas I.
50
Bagan 2.1 Kerangka Pikir Penelitian
51
C. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian, dimana rumusan penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertanyaan (Sugiono, 2019: 115).
Berdasarkan deskripsi teori dan kerangka pikir di atas, dapat diambil
suatu hipotesis penelitian adalah sebagai berikut :
H0 : Tidak terdapat perbedaan antara penerapan metode Struktural
Analitik Sintetik (SAS) berbantuan media kartu kata dengan metode
abjad terhadap kemampuan membaca permulaan kelas I SD Inpres
Andi Tonro Kecamatan Tamalate Kota Makassar.
H1 : Terdapat perbedaan antara penerapan metode Struktural Analitik
Sintetik (SAS) berbantuan media kartu kata dengan metode abjad
terhadap kemampuan membaca permulaan kelas I SD Inpres Andi
Tonro Kecamatan Tamalate Kota Makassar.
Hipotesis statistik dapat dirumuskan sebagai berikut :
H0 : µ1 = µ2 µ1 = nilai posttest kelas eksperimen
H1 : µ1 ≠ µ2 µ2 = nilai posttest kelas kontrol
Keterangan :
H0 : Tidak terdapat perbedaan antara penerapan metode Struktural Analitik
Sintetik (SAS) berbantuan media kartu kata dengan metode abjad
terhadap kemampuan membaca permulaan kelas I SD Inpres Andi
Tonro Kecamatan Tamalate Kota Makassar.
H1 : Terdapat perbedaan antara penerapan metode Struktural Analitik
Sintetik (SAS) berbantuan media kartu kata dengan metode abjad
52
terhadap kemampuan membaca permulaan kelas I SD Inpres Andi
Tonro Kecamatan Tamalate Kota Makassar.
Kaidah Pengujian:
H0 diterima apabila : t hitung < t tabel
H1 diterima apabila : t hitung > t tabel
53
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan
pendekatan kuantitatif. Metode eksperimen Cresweel (Sugiono; 2019: 127)
menyatakan bahwa penelitian eksperimen digunakan apabila peneliti ingin
mengetahui pengaruh sebab dan akibat antara variabel independen dan
dependen.
2. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah quasi experimental design.
Bentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari true
experimental design, yang sulit digunakan. Quasi experimental design
digunakan pada kenyataan sulit mendapatkan kelompok kontrol yang
digunakan untuk penelitian. Karena dalam desain quasi experimental design
tidak ada kelompok yang diambil secara random.
Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa quasi
experimental design adalah jenis desain penelitian yang memiliki kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen tidak dipilih secara random. Peneliti
menggunakan desain quasi experimental design karena dalam penelitian ini
terdapat variabel-varibel dari luar yang tidak dapat dikontrol oleh peneliti.
Menurut Sugiyono (2019:136-137) quasi experimental design terdapat
dua bentuk yaitu time series design dan nonequivalent control group design.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental design
54
dengan bentuk nonequivalent control group design. Sebelum diberi perlakuan
baik kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi tes yaitu pretest, pretest yang
diberikan berupa tes kemampuan membaca permulaan secara lisan oleh siswa.
Peneliti memberikan teks bacaan lalu siswa membaca teks bacaan yang
diberikan oleh peneliti dengan maksud untuk mengetahui kemampuan
membaca permulaan sebelum perlakuan.
Kemudian setelah diberikan perlakuan pada kelas eksperimen berupa
penerapan metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) berbantuan media kartu
pada pembelajaran membaca permulaan dan kelas kontrol tanpa perlakuan
atau pembelajaran membaca permulaan seperti biasa yaitu dengan metode
abjad kemudian kedua kelas diberikan tes yaitu posttest, berupa tes
kemampuan membaca permulaan secara lisan oleh siswa. Peneliti
memberikan teks bacaan lalu siswa membaca teks bacaan yang diberikan oleh
peneliti untuk mengetahui kemampuan membaca permulaan setelah
perlakuan. Berikut merupakan gambar quasi experimental design bentuk
nonequivalent control group design Sugiyono (2019:138)
Keterangan:
O1= nilai pretest kelas yang diberi perlakuan (eksperimen)
O2= nilai posttest kelas yang diberi perlakuan (eksperimen)
O3= nilai prestest kelas yang tidak diberi perlakuan (kontrol)
55
O4= nilai posttest kelas yang tidak diberi perlakuan (kontrol)
X= perlakuan berupa penerapan metode SAS (Struktural Analitik
Sintetik) berbantuan media kartu kata.
Pretest sebelum melakukan perlakuan baik untuk kelas eksperimen
maupun kelas kontrol (O1, O3) dapat digunakan sebagai dasar dalam
menentukan perubahan. Pemberian posttest pada akhir perlakuan akan
menunjukan seberapa jauh akibat dari perlakuan. Hal ini dilakukan dengan
cara melihat perbedaan nilai (O2–O1) sedangkan pada kelas kontrol tidak
diberi perlakuan pembelajaran seperti biasa dengan metode abjad.
3. Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2019: 75) variabel penelitian adalah suatu atribut
atau sifat atau nilai dari orang, obyek, organisasi atau kegiatan yang
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah:
a. Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel
bebas dalam penelitian ini adalah penerapan metode pembelajaran SAS
(Struktural Analitik Sintetik) berbantuan media kartu kata.
b. Variabel Terikat
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dari penelitian
ini adalah kemampuan membaca permulaan siswa.
56
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiono (2019:145) populasi adalah wilayah generaliasi
yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas karakteristik tertentu
yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini seluruh siswa kelas I SD Inpres
Andi Tonro berjumlah 56 siswa.
2. Sampel
Sesuai dengan desain penelitian yang akan digunakan dalam
penelitian ini, yaitu non-equivalent control group design. Pada penelitian ini
kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random.
Sampel menurut Sugiono (2019:146) adalah bagian dari jumlah karakteristik
yang dimiliki oleh populasi. Pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan teknik sampling jenuh sehingga sampel pada penelitian ini yaitu
seluruh siswa kelas I SD Inpres Andi Tonro berjumlah 56 siswa yang terdiri
dari 28 siswa di kelas eksperimen dan 28 siswa di kelas kontrol.
C. Definisi Operasional Variabel
1. Metode Pembelajaran SAS (Struktural Analitik Sintetik Berbantuan
Media Kartu Kata).
Metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) adalah metode yang
disediakan untuk belajar membaca dan menulis permulaan di kelas permulaan
SD. Struktural menampilkan keseluruhan dan memperkenalkan kalimat yang
utuh, Analitik melakukan proses penguraian, Sintetik melakukan
penggabungan kembali kepada bentuk struktural semula.
57
Kartu kata adalah kartu yang berisi satu kata yang telah memiliki arti.
Kartu kata yang dimaksud adalah kertas tebal yang dipotong dengan ukuran
tertentu berbentuk persegi dengan berisikan tulisan huruf-huruf abjad yang
tersusun membentuk kata yang mempunyai makna atau maksud. Kata dalam
kartu kata bisa berarti kata benda, kata sifat dan kata kerja. Adanya perpaduan
metode dan media dalam proses pembelajaran maka siswa semakin
termotivasi mengikuti pembelajaran di kelas.
2. Kemampuan Membaca Permulaan
Kemampuan membaca permulaan diberikan saat anak berada di kelas
rendah, di sekolah dasar. Kemampuan ini penting diberikan di awal karena
dapat mendukung terlaksananya proses pembelajaran, memahami bidang studi
lain, dan sebagai dasar bagi kemampuan membaca lanjut. Membaca
Permulaan merupakan tahapan proses belajar membaca bagi siswa sekolah
dasar kelas awal. Siswa belajar untuk memperoleh kemampuan dan menguasai
teknik-teknik membaca dan menangkap isi bacaan dengan baik.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes.
Tes yang diberikan yaitu pretest dan posttest. Pretest dilaksanakan sebelum
penerapan metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) berbantuan media kartu
kata dalam pembelajaran membaca permulaan pada kelas eksperimen dan
tanpa perlakuan pada kelas kontrol atau pembelajaran membaca permulaan
seperti biasa menerapkan metode abjad, sedangkan posttest diberikan setelah
penerapan metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) berbantuan media kartu
kata dalam pembelajaran membaca permulaan pada kelas eksperimen dan
58
tanpa perlakuan pada kelas kontrol atau pembelajaran membaca permulaan
seperti biasa menerapkan metode abjad. Adapun kriteria penilaian berdasarkan
aspek :
1. Kecepatan menyuarakan tulisan.
2. Kewajaran lafal
3. Kewajaran intonasi
4. Kelancaran
5. Kejelasan suara
Pedoman penilaian membaca permulaan ini terdiri dari lima aspek yang
kemudian dari masing-masing aspek diberi skor. Kriteria Penilaian
Kemampuan Membaca Permulaan pada penelitian ini yaitu sebagai berikut :
Tabel 3.1 : Kriteria Penilaian Kemampuan Membaca Permulaan
Adapun kisi-kisi pemberian skor penilaian kemampuan membaca
permulaan akan dijelaskan pada lampiran 9 tabel 6
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah langkah yang paling utama dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.
No Aspek Penilaian Skor
1 Kecepatan Menyuarakan Tulisan 20
2 Kewajaran Lafal 20
3 Kewajaran Intonasi 20
4 Kelancaran 20
5 Kejelasan Suara 20
Jumlah 100
59
Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan
mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah tes. Tes
yang digunakan peneliti adalah untuk mengukur kemampuan membaca
permulaan siswa.
1. Pretest
Pretest dilakukan sebelum diberi perlakuan baik kelas eksperimen dan
kelas kontrol diberi tes yaitu pretest, pretest yang diberikan berupa tes
kemampuan membaca permulaan secara lisan oleh siswa. Peneliti
memberikan teks bacaan lalu siswa membaca teks bacaan yang diberikan oleh
peneliti. Pretest dilakukan untuk mengetahui kemampuan membaca
permulaan siswa sebelum penerapan metode SAS (Struktural Analitik
Sintetik) berbantuan media kartu kata dalam pembelajaran membaca
permulaan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol tanpa perlakuan atau
pembelajaran membaca permulaan seperti biasa yaitu dengan metode abjad.
2. Posttest
Posttest dilakukan setelah diberikan perlakuan berupa penerapan
metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) berbantuan media kartu kata dalam
pembelajaran membaca permulaan pada kelas eksperimen dan tanpa perlakuan
pada kelas kontrol atau pembelajaran membaca permulaan seperti biasa yaitu
dengan metode abjad. Posttest yang diberikan berupa tes kemampuan
membaca permulaan secara lisan oleh siswa. Peneliti memberikan teks bacaan
lalu siswa membaca teks bacaan yang diberikan oleh peneliti untuk
mengetahui kemampuan membaca permulaan setelah perlakuan.
60
F. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden
atau sumber data lain terkumpul. Teknik analisis data dalam penelitian
kuantitatif menggunakan statistik. Analisis diamati dengan mempelajari
seluruh data dari penelitian yang dilakukan untuk membuat rangkuman inti.
Langkah selanjutnya menyusun dan memeriksa keabsahan data yang telah
diperoleh dan tahap terakhir disimpulkan. Dari data yang berhasil yang
terkumpul selanjutnya dianalisis dengan menggunakan SPSS (Statistical
Package for the Social Sciences ) versi 25 for windows.
1. Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif merupakan statistik yang digunakan untuk
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan hasil
tes kemampuan membaca permulaan siswa baik pada kelas eksperimen
maupun kelas kontrol. Analisis desktriptif pada penelitian ini terbagi menjadi
dua yaitu analisis deskriptif sebelum perlakuan dan analisis deskriptif setelah
perlakuan.
Pada analisis statistik deskriptif sebelum perlakuan, data yang dianalisis
yaitu data pretest kelas eksperimen dan data pretest kelas kontrol. Pretest
yang diberikan berupa tes kemampuan membaca permulaan secara lisan oleh
siswa. Peneliti memberikan teks bacaan lalu siswa membaca teks bacaan
yang diberikan oleh peneliti. Analisis sebelum perlakuan bertujuan untuk
mengetahui kondisi sampel sebelum diberi perlakuan berupa penerapan SAS
(Struktural Analitik Sintetik) berbantuan media kartu kata dalam
pembelajaran membaca permulaan pada kelas eksperimen dan tanpa
61
perlakuan di kelas kontrol atau pembelajaran membaca permulaan seperti
biasa yaitu dengan metode abjad. Adapun hasil analisis data diolah
menggunakan SPSS 25.
Pada analisis deskriptif setelah perlakuan data yang dianalisis yaitu data
posttest kelas eksperimen dan data posttest kelas kontrol. Analisis data
setelah perlakuan bertujuan untuk mengetahui kondisi sampel setelah diberi
perlakuan yang berupa penerapan metode SAS (Struktural Analitik Sintetik)
berbantuan media kartu kata dalam pembelajaran membaca permulaan pada
kelas eksperimen dan tanpa perlakuan di kelas kontrol atau pembelajaran
membaca permulaan seperti biasa yaitu dengan metode abjad. Adapun hasil
analisis data diolah menggunakan SPSS 25.
Adapun analisis deskriptif yang dilakukan adalah mencari nilai rata-rata
(mean), standar eror,median, standar deviasi, variance, range, nilai maksimal
dan nilai minimal serta sum dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 25.
Setelah mengetahui analisis deskriptif berupa mencari nilai rata-rata
(mean), standar eror,median, standar deviasi, variance, range, nilai maksimal
dan nilai minimal serta sum dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 25.
Selanjutnya analisis perbedaan kemampuan membaca permulaan kelas
eksperimen dan kelas kontrol . Pada analisis perbedaan kemampuan membaca
permulaan kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan untuk mengetahui
pengaruh perlakuan berupa penerapan metode SAS (Struktural Analitik
Sintetik) berbantuan media kartu kata terhadap kemampuan membaca
permulaan kelas I SD Inpres Andi Tonro Kecamatan Tamalate Kota
Makassar. Adapun langkah-langkah untuk mengetahui pengaruh metode SAS
62
(Struktural Analitik Sintetik) berbantuan media kartu kata terhadap
kemampuan membaca permulaan antara lain dengan melakukan analisis data
kelas eksperimen, analisis data kelas kontrol, dan membandingkan kedua data
untuk menarik kesimpulan.
Pada analisis data kelas eksperimen akan dijelaskan hasil analisis
statistik data kelas eksperimen baik sebelum perlakuan maupun setelah
perlakuan. Analisis data kelas eksperimen dilakukan untuk mengetahui hasil
perolehan kelas eksperimen baik hasil pretest maupun hasil posttest. Setelah
mengetahui hasil pretest dan posttest kelas eksperimen kedua hasil tersebut
akan dibandingkan untuk mengetahui seberapa jauh akibat dari perlakuan.
Hal ini dilakukan dengan cara melihat perbedaan nilai O2–O1 (O1= nilai
pretest kelompok yang diberi perlakuan dan O2= nilai posttest kelompok
yang diberi perlakuan).
Pada analisis data kelas kontrol akan dijelaskan hasil analisis statistik
data kelas kontrol baik sebelum perlakuan maupun setelah perlakuan.
Analisis data kelas kontrol dilakukan untuk mengetahui hasil perolehan kelas
kontrol baik hasil pretest maupun hasil posttest. Setelah mengetahui hasil
pretest dan posttest kelas kontrol kedua hasil tersebut akan dibandingkan
untuk mengetahui kemampuan siswa sebelum dan setelah diterapkannya
metode abjad. Hal ini dilakukan dengan cara melihat perbedaan nilai O4–O3
(O3= nilai pretest kelas kontrol dan O4 = nilai posttest kelas kontrol )
Setelah melakukan analisis data kelas eksperimen dan analisis data
kelas kontrol sebelum maupun setelah perlakuan. Hasil tes kemampuan
membaca permulaan siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol akan
63
dibandingkan. Apabila hasil perbandingan tes kemampuan membaca
permulaan siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol terdapat
perbedaan maka dapat disimpulkan penerapan metode SAS (Struktural
Analitik Sintetik) berbantuan media kartu kata berpengaruh terhadap
kemampuan membaca permulaan kelas I SD Inpres Andi Tonro Kecamatan
Tamalate Kota Makassar.
2. Analisis Statistik Inferensial
Analisis statistik inferensial merupakan teknik statistik yang digunakan
untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang
diambil dalam penelitian berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji
normalitas data hasil penelitian diambil dari hasil posttest kelas eksperimen
dan hasil posttest kelas kontrol dengan menggunakan uji Kolmogorov-
Smirnov pada aplikasi SPSS versi 25 pada taraf signifikansi α = 0,05 untuk
data yang sama yaitu sebanyak 28 siswa dari kelas eksperimen dan 28 siswa
dari kelas kontrol
Kriteria pengujian normalitas dengan hasil olahan SPSS versi 25 yaitu:
1) Jika sig> 0,05 maka data berdistrubusi normal
2) Jika sig< 0,05 maka data berdistrubusi tidak normal
b. Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas variansi adalah pengujian untuk mengetahui
apakah variansi-variansi dari sejumlah populasi sama atau tidak. Uji
homogenitas pada penelitian ini menggunakan aplikasi SPSS (Statistical
64
Package for Social Science) versi 25. Adapun taraf kesalahan (taraf
siginifikan) yang digunakan adalah α = 0,05. Kaidah pengujiannya adalah
sebagai berikut :
1) Jika nilai Sig > 0,05 data homogen
2) Jika nilai Sig < 0,05 data tidak homogen
c. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat
perbedaan antara penerapan metode Struktural Analitik Sintetik (SAS)
berbantuan media kartu kata dengan metode abjad terhadap kemampuan
membaca permulaan kelas I SD Inpres Andi Tonro Kecamatan Tamalate
Kota Makassar.
Pengujian ini dilakukan dengan metode uji t sampel independent pada
program SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 25. Adapaun
taraf kesalahan (α) yang digunakan adalah 0,05. Adapun hipotesis yang
disajikan dalam penelitian ini adalah:
H0 : Tidak terdapat perbedaan antara penerapan metode Struktural
Analitik Sintetik (SAS) berbantuan media kartu kata dengan metode
abjad terhadap kemampuan membaca permulaan kelas I SD Inpres
Andi Tonro Kecamatan Tamalate Kota Makassar.
H1 : Terdapat perbedaan antara penerapan metode Struktural Analitik
Sintetik (SAS) berbantuan media kartu kata dengan metode abjad
terhadap kemampuan membaca permulaan kelas I SD Inpres Andi
Tonro Kecamatan Tamalate Kota Makassar.
65
Hipotesis statistik dapat dirumuskan sebagai berikut :
H0 : µ1 = µ2 µ1 = nilai posttest kelas eksperimen
H1 : µ1 ≠ µ2 µ2 = nilai posttest kelas kontrol
Keterangan :
H0 : Tidak terdapat perbedaan antara penerapan metode Struktural Analitik
Sintetik (SAS) berbantuan media kartu kata dengan metode abjad
terhadap kemampuan membaca permulaan kelas I SD Inpres Andi
Tonro Kecamatan Tamalate Kota Makassar.
H1 : Terdapat perbedaan antara penerapan metode Struktural Analitik
Sintetik (SAS) berbantuan media kartu kata dengan metode abjad
terhadap kemampuan membaca permulaan kelas I SD Inpres Andi
Tonro Kecamatan Tamalate Kota Makassar.
Kaidah Pengujian:
H0 diterima apabila : t hitung < t tabel
H1 diterima apabila : t hitung > t tabel
66
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen dengan desain
penelitian yang digunakan adalah quasi experimental design. Penelitian
dengan desain quasi experimental design, menggunakan dua kelas yang terdiri
dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen diberi perlakuan
berupa penerapan metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) berbantuan media
kartu kata dalam pembelajaran membaca permulaan, sedangkan kelas kontrol
tanpa perlakuan atau pembelajaran membaca permulaan seperti biasa yaitu
dengan metode abjad.
Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, terdapat tiga rumusan
masalah yang memandu penelitian ini. Rumusan masalah pertama adalah
terkait kemampuan membaca permulaan siswa kelas I SD Inpres Andi Tonro
Kecamatan Tamalate Kota Makassar sebelum diberi perlakuan dan setelah
diberi perlakuan berupa penerapan metode SAS (Struktural Analitik Sintetik)
berbantuan media kartu kata pada kelas eksperimen dan tanpa perlakuan atau
penerapan metode abjad pada kelas kontrol. Rumusan masalah kedua adalah
terkait pengaruh metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) berbantuan media
kartu kata terhadap kemampuan membaca permulaan kelas I SD Inpres Andi
Tonro Kecamatan Tamalate Kota Makassar dan rumusan masalah ketiga
adalah terkait perbedaan antara penerapan metode Struktural Analitik Sintetik
(SAS) berbantuan media kartu kata dengan metode abjad terhadap
kemampuan membaca permulaan kelas I SD Inpres Andi Tonro Kecamatan
67
Tamalate Kota Makassar. Berikut pemaparan hasil penelitian terkait setiap
rumusan masalah.
1. Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Kelas I SD Inpres Andi Tonro
Berikut ini merupakan pemaparan hasil terkait rumusan masalah
pertama yaitu kemampuan membaca permulaan siswa kelas I SD Inpres Andi
Tonro Kecamatan Tamalate Kota Makassar sebelum diberi perlakuan dan
setelah diberi perlakuan berupa penerapan metode SAS (Struktural Analitik
Sintetik) berbantuan media kartu kata pada kelas eksperimen dan tanpa
perlakuan atau penerapan metode abjad pada kelas kontrol. Pemaparan hasil
terbagi menjadi dua bagian yang dijelaskan seperti berikut ini :
a. Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Kelas I SD Inpres Andi Tonro
Sebelum Perlakuan
Kemampuan membaca permulaan siswa kelas I SD Inpres Andi Tonro
sebelum perlakuan diketahui dari hasil analisis deskriptif sebelum perlakuan,
data yang dianalisis yaitu data pretest kelas eksperimen dan data pretest kelas
kontrol. Pretest yang diberikan berupa tes kemampuan membaca permulaan
secara lisan oleh siswa. Peneliti memberikan teks bacaan lalu siswa membaca
teks bacaan yang diberikan oleh peneliti. Setelah itu, peneliti melakukan
penilaian sesuai dengan kriteria penilaian kemampuan membaca permulaan.
Nilai hasil pretest kelas eksperimen maupun kelas kontrol kemudian
dianalisis. Analisis data hasil pretest bertujuan untuk mengetahui kondisi
sampel sebelum diberi perlakuan berupa penerapan penerapan SAS (Struktural
Analitik Sintetik) berbantuan media kartu kata pada pembelajaran membaca
permulaan siswa di kelas eksperimen dan tanpa perlakuan di kelas kontrol
68
atau pembelajaran membaca permulaan seperti biasa yaitu dengan metode
abjad. Adapun hasil analisis data dengan menggunakan SPSS 25 sebagai
berikut :
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kemampuan Membaca
Permulaan Kelas Eksperimen
Output SPSS 25
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui frekuensi nilai siswa kelas
eksperimen sebelum diberi perlakuan antara lain siswa yang mendapat nilai 40
sebanyak 3 siswa, nilai 50 sebanyak 2 siswa, nilai 55 sebanyak 5 siswa, 60
sebanyak 6 siswa, 65 sebanyak 6 siswa, 70 sebanyak 3 siswa dan 75 sebanyak
3 siswa. Nilai tertinggi yang diperoleh kelas eksperimen yaitu 75 sedangkan
nilai terendah yaitu 40, dilihat dari pernyataan tersebut dapat diketahui 78,6 %
siswa dikelas eksperimen mendapat nilai di bawah KKM (KKM=70) atau
terdapat 22 siswa yang tidak berhasil mencapai nilai KKM, sedangkan 21,4 %
mendapat nilai diatas KKM atau dengan kata lain 6 siswa berhasil mencapai
nilai lebih dari sama dengan nilai KKM, dengan demikian persentase siswa
yang belum mencapai nilai KKM lebih besar daripada siswa yang mencapai
Pretest Eksperimen
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 40 3 10,7 10,7 10,7
50 2 7,1 7,1 17,9
55 5 17,9 17,9 35,7
60 6 21,4 21,4 57,1
65 6 21,4 21,4 78,6
70 3 10,7 10,7 89,3
75 3 10,7 10,7 100,0
Total 28 100,0 100,0
69
nilai KKM. Oleh karena itu, perlu adanya perbaikan untuk meningkatkan
kemampuan membaca permulaan siswa. Pernyataan di atas digambarkan
dalam bentuk grafik seperti di bawah ini :
Grafik 4.1. Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kemampuan
Membaca Permulaan Kelas Eksperimen
Output SPSS 25
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kemampuan Membaca
Permulaan Kelas Kontrol
O
B
Output SPSS 25
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui frekuensi nilai siswa kelas
kontrol sebelum diberi perlakuan antara lain siswa yang mendapat nilai 45
sebanyak 1 siswa, nilai 50 sebanyak 4 siswa, nilai 55 sebanyak 3 siswa, 60
Pretest Kontrol
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 45 1 3,6 3,6 3,6
50 4 14,3 14,3 17,9
55 3 10,7 10,7 28,6
60 5 17,9 17,9 46,4
65 5 17,9 17,9 64,3
70 5 17,9 17,9 82,1
75 5 17,9 17,9 100,0
Total 28 100,0 100,0
70
sebanyak 5 siswa, 65 sebanyak 5 siswa, 70 sebanyak 5 siswa, 75 sebanyak 5
siswa.
Nilai tertinggi yang diperoleh kelas kontrol yaitu 75 sedangkan nilai
terendah yaitu 45, dilihat dari pernyataan tersebut dapat diketahui 64,3% siswa
dikelas kontrol mendapat nilai di bawah KKM (KKM=70) atau terdapat 18
siswa yang tidak berhasil mencapai nilai KKM, sedangkan 35,7% mendapat
nilai diatas KKM atau dengan kata lain 10 siswa berhasil mencapai nilai lebih
dari sama dengan nilai KKM, dengan demikian persentase siswa yang belum
mencapai nilai KKM lebih besar daripada siswa yang mencapai nilai KKM.
Pernyataan di atas digambarkan dalam bentuk grafik seperti di bawah ini :
Grafik 4.2. Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kemampuan
Membaca Permulaan Kelas Kontrol
Output SPSS 25
Berdasarkan distribusi frekuensi hasil pretest kemampuan membaca
permulaan siswa diperoleh dari hasil nilai pretest yang diberikan pada kelas
eksperimen maupun kelas kontrol terkait kemampuan membaca permulaan
siswa, kemampuan membaca siswa di kedua masih tergolong rendah terbukti
dari perolehan nilai pretest kedua kelas. Jumlah siswa yang mendapat nilai
71
dibawah KKM (KKM=70) lebih banyak daripada jumlah siswa yang
mendapat nilai sama dengan di atas KKM
Distribusi frekuensi hasil pretest kemampuan membaca permulaan
siswa menjadi dasar untuk melakukan analisis deskriptif , setelah kedua data
tersebut dianalisis dengan analisis deskriptif menggunakan aplikasi SPSS 25.
Adapun hasil analisis deskriptif kedua data yaitu sebagai berikut :
Tabel 4.3.
Analisis Statistik Deskriptif Sebelum Perlakuan Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol
Statistics
Pretest Eksperimen Pretest Kontrol
N Valid 28 28
Missing 0 0
Mean 60,00 62,86
Std. Error of Mean 1,872 1,714
Median 60,00 65,00
Std. Deviation 9,907 9,071
Variance 98,148 82,275
Range 35 30
Minimum 40 45
Maximum 75 75
Sum 1680 1760
Output SPSS 25
Berdasarkan tabel 4.3 diketahui hasil pretest diperoleh nilai rata-rata
kelas eksperimen yaitu 60,00 dengan jumlah sampel 28 siswa sedangkan
untuk kelas kontrol diperoleh nilai rata-rata 62,86 dengan jumlah sampel 28
siswa. Nilai maksimum dari kelas eksperimen yaitu 75 begitu pula dengan
kelas kontrol nilai maksimumnya yaitu 75, sedangkan nilai minimum untuk
kedua kelas yaitu 40 untuk kelas eksperimen dan 45 untuk kelas kontrol.
Standar eror pada kelas eksperimen 1,872 sedangkan pada kelas kontrol
72
1,714. Adapun median dari kedua kelas antara lain 60,00 untuk kelas
eksperimen dan 65,00 untuk kelas kontrol. Standar deviasi yang diperoleh
dari kelas eksperimen yaitu 9,907 sedangkan kelas kontrol 9,071. Variance
kedua data antara lain 98,148 untuk kelas eksperimen dan 82,275 untuk kelas
kontrol. Range pada kelas eksperimen 35 dan kelas kontrol 30. Sum dari
kedua data adalah 1680 untuk kelas eksperimen dan 1760 untuk kelas kontrol.
Berdasarkan hasil analisis data sebelum perlakuan dapat disimpulkan
kemampuan membaca permulaan kelas eksperimen dan kelas kontrol
terbilang sama. Hal ini dibuktikan dari perolehan nilai rata-rata kelas
eksperimen dan kelas kontrol sama-sama dibawah KKM (KKM=70) yaitu
60,00 untuk kelas eksperimen dan 62,86 untuk kelas kontrol.
b. Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Kelas I SD Inpres Andi Tonro
Setelah Perlakuan.
Kemampuan membaca permulaan siswa kelas I SD Inpres Andi Tonro
setelah perlakuan diketahui dari hasil analisis deskriptif setelah perlakuan,
data yang dianalisis yaitu data posttest kelas eksperimen dan data posttest
kelas kontrol. Perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen yaitu
penerapan metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) berbantuan media kartu
kata dalam pembelajaran membaca permulaan sedangkan pada kelas kontrol
tanpa ada perlakuan atau pembelajaran membaca permulaan seperti biasa yaitu
dengan metode abjad. Setelah diberikan perlakuan pada kelas eksperimen dan
tanpa perlakuan pada kelas kontrol kedua kelas diberi posttest, posttest yang
diberikan berupa tes kemampuan membaca permulaan secara lisan oleh siswa.
Peneliti memberikan teks bacaan lalu siswa membaca teks bacaan yang
diberikan oleh peneliti. Setelah itu, peneliti melakukan penilaian sesuai
73
dengan kriteria penilaian kemampuan membaca permulaan. Nilai hasil
posttest kelas eksperimen maupun kelas kontrol kemudian dianalisis.
Analisis data hasil posttest bertujuan untuk mengetahui kondisi sampel
setelah diberi perlakuan yang berupa penerapan metode SAS (Struktural
Analitik Sintetik) berbantuan media kartu kata dalam pembelajaran membaca
permulaan pada kelas eksperimen dan tanpa perlakuan di kelas kontrol atau
pembelajaran membaca permulaan seperti biasa yaitu dengan metode abjad.
Adapun hasil analisis data dengan menggunakan SPSS 25 sebagai berikut :
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kemampuan Membaca
Permulaan Kelas Eksperimen
Output SPSS 25
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui frekuensi nilai siswa kelas
eksperimen setelah diberi perlakuan antara lain siswa yang mendapat nilai 70
sebanyak 7 siswa, nilai 75 sebanyak 5 siswa, nilai 80 sebanyak 7 siswa, 85
sebanyak 6 siswa, 90 sebanyak 2 siswa, dan 95 sebanyak 1 siswa. Nilai
tertinggi yang diperoleh kelas eksperimen yaitu 95 sedangkan nilai terendah
yaitu 70, dilihat dari pernyataan tersebut dapat diketahui 100% siswa di kelas
eksperimen berhasil mendapat nilai di atas KKM (KKM=70) atau terdapat 28
Posttest Eksperimen
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 70 7 25,0 25,0 25,0
75 5 17,9 17,9 42,9
80 7 25,0 25,0 67,9
85 6 21,4 21,4 89,3
90 2 7,1 7,1 96,4
95 1 3,6 3,6 100,0
Total 28 100,0 100,0
74
siswa berhasil mencapai nilai KKM, sedangkan 0% mendapat nilai di bawah
KKM atau dengan kata lain seluruh siswa di kelas eksperimen berhasil
mencapai nilai lebih dari sama dengan nilai KKM. Pernyataan di atas
digambarkan dalam bentuk grafik seperti di bawah ini :
Grafik 4.3. Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kemampuan
Membaca Permulaan Kelas Eksperimen
Output SPSS 25
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kemampuan Membaca
Permulaan Kelas kontrol
Posttest Kontrol
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 55 1 3,6 3,6 3,6
60 3 10,7 10,7 14,3
65 4 14,3 14,3 28,6
70 8 28,6 28,6 57,1
75 6 21,4 21,4 78,6
80 3 10,7 10,7 89,3
85 3 10,7 10,7 100,0
Total 28 100,0 100,0
Output SPSS 25
75
Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui frekuensi nilai siswa kelas
kontrol setelah perlakuan pada kelas eksperimen antara lain siswa yang
mendapat nilai 55 sebanyak 1 siswa, nilai 60 sebanyak 3 siswa, nilai 65
sebanyak 4 siswa, 70 sebanyak 8 siswa, dan 85 sebanyak 3 siswa.
Nilai tertinggi yang diperoleh kelas kontrol yaitu 85 sedangkan nilai
terendah yaitu 55, dilihat dari pernyataan tersebut dapat diketahui 28,6% siswa
dikelas kontrol mendapat nilai di bawah KKM (KKM=70) atau terdapat 8
siswa yang tidak berhasil mencapai nilai KKM, sedangkan 71,4% mendapat
nilai diatas KKM atau dengan kata lain 10 siswa berhasil mencapai nilai lebih
dari sama dengan nilai KKM. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat diketahui
masih ada siswa dikelas kontrol yang belum memiliki kemampuan membaca
yang baik. Pernyataan di atas digambarkan dalam bentuk grafik seperti di
bawah ini :
Grafik 4.4. Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kemampuan
Membaca Permulaan Kelas Kontrol
Output SPSS 25
Berdasarkan distribusi frekuensi hasil posttest kemampuan membaca
permulaan siswa, diperoleh dari hasil nilai posttest yang diberikan pada kelas
76
eksperimen maupun kelas kontrol terkait kemampuan membaca permulaan
siswa setelah perlakuan berupa penerapan metode SAS (Struktural Analitik
Sintetik) berbantuan media kartu kata pada kelas eksperimen dan tanpa
perlakuan di kelas kontrol maka dapat diketahui persentase keberhasilan
mencapai nilai KKM (KKM=70) pada kelas eksperimen lebih baik daripada
kelas kontrol yaitu 100% untuk kelas eksperimen dan 71,4 % untuk kelas
kontrol. Seluruh siswa kelas eksperimen berhasil mencapai nilai KKM
sedangkan masih terdapat 8 siswa di kelas kontrol belum mencapai KKM.
Distribusi frekuensi hasil posttest kemampuan membaca permulaan
siswa menjadi dasar untuk melakukan analisis deskriptif , setelah kedua data
tersebut dianalisis dengan analisis deskriptif menggunakan aplikasi SPSS 25.
Adapun hasil analisis deskriptif kedua data yaitu sebagai berikut :
Tabel 4.6. Analisis Statistik Deskriptif Setelah Perlakuan Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol
Statistics
Posttest Eksperimen Posttest Kontrol
N Valid 28 28
Missing 0 0
Mean 78,93 71,43
Std. Error of Mean 1,345 1,496
Median 80,00 70,00
Std. Deviation 7,118 7,918
Variance 50,661 62,698
Range 25 30
Minimum 70 55
Maximum 95 85
Sum 2210 2000
Output SPSS 25
77
Berdasarkan tabel 4.6 diketahui hasil posttest diperoleh nilai rata-rata
kelas eksperimen yaitu 78,93 dengan jumlah sampel 28 siswa sedangkan untuk
kelas kontrol diperoleh nilai rata-rata 71,43 dengan jumlah sampel 28 siswa.
Nilai maksimum dari kedua kelas antara lain kelas eksperimen yaitu 95
sedangkan kelas kontrol nilai maksimumnya yaitu 85, sedangkan nilai
minimum untuk kedua kelas yaitu 70 untuk kelas eksperimen dan 55 untuk
kelas kontrol. Standar eror pada kelas eksperimen 1,345 sedangkan pada kelas
kontrol 1,496. Adapun median dari kedua kelas antara lain 80,00 untuk kelas
eksperimen dan 70,00 untuk kelas kontrol. Standar deviasi yang diperoleh dari
kelas eksperimen yaitu 7,118 sedangkan kelas kontrol 7,918. Variance kedua
data antara lain 50,661 untuk kelas eksperimen dan 62,698 untuk kelas kontrol.
Range pada kelas eksperimen 25 dan kelas kontrol 30. Sum dari kedua data
adalah 2210 untuk kelas eksperimen dan 2000 untuk kelas kontrol.
Berdasarkan hasil analisis data setelah perlakuan dapat disimpulkan
kemampuan membaca permulaan kelas eksperimen dan kelas kontrol terjadi
peningkatan . Hal ini dibuktikan dari perolehan nilai rata-rata kelas eksperimen
sebelum perlakuan 60,00 dan setelah perlakuan 78,93 sedangkan kelas kontrol
sebelum perlakuan 62,86 dan setelah perlakuan 71,43.
2. Analisis Pengaruh Metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) Berbantuan
Media Kartu Kata Terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Kelas I
SD Inpres Andi Tonro
Berikut ini merupakan pemaparan hasil terkait rumusan masalah kedua
yaitu pengaruh metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) berbantuan media
kartu kata terhadap kemampuan membaca permulaan kelas I SD Inpres Andi
Tonro Kecamatan Tamalate Kota Makassar. Pada analisis pengaruh, data yang
78
dianalisis berupa perbandingan antara hasil kemampuan membaca permulaan
kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum dan setelah perlakuan. Perlakuan
yang diberikan berupa penerapan metode SAS (Struktural Analitik Sintetik)
berbantuan media kartu kata terhadap kemampuan membaca permulaan kelas
I SD Inpres Andi Tonro Kecamatan Tamalate Kota Makassar. Adapun
langkah-langkah untuk mengetahui pengaruh metode SAS (Struktural Analitik
Sintetik) berbantuan media kartu kata terhadap kemampuan membaca
permulaan antara lain dengan melakukan analisis data kelas eksperimen,
analisis data kelas kontrol, dan membandingkan kedua data untuk menarik
kesimpulan.
Pada analisis data kelas eksperimen akan dijelaskan hasil analisis
statistik data kelas eksperimen baik sebelum perlakuan maupun setelah
perlakuan. Analisis data kelas eksperimen dilakukan untuk mengetahui hasil
perolehan kelas eksperimen baik hasil pretest maupun hasil posttest. Setelah
mengetahui hasil pretest dan posttest kelas eksperimen kedua hasil tersebut
akan dibandingkan untuk mengetahui seberapa jauh akibat dari perlakuan. Hal
ini dilakukan dengan cara melihat perbedaan nilai O2–O1 (O1= nilai pretest
kelompok yang diberi perlakuan dan O2= nilai posttest kelompok yang diberi
perlakuan). Adapun hasil pretest dan posttest kelas eksperimen dijelaskan
pada tabel dibawah ini :
79
Tabel 4.7. Hasil Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen
Statistics
Pretest Eksperimen Posttest Eksperimen
N Valid 28 28
Missing 0 0
Mean 60,00 78,93
Minimum 40 70
Maximum 75 95
Sum 1680 2210
Output SPSS 25
Berdasarkan tabel 4.7 hasil pretest dan posttest kelas eksperimen dapat
diketahui rata-rata nilai pretest adalah 60,00 mengalami peningkatan setelah
perlakuan terbukti dengan perolehan rata-rata nilai posttest adalah 78,93 nilai
minimum pretest eksperimen adalah 40 meningkat menjadi 70 pada nilai
posttest begitupula dengan nilai maksimum pretest 75 meningkat menjadi 95
pada nilai posttest dengan meningkatnya perolehan nilai maka jumlah nilai
kelas eksperimen pun meningkat dari sum = 1680 menjadi sum= 2210.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan terjadi meningkatan
kemampuan membaca permulaan pada kelas eksperimen.
Pada analisis data kelas kontrol akan dijelaskan hasil analisis statistik
data kelas kontrol baik sebelum perlakuan maupun setelah perlakuan. Analisis
data kelas kontrol dilakukan untuk mengetahui hasil perolehan kelas kontrol
baik hasil pretest maupun hasil posttest. Setelah mengetahui hasil pretest dan
posttest kelas kontrol kedua hasil tersebut akan dibandingkan untuk
mengetahui kemampuan siswa sebelum dan setelah diterapkannya metode
abjad. Hal ini dilakukan dengan cara melihat perbedaan nilai O4–O3 (O3=
nilai pretest kelas kontrol dan O4 = nilai posttest kelas kontrol )
80
Tabel 4.8. Hasil Pretest dan Posttest Kelas Kontrol
Statistics
Pretest Kontrol Posttest Kontrol
N Valid 28 28
Missing 0 0
Mean 62,00 71,43
Minimum 45 55
Maximum 75 85
Sum 1760 2000
Output SPSS 25
Berdasarkan tabel 4.8 hasil pretest dan posttest kelas kontrol dapat
diketahui rata-rata nilai pretest adalah 62,00 mengalami peningkatan terbukti
dengan perolehan rata-rata nilai posttest adalah 71,43 nilai minimum pretest
eksperimen adalah 45 meningkat menjadi 55 pada nilai posttest begitupula
dengan nilai maksimum pretest 75 meningkat menjadi 85 pada nilai posttest
dengan meningkatnya perolehan nilai maka jumlah nilai kelas eksperimen pun
meningkat dari sum = 1760 menjadi sum= 2000. Berdasarkan penjelasan di
atas dapat disimpulkan terjadi meningkatan kemampuan membaca permulaan
pada kelas kontrol.
Setelah melakukan analisis data kelas eksperimen dan analisis data
kelas kontrol sebelum maupun setelah perlakuan. Hasil tes kemampuan
membaca permulaan siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol akan
dibandingkan. Adapun perbandingan hasil kedua kelas untuk mengetahui
perbedaan kemampuan membaca permulaan antara kelas eksperimen dan
kelas kontrol. Perbedaan kemampuan membaca kelas eksperimen dan kelas
kontrol dijelaskan pada tabel dibawah ini :
81
Tabel 4.9. Perbandingan Hasil Pretest dan Posttest Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol
Pada tabel 4.9. perbandingan hasil pretest dan posttest kelas eksperimen
dan kelas kontrol dapat diketahui perolehan nilai rata-rata kelas eksperimen
pada pretest yaitu 60,00 sedangkan pada posttest 78,93 mengalami
peningkatan diketahui dari selisih kenaikan yaitu sebesar 18,93 (78,93-60,00)
sedangkan pada kelas kontrol juga mengalami kenaikan yaitu nilai prestest
sebesar 62,00 menjadi 71,43 untuk nilai posttest sehingga selisih kenaikannya
sebesar 9,43 (71,43-62,00). Jika dilihat dari perolehan nilai rata-rata dan
selisih kenaikan kelas eksperimen mengalami peningkatan yang lebih baik
daripada kelas kontrol (18,93>9,43). Pada perolehan nilai minimum kelas
eksperimen pada data pretest yaitu 40 dan data posttest yaitu 70. Sedangkan
untuk kelas kontrol nilai minimum untuk data pretest yaitu 45 dan posttest 55.
Berdasarkan hasil perolehan nilai minimun kelas kontrol pada terdapat siswa
yang belum mencapai KKM (KKM=70) sedangkan kelas eksperimen tidak
ada siswa yang belum mencapai nilai KKM (KKM=70). Perolehan nilai
maksimum kelas eksperimen pada data pretest yaitu 75 sedangkan pada data
posttest yaitu 95. Sedangkan pada kelas kontrol perolehan nilai maksimum
yaitu 75 untuk data pretest dan 85 untuk data posttest. Adapun jumlah nilai
N Pretest
Eksperimen
Posttest
Eksperimen
Pretest
Kontrol
Posttest
Kontrol
Mean 60,00 78,93 62,00 71,43
Minimum 40 70 45 55
Maximum 75 95 75 85
Sum 1680 2210 1760 2000
82
pada kelas eksperimen pada data pretest yaitu 1680 sedangkan pada data
posttest 2210, pada kelas kontrol jumlah nilai pada data pretest yaitu 1760
sedangkan pada data posttest yaitu 2000. Berdasarkan penjelasan tersebut
kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki kemampuan yang sama sebelum
perlakuan dibuktikan dengan nilai rata-rata kelas eksperimen dan kelas kontrol
dibawah KKM (KKM=70) sedangkan setelah perlakuan antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol terdapat perbedaan, perolehan nilai kelas
eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol.
Berdasarkan hasil analisis desktriptif dapat disimpulkan terdapat
perbedaan kemampuan membaca permulaan kelas eksperimen dan kelas
kontrol, kemampuan membaca kelas eksperimen lebih baik dibandingkan
kelas kontrol setelah diberi perlakuan, dikarenakan adanya perbedaan maka
dapat disimpulkan terdapat pengaruh penerapan metode SAS (Struktural
Analitik Sintetik) berbantuan media kartu kata berpengaruh terhadap
kemampuan membaca permulaan kelas I SD Inpres Andi Tonro Kecamatan
Tamalate Kota Makassar.
3. Analisis Perbedaan Antara Penerapan Metode Struktural Analitik
Sintetik (SAS) Berbantuan Media Kartu Kata dengan Metode Abjad
Terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Kelas I SD Inpres Andi
Tonro
Berikut ini merupakan pemaparan hasil terkait rumusan masalah ketiga
yaitu perbedaan antara penerapan Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS)
berbantuan media kartu kata dengan metode abjad terhadap kemampuan
membaca permulaan kelas I SD Inpres Andi Tonro. Pada analisis perbedaan,
pemaparan dilakukan dengan analisis inferensial. Pemaparan ini dimulai
83
dengan uji normalitas dan uji homogenitas yang merupakan persyaratan
sebelum melakukan uji hipotesis. Selanjutnya melakukan uji hipotesis, uji
hipotesis penelitian dilakukan dengan menggunakan uji-t sampel independent.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data yang diteliti apakah
data yang diperoleh dari sampel yang berdistribusi normal atau tidak. Untuk
menguji normalitas data hasil penelitian diambil dari hasil posttest kelas
eksperimen dan hasil posttest kelas kontrol dengan menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov pada aplikasi SPSS versi 25 pada taraf signifikansi α =
0,05 untuk data yang sama yaitu sebanyak 28 siswa dari kelas eksperimen dan
28 siswa dari kelas kontrol. Kriteria pengujian normalitas dengan hasil olahan
SPSS versi 25 yaitu:
1) Jika sig> 0,05 maka data berdistrubusi normal
2) Jika sig< 0,05 maka data berdistrubusi tidak normal
Adapun hasil uji normalitas data penelitian ini dapat dilihat pada tabel di
bawah ini :
Tabel 4.10. Uji Normalitas Data Penelitian
O
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Posttest
Eksperimen
Posttes
Kontrol
N 28 28
Normal Parametersa,b Mean 78,93 71,43
Std. Deviation 7,118 7,918
Most Extreme Differences Absolute ,145 ,143
Positive ,145 ,143
Negative -,131 -,143
Test Statistic ,145 ,143
Asymp. Sig. (2-tailed) ,136c ,149c
84
Berdasarkan tabel 4.10 uji normalitas data pada penelitian ini yang
diambil dari data hasil posttest kelas eksperimen dan hasil posttest kelas
kontrol menunjukkan bahwa data hasil posttest kelas eksperimen sig 0,136 >
0,05 dan data hasil posttest kelas kontrol sig 0,149 > 0,05. Data hasil posttest
kelas eksperimen maupun kelas kontrol lebih besar dari 0,05. Berdasarkan
penjelasan tersebut data hasil penelitian pada penelitian ini berdistribusi
normal.
b. Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas variansi adalah pengujian untuk mengetahui
apakah variansi-variansi dari sejumlah populasi sama atau tidak. Uji
homogenitas pada penelitian ini menggunakan aplikasi SPSS (Statistical
Package for Social Science) versi 25. Adapun taraf kesalahan (taraf
siginifikan) yang digunakan adalah α = 0,05. Kaidah pengujiannya adalah
sebagai berikut :
1) Jika nilai Sig > 0,05 data homogen
2) Jika nilai Sig < 0,05 data tidak homogen
Uji homogenitas pada penelitian ini dilakukan dengan menguji data
hasil posttest kelas eksperimen dan data hasil posttest kelas kontrol. Adapun
hasil uji homogenitas data pada penelitian ini diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.11. Uji Homogenitas Data Penelitian
Test of Homogeneity of Variance
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
Kemampuan
Membaca Permulaan
Based on Mean ,127 1 54 ,723
Based on Median ,080 1 54 ,778
85
Output SPSS 25
Berdasarkan tabel 4.11 uji homogenitas data diperoleh signifikansi
(Sig) Based on Mean sebesar 0,723 > 0,05 sehingga dapat diketahui bahwa
varians data posttest kelas eksperimen dan data posstest kelas kontrol adalah
sama atau homogen. Berdasarkan penjelasan tersebut data hasil penelitian
pada penelitian ini memiliki varians yang sama atau homogen.
c. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat
perbedaan antara penerapan metode Struktural Analitik Sintetik (SAS)
berbantuan media kartu kata dengan metode abjad terhadap kemampuan
membaca permulaan kelas I SD Inpres Andi Tonro Kecamatan Tamalate Kota
Makassar. Pengujian ini dilakukan dengan metode uji t sampel independent
pada program SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 25.
Adapaun taraf kesalahan (α) yang digunakan adalah 0,05. Adapun
hipotesis yang disajikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
H0 : Tidak terdapat perbedaan antara penerapan metode Struktural
Analitik Sintetik (SAS) berbantuan media kartu kata dengan metode
abjad terhadap kemampuan membaca permulaan kelas I SD Inpres
Andi Tonro Kecamatan Tamalate Kota Makassar.
H1 : Terdapat perbedaan antara penerapan metode Struktural Analitik
Sintetik (SAS) berbantuan media kartu kata dengan metode abjad
Siswa Based on Median and
with adjusted df
,080 1 52,063 ,778
Based on trimmed
mean
,108 1 54 ,743
86
terhadap kemampuan membaca permulaan kelas I SD Inpres Andi
Tonro Kecamatan Tamalate Kota Makassar.
Hipotesis statistik dapat dirumuskan sebagai berikut :
H0 : µ1 = µ2 µ1 = nilai posttest kelas eksperimen
H1 : µ1 ≠ µ2 µ2 = nilai posttest kelas kontrol
Keterangan :
H0 : Tidak terdapat perbedaan antara penerapan metode Struktural Analitik
Sintetik (SAS) berbantuan media kartu kata dengan metode abjad
terhadap kemampuan membaca permulaan kelas I SD Inpres Andi
Tonro Kecamatan Tamalate Kota Makassar.
H1 : Terdapat perbedaan antara penerapan metode Struktural Analitik
Sintetik (SAS) berbantuan media kartu kata dengan metode abjad
terhadap kemampuan membaca permulaan kelas I SD Inpres Andi
Tonro Kecamatan Tamalate Kota Makassar.
Kaidah Pengujian:
H0 diterima apabila : t hitung < t tabel
H1 diterima apabila : t hitung > t tabel
87
Output SPSS 25
Berdasarkan tabel 4.12. uji t sampel independent hasil pengolahan data
menggunakan SPSS 25 pada uji hipotestis dengan uji t sampel independent
data yang diambil yaitu data equal variances assumed karena data penelitian
memiliki varian yang sama atau homogen diperoleh nilai Sig (2-tailed) sebesar
0,000 < 0,05 maka dapat disimpulkan ada perbedaan rata-rata hasil tes
kemampuan membaca permulaan siswa kelas eksperimen dengan siswa kelas
kontrol. Perbedaan rata-rata tersebut akan dijelaskan pada tabel 4.13
perbandingan nilai rata-rata. Selain itu t hitung yang diperoleh yaitu 3,727
selanjutnya adalah mencari t tabel berdasarkan nilai df yaitu 54 dan nilai 0,05/2
= 0,025. Nilai tersebut kita gunakan sebagai acuan dasar dalam mencari nilai t
Tabel 4.12. Uji T Sampel Independent
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Differe
nce
Std.
Error
Differe
nce
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Ke
ma
mp
ua
n
Equal
variances
assumed
,127 ,723 3,72
7
54 ,000 7,500 2,012 3,466 11,534
Equal
variances not
assumed
3,72
7
53,3
98
,000 7,500 2,012 3,465 11,535
88
tabel pada distrubusi nilai t tabel statistik. Maka nilai t tabel yaitu 2.00488
dapat dilihat pada lampiran 15 tabel 21
Tabel 4.13. Perbandingan Nilai Rata-Rata
Output SPSS 25
Berdasarkan tabel 4.13 perbandingan nilai rata-rata diketahui perolehan
nilai rata-rata kelas eksperimen 78,93 sedangkan rata-rata kelas kontrol 71,43
(78,93>71,43) sehingga terdapat perbedaan antara nilai rata-rata kelas
eksperimen dan nilai rata-rata kelas kontrol. Nilai rata-rata kelas eksperimen
lebih besar daripada nilai rata-rata kelas kontrol.
Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan SPSS 25 pada uji
hipotestis dengan uji t sampel independent data dan perbandingan rata-rata
diperoleh nilai Sig (2-tailed) sebesar 0,000 < 0,05 maka dapat disimpulkan ada
perbedaan rata-rata hasil tes kemampuan membaca permulaan siswa kelas
eksperimen dengan siswa kelas kontrol. Perbedaan rata-rata kedua kelas
terlihat dari perbandingan nilai rata-rata diketahui perolehan nilai rata-rata
kelas eksperimen 78,93 sedangkan rata-rata kelas kontrol 71,43 (78,93>71,43).
Nilai rata-rata kelas eksperimen lebih besar daripada nilai rata-rata kelas
kontrol. Selain itu t hitung yang diperoleh yaitu 3,727 selanjutnya adalah
mencari t tabel berdasarkan nilai df yaitu 54 dan nilai 0,05/2 = 0,025 adapun t
Group Statistics
Kelas N Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
Kemampuan Membaca Permulaan
Kelas Eksperimen
28 78,93 7,118 1,345
Kelas Kontrol 28 71,43 7,918 1,496
89
tabel yaitu 2.00488. Karena t hitung > t tabel (t hitung = 3,727 dan t tabel =
2.00488) dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima. Sehingga dapat
disimpulkan terdapat perbedaan antara penerapan metode Struktural Analitik
Sintetik (SAS) berbantuan media kartu kata dengan metode abjad terhadap
kemampuan membaca permulaan kelas I SD Inpres Andi Tonro Kecamatan
Tamalate Kota Makassar.
Berdasarkan pemaparan hasil rumusan masalah pertama kemampuan
membaca permulaan kelas eksperimen dan kelas kontrol terbilang sama. Hal
ini dibuktikan dari perolehan nilai rata-rata kelas eksperimen dan kelas kontrol
sama-sama dibawah KKM (KKM=70) yaitu 60,00 untuk kelas eksperimen dan
62,86 untuk kelas kontrol sedangkan setelah diberi perlakuan kemampuan
membaca permulaan kelas eksperimen dan kelas kontrol terjadi peningkatan.
Hal ini dibuktikan dari perolehan nilai rata-rata kelas eksperimen sebelum
perlakuan 60,00 dan setelah perlakuan 78,93 sedangkan kelas kontrol sebelum
perlakuan 62,86 dan setelah perlakuan 71,43. Berdasarkan pemaparan rumusan
masalah kedua terdapat perbedaan kemampuan membaca permulaan kelas
eksperimen dan kelas kontrol, kemampuan membaca kelas eksperimen lebih
baik dibandingkan kelas kontrol setelah diberi perlakuan, dikarenakan adanya
perbedaan maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh penerapan metode SAS
(Struktural Analitik Sintetik) berbantuan media kartu kata berpengaruh
terhadap kemampuan membaca permulaan kelas I SD Inpres Andi Tonro
Kecamatan Tamalate Kota Makassar. Perbedaan kemampuan membaca
permulaan siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol lebih dijelaskan lagi pada
pemaparan hasil rumusan masalah ketiga melalui uji t sampel independent
90
diperoleh nilai Sig (2-tailed) sebesar 0,000 < 0,05 maka dapat disimpulkan ada
perbedaan rata-rata hasil tes kemampuan membaca permulaan siswa kelas
eksperimen dengan siswa kelas kontrol. Perbedaan rata-rata kedua kelas
terlihat dari perbandingan nilai rata-rata diketahui perolehan nilai rata-rata
kelas eksperimen 78,93 sedangkan rata-rata kelas kontrol 71,43 (78,93>71,43).
Nilai rata-rata kelas eksperimen lebih besar daripada nilai rata-rata kelas
kontrol. Selain itu t hitung yang diperoleh yaitu 3,727 selanjutnya adalah
mencari t tabel berdasarkan nilai df yaitu 54 dan nilai 0,05/2 = 0,025 adapun t
tabel yaitu 2.00488. Karena t hitung > t tabel (t hitung = 3,727 dan t tabel =
2.00488) dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima. Sehingga dapat
disimpulkan terdapat perbedaan antara penerapan metode Struktural Analitik
Sintetik (SAS) berbantuan media kartu kata dengan metode abjad terhadap
kemampuan membaca permulaan kelas I SD Inpres Andi Tonro Kecamatan
Tamalate Kota Makassar.
Berdasarkan hasil pemaparan rumusan masalah pertama, kedua dan
ketiga dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang lebih baik penerapan metode
Struktural Analitik Sintetik (SAS) berbantuan media kartu kata kemampuan
membaca permulaan kelas I SD Inpres Andi Tonro Kecamatan Tamalate Kota
Makassar.
B. Pembahasan
Pada pembahasan akan diuraikan hasil penelitian terhadap kemampuan
membaca permulaan siswa pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol.
Kelas eksperimen merupakan kelas yang diberi perlakuan berupa penerapan
metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) berbantuan media kartu kata pada
91
pembelajaran membaca permulaan sedangkan kelas kontrol tanpa adanya
perlakuan atau pembelajaran berlangsung seperti biasa yaitu dengan metode
abjad.
Pada penelitian ini kelas eksperimen diberi perlakuan berupa
penerapan Metode SAS (Struktur Analisis Sintetik) berbantuan media kartu
kata dalam pembelajaran membaca permulaan. Supriyadi (dalam Krissandi
dkk, 2018: 74) mengemukakan pengertian metode SAS adalah suatu metode
yang menampilkan struktur kalimat secara utuh dahulu lalu dianalisis dan
dikembalikan pada bentuk semula. Pengenalan pembelajaran dengan
menggunakan metode SAS anak diperkenalkan dengan beberapa kalimat,
setelah mereka dapat membacanya maka salah satu kalimat diambil untuk
diuraikan menjadi kata, lalu diuraikan kembali menjadi suku kata, dan
diuraikan menjadi huruf-huruf.
Metode SAS (Struktur Analisis Sintetik) dapat merangsang anak
didik untuk melibatkan diri secara aktif, karena anak didik selain
mendengarkan, melafalkan dan mencatat, juga mempergunakan alat peraga.
Selain itu pola pengajaran metode SAS (Struktur Analisis Sintetik) dilakukan
secara terstruktur sehingga memudahkan anak dalam menangkap
pembelajaran.
Media kartu kata adalah kartu yang berisi sebuah kata yang dapat
menghasilkan sebuah kalimat. Dari kartu kata dapat disusun menjadi kalimat
baru dengan beberapa kartu kata, selain itu dari kata tersebut dapat dipisah-
pisah menurut suku-suku kata, kemudian diuraikan lagi menjadi huruf-huruf.
Media kartu adalah media pembelajaran berupa kartu yang dapat menyajikan
92
pesan serta perangsang peserta didik untuk belajar. Media kartu kata ini
bertujuan agar siswa lebih tertarik untuk membaca, karena dalam media kartu
kata ini tersedia beberapa macam warna untuk menarik perhatian siswa. Selain
itu media kartu kata ini sesuai dengan pembelajaran membaca permulaan.
Penggunaan media kartu kata pada penelitian ini didukung oleh
penelitian yang dilakukan oleh Delfi Citra Utami (2017) dalam e-jurnal skripsi
yang berjudul ‘’Pengaruh Penggunaan Media Kartu Huruf Terhadap
kemampuan Membaca permulaan siswa Kelas 1 SD Negeri 1 Rajabasa Raya
Bandarlampung’’ (penelitian quasi eksperimen pada SD Negeri 1 Rajabasa
Raya Bandarlampung tahun ajaran 2016/2017). Hasil penelitian menunjukkan
ada perbedaan pada kemampuan membaca siswa sebelum dan sesudah
digunakan media kartu huruf pada siswa kelas 1 SD Negeri 1 Rajabasa
Raya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2016/2017.
Pada penelitian ini,sebelum diberi perlakuan baik kelas eksperimen
maupun kelas kontrol diberi pretest berupa tes kemampuan membaca
permulaan secara lisan oleh siswa. Peneliti memberikan teks bacaan lalu siswa
membaca teks bacaan yang diberikan oleh peneliti, tujuannya untuk
mengetahui kemampuan membaca permulaan awal siswa. Data hasil pretest
kelas eksperimen maupun kelas kontrol di analisis dengan analisis deskriptif
menggunakan SPSS 25.
Berdasarkan pemaparan hasil rumusan masalah pertama kemampuan
membaca permulaan kelas eksperimen dan kelas kontrol terbilang sama. Hal
ini dibuktikan dari perolehan nilai rata-rata kelas eksperimen dan kelas kontrol
sama-sama dibawah KKM (KKM=70) yaitu 60,00 untuk kelas eksperimen
93
dan 62,86 untuk kelas kontrol sedangkan setelah diberi perlakuan kemampuan
membaca permulaan kelas eksperimen dan kelas kontrol terjadi peningkatan.
Hal ini dibuktikan dari perolehan nilai rata-rata kelas eksperimen sebelum
perlakuan 60,00 dan setelah perlakuan 78,93 sedangkan kelas kontrol sebelum
perlakuan 62,86 dan setelah perlakuan 71,43.
Berdasarkan pemaparan rumusan masalah kedua terdapat perbedaan
kemampuan membaca permulaan kelas eksperimen dan kelas kontrol,
kemampuan membaca kelas eksperimen lebih baik dibandingkan kelas kontrol
setelah diberi perlakuan. Terbukti dari perolehan nilai rata-rata kelas yaitu
78,93 untuk kelas eksperimen dan 71,43 untuk kelas kontrol, kedua kelas telah
mampu mencapai nilai KKM (KKM=70) dari sebelum perlakuan kedua kelas
belum mencapai nilai KKM nilai rata-rata kelas eksperimen yaitu 60,00
sedangkan nilai rata-rata kelas kontrol 62,86. Kelas eksperimen mengalami
peningkatan yang lebih baik daripada kelas kontrol, hal ini dibuktikan dengan
peroleh nilai rata-rata kelas eksperimen sebelum perlakuan 60,00 dan setelah
perlakuan 78,93 maka selisih kenaikannya yaitu 18,93 sedangkan kelas
kontrol sebelum perlakuan 62,86 dan setelahnya 71,43 maka selisih
kenaikannya yaitu 8,57 (18,93>8,57). Dari selisih kenaikan kedua kelas,selisih
kenaikan kelas eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol, dikarenakan
adanya perbedaan maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh penerapan
metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) berbantuan media kartu kata
berpengaruh terhadap kemampuan membaca permulaan kelas I SD Inpres
Andi Tonro Kecamatan Tamalate Kota Makassar. Hasil penelitian ini
didukung oleh penelitian Delfi Citra Utami (2017) dengan hasil penelitian
94
yang menunjukkan ada perbedaan pada kemampuan membaca siswa sebelum
dan sesudah digunakan media kartu huruf pada siswa kelas 1 SD Negeri
1 Rajabasa Raya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2016/2017.Rata-rata hasil
belajar siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan media kartu huruf
pada kelas eksperimen (1B) lebih tinggi dari nilai rata-rata hasil belajar
siswa yang tidak menggunakan media kartu huruf pada kelas kontrol (1A).
Berdasarkan pemaparan rumusan masalah ketiga yaitu perbedaan antara
penerapan Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) berbantuan media kartu
kata dengan metode abjad terhadap kemampuan membaca permulaan kelas I
SD Inpres Andi Tonro. Pada analisis perbedaan, pemaparan dilakukan dengan
analisis inferensial. Pemaparan ini dimulai dengan uji normalitas dan uji
homogenitas yang merupakan persyaratan sebelum melakukan uji hipotesis.
Selanjutnya melakukan uji hipotesis, uji hipotesis penelitian dilakukan dengan
menggunakan uji-t sampel independent.
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data yang diteliti apakah
data yang diperoleh dari sampel yang berdistribusi normal atau tidak. Untuk
menguji normalitas data hasil penelitian diambil dari hasil posttest kelas
eksperimen dan hasil posttest kelas kontrol dengan menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov pada aplikasi SPSS versi 25 pada taraf signifikansi α =
0,05 untuk data yang sama yaitu sebanyak 28 siswa dari kelas eksperimen dan
28 siswa dari kelas kontrol. Adapun hasil uji normalitas data penelitian
menunjukkan bahwa bahwa data hasil posttest kelas eksperimen sig 0,136 >
0,05 dan data hasil posttest kelas kontrol sig 0,149 > 0,05. Data hasil posttest
95
kelas eksperimen maupun kelas kontrol lebih besar dari 0,05. Dengan
demikian data hasil penelitian pada penelitian ini berdistribusi normal.
Selanjutnya dilakukan uji homogenitas, pengujian homogenitas variansi
adalah pengujian untuk mengetahui apakah variansi-variansi dari sejumlah
populasi sama atau tidak. Uji homogenitas pada penelitian ini menggunakan
aplikasi SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 25. Adapun taraf
kesalahan (taraf siginifikan) yang digunakan adalah α = 0,05. Adapun hasil uji
homogenitas data pada penelitian ini diperoleh hasil sebagai berikut uji
homogenitas data diperoleh signifikansi (Sig) Based on Mean sebesar 0,723 >
0,05 sehingga dapat diketahui bahwa varians data posttest kelas eksperimen
dan data posstest kelas kontrol adalah sama atau homogen. Dengan demikian
data hasil penelitian pada penelitian ini memiliki varians yang sama atau
homogen.
Uji hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat
perbedaan antara penerapan metode Struktural Analitik Sintetik (SAS)
berbantuan media kartu kata dengan metode abjad terhadap kemampuan
membaca permulaan kelas I SD Inpres Andi Tonro Kecamatan Tamalate Kota
Makassar. Pengujian ini dilakukan dengan metode uji t sampel independent
pada program SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 25.
Adapaun taraf kesalahan (α) yang digunakan adalah 0,05.
Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan SPSS 25 pada uji
hipotestis dengan uji t sampel independent data dan perbandingan rata-rata
diperoleh nilai Sig (2-tailed) sebesar 0,000 < 0,05 maka dapat disimpulkan ada
perbedaan rata-rata hasil tes kemampuan membaca permulaan siswa kelas
96
eksperimen dengan siswa kelas kontrol. Hal ini dikuatkan penelitian yang
dilakukan oleh Siti Aminah (2018) skripsi yang berjudul "Pengaruh Metode
Sturuktur Analitik Sintetik (SAS) Pada Kemampuan Membaca Permulaan di
Kelas I di SD Muhammadiyah Kleco 1 Yogyakarta". Hasil penelitian uji t
independent yang menunjukan nilai (sig. 2 tailed) sebesar 0,000 lebih kecil dari
0,05 yang memberikan arti bahwa terdapat perbedaan kemampuan membaca
permulaan ketika sebelum diberikan treament dan sesudah diberikan treatment.
Perbedaan rata-rata kedua kelas terlihat dari perbandingan nilai rata-rata
diketahui perolehan nilai rata-rata kelas eksperimen 78,93 sedangkan rata-rata
kelas kontrol 71,43 (78,93>71,43). Nilai rata-rata kelas eksperimen lebih besar
daripada nilai rata-rata kelas kontrol. Selain itu t hitung yang diperoleh yaitu
3,727 selanjutnya adalah mencari t tabel berdasarkan nilai df yaitu 54 dan nilai
0,05/2 = 0,025 adapun t tabel yaitu 2.00488. Karena t hitung > t tabel (t hitung
= 3,727 dan t tabel = 2.00488) dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima.
Sehingga terdapat perbedaan antara penerapan metode Struktural Analitik
Sintetik (SAS) berbantuan media kartu kata dengan metode abjad terhadap
kemampuan membaca permulaan kelas I SD Inpres Andi Tonro Kecamatan
Tamalate Kota Makassar.
Pernyataan di atas dikuatkan dengan adanya hasil penelitian relevan
yang dilakukan oleh I Putu Suarmei Artana (2014) menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan keterampilan membaca dan menulis permulaan yang
signifikan antara kelompok murid yang mengikuti pembelajaran metode
Struktural Analitik dan Sintetik (SAS) dengan kelompok murid yang mengikuti
pembelajaran dengan metode abjad. Hal ini menunjukkan ada pengaruh positif
97
Struktural Analitik dan Sintetik (SAS) terhadap keterampilan murid menulis
dan membaca permulaan dibandingkan dengan metode abjad.
Berdasarkan hasil pemaparan rumusan masalah pertama, kedua dan
ketiga dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang lebih baik penerapan metode
Struktural Analitik Sintetik (SAS) berbantuan media kartu kata kemampuan
membaca permulaan kelas I SD Inpres Andi Tonro Kecamatan Tamalate Kota
Makassar. Hal ini dikuatkan dengan penelitian yang relevan yang dilakukan
oleh Siti Aminah (2018) dalam e-jurnal skripsi yang berjudul "Pengaruh
Metode Sturuktur Analitik Sintetik (SAS) Pada Kemampuan Membaca
Permulaan di Kelas I di SD Muhammadiyah Kleco 1 Yogyakarta" (penelitian
eksperimen semu pada SD Muhammadiyah Kleco 1 Yogyakarta. Hasil
penelitian terdapat pengaruh pada penerapan metode (SAS) Struktur Analitik
Sintetik dibandingkan dengan menggunakan metode konvensional biasa. Selain
itu penelitian lain yang mendukung hasil penelitian ini adalah penelitian yang
dilakukan oleh Delfi Citra Utami (2017) dalam e-jurnal skripsi yang berjudul
‘’Pengaruh Penggunaan Media Kartu Huruf Terhadap kemampuan Membaca
permulaan siswa Kelas 1 SD Negeri 1 Rajabasa Raya Bandarlampung’’
(penelitian quasi eksperimen pada SD Negeri 1 Rajabasa Raya Bandarlampung
tahun ajaran 2016/2017). Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan pada
kemampuan membaca siswa sebelum dan sesudah digunakan media kartu
huruf pada siswa kelas 1 SD Negeri 1 Rajabasa Raya Bandar Lampung
Tahun Pelajaran 2016/2017. Rata-rata hasil belajar siswa yang mengikuti
pembelajaran menggunakan media kartu huruf pada kelas eksperimen (1B)
lebih tinggi dari nilai rata-rata hasil belajar siswa yang tidak menggunakan
98
media kartu huruf pada kelas kontrol (1A). Hasil analisis t hitung sebesar lebih
besar dari t tabel. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
penggunaan media kartu huruf berpengaruh terhadap kemampuan membaca
permulaan siswa kelas I SD.
99
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh simpulan
sebagai berikut :
1. Berdasarkan pemaparan hasil rumusan masalah pertama kemampuan
membaca permulaan kelas eksperimen dan kelas kontrol terbilang sama. Hal
ini dibuktikan dari perolehan nilai rata-rata kelas eksperimen dan kelas
kontrol sama-sama dibawah KKM (KKM=70) yaitu 60,00 untuk kelas
eksperimen dan 62,86 untuk kelas kontrol sedangkan setelah diberi
perlakuan kemampuan membaca permulaan kelas eksperimen dan kelas
kontrol terjadi peningkatan. Hal ini dibuktikan dari perolehan nilai rata-rata
kelas eksperimen sebelum perlakuan 60,00 dan setelah perlakuan 78,93
sedangkan kelas kontrol sebelum perlakuan 62,86 dan setelah perlakuan
71,43.
2. Berdasarkan pemaparan rumusan masalah kedua terdapat perbedaan
kemampuan membaca permulaan kelas eksperimen dan kelas kontrol,
kemampuan membaca kelas eksperimen lebih baik dibandingkan kelas
kontrol setelah diberi perlakuan, dikarenakan adanya perbedaan maka dapat
disimpulkan terdapat pengaruh penerapan metode SAS (Struktural Analitik
Sintetik) berbantuan media kartu kata berpengaruh terhadap kemampuan
membaca permulaan kelas I SD Inpres Andi Tonro Kecamatan Tamalate
Kota Makassar.
100
3. Berdasarkan pemaparan hasil rumusan masalah ketiga melalui uji t sampel
independent diperoleh nilai Sig (2-tailed) sebesar 0,000 < 0,05 maka dapat
disimpulkan ada perbedaan rata-rata hasil tes kemampuan membaca
permulaan siswa kelas eksperimen dengan siswa kelas kontrol. Perbedaan
rata-rata kedua kelas terlihat dari perbandingan nilai rata-rata diketahui
perolehan nilai rata-rata kelas eksperimen 78,93 sedangkan rata-rata kelas
kontrol 71,43 (78,93>71,43). Nilai rata-rata kelas eksperimen lebih besar
daripada nilai rata-rata kelas kontrol. Selain itu t hitung yang diperoleh yaitu
3,727 selanjutnya adalah mencari t tabel berdasarkan nilai df yaitu 54 dan
nilai 0,05/2 = 0,025 adapun t tabel yaitu 2.00488. Karena t hitung > t tabel (t
hitung = 3,727 dan t tabel = 2.00488) dengan demikian H0 ditolak dan H1
diterima. Sehingga dapat disimpulkan terdapat perbedaan antara penerapan
metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) berbantuan media kartu kata
dengan metode abjad terhadap kemampuan membaca permulaan kelas I SD
Inpres Andi Tonro Kecamatan Tamalate Kota Makassar.
Berdasarkan hasil pemaparan rumusan masalah pertama, kedua dan
ketiga didukung dengan penelitian yang relevan dapat disimpulkan terdapat
pengaruh yang lebih baik penerapan metode Struktural Analitik Sintetik
(SAS) berbantuan media kartu kata kemampuan membaca permulaan kelas I
SD Inpres Andi Tonro Kecamatan Tamalate Kota Makassar.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan oleh
peneliti bahwa metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) berbantuan media
101
kartu kata berpengaruh terhadap kemampuan membaca permulaan maka
peneliti menyarankan sebagai berikut :
Metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) berbantuan media kartu kata
dapat digunakann sebagai refrensi dalam penerapan metode pembelajaran
guna mengajarkan siswa dalam membaca permulaan. Penerapan metode SAS
(Struktural Analitik Sintetik) berbantuan kartu kata perlu persiapan yang
matang agar bisa mencapai hasil yang diinginkan serta diperlukan perhatian
ekstra kepada siswa agar siswa mampu memahami langkah-langkah
pembelajaran dengan menerapkan metode SAS (Struktural Analitik Sintetik)
berbantuan kartu kata.
Penelitian ini dilakukan ditengah pandemi covid-19 sehingga waktu
yang digunakan dalam penelitian kurang efektif, hasil penelitian pun kurang
maksimal. Saran untuk peneliti selanjutnya agar melakukan penelitian dengan
waktu yang memadai agar mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik lagi.
Penerapan metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) berbantuan kartu
kata memerlukan waktu yang cukup dalam pelaksanaannya juga sebaiknya
dilaksanakan pada saat pembelajaran luring sehingga lebih mudah memantau
aktifitas siswa dalam proses pembelajaran guna mendapatkan hasil yang
maksimal.
102
DAFTAR PUSTAKA
Akhyar. Fitria. 2019. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa dalam Kurikulum
2013 Sekolah Dasar. Skripsi tidak diterbitkan. Lampung: Universitas
Lampung.
Aminah, Siti. 2018. Pengaruh Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS)
Terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Kelas 1 di SD
Muhammadiyah Kleco 1 Yogyakarta. Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta
: UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Anggraeni, Sri Wulan & Alpian, Yayan. 2020. Membaca Permulaan dengan
Teams Games Tournament (TGT). Yogyakarta : Penerbit Qiara Media.
Arief S. Sadiman, dkk. 2010. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatannya. Jakarta. PT. Rajagrafindo Persada.
Ariyati, Tati. 2013. Peningkatan Kemampuan Membaca Melalui Penggunaan
Media Gambar, (Online), (https://media.neliti.com/media
/publications/118389-ID-peningkatan-kemampuan-membaca-
permulaan.pdf, diakses 17 Februari 2020).
Arsyad, Azhar. 2017. Media Pembelajaran. Depok. PT Rajagrafindo Persada.
Artana, I Putu Suarmei. 2014. Pengaruh Metode SAS Berbantuan Media Kartu
Huruf Terhadap Kemampuan Membaca dan Menulis Siswa Kelas II SD.
Skripsi tidak diterbitkan. Singaraja : Universitas Pendidikan Ganesha.
Azam, Muhammad Nasir. 2017. Pengaruh Metode SAS Berbantuan Media
Sandpaper Letters dengan Permainan Bahasa Terhadap Keterampilan
Membaca dan Menulis Permulaan Siswa Kelas 1 Sekolah Dasar. Skripsi
tidak diterbitkan. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.
B, Hamzah., & Nurdin. 2011. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Basri, Hasan. 2013. Landasan Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Seka.
Dalma. 2013. Keterampilan Membaca. Jakarta: Rajawali Press.
Djamarah & Zain. 2013. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Effendi. 2015. Panduan Berbahasa Indonesia dengan Baik dan Benar. Jakarta:
Dunia Pustaka Jaya.
Hadhiyanti, Noeranie Misyriana. 2016. Peningkatan Kemampuan Membaca
Permulaan Melalui Metode SAS (Struktur Analitik Sintetik) Bagi Anak
Berkesulitan Belajar Membaca di SD N Bangunrejo 2 Yogyakarta. Skripsi
tidak diterbitkan. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
103
Hairuddin, dkk. 2007. Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Ditjen Dikti
Jahrir, Andi Sahtiani. 2020. Membaca. Surabaya: Penerbit Qiara Media.
Khair, Ummul. 2018. L Education : Pembelajaran Bahasa Indonesia dan Sastra
(BASASTRA) di SD dan MI, (Online), Vol 6, No. 1(
http://repository.iaincurup.ac.id/id/eprint/55, diakses pada 16 Februari
2020)
Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi.
Bandung: Refika Aditama.
Krissandi, Apri Damai Sagita, dkk. Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk SD:
Pendekatan dan Teknis. Yogyakarta: Media Maxima.
Kuntarto, Eko. 2014. Pembelajaran Calistung. Jakarta: Eno Production.
Kurniawan, Deni. 2014. Pembelajaran Terpadu Tematik (Teori, Praktik, dan
Penelitian). Bandung : Alfabeta, cv.
Larasinta, Dessy. 2018. Penerapan Metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) pada
Pembelajaran Membaca Permulaan Siswa Kelas 1 MI Ma’arif Nu
Sokawera Padamara Pubalingga tahun ajaran 2017/2018. Skripsi tidak
diterbitkan. Purwokerto : IAIN Purwokerto.
Nisa, Siti Aisatun. 2018. Model-Model Pembelajaran Bahasa Indonesia.
Yogyakarta:ArRuzzMedia.
Pribadi, Benny A. 2017. Media & Teknologi dalam Pembelajaran. Jakarta: Bumi
Aksara.
Rahim, Farida. 2011. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi
Kencana
Rahmat, PS dan Heryani T. 2014. Pendidikan Usia Dini : Pengaruh Media Kartu
Kata Terhadap Kemampuan Membaca dan Penguasai Kosa Kata, (Online),
Vol. 8, No. 1, (http://pps.unj.ac.id/journal/jpud/article/view/61 , diakses
pada 16 Februari 2020)
Rahmawati. Ika. 2018. Pengaruh Media Big Book Terhadap Perkembangan
Kemampuan Membaca Awal Pada Anak Kelompok B Di Taman Kanak-
Kanak (TK) Namira School Kraksaan Probolinggo. Skripsi tidak
diterbitkan. Surabaya : Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.
Saleh, Abbas. 2006. Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Efektif di Sekolah
Dasar. Jakarta : Depertemen Pendidikan Nasional.
Samad, Muliati & Maryati, Z. 2016. Media Pembelajaran. Makassar : Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Samsuddin, Asep & Sutirna. 2015. Landasan Kependidikan. Bandung: Refika
Aditama.
104
Sari, Indah Puspita. 2015. Pentingnya Pemahaman Kedudukan Dan Fungsi
Bahasa Indonesia Sebagai Pemersatu Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) . Bengkulu. UNIB
Solchan T.W, dkk. 2010. Pendidikan Bahasa Indonesia di SD. Banten :
Universitas Terbuka
Sugiono. 2019. Metode Penelitian Pendidikan (Metodologi Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, R&D dan Penelitian Pendidikan). Bandung : CV Alfabeta.
Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini Pengantar dalam
Berbagai Aspeknya. Jakarta : Kencana Perdana Media Group.
Susanto, Ahmad. 2016. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Prenada Media
Group.
Sutikno, M. Sobry. 2014. Metode & Model-Model Pembelajaran. Lombok:
Holistica.
Tim Pustaka Phoenix. 2012. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Baru.
Kepustakaan Nasional: Pustaka Phoenix.
Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 tentang pendidikan.2013.Bandung:CV
Pustaka Seka
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tentang Sistem Pendidikan. 2013.
Bandung: CV Pustaka Seka.
Utami, Delfi Citra. 2017. Pengaruh Penggunaan Media Kartu Huruf Terhadap
Kemampuam Membaca Permulaan Siswa Kelas 1 SD Negeri 1 Rajabasa
Raya Bandar Lampung. Skripsi tidak diterbitkan. Bandar Lampung :
Universitas Lampung.
Utaminingrum, Septiana. 2015. Pengaruh Media Audiovisual dalam
Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Keterampilan Menyimak Cerita
Siswa Kelas V SD di Kecamatan Pandak Bantul Daerah Istimewa
Yogyakarta. Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta.
Wassid, Iskandar & Sunendar, Dadang. 2016. Strategi Pembelajaran Bahasa.
Bandung : Remaja Rosdakarya.
Widi Asih. 2018. Penggunaan Metode SAS dengan Media Kartu Huruf dalam
Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Kelas 1. Skripsi
tidak diterbitkan. Sukarta : Universitas Sebelas Maret.
Yuliana. 2018. Pengaruh Media Audiovisual Terhadap Keterampilan Menyimak
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V di SDN 1 Harapan Jaya
Bandar Lampung. Skripsi tidak diterbitkan. Lampung: Univesitas Islam
Negeri Raden Intan Lampung.
Yuniati. 2014. Peningkatan Keterampilan Membaca Permulaan Melalui Media
Big Books Siswa Kelas 1B SDN Mangiran Kecamatan Srandaka. Skripsi
tidak diterbitkan. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
105
LAMPIRAN 1. Profil Sekolah
2. Daftar Siswa Kelas Eksperimen
3. Daftar Siswa Kelas Kontrol
4. Kisi-kisi Soal Pretest dan Posttest
5. Soal Pretest dan Posttest
6. RPP Kelas Eksperimen
7. RPP Kelas Kontrol
8. Kriteria Penilaian Kemampuan Membaca Permulaan
9. Kisi-Kisi Instrument Penilaian Kemampuan Membaca Permulaan
10. Lembar Penilaian Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
11. Lembar Penilaian Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
12. Analisis Deskriptif Sebelum Perlakuan
13. Analisis Deskriptif Setelah Perlakuan
14. Analisis Statistik Inferensial
15. T-tabel
16. Dokumentasi
17. Persuratan
18. Daftar Riwayat Hidup
106
Lampiran 1
Profil Sekolah
Nama Sekolah : SD Inpres Andi Tonro
NSS/NPSN : 101196003073/40312144
Alamat Sekolah : Jl. Andi Tonro No.60 B KelurahanPabaeng-Baeng
Kecamatan Tamalate Kota Makassar Provinsi
Sulawesi Selatan Kode Pos 90223
Nomor Telepon : 0411833262
Jumlah Lokal (satuan ruang) : 1
Jumlah Guru : 20 orang
Nama Kepala Sekolah : Dra. Hj. Ahkamah, M.M
Jumlah Kelas Rombel : 12 Rombel (rombongan belajar)
Tahun Pendirian : Tahun 1910
Luas Tanah / Lahan : 1360 m2
Luas Bangunan : - m²
Nomor Rekening Sekolah : 1302020000085561
Nama Bank : BPD CABANG UTAMA MAKASSAR
Atas Nama : SD INPRES ANDI TONRO
Visi dan Misi Sekolah
Visi dan misi sekolah merupakan cita-cita, harapan atau pandangan masa
depan yang ingin dicapai oleh pihak sekolah. Dalam perumusan visi dan misi
tersebut semua stakeholder harus terlibat dan bersama-sama merumuskannya.
Adapun visi dan misi SD Inpres Andi Tonro adalah sebagai berikut:
a. Visi :
107
Unggul dalam Prestasi berdasarkan IMTAQ dan IPTEK Berperilaku Sehat,
Berbudaya Lingkungan Serta Berwawasan Global.
b. Misi :
1) Menyeimbangkan Perkembangan intelektual, emosi, dan spiritual sehingga
terbentuk pribadi yang unggul dan berkualitas.
2) Mengembangkan budaya sekolah yang religious melalui kegiatan
keagamaan.
3) Mengembangkan pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan
serta inovatif pada semua mata pelajaran.
4) Meningkatkan kualitas tenaga kependidikan dan sarana penunjang
pendidikan sehingga terciptanya pembelajaran yang efektif dan efisien.
5) Menggalakkan kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan potensi yang
dimiliki oleh peserta didik.
6) Menyelenggarakan berbagai kegiatan social yang ,menjadi bagian dari
pendidikan karakter bangsa.
7) Menyelenggaran berbagai kegiatan social yang menjadi bagian dari
pendidkan karakter bangsa.
8) Menyelenggarakan program sekolah adiwiyata.
9) Menjalin kerjasama yang harmonis antar warga sekolah, orang tua, dan
masyarakat serta mitra sekolah dalam merealisasikan program sekolah.
108
Lampiran 2
Tabel 1. Daftar Siswa Kelas Eksperimen
NO NAMA SISWA
1 Muh. Aidil Fitra
2 Muh. Reski Ramadan
3 Muh. Refan Adikya Arifin
4 Brayen Fernandes
5 Muh. Rahmat
6 Rizky Arzal Permana
7 Muhammad Farid
8 Aditya Nauval Akbar
9 Ahmad Adam Walkar
10 Muh. Athar Asfar
11 Muh. Abitzar
12 Fadly Febryan
13 Tersia Donuisang
14 Ahmad Nauval Irawan
15 Nur Azizah Putri Ramadani
16 Nur Hikma
17 Azzahra Naswa Ahmad
18 Aida Az Zahra
19 Zahra Nur Aprilia Taning
20 Alfina AZ
21 Maria Indriana Nafita Safina
22 ST. Aisyah
23 Qaila
24 Maysaroh
25 Aulya Cantika Natasyah
26 Nabila Saputri
27 Sfa Nur Akila
28 Resky
Sumber : SD Inpres Andi Tonro
109
Lampiran 3
Tabel 2. Daftar Kelas Kontrol
NO NAMA SISWA
1 Muh. Fatir Firmansyah
2 Muh. Fatur Firmansyah
3 Mustafid Azhar
4 Muh. Abidzar Bilal Ibrahim
5 Muh. Ramadhan
6 Haidar Almairi Putra Hasnur
7 Muh.Fauzi Al Farabi
8 Muh. Faiz
9 Muh. Aslam Alamsyah
10 Ahmad Fathona
11 Muh. Imam Januar
12 Andri
13 Muh. Alamsah
14 Muthi'ah Nur Fadiyah
15 Sitti Fatimah
16 Sitti Arbiyah Fadillah
17 Aqifah Nayla Zahra
18 Nur Alifa
19 Faizah Annaila Ramadhani
20 Khairunnisa Salsabila
21 Nayla Atsilah
22 Keisyah
23 St. Nurul Annisa
24 Syifa Sauqya
25 Putri Nabila A
26 Amirah Azzahra Anzar
27 Naura Salsabila
28 Nur Aqila Sungkar
Sumber : SD Inpres Andi Tonro
110
Lampiran 4
Kisi-kisi Soal Pretest dan Posttest
Kompetensi dasar (KD) :
3.3 Menguraikan lambang bunyi vokal dan konsonan dalam kata bahasa Indonesia atau bahasa daerah
3.9 Merinci kosakata dan ungkapan perkenalan diri keluarga, dan orang-orang di tempat tinggalnya secara lisan dan tulis yang dapat
dibantu dengan kosakata daerah
4.3 Melafalkan bunyi vokal dan konsonan dalam kata bahasa daerah
4.9 Menggunakan kosakata dan ungkapan yang tepat untuk perkenalan diri, keluarga, dan orang-orang di tempat tinggalnya secara
sederhana dalam bentuk lisan dan tulisan.
Tabel 3. Kisi-Kisi Soal Pretest
NO ITEM SOAL MEMBACA PERMULAAN DESKRIPSI POLA
1 Siti
terdiri dari satu kata , dua suku kata dan empat
huruf
KVKV
Edo terdiri dari satu kata, dua suku kata, dan tiga
huruf
VKV
Beni terdiri dari satu kata, dua suku kata, dan empat
huruf
KVKV
Dayu terdiri dari satu kata, dua suku kata, dan empat
huruf
KVKV
Lani terdiri dari satu kata, dua suku kata, dan empat KVKV
111
huruf
Udin terdiri dari satu kata, dua suku kata, dan empat
huruf
VKVK
2 Aku Siti
Terdiri dari dua kata, masing-masing kata terdiri
dari dua suku kata . Kata pertama tiga huruf .
Kata kedua empat huruf.
VKV
KVKV
Teman Baru
Terdiri dari dua kata dan masing-masing kata
terdiri dari dua suku kata. Kata pertama terdiri
dari lima huruf. Kata kedua terdiri dari empat
huruf
KVKVK
KVKV
Namaku Lani
Terdiri dari dua kata dan masing-masing kata
terdiri dari dua suku kata. Kata pertama terdiri
dari enam huruf . Kata kedua terdiri dari empat
huruf
KVKVKV
KVKV
112
3 Siti senang sekali
Terdiri dari tiga kata, masing-masing kata terdiri
dari dua suku kata. Kata pertama terdiri dari
empat huruf. Kata kedua terdiri dari enam huruf.
Kata ketiga terdiri dari enam huruf
KVKV
KVKVKK
KVKVKV
Siti pergi ke sekolah
Terdiri dari tiga kata dan sata kata hubung,
masing-masing kata terdiri dari dua suku kata,
kata ketiga terdiri dari tiga suku kata. Kata
pertama terdiri dari empat kata. Kata kedua
terdiri dari lima huruf, kata imbuhan terdiri dari
dua kata. Kata ketiga tujuh huruf
KVKV
KVKKV
KV
KVKVKVK
Siti memberi salam Terdiri dari tiga kata, masing-masing kata terdiri
dari dua suku kata dan satu imbuhan. Kata
pertama terdiri dari empat huruf. Kata kedua
terdiri dari tujuh huruf dan kata ketiga terdiri
dari lima huruf.
KVKV
KVKKVKV
KVKVK
4 Siti memiliki teman baru
Terdiri dari empat kata, masing-masing kata
terdiri dari dua suku kata, kata kedua terdiri dari
kata imbuhan dan tiga suku kata, kata ketiga dan
keempat terdiri dari dua suku kata. Kata pertama
terdiri dari empat huruf. Kata kedua terdiri dari
delapan huruf, kata ketiga terdiri dari lima
huruf, dan kata keempat terdiri dari empat huruf.
KVKV
KVKVKVKV
KVKVK
KVKV
113
Siti bermain bersama teman
Terdiri dari empat kata. Masing-masing kata
terdiri dari dari dua suku kata, kata kedua terdiri
dari kata imbuhan dan dua suku kata lainnya,
kata ketiga terdiri dari imbuhan dan dua suku
kata lainnya dan kata keempat terdiri dari dua
suku kata. Kata pertama terdiri dari empat huruf,
kata kedua terdiri dari tujuh huruf, kata ketiga
terdiri dari tujuh huruf dan kata keempat terdiri
dari lima huruf.
KVKV
KVKKVVK
KVKKVKV
KVKVK
Teman baru Siti banyak Terdiri dari empat kata. Masing-masing kata
terdiri dari dua suku kata. Kata pertama terdiri
dari lima huruf, kata kedua terdiri dari empat
huruf, kata ketiga terdiri dari empat huruf, kata
keempat terdiri dari enam huruf.
KVKVK
KVKV
KVKV
KVKKVK
114
5 Kita memiliki teman
Ada laki-laki dan perempuan
Teman membuat kita tersenyum
Kita harus sayang kepada teman
Terdiri dari empat kalimat. Kalimat pertama
terdiri dari tiga kata masing-masing kata terdiri
dari dua suku kata. Kata pertama terdiri dari
empat huruf, kata kedua terdiri dari imbuhan
dan delapan huruf dan kata ketiga terdiri dari
lima huruf. Kalimat kedua terdiri dari empat
kata. Masing-masing kata terdiri dari dua suku
kata dan terdapat kata hubung. Kata pertama
terdiri dari tiga huruf, kata kedua terdiri dari
empat huruf, kata ketiga terdiri dari tiga huruf
dan kata keempat terdiri dari sembilan huruf.
Kalimat ketiga terdiri dari empat kata. Masing-
masing kata terdiri dari dua suku kata dan
terdapat kata imbuhan. Kata pertama terdiri dari
lima huruf, kata kedua terdiri dari kata imbuhan
dan tujuh huruf, kata ketiga terdiri dari empat
huruf, kata keempat terdiri dari imbuhan dan
sembilan huruf. Kalimat keempat terdiri dari
lima kata. Masing-masing kata terdiri dari dua
suku kata. Kata pertama terdiri dari empat huruf.
Kata kedua terdiri dari lima huruf. Kata ketiga
terdiri dari lima huruf. Kata keempat terdiri dari
enam huruf. Kata kelima terdiri dari lima huruf.
KVKV KVKVKVKV
KVKVK
VKV KVKV-KVKV
KVK KVKVKKVVK
KVKVK KVKKVVK
KVKV KVKKVKKVK
KVKV KVKVK
KVKVKK KVKVKV
KVKVK
115
Kompetensi Dasar (KD) :
3.4 Mengenal kosakata tentang anggota tubuh dan panca indera serta perawatannya melalui teks pendek (berupa gambar, tulisan,
slogan sederhana, dan atau syair lagu)
4.4 Menjelaskan dengan kosakata yang tepat tentang anggota tubuh dan panca indera serta perawatannya (berupa gambar dan tulisan)
dalam bahasa Indonesia lisan dan tulisan.
Tabel 4. Kisi-Kisi Soal Posttest
NO ITEM SOAL MEMBACA PERMULAAN DESKRIPTIF POLA
1 Mata Terdiri dari satu kata, dua suku kata dan
empat huruf
KVKV
Hidung Terdiri dari satu kata, dua suku kata dan
enam huruf
KVKVKK
Bahu Terdiri dari satu kata, dua suku kata dan
empat huruf
KVKV
Telinga
Terdiri dari satu kata, tiga suku kata dan tujuh
huruf
KVKVKKV
Pipi Terdiri dari satu kata, dua suku kata dan
empat huruf
KVKV
Dagu Terdiri dari satu kata, dua suku kata dan
empat huruf
KVKV
Jari
Terdiri dari satu kata, dua suku kata dan
empat huruf
KVKV
Kaki Terdiri dari satu kata, dua suku kata dan
empat huruf
KVKV
116
2 ini dahi
Terdiri dari dua kata. Masing-masing kata
terdiri dari dua suku kata. Kata pertama
terdiri dari tiga hutuf. Kata kedua terdiri dari
empat huruf.
KVK
KVKV
ini mulut
Terdiri dari dua kata. Masing-masing kata
terdiri dari dua suku kata. Kata pertama
terdiri dari tiga hutuf. Kata kedua terdiri dari
lima huruf.
KVK
KVKVK
ini kepala Terdiri dari dua kata. Masing-masing kata
terdiri dari dua suku kata kata kedua terdiri
dari tiga suku kata. Kata pertama terdiri dari
tiga hutuf. Kata kedau terdiri dari enam
huruf.
KVK
KVKVKV
3 mata untuk melihat
Terdiri dari tiga kata. Masing-masing kata
terdiri dari dua suku kata dan kata ketiga
terdiri dari tiga suku kata. Kata pertama
terdiri dari empat huruf. Kata kedua terdiri
dari lima huruf dan kata ketiga terdiri dari
tujuh huruf.
KVKV
VKKVK
KVKVKVK
telinga untuk mendengar
Terdiri dari tiga kata. Masing-masing kata
terdiri dari tiga suku kata, dua suku kata dan
kata ketiga terdiri dari tiga suku kata. Kata
pertama terdiri dari tujuh huruf. Kata kedua
terdiri dari lima huruf dan kata ketiga terdiri
dari enam huruf.
KVKVKKV
VKKVK
KVKKVKKVK
117
hidung untuk membau
Terdiri dari tiga kata. Masing-masing kata
terdiri dari dua suku kata, dan kata ketiga
terdiri dari tiga suku kata. Kata pertama
terdiri dari enam huruf. Kata kedua terdiri
dari lima huruf dan kata ketiga terdiri dari
enam huruf.
KVKVKV
VKKVK
KVKKVV
lidah untuk mengecap
Terdiri dari tiga kata. Masing-masing kata
terdiri dari dua suku kata dan kata ketiga
terdiri dari tiga suku kata. Kata pertama
terdiri dari lima huruf. Kata kedua terdiri dari
lima huruf dan kata ketiga terdiri dari delapan
huruf.
KVKVK
VKKVK
KVKKVKVK
kulit untuk merasa Terdiri dari tiga kata. Masing-masing kata
terdiri dari dua suku kata dan kata ketiga
terdiri dari tiga suku kata. Kata pertama
terdiri dari lima huruf. Kata kedua terdiri dari
lima huruf dan kata ketiga terdiri dari enam
huruf.
KVKVK
VKKVK
KVKVKV
4 Kepala saya ada satu
Terdiri dari empat kata. Masing-masing kata
terdiri dari tiga suku kata untuk kata pertama,
dua suku kata untuk kata kedua, ketiga dan
keempat. Kata pertama terdiri dari enam
huruf. Kata kedua terdiri dari empat huruf.
Kata ketiga terdiri tiga huruf. Kata keempat
terdiri dari empat huruf
KVKVKV
KVKV
VKV
KVKV
118
Tangan saya ada dua
Terdiri dari empat kata. Masing-masing kata
terdiri dari dua suku kata. Kata pertama
terdiri dari enam huruf. Kata kedua terdiri
dari empat huruf. Kata ketiga terdiri tiga
huruf. Kata keempat terdiri dari tiga huruf
KVKKVK
KVKV
VKV
KVV
Kaki saya ada dua Terdiri dari empat kata. Masing-masing kata
terdiri dari dua suku kata. Kata pertama
terdiri dari empat huruf. Kata kedua terdiri
dari empat huruf. Kata ketiga terdiri tiga
huruf. Kata keempat terdiri dari tiga huruf
KVKV
KVKV
VKV
KVV
5 Dayu mendengarkan musik
Terdiri dari tiga kata. Masing-masing kata
terdiri dari dari dua suku kata. Kata kedua
terdiri dari kata imbuhan dan empat suku kata
dan kata ketiga terdiri dari dua suku kata.
Kata pertama terdiri dari empat huruf. Kata
kedua terdiri dari dua belas huruf. Kata ketiga
terdiri dari lima huruf.
KVKV
KVKKVKKVKKVK
KVKVK
119
Beni membaca buku dengan melihat tulisan
Terdiri dari 6 kata. Masing-masing kata
terdiri dari dua suku kata, kata kedua terdiri
dari kata imbuhan dan tiga suku kata, kata
ketiga terdiri dari dua suku kata, kata
keempat terdiri dari dua suku kata, kata
kelima terdiri dari imbuhan dan tiga suku
kata, kata keenam terdiri dari tiga suku kata.
Kata pertama terdiri dari empat huruf. Kata
kedua terdiri dari tujuh huruf. Kata ketiga
terdiri dari empat huruf. Kata keempat terdiri
dari enam huruf. Kata kelima terdiri dari
tujuh huruf. Kata keenam terdiri dari tujuh
huruf.
KVKV
KVKKVKV
KVKV
KVKKVK
KVKVKVK
KVKVKVK
Lani mencium wangi bunga dengan hidung Terdiri dari 6 kata. Masing-masing kata
terdiri dari dua suku kata, kata kedua terdiri
dari kata imbuhan dan tiga suku kata, kata
ketiga terdiri dari dua suku kata, kata
keempat terdiri dari dua suku kata, kata
kelima terdiri dari dua suku kata, kata
keenam terdiri dari dua suku kata. Kata
pertama terdiri dari empat huruf. Kata kedua
terdiri dari tujuh huruf. Kata ketiga terdiri
dari lima huruf. Kata keempat terdiri dari
lima huruf. Kata kelima terdiri dari enam
huruf. Kata keenam terdiri dari lima huruf.
KVKV
KVKKVVK
KVKKV
KVKKV
KVKVKK
KETERANGAN :
K = KONSONAN V = VOKAL
120
121
Lampiran 5
SOAL PRE TEST
Nama :
Kelas :
Bacalah tulisan di bawah ini !
1.
2.
3.
4.
5.
Siti Edo Beni
Dayu Lani Udin
2
Aku siti Teman baru Namaku Lani
Siti senang sekali
Siti pergi ke sekolah
Siti memberi salam
Siti memiliki teman baru
Siti bermain bersama teman
Teman baru Siti banyak
Kita memiliki teman
Ada laki-laki dan perempuan
Teman membuat kita tersenyum
Kita harus sayang kepada teman
122
SOAL POST TEST
Nama :
Kelas :
Bacalah tulisan di bawah ini !
1.
2.
3.
4.
5. Dayu mendengarkan musik
Beni membaca buku dengan melihat tulisan
Lani mencium wangi bunga dengan hidung
Mata Hidung Bahu
Telinga Pipi Dagu
Jari Kaki Tangan
Ini dahi Ini mulut Ini kepala
Mata untuk melihat
Telinga untuk mendengar
Hidung untuk membau
Lidah untuk mengecap
Kulit untuk merasa
Kepala saya ada satu
Tangan saya ada dua
Kaki saya ada dua
123
Lampiran 6
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
Satuan Pendidikan : SD INPRES ANDI TONRO
Kelas / Semester : I (Satu) / 1
Tema 1 : Diriku
Sub Tema 2 : Tubuhku
Pembelajaran : 1
Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan (6 x 35 menit)
A. KOMPETENSI INTI (KI)
KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati mendengar,
melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda
yang dijumpainya di rumah, sekolah
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis
dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
perilaku anak beriman dan berakhlak mulia
B. KOMPETENSI DASAR (KD) & INDIKATOR
BAHASA INDONESIA
Kompetensi Dasar (KD) :
3.4 Mengenal kosakata tentang anggota tubuh dan panca indera serta
perawatannya melalui teks pendek (berupa gambar, tulisan, slogan
sederhana, dan atau syair lagu)
4.4 Menjelaskan dengan kosakata yang tepat tentang anggota tubuh dan
panca indera serta perawatannya (berupa gambar dan tulisan) dalam
bahasa Indonesia lisan dan tulisan.
Indikator:
3.4.1 Menjodohkan gambar dan kata anggota tubuh dengan tepat
124
4.4.1 Menggunakan kosa kata tentang anggota tubuh dengan tepat dalam
bahasa lisan atau tulisan
SBDP
Kompetensi Dasar (KD) :
3.3 Memahami gerak anggota tubuh melalui tari
Indikator:
3.3.1 Mengidentifikasi gerak anggota tubuh (kepala, badan, tangan, dan
kaki) dalam suatu tarian
PKN
Kompetensi Dasar (KD) :
1.1 Menerima keberagaman karakteristik individu dalam kehidupan
beragama, suku bangsa, ciri-ciri fisik, psikis, dan hobi sebagai
anugerah Tuhan Yang Maha Esa di lingkungan rumah dan sekolah
1.2 Menghargai kebersamaan dalam keberagaman sebagai anugerah Tuhan
Tuhan Yang Maha Esa di lingkungan rumah dan sekolah
2.2 Menunjukkan perilaku patuh pada tata tertib dan aturan yang berlaku
dalam kehidupan seharihari di rumah sekolah dan masyarakat sekitar
3.2 Memahami aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari di rumah
4.2 Melakukan kegiatan sesuai aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-
hari di rumah
Indikator:
3.2.35 Menunjukkan hal-hal yang harus dilakukan dalam hubungannya
dengan aturan menjaga kesehatan tubuh di rumah
4.2.35 Memeragakan kegiatan tentang menjaga kesehatan tubuh di rumah
dalam hubungannya dengan aturan saat makan di rumah
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui lagu, siswa dapat menunjukkan bagian-bagian tubuh.
2. Dengan menirukan ucapan guru, siswa dapat menyebutkan bacaan
nama bagian-bagian tubuh.
3. Melalui ragam gerak, siswa dapat mengidentifikasi gerak anggota
tubuh.
4. Setelah berdiskusi dengan teman, siswa dapat menunjukkan aturan
tentang menjaga kesehatan tubuh di rumah hubungannya dengan
makan makanan yang sehat.
5. Dengan berlatih, siswa dapat mengenali kosakata dan
memasangkan bagian-bagian tubuh dengan namanya.
6. Melalui metode SAS siswa dapat membaca kosakata bagian-bagian
tubuh dengan tepat.
125
7. Dengan bermain peran, siswa dapat menunjukkan aturan saat
makan di rumah.
❖ Karakter siswa yang diharapkan : Religius
Nasionalis
Mandiri
Gotong-royong
Integritas
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan Guru mengajak siswa berdoa dan membalas
salam.(Religius)
Guru menanyakan kabar kepada siswa. “Bagaimana
keadaan kalian? Sehat?” “Apakah kalian masih ingat
nama teman-teman baru?”
Guru lalu menunjuk salah satu siswa dan meminta
siswa tersebut untuk mengingat 3-5 nama teman baru
sambil menunjuk teman yang dimaksud. Kegiatan ini
dilakukan dua kali, sekedar pengulangan untuk
mengamati apakah para siswa masih ingat nama teman
barunya. Bisa juga metode bentuk pengulangan materi
dengan menyanyikan lagu “Siapa Namamu?”
(Integritas)
Setelah kegiatan pengulangan, lalu guru memulai
pembelajaran dengan bernyanyi Satu Nusa dan Satu
Bangsa (Nasionalis)
10 menit
Inti • Dilanjutkan menyanyikan lagu “Dua mata saya”, siswa
menunjuk bagian-bagian tubuh sesuai dengan teks lagu.
• Setelah itu, guru menunjukkan gambar bagian-bagian
tubuh dan menempelnya di papan tulis.
• Minta siswa mengamati gambar tubuh tersebut.
Gambar tubuh tersebut belum ada namanya. (Critical
Thinking and Problem Solving)
• Guru lalu bertanya pada siswa apakah ada yang
mengetahui namanama bagian tubuh pada gambar yang
ditempel di papan tulis. Guru mengapresiasi jawaban
siswa yang mau menjawab dengan meminta siswa
tersebut untuk menunjukkan bagian tubuh sesuai
dengan jawabannya. (Communication)
35 Menit
X 30 JP
126
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
• Guru memancing siswa lain untuk aktif
mengidentifikasi nama-nama bagian tubuh. (Critical
Thinking and Problem Solving)
• Guru meminta semua siswa untuk mengecek jawaban
mereka. Guru lalu mengambil kartu kata nama-nama
anggota tubuh. (Communication)
• Guru memperlihatkan salah satu kartu nama anggota
tubuh dan membacakannya. Minta salah satu siswa
untuk menempelkan kartu nama tersebut di dekat
bagian tubuh sesuai dengan yang dimaksud. (Mandiri)
• Guru memperlihatkan kartu yang lain,
membacakannya, dan meminta siswa yang lain untuk
menempel kartu nama tersebut. Begitu seterusnya
sampai semua kartu nama anggota tubuh tertempel
pada gambar. ( Collaboration)
• Guru dan siswa mengecek bersama. Guru menunjuk
salah satu bagian tubuh dan menyebutkan namanya.
Guru lalu membaca kartu nama anggota tubuh yang
tertempel di dekat anggota tubuh tersebut. Cocok atau
tidak ya antara nama anggota tubuh di kartu dengan
anggota tubuh yang dimaksud. (Gotong-royong)
• Jika ada kartu nama yang salah tempel, minta siswa lain
untuk membetulkannya.
• Setelah semua kartu nama anggota tubuh sudah dicek,
guru lalu membacakan semua kartu nama anggota
tubuh sambil menunjuk anggota tubuh yang dimaksud.
Siswa menirukan bacaan dari guru. (lihat buku siswa
halaman 39) (Integritas)
• Setelah siswa menirukan, guru dan siswa bersama-sama
membaca nyaring nama-nama bagian tubuh sambil
guru menunjuk nama dan anggota tubuh yang
dimaksud. (Communication)
• Guru bercerita atau berdialog dengan siswa mengenai
anggota tubuh
Ini tubuhku
Tubuhku memiliki banyak anggota tubuh
Ada kepala, mata, hidung, mulut, telinga,
tangan, kaki dan masih banyak lagi.
Anggota tubuh memiliki fungsinya masing-
127
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
masing.
Mata untuk melihat, telinga untuk mendengar,
kaki untuk berjalan dan masih banyak lagi.
• Guru memperlihatkan gambar yang berhubungan
dengan anggota tubuh.
• Guru menulis beberapa kalimat sebagai kesimpulan
dari isi cerita.
• Guru menulis satu kalimat yang diambil dari isi cerita.
• Guru menulis kata-kata sebagai uraian dari kalimat.
• Guru menulis suku-suku kata sebagai uraian dari kata-
kata.
• Guru menuliskan huruf –huruf sebagai uraian dari
suku-suku kata.
• Guru mensintesiskan huruf-huruf menjadi suku-suku
kata.
• Guru menyatukan kata-kata menjadi kalimat
128
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
ini tubuhku ini tubuhku
i ni tu buh ku
i n i t u B u H k u
i ni tu buh ku
ini tubuhku
ini tubuhku
ini tubuhku
129
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
• Guru lalu bertanya kepada siswa, bagaimana ya caranya
supaya badan sehat. (siswa akan memberi banyak
jawaban, salah satunya adalah makan) (creativity and
Innovation)
• Guru bertanya kepada siswa, bagaimana sikap yang
harus ia tunjukkan di rumah saat hendak makan, sedang
makan, dan selesai makan.
• Untuk menjawab pertanyaan tersebut, guru meminta
siswa menggali informasi dari teman sebangku tentang
aturan saat makan di rumah. (Critical Thinking and
Problem Solving)
• Siswa akan bertanya jawab, yaitu bagaimana sikap
yang harus ia tunjukkan di rumah saat hendak makan,
sedang makan, dan selesai makan. (Communication)
• Guru lalu meminta siswa berpasangan dengan seorang
teman di sebelah kanannya (bisa juga dengan teman
sebangku/semeja). Setiap pasangan saling bertanya
jawab/diskusi tentang aturan saat makan. Jenis
pertanyaan dipandu oleh guru, seperti: apakah tadi pagi
sudah makan? Sebelum makan, apakah ada yang harus
kamu lakukan? Kalau makan di mana, di meja makan
atau boleh dimana saja? Kalau makan, apakah bersama-
sama dengan anggota keluarga atau sendiri-sendiri?
Bagaimana sikap saat makan? Bagaimana sikap jika
sudah selesai makan? (Integritas)
• Kemudian guru meminta perwakilan siswa untuk
menunjukkan tentang sikap saat makan di rumah.
• Setelah selesai, guru minta siswa mengamati buku
siswa halaman 40. Apakah dari hasil diskusi tentang
aturan sikap siswa saat hendak, akan, dan setelah
makan ada yang sesuai dengan gambar di buku siswa?
(Literasi)
• Setelah itu guru merangkum semua jawaban siswa dan
menyampaikan informasi tentang aturan di rumah
tentang makan. Secara umum aturan pada saat makan
adalah sebagai berikut:
»» Mencuci tangan sebelum makan
»» Berdoa sebelum makan
»» Makan sambil duduk (Critical Thinking and
Problem Solving)
130
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
• Guru menanamkan kepada siswa untuk mengikuti
aturan di rumah saat makan.
• Sebelum kegiatan ditutup, siswa dan guru bergerak
bersama dalam sebuah ragam gerak “Kepala pundak
lutut kaki”. (lihat di buku siswa pada halaman 41).
(Critical Thinking and Problem Solving)
• Guru memberi contoh terlebih dulu, lalu siswa
mengamati dan kemudian mengikuti. Guru dan siswa
bergerak sesuai dengan irama lagu tersebut. Guru
memberikan instruksi untuk gerak dasar sebelum siswa
mengikuti ragam gerak “Kepala pundak lutut kaki”.
Instruksi gerak dasar tersebut adalah:
»» Sikap berdiri, pandangan ke depan
»» Kedua tangan di pinggang
»» Kedua kaki dibuka, lutut ditekuk
»» Gerak kepala tengok kanan dan kiri
• Awalnya bersama-sama. Lalu bergantian per 10 orang
siswa mengulangi gerakan tariannya.
• Setelah menari, semua siswa mengerjakan latihan di
buku siswa halaman 42 dan 43. (Mandiri)
• Di akhir kegiatan, guru mengulang kembali nama-nama
bagian tubuh.
Penutup Setelah selesai, guru bersama siswa menyimpulkan
bahwa semua siswa mempunyai nama lengkap dan
panggilan. Nama-nama mereka semuanya bagus.
Adanya nama membuat kita menjadi saling mengenal.
(Integritas)
15 menit
E. SUMBER, ALAT DAN MEDIA PEMBELAJARAN
Buku Siswa Tema : Diriku Kelas 1 (Buku Tematik Terpadu Kurikulum
2013 Rev.2017, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
2013 Rev.2017).
Syair lagu “Dua Mata Saya”
Gambar anggota tubuh manusia yang lengkap
Makassar, 2020
Mahasiswa
131
Nur Rahmi Akil Saleh
NIM : 105401102416
Mengetahui
Kepala Sekolah
Dra. Hj. Ahkamah, M.M
NIP. 19670921 199106 2 001
Guru Kelas I
(Uswatun Hasanah.,S.Pd)
E. Penilaian Pembelajaran
1. Penilaian Sikap: Observasi dan pencatatan sikap siswa selama kegiatan
2. Penilaian pengetahuan:
- Tes tertulis
(Guru meminta siswa menyebutkan 5 nama panggilan dan lengkap teman
baru di kelas. Selain itu bisa guru mengembangkan jenis pertanyaan yang
akan diberikan, misalnya siswa menyebutkan nama teman sambil menunjuk
orang yang dimaksud atau menyebutkan ciri-ciri teman tersebut)
3. Penilaian keterampilan:
Penilaian Unjuk kerja: Berjalan lurus ke satu arah
No Nama
Siswa
Kriteria
Predikat
Berbaris
lurus
memegang
pundak
Berjalan
lurus ke
satu arah
Mulai dan
berhenti
berjalan
sesuai
aba-aba
Rapi dan
teratur
132
1 Sangat
Baik
2 Baik
3
Penilaian: Unjuk kerja: Memperkenalkan teman lewat permainan
Kriteria Baik Sekali
4
Baik
3
Cukup
2
Perlu
Pendampingan
1
1. Kemampuan
memperkenalkan
teman di
kelas
Siswa mampu
menyebutkan
nama lengkap
dan nama
panggilan
teman di kelas
dengan
mandiri
Siswa mampu
menyebutkan
nama
lengkap
dan nama
panggilan
teman di
kelas dengan
arahan dari
guru satu kali
Siswa mampu
menyebutkan
nama lengkap
dan nama
panggilan
teman di
kelas dengan
arahan dari
guru lebih dari
satu kali
Siswa belum
mampu
menyebutkan
nama lengkap
dan nama
panggilan
teman
di kelas
2. Kemampuan
menjalankan
peraturan pada
permainan
Siswa mampu
melakukan
permainan
sesuai dengan
instruksi
tanpa
pengarahan
ulang
Siswa mampu
melakukan
permainan
sesuai aturan
tetapi dengan
1 kali arahan
ulang
Siswa mampu
melakukan
permainan
sesuai aturan,
tetapi dengan
lebih dari 1
kali
arahan ulang
Siswa belum
mampu
melakukan
permainan
sesuai dengan
aturan
(Format penilaian bisa dilihat di teknik dan instrument penilaian yang terdapat
pada bagian depan buku guru)
PENILAIAN PEMBELAJARAN
1. Penilaian Sikap
No Nama Siswa
Perubahan Tingkah Laku
Percaya Diri Disiplin Bekerjasama
BT MT MB SM BT MT MB SM BT MT MB SM
1
2
133
3
4 ………
Keterangan:
BT : Belum Terlihat
MT : Mulai Terlihat
MB : Mulai Berkembang
SM : Sudah Membudaya
Berilah tanda centang () pada kolom yang sesuai
Penilaian Pengetahuan
Instrumen penilaian: tes tertulis (isian)
3. Penilaian Pengetahuan
a. Penilaian : Unjuk Kerja
Rubrik Mengenal Anggota Tubuh dengan Bernyanyi
No. Kriteria Baik Sekali
4
Baik
3
Cukup
2
Perlu Bimbingan
1
1. Penguasaan
lagu
Siswa hafal
seluruh syair
lagu, irama
tepat
Siswa hafal
seluruh syair
lagu, irama
kurang tepat
atau sebaliknya
Siswa hafal
sebagian kecil
syair lagu
Siswa belum hafal
syair lagu
2. Ketepatan
mengisi
banyak
anggota tubuh
pada kolom
‘Ayo Berlatih’
Semua tepat Tepat 5—6 Tepat 3—4 Tepat 1—2
Penilaian : Observasi (Pengamatan)
Lembar Pengamatan Kegiatan Permainan
No. Kriteria Terlihat (v) Belum
Terlihat (v)
134
1. Siswa mampu mengikuti instruksi
guru
2. Siswa terlibat aktif dalam permainan
3. Siswa mengungkapkan perasaan dan
pendapatnya setelah melakukan
kegiatan permainan
F. MATERI AJAR
1. GAMBAR BAGIAN-BAGIAN TUBUH
ini tubuhku
ini tubuhku
i ni tu buh ku
i n i t u b u h k u
i ni tu buh ku
ini tubuhku
Ini tubuhku
135
Mata
ma ta
M a T a
ma ta
Mata
Hidung
hi dung
H i D u n g
hi dung
Hidung
mata
hidung
136
Lidah
li dah
L i d a h
li dah
Lidah
Telinga
Te Li nga
T E l i N g a
Te Li nga
Telinga
lidah
telinga
137
Kulit
ku lit
K u L i t
ku lit
Kulit
kulit
138
139
Kartu nama-nama anggota tubuh
Mata Hidung Bahu
Telinga
Pipi
Dagu Jari
Kaki Tangan
Dahi Mulut
kepala
140
LKPD
(LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK)
Nama :
Kelas :
mata saya dua
mata saya dua
ma ta
sa ya du a
m a t a
u a
d s a y a
ma ta
sa ya du a
mata saya dua
mata saya dua
141
L
hidung saya satu
hidung
saya
satu
saya satu
hi dung sa ya sa tu
h i d u g n
s y s t a a a u
hi dung sa ya sa tu
hidung
saya
satu
saya satu
hidung saya satu
142
Lampiran 7
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
Satuan Pendidikan : SD INPRES ANDI TONRO
Kelas / Semester : I (Satu) / 1
Tema 1 : Diriku
Sub Tema 2 : Tubuhku
Pembelajaran : 1
Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan (6 x 35 menit)
A. KOMPETENSI INTI (KI)
KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati mendengar,
melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda
yang dijumpainya di rumah, sekolah
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis
dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
perilaku anak beriman dan berakhlak mulia
B. KOMPETENSI DASAR (KD) & INDIKATOR
BAHASA INDONESIA
Kompetensi Dasar (KD) :
3.4 Mengenal kosa kata tentang anggota tubuh dan panca indera serta
perawatannya melalui teks pendek (berupa gambar, tulisan, slogan
sederhana, dan atau syair lagu)
4.4 Menjelaskan dengan kosa katan yang tepat tentang anggota tubuh dan
panca indera serta perawatannya (berupa gambar dan tulisan) dalam
bahasa Indonesia lisan dan tulisan.
Indikator:
3.4.1 Menjodohkan gambar dan kata anggota tubuh dengan tepat
4.4.1 Menggunakan kosa kata tentang anggota tubuh dengan tepat dalam
bahasa lisan atau tulisan
143
SBDP
Kompetensi Dasar (KD) :
3.3 Memahami gerak anggota tubuh melalui tari
Indikator:
3.3.1 Mengidentifikasi gerak anggota tubuh (kepala, badan, tangan, dan
kaki) dalam suatu tarian
PKN
Kompetensi Dasar (KD) :
1.1 Menerima keberagaman karakteristik individu dalam kehidupan
beragama, suku bangsa, ciri-ciri fisik, psikis, dan hobi sebagai
anugerah Tuhan Yang Maha Esa di lingkungan rumah dan sekolah
1.2 Menghargai kebersamaan dalam keberagaman sebagai anugerah Tuhan
Tuhan Yang Maha Esa di lingkungan rumah dan sekolah
2.2 Menunjukkan perilaku patuh pada tata tertib dan aturan yang berlaku
dalam kehidupan seharihari di rumah sekolah dan masyarakat sekitar
3.2 Memahami aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari di rumah
4.2 Melakukan kegiatan sesuai aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-
hari di rumah
Indikator:
3.2.35 Menunjukkan hal-hal yang harus dilakukan dalam hubungannya
dengan aturan menjaga kesehatan tubuh di rumah
4.2.35 Memeragakan kegiatan tentang menjaga kesehatan tubuh di rumah
dalam hubungannya dengan aturan saat makan di rumah
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
8. Melalui lagu, siswa dapat menunjukkan bagian-bagian tubuh.
9. Dengan menirukan ucapan guru, siswa dapat menyebutkan bacaan
nama bagian-bagian tubuh.
10. Melalui ragam gerak, siswa dapat mengidentifikasi gerak anggota
tubuh.
11. Setelah berdiskusi dengan teman, siswa dapat menunjukkan aturan
tentang menjaga kesehatan tubuh di rumah hubungannya dengan
makan makanan yang sehat.
12. Dengan berlatih, siswa dapat mengenali kosa kata dan
memasangkan bagian-bagian tubuh dengan namanya.
13. Dengan bermain peran, siswa dapat menunjukkan aturan saat
makan di rumah.
❖ Karakter siswa yang diharapkan : Religius
144
Nasionalis
Mandiri
Gotong-royong
Integritas
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan Guru mengajak siswa berdoa dan membalas
salam.(Religius)
Guru menanyakan kabar kepada siswa. “Bagaimana
keadaan kalian? Sehat?” “Apakah kalian masih ingat
nama temanteman baru?”
Guru lalu menunjuk salah satu siswa dan meminta
siswa tersebut untuk mengingat 3-5 nama teman baru
sambil menunjuk teman yang dimaksud. Kegiatan ini
dilakukan dua kali, sekedar pengulangan untuk
mengamati apakah para siswa masih ingat nama teman
barunya. Bisa juga metode bentuk pengulangan materi
dengan menyanyikan lagu “Siapa Namamu?”
(Integritas)
Setelah kegiatan pengulangan, lalu guru memulai
pembelajaran dengan bernyanyi Satu Nusa dan Satu
Bangsa (Nasionalis)
10 menit
Inti • Dilanjutkan menyanyikan lagu “Dua mata saya”, siswa
menunjuk bagian-bagian tubuh sesuai dengan teks
lagu.
• Setelah itu, guru menunjukkan gambar bagian-bagian
tubuh dan menempelnya di papan tulis.
• Minta siswa mengamati gambar tubuh tersebut.
Gambar tubuh tersebut belum ada namanya. (Critical
Thinking and Problem Solving)
• Guru lalu bertanya pada siswa apakah ada yang
mengetahui namanama bagian tubuh pada gambar yang
ditempel di papan tulis. Guru mengapresiasi jawaban
siswa yang mau menjawab dengan meminta siswa
tersebut untuk menunjukkan bagian tubuh sesuai
dengan jawabannya. (Communication)
• Guru memancing siswa lain untuk aktif
mengidentifikasi nama-nama bagian tubuh. (Critical
Thinking and Problem Solving)
• Guru meminta semua siswa untuk mengecek jawaban
35 Menit
X 30 JP
145
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
mereka. Guru lalu mengambil kartu kata nama-nama
anggota tubuh. (Communication)
• Guru memperlihatkan salah satu kartu nama anggota
tubuh dan membacakannya. Minta salah satu siswa
untuk menempelkan kartu nama tersebut di dekat
bagian tubuh sesuai dengan yang dimaksud. (Mandiri)
• Guru memperlihatkan kartu yang lain,
membacakannya, dan meminta siswa yang lain untuk
menempel kartu nama tersebut. Begitu seterusnya
sampai semua kartu nama anggota tubuh tertempel
pada gambar. ( Collaboration)
• Guru dan siswa mengecek bersama. Guru menunjuk
salah satu bagian tubuh dan menyebutkan namanya.
Guru lalu membaca kartu nama anggota tubuh yang
tertempel di dekat anggota tubuh tersebut. Cocok atau
tidak ya antara nama anggota tubuh di kartu dengan
anggota tubuh yang dimaksud. (Gotong-royong)
• Jika ada kartu nama yang salah tempel, minta siswa
lain untuk membetulkannya.
• Setelah semua kartu nama anggota tubuh sudah dicek,
guru lalu membacakan semua kartu nama anggota
tubuh sambil menunjuk anggota tubuh yang dimaksud.
Siswa menirukan bacaan dari guru. (lihat buku siswa
halaman 39) (Integritas)
• Setelah siswa menirukan, guru dan siswa bersama-
sama membaca nyaring nama-nama bagian tubuh
sambil guru menunjuk nama dananggota tubuh yang
dimaksud. (Communication)
• Guru lalu bertanya kepada siswa, bagaimana ya
caranya supaya badan sehat. (siswa akan memberi
banyak jawaban, salah satunya adalah makan)
(creativity and Innovation)
• Guru bertanya kepada siswa, bagaimana sikap yang
harus ia tunjukkan di rumah saat hendak makan,
sedang makan, dan selesai makan.
• Untuk menjawab pertanyaan tersebut, guru meminta
siswa menggali informasi dari teman sebangku tentang
aturan saat makan di rumah. (Critical Thinking and
Problem Solving)
• Siswa akan bertanya jawab, yaitu bagaimana sikap
yang harus ia tunjukkan di rumah saat hendak makan,
146
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
sedang makan, dan selesai makan. (Communication)
• Guru lalu meminta siswa berpasangan dengan seorang
teman di sebelah kanannya (bisa juga dengan teman
sebangku/semeja). Setiap pasangan saling bertanya
jawab/diskusi tentang aturan saat makan. Jenis
pertanyaan dipandu oleh guru, seperti: apakah tadi pagi
sudah makan? Sebelum makan, apakah ada yang harus kamu lakukan? Kalau makan di mana, di meja makan
atau boleh dimana saja? Kalau makan, apakah
bersama-sama dengan anggota keluarga atau sendiri-
sendiri? Bagaimana sikap saat makan? Bagaimana
sikap jika sudah selesai makan? (Integritas)
• Kemudian guru meminta perwakilan siswa untuk
menunjukkan tentang sikap saat makan di rumah.
• Setelah selesai, guru minta siswa mengamati buku
siswa halaman 40. Apakah dari hasil diskusi tentang
aturan sikap siswa saat hendak, akan, dan setelah
makan ada yang sesuai dengan gambar di buku siswa?
(Literasi)
• Setelah itu guru merangkum semua jawaban siswa dan
menyampaikan informasi tentang aturan di rumah
tentang makan. Secara umum aturan pada saat makan
adalah sebagai berikut:
»» Mencuci tangan sebelum makan
»» Berdoa sebelum makan
»» Makan sambil duduk (Critical Thinking and
Problem Solving)
• Guru menanamkan kepada siswa untuk mengikuti
aturan di rumah saat makan.
• Sebelum kegiatan ditutup, siswa dan guru bergerak
bersama dalam sebuah ragam gerak “Kepala pundak
lutut kaki”. (lihat di buku siswa pada halaman 41).
(Critical Thinking and Problem Solving)
• Guru memberi contoh terlebih dulu, lalu siswa
mengamati dan kemudian mengikuti. Guru dan siswa
bergerak sesuai dengan irama lagu tersebut. Guru
memberikan instruksi untuk gerak dasar sebelum siswa
mengikuti ragam gerak “Kepala pundak lutut kaki”.
Instruksi gerak dasar tersebut adalah:
»» Sikap berdiri, pandangan ke depan
147
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
»» Kedua tangan di pinggang
»» Kedua kaki dibuka, lutut ditekuk
»» Gerak kepala tengok kanan dan kiri
• Awalnya bersama-sama. Lalu bergantian per 10 orang
siswa mengulangi gerakan tariannya.
• Setelah menari, semua siswa mengerjakan latihan di
buku siswa halaman 42 dan 43. (Mandiri)
• Di akhir kegiatan, guru mengulang kembali nama-
nama bagian tubuh.
Penutup Setelah selesai, guru bersama siswa menyimpulkan
bahwa semua siswa mempunyai nama lengkap dan
panggilan. Nama-nama mereka semuanya bagus.
Adanya nama membuat kita menjadi saling mengenal.
(Integritas)
15 menit
E. SUMBER, ALAT DAN MEDIA PEMBELAJARAN
Buku Siswa Tema : Diriku Kelas 1 (Buku Tematik Terpadu Kurikulum
2013 Rev.2017, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
2013 Rev.2017).
Syair lagu “Dua Mata Saya”
Gambar anggota tubuh manusia yang lengkap
Makassar , 2020
Mahasiswa
Nur Rahmi Akil Saleh
NIM:105401102416
Mengetahui
Kepala Sekolah
Guru Kelas I
148
Dra. Hj. Ahkamah, M.M
NIP. 19670921 199106 2 001
Santi, S.Pd SD
NIP.
Penilaian Pembelajaran
1. Penilaian Sikap: Observasi dan pencatatan sikap siswa selama kegiatan
2. Penilaian pengetahuan:
- Tes tertulis
(Guru meminta siswa menyebutkan 5 nama panggilan dan lengkap teman
baru di kelas. Selain itu bisa guru mengembangkan jenis pertanyaan yang
akan diberikan, misalnya siswa menyebutkan nama teman sambil menunjuk
orang yang dimaksud atau menyebutkan ciri-ciri teman tersebut)
3. Penilaian keterampilan:
a. Penilaian Unjuk kerja: Berjalan lurus ke satu arah
No Nama
Siswa
Kriteria
Predikat Berbaris
lurus
memegang
pundak
Berjalan
lurus ke
satu arah
Mulai dan
berhenti
berjalan
sesuai
aba-aba
Rapi dan
teratur
1
2
3
b. Penilaian: Unjuk kerja: Memperkenalkan teman lewat permainan
Kriteria Baik Sekali
4
Baik
3
Cukup
2
Perlu
Pendampingan
1
1. Kemampuan
memperkenalkan
teman di
Siswa mampu
menyebutkan
nama lengkap
Siswa mampu
menyebutkan
nama
Siswa mampu
menyebutkan
nama lengkap
Siswa belum
mampu
menyebutkan
149
kelas dan nama
panggilan
teman di kelas
dengan
mandiri
lengkap
dan nama
panggilan
teman di
kelas dengan
arahan dari
guru satu kali
dan nama
panggilan
teman di
kelas dengan
arahan dari
guru lebih dari
satu kali
nama lengkap
dan nama
panggilan
teman
di kelas
2. Kemampuan
menjalankan
peraturan pada
permainan
Siswa mampu
melakukan
permainan
sesuai dengan
instruksi
tanpa
pengarahan
ulang
Siswa mampu
melakukan
permainan
sesuai aturan
tetapi dengan
1 kali arahan
ulang
Siswa mampu
melakukan
permainan
sesuai aturan,
tetapi dengan
lebih dari 1
kali
arahan ulang
Siswa belum
mampu
melakukan
permainan
sesuai dengan
aturan
(Format penilaian bisa dilihat di teknik dan instrument penilaian yang terdapat
pada bagian depan buku guru)
PENILAIAN PEMBELAJARAN
1. Penilaian Sikap
No Nama Siswa
Perubahan Tingkah Laku
Percaya Diri Disiplin Bekerjasama
BT MT MB SM BT MT MB SM BT MT MB SM
1
2
3
4 ………
Keterangan:
BT : Belum Terlihat
MT : Mulai Terlihat
MB : Mulai Berkembang
SM : Sudah Membudaya
Berilah tanda centang () pada kolom yang sesuai
2. Penilaian Pengetahuan
Instrumen penilaian: tes tertulis (isian)
3. Penilaian Pengetahuan
150
a. Penilaian : Unjuk Kerja
Rubrik Mengenal Anggota Tubuh dengan Bernyanyi
No. Kriteria Baik Sekali
4
Baik
3
Cukup
2
Perlu Bimbingan
1
1. Penguasaan
lagu
Siswa hafal
seluruh syair
lagu, irama
tepat
Siswa hafal
seluruh syair
lagu, irama
kurang tepat
atau sebaliknya
Siswa hafal
sebagian kecil
syair lagu
Siswa belum hafal
syair lagu
2. Ketepatan
mengisi
banyak
anggota tubuh
pada kolom
‘Ayo Berlatih’
Semua tepat Tepat 5—6 Tepat 3—4 Tepat 1—2
b. Penilaian : Observasi (Pengamatan)
Lembar Pengamatan Kegiatan Permainan
No. Kriteria Terlihat (v) Belum
Terlihat (v)
1. Siswa mampu mengikuti instruksi
guru
2. Siswa terlibat aktif dalam permainan
3. Siswa mengungkapkan perasaan dan
pendapatnya setelah melakukan
kegiatan permainan
151
Lampiran 8
Tabel 5. Kriteria Penilaian Kemampuan Membaca Permulaan
Nama siswa :
Kelas :
NO UNSUR YANG DINILAI SKOR
MAKSIMUM
SKOR SISWA
1. Ketepatan menyuarakan tulisan 20
2. Kewajaran lafal 20
3. Kewajaran intonasi 20
4. Kelancaran 20
5. Kejelasan suara 20
Jumlah Skor Total 100
152
Lampiran 9
Tabel 6. Kisi-Kisi Instrument Penilaian Kemampuan Membaca Permulaan
NO ASPEK YANG
DINILAI
DESKRIPSI SKOR
1 Ketepatan
menyuarakan tulisan
a. Siswa jelas menyuarakan tulisan
b. Siswa cukup jelas menyuarakan
tulisan
c. Siswa kurang jelas menyuarakan
tulisan
d. Siswa tidak jelas menyuarakan
tulisan
e. Siswa tidak bersuara
20
15
10
5
0
2 Kewajaran lafal a. Siswa membaca dengan lafal yang
benar
b. Siswa membaca dengan hafal
cukup benar
c. Siswa membaca dengan lafal yang
kurang benar
d. Siswa membaca dengan lafal yang
tidak benar
e. Siswa tidak melafalkan bacaan
20
15
10
5
0
3 Kewajaran intonasi a. Siswa membaca dengan intonasi
yang benar
b. Siswa membaca dengan intonasi
yang cukup benar
c. Siswa membaca dengan intonasi
yang kurang benar
d. Siswa membaca dengan intonasi
yang tidak benar
e. Siswa membaca tidak berintonasi
20
15
10
5
153
0
4 Kelancaran a. Siswa membaca dengan lancar
b. Siswa membaca cukup lancar
c. Siswa membaca kurang lancar
d. Siswa membaca tidak lancar
e. Siswa tidak bisa membaca
20
15
10
5
0
5 Kejelasan suara a. Kejelasan suara baik
b. Kejelasan suara cukup baik
c. Kejelasan suara kurang baik
d. Kejelasan suara tidak baik
e. Suara tidak jelas
20
15
10
5
0
JUMLAH 100
154
Lampiran 10
Tabel 7. Lembar Penilaian Pretest Kelas Eksperimen
No Nama Kriteria Penilaian Kemampuan Membaca Permulaan Skor
Total Nilai Keterangan
1 2 3 4 5
1 Muh. Aidil Fitra 10 15 5 10 10 60 60 Tidak Tuntas
2 Muh. Reski Ramadan 20 20 10 15 10 75 75 Tuntas
3 Muh. Refan Adikya Arifin 10 10 10 10 10 50 50 Tidak Tuntas
4 Brayen Fernandes 15 10 5 15 20 65 65 Tidak Tuntas
5 Muh. Rahmat 10 5 5 10 10 40 40 Tidak Tuntas
6 Rizky Arzal Permana 10 15 10 10 10 55 55 Tidak Tuntas
7 Muhammad Farid 10 20 5 10 10 55 55 Tidak Tuntas
8 Aditya Nauval Akbar 15 20 10 10 10 65 65 Tidak Tuntas
9 Ahmad Adam Walkar 20 20 10 10 10 70 70 Tuntas
10 Muh. Athar Asfar 10 15 10 10 10 55 55 Tidak Tuntas
11 Muh. Abitzar 20 20 5 15 15 75 75 Tuntas
12 Fadly Febryan 15 10 5 10 20 65 65 Tidak Tuntas
13 Tersia Donuisang 10 20 10 15 15 70 70 Tuntas
14 Ahmad Nauval Irawan 10 20 10 10 10 60 60 Tidak Tuntas
15 Nur Azizah Putri Ramadani 10 10 5 5 10 40 40 Tidak Tuntas
16 Nur Hikma 15 15 10 10 10 60 60 Tidak Tuntas
17 Azzahra Naswa Ahmad 20 20 10 10 10 70 70 Tuntas
18 Aida Az Zahra 15 15 10 10 10 60 60 Tidak Tuntas
19 Zahra Nur Aprilia Taning 15 10 5 15 10 55 55 Tidak Tuntas
155
20 Alfina AZ 10 10 5 5 10 40 40 Tidak Tuntas
21
Maria Indriana Nafita
Safina 15 20 5 10 15 65 65 Tidak Tuntas
22 ST. Aisyah 10 10 10 10 20 60 60 Tidak Tuntas
23 Qaila 20 15 10 15 15 75 75 Tuntas
24 Maysaroh 10 20 5 15 15 65 65 Tidak Tuntas
25 Aulya Cantika Natasyah 10 15 10 15 10 60 60 Tidak Tuntas
26 Nabila Saputri 15 15 5 15 15 65 65 Tidak Tuntas
27 Sfa Nur Akila 15 10 10 10 10 55 55 Tidak Tuntas
28 Resky 10 10 5 15 10 50 50 Tidak Tuntas
Keterangan :
Kriteria Penilaian Kemampuan Membaca Permulaan
1. Kecepatan menyuarakan tulisan.
2. Kewajaran lafal
3. Kewajaran intonasi
4. Kelancaran
5. Kejelasan suara
KKM = 70
156
Tabel 8. Lembar Penilaian Pretest Kelas Kontrol
No Nama Kriteria Penilaian Kemampuan Membaca Permulaan Skor
Total Nilai Keterangan
1 2 3 4 5
1 Muh. Fatir Firmansyah 15 15 5 10 15 60 60 Tidak Tuntas
2 Muh. Fatur Firmansyah 10 15 5 15 15 60 60 Tidak Tuntas
3 Mustafid Azhar 20 20 10 10 15 75 75 Tuntas
4 Muh. Abidzar Bilal Ibrahim 10 15 5 10 10 50 50 Tidak Tuntas
5 Muh. Ramadhan 10 10 5 5 15 45 45 Tidak Tuntas
6 Haidar Almairi Putra Hasnur 10 10 10 10 10 50 50 Tidak Tuntas
7 Muh.Fauzi Al Farabi 10 10 10 10 15 55 55 Tidak Tuntas
8 Muh. Faiz 20 10 5 10 10 65 65 Tidak Tuntas
9 Muh. Aslam Alamsyah 10 10 5 10 20 65 65 Tidak Tuntas
10 Ahmad Fathona 10 10 5 15 15 55 55 Tidak Tuntas
11 Muh. Imam Januar 20 20 10 10 10 70 70 Tuntas
12 Andri 20 20 5 5 10 60 60 Tidak Tuntas
13 Muh. Alamsah 20 15 15 10 10 70 70 Tuntas
14 Muthi'ah Nur Fadiyah 15 10 10 10 10 55 55 Tidak Tuntas
15 Sitti Fatimah 20 10 10 10 10 60 60 Tidak Tuntas
16 Sitti Arbiyah Fadillah 15 15 5 5 10 50 50 Tidak Tuntas
17 Aqifah Nayla Zahra 20 20 10 15 10 75 75 Tuntas
18 Nur Alifa 20 20 10 10 10 70 70 Tuntas
19 Faizah Annaila Ramadhani 15 15 10 10 10 60 60 Tidak Tuntas
20 Khairunnisa Salsabila 20 15 10 10 10 65 65 Tidak Tuntas
21 Nayla Atsilah 15 15 10 15 10 65 65 Tidak Tuntas
157
22 Keisyah 20 15 5 10 10 70 70 Tuntas
23 St. Nurul Annisa 10 10 10 10 10 50 50 Tidak Tuntas
24 Syifa Sauqya 20 20 10 10 15 75 75 Tuntas
25 Putri Nabila A 15 15 5 15 15 65 65 Tidak Tuntas
26 Amirah Azzahra Anzar 20 20 10 10 10 70 70 Tuntas
27 Naura Salsabila 20 20 10 10 15 75 75 Tuntas
28 Nur Aqila Sungkar 20 15 10 10 20 75 75 Tuntas
Keterangan :
Kriteria Penilaian Kemampuan Membaca Permulaan
1. Kecepatan menyuarakan tulisan.
2. Kewajaran lafal
3. Kewajaran intonasi
4. Kelancaran
5. Kejelasan suara
KKM = 70
158
Lampiran 11
Tabel 9. Lembar Penilaian Posttest Kelas Eksperimen
No Nama
Kriteria Penilaian Kemampuan Membaca
Permulaan Skor Total Nilai Keterangan
1 2 3 4 5
1 Muh. Aidil Fitra 20 20 10 10 20 80 80 Tuntas
2 Muh. Reski Ramadan 20 15 10 15 15 80 80 Tuntas
3 Muh. Refan Adikya Arifin 20 20 15 20 20 95 95 Tuntas
4 Brayen Fernandes 20 15 10 20 15 80 80 Tuntas
5 Muh. Rahmat 15 15 10 10 20 70 70 Tuntas
6 Rizky Arzal Permana 20 20 15 10 10 75 75 Tuntas
7 Muhammad Farid 15 15 15 20 15 80 80 Tuntas
8 Aditya Nauval Akbar 20 15 10 15 20 80 80 Tuntas
9 Ahmad Adam Walkar 10 20 10 10 20 70 70 Tuntas
10 Muh. Athar Asfar 15 15 10 15 15 70 70 Tuntas
11 Muh. Abitzar 20 20 20 10 15 85 85 Tuntas
12 Fadly Febryan 20 20 10 10 15 75 75 Tuntas
13 Tersia Donuisang 20 20 15 15 15 85 85 Tuntas
14 Ahmad Nauval Irawan 20 15 10 10 15 70 70 Tuntas
15 Nur Azizah Putri Ramadani 20 20 10 10 20 80 80 Tuntas
16 Nur Hikma 15 20 10 15 10 70 70 Tuntas
17 Azzahra Naswa Ahmad 20 20 15 15 15 85 85 Tuntas
18 Aida Az Zahra 20 20 15 15 15 85 85 Tuntas
159
19 Zahra Nur Aprilia Taning 20 20 10 15 15 80 80 Tuntas
20 Alfina AZ 20 20 10 15 10 75 75 Tuntas
21 Maria Indriana Nafita Safina 15 20 10 15 10 70 70 Tuntas
22 ST. Aisyah 20 20 15 10 20 85 85 Tuntas
23 Qaila 15 15 10 10 20 70 70 Tuntas
24 Maysaroh 20 20 10 10 15 75 75 Tuntas
25 Aulya Cantika Natasyah 15 20 10 15 15 75 75 Tuntas
26 Nabila Saputri 20 20 20 15 10 85 85 Tuntas
27 Sfa Nur Akila 20 15 20 20 15 90 90 Tuntas
28 Resky 20 20 15 15 20 90 90 Tuntas
Keterangan :
Kriteria Penilaian Kemampuan Membaca Permulaan
1. Kecepatan menyuarakan tulisan.
2. Kewajaran lafal
3. Kewajaran intonasi
4. Kelancaran
5. Kejelasan suara
KKM = 70
160
Tabel 10. Lembar Penilaian Posttest Kelas Kontrol
No Nama
Kriteria Penilaian Kemampuan Membaca
Permulaan Skor Total Nilai Keterangan
1 2 3 4 5
1 Muh. Fatir Firmansyah 15 20 10 10 10 65 65 Tidak Tuntas
2 Muh. Fatur Firmansyah 20 20 15 15 10 80 80 Tuntas
3 Mustafid Azhar 20 15 10 15 10 70 70 Tuntas
4 Muh. Abidzar Bilal Ibrahim 20 15 5 15 20 75 75 Tuntas
5 Muh. Ramadhan 10 10 10 15 15 60 60 Tidak Tuntas
6 Haidar Almairi Putra Hasnur 15 20 10 15 10 70 70 Tuntas
7 Muh.Fauzi Al Farabi 15 20 10 10 15 70 70 Tuntas
8 Muh. Faiz 20 20 10 15 10 75 75 Tuntas
9 Muh. Aslam Alamsyah 20 20 15 15 15 85 85 Tuntas
10 Ahmad Fathona 10 15 10 15 10 60 60 Tidak Tuntas
11 Muh. Imam Januar 20 20 10 15 15 80 80 Tuntas
12 Andri 20 15 5 10 20 70 70 Tuntas
13 Muh. Alamsah 20 20 10 15 10 75 75 Tuntas
14 Muthi'ah Nur Fadiyah 15 20 10 10 10 65 65 Tidak Tuntas
15 Sitti Fatimah 10 10 10 15 15 60 60 Tidak Tuntas
16 Sitti Arbiyah Fadillah 20 20 10 15 15 70 70 Tuntas
17 Aqifah Nayla Zahra 20 20 15 15 15 75 75 Tuntas
18 Nur Alifa 20 15 10 10 15 70 70 Tuntas
19 Faizah Annaila Ramadhani 15 15 5 20 10 65 65 Tidak Tuntas
20 Khairunnisa Salsabila 10 10 10 15 10 55 55 Tidak Tuntas
161
21 Nayla Atsilah 20 20 5 10 15 70 70 Tuntas
22 Keisyah 20 15 10 10 20 75 75 Tuntas
23 St. Nurul Annisa 20 15 10 20 20 85 85 Tuntas
24 Syifa Sauqya 20 20 5 15 15 75 75 Tuntas
25 Putri Nabila A 20 20 10 15 15 80 80 Tuntas
26 Amirah Azzahra Anzar 20 20 10 20 15 85 85 Tuntas
27 Naura Salsabila 20 15 10 15 10 70 70 Tuntas
28 Nur Aqila Sungkar 15 15 10 15 10 65 65 Tidak Tuntas
Keterangan :
Kriteria Penilaian Kemampuan Membaca Permulaan
1. Kecepatan menyuarakan tulisan.
2. Kewajaran lafal
3. Kewajaran intonasi
4. Kelancaran
5. Kejelasan suara
KKM = 70
162
Lampiran 12
Analisis Deskriptif Sebelum Perlakuan
Tabel 11. Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kemampuan Membaca
Permulaan Kelas Eksperimen
Grafik 1. Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kemampuan Membaca
Permulaan Kelas Eksperimen
Pretest Eksperimen
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 40 3 10,7 10,7 10,7
50 2 7,1 7,1 17,9
55 5 17,9 17,9 35,7
60 6 21,4 21,4 57,1
65 6 21,4 21,4 78,6
70 3 10,7 10,7 89,3
75 3 10,7 10,7 100,0
Total 28 100,0 100,0
163
Grafik 2. Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kemampuan Membaca
Permulaan Kelas Kontrol
Tabel 12. Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kemampuan
Membaca Permulaan Kelas Kontrol
Pretest Kontrol
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 45 1 3,6 3,6 3,6
50 4 14,3 14,3 17,9
55 3 10,7 10,7 28,6
60 5 17,9 17,9 46,4
65 5 17,9 17,9 64,3
70 5 17,9 17,9 82,1
75 5 17,9 17,9 100,0
Total 28 100,0 100,0
164
Tabel 13. Analisis Statistik Deskriptif Sebelum Perlakuan Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol
Statistics
Pretest Eksperimen Pretest Kontrol
N Valid 28 28
Missing 0 0
Mean 60,00 62,86
Std. Error of Mean 1,872 1,714
Median 60,00 65,00
Std. Deviation 9,907 9,071
Variance 98,148 82,275
Range 35 30
Minimum 40 45
Maximum 75 75
Sum 1680 1760
165
Lampiran 13
Analisis Deskriptif Setelah Perlakuan
Tabel 14. Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kemampuan Membaca
Permulaan Kelas Eksperimen
Grafik 3. Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kemampuan Membaca
Permulaan Kelas Eksperimen
Posttest Eksperimen
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 70 7 25,0 25,0 25,0
75 5 17,9 17,9 42,9
80 7 25,0 25,0 67,9
85 6 21,4 21,4 89,3
90 2 7,1 7,1 96,4
95 1 3,6 3,6 100,0
Total 28 100,0 100,0
166
Tabel 15. Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kemampuan Membaca
Permulaan Kelas kontrol
Grafik 4. Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kemampuan Membaca
Permulaan Kelas kontrol
Posttest Kontrol
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 55 1 3,6 3,6 3,6
60 3 10,7 10,7 14,3
65 4 14,3 14,3 28,6
70 8 28,6 28,6 57,1
75 6 21,4 21,4 78,6
80 3 10,7 10,7 89,3
85 3 10,7 10,7 100,0
Total 28 100,0 100,0
167
Tabel 16. Analisis Statistik Deskriptif Setelah Perlakuan Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol
Statistics
Posttest Eksperimen Posttest Kontrol
N Valid 28 28
Missing 0 0
Mean 78,93 71,43
Std. Error of Mean 1,345 1,496
Median 80,00 70,00
Std. Deviation 7,118 7,918
Variance 50,661 62,698
Range 25 30
Minimum 70 55
Maximum 95 85
Sum 2210 2000
168
Lampiran 14
Analisis Statistik Inferensial
Tabel 17. Uji Normalitas Data Penelitian
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Posttest
Eksperimen
Posttes
Kontrol
N 28 28
Normal Parametersa,b Mean 78,93 71,43
Std.
Deviation
7,118 7,918
Most Extreme
Differences
Absolute ,145 ,143
Positive ,145 ,143
Negative -,131 -,143
Test Statistic ,145 ,143
Asymp. Sig. (2-tailed) ,136c ,149c
Tabel 18. Uji Homogenitas Data Penelitian
Test of Homogeneity of Variance
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
Kemampuan
Membaca
Permulaan Siswa
Based on Mean ,127 1 54 ,723
Based on Median ,080 1 54 ,778
Based on Median
and with adjusted
df
,080 1 52,063 ,778
Based on trimmed
mean
,108 1 54 ,743
169
Tabel 19. Uji T Sampel Independent
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Differe
nce
Std.
Error
Differe
nce
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Ke
ma
mp
ua
n
Equal
variances
assumed
,127 ,723 3,72
7
54 ,000 7,500 2,012 3,466 11,534
Equal
variances not
assumed
3,72
7
53,3
98
,000 7,500 2,012 3,465 11,535
Tabel 20. Perbandingan Nilai Rata-Rata
Group Statistics
Kelas N Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
Kemampuan Membaca
Permulaan
Kelas Eksperimen 28 78,93 7,118 1,345
Kelas Kontrol 28 71,43 7,918 1,496
170
Lampiran 15
Tabel 21. T-tabel
Pr 0.25 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.001
df 0.50 0.20 0.10 0.050 0.02 0.010 0.002
41 0.68052 1.30254 1.68288 2.01954 2.42080 2.70118 3.30127
42 0.68038 1.30204 1.68195 2.01808 2.41847 2.69807 3.29595
43 0.68024 1.30155 1.68107 2.01669 2.41625 2.69510 3.29089
44 0.68011 1.30109 1.68023 2.01537 2.41413 2.69228 3.28607
45 0.67998 1.30065 1.67943 2.01410 2.41212 2.68959 3.28148
46 0.67986 1.30023 1.67866 2.01290 2.41019 2.68701 3.27710
47 0.67975 1.29982 1.67793 2.01174 2.40835 2.68456 3.27291
48 0.67964 1.29944 1.67722 2.01063 2.40658 2.68220 3.26891
49 0.67953 1.29907 1.67655 2.00958 2.40489 2.67995 3.26508
50 0.67943 1.29871 1.67591 2.00856 2.40327 2.67779 3.26141
51 0.67933 1.29837 1.67528 2.00758 2.40172 2.67572 3.25789
52 0.67924 1.29805 1.67469 2.00665 2.40022 2.67373 3.25451
53 0.67915 1.29773 1.67412 2.00575 2.39879 2.67182 3.25127
54 0.67906 1.29743 1.67356 2.00488 2.39741 2.66998 3.24815
55 0.67898 1.29713 1.67303 2.00404 2.39608 2.66822 3.24515
56 0.67890 1.29685 1.67252 2.00324 2.39480 2.66651 3.24226
57 0.67882 1.29658 1.67203 2.00247 2.39357 2.66487 3.23948
58 0.67874 1.29632 1.67155 2.00172 2.39238 2.66329 3.23680
59 0.67867 1.29607 1.67109 2.00100 2.39123 2.66176 3.23421
60 0.67860 1.29582 1.67065 2.00030 2.39012 2.66028 3.23171
61 0.67853 1.29558 1.67022 1.99962 2.38905 2.65886 3.22930
62 0.67847 1.29536 1.66980 1.99897 2.38801 2.65748 3.22696
63 0.67840 1.29513 1.66940 1.99834 2.38701 2.65615 3.22471
64 0.67834 1.29492 1.66901 1.99773 2.38604 2.65485 3.22253
65 0.67828 1.29471 1.66864 1.99714 2.38510 2.65360 3.22041
66 0.67823 1.29451 1.66827 1.99656 2.38419 2.65239 3.21837
67 0.67817 1.29432 1.66792 1.99601 2.38330 2.65122 3.21639
68 0.67811 1.29413 1.66757 1.99547 2.38245 2.65008 3.21446
69 0.67806 1.29394 1.66724 1.99495 2.38161 2.64898 3.21260
70 0.67801 1.29376 1.66691 1.99444 2.38081 2.64790 3.21079
71 0.67796 1.29359 1.66660 1.99394 2.38002 2.64686 3.20903
72 0.67791 1.29342 1.66629 1.99346 2.37926 2.64585 3.20733
73 0.67787 1.29326 1.66600 1.99300 2.37852 2.64487 3.20567
74 0.67782 1.29310 1.66571 1.99254 2.37780 2.64391 3.20406
75 0.67778 1.29294 1.66543 1.99210 2.37710 2.64298 3.20249
76 0.67773 1.29279 1.66515 1.99167 2.37642 2.64208 3.20096
77 0.67769 1.29264 1.66488 1.99125 2.37576 2.64120 3.19948
78 0.67765 1.29250 1.66462 1.99085 2.37511 2.64034 3.19804
79 0.67761 1.29236 1.66437 1.99045 2.37448 2.63950 3.19663
80 0.67757 1.29222 1.66412 1.99006 2.37387 2.63869 3.19526
171
Lampiran 16
Dokumentasi
172
173
174
175
176
177
Lampiran 18
Daftar Riwayat Hidup
Nur Rahmi Akil Saleh, lahir di Bontang , Kabupaten
Kota Bontang, Provinsi Kalimantan Timur pada tanggal
12 Desember 1996 . Anak pertama dari tiga bersaudara,
yakni pasangan Ayahanda Muhammad Akil S.Pd dengan
Ibunda Husnia. Penulis mulai memasuki jenjang
pendidikan sekolah dasar pada tahun 2004 di SD Negeri 009 Bontang Utara
dan tamat pada tahun 2009. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan
pendidikan di SMP Negeri 5 Bontang tamat pada tahun 2012. Pada tahun yang
sama pula penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 3 Bontang dan
tamat pada tahun 2015. Pada tahun 2016 penulis melanjutkan pendidikan ke
perguruan tinggi dan terdaftar di Universitas Muhammadiyah Makassar pada
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah
Dasar (PGSD) dengan Program Strata Satu (S1).