pengaruh pengungkapan informasi corporate social

25
Prosiding ISBN: 978-602-361-041-9 Seminar Nasional Riset Manajemen & Bisnis 2016 “Pendekatan Keperilakuan Dalam Riset Manajemen & Bisnis PENGARUH PENGUNGKAPAN INFORMASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP EARNING RESPONSE COEFFICIENT PADA PERUSAHAAN HIGH PROFILE DAN LOW PROFILE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Yosefin Dessy Septianingrum MI Mitha Dwi Restuti Universitas Kristen Satya Wacana [email protected] ABSTRACT The purpose of this study was to test the impact of Corporate Social Responsibility (CSR) disclosure toward Earning Response Coefficient (ERC) in high profile and low profile companies listed on the Indonesian Stock Exchange. Due to different characteristics between high and low profile company, investor could have different reaction through CSR disclosures. Multiple linear regression used on data analysis. The samples were 318 high profile companies and 325 low profile companies. The results were CSR disclosure has no effect on ERC in high and low profile companies. Investor did not respond to the CSR disclosure in high and low companies, investors did not consider social information in the annual report. Investors were more focuse on short term company’s performance and used profit information for their investment decision. Keyword : Corporate Social Responsibility, Earning Response Coefficient, High Profile Company, Low Profile Company

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PENGUNGKAPAN INFORMASI CORPORATE SOCIAL

Prosiding ISBN: 978-602-361-041-9 Seminar Nasional Riset Manajemen & Bisnis 2016 “Pendekatan Keperilakuan Dalam Riset Manajemen & Bisnis

PENGARUH PENGUNGKAPAN INFORMASI

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP

EARNING RESPONSE COEFFICIENT PADA

PERUSAHAAN HIGH PROFILE DAN LOW PROFILE

YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Yosefin Dessy Septianingrum

MI Mitha Dwi Restuti

Universitas Kristen Satya Wacana

[email protected]

ABSTRACT

The purpose of this study was to test the impact of Corporate Social Responsibility

(CSR) disclosure toward Earning Response Coefficient (ERC) in high profile and

low profile companies listed on the Indonesian Stock Exchange. Due to different

characteristics between high and low profile company, investor could have

different reaction through CSR disclosures. Multiple linear regression used on data

analysis. The samples were 318 high profile companies and 325 low profile

companies. The results were CSR disclosure has no effect on ERC in high and low

profile companies. Investor did not respond to the CSR disclosure in high and low

companies, investors did not consider social information in the annual report.

Investors were more focuse on short term company’s performance and used profit

information for their investment decision.

Keyword : Corporate Social Responsibility, Earning Response Coefficient, High

Profile Company, Low Profile Company

Page 2: PENGARUH PENGUNGKAPAN INFORMASI CORPORATE SOCIAL

Prosiding ISBN: 978-602-361-041-9 Seminar Nasional Riset Manajemen & Bisnis 2016 “Pendekatan Keperilakuan Dalam Riset Manajemen & Bisnis

PENDAHULUAN

Pengungkapan Corporate Social Respnsibility (CSR) merupakan bentuk

pengungkapan sukarela yang dilakukan oleh perusahaan. Pada tiga dasawarsa

terakhir menunjukkan bahwa kalangan usaha khususnya di negara maju semakin

menyadari bahwa keberlangsungan usahanya tidak hanya bergantung pada efisiensi

pemanfaatan sumber daya untuk memaksimalkan profit jangka pendek, tanpa

diikuti oleh upaya peningkatan kualitas sosial, ekonomi, budaya masyarakat serta

pengelolaan lingkungan dengan baik, pada akhirnya akan memunculkan masalah

bagi perusahaan yang tidak hanya akan mengurangi profit karena adanya

penambahan biaya, tetapi juga berpotensi menghancurkan perusahaan akibat

kebangkrutan (Supriyono &Vita, 2011). Dengan menerapkan CSR, diharapkan

perusahaan akan memperoleh legitimasi sosial dan memaksimalkan kekuatan

keuangan dalam jangka panjang (Kiroyan, 2006 dalam Sayekti & Wondabio, 2007).

CSR dipahami sebagai perwujudan komitmen kepada keberlanjutan

perusahaan yang dicerminkan dalam triple bottom line yaitu profit, planet dan

people. Perusahaan sebaiknya tidak hanya mengungkapkan informasi keuangan

saja namun juga diharapkan mengungkapkan informasi mengenai dampak sosial

dan lingkungan hidup yang diakibatkan oleh aktivitas perusahaan.

Keberlangsungan hidup perusahaan akan terjadi apabila perusahaan memberi

kepedulian terhadap pertumbuhan ekonomi, pengembangan lingkungan dan

pengembangan sosial. Sebuah pandangan menyebutkan CSR sebagai enligtened

shareholder approach, yang menyatakan bahwa apabila pembuat keputusan

perusahaan ingin memaksimalkan keuntungan jangka panjang maka mereka harus

mempertimbangkan berbagai hal mengenai sosial dan lingkungan (Permatasiwi,

2010 dalam Sudaryanto, 2011).

Earning Response Coefficient (ERC) merupakan estimasi perubahan harga

saham perusahaan akibat dari informasi laba perusahaan yang diumumkan ke pasar

(Cheng dan Nasir, 2010). Rendahnya ERC menunjukkan bahwa laba kurang

informatif bagi investor untuk membuat keputusan ekonomi sehingga dibutuhkan

informasi- informasi lain selain informasi mengenai laba yang dapat menjadi

Page 3: PENGARUH PENGUNGKAPAN INFORMASI CORPORATE SOCIAL

2

pertimbangan bagi investor dalam membuat keputusan investasi. Informasi lainnya

ini diantaranya adalah informasi CSR perusahaan.

Profile perusahaan telah di identifikasi sebagai faktor potensial yang

mempengaruhi praktik pengungkapan sosial perusahaan. Perusahaan high profile

umumnya merupakan perusahaan yang memperoleh sorotan dari masyarakat

karena aktivitas operasi perusahaan memiliki potensi dan kemungkinan

berhubungan dengan kepentingan masyarakat luas. Menurut Anggraini (2006)

perusahaan yang termasuk dalam tipe industri high profile adalah perusahaan yang

memiliki tingkat sensitifitas tinggi terhadap lingkungan, tingkat risiko politik yang

tinggi, atau tingkat kompensasi yang ketat. Perusahaan ini pada umumnya memiliki

karakteristik memilki jumlah tenaga kerja yang besar dan proses produksinya

mengeluarkan residu, seperti limbah dan polusi (Zuhroh dan Sukmawati, 2003).

Perusahaan low profile adalah perusahaan yang tidak terlalu memperoleh sorotan

luas dari masyarakat ketika operasi yang mereka lakukan mengalami kegagalan

atau kesalahan. Perusahaan yang termasuk dalam industri high profile diyakini akan

memberikan informasi sosial lebih banyak dibandingkan perusahaan low profile.

Oleh karena adanya perbedaan karakteristik dan juga pengungkapan yang

dilakukan, pengaruhnya terhadap ERC juga kemungkinan besar akan berbeda.

Jayanti (2012) menguji pengaruh pengungkapan tanggung jawab sosial

terhadap ERC pada sektor pertambangan. Hasil penelitian menunjukkan

pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan memiliki pengaruh negatif

terhadap ERC. Restuti dan Nathaniel (2012) meneliti mengenai pengaruh

pengungkapan CSR terhadap ERC dan hasil penelitian ini yaitu bahwa

pengungkapan CSR tidak berpengaruh terhadap ERC. Hal ini dapat dikatakan

bahwa investor belum memperhatikan informasi sosial yang diungkapkan dalam

laporan tahunan perusahaan sebagai informasi yang dapat mempengaruhi investor

dalam melakukan keputusan investasi.

Penelitian ini akan menguji pengaruh pengungkapan CSR terhadap ERC

pada perusahaan high profile dan low profile. Pengungkapan pertanggungjawaban

sosial yang dilakukan oleh perusahaan high profile akan mendapatkan lebih banyak

perhatian dari investor, karena kegiatan usahanya yang memiliki pengaruh besar

Page 4: PENGARUH PENGUNGKAPAN INFORMASI CORPORATE SOCIAL

3

terhadap kondisi lingkungan dan sosial maka program pertanggungjawaban sosial

yang diungkapkan akan mampu meningkatkan citra dari perusahaan tersebut yang

akan berpengaruh pada peningkatan penjualan. Informasi dari CSR tersebut

menjadi signifikan untuk digunakan oleh investor dalam pembuatan keputusan

investasinya karena informasi yang terdapat dalam laporan CSR perusahaan high

profile mampu mengurangi ketidakpastian perusahaan di masa mendatang.

Sedangkan perusahaan low profile memiliki karakteristik yaitu kegiatan usahanya

tidak mempengaruhi kondisi lingkungan dan sosial secara signifikan. Dengan

karakteristik perusahaan low profile yang tidak berdampak secara signifikan

terhadap kondisi lingkungan namun perusahaan ini tetap mampu melakukan

pengungkapan tanggung jawab sosial nya dengan baik maka akan memungkinkan

timbulnya respon yang baik dari pihak investor karena dengan adanya

pengungkapan ini mampu menunjukkan adanya kualitas dan tanggung jawab yang

tinggi dari perusahaan ini. Perbedaan karakteristik yang terdapat pada kedua

perusahaan ini berpotensi besar memunculkan respon investor yang berbeda pula.

KERANGKA TEORITIS

Teori Sinyal

Menurut Jama’an (2008) teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana

seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan

keuangan. Sinyal ini dapat berupa informasi apa yang sudah dilakukan oleh

manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Teori sinyal merupakan sinyal

informasi yang dibutuhkan oleh investor untuk mempertimbangkan dan

menentukan apakah investor akan menanamkan sahamnya atau tidak pada

perusahaan yang bersangkutan (Suwardjono, 2005). Teori sinyal menekankan pada

pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan

investasi pihak di luar perusahaan. Menurut Jogiyanto (2000: 392) informasi yang

dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan memberikan sinyal bagi investor

dalam pengambilan keputusan investasi. Jika pengumuman tersebut mengadung

nilai positif, maka diharapkan pasar akan memberikan reaksi positif.

Page 5: PENGARUH PENGUNGKAPAN INFORMASI CORPORATE SOCIAL

4

Teori ini mengindikasikan bahwa laporan keuangan perusahaan merupakan

suatu sinyal yang dapat mempengaruhi nilai saham mereka. Apabila sinyal

perusahaan menginformasikan kabar yang baik pada pasar, maka akan dapat

meningkatkan harga saham sebaliknya jika sinyal perusahaan menginformasikan

kabar buruk maka harga saham perusahaan akan mengalami penurunan. Perusahaan

pastinya ingin menyampaikan informasi yang baik mengenai perusahaannya

kepada pihak di luar perusahaan. Informasi tentang pengungkapan CSR ini menjadi

suatu sinyal dari perusahaan untuk mengkomunikasikan kinerja perusahaan yang

berorientasi jangka panjang. Laporan CSR ini mampu menjelaskan tanggung jawab

perusahaan terhadap kondisi lingkungan dan sosial yang dakibatkan oleh aktivitas

operasi perusahaan. Penjelasan dari laporan CSR ini mampu mengurangi

ketidakpastian perusahaan di masa mendatang.

Corporate Social Responsibility Disclosure

Menurut Chariri dan Ghozali (2007), praktik pengungkapan sosial

perusahaan memainkan peranan penting bagi perusahaan karena perusahaan hidup

di lingkungan masyarakat dan kemungkinan aktivitasnya memiliki dampak sosial

lingkungan. Definisi Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan menurut

Gray et al. (1987) dalam Rosmasita (2007) adalah proses pengkomunikasian efek-

efek sosial dan lingkungan atas tindakan-tindakan ekonomi perusahaan pada

kelompok-kelompok tertentu dalam masyarakat dan pada masyarakat secara

keseluruhan. Pengertian lainnya menurut Hackston dan Milne (1996) yaitu bahwa

pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan adalah proses pengkomunikasian

dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan ekonomi organisasi terhadap kelompok

khusus yang berkepentingan dan terhadap masyarakat secara keseluruhan. Tujuan

dari pengungkapan sosial perusahaan yang diungkapkan oleh Darwin (2007) yaitu

untuk menjalin komunikasi yang baik dan efektif antara perusahan dengan publik

dan stakeholders lainnya tentang bagaimana telah mengintegrasikan kepedulian

dan tanggung jawab sosial dalam setiap aspek kegiatan operasinya.

Pengungkapan informasi tanggung jawab sosial yang dilakukan perusahaan

secara terbuka dan jujur memiliki banyak manfaat bagi kelangsungan kegiatan

Page 6: PENGARUH PENGUNGKAPAN INFORMASI CORPORATE SOCIAL

5

operasi perusahaan terutama manfaat jangka panjang yang akan dirasakan oleh

perusahaan. Dengan adanya peningkatan mutu pengungkapan sosial yang

dilakukan perusahaan maka akan memberikan manfaat sosial bagi perusahaan

dimana hal ini dapat meminimalkan biaya-biaya yang mungkin timbul di masa

depan akibat adanya kerusakan kondisi sosial maupun lingkungan sebagai dampak

aktivitas operasi perusahaan. Informasi CSR menjadi informasi bagi masyarakat

sehingga mereka mengetahui sejauh mana perusahaan telah melaksanakan aktivitas

sosial sehingga kehidupan masyarakat sekitar sejahtera. Menurut Global Reporting

Initiative (GRI), definisi dari pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan

yaitu praktik dalam mengukur, mengungkapkan, dan menjadi bertanggung jawab

kepada para stakeholder baik internal maupun eksternal untuk kinerja organisasi

yang mengarah kepada perkembangan yang berkelanjutan untuk menggambarkan

pelaporan ekonomi, lingkungan, dan dampak sosial.

Earning Response Coefficient (ERC)

Earning Response Coefficient (ERC) digunakan untuk mengukur besaran

reaksi pasar terhadap informasi yang disajikan dalam laporan tahunan perusahaan

terutama informasi mengenai laba. Pengertian ERC menurut Cho dan Jung (1991)

adalah efek dari setiap dolar unexpected earnings terhadap return saham, dan

biasanya diukur dengan slopa koefisien dalam regresi abnormal return saham dan

unexpected earnings. Respon pasar terhadap laba dapat berbeda-beda karena

adanya hal-hal yaitu persistensi laba, beta, struktur permodalan perusahaan, kualitas

laba, peluang pertumbuhan perusahaan (Scott, 2009). Nilai ERC diprediksi akan

tinggi apabila laba perusahaan lebih persisten di masa yang akan datang, kualitas

laba semakin baik dan memiliki peluang untuk bertumbuh.

ERC merupakan koefisien yang mengukur respon abnormal return sekuritas

terhadap unexpected earning perusahaan yang menerbitkan sekuritas (Naimah dan

Utama, 2006). Widiastuti (2002) mendefinisikan ERC sebagai sensitifitas

perubahan harga saham terhadap perubahan laba akuntansi. Kuatnya reaksi pasar

terhadap informasi laba yang tercermin dengan tingginya ERC, menunjukkan

informasi laba yang dilaporkan berkualitas. Sebaliknya lemahnya reaksi pasar

Page 7: PENGARUH PENGUNGKAPAN INFORMASI CORPORATE SOCIAL

6

terhadap informasi laba yang tercermin dari rendahnya ERC menunjukkan

informasi laba yang dilaporkan kurang atau tidak berkualitas.

ERC merupakan salah satu bentuk pengujian terhadap kandungan informasi

laba. Pada saat diumumkan, pasar telah mempunyai harapan tentang berapa

besarnya laba perusahaan atas dasar informasi yang tersedia secara publik

(Soewardjono, 2005 dalam Delvira dan Nelvirita, 2011). Jika investor mempunyai

persepsi bahwa informasi keuangan itu memiliki kredibilitas tinggi, maka ia akan

bereaksi terhadap laporan keuangan tersebut secara kuat (Novanti dan Erni, 2008)

Penelitian Terdahulu

Sayekti dan Wondabio (2007) menguji pengaruh tingkat pengungkapan

informasi CSR dalam laporan tahunan perusahaan terhadap ERC. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa terdapat pengaruh negatif signifikan antara pengungkapan

CSR dan ERC. Hal ini menunjukkan bahwa investor turut memperhatikan

informasi CSR yang diungkapkan oleh perusahaan dalam mengambil keputusan

investasi. Adisusilo (2011) menguji pengaruh pengungkapan informasi CSR dalam

laporan tahunan terhadap ERC (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang

terdaftar di BEI). Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan

dan negatif antara CSR terhadap ERC secara parsial. Jayanti (2012) menguji

pengaruh pengungkapan tanggung jawab sosial terhadap ERC pada sektor

pertambangan. Hasil penelitian menunjukkan variabel pengungkapan tanggung

jawab sosial perusahaan memiliki pengaruh negatif terhadap ERC.

Restuti dan Nathaniel (2012) meneliti mengenai pengaruh pengungkapan

CSR terhadap ERC dan hasil penelitian ini yaitu bahwa pengungkapan CSR tidak

berpengaruh terhadap ERC. Hal ini dapat dikatakan bahwa investor belum

memperhatikan informasi-informasi sosial yang diungkapkan dalam laporan

tahunan perusahaan sebagai informasi yang dapat mempengaruhi investor dalam

melakukan keputusan investasi. Wulandari dan Wirajaya (2013) melakukan

penelitian tentang pengaruh pengungkapan CSR terhadap ERC dan hasil penelitian

menunjukkan bahwa pengungkapan CSR tidak berpengaruh terhadap ERC. Hal ini

disebabkan oleh rendahnya keyakinan investor terhadap informasi CSR yang

Page 8: PENGARUH PENGUNGKAPAN INFORMASI CORPORATE SOCIAL

7

diungkapkan dan sedikitnya jumlah informasi CSR yang diungkapkan oleh

perusahaan. Fabita (2014) menguji pengaruh pengungkapan informasi CSR

terhadap ERC pada perusahaan high profile dan hasil penelitiannya menunjukkan

bahwa pengungkapan informasi CSR tidak berpengaruh terhadap ERC. Hasil ini

mengindikasikan bahwa pengungkapan CSR tidak mampu membantu investor

dalam menginterpretasikan laba dengan lebih baik sehingga investor tidak akan

mempertimbangkan pengungkapan CSR dalam pengambilan keputusan investasi.

Pengembangan Hipotesis

Pengaruh Pengungkapan CSR Terhadap ERC Perusahaan High Profile

Perusahaan high profile adalah perusahaan yang bergerak di bidang

pengelolaan sumber daya alam. Perusahaan ini memiliki tingkat sensitivitas yang

tinggi terhadap lingkungan, tingkat risiko politik atau tingkat kompetisi yang ketat

dan pada umumnya merupakan perusahaan yang memperoleh sorotan dari

masyarakat karena aktivitas operasinya memiliki potensi untuk bersinggungan

dengan kepentingan masyarakat secara luas. Masyarakat umumnya lebih sensitif

terhadap tipe industri ini karena kelalaian perusahaan dalam pengamannan proses

produksi dan hasil produksi dapat membawa dampak yang besar bagi masyarakat.

Industri high profile diyakini melakukan pengungkapan sosial yang lebih

banyak daripada industri yang low profile. Selama periode 2011 industri high

profile mengimplementasikan kegiatan CSR-nya secara detail dan menyeluruh ke

dalam semua aspek kehidupan agar limbah industrinya tidak membahayakan bagi

alam, lingkungan, serta dapat menyejahterakan masyarakat sekitar (Rachman,

2012). Hackston dan Milne (1996) dalam Rahardjo (2009) menjelaskan bahwa

perusahaan yang berorientasi pada konsumen diperkirakan akan memberikan

informasi mengenai pertanggungjawaban sosial karena hal ini akan meningkatkan

image perusahaan dan mempengaruhi penjualan. Dengan adanya pengungkapan

sosial yang lebih tinggi pada laporan keuangan tahunan pada perusahaan high

profile maka potensi dari informasi CSR disclosure untuk dapat mempengaruhi

keputusan investor dalam mengambil keputusan investasi akan lebih tinggi pula.

Page 9: PENGARUH PENGUNGKAPAN INFORMASI CORPORATE SOCIAL

8

Hasil penelitian Anggraini (2006) menunjukkan bahwa perusahaan dengan

kepemilikan manajemen yang besar dan termasuk dalam industri yang memiliki

risiko politis tinggi (high profile) cenderung mengungkapkan informasi sosial yang

lebih banyak dibandingkan perusahaan lain. Hasil penelitian Hidayati dan Murni

(2009) menunjukkan bahwa pengungkapan CSR dalam laporan tahunan perusahaan

high profile berpengaruh secara negatif terhadap ERC. Hasil ini menunjukkan

bahwa informasi CSR dapat digunakan oleh investor sebagai salah satu masukan

dalam mengambil keputusan investasi. Investor tidak hanya menggunakan

informasi mengenai laba saja dalam membuat keputusan investasi tetapi juga

menggunakan informasi yang terkandung dalam laporan CSR sehingga

pertimbangan investor ini akan mempengaruhi respon pasar terhadap laba

perusahaan.

Pengungkapan informasi pertanggungjawaban sosial yang dilakukan oleh

perusahaan high profile lebih mendapatkan perhatian investor, terkait karakteristik

perusahaan ini yang memiliki risiko dan sensitifitas lebih tinggi membuat investor

asing maupun lokal akan concern pada operasi perusahaan. Pengungkapan

Corporate Social Responsibility juga akan meningkatkan citra dari perusahaan

tersebut yang dapat berpengaruh pada peningkatan penjualan perusahaan. Selain itu

pengungkapan informasi CSR yang dilakukan mampu menjadi informasi tambahan

bagi investor serta mampu mengurangi ketidakpastian perusahaan di masa yang

akan datang. Informasi tersebut akan menjadi dasar bagi penilaian dan

pertimbangan investor dalam mengambil keputusan investasinya. Karena dengan

melihat kinerja keuangan perusahaan saja tidak akan cukup memberikan penilaian

mengenai baik buruknya kinerja perusahaan. Laba merupakan salah satu informasi

yang sering dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan investasi oleh investor.

Namun kegunaan informasi mengenai laba ini sangat terbatas dan hanya

beorientasi pada kinerja jangka pendek perusahaan saja sedangkan investor juga

harus memperhatikan informasi yang berorientasi pada kinerja jangka panjang

perusahaan seperti informasi CSR sehingga investor mampu mempertimbangkan

kondisi perusahaan di masa yang akan datang. Dengan semakin tingginya

pengungkapan informasi CSR memungkinkan informasi mengenai laba tidak lagi

Page 10: PENGARUH PENGUNGKAPAN INFORMASI CORPORATE SOCIAL

9

menjadi perhatian utama investor, investor bisa menggunakan informasi CSR

sebagai salah satu faktor dalam pengambilan keputusan investasi, sehingga

perhatian terhadap laba akan menurun secara tidak langsung. Ketika pengungkapan

pertanggungjawaban sosial yang dilakukan lebih tinggi maka respon pasar terhadap

laba akan semakin rendah karena investor akan menggunakan informasi dalam

CSR. Berdasarkan hal ini, maka hipotesis yang penelitian ini dinyatakan sebagai

berikut:

H1: Pengungkapan informasi CSR berpengaruh negatif terhadap ERC pada

perusahaan high profile.

Pengaruh Pengungkapan CSR Terhadap ERC Perusahaan Low Profile

Menurut Hackston dan Milne (1996: 81) dalam Rahardjo (2009) perusahaan

low profile didefinisikan sebagai perusahaan yang memiliki tingkat consumer

visibility dan political visibility yang rendah. Perusahaan kategori ini

dikarakteristikkan sebagai industri yang kurang sensitif terhadap terjadinya

kerusakan lingkungan, memiliki tingkat risiko kerja yang lebih rendah, serta tidak

memiliki sisa residu (limbah). Dengan begitu praktik social diclosure akan lebih

ekstensif dilakukan oleh perusahaan bertipe high profile dibandingkan dengan

perusahaan bertipe low profile.

Indrawati (2009) dalam penelitian pengungkapan CSR dalam annual report

serta pengaruh political visibility dan economic performance menunjukkan bahwa

pengungkapan lebih banyak dilakukan pada perusahaan yang termasuk high profile

dibandingkan dengan perusahaan low profile. Dengan adanya perbedaan

pengungkapan sosial pada perusahaan low profile yang lebih rendah dibandingkan

dengan perusahaan high profile ini maka potensi dari informasi social disclosure

perusahaan low profile untuk dapat mempengaruhi ERC juga akan lebih rendah

karena keterbatasan informasi yang ada. Pengungkapan yang dilakukan oleh

perusahaan low profile mungkin tidak akan mempengaruhi keputusan investor. Hal

ini dikarenakan pada dasarnya perusahaan low profile tidak memiliki dampak

terhadap lingkungan dan sosial secara signifikan.

Page 11: PENGARUH PENGUNGKAPAN INFORMASI CORPORATE SOCIAL

10

Perusahaan low profile yang pada dasarnya kegiatan operasinya tidak

mempengaruhi dampak lingkungan dan sosial secara signifikan, pengungkapan

pertanggungjawaban sosialnya tidak akan dijadikan sebagai dasar informasi dalam

pengambilan keputusan investor. Karena investor yang akan menanamkan

modalnya dalam perusahaan low profile tidak mengutamakan faktor pengungkapan

sosial namun menggunakan informasi lain seperti informasi terkait laba

perusahaan. Pengungkapan sosial yang dilakukan oleh perusahaan low profile akan

mendapatkan respon yang baik dari investor karena akan menunjukkan perusahaan

memiliki kredibilitas, tanggung jawab dan pengelolaan yang baik sehingga investor

akan memberikan kepercayaan serta respon yang baik atas pengungkapan yang

dilakukan perusahaan low profile. Sehingga ketika pengungkapan

pertanggungjawaban sosial yang dilakukan semakin tinggi maka respon pasar

terhadap laba akan semakin tinggi juga. Dengan demikian, maka hipotesis

penelitian ini dinyatakan sebagai berikut:

H2: Pengungkapan informasi CSR berpengaruh positif terhadap ERC pada

perusahaan low profile.

METODE PENELITIAN

Sampel

Sampel dari penelitian ini yaitu perusahaan high profile dan perusahaan low

profile yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2013 dan 2014.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini ditentukan secara purposive sampling.

Dengan kriteria sampel perusahaan high profile dan low profile di Bursa Efek

Indonesia yang secara continue melaporkan laporan keuangan dengan lengkap,

perusahaan yang mengungkapkan pertanggungjawaban sosial perusahaan (CSR)

dalam laporan tahunannya selama tahun 2013 dan 2014. Berdasarkan penelitian

yang telah dilakukan, Robert (1992); Hackston & Milne (1996); Patten (1991)

perusahaan yang terklasifikasi dalam perusahaan high profile antara lain

perusahaan perminyakan dan pertambangan, kimia, hutan, kertas, otomotif,

penerbangan, agribisnis, tembakau dan rokok, produk makanan dan minuman,

Page 12: PENGARUH PENGUNGKAPAN INFORMASI CORPORATE SOCIAL

11

media dan komunikasi, kesehatan, energi (listrik), transportasi dan pariwisata.

Sedangkan yang termasuk perusahaan low profile antara lain perusahaan bangunan,

keuangan dan perbankan, supplier peralatan medis, property, retailer, tekstil,

produk rumah tangga.

Berikut hasil perhitungan sampel

Tabel 1: Hasil Perhitungan Sampel

Keterangan High Profile Low Profile

2013 2014 2013 2014

Jumlah perusahaan yang terdaftar di BEI 254 255 236 (239)

Jumlah perusahaan yang tidak melaporkan

laporan tahunan ke BEI (2) (6) (3) (8)

Jumlah perusahaan yang tidak mengungkapkan

tanggung jawab sosial perusahaan dalam

laporan tahunan

(21) (13) (15) (14)

Jumlah perusahaan yang baru melakukan IPO (30) (19) (22) (10)

Jumlah perusahaan yang mengalami delisting (4) (1) (3) (0)

Jumlah perusahaan yang tidak memiliki data

yang lengkap (28) (67) (59) (31)

Jumlah sampel per tahun 169 149 134 191

Jumlah sampel akhir 318 325

Variabel Penelitian

Variabel independen dalam penelitian ini adalah pengungkapan tanggung

jawab sosial perusahaan pada laporan tahunan perusahaan yang diukur dengan

Corporate Social Responsibility Disclosure Index (CSRI). Instrumen pengukuran

CSRI yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu berdasarkan pada instrumen

yang digunakan pada GRI Indicators (G3), yang mengelompokkan informasi CSR

ke dalam kategori: Ekonomi (9 Item), Lingkungan (30 Item), Tenaga Kerja (13

Item), HAM (9 Item), Sosial (8 Item), dan Produk (9 Item). GRI (Global Reporting

Initiative) adalah institusi resmi yang mengeluarkan standard tentang sustainability

reporting. Pendekatan untuk menghitung CSRI pada dasarnya menggunakan

pendekatan dikotomi yaitu setiap item CSR dalam instrumen penelitian diberi nilai

1 apabila diungkapkan, dan nilai 0 apabila tidak diungkapkan (Haniffa et al., 2005).

Selanjutnya, skor dari setiap item dijumlahkan untuk memperoleh keseluruhan skor

Page 13: PENGARUH PENGUNGKAPAN INFORMASI CORPORATE SOCIAL

12

untuk setiap perusahaan. Rumus perhitungan CSRI adalah sebagai berikut (Haniffa

et al, 2005):

CSRIj = ΣX𝑖𝑗

𝑛𝑗

Keterangan:

CSRIj : Corporate Social Responsibility Disclosure Index perusahaan j

Nj : Jumlah item perusahaan j, nj ≤ 78

ΣXij :Dummy variable: 1 = jika item i diungkapkan; 0 = jika item i tidak

diungkapkan

Dengan demikian, 0 ≤ CSRIj ≤ 1

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Earning Response

Coefficient (ERC). Untuk mengetahui kualitas laba yang baik dapat diukur dengan

menggunakan ERC, yang merupakan bentuk pengukuran kandungan informasi

dalam laba. Estimat ERC dalam penelitian ini merupakan koefisien yang diperoleh

dari regresi cross sectional antara Cumulative Abnormal Return (CAR) sebagai

proksi harga saham dengan Unexpected Earning (UE).

Penelitian Collins et al (1989) dalam Sayekti dan Wondabio (2007)

menemukan bahwa perhitungan return yang paling optimal adalah selama 15 bulan.

Pada penelitian ini CAR diperoleh dengan menggunakan window (time interval)

yang mengacu pada penelitian Sayekti dan Wondabio (2007) yaitu CAR dihitung

secara harian untuk periode 15 bulan, yaitu dari tanggal 1 januari sampai 31 maret.

Hal ini dikarenakan jika periode waktu yang digunakan terlalu pendek maka tidak

mampu menunjukkan reaksi pasar yang mungkin terjadi di luar time interval

misalnya karena reaksi investor yang lambat sebaliknya jika periode yang

digunakan terlalu panjang maka dapat memberikan pengukuran yang bias mengenai

kontribusi informasi yang diungkapan oleh perusahaan (Lev, 1989 dalam Sayekti

dan Wondabio, 2007). Pada penelitian ini untuk menghitung abnormal return tahun

2013 menggunakan harga saham perusahaan dan indeks harga saham gabungan

Page 14: PENGARUH PENGUNGKAPAN INFORMASI CORPORATE SOCIAL

13

selama periode 1 januari 2013 sampai 31 maret 2014 sedangkan untuk menghitung

abnormal return tahun 2014 menggunakan harga saham perusahaan dan indeks

harga saham gabungan selama periode 1 januari 2014 sampai 31 maret 2015.

Pengukuran abnormal return dalam penelitian ini menggunakan market

adjusted models yang mengasumsikan bahwa pengukuran yang terbaik adalah

return indeks pasar (Pincus, 1993 dalam Widiastuti, 2002) sehingga tidak perlu

menggunakan periode estimasi untuk membentuk model estimasi, karena return

sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan return indeks pasar pada periode

yang sama. Dalam hal ini return indeks pasar menggunakan return dari indeks

harga saham gabungan (IHSG). Berikut adalah rumus untuk menghitung abnormal

return:

CAR = ΣARit

Rit = 𝑃𝑖𝑡−𝑃𝑖𝑡−1

𝑃𝑖𝑡−1

Rmt= 𝐼𝐻𝑆𝐺𝑡−𝐼𝐻𝑆𝐺𝑡−1

𝐼𝐻𝑆𝐺𝑡−1

ARit = Rit – Rmt

Keterangan :

ARit : Abnormal return untuk perusahaan i pada hari ke-t

Rit :Return harian perusahaan i pada hari ke-t

Rmt :Return indeks pasar pada hari ke-t

Pit : Harga saham perusahaan i pada hari ke-t

Pit-1 : Harga saham perusahaan i pada hari ke-t-1

IHSGt : Indeks Harga Saham Gabungan pada waktu t

IHSGt-1 : Indeks Harga Saham Gabungan pada waktu t-1

Sementara Unexpected Earning (UE) dihitung sebagai perubahan dari laba

per saham perusahaan sebelum pos luar biasa tahun sekarang dikurangi dengan laba

per lembar saham perusahaan sebelum pos luar biasa tahun sebelumnya dan

diskalakan dengan harga per lembar pada akhir periode sebelumnya (Kothari &

Page 15: PENGARUH PENGUNGKAPAN INFORMASI CORPORATE SOCIAL

14

Zimmerman, 1995; Billings, 1999 dalam akuntansi yang direalisasikan terhadap

laba akuntansi (Widiastuti, 2002). Laba akuntansi per saham menunjukkan kinerja

internal dan harga saham menunjukkan kinerja pasar. UE dihitung dengan rumus

sebagai berikut:

UEit = 𝐸𝑖𝑡−𝐸𝑖𝑡−1

|𝐸𝑖𝑡−1|

Keterangan:

UEit : Unexpected Earning perusahaan i pada periode t

Eit : laba per lembar saham perusahaan i pada periode t

Eit-1 : laba per lembar saham perusahaan i pada periode t- 1

Dalam penelitian ini untuk menghitung variabel UE tahun 2013 dihitung dari

laba per lembar saham (sebelum pos luar biasa) tahun 2013 dikurangi dengan laba

per saham perusahaan (sebelum pos luar biasa) tahun 2012, dan dibagi dengan

harga per lembar saham pada 31 desember 2012, sedangkan untuk menghitung

variabel UE tahun 2014 dihitung dari laba per saham tahun 2014 dikurangi laba per

saham tahun 2013 dan dibagi dengan harga per lembar saham pada 31 desember

2013.

Dalam penelitian yang dilakukan pada laporan tahunan 2013 dan tahun 2014

ini, besarnya pengungkapan informasi CSR yang terdapat pada laporan tahunan

perusahaan tahun 2013 dibandingkan dengan nilai ERC tahun 2013 yang diperoleh

dari regresi antara CAR dengan UE tahun 2013. Nilai CAR pada tahun 2013 ini

dihitung selama 15 bulan karena periode ini dikatakan periode yang paling optimal

(Lev, 1989 dalam Sayekti dan Wondabio, 2007), yaitu dari 1 januari 2013 sampai

31 maret 2014. Diperkirakan reaksi pasar atas informasi laba dapat tergambar

dengan baik selama periode waktu tersebut. Sedangkan besarnya pengungkapan

informasi CSR yang terdapat pada laporan tahunan perusahaan tahun 2014

dibandingkan dengan nilai ERC tahun 2014 yang diperoleh dari regresi antara CAR

Page 16: PENGARUH PENGUNGKAPAN INFORMASI CORPORATE SOCIAL

15

dengan UE tahun 2014. Nilai CAR pada tahun 2013 ini dihitung selama 15 bulan

karena periode ini, yaitu dari 1 januari 2014 sampai 31 maret 2015.

Penelitian ini menggunakan tiga variabel kontrol yang diprediksi

berpengaruh terhadap ERC yaitu Return on Equity (ROE) yang digunakan untuk

mengukur profitabilitas perusahaan, Price to Book Value (PBV) yang digunakan

untuk mengukur pertumbuhan perusahaan, dan leverage (LEV) yang digunakan

untuk mengukur struktur modal.

Pengujian Hipotesis

Untuk menguji pengaruh pengungkapan CSR terhadap ERC, digunakan

analisis regresi linear berganda. Model analisis yang digunakan dalam pengujian

hipotesis adalah:

Pada perusahaan high profile

CAR= α + β1UE + β2CSRIh+ β3ROE + β4PBV + β5LEV

+ β6UE*CSRIh + β7UE*ROE + β8UE*PBV

+ β 9UE*LEV + ε.......................................................................................(1)

Pada perusahaan low profile

CAR= α + β1UE + β2CSRIl+ β3ROE + β4PBV + β5LEV

+ β6UE*CSRIl + β7UE*ROE + β8UE*PBV

+ β 9UE*LEV + ε.......................................................................................(2)

Keterangan

CAR = Cummulative Abnormal Return harian perusahaan selama periode

15 bulan mulai 1 Januari sampai 31 maret

UE = Unexpected Earnings perusahaan

CSRIh = Corporate Social Disclosure Index pada perusahaan high profile,

yang dihitung dengan menggunakan dummy variable

CSRIl = Corporate Social Disclosure Index pada perusahaan low profile,

yang dihitung dengan menggunakan dummy variable

Page 17: PENGARUH PENGUNGKAPAN INFORMASI CORPORATE SOCIAL

16

ROE = Return on Equity yang digunakan untuk mengukur profitabilitas

perusahaan

PBV = Price to Book Value yang digunakan untuk mengukur

pertumbuhan perusahaan.

LEV = Leverage yang digunakan untuk mengukur struktur modal.

ε = error term

UE*CSRIh : Interaksi dari variabel UE dan CSRI perusahaan high

profile

UE*CSRIl : Interaksi dari variabel UE dan CSRI perusahaan low profile

UE*ROE : Interaksi dari variabel UE dan ROE

UE*PBV : Interaksi dari variabel UE dan PBV

UE*LEV : Interaksi dari variabel UE dan LEV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Tabel 2 dan tabel 3 menyajikan statistik deskriptif.

Tabel 2. Statistik Deskriptif Perusahaan High Profile

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

CAR 318 .00 .01 -.0002 .00167

UE 318 -1.51 .88 -.0094 .18422

CSRI 318 .03 .35 .1591 .07335

ROE 318 -233.71 196.69 70.735 2.800.000

PBV 318 -1.29 21.29 22.350 281.085

LEV 318 -8.99 70.83 13.512 437.758

UE*CSRI 318 -.19 .16 -.0007 .02823

UE*ROE 318 -39.53 353.84 19.283 2.090.000

UE*PBV 318 -1.67 2.96 -.0018 .27744

UE*LEV 318 -17.03 3.43 -.0699 108.715

Valid N (listwise) 318

Tabel 3. Statistik Deskriptif Perusahaan Low Profile

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

CAR 325 .00 .01 .0000 .00137

UE 325 -.86 1.07 .0068 .12450

CSRI 325 .01 .27 .1135 .04424

Page 18: PENGARUH PENGUNGKAPAN INFORMASI CORPORATE SOCIAL

17

ROE 325 -88.67 33.21 94.775 1.150.000

PBV 325 .08 10.60 17.170 153.569

LEV 325 .00 10.59 18.153 208.058

UE*CSRI 325 -.07 .11 .0005 .01351

UE*ROE 325 -5.45 75.87 .6031 457.261

UE*PBV 325 -1.99 .49 .0009 .15283

UE*LEV 325 -1.37 4.75 .0033 .33221

Valid N (listwise) 325

Sebelum diakukan regresi berganda, sudah dilakukan uji asumsi klasik dan sudah

lolos uji asumsi klasik.

Tabel 4 memperlihatkan hasil pengujian regresi berganda

Tabel 4. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

Model Perusahaan High Profile Perusahaan Low Profile

B t Sig. B t Sig.

1 (Constant) -.016 -.068 .945 .000 -2.603 .010

UE .002 1.243 .215 .000 .235 .815

CSRI -.002 -2.043 .042 .000 -.598 .550

ROE -.005 -1.066 .287 .030 3.813 .000

PBV .000 4.025 .000 .000 3.000 .003

LEV -.033 -1.338 .182 .064 1.850 .065

UE*CSRI .007 .969 .333 .002 .141 .888

UE*ROE -.003 -.388 .699 .054 2.790 .006

UE*PBV .001 1.694 .091 .001 1.077 .282

UE*LEV .000 -1.476 .141 .000 .347 .729

R2 .148 .154

Sig. F .000 .000

Hasil Pengujian H1

Nilai signifikansi variabel UE*CSRI pada perusahaan high profile adalah

0,333, menunjukkan variabel informasi CSR tidak memiliki pengaruh terhadap

ERC, sehingga hipotesis pertama (H1) tidak didukung. Hasil ini mengindikasikan

bahwa pengungkapan informasi pertanggungjawaban sosial pada perusahaan high

profile belum mendapatkan perhatian dari investor dalam pengambilan keputusan

investasinya. Kegiatan operasi pada perusahaan high profile yang memiliki tingkat

risiko signifikan terhadap kondisi lingkungan dan sosial sekitar perusahaan belum

Page 19: PENGARUH PENGUNGKAPAN INFORMASI CORPORATE SOCIAL

18

membuat pihak manajemen perusahaan terdorong untuk lebih memperhatikan

pengungkapan informasi CSR. Hal ini dapat terlihat dari hasil statistik deskriptif

bahwa pengungkapan informasi CSR pada perusahaan high profile lebih besar

dibandingkan pengungkapan yang dilakukan pada perusahaan low profile. Namun

pengungkapan yang dilakukan terbilang masih rendah yaitu dengan nilai rata- rata

0,1591. Nilai ini masih sangat jauh dari nilai 1 sehingga hal ini memberikan indikasi

bahwa perusahaan belum cukup serius dalam mengungkapkan aktivitas CSR nya

sehingga berdampak pada tidak adanya kepercayaan dari investor, sehingga

investor tidak mempertimbangkan informasi CSR sebagai dasar pengambilan

keputusan. Hal tersebut terjadi karena informasi yang tersedia belum mampu

menggambarkan prospek perusahaan di masa yang akan datang dan tidak signifikan

untuk dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan investasi. Karena

informasi mengenai pertanggungjawaban sosial perusahaan tidak mampu

menurunkan angka ketidakpastian perusahaan di masa yang akan datang dan tidak

signifikan untuk keputusan investasi maka investor akan menggunakan informasi

lain sebagai dasar informasi dalam pengambilan keputusan investasinya seperti

informasi terkait dengan laba perusahaan. Hasil penelitian mendukung Fabita

(2014), bahwa pengungkapan informasi Corporate Social Responsibility tidak

berpengaruh terhadap Earnings Response Coefficient pada perusahaan high profile.

Pada variabel lainnya yaitu UE dengan nilai signifikansi sebesar 0,215, ROE

dengan signifikansi sebesar 0,287, LEV dengan signifikansi sebesar 0,182,

UE*ROE dengan signifikansi sebesar 0,699, UE*PBV dengan signifikansi sebesar

0,091, UE*LEV dengan signifikansi sebesar 0,141. Nilai signifikansi dari UE,

ROE, LEV, UE*ROE, UE*PBV, dan UE*LEV > α (0,05) menunjukkan hasil yang

sama dengan variabel UE*CSRI yaitu bahwa ketujuh variabel ini tidak berpengaruh

secara signifikan terhadap CAR. Sedangkan pada dua variabel lainnya yaitu CSRI

dengan nilai signifikansi sebesar 0,042 dan PBV dengan nilai signifikansi sebesar

0,000 menunjukkan pengaruh yang berbeda, dengan nilai signifikansi< α (0,05)

maka menjelaskan bahwa variabel CSRI dan PBV berpengaruh terhadap ERC.

Page 20: PENGARUH PENGUNGKAPAN INFORMASI CORPORATE SOCIAL

19

Hasil Pengujian H2

Nilai signifikansi variabel informasi UE*CSRI pada perusahaan low profile

adalah sebesar 0,888, berarti bahwa tidak ada pengaruh antara variabel independen

CSRI dengan ERC. Sehingga hipotesis kedua (H2) tidak didukung. Hal ini

menunjukkan bahwa pada perusahaan low profile, pengungkapan informasi

pertanggungjawaban sosial perusahaan tidak berpengaruh terhadap ERC. Hal ini

mengindikasikan bahwa investor tidak memberikan perhatian pada informasi CSR

dari perusahaan tipe ini. Pengungkapan yang diharapkan akan memberikan respon

yang baik dari pihak investor ini ternyata tidak sesuai dengan yang diprekdisikan.

Hal ini selain dikarenakan masih rendahnya tingkat pengungkapan informasi CSR

juga didukung oleh faktor karakteristik perusahaan dimana kegiatan operasi

perusahaan yang tidak memberikan pengaruh secara signifikan terhadap

lingkungan serta sosial sehingga dianggap bahwa informasi CSR yang diungkapkan

tidak bisa digunakan untuk pengambilan keputusan oleh investor. Karakteristik dari

perusahaan low profile yang kurang sensitif terhadap terjadinya kerusakan

lingkungan, memiliki tingkat risiko kerja yang rendah, serta tidak memiliki nilai

residu juga turut mendukung bahwa informasi CSR perusahaan low profile tidak

digunakan untuk pengambilan keputusan investasi. Pengungkapan CSRI pada

perusahaan low profile tidak cukup memberikan informasi mengenai expected

future earnings, oleh karena itu investor mungkin menggunakan informasi lain

seperti informasi laba sebagai dasar pengambilan keputusan investasi.

Pengaruh yang sama ditunjukkan oleh lima variabel lainnya yaitu UE

dengan nilai signifikansi 0, 815, CSRI dengan nilai signifikansi 0,550, LEV dengan

nilai signifikansi 0,065, UE*PBV dengan nilai signifikansi 0,282, UE*LEV dengan

nilai signifikansi 0,729. Nilai signifikansi kelima variabel ini lebih besar dari 0,05

sehingga UE, CSRI, LEV, UE*PBV, UE*LEV tidak memberikan pengaruh

terhadap CAR. Sedangkan nilai signifikansi dari ROE dalah 0,000, PBV adalah

0,003, UE*ROE adalah 0,006. Nilai signifikansi dari ROE, PBV, UE*ROE < 0,05,

maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara ketiga variabel tersebut

dengan CAR.

Page 21: PENGARUH PENGUNGKAPAN INFORMASI CORPORATE SOCIAL

20

Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil adalah pengungkapan informasi CSR pada

perusahaan high profile maupun low profile tidak berpengaruh terhadap ERC. Hal

ini menjelaskan bahwa pengungkapan CSR tidak mempengaruhi perubahan

koefisien respon laba pada karakteristik perusahaan yang berbeda. Investor belum

cukup memperhatikan informasi yang terkandung dalam laporan

pertanggungjawaban sosial perusahaan baik pada perusahaan high profile maupun

pada perusahaan low profile dan lebih berorientasi pada kinerja jangka pendek

perusahaan yaitu dengan lebih banyak menggunakan informasi terkait laba

DAFTAR PUSTAKA

Adisusilo, Pramudito. 2011. Pengaruh Pengungkapan Informasi Corporate Social

Responsibility (CSR) Dalam Laporan Tahunan Terhadap Earning Response

Coefficients (ERC) (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2009). Skripsi. UNDIP.

Semarang. Tidak Dipublikasikan.

Anggraini, R. R. 2006. Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor- faktor yang

Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan

Tahunan Studi Empiris pada Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.

Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang. 23-26 Agustus.

Bogdan, Robert C. Dan Steven J. Taylor. 1992. Introduction to Qualitative

Research Methotds : A Phenomenological Approach in the Social Sciences,

alih bahasa Arief Furchan, John Wiley dan Sons, Surabaya, Usaha Nasional.

Cheng F. F., and A. Nasir. 2010. Earning Response Coefficient and The Financial

Risk of China Commercial Banks. International Review of Business Research

Papers. Vol. 6, No.3, Agustus: 178- 188.

Cho, Jang Youn dan Kooyul Jung, 1991. Earnings Response Coefficient : A

Synthesis of Theory and Empirical Evidence. Journal of Accounting

Literatur. Vol. 10, pp. 85-116.

Darwin, Ali. 2007. The 2nd Sustainability Enterprise Performance Conference

(SEPC). ISRA, September 2007.

Page 22: PENGARUH PENGUNGKAPAN INFORMASI CORPORATE SOCIAL

21

Delvira, M. & Nelvirita. 2013. Pengaruh Risiko Sistematik, Leverage dan

Persistensi Laba Terhadap Earnings Response Coefficient (Studi pada

Perusahaan Manufaktur yang Go Public di BEI). Jurnal WRA. Vol.1 No. 1.

Ghozali dan Chariri, 2007.Teori Akuntansi. Semarang: Badan Penerbit Undip.

Hadi, Nor. 2011. Corporate Social Responsibility. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Haniffa, R.M., dan T.E. Cooke. 2005. The Impact of Culture and Governance on

Corporate Social Reporting, Journal of Accounting and Public Policy 24, pp.

391-430.

Helena dan Therese. 2005. Stewardship theory. Harkes Ingvild.

Hidayati, N. N., Murni, S. 2009. Pengaruh Pengungkapan Corporate Social

Responsibility Terhadap Earnings Response Coefficient pada Perusahaan

High Profile.Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 11 (1): h. 1-18.

Holme, Richards & Watts, Phil. 2004. Corporate Social Responsibility: Making

Good Business Sense. Geneva: World Business Council For Sustainable

Development.

Jama’an. 2008. Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, Dan Kualitas Kantor

Akuntan Publik Terhadap Integritas Informasi Laporan Keuangan (Studi

Pada Perusahaan Publik Di BEJ). Tesis Strata-2. Program Studi Magister

Sains Akuntansi Universitas Diponegoro. Semarang. Tidak Dipublikasikan.

Jayanti, Erny Dwi. 2012. Pengaruh Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial

Terhadap Earning Response Coefficient (ERC) (Studi pada sektor

pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2010-2011). Jurnal Ilmiah

Mahawisiwa Fakultas Ekonomi Brawijaya. Vol. 1, No. 2.Semester Genap

2012/2013.

Jogiyanto, 2000.Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Kedua. BPFE.

Yogyakarta.

Kartadjumena, E. 2010. Pengaruh Voluntary Disclossure Of Financial Information

dan CSR Disclossure terhadap Earning Response Coefficient (Survey pada

Perusahaan Manufaktur di BEI). PPM National Conference on Management

Research.

Kotler, P. and Nancy, L. 2005. Corporate Social Responsibility : Doing The Most

Good For Your Company and Your Cause. Best Practices From Hewlett

Packard, Ben & Jerry’s, and Other Leading Companies. Jhon Wiley & Sons,

Inc. United States of America.

Page 23: PENGARUH PENGUNGKAPAN INFORMASI CORPORATE SOCIAL

22

Lako, andreas. 2011. Dekonstruksi CSR dan Reformasi Paradigma Bisnis dan

Akuntansi. Erlangga. Jakarta.

Naimah, Zahroh dan Siddharta Utama, 2006. Pengaruh Ukuran Perusahaan,

Pertumbuhan, dan Profitabilitas Perusahaan Terhadap Koefisien Respon

Laba dan Koefisien Respon Nilai Buku Ekuitas: Studi pada Perusahaan

Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi (SNA) IX.

Padang.

Novianti, Tiolemba dan Erni Ekawati. 2008. Analisis faktor- faktor yang

Mempengaruhi Koefisien Respon Laba Pada Perusahan Manufaktur yang

terdaftar di BEJ. Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol. 4 No. 2, Agustus.

Hal- 100- 115.

Novita Indrawati. 2009. Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR)

dalam Annual Report serta Pengaruh Political Visibility dan Economic

Performance.Pekbis Jurnal, Vol.1, No.1, Maret 2009: 1-11. Universitas Riau.

Patton, Sawicki. 1991. Basic Methods of Policy Analysis and Planning. Prentice

Hall.

Pranowo, E. B., & Pasaribu, H. 2013. Corporate Social Responsibility Disclosure,

Karakteristik Perusahaan dan Pengaruhnya Terhadap Earnings Response

Coefficient. Jurnal Telaah &Riset Akuntansi.Vol.6 No.2: 175- 185.

Rahardjo, Handri. 2009. Hukum Perusahaan. Pustaka Yustisia. Yogjakarta.

Restuti, MI. M. D., & Nathaniel, C. 2012. Pengaruh Pengungkapan Corporate

Social Responsibility Terhadap Earning Response Coefficient (Studi Empiris

pasa Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Jurnal Dinamika

Manajemen. Vol. 3 No. 1.

Rosmasita, Hardhina. 2007. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan

Sosial (Social Disclosure) Dalam Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan

Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta. Fakultas Ekonomi Universitas Islam

Indonesia.Yogyakarta. Tidak Dipublikasikan.

Saputro, T. D. 2013. Pengaruh Profitabilitas, Umur Perusahaan, Tipe Perusahaan

dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Kinerja Sosial Perusahaan Berdasar

ISO 26000 (Studi pada Perusahaan Pertambangan dan Keuangan di BEI).

Skripsi. UNDIP. Semarang. Tidak Dipublikasikan.

Sayekti, Y., & Wondabio, L. S. 2007. Pengaruh Corporate Social Responsibility

Disclosure Terhadap Earnings Response Coefficient (Studi Empiris pada

Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Simposium Nasional

Akuntansi IX Makasar.

Page 24: PENGARUH PENGUNGKAPAN INFORMASI CORPORATE SOCIAL

23

Scott, William R, 2009. Financial Accounting Theory. Fifth Edition. Canada

Prentice Hall.

Sri Mulyani dan Nur Fadrijih. 2007. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Earnings

Response Coefficient Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta.

JAAI Vol 11 NO. 1, hal: 35–45

Sudaryanto. 2011.a Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap Kinerja Finansial

Perusahaan dengan Corporate Social Disclosure sebagai Variabel

Intervening.Skripsi. UNDIP. Semarang. Tidak Dipublikasikan.

Supriyono & Vita. 2011. Hubungan Antara Persepsi dan Sikap Terhadap

Pelaksanaan Corporate Social Responsibility. Jurnal Dinamika Manajemen.

Vol. 2 No. 2.

Susilawati, Ely Dwi. 2010. Pengaruh Corporate Social Responcibility (CSR)

Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Ukuran Perusahaan sebagai

Variabel Moderating (Study Empiris pada Perusahaan Pertambangan dan

Otomotif yang tercatat di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2008). Skripsi.

Universitas Muhammadiayah. Surakarta. Tidak Dipublikasikan.

Syahnaz, Melisa. 2013. Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility

Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan. Jurnal Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Vol 1 No. 2

Triastuti, F. 2014. Pengaruh Pengungkapan Informasi Corporate Social

Responsibility Terhadap Earnings Response Coefficient pada Perusahaan

High Profile yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ilmiah

Mahasiswa Universitas Surabaya. Vol. 3 No. 1.

Untari, M.D.A.,& Budiasih, I. G. 2012. Pengaruh Konservatisme Laba dan

Voluntary Disclosure Terhadap Earnings Response Coefficient. Skripsi.

UNUD. Bali. Tidak Dipublikasikan.

Utama, Shidharta. 2007. Evaluasi Infrastruktur Pelaporan Tanggung Jawab Sosial

di Lingkungan di Indonesia. Diakses tanggal 21 September 2014 melalui

http://www.i.edu.

Wardhana, S. W. 2009. Corporate Social Responsibility, Sebuah Kepedulian

Perusahaan terhadap Lingkungan Disekitarnya. Diakses tanggal 3 Oktober

2014 melalui http://wisnu.blog.uns.ac.id.

Wibisono. 2007. Membedah Konsep dan Aplikasi Corporate Social Responsibility.

Surabaya: Media Grapka.

Page 25: PENGARUH PENGUNGKAPAN INFORMASI CORPORATE SOCIAL

24

Widiastuti, Harjanti. 2002. Pengaruh Luas Ungkapan Sukarela Dalam Laporan

Tahunan Terhadap Earning Response Coefficient (ERC). Simposium

Nasional Akuntansi 5. Semarang. 5- 6 September.

Wulandari, Kadek Trisna. dan Wirajaya, I Gede Ary. 2014. Pengaruh

Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Earnings Response

Coefficient. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 6.3., 355-369.