pengaruh profesionalisme, etika profesi,...
TRANSCRIPT
PENGARUH PROFESIONALISME, ETIKA PROFESI, PENGETAHUAN
MENDETEKSI KEKELIRUAN DAN INDEPENDENSI TERHADAP
PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun oleh:
ALIFAH GANDIS INDRAYANTI
NIM: 1110082000148
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H/2016 M
i
PENGARUH PROFESIONALISME, ETIKA PROFESI,
PENGETAHUAN MENDETEKSI KEKELIRUAN DAN
INDEPENDENSI TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT
MATERIALITAS
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun oleh:
ALIFAH GANDIS INDRAYANTI
NIM: 1110082000148
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H/2016 M
PENGARUH PROFESIONALISME, ETIKA PROFESI, PENGETAHUAN
MENDETEKSI KEKELIRUAN DAN INDEPENDENSI TERHADAP
PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Alifah Gandis Indrayanti
NIM : 1110082000148
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Akuntansi
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini Saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mengembangkan dan
mempertanggung jawabkan.
2. Tidak melakukan plagiat atas naskah orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber
asli atau tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini.
Jika di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya Saya, dan melalui
pembuktian yang dapat dipertanggungjjawabkan, ternyata dikenakan bukti
bahwa Saya melanggar pernyataan di atas, maka Saya siap dikenai sanksi
berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini Saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 21 Juni 2016
(Alifah Gandis Indrayanti )
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama Lengkap : Alifah Gandis Indrayanti
2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 03 September 1991
3. Alamat : Jl. Kemayoran Timur II No.3
RT 08 RW 08 Jakarta Pusat 10620
4. Telepon/No. Handphone : 081219933550
5. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN FORMAL
1. TK Assalam Bandung (1996-1997)
2. SD Assalam Bandung (1997-2001)
3. SD Islam Meranti Jakarta (2001-2003)
4. SMP Negeri 78 Jakarta (2003-2006)
5. SMA Negeri 1 Jakarta (2006-2009)
6. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2010-2016)
III. PENDIDIKAN NON FORMAL
1. Kursus Bahasa Inggris di BBC Jakarta (2005-2006)
2. Kursus Bahasa Inggris di LIA Jakarta (2007)
3. Kursus Bahasa Inggris di LIA Ciputat (2011-2013)
IV. PENGALAMAN BERORGANISASI
1. PMII Ciputat Divisi Minat dan Bakat (2012-2013)
2. BEM FEB UIN Jakarta Divisi Seni dan Budaya (2013-2014)
3. Ketua Konsumsi KKN Excel Brain, Cigudeg, Bogor (2013)
vii
V. SEMINAR DAN WORKSHOP
1. Sebagai peserta dalam “Masa Penerimaan Mahasiswa Baru (MAPABA)
PMII”, 20 Oktober 2010, Puncak.
2. Sebagai peserta dalam “Workshop Bisnis Asuransi”, 27 Mei 2011,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Sebagai peserta dalam ”Stadium General BEMJ IESP”, 28 Maret 2012,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Sebagai peserta dalam “Seminar Kebijakan Fiskal”, 4 Mei 2012,
Kementrian Keuangan Kebijakan Fiskal, Jakarta.
5. Sebagai peserta dalam “Dialog Jurusan dan Seminar Konsentrasi”, 03
Oktober 2012, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
6. Sebagai peserta dalam “Kuliah Umum Sosialisasi Hemat Energi”, 08
November 2012, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
VI. KEPANITIAAN
1. Divisi Acara saat OSPEK tahun 2011 UIN Jakarta
2. Divisi Konsumsi dalam “Internal Accounting Competition 2010”, 29
Januari 2011, BEMJ Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Divisi Konsumsi dalam “Accounting Fair UIN Jakarta”
4. Divisi Humas pada saat OSPEK 2013 UIN Jakarta
viii
ABSTRACT
This research was conducted to examine and provide empirical evidence
regarding the professionalism influence, auditor ethics, auditor’s knowledge for
errors, independence of the materiality. Professionalism is very important for an
auditor to analyze materiality in financial statements. Auditor professionalism
behavior can be examined by the auditor’s judgmental skill on materiality and their
public dedicated spirit in maintaining neutrality. As an auditor more maintaining
professional ethics, the higher the auditor skill in assessing materiality value. If an
auditor unable to detect an error, it is possible that an auditor also unable to detect
a materiality error. Auditor with high dedication to independency will have the
ability to assess an entity’s material value because the auditor’s sense of
truthfulness and faithfulness.
The writer was conducted the research by took a sample from 11 Public
Accounting Firm located in DKI Jakarta. 100 Questionnaire has been given to these
11 Public Accounting Firm and 90 of them has been retrieved. After that, the writer
processed the data with SPSS program to examined the results of the data.
The writer concluded that professionalism, auditor’s ethics, knowledge for
errors, and independence in fact has influenced materiality. The results of the
research indicated that significant level of 0.000 on professionalism affecting
materiality, significant level of 0.011 on auditor’s ethics affecting materiality,
significant level of 0.002 on auditor’s knowledge for errors affecting materiality,
significant level of 0.000 on auditor’s independence affecting materiality.
Keywords: Profesionalism, Auditor Ethics, Auditor’s Knowledge for Errors,
Independence, Materiality
ix
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan memberikan bukti empiris
mengenai pengaruh profesionalisme, etika profesi, pengetahuan mendeteksi
kekeliruan dan independensi terhadap pertimbangan tingkat materialitas.
Profesionalisme seorang auditor sangat penting dalam menganalisis materialitas
dalam laporan keuangan. Sikap profesionalisme auditor dapat dilihat dari skill atau
kemampuan auditor dalam menilai sesuatu yang material, memiliki jiwa
pengabdian kepada publik agar selalu bersikap netral. Semakin tinggi auditor
menaati etika profesi, maka semakin tinggi kemampuan auditor dalam
mempertimbangkan nilai materialitas. Jika auditor tidak mengetahui cara
mendeteksi kekeliruan, kemungkinan auditor tidak akan tahu apakah kekeliruan itu
bersifat material atau tidak. auditor yang memegang teguh independensi akan dapat
menilai entitas secara material karena auditor akan berpihak pada kebenaran.
Peneliti mengambil sampel sebanyak 11 KAP dari seluruh KAP yang
berada di wilayah Jakarta. Kuesioner yang disebarkan berjumlah 100 buah dan
jumlah kuesioner yang kembali adalah sebanyak 90 kuesioner.
Profesionalisme berpengaruh terhadap materialitas. Hal ini dapat dijelaskan
oleh tingkat signifikansi sebesar 0.000. Etika profesi berpengaruh terhadap
materialitas. Etika profesi berpengaruh terhadap materialitas. Hal ini dapat
dijelaskan oleh tingkat signifikansi sebesar 0.011. Pengetahuan mendeteksi
kekeliruan berpengaruh terhadap materialitas. Hal ini dapat dijelaskan oleh tingkat
signifikansi sebesar 0.0002. Independensi berpengaruh terhadap materialitas. Hal
ini dapat dijelaskan oleh tingkat signifikansi sebesar 0.000. Profesionalisme, etika
profesi, pengetahuan mendeteksi kekeliruan dan independensi berpengaruh
terhadap materialitas.
Kata Kunci: Profesionalisme, Etika Profesi, Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan,
Independensi, Materialitas
x
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji Syukur kepada Sang Pencerah, Allah SWT yang dengan izin dan
pertolongan-Nya skripsi ini dapat terselesaikan. Tak lupa shalawat serta salam
semoga selalu tercurah untuk Nabi Besar Muhammad SAW. Skripsi ini disusun
dalam rangka memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih dan
penghargaan sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
proses penyusunan skripsi ini, terutama kepada:
1. Motivator terbesar yang selalu mendoakan serta mendukung penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini. Papa dan Mama. Terima kasih papa dan mama yang
selalu sabar dan mendampingi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini selalu
berdoa untuk kebaikan penulis.
2. Mba Put dan Fian selaku kakak dan adik penulis yang selalu memberikan
dukungan dan doa.
3. Terima kasih yang sangat khusus kepada Om penulis, Hadie Nurwanto yang
selalu membantu dan terus membantu penulis sampai penulis merampungkan
skripsi ini.
4. Sahabat-sahabatku tersayang Dewi Indrawati, Untari, Dita Agustia, Eka
Fitriyanti dan Qonita yang selalu memberi dukungan, doa dan bantuan kepada
penulis.
5. Terima kasih kepada Handi Rizki Wijaya yang selalu membantu dan
menemani penulis.
6. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah.
7. Ibu Yessi Fitri, SE., Ak., M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, dan Bapak Hepi Prayudiawan SE., Ak., MM selaku
Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
xi
8. Dosen pembimbing I Bpk. Dr. Yahya Hamja, MM yang sudah terlebih dahulu
bertemu Allah SWT di dalam surga-Nya dan dosen pembimbing II Bpk. Drs.
Abdul Hamid Cebba, MBA, yang telah begitu sabar nya menjawab setiap
keluhan, menjawab setiap kekurangan dan memberikan arahan serta solusi
dalam setiap permasalahan pada proses bimbingan.
9. Bapak Hepi Prayudiawan, yang dengan baik mengajari dan memberikan
pengalaman-pengalaman terbaiknya dalam proses penyelesaian skripsi ini.
10. Seluruh dosen dan karyawan FEB UIN Jakarta yang telah memberikan bantuan
kepada penulis selama menempuh masa studi.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna,
dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu
penulis mengharapkan segala bentuk kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak. Semoga Allah SWT memberikan balasan atas semua kebaikan kepada semua
pihak yang membantu. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pembaca pada umumnya, dan penulis khususnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 21 Juni 2016
(Alifah Gandis Indrayanti)
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...............................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ............................... ii
HALAMAN PENGESAHAN PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI ............ iii
HALAMAN PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ...............................iv
HALAMAN PERNYATAAN................................................................................ v
HALAMAN RIWAYAT HIDUP .........................................................................vi
ABSTRACT ......................................................................................................... viii
ABSTRAKSI .........................................................................................................ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................ x
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ...............................................................................................xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv
DAFTAR GRAFIK .............................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Penelitian .......................................................... 1
2. Perumusan Masalah ................................................................... 8
3. Tujuan Penelitian ....................................................................... 8
4. Manfaat Penelitian ..................................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1. Tinjauan Literatur .................................................................... 11
2. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis ............ 27
3. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu ............................................. 33
4. Kerangka Pemikiran ................................................................. 37
BAB III METODE PENELITIAN
1. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................ 39
2. Teknik Penentuan Sampel ........................................................ 39
3. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 40
4. Teknik Analisis Data ................................................................ 41
5. Operasionalisasi Variabel Penelitian ....................................... 50
xiii
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
1. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian............................. 53
2. Hasil Uji Instrumen Penelitian ................................................. 58
3. Pembahasan .............................................................................. 70
BAB V PENUTUP
1. Kesimpulan .............................................................................. 75
2. Implikasi .................................................................................. 76
3. Saran ........................................................................................ 77
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 79
LAMPIRAN 1: SURAT PENELITIAN SKRIPSI ............................................ 84
LAMPIRAN 2: SURAT KETERANGAN DARI KAP .................................... 88
LAMPIRAN 3: KUESIONER PENELITIAN ................................................ 111
LAMPIRAN 4: JAWABAN RESPONDEN .................................................... 122
LAMPIRAN 5: HASIL PENGUJIAN INSTRUMEN PENELITIAN .......... 142
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu ........................................................... 33
Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian ........................................................... 50
Tabel 4.1 Data Sampel Penelitian ......................................................................... 54
Tabel 4.2 Data Distribusi Sampel Penelitian ........................................................ 54
Tabel 4.3 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............... 55
Tabel 4.4 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia................................. 56
Tabel 4.5 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jabatan ............................ 56
Tabel 4.6 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ....... 57
Tabel 4.7 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja .......... 58
Tabel 4.8 Hasil Uji Statistik Deskriptif .................................................................. 58
Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Profesionalisme ...................................................... 59
Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas Etika Profesi .......................................................... 60
Tabel 4.11 Hasil Uji Validitas Pengetahuan Mendeteksi Kekeliraun ................... 61
Tabel 4.12 Hasil Uji Validitas Independensi ......................................................... 61
Tabel 4.13 Hasil Uji Validitas Materialitas .......................................................... 62
Tabel 4.14 Hasil Uji Reliabilitas ........................................................................... 63
Tabel 4.15 Hasil Uji Multikolonieritas ................................................................. 64
Tabel 4.16 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ................................................. 67
Tabel 4.17 Hasil Uji Statistik terhadap Variabel Y, X1, X2, X3, dan X4 ............. 68
Tabel 4.18 Hasil Uji Statistik F terhadap Variabel Y, X1, X2, X3, dan X4 .......... 69
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Penelitian ........................................................................... 37
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot ........................... 65
Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram .................... 66
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Grafik Scatterplot ................................................................................ 67
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Audit adalah arti luas dari bagaimana mengevaluasi, menilai, memeriksa
terhadap suatu organisasi, kinerja, sistem, kondisi, sesuatu alat, proses ataupun
produk. Audit harus dilaksanakan oleh orang yang memiliki kompetensi tinggi,
independen (tidak memihak), sifat kritis dan sudah dibekali pelatihan khusus yang
disebut auditor. Audit dilakukan berdasarkan bukti-bukti yang telah dikumpulkan,
catatan-catatan pembukuan. Auditor juga harus dapat memberikan pendapat dan
rekomendasi untuk manajamen.
Secara umum, auditor terlebih dahulu dikenal sebagai sumber pencari
kesalahan di dalam organisasi, dikenal hanya untuk mencari kecurangan, dibenci
oleh manajemen karena dianggap hanya mencari kesalahan-kesalahan saja.
Walaupun secara teknis memang seperti itu adanya, tetapi dalam audit mengalami
perkembangan, auditor ditugaskan selain untuk mengevaluasi laporan keuangan
dan kinerja manajemen juga memberikan pendapat dan rekomendasi yang
diharapkan ke depannya berguna dapat berkembang menjadi organisasi yang lebih
di masa depan.
Walaupun audit laporan keuangan sudah cukup dikenal oleh masyarakat,
namun pemahaman masyarakat atas pengertian audit laporan keuangan sering kali
kurang tepat. Banyak diantara mereka yang berpandangan bahwa audit laporan
keuangan itu bertujuan untuk mendeteksi korupsi, manipulasi, penipuan,
kecurangan, kesalahan, dan sebagainya, sehingga dengan pengertian ini mereka
2
berharap hasil audit laporan keuangan adalah ditemukannya segala macam
penyimpangan dalam pengelolaan keuangan perusahaan, termasuk korupsi,
manipulasi dan kecurangan lainnya. Walaupun pendapat demikian tidak
sepenuhnya keliru, namun sesungguhnya audit laporan keuangan tidak diarahkan
menemukan atau bahkan memberi jaminan akan ditemukannya penyimpangan atau
kejahatan keuangan (financial crime) tersebut (Basyir, 2014).
Pada persaingan global ini, kebutuhan jasa independen laporan keuangan ini
semakin dibutuhkan. Hal ini menjadi tuntutan auditor agar menjalankan profesinya
sesuai dengan kode etik yang berlaku. Karena publik memegang kepercayaan
kepada auditor agar mendapatkan infromasi yang dapat diandalkan. Seorang
auditor dalam melaksanakan tugasnya bukan hanya semata-mata bekerja untuk
kepentingan kliennya saja, melainkan juga pihak lain yang yang membutuhkan.
Berdasarkan fenomena yang ada, telah terjadi banyak kasus-kasus yang
melanda akuntan publik. Seperti pada kasus bangkrutnya perusahaan besar di
Amerika Serikat, yaitu Lehman Brothers yang terjadi pada tahun 2010. Perusahaan
ini telah menjaminkan aset berupa sekuritas yang tidak bernilai agar memperoleh
pinjaman yang akan dikembalikan dalam jangka pendek dan mencatat transaksi
pinjaman tersebut sebagai penjualan serta tidak mencatat pinjaman sebagai
kewajiban (Agoes dan Hoesada, 2012).
Kasus ini melibatkan KAP Ernst & Young yang tidak teliti dalam memeriksa
laporan keuangan yang disajikan dan menjadi salah saji dalam memberikan hasil
audit. Selain itu kasus juga terjadi pada Olympus Corporation Jepang yang terjadi
di tahun 2011. Diketahui terdapat akun pembayaran konsultan keuangan yang
3
digunakan untuk menutupi kerugian perusahaan saat berinvestasi di surat berharga
sejak dekade 1990-an yang mencapai US$ 1 miliar. Adapun kasus lain dari
Autonomy Corp. pada tahun 2012 yang telah sengaja menyajikan informasi yang
salah kepada investor untuk menyembunyikan kekeliruan mereka. Maka itu,
laporan keuangan menjadi salah satu yang bersifat material.
Beberapa kasus yang telah disebutkan menyebabkan pertanyaan pada
kalangan masyarakat akan sifat profesional dari akuntan publik, terutama auditor.
Profesi auditor menjadi sorotan tajam ketika berhadapan dengan klien, auditor
dinilai gagal menjalankan profesionalisme, etika profesi, pengetahuan mendeteksi
kekeliruan bahkan kecurangan dan independensinya.
Oleh karena itu saat auditor menjalankan tugasnya mengaudit suatu
organisasi, auditor harus berpedoman pada standar yang telah dibuat dan
ditetapkan. Profesi auditor sendiri tidak luput dari resiko audit yang tinggi. Maka
itu, dalam SA Seksi 312 telah dijelaskan mengenai resiko audit dan materialitas
yaitu seksi ini memberikan panduan bagi auditor dalam mempertimbangkan risiko
dan materialitas pada saat perencanaan dan pelaksanaan audit atas laporan
keuangan berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia.
Risiko audit dan materialitas mempengaruhi penerapan standar auditing, khususnya
standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan, serta tercermin dalam laporan
auditor bentuk baku. Risiko audit dan materialitas, bersama dengan hal-hal lain,
perlu dipertimbangkan dalam menentukan sifat, saat, dan lingkup prosedur audit
serta dalam mengevaluasi hasil prosedur tersebut.
4
Pertimbangan materialitas ini dapat didasarkan pada sikap auditor sendiri.
Seperti sikap profesional. Profesional atau profesionalisme menjadi isu yang
penting dan syarat utama yang harus dimiliki oleh auditor. Dapat dikatakan bahwa
profesionalisme berpengaruh terhadap tingkat materialitas auditor.
Pada Kode Etik Profesi Akuntan Publik Seksi 130 telah dijelaskan mengenai
prinsip kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-hatian profesional. Prinsip
kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-hatian profesional mewajibkan
praktisi untuk:
a. Memelihara pengetahuan dan keahlian profesional yang dibutuhkan untuk
menjamin pemberian jasa professional yang kompeten kepada klien atau
pemberi kerja
b. Menggunakan kemahiran profesionalnya dengan seksama sesuai dengan
standar profesi dan kode etik profesi yang berlaku dalam pemberian jasa
profesionalnya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi sikap profesionalisme dari
seorang auditor, akan semakin tinggi pertimbangan tingkat materialitasnya karena
auditor sangat berkompeten dalam menjalankan tugasnya. Sebagai auditor yang
profesional dalam melaksanakan proses audit laporan keuangan, seorang auditor
harus menggunakan sikap profesionalisme nya secara cermat dan seksama. Agar
dapat melaksanakan audit, auditor harus membuat perencanaan audit. Di dalam
perencanaan audit, auditor akan mengetahui untuk menentukan tingkat materialitas
awal. Maka secara tidak langsung dapat dikatakan bahwa semakin auditor
profesional, akan semakin tepat dalam menentukan tingkat materialitas.
5
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Febrianty (2012) dan Erfan
(2013) menunjukkan bahwa profesionalisme berpengaruh positif terhadap
pertimbangan tingkat materialitas. Dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin tinggi
profesionalisme auditor maka semakin tinggi kompetensi auditor dalam
pertimbangan tingkat materialitasnya.
Etika profesi juga menjadi salah satu yang menjadi faktor yang harus
diperhatikan dalam pertimbangan tingkat materialitas. Prinsip etika profesi dalam
Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia menyatakan pengakuan profesi akan tanggung
jawabnya kepada publik, pemakai jasa akuntan, dan rekan. Prinsip ini memandu
anggota dalam memenuhi tanggung jawab profesionalnya dan merupakan landasan
dasar perilaku etika dan perilaku profesionalnya.
Dalam penelitian yang telah dilakukan oleh Erminta et al (2013)
menunjukkan bahwa etika memiliki hubungan yang signifikan dengan
pertimbangan tingkat materialitas. Etika profesi berdampak pada pertimbangan
tingkat materialitas karena pada prinsip etika itu sendiri artinya auditor memiliki
moral yang baik dalam melakukan tugasnya. Semakin baik moral dan etika seorang
auditor maka semakin baik pertimbangan tingkat materialitasnya. Karena jika
seorang auditor memiliki moral yang baik, auditor itu tidak akan memberikan hasil
audit palsu secara material dan jauh dari penyelewengan.
Dalam melaksanakan audit, auditor bertanggung jawab atas pemikiran-
pemikiran yang menyebabkan terjadinya opini-opini yang dikeluarkan. Auditor
harus mempunyai sikap independen dalam mengaudit suatu organisasi. Sifat
independensi ini mengartikan bahwa auditor tidak berpihak kepada siapapun yang
6
meminta auditor untuk memanipulasi hasil dari suatu audit. Berbeda dengan
pengertian sebelumnya yang mengatakan bahwa independensi artinya tidak
memihak siapapun. Tetapi auditor tetap memihak kepada sesuatu yang benar. Itu
berarti independensi disini adalah sikap auditor yang tidak boleh berpihak kepada
orang yang akan berbuat kesalahan atau kecurangan. Jika auditor mempunyai
pegangan yang baik dan teguh kepada prinsip kebenaran, maka auditor akan
berpihak pada kebenaran itu. Maka itu independensi disini berarti memihak kepada
kebenaran dan kepentingan umum yang telah memberikan kepercayaan kepada
auditor.
Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul
“Pengaruh Profesionalisme, Etika Profesi, Pengetahuan Mendeteksi
Kekeliruan, dan Independensi Auditor terhadap Pertimbangan Tingkat
Materialitas di KAP Jakarta“.
Pengujian yang membahas tentang profesionalisme telah dilakukan oleh
Novita Alvina dan I Ketut Suryanawa (Universitas Udayana) dengan judul Analisis
Hubungan Antara Profesionalisme Auditor dengan Pertimbangan Tingkat
Materialitas dalam Proses Pengauditan Laporan Keuangan (Studi Empiris pada
Kantor Akuntan Publik di Bali). Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa
pertimbangan auditor mengenai materialitas merupakan pertimbangan profesional
dan dipengaruhi persepsi auditor atas kebutuhan orang yang memiliki pengetahuan
memadai dan yang akan meletakkan kepercayaan terhadap laporan keuangan. Hasil
dari penelitian ini menunjukkan bahwa auditor eksternal yang memiliki dimensi
profesionalisme pengabdian pada profesi yang lebih tinggi akan memiliki
7
pertimbangan materialitas atas audit laporan keuangan klien yang lebih baik.
Berdasarkan penelitian dari Dwi Permana (2012) dengan judul Pengaruh
Profesionalisme, Komitmen Profesi, dan Etika Profesi terhadap Pertimbangan
Tingkat Materialitas oleh Auditor pada KAP di Surabaya. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa profesionalisme memiliki pengaruh terhadap pertimbangan
tingkat materialitas seorang auditor.
Pengujian terhadap etika profesi telah dilakukan oleh A.M. Kurniawanda
(2013), dengan judul Pengaruh Profesionalisme Auditor dan Etika Profesi terhadap
Pertimbangan Tingkat Materialitas, dimana hasil dari penelitian ini menunjukkan
bahwa etika profesi berpengaruh terhadap materiality judgement yaitu
pertimbangan materialitas. Dalam penelitian yang dilakukan oleh (Arleen
Herawaty dan Yulius Kurnia Susanto, 2009) dengan judul Pengaruh
Profesionalisme, Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan, dan Etika Profesi Terhadap
Pertimbangan Tingkat Materialitas Akuntan Publik menunjukkan bahwa
pengetahuan mendeteksi kekeliruan yang dihadapi oleh auditor mempengaruhi
pertimbangan tingkat materialitas seorang auditor. Hasil penelitian ini adalah
pengetahuan akuntan publik dalam mendeteksi kekeliruan berpengaruh secara
positif terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam proses audit laporan
keuangan.
Pengujian terhadap independensi auditor terhadap pertimbangan tingkat
materialitas auditor telah dilakukan oleh Putu Indira Yunitasari, I Made Pradana
Adiputra, Edy Sujana (2014), dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa
8
independensi auditor mempunyai pengaruh yang signifikan dan berkorelasi positif
terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam proses audit laporan keuangan.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka rumusan
masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah profesionalisme berpengaruh terhadap pertimbangan tingkat
materialitas auditor?
2. Apakah etika profesi berpengaruh terhadap pertimbangan tingkat
materialitas auditor?
3. Apakah pengetahuan mendeteksi kekeliruan berpengaruh terhadap
pertimbangan tingkat materialitas auditor?
4. Apakah independensi berpengaruh terhadap pertimbangan tingkat
materialitas auditor?
5. Apakah profesionalisme, etika profesi, pengetahuan mendeteksi kecurangan
dan independensi berpengaruh secara simultan terhadap pertimbangan tingkat
materialitas auditor?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, tujuan penelitian ini untuk
menemukan bukti empiris atas hal–hal sebagai berikut:
a. Menganalisis pengaruh secara parsial profesionalisme terhadap
pertimbangan tingkat materialitas seorang auditor.
9
b. Menganalisis pengaruh etika profesi terhadap pertimbangan tingkat
materialitas seorang auditor.
c. Menganalisis pengaruh pengetahuan mendeteksi kekeliruan terhadap
pertimbangan tingkat materialitas seorang auditor.
d. Menganalisis pengaruh independensi terhadap pertimbangan tingkat
materialitas seorang auditor.
e. Menganalisis pengaruh secara simultan profesionalisme, etika profesi,
pengetahuan mendeteksi kekeliruan dan independensi auditor terhadap
pertimbangan tingkat materialitas auditor.
2. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka penelitian ini diharapkan
dapat memberikan manfaat bagi:
a. Kontribusi Praktis
1. Kantor Akuntan Publik (KAP), sebagai media informasi untuk
memberikan bukti empiris mengenai pengaruh yang ditimbulkan
antara profesionalisme, etika profesi, pengetahuan mendeteksi
kekeliruan dan independensi terhadap pertimbangan tingkat
materialitas auditor.
2. Auditor, untuk meningkatkan profesionalisme, menjunjung
tinggi etika profesi, memperkaya pengetahuan mendeteksi
kekeliruan dan selalu bersikap independen terhadap
pertimbangan tingkat materialitas.
10
3. Pengguna Jasa Audit (Klien/perusahaan), agar dapat
mempercayai pekerjaan auditor tetapi tetap mengawasi auditor
dalam melaksanakan pekerjaannya.
b. Kontribusi Teoritis
1. Mahasiswa Jurusan Akuntansi, terutama konsentrasi audit
sebagai sarana informasi mengenai ilmu auditing dan sumber
referensi dalam melakukan penelitian.
2. Peneliti berikutnya, sebagai bahan referensi bagi pihak–pihak
yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai topik
tersebut.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
1. Teori Auditing (Auditing Theory)
Teori auditing ini didefinisikan oleh Konrath (2002:5) yang
menjelaskan bahwa auditing adalah suatu proses sistematis untuk
secara objektif medapatkan dan mengevaluasi bukti mengenal asersi
tentang kegiatan-kegiatan dan kejadian-kejadian ekonomi untuk
meyakinkan tingkat keterkaitan antara asersi tersebut dan kriteria yang
telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak
yang berkepentingan.
Sedangkan jika menurut Agoes ( 2012 : 4) pengertian auditing
adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis,
oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah
disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan
bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan
pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.
Bisa disimpulkan bahwa auditing adalah serangkaian praktik
dan prosedur untuk mengevaluasi, memeriksa dan mendapatkan bukti
atas laporan keuangan yang telah diterima mengenai kegiatan-kegiatan
atas aktivitas dan
12
kejadian ekonomi. Auditing dilakukan oleh seorang atau
sekelompok profesional dan independen guna mempertanggung
jawabkan laporan keuangan yang telah dibuat demi kepentingan publik.
Adapun pengertian auditing menurut Whittington, O. Ray dan
Kurt Pann (2012:4) adalah:
“Auditing is an examination of a company’s financial statements by a
firm of independent public accountants. The audit consists of a
searching investigation of the accounting records and other evidence
supporting those financial statements. By obtaining an understanding
of the company’s internal control, and by inspecting documents,
observing of assets, making enquires within and outside the company,
and performing other auditing procedures, the auditors will gather the
evidence necessary to determine whether the financial statements
provide a fair and reasonably complete picture of the company’s
financial position and its activities during the period being audited”.
Artinya, audit adalah pemeriksaan laporan keuangan perusahaan
oleh perusahaan akuntan publik yang independen. Audit terdiri dari
penyelidikan mencari catatan akuntansi dan bukti lain yang mendukung
laporan keuangan tersebut. Dengan memperoleh pemahaman tentang
pengendalian internal perusahaan, dan dengan memeriksa dokumen,
mengamati aset, membuat bertanya dalam dan di luar perusahaan, dan
melakukan prosedur audit lain, auditor akan mengumpulkan bukti yang
diperlukan untuk menentukan apakah laporan keuangan menyediakan
13
adil dan cukup melengkapi gambaran posisi keuangan perusahaan dan
kegiatan selama periode yang diaudit.
2. Jenis-Jenis Audit
Menurut Agoes ( 2012 : 11 ) jenis-jenis audit adalah sebagai berikut:
a. Audit Operasional (Management Audit), yaitu suatu pemeriksaan
terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, termasuk kebijakan
akuntansi dan kebijakan operasional yang telah ditetapkan
olehmanajemen dengan maksud untuk mengetahui apakah kegiatan
operasi telah dilakukan secara efektif, efisien dan ekonomis. (Agoes
(2012:11). Menurut Sagara dan Jalil (2013:19) audit operasional adalah
studio tentang unit tertentu dari suatu organisasi dengan tujuan untuk
mengukur kinerjanya. Management audit atau disebut juga dengan
Operasional audit atau Performance audit adalah suatu proses
sistematis untuk mendapatkan dan menilai bukti-bukti berkaitan
dengan efisiensi keekonomian dan efektifitas dari kegiatan operasi
yang dilakukan sebuah organisasi atau perusahaan dihubungkan
dengan tujuan-tujuan tertentu.
b. Pemeriksaan Ketaatan (Complience Audit), yaitu suatu pemeriksaan
yang dilakukan untuk mengetahui apakah perusahaan telah mentaati
peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan yang berlaku, baik yang
ditetapkan oleh pihak intern perusahaan maupun pihak ekstern
perusahaan (Agoes, 2012:11). Audit ini mempunyai tujuan untuk
14
menentukan apakah perusahaan atau klien mengikuti prosedur-
prosedur khusus atau peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh pihak
yang berwenang (Sunyoto, 2014:10). Pemeriksaan ketaatan adalah alat
indikator ketaatan pihak manajemen yang mendirikan sebuah
organisasi itu . Karena setiap organisasi mempunyai pedoman,
kebijakan, peraturan, prosedur formal yang tertulis dan harus ditaati
oleh karyawan. Ketaatan ini harus dilakukan oleh karyawan karena
telah ditetapkan oleh otoritas yang lebih tinggi dalam pengukuran
kinerja karyawan.
c. Pemeriksaan Intern (Internal Audit), yaitu pemeriksaan yang dilakukan
oleh bagian internal audit perusahaan yang mencakup laporan
keuangan dan catatan akuntansi perusahaan yang bersangkutan serta
ketaatan terhadap kebijakan manajemen yang telah ditentukan.
Pemeriksaan ini juga dilakukan untuk memenuhi usaha dalam tuntutan
mengenai transparansi dan akuntabilitas serta penilaian semua yang
berkaitan dengan internal perusahaan terutama pada laporan keuangan
yang handal dan dapat dipercaya.
d. Audit Komputer (Computer Audit), yaitu pemeriksaan yang dilakukan
oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) terhadap perusahaan yang
melakukan proses data akuntansi dengan menggunakan sistem
Elektronic Data Processing (EDP). Auditor EDP adalah auditor
spesialis dalam pemeriksaan sistem informasi berdasarkan komputer.
Mereka acap kali bekerja erat dengan para auditor yang bukan
15
spesialisasi komputer. Selain memiliki pengetahuan yang luas
mengenai perangkat keras dan perangkat lunak komputer, database dan
konfigurasi komputer, auditor EDP memahami berbagai pengendalian
dan teknik audit yang berorientasi komputer (Wilkinson dan Sinaga,
1994: 52).
Pemeriksaan komputer dilakukan untuk meninjau dan mengevaluasi
sistem pengendalian komputer dalam menyediakan informasi yang
akurat, relevan dan handal. Pengevaluasian ini mencakup bagaimana
penilaian jaringan komputer, sistem keamanan data yang dipakai,
kerawanan dari perangkat lunak yang dipakai, penilaian kelayakan dari
suatu sistem dan perangkat keras. Pemeriksaan komputer juga dapat
mencakup dari evaluasi karyawan yang memegang wewenang
komputer. Bagaimana agar password atau entitas rahasia lain tidak
sampai jatuh atau mengalami kebocoran oleh pihak yang tidak
berwenang.
3. Profesionalisme
Pengertian dari profesionalisme berasal dari kata profesi. Kata
profesi berasal dari bahasa latin yaitu professues yang berarti, “suatu
kegiatan atau pekerjaan yang semula dihubungkan dengan sumpah dan
janji bersifat religius. Profesi merupakan suatu konsep yang lebih
spesifik dibandingkan dengan pekerjaan. Dengan kata lain, pekerjaan
memiliki konotasi yang lebih luas daripada profesi. Suatu profesi
adalah pekerjaan, tetapi tidak semua pekerjaan merupakan profesi
16
(Shidarta, 2006 : 99). Profesi sebagai suatu pekerjaan atau jabatan
berhubungan erat dengan profesionalisme. Setiap orang yang
menyandang profesi, dalam melaksanakan tugasnya, dituntut untuk
bekerja secara profesional (Bakri dan Mustafa, 2010:33). Menurut
Rismawaty (2008:58) ciri-ciri profesional adalah sebagai berikut:
a. Memiliki skill atau kemampuan, pengetahuan tinggi yang tidak
dipunyai oleh orang umum lainnya.
b. Mempunyai kode etik dan merupakan standar moral bagi setiap profesi
yang dituangkan secara formal.
c. Memiliki tanggung jawab profesi (responsibility) dan integritas pribadi
(integrity) yang tinggi.
d. Memiliki jiwa pengabdian kepada publik atau masyarakat, dan penuh
dedikasi profesi luhur yang disandangkannya.
e. Otonominisasi organisasi profesional, yaitu memiliki kemampuan untuk
mengelola (manajemen), yang mempunyai kemampuan dalam
perencanaan program kerja.
f. Menjadi anggota salah satu organisasi profesi sebagai wadah untuk
menjaga eksistensinya.
Jadi, auditor yang mempunyai sikap profesional harus mempunyai
skill atau kemampuan dan pengetahuan tinggi yang tidak dimiliki oleh
orang lain. Auditor harus dapat mendeteksi kecurangan atau
menemukan kekeliruan terhadap salah saji yang sifatnya material. Di
dalam pekerjaaannya, auditor memiliki kode etik yang diatur oleh
17
negara. Kode etik ini harus dijaga oleh auditor untuk mendapatkan
kepercayaan dari kalangan publik dan investor. Auditor profesional
harus memiliki tanggung jawab profesi dan integritas hingga menjaga
martabat, nama baik bangsa dan negaranya. Profesi dapat dikaitkan
dengan pekerjaan, tetapi semua pekerjaan belum tentu dapat disebut
dengan profesi. Karena profesi mempunyai hukum, etika profesi dan
prosedur sendiri dalam manjalankannya.
Menurut Achmad (2014), karakteristik kelompok profesional adalah:
1. Mengetahui atau ingin tahu apa yang diharapkan darinya.
Ia tahu apa yang diharapkan dan dibutuhkan oleh perusahaan atau
intitusinya.
2. Memiliki kemampuan yang mumpuni.
Profesional jelas harus memiliki kemampuan dan skill yang
mumpuni. Ia juga tidak kenal lelah dalam mengerjakan
pekerjaannya.
3. Mengetahui “harga” sendiri.
Profesional sangat mengetahui bahwa ia dan keahliannya
mempunyai harga yang sesuai dengan kemampuannya. Ia juga
mengetahui berapa “harga” yang sesuai dengan profesinya di
pasaran.
4. Bekerja sesuai rencana.
5. Teroganisir (well organized)
18
Profesional mampu mengorganisir diri sendiri dan orang lain. Ia
juga mampu menggerakkan sumber daya yang berada di dalam
organisasinya.
6. “Berbicara” menggunakan data.
Profesional sedapat mungkin menggunakan hasil analisa statistik,
analisa costs and benefits, proyeksi, extrapolasi, probabilitas dan
beberapa penghitungan finansial.
4. Etika Profesi
Etika secara umum didefinisikan sebagi perangkat prinsip moral
atau nilai. Masing-masing orang memiliki peringkat perangkat nilai,
sekalipun tidak dapat diungkapkan secara eksplisit. Para filsuf,
organisasi-organisasi keagamaan dan kelompok lain mempunyai
berbagai cara mengungkapkan perangkat prinsip moral atau nilai.
Sebagai contoh, perangkat prinsip moral atau nilai mencakup hukum
dan peraturan, doktrin gereja, etika bisnis untuk kelompok profesional
seperti akuntan publik, dan etika untuk anggota suatu organisasi (Jusuf,
1996:71).
Etika adalah nilai-nilai tingkah laku atau aturan-aturan tingkah
laku yang diterima dan digunakan oleh individu atau suatu golongan
tertentu, sedangkan Kode Etik adalah produk kesepakatan yang
mengatur tingkah laku moral suatu kelompok tertentu dalam
masyarakat untuk diberlakukan dalam suatu masa tertentu, dengan
19
ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan akan dipegang teguh oleh
seluruh anggota kelompok itu (Rahayu dan Suhayati, 2010 : 49).
Dalam kata lain, etika adalah norma-norma yang dibuat oleh
sekelompok orang atau anggota dan berharap agar seluruh anggota
yang sepakat telah mematuhinya akan berpegang teguh pada norma-
norma tersebut. Sedangkan kode etik akuntan adalah bagaimana
akuntan menempatkan dirinya pada etika. Etika disini menyangkut nilai
moral dan komitmen akuntan dalam menjalani tugasnya. Dengan
demikian para akuntan wajib menaati etika yang menyangkut
komitmen moral profesi ini. Karena akuntan bekerja terkait dengan
pelayanan dan kepercayaan masyarakat luas.
Terpenuhinya etika profesi auditor ini bertujuan agar memenuhi
profesionalisme yang tinggi, meningkatkan kinerja auditor yang tinggi,
mengedepankan orientasi kepentingan publik dikarenakan masyarakat
membutuhkan informasi dan sistem informasi yang dapat
dipertanggung jawabkan. Selain itu juga publik juga menaruh
kepercayaan yang tinggi kepada auditor dalam memberikan informasi
investasi.
Dalam Prinsip Etika Profesi IAI (Agoes, 2012 : L-3) prinsip
kedua – kepentingan publik pada nomor 6. Tanggung jawab seorang
akuntan tidak semata-mata untuk memenuhi kebutuhan klien individual
atau pemberi kerja. Dalam melaksanakan tugasnya, seorang akuntan
20
harus mengikuti standar profesi yang dititikberatkan pada kepentingan
publik, misalnya:
Auditor independen membantu memelihara integritas dan efisiensi
dari laporan keuangan yang disajikan kepada lembaga keuangan
untuk mendukung pemberian pinjaman dan kepada pemegang
saham untuk memperoleh modal.
Eksekutif keuangan bekerja di berbagai bidang akuntansi
manajemen dalam organisasi dan memberikan kontribusi terhadap
efisiensi dan efektivitas dari penggunaan sumber daya organisasi.
Auditor intern memberikan keyakinan tentang struktur
pengendalian intern yang baik untuk meningkatkan keandalan
informasi keuangan dari pemberi kerja kepada pihak luar.
Ahli pajak membantu membangun kepercayaan dan efisiensi serta
penerapan yang adil dari sistem pajak .
Konsultan manajemen mempunyai tanggung jawab terhadap
kepentingan umum dalam membantu pembuatan keputusan
manajemen yang baik.
5. Pengetahun Mendeteksi Kekeliruan
Para auditor menghabiskan waktu mereka untuk membuat dan
melakukan perencanaan dalam proses audit. Perencanaan ini disiapkan
untuk mendeteksi berbagai kesalahan yang sengaja maupun yang tidak
disengaja oleh manajemen maupun oleh karyawan-karyawannya. Para
auditor menemukan berbagai macam kekeliruan yang berasal dari
21
berbagai jenis kesalahan yang dibuat dalam proses kalkulasi,
penghapusan, kesalahpahaman, kesalahan penerapan standar-standar
akuntansi, serta penggelapan dalam pengikhtisaran dan pemberian
keterangan (Agoes dan Hoesada, 2012:71)
Istilah kekeliruan dijelaskan dalam SA Sesi 312 yaitu Istilah
kekeliruan berarti salah saji atau penghilangan yang tidak disengaja
jumlah atau pengungkapan dalam laporan keuangan. Kekeliruan
mencakup:
a. Kesalahan dalam pengumpulan atau pengolahan data yang
menjadisumber penyusunan laporan keuangan.
b. Estimasi akuntansi yang tidak masuk akal yang timbul dari
kecerobohan atau salah tafsir fakta.
c. Kekeliruan dalam penerapan prinsip akuntansi yang berkaitan
dengan jumlah, klasifikasi, cara penyajian atau pengungkapan.
Penggunaan yang berdasarkan kemahiran tingkat profesional
dengan cermat, seksama dan ketelitian memungkinkan seorang auditor
untuk memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan akan
bebas dari salah saji yang bersifat material. Salah saji material dapat
terjadi diakibatkan oleh kekeliruan atau kecurangan. Rahayu dan
Suhayati menjelaskan bahwa auditor bertanggung jawab untuk
merencanakan dan melaksanakan audit guna memperoleh keyakinan
memadai bahwa laporan keuangan terbebas dari salah saji material.
22
- Salah saji (misstatement) timbul karena Error atau Fraud.
- Salah saji dipandang material jika berpengaruh terhadap
keputusan yang diambil users.
Auditor harus dapat mendeteksi kekeliruan agar terhindar dari
salah saji. Karena salah saji ini dapat diakibatkan apakah memang
kekeliruan manusia atau unsur kesengajaan dari pihak manajemen.
Auditor dituntut agar memiliki pengetahuan yang tinggi atas
pendeteksian kekeliruan. Unintentional error adalah kesalahan yang
terjadi secara tidak sengaja (kesalahan manusiawi). Misalnya salah
menjumlahkan, penerapan standar akuntansi yang salah akibat
ketidaktahuan. Internal auditor harus mengerti betul bermacam-macam
jenis kesalahan dan kecurangan, gejala-gejala fraud, modus
operandinya, bagaimana mendeteksi dan menangani fraud yang terjadi,
dan bagaimana mencegah terjadinya fraud (Agoes, 2013:212).
Istilah kekeliruan merujuk pada salah saji yang tidak disengaja
pada jumlah atau pengungkapan dalam laporan keuangan. Perbedaan
utama antara kekeliruan dan kecurangan adalah apakah salah saji
tersebut merupakan ketidaksengajaan atauu sengaja. Sayangnya, sering
kali sulit untuk menentukan maksud dari suatu tindakan (Meisser et al,
2014:112).
23
6. Independensi
“Independensi” merupakan kata kunci paling penting untuk
menilai peran Internal Audit. Banyak pihak mengartikan independensi
ke dalam 2 pengertian:
Independensi = “Mengambil sikap netral, tidak memihak dan bebas
dari pengaruh”.
Independensi = “Keberpihakan pada kepentingan yang lebih
besar/bernilai”.
Bersikap netral pada hakikat merupakan hal yang mustahil.
Ketika dihadapkan pada pilihan mana yang benar dan salah, antara
kepentingan manfaat bisnis atau kepentingan orang banyak, atau antara
kebijakan internal dan regulasi pemerintah (masih banyak lagi contoh
lain), mau tidak mau harus terjadi keberpihakan. Tetapi persepsi setiap
orang terhadap kebenaran ternyata bisa otoritas di antara mereka yang
memperjuangkan kepentingan itu ( Kumaat 2011 : 9).
Jadi dengan kalimat lain, bersikap netral ini tidak mungkin.
Karena auditor cenderung memiliki kepentingan. Kepentingan ini dapat
berupa kepentingan yang benar atau juga dapat berupa kepentingan
yang salah. Misalnya memanipulasi laporan keuangan, bahkan
membuat fraud, dan juga menerima suap itu merupakan kepentingan
yang salah atas desakan diri sendiri maupun orang lain. Independesi
disini memiliki arti memihak kepada kepentingan yang benar dan
bertanggung jawab. Dikarenakan auditor bukan hanya memenuhi
24
kewajiban atas pekerjaan internal saja, tetapi auditor juga mempunyai
kewajiban memegang teguh kepercayaan yang diberi oleh pihak lain
seperti pemberi modal dan masyarakat. Oleh sebab itu, auditor
diharapkan bersikap independen.
Menurut pendapat Mautz dan Sharaf dalam buku yang ditulis
oleh Tuanakotta (2011 : 54), menekankan tiga dimensi dari
independensi sebagai berikut:
a. Programming Independence adalah kebebasan (bebas dari
pengendalian atau pengaruh orang lain, misalnya dalam bentuk
pembatasan) untuk memilih teknik dan prosedur audit dan berapa
dalamnya teknik dan prosedur audit itu diterapkan.
b. Investigate Independence adalah kebebasan (seperti telah diartikan)
untuk memilih area, kegiatan, hubungan pribadi, dan kebijakan
manajerial yang akan diperiksa. Ini berarti tidak boleh ada sumber
informasi yang legitimate (sah) yang tertutup bagi auditor.
c. Reporting Independence adalah kebebasan untuk menyajikan fakta
yang terungkap dari pemeriksaan atau pemberian rekomendasi atau
opini sebagai hasil pemeriksaan.
7. Materialitas
Materialitas adalah besarnya informasi akuntansi yang jika terjadi
salah saji atau kesalahan. Informasi ini diperlukan berdasarkan sesuatu
yang melingkupi apakah informasi ini dapat mempengaruhi keputusan
orang yang mempercayai informasi atau tidak.
25
Konsep penting pertama yang ada dalam auditing adalah
materialitas. Pertimbangan auditor mengenai tingkat materialitas
merupakan hal yang penting dalam penilaian profesional (professional
judgement). Materialitas ini mencerminkan persepsi auditor dalam
sudut pandang masuk akal yang didasarkan pada laporan keuangan
(Messier et al, 2014:15).
Materialitas merupakan satu diantara berbagai faktor yang
mempengaruhi pertimbangan auditor tentang kecukupan (kuantitas)
bukti audit. Dalam membuat generalisasi hubungan antara materialitas
dengan bukti audit, perbedaan istilah materialitas dan saldo akun
material harus tetap diperhatikan. Semakin rendah tingkat materialitas,
semakin besar jumlah bukti yang diperlukan (hubungan terbalik)
(Sunyoto, 2014:148).
Konsep materialitas ini beberapa hal secara individu ataupun
keseluruhan sangat penting bagi kewajaran laporan keuangan harus
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia. Maka dalam
mengaudit hal pokok harus diperhatikan juga faktor pentingnya
kelalaian atas pencantuman salah saji informasi akuntansi yang dapat
mengakibatkan pertimbangan keputusan bagi pemakai terpengaruh atau
berubah. Salah saji juga dapat terjadi dikarenakan oleh prinsip-prinsip
akuntansi yang keliru, penyimpangan yang terjadi berupa fakta-fakta
yang dirubah, hilangnya informasi yang telah didapatkan atau
diperlukan.
26
Adapun menurut Rahayu dan Suhayati (2010:186), Aplikasi
Materiality dalam Auditing:
a. Audit dirancang dan dilaksanakan untuk mengungkapkan salah
saji material.
b. Pendapat auditor dibatasi pada informasi yang material (“dalam
segala hal yang material ....”)
c. Auditor perlu menentukan materiality dari salah saji informasi
akuntansi
Auditor bertanggung jawab dalam menentukan apakah terdapat
salah saji dalam laporan keuangan yang telah disediakan oleh pihak
manajemen yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya dapat
mengakibatkan perubahan atas atau pengaruh terhadap pertimbangan
orang yang meletakkan kepercayaannya terhadap informasi tersebut.
Selain itu juga auditor harus mempertimbangkan keadaan-keadaan yang
berkaitan dengan entitas dan kebutuhan informasi di dalam laporan
keuangan yang akan meletakkan kepercayaan atas auditan tersebut.
Dalam buku Auditing Arens et.al (2008:72) terdapat tiga
angkatan dalam mempertimbangkan jenis laporan yang harus dibuat,
antara lain:
1. Jumlah yang tidak material. Jika terdapat salah saji laporan
keuangan tetapi cenderung tidak mempengaruhi keputusan
pemakai laporan, salah saji tersebut dianggap tidak material.
27
2. Jumlahnya material, tetapi tidak memperburuk laporan keuangan
secara keseluruhan. Tingkat materialitas ini terjadi jika salah saji
di dalam laporan keuangan dapat mempengaruhi keputusan
pemakai, tetapi keseluruhan laporan keuangan tersebut tersaji
dengan benar sehingga tetap berguna.
3. Jumlahnya sangat material atau pengaruhnya sangat meluas
sehingga kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan
diragukan.
Jadi, tingkat materialitas dinilai bergantung pada jumlahnya
material atau tidak material. Materialitas juga dinilai bergantung
apakah jumlahnya mempengaruhi keputusan pemakai laporan
atau tidak. Jika jumlahnya memang material, harus diteliti juga
apakah jumlah itu memperburuk atau mengganggu laporan
keuangan secara keseluruhan atau tidak.
B. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis
1. Kaitan antara variabel profesionalisme dengan variabel pertimbangan
tingkat materialitas.
SAS No. 82 melihat bahwa penggunaan sikap profesionalisme
memungkinkan auditor memperoleh keyakinan yang cukup bahwa
laporan keuangan telah bebas dari kesalahan yang material. Auditor
mengumpulkan bukti yang memberinya dasar yang layak untuk
membentuk suatu pendapat atau opini. Ini berarti bahwa sikap
28
profesionalisme dipercaya dapat memeriksa laporan keuangan dan
bebas dari kesalahan yang material.
Penelitian yang telah dilakukan oleh Febrianty (2012) pada
kuesioner sebanyak 23 (dua puluh tiga) lembar Kantor Akuntan Publik
menyatakan bahwa profesionalisme dimensi kewajiban sosial yang
berpengaruh signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas
dalam proses pengauditan laporan keuangan, sedangkan dimensi yang
lain tidak mempunyai hubungan signifikan. Agar berbeda dengan
penelitian yang dilakukan oleh Novita dan I Ketut (2011) pada
kuesioner sebanyak 24 (dua puluh empat) menyatakan bahwa adanya
hubungan positif dan signifikan antara ke lima dimensi profesionalisme
denganpertimbangan tingkat materialitas dalam pemeriksaan laporan
keuangan. Adapun penelitian yang dilakukan oleh Annisa Lucia Kirana
(2011) menyatakan bahwa profesionalisme auditor berpengaruh
signifikan dalam menetapkan materialitas laporan keuangan pada
Kantor Akuntan Publik Komisariat Wilayah Bandung.
Dari hasil penelitian-penelitian yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan hipotesis (H1), yakni: Kaitan antara profesionalisme
auditor secara simultan berpengaruh signifikan terhadap
pertimbangan tingkat materialitas.
29
2. Kaitan antara variabel etika profesi dengan variabel pertimbangan
tingkat materialitas.
Etika profesi yang dimaksud adalah Kode Etik Akuntan
Indonesia, yaitu norma perilaku yang mengatur hubungan antara
akuntan publik dengan kliennya, antara akuntan publik dengan rekan
sejawatnya dan antara profesi dengan masyarakat (Arleen dan Yulius,
2009). Penelitian yang telah dilakukan oleh Kurniawanda (2013) yang
telah menyebarkan pada 9 KAP menyatakan bahwa etika profesi
berpengaruh signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas.
Berdasarkan penelitian oleh Erminta dkk (2013) mengemukakan bahwa
etika profesi memiliki hubungan positif yang signifikan terhadap
pertimbangan tingkat materialitas. Adapun penelitian yang dilakukan
oleh Dwi Permana (2012) menemukan bahwa etika profesi berpengaruh
positif dan signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas.
Faktor etika profesi merupakan faktor yang paling dominan dalam
mempengaruhi pertimbangantingkat materialitas oleh auditor.
Sehubungan dengan itu, disarankan kepada auditor untuk lebih
meningkatkan dan mempertahankan etika profesi dalam menjalankan
profesinya sehingga terhindar dari adanya kesalahan.
Dari hasil penelitian-penelitian yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan hipotesis (H2), yakni: Kaitan antara etika profesi secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap pertimbangan tingkat
materialitas.
30
3. Kaitan antara variabel pengetahuan mendeteksi kekeliruan dengan
variabel pertimbangan tingkat materialitas.
Auditor sangat bertanggung jawab atas pengauditan bagi suatu
organisasi. Auditor dituntut agar selalu menjalankan pekerjaan dengan
profesional dan berkompeten. Salah satu pekerjaan yang dituntut
kepada auditor adalah kemampuan auditor dalam mendeteksi
kekeliruan ataupun kecurangan. Kekeliruan adalah salah saji yang
sifatnya tidak disengaja.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Arleen dan Yulius
(2009) menyatakan bahwa tingkat pengetahuan akuntan publik dalam
mendeteksi kekeliruan berpengaruh secara positif terhadap
pertimbangan tingkat materialitas. Hasil penelitian ini juga didukung
oleh penelitian dari Ni Made dkk (2013) yang juga menyatakan bahwa
pengetahuan mendeteksi kekeliruan auditor berpengaruh secara
signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas. Penelitian yang
sama tentang pengetahuan mendeteksi kekeliruan pada auditor diteliti
oleh Reza dan Dul (2013) dan memberikan hasil bahwa pengetahuan
mendeteksi kekeliruan auditor berpengaruh positif secara signifikan
terhadap pertimbangan tingkat materialitas. Hasil ini mengandung
pengertian bahwa semakin baik pengetahuan akuntan publik dalam
mendeteksi kekeliruan maka pertimbangan tingkat materialitas akuntan
publik dalam laporan keuangan akan semakin tepat.
31
Dari hasil penelitian-penelitian yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan hipotesis (H3), yaitu: Kaitan antara pengetahuan
mendeteksi kekeliruan auditor secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas.
4. Kaitan antara variabel independensi dengan variabel pertimbangan
tingkat materialitas.
Standar PSA mengharuskan para auditor agar bersikap
independen. Artinya, auditor tidak mudah dipengaruhi atau diubah
kepentingannya karena auditor melaksanakan pekerjaannya untuk
kepentingan umum. Dengan demikian, auditor tidak dibenarkan untuk
memihak kepada kepentingan siapa pun selain untuk hal yang benar.
Penelitian tentang independensi terhadap pertimbangan tingkat
telat dilakukan oleh Anesia (2013) yang menemukan hasil bahwa
Independensi auditor berpengaruh signifikan berkorelasi positif
terhadap pertimbangan tingkat materialitas pada Kantor Akuntan
Publik, dengan penjelasan sehingga semakin tinggi independensi
auditor, maka semakin baik pertimbangan tingkat materialitas yang
akandiambil. Hasil penelitian ini didukung oleh adanya penelitian yang
dilakukan oleh Putu dkk (2014) yang menyatakan bahwa Independensi
auditor mempunyai pengaruh yang signifikan dan berkorelasi positif
terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam proses audit laporan
keuangan. Maka dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian ini
berpengaruh secara positif, artinya semakin tinggi independensi yang
32
dimiliki oleh seorang auditor, maka semakin baik pula pertimbangan
tingkat materialitas yang dihasilkan auditor dalam proses audit. Oleh
sebab itu, dapat disimpulkan hipotesis (H4), yaitu: Kaitan antara
independensi auditor secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap pertimbangan tingkat materialitas.
C. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian-penelitian terdahulu
mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel
2.1.
33
Tabel 2.1
Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
No. Peneliti Judul Metodologi Penelitian Hasil
( Tahun ) Penelitian Persamaan Perbedaan Penelitian
1. Ni Made Ayu
Lestari, I
Made Karya
Utama
(2013)
Pengaruh Profesionalisme,
Pengetahuan
Mendeteksi Kekeliruan,
Pengalaman, Etika
Profesi pada Pertimbangan Tingkat
Materialitas
Variabel profesionalisme,
pengetahuan mendeteksi
kekeliruan, pengalaman,
etika profesi dan
pertimbangan tingkat
materialitas
Penelitian ini
dilakukan di Bali
Secara parsial profesionalisme,
pengetahuan mendeteksi kekeliruan
auditor berpengaruh secara signifikan
terhadap pertimbangan tingkat
materialitas. Sedangkan pengalaman
auditor dan etika profesi secara parsial
tidak berpengaruh terhadap
pertimbangan
tingkat materialitas.
2. Putu Indira
Yunitasari, I
Made Pradana
Adiputra, Edy
Sujana
(2014)
Pengaruh Professional Judgment
Auditor, Independensidan
Pengalaman Kerja terhadap
Pertimbangan Tingkat
Materialitas dalam Proses Audit
Laporan Keuangan
Variabel independensi,
pengalaman dan
pertimbangan tingkat
materialitas
Variabel
Professional
Judgment Auditor.
Penelitian ini
dilakukan pada
Badan Pengawasan
Keuangan dan
Pembangunan
(BPKP) Perwakilan
Provinsi Bali
Independensi dan pengalaman
berpengaruh positif terhadap
pertimbangan tingkat materialitas
dalam proses audit laporan keuangan
3.
Anesia Putri
Kinanti
(2013)
Pengaruh Kompetensi,
Independensi dan Motivasi Auditor
terhadap Pertimbangan Tingkat
Materialitas dalam Suatu
Pengauditan Laporan Keuangan
Variabel independensi
dan pertimbangan tingkat
materialitas
Variabel
kompetensi dan
motivasi. Penelitian
ini dilakukan di
Malang
Independensi auditor berpengaruh
terhadap pertimbangan tingkat
materialitas
34
4. Novanda
Friska Bayu
Aji Kusuma
(2012)
Pengaruh Profesionalisme Auditor,
Etika Profesi dan Pengalaman
Auditor terhadap Pertimbangan
Tingkat Materialitas
Variabel profesionalisme,
etika profesi, pengalaman
auditor dan pertimbangan
tingkat materialitas
Penelitian
dilakukan di kota
Yogyakarta
Profesionalisme, etika profesi dan
pengalaman auditor berpengaruh secara
signifikan terhadap pertimbangan tingkat
materialitas
5. Horatiu Rotaru
(2006)
Audit Risk, Materiality and the
Professional Judgement
of the Auditor
Variabel materiality Penelitian ini
Bukares, Rumania
Auditor harus memahami masing-
masing empat perspektif
materialitas, untuk dapat
memperkirakan dampak salah saji,
kurangnya pengendalian internal,
perkiraan akuntansi dan kecurangan.
Maka perlunya sikap profesionalisme
auditor.
6. Erminta Riris
Marito, Rita
Anugerah,
Rahmiati idrus
(2012)
Hubungan Skeptisme Profesional
Auditor, Situasi Audit, Etika,
Pengalaman Audit, Pengetahuan
Mendeteksi Kekeliruan Dengan
Pertimbangan Tingkat Materialitas
Variabel etika,
pengetahuan mendeteksi
kekeliruan dan
pertimbangan tingkat
materialitas
Penelitian ini
dilakukan di
Sumatera
Adanya hubungan positif antara Etika
terhadap pertimbangan tingkat
materialitas. Pengetahuan mendeteksi
kekeliruan menujukkan secara
signifikan tidak memiliki hubungan
terhadap pertimbangan tingkat
materialitas.
7. A.M
Kurniawanda
(2013)
Pengaruh Profesionalisme
Auditor dan Etika Profesi
Terhadap Pertimbangan Tingkat
Materialitas
Variabel profesionalisme,
etika profesi dan
pertimbangan tingkat
materialitas
Penelitian ini
dilakukan di
Palembang
Secara simultan Profesionalisme
Auditor dan Etika Profesi memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap
Tingkat Materialitas
35
8. Novita Alvina
dan I Ketut
Suryanawa
(2011)
Analisis Hubungan Antara
Profesionalisme Auditor dengan
Pertimbangan Tingkat Materialitas
dalam Proses Pengauditan Laporan
Keuangan (Studi Empiris pada
Kantor Akuntan Publik di Bali)
Variabel profesionalisme
auditor dan pertimbangan
tingkat materialitas
Penelitian ini
dilakukan di Bali
Hubungan positif dan signifikan antara
ke lima dimensi profesionalisme dengan
pertimbangan tingkat materialitas dalam
pemeriksaan laporan keuangan
9. Dwi Permana
(2012)
Pengaruh Profesionalisme,
Komitmen Profesi, dan Etika Profesi
Terhadap Pertimbangan Tingkat
Materialitas
oleh Auditor pada Kap di Surabaya
Variabel profesionalisme,
etika profesi dan
pertimbangan tingkat
materialitas
Variabel komitmen
profesi. Penelitian
ini dilakukan di
Surabaya.
Hasil penelitian memperlihatkan
profesionalisme auditor, komitmen
profesi, dan etika profesi secara
simultan berpengaruh terhadap
pertimbangan tingkat materialitas oleh
auditor.
10. Pjeter Ndreca,
PhD
Candidate
(2013)
Materiality – an Important Method
and Technique for the Financial
Auditing
Variabel Materialitas Penelitian ini
dilakukan di
Albania
Materialitas secara alami tidak mungkin
dapat menemukan semua kesalahan
(error) dalam laporan keuangan. Tetapi
auditor menggunakan teknik ini untuk
melihat trend salah saji material laporan
keuangan untuk rekomendasi dan
perbaikan di masa depan
11. Arleen
Herawaty dan
Yulius Kurnia
Susanto
(2009)
Pengaruh Profesionalisme,
Pengetahuan Mendeteksi
Kekeliruan, dan Etika Profesi
Terhadap Pertimbangan Tingkat
Materialitas Akuntan Publik
Variabel profesionalisme,
pengetahuan mendeteksi
kekeliruan, etika profesi
dan pertimbangan tingkat
materialitas
Tidak adanya
variabel
independesi
Profesionalisme, pengetahuan dalam
mendeteksi kekeliruan dan etika
profesi berpengaruh secara signifikan
dan positif terhadap pertimbangan
tingkat
materialitas akuntan publik dalam
proses pemeriksaan laporan keuangan.
36
12 Febrianty
(2012)
Pengaruh Profesionalisme Auditor
terhadap Pertimbangan Tingkat
Materialitas Audit atas Laporan
Keuangan
Variabel profesionalisme
dan pertimbangan tingkat
materialitas
Tidak adanya
variabel etika
profesi,
pengetahuan
mendeteksi
kekeliruan dan
independensi.
Penelitian
dilakukan di
Palembang.
Profesionalisme berpengaruh positif dan
signifikan terhadap pertimbangan
tingkat materialitas.
37
D. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dapat diuraikan dalam bentuk narasi ataupun dalam bentuk
gambar (bagan). Dalam penelitian ini, kerangka pemikiran dijelaskan dalam bentuk
gambar sebagai berikut:
Bersambung pada halaman selanjutnya
Pengaruh Profesionalisme, Etika Profesi, Pengetahuan
Mendeteksi Kekeliruan, dan Independensi Auditor
terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas.
Adanya Fenomena Mengenai Tingkat Materialitas pada
kasus Lehman Brothers, Olympus Corporation dan
Autonomy Corporation.
Variabel Independen
Profesionalisme
(X1)
Pertimbangan
Tingkat
Materialitas
(Y)
Basis Teori: Teori Auditing dan Teori Materialitas
Etika Profesi
(X2)
Pengetahuan
Mendeteksi
Kekeliruan (X3)
Independensi
(X4)
Variabel Independen
38
Gambar 2.1 (lanjutan)
Gambar 2.1
Skema Kerangka Pemikiran
Hipotesa:
H1: Profesionalisme auditor berpengaruh signifikan terhadap pertimbangan tingkat
materialitas.
H2: Etika profesi auditor berpengaruh signifikan terhadap pertimbangan tingkat
materialitas.
H3: Pengetahuan mendeteksi kekeliruan berpengaruh signifikan terhadap pertimbangan
tingkat materialitas.
H4: Independensi berpengaruh signifikasi terhadap pertimbangan tingkat materialitas.
Metode Analisis Regresi
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
Regresi Berganda
39
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini sifatnya berupa penelitian kausalitas. Penelitian kausalitas
adalah hubungan antar sebab akibat yang memiliki tujuan untuk mengetahui
hubungan dan pengaruh antara dua buah variabel atau lebih. Penelitian ini bertujuan
untuk menguji antara variabel independen dan variabel dependen. Variabel
independen yang digunakan olehadalah profesionalisme, etika profesi, pengetahuan
mendeteksi kekeliruan dan independensi. Sedangkan variabel dependennya adalah
pertimbangan tingkat materialitas. Ruang lingkup penelitian ini terbatas hanya pada
profesi auditor, yaitu auditor yang bekerja di KAP (Kantor Akuntan Publik) yang
berada di wilayah Jakarta. Alasan pemilihan auditor di KAP sebagai responden
karena tugas auditor eksternal adalah melakukan pemeriksaan terhadap kegiatan
operasional dan laporan keuangan perusahaan lain sehingga mereka terlibat dalam
penentuan pertimbangan tingkat materialitas.
B. Teknik Penentuan Sampel
Populasi merupakan subyek penelitian. Menurut Sugiyono (2010) populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga
obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang
40
ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat
yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.
Populasi merupakan jumlah keseluruhan kelompok orang, kejadian, atau hal
minat yang ingin peneliti investigasi. Populasi dalam penelitian ini adalah auditor
eksternal pada suatu Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di wilayah Jakarta.
Untuk mendapatkan data yang diperlukan, peneliti menggunakan instrumen berupa
kuesioner yang diberikan kepada auditor yang bekerja di kantor akuntan publik
yang berada di wilayah Jakarta. Responden dalam penelitian ini adalah auditor yang
bekerja di kantor akuntan publik yang berada di wilayah Jakarta.
C. Teknik Pengumpulan Data
Dalam memperoleh data-data pada penelitian ini, peneliti menggunakan dua
cara yaitu penelitian pustaka dan penelitian lapangan.
1. Penelitian Pustaka (Library Research)
Peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan permasalahan
yang sedang diteliti melalui buku, jurnal, majalah, tesis, internet dan
perangkat lain yang berkaitan dengan judul penelitian.
2. Penelitian Lapangan (Field Research)
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
primer, yaitu sumber data yang diperoleh secara langsung dari sumber
ahli. Dalam penelitian ini, data diperoleh melalui studi lapangan dengan
metode kuesioner melalui daftar pertanyaan tertulis kepada auditor.
kuesioner yang digunakan diadopsi dari pertanyaan-pertanyaan yang
dimuat dalam buku auditing, jurnal-jurnal SNA (Simposium Nasional
41
Akuntansi) dan skripsi. Selanjutnya pertanyaan-pertanyaan tersebut
dimodifikasi agar dapat dimengerti oleh responden. Untuk
mendapatkan data yang sebenarnya, kuesioner dibagikan kepada
responden dengan mendatangi langsung tempat responden.
D. Teknik Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan di penelitian ini adalah metode
analisis statistik deskriptif, uji kualitas data, uji asumsi klasik dan uji
hipotesis yang perhitungannya dilakukan dengan menggunakan SPSS
(Statistical Package for the Social Science). Analisis ini bertujuan untuk
menentukan keeratan hubungan antar variabel yaitu profesionalisme, etika
profesi, pengetahuan mendeteksi kekeliruan, dan independensi auditor
terhadap pertimbangan tingkat materialitas.
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif atau statistik deduktif adalah bagian dari
statistik mempelajari cara pengumpulan data dan penyajian data
sehingga mudah dipahami. Statistik deskriptif hanya berhubungan
dengan hal menguraikan atau memberikan keterangan-keterangan
mengenai suatu data atau keadaan atau fenomena. Dengan kata lain,
statistik deskriptif berfungsi menerangkan keadaan, gejala, atau
persoalan (Iqbal Hasan, 2001:7).
Mean digunakan untuk melihat dari besar rata-rata populasi yang
diperkirakan dari sampel. Standar deviasi digunakan untuk menilai
dispersi rata-rata dari sampel. Maksimum-minimum digunakan untuk
42
melihat nilai minimum dan maksimum dari populasi. Hal ini perlu
dilakukan untuk melihat gambaran keseluruhan dari sampel yang
berhasil dikumpulkan dan memenuhi syarat untuk dijadikan sampel
penelitian.
2. Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui seberapa baik
ketepatan dan kecermatan suatu instrumen untuk mengukur suatu
konsep yang seharusnya diukur. Uji validitas digunakan untuk
mengukur sah atau validnya suatu kuesioner. Suatu kuesioner
dinyatakan valid jika pertanyaan atau pernyataan pada kuesioner
mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur pada kuesioner
tersebut (Ghozali, 2011:52). Pengujian validitas ini menggunakan
Pearson Correlation yaitu dengan menghitung antara nilai yang
diperoleh dari pertanyaan-pertanyaan. Apabila Pearson Correlation
yang didapat memiliki nilai dibawah 0.05 berarti data yang diperoleh
adalah valid (Ghozali, 2011).
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dapat
dikatakan handal apabila jawaban terhadap pertanyaan tersebut
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. (Ghozali, 2011:47). Ghozali,
(2011:48) menyebutkan pengukuran reliabilitas dapat dilakukan
43
dengan dua cara, diantaranya Repeat Measure atau pengukuran ulang
dan One Shot (pengukuran hanya dilakukan satu kali, kemudian
hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi
antar jawaban setiap pertanyaan).
Dalam melakukan pengukuran reliabilitas data digunakan uji
Cronbach’s Alfa. Suatu variabel dapat dikatakan reliabel apabila
memberikan nilai Cronbach’s Alfa >0.60. Sedangkan, jika sebaliknya
data tersebut tidak reliabel (Ghozali, 2009).
3. Uji Asumsi Klasik
Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data primer ini, maka
peneliti melakukan uji multikolonieritas, uji heterokedastisitas dan uji
normalitas.
a. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Jika terjadi kemiripan antar variabel independen
dalam suatu model akan menyebabkan terjadinya korelasi yang
sangat kuat antara satu variabel independen dan variabel lainnya.
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar
variabel independen. Jika nilai Variance Inflation Factor (VIF)
tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0.10,
maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas
(Ghozali, 2011:106).
44
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual
satu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik
adalah tidak terjadinya heterokedastisitas. Pada gambar
scatterplot, jika titik-titik menyebar merata diatas dan dibawah
atau sekitar angka nol, maka tidak terjadi heterokedastisitas.
Sedangkan jika titik-titik data membentuk pola bergelombang
melebar kemudian menyempit atau mengumpul di suatu titik
maka telah terjadi heterokedastisitas (Ghozali, 2011:138).
c. Uji Normalitas
Uji normalitas ini memiliki tujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebasnya
terdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah
memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Dalam
penelitian ini, uji normalitas menggunakan Normal Probabiliy
Plot (P-P Plot). Suatu variabel dikatakan normal jika gambar
distribusi dengan titik-titik data yang menyebar di sekitar garis
diagonal, dan penyebaran titik-titik data searah mengikuti garis
diagonal (Ghozali, 2011:160).
45
4. Uji Hipotesis
a. Uji Analisis Regresi Berganda
Peneliti menggunakan analisis regresi berganda karena
ingin mengetahui bagaimana variabel independen
(Profesionalisme, Etika Profesi, Pengetahuan Mendeteksi
Kekeliruan dan Independensi) dapat mempengaruhi variabel
dependen (Pertimbangan Tingkat Materialitas). Untuk menguji
hipotesis tersebut, maka rumus persamaan regresi yang
digunakan adalah sebagai berikut:
Y = α + β1XI + β2X2 + β3X3 +β4X4+ e
Dimana:
Y = Variabel terikat atau dependen
(pertimbangan tingkat materialitas)
α = Konstanta
β1β2β3 = Koefisien regresi
X1 = Profesionalisme
X2 = Etika Profesi
X3 = Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan
X4 = Independensi
e = error
b. Uji Koefisien Determinasi (Adj R2)
Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur
kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan
variabel dependen. Nilai koefisien determinasi pada uji SPSS
46
(Statistical Package for the Socoal Science) untuk menunjukkan
presentase tingkat kebenaran prediksi seberapa besar variabel
independen menjelaskan variabel dependen (Ghozali, 2011:97).
c. Uji Statistik t
Uji ini pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh
satu variabel independen secara individual (parsial) dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Langkah yang
digunakan untuk menguji hipotesis ini adalah dengan
menentukan level of significance-nya. Level of significance yang
digunakan adalah sebesar 5% atau (α) = 0.05. Jika sign. t > 0.05
maka Ha ditolak namun jika sign. t < 0.05 maka Ha diterima dan
berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel
independen dengan variabel dependen (Ghozali, 2011:98-99).
d. Uji statistik F
Uji statistik F digunakan untuk mengetahui apakah variabel
independen dan secara bersama-sama atau simultan
mempengaruhi variabel dependen (Ghozali, 2011:98). Tingkat
signifikansi sebesar 0.05 yang merupakan probabilitas kesalahan
sebesar 5%. Menurut Ghozali (2011) dasar pengambilan
keputusan adalah sebagai berikut:
1) Jika probabilitas > 0.05 maka Ha ditolak. Hal ini berarti
menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas
47
tidak mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel dependen atau terikat.
2) Jika probabilitas < 0.05 maka Ha diterima. Hal ini berarti
menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas
mempunyai pengaruh yang secara bersama-sama terhadap
variabel dependen atau terikat.
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian
Pada bagian ini akan diuraikan mengenai definisi variabel independen
dan variabel dependen yang digunakan sebagai operasional dan
pengukurannya. Penjelasan masing-masing variabel independen dan variabel
dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel Independen
Pengertian variabel independen (X) yaitu variabel bebas yang
mempengaruhi variabel lain (dependen). Variabel independen dalam
penelitian ini adalah:
a. Profesionalisme
Profesionalisme adalah skill atau kemampuan dan
pengetahuan tinggi, tanggung jawab profesi dan integritas hingga
menjaga martabat, nama baik bangsa dan negaranya. Penelitian
ini diukur menggunakan instrumen yang dikembangkan Novita
dan I Ketut (2011) yang terdiri dari 5 likert, diantaranya: sangat
setuju (skor 5), setuju (skor 4), netral (skor 3), tidak setuju (skor
2), sangat tidak setuju (skor 1). Profesionalisme dinilai dari lima
48
indikator yaitu: Pengabdian pada profesi, kewajiban sosial,
kemandirian, keyakinan terhadap profesi dan hubungan dengan
sesama profesi.
b. Etika Profesi
Etika Profesi merupakan aturan-aturan tingkah laku yang
dibuat dan dilakukan oleh sekelompok orang tertentu. Seperti
dalam penelitian yang telah dilakukan oleh Novanda (2012) Etika
profesi dinilai berdasarkan lima indikator yaitu kepribadian,
kecakapanprofesional, tangung jawab, pelaksanaan kode
etik,penafsiran dan penyempurnaan kode etik. Terdapat empat
belas item instrumen yang digunakan untuk mengukur etika
profesi dengan empat poin yaitu STS (Sangat Tidak Setuju), TS
(Tidak Setuju), S (Setuju), dan SS (Sangat Setuju).
c. Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan
Pengetahuan mendeteksi kekeliruan ini adalah pengertian
auditor harus menguasai cara mendeteksi kekeliruan. Karena
kekeliruan ini mengakibatkan kesalahan atau salah saji pada
laporan keuangan. Auditor harus mampu membedakan
kekeliruan dan kecurangan, karena mereka berbeda. Peneliti
mangadopsi dari penelitian dari Reza dan Dul 2013 dengan
indikator yaitu: Kekeliruan dalam suatu organisasi badan usaha,
kekeliruan dalam system otorisasi dan prosedur pencatatan,
kemungkinan terjadinya praktik yang tidak sehat. Respon dari
49
responden direkam dengan skala Likert yaitu: sangat setuju (skor
5), setuju (skor 4), netral (skor 3), tidak setuju (skor 2), dan sangat
tidak setuju (skor 1).
2. Variabel Dependen
Variabel dependen (Y) disebut sebagai variabel terikat, yang
merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena
adanya variabel independen. Kinerja auditor merupakan tindakan atau
pelaksanaan tugas pemerikasaan yang telah diselesaikan auditor dalam
kurun waktu tertentu. Variabel kinerja auditor dalam penelitian ini
diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan Fanani
dan Hanif (2008). Pengukuran pendidikan, pengalaman, dan usia
menggunakan 3 indikator. Pengukuran motivasi menggunakan 3
indikator. Pengukuran berbuat yang terbaik menggunakan 5 indikator.
Kinerja auditor merupakan variabel dependen yang diukur dengan
menggunakan skala Likert 5 poin yaitu: sangat setuju (skor 5), setuju
(skor 4), netral (skor 3), tidak setuju (skor 2), sangat tidak setuju (skor
1). Untuk mengukur variabel ini digunakan kuesioner yang terdiri dari
beberapa pertanyaan dengan skala interval. Operasional variabel yang
digunakan dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut:
50
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Profesionalisme
No. Variabel Indikator Jumlah Butir Pertanyaan Skala Pengukuran
1. Profesionalisme (X1)
Novita Alvina dan I
Ketut Suryanawa
(2011)
1. Pengabdian Terhadap Profesi
12
Interval
2. Kewajiban Sosial
3. Kemandirian
4. Keyakinan Terhadap Profesi
5. Hubungan Dengan Rekan Seprofesi
Etika Profesi
No. Variabel Indikator Jumlah Butir
Pertanyaan
Skala
Pengukuran
2. Etika Profesi (X2)
Novanda Friska Bayu
Aji Kusuma (2012)
1. Kepribadian
14
Interval
2. Kecakapan Profesional
3. Tanggung Jawab
4. Pelaksanaan Kode Etik
5. Penafsiran dan Penyempurnaan Kode Etik
Bersambung pada halaman selanjutnya
51
Tabel 3.1 (Lanjutan)
Bersambung pada halaman selanjutnya
Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan
No. Variabel Indikator Jumlah
Butir
Pertanyaan
Skala Pengukuran
3. Pengetahuan
Mendeteksi
Kekeliruan (X2)
1. Kekeliruan dalam suatu organisasi
badan usaha
10 Interval
2. Kekeliruan dalam system otorisasi
dan prosedur pencatatan
3. Kemungkinan terjadinya praktik
yang tidak sehat.
Independensi
No. Variabel Indikator Jumlah
Butir
Pertanyaan
Skala Pengukuran
4. Independensi (X4)
Rizal Pahlawi (2010)
1. Independen dalam Program Audit
10
Ordinal
2. Independen dalam Verifikasi
3. Independen dalam Pelaporan
52
Tabel 3.1 (Lanjutan)
Pertimbangan Tingkat Materialitas
No. Variabel Indikator Jumlah
Butir
Pertanyaan
Skala Pengukuran
5. Pertimbangan Tingkat
Meterialitas (Y1)
Hasan Basri (2011)
1. Pertimbangan Awal Materialitas 12 Interval
2. Materilitas pada Tingkat Laporan
Keuangan
3. Materialitas pada Tingkat Saldo Akun
4. Alokasi Materialitas pada Akun-Akun
53
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah para auditor yang bekerja di
Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di wilayah Jakarta,
mencakup KAP kelas kecil, menengah maupun kelas besar. Auditor
yang berpartisipasi dalam penelitian ini meliputi partner, manajer,
supervisor, auditor senior, maupun auditor junior yang melaksanakan
pekerjaan di bidang auditing.
Pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner
penelitian secara langsung seperti dengan cara mendatangi responden,
melalui email, serta secara tidak langsung melalui perantara kepada
responden yang bekerja pada KAP di wilayah Jakarta dan terdaftar
dalam Directory Kantor Akuntan Publik 2015 yang diterbitkan oleh
Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Penyebaran dan
pengembalian kuesioner dilaksanakan mulai tanggal 20 Oktober 2015
hingga 23 Desember 2015.
Peneliti mengambil sampel sebanyak 11 KAP dari seluruh KAP
yang berada di wilayah Jakarta, yaitu 3 KAP di Jakarta Selatan, 2 KAP
di Jakarta Timur, 1 KAP di Jakarta Utara, dan 5 KAP di Jakarta Pusat.
Kuesioner yang disebarkan berjumlah 100 buah dan jumlah kuesioner
yang kembali adalah sebanyak 90 kuesioner atau 90%, kuesioner yang
54
tidak kembali sebanyak 10 buah atau 10%, kuesioner yang dapat diolah
berjumlah 90 buah atau 90%. Gambaran mengenai data sampel
disajikan pada tabel 4.1.
Tabel 4.1
Data Sampel Penelitian
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.2
Data Distribusi Sampel Penelitian
Sumber: Data Primer
No Keterangan Jumlah Presentase
1. Jumlah kuesioner yang disebar 100 100%
2. Jumlah kuesioner yang tidak kembali 10 10%
3. Jumlah kuesioner yang dapat diolah 90 90%
No. Nama Kantor Akuntan
Publik
Kuesioner
Dikirim
Kuesioner
Dikembalikan
1. Aria Kanaka & Rekan 10 10
2. Abdul Aziz Fiby Ariza 10 9
3. Drs. Thalib Daeng Mattemu 10 9
4. Trisnowati & Mariati 8 8
5. Abdul Ghonie Abubakar 10 9
6. Achmad, Rasyid, Hisbullah
& Jerry 10 8
7. Teguh Sentosa 7 4
8. Budiman, Wawan, Pamudji
& Rekan 10 9
9. Mulyamin Sensi Suryanto &
Lianny 10 10
10. Abubakar Usman & Rekan 4 4
11. Indra, Sumijono & Rekan 11 10
Total 100 90
55
2. Karakteristik Profil Responden
Responden dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada
KAP di Jakarta sesuai dengan Directory Kantor Akuntan Publik 2015
yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), baik
yang tidak berafiliasi, berafiliasi international maupun big four.
Berikut ini adalah deskripsi mengenai identitas responden penelitian
yang terdiri dari jenis kelamin, usia, jabatan, pendidikan terakhir dan
pengalaman kerja responden.
a. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin
Tabel 4.3 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden
berdasarkan jenis kelamin.
Tabel 4.3
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Pria 60 66.7 66.7 66.7
Wanita 30 33.3 33.3 100.0
Total 90 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa sekitar 60 orang atau 66.7%
responden didominasi oleh jenis kelamin pria, dan sisanya sebesar 30
orang atau 33.3% responden berjenis kelamin wanita, hal ini
dikarenakan profesi auditor memerlukan tenaga dan waktu yang besar.
Sehingga auditor lebih banyak mayoritas pria. Selain itu pria juga lebih
dapat beradaptasi dengan lingkungan yang berbeda di bandingkan pria
56
b. Deskripsi responden berdasarkan usia
Tabel 4.4
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid 20-25 42 46.7 46.7 46.7
26-30 39 43.3 43.3 90.0
31-35 9 10.0 10.0 100.0
Total 90 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa responden yang bekerja pada
Kantor Akuntan Publik memiliki rentang usia antara 20 sampai 25
tahun adalah sekitar 42 orang atau 46.7%. Sedangkan yang memiliki
rentang usia antara 26 sampai 30 tahun sekitar 39 orang atau 43.3%.
Responden yang memiliki rentang usia antara 31 sampai 35 tahun
sekitar 9 orang atau 10%. Hal ini mungkin dikarenakan responden
penelitian ini didominasi oleh auditor junior dan senior, sehingga usia
responden dalam penelitian ini mayoritas berusia muda.
c. Deskripsi responden berdasarkan jabatan di KAP
Tabel 4.5 menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan
jabatan.
Tabel 4.5
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jabatan
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid Auditor Junior 74 82.2 82.2 82.2
Auditor Senior 14 15.6 15.6 97.8
Supervisor 2 2.2 2.2 100.0
Total 90 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah
57
Berdasarkan tabel 4.5 diatas, diperoleh informasi bahwa
mayoritas responden sebesar 82.2% atau sebanyak 74 orang memiliki
jabatan sebagai auditor junior. Responden yang menjabat sebagai
auditor senior sebanyak 14 orang atau sebesar 15.6%, sedangkan
sisanya yaitu supervisor sebanyak 2 orang atau sebesar 2.2%. Hal ini
dikarenakan semakin tinggi jabatan auditor di Kantor Akuntan Publik,
maka akan semakin tinggi pula tingkat kesibukannya. Sehingga
responden di dominasi oleh auditor junior.
d. Deskripsi responden berdasarkan pendidikan terakhir
Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden berpendidikan formal Strata Satu (S1) dengan jumlah 80
responden atau 88.9%. Sisanya sebesar 8.9% atau sebanyak 8 orang
berpendidikan formal D3, sebesar 2.2% atau sebanyak 2 orang
berpendidikan Strata Dua (S2). Hal ini diduga karena di Indonesia pada
umumnya standar pendidikan untuk menjadi seorang akuntan publik
minimal Strata Satu (S1) sehingga mayoritas responden dalam
penelitian ini memiliki pendidikan formal Strata Satu (S1).
Tabel 4.6
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid D3 8 8.9 8.9 8.9
S1 80 88.9 88.9 97.8
S2 2 2.2 2.2 100.0
Total 90 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah
58
e. Deskripsi responden berdasarkan pengalaman kerja
Berdasarkan tabel 4.7 dibawah ini, dapat diketahui bahwa
mayoritas responden sebanyak 77 orang atau sebesar 85.6% memiliki
pengalaman bekerja 1-3 tahun, sedangkan sisanya sebanyak 11 orang
(12.2%) dan 2 orang (2.2%) memiliki pengalaman kerja selama 3-5
tahun dan 5-10 tahun sebagai seorang auditor.
Tabel 4.7
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 1-3 Tahun 77 85.6 85.6 85.6
3-5 Tahun 11 12.2 12.2 97.8
5-10 Tahun 2 2.2 2.2 100.0
Total 90 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi
profesionalisme, etika profesi, pengetahuan mendeteksi kekeliruan,
independensi dan materialitas akan diuji secara statistik deskriptif
seperti yang terlihat dalam tabel 4.8.
Tabel 4.8
Hasil Uji Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
TP 90 31.00 49.00 38.7889 4.04607 TEP 90 34.00 63.00 45.7222 6.10034
TPMK 90 16.00 50.00 35.9556 9.23101 TI 90 27.00 42.00 33.2222 3.53085 TM 90 37.00 56.00 48.4556 4.55222
Valid N (listwise) 90
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.8 menjelaskan bahwa pada variabel profesionalisme
jawaban minimum responden sebesar 31 dan maksimum 49, dengan
59
rata-rata total jawaban 38.7889 dan standar deviasi sebesar 4.04607.
Pada variabel etika profesi jawaban minimum responden sebesar 34 dan
maksimum 63, dengan rata-rata total jawaban 45.72222 dan standar
deviasi sebesar 6.10034. Pengetahuan mendeteksi kekeliruan jawaban
minimum responden sebesar 16 dan maksimum 50, dengan rata-rata
total jawaban 35.9556 dan standar deviasi sebesar 9.23101. Pada
independensi jawaban minimum responden sebesar 27 dan maksimum
42, dengan rata-rata total jawaban 33.2222 dan standar deviasi sebesar
3.53085. Sedangkan pada materialitas jawaban minimum responden
sebesar 37 dan maksimum 56, dengan rata-rata total jawaban 4.4556
dan standar deviasi sebesar 4.55222
2. Hasil Uji Kualitas Data
a. Hasil Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu
kuesioner. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Pearson
Corelation, pedoman suatu model dikatakan valid jika tingkat
signifikannya dibawah 0.05 maka butir pertanyaan tersebut dapat
dikatakan valid (Ghozali, 2011). Tabel berikut menunjukkan hasil uji
validitas dari lima variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu
profesionalisme (P), etika profesi (EP), pengetahuan mendeteksi
kekeliruan (PMK), independensi (I) dan pertimbangan tingkat
materialitas (M), dengan 90 sampel responden
60
Tabel 4.9
Hasil Uji Validitas Profesionalisme
Nomor Butir
Pertanyaan
Pearson
Corelation
Sig (2-Tailed) Keterangan
1 (P1) 0.625** 0.000 Valid
2 (P2) 0.258* 0.000 Valid
3 (P3) 0.600** 0.000 Valid
4 (P4) 0.527** 0.000 Valid
5 (P5) 0.625** 0.000 Valid
6 (P6) 0.527** 0.000 Valid
7 (P7) 0.600** 0.000 Valid
8 (P8) 0.625** 0.000 Valid
9 (P9) 0.422** 0.000 Valid
10 (P10) 0.625** 0.000 Valid
11 (P11) 0.422** 0.000 Valid
12 (P12) 0.600** 0.000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.9 menunjukkan variabel profesionalisme
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai
signifikansi lebih kecil dari 0.05 (Ghozali, 2011).
Tabel 4.10
Hasil Uji Validitas Etika Profesi
Nomor Butir
Pertanyaan
Pearson
Corelation
Sig (2-Tailed) Keterangan
13 (EP1) 0.760** 0.000 Valid
14 (EP2) 0.482** 0.000 Valid
15 (EP3) 0.256* 0.000 Valid
16 (EP4) 0.760** 0.000 Valid
17 (EP5) 0.457** 0.000 Valid
18 (EP6) 0.395** 0.000 Valid
19 (EP7) 0.394** 0.000 Valid
61
20 (EP8) 0.604** 0.000 Valid
21 (EP9) 0.572** 0.000 Valid
22 (EP10) 0.509** 0.000 Valid
23 (EP11) 0.682** 0.000 Valid
24 (EP12) 0.682** 0.000 Valid
25 (EP13) 0.682** 0.000 Valid
26 (EP14) 0.290* 0.000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.10 menunjukkan variabel etika profesi mempunyai
kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi
lebih kecil dari 0.05 (Ghozali, 2011).
Tabel 4.11
Hasil Uji Validitas Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan
Nomor Butir
Pertanyaan
Pearson
Corelation
Sig (2-Tailed) Keterangan
27 (PMK1) 0.992** 0.000 Valid
28 (PMK2) 0.992** 0.000 Valid
29 (PMK3) 0.335** 0.000 Valid
30 (PMK4) 0.992** 0.000 Valid
31 (PMK5) 0.992** 0.000 Valid
32 (PMK6) 0.335** 0.000 Valid
33 (PMK7) 0.992** 0.000 Valid
34 (PMK8) 0.992** 0.000 Valid
35 (PMK9) 0.992** 0.000 Valid
36 (PMK10) 0.992** 0.000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.11 menunjukkan variabel pengetahuan mendeteksi
kekeliruan karakteristik personal auditor mempunyai kriteria valid
untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil
dari 0.05 (Ghozali, 2011).
62
Tabel 4.12
Hasil Uji Validitas Independensi
Nomor Butir
Pertanyaan
Pearson
Corelation
Sig (2-Tailed) Keterangan
37 (I1) 0.600** 0.000 Valid
38 (I2) 0.260** 0.000 Valid
39 (I3) 0.589** 0.000 Valid
40 (I4) 0.345** 0.000 Valid
41 (I5) 0.600** 0.000 Valid
42 (I6) 0.673** 0.000 Valid
43 (I7) 0.589** 0.000 Valid
44 (I8) 0.600** 0.000 Valid
45 (I9) 0.589** 0.000 Valid
46 (I10) 0.673** 0.000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.12 menunjukkan variabel independensi mempunyai
kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi
lebih kecil dari 0.05 (Ghozali, 2011).
Tabel 4.13
Hasil Uji Validitas Materialitas
Nomor Butir
Pertanyaan
Pearson
Corelation
Sig (2-Tailed) Keterangan
47 (M1) 0.558** 0.000 Valid
48 (M2) 0.504** 0.000 Valid
49 (M3) 0.552** 0.000 Valid
50 (M4) 0.431** 0.000 Valid
51 (M5) 0.499** 0.000 Valid
52 (M6) 0.523** 0.000 Valid
53 (M7) 0.745** 0.000 Valid
54 (M8) 0.403** 0.000 Valid
55 (M9) 0.266** 0.000 Valid
56 (M10) 0.745** 0.000 Valid
57 (M11) 0.352** 0.000 Valid
58 (M12) 0.342** 0.000 Valid
Sumber: Data Primer
63
Tabel 4.13 menunjukkan variabel materialitas mempunyai
kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi
lebih kecil dari 0.05 (Ghozali, 2011).
b. Hasil Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari
instrumen penelitian. Suatu instrumen penelitian dapat dikatakan
reliabel jika nilai Cronbach Alpha berada diatas 0.6 (Ghozali, 2009).
Tabel 4.13 menunjukkan hasil uji reliabilitas untuk empat variabel
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 4.14
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach’s
Alpha
Keterangan
Profesionalisme 0.792 Reliabel
Etika Profesi 0.812 Reliabel
Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan 0.963 Reliabel
Independensi 0.763 Reliabel
Materialitas 0.720 Reliabel
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.14 menunjukkan bahwa nilai cronbach’s alpha atas
variabel profesionalisme sebesar 0.792, etika profesi sebesar 0.812,
pengetahuan mendeteksi kekeliruan sebesar 0.963, independensi
sebesar 0.763 dan materialitas sebesar 0.720. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel karena
mempunyai nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0.6. Hal ini
menunjukkan bahwa setiap item pernyataan yang digunakan akan
mampu memperoleh data yang konsisten yang berarti bila pernyataan
64
itu diajukan kembali akan diperoleh jawaban yang relatif sama dengan
jawaban sebelumnya.
3. Hasil Uji Asumsi Klasik
Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan
analisis regresi berganda dengan menggunakan bantuan program
komputer SPSS Statistics versi 21. Untuk mendapatkan estimasi yang
terbaik, terlebih dahulu data primer tersebut harus dilakukan pengujian
asumsi klasik, yaitu: uji multikolineritas, uji heteroskedastisitas dan uji
normalitas.
a. Hasil Uji Multikolineritas
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya problem
multikolonieritas, maka dapat dilakukan dengan melihat nilai
Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) serta besaran
korelasi antar variabel independen (Ghozali, 2011).
Tabel 4.15
Hasil Uji Multikolonieritas Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 37.947 4.404 8.616 .000 TP -.989 .220 -.879 -4.494 .000 .182 5.492
TEP -.166 .064 -.222 -2.593 .011 .951 1.051
TPMK .137 .043 .278 3.202 .002 .924 1.083
TI 1.551 .252 1.203 6.154 .000 .182 5.481
a. Dependent Variable: TM
Sumber: Data primer yang diolah
65
Berdasarkan tabel 4.15 diatas terlihat bahwa nilai tolerance ≥
0.10 dan nilai variance inflation factor (VIF) ≤ 10. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa model persamaan regresi tidak
terdapat problem multiko (bebas multiko) dan dapat digunakan
dalam penelitian ini (Ghozali, 2011).
b. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi, variabel dependen dan variabel independen atau
keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi
yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal
(Ghozali, 2011).
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot
Hasil uji normalitas berdasarkan output histogram disajikan
pada gambar berikut ini.
Sumber: Data primer yang diolah
66
Gambar 4.2
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram
Sumber: Data primer yang diolah
Gambar 4.1 dan 4.2 memperlihatkan penyebaran data yang
berada disekitar garis diagonal (mengikuti arah garis diagonal) dan
grafik histogram telah menunjukkan pola distribusi normal, ini
menunjukkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi normalitas
(Ghozali, 2011).
c. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Pengujian heteroskedasitas dilakukan untuk menguji
apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan
varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain.
Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan
yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas (Ghozali, 2011).
67
Gambar 4.3
Grafik Scatterplot
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan gambar 4.3, grafik scatterplot menunjukkan
bahwa data tersebar diatas dan dibawah angka 0 (nol) pada sumbu
Y dan tidak terdapat suatu pola yang jelas pada penyebaran data
tersebut. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada
model persamaan regresi, sehingga model regresi layak
digunakan untuk memprediksi materialitas berdasarkan variabel
yang mempengaruhinya, yaitu profesionalisme, etika profesi,
pengetahuan mendeteksi kekeliruan dan independensi. (Ghozali,
2011).
68
4. Hasil Uji Hipotesis
a. Uji Koefisien Determinasi (Adj R2)
Kekuatan pengaruh variabel independen terhadap variasi
variabel dependen dapat diketahui dari besarnya nilai koefisien
determinan (R2), yang berada antara nol dan satu. Apabila nilai
R2 semakin mendekati satu, berarti variabel-variabel bebas
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variabel terikat (Ghozali, 2011). Adapun hasil
perhitungan nilai koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel
dibawah ini. Tabel 4.16 menyajikan hasil uji koefisien
determinasi.
Tabel 4.16
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .639a .408 .380 3.58493 1.940
a. Predictors: (Constant), TI, TEP, TPMK, TP b. Dependent Variable: TM
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.14 menunjukkan nilai adjusted R2 sebesar 0.380. Hal ini
menandakan bahwa variasi variabel profesionalisme, etika profesi,
pengetahuan mendeteksi kekeliruan dan independensi hanya dapat
menjelaskan 38% variasi materialitas. Sedangkan sisanya sebesar 62%
dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar model, seperti keahlian, pengalaman
dan gender.
69
b. Uji Statistik t
Berikut ini disajikan hasil uji statistik t terhadap variabel Y, X1, X2
dan X3
Tabel 4.17
Hasil Uji Statistik t terhadap Variabel Y, X1 X2 dan X3
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 37.947 4.404 8.616 .000
TP -.989 .220 -.879 -4.494 .000
TEP -.166 .064 -.222 -2.593 .011
TPMK .137 .043 .278 3.202 .002
TI 1.551 .252 1.203 6.154 .000
a. Dependent Variable: TM
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.17 memperlihatkan nilai hasil uji t sebesar 0.000 < 0.05
pada profesionalisme, hal ini berarti H diterima, sehingga dapat
disimpulkan bahwa profesionalisme berpengaruh secara signifikan
terhadap materialitas. Pada nilai uji t etika profesi 0.011 < 0.05, hal ini
berarti H diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa etika profesi
berpengaruh secara signifikan terhadap materialitas. Pada nilai hasil uji
t pengetahuan mendeteksi kekeliruan sebesar 0.002 < 0.05, hal ini
berarti H diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa pengetahuan
mendeteksi kekeliruan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja
materialitas.Pada nilai hasil uji t indepedensi sebesar 0.000 < 0.05, hal
ini berarti H diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa independensi
berpengaruh secara signifikan terhadap materialitas.
70
c. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji ini dilakukan untuk menunjukkan apakah variabel
independen secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap
variabel dependen. Tabel 4.18 menyajikan hasil uji statistik F
terhadap variabel Y, X1, X2 dan X3.
Tabel 4.18
Hasil Uji Statistik F terhadap Variabel Y, X1, X2 Dan X3
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 751.923 4 187.981 14.627 .000b
Residual 1092.399 85 12.852 Total 1844.322 89
a. Dependent Variable: TM b. Predictors: (Constant), TI, TEP, TPMK, TP
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.18 memperlihatkan nilai Sig hasil uji F sebesar 0.000, hal ini
berarti Ha diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa profesionalisme, etika
profesi, pengetahuan mendeteksi kekeliruan dan independensi berpengaruh
secara simultan terhadap kinerja auditor.
C. Pembahasan
1. Pengaruh profesionalisme terhadap materialitas.
Pengujian statistik pada hipotesis (H1) menunjukkan bahwa
profesionalisme berpengaruh terhadap materialitas. Pada tabel 4.17 dapat
dilihat nilai uji t variabel profesionalisme terhadap materialitas memiliki nilai
signifikansi dibawah 0.05 yaitu sebesar 0.000. Dengan demikian hipotesis
alternatif yang menyatakan terdapat pengaruh profesionalisme terhadap
materialitas dapat diterima karena signifikan nilainya. Profesionalisme
71
seorang auditor sangat penting dalam menganalisis materialitas dalam laporan
keuangan. Sikap profesionalisme auditor dapat dilihat dari skill atau
kemampuan auditor dalam menilai sesuatu yang material, memiliki jiwa
pengabdian kepada publik agar selalu bersikap netral. Auditor juga harus
memiliki tanggung jawab profesi dan integritas sehingga auditor dapat
menilai sesuatu yang bersifat material dalam suatu laporan keuangan.
Penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Novita
Alvina dan I Ketut Suryanawa (2011), A.M. Kurniawanda (2013), dan Annisa
Lucia (2011) yang menyatakan bahwa profesionalisme memiliki pengaruh
terhadap pertimbangan materialitas auditor. Profesionalisme mampu
memberikan pengaruh dan kontribusi terhadap pertimbangan materialitas
dimana semakin tinggi profesionalisme maka semakin tinggi pula
kemampuan material yang dimiliki auditor. yang akan memberikan pengaruh
terhadap kinerja auditor pula. Hal ini menunjukkan bahwa auditor
menjalankan tugasnya sesuai dengan kompetensi, kode etik dan integritas.
Sehingga profesionalisme auditor dapat meningkatkan kompetensi auditor
dalam pertimbangan tingkat materialitas.
2. Pengaruh etika profesi terhadap materialitas.
Pengujian statistik pada hipotesis (H2) menunjukkan bahwa etika
profesi berpengaruh terhadap materialitas. Pada tabel 4.17 dapat dilihat nilai
uji t variabel etika profesi terhadap materialitas memiliki nilai signifikansi
dibawah 0.05 yaitu sebesar 0.011. Dengan demikian hipotesis alternatif yang
72
menyatakan terdapat pengaruh profesionalisme terhadap materialitas dapat
diterima karena signifikan nilainya.
Etika profesi adalah perangkat nilai dan moral yang telah disepakati
suatu kelompok agar kelompok tersebut mematuhi perangkat nilai tersebut.
Pada seorang auditor, kode etik ini dimuat oleh Institut Akuntan Publik
Indonesia. Etika profesi akuntan mempengaruhi pertimbangan tingkat
materialitas. Auditor harus mengaudit sesuai dengan aturan dan komitmen
yang tinggi. Semakin tinggi auditor menaati etika profesi, maka semakin
tinggi kemampuan auditor dalam mempertimbangkan nilai materialitas.
Penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Erfan (2013),
Dwi (2012) dan Erminta (2013) yang menyatakan bahwa etika profesi
berpengaruh signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas.
3. Pengaruh pengetahuan mendeteksi kekeliruan terhadap materialitas.
Pengujian statistik pada hipotesis (H3) menunjukkan bahwa
pengetahuan mendeteksi kekeliruan berpengaruh terhadap materialitas. Pada
tabel 4.17 dapat dilihat nilai uji t variabel pengetahuan mendeteksi kekeliruan
terhadap materialitas memiliki nilai signifikansi dibawah 0.05 yaitu sebesar
0.002. Dengan demikian hipotesis alternatif yang menyatakan terdapat
pengaruh pengetahuan mendeteksi kekeliruan terhadap materialitas dapat
diterima karena signifikan nilainya.
Pengetahuan mendeteksi kekeliruan berkaitan dengan bagaimana
seorang auditor dapat mengetahui cara mendeteksi kekeliruan. Kekeliruan
berbeda dengan kecurangan. Kekeliruan lebih ditekankan pada salah saji pada
73
laporan keuangan seperti kelirunya nilai entitas yang dicantumkan pada
laporan keuangan. Tentunya pengetahuan mendeteksi kekeliruan sangat
berpengaruh pada materialitas. Jika auditor tidak mengetahui cara mendeteksi
kekeliruan, kemungkinan auditor tidak akan tahu apakah kekeliruan itu
bersifat material atau tidak. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Ni Made dan I Made (2013) dan Arleen dan Yulius (2009)
yang menyatakan bahwa pengetahuan mendeteksi kekeliruan berpengaruh
terhadap pertimbangan tingkat materialitas.
4. Pengaruh independensi terhadap materialitas.
Pengujian statistik pada hipotesis (H4) menunjukkan independensi
berpengaruh terhadap materialitas. Pada tabel 4.17 dapat dilihat nilai uji t
variabel independensi terhadap materialitas memiliki nilai signifikansi
dibawah 0.05 yaitu 0.000. Dengan demikian hipotesis alternatif yang
menyatakan terdapat pengaruh independensi pada materialitas dapat diterima
karena signifikan nilainya.
Independensi memiliki arti bersikap netral dan tidak memihak. Tetapi hal ini
sangat mustahil. Seorang auditor akan dihadapkan pada situasi tidak terduga
seperti pada pihak manakah auditor akan menaruh kepentingannya. Auditor
harus berpihak pada kebenaran, kejujuran dan menjunjung moral demi
kepentingan masyarakat. Karena seorang auditor yang memegang teguh
independensi akan dapat menilai entitas secara material karena auditor akan
berpihak pada kebenaran. Oleh karena itu, independensi berpengaruh pada
pertimbangan tingkat materialitas. Hasil penelitian ini sesuai dengan
74
penelitian yang dilakukan oleh Anesia (2013) dan Putu Indira, I Made dan
Edy (2014) yang menyatakan bahwa independensi berpengaruh positif
terhadap pertimbangan tingkat materialitas.
5. Pengaruh profesionalisme, etika profesi, pengetahuan mendeteksi kekeliruan
dan independensi terhadap materialitas
Pengujian statistik pada hipotesis (H5) menunjukkan bahwa
profesionalisme, etika profesi, pengetahuan mendeteksi kekeliruan dan
independensi berpengaruh secara simultan terhadap materialitas. Pada tabel
4.18 dapat dilihat nilai uji F variabel profesionalisme, etika profesi,
pengetahuan mendeteksi kekeliruan dan independensi terhadap materialitas
sebesar 14.627 dengan nilai signifikansi dibawah nilai signifikansi 0.05 yakni
0.000. Dengan demikian hipotesis alternatif yang menyatakan terdapat
pengaruh secara simultan antara profesionalisme, etika profesi, pengetahuan
mendeteksi kekeliruan dan independensi terhadap materialitas dapat diterima.
Hal ini menunjukkan bahwa apabila seorang auditor bersikap profesional
dalam pekerjaannya, auditor akan memiliki kompetensi dalam menilai
materialitas suatu laporan keuangan. Auditor yang memiliki pengetahuan
mendeteksi kekeliruan yang tinggi akan mudah melihat kekeliruan sehingga
tidak terjadi salah saji yang bersifat material. Begitu juga dalam hal
independensi, auditor yang selalu berpihak pada kebenaran akan mudah
menilai materialitas pada laporan keuangan. Hasil ini mendukung penelitian
yang dilakukan oleh Kurniawanda (2013), Erminta (2013), Ni Made dan I
Made (2013) dan I Made dan Edy (2014).
75
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan hasil pengujian
yang telah dilakukan terhadap permasalahan dengan menggunakan model
regresi berganda, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Profesionalisme berpengaruh terhadap materialitas.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Novita Alvina dan I Ketut Suryanawa (2011), A.M. Kurniawanda (2013), dan
Annisa Lucia (2011) yang menyatakan bahwa profesionalisme berpengaruh
terhadap pertimbangan tingkat materialitas auditor karena semakin tinggi
profesionalisme auditor, akan semakin memudahkan auditor dalam
mempertimbangkan materialitas laporan keuangan.
2. Etika Profesi berpengaruh terhadap materialitas
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Erfan (2013), Dwi (2012) dan Erminta (2013) yang menyatakan bahwa etika
profesi berpengaruh signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas.
Auditor yang menjunjung etika profesi akan mudah dalam
mempertimbangkan materialitas.
3. Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan berpengaruh terhadap materialitas.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ni
Made dan I Made (2013) dan Arleen dan Yulius (2009) yang menyatakan
bahwa pengetahuan mendeteksi kekeliruan berpengaruh terhadap
76
pertimbangan tingkat materialitas . Seorang auditor yang mengetahui cara
mendeteksi kekeliruan akan mencegah laporan keuangan dari salah saji.
4. Independensi berpengaruh terhadap materialitas.
Hasil penelitian variabel ini sesuai dengan penelitian yang telah
dilakukan oleh oleh Anesia (2013) dan Putu Indira, I Made dan Edy (2014)
yang menyatakan bahwa independensi berpengaruh positif terhadap
pertimbangan tingkat materialitas.
5. Profesionalisme, etika profesi, pengetahuan mendeteksi kekeliruan dan
independensi berpengaruh terhadap materialitas.
Berdasarkan hasil jawaban kuesioner yang disebar, profesionalisme,
etika profesi, pengetahuan mendeteksi kekeliruan dan independensi
berpengaruh terhadap pertimbangan tingkat materialitas.
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel
profesionalisme,etika profesi, pengetahuan mendeteksi kekeliruan dan
independensi berpengaruh secara simultan terhadap materialitas. Hal ini dapat
dikatakan bahwa terdapat keterkaitan antara variabel independen dan variabel
dependennya. Keterkaitan ini memberikan beberapa implikasi praktis pada Kantor
Akuntan Publik (KAP), auditor dan pengguna jasa audit (klien).
Profesionalisme seorang auditor sangat penting dalam menganalisis
materialitas dalam laporan keuangan. Sikap profesionalisme auditor dapat dilihat
dari skill atau kemampuan auditor dalam menilai sesuatu yang material, memiliki
jiwa pengabdian kepada publik agar selalu bersikap netral.
77
Auditor harus mengaudit sesuai dengan aturan dan komitmen yang tinggi.
Semakin tinggi auditor menaati etika profesi, maka semakin tinggi kemampuan
auditor dalam mempertimbangkan nilai materialitas. Pengetahuan mendeteksi
kekeliruan berkaitan dengan bagaimana seorang auditor dapat mengetahui cara
mendeteksi kekeliruan. Kekeliruan berbeda dengan kecurangan. Kekeliruan lebih
ditekankan pada salah saji pada laporan keuangan seperti kelirunya nilai entitas
yang dicantumkan pada laporan keuangan. Independensi memiliki arti bersikap
netral dan tidak memihak. Tetapi hal ini sangat mustahil. Seorang auditor akan
dihadapkan pada situasi tidak terduga seperti pada pihak manakah auditor akan
menaruh kepentingannya. Auditor harus berpihak pada kebenaran, kejujuran dan
menjunjung moral demi kepentingan masyarakat.
C. Saran
Penelitian ini dimasa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil
penelitian yang lebih berkualitas lagi dengan adanya beberapa masukan mengenai
beberapa hal diantaranya:
1. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah variabel-variabel
yang berpengaruh terhadap materialitas. Dimana materialitas dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor internal maupun eksternal.
Faktor internal, misalnya: keahlian, pengalaman dan gender.Faktor eksternal
misalnya lingkungan kerja yang kurang nyaman.
2. Data yang ada dalam penelitian ini dihasilkan dari instrumen yang
mendasarkan pada persepsi sebagai jawaban yang berupa kuesioner, sehingga
hal ini menimbulkan masalah data bias apabila responden tidak jujur dalam
78
memberikan jawaban yang menyebabkan jawaban akan berbeda dari
kenyataan. Peneliti selanjutnya disarankan untuk mendapatkan data berupa
wawancara langsung dari beberapa auditor yang menjadi responden
penelitian agar bisa mendapatkan data yang lebih nyata (tidak bias) dan bisa
keluar dari pertanyaan-pertanyaan kuesioner yang mungkin memiliki
perbedaan perspektif dalam mengartikan kuesioner yang diberikan dalam
menggambarkan keadaan yang sesungguhnya.
3. Penelitian ini hanya dilakukan di kota Jakarta sehingga hasil penelitian ini
terbatas generalisasinya. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperluas
daerah survei dan menambah banyaknya responden, sehingga hasil penelitian
lebih mungkin untuk disimpulkan secara umum dan akurat.
4. Penelitian ini menggunakan instrument kuesioner sebagai bahan teliti.
Diharapkan pada penelitian selanjutnya agar melakukan penelitian ini pada
bulan di saat auditor sedang ada di tempat atau tidak sibuk. Penulis
melakukannya pada bulan Oktober, waktu disaat auditor sedang melakukan
pengauditan yang behubungan dengan tutup buku akhir tahun. Bulan yang
sekiranya auditor tidak mengejar waktu tutup buku adalah bulan Juni –
September.
79
DAFTAR PUSTAKA
Alvina, Novita. dan Suryanawa, I Ketut. Analisis Hubungan Antara
Profesionalisme Auditor dengan Pertimbangan Tingkat Materilitas dalam
Proses Pengauditan Laporan Keuangan. Bali, 2011.
Anggraeni, Yuni Retno. Susilawati, R. Anastasia Endang. dan Koerniawan, Koenta
Adji. Pengaruh Penerapan Etika Profesi, Profesionalisme, Pengalaman
Kerja dan Independensi Auditor terhadap Pertimbangan
Tingkat Materialitas. Journal Riset Mahasiswa Akuntansi Vol. 1, No. 2.
Malang: Universitas Kanjuruhan. 2013.
Arens, Alvin A. James K. Loebbecke. Auditing Pendekatan Terpadu. Terjemahan
oleh Amir Abadi Yusuf. Buku 2. Jakarta: Salemba Empat. 2008.
Bakri, Bachyar dan Mustafa, Annasari. Etika dan Profesi Gizi. Yogyakarta: Graha
Ilmu. 2010.
Basri, Hasan. 2011. Pengaruh Dimensi Profesionalisme Auditor Terhadap
Pertimbangan Tingkat Materialitas Dalam Proses Pengauditan Laporan
Keuangan. Makassar: Program sarjana Universitas Hasanuddin. Skripsi
Chiang, Christina and Northcott, Deryl. Audit Materiality And Environmental
Matters. The Auckland University of Technology. New Zealand. 2010.
Eilifsen, Aasmund dan Messier, William F. Materiality Guidance Of The Major
Public Accounting Firms. Norwegian School of Economics, University of
Nevada. Las Vegas. 2014.
Febrianty. Pengaruh Profesionalisme Auditor Terhadap Pertimbangan Tingkat
Materialitas Audit Atas Laporan Keuangan. Jurnal Ekonomi Dan Informasi
Akuntansi Vol 2. Jurnal Ekonomi dan Informasi Akuntansi Vol. 2, No. 2, Mei
2012: 159 – 200. 2012. Palembang
Hasan, M. Iqbal. Statistik Deskriptif. Jakarta: Bumi Aksara. 1999.
80
Herawaty, Arleen. dan Susanto, Yulius Kurnia. Pengaruh Profesionalisme,
Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan, dan Etika Profesi Terhadap
Pertimbangan Tingkat Materialitas Akuntan Publik. Jurnal Akuntansi Dan
Keuangan, Vol. 11, No. 1, Mei 2009: 13 - 20. Jakarta. 2009.
Jusup, Al. Haryono. Auditing (Pengauditan). Buku 1. Yogyakarta: STIE YKPN.
2001.
Kinanti, Anesia Putri. Pengaruh Kompetensi, Independensi Dan Motivasi Auditor
Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Dalam Suatu Pengauditan
Laporan Keuangan. Malang. 2013.
Kirana, Anisa Lucia. Pengaruh Profesionalisme Auditor Terhadap Pertimbangan
Tingkat Materialitas Laporan Keuangan. Bandung: Universitas Komputer
Indonesia. 2011.
Kurniawanda, A.M. Pengaruh Profesionalisme Auditor Dan Etika Profesi
Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas. E-Jurnal Binar Akuntansi Vol.
2, No. 1, Januari 2013: 28 – 37. Jambi. 2013.
Kusuma, Novanda. 2012. Pengaruh Profesionalisme Auditor, Etika Profesi Dan
Pengalaman Auditor Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas.
Yogyakarta: Program sarjana Universitas Yogyakarta. Skripsi.
Lestari, Ni Made Ayu. dan Utama, I Made Karya. Pengaruh Profesionalisme,
Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan, Pengalaman, Etika Profesi Pada
Pertimbangan Tingkat Materialitas. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana
Vol. 5, No. 1 (2013): 112 – 129. Bali. 2013.
Marito, Erminta Riris. Anugerah, Rita. dan Idrus, Rahmiati. Hubungan Skeptisme
Profesional Auditor, Situasi Audit, Etika, Pengalaman Audit, Pengetahuan
Mendeteksi Kekeliruan Dengan Pertimbangan Tingkat Materialitas. Riau:
Universitas Riau. 2013.
Minanda, Reza. dan Muid, Dul. Analisis Pengaruh Profesionalisme, Pengetahuan
Mendeteksi Kekeliruan, Pengalaman Bekerja Auditor dan Etika Profesi
81
terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas. Diponegoro Journal Of
Accounting Vol. 1 No. 1, Tahun 2013: 1 - 8. Semarang. 2013.
Mulyadi, Kanaka Puradiredja. Auditing. Jakarta: Penerbit Salemba Empat. 2002.
Nurpitasari, Eva. Kasus Audit. 2012. http://eva-
nurpitasari.blogspot.com/2012/06/kasus-audit.html. (Diakses 4 Februari
2015, pukul 07.52).
Ndreca, Pjeter. Materiality – An Important Method and Technique For The
Financial Auditing. European Scientific Journal Vol.9 No. 13, May 2013.
Albania. 2013.
Pahlawi, Rizal. Pengaruh Penerapan EDP Audit, Kompetensi dan Independensi
Auditor terhadap Tingkat Materialitas dalam Audit Laporan Keuangan.
Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Skripsi. 2010.
Permana, Dwi. Pengaruh Profesionalisme, Komitmen Profesi, Dan Etika Profesi
Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Oleh Auditor Pada KAP Di
Surabaya. Jurnal Kajian Pendidikan & Akuntansi Indonesia Edisi III Volume
I. Surabaya. 2012.
Rahayu, Siti Kurnia. dan Suhayati, Erly. Konsep Dasar dan Pedoman Pemeriksaan
Akuntansi Publik. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2013.
Rismawaty. Kepribadian & Etika Profesi. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2008.
Sagara, Yusar. dan Jalil, Fitri Yani. Auditing: Dilengkapi dangan kasus dan
pembahasan kasus. Banten: UIN Jakarta Press. 2013.
Shanders, Daniel CPA. Qualitative considerations for allocating materiality to
components in a group audit. 2014.
http://www.journalofaccountancy.com/news/2014/aug/group-audits-
201410712.html. (Diakses pada tanggal 17 Mei 2015 pukul 11.00)
82
Shidarta. Moralitas Profesi Hukum: Suatu Tawaran Kerangka Berpikir. Bandung:
Refika Aditama. 2006.
Standar Pekerjaan Lapangan SA 312 Risiko Audit dan Materialitas dalam
Pelaksanaan Audit.
Tempo Bisnis. Polisi Selidiki Kasus Olympus. 2011.
http://www.tempo.co/read/news/2011/11/11/090366013/Polisi-Selidiki-
Kasus-Olympus. (Diakses pada tanggal 4 Februari 2015 pukul 14.11).
Tunggal, Amin Widjaja. Pengetahuan Dasar Auditing. Jakarta: Harvarindo. 2014.
Wilkinson, Joseph W dan Sinaga, Marianus. Sistem Akuntansi dan Informasi. Edisi
kedua. Jakarta: Penerbit Erlangga. 1994.
Yunitasari, Putu Indira. Adiputra, I made Pradana. dan Sujana, Edy. Pengaruh
Proffesional Judgment Auditor, Independensi dan Pengalaman Kerja
terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas dalam Proses Audit Laporan
Keuangan. E-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Vol. 2, No. 1,
Tahun 2014. Bali. 2014.
83
LAMPIRAN
N
84
LAMPIRAN 1:
SURAT
PENELITIAN
SKRIPSI
85
86
87
88
LAMPIRAN 2:
SURAT
KETERANGAN
DARI KAP
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
LAMPIRAN 3
KUESIONER
PENELITIAN
112
Hal: Permohonan Pengisian Kuesioner Jakarta, 18 September 2015
Kepada Yth.
Bapak/Ibu/Sdr/i Responden
Di Tempat
Dengan hormat,
Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir sebagai mahasiswa Program
Strata Satu (S1) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, saya:
Nama : Alifah Gandis Indrayanti
NIM : 1110082000148
Fak/Jur/Smtr : Ekonomi dan Bisnis/Akuntansi/X
bermaksud melakukan penelitian ilmiah untuk penyusunan skripsi dengan judul
“Pengaruh Profesionalisme, Etika Profesi, Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan
dan Independensi Auditor terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas”
Untuk itu, saya sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i untuk
menjadi responden dengan mengisi lembar kuesioner ini secara lengkap dan
sebelumnya saya mohon maaf telah menggangu waktu bekerja Bapak/Ibu/Sdr/i.
Data yang diperoleh hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian dan saya
akan menjaga kerahasiaan identitas Bapak/Ibu/Sdr/i sesuai dengan etika penelitian.
Informasi yang diperoleh atas partisipasi Bapak/Ibu/Sdr/i merupakan faktor kunci
untuk mengetahui pengaruh Pengaruh Profesionalisme, Etika Profesi, Pengetahuan
Mendeteksi Kekeliruan dan Independensi terhadap Pertimbangan Tingkat
113
Materialitas. Dimohon untuk membaca setiap
pertanyaan secara hati-hati dan menjawab dengan lengkap semua
pertanyaan, karena apabila terdapat salah satu nomor yang tidak diisi maka
kuesioner dianggap tidak berlaku.
Tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam pilihan Anda, yang
penting memilih jawaban yang sesuai dengan pendapat Anda.
Apabila diantara Bapak/Ibu/Sdr/i ada yang membutuhkan hasil penelitian ini,
maka Bapak/Ibu/Sdr/i dapat menghubungi saya (telepon 081219933550). Atas
kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i meluangkan waktu untuk mengisi dan menjawab semua
pertanyaan dalam kuesioner penelitian ini, saya sampaikan terima kasih.
Dosen Pembimbing Hormat saya,
Peneliti
(Dr. Yahya Hamja) (Alifah Gandis)
114
Nomor: .............. (Diisi oleh peneliti)
INDENTITAS RESPONDEN
Nama : ......................
(boleh tidak diisi)
Nama KAP : ....................
Jenis Kelamin : Perempuan Laki-laki
Umur : .................tahun
Jabatan : Auditor Junior Auditor Senior
Supervisor
Pendidikan Terakhir : D3 S1
S2 S3
Pengalaman Kerja : < 1 Tahun 1-3 Tahun
3-5 Tahun > 5 Tahun
115
Berilah tanda ceklis (√) pada lingkaran yang tersedia
I. Variabel Profesionalisme
Berilah tanda (√) pada pernyataan dibawah ini sesuai dengan penilaian
Anda, dimana:
1 = Sangat Tidak Setuju (STS) 4 = Setuju (S)
2 = Tidak Setuju (TS) 5 = Sangat Setuju (SS)
3 = Kurang Setuju (KS)
No. Pernyataan STS TS KS S SS
1 Sebagai profesi auditor eksternal, saya
menanamkan paradigma agar
melaksanakan tugas sebaik-baiknya.
2 Sebagai auditor eksternal, saya benar-
benar mengabdikan diri saya dalam
pekerjaan.
3 Saya senang menerima masukan dari
orang lain agar pekerjaan saya berjalan
dengan baik.
4 Saya senang membaca dan mencari
referensi tentang profesi auditor eksternal
5 Kewajiban dari profesi auditor eksternal
adalah memberikan transparansi kepada
masyarakat
6 Terkadang saya tertekan akan
kepentingan profesi auditor eksternal
7 Tidak banyak orang yang mengetahui
bahwa audit eksternal itu penting
8 Jika ada peraturan atau independensi
dilanggar oleh auditor eksternal, akan
merugikan publik
9 Menjadi auditor eksternal adalah cita-cita
saya dari kecil
10 Saya sudah tidak ada semangat lagi
dalam menjalani pekerjaan sebagai
auditor eksternal
11 Saya akan tetap menekuni pekerjaan saya
walaupun gaji nya tidak sesuai harapan
saya
12 Saya senang dan puas ketika melihat
dedikasi teman saya terhadap profesinya
(eksternal auditor)
116
II. Variabel Etika Profesi
Berilah tanda (√) pada pernyataan dibawah ini sesuai dengan penilaian
Anda, dimana:
1 = Sangat Tidak Setuju (STS) 4 = Setuju (S)
2 = Tidak Setuju (TS) 5 = Sangat Setuju (SS)
3 = Kurang Setuju (KS)
No. Pernyataan STS TS KS S SS
1 Sebagai auditor eksternal, saya selalu
bertanggung jawab terhadap profesi yang
telah saya pilih.
2 Dalam pekerjaan, saya mementingkan
kepentingan umum dibandingkan kepentingan
pribadi.
3 Saya bekerja sebagai satu kesatuan rekan
kerja/tim
4 Saya selalu bersikap objektif ketika
mengambil keputusan terhadap hasil
pemeriksaan laporan keuangan
5 Prinsip kehati-hatian dalam pekerjaan selalu
saya terapkan.
6 Saya tidak akan membocorkan rahasia klien
kepada pesaing
7 Kepercayaan publik adalah segala-galanya
bagi saya. Saya tidak akan rusak kepercayaan
itu.
8 Dalam bekerja, saya selalu melakukan tahap-
tahap pemeriksaan laporan keuangan sesuai
standar teknis yang ditetapkan
9 Saya selalu bekerja sesuai dengan kode etik
dalam memeriksa laporan keuangan
10 Saya akan terus memegang teguh kode etik
walaupun kompensasinya kecil
11 Dalam bekerja, saya akan menggunakan kode
etik hanya sesuai dengan keinginan saya
12 Saya bekerja dengan baik bahkan bersikap
lebih dari ketentuan yang terdapat dalam kode
etik
117
13 Menurut saya, jika semua menerapkan kode
etik, masyarakat tidak akan kecewa dengan
profesi auditor eksternal
14 Menurut saya, kode etik auditor eksternal di
Indonesia sudah sempurna
118
III. Variabel Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan
Berilah tanda (√) pada pernyataan dibawah ini sesuai dengan penilaian
Anda, dimana:
1 = Sangat Tidak Setuju (STS) 4 = Setuju (S)
2 = Tidak Setuju (TS) 5 = Sangat Setuju (SS)
3 = Tidak Tahu (TT)
Menurut pengalaman dan dari pelatihan yang diperoleh Bapak/Ibu/Saudara
selama ini, apakah tindakan-tindakan berikut ini merupakan suatu bentuk
kekeliruan.
No Pernyataan STS TS TT S SS
1 Fungsi penjualan tidak terpisahdari
fungsi pemberi otorisasi kredit
2 Fungsi pencatat piutang tidak
terpisah dari fungsi penjualan
3 Fungsi penjualan tidak terpisahdari
fungsi penerimaan kas
4 Penerimaan kas tidak di otorisasioleh
fungsi penerima yangseharusnya
ditandai denganpembubuhan cap
lunas pada fakturpenjualan tunai dan
penempelanpita register kas pada
fakturpenjualan tunai tersebut.
5 Retur penjualan tidak di otorisasi
oleh fungsi penjualan, sehinggatidak
ada tanda tangan yangdibubuhkan
pada memo kredit.
6 Pencatatan penjualan tunai/kredit
tidak didasarkan pada faktur
penjualan yang didukung dengan
laporan penerimaan barang/surat
order pengiriman dan surat angkut
(bill of lading)
7 Pencatatan berkurangnya piutang
karena retur penjualan tidak
didasarkan pada memo kredit yang
didukung dengan laporan
penerimaan barang.
119
8 Surat order pengiriman barang
tidak bernomor urut tercetak dan
pemakaiannya tidak dipertanggung
jawabkan oleh fungsi penjualan
9 Bukti memorial tidak bernomor
urut tercetak dan pemakaiannya
tidak dipertanggung jawabkan oleh
fungsi pemberi otorisasi kredit
(bukti memorial untuk
penghapusan piutang)
10 Jumlah kas yang diterima dari
penjualan tunai tidak segera
disetorkan seluruhnya ke Bank
120
IV. Variabel Independensi
Berilah tanda (√) pada pernyataan dibawah ini sesuai dengan penilaian
Anda, dimana:
1 = Sangat Tidak Setuju (STS) 4 = Setuju (S)
2 = Tidak Setuju (TS) 5 = Sangat Setuju (SS)
3 = Kurang Setuju (KS)
No Pernyataan STS TS KS S SS
1 Walaupun masyarakat tahu saya tidak
independen, saya tidak akan menarik
diri dari pekerjaan saya.
2 Saya sulit menolak permintaan klien
karena yang bersangkutan adalah
kenalan baik yang mungkin saya
butuhkan bantuannya sewaktu-waktu
3 Saya tidak akan memberitahu atasan
saya jika saya memiliki gangguan
independensi
4 Saya berupaya bersifat independen
walaupun telah lama menjalin
hubungan dengan klien
5 Saya tidak berani melaporkan
kesalahan klien karena klien dapat
mengganti posisi saya dengan auditor
lain
6 Saya tetap independen walaupun klien
mempunyai hubungan darah dengan
saya
7 Agar tidak kehilangan klien, kadang
saya bertindak tidak independen
8 Fasilitas yang saya terima dari klien
menjadikan saya sungkan terhadap
kliensehingga kurang bebas dalam
melakukanaudit.
9 Saya bersikap independen untuk
menghindari penilaian buruk dari
rekan seprofesi dalam tim
10 Jika audit yang saya lakukan buruk,
maka saya dapat menerima sanksi dari
klien.
121
V. Variabel Pertimbangan Tingkat Materialitas
Berilah tanda (√) pada pernyataan dibawah ini sesuai dengan penilaian
Anda, dimana:
1 = Sangat Tidak Setuju (STS) 4 = Setuju (S)
2 = Tidak Setuju (TS) 5 = Sangat Setuju (SS)
3 = Kurang Setuju (KS)
No Pernyataan STS
TS
KS
S
SS
1 Materialitas adalah suatu konsep yang
vital dalam proses audit
2 Saya merasa kesulitan dalam
menentukan tingkat materialitas suatu
transaksi
3 Saya akan selalu membuat perencanaan
audit yang akan datang
4 Materialitas adalah sesuatu yang tidak
harus dipermasalahkan
5 Materialitas merupakan pendapat
subyektif bagi masimg-masing auditor
6 Pengetahuan yang memadai sangat
diperlukan dalam melakukan audit
selain pengalaman.
7 Pengetahuan yang dimiliki seorang
auditor akan mempengaruhi tingkat
materialitas
8 Ketepatan dalam menentukan
materialitas akan mempengaruhi
pendapat yang diberikan
9 Agar tidak terjadi kesalahan, seorang
auditor harus tepat dalam menentukan
materialitas informasi keuangan
10 Tingkat materialitas suatu perusahaan
akan berbeda antara satu dengan lainnya
11 Jika terdapat kesalahan dalam
penetapan tingkat materialitas akan
mempengaruhi keputusan.
12 Untuk menentukan tingkat materialitas,
diperlukan pengetahuan tambahan.
122
LAMPIRAN 4:
JAWABAN
RESPONDEN
123
JAWABAN RESPONDEN MENGENAI IDENTITAS
No.
Jenis
Kelamin Usia Jabatan
Pendidikan
Terakhir
Pengalaman
Kerja
1 2 2 2 2 1
2 2 1 1 2 1
3 2 1 1 2 1
4 2 2 1 2 1
5 1 2 2 2 1
6 1 3 3 3 2
7 1 2 1 2 1
8 1 2 2 2 1
9 2 1 1 2 1
10 2 1 1 2 1
11 2 1 1 2 2
12 1 2 1 2 1
13 1 1 1 2 1
14 1 2 1 2 1
15 2 2 1 2 1
16 2 1 1 1 1
17 1 2 2 2 2
18 1 1 1 2 1
19 1 1 1 2 1
20 2 1 1 2 1
21 1 2 1 2 1
22 1 2 1 2 1
23 1 1 1 2 1
24 2 2 2 2 2
25 2 1 1 2 1
26 1 1 1 2 1
27 1 1 1 1 1
28 1 1 1 1 1
29 2 1 1 2 1
30 1 2 1 2 1
31 1 2 1 2 1
32 1 1 1 2 1
33 2 1 1 2 1
34 1 2 1 2 1
124
35 1 3 2 2 2
36 1 2 1 2 1
37 2 3 1 2 1
38 1 1 1 2 1
39 1 2 1 2 1
40 2 2 1 2 1
41 2 1 1 1 1
42 1 3 1 2 2
43 1 1 1 2 1
44 1 2 2 2 1
45 2 2 1 2 1
46 2 1 1 1 1
47 1 1 1 2 1
48 1 1 1 2 1
49 1 2 1 2 1
50 2 2 1 2 1
51 2 2 1 2 2
52 1 2 1 2 2
53 1 1 2 2 1
54 1 1 1 2 1
55 1 2 1 2 1
56 1 2 1 1 1
57 1 1 1 2 1
58 2 1 1 2 2
59 1 1 1 2 1
60 1 2 1 2 1
61 1 2 1 2 1
62 1 2 1 2 1
63 1 2 2 2 1
64 1 1 1 2 1
65 1 2 1 2 2
66 1 2 1 2 1
67 1 2 1 2 1
68 1 1 1 2 1
69 1 1 1 2 1
70 1 1 1 2 1
71 1 2 1 2 1
72 2 2 1 1 1
125
73 1 2 2 2 1
74 1 1 1 2 1
75 2 2 1 2 1
76 1 1 1 2 1
77 2 1 1 2 1
78 1 2 1 2 1
79 2 1 1 2 2
80 1 2 2 2 1
81 1 1 1 2 1
82 2 1 1 2 1
83 2 1 1 2 1
84 2 3 1 2 1
85 1 1 1 2 1
86 1 3 3 3 3
87 1 3 2 1 1
88 2 1 1 2 1
89 1 3 2 2 3
90 1 3 2 2 1
126
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL PROFESIONALISME
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12
4 3 4 5 4 5 4 4 3 4 3 4
4 2 5 4 4 4 5 4 3 4 3 5
2 2 4 3 2 3 4 2 3 2 3 4
3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4
2 2 2 5 2 5 2 2 5 2 5 2
2 2 4 4 2 4 4 2 2 2 2 4
4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4
2 3 3 4 2 4 3 2 3 2 3 3
2 3 3 4 2 4 3 2 3 2 3 3
2 2 4 4 2 4 4 2 4 2 4 4
2 2 4 2 2 2 4 2 3 2 3 4
2 3 4 4 2 4 4 2 4 2 4 4
2 4 4 5 2 5 4 2 5 2 5 4
3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3
2 3 3 5 2 5 3 2 3 2 3 3
2 3 4 4 2 4 4 2 5 2 5 4
2 3 4 4 2 4 4 2 3 2 3 4
2 4 4 5 2 5 4 2 3 2 3 4
2 2 4 4 2 4 4 2 4 2 4 4
2 2 4 5 2 5 4 2 3 2 3 4
2 3 4 4 2 4 4 2 5 2 5 4
2 4 4 2 2 2 4 2 4 2 4 4
127
2 4 4 2 2 2 4 2 5 2 5 4
2 4 4 4 2 4 4 2 5 2 5 4
3 4 4 5 3 5 4 3 4 3 4 4
2 2 4 4 2 4 4 2 4 2 4 4
2 2 4 4 2 4 4 2 4 2 4 4
2 2 4 4 2 4 4 2 4 2 4 4
2 2 3 3 2 3 3 2 5 2 5 3
2 2 3 4 2 4 3 2 4 2 4 3
3 2 4 5 3 5 4 3 4 3 4 4
2 5 4 4 2 4 4 2 4 2 4 4
2 4 4 2 2 2 4 2 4 2 4 4
2 3 4 5 2 5 4 2 4 2 4 4
2 4 3 2 2 2 3 2 3 2 3 3
2 5 4 4 2 4 4 2 3 2 3 4
2 4 4 4 2 4 4 2 3 2 3 4
2 2 5 5 2 5 5 2 3 2 3 5
3 2 5 5 3 5 5 3 5 3 5 5
2 4 3 2 2 2 3 2 5 2 5 3
2 4 5 4 2 4 5 2 5 2 5 5
3 4 5 4 3 4 5 3 5 3 5 5
2 5 3 4 2 4 3 2 4 2 4 3
2 5 4 4 2 4 4 2 4 2 4 4
2 4 4 4 2 4 4 2 4 2 4 4
2 4 4 4 2 4 4 2 4 2 4 4
128
2 4 4 5 2 5 4 2 4 2 4 4
2 2 3 4 2 4 3 2 3 2 3 3
2 3 3 4 2 4 3 2 4 2 4 3
2 4 4 4 2 4 4 2 4 2 4 4
2 2 4 3 2 3 4 2 3 2 3 4
3 4 5 4 3 4 5 3 3 3 3 5
2 4 4 4 2 4 4 2 4 2 4 4
2 4 4 4 2 4 4 2 4 2 4 4
2 4 4 5 2 5 4 2 4 2 4 4
2 3 4 4 2 4 4 2 3 2 3 4
2 2 4 2 2 2 4 2 4 2 4 4
2 4 4 4 2 4 4 2 4 2 4 4
2 3 4 4 2 4 4 2 4 2 4 4
2 2 4 3 2 3 4 2 3 2 3 4
3 3 4 4 3 4 4 3 5 3 5 4
2 2 4 4 2 4 4 2 4 2 4 4
2 4 2 5 2 5 2 2 2 2 2 2
2 2 3 4 2 4 3 2 4 2 4 3
2 4 4 5 2 5 4 2 4 2 4 4
2 3 4 4 2 4 4 2 5 2 5 4
2 2 4 5 2 5 4 2 2 2 2 4
2 3 4 4 2 4 4 2 3 2 3 4
2 2 4 2 2 2 4 2 4 2 4 4
3 2 4 5 3 5 4 3 4 3 4 4
129
2 5 4 4 2 4 4 2 4 2 4 4
2 4 4 2 2 2 4 2 4 2 4 4
2 3 4 5 2 5 4 2 4 2 4 4
2 4 3 2 2 2 3 2 3 2 3 3
2 5 4 4 2 4 4 2 3 2 3 4
2 4 4 4 2 4 4 2 3 2 3 4
2 2 5 5 2 5 5 2 3 2 3 5
2 3 3 4 2 4 3 2 3 2 3 3
2 3 3 4 2 4 3 2 3 2 3 3
2 2 4 4 2 4 4 2 4 2 4 4
2 2 4 2 2 2 4 2 3 2 3 4
2 3 4 4 2 4 4 2 4 2 4 4
2 4 4 5 2 5 4 2 5 2 5 4
3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3
2 3 3 5 2 5 3 2 3 2 3 3
2 3 4 4 2 4 4 2 5 2 5 4
2 3 4 4 2 4 4 2 3 2 3 4
2 4 4 5 2 5 4 2 3 2 3 4
2 2 4 4 2 4 4 2 4 2 4 4
2 2 4 5 2 5 4 2 3 2 3 4
130
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL ETIKA PROFESI
EP1 EP2 EP3 EP4 EP5 EP6 EP7 EP8 EP9 EP10 EP11 EP12 EP13 EP14
4 3 4 4 3 3 3 5 4 3 4 4 4 4
4 2 5 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4
4 2 4 4 4 4 3 4 4 3 2 2 2 4
4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 2
3 2 2 3 3 2 2 4 5 4 2 2 2 4
4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 2 2
5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4
2 3 4 2 4 4 4 3 3 3 2 2 2 4
2 2 5 2 4 4 4 3 3 3 2 2 2 4
3 2 4 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2
2 3 4 2 3 4 4 4 4 3 2 2 2 4
1 2 2 1 1 4 4 4 4 3 2 2 2 2
2 2 4 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3
4 3 3 4 2 5 4 5 5 4 2 2 2 3
4 3 3 4 2 5 4 5 5 4 2 2 2 4
4 2 4 4 2 5 4 5 5 4 2 2 2 4
2 2 4 2 2 5 5 4 4 2 2 2 2 5
3 3 4 3 2 4 4 3 3 3 2 2 2 5
3 4 4 3 3 4 5 5 5 2 2 2 2 4
2 4 3 2 3 4 4 4 4 2 2 2 2 2
4 3 3 4 5 5 4 3 3 4 2 2 2 5
3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 5
2 3 4 2 3 4 4 4 3 4 2 2 2 3
4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4
4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 2 2 2 1
3 2 4 3 4 3 4 3 4 4 2 2 2 4
3 2 4 3 4 3 4 3 3 4 2 2 2 3
3 2 3 3 4 3 4 3 4 4 2 2 2 2
4 2 3 4 2 5 4 5 4 5 2 2 2 4
4 3 4 4 3 3 3 5 4 3 4 4 4 4
4 2 5 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4
131
4 2 4 4 4 4 3 4 4 3 2 2 2 4
4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 2
3 2 2 3 3 2 2 4 5 4 2 2 2 4
4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 2 2
5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4
2 3 4 2 4 4 4 3 3 3 2 2 2 4
2 2 5 2 4 4 4 3 3 3 2 2 2 4
3 2 4 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2
2 4 4 2 2 4 4 4 4 2 2 2 2 2
4 2 3 4 5 3 4 5 4 5 3 3 3 3
4 2 3 4 4 5 3 5 3 5 2 2 2 3
3 2 2 3 3 4 3 4 2 2 2 2 2 4
4 2 2 4 4 3 4 4 4 4 2 2 2 5
3 2 3 3 4 3 4 3 4 4 2 2 2 4
2 2 4 2 5 4 5 4 5 4 2 2 2 3
4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 2 2 2 2
3 2 3 3 2 4 4 3 3 3 2 2 2 5
3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3
4 3 4 4 3 3 3 5 4 3 4 4 4 4
4 2 5 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4
4 2 4 4 4 4 3 4 4 3 2 2 2 4
4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 2
3 2 2 3 3 2 2 4 5 4 2 2 2 4
4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 2 2
5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4
2 3 4 2 4 4 4 3 3 3 2 2 2 4
2 2 5 2 4 4 4 3 3 3 2 2 2 4
3 2 4 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2
2 3 4 2 1 4 4 4 4 2 3 3 3 3
2 2 4 2 2 4 4 5 5 2 2 2 2 4
3 4 2 3 3 5 5 4 4 4 2 2 2 3
4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 5
3 4 4 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2
2 3 4 2 4 4 4 4 3 4 2 2 2 3
2 2 4 2 4 4 3 4 3 2 2 2 2 4
3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4
132
4 2 4 4 3 3 3 4 4 3 2 2 2 4
4 2 4 4 5 2 4 4 4 2 3 3 3 4
4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 5
4 4 4 4 3 4 5 4 4 3 2 2 2 5
4 3 4 4 4 3 3 2 4 4 2 2 2 4
4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 2 2 2 2
5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 2 2 2 3
5 4 4 5 4 4 5 4 4 5 2 2 2 4
4 2 5 4 4 5 5 4 5 4 2 2 2 4
4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4
2 3 3 2 4 4 4 4 4 3 2 2 2 4
4 3 4 4 3 3 3 5 4 3 4 4 4 4
4 2 5 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4
4 2 4 4 4 4 3 4 4 3 2 2 2 4
4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 2
3 2 2 3 3 2 2 4 5 4 2 2 2 4
4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 2 2
5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4
2 3 4 2 4 4 4 3 3 3 2 2 2 4
2 2 5 2 4 4 4 3 3 3 2 2 2 4
3 2 4 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2
4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 2 2 2 4
133
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL PENGETAHUAN MENDETEKSI
KEKELIRUAN
PMK1 PMK2 PMK3 PMK4 PMK5 PMK6 PMK7 PMK8 PMK9 PMK10
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 5 4 4 5 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
2 2 4 2 2 4 2 2 2 2
4 4 2 4 4 2 4 4 4 4
2 2 4 2 2 4 2 2 2 2
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 3 4 4 3 4 4 4 4
4 4 3 4 4 3 4 4 4 4
2 2 4 2 2 4 2 2 2 2
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
2 2 4 2 2 4 2 2 2 2
3 3 4 3 3 4 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 5 4 5 5 4 5 5 5 5
5 5 4 5 5 4 5 5 5 5
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
2 2 4 2 2 4 2 2 2 2
5 5 4 5 5 4 5 5 5 5
5 5 4 5 5 4 5 5 5 5
3 3 4 3 3 4 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
1 1 4 1 1 4 1 1 1 1
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 3 4 3 3 4 3 3 3 3
2 2 3 2 2 3 2 2 2 2
4 4 3 4 4 3 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 5 4 5 5 4 5 5 5 5
5 5 4 5 5 4 5 5 5 5
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
2 2 3 2 2 3 2 2 2 2
3 3 4 3 3 4 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
134
4 4 5 4 4 5 4 4 4 4
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
2 2 3 2 2 3 2 2 2 2
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
2 2 5 2 2 5 2 2 2 2
4 4 3 4 4 3 4 4 4 4
5 5 4 5 5 4 5 5 5 5
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 5 4 5 5 4 5 5 5 5
2 2 4 2 2 4 2 2 2 2
4 4 3 4 4 3 4 4 4 4
2 2 3 2 2 3 2 2 2 2
2 2 4 2 2 4 2 2 2 2
5 5 4 5 5 4 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
2 2 4 2 2 4 2 2 2 2
2 2 4 2 2 4 2 2 2 2
2 2 4 2 2 4 2 2 2 2
2 2 4 2 2 4 2 2 2 2
5 5 4 5 5 4 5 5 5 5
2 2 4 2 2 4 2 2 2 2
5 5 4 5 5 4 5 5 5 5
3 3 4 3 3 4 3 3 3 3
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
4 4 3 4 4 3 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
2 2 4 2 2 4 2 2 2 2
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
2 2 4 2 2 4 2 2 2 2
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 5 4 5 5 4 5 5 5 5
5 5 4 5 5 4 5 5 5 5
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
2 2 3 2 2 3 2 2 2 2
3 3 4 3 3 4 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 5 4 4 5 4 4 4 4
4 4 3 4 4 3 4 4 4 4
135
4 4 3 4 4 3 4 4 4 4
2 2 4 2 2 4 2 2 2 2
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
2 2 4 2 2 4 2 2 2 2
3 3 4 3 3 4 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 5 4 5 5 4 5 5 5 5
5 5 4 5 5 4 5 5 5 5
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
136
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL INDEPENDENSI
I1 I2 I3 I4 I5 I6 I7 I8 I9 I10
4 3 4 5 4 5 4 4 4 5
4 2 5 4 4 4 5 4 5 4
2 2 4 4 2 3 4 2 4 3
3 3 4 4 3 4 4 3 4 4
2 2 2 5 2 5 2 2 2 5
2 2 4 5 2 4 4 2 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
2 3 3 5 2 4 3 2 3 4
2 3 3 4 2 4 3 2 3 4
2 2 4 4 2 4 4 2 4 4
2 2 4 3 2 2 4 2 4 2
2 3 4 4 2 4 4 2 4 4
2 4 4 5 2 5 4 2 4 5
3 4 3 4 3 4 3 3 3 4
2 3 3 3 2 5 3 2 3 5
2 3 4 4 2 4 4 2 4 4
2 3 4 3 2 4 4 2 4 4
2 4 4 4 2 5 4 2 4 5
2 2 4 4 2 4 4 2 4 4
2 2 4 5 2 5 4 2 4 5
2 3 4 4 2 4 4 2 4 4
2 4 4 4 2 2 4 2 4 2
2 4 4 4 2 2 4 2 4 2
2 4 4 4 2 4 4 2 4 4
3 4 4 4 3 5 4 3 4 5
2 2 4 4 2 4 4 2 4 4
2 2 4 5 2 4 4 2 4 4
2 2 4 5 2 4 4 2 4 4
2 2 3 4 2 3 3 2 3 3
2 2 3 4 2 4 3 2 3 4
3 2 4 4 3 5 4 3 4 5
2 5 4 4 2 4 4 2 4 4
2 4 4 3 2 2 4 2 4 2
2 3 4 3 2 5 4 2 4 5
2 4 3 4 2 2 3 2 3 2
2 5 4 5 2 4 4 2 4 4
2 4 4 4 2 4 4 2 4 4
2 2 5 4 2 5 5 2 5 5
137
3 2 5 3 3 5 5 3 5 5
2 4 3 4 2 2 3 2 3 2
2 4 5 4 2 4 5 2 5 4
3 4 5 5 3 4 5 3 5 4
2 5 3 4 2 4 3 2 3 4
2 5 4 4 2 4 4 2 4 4
2 4 4 5 2 4 4 2 4 4
2 4 4 5 2 4 4 2 4 4
2 4 4 4 2 5 4 2 4 5
2 2 3 4 2 4 3 2 3 4
2 3 3 5 2 4 3 2 3 4
2 4 4 4 2 4 4 2 4 4
2 2 4 3 2 3 4 2 4 3
3 4 5 4 3 4 5 3 5 4
2 4 4 3 2 4 4 2 4 4
2 4 4 4 2 4 4 2 4 4
2 4 4 5 2 5 4 2 4 5
2 3 4 4 2 4 4 2 4 4
2 2 4 3 2 2 4 2 4 2
2 4 4 4 2 4 4 2 4 4
2 3 4 4 2 4 4 2 4 4
2 2 4 4 2 3 4 2 4 3
3 3 4 4 3 4 4 3 4 4
2 2 4 5 2 4 4 2 4 4
2 4 2 5 2 5 2 2 2 5
2 2 3 4 2 4 3 2 3 4
2 4 4 5 2 5 4 2 4 5
2 3 4 4 2 4 4 2 4 4
2 2 4 5 2 5 4 2 4 5
2 3 4 4 2 4 4 2 4 4
2 2 4 3 2 2 4 2 4 2
3 2 4 4 3 5 4 3 4 5
2 5 4 4 2 4 4 2 4 4
2 4 4 3 2 2 4 2 4 2
2 3 4 3 2 5 4 2 4 5
2 4 3 4 2 2 3 2 3 2
2 5 4 5 2 4 4 2 4 4
2 4 4 4 2 4 4 2 4 4
2 2 5 4 2 5 5 2 5 5
2 3 3 5 2 4 3 2 3 4
2 3 3 4 2 4 3 2 3 4
138
2 2 4 4 2 4 4 2 4 4
2 2 4 3 2 2 4 2 4 2
2 3 4 4 2 4 4 2 4 4
2 4 4 5 2 5 4 2 4 5
3 4 3 4 3 4 3 3 3 4
2 3 3 3 2 5 3 2 3 5
2 3 4 4 2 4 4 2 4 4
2 3 4 3 2 4 4 2 4 4
2 4 4 4 2 5 4 2 4 5
2 2 4 4 2 4 4 2 4 4
2 2 4 5 2 5 4 2 4 5
139
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL MATERIALITAS
M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7 M8 M9 M10 M11 M12
5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 3 4
4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4
2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 5
4 4 4 2 4 4 4 2 5 4 4 4
4 5 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5
4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4
4 5 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4
4 4 4 4 4 5 4 2 3 4 4 4
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4
4 4 4 4 4 4 4 2 5 4 4 5
4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 5 5
4 4 2 3 2 4 4 3 5 4 4 5
4 3 3 3 3 3 3 3 5 3 5 5
4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 2 3 4 4 3 4 4 4
5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5
5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 4 5
4 5 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4
4 5 5 4 4 4 4 2 5 4 4 5
4 5 3 4 5 3 4 5 4 4 2 4
3 5 4 4 5 4 3 5 3 3 2 5
4 5 3 4 4 4 5 3 4 5 4 4
4 3 3 4 3 3 3 4 5 3 5 5
4 5 2 4 4 4 4 1 3 4 4 5
4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3
4 4 3 3 2 4 4 3 4 4 4 5
4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4
4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5
5 5 4 4 5 4 5 4 4 5 5 4
4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4
5 5 4 4 5 4 4 5 4 4 2 4
4 3 3 4 3 2 3 4 4 3 5 4
5 5 4 4 4 4 4 2 3 4 2 4
5 5 5 4 3 4 4 3 5 4 4 5
4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4
4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5
140
4 4 3 4 4 5 5 5 4 5 5 5
4 4 4 4 4 2 2 2 4 2 2 4
5 2 4 3 5 5 5 5 5 5 4 5
5 4 4 4 4 5 5 3 4 5 4 5
4 2 2 5 3 5 4 5 3 4 4 4
4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4
4 4 4 3 4 3 4 5 4 4 4 4
5 4 4 4 4 3 5 3 5 5 4 5
5 5 4 5 3 5 5 5 3 5 5 5
3 3 5 5 5 5 3 3 5 3 4 3
5 2 4 4 3 4 5 3 5 5 4 5
5 5 4 3 3 5 5 5 4 5 4 5
4 3 5 4 3 3 4 5 4 4 3 4
4 3 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4
5 2 3 3 2 5 5 3 4 5 4 5
5 4 5 5 4 3 5 4 3 5 4 5
5 4 5 4 3 3 5 5 5 5 5 5
4 3 3 5 5 3 4 3 4 4 4 4
3 2 5 4 2 3 3 5 5 3 2 3
4 4 5 3 5 5 4 5 3 4 4 4
5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 5
5 4 5 4 3 5 5 5 5 5 3 5
4 3 5 5 2 5 4 4 4 4 4 4
5 4 5 3 4 5 5 4 3 5 4 5
5 5 5 4 5 3 5 4 5 5 5 5
3 2 4 4 2 4 3 3 4 3 4 3
5 5 5 5 3 5 5 3 5 5 5 5
5 2 4 4 3 3 5 3 4 5 4 5
5 5 5 5 5 5 5 3 3 5 5 5
4 3 4 4 2 4 4 5 4 4 4 4
4 3 3 3 4 4 4 4 5 4 2 4
5 5 4 4 5 4 5 4 3 5 5 4
4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4
5 5 4 4 5 4 4 5 4 4 2 4
4 3 3 4 3 2 3 4 3 3 5 4
5 5 4 4 4 4 4 2 4 4 2 4
5 5 5 4 3 4 4 3 5 4 4 5
4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4
4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5
4 5 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4
4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4
141
4 4 4 4 4 5 4 2 4 4 4 4
2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4
4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 5
4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 5 5
4 4 2 3 2 4 4 3 5 4 4 5
4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 5 5
4 4 4 4 2 3 4 4 3 4 4 4
4 4 4 4 2 3 4 4 5 4 4 4
5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 5 5
5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 5
4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 4
142
LAMPIRAN 5:
HASIL
PENGUJIAN
INSTRUMEN
PENELITIAN
143
HASIL UJI VALIDITAS
Hasil Uji Validitas Variabel Profesionalisme
Correlations
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 TP
P1 Pearson Correlation 1 -.008 .230* .177 1.000** .177 .230* 1.000** -.023 1.000** -.023 .230* .625**
Sig. (2-tailed) .942 .029 .095 .000 .095 .029 .000 .830 .000 .830 .029 .000
Sum of Squares and Cross-products 19.156 -.311 5.489 6.533 19.156 6.533 5.489 19.156 -.733 19.156 -.733 5.489 104.378
Covariance .215 -.003 .062 .073 .215 .073 .062 .215 -.008 .215 -.008 .062 1.173
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
P2 Pearson Correlation -.008 1 -.040 -.020 -.008 -.020 -.040 -.008 .127 -.008 .127 -.040 .258*
Sig. (2-tailed) .942 .710 .849 .942 .849 .710 .942 .234 .942 .234 .710 .014
Sum of Squares and Cross-products -.311 83.122 -1.978 -1.567 -.311 -1.567 -1.978 -.311 8.467 -.311 8.467 -1.978 89.744
Covariance -.003 .934 -.022 -.018 -.003 -.018 -.022 -.003 .095 -.003 .095 -.022 1.008
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
P3 Pearson Correlation .230* -.040 1 .077 .230* .077 1.000** .230* .107 .230* .107 1.000** .600**
Sig. (2-tailed) .029 .710 .472 .029 .472 .000 .029 .317 .029 .317 .000 .000
Sum of Squares and Cross-products 5.489 -1.978 29.822 3.533 5.489 3.533 29.822 5.489 4.267 5.489 4.267 29.822 125.044
Covariance .062 -.022 .335 .040 .062 .040 .335 .062 .048 .062 .048 .335 1.405
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
P4 Pearson Correlation .177 -.020 .077 1 .177 1.000** .077 .177 -.062 .177 -.062 .077 .527**
Sig. (2-tailed) .095 .849 .472 .095 .000 .472 .095 .564 .095 .564 .472 .000
Sum of Squares and Cross-products 6.533 -1.567 3.533 70.900 6.533 70.900 3.533 6.533 -3.800 6.533 -3.800 3.533 169.367
Covariance .073 -.018 .040 .797 .073 .797 .040 .073 -.043 .073 -.043 .040 1.903
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
P5 Pearson Correlation 1.000** -.008 .230* .177 1 .177 .230* 1.000** -.023 1.000** -.023 .230* .625**
Sig. (2-tailed) .000 .942 .029 .095 .095 .029 .000 .830 .000 .830 .029 .000
Sum of Squares and Cross-products 19.156 -.311 5.489 6.533 19.156 6.533 5.489 19.156 -.733 19.156 -.733 5.489 104.378
Covariance .215 -.003 .062 .073 .215 .073 .062 .215 -.008 .215 -.008 .062 1.173
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
P6 Pearson Correlation .177 -.020 .077 1.000** .177 1 .077 .177 -.062 .177 -.062 .077 .527**
Sig. (2-tailed) .095 .849 .472 .000 .095 .472 .095 .564 .095 .564 .472 .000
Sum of Squares and Cross-products 6.533 -1.567 3.533 70.900 6.533 70.900 3.533 6.533 -3.800 6.533 -3.800 3.533 169.367
Covariance .073 -.018 .040 .797 .073 .797 .040 .073 -.043 .073 -.043 .040 1.903
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
144
P7
Pearson Correlation
.230*
-.040
1.000**
.077
.230*
.077
1
.230*
.107
.230*
.107
1.000**
.600**
Sig. (2-tailed) .029 .710 .000 .472 .029 .472 .029 .317 .029 .317 .000 .000
Sum of Squares and Cross-products 5.489 -1.978 29.822 3.533 5.489 3.533 29.822 5.489 4.267 5.489 4.267 29.822 125.044
Covariance .062 -.022 .335 .040 .062 .040 .335 .062 .048 .062 .048 .335 1.405
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
P8 Pearson Correlation 1.000** -.008 .230* .177 1.000** .177 .230* 1 -.023 1.000** -.023 .230* .625**
Sig. (2-tailed) .000 .942 .029 .095 .000 .095 .029 .830 .000 .830 .029 .000
Sum of Squares and Cross-products 19.156 -.311 5.489 6.533 19.156 6.533 5.489 19.156 -.733 19.156 -.733 5.489 104.378
Covariance .215 -.003 .062 .073 .215 .073 .062 .215 -.008 .215 -.008 .062 1.173
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
P9 Pearson Correlation -.023 .127 .107 -.062 -.023 -.062 .107 -.023 1 -.023 1.000** .107 .422**
Sig. (2-tailed) .830 .234 .317 .564 .830 .564 .317 .830 .830 .000 .317 .000
Sum of Squares and Cross-products -.733 8.467 4.267 -3.800 -.733 -3.800 4.267 -.733 53.600 -.733 53.600 4.267 117.933
Covariance -.008 .095 .048 -.043 -.008 -.043 .048 -.008 .602 -.008 .602 .048 1.325
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
P10 Pearson Correlation 1.000** -.008 .230* .177 1.000** .177 .230* 1.000** -.023 1 -.023 .230* .625**
Sig. (2-tailed) .000 .942 .029 .095 .000 .095 .029 .000 .830 .830 .029 .000
Sum of Squares and Cross-products 19.156 -.311 5.489 6.533 19.156 6.533 5.489 19.156 -.733 19.156 -.733 5.489 104.378
Covariance .215 -.003 .062 .073 .215 .073 .062 .215 -.008 .215 -.008 .062 1.173
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
P11 Pearson Correlation -.023 .127 .107 -.062 -.023 -.062 .107 -.023 1.000** -.023 1 .107 .422**
Sig. (2-tailed) .830 .234 .317 .564 .830 .564 .317 .830 .000 .830 .317 .000
Sum of Squares and Cross-products -.733 8.467 4.267 -3.800 -.733 -3.800 4.267 -.733 53.600 -.733 53.600 4.267 117.933
Covariance -.008 .095 .048 -.043 -.008 -.043 .048 -.008 .602 -.008 .602 .048 1.325
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
P12 Pearson Correlation .230* -.040 1.000** .077 .230* .077 1.000** .230* .107 .230* .107 1 .600**
Sig. (2-tailed) .029 .710 .000 .472 .029 .472 .000 .029 .317 .029 .317 .000
Sum of Squares and Cross-products 5.489 -1.978 29.822 3.533 5.489 3.533 29.822 5.489 4.267 5.489 4.267 29.822 125.044
Covariance .062 -.022 .335 .040 .062 .040 .335 .062 .048 .062 .048 .335 1.405
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
TP Pearson Correlation .625** .258* .600** .527** .625** .527** .600** .625** .422** .625** .422** .600** 1
Sig. (2-tailed) .000 .014 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
Sum of Squares and Cross-products 104.378 89.744 125.044 169.367 104.378 169.367 125.044 104.378 117.933 104.378 117.933 125.044 1456.989
Covariance 1.173 1.008 1.405 1.903 1.173 1.903 1.405 1.173 1.325 1.173 1.325 1.405 16.371
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
145
Hasil Uji Validitas Variabel Etika Profesi
Correlations
EP1 EP2 EP3 EP4 EP5 EP6 EP7 EP8 EP9 EP10 EP11 EP12 EP13 EP14 TEP
EP1 Pearson Correlation 1 .243* .061 1.000** .382** .112 .036 .423** .401** .472** .459** .459** .459** .049 .760**
Sig. (2-tailed) .021 .571 .000 .000 .294 .734 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .646 .000
Sum of Squares and Cross-products
78.622 16.667 3.822 78.622 29.644 7.533 2.244 25.911 27.044 31.978 27.267 27.267 27.267 4.000 387.889
Covariance .883 .187 .043 .883 .333 .085 .025 .291 .304 .359 .306 .306 .306 .045 4.358
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
EP2 Pearson Correlation .243* 1 .030 .243* .167 .323** .396** .268* .209* .124 .212* .212* .212* .014 .482**
Sig. (2-tailed) .021 .777 .021 .115 .002 .000 .011 .048 .244 .045 .045 .045 .895 .000
Sum of Squares and Cross-products
16.667 60.000 1.667 16.667 11.333 19.000 21.333 14.333 12.333 7.333 11.000 11.000 11.000 1.000 214.667
Covariance .187 .674 .019 .187 .127 .213 .240 .161 .139 .082 .124 .124 .124 .011 2.412
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
EP3 Pearson Correlation .061 .030 1 .061 .181 .114 .174 -.136 -.169 -.192 .316** .316** .316** .000 .256*
Sig. (2-tailed) .571 .777 .571 .088 .286 .100 .201 .111 .070 .002 .002 .002 1.000 .015
Sum of Squares and Cross-products
3.822 1.667 50.622 3.822 11.244 6.133 8.644 -6.689 -9.156 -10.422 15.067 15.067 15.067 .000 104.889
Covariance .043 .019 .569 .043 .126 .069 .097 -.075 -.103 -.117 .169 .169 .169 .000 1.179
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
EP4 Pearson Correlation 1.000** .243* .061 1 .382** .112 .036 .423** .401** .472** .459** .459** .459** .049 .760**
Sig. (2-tailed) .000 .021 .571 .000 .294 .734 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .646 .000
Sum of Squares and Cross-products
78.622 16.667 3.822 78.622 29.644 7.533 2.244 25.911 27.044 31.978 27.267 27.267 27.267 4.000 387.889
Covariance .883 .187 .043 .883 .333 .085 .025 .291 .304 .359 .306 .306 .306 .045 4.358
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
EP5 Pearson Correlation .382** .167 .181 .382** 1 .125 .251* -.023 .086 .332** .122 .122 .122 .000 .457**
Sig. (2-tailed) .000 .115 .088 .000 .242 .017 .831 .423 .001 .253 .253 .253 1.000 .000
Sum of Squares and Cross-products
29.644 11.333 11.244 29.644 76.489 8.267 15.289 -1.378 5.689 22.156 7.133 7.133 7.133 .000 229.778
Covariance .333 .127 .126 .333 .859 .093 .172 -.015 .064 .249 .080 .080 .080 .000 2.582
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
146
EP6
Pearson Correlation
.112 .323** .114 .112 .125 1 .645** .288** .147 .108 -.043 -.043 -.043 .129 .395**
Sig. (2-tailed) .294 .002 .286 .294 .242 .000 .006 .168 .310 .686 .686 .686 .226 .000
Sum of Squares and Cross-products
7.533 19.000 6.133 7.533 8.267 57.600 34.067 15.067 8.467 6.267 -2.200 -2.200 -2.200 9.000 172.333
Covariance .085 .213 .069 .085 .093 .647 .383 .169 .095 .070 -.025 -.025 -.025 .101 1.936
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
EP7 Pearson Correlation .036 .396** .174 .036 .251* .645** 1 .142 .209* .150 -.053 -.053 -.053 .109 .394**
Sig. (2-tailed) .734 .000 .100 .734 .017 .000 .182 .048 .159 .621 .621 .621 .305 .000
Sum of Squares and Cross-products
2.244 21.333 8.644 2.244 15.289 34.067 48.489 6.822 11.089 7.956 -2.467 -2.467 -2.467 7.000 157.778
Covariance .025 .240 .097 .025 .172 .383 .545 .077 .125 .089 -.028 -.028 -.028 .079 1.773
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
EP8 Pearson Correlation .423** .268* -.136 .423** -.023 .288** .142 1 .627** .243* .455** .455** .455** .055 .604**
Sig. (2-tailed) .000 .011 .201 .000 .831 .006 .182 .000 .021 .000 .000 .000 .606 .000
Sum of Squares and Cross-products
25.911 14.333 -6.689 25.911 -1.378 15.067 6.822 47.656 32.922 12.789 21.033 21.033 21.033 3.500 239.944
Covariance .291 .161 -.075 .291 -.015 .169 .077 .535 .370 .144 .236 .236 .236 .039 2.696
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
EP9 Pearson Correlation .401** .209* -.169 .401** .086 .147 .209* .627** 1 .445** .260* .260* .260* .165 .572**
Sig. (2-tailed) .000 .048 .111 .000 .423 .168 .048 .000 .000 .013 .013 .013 .121 .000
Sum of Squares and Cross-products
27.044 12.333 -9.156 27.044 5.689 8.467 11.089 32.922 57.789 25.856 13.233 13.233 13.233 11.500 250.278
Covariance .304 .139 -.103 .304 .064 .095 .125 .370 .649 .291 .149 .149 .149 .129 2.812
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
EP10 Pearson Correlation .472** .124 -.192 .472** .332** .108 .150 .243* .445** 1 .110 .110 .110 .178 .509**
Sig. (2-tailed) .000 .244 .070 .000 .001 .310 .159 .021 .000 .302 .302 .302 .093 .000
Sum of Squares and Cross-products
31.978 7.333 -10.422 31.978 22.156 6.267 7.956 12.789 25.856 58.322 5.633 5.633 5.633 12.500 223.611
Covariance .359 .082 -.117 .359 .249 .070 .089 .144 .291 .655 .063 .063 .063 .140 2.512
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
147
EP11
Pearson Correlation
.459** .212* .316** .459** .122 -.043 -.053 .455** .260* .110 1 1.000** 1.000** .089 .682**
Sig. (2-tailed) .000 .045 .002 .000 .253 .686 .621 .000 .013 .302 .000 .000 .403 .000
Sum of Squares and Cross-products
27.267 11.000 15.067 27.267 7.133 -2.200 -2.467 21.033 13.233 5.633 44.900 44.900 44.900 5.500 263.167
Covariance .306 .124 .169 .306 .080 -.025 -.028 .236 .149 .063 .504 .504 .504 .062 2.957
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
EP12 Pearson Correlation .459** .212* .316** .459** .122 -.043 -.053 .455** .260* .110 1.000** 1 1.000** .089 .682**
Sig. (2-tailed) .000 .045 .002 .000 .253 .686 .621 .000 .013 .302 .000 .000 .403 .000
Sum of Squares and Cross-products
27.267 11.000 15.067 27.267 7.133 -2.200 -2.467 21.033 13.233 5.633 44.900 44.900 44.900 5.500 263.167
Covariance .306 .124 .169 .306 .080 -.025 -.028 .236 .149 .063 .504 .504 .504 .062 2.957
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
EP13 Pearson Correlation .459** .212* .316** .459** .122 -.043 -.053 .455** .260* .110 1.000** 1.000** 1 .089 .682**
Sig. (2-tailed) .000 .045 .002 .000 .253 .686 .621 .000 .013 .302 .000 .000 .403 .000
Sum of Squares and Cross-products
27.267 11.000 15.067 27.267 7.133 -2.200 -2.467 21.033 13.233 5.633 44.900 44.900 44.900 5.500 263.167
Covariance .306 .124 .169 .306 .080 -.025 -.028 .236 .149 .063 .504 .504 .504 .062 2.957
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
EP14 Pearson Correlation .049 .014 .000 .049 .000 .129 .109 .055 .165 .178 .089 .089 .089 1 .290**
Sig. (2-tailed) .646 .895 1.000 .646 1.000 .226 .305 .606 .121 .093 .403 .403 .403 .006
Sum of Squares and Cross-products
4.000 1.000 .000 4.000 .000 9.000 7.000 3.500 11.500 12.500 5.500 5.500 5.500 84.500 153.500
Covariance .045 .011 .000 .045 .000 .101 .079 .039 .129 .140 .062 .062 .062 .949 1.725
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
TEP Pearson Correlation .760** .482** .256* .760** .457** .395** .394** .604** .572** .509** .682** .682** .682** .290** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .015 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .006
Sum of Squares and Cross-products
387.889 214.667 104.889 387.889 229.778 172.333 157.778 239.944 250.278 223.611 263.167 263.167 263.167 153.500 3312.056
Covariance 4.358 2.412 1.179 4.358 2.582 1.936 1.773 2.696 2.812 2.512 2.957 2.957 2.957 1.725 37.214
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
148
Hasil Uji Validitas Variabel Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan
Correlations
PMK1 PMK2 PMK3 PMK4 PMK5 PMK6 PMK7 PMK8 PMK9 PMK10 TPMK
PMK1 Pearson Correlation 1 1.000** .217* 1.000** 1.000** .217* 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** .992**
Sig. (2-tailed) .000 .040 .000 .000 .040 .000 .000 .000 .000 .000
Sum of Squares and Cross-products
110.400 110.400 12.467 110.400 110.400 12.467 110.400 110.400 110.400 110.400 908.133
Covariance 1.240 1.240 .140 1.240 1.240 .140 1.240 1.240 1.240 1.240 10.204
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
PMK2 Pearson Correlation 1.000** 1 .217* 1.000** 1.000** .217* 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** .992**
Sig. (2-tailed) .000 .040 .000 .000 .040 .000 .000 .000 .000 .000
Sum of Squares and Cross-products
110.400 110.400 12.467 110.400 110.400 12.467 110.400 110.400 110.400 110.400 908.133
Covariance 1.240 1.240 .140 1.240 1.240 .140 1.240 1.240 1.240 1.240 10.204
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
PMK3 Pearson Correlation .217* .217* 1 .217* .217* 1.000** .217* .217* .217* .217* .335**
Sig. (2-tailed) .040 .040 .040 .040 .000 .040 .040 .040 .040 .001
Sum of Squares and Cross-products
12.467 12.467 29.822 12.467 12.467 29.822 12.467 12.467 12.467 12.467 159.378
Covariance .140 .140 .335 .140 .140 .335 .140 .140 .140 .140 1.791
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
PMK4 Pearson Correlation 1.000** 1.000** .217* 1 1.000** .217* 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** .992**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .040 .000 .040 .000 .000 .000 .000 .000
Sum of Squares and Cross-products
110.400 110.400 12.467 110.400 110.400 12.467 110.400 110.400 110.400 110.400 908.133
Covariance 1.240 1.240 .140 1.240 1.240 .140 1.240 1.240 1.240 1.240 10.204
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
149
PMK5
Pearson Correlation
1.000** 1.000** .217* 1.000** 1 .217* 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** .992**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .040 .000 .040 .000 .000 .000 .000 .000
Sum of Squares and Cross-products
110.400 110.400 12.467 110.400 110.400 12.467 110.400 110.400 110.400 110.400 908.133
Covariance 1.240 1.240 .140 1.240 1.240 .140 1.240 1.240 1.240 1.240 10.204
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
PMK6 Pearson Correlation .217* .217* 1.000** .217* .217* 1 .217* .217* .217* .217* .335**
Sig. (2-tailed) .040 .040 .000 .040 .040 .040 .040 .040 .040 .001
Sum of Squares and Cross-products
12.467 12.467 29.822 12.467 12.467 29.822 12.467 12.467 12.467 12.467 159.378
Covariance .140 .140 .335 .140 .140 .335 .140 .140 .140 .140 1.791
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
PMK7 Pearson Correlation 1.000** 1.000** .217* 1.000** 1.000** .217* 1 1.000** 1.000** 1.000** .992**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .040 .000 .000 .040 .000 .000 .000 .000
Sum of Squares and Cross-products
110.400 110.400 12.467 110.400 110.400 12.467 110.400 110.400 110.400 110.400 908.133
Covariance 1.240 1.240 .140 1.240 1.240 .140 1.240 1.240 1.240 1.240 10.204
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
PMK8 Pearson Correlation 1.000** 1.000** .217* 1.000** 1.000** .217* 1.000** 1 1.000** 1.000** .992**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .040 .000 .000 .040 .000 .000 .000 .000
Sum of Squares and Cross-products
110.400 110.400 12.467 110.400 110.400 12.467 110.400 110.400 110.400 110.400 908.133
Covariance 1.240 1.240 .140 1.240 1.240 .140 1.240 1.240 1.240 1.240 10.204
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
PMK9 Pearson Correlation 1.000** 1.000** .217* 1.000** 1.000** .217* 1.000** 1.000** 1 1.000** .992**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .040 .000 .000 .040 .000 .000 .000 .000
Sum of Squares and Cross-products
110.400 110.400 12.467 110.400 110.400 12.467 110.400 110.400 110.400 110.400 908.133
Covariance 1.240 1.240 .140 1.240 1.240 .140 1.240 1.240 1.240 1.240 10.204
150
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
PMK10 Pearson Correlation 1.000** 1.000** .217* 1.000** 1.000** .217* 1.000** 1.000** 1.000** 1 .992**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .040 .000 .000 .040 .000 .000 .000 .000
Sum of Squares and Cross-products
110.400 110.400 12.467 110.400 110.400 12.467 110.400 110.400 110.400 110.400 908.133
Covariance 1.240 1.240 .140 1.240 1.240 .140 1.240 1.240 1.240 1.240 10.204
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
TPMK Pearson Correlation .992** .992** .335** .992** .992** .335** .992** .992** .992** .992** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000 Sum of Squares and Cross-products
908.133 908.133 159.378 908.133 908.133 159.378 908.133 908.133 908.133 908.133 7583.822
Covariance 10.204 10.204 1.791 10.204 10.204 1.791 10.204 10.204 10.204 10.204 85.211
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
151
Hasil Uji Validitas Variabel Independensi
Correlations
I1 I2 I3 I4 I5 I6 I7 I8 I9 I10 TI
I1 Pearson Correlation 1 -.008 .230* .029 1.000** .177 .230* 1.000** .230* .177 .600**
Sig. (2-tailed) .942 .029 .789 .000 .095 .029 .000 .029 .095 .000
Sum of Squares and Cross-products 19.156 -.311 5.489 .756 19.156 6.533 5.489 19.156 5.489 6.533 87.444
Covariance .215 -.003 .062 .008 .215 .073 .062 .215 .062 .073 .983
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
I2 Pearson Correlation -.008 1 -.040 .109 -.008 -.020 -.040 -.008 -.040 -.020 .260*
Sig. (2-tailed) .942 .710 .307 .942 .849 .710 .942 .710 .849 .013
Sum of Squares and Cross-products -.311 83.122 -1.978 5.989 -.311 -1.567 -1.978 -.311 -1.978 -1.567 79.111
Covariance -.003 .934 -.022 .067 -.003 -.018 -.022 -.003 -.022 -.018 .889
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
I3 Pearson Correlation .230* -.040 1 -.119 .230* .077 1.000** .230* 1.000** .077 .589**
Sig. (2-tailed) .029 .710 .265 .029 .472 .000 .029 .000 .472 .000
Sum of Squares and Cross-products 5.489 -1.978 29.822 -3.911 5.489 3.533 29.822 5.489 29.822 3.533 107.111
Covariance .062 -.022 .335 -.044 .062 .040 .335 .062 .335 .040 1.203
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
I4 Pearson Correlation .029 .109 -.119 1 .029 .359** -.119 .029 -.119 .359** .345**
Sig. (2-tailed) .789 .307 .265 .789 .001 .265 .789 .265 .001 .001
Sum of Squares and Cross-products .756 5.989 -3.911 36.456 .756 18.233 -3.911 .756 -3.911 18.233 69.444
Covariance .008 .067 -.044 .410 .008 .205 -.044 .008 -.044 .205 .780
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
I5 Pearson Correlation 1.000** -.008 .230* .029 1 .177 .230* 1.000** .230* .177 .600**
Sig. (2-tailed) .000 .942 .029 .789 .095 .029 .000 .029 .095 .000
Sum of Squares and Cross-products 19.156 -.311 5.489 .756 19.156 6.533 5.489 19.156 5.489 6.533 87.444
Covariance .215 -.003 .062 .008 .215 .073 .062 .215 .062 .073 .983
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
I6 Pearson Correlation .177 -.020 .077 .359** .177 1 .077 .177 .077 1.000** .673**
Sig. (2-tailed) .095 .849 .472 .001 .095 .472 .095 .472 .000 .000
152
Sum of Squares and Cross-products 6.533 -1.567 3.533 18.233 6.533 70.900 3.533 6.533 3.533 70.900 188.667
Covariance .073 -.018 .040 .205 .073 .797 .040 .073 .040 .797 2.120
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
I7 Pearson Correlation .230* -.040 1.000** -.119 .230* .077 1 .230* 1.000** .077 .589**
Sig. (2-tailed) .029 .710 .000 .265 .029 .472 .029 .000 .472 .000
Sum of Squares and Cross-products 5.489 -1.978 29.822 -3.911 5.489 3.533 29.822 5.489 29.822 3.533 107.111
Covariance .062 -.022 .335 -.044 .062 .040 .335 .062 .335 .040 1.203
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
I8 Pearson Correlation 1.000** -.008 .230* .029 1.000** .177 .230* 1 .230* .177 .600**
Sig. (2-tailed) .000 .942 .029 .789 .000 .095 .029 .029 .095 .000
Sum of Squares and Cross-products 19.156 -.311 5.489 .756 19.156 6.533 5.489 19.156 5.489 6.533 87.444
Covariance .215 -.003 .062 .008 .215 .073 .062 .215 .062 .073 .983
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
I9 Pearson Correlation .230* -.040 1.000** -.119 .230* .077 1.000** .230* 1 .077 .589**
Sig. (2-tailed) .029 .710 .000 .265 .029 .472 .000 .029 .472 .000
Sum of Squares and Cross-products 5.489 -1.978 29.822 -3.911 5.489 3.533 29.822 5.489 29.822 3.533 107.111
Covariance .062 -.022 .335 -.044 .062 .040 .335 .062 .335 .040 1.203
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
I10 Pearson Correlation .177 -.020 .077 .359** .177 1.000** .077 .177 .077 1 .673**
Sig. (2-tailed) .095 .849 .472 .001 .095 .000 .472 .095 .472 .000
Sum of Squares and Cross-products 6.533 -1.567 3.533 18.233 6.533 70.900 3.533 6.533 3.533 70.900 188.667
Covariance .073 -.018 .040 .205 .073 .797 .040 .073 .040 .797 2.120
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
TI Pearson Correlation .600** .260* .589** .345** .600** .673** .589** .600** .589** .673** 1
Sig. (2-tailed) .000 .013 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 Sum of Squares and Cross-products
87.444 79.111 107.111 69.444 87.444 188.667 107.111 87.444 107.111 188.667 1109.55
6
Covariance .983 .889 1.203 .780 .983 2.120 1.203 .983 1.203 2.120 12.467
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
153
Hasil Uji Validitas Variabel Materialitas
Correlations
M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7 M8 M9 M10 M11 M12 TM
M1 Pearson Correlation 1 .205 .241* -.011 .146 .194 .469** .047 .123 .469** .216* .406** .558**
Sig. (2-tailed) .052 .022 .920 .169 .067 .000 .658 .249 .000 .041 .000 .000
Sum of Squares and Cross-products
40.989 11.267 11.211 -.422 8.278 9.211 19.256 2.856 5.622 19.256 11.633 14.189 153.344
Covariance .461 .127 .126 -.005 .093 .103 .216 .032 .063 .216 .131 .159 1.723
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
M2 Pearson Correlation .205 1 .223* .267* .374** .140 .361** -.019 -.048 .361** -.058 .095 .504**
Sig. (2-tailed) .052 .035 .011 .000 .187 .000 .859 .655 .000 .586 .371 .000
Sum of Squares and Cross-products
11.267 73.600 13.933 14.133 28.333 8.933 19.867 -1.533 -2.933 19.867 -4.200 4.467 185.733
Covariance .127 .827 .157 .159 .318 .100 .223 -.017 -.033 .223 -.047 .050 2.087
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
M3 Pearson Correlation .241* .223* 1 .335** .291** .241* .217* .287** .176 .217* -.001 -.040 .552**
Sig. (2-tailed) .022 .035 .001 .005 .022 .040 .006 .097 .040 .996 .708 .000
Sum of Squares and Cross-products
11.211 13.933 52.989 15.022 18.722 12.989 10.144 19.744 9.178 10.144 -.033 -1.589 172.456
Covariance .126 .157 .595 .169 .210 .146 .114 .222 .103 .114 .000 -.018 1.938
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
M4 Pearson Correlation -.011 .267* .335** 1 .231* .110 .271** .181 .015 .271** .098 -.233* .431**
Sig. (2-tailed) .920 .011 .001 .029 .302 .010 .088 .891 .010 .360 .027 .000
Sum of Squares and Cross-products
-.422 14.133 15.022 37.956 12.556 5.022 10.711 10.511 .644 10.711 5.067 -7.822 114.089
Covariance -.005 .159 .169 .426 .141 .056 .120 .118 .007 .120 .057 -.088 1.282
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
M5 Pearson Correlation .146 .374** .291** .231* 1 .286** .170 .139 -.009 .170 -.065 -.015 .499**
Sig. (2-tailed) .169 .000 .005 .029 .006 .110 .191 .934 .110 .543 .889 .000
Sum of Squares and Cross-products
8.278 28.333 18.722 12.556 78.056 18.722 9.611 11.611 -.556 9.611 -4.833 -.722 189.389
154
Covariance .093 .318 .210 .141 .877 .210 .108 .130 -.006 .108 -.054 -.008 2.128
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
M6 Pearson Correlation .194 .140 .241* .110 .286** 1 .361** .111 .022 .361** .096 .183 .523**
Sig. (2-tailed) .067 .187 .022 .302 .006 .000 .299 .835 .000 .370 .084 .000
Sum of Squares and Cross-products
9.211 8.933 12.989 5.022 18.722 54.989 17.144 7.744 1.178 17.144 5.967 7.411 166.456
Covariance .103 .100 .146 .056 .210 .618 .193 .087 .013 .193 .067 .083 1.870
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
M7 Pearson Correlation .469** .361** .217* .271** .170 .361** 1 .187 .080 1.000** .212* .276** .745**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .040 .010 .110 .000 .078 .451 .000 .045 .008 .000
Sum of Squares and Cross-products
19.256 19.867 10.144 10.711 9.611 17.144 41.122 11.322 3.689 41.122 11.433 9.656 205.078
Covariance .216 .223 .114 .120 .108 .193 .462 .127 .041 .462 .128 .108 2.304
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
M8 Pearson Correlation .047 -.019 .287** .181 .139 .111 .187 1 .061 .187 .003 -.069 .403**
Sig. (2-tailed) .658 .859 .006 .088 .191 .299 .078 .571 .078 .978 .519 .000
Sum of Squares and Cross-products
2.856 -1.533 19.744 10.511 11.611 7.744 11.322 89.122 4.089 11.322 .233 -3.544 163.478
Covariance .032 -.017 .222 .118 .130 .087 .127 1.001 .046 .127 .003 -.040 1.837
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
M9 Pearson Correlation .123 -.048 .176 .015 -.009 .022 .080 .061 1 .080 .059 .062 .266*
Sig. (2-tailed) .249 .655 .097 .891 .934 .835 .451 .571 .451 .583 .561 .011
Sum of Squares and Cross-products
5.622 -2.933 9.178 .644 -.556 1.178 3.689 4.089 51.156 3.689 3.533 2.422 81.711
Covariance .063 -.033 .103 .007 -.006 .013 .041 .046 .575 .041 .040 .027 .918
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
M10 Pearson Correlation .469** .361** .217* .271** .170 .361** 1.000** .187 .080 1 .212* .276** .745**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .040 .010 .110 .000 .000 .078 .451 .045 .008 .000
Sum of Squares and Cross-products
19.256 19.867 10.144 10.711 9.611 17.144 41.122 11.322 3.689 41.122 11.433 9.656 205.078
Covariance .216 .223 .114 .120 .108 .193 .462 .127 .041 .462 .128 .108 2.304
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
M11 Pearson Correlation .216* -.058 -.001 .098 -.065 .096 .212* .003 .059 .212* 1 .353** .352**
155
Sig. (2-tailed) .041 .586 .996 .360 .543 .370 .045 .978 .583 .045 .001 .001
Sum of Squares and Cross-products
11.633 -4.200 -.033 5.067 -4.833 5.967 11.433 .233 3.533 11.433 70.900 16.233 127.367
Covariance .131 -.047 .000 .057 -.054 .067 .128 .003 .040 .128 .797 .182 1.431
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
M12 Pearson Correlation .406** .095 -.040 -.233* -.015 .183 .276** -.069 .062 .276** .353** 1 .342**
Sig. (2-tailed) .000 .371 .708 .027 .889 .084 .008 .519 .561 .008 .001 .001
Sum of Squares and Cross-products
14.189 4.467 -1.589 -7.822 -.722 7.411 9.656 -3.544 2.422 9.656 16.233 29.789 80.144
Covariance .159 .050 -.018 -.088 -.008 .083 .108 -.040 .027 .108 .182 .335 .900
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
TM Pearson Correlation .558** .504** .552** .431** .499** .523** .745** .403** .266* .745** .352** .342** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .011 .000 .001 .001 Sum of Squares and Cross-products
153.344 185.733 172.456 114.089 189.389 166.456 205.078 163.478 81.711 205.078 127.367 80.144 1844.322
Covariance 1.723 2.087 1.938 1.282 2.128 1.870 2.304 1.837 .918 2.304 1.431 .900 20.723
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
156
HASIL UJI RELIABILITAS
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Profesionalisme
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 90 100.0
Excludeda 0 .0
Total 90 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
.718 .792 12
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
P1 2.1778 .46393 90 P2 3.1444 .96641 90 P3 3.8444 .57886 90 P4 3.9667 .89254 90 P5 2.1778 .46393 90 P6 3.9667 .89254 90 P7 3.8444 .57886 90 P8 2.1778 .46393 90 P9 3.7333 .77605 90 P10 2.1778 .46393 90 P11 3.7333 .77605 90 P12 3.8444 .57886 90
Inter-Item Correlation Matrix
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12
P1 1.000 -.008 .230 .177 1.000 .177 .230 1.000 -.023 1.000 -.023 .230 P2 -.008 1.000 -.040 -.020 -.008 -.020 -.040 -.008 .127 -.008 .127 -.040 P3 .230 -.040 1.000 .077 .230 .077 1.000 .230 .107 .230 .107 1.000 P4 .177 -.020 .077 1.000 .177 1.000 .077 .177 -.062 .177 -.062 .077 P5 1.000 -.008 .230 .177 1.000 .177 .230 1.000 -.023 1.000 -.023 .230 P6 .177 -.020 .077 1.000 .177 1.000 .077 .177 -.062 .177 -.062 .077 P7 .230 -.040 1.000 .077 .230 .077 1.000 .230 .107 .230 .107 1.000 P8 1.000 -.008 .230 .177 1.000 .177 .230 1.000 -.023 1.000 -.023 .230 P9 -.023 .127 .107 -.062 -.023 -.062 .107 -.023 1.000 -.023 1.000 .107 P10 1.000 -.008 .230 .177 1.000 .177 .230 1.000 -.023 1.000 -.023 .230 P11 -.023 .127 .107 -.062 -.023 -.062 .107 -.023 1.000 -.023 1.000 .107 P12 .230 -.040 1.000 .077 .230 .077 1.000 .230 .107 .230 .107 1.000
157
Inter-Item Covariance Matrix
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12
P1 .215 -.003 .062 .073 .215 .073 .062 .215 -.008 .215 -.008 .062 P2 -.003 .934 -.022 -.018 -.003 -.018 -.022 -.003 .095 -.003 .095 -.022 P3 .062 -.022 .335 .040 .062 .040 .335 .062 .048 .062 .048 .335 P4 .073 -.018 .040 .797 .073 .797 .040 .073 -.043 .073 -.043 .040 P5 .215 -.003 .062 .073 .215 .073 .062 .215 -.008 .215 -.008 .062 P6 .073 -.018 .040 .797 .073 .797 .040 .073 -.043 .073 -.043 .040 P7 .062 -.022 .335 .040 .062 .040 .335 .062 .048 .062 .048 .335 P8 .215 -.003 .062 .073 .215 .073 .062 .215 -.008 .215 -.008 .062 P9 -.008 .095 .048 -.043 -.008 -.043 .048 -.008 .602 -.008 .602 .048 P10 .215 -.003 .062 .073 .215 .073 .062 .215 -.008 .215 -.008 .062 P11 -.008 .095 .048 -.043 -.008 -.043 .048 -.008 .602 -.008 .602 .048 P12 .062 -.022 .335 .040 .062 .040 .335 .062 .048 .062 .048 .335
Summary Item Statistics
Mean Minimum Maximum Range Maximum / Minimum Variance
N of Items
Item Means 3.232 2.178 3.967 1.789 1.821 .651 12 Item Variances .466 .215 .934 .719 4.339 .071 12 Inter-Item Covariances .082 -.043 .797 .839 -18.658 .020 12 Inter-Item Correlations .241 -.062 1.000 1.062 -16.223 .125 12
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
P1 36.6111 14.240 .547 . .684 P2 35.6444 15.288 .020 . .764 P3 34.9444 13.896 .496 . .683 P4 34.8222 13.361 .339 . .705 P5 36.6111 14.240 .547 . .684 P6 34.8222 13.361 .339 . .705 P7 34.9444 13.896 .496 . .683 P8 36.6111 14.240 .547 . .684 P9 35.0556 14.323 .246 . .716 P10 36.6111 14.240 .547 . .684 P11 35.0556 14.323 .246 . .716 P12 34.9444 13.896 .496 . .683
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
38.7889 16.371 4.04607 12
158
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Etika Profesi
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 90 100.0
Excludeda 0 .0
Total 90 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
.736 .851 15
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
EP1 3.3556 .93989 90 EP2 2.6667 .82107 90 EP3 3.7556 .75418 90 EP4 3.3556 .93989 90 EP5 3.5111 .92705 90 EP6 3.7333 .80448 90 EP7 3.7111 .73812 90 EP8 3.8778 .73175 90 EP9 3.8111 .80580 90 EP10 3.3444 .80951 90 EP11 2.3667 .71028 90 EP12 2.3667 .71028 90 EP13 2.3667 .71028 90 EP14 3.5000 .97439 90 TEP 45.7222 6.10034 90
Inter-Item Correlation Matrix
EP1 EP2 EP3 EP4 EP5 EP6 EP7 EP8 EP9 EP10 EP11 EP12 EP13 EP14 TEP
EP1 1.000 .243 .061 1.000 .382 .112 .036 .423 .401 .472 .459 .459 .459 .049 .760 EP2 .243 1.000 .030 .243 .167 .323 .396 .268 .209 .124 .212 .212 .212 .014 .482 EP3 .061 .030 1.000 .061 .181 .114 .174 -.136 -.169 -.192 .316 .316 .316 .000 .256 EP4 1.000 .243 .061 1.000 .382 .112 .036 .423 .401 .472 .459 .459 .459 .049 .760 EP5 .382 .167 .181 .382 1.000 .125 .251 -.023 .086 .332 .122 .122 .122 .000 .457 EP6 .112 .323 .114 .112 .125 1.000 .645 .288 .147 .108 -.043 -.043 -.043 .129 .395 EP7 .036 .396 .174 .036 .251 .645 1.000 .142 .209 .150 -.053 -.053 -.053 .109 .394 EP8 .423 .268 -.136 .423 -.023 .288 .142 1.000 .627 .243 .455 .455 .455 .055 .604 EP9 .401 .209 -.169 .401 .086 .147 .209 .627 1.000 .445 .260 .260 .260 .165 .572 EP10 .472 .124 -.192 .472 .332 .108 .150 .243 .445 1.000 .110 .110 .110 .178 .509 EP11 .459 .212 .316 .459 .122 -.043 -.053 .455 .260 .110 1.000 1.000 1.000 .089 .682 EP12 .459 .212 .316 .459 .122 -.043 -.053 .455 .260 .110 1.000 1.000 1.000 .089 .682 EP13 .459 .212 .316 .459 .122 -.043 -.053 .455 .260 .110 1.000 1.000 1.000 .089 .682 EP14 .049 .014 .000 .049 .000 .129 .109 .055 .165 .178 .089 .089 .089 1.000 .290 TEP .760 .482 .256 .760 .457 .395 .394 .604 .572 .509 .682 .682 .682 .290 1.000
159
Inter-Item Covariance Matrix
EP1 EP2 EP3 EP4 EP5 EP6 EP7 EP8 EP9 EP10 EP11 EP12 EP13 EP14 TEP
EP1 .883 .187 .043 .883 .333 .085 .025 .291 .304 .359 .306 .306 .306 .045 4.358 EP2 .187 .674 .019 .187 .127 .213 .240 .161 .139 .082 .124 .124 .124 .011 2.412 EP3 .043 .019 .569 .043 .126 .069 .097 -.075 -.103 -.117 .169 .169 .169 .000 1.179 EP4 .883 .187 .043 .883 .333 .085 .025 .291 .304 .359 .306 .306 .306 .045 4.358 EP5 .333 .127 .126 .333 .859 .093 .172 -.015 .064 .249 .080 .080 .080 .000 2.582 EP6 .085 .213 .069 .085 .093 .647 .383 .169 .095 .070 -.025 -.025 -.025 .101 1.936 EP7 .025 .240 .097 .025 .172 .383 .545 .077 .125 .089 -.028 -.028 -.028 .079 1.773 EP8 .291 .161 -.075 .291 -.015 .169 .077 .535 .370 .144 .236 .236 .236 .039 2.696 EP9 .304 .139 -.103 .304 .064 .095 .125 .370 .649 .291 .149 .149 .149 .129 2.812 EP10 .359 .082 -.117 .359 .249 .070 .089 .144 .291 .655 .063 .063 .063 .140 2.512 EP11 .306 .124 .169 .306 .080 -.025 -.028 .236 .149 .063 .504 .504 .504 .062 2.957 EP12 .306 .124 .169 .306 .080 -.025 -.028 .236 .149 .063 .504 .504 .504 .062 2.957 EP13 .306 .124 .169 .306 .080 -.025 -.028 .236 .149 .063 .504 .504 .504 .062 2.957 EP14 .045 .011 .000 .045 .000 .101 .079 .039 .129 .140 .062 .062 .062 .949 1.725 TEP 4.358 2.412 1.179 4.358 2.582 1.936 1.773 2.696 2.812 2.512 2.957 2.957 2.957 1.725 37.214
Summary Item Statistics
Mean Minimum Maximum Range Maximum / Minimum Variance
N of Items
Item Means 6.096 2.367 45.722 43.356 19.319 120.473 15 Item Variances 3.105 .504 37.214 36.710 73.765 89.061 15 Inter-Item Covariances .487 -.117 4.358 4.475 -37.217 .850 15 Inter-Item Correlations .276 -.192 1.000 1.192 -5.213 .065 15
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
EP1 88.0889 132.307 .725 . .705 EP2 88.7778 139.883 .427 . .724 EP3 87.6889 144.711 .197 . .735 EP4 88.0889 132.307 .725 . .705 EP5 87.9333 139.389 .393 . .724 EP6 87.7111 141.758 .337 . .728 EP7 87.7333 142.310 .341 . .729 EP8 87.5667 138.608 .564 . .719 EP9 87.6333 138.257 .525 . .719 EP10 88.1000 139.462 .457 . .722 EP11 89.0778 137.533 .649 . .716 EP12 89.0778 137.533 .649 . .716 EP13 89.0778 137.533 .649 . .716 EP14 87.9444 142.907 .215 . .733 TEP 45.7222 37.214 1.000 . .806
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
91.4444 148.856 12.20067 15
160
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 90 100.0
Excludeda 0 .0
Total 90 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
.791 .970 11
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
PMK1 3.5333 1.11375 90 PMK2 3.5333 1.11375 90 PMK3 3.8444 .57886 90 PMK4 3.5333 1.11375 90 PMK5 3.5333 1.11375 90 PMK6 3.8444 .57886 90 PMK7 3.5333 1.11375 90 PMK8 3.5333 1.11375 90 PMK9 3.5333 1.11375 90 PMK10 3.5333 1.11375 90 TPMK 35.9556 9.23101 90
Inter-Item Correlation Matrix
PMK1 PMK2 PMK3 PMK4 PMK5 PMK6 PMK7 PMK8 PMK9 PMK10 TPMK
PMK1 1.000 1.000 .217 1.000 1.000 .217 1.000 1.000 1.000 1.000 .992 PMK2 1.000 1.000 .217 1.000 1.000 .217 1.000 1.000 1.000 1.000 .992 PMK3 .217 .217 1.000 .217 .217 1.000 .217 .217 .217 .217 .335 PMK4 1.000 1.000 .217 1.000 1.000 .217 1.000 1.000 1.000 1.000 .992 PMK5 1.000 1.000 .217 1.000 1.000 .217 1.000 1.000 1.000 1.000 .992 PMK6 .217 .217 1.000 .217 .217 1.000 .217 .217 .217 .217 .335 PMK7 1.000 1.000 .217 1.000 1.000 .217 1.000 1.000 1.000 1.000 .992 PMK8 1.000 1.000 .217 1.000 1.000 .217 1.000 1.000 1.000 1.000 .992 PMK9 1.000 1.000 .217 1.000 1.000 .217 1.000 1.000 1.000 1.000 .992 PMK10 1.000 1.000 .217 1.000 1.000 .217 1.000 1.000 1.000 1.000 .992 TPMK .992 .992 .335 .992 .992 .335 .992 .992 .992 .992 1.000
161
Inter-Item Covariance Matrix
PMK1 PMK2 PMK3 PMK4 PMK5 PMK6 PMK7 PMK8 PMK9 PMK10 TPMK
PMK1 1.240 1.240 .140 1.240 1.240 .140 1.240 1.240 1.240 1.240 10.204 PMK2 1.240 1.240 .140 1.240 1.240 .140 1.240 1.240 1.240 1.240 10.204 PMK3 .140 .140 .335 .140 .140 .335 .140 .140 .140 .140 1.791 PMK4 1.240 1.240 .140 1.240 1.240 .140 1.240 1.240 1.240 1.240 10.204 PMK5 1.240 1.240 .140 1.240 1.240 .140 1.240 1.240 1.240 1.240 10.204 PMK6 .140 .140 .335 .140 .140 .335 .140 .140 .140 .140 1.791 PMK7 1.240 1.240 .140 1.240 1.240 .140 1.240 1.240 1.240 1.240 10.204 PMK8 1.240 1.240 .140 1.240 1.240 .140 1.240 1.240 1.240 1.240 10.204 PMK9 1.240 1.240 .140 1.240 1.240 .140 1.240 1.240 1.240 1.240 10.204 PMK10 1.240 1.240 .140 1.240 1.240 .140 1.240 1.240 1.240 1.240 10.204 TPMK 10.204 10.204 1.791 10.204 10.204 1.791 10.204 10.204 10.204 10.204 85.211
Summary Item Statistics
Mean Minimum Maximum Range Maximum / Minimum Variance
N of Items
Item Means 6.537 3.533 35.956 32.422 10.176 95.213 11 Item Variances 8.710 .335 85.211 84.876 254.301 643.911 11 Inter-Item Covariances 2.228 .140 10.204 10.064 72.845 11.191 11 Inter-Item Correlations .747 .217 1.000 .783 4.603 .132 11
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
PMK1 68.3778 301.271 .991 . .762 PMK2 68.3778 301.271 .991 . .762 PMK3 68.0667 334.018 .307 . .794 PMK4 68.3778 301.271 .991 . .762 PMK5 68.3778 301.271 .991 . .762 PMK6 68.0667 334.018 .307 . .794 PMK7 68.3778 301.271 .991 . .762 PMK8 68.3778 301.271 .991 . .762 PMK9 68.3778 301.271 .991 . .762 PMK10 68.3778 301.271 .991 . .762 TPMK 35.9556 85.211 1.000 . .973
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
71.9111 340.846 18.46201 11
162
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Independensi
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 90 100.0
Excludeda 0 .0
Total 90 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
.724 .825 11
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
I1 2.1778 .46393 90 I2 3.1444 .96641 90 I3 3.8444 .57886 90 I4 4.0778 .64001 90 I5 2.1778 .46393 90 I6 3.9667 .89254 90 I7 3.8444 .57886 90 I8 2.1778 .46393 90 I9 3.8444 .57886 90 I10 3.9667 .89254 90 TI 33.2222 3.53085 90
Inter-Item Correlation Matrix
I1 I2 I3 I4 I5 I6 I7 I8 I9 I10 TI
I1 1.000 -.008 .230 .029 1.000 .177 .230 1.000 .230 .177 .600 I2 -.008 1.000 -.040 .109 -.008 -.020 -.040 -.008 -.040 -.020 .260 I3 .230 -.040 1.000 -.119 .230 .077 1.000 .230 1.000 .077 .589 I4 .029 .109 -.119 1.000 .029 .359 -.119 .029 -.119 .359 .345 I5 1.000 -.008 .230 .029 1.000 .177 .230 1.000 .230 .177 .600 I6 .177 -.020 .077 .359 .177 1.000 .077 .177 .077 1.000 .673 I7 .230 -.040 1.000 -.119 .230 .077 1.000 .230 1.000 .077 .589 I8 1.000 -.008 .230 .029 1.000 .177 .230 1.000 .230 .177 .600 I9 .230 -.040 1.000 -.119 .230 .077 1.000 .230 1.000 .077 .589 I10 .177 -.020 .077 .359 .177 1.000 .077 .177 .077 1.000 .673 TI .600 .260 .589 .345 .600 .673 .589 .600 .589 .673 1.000
163
Inter-Item Covariance Matrix
I1 I2 I3 I4 I5 I6 I7 I8 I9 I10 TI
I1 .215 -.003 .062 .008 .215 .073 .062 .215 .062 .073 .983 I2 -.003 .934 -.022 .067 -.003 -.018 -.022 -.003 -.022 -.018 .889 I3 .062 -.022 .335 -.044 .062 .040 .335 .062 .335 .040 1.203 I4 .008 .067 -.044 .410 .008 .205 -.044 .008 -.044 .205 .780 I5 .215 -.003 .062 .008 .215 .073 .062 .215 .062 .073 .983 I6 .073 -.018 .040 .205 .073 .797 .040 .073 .040 .797 2.120 I7 .062 -.022 .335 -.044 .062 .040 .335 .062 .335 .040 1.203 I8 .215 -.003 .062 .008 .215 .073 .062 .215 .062 .073 .983 I9 .062 -.022 .335 -.044 .062 .040 .335 .062 .335 .040 1.203 I10 .073 -.018 .040 .205 .073 .797 .040 .073 .040 .797 2.120 TI .983 .889 1.203 .780 .983 2.120 1.203 .983 1.203 2.120 12.467
Summary Item Statistics
Mean Minimum Maximum Range Maximum / Minimum Variance
N of Items
Item Means 6.040 2.178 33.222 31.044 15.255 81.892 11 Item Variances 1.550 .215 12.467 12.252 57.923 13.177 11 Inter-Item Covariances .298 -.044 2.120 2.164 -48.239 .257 11 Inter-Item Correlations .300 -.119 1.000 1.119 -8.430 .115 11
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
I1 64.2667 46.153 .555 . .706 I2 63.3000 47.246 .127 . .732 I3 62.6000 45.389 .531 . .702 I4 62.3667 47.156 .262 . .719 I5 64.2667 46.153 .555 . .706 I6 62.4778 42.185 .594 . .683 I7 62.6000 45.389 .531 . .702 I8 64.2667 46.153 .555 . .706 I9 62.6000 45.389 .531 . .702 I10 62.4778 42.185 .594 . .683 TI 33.2222 12.467 1.000 . .702
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
66.4444 49.868 7.06170 11
164
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Materialitas
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 90 100.0
Excludeda 0 .0
Total 90 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
.715 .791 13
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
M1 4.2111 .67864 90 M2 3.9333 .90938 90 M3 3.9889 .77161 90 M4 4.0222 .65304 90 M5 3.7222 .93650 90 M6 3.9889 .78604 90 M7 4.1444 .67974 90 M8 3.7444 1.00069 90 M9 4.1778 .75814 90 M10 4.1444 .67974 90 M11 3.9667 .89254 90 M12 4.4111 .57854 90 TM 48.4556 4.55222 90
Inter-Item Correlation Matrix
M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7 M8 M9 M10 M11 M12 TM
M1 1.000 .205 .241 -.011 .146 .194 .469 .047 .123 .469 .216 .406 .558 M2 .205 1.000 .223 .267 .374 .140 .361 -.019 -.048 .361 -.058 .095 .504 M3 .241 .223 1.000 .335 .291 .241 .217 .287 .176 .217 -.001 -.040 .552 M4 -.011 .267 .335 1.000 .231 .110 .271 .181 .015 .271 .098 -.233 .431 M5 .146 .374 .291 .231 1.000 .286 .170 .139 -.009 .170 -.065 -.015 .499 M6 .194 .140 .241 .110 .286 1.000 .361 .111 .022 .361 .096 .183 .523 M7 .469 .361 .217 .271 .170 .361 1.000 .187 .080 1.000 .212 .276 .745 M8 .047 -.019 .287 .181 .139 .111 .187 1.000 .061 .187 .003 -.069 .403 M9 .123 -.048 .176 .015 -.009 .022 .080 .061 1.000 .080 .059 .062 .266 M10 .469 .361 .217 .271 .170 .361 1.000 .187 .080 1.000 .212 .276 .745 M11 .216 -.058 -.001 .098 -.065 .096 .212 .003 .059 .212 1.000 .353 .352 M12 .406 .095 -.040 -.233 -.015 .183 .276 -.069 .062 .276 .353 1.000 .342
165
TM .558 .504 .552 .431 .499 .523 .745 .403 .266 .745 .352 .342 1.000
Inter-Item Covariance Matrix
M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7 M8 M9 M10 M11 M12 TM
M1 .461 .127 .126 -.005 .093 .103 .216 .032 .063 .216 .131 .159 1.723 M2 .127 .827 .157 .159 .318 .100 .223 -.017 -.033 .223 -.047 .050 2.087 M3 .126 .157 .595 .169 .210 .146 .114 .222 .103 .114 .000 -.018 1.938 M4 -.005 .159 .169 .426 .141 .056 .120 .118 .007 .120 .057 -.088 1.282 M5 .093 .318 .210 .141 .877 .210 .108 .130 -.006 .108 -.054 -.008 2.128 M6 .103 .100 .146 .056 .210 .618 .193 .087 .013 .193 .067 .083 1.870 M7 .216 .223 .114 .120 .108 .193 .462 .127 .041 .462 .128 .108 2.304 M8 .032 -.017 .222 .118 .130 .087 .127 1.001 .046 .127 .003 -.040 1.837 M9 .063 -.033 .103 .007 -.006 .013 .041 .046 .575 .041 .040 .027 .918 M10 .216 .223 .114 .120 .108 .193 .462 .127 .041 .462 .128 .108 2.304 M11 .131 -.047 .000 .057 -.054 .067 .128 .003 .040 .128 .797 .182 1.431 M12 .159 .050 -.018 -.088 -.008 .083 .108 -.040 .027 .108 .182 .335 .900 TM 1.723 2.087 1.938 1.282 2.128 1.870 2.304 1.837 .918 2.304 1.431 .900 20.723
Summary Item Statistics
Mean Minimum Maximum Range Maximum / Minimum Variance
N of Items
Item Means 7.455 3.722 48.456 44.733 13.018 151.798 13 Item Variances 2.166 .335 20.723 20.388 61.913 31.127 13 Inter-Item Covariances .351 -.088 2.304 2.392 -26.217 .388 13 Inter-Item Correlations .225 -.233 1.000 1.233 -4.299 .043 13
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
M1 92.7000 76.460 .503 . .696 M2 92.9778 75.370 .424 . .695 M3 92.9222 75.735 .488 . .694 M4 92.8889 78.190 .370 . .704 M5 93.1889 75.256 .416 . .695 M6 92.9222 76.028 .456 . .696 M7 92.7667 74.136 .708 . .683 M8 93.1667 76.545 .305 . .704 M9 92.7333 79.793 .186 . .714 M10 92.7667 74.136 .708 . .683 M11 92.9444 77.963 .262 . .708 M12 92.5000 79.624 .284 . .710 TM 48.4556 20.723 1.000 . .699
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
96.9111 82.891 9.10444 13
166
HASIL UJI MULTIKOLINEARITAS
Coefficient Correlationsa
Model TI TEP TPMK TP
1 Correlations TI 1.000 -.104 .012 -.897
TEP -.104 1.000 -.147 .052
TPMK .012 -.147 1.000 -.107
TP -.897 .052 -.107 1.000
Covariances TI .063 -.002 .000 -.050
TEP -.002 .004 .000 .001
TPMK .000 .000 .002 -.001
TP -.050 .001 -.001 .048
a. Dependent Variable: TM
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 37.947 4.404 8.616 .000 TP -.989 .220 -.879 -4.494 .000 .182 5.492
TEP -.166 .064 -.222 -2.593 .011 .951 1.051
TPMK .137 .043 .278 3.202 .002 .924 1.083
TI 1.551 .252 1.203 6.154 .000 .182 5.481
a. Dependent Variable: TM
167
HASIL UJI NORMALITAS MENGGUNAKAN GRAFIK HISTOGRAM
HASIL UJI NORMALITAS MENGGUNAKAN GRAFIK P-PLOT
168
HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS MENGGUNAKAN SCATTERPLOT
169
HASIL UJI KOEFISIEN DETERMINASI PADA REGRESI BERGANDA
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate
1 .639a .408 .380 3.58493
a. Predictors: (Constant), TI, TEP, TPMK, TP b. Dependent Variable: TM
HASIL UJI STATISTIK t PADA REGRESI BERGANDA
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 37.947 4.404 8.616 .000 TP -.989 .220 -.879 -4.494 .000 .182 5.492
TEP -.166 .064 -.222 -2.593 .011 .951 1.051
TPMK .137 .043 .278 3.202 .002 .924 1.083
TI 1.551 .252 1.203 6.154 .000 .182 5.481
a. Dependent Variable: TM
HASIL UJI STATISTIK F PADA REGRESI BERGANDA ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 751.923 4 187.981 14.627 .000b
Residual 1092.399 85 12.852 Total 1844.322 89
a. Dependent Variable: TM b. Predictors: (Constant), TI, TEP, TPMK, TP