pengaruh pupuk kandang ayam dan serbuk …eprints.ums.ac.id/26723/14/naskah_publikasi.pdfpengaruh...
TRANSCRIPT
PENGARUH PUPUK KANDANG AYAM DAN SERBUK GERGAJI
SENGON PADAMEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN
DAN HASIL JAMUR TIRAM PUTIH( Pleorotus ostreatus )
NASKAH PUBLIKASI
Disusun Oleh:
INTAN NURUL HARJANTI A.420 090 135
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Jl. A. YaniTromol Pos I, Pabelan, KartasuraTelp. (0271) 717417, 719483 Fax. 715448 Surakarta 57102
Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah
Yang bertanda tangan ini pembimbing / skripsi / tugas akhir :
Nama : Dra. Titik Suryani, M. Sc
NIDN : 0511046402
Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan
ringkasan skripsi / tugas akhir dari mahasiswa:
Nama : Intan Nurul Harjanti
NIM : A 420 090 135
Program Studi : Pendidikan Biologi
JudulSkripsi : ” PENGARUH PUPUK KANDANG AYAM DAN
SERBUK GERGAJI SENGON PADA MEDIA TANAM TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN HASIL JAMUR TIRAM PUTIH
(Pleorotus ostreatus )”
Naskah artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan.
Demikian persetujuan dibuat, semogadapat dipergunakan seperlunya.
Surakarta, Oktober 2013 Pembimbing
Dra.Titik Suryani, M. Sc NIDN. 0511046402
PENGARUH PUPUK KANDANG AYAM DAN SERBUK GERGAJI
SENGON PADAMEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN
DAN HASIL JAMUR TIRAM PUTIH( Pleorotus ostreatus)
Intan Nurul Harjanti
Jurusan Pendidikan Biologi FKIP UMS
Abstrak: Jamur tiram (Pleorotus ostreatus ) adalah salah satu dari jamur kayu yang dapat dikonsumsi dan mempunyai kandungan karbohidrat, kalsium, protein, zat besi, lemak, vitamin B dan vitamin C. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pupuk kandang ayam pada media tanam terhadap pertumbuhan dan hasil jamur tiram putih (Pleorotus ostreatus). Penelitian dilakukan dengan metode percobaan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) 1 faktor yaitu perlakuan penambahan pupuk kandang ayam 20 gram, 50gram, 60 gram dan tanpa pupuk kandang ayam. Analisis data pengujian menggunakan One Way Anova.Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan pupuk kandang ayam 60 gram mempercepat masa pertumbuhan miselium (27 hari), sedangkan tanpa pupuk kandang ayam memperlambat masa pertumbuhan miselium (31 hari). Penambahan pupuk kandang ayam 60 gram menghasilkan jumlah tubuh buah dan berat segar tubuh buah jamur tiram putih (Pleorotus ostreatus ) tertinggi (29 helai) dan (236 gram) pada panen 1 dan 2. Tanpa penambahan pupuk kandang ayam menghasilkanjumlah dan berat segar tubuh buah jamur tiram putih ((Pleorotus ostreatus ) rendah (13 helai) dan (155 gram). Kesimpulan menunjukkan bahwa penambahan pupuk kandang ayam 60 gram berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil jamur tiram putih (Pleorotus ostreatus ) Kata kunci : Pleoratus ostreatus , Pupuk kandang ayam
A. PENDAHULUAN
Jamur tiram adalah salah satu jamur kayu yang biasa tumbuh pada batang
kayu lapuk, yang tumbuh mekar membentuk corong dangkal seperti kulit
kerang (tiram).Tubuh buah jamur ini memiliki tudung (pileus) dan tangkai
(stipe atau stalk). Menurut Djarijah (2001), kandungan jamur tiram yaiyu
protein, lemak, fosfor, besi, thiamin, riboflavin dan 18 macam asam amino
dan tidak mengandung kolestrol. Manfaat jamur tiram sebagai bahan sayuran,
dan berkhasiat sebagai obat yang dapat mencegah anemia, memperbaiki
gangguan pencernaan dan membantu mengatasi kekurangan gizi
Menurut Hardi Soenanto (2000), pemintaan jamur tiram setiap tahun
mencapai sekitar 7.000.000 kg dengan tujuan ke Taiwan, Jepang dan
Hongkong. Jumlah produksi masih terbatas disebabkan para pengusaha dan
petani jamur belum mengetahui secara mendalam mengenai teknik budidaya
jamur tiram (Soenantodalam Sutarja, 2010).Untuk meningkatkan produksi,
salah satu hal yang sangat mempengaruhinya adalah ketersediaan unsur hara
yang dibutuhkan jamur, terutama unsur nitrogen.
Bahan media tanam jamur tiram yaitu serbuk gergaji kayu sengon bekatul
beberapa nutrisi, kapur sebagai pengatur pH media tanam dan sebagai sumber
kalsium yang dibutuhkan jamur dan penambahan pupuk kandang ayam
sebagai perlakuan penelitian.
Pupuk kandang ayam kandungan protein yang tinggi dan memiliki tekstur
yang kasar untuk mengikat air. Kondisi yang sesuai, baik temperatur (suhu),
kelembapan, keasaman, cahaya, nutrisi, serta kadar air. Semakin mendekati
kondisi lingkungan yang alami, pertumbuhan jamur semakin baik.
Pupuk kandang ayam merupakan kotoran padat dan cair dari hewan
ternak yang tercampur dengan sisa makanan.Pupuk kandang ayam merupakan
pupuk organik yang cepat terdekomposisi sehingga biasanya
direkomendasikan untuk tanaman yang berumur pendek dan sangat berperan
baik dalam media tanam dikarenakan untuk pertumbuhan tanaman dapat
memenuhi unsur hara pada tanaman. Menurut Widowati (2011) pupuk
kandang ayam berkualitas tinggi dan lebih cepat tersedia dibandingkan
dengan pupuk kandang yang lain, karena mengandung bahan organik,
nitrogen, fospor, kalium.
Hasil penelitian Laude (2010) kandungan nitrogen yang tinggi pada
pupuk kandang ayam memacu pertumbuhan tanaman secara umum.Nitrogen
berperan dalam pembentukan asam amino, lemak dan enzim. Kandungan
karbon membantu pembentukan protein dan mineral serta meningkatkan
daya tahan tanaman terhadap penyakit. Fontenot dalam Rahmawati, (2011)
melaporkan bahwa rata- rata produksi buangan segar ternak ayam petelur
adalah 0,06 kg/hari/ekor. Kotoran ayam terdiri dari sisa pakan dan serat
selulosa yang tidak dicerna, mengandung protein, karbohidrat, lemak serta
senyawa organik seperti karbon, nitrogen,sulfur akan menunjang nutrisi bagi
mikroba untuk tumbuh pada kotoran ayam.
Bahan-bahan yang biasa digunakan untuk media tanam yaitu serbuk kayu
sengon, bekatul, kapur, molase dan pupuk kandang ayam. Prosedur
penelitian Hermanto (2000) media tanam jamur tiram putih dibuat dalam
bentuk log, yang masing-masing log memiliki berat 1000 gram.Pertumbuhan
jamur tiram memerlukan kondisi yang sterildengansuhu 25˚C - 30˚C.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengaruh pupuk
kandang ayam pada media tanam terhadap pertumbuhan dan hasil jamur
tiram putih (Pleurotus ostreatus).
B. METODE PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan pada Agustus sampai Oktober 2013, didesa
Sugihan Rt 21/ Rw 05, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang. Metode
Penelitian dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) 1 faktor
yaitu pupuk kandang ayam 20 gram, 50gram, 60 gram dan tanpa pupuk
kandang ayam. Dalam penelitian ini parameter yang diamati adalah
pemenuhan miselium (hari), jumlah tubuh buah (helai) dan berat segar tubuh
buah jamur (gram).
Teknik pengumpulan data dengan percobaan langsung.Data diuji
menggunakanuji statistik One-Way ANOVA (α = 0,05). Analisis data dengan
menggunakan program computer SPSS (Statistic Product and Service
Solution ) 17.0 for Windows
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian meliputi jumlah tubuh buah dan beratsegar basah tubuh
buah sebagai berikut ini.
1. Laju Pertumbuhan Miselium
Pemenuhan miselium diamati sejak munculnya miselium sampai
miselium memenuhi baglog. Salah
yaitu munculnya mise
Tabel 1.Rata –
Perlakuan
MA0
MA1
MA2
MA3
*Laju pertumbuhan misellium paling cepat
**Laju pertumbuhan misellium paling lama
Dari tabel
tiram (Pleurotus ostreatus
selama 27,5 hari
kandang ayam 60 gram) Sedangkan laju pertumbuhan miselium jamur
tiram putih (
selama 31,6
pupuk kandang ayam). Perbedaan laju pertumbuhan miselium dapat
dilihat pada hist
Gambar 4.1
Pe
rtu
mb
uh
an
Mis
eli
um
Laju Pertumbuhan Miselium
Pemenuhan miselium diamati sejak munculnya miselium sampai
miselium memenuhi baglog. Salah satu indikator keberhasilan inokulasi
yaitu munculnya miselium. Disajikan dalam tabel 4.1 berikut ini.
– rata laju pertumbuhan miselium jamur tiram putih
Rata-rata Pemenuhan
miselium (hari)
Std. Deviasi
31,6** 0,816**
30 0,894
29,8 0,753
27,5* 1,169*
Laju pertumbuhan misellium paling cepat
**Laju pertumbuhan misellium paling lama
Dari tabel 1. menunjukkan bahwa laju pertumbuhan miselium jamur
Pleurotus ostreatus ) yang rata-rata paling cepat penuh
,5 hari pada perlakuan MA3(Dengan penambahan pupuk
kandang ayam 60 gram) Sedangkan laju pertumbuhan miselium jamur
tiram putih (Pleurotus ostreatus ) yang paling lama
hari yang terdapat pada perlakuan MA0 (Tanpa
pupuk kandang ayam). Perbedaan laju pertumbuhan miselium dapat
dilihat pada histogram berikut ini:
Gambar 4.1 Rerata laju pertumbuhan misellium berbagai perlakuan media
25
26
27
28
29
30
31
32
MA0MA1
MA2MA3
Pe
rtu
mb
uh
an
Mis
eli
um
Ma
ksi
ma
l /
ha
ri
Media Perlakuan
Pemenuhan miselium diamati sejak munculnya miselium sampai
satu indikator keberhasilan inokulasi
isajikan dalam tabel 4.1 berikut ini.
jamur tiram putih
Std. Deviasi
menunjukkan bahwa laju pertumbuhan miselium jamur
paling cepat penuh adalah
engan penambahan pupuk
kandang ayam 60 gram) Sedangkan laju pertumbuhan miselium jamur
/ lambat penuh
anpa penambahan
pupuk kandang ayam). Perbedaan laju pertumbuhan miselium dapat
Rerata laju pertumbuhan misellium berbagai perlakuan media
rata-rata
Gambar 4.1 diatas menunjukkan bahwa perlakuan (tanpapupuk
kandang ayam) rata-rata laju pertumbuhan miselium paling lama/lambat
penuh 31,6 hari pada perlakuan MA0. Sedangkan pertumbuhan miselium
paling cepat penuh pada perlakuan MA3 (penambahan pupuk kandang
ayam 60 gram) dengan rata-rata 27,5 hari.
2. Jumlah Tubuh Buah dan Berat Segar Tubuh Buah
Tabel 2 Rata-rata jumlah dan Berat segar tubuh buah
Perlakuan
Jumlah Tubuh Buah (helai)
Berat Segar Tubuh Buah (gram)
Panen 1 Panen 2 Panen 1 Panen 2
MA0 6,3* 7 77,5* 78,3
MA1 11,3 8,5 90 83,5
MA2 12,5 11,3 101,6 90
MA3 17** 12,8 118,3** 110
*Jumlah tubuh buah dan berat basah tubuh buah paling sedikit ** Jumlah tubuh buah dan berat basah tubuh buah paling lama
Dari tabel 4.2 menunjukkan bahwa jumlah tubuh buah buah jamur
tiram putih putih saat panen yang paling tinggi pada perlakuan media
tanam MA3 (pupuk kandang ayam 60 gram) dengan jumlah rata-rata tubuh
buah 17 helai (panen 1) dan 12,8 helai (panen 2). Sedangkan jumlah tubuh
buah saat panen yang paling rendah adalah pada perlakuan media tanam
MA0 (tanpa pupuk kandang ayam) dengan jumlah rata-rata tudung buah 6,3
helai (panen 1) dan7 helai (panen 2).
Perbedaan jumlah tubuh buah pada setiap perlakuan saat panen
dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut ini.
Gambar 4.2
Gambar 4.2 diatas
penambahan pupuk kandang ayam
/sedikit rata-rata 7 helai (panen 1) dan 6,
media tanam MA
panen jumlah
(panen 1) dan 12,8 helai (panen
Dari tabel
tiram putih putih saat panen yang paling tinggi pada perlakuan media
tanam MA3 (pupuk kandang ayam 60 gram
buah 118,3 gram
tubuh buah saat panen yang paling rendah adalah pada perlakuan media
tanam MA0 (
rata tubuh buah 7
Ha
ri
Gambar 4.2 Rerata jumlah tubuh buah panen 1 dan panen
Gambar 4.2 diatas menunjukkan bahwa pada perlakuan
penambahan pupuk kandang ayam) jumlah tubuh buah yang
rata 7 helai (panen 1) dan 6,3 helai (panen
media tanam MA3 (pupuk kandang ayam 60 gram) menunjukka
panen jumlah tubuh buah yang paling tinggi/banyak rata
(panen 1) dan 12,8 helai (panen 2).
Dari tabel 2.menunjukkan bahwa berat segar tubuh buah
tiram putih putih saat panen yang paling tinggi pada perlakuan media
pupuk kandang ayam 60 gram) dengan jumlah
,3 gram (panen 1) dan 110 gram(panen2). Sedangkan berat segar
buah saat panen yang paling rendah adalah pada perlakuan media
tanam MA0 (tanpa penambahan pupuk kandang ayam) dengan ju
tubuh buah 77,5 helai (panen 1) dan 78,3 gram (panen
0
5
10
15
20
MA0MA1
MA2MA3
Ha
ri
Perlakuan
panen 2
a perlakuan MA0(tanpa
buah yang palingrendah
helai (panen 2). Perlakuan
menunjukkan hasil
tubuh buah yang paling tinggi/banyak rata-rata 17 helai
segar tubuh buah jamur
tiram putih putih saat panen yang paling tinggi pada perlakuan media
) dengan jumlah rata-rata tudung
. Sedangkan berat segar
buah saat panen yang paling rendah adalah pada perlakuan media
) dengan jumlah rata-
gram (panen2).
panen 1
panen 2
Perbedaan berat basah tubuh buah pada setiap perlakuan saat
dapat dilihat pada gambar
Gambar 4.3 Rata-rata berat tubuh buah segar panen 1 dan panen 2
Gambar
penambahan pupuk kandang ayam
rendah / ringan
2).Perlakuan MA
menunjukkan hasil berat segar
rata 118,3 gram (panen
D. PEMBAHASAN
1. Pemenuhan Miselium
Pemenuhan miselium diamati sejak munculnya miselium sampai
miselium memenuhi baglog.Salah satu indikator
yaitu munculnya miselium.Apabila baglog tidak ditumbuhi miselium maka
pelaksanaan inokulasi dinyatakan gagal. Pada hasil pengamatan
pemenuhan miselium perlakuan yang memberikan pengaruh paling cepat
dalam merangsang pe
pupuk kandang ay
dikarena pupuk kandang ayam memiliki kandungan
nutrisi pada jamur tiram
20
40
60
80
100
120
Jum
lah
Tu
bu
h B
ua
h /
he
lai
Perbedaan berat basah tubuh buah pada setiap perlakuan saat
dapat dilihat pada gambar berikut ini.
rata berat tubuh buah segar panen 1 dan panen 2
Gambar 3.di atas menunjukkan bahwa pada perlakuan MA
penambahan pupuk kandang ayam) berat segar tubuh buah y
rendah / ringan rata-rata 77,5 gram (panen 1) dan 78,3
Perlakuan MA3 (penambahan pupuk kandang ayam
jukkan hasil berat segar tubuh buah yang paling tinggi/berat
rata 118,3 gram (panen 1) dan 110 gram (panen 2).
PEMBAHASAN
Pemenuhan Miselium
Pemenuhan miselium diamati sejak munculnya miselium sampai
miselium memenuhi baglog.Salah satu indikator keberhasilan inokulasi
yaitu munculnya miselium.Apabila baglog tidak ditumbuhi miselium maka
pelaksanaan inokulasi dinyatakan gagal. Pada hasil pengamatan
pemenuhan miselium perlakuan yang memberikan pengaruh paling cepat
dalam merangsang pertumbuhan miselium adalah MA
pupuk kandang ayam 60 gram) rata-rata 27,8 hari setelah inokulasi. Hal ini
karena pupuk kandang ayam memiliki kandungan karbohidrat, sebagai
nutrisi pada jamur tiram. Benang-benang hifa (miselium) mengeluarkan
0
20
40
60
80
100
120
MA0MA1
MA2MA3
Media Perlakuan
panen 1
panen 2
Perbedaan berat basah tubuh buah pada setiap perlakuan saat panen
perlakuan MA0 (tanpa
tubuh buah yang paling
8,3 gram (panen
penambahan pupuk kandang ayam 60gram)
tubuh buah yang paling tinggi/berat rata-
Pemenuhan miselium diamati sejak munculnya miselium sampai
keberhasilan inokulasi
yaitu munculnya miselium.Apabila baglog tidak ditumbuhi miselium maka
pelaksanaan inokulasi dinyatakan gagal. Pada hasil pengamatan
pemenuhan miselium perlakuan yang memberikan pengaruh paling cepat
ium adalah MA3 (penambahan
hari setelah inokulasi. Hal ini
karbohidrat, sebagai
benang hifa (miselium) mengeluarkan
panen 1
panen 2
enzim yang memecahkan unsur-unsur karbohidrat menjadi senyawa
sederhana (glukosa) yang dapat digunakan sebagai energi untuk
metabolisme (Rahayu dalam Susiana, 2010) sehingga miselium dapat
cepat tumbuh / muncul.
Lama penyebaran miselium dipengaruhi oleh suhu, kelembaban
tempat inkubasi dan kualitas bibit jamur yang digunakan. Guna menunjang
pertumbuhan miselium pada jamur tiram, idealnya ruang inkubasi
memiliki suhu 24-290C dan kelembababn 90-100% (Ipuk dan Saparinto
dalam Steviani (2011).Selain itu tingkat kepadatan baglog juga
mempengaruhi pada penyebaran miselium. Apabila baglog terlalu padat
maka miselium juga akan sulit untuk menyebar ke seluruh permukaan
baglog. Oleh karena itu dalam pengisian baglog diusahakan untuk tidak
terlalu padat atau terlalu renggang.
Serbuk gergaji kayu yang digunakan adalah serbuk gergaji kayu
sengon (Paraserianthes falcataria). Sedangkan bahan lainnya adalah
dedak, gips, air dan pupuk kandang ayam. Keberhasilan budidaya jamur
tiram putih ditentukan oleh kualitas media tanam, proses budidaya, faktor
lingkungan dan kualitas bibit yang digunakan. Selain beberapa faktor
tersebut, keberhasilan budidaya jamur tiram tidak terlepas dari persiapan
bahan baku media termasuk kualitas serbuk kayu yang digunakan,
pencampuran bahan-bahan tambahan, pemasukan dalam kantong plastik,
teknik penanaman, pemeliharaan hingga penanganan pada saat masa panen
dan pascapanen.
Perlakuan penambahan pupuk kandang ayam berbeda nyata
dengan perlakuan tanpa penambahan pupuk kandang ayam. Hal ini sesuai
dengan penelitiann Dewi dalam Steviani (2011) pemberian blotong/pupuk
kandang sapi 0,04 kg dapat meningkatkan produktivitas jamur tiram putih.
2. Jumlah tubuh buah jamur
Jumlah tubuh buah juga menjadi parameter pengamatan untuk
menjelaskan salah satu indikator hasil jamur tiram putih. Jumlah tubuh
buah jamur tiram putih paling tinggi pada perlakuan MA3 (pupuk kandang
60 gram) dengan rata-rata 17 helai (panen 1) .Sesuai dengan pernyataan
Soenanto dalam Steviani (2011), bahwa nitrogen berfungsi untuk
pembentukan protein, dan membangun enzim-enzim yang disimpan
dalam tubuhnya untuk memacu pertumbuhan dan perkembangan tubuh
buah jamur.Pupuk kandang ayam memiliki kandungan unsur nitrogen
kisaran 2-6%.Jumlah tubuh buah jamur tiram paling rendah pada
perlakuan MA0 (tanpa penambahan pupuk kandang ayam) dengan rata-
rata 6,3 helai (panen 1), hal ini dikarenakan adanya kekurangan nutrisi
untuk mencukupi kebutuhan pertumbuhan tubuh buah jamur tiram putih.
. Jumlah tubuh buah jamur tiram putih paling tinggi pada perlakuan
MA3 (pupuk kandang 60 gram) dengan rata-rata 12,8 helai (panen 2) dan
perlakuan MA0 memberikan pengaruh sedikit dengan rata-rata 7 helai
(panen 2). Hal ini dikarenakan jamur tiram putih pada media tumbuh
kurang mendapatkan nutrisi (karbohidrat, protein, nitrogen, phospor,
kalium)
Perbandingan jumlah total tubuh jamur pada panen I dan panen II
diketahui perlakuan MA3memberikan pengaruh paling baik terhadap
jumlah tubuh buah jamur denganrata-rata 17 helai (panen 1). Hal ini
dikarenakan pemberian pupuk kandang pada media tanam memiliki
kadungankarbohidrat, kalium,protein, fosfat dan bahan organik yang
paling tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya, sehingga
menghasilkan jumlah tubuh buah paling banyak.Pertumbuhan jamur tiram
putih dapat berlangsung dengan optimal jika media tanam banyak
mengandung unsur hara esensial yang dibutuhkan oleh jamur (Dewi
dalam Steviani 2011). Perlakuan yang memberikan pengaruh sedikit
adalah MA0 dengan rata-rata 6,3 helai (panen 1). Hal ini karena tidak
adanya penambahan nutrisi pupuk kandang ayam, sehingga jamur tiram
putih kekurangan nutrisi pada pertumbuhan tubuh buah jamur. Zat-zat
yang berguna seperti kalium, phospor dan nitrogen yang diserap oleh
jamur sehingga membantu dalam pertumbuhan jamur tersebut
(Steviani,2011).
Sesuai penrnyataan Ipuk dan Saparinto dalam Steviani (2011),
bahwa untuk memacu pertumbuhan dan perkembangan tubuh buah
diperlukan nitrogen dan molase yang mengandung gula, karbohidrat,
asam organik, senyawa nitrogen sebagai protein dan unsur abu mampu
meningkatkan pertumbuhan dan hasil jamurtiram putih.
3. Berat segar buah jamur
Pada pengamatan berat segar buah jamur diperoleh hasil bahwa
perlakuan MA3 berpengaruh terhadap berat segar tubuh buah jamur,rata-
rata 118,3 gram (panen 1), hal tersebut menunjukkan bahwa peningkatan
konsentrasi pupuk kandang ayam dapat meningkatkan hasil jamur tiram
putih. Perlakuan MA0 tidak berpengaruh terhadap berat segar tubuh buah
jamur, rata-rata 77,5 gram (panen 1), hal ini dikarenakan jamur tiram
putih pada media kekurangan nutrisi sehingga memberi pengaruh
pertumbuhan kurang baik.
Panen II diketahui perlakuan MA3 yang memberikan pengaruh
paling baik terhadap berat buah jamur dengan berat rata-rata 110
gram.Hal ini karena tubuh buah jamur tiram putih dapat berkembang pada
bahan yang mengandung lignoselulosa, contohnya kayu gergajian, ampas
tebu, tongkol dan batang jagung (Sumarsih, 2010). Perlakuan MA0 tidak
berpengaruh terhadap berat buah jamur rata-rata 78,3 gram.
Pada berat segar total tubuh buah jamur tiram putih diketahui
perlakuan MA3 berpengaruh terhadap berat buah jamur rata-rata
118,3gram, hal ini menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi pupuk
kandang ayam dapat meningkatkan hasil jamur tiram putih, hal ini sesuai
dengan pernyataan Nurman dan Kahar dalam Budianto (2004) bahwa
berat segar jamur yang dihasilkan ditentukan oleh kesuburan media dan
adanya zat-zat makanan seperti karbohidrat dan protein. Sebagian besar
kandungan dari pupuk kandang ayam adalah protein.Perlakuan MA0 tidak
berpengaruh terhadap berat segar tubuh buah jamur, rata-rata 77,5
gram.Hal ini dikarenakan jamur tiram putih merupakan organisme yang
tidak mengandung klorofil dan heterotrof, sehingga tidak dapat
melakukan fotosintesis untuk menghasilkan makanan sendiri. Oleh karena
itu jamur memerlukan zat-zat makanan dari organisme lain khususnya
dari pupuk kandang ayam, sehingga pada perlakuan tanpa pupuk kandang
ayam menghasilkan berat segar tubuh buah jamur yang kurang baik,
karena kurangnya nutrisi dari pertumbuhan jamur tiram putih tersebut.
Berat tubuh buah jamur sangat dipengaruhi oleh kelembaban dan
suhu kumbung jamur (Djarijah dan Djarijah, 2001). Bila kumbung jamur
terlalu kering (suhu kumbung terlalu rendah) maka tubuh buah jamur
akan mengalami penguapan lebih dan menjadikan permukaan tubuh buah
jamur mengerut dan kering. Sesuai pernytaan Nurman dan Kahar dalam
Steviani (2011), bahwa berat segar tubuh buah jamur yang dihasilkan
ditentukan oleh kesuburan media dan adanya zat-zat makanan lain seperti
nitrogen, karbohidrat dan protein.
Tubuh buah jamur yang siap dipanen yang cukup umur yaitu tiga
puluh hari sejak inokulasi atau miselium sudah memenuhi baglog dan
seminggu setelah baglog dibuka atau 2-3 hari setelah munculnya
primordia (pinhead/gerombolan bakal jamur) dan memenuhi standar mutu
baik untuk konsumsi. Jamur mempunyai karakteristik yang berbeda
dengan sayuran lain, karena jika tidak segera diberi perlakuan, maka
jamur tiram akan segera layu, mengeluarkan lendir dan jika terlalu basah
akan berubah menjadi gelap (Kementrian Pertanian, 2013)
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Penambahan pupuk kandang ayam 60 gram berpengaruh terhadap
pertumbuhan miselium (27,8 hari) dan hasil jumlah dan berat segar tubuh
buah jamurtiram putih (Pleorotus ostreatus) (17 helai dan 118,3 gram).
DAFTAR PUSTAKA Darlina, Elly dan Ina Darliana. 2008. “Pengaruh dosis Dedak Dalam media tanam
Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Jamur Tiram Putih (Pleurotus floridae)”. Forum Penelitian, jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian UNBAR
Kementerian Pertanian Direktorat Jendral Hortikultura Direktorat Budidaya Dan Paskapanen Sayuran Dan Tanaman Obat. 2013. “Penanganan Pascapanen Jamur Tiram” ISBN: 978-602-8591-16-4.
Laude, Syamsuddin. 2010. “Pertumbuhan Dan Hasil Bawang Daun (Allium Fistulosum L.) Pada Berbagai Dosis Pupuk Kandang Ayam”. Forum Penelitian, 17(2):144-148.
Rahmawati, Engga. 2011. “Evaluasi Kualitas Udara Mikrobiologis Dan Pengaruhnya Terhadap Kesehatan Pekerja Dan Masyarakat Sekitar Peternakan Ayam”. Skripsi.Depok: Fakultas Teknik. Universitas Indonesia.
Steviani, Susi. 2011. “Pengaruh Penambahan Molase Dalam Berbagai Media Pada Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus)”. Skripsi. Surakarta: Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret.
Sutarja. 2010. “Produksi Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus) Pada Media Campuran Serbuk Gergaji Dengan Berbagai Komposisi Tepung Jagung Dan Bekatul”. Tesis.Surakarta: Program Pasca Sarjana. Universitas Sebelas Maret.
Widowati. L. R., Sri Widati, U. Jaenudin, W. Hrtatik. 2004. “Pengaruh kompos pupukorganik yang Dipekaya dengan Bahan Mineral dan Pupuk Hayati terhadap SifatsifatTanah, Serapan Hara dan Produksi Sayuran Organik”. Laporan Proyek Penelitian Program Pengembangan Agribisnis. Balai Penelitian Tanah.